laporan pengabdian masyarakateprints.stikesyahoedsmg.ac.id/334/1/laporan pengabdian...halaman...
TRANSCRIPT
-
LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT
PENINGKATAN MUTU ASUHAN KEPERAWATAN BERBASIS
PATIENT SAFETY ; PERSPECTIVE EXPERIENCE
PANDEMI COVID-19
OLEH ; Dr. Tri Ismu Pujianto , SKM.,M.Kes.,M.Kep 0630056901
Dr. Blacius Dedi, SKM.,M.Kep 0403086701
Ns. Achmad Syaifudin, M.Kep 0612077701
Ns. Susi Nurhayati, M.Kep 0603127403
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA
JLN. KOMPOL R. SOEKANTO NO 46 SEMARANG
TELP/FAX : (024) 6724581
GENAP 2019/2020
-
PROPOSAL PENGABDIAN MASYARAKAT
PENINGKATAN MUTU ASUHAN KEPERAWATAN BERBASIS
PATIENT SAFETY ; PERSPECTIVE EXPERIENCE
PANDEMI COVID-19
OLEH ; Dr. Tri Ismu Pujianto , SKM.,M.Kes.,M.Kep 0630056901
Dr. Blacius Dedi, SKM.,M.Kep 0403086701
Ns. Achmad Syaifudin, M.Kep 0612077701
Ns. Susi Nurhayati, M.Kep 0603127403
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA
JLN. KOMPOL R. SOEKANTO NO 46 SEMARANG
TELP/FAX : (024) 6724581
GENAP 2019/2020
-
HALAMAN PENGESAHAN
1. Judul Pengabdian Masyarakat Peningkatan mutu asuhan keperawatan berbasis Patient Safety; Perspective
experience pandemi covid-19
2. Nama Mitra Pengabdian Masyarakat (1) Rumah Sakit
3. Nama Mitra Pengabdian Masyarakat (2) STIKES Karya Husada Semarang
4. Ketua Tim Pengusul a. Nama : Blacius Dedi, DR.Kep.,SKM.,M.Kep a. NIDN/ NIK : 0403086701/196708032019031K. b. Jabatan/golongan : Penata Muda/IIIC c. Program studi : Magister Keperawatan d. PerguruanTinggi : STIKes Karya Husada Semarang e. Bidang Keahlian : Kepemimpinan dan Manajemen Pelayanan
Keperawatan
f. Alamat kantor/telp/fax : STIKes Karya Husada Semarang Jln Kompol R Soekanto No.46 Semarang, Telp. 024
- 6724581
5. Anggota Tim Pengusul b. JumlahAnggota : Tiga Orang c. NamaAnggota I : Dr Tri Ismu Pujianto, SKM.,M.Kes.,M.Kep d. NamaAnggota II : Ns. Achmad Syaifudin, M. Kep e. Nama Anggota III : Ns. Susi Nurhayati, M.Kep f. Mahasiswa yang terlibat : Aldrio Pelamonia 2010001
Anita Mayasari 2010002
Arief Nugroho 2010003
Ari Stefanus SP : NIM: 1603012
Anita Maya Sopa: NIM: 1603010
Muhammad Solikin; NIM : 1603057
Pujiwati : NIM : 1603077
Umi Laelatul Farikhah: NIM: 1603077
Ermawati : NIM: 1603030
6. Lokasi Kegiatan Pengabdian Masyarakat a. Wilayah Pengabdian Masyarakat : Rumah Sakit-Rumah Sakit yang ada di Jawa
Tengah dan beberapa Provinsi di Indonesia
b. Kabupaten/Kota : Semarang c. Propinsi : Jawa Tengah d. Jarak PT ke lokasi pengabdian masyarakat: 3 Km
7. Luaran Yang dihasilkan : Modul Peningkatan Mutu Asuhan Keperawatan berbasis Patient Safety ; Perspectif Experience Covid 19
Jangkawaktupelaksanaan : 1(satu ) hari
Biaya total : Rp 1.550.000,-.
-
A. ANALISA SITUASI
Sejak bulan Februari 2020 Indonesia dilanda Pandemi covid 19. Setelah
beberapa Negara terlebih dahulu dilanda pandemic Covid 19, seperti Wuhan China,
Italia, Spanyol dan Amerika. Covid 19 belum ada obat dan Immunisasinya, penularan
sangat cepat melalui droplet Infaksi, dengan cara kontak langsung dengan Pasien
Covid 19.Jumlah terpapar Covid 19 di Indonesia update 8 juni 2020 pukul 12.00
(gugus tugas covid 19 19, 2020) sebagai berikut ; ODP 38.791, PDP 14.010, Positif
32.003, Sembuh 10.904, Meninggal 1.883. data dari 34 Provinsi, dan 422 Kabupaten
/ Kota.
Pandemi covid telah memporakporandakan tatanan ekonomi, social dan
pelayanan kesehatan di dunia, juga di Negara Indonesia. Upaya yang bisa dilakukan
adalah menjalani cara-cara hidup bersih dan sehat. Jurus ampuh adalah : mencuci
tangan memekai sabun sesiring mungkin, Memakai masker, jangan bepergian
ketempat-tempat keramaian apabila tidak mendesak, Menjaga jarak dengan orang
lain. Membawa dan memakai Handsanitizer bila bepergian, Mengganti pakaian
dansegera mandi apabila habis bepergian di luar rumah. Menjaga asupan makanan
bergizi seimbang, berjemur dibawah sinar matahari selama 30 menit (jam 09.00 sd
11.00). Tidak panik, takut dan stress, dengan tetap tenang, Tarik nafas dalam dan
mencari informasi dengan benar hal ini untuk menjaga immunitas. Menjaga
kebersihan dan kesehatan lingkungan (sampah ,air mengalir, kebersihan rumah dll).
Tatanan pelayanan kesehatan paling terdampak dengan pandemic covid 19.
Diperlukan kesiapan mental dan kompetyensi bagi tenaga kesehatan termasuk
perawat sebgai profesi terdepan dalam pelayanan kekesehatan. Memakai AOPD
terstandar WHO bagi perawat yang merawat pasien covid 19. SOP hand washing,
hand scrub cara membuka APD, Masker, Sarung tangan, sepatu boot harus sesuai
protokoler yang ditetapkan rumah sakit. Profesi keperawatan tetap dituntut
memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas pada pasien covid 19, maupun
pada pasien lainnya. Profesi keperawatan disadarkan benar tentang tatakelola pasien
dengan penyakit infeksi yang selama ini sudah dilakukan di beberapa rumah sakit.
-
Pandemi covid 19 yang dialami menambah kekuatan untuk menerapkan tata kelola
pasien infeksi dengan terstandar dan tidak bisa di tawar tawar.
B. PERMASALAHAN MITRA
Beberapa Rumah Sakit di Indonesia sedang membenahi tata kelola pelayanan
pasien infeksi pada umumnya dan pasien covid 19 secara khusus. Khusus untuk
profesi keperawatan yang menjadi titik perhatian pihak pengelola rumah sakit adalah
: 1. Penyediakan APD terstandar WHO, 2. Penyediaan ruang infesi, 2. Pengaturan
SDM Keperawatan (jumlah, shiff dinas, overran shiff), 3 Tata kelola asuhan
keperawatan pasien covid 19, 4. Protokoler karantina SDM keperawatan, jeda,
pergantian shiff dan karantina di rumah. Beberapa permasalahan ini membutuhkan
solusi, pemahaman, pemikiran dan pengembangan secara krestif dan inovatif.
