laporan rx yunita pare

34
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK PERCOBAAN IV REAKSI–REAKSI LOGAM NAMA : YUNITA PARE ROMBE NIM : H311 12 012 KELOMPOK/REGU : III(TIGA)/III(TIGA) HARI/TANGGAL PERC. : SELASA/25 FEBRUARI 2014 ASISTEN : SARWINA HAFID

Upload: yunita-pare

Post on 29-Dec-2015

64 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

LAPORAN PRAKTIKUMKIMIA ANORGANIK PERCOBAAN IVREAKSI–REAKSI LOGAMNAMA : YUNITA PARE ROMBENIM : H311 12 012KELOMPOK/REGU : III(TIGA)/III(TIGA) HARI/TANGGAL PERC. : SELASA/25 FEBRUARI 2014ASISTEN : SARWINA HAFIDLABORATORIUM KIMIA ANORGANIKJURUSAN KIMIAFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS HASANUDDINMAKASSAR2014BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangTerdapat berbagai macam unsur di bumi dengan bentuk dan jenis yang berbeda-beda pula. Dari sekian banyak unsur yang ada dan diketahui, kebanyakan unsur-unsur tersebut berjenis logam. Logam merupakan suatu susunan yang mampat dan stabil. Ada beberapa logam seperti logam alkali yang mempunyai susunan kerapatan berpusat pada badan dan mempunyai bilangan koordinasi 8. Logam merupakan penghantar listrik dan panas yang baik, dapat ditempa, dan dapat memancarkan sinar. Biasanya unsur-unsur logam bereaksi dengan unsur-unsur logam yang lain, membentuk berbagai alloy seperti halnya logam dan memiliki sifat logam. Logam memiliki daya reduksi masing-masing terhadap suatu oksidator. Logam alkali dan alkali tanah memiliki kereaktifan masing-masing terhadap akuades. Unsur-unsur golongan alkali dan alkali tanah bersifat reaktif. Logam alkali memiliki satu elektron valensi sehingga sangat mudah melepaskan elektron (energi ionisasinya kecil) sedangkan logam alkali tanah memiliki jari-jari atom yang besar dan harga energi ionisasi yang kecil, sehingga unsur-unsur golongan alkali tanah mudah melepaskan elektron.Reaksi redoks adalah reaksi yang mengandung dua peristiwa (oksidasi dan reduksi) yang berlangsung secara serentak dan merupakan gabungan dari reaksi oksidasi dan reaksi reduksi. 1.2 Maksud dan Tujuan Percobaan1.2.1 Maksud Percobaan Maksud dari percobaan ini adalah untuk mempelajari dan mengetahui sifat oksidasi reduksi logam serta kereaktifan logam alkali tanah.1.2.1 Tujuan PercobaanTujuan dari percobaan ini adalah: 1. Menentukan sifat reduksi oksidasi dari logam Al, Fe, Zn dan Cu terhadap iodin.2. Menentukan kereaktifan logam alkali tanah (Magnesium dan Kalsium).1.3 Prinsip Percobaan Prinsip dilakukannya percobaan ini adalah penentuan sifat reduksi oksidasi logam dengan mereaksikan dengan logam Fe, Zn, Al dan Cu dengan serbuk iodin kemudian ditetesi akuades. Menentukan kereaktifan logam alkali tanah (Mg dan Ca) dengan akuades melalui proses pemanasan dan ditambahkan indikator PP untuk mengetahui kereaktifannya.BAB IITINJAUAN PUSTAKAReduksi adalah suatu proses yang mengakibatkan diperolehnya suatu elektron atau lebih oleh zat (atom, ion, atau molekul). Bila suatu unsur direduksi, keadaan oksidasi berubah menjadi lebih negatif (kurang positif). Suatu zat pereduksi adalah zat yang kehilangan elektron, dalam proses itu zat ini dioksidasi. Definisi reduksi ini umum dan berlaku untuk proses dalam zat padat, lelehan maupun gas (Svehla, 1985).Oksidasi adalah suatu proses yang mengakibatkan hilangnya satu elektron atau lebih dari dalam zat (atom, ion, atau molekul). Bila suatu unsur dioksidasi, keadaan oksidanya berubah ke harga yang lebih positif. Suatu zat pengoksidasi adalah zat yang memperoleh elektron dan dalam proses itu zat itu direduksi. Definisi oksidasi ini juga sangat umum dan berlaku juga untuk proses dalam zat padat, lelehan maupun gas (Svehla, 1985).Logam alkali tanah berwarna putih keperakan dan mempunyai densitas relatif rendah, dan semakin besar dengan naiknya nomor atom, kecuali kalsium. Ikatan metalik logam alkali tanah lebih kuat daripada ikatan metalik logam alkali. Titik leleh dan kekerasan logam alkali tanah juga lebih besar daripada logam alkali. Walaupun densitas logamnya naik dengan naiknya nomor atom seperti halnya dengan logam-logam alkali, titik leleh dan entalpi atomisasi hanya berubah sedikit saja, berbeda dari titik leleh dan entalpi atomisasi logam-logam alkali. Logam- logam alkali tanah sem

