laporan kinerja (lkj) tahun 2014 deputi bidang persidangan...

35
LAPORAN KINERJA (LKj) TAHUN 2014 DEPUTI BIDANG PERSIDANGAN KABINET SEKRETARIAT KABINET 2015

Upload: phungxuyen

Post on 03-May-2019

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

LAPORAN KINERJA (LKj)

TAHUN 2014

DEPUTI BIDANG

PERSIDANGAN KABINET

SEKRETARIAT KABINET

2015

ii

RINGKASAN EKSEKUTIF

Laporan Kinerja (LKj) Deputi Bidang Persidangan Kabinet Tahun 2014

disusun sebagai bentuk laporan pertanggungjawaban pelaksanaan kinerja

(performance results) Deputi Bidang Persidangan Kabinet selama tahun 2014,

dikaitkan dengan Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2014 yang

sepenuhnya mengacu pada Rencana Strategis (Renstra) Sekretariat Kabinet

Republik Indonesia 2010-2014.

Sesuai dengan dokumen Renstra 2010-2014 (hasil revisi) dan

Perencanaan Kinerja Deputi Bidang Persidangan Kabinet Tahun 2014, Deputi

Bidang Persidangan Kabinet memiliki tujuan strategis yaitu “Terwujudnya

peningkatan kualitas pengelolaan persidangan kabinet”.

Pengukuran terhadap sasaran strategis dan untuk mencapai tujuan

strategis Deputi Bidang Persidangan Kabinet dilakukan melalui 3 (tiga) kegiatan

yaitu; (1) Penyiapan materi sidang kabinet dan rapat lainnya yang dipimpin

dan/atau dihadiri Presiden dan/atau Wakil Presiden serta rapat kerja Sekretaris

Kabinet; (2) Penyelenggaraan dan pendokumentasian sidang kabinet, rapat dan

pertemuan yang dipimpin oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden; (3)

Penyelenggaraan hubungan kemasyarakatan dan kelembagaan berkaitan

dengan kegiatan kabinet dan Sekretariat kabinet.

Peningkatan kualitas pengelolaan persidangan kabinet meliputi proses

penyelenggaraan sidang kabinet maupun rapat atau pertemuan mulai dari

perencanaan, pelaksanaan, pelaporan, sampai dengan pendokumentasian hasil-

hasilnya, yang diukur pencapaiannya dengan penetapan 2 (dua) Indikator

Kinerja Utama (IKU) Deputi Bidang Persidangan Kabinet Tahun 2014

sebagaimana tabel berikut di bawah ini:

iii

Tabel

Capaian IKU Deputi Bidang Persidangan Kabinet Tahun 2014

Indikator sasaran Target Realisasi Capaian

1. Tingkat kepuasan peserta sidang kabinet terhadap penyelenggaraan sidang kabinet

100% 93,18% A

2. Tingkat kepuasan peserta sidang kabinet terhadap risalah sidang kabinet

85% 94,44% A

Pada tahun 2014, Deputi Bidang Persidangan Kabinet mendapatkan

alokasi anggaran (setelah revisi) sebesar Rp9.845.980.000,-. Dana yang

diperoleh dialokasikan untuk melakukan kegiatan-kegiatan dengan penyerapan

anggaran seluruhnya sebesar Rp6.137.717.162,- atau 62,33 %.

Informasi yang disajikan dalam LKj ini diharapkan dapat digunakan

sebagai bahan peningkatan/perbaikan perencanaan kinerja di tahun-tahun

mendatang dan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan pengambilan

keputusan bagi pimpinan.

i

KATA PENGANTAR

Berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa akhirnya Deputi Bidang

Persidangan Kabinet telah menyelesaikan Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014.

LKj ini diharapkan menjadi sebuah tolok ukur bagi peningkatan kinerja para

pejabat dan pegawai di lingkungan Kedeputian Bidang Persidangan Kabinet di

tahun-tahun mendatang.

LKj Deputi Bidang Persidangan Kabinet Tahun 2014 disusun dalam

rangka memenuhi Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) yang merupakan wujud

pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas sesuai Perjanjian Kinerja (PK)

yang dibebankan kepada Deputi Bidang Persidangan Kabinet Tahun 2014.

Selain itu, laporan ini disusun sebagai sarana pengendalian dan penilaian

kinerja dalam rangka mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang baik

dan bersih (good governance dan clean government) serta sebagai umpan

balik dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pada tahun berikutnya.

Pada LKj Deputi Bidang Persidangan Kabinet Tahun 2014 ini dijelaskan

pula upaya mempertanggungjawabkan keberhasilan maupun kegagalan

dalam pelaksanaan program/kegiatan tahun 2014 dan tingkat pencapaian

sasaran dan tujuan serta hasil yang dicapai pada tahun 2014 yang

berorientasi pada pencapaian visi dan misi.

Kami berharap keberhasilan pada tahun 2014 akan menjadi tolok ukur

untuk peningkatan kinerja Deputi Bidang Persidangan Kabinet di tahun 2015

yang akan datang terutama dalam rangka mewujudkan reformasi birokrasi di

lingkungan Pegawai Negeri Sipil (PNS) khususnya di Sekretariat Kabinet.

Jakarta, Februari 2015

Deputi Bidang Persidangan Kabinet,

Dra. Sipa

iv

DAFTAR ISI

Halaman

Kata Pengantar ...................................................................................... i

Ringkasan Eksekutif ................................................................................ ii

Daftar Isi .................................................................................................. iv

Daftar Tabel............................................................................................. v

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1

A. Latar Belakang ..................................................................... 1

B. Gambaran Organisasi Deputi Bidang Persidangan Kabinet 2

C. Gambaran aspek strategis (Strategic Issued) Deputi Bidang

Persidangan Kabinet .......................................................... 4

BAB II PERENCANAAN KINERJA ....................................................

A. Gambaran umum perencanaan kinerja Deputi Bidang

Persidangan Kabinet .......................................................... 5

B. Ringkasan/Ikhtisar PK Deputi Bidang Persidangan Kabinet

Tahun 2014 ......................................................................... 7

C. Ikhtisar IKU Deputi Bidang Persidangan Kabinet

Tahun 2014 ....................................................................... 9

BAB III CAPAIAN KINERJA ............................................................... 11

A. Capaian Kinerja Deputi Bidang Persidangan Kabinet

Tahun 2014 ......................................................................... 12

B. Realisasi Anggaran ............................................................. 26

BAB IV PENUTUP................................................................................. 27

A. Kesimpulan Umum Atas Capaian Kinerja Deputi Bidang

Persidangan Kabinet ........................................................... 27

B. Langkah-langkah/rekomendasi Perbaikan untuk Pening-

Katan Kinerja ....................................................................... 27

v

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 : Perjanjian Kinerja (PK) Deputi Bidang Persidangan Kabinet Tahun 2014 ......................................................... 9 Tabel 2 : IKU Deputi Bidang Persidangan Kabinet Tahun 2014...... 12

Tabel 3 : Target dan Relisasi Penyelenggaraan Sidang Kabinet Maupun Rapat atau Pertemuan Periode Tahun 2010 – Tahun 2014 ...................................................................... 14 Tabel 4 : Rentang Nilai Kepuasan ….……………………………… 16

Tabel 5 : Target, Realisasi dan Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Deputi Bidang Persidangan Kabinet ……………… 16

Tabel 6 : Rekapitulasi Hasil Jawaban Survei Tingkat Kepuasan Penyelenggaraan Sidang Kabinet Tahun 2014 …………. 18

Tabel 7 : Target dan Realisasi Tingkat Kepuasan Penyelenggaraan Sidang Kabinet Tahun 2014………………………………… 19

Tabel 8 : Perbandingan Realisasi dan Capaian Tingkat Kepuasan Penyelenggaraan Sidang Kabinet Tahun 2013 dan Tahun 2014 …………………………………………………. 19

Tabel 9 : Rekapitulasi Hasil Jawaban Survei Tingkat Kepuasan Risalah Sidang Kabinet Tahun 2014 ……………………… 21

Tabel 10 : Target dan Realisasi Tingkat Kepuasan Risalah Sidang Kabinet Tahun 2014…………………………………………. 22

Tabel 11 : Perbandingan Realisasi dan Capaian Tingkat Kepuasan Risalah Sidang Kabinet Tahun 2014………………………... 22

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam tata pemerintahan yang baik (good governance) bahwa

akuntabilitas publik merupakan elemen penting dan merupakan tantangan

utama yang dihadapi pemerintah. Akuntabilitas merupakan kewajiban untuk

menyampaikan pertanggungjawaban atau menjawab kinerja serta tindakan

suatu organisasi sesuai dengan aturan yang berlaku.