C. SOLUSI YANG DITAWARKAN
Melakukan tata kelola asuhan keperawatan yang berkualitas di era pandemic
covid 19 adalah suatu tantangan tersendiri. Bagaimana tidak karena Cocid 19 adalah
virus baru di jaman digital ini. Semua belum ada pengalaman, panduan maupun
tatakelola yang baku yang sudah ada teruji dan bisa di implementasikan. Semua
pengelola dan profesional kesehatan harus kreatif, inovartif dan mengikuti beberapa
perkembangan covid 19 di dunia. Profesi keperawatan. mendapat tantangan untuk
belajar, inopatif dan kreatif dalam meberikan asuhan keperawatan yang berkualitas
kepada pasien, secara khusus pasien Covid 19. Webinar tatakelolaasuhan
keperawatan berkualitas dari persfektif pengalaman Pandemi Covid 19 memberikan
informasi dan pencerahan kepada profesi keperawatan di klinik, rumah sakit,
fasyankes dan pendidikan tinggi keperawatan bagi para dosen dan mahasiswa
keperawatan,. Substansi webinar yang ditawarkan adalah sebagai berikut :
1. Mutu pelayanan keperawatan
2. Pelayanan keperawatan berbasis Patient safety
3. Tata kelola pelayanan keperawatan era pandemic covid 19
D. TARGET LUARAN
-
Keluaran (Output)
Modul Peningkatan mutu asuhan keperawatan berbasis Patien Safety; Perspektif
experience pandemic covid 19
Dampak (Outcome)
Profesi keperawatan dengan penuh kesadaran meningkatkan kualitas asuhan
keperawatan di era covid 19
Publikasi: Jurnal pengmas terakreditasi
HAKI
E. SASARAN
Adapun yang menjadi sasaran kegiatan pelatihan adalah:
1. Para perawat pelaksana
2. Ketua tim
3. Para kepala ruangan
4. Kepala Bidang keperawatan
5. Direktur keperawatan
6. Dosen Keperawatan
7. Mahasiswa Keperawatan
F. MEDIA DAN ALAT
1. Zoom Meeting
2. Webinar
G. METODE PENGMAS
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Simulasi dan Demonstrasi
-
H. PELAKSANAAN
Hari/ tanggal : Kamis; 09 Juli 2020
Waktu : Jam 09.00 sd 15.00
Tempat : Webinar
I. RENCANA KEGIATAN
No Tahapan
Kegiatan
Kegiatan Tim
penyuluh
Kegiatan
Sasaran Media Waktu
1. Persiapan - Pembuatan proposal
kegiatan
pengabdian
kepada
masyarakat
- PenyusunanModulWebinar
- Peyebaran informasi
webinar dan
kontak Key
person peserta
Persiapan
pelaksanaan
Webinar
- Proposal - Surat tugas - Surat
persetujuan
pelaksanaan
webinar
1 Hari
2. Pelaksanaan - Pembukaan - Sambutan - Pemaparan
materi
- Diskusi - Penutup
Harikedua
Mendengarkan
dan berperan
aktif
- Zoom meetings
1 hari
3. Evaluasi Penyusunan
laporan
- Laporan hasil 3 Hhari
J. METODE
1. Ceramah
2. Diskusi interaktif
3. Pelatihan
K. ALOKASI DANA
-
Dana yang dibutuhkanRp. 4.500.000 (Empat juta lima ratus ribu rupiah)
L. POA
No Aktivits Metode Media Pj Sasaran
1 Koordinasi
dan
komunikasi
dengan tim
Departemen
kepmankep
Koordinasi
Komunikasi
Handpone
Surat
Menyurat
Ketua dan
Tim
Seluruh tim
Departemen
Kepmankep
2 Penyusunan
modul materi
webinar
Literatur
review
Jurnal review
Laptop
Handpone
Ketua Tim -
3 Persiapan
acara
pelatihan
Koordinasi
Menyebarkan
undangan,
dan promosi
secara daring
Handpone
Surat
undangan
Ketua dan
Tim
Kepmankep
100 orang
peserta
4 Pelaksanaan
Webinar
Ceramah
Tanya jawab
Diskusi
interaktif
Laptop
LCD
Modul
Zoom
Meetings
Ketua dan
Tim
Peserta/Audience
100 orang
5 Evaluasi
Penyusunan
laporan
pengabdian
masyarakat
Formatif
Laporan Ketua dan
tim
Tim Pengabdian
masyarakat
M. MODUL MATERI WEBINAR
Literatur review danJurnal Review) tentang; Peningkatan mutu asuhan keperawatan
berbasis Patien Safety; Perspektif experience pandemic covid 19
Lay out Materi :
1. Mutu pelayanan keperawatan
2. Pelayanan keperawatan berbasis Patient safety
3. Tata kelola pelayanan keperawatan era pandemic covid 19
-
Lampiran 1 : Biodata Ketua dan Anggota Tim
Biodata Ketua Tim Pengusul
Nama : Dr. Blacius Dedi, M.Kep
NIK : 196708032019031K
TTL : Tasikmalaya, 03 Agustus 1967
Alamat : D’Amerta Residance Blok D4 Jln. Pandanus No 44 Ciganitri –
Desa Lengkong – Bojongsoang - Bandung
Email : [email protected]
Biodata Anggota 1
Nama : Tri IsmuPujiyanto, SKM, M.Kep
NIK : 196905301991121040
TTL : Batang, 30 Mei 1969
Alamat : Jl. SinarMulyo 4 No . 80 C Semarang
Email : [email protected]
Biodata Anggota 2
Nama : Ns. Achmad Syaifudin, M.Kep
NIK : 197707122000041060
TTL : Grobogan, 12 Juli 1977
Alamat : Jl. Serasi Raya 615 UngaranTimur
Email : [email protected]
Biodata Anggota 3
Nama : Ns. Susi Nurhayati, M.Kep
NIK : 197412032013102145
TTL : Semarang, 3 Desember 1974
Alamat : KampungSemawis Blok S.02 Semarang
Email : [email protected]
Lokasi Pengabdian Masyarakat
-
Share lokasi (kampus Stikes Karya Husada Semarang
Lampiran I :
-
MODUL I
MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN TERKINI
OLEH ;
Dr. Tri Ismu Pujianto , SKM.,M.Kes.,M.Kep 0630056901
Dr. Blacius Dedi, SKM.,M.Kep 0403086701
Ns. Achmad Syaifudin, M.Kep 0612077701
Ns. Susi Nurhayati, M.Kep 0603127403
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA
JLN. KOMPOL R. SOEKANTO NO 46 SEMARANG
TELP/FAX : (024) 6724581
Lay out Materi :
-
A. Latar belakang
B. Konsep dasar mutu pelayanan keperawatan
1. Pengertian mutu pelayanan keperawatan
Mutu pelayan keperawatan adalah tahapan derajat kesempurnaan dari pelayanan
keperawatan yang membuat kepuasaan dari pasien dan keluargana, kelompok,
komunitas dan masyarakat. Pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai standar
yang berlaku dan kepatuhan terhadap standar, sehingga membauat kepuasan
(Gillies, 200; Tappen, 2002; Nursalam, 2010; Anwar 20016). Peningkatan mutu
pelayanan adalah derajat memberikan pelayanan secara efisien dan efektif sesuai
dengan standar profesi, standar pelayanan yang dilaksanakan secara menyeluruh
sesuai dengan kebutuhan pasien, memanfaatkan teknologi tepat guna dan hasil
penelitian dalam pengembangan pelayanan kesehatan/keperawatan sehingga
tercapai derajat kesehatan yang optimal. (Anwar, 2016; Dedi, 2020)
C. Pengukuran Mutu Pelayanan
Menurut Donabedian, mutu pelayanan dapat diukur dengan menggunakan tiga variabel
yaitu input, proses, dan output/outcome.
