laporan kasus skabies
DESCRIPTION
koas kulit kelaminTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Skabies adalah penyakit kulit menular yang disebabkan oleh infestasi dan
sensitisasi terhadap tungau (mite) Sarcoptes scabei. Penyakit ini dikenal juga
dengan nama the itch, gudik, atau gatal agogo. Penyebab penyakit ini pertama kali
ditemukan oleh Benomo pada tahun 1687 kemudian oleh Mellanby dilakukan
percobaan induksi pada sukarelawan perang dunia II.1
Skabies menular dengan dua cara yaitu secara kontak langsung dan tidak
langsung. Kontak langsung terjadi ketika adanya kontak dengan kulit penderita
misalnya berjabat tangan, tidur bersama dan hubungan seksual. Sedangkan kontak
tidak langsung melalui benda yang telah dipakai oleh penderita seperti pakaian,
handuk, bantal dan lain-lain.1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Scabies
Scabies merupakan infeksi ektoparasit pada manusia yang disebabkan oleh
kutu Sarcoptes scabiei var hominis.(3) Infeksi ini terjadi akibat kontak langsung
dari kulit ke kulit maupun kontak tidak langsung (melalui benda misalnya pakaian
handuk, sprei, bantal dan lain – lain.2
2.2 Epidemiologi
Skabies merupakan penyakit epidemic pada banyak masyarakat, ada
dugaan bahwa setiap siklus 30 tahun terjadi epidemik scabies. Faktor yang
menunjang perkembangan penyakit ini antara lain social ekonomi yang rendah,
hygiene yang buruk, hubungan seksual dan sifatnya promiskuitas (ganti-ganti
pasangan), kesalahan diagnosis dan perkembangan demografi serta ekologi.
Penyakit ini banyak di jumpai pada anak dan orang dewasa muda, tetapi dapat
juga mengenai semua umur, insidensi sama pada pria dan wanita.2
2.3 Etiologi
Sarcoptes scabei termasuk filum Artropoda, kelas Archnida, ordo
Ackarima, super famili Sarcoptes. Pada manusia disebut Sarcoptes scabei
var.hominis. Selain itu terdapat Sarcoptes scabei yang lain, misalnya pada
kambing dan babi.2
Secara morfologik merupakan tungau kecil, berbentuk oval, punggungnya
cembung dan pada bagian perut rata. Tungau ini translusen, berwarna putih kotor,
dan tidak bermata. Ukuran betina kira-kira 330-450 mikron x 250-350 mikron,
sedangkan yang jantan lebih kecil yaitu 220-240 mikron x 150-200 mikron.
Bentuk dewasa mempunyai 4 pasang kaki, 2 pasang kaki depan sebagai alat untuk
melekat dan 2 pasang kaki kedua pada betina berakhir dengan rambut, sedangkan
pada jantan pasangan kaki ketiga berakhir dengan rambut dan keempat berakhir
dengan alat perekat.2
Siklus hidup tungau ini sebagai berikut. Setelah kopulasi (perkawinan)
yang terjadi di atas kulit, jantan akan mati, kadang-kadang masih dapat hidup
beberapa hari dalam terowongan yang digali oleh yang betina. Tungau betina
yang telah dibuahi menggali terowongan dalam stratum korneum, dengan
kecepatan 2-3millimeter sehari dan sambil meletakan telurnya 2 atau 4 butir sehari
sampai mencapai jumlah 40 atau 50. bentuk betina yang dibuahi ini dapat hidup
sebulan lamanya. Telur akan menetas, biasanya dalam waktu 3-5 hari, dan
menjadi larva yang mempunyai 3 pasang kaki. Larva ini dapat tinggal
terowongan,tetapi dapat juga keluar. Setelah 2-3 hari larva akan menjadi nimfa
yang mempunyai 2 bentuk, jantan dan betina dengan 4 pasang kaki. Seluruh siklus
hidupnya mulai dari telur sampai bentuk dewasa memerlukan waktu antara 8-12
hari .2,4
Akibat terowongan yang digali Sacroptes scabei betina yang memakan
sel-sel di lapisan kulit, penderita mengalami gatal dan digaruk oleh penderita
sehingga menimbulkan infeksi ektoparasit dan terbentuk kerak berwarna cokelat
keabuan yang berbau anyir.2
2.4 Patogenesis
Kutu scabies betina menggali terowongan pada stratum corneum dengan
kecepatan 2 mm per hari, dan meletakkan 2 atau 3 telur-telurnya setiap harinya.
