laporan salep mata tetrasiklin
TRANSCRIPT
LAPORAN SALEP MATA TETRASIKLIN HCL
KELOMPOK 3
FARMASI VI-A
Bayyinah 108102000026
Nur Ikhlas 108102000013
Siti Mardiyanti 108102000029
Dosen pembimbing : Ibu Ofa Suzanti Beta
Program Studi Farmasi
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
JUNI 2011
I. TUJUAN PERCOBAAN :
1
1. Mampu memahami dan mengerti cara pembuatan sediaan salep steril beserta teknik sterilisasi.
2. Mengetahui praformulasi suatu zat aktif obat dan membuat serta mengevaluasi hasil dari sediaan yang dibuat.
3. Mengetahui mengenai pengertian, pembagian, cara pembuatan, perhitungan dosis, sterilisasi dan penyerahan suatu sediaan salep mata steril.
II. TEORI DASAR
A. SEDIAAN OBAT SALEP MATA
Salep mata adalah salep steril untuk pengobatan mata menggunakan dasar salep yang
cocok, memberikan arti lain dimana obat dapat mempertahankan kontak dengan mata dan
jaringan disekelilingnya tanpa tercuci oleh cairan air mata. Salep mata memberikan keuntungan
waktu kontak yang lebih lama dan bioavailabilitas obat yang lebih besar dengan onset dan
waktu puncak absorbsi yang lebih lama. Dari tempat kerjanya yaitu bekerja pada kelopak mata,
kelenjar sebasea, konjungtiva, kornea dan iris.
B. SYARAT-SYARAT SALEP MATA
1) Salep mata dibuat dari bahan yang disterilkan dibawah kondisi yang benar-benar aseptik dan
memenuhi persyaratan dari tes sterilisasi resmi.
2) Sterilisasi terminal dari salep akhir dalam tube disempurnakan dengan menggunakan dosis
yang sesuai dengan radiasi gamma.
3) Salep mata harus mengandung bahan yang sesuai atau campuran bahan untuk mencegah
pertumbuhan atau menghancurkan mikroorganisme yang berbahaya ketika wadah terbuka
selama penggunaan. Bahan antimikroba yang biasa digunakan adalah klorbutanol, paraben
atau merkuri organik.
4) Salep akhir harus bebas dari partikel besar.
2
5) Basis yang digunakan tidak mengiritasi mata, membiarkan difusi obat melalui pencucian
sekresi mata dan mempertahankan aktivitas obat pada jangka waktu tertentu pada kondisi
penyimpanan yang sesuai. Vaselin merupakan dasar salep mata yang banyak digunakan.
Beberapa bahan dasar salep yang dapat menyerap, bahan dasar yang mudah dicuci dengan air
dan bahan dasar larut dalam air dapat digunakan untuk obat yang larut dalam air. Bahan dasar
salep seperti ini memungkinkan dispersi obat larut air yang lebih baik tetapi tidak boleh
menyebabkan iritasi pada mata.
6) Sterilitas merupakan syarat yang paling penting, tidak layak membuat sediaan larutan mata
yang mengandung banyak mikroorganisme yang paling berbahaya adalah Pseudomonas
aeruginosa. Infeksi mata dari organisme ini dapat menyebabkan kebutaan, bahaya yang paling
utama adalah memasukkan produk nonsteril kemata saat kornea digosok.
Bahan partikulat yang dapat mengiritasi mata menghasilkan ketidaknyamanan pada
pasien. Jika suatu anggapan batasan mekanisme pertahanan mata menjelaskan dengan
sendirinya bahwa sediaan mata harus steril. Air mata tidak seperti darah tidak mengandung
antibodi atau mekanisme untuk memproduksinya.
Mekanisme utama untuk pertahanan melawan infeksi mata adalah aksi sederhana
pencucian dengan air mata dan suatu enzim yang ditemukan dalam air mata (lizosim) yang
mempunyai kemampuan menghidrolisa selubung polisakarida dari beberapa mikroorganisme,
satu dari mikroorganisme yang tidak dipengaruhi oleh lizosim yakni yang paling mampu
menyebabkan kerusakan mata yaitu Pseudomonas aeruginosa (Bacilllus pyocyamis).