Sejalan dengan pentingnya akuntabilitas kinerja bagi setiap instansi,

pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006

tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, intinya adalah

agar setiap instansi pemerintah diwajibkan menyusun laporan kinerja.

Dalam ketentuan tersebut bahwa sistem akuntabilitas kinerja instansi

pemerintah (SAKIP) dikembangkan secara terintegrasi dengan sistem

perencanaan, sistem penganggaran, sistem perbendaharaan, dan akuntansi

pemerintah. Untuk implementasinya, sistem ini mencakup perencanaan

strategis, pengukuran kinerja, pelaporan kinerja, dan evaluasi kinerja.

Pelaporan akuntabilitas kinerja yang dituangkan dalam bentuk

Laporan Kinerja (LKj) merupakan bentuk pertanggungjawaban pemerintah

kepada masyarakat yang berisi informasi mengenai pencapaian kinerja yang

telah ditetapkan dalam perencanaan kinerja.

Melalui LKj, kinerja pemerintah akan dinilai secara transparan,

sistematis, dan dapat dipertanggungjawabkan. Dengan demikian, LKj akan

mendorong pemerintah melaksanakan good governance, memberikan

masukan pada stakeholders serta meningkatkan kepercayaan masyarakat

kepada pemerintah.

LKj juga merupakan muara dari perencanaan dan pelaksanaan

kinerja. Oleh karena itu, LKj merepresentasikan kinerja instansi pemerintah

yang sesungguhnya, atau merupakan media pertanggungjawaban atas

pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan dengan baik kepada

2

masyarakat (public accountability) maupun secara hierarkis kepada atasan

langsung (managerial accountability).

Pelaporan akuntabilitas kinerja yang dituangkan ke dalam bentuk LKj

merupakan uraian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi

dalam rangka pencapaian visi dan misi serta penjabarannya yang menjadi

perhatian utama dari suatu instansi pemerintah dan mencakup berbagai

aspek yang meliputi uraian pertanggungjawaban mengenai aspek keuangan,

sumber daya manusia (SDM), sarana dan prasarana, serta metode kerja,

pengendalian manajemen dan kebijakan lain yang mendukung pelaksanaan

tugas utama instansi.

Sejalan dengan hal tersebut di atas, Kedeputian Persidangan Kabinet

sebagai salah satu unit kerja di lingkungan Sekretariat Kabinet dalam

melaksanakan tugas dan fungsinya juga memiliki kewajiban dan tanggung

jawab untuk melakukan evaluasi dan pelaporan terhadap pelaksanaan

kinerja tahun 2014 yang disampaikan dalam bentuk LKj Deputi Bidang

Persidangan Kabinet Tahun 2014.

B. Gambaran Organisasi Deputi Bidang Persidangan Kabinet

Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 82 Tahun

2010 tentang Sekretariat Kabinet yang ditindaklanjuti dengan Peraturan

Sekretaris Kabinet Republik Kabinet Nomor 1 Tahun 2011 sebagaimana

telah diubah dengan Peraturan Sekretaris Kabinet Republik Kabinet Nomor 4

Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Kabinet, sebagai

berikut :

1. Kedudukan

Deputi Bidang Persidangan Kabinet adalah suatu unit kerja yang

dipimpin oleh Deputi yang berkedudukan dan bertanggung jawab

langsung kepada Sekretaris Kabinet.

3

2. Tugas

Deputi Bidang Persidangan Kabinet mempunyai tugas membantu

Sekretaris Kabinet dalam penyelenggaraan, pengadministrasian dan

pengelolaan sidang-sidang kabinet maupun rapat atau pertemuan yang

dipimpin atau dihadiri oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden serta

penyampaian publikasi dan pengoordinasian tindak lanjut hasil sidang,

rapat atau pertemuan tersebut, dan pengumpulan, pengolahan dan

pelayanan informasi dan hubungan kemasyarakatan serta kelembagaan

dan protokol yang terkait dengan kegiatan kabinet.

3. Fungsi

Deputi Bidang Persidangan Kabinet menyelenggarakan fungsi:

a. penyelenggaraan urusan administrasi dan penyiapan bahan-bahan

sidang kabinet maupun rapat atau pertemuan yang dipimpin

dan/atau dihadiri oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden;

b. penyusunan risalah dan pendokumentasian, pendistribusian dan

publikasi hasil sidang kabinet maupun rapat atau pertemuan yang

dipimpin dan/atau dihadiri oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden;

c. penyelenggaraan urusan pendokumentasian hal-hal yang berkaitan

dengan pelaksanaan sidang kabinet maupun rapat atau pertemuan

yang dipimpin dan/atau dihadiri oleh Presiden dan/atau Wakil

Presiden;

d. penyelenggaraan hubungan kemasyarakatan dan kelembagaan

yang berkaitan dengan kegiatan kabinet;

e. penyelenggaraan protokol persidangan dan kegiatan Sekretaris

Kabinet;

f. pelaksanaan fungsi-fungsi lain yang diberikan oleh Sekretaris

Kabinet.

4

C. Gambaran Aspek Strategis (Strategic Issued) Deputi Bidang Persidangan Kabinet

Sebagaimana diketahui bahwa tugas Deputi Bidang Persidangan

Kabinet yaitu membantu Sekretaris Kabinet dalam penyelenggaraan,

pengadministrasian dan pengelolaan sidang-sidang kabinet maupun rapat

atau pertemuan yang dipimpin atau dihadiri oleh Presiden dan/atau Wakil

Presiden serta penyampaian publikasi dan pengoordinasian tindak lanjut

hasil sidang, rapat atau pertemuan tersebut, dan pengumpulan, pengolahan

dan pelayanan informasi dan hubungan kemasyarakatan serta kelembagaan

dan protokol yang terkait dengan kegiatan kabinet.

Penyelenggaraan sidang kabinet merupakan salah satu bentuk dari

pelaksanaan manajemen kabinet yang menjadi tugas dan fungsi Sekretariat

Kabinet sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2010 tentang

Sekretariat Kabinet. Sedangkan terwujudnya peningkatan kualitas

pengelolaan persidangan kabinet dapat dilihat dari keberhasilan dalam

menyelesaikan seluruh kegiatan yang terkait dengan pengelolaan sidang

kabinet terutama di dalam memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada

seluruh peserta sidang kabinet baik dari sisi pelayanan maupun hasil sidang

kabinet berupa risalah sidang kabinet.