1. Input adalah segala sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan
seperti tenaga, dana, obat, fasilitas peralatan, teknologi, organisasi, dan informasi.
2. Proses adalah interaksi profesional antara pemberi pelayanan dengan konsumen
(pasien dan masyarakat). Setiap tindakan medis/keperawatan harus selalu
mempertimbangkan nilai yang dianut pada diri pasien. Setiap tindakan korektif
dibuat dan meminimalkan risiko terulangnya keluhan atau ketidakpuasan pada
pasien lainnya. Program keselamatan pasien bertujuan untuk meningkatkan
keselamatan pasien dan meningkatkan mutu pelayanan. Interaksi profesional yang
lain adalah pengembangan akreditasi dalam meningkatkan mutu rumah sakit dengan
indikator pemenuhan standar pelayanan yang ditetapkan Kementerian Kesehatan
RL ISO 9001:2000 adalah suatu standar internasional untuk system manajemen
kualitas yang bertujuan menjamin kesesuaian dari suatu proses pelayanan terhadap
kebutuhan persyaratan yang dispesifikasikan oleh pelanggan dan rumah sakit.
Keilmuan selalu diperbarui untuk menjamin bahwa tindakan medis/keperawatan
-
yang dilakukan telah didukung oleh bukti ilmiah yang mutakhir. Interaksi
profesional selalu memperhatikan asas etika terhadap pasien, yaitu:
a. berbuat hal hal yang baik (beneficence) terhadap manusia khususnya pasien, staf
klinis dan nonklinis, masyarakat dan pelanggan secara umum;
b. tidak menimbulkan kerugian (nonmaleficence) terhadap manusia;
c. menghormati manusia (respect for persons) menghormati hak otonomi, martabat,
kerahasiaan, berlaku jujur, terbuka, empati;
d. berlaku adil Gustice) dalam memberikan layanan.
3. Output/outcome adalah hasil pelayanan kesehatan atau pelayanan keperawatan, yaitu
berupa perubahan yang terjadi pada konsumen termasuk kepuasan dari konsumen.
Tanpa mengukur hasil kinerja rumah sakit/keperawatan tidak dapat diketahui apakah
input dan proses yang baik telah menghasilkan output yang baik pula.
D. Tiga tingkat konsep kualitas layanan yaitu:
1. Bermutu (Quality Surprise), bila kenyataan pelayanan yang diterima melebihi
pelayanan yang diharapkan pelanggan.
2. Memuaskan (Satisfactory Quality), bila kenyataan pelayanan yang diterima sama
dengan pelayanan yang diharapkan pelanggan.
3. Tidak bermutu (Unacceptable Quality), bila ternyata kenyataan pelayanan yang
diterima lebih rendah dari yang diharapkan pelanggan.
E. Aplikasi pelayanan berbasis mutu dalam pelayanan keperawatan
Lebih jelasnya dapat diuraikan mengenai bentuk-bentuk aplikasi kualitas layanan
dengan menerapkan konsep "RATER" yang dikemukakan oleh Parasuraman (2001:32)
sebagai berikut.
1. Daya tanggap (Responsiveness).
Setiap perawat professional dalam memberikan bentuk-bentuk pelayanan,
mengutamakan aspek pelayanan yang sangat memengaruhi perilaku orang yang
mendapat pelayanan, sehingga diperlukan kemampuan daya tanggap dari perawat
-
untuk melayani paisen, keluarga dan masyarakat sesuai dengan tingkat penyerapan,
pengertian, ketidaksesuaian atas berbagai hal bentuk pelayanan yang tidak
diketahuinya. Daya tanggap (responsiveness) memerlukan adanya penjelasan yang
bijaksana, mendetail, membina, mengarahkan dan membujuk agar menyikapi segala
bentuk-bentuk prosedur dan mekanisme kerja yang berlaku dalam suatu organisasi,
sehingga bentuk pelayanan mendapat respons positif (Parasuraman, 2001:52).
Tuntutan pelayanan keperawatan yang berkualitas, diperlukan daya repon
yang dapat menanggapi berbagai keluhan dari berbagai macam, keluhan, complain,
ketidakpuasan akan pelayanan kesehatan yang diberikan menjadi suatu respek
positif dari daya tanggap pemberi pelayanan supaya dapat memberikan kepuasan
kepada pasien, keluarga dan masyarakat penerima pelayanan keperawatan.
Sebaiknya sebagai perawat professional, apabila apabila menemukan pasaien,
keluarga dan masyarakat yang kita layani kurang mengerti atas berbagai syarat
prosedur atau mekanisme, maka perlu diberikan suatu pengertian dan pemahaman
yang jelas secara bijaksana, berwibawa dan memberikan berbagai alternatif
kemudahan untuk mengikuti syarat pelayanan yang benar, sehingga kesan dari
orang yang mendapat pelayanan memahami atau tanggap terhadap keinginan orang
yang dilayani.
Pada prinsipnya, inti dari bentuk pelayanan yang diterapkan dalam suatu
instansi atau aktivitas pelayanan kerja yaitu memberikan pelayanan sesuai dengan
tingkat ketanggapan atas permasalahan pelayanan yang diberikan. Kurangnya
ketanggapan tersebut dari orang yang menerima pelayanan, karena bentuk
pelayanan tersebut baru dihadapi pertama kali, sehingga memerlukan banyak
informasi mengenai syarat dan prosedur pelayanan yang cepat, mudah dan lancar,
sehingga pihak pegawai atau pemberi pelayanan seyogyanya menuntun orang yang
dilayani sesuai dengan penjelasan-penjelasan yang mendetail, singkat dan jelas yang
tidak menimbulkan berbagai pertanyaan atau hal-hal yang menimbulkan keluh
kesah dari orang yang mendapat pelayanan. Apabila hal ini dilakukan dengan baik,
berarti pegawai tersebut memiliki kemampuan daya tanggap terhadap pelayanan
yang diberikan yang menjadi penyebab terjadinya pelayanan yang optimal sesuai
-
dengan tingkat kecepatan, kemudahan dan kelancaran dari suatu pelayanan yang
ditangani oleh pegawai (Parasuraman, 2001).
Suatu organisasi sangat menyadari pentingnya kualitas layanan daya tanggap
atas pelayanan yang diberikan. Setiap orang yang mendapat pelayanan sangat
membutuhkan penjelasan atas pelayanan yang diberikan agar pelayanan tersebut
jelas dan dimengerti. Untuk mewujudkan dan merealisasikan hal tersebut, maka
kualitas layanan daya tanggap mempunyai peranan penting atas pemenuhan
berbagai penjelasan dalam kegiatan pelayanan kepada masyarakat. Apabila
pelayanan daya tanggap diberikan dengan baik atas penjelasan yang bijaksana,
penjelasan yang mendetail, penjelasan yang membina, penjelasan yang
mengarahkan dan yang bersifat membujuk, apabila hal tersebut secara jelas
dimengerti oleh individu yang mendapat pelayanan, maka secara langsung
pelayanan daya tanggap dianggap berhasil, dan ini menjadi suatu bentuk
keberhasilan prestasi kerja. Kualitas layanan daya tanggap adalah suatu bentuk
pelayanan dalam memberikan penjelasan, agar orang yang diberi pelayanan tanggap
dan menanggapi pelayanan yang diterima, sehingga diperlukan adanya unsur
kualitas layanan daya tanggap sebagai berikut :
a. Memberikan penjelasan secara bijaksana sesuai dengan bentuk-bentuk
pelayanan yang dihadapinya. Penjelasan bijaksana tersebut mengantar individu
yang mendapat pelayanan mampu mengerti dan menyetujui segala bentuk
pelayanan yang diterima.
b. Memberikan penjelasan yang mendetail yaitu bentuk penjelasan yang substantif
dengan persoalan pelayanan yang dihadapi, yang bersifat jelas, transparan,
singkat dan dapat dipertanggungjawabkan.
c. Memberikan pembinaan atas bentuk-bentuk pelayanan yang dianggap masih
kurang atau belum sesuai dengan syarat-syarat atau prosedur pelayanan yang
ditunjukkan.
d. Mengarahkan setiap bentuk pelayanan dari individu yang dilayani untuk
menyiapkan, melaksanakan dan mengikuti berbagai ketentuan pelayanan yang
harus dipenuhi.
