laporan kasus skabies

31
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Skabies adalah penyakit kulit menular yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi terhadap tungau (mite) Sarcoptes scabei. Penyakit ini dikenal juga dengan nama the itch, gudik, atau gatal agogo. Penyebab penyakit ini pertama kali ditemukan oleh Benomo pada tahun 1687 kemudian oleh Mellanby dilakukan percobaan induksi pada sukarelawan perang dunia II. 1 Skabies menular dengan dua cara yaitu secara kontak langsung dan tidak langsung. Kontak langsung terjadi ketika adanya kontak dengan kulit penderita misalnya berjabat tangan, tidur bersama dan hubungan seksual. Sedangkan kontak tidak langsung melalui benda yang telah dipakai oleh penderita seperti pakaian, handuk, bantal dan lain-lain. 1

Upload: chairizal-meiristica-yanha

Post on 14-Jul-2016

22 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

koas kulit kelamin

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan kasus skabies

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Skabies adalah penyakit kulit menular yang disebabkan oleh infestasi dan

sensitisasi terhadap tungau (mite) Sarcoptes scabei. Penyakit ini dikenal juga

dengan nama the itch, gudik, atau gatal agogo. Penyebab penyakit ini pertama kali

ditemukan oleh Benomo pada tahun 1687 kemudian oleh Mellanby dilakukan

percobaan induksi pada sukarelawan perang dunia II.1

Skabies menular dengan dua cara yaitu secara kontak langsung dan tidak

langsung. Kontak langsung terjadi ketika adanya kontak dengan kulit penderita

misalnya berjabat tangan, tidur bersama dan hubungan seksual. Sedangkan kontak

tidak langsung melalui benda yang telah dipakai oleh penderita seperti pakaian,

handuk, bantal dan lain-lain.1

BAB II

Page 2: Laporan kasus skabies

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Scabies

Scabies merupakan infeksi ektoparasit pada manusia yang disebabkan oleh

kutu Sarcoptes scabiei var hominis.(3) Infeksi ini terjadi akibat kontak langsung

dari kulit ke kulit maupun kontak tidak langsung (melalui benda misalnya pakaian

handuk, sprei, bantal dan lain – lain.2

2.2 Epidemiologi

Skabies merupakan penyakit epidemic pada banyak masyarakat, ada

dugaan bahwa setiap siklus 30 tahun terjadi epidemik scabies. Faktor yang

menunjang perkembangan penyakit ini antara lain social ekonomi yang rendah,

hygiene yang buruk, hubungan seksual dan sifatnya promiskuitas (ganti-ganti

pasangan), kesalahan diagnosis dan perkembangan demografi serta ekologi.

Penyakit ini banyak di jumpai pada anak dan orang dewasa muda, tetapi dapat

juga mengenai semua umur, insidensi sama pada pria dan wanita.2

2.3 Etiologi

Sarcoptes scabei termasuk filum Artropoda, kelas Archnida, ordo

Ackarima, super famili Sarcoptes. Pada manusia disebut Sarcoptes scabei

var.hominis. Selain itu terdapat Sarcoptes scabei yang lain, misalnya pada

kambing dan babi.2

Secara morfologik merupakan tungau kecil, berbentuk oval, punggungnya

cembung dan pada bagian perut rata. Tungau ini translusen, berwarna putih kotor,

dan tidak bermata. Ukuran betina kira-kira 330-450 mikron x 250-350 mikron,

sedangkan yang jantan lebih kecil yaitu 220-240 mikron x 150-200 mikron.

