laporan ilmu ukur tanah.docx

Upload: muhammad-khofidul-qolbi

Post on 02-Jun-2018

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/10/2019 laporan ilmu ukur tanah.docx

    1/12

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Teori

    Dalam melaksanakan suatu bangunan, baik bangunan besar, sedang dan yang kecil sekalipun

    memerlukan terlebih dahulu suatu perencanaan yang matang. Tidak mungkin dapat dibuat

    suatu rencana yang baik tanpa tersedia peta yang baik pula. Untuk mendapatkan peta yang

    baik harus didasarkan atas hasil pengukuran yang benar dan cara pengukuran yang dapat

    dipertanggungjawabkan. Pengukuran-pengukuran yang dimaksud adalah ukur tanah.

    Ilmu ukur tanah merupakan bahagian pendahuluan dari ilmu geodesi, yang memfokuskan

    pada pengukuran-pengukuran bentuk permukaan bumi untuk dipindahkan ke bidang datar.

    Ilmu ukur tanah adalah ilmu yang mempelajari masalah kulit bumi yang berupa situasi atas

    permukaan kulit bumi, perbedaan ketinggian, jarak dan luas.

    Ilmu geodesi mempunyai dua maksud, yaitu maksud ilmiah dan maksud praktis. Maksud

    ilmiah adalah menentukan permukaan bumi, sedangkan maksud praktis membuat bayangan,

    yang dinamakan peta dari sebagian besar atau kecil permukaan.

    Mempelajari ilmu ukur tanah bertujuan untuk mengetahui bagaimana bentuk permukaan

    bumi, baik situasi maupun beda tinggi suatu titik dengan titik lain yang diamati pada

    permukaan tanah. Dengan mengukur jarak, luas, ketinggian, dan sudut kita dapat mengetahui

    keadaan dan beda tinggi titik-titik pada permukaan tanah.

    Pada ilmu ukur tanah, sudut dan jarak menjadi unsur yang penting. Oleh sebab itupengukuran-pengukuran bentuk permukaan bumi difokuskan pada pengukuran keduanya.

    Dalam hal ini, alat yang digunakan adalah theodolit dan waterpass dengan merek Sokkia

    buatan Jepang. Hasil pengukuran dengan menggunakan kedua alat tersebut akan

    mendapatkan data-data yang akan dipakai untuk menggambarkan situasi suatu lokasi

    pengukuran, seperti gedung, tanaman, saluran air, dan jalan. Unsur-unsur itulah yang disebut

    topografi.

    Hasil pengukuran tanah dewasa ini dipakai untuk :

    1. Memetakan bumi di atas dan di bawah permukaan laut.

    2. Menyiapkan peta-peta navigasi untuk penggunaan di udara, darat, dan laut.

    3. Menetapkan batas-batas pemilikan tanah.

    4. Mengembangkan Bank Data Informasi Tata Guna Tanah dan Sumber Daya Alam yang

    membantu dalam pengelolaan lingkungan hidup kita.

    5. Menentukan fakta-fakta tentang ukuran, bentuk, gaya berat, dan medan magnet bumi.

    1.2 Pemetaan

    Peta adalah sebuah materi (terdiri dari gambar, data, dan informasi) yang dideskripsikan dari

    keberagaman kontur bumi pada bidang datar berdasarkan perbandingan proyeksi yang

    berskala. Peta dapat didefinisikan juga sebagai suatu gambaran sebahagian dari seluruh

  • 8/10/2019 laporan ilmu ukur tanah.docx

    2/12

    pemukaan bumi di atas bidang datar dengan sistem proyeksi yang menggunakan skala

    tertentu.

    Pemetaan lebih ditekankan pada proses pelaksanaan pembuatan peta, bayangan gambar (

    proyeksi material ) ini secara lebih detail disebut peta topografi yang menggambarkan bentuk

    dan ukuran kenampakan relief baik berdasarkan proses alami ataupun melibatkan suatumanusia sebagai instrumen pelaksana seperti jalan, parit, gundukan tanah, dan lainnya yang

    terstruktur dalam sebuah kondisi.