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Rx Yunita Pare

LAPORAN PRAKTIKUMKIMIA ANORGANIK

PERCOBAAN IVREAKSI–REAKSI LOGAM

NAMA : YUNITA PARE ROMBENIM : H311 12 012KELOMPOK/REGU : III(TIGA)/III(TIGA) HARI/TANGGAL PERC. : SELASA/25 FEBRUARI 2014ASISTEN : SARWINA HAFID

LABORATORIUM KIMIA ANORGANIKJURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR2014

Page 2: Laporan Rx Yunita Pare

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Terdapat berbagai macam unsur di bumi dengan bentuk dan jenis yang

berbeda-beda pula. Dari sekian banyak unsur yang ada dan diketahui, kebanyakan

unsur-unsur tersebut berjenis logam. Logam merupakan suatu susunan yang mampat

dan stabil. Ada beberapa logam seperti logam alkali yang mempunyai susunan

kerapatan berpusat pada badan dan mempunyai bilangan koordinasi 8. Logam

merupakan penghantar listrik dan panas yang baik, dapat ditempa, dan dapat

memancarkan sinar. Biasanya unsur-unsur logam bereaksi dengan unsur-unsur logam

yang lain, membentuk berbagai alloy seperti halnya logam dan memiliki sifat logam.

Logam memiliki daya reduksi masing-masing terhadap suatu oksidator.

Logam alkali dan alkali tanah memiliki kereaktifan masing-masing terhadap akuades.

Unsur-unsur golongan alkali dan alkali tanah bersifat reaktif. Logam alkali memiliki

satu elektron valensi sehingga sangat mudah melepaskan elektron (energi

ionisasinya kecil) sedangkan logam alkali tanah memiliki jari-jari atom yang besar

dan harga energi ionisasi yang kecil, sehingga unsur-unsur golongan alkali tanah

mudah melepaskan elektron.

Reaksi redoks adalah reaksi yang mengandung dua peristiwa

(oksidasi dan reduksi) yang berlangsung secara serentak dan merupakan gabungan

dari reaksi oksidasi dan reaksi reduksi.

Page 3: Laporan Rx Yunita Pare

1.2 Maksud dan Tujuan Percobaan

1.2.1 Maksud Percobaan

Maksud dari percobaan ini adalah untuk mempelajari dan mengetahui sifat

oksidasi reduksi logam serta kereaktifan logam alkali tanah.

1.2.1 Tujuan Percobaan

Tujuan dari percobaan ini adalah:

1. Menentukan sifat reduksi oksidasi dari logam Al, Fe, Zn dan Cu terhadap iodin.

2. Menentukan kereaktifan logam alkali tanah (Magnesium dan Kalsium).

1.3 Prinsip Percobaan

Prinsip dilakukannya percobaan ini adalah penentuan sifat reduksi oksidasi

logam dengan mereaksikan dengan logam Fe, Zn, Al dan Cu dengan serbuk iodin

kemudian ditetesi akuades. Menentukan kereaktifan logam alkali tanah (Mg dan Ca)

dengan akuades melalui proses pemanasan dan ditambahkan indikator PP untuk

mengetahui kereaktifannya.