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

Deputi Bidang Persidangan Kabinet memiliki aspek yang sangat strategis di

dalam pelaksanaan manajemen kabinet khususnya dalam mendukung

program Sekretariat Kabinet yaitu “Penyelenggaraan Dukungan Kebijakan

Kepada Presiden selaku Kepala Pemerintahan”.

5

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

Deputi Bidang Persidangan Kabinet telah menyusun Rencana Strategis

(Renstra) Tahun 2010-2014 sebagai pedoman bagi seluruh pejabat dan pegawai

di lingkungan Asisten Deputi Bidang Pelaksanaan dan Pelaporan Persidangan

agar dapat menyelenggarakan kegiatan secara lebih terarah, sistematis,

konsisten dan seimbang sehingga pencapaian kinerja dapat diukur dengan

mudah.

Renstra Deputi Bidang Persidangan Kabinet memuat visi, misi, tujuan,

sasaran, kajian lingkungan internal dan eksternal serta arah kebijakan dan

strategi dari tahun 2010 sampai dengan 2014 sebagai upaya untuk memberikan

informasi yang jelas, tegas, dan akuntabel menyangkut program dan kegiatan

untuk mencapai target, tujuan, dan sasaran pembangunan Deputi Bidang

Persidangan Kabinet.

Untuk dapat melaksanakan tugas pokok dan fungsi dengan sebaik-

baiknya guna mencapai target yang diharapkan, Deputi Bidang Persidangan

Kabinet telah menyusun Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2014 yang

disesuaikan dengan visi, misi, tujuan dan sasaran strategis, yang tertuang dalam

Rencana Strategis Deputi Bidang Persidangan Kabinet Tahun 2010-2014.

A. Gambaran Umum Perencanaan Kinerja Deputi Bidang Persidangan

Kabinet

Sebagaimana diketahui bahwa kinerja instansi pemerintah adalah

gambaran mengenai tingkat pencapaian sasaran ataupun tujuan instansi

pemerintah sebagai penjabaran dari visi, misi dan strategi instansi yang

mengindikasikan tingkat keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan-

kegiatan sesuai dengan program dan kebijakan yang ditetapkan.

6

Visi merupakan rumusan umum mengenai keadaan yang dinginkan

pada akhir periode perencanaan. Visi juga diartikan sebagai suatu cara

pandang ke depan yang akan menjadi sasaran ataupun tujuan akhir dari

satu instansi atau lembaga yang diimplementasikan ke dalam bentuk

kegiatan. Dengan kata lain, visi adalah cita-cita yang ingin dicapai di masa

depan atau gambaran dari perwujudan kondisi organisasi di masa yang akan

datang. Tujuan penetapan visi antara lain adalah mencerminkan apa yang

akan dicapai oleh suatu organisasi, memberikan arah dan fokus strategis

yang jelas, menjadi perekat dan menyatukan gagasan strategik, dan memiliki

orientasi terhadap masa depan.

Visi Deputi Bidang Persidangan Kabinet adalah “Menjadi

Kedeputian Bidang Persidangan Kabinet yang profesional dan handal

dalam mendukung kegiatan kabinet dan Sekretariat Kabinet”.

Misi adalah pernyataan mengenai apa yang harus dilakukan oleh

suatu organisasi dalam rangka mencapai visi. Misi merupakan rumusan

umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan

visi. Selain itu, misi dapat diartikan pula sebagai apa sebabnya suatu

organisasi itu ada (why we exist) dan lebih jauh lagi apa yang diyakini dapat

dilakukan oleh organisasi (what we believe we can do) dalam usaha

mewujudkan visinya.

Adapun misi Deputi Bidang Persidangan Kabinet yang ditetapkan

dalam rangka menentukan langkah-langkah teknis dan konkret , yaitu:

1. Melaksanakan penyiapan materi sidang kabinet, rapat atau pertemuan

yang dipimpin dan/atau dihadiri Presiden dan/atau Wakil Presiden.

2. Melaksanakan penyelenggaraan dan pendokumentasian sidang kabinet,

rapat atau pertemuan yang dipimpin dan/atau dihadiri Presiden dan/atau

Wakil Presiden.

3. Melaksanakan hubungan kemasyarakatan dan kelembagaan terkait

kegiatan kabinet dan Sekretariat Kabinet.

.

7

B. Ringkasan/ikhtisar PK Deputi Bidang Persidangan Kabinet Tahun 2014

Perjanjian Kinerja (PK) merupakan lembar/dokumen yang berisi

penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi

yang lebih rendah untuk melaksanakan program/kegiatan yang disertai

dengan indikator kinerja. PK juga merupakan tekad dan janji tahunan yang

akan dicapai antara pimpinan instansi pemerintah/unit kerja yang menerima

amanah/tanggung jawab kinerja dengan pihak yang memberikan

amanah/tanggung jawab kinerja. PK menggambarkan capaian kinerja yang

akan diwujudkan oleh suatu instansi pemerintah/unit kerja dalam satu tahun

tertentu dengan mempertimbangkan sumber daya yang dikelolanya. PK

Deputi Bidang Persidangan Kabinet ditetapkan sebagai ikhtisar perencanaan

kinerja yang memuat target kinerja yang ingin dicapai sebagai ukuran

keberhasilan sasaran strategis susunan organisasi.

Penetapan Kinerja Deputi Bidang Persidangan Kabinet Tahun 2014

adalah sebagai berikut:

Tabel 1

Perjanjian Kinerja (PK) Deputi Bidang Persidangan Kabinet Tahun 2014

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target

(1) (2) (3)

Terwujudnya peningkatan kualitas pengelolaan persidangan kabinet

Tingkat kepuasan peserta sidang kabinet terhadap penyelenggaraan sidang kabinet

A

Tingkat kepuasan peserta sidang kabinet terhadap penyelenggaraan sidang kabinet

B

Tujuan merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan

misi yang ingin dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu) atau 5

(lima) tahun. Dengan adanya tujuan, maka fokus organisasi dapat lebih

dipertajam dan memberikan arah bagi sasaran yang akan dicapai.

8

Sasaran merupakan penjabaran dari tujuan, yaitu sesuatu yang akan

dicapai atau dihasilkan oleh instansi pemerintah dalam jangka waktu

tertentu. Sasaran menggambarkan hal yang ingin dicapai melalui tindakan-

tindakan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan dan memberikan fokus

pada penyusunan kegiatan sehingga bersifat spesifik, terinci, dapat diukur

dan dapat dicapai.

Tujuan dan sasaran disusun berdasarkan hasil identifikasi potensi dan

permasalahan yang akan dihadapi pada langkah sebelumnya dalam rangka

mewujudkan visi dan melaksanakan misi Kementerian/Lembaga.

Dalam hal ini, perumusan tujuan dan sasaran Asisten Deputi Bidang

Pelaksanaan dan Pelaporan Persidangan dilakukan setelah memperhatikan

berbagai potensi dan permasalahan yang dihadapi guna merealisasikan visi

dan misi sebagaimana tersebut di atas.

Dengan memformulasikan tujuan, maka Asisten Deputi Bidang

Pelaksanaan dan Pelaporan Persidangan Sekretariat Kabinet dapat secara

tepat mengetahui apa yang harus dilaksanakan oleh organisasi dalam

mencapai misinya. Berdasarkan misi di atas maka keberhasilan Asisten

Deputi Bidang Pelaksanaan dan Pelaporan Persidangan dapat diukur dari

keberhasilan dalam mewujudkan tujuan yakni, ”Meningkatnya kualitas

dukungan teknis, administrasi, dan pemikiran dalam pengelolaan

sidang kabinet, rapat atau pertemuan yang dipimpin dan/atau dihadiri

Presiden dan/atau Wakil Presiden”.

