laporan draf akhir kawasan strategis provinsi banten lama dan kawasan hal ulayat masyarakat baduy

234

Upload: tiar-pandapotan-purba

Post on 26-Dec-2015

441 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat hikmat dan pengetahuan yang diberikan kepada tim penyusun Laporan Draf Akhir Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kawasan Strategis Provinsi Sudut Pandang Sosial Budaya (Kawasan Banten Lama Di Kota Serang Dan Kawasan Baduy di Kabupaten Lebak) dapat selesai dengan baik.Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang menetapkan bahwa kawasan yang termasuk dalam kawasan strategis adalah Kawasan strategis dari sudut kepentingan pertahanan dan keamanan, pertumbuhan ekonomi, sosial, budaya, pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi, serta fungsi dan daya dukung lingkungan hidup. Kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial dan budaya, antara lain, adalah kawasan adat tertentu, kawasan konservasi warisan budaya, termasuk warisan budaya yang diakui sebagai warisan dunia.Berdasarkan kajian hukumnya, terkait dengan kawasan banten lama, kawasan strategis ini mendapat perlindungan dari RTRW Banten 2030, yakni PERDA No 2 Tahun 2011. Sedangkan KSP Masyarakat Adat Baduy, selain mendapat perlindungan dari RTRW tersebut juga terdapat perlindungan lainnya berupa Peraturan Daerah Kabupaten Lebak Nomor 32 Tahun 2001 Tentang Perlindungan Atas Hak Ulayat Masyarakat Baduy. Pada pasal 4 didalam peraturan daerah tersebut disampaikan bahwa “Segala peruntukkan lahan terhadap hak ulayat Masyarakat Baduy diserahkan sepenuhnya kepada Masyarakat Baduy”. Yang artinya Penataan ruang didalam KSP Masyarakat Adat Baduy yang mencakup sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang dilandasi/didasari/diserahkan sepenuhnya kepada masyarakat Baduy.Pada penyusunan konsep pengembangan kawasan, diharapkan kawasan penyangga yang masuk dalam kesatuan kawasan strategis provinsi dikaji lebih dalam sehingga kulitas rencana tata ruang menjadi lebih baik.Sesuai dengan kerangka acuan kerja (KAK), maka diharapkan Laporan Antara ini dapat memberikan proses untuk mengelurkan output atau keluaran (produk) berupa Arahan Zonasi, Pengaturan Perijinan, Insentif dan Disinsentif, dan pengaturan sanksi administratif di kedua KSP tersebut.Kata kunci pada laporan ini adalah kawasan inti, kawasan penyangga, KSP, Baduy, dan Banten Lama.

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy
Page 2: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Kata Pengantar dan Daftar Isi | Hal | 2

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat hikmat dan pengetahuan yang

diberikan kepada tim penyusun Laporan Antara Pengendalian Pemanfaatan Ruang

Kawasan Strategis Provinsi Sudut Pandang Sosial Budaya (Kawasan Banten Lama Di

Kota Serang Dan Kawasan Baduy di Kabupaten Lebak) dapat selesai dengan baik.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang

menetapkan bahwa kawasan yang termasuk dalam kawasan strategis adalah Kawasan

strategis dari sudut kepentingan pertahanan dan keamanan, pertumbuhan ekonomi, sosial,

budaya, pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi, serta fungsi dan daya

dukung lingkungan hidup. Kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial dan budaya,

antara lain, adalah kawasan adat tertentu, kawasan konservasi warisan budaya, termasuk

warisan budaya yang diakui sebagai warisan dunia.

Berdasarkan kajian hukumnya, terkait dengan kawasan banten lama, kawasan strategis ini

mendapat perlindungan dari RTRW Banten 2030, yakni PERDA No 2 Tahun 2011.

Sedangkan KSP Masyarakat Adat Baduy, selain mendapat perlindungan dari RTRW tersebut

juga terdapat perlindungan lainnya berupa Peraturan Daerah Kabupaten Lebak Nomor 32

Tahun 2001 Tentang Perlindungan Atas Hak Ulayat Masyarakat Baduy. Pada pasal 4

didalam peraturan daerah tersebut disampaikan bahwa “Segala peruntukkan lahan terhadap

hak ulayat Masyarakat Baduy diserahkan sepenuhnya kepada Masyarakat Baduy”. Yang

artinya Penataan ruang didalam KSP Masyarakat Adat Baduy yang mencakup sistem proses

perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang

dilandasi/didasari/diserahkan sepenuhnya kepada masyarakat Baduy.

Pada penyusunan konsep pengembangan kawasan, diharapkan kawasan penyangga yang

masuk dalam kesatuan kawasan strategis provinsi dikaji lebih dalam sehingga kulitas rencana

tata ruang menjadi lebih baik.

Sesuai dengan kerangka acuan kerja (KAK), maka diharapkan Laporan Antara ini dapat

memberikan proses untuk mengelurkan output atau keluaran (produk) berupa Arahan

Zonasi, Pengaturan Perijinan, Insentif dan Disinsentif, dan pengaturan sanksi

administratif di kedua KSP tersebut.

Kata kunci pada laporan ini adalah kawasan inti, kawasan penyangga, KSP, Baduy, dan

Banten Lama.

Jakarta, Oktober 2014

Tim Penyusun

Page 3: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Kata Pengantar dan Daftar Isi | Hal | 3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................... 2

DAFTAR ISI .................................................................................... 3

DAFTAR TABEL .............................................................................. 6

DAFTAR GAMBAR ........................................................................... 7

DAFTAR PETA ................................................................................ 8

BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................... 1

Latar Belakang ............................................................................................. 1

Maksud, Tujuan Dan Sasaran ...................................................................... 2

Maksud ............................................................................................. 2

Tujuan 2

Sasaran ............................................................................................. 3

Ruang Lingkup Studi ................................................................................... 3

Lingkup Wilayah ............................................................................. 3

Lingkup Pekerjaan ........................................................................... 3

Keluaran ....................................................................................................... 4

Sistematika Pembahasan .............................................................................. 4

BAB 2 REVIEW RTRW PROVINSI ......................................................... 1

KSP Banten Lama di dalam RTRW Provinsi Banten .................................. 1

KSP Banten Lama di dalam TUJAKSTRA RTRW Banten ............ 1

KSP Banten Lama di dalam Struktur Ruang RTRW Banten ........ 16

KSP Banten Lama di dalam Rencana Sistem Perkotaan ............... 17

KSP Banten Lama di dalam Rencana Sistem Jaringan Transportasi20

KSP Banten Lama di dalam Rencana Sistem Prasarana Lainnya .. 22

KSP Banten Lama di dalam Rencana Pola Ruang RTRW Banten 27

KSP Banten Lama di dalam Arahan Pemanfaatan Ruang RTRW Banten 28

KSP Banten Lama di dalam Indikasi Program Utama RTRW Banten 29

KSP Banten Lama di dalam Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang RTRW

Banten ................................................................................ 31

KSP Permukiman Adat Baduy di dalam RTRW Provinsi Banten ............ 40

KSP Permukiman Adat Baduy di dalam TUJAKSTRA RTRW Banten 40

KSP Permukiman Adat Baduy di dalam Struktur Ruang RTRW Banten 55

KSP Permukiman Adat Baduy di dalam Rencana Sistem Perkotaan55

KSP Permukiman Adat Baduy di dalam Rencana Sistem Jaringan Transportasi

............................................................................................ 56

KSP Permukiman Adat Baduy di dalam Rencana Sistem Prasarana Lainnya

............................................................................................ 60

Page 4: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Kata Pengantar dan Daftar Isi | Hal | 4

KSP Permukiman Adat Baduy di dalam Rencana Pola Ruang RTRW Banten

............................................................................................ 62

KSP Permukiman Adat Baduy terhadap Kawasan Budidaya RTRW Provinsi

............................................................................................ 63

KSP Permukiman Adat Baduy di dalam Arahan Pemanfaatan Ruang RTRW

Banten ................................................................................ 69

KSP Permukiman Adat Baduy di dalam Indikasi Program Utama RTRW Banten

............................................................................................ 70

KSP Permukiman Adat Baduy di dalam Arahan Pengendalian Pemanfaatan

Ruang RTRW Banten ........................................................ 72

BAB 3 REVIEW RTRW KOTA SERANG & KABUPATEN LEBAK ......................... 82

Review RTRW Kota Serang ...................................................................... 82

Tujuan Penataan Ruang Wilayah Kota Serang .......................................... 82

Kebijakan Penataan Ruang ........................................................................ 82

Strategi Penataan Ruang Penataan Wilayah Kota Serang ......................... 83

KSP Banten Lama di dalam RTRW Kota Serang ..................................... 93

KSP Banten Lama di dalam Sistem Jaringan RTRW Kota Serang95

KSP Banten Lama di dalam Pola Ruang RTRW Kota Serang ...... 98

KSP Banten Lama di dalam Pengendalian Pemanfaatan Ruang RTRW Kota

Serang .............................................................................. 112

Review RTRW Kabupaten Lebak ........................................................... 122

KSP Permukiman Adat Baduy di dalam Tujuan Penataan Ruang .......... 122

KSP Permukiman Adat Baduy di dalam Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang 122

KSP Permukiman Adat Baduy di dalam RTRW Kabupaten Lebak ........ 125

KSP Permukiman Adat Baduy di dalam Pola Ruang RTRW Kabupaten Lebak

.......................................................................................... 128

KSP Permukiman Adat Baduy di dalam Pengendalian Pemanfaatan Ruang

RTRW Kabupaten Lebak ................................................. 133

BAB 3 ANALISIS ................................................................................ 1

Analisis Penguatan Nilai Strategis dan Isu Strategis ................................... 1

Nilai Strategis KSP Banten Lama dan KSP Masyarakat Adat Baduy 1

Isu Strategis KSP Banten Lama dan KSP Masyarakat Adat Baduy 2

Analisis Deliniasi Kawasan KSP Banten Lama dan KSP Masyarakat Adat Baduy 4

Kawasan Banten Lama .................................................................... 4

Kawasan Masyarakat Adat Baduy ................................................... 5

Analisis Regional (Kawasan Pengaruh) ....................................................... 1

Kawasan Banten Lama .................................................................... 1

Kawasan Permukiman Adat Baduy ................................................. 2

Analisis Daya Dukung dan Daya Tampung dan Optimasi Pemanfaatan Ruang 3

Analisis Kebutuhan Lainnya. ....................................................................... 4

BAB 4 RUMUSAN KONSEP RTR KSP ......................................................... 1

Rumusan Peranan dan Fungsi RTR Kawasan KSP ..................................... 1

Konsep Tujakstra dan Pengembangan Kawasan Banten Lama ................... 1

Page 5: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Kata Pengantar dan Daftar Isi | Hal | 5

Rumusan Tujuan Penataan Ruang Kawasan Banten Lama ............. 1

Rumusan Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Kawasan Banten Lama 1

Rumusan Cakupan Kawasan Banten Lama ..................................... 2

Rumusan Konsep Pengembangan Kawasan Banten Lama .............. 2

Rumusan Rencana Struktur Ruang Kawasan .................................. 1

Rumusan Rencana Pola Ruang Kawasan ........................................ 3

Konsep Tujakstra dan Pengembangan Kawasan Masyarakat Adat Baduy . 7

Rumusan Tujuan Penataan Ruang Kawasan Baduy ........................ 7

Rumusan Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Kawasan Permukiman Adat

Baduy ................................................................................... 7

Rumusan Cakupan Kawasan Permukiman Adat Baduy .................. 8

Rumusan Konsep Pengembangan Kawasan Baduy ......................... 8

Rumusan Rencana Struktur Ruang Kawasan ................................ 11

Rumusan Rencana Pola Ruang Kawasan ...................................... 21

BAB 5 ARAHAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN ...................................... 1

BAB 6 ARAHAN PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN .................. 1

Arahan Penentuan Zonasi ............................................................................ 1

BAB 7 PENUTUP ............................................................................... 1

Page 6: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Kata Pengantar dan Daftar Isi | Hal | 6

DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1. Keterkaitan Tujakstra, Struktur dan Pola Ruang RTRW Banten .......................... 12

Tabel 2. 2. Keterkaitan Pola Ruang KSP Banten Lama .......................................................... 27

Tabel 2. 3. Prioritas Pemanfaatan Ruang ................................................................................. 28

Tabel 2. 4. Ruas Jalan Provinsi di Kota Serang ....................................................................... 30

Tabel 2. 5. Keterkaitan Tujakstra, Struktur dan Pola Ruang RTRW Banten .......................... 50

Tabel 2. 6. Keterkaitan Pola Ruang KSP dan RTRW Provinsi ............................................... 68

Tabel 2. 7. Prioritas Pemanfaatan Ruang ................................................................................. 70

Tabel 2. 8. Keterkaitan KSP Banten Lama dan Tujakstra Kota Serang .................................. 90

Tabel 2. 9. Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang KSP Banten Lama Sesuai RTRW Kota

Serang .................................................................................................................................... 121

Tabel 3. 1. Keterkaitan KSP Baduy dan Tujakstra Kabupaten Lebak ................................... 125

Tabel 3. 2. Perbedaan Baduy Dalam dan Baduy Luar ............................................................... 8

Page 7: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Kata Pengantar dan Daftar Isi | Hal | 7

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3. 1. Kawasan Inti Baduy ........................................................................................... 10

Gambar 3. 2. Kawasan Penyangga Baduy ................................................................................. 1

Gambar 3. 3. Analisis Regional Kawasan Banten Lama ........................................................... 1

Gambar 3. 4. Analisis Regional Kawasan Baduy ...................................................................... 2

Gambar 4. 1. Konsep Cakupan Kawasan Banten Lama (BL1) ................................................. 3

Gambar 4. 2. Konsep Cakupan Kawasan Banten Lama (BL1) ................................................. 3

Gambar 4. 3. Konsep Cakupan Kawasan Banten Lama (BL2) ................................................. 4

Gambar 4. 4. Blok Kawasan Permukiman Banten Lama .......................................................... 1

Gambar 4. 5. Konsep Pengembangan Kawasan Permukiman Banten Lama ............................ 2

Gambar 4. 6. Konsep Rencana Struktur Ruang Banten Lama ................................................... 5

Gambar 4. 7. Konsep Rencana Pola Ruang Banten Lama ......................................................... 6

Gambar 4. 8. Konsep Cakupan Kawasan Baduy ....................................................................... 9

Gambar 4. 9. Konsep Cakupan Kawasan Baduy (BY1 dan BY2)........................................... 10

Gambar 4. 10. Indikasi Letak KAHULAM Baduy Menurut RTRW Banten .......................... 12

Gambar 4. 11. Indikasi Letak KAHULAM Baduy Menurut RTRW Kab. Lebak ................... 13

Gambar 4. 12. Sebaran Permukiman Perkotaan dan Perdesaan di Kec. Leuwidamar Dsk ..... 14

Page 8: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Kata Pengantar dan Daftar Isi | Hal | 8

DAFTAR PETA

Peta 2. 1. Wilayah Kerja Pembangunan Provinsi Banten ........................................................ 19

Peta 2. 2. Sistem Pusat Kota Provinsi Banten .......................................................................... 25

Peta 2. 3. Rencana Struktur Ruang Provinsi Banten ................................................................ 26

Peta 2. 4. Rencana Struktur Ruang Kota Serang ................................................................... 108

Peta 2. 5. Rencana Pola Ruang Kota Serang ......................................................................... 109

Page 9: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Pendahuluan

Kata Pengantar | Hal | 9

Page 10: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 1 Pendahuluan | Hal | 1

BAB 1 PENDAHULUAN

Latar Belakang

Di dalam Undang-Undang No.32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah dijelaskan

bahwa prinsip otonomi adalah mengurus dan mengatur pemerintahan di luar yang menjadi

urusan Pemerintah yang ditetapkan dalam Undang-Undang tersebut. Daerah memiliki

kewenangan membuat kebijakan daerah untuk memberi pelayanan, peningkatan peran serta,

prakarsa dan pemberdayaan masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan

masyarakat. Sejalan dengan prinsip tersebut, dilaksanakan pula suatu prinsip otonomi yang

nyata dan bertanggung-jawab. Prinsip otonomi nyata adalah suatu prinsip bahwa untuk

menangani urusan pemerintahan dilaksanakan berdasarkan tugas, wewenang dan kewajiban

yang senyatanya telah ada dan berpotensi untuk tumbuh, hidup dan berkembang sesuai

dengan potensi dan kekhasan daerah. Dengan demikian isi dan jenis otonomi bagi setiap

daerah tidak selalu sama dengan daerah lainnya. Selain itu penyelenggaraan otonomi daerah

juga harus menjamin keserasian hubungan antar daerah dengan daerah lainnya, dan juga

mampu menjamin hubungan yang serasi antar daerah dengan pemerintah. Agar otonomi

daerah dapat dilaksanakan sejalan dengan tujuan yang hendak di capai, maka pemerintah

wajib melaksanakan pembinaan, pengawasan, pengendalian, pengaturan, perencanaan,

pemanfaatan, pelaksanaan sesuai dengan UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.

Penyelenggaraan penataan ruang tersebut meliputi aspek-aspek pengaturan, pembinaan,

pelaksanaan dan pengawasan, dimana untuk masing-masing aspek tersebut merupakan suatu

rangkaian kegiatan yang saling berkaitan dalam mewujudkan ruang wilayah nasional,

provinsi, kabupaten, kota atau kawasan lainnya. Untuk menjamin tercapainya tujuan

penyelenggaraan penataan ruang, maka perlu dilakukan pengawasan terhadap kinerja

pengaturan, pembinaan dan pelaksanaan penataan ruang, sementara pelaksanaan penataan

ruang meliputi perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan

ruang.