Infeksi serius yang disebabkan mikroorganisme ini ditunjukkan dengan suatu pengujian
literatur klinis yang penuh dengan istilah-istilah seperti enukleasi mata dan transplantasi
kornea. Penting untuk dicatat bahwa ini bukan mikroorganisme yang jarang, namun juga
ditemukan disaluran intestinal, dikulit normal manusia dan dapat menjadi kontaminan yang ada
diudara.
3
C. KUALITAS DASAR SALEP
• Stabil, selama masih dipakai dalam masa pengobatan. Maka salep harus bebas dari
inkompatibilitas, stabil pada suhu kamar dan kelembaban yang ada dalam kamar.
• Lunak, yaitu semua zat dalam keadaan halus dan seluruh produk menjadi lunak dan homogen,
sebab salep digunakan untuk kulit yang teriritasi, inflamasi dan ekskoriasi.
• Mudah dipakai, umumnya salep tipe emulsi adalah yang palintg mudah dipakai dan
dihilangkan dari kulit.
• Dasar salep yang cocok adalah dasar salep yang kompatibel secara fisika dan kimia dengan
obat yang dikandungnya.
• Terdistribusi secara merata, obat harus terdistribusi merata melalui dasar salep padat atau
cair pada pengobatan.
D. PENGGOLONGAN DASAR SALEP
1. Dasar salep berminyak
Contohnya : Vaselin, parafin, minyak tumbuh-tumbuhan dan silikon.
2. Dasar salep absorpsi
Golongan dasar salep absorpsi meliputi minyak hidrofil yaitu adeps lanae, Hydrophylic
petrolatum dan dasar salep yang baru seperti polysorb.
Dasar salep absorpsi ada dua tipe :
a. Dasar salep anhidrous yang mampu menyerap air dan membentuk tipe emulsi A/M seperti
adeps lanae dan Hydrophilic petrolatum.
b. Dasar salep hidrus dan merupakan tipe emulsi A/M tetapi masih mampu menyerap air yang
ditambahkan seperti cold cream dan lanolin.Sifat lain dasar salep absorpsi adalah tidak mudah
dicuci, karena fase kontinyu adalah minyak.
4
3. Dasar salep tercuci
Dasar salep tercuci adalah anhidrous, larut dalam air dan mudah dicuci dengan air. Hanya
bagian kecil dari cairan dapat didukung oleh dasar salep tanpa perubahan viskositas.
Contohnya : Polietilen glikol.
4. Dasar salep emulsi
Ada dua macam yaitu :
a. Dasar salep emulsi tipe A/M seperti lanolin dan cold cream.
b. Dasar salep emulsi tipe M/A seperti hydrophilic oinment dan Vanishing cream
Pemilihan dasar salep disesuaikan dengan kebutuhan atau sifat salep yang diinginkan. Faktor-
faktor yang mempengaruhi adalah:
a. Laju penglepasan bahan obat dari basis salep;
b. Peningkatan absorpsi perkutan oleh basis salep dari bahan obat;
c. Kelayakan melindungi kelembaban kulit oleh basis salep;
d. Jangka waktu obat stabil dalam basis salep; dan
e. Pengaruh obat terhadap kekentalan atau hal lainnya dari basis salep.
