laporan fix.pdf

Upload: anon740541012

Post on 25-Feb-2018

265 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 laporan fix.pdf

    1/25

    i

    KATA PENGANTAR

    Penulis mengucapkan syukur ke hadirat Tuhan yang Maha Esa atas rahmat

    dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Laporan

    Praktik Kimia Terpadu dengan judul Pemanfaatan dan Analisis Krim Wajah

    dengan bahan baku Cangkang Telur dan Kulit Apel (Malus domestica). Laporan

    ini disusun dengan tujuan untuk memberikan informasi dan pengetahuan kepada

    pembaca mengenai penelitian yang telah dilakukan penulis dalam proses

    pembuatan dan analisis suatu produk. Laporan ini disusun sebagai syarat

    memenuhi tugas semester gasal tahun ajaran 2015/2016.

    Laporan ini terdiri dari enam buah bab yang terdiri dari pendahuluan,

    tinjauan pustaka, pembuatan dan metode analisis, hasil dan pembahasan, tekno

    ekonomi, serta simpulan dan saran. Pada setiap bab, mengandung subbab yang

    menjelaskan secara terperinci. Adapun metode yang dilakukan penulis dalam

    penyusunan laporan ini adalah berdasarkan pengumpulan berbagai sumber

    informasi dan kajian.

    Dalam penyusunan laporan ini, tak sedikit kendala-kendala yang dihadapi

    oleh penulis. Tetapi, berkat bantuan dari banyak pihak, penyusunan laporan ini

    dapat diselesaikan. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu, khususnya kepada :

    1. Dra. Hj. Hadiati Agustine, selaku Kepala Sekolah Menengah Kejuruan

    SMAK Bogor.

    2. Ir. Tin Kartini, M.Si, selaku Kepala Laboratorium Sekolah Menengah

    KejuruanSMAK Bogor

    3. Hj. Susilowati, S.Si., M.Pd., selaku Wakil Kepala Bidang Sarana

    Prasarana dan Pendidikan Keterampilan SMK-SMAK Bogor

    4. Sumiyati, selaku pemimbing yang telah memberikan dukungan kepada

    penulis dan membina selama proses penyusunan laporan.

    5. Orang tua dan keluarga penulis, yang telah memberikan dukungan dan

    motivasi kepada penulis.

    6. Dan semua orang yang telah membantu serta mendukung penulis

    dalam penyusunan laporan ini.

    Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Masih

    banyak pula kesalahan yang terjadi dalam proses penulisan. Untuk itu, kritik dan

  • 7/25/2019 laporan fix.pdf

    2/25

    ii

    saran dari pembaca sangat diharapkan bagi penulis. Hal tersebut guna

    memperbaiki kinerja penulis dalam penyusunan laporan selanjutnya. Dengan

    demikian, laporan yang disusun dapat memberikan manfaat lebih banyak bagi

    pembaca.

    Harapan penulis, semoga laporan ini berguna untuk pembaca. Semoga ilmu

    yang didapatkan bisa disebarkan kepada orang lain. Selain itu, penulis berharap

    laporan ini dapat bermanfaat di masa mendatang, khususnya bagi siswa-siswi

    SMK-SMAK Bogor dan masyarakat pada umumnya. Semoga laporan ini dapat

    digunakan dengan sebaik mungkin.

    Bogor, Agustus 2015 Penulis,

    ii

  • 7/25/2019 laporan fix.pdf

    3/25

    iii

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

    DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

    DAFTAR TABEL .................................................................................................. v

    DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. vi

    BAB I PENDAHULUAN........................................................................................ 1

    A. Latar Belakang .......................................................................................... 1

    B. Pentingnya Masalah .................................................................................. 2

    C. Tujuan ....................................................................................................... 3

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................... 4

    A. Pemanfaatan ............................................................................................. 4

    B. Analisis ..................................................................................................... 4

    C. Krim .......................................................................................................... 4

    D. Cangkang Telur......................................................................................... 5

    E. Kulit Apel ................................................................................................... 6

    F. Aroma ....................................................................................................... 6

    BAB III METODE PEMBUATAN, ANALISIS DAN KEWIRAUSAHAAN ................ 7

    A. Metode Pembuatan ................................................................................... 7

    B. Metode Analisis ........................................................................................... 8

    1. Keadaan Contoh Metode Organoleptik ..................................................... 8

    2. pH Metode Potensiometri ......................................................................... 8

