laporan pli semen padang (pt)

88
LAPORAN PENGALAMAN LAPANGAN INDUSTRI PENGAPLIKASIAN PLC SIEMENS SIMATIC S-7 SEBAGAI KONTROL PORTAL SCRAPPER DI STORAGE INDARUNG III Oleh : RISQI FAJRIL NIM: 17634 / 2010 Program Studi Pendidikan Teknik Elektronika JURUSAN TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2014

Upload: rizqi-fajril

Post on 24-Nov-2015

244 views

Category:

Documents


38 download

DESCRIPTION

Laporan PLI Semen Padang (PT)

TRANSCRIPT

  • LAPORAN PENGALAMAN LAPANGAN INDUSTRI

    PENGAPLIKASIAN PLC SIEMENS SIMATIC S-7

    SEBAGAI KONTROL PORTAL SCRAPPER

    DI STORAGE INDARUNG III

    Oleh :

    RISQI FAJRIL

    NIM: 17634 / 2010

    Program Studi Pendidikan Teknik Elektronika

    JURUSAN TEKNIK ELEKTRONIKA

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS NEGERI PADANG

    2014

  • KATA PENGANTAR

    Alhamdulillah, puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala

    limpahan rahmat dan hidayahnya sehingga kerja praktik yang dilaksanakan di PT.

    Semen Padang ini dapat berjalan dengan baik, serta berkat izin-Nya juga penulis

    dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktik ini dengan judul Pengaplikasian

    PLC Siemens Simatic S-7 sebagai Kontrol Portal Scrapper di Storage Indarung

    III.

    Selesainya laporan ini tidak lepas oleh bantuan dari berbagai pihak, oleh

    sebab itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih

    kepada:

    1. Kedua Orang tua Tercinta, dan seluruh keluarga yang telah memberikan

    dorongan baik moril maupun materil, serta telah mendoakan penulis agar

    tetap dalam limpahan rahmat kurnia Allah SWT.

    2. Bapak Safriado ST , selaku Ka. Biro Pemeliharaan Listrik dan Instrumen

    II/III PT. Semen Padang.

    3. Bapak Algazali, ST selaku Ka. Bid Pemeliharaan Listrik dan Instrumen

    Indarung II/III PT. Semen Padang.

    4. Bapak Afdal, selaku Ka. Urusan Raw Mill Indarung II PT.Semen Padang.

    5. Bapak Supriadi, ST selaku Ka. Urusan Raw Mill Indarung III PT.Semen

    Padang.

    6. Bapak Edward selaku pembimbig lapangan area Raw Mill II/III PT.Semen

    Padang yang telah membimbing penulis dalam menyusun laporan ini.

    7. Bapak M. Yasin, Bapak Zairal, Bapak Irdas, Bapak Irwan Azwar, Bapak

    Supaman, Bapak Amrin, Bang Ari, Bang Rahmad, Bang Ariel, Bang Anto,

  • Bang Adit. Seluruh personil PLI II/III serta karyawan PT. Semen Padang

    yang secara langsung maupun tidak langsung telah membantu penulis.

    8. Bapak Drs Putra jaya MT, selaku Ketua Jurusan Teknik Elektronika

    Universitas Negeri Padang.

    9. Seluruh Dosen Teknik Elektronika Universitas Negeri Padang yang telah

    memberikan dukungan dan ilmunya kepada penulis.

    10. Teman-teman angkatan 2010.

    11. Dan semua pihak lain yang telah memberikan membantu penulis secara

    langsung maupun tidak langsung yang tidak bisa disebut satu persatu.

    Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Laporan Kerja Praktek ini masih

    jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan

    saran yang bersifat membangun guna kesempurnaan laporan ini.

    Akhir kata, penulis berharap semoga laporan ini dapat diterima dan

    bermanfaat bagi kita semua, Amin.

    Padang, Maret 2014

    Penulis

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang PLI

    Praktek Industri merupakan salah satu kegiatan akademis yang memiliki

    tujuan utama memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk menambah

    wawasan mengenai dunia kerja. Disamping itu mahasiswa juga dapat melihat,

    mengamati, membandingkan, dan sekaligus dapat menerapkan ilmu-ilmu dan

    teori-teori yang didapatkan selama perkuliahan.

    Dalam kegiatan praktek industri ini mahasiswa dituntut untuk

    mengidentifikasi kondisi perusahaan/instansi tempat melaksanakan praktek

    industri. Bentuk kegiatan ini ditekankan pada aspek pelaksanaan pekerjaan di

    lapangan. Dalam pelaksanaannya, perusahaan dapat menempatkan mahasiswa

    pada satu bagian/divisi tertentu selama pelaksanaan praktek, atau merotasikan

    mahasiswa diantara berbagai bagian/ divisi dalam perusahaan. Disamping

    untuk mengenal dunia kerja, praktek kerja lapangan juga diharapkan menjadi

    sarana bagi mahasiswa untuk belajar menulis laporan dan melakukan

    presentasi dengan baik.

    Pada kesempatan ini, praktek industri dilaksanakan pada Biro

    Pemeliharaan Listrik dan Instrument pabrik Indarung II/III PT. Semen Padang.

    Penempatan ini ditentukan oleh perusahaan. Disini mahasiswa dapat melihat,

    mengamati, dan mempelajari semua aktivitas yang dilakukan di Biro PLI

    Indarung II/III.

  • Dibiro PLI II/III PT. Semen Padang memiliki suatu sistem elektronika

    yang sangat komplit dalam melaksanakan aktivitas perusahaan. Salah satu

    diantara sistem yang digunakan pada PLI II/III adalah sistem kontrol otomatis

    menggunakan alat yang bisa di kontrol menggunakan program komputer.

    Dari hal diatas penulis ingin mengangkat suatu bahan yang akan dijadikan

    sebagai laporan Pengalaman Praktek Industri. Pada bagian ini penulis akan

    membahas mengenai Pegaplikasian PLC Siemens Simatic S-7 Sebagai

    Kontrol Portal Scraper di Storage Indarung III

    B. Tujuan PLI

    1. Merupakan salah satu mata kuliah wajib yang diberikan kepada

    mahasiswa Universitas Negeri Padang.

    2. Praktek Industri bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada

    mahasiswa untuk mengenal dunia kerja.

    3. Praktek Industri dapat dijadikan sebagai sarana untuk meningkatkan

    ilmu pengetahuan, dengan mendapatkan pembinaan serta keterampilan

    dalam memecahkan suatu permasalahan yang terjadi didunia kerja.

    4. Praktek Industri bertujuan untuk menjalin hubungan silaturahmi antara

    dunia pendidikan dengan dunia industri dalam mendidik mahasiswa

    C. Batasan Masalah

    1. Dalam praktek industri, penulis diberikan orientasi mengenai aktivitas

    perusahaan secara umum.

  • 2. Dalam praktek industri, penulis membahas tentang Pegaplikasian PLC

    Siemens Simatic S-7 Sebagai Kontrol Portal Scraper di Storage

    Indarung III.

    D. Rumusan Masalah

    Berdasarkan batasan masalah diatas maka dalam penulisan laporan ini

    penulis merumuskan masalah yaitu bagaimana Pegaplikasian PLC Siemens

    Simatic S-7 Sebagai Kontrol Portal Scraper di Storage Indarung III.

    E. Perencanaan Kegiatan PLI

    1. Kegiatan PLI dilaksanakan oleh mahasiswa dengan bobot 3 sks harus

    dilaksanakan dalam waktu minimal 4-5 minggu.

    2. Dalam satu semester diperhitungkan 16 minggu efektif, berarti jumlah

    kegiatan PLI yang harus dilaksanakan sebanyak 3 x 16 x 4 jam = 192

    jam. Untuk itu mahasiswa melaksanakn PLI selama 8 jam dalam

    sehari, maka akan tuntas selama 4 minggu.

    3. Jadwal pelaksanaan PLI ditentukan oleh mahasiswa itu sendiri yang

    harus dipertimbangkan terlebih dahulu jawal perkuliahan dan

    persyaratan khusus dari jurusan.

    4. Kegiatan PLI dilaksanakan di perusahaan atau industri yang beroperasi

    dibidang teknik atau kejuruan.

    F. Pelaksanaan Kegiatan Pengalaman Lapangan Industri(PLI)

    1. Kegiatan umum

  • a. Pengenalan terhadap sejarah perusahaan, ruang lingkup kerja, tata

    tertib perusahaan dan struktur organisasi perusahaan.

    b. Pengenalan proses produksi semen

    c. Pengenalan alat instrumen yang digunakan pada PT. Semen Padang

    2. Kegiatan khusus

    a. Mempelajari konstruksi dan pengontrolan Portal Scraper di Storage

    Indarung III.

    b. Mempelajari pemograman Portal Scraper di Storage Indarung III.

    c. Tanya jawab dan diskusi dengan pembimbing yang ada di PT. Semen

    Padang.

    d. Observasi dan mengamati langsung alat-alat yang sudah ada.

    G. Sistematika Penulisan Laporan

    Untuk mempermudah penulisan laporan ini, maka penulis membuat

    suatu sistematika pembahasan, yang mana sistematika pembahasan

    merupakan urutan dari pembahasan laporan. Sistematika penulisan laporan

    adalah sebagai berikut:

    BAB I Pendahuluan

    Berisi tentang latar belakang pelaksanaan Praktek Industri

    (PI), tujuan pelaksanaan Praktek Industri (PI), batasan

    masalah, rumusan masalah, perencanaan kegiatan Praktek

  • Industri (PI), pelaksanaan kegiatan Praktek Industri (PI) dan

    sistematika penulisan.

    BAB II Tinjauan Umum PT. Semen Padang

    Berisi tentang sejarah singkat PT. Semen Padang, struktur

    organisasi PT. Semen Padang, manajemen perusahaan,

    produksi PT. Semen Padang.

    BAB III Sistem Kelistrikan PT Semen Padang

    Bab ini berisi tentang sistem distribusi listrik yang ada di

    PT. Semen Padang, mulai dari pembangkit sampai dapat

    digunakan.

    BAB IV Pembahasan

    Membahas tentang tinjauan umum, mekanisme kerja

    Penarikan Lime Stone dan Silica Stone, sistem control

    Penarikan Lime Stone dan Silica Stone, pemograman

    Penarikan Lime Stone dan Silica Stone dengan

    menggunakan program PLC Siemens Simatic S-7.

    BAB V Penutup

    Bab ini membahas tentang kesimpulan yang merupakan

    poin-poin intisari dari keseluruhan isi bab-bab laporan kerja

    praktek ini dan juga saran dari penulis.

  • BAB II

    TINJAUAN UMUM PT. SEMEN PADANG

    A. Sejarah PT. Semen Padang

    Pada tahun 1896 seorang perwira Belanda yang berkebangsaan Jerman

    yang bernama Ir. Carl Christophus Lau tertarik dengan batu-batuan yang ada di

    bukit Karang Putih dan bukit Ngalau. Batu-batuan itu dikirim ke Belanda dan

    hasil penelitian menunjukkan bahwa batu-batuan tersebut dapat dijadikan bahan

    baku semen. Pada tanggal 25 Januari 1907 Ir. Carl Christophus Lau mengajukan

    permohonan kepada Hindia Belanda untuk mendirikan pabrik semen di Indarung,

    pada tanggal 16 Agustus 1907 permohonan itu disetujui.

    Untuk melanjutkan usahanya, Lau menghimpun kerja sama dengan

    beberapa perusahaan seperti Fa. Gebroeders Veth, Fa. Dunlop, Fa. Yarman &

    Soon serta pihak swasta lainnya, sehingga pada tanggal 18 Maret 1910 berdirilah

    NV Nederlandesch Indische Portland Cement Maatschappij (NV NIPCM) dengan

    akte notaris Johanes Piede Smidth di Amsterdam sebagai pabrik semen tertua di

    Indonesia. Pabrik yang berlokasi lebih kurang 15 Km dari pusat kota Padang ini

    mulai beroperasi pada tahun 1913 dengan kapasitas 22.900 ton pertahun dan pada

    tahun 1939 pernah mencapai produk tertinggi 172.000 ton. Ketika Jepang

    menguasai Indonesia tahun 1942 sampai 1945 pabrik semen ini diambil alih oleh

    Manajemen Asano Cement Jepang. Ketika proklamasi kemerdekaan pada 1945,

    pabrik ini diambil alih oleh karyawan Indonesia dan selanjutnya diserahkan

    kepada pemerintah Republik Indonesia dengan nama Kilang Semen

    Indarung.Perkembangan selanjutnya, perusahaan melakukan peningkatan

  • kapasitas roduksi dengan optimalisasi Indarung I dan pembangunan pabrik baru

    Indarung II, II A, III B, III C, maka mulai 1 Januari 1994 kapasitas terpasang

    meningkat menjadi .720.000 ton semen pertahun. Pabrik Indarung I sebagai

    pabrik tertua yang meggunakan proses basah sekarang tidak dioperasikan lagi

    mengingat efisiensi dan angkanya suku cadang peralatannya akan tetapi masih

    tetap dirawat dengan baik.

