laporan pengabdian masyarakateprints.stikesyahoedsmg.ac.id/334/1/laporan pengabdian...halaman...

59
LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT PENINGKATAN MUTU ASUHAN KEPERAWATAN BERBASIS PATIENT SAFETY ; PERSPECTIVE EXPERIENCE PANDEMI COVID-19 OLEH ; Dr. Tri Ismu Pujianto , SKM.,M.Kes.,M.Kep 0630056901 Dr. Blacius Dedi, SKM.,M.Kep 0403086701 Ns. Achmad Syaifudin, M.Kep 0612077701 Ns. Susi Nurhayati, M.Kep 0603127403 SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA JLN. KOMPOL R. SOEKANTO NO 46 SEMARANG TELP/FAX : (024) 6724581 GENAP 2019/2020

Upload: others

Post on 26-Jan-2021

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT

    PENINGKATAN MUTU ASUHAN KEPERAWATAN BERBASIS

    PATIENT SAFETY ; PERSPECTIVE EXPERIENCE

    PANDEMI COVID-19

    OLEH ; Dr. Tri Ismu Pujianto , SKM.,M.Kes.,M.Kep 0630056901

    Dr. Blacius Dedi, SKM.,M.Kep 0403086701

    Ns. Achmad Syaifudin, M.Kep 0612077701

    Ns. Susi Nurhayati, M.Kep 0603127403

    SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA

    JLN. KOMPOL R. SOEKANTO NO 46 SEMARANG

    TELP/FAX : (024) 6724581

    GENAP 2019/2020

  • PROPOSAL PENGABDIAN MASYARAKAT

    PENINGKATAN MUTU ASUHAN KEPERAWATAN BERBASIS

    PATIENT SAFETY ; PERSPECTIVE EXPERIENCE

    PANDEMI COVID-19

    OLEH ; Dr. Tri Ismu Pujianto , SKM.,M.Kes.,M.Kep 0630056901

    Dr. Blacius Dedi, SKM.,M.Kep 0403086701

    Ns. Achmad Syaifudin, M.Kep 0612077701

    Ns. Susi Nurhayati, M.Kep 0603127403

    SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA

    JLN. KOMPOL R. SOEKANTO NO 46 SEMARANG

    TELP/FAX : (024) 6724581

    GENAP 2019/2020

  • HALAMAN PENGESAHAN

    1. Judul Pengabdian Masyarakat Peningkatan mutu asuhan keperawatan berbasis Patient Safety; Perspective

    experience pandemi covid-19

    2. Nama Mitra Pengabdian Masyarakat (1) Rumah Sakit

    3. Nama Mitra Pengabdian Masyarakat (2) STIKES Karya Husada Semarang

    4. Ketua Tim Pengusul a. Nama : Blacius Dedi, DR.Kep.,SKM.,M.Kep a. NIDN/ NIK : 0403086701/196708032019031K. b. Jabatan/golongan : Penata Muda/IIIC c. Program studi : Magister Keperawatan d. PerguruanTinggi : STIKes Karya Husada Semarang e. Bidang Keahlian : Kepemimpinan dan Manajemen Pelayanan

    Keperawatan

    f. Alamat kantor/telp/fax : STIKes Karya Husada Semarang Jln Kompol R Soekanto No.46 Semarang, Telp. 024

    - 6724581

    5. Anggota Tim Pengusul b. JumlahAnggota : Tiga Orang c. NamaAnggota I : Dr Tri Ismu Pujianto, SKM.,M.Kes.,M.Kep d. NamaAnggota II : Ns. Achmad Syaifudin, M. Kep e. Nama Anggota III : Ns. Susi Nurhayati, M.Kep f. Mahasiswa yang terlibat : Aldrio Pelamonia 2010001

    Anita Mayasari 2010002

    Arief Nugroho 2010003

    Ari Stefanus SP : NIM: 1603012

    Anita Maya Sopa: NIM: 1603010

    Muhammad Solikin; NIM : 1603057

    Pujiwati : NIM : 1603077

    Umi Laelatul Farikhah: NIM: 1603077

    Ermawati : NIM: 1603030

    6. Lokasi Kegiatan Pengabdian Masyarakat a. Wilayah Pengabdian Masyarakat : Rumah Sakit-Rumah Sakit yang ada di Jawa

    Tengah dan beberapa Provinsi di Indonesia

    b. Kabupaten/Kota : Semarang c. Propinsi : Jawa Tengah d. Jarak PT ke lokasi pengabdian masyarakat: 3 Km

    7. Luaran Yang dihasilkan : Modul Peningkatan Mutu Asuhan Keperawatan berbasis Patient Safety ; Perspectif Experience Covid 19

    Jangkawaktupelaksanaan : 1(satu ) hari

    Biaya total : Rp 1.550.000,-.

  • A. ANALISA SITUASI

    Sejak bulan Februari 2020 Indonesia dilanda Pandemi covid 19. Setelah

    beberapa Negara terlebih dahulu dilanda pandemic Covid 19, seperti Wuhan China,

    Italia, Spanyol dan Amerika. Covid 19 belum ada obat dan Immunisasinya, penularan

    sangat cepat melalui droplet Infaksi, dengan cara kontak langsung dengan Pasien

    Covid 19.Jumlah terpapar Covid 19 di Indonesia update 8 juni 2020 pukul 12.00

    (gugus tugas covid 19 19, 2020) sebagai berikut ; ODP 38.791, PDP 14.010, Positif

    32.003, Sembuh 10.904, Meninggal 1.883. data dari 34 Provinsi, dan 422 Kabupaten

    / Kota.

    Pandemi covid telah memporakporandakan tatanan ekonomi, social dan

    pelayanan kesehatan di dunia, juga di Negara Indonesia. Upaya yang bisa dilakukan

    adalah menjalani cara-cara hidup bersih dan sehat. Jurus ampuh adalah : mencuci

    tangan memekai sabun sesiring mungkin, Memakai masker, jangan bepergian

    ketempat-tempat keramaian apabila tidak mendesak, Menjaga jarak dengan orang

    lain. Membawa dan memakai Handsanitizer bila bepergian, Mengganti pakaian

    dansegera mandi apabila habis bepergian di luar rumah. Menjaga asupan makanan

    bergizi seimbang, berjemur dibawah sinar matahari selama 30 menit (jam 09.00 sd

    11.00). Tidak panik, takut dan stress, dengan tetap tenang, Tarik nafas dalam dan

    mencari informasi dengan benar hal ini untuk menjaga immunitas. Menjaga

    kebersihan dan kesehatan lingkungan (sampah ,air mengalir, kebersihan rumah dll).

    Tatanan pelayanan kesehatan paling terdampak dengan pandemic covid 19.

    Diperlukan kesiapan mental dan kompetyensi bagi tenaga kesehatan termasuk

    perawat sebgai profesi terdepan dalam pelayanan kekesehatan. Memakai AOPD

    terstandar WHO bagi perawat yang merawat pasien covid 19. SOP hand washing,

    hand scrub cara membuka APD, Masker, Sarung tangan, sepatu boot harus sesuai

    protokoler yang ditetapkan rumah sakit. Profesi keperawatan tetap dituntut

    memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas pada pasien covid 19, maupun

    pada pasien lainnya. Profesi keperawatan disadarkan benar tentang tatakelola pasien

    dengan penyakit infeksi yang selama ini sudah dilakukan di beberapa rumah sakit.

  • Pandemi covid 19 yang dialami menambah kekuatan untuk menerapkan tata kelola

    pasien infeksi dengan terstandar dan tidak bisa di tawar tawar.