Banten Lama di Kota Serang dan Kawasan Masyarakat Adat Baduy merupakan salah satu

Kawasan Strategis Provinsi yang telah ditetapkan di dalam RTRW Provinsi Tahun 2010-

2030 dengan kepentingan social budaya yang lokasi wilayahnya berada di Kota Serang dan

Kabupaten Lebak.

Page 11: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 1 Pendahuluan | Hal | 2

Dengan demikian pengawasan yang akan dilakukan adalah terhadap kinerja aspek-aspek

pengaturan penataan ruang, pembinaan penataan ruang, perencanaan tata ruang,

pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang.

Memperhatikan demikian banyak dan kompleksnya aspek penataan ruang yang perlu

mendapat pengawasan, di sisi lain secara administratif disebutkan bahwa unsur pengawasan

terdiri atas tindakan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan, maka perlu disusun “Pengendalian

Pemanfaatan Ruang Kawasan Strategis Provinsi Sudut Pandang Sosial Budaya (Kawasan

Banten Lama Di Kota Serang Dan Kawasan Masyarakat Adat Baduy Di Kabupaten Lebak)”

Maksud, Tujuan Dan Sasaran

Maksud

Arahan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah provinsi adalah arahan yang diperuntukan

sebagai alat penertiban penataan ruang, meliputi :

1. Indikasi arahan peraturan zonasi,

2. Arahan perizinan,

3. Arahan insentif dan disinsentif, serta

4. Arahan sanksi dalam rangka perwujudan rencana tata ruang wilayah provinsi.

Tujuan

Adapun Tujuan yang ingin dicapai dalam pekerjaan ini adalah sebagai berikut :

1. Menjaga kesesuaian pemanfaatan ruang dengan rencana tata ruang wilayah provinsi;

2. Menghindari penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang;

3. Menjaga keseimbangan dan keserasian peruntukan ruang;

4. Sebagai alat pengendali pengembangan kawasan;

5. Mencegah dampak pembangunan yang merugikan; dan

6. Melindungi kepentingan umum.

Page 12: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 1 Pendahuluan | Hal | 3

Sasaran

Sasaran yang ingin dicapai dari kegiatan ini adalah Indikasi arahan peraturan zonasi,

pengaturan perijinan, insentif dan disinsentif, serta pengaturan sanksi administratif kawasan

strategis provinsi sudut pandang sosial budaya.

Ruang Lingkup Studi

Lingkup Wilayah

Wilayah studi dalam kegiatan Penyusunan Teknis Arahan Zonasi, Pengaturan Perijinan,

Insentif dan Disinsentif, dan Pengaturan sanksi Administratif Kawasan Strategis Provinsi

Sudut Pandang Sosial Budaya pada Kawasan Banten Lama Di Kota Serang dan Kawasan

Masyarakat Adat Baduy di Kabupaten Lebak.

Lingkup Pekerjaan

Lingkup kegiatan ini meliputi :

1. Indikasi arahan peraturan zonasi sistem provinsi merupakan dasar penentuan peraturan

zonasi pada sistem provinsi.

2. Arahan perizinan wilayah provinsi adalah arahan yang digunakan sebagai dasar

penyusunan ketentuan perizinan di wilayah kabupaten/kota.

3. Arahan insentif adalah perangkat atau upaya untuk memberikan imbalan terhadap

pelaksanaan kegiatan yang sesuai dengan kegiatan yang didorong perwujudannya dalam

rencana tata ruang dan Arahan disinsentif merupakan perangkat untuk mencegah,

membatasi atau mengurangi pertumbuhan, agar tidak terjadi kegiatan pemanfaatan ruang

pada kawasan lindung maupun budi daya yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang

serta Arahan disinsentif berfungsi sebagai perangkat untuk mencegah, membatasi

pertumbuhan, atau mengurangi kegiatan yang tidak sejalan dengan rencana tata ruang.

4. Arahan sanksi merupakan arahan ketentuan pengenaan sanksi administratif kepada

pelanggar pemanfaatan ruang, yang akan menjadi acuan bagi pemerintah daerah provinsi,

kabupaten, dan kota.

Page 13: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 1 Pendahuluan | Hal | 4

Keluaran

Keluaran yang diharapkan dari pelaksanaan pekerjaan ini adalah berupa laporan yang

berisikan tentang :

1. Dokumen Penyusunan Teknis Arahan Zonasi, Pengaturan Perijinan,Insentif dan

Disinsentif, dan Pengaturan sanksi Administratif Kawasan Strategis Provinsi Sudut

Pandang Sosial Budaya (Kawasan Banten Lama Di Kota Serang) dan Kawasan

Masyarakat Adat Baduy di Kabupaten Lebak.

2. Data dan Analisis Kajian beserta Laporan Ringkasan.

3. Album Peta Wilayah Studi.

4. 1 (satu) Dokumen Laporan Materi Teknis Arahan Zonasi, Pengaturan

Perijinan,Insentif dan Disinsentif, dan Pengaturan sanksi Administratif Kawasan

Kawasan Strategis Provinsi Sudut Pandang Sosial Budaya (Kawasan Banten Lama

Di Kota Serang) dan Kawasan Masyarakat Adat Baduy di Kabupaten Lebak.

Sistematika Pembahasan

Bab 1 Pendahuluan. Berisi mengenai permasalahan yang diungkapkan dalam

sub bab latar belakang, tujuan dilaksanakannya pekerjaan,

sasaran yang harus dicapai, manfaat pekerjaan bagi

pemerintah daerah dan pusat, keluaran pekerjaan, ruang

lingkup pekerjaan yang akan dilakukan, lingkup wilayah

kajian pekerjaan dan peta lokasi pekerjaan.

Bab 2 Review RTRW

Provinsi.

Berisi mengenai keterkaitan KSP Banten Lama dan KSP

Permukiman Adat Baduy dalam lingkup kota terhadap

RTRW Provinsi Banten

Bab 3 Review RTR Kota

Serang dan Kabupaten Lebak

Berisi mengenai keterkaitan KSP Banten Lama dan KSP

Permukiman Adat Baduy dalam lingkup kecamatan

terhadap masing-masing RTRW Kota Serang dan RTRW

Kabupaten Lebak

Page 14: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 1 Pendahuluan | Hal | 5

Bab 4 Rumusan Konsep RTR

KSP

Berisi mengenai rumusan konsep rencana tata ruang

kawasan strategis Banten Lama dan Permukiman Adat

Baduy

Bab 5 Rencana Kerja

Selanjutnya

Berisi rencana kerja yang dijabarkan dalam batasan waktu

yang telah ditetapkan,

Page 15: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Bab 1 Pendahuluan | Hal | 1

Page 16: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 2 Review RTRW Provinsi Banten | Hal | 1

BAB 2 REVIEW RTRW PROVINSI

Didalam bab ini, dijelaskan kajian keterkaitan Kawasan Strategis Provinsi (KSP) Banten

Lama didalam RTRW Provinsi Banten. Keterkaitan tersebut dijelaskan dalam beberapa

substansi yakni peranan KSP dalam struktur ruang skala provinsi dan pola ruang dalam skala

provinsi.

KSP Banten Lama di dalam RTRW Provinsi Banten

Didalam sub bab ini, diuraikan keterkaitan KSP Banten Lama dalam lingkup Kota Serang

sebagai Pusat Kegiatan Nasional serta peranan lainnya dalam lingkup wilayah provinsi

Banten. KSP Banten Lama yang berkedudukan di Kota Serang dibahas menurut keterkaitan

tujuan, kebijakan, strategi, rencana struktur ruang, rencana pola ruang dan arahan

pengendalian pemanfaatan ruangnya.

KSP Banten Lama di dalam TUJAKSTRA RTRW Banten

Sesuai dengan RTRW Provinsi Banten, dinyatakan bahwa tujuan penataan ruang provins

Banten adalah Mewujudkan Ruang Wilayah Banten sebagai Pintu Gerbang Simpul

Penyebaran Primer Nasional-Internasional yang Aman, Nyaman, Produktif dan Berkelanjutan

melalui pengembangan pusat-pusat pertumbuhan yang mendukung ketahanan pangan,

industri, dan pariwisata.

Sedangkan kebijakan penataan ruang wilayah provinsi Banten terdiri atas;

1. kebijakan dan strategi pengembangan struktur ruang;

2. kebijakan dan strategi pengembangan pola ruang kawasan lindung;

3. kebijakan dan strategi pengembangan pola ruang kawasan budi daya;

4. kebijakan dan strategi pengembangan kawasan laut, pesisir, dan pulau-pulau kecil;

5. kebijakan dan strategi pengembangan kawasan strategis.

Secara mendetail dijelaskan turunan dari tiap kebijakan sebagai berikut;

1. Kebijakan pengembangan struktur ruang meliputi:

1. Peningkatan kualitas fungsi-fungsi pelayanan pada pusat-pusat pelayanan

dalam wilayah Provinsi Banten;

1. Mengembangkan dan meningkatkan fasilitas dan sarana yang sesuai

dengan fungsi dan hierarki pusat-pusat pelayanan;

Page 17: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 2 Review RTRW Provinsi Banten | Hal | 2

2. Mengembangkan fungsi atau kegiatan baru pada pusat-pusat

pelayanan yang dapat meningkatkan kualitas pelayanannya.

3. Mensinergikan pusat-pusat pertumbuhan wilayah di Provinsi Banten

dengan sistem pusat pelayanan nasional (PKN dan PKW); dan

4. Mewujudkan pusat kegiatan wilayah baru yang dipromosikan

(PKWp) pada pusat-pusat pertumbuhan wilayah sebagai upaya

sinergitas system pelayanan perkotaan nasional dan pengembangan

wilayah provinsi dan pengembangan wilayah kabupaten/kota.

2. Peningkatan akses pelayanan pusat-pusat dalam wilayah Provinsi Banten yang

merata dan berhierarki, dan peningkatan akses dari dan ke luar wilayah

Provinsi Banten; dan

1. Meningkatkan keterkaitan antar pusat atau antar kawasan perkotaan,

keterkaitan antara pusat atau kawasan perkotaan dengan kawasan

perdesaan, serta antara kawasan perkotaan dengan kawasan

sekitarnya;

2. Mengembangkan pusat-pusat pertumbuhan baru di kawasan yang

belum terlayani oleh pusat pertumbuhan;

3. Mengendalikan perkembangan kota atau perkotaan yang terletak di

pesisir pantai utara;

4. Mewujudkan kawasan perkotaan dan pusat pertumbuhan agar lebih

kompetitif dan lebih efektif dalam pengembangan wilayah di

sekitarnya.

5. Mengembangkan pusat penyebaran primer pelabuhan hub

internasional bojonegara yang didukung dengan berfungsinya

kawasan-kawasan strategis provinsi dan jaringan jalan cincin

Provinsi Banten; dan

6. Mewujudkan jembatan selat sunda sebagai jalur transportasi nasional

penghubung jawa – sumatera yang terhubung dengan sistem jaringan

jalan nasional lintas utara, tengah, dan selatan pulau jawa di wilayah

Provinsi Banten.

3. Peningkatan kualitas pelayanan dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana

transportasi, energi, telekomunikasi, sumber daya air yang merata di seluruh

wilayah Provinsi Banten.

Page 18: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 2 Review RTRW Provinsi Banten | Hal | 3

1. meningkatkan jaringan prasarana transportasi dan keterpaduan

pelayanan transportasi darat, laut, dan udara;

2. meningkatkan jaringan energi listrik dengan pengembangan

pembangkit tenaga listrik melalui memanfaatkan sumber energi

terbarukan dan tidak terbarukan secara optimal;

3. mewujudkan keterpaduan sistem penyediaan jaringan

energi/kelistrikan termasuk jaringan pipa dan kabel dasar laut;

4. mengembangkan prasarana telekomunikasi yang dapat menjangkau

seluruh wilayah;

5. meningkatkan kuantitas dan kualitas jaringan prasarana serta

mewujudkan keterpaduan sistem jaringan sumber daya air.

6. mewujudkan sistem jaringan transportasi yang aman melalui

perbaikan dan peningkatan infrastruktur, penanganan kawasan banjir

di permukiman wilayah Tangerang (Jabodetabekpunjur),

pengendalian ruang kawasan Bandara Soekarno Hatta, tertatanya

sistem jaringan energi, minyak dan gas alam, pengelolaan panas

bumi, dan pemanfaatannya secara aman;

7. mewujudkan interaksi infrastruktur jaringan transportasi (jalan dan

kereta api) di Provinsi Banten yang nyaman sesuai ketentuan teknis,

dan terhubung dengan sistem jaringan prasarana wilayah

provinsi/kabupaten/kota dan simpul transportasi antar moda di Kota

Cilegon, Tangerang, dan Bandara Panimbang melalui pembangunan

jaringan jalan tol; dan

8. mewujudkan pemanfaatan kawasan Selat Sunda secara produktif

dengan memperhatikan pembangunan infrastruktur ramah

lingkungan.

2. Kebijakan dan Strategi Pengembangan Pola Ruang meliputi:

1. peningkatan kualitas kawasan lindung agar sesuai dengan fungsi

perlindungannya;

1. mengembalikan dan meningkatkan fungsi kawasan lindung yang

telah menurun akibat pengembangan kegiatan budidaya dalam

rangka mewujudkan dan memelihara keseimbangan ekosistem

wilayah;

Page 19: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 2 Review RTRW Provinsi Banten | Hal | 4

2. meningkatkan kualitas kawasan hutan yang berfungsi sebagai

kawasan lindung, yaitu kawasan hutan lindung dan kawasan hutan

konservasi;

3. mengendalikan bentuk-bentuk kegiatan yang berada di dalam

kawasan lindung yang tidak sesuai dengan fungsi perlindungan

dan/atau dapat merusak fungsi perlindungan kawasan lindung.

4. mewujudkan kawasan lahan pertanian pangan berkelanjutan dan

meningkatkan fungsi kawasan lindung; dan

5. mewujudkan kawasan taman nasional dan kawasan lindung

khususnya di wilayah banten selatan yang memberi manfaat kepada

masyarakat sekitarnya dan mendukung pengembangan lingkungan

hidup nasional dan internasional dalam rangka pengendalian

perubahan iklim.

2. pemeliharaan dan perwujudan kelestarian lingkungan hidup;

1. menetapkan kawasan lindung dan/atau fungsi perlindungan di ruang

darat, ruang laut, ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi; dan

2. menetapkan proporsi luas kawasan berfungsi lindung dalam wilayah

Provinsi Banten paling sedikit 30% dari luas wilayah.

3. pencegahan dampak negatif kegiatan manusia yang dapat menimbulkan

kerusakan lingkungan hidup; dan

1. menyelenggarakan upaya terpadu untuk melestarikan fungsi

lingkungan hidup;

2. meningkatkan daya dukung lingkungan hidup dari tekanan

perubahan dan/atau dampak negatif yang ditimbulkan oleh suatu

kegiatan agar tetap mampu mendukung perikehidupan manusia dan

makhluk hidup lainnya;

3. meningkatkan kemampuan daya tampung lingkungan hidup untuk

menyerap zat, energi, dan/atau komponen lainnya yang dibuang ke

dalamnya;

4. mengendalikan terjadinya tindakan yang dapat secara langsung atau

tidak langsung menimbulkan perubahan sifat fisik lingkungan yang

mengakibatkan lingkungan hidup tidak berfungsi dalam menunjang

pembangunan yang berkelanjutan;

Page 20: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 2 Review RTRW Provinsi Banten | Hal | 5

5. mengendalikan pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana

untuk menjamin kepentingan generasi masa kini dan generasi masa

depan;

6. mewujudkan sumber daya alam tak terbarukan untuk menjamin

pemanfatannya secara bijaksana, dan sumber daya alam yang

terbarukan untuk menjamin kesinambungan ketersediaannya dengan

tetap memelihara dan meningkatkan kualitas nilai serta

keanekaragamannya; dan

7. mengembangkan kegiatan budidaya yang mempunyai daya adaptasi

bencana di kawasan rawan bencana.

4. perwujudan keterpaduan pemanfaatan dan pengendalian ruang.

1. mengelola sempadan sungai untuk menjamin tidak terjadinya

kerusakan pada pinggiran sungai dan tidak terganggunya aliran

sungai dan beban di kawasan sekitarnya;

2. mengamankan, memelihara, dan mengembangkan hutan mangrove

sebagai pengamanan terhadap abrasi dan erosi pantai;

3. mempertahankan kawasan cagar alam, kawasan hutan lindung, taman

nasional, kawasan konservasi laut bagi kepentingan plasma nutfah,

ilmu pengetahuan dan keberlanjutan; dan

4. meningkatkan fungsi perlindungan kawasan setempat dan kawasan

perlindungan bawahnya.

3. Kebijakan dan Strategi Pengembangan Pola Ruang Kawasan Budi Daya,

meliputi

1. peningkatan produktivitas kawasan budidaya;

1. memanfaatkan lahan yang tidak atau kurang produktif yang berada di

luar kawasan lindung serta kawasan bekas pertambangan harus

direhabilitasi menjadi kawasan budidaya sesuai dengan sifat dan kondisi

lahannya;

2. meningkatkan produktivitas kawasan budidaya pertanian dengan usaha-

usaha intensifikasi dan diversifikasi pertanian; dan

3. mewujudkan kawasan budidaya melalui pengembangan hutan produksi,

pertanian, perkebunan, perikanan, pertambangan, industri, pariwisata,

permukiman, dan kawasan peruntukan lainnya secara produktif melalui

pemberdayaan masyarakat di perkotaan dan perdesaan.

