laporan kos iodoform -

22
IODOFORM BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia farmasi, iodoform biasanya dalam bentuk sediaan obat berupa zat antiseptik yang digunakan untuk membersihkan luka sehingga tidak menimbulkan infeksi. Beberapa contoh dari sediaan obat yang biasanya mengandung iodoform beredar di pasaran yaitu betadine yang biasanya digunakan sebagai antiseptik. Iodoform berupa zat padat yang berwarna kuning, memiliki bau yang khas, serta mempunyai efek untuk melumpuhkan saraf pernapasan. Senyawa ini biasanya digunakan untuk mengidentifikasi adanya etanol / aseton dalam suatu bahan. Sedangkan dalam kedokteran, dulunya bahan ini digunakan sebagai antiseptic untuk mencegah pertumbuhan bakteri Antiseptik merupakan zat yang bekerja bakteriostatik, biasanya dipakai pada infeksi bakteri pada kulit, mukosa dan melawan bakteri pada luka. Sedangkan desinfektan merupakan zat yang bekerja bakterisid, digunakan untuk membebaskan ruang dan pakaian dari mikroba. Iodoform kadang- kadang sebagai antiseptik dan desinfektan di bidang kedokteran gigi. Riny Erfiah Rinda Muammar Fawaz, S,Farm, M.Si, Apt 15020140310

Upload: rhiny-erfiah-rhinda

Post on 09-Jul-2016

470 views

Category:

Documents


32 download

TRANSCRIPT

IODOFORM

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Dalam dunia farmasi, iodoform biasanya dalam bentuk

sediaan obat berupa zat antiseptik yang digunakan untuk

membersihkan luka sehingga tidak menimbulkan infeksi. Beberapa

contoh dari sediaan obat yang biasanya mengandung iodoform

beredar di pasaran yaitu betadine yang biasanya digunakan sebagai

antiseptik.

Iodoform berupa zat padat yang berwarna kuning, memiliki

bau yang khas, serta mempunyai efek untuk melumpuhkan saraf

pernapasan. Senyawa ini biasanya digunakan untuk mengidentifikasi

adanya etanol / aseton dalam suatu bahan. Sedangkan dalam

kedokteran, dulunya bahan ini digunakan sebagai antiseptic untuk

mencegah pertumbuhan bakteri

Antiseptik merupakan zat yang bekerja bakteriostatik,

biasanya dipakai pada infeksi bakteri pada kulit, mukosa dan

melawan bakteri pada luka. Sedangkan desinfektan merupakan zat

yang bekerja bakterisid, digunakan untuk membebaskan ruang dan

pakaian dari mikroba. Iodoform kadang-kadang sebagai antiseptik

dan desinfektan di bidang kedokteran gigi.

Meskipun dalam pengunaanya senyawa ini memang

bermanfaat, namun kita tetap harus berhati-hati dalam

penggunaannya, karena kemampuan dari senyawa ini untuk

melumpuhkan pernapasan, sehingga dapat berbahaya bagi

pengggunanya.

Pembentukan dari senyawa iodoform ini dapat dilakukan

dengan menggunakan larutan alkohol maupun dengan larutan

aseton. Dengan melakukan percobaan sintesis senyawa iodoform

ini, maka kita dapat lebih mengetahui cara-cara dan teknik yang dapt

dilakukan untuk dapat membentuk senyawa ini dalam jumlah yang

cukup banyak, dan tentu saja murni.

Riny Erfiah Rinda Muammar Fawaz, S,Farm, M.Si, Apt15020140310

IODOFORM

1.2 Maksud PercobaanAdapun maksud dari praktikum ini adalah mengenal

pembuatan senyawa-senyawa halogen dari methane.

1.3 Tujuan PercobaanAdapun tujuan dari praktikum ini adalah menentukan berat

kristal iodium dan persen rendamen iodoform

Riny Erfiah Rinda Muammar Fawaz, S,Farm, M.Si, Apt15020140310

IODOFORM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori UmumIodoform adalah senyawa organo-iodine dengan kimia

rumus CHI3. Iodoform, juga dikenal sebagai triiodomethane,

adalah kristal kuning padat yang milik golongan senyawa halogen

organik yang digunakan sebagai antiseptik

komponen untuk obat-obatan tertentu. Ini pertama kali disusun

tahun 1822 dengan elektrolisis larutan berair aseton,

iodida dan natrium karbonat anorganik. Hal ini antiseptik, ditemukan

pada tahun 1880, yang membuatnya senyawa obat penting. Ini tidak

memiliki tindakan iritasi; tapi dengan antiseptik, sifat disinfektan. Efek

menguntungkan pada jaringan dari luka-luka yang disebabkan

kekuatannya melindungi baik secara mekanis dan mempertahankan

asepsis sehingga mempromosikan penyembuhan lebih cepat.

