laporan klt senyawa asam

Upload: yohana-saputri

Post on 02-Jun-2018

476 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

  • 8/10/2019 Laporan KLT Senyawa Asam

    1/25

    LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS

    KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS

    IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM

    Golongan / Kelompok : T / D

    Claudio Dassmer / 2443012026

    Dewi Kartikasari / 2443012145

    Elisabeth Wulan / 2443012218

    FAKULTAS FARMASI

    UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA

    SURABAYA

    2014

  • 8/10/2019 Laporan KLT Senyawa Asam

    2/25

    LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS

    FAKULTAS FARMASI-UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA

    SURABAYA

    GOLONGAN/KELOMPOK : T/D

    TOPIK PRAKTIKUM : KLT Senyawa Asam

    TANGGAL PRAKTIKUM : 11 April 2014

    NAMA ASISTEN : Senny Y. Esar, S.Si., M.Si., Apt

    NAMA MAHASISWA / NRP : Claudio Dassmer / 2443012026

    Dewi Kartikasari / 2443012145

    Elisabeth Wulan / 2443012218

    I. TUJUAN

    1. Mahasiswa mampu melakukan identifikasi dan pemisahan senyawa dari

    campuran dengan metode KLT

    2. Mahasiswa mampu membuat eluen (fase gerak)

    3. Menentukan harga Rf senyawa

    II. DASAR TEORI

    Dalam analisis kimia suatu bahan, maka akan sering dihadapkan pada

    pekerjaan-pekerjaan seperti menghilangkan konstituen pengganggu atau

    mengisolasikannya maupun memekatkan konstituen yang dikehendaki sebelum

    dilakukuan identifikasi maupun pengukuran jumlahnya. Untuk melakukan

    analisis kimia tersebut maka kita harus menggunakan suatu metode agar dapat

    menentukan hasil yang tepat, kromatografi salah satunya, dan dapat pula

    digunakan sebagai analisa secara kuantitatif.

  • 8/10/2019 Laporan KLT Senyawa Asam

    3/25

    Kromatografi adalah suatu metoda untuk separasi yang menyangkut komponen

    suatu contoh di mana komponen dibagi-bagikan antara dua tahap, salah satu yang

    mana adalah keperluan selagi gerak yang lain. Di dalam gas kromatografi adalah

    gas mengangsur suatu cairan atau tahap keperluan padat. Di dalam

    cairan kromatografi adalah campuran cairan pindah gerakkan melalui cairan yang

    lain, suatu padat, atau suatu gel agar. Mekanisme separasi komponen mungkin

    adalah adsorpsi, daya larut diferensial, ion-exchange, penyebaran/perembesan,

    atau mekanisme lain (David. 2001).

    Teknik kromatografi merupakan teknik pemisahan yang sangat sensitif,

    yang dapat memisahkan campuran kompleks, seperti minyak bumi yang

    merupakan campuran dari ratusan senyawa yang terkandung di dalamnya, dan

    masih banyak lagi keunggulan lainnya.

    Kromatografi lapis tipis (KLT) dikembangkan tahun 1938 oleh Ismailoff

    dan Schraiber. KLT merupakan bentuk kromatografi planar, selain kromatografi

    kertas dan elektroforesis. Berbeda debgan kromatografi kolom yang mana fase

    diamnya diisikan atau dikemas di dalamnya, pada kromatografi lapis tipis, fase

    diamnya berupa lapisan yang seragam ( uniform ) pada permukaan bidang datar

    yang didukung oleh lempeng kaca, pelat aluminium atau pelat plastik. Meskipundemikian, kromatografi planar ini dapat dikatakan sebagai bentuk terbuka dari

    kromatografi kolom (Khopkar, 2007).

    Kromatografi Lapis Tipis (KLT) merupakan cara pemisahan campuran

    senyawa menjadi senyawa murninya dan mengetahui kuantitasnya yang

    menggunakan. Kromatografi juga merupakan analisis cepat yang memerlukan

    bahan sangat sedikit, baik penyerap maupun cuplikannya (Khopkar, 2007).

    KLT dapat dipakai dengan dua tujuan. Pertama, dipakai selayaknya

    sebagai metode untuk mencapai hasil kualitatif, kuantitatif, atau preparatif. Kedua,

    dipakai untuk menjajaki system pelarut dan system penyangga yang akan dipakai

    dalam kromatografi kolom atau kromatografi cair kinerja tinggi (Khopkar, 2007).

  • 8/10/2019 Laporan KLT Senyawa Asam

    4/25

    KLT dapat digunakan untuk memisahkan senyawa senyawa yang

    sifatnya hidrofobik seperti lipida lipida dan hidrokarbon yang sukar dikerjakan

    dengan kromatografi kertas. KLT juga dapat berguna untuk mencari eluen untuk

    kromatografi kolom, analisis fraksi yang diperoleh dari kromatografi kolom,

    identifikasi senyawa secara kromatografi, dan isolasi senyawa murni skala kecil.

    Pelarut yang dipilih untuk pengembang disesuaikan dengan sifat kelarutan

    senyawa yang dianalisis. Bahan lapisan tipis seperti silika gel adalah senyawa

    yang tidak bereaksi dengan pereaksi pereaksi yang lebih reaktif seperti asam

    sulfat (Khopkar, 2007).