5
PREFORMULASI
Tetrasiklin
Tetrasiklina adalah zat antimikroba yang diperoleh dengan cara deklorinasi klortetrasiklina, reduksi oksitetrasiklina, atau dengan fermentasi. Tiap mg tetrasiklina C22H24N2O8mengandung setara dengan aktivitas antibiotik tidak kurang dari 95 ug tetrasiklina hidroklorida dihitung sebagai zat anhidrat dengan BM yaitu 444,44 (FI Ed III)
Sinonim : Tetracycliniium, tetrasiklina Nama Kimia :4-dimetilamino1,4,4a,5,5a,6,11,12a-oktahidro,3,6,10,12,12a
pentahidroksi-6-metil-1,11-dioksinaftosen-2-karboksiamida (FI III) Pemerian : Serbuk hablur, kuning, tidak berbau, atau sedikit berbau lemah (FI III) Kelarutan :
Berdasarkan FI Ed IIISangat sukar larut dalam air; larut dalam 50 bagian etanol (95% P), praktis tidak larut kloroform P, dan dalam eter P, larut dalam asam ancer, larut dalam alkali disertai peruraian
Susut pengeringan : tidak lebih dari 13,0%, pengeringan dilakukan pada suhu 105°C selama 2 jam
pH : pH suspensi 1,0% b/v, 3,5 sampai 6,0 Khasiat : antibiotikum Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya. Jika dalam
udara lembab terkena sinar matahari langsung, warna menjadi gelap, larutan dengan pH lebih dari 2 menjadi inaktif dan rusak pada pH 7 atau lebih
Tetrasiklin Hidroklorida
Tetrasiklina hidroklorida adalah garam hidroklorida zat antimikroba yang diperoleh dengan cara reduksi katalitik klortetrasiklina atau dihasilkan oleh biakan pilihan Streptomyces aureofaciens. Kadar tetrasiklina hidrokloridaC22H24N2O8 HCl. kadar tetrasiklina hidroklorida tidak kurang dari 90,0% dengan BM yaitu 480,91
Sinonim : tetrasiklina hidroklorida, tetracycline hydrochloridum Nama Kimia :4-dimetilamino1,4,4a,5,5a,6,11,12a-oktahidro,3,6,10,12,12a-penta
hidroksi-6-metil-1,11-dioksinaftosen-2-karboksiamida hidroklorida Pemerian :serbuk hablur, kuning, rasa pahit, amfoter Kelarutan :
Berdasarkan FI Ed III
6
Larut dalam 10 bagian air dan dalam 100 bagian etanol (95% P), larutan dalam air jika dibiarkan menjadi keruh karena pengendapan tetrasiklina, praktis tidak larut dalam kloroform P, eter P dan dalam aseton P, larut dalam larutan alkali hidroksida dan dalam larutan alkali karbonat
Susut Pengeringan : tidak lebih dari 2,0%, pengeringan dilakukan dalam ruang hampa udara pada suhu 60°C selama 3 jam
pH : pH larutan 1,8 sampai 2,8 Khasiat : antibiotikum Inkompatibilitas : Inkompatible dengan preparasi alkalis dan zat aktif menjadi tidak
stabil pada pH rendah Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya. Jika dalam
udara lembab terkena sinar matahari langsung, warna menjadi gelap, larutan dengan pH lebih dari 2 menjadi inaktif dan rusak pada pH 7 atau lebih. Jika dimaksud untuk injeksi disimpan dalam wadah steril tertutup kedap udara.
Adeps Lanae
Lemak bulu domba adalah zat serupa lemak yang dimurnikan, diperoleh dari bulu domba Ovis arics Linne ( Farm Bovidae ), mengandung air tidak lebih dari 0,25%
Sinonim : lemak bulu domba Pemerian :Zat berupa lemak, liat, lekat, kuning muda atau kuning pucat, agak
tembuk cahaya, bau lemah dan khas Kelarutan :
Berdasarkan FI Ed III Praktis tidak larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol ( 95% ), mudah larut
dalam kloroform dan dalam eter Susut Pengeringan : tidak lebih dari 0,5%, pengeringan dilakukan pada suhu 105C
selama 1 jam Khasiat : zat tambahan ( FI III hal. 61 ) Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya, di tempat
sejuk
Vaselin Album
Vaselin putih adalah campuran hidrokarbonsetengah padat yang telah diputihkan, diperoleh dari minyak mineral ( FI III hal. 633 )
Sinonim : vaselin putih, cera alba
7
Pemerian : massa lunak, lengket, bening, putih, sifat ini tetap setelah zat dileburkan dan dibiarkan hingga dingin tanpa diaduk
Kelarutan : Berdasarkan FI Ed III
Praktis tdak larut dalam air dan dalam etanol (95%) P, larut dalam kloroform P, dalam eter P dan dalam minyak tanah P, larutan kadang-kadang beropalesensi lemah
pH : memenuhi syarat yang tertera pada paraffinum solidum .Syarat yang tertera pada paraffinum solidum adalah didihkan 5 g dengan 10 ml etanol (90%) P yang telahdinetralkan terhadap larutan lakmus P, warna tidak berubah.