Antiseptik menghancurkan zat-zat beracun yang dibentuk oleh

mikroorganisme. Untuk luka ulserasi dapat dicampur dengan gliserin

diikuti dengan penerapannya dalam bentuk pita kasa. Iodoform

umumnya digunakan dalam praktek dokter gigi sebagai antiseptik

baik sendiri atau dalam kombinasi dengan minyak kayu putih atau

gliserin untuk pengobatan socket kering, sebagai ganti untuk besar

cacat kistik dan untuk jaringan lunak berpakaian dalam kasus

dari dehiscence luka atau untuk mempromosikan penyembuhan

dengan niat sekunder. George Serrulas dan John Thomas Cooper,

bekerja sama, keduanya telah di akui dengan penemuan dan

persiapan iodoform dari tahun 1822 [1]. Di antara berbagai

kombinasi di mana itu ditiadakan untuk aplikasi, beberapa dari

mereka yang ditentukan yaitu (Singh, 2012) :

1) Iodoform diresapi pita kasa

2) Iodoform dalam kombinasi dengan benzoin, disiapkan

storax, balsam tolu sebagai "pernis whitehead’’.

Riny Erfiah Rinda Muammar Fawaz, S,Farm, M.Si, Apt15020140310

IODOFORM

3) Iodoform sebagai komponen dari Bismuth Iodine Paraf-Paste fin

(BIPP).

Iodoform adalah dibuat dari pemanasan etanol atau aseton

dengan natrium hidroksida dan yodium atau natrium karbonat dan

yodium dalam air. Iodoform diperoleh larutan kuning. Iodoform

industri disiapkan oleh elektrolisis larutan etil alkohol atau aseton

mengandung Na2CO3 dan KI. Larutan tersebut disimpan pada 60-

70o C dan arus CO2 dilewatkan melalui larutan untuk menetralisir

NaoH terbentuk. Yodium dibebaskan pada anoda yang bereaksi

dengan etanol atau aseton. Etil alkohol memberikan hasil yang lebih

baik dari iodoform dari aseton (Srivasta, 2008)

Endapan kuning biasanya mengendap perlahan-lahan ke

bagian bawah tabung tes. Kadang-kadang, warna kuning iodoform

tertutup oleh zat yang kehitaman. Jika hal ini terjadi, tabung reaksi

dan kocok dengan kuat. Jika warna gelap terus berlanjut, di

tambahkan larutan natrium hidroksida dan kocok tabung uji lagi. Lalu

memungkinkan tabung didiamkan selama minimal 15 menit. Jika

ragu apakah padat iodoform, maka kumpulkan endapan pada corong

hirsch dan keringkan. Iodoform meleleh pada 119-121oC (Pavia,

2005).

Iodoform menyerupai kloroform dalam metode persiapan dan

properti (Chand, 2010) :

1) Dari etanol atau aseton. Oleh aksi yodium dan alkali pada etanol

atau aseton.

Natrium karbonat juga dapat digunakan di tempat koh.

2) Metode elektrolit. Dengan elektrolisis larutan etanol, kalium

iodida, dan natrium cabonate. Solusinya dipertahankan 60-70oc.

Selama elektrolisis, yodium dibebaskan pada anoda dan natrium

Riny Erfiah Rinda Muammar Fawaz, S,Farm, M.Si, Apt15020140310

IODOFORM

hidroksida di hich katoda selanjutnya dikonversi menjadi natrium

karbonat dengan melewati arus karbon dioksida. Zat ini bereaksi

dengan etanol membentuk iodoform. Menjadi metode yang lebih

murah itu digunakan untuk persiapan industial iodoform.

Sifat, iodoform adalah kristal kuning solid, mp 119oc. Itu tidak

larut dalam air tetapi larut dalam etil alkohol atau eter. Iodoform

mengalami hidrolisis dengan air panas natrium hidroksida berair

untuk membentuk natrium format (Chand, 2010)

Jika iodine ditambahkan pada larutan bersifat alkali

contohnya natrium hidroksida, maka akan terbentuk natrium

hipoklorit, NaIO, atau senyawa lain yang serupa, dimana iodine tidak

bereaksi dengan arsenit. Oleh karena itu kelebihan natrium

hidroksida harus dinetralkan (Susanti, 2003).