Page 4: Laporan Rx Yunita Pare

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Reduksi adalah suatu proses yang mengakibatkan diperolehnya suatu elektron

atau lebih oleh zat (atom, ion, atau molekul). Bila suatu unsur direduksi, keadaan

oksidasi berubah menjadi lebih negatif (kurang positif). Suatu zat pereduksi adalah

zat yang kehilangan elektron, dalam proses itu zat ini dioksidasi. Definisi reduksi ini

umum dan berlaku untuk proses dalam zat padat, lelehan maupun gas

(Svehla, 1985).

Oksidasi adalah suatu proses yang mengakibatkan hilangnya satu elektron

atau lebih dari dalam zat (atom, ion, atau molekul). Bila suatu unsur dioksidasi,

keadaan oksidanya berubah ke harga yang lebih positif. Suatu zat pengoksidasi

adalah zat yang memperoleh elektron dan dalam proses itu zat itu direduksi. Definisi

oksidasi ini juga sangat umum dan berlaku juga untuk proses dalam zat padat,

lelehan maupun gas (Svehla, 1985).

Logam alkali tanah berwarna putih keperakan dan mempunyai densitas relatif

rendah, dan semakin besar dengan naiknya nomor atom, kecuali kalsium. Ikatan

metalik logam alkali tanah lebih kuat daripada ikatan metalik logam alkali. Titik

leleh dan kekerasan logam alkali tanah juga lebih besar daripada logam alkali.

Walaupun densitas logamnya naik dengan naiknya nomor atom seperti halnya

dengan logam-logam alkali, titik leleh dan entalpi atomisasi hanya berubah sedikit

saja, berbeda dari titik leleh dan entalpi atomisasi logam-logam alkali. Logam- logam

alkali tanah semakin reaktif dengan naiknya nomor atom, sebagai contoh magnesium

tidak bereaksi dengan air dingin tetapi berekasi lambat dengan air panas untuk

menghasilkan magnesium hidroksida dan gas hidrogen (Sugiarto dan suyanti, 2010).

Page 5: Laporan Rx Yunita Pare

Logam alkali tanah kurang reaktif, atau kurang elektropositif dibandingkan

dengan logam alkali, namun lebih reaktif (Sugiarto dan Suyanti, 2010).

Ion logam alkali tanah selalu mempunyai tingkat oksidasi +2 dan senyawanya

bersifat stabil, padatannya bersifat ionik, tidak berwarna kecuali jika anioniknya

berwarna. Sebagian sifat kovalen di jumpai pada senyawa magnesium, terlebih-lebih

senyawa berilium didominasi oleh ikatan kovalen. Garam-garam logam alkali tanah

hampur semuanya terhidrat. Jumlah molekul hidrat dalam kristal garam-garam ini

bervariasi antara 2-12 (Sugiarto dan Suyanti, 2010).

Kelarutan iodida serupa dengan klorida dan bromida. Perak, merkurium (I),

merkurium (II), tembaga (I), dan timbel iodida adalah garam-garam yang paling

sedikit larut. Larutan tembaga sulfat, endapan cokelat terdiri dari campuran tembaga

(I) iodida, CuI dan Iod. Iod ini dapat dihilangkan dengan menambahkan larutan

natrium tiosulfat atau asam sulfat, dan diperoleh endapan tembaga (I) iodida yang

hampir putih (Svehla, 1985).

Dari sudut pandang kimia, kemampuan logam alkali untuk bereaksi dengan

air dan asam akan membentuk senyawa ionik, yaitu logam Ca, Sr, Ba, dan Ra dan

semua hampir sama reaktif. Kalsium dan strontium, dan barium diperoleh dengan

mereduksi oksida dengan aluminium, kalsium, dan stontium juga diperoleh dengan

elektrolisis klorida cair metal magnesium dalam proses dow. Proses dow dapat

diuraikan dan elektrolisis dari MgCl2 (Petrucci, 1972).

