12. bab v fix.pdf
TRANSCRIPT
Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil 2014/2015
127
Laboratorium Pengujian Bahan
BAB V
PENGUJIAN KEMAMPUKERASAN
5.1 Tujuan Pengujian
1. Mengetahui kemampukerasan suatu bahan.
2. Mengetahui pengaruh suhu pemanasan terhadap kemampukerasan bahan.
3. Mengetahui pengaruh waktu penahanan terhadap kemampukerasan bahan.
4. Mengetauhi cara menentukan kemampukerasan bahan.
5.2 Teori Dasar Pengujian
Sifat kemampukerasan (Hardenability) Baja secara umum didefinisikan sebagai
kemampuan dari suatu bahan material untuk dapat dikeraskan sampai ke fase
martensite. Kemampuan untuk mencapai kekerasan tertentu dikaitkan dengan kekerasan
tertinggi yang bisa dicapai , tergantung pada kandungan karbon material dan jumlah
karbon yang terlarut pada austenite setelah perlakuan panas austenitizing . Suatu batang
baja setelah di quenching dipotong lalu diukur kekerasannya dari setiap titik pada
pemampang tersebut dari permukaan hingga ke pusatnya dan hasilnya diplot maka akan
didapatkan kurva kekerasan dari baja tersebut , kurva ini disebut hardness penetration
diagram.
5.2.1 Macam-macam Metode Pengujian Kemampukerasan
Ada 3 macam atau metode dalam pengujian kemampukerasan material, yaitu:
1. Metode Grossman
Pada metode ini, benda uji dipanaskan lalu dicelupkan semua permukaannya
pada air (quenching) sehingga didapatkan kekerasan yang berbeda pada setiap
strukturnya.
Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil 2014/2015
128
Laboratorium Pengujian Bahan
Gambar 5.1 Metode Grossman
Sumber : Anonymous 44; 2014
2. Appearance of Fracture
Pada metode ini sifat kemampukerasan baja dapat dilihat dari patahan yang
terjadi pada baja tersebut. Seperti yang kita ketahui, patah pada material dapat dibagi
3 yaitu :
a. Patah ulet
Patah ulet disebabkan oleh tegangan geser. Ciri – cirinya antara lain
terdapat garis – garis benang serabut, menyerap cahaya, terjadi deformasi plastis.
Gambar 5.2 Patahan ulet
Sumber : Anonymous 45; 2014
Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil 2014/2015
129
Laboratorium Pengujian Bahan
b. Patah getas
Patah getas disebabkan oleh tegangan normal. Ciri – cirinya permukaan
patah berbentuk grenular, berkilat, memantulkan cahaya dan tidak didahului
deformasi plastis.
Gambar 5.3 Patahan getas
Sumber : Anonymous 46; 2014
c. Patah Campuran
Patah campuran merupakan perpaduan dari patahan ulet dan patahan getas.
Gambar 5.4 Patahan campuran
Sumber : Anonymous 47; 2014
3. Metode Jominy
Pada uji jominy material dipanaskan dalam tungku sampai suhu
transformasinya (austenite) dan terbentuk sedemikian rupa sehingga dapat
dipasangkan pada apparatus jominy. Kemudian air di semprotkan dari bawah,
sehingga menyentuh permukaan bawah spesimen. Dengan ini didapatkan kecepatan
pendinginan di setiap bagian berbeda – beda. Pada bagian yang terkena air
Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil 2014/2015
130
Laboratorium Pengujian Bahan
mengalami pendinginan yang cepat dan semakin menurun ke bagian yang tidak
terkena air. Dari hasil pengukuran, kita akan mendapatkan nilai kekerasan yang
berbeda – beda pada tiap bagian,
Gambar 5.5 Metode Jominy
Sumber : Anonymous 48; 2014
Perbedaan metode Jominy dengan metode Grossman adalah :
Tabel 5.1 Perbedaan metode Jominy dengan metode Grossman
Metode Jominy Metode Grossman
Menggunakan satu spesimen
yang dipanaskan
Variasi kekerasan berdasarkan
pada jarak ujung pendinginan
Panjang spesimen 4x diameter
Tanpa pemotong spesimen
Tanpa menggunakan
mikroskop
Menggunakan beberapa
spesimen yang dipanaskan
Variasi kekerasan berdasarkan
diamter spesimen
Panjang minimal spesimen 5x
diameter
Dengan pemotongan spesimen
Menggunakan mikroskop
Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil 2014/2015
131
Laboratorium Pengujian Bahan
5.2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemampukerasan Baja
Hal – hal yang mempengaruhi sifat kemampukerasan suatu material antara lain :
1. Suhu Pemanasan
Kemampuankerasan akan semakin tinggi jika semakin rendah suhu
pemanasan pada perlakuan panas.