Telur-telur ini akan menetas setelah 3 hari dan menjadi larva, yang akan
membentuk kantung dangkal di stratum corneum dimana larva-larva ini akan
bertrasnformasi dan menjadi dewasa dalam waktu 2 minggu. Kutu ini kawin di
dalam kantongnya, dimana kutu jantan akan mati tetapi kutu betina yang telah
dibuahi menggali terowongan dan melanjutkan siklus hidupnya. Setelah invasi
pertama dari kutu ini, diperlukan 4 hingga 6 minggu untuk timbul reaksi
hipersensitivitas dan rasa gatal akibat kutu ini.(2)
Gambar 2 : siklus hidup Sarcoptes scabiei (dikutip dar kepustakaan 8)
Siklus hidup ini menjelaskan mengapa pasien mengalami gejala selama
bulan pertama setelah kontak dengan individu yang terinfeksi. Setelah sejumlah
kutu (biasanya kurang dari 20) telah dewasa dan telah menyebar dengan cara
bermigrasi atau karena garukan pasien, hal ini akan berkembang dari rasa gatal
awal yang terlokalisir menjadi pruritus generalisata.3
Selama siklus hidup kutu ini, terowongan yang terbentuk meluas dari
beberapa milimeter menjadi beberapa centimeter. Terowongan ini tidak meluas ke
lapisan bawah epidermis, kecuali pada kasus hiperkeratosis scabies Norwegia,
kondisi dimana terdapat kulit yang bersisik, menebal, terjadi imunosupresan, atau
pada orang-orang tua dengan jumlah ribuan kutu yang menginfeksi. Telur-telur
kutu ini akan dikeluarkan dengan kecepatan 2-3 telur perharinya dan massa feses
(skibala) terdeposit pada terowongan. Skibala ini dapat menjadi iritan dan
menimbulkan rasa gatal.3
Tungau skabies lebih suka memilih area tertentu untuk membuat
terowongannya dan menghindari area yang memiliki banyak folikel pilosebaseus.
Biasanya, pada satu individu terdapat kurang dari 20 tungau di tubuhnya, kecuali
pada Norwegian scabies dimana individu bisa didiami lebih dari sejuta tungau.
Orang tua dengan infeksi virus immunodefisiensi dan pasien dengan pengobatan
immunosuppresan mempunyai risiko tinggi untuk menderita Norwegian scabies.4
Reaksi hipersensitivitas akibat adanya benda asing mungkin menjadi
penyebab lesi. peningkatan titer IgE dapat terjadi pada beberapa pasien scabies,
bersama dengan eosinofilia, dan reaksi hipersensitivitas tipe langsung akibat
reaksi dari kutu betina ini. Kadar IgE menurun dalam satu tahun setelah terinfeksi.
Eosinofil kembali normal segera setelah dilakukannya perawatan. Fakta bahwa
gejala yang timbul jauh lebih cepat ketika terjadi reinfeksi mendukung pendapat
bahwa gejala dan lesi scabies adalah hasil dari reaksi hipersensitivitas.3,4
Jalur utama dari transmisi penularan yaitu kontak langsung antara kulit-ke-
kulit. Namun transmisi dengan cara pakaian bersama atau metode tidak langsung
lainnya sangat langka tetapi mungkin terjadi pada Norwegian scabies (misalnya,
dalam host immunocompromised). Transmisi antara anggota keluarga. Transmisi
seksual juga terjadi.3,4
2.5 Manifestasi klinis
Ada 4 tanda kardinal pada penyakit skabies yaitu :
1. Pruritus nokturna, artinya gatal pada malam hari yang disebabkan oleh
aktivitas tungau meningkat pada suhu lembab dan panas.
2. Penyakit ini menyerang manusia secara kelompok, misalnya dalam sebuah
keluarga biasanya seluruh anggota keluarga terkena infeksi. Begitu pula
dalam sebuah perkampungan yang padat penduduknya, sebagian besar
tetangga yang terdekatan akan diserang oleh tungau tersebut.