Kelarutan garam-garam alkali tanah berbeda dengan garam-garam golongan

alkali yamg mudah larut dalam air, berbagai garam golongan alkali tanah tidak larut

dalam air. Pada umumnya garam alkali tanah yang larut dalam air adalah garam-

garam nitrat dan klorida. Beberapa anion menunjukkan kecenderungan kelarutan

yang cukup mencolok seperti misalnya garam sulfat yang mempunyai kecenderungan

Page 6: Laporan Rx Yunita Pare

semakin sukar larut dari atas ke bawah dalam golongannya sedangkan

hidroksidasinya (Sugiarto dan Suyanti, 2010).

Besi yang murni berwarna putih perak, dan besi melebur pada 1535 0C.

Jarang terdapat besi komersial yang murni biasanya besi mengandung sejumlah kecil

karbida, silisida, fosfida, dan sulfida dari besi, serta sedikit grafit (Svehla,

1985).

Aluminium adalah logam putih yang bubuknya berwarnah abu-abu,

aluminium melebur pada 695 0C. Objek-objek aluminium teroksidasi pada

permukaannya tetapi lapisan oksida ini melindungi objek dari oksida lebih lanjut.

Ion-ion aluminium membentuk garam -garam yang tak berwarna dengan anion-anion

yang tak berwarna ( Svehla, 1985).

Kalsium dan logam, kedua logam ini berwarna keabu-abuan, bereaksi lambat

dengan oksigen udara pada temperatur kamar tetapi terbakar hebat pada pemanasan.

Kalsium terbakar hanya menghasilkan oksidasinya, tetapi barium dapat menghsilkan

dioksidasi dalam kondisi oksigen berlebihan. Kalsium merupakan unsur terbanyak

kelima di bumi, sangat banyak terdapat sebagai kalsium karbonat dalam deposit

masif kapur, gamping, batu kapur, dan marmer (Sugiarto dan Suyanti, 2010).

Mangnesium adalah ion paling umum ketiga yang dijumpai dalam air laut

setelah natrium klorida, sehingga air laut merupakan sumber paling besr untuk

industri logam magnesium. Dari 1 Km3 air laut terdapat kira-kira satu juta ton

magnesium 0,001 ppm. Dengan 108 km3 air laut diplanet bumi, kebutuhan logam

magnesium lebih dari cukup (Sugiarto dan Suyanti, 2010).

Logam magnesium dapat teroksidasi oleh udara secara perlahan-lahan pada

temperatur kamar, tetapi pada pemanasan reaksinya sangat sehat. Jika logam

magnesium dibakar, akan timbul nyala api putih yang sangat terang. Oleh sebab itu

Page 7: Laporan Rx Yunita Pare

pada awal fotografi, serbuk magnesium dibakar sebagai sumber penerangan. Reaksi

pembakaran logam magnesium tersebut berlangsung sangat hebat, sehingga tidak

dapat dipadamkan dengan bahan pemadam api dari karbon dioksida, melainkan

harus dipadamkan dengan bahan pemadan kebakaran khas D yang mengandung

grafit atau natrium klorida. Bila grafit dengan logam dibakar akan dihasilkan karbida

logam yang akan membungkus permukaan logam yang terbakar sehingga secara

efektif dapat menahan reaksi pembakaran lebih lanjut (Sugiarto dan Suyanti, 2010).

Marmer terbentuk akibat adanya kombinasi panas dan tekanan terhadap

deposito batu kapur yang terpendam jauh di dalam kerak bumi yang mengakibatkan

batu kapur meleleh (Sugiarto dan Suyanti, 2010).

Studi tentang krakteristik adsorpsi multi logam Ag( I), Pb(II), Cu(II), Ni(II),

dan silika gel yang dihasilkan dari penelitian hingga selesai. Adsorpsi multi logam

Ag, Pb, Cr, Cu, dan Ni sistem batch selama satu jam pada variasi ion logam dihitung

dari perbedaan konsentrasi ion logam (Purwaningsih, 2009).