Bentuk dewasa mempunyai 4 pasang kaki, 2 pasang kaki depan sebagai alat untuk

melekat dan 2 pasang kaki kedua pada betina berakhir dengan rambut, sedangkan

pada jantan pasangan kaki ketiga berakhir dengan rambut dan keempat berakhir

dengan alat perekat.2

Siklus hidup tungau ini sebagai berikut. Setelah kopulasi (perkawinan)

yang terjadi di atas kulit, jantan akan mati, kadang-kadang masih dapat hidup

beberapa hari dalam terowongan yang digali oleh yang betina. Tungau betina

yang telah dibuahi menggali terowongan dalam stratum korneum, dengan

Page 3: Laporan kasus skabies

kecepatan 2-3millimeter sehari dan sambil meletakan telurnya 2 atau 4 butir sehari

sampai mencapai jumlah 40 atau 50. bentuk betina yang dibuahi ini dapat hidup

sebulan lamanya. Telur akan menetas, biasanya dalam waktu 3-5 hari, dan

menjadi larva yang mempunyai 3 pasang kaki. Larva ini dapat tinggal

terowongan,tetapi dapat juga keluar. Setelah 2-3 hari larva akan menjadi nimfa

yang mempunyai 2 bentuk, jantan dan betina dengan 4 pasang kaki. Seluruh siklus

hidupnya mulai dari telur sampai bentuk dewasa memerlukan waktu antara 8-12

hari .2,4

Akibat terowongan yang digali Sacroptes scabei betina yang memakan

sel-sel di lapisan kulit, penderita mengalami gatal dan digaruk oleh penderita

sehingga menimbulkan infeksi ektoparasit dan terbentuk kerak berwarna cokelat

keabuan yang berbau anyir.2

2.4 Patogenesis

Kutu scabies betina menggali terowongan pada stratum corneum dengan

kecepatan 2 mm per hari, dan meletakkan 2 atau 3 telur-telurnya setiap harinya.

Telur-telur ini akan menetas setelah 3 hari dan menjadi larva, yang akan

membentuk kantung dangkal di stratum corneum dimana larva-larva ini akan

bertrasnformasi dan menjadi dewasa dalam waktu 2 minggu. Kutu ini kawin di

dalam kantongnya, dimana kutu jantan akan mati tetapi kutu betina yang telah

dibuahi menggali terowongan dan melanjutkan siklus hidupnya. Setelah invasi

pertama dari kutu ini, diperlukan 4 hingga 6 minggu untuk timbul reaksi

hipersensitivitas dan rasa gatal akibat kutu ini.(2)

Page 4: Laporan kasus skabies

Gambar 2 : siklus hidup Sarcoptes scabiei (dikutip dar kepustakaan 8)

Siklus hidup ini menjelaskan mengapa pasien mengalami gejala selama

bulan pertama setelah kontak dengan individu yang terinfeksi. Setelah sejumlah

kutu (biasanya kurang dari 20) telah dewasa dan telah menyebar dengan cara

bermigrasi atau karena garukan pasien, hal ini akan berkembang dari rasa gatal

awal yang terlokalisir menjadi pruritus generalisata.3

Selama siklus hidup kutu ini, terowongan yang terbentuk meluas dari

beberapa milimeter menjadi beberapa centimeter. Terowongan ini tidak meluas ke

lapisan bawah epidermis, kecuali pada kasus hiperkeratosis scabies Norwegia,

kondisi dimana terdapat kulit yang bersisik, menebal, terjadi imunosupresan, atau

pada orang-orang tua dengan jumlah ribuan kutu yang menginfeksi. Telur-telur

kutu ini akan dikeluarkan dengan kecepatan 2-3 telur perharinya dan massa feses

(skibala) terdeposit pada terowongan. Skibala ini dapat menjadi iritan dan

menimbulkan rasa gatal.3

Tungau skabies lebih suka memilih area tertentu untuk membuat

terowongannya dan menghindari area yang memiliki banyak folikel pilosebaseus.

Biasanya, pada satu individu terdapat kurang dari 20 tungau di tubuhnya, kecuali

pada Norwegian scabies dimana individu bisa didiami lebih dari sejuta tungau.

Page 5: Laporan kasus skabies

Orang tua dengan infeksi virus immunodefisiensi dan pasien dengan pengobatan

immunosuppresan mempunyai risiko tinggi untuk menderita Norwegian scabies.4

Reaksi hipersensitivitas akibat adanya benda asing mungkin menjadi

penyebab lesi. peningkatan titer IgE dapat terjadi pada beberapa pasien scabies,

bersama dengan eosinofilia, dan reaksi hipersensitivitas tipe langsung akibat

reaksi dari kutu betina ini. Kadar IgE menurun dalam satu tahun setelah terinfeksi.