    Pabrik Indarung II dibangun pada tahun 1977 dan selesai pada tahun 1980.

    Setelah itu berturut-turut dibangun pabrik Indarung III A (1981-1983) dan

    Indarung III B (selesai tahun 1987). Pabrik Indarung III C dibangun oleh PT.

    Semen Padang pada tahun 1994. Kemudian dalam perkembangannya pabrik

    Indarung III A akhirnya dinamakan pabrik Indarung III sedang pabrik Indarung III

    B dan III C yang menggunakan satu Kiln yang sama diberi nama pabrik Indarung

    IV. Dengan diresmikannya pabrik Indarung V pada tanggal 16 Desember 1998

    maka kapasitas produksi meningkat menjadi 5.240.000 ton semen pertahun.

    Berdasarkan surat menteri keuangan Republik Indonesia No. S-326/ MK.

    016/ 1995 tanggal 5 Juni 1995, pemerintah melakukan konsolidasi atas tiga buah

    pabrik semen milik pemerintah yaitu PT. Semen Padang, PT. Semen Gresik dan

    PT. Semen Tonasa yang terealisasi tanggal 15 September 1995.

    B. Visi dan Misi PT. Semen Padang

    Visi PT. Semen Padang dalah :

    Menjadi Industri Semen Yang Andal, Unggul, Dan Berwawasan Lingkungan

    Misi PT. Semen Padang adalah :

  • 1. Meningkatkan nilai perusahaan bagi stakeholder, bertumbuh dan

    memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan

    2. Mengembangkan industri berwawasan lingkungan

    3. Mengembangkan sumber daya manusia yang kompeten dan professional

    C. Struktur Organisasi

    Struktur organisasi PT. Semen Padang sering mengalami perubahan sesuai

    dengan tuntutan perkembangan dan kemajuan perusahaan. Struktur organisasi

    yang akan dijelaskan berikut ini adalah struktur organisasi yang ditetapkan oleh

    Surat Keputusan Direksi No. 091/SKD/DESDM/05.2004 pada tanggal 13 Mei

    2004. Berdasarkan struktur organisasinya, PT Semen Padang dipimpin oleh

    seorang Direktur Utama yang tugasnya bertanggung jawab terhadap seluruh

    bidang yang ada di perusahaan. Dalam menjalankan manajemen perusahaan,

    Direktur Utama dibantu oleh empat orang direksi, yaitu:

    1. Direktur Pemasaran

    Bertanggung jawab terhadap masalah niaga atau pemasaran.

    2. Direktur Produksi

    Bertanggung jawab terhadap kelancaran jalannya pabrik

    (operasional).

    3. Direktur Litbang

    Bertanggung jawab terhadap penelitian dan pengembangan

    perusahaan.

    4. Direktur Keuangan

    Bertanggung jawab terhadap masalah-masalah keuangan dari

    perusahaan.

  • Disamping itu Direktur Utama bersama direktur lainnya yang disebut

    Dewan Direksi juga membawahi beberapa Anak Perusahaan dan Lembaga

    Penunjang (APLP) dan Panitia Pelaksana Keselamatan dan Kesehatan Kerja

    (P2K3). Anak perusahaan yang ada sekarang PT. Igasar, PT. Yasiga Sarana

    Utama, PT. Andalas Yasiga Perkasa dan PT. Pasoka Sumber Karya.

    D. Manajemen Perusahaan

    Dalam mengelola suatu perusahaan agar berjalan dengan baik dan benar

    diperlukan manajemen yang terstruktur dan terprogram, dimana sistem

    manajemen inilah yang nantinya akan menentukan jalannya roda perusahaan.

    Sistem manajemen ditentukan oleh pengambil keputusan atau pimpinan

    perusahaan, yang mana dari impinan inilah akhirnya akan dilahirkan

    kebijaksanaan yang penting bagi erusahaan, sehingga perusahaan dapat berjalan

    dengan baik.

    Berdasarkan garis besarnya fungsi manajemen dapat dibagi atas:

    1. Perencanaan (Planning)

    Planning adalah fungsi manajemen untuk menentukan tujuan posisi

    dan program perusahaan. Pada PT. Semen Padang perencanaan dibuat oleh

    pemimpin sedangkan perencanaan yang bersifat kecil pada masing-masing

    unit ilaksanakan oleh masing-masing unit itu sendiri.

    2. Pengoperasian (Organizing)

  • Struktur organisasi merupakan kelengkapan yang sangat penting

    bagi preusan imana didalamnya tergambar tingkat tanggung jawab,

    wewenang dan tugas yang jelas.

    3. Penggerakan (Actuating)

    Actuating adalah suatu usaha penggerakan seorang pimpinan

    terhadap bawahannya. Pada PT. Semen Padang hal ini dilaksanakan

    dengan cukup baik dengan adanya koperasi karyawan, siraman-siraman

    rohani berkala, darma wanita perusahaan dan lain-lain.

    4. Pengawasan (Controlling)

    Controlling adalah tindakan yang harus dilaksanakan oleh seorang

    pemimpin perusahaan untuk menjaga agar tidak terjadi penyimpangan,

    penyelewengan tugas dan wewenang dari yang telah ditentukan semula,

    sehingga dapat dicapai hasil yang baik pula. Pada PT. Semen Padang

    pengawasan dilakukan terhadap kegiatan-kegiatan produksi, keuangan,

    tugas, sistem dan prosedur hasil produksi.

    E. Proses Pembuatan Semen

    Ada dua macam produksi semen yang digunakan di PT. Semen Padang,

    yaitu :

    1. Proses Basah (Wet Process)

    Pada proses penggilingan basah, campuran bahan mentah digiling

    dalam Raw Mill dengan menambahkan air dengan kadar tertentu, biasanya

    berkisar antara 30 37 %. Hasil penggilingan bahan mentah berupa

  • CEROBONG

    DEBU = 0.05 %

    FEEDER

    HOMOGENIZING SILO

    PACKER

    SILOKLINKER

    BATU BARA

    BATU KAPUR + 81 %

    BATU SILIKA + 9 %

    TANAH MERAH + 9 %

    PASIR BESI + 1 %

    DE

    DU

    ST

    ING

    SU

    SP

    EN

    SIO

    N

    PR

    EHEA

    TER

    DERMAGA KAPAL

    STORAGE

    HG

    WAGON

    HGHG

    ROTARY KILN

    RAW MILL

    FINE COAL

    STORAGE

    STORAGE

    COAL MILL

    SILOSEMEN

    SILOSEMEN

    GYPSUMKLINKER

    CEMENT MILL

    PASAR

    TELUK BAYUR

    lumpur yang disebut dengan Slurry. Agar Slurry yang dihasilkan

    homogen, maka dilakukan proses homogenizing, yaitu mengaduk Slurry

    secara mekanik atau menggunakan udara tekan di dalam bak

    penampungan.

    Gambar 1. Flow Diagram Proses Basah ( Wet Process )

    2. Proses Kering (Dry Process)

    Berikut adalah Flow Diagram Proses Kering (Dry Process) :

    1.BATU KAPUR 2.BATU SILIKA

    RAW MILL

    AIR 1.GRINDING 2.MIXING 3.CORRECTION 4.HOMOGENIZING

    SLURRY KIL

    WATER VAPOUR

    FUEL RAW FUEL

    1.DRYINR 2.GRINDING 3.COMPRESSING 4.HEATING

    KLINKER

    GYPSUM

    CEMMENT MILL

    1.GRINDING 2.MIXING 3.COALING

    CEMMENT

    PACKING

  • Gambar 2. Flow Diagram Proses Kering (Dry Process)

    Pembuatan semen dengan menggunakan proses kering yakni

    dengan melakukan proses pengeringan pada saat proses pencampuran,

    sehingga diharapkan memiliki kadar air kurang dari 1 %.

    Adapun tahap proses kering (dry process) di PT. Semen Padang adalah

    sebagai berikut :

    1. Penyediaan dan Penyimpanan Bahan Mentah

    Bahan-bahan mentah yang digunakan dalam pembuatan seman

    adalah sebagai berikut:

    a. Batu Kapur (Limestone)

    Batu kapur yang digunakan berasal dari Tambang PT. Semen

    Padang yang berada di Bukit Karang Putih, yakni dalam penggunaanya

    kurang lebih sebesar 81 % dari komposisi semen keseluruhan.

    Adapun tahap penambangan batu kapur (limestone) di Bukit

    Karang Putih adalah sebagai berikut :

    a) Pembongkaran

    Pada tahap pembongkaran, dilakukan 2 proses yaitu :

    a.1) Drilling

  • Apabila sudah didapatkan ukuran Border Space Area yang

    diharapkan, maka dilakukan proses pengeboran dengan kedalaman

    7 sampai 10 meter sebanyak 100 buah lubang, guna ditanamkan

    bahan peledak.

    a.2) Blasting

    Apabila sudah didapatkan 100 lubang, maka lubang-lubang

    tersebut diledakan guna mendapatkan pecahan-pecahan batu kapur

    (limestone).

    b) Pemuatan (Loading)

    Yakni proses pengumpulan batu kapur yang sudah diledakan,

    menggunakan excavator yang nantinya di kumpulkan pada hopper.

    c) Pengangkutan

    Pada proses ini, batu-batu kapur yang sudah terkumpul didalam

    hopper akan di hancur menggunakan crusher dan mosher agar

    ukuran batu lebih kecil, yang selanjutnya akan dikirim ke storage

    menggunakan belt conveyor.

    Adapun luas tambang batu kapur PT. Semen Padang adalah 206

    hektar, dengan target material yang dikirim kepabrik yaitu sebanyak

    25.000 ton/hari dan hasil yang berada di tambang sebanyak 30.000

    ton/hari.

    b. Batu Silika

    Batu silika yang digunakan berasal dari Tambang PT. Semen

    Padang yang berada di Bukit Ngalau, yakni dalam penggunaanya kurang

    lebih sebesar 9 % dari komposisi semen keseluruhan. Dengan proses

  • penambangan tidak menggunakan bahan peledak, tetapi menggunakan

    excavator, kemudian dikumpulkan di hopper dengan dumptruck untuk di

    hancurkan menggunakan crusher yang selanjutnya di kirim ke storage

    menggunakan belt conveyor.

    c. Clay

    Clay diperoleh di sekitar kecamatan kuranji (Kota Padang) di kirim

    menggunakan dumptruck dan dikumpulkan di clay storage. Kebutuhannya

    dalam komposisi keseluruhan semen yakni kurang lebih sebesar 9 %.

    d. Iron Sand

    Iron Sand atau pasir besi dibutuhkan kurang lebih 1 % dari

    keselurah komposisi material semen. Pasir besi didatangkan dari cicalap

    dan dikumpulkan di hoper menggunakan dumptruck.

    e. Gypsum

    Material ini digunakan untuk mengontrol waktu pengeringan

    (thickening time). Material ini ditambahkan pada tahap cement mill dengan

    kebutuhan 3-5 % dari komposisi keseluruhan pembuatan semen. Gypsum

    yang digunakan, didatangkan langsung dari Thailand, sedangkan untuk

    gypsum alam dan sintesis didatangkan dari PT. Petro Kimia Gresik.

    Seluruh bahan-bahan material diatas, disimpan di storage masing-

    masing, sehingga siap digunakan untuk proses selanjutnya.

    2. Pencampuran dan Penggilingan

  • Proses pencampuran merupakan proses dimana semua bahan baku

    pembuatan semen (batu kapur, clay, pasir besi) dicampur dalam mill feed

    dengan komposisi yang telah ditetapkan. Setelah material-material

    tercampur dalam mill feed, maka tahap selanjutnya adalah penggilingan.