    B. PERMASALAHAN MITRA

    Beberapa Rumah Sakit di Indonesia sedang membenahi tata kelola pelayanan

    pasien infeksi pada umumnya dan pasien covid 19 secara khusus. Khusus untuk

    profesi keperawatan yang menjadi titik perhatian pihak pengelola rumah sakit adalah

    : 1. Penyediakan APD terstandar WHO, 2. Penyediaan ruang infesi, 2. Pengaturan

    SDM Keperawatan (jumlah, shiff dinas, overran shiff), 3 Tata kelola asuhan

    keperawatan pasien covid 19, 4. Protokoler karantina SDM keperawatan, jeda,

    pergantian shiff dan karantina di rumah. Beberapa permasalahan ini membutuhkan

    solusi, pemahaman, pemikiran dan pengembangan secara krestif dan inovatif.

    C. SOLUSI YANG DITAWARKAN

    Melakukan tata kelola asuhan keperawatan yang berkualitas di era pandemic

    covid 19 adalah suatu tantangan tersendiri. Bagaimana tidak karena Cocid 19 adalah

    virus baru di jaman digital ini. Semua belum ada pengalaman, panduan maupun

    tatakelola yang baku yang sudah ada teruji dan bisa di implementasikan. Semua

    pengelola dan profesional kesehatan harus kreatif, inovartif dan mengikuti beberapa

    perkembangan covid 19 di dunia. Profesi keperawatan. mendapat tantangan untuk

    belajar, inopatif dan kreatif dalam meberikan asuhan keperawatan yang berkualitas

    kepada pasien, secara khusus pasien Covid 19. Webinar tatakelolaasuhan

    keperawatan berkualitas dari persfektif pengalaman Pandemi Covid 19 memberikan

    informasi dan pencerahan kepada profesi keperawatan di klinik, rumah sakit,

    fasyankes dan pendidikan tinggi keperawatan bagi para dosen dan mahasiswa

    keperawatan,. Substansi webinar yang ditawarkan adalah sebagai berikut :

    1. Mutu pelayanan keperawatan

    2. Pelayanan keperawatan berbasis Patient safety

    3. Tata kelola pelayanan keperawatan era pandemic covid 19

    D. TARGET LUARAN

  • Keluaran (Output)

    Modul Peningkatan mutu asuhan keperawatan berbasis Patien Safety; Perspektif

    experience pandemic covid 19

    Dampak (Outcome)

    Profesi keperawatan dengan penuh kesadaran meningkatkan kualitas asuhan

    keperawatan di era covid 19

    Publikasi: Jurnal pengmas terakreditasi

    HAKI

    E. SASARAN

    Adapun yang menjadi sasaran kegiatan pelatihan adalah:

    1. Para perawat pelaksana

    2. Ketua tim

    3. Para kepala ruangan

    4. Kepala Bidang keperawatan

    5. Direktur keperawatan

    6. Dosen Keperawatan

    7. Mahasiswa Keperawatan

    F. MEDIA DAN ALAT

    1. Zoom Meeting

    2. Webinar

    G. METODE PENGMAS

    1. Ceramah

    2. Tanya jawab

    3. Simulasi dan Demonstrasi

  • H. PELAKSANAAN

    Hari/ tanggal : Kamis; 09 Juli 2020

    Waktu : Jam 09.00 sd 15.00

    Tempat : Webinar

    I. RENCANA KEGIATAN

    No Tahapan

    Kegiatan

    Kegiatan Tim

    penyuluh

    Kegiatan

    Sasaran Media Waktu

    1. Persiapan - Pembuatan proposal

    kegiatan

    pengabdian

    kepada

    masyarakat

    - PenyusunanModulWebinar

    - Peyebaran informasi

    webinar dan

    kontak Key

    person peserta

    Persiapan

    pelaksanaan

    Webinar

    - Proposal - Surat tugas - Surat

    persetujuan

    pelaksanaan

    webinar

    1 Hari

    2. Pelaksanaan - Pembukaan - Sambutan - Pemaparan

    materi

    - Diskusi - Penutup

    Harikedua

    Mendengarkan

    dan berperan

    aktif

    - Zoom meetings

    1 hari

    3. Evaluasi Penyusunan

    laporan

    - Laporan hasil 3 Hhari

    J. METODE

    1. Ceramah

    2. Diskusi interaktif

    3. Pelatihan

    K. ALOKASI DANA

  • Dana yang dibutuhkanRp. 4.500.000 (Empat juta lima ratus ribu rupiah)

    L. POA

    No Aktivits Metode Media Pj Sasaran

    1 Koordinasi

    dan

    komunikasi

    dengan tim

    Departemen

    kepmankep

    Koordinasi

    Komunikasi

    Handpone

    Surat

    Menyurat

    Ketua dan

    Tim

    Seluruh tim

    Departemen

    Kepmankep

    2 Penyusunan

    modul materi

    webinar

    Literatur

    review

    Jurnal review

    Laptop

    Handpone

    Ketua Tim -

    3 Persiapan

    acara

    pelatihan

    Koordinasi

    Menyebarkan

    undangan,

    dan promosi

    secara daring

    Handpone

    Surat

    undangan

    Ketua dan

    Tim

    Kepmankep

    100 orang

    peserta

    4 Pelaksanaan

    Webinar

    Ceramah

    Tanya jawab

    Diskusi

    interaktif

    Laptop

    LCD

    Modul

    Zoom

    Meetings

    Ketua dan

    Tim

    Peserta/Audience

    100 orang

    5 Evaluasi

    Penyusunan

    laporan

    pengabdian

    masyarakat

    Formatif

    Laporan Ketua dan

    tim

    Tim Pengabdian

    masyarakat

    M. MODUL MATERI WEBINAR

    Literatur review danJurnal Review) tentang; Peningkatan mutu asuhan keperawatan

    berbasis Patien Safety; Perspektif experience pandemic covid 19

    Lay out Materi :

    1. Mutu pelayanan keperawatan

    2. Pelayanan keperawatan berbasis Patient safety

    3. Tata kelola pelayanan keperawatan era pandemic covid 19

  • Lampiran 1 : Biodata Ketua dan Anggota Tim

    Biodata Ketua Tim Pengusul

    Nama : Dr. Blacius Dedi, M.Kep

    NIK : 196708032019031K

    TTL : Tasikmalaya, 03 Agustus 1967

    Alamat : D’Amerta Residance Blok D4 Jln. Pandanus No 44 Ciganitri –

    Desa Lengkong – Bojongsoang - Bandung

    Email : [email protected]

    Biodata Anggota 1

    Nama : Tri IsmuPujiyanto, SKM, M.Kep

    NIK : 196905301991121040

    TTL : Batang, 30 Mei 1969

    Alamat : Jl. SinarMulyo 4 No . 80 C Semarang

    Email : [email protected]

    Biodata Anggota 2

    Nama : Ns. Achmad Syaifudin, M.Kep

    NIK : 197707122000041060

    TTL : Grobogan, 12 Juli 1977

    Alamat : Jl. Serasi Raya 615 UngaranTimur

    Email : [email protected]

    Biodata Anggota 3

    Nama : Ns. Susi Nurhayati, M.Kep

    NIK : 197412032013102145

    TTL : Semarang, 3 Desember 1974

    Alamat : KampungSemawis Blok S.02 Semarang

    Email : [email protected]

    Lokasi Pengabdian Masyarakat

  • Share lokasi (kampus Stikes Karya Husada Semarang

    Lampiran I :

  • MODUL I

    MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN TERKINI

    OLEH ;

    Dr. Tri Ismu Pujianto , SKM.,M.Kes.,M.Kep 0630056901

    Dr. Blacius Dedi, SKM.,M.Kep 0403086701

    Ns. Achmad Syaifudin, M.Kep 0612077701

    Ns. Susi Nurhayati, M.Kep 0603127403

    SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA

    JLN. KOMPOL R. SOEKANTO NO 46 SEMARANG

    TELP/FAX : (024) 6724581

    Lay out Materi :

  • A. Latar belakang

    B. Konsep dasar mutu pelayanan keperawatan

    1. Pengertian mutu pelayanan keperawatan

    Mutu pelayan keperawatan adalah tahapan derajat kesempurnaan dari pelayanan

    keperawatan yang membuat kepuasaan dari pasien dan keluargana, kelompok,

    komunitas dan masyarakat. Pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai standar

    yang berlaku dan kepatuhan terhadap standar, sehingga membauat kepuasan

    (Gillies, 200; Tappen, 2002; Nursalam, 2010; Anwar 20016). Peningkatan mutu

    pelayanan adalah derajat memberikan pelayanan secara efisien dan efektif sesuai

    dengan standar profesi, standar pelayanan yang dilaksanakan secara menyeluruh

    sesuai dengan kebutuhan pasien, memanfaatkan teknologi tepat guna dan hasil

    penelitian dalam pengembangan pelayanan kesehatan/keperawatan sehingga

    tercapai derajat kesehatan yang optimal. (Anwar, 2016; Dedi, 2020)

    C. Pengukuran Mutu Pelayanan

    Menurut Donabedian, mutu pelayanan dapat diukur dengan menggunakan tiga variabel

    yaitu input, proses, dan output/outcome.