    3. Kadar Pengawet Metode Titrasi Asidimetri ............................................... 8

    4. Uji Hidrokuinon Metode Kromatografi Lapis Tipis ...................................... 9

    5. Logam Hg (raksa) Metode SSA .............................................................. 10

    6. Jumlah Bakteri Metode Angka Lempeng Total (ALT) .............................. 11

    7. Bakteri Pseudomonas auruginosa ....................................................... 12

    8. Candida albicans Metode Plate Count .................................................... 12

  • 7/25/2019 laporan fix.pdf

    4/25

    iv

    C. Kewirausahaan .......................................................................................... 13

    a. Anggaran Tetap ...................................................................................... 13

    b. Anggaran Sekali Produksi ................................................................... 13

    Tabel 3. Anggaran Sekali Produksi ............................................................. 13

    c. Keuntungan ............................................................................................ 14

    Bab IV Hasil dan Pembahasan .......................................................................... 15

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN................................................................... 17

    A. Kesimpulan ............................................................................................. 17

    B. Saran ...................................................................................................... 17

    DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 18

    LAMPIRAN ........................................................................................................ 19

    iv

  • 7/25/2019 laporan fix.pdf

    5/25

    v

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1. Kandungan cangkang telur ............................................................... 5

    Tabel 2. Anggaran tetap ............................................................................... 13

    Tabel 3. Anggaran Sekali Produksi .............................................................. 13

    Tabel 4. Hasil Analisis .................................................................................. 15

  • 7/25/2019 laporan fix.pdf

    6/25

    vi

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1. Cangkang Telur ............................................................................ 5

    Gambar 2. Kulit Apel ...................................................................................... 6

  • 7/25/2019 laporan fix.pdf

    7/25

    1

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Kosmetika sudah dikenal orang sejak zaman dahulu kala . Di Mesir 3500

    tahun Sebelum Masehi telah digunakan berbagai bahan alami baik yang berasal

    dari bahan tumbuh-tumbuhan, hewan maupun bahan alam lain misalnya tanah

    liat, lumpur, arang, batubara, bahkan api, air, embun, pasir, atau sinar matahari.

    Penggunaan susu, akar, daun, kulit pohon, rempah, minyak bumi, minyak hewan,

    madu, dan lainnya sudah menjadi hal yang biasa dalam kehidupan masyarakat

    saat itu.Hal ini dapat diketahui melalui naskah-naskah kuno yang ditulis dalam

    papirus atau dipahat pada dinding piramid. (Universitas Sumatera Utara)

    Kosmetik menurut Keputusan Badan Pengawas Obat dan Makanan

    Republik Indonesia (No.HK.00.05.4.1745) tentang kosmetik, dinyatakan bahwa

    Definsi kosmetik adalah bahan atau sediaan yang digunakan pada bagian luar

    tubuh manusia (epidermis ,rambut, kuku, bibir, dan organ genital bagian luar)

    atau gigi dan mukosa mulut terutama untuk membersihkan, mewangikan,

    mengubah penampilan atau memperbaiki bau badan, melindungi atau

    memelihara tubuh pada kondisi baik.(BPOM RI , 2008)

    Berdasarkan bahan dan penggunaanya serta untuk penilaian, kosmetik

    dibagi menjadi 2 (dua) golongan :

    1. Kosmetik golongan I adalah:

    a. Kosmetik yang digunakan untuk bayi.

    b. Kosmetik yang digunakan di sekitar mata, rongga mulut dan mukosa

    lainnya.

    c. Kosmetik yang mengandung bahan dengan persyaratan kadar penandaan.

    d. Kosmetik yang mengandung bahan dan fungsinya belum lazim serta belumdiketahui keamanan dan kemanfaatanya.

    2. Kosmetik golongan II adalah :

    Kosmetik yang tidak termasuk golongan I.

    Kosmetik saat ini telah menjadi kebutuhan manusia yang tidak bisa dianggap

    sebelah mata lagi. Jika disadari bahwa wanita maupun pria sejak dari bayi

    hingga dewasa, semua membutuhkan kosmetik. Krim untuk kulitwajah, powder,

    sabun, deodorantmerupakan salah satu dari sekian banyak kategori kosmetik

    dan sekarang makin terasa bahwa kebutuhan adanya kosmetik yang beraneka

  • 7/25/2019 laporan fix.pdf

    8/25

    2

    bentuk dengan ragam warna dan keunikan kemasan serta keunggulan

    memberikan fungsi bagi konsumen menuntut industri kosmetik untuk semakin

    terpicu mengembangkan teknologi yang tidak saja mencakup peruntukannya dari

    kosmetik itu sendiri namun juga kepraktisannya dalam penggunaannya .