Page 21: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 2 Review RTRW Provinsi Banten | Hal | 6

2. perwujudan dan peningkatan keterpaduan dan keterkaitan antar kegiatan budi

daya; dan

1. mengembangkan kegiatan budidaya unggulan di dalam kawasan

budidaya beserta prasarana pendukungnya secara sinergis dan

berkelanjutan untuk mendorong pengembangan perekonomian kawasan

dan wilayah sekitarnya dengan mengalokasikan ruang dan akses

masyarakat;

2. mengembangkan kegiatan budidaya untuk menunjang aspek politik,

pertahanan dan keamanan, sosial budaya, serta ilmu pengetahuan dan

teknologi;

3. mengembangkan dan melestarikan kawasan budidaya pertanian pangan

untuk mendukung perwujudan ketahanan pangan;

4. mengembangkan pulau-pulau kecil dengan pendekatan gugus pulau

untuk meningkatkan daya saing dan mewujudkan skala ekonomi; dan

5. mengembangkan kegiatan pengelolaan sumber daya kelautan yang

bernilai ekonomi tinggi di wilayah laut kewenangan Provinsi Banten.

3. pengendalian perkembangan kegiatan budi daya agar tidak melampaui daya

dukung dan daya tampung lingkungan.

1. mengendalikan perkembangan kegiatan budidaya terbangun pada

kawasan rawan bencana untuk meminimalkan potensi kejadian bencana

dan potensi kerugian akibat bencana;

2. mengembangkan kawasan perkotaan dengan bangunan bertingkat

terutama untuk kegiatan-kegiatan dengan fungsi komersial atau bernilai

ekonomi tinggi guna penghematan ruang dan memberikan ruang terbuka

pada kawasan tersebut;

3. mengembangkan proporsi ruang terbuka hijau pada wilayah kota paling

sedikit 30 (tiga puluh) persen dari luas wilayah kota; dan

4. mengendalikan kawasan terbangun di kawasan perkotaan untuk

mempertahankan tingkat pelayanan prasarana dan sarana kawasan

perkotaan serta mempertahankan fungsi kawasan perdesaan di

sekitarnya.

4. Kebijakan dan Strategi Pengembangan Kawasan Laut, Pesisir, dan Pulau-Pulau

Kecil, meliputi;

Page 22: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 2 Review RTRW Provinsi Banten | Hal | 7

1. pelestarian lingkungan pesisir dan laut termasuk sempadan pantai sebagai

kawasan lindung, serta memberikan hak masyarakat untuk mendapatkan akses

ke sempadan pantai;

1. mewujudkan pengelolaan sumberdaya secara terpadu melalui

penyusunan tata ruang pesisir dan laut dengan memperhatikan

keterkaitan ekosistem darat dan laut dalam satu bioekoregion;

2. mengoptimalkan dukungan pemda dan meningkatkan koordinasi antar

pemda untuk mengantisipasi perkembangan aktivitas ekonomi dan

industri di wilayah pesisir dan laut banten yang berpotensi merusak

lingkungan;

3. meningkatkan koordinasi antar sektor terkait dalam monitoring,

pengawasan dan penegakan hukum di bidang pengelolaan lingkungan;

4. meningkatkan koordinasi penataan ruang, menata kembali peraturan

perundangan dan penegakan hukum dalam rangka pengendalian dampak

negatif pencemaran yang diakibatkan oleh segenap aktivitas ekonomi di

wilayah pesisir dan laut;

5. menyediakan sebagian kawasan sebagai kawasan lindung yang berfungsi

sebagai penyangga kehidupan;

6. meningkatkan pendanaan pengelolaan lingkungan melalui penerapan

pajak lingkungan terhadap aktivitas ekonomi di wilayah pesisir;

7. menyeimbangkan peningkatan dan pengembangan aktivitas ekonomi dan

kelestarian sumberdaya dan lingkungan pesisir dan laut; dan

8. mengintegrasikan wilayah hulu dan hilir dalam rangka melindungi

kawasan muara sungai, estuari, dan kawasan lain di daerah pesisir.

2. peningkatan kualitas lingkungan laut, pesisir, dan pulau-pulau kecil;

1. mengendalikan penurunan kualitas dan kuantitas lingkungan pesisir dan

laut melalui implementasi tata ruang yang telah dilegalisasi; dan

2. mewujudkan rehabilitasi kawasan yang terdegradasi dan kawasan

penyangga.

3. peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan lingkungan laut,

pesisir, dan pulau-pulau kecil;

1. meningkatkan koordinasi penataan ruang dan penegakan hukum secara

partisipatif dalam mengelola lingkungan dan sumberdaya pesisir dan

laut;

Page 23: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 2 Review RTRW Provinsi Banten | Hal | 8

2. mengupayakan mendorong masyarakat untuk menjadi bagian dari

lembaga kontrol sosial untuk monitoring aktivitas yang merusak

lingkungan; dan

3. meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap bahaya pencemaran dan

kerusakan lingkungan.

4. peningkatan pemerataan nilai tambah melalui pemanfaatan sumberdaya laut,

pesisir, dan pulau-pulau kecil secara berkelanjutan bagi kesejahteraan

masyarakat lokal;

1. mengoptimalkan dukungan pemda untuk memanfaatkan posisi strategis

dan pertumbuhan ekonomi bagi pembangunan wilayah pesisir dan laut

secara terpadu dan berkelanjutan; dan

2. meningkatkan pemanfaatan potensi sumberdaya berbasis karakteristik

ekosistem dan lingkungan lokal.

5. peningkatan pengelolaan kawasan pulau-pulau kecil; dan

1. mengembangkan kegiatan budidaya yang dapat mempertahankan

keberadaan pulau-pulau kecil.

2. mengendalikan berbagai kegiatan yang mengakibatkan terganggunya

ekosistem pada kawasan pulau-pulau kecil;

3. meningkatkan daya saing pulau-pulau kecil sesuai dengan potensinya

serta meminimalkan aspek-aspek penyebab ketertinggalan;

4. mengembangkan sistem transportasi pembuka akses wilayah tertinggal

dan terisolir khususnya pada kawasan pulau-pulau kecil; dan

5. mengalokasikan ruang untuk kepentingan umum pada pulau-pulau kecil

sebagai upaya menghindari penguasaan tanah secara keseluruhan.

6. pengembangan wisata bahari di pulau peruntukan pariwisata dan di pulau yang

ada permukimannya.

1. memanfaatkan peluang pasar pada kawasan wisata bahari Daerah untuk

pembangunan wilayah pesisir, laut, dan pulau-pulau kecil;

2. meningkatkan pemanfaatan potensi wisata bahari untuk menangkap

peluang pasar domestik dan internasional di Daerah sebagai pintu

gerbang keluar dan masuk wilayah Ibukota DKI Jakarta;

3. meningkatkan promosi yang didasarkan atas keunggulan lokasi strategis

dan karakteristik sumberdaya untuk menangkap peluang dan minat

investasi di wilayah pesisir dan laut Daerah;

Page 24: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 2 Review RTRW Provinsi Banten | Hal | 9

4. mengoptimalkan ketersediaan infrastruktur yang memadai untuk

menangkap pertumbuhan ekonomi pada kawasan wisata bahari Daerah;

5. meningkatkan partisipasi masyarakat sebagai pelaku dan fungsi control

kegiatan pariwisata yang ramah lingkungan;

6. meningkatkan peran daerah sebagai regulator kegiatan pariwisata yang

ramah lingkungan;

7. meningkatkan aktivitas pariwisata yang ramah lingkungan di lokasi

strategis untuk menangkap peluang pasar domestik dan internasional.

5. Kebijakan dan Strategi Pengembangan Kawasan Strategis, meliputi;

1. pelestarian dan peningkatan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup untuk

mempertahankan dan meningkatkan keseimbangan ekosistem, melestarikan

keanekaragaman hayati, mempertahankan dan meningkatkan fungsi

perlindungan kawasan, melestarikan keunikan bentang alam, dan melestarikan

warisan budaya nasional dan daerah;

1. menetapkan kawasan strategis Provinsi Banten yang berfungsi lindung;

2. mengendalikan pemanfaatan ruang di kawasan strategis Provinsi Banten

yang berpotensi mengurangi fungsi lindung kawasan dan/atau

menurunkan kualitas kawasan lindung;

3. mengendalikan pemanfaatan ruang di sekitar kawasan strategis Provinsi

Banten yang berpotensi mengurangi fungsi lindung kawasan dan/atau

menurunkan kualitas kawasan lindung;

4. mengendalikan pengembangan prasarana dan sarana di dalam dan di

sekitar kawasan strategis Provinsi Banten yang dapat memicu

perkembangan kegiatan budidaya;

5. mengembangkan kegiatan budidaya tidak terbangun di sekitar kawasan

strategis Provinsi Banten yang berfungsi sebagai zona penyangga yang

memisahkan kawasan lindung dengan kawasan budidaya terbangun;

6. mewujudkan rehabilitasi fungsi lindung kawasan yang menurun akibat

dampak pemanfaatan ruang yang berkembang di dalam dan di sekitar

kawasan strategis Provinsi Banten; dan

7. menciptakan keseimbangan pemanfaatan ruang secara produktif dan

berkelanjutan melalui pengendalian pembangunan kawasan-kawasan

strategis dan pengendalian ruang terbuka hijau di wilayah

kabupaten/kota.

Page 25: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 2 Review RTRW Provinsi Banten | Hal | 10

2. pelestarian dan peningkatan nilai kawasan lindung yang ditetapkan sebagai

warisan dunia, cagar biosfer dan ramsar;

1. melestarikan keaslian fisik serta mempertahankan keseimbangan

ekosistemnya;

2. meningkatkan kepariwisataan;

3. mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi; dan

4. melestarikan keberlanjutan lingkungan hidup.

3. pengembangan dan peningkatan fungsi kawasan dalam pengembangan

perekonomian nasional dan daerah yang produktif, efisien dan mampu

bersaing dalam perekonomian nasional dan internasional;

1. mengembangkan pusat pertumbuhan berbasis potensi sumber daya alam,

kegiatan budidaya unggulan, dan posisi atau letak strategisnya sebagai

penggerak utama pengembangan wilayah;

2. menciptakan iklim investasi yang kondusif;

3. mengintensifkan promosi peluang investasi;

4. memanfaatkan sumber daya alam agar tidak melampaui daya dukung

dan daya tampung kawasan;

5. mengendalikan kegiatan budidaya agar tidak menurunkan kualitas

lingkungan dan efisiensi pemanfaatan kawasan;

6. meningkatkan pelayanan prasarana dan sarana penunjang kegiatan

ekonomi;

7. mewujudkan penataan kawasan andalan melalui pemanfaatan ruang

untuk pengembangan kawasan industri dan pariwisata secara produktif;

dan

8. mewujudkan terbentuknya sinergisitas interaksi ekonomi wilayah hulu

dan hilir pada pusat-pusat pertumbuhan dengan pemasaran regional dan

nasional melalui sistem jaringan transportasi wilayah dan nasional.

4. pengembangan kawasan tertinggal untuk mengurangi kesenjangan tingkat

perkembangan antar kawasan;

1. memanfaatkan sumber daya alam secara optimal dan berkelanjutan;

2. meningkatkan aksesibilitas antara kawasan tertinggal dan pusat

pertumbuhan wilayah;

3. mengembangkan prasarana dan sarana penunjang kegiatan ekonomi

masyarakat;

Page 26: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 2 Review RTRW Provinsi Banten | Hal | 11

4. meningkatkan akses masyarakat ke sumber pembiayaan;

5. meningkatkan kualitas dan kapasitas sumber daya manusia dalam

pengelolaan kegiatan ekonomi; dan

6. mewujudkan terselenggaranya interaksi kawasan-kawasan strategis

nasional di Provinsi Banten dengan penataan struktur ruang dan pola

ruang di wilayah provinsi dan wilayah kabupaten/kota.

5. pelestarian dan peningkatan sosial budaya bangsa;

1. meningkatkan kecintaan masyarakat akan nilai budaya bangsa yang

mencerminkan jati diri yang berbudi luhur;

2. mengembangkan penerapan nilai budaya bangsa dalam kehidupan

masyarakat; dan

3. melestarikan situs warisan budaya bangsa.

6. pemanfaatan sumberdaya alam dan/atau teknologi tinggi secara optimal untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat; dan

1. mengembangkan kegiatan penunjang dan/atau kegiatan turunan dari

pemanfaatan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi;

2. meningkatkan keterkaitan kegiatan pemanfaatan sumber daya alam

dan/atau teknologi tinggi dengan kegiatan penunjang dan/atau

turunannya; dan

3. mengendalikan pemanfaatan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi

terhadap fungsi lingkungan hidup, dan keselamatan masyarakat.

7. peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara.

1. mendelineasikan kawasan strategis nasional dengan fungsi khusus

pertahanan dan kemanan negara yang terletak di wilayah Provinsi

Banten;

2. mengembangkan kegiatan budidaya secara selektif di dalam dan di

sekitar kawasan strategis untuk menjaga fungsi pertahanan dan

keamanan;

3. mengembangkan kawasan lindung dan/atau kawasan budidaya tidak

terbangun di sekitar kawasan strategis sebagai zona penyangga yang

memisahkan kawasan strategis dengan kawasan budidaya terbangun; dan

4. turut serta menjaga dan memelihara aset-aset pertahanan/TNI.

Page 27: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 2 Review RTRW Provinsi Banten | Hal | 12

Untuk melihat keterkaitan tujuan, kebijakan dan strategi penataan ruang kawasan strategis

provinsi Banten, yakni KSP Banten Lama yang berada di Kota Serang. Maka, dilakukan

pendekatan berupa analisis keterkaitan kuat dan lemah tiap strategi-kebijakan terhadap

struktur dan pola ruang yang terkait langsung dengan KSP Banten Lama dan dengan Kota

Serang secara umum.

Lebih detailnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 2. 1. Keterkaitan Tujakstra, Struktur dan Pola Ruang RTRW Banten

No Uraian Keterkaitan

Ya Tidak

Tujuan

KEBIJAKAN I

Kebijakan 1.1

Strategi 1

Strategi 2

Strategi 3

Strategi 4

Kebijakan 1.2

Strategi 1

Strategi 2

Strategi 3

Strategi 4

Strategi 5

Strategi 6

Kebijakan 1.3

Strategi 1

Strategi 2

Strategi 3

Strategi 4

Strategi 5

Strategi 6

Strategi 7

Strategi 8

KEBIJAKAN II

Kebijakan 2.1

Strategi 1

Strategi 2

Strategi 3

Strategi 4

Strategi 5

Kebijakan 2.2

Strategi 1

Strategi 2

Page 28: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 2 Review RTRW Provinsi Banten | Hal | 13

No Uraian Keterkaitan

Ya Tidak

Kebijakan 2.3

Strategi 1

Strategi 2

Strategi 3

Strategi 4

Strategi 5

Strategi 6

Strategi 7

Kebijakan 2.4

Strategi 1

Strategi 2

Strategi 3

Strategi 4

KEBIJAKAN III

Kebijakan 3.1

Strategi 1

Strategi 2

Strategi 3

Kebijakan 3.2

Strategi 1

Strategi 2

Strategi 3

Strategi 4

Strategi 5

Kebijakan 3.3

Strategi 1

Strategi 2

Strategi 3

Strategi 4

KEBIJAKAN IV

Kebijakan 4.1

Strategi 1

Strategi 2

Strategi 3

Strategi 4

Strategi 5

Strategi 6

Strategi 7

Strategi 8

Kebijakan 4.2

Strategi 1

Strategi 2

Kebijakan 4.3

Strategi 1

Page 29: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 2 Review RTRW Provinsi Banten | Hal | 14

No Uraian Keterkaitan

Ya Tidak

Strategi 2

Strategi 3

Kebijakan 4.4

Strategi 1

Strategi 2

Kebijakan 4.5

Strategi 1

Strategi 2

Strategi 3

Strategi 4

Strategi 5

Kebijakan 4.6

Strategi 1

Strategi 2

Strategi 3

Strategi 4

Strategi 5

Strategi 6

Strategi 7

KEBIJAKAN V

Kebijakan 5.1

Strategi 1

Strategi 2

Strategi 3

Strategi 4

Strategi 5

Strategi 6

Strategi 7

Kebijakan 5.2

Strategi 1

Strategi 2

Strategi 3

Strategi 4

Kebijakan 5.3

Strategi 1

Strategi 2

Strategi 3

Strategi 4

Strategi 5

Strategi 6

Strategi 7

Strategi 8

Kebijakan 5.4

Strategi 1

Page 30: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 2 Review RTRW Provinsi Banten | Hal | 15

No Uraian Keterkaitan

Ya Tidak

Strategi 2

Strategi 3

Strategi 4

Strategi 5

Strategi 6

Kebijakan 5.5

Strategi 1

Strategi 2

Strategi 3

Kebijakan 5.6

Strategi 1

Strategi 2

Strategi 3

Kebijakan 5.7

Strategi 1

Strategi 2

Strategi 3

Strategi 4

Berdasarkan analisis keterkaitan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa;

1. terdapat 3 strategi yang menjadi bagian dari kebijakan 1.1 terkait erat dengan

pengembangan KSP Banten Lama yang berada di Kota Serang;

2. terdapat 4 strategi yang menjadi bagian dari kebijakan 1.2 terkait erat dengan

pengembangan KSP Banten Lama yang berada di Kota Serang;

3. terdapat 5 strategi yang menjadi bagian dari kebijakan 1.3 terkait erat dengan

pengembangan KSP Banten Lama yang berada di Kota Serang;

4. terdapat 2 strategi yang menjadi bagian dari kebijakan 2.1 terkait erat dengan

pengembangan KSP Banten Lama yang berada di Kota Serang;

5. terdapat 2 strategi yang menjadi bagian dari kebijakan 2.2 terkait erat dengan

pengembangan KSP Banten Lama yang berada di Kota Serang;

6. terdapat 6 strategi yang menjadi bagian dari kebijakan 2.3 terkait erat dengan

pengembangan KSP Banten Lama yang berada di Kota Serang;

7. terdapat 4 strategi yang menjadi bagian dari kebijakan 2.4 terkait erat dengan

pengembangan KSP Banten Lama yang berada di Kota Serang;