Iodoform merupakan senyawa organic yang dalam bidang

kedokteran gigi masih kadang-kadang digunakan sebagai antiseptic

dan desinfektan. Desinfektan adalah zat-zat yang bekerja bakterisid

yang digunakan untuk membebaskan ruang dan pakaian dari

mikroba , tetapi juga dipakai produk ekskresi orang sakit. Zat ini juga

bekerja mematikan pada hampir semua sel hidup lainnya.

Sedangkan antiseptik umumnya bekerja bakteriostatik. Biasanya

dipakai pada infeksi bakteri pada kulit, mukosa dan melawan infeksi

pada luka ( Tjay, 2002).

Elemen iod adalah salah satu zat bakterisid terkuat (sudah

efektif pada kadar 2-4 mcg/ml air =2-4 ppm) dengan kerja cepat

hampir semua kuman pathogen , termasuk fungi dan virus ,dimatikan

olehnya begitu pula dengan spora ( Tjay, 2002).

Iodoform dahulu banyak digunakan sebagai antiseptikum

atau untuk borok-borok, khasiatnya berdasarkan terbebasnya iod.

Karena baunya yang tidak enak, maka iodoform kini jarang

digunakan lagi dan terdesak oleh antiseptik lainnya, antara lain

vioform dengan adanya bakterisida yang kuat (Harvey, 2013).

Riny Erfiah Rinda Muammar Fawaz, S,Farm, M.Si, Apt15020140310

IODOFORM

Dalam laboratorium, iodin sebagai bahan dasar iodoform

dibuat dengan mereaksikan kalium iodida dengan asam sulfat.

Kalium iodida dan asam sulfat ini direaksikan dengan MnO2 dan

dipanaskan. Lama-kelamaan iodida tersublimasi dibawah labu

pendingin yang berisi air (Gunawan, 2007).

Reaksi alkana dengan halogen disebut halogenasi.

Halogenasi pada dasarnya adalah reaksi substitusi (pergantian)

karena atom halogen menggantikan posisi hidrogen dalam struktur.

Hasil eksperimen menunjukkan bahwa dalam proses halogenasi,

reaksi berlangsung dalam beberapa langkah yang disebutt reaksi

rantai radikal bebas, yaitu (Tim Dosen,2002):

a. Tahap inisiasi, adalah proses pemecahan ikatan molekul halogen

menjadi dua atom radikal bebas yang reaktif

b. Tahap propagasi, radikal halogen berinteraksi dengan molekul

metana, kemudian membentuk hidrogen dan radikal metil

c. Tahap terminasi, merupakan tahap penghentian reaksi.

2.2 Prosedur Kerja (Anonim,2016)a. Dalam labu alas datar 500 ml ditaruh 10 gram iodium, tambahkan

10 gram aseton.

b. Tambahkan sedikit demi sedikit dari corong pisah larutan NaOH

sebanyak ± 20 ml. (Bila terjadi panas dinginkan dibawah kran atau

bungkus dengan lap basah).

c. Segera setelah terjadi kristal kuning diberi air yang banyak (± 300

ml).

d. Segera saring dengan corong Buchner.

e. Cuci kristal tersebut sampai filtrat tidak bereaksi alkalis lagi baru

boleh direkristalisasi dengan alkohol.

f. Tentukan titik leburnya.

Riny Erfiah Rinda Muammar Fawaz, S,Farm, M.Si, Apt15020140310

IODOFORM

BAB III METODE KERJA

3.1Alat Alat-alat yang dipakai adalah Baskom, Corong, Corong pisah,

Gelas kimia, Gelas ukur, Karet penghisap, Klem, Labu alas datar, Lap

kasar basah, Pipet volume, Statif, Timbangan analitik.

3.2Bahan Bahan-bahan yang digunakan adalah Aluminium foil, Aquadest,

Aseton, Iodium, Kertas saring, NaOH.

3.3Cara Kerja1. Disiapkan alat dan bahan yang digunakan.

2. Ditimbang iodium sebanyak 5 gram masukkan kedalam labu alas

datar yang telah berisi aseton sebanyak 10 gram.

3. Dilarutkan hingga iodiumnya larut dengan aseton.

4. Ditambahkan sedikit demi sedikit dari corong pisah larutan NaOH ±

20 ml.