2. Waktu Holding
Semakin lama waktu holding pada perlakuan panas terhadap suatu material,
maka akan menurunkan sifat kemampukerasannya.
3. Dimensi Baja
Dimensi baja mempengaruhi kemampukerasan, karena semakin besar
dimensi material maka proses kemampukerasan semakin berkurang.
5.3 Pelaksanaan Pengujian
5.3.1 Alat dan Bahan yang Digunakan
Spesifikasi Alat yang Digunakan
1. Bejana pendingin
Digunakan untuk mendinginkan benda uji dengan menyemprotkan air
kepada salah satu ujung benda uji.
Gambar 5.6 Bejana Pendingin
Sumber : Laboratorium Pengujian Bahan Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas
Brawijaya
2. Microhardness vickers tester
Digunakan untuk mengukur kekerasan
Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil 2014/2015
132
Laboratorium Pengujian Bahan
Gambar 5.7 Microhardness vickers tester
Sumber : Laboratorium Pengujian Bahan Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas
Brawijaya
Spesifikasi:
Merk : Digital microhardness vickers tester model TH 712
Berat beban : 35 kg
Buatan : Cina
3. Dapur listrik
Digunakan untuk memberikan pemanasan pada benda uji.
Gambar 5.8 Dapur listrik
Sumber : Laboratorium Pengujian Bahan Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas
Brawijaya
Spesifikasi dapur listrik:
Merk : Openbau Hoffmann / E90
Suhu max : 950˚ C
Buatan : Austria
Daya : 3,3 kW
Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil 2014/2015
133
Laboratorium Pengujian Bahan
4. Stopwatch
Digunakan untuk mengukur waktu holding
Gambar 5.9 Stopwatch
Sumber : Laboratorium Pengujian Bahan Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas
Brawijaya
5. Penjepit
Digunakan untuk mengukur nilai kekerasan suatu material
.
Gambar 5.10 Penjepit
Sumber : Laboratorium Pengujian Bahan Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas
Brawijaya
6. Kertas gosok
Digunakan untuk menghilangkan kotoran dan kerak pada benda uji.
Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil 2014/2015
134
Laboratorium Pengujian Bahan
Gambar 5.11 Kertas gosok
Sumber : Anonymous 49; 2014
Komposisi Kimia Spesimen
Bahan : Baja Assab 760
Komposisi : C = 0,50 %
Mn = 0,50 %
Si = 0,25 %
Pergeseran Titik Eutectoid
Tabel 5.2 Pergeseran titik eutectoid
Tc = (725.0,74) + (730.0,72) = 727,47 oC
0,74 + 0,72
% C = (725.0,74) + (730.0,72) = 0,729 %
725 + 730
No Logam Komposisi suhu
eutectoid
% C
1 Mangan (Mn) 0,5 % 725oC 0,74 %
2 Silikon (Si) 0,25 % 730oC 0,72 %
Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil 2014/2015
135
Laboratorium Pengujian Bahan
Keterangan: Fe – Fe3C
Pergeseran Titik Eutectoid
Gambar 5.12 Pergeseran Titik Eutectoid
Bentuk dan dimensi spesimen
Skala = 1:1
Satuan = millimeter
Gambar 5.13 Bentuk dan Dimensi Spesimen
5.3.2 Prosedur Pengujian
1. Permukaan benda uji dibersihkan dari kotoran dan kerak dengan kertas gosok.
2. Spesimen dipanaskan dan di-holding dengan suhu dan waktu tertentu.
3. Spesimen dipindakan dari dapur listrik ke bejana pendingin untuk proses
pendinginan. Pendinginan dimulai dari salah satu ujung batang.
4. Setelah pendinginan selesai, spesimen dibersihkan dengan kertas gosok.
Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil 2014/2015
136
Laboratorium Pengujian Bahan
5. Spesimen dibagi menjadi 10 bagian dengan jarak 2; 4; 6; 8; 10; 15; 20; 30; 40; 60
mm dari ujung spesimen yang disemprot.