    Pada umumnya peta merupakan sarana memperoleh gambaran ilmiah yang terdapat diatas

    permukaan bumi dengan cara menggambarkan berbagai tanda-tanda dan keterangan-

    keterangan, sehingga mudah dibaca dan dimengerti. Gambar-gambar permukaan bumi

    beserta seluruh unsur-unsur yang ada diatasnya, baik unsur alam maupun unsur buatan.

    Peta topografi bertujuan untuk menuangkan data yang diperoleh dilapangan ke atas bidang

    datar dengan skala tertentu. Pada peta tersebut akan memberikan informasi detail lokasi dan

    bentuk permukaan tempat pengukuran dilaksanakan. Pembuatan peta topografi sangat

    penting khususnya pada pekerjaan Teknik Sipil karena hampir semua proyek Sipil

    memerlukan data-data yang detail tentang kondisi lapangan tempat proyek

    dilaksanakan untuk

    memperlancar pelaksanaan pekerjaan.

    1.3 Alat-alat yang digunakan

    Dalam mengukur keadaan tanah pada suatu lokasi, guna memperlancar jalannya proses

    praktikum dan penelitian lapangan, dipakai alat-alat sebagai berikut :

    Theodolit

    WaterpassingStatif ( tiga kaki )

    Baak meter

    Patok kayu dan paku

    Martil

    Payung

    Alat tulis beserta alasnya

    Meteran

    BAB II

  • 8/10/2019 laporan ilmu ukur tanah.docx

    3/12

    THEODOLIT

    Sebagaimana yang telah disebutkan pada bab sebelumnya bahwa untuk mendapatkan

    bayangan keadaan di lapangan, maka diperlukan instrumen yaitu Theodolit dan Waterpass.

    Untuk mendapatkan hasil yang baik dan maksimal maka haruslah terlebih dahulu kitamengetahui dan memahami arti serta fungsi dari alat tersebut.

    Theodolit adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur jarak dan sudut, baik sudut

    vertical maupun horizontal. Yang dimaksud dengan sudut vertical adalah sudut yang diukur

    pada skala tegak lurus. Sedangkan sudut horizontal adalah sudut yang diukur pada skala

    mendatar yang dibentuk oleh dua titik pada polygon, sudut yang terbaca merupakan nilai

    dimana theodolit itu ditempatkan.

    2.1 Pengenalan Instrumen Theodolit dan fungsinya

    Berdasarkan bentuknya, theodolit dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu :

    1. Bagian dasar

    Bagian bawah tidak dapat bergerak, memiliki plat yang dihubungkan atau dipasang pada

    statif berkaki tiga dan horizontal dengan nivo kotak. Pada bawah ini juga dipasang lingkaran

    horizontal berkala.

    Bagian bawah terdiri dari :

    Plat datar

    Fungsi : sebagai landasan instrumen yang sifatnya selalu mendatar.

    Tiga buah sekrup menyetel A, B, dan C

    Fungsi : untuk membuat bidang horizontal dengan menyetel sumbu II atau garis tegak lurus

    dengan sumbu I sehingga theodolit tegak lurus dan dapat diamati dengan nivo tabung.

    Nivo kotak

    Fungsi : sebagai pedoman untuk melihat apakah theodolit dalam keadaan datar atau tidak

    dengan menyetel sumbu I tegak lurus sumbu II

    Kunci bagian bawah instrumen

    Fungsi : sebagai pengunci instrumen dengan statif

    Klem sumbu I bagian bawah

    Fungsi : untuk mengunci theodolit dari gerakkan mendatar

    Penggerak halus sumbu I bawah

    Fungsi : untuk menggerakkan teropong dalam gerakan mendatar pada posisi tembak yang

    tepat.

    2. Bagian tengah

    Bagian tengah digunakan untuk membidik teropong kearah sasaran secara horizontal.

    Bagian tengah terdiri dari :

    Klem sumbu I

    Fungsi : Untuk mengunci sumbu I bila sudah mendapatkan bidikan secara horizontal.