8. terdapat 3 strategi yang menjadi bagian dari kebijakan 3.1 terkait erat dengan

pengembangan KSP Banten Lama yang berada di Kota Serang;

Page 31: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 2 Review RTRW Provinsi Banten | Hal | 16

9. terdapat 5 strategi yang menjadi bagian dari kebijakan 3.2 terkait erat dengan

pengembangan KSP Banten Lama yang berada di Kota Serang;

10. terdapat 4 strategi yang menjadi bagian dari kebijakan 3.3 terkait erat dengan

pengembangan KSP Banten Lama yang berada di Kota Serang;

11. terdapat 7 strategi yang menjadi bagian dari kebijakan 4.1 terkait erat dengan

pengembangan KSP Banten Lama yang berada di Kota Serang;

12. terdapat 2 strategi yang menjadi bagian dari kebijakan 4.2 terkait erat dengan

pengembangan KSP Banten Lama yang berada di Kota Serang;

13. terdapat 3 strategi yang menjadi bagian dari kebijakan 4.3 terkait erat dengan

pengembangan KSP Banten Lama yang berada di Kota Serang;

14. terdapat 2 strategi yang menjadi bagian dari kebijakan 4.4 terkait erat dengan

pengembangan KSP Banten Lama yang berada di Kota Serang;

15. terdapat 5 strategi yang menjadi bagian dari kebijakan 4.5 terkait erat dengan

pengembangan KSP Banten Lama yang berada di Kota Serang;

16. terdapat 7 strategi yang menjadi bagian dari kebijakan 4.6 terkait erat dengan

pengembangan KSP Banten Lama yang berada di Kota Serang;

17. terdapat 4 strategi yang menjadi bagian dari kebijakan 5.1 terkait erat dengan

pengembangan KSP Banten Lama yang berada di Kota Serang;

18. terdapat 3 strategi yang menjadi bagian dari kebijakan 5.2 terkait erat dengan

pengembangan KSP Banten Lama yang berada di Kota Serang;

19. terdapat 8 strategi yang menjadi bagian dari kebijakan 5.3 terkait erat dengan

pengembangan KSP Banten Lama yang berada di Kota Serang;

20. terdapat 5 strategi yang menjadi bagian dari kebijakan 5.4 terkait erat dengan

pengembangan KSP Banten Lama yang berada di Kota Serang;

21. terdapat 3 strategi yang menjadi bagian dari kebijakan 5.5 terkait erat dengan

pengembangan KSP Banten Lama yang berada di Kota Serang;

22. terdapat 3 strategi yang menjadi bagian dari kebijakan 5.6 terkait erat dengan

pengembangan KSP Banten Lama yang berada di Kota Serang;

KSP Banten Lama di dalam Struktur Ruang RTRW Banten

Seperti yang diketahui bahwa KSP Banten lama merupakan KSP yang secara geografis

terletak didalam administrasi kecamatan Kasemen. Dimana Kecamatan Kasemen merupakan

kecamatan yang berada dalam wewenang administrative Kota Serang. Didalam Rencana Tata

Page 32: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 2 Review RTRW Provinsi Banten | Hal | 17

Ruang Wilayah Provinsi Banten. Kota Serang merupakan kota yang memiliki peranan sangat

penting bagi nasional sehingga oleh RTRWN dan RTRW Provinsi Banten ditetapkan menjadi

Pusat Kegiatan Nasiona (PKN). Dan perlu diketahui juga bahwa Pusat Pemerintah Provinsi

Banten juga berada di Kota Serang.

KSP Banten Lama di dalam Rencana Sistem Perkotaan

Pada skala wilayah kota maka, KSP Banten Lama terkait dengan Pengembangan Wilayah

Kota Serang, dimana Kota Serang juga telah memiliki Rencana Tata Ruang Wilayah Kota

Serang-nya. Berdasarkan RTRW Provinsi yang telah dijelaskan pada sub bab diatas, oleh

RTRW Provinsi Banten, didalam mewujudkan tujuan penataan ruangnya membagi Wilayah

Kerja Pembangunan Provinsi-nya menjadi 3. Yakni yakni: WKP I meliputi Kabupaten

Tangerang, Kota Tangerang, dan Kota Tangerang Selatan, WKP II meliputi Kabupaten

Serang, Kota Serang, dan Kota Cilegon, WKP III meliputi Kabupaten Pandeglang dan

Kabupaten Lebak.

Adapun arahan fungsi dan peranan masing-masing Wilayah Kerja Pembangunan (WKP)

tersebut meliputi :

1. Wilayah Kerja Pembangunan (WKP) I diarahkan untuk pengembangan kegiatan

industri, jasa, perdagangan, pertanian, dan permukiman/ perumahan;

2. Wilayah Kerja Pembangunan (WKP) II diarahkan untuk pengembangan

kegiatan pemerintahan, pendidikan, kehutanan, pertanian, industri, pelabuhan,

pergudangan, pariwisata, jasa, perdagangan, dan pertambangan;

3. Wilayah Kerja Pembangunan (WKP) III diarahkan untuk pengembangan kegiatan

kehutanan, pertanian, pertambangan, pariwisata, kelautan dan perikanan.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada peta 2.1.

Satuan wilayah pengembangan tersebut di atas memiliki fungsi :

1. Menciptakan keserasian dan keseimbangan struktur ruang wilayah.

2. Sebagai pusat pertumbuhan bagi wilayah hinterlandnya, diharapkan mampu sebagai

motor penggerak pembangunan.

3. Sebagai motor penggerak perekonomian wilayah.

4. Sebagai stimulator bagi perkembangan pembangunan dan pertumbuhan

perekonomian wilayah.

Berdasarkan penetapan WKP tersebut, ditetapkan bahwa untuk Kota Serang masuk dalam

WKP II dengan arahan fungsi untuk pengembangan kegiatan pemerintahan, pendidikan,

Page 33: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 2 Review RTRW Provinsi Banten | Hal | 18

kehutanan, pertanian, industri, pelabuhan, pergudangan, pariwisata, jasa, perdagangan, dan

pertambangan;

Page 34: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 2 Review RTRW Provinsi Banten | Hal | 19

Peta 2. 1. Wilayah Kerja Pembangunan Provinsi Banten

Page 35: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 2 Review RTRW Provinsi Banten | Hal | 20

KSP Banten Lama di dalam Rencana Sistem Jaringan Transportasi

Terkait dengan system rencana pengembangan jaringan transportasi, KSP Banten Lama

terkait erat dengan beberapa system jaringan. Diantaranya ;

1. Rencana pengembangan sistem jaringan transportasi darat;

2. Rencana pengembangan sistem jaringan transportasi laut;

3. Rencana pengembangan sistem jaringan transportasi udara;

4. Rencana pengembangan angkutan massal.

Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Transportasi Darat

Untuk rencana pengembangan system jaringan transportasi darat, beberapa jaringan jalan

yang terkait (berdampak) kepada pengembangan KSP Banten Lama adalah adanya rencana

pengembangan jaringan jalan nasional yang meliputi arteri primer (AP) dan kolektor primer

(KP) dan jalan tol/bebas hambatan, diantaranya;

1. Rencana meningkatkan kapasitas dan kualitas jaringan jalan arteri primer di Provinsi

Banten meliputi Merak – Cilegon – Serang – Tangerang – Batas DKI Jakarta, Merak

– Cilegon – Ciwandan – Anyer – Carita – Labuan – Panimbang –Cigeulis – Cibaliung

– Muarabinuangeun – Malingping – Simpang – Bayah – Cisolok – batas Provinsi

Jawa Barat untuk mewujudkan pengembangan jaringan jalan ‘Ring Barat-Selatan’

Provinsi Banten sebagai perwujudan pengembangan jaringan jalan arteri lintas selatan

pulau jawa, mewujudkan pengembangan jaringan jalan ‘Ring Utara’ pada ruas

Pantura Bojonegara – Banten Lama – Tirtayasa – Kronjo – Mauk – Teluknaga –

Bandara Soekarno Hatta.

2. Rencana pengembangan jaringan jalan tol/bebas hambatan antar kota di Provinsi

Banten meliputi Jembatan Selat Sunda, Tangerang – Merak, Cilegon – Bojonegara,

Serpong – Tigaraksa – Balaraja, Balaraja – Teluknaga – Bandara Soekarno Hatta

(Lingkar Utara).

Selain itu juga ada rencana pengembangan jaringan jalan provinsi yang meliputi jaringan

jalan kolektor primer yang merupakan jalan penghubung antara PKN (Pusat Kegiatan

Nasional) dengan PKW (Pusat Kegiatan Wilayah) , yaitu ;

1. Rencana meningkatkan kapasitas dan kualitas jaringan jalan provinsi pada ruas

Tangerang – Serpong – batas Provinsi Jawa Barat sebagai akses penghubung wilayah

Provinsi Banten – Provinsi Jawa Barat.

Page 36: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 2 Review RTRW Provinsi Banten | Hal | 21

Untuk pengembangan terminal transportasi darat, beberapa rencana pengembangan yang

terkait dengan KSP Banten adalah ;

1. meningkatkan kapasitas dan kualitas pelayanan terminal penumpang tipe A Terminal

Pakupatan;

2. pengembangan terminal penumpang tipe B untuk melayani angkutan antar kota dalam

provinsi dan angkutan kota/pedesaan, yakni Terminal Tipe B Cipocokjaya.

Untuk pengembangan jaringan kereta api, yang meliputi jaringan jalur kereta api umum,

jaringan jalur kereta api khusus, serta stasiun kereta api, meliputi:

1. Rencana pengembangan jaringan prasarana kereta api yang menghubungkan

kawasan-kawasan industri, simpul-simpul transportasi utama antara lain

pembangunan jaringan prasarana baru pada lintas Stasiun Tonjong Baru – Pelabuhan

Bojonegara, Serpong – Tangerang – Bandara Soekarno Hatta, Lintas Serang –

Cikande – Cikupa – Serpong, dan Manggarai – Bandara Soekarno Hatta.

2. Rencana peningkatan aksesibilitas jaringan prasarana dan jaringan pelayanan yang

melayani kawasan perkotaan jalur kereta api lintas Cilegon – Serang – Pandeglang

– Rangkasbitung (CISEPARANG).

3. Rencana peningkatan kapasitas dan kualitas jaringan prasarana kereta api pada lintas

Merak – Cilegon – Serang – Tangerang – Jakarta.

4. Rencana pengembangan pelayanan angkutan kereta api bisnis dan eksekutif yang

melayani angkutan perkotaan terutama pada lintas Tangerang – Duri, Rangkasbitung

– Serpong – Tanah Abang dan lintas Merak – Cilegon – Serang – Rangkasbitung.

5. Rencana peningkatan aspek keselamatan transportasi kereta api dengan

pengembangan penyediaan sarana dan prasarana keselamatan terutama perlintasan

sebidang pada ruas jalan provinsi yang kepadatan lalu lintas kendaraannya tinggi.

6. Rencana peningkatan pelayanan sarana dan prasarana Stasiun Merak (Kota Cilegon),

Serang (Kota Serang), Rangkasbitung (Kabupaten Lebak), Pasar Anyar (Kota

Tangerang), Serpong (Kota Tangerang Selatan).

Selain itu juga, terdapat pengembangan jaringan penyeberangan yang terkait dengan

keberadaan KSP Banten Lama, yakni Pengembangan jaringan penyeberangan pengembangan

pelayanan angkutan penyeberangan yang melayani pulau-pulau berpenghuni diantaranya

penyeberangan Cituis/ Tanjungkait/ Tanjungpasir – Kepulauan Seribu, Karangantu – Pulau

Tunda, Grenjang – Pulau Panjang, Sumur – Pulau Panaitan, Muarabinuangeun – Pulau Deli,

Labuan – Pulau Sangiang, Merak – Kepulauan Anak Gunung Krakatau.

Page 37: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 2 Review RTRW Provinsi Banten | Hal | 22

Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Transportasi Laut

Terkait pengembangan sistem jaringan transportasi laut, rencana pengembangan system

jarnigan transportasi laut yang terkait dengan KSP Banten Lama adalah pengembangan

pelabuhan perikanan yaitu kewenangan pusat meliputi peningkatan Pelabuhan Perikanan

Pantai Karangantu sebagai Pelabuhan Nusantara di Kota Serang.

Rencana Pengembangan Angkutan Massal

Terkait dengan pengembangan angkutan massal, terkait dengan KSP Banten Lama adalah

pengembangan angkutan massal berupa pengembangan angkutan masal cepat di wilayah

Jabodetabekpunjur dalam sistem transportasi yang saling terkait dengan sistem transportasi

Provinsi DKI Jakarta dan pengembangan angkutan massal perkotaan Cilegon – Serang –

Pandeglang – Rangkasbitung (CISEPARANG).

KSP Banten Lama di dalam Rencana Sistem Prasarana Lainnya

Didalam RTRW Provinsi Banten, untuk KSP Banten Lama terdapat beberapa arahan rencana

prasarana yang terkait dengan pengembangan kawasannya diantaranya adalah;

1. Rencana pengembangan sistem jaringan energi;

2. Rencana pengembangan sistem jaringan telekomunikasi;

3. Rencana pengembangan sistem jaringan sumber daya air;

4. Rencana pengembangan sistem jaringan prasarana wilayah lainnya.

KSP Banten Lama terhadap Sistem Jaringan Energi

Didalam arahan rencana pengembangan sistem jaringan energi di Provinsi Banten, KSP

Banten Lama yang masuk dalam administrasi wilayah Kota Serang, terdapat beberapa sistem

jaringan yang terkait yakni;

1. Sistem jaringan listrik tegangan tinggi SUTET (500kV)

2. Sistem jaringan listrik tegangan tinggi SUTT (150 kV)

3. Sistem jaringan listrik tegangan tinggi SUTT (70 kV)

Juga terdapat Gardu Induk yang masuk dalam kesisteman jaringan energi listrik sebesar 10

kV yang berada di Pusat Kota Serang.

Page 38: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 2 Review RTRW Provinsi Banten | Hal | 23

Selain itu juga terdapat beberapa rencana pengembangan jaringan pipa minyak dan gas

diantaranya;

1. Menyalurkan minyak dan gas bumi dari fasilitas produksi ke kilang pengolahan

dan/atau tempat penyimpanan setelah melalui koordinasi dengan kabupaten/kota;

2. Menyalurkan minyak dan gas bumi dari kilang pengolahan atau tempat penyimpanan

ke konsumen setelah melalui koordinasi dengan kabupaten/kota;

3. Pengembangan kegiatan usaha minyak dan gas bumi yang meliputi pelaksanaan dan

pengendalian usaha eksplorasi dan eksploitasi secara berdaya guna, berhasil guna

serta berdaya saing tinggi dan berkelanjutan; mendukung dan menumbuhkembangkan

kemampuan daerah untuk lebih mampu bersaing di tingkat nasional dan regional;

mendorong terciptanya lapangan kerja, meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran

rakyat dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan hidup;

4. Rencana transmisi dan distribusi gas diarahkan di Kota Cilegon, Kota Serang,

Kabupaten Serang, Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang, dan Kota Tangerang

Selatan.

KSP Banten Lama terhadap Sistem Jaringan Telekomunikasi

Terkait rencana pengembangan system jaringan telekomunikasi skala provinsi, diarahkan

pengembangan system jaringan telekomunikasi meliputi jaringan terrestrial dan jaringan

satelit. Untuk pengembangan jaringan teresterial dilakukan secara menerus hingga seluruh

masyarakat dapat terlayani dari pelosok (tidak terlayani) hingga ke kawasan perkotaan.

Sedangkan untuk pembangunan Base Tranceiver Station (BTS), keterpaduan penggunaan

tower bersama diarahkan untuk dilakukan secara bersama dan diatur melalui keputusan

gubernur.

KSP Banten Lama terhadap Sistem Jaringan Sumber Daya Air

Sesuai arahan dari RTRW Provinsi Banten, rencana pengembangan system jaringan sumber

daya air diarahkan untuk mendukung air baku dengan mengoptimalkan peruntukan sumber

air permukaan dan sumber air tanah. Beberapa rencana pengembangan system jaringan

sumber daya air yang terkait dengan KSP Banten Lama sebagai berikut;

1. Bendungan Sindangheula di Kabupaten Serang untuk kebutuhan air baku industri

dalam mendukung kawasan industri juga sebagai jaringan air baku untuk kebutuhan

air minum di wilayah Kabupaten Serang dan sekitarnya;

Page 39: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 2 Review RTRW Provinsi Banten | Hal | 24

2. Bendungan Cidanau di Kabupaten Serang untuk kebutuhan air baku industri dalam

mendukung kawasan industri juga sebagai jaringan air baku untuk kebutuhan air

minum di wilayah Kabupaten Serang dan sekitarnya;

3. Cekungan Air Tanah (CAT) Rawa Danau di Serang-Pandeglang.

4. Cekungan Air Tanah (CAT) Serang-Tangerang.

Selain itu juga terdapat rencana pengelolaan daerah aliran sungai dan pengendalian banjir

lintas batas administrasi daerah dan pemerintah kabupaten/kota, meliputi wilayah sungai

Cidanau – Ciujung – Cidurian – Cisadane – Ciliwung – Citarum (lintas provinsi).

KSP Banten Lama terhadap Sistem Jaringan Prasarana Wilayah Lainnya

Beberapa system jaringan prasarana wilayah lainnya yang terkait namun tidak langsung

terhadap KSP Banten, atau lebih luasnya sewilayah Kota Serang adalah ;

1. Tempat Pengolahan Sampah Terpadu Regional diarahkan pada TPST Bojong

Menteng di Kabupaten Serang yang dikelola bersama Kota Serang dan TPST Ciangir

di Kabupaten Tangerang yang dikelola bersama dengan Pemerintah Provinsi DKI

Jakarta.