-
e. Membujuk orang yang dilayani apabila menghadapi suatu permasalahan yang
dianggap bertentangan, berlawanan atau tidak sesuai dengan prosedur dan
ketentuan yang berlaku.
Uraian-uraian di atas menjadi suatu interpretasi yang banyak dikembangkan
dalam suatu organisasi kerja yang memberikan kualitas layanan yang sesuai dengan
daya tanggap atas berbagai pelayanan yang ditunjukkan. Inti dari pelayanan daya
tanggap dalam suatu organisasi berupa pemberian berbagai penjelasan dengan
bijaksana, mendetail, membina, mengarahkan dan membujuk. Apabila hal ini dapat
diimplementasikan dengan baik, dengan sendirinya kualitas layanan daya tanggap
akan menjadi cermin prestasi kerja pegawai yang ditunjukkan dalam pelayanannya.
2. Jaminan (Assurance)
Semua bentuk pelayanan kesehatan memerlukan adanya kepastian dan jaminan atas
pelayanan yang diberikan. Bentuk kepastian dari suatu pelayanan keperawatan sangat
ditentukan oleh jaminan dari perawat yang memberikan pelayanan keperawatan,
sehingga pasien yang menerima pelayanan merasa puas dan yakin bahwa segala bentuk
urusan pelayanan keperawatan yang berikan tuntas dan selesai sesuai dengan kecepatan,
ketepatan, kemudahan, kelancaran dan kualitas layanan yang diberikan (Parasuraman,
2001).
Jaminan atas pelayanan yang diberikan oleh perawat sangat ditentukan oleh
performance atau kinerja pelayanan keperawatan, sehingga diyakini bahwa perawat
tersebut mampu memberikan pelayanan keperawatan yang handal, mandiri dan
profesional yang berdampak pada kepuasan pelayanan keperawatan yang diterima oleh
pasien dan keluarganya selaku customer. Selain dari performance tersebut, jaminan dari
suatu pelayanan juga ditentukan dari adanya komitmen organisasi yang kuat, yang
menganjurkan agar setiap pegawai memberikan pelayanan secara serius dan sungguh-
sungguh untuk memuaskan orang yang dilayani. Bentuk jaminan yang lain yaitu jaminan
terhadap pegawai yang memilik perilaku kepribadian (personality behavior) yang baik
dalam memberikan pelayanan keperawatan, tentu akan berbeda perawat yang yang
-
memiliki sikap dan atau karakter yang humble dan yang kurang humble dalam
memberikan pelayanan keperawatan (Margaretha 2003:201)
Inti dari bentuk pelayanan yang meyakinkan pada dasarnya bertumpu kepada
kepuasan pelayanan yang ditunjukkan oleh setiap pegawai, komitmen organisasi yang
menunjukkan pemberian pelayanan yang baik, dan perilaku dari pegawai dalam
memberikan pelayanan, sehingga dampak yang ditimbulkan dari segala aktivitas
pelayanan tersebut diyakini oleh orang-orang yang menerima pelayanan akan dilayani
dengan baik sesuai dengan bentuk-bentuk pelayanan yang dapat diyakini sesuai dengan
kepastian pelayanan.
Melihat kenyataan kebanyakan organisasi modern dewasa ini dihadapkan oleh
adanya berbagai bentuk penjaminan yang dapat meyakinkan atas berbagai bentuk
pelayanan yang dapat diberikan oleh suatu organisasi sesuai dengan prestasi kerja yang
ditunjukkannya. Suatu organisasi sangat membutuhkan adanya kepercayaan
memberikan pelayanan kepada orang-orang yang dilayaninya. Untuk memperoleh suatu
pelayanan yang meyakinkan, maka setiap pegawai berupaya untuk menunjukkan
kualitas layanan yang meyakinkan sesuai dengan bentuk-bentuk pelayanan yang
memuaskan yang diberikan bentuk-bentuk pelayanan yang sesuai dengan komitmen
organisasi yang ditunjukkan dan memberikan kepastian pelayanan sesuai dengan
perilaku yang ditunjukkan. Suatu organisasi kerja sangat memerlukan adanya
kepercayaan yang diyakini sesuai dengan kenyataan bahwa organisasi tersebut mampu
memberikan kualitas layanan yang dapat dijamin sesuai dengan:
a. mampu memberikan kepuasan dalam pelayanan yaitu setiap pegawai akan
memberikan pelayanan yang cepat, tepat, mudah, lancar dan berkualitas, dan hal
tersebut menjadi bentuk konkret yang memuaskan orang yang mendapat pelayanan.
b. mampu menunjukkan komitmen kerja yang tinggi sesuai dengan bentuk-bentuk
integritas kerja, etos kerja dan budaya kerja yang sesuai dengan aplikasi dari visi,
misi suatu organisasi dalam memberikan pelayanan;
c. mampu memberikan kepastian atas pelayanan sesuai dengan perilaku yang
ditunjukkan, agar orang yang mendapat pelayanan yakin sesuai dengan perilaku
yang dilihatnya.
-
Uraian ini menjadi suatu penilaian bagi suatu organisasi dalam menunjukkan kualitas
layanan asuransi (meyakinkan) kepada setiap orang yang diberi pelayanan sesuai dengan
bentuk-bentuk kepuasan pelayanan yang dapat diberikan, memberikan pelayanan yang
sesuai dengan komitmen kerja yang ditunjukkan dengan perilaku yang menarik,
meyakinkan dan dapat dipercaya, sehingga segala bentuk kualitas layanan yang
ditunjukkan dapat dipercaya dan menjadi aktualisasi pencerminan prestasi kerja yang
dapat dicapai atas pelayanan kerja.
3. Bukti fisik (Tangible)
Pengertian bukti fisik dalam kualitas layanan adalah bentuk aktualisasi nyata secara fisik
dapat terlihat atau digunakan oleh perawat atau petugas kesehatan sesuai dengan
penggunaan dan pemanfaatannya yang dapat dirasakan membantu pelayanan
keperawatan dan atau kesehatan yang diterima oleh orang yang menginginkan
pelayanan, sehingga puas atas pelayanan yang dirasakan, yang sekaligus menunjukkan
kinerja bagi perawat atau tenaga kesehatan sebagi pemberian pelayanan keperawatan
dan atau kesehatan kepada customer (Parasuraman, 2001).