    Bila KLT dibandingkan dengan KKt, kelebihan khas KLT ialah

    keserbagunaan, kecepatan, dan kepekaannya. Keserbagunaan KLT

    disebabkanoleh kenyataan bahwa di samping selulosa, sejumlah penjerap yang

    berbeda-beda dapat disaputkan pada plat kaca atau penyangga lain dan digunakan

    untuk kromatografi (Harborne, 1987; 13).

    Adsorben dilapiskan pada lempeng kaca yang bertindak sebagai penunjang

    fase diam. Fase bergerak akan merayap sepanjang fase diam dan terbentuklah

    kromatogram. Ini dikenal juga sebagai kromatografi kolom terbuka. Metode inisederhana, cepat dalam pemisahan tinggi dan mudah untuk memperoleh kembali

    senyawa-senyawa yang terpisahkan (Khopkar, 2007: 155).

    Fase gerak yang dikenal sebagai pelarut pengembang akan bergerak

    sepanjang fase diam karena pengaruh kapiler pada pengembangan secara menaik

    (ascending ) atau karena pengaruh gravitasi pada pengembangan secara menurun

    (descending ) (Khopkar, 2007).

    Kromatografi lapis tipis dalam pelaksanaannya lebih mudah dan lebih

    murah dibandingkan dengan kromatografi kolom. Demikian juga peralatan yang

    digunakan. Dalam kromatografi lapis tipis, peralatan yang digunakan lebih

    sederhana dan dapat dikatakan hampir semua laboratorium dapat melaksanakan

    setiap saat secara cepat (Khopkar, 2007).

    Beberapa keuntungan dari kromatografi planar ini : (Khopkar, 2007).

  • 8/10/2019 Laporan KLT Senyawa Asam

    5/25

    Kromatografi lapis tipis banyak digunakan untuk tujuan analisis.

    Identifikasi pemisahan komponen dapat dilakukan dengan pereaksi warna,

    fluorosensi atau dengan radiasi menggunakan sinar ultraviolet.

    Dapat dilakukan elusi secara menaik ( ascending ), menurun ( descending ),

    atau dengan cara elusi 2 dimensi.

    Ketepatan penentuan kadar akan lebih baik karena komponen yang akan

    ditentukan merupakan bercak yang tidak bergerak.

    Pada dasarnya kromatografi lapis tipis (KLT atau TLC = Thin layer

    Chromatography) sangat mirip dengan kromatografi kertas, terutama pada cara

    melakukannya. Perbedaan nyata terlihat pada media pemisahannya, yakni

    digunakan lapisan tipis adsorben halus yang tersangga pada papan kaca,

    aluminium atau plastic sebagai pengganti kertas. Lapisan tipis adsorben ini pada

    pross pemisahan berlaku sebagai fasa diam (Soebagio, 2002: 87).

    Pelaksaanan kromatografi lapis tipis menggunakan sebuah lapis tipis silika

    atau alumina yang seragam pada sebuah lempeng gelas atau logam atau plastik

    yang keras. Jel silika (atau alumina) merupakan fase diam. Fase diam untuk

    kromatografi lapis tipis seringkali juga mengandung substansi yang mana dapat

    berpendarflour dalam sinar ultra violet. Fase gerak merupakan pelarut atau

    campuran pelarut yang sesuai (Clark, 2007).

    Bahan adsorben sebagai fasa diam digunakan silica gel, alumina, dan

    serbuk selulosa. Partikel silica gel mengandung gugus hidroksil di permukaannya

    yang akan membentuk ikatan hidrogen dengan molekul-molekul polar. Aluminalebih disukai untuk memisahkan senyawa-senyawa polar lemah, sedangkan silica

    gel lebih disukai untuk memisahkan molekul-molekul seperti asam-asam amino

    dan gula. Magnesium silikat, kalsium silikat, dan arang aktif mungkin juga dapat

    digunakan sebagai adsorben (Soebagio, 2002; 87-88).

  • 8/10/2019 Laporan KLT Senyawa Asam

    6/25

    Zat yang paling umum digunakan sebagai adsorben adalah alumina, silica

    gel, dan bubuk silica. Zat-zat tersebut dibuat bubuk tepung yang selanjutnya

    tersebar di atas lempeng dan dibuat sedemikian rupa hingga ketebalannya merata.

    Kadang-kadang suatu pengikat, misalnya plaster parte ditambahkan untuk

    menambah daya lekat zat tersebut. Setelah kering, selanjutnay diaktivasi dengan

    pemanasan dalam oven pada temperature 110 oC selama beberapa jam. Cara

    kerjanya sama dengan kromatografi kertas. Deteksi terhadap noda timbul kadang-

    kadang lebih mudah dibandingkan kromatografi kertas karena dapat dipakai cara-

    cara yang lebih umum (Clark, 2007).

    Jel silika adalah bentuk dari silikon dioksida (silika). Atom silikon

    dihubungkan oleh atom oksigen dalam struktur kovalen yang besar. Namun, pada

    permukaan jel silika, atom silikon berlekatan pada gugus -OH. Jadi, pada

    permukaan jel silika terdapat ikatan Si-O-H selain Si-O-Si. Gambar ini

    menunjukkan bagian kecil dari permukaan silika (Clark, 2007).