2. Tempat pengelolaan limbah industri B3, diarahkan di Kota Cilegon.

Page 40: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 2 Review RTRW Provinsi Banten | Hal | 25

Peta 2. 2. Sistem Pusat Kota Provinsi Banten

Page 41: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 2 Review RTRW Provinsi Banten | Hal | 26

Peta 2. 3. Rencana Struktur Ruang Provinsi Banten

Page 42: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 2 Review RTRW Provinsi Banten | Hal | 27

KSP Banten Lama di dalam Rencana Pola Ruang RTRW Banten

Berdasarkan hasil kajian, untuk Pola Ruang KSP Banten Lama dimana secara

kewilayahannya, rencana pengembangan pola ruangnya hutan lindung dan kawasan yang

memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya, hutan produksi dan pertambangan.

Berdasarkan RTRW Provinsi Banten, dinyatakan bahwa terdapat 4 KSP yang berada di Kota

Serang, diantaranya ;

1. Banten Water Front City di Kota Serang;

2. Kawasan Sport City di Kota Serang;

3. KP3B (Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten) di Kota Serang;

4. Kawasan Situs Banten Lama di Kota Serang;

Berikut pada tabel 2.1 dibawah ini adalah uraian penjelasan mengenai arahan rencana pola

ruang yang terkait dengan KSP Banten Lama secara regional kewilayah Kota Serang.

Tabel 2. 2. Keterkaitan Pola Ruang KSP Banten Lama

NO RENCANA POLA RUANG

ADA/TDK

ADA

I KAWASAN LINDUNG

1 Kawasan Hutan Lindung X

2 Kawasan Yang Memberikan Perlindungan Terhadap Kawasan

Bawahannya

X

3 Kawasan Perlindungan Setempat; Berupa Danau dan Sempadan

Pantai

4 Kawasan Cagar Alam Pulau Dua seluas kurang lebih 30 Ha

(0,003%) dari luas Provinsi Banten

5 Kawasan cagar Budaya, Situs Banten Lama;

1. Pelestarian bangunan gedung dan/atau lingkungan cagar

budaya di Situs Kota Lama Banten;

2. Benteng Speelwijk;

3. Makam Keraton Kesultanan Banten.

6 Kawasan Rawan Tsunami √

II KAWASAN BUDIDAYA

1 Hutan Produksi X

2 Pertanian; kawasan budi daya tanaman pangan √

3 Perkebunan; kawasan budidaya lahan kering √

Page 43: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 2 Review RTRW Provinsi Banten | Hal | 28

NO RENCANA POLA RUANG

ADA/TDK

ADA

4 Perikanan; kawasan budi daya perikanan, kawasan pengolahan

ikan, dan mengembangkan minapolitan

5 Pertambangan X

6 Industri; Industri Kecil √

7 Pariwisata; Kawasan Wisata Budaya Banten Lama; √

8 Permukiman √

9 Kawasan Strategis Provinsi (KSP);

1. Banten Water Front City di Kota Serang;

2. Kawasan Sport City di Kota Serang;

3. KP3B (Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten) di

Kota Serang;

4. Kawasan Situs Banten Lama di Kota Serang;

Sumber: analisis, 2014

KSP Banten Lama di dalam Arahan Pemanfaatan Ruang RTRW Banten

Berdasarkan arahan RTRW Provins Banten, Penentuan prioritas pemanfaatan ruang

diarahkan pada suatu upaya pengurangan keterisolasian daerah tertinggal melalui

peningkatan prasarana dan sarana komunikasi dan transportasi, serta pembangunan prasarana

dan sarana yang menunjang kegiatan ekonomi dan pemberdayaan masyarakat sehingga

memiliki keterkaitan dengan daerah lainnya. Untuk Kota Serang beberapa permasalahan

prioritas yang perlu mendapat penanganan sebagai berikut;

Tabel 2. 3. Prioritas Pemanfaatan Ruang

No Infrastruktur Langkah Penanganan

Drainase kota Penanganan bersama sesuai urusan

Pelebaran jalan Yumaga Penanganan bersama sesuai urusan

Penataan geometric simpang

sebidang

Penanganan bersama sesuai urusan

Kawasan situs banten lama Perlu pelestarian bersama pusat dan

daerah

Peningkatan status pelabuhan

perikanan nusantara

Karangantu

Penyiapan lahan oleh daerah,

pembangunan fisik oleh pusat

Pelebaran jalan lingkar

selatan/TB Suwandi (Kebon

Jahe-Kepandean)

Penanganan bersama sesuai urusan

Terminal Pakupatan Penanganan bersama sesuai urusan

Sumber: RTRW Provinsi Banten 2030.

Page 44: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 2 Review RTRW Provinsi Banten | Hal | 29

KSP Banten Lama di dalam Indikasi Program Utama RTRW Banten

Beberapa program/kegiatan terkait pengembangan KSP Banten Lama yakni Kota Serang

sebagai berikut;

1. Program utama perwujudan struktur ruang

a. Pengembangan system perkotaan yakni PKN Kota Serang hingga tahun 2015;

b. Pengembangan system prasarana utama berupa pengembangan system

jaringan transportasi darat yakni pengembangan dan pemantapan jaringan

jalan nasional meliputi:

i. jaringan jalan dari Tangerang – Merak;

ii. Batas Kota Cilegon – Batas Kota Serang;

iii. Jalan raya Cilegon;

iv. Jalan Tirtayasa;

v. Jalan Maulana Yusuf;

vi. Jalan Yusuf Martadilaga;

vii. Jalan TB A Khatib;

viii. Jalan Raya Pandeglang;

c. Pengembangan dan pemantapan jaringan jalan provinsi yang meliputi:

i. Jalan Serang – Cadasari;

ii. Jalan TB A Khatib;

iii. Jalan Yumaga;

iv. Jalan Raya Pandeglang;

v. Jalan Terate – Banten Lama;

vi. Jalan Banten Lama – Pontang;

vii. Jalan Trip Jamaksari;

viii. Jalan Ayip Usman;

ix. Jalan Lopang – Banten Lama;

x. Jalan Abdul Hadi;

xi. Jalan Letnan Jidun;

xii. Jalan Veteran;

xiii. Jalan KH Syam’un;

d. Perwujudan pemantapan terminal terkait, yakni terminal Pakupatan

e. Pengembangan dan pemantapan jaringan kereta api, meliputi:

i. Cilegon – Serang – Pandeglang – Rangkasbitung;

f. Pengembangan jaringan penyeberangan terkait, yakni :

Page 45: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 2 Review RTRW Provinsi Banten | Hal | 30

i. Karangantu – Pulau Tunda

g. Pengembangan jaringan transportasi laut, berupa pemantapan pelabuhan

perikanan yaitu pelabuhan Karangantu.

h. Pengembangan angkutan massal yakni Cilegon – Serang – Pandeglang –

Rangkasbitung (CISEPARANG)

i. Pengembangan system jaringan sumber daya air dari perwujudan dan

pengembangan jaringan sumber daya air yakni CAT Serang – Tangerang.

j. Pengembangan system jaringan sumber daya air berupa pengembangan

wilayah sungai yakni WS Cidanau - Ciujung – Cidurian – Cisadane –

Ciliwung – Citarum (lintas provinsi)

2. Indikasi Program Utama Perwujudan Pola Ruang

a. Rehabilitasi dan pemantapan kawasan lindung, yakni CA Pulau Dua;

b. Rehabilitasi dan pemantapan kawasan lindung, berupa kawasan konservasi

cagar budaya yakni Kawasan Banten Lama, Kota Serang.

c. Pengembangan kawasan peruntukan pertanian di Kota Serang;

d. Pengembangan kawasan peruntukan perikanan di Kota Serang;

e. Pengembangan kawasan peruntukan Industri di Kota Serang;

f. Pengembangan kawasan peruntukan Pariwisata di Kota Serang;

g. Pengembangan kawasan peruntukan Permukiman di Kota Serang;

h. Pengembangan kawasan peruntukan Industri di Kota Serang;

Beberapa ruas jalan provinsi yang terkait dengan pengembangan KSP Banten Lama

diantaranya;

Tabel 2. 4. Ruas Jalan Provinsi di Kota Serang

No Ruas Nama Ruas Panjang

001 Pakupatan - Palima 10.320

002 Lopang – Banten Lama 7.216

003 Jl. Trip Jamaksari 1.500

004 Jl. Ayip Usman 2.380

005 Jl. KH Abdul Fatah Hasan 1.405

006 Jl. Abdul Hadi 0.715

007 Jl. TB Suwandi 3.259

008 Jl. Letnan Jidun 0.587

Page 46: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 2 Review RTRW Provinsi Banten | Hal | 31

No Ruas Nama Ruas Panjang

009 Sempu – Dukuh Kawung 11.095

010 Jl. Veteran Serang 0.715

011 Jl. KH Syam’un Serang 0.530

012 Kramatwatu – Tonjong 4.759

013 Simpang Taktakan – Gn. Sari 13.040

014 Gunung Sari – Mancak – Anyer 21.450

015 Palima – Pasang Teneng 40.729

016 Terate – Banten Lama 12.350

017 Banten Lama – Pontang 16.080

069 Jl. Akses Pelabuhan Karangantu 0.996

Sumber: Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten, 2014.

KSP Banten Lama di dalam Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang RTRW

Banten

Berdasarkan UU Penataan Ruang No.26 tahun 2007 pasal 36 ayat 1, menyatakan bahwa yang

dimaksud dengan peraturan zonasi yaitu “ketentuan yang mengatur pemanfaatan ruang dan

unsur-unsur pengendalian yang disusun untuk setiap zona peruntukan sesuai dengan rencana

rinci tata ruang”. Peraturan zonasi tercantum di dalam Pasal 35 yang menyatakan bahwa

pengendalian pemanfaatan ruang dilakukan melalui penetapan peraturan zonasi, perizinan,

pemberian insentif dan disinsentif, serta pengenaan sanksi.

Pada hakekatnya Zona adalah kawasan atau area yang memiliki fungsi dan karakteristik

lingkungan yang spesifik. Zoning adalah pembagian wilayah ke dalam zona-zona, dan

menetapkan pengendalian pemanfaatan ruang (ketentuan hukum yang berbedabeda),

sedangkan Zoning Regulation adalah ketentuan yang mengatur tentang klasifikasi zona

pengaturan lebih lanjut mengenai pemanfaatan lahan dan prosedur pelaksanaan

pembangunan.

Peraturan Zonasi berfungsi sebagai panduan mengenai ketentuan teknis pemanfaatan ruang

dan pelaksanaan pemanfaatan ruang, serta pengendaliannya.

Berdasarkan komponen dan cakupan Peraturan Zonasi, maka fungsi Peraturan Zonasi

adalah :

1. Sebagai perangkat pengendalian pembangunan.

Page 47: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 2 Review RTRW Provinsi Banten | Hal | 32

Peraturan zonasi sebagai pedoman pengendalian pemanfaatan ruang, menyeragamkan arahan

peraturan zonasi di seluruh wilayah provinsi untuk peruntukan ruang yang sama, serta

sebagai arahan peruntukan ruang yang diperbolehkan, diperbolehkan dengan syarat, dan

dilarang, serta intensitas pemanfaatan ruangyang lengkap akan memuat prosedur pelaksanaan

pembangunan sampai ke tata cara pembinaannya.

2. Sebagai pedoman penyusunan rencana operasional.

Peraturan Zonasi dapat menjadi jembatan dalam penyusunan rencana tata ruang yang bersifat

operasional, karena memuat ketentuan-ketentuan tentang penjabaran rencana yang bersifat

makro ke dalam rencana yang bersifat sub makro sampai pada rencana yang rinci.

3. Sebagai panduan teknis pengembangan pemanfaatan lahan.

Indikasi arahan peraturan zonasi mencakup panduan teknis untuk pengembangan

pemanfaatan lahan, meliputi :

1. Indikasi arahan peraturan zonasi sistem perkotaan. Indikasi arahan peraturan

zonasi untuk PKN Kota Serang:

1. Pemanfaatan ruang untuk kegiatan ekonomi perkotaan berskala internasional dan

nasional yang didukung dengan fasilitas dan infrastruktur perkotaan yang sesuai

dengan kegiatan ekonomi yang dilayaninya;

2. Pengembangan fungsi kawasan perkotaan sebagai pusat permukiman dengan

intensitas pemanfaatan ruang menengah hingga tinggi yang kecenderungan

pengembangan ruangnya ke arah vertikal.

2. Indikasi arahan peraturan zonasi sistem jaringan transportasi untuk PKN Kota

Serang;

1. Pemanfaatan ruang di sepanjang sisi jalan dengan tingkat intensitas menengah

hingga tinggi yang kecenderungan pengembangan ruangnya dibatasi;

2. Ketentuan pelarangan perubahan fungsi lahan yang berfungsi lindung di

sepanjang sisi jalan;

3. Penetapan garis sempadan bangunan di sisi jalan yang memenuhi ketentuan ruang

pengawasan jalan;

4. Dilarang semua pemanfaatan pada zona inti, kecuali untuk pergerakan

orang/barang dan kendaraan;

5. Boleh pengembangan prasarana pelengkap jalan dengan syarat sesuai dengan

kondisi dan kelas jalan;

6. Dilarang aktivitas pemanfaatan budidaya sampai batas ruwasja sesuai dengan

kelas dan hirarki jalan.

Page 48: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 2 Review RTRW Provinsi Banten | Hal | 33

7. Boleh pengembangan prasarana terminal untuk terminal penumpang dan terminal

barang baik fungsi utama maupun penunjang pada kawasan-kawasan strategis.

3. Indikasi arahan peraturan zonasi untuk jaringan jalur kereta api terdiri dari:

1. Pemanfaatan ruang di sepanjang sisi jaringan jalur kereta api dilakukan dengan

tingkat intensitas menengah hingga tinggi yang kecenderungan pengembangan

ruangnya dibatasi;

2. Pada pemanfaatan ruang di sekitar pengawasan jalur kereta api terdapat ketentuan

pelarangan pemanfaatan lahan yang dapat mengganggu kepentingan operasi dan

keselamatan transportasi perkeretaapian;

3. Adanya pembatasan pemanfaatan ruang yang peka terhadap dampaklingkungan

akibat lalu lintas kereta api di sepanjang jalur kereta api;

4. Adanya pembatasan jumlah perlintasan sebidang antara jaringan jalur kereta api

dan jalan;

5. Penetapan garis sempadan bangunan di sisi jaringan jalur kereta api dengan

memperhatikan dampak lingkungan dan kebutuhan pengembangan jaringan jalur

kereta api.

4. Indikasi arahan peraturan zonasi untuk transportasi sungai, danau, dan

penyeberangan terdiri dari:

1. Keselamatan dan keamanan pelayaran;

2. Ketentuan pelarangan kegiatan di ruang udara bebas di atas perairan yang

berdampak pada keberadaan alur pelayaran sungai, danau, dan penyeberangan;

3. Ketentuan pelarangan kegiatan di bawah perairan yang berdampak pada

keberadaan alur pelayaran sungai, danau, dan penyeberangan; dan

4. Pembatasan pemanfaatan perairan yang berdampak pada keberadaan alur

pelayaran sungai, danau, dan penyeberangan.

5. Indikasi arahan peraturan zonasi sistem jaringan energi;

5. Dilarang semua pemanfaatan pada zona inti;

6. Di luar zona inti, di ijinkan pengembangan pertanian dan rth;

7. Di luar zona penyangga boleh pengembangan perumahan, perdangangan dan jasa,

serta industri skala kecil dan sedang.

8. Penentuan radius utama zona inti sesuai dengan peraturan terkait;

9. Peraturan zonasi untuk jaringan pipa minyak dan gas bumi disusun dengan

memperhatikan pemanfaatan ruang di sekitar jaringan pipa minyak dan gas bumi;

Page 49: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 2 Review RTRW Provinsi Banten | Hal | 34

dan harus memperhitungkan aspek keamanan dan keselamatan kawasan di

sekitarnya;

10. Peraturan zonasi untuk pembangkit tenaga listrik disusun dengan memperhatikan

pemanfaatan ruang di sekitar pembangkit listrik harus memperhatikan jarak aman

dari kegiatan lain;

11. Peraturan zonasi untuk jaringan transmisi tenaga listrik disusun dengan

memperhatikan ketentuan pelarangan pemanfaatan ruang bebas di sepanjang jalur

transmisi sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan.

6. Indikasi arahan peraturan zonasi sistem jaringan telekomunikasi;

1. Pengaturan zonasi memperhatikan pemanfaatan ruang untuk penempatan stasiun

bumi dan menara pemancar telekomunikasi yang memperhitungkan aspek

keamanan dan keselamatan aktivitas kawasan di sekitarnya;

2. Dilarang semua pemanfaatan pada zona inti;

3. Di luar zona inti, di ijinkan pengembangan pertanian dan RTH;

4. Di luar zona penyangga boleh pengembangan perumahan, perdangangan dan jasa,

serta industri skala kecil dan sedang;

5. Jarak aman saluran primer (zona inti) terhadap jalan dan rel kereta 15 m; terhadap

bangunan 15 m; terhadap pohon 8,5 m; terhadap RTH 10-11 m; terhadap jaringan

telekomunukasi lainnya dan jembatan besi 8,5 m.