Eosinofil kembali normal segera setelah dilakukannya perawatan. Fakta bahwa

gejala yang timbul jauh lebih cepat ketika terjadi reinfeksi mendukung pendapat

bahwa gejala dan lesi scabies adalah hasil dari reaksi hipersensitivitas.3,4

Jalur utama dari transmisi penularan yaitu kontak langsung antara kulit-ke-

kulit. Namun transmisi dengan cara pakaian bersama atau metode tidak langsung

lainnya sangat langka tetapi mungkin terjadi pada Norwegian scabies (misalnya,

dalam host immunocompromised). Transmisi antara anggota keluarga. Transmisi

seksual juga terjadi.3,4

2.5 Manifestasi klinis

Ada 4 tanda kardinal pada penyakit skabies yaitu :

1. Pruritus nokturna, artinya gatal pada malam hari yang disebabkan oleh

aktivitas tungau meningkat pada suhu lembab dan panas.

2. Penyakit ini menyerang manusia secara kelompok, misalnya dalam sebuah

keluarga biasanya seluruh anggota keluarga terkena infeksi. Begitu pula

dalam sebuah perkampungan yang padat penduduknya, sebagian besar

tetangga yang terdekatan akan diserang oleh tungau tersebut.

3. Adanya terowongan (kunikulus) pada tempat-tempat predileksi yang

berwarna putih atau keabu-abuan, berbentuk garis lurus atau berkelok,

rata-rata panjang 1 cm, pada ujung terowongan itu ditemukan papul atau

vesikel. Jika timbul infeksi sekunder ruam kulitnya menjadi polimorf

Page 6: Laporan kasus skabies

(pustul,ekskoriasi, dan lain-lain).tempat predileksinya biasanya merupakan

tempat dengan stratum korneum yang tipis, yaitu : sela-sela jari tangan,

pergelangan tangan bagian volar, siku bagian luar, lipat ketiak bagian

depan, areola marne (wanita), umbilicus, bokong, genitalia eksterna (pria),

dan perut bagian bawah. Pada bayi akan menyerang telapak tangan dan

telapak kaki.

4. Menemukan tungau, dengan membuat kerokan kulit pada daerah yang

berwarna kemerahan dan terasa gatal. Kerokan yang dilakukan agak dalam

hingga kulit mengeluarkan darah karena Sarcoptes betina bermukim agak

dalam dikulit. Menurut Anonim, 2005, untuk melarutkan kerak digunakan

larutan KOH 10 % selanjutnya hasil tersebut dapat diamati dengan

mikroskop perbesaran 10-40 kali.

Diagnosis dapat dibuat dengan menemukan 2 dari 4 tanda Kardinal

tersebut atau dapat juga dengan menggunakan metode tape adhesive.2

2.6 Pemeriksaan penunjang

Bila gejala klinis spesifik, diagnosis skabies mudah ditegakkan. Tetapi

penderita sering datang dengan lesi yang bervariasi sehingga diagnosis pasti sulit

ditegakkan. Pada umumnya diagnosis klinis ditegakkan bila ditemukan dua dari

empat cardinal sign. (10) Beberapa cara yang dapat digunakan untuk menemukan

tungau dan produknya yaitu :

a. Kerokan kulit

Papul atau kanalikuli yang utuh ditetesi dengan minyak mineral

atau KOH 10% lalu dilakukan kerokan dengan meggunakan

skalpel steril yang bertujuan untuk mengangkat atap papula atau

kanalikuli. Bahan pemeriksaan diletakkan di gelas objek dan

ditutup dengan kaca penutup lalu diperiksa dibawah mikroskop.5

b. Mengambil tungau dengan jarum

Page 7: Laporan kasus skabies

Bila menemukan terowongan, jarum suntik yang runcing

ditusukkan kedalam terowongan yang utuh dan digerakkan secara

tangensial ke ujung lainnya kemudian dikeluarkan. Bila positif,

tungau terlihat pada ujung jarum sebagai parasit yang sangat kecil

dan transparan. Cara ini mudah dilakukan tetapi memerlukan

keahlian tinggi.5

c. Tes tinta pada terowongan (Burrow ink test)