    Proses penggilingan ini menggunakan peralatan yang disebut Raw Mill,

    yang hasilnya berupa Raw Mix. Prinsip kerja Raw Mill itu sendiri adalah

    Prejacking Pump memompakan pelumas bertekanan tinggi (100 bar) ke

    arah Slide Shoe Bearing dan sehingga Mill terangkat akibat high pressure

    ini. Setelah Mill terangkat selanjutnya pompa sirkulasi pelumas mulai

    mensirkulasikan pelumas. Sementara itu motor di start dan Mill bisa

    berputar.

    Pada pabrik Indarung IV, Raw Mill terdapat dua macam, yaitu :

    a. Raw Mill 1

    Pada Raw Mill 1, peralatan Raw Mill yang digunakan bertipe

    Tube Mill. Tube Mill adalah jenis Raw Mill yang berbentuk tabung

    horizontal dengan media penggilingan menggunakan Ball Mill.

    Gambar 3. Komponen Utama Tube Mill

    b. Raw Mill 2

  • Gambar 4. Roller Mill (Vertical Mill)

    Pada Raw Mill 2, peralatan Raw Mill yang digunakan berjenis

    Roller Mill (Vertical Mill). Pada Roller Mill (Vertical Mill)

    menggunakan Roller sebagai media penggilingan material, dan

    Grinding Table sebagai tempat penempatan material.

    Untuk mengeringkan material digunakan gas panas yang

    keluar dari Kiln dengan suhu sekitar 350C. Material keluaran dari

    Raw Mill ini berbentuk bubuk tepung bersuhu 80C dengan

    kandungan air < 1 % yang disebut dengan Raw Meal (Raw Mix).Dari

    Raw Mill, Raw Mix dibawa ke Separator untuk dilakukan pemisahan

    material yang kasar dan halus. Material yang masih kasar diumpankan

    kembali ke Raw Mill untuk digiling kembali dan material yang sudah

    halus dimasukkan ke dalam silo Raw Mix, yaitu tempat penyimpanan

    sementara dan tempat dilakukannya homogenisasi

    3. Pembakaran

  • Setelah melalui proses homogenisasi di dalam silo, Raw Mix

    diumpankan ke Kiln untuk proses pembakaran. Tujuan utama dari

    pembakaran adalah untuk menghasilkan reaksi-reaksi kimia dan

    pembentukan senyawa di antara oksida-oksida yang terdapat pada bahan

    mentah. Pembakaran ini dilakukan hingga mencapai suhu maksimum,

    yaitu 14500C.

    Pada tahap pembakaran ini terjadi beberapa proses, yaitu:

    a) Pengeringan (untuk proses basah)

    b) Pemanasan pendahuluan (Pre Heating)

    c) Kalsinasi (Calcination)

    d) Pemijaran (Sintering)

    e) Pendinginan (Cooling)

    Raw Mix dibawa ke Preheater yang disebut dengan Suspension

    Preheater. Di sini dilakukan penguapan lanjutan/pemanasan awal pada

    Raw Mix dengan gas panas bersuhu 8000C 9000C. Disamping itu,

    dilakukan proses penguraian material untuk mendapatkan kapur CaO dari

    senyawa CaCO3 atau dikenal dengan kalsinasi, dengan persamaan reaksi:

    CaCO3 C900 CaO + CO2 (g)

    Dari Preheater, Raw Mix diumpankan ke Kiln. Kiln berupa tabung

    besi dengan diameter 5 m dan panjang 80 m. Kiln dipasang dengan

    kedudukan miring kira-kira 30 dan diputar dengan kecepatan konstan

    (maksimal 2 rpm) agar pembakaran sempurna dan merata.

  • Bahan bakar yang digunakan untuk pembakaran ini adalah batu bara

    yang sudah dihaluskan pada Coal Mill. Proses penggilingan batu bara juga

    bertujuan untuk memisahkan material dari udara. Udara yang terpisah

    dibuang untuk sirkulasi, sedangkan material yang halus disimpan pada Coal

    Hopper. Penyaluran serbuk batu bara sebagai bahan bakar dilakukan

    dengan menggunakan fan.

    Material yang telah mengalami pemijaran/pembakaran di dalam

    Kiln, selanjutnya didinginkan oleh alat pendingin (Cooler) yang terletak

    pada bagian pangkal Kiln. Cooler yang memiliki panjang 15 m ini

    mendinginkan material yang panas dengan mengalirkan udara dari luar.

    Material yang keluar dari Kiln ini disebut dengan Klinker yang memiliki

    suhu 150 - 200C. Klinker ini kemudian disimpan di silo Klinker untuk

    didinginkan.

    4. Penggilingan Klinker

    Pada tahap ini, Klinker yang telah didinginkan di dalam silo

    diumpankan bersama Gypsum sekitar 3 6 % ke dalam Cement Mill

    (Tromol Cement). Fungsi gypsum dalam semen adalah sebagai retarder,

    yaitu bahan yang dapat mengendalikan reaksi sewaktu pengerasan semen,

    sehingga semen tidak terlalu cepat mengeras setelah dicampur dengan air.

    Di dalam Cement Mill, Klinker yang berukuran 1 40 mm3 digiling

    bersama gypsum sampai mencapai tingkat kehalusan tertentu dengan

    menggunakan grinding media. Hasil penggilingan dalam Cement Mill

    berupa semen siap pakai yang diangkut menggunakan Bucket Elevator

  • menuju separator. Pada separator ini, dilakukan pemisahan material yang

    halus dengan yang kasar. Material yang kasar diumpankan kembali menuju

    mill, sedangkan semen yang halus dimasukan ke dalam silo semen dan siap

    untuk dikantongkan dan ditransportasikan.

    5. Pengantongan ( Packing Plant )

    Proses pengantongan dilakukan sesuai dengan distribusi yang

    dibutuhkan. Jadi tidak ada penumpukan atau gudang semen untuk semen

    yang telah dikantongkan di pabrik ini. Semen yang akan didistribusikan ke

    wilayah yang relatif dekat, dilayani dengan menggunakan truk seperti

    Sumatra Barat, Jambi, dan Tapanuli Selatan yang pengantongannya

    dilakukan di Indarung. Sedangkan pengantongan untuk pemasaran yang

    akan ditransportasikan melalui kapal laut dilakukan di Teluk Bayur.

    Semen yang diambil dari silo semen langsung menuju unit

    pengantongan dengan menggunakan alat transportasi Air Slide Conveyor.

    Setelah dikantongkan, semen langsung dibawa dengan Belt Conveyor ke

    atas truk.

    Pengantongan semen PT. Semen Padang dilakukan pada dua tempat

    yaitu Packing Plant Indarung (PPI) dan Packing Plant Teluk Bayur (PPTB).

    Pada PPI terdapat 10 unit packer dan di Teluk Bayur terdapat 7 unit packer.

    Setiap unit merupakan rotary packer dengan 10 spout dan berkapasitas 80

    ton per jam. Pengangkutan semen menuju Teluk Bayur menggunakan jasa

    angkutan kereta api dan semen dibawa berupa bubuk semen (Bulk Cement).

    Selain pengantongan Indarung dan Teluk Bayur, juga tersedia Packing Plant

  • di Belawan, Batam, dan Tanjung Priok. Dengan adanya packing plant di

    beberapa daerah maka semen dikirimkan dalam bentuk curah.

    F. Produk produk PT. Semen Padang

    PT. Semen Padang memproduksi 4 jenis semen, yaitu:

    a. Portland Cement

    Semua semen jenis ini merupakan perekat hidrolis yang dihasilkan

    dari penggilingan terak/klinker yang kandungan utamanya kalsium silikat

    dan digiling bersama-sama dengan bahan tambahan berupa kristal

    senyawa kalsium sulfat. Semen Portland ini ada 4 tipe yaitu:

    1) Portland Cement Type I

    Semen tipe ini digunakan untuk keperluan konstruksi tipe umum yang

    tidak memerlukan persyaratan khusus seperti ketahanan terhadap

    sulfat, zat asam dan lain-lain. Tipe ini biasanya digunakan untuk

    bangunan pemukiman, gedung-gedung bertingkat dan lain-lain.

    2) Portland Cement Type II

    Semen tipe ini digunakan untuk keperluan konstruksi bangunan yang

    memerlukan ketahanan sulfat antara 0,10 0,20 % dan panas hidrasi

    sedang, misalnya bangunan di pinggir laut, bangunan di bekas tanah

    rawa, saluran irigasi untuk dam-dam dan landasan jembatan.

    3) Portland Cement Type III

    Semen tipe ini digunakan untuk keperluan konstruksi bangunan yang

    memerlukan kekuatan tekan awal tinggi pada fase permulaan setelah

  • pengikatan terjadi, misalnya untuk pembuatan jalan beton, bangunan-

    bangunan bertingkat tinggi, bangunan-bangunan dalam air yang tidak

    memerlukan ketahanan terhadap serangan sulfat.

    4) Portland Cement Type IV

    Semen tipe ini digunakan untuk keperluan konstruksi bangunan

    tanah/air yang mengandung sulfat melebihi 0,20 % dan sangat cocok

    untuk instalasi limbah pabrik, konstruksi dalam air, jembatan,

    terowongan, pelabuhan, dan pembangkit tenaga nuklir.

    b. Super Masonry Cement

    Semen ini dapat digunakan untuk konstruksi perumahan gedung,

    jalan dan irigasi yang struktur betonnya maksimal K-255. Selain itu, dapat

    juga digunakan untuk bahan baku pembuatan genteng beton, hollow brick,

    paving block, tegel dan bahan bangunan lainnya.

    1) Super PPC(Portland Pozzoland Cement)

    Semen yang memenuhi persyaratan mutu semen Portland

    Pozzoland SNI 15-0302-1994 dan ASTM C 595 M-95 a, dapat

    digunakan secara luas, seperti:

    a) Konstruksi beton massa (bendungan, dam, dan irigasi)

    b) Konstruksi beton yang memerlukan ketahanan terhadap serangan

    sulfat (bangunan tepi pantai dan tanah rawa)

    c) Bangunan/instalasi yang memerlukan kekedapan yang lebih tinggi

    d) Pekerjaan pemasangan dan plesteran.

    2) Oil Well Cement Class G-HSR (High Sulfate Resistant)

  • Semen jenis ini merupakan semen khusus yang digunakan

    untuk pengeboran minyak bumi dan gas alam dengan konstruksi sumur

    minyak di bawah permukaan laut dan bumi dengan kedalaman

    mencapai 800 kaki. OWC yang diproduksi adalah G-HSR (High

    Sulfate Resistant) yang disebut juga dengan Basic OWC. Penambahan

    zat addictive menjadikan semen ini dapat digunakan untuk berbagai

    kedalaman dan temperatur.

    3) PortlandCement CEM I 42.5 R-NA

    Portland Cement CEM I 42.5 R-NA adalah tipe semen dengan

    kekuatan awal yang tinggi, susut relatif pada waktu mengering serta

    tahan terhadap pembekuan pada iklim dingin (Frost), dan cocok

    dipakai untuk pekerjaan:

    a) Konstruksi terowongan/bendungan

    b) Konstruksi jalan raya dan jembatan

    c) Pengecoran beton pada suhu yang dingin atau pengecoran akibat

    adanya rembesan air

    d) Beton yang tahan terhadap alkalis reaktif

    e) Industri beton pracetak (Presast Concrete) yang membutuhkan

    kekuatan tekan awal yang tinggi

    f) Konstruksi umum dan cukup workable untuk aduk pemasangan

    dan plesteran dengan pengerutan/penyusutan rendah (lower

    shrinkage).

    G. Penerapan Sistem Manajemen Mutu

  • Dalam menghadapi tantangan era globalisasi pasar bebas, maka PT.

    Semen Padang telah mendapatkan pengakuan dan izin pemakaian tanda:

    a. API Monogram, sertifikat NO. 10A-0044, dari American Petroleum

    Institute-New York.

    b. ISO 9002-1994, sertifikat NO. 95-97 scope : Raw Material Mining,

    Cement Manufacturing and Cement Packaging and Cement Marketing,

    dari Quality Certification Bureau INC.Canada (QCB).

    c. ISO 9001-1994, sertifikst NO. 97-585 scope: Design Development

    Production, Instalation and Servicing Equipment of Industries, dari

    Quality Certification Bureau INC.Canada (QCB).

    d. ISO 14001 : 1996 SNI 19-14001-1997, dari Succofindo International

    Certification Services, Organization NO. EMS 00013.

    e. Certificate of Convormity. NO. 0/20/008/3, dari lembaga mutu Landes

    Material Prufamt Sachsen Anhalt (LMPA) Magdeburg, Germany.

