laporan hasll ii - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/11972/1/020800496.pdf · laporan hasll...

40
LAPORAN HASlL PEWELlTlAN FUNDAMENTAL II EKSPRESI GEN MATURA TlON PROMOTilNG FACTORS (MPF) SERTA KOMPETENSINYA DALAM MATUKASI OOSlT DAN PERKEMBANGAN EMBRIO IN WTRO PADA KAMBING Oleh: Dr. lr. Nurul Isnaini, MP Dr. Ir Sri Wahjuningsih, MSi Dibiayai oleh Dtrektorat Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat Oengan Surat Perjanl~an Pelaksanaan Hibah Penugasan Peneltian Desenlralisasi Nomor: OI?/SP2WP/DP2M/llI~2007 Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departernen Pendidikan Nasional UNWERSITAS BRAWIJAYA Nogem ber 2007

Upload: others

Post on 10-Dec-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN HASlL II - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/11972/1/020800496.pdf · laporan hasll pewelltlan fundamental ii ekspresi gen matura tlon promotilng factors (mpf) serta

LAPORAN HASlL PEWELlTlAN FUNDAMENTAL II

EKSPRESI GEN MATURA TlON PROMOTilNG FACTORS (MPF) SERTA KOMPETENSINYA DALAM MATUKASI

OOSlT DAN PERKEMBANGAN EMBRIO IN WTRO PADA KAMBING

Oleh: Dr. lr. Nurul Isnaini, MP

Dr. Ir Sri Wahjuningsih, MSi

Dibiayai oleh Dtrektorat Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat Oengan Surat Perjanl~an Pelaksanaan Hibah Penugasan Peneltian Desenlralisasi

Nomor: OI?/SP2WP/DP2M/llI~2007 Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi

Departernen Pendidikan Nasional

UNWERSITAS BRAWIJAYA Nogem ber 2007

Page 2: LAPORAN HASlL II - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/11972/1/020800496.pdf · laporan hasll pewelltlan fundamental ii ekspresi gen matura tlon promotilng factors (mpf) serta

HAIAMAN PENGESAHAN W O R A N HASlL PENELITIAN FUNDAMENTAL

I. Judul Penelitian

2. M u % Peneliti a. Narna Lengkap dan Gelar b. Jenii Kdamh c. NIP. d. Panakat I Golaman e. ~aba-tan ~un$sic%al f, FakuItaslJwusan g. Perguruan Tiriggi h. Pusat Penelitian

3. Juml'ah Tim Penelfti 4. Lokasi Wneliian 5,. 'Ke jasama dengan institusit lain

a. Ntima lnstansi

: Ekspresi Gen Mafuration Pramofing Factors (MPF) Serb Kompetensinya Dalam Maturasi Oosit dan Perkembangan E m W In V h Pada Karnbing

: Dr. Ir. Nurul Isnaini, MP. : Perempuan : 131 879 042 : Penata Tk IIIV-A : Lektar Kepala : Peternakan I Produksi Ternak : Univmitas Brawijaya Malang

: 2 (dua) orang : Kodya Malang

: Rumah SaMt Bersalin 'Mutiara Bunda'

: JI. Ciujung 19 Malang : 8 (delapan) bulan : Rp 24.a00.000,- (Dua p ~ h h mpat

juta rupiah)

b. Alamat 6. Masa PeneI'Etian 7. Biaya yang dfpedukan

Mengetahui: ,Mafang, I 2 Nopember m a PeneIiti.

h. lr. ' N d lsnaini, M'P. NIP. $31 87Q042

Page 3: LAPORAN HASlL II - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/11972/1/020800496.pdf · laporan hasll pewelltlan fundamental ii ekspresi gen matura tlon promotilng factors (mpf) serta

RINGKASAN OAN SUMMNtY

Nurul lsnaini dan Sri Wahjuningsih. Fakultas Peternakan Universltas Brawijaya Malang. Nopember 2007. Ekspresi Oen Matumffor Pmmtfng Factors (MPF) serta Kompebnsinya dalam Maturasi Oosit dan Perkembangan Embrio In Vitro padn Kambing.

RINGKASAN

Maturation-Promoting Factors (MPF) diketahui sebagai kunci pengatur siklus sel. Maturation-Promoting Factors mempakan senyawa kompleks yang krsusurc atas cydin B dan cyciin-dependent kionase cdkl (p34cdc2). Maturasi oosit diatur oleh perubahan aktivitas MPF. Penelitian inli bertujuan untuk memperoleh inforrnasi tentang ekspresi gen MPF melalui keberadaan protein p34cdc2 dan protein cycfin B pada embrio dmgan kuantas berbeda (tidak mernbelah, membelah tidak simetris dan membelah simeis). Dari penelitian ihi diharapkan akan didapatkan informasi mengenai ekspresi gen MPF pada kualitas embrio dengan kualitas yang bwbeda. Ma td yang digunakan da)arn penelitian ini adalah ovarl kambing. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimental labomtoris. Hasil penelian menunjukkan bahwa kualitas embfio hasil parfhenogenesis pada kambing, tidak berpengaruh terhadap keberadaan MPF. Dari penelitian ini rtapat disimpulken bahwa gen MPF dalarn ha1 ini p34cdc2 dart cyclin B sama-sama terekspresi baik pada embrio yang tidak membelah, membelah tidak simehis maupun embrio yang membelah simetris. U n M mendapatkan kit MPF dalam cfpaya meingkatkan keberhasilan IVM dan IVD untuk kepentingan mbrio transfer, bisa dilakukan isokasi dari embrio hasil parthenogenesis pada semua kualitas (tidak membelah, membelah sirnetris maupun membelah tidak simetris).

Kate kunci: p34cdc2, cyclin 5, embrio, karnbing

Page 4: LAPORAN HASlL II - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/11972/1/020800496.pdf · laporan hasll pewelltlan fundamental ii ekspresi gen matura tlon promotilng factors (mpf) serta

SUMMARY

Maturation-Promoting Factors (MPF) is known to be a key regdator of cell cycles. Maturation-Promoting Factors is a complex of a B cyclin and the cyclin-dependent kinase cdkl (p34cdc.2). Oocyte maturation are regulated by changes in MPF activity. The objective research was to study the wcyte competence for in vitro maturation and the expression of bofh of p34cdc2 and B cyclin in the different time of IVM. This study was designed as an experimental laboratory study. The results showed that goat perthenote embryo quality wasn't influenced appearence of MPF (p34odc2 and Cyclin 8). In conclusion, both p34cdc2 (small subunit MPF) and cyciin B (large subunit MRF) proteins present in goat parthenot embryo ( uncleavage, Lhnsimetris cleavage and simetris cleavage embryo). In suggestion, to get MPF kit to increase succesfull of IVM alnd IVD programe can be reached by isolation cdc2 and cyclin B En embryo parthenote with defferent quality (.undeavage, unsimetris cleavage and sirnetris deavage embryo).

Key words: p34cdc2, B cyclin, embryo, goat

Page 5: LAPORAN HASlL II - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/11972/1/020800496.pdf · laporan hasll pewelltlan fundamental ii ekspresi gen matura tlon promotilng factors (mpf) serta

Puji syukUr penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena hanya adas

perkenan-Nya pembuatan laporan semenlara penelitian yang bejudul

"Ekspresi Gen Maturation Promoting Factors (MPF) serta Kampetensinya

dalam Maturasi Oosit dan Perkembarigan Embrio In Vjtm padat Kambing "ini

bisa disusun, meskipun penelltian ini masih helurn selesai.

Pada kesempatan ini kami rnenyampaikan terimakasih kwada:

1. Kepala Proyek Peningkatan Benelitian dan Pengabdian Kepada

Masyarakat (DP4M), Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi atas dana

yan@ diberikan untuk pelaksanaan penelitian ini.

2. Prof. Dr. Ir. Hartutik, MP selaku Dekan Fakultas Peternakan

Unlversitas Brawijaya Malang yang mengijinkan kami rnelakukan

penelifrap ini.

3. Hdly Nurul Karima, SRMP. dan ifah Kholil, SPt.MP. yang telah

membantu in VIBU Maturasi di Laboratarium Rumah Bersalin Mutiara

Bunda jl. Ciujung 19 Malang dan lna, S.Si serta Novi, S.Si. yam

sedang mmbantu elektroforesis dan lmmunoblotting di Lab~$abrilJm

Biokimia Fakuiltas MlPA Unibraw, sehingga penelitian ini bisa berjalan.

4. Semua pihak yang telah berpattisipasi dalam membantu pelaksanaan

ini.

Semoga laporan penelitian ini bernaanfaat bagi penulis khususnya dan

pembaca umumnya.

Malang. Nopember 2007

Penulis,

Page 6: LAPORAN HASlL II - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/11972/1/020800496.pdf · laporan hasll pewelltlan fundamental ii ekspresi gen matura tlon promotilng factors (mpf) serta

DAFTAR IS1

Halaman HALAMAN PENGESAHAN ........,..........,............-..,..... .,.*.,+. .........-.. %. i RINGKASAN DAN SUMMARY ....,...,... -.,d. ............ .....-... *. ... .................. ii PRAKATA .....+....t.....>-.-.... ................. ..,.. ..<....c... .... ,s. ..-..*.b..s.=.... ;& ....... IDAFTAR IS1 .........,l.....,,l.... ...... ; ........,. ...- ..; ..... ................................ v

.............. ............................. . DAFTAR TABEL .... :2> ............!.... ..: j \fi' DAFTAR GAMBAR ......;....... .... ........ - ..F.......i....,.A. ................................. .+. wii

........................ DAFTAR 8UMPIRAN ......,...!...t.i, ..... ,.--. ....... $>.... ...... ..-.. viii

I1 . TINJAUAN PUSTAKA .......... ..,..... i....z.-. .... *h r......................... 2.1. Maturation Promoting Factor (MPF) dan Fungsinya

........................................................ 2.2. Parthenogenesis 2.3. Ekspresi gen MPF sesta kompetensinya dalam maturasi

oosit kambing secara in vi&o ...........,...............................