Papul skabies dilapisi dengan tinta cina, dibiarkan selama 20-30

menit. Setelah tinta dibersihkan dengan kapas alkohol, terowongan

tersebut akan kelihatan lebih gelap dibandingkan kulit di

sekitarnya karena akumulasi tinta didalam terowongan. Tes

dinyatakan positif bila terbetuk gambaran kanalikuli yang khas

berupa garis menyerupai bentuk S.5

d. Membuat biopsi irisan (epidermal shave biopsy)

Dilakukan dengan cara menjepit lesi dengan ibu jari dan telunjuk

kemudian dibuat irisan tipis, dan dilakukan irisan superfisial

menggunakan pisau dan berhati-hati dalam melakukannya agar

tidak berdarah. Kerokan tersebut diletakkan di atas kaca objek dan

ditetesi dengan minyak mineral yang kemudian diperiksa dibawah

mikroskop.5 Biopsi irisan dengan pewarnaan Hematoksilin and

Eosin

Page 8: Laporan kasus skabies

Gambar 11 : Sarcoptes scabiei dalam epidermis (panah) dengan pewarnaan H.E

e. Uji tetrasiklin

Pada lesi dioleskan salep tetrasiklin yang akan masuk ke dalam

kanalikuli. Setelah dibersihkan, dengan menggunakan sinar

ultraviolet dari lampu Wood, tetrasiklin tersebut akan memberikan

efluoresensi kuning keemasan pada kanalikuli.5

f. Dermoskopi

Dermoskopi awalnya dipakai oleh dermatolog sebagai alat yang

berguna untuk membedakan lesi-lesi berpigmen dan melanoma.

Dermoskopi juga dapat menjadi alat yang berguna dalam

mendiagnosis scabies secara in vivo. Alat ini dapat

mengidentifikasi struktur bentuk triangular atau bentuk-V yang

diidentifikasi sebagai bagian depan tubuh tungau, termasuk kepala

dan kaki. Banyak laporan kasus yang didapatkan mengenai

pengalaman dalam mendiagnosis scabies dengan menggunakan

Dermoskopi. Dermoskopi sangat berguna, terutama dalam kasus-

kasus tertentu, termasuk kasus scabies pada pasien dengan terapi

steroid lama, pasien imunokompromais dan scabies nodular.6

Page 9: Laporan kasus skabies

Gambar 12 : Scabies yang teridentifikasi dengan Dermoskopi

2.7 Diagnosis banding

Ada pendapat yang mengatakan penyakit skabies ini merupakan the great

immitator karena dapat menyerupai banyak penyakit kulit dengan keluhan gatal.

Sebagai diagnosis banding adalah prurigo, pedikulosis korporis, dermatitis dan

lain – lain.2

2.8 Penatalaksanaan

A. Umum

Edukasi pada pasien skabies :

1. Mandi dengan air hangat dan keringkan badan.

2. Pengobatan yang diberikan dioleskan di kulit dan sebaiknya dilakukan

pada malam hari sebelum tidur.

3. Ganti pakaian, handuk, sprei, yang digunakan, selalu cuci dengan

teratur dan bila perlu direndam dengan air panas

4. Pengobatan meliputi seluruh bagian dari kulit tanpa terkecuali baik

yang yang terkena oleh skabies ataupun bagian kulit yang tidak terkena.

5. Setiap orang di yang tinggal dalam satu rumah sebaiknya mendapatkan

penanganan di waktu yang sama.