    Eluen pengembang dapat berupa pelarut tunggal dan campuran pelarut

    dengan susunan tertentu. Pelarut-pelarut pengembang harus mempunyai

    kemurnian yang tinggi. Terdapatnya sejumlah kecil air atau zat pengotor lainnyadapat menghasilkan kromatogram yang tidak diharapkan (Soebagio,2002; 88).

    Data yang diperoleh dari KLT adalah nilai Rf yang berguna untuk identifikasi

    senyawa. Nilai Rf untuk senyawa murni dapat dibandingkan dengan nilai Rf dari

    senyawa standar. Nilai Rf dapat didefinisikan sebagai jarak yang ditempuh oleh

    senyawa dari titik asal dibagi dengan jarak yang ditempuh oleh pelarut dari titik

    asal. Oleh karena itu bilangan Rf selalu lebih kecil dari 1,0 (Khopkar, 2007).

    Kromatografi lapis tipis (KLT) adalah suatu tehnik yang sederhana dan

    banyak digunakan. Metode ini menggunakan lempeng kaca atau lembaran plastik

    yang ditutupi penyerap untuk lapisan tipis dan kering bentuk silika gel, alomina,

    selulosa dan polianida. Untuk menotolkan larutan cuplikan pada lempeng kaca,

    pada dasarnya dgunakan mikro pipet/ pipa kapiler. Setelah itu, bagian bawah dari

  • 8/10/2019 Laporan KLT Senyawa Asam

    7/25

    lempeng dicelup dalam larutan pengulsi di dalam wadah yang tertutup (Chamber)

    (Rudi, 2010)

    Kromatografi lapis tipis digunakan untuk memisahkan komponen-komponen atas dasar perbedaan adsorpsi atau partisi oleh pase diam dibawah

    gerakan pelarut pengembang. Pada dasarnya KLT sangat mirip dengan

    kromatografi kertas , terutama pada cara pelaksanaannya. Perbedaan nyatanya

    terlihat pada fase diamnya atau media pemisahnya, yakni digunakan lapisan tipis

    adsorben sebagai pengganti kertas. Bahan adsorben sebagai fasa diam dapat

    digunakan silika gel, alumina dan serbuk selulosa. Partikel selika gel mengandung

    gugus hidroksil pada permukaannya yang akan membentuk ikatan hidrogen

    dengan molekul polar air. Fase diam untuk kromatografi lapis tipis seringkali juga

    mengandung substansi yang mana dapat berpendarflour dalam sinar ultra violet.

    Fase gerak merupakan pelarut atau campuran pelarut yang sesuai.

    Gambar kromatografi lapis

    Pada identifikasi noda atau penampakan noda, jika noda sudah bewarna

    dapat langsung diperiksa dan ditentukan harga R f . R f merupakan nilai dari Jarak

    relative pada pelarut. Harga R f dihitung sebagai jarak yang ditempuh oleh

    komponen dibagi dengan jarak tempuh oleh eluen ( fase gerak ) untuk setiap

    senyawa berlaku rumus sebagai berikut:

  • 8/10/2019 Laporan KLT Senyawa Asam

    8/25

    R f juga menyatakan drajat retensi suatu komponen dalam fase diam. Karenan itu

    R f juga disebut factor referensi.

    Pemisahan campuran dengan cara kromatografi didasarkan pada perbedaan

    kecepatan merambat antara partikel-partikel zat yang bercampur pada medium

    tertentu. Dalam kehidupan sehari-hari pemisahan secara kromatografi dapat kita

    temui pada rembesan air pada dinding yang menghasilkan garis-garis dengan

    jarak ternentu.

    KLT dapat digunakan untuk memisahkan berbagai senyawa seperti ion

    anorganik, kompleks senyawa senyawa organik dengan anorganik, dan senyawa

    senyawa organik baik yang terdapat di alam dan senyawa senyawa organik

    sintetik. Kelebihan penggunaan kromatografi lapis tipis dibandingkan dengan

    kromatografi kertas ialah karena dapat dihasilkannya pemisahan yang lebih

    sempurna, kepekaan yang lebih tinggi, dan dapat dilaksanakan dengan lebih cepat.

    Banyak pemisahan yang memakan waktu berjam-jam bila dikerjakan dengan

    kromatografi kertas, tetapi dapat dilaksanakan hanya beberapa menit saja bila

    dikerjakan dengan KLT. Empat macam adsorben yang umum dipakai ialah silika

    gel, alumina, kieselguhr, dan selulosa. Sampel yang merupakan campuran

    senyawa yang akan dipisahkan, dilarutkan dalam zat pelarut yang mudah

    menguap, misalnya kloroform atau zat pelarut lain yang serupa, yang mempunyai

    titik didih antara 50-100 C. Tetesan sampel harus di usahakan sekecil mungkin

    dengan meneteskan berulang kali, dengan di biarkan mengering sebelum tetesan

    berikutnya dikerjakan. Pemilihan sistem pelarut yang dipakai didasarkan atas

    prinsip like dissolves like , yakni untuk memisahkan sampel yang bersifat non

    polar digunakan sistem pelarut yang bersifat non polar juga. Penggunaan sinar

    ultraviolet dapat memberikan fluoresensi pada plat yang mengandung unsur fosfor

    (Adnan, 1997).