    Penggerak halus sumbu I ( mendatar )

    Fungsi : Menyetel sasaran bidikan secara sempurna dengan membantu menempatkan sasaran

  • 8/10/2019 laporan ilmu ukur tanah.docx

    4/12

    secara perlahan-lahan dalam gerakan horizontal.

    Teropong sentring

    Fungsi : untuk mengamati apakah theodolit sudah tepat berada pada titik patok.

    Nivo tabung

    Fungsi : untuk mengamati apakah theodolit sumbu I sudah tegak lurus sumbu II.Alhidale

    Fungsi : untuk mengunci sumbu I ke segala arah dalam membidik sasaran.

    Mikrometer

    Fungsi : sebagai alat penyetel pada saat pembacaan sudut.

    Sekrup koreksi indeks

    Fungsi : untuk menyetel kesalahan indeks agar sama dengan nol.

    Cermin pemantul cahaya

    Fungsi : untuk menerangkan pada saat pembacaan sudut.

    3. Bagian atas

    Bagian tengah digunakan untuk membidik teropong ke arah sasaran secara horizontal.

    Bagian ini terdiri :

    Teropong

    Fungsi : untuk melihat objek yang jauh dengan jelas

    Bagian ini terdiri dari :

    Lensa objektif

    Fungsi : untuk membuat bayangan sejati, diperkecil dan terbalik.

    Lensa pembalik

    Fungsi : untuk membalik bayangan sejati yang dibentuk oleh lensa objektif.Lensa okuler

    Fungsi : untuk mendapatkan bayangan semu, diperbesar, dan terbalik.

    Pembidik kasar

    Fungsi : untuk mendapatkan bidik secara kasar.

    Pengatur focus

    Fungsi : untuk membuat bayangan agar jauh pada diafragma sehingga objek yang di bidik

    terlihat kasar.

    Pengatur lensa okuler

    Fungsi : untuk memperjelas benang diafragma didalam teropong pada pembacaan bak meter.

    Teropong sudut

    Fungsi : untuk membaca sudut horizontal dan vertical

    2.2 Penyetelan Instrumen sebelum digunakan di lapangan

    Penyetelan instrumen dapat dibagi atas dua bagian, yaitu penyetelan instrumen sebelum

    digunakan di lapangan dan penyetelan di lapangan.

    Yang harus diperhatikan dalam penyetelan instrumen sebelum digunakan di lapangan adalah

    :

    1. Sumbu I harus tegak lurus garis nivo.

    2. Sumbu II harus dalam posisi mendatar yaitu sejajar arah nivo.

    3. Garis bidik harus tegak lurus sumbu II.

  • 8/10/2019 laporan ilmu ukur tanah.docx

    5/12

    4. Kesalahan indeks pada skala lingkaran vertical harus sama dengan nol.

    a. Cara penyetelan sumbu I agar tegak lurus garis nivo sebagai berikut :

    1. Statif didirikan dan instrumen ditempatkan diatasnya.

    2. Nivo tabung ditempatkan kira-kira sejajar dengan sekrup penyetel AB, yang disebutkedudukan pertama, dengan sekrup AB seimbangkan gelembung pada nivo tabung.

    3. Putar theodolit sumbu I dengan sumbu putar 900 dari kedudukan I, disebut kedudukan

    kedua, dengan sekrup penyetel C lalu seimbangkan kembali gelembung nivo tabung tersebut.

    4. Putar kembali theodolit 1800 dari kedudukan I atau 900 dari kedudukan II, bila terjadi

    penyimpangan, setengah penyimpangan disetel dengan pen pengkoreksi nivo dan setengah

    lagi diseimbangkan dengan sekrup penyetel AB.

    5. Ulangi kembali pekerjaan di atas sebagaimana ketentuan dari kedudukan I sampai dengan

    kedudukan II sehingga gelembung nivo tabung pada setiap posisi sudah seimbang jika sudah

    dalam keadaan demikian berarti sumbu I sudah vertical.

    b. Penyetelan sumbu II tegak lurus sumbu I serta garis bidik tegak lurus sumbu II sebagai

    berikut :

    1. Usahakan sumbu I tegak lurus pada satu jurusan yang mendatar.

    2. Theodolit dipasang 3-5 meter di depan sebuah dinding yang terang.

    3. Gantungkan unting-unting pada tali di dinding tersebut setinggi dua kali instrumen.

    4. Ukur tinggi titik T pada titik pada dinding yang berimpit pada titik potong dua garis

    diafragma.