Khasiat : zat tambahan Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
Setil alcohol
Sinonim : 1-hexadecanol; n-hexadecyl alcohol; palmityl alcohol
Rumus Molekul : C16H34O
Pemerian : Setil alkohol seperti lilin, putih serpih, butir, kubus, atau benda tuang. Ia
memiliki karakteristik samar bau dan rasa hambar.
Kelarutan : Mudah larut dalam etanol (95%) dan eter, kelarutan meningkat dengan
meningkatnya suhu; praktis tidak larut dalam air. Mampu dicampur ketika dilarutkan
dengan lemak, larutan dan paraffins padat, dan isopropyl miristat.
Stabilitas : Stabil di asam, alkali, cahaya, dan udara; itu tidak menjadi tengik. Ini harus
disimpan dalam wadah tertutup baik di tempat sejuk dan kering.
OTT : Agen pengoksidasi kuat
Khasiat dan penggunaan : Oculentum simplex
Paraffin cair
Sinonim : Paraffinum durum; paraffin wax
Pemerian : Cairan kental, transparan, tidak berfluorensi, tidak berwarna, hampir tidak
berbau, hampir tidak memiliki rasa.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan dalam ethanol (95%) P, larut dalam kloroform P
dan dalam eter P.
8
Stabilitas : Stabil
OTT : Agen pengoksidasi kuat
Khasiat dan penggunaan : Oculentum simplex
III. FORMULASI SALEP MATA TETRASIKLIN
FORMULA PUSTAKA
Fornas
Chlortetracyclini oculentum
Komposisi Tiap g mengandung :
Chlortetracyclini Hydrochloridum 10 mg
Oculentum simplex 1 g
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat / dalam tube, terlindung cahaya
Dosis 3 – 4 kali sehari, dioleskan
Catatan :
1. Oculentum simplex terdiri dari :2,5 g setil alkohol, 6 g lemak bulu domba, 40 g parafin cair dan vaselin kuning hingga 100 g. Disterilkan dengan cara sterilisasi D.
2. Dibuat dengan cara tehnik aseptic3. Pada etiket harus juga tertera daluwarsa
IV. ZAT TAK TERSATUKAN
Tak Tersatukan Zat Aktif ( OTT ) : dengan logam
V. USUL PENYEMPURNAAN SEDIAAN1. Tetrasiklin mudah teroksidasi oleh cahaya maka digunakan tube yang berwarna
gelap.2. Tetrasiklin OTT dengan logam jadi pada saat dimasukkan ke dalam tube kertas
perkamen tidak dicabut keluar.
9
VI. ALAT dan BAHAN
Alat
Kaca arloji
Cawan penguap
Spatel logam
Pinset
Tube
Sudip
Mortir dan Alu
Kain batis
Kertas perkamen
Timbangan
Bahan :
Tetrasiklin hidroklorida
Adeps lanae
Vaselin album
Setil alcohol
Parafin cair
VII. ALAT dan CARA STERILISASI
Nama alat Jumlah Cara sterilisasi Waktu
Spatel logam 2 Oven 170⁰ C 30 menit
Pinset logam 2 Oven 170⁰ C 30 menit
Kaca arloji 3 Oven 170⁰ C 30 menit
Cawan penguap 2 Oven 170⁰ C 30 menit
Mortir dan alu 1 Oven 170⁰ C 30 menit
Tube tanpa tutup 1 Oven 170⁰ C 30 menit
Tutup tube 1 Direndam dalam alcohol 30 menit
Sudip 1 Direndam dalam alcohol 30 menit
Kertas perkamen 3 Autoklaf (115 - 116° C) 30 menit
Kain batis 2
10
VIII. FORMULA AKHIR
Komposisi Tiap g mengandung :
Chlortetracyclini Hydrochloridum 10 mg
Oculentum simplex 1 g
Oculentum simplex terdiri dari :
setil alcohol 2,5 g lemak bulu domba 6 g parafin cair 40 g vaselin kuning hingga 100 g
Disterilkan dengan cara sterilisasi D.