Sasaran strategis yang digunakan Deputi Bidang Persidangan

Kabinet, sebagai alat ukur pada tahun 2010-2014 adalah:

1. Terwujudnya peningkatan kualitas penyiapan materi sidang kabinet,

rapat atau pertemuan yang dipimpin dan/atau dihadiri Presiden dan/atau

Wakil Presiden.

2. Terwujudnya peningkatan kualitas penyelenggaraan dan hasil-hasil

sidang kabinet, rapat atau pertemuan yang dipimpin dan/atau dihadiri

Presiden dan/atau Wakil Presiden.

9

3. Terwujudnya peningkatan kualitas penyelenggaraan hubungan

kemasyarakatan.

Berdasarkan Renstra Sekretaris Kabinet Tahun 2010-2014 yang telah

disempurnakan, Kedeputian Bidang Persidangan Kabinet memiliki 1 (satu)

sasaran strategis yang juga merupakan Sasaran Strategis Ketiga Sekretariat

Kabinet yaitu: “Terwujudnya peningkatan kualitas pengelolaan

persidangan kabinet”.

Sasaran strategis tersebut merupakan rumusan yang ditetapkan

sebagai target yang ingin dicapai pada waktu yang telah ditetapkan. Sasaran

strategis memuat indikator-indikator kinerja yang dapat diukur untuk menilai

pencapaian dari suatu sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan.

C. Ikhtisar IKU Deputi Bidang Persidangan Kabinet Tahun 2014

Manajemen kinerja merupakan suatu proses strategis dan terpadu

yang menunjang keberhasilan organisasi melalui pengembangan

performansi aspek-aspek yang menunjang keberadaan suatu organisasi.

Pada implementasinya, manajemen kinerja tidak hanya berorientasi pada

salah satu aspek, melainkan aspek-aspek terintegrasi dalam mendukung

jalannya suatu organisasi. Hakikat manajemen kinerja adalah bagaimana

mengelola seluruh kegiatan instansi/unit kerja untuk mencapai tujuan yang

telah ditetapkan.

Manajemen kinerja yang diterapkan oleh Deputi Bidang Persidangan

Kabinet diupayakan berjalan sinergis dengan pelaksanaan reformasi

birokrasi yang salah satunya terkait dengan aspek akuntabilitas kinerja

dengan cara menyempurnakan dan menyelaraskan dokumem-dokumen

akuntabilitas kinerja Deputi Bidang Persidangan Kabinet dari mulai dokumen

perencanaan sampai dengan pelaporannya.

Berdasarkan hal tersebut, maka dirumuskan Sasaran Strategis dan

Indikator Kinerja Utama (IKU) yang menjadi tolok ukur keberhasilan Deputi

Bidang Persidangan Kabinet.

10

Tabel 2

IKU Deputi Bidang Persidangan Kabinet Tahun 2014

NO Sasaran Strategis Uraian IKU

1 Terwujudnya peningkatan kualitas Pengelolaan Persidangan Kabinet

1. Tingkat kepuasan peserta sidang kabinet terhadap penyelenggaraan sidang kabinet

2. Tingkat kepuasan peserta sidang kabinet terhadap risalah penyelenggaraan sidang kabinet

Untuk merealisasikan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan

diperlukan adanya strategi. Strategi merupakan rencana yang menyeluruh

dan terpadu mengenai upaya organisasi yang meliputi penetapan kebijakan,

program operasional, dan kegiatan atau aktivitas dengan memperhatikan

sumber daya organisasi serta keadaan lingkungan yang dihadapi.

11

BAB III

CAPAIAN KINERJA

Penerapan manajemen pemerintah berbasis kinerja pada dasarnya

adalah mengubah mindset dari sistem yang birokratis ke arah sistem yang

bertujuan untuk lebih mewirausahakan birokrasi pemerintah. Dalam bahasa yang

lain, transformasi sektor pemerintahan yang mengubah fokus akuntabilitas dari

orientasi pada masukan-masukan (Inputs-Oriented Accountability) dan proses ke

arah akuntabilitas pada hasil-hasil (Results-Oriented Accountability), terutama

berupa outcomes.

Salah satu cara yang tepat untuk dapat meningkatkan efektivitas

pengelolaan manajemen pemerintahan adalah dengan melakukan reformasi

pengelolaan dan pertanggungjawaban kinerja instansi pemerintah. Prioritas

strategis pemerintah harus ditetapkan berdasarkan kebutuhan masyarakat.

Instansi pemerintah berdasarkan prioritas-prioritas tersebut menetapkan

sasaran-sasaran strategis di instansi masing-masing dengan ukuran-ukuran

kinerja yang jelas dan terukur.

Ukuran-ukuran kinerja atau yang kemudian dikenal sebagai indikator

kinerja merupakan alat atau media yang digunakan untuk mengukur tingkat

keberhasilan suatu instansi untuk mencapai tujuan dan sasarannya. Indikator

kinerja akan memberikan rambu atau sinyal apakah kegiatan atau sasaran yang

diukurnya telah berhasil dilaksanakan atau dicapai sesuai yang direncanakan.

Indikator kinerja yang baik akan menghasilkan informasi kinerja yang

memberikan indikasi yang lebih baik dan lebih menggambarkan mengenai

kinerja organisasi. Selanjutnya apabila didukung dengan suatu sistem

pengumpulan dan pengolah data kinerja yang memadai maka kondisi ini akan

dapat membimbing dan mengarahkan organisasi pada hasil pengukuran yang

andal (reliable) mengenai hasil apa saja yang diperoleh selama periode

aktivitasnya.

Penetapan indikator kinerja pada tingkat sasaran dan kegiatan

merupakan prasyarat bagi pengukuran kinerja yang hasilnya dituangkan dalam

12

LKj tahun 2014. Indikator kinerja sasaran diperlukan dalam mengukur tingkat

keberhasilan pencapaian sasaran yang akan diwujudkan pada tahun yang

bersangkutan. Sasaran diupayakan untuk dapat dicapai dalam kurun waktu

tertentu (tahunan) secara berkesinambungan sejalan dengan tujuan yang

ditetapkan dalam rencana strategis.

A. Capaian Kinerja Deputi Bidang Persidangan Kabinet Tahun 2014

Penyelenggaraan sidang kabinet merupakan salah satu bentuk dari

pelaksanaan manajemen kabinet yang menjadi tugas dan fungsi Sekretariat

Kabinet sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2010 tentang

Sekretariat Kabinet. Sedangkan terwujudnya peningkatan kualitas

pengelolaan persidangan kabinet dapat dilihat dari keberhasilan dalam

menyelesaikan seluruh kegiatan yang terkait dengan pengelolaan sidang

kabinet terutama di dalam memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada

seluruh peserta sidang kabinet baik dari sisi pelayanan maupun hasil sidang

kabinet berupa risalah sidang kabinet.

Pengelolaan persidangan kabinet merupakan kegiatan yang dimulai

dari perencanaan, pelaksanaan, pelaporan sampai dengan

pendokumentasian hasil-hasil penyelenggaraan sidang kabinet maupun

rapat atau pertemuan. Hasil-hasil sidang kabinet maupun rapat atau

pertemuan selanjutnya didokumentasikan terdiri dari rekaman audio,

transkripsi, risalah, arahan dan petunjuk Presiden serta laporan persiapan

dan pelaksanaan sidang kabinet kabinet maupun rapat atau pertemuan.