    5. Beri tanda pada ujung tali unting-unting dengan titik P yang tingginya 2h dari lantai. Dan

    titik Q tegak lurus dibawah titik T.6. Teropong diarahkan ke titik T dan atur penggerak halus sumbu I agar titik T terletak pada

    benang diafragma.

    7. Klem sumbu I dikunci, klem sumbu II di buka sambil melihat ke dalam teropong. Angkat

    teropong pelan-pelan sampai ke titik P, kemudian turunkan teropong pelan-pelan sampai ke

    titik Q yang ada di bawah unting-unting. Lihat kemungkinan yang akan terjadi sebagai

    berikut :

  • 8/10/2019 laporan ilmu ukur tanah.docx

    6/12

    P P P P

    Q Q Q Q

    Keterangan gambar :

    1. Keadaan yang sempurna :

    - Sumbu I tegak lurus

    - Sumbu II sudah datar

    - Garis bidik tegak lurus sumbu II

    2. Keadaan sumbu II salah :

    - Sumbu I tegak lurus

    - Sumbu II belum mendatar

    - Garis bidik tegak lurus sumbu II

    3. Keadaan garis bidik salah :- Sumbu I tegak lurus

    - Sumbu II sudah mendatar

    - Garis bidik belum tegak lurus sumbu II

    4. Keadaan sumbu II dan garis bidik salah :

    - Sumbu I tegak lurus

    - Sumbu II belum mendatar

    - Garis bidik belum tegak lurus sumbu II

    2.3 Pembacaan data

    Pembacaan skala bak meter sama dengan penggaris ( dimensi meter ) pembacaan yang

    dilakukan terdiri dari benang atas, tengah dan bawah yang harus memenuhi persamaan

    sebagai berikut :

    2BT = BA + BB

  • 8/10/2019 laporan ilmu ukur tanah.docx

    7/12

    sedangkan pada instrument bak meter adalah :

    d = ( BA BB ) x 100

    Besaran sudut dibaca pada teropong sudut, dimana didalamnya terdapat skala vertical dan

    horizontal. Untuk pembacaan sudut vertical maka skala garis diusahakan berada di tengah

    garis dalam teropong, untuk mendapatkan garis skala tepat berada di tengah garis dalamteropong maka digunakan micrometer skrup.

    2.4 Data yang diperoleh

    Dari pengukuran yang telah dilakukan dengan alat Theodolit diperoleh data-data sebagai

    berikut :

    Sudut zenith

    Azimuth dari patok

    Jarak optis/datar

    Beda tinggi

    BAB III

    WATER PASSING

    Hampir sama halnya dengan theodolit, waterpass juga mempunyai prinsip yang tidak jauh

    berbeda, kegunaan dari alat ini adalah untuk mengukur beda tinggi antara dua titik atau lebih

    yang berbeda letaknya yang dapat ditentukan dengan pembacaan benang atas, benang tengah,

    dan benang bawah.

    Alat ini terdiri dari suatu sumbu putar dilengkapi dengan peralatan lain sesuai dengan

    keluaran pabrik masing-masing. Sebelum waterpass digunakan dilapangan terlebih dahulu

    harus dicek dan disetel terhadap adanya penyimpangan yang akan membawa pengaruh dalam

    pelaksanaan pengukuran di lapangan.

    Syarat utama yang harus dipenuhi oleh segala macam alat pengukur penyipat datar adalah :

    Garis bidik nivo dalam teropong harus sejajar dengan garis arah nivo.

    Garis arah nivo harus tegak lurus pada sumbu I.

    Benang mendatar diafragma harus tegak lurus pada sumbu II

    3.1 Pengenalan Instrumen dan fungsinya

  • 8/10/2019 laporan ilmu ukur tanah.docx

    8/12

    Waterpass mempunyai beberapa bagian dengan fungsi masing-masing, yaitu :

    Plat penyangga/dasar

    Fungsi : sebagai tempat kedudukan instrument.

