laporan rx yunita pare
DESCRIPTION
LAPORAN PRAKTIKUMKIMIA ANORGANIK PERCOBAAN IVREAKSI–REAKSI LOGAMNAMA : YUNITA PARE ROMBENIM : H311 12 012KELOMPOK/REGU : III(TIGA)/III(TIGA) HARI/TANGGAL PERC. : SELASA/25 FEBRUARI 2014ASISTEN : SARWINA HAFIDLABORATORIUM KIMIA ANORGANIKJURUSAN KIMIAFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS HASANUDDINMAKASSAR2014BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangTerdapat berbagai macam unsur di bumi dengan bentuk dan jenis yang berbeda-beda pula. Dari sekian banyak unsur yang ada dan diketahui, kebanyakan unsur-unsur tersebut berjenis logam. Logam merupakan suatu susunan yang mampat dan stabil. Ada beberapa logam seperti logam alkali yang mempunyai susunan kerapatan berpusat pada badan dan mempunyai bilangan koordinasi 8. Logam merupakan penghantar listrik dan panas yang baik, dapat ditempa, dan dapat memancarkan sinar. Biasanya unsur-unsur logam bereaksi dengan unsur-unsur logam yang lain, membentuk berbagai alloy seperti halnya logam dan memiliki sifat logam. Logam memiliki daya reduksi masing-masing terhadap suatu oksidator. Logam alkali dan alkali tanah memiliki kereaktifan masing-masing terhadap akuades. Unsur-unsur golongan alkali dan alkali tanah bersifat reaktif. Logam alkali memiliki satu elektron valensi sehingga sangat mudah melepaskan elektron (energi ionisasinya kecil) sedangkan logam alkali tanah memiliki jari-jari atom yang besar dan harga energi ionisasi yang kecil, sehingga unsur-unsur golongan alkali tanah mudah melepaskan elektron.Reaksi redoks adalah reaksi yang mengandung dua peristiwa (oksidasi dan reduksi) yang berlangsung secara serentak dan merupakan gabungan dari reaksi oksidasi dan reaksi reduksi. 1.2 Maksud dan Tujuan Percobaan1.2.1 Maksud Percobaan Maksud dari percobaan ini adalah untuk mempelajari dan mengetahui sifat oksidasi reduksi logam serta kereaktifan logam alkali tanah.1.2.1 Tujuan PercobaanTujuan dari percobaan ini adalah: 1. Menentukan sifat reduksi oksidasi dari logam Al, Fe, Zn dan Cu terhadap iodin.2. Menentukan kereaktifan logam alkali tanah (Magnesium dan Kalsium).1.3 Prinsip Percobaan Prinsip dilakukannya percobaan ini adalah penentuan sifat reduksi oksidasi logam dengan mereaksikan dengan logam Fe, Zn, Al dan Cu dengan serbuk iodin kemudian ditetesi akuades. Menentukan kereaktifan logam alkali tanah (Mg dan Ca) dengan akuades melalui proses pemanasan dan ditambahkan indikator PP untuk mengetahui kereaktifannya.BAB IITINJAUAN PUSTAKAReduksi adalah suatu proses yang mengakibatkan diperolehnya suatu elektron atau lebih oleh zat (atom, ion, atau molekul). Bila suatu unsur direduksi, keadaan oksidasi berubah menjadi lebih negatif (kurang positif). Suatu zat pereduksi adalah zat yang kehilangan elektron, dalam proses itu zat ini dioksidasi. Definisi reduksi ini umum dan berlaku untuk proses dalam zat padat, lelehan maupun gas (Svehla, 1985).Oksidasi adalah suatu proses yang mengakibatkan hilangnya satu elektron atau lebih dari dalam zat (atom, ion, atau molekul). Bila suatu unsur dioksidasi, keadaan oksidanya berubah ke harga yang lebih positif. Suatu zat pengoksidasi adalah zat yang memperoleh elektron dan dalam proses itu zat itu direduksi. Definisi oksidasi ini juga sangat umum dan berlaku juga untuk proses dalam zat padat, lelehan maupun gas (Svehla, 1985).Logam alkali tanah berwarna putih keperakan dan mempunyai densitas relatif rendah, dan semakin besar dengan naiknya nomor atom, kecuali kalsium. Ikatan metalik logam alkali tanah lebih kuat daripada ikatan metalik logam alkali. Titik leleh dan kekerasan logam alkali tanah juga lebih besar daripada logam alkali. Walaupun densitas logamnya naik dengan naiknya nomor atom seperti halnya dengan logam-logam alkali, titik leleh dan entalpi atomisasi hanya berubah sedikit saja, berbeda dari titik leleh dan entalpi atomisasi logam-logam alkali. Logam- logam alkali tanah semTRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUMKIMIA ANORGANIK