    Kosmetik dengan berbagai macam merk banyak beredar dipasaran,

    ditambah pula kosmetik impor yang menambah jajaran merk kosmetik dipasaran,

    khususnya krim wajah. Krim wajah adalah produk perawatan kulit yang

    digunakan untuk menenangkan kulit kering dan kadang-kadang diformulasikan

    dengan bahan bahan yang dimaksudkan untuk menawarkan manfaat

    tambahan pada kulit. Umumnya komponen penyusunnya adalah pelembut,

    pelembab, pengemulsi, bahan pengisi, pembersih, bahan aktif, pelarut, pewangi,

    dan pengawet .

    Penelitian ini mencoba memanfaatkan limbah seperti cangkang telur dan

    kulit apel yang saat ini kurang dimanfaatkan, sehingga memiliki daya jual yang

    lebih tinggi. Selain itu, dengan memanfaatkan limbah-limbah tersebut sebagai

    bahan baku, maka dapat pula membantu mengurangi tingkat pencemaran

    lingkungan.

    B. Pentingnya Masalah

    Cangkang telur dan kulit apel termasuk kedalam sampah organik. Dengan

    demikian cangkang telur dan kulit apel dapat terurai dengan tanah. Namun

    diperlukan waktu untuk mengurai limbah tersebut. Sehingga sampah ini akan

    menumpuk sebelum terurai seutuhnya. Untuk mengatasi hal tersebut maka

    cangkang telur dan kulit apel dapat dijadikan sebagai bahan baku dalam

    pembuatan krim wajah.

    2

  • 7/25/2019 laporan fix.pdf

    9/25

    3

    C. Tujuan

    Praktikum Kimia Terpadu dilaksanakan untuk menambah pengetahuan dan

    pengalaman siswa dan siswi Sekolah Menengah Analis Kimia Bogor dalam

    menganalisis suatu produk yang telah beredar luas dipasaran dan

    mengidentifikasi serta membandingkan hasilnya dengan Standar Nasional

    Indonesia sehingga dapat menentukan kualitas dan kelayakan pakai dari produk

    tersebut. Analisis harus mencakup parameter yang terkait dalam kehidupan yang

    dicantumkan dalam Standar Nasional Indonesia (SNI) No. 16-4954-1998 untuk

    sediaan krim perawatan wajah.

  • 7/25/2019 laporan fix.pdf

    10/25

    4

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    A. Pemanfaatan

    Pemanfaatan dapat diartikan suatu cara atau proses dalam memanfaatkan

    suatu benda atau obyek(Kamus Besar Bahasa Indonesia dan Depdikbud)

    B. Analisis

    Analisis adalah aktivitas yang memuat sejumlah kegiatan seperti mengurai,

    membedakan, memilah sesuatu untuk digolongkan dan dikelompokan kembali

    menurut kriteria tertentu kemudian dicari kaitannya dan ditaksir

    maknanya.(Wiradi, 2011 )

    C. Krim

    Krim adalah bentuk sediaan setengah padat, mengandung satu atau lebih

    bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai (Farmakope

    Indonesia IV). Istilah ini secara tradisional telah digunakan untuk sediaan

    setengah padat yang mempunyai konsistensi relatif cair diformulasi sebagai

    emulsi air dalam minyak atau minyak dalam air. Krim terdiri dati emulsi minyak

    dalam air atau dispersi mikrokristal asam-asam lemak atau alkohol berantaipanjang dalam air, yang dapat di cuci dengan air dan lebih ditujukan untuk

    pemakaian kosmetika dan estetika. Krim dapat juga digunakan untuk pemberian

    obat melalui vaginal.

    Tipe krim

    Ada dua tipe krim yaitu krim tipe minyak air (m/a) dan krim tipe air

    minyak(a/m). pemilihan zat pengemulsi harus disesuaikan dengan jenis

    dan sifat krim yang dikehendaki. Untuk krim tipe a/m digunakan sabun

    polivalen , span , adeps lanae , kolesterol ,dan cera. Sedangkan untuk

    krim tipe m/a digunakan sabun monovalen seperti trietanolamin, natrium

    stearat, kalium stearat dan amonium stearat. Selain itu dapat juga dipakai

    tween, natriun laurylsulfat, kuning telur, gelatinum, caseinum, CMC dan

    emulgidum.

    Kestabilan krim

    Kestabilan krim akan tergangg / rusak jika sistem campuranya

    terganggu,terutama disebabkan oleh perubahan suhu dan perubahan

    komposisi yang disebabkan perubahan salah satu fase secara berlebihan

  • 7/25/2019 laporan fix.pdf

    11/25

    5

    atau zat pengemulsinya tidak tercampurkan satu sama lain. Pengenceran

    krim hanya dapat dilakukan jika diketahui pengenceranya yang cocok dan

    dilakukan dengan tehnik aseptik. Krim yang sudah diencerkan harus

    digunakan dalam jangka waktu 1 bulan. Sebagai pengawet pada krim

    umumnya digunakan metil paraben (nipagin) dengan kadar 0,12% hingga

    0,18% atau propil paraben (nipasol)dengan kadar 0,02% hingga 0,05%.