Aspek utama yang menjadi landasan untuk mengukur indikator

kinerja utama dari sasaran ketiga ini adalah sejauh mana tingkat kepuasan

peserta sidang kabinet terhadap pelayanan penyelenggaraan sidang kabinet

dan sejauh mana risalah sidang kabinet dimanfaatkan oleh

Kementerian/lembaga dalam mengimplementasikan kebijakannya.

13

Untuk dapat mengetahui Indikator Kinerja Utama (IKU) tersebut,

maka upaya untuk menilai tingkat kepuasan dilakukan melalui berbagai jenis

pertemuan tingkat kabinet sebagai berikut:

1. Sidang Kabinet yaitu sidang yang dipimpin oleh Presiden yang dihadiri

oleh para Menteri dan pejabat negara lainnya yang ditentukan untuk

membahas masalah-masalah penting yang dihadapi oleh negara serta

penyelenggaraan negara pada umumnya. Sidang Kabinet diadakan

secara berkala (periodik) dan dalam waktu-waktu tertentu yang

ditentukan oleh Presiden. Presiden mengambil keputusan atau

kesimpulan mengenai masalah-masalah yang dibahas dalam Sidang

Kabinet setelah dimusyawarahkan dan mendengarkan sidang. Sidang

Kabinet terdiri dari Sidang Kabinet Paripurna dan Sidang Kabinet

Terbatas.

Sidang Kabinet Paripurna diadakan secara berkala sekali dalam

sebulan. Namun dalam hal dianggap perlu, Presiden dapat mengadakan

Sidang Kabinet Paripurna selain dari ketentuan tersebut. Sidang Kabinet

Paripurna membahas masalah-masalah umum dan khusus atau penting

yang dihadapi oleh negara.

Sidang Kabinet Terbatas diadakan sekali dalam seminggu atau

berdasarkan keinginan Presiden untuk membahas masalah sehari-hari

yang dianggap perlu meliputi bidang Polhukam, Perekonomian,

Kesejahteraan Rakyat serta masalah khusus lainnya.

Persiapan-persiapan sidang, penyusunan acara-acara dan pembuatan

risalah-risalah dilakukan oleh Sekretaris Kabinet.

2) Rapat terdiri dari Rapat Terbatas, Rapat Kerja Pemerintah (RKP) dan

Rapat yang dipimpin oleh Wakil Presiden.

Rapat Terbatas dilaksanakan sewaktu-waktu dan hanya diiikuti oleh

beberapa Menteri/pejabat yang sangat terkait dengan topik bahasan

yang akan dibahas (terbatas). Rapat terbatas meliputi juga rapat-rapat

14

yang dipimpin oleh Wakil Presiden guna membahas masalah-masalah

tertentu.

Rapat Kerja Pemerintah (RKP) yaitu rapat yang membahas kebijakan

nasional dan arahan Presiden selaku Kepala Pemerintahan. RKP

dihadiri oleh seluruh Menteri, Gubernur Bank Indonesia, Kepala LPNK,

para Gubernur, para Bupati/Walikota, pejabat eselon I terkait, Pejabat

Daerah (Provinsi/Kabupaten/ Kota), Pelaku Usaha (situasional) dan

pihak-pihak lain yang dianggap perlu.

3. Pertemuan yaitu pertemuan-pertemuan yang meliputi : paparan para

Menteri dan pejabat lainnya, rapat koordinasi, rapat konsultasi,

Presidential Lecture, Retreat, kunjungan kerja Presiden baik ke daerah

maupun ke luar negeri, arahan Presiden, dan pertemuan lainnya yang

dipimpin dan/atau dihadiri oleh Presiden.

Tabel 3

Target dan Realisasi Penyelenggaraan Sidang Kabinet maupun Rapat atau Pertemuan Periode Tahun 2010 – Tahun 2014

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa target penyelenggaraan sidang

kabinet maupun rapat atau pertemuan terutama target tahun 2013 mengalami

penurunan jika dibandingkan dengan target tahun 2014 yaitu sebesar 40,34%.

0

20

40

60

80

100

120

140

160

Th 2010 Th 2011 Th 2012 Th 2013 Th 2014

72

90

148

119

71

110

141 147

125 136

Target

Realisasi

15

Penentuan penurunan target tahun 2014 disebabkan karena pada tahun

2014 diperkirakan menurunnya sejumlah isu-isu aktual yang akan diputuskan

melalui sidang kabinet maupun rapat atau pertemuan seiring dengan semakin

membaiknya kondisi ekonomi, politik, dan kesejahteraan rakyat serta semakin

dekatnya penyelenggaraan Pemilu tahun 2014. Akan tetapi, realisasinya jauh

melebihi dari perkiraan karena pada akhir-akhir pemerintahan kabinet dan awal

kabinet intensitas penyelenggaraan sidang kabinet maupun rapat atau

pertemuan sangat tinggi.

Dalam rangka peningkatan kualitas pengelolaan persidangan kabinet,

maka Indikator Kinerja Utama (IKU) dari sasaran ketiga Sekretariat Kabinet,

dapat diukur melalui indikator:

1. Tingkat kepuasan peserta sidang kabinet terhadap penyelenggaraan sidang

kabinet.

2. Tingkat kepuasan peserta sidang kabinet terhadap risalah sidang kabinet.

Kedua indikator ini merupakan gambaran terhadap pencapaian sasaran

ketiga kinerja Sekretariat Kabinet dalam pengelolaan persidangan kabinet.

Terkait dengan pengukuran tingkat kepuasan atas penyelenggaraan dan

risalah sidang kabinet dimaksudkan untuk mencari dan mengetahui sampai

sejauh mana kinerja Sekretariat Kabinet dalam memberikan pelayanan

penyelenggaraan sidang kabinet dan risalah sidang kabinet kepada para peserta

sidang kabinet. Mekanisme untuk mengukur tingkat kepuasan ini yaitu dengan

menyelenggarakan survei kepada peserta sidang kabinet dengan cara

menyampaikan satu kuesioner yang memuat pertanyaan-pertanyaan terkait

dengan penyelenggaraan sidang kabinet dan risalah sidang kabinet.

Survei tingkat kepuasan kepada para peserta sidang kabinet tahun 2014

sama dengan tahun 2013 yaitu sebanyak 2 (dua) kali dalam setahun.

Penyelenggaraan survei I dilaksanakan tanggal 11 Juli 2014 dan survei II

dilaksanakan pada tanggal 24 Desember 2014. Sedangkan responden survei I

(periode Januari – Juni 2014) yaitu para menteri dan peserta sidang kabinet era

16

“Kabinet Indonesia Bersatu II” dan responden survei II (periode Oktober –

Desember 2014) yaitu para menteri dan peserta sidang kabinet era “Kabinet

Kerja”.

Hasil rata-rata persentase atas jawaban puas ini selanjutnya

dibandingkan dengan rentang nilai kepuasan sehingga diperoleh “kategori

kepuasan” dan “nilai kepuasan”. Adapun rentang nilai kepuasan yang

dipergunakan untuk mengukur kategori dan nilai kepuasan mengacu pada

Rentang Nilai Kepuasan yang tercantum dalam Renstra Sekretariat Kabinet

Tahun 2012-2014.