PERCOBAAN IVREAKSI–REAKSI LOGAM
NAMA : YUNITA PARE ROMBENIM : H311 12 012KELOMPOK/REGU : III(TIGA)/III(TIGA) HARI/TANGGAL PERC. : SELASA/25 FEBRUARI 2014ASISTEN : SARWINA HAFID
LABORATORIUM KIMIA ANORGANIKJURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Terdapat berbagai macam unsur di bumi dengan bentuk dan jenis yang
berbeda-beda pula. Dari sekian banyak unsur yang ada dan diketahui, kebanyakan
unsur-unsur tersebut berjenis logam. Logam merupakan suatu susunan yang mampat
dan stabil. Ada beberapa logam seperti logam alkali yang mempunyai susunan
kerapatan berpusat pada badan dan mempunyai bilangan koordinasi 8. Logam
merupakan penghantar listrik dan panas yang baik, dapat ditempa, dan dapat
memancarkan sinar. Biasanya unsur-unsur logam bereaksi dengan unsur-unsur logam
yang lain, membentuk berbagai alloy seperti halnya logam dan memiliki sifat logam.
Logam memiliki daya reduksi masing-masing terhadap suatu oksidator.
Logam alkali dan alkali tanah memiliki kereaktifan masing-masing terhadap akuades.
Unsur-unsur golongan alkali dan alkali tanah bersifat reaktif. Logam alkali memiliki
satu elektron valensi sehingga sangat mudah melepaskan elektron (energi
ionisasinya kecil) sedangkan logam alkali tanah memiliki jari-jari atom yang besar
dan harga energi ionisasi yang kecil, sehingga unsur-unsur golongan alkali tanah
mudah melepaskan elektron.
Reaksi redoks adalah reaksi yang mengandung dua peristiwa
(oksidasi dan reduksi) yang berlangsung secara serentak dan merupakan gabungan
dari reaksi oksidasi dan reaksi reduksi.
1.2 Maksud dan Tujuan Percobaan
1.2.1 Maksud Percobaan
Maksud dari percobaan ini adalah untuk mempelajari dan mengetahui sifat
oksidasi reduksi logam serta kereaktifan logam alkali tanah.
1.2.1 Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah:
1. Menentukan sifat reduksi oksidasi dari logam Al, Fe, Zn dan Cu terhadap iodin.
2. Menentukan kereaktifan logam alkali tanah (Magnesium dan Kalsium).
1.3 Prinsip Percobaan
Prinsip dilakukannya percobaan ini adalah penentuan sifat reduksi oksidasi
logam dengan mereaksikan dengan logam Fe, Zn, Al dan Cu dengan serbuk iodin
kemudian ditetesi akuades. Menentukan kereaktifan logam alkali tanah (Mg dan Ca)
dengan akuades melalui proses pemanasan dan ditambahkan indikator PP untuk
mengetahui kereaktifannya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Reduksi adalah suatu proses yang mengakibatkan diperolehnya suatu elektron
atau lebih oleh zat (atom, ion, atau molekul). Bila suatu unsur direduksi, keadaan
oksidasi berubah menjadi lebih negatif (kurang positif). Suatu zat pereduksi adalah
zat yang kehilangan elektron, dalam proses itu zat ini dioksidasi. Definisi reduksi ini
umum dan berlaku untuk proses dalam zat padat, lelehan maupun gas
(Svehla, 1985).
Oksidasi adalah suatu proses yang mengakibatkan hilangnya satu elektron
atau lebih dari dalam zat (atom, ion, atau molekul). Bila suatu unsur dioksidasi,
keadaan oksidanya berubah ke harga yang lebih positif. Suatu zat pengoksidasi
adalah zat yang memperoleh elektron dan dalam proses itu zat itu direduksi. Definisi
oksidasi ini juga sangat umum dan berlaku juga untuk proses dalam zat padat,
lelehan maupun gas (Svehla, 1985).