.. .. ...... Ill. TLJJUAN DAN MANFAAT PENELITIAH. , :. i.6

3.1. Tujwn Pemlitian .............................................+.............. ~ ~~ ............ ....... ..... 3.2. Manfaat Benelitian ........+.*........-. ~ -........... .y.x.

.... ............ ................. 1%'. METODE PEUELlTlAN ....r...--..7...... ....- ............. 4.1. iempat dan Lokaei ~Pegelitian ............-................

4.2. Metode Penelitiao ........,.. ... ...........,......, ;;-;: ..... .....-....-...-,-.. 4.3. Bahan dan Alat .. ..............,.. >.... ., ..... .,.,.. ... ...... : ...:... ......

............... .. 4.4. Tahapan Penelit& .............................. ................ j .> . . . . . . . . . ................... a . Pembuatan medrum ............-...................

. b . In Vitro ~Waturetion (IVM) ..i..i.........-... ..- ...-..........,.... c . Evaluasi oosit hasil matwasi .............................. d . Piktivasi Parthenogenesis oosit yang telah

mengalami rntpturasi .............................................. e . hraluasi Kualltas Embrio Hasil Aktivasi

Parthenogenesis .............................................. f . Analisis MPF Gel EleMrophoresis dan /mmunabloffing

4.5. Analisis Data ...............................................................

V . HASlL DAN PEMBAMASAN .............................................. 5.1. Kualitaa Ornit Hasil Maturasi secara In Vitro .............

......... 5.2. Kualitas Embrio Hasil Aktivasi Parthenogenesis 5.3. Ekspresi Gan MPF sefta Kompetensinya &lam Embrio

~ ~~ ...... . VI KESIMPULAN DAM SARAN ......,.,..,..,.., i..~.....b..z.....+<a..

~ - 6.1. Kesimpulan ....................... ,;i ..... .- .................................... ..,. .... -- 6.2. Saran ........ ....,......, ............. *a: ............................. ..,........

DAFTAR PUSTAKA .. .. ............ ....,............ ... .... .- ...... i.i ......- ...-............ .... LAMPIRAN .................... ......... iiis..i.. ...+..* ....... = . .-.. ...SF...v .~..~.v~e~~.;i.;i.;i;i;i;i;i;i;i;i;i

Page 7: LAPORAN HASlL II - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/11972/1/020800496.pdf · laporan hasll pewelltlan fundamental ii ekspresi gen matura tlon promotilng factors (mpf) serta

RAFTAR TABEL

Tabel Teks

............ 1 . Evaluad ekspansi kumulus pada berbagai lama IVbll ...... 2 . Evatuasi kualitas mbrio hasil aktivasi parthenogenesis

Page 8: LAPORAN HASlL II - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/11972/1/020800496.pdf · laporan hasll pewelltlan fundamental ii ekspresi gen matura tlon promotilng factors (mpf) serta

DAFTPvR GAMBAR

Gambar Teks Halaman

1. Gambaran skematis dari molekul inti dan mekanisme penga~hnya dalam proses pengawalan dan pengakhiran mitosis .............. 6

2. Protein p34cdc2 diekspresikam oleh oosit dengan lama IVM 24 dan 30 jam ................................................................................ 8

3. Protein Cyclin B diekspresikan oleh oosit dengan lama IVM

24 jam ...................................................................................... 4. Protein p34cdc2 dieksoresikalcao oleh oosit yana telah di 1VM

24 jam, bmbrio tidak membalah, embrio &emklifh iidak simetris dan embrio membelah sirnebis, sedangkan pada oosit dengan lama IVM 0 jam protein p34odc2 tidak t;,rekspresi .... 24

5. Cyclin B diekspresikan oleh oosit dertgan lama IVM 24 jam, ernbrio tidak msmbelah, embrio membelah tidak simetris dan embrio membelah simetris, sedangkan pada oosit dengan lama lVM 0 jam cyclin B tidak terekspresi .................

Page 9: LAPORAN HASlL II - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/11972/1/020800496.pdf · laporan hasll pewelltlan fundamental ii ekspresi gen matura tlon promotilng factors (mpf) serta

Lampiran Tek8 Halaman . . 11. Persenalia Penel~t~ 31

Page 10: LAPORAN HASlL II - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/11972/1/020800496.pdf · laporan hasll pewelltlan fundamental ii ekspresi gen matura tlon promotilng factors (mpf) serta

Transfer embrio rnerupakan salah satu teknologi di bidang reproduksi

yang sangat bemanfaat dan efisien untuk penyebaran bibit unggul dart kedua

belah pihak tetua yaltu induk dan pejantan dalam ratlgka peningkatan muhf

g~netik dan produksi keturunan yang dihasilkan. Untuk pelaksanaan program

ini dipedukan embrio yang berkualitas bagus secara ~wkup dan tersedia

setiap saat. Produksi embrio secara in viva dengan melakukan superovulasi

menggunakan preparat homon dan kernudian di lrrkukan flushing dirasa

sangat mahal ditinjau dari beberapa aspek seperti ketersediaan tmak induk,

preparat horrnon, tenaga dan waktu yang diperlukan (Suyadi, 2002b).

Produksi ernbrio secara in v i h sampai saat ini difasa rnasih menunjukkan

tingkat efisiensi yang rendah. Mat ini karena diduga banyak proten yang

berpengawh terhadap rnaturasi oosit dan pembelahan sel embrio, yang

sampai saat ini bdurn dikaji secara rnendalarn terutama dari aspek motekuler.

Produksi embrio sapi secara in vlEro sampai saat ini belum

rnenunjukkan hasil yang optimal. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa

6ngkat efisiensi produksi ernbrio sapi in vitro sampai rnenghasilkan ernbrio

fase blastods berkisar 32 - 33% (Furnus dkk., 1997: Zhang dkk., 1997). pada

domba efisiensi ini rnencapai 36% sedangkan pada kambing hanya 11%

(Boediono dkk., 1999).

Tingkat fertillsasi dan perkembangan ernbrio sangat dipengalluhi oleh

tingkat matura~i oosit yang digranahan untuk program fe~tilisasi in vitro (IVF).

Omit yang siap dikrtiiisasi adalah yang sudah mengalami lmahfrasi yang

diindikasikan dengan fase Metafase II. Hasil penelitian sebelwmnya

mnunjukkan bahwa tingkat rnaturasi oosit sapi dan kambing dipengaruhi

oleh komposisi medium dan ukuran folikel asal oosit. Tingkat rnaturasi oosit

kambing bervariasi antara 15 - 66% (lsnaini dkk., 2000) dan antara 61 - 66%

pada sapi (Ciptadi dkk., 2000; Wahjwningsih dkk., 2000).

Proses rnaturasi oosl dipengaruhi oleh berbagei macam siklus sel,

salah satu taktor yang sangat diperlukan dietnbaranya adalah kebaradaan

Maturatjon Promoting Factor (MPF) yang merupakan siklus kinase sel yang

Page 11: LAPORAN HASlL II - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/11972/1/020800496.pdf · laporan hasll pewelltlan fundamental ii ekspresi gen matura tlon promotilng factors (mpf) serta

utama. Maturetion Promoting Factor bisa juga disebut sebagai mStosis

promoting factor.

Menurut Ledda, Bogliola, Leonia dan Naitana (2001) MPF adalah

suatu protein heteridimwic yang tersusun atas sebuah sub unit catalyfic yaitu

cyolin-dependent kinase (CDK I) dan sebuah sub unit regulasi yaitu cyalin

(cyclin 8, rnerupakan sebuah cyclin mitosis), sedangkan menurut Dunphy et.

aL(1998) dan Draetta et. ab(1989) dalarn Goudet dkk. (1998) W F rnerupakan

sebuah kornpleks heterodimeric dari dua sub unit yaitu sebuah serine dan

thwonin protein kinase, p34cdc2 dm sebuah sub unit regulasi cyclin B.

Pada penelitian tahap I (Tahwn I) blah dianalisis ekspresi gen untuk

komponen MPF yang terdiri dari protein pMcdc2 dan cyciin B pada oosit

dengan lama maturasi yang berbda secara in vitro terhadap kompetensinya

di dalarn rnaturasi oosit. Dari penelitian tersebut didapatkan bahwa gen MPF

dalarn ha1 ini protein p34cdc2 terekspresi pada lama matwrasi oosit 24 dan 30

jam, sadangkan cyclm B tarekspresi psda lama maturasi oosit 24 jam saja.

Pada penelitian tahap I1 (lahlrn 11) ini ingin diketahui Bagaimanakah

ekspresi gen MPF (p34cdc2 dan Cyclin B) pada embrio dengan kuatitas yang

beFbeda, dalam ha1 ini digunakan embrio hasil parthenogenesis, akan tetapi

sampai saat ini hasil belurn bisa ditaporkan karena penelitian masih sedang

bwlangsung.