    1. Input adalah segala sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan

    seperti tenaga, dana, obat, fasilitas peralatan, teknologi, organisasi, dan informasi.

    2. Proses adalah interaksi profesional antara pemberi pelayanan dengan konsumen

    (pasien dan masyarakat). Setiap tindakan medis/keperawatan harus selalu

    mempertimbangkan nilai yang dianut pada diri pasien. Setiap tindakan korektif

    dibuat dan meminimalkan risiko terulangnya keluhan atau ketidakpuasan pada

    pasien lainnya. Program keselamatan pasien bertujuan untuk meningkatkan

    keselamatan pasien dan meningkatkan mutu pelayanan. Interaksi profesional yang

    lain adalah pengembangan akreditasi dalam meningkatkan mutu rumah sakit dengan

    indikator pemenuhan standar pelayanan yang ditetapkan Kementerian Kesehatan

    RL ISO 9001:2000 adalah suatu standar internasional untuk system manajemen

    kualitas yang bertujuan menjamin kesesuaian dari suatu proses pelayanan terhadap

    kebutuhan persyaratan yang dispesifikasikan oleh pelanggan dan rumah sakit.

    Keilmuan selalu diperbarui untuk menjamin bahwa tindakan medis/keperawatan

  • yang dilakukan telah didukung oleh bukti ilmiah yang mutakhir. Interaksi

    profesional selalu memperhatikan asas etika terhadap pasien, yaitu:

    a. berbuat hal hal yang baik (beneficence) terhadap manusia khususnya pasien, staf

    klinis dan nonklinis, masyarakat dan pelanggan secara umum;

    b. tidak menimbulkan kerugian (nonmaleficence) terhadap manusia;

    c. menghormati manusia (respect for persons) menghormati hak otonomi, martabat,

    kerahasiaan, berlaku jujur, terbuka, empati;

    d. berlaku adil Gustice) dalam memberikan layanan.

    3. Output/outcome adalah hasil pelayanan kesehatan atau pelayanan keperawatan, yaitu

    berupa perubahan yang terjadi pada konsumen termasuk kepuasan dari konsumen.

    Tanpa mengukur hasil kinerja rumah sakit/keperawatan tidak dapat diketahui apakah

    input dan proses yang baik telah menghasilkan output yang baik pula.

    D. Tiga tingkat konsep kualitas layanan yaitu:

    1. Bermutu (Quality Surprise), bila kenyataan pelayanan yang diterima melebihi

    pelayanan yang diharapkan pelanggan.

    2. Memuaskan (Satisfactory Quality), bila kenyataan pelayanan yang diterima sama

    dengan pelayanan yang diharapkan pelanggan.

    3. Tidak bermutu (Unacceptable Quality), bila ternyata kenyataan pelayanan yang

    diterima lebih rendah dari yang diharapkan pelanggan.

    E. Aplikasi pelayanan berbasis mutu dalam pelayanan keperawatan

    Lebih jelasnya dapat diuraikan mengenai bentuk-bentuk aplikasi kualitas layanan

    dengan menerapkan konsep "RATER" yang dikemukakan oleh Parasuraman (2001:32)

    sebagai berikut.

    1. Daya tanggap (Responsiveness).

    Setiap perawat professional dalam memberikan bentuk-bentuk pelayanan,

    mengutamakan aspek pelayanan yang sangat memengaruhi perilaku orang yang

    mendapat pelayanan, sehingga diperlukan kemampuan daya tanggap dari perawat

  • untuk melayani paisen, keluarga dan masyarakat sesuai dengan tingkat penyerapan,

    pengertian, ketidaksesuaian atas berbagai hal bentuk pelayanan yang tidak

    diketahuinya. Daya tanggap (responsiveness) memerlukan adanya penjelasan yang

    bijaksana, mendetail, membina, mengarahkan dan membujuk agar menyikapi segala

    bentuk-bentuk prosedur dan mekanisme kerja yang berlaku dalam suatu organisasi,

    sehingga bentuk pelayanan mendapat respons positif (Parasuraman, 2001:52).

    Tuntutan pelayanan keperawatan yang berkualitas, diperlukan daya repon

    yang dapat menanggapi berbagai keluhan dari berbagai macam, keluhan, complain,

    ketidakpuasan akan pelayanan kesehatan yang diberikan menjadi suatu respek

    positif dari daya tanggap pemberi pelayanan supaya dapat memberikan kepuasan

    kepada pasien, keluarga dan masyarakat penerima pelayanan keperawatan.

    Sebaiknya sebagai perawat professional, apabila apabila menemukan pasaien,

    keluarga dan masyarakat yang kita layani kurang mengerti atas berbagai syarat

    prosedur atau mekanisme, maka perlu diberikan suatu pengertian dan pemahaman

    yang jelas secara bijaksana, berwibawa dan memberikan berbagai alternatif

    kemudahan untuk mengikuti syarat pelayanan yang benar, sehingga kesan dari

    orang yang mendapat pelayanan memahami atau tanggap terhadap keinginan orang

    yang dilayani.

    Pada prinsipnya, inti dari bentuk pelayanan yang diterapkan dalam suatu

    instansi atau aktivitas pelayanan kerja yaitu memberikan pelayanan sesuai dengan

    tingkat ketanggapan atas permasalahan pelayanan yang diberikan. Kurangnya

    ketanggapan tersebut dari orang yang menerima pelayanan, karena bentuk

    pelayanan tersebut baru dihadapi pertama kali, sehingga memerlukan banyak

    informasi mengenai syarat dan prosedur pelayanan yang cepat, mudah dan lancar,

    sehingga pihak pegawai atau pemberi pelayanan seyogyanya menuntun orang yang

    dilayani sesuai dengan penjelasan-penjelasan yang mendetail, singkat dan jelas yang

    tidak menimbulkan berbagai pertanyaan atau hal-hal yang menimbulkan keluh

    kesah dari orang yang mendapat pelayanan. Apabila hal ini dilakukan dengan baik,

    berarti pegawai tersebut memiliki kemampuan daya tanggap terhadap pelayanan

    yang diberikan yang menjadi penyebab terjadinya pelayanan yang optimal sesuai

  • dengan tingkat kecepatan, kemudahan dan kelancaran dari suatu pelayanan yang

    ditangani oleh pegawai (Parasuraman, 2001).