Membran elektrodialisis dapat dipergunakan untuk memisahkan ion Natrium

(Na) dan ion Magnesium (Mg). Dalam hal ini diperoleh bahwa ion Magnesium

(Mg) lebih selektif dibanding dengan ion Natrium (Na). Perpindahan ion terbaik

berlangsung pada kondisi, untuk ion Natrium (Na) diperoleh pada konsentrasi feed

sebesar 21.425,90 ppm, voltage kuat arus sebesar 2,8 Volt dengan waktu selama 30

menit dan Rejeksi yang diperoleh sebesar 78,43 % , sedang untuk ion Magnesium

(Mg) diperoleh pada konsentrasi feed sebesar 15.795,30 ppm, voltage kuat arus

sebesar 2,5 Volt dengan waktu selama 150 menit dan % Rejeksi yang diperoleh

sebesar 97,02 %. (Hapsari, 2008).

Ion logam alkali-metanol (Li, Na, K) diproduksi pada temperatur dan reaksi

yang diteliti menggunakan reaktor cepat dalam kondisi termal (Zhang, 1992).

Page 8: Laporan Rx Yunita Pare
Page 9: Laporan Rx Yunita Pare

BAB III

METODE PERCOBAAN

3.1 Bahan Percobaan

Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah akuades, serbuk logam

aluminium (Al), serbuk logam besi (Fe), serbuk logam zink (Zn), tembaga (Cu),

serbuk iodin, logam magnesium (Mg), logam kalsium (Ca), indikator fenolftalein

(PP), tissue rol, kertas label dan korek api.

3.2 Alat Percobaan

Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah pipet tetes, kaca arloji,

batang pengaduk, tabung reaksi, penjepit tabung reaksi (gegep), gelas 50 mL kimia,

pinset, labu semprot, masker, sendok tanduk (spatula) dan lampu spritus.

3.3 Prosedur Percobaan

3.3.1 Percobaan Daya Reduksi Logam Terhadap Iodin

Empat buah kaca arloji masing-masing dimasukkan serbuk Al, Fe, Zn dan Cu

sebanyak 1:2 dengan serbuk iodin. Masing-masing campuran tersebut diaduk dengan

batang pengaduk dalam keadaan kering sampai campuran merata. Kemudian

ditambahkan air secukupnya pada masing-masing campuran tersebut dengan

menggunakan pipet tetes. Setelah itu, diamati perubahan yang terjadi.

3.3.2 Percobaan Sifat Reaksi Logam Alkali Tanah Terhadap Air

Dua buah tabung reaksi masing-masing dimasukkan serbuk Mg dan Ca.

Kemudian pada tabung reaksi ditambahkan akuades dua kali volume logam dan

diamati apa yang terjadi pada masing-masing tabung. Selanjutnya, kedua tabung

Page 10: Laporan Rx Yunita Pare

dipanaskan secara perlahan di atas nyala lampu spiritus sambil digoyang-goyang agar

panas merata, kemudian diamati lagi yang terjadi pada tabung reaksi. Selanjutnya,

ditambahkan larutan indikator PP pada masing-masing tabung reaksi. Lalu diamati

warna yang terbentuk.

Page 11: Laporan Rx Yunita Pare

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

Tabel 1. Pengamatan Reduksi Oksidasi Logam Terhadap Iodin

NO. LogamSetelah

dicampurkan

Setelah ditambah

air

Reaksi hebat (H), sedang (S), lemah (L)

Warna uap

1. Aluminium Perak Tidak

bereaksi- -

2. Besi Abu- abu Bereaksi S Ungu

3. Tembaga Cokelat Tidak

bereaksi- -

4. Seng Abu- abu Bereaksi H Ungu

Tabel 2. Kereaktifan Logam Alkali Tanah Terhadap Akuades

NO. LogamTimbul

gelembung gas

Setelah dipanaskan timbul gas

Reaksi hebat (H), sedang (S), lemah

(L)