Page 12: LAPORAN HASlL II - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/11972/1/020800496.pdf · laporan hasll pewelltlan fundamental ii ekspresi gen matura tlon promotilng factors (mpf) serta

2.18. MatuWon Promoting Factor (MPF) den Fungsinya

Maturation Promoting Factor (MPF) adalah suatu protein heteridimeric

yang tersusun atas sebuah sub unit catalytic yaitu cyclin-dependent kinase

(CDK 1) den sebuah sub unit reguEasi yaitu cyclin (cyclin B, merupakan

sebuah cyclin mitosis) [Ledda, Bogliola, Leonia dan Naifana (2001) ,

sedangkan menurut Dunphy et. ab(1998) dan Draetta et. a1.(1989) dalam

Gwdet dkk. (1998) MPF rnerupakan sebuah kompldks hetemdimetic dari dua

sub unit yaitu sebuah serine dan threonin protein kinasq p34cdc2 dan

sebuah sub unit regulasi cyclin 6.

Aktifasi MPF sangal tergantung dari kumpulan p34cdc2, cyclin B dan

senbuah perubahan berikutnya dalam status fosforilasi sisa dan tirosin dan

treonin dalam pMcdc2. Cjclln adalah sebuah protein yang krdapat dalam

pengaturan siklus sel, jumlah cyclin dalam sebuah sel bervariasi tergantung

dari siklus sel. Cyolin mengatur siklus sel dengan care mengaktifkan cyclin-

dependent kina$@, sedangkan M#F secara urnurn brfungsi mengaktifasi

ode2 dengan eara fosforilasi membongkar lapisan inti (Anonimus. 2004).

Pada sapi, selama penode neonatal, ovarium sapi menunjukkan

penlbahan morfobgi yaitu rneningkatnya berat ovarim 7 - 11 kali berat

semula saet antara lahir sampai menjelang pubertas. Pada saat ini oosit

betistirahat dan memasuki tahap diMiate stage pmfase meiosis I, j i b terdapat

rangsangan dari gonadotropin baru akan meneruskan tahap germinal vesicle

breakdown (GVBD), fomasi awal spindel meiosis dan pengeluaran polar

body I, istirahat pada metafase meiosis I1 sampai selanjutnya terpenetrasi

oleh spermatozoa. Maturasi meiosis yang sernpurna bisa terjadi setelah oosit

dikultur secara in vitm bemamaan dengan sel-sel kqmulus yang berfungsi

sebagai suplai nutrisi dan hnspor rnofekul-rnolekul msenger dari folikel ke

oosit, kejadian pada peristiwa ini diikuti dengan adanya pembahen fosforilasi

berbagai rnacam protein seluler dan modiflkasi struktur. Perkernbangan

meiosis diatw oleh aktifitas MPF, yang sekaligus sebagai pengatur ser secara

Page 13: LAPORAN HASlL II - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/11972/1/020800496.pdf · laporan hasll pewelltlan fundamental ii ekspresi gen matura tlon promotilng factors (mpf) serta

umurn pada meiosls dan mitosis. Aktifitas MPF dikontrol oleh sekurnpulan

CDKl dam cyclin 8 untuk membentuk pre MPF, seknjutnya diaktifasi oleh

defosforitasi CDKl spesifik yang homolog dengan yeast phosphatase, cdc26.

Aktifitas MPF biasanya diterjemahkan secara in vrtm melalu fosforilasi

eksogenus histon H I yang digunakan sebagai substfat, selain itu MPF

berperan penting dalam pernbongkaran membran inti, kondensasi kromosom,

penyusunan kembali mikrofilarnen dan reorganisasi jaringan filamen

intermidiate.

Extmcelluler regulated kinese (EK) adalah sebwah anggota dari

mitogen activated protein (MAP) kinase yaitu sebuah kelompok protein

serinttreonin kEnase yang diaktifkan untuk dapat merespon bemawm-macam

rangsangan ekstraseluler dan sekaligus sebagai mediatot signal trarlsduction

dari permukaan sel ke dalam sel itu sendiri. Selarna maturasi wsit, ERKI MPK

dan MPF krgabung dalarn mengontrd siklus s d dalam berbagai peristiwa,

gabungan antara ERKI dan MPF sebagai kinase yang menyebabkan

meiosis pertama tanpa terkecuali dalam peristiwa rnengaktifkan MPF yang

berfungsi untuk rnenghilangkan daya hambat fosfm.lasi yang dihasilkan oleh

Wee1 farnili protein kinase sedangkan ERKIR wK sendiri berfungsi dalam

menghapus pengmh penghambatan tenebut.

Pada permulaan meiosis setelah istirahat p d a profase I kemudian

diaktifkan oleh MPF di dalam oosit dan rnenyebabkan tejadimya GVBD serta

kondensasi kromosom.

Pada oosit tikus pengaktifan MPF mendahului pengaktifan ERK112 MAPK

keadaan ini memberi kesan bahwa ERK112 wK tidak secara langsung

berpengaruh pada pengaktifan MPF pada tiDk-titik spesifik di &lam siklus

mawpun pa& saat GVBD tapi lebih dari ltw ERKIR wK pada akhir maturasi

GVBD, eetelah masuk ke datarn tahap GVBD dan selarna tahap mturasi

meiosis, mikrokhuli dan mikrofitamen akan tertutup temasuk petkernbangan

kromosomnya, dan ha1 inE berperan penting dalam prrtses pembdahan

meiosis (Viliadiaz dan Miyano, 2003).

Skema model pengaturen dalam pembelahan sel seperti pada Garnbar

1. menunjukkan bahwa selam interfase, cyclin mengalami kenaikan

konsentrasi dalam sel karena laju sintesis lebih tinggi dari pada laj~u

pembongkaran dan molekul-molekul cyclin bergabung dengm protein cdc2

Page 14: LAPORAN HASlL II - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/11972/1/020800496.pdf · laporan hasll pewelltlan fundamental ii ekspresi gen matura tlon promotilng factors (mpf) serta

membentuk tahap awal protein kunci yang rnasih inaMif yaifu prs-MPF @re

maturatron promoting factor). Pre-MPF akan diakMasi melalui bagian cdc2

yang terfosforilasi dan melalui juga suatu langkah defosforilasi, dimana pads

saat yang sama melalui fosforilasi mengakibatkan aktivasi bagian dari pre-

MPF. Dengan dernikian akan terbentvk MPF aktif yam merupakan fqktor

kunci senbra1 yang dapat menQaktifasi suatu kaskade ensirn berikutnya

dalam hubungannya dengan kegiatan mitosis. Disamping ensim yang

diaktifasi oleh MPF juga ditemukan ensirn yang membongkar cyclin, dengan

demikian dengan dimulsinya fase mitosis pada saat yang m a akan terjadi

inieiasi inaktifasi MPF melelwi penlngkatan pembongkaran cyclin. h la lu i

sistam ini sel dapat meninggalkan fase mitosis dan kemudian berubah

kepada interfase berikutnya (Suyadi, 2002a).

Page 15: LAPORAN HASlL II - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/11972/1/020800496.pdf · laporan hasll pewelltlan fundamental ii ekspresi gen matura tlon promotilng factors (mpf) serta

I Fosforilasi cyclin Defosforiiasi p34 -

M Pergantian fase dalm siklus sel (masuk ke mitosis)

C'yclin I Pemkntukancydiri

M- T Pergantian fase dalam sildus sel (mninggalkan mitosis)

Gambar 1. Gambaran skematis dari mofekul inti dan rnekanisme pengaruhnya dalam proses pengawalan dan pn@akhiran mitosis.

Meskipun sampai saat ini belum mungkin digambarkan secara detail

mengenai regutasi dari pmbelahan sel maka dapat dianggap hhwa

bebeapa faktor dan inleraksi se* mitosis dan meiosis selalu terjadi pada

proses pembelahan sel , termasuk sel embrio (Suyadi, 2002a).

Page 16: LAPORAN HASlL II - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/11972/1/020800496.pdf · laporan hasll pewelltlan fundamental ii ekspresi gen matura tlon promotilng factors (mpf) serta

2.2. Parthenogenesis

Pafihenogenesfs adalah model yang tepat yaw dapat digunakan untuk

rnenjelaskan kornpetensi meiosis pada oosit. Dengan metalui

parthenogenesis maka proses biokirnia dan rnorfdogi yang terjadi pada

perkernbangan awal embrio dapat dipelaiari. Parthenogenesis adalerh proses

perkernbangan ernbrio dari garnet betina tanpa melalui proses feftilisasi

(tanpa peran dari gamet jantah). Parthenogenesis dapal dialktifkan dengan

rnenggunakan Wbagai agen selain dari spermatozoa yang pFimip dasernya

mwpakap upaya meniru rnekanisme yang diiakukan oleh sperma dalam

rnenginduksi penyediaan signal kalsiurn intraseluler pada proses fertilisasi.

Dengan tersed'inya kalsium intraseluler yang cukup bagi oosit rnaka akan

rnernungkinkan oosit mtuk rnenginaktivasi MPF, mitogen-activafed protein

ldnase (WPK) dan cytostatic factor (CSF) sehingga nantinya oosit akan

bemeiosis secara penuh dan pa& akhirnya dihasilkan ernbaio sepedi pada

pmses fertilisasi (Kaufrnan (1979) dalam Aiberio et.al. ;2002).

Salah satu agen kirnia yang umum digunakan wntuk keperluan aktivasi

parthenogenesis adalah penggunaan ethanol 7% (Presicce dan Yang, 2994;

Liu et.al.. 1998: Awery dm Greve, 2000) selarna 5 7 menit. Patmicce dan

Yang (1994) rnengernukakan bahwa ethanol 7% rnampu rnernacu

pernbentukan pronuclear rnelalui prornosi dalarn pembsntukan IP3 dan influx

C d * ekstraseluler.