  • BAB III

    SISTEM KELISTRIKAN DAN INSTRUMENTASI

    PT. SEMEN PADANG

    A. Sistem Kelistrikan PT. Semen Padang

    PT. Semen Padang yang terdiri dari lima pabrik ( Pabrik Indarung II

    sampai dengan Pabrik Indarung V ) dan pertambangan, dalam operasionalnya

    menggunakan energi listrik yang cukup besar. Sebagian besar energi listrik

    tersebut digunakan untuk proses produksi. Selain itu juga digunakan untuk

    penerangan dan kantor pusat.

    Total energi listrik yang dibutuhkan oleh PT. Semen Padang sekitar 91,2

    MW yang terdiri dari 1,2 MW untuk operasional non pabrik dan sekitar 90,0 MW

    untuk operasional pabrik.

    No Pabrik Daya (MW)

    1 Pabrik Indarung I 2,1

    2 Pabrik Indarung II 12

    3 Pabrik Indarung III 13,2

    4 Pabrik Indarung IV 26,4

    5 Pabrik Indarung V 34,5

    6 Tambang 1,8

    7 Non Pabrik 1,2

    Total 91,2

    Tabel 1. List Kebutuhan Listrik PT. Semen Padang

  • Energi listrik yang dikonsumsi oleh PT. Semen Padang pada awalnya

    disuplai oleh pembangkit sendiri berupa PLTA dan PLTD. Seiring dengan

    perkembangan pabrik dan kemajuan teknologi, maka kebutuhan tenaga listrik

    meningkat dengan cepat yang tidak dapat dipenuhi oleh pembangkit sendiri.

    Untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik tersebut, maka PT. Semen Padang

    melakukan kerja sama (kontrak) dengan PT. PLN (Persero).

    1. Perusahaan Listrik Negara (PLN)

    Konsumsi daya listrik PT. Semen Padang yang dikontrak dari PLN

    saat ini sebesar 90 MVA digunakan untuk menjalankan peralatan pada

    Pabrik Indarung II, III, IV, V kebutuhan tambang dan kebutuhan non

    pabrik. Untuk itu PLN mensuplai tenaga listrik dari Ombilin dan Solok I

    yang disalurkan melalui transmisi tegangan tinggi 150 kV.

    Untuk keandalan sistem, maka suplai tersebut telah

    diinterkoneksikan agar suplai tidak terputus jika terjadi gangguan pada

    salah satu suplai tenaga tersebut. Untuk memudahkan pelayanan listrik

    pada PT. Semen Padang, maka PLN mendirikan dua gardu induk, yaitu :

    P L N90 MVA

    GI INDARUNG

    GIPT. SP

    Trafo Operasional 2x30 MVA ( 150 kV/6,3 kV )

    Trafo Operasional 3x30 MVA ( 150 kV/6,3 kV )

    Trafo Emergency 2x20 MVA ( 20 kV/6,3 kV )

    13 Feeder

    12 Feeder

  • Gambar 5. Skema Energi Listrik PLN

    a. Gardu Induk Indarung (GI Indarung)/GI PLN

    GI Indarung digunakan untuk mensuplai kebutuhan daya listrik

    pada Pabrik Indarung II sampai dengan Pabrik Indarung IV (kecuali

    Kiln Ind IV) dan tambang. GI Indarung memiliki kapasitas terpasang

    sebesar 2x30 MVA yang berasal dari saluran transmisi 150 kV dan

    2x220 MVA dari saluran transmisi 20 kV digunakan sebagai cadangan

    atau back up bilamana kapasitas terpasang 2x30 MVA dari saluran

    transmisi 150 kV mengalami gangguan. Sebelum didistribusikan

    tegangan listrik sebesar 150 kV dari GI Indarung diturunkan menjadi

    6,3 kV dengan menggunakan trafo step down 150 kv/6,3 kV untuk

    kapasitas terpasang 2x30 MVA dan 20 kV/6,3 kV untuk kapasitas

    terpasang 2x30 MVA. Untuk mendistribusikan energi listrik tersebut GI

    Indarung memiliki 13 feeder, yaitu :

    Feeder I Lime Stone Crusher

    Feeder II Silica Crusher

    Feeder III Raw Mill Indarung II

    Feeder IV Raw Mill Indarung III A

    Feeder V Cement Mill Indarung II

    Feeder VI Cement Mill Indarung III A

    Feeder VII Raw Mill Indarung III B

    Feeder VIII Spart

  • Feeder IX Kiln Indarung III A

    Feeder X Cement Mill Indarung III C

    Feeder XI Kiln Indarung II

    Feeder XII Indarung I

    Feeder XIII Pada Panel PLTD II

    b. Gardu Induk PT. Semen Padang (GI PTSP)

    GI PT. Semen Padang memiliki kapasitas terpasang sebesar

    3x30 MVA yang berasal dari saluran transmisi 150 kV. GI PT SP hanya

    digunakan untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik Pabrik Indarung

    V, yaitu meliputi Raw Mill & Coal Mill Dept, Kiln Dept, dan Cement

    Mill Dept dan Tambang. Seperti halnya GI Indarung, sebelum

    didistribusikan tegangan listrik sebesar 150 kV dari GI PTSP

    diturunkan menjadi 6,3 kV menggunakan trafo step down 150 kV/6,3

    kV dengan kapasitas 3x30 MVA.

    Pengaturan tegangan listrik dilakukan dengan sistem OLTC

    (On Load Tap Changer) secara otomatis maupun secara manual, yang

    bertujuan untuk menstabilkan tegangan 6,3 kV yang keluar dari sisi

    sekunder trafo. Untuk mendistribusikan tenaga listrik tersebut, GI

    PTSP memiliki 12 feeder, yaitu :

    a) Feeder XIV Raw Mill 158

    b) Feeder XV Vertical Mill I 348.1

    c) Feeder XVI Vertical Mill I 348.2

    d) Feeder XVII LS dan SS to Storage 5TB1

  • e) Feeder XVIII ESP Dept. 428

    f) Feeder XIX CCR dan Kiln Dept. 731

    g) Feeder XX Cooler Dept. 448

    h) Feeder XXI Raw Mill R4

    i) Feeder XXII Coal Mill Dept. 468

    j) Feeder XXIII Cement Mill I Dept. 548.1

    k) Feeder XXIV Cement Mill II Dept. 548.2

    l) Feeder XXV Cement Silos Dept. 628

    B. Pembangkit Sendiri

    Sumber tenaga listrik sendiri yang dimiliki oleh PT. Semen Padang hanya

    menyediakan kebutuhan listrik bagi Kiln Dept. Indarung IV, Kantor Pusat, Rumah

    Sakit, Emergency/Inching Kiln Dept. Indarung II/III dan Kiln Dept. Indarung V.

    Sedangkan kebutuhan listrik untuk unit-unit lainnya, seperti Raw Mill dan

    kebutuhan pabrik diambil dari PLN. Berdasarkan tenaga pembangkitnya, maka

    pembangkit sendiri yang dimiliki oleh PT. Semen Padang terdiri dari :

    Gambar 6. Skema Energi Listrik Pembangkit Sendiri PT. Semen Padang

    P.S 24,3 MW

    PLTD

    PLTA

    Rasak Bunga

    Kuranji

    PLTD I

    PLTD II

    2 Unit Generator Set

    6 Unit Generator Set

    4 Unit Generator Set

    3 Unit Generator Set

  • 1. Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)

    a. PLTA Rasak Bunga

    PLTA Rasak Bunga memperoleh sumber air dari Sungai Lubuk

    Peraku dan Sungai air Baling. Kedua sumber air ini bertemu pada Dam

    Air Baling untuk diarahkan ke kanal yang panjangnya sekitar 1,5 km

    menuju bak penampungan sebagai tempat pengendapan pasir dan

    kerikil. Kemudian dari bak penampungan ini air tersebut diteruskan ke

    rumah pembangkit (Power House) terdiri dari turbin dan generator.

    PLTA Rasak Bunga memiliki dua generator dengan kapasitas

    terpasang 2x690 kVA dengan tegangan yang dibangkitkan 3 kV.

    b. PLTA Batu Busuk/Kuranji

    PLTA Kuranji memperoleh sumber air dari Sungai Padang

    Jernih dan Sungai Padang Keruh yang bertemu pada Dam Patamuan

    untuk diarahkan ke kanal yang panjangnya sekitar 3,2 km menuju bak

    penampungan. PLTA Kuranji memiliki 4 generator dengan kapasitas

    terpasang 3x690 kVA dengan tegangan yang dibangkitkan 3 kV dan

    1x5000 kVA dengan tegangan yang dibangkitkan 6 kV.

    2. Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD)

    PLTD adalah suatu cara untuk membangkitkan tenaga listrik,

    dimana generatornya mendapatkan energi mekanik dari mesin diesel.

    Energi ini diperoleh dari pembakaran bahan bakar/minyak diesel. Bahan

  • bakar yang digunakan adalah solar, dengan pemakaian sebanyak 80

    ton/hari.

    Mesin diesel yang digunakan ada 2 tipe, yaitu :

    a. Type L (In-Line Engine)

    b. Type V (Vee Engine)

    Prinsip kerja kedua tipe ini hampir sama, hanya saja terdapat

    perbedaan pada konstruksinya. Pada Type L, silindernya disusun sebaris

    dan masing-masing silinder berdiri tegak pada tiap barisnya. Sementara

    itu, pada mesin diesel Type V silindernya disusun dua buah tiap baris

    dengan susunan membentuk huruf V.

    Berikut ini adalah keuntungan mesin diesel Type V dibandingkan

    dengan Type L :

    a. Ukurannya lebih kecil

    b. Daya yang dihasilkan lebih besar

    c. Getaran (vibrasi) lebih rendah

    PT. Semen Padang memiliki dua buah Pembangkit Listrik Tenaga

    Diesel, yaitu :

    a. PLTD (Pabrik Indarung I)

    PLTD I menggunakan mesin diesel Type L, yang terdiri dari

    enam unit generator dengan kapasitas terpasang 3x640 kVA, 1x2000

    kVA dan 2x3000 kVA, dengan tegangan yang dibangkitkan sebesar 3

    kV.

    b. PLTD (Pabrik Indarung II)

  • PLTD II menggunakan mesin diesel Type V, yang terdiri dari

    tiga unit generator dengan kapasitas terpasang 3x6250 kVA dan

    tegangan yang dibangkitkan sebesar 6,3 kV.

    Unit PLTD di PT. Semen Padang ini, di-start dengan cara

    kompresi udara. Teknis kerja yang digunakan adalah antara 15 30

    kg/cm2. Start mesin diesel ini menggunakan rangkaian pembantu yang

    memanfaatkan energi listrik dari PLTA. Tenaga listrik yang

    dibangkitkan oleh PLTA dan PLTD dikirim dan dikumpulkan pada rel

    utama Indarung I dan rel utama Indarung II sebelum didistribusikan ke

    beban.

    C. Pendistribusian Energi Listrik ke Beban

    Secara umum tegangan suplai untuk keperluan pabrik dibagi atas 2, yaitu :

    1. Tegangan Tinggi ( High Tension )

    Yaitu tegangan yang dihasilkan oleh pembangkit, baik pembangkit

    sendiri maupun dari PLN.

    2. Tegangan Rendah ( Low Tension )

    Untuk melayani beban digunakan bus bar tegangan tinggi dan

    tegangan rendah. Bus bar yang digunakan untuk melayani beban terbuat

    dari tembaga dengan bentuk lempengan yang dipasang sepanjang HTDB,

    MDB dan MCC serta dilengkapi oleh isolator.

    3. HTDB ( High Tension Distribution Board )

  • Untuk melayani beban bertegangan tinggi berupa trafo dan motor,

    maka pada masing-masing departemen digunakan HTDB 6,3 kV yang

    tersusun atas beberapa cubicle yang dilengkapi dengan peralatan proteksi

    baik incoming maupun beban.

    4. MDB ( Main Distribution Board )

    Beban bertegangan rendah sebesar 380 V dilayani melalui MDB

    dengan suplai dari HTDB yang diturunkan melalui trafo 6,3 kV/380 V.