    Suatu organisasi sangat menyadari pentingnya kualitas layanan daya tanggap

    atas pelayanan yang diberikan. Setiap orang yang mendapat pelayanan sangat

    membutuhkan penjelasan atas pelayanan yang diberikan agar pelayanan tersebut

    jelas dan dimengerti. Untuk mewujudkan dan merealisasikan hal tersebut, maka

    kualitas layanan daya tanggap mempunyai peranan penting atas pemenuhan

    berbagai penjelasan dalam kegiatan pelayanan kepada masyarakat. Apabila

    pelayanan daya tanggap diberikan dengan baik atas penjelasan yang bijaksana,

    penjelasan yang mendetail, penjelasan yang membina, penjelasan yang

    mengarahkan dan yang bersifat membujuk, apabila hal tersebut secara jelas

    dimengerti oleh individu yang mendapat pelayanan, maka secara langsung

    pelayanan daya tanggap dianggap berhasil, dan ini menjadi suatu bentuk

    keberhasilan prestasi kerja. Kualitas layanan daya tanggap adalah suatu bentuk

    pelayanan dalam memberikan penjelasan, agar orang yang diberi pelayanan tanggap

    dan menanggapi pelayanan yang diterima, sehingga diperlukan adanya unsur

    kualitas layanan daya tanggap sebagai berikut :

    a. Memberikan penjelasan secara bijaksana sesuai dengan bentuk-bentuk

    pelayanan yang dihadapinya. Penjelasan bijaksana tersebut mengantar individu

    yang mendapat pelayanan mampu mengerti dan menyetujui segala bentuk

    pelayanan yang diterima.

    b. Memberikan penjelasan yang mendetail yaitu bentuk penjelasan yang substantif

    dengan persoalan pelayanan yang dihadapi, yang bersifat jelas, transparan,

    singkat dan dapat dipertanggungjawabkan.

    c. Memberikan pembinaan atas bentuk-bentuk pelayanan yang dianggap masih

    kurang atau belum sesuai dengan syarat-syarat atau prosedur pelayanan yang

    ditunjukkan.

    d. Mengarahkan setiap bentuk pelayanan dari individu yang dilayani untuk

    menyiapkan, melaksanakan dan mengikuti berbagai ketentuan pelayanan yang

    harus dipenuhi.

  • e. Membujuk orang yang dilayani apabila menghadapi suatu permasalahan yang

    dianggap bertentangan, berlawanan atau tidak sesuai dengan prosedur dan

    ketentuan yang berlaku.

    Uraian-uraian di atas menjadi suatu interpretasi yang banyak dikembangkan

    dalam suatu organisasi kerja yang memberikan kualitas layanan yang sesuai dengan

    daya tanggap atas berbagai pelayanan yang ditunjukkan. Inti dari pelayanan daya

    tanggap dalam suatu organisasi berupa pemberian berbagai penjelasan dengan

    bijaksana, mendetail, membina, mengarahkan dan membujuk. Apabila hal ini dapat

    diimplementasikan dengan baik, dengan sendirinya kualitas layanan daya tanggap

    akan menjadi cermin prestasi kerja pegawai yang ditunjukkan dalam pelayanannya.

    2. Jaminan (Assurance)

    Semua bentuk pelayanan kesehatan memerlukan adanya kepastian dan jaminan atas

    pelayanan yang diberikan. Bentuk kepastian dari suatu pelayanan keperawatan sangat

    ditentukan oleh jaminan dari perawat yang memberikan pelayanan keperawatan,

    sehingga pasien yang menerima pelayanan merasa puas dan yakin bahwa segala bentuk

    urusan pelayanan keperawatan yang berikan tuntas dan selesai sesuai dengan kecepatan,

    ketepatan, kemudahan, kelancaran dan kualitas layanan yang diberikan (Parasuraman,

    2001).

    Jaminan atas pelayanan yang diberikan oleh perawat sangat ditentukan oleh

    performance atau kinerja pelayanan keperawatan, sehingga diyakini bahwa perawat

    tersebut mampu memberikan pelayanan keperawatan yang handal, mandiri dan

    profesional yang berdampak pada kepuasan pelayanan keperawatan yang diterima oleh

    pasien dan keluarganya selaku customer. Selain dari performance tersebut, jaminan dari

    suatu pelayanan juga ditentukan dari adanya komitmen organisasi yang kuat, yang

    menganjurkan agar setiap pegawai memberikan pelayanan secara serius dan sungguh-

    sungguh untuk memuaskan orang yang dilayani. Bentuk jaminan yang lain yaitu jaminan

    terhadap pegawai yang memilik perilaku kepribadian (personality behavior) yang baik

    dalam memberikan pelayanan keperawatan, tentu akan berbeda perawat yang yang

  • memiliki sikap dan atau karakter yang humble dan yang kurang humble dalam

    memberikan pelayanan keperawatan (Margaretha 2003:201)

    Inti dari bentuk pelayanan yang meyakinkan pada dasarnya bertumpu kepada

    kepuasan pelayanan yang ditunjukkan oleh setiap pegawai, komitmen organisasi yang

    menunjukkan pemberian pelayanan yang baik, dan perilaku dari pegawai dalam

    memberikan pelayanan, sehingga dampak yang ditimbulkan dari segala aktivitas

    pelayanan tersebut diyakini oleh orang-orang yang menerima pelayanan akan dilayani

    dengan baik sesuai dengan bentuk-bentuk pelayanan yang dapat diyakini sesuai dengan

    kepastian pelayanan.

    Melihat kenyataan kebanyakan organisasi modern dewasa ini dihadapkan oleh

    adanya berbagai bentuk penjaminan yang dapat meyakinkan atas berbagai bentuk

    pelayanan yang dapat diberikan oleh suatu organisasi sesuai dengan prestasi kerja yang

    ditunjukkannya. Suatu organisasi sangat membutuhkan adanya kepercayaan

    memberikan pelayanan kepada orang-orang yang dilayaninya. Untuk memperoleh suatu

    pelayanan yang meyakinkan, maka setiap pegawai berupaya untuk menunjukkan

    kualitas layanan yang meyakinkan sesuai dengan bentuk-bentuk pelayanan yang

    memuaskan yang diberikan bentuk-bentuk pelayanan yang sesuai dengan komitmen

    organisasi yang ditunjukkan dan memberikan kepastian pelayanan sesuai dengan

    perilaku yang ditunjukkan. Suatu organisasi kerja sangat memerlukan adanya

    kepercayaan yang diyakini sesuai dengan kenyataan bahwa organisasi tersebut mampu

    memberikan kualitas layanan yang dapat dijamin sesuai dengan:

    a. mampu memberikan kepuasan dalam pelayanan yaitu setiap pegawai akan

    memberikan pelayanan yang cepat, tepat, mudah, lancar dan berkualitas, dan hal

    tersebut menjadi bentuk konkret yang memuaskan orang yang mendapat pelayanan.

    b. mampu menunjukkan komitmen kerja yang tinggi sesuai dengan bentuk-bentuk

    integritas kerja, etos kerja dan budaya kerja yang sesuai dengan aplikasi dari visi,

    misi suatu organisasi dalam memberikan pelayanan;

    c. mampu memberikan kepastian atas pelayanan sesuai dengan perilaku yang

    ditunjukkan, agar orang yang mendapat pelayanan yakin sesuai dengan perilaku

    yang dilihatnya.

  • Uraian ini menjadi suatu penilaian bagi suatu organisasi dalam menunjukkan kualitas

    layanan asuransi (meyakinkan) kepada setiap orang yang diberi pelayanan sesuai dengan

    bentuk-bentuk kepuasan pelayanan yang dapat diberikan, memberikan pelayanan yang

    sesuai dengan komitmen kerja yang ditunjukkan dengan perilaku yang menarik,

    meyakinkan dan dapat dipercaya, sehingga segala bentuk kualitas layanan yang

    ditunjukkan dapat dipercaya dan menjadi aktualisasi pencerminan prestasi kerja yang

    dapat dicapai atas pelayanan kerja.

    3. Bukti fisik (Tangible)

    Pengertian bukti fisik dalam kualitas layanan adalah bentuk aktualisasi nyata secara fisik

    dapat terlihat atau digunakan oleh perawat atau petugas kesehatan sesuai dengan

    penggunaan dan pemanfaatannya yang dapat dirasakan membantu pelayanan

    keperawatan dan atau kesehatan yang diterima oleh orang yang menginginkan

    pelayanan, sehingga puas atas pelayanan yang dirasakan, yang sekaligus menunjukkan

    kinerja bagi perawat atau tenaga kesehatan sebagi pemberian pelayanan keperawatan

    dan atau kesehatan kepada customer (Parasuraman, 2001).