Berarti dalam memberikan pelayanan keperawatan, setiap pasien, keluarga pasien
dan masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan menginginkan pelayanan
dapat merasakan pentingnya bukti fisik yang ditunjukkan oleh pengembang pelayanan,
sehingga pelayanan kesehatan yang diberikan memberikan kepuasan. Bentuk pelayanan
bukti fisik biasanya berupa sarana dan prasarana pelayanan yang tersedia, teknologi
pelayanan yang digunakan, performance pemberi pelayanan yang sesuai dengan
karakteristik pelayanan yang diberikan dalam menunjukkan prestasi kerja yang dapat
diberikan dalam bentuk pelayanan fisik yang dapat dilihat. Bentuk-bentuk pelayanan
fisik yang ditunjukkan sebagai kualitas layanan dalam rangka meningkatkan prestasi
kerja, merupakan salah satu pertimbangan dalam manajemen organisasi.
Arisutha (2005:49) menyatakan prestasi kerja yang ditunjukkan oleh individu
sumberdaya manusia, menjadi penilaian dalam mengaplikasikan aktivitas kinerjanya
yang dapat dinilai dari bentuk pelayanan fisik yang ditunjukkan. Biasanya bentuk
pelayanan fisik tersebut berupa kemampuan menggunakan dan memanfaatkan segala
-
fasilitas alat dan perlengkapan di dalam memberikan pelayanan, sesuai dengan
kemampuan penguasaan teknologi yang ditunjukkan secara fisik dan bentuk tampilan
dari pemberi pelayanan sesuai dengan perilaku yang ditunjukkan. Dalam banyak
organisasi, kualitas layanan fisik terkadang menjadi hal penting dan utama, karena orang
yang mendapat pelayanan dapat menilai dan merasakan kondisi fisik yang dilihat secara
langsung dari pemberi pelayanan baik menggunakan, mengoperasikan dan menyikapi
kondisi fisik suatu pelayanan.
Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam suatu organisasi modern dan maju,
pertimbangan dari para pengembang pelayanan kesehatan, senantiasa mengutamakan
bentuk kualitas kondisi fisik yang dapat memberikan apresiasi terhadap orang yang
memberi pelayanan.
Nursalam (2011) menyatakan bahwa kualitas layanan keperawatan berupa kondisi
fisik merupakan bentuk kualitas layanan kesehatanb nyata yang memberikan adanya
apresiasi dan membentuk imej positif bagi setiap individu yang dilayaninya dan menjadi
suatu penilaian dalam menentukan kemampuan dari pengembang pelayanan tersebut
memanfaatkan segala kemampuannya untuk dilihat secara fisik, baik dalam
menggunakan alat dan perlengkapan pelayanan, kemampuan menginovasi dan
mengadopsi teknologi kesehatan, dan menunjukkan suatu performance tampilan yang
prima, terampil, berwibawa dan memiliki integritas yang tinggi sebagai suatu wujud dari
prestasi kerja yang ditunjukkan kepada pasien yang mendapat pelayanan keperawatan.
Selanjutnya, tinjauan Gibson, Ivancevich, Donnelly (2003) (yang melihat
dinamika dunia kerja dewasa ini yang mengedepankan pemenuhan kebutuhan pelayanan
masyarakat maka, identifikasi kualitas layanan fisik mempunyai peranan penting dalam
memperlihatkan kondisi-kondisi fisik pelayanan tersebut. Identifikasi kualitas layanan
fisik (tangible) dapat tercermin dari aplikasi lingkungan kerja berikut.
a. Kemampuan menunjukkan prestasi kerja pelayanan dalam menggunakan alat dan
perlengkapan kerja secara efisien dan efektif.
b. Kemampuan menunjukkan penguasaan teknologi dalam berbagai akses data dan
inventarisasi otomasi kerja sesuai dengan dinamika dan perkembangan dunia kerja
yang dihadapinya.
-
c. Kemampuan menunjukkan integritas diri sesuai dengan penampilan yang
menunjukkan kecakapan, kewibawaan dan dedikasi keria.
Uraian ini secara umum memberikan suatu indikator yang jelas bahwa kualitas
layanan sangat ditentukan menurut kondisi fisik pelayanan, yang inti pelayanannya yaitu
kemampuan dalam menggunakan alat dan perlengkapan kerja yang dapat dilihat secara
fisik, mampu menunjukkan kemampuan secara fisik dalam berbagai penguasaan
teknologi kerja dan menunjukkan penampilan yang sesuai dengan kecakapan,
kewibawaan dan dedikasi kerja.
4. Empati (Empathy)
Setiap kegiatan atau aktivitas pelayanan kesehatan memerlukan adanya pemahaman dan
pengertian kesamaan asumsi atau kepentingan terhadap suatu hal yang berkaitan dengan
pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan akan berjalan dengan lancar dan berkualitas
apabila semua pihak inter professional kolaboration, yang berkepentingan dengan
pelayanan kesehatan memiliki adanya rasa empati (empathy) dalam menyelesaikan atau
menanani pelayanan kesehatan dengan memiliki komitmen yang sama terhadap
pelayanan (Parasuraman, 2001).
Empati dalam suatu pelayanankeperawatan adalah adanya suatu perhatian,
keseriusan, simpatik, pengertian dan keterlibatan pihak-pihak yang berkepentingan
dengan pelayanan kesehatan untuk mengembangkan dan melakukan aktivitas pelayanan
kesehatan sesuai dengan tingkat pengertian dan pemahaman dari masing-masing
profesi. Pihak yang memberi pelayanan harus memiliki empati memahami masalah dari
pihak yang ingin dilayani. Pihak yang dilayani seyogyanya memahami keterbatasan dan
kemampuan orang yang melayani, sehingga keterpaduan antara pihak yang melayani
dan mendapat pelayanan memiliki perasaan yang sama.
Artinya setiap bentuk pelayanan yang diberikan kepada orang yang dilayani
diperlukan adanya empati terhadap berbagai masalah yang dihadapi orang yang
membutuhkan pelayanan. Pihak yang menginginkan pelayanan membutuhkan adanya
rasa kepedulian atas segala bentuk pengurusan pelayanan, dengan merasakan dan
-
memahami kebutuhan tuntutan pelayanan yang cepat, mengerti berbagai bentuk
perubahan pelayanan yang menyebabkan adanya keluh kesah dari bentuk pelayanan
yang harus dihindari, sehingga pelayanan tersebut berjalan sesuai dengan aktivitas yang
diinginkan oleh pemberi pelayanan dan yang membutuhkan pelayanan.
Berarti empati dalam suatu organisasi kerja menjadi sangat penting dalam
memberikan suatu kualitas layanan sesuai prestasi kerja yang ditunjukkan oleh seorang
pegawai. Empati tersebut mempunyai inti yaitu mampu memahami orang yang dilayani
dengan penuh perhatian, keseriusan, simpatik, pengertian dan adanya keterlibatan dalam
berbagai permasalahan yang dihadapi orang yang dilayani. Bentuk kualitas layanan dari
empati orang-orang pemberi pelayanan terhadap yang mendapatkan pelayanan harus
diwujudkan dalam lima hal berikut.
a. Mampu memberikan perhatian terhadap berbagai bentuk pelayanan yang diberikan,
sehingga yang dilayani merasa menjadi orang yang penting.
b. Mampu memberikan keseriusan atas aktivitas kerja pelayanan yang diberikan,
sehingga yang dilayani mempunyai kesan bahwa pemberi pelayanan menyikapi
pelayanan yang diinginkan.
c. Mampu menunjukan rasa simpatik atas pelayanan yang diberikan, sehingga vang
dilayani merasa memiliki wibawa atas pelayanan yang dilakukan.
d. Mampu menunjukkan pengertian yang mendalam atas berbagai hal yang
diungkapkan, sehingga yang dilayani menjadi lega dalam menghadapi bentuk-
bentuk pelayanan yang dirasakan.
e. Mampu menunjukkan keterlibatannya dalam memberikan pelayanan atas berbagai
hal yang dilakukan, sehingga yang dilayani menjadi tertolong menghadapi berbagai
bentuk kesulitan pelayanan.