Tabel 4 Rentang Nilai Kepuasan

No. Rentang Nilai Kepuasan Kategori Nilai

1 85% - 100% Sangat Baik A

2 70% - <85% Baik B

3 55% - <70% Sedang C

4 <55% Kurang Baik D

Adapun target, realisasi dan capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) dari

sasaran ketiga Sekretariat Kabinet tahun 2014 dapat dilihat pada tabel berikut

ini:

Tabel 5

Target, Realisasi dan Capaian Indikator Kinerja Utama Deputi Bidang Persidangan Kabinet Tahun 2014

Indikator Sasaran Target Realisasi Capaian

1. Tingkat Kepuasan peserta sidang kabinet terhadap penyelenggaraan sidang kabinet

100% 93,18% A

2. Tingkat Kepuasan peserta sidang kabinet terhadap risalah sidang kabinet

85% 94,44% A

17

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa target tingkat kepuasan peserta

sidang kabinet terhadap penyelenggaraan sidang kabinet sebesar 100% dan

realisasi sebesar 93,18%. Berdasarkan angka persentase realisasi tersebut

maka capaian yang diperoleh adalah “A” atau masuk dalam kategori “sangat

baik”. Sedangkan target terhadap tingkat kepuasan peserta sidang kabinet

terhadap risalah sidang kabinet sebesar 85% dan realisasi sebesar 94,44%.

Berdasarkan angka rata-rata persentase realisasi tersebut maka capaian yang

diperoleh adalah “A” dan masuk dalam kriteria “sangat baik”.

Uraian lebih lanjut tentang analisis capaian kinerja sasaran ketiga dapat

diuraikan lebih lanjut dalam penjelasan tentang masing-masing IKU berikut di

bawah ini:

Inidikator sasaran dari Indikator Kinerja Utama (IKU) I ini dimaksudkan

untuk mengukur tingkat kepuasan peserta sidang terhadap penyelenggaraan

sidang kabinet.

Unsur pelayanan berupa penyelenggaraan sidang kabinet kepada para

peserta sidang kabinet merupakan hal penting bagi peserta sidang kabinet

karena pelayanan yang kurang baik akan dapat mempengaruhi kualitas

pengelolaan persidangan dan hasil-hasilnya. Karena itu perlu ditata dan dikelola

dengan baik keseluruhan proses penyelenggaraan sidang kabinet mulai dari

perencanaan, pelaksanaan sampai dengan penyebarluasan hasil-hasil sidang

kabinet. Dengan mengukur tingkat kepuasan ini, maka akan dapat diketahui

berbagai kekurangan dan kelemahannya sehingga hasilnya dapat menjadi acuan

bagi penyelenggaraan sidang kabinet di waktu yang akan datang.

IKU 1 : Tingkat Kepuasan Peserta Sidang Kabinet Terhadap Penyelenggaraan Sidang Kabinet

18

Walaupun memiliki indikator sasaran yang sama yaitu tentang tingkat

kepuasan peserta sidang kabinet terhadap penyelenggaraan sidang kabinet,

namun jenis pertanyaan yang disampaikan kepada pada peserta sidang kabinet

tahun 2014 berbeda dengan pertanyaan yang disampaikan pada tahun 2013.

Hasil rekapitulasi jawaban atas pertanyaan yang disampaikan kepada

responden pada survei I dan survei II tentang penyelenggaraan sidang kabinet

dapat dilhat pada tabel berikut ini:

Tabel 6 Rekapitulasi Hasil Jawaban

Survei Tingkat Kepuasan Penyelenggaraan Sidang Kabinet Tahun 2014

No Pertanyaan

Survei I Survei II Rata-2

Ya

(%)

Tidak (%)

Ya

(%)

Tidak (%)

Ya

(%)

Tidak (%)

1 Informasi penyelenggaraan sidang kabinet mudah dipahami

50

(100%)

0

(0%)

34

(100%)

0

(0%)

84

(100%)

0

(0%)

2 Jamuan yang disajikan dalam penyelenggaraan sidang kabinet beragam

47

(94%)

3

(6%)

32

(94,12%)

2

(5,88%)

79

(94,06%)

5

(5,94%)

3 Materi paparan yang disajikan dalam sidang kabinet diterima sesuai dengan agenda sidang

44

(91,67%)

4 (8,33%)

28

(80%)

7 (20%)

72

(85,84%)

11 (14,16%)

4 Penyebarluasan informasi hasil sidang kabinet melalui website.setkab.go.id disajikan dengan cepat

43

(89,58%)

5 (10,42%)

29

(96,67%)

1 (3,33%)

72

(93,13%)

6 (6,87%)

Jumlah rata-rata 184

(93,88%) 12

(6,12%) 123

(92,48%) 10

(7,52%) 307

(93,18%) 22

(6,82%)

Catatan:

- Jumlah responden survei I sebanyak 50 orang

- Jumlah responden survei II sebanyak 35 orang

19

Adapun perbandingan antara target dan realisasi tingkat kepuasan

penyelenggaraan sidang kabinet tahun 2014 sebagaimana tabel berikut ini:

Tabel 7

Target dan Realisasi Tingkat Kepuasan Penyelenggaraan Sidang Kabinet

Tahun 2014

No. Uraian IKU Target (%) Realisasi (%)

- Tingkat Kepuasan peserta sidang kabinet terhadap penyelenggaraan sidang kabinet

100% 93,18%

Dari data tabel tersebut di atas, dapat diuraikan bahwa jika dihitung rata-

rata persentase jawaban puas (ya) terhadap seluruh pertanyaan terkait dengan

tingkat kepuasan penyelenggaraan sidang kabinet berdasarkan survei I sebesar

93,88% dan survei II sebesar 92,48%, maka realisasi rata-rata persentase

tingkat kepuasan yang diperoleh sebesar 93,18%. Walaupun realisasi tidak

mancapai target yang diharapkan yaitu sebesar 100%, namun dapat disimpulkan

bahwa tingkat kepuasan peserta sidang kabinet terhadap penyelenggaraan

sidang kabinet masuk dalam kategori “sangat baik” atau mencapai nilai target

yaitu nilai “A”. Hal ini menunjukkan bahwa penyelenggaraan sidang kabinet

selama tahun 2014 telah memenuhi keinginan pada peserta sidang kabinet.

Untuk mengetahui perbandingan antara realisasi dan capaian kinerja

tahun 2013 dengan tahun 2014, maka dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 8

Perbandingan Realisasi dan Capaian Tingkat Kepuasan Penyelenggaraan Sidang Kabinet Tahun 2013 dan Tahun 2014

No. Uraian IKU

Tahun 2013 Tahun 2014

Realisasi (%) Capaian Realisasi (%) Capaian

- Tingkat kepuasan peserta sidang kabinet terhadap penyelenggaraan sidang kabinet

94,54 A 93,18% A

20

Dari tabel di atas terlihat bahwa walaupun tingkat capaian kepuasan

peserta sidang kabinet terhadap penyelenggaraan sidang kabinet antara tahun

2013 dan 2014 adalah sama yaitu memperolah capaian “A”, namun realiasi atas

target mengalamai penurunan yaitu sebesar 1,36%. Menurunnya realisasi ini

disebabkan karena responden pada pelaksanaan survei II berbeda, sehingga

mempengaruhi terhadap hasil survei. Hal ini dimungkinkan mengingat responden

belum mengetahui secara menyeluruh tentang penyelenggaraan sidang kabinet.

Sebagai contoh yaitu adanya tanggapan/masukkan dari responden atas

pertanyaan tentang ketidakpuasan peserta sidang terkait pelayanan materi

sidang kabinet. Responden mengharapkan agar materi sidang kabinet disajikan

lebih simpel dan diperoleh sebelum sidang kabinet dimulai. Namun hal tersebut

sulit dipenuhi lebih awal mengingat bahan sidang berasal dari

Kementerian/Lembaga yang diterima Sekretariat Kabinet sering terlambat,

bahkan diterima pada saat sidang kabinet sedang berlangsung. Padahal,

Sekretariat Kabinet telah menginformasikan jauh hari sebelumnya kepada

Kementerian/Lembaga untuk mempersiapkan materi sidang kabinet. Hal inilah

yang menjadi salah satu alasan dari penurunan tingkat kepuasan dalam

penyelenggaraan sidang kabinet.