    Berarti dalam memberikan pelayanan keperawatan, setiap pasien, keluarga pasien

    dan masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan menginginkan pelayanan

    dapat merasakan pentingnya bukti fisik yang ditunjukkan oleh pengembang pelayanan,

    sehingga pelayanan kesehatan yang diberikan memberikan kepuasan. Bentuk pelayanan

    bukti fisik biasanya berupa sarana dan prasarana pelayanan yang tersedia, teknologi

    pelayanan yang digunakan, performance pemberi pelayanan yang sesuai dengan

    karakteristik pelayanan yang diberikan dalam menunjukkan prestasi kerja yang dapat

    diberikan dalam bentuk pelayanan fisik yang dapat dilihat. Bentuk-bentuk pelayanan

    fisik yang ditunjukkan sebagai kualitas layanan dalam rangka meningkatkan prestasi

    kerja, merupakan salah satu pertimbangan dalam manajemen organisasi.

    Arisutha (2005:49) menyatakan prestasi kerja yang ditunjukkan oleh individu

    sumberdaya manusia, menjadi penilaian dalam mengaplikasikan aktivitas kinerjanya

    yang dapat dinilai dari bentuk pelayanan fisik yang ditunjukkan. Biasanya bentuk

    pelayanan fisik tersebut berupa kemampuan menggunakan dan memanfaatkan segala

  • fasilitas alat dan perlengkapan di dalam memberikan pelayanan, sesuai dengan

    kemampuan penguasaan teknologi yang ditunjukkan secara fisik dan bentuk tampilan

    dari pemberi pelayanan sesuai dengan perilaku yang ditunjukkan. Dalam banyak

    organisasi, kualitas layanan fisik terkadang menjadi hal penting dan utama, karena orang

    yang mendapat pelayanan dapat menilai dan merasakan kondisi fisik yang dilihat secara

    langsung dari pemberi pelayanan baik menggunakan, mengoperasikan dan menyikapi

    kondisi fisik suatu pelayanan.

    Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam suatu organisasi modern dan maju,

    pertimbangan dari para pengembang pelayanan kesehatan, senantiasa mengutamakan

    bentuk kualitas kondisi fisik yang dapat memberikan apresiasi terhadap orang yang

    memberi pelayanan.

    Nursalam (2011) menyatakan bahwa kualitas layanan keperawatan berupa kondisi

    fisik merupakan bentuk kualitas layanan kesehatanb nyata yang memberikan adanya

    apresiasi dan membentuk imej positif bagi setiap individu yang dilayaninya dan menjadi

    suatu penilaian dalam menentukan kemampuan dari pengembang pelayanan tersebut

    memanfaatkan segala kemampuannya untuk dilihat secara fisik, baik dalam

    menggunakan alat dan perlengkapan pelayanan, kemampuan menginovasi dan

    mengadopsi teknologi kesehatan, dan menunjukkan suatu performance tampilan yang

    prima, terampil, berwibawa dan memiliki integritas yang tinggi sebagai suatu wujud dari

    prestasi kerja yang ditunjukkan kepada pasien yang mendapat pelayanan keperawatan.

    Selanjutnya, tinjauan Gibson, Ivancevich, Donnelly (2003) (yang melihat

    dinamika dunia kerja dewasa ini yang mengedepankan pemenuhan kebutuhan pelayanan

    masyarakat maka, identifikasi kualitas layanan fisik mempunyai peranan penting dalam

    memperlihatkan kondisi-kondisi fisik pelayanan tersebut. Identifikasi kualitas layanan

    fisik (tangible) dapat tercermin dari aplikasi lingkungan kerja berikut.

    a. Kemampuan menunjukkan prestasi kerja pelayanan dalam menggunakan alat dan

    perlengkapan kerja secara efisien dan efektif.

    b. Kemampuan menunjukkan penguasaan teknologi dalam berbagai akses data dan

    inventarisasi otomasi kerja sesuai dengan dinamika dan perkembangan dunia kerja

    yang dihadapinya.

  • c. Kemampuan menunjukkan integritas diri sesuai dengan penampilan yang

    menunjukkan kecakapan, kewibawaan dan dedikasi keria.

    Uraian ini secara umum memberikan suatu indikator yang jelas bahwa kualitas

    layanan sangat ditentukan menurut kondisi fisik pelayanan, yang inti pelayanannya yaitu

    kemampuan dalam menggunakan alat dan perlengkapan kerja yang dapat dilihat secara

    fisik, mampu menunjukkan kemampuan secara fisik dalam berbagai penguasaan

    teknologi kerja dan menunjukkan penampilan yang sesuai dengan kecakapan,

    kewibawaan dan dedikasi kerja.

    4. Empati (Empathy)

    Setiap kegiatan atau aktivitas pelayanan kesehatan memerlukan adanya pemahaman dan

    pengertian kesamaan asumsi atau kepentingan terhadap suatu hal yang berkaitan dengan

    pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan akan berjalan dengan lancar dan berkualitas

    apabila semua pihak inter professional kolaboration, yang berkepentingan dengan

    pelayanan kesehatan memiliki adanya rasa empati (empathy) dalam menyelesaikan atau

    menanani pelayanan kesehatan dengan memiliki komitmen yang sama terhadap

    pelayanan (Parasuraman, 2001).

    Empati dalam suatu pelayanankeperawatan adalah adanya suatu perhatian,

    keseriusan, simpatik, pengertian dan keterlibatan pihak-pihak yang berkepentingan

    dengan pelayanan kesehatan untuk mengembangkan dan melakukan aktivitas pelayanan

    kesehatan sesuai dengan tingkat pengertian dan pemahaman dari masing-masing

    profesi. Pihak yang memberi pelayanan harus memiliki empati memahami masalah dari

    pihak yang ingin dilayani. Pihak yang dilayani seyogyanya memahami keterbatasan dan

    kemampuan orang yang melayani, sehingga keterpaduan antara pihak yang melayani

    dan mendapat pelayanan memiliki perasaan yang sama.

    Artinya setiap bentuk pelayanan yang diberikan kepada orang yang dilayani

    diperlukan adanya empati terhadap berbagai masalah yang dihadapi orang yang

    membutuhkan pelayanan. Pihak yang menginginkan pelayanan membutuhkan adanya

    rasa kepedulian atas segala bentuk pengurusan pelayanan, dengan merasakan dan

  • memahami kebutuhan tuntutan pelayanan yang cepat, mengerti berbagai bentuk

    perubahan pelayanan yang menyebabkan adanya keluh kesah dari bentuk pelayanan

    yang harus dihindari, sehingga pelayanan tersebut berjalan sesuai dengan aktivitas yang

    diinginkan oleh pemberi pelayanan dan yang membutuhkan pelayanan.

    Berarti empati dalam suatu organisasi kerja menjadi sangat penting dalam

    memberikan suatu kualitas layanan sesuai prestasi kerja yang ditunjukkan oleh seorang

    pegawai. Empati tersebut mempunyai inti yaitu mampu memahami orang yang dilayani

    dengan penuh perhatian, keseriusan, simpatik, pengertian dan adanya keterlibatan dalam

    berbagai permasalahan yang dihadapi orang yang dilayani. Bentuk kualitas layanan dari

    empati orang-orang pemberi pelayanan terhadap yang mendapatkan pelayanan harus

    diwujudkan dalam lima hal berikut.

    a. Mampu memberikan perhatian terhadap berbagai bentuk pelayanan yang diberikan,

    sehingga yang dilayani merasa menjadi orang yang penting.

    b. Mampu memberikan keseriusan atas aktivitas kerja pelayanan yang diberikan,

    sehingga yang dilayani mempunyai kesan bahwa pemberi pelayanan menyikapi

    pelayanan yang diinginkan.

    c. Mampu menunjukan rasa simpatik atas pelayanan yang diberikan, sehingga vang

    dilayani merasa memiliki wibawa atas pelayanan yang dilakukan.

    d. Mampu menunjukkan pengertian yang mendalam atas berbagai hal yang

    diungkapkan, sehingga yang dilayani menjadi lega dalam menghadapi bentuk-

    bentuk pelayanan yang dirasakan.

    e. Mampu menunjukkan keterlibatannya dalam memberikan pelayanan atas berbagai

    hal yang dilakukan, sehingga yang dilayani menjadi tertolong menghadapi berbagai

    bentuk kesulitan pelayanan.