    Beban dari MDB adalah berupa MCC dan motor bertegangan rendah

    dengan kapasitas daya 75 kW sampai dengan 315 kW. MDB terdiri dari

    beberapa section yang berisikan peralatan proteksi untuk beban, baik

    motor maupun MCC.

    5. MCC (Motor Control Centre)

    MCC digunakan untuk melayani beban berupa motor dengan daya

    kecil dari 90 kW, welding dan penerangan. MCC terdiri dari beberapa

    komponen yang berisikan peralatan proteksi untuk masing-masing beban.

    Sementara itu, untuk menghubungkan dan memutuskan suplai

    tegangan ke beban digunakan CB (Circuit Breaker). Jenis yang banyak

    digunakan adalah jenis OCB, VCB dan SF6. Oil, Vacum dan SF6

    merupakan sarana yang digunakan untuk meredam spark (loncatan bunga

    api) yang terjadi saat CB memutuskan arus yang tinggi.

    D. Sistem Instrumentasi PT. Semen Padang

  • Sistem instrumentasi tidak terlepas dari masalah pengontrolan. Sistem

    kontrol merupakan perlengkapan yang sangat penting dalam proses produksi

    modern. Keberadaan sistem kontrol dalam proses produksi berpengaruh langsung

    terhadap kualitas dan kuantitas produksi. Dengan adanya sistem kontrol, kondisi

    peralatan di lapangan dapat dimonitor sehingga apabila terjadi gangguan, sistem

    kontrol akan mengindikasikan gangguan tersebut pada Operating Station. Dengan

    demikian, sistem kontrol dapat menjaga agar proses produksi dapat berjalan

    secara optimal.

    Secara garis besar, sistem kontrol di PT. Semen Padang dibagi atas 2 :

    1. Sistem Kontrol Manual (Individual System Control)

    Pada sistem ini belum dikenal pengendalian alat secara

    terpadu/terpusat pada satu tempat. Sistem ini menggunakan rangkaian

    kontrol yang sederhana. Masing-masing peralatan dioperasikan secara

    manual oleh operator lapangan.

    2. Sistem Kontrol Otomatis

    Pada sistem ini, semua peralatan di dalam pabrik dikontrol oleh

    satu ruang pusat pengendali atau Central Control Room (CCR).

    Pengontrolan dilakukan dengan menggunakan interlocking system. Suatu

    alat yang diinterlock dapat berjalan apabila telah memenuhi syarat operasi

    yang benar. Persyaratan ini meliputi alat-alat yang mendukung peralatan

    yang diinterlock.

    Sistem interlocking yang digunakan di pabrik ada 2 macam :

    a. Operasional Interlock

  • Yaitu interlocking yang terjadi dalam proses. Jika ada gangguan

    dalam aliran proses, maka seluruh peralatan utama dalam proses akan

    berhenti.

    b. Safety Interlock

    Yaitu interlocking yang digunakan untuk mengamankan peralatan

    dari kerusakan terutama gangguan panas pada bearing, winding temperatur

    dan vibrasi pada peralatan. Jika gangguan yang timbul melewati batas

    setting maka peralatan tersebut akan berhenti dan peralatan yang juga akan

    berhenti akibat adanya operasional interlock.

  • BAB IV

    PENGAPLIKASIAN PLC SIEMENS SIMATIC S-7 SEBAGAI KONTROL

    PORTAL SCRAPER DI STORAGE INDARUNG III

    A. Tinjauan Umum

    Pada PT. Semen Padang khususnya pabrik Indarung III area storage

    berguna sebagai tempat penyimpanan material dasar sementara. Material dasar

    tersebut diantaranya lime stone (batu kapur) dan silica stone (batu silica) setelah

    diambil dari tambang dan dipecah (crushing) sehingga berukuran tertentu yg

    dibawa menggunakan belt conveyor ke storage indarung III dan langsung

    ditumpukan (stacking) ke pile storage.

    Metode stacking yang digunakan adatah cone shell. Dasarnya adalah

    menumpuk material dengan banyak lapisan pada bagian atas yang lainnya dalam

    arah longitudinal pile.

    Metode cone shell adalah dengan cara sebagai berikut: Pile dibentuk

    dengan menumpuk material pada satu cone dari satu posisi yang tetap. Ketika

    pileini sudah penuh, penumpukan material pindah ke posisi yang baru dan cone

    yangbaru dibentuk berdekatan dengan cone sebelunnya. Proses ini berlanjut

    dalam arah longitudinal storage sapai stock pile penuh.

    Alat yang digunakan untuk mengeruk material dasar yang telah di stacking

    adalah Portal scrapper. Portal scrapper tersebut memiliki chain I dan chain 2 yg

    berguna untuk mengangkut dan menurunkan material dasar ke belt conveyor

    sebagai transport material ke raw mill.

    Portal scrapper juga menggunakan motor-motor AC (motor low tension)

    sebagai tenaga utama penggerak Portat scrapper tersebut.

    Motor- motor tersebut dikontol menggunakan PLC (Programable

    logiccontroller) simatic S-7 yang mana PLC itu sendiri dapat mengontrol

    berbagai peralatan peralatan listrik. Adapun Keuntungan menggunakan PLC

    adalah :

    1. Tidak memerlukan banyak tempat

    2. Tahan terhadap getaran

    3. Mudah dalam pengoperasian

  • 4. Tahan lama

    5. Dapat di monitoring

    6. Cepat dalam pemprosesan data

    B. Pengenalan PLC ( Programmable Logic Control )

    Programmable Logic Controller ( PLC ) adalah suatu sistem elektronik

    yang dioperasikan secara digital, menggunakan memori yang bisa diprogram

    (progmable) untuk menyimpan secara internal instruksi-instruksi yang user

    oriented, untuk mengimplemenntasikan fungsi-fungsi spesifik seperti logic,

    sequencing, timing, counting, dan arithmatic, guna mengontrol berbagai tipe

    mesin atau proses, melalui input dan output digital maupun analog. Gambar

    berikut memperlihatkan konsep pengontrolan yang dilakukan oleh sebuah PLC.

    Gambar 7. Diagram konseptual aplikasi PLC

    Walaupun istilah PLC secara bahasa berarti pengontrol logika yang dapat

    diprogram, tapi pada kenyataannya PLC secara fungsional tidak lagi terbatas pada

    fungsi-fungsi logika saja. Sebuah PLC dewasa ini dapat melakukan perhitungan-

    perhitungan aritmatika yang relatif kompleks, fungsi komunikasi, dokumentasi

    dan lain sebagainya, sehingga dengan alasan ini dalam beberapa buku manual,

    istilah PLC sering hanya ditulis sebagai PC - Programmable Controller saja.

    1. Perangkat PLC Perangkat keras PLC pada dasarnya tersusun dari empat komponen

    utama berikut: Prosesor, Power supply, Memori dan Modul Input/Output.

    Secara fungsional interaksi antara ke-empat komponen penyusun PLC ini

    dapat diilustrasikan pada gambar berikut:

  • Gambar 8. Interaksi Komponen-komponen sistem PLC.

    Dalam hal ini prosesor akan mengontrol peralatan luar yang

    terkoneksi dengan modul output berdasarkan kondisi perangkat input

    serta program ladder yang tersimpan pada memori PLC tersebut.

    Walaupun secara umum pemetaan memori PLC relative sama, tapi secara

    teknis ada beberapa perbedaan ( terutama istilah ) untuk setiap PLC dari

    vendor yang berbeda. Pada bagian akhir bab ini kita akan melihat dan

    membandingkan pemetaan praktis dua buah PLC jenis mikro dengan

    vendor yang berbeda.

    Sistem input/output diskret pada dasarnya merupakan antarmuka

    yang mengkoneksikan Central Processing Unit (CPU) dengan peralatan

    input/output luar. Lewat sensor-sensor yang terhubung dengan modul ini,

    PLC mengindra besaran-besaran fisik ( posisi,gerakan, level, arus,

    tegangan ) yang terasosiasi dengan sebuah proses atau mesin.

    Berdasarkan status dari input dan program yang tersimpan di memori

    PLC, CPU mengontrol perangkat luar yang terhubung dengan modul

    output seperti diperlihatkan kembali pada gambar dibawah ini:

    Gambar 9. Diagram blok CPU dan modul input/output

  • Secara fisik rangkaian input/output dengan unit CPU tersebut

    terpisah secara kelistrikan, hal ini untuk menjaga agar kerusakan pada

    peralatan input/output tidak menyebabkan hubung singkat pada unit CPU.

    Isolasi rangkaian modul dari CPU ini umumnya menggunakan rangkaian

    optocoupler, PLC terdiri dari beberapa bagian, yaitu Power Supply, CPU

    dan Input / Output Unit.

    a. Power Supply

    Power Suply ini disuplai dengan tegangan input 115 VAC atau

    230 VAC. Catu Daya ini mengeluarkan tegangan DC, yaitu + 24 V,

    yang fungsinya memberi suplai ke modul-modul lainnya. Tegangan

    input dihidupkan dan dimatikan melalui sebuah circuit breaker yang

    dipasang di depan panel, yang dilengkapi pula dengan lampu-lampu

    indikasi, sebagai monitor tegangan masuk.

    Power supply yang baik idealnya dirancang untuk mengamankan

    terjadinya fluktuasi kondisi daya. Tetapi sebuah power supply belum

    tentu dapat mengkompensasi kondisi ketidakstabilan tegangan ini,

    biasanya disebabkan oleh:

    1) Jauhnya lokasi sumber energi

    2) Sistem sambungan yang tidak baik

    3) Dakat dengan peralatan berat

    Untuk mengatasi hal tersebut, diperlukan adanya suatu alat yang

    dapat menstabilkan tegangan sebelum digunakan. Alat yang biasa

    dipakai adalah Constan Voltage Transformator atau lebih dikenal

    dengan nama stabilizer.

  • Gambar 10. Power Supply Siemens S7 300

    b. CPU ( Central Processing Unit )

    Fungsi utama dari CPU adalah untuk mengerjakan semua

    penyelesaian keputusan-keputusan aritmatika dan logika. Selanjutnya

    dibentuk menjadi operasi-operasi seperti yang telah diprogram oleh si

    pemakai. CPU terdiri bermacam-macam rangkaian memori untuk

    menyimpan program pemakai, menyimpan macam-macam tabel yang

    diperlukan untuk status bit dan data manipulasi, menyimpan instruksi-

    instruksi program yang berfungsi untuk memberikan petunjuk-petunjuk

    pada orang yang melaksanakan program. Perangkat CPU dipasang pada

    rak-rak atau panel-panel standard dengan spesifikasi sebagai berikut :

    1) Suhu operasi : 0 60 C

    2) Kelembaban udara : 5 95 % (tanpa kondensasi)

    3) Tegangan input : 115 V 230 V ac 15 %

    4) Frekuensi : 47 53 Hz

    5) Daya yang diserap : maksimum 250 VA

  • 6) Perangkat CPU tersebut terdiri dari :

    a) Modul Catu Daya

    b) Modul Kontrol

    c) Modul Kontrol Aritmatik

    d) Modul Kontrol I/O

    e) Modul Memori

    f) Modul Input dan Output Pembantu

    c. Processor

    Biasanya PLC menggunakan chip microprocessor sebagai intinya

    dan sekaligus merupakan otaknya dari PLC. Gerakan actuator yang

    diperintah oleh inti ini dalam bentuk program yang diolah oleh

    microprocessor. Jenis microprocessor yang umum digunakan adalah:

    Z80, 6800, 8086, 6502, 6800, 80286 ataupun 80486 serta lainnya

    sampai generasi Intel Pentium.

    d. Memory

    Karakteristik terpenting dari PLC adalah kemudian pemakai

    dalam menggantikan program dengan mudah dan cepat. Tujuan ini

    dapat dicapai dengan membuat karakteristik PLC dilengkapi dengan

    sistem urutan instruksi ataupun program yang dapat dieksekusi oleh

    processor sesuai dengan perintah yang telah diberikan dalam program.

    Jenis memory yang biasa menggunakan dalam sistem industri

    diantaranya CORE, RAM, EPROM, UVPROM, EEPROM, EAPROM

    dan Buble memory

    Hampir semua jenis PLC menggunakan memory jenis RAM

    (Random Access Memory). RAM ini bekerja cepat dan memungkinkan

    untuk diprogram ulang. RAM termasuk jenis memori yang mudah

    dihapus atau mudah hilang / lenyap, terutama jika sumber energi

  • putus/hilang maka semua data yang tersimpan dalam memori ini akan

    hilang juga.