    Penyetel skrup nivo

    Fungsi : sebagai penyetel kedudukan instrument agar mendatar dengan permukaan bumi ataumenyeimbangkan nivo kontak.

    Sekrup penyetel nivo tabung

    Fungsi : untuk menyetel dan menyeimbangkan nivo tabung

    Nivo kotak

    Fungsi : Sebagai pedoman dalam penyetelan bidang horizontal waterpass dalam keadaan

    seimbang

    Pemantul bayangan

    Fungsi : untuk melihat nivo kontak

    Pembidik kasar

    Fungsi : untuk membidik objek sasaran secara kasar

    Klem sumbu

    Fungsi : sebagai pengunci sumbu horizontal bila sudah mendapatkan sasaran bidikan

    Sekrup penggerak halus

    Fungsi : untuk menyetel sasaran bidikan secara sempurna dengan membantu menempatkan

    sasaran secara perlahan-lahan kearah horizontal

    Teropong

    Fungsi : untuk membidik sasaran

    Teropong sudut

    Fungsi : untuk membaca sudut bidang horizontalPengatur focus

    Fungsi : untuk menempatkan bayangan agar jatuh pada diafragma sehingga bayangan

    menjadi terlihat jelas

    Cermin pemantul cahaya

    Fungsi : sebagai alat pemantul cahaya untuk dapat membaca sudut

    3.2 Penyetelan Instrumen sebelum digunakan di lapangan

    Setelah mengenal bagian-bagian dan fungsi dari instrumen waterpass, langkah selanjutnya

    adalah penyetelan instrumen melalui tahapan-tahapan sebagai berikut :

    Didirikan statif pada tempat yang kokoh, usahakan bagian atas statif seimbang pandangan

    mata.

    Tempatkan instrumen diatas statif

    Ratakan nivo kontak dengan menyetel skrup

    Arahkan teropong ke objek yang akan dibidik, gunakan pembidik kasar sebagai langkah

    awal

    Gunakan pengatur focus unutk mendapatkan gambar yang jelas dan tajam

    Putar penggerak halus sumbu horizontal untuk mendapatkan sasaran yang akurat.

    3.3 Pembacaan

    Pembacaan skala benang pada instrumen waterpass sama dengan pembacaan pada theodolit

  • 8/10/2019 laporan ilmu ukur tanah.docx

    9/12

    yaitu benang atas, benang tengah, dan benang bawah. Satu hal yang sangat ditekankan, disini

    perlu diperhatikan sebelum membaca benang, nivo tabung harus benar-benar dalam keadaan

    seimbang untuk mencapai pembacaan yang akurat.

    3.4 Data yang diperolehDari pengukuran dengan waterpass, data yang diperoleh berupa :

    Pembacaan benang silang

    Jarak dan beda tinggi

    BAB IV

    PEKERJAAN DI LAPANGAN

    4.1 Peninjauan lokasi

    Hal peratama yang harus dilakukan sebelum memulai pengukuran adalah mengadakan

    peninjauan lokasi yang akan diukur. Peninjauan ini bertujuan untuk lebih mengenal daerah

    yang akan diukur, agar mempermudah pada saat pengukuran. Selain itu juga untuk

    menentukan titik yang akan dibidik dengan cara menempatkan patok-patok sedemikian rupa

    sehingga membentuk poligon tertutup.

    4.2 Pekerjaan pendahuluan

    Sebelum melakukan pengukuran dengan instrumen Theodolit dan Waterpass, terlebih dahuluharus diadakan persiapan-persiapan yang merupakn pekerjaan pendahuluan, antara lain :