    Bentuk-bentuk pelayanan ini menjadi suatu yang banyak dikembangkan oleh para

    pengembang organisasi, khususnya bagi pengembang pelayanan modern, yang bertujuan

    memberikan kualitas layanan yang sesuai dengan dimensi empati atas berbagai bentuk-

    bentuk permasalahan pelayanan yang dihadapi oleh yang membutuhkan pelayanan,

  • sehingga dengan dimensi empati ini, seorang pegawai menunjukkan kualitas layanan

    sesuai dengan prestasi kerja yang ditunjukkan.

    5. Keandalan (Reliability)

    Setiap pelayanan memerlukan bentuk pelayanan yang andal, artinya dalam memberikan

    pelayanan, setiap pegawai diharapkan memiliki kemampuan dalam pengetahuan,

    keahlian, kemandirian, penguasaan dan profesionalisme kerja yang tinggi, sehingga

    aktivitas kerja yang dikerjakan menghasilkan bentuk pelayanan yang memuaskan, tanpa

    ada keluhan dan kesan yang berlebihan atas pelayanan yang diterima oleh masyarakat

    (Parasuraman, 2001).

    Tuntutan keandalan pegawai dalam memberikan pelayanan yang cepat, tepat,

    mudah dan lancar menjadi syarat penilaian bagi orang yang dilayani dalam

    memperlihatkan aktualisasi kerja pegawai dalam memahami lingkup dan uraian kerja

    yang menjadi perhatian dan fokus dari setiap pegawai dalam memberikan pelayanannya.

    Inti pelayanan keandalan adalah setiap pegawai memiliki kemampuan yang andal,

    mengetahui mengenai seluk belum prosedur kerja, mekanisme kerja, memperbaiki

    berbagai kekurangan atau penyimpangan yang tidak sesuai dengan prosedur kerja dan

    mampu menunjukkan, mengarahkan dan memberikan arahan yang benar kepada setiap

    bentuk pelayanan yang belum dimengerti oleh masyarakat, sehingga memberi dampak

    positif atas pelayanan tersebut yaitu pegawai memahami, menguasai, andal, mandiri dan

    profesional atas uraian kerja yang ditekuninya (Parasuraman, Zeithamal Berry, 1985 dan

    (Parasuraman, 2001).

    Kaitan dimensi pelayanan reliability (keandalan) merupakan suatu yang sangat

    penting dalam dinamika kerja suatu organisasi. Keandalan merupakan bentuk ciri khas

    atau karakteristik dari pegawai yang memiliki prestasi kerja tinggi. Keandalan dalam

    pemberian pelayanan dapat terlihat dari keandalan memberikan pelayanan sesuai dengan

    tingkat pengetahuan yang dimiliki, keandalan dalam terampil menguasai bidang kerja

    yang diterapkan, keandalan dalam penguasaan bidang kerja sesuai pengalaman kerja

    yang ditunjukkan dan keandalan menggunakan teknologi kerja.

  • Keandalan dari suatu individu organisasi dalam memberikan pelayanan sangat

    diperlukan untuk menghadapi gerak dinamika kerja yang terus bergulir menuntut

    kualitas layanan yang tinggi sesuai keandalan individu pegawai. Keandalan dari seorang

    pegawai yang berprestasi, dapat dilihat dari berikut.

    a. Keandalan dalam memberikan pelayanan yang sesuai dengan tingkat pengetahuan

    terhadap uraian kerjanya.

    b. Keandalan dalam memberikan pelayanan yang terampil sesuai dengan tingkat

    keterampilan kerja yang dimilikinya dalam menjalankan aktivitas pelayanan yang

    efisien dan efektif.

    c. Keandalan dalam memberikan pelayanan yang sesuai dengan pengalaman kerja

    yang dimilikinya, sehingga penguasaan tentang uraian kerja dapat dilakukan secara

    cepat, tepat, mudah dan berkualitas sesuai pengalamannya.

    d. Keandalan dalam mengaplikasikan penguasaan teknologi untuk memperoleh

    pelayanan yang akurat dan memuaskan sesuai hasil output penggunaan teknologi

    yang ditunjukkan.

    Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka dapat dipahami bahwa kualitas layanan dari

    keandalan dalam suatu organisasi dapat ditunjukkan keandalan pemberi pelayanan sesuai

    dengan bentuk-bentuk karakteristik yang dimiliki oleh pegawai tersebut, sesuai dengan

    keberadaan organisasi tersebut. Seorang pegawai dapat andal apabila tingkat pengetahuannya

    digunakan dengan baik dalam memberikan pelayanan yang andal, kemampuan keterampilan

    yang dimilikinya diterapkan sesuai dengan penguasaan bakat yang terampil, pengalaman

    kerja mendukung setiap pegawai untuk melaksanakan aktivitas kerjanya secara andal dan

    penggunaan

    teknologi menjadi syarat dari setiap pegawai yang andal untuk melakukan berbagai bentuk

    kreasi kerja untuk memecahkan berbagai permasalahan kerja yang dihadapinya secara andal.

    F. Audit Internal Mutu Pelayanan Keperawatan

  • Audit internal adalah suatu kegiatan uapaya peningkatan mutu pelayanan keperawatan

    (menilai kesesuaian antara faktadengan kriterianya) dan konsultasi oleh tim independen

    secara internal, sertaobjektif yang dirancanguntuk memberikan memberikan evaluasi,

    serta nilai tambah sekaligus memajukan kegiatan organisasi dalammencapai tujuannya.

    Auditor internal yang dipilih, sesuai standar kompetensi dan memili pengalaman sebagai

    assessor, serta memiliki sertifikat kompetensi, Auditor internal membantu manajemen

    dalam hal:

    1. memonitor aktivitas yang tidak dapat dilakukan manajemen, ketika tim auditsetiap

    tahun mengajukan jadwal audit ke manajemen eksekutif (contoh auditasuhan

    keperawatan, audit infeksi nosokomial);

    2. mengidentifikasi dan meminimalkan risiko;

    3. memvalidasi laporan untuk manajemen senior dengan melakukan

    tinjauanterhadap laporan untuk meyakinkan akurasi, ketepatan waktu dan

    maknanya,sehingga keputusan manajemen yang didasarkan pada laporan tersebut

    lebih valid;

    4. meninjau kegiatan yang sudah berlalu dan sedang berjalan;

    5. kegiatan audit program berupa penilaian kebijakan atau program pada saat masih

    dalam rancangan, pada saat diimplementasikan, dan hasil aktual yang dicapai oleh

    kebijakan atau program tersebut;

    6. membantu manajer karena masalah dapat timbul bila manajer tidak cermat

    mengendalikan aktivitasnya-auditor internal pada umumnya dapat menemukan

    masalah tersebut dan memberikan rekomendasi perbaikannya.

    Objektivitas Audit Internal

    Audit internal harus memliki kriteria tertentu, yaitu:

    1. harus objektif dalam melaksanakan audit dan ini merupakan sikap mental independen

    yang harus dijaga dalam menjalankan audit;

    2. memiliki kejujuran atas hasil produknya dan tidak melakukan kompromi atas kualitas

    audit;

  • 3. menjaga agar tidak terjadi penugasan audit kepada auditor yang secara nyata atau

    potensial memiliki konflik kepentingan dengan penugasan auditnya;

    4. tidak dibebani tanggung jawab operasional.