    D. Cangkang Telur

    Cangkang telur adalah bagian terluar dari telur yang berfungsi memberi

    perlindungan bagi komponen-komponen isi telur dari kerusakan, baik secara

    fisik, kimia maupun mikrobiologis. Komposisi cangkang telur secara umum terdiri

    atas : air (1,6%) dan bahan kering (98,4%). Dari total bahan kering yang ada,

    dalam cangkang telurterkandung unsur mineral (95,1%) dan protein (3,3%).

    Berdasarkan komposisimineral yang ada, maka cangkang telur tersusun atas

    kristal CaCO3 (98,43%) ; MgCO3 (0,84%) dan Ca3(PO4)2 (0,75%) (Yuwanta,

    2010). Beberapa jenis mineral penting yang menyusun cangkang telur seperti

    pada:

    Gambar 1. Cangkang Telur

    Tabel 1. Kandungan cangkang telur

    Mineral % dari berat total g/ berat total

    Kalsium 37.30 % 2.30%

    Magnesium 0.38 % 0.02%

    Fosfor 0.35% 0.02%

    Karbonat 58.00% 3.50%

    Mangan 7.00% Ppm

    5

  • 7/25/2019 laporan fix.pdf

    12/25

    6

    E. Kulit Apel

    Kulit apel merupakan salah satu sumber makanan terbaik penghasil zat yang

    dikenal dengan quercetin. Antioksidan potensial ini sangat mahir menghancurkan

    radikal bebas penyebab penyakit di dalam tubuh. Selain itu, juga membantu

    melawan peradangan yang dapat menyebabkan tanda-tanda penuaan dini

    (id.wikipedia.org).

    Gambar 2. Kulit Apel

    F. Aroma

    Aroma adalah segala bau-bauan yang harum yang berasal dari tumbuh-

    tumbuhan atau akar-akaran (Kamus Besar Bahasa Indonesia).

  • 7/25/2019 laporan fix.pdf

    13/25

    7

    BAB III METODE PEMBUATAN, ANALISIS DAN KEWIRAUSAHAAN

    A. Metode Pembuatan

    Dalam panci 1 sendok makan cetylalcohol,CMC, minyak zaitun dan

    beeswax cair

    6 sendok makan parafin

    Panaskan dengan api kecil

    1 sendok makan tween 60

    Ditambahkan air filtrat kulit apel danmentimun hingga terbentuk krim

    Ditambahkan cangkang telur satusendok teh, natrium bezoat seujungsudip dan 7 tetes aroma apel (aduk).

    Dinginkan

    krim

  • 7/25/2019 laporan fix.pdf

    14/25

    8

    B. Metode Analisis

    1. Keadaan Contoh Metode Organoleptik

    a. Dasar

    Uji organoleptik berdasarkan pengamatan dengan menggunakan panca

    indera meliputi aroma, tekstur, dan kekentalan terhadap krim wajah yang

    dianalisis.

    b. Cara kerja

    1) Contoh disiapkan di atas piring kecil secukupnya.

    2) Diamati dan dicatat keadaan aroma, tekstur, dan kekentalan.

    2. pH Metode Potensiometri

    a. Dasar

    Adanya ion H+ atau OH- dalam larutan contoh dapat diukur menggunakan

    pH meter yang telah dikalibrasi dengan larutan buffer pH 4 dan larutan

    buffer pH 7, sehingga pH contoh dapat diketahui.

    b. Cara kerja

    1) Ditimbang 1 g contoh di dalam piala gelas 100 ml.

    2) Ditambahkan 25 ml air suling.

    3) pH meter dikalibrasi dengan larutan buffer pH 4 dan pH 7.

    4) Diukur pH larutan contoh menggunakan pH meter.

    3. Kadar Pengawet Metode Titrasi Asidimetri

    a. Dasar

    Natrium benzoate sukar larut dalam air, lebih mudah larut dalam pelarut

    organik. Ditetapkan dengan metode ekstraksi menggunakan

    ether.Pengekstraksian dilakukan pada pH 4. Kristal asam benzoate larut

    dalam aseton lalu dititar dengan NaOH.

  • 7/25/2019 laporan fix.pdf

    15/25

    9

    b. Reaksi

    c. Cara kerja

    1) Ditimbang 10 g contoh, dimasukkan kedalam piala gelas 100 ml.

    2) Dicek pH lalu dinetralkan dengan NaOH 0.1 N

    3) Ditambahkan H2SO4 4 N hingga pH4, lalu 5 ml buffer pH 4.4) Diekstraksi 3x25 ml dengan ether dalam labu kocok.

