laporan kemenesos ri_ mataram

21
Tenaga Pelopor Perdamian Damai Itu Indah Laporan Aktifitas Kementrian Sosial Republik Indonesia Mataram, 24-29 September 2013 Nama : Muhammad Irvan Mahmud Asia

Upload: ocy-ryu-chan

Post on 28-Dec-2015

12 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

laporan menteri

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Kemenesos Ri_ Mataram

Tenaga Pelopor PerdamianDamai Itu Indah

Kementrian Sosial Republik Indonesia

Mataram, 24-29 September 2013

Nama : Muhammad Irvan Mahmud Asia

Utusan : Universitas Hasanuddin

Page 2: Laporan Kemenesos Ri_ Mataram

Tenaga Pelopor PerdamianDamai Itu Indah

PEMANTAPAN PETUGAS OPERASI KEMANUSIAAN, KONFLIK DAN KEBAKARAN

Hotel Lombok Raya Mataram, NTB 24-29 September 2013

Materi 1

Judul Materi “Penanganan Konflik Sosial oleh TNI melalui Pembinaan Teritorial”

Pendahuluan

Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan negara kepulauan yg terletak pd posisi

silang diantara dua benua & dua samudera, shg membuat posisi geografis indonesia sangat

strategis. kondisi geografis ditambah dgn kekayaan alam & beraneka ragam suku, budaya,

agama, bahasa dan adat istiadat sangat menguntungkan bagi bangsa indonesia khususnya di

wilayah provinsi Nusa Tenggara Barat.

Kondisi tersebut diatas saat ini sangat memprihatinkan, apabila tidak dikelola dengan

baik, sangat rentan terhadap kerawanan baik dari dalam negeri maupun pengaruh kepentingan

pihak luar yang akan mengalahkan kepentingan nasional. sehingga keadaan demikian akan

benar-benar terjadi bila di dalam pengelolaan negara tidak berorientasi kepada rasa nasionalime

bangsa dalam wawasan kebangsaan yang merupakan suatu wujud nyata dan kesepakatan

bersama dari seluruh bangsa indonesia.

Ancaman global perang generasi ke – 4

Konsep baru yang berpijak pada masyarakat yang terhubung (networked) atas negara

(transnational) dan berbasis informasi (informasi based)

perang antara dua / lebih pok yang kuatnya berbeda besar ( planduk & gajah / petinju

lawwn infeksi virus )

menggunakan semua jaringan ipoleksosbudmilag yang tersedia untuk melakukan

serangan langsung terhadap keinginan ( the will ) pemimpin politik musuh

Page 3: Laporan Kemenesos Ri_ Mataram

Tenaga Pelopor PerdamianDamai Itu Indah

sasaran untuk mengubah pemikiran para pembuat kebijakan musuh secara langsung

konsep besarnya keinginan politik yang lebih kuat dapat mengalahkan kekuasan

ekonomi dan militer yang lebih besar karakteristiknya bersifat politik, berkepanjangan

(protracted ) dan terhubung dalam jaringan ( networked )

musuh yang dihadapi bukan saja aktor bukan negara, tetapi dapat pula aktor negara yang

menggunakan cara non tradisional seperti ekonomi, diplomatik, cyber, media dan

sebagainya

bentuknya bisa bermacam-macam seperti gerakan teroris, kartel obat bius/narkoba, gang

mafia, transnational crime syndicate/international crime, perang psikologis yang canggih,

gerilyawan, perang budaya, perang ekonomi, perang info dan lain-lain yang lakukan

perjuangan bersenjata melawan suatu negara termasuk rakyatnya

Konflik Sosial di Nusa Tenggara Barat

Lombok

- Konflik sosial bernuansa kriminal

- Konflik sosial bernuansa kearifan lokal (nyongkolan dijalan raya)

- Konflik sosial perkelahian antar kampung

- Konflik sosial bernuansa sara (kr. mas-mas/tohpati)

Sumbawa

- Konflik sosial bernuansa sara (muslim/hindu)

- Konflik sosial bernuansa kriminal (pembongkaran café/masalah tambang nnt,

pencurian ternak)

Dompu

- Konflik sosial bernuansa kriminal (miras, pencurian ternak, ilegal logging)

- Konflik sosial bernuansa sda/b (tambang galian c/perebutan masalah lahan tebu)

Page 4: Laporan Kemenesos Ri_ Mataram

Tenaga Pelopor PerdamianDamai Itu Indah

Bima

- Konflik bernuansa kriminal

- Konflik idiologi

- Konflik politik

Gelorakan Kembali Kearifan Lokal

Musyawarah untuk mufakat

Saling menghargai / saling menghormati

Gotong royong

Kebersamaan

Tidak tawuran

Hilangkan rasa dendam

Berjiwa besar

Produktif utk bangsa indonesia

Kita semua bersaudara

Page 5: Laporan Kemenesos Ri_ Mataram

Tenaga Pelopor PerdamianDamai Itu Indah

Materi 2

Judul Materi “Manajemen Konflik Sosial”