Warna larutan

1. Kalsium - Ya H Merah muda

Magnesium - Ya S Ungu pekat

4.2 Reaksi

1. Fe(s)+ 2I2(s) FeI2(aq) + H2O(l) + I2(g) E0 = + 0,98

Anoda : Fe(s ) Fe2+(aq) + 2e E0 = + 0,44

Katoda: I2(s)+ 2e 2I-(aq ) E0 = + 0,54

Fe(s)+ 2I2(s) FeI2(aq) + H2O(l) + I2(g) E0 = + 0,98

Page 12: Laporan Rx Yunita Pare

2. Cu(s)+ 2I2(s) CuI2(aq) + H2O(l) + I2(g) E0 = + 0,20

Anoda : Cu(s) Cu2+(aq) + 2e E0 = -0,34

Katoda : I2+ 2e 2I-(aq) E0 = + 0,54

Cu(s)+ 2I2(s) CuI2(aq) + H2O(l) + I2(g) E0 = + 0,20

3. 2Al(s) + 4I2(S) 2AlI3(aq) + H2O(l) + I2(g) E0 = + 2,20

Anoda : Al(s) A l3+(aq) + 3e x 2 E0 = + 1,66

Katoda : I2(s)+ 2e 2I-(aq) x 3 E0 = + 0,54

2Al(s) + 4I2(S) 2AlI3(aq) + H2O(l) + I2(g) E0 = + 2,20

4. Zn(s)+ 2I2(s) ZnI2(aq) + H2O(l) + I2(g) E0 = + 1,30

Anoda : Zn(s) Zn2+ + 2e- E0 = + 0,76

Katoda : I2(s)+ 2e 2I-(aq) E0 = + 0,54

Zn(s)+ 2I2(s) ZnI2(aq) + H2O(l) + I2(g) E0 = + 1,30

5. Mg(s) + 2H2O(l) Mg2+(aq) + 2OH-

(aq)+ H2(g) E0 = + 1,53

Anoda : Mg(s) Mg2+ (aq)+ 2e- E0 = + 2,36

Katoda : 2H2O(l)+ 2e H2 + 2OH-(aq ) E0 = - 0,83

Mg(s) + 2H2O(l) Mg2+(aq) + 2OH-

(aq)+ H2(g) E0 = + 1,53

6. Ca(s) + 2H2O(l) Ca2+(aq) + 2OH-

(aq)+ H2(g) E0 = + 2,04

Anoda : Ca(s) Ca2+ (aq)+ 2e- E0 = + 2,87

Katoda : 2H2O(l)+ 2e H2 + 2OH-(aq) E0 = - 0,83

Ca(s) + 2H2O(l) Ca2+(aq) + 2OH-

(aq)+ H2(g) E0 = + 2,04

4.3 Pembahasan

Page 13: Laporan Rx Yunita Pare

Iodin adalah salah satu oksidator. Iodin mudah mengalami reduksi dan mudah

menarik elektron sehingga bertindak sebagai oksidator kuat. Iodin dapat digunakan

untuk mengoksidasi logam-logam untuk melihat daya reduksi logam-logam tersebut.

Dalam percobaan ini dilakukan percobaan daya reduksi logam terhadap iodin,

dengan mencampurkan serbuk logam Al, Fe, dan Zn dan Cu dengan iodin padat

untuk melihat daya reduksinya. Logam dan iodin diaduk merata dengan batang

pengaduk dalam keadaan kering hingga campuran merata. Pada saat pencampuran

ini, logam dan iodin belum bereaksi. Namun, setelah dicampur merata, campuran

logam dan iodin ditetesi dengan air sedikit demi sedikit hingga 5 tetes dengan

menggunakan pipet tetes. Setelah ditambahkan air, terjadi reaksi antara logam

dengan iodin. Reaksi baru terjadi setelah penambahan air karena air yang

ditambahkan dalam campuran logam dan iodin bertindak sebagai katalis reaksi.