3. Adanya terowongan (kunikulus) pada tempat-tempat predileksi yang
berwarna putih atau keabu-abuan, berbentuk garis lurus atau berkelok,
rata-rata panjang 1 cm, pada ujung terowongan itu ditemukan papul atau
vesikel. Jika timbul infeksi sekunder ruam kulitnya menjadi polimorf
(pustul,ekskoriasi, dan lain-lain).tempat predileksinya biasanya merupakan
tempat dengan stratum korneum yang tipis, yaitu : sela-sela jari tangan,
pergelangan tangan bagian volar, siku bagian luar, lipat ketiak bagian
depan, areola marne (wanita), umbilicus, bokong, genitalia eksterna (pria),
dan perut bagian bawah. Pada bayi akan menyerang telapak tangan dan
telapak kaki.
4. Menemukan tungau, dengan membuat kerokan kulit pada daerah yang
berwarna kemerahan dan terasa gatal. Kerokan yang dilakukan agak dalam
hingga kulit mengeluarkan darah karena Sarcoptes betina bermukim agak
dalam dikulit. Menurut Anonim, 2005, untuk melarutkan kerak digunakan
larutan KOH 10 % selanjutnya hasil tersebut dapat diamati dengan
mikroskop perbesaran 10-40 kali.
Diagnosis dapat dibuat dengan menemukan 2 dari 4 tanda Kardinal
tersebut atau dapat juga dengan menggunakan metode tape adhesive.2
2.6 Pemeriksaan penunjang
Bila gejala klinis spesifik, diagnosis skabies mudah ditegakkan. Tetapi
penderita sering datang dengan lesi yang bervariasi sehingga diagnosis pasti sulit
ditegakkan. Pada umumnya diagnosis klinis ditegakkan bila ditemukan dua dari
empat cardinal sign. (10) Beberapa cara yang dapat digunakan untuk menemukan
tungau dan produknya yaitu :
a. Kerokan kulit
Papul atau kanalikuli yang utuh ditetesi dengan minyak mineral
atau KOH 10% lalu dilakukan kerokan dengan meggunakan
skalpel steril yang bertujuan untuk mengangkat atap papula atau
kanalikuli. Bahan pemeriksaan diletakkan di gelas objek dan
ditutup dengan kaca penutup lalu diperiksa dibawah mikroskop.5
b. Mengambil tungau dengan jarum
Bila menemukan terowongan, jarum suntik yang runcing
ditusukkan kedalam terowongan yang utuh dan digerakkan secara
tangensial ke ujung lainnya kemudian dikeluarkan. Bila positif,
tungau terlihat pada ujung jarum sebagai parasit yang sangat kecil
dan transparan. Cara ini mudah dilakukan tetapi memerlukan
keahlian tinggi.5
c. Tes tinta pada terowongan (Burrow ink test)
Papul skabies dilapisi dengan tinta cina, dibiarkan selama 20-30
menit. Setelah tinta dibersihkan dengan kapas alkohol, terowongan
tersebut akan kelihatan lebih gelap dibandingkan kulit di
sekitarnya karena akumulasi tinta didalam terowongan. Tes
dinyatakan positif bila terbetuk gambaran kanalikuli yang khas
berupa garis menyerupai bentuk S.5
d. Membuat biopsi irisan (epidermal shave biopsy)
Dilakukan dengan cara menjepit lesi dengan ibu jari dan telunjuk
kemudian dibuat irisan tipis, dan dilakukan irisan superfisial
menggunakan pisau dan berhati-hati dalam melakukannya agar
tidak berdarah. Kerokan tersebut diletakkan di atas kaca objek dan
ditetesi dengan minyak mineral yang kemudian diperiksa dibawah
mikroskop.5 Biopsi irisan dengan pewarnaan Hematoksilin and
Eosin
Gambar 11 : Sarcoptes scabiei dalam epidermis (panah) dengan pewarnaan H.E
e. Uji tetrasiklin
Pada lesi dioleskan salep tetrasiklin yang akan masuk ke dalam
kanalikuli. Setelah dibersihkan, dengan menggunakan sinar
ultraviolet dari lampu Wood, tetrasiklin tersebut akan memberikan
efluoresensi kuning keemasan pada kanalikuli.5
f. Dermoskopi
Dermoskopi awalnya dipakai oleh dermatolog sebagai alat yang
berguna untuk membedakan lesi-lesi berpigmen dan melanoma.