Bentuk-bentuk pelayanan ini menjadi suatu yang banyak dikembangkan oleh para
pengembang organisasi, khususnya bagi pengembang pelayanan modern, yang bertujuan
memberikan kualitas layanan yang sesuai dengan dimensi empati atas berbagai bentuk-
bentuk permasalahan pelayanan yang dihadapi oleh yang membutuhkan pelayanan,
-
sehingga dengan dimensi empati ini, seorang pegawai menunjukkan kualitas layanan
sesuai dengan prestasi kerja yang ditunjukkan.
5. Keandalan (Reliability)
Setiap pelayanan memerlukan bentuk pelayanan yang andal, artinya dalam memberikan
pelayanan, setiap pegawai diharapkan memiliki kemampuan dalam pengetahuan,
keahlian, kemandirian, penguasaan dan profesionalisme kerja yang tinggi, sehingga
aktivitas kerja yang dikerjakan menghasilkan bentuk pelayanan yang memuaskan, tanpa
ada keluhan dan kesan yang berlebihan atas pelayanan yang diterima oleh masyarakat
(Parasuraman, 2001).
Tuntutan keandalan pegawai dalam memberikan pelayanan yang cepat, tepat,
mudah dan lancar menjadi syarat penilaian bagi orang yang dilayani dalam
memperlihatkan aktualisasi kerja pegawai dalam memahami lingkup dan uraian kerja
yang menjadi perhatian dan fokus dari setiap pegawai dalam memberikan pelayanannya.
Inti pelayanan keandalan adalah setiap pegawai memiliki kemampuan yang andal,
mengetahui mengenai seluk belum prosedur kerja, mekanisme kerja, memperbaiki
berbagai kekurangan atau penyimpangan yang tidak sesuai dengan prosedur kerja dan
mampu menunjukkan, mengarahkan dan memberikan arahan yang benar kepada setiap
bentuk pelayanan yang belum dimengerti oleh masyarakat, sehingga memberi dampak
positif atas pelayanan tersebut yaitu pegawai memahami, menguasai, andal, mandiri dan
profesional atas uraian kerja yang ditekuninya (Parasuraman, Zeithamal Berry, 1985 dan
(Parasuraman, 2001).
Kaitan dimensi pelayanan reliability (keandalan) merupakan suatu yang sangat
penting dalam dinamika kerja suatu organisasi. Keandalan merupakan bentuk ciri khas
atau karakteristik dari pegawai yang memiliki prestasi kerja tinggi. Keandalan dalam
pemberian pelayanan dapat terlihat dari keandalan memberikan pelayanan sesuai dengan
tingkat pengetahuan yang dimiliki, keandalan dalam terampil menguasai bidang kerja
yang diterapkan, keandalan dalam penguasaan bidang kerja sesuai pengalaman kerja
yang ditunjukkan dan keandalan menggunakan teknologi kerja.
-
Keandalan dari suatu individu organisasi dalam memberikan pelayanan sangat
diperlukan untuk menghadapi gerak dinamika kerja yang terus bergulir menuntut
kualitas layanan yang tinggi sesuai keandalan individu pegawai. Keandalan dari seorang
pegawai yang berprestasi, dapat dilihat dari berikut.
a. Keandalan dalam memberikan pelayanan yang sesuai dengan tingkat pengetahuan
terhadap uraian kerjanya.
b. Keandalan dalam memberikan pelayanan yang terampil sesuai dengan tingkat
keterampilan kerja yang dimilikinya dalam menjalankan aktivitas pelayanan yang
efisien dan efektif.
c. Keandalan dalam memberikan pelayanan yang sesuai dengan pengalaman kerja
yang dimilikinya, sehingga penguasaan tentang uraian kerja dapat dilakukan secara
cepat, tepat, mudah dan berkualitas sesuai pengalamannya.
d. Keandalan dalam mengaplikasikan penguasaan teknologi untuk memperoleh
pelayanan yang akurat dan memuaskan sesuai hasil output penggunaan teknologi
yang ditunjukkan.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka dapat dipahami bahwa kualitas layanan dari
keandalan dalam suatu organisasi dapat ditunjukkan keandalan pemberi pelayanan sesuai
dengan bentuk-bentuk karakteristik yang dimiliki oleh pegawai tersebut, sesuai dengan
keberadaan organisasi tersebut. Seorang pegawai dapat andal apabila tingkat pengetahuannya
digunakan dengan baik dalam memberikan pelayanan yang andal, kemampuan keterampilan
yang dimilikinya diterapkan sesuai dengan penguasaan bakat yang terampil, pengalaman
kerja mendukung setiap pegawai untuk melaksanakan aktivitas kerjanya secara andal dan
penggunaan
teknologi menjadi syarat dari setiap pegawai yang andal untuk melakukan berbagai bentuk
kreasi kerja untuk memecahkan berbagai permasalahan kerja yang dihadapinya secara andal.
F. Audit Internal Mutu Pelayanan Keperawatan
-
Audit internal adalah suatu kegiatan uapaya peningkatan mutu pelayanan keperawatan
(menilai kesesuaian antara faktadengan kriterianya) dan konsultasi oleh tim independen
secara internal, sertaobjektif yang dirancanguntuk memberikan memberikan evaluasi,
serta nilai tambah sekaligus memajukan kegiatan organisasi dalammencapai tujuannya.
Auditor internal yang dipilih, sesuai standar kompetensi dan memili pengalaman sebagai
assessor, serta memiliki sertifikat kompetensi, Auditor internal membantu manajemen
dalam hal:
1. memonitor aktivitas yang tidak dapat dilakukan manajemen, ketika tim auditsetiap
tahun mengajukan jadwal audit ke manajemen eksekutif (contoh auditasuhan
keperawatan, audit infeksi nosokomial);
2. mengidentifikasi dan meminimalkan risiko;
3. memvalidasi laporan untuk manajemen senior dengan melakukan
tinjauanterhadap laporan untuk meyakinkan akurasi, ketepatan waktu dan
maknanya,sehingga keputusan manajemen yang didasarkan pada laporan tersebut
lebih valid;
4. meninjau kegiatan yang sudah berlalu dan sedang berjalan;
5. kegiatan audit program berupa penilaian kebijakan atau program pada saat masih
dalam rancangan, pada saat diimplementasikan, dan hasil aktual yang dicapai oleh
kebijakan atau program tersebut;
6. membantu manajer karena masalah dapat timbul bila manajer tidak cermat
mengendalikan aktivitasnya-auditor internal pada umumnya dapat menemukan
masalah tersebut dan memberikan rekomendasi perbaikannya.
Objektivitas Audit Internal
Audit internal harus memliki kriteria tertentu, yaitu:
1. harus objektif dalam melaksanakan audit dan ini merupakan sikap mental independen
yang harus dijaga dalam menjalankan audit;
2. memiliki kejujuran atas hasil produknya dan tidak melakukan kompromi atas kualitas
audit;
-
3. menjaga agar tidak terjadi penugasan audit kepada auditor yang secara nyata atau
potensial memiliki konflik kepentingan dengan penugasan auditnya;
4. tidak dibebani tanggung jawab operasional.
Pelaksanaan Audit di Keperawatan
1. Dilakukan oleh tim mutu pelayanan keperawatan yang bertugas menentukan masalah
keperawatan yang perlu diperbaiki.