6. Melapor ke dokter anda setelah satu minggu

Page 10: Laporan kasus skabies

Khusus :

Ada banyak cara pengobatan secara khusus pada pengobatan skabies dapat

berupa topikal maupun oral antara lain :

a. Permethrin

Permethrin merupakan sintesa dari pyrethtoid, sifat skabisidnya sangat

baik. obat ini merupakan pilihan pertama dalam pengobatan skabies

karena efek toksisitasnya terhadap mamalia sangat rendah dan

kecenderungan keracunan akibat salah dalam penggunaannya sangat

kecil. Hal ini disebabkan karena hanya sedikit yang terabsorbsi dan

cepat dimetabolisme di kulit dan deksresikan di urin. Tersedia dalam

bentuk krim 5 % dosis tunggal digunakan selama 8-12 jam, digunakan

malam hari sekali dalam 1 minggu selama 2 minggu, apabila belum

sembuh bisa dilanjutkan dengan pemberian kedua setelah 1 minggu.

Permethrin tidak dapat diberikan pada bayi yang kurang dari 2 bulan,

wanita hamil, dan ibu menyusui. Efek samping jarang ditemukan

berupa rasa terbakar, perih, dan gatal. Beberapa studi menunjukkan

tingkat keberhasilan permetrin lebih tinggi dari lindane dan

crotamiton. Kelemahannya merupakan obat topikal yang mahal.7,8

b. Presipitat Sulfur 2-10%

Presipitat sulfur adalah antiskabietik tertua yang telah lama

digunakan, sejak 25 M. Preparat sulfur yang tersedia dalam bentuk

salep (2% -10%) dan umumnya salep konsentrasi 6% lebih disukai.

Cara aplikasi salep sangat sederhana, yakni mengoleskan salep setelah

mandi ke seluruh kulit tubuh selama 24 jam tiga hari berturut-turut.

Keuntungan penggunaan obat ini adalah harganya yang murah dan

mungkin merupakan satu-satunya pilihan di negara yang

membutuhkan terapi massal.7

Bila kontak dengan jaringan hidup, preparat ini akan membentuk

hidrogen sulfida dan pentathionic acid (CH2S5O6) yang bersifat

germisid dan fungisid. Secara umum sulfur bersifat aman bila

digunakan oleh anak-anak, wanita hamil dan menyusui serta efektif

dalam konsentrasi 2,5% pada bayi. Kerugian pemakaian obat ini

Page 11: Laporan kasus skabies

adalah bau tidak enak, mewarnai pakaian dan kadang-kadang

menimbulkan iritasi.7

c. Benzyl benzoate

Benzyl benzoate adalah ester asam benzoat dan alkohol benzil yang

merupakan bahan sintesis balsam peru. Benzyl benzoate bersifat

neurotoksik pada tungau skabies. Digunakan sebagai 25% emulsi

dengan periode kontak 24 jam dan pada usia dewasa muda atau anak-

anak, dosis dapat dikurangi menjadi 12,5%. Benzyl benzoate sangat

efektif bila digunakan dengan baik dan teratur dan secara kosmetik

bisa diterima. Efek samping dari benzyl benzoate dapat menyebabkan

dermatitis iritan pada wajah dan skrotum, karena itu penderita harus

diingatkan untuk tidak menggunakan secara berlebihan. Penggunaan

berulang dapat menyebabkan dermatitis alergi. Terapi ini

dikontraindikasikan pada wanita hamil dan menyusui, bayi, dan anak-

anak kurang dari 2 tahun. Tapi benzyl benzoate lebih efektif dalam

pengelolaan resistant crusted scabies. Di negara-negara berkembang

dimana sumber daya yang terbatas, benzyl benzoate digunakan dalam

pengelolaan skabies sebagai alternatif yang lebih murah.2,8

d. Lindane (Gamma benzene heksaklorida)

Lindane juga dikenal sebagai hexaklorida gamma benzena, adalah

sebuah insektisida yang bekerja pada sistem saraf pusat tungau.