6. Kekerasan spesimen diukur dengan microhardness vickers tester pada jarak – jarak
tersebut.
5.2 Hipotesa
Kemampukerasan suatu material dipengaruhi oleh berbagai hal , diantaranya
suhu pemanasan , waktu holding , dimensi bahan dan jarak penyemprotan spesimen.
Hal hal tersebut sangat mempengaruhi kemampukerasan suatu material.
Semakin tinggi suhu pemansan suatu spesimen maka kemampukerasan spesimen
semakin rendah, karena ukuran butir akan semakin kecil ketika suhu pemanasan
semakin tinggi , karena juga semakin lama waktu holding maka spesimen semakin
homogen sehingga kemampukerasannya semakin rendah. Semakin besar dimensi suatu
bahan kemampukerasannya semakin buruk karena distribusi pemasanan tidak merata.
Apabila semakin dekat jarak penyemprotan dari spesimen maka kemampukerasannya
semakin tinggi. Pada pengujian kali ini ditinjau perbandingan kemampukerasan suatu
spesimen pada suhu yang berbeda. Hipotesa yang dapat diambil adalah semakin tinggi
suhu pemanasan , kemampukerasan semakin rendah.
5.5 Pengolahan Data
5.5.1 Data Kelompok
Tabel 5.3 Data tanpa perlakuan
No. Xi Yi Xi^2 ln Yi Xi ln Yi
1 2 376.8 4 5.932 11.863
2 4 365.4 16 5.901 23.604
3 6 361.2 36 5.889 35.337
4 8 354.1 64 5.870 46.957
5 10 350.4 100 5.859 58.591
6 15 342.1 225 5.835 87.527
7 20 337.1 400 5.820 116.408
8 30 329.5 900 5.798 173.927
9 40 324.6 1600 5.783 231.304
10 60 320.1 3600 5.769 346.118
∑ 195 3461.3 6945 58.455 1131.635
Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil 2014/2015
137
Laboratorium Pengujian Bahan
∑ Xi = 195
∑ ln Yi = 58.455
∑ Xi2 = 6945
∑ Xi ln Yi = 1131.635
∑ Xi ln Yi – a ∑ Xi2 – b ∑ Xi = 0
1131.635– ( a x 6945 ) – ( b x 195 ) = 0
6945a + 195b = 1131.635 ….. ( 1 )
∑ ln Yi – a ∑ Xi – nb = 0
58.455– ( a x 195 ) – 10 b = 0
195 a + 10 b = 58.455 ….. ( 2 )
Eliminasi persamaan ( 1 ) dan ( 2 ) , sehingga :
6945a + 195b = 1131.635
3802.5a + 195b = 1139.8745
31425 a = -8.2399
a = -2,6221 x 10^-3
nilai a disubstitusikan ke dalam persamaan (2) , sehingga
195 (-2,6221 x 10^-3) + 10 b = 58.455
10 b = 58.966
b = 5.8966
Dari nilai a dan nilai b yang telah didapat, dimasukka ke dalam rumus:
ln Y = ln ( eax + b
)
ln Y = ax + b
ln Y = -2,6221 x 10^-3 ( x ) + 5.8966
1. ln Y1 = -2,6221 x 10^-3 ( 2 ) + 5.8966
ln Y1 = 5.8914
Y1 = 361.9116
2. ln Y2 = -2,6221 x 10^-3 ( 4 ) + 5.8966
ln Y2 = 5.8861
Y2 = 359.9985
3. ln Y3 = -2,6221 x 10^-3 ( 6 ) + 5.8966
ln Y3 = 5.8809
Y3 = 358.1314
Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil 2014/2015
138
Laboratorium Pengujian Bahan
4. ln Y4 = -2,6221 x 10^-3 ( 8 ) + 5.8966
ln Y4 = 5.8756
Y4 = 356.2383
5. ln Y5 = -2,6221 x 10^-3 ( 10 ) + 5.8966
ln Y5 = 5.8704
Y5 = 354.3907
6. ln Y6 = -2,6221 x 10^-3 ( 15 ) + 5.8966
ln Y6 = 5.8573
Y6 = 349.7785
7. ln Y7 = -2,6221 x 10^-3 ( 20 ) + 5.8966
ln Y7 = 5.8442
Y7 = 345.2263
8. ln Y8 = -2,6221 x 10^-3 ( 30 ) + 5.8966
ln Y8 = 5.8179
Y8 = 336.2652
9. ln Y9 = -2,6221 x 10^-3 ( 40 ) + 5.8966
ln Y9 = 5.7917
Y9 = 327.5694