    Berikut merupakan rumus menghitung Rf :

  • 8/10/2019 Laporan KLT Senyawa Asam

    9/25

    Ada dua cara untuk menyelesaikan analisis sampel yang tidak berwarna:

    1. 1. Menggunakan pendarflour

    Mungkin anda masih ingat apa yang telah saya sebutkan bahwa fase diam pada

    sebuah lempengan lapis tipis seringkali memiliki substansi yang ditambahkan

    kedalamnya, supaya menghasilkan pendaran flour ketika diberikan sinar

    ultraviolet (UV). Itu berarti jika anda menyinarkannya dengan sinar UV, akan

    berpendar.

    Pendaran ini ditutupi pada posisi dimana bercak pada kromatogram berada,meskipun bercak-bercak itu tidak tampak berwarna jika dilihat dengan mata. Itu

    berarti bahwa jika anda menyinarkan sinar UV pada lempengan, akan timbul

    pendaran dari posisi yang berbeda dengan posisi bercak-bercak. Bercak tampak

    sebagai bidang kecil yang gelap.

    Sementara UV tetap disinarkan pada lempengan, anda harus menandai posisi-

    posisi dari bercak-bercak dengan menggunakan pinsil dan melingkari daerah

    bercak-bercak itu. Seketika anda mematikan sinar UV, bercak-bercak tersebut

    tidak tampak kembali.

    1. 2. Penunjukkan bercak secara kimia

    Dalam beberapa kasus, dimungkinkan untuk membuat bercak-bercak menjadi

    tampak dengan jalan mereaksikannya dengan zat kimia sehingga menghasilkan

    produk yang berwarna. Sebuah contoh yang baik adalah kromatogram yang

    dihasilkan dari campuran asam amino.

    Kromatogram dapat dikeringkan dan disemprotkan dengan larutan ninhidrin.

    Ninhidrin bereaksi dengan asam amino menghasilkan senyawa-senyawa

    berwarna, umumnya coklat atau ungu.

    Dalam metode lain, kromatogram dikeringkan kembali dan kemudian

    ditempatkan pada wadah bertutup (seperti gelas kimia dengan tutupan gelas arloji)

  • 8/10/2019 Laporan KLT Senyawa Asam

    10/25

    bersama dengan kristal iodium. Uap iodium dalam wadah dapat berekasi dengan

    bercak pada kromatogram, atau dapat dilekatkan lebih dekat pada bercak daripada

    lempengan. Substansi yang dianalisis tampak sebagai bercak-bercak kecoklatan.

    Dalam metode lain, kromatogram dikeringkan kembali dan kemudian

    ditempatkan pada wadah bertutup (seperti gelas kimia dengan tutupan gelas arloji)

    bersama dengan kristal iodium. Uap iodium dalam wadah dapat berekasi dengan

    bercak pada kromatogram, atau dapat dilekatkan lebih dekat pada bercak daripada

    lempengan. Substansi yang dianalisis tampak sebagai bercak-bercak kecoklatan.

    Penggunaan kromatografi lapis tipis untuk mengidentifikasi senyawa-senyawa

    Anggaplah anda mempunyai campuran asam amino dan ingin menemukan asam

    amino-asam amino tertentu yang terkandung didalam campuran tersebut. Untuk

    sederhananya, mari kira berasumsi bahwa anda mengetahui bahwa campuran

    hanya mungkin mengandung lima asam amino.

    Setetes campuran ditempatkan pada garis dasar lempengan lapis tipis dan bercak-

    bercak kecil yang serupa dari asam amino yang telah diketahui juga ditempatkan

    pada disamping tetesan yang akan diidentifikasi. Lempengan lalu ditempatkan

    pada posisi berdiri dalam pelarut yang sesuai dan dibiarkan seperti sebelumnya.

    Bagian kiri gambar menunjukkan lempengan setelah pelarut hampir mencapai

    bagian atas dari lempengan. Bercak-bercak masih belum tampak. Gambar kedua

    menunjukkan apa yang terjadi setelah lempengan disemprotkan ninhidrin.

    Tidak diperlukan menghitung nilai Rf karena anda dengan mudah dapat

    membandingkan bercak-bercak pada campuran dengan bercak dari asam amino

    yang telah diketahui melalui posisi dan warnanya. Dalam contoh ini, campuran

    mengandung asam amino 1, 4 dan 5.

  • 8/10/2019 Laporan KLT Senyawa Asam

    11/25

    Fase Diam

    Sifat fase diam yang satu dengan fase diam yang lain berbeda karena strukturnya,

    ukurannya, kemurniannya, zat tambahan sebagai pengikat dll. Fasa diam yang

    digunakan TLC tidak sama dengan yang digunakan untuk kromatografi kolom,

    terutama karena ukuran dan zat yang ditambahkan. Fase diam dijual dengan

    spesifikasi tertentu, iaitu ukuran (diameter) dalam mesh dan untuk kegunaannya

    (mis: untuk TLC atau kromatografi kolom).