    Pelaksanaan Audit di Keperawatan

    1. Dilakukan oleh tim mutu pelayanan keperawatan yang bertugas menentukan masalah

    keperawatan yang perlu diperbaiki.

    2. Menentukan kriteria untuk memperbaiki masalah serta menilai pelaksanaan perbaikan

    yang telah ditetapkan.

    3. Merupakan bagian integral dari tim mutu rumah sakit dan bisa merupakan salan satu

    komponen dari komite keperawatan.

    4. Menyampaikan hasil laporan secara periodik pada komite keperawatan untuk seterusnya

    disampaikan pada pimpinan rumah sakit sebagai bahan pertimbangan kebijakan lebih

    lanjut.

    Diperlukan kerja sama dengan berbagai departemen yang ada di rumah sakit untuk dapat

    mengidentifikasi masalah, menentukan kriteria dan merencanakan perbaikan, seperti

    departemen farmasi, infeksi nosokomial, rekam medis, pelayanan medis, bagian pemasaran,

    dan lain-lain

    Refrensi

    Anwar. (2016), Kepemimpinan dan manajemen pelayanan keperawatan, Jakarta : UI Fress.

    Dedi. (2020). Kepemimpinan dan manajemen pelayanann keperawatan, Konsep, Teori dan

    Praktik Jakarta : Percetakan Tim

    Nursalam. (2010). Kepemimpinana dan Manajemen pelayanan keperawatan , Jakarta : EGC

  • MODUL II

    PELAYANAN KEPERAWATAN BERBASIS PATIEN SAFETY

    OLEH ;

    Dr. Tri Ismu Pujianto , SKM.,M.Kes.,M.Kep 0630056901

    Dr. Blacius Dedi, SKM.,M.Kep 0403086701

    Ns. Achmad Syaifudin, M.Kep 0612077701

    Ns. Susi Nurhayati, M.Kep 0603127403

    SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA

    JLN. KOMPOL R. SOEKANTO NO 46 SEMARANG

    TELP/FAX : (024) 6724581

    Lay out Materi :

    1. Review konsep dasar patien safety

    2. Tatakeloa pasien infeksi yang safety

    3. Implementasi patien safety dalam pelayanan keperawatan

    D. Pelayanan patien covid 19 dari persfektif patien safety

  • Pelayanan keperawatan yang berkualitas terkait dengan pandemic covid 19

    harus memperhatikan prosedur penanaganan penyakit infeksi secara khusus

    covid 19. Langkah-langkah tersebut adalah :

    1. Penyediaan ruang perawatan penyakit infeksi covid secara

    khusus, dengan tempat tidur, kamar, ruangan yang bisa di

    desinfentan setiap waktu.

    2. Ventilasi dan pencahayaan yang memadai

    3. Terpisah dari ruangan perawatan pasien lainnya.

    4. Tersedia sarana cuci tangan dan hands sanitizer yang memadai

    dan terstndar WHO

  • MODUL III

    TATA KELOLA PELAYANAN KEPERAWATAN ERA PANDEMIC COVID 19

    OLEH ;

    Dr. Tri Ismu Pujianto , SKM.,M.Kes.,M.Kep 0630056901

    Dr. Blacius Dedi, SKM.,M.Kep 0403086701

    Ns. Achmad Syaifudin, M.Kep 0612077701

    Ns. Susi Nurhayati, M.Kep 0603127403

    SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA

    JLN. KOMPOL R. SOEKANTO NO 46SEMARANG

    TELP/FAX : (024) 6724581

    Lay out Materi :

    A. Ttata keloa ruang rawat infeksi covid 19

    B. APD dan stardar operasional prosedur

    C. Tata keloal SDM

    D. Asuhan keperawatan Patisen Covid 19

    E. Overan shiff yang efektif

  • LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT

  • PENINGKATAN MUTU ASUHAN KEPERAWATAN BERBASIS

    PATIENT SAFETY ; PERSPECTIVE EXPERIENCE

    PANDEMI COVID-19

    OLEH ; Dr. Tri Ismu Pujianto , SKM.,M.Kes.,M.Kep 0630056901

    Dr. Blacius Dedi, SKM.,M.Kep 0403086701

    Ns. Achmad Syaifudin, M.Kep 0612077701

    Ns. Susi Nurhayati, M.Kep 0603127403

    SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA

    JLN. KOMPOL R. SOEKANTO NO 46 SEMARANG

    TELP/FAX : (024) 6724581

    GENAP 2019/2020

    HALAMAN PENGESAHAN

    1. Judul Pengabdian Masyarakat ; Peningkatan mutu asuhan keperawatan berbasis Patient Safety; Perspective experience pandemi covid-19

    2. Nama Mitra Pengabdian Masyarakat (1) ; Rumah Sakit 3. Nama Mitra Pengabdian Masyarakat (2) ; STIKES Karya Husada Semarang 4. Ketua Tim Pengusul

    Nama : Blacius Dedi, DR.Kep.,SKM.,M.Kep

    NIDN/ NIK : 0403086701/196708032019031K.

  • Jabatan/golongan : Penata Muda/IIIC

    Program studi : Magister Keperawatan

    PerguruanTinggi : STIKes Karya Husada Semarang

    Bidang Keahlian : Kepemimpinan dan Manajemen Pelayanan Keperawatan

    Alamat kantor/telp/fax: STIKes Karya Husada Semarang Jln Kompol R Soekanto

    No.46 Semarang, Telp. 024 - 6724581

    5. Anggota Tim Pengusul JumlahAnggota : Tiga Orang

    NamaAnggota I : Dr Tri Ismu Pujianto, SKM.,M.Kes.,M.Kep

    NamaAnggota II : Ns. Achmad Syaifudin, M. Kep

    Nama Anggota III : Ns. Susi Nurhayati, M.Kep

    Mahasiswa yang terlibat : Aldrio Pelamonia 2010001

    Anita Mayasari 2010002

    Arief Nugroho 2010003

    Ari Stefanus SP : NIM: 1603012

    Anita Maya Sopa: NIM: 1603010

    Muhammad Solikin; NIM : 1603057

    Pujiwati : NIM : 1603077

    Umi Laelatul Farikhah: NIM: 1603077

    Ermawati : NIM: 1603030

    6. Lokasi Kegiatan Pengabdian Masyarakat a. Wilayah Pengabdian Masyarakat : Rumah Sakit-Rumah Sakit yang ada di Jawa

    Tengah dan beberapa Provinsi di Indonesia

    b. Kabupaten/Kota : Semarang c. Propinsi : Jawa Tengah d. Jarak PT ke lokasi pengabdian masyarakat: 3 Km

    7. Luaran Yang dihasilkan : Modul Peningkatan Mutu Asuhan keperawatan berbasis Patient Safety ; Perspectif Experience Covid 19

    Jangkawaktupelaksanaan : 1(satu ) hari

    Biaya total : Rp 1.550.000,-.

    a. Dikti : - b. Sumber lain : - STIKES KaryaHusada

  • LAPORAN :

  • JUDUL : Peningkatan mutu asuhan keperawatan berbasis Patient Safety; Perspective

    experience pandemi covid-19

    A. ABSTRAK

    Selama pandemi covid-19 sejumlah tenaga kesehatan gugur, sehingga diperlukan

    beberapa pedoman dalam pencegahan dan pengendalian corona disease, pedoman

    tatalaksana covid-19 dalam pelayanan di rumah sakit atau fasilitas pelayan kesehatan

    lainnya. Kemenkes telah menetapkan indikator kesehtan masyarakat menuju masyarakat

    produktif dan aman Covid-19 yang merujuk pada pedoman dengan kriteria yang

    ditetapkan oleh WHO yaitu epidemiologi, sistem kesehatan dan surveilans kesehatan

    masyarakat.