10. ln Y10 = -2,6221 x 10^-3 ( 60 ) + 5.8966
ln Y10 = 5.7393
Y10 = 310.8467
Jumlah Kuadrat Deviasinya
δ = [ ln Y1 – ( ax1 + b ) ]2 + [ ln Y2 – ( ax2 + b ) ]
2 + … + [ ln Yn – ( axn
+ b ) ]2
= (5.9317 - 5.8914)2
+ (5.9009 - 5.8861)2
+ (5.8894 - 5.8809)2
+
(5.8695 - 5.8756)2
+ (5.8590 - 5.8704)2
+ (5.8351 - 5.8573)2
+
(5.8203 - 5.8442)2
+ (5.7975 - 5.8179)2
+ (5.7825 - 5.7917)2
+
(5.7686 - 5.7393)2
= 0.00450589
Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil 2014/2015
139
Laboratorium Pengujian Bahan
Tabel 5.4 Data hasil pengujian Jominy 950oC ; 180’
No Yi
(VHN)
Xi
(mm) Ln Yi Xi
2 Xi Ln Yi
1 686,3 2 6,531315 4 13,06263
2 520,5 4 6,25479 16 25,01916
3 420,5 6 6,041444 36 36,24867
4 332 8 5,805135 64 46,44108
5 337,6 10 5,821862 100 58,21862
6 270,4 15 5,599902 225 83,99854
7 268,3 20 5,592106 400 111,8421
8 255,6 30 5,543614 900 166,3084
9 249,8 40 5,520661 1600 220,8264
10 193,8 60 5,266827 3600 316,0096
∑ 3534,8 195 57,97766 6945 1077,975
∑ Xi = 195
∑ ln Yi = 57.97766
∑ Xi2 = 6945
∑ Xi ln Yi = 1077.975
∑ Xi ln Yi – a ∑ Xi2 – b ∑ Xi = 0
1077.975 – ( a x 6945 ) – ( b x 195 ) = 0
6945a + 195b = 1077.975 ….. ( 1 )
∑ ln Yi – a ∑ Xi – nb = 0
57.97766 – ( a x 195 ) – 10 b = 0
195 a + 10 b = 57.97766 ….. ( 2 )
Eliminasi persamaan ( 1 ) dan ( 2 ) , sehingga
6945a + 195 b = 1077.975
3802.5a + 195b = 1030.5643
3142.5a = -52.5893
a = -16.734 x 10^-3
Nilai a disubstitusikan ke dalam persamaan (2) , sehingga
195a + 10 b = 57.97766
195 (-16.734 x 10^-3) + 10 b = 57.97766
10 b = 57.97766 + 3.26313
10 b = 61.2409
b = 6.12409
Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil 2014/2015
140
Laboratorium Pengujian Bahan
Dari nilai a dan nilai b yang telah didapat, dimasukkan ke dalam
rumus:
ln Y = ln ( eax + b
)
ln Y = ax + b
ln Y = -5.3156 x 10^-3 ( x ) + 5.4297
1. ln Y1 = -16.734 x 10^-3 ( 2 ) + 6.12409
ln Y1 = 6.090622
Y1 = 441.6960
2. ln Y2 = -16.734 x 10^-3 ( 4 ) + 6.12409
ln Y2 = 6.057154
Y2 = 427.1580
3. ln Y3 = -16.734 x 10^-3 ( 6 ) + 6.12409
ln Y3 = 6.023686
Y3 = 413.0984
4. ln Y4 = -16.734 x 10^-3 ( 8 ) + 6.12409
ln Y4 = 5.990218
Y4 = 399.5016
5. ln Y5 = -16.734 x 10^-3 ( 10 ) + 6.12409
ln Y5 = 5.95675
Y5 = 386.3524
6. ln Y6 = -16.734 x 10^-3 ( 15 ) + 6.12409
ln Y6 = 5.87308
Y6 = 355.3417
7. ln Y7 = -16.734 x 10^-3 ( 20 ) + 6.12409
ln Y7 = 5.78941
Y7 = 326.8201
8. ln Y8 = -16.734 x 10^-3 ( 30 ) + 6.12409
ln Y8 = 5.62207
Y8 = 276.4610
9. ln Y9 = -16.734 x 10^-3 ( 40 ) + 6.12409
ln Y9 = 5.45473
Y9 = 233.8617
10. ln Y10 = -16.734 x 10^-3 ( 60 ) + 6.12409
Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil 2014/2015
141
Laboratorium Pengujian Bahan
ln Y10 = 5.12005
Y10 = 167.3437
Jumlah Kuadrat Deviasi
δ = [ ln Y1 – ( ax1 + b ) ]2 + [ ln Y2 – ( ax2 + b ) ]
2 + … + [ ln Yn – ( axn
+ b ) ]2
=(6,5313-6,0906)^2+(6,2547-6,0571)^2+(6,0414-
6,0236)^2+(5,8051-5,9902)^2+(5,8218-5,9567)^2+(5,5999-
5,873)^2+(5,5921-5,7894)^2+(5,5436-5,622)^2+(5,5206-
5,4547)^2+(5,2668-5,12)^2)
= 0.43158962
5.5.1 Data Antar Kelompok
Suhu Sama Holding Beda