    5) Dicuci hingga bebas asam lalu dimasukkan ke erlenmeyer.

    6) Ditambahkan 25 ml aseton dan air suling.

    7) Ditambbankan 2 tetes indikator PP.

    8) Dititrasi menggunakan NaOH 0.02 N hingga diperoleh titik akhir

    merah muda seulas.

    d. Perhitungan

    ppm Na benzoate = %Na benzoate x 104

    4. Uji Hidrokuinon Metode Kromatografi Lapis Tipis

    a. Dasar

    Pemisahan komponen hidrokuinon dalam sampel dilakukan secara

    kromatografi lapis tipis dengan lapis tipis sebagai fase diam dancampuran metanol:kloroform (1:1) sebagai fase gerak, kemudian

    dibandingkan nilai retention factor (Rf)atau nilai retensi sampel terhadap

    standar.

    9

  • 7/25/2019 laporan fix.pdf

    16/25

    10

    b. Cara Kerja

    1) Dibuat lempeng kromatografi setebal 0,25 mm.

    2) Dibuat larutan uji yaitu contoh 0,1 % dalam metanol pekat (0,1 g contoh

    dilarutkan dalam butanol pekat dan dihimpitkan dalam labu ukur 100 ml)

    sebagai larutan A.

    3) Dibuat larutan standar Hidrokuinon BPFI 0,1 % sebagai larutan B.

    4) Ditotolkan secara terpisah sebanyak 0,5 l larutan A dan B pada

    lempeng kromatografi yang telah dibuat.

    5) Dimasukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi yang berisi fase

    gerak metanol pekat:kloroform pekat (50:50) yang telah dijenuhkan.

    6) Dibiarkan fase gerak merambat naik hingga bagian lempeng.

    7) Diangkat lempeng, biarkan fase gerak menguap.

    8) Dihitung Rf noda yang timbul pada lempeng.

    c. perhitungan:

    5. Logam Hg (raksa) Metode SSA

    a. Dasar

    Contoh dilarutkan dan dijadikan garam klorida, dengan bahan bakar

    dibuat menjadi aerosol dan atom bebas yang dapat menyerap energi

    cahaya sehingga membentuk atom yang tereksitasi dan absorbansi sinar

    dapat dibaca pada spektrofotometer serapan atom.

    b. Reaksi

    c. Cara kerja

    a) Deret standar dan Blanko

    1) Dipipet 1 ml larutan standar Hg 1000 ppm ke dalam labu ukur 100

    ml, dihimpitkan, dan dihomogenkan (larutan baku Hg 1 ppm).

    2) Larutan baku Hg 1 ppm dimasukan ke dalam buret mikro.

    3) Dibuat deret standar Hg 0-0.8 ppm (0,2;0.3;0.4;0.6;0.8) dan

    Blanko.

    10

  • 7/25/2019 laporan fix.pdf

    17/25

    11

    4) Ditambahkan masing-masing HNO3 4N 5 ml.

    5) Dihimpitkan dan dihomogenkan.

    6) Dibaca dengan AAS.

    b) Contoh

    1) Ditimbang 0.5 g contoh.

    2) Ditambahkan 15 ml campuran pereaksi (HNO3:HClO4:H2SO4)

    dengan perbandingan 1:1:5.

    3) Dipanaskan(250C) selama 30 menit.

    4) Dimasukkan kedalam labu takar 100ml.

    5) Ditambahkan HCl 1N.

    6) Dihimpitkan dan dihomogenkan.

    7) Diukur Absorbansi deret standar dan contoh menggunakan AAS.

    6. Jumlah Bakteri Metode Angka Lempeng Total (ALT)

    a. Dasar

    Pertumbuhan bakteri mesofil aerob setelah contoh diinkubasikan

    dalam pembenihan media plate count agar (PCA) selama 24-48 jam pada

    suhu 370C dalam inkubator.

    b. Cara Kerja

    1) Disiapkan 5 buah tabung reaksi dan 7 buah cawan petri yang steril

    beserta label yang sesuai.

    2) Ditimbang 10 g contoh, dilarutkan dalam erlenmeyer 90 ml dengan

    Buffer Peptone Water (BPW) sebagai pengenceran 10-1 (dalam

    erlenmeyer yang telah disterilkan yang berisi magnetic stirrer)

    3) Disiapkan larutan fisiologis 0,85% dan media Plate Count Agar

    (PCA) 40oC.

    4) Dipipet 9 ml larutan fisiologis 0,85% dimasukkan ke dalam tabung

    reaksi secara aseptik sebagai pengenceran 10-2, 10-3, 10-4 dan

    blanko.