    Terdapatnya indikator tentang jumlah kasus, jumlah yang meninggal, jumlah

    kesembuhan, jumlah pemeriksaan, jumlah tempat tidur di ruang isolasi, penurunan laju

    insiden, penurunan angka kematian. Hal ini mendorong kesiapan rumah sakit dan

    fasilitas kesehatan dalam pemenuhan mutu layanan pada masa kenormalan baru yang

    berfokus pada dimensi pada pasien, adil, efisien, efektif, tepat waktu, aman dan

    terintegrasi. Adanya sistem keselamatan pasien/ pasient safety dengan

    merkomendasikan adanya sistem manajemen bencana, program penanggulangan

    bencana, standar PPI, fasilitas pelayanan kesehatan memastikan skrinning dan triage

    pada pasien dan pengunjung, penerapan kaidah K3, akses seluruh pengunjung, pemetaan

    area berisiko, supply chain management.

    Departeman Managemen Stikes Karya Husada Semarang berperan serta dalam

    penanggulangan Covid 19 di pelayanan kesehatan melalui kegiatan pengabdian kepada

    masyarakat dengan memberikan informasi dan edukasi yang memadai dengan tema

    Peningkatan mutu asuhan keperawatan berbasis Patient Safety; Perspective experience

    pandemi Covid-19 kepada mahasiswa dan tenaga kesehatan khususnya perawat di

    rumah sakit.

    B. Uraian Kegiatan

    1. Karakteristik sasaran :

  • Sasaran pada program ini adalah seluruh mahasiswa baik dari Stikes Karya

    Husada Semarang, mahasiswa dari institusi lain dan perawat yang bekerja di

    rumah sakit atau yang bekrja di fasilitas pelayanan kesehatan lain.

    2. Tujuan

    a. Tujuan umum : Peningkatan mutu asuhan keperawatan berbasis Patient

    Safety; Perspective experience pandemi Covid-19.

    b. Tujuan Khusus

    1) Adanya peningkatan mutu pelayanan kesehatan dan keperawatan

    melalui peran leadership di rumah sakit

    2) Terpenuhinya pelayanan keperawatan yang berbasis pasient safet

    3) Terciptanya tata kelola dan strategi dalam pelayanan keperawatan di

    era pandemi Covid-19

    C. Lingkup Kegiatan

    a. Persiapan :

    1) Adanya pengajuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan

    adanya proposal pengabdian kepada masyarakat yang disetujui oleh

    Ketua Stikes Karya Husada dan UP3M.

    2) Pendekatan dan kontrak waktu antara STIKes Karya Husada antara

    lain :

    a) Pembuatan surat ijin untuk dilakukan pengabdian.

    b) Melakukan pertemuan awal dengan Tim Pengabdian kepada

    Masyarakat dan pihak Stikes Karya Husada pada bagian Rumah

    Tangga, menyampaikan tujuan dan cara serta metode dari

    pengabdian.

    c) Menentukan waktu pelaksanaan diadakan pengabdian.

    d) Pembuatan media dalam pengabdian kepada masysrakat yang

    diselenggarakan secara daring

  • e) Sosialisasi kepada peserta pengabdian kepada masyarakat

    melalui link registrasi pendaftaran ;

    https://bit.ly/LiveWebinarManKep

    f) Setelah itu peserta akan mendapatkan link zoom

    https://us02web.zoom.us/j/7587357363?pwd=akhNd2xZQnhkd

    0lhanlXdHBOVEcxUT09 Meeting ID: 758 735 7363

    Passcode: covid19

    b. Pelaksanaan :

    Pelaksanaan kegiatan pengabdian ini dilakukan pada tanggal 21 Juli 2020

    jam 09.00 sampai dengan 12.00 WIB. Pelaksanaan kegiatan pengabdian

    yang dilakukan tim pengabdian (Departemen Manajemen) dengan

    pembicara ;

    1. Dr. Tri Ismu Pujiyanto, M. Kes, M. Kep ; Peran Leader dalam

    kelolaan pasien di masa adaptasi kebiasaan baru Covid-19

    2. Ns. Achmad Syaifudin, M. Kep; Pelayanan keperawatan berbasis

    pasien safety

    3. Dr. Blacius Dedi, M. Kep; Tata kelola pelayanan keperawatan era

    pandemi Covid-19

    4. Ns. Arif Nugroho, S. Kep; Sharing pengalaman Kepala

    RuangRawat Inap dalam mengelola pasien Covid-19.

    5. Ns. Susi Nurhayati; Moderator.

    c. Evaluasi :

    Setelah kegiatan pengabdian kepada masyarakat tentang Peningkatan mutu

    asuhan keperawatan berbasis Patient Safety; Perspective experience

    pandemi Covid-19

    1) Evaluasi struktur :

    Persiapan yang telah dilakukan meliputi :

    https://us02web.zoom.us/j/7587357363?pwd=akhNd2xZQnhkd0lhanlXdHBOVEcxUT09https://us02web.zoom.us/j/7587357363?pwd=akhNd2xZQnhkd0lhanlXdHBOVEcxUT09

  • a) Disetujuinya proposal pengabdian kepada masyarakat oleh

    Ketua Stikes Karya Husada Semarang dan UP3M.

    b) Ketua tim pengabdian kepada masyarakat melalukan

    pembagian tugas.

    c) Melakukan koordinasi tentang materi dan cara penyampaian

    webinar.

    d) Melakukan rekap pendaftaran peserta pengabdian kepada

    masyarakat melalui link registrasi pendaftaran ;

    https://bit.ly/LiveWebinarManKep. Jumlah peserta yang

    mendaftar sejumlah 101 orang yang merupakan perawat di

    rumah sakit serta mahasiswa keperawatan.

    e) Setelah itu peserta akan mendapatkan link zoom

    https://us02web.zoom.us/j/7587357363?pwd=akhNd2xZQn

    hkd0lhanlXdHBOVEcxUT09 Meeting ID: 758 735 7363.

    Passcode: covid19

    2) Evaluasi pelaksana :

    a) Tim pengabdian kepada masyarakat STIKes Karya Husada

    datang menyiapkan pelaksanaan pengabdian yaitu jam 08.30

    WIB.

    b) Tim pengabdian kepada masyarakat dilakukan di STIKes

    Karya Husada, dibagi menjadi 4 kali sesi pembukaan,

    pemaparan materi, diskusi, penutup.

    c) Pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat dilaksanakan hari

    Selasa, 21 Juli 2020 jam 09.00 sampai dengan 12.00 WIB.

    Peserta yang mengikuti webinar sejumlah 50 orang.

    3. Metode

    https://bit.ly/LiveWebinarManKephttps://us02web.zoom.us/j/7587357363?pwd=akhNd2xZQnhkd0lhanlXdHBOVEcxUT09https://us02web.zoom.us/j/7587357363?pwd=akhNd2xZQnhkd0lhanlXdHBOVEcxUT09

  • Metode yang dilakukan saat pengabdian kepada masyarakat adalah melalui

    pemaparan materi dalam penjelasan materi, diskusi melalui webinar. Tiap

    pembicara diberikan waktu 20 menit untuk tiap penyampaian materi.

    D. HASIL KEGIATAN

    Kegiatan pengabdian kepada masyarakat berjalan sesuai dengan rencana yang telah

    dibuat sebelumnya. Hasil capaian kegiatan ini adalah adanya peningkatan pemahaman

    Peningkatan mutu asuhan keperawatan berbasis Patient Safety; Perspective experience

    pandemi Covid-19.

    E. MANFAAT

    Manfaat kegiatan ini adalah peningkatan pemahaman mutu asuhan keperawatan berbasis

    Patient Safety; Perspective experience pandemi Covid-19.

  • Lampiran 1. Surat

  • Lampiran 2. Materi

  • Materi ; Dr. Tri Ismu Pujiyanto, M. Kes, M. Kep

  • Materi ; Ns. Achmad Syaifudin, M. Kep

  • @@

  • Materi ; Dr. Blacius Dedi, M. Kep

  • Materi ; Ns. Arif Nugroho, S. Kep

  • Lampiran : Foto Kegiatan

  • PESERTA