Tabel 5.5 Data hasil perlakuan 950oC ; holding 100 menit
No Yi
(VHN)
Xi
(mm)
1 469,5 2
2 450,2 4
3 436 6
4 335,8 8
5 330,4 10
6 288 15
7 250,4 20
8 261,2 30
9 239,8 40
10 230,2 60
Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil 2014/2015
142
Laboratorium Pengujian Bahan
Tabel 5.6 Data hasil perlakuan 950oC ; holding 60 menit
No Yi
(VHN)
Xi
(mm)
1 436 2
2 339,5 4
3 327,1 6
4 323,5 8
5 322 10
6 315,4 15
7 300,8 20
8 221,5 30
9 215,4 40
10 214,9 60
Tabel 5.7 Data hasil perlakuan 950oC ; holding 20 menit
No Yi
(VHN)
Xi
(mm)
1 396,6 2
2 381,2 4
3 350,6 6
4 281,1 8
5 262,4 10
6 249,8 15
7 245,2 20
8 231,3 30
9 220,8 40
10 203,5 60
Tabel 5.8 Data tanpa perlakuan
No. Xi Yi
1 2 376.8
2 4 365.4
3 6 361.2
4 8 354.1
5 10 350.4
6 15 342.1
7 20 337.1
8 30 329.5
9 40 324.6
10 60 320.1
Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil 2014/2015
143
Laboratorium Pengujian Bahan
Tabel 5.9 Data hasil perlakuan 950oC ; holding 140 menit
No Yi
(VHN)
Xi
(mm)
1 627,7 2
2 500,5 4
3 399,7 6
4 354,5 8
5 250,3 10
6 248,2 15
7 230,3 20
8 225,9 30
9 226,3 40
10 227,3 60
Suhu Beda Holding Sama
Tabel 5.10 Data hasil perlakuan 750oC ; holding 180 menit
No Yi
(VHN)
Xi
(mm)
1 415,6 2
2 585,1 4
3 233,2 6
4 244,3 8
5 198,6 10
6 202,7 15
7 200,9 20
8 184,7 30
9 227,3 40
10 193 60
Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil 2014/2015
144
Laboratorium Pengujian Bahan
Tabel 5.11 Data hasil perlakuan 800oC ; holding 180 menit
No Yi (VHN) Xi (mm)
1 859,6 2
2 610,2 4
3 580,4 6
4 420,3 8
5 310,5 10
6 320,3 15
7 332,3 20
8 344,9 30
9 330,2 40
10 354,4 60
Tabel 5.12 Data hasil perlakuan 900oC ; holding 180 menit
Tabel 5.13 Data tanpa perlakuan
No Yi
(VHN)
Xi
(mm)
1 831,1 2
2 721,4 4
3 661 6
4 510,2 8
5 317 10
6 310,3 15
7 299,7 20
8 301,2 30
9 290,2 40
10 265,3 60
No. Xi Yi
1 2 376.8
2 4 365.4
3 6 361.2
4 8 354.1
5 10 350.4
6 15 342.1
7 20 337.1
8 30 329.5
9 40 324.6
10 60 320.1
Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil 2014/2015
145
Laboratorium Pengujian Bahan
Tabel 5.14: Data hasil perlakuan 850oC ; holding 180 menit
No Yi
(VHN)
Xi
(mm)
1 623,3 2
2 540,7 4
3 460,7 6
4 415,6 8
5 320,5 10
6 225,4 15
7 210,2 20
8 189,9 30
9 195,3 40
10 182,6 60
Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil 2014/2015
146
Laboratorium Pengujian Bahan
5.6 Pembahasan
Data Kelompok
Gra
fik 5
.1 P
erb
andin
gan
Kek
eras
an S
pes
imen
Tan
pa
Per
lakuan
den
gan
Spes
imen
Per
lakuan
Pan
as 9
50
oC
Hold
ing
180 M
enit
Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil 2014/2015
147
Laboratorium Pengujian Bahan
Grafik di atas merupakan grafik hubungan jarak penyemprotan terhadap
kekerasan spesimen tanpa perlakuan dengan spesimen yang diberi perlakuan 950˚ C dan
diholding selama 180 menit. Dalam grafik tersebut sumbu x menunjukkan jarak
penyemprotan (mm) dari ujung dimulai dari jarak 2,4,6,8,10,15,20,30,40,60. Sedangkan
pada sumbu y menunjukkan tingkat kekerasan yang diperoleh setelah spesimen
didinginkan.