    Beberapa fase diam yang banyak dijual dipasaran:

    Silika gel

    Silika gel merupakan fase diam yang sering digunakan pada TLC. Dalam

    perdagangan dijual dengan variasi ukuran (diameter) 10- 40m. Makin kecil

    diameter akan makin lambat kecepatan alir fase geraknya dengan demikian

    mempengaruhi kualitas pemisahan. Luas permukaan silica gel bervariasi dari 300-

    1000 m2/g. Bersifat higroskopis, pada kelembaban relatif 45-75% dapat mengikat

    air 7-20%. Macam-macam silka gel yang dijual dipasaran:

    Silika gel dengan pengikat. Pada umumnya digunakan pengikat gypsum, (CaSO4

    5-15%). Jenis ini diberi nama Silika gel G. Ada juga menggunakan pengikat pati

    (starch) dan dikenal Silika gel S, penggunaan pati sebagai pengikat mengganggu penggunaan asam sulfat sebagai pereaksi penentuan bercak.

    Silika gel dengan pengikat dan indicator flouresensi. Jenis silica gel ini sama

    seperti silika gel diatas dengan tambahan zat berfluoresensi bila diperiksa dibawah

    lampu UV A, panjang atau pendek. Sebagai indicator digunakan timahkadmium

    sulfida atau mangan-timah silikat. Jenis ini disebut Silika gel GF atau Silika gel

    GF254 (berflouresensi pada 254 nm). Silika gel tanpa pengikat, dikenal dengannama Silika gel H atau Silika gel N.

    Silika gel tanpa pengikat tetapi dengan indicator flouresensi.

    Silika gel untuk keperluan pemisahan preparative

  • 8/10/2019 Laporan KLT Senyawa Asam

    12/25

    Alumina

    Banyak digunakan setelah silika gel, alumina termasuk kelompok fase diam yang

    beraktifitas tinggi. Alumina yang digunakan TLC bersifat sedikit basa (pH 9), ada

    juga yang bersifat netral (pH 7) dan alumina yang bersifat asam (pH 4). Juga

    digunakan CaSO4 sebagai pengikat yang dapat menurunkan bebasaan pada

    tinggkat tertentu. Sepertihalnya Silica gel, alumina dikenal dengan atau tanpa

    pengikat dan bahan indicator. Pemberian namapun identik dengan silika gel

    dengan code G.H.P.F.

    Selulosa

    Menggunakan selulosa sebagai fase diam maka mekanisme pemisahannya sama

    seperti mekanisme pemisahan pada kromatografi kertas. Perbedaannya hanya

    serat selulosenya pada TLC/KLT lebih pendek dari pada serat selulosa

    kromatografi kertas. Panjang serat bervariasi 2- 20 . Serat lebih pendek

    menyebabkan difusi rendah selama elusi dan menghasilkan bercak yang sempit

    (lebih kecil). Selulosa untuk TLC terdapat dim bentuk selulosa serat asli

    (contohnya MN 300) dan selulosa mikrokristal (contohnya Avicel). Fase diam

    selulosa biasanya digunakan senyawa yang bersifat polar.

    Fase diam-jel silika

    Jel silika adalah bentuk dari silikon dioksida (silika). Atom silikon dihubungkan

    oleh atom oksigen dalam struktur kovalen yang besar. Namun, pada permukaan

    jel silika, atom silikon berlekatan pada gugus -OH.

    Permukaan jel silika sangat polar dan karenanya gugus -OH dapat membentuk

    ikatan hidrogen dengan senyawa-senyawa yang sesuai disekitarnya, sebagaimana

    halnya gaya van der Waals dan atraksi dipol-dipol.

    Fase diam lainnya yang biasa digunakan adalah alumina-aluminium oksida. Atom

    aluminium pada permukaan juga memiliki gugus -OH. Apa yang kita sebutkan

    tentang jel silika kemudian digunakan serupa untuk alumina.

  • 8/10/2019 Laporan KLT Senyawa Asam

    13/25

    Penentuan jumlah komponen senyawa dapat dideteksi dengan kromatografi lapis

    tipis (KLT) dengan menggunakan plat KLT yang sudah siap pakai. Terjadinya

    pemisahan komponen-komponen pada KLT dengan Rf tertentu dapat dijadikan

    sebagai panduan untuk memisahkan komponen kimia tersebut dengan

    menggunakan kolom kromatografi dan sebagai fasa diam dapat digunakan silika

    gel dan eluen yang digunakan berdasarkan basil yang diperoleh dari KLT dan

    akan lebih baik kalau kepolaraan eluen pada kolom kromatografi sedikit dibawah

    kepolaran eluen pada KLT (Lenny, 2006)