Dermoskopi juga dapat menjadi alat yang berguna dalam
mendiagnosis scabies secara in vivo. Alat ini dapat
mengidentifikasi struktur bentuk triangular atau bentuk-V yang
diidentifikasi sebagai bagian depan tubuh tungau, termasuk kepala
dan kaki. Banyak laporan kasus yang didapatkan mengenai
pengalaman dalam mendiagnosis scabies dengan menggunakan
Dermoskopi. Dermoskopi sangat berguna, terutama dalam kasus-
kasus tertentu, termasuk kasus scabies pada pasien dengan terapi
steroid lama, pasien imunokompromais dan scabies nodular.6
Gambar 12 : Scabies yang teridentifikasi dengan Dermoskopi
2.7 Diagnosis banding
Ada pendapat yang mengatakan penyakit skabies ini merupakan the great
immitator karena dapat menyerupai banyak penyakit kulit dengan keluhan gatal.
Sebagai diagnosis banding adalah prurigo, pedikulosis korporis, dermatitis dan
lain – lain.2
2.8 Penatalaksanaan
A. Umum
Edukasi pada pasien skabies :
1. Mandi dengan air hangat dan keringkan badan.
2. Pengobatan yang diberikan dioleskan di kulit dan sebaiknya dilakukan
pada malam hari sebelum tidur.
3. Ganti pakaian, handuk, sprei, yang digunakan, selalu cuci dengan
teratur dan bila perlu direndam dengan air panas
4. Pengobatan meliputi seluruh bagian dari kulit tanpa terkecuali baik
yang yang terkena oleh skabies ataupun bagian kulit yang tidak terkena.
5. Setiap orang di yang tinggal dalam satu rumah sebaiknya mendapatkan
penanganan di waktu yang sama.
6. Melapor ke dokter anda setelah satu minggu
Khusus :
Ada banyak cara pengobatan secara khusus pada pengobatan skabies dapat
berupa topikal maupun oral antara lain :
a. Permethrin
Permethrin merupakan sintesa dari pyrethtoid, sifat skabisidnya sangat
baik. obat ini merupakan pilihan pertama dalam pengobatan skabies
karena efek toksisitasnya terhadap mamalia sangat rendah dan
kecenderungan keracunan akibat salah dalam penggunaannya sangat
kecil. Hal ini disebabkan karena hanya sedikit yang terabsorbsi dan
cepat dimetabolisme di kulit dan deksresikan di urin. Tersedia dalam
bentuk krim 5 % dosis tunggal digunakan selama 8-12 jam, digunakan
malam hari sekali dalam 1 minggu selama 2 minggu, apabila belum
sembuh bisa dilanjutkan dengan pemberian kedua setelah 1 minggu.
Permethrin tidak dapat diberikan pada bayi yang kurang dari 2 bulan,
wanita hamil, dan ibu menyusui. Efek samping jarang ditemukan
berupa rasa terbakar, perih, dan gatal. Beberapa studi menunjukkan
tingkat keberhasilan permetrin lebih tinggi dari lindane dan
crotamiton. Kelemahannya merupakan obat topikal yang mahal.7,8
b. Presipitat Sulfur 2-10%
Presipitat sulfur adalah antiskabietik tertua yang telah lama
digunakan, sejak 25 M. Preparat sulfur yang tersedia dalam bentuk
salep (2% -10%) dan umumnya salep konsentrasi 6% lebih disukai.
Cara aplikasi salep sangat sederhana, yakni mengoleskan salep setelah
mandi ke seluruh kulit tubuh selama 24 jam tiga hari berturut-turut.