Perhitungan dan penimbangan
Dibuat 5 gram salep mata Tetrasiklin Hidroklorida
Sterilisasi Bahan dengan penimbangan dilebihkan 100%
Oculentum simplex 1 g
Oculentum simplex terdiri dari :
Setil alcohol = 2,5% x 10 gram = 0,25 gram
Lemak bulu domba / adeps lanae = 6% x 10 gram = 0,6 gram
Parafin cair = 40% x 10 gram = 4 gram
Vaselin kuning ad 100% = 10 gram – (0,25 + 0,6 + 4) gram = 5,15 gram
Penimbangan setelah disterilkan, basis dilebihkan
Akan dibuat salep sebanyak 5 g dengan volume berlebih = 5 g + (5% x 5 gram) = 5,25 gram.
Jadi sediaan dibuat sebanyak 5,25 g.
Tetracyclini hydrochloridum = 0,01 g x 5,25 g = 0,052 gram
Sediaan basis yang harus ditimbang = 5,25 –0,052 = 5,198 g
11
Disterilkan dengan cara sterilisasi D.
IX. CARA KERJA
1. Disiapkan alat dan bahan.2. Ditimbang bahan – bahan yang akan digunakan pada grey area.3. Disterilisasikan alat-alat yang akan digunakan dengan sterilisasi D (termasuk tube salep
pada suhu 1700C selama 30 menit).4. Basis salep ditimbang 100% berlebih dari jumlah yang diminta dalam cawan penguap
yang dihampar kain batis dan telah ditimbang. Tutup cawan penguap dengan kaca arloji besar, sterilkan dalam oven suhu 150°C selama 30 menit.
5. Basis salep steril diperas panas-panas (jepit ujung kain batis dengan dua pinset steril, satukan dalma satu jepitan, pinset lain digunakan menekan bagian bawah jepitan mendesak leburan basis melewati kain batis), ditimbang jumlah basis yang dihasilkan setelah sterilisasi, kemudian ditimbang 5% kelebihan dari jumlah basis yang diperlukan.
6. Zat aktif yang telah ditimbang digerus halus dalam mortir yang sudah disterilkan.7. Dimasukkan basis salep steril yang sudah didinginkan sedikit ke dalam lumpang,
kemudian dimasukkan zat aktif kedalam lumpang, gerus ad homogeny. Setelah itu, sedikit demi sedikit masukkan basis dan gerus hingga homogen.
8. Ditimbang berat tube kosong9. Timbang sediaan sejumlah yang diperlukan di atas kertas perkamen steril, digulung
dengan bantuan pinset steril. Gulungan harus sedemikian rupa agar dapat dimasukkan ke dalam tube steril yang ujungnya telah di tutup karena zat aktif ott dengan logam maka kertas perkamen dibiarkan tinggal dalam tube sebagai perintang antara zat aktif dengan logam tube.
10. Tekuk dasar tube minimal dua kali dengan penekuk logam.11. Ditimbang tube yang sudah berisi tetrasiklin HCl dan basis, maka diketahui berat
tetrasiklin HCl dan basis12. Diberikan etiket dan dilakukan evaluasi terhadap sediaan.
X. DATA PENGAMATAN
Berat cawan kosong = 31,713 gram
Berat basis setelah disterilkan = 5,3 gram
Berat tube kosong + tutup + perkamen = 2,537 gram
Berat tube + salep jadi = 6,698 gram
Berat salep = 4,261 gram
12
Persentase salep =
Penampilan = Salep berwarna coklat muda
XI. PEMBAHASAN
Tetrasiklin merupakan basa yang sukar larut dalam air, tetapi bentuk garam Natrium atau
garam HClnya mudah larut. Dalam keadaan kering, bentuk basa dan garam HCl tetrasiklin
bersifat relatif stabil. Dalam larutan, kebanyakan tetrasiklin sangat labil sehingga cepat
berkurang potensinya.
Tetrasiklin adalah spektrum luas poliketida antibiotik yang dihasilkan oleh Streptomyces genus
dari Actinobacteria, diindikasikan untuk melawan infeksi bakteri. Ini adalah sintesis protein. Hal
ini umumnya digunakan untuk mengobati jerawat hari ini, dan yang lebih baru, rosacea, dan
memainkan peran historis dalam memerangi kolera di negara maju.