Logam alkali tanah berwarna putih keperakan dan mempunyai densitas relatif
rendah, dan semakin besar dengan naiknya nomor atom, kecuali kalsium. Ikatan
metalik logam alkali tanah lebih kuat daripada ikatan metalik logam alkali. Titik
leleh dan kekerasan logam alkali tanah juga lebih besar daripada logam alkali.
Walaupun densitas logamnya naik dengan naiknya nomor atom seperti halnya
dengan logam-logam alkali, titik leleh dan entalpi atomisasi hanya berubah sedikit
saja, berbeda dari titik leleh dan entalpi atomisasi logam-logam alkali. Logam- logam
alkali tanah semakin reaktif dengan naiknya nomor atom, sebagai contoh magnesium
tidak bereaksi dengan air dingin tetapi berekasi lambat dengan air panas untuk
menghasilkan magnesium hidroksida dan gas hidrogen (Sugiarto dan suyanti, 2010).
Logam alkali tanah kurang reaktif, atau kurang elektropositif dibandingkan
dengan logam alkali, namun lebih reaktif (Sugiarto dan Suyanti, 2010).
Ion logam alkali tanah selalu mempunyai tingkat oksidasi +2 dan senyawanya
bersifat stabil, padatannya bersifat ionik, tidak berwarna kecuali jika anioniknya
berwarna. Sebagian sifat kovalen di jumpai pada senyawa magnesium, terlebih-lebih
senyawa berilium didominasi oleh ikatan kovalen. Garam-garam logam alkali tanah
hampur semuanya terhidrat. Jumlah molekul hidrat dalam kristal garam-garam ini
bervariasi antara 2-12 (Sugiarto dan Suyanti, 2010).
Kelarutan iodida serupa dengan klorida dan bromida. Perak, merkurium (I),
merkurium (II), tembaga (I), dan timbel iodida adalah garam-garam yang paling
sedikit larut. Larutan tembaga sulfat, endapan cokelat terdiri dari campuran tembaga
(I) iodida, CuI dan Iod. Iod ini dapat dihilangkan dengan menambahkan larutan
natrium tiosulfat atau asam sulfat, dan diperoleh endapan tembaga (I) iodida yang
hampir putih (Svehla, 1985).
Dari sudut pandang kimia, kemampuan logam alkali untuk bereaksi dengan
air dan asam akan membentuk senyawa ionik, yaitu logam Ca, Sr, Ba, dan Ra dan
semua hampir sama reaktif. Kalsium dan strontium, dan barium diperoleh dengan
mereduksi oksida dengan aluminium, kalsium, dan stontium juga diperoleh dengan
elektrolisis klorida cair metal magnesium dalam proses dow. Proses dow dapat
diuraikan dan elektrolisis dari MgCl2 (Petrucci, 1972).
Kelarutan garam-garam alkali tanah berbeda dengan garam-garam golongan
alkali yamg mudah larut dalam air, berbagai garam golongan alkali tanah tidak larut
dalam air. Pada umumnya garam alkali tanah yang larut dalam air adalah garam-
garam nitrat dan klorida. Beberapa anion menunjukkan kecenderungan kelarutan
yang cukup mencolok seperti misalnya garam sulfat yang mempunyai kecenderungan
semakin sukar larut dari atas ke bawah dalam golongannya sedangkan
hidroksidasinya (Sugiarto dan Suyanti, 2010).
Besi yang murni berwarna putih perak, dan besi melebur pada 1535 0C.
Jarang terdapat besi komersial yang murni biasanya besi mengandung sejumlah kecil
karbida, silisida, fosfida, dan sulfida dari besi, serta sedikit grafit (Svehla,
1985).
Aluminium adalah logam putih yang bubuknya berwarnah abu-abu,
aluminium melebur pada 695 0C. Objek-objek aluminium teroksidasi pada
permukaannya tetapi lapisan oksida ini melindungi objek dari oksida lebih lanjut.
Ion-ion aluminium membentuk garam -garam yang tak berwarna dengan anion-anion
yang tak berwarna ( Svehla, 1985).
Kalsium dan logam, kedua logam ini berwarna keabu-abuan, bereaksi lambat
dengan oksigen udara pada temperatur kamar tetapi terbakar hebat pada pemanasan.