Keuntungan penggunaan obat ini adalah harganya yang murah dan
mungkin merupakan satu-satunya pilihan di negara yang
membutuhkan terapi massal.7
Bila kontak dengan jaringan hidup, preparat ini akan membentuk
hidrogen sulfida dan pentathionic acid (CH2S5O6) yang bersifat
germisid dan fungisid. Secara umum sulfur bersifat aman bila
digunakan oleh anak-anak, wanita hamil dan menyusui serta efektif
dalam konsentrasi 2,5% pada bayi. Kerugian pemakaian obat ini
adalah bau tidak enak, mewarnai pakaian dan kadang-kadang
menimbulkan iritasi.7
c. Benzyl benzoate
Benzyl benzoate adalah ester asam benzoat dan alkohol benzil yang
merupakan bahan sintesis balsam peru. Benzyl benzoate bersifat
neurotoksik pada tungau skabies. Digunakan sebagai 25% emulsi
dengan periode kontak 24 jam dan pada usia dewasa muda atau anak-
anak, dosis dapat dikurangi menjadi 12,5%. Benzyl benzoate sangat
efektif bila digunakan dengan baik dan teratur dan secara kosmetik
bisa diterima. Efek samping dari benzyl benzoate dapat menyebabkan
dermatitis iritan pada wajah dan skrotum, karena itu penderita harus
diingatkan untuk tidak menggunakan secara berlebihan. Penggunaan
berulang dapat menyebabkan dermatitis alergi. Terapi ini
dikontraindikasikan pada wanita hamil dan menyusui, bayi, dan anak-
anak kurang dari 2 tahun. Tapi benzyl benzoate lebih efektif dalam
pengelolaan resistant crusted scabies. Di negara-negara berkembang
dimana sumber daya yang terbatas, benzyl benzoate digunakan dalam
pengelolaan skabies sebagai alternatif yang lebih murah.2,8
d. Lindane (Gamma benzene heksaklorida)
Lindane juga dikenal sebagai hexaklorida gamma benzena, adalah
sebuah insektisida yang bekerja pada sistem saraf pusat tungau.
Lindane diserap masuk ke mukosa paru-paru, mukosa usus, dan
selaput lendir kemudian keseluruh bagian tubuh tungau dengan
konsentrasi tinggi pada jaringan yang kaya lipid dan kulit yang
menyebabkan eksitasi, konvulsi, dan kematian tungau, lindane
dimetabolisme dan diekskresikan melalui urin dan feses.8
Lindane tersedia dalam bentuk krim, losion, gel, tidak berbau
dan tidak berwarna. Pemakaian secara tunggal dengan mengoleskan
ke seluruh tubuh dari leher ke bawah selama 12-24 jam dalam bentuk
1% krim atau losion. Setelah pemakaian dicuci bersih dan dapat
diaplikasikan lagi setelah 1 minggu. Hal ini untuk memusnahkan
larva-larva yang menetas dan tidak musnah oleh pengobatan
sebelumnya. Beberapa penelitian menunjukkan penggunaan lindane
selama 6 jam sudah efektif. Dianjurkan untuk tidak mengulangi
pengobatan dalam 7 hari, serta tidak menggunakan konsentrasi lain
selain 1%.5
Efek samping lindane antara lain menyebabkan toksisitas
sistem saraf pusat, kejang, dan bahkan kematian pada anak atau bayi
walaupun jarang terjadi. Tanda-tanda klinis toksisitas SSP setelah
keracunan lindane yaitu sakit kepala, mual, pusing, muntah, gelisah,
tremor, disorientasi, kelemahan, berkedut dari kelopak mata, kejang,
kegagalan pernapasan, koma, dan kematian. Beberapa bukti
menunjukkan lindane dapat mempengaruhi perjalanan fisiologis
kelainan darah seperti anemia aplastik, trombositopenia, dan
pansitopenia.9
e. Crotamiton krim (Crotonyl-N-Ethyl-O-Toluidine)
Crotamion (crotonyl-N-etil-o-toluidin) digunakan sebagai krim 10%
atau losion. Tingkat keberhasilan bervariasi antara 50% dan 70%.
Hasil terbaik telah diperoleh bila diaplikasikan dua kali sehari selama
lima hari berturut-turut setelah mandi dan mengganti pakaian dari
leher ke bawah selama 2 malam, kemudian dicuci setelah aplikasi
kedua. Efek samping yang ditimbulkan berupa iritasi bila digunakan
jangka panjang.(5
Beberapa ahli beranggapan bahwa krim ini tidak direkomendasikan
terhadap skabies karena kurangnya efikasi dan data penunjang tentang
tingkat keracunan terhadap obat tersebut. Crotamiton 10% dalam krim
atau losion, tidak mempunyai efek sistemik dan aman digunakan pada
wanita hamil, bayi dan anak kecil. 9
f. Ivermectin
Ivermectin adalah bahan semisintetik yang dihasilkan oleh
Streptomyces avermitilis, anti parasit yang strukturnya mirip antibiotik
makrolid, namun tidak mempunyai aktifitas sebagai antibiotik,
diketahui aktif melawan ekto dan endo parasit. Digunakan secara
meluas pada pengobatan hewan, pada mamalia, pada manusia
digunakan untuk pengobatan penyakit filaria terutama oncocerciasis.