    5) Dipipet 1 ml contoh, dimasukkan ke dalam tabung reaksi 10-2,

    kemudian dihomogenkan.

    6) Dipipet 1 ml larutan dari tabung reaksi 10-2, dimasukkan ke dalam

    tabung reaksi 10-3, kemudian dihomogenkan.

    7) Dipipet 1 ml larutan dari tabung reaksi 10-3, dimasukkan ke dalam

    tabung reaksi 10

    -4

    , kemudian dihomogenkan.

    11

  • 7/25/2019 laporan fix.pdf

    18/25

    12

    8) Dipipet 0,1 ml larutan dari tabung reaksi 10-2, dimasukkan ke dalam

    cawan petri. Dilakukan hal yang sama pada tabung reaksi 10-3, 10-4

    dan blanko (untuk blanko dilakukan penetesan duplo).

    9) Dimasukkan media Plate Count Agar(PCA) secukupnya ke dalam

    cawan petri yang telah ditetesi contoh, dibiarkan sampai memadat.

    10) Diinkubasi pada suhu 37oC selama 24 jam.

    11) Dilakukan pengamatan dan penghitungan jumlah bakteri dengan

    colony counter.

    b. Perhitungan

    7. Bakteri Pseudomonas auruginosa

    a. Dasar

    Pertumbuhan bakteri mesofil aerob setelah contoh diinkubasikan

    dalam pembenihan media CA (centrimed Agar) selama 24 jam pada

    suhu 370C dalam inkubator.

    b. Cara kerja

    1) Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

    2) Dituangkan 1 ml saampel (1:10) ke dalam cawan petri.

    3) Ditambahkan media CA (centrimed Agar) ke dalam cawan petri Lalu

    diinkubasi selam 24 jam pada suhu 37 oC.

    4) Diamati pertumbuhan bakteri Pseudomonas auruginosa.

    8. Candida albicans Metode Plate Count

    a. Dasar

    Pertumbuhan bakteri mesofil aerob setelah contoh diinkubasikan

    dalam pembenihan media potatto dextrose agar (PDA) selama 24-48 jam

    pada suhu 370C dalam inkubator.

    b.Cara kerja

    1) Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

    2) Dituangkan 1 ml saampel (1:10) ke dalam cawan petri.

    3) Ditambahkan media potatto dextrose agar (PDA) ke dalam cawan

    petri lalu diinkubasi selam 24-48 jam pada suhu 37 oC.

    4) Diamati pertumbuhan bakteri Candida albicans.

    12

  • 7/25/2019 laporan fix.pdf

    19/25

    13

    9. Bakteri Staphylococcus aureus

    a. Dasar

    Pertumbuhan bakteri mesofil aerob setelah contoh diinkubasi dalam

    pembenihan media MSA (Mannitol Salt Agar) selama 24 jam pada suhu

    37oC.

    b. Cara Kerja

    1) Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

    2) Dituangkan 1 ml saampel (1:10) ke dalam cawan petri.

    3) Ditambahkan media MSA (Mannitol Salt Agar) ke dalam cawan

    petri lalu diinkubasi selam 24 jam pada suhu 37 oC.

    4) Diamati pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus.

    C. Kewirausahaan

    a. Anggaran Tetap

    Tabel 2. Anggaran tetap

    No Nama alat/bahan Jumlah Harga Satuan Jumlah Harga

    1 Panci kecil 1 buah Rp25.000,- Rp25.000,-

    2 Kompor gas kecil 1 buah Rp70.000,- Rp70.000,-

    3 Tabung gas LPG 1 buah Rp18.000,- Rp18.000,-4 Blender 1 buah Rp150.000,- Rp150.000,-

    5 Pisau 1 buah Rp5.000,- Rp5.000,-

    6 Mangkuk 1 buah Rp7.000,- Rp7.000,-

    7 Sendok 2 buah Rp3.000,- Rp6.000,-

    8 Ulekan 1 buah Rp20.000,- Rp20.000,-

    9 Saringan 1 buah Rp10.000,- Rp10.000,-

    Total Harga Rp311.000,-

    b. Anggaran Sekali Produksi

    Tabel 3. Anggaran Sekali Produksi

    No Nama alat/bahan Jumlah Harga/Satuan Jumlah Harga

    1 Cangkang telur20 gram

    Rp1.500,-/100gram Rp300,-

    2 Kulit apel20 gram

    Rp3.000,-/100gram Rp600,-

    3 Mentimun20 gram

    Rp1.000,-/100gram Rp200,-

    4 Cetyl alkohol 20 gram Rp70.000,-/1Kg Rp1.400,-

    5 CMC20 gram

    Rp10.000,-/100gram Rp2.000,-

    6 Beeswax 20 gram Rp60.000,-/1Kg Rp1.200,-

    7 Minyak Zaitun 5 ml Rp35.000,-/100ml Rp.1.750

    13

  • 7/25/2019 laporan fix.pdf

    20/25

  • 7/25/2019 laporan fix.pdf

    21/25

    15

    Bab IV Hasil dan Pembahasan

    Di bawah ini dipaparkan hasil analisis yang dibandingkan dengan SNI No.