Kalsium terbakar hanya menghasilkan oksidasinya, tetapi barium dapat menghsilkan
dioksidasi dalam kondisi oksigen berlebihan. Kalsium merupakan unsur terbanyak
kelima di bumi, sangat banyak terdapat sebagai kalsium karbonat dalam deposit
masif kapur, gamping, batu kapur, dan marmer (Sugiarto dan Suyanti, 2010).
Mangnesium adalah ion paling umum ketiga yang dijumpai dalam air laut
setelah natrium klorida, sehingga air laut merupakan sumber paling besr untuk
industri logam magnesium. Dari 1 Km3 air laut terdapat kira-kira satu juta ton
magnesium 0,001 ppm. Dengan 108 km3 air laut diplanet bumi, kebutuhan logam
magnesium lebih dari cukup (Sugiarto dan Suyanti, 2010).
Logam magnesium dapat teroksidasi oleh udara secara perlahan-lahan pada
temperatur kamar, tetapi pada pemanasan reaksinya sangat sehat. Jika logam
magnesium dibakar, akan timbul nyala api putih yang sangat terang. Oleh sebab itu
pada awal fotografi, serbuk magnesium dibakar sebagai sumber penerangan. Reaksi
pembakaran logam magnesium tersebut berlangsung sangat hebat, sehingga tidak
dapat dipadamkan dengan bahan pemadam api dari karbon dioksida, melainkan
harus dipadamkan dengan bahan pemadan kebakaran khas D yang mengandung
grafit atau natrium klorida. Bila grafit dengan logam dibakar akan dihasilkan karbida
logam yang akan membungkus permukaan logam yang terbakar sehingga secara
efektif dapat menahan reaksi pembakaran lebih lanjut (Sugiarto dan Suyanti, 2010).
Marmer terbentuk akibat adanya kombinasi panas dan tekanan terhadap
deposito batu kapur yang terpendam jauh di dalam kerak bumi yang mengakibatkan
batu kapur meleleh (Sugiarto dan Suyanti, 2010).
Studi tentang krakteristik adsorpsi multi logam Ag( I), Pb(II), Cu(II), Ni(II),
dan silika gel yang dihasilkan dari penelitian hingga selesai. Adsorpsi multi logam
Ag, Pb, Cr, Cu, dan Ni sistem batch selama satu jam pada variasi ion logam dihitung
dari perbedaan konsentrasi ion logam (Purwaningsih, 2009).
Membran elektrodialisis dapat dipergunakan untuk memisahkan ion Natrium
(Na) dan ion Magnesium (Mg). Dalam hal ini diperoleh bahwa ion Magnesium
(Mg) lebih selektif dibanding dengan ion Natrium (Na). Perpindahan ion terbaik
berlangsung pada kondisi, untuk ion Natrium (Na) diperoleh pada konsentrasi feed
sebesar 21.425,90 ppm, voltage kuat arus sebesar 2,8 Volt dengan waktu selama 30
menit dan Rejeksi yang diperoleh sebesar 78,43 % , sedang untuk ion Magnesium
(Mg) diperoleh pada konsentrasi feed sebesar 15.795,30 ppm, voltage kuat arus
sebesar 2,5 Volt dengan waktu selama 150 menit dan % Rejeksi yang diperoleh
sebesar 97,02 %. (Hapsari, 2008).
Ion logam alkali-metanol (Li, Na, K) diproduksi pada temperatur dan reaksi
yang diteliti menggunakan reaktor cepat dalam kondisi termal (Zhang, 1992).
BAB III
METODE PERCOBAAN
3.1 Bahan Percobaan
Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah akuades, serbuk logam
aluminium (Al), serbuk logam besi (Fe), serbuk logam zink (Zn), tembaga (Cu),
serbuk iodin, logam magnesium (Mg), logam kalsium (Ca), indikator fenolftalein
(PP), tissue rol, kertas label dan korek api.
3.2 Alat Percobaan
Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah pipet tetes, kaca arloji,
batang pengaduk, tabung reaksi, penjepit tabung reaksi (gegep), gelas 50 mL kimia,
pinset, labu semprot, masker, sendok tanduk (spatula) dan lampu spritus.
3.3 Prosedur Percobaan
3.3.1 Percobaan Daya Reduksi Logam Terhadap Iodin
Empat buah kaca arloji masing-masing dimasukkan serbuk Al, Fe, Zn dan Cu
sebanyak 1:2 dengan serbuk iodin. Masing-masing campuran tersebut diaduk dengan
batang pengaduk dalam keadaan kering sampai campuran merata. Kemudian
ditambahkan air secukupnya pada masing-masing campuran tersebut dengan
menggunakan pipet tetes. Setelah itu, diamati perubahan yang terjadi.