Lindane diserap masuk ke mukosa paru-paru, mukosa usus, dan

selaput lendir kemudian keseluruh bagian tubuh tungau dengan

konsentrasi tinggi pada jaringan yang kaya lipid dan kulit yang

menyebabkan eksitasi, konvulsi, dan kematian tungau, lindane

dimetabolisme dan diekskresikan melalui urin dan feses.8

Lindane tersedia dalam bentuk krim, losion, gel, tidak berbau

dan tidak berwarna. Pemakaian secara tunggal dengan mengoleskan

ke seluruh tubuh dari leher ke bawah selama 12-24 jam dalam bentuk

1% krim atau losion. Setelah pemakaian dicuci bersih dan dapat

diaplikasikan lagi setelah 1 minggu. Hal ini untuk memusnahkan

larva-larva yang menetas dan tidak musnah oleh pengobatan

Page 12: Laporan kasus skabies

sebelumnya. Beberapa penelitian menunjukkan penggunaan lindane

selama 6 jam sudah efektif. Dianjurkan untuk tidak mengulangi

pengobatan dalam 7 hari, serta tidak menggunakan konsentrasi lain

selain 1%.5

Efek samping lindane antara lain menyebabkan toksisitas

sistem saraf pusat, kejang, dan bahkan kematian pada anak atau bayi

walaupun jarang terjadi. Tanda-tanda klinis toksisitas SSP setelah

keracunan lindane yaitu sakit kepala, mual, pusing, muntah, gelisah,

tremor, disorientasi, kelemahan, berkedut dari kelopak mata, kejang,

kegagalan pernapasan, koma, dan kematian. Beberapa bukti

menunjukkan lindane dapat mempengaruhi perjalanan fisiologis

kelainan darah seperti anemia aplastik, trombositopenia, dan

pansitopenia.9

e. Crotamiton krim (Crotonyl-N-Ethyl-O-Toluidine)

Crotamion (crotonyl-N-etil-o-toluidin) digunakan sebagai krim 10%

atau losion. Tingkat keberhasilan bervariasi antara 50% dan 70%.

Hasil terbaik telah diperoleh bila diaplikasikan dua kali sehari selama

lima hari berturut-turut setelah mandi dan mengganti pakaian dari

leher ke bawah selama 2 malam, kemudian dicuci setelah aplikasi

kedua. Efek samping yang ditimbulkan berupa iritasi bila digunakan

jangka panjang.(5

Beberapa ahli beranggapan bahwa krim ini tidak direkomendasikan

terhadap skabies karena kurangnya efikasi dan data penunjang tentang

tingkat keracunan terhadap obat tersebut. Crotamiton 10% dalam krim

atau losion, tidak mempunyai efek sistemik dan aman digunakan pada

wanita hamil, bayi dan anak kecil. 9

f. Ivermectin

Ivermectin adalah bahan semisintetik yang dihasilkan oleh

Streptomyces avermitilis, anti parasit yang strukturnya mirip antibiotik

makrolid, namun tidak mempunyai aktifitas sebagai antibiotik,

diketahui aktif melawan ekto dan endo parasit. Digunakan secara

Page 13: Laporan kasus skabies

meluas pada pengobatan hewan, pada mamalia, pada manusia

digunakan untuk pengobatan penyakit filaria terutama oncocerciasis.

Diberikan secara oral, dosis tunggal, 200 ug/kgBB dan dilaporkan

efektif untuk skabies. Digunakan pada umur lebih dari 5 tahun. Juga

dilaporkan secara khusus tentang formulasi ivermectin topikal efektif

untuk mengobati skabies. Efek samping yang sering adalah kontak

dermatitis dan toxicepidermal necrolysis.5

g. Monosulfiran

Tersedia dalam bentuk lotion 25% sebelum digunakan harus

ditambahkan 2-3 bagian air dan digunakan setiap hari selama 2-3

hari.5

h. Malathion

Malathion 0,5% adalah dengan dasar air digunakan selama 24 jam,

pemberian berikutnya beberapa hari kemudian.(10) Namun saat ini

tidak lagi direkomendasikan karena berpotensi memberikan efek

samping yang sangat tinggi.9

Jenis Obat Dosis Keterangan

Krim

Permethrin

5%

Dioleskan selama 8-14

jam, diulangi selama 7

hari.

Terapi lini pertama di Amerika

Serikat dan kehamilan kategori

B.