2. Menentukan kriteria untuk memperbaiki masalah serta menilai pelaksanaan perbaikan
yang telah ditetapkan.
3. Merupakan bagian integral dari tim mutu rumah sakit dan bisa merupakan salan satu
komponen dari komite keperawatan.
4. Menyampaikan hasil laporan secara periodik pada komite keperawatan untuk seterusnya
disampaikan pada pimpinan rumah sakit sebagai bahan pertimbangan kebijakan lebih
lanjut.
Diperlukan kerja sama dengan berbagai departemen yang ada di rumah sakit untuk dapat
mengidentifikasi masalah, menentukan kriteria dan merencanakan perbaikan, seperti
departemen farmasi, infeksi nosokomial, rekam medis, pelayanan medis, bagian pemasaran,
dan lain-lain
Refrensi
Anwar. (2016), Kepemimpinan dan manajemen pelayanan keperawatan, Jakarta : UI Fress.
Dedi. (2020). Kepemimpinan dan manajemen pelayanann keperawatan, Konsep, Teori dan
Praktik Jakarta : Percetakan Tim
Nursalam. (2010). Kepemimpinana dan Manajemen pelayanan keperawatan , Jakarta : EGC
-
MODUL II
PELAYANAN KEPERAWATAN BERBASIS PATIEN SAFETY
OLEH ;
Dr. Tri Ismu Pujianto , SKM.,M.Kes.,M.Kep 0630056901
Dr. Blacius Dedi, SKM.,M.Kep 0403086701
Ns. Achmad Syaifudin, M.Kep 0612077701
Ns. Susi Nurhayati, M.Kep 0603127403
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA
JLN. KOMPOL R. SOEKANTO NO 46 SEMARANG
TELP/FAX : (024) 6724581
Lay out Materi :
1. Review konsep dasar patien safety
2. Tatakeloa pasien infeksi yang safety
3. Implementasi patien safety dalam pelayanan keperawatan
D. Pelayanan patien covid 19 dari persfektif patien safety
-
Pelayanan keperawatan yang berkualitas terkait dengan pandemic covid 19
harus memperhatikan prosedur penanaganan penyakit infeksi secara khusus
covid 19. Langkah-langkah tersebut adalah :
1. Penyediaan ruang perawatan penyakit infeksi covid secara
khusus, dengan tempat tidur, kamar, ruangan yang bisa di
desinfentan setiap waktu.
2. Ventilasi dan pencahayaan yang memadai
3. Terpisah dari ruangan perawatan pasien lainnya.
4. Tersedia sarana cuci tangan dan hands sanitizer yang memadai
dan terstndar WHO
-
MODUL III
TATA KELOLA PELAYANAN KEPERAWATAN ERA PANDEMIC COVID 19
OLEH ;
Dr. Tri Ismu Pujianto , SKM.,M.Kes.,M.Kep 0630056901
Dr. Blacius Dedi, SKM.,M.Kep 0403086701
Ns. Achmad Syaifudin, M.Kep 0612077701
Ns. Susi Nurhayati, M.Kep 0603127403
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA
JLN. KOMPOL R. SOEKANTO NO 46SEMARANG
TELP/FAX : (024) 6724581
Lay out Materi :
A. Ttata keloa ruang rawat infeksi covid 19
B. APD dan stardar operasional prosedur
C. Tata keloal SDM
D. Asuhan keperawatan Patisen Covid 19
E. Overan shiff yang efektif
-
LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT
-
PENINGKATAN MUTU ASUHAN KEPERAWATAN BERBASIS
PATIENT SAFETY ; PERSPECTIVE EXPERIENCE
PANDEMI COVID-19
OLEH ; Dr. Tri Ismu Pujianto , SKM.,M.Kes.,M.Kep 0630056901
Dr. Blacius Dedi, SKM.,M.Kep 0403086701
Ns. Achmad Syaifudin, M.Kep 0612077701
Ns. Susi Nurhayati, M.Kep 0603127403
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA
JLN. KOMPOL R. SOEKANTO NO 46 SEMARANG
TELP/FAX : (024) 6724581
GENAP 2019/2020
HALAMAN PENGESAHAN
1. Judul Pengabdian Masyarakat ; Peningkatan mutu asuhan keperawatan berbasis Patient Safety; Perspective experience pandemi covid-19
2. Nama Mitra Pengabdian Masyarakat (1) ; Rumah Sakit 3. Nama Mitra Pengabdian Masyarakat (2) ; STIKES Karya Husada Semarang 4. Ketua Tim Pengusul
Nama : Blacius Dedi, DR.Kep.,SKM.,M.Kep
NIDN/ NIK : 0403086701/196708032019031K.
-
Jabatan/golongan : Penata Muda/IIIC
Program studi : Magister Keperawatan
PerguruanTinggi : STIKes Karya Husada Semarang
Bidang Keahlian : Kepemimpinan dan Manajemen Pelayanan Keperawatan
Alamat kantor/telp/fax: STIKes Karya Husada Semarang Jln Kompol R Soekanto
No.46 Semarang, Telp. 024 - 6724581
5. Anggota Tim Pengusul JumlahAnggota : Tiga Orang
NamaAnggota I : Dr Tri Ismu Pujianto, SKM.,M.Kes.,M.Kep
NamaAnggota II : Ns. Achmad Syaifudin, M. Kep
Nama Anggota III : Ns. Susi Nurhayati, M.Kep
Mahasiswa yang terlibat : Aldrio Pelamonia 2010001
Anita Mayasari 2010002
Arief Nugroho 2010003
Ari Stefanus SP : NIM: 1603012
Anita Maya Sopa: NIM: 1603010
Muhammad Solikin; NIM : 1603057
Pujiwati : NIM : 1603077
Umi Laelatul Farikhah: NIM: 1603077
Ermawati : NIM: 1603030
6. Lokasi Kegiatan Pengabdian Masyarakat a. Wilayah Pengabdian Masyarakat : Rumah Sakit-Rumah Sakit yang ada di Jawa
Tengah dan beberapa Provinsi di Indonesia
b. Kabupaten/Kota : Semarang c. Propinsi : Jawa Tengah d. Jarak PT ke lokasi pengabdian masyarakat: 3 Km
7. Luaran Yang dihasilkan : Modul Peningkatan Mutu Asuhan keperawatan berbasis Patient Safety ; Perspectif Experience Covid 19
Jangkawaktupelaksanaan : 1(satu ) hari
Biaya total : Rp 1.550.000,-.
a. Dikti : - b. Sumber lain : - STIKES KaryaHusada
-
LAPORAN :
-
JUDUL : Peningkatan mutu asuhan keperawatan berbasis Patient Safety; Perspective
experience pandemi covid-19
A. ABSTRAK
Selama pandemi covid-19 sejumlah tenaga kesehatan gugur, sehingga diperlukan
beberapa pedoman dalam pencegahan dan pengendalian corona disease, pedoman
tatalaksana covid-19 dalam pelayanan di rumah sakit atau fasilitas pelayan kesehatan
lainnya. Kemenkes telah menetapkan indikator kesehtan masyarakat menuju masyarakat
produktif dan aman Covid-19 yang merujuk pada pedoman dengan kriteria yang
ditetapkan oleh WHO yaitu epidemiologi, sistem kesehatan dan surveilans kesehatan
masyarakat.