Bdberapa peneltan yang ad8 mefgporkan bahwa penggunaan etanol

sebagai agen penginduksi kenaikan kalsiurn intrasaluler merighasilkan

efisiensi yam9 berbedtl-beda. Presiw &n Yang (1994) melapo#an bahwa

aktivasi oosit sapi dengan menggunakar~ ethanol 7% setarna 5-7 rnenit

mampu menghasilkan cleavage rate sebesar 27-3386. Ongeri et. al. (2000)

yang rnelakukan aktivasi pada oosit dornba dengan menggunskan agen yang

sama selarna 5 menit rnarnpu rnenghasilkan cleavage rate sebesar 5546, dan

Liu et. al. (2002) yang melakukran aMivasi pa& oosit kelinci dengan

menggunakan ethanol 7% selarna 7 menit rnarnpu menghasilkan cleavage

rafe sebesar 37%. Sedangkan Ciptadi (2005) yang rnelakukan aktivasi pada

Page 17: LAPORAN HASlL II - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/11972/1/020800496.pdf · laporan hasll pewelltlan fundamental ii ekspresi gen matura tlon promotilng factors (mpf) serta

w i t kambing dengan rnenggunakan ethanol 7% selama 7 menit mampu

rnenghasilkan cleavage rete sebesar 32,97%.

2.3. Ekspresi gen MPF serta kompesensinya dalam mmmsi oosit kambing secara in vim

Hasil penelitian fahun I (Tahap I) telah dbteliti tentang akspresil gem

MPF terhadap lama maturasi yang berbeda. Sejumlah masing-masing 60

ornit (mtuk P@rl&uan 0. 12, 18, 24 dan 30 jam lama maturasi) diafvalisa

dengan elektroforesis dan dilonjutkan dengan imrnunoblatting untuk

mengetahui keberadaan protein p W c 2 dan cyclin B setelah dilakukan IVM.

Gambar 2 mewnjukkan hasil immunoblotting menggunakan antibodi primer

Gambaf 2. Protein p&xic2 diekspresikan deh oosit dengan lama I'IIM 24 dan 30 jam

Dari Gambar 2 rnenunjukkan bahwa protein p34cdc2 dengan 5M 34 kDa diekspresikan oleh omit yang di IVM selama 24 jam dan 30 jam

Page 18: LAPORAN HASlL II - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/11972/1/020800496.pdf · laporan hasll pewelltlan fundamental ii ekspresi gen matura tlon promotilng factors (mpf) serta

sedangkan pada lama IVM yang lain (0, 6, 12 dan 18 jam) pmn tenebut

tidak nampak. Pada lama IVM 24 jam menunjukkan band yang leblh jetas.

Gambar 3 menunjukkan hasil immunoMotting menggunakan antibodi

ptimer cyclin8.

Gmbar 3. Cy~!in B diekspresikan oteh oosi4 dengan lama IVM 24 jam

Dari Gambar 3. nampak bahwa cyclin 6 diekspresikan oleh oosit yang

di IVM dams 24 jam, sedangkan pgda lama IVM yang lain (0, 6, 12 $8 dan

30 jam) ~ y c l h B lid& terekspresi.

Menurut Goudet Qkk. (1998) oosit yang dimaturasi Selma 0 dan 6 jam

bra& pada fase GV, I 2 jam pada fase GVBD, 18 jam pada bse Meaifase I

(MI), 24 $an 30 jam pada fase Metafase II (MII). Aktiiitas MPF pada sapi

rneningkat secara Wtahap, dan mencapai punoak pertama pada oosit yang

dimaturasi selama 12-14 jam, tuaun pada lama maturasi 16-1 8 jam, kemudian

naik dagi dan stabil pada lama m a m i 20-24 jam. Level MPF yang t ing~i hi

bertahan Selma beberapa jam dan kemudian mengalami penunrnan secara

bertahap setelah lama maturasi 30 jam dan sudah tidak terdekksi lagi pada

lama rnaturasi 48 jam.

Kebethasilan lW dipenganrhi oleh berbagai macam siklus sel, salah

sa&~ faktor yang penting dalam menentukan keberhasilan IVM brsebut

Page 19: LAPORAN HASlL II - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/11972/1/020800496.pdf · laporan hasll pewelltlan fundamental ii ekspresi gen matura tlon promotilng factors (mpf) serta

adalah MPF. Aktifasi MPF sangat tergantung terhadap keberadaan protein

pSlcdc2 dan cyclin B (Anonimus, 2004). Hasil immunoblotting pada

penelitian tersebut nampak b a h profein p34cdc2 ada pada oosit yang di

IVM s e h a 24 jam dan 30 jam, sedangkan cyclin B ada pada oosit yang di

IVM selama 24 jam, ha1 ini ditunjang obh data hasil lVM selama 24 jam dan

30 jam masing-masing menghasilkan angka maturasi 74.67% dan 72.56%

(menrpakan pehngkat keberhasilen IVM ke 1 dan ke 2) ha1 ini terjadi karena

pada lama IVM tersebut terdapal MPF yang meiupakan slklus kinase utarna

yang berupa sebuah kompleks heterodimerik dari dua sub unit yaitu setin dan

treonin kinase yaitu protein p34cdc2 dan sebuah sub unit regwlasi yaitu cyclin

B. Dalarn ha1 ini cycln B akan mengatur siklus sel dengan cera mengaktifkan

cyclin-dependent kinase sedangkan p34cdc2 akan bekerja dengan cara

membongkar rnembran inti, kondenaasi kromsorn, penyvsunan kambali

mikrofilamen dan reorganisasi jaringan filamen intermediate yang kesemua ini

mendukung terjadinya kematangan oosit (Goudet dkk. ,1999). Maturasi oosit

yang sempuma bisa terjadi satelah oosit di IVM bersama-sarna dengan sel-

sel kumulus rang berfungsi sebagai penyedia nutrisi dan melakukan transport

molekul-malekul mesenger dari folikel ke oosit, dan peristiwa ini akan

d i s k a n dengan te~jadinya foslorilasi berbagai macam protein seluler yang

ada serta terjadi perubahan struktur. Menurut (Suyadi, 2002a) selama

interfase, cyclin B. mengalami kenaikan konsentrasi dalam sel karena laju

sintesis lebih tinggi daripada laju pembongkaran dan molekul-molekul cyclin B

bergabung dengan p34cdc2 mernbentuk &hap awal protein kunci yang rnasih

in aktif yaitu pre-MPF (pre-Maturation Promoting Factor). Pre-MPF akan

diaktifasi melalui bagian p34cdc2 yang terfosforilasi dan juga melalui tahap

defosforilasi, dirnana pada seat yang sama tosforilasi ini akan mengakibatkan

aMivasi bagian dari pre-MPF, sehingga terbentuk MPF akti? yang dapat

mengaktifasi suatu kaskade ensim bertikutnya dalam hubungannya dengan

k e g k n mitosis. Disamping enoim yang diaktifasi oleh MPF juga ditemukan

ensim yang membongkar cyclin B, dengan demikian dengan dimulainya fase

m~tosis pada saat yang same akan tejadi juga diawalinya inaktifasi MPF

melalui peningkatan pembnongkaran cyclin B. Melalui sistem ini sel dapat

meninggalkan fase mibsis dan kemudian memasuki imrfase berikutnya.

Page 20: LAPORAN HASlL II - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/11972/1/020800496.pdf · laporan hasll pewelltlan fundamental ii ekspresi gen matura tlon promotilng factors (mpf) serta

Dan hasil penelitian yang sama peda lama IVM yang lain (0, 6, 12 den 18

jam) angka maturasi menunjukkan persentase yang lebih rendah, rnasing-

rnasing adalah 0%; 1,5396; 6,7494 dan 33,15% karena tidak didapatkan

adanya protein p34cdc2 dan cycljn B yang rnendukung terjadinya proses

malurasi oosit.

Page 21: LAPORAN HASlL II - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/11972/1/020800496.pdf · laporan hasll pewelltlan fundamental ii ekspresi gen matura tlon promotilng factors (mpf) serta

Ill. TUJUAN DAN MAN'FAAT PENELITPAN

3.1. Tujuan PepelitIan

Tujuan urnurn uangka panjang) penelitian ini addah rnenghasilkan

MPF (protein p34cdc2 dan cyclin B) rnelalui isolasi dan karaterisasl yang

dapat dikembangkan sebagai kit yang sangat berrnanfaat dalam

rneningkatkan keberhasilan rnaturasi oosit dan perkembangan ernbrio

rnamalia secara in vitro; dan meningkatkan kemarnpuan produksi ernbrio

dalarn rangka rnendukung keberhasilan program transfer embrio di Indonesia.

Tujuan jangka pendek (khusus) adalah mernperalen lnfonasi tentang

ekspresi gen MPF rnelalui keberadaan protein p34cdc2 dan pcotein cyolin B

pada embrio hasil parthenogenesis dengan ,kualitas yang berbeda (tidak

mernbeiah, fnembelah tidak sirnebis dan rnernbelah sinietris).

3.2. Manfaat Pehelitian Dari penelitian ini akan didapatkan inforrnasi rnengenai fikspresi gen

MPF pada ernbrio dengan kualitas yaw berbeda.