    Menempatkan patok-patok membentuk poligon tertutup

    Menentukan arah utara sebagai titik ikat

    Penempatan paku diatas setiap patok sebagai sasaran bidikan

    Mengukur jarak setiap titik sisi poligon dengan menggunakan meteran

    Mengukur tinggi patok dengan menggunakan meteran

    Membuat sketsa poligon yang akan dibuat

    gkinkan sudut vertikal untuk dibaca. Kedua sudut tersebut dapat dibaca dengan tingkat ketelitian

    sangat tinggi (Farringto

    4.3 Pengukuran dengan menggunakan Theodolit

    Pengukuran dengan menggunakan instrumen Theodolit dimaksudkan untuk mengetahui

    besarnya sudut. Langkah-langkah yang harus ditempuh adalah sebagai berikut :

    a. Didirikan statif pada patok pertama ( patok A ) pada poligon yang telah ditentukan

    b. Letakkan instrumen diatas statif dan atur sesuai dengan urutan kerja yang telah diuraikan

    pada Bab II

    c. Ukur tinggi instrumen dari atas paku

    d. Putar busur dan atur skala hingga tepat pada posisi nol pada arah utara ( gunakan kompas ),

    lalu kunci klem busur

    e. Buka klem horizontal, arahkan ke patok B tepat pada ujung paku dan kunci klem sumbu Iagar tidak menyimpang dari sasaran

  • 8/10/2019 laporan ilmu ukur tanah.docx

    10/12

    f. Untuk memperjelas penglihatan pada paku tersebut gunakan pemutar focus

    g. Untuk memperjelas benang diafragma aturlah penyetel lensa okulernya

    h. Setelah bayangan paku didapatkan, kunci klem pada sumbu II

    i. Gunakan penggerak halus sumbu I dan sumbu II untuk menempatkan kepala paku tepat

    diatas perpotongan diafragmaj. Baca benang atas, benang tengah, benang bawah, sudut horizontal dan sudut vertical

    k. Buka kembali kedua klem dan arahkan instrumen ke titik yang terakhir ( patok F ) dengan

    mengikuti petunjuk f-k

    l. Bila sudut di patokl F sudah dibaca maka kurangkan besar sudut tersebut dengan besar

    sudut patok B untuk mendapatkan besar sudut patok A

    m. Pindahkan instrumen tersebut ke patok B dan ulangilah instruksi diatas, lakukan hingga

    patok F

    n. Pada pembacan sudut vertical dan ketinggian dipergunakan bak meter yang ditempatkan

    tegak lurus dengan bidang horizontal tepat diatas paku

    o. Untuk mendapatkan situasi, letakkan bak meter di titik sekitar patok. Situasi ini merupakan

    kelengkapan pemetaan didalam gambar

    p. Catat pada tabel untuk benang atas, benang tengah, benang bawah, sudut horizontal, dan

    sudut vertical untuk setiap titik.

    4.4 Pengukuran dengan menggunakan waterpassing

    Pengukuran dengan instrumen waterpass dimaksudkan untuk mengetahui ketinggian suatu

    daerah. Langkah-langkah yang harus ditempuh antara lain :

    a. Letakkan statif diantara dua patok

    b. Letakkan waterpass diatas statifc. Atur ketiga skrup penyetelnya dengan mengamati nivo kotak, untuk mendapatkan letak

    waterpass yang datar

    d. Kemudian dirikan bak meter pada patok yang akan dibidik

    e. Arahkan teropong dengan bidikan kasar kearah bak meter

    f. Kunci klem sumbu I agar sasarannya tidak berubah

    g. Atur penyetel focus dan okuler untuk memperjelas bayangan dan garis diafragma

    h. Sebelum melakukan pembacaan, perhatikan sekali lagi keadaan nivo kotaknya. Apakah

    masih dalam keadaan seimbang

    i. Baca kedudukan benang atas dan benang bawah, catat dalam tabel

    j. Buka klem sumbu I dan arahkan ke bak meter di titik lain

    k. Ulangi instruksi f s/d I untuk patok selanjutnya

    l. Jika pekerjaan selesai, ubahlah posisi instrumen pada kedudukan lain dan masih diantara

    kedua patok tersebut

    m. Kerjakan pembidikan seperti pada kedudukan pertama

    n. Pengukuran dilakukan dengan prinsip saling mengikat dimana titik pertama dianggap

    belakang

    o. Kerjakan pengukuran hingga nanti merupakan suatu patokan yang memanjang

    4.5 Pembacaan pada instrumen

    Pada saat melakukan pembacaan keadaan atau situasi sangat dituntut ketelitian. Pembacaan