Losion

Lindane

1%

Dioleskan selama 8 jam

setelah itu dibersihkan,

olesan kedua diberikan 1

minggu kemudian.

Tidak dapat diberikan pada

anak umur 2 tahun kebawah,

wanita selama masa kehamilan

dan laktasi.

Krim Dioleskan selama 2 hari Memiliki efek anti pruritus

Page 14: Laporan kasus skabies

Crotamiton

10%

berturut-turut, lalu

diulangi dalam 5 hari.

tetapi efektifitasnya tidak

sebaik topikal lainnya.

Sulfur

presipitat

5-10%

Dioleskan selama 3 hari

lalu dibersihkan.

Aman untuk anak kurang dari

2 bulan dan wanita dalam masa

kehamilan dan laktasi, tetapi

tampak kotor dalam

pemakaiannya dan data

efisiensi obat ini masih kurang.

Losion

Benzyl

Benzoat

10%

Dioleskan selama 24 jam

lalu dibersihkan

Efektif namun dapat

menyebabkan dermatitis pada

wajah

Ivermectin

200 υg/kg

Dosis tunggal oral, bisa

diulangi selama 10-14

hari

Memiliki efektifitas yang

tinggi dan aman. Dapat

digunakan bersama bahan

topikal lainnya. Digunakan

pada kasus-kasus skabies

berkrusta dan skabies resisten.

2.9 Prognosis

Dengan memperhatikan pemilihan dan cara pemakaian obat, serta syarat

pengobatan dan menghilangkan faktor predisposisi, maka penyakit ini dapat di

berantas dan memberikan prognosis baik.2

BAB III

Page 15: Laporan kasus skabies

ILUSTRASI KASUS

3.1 IDENTITAS PASIEN

Nama : tn f Pendidikan :strata 1

Umur : 18 tahun Agama : Islam

Jenis kelamin : laki laki Suku : piliang

Pekerjaan : mahasiswa No.MR : --

Alamat : bangkinang seberang Tanggal: 06-11-2014

Status perkawinan : lajang

3.2 ANAMNESIS

Keluhan Utama :

Tn f datang dengan keluhann gatal dan pedih dan bintik bintik kehitaman

di seluruh tubuh dan terdapat penebalan kulit di daerah lipatan kedua bokong

belakang sejak 3 minggu yang lalu

Riwayat Penyakit sekarang

gatal lebih sering pada malam hari,awalnya gatal dimulai dari kaki kanan

dan menjalar hingga bagian badan dan tangan serta bokong, sebelumnya pernah

digigit semut di bagian perut,mandi 3 x sehari, memakai sabun dan handuk

sendiri,demam di sangkal,

Riwayat Penyakit Dahulu

- belum pernah mengalami keluhan serupa sebelumnya

-riwayat asma dan pilek di sangkal

- Riwayat alergi obat (-)

Riwayat Penyakit Keluarga

-tidak ada anggota keluarga yang mengalami keluhan serupa

- tidak ada teman yang terkena keluhan serupa

Page 16: Laporan kasus skabies

Riwayat Pengobatan

Pasien pernah berobat dengan dokter umum di daerah salo diberikan obat

minum 3 macam dan di minum hingga 6 x makan dan tidak ada perubahan dan

obat tidak dilanjutkan

3.3 Pemeriksaan Fisik

Status generalisata

Keadaan umum : tampak sakit sedang

Kesadaran : composmentis

Keadaan Gizi : baik

Pemeriksaan Thorax : dalam batas normal

Pemeriksaan Abdomen : dalam batas normal

Status Dermatologis

Lokasi : regio abdomen,flexor ante brachium,lipatan gluteal,kruris

dan pedis

Distribusi : generalisata

Bentuk : bulat,teratur

Susunan :berkelompok

Batas : tegas

Ukuran : miliar, lentikular

Efloresensi : papul hiperpigmentasi,konfluens bentuk

kubah,skuama,likenifikasi,plak

Page 17: Laporan kasus skabies
Page 18: Laporan kasus skabies

Kelainan selaput/ mukosa : tidak ditemukan kelainan

Kelainan Mata : tidak ditemukan kelainan

Kelainan kuku : tidak ditemukan kelainan

Kelainan Rambut : tidak ditemukan kelainan

Kelainan KGB : tidak ditemukan pembesaran KGB

Page 19: Laporan kasus skabies

3.4 Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan darah untuk mencari penyebab secara imunologik,

pemeriksaan tinja untuk mencari infeksi cacing/ parasit, imunofluoresen darah

mencari proses alergi, tes tusuk berbagai alerge, parasit usus dan serangga.