5. Setelah terjadi Kristal kuning diberi air yang banyak ± 300 ml.

6. Disaring dengan menggunakan kertas saring.

7. Iodoform yang ada di kertas saring dikeringkan.

8. Ditimbang berat iodoform yang didapatkan.

Riny Erfiah Rinda Muammar Fawaz, S,Farm, M.Si, Apt15020140310

IODOFORM

BAB IV DATA PENGAMATAN4.1 Hasil Percobaan

Perlakuan Pengamatan

Iodium + aseton Cokelat tidak larut

Dikocok Cokelat larut

Ditambahkan NaOH Kristal kuning

Ditambahkan air Kristal kuning

4.2 Reaksi O O

CH3 - C – CH3 + 3 I2 CH3 - C - CI3 + 3 HI

O O

CH3 - C- CI3 + NaOH CH3 - C – ONa + CHI3

3 HI + 3 NaOH 3 NaI + 3 H2O

O O

CH3 - C - CH3 + 3 I2 + 4 NaOH CHI3 + CH3 – C - ONa + 3 NaI

+ 3 H20

4.3 PerhitunganBerat kertas saring awal = 1,08672 g

Berat kertas saring akhir= 1,2657 g

Berat sampel =2 g

a. Mol I2 = = = 0,0157

b. Berat CH3 = mol CH3 x Mr CHI3

Riny Erfiah Rinda Muammar Fawaz, S,Farm, M.Si, Apt15020140310

IODOFORM

= mol I2 x Mr CHI3

= x 0,0157 x 393,7

= 5,23 x 10-3 x 393,7

= 2,06 g

c. Berat Kristal = Berat kertas saring akhir – awal

= 1,2657 g - 1,08672 g = 0, 17898 g

d. % rendamen = x 100%

= 0,17898 g x 100% 2,06 g

= 8,69 %

Riny Erfiah Rinda Muammar Fawaz, S,Farm, M.Si, Apt15020140310

IODOFORM

4.4 PembahasanIodoform adalah sediaan di dalam laboratorium yang

bereaksi antara iodin dan alkali dalam alkohol atau aseton. Iodoform

digunakan sebagai antiseptik dan anti jamur karena zat ini bila kontak

dengan tubuh melepaskan iodium secara berangsur-angsur dan

iodium inilah yang diharapkan bersifat bakteristid namun kurang bukti

khasiatnya sekarang diganti dengan komponen lain yang kurang enak

baunya, tetapi iodoform masih memiliki nilai untuk penyakit kulit.

Iodoform adalah zat padat yang berbentuk kristal yang

berwarna kuning yang memiliki bau khas. Dalam sintesa iodoform, iod

direaksikan dengan aseton untuk menetralisis iodium yang bersifat

higroskopis dengan jalan mengikatnya menghasilkan triiodoketon dan

selanjutnya ditambahkan NaOH menghasilkan triiodometana dan

natrium asetat terbentuk kristal yang berwarna kuning.

Dalam percobaan sintesa iodoform ini digunakan suasana

alkalis karena menggunakan NaOH sebagai titran yang berperan

sebagai katalisator dimana larutan NaOH bersifat alkalis dan apabila

terjadi kelebihan larutan NaOH maka kristal kuning yang terbentuk

akan terurai kembali, sehingga setelah terbentuk kristal kuning maka

ditambahkan air sebanyak-banyaknya yang dimaksudkan untuk

mengencerkan NaOH yang berlebihan.

Filtrat harus tidak bereaksi alkalis lagi, hal ini ditandai

dengan menggunakan indikator pp atau indikator universal, tapi dalam

praktikum ini hanya diperhatikan jika larutan sudah jenuh berarti

sudah tidak bereaksi alkalis lagi.

Riny Erfiah Rinda Muammar Fawaz, S,Farm, M.Si, Apt15020140310

IODOFORM

Dalam percobaan sintesa iodoform ini digunakan labu alas

datar bukan labu alas bulat seperti pada sintesa lainnya karena

dimaksudkan agar labu tersebut dapat berdiri sendiri karena akan

dilakukan titrasi yang lebih kasar dan tidak dilakukan pemanasan.

Untuk penambahan NaOH sedikit demi sedikitnya yang biasanya

digunakan corong pisah diganti dengan titrasi menggunakan buret

karena penggunaan corong pisah kurang baik karena lubang corong

pisah agak besar yang memungkinkan larutan NaOH turun lebih

banyak sedangkan jika menggunakan buret yang ujungnya lebih kecil

cocok untuk penambahan NaOH sedikit demi sedikit hingga terbentuk

kristal kuning iodoform.