Tetrasiklin merupakan salah satu antibiotik yang dapat menghambat sintesis protein pada
perkembangan organisme. Antibiotik ini diketahui dapat menghambat kalsifikasi dalam
pembentukan tulang. Tetrasiklin diketahui dapat menghambat sintesis protein pada sel
prokariot maupun sel eukariot. Mekanisme kerja penghambatannya, yaitu tetrasiklin
menghambat masuknya aminoasil-tRNA ke tempat aseptor A pada kompleks mRNA ribosom,
sehingga menghalangi penggabungan asam amino ke rantai peptida.
Pemakaian topikal hanya dibatasi untuk infeksi mata saja. Salep mata golongan tetrasiklin
efektif untuk mengobati trakoma dan infeksi lain pada mata oleh kuman Gram-positif dan
Gram-negatif yang sensitif. Selain itu salep mata ini dapat pula digunakan untuk profilaksis
oftalmia nenatorum pada neonatus.
EVALUASI SEDIAAN
1. Uji Sterilitas
13
2. Uji Ukuran Partikel
Tebarkan secara merata dalam bentuk lapisan tipis sejumlah sediaan yang
mengandung sekitar 10 g zat aktif. Diamati di bawah mikroskop seluruh area sampel.
Disarankan untuk mengamati dengan perbesaran kecil (misal 50×) dan partikel yang
berukuran lebih besar dari jumlah 25 ìm diamati. Partikel-partikel yang besar ini dapat
diamati dengan perbesaran yang besar (misal 200× - 500×). Untuk setiap 10 g zat aktif,
tidak lebih dari 20 partikel memiliki dimensi maksimum lebih besar dari 25 ìm, dan tidak
lebih dari 2 partikel memiliki dimensi maksimum lebih besar dari 50 ìm. Dan tidak ada
dari partikel-partikel ini memiliki dimensi maksimum lebih besar dari 90 ìm.
3. Uji Salep Mata
Bahan tambahan bahan-bahan yang sesuai boleh ditambahkan pada salep mata
untuk meningkatkan kestabilan atau kegunaan, kecuali jika dilarang pada masing-masing
monografi dengan syarat tidak berbahaya dalam jumlah yang diberikan dan tidak boleh
mempengaruhi efek terapi atau respon pada penetapan kadar dan pengujian yang
spesifik. Pada sediaan untuk penggunaan mata tidak boleh ditambahkan zat warna
semata-mata untuk tujuan pewarnaan pada sediaan akhir.
Bahan atau campuran bahan yang sesuai untuk mencegah pertumbuhan
mikroorganisme harus ditambahkan ke dalam salep mata yang dikemas dalam wadah
untuk pemakaian ganda, tanpa memperhatikan metode sterilisasinya, kecuali jika
disebutkan dalam masing-masing monografi, atau formula tersebut bersifat
bakteriostatik. Bahan tersebut digunakan dalam kadar tertentu yang akan mencegah
pertumbuhan atau mikroorganisme dalam salep mata. Proses sterilisasi dilakukan pada
produk akhir atau semua bahan jika salep dibuat dengan cara aseptis.
WADAH
Wadah termasuk penutup untuk salep mata tidak boleh berinteraksi secara fisika atau kimia
dalam bentuk apapun dengan sediaan yang dapat mengubah kekuatan, mutu atau kemurnian
diluar persyaratan resmi pada kondisi umum atau biasa pada saat penanganan, pengiriman,
14
penyimpanan, penjualan, dan penggunaan seperti yang tertera pada Wadah untuk Artikel yang
ditujukan pada penggunaan sediaan mata dalam ketentuan umum.
Kebocoran Pilih 10 tube salep mata, dengan segel khusus jika disebutkan. Bersihkan dan
keringkan baik-baik bagian luar tiap tube dengan kain penyerap. Letakkan tube pada posisi
horizontal di atas lembaran kertas penyerap dalam oven dengan suhu yang diatur pada 60° + 3°
selama 8 jam. Tidak boleh terjadi kebocoran yang berarti selama atau setelah pengujian selesai
(abaikan bekas salep yang diperkirakan berasal dari bagian luar dimana terdapat lipatan dari
tube atau dari bagian ulir tutup tube). Jika terdapat kebocoran pada satu tube tetapi tidak lebih
dari satu tube; ulangi pengujian dengan tambahan 20 tube salep. Pengujian memenuhi syarat
jika tidak ada satu pun kebocoran diamati dari 10 tube uji pertama, atau kebocoran yang
diamati tidak lebih dari 1 dari 30 tube yang diuji.