“Manusia hidup tak pernah lepas dari konflik dan dapat dipastikan bahwa usia konflik seumur

dengan peradaban manusia. Konflik tidak dapat dielakkan karena setiap orang memiliki cara

hidup yang khas” (Diana Francis, 2002)

Ancaman/bahaya

GEOLOGI

Gempa Bumi

Tsunami

Letusan Gn Api

HIDRO-METEOROLOGI

Banjir

Tanah Longsor

Kekeringan

Topan/Badai

BIOLOGI

Hama

Penyakit

KEGAGALAN TEKNOLOGI

Kecelakaan Industri

Kebocoran Reaktor Nuklir

Page 6: Laporan Kemenesos Ri_ Mataram

Tenaga Pelopor PerdamianDamai Itu Indah

LINGKUNGAN

Kebakaran (permukiman, hutan)

SOSIAL

Konflik Sosial

Bentuk konflik

Konflik Vertikal

GAM

OPM

Konflik Horizontal

Ambon, Poso, Sampit, Sambas, Maluku Utara, dan lain-lain

Penyebab konflik (isu-isu kritis)

◦ Kekuasaan

◦ Budaya

◦ Identitas

◦ Gender

◦ Hak

Eskalasi dan dinamika konflik (siklus konflik)

a. Kondisi-kondisi yang Mendasari

b. Manifestasi

c. Eskalasi

Page 7: Laporan Kemenesos Ri_ Mataram

Tenaga Pelopor PerdamianDamai Itu Indah

d. De-eskalasi

e. Terminasi

f. Hasil Akhir

Analisis konflik

Analisis konflik adalah suatu proses praktis untuk mengkaji dan memahami kenyataan

konflik dari berbagai sudut pandang (memerlukan pengalaman pribadi dan keterlibatan

emosi yang kuat)

Analisis konflik bukan pekerjaan sekali selesai, namun harus dilakukan terus menerus

seiring dengan perkembangan situasi (Dinamis)

Analisis suatu langkah awal untuk membuat suatu tindakan

Mengapa kita perlu menganalisis konflik ?

o Melalui analisis konflik kita akan memiliki pengetahuan lebih baik tentang DINAMIKA

(ekspresi, eskalasi), HUBUNGAN (sumber, pelaku) dan ISU-ISU dalam situasi tertentu

o Pemahaman tersebut membentuk dasar untuk mengembangkan STRATEGI dan

MERENCANAKAN TINDAKAN

Tujuan khusus menganalisis konflik

o Untuk memahami latar belakang sejarah situasi dan kejadian konflik saat ini (alat bantu

Penahapan Konflik dan Urutan Kejadian)

o Untuk mengidentifikasi semua kelompok yang terlibat, tidak hanya kelompok yang

menonjol saja (alat bantu Pemetaan Konflik, Piramida, Identifikasi Kawan Lawan)

o Untuk memahami pandangan semua kelompok dan mengetahui bagaimana hubungannya

satu sama lain (alat bantu Segitiga SPK, Analogi Bawang Bombay)

Page 8: Laporan Kemenesos Ri_ Mataram

Tenaga Pelopor PerdamianDamai Itu Indah

o Untuk mengidentifikasi faktor-faktor dan kecenderungan yang mendasari konflik (alat

bantu Pohon Konflik, Analisis Kekuatan Konflik, Analogi Pilar)

o Untuk belajar dari kegagalan dan kesuksesan mengelola konflik

Alat bantu analisis konflik

1. Penahapan Konflik

2. Urutan Kejadian

3. Pemetaan Konflik

4. Analogi Bawang Bombay

5. Pohon Konflik

6. Segitiga SPK (Sikap, Perilaku, Konteks/Situasi)

Pengguna alat bantu analisis konflik

INDIVIDU yang bekerja sendiri

KELOMPOK dari pihak-pihak yang berbeda dalam suatu konflik, yang berusaha untuk

saling memahami

MASYARAKAT/KOMUNITAS yang berusaha mencari cara-cara untuk mengelola

suatu konflik yang mereka hadapi

Peranan pendamping dalam resolusi konflik

Fasilitasi dialog (fasilitator)

Negosiator

Mediator

Arbitrator

Page 9: Laporan Kemenesos Ri_ Mataram

Tenaga Pelopor PerdamianDamai Itu Indah

Materi 3

Judul Materi “Dampak Psikososial Korban Konflik”

Page 10: Laporan Kemenesos Ri_ Mataram

Tenaga Pelopor PerdamianDamai Itu Indah

Yang terkena dampak :

Primary Victims: Survivor/penyintas à mereka yang langsung mengalami dan berhasil

selamat melalui peristiwa bencana

Secondary Victims: keluarga/orang terdekat dari primary victims

Tertiary Victims: orang-orang yang karena pekerjaannya atau secara sukarela

berhubungan langsung dengan penanganan dampak bencana.