3.3.2 Percobaan Sifat Reaksi Logam Alkali Tanah Terhadap Air
Dua buah tabung reaksi masing-masing dimasukkan serbuk Mg dan Ca.
Kemudian pada tabung reaksi ditambahkan akuades dua kali volume logam dan
diamati apa yang terjadi pada masing-masing tabung. Selanjutnya, kedua tabung
dipanaskan secara perlahan di atas nyala lampu spiritus sambil digoyang-goyang agar
panas merata, kemudian diamati lagi yang terjadi pada tabung reaksi. Selanjutnya,
ditambahkan larutan indikator PP pada masing-masing tabung reaksi. Lalu diamati
warna yang terbentuk.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Tabel 1. Pengamatan Reduksi Oksidasi Logam Terhadap Iodin
NO. LogamSetelah
dicampurkan
Setelah ditambah
air
Reaksi hebat (H), sedang (S), lemah (L)
Warna uap
1. Aluminium Perak Tidak
bereaksi- -
2. Besi Abu- abu Bereaksi S Ungu
3. Tembaga Cokelat Tidak
bereaksi- -
4. Seng Abu- abu Bereaksi H Ungu
Tabel 2. Kereaktifan Logam Alkali Tanah Terhadap Akuades
NO. LogamTimbul
gelembung gas
Setelah dipanaskan timbul gas
Reaksi hebat (H), sedang (S), lemah
(L)
Warna larutan
1. Kalsium - Ya H Merah muda
Magnesium - Ya S Ungu pekat
4.2 Reaksi
1. Fe(s)+ 2I2(s) FeI2(aq) + H2O(l) + I2(g) E0 = + 0,98
Anoda : Fe(s ) Fe2+(aq) + 2e E0 = + 0,44
Katoda: I2(s)+ 2e 2I-(aq ) E0 = + 0,54
Fe(s)+ 2I2(s) FeI2(aq) + H2O(l) + I2(g) E0 = + 0,98
2. Cu(s)+ 2I2(s) CuI2(aq) + H2O(l) + I2(g) E0 = + 0,20
Anoda : Cu(s) Cu2+(aq) + 2e E0 = -0,34
Katoda : I2+ 2e 2I-(aq) E0 = + 0,54
Cu(s)+ 2I2(s) CuI2(aq) + H2O(l) + I2(g) E0 = + 0,20
3. 2Al(s) + 4I2(S) 2AlI3(aq) + H2O(l) + I2(g) E0 = + 2,20
Anoda : Al(s) A l3+(aq) + 3e x 2 E0 = + 1,66
Katoda : I2(s)+ 2e 2I-(aq) x 3 E0 = + 0,54
2Al(s) + 4I2(S) 2AlI3(aq) + H2O(l) + I2(g) E0 = + 2,20
4. Zn(s)+ 2I2(s) ZnI2(aq) + H2O(l) + I2(g) E0 = + 1,30
Anoda : Zn(s) Zn2+ + 2e- E0 = + 0,76
Katoda : I2(s)+ 2e 2I-(aq) E0 = + 0,54
Zn(s)+ 2I2(s) ZnI2(aq) + H2O(l) + I2(g) E0 = + 1,30
5. Mg(s) + 2H2O(l) Mg2+(aq) + 2OH-
(aq)+ H2(g) E0 = + 1,53
Anoda : Mg(s) Mg2+ (aq)+ 2e- E0 = + 2,36
Katoda : 2H2O(l)+ 2e H2 + 2OH-(aq ) E0 = - 0,83
Mg(s) + 2H2O(l) Mg2+(aq) + 2OH-
(aq)+ H2(g) E0 = + 1,53
6. Ca(s) + 2H2O(l) Ca2+(aq) + 2OH-
(aq)+ H2(g) E0 = + 2,04
Anoda : Ca(s) Ca2+ (aq)+ 2e- E0 = + 2,87
Katoda : 2H2O(l)+ 2e H2 + 2OH-(aq) E0 = - 0,83
Ca(s) + 2H2O(l) Ca2+(aq) + 2OH-
(aq)+ H2(g) E0 = + 2,04
4.3 Pembahasan
Iodin adalah salah satu oksidator. Iodin mudah mengalami reduksi dan mudah
menarik elektron sehingga bertindak sebagai oksidator kuat. Iodin dapat digunakan
untuk mengoksidasi logam-logam untuk melihat daya reduksi logam-logam tersebut.