Page 22: LAPORAN HASlL II - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/11972/1/020800496.pdf · laporan hasll pewelltlan fundamental ii ekspresi gen matura tlon promotilng factors (mpf) serta

4.1. Tempat dan Lokasi Penelltian

Penelitian dilslkukan mulai awal Juli 2006 sampai dengan Uopembe~

2007. Pelaksanaan in vEtro maturasi dilakukan di laboratorium RS Bersalin

Mutiara Bunda jl. Ciujung 19 Malang sedangkan untuk elektroforesis dan

immunoblotting dilakukan di laboratorium Biokimia Fakultas MbPA Universitas

Brawijaya Wtalang.

4.2. MeWe Penelitian

Dalam pwlalitian ini digunakan metode percobaan laboratorium

4.3. Bahan dau Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah oosit kambing

immature yang diperoleh dengan cara mengaspirasi folikel ovarium kambing

yang diambil dwi Rumah Potong Hewan (RPH) Sukun Maiang, Tissue

C u & e Medium (TCM) 199 (Gibco-BRL), NaHC03 (Merck), HEPES (USB.

Ohio), Setal Bovine Serum (FBS) (Gibco-BRL), penicillin (Meiji Seika, Tokyo),

streptamycin (Meiji Seika, Tokyo), MaCl Fisiologis 0.9% (Merck), ethanol

(Merck), parafin oil (Merck), enzim hyaluronidase (Sigma chemical) dan

parafilm.

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah falcon (fwaki diameter

35 mm), disposible syringe 10 ml dengan jarum 216 x l?/2n, petri dish, blue

tips, yellow tips, rak tabung dan tabung reaksi, bunsen, mEIEipore, hemrtokrit

(Assistent), stereo mikroskop, autoklaf, oven den inkubetor.

4.4. Tahapan PeneliUan

Penelirian dllakukm dengan beberapa tahapan kegiatan pemlitian

yaitu pernbuatan medium, in vitro maturasi, aktivaai partnertogenesis dan

analisis profil MPF.

Page 23: LAPORAN HASlL II - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/11972/1/020800496.pdf · laporan hasll pewelltlan fundamental ii ekspresi gen matura tlon promotilng factors (mpf) serta

a. Pembuatan medium

Medium stock: menimbang 1,s g TCM 199 kemudian ditambah

dengan 0.44 g NaHC03; 0,476 g Hepes, antibiotik (0,012 g penicillin dan 0.2

g streptomycin), dan deionized water (Dl) steril sebanyak 200 mi. SeJanjutnya

stock medium difllter dengan menggunakan millipore 0,33 Urn dan medium

siap digunakan.

Washing medium : 9,s ml stock medium dan 0,s ml FBS difilter

menggunakan millipore 0,22 Urn.

Medium Koleksi Ovari: NaCl fisiologis ditambah penicillin G 1000 IU

per ml dan streprtomisin sulfat 0.2 Ug per liter

Medium IVM: 9 ml stock medium ditambah 1 mi FBS diilter

menggunakan millipore 0,22 Um.

Medium ak(ivwf: 9 ml medium stock dkambah I ml FRS, dan

selanjutnya digunakan sebagai pengenw untuk aktivasi. 1860 U1 medium

pengsnoer ditanlbah dengan 140 UI ethanol stoek.

b. In V i m Mutufation (IVM)

Metode IVM yang digunakan dalam penelitian hi mengacu pada

metode Gordon (1994).

Koleksj ovari dan oosit: Ovari diperoleh dari Rumah Potong Hewan

Kambing di Sukun Malang. Ovari yang didapatkan, dlbeffiihkan dari jaringan

lemak yang melekat dan kemudian disimpan dalam termos yang berisi

medium koleksi ovari rn (NaCI fisiologis yang mengandung penicillin G f 000

IU per ml dan streprtomisin sulfat 0,2 Ug per liter) pada suhu 30-3S°C.

Ovarium hasil koleksi disimpan dalam waterbath suhu 38 C.Oosit diambil

secsra aspirasi dengan menggunakan jarum ukuran G 21 yang dihuhungkan

dengan spuit 6 ml berisi washing medium . Aspirasi dilakukan pada folikel

berukurm 6-8 mm.

Page 24: LAPORAN HASlL II - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/11972/1/020800496.pdf · laporan hasll pewelltlan fundamental ii ekspresi gen matura tlon promotilng factors (mpf) serta

Washing Oosit: Sebelum dilakukan maturasi in vitro oosit hasil

aspirasi di washing (dicuci) dengan beberapa tahap. Pencucian oasit ini

bertujuan untuk menghilangkan debris-debris dan cairan folikel yang ikut pada

saat aspirasi w i t , selain itu juga memberikan kesempatan bagi oosit untuk

beradaptasi dengan medium in viho maturasi yang akan digunakan untuk IVM

nantinya. Tahapan-tahapan yang dimaksudkan adalah sebagai berikut:

I. Mula-mula disiapkan medium TCM stock tanpa Fetal Bovine Serum (FBS)

sebanyak 5 ml dalam tabung reaksi berkapasitas 10 ml.

2. Oosit hasil aspirasi dimasukkan ke dalam tabung (point I), kemudian

dilakukan pengendapan dalam water bath suhu 37 C selama 10 menit.

3. Supernatan dibuang dan dalam tabung disisakan kira-kira 1 rnl (oosit dan

komponen lain yang mengendap)

4. Dilakukan pencucian ke due dengan menggunakon medium yang

mengandung 5% FBS, dilakukan dengan cara menambahkan W u r n

berserurn ini (sebanyak kira-kira 5 ml) ke dalam tabung yang berisi omit.

5. Dilakukan pengendapan pada water bath suhu 37 C selama 10 menilt

6. Supematan dibuang dan dalarn tabung disisakan kira-kira I ml (wit dan

komponen lain yang mengendap).

7. Dilakukan pencucian ke tiga dengan mehggunakan medium yang

mengandung 5% FBS lagi (medium berserum yang ke dua), dilakukan

dengan ogra menambatdran medium beaserum ini (sebanyak kira-kira 5 ml) ke dalam tabung yang berisi oosit.

8. Dilakukan pengendapan pada water bath suhu 37 C selama 10 menit

9. Supematan dibuang dan dalam tabung disisakan kira-kira 1 ml (oasit dan

kornponen lain yang rnengendap).

Seleksi Omit: Setelah pmcucian selesai tahap sclanjutnya adalah

seleksi oosit dangan kualitas bagus untuk dE IVM. Seleksi -it dilakukan

sebanyak 4 tahap. Tahap :

1. Disiapkan medium TCM stock yang mengandung FBS 5Oh dalam

cawan petri, kernudhn omit hasil penoucian dimasukkan dalam cawan

petrl ini

2. Diambil oosit dengan kualitas A (oosit cumulus compleks/terdapat mmlnlti

layer kumulus yang menyelimuti oosit) unhrk dipindahkan dalam Cawan

Page 25: LAPORAN HASlL II - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/11972/1/020800496.pdf · laporan hasll pewelltlan fundamental ii ekspresi gen matura tlon promotilng factors (mpf) serta

petri yang berisi TCM stock + $0 % FBS. Pemindahan dilakukan

dengan menggunakan pipet hematMrt steril menggunakan stereo

mikroskop.

3. Pemindahan oosilt dalam TCM + 10% FBS ini dilakukan aebanyak 3

kali, b r u setelah itu dilakukan pemindahan oosit daiam drop medium

IVM, masing-masing drop berisi 100 UI dan di atas drap d i~ tup dengan

mineral oil. b l a m sebuah cewan petri bo i l biasenya dibuat 3 buah

drop, masing-masing drop diisi Is15 wsit

Maturaci Omit: Dsngan menggunakan hematokrist make oosit hesil

seeksi dipindahkan ka dalam medium meturasi yang &)ah diinkubasi minimal

2 jam sebelum digunakan. Maturasi oosit dilakukan pada suhu 38,5OC

ddam inkubator yang rnengandung 5% COZ selama 24 jam.

c. Evaluasi omit hasil rnaturasi

Setelah dilakukan in vifro maturasi selama 27 jam, dilakukan

pengarnetan terhadap tingkat maturasi oosit melalui ekspansi kurnulus yang

tejadi dan keberadaan first polar body yang dimilikinya untuk selanjutnya

dilakukan aktivasi parthenogenesis dan analisis profil MPF. Menurut

Shamsudin dkk. (1993) kualitas rnaturasi oosit secara in vitro dapat dilihat dari

tingkat ekspansi kumulus ooforwnya. Adapun morfologi ekspansi kumulus

ouforus terdiri dari tiga tingkat, yaitu tingkat 0 dengan kualitas icumulus

ooforus lidak mengembang sama sekali, tingkat 1 dengan kwlitas kumulus

ooforus mengembang sebagian (ada yang menumpuk), dan tingkat 2 a w n

kualitas kumulus mfanrs mengembang ~elu~hnya. Wangkan keberadaan

first polar body dapat diamati setelah sel-sel kumulus yang mengelilingi wsit

dihihngkan dengan cara diinkubasikan dalam 0.2% enzim hyaluranidase

selama 5 menit diikuti dengan pipetting pada suhu ruang. Selanjutnya hanya

oosit dengan fisrt polar body dan oosit dengan pelkernbangan sel-sel

kumulus tingkat 2 saja yang dimaturasi kembali sampai ja ke-30 IVM.

d. Akjivali Parthenogenesis oosit yang telah mengalmi rnaturasi

Metode aktivasi parthenogenesis didasarkan pada metode yang

dilakukan oleh Meo et.al. (2003) yang telah dimodifikasi. Oosit yang telah

Page 26: LAPORAN HASlL II - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/11972/1/020800496.pdf · laporan hasll pewelltlan fundamental ii ekspresi gen matura tlon promotilng factors (mpf) serta

dimaturasi (jam ke-30) secara in vitro dan berhasil matang dengan kualitas 2 (kurnulus ooforus berkernbany sernpurna) selanjutnya dilakukan dktivasi

parthenogenesis rnenggunakan etanol7%. Aktivasi parthenogenesis

dilakukan dengan tahapan sebagai berikut

1. Oosit hasil maturasl (kuaktas baik) dicuci dengan rnenggunakan

medium TCM + 10% FBS.