Quarternary Victims : anggota masyarakat umum, diluar area bencana yang peduli

Masalah Psikososial

Psikososial adalah dimensi-dimensi yang melekat pada diri manusia sebagai mahluk yang

utuh. Pemahaman yang tepat terhadap manusia adalah mengambil posisi yang seimbang

antara manusia sebagai mahluk pribadi atau psikologis dan manusia sebagai mahluk

sosial.

Masalah psikososial korban konflik mencakup dimensi-dimensi BIOLOGIS-

FISIOLOGIS, PSIKOLOGIS, SOSIAL DAN SPIRITUAL

Unsur-unsur dimensi dampak psikososial korban konflik

BIO-FISIOLOGIS : Kerusakan fisik seperti memar-memar pada bagian tertentu,

kehilangan bagian tubuh tertentu/cacat.

PSIKOLOGIS : Stres & Trauma

SOSIAL : Terganggunya fungsi sosial dan relasi

SPIRITUAL : kehilangan keyakinan/kepercayaan

Stres dan Trauma

Page 11: Laporan Kemenesos Ri_ Mataram

Tenaga Pelopor PerdamianDamai Itu Indah

Stress adalah suatu keadaan dimana individu terganggu keseimbangannya, dan dituntut

berespon adaptif. Ini merupakan akibat situasi eksternal atau internal yang memunculkan

tekanan.

Trauma adalah luka atau kekagetan (shock). Secara psikologis trauma mengacu pada

pengalaman-pengalaman yang mengagetkan dan menyakitkan, yang melebihi situasi

stress dalam kondisi wajar.

STRESS STRESS PASCA TRAUMA

Ada perubahan yang terjadi secara perlahan atau bertahap

Perubahan terjadi sangat mendadak, sering dalam bentuk kehilangan/ kesakitan

Menyebabkan masalah yg umumnya dapat diselesaikan sejalan dengan waktu

Sangat mengagetkan, menyebabkan shock/mengguncang sistem individu/ kelompok

Yang terkena mampu merencana dan mengambil keputusan

Menimbulkan rasa tak berdaya yang sangat kuat/taktertahankan

Satu orang dan orang lain terkena (dipengaruhi) secara berbeda

Menyebabkan teror menakutkan bagi hampir semuaorang

Tidak sampai menimbulkan trauma

Materi 4

Judul Materi “Asesmen Psikososial”

Page 12: Laporan Kemenesos Ri_ Mataram

Tenaga Pelopor PerdamianDamai Itu Indah

Pandangan tentang Psikososial

Psikososial adalah dimensi-dimensi yang melekat pada diri manusia sebagai makhluk

yang utuh: dimensi, biologis/fisiologis, psikologis dan sosial.

Manusia harus dipahami sebagai produk dari interaksi antara pembawaan bio-genetic,

pengaruh dari relasi-relasi yang signifikan, dampak dari pengalaman hidup, serta

partisipasinya dalam peristiwa-peristiwa kemasyarakatan, budaya dan peristiwa-peristiwa

yang sedang terjadi.

Permasalahan psikososial

Berhubungan dengan kenormalan (normalitas) atau ketidaknormalan (abnormalitas)

keberfungsian.

Seseorang dianggap normal dalam keberfungsiannya bila:

• Memiliki kualitas-kualitas bio-psiko-sosial yang memadai atau adekuat

• Memiliki kesadaran akan diri (sense of self) yang memadai

• Terbebas dari penderitaan internal yang akut, kecemasan, ketakutan, kompulsif,

kemarahan, dan keluhan-keluhan psikosomatis

• Memiliki perasaan berguna, mengetahui ia sedang berada dimana, mengetahui bahwa ia

merupakan bagian dari sesuatu yang penting.