Dalam percobaan ini dilakukan percobaan daya reduksi logam terhadap iodin,
dengan mencampurkan serbuk logam Al, Fe, dan Zn dan Cu dengan iodin padat
untuk melihat daya reduksinya. Logam dan iodin diaduk merata dengan batang
pengaduk dalam keadaan kering hingga campuran merata. Pada saat pencampuran
ini, logam dan iodin belum bereaksi. Namun, setelah dicampur merata, campuran
logam dan iodin ditetesi dengan air sedikit demi sedikit hingga 5 tetes dengan
menggunakan pipet tetes. Setelah ditambahkan air, terjadi reaksi antara logam
dengan iodin. Reaksi baru terjadi setelah penambahan air karena air yang
ditambahkan dalam campuran logam dan iodin bertindak sebagai katalis reaksi.
Setelah ditambahkan air, campuran iodin dengan Zn langsung bereaksi dan
memberikan warna uap. Demikian pula campuran dengan Fe langsung bereaksi dan
memberikan warna uap. Berbeda dengan campuran iodin dengan Al. Campurannya
dengan Al tidak bereaksi mungkin karena logam aluminium sudah tidak layak
digunakan lagi sehingga tidak terjadi reaksi. Logam tembaga tidak mengalami reaksi
dari tidak terbentuk warna atau warna uap mungkin karena logam tembaga sudah
tidak layak digunakan.
Jika dibandingkan secara teori kemampuan mereduksi yang paling kuat yaitu
Al > Zn > Fe > Cu. Ini cukup berbeda dengan hasil dari percobaan yang seharusnya
Zn lebih kuat daya reduksinya daripada Fe. Ini dikarenakan Zn belum dicampur
dengan iodin sedangkan untuk logam Fe sudah duluan dicampur. Kemungkinan iodin
sudah sedikit bereaksi dengan udara bebas sehingga ketika bercampur dengan Zn,
kemampuannya untuk bereaksi semakin berkurang.
Seperti logam alkali, unsur-unsur logam alkali tanah juga merupakan unsur
logam yang reaktif, sehingga unsur-unsur logam alkali di alam tidak terdapat dalam
keadaan bebas, tetapi berikatan dengan unsur-unsur lain. Namun bila dibandingkan,
logam alkali lebih reaktif daripada logam alkali tanah karena pada logam alkali
hanya memiliki satu elektron valensi yang dengan mudah dapat mengikat atom lain
untuk bereaksi dengannya. Berbeda dengan golongan alkali tanah yang memiliki
elektron valensi 2 yang memerlukan energi yang lebih besar untuk melepas
elektronnya dan bereaksi dengan atom lain.
Dalam percobaan ini logam magnesium dan kalsium yang merupakan logam
alkali tanah direaksikan dengan air untuk melihat kereaktifannya. Dalam sebuah
tabung reaksi dimasukkan dulu akuades sebanyak 5 mL, kemudian ke dalam tabung
reaksi itu ditambahkan kepingan-kepingan logam magnesium dan kalsium dan
diamati reaksi yang terjadi. Penambahan akuades ke dalam tabung reaksi sebelum
dimasukkan kepingan-kepingan logam magnesium dan kalsium dimaksudkan agar
logam magnesium dan kalsium dapat bereaksi seluruhnya dengan air, tidak ada yang
tertinggal di dinding-dinding tabung reaksi. Setelah ditambahkan air, logam
magnesium dan kalsium tidak bereaksi dengan air, namun setelah dipanaskan, baru
terjadi reaksi antara logam magnesium dan kalsium dengan air, yang ditandai
timbulnya gelembung-gelembung gas pada tabung reaksi. Gelembung-gelembung
gas yang terbentuk dalam tabung reaksi ini adalah gas hidrogen yang dihasilkan dari
reaksi magnesium dan kalsium dengan air. Reaksi magnesium dan kalsium dengan
air yang tidak terjadi pada suhu kamar ini membuktikan teori bahwa logam alkali
tanah kurang reaktif dibandingkan dengan logam alkali.