    Data yang tersimpan dalam memori ini akan tetap bertahan jika

    ada suatu tambahan energi misalnya baterai sebagi back up bila energi

    utamanya hilang atau putus secara mendadak. Namun demikian baterai

    yang berfungsi sebagai back up tetap harus dalam kondisi standby

    (berenergi penuh).

    Untuk mengatasi kelemahan yang dimiliki oleh memory jenis

    RAM maka beberapa jenis PLC menambah memory dengan jenis

    PROM (Programmable Read Only Memory). Jenis memory ini dapat

    menyimpan data secara permanen walaupun sumber energi sudah

    terputus (off). Untuk mengatasi kekurangan yang dimiliki oleh jenis

    memory PROM yaitu tidak bisa diprogram ulang dan hanya dapat

    dipakai sekali saja maka beberapa jenis PLC saat ini banyak dilengkapi

    dengan memory jenis EPROM (Erasable Programmable Read Only

    Memory) yang memngkinkan dapat melakukan pemograman secara

    berulang kali, misalnya dengan cara menyinarinya menggunakan sinar

    ultraviolet (UVPROM) atau dengan aliran listrik (EEPROM) atau

    dengan mengalirnya dengan arus listrik (EAPROM).

    Jenis memori lainnya yang biasa digunakan adalah ROM (Read

    Only Memory). Memory ini tidak bisa di isiulang oleh pemakai.

    Memory ini digunakan untuk menyimpan sistem operasi yang dapat

    menterjemahkan kontrol pemakai ke CCU.

    PLC jenis baru banyak menggunakan memory CORE. Biasanya

    memory ini digunakan jika kapasitas memory yang dibutuhkan

    pengembangan adalah memory jenis Bubble. Kelebihan memory ini

    mempunyai kapsitas yang besar, kerja yang cepat dan mudah dalam

    prosesnya, tetapi harganya cukup mahal.

    e. SISTEM INPUT/OUTPUT

  • Sistem input/output dari PLC merupakan suatu sistem tersendiri,

    yakni modul-modul input maupun output ditempatkan pada rak yang

    mempunyai catu daya tersendiri pula. Kapasitas dari suatu rak dari

    sistem input/output ini bervariasi, tergantung dari tipe-tipe PLC. Dari

    hasil pengamatan lapangan, suatu rak I/O dapat berisi sampai 8 buah

    modul input/output, masing-masing modul mempunyai kapasitas input

    atau output yang bervariasi pula. Jika 8 modul input serta output

    dimasukkan pada suatu rak, maka akan dioperoleh titik input atau

    output sebanyak 256 titik, ini jika masing-masing modul mempunyai

    32 titik input atau output. Untuk menentukan urutan titik-titik input

    atau output, mulai dari nomor 1 sampai 256, digunakan suatu DIP

    (Dual In Package) switch 7 segment. Masing-masing modul

    mempunyai sebuah DIP switch 7 segment yang ditempatkan pada rak.

    Sehingga dengan mengatur posisi switch dari masing-masing segment

    ini, dengan membuka atau menutup akan diperoleh suatu urutan

    nomor dari titik input atau output yang diinginkan.

    f. Komponen Latch, Timer, Counter DAN Fungsi - Fungsi Penting Pada PLC

    Seiring dengan bertambahnya kompleksitas proses yang akan

    dikontrol, maka kebutuhan akan program yang sifatnya canggih

    tentunya juga semakin meningkat. Dewasa ini banyak proses-proses di

    industri yang secara praktis membutuhkan program yang mampu

    mendukung fungsi-fungsi tambahan diluar fungsi relay sebagai

    komponen standar sebuah diagram ladder.

    Dengan perkembangan perangkat keras dan perangkat lunak

    PLC yang begitu luar biasa, Dewasa ini hampir semua PLC praktis

    yang beredar dipasaran telah dilengkapi dengan berbagai instruksi

    yang sangat beragam. Jenis instruksi pada PLC ini pada dasarnya

    dapat kita katagorikan kedalam beberapa kelompok berikut ini:

    1) Kelompok instruksi dasar : instruksi instruksi yang termasuk

    katagori ini merupakan instruksi dasar logika, seperti NOT, AND,

    dll.

  • 2) Kelompok instruksi Perbandingan (Comparison) : instruksi-

    instruksi yang termasuk kategori ini berkaitan dengan operasi-

    operasi perbanding.

    3) Kelompok instruksi Timer/Counter : Instruksi-instruksi yang

    berkaitan dengan operasi timer dan counter

    4) Kelompok instruksi Aritmatika : instruksi-instruksi untuk operasi

    aritmatika

    5) Kelompok instruksi operasi Logika : Instruksi-instruksi untuk

    mengeksekusi operasi-operasi logika

    6) Kelompok instruksi Rotasi/Geser : Instruksi-instruksi yang

    berkaitan dengan operasi penggeseran dan rotasi data

    7) Kelompok instruksi Konversi : Instruksi-instruksi yang berkaitan

    dengan pengubahan tipe data

    8) Kelompok instruksi Manipulasi Data : Instruksi-instruksi yang

    berkaitan dengan manipulasi data

    9) Kelompok instruksi Transfer Data : Instruksi-instruksi yang

    berkaitan dengan transfer, penyalinan, dan pertukaran data

    10) Kelompok instruksi lompat / interupsi : Instruksi-instruksi yang

    berkaitan dengan operasi lompat dan interupsi.

    11) Kelompok instruksi Sistem : Instruksi-instruksi yang berkaitan

    dengan deteksi kesalahan

    12) Kelompok instruksi Komunikasi : Instruksi-instruksi yang

    berkaitan dengan pertukaran data dengan perangkat luar lewat

    komunikasi serial.

    2. Dasar-Dasar Gerbang Logika

    Programmable Logic Control (PLC) merupakan salah satu peralatan

    yang memanfatkan teknologi digital, karena PLC dapat melakukan proses

    kerjanya menggunakan sinyal-sinyal digital dan diproses dengan cara-cara

    atau aturan-aturan elektornika digital. Struktur dan karakteristik cara kerja

    PLC mirip dengan cara kerja sebuah saklar yang menerapkan system digital

    dengan dua keadaan yaitu On (terhubung) dan Off (terputus) atau dalam

  • system digital dikenal dalam keadaan tinggi 1 untuk keadaan On dan

    keadaan rendah 0 untuk keadaan Off.

    Untuk membantu dalam memahami rangkaian atau pemrograman

    yang dilakukan melalui PLC, terlebih dahulu haruslah memahami dasar-

    dasar gerbang logika. Adapun dasar- dasar dari gerbang logika adalah:

    a. Gerbang AND ( AND Gate )

    Gambar 11. Gerbang Logika AND

    a. Dua input

    b. Tiga input

    Gerbang logika AND adalah suatu gerbang yang sekurang

    kurangnya mempunyai dus input atau lebih dan hanya satu output.

    Output yang dihasilkan oleh gerbang AND akan bernilai (berlogika) 1 (

    tinggi) jika semua inputnya berlogika 1 (tinggi). Gerbang ini dapat

    diilustrasikan dengan saklar-saklar yang dipasang seri untuk

    menghidupkan lampu seperti gambar dibawah.

    Gambar 12. ilustrasi gerbang AND dengan tiga input (saklar)

    Dari ilustrasi diatas lampu dapat menyala jika dan hanya jika ketiga

    saklar tersebut dalam kondis On (1), jika salah satu saja saklar dalam

    keadaan terbuka (Off) maka lampu dalam keadaan padam.

    Kondisi tersebut dapat dirangkum dalam suatu table kebenaran dari

    gerbang AND yang menunjukan bahwa A (input), B (input) dan Y

    (output) seperti pada table.

  • Input A Input B Output

    Y

    0 0 0

    0 1 0

    1 0 0

    1 1 1

    Tabel 1. tabel kebenaran gerbang AND dengan dua input

    Secara umum untuk gerbang yang mempunyai n input akan

    mempunyai 2n kombinasi input yang mungkin, sehingga dari contoh

    pada tabel di atas mempunyai 4 kombinasi dari (22). Secara boolean

    gerbang logika AND dengan dua input dapat dinotasikan sebagai: Y=A.B

    b. Gerbang OR ( OR Gate )

    Gambar 12. Gerbang logika OR

    Gerbang logika OR ialah suatu gerbang yang mempunyai dua input

    atau lebih dan hanya mempunyai satu buah output. Gerbang ini akan

    menghasilkan output berlogika 0 (low) jika dan hanya seluruh inputnya

    berlogika 0 (rendah). Rangkaian dua saklar atau lebih yang dipasang

    secara paralel untuk menghidupkan lampu dengan satu sumber adalah

    contoh ilustrasi dari gerbang logika OR, seperti gambar 4.

  • Gambar 13. Ilustrasi gerbang logika OR dengan tiga input

    Lampu akan dapat dihidupkan jika satu atau dua saklar di-Onkan.

    Lampu akan tetap padam jika semua saklar dalam keadaan terbuka (Off).

    Kemungkinan kombinasi dari beberapa input gerbang logika OR

    dapat dilihat pada tabel kebenaran berikut ini.

    Input A Input B Output

    0 0 0

    0 1 1

    1 0 1

    1 1 1

    Tabel 2. Tabel kebenaran gerbang OR dengan dua input

    Secara boolean, gerbang logika OR dengan dua input dinotasikan

    sebagai: Y=A+B

    c. Gerbang NOT ( NOT Inverter / Inverter )

    Gambar 14 Gerbang Logika NOT

    Gerbang logika NOT/ Inverter hanya mempunyai satu buah input

    dan satu buah output. Kondisi outputnya selalu berlawanan dengan

    kondisi input. Jika inputnya berlogika 1(tinggi) maka kodisi outputnya

    akan berlogika 0 (rendah), demikian pula sebaliknya. Gerbang logika ini

    dapat di ilustrasikan melalui gambar di bawah ini,

  • Gambar 15. Ilustrasi gerbang logika NOT/Inverter

    Jika saklar dalam kondisi terhubung (on) maka arus listrik tidak

    melewati lampu sehingga lampu dalam kondisi padam (off). Jika saklar

    dalam keadaan terbuka (off) maka lampu akan menyala (on) karena

    terhubung dengan kutub positif sumber. Kobinasi input yang

    menghasilkan output dari gerbang ini dapat dilihat pada tabel kebenaran

    tabel 3.

    Input A Input B

    0 1

    1 0

    Secara boolean, gerbang logika NOT dengan satu input dinotasikan

    sebagai: Y= A

    d. Gerbang NAND ( NAND Gate )

    Gambar 16. Gerbang logika NAND

    a. Dua input

    b. Tiga input

    Gerbang logika NAND (NOT AND) mirip dengan gerbang logika

    AND, hanya pada outputnya diberi inverter. Gerbang ini disebut juga

    gerbang universal karena dapat juga digunakan untuk membuat gerbang-

    gerbang logika lainnya. Ilustrasi dari gerbang logika ini dapat dilihat

    pada gambar di bawah ini

  • Gambar 17. Ilustrasi gerbang logika NAND

    Jika kedua saklar input dalam kondisi terhubung (on) maka relay

    akan mendapat tegangan (on) maka relay akan mendapatkan tegangan

    (on). Pada saat relay bertegangan (on) maka lampu berada dalam kondisi

    padam (off) karena terputus arusnya dari sumber melalui kontak

    normally close (NC) relay. Jika satu atau kedua saklar dalam keadaan

    terbuka (off) maka lampu akan mendapat tegangan melalui kontak NC

    relay yang sedang dalam keadaan off.

    Kombinasi input dari gerbang ini dapat dilihat pada tabel kebenaran di

    tabel 4.

    Input A Input B Output (Y)

    0 0 1

    0 1 1

    1 0 1

    1 1 0

    Tabel 4. Tabel kebenaran gerbang logika NAND dengan dua input

    Secara boolean, gerbang logika NAND dengan dua input dinotasikan

    sebagai: A.B

    e. Gerbang NOR

    Gambar 18. Gerbang logika NOR

    a. Dua input

    b. Tiga input

  • Gerbang NOR (NOT OR) mempunyai sifat yang sama dengan

    gerbang logika OR, hanya diberi inverter pada ouputnya. Gerbang ini

    akan menghasilkan output berlogika satu (tinggi) jika dan hanya seluruh

    inputnya berlogika nol (rendah). Ilustrasi dari gerbang logika ini dapat

    dilihat pada gambar di bawah ini.