Seseorang dianggap tidak normal bila

Menunjukkan gejala-gejala sebaliknya

Menunjukkan simtom-simtom penderitaan yang mendalam, seperti

mengalami depresi, depersonalisasi, atau paranoid. Maka Asesmen

dilakukan terhadap:

Page 13: Laporan Kemenesos Ri_ Mataram

Tenaga Pelopor PerdamianDamai Itu Indah

o Keberfungsian psikologis, apakah normal atau tidak normal, misal:

keberfungsian emosi, apakah reaksi emosi thdp stimulus normal atau tdk

normal.

o Keberfungsian sosial, penilaian dilakukan thdp: kemampuan melaksanakan

tugas kehidupan, kemampuan berinteraksi dan berelasi sosial dengan

lingkungan.

o Keberfungsian biologis/fisiologis, yakni apakah fungsi anatomi tubuh

normal atau tidak normal (ada gangguan/disorder). Misalnya: fungsi gerak

anggota tubuh, tingkat enerji (enerjik atau loyo), kemampuan berbicara,

kebiasaan makan dan tidur, apakah ada keluhan psikosomatis

Outline Asesmen Psikososial

Tahap 1: Deskripsi Ringkas tentang Klien dan Masalah

◦ Identitas Klien (individu, keluarga, kelompok atau komunitas)

◦ Masalah yang dialami (masalah saat kini, konstelasi masalah, inti/akar

masalah)

Tahap 2: Latar Belakang Masalah (sejarah masalah)

Tahap 3: Analisis dan Pernyataan Diagnostik

◦ Keberfungsian Fisik dan Biologis (normal atau ada gangguan)

◦ Keberfungsian Psikologis (normal atau ada gangguan)

◦ Keberfungsian Sosial (normal atau ada gangguan)

Page 14: Laporan Kemenesos Ri_ Mataram

Tenaga Pelopor PerdamianDamai Itu Indah

◦ Kesimpulan: pernyataan label diagnostik

Tahap 4: Rencana Intervensi

Tahap 5: Kontrak

Materi 5

Page 15: Laporan Kemenesos Ri_ Mataram

Tenaga Pelopor PerdamianDamai Itu Indah

Judul Materi “Teknik Defusing”

Defusing adalah suatu kegiatan yang ditujukan untuk mengurangi trauma terhadap suatu

kejadian yang dialami seseorang, kelompok tertentu dalam suatu peristiwa yang menyakitkan

karena sebab-sebab eksternal seperti bencana maupun kepada korban bencana. Adapun tujuan

dari teknik defusing adalah sebagai berikut:

◦ Mengurangi resiko trauma terhadap diri atau kelompok tertentu akibat suatu

peristiwa atau kejadian.

◦ Memberi peluang untuk membuka jendela berkaitan dengan ingatan, stress,

kehilangan sesuatu, dan metoda coping.

◦ Menyediakan rasa aman dan atmosfir yang mendukung.

Setting dan prakondisi

1. Buatlah suasana seperti di tempat penampungan korban

2. Sediakan makanan dan minuman ringan sebagai pancingan dialog terbuka

3. Adakan dialog terbuka

4. Fokuskan pada cerita klien atau pengalaman mereka yang

membimbangkan/menakutkan

5. Tidak ada tekanan dan tidak ada yang merasa disingkirkan dalam pertemuan

6. Saat memulai tidak ada istirahat sampai berakhir sesi itu

7. Hindari menjawab telepon atau non aktifkan handphone anda

8. Bukan saatnya untuk melakukan investigasi atau mengkritisi

9. Bebas bertanya setiap saat

10. Jangan paksakan seseorang untuk berbicara jika tidak mau berbicara

Page 16: Laporan Kemenesos Ri_ Mataram

Tenaga Pelopor PerdamianDamai Itu Indah

Prosedur Teknik Defusing

1. Prinsip Kerahasiaan. Individu dijamin kerahasiaannya dan tidak ada akibat apapun

terhadap pekerjaan dan kehidupannya.

2. Fakta-fakta. Fakta-fakta yang didapatkan atau dialami klien terdahulu perlu diingat dan

dirasakan kembali setelah peristiwa itu, khususnya seperti bau, sesuatu yang didengar,

dicium, disentuh, dll.

3. Perasaan. Bahas bagaimana reaksi perasaan klien terhadap peristiwa tersebut.

4. Gejala-gejala. Dorong Klien untuk membahas gejala-gejala gangguan mental, fisik atau

emosi yang dialami selama kejadian.

5. Pengajaran. Tolong klien untuk memahami reaksi mereka masih dalam kondisi normal.

6. Reentry. Evaluasi semua informasi yang dibahas dalam pertemuan dan menyarankan

bagaimana untuk berpartisipasi dalam mengurangi stress dan menolong mereka membuat

rencana untuk bekerja atau melakukan aktivitas kembali.

7. Follow-up. Tindak lanjut dapat dilakukan untuk beberapa minggu atau bulan ke depan

jika perlu, untuk membahas isu-isu yang belum terpecahkan.