Terdapatnya indikator tentang jumlah kasus, jumlah yang meninggal, jumlah
kesembuhan, jumlah pemeriksaan, jumlah tempat tidur di ruang isolasi, penurunan laju
insiden, penurunan angka kematian. Hal ini mendorong kesiapan rumah sakit dan
fasilitas kesehatan dalam pemenuhan mutu layanan pada masa kenormalan baru yang
berfokus pada dimensi pada pasien, adil, efisien, efektif, tepat waktu, aman dan
terintegrasi. Adanya sistem keselamatan pasien/ pasient safety dengan
merkomendasikan adanya sistem manajemen bencana, program penanggulangan
bencana, standar PPI, fasilitas pelayanan kesehatan memastikan skrinning dan triage
pada pasien dan pengunjung, penerapan kaidah K3, akses seluruh pengunjung, pemetaan
area berisiko, supply chain management.
Departeman Managemen Stikes Karya Husada Semarang berperan serta dalam
penanggulangan Covid 19 di pelayanan kesehatan melalui kegiatan pengabdian kepada
masyarakat dengan memberikan informasi dan edukasi yang memadai dengan tema
Peningkatan mutu asuhan keperawatan berbasis Patient Safety; Perspective experience
pandemi Covid-19 kepada mahasiswa dan tenaga kesehatan khususnya perawat di
rumah sakit.
B. Uraian Kegiatan
1. Karakteristik sasaran :
-
Sasaran pada program ini adalah seluruh mahasiswa baik dari Stikes Karya
Husada Semarang, mahasiswa dari institusi lain dan perawat yang bekerja di
rumah sakit atau yang bekrja di fasilitas pelayanan kesehatan lain.
2. Tujuan
a. Tujuan umum : Peningkatan mutu asuhan keperawatan berbasis Patient
Safety; Perspective experience pandemi Covid-19.
b. Tujuan Khusus
1) Adanya peningkatan mutu pelayanan kesehatan dan keperawatan
melalui peran leadership di rumah sakit
2) Terpenuhinya pelayanan keperawatan yang berbasis pasient safet
3) Terciptanya tata kelola dan strategi dalam pelayanan keperawatan di
era pandemi Covid-19
C. Lingkup Kegiatan
a. Persiapan :
1) Adanya pengajuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan
adanya proposal pengabdian kepada masyarakat yang disetujui oleh
Ketua Stikes Karya Husada dan UP3M.
2) Pendekatan dan kontrak waktu antara STIKes Karya Husada antara
lain :
a) Pembuatan surat ijin untuk dilakukan pengabdian.
b) Melakukan pertemuan awal dengan Tim Pengabdian kepada
Masyarakat dan pihak Stikes Karya Husada pada bagian Rumah
Tangga, menyampaikan tujuan dan cara serta metode dari
pengabdian.
c) Menentukan waktu pelaksanaan diadakan pengabdian.
d) Pembuatan media dalam pengabdian kepada masysrakat yang
diselenggarakan secara daring
-
e) Sosialisasi kepada peserta pengabdian kepada masyarakat
melalui link registrasi pendaftaran ;
https://bit.ly/LiveWebinarManKep
f) Setelah itu peserta akan mendapatkan link zoom
https://us02web.zoom.us/j/7587357363?pwd=akhNd2xZQnhkd
0lhanlXdHBOVEcxUT09 Meeting ID: 758 735 7363
Passcode: covid19
b. Pelaksanaan :
Pelaksanaan kegiatan pengabdian ini dilakukan pada tanggal 21 Juli 2020
jam 09.00 sampai dengan 12.00 WIB. Pelaksanaan kegiatan pengabdian
yang dilakukan tim pengabdian (Departemen Manajemen) dengan
pembicara ;
1. Dr. Tri Ismu Pujiyanto, M. Kes, M. Kep ; Peran Leader dalam
kelolaan pasien di masa adaptasi kebiasaan baru Covid-19
2. Ns. Achmad Syaifudin, M. Kep; Pelayanan keperawatan berbasis
pasien safety
3. Dr. Blacius Dedi, M. Kep; Tata kelola pelayanan keperawatan era
pandemi Covid-19
4. Ns. Arif Nugroho, S. Kep; Sharing pengalaman Kepala
RuangRawat Inap dalam mengelola pasien Covid-19.
5. Ns. Susi Nurhayati; Moderator.
c. Evaluasi :
Setelah kegiatan pengabdian kepada masyarakat tentang Peningkatan mutu
asuhan keperawatan berbasis Patient Safety; Perspective experience
pandemi Covid-19
1) Evaluasi struktur :
Persiapan yang telah dilakukan meliputi :
https://us02web.zoom.us/j/7587357363?pwd=akhNd2xZQnhkd0lhanlXdHBOVEcxUT09https://us02web.zoom.us/j/7587357363?pwd=akhNd2xZQnhkd0lhanlXdHBOVEcxUT09
-
a) Disetujuinya proposal pengabdian kepada masyarakat oleh
Ketua Stikes Karya Husada Semarang dan UP3M.
b) Ketua tim pengabdian kepada masyarakat melalukan
pembagian tugas.
c) Melakukan koordinasi tentang materi dan cara penyampaian
webinar.
d) Melakukan rekap pendaftaran peserta pengabdian kepada
masyarakat melalui link registrasi pendaftaran ;
https://bit.ly/LiveWebinarManKep. Jumlah peserta yang
mendaftar sejumlah 101 orang yang merupakan perawat di
rumah sakit serta mahasiswa keperawatan.
e) Setelah itu peserta akan mendapatkan link zoom
https://us02web.zoom.us/j/7587357363?pwd=akhNd2xZQn
hkd0lhanlXdHBOVEcxUT09 Meeting ID: 758 735 7363.
Passcode: covid19
2) Evaluasi pelaksana :
a) Tim pengabdian kepada masyarakat STIKes Karya Husada
datang menyiapkan pelaksanaan pengabdian yaitu jam 08.30
WIB.
b) Tim pengabdian kepada masyarakat dilakukan di STIKes
Karya Husada, dibagi menjadi 4 kali sesi pembukaan,
pemaparan materi, diskusi, penutup.
c) Pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat dilaksanakan hari
Selasa, 21 Juli 2020 jam 09.00 sampai dengan 12.00 WIB.
Peserta yang mengikuti webinar sejumlah 50 orang.
3. Metode
https://bit.ly/LiveWebinarManKephttps://us02web.zoom.us/j/7587357363?pwd=akhNd2xZQnhkd0lhanlXdHBOVEcxUT09https://us02web.zoom.us/j/7587357363?pwd=akhNd2xZQnhkd0lhanlXdHBOVEcxUT09
-
Metode yang dilakukan saat pengabdian kepada masyarakat adalah melalui
pemaparan materi dalam penjelasan materi, diskusi melalui webinar. Tiap
pembicara diberikan waktu 20 menit untuk tiap penyampaian materi.
D. HASIL KEGIATAN
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat berjalan sesuai dengan rencana yang telah
dibuat sebelumnya. Hasil capaian kegiatan ini adalah adanya peningkatan pemahaman
Peningkatan mutu asuhan keperawatan berbasis Patient Safety; Perspective experience
pandemi Covid-19.
E. MANFAAT
Manfaat kegiatan ini adalah peningkatan pemahaman mutu asuhan keperawatan berbasis
Patient Safety; Perspective experience pandemi Covid-19.
-
Lampiran 1. Surat
-
Lampiran 2. Materi
-
Materi ; Dr. Tri Ismu Pujiyanto, M. Kes, M. Kep
-
Materi ; Ns. Achmad Syaifudin, M. Kep
-
@@
-
Materi ; Dr. Blacius Dedi, M. Kep
-
Materi ; Ns. Arif Nugroho, S. Kep
-
Lampiran : Foto Kegiatan
-
PESERTA