Tabung reaksi yang berisi akuades dan magnesium dan kalsium ditambahkan
larutan indikator fenolftalein (PP). Fungsi penambahan indikator untuk menguji
apakah reaksi antara logam Mg dan kalsium dengan akuades menghasilkan larutan
yang bersifat basa atau tidak. Setelah penambahan indikator ini, larutan dalam tabung
reaksi berwarna merah muda (pink). Ini membuktikan bahwa reaksi magnesium dan
kalsium dengan akuades menghasilkan larutan yang bersifat basa, yaitu larutan
magnesium hidroksida (Mg(OH)2) dan kalsium hidroksida (Ca(OH)2)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa daya reduksi logam
Zn, Fe, Al dan Cu terhadap iodin adalah Zn > Fe > Al > Cu. Hasil yang diperoleh
dari percobaan tidak sesuai dengan teori. Sedangkan urutan kereaktifan logam alkali
tanah terhadap air yaitu Mg > Ca. Hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan teori.
5.2 Saran
5.2.1 Saran Untuk Laboratorium
Untuk laboratorium, sebaiknya diperiksa logamnya terlebih dahulu sebelum
digunakan karena ada beberapa logam yang tidak bereaksi, dimana logam tersebut
sebenarnya dapat bereaksi dengan hebat.
5.2.2 Saran Untuk Percobaan
Sebaiknya dilakukan percobaan dengan menggunakan logam-logam lain agar
dapat membandingkan percobaan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Hapsari, N., 2008, Proses Pemisahan Ion Natrium (Na) dan Magnesium (Mg) Dalam Bittern (Buangan) Industri Garam dengan Membran Elektrodialisis, Teknik Kimia, 3 (1):192-198 .
Petrucci, R.H., dan Harwood, W.S., 1972, General Chemistry, Macmillan Publishing Company, New York.
Purwaningsih, D.j., 2009, Adsorpsi Multi Logam Ag(I), Pb(II), Cr(III), Cu(II) dan Ni(II) Pada Hibrida Etilendiamino-Silika Dari Abu Sekam Padi, Jurnal Penelitian Saintek, 14 (1): 59-76).
Sugiyarto, K.H., dan Suyanti, R.D., 2010, Kimia Anorganik Logam, Graha Ilmu, Yogyakarta.
Svehla, G., 1985, Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro, PT. Kalman Media Pustaka, Jakarta.
Zhang, X., dan Castleman, W.A., 1992, Influenced Of Solvation on Dehydration Reaction of Alkali Metal-Methanol Cluster Ion, J.Am.Chem, 114: 8607-8610.
LEMBAR PENGESAHAN
Makassar, 27 Maret 2014
Asisten Praktikan
(Sarwina Hafid) (Yunita Pare Rombe)
BAGAN KERJA
A. Daya Reduksi Logam Terhadap Iodin
- Dimasukkan ke dalam kaca arloji yang bersih
dan kering sebanyak 2:1 terhadap iodin
- Diaduk dengan batang pengaduk dalam
keadaan kering sampai campuran merata
- Ditambahkan beberapa tetes air dengan
menggunakan pipet tetes
- Diamati reaksi yang terjadi
logam Al
Hasil
logam Zn logam Fe logam Cu
B. Sifat reaksi logam alkali tanah dengan air
- Dimasukkan ke dalam sebuah tabung reaksi
- Ditambahkan akuades dua kali dari volume
logam
- Diamati yang terjadi pada tabung reaksi
- Tabung reaksi dipanaskan di atas nyala api
bunsen sambil digoyang-goyang agar panas
merata
- Diamati perubahan dalam tabung reaksi
- Ditambahkan larutan indikator PP
- Diamati warna larutan yang terbentuk
Logam Mg
Hasil
Logam Ca
Lampiran
Gambar 1. Logam aluminium + iodin padat bercampur
Gambar 2. Reaksi antara campuran logam aluminium + iodin padat dengan air
Gambar 3.Pemanasan logam magnesium dan kalsium dengan air
Gambar 4. Hasil pemanasan logam magnesium dan kalsium dengan air
Gambar 5. Logam natrium dalam air sebelum bereaksi
Gambar 6. Logam natrium dalam air ketika bereaksi
Gambar 7. Penambahan indikator fenolftalein pada hasil reaksi logam natrium dan air
Gambar 8. Reaksi logam natrium dalam air setelah penambahan indikator fenolftalein