Inidikator sasaran dari Indikator Kinerja Utama (IKU) II ini dimaksudkan

untuk mengukur tingkat kepuasan peserta sidang terhadap risalah sidang

kabinet. Indikator sasaran terhadap tingkat kepuasan peserta sidang terhadap

risalah sidang kabinet ini baru pertama kali dimunculkan pada tahun 2014.

Sidang Kabinet merupakan salah satu agenda kegiatan kenegaraan

yang dipimpin oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden guna membicarakan hal-

IKU 2 : Tingkat Kepuasan Peserta Sidang Kabinet Terhadap Risalah Sidang Kabinet

21

hal penting yang bersifat nasional dan membutuhkan keputusan Presiden. Salah

satu hasil sidang kabinet adalah risalah yang didistribusikan kepada para Menteri

dan para peserta sidang lainnya.

Risalah sidang kabinet memuat ringkasan hal-hal penting yang menjadi

pokok pembicaraan dan petunjuk/arahan Presiden dan/atau Wakil Presiden dan

sebagai rujukan bagi para Menteri dan peserta sidang lainnya dalam mengambil

kebijakan di Kementerian/Lembaga masing-masing. Ukuran kinerja yang terkait

dengan risalah sidang kabinet yaitu tingkat kepuasan peserta sidang kabinet

terhadap risalah sidang kabinet.

Dengan mengukur persentase tingkat kepuasan ini akan dapat diketahui

berbagai kekurangan dan kelemahannya sehingga hasilnya dapat menjadi acuan

bagi penyusunan risalah diwaktu yang akan datang yang lebih baik lagi.

Penyelenggaraan survei tentang tingkat kepuasan terhadap Risalah

Sidang Kabinet baru pertama kali diselenggarakan pada tahun 2014. Hasil rata-

rata jawaban puas (ya) atas pertanyaan yang disampaikan kepada responden

pada survei I dan survei II dapat dilhat pada tabel berikut ini:

Tabel 9

Rekapitulasi Hasil Jawaban Survei Tingkat Kepuasan Risalah Sidang Kabinet

Tahun 2014

No Pertanyaan

Survei I Survei II Rata-2

Ya

(%)

Tidak (%)

Ya

(%)

Tidak (%)

Ya

(%)

Tidak (%)

- Isi risalah sidang kabinet mudah dipahami dan membantu upaya perumusan kebijakan pemerintah

46 (92%)

4 (8%)

31 (96,88%)

1 (3,13%)

77 (94,44%)

5 (5,56%)

Catatan:

- Jumlah responden survei I sebanyak 50 orang

- Jumlah responden survei II sebanyak 35 orang (3 orang tidak memberikan jawaban)

Berdasarkan data tabel di atas dapat dijelaskan bahwa rata-rata

persentase jawaban puas (ya) terhadap pertanyaan terkait dengan tingkat

22

kepuasan risalah sidang kabinet berdasarkan survei I sebesar 92% dan survei II

sebesar 96,88%, maka realisasi rata-rata persentase tingkat kepuasan terhadap

risalah sidang kabinet sebesar 94,44%. Rata-rata persentase realisasi ini

melebihi dari target yang diharapkan yaitu sebesar 85%, sehingga capaian yang

diperoleh sebesar 109,78%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tingkat

kepuasan peserta sidang kabinet terhadap risalah sidang kabinet masuk dalam

kategori “sangat baik” atau mencapai nilai target yaitu nilai “A”. Berdasarkan hasil

survei terhadap risalah sidang kabinet ini dapat disampaikan pula bahwa risalah

sidang kabinet yang telah disusun selama tahun 2014 telah memenuhi keinginan

para peserta sidang kabinet.

Adapun tingkat perbandingan antara target dan realisasi tingkat

kepuasan risalah sidang kabinet tahun 2014 sebagaimana tabel berikut ini:

Tabel 10

Target dan Realisasi Tingkat Kepuasan Risalah Sidang Kabinet Tahun 2014

No. Uraian IKU Target (%) Realisasi (%)

- Tingkat kepuasan peserta sidang kabinet terhadap risalah sidang kabinet

85% 94,44%

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa target tingkat kepuasan peserta

sidang kabinet terhadap penyelenggaraan sidang kabinet adalah 85% dan

realisasinya sebesar 94,44%.

Guna mengetahui perbandingan antara realisasi dan capaian kinerja

tahun 2014 terkait dengan pengukuran tingkat kepuasan peserta sidang kabinet

terhadap risalah sidang kabinet, dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 11

Perbandingan Realisasi dan Capaian Tingkat Kepuasan atas Risalah Sidang Kabinet Tahun 2014

No. Uraian

Tahun 2014

Realisasi (%) Capaian

- Kepuasan peserta sidang kabinet terhadap risalah sidang kabinet

94,44% A

23

Sebagaimana dijelaskan di atas bahwa target yang ingin dicapai

terhadap kepuasan dari IKU II ini sebesar 85%. Realisasi yang diperoleh sebesar

94,44 sehingga capaiannya sebesar 109,78%, sehinggan capaian adalah

“sangat baik” atau nilai “A”.

Dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan kinerja Sekretariat

Kabinet dalam penyelenggaraan sidang kabinet dan risalah sidang kabinet,

maka capaian IKU sasaran 3 Sekretariat Kabinet tersebut merupakan sinyal

yang baik. Adanya berbagai tanggapan dan masukan dari para peserta sidang

kabinet menjadi bagian penting untuk menjadi perhatian terwujudnya

peningkatan kualitas pengelolaan persidangan kabinet.

Berdasarkan hasil evaluasi dan analisis terhadap keseluruhan jawaban

atas survei penyelenggaraan sidang kabinet dan survei risalah sidang kabinet

pada tahun 2014, dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. “Informasi Penyelenggaraan Sidang Kabinet mudah dipahami”

Pada survei I diperoleh jawaban puas (ya) sebesar 100% dan pada survei II

diperoleh jawab puas (ya) sebesar 100%. Rata-rata persentase tingkat

kepuasan dari survei tersebut sebesar 100%. Dari hasil jawaban tersebut

dapat disimpulkan bahwa seluruh peserta sidang kabinet telah memahami

dengan mudah tentang informasi yang disampaikan ketika akan

diselenggarakannya sidang kabinet. Mengingat tingkat kecepatan dan

keakuratan informasi sidang yang harus disampaikan kepada para peserta

sidang kabinet memiliki urgensi yang sangat tinggi, maka diwaktu yang akan

datang diperlukan lagi tambahan Sumber Daya Manusia (SDM), sarana dan

pra sarana yang lebih baik lagi.

2. “Jamuan yang disajikan dalam penyelenggaraan sidang kabinet beragam”

Pada survei I diperoleh jawaban puas (ya) sebesar 94% dan pada survei II

diperoleh jawab puas (ya) sebesar 94,12%, sehingga dari dua survei

tersebut diperoleh pesentase rata-rata kepuasan sebesar 94,06%. Dari hasil

jawaban tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar peserta sidang

kabinet merasa puas atas jamuan yang disajikan. Hal yang menjadi

24

perhatian dimasa yang akan datang dan sesuai dengan saran-saran yang

disampaikan oleh peserta sidang kabinet yaitu perlunya jamuan yang

bervariasi sehingga tidak membosankan.