    Pada hakekatnya KLT merupakan metoda kromatografi cair yang melibatkan dua

    fasa yaitu fasa diam dan fasa gerak. Fasa geraknya berupa campuran pelarut

    pengembang dan fasa diamnya dapat berupa serbuk halus yang berfungsi sebagai

    permukaan penyerap (kromatografi cair-padat) atau berfungsi sebagai penyangga

    untuk lapisan zat cair (kromatografi cair-cair). Fasa diam pada KLT sering disebut

    penyerap walaupun berfungsi sebagai penyangga untuk zat cair di dalam sistem

    kromatografi cair-cair. Hampir segala macam serbuk dapat dipakai sebagai

    penyerap pada KLT, contohnya silika gel (asam silikat), alumina (aluminium

    oksida), kiselgur (tanah diatomae) dan selulosa. Silika gel merupakan penyerap

    paling banyak dipakai dalam KLT (Iskandar, 2007)

  • 8/10/2019 Laporan KLT Senyawa Asam

    14/25

    Berikut ini adalah beberapa penjerap fase diam yang digunakan pada KLT :

  • 8/10/2019 Laporan KLT Senyawa Asam

    15/25

    Fase Gerak

    Fase gerak pada KLT dapat dipilih dari pustaka, tetapi lebih sering dengan

    mencoba-coba karena waktu yang diperlukan hanya sebentar. Sistem yang palingsederhana ialah campuran 2 pelarut organik karena daya elusi campuran kedua

    pelarut ini dapat mudah diatur sedemikian rupa sehingga pemisahan dapat terjadi

    secara optimal.

    Berikut adalah beberapa petunjuk dalam memilih dan mengoptimasi fase gerak :

    Fase gerak harus mempunyai kemurnian yang sangat tinggi karena KLT

    merupakan teknik yang sensitif.

    Daya elusi fase gerak harus diatur sedemikian rupa sehingga harga Rf

    terletak antara 0,2-0,8 untuk memaksimalkan pemisahan.

    Untuk pemisahan dengan menggunakan fase diam polar seperti silica gel,

    polaritas fase gerak akan menentukan kecepatan migrasi solute yang

    berarti juga menentukan nilai Rf. Penambahan pelarut yang bersifat sedikit

    polar seperti dietil eter ke dalam pelarut non polar seperti metil benzene

    akan meningkatkan harga Rf secara signifikan.

    Solut-solut ionik dan solute-solut polar lebih baik digunakan campuran

    pelarut sebagai fase geraknya, seperti campuran air dan methanol dengan

    perbandingan tertentu. Penambahan sedikit asam etanoat atau ammonia

    masing-masing akan meningkatkan solute-solut yang bersifat basa dan

    asam.

    Pencampuran dari campuran fase gerak juga harus diperhatikan. Yang

    digunakan sebagai fase gerak biasanya adalah pelarut organik. Dapat digunakan

    satu macam pelarut organic saja ataupun campuran.

    Bilamana fase gerak merupakan campuran pelarut organik dengan air

    maka mekanisme pemisahan adalah partisi. Pemilihan pelarut organic ini sangat

    penting karena akan menentukan keberhasilan pemisahan. Pendekatan polaritas

    adalah yang paling sesuai untuk pemilihan pelarut. Senyawa polar

  • 8/10/2019 Laporan KLT Senyawa Asam

    16/25

    akan lebih mudah terelusi oleh fase gerak yang bersifat polar dari pada fase gerak

    yang non polar. Sebaliknya, senyawa non polar lebih mudah terelusi oleh fase

    gerak non polar dari pada fase gerak yang polar.

    Pelarut organik yang sering digunakan sebagai fase gerak (deret eluotropik)

  • 8/10/2019 Laporan KLT Senyawa Asam

    17/25

    Indeks Kepolaran Pelarut Organik

    Solvent PolarityIndex SolventPolarityIndex

    Acetic Acid 6.2 Heptane 0Acetone 5.1 Hexane 0Acetonitrile 5.8 Pentane 0Benzene 2.7 Cyclohexane 0.2n-Butanol 4 Trichloroethylene 1

    Butyl Acetate 3.9 Carbon Tetrachloride 1.6

    Carbon Tetrachloride 1.6 Di-Iso-Propyl Ether 2.2

    Chloroform 4.1 Toluene 2.4

    Cyclohexane 0.2 Methyl-t-Butyl Ether 2.5

    1,2-Dichloroethane 3.5 Xylene 2.5Dichloromethane 3.1 Benzene 2.7Dimethylformamide 6.4 DiEthyl Ether 2.8Dimethyl Sulfoxide 7.2 Dichloromethane 3.1Dioxane 4.8 1,2-Dichloroethane 3.5Ethanol 5.2 Butyl Acetate 3.9Ethyl Acetate 4.4 Iso-Propanol 3.9DiEthyl Ether 2.8 n-Butanol 4Heptane 0 Tetrahydrofuran 4Hexane 0 n-Propanol 4Methanol 5.1 Chloroform 4.1Methyl-t-Butyl Ether 2.5 Ethyl Acetate 4.42-Butanone 4.7 2-Butanone 4.7Pentane 0 Dioxane 4.8n-Propanol 4 Acetone 5.1Iso-Propanol 3.9 Methanol 5.1Di-Iso-Propyl Ether 2.2 Ethanol 5.2Tetrahydrofuran 4 Acetonitrile 5.8Toluene 2.4 Acetic Acid 6.2Trichloroethylene 1 Dimethylformamide 6.4Water 9 Dimethyl Sulfoxide 7.2Xylene 2.5 Water 9

  • 8/10/2019 Laporan KLT Senyawa Asam

    18/25

    Pengamatan (mendeteksi) bercak / visualisasi

    Cara mengamati bercak pada TLC dapat digolongkan menjadi dua :

    Pertama dengan cara merusakkan / mereaksikan komponen/senyawa yang ada

    bercak itu dan Kedua tanpa merusakkan komponen / senyawa. Cara pertama

    dengan menyemprotkan pereaksi penanda.