    Gambar 19. ilustrasi gerbang logika NOR

    Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa jika salah satu saklar atau

    semua saklar sebagai input dihubungkan (on) maka lampu tidak akan

    menyala karena arusnya terputus oleh kontak NC dari relay yang sedang

    dalam keadaan on. Jika semua saklar dalam keadaan terbuka (off) maka

    lampu akan menyala (on) karena terhubung langsung tegangan melalui

    kontak NC relay (kumparan relay dalam keadaan tidak bertegangan atau

    off).

    Input A Input B Output (Y)

    0 0 1

    0 1 1

    1 0 1

    1 1 0

    Secara Boolean dinotasikan sebagai : Y = A+B

    f. Gerbang XOR ( Exlusive OR Gate )

    Gambar 20. Gerbang logika XOR dua input

  • Gerbang logika XOR akan menghasilkan ouput yang berlogika

    (tinggi) jika logika 1( tinggi ) pada inputnya berjumlah ganjil. Sifat yang

    dimiliki oleh gerbang ini dapat dimanfaatkan sebagai indicator kesamaan

    (comparator) dengan dua input yang dapat membandingkan dua buah

    sinyal, jika ada perbedaan jimlah input yang berlogika 1 ( tinggi ) ganjil

    maka akan memberikan output tinggi sehingga dapat dipakai sebagai

    indicator.

    Karakteristik ouput dari kombinasi dua input gerbang ini dapat

    dipahami melalui tabel di bawah ini.

    Input A Input B Ouput (Y)

    0 0 0

    0 1 1

    1 0 1

    1 1 0

    Gerbang XOR dapat juga dibentuk dari berberapa gerbang yang

    lain seperti gerbang AND, NOT, dan OR seperti gambar berikut ini :

    Gambar 21. kombinasi gerbang logika pembentuk gerbang XOR

    Secara Boolean, gerbang XOR dinotasikan sebagai : Y= A+B

    g. Gerbang XNOR ( Exclusive NOR Gate )

    Gambar 22. Gerbang logika XNOR

    Gerbang XNOR kebalikan dari gerbang XNOR karena jika pada

    gerbang XOR dengan input yang sama berlogika nol dan input yang

  • berbeda berlogika satu, maka pada gerbang XNOR input yang sama,

    maka pada gerbang XNOR input yang sama berlogika satu dan input

    yang berbeda berlogika nol. Selain itu gerbang XNOR dapat digunakan

    sebagai pembanding (comparator)dengan dua inputan sebagaimana

    gerbang XOR. Keluaran yang dihasilkan gerbang ini dapat dilihat pada

    tabel

    Input A Input B Output(Y)

    1 1 1

    0 1 0

    1 0 0

    0 0 1

    Secara Boolean, gerbang ini dapat dinotasikan sebagai : Y=A B

    h. Timer

    Timer berfungsi untuk mengaktifkan suatu keluaran dengan

    interval waktu yang dapat diatur. Pengaturan waktu dilakukan melaui

    nilai setting (preset value). Timer tersebut akan bekerja bila diberi input

    dan mendapat pulsa clock. Untuk pulsa clock sudah disediakan oleh

    pembuat PLC. Besarnya nilai pulsa clock pada setiap timer tergantung

    pada nomor timer yang digunakan. Saat input timer ON maka timer

    mulai mencacah pulsa dari 0 sampai preset value. Bila sudah mencapai

    preset value maka aan mengaktifkan Outputyang telah ditentukan.

    i. Counter

    Fungsi counter adalah mencacah pulsa yang masuk. Sepintas cara

    kerja counter dan timer mirip. Perbedaannya adalah timer mencacah

    pulsa internal sedangkan counter mencacah pulsa dari luar.

    3. Konsep Logika dan Perancangan Program PLC Dasar

  • PLC memiliki bermacam-macam bahasa program yang ditetapkan

    oleh (International Electrotecnic Comminssion) IEC61131-3, diantara

    bahasa bahasa program yang umum dipakai dalam bidang perindustrian,

    perkantoran dan sarana saranan pendidikan serta tempat tempat lain

    adalah sebagai berikut :

    Dalam pemrograman dengan menggunakan PLC, dikenal istilah controller

    cycle. Controller cycle adalah rangkaian proses yang dilakukan CPU PLC

    secara terus-menerus dan berulang-ulang. Controller cycle ini terdiri dari 3

    fase:

    a. fase pertama: mengambil image dari status inputs

    b. fase kedua: eksekusi program

    c. fase ketiga: mengaktifkan atau menon-aktifkan output yang ada.

    Setelah fase ketiga selesai, maka kontroller akan kembali ke fase pertama,

    dan seterusnya. PLC memiliki bermacam-macam bahasa program yang

    ditetapkan oleh (International Electrotecnic Comminssion) IEC61131-3

    adalah sebagai berikut :

    a. Ladder Diagram ( Diagram Tangga )

    LadderDiagram adalah bahasa pemrograman yang dibuat dari

    persamaan fungsi logika dan fungsi-fungsi lain berupa pemrosesan data

    atau fungsi waktu dan pencacahan. Ladder diagram terdiri dari susunan

    kontak- kontak dalam satu group perintah secara horizontal dari kiri ke

    kanan, dan terdiri dari banyak group perintah secara verikal. Contoh

    dari Ladder Diagram ini adalah kontak normaly open, kontak normaly

    close, output coil, pemindahan data. Garis vertikal paling kiri dan

    paling kanan diasumsikan sebagai fungsi tegangan, bila fungsi dari

  • group perintah menghubungkan 2 garis vertikal tersebut maka

    rangkaian perintah akan bekerja

    Gambar 23. Ladder diagram program

    b. Function Block Diagram ( FB/FBD )

    Function block diagram adalah suatu fungsi-fungsi logika yang

    disederhanakan dalam gambar block dan dapat dihubungkan dalam

    suatu fungsi atau digabungkan dengan fungsi blok lain.

    Gambar 24. Function Block Diagram diagram program

    c. Statement List ( STL )

    Adalah bahasa program jenis tingkat rendah. Instruksi yang

    dibuat berupa susunan sederhana menuju ke operand yang berupa

    alamat atau register.

  • Gambar 25. Statement List program

    d. Structured Text (ST) atau Structure Language (SCL)

    Teks terstruktur merupakan bahasa tingkat tinggi yang dapat

    memproses sistem logika ataupun alogaritma dan memungkinkan

    pemrosesan system lain. Perintah umumnya menggunakan

    IFTHENELSE, WHILEDO, REPEATUNTIL dll. Contoh

    Text testruktur (ST).

    Gambar 26. Structured Text program

    e. Sequential Function Chart ( SFC )

    Bahasa Program yang dibuat dan disimpan dalam chart. Bagian-

    bagian chart memiliki fungsi urutan langkah , transisi dan percabangan.

    Tiap step memiliki status proses dan bisa terdiri dari struktur yang

    berurutan.

  • Gambar 27. Sequential Function Chart program

    C. Simatic Manager S-7

    SIMATIC Manager adalah : aplikasi dasar untuk mengkonfigurasi atau

    memprogram. Fungsi-fungsi berikut ini dapat ditampilkan dalam SIMATIC

    Manager :

    1. Set up project

    2. Mengkonfigurasi dan menetapkan parameter ke hardware

    3. Mengkonfigurasi hardware Networks

    4. Program blocks

    5. Debug dan Commission program-program

    SIMATIC Manager dapat di operasikan dengan cara :

    1. Offline, tidak terhubung dengan Programmable Controller

    2. Online, terhubung dengan Programmable Controller

    1. Langkah langkah Dasar Operasi Step 7 PLC STEP 7 dapat dijalankan dengan Windows dimana akan

    ditemukan ICON untuk SIMATIC Manager yang merupakan starting point

    untuk software STEP 7 pada Windows Interface.

    Langkah paling tepat untuk menjalankan STEP 7 adalah

    menempatkan cursor pada icon dan klik dua kali, maka Windows yang

  • berisi SIMATIC Manager akan terbuka. Dari sini anda bisa mengakses

    semua fungsi yang telah di install, baik software standar maupun paket

    paket pilihan. Alternatif lainnya anda juga bisa memulai SIMATIC Manager

    melalui tombol start dalam taskbar pada Windows 95/98

    2. Komponen-komponen Standar yang terdapat pada SIMATIC Manager

    Komponen-komponen standar sebuah Window diperagakan pada gambar

    berikut :

    Gambar 28 : komponen-komponen sebuah Windows

    Keterangan :

    a. Title Bar dan Menu Bar Title Bar dan Menu Bar selalu ditemukan pada bagian atas

    Window, title bar berisi title dari window dan icon untuk controller

    windows. Sedangkan Menu Bar berisi semua menu-menu yang

    tersedia dalam Windows.

    b. Tools Bar Tools Bar berisi icon-icon (atau tombol tool) yang menyediakan

    jalan pintas yang sering kali digunakan dan sekarang ini tersedia menu

    commands melalui satu kali klik pada mouse. Sebuah deskripsi

    singkat dari fungsi dari masing masing tombol ini ditampilkan

    dengan keterangan tambahan dalam status bar bila anda menempatkan

    cursor pada tombol.

  • Gunakan tombol Accesible Nodes dan S7 Memory Card

    jika memungkinkan untuk membuka Windows baik dalam seluruh

    komunikasi ataupun menampilkan seluruh isi memory card. Memory

    card harus dimasukkan dalam slot pada perlengkapan program anda

    sebelum isinya ditampilkan. Jika tipe-tipe akses ini tidak disediakan

    dalam konfigurasi anda, maka tombol-tombol tersebut tidak aktif dan

    tampil dalam warna abu-abu.

    c. Status Bar

    Status Bar menampilkan kontek/isi informasi dependen

    D. Pengenalan Peralatan yang Digunakan

    Simatic Step 7 merupakan CPU PLC (Programable Logic Controler )

    keluaran Siemens yang paling terbaru yang dapat menangani sebuah sistem

    personal yang di program sesuai dengan kebutuhan. Dimana Disini di pakai S7

    300 CPU 314 dengan karakteristik sebagai berikut :

    Overview CPU 314 For installations with medium requirements on program scope

    High processing performance in binary and floating-point arithmetic

    Micro memory card required to operate the CPU.

    CPU 314

    Order No. 6AG1 314-1AG13-2AB0

    Order No. based on 6ES7 314-1AG13-0AB0

    Ambient temperature range -25 C to +60 C,

    condensation permissible

    Ambient conditions Suitable for extraordinary medial

    exposure (e.g. by chloric and

    sulphuric atmospheres).

    Conformity with standard for

    electronic devices on rail vehicles

    (EN 50155, temperature T1,

  • category 1).

    Yes

    Technical data The technical data are identical

    with the technical data of the

    based on modules.

    Gambar 29. SIEMENS CPU 314 Series

    S7 300 dapat menggantikan sistem lama masih menggunakan S5. Dengan S7

    dapat dengan mudah untuk memodifikasi program sesuai dengan kebutuhan.

    Beberapa Keuntungan S7 300 dibanding S5.