Setelah ditambahkan air, campuran iodin dengan Zn langsung bereaksi dan

memberikan warna uap. Demikian pula campuran dengan Fe langsung bereaksi dan

memberikan warna uap. Berbeda dengan campuran iodin dengan Al. Campurannya

dengan Al tidak bereaksi mungkin karena logam aluminium sudah tidak layak

digunakan lagi sehingga tidak terjadi reaksi. Logam tembaga tidak mengalami reaksi

dari tidak terbentuk warna atau warna uap mungkin karena logam tembaga sudah

tidak layak digunakan.

Jika dibandingkan secara teori kemampuan mereduksi yang paling kuat yaitu

Al > Zn > Fe > Cu. Ini cukup berbeda dengan hasil dari percobaan yang seharusnya

Zn lebih kuat daya reduksinya daripada Fe. Ini dikarenakan Zn belum dicampur

dengan iodin sedangkan untuk logam Fe sudah duluan dicampur. Kemungkinan iodin

Page 14: Laporan Rx Yunita Pare

sudah sedikit bereaksi dengan udara bebas sehingga ketika bercampur dengan Zn,

kemampuannya untuk bereaksi semakin berkurang.

Seperti logam alkali, unsur-unsur logam alkali tanah juga merupakan unsur

logam yang reaktif, sehingga unsur-unsur logam alkali di alam tidak terdapat dalam

keadaan bebas, tetapi berikatan dengan unsur-unsur lain. Namun bila dibandingkan,

logam alkali lebih reaktif daripada logam alkali tanah karena pada logam alkali

hanya memiliki satu elektron valensi yang dengan mudah dapat mengikat atom lain

untuk bereaksi dengannya. Berbeda dengan golongan alkali tanah yang memiliki

elektron valensi 2 yang memerlukan energi yang lebih besar untuk melepas

elektronnya dan bereaksi dengan atom lain.

Dalam percobaan ini logam magnesium dan kalsium yang merupakan logam

alkali tanah direaksikan dengan air untuk melihat kereaktifannya. Dalam sebuah

tabung reaksi dimasukkan dulu akuades sebanyak 5 mL, kemudian ke dalam tabung

reaksi itu ditambahkan kepingan-kepingan logam magnesium dan kalsium dan

diamati reaksi yang terjadi. Penambahan akuades ke dalam tabung reaksi sebelum

dimasukkan kepingan-kepingan logam magnesium dan kalsium dimaksudkan agar

logam magnesium dan kalsium dapat bereaksi seluruhnya dengan air, tidak ada yang

tertinggal di dinding-dinding tabung reaksi. Setelah ditambahkan air, logam

magnesium dan kalsium tidak bereaksi dengan air, namun setelah dipanaskan, baru

terjadi reaksi antara logam magnesium dan kalsium dengan air, yang ditandai

timbulnya gelembung-gelembung gas pada tabung reaksi. Gelembung-gelembung

gas yang terbentuk dalam tabung reaksi ini adalah gas hidrogen yang dihasilkan dari

reaksi magnesium dan kalsium dengan air. Reaksi magnesium dan kalsium dengan

air yang tidak terjadi pada suhu kamar ini membuktikan teori bahwa logam alkali

tanah kurang reaktif dibandingkan dengan logam alkali.

Page 15: Laporan Rx Yunita Pare

Tabung reaksi yang berisi akuades dan magnesium dan kalsium ditambahkan

larutan indikator fenolftalein (PP). Fungsi penambahan indikator untuk menguji

apakah reaksi antara logam Mg dan kalsium dengan akuades menghasilkan larutan

yang bersifat basa atau tidak. Setelah penambahan indikator ini, larutan dalam tabung

reaksi berwarna merah muda (pink). Ini membuktikan bahwa reaksi magnesium dan

kalsium dengan akuades menghasilkan larutan yang bersifat basa, yaitu larutan

magnesium hidroksida (Mg(OH)2) dan kalsium hidroksida (Ca(OH)2)

Page 16: Laporan Rx Yunita Pare

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa daya reduksi logam

Zn, Fe, Al dan Cu terhadap iodin adalah Zn > Fe > Al > Cu. Hasil yang diperoleh

dari percobaan tidak sesuai dengan teori. Sedangkan urutan kereaktifan logam alkali

tanah terhadap air yaitu Mg > Ca. Hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan teori.