7. Indikasi arahan peraturan zonasi sistem jaringan sumber daya air;

1. Pengaturan zonasi memperhatikan perlindungan mata air;

2. Pemanfaatan ruang pada kawasan di sekitar wilayah sungai dengan tetap menjaga

kelestarian lingkungan dan fungsi lindung kawasan;

3. Pemanfaatan ruang di sekitar wilayah sungai lintas kabupaten/kota harus selaras

dengan pemanfaatan ruang pada wilayah sungai di kabupaten/kota yang

berbatasan;

4. Dilarang semua pemanfaatan pada zona in ti;

5. Di luar zona inti, diijinkan pengembangan pertanian dan rth;

6. Di luar zona penyangga boleh pengembangan perumahan, perdangangan dan jasa,

serta industri skala kecil dan sedang;

7. Penentuan radius utama zona inti sesuai dengan peraturan terkait.

8. Indikasi arahan peraturan zonasi kawasan lindung;

1. Boleh untuk wisata alam dengan syarat tidak mengubah bentang alam;

Page 50: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 2 Review RTRW Provinsi Banten | Hal | 35

2. Boleh untuk kegiatan pendidikan dan penelitian dengan syarat tidak mengubah

bentang alam;

3. Dilarang untuk kegiatan yang berpotensi mengurangi luas kawasan hutan;

4. Dilarang untuk kegiatan yang berpotensi mengganggu bentang alam, menggangu

kesuburan dan keawetan tanah, fungsi hidrologi, kelestarian flora dan fauna, serta

kelestarian lingkungan hidup;

5. Dilarang kegiatan yang dapat mengakibatkan perubahan dan perusakan terhadap

keutuhan kawasan dan ekosistemnya, seperti perambahan hutan, pembukaan

lahan, penebangan pohon, dan perburuan satwa yang dilindungi;

6. Intensitas bangunan sangat rendah;

7. Pemanfaatan ruang untuk budidaya harus disertai pengawasan ketat dari provinsi.

9. Indikasi arahan peraturan zonasi untuk sempadan pantai terdiri dari:

1. Dilarang semua kegiatan yang mengurangi kualitas pantai pada area 100 meter

dari garis pasang tertinggi;

2. Dilarang semua kegiatan yang mengancam kerusakan pada pantai yang memiliki

ekosistem bakau, terumbu karang, padang lamun, dan estuaria;

3. Dilarang kegiatan yang menurunkan luas, nilai ekologis, dan estetika kawasan;

4. Dilarang kagiatan yang mengganggu bentang alam, mengganggu kelestarian

fungsi pantai, mengganggu akses terhadap kawasan sempadan pantai;

5. Diijinkan penanaman hutan bakau dan aktivitas konservasi lainnya;

6. Pembangunan prasarana dermaga;

7. Pembangunan prasarana tower penjaga keselamatan pengunjung;

8. Pembangunan struktur alami dan atau buatan untuk mencegah abrasi.

10. Indikasi arahan peraturan zonasi untuk sempadan sungai terdiri dari:

1. Dilarang semua kegiatan dan bangunan pada kawasan sempadan sungai sejauh

100 meter di luar kawasan permukiman dan 50 meter di kawasan permukiman;

2. Dilarang semua kegiatan dan bangunan yang mengancam kerusakan dan

menurunkan kualitas sungai;

3. Dibolehkan aktivitas wisata alam petualangan dengan syarat tidak mengganggu

kualitas air sungai;

4. Pelaksanaan kegiatan harus memperhatikan teknis keamanan dan keselamatan

pengguna wisata.

11. Indikasi arahan peraturan zonasi untuk ruang terbuka hijau terdiri dari:

1. Dilarang semua kegiatan yang bersifat perubahan fungsi RTH;

Page 51: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 2 Review RTRW Provinsi Banten | Hal | 36

2. Diijinkan semua kegiatan untuk menambah RTH agar mencapai 30% dari luas

wilayah kota;

3. Pengawasan ketat dari pemerintah kota terkait kegiatan budidaya yang

mempengaruhi fungsi RTH atau menyebabkan perubahan fungsi RTH.

12. Indikasi arahan peraturan zonasi untuk sempadan sungai di kawasan

permukiman terdiri dari:

1. Dilarang semua kegiatan budidaya pada areal sepanjang 15 meter;

2. Diijinkan aktivitas reboisasi lahan;

3. Dilarang semua jenis kegiatan yang menyebabkan perubahan fungsi lindung dan

perusakan kualitas air.

13. Indikasi arahan peraturan zonasi untuk cagar alam terdiri dari:

1. Diijinkan untuk kegiatan reboisasi lahan;

2. Diijinkan untuk kegiatan wisata alam;

3. Diijinkan terbatas kegiatan pemanfaatan sumberdaya alam;

4. Dilarang kegiatan pemanfaatan biota dilindungan peraturan;

5. Dilarang kegiatan yang mengurangi daya dukung dan daya tamping lingkungan;

6. Dilarang kegiatan yang mengubah bentang alam dan ekosistem, mengganggu

kelestarian flora fauna serta keanekaragaman hayati;

7. Diijinkan untuk kegiatan penelitian dan pendidikan.

14. Indikasi arahan peraturan zonasi untuk kawasan pantai berhutan bakau terdiri

dari:

1. Diijinkan untuk kegiatan reboisasi lahan;

2. Diijinkan untuk kegiatan penelitian, pendidikan, dan wisata alam;

3. Dilarang pemanfaatan kayu bakau;

4. Dilarang kegiatan yang mengurangi luas bakau atau mencemari ekosistem bakau;

5. Dilarang kegiatan yang mengubah bentang alam dan ekosistem, mengganggu

kelestarian flora fauna serta keanekaragaman hayati.

15. Indikasi arahan peraturan zonasi untuk kawasan cagar budaya dan ilmu

pengetahuan terdiri dari:

1. Diijinkan kegiatan pendidikan, penelitian, dan wisata;

2. Diijinkan bersyarat pendirian bangunan yang menunjang kegiatan wisata alam;

3. Dilarang kegiatan yang mengganggu atau merusak kekayaan budaya;

4. Dilarang kegiatan yang mengubah bentukan geologi tertentu yang mempunyai

manfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan.

Page 52: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 2 Review RTRW Provinsi Banten | Hal | 37

5. Dilarang kegiatan yang mengganggu kelestarian lingkungan di sekitar

peninggalan sejarah, bangunan arkeologi, monumen nasional, serta wilayah

dengan bentukan geologi tertentu;

6. Dilarang kegiatan yang mengganggu upaya pelestarian budaya masyarakat

setempat.

16. Indikasi arahan peraturan zonasi untuk kawasan rawan bencana alam dan

perlindungan geologi terdiri dari:

1. Dilarang aktivitas permukiman dan pembangunan prasarana utama di kawasan

rawan bencana di zona perlindungan mutlak;

17. Indikasi arahan peraturan zonasi untuk kawasan peruntukan pertanian terdiri

dari:

1. Dilarang aktivitas budidaya yang mengurangi luas kawasan sawah irigasi teknis,

kecuali untuk jaringan prasarana utama dan kepentingan umum sesuai dengan

perturan peundang-undangan;

2. Dilarang aktivitas budidaya yang mengurangi atau merusak fungsi lahan dan

kualitas tanah untuk pertanian;

3. Diijinkan aktivitas pendukung pertanian;

4. Dilarang mendirikan bangunan pada kawasan sawah irigasi yang terkena saluran

irigasi;

5. Boleh mendirikan rumah tunggal dengan syarat tidak mengganggu fungsi

pertanian dengan intensitas bangunan berkepadatan rendah;

6. Penyelenggaraan bangunan pengolahan hasil pertanian, balai pelatihan teknis

nelayan;

7. Pengembangan sarana dan prasarna pengembangan produk pertanian;

8. Pengembangan saluran irigasi;

9. Pengembangan waduk dan embung;

10. Pengembangan lumbung desa modern;

11. Saluran irigasi tidak boleh disatukan dengan drainase dan tidak boleh diputus.

18. Indikasi arahan peraturan zonasi untuk kawasan peruntukan perkebunan

terdiri dari:

1. Boleh mendirikan perumahan dengan syarat tidak mengganggu fungsi

perkebunan;

2. Dilarang aktivitas budidaya yang mengurangi atau merusak fungsi lahan dan

kualitas tanah untuk perkebunan;

Page 53: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 2 Review RTRW Provinsi Banten | Hal | 38

3. Diijinkan aktivitas pendukung perkebunan, misalnya penyelenggaraan aktivitas

pembenihan;

19. Indikasi arahan peraturan zonasi untuk kawasan peruntukan perikanan dan

peternakan terdiri dari:

1. Dilarang segala aktivitas budidaya yang akan mengganggu kualitas air sungai

/waduk untuk perikanan darat;

2. Diijinkan aktivitas pendukung aktivitas peternakan dan perikanan;

3. Penyelenggaraan bangunan pengolahan hasil ikan, balai pelatihan teknis nelayan,

pengembangan sarana dan prasarna pengembangan produk perikanan, pusat

pembenihan ikan.

20. Indikasi arahan peraturan zonasi untuk kawasan peruntukan industri terdiri

dari:

1. Diijinkan mengembangkan aktivitas pendukung kegiatan industri;

2. Diijinkan mengembangkan aktivitas perumahan skala kecil di luar zona

penyangga peruntukan industri dengan intensitas bangunan berkepadatan sedang;

3. Diijinkan mengembangkan aktivitas budidaya produktif lain di luar zona

penyangga peruntukan industri;

4. Penyelenggaraan perumahan buruh/karyawan, fasilitas umum/fasilitas khusus

skala lokal sebagai pendukung kegiatan industri;

5. Penyelenggaraan ipal;

6. Pemerintah memberi insentif bagi peningkatan integrasi kawasan industri dengan

kawasan budidaya produktif lainnya tanpa mempengaruhi fungsi utama masing-

masing kawasan.

21. Indikasi arahan peraturan zonasi untuk kawasan peruntukan pariwisata terdiri

dari:

1. Diizinkan pengembangan aktivitas komersial sesuai dengan skala daya tarik

pariwisatanya;

2. Boleh mengembangkan aktivitas perumahan dan permukiman dengan syarat di

luar zona utama pariwisata dan tidak mengganggu bentang alam daya tarik

pariwisata;

3. Dilarang pengembangan aktivitas industri dan pertambangan skala besar yang

mengganggu fungsi daya tarik wisata;

4. Intensitas bangunan atau besaran kdb dan klb disesuaikan dengan jenis dan

karakteristik daya tarik wisata;

Page 54: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 2 Review RTRW Provinsi Banten | Hal | 39

5. Pengembangan sarana sistem informasi pariwisata;

6. Pengembangan toko souvernir, kantin, restoran, rumah makan, mart, dan

komersial sesuai skala daya tarik wisata.

22. Indikasi arahan peraturan zonasi untuk kawasan peruntukan permukiman

perkotaan terdiri dari:

1. Diijinkan pengembangan rumah tunggal, apartemen, cluster perumahan;

2. Intensitas bangunan berkepadatan sedang – tinggi;

3. Zona perumahan harus terlayani oleh minimum satu moda sarana umum angkutan

massal pada kawasan berkepadatan sedang, dan minimum dua moda sarana umum

angkutan massal pada kawasan berkepadatan tinggi;

4. Boleh mengembangkan perdagangan jasa dengan syarat sesuai dengan skalanya;

5. Diijinkan pengembangan fasilitas umum dan fasilitas sosial sesuai skalanya;

6. Dilarang pengembangan budidaya lainnya.

23. Indikasi arahan peraturan zonasi untuk kawasan strategis dari sudut

kepentingan sosial budaya terdiri dari:

1. Kawasan sosio-kultural terdiri atas kawasan peninggalan sejarah yakni cagar

budaya dan situs. Secara umum kawasan ini harus dilindungi dan salah satu fungsi

yang ditingkatkan adalah untuk penelitian dan wisata budaya. Untuk itu pada

radius tertentu harus dilindungi dari perubahan fungsi yang tidak mendukung atau

dari kegiatan yang intensitasnya tinggi sehingga mengganggu estetika dan fungsi

cagar budaya dan situs;

2. Bila sekitar kawasan ini sudah terdapat bangunan misalnya perumahan harus

dibatasi pengembanganya;

3. Untuk kepentingan pariwisata boleh ditambahkan fungsi penunjang misalnya

souvenir shop atau atraksi wisata yang saling menunjang tanpa menghilangkan

identitas dan karakter kawasan;

4. Pada zona ini tidak boleh dilakukan perubahan dalam bentuk peningkatan

kegiatan atau perubahan ruang disekitarnya yang dimungkinkan dapat

mengganggu fungsi dasarnya;

5. Penambahan fungsi tertentu pada suatu zona ini tidak boleh dilakukan untuk

fungsi yang bertentangan, misalnya perdagangan dan jasa yang tidak terkait cagar

budaya dan pariwisata;

Page 55: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 2 Review RTRW Provinsi Banten | Hal | 40

24. Indikasi arahan peraturan zonasi kawasan peruntukan lain sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) huruf i meliputi:

1. Diijinkan pengembangan untuk kepentingan pertahanan, olah raga, pertambangan,

dan telekomunikasi;

2. Boleh mengembangkan perdagangan jasa dengan syarat sesuai dengan skalanya;

3. Diijinkan pengembangan fasilitas umum dan fasilitas sosial sesuai skalanya.

KSP Permukiman Adat Baduy di dalam RTRW Provinsi Banten

KSP Permukiman Adat Baduy terletak di Kabupaten Lebak, tepatnya di sebelah selatan

wilayah Banten. Didalam sub bab ini, diuraikan keterkaitan KSP Permukiman Adat Baduy

dalam lingkup Kabupaten Lebak sebagai Pusat Kegiatan Wilayah serta peranan lainnya

dalam lingkup wilayah provinsi Banten. KSP Permukiman Adat Baduy yang berkedudukan

di Kabupaten Lebak dibahas menurut keterkaitan tujuan, kebijakan, strategi, rencana struktur

ruang, rencana pola ruang dan arahan pengendalian pemanfaatan ruangnya.

KSP Permukiman Adat Baduy di dalam TUJAKSTRA RTRW Banten

Sesuai dengan RTRW Provinsi Banten, dinyatakan bahwa tujuan penataan ruang provins

Banten adalah Mewujudkan Ruang Wilayah Banten sebagai Pintu Gerbang Simpul

Penyebaran Primer Nasional-Internasional yang Aman, Nyaman, Produktif dan Berkelanjutan

melalui pengembangan pusat-pusat pertumbuhan yang mendukung ketahanan pangan,

industri, dan pariwisata.

Sedangkan kebijakan penataan ruang wilayah provinsi Banten terdiri atas;

1. kebijakan dan strategi pengembangan struktur ruang;

2. kebijakan dan strategi pengembangan pola ruang kawasan lindung;

3. kebijakan dan strategi pengembangan pola ruang kawasan budi daya;

4. kebijakan dan strategi pengembangan kawasan laut, pesisir, dan pulau-pulau kecil;

5. kebijakan dan strategi pengembangan kawasan strategis.

Secara mendetail dijelaskan turunan dari tiap kebijakan sebagai berikut;

1. Kebijakan pengembangan struktur ruang meliputi:

1. Peningkatan kualitas fungsi-fungsi pelayanan pada pusat-pusat pelayanan

dalam wilayah Provinsi Banten;

1. Mengembangkan dan meningkatkan fasilitas dan sarana yang sesuai

dengan fungsi dan hierarki pusat-pusat pelayanan;

Page 56: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 2 Review RTRW Provinsi Banten | Hal | 41

2. Mengembangkan fungsi atau kegiatan baru pada pusat-pusat pelayanan

yang dapat meningkatkan kualitas pelayanannya.

3. Mensinergikan pusat-pusat pertumbuhan wilayah di Provinsi Banten

dengan sistem pusat pelayanan nasional (PKN dan PKW); dan

4. Mewujudkan pusat kegiatan wilayah baru yang dipromosikan (PKWp)

pada pusat-pusat pertumbuhan wilayah sebagai upaya sinergitas system

pelayanan perkotaan nasional dan pengembangan wilayah provinsi dan

pengembangan wilayah kabupaten/kota.

2. Peningkatan akses pelayanan pusat-pusat dalam wilayah Provinsi Banten yang

merata dan berhierarki, dan peningkatan akses dari dan ke luar wilayah

Provinsi Banten; dan

1. Meningkatkan keterkaitan antar pusat atau antar kawasan perkotaan,

keterkaitan antara pusat atau kawasan perkotaan dengan kawasan

perdesaan, serta antara kawasan perkotaan dengan kawasan sekitarnya;

2. Mengembangkan pusat-pusat pertumbuhan baru di kawasan yang belum

terlayani oleh pusat pertumbuhan;

3. Mengendalikan perkembangan kota atau perkotaan yang terletak di pesisir

pantai utara;

4. Mewujudkan kawasan perkotaan dan pusat pertumbuhan agar lebih

kompetitif dan lebih efektif dalam pengembangan wilayah di sekitarnya.

5. Mengembangkan pusat penyebaran primer pelabuhan hub internasional

bojonegara yang didukung dengan berfungsinya kawasan-kawasan

strategis provinsi dan jaringan jalan cincin Provinsi Banten; dan

6. Mewujudkan jembatan selat sunda sebagai jalur transportasi nasional

penghubung jawa – sumatera yang terhubung dengan sistem jaringan jalan

nasional lintas utara, tengah, dan selatan pulau jawa di wilayah Provinsi

Banten.

3. Peningkatan kualitas pelayanan dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana

transportasi, energi, telekomunikasi, sumber daya air yang merata di seluruh

wilayah Provinsi Banten.

1. meningkatkan jaringan prasarana transportasi dan keterpaduan pelayanan

transportasi darat, laut, dan udara;

Page 57: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 2 Review RTRW Provinsi Banten | Hal | 42

2. meningkatkan jaringan energi listrik dengan pengembangan pembangkit

tenaga listrik melalui memanfaatkan sumber energi terbarukan dan tidak

terbarukan secara optimal;

3. mewujudkan keterpaduan sistem penyediaan jaringan energi/kelistrikan

termasuk jaringan pipa dan kabel dasar laut;

4. mengembangkan prasarana telekomunikasi yang dapat menjangkau

seluruh wilayah;

5. meningkatkan kuantitas dan kualitas jaringan prasarana serta mewujudkan

keterpaduan sistem jaringan sumber daya air.