    Banyak pereaksi-pereaksi yang digunakan dapat dilihat dalam literature

    dan dijual dipasaran (niaga). Contoh pereaksi semprot yang umum untuk senyawa

    organik adalah asam sulfat dalam metanol, selanjutnya bercak dipanaskan di

    dalam oven, sebaiknya digunakan oven yang ada jendela kacanya sehingga dapat

    diikuti perubahan bercak selama pemanasan menjadi bercak warna hitam.

    Pada dasarnya adalah reaksi oksidasi pada senyawa organic oleh asam

    sulfat. Pereaksi lain adalah dengan disemprot dengan larutan lodium dan paling

    mudah adalah dengan memasukkan plat kedalam bejana yang berisi uap lodium

    (Kristal lodium diletakkan dalam bejana, tidak merusak 75% senyawa). Contoh

    pereaksi semprot dan penggunaannya dapat dilihat pada tabel dibawah.

    Cara ke dua, yang tidak merusak komponen/ senyawa di bercak. Untuk

    senyawa berwarna atau berpendar dibawah lampu UV (berfluoresensi) tidak ada

    masalah menggunakan silika tanpa tambahan zat berpendar. Sedang untuksenyawa yang tidak berpendar dibawah lampu UV digunakan fase diam dengan

    tambahan zat berpendar.

    Macam pereaksi warna / penanda dan penggunaannya

  • 8/10/2019 Laporan KLT Senyawa Asam

    19/25

    III. CARA KERJA

    1. Membuat fase gerak

    - Kloroform : Aseton ( 4 : 1 )

    Ambil kloroform sebanyak 14,4 ml

    Dan Aseton sebanyak 3,6 ml

    Masukan dalam beaker glass

    aduk ad larut

    Pindahkan dalam Chamber

    Biarkan jenuh (30menit)

    - Etilasetat : Metanol : NH 4OH (85:10:5)

    Ambil Etilasetat 15,3 ml, Metanol 1,8 ml

    Dan NH 4OH 0,9 ml

    Masukan dalam beaker glass

    aduk ad larut

    Pindahkan dalam Chamber

  • 8/10/2019 Laporan KLT Senyawa Asam

    20/25

    Biarkan jenuh (30menit)

    2. Membuat Larutan Uji dan Larutan Pembanding

    Ambil sedikit (qs) masing-masing dari Sampel,

    Parasetamol, Fenobarbital, Salisilamida, Asam Mefenamat

    Masukkan dalam tabung reaksi kecil

    Tambahkan Alkohol

    Tutup dengan kapas

    3. Penotolan Pada Lempeng Gilica Gel

    Masing-masing larutan uji dan pembanding ditotol kan satu pipa kapilerdengan jarak 1cm

    Biarkan totolan kering

    Masukan dalam chember untuk di eluasi

    Angkat jika eluasi sudah sampai batas garis

    Keringkang silika lalu amati bercak

  • 8/10/2019 Laporan KLT Senyawa Asam

    21/25

    Dibawah UV 254 nm

    Hitung harga Rf

    IV. DATA PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

    Pembuatan Eluen

    Kloroform = 4/5x18 = 14,4 ml

    Aseton = 1/5x18 = 3,6 ml

    Etil asetat = 85/100x18 = 15,3 ml

    Metanol = 10/100x18 = 1,8 ml

    NH 4OH = 5/100x18 = 0,9 ml

    Harga Rf

    Fase Gerak Kloroform : Aseton ( 4 : 1 )

    Rf Paracetamol = 1,5/7,7 = 0,1948 = 2,6/7,7 = 0,34

    Rf As. Mefenamat = 5,25/7,7 = 0,68

    Rf Fenobarbital = 4,2/7,7 = 0,55

    Rf Salisilamida = 4,2/7,7 = 0,55

    Rf Sampel = 4,2/7,7 = 0,55

    Fase Gerak Etilasetat : Metanol : NH 4OH (85:10:5)

    Rf Paracetamol = 3,7/8 = 0,4625 = 5,8/8 = 0,725

  • 8/10/2019 Laporan KLT Senyawa Asam

    22/25

    Rf As. Mefenamat = 2,7/8 = 0,3375

    Rf Fenobarbital = 6,6/8 = 0,825

    Rf Salisilamida = 7/8 = 0,875

    Rf Sampel = 7/8 = 0,875

    V. PEMBAHASAN

    Analisis kuantitatif dengan KLT ada dua macam. Yang pertama noda

    cuplikan setelah dikembangkan diukur langsung luasnya atau kerapatannya(density). Secara manual atau menggunakan alat alat yang disebut densitometer.