5.2 Saran

5.2.1 Saran Untuk Laboratorium

Untuk laboratorium, sebaiknya diperiksa logamnya terlebih dahulu sebelum

digunakan karena ada beberapa logam yang tidak bereaksi, dimana logam tersebut

sebenarnya dapat bereaksi dengan hebat.

5.2.2 Saran Untuk Percobaan

Sebaiknya dilakukan percobaan dengan menggunakan logam-logam lain agar

dapat membandingkan percobaan dengan baik.

Page 17: Laporan Rx Yunita Pare

DAFTAR PUSTAKA

Hapsari, N., 2008, Proses Pemisahan Ion Natrium (Na) dan Magnesium (Mg) Dalam Bittern (Buangan) Industri Garam dengan Membran Elektrodialisis, Teknik Kimia, 3 (1):192-198 .

Petrucci, R.H., dan Harwood, W.S., 1972, General Chemistry, Macmillan Publishing Company, New York.

Purwaningsih, D.j., 2009, Adsorpsi Multi Logam Ag(I), Pb(II), Cr(III), Cu(II) dan Ni(II) Pada Hibrida Etilendiamino-Silika Dari Abu Sekam Padi, Jurnal Penelitian Saintek, 14 (1): 59-76).

Sugiyarto, K.H., dan Suyanti, R.D., 2010, Kimia Anorganik Logam, Graha Ilmu, Yogyakarta.

Svehla, G., 1985, Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro, PT. Kalman Media Pustaka, Jakarta.

Zhang, X., dan Castleman, W.A., 1992, Influenced Of Solvation on Dehydration Reaction of Alkali Metal-Methanol Cluster Ion, J.Am.Chem, 114: 8607-8610.

Page 18: Laporan Rx Yunita Pare

LEMBAR PENGESAHAN

Makassar, 27 Maret 2014

Asisten Praktikan

(Sarwina Hafid) (Yunita Pare Rombe)

Page 19: Laporan Rx Yunita Pare

BAGAN KERJA

A. Daya Reduksi Logam Terhadap Iodin

- Dimasukkan ke dalam kaca arloji yang bersih

dan kering sebanyak 2:1 terhadap iodin

- Diaduk dengan batang pengaduk dalam

keadaan kering sampai campuran merata

- Ditambahkan beberapa tetes air dengan

menggunakan pipet tetes

- Diamati reaksi yang terjadi

logam Al

Hasil

logam Zn logam Fe logam Cu

Page 20: Laporan Rx Yunita Pare

B. Sifat reaksi logam alkali tanah dengan air

- Dimasukkan ke dalam sebuah tabung reaksi

- Ditambahkan akuades dua kali dari volume

logam

- Diamati yang terjadi pada tabung reaksi

- Tabung reaksi dipanaskan di atas nyala api

bunsen sambil digoyang-goyang agar panas

merata

- Diamati perubahan dalam tabung reaksi

- Ditambahkan larutan indikator PP

- Diamati warna larutan yang terbentuk

Logam Mg

Hasil

Logam Ca

Page 21: Laporan Rx Yunita Pare

Lampiran

Gambar 1. Logam aluminium + iodin padat bercampur

Gambar 2. Reaksi antara campuran logam aluminium + iodin padat dengan air

Page 22: Laporan Rx Yunita Pare

Gambar 3.Pemanasan logam magnesium dan kalsium dengan air

Gambar 4. Hasil pemanasan logam magnesium dan kalsium dengan air

Page 23: Laporan Rx Yunita Pare

Gambar 5. Logam natrium dalam air sebelum bereaksi

Gambar 6. Logam natrium dalam air ketika bereaksi

Gambar 7. Penambahan indikator fenolftalein pada hasil reaksi logam natrium dan air

Gambar 8. Reaksi logam natrium dalam air setelah penambahan indikator fenolftalein