6. mewujudkan sistem jaringan transportasi yang aman melalui perbaikan

dan peningkatan infrastruktur, penanganan kawasan banjir di permukiman

wilayah Tangerang (Jabodetabekpunjur), pengendalian ruang kawasan

Bandara Soekarno Hatta, tertatanya sistem jaringan energi, minyak dan

gas alam, pengelolaan panas bumi, dan pemanfaatannya secara aman;

7. mewujudkan interaksi infrastruktur jaringan transportasi (jalan dan kereta

api) di Provinsi Banten yang nyaman sesuai ketentuan teknis, dan

terhubung dengan sistem jaringan prasarana wilayah

provinsi/kabupaten/kota dan simpul transportasi antar moda di Kota

Cilegon, Tangerang, dan Bandara Panimbang melalui pembangunan

jaringan jalan tol; dan

8. mewujudkan pemanfaatan kawasan Selat Sunda secara produktif dengan

memperhatikan pembangunan infrastruktur ramah lingkungan.

2. Kebijakan dan Strategi Pengembangan Pola Ruang meliputi:

1. peningkatan kualitas kawasan lindung agar sesuai dengan fungsi

perlindungannya;

1. mengembalikan dan meningkatkan fungsi kawasan lindung yang telah

menurun akibat pengembangan kegiatan budidaya dalam rangka

mewujudkan dan memelihara keseimbangan ekosistem wilayah;

2. meningkatkan kualitas kawasan hutan yang berfungsi sebagai kawasan

lindung, yaitu kawasan hutan lindung dan kawasan hutan konservasi;

3. mengendalikan bentuk-bentuk kegiatan yang berada di dalam kawasan

lindung yang tidak sesuai dengan fungsi perlindungan dan/atau dapat

merusak fungsi perlindungan kawasan lindung.

Page 58: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 2 Review RTRW Provinsi Banten | Hal | 43

4. mewujudkan kawasan lahan pertanian pangan berkelanjutan dan

meningkatkan fungsi kawasan lindung; dan

5. mewujudkan kawasan taman nasional dan kawasan lindung khususnya di

wilayah banten selatan yang memberi manfaat kepada masyarakat

sekitarnya dan mendukung pengembangan lingkungan hidup nasional

dan internasional dalam rangka pengendalian perubahan iklim.

2. pemeliharaan dan perwujudan kelestarian lingkungan hidup;

1. menetapkan kawasan lindung dan/atau fungsi perlindungan di ruang

darat, ruang laut, ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi; dan

2. menetapkan proporsi luas kawasan berfungsi lindung dalam wilayah

Provinsi Banten paling sedikit 30% dari luas wilayah.

3. pencegahan dampak negatif kegiatan manusia yang dapat menimbulkan

kerusakan lingkungan hidup; dan

1. menyelenggarakan upaya terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan

hidup;

2. meningkatkan daya dukung lingkungan hidup dari tekanan perubahan

dan/atau dampak negatif yang ditimbulkan oleh suatu kegiatan agar tetap

mampu mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya;

3. meningkatkan kemampuan daya tampung lingkungan hidup untuk

menyerap zat, energi, dan/atau komponen lainnya yang dibuang ke

dalamnya;

4. mengendalikan terjadinya tindakan yang dapat secara langsung atau tidak

langsung menimbulkan perubahan sifat fisik lingkungan yang

mengakibatkan lingkungan hidup tidak berfungsi dalam menunjang

pembangunan yang berkelanjutan;

5. mengendalikan pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana untuk

menjamin kepentingan generasi masa kini dan generasi masa depan;

6. mewujudkan sumber daya alam tak terbarukan untuk menjamin

pemanfatannya secara bijaksana, dan sumber daya alam yang terbarukan

untuk menjamin kesinambungan ketersediaannya dengan tetap

memelihara dan meningkatkan kualitas nilai serta keanekaragamannya;

dan

7. mengembangkan kegiatan budidaya yang mempunyai daya adaptasi

bencana di kawasan rawan bencana.

Page 59: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 2 Review RTRW Provinsi Banten | Hal | 44

4. perwujudan keterpaduan pemanfaatan dan pengendalian ruang.

1. mengelola sempadan sungai untuk menjamin tidak terjadinya kerusakan

pada pinggiran sungai dan tidak terganggunya aliran sungai dan beban di

kawasan sekitarnya;

2. mengamankan, memelihara, dan mengembangkan hutan mangrove

sebagai pengamanan terhadap abrasi dan erosi pantai;

3. mempertahankan kawasan cagar alam, kawasan hutan lindung, taman

nasional, kawasan konservasi laut bagi kepentingan plasma nutfah, ilmu

pengetahuan dan keberlanjutan; dan

4. meningkatkan fungsi perlindungan kawasan setempat dan kawasan

perlindungan bawahnya.

3. Kebijakan dan Strategi Pengembangan Pola Ruang Kawasan Budi Daya,

meliputi

1. peningkatan produktivitas kawasan budidaya;

1. memanfaatkan lahan yang tidak atau kurang produktif yang berada di

luar kawasan lindung serta kawasan bekas pertambangan harus

direhabilitasi menjadi kawasan budidaya sesuai dengan sifat dan kondisi

lahannya;

2. meningkatkan produktivitas kawasan budidaya pertanian dengan usaha-

usaha intensifikasi dan diversifikasi pertanian; dan

3. mewujudkan kawasan budidaya melalui pengembangan hutan produksi,

pertanian, perkebunan, perikanan, pertambangan, industri, pariwisata,

permukiman, dan kawasan peruntukan lainnya secara produktif melalui

pemberdayaan masyarakat di perkotaan dan perdesaan.

2. perwujudan dan peningkatan keterpaduan dan keterkaitan antar kegiatan budi

daya; dan

1. mengembangkan kegiatan budidaya unggulan di dalam kawasan

budidaya beserta prasarana pendukungnya secara sinergis dan

berkelanjutan untuk mendorong pengembangan perekonomian kawasan

dan wilayah sekitarnya dengan mengalokasikan ruang dan akses

masyarakat;

2. mengembangkan kegiatan budidaya untuk menunjang aspek politik,

pertahanan dan keamanan, sosial budaya, serta ilmu pengetahuan dan

teknologi;

Page 60: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 2 Review RTRW Provinsi Banten | Hal | 45

3. mengembangkan dan melestarikan kawasan budidaya pertanian pangan

untuk mendukung perwujudan ketahanan pangan;

4. mengembangkan pulau-pulau kecil dengan pendekatan gugus pulau

untuk meningkatkan daya saing dan mewujudkan skala ekonomi; dan

5. mengembangkan kegiatan pengelolaan sumber daya kelautan yang

bernilai ekonomi tinggi di wilayah laut kewenangan Provinsi Banten.

3. pengendalian perkembangan kegiatan budi daya agar tidak melampaui daya

dukung dan daya tampung lingkungan.

1. mengendalikan perkembangan kegiatan budidaya terbangun pada

kawasan rawan bencana untuk meminimalkan potensi kejadian bencana

dan potensi kerugian akibat bencana;

2. mengembangkan kawasan perkotaan dengan bangunan bertingkat

terutama untuk kegiatan-kegiatan dengan fungsi komersial atau bernilai

ekonomi tinggi guna penghematan ruang dan memberikan ruang terbuka

pada kawasan tersebut;

3. mengembangkan proporsi ruang terbuka hijau pada wilayah kota paling

sedikit 30 (tiga puluh) persen dari luas wilayah kota; dan

4. mengendalikan kawasan terbangun di kawasan perkotaan untuk

mempertahankan tingkat pelayanan prasarana dan sarana kawasan

perkotaan serta mempertahankan fungsi kawasan perdesaan di

sekitarnya.

4. Kebijakan dan Strategi Pengembangan Kawasan Laut, Pesisir, dan Pulau-Pulau

Kecil, meliputi;

1. pelestarian lingkungan pesisir dan laut termasuk sempadan pantai sebagai

kawasan lindung, serta memberikan hak masyarakat untuk mendapatkan akses

ke sempadan pantai;

1. mewujudkan pengelolaan sumberdaya secara terpadu melalui

penyusunan tata ruang pesisir dan laut dengan memperhatikan

keterkaitan ekosistem darat dan laut dalam satu bioekoregion;

2. mengoptimalkan dukungan pemda dan meningkatkan koordinasi antar

pemda untuk mengantisipasi perkembangan aktivitas ekonomi dan

industri di wilayah pesisir dan laut banten yang berpotensi merusak

lingkungan;

Page 61: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 2 Review RTRW Provinsi Banten | Hal | 46

3. meningkatkan koordinasi antar sektor terkait dalam monitoring,

pengawasan dan penegakan hukum di bidang pengelolaan lingkungan;

4. meningkatkan koordinasi penataan ruang, menata kembali peraturan

perundangan dan penegakan hukum dalam rangka pengendalian dampak

negatif pencemaran yang diakibatkan oleh segenap aktivitas ekonomi di

wilayah pesisir dan laut;

5. menyediakan sebagian kawasan sebagai kawasan lindung yang berfungsi

sebagai penyangga kehidupan;

6. meningkatkan pendanaan pengelolaan lingkungan melalui penerapan

pajak lingkungan terhadap aktivitas ekonomi di wilayah pesisir;

7. menyeimbangkan peningkatan dan pengembangan aktivitas ekonomi dan

kelestarian sumberdaya dan lingkungan pesisir dan laut; dan

8. mengintegrasikan wilayah hulu dan hilir dalam rangka melindungi

kawasan muara sungai, estuari, dan kawasan lain di daerah pesisir.

2. peningkatan kualitas lingkungan laut, pesisir, dan pulau-pulau kecil;

1. mengendalikan penurunan kualitas dan kuantitas lingkungan pesisir dan

laut melalui implementasi tata ruang yang telah dilegalisasi; dan

2. mewujudkan rehabilitasi kawasan yang terdegradasi dan kawasan

penyangga.

3. peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan lingkungan laut,

pesisir, dan pulau-pulau kecil;

1. meningkatkan koordinasi penataan ruang dan penegakan hukum secara

partisipatif dalam mengelola lingkungan dan sumberdaya pesisir dan

laut;

2. mengupayakan mendorong masyarakat untuk menjadi bagian dari

lembaga kontrol sosial untuk monitoring aktivitas yang merusak

lingkungan; dan

3. meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap bahaya pencemaran dan

kerusakan lingkungan.

4. peningkatan pemerataan nilai tambah melalui pemanfaatan sumberdaya laut,

pesisir, dan pulau-pulau kecil secara berkelanjutan bagi kesejahteraan

masyarakat lokal;

Page 62: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 2 Review RTRW Provinsi Banten | Hal | 47

1. mengoptimalkan dukungan pemda untuk memanfaatkan posisi strategis

dan pertumbuhan ekonomi bagi pembangunan wilayah pesisir dan laut

secara terpadu dan berkelanjutan; dan

2. meningkatkan pemanfaatan potensi sumberdaya berbasis karakteristik

ekosistem dan lingkungan lokal.

5. peningkatan pengelolaan kawasan pulau-pulau kecil; dan

1. mengembangkan kegiatan budidaya yang dapat mempertahankan

keberadaan pulau-pulau kecil.

2. mengendalikan berbagai kegiatan yang mengakibatkan terganggunya

ekosistem pada kawasan pulau-pulau kecil;

3. meningkatkan daya saing pulau-pulau kecil sesuai dengan potensinya

serta meminimalkan aspek-aspek penyebab ketertinggalan;

4. mengembangkan sistem transportasi pembuka akses wilayah tertinggal

dan terisolir khususnya pada kawasan pulau-pulau kecil; dan

5. mengalokasikan ruang untuk kepentingan umum pada pulau-pulau kecil

sebagai upaya menghindari penguasaan tanah secara keseluruhan.

6. pengembangan wisata bahari di pulau peruntukan pariwisata dan di pulau yang

ada permukimannya.

1. memanfaatkan peluang pasar pada kawasan wisata bahari Daerah untuk

pembangunan wilayah pesisir, laut, dan pulau-pulau kecil;

2. meningkatkan pemanfaatan potensi wisata bahari untuk menangkap

peluang pasar domestik dan internasional di Daerah sebagai pintu

gerbang keluar dan masuk wilayah Ibukota DKI Jakarta;

3. meningkatkan promosi yang didasarkan atas keunggulan lokasi strategis

dan karakteristik sumberdaya untuk menangkap peluang dan minat

investasi di wilayah pesisir dan laut Daerah;

4. mengoptimalkan ketersediaan infrastruktur yang memadai untuk

menangkap pertumbuhan ekonomi pada kawasan wisata bahari Daerah;

5. meningkatkan partisipasi masyarakat sebagai pelaku dan fungsi control

kegiatan pariwisata yang ramah lingkungan;

6. meningkatkan peran daerah sebagai regulator kegiatan pariwisata yang

ramah lingkungan;

7. meningkatkan aktivitas pariwisata yang ramah lingkungan di lokasi

strategis untuk menangkap peluang pasar domestik dan internasional.

Page 63: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 2 Review RTRW Provinsi Banten | Hal | 48

5. Kebijakan dan Strategi Pengembangan Kawasan Strategis, meliputi;

1. pelestarian dan peningkatan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup untuk

mempertahankan dan meningkatkan keseimbangan ekosistem, melestarikan

keanekaragaman hayati, mempertahankan dan meningkatkan fungsi

perlindungan kawasan, melestarikan keunikan bentang alam, dan melestarikan

warisan budaya nasional dan daerah;

1. menetapkan kawasan strategis Provinsi Banten yang berfungsi lindung;

2. mengendalikan pemanfaatan ruang di kawasan strategis Provinsi Banten

yang berpotensi mengurangi fungsi lindung kawasan dan/atau

menurunkan kualitas kawasan lindung;

3. mengendalikan pemanfaatan ruang di sekitar kawasan strategis Provinsi

Banten yang berpotensi mengurangi fungsi lindung kawasan dan/atau

menurunkan kualitas kawasan lindung;

4. mengendalikan pengembangan prasarana dan sarana di dalam dan di

sekitar kawasan strategis Provinsi Banten yang dapat memicu

perkembangan kegiatan budidaya;

5. mengembangkan kegiatan budidaya tidak terbangun di sekitar kawasan

strategis Provinsi Banten yang berfungsi sebagai zona penyangga yang

memisahkan kawasan lindung dengan kawasan budidaya terbangun;

6. mewujudkan rehabilitasi fungsi lindung kawasan yang menurun akibat

dampak pemanfaatan ruang yang berkembang di dalam dan di sekitar

kawasan strategis Provinsi Banten; dan

7. menciptakan keseimbangan pemanfaatan ruang secara produktif dan

berkelanjutan melalui pengendalian pembangunan kawasan-kawasan

strategis dan pengendalian ruang terbuka hijau di wilayah

kabupaten/kota.

2. pelestarian dan peningkatan nilai kawasan lindung yang ditetapkan sebagai

warisan dunia, cagar biosfer dan ramsar;

1. melestarikan keaslian fisik serta mempertahankan keseimbangan

ekosistemnya;

2. meningkatkan kepariwisataan;

3. mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi; dan

4. melestarikan keberlanjutan lingkungan hidup.

Page 64: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 2 Review RTRW Provinsi Banten | Hal | 49

3. pengembangan dan peningkatan fungsi kawasan dalam pengembangan

perekonomian nasional dan daerah yang produktif, efisien dan mampu

bersaing dalam perekonomian nasional dan internasional;

1. mengembangkan pusat pertumbuhan berbasis potensi sumber daya alam,

kegiatan budidaya unggulan, dan posisi atau letak strategisnya sebagai

penggerak utama pengembangan wilayah;

2. menciptakan iklim investasi yang kondusif;

3. mengintensifkan promosi peluang investasi;

4. memanfaatkan sumber daya alam agar tidak melampaui daya dukung

dan daya tampung kawasan;

5. mengendalikan kegiatan budidaya agar tidak menurunkan kualitas

lingkungan dan efisiensi pemanfaatan kawasan;

6. meningkatkan pelayanan prasarana dan sarana penunjang kegiatan

ekonomi;

7. mewujudkan penataan kawasan andalan melalui pemanfaatan ruang

untuk pengembangan kawasan industri dan pariwisata secara produktif;

dan

8. mewujudkan terbentuknya sinergisitas interaksi ekonomi wilayah hulu

dan hilir pada pusat-pusat pertumbuhan dengan pemasaran regional dan

nasional melalui sistem jaringan transportasi wilayah dan nasional.

4. pengembangan kawasan tertinggal untuk mengurangi kesenjangan tingkat

perkembangan antar kawasan;

1. memanfaatkan sumber daya alam secara optimal dan berkelanjutan;

2. meningkatkan aksesibilitas antara kawasan tertinggal dan pusat

pertumbuhan wilayah;

3. mengembangkan prasarana dan sarana penunjang kegiatan ekonomi

masyarakat;

4. meningkatkan akses masyarakat ke sumber pembiayaan;

5. meningkatkan kualitas dan kapasitas sumber daya manusia dalam

pengelolaan kegiatan ekonomi; dan

6. mewujudkan terselenggaranya interaksi kawasan-kawasan strategis

nasional di Provinsi Banten dengan penataan struktur ruang dan pola

ruang di wilayah provinsi dan wilayah kabupaten/kota.

5. pelestarian dan peningkatan sosial budaya bangsa;

Page 65: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 2 Review RTRW Provinsi Banten | Hal | 50

1. meningkatkan kecintaan masyarakat akan nilai budaya bangsa yang

mencerminkan jati diri yang berbudi luhur;

2. mengembangkan penerapan nilai budaya bangsa dalam kehidupan

masyarakat; dan

3. melestarikan situs warisan budaya bangsa.