2. b i t dicuci dalam medium aktivasi (TCM stock + FBS 10% + 7%

ethanol) bentuk drop, sebanyak 2 kali.

3. Oosit diaktivasi dalam medium aktivasi bentuk drop Salama 7 menit

4. Oosit dicuci dalam medium TCM + 10% FBS sebanyak 2 kali.

5. Oosit diinkubasi dalam drop kultur yang berisi medium TCM stock +

10% FBS, daiarn C02 inkubator dengan kadar C02 5%, suhu 3 , 5 C

selama 24 jam.

e. Ewaluasi Kualitas Ernbrio HaW Aktivasi Parthenogenesis

Setelah oosit diinkubasi dalarn C02 inkubator dengan kadar COZ 5%,

suhu 38,s C selame 24 jam, tahap selanjutnya adalah mengevaluasi kualitas

ernbrio yang dihasilkan. Embrio hasil parthenogenesis dil;elarnpokkan

menjadi 3, yaitu: embrio tidak rnmbelah, embrio rnembelah tidak sirnetris dan

embrio rnembelah sirnetris.

f. Analisis W F Gd Electropharesia Uan lmmunoblottln(g

Ekspresi gen MPF dianalisis menggunakan metode gel electrophoresis

dm immunobtotting (Goudet, dkk., 1998) terhadap oosit beJum mengalami

maturasi, oosll yang dimaturasi selama 24 jam, emMo tidak rnembelah,

embrio rnembelah tidak sjmatris dan embsio membelah simekris. Secara

singkat wntuk rnernpetsiapkan gel electrophoresis adalah sebagai berikut 2 ul

buffer yang mengandung 6% wlv sodium dodecilsUlfate (SDS), 62,5 Mrn Tris-

HCI pH 6,8 ; 10% vlv gliserol. 15% vlv 2-Mircaptoethanot dan Bromophenol

blue dan dimasak selama 4 menit. Sebanyak 60 oosif dan atsu embrio per

kelompok perlakuan dirnasukkan dilakukan sonikasi untuk memecah zona

peilusidanya kemudian dimukkan dalam surnur gel dektroforesis. Pada

akhir migrasi protein dari sdution dan fraksi mernbmn nitro sellulose dan

diinkubasi sernataam pada suhu 4 C. Membran dipotong pada band yang

Page 27: LAPORAN HASlL II - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/11972/1/020800496.pdf · laporan hasll pewelltlan fundamental ii ekspresi gen matura tlon promotilng factors (mpf) serta

mengandung 34 kd dan 63-65 kd protein. Sebelum dan sesudah dipoiong

band dicuci dengan PBS 0,1% Tween 20 dan diinkubasi 1 jam dalarn PBS

0,1% Tween 20 yang rnengandung 5% dry milk: s&hh pencucian kedua

dalarn PBS 0,1% Tween 20 diinkubasi 3 jam dengan antibodl primer p W c 2

den antibodi primer cyclin B. Setelah 3 kali pencucian dalarn PBS 0,1%

Tween 20 rnernbran diinkubasi 1 jam dengan peroksidasiconjugated rabM

antimouse irnmunogEobulin (kg) G sampai rnenjadi jernih. Sampel yang sudah

jernih dicarnpur dengan lg anti MPF dan diinkubasi pada swhu 4 C

selanjutnya dilakukan irnrnunoblotting (Goudet, dkk. 1998).

Protein-protein yang telah difraksionasi dipisahkan wcara eiektrik ke

rnernbran imrnobilon den dilakukan irnrnunodeteksi dengan menggunakan

antibodi spesifik-reseptor yang sarna dan ensirn chernituminescence (Robyt

den White, 1987).

4.5. Analisis Data

Data penelitian yang diperaleh dianalisa secara diskriptif.

Page 28: LAPORAN HASlL II - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/11972/1/020800496.pdf · laporan hasll pewelltlan fundamental ii ekspresi gen matura tlon promotilng factors (mpf) serta

V. HASIL DAN PEMBAHASAM

Oosit muda yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari ovarium

kambing yang belum diovulasikan. Seleksi dilakukan dengan mmggunakan

mikroskop inverted terhadap oosit muda yang lengkap struktur rnorfaloginya,

yakni dengan adanya korona radiata, zona pelusida maupun sel kumulus

oofanrs. Oosit yang demikian dalam media yang cocok dan wakto yang cukup

akan mampu melanjutkan ke tahap perkembangan selanjutnya. Mahrasi

w i t s w r a in w'fm diusahakan menyamai keadaan in wivo, yakni dllakukan

dalam media TCM (Tissue Culture Medium) 199 + 10% FBS (Fetal Bovine

Serum), karena bahan-bahan tersebut menWati komponen cairan folikel.

lnkubasi dilakwkan dalam suhu 38,s- dan 5% GO2 agar sesuai dengan

kondisi in vivo (Greve dkk., 1993).

Menurut Shamsudin dkk. (1993) kualitas maturasi oosit secara h vitro

dapat Uilihat dafi tingkat ekspansi kumulus ooforusnya. Adapun moffdofogi

ekspansi kumulus ooforus terdiri dari tiga tingkat, yaitu; tingkat 0 dengan

kualitas kumulus oofows tidak mengembang sarna sekali, tingkat 1 dengan

kualitas kumulus ooforus mengemhang sebagian (ada yaw munpuk) dan

tiwkat 2 dengan kualitas kumulus ooforus mengembang seluruhnya. Hasil

penelitian menwnjultkan adanya 3 tingkatan perkembangan yang dapat dilihat

dari ekspanai sel kumulus ooforus. Oosit tingkat 0 dan 1 meyakan oosit

rang belurn masak karena pernasakan srtoplasmanya kurang sempuma.

Sehingga pembelahan inti tidak berlanjut sampai metafase 11. -it tingkat 0

pembelahan sel hilnya sampai pada tahap genninal vesicle (GV). Pada

tingkat 1 pembelahan sel hanya sampai pada tahap Germinal Vesicle Bleak

Down (GVBD) atau pecahnya membran nukleus, metafase I dan anafase-

telofase meiosis I. Hal tersebut diduga juga berlraitan erat dengan ekspansi

sel kumulus ooforus yang tidak sempwna. Semakin balk ekspansi kumulus

ooforus, sernakin tinggi tingkat maturasi oosit den tingkat fertilisasi. Brackett

dan Zuelke (1993) rnenyatakan bahwa sel kumulus oofarus meinyedjakan

Page 29: LAPORAN HASlL II - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/11972/1/020800496.pdf · laporan hasll pewelltlan fundamental ii ekspresi gen matura tlon promotilng factors (mpf) serta

pengaruh aktivitas metabotis yang bemanfaat selam maturasi in dtro.

Apabila sel kumulus ooforus tersebut tidak berkembang dengan baik

(bertumpukan) maka akan menghambat masuknya hom~on dan senyawa

tertentu yang dipeflukan untuk pembelahan sel ke Ualam oosit yang dapat

mengakibatkan terhambatnya pembalahan inti Uan pamatangan sibplasma.

Oosit yang telah masak, sel kumulus ooforwsnya akan mengembang

sempurna den ikatan sesame sel kumulus oaforus melonggar, serta

menghasilkan asam hyaluronik. Asam hyaluronik dapat larut oleh enzim

hialuronidase yang terkandung dalam spermatozoa. Pelarutan asam

Ryaluronik ini akan memudahkan spermatozoa melakukan penetrasi melalui

zona pelusida dan membran viSelJin oosit (Hafez, 2000).

Proses maturasi oosit secara in vitro sangat menentukan keberhasilan

pipfthenogenesis. Oosit yang mengalami proses penasahan yang kurang

sentpurna fidak akan mampu melaksanakan parthenogenesis dengan baik

karena aosht yang dihasilkan belurn sarnpai pada tahap metafase II. Menurut

Sosilawati dkk. (1997) ~bahwa omit masak (kualifas 2) telah moncapai

tahapan rnetafase II, yang merupakan suatu tahapan oosit yang telah siap

untuk dibuahi spermatozoa. Salah satu faktor yang berpengaruh pada

rnaturasi oosit secara in vitro adalah lama maturasi in vitro. Qosit yang sudah

dimaturasi secara in vitro selama 24 jam diamati morfoiqi ekspansi

(perkembangan) kumulus ooforusnya. Hasil maturasi in vibo oosit

ditampilkanlpada Tabel 1.