    1. Dukungan Sistem Operasi yang lebih user friendly.

    2. Program berbasis Ladder yang mudah untuk di buat dan di mengerti

    3. Dukungan Spare part yang masih banyak.

    S7 300 bisa menggunakan lebih dari satu Digital Input dan Digital Output

    sebagai Inteface. DI dan DO yang digunakan merupakan DI dan DO yang support

    dengan CPU 314 yang digunakan. 32 x 24 Volt DI dan DO. Dimana karakteristik

    Digital Input yang digunakan :

    Digital inputs

    For connecting standard switches and two-wire proximity switches (BERO) Technical specifications 6ES7 321-1BP00-0AA0 Voltages and currents Load voltage L+ Rated value (DC) 24 V Current consumption from backplane bus 5 V DC, max. 100 mA Power loss, typ. 7 W Connection point required front connectors Cable: 6ES7 392-4Bxx0-0AA0 Terminal blocks: 6ES7 392-1xN00-0AA0 Digital inputs Number of digital inputs 64 Number of simultanneously controllable inputs vertical installation - up to 40 C, max. 32 horizontal installation - up to 40 C, max. 64 - up to 60 C, max. 32 Input characteristic curve to

  • IEC 1131, Typ 1 Input voltage Rated value, DC 24 V for signal "0" -30...5 V for signal "1" 13...30 V

    Gambar 21. Modul Digital Input dan Spesifikasinya

    Digital Ouput yang digunakan :

    Digital outputs For connecting solenoid valves, contactors, low-power motors, lamps

    and motor Technical specifications 6ES7 322-1BP00- 0AA0 6ES7 322-1BP50- 0AA0 Voltages and currents Load voltage L+ Rated value (DC) 24 V 24 V Current consumption from load voltage L+ (without load), max. 75 mA 75 mA from backplane bus 5 V DC, max. 100 mA 100 mA Power loss, typ. 6 W 6 W Connection point required front connectors Cable: 6ES7 392- 4Bxx0-0AA0 Terminal blocks: 6ES7 392-1xN00- 0AA0 Cable: 6ES7 392- 4Bxx0-0AA0; Terminal blocks: 6ES7 392-1xN00

    Gambar 30. Modul Digital Output dan Spesifikasinya

  • Gambar 30. Simatic S7

    Simatic S7 yang paling cocok digunakan untuk menjalankan tugas otomasi

    yang sederhana yaitu:

    1. Simatik S7.

    2. Simatik S7-100.

    3. S7 300U Programmable Controller.

    Pada laporn ini hanya akan membahas tentang simatic S7 karna

    pengontrolan portal menggunakan simatic S7. Adapun keuntungan dari

    simetic S7 adalah controller paling ekonomis untuk mengoperasikan tugas

    otomasi sederhana yang digunakan untuk tugas otomasi yang sebelunnya

    hanya dioperasikan oleh kontaktor dan relay. Rangkaian dengan hanya

    beberapa kontaktor sudah dapat diimplementasikan dan lebih ekonomis.

    Fitur yang menonjol pada 57 adalah:

    1. Input/output analog Onboard dengan konversi waktu yang sangant

    pendek.

    2. Power Supply yang telah tersedia.

    3. CPU terpisah dari input dan output.

    4. Dapat dengan mudah menambah atau mengurangi input/output nya

    5. Networking capability sebagai stasiun aktif atau pasif dalam SINEC

    L2 LAN.

  • Bahasa Pemograman STEP 7 memiliki opefand areas sebagai berikut:

    I Inputs interfaces dari proses ke programmable controller.

    Q Outputs interfaces dan programmable controller ke proses.

    F Flags memori untuk hasil lanjutan dari operasi biner.

    D Data memori untuk hasil lar{utan dari operasi digital.

    T Timers memori untuk mengimplementasikan waktu.

    C Counters memori untuk mengimplementasikan counters.

    P Peripheralsinterfaces dari proses ke programmable controller.

    K Constants mendefenisikan nilai angka.

    OBs (Organization Blocks) mengatur program kontrol.

    PBs (Program Blocks)menyusun program kontrol menurut fungsional

    dariaspek-aspek teknik.

    SBs (Sequence Blocks)blok spesial mengontrol rangkaian program (dapat

    digunakan hanya dalam S5-95U).

    FBs (Function Blocks) blok spesial dari program yang komplekDBs (Data

    blocks) menyimpan data.

    E. Mekanisme Kerja Portal Scraper

    Penarikan material Lime Stone dan Silica Stone di Storage Indarung III

    menggunakan alat yang namanya Portal Scrapper. Peralatan ini bergerak di jalur

    rel yang terletak disepanjang tumpukan/Pile material. Di setiap tumpukan lime

    stone dan silica terdapat limit switch yang terletak di sebelah rel agar pada saat

    penarikan material tidak terjadi pencampuran bahan yang akan di antar ke raw

    mill menggunakan belt conveyor. portal scaper dilengkapi oleh dua chain dimana

    chain I digunakan untuk menarik material ke arah chain 2 dan selanjutnya ditarik

    oleh chain 2 tersebut untuk kemudian ditransport oleh belt conveyor yang juga

    terletak sepanjang tumpukan material tersebut. Yang mana kedua chain tesebut

    dapat bergerak keatas dan kebawah sesuai dengan keberadaan tumpukan

    material.

  • Gambar 31. Portal Scrapper di Area storage Lime Stone dan Silica Stone

    1. Komponen-komponen utama Portal Scrapper a. Motor Travel

    Motor Travel berfungsi untuk menjalankan Portal dari arah kiri ke

    kanan kanan atau sebaliknya dengan jalur lintasan yang telah

    ditentukan. Pada Portal Scraper terdapat 2 buah Motor Travel

    dimana dimana motor 1 untuk menggerakkan portal ke arah kiri

    dan motor 2 menggerakkan portal ke arah kanan.

    b. Motor Chain

    Motor chain berfungsi untuk menarik material Lime Stone dan

    Silica Stone menuju belt conveyor. Pada portal scraper terdapat 2

    motor Chain yaitu chain 1 dan chain 2 dimana chain 1 digunakan

    untuk menarik material ke arah chain 2 dan selanjutnya ditarik

    oleh chain 2 tersebut untuk kemudian ditransport oleh belt

    conveyor yang terletak diepanjang tumpukan.

    c. Motor hoist

    Motor Hoist berfungsi untuk menaikkan dan menurunkan Motor

    Chain agar bisa menarik material lime stone dan silica stone

    d. Motor drum kabel power

    Motor drum kabel power berfungsi untuk menggulung kabel

    power agar tersusun secara rapi.

    e. Limit Switch

    Limit Switch berfungsi untuk menentukan limit kondisi jalur

    lintasan yang akan dilalui oleh Portal Scrapper.

  • f. Panel Control

    Penel Control ini berperan sebagai peralatan untuk mengontrol

    kinerja Portal Scrapper.

    2. Prinsip Kerja Portal Scrapper Portal scraper digunakan untuk menarik material dasar lime stone

    dan silica stone. Ketika material dasar menumpuk di pile storage . Material

    ini memasuki storage dengan belt conveyor yang ada di atas pile.

    Pada dasarnya portal scrapper berfungsi menurunkan material dasar

    yang terdiri dari lime stone dan silica stone ke atas bell conveyor menuju

    ke raw mill, portal scrapper dapat beroperasi dengan 3 metode start yaitu :

    Auto selection

    Local auto selection

    Manual selection

    a. Auto selection

    Auto selection bekerja berdasarkan RS (return signal) A2C04 yang

    diterima dari panel transport. Portal Scrapper tidak akan bekerja jika

    belt conveyor dalam keadaan OFF.

    Auto selection dapat dimulai dengan memposisikan selector switch

    pada posisi Auto dan semua Circuit Breaker dalam keadaan ready.

    Saat belt conveyor ON maka signal akan masuk ke Input PLC sebagai

    perintah untuk start Portal. Dengan delay 5 detik portal akan

    beroperasi.

    Urutan kerja Auto selection.

    1) Belt Conveyor A2CO4 Jalan/ON (wait 5 detik)

    2) Chain Primer dan sekunder jalan

    3) Motor Travel jalan ke arah berlawanan dari posisi semula.

    Portal Scrapper akan berhenti jika limit switch menyentuh

    Bandul/Batas penarikkan material

    4) Motor Hoist turun hingga menyentuh Material. Dalam hal ini

    lama atau kedalaman chain turun tergantung pada

    tinggi/rendahnya permukaan material. Pada portal scrapper

  • menggunakan counter untuk menentukan kedalaman

    pengerukkan.

    5) Jika Portal Scrapper berada di sisi kanan, maka penarikkan

    akan dilakukan mulai dari sisi kanan menuju sisi kiri. Sesampai

    di batas paling kiri, portal akan menyentuh bandul.

    6) Motor travel stop.

    7) Motor Hoist turun dan dilanjutkan dengan jalannya travel.

    b. Local Auto Selection

    Pada Local auto selection portal Scrapper beroperasi setelah

    menerima RS dari belt conveyor dan mesti menerima signal start dari

    Operator. Artinya untuk menjalankan portal scrapper, operator harus

    menekan tombol start setelah belt conveyor aktif.

    Local auto selection dapat dimulai dengan jalannya belt conveyor,

    kemudian setelah 5 detik portal Scrapper akan ready, namun belum

    beroperasi. Portal scrapper akan beroperasi setelah push button Start

    ditekan.

    Berikut urutan kerja Local auto selection :

    1) Belt Conveyor A2CO4 Jalan/ON (wait 5 detik)

    2) Tekan Tombol Start

    3) Chain Primer dan sekunder jalan

    4) Motor Travel jalan ke arah berlawanan dari posisi semula. Portal

    Scrapper akan berhenti jika limit switch menyentuh Bandul/Batas

    penarikkan material

    5) Motor Hoist turun hingga menyentuh Material. Dalam hal ini

    lama atau kedalaman chain turun tergantung pada

    tinggi/rendahnya permukaan material. Pada portal scrapper

    menggunakan counter untuk menentukan kedalaman

    pengerukkan.

    6) Jika Portal Scrapper berada di sisi kanan, maka penarikkan akan

    dilakukan mulai dari sisi kanan menuju sisi kiri. Sesampai di

    batas paling kiri, portal akan menyentuh bandul.

  • 7) Motor travel stop.

    8) Motor Hoist turun dan dilanjutkan dengan jalannya travel.

    c. Manual selection

    Pada manual selection pengendalian Portal Scrapper dapat

    dilakukan secara tanpa berurutan. Motor chain, travel, hoist, dan drum

    cable kontrol serta power dapat aktif sendiri sendiri tanpa interlocking

    dari motor lain. Manual selection di biasanya digunakan saat masa

    perbaikkan.

    3. Input dan Output yang digunakan dalam Pengoperasian Portal Scrapper

    PLC belum bisa berdiri sendiri untuk menjadi otput untuk motor - motor

    listrik berdaya tinggi oleh sebab itu PLC harus didukung dengan kontrol

    magnetik atau disebut juga dengan kontaktor, kontaktor adalah saklar

    maknetik yang berfungsi apabila koil nya mendapat suplai tegangan.

    Macam macam pendukung pengoperasian portal scrapper menggunakan

    PLC simatik S7 adalah:

    a. Main switch, MCB dan fuse.

    Singkatan MCB adalah Mini circuit Breaker yang memiliki fungsi

    sebagai alat pengaman arus lebih. MCB ini memproteksi arus lebih

    yang disebabkan terjadinya beban lebih dan arus lebih karena adanya

    hubungan pendek. Dengan demikian prinsip dasar bekerjanya yaitu

    untuk pemutusanhubungan yang disebabkan beban lebih dengan

    relai arus lebih seketika digunakan electromagnet,

    Gambar 32. (a) Main Switch (b) MCB1 danFuse

  • b. TOR (Termal Overload Realey)

    Thermal relay atau overload relay adalah peralatan switching

    yang pekaterhadap suhu dan akan membuka atau menutup kontaktor

    pada saat suhu yang terjadi melebihi batas yang ditentukan atau

    peralatan kontrol listrik yang berfungsi untuk memutuskan jaringan

    listrik jikaterjadi beban lebih.

    Gambar 33. Thermal Over Load

    Gambar 34. Tabel komtak Thermal Over Load

  • Gambar 35. TOR dab bagian-bagiannya

    Gambar 36. Cara kerja TOR

    Thermal overload relay (TOR) mempunyai tingkat proteksi yang

    lebih efektifdan ekonomis, yaitu:

    1) Pelindung beban lebih / Overload

    2) Melindungi dmi ketidakseimbangan phasa / Phase failure

    imbalance

    3) Melindungi dari kerugian / kehilangan tegangan phasa /

    Phase Loss.

    c. Magnetic Contactor

    Kontaktor (Magnetic Contactor) yaitu peralatan listrik yang

    bekerja berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik. Pada Contactor

    terdapat sebuah belitan yang mana bila dialiri arus listrik akan timbul

    medan magnet pada inti besinya, yang akan membuat kontaknya

    tertarik oleh gaya magnet yang timbul tadi. Kontak Bantu NO

    (Normally Open) akan merurtup dan kontak Bantu NC (Normally

    Close) akan membuka.

    Kontak pada Contactor terdiri dari kontak utama dan kontak

    Bantu.Kontak utama digunakan untuk rangkaian daya sedangkan

    kontak Bantu digunakan untuk rangkaian kontrol.

    Didalam suatu Contactor elektromagnetik terdapat kumparan

    utama yang terdapat pada inti besi. Kumparan hubung singkat

    berfungsi sebagai peredam getaran saat kedua inti besi saling

    melekat.

  • Apabila