  • 8/10/2019 laporan ilmu ukur tanah.docx

    11/12

    sebaiknya dilakukan satu kali, jangan berualng-ulang. Untuk menghindari besarnya

    kesalahan, setiap data yang telah dibaca harus dicatat dengan rapi untuk mempermudah

    proses penghitungan.pada saat pengukuran hendaklah instrumen dihindar dari goncangan,

    panas, dan air. Karena instrumen ini sangat sensitif terhadap hal-hal tersebut yang bila terjadi

    akan mengakibatkan kesalahan pembacaan dan memungkinkan terjadinya kerusakan padainstrumen, sehingga proses pengukuran dapat terganggu

    4.6 Pengukuran Crossing dengan menggunakan Waterpassing

    Untuk pelaksanaan pengukuran crossing, kita perlu menentukan daerah yang akan di-cross.

    Kemudian baru dipilih titik yang dekat dengan daerah crossing dan diteropong ke salah satu

    titik. Lalu dibaca benang atas, benang tengah, benang bawah, dengan persamaan :

    BT =

    Setelah pembacaan benang, sudut horizontal yang dibentuk harus nol. Waterpass diputar

    kearah daerah crossing dan dibaca sudut yang terbentuk. Usahakan agar pantulannya berkisar

    pada derajat yang genap, dengan menit serta detiknya pada nol.

    Kemudian diletakkan bak meter pada salah satu titik yang akan di cross, dimana waterpass

    tidak boleh berubah kedudukan sudutnya lagi. Lalu dibaca benang atas, benang tengah, dan

    benang bawah. Dengan hanya memindahkan bak pada titik cross yang lain, ulangi seperti tadi

    untuk beberapa titik yang lain.

    BAB V

    PENUTUP

    5.1 Kesimpulan

    Berdasarkan hasil praktikum kelompok II yang berlokasi di gedung lab teknik sipil, diperoleh

    data pengukuran sebagaimana yang terlampir. Dari pengolahan data hasil praktikum tersebut

    telah kami buat peta topografinya dan juga gambar penampang melintang dan memanjang.

    Untuk data-data dan gambar dapat dilihat pada lampiran.

  • 8/10/2019 laporan ilmu ukur tanah.docx

    12/12

    Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini ada dua yaitu Theodolit dan

    Waterpass. Theodolit digunakan untuk mengukur besarnya sudut dan arah, berguna untuk

    mengukur beda tinggi, data yang diproleh digunakan untuk pembuatan gambar penampang

    melintang. Waterpass juga mempunyai prinsip yang tidak jauh berbeda, kegunaan dari alat ini

    adalah untuk mengukur beda tinggi antara dua titik atau lebih yang berbeda letaknya yangdapat ditentukan dengan pembacaan benang atas, benang tengah, dan benang bawah.

    Kesalahan-kesalahan dalam pembacaan yang tidak dapat dihindari masih terdapat dalam

    melakukan praktikum ini, namun kesalahan-kesalahan tersebut masih dapat di toleransi,

    kesalahan ini dapat disebabkan oleh :

    Kesalahan/kekeliruan praktikum dalam membaca besar sudut dan bak meter, baik pada

    Theodolit ataupun pada Waterpass.

    Kesalahan yang memang terdapat pada instrumen.

    Medan yang berat.

    Situasi alam yang tidak menentu seprti cuaca, iklim, dan sebagainya yang tidak mendukung.

    5.2 Saran-saran

    a. Kami mengharapkan untuk saat-saat mendatang, kepada kelompok-kelompok yang

    melakukan praktikum agar lebih teliti lagi dalam melakukan pengukuran dilapangan.

    b. Kami mengharapkan agar ada kerjasama yang baik ataupun teman-teman dalam

    melakukan praktikum sehingga dapat selesai tepat waktu.c. Hendaknya teman-teman dalam membuat laporan segera mungkin agar data yang didapat

    tidak rusak atau hilang, dan sering-seringlah konsultasi dengan pembimbing praktikum.

    d. Dalam melaksanakan praktikum diharapkan agar sangat berhati-hati dalam menggunakan

    instrumen.