3. “Materi paparan yang disajikan dalam sidang kabinet diterima sesuai dengan

agenda sidang”

Pada survei I diperoleh jawaban puas (ya) sebesar 91,67% dan pada survei

II diperoleh jawab puas (ya) sebesar 80%, sehingga dari dua survei tersebut

diperoleh pesentase rata-rata kepuasan sebesar 85,84%. Dari hasil jawaban

tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar peserta sidang kabinet

merasa puas atas materi paparan yang disajikan dan telah sesuai dengan

materi sidang. Hal yang menjadi perhatian dimasa yang akan datang dan

sesuai dengan saran-saran yang disampaikan oleh peserta sidang kabinet

yaitu agar informasi materi sidang disampaikan lebih awal dan dibagikan

merata kepada seluruh peserta sidang. Selain itu materi yang dipaparkan

oleh Menteri terlalu panjang dan sebaiknya singkat saja. Untuk itu diperlukan

koordinasi dengan para Kementerian terkait dengan persiapan-persiapan

baik dari segi kuantitas materi yang harus disampaikan maupun kualitas

materi sidang kabinet yang akan dipaparkan.

4. “Penyebarluasan informasi hasil sidang kabinet melalui website.setklab.go.id

disajikan dengan cepat”

Pada survei I diperoleh jawaban puas (ya) sebesar 89,58% dan pada survei

II diperoleh jawab puas (ya) sebesar 96,67%, sehinga dari dua survei

tersebut diperoleh pesentase rata-rata kepuasan sebesar 93,13%. Dari hasil

jawaban tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar peserta sidang

kabinet merasa puas atas kecepatan penyebarluasan informasi hasil sidang

kabinet melalui website. Hal yang menjadi perhatian dimasa yang akan

datang adalah ada sebagian peserta sidang kabinet yang belum mengetahui

penyebarluasan hasil sidang melalui Website setkab.go id., sehingga

diperlukan sosialisasi website setkab.go.id lebih sering lagi.

25

5. “Isi risalah sidang kabinet mudah dipahami dan membantu upaya perumusan

kebijakan”

Pada survei I diperoleh jawaban puas (ya) sebesar 92% dan pada survei II

diperoleh jawab puas (ya) sebesar 96,88% sehingga dari dua survei tersebut

diperoleh pesentase rata-rata kepuasan sebesar 94,44%. Dari hasil jawaban

tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar peserta sidang kabinet

merasa puas atas isi risalah sidang kabinet dan membantu upaya

perumusan kebijakan. Hal yang menjadi perhatian dimasa yang akan datang

dan sesuai dengan saran-saran yang disampaikan oleh peserta sidang

kabinet yaitu agar risalah sidang kabinet sebaiknya disampaikan lebih cepat

melalui e-mail kepada seluruh peserta sidang. Terkait dengan hal tersebut

diperlukan kebijakan pimpinan untuk mewujudkannya.

Adapun kendala-kendala atau permasalahan yang ada saat ini,

disebabkan oleh beberapa faktor, baik faktor intern maupun ekstern, seperti

masalah koordinasi penyelenggaraan Sidang Kabinet maupun Rapat atau

Pertemuan, terbatasnya jumlah Sumber Daya Manusia (SDM), dan terbatasnya

sarana dan prasarana dan sebagainya. Faktor eksternal lainnya yang menjadi

kendala diantaranya adalah dalam memperkirakan jumlah kegiatan

penyelenggaraan sidang kabinet maupun rapat atau pertemuan setiap tahunnya.

Hal ini disebabkan karena penyelenggaraan sidang kabinet, rapat dan

pertemuan sangat tergantung pada arahan dan petunjuk Presiden yaitu

berdasarkan atas pertimbangan urgensi dari setiap permasalahan yang akan

dibahas.

Dalam menghadapi permasalahan yang ada saat ini, diharapkan adanya

solusi-solusi nyata diantaranya adalah dengan lebih mengintensifkan lagi

koordinasi dengan Sekretariat Presiden. Disamping itu, penambahan Sumber

Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dan sarana dan prasarana yang memadai

diwaktu yang akan datang akan juga terus diupayakan dengan berkoordinasi

dengan unit ketja terkait.

26

B. Realisasi Anggaran Deputi Bidang Persidangan Kabinet Tahun 2014

Total pagu anggaran yang ditetapkan untuk penyelenggaran program di

Kedeputian Persidangan Kabinet Tahun 2014 setelah revisi sebesar

Rp.9.845.980.000,- dan telah terserap sebesar Rp.6.137.707.162,- atau sebesar

62,33%.

Tidak maksimalnya penyerapan anggaran tahun 2014 ini disebabkan

karena penyelenggaraan Rapat Kerja Pemerintah (RKP) dan Retreat yang telah

direncanakan tidak terselenggara sesuai rencana. Sebagaimana diketahui

bahwa Rapat Kerja Pemerintah (RKP) dan Retreat yang penyelenggaraannya

membutuhkan anggaran yang cukup besar sangat tergantung kepada petunjuk

dan arahan Presiden.

______________________________

27

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan Umum

Laporan Kinerja (LKj) Deputi Bidang Persidangan Kabinet Tahun

2014 merupakan evaluasi awal pencapaian kinerja rencana tahunan sebagai

tindak lanjut dari rencana strategis tahun 2010-2014. LKj memberikan

gambaran yang mendetail mengenai evaluasi serta pencapaian dari sasaran

dan strategi pencapaiannya, juga program-program dan kegiatan-kegiatan

yang telah dilaksanakan oleh Deputi Bidang Persidangan Kabinet selama

satu tahun.

Meningkatnya pelayanan penyelenggaraan sidang-sidang kabinet,

pembuatan materi sidang, pelayanan hubungan kemasyarakatan dan

kelembagaan merupakan tujuan strategis Deputi Bidang Persidangan

Kabinet pada tahun 2014 yang dicapai melalui 1 (satu) sasaran strategis,

yang dilaksanakan melalui 1 (satu) program kerja, yang terdiri dari 3 (tiga)

kegiatan dan 2 (dua) indikator sasaran.

Keberhasilan pencapaian sasaran strategis tersebut merupakan

kontribusi seluruh jajaran pimpinan dan staf di lingkungan Deputi Sekretaris

Kabinet Bidang Persidangan Kabinet yang telah menunjukan komitmen

penuh dalam melaksanakan tugas dan fungsi masing-masing. walaupun

pada pelaksanaannya dihadapi permasalahan seputar keterbatasan sumber

daya manusia, sarana dan prasarana pendukung kegiatan.

B. Langkah-langkah/rekomendasi perbaikan untuk Peningkatan Kinerja

Dalam rangka peningkatan kinerja di masa yang akan datang,

maka perlu dilakukan langkah-langkah antisipatif untuk menanggulangi

kendala yang mungkin terjadi pada tahun mendatang, yaitu:

1. Menyusun jadwal penyelenggaraan sidang kabinet, rapat atau pertemuan

yang baku dan tetap yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam rangka

28

melakukan persiapan-persiapan penyelenggaraan sidang kabinet, rapat

atau pertemuan;

2. Meningkat koordinasi dan komunikasi antar Asisten Deputi yang berada

di lingkungan kedeputian Persidangan Kabinet dan dengan

Kementerian/Lembaga terutama dalam persiapan dan penyelenggaraan

sidang kabinet maupun rapat atau pertemuan;

3. Tetap terus mengajukan tambahan pegawai khususnya pegawai yang

handal dalam memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada para

peserta sidang kabinet maupun rapat atau pertemuan.

____________________________

29