Diberikan secara oral, dosis tunggal, 200 ug/kgBB dan dilaporkan
efektif untuk skabies. Digunakan pada umur lebih dari 5 tahun. Juga
dilaporkan secara khusus tentang formulasi ivermectin topikal efektif
untuk mengobati skabies. Efek samping yang sering adalah kontak
dermatitis dan toxicepidermal necrolysis.5
g. Monosulfiran
Tersedia dalam bentuk lotion 25% sebelum digunakan harus
ditambahkan 2-3 bagian air dan digunakan setiap hari selama 2-3
hari.5
h. Malathion
Malathion 0,5% adalah dengan dasar air digunakan selama 24 jam,
pemberian berikutnya beberapa hari kemudian.(10) Namun saat ini
tidak lagi direkomendasikan karena berpotensi memberikan efek
samping yang sangat tinggi.9
Jenis Obat Dosis Keterangan
Krim
Permethrin
5%
Dioleskan selama 8-14
jam, diulangi selama 7
hari.
Terapi lini pertama di Amerika
Serikat dan kehamilan kategori
B.
Losion
Lindane
1%
Dioleskan selama 8 jam
setelah itu dibersihkan,
olesan kedua diberikan 1
minggu kemudian.
Tidak dapat diberikan pada
anak umur 2 tahun kebawah,
wanita selama masa kehamilan
dan laktasi.
Krim Dioleskan selama 2 hari Memiliki efek anti pruritus
Crotamiton
10%
berturut-turut, lalu
diulangi dalam 5 hari.
tetapi efektifitasnya tidak
sebaik topikal lainnya.
Sulfur
presipitat
5-10%
Dioleskan selama 3 hari
lalu dibersihkan.
Aman untuk anak kurang dari
2 bulan dan wanita dalam masa
kehamilan dan laktasi, tetapi
tampak kotor dalam
pemakaiannya dan data
efisiensi obat ini masih kurang.
Losion
Benzyl
Benzoat
10%
Dioleskan selama 24 jam
lalu dibersihkan
Efektif namun dapat
menyebabkan dermatitis pada
wajah
Ivermectin
200 υg/kg
Dosis tunggal oral, bisa
diulangi selama 10-14
hari
Memiliki efektifitas yang
tinggi dan aman. Dapat
digunakan bersama bahan
topikal lainnya. Digunakan
pada kasus-kasus skabies
berkrusta dan skabies resisten.
2.9 Prognosis
Dengan memperhatikan pemilihan dan cara pemakaian obat, serta syarat
pengobatan dan menghilangkan faktor predisposisi, maka penyakit ini dapat di
berantas dan memberikan prognosis baik.2
BAB III
ILUSTRASI KASUS
3.1 IDENTITAS PASIEN
Nama : tn f Pendidikan :strata 1
Umur : 18 tahun Agama : Islam
Jenis kelamin : laki laki Suku : piliang
Pekerjaan : mahasiswa No.MR : --
Alamat : bangkinang seberang Tanggal: 06-11-2014
Status perkawinan : lajang
3.2 ANAMNESIS
Keluhan Utama :
Tn f datang dengan keluhann gatal dan pedih dan bintik bintik kehitaman
di seluruh tubuh dan terdapat penebalan kulit di daerah lipatan kedua bokong
belakang sejak 3 minggu yang lalu
Riwayat Penyakit sekarang
gatal lebih sering pada malam hari,awalnya gatal dimulai dari kaki kanan
dan menjalar hingga bagian badan dan tangan serta bokong, sebelumnya pernah
digigit semut di bagian perut,mandi 3 x sehari, memakai sabun dan handuk
sendiri,demam di sangkal,
Riwayat Penyakit Dahulu
- belum pernah mengalami keluhan serupa sebelumnya
-riwayat asma dan pilek di sangkal
- Riwayat alergi obat (-)
Riwayat Penyakit Keluarga
-tidak ada anggota keluarga yang mengalami keluhan serupa
- tidak ada teman yang terkena keluhan serupa
Riwayat Pengobatan
Pasien pernah berobat dengan dokter umum di daerah salo diberikan obat
minum 3 macam dan di minum hingga 6 x makan dan tidak ada perubahan dan
obat tidak dilanjutkan
3.3 Pemeriksaan Fisik
Status generalisata
Keadaan umum : tampak sakit sedang
Kesadaran : composmentis
Keadaan Gizi : baik
Pemeriksaan Thorax : dalam batas normal
Pemeriksaan Abdomen : dalam batas normal
Status Dermatologis
Lokasi : regio abdomen,flexor ante brachium,lipatan gluteal,kruris
dan pedis
Distribusi : generalisata
Bentuk : bulat,teratur
Susunan :berkelompok
Batas : tegas
Ukuran : miliar, lentikular
Efloresensi : papul hiperpigmentasi,konfluens bentuk
kubah,skuama,likenifikasi,plak
Kelainan selaput/ mukosa : tidak ditemukan kelainan
Kelainan Mata : tidak ditemukan kelainan
Kelainan kuku : tidak ditemukan kelainan
Kelainan Rambut : tidak ditemukan kelainan
Kelainan KGB : tidak ditemukan pembesaran KGB
3.4 Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan darah untuk mencari penyebab secara imunologik,
pemeriksaan tinja untuk mencari infeksi cacing/ parasit, imunofluoresen darah
mencari proses alergi, tes tusuk berbagai alerge, parasit usus dan serangga.