Dari grafik perbandingan kekerasan spesimen tanpa perlakuan dengan spesimen
perlakuan panas 950oC holding 180 Menit didapatkan nilai kekerasan spesimen yang
tanpa perlakuan berada pada 376.8 – 320.1 VHN. Sedangkan nilai kekerasan spesimen
yang diberi perlakuan 950oC dan holding 180’ berada pada 686.3 – 193.8 VHN.
Menunjukan bahwa nilai kemampukerasan yang dimiliki spesimen dengan perlakuan
950oC Holding 180 Menit lebih rendah dibandingkan dengan spesimen tanpa perlakuan.
Dalam grafik ini tidak terjadi penyimpangan karena sesuai dengan hipotesa
yang ada. Didalam hipotesa dijelaskan semakin tinggi suhu pemanasan maka
kemampukerasan semakin kecil, karena ukuran butir saat didipanaskan dengan suhu
pemanasan yang tinggi akan semakin kecil. Selain itu, semakin lama waktu Holding
maka nilai kemampukerasan akan semakin kecil juga, karena ketika di Holding dengan
durasi yang lama jumlah butiran yang mengecil akan semakin banyak sehingga
menurunkan nilai kemampukerasan.
Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil 2014/2015
148
Laboratorium Pengujian Bahan
Data antar kelompok
Gra
fik 5
.2 P
erban
din
gan
Kek
eras
an S
pes
imen
Tan
pa
Per
laku
an d
eng
an S
pes
imen
Per
laku
an P
anas
Tem
per
atur
Sam
a (9
50 o
C)
Hold
ing
Bed
a
Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil 2014/2015
149
Laboratorium Pengujian Bahan
A. Suhu Sama dan Holding Beda
Pada grafik diatas dapat kita ketahui spesimen tanpa perlakuan panas
memiliki kekerasan 376.8 – 320.1 VHN , kemudian pada spesimen dengan
perlakuan panas suhu 950˚C dan holding 100 menit kekerasannya sebesar 469.5-
230.2 VHN , pada spesimen dengan perlakuan panas 950˚C holding 60 menit
kekerasannya sebesar 436-214.9 VHN pada spesimen dengan perlakuan panas
950˚C holding 140 menit kekerasannya sebesar 627.7-227.3 VHN , dan pada
spesimen dengan perlakuan panas 950˚C holding 180 menit kekerasannya
sebersar 686.3-193.8 VHN. Apabila dilihat dari grafik kekerasan tertinggi ada
pada spesimen perlakuan panas 950˚C holding 180 menit.
Didalam hipotesa dijelaskan semakin tinggi suhu pemanasan maka
kemampukerasan semakin kecil, karena ukuran butir saat didipanaskan dengan
suhu pemanasan yang tinggi akan semakin kecil. Sehingga data yang ditampilkan
grafik diatas adalah benar dan tidak terjadi penyimpangan. Urutan
kemampukerasan spesimen dari yang terendah hingga yang tertinggi pada grafik
perbandingan suhu sama holding beda adalah 950˚C holding 180 menit, 950˚C
holding 140 menit, 950˚C holding 100 menit, 950˚C holding 60 menit, 950˚C
holding 20 menit dan nilai kemampukerasan tertinggi dimiliki oleh spesimen
tanpa perlakuan.
Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil 2014/2015
150
Laboratorium Pengujian Bahan
Gra
fik 5
.3 P
erb
andin
gan
Kek
eras
an S
pes
imen
Tan
pa
Per
laku
an d
engan
Spes
imen
Per
lakuan
Pan
as T
emper
atur
Bed
a dan
Hold
ing
Sam
a (1
80 M
enit
)
Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil 2014/2015
151
Laboratorium Pengujian Bahan
B. Suhu beda dan Holding sama
Pada grafik diatas dapat kita ketahui spesimen tanpa perlakuan memiliki
kekerasan 320.1-376.8 VHN pada spesimen dengan perlakuan panas suhu 950˚C
dengan waktu holding 180 menit kekerasannya sebesar 686.3-193.8 VHN, pada
spesimen dengan perlakuan panas 900˚C dengan waktu holding 180 menit
memiliki kekerasan 831.1-263.3 VHN, pada spesimen dengan perlakuan panas
850˚C dengan waktu holding 180 menit memiliki kekerasan 623.3-182.6 VHN
pada spesimen dengan perlakuan panas 800˚C dengan waktu holding 180 menit
memiliki kekerasan 859.6-354.4 VHN pada spesimen dengan perlakuan panas
750˚C dan holding 180 menit memiliki kekerasan 415.6-193 VHN.
Didalam hipotesa dijelaskan semakin semakin lama waktu Holding maka
nilai kemampukerasan akan semakin kecil, karena ketika di Holding dengan
durasi yang lama jumlah butiran yang mengecil akan semakin banyak sehingga
menurunkan nilai kemampukerasan. Dari grafik diatas urutan kemampukerasan
spesimen dari yang terendah hingga yang tertinggi pada grafik perbandingan suhu
sama holding beda adalah 900˚C holding 180 menit, 800˚C holding 180 menit,
850˚C holding 180 menit, 750˚C holding 180 menit dan nilai kemampukerasan
tertinggi dimiliki oleh spesimen tanpa perlakuan.
Dari data yang didapat ada penyimpangan dengan kemampukerasan
spesimen perlakuan 800 ˚C holding 180 yang lebih rendah daripada spesimen
perlakuan 850 ˚C holding 180. Penyimpangan ini mungkin terjadi disebabkan
media pendinginnya. Air pada alat jominy yang telah digunakan untuk
mendinginkan suatu spesimen sehingga suhu air akan meningkat dan dapat
mempengaruhi kemampukerasan spesimen.
5.7. Kesimpulan dan Saran
5.7.1 Kesimpulan
1. Menurut teori , semakin tinggi suhu pemanasan maka kemampukerasan suatu
material akan semakin rendah.
2. Menurut teori , semakin lama holding time maka kemampukerasan suatu material
akan semakin rendah.
3. Dari data hasil pengujian tidak mengalami penyimpangan dari dasar teori. Pada
perlakuan suhu sama holding beda kemampukerasan spesimen jika diurutkan dari
Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil 2014/2015
152
Laboratorium Pengujian Bahan
rendah ketinggi suatu spesimen dengan perlakuan 950˚C 180’, spesimen dengan
perlakuan 950˚C 140’, spesimen dengan perlakuan 950˚C 100’ spesimen dengan
perlakuan 950˚C 60’, spesimen dengan perlakuan 950˚C 20’ dan , spesimen tanpa
perlakuan.
4. Pada data hasil pengujian mengalami penyimpangan dari dasar teori. Pada
perlakuan suhu beda holding sama, kemampukerasan spesimen jika diurutkan dari
rendah ke tinggi yaitu spesimen dengan perlakuan 900˚C 180’, spesimen dengan
perlakuan 800˚C 180’, spesimen dengan perlakuan 850˚C 180’ , spesimen dengan
perlakuan 750˚C 180’ dan spesimen tanpa perlakuan. penyimpangan terjadi
khususnya pada spesimen dengan perlakuan 800 ˚C 180’ dengan 850 ˚C 180’.
4.7.2 Saran
1. Seharusnya alat alat uji bahan yang ada di laboratorium akan lebih baik lagi apabila
diperbaharui.
2. Sebaiknya jadwal asistensi ditentukan (tidak kondisional)
3. Sebaiknya praktikan lebih disiplin terhadap waktu dan lebih memahami dasar teori.