    Tehnik ini disebut evaluasi in one. L uas atau kerapatan noda dibandingkan

    dengan kerapatan noda senyawa standar yang telah diketahui konsentrasinya. Cara

    yang kedua, noda diambil dengan cara dikerok atau diisap dengan suatu alat

    kemudian dilarutkan dalam suatu pelarut dan larutan terakhir diamati dengan

    spectrometer UV vis atau ditimbang (gravimetric) setelah pelarut diuapkan.

    Cara gravimetric hanya dapat dilakukan apabila jumlah cuplikan cukup besar.Cara ini tidak membutuhkan standar pembanding

    Pada percobaan ini, tehnik kromatografi lapis tipis yang digunakan adalah

    suatu plat tipis (aluminium) yang berfungsinya untuk tempat berjalannya

    adsorbens sehingga proses migrasi analit oleh solventnya bisa berjalan. Hal inilah

    yang membedakan antara kromatografi kertas dengan kromatografi lapis tipis.

    Yang dimana pada KLT menggunakan plat tipis sedangkan pada KK

    menggunakan kertas (lapisan selulosa) sehingga proses elusinya lebih lama (kira

    kira 10 20 menit lebih lama dari KLT). Perbedaan lainnya dari kedua

    kromatografi tersebut adalah pembentukan noda pada adsorbensnya dimana pada

    KLT noda yang dihasilkan lebih tajam dibandingkan noda yang nampak dalam

    KK. Hal ini disebabkan pada KK penyusun dari adsorbens berupa selulosa yang

    dapat mengikat air, sehingga ketika dielusi dengan suatu pelarut atau fase gerak

  • 8/10/2019 Laporan KLT Senyawa Asam

    23/25

    maka noda yang dihasilkan mengalami penyebaran akibat terdapatnya gugus OH

    dalam adsorbens yang masih tertingal dalam fase diamnya sehingga penampakan

    nodanya terlihat lebih pudar dan bentuk nodanya tidak bulat. Sedangkan dalam

    KLT adsorbens yang digunakan berupa slika gel (SiO 2) yang tidak mengikat

    molekul air, sehingga noda yang tercipta lebih terfokus dan tajam.

    Faktor penyebab yang mempengaruhi nilai Rf pada KLT seperti kualitas

    adsorben, ketebalan lapisan, kejenuhan ruang kromatografi, tehnik

    pengembangan (elusi), suhu, dan kualitas pelarut. Fase gerak adalah campuran 2

    pelarut organik karena daya elusi campuran kedua pelarut ini dapat mudah

    diatur sedemikian rupa sehingga pemisahan dapat terjadi secara optimal. Pada

    percobaan kali ini digunakan campuran aseton-HCl. Digunakan HCl karena HCl

    dapat mengikat zat sampel dan membawanya menuju garis akhir plat dengan

    bantuan aseton yang merupakan zat organic yang mudah menguap.

    Pencampuran campuran fase gerak memperhitungkan dari kepolaran dari

    masing-masing pelarut. Pencampuran harus didahulukan dari yang paling polar,

    semi polar dan yang paling non polar. Hal tersebut dikarenakan bila fase non polar

    langsung ditambahkan pada pelarut fase yang polar maka kedua pelarut tesebut

    tidak akan menyatu karena perbedaan derajat kepolaran yang sangat jauh. Bila

    diteruskan, maka pada chamber akan terbentuk dua fase eluen yang menyebabkan

    hasil yang nampak akan buruk.

    Penentuan nilai Rf suatu standar analit pada KLT pada dasarnya sama

    dengan penentuan nilai Rf dalam KK, dimana nilai Rf ditentukan dengan

    membandingkan jarak noda yang dihasilkan dari migrasi solvent/ pelarutnya

    dengan jarak sample/ standar. Nilai Rf menyatakan ukuran daya pisah suatu zatdengan kromatografi planar (KK mapun KLT), dimana jika nilai Rf-nya besar

    berarti daya pisah zat yang dilakukan solvent (eluenya) maksimum sedangkan jika

    nilai Rf-nya kecil berarti daya pisah zat yang dilakukan solvent (eluenya)

    minimum. Tidak munculnya noda dalam percobaan kali ini dapat disebabkan oleh

    faktor faktor yang mempengaruhi nilai Rf seperti diatas, akan tetapi ada juga

    kemungkinan lain misalnya noda yang tidak nampak, sehingga untuk

  • 8/10/2019 Laporan KLT Senyawa Asam

    24/25

    menampakkan noda tersebut harus direaksikan dengan reagen penampak warna

    berupa ion logam transisi untuk membentuk kompleks, karena salah satu ciri

    senyawa kompleks adalah berwarna akibat adanya bilangan koordinasi dari atom

    pusatnya. Adapun untuk identifikasi dan deteksi zat setelah terbentuknya noda

    dilakukan dengan beberapa cara misalnya; planimetri, densitometri,

    spektrofotometri, dan fluorensis, dimana masing masing alat tersebut memeliki

    kelebihan dan kekurangan yang jika dijabarkan akan lebih panjang dan rumit

    karena dihubungkan dengan proses penggunaanya.

    VI. KESIMPULAN

    1. Sampel yang diberikan merupakan salisilamida.

  • 8/10/2019 Laporan KLT Senyawa Asam

    25/25