3.5 RESUME

Tn f datang dengan keluhann gatal dan pedih dan bintik bintik kehitaman

di seluruh tubuh dan terdapat penebalan kulit di daerah lipatan kedua bokong

belakang sejak 3 minggu yang lalu. gatal lebih sering pada malam hari,awalnya

gatal dimulai dari kaki kanan dan menjalar hingga bagian badan dan tangan serta

bokong, sebelumnya pernah digigit semut di bagian perut,mandi 3 x sehari,

memakai sabun dan handuk sendiri,demam di sangkal,belum pernah mengalami

keluhan serupa sebelumnya, riwayat asma dan pilek di sangkal, Riwayat alergi

obat (-),tidak ada anggota keluarga yang mengalami keluhan serupa tidak ada

teman yang terkena keluhan serupa. Pasien pernah berobat dengan dokter umum

di daerah salo diberikan obat minum 3 macam dan di minum hingga 6 x makan

dan tidak ada perubahan dan obat tidak dilanjutkan.

3.6 DIAGNOSIS

Skabies

3.7 DIAGNOSIS BANDING

Prurigo,pedikulosis korporis,

3.8 PENATALAKSANAAN

Umum :- mandi 2-3 kali sehari, jangan memakai sabundan handuk

bersamaan,jangan menggunakan pakaian bersamaaan,sprei bantal dan kasur di

cuci menggunakan air panas

Page 20: Laporan kasus skabies

Khusus: topikal : Cream Permetrin 5% diaplikasikan 1 xselama 10 jam selama 7

hari, jika belum sembuh ulangi setelah 1 minggu, dioleskan ke seluruh tubuh

kecuali muka

Sistemik: ceterizine Tab 10 mg 1x/ hari

PROGNOSIS

Quo ad sanam : bonam

Quo ad vitnam : bonam

Quo ad fungsionam : bonam

Quo ad kosmetikum : bonam

Page 21: Laporan kasus skabies

DAFTAR PUSTAKA

1. Ihsan, Rizki. 2006.Scabies. http://fkuii.org/tiki-index.php?page=Scabies3 Last update: 4 Desember 2006.

2. Handoko, R.P. 2007. Ilmu Kulit dan Kelamin. Cetakan Kelima. FKUI,

Jakarta

3. Chosidow O. Scabies. New England J Med. 2006; 345: p. 1718-1723.

4. Habif TP. Infestations and bites. In: Habif TP, editor. A clinical

dermatology : a color guide to diagnosis and therapy. 4th ed. London.

Mosby; 2004. p. 500.

5. Amiruddin MD. Skabies. In. Amiruddin MD, editor. Ilmu Penyakit Kulit.

Ed 1. Makassar: Bagian ilmu penyakit kulit dan kelamin fakultas

kedokteran universitas hasanuddin; 2003. p. 5-10.

6. Park JH, Kim CW, Kim SS. Scabies: The Diagnosis Accuracy of

Dermoscopy for Scabies. Ann Dermatology. 2012; 24: p. 194-99.

7. Oakley A. Scabies: Diagnosis and Management. BPJ journals. 2012; 19:

p. 12-16.

8. Leone PE. Scabies and Pediculosis Pubis : An Update of Treatment

Regiments and General Review. CID journals. 2007; 44: p. 153-59.

9. Karthikeyan K. Treatment of Scabies: Newer Perspectives. Postgraduate Med J. 2005; 81: p. 8 - 10

Page 22: Laporan kasus skabies