    16-4954-1998 dan SNI No. 16-6069-1999 adalah sebagai berikut:

    Tabel 4. Hasil Analisis

    No. Kriteria Uji Satuan Hasil Analisis Persyaratan

    1. Keadaan: Aroma - Normal Normal

    Tekstur - Normal Normal

    Kekentalan - Normal Normal

    2. pH - 6.97 3.5-8.0

    3. Kadar Pengawet % 0.40 Max. 2

    4. Mikrobiologi:

    Angka Lempeng Total Koloni/gram 0 Max. 105

    Pseudomonas auruginosa Koloni/gram Negatif Negatif

    Candida albicans Koloni/gram Negatif Negatif

    Staphylococcus aureus Koloni/gram Negatif Negatif

    5. Uji Cemaran Logam Hg ppm

  • 7/25/2019 laporan fix.pdf

    22/25

    16

    pada uji organoleptik yang melibatkan indra penciuman, peraba dan penglihatan

    diperoleh hasil normal yang artinya aroma, tekstur dan kekentalan krim bagus.

    Pengawet yang umumnyadigunakan pada kosmetik adalah methyl paraben,

    namun pada saat ini penggunaan methyl paraben dianggap berbahaya oleh

    beberapa peneliti. Sehingga pada proses pembuatan krim digunakan natrium

    benzoate sebagai pengawet. Pada proses analisis kadar pengawet digunakan

    metode ekstraksi menggunakan ether, kemudian kristal benzoate dilarutkan

    dengan aceton dan dititrasi menggunakan NaOH.

    Selain sterilitas pada saat pembuatan krim wajah, adanya penambahan

    pengawet dan proses pemanasan juga menyebabkan tidak adanya bakteri yang

    terdapat di dalam krim.

    Cemaran logam Hg diuji dengan cara melakukan destruksi terlebih dahulu

    pada sampel yaitu dengan campuran HNO3:HClO4:H2SO4dengan perbandingan

    1:1:5 pada suhu 250oC dan diukur absorbansi dengan AAS. Penambahan logam

    Hg pada kosmestik bertujuan sebagai pemutih, namun penggunaan logam Hg

    dalam jangka waktu yang lama sangat berbahaya karena dapat menyebabkan

    iritasi parah pada kulit serta gangguan sistem syaraf, seperti tremor (gemetar),

    insomnia (tidak bisa tidur), pikun, gangguan penglihatan, ataxia (gerakan tangan

    tidak normal), gangguan emosi dan depresi.

    16

  • 7/25/2019 laporan fix.pdf

    23/25

    17

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

    A. Kesimpulan

    Berdasarkan Hasil analisis dari produk Krim Wajah yang mengacu pada SNI

    No. 16-4954-1998 dan SNI No. 16-6069-1999 dapat disimpulkan bahwa produk

    Krim Wajah memenuhi standar. Hal ini berdasarkan semua parameter uji yang

    telah dilakukan selama proses analisis Produk Krim Wajah.

    B. Saran

    Untuk pengembangan lebih lanjut kami memberikan saran sebagai berikut :

    1. Memperhatikan mutu dan kualitas bahan-bahan yang digunakan dalam prosessintesis krim wajah.

    2. Memperhatikan kebersihan peralatan yang digunakan selama proses sintesis.

    3. Membuat formulasi yang tepat pada sintesis krim wajah agar didapatkan krim

    wajah yang optimal.

  • 7/25/2019 laporan fix.pdf

    24/25

    18

    DAFTAR PUSTAKA

    Andina, Yayuk. 2013. Uji Mikrobiologis. Bogor:

    http://yayukandina.blogspot.com/2013/04/uji-mikrobiologis.html .

    Artikel 13 April 2013. Agustus 2015 pk.16.00

    Sanjaya, Prima. 2009. Cream. Jakarta:http://www.x3-

    rima.com/2009/05/cream.html.Artikel 7 Mei 2009. Agustus 2015 pk.16.00

    Tanpa nama. 2013.