Page 30: LAPORAN HASlL II - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/11972/1/020800496.pdf · laporan hasll pewelltlan fundamental ii ekspresi gen matura tlon promotilng factors (mpf) serta

Tabel I. Evaluasi ekspansi kumulus setelah IVM

Keterangan: Kualitas 0 : kumulus ootms tidak berkernbmg Kualitas 1 : kumulus ooforus berkembang fidak sempuma Kualitas 2 : kumulus ooforus berkembang sempurna

Dari Tabel 1. dapat dilihat bahwa jumlah oosit setelah IVM adalah 4,84%;

38,7096 dan 56.47% masing-masimg untuk kualitas 0, 1 dan 2. Dari tabel

tetsebut juga dapat dilihat bahwa oosit kualitas 2 menduduki angka tertlnggi

dbandingkan dengan kualitas rnaturasi yang lain (kualitas 1 dan 0). Hasil

penelltian sabelumnya menunjukkan bahwa tingkat matloasi oosit sapi dan

karnbing dipengaruhi oleh kompmisi medium dan ukuran folikel asal oosit.

Tingkat malurasi oosit kambing bewariasi antara 15 - 66% (Isnaini dkk..

2000) dan antara 61 - 66% pada sap1 (Ciptadi dkk.. 2000; Wahjuningsih dkk.,

2000).

Page 31: LAPORAN HASlL II - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/11972/1/020800496.pdf · laporan hasll pewelltlan fundamental ii ekspresi gen matura tlon promotilng factors (mpf) serta

5.2. Kualitas Embrio Hasil Aktivasi Fa&henogen&

Aktivasi patthenogenesis pada oasit kambing hasil IVM dilakukan

dengan imenggunakan ethanol 7% selama 7 menit, dalam ha1 ini ethanol

akan berperan untuk menstimulasi kenaikan kalsium Enbaseluler.

Tabel 2. Evaluasi kualitas embrio hasil aktivasi parthmogenesis

Dari Tabel 2, di atas menunjukkan bahwa penggman ethanol 7% mampu

menghasilkan cleavage rate pada embrio parthenogenetik kambing sebesar

60,87% (32,17% embrio s i M s dan 28,70% embrio tidak simetris). Hasil

penelitian ini lebih balk jika dibandingkan dengan yang telah dilakukan oleh

Presicce dan Yang (1994) yaitu nenghasilkan cleavage mte sebesar 41%

dan (Ongeri st al., 2000) sebesar 55%. Nurse (1990) menyatakan bahwa

penggunaan agen aktivasi ekan menyebabkan oosit keluar dari MI! untdk

berkembang labih lanjut, kareha agen tersebut mempengarwhi aktivitas dari

MPF dsn CSF serta mitogen activated protein kinese (MAPK). Maturntion

Promoting Factor tersuwn atas regulatory subunit (cyclin 6) dan catalytic

k c t o r ( ~ 3 4 9 . Pada M11, penshhan kadar MPF tergantung pada kinerja dari

cyclin B dalaw fosforilasi ataupun dalam defosforilasi P34- dan ketmadaan

CSF (protein kompleks yang tesusun dari babefapa protein saperti C-mos

proto-oncogen, cyclin-dependent &base 2 (cdW), mitogen -activated protein

kEnase (MAPK) dan ~90") dalam mencegah degradasi cyclin B. Ketika CSF

inaktif maka yang terjadi adalah degradasi cyclin 8 dan ini menyehbkan

MPF inaktif sehingga meiosis dapat berlanjut kembali pads tahap berikutnya.

Page 32: LAPORAN HASlL II - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/11972/1/020800496.pdf · laporan hasll pewelltlan fundamental ii ekspresi gen matura tlon promotilng factors (mpf) serta

Proses inaktifnya MPF dapat diinduksi oleh spenna pada proses fertilisasi

maupun oleh agen kimia seperti ethanol pada proses akiifasi

pafthenogenesis. Pada proses ini kalsium intraseluler akan meningkat dan

menyebabkan terjadinya ikatan antara ion kalsium dengan protein dalam

sitosol, misalnya dengan kalrnodulin yang rnenrpakan protein pengikat

kalsium yang bekerja pada protein efektor seperti catmodulin-dependent

protein kinase (CaMK) dan fosfatase (Williams, 2002). Selanjutnya CaMK

inileh yang akan menginduksi cyclin 6 dan mendegradasinya naelalui

proteasom menghasilkan MPF yang inaktif. Terdegradasinya cycfin B hanya

bemifat sernentara dan akan kembali pada kondisi sm~rla. Histon H I kinase

&an menjaga agar tidak terjadi reakumulasi MPF.

5.3. Ekspresl Gen MPF swta Kompetensinya dalam Ernbdo dewan kualitas berbeda

Ekspresi gen MPF dttandai dengan keberadaan protein p34cdc2 dan

cyclin 6. Sejurnlah masing-masing 60 oosit belum matang, 60 oosit telah di-

IVM 24 jam, 60 ernbrio tildak membelah, 60 embrio membelah tidak simetns

dan 60 ernbrio mernbelah simetirs dianalisa dengan elektroforesis dan

dilanjutkan dengan immunoblotting uMuk mengetahui kebwadaan protein

p34cdc2 dap~ cyclin B . Gambar 4 msnunjukkan hasil irnmunoblotting

lnenggunakan antibodi primer p34cdc2.

Page 33: LAPORAN HASlL II - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/11972/1/020800496.pdf · laporan hasll pewelltlan fundamental ii ekspresi gen matura tlon promotilng factors (mpf) serta

4. Protein p34cdc2 diekspresikan oleh oosit yang Wah di IVM 24 jam (24JU2), embrio tidak membelah (KWOU2), embrio memhelah tidak simetris (2JU2) dan embrio mernbelah sirnebis (2BU2), sedangkan pada oosit dengan l a m IVM O jam (0) protein p34cdc2 ffdak terekspresi.

Dari Gambar 4. metiunjukk&n bhwa protein p34odc2 dengan BM 34

kOa diekspresikan oleh w i t yang di IVM selama 24 jam, embrio tidak

men$elah, embrio membelah tidak simetris dan embrio membelah simetris,

sedangkan pada lama IVM 0 jam pmtein tersebut tidak nampak. Hasil

penelitian yang menyjukkan bahwa pada oosit yang dhnaturasi selama 0

jam pratein p34cdc2 tidak nampak senada dengan hasil penelitian tahun I

(Insaini dkk, 2006). Hal ini menunjukkqn bahwa pada oosit yeng be lm

matang tiekik mengandung protein pWc2.

Gambar 5 menunjukkan hasil immunoblotWa oosit den embrio

menggunakan adbodi primer cyclin B.

Page 34: LAPORAN HASlL II - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/11972/1/020800496.pdf · laporan hasll pewelltlan fundamental ii ekspresi gen matura tlon promotilng factors (mpf) serta

Gambar 5. Cyclin €4 diispresikan oleh owit dengan lama rVM 24 jam (24), embrio tidak membelah (W), embrio membhh tidak s i M s 2SJ) dan embfio membelah simetris (2SB), sedangkan pada oosit dengan lama IVM 0 jam (0) w i n B tidak terelrspaesi.

Keberhasilan pembelahan embrio dipengaruhi oleh berbagai macam

siklus sel, salah saw faktor dalam menentukan kebrhasitan pembelahan

embrio tersebut adalah MPF. Maturation Promffm Factor memiliki sub unit

kecil yang berupa cdc2 (CyclinDependent Kinas. CDK) dan sub unit besar

b e ~ p a cyclin 8. Sub unit kecil MPF adalah protein b a s e yang apabila

diaktivasi akan dapat memfosforilasi berbagai pmtein. Fosfohilasi dari protein

ini akan menyebabkan kramosom mengalami kondensasi. Target yang lain

adslah membungkus atau menyelimuti inti. Setelah penarnbahan MPF,

Protein utama pembungkus inti (protein lamin) akan mengalami

hyperfosforitasi, depolimerlsasi~ dan pecah (Miake-Lye and KiFschner, 1985;

Ario et al., 1988). Target ke tiga adalah memunwlkan RNA polymerase

(Cisek and Corden, 1989) dan fosforilasi RNA polymerase untuk inhibisi

transldtripsi selarna mitosis. Targe ke empat adalah memunwlkan kinas8

Page 35: LAPORAN HASlL II - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/11972/1/020800496.pdf · laporan hasll pewelltlan fundamental ii ekspresi gen matura tlon promotilng factors (mpf) serta

yang mengatur sub unit cytoplasmic myoain. Pada mat protein ini

difosforilasi, protein akan menjadi inaktif tidak dapat bwfungsi sebagai

ATPase untuk menggerakkan Rkamin aktin dalam pembelahan sel

(Samrwhite et al., 1992) lnhibisi myosin selama fase awal mitosis &pat

rnencegah pembelahan set sampai kromosom krseparasi. Protein p34 dapat

eksie dalarn bentwk terfosforilasi rnaupun tidak terfosforilasi. Bentuk aktif

terfosfotilasi ada pada threonine-161 (T-161) dan tidak twfosforilasi ada pada

tyrosine-15 (Y-15). Kedua bndisi hi penting untuk aktivitas kinase (Gould

and Nurse, 1989; Solomon, 1993).

Protein cyclin B pada fase pembelahan sel (cleavage stage) bersikt

periodik, berakermulasi selama S phase dan terdegradasi selama mitosis

(Evans et.at.. 1983; Swenson et.al., 1986). Cyclin memungkinkan subunit

cdc2 kinase terfosforilasi pada residu thraonine-I 4 (T-14). tyrosine .I5 pl-15)

dan Wreonine-161. Fosforilasi pada T-161 penting untuk aktivitas MPF, tetapl

fosfarilasi pada T-14 dan Y-15 menmgah ha1 tersebut. Pada posisi

terfosforilasi kinase menjadi tidak aktif tetapi tetap punya potensi untuk

berfungsi (potentially functional). Persediaan mofekul MPF potensieil (pre- MPF) berakumulasi selama fase S.