4. Uji Penetapan Partikel Logam dalam Salep Mata
Prosedur Keluarkan sesempurna mungkin, isi 10 tube, masukkan masing-masing
ke dalam cawan petri terpisah ukuran 60 mm, alas datar, jernih dan bebas goresan.
Tutup cawan, panaskan pada suhu 85° selama 2 jam, jika perlu naikkan suhu sedikit
lebih tinggi sampai salep meleleh sempurna. Denagn menjaga kemungkinan terhadap
massa yang meleleh, biarkan masing-masing mencapai suhu kamar dan membeku.
Angkat tutup, balikkan cawan petri sehingga berada di bawah mikroskop yang sesuai untuk
perbesaran 30x yang dilengkapi dengan mikrometer pengukur dan dikalibrasi pada perbesaran
yang digunakan. Selain sumber cahaya biasa, arahkan iluminator dari atas salep dengan sudut
45°. Amati partikel logam pada seluruh dasar cawan petri. Variasikan intensitas iluminator dari
atas sehingga memungkinkan partikel logam dapat dikenali dari refleksi karakteristik cahaya.
Hitung jumlah partikel logam yang berukuran 50 ìm atau lebih besar pada setiap dimensi :
persyaratan dipenuhi jika jumlah partikel dari 10 tube tidak lebih dari 50 partikel dan jiak tidak
lebih dari 1 tube mengandung 8 partikel. Jika persyaratan tidak dipenihu ulangi uji dengan
penambahan 20 tube lagi : persayaratan dipenuhi jika jumlah partikel logam yang berukuran 50
15
ìm atau lebih besar pada tiap dimensi dari 30 tube tidak lebih dari 150 partikel dan jika tidak
lebih dari 3 tube masing-masing mengandung 8 partikel.
16
Tetralep®Salep Mata Tetracycline
Komposisi: Tiap gram salep mengandung 10 mg Tetracycline.Indikasi: Gangguan pada mata yang cenderung mengalami infeksi.Cara pemakaian: Oleskan salep tipis dan perlahan pada kelopak mata bagian bawah 3-4x sehari sesuai petunjuk dokter. HARUS DENGAN RESEP DOKTER.Keterangan selengkapnya lihat brosur.Simpan di tempat yang sejuk dan kering serta terlindung dari cahaya.
KAlcoolique. PharmaJakarta - Indonesia
Isi Netto : 5 gramNo. Reg:NS3131
XII. KESIMPULAN
• Salep mata golongan tetrasiklin efektif untuk mengobati trakoma dan infeksi lain pada
mata oleh kuman Gram-positif dan Gram-negatif yang sensitif.
Disterilkan dengan cara sterilisasi D.
XIII. DAFTAR PUSTAKA
American Pharmaceutical Asosiation. 1994. Handbook of Pharmaceutical Excipient 5 th
edition. London: The Pharmaceutical Press
Department of Pharmaceutical Sciences. Martindale The Extra Pharmacopoeia,
twenty-eight edition. 1982. London : The Pharmaceutical Press.
Departemen Kesehatan RI. 1979. Farmakope Indonesia, edisi III, Jakarta.
Departemen kesehatan RI. 1995. Farmakope Indonesia, edisi IV, Jakarta.
Departemen Kesehatan RI. 1978. Formularium Nasional, edisi II, Jakarta.
Suryani, Nelly M.Si, Apt. dan Sulistiawati, Farida M.Si, Apt..2007. Penuntun Praktikum
Teknologi Sedian Steril. Jakarta : UIN Press
XIV. LAMPIRAN
ETIKET
17
KARDUS SALEP MATA
18
®Kontraindikasi
Infeksi bakteri, virus, atau jamur pada mata yang bersifat akut dan tidak dapat diobati, penyakit virus pada kornea & konjungtiva mata, varisela, keratis herpes simpleks superficial akut pada mata.
Peringatan
Indikasi
Gangguan pada mata yg cenderung mengalami infeksi
Komposisi:Tiap grammengandung Tetrasiklin 0,3 g
Aturan pakai :Dioleskan 3-4xsehari
TetraLepPT. ALCOOLIQUE
PHARMA
®