6. pemanfaatan sumberdaya alam dan/atau teknologi tinggi secara optimal untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat; dan

1. mengembangkan kegiatan penunjang dan/atau kegiatan turunan dari

pemanfaatan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi;

2. meningkatkan keterkaitan kegiatan pemanfaatan sumber daya alam

dan/atau teknologi tinggi dengan kegiatan penunjang dan/atau

turunannya; dan

3. mengendalikan pemanfaatan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi

terhadap fungsi lingkungan hidup, dan keselamatan masyarakat.

7. peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara.

1. mendelineasikan kawasan strategis nasional dengan fungsi khusus

pertahanan dan kemanan negara yang terletak di wilayah Provinsi

Banten;

2. mengembangkan kegiatan budidaya secara selektif di dalam dan di

sekitar kawasan strategis untuk menjaga fungsi pertahanan dan

keamanan;

3. mengembangkan kawasan lindung dan/atau kawasan budidaya tidak

terbangun di sekitar kawasan strategis sebagai zona penyangga yang

memisahkan kawasan strategis dengan kawasan budidaya terbangun; dan

4. turut serta menjaga dan memelihara aset-aset pertahanan/TNI.

Untuk melihat keterkaitan tujuan, kebijakan dan strategi penataan ruang kawasan strategis

provinsi Banten, yakni KSP Permukiman Adat Baduy yang berada di Kabupaten Lebak.

Maka, dilakukan pendekatan berupa analisis keterkaitan kuat dan lemah tiap strategi-

kebijakan terhadap struktur dan pola ruang yang terkait langsung dengan KSP Permukiman

Adat Baduy dan dengan Kabupaten Lebak secara umum.

Lebih detailnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 2. 5. Keterkaitan Tujakstra, Struktur dan Pola Ruang RTRW Banten

Page 66: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 2 Review RTRW Provinsi Banten | Hal | 51

No Uraian Keterkaitan

Ya Tidak

Tujuan

KEBIJAKAN I

Kebijakan 1.1

Strategi 1

Strategi 2

Strategi 3

Strategi 4

Kebijakan 1.2

Strategi 1

Strategi 2

Strategi 3

Strategi 4

Strategi 5

Strategi 6

Kebijakan 1.3

Strategi 1

Strategi 2

Strategi 3

Strategi 4

Strategi 5

Strategi 6

Strategi 7

Strategi 8

KEBIJAKAN II

Kebijakan 2.1

Strategi 1

Strategi 2

Strategi 3

Strategi 4

Strategi 5

Kebijakan 2.2

Strategi 1

Strategi 2

Kebijakan 2.3

Strategi 1

Strategi 2

Strategi 3

Strategi 4

Strategi 5

Strategi 6

Strategi 7

Kebijakan 2.4

Strategi 1

Strategi 2

Page 67: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 2 Review RTRW Provinsi Banten | Hal | 52

No Uraian Keterkaitan

Ya Tidak

Strategi 3

Strategi 4

KEBIJAKAN III

Kebijakan 3.1

Strategi 1

Strategi 2

Strategi 3

Kebijakan 3.2

Strategi 1

Strategi 2

Strategi 3

Strategi 4

Strategi 5

Kebijakan 3.3

Strategi 1

Strategi 2

Strategi 3

Strategi 4

KEBIJAKAN IV

Kebijakan 4.1

Strategi 1

Strategi 2

Strategi 3

Strategi 4

Strategi 5

Strategi 6

Strategi 7

Strategi 8

Kebijakan 4.2

Strategi 1

Strategi 2

Kebijakan 4.3

Strategi 1

Strategi 2

Strategi 3

Kebijakan 4.4

Strategi 1

Strategi 2

Kebijakan 4.5

Strategi 1

Strategi 2

Strategi 3

Strategi 4

Strategi 5

Page 68: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 2 Review RTRW Provinsi Banten | Hal | 53

No Uraian Keterkaitan

Ya Tidak

Kebijakan 4.6

Strategi 1

Strategi 2

Strategi 3

Strategi 4

Strategi 5

Strategi 6

Strategi 7

KEBIJAKAN V

Kebijakan 5.1

Strategi 1

Strategi 2

Strategi 3

Strategi 4

Strategi 5

Strategi 6

Strategi 7

Kebijakan 5.2

Strategi 1

Strategi 2

Strategi 3

Strategi 4

Kebijakan 5.3

Strategi 1

Strategi 2

Strategi 3

Strategi 4

Strategi 5

Strategi 6

Strategi 7

Strategi 8

Kebijakan 5.4

Strategi 1

Strategi 2

Strategi 3

Strategi 4

Strategi 5

Strategi 6

Kebijakan 5.5

Strategi 1

Strategi 2

Strategi 3

Kebijakan 5.6

Strategi 1

Page 69: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 2 Review RTRW Provinsi Banten | Hal | 54

No Uraian Keterkaitan

Ya Tidak

Strategi 2

Strategi 3

Kebijakan 5.7

Strategi 1

Strategi 2

Strategi 3

Strategi 4

Berdasarkan analisis keterkaitan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa;

1. terdapat 3 strategi yang menjadi bagian dari kebijakan 1.1 terkait erat dengan

pengembangan KSP Permukiman Adat Baduy di Kabupaten Lebak;

2. terdapat 3 strategi yang menjadi bagian dari kebijakan 1.2 terkait erat dengan

pengembangan KSP Permukiman Adat Baduy di Kabupaten Lebak;

3. terdapat 6 strategi yang menjadi bagian dari kebijakan 1.3 terkait erat dengan

pengembangan KSP Permukiman Adat Baduy di Kabupaten Lebak;

4. terdapat 5 strategi yang menjadi bagian dari kebijakan 2.1 terkait erat dengan

pengembangan KSP Permukiman Adat Baduy di Kabupaten Lebak;

5. terdapat 2 strategi yang menjadi bagian dari kebijakan 2.2 terkait erat dengan

pengembangan KSP Permukiman Adat Baduy di Kabupaten Lebak;

6. terdapat 7 strategi yang menjadi bagian dari kebijakan 2.3 terkait erat dengan

pengembangan KSP Permukiman Adat Baduy di Kabupaten Lebak;

7. terdapat 4 strategi yang menjadi bagian dari kebijakan 2.4 terkait erat dengan

pengembangan KSP Permukiman Adat Baduy di Kabupaten Lebak;

8. terdapat 3 strategi yang menjadi bagian dari kebijakan 3.1 terkait erat dengan

pengembangan KSP Permukiman Adat Baduy di Kabupaten Lebak;

9. terdapat 5 strategi yang menjadi bagian dari kebijakan 3.2 terkait erat dengan

pengembangan KSP Permukiman Adat Baduy di Kabupaten Lebak;

10. terdapat 4 strategi yang menjadi bagian dari kebijakan 3.3 terkait erat dengan

pengembangan KSP Permukiman Adat Baduy di Kabupaten Lebak;

11. terdapat 8 strategi yang menjadi bagian dari kebijakan 4.1 terkait erat dengan

pengembangan KSP Permukiman Adat Baduy di Kabupaten Lebak;

12. terdapat 2 strategi yang menjadi bagian dari kebijakan 4.2 terkait erat dengan

pengembangan KSP Permukiman Adat Baduy di Kabupaten Lebak;

13. terdapat 3 strategi yang menjadi bagian dari kebijakan 4.3 terkait erat dengan

pengembangan KSP Permukiman Adat Baduy di Kabupaten Lebak;

Page 70: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 2 Review RTRW Provinsi Banten | Hal | 55

14. terdapat 2 strategi yang menjadi bagian dari kebijakan 4.4 terkait erat dengan

pengembangan KSP Permukiman Adat Baduy di Kabupaten Lebak;

15. terdapat 0 strategi yang menjadi bagian dari kebijakan 4.5 terkait erat dengan

pengembangan KSP Permukiman Adat Baduy di Kabupaten Lebak;

16. terdapat 0 strategi yang menjadi bagian dari kebijakan 4.6 terkait erat dengan

pengembangan KSP Permukiman Adat Baduy di Kabupaten Lebak;

17. terdapat 4 strategi yang menjadi bagian dari kebijakan 5.1 terkait erat dengan

pengembangan KSP Permukiman Adat Baduy di Kabupaten Lebak;

18. terdapat 4 strategi yang menjadi bagian dari kebijakan 5.2 terkait erat dengan

pengembangan KSP Permukiman Adat Baduy di Kabupaten Lebak;

19. terdapat 8 strategi yang menjadi bagian dari kebijakan 5.3 terkait erat dengan

pengembangan KSP Permukiman Adat Baduy di Kabupaten Lebak;

20. terdapat 6 strategi yang menjadi bagian dari kebijakan 5.4 terkait erat dengan

pengembangan KSP Permukiman Adat Baduy di Kabupaten Lebak;

21. terdapat 3 strategi yang menjadi bagian dari kebijakan 5.5 terkait erat dengan

pengembangan KSP Permukiman Adat Baduy di Kabupaten Lebak;

22. terdapat 3 strategi yang menjadi bagian dari kebijakan 5.6 terkait erat dengan

pengembangan KSP Permukiman Adat Baduy di Kabupaten Lebak;

23. terdapat 4 strategi yang menjadi bagian dari kebijakan 5.7 terkait erat dengan

pengembangan KSP Permukiman Adat Baduy di Kabupaten Lebak.

KSP Permukiman Adat Baduy di dalam Struktur Ruang RTRW Banten

Seperti yang diketahui bahwa KSP Permukiman Adat Baduy merupakan KSP yang secara

geografis terletak didalam administrasi Kecamatan Leuwidamar. Dimana Kecamatan

Leuwidamar merupakan kecamatan yang berada dalam wewenang administrative Kabupaten

Lebak. Didalam Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Banten, Kabupaten Lebak merupakan

kabupaten yang memiliki peranan penting bagi nasional sehingga oleh RTRWN dan RTRW

Provinsi Banten ditetapkan menjadi Pusat Kegiatan Wilayah (PKW). Dan perlu diketahui

juga bahwa masyarakat adat Baduy telah memiliki peranan penting dalam menjaga tatanan

air untuk wilayah Banten.

KSP Permukiman Adat Baduy di dalam Rencana Sistem Perkotaan

Page 71: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 2 Review RTRW Provinsi Banten | Hal | 56

Pada skala wilayah kabupaten maka, KSP Permukiman Adat Baduy terkait dengan

Pengembangan Wilayah Kabupaten Lebak, dimana Kabupaten Lebak juga telah memiliki

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten namun belum dilegislasi ditingkat DPRD.

Berdasarkan RTRW Provinsi yang telah dijelaskan pada sub bab diatas, oleh RTRW Provinsi

Banten, didalam mewujudkan tujuan penataan ruangnya membagi Wilayah Kerja

Pembangunan Provinsi-nya menjadi 3. Yakni yakni: WKP I meliputi Kabupaten Tangerang,

Kota Tangerang, dan Kota Tangerang Selatan, WKP II meliputi Kabupaten Serang, Kota

Serang, dan Kota Cilegon, WKP III meliputi Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Lebak.

Adapun arahan fungsi dan peranan masing-masing Wilayah Kerja Pembangunan (WKP)

tersebut meliputi :

1. Wilayah Kerja Pembangunan (WKP) I diarahkan untuk pengembangan kegiatan

industri, jasa, perdagangan, pertanian, dan permukiman/ perumahan;

2. Wilayah Kerja Pembangunan (WKP) II diarahkan untuk pengembangan kegiatan

pemerintahan, pendidikan, kehutanan, pertanian, industri, pelabuhan, pergudangan,

pariwisata, jasa, perdagangan, dan pertambangan;

3. Wilayah Kerja Pembangunan (WKP) III diarahkan untuk pengembangan kegiatan

kehutanan, pertanian, pertambangan, pariwisata, kelautan dan perikanan.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada peta 2.1.

Satuan wilayah pengembangan tersebut di atas memiliki fungsi :

1. Menciptakan keserasian dan keseimbangan struktur ruang wilayah.

2. Sebagai pusat pertumbuhan bagi wilayah hinterlandnya, diharapkan mampu sebagai

motor penggerak pembangunan.

3. Sebagai motor penggerak perekonomian wilayah.

4. Sebagai stimulator bagi perkembangan pembangunan dan pertumbuhan

perekonomian wilayah.

Berdasarkan penetapan WKP tersebut, ditetapkan bahwa untuk Kabupaten Lebak masuk

dalam WKP III dengan arahan fungsi untuk pengembangan kegiatan kehutanan, pertanian,

pertambangan, pariwisata, kelautan dan perikanan.

KSP Permukiman Adat Baduy di dalam Rencana Sistem Jaringan Transportasi

Terkait dengan system rencana pengembangan jaringan transportasi, KSP Banten Lama

terkait erat dengan beberapa system jaringan. Diantaranya ;

1. Rencana pengembangan sistem jaringan transportasi darat;

Page 72: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 2 Review RTRW Provinsi Banten | Hal | 57

2. Rencana pengembangan sistem jaringan transportasi laut;

3. Rencana pengembangan sistem jaringan transportasi udara;

4. Rencana pengembangan angkutan massal.

Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Transportasi Darat

Beberapa pengembangan system jaringan jalan transpotasi darat yang terkait erat dengan

kabupaten Lebak, meliputi :

1. pengembangan jaringan jalan nasional;

2. pengembangan jaringan jalan provinsi;

3. pengembangan terminal;

4. pengembangan jaringan kereta api;

Pengembangan jaringan jalan nasional meliputi jaringan jalan arteri primer, kolektor primer,

dan jalan tol/bebas hambatan, melalui:

1. meningkatkan kapasitas dan kualitas jaringan jalan arteri primer di Provinsi Banten

meliputi Merak – Cilegon – Serang – Tangerang – Batas DKI Jakarta, Merak –

Cilegon – Ciwandan – Anyer – Carita – Labuan – Panimbang – Cigeulis –

Cibaliung – Muarabinuangeun – Malingping – Simpang – Bayah – Cisolok –

batas Provinsi Jawa Barat untuk mewujudkan pengembangan jaringan jalan ‘Ring

Barat-Selatan’ Provinsi Banten sebagai perwujudan pengembangan jaringan jalan

arteri lintas selatan pulau jawa, mewujudkan pengembangan jaringan jalan ‘Ring

Utara’ pada ruas Pantura Bojonegara – Banten Lama – Tirtayasa – Kronjo – Mauk –

Teluknaga – Bandara Soekarno Hatta.

2. meningkatkan kapasitas dan kualitas jaringan jalan kolektor primer di Provinsi Banten

meliputi Merak – Suralaya – Pulo Ampel Bojonegara – Cilegon, Tangerang –

Bandara Soekarno Hatta untuk menghubungkan simpul-simpul transportasi nasional,

Labuan – Saketi – Pandeglang – Rangkasbitung – Cipanas – batas Provinsi Jawa

Barat.

3. usulan jalan bebas hambatan prospektif (bersyarat)/jalan strategis nasional prospektif

Kragilan (Kabupaten Serang) – Warunggunung (Kabupaten Lebak) – Panimbang

(Kabupaten Pandeglang) – Bandar Udara Banten Selatan yang penetapannya

disesuaikan dengan peraturan perundangan yang berlaku.

Pengembangan jaringan jalan provinsi meliputi jaringan jalan kolektor primer yang

merupakan jalan penghubung antara PKN (Pusat Kegiatan Nasional) dengan PKW (Pusat

Kegiatan Wilayah) dan antar PKW, yaitu :

Page 73: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 2 Review RTRW Provinsi Banten | Hal | 58

1. meningkatkan kapasitas dan kualitas jaringan jalan provinsi pada ruas Bayah –

Cikotok – Citorek – Majasari – Cigelung – Rangkasbitung – Kopo – Cisoka –

Tigaraksa – Serpong untuk mewujudkan pengembangan jaringan jalan ‘Ring Selatan-

Timur’ Provinsi Banten.

2. meningkatkan kapasitas dan kualitas jaringan jalan pada ruas Pontang – Ciruas –

Warung Gunung – Gunung Kencana – Malingping, ruas Warung Gunung –

Cipanas, Rangkasbitung – Citeras – Tigaraksa untuk melengkapi perwujudan

pengembangan jaringan jalan ‘cincin’ Provinsi Banten.

3. meningkatkan kapasitas dan kualitas jaringan jalan provinsi dan kabupaten pada ruas

Panimbang – Angsana – Munjul – Cikeusik – Muarabinuangeun, Panimbang –

Citeureup – Banyuasih – Cimanggu – Cigeulis – Wanasalam – Malingping, Citeurep

– Cibaliung – Cikeusik – Wanasalam – Malingping, Bayah – Cilograng – Cibareno –

batas Provinsi Jawa Barat untuk akses penghubung dan sekaligus pengembangan

wilayah Banten Selatan.

Pengembangan terminal meliputi terminal tipe A dan B dalam wilayah provinsi, meliputi:

1. meningkatkan kapasitas dan kualitas pelayanan terminal penumpang tipe A meliputi

Terminal Merak (Kawasan Terminal Terpadu Merak – Kota Cilegon), Terminal

Pakupatan (Kota Serang), Terminal Poris Plawad (Kota Tangerang), Terminal

Kadubanen (Kabupaten Pandeglang), Terminal Kaduagung (Kabupaten Lebak).

2. pengembangan terminal penumpang tipe B untuk melayani angkutan antar kota dalam

provinsi dan angkutan kota/pedesaan meliputi Terminal Pandeglang (Kabupaten

Pandeglang), Labuan (Kabupaten Pandeglang), Rangkasbitung (Kabupaten Lebak),

Bayah (Kabupaten Lebak), Malingping (Kabupaten Lebak), Ciputat (Kota Tangerang

Selatan), Balaraja (Kabupaten Tangerang), Cipocokjaya (Kota Serang), Ciledug (Kota