Pada waktu penyaringan tidak digunakan corong Buchner

tetapi digunakan corong biasa karena dalam penyaringan kristal tidak

dilakukan dalam keadaan vakum dan dengan menggunakan corong

biasa maka kristal yang tersaring tepat akan mengumpul di dalam

kertas saring karena ujungnya yang berbentuk kerucut.

Penambahan NaOH berlebih pada larutan dapat

mengakibatkan atau menyebabkan adanya kotoran yang terbentuk

pada kristal nantinya sebab kelebihan NaOH tersebut tidak semuanya

bereaksi dengan larutan. Tujuan dari rekristalisasi adalah untuk

mendapatkan kristal yang murni dan untuk mendapatkan kristal yang

lain bentuknya. Digunakan lap basah karena panas yang ditimbulkan

pada labu alas datar tersebut menimbulkan panas akibat bereaksi

dengan aseton.

Pada percobaan, setelah menimbang di dapatkan berat

kertas saring awal adalah 1,08672 sedangkan kertas saring akhir

adalah 1,2657. Untuk mendapatkan berat kritasl maka kertas saring

akhir di kurang kertas saring awal didapatkan hasil 0,17898 g.

Kemudian didapatlah hasil persen rendemen dari iodium adalah

8,69%.

Riny Erfiah Rinda Muammar Fawaz, S,Farm, M.Si, Apt15020140310

IODOFORM

Dari hasil perhitungan dan percobaan yang dilakukan

diperoleh hasil berat rendamen iodoform adalah 6,11 %.

Keberhasilan dari suatu proses sintesis dapat disebabkan

oleh hal-hal yang dapat mempengaruhi hasil dari percobaan antara

lain :

a. Penimbangan yang dilakukan kurang teliti

b. Alat –alat yang dilakukan kurang bersih

c. Penambahan NaOH tidak teliti

d. Penyaringan kurang baik

Riny Erfiah Rinda Muammar Fawaz, S,Farm, M.Si, Apt15020140310

IODOFORM

BAB VI PENUTUP5.1 Kesimpulan

Dari percobaan yang dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwa : Berat Kristal iodium yaitu gram dengan persen rendamen 8,69%

5.2 SaranSebaiknya asisten dalam memberikan penjelasan lebih baik

lagi dan lebih lengkap agar bukan hanya percobaan yang kita pahami

tetapi teori yang diberikan juga penting untuk melengkapi apa yang

tidak diketahui.

Riny Erfiah Rinda Muammar Fawaz, S,Farm, M.Si, Apt15020140310

IODOFORM

DAFTAR PUSTAKA

Anonim , 2016, Penuntun Praktikum Kimia Organik Sintesis, Universitas Muslim Indonesia, Makassar .

Chand, S., 2010, Advanced Organic Chemistry, Ram Nagar, New Delhi

Gunawan, S. G., Setiabudy, R, 2007, Farmakologi dan Terapi Edisi V, Jakarta, Gaya Baru.

Harvey, Richard A. 2013, Farmakologi ulasan bergambar Edisi 4, Jakarta, EGC.

Pavia,D,L., Lampman,G,M., Kriz, G,S., 2005, Introduction To Organic Laboratory Techniques, Cengage learning, Washington Tim Dosen TPB, 2002, Kimia Dasar II, TPB Universitas Hasanuddin, Makassar

Srivasta,A,K., 2008, Chemistry, VKandiaj Enterprises, New Delhi

Singh,V., Das, S., Sharma, N,K., 2012 Journal Iodoform : A boon in disguise, OJST Press, Vol 2, 322-325, http://www.ScRIP.org/journal/ojst

Susanti, 2003, Analisa Kimia Farmasi Kuantitatif, Universitas Muslim Indonesia, Makassar

Tjay Tan Hoan & Kirana Rahardja, 2002, Obat-obat Penting, DEPKES RI, Jakarta.

Riny Erfiah Rinda Muammar Fawaz, S,Farm, M.Si, Apt15020140310

IODOFORM

LAMPIRAN1. Skema kerja

Riny Erfiah Rinda Muammar Fawaz, S,Farm, M.Si, Apt15020140310

Kristal Iodoform

+ Aseton

Labu alas datar ditutup alfoil

Labu alas datar ditutup alfoil

+ NaOH 8 N

Kristal kuning

Saring

Direkristalisasi dengan alkohol

Dikeringkan

Ditimbang

Hitung rendamen

IODOFORM

2. Gambar

Penambahan NaOH Pengocokan dalam wadah es

Larutan iodoform Hasil saring iodoform (Kristal kuning)

Riny Erfiah Rinda Muammar Fawaz, S,Farm, M.Si, Apt15020140310