    Wikipedia:Manfaat Buah Apel. Tanpa Kota.

    https://id.wikipedia.org/wiki/Apel. Artikel 13 Juni 2013. Agustus 2015

    pk.16.00

    Tanpa nama. 2012. Beoagustin42-kulit: Pengertian Kulit. Tanpa

    kota.http://beoagustin42-kulit.blogspot.com/2012/10/pengertian-

    kulit.html.Artikel 9 Oktober 2012. Agustus 2015 pk.16.00

    Tanpa nama. 2011. Bkipm.kkp: SNI Aureus.Tanpa

    kota.http://www.bkipm.kkp.go.id/bkipmnew/public/files/sni/SNI%202332.

    9-2011%20UJI%20S%20AUREUS.pdf. Artikel 1 Mei 2011. Agustus 2015

    pk.16.00.

    Tanpa nama. 2013. Academia.edu: pengertian Analisis.Tanpa kota.

    http://www.academia.edu/8798195/Definisi_dan_Pengertian_Analisis_Menurut_

    Para_Ahli_-Fatih_iO.Artikel 12 juli 2012. September 2015 pk.13.00.

    Tanpa nama. 2013. kbbi: Komestika.Tanpa kota.

    http://kbbi.web.id/aroma.Artikel 3 oktober 2011. September 2015 pk.10.00.

    http://yayukandina.blogspot.com/2013/04/uji-mikrobiologis.htmlhttp://yayukandina.blogspot.com/2013/04/uji-mikrobiologis.htmlhttp://www.x3-prima.com/2009/05/cream.htmlhttp://www.x3-prima.com/2009/05/cream.htmlhttp://www.x3-prima.com/2009/05/cream.htmlhttp://www.x3-prima.com/2009/05/cream.htmlhttps://id.wikipedia.org/wiki/Apelhttps://id.wikipedia.org/wiki/Apelhttp://beoagustin42-kulit.blogspot.com/2012/10/pengertian-kulit.htmlhttp://beoagustin42-kulit.blogspot.com/2012/10/pengertian-kulit.htmlhttp://beoagustin42-kulit.blogspot.com/2012/10/pengertian-kulit.htmlhttp://www.bkipm.kkp.go.id/bkipmnew/public/files/sni/SNI%202332.9-2011%20UJI%20S%20AUREUS.pdfhttp://www.bkipm.kkp.go.id/bkipmnew/public/files/sni/SNI%202332.9-2011%20UJI%20S%20AUREUS.pdfhttp://www.bkipm.kkp.go.id/bkipmnew/public/files/sni/SNI%202332.9-2011%20UJI%20S%20AUREUS.pdfhttp://www.bkipm.kkp.go.id/bkipmnew/public/files/sni/SNI%202332.9-2011%20UJI%20S%20AUREUS.pdfhttp://www.academia.edu/8798195/Definisi_dan_Pengertian_Analisis_Menurut_Para_Ahli_-Fatih_iOhttp://www.academia.edu/8798195/Definisi_dan_Pengertian_Analisis_Menurut_Para_Ahli_-Fatih_iOhttp://kbbi.web.id/aromahttp://kbbi.web.id/aromahttp://kbbi.web.id/aromahttp://www.academia.edu/8798195/Definisi_dan_Pengertian_Analisis_Menurut_Para_Ahli_-Fatih_iOhttp://www.academia.edu/8798195/Definisi_dan_Pengertian_Analisis_Menurut_Para_Ahli_-Fatih_iOhttp://www.bkipm.kkp.go.id/bkipmnew/public/files/sni/SNI%202332.9-2011%20UJI%20S%20AUREUS.pdfhttp://www.bkipm.kkp.go.id/bkipmnew/public/files/sni/SNI%202332.9-2011%20UJI%20S%20AUREUS.pdfhttp://beoagustin42-kulit.blogspot.com/2012/10/pengertian-kulit.htmlhttp://beoagustin42-kulit.blogspot.com/2012/10/pengertian-kulit.htmlhttps://id.wikipedia.org/wiki/Apelhttp://www.x3-prima.com/2009/05/cream.htmlhttp://www.x3-prima.com/2009/05/cream.htmlhttp://yayukandina.blogspot.com/2013/04/uji-mikrobiologis.html
  • 7/25/2019 laporan fix.pdf

    25/25

    LAMPIRAN

    Data-data analisis krim wajah

    1. Uji Organoleptik

    Normal

    2. Potensiometri

    pH contoh 6,97

    3. Angka Lempeng Total

    Data pengamatan tidak terdapat bakteri

    4. Bakteri Patogen

    Negatif

    5. Kadar Pengawet

    = 0,33 %

    = 0,34 %

    = 0,335 %

    = 0,40 %

    Ppm Natrium benzoat = 0,40 % x 10000 = 4000 ppm

    6. Cemaran Logam Hg

    = 0,0955 % ( data ditolak )

    = -0,1164 % ( dianggap 0 )