Page 36: LAPORAN HASlL II - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/11972/1/020800496.pdf · laporan hasll pewelltlan fundamental ii ekspresi gen matura tlon promotilng factors (mpf) serta

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Dari penelitian ini dapat disirnpulkan bahwa gen MPF dalam ha1 ini

p34cdc2 den CYclln B sama-sama terekspresi baik pada enrbrio yang tidak

membelah, rnembelah tidak sirnetris maupun embrio yang rnembelah

simetris.

6.2. Saran

Untuk mendspatkan kit MPF dalam upaya mdapatkan embrio denaan kualitas dan kuantitas tinggi untuk kepentingan embrio transfer, bisa

dilakukan diisolasi dari oosit yang telah mangalami IVM selarna 24 jam

maupun ernbrio hasil parthenogenesis pada sernua kualitas (Mak rnernbefah,

membelah sirnettis maupun membelah tidak simetils).

Page 37: LAPORAN HASlL II - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/11972/1/020800496.pdf · laporan hasll pewelltlan fundamental ii ekspresi gen matura tlon promotilng factors (mpf) serta

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. 2004. Maturation promoting factor. http:llwww.wikirnedia.org

Arion, D., L. Meijer, L. Brizueta and 0. Beach. 1988. cdc2 is a cwnponent of the M-phase-spesific histone kinase: Evidence for idefitity with MPF. Cell 55: 371-378.

Avery, B., and T. Greeve. 2000. Effect of ethanol and dimethylsulphoxide on nuclear and cytoplasmic maturation of bovine cumulus-aocyte complexes. Abstracts Mol Reprod Dev. 55 (4): 438-45.

Boediano, A., S. Saha, C. SUmantri and T. Suzuki. 1999. Development In Vitro and In Vivo of Aggregated Parthenogenetic Bovine Embrios. Journal of Reproduction, Fertility and Devetopment. 107: 1073- 1079.

Ciptadi, G., S. Wahjuningsih, M.S. Djati, N. Isnaini, A. Pramana dan Suyadi. 2009. Evaluasi in vitro maturasi dan viabilitas oosit sapi post thawing menggunakan Hoechst 33258 setelah penghillangan krioprotektan. Agritek 8(3), 318-327

Ciptadi, G. 2005. Pengembangan metode aktivasi oosit rekonsbuksi hasii transfer nucleus intrasitoplasma untuk produksi embrio olonircg kambing. Disertasi. Program Pascasarjana. Univewitas Brawijaya Maleng. Malang.

Gisek, L.J. and J.L. Corden. 1989. Phosphorylation of RNA polymerase by murine homologue of the cell-cycle control protein cdc2. Nature 339: 679-684.

Furnus. C.C., D.G. de Mat-, A.G. Martinez and M. Matkovic. 1997 Effect of glucose on embryo quality and post-thaw viability of m vltro produced bovine embryos. Tneriogemlogy 47 (21,481-490.

Greve. T., Madison, B. Avery, H. Callesen and B. Hyttel. 1993. Production of Bovine Embrios: A Progress Report and ConsequenGes on The Genetic Upgrading of Cattle Population. Journal Animal Reproduction Science. 33: 51-69.

Goudet, G., F. Belin, J. Bezard, N. Gerard. 1998. Maturation-promoting factors IMPF) end tnitoaen adivated motein kinase (MAPIO expression in relation to oxyte compete& fo in vitro maturation in the mare. Molecular Human Reproduction 4(6), 563-570.

Gould, K. and P. Nurse. 1989. Tyrosine phosphorylatiosr of the ftssion yeast cdc2 protein kinase regulates entry into mitosis. Nature 342.3945.

Page 38: LAPORAN HASlL II - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/11972/1/020800496.pdf · laporan hasll pewelltlan fundamental ii ekspresi gen matura tlon promotilng factors (mpf) serta

Hafez, E.S.E. 2000. Embrio Transfer, IVF and Genetic Enginwing. Reproduction in Farm Animals. 7th Edition. Lea and Febiger. Philadelphia.

Isnaini, N., S. Wahjuningsih, G. Ciptadi dan Suyadi. 2000. Suplemendasi ekstrak hipofise sapi dalam TCM199 untuk in vitro maturasi omit kmbing. Agritek 8(3), 213-218.

Liu, C.T., C.H. Chen, S.P. Cheng and J.C. Ju. 2002. Parthenogemis of rabbit oocytes activated by different stimuli. Animal Reproducbon Science. 70:267-276.

Liu, L., J.C. Ju and X. Yang. 1988. Differential inactivation of maturation- promoting factor and mitogen-activated protein kinase following parthenogenetic activation of bovine oocytes. Biology of Reproduction. 59: 537-545.

Liu, L., Y.C. Ju and X. Yang. 1998. Parthenogenetic development and protein patterns of newly matured bovine oocytes after ohemvcal activation. Molecular Reproduction and bevelopment 49: 298-307.

Liu, J.L.. L.Y. Sung, Fulian, M. Julian, S. Jiang, M. Barber. J. Xu. X.C. Tian and X. Yang. 2004. Different developrmt of rabbit embryos derived from parthenogenesis and nuclear transfer. Molecular Reproduction and Devefopment. 68: 58-64.

Miarke-Lye, R. and M. W. Kirschner. 1985. Induction of early mitotic events in a cell-free system. Cell 41: 165-175.

Moses, R.M. and Y Masui. 1994. Enhancement of mouse egg activation by the kinase inhibitor, 6-dimethylaminopurine (6-DMAP). Abstracts Exp ZOO. 270 (2): 211-8.

Nlurse, P. 1990. Universal contrd mechanism regulating mset of M-phase. Abstracts Nature. 344: 503-508.

Ongeri, E.M. C.L. Bormann, R.E BuIter, D. Melican, W.G. Gavin, Y. Echrrkard, R.L. Krisher and E. Behboodi. 2001. Development of goat embryas after in vitro fertilizatfon and parthenogenetic activa8on by different methods. Thereogsnology. 55 1933-1945.

Presicce, G.A. and X. Yang. 1994. Parthenogenetic development of bovine aasytes matured in vitro lor 24 hr and activated by ethanol and cycloheximide. Abstracts Mol Reprod Dev. 38 (4): 380-5.

Robyt, J.F. and B.J. White. 1987. Biochemical tecniques: Theory and Practice. Brooks I Colk Publishing company, CaliPnia, p 141.

Saltterwhite, L.L, M.J. Lohka, ICL. Wilson, T.Y. Scherson, L.J. CIsek and T.D. Polisrd. 1992. mosphorylaiion of myosin-ll ligh chain by cyclin-

Page 39: LAPORAN HASlL II - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/11972/1/020800496.pdf · laporan hasll pewelltlan fundamental ii ekspresi gen matura tlon promotilng factors (mpf) serta

p34cdc2: A mechanism for tb timing of cytokinesis. J. Cell 6iol. 11 8: 595-605.

Shamsudin, M., B. Larsson and H.R. Martinez. 1993. Matwation-Related Changes in Bovine Oocytes Undet Different Culture Conditions. Journal Animal reproduction Science. 31: 49-58.

Solomon, M., k. Booher., M. Kirschner and D. Beach. 1988. Cyclin in hsion yeast. Cell 54: 738-739.

Suyadi. 2002a. Pmduksi Embrio Mtrmalia Secara in vitm. Penerbit CV. Simefrika. Malang.

Suyadi. 2002b. Manajemen dan Teknologi Reproduksi pada Sapi. Penerbit FAJAR. Malang.

Villa-diaz, L.G. and T. Miyano. 2003.The extraoelluler regulated Konase, MAPK in pocine oocytes maturation. Animal Frotier Science 75-70. Japan.

Wahjuningsih, S., G. Ciptadi, M.S. Djati, N. isnaini dan Suyadi. 2000. Suplementasi gonadotropin untuk maturasi oosit sapi in vitro. Agritek 8(3), 310-317.

Williams, C.J. 2002. Signaling mechanisms of mammalian oocfie activation. Human Reproduction. 8: 31 3-321.

Zhang, B.R., B. Larsson, N. Lundeheim and W. Rodriqmz-Martinez. 1997. Relationship between embryo development jn vitro and %-day nonreturn rates of cows inseminated with frozen-thawed semen 6rom dairy bulls. Theriogenology 48 (2), 221-222.

Page 40: LAPORAN HASlL II - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/11972/1/020800496.pdf · laporan hasll pewelltlan fundamental ii ekspresi gen matura tlon promotilng factors (mpf) serta

Lampiran 1. Personalla Peneliti

KeWa Peneliti

a. Narna dan Gelar : Dr. Ir. Nurul Isnaini, MP b. Jenis Kelamin : Perempuan c N1P : 131 879 042 d. Golongan : IVA e. Jabatan Fungsional : Lektor Kepaia f. F&ubslJurusan : PetemakanlProduksi Tenak g. Bidang Keahlian : Reproduksi Ternak h. Alokasi Waktu Penelisan: 29 jam per minggu

Anggota Peneliti I

a. Nama dan Gelar : Dr. Ir. Sri Wahjuningslh, MSi b. Jenis Kelamin : Perempuan c. NIP : 131 876 012 d. Golongan : IVA e. Jabatan Fungsional : Lektor Kepala f. FakultaslJurusan : PetemakanlProdukd Ternak g. Bidang Keahlian : Biologi Reproduhsi h. Alokasi W;aktu Penelitian: 15 jam per minggu