3.5 RESUME
Tn f datang dengan keluhann gatal dan pedih dan bintik bintik kehitaman
di seluruh tubuh dan terdapat penebalan kulit di daerah lipatan kedua bokong
belakang sejak 3 minggu yang lalu. gatal lebih sering pada malam hari,awalnya
gatal dimulai dari kaki kanan dan menjalar hingga bagian badan dan tangan serta
bokong, sebelumnya pernah digigit semut di bagian perut,mandi 3 x sehari,
memakai sabun dan handuk sendiri,demam di sangkal,belum pernah mengalami
keluhan serupa sebelumnya, riwayat asma dan pilek di sangkal, Riwayat alergi
obat (-),tidak ada anggota keluarga yang mengalami keluhan serupa tidak ada
teman yang terkena keluhan serupa. Pasien pernah berobat dengan dokter umum
di daerah salo diberikan obat minum 3 macam dan di minum hingga 6 x makan
dan tidak ada perubahan dan obat tidak dilanjutkan.
3.6 DIAGNOSIS
Skabies
3.7 DIAGNOSIS BANDING
Prurigo,pedikulosis korporis,
3.8 PENATALAKSANAAN
Umum :- mandi 2-3 kali sehari, jangan memakai sabundan handuk
bersamaan,jangan menggunakan pakaian bersamaaan,sprei bantal dan kasur di
cuci menggunakan air panas
Khusus: topikal : Cream Permetrin 5% diaplikasikan 1 xselama 10 jam selama 7
hari, jika belum sembuh ulangi setelah 1 minggu, dioleskan ke seluruh tubuh
kecuali muka
Sistemik: ceterizine Tab 10 mg 1x/ hari
PROGNOSIS
Quo ad sanam : bonam
Quo ad vitnam : bonam
Quo ad fungsionam : bonam
Quo ad kosmetikum : bonam
DAFTAR PUSTAKA
1. Ihsan, Rizki. 2006.Scabies. http://fkuii.org/tiki-index.php?page=Scabies3 Last update: 4 Desember 2006.
2. Handoko, R.P. 2007. Ilmu Kulit dan Kelamin. Cetakan Kelima. FKUI,
Jakarta
3. Chosidow O. Scabies. New England J Med. 2006; 345: p. 1718-1723.
4. Habif TP. Infestations and bites. In: Habif TP, editor. A clinical
dermatology : a color guide to diagnosis and therapy. 4th ed. London.
Mosby; 2004. p. 500.
5. Amiruddin MD. Skabies. In. Amiruddin MD, editor. Ilmu Penyakit Kulit.
Ed 1. Makassar: Bagian ilmu penyakit kulit dan kelamin fakultas
kedokteran universitas hasanuddin; 2003. p. 5-10.
6. Park JH, Kim CW, Kim SS. Scabies: The Diagnosis Accuracy of
Dermoscopy for Scabies. Ann Dermatology. 2012; 24: p. 194-99.
7. Oakley A. Scabies: Diagnosis and Management. BPJ journals. 2012; 19:
p. 12-16.
8. Leone PE. Scabies and Pediculosis Pubis : An Update of Treatment
Regiments and General Review. CID journals. 2007; 44: p. 153-59.
9. Karthikeyan K. Treatment of Scabies: Newer Perspectives. Postgraduate Med J. 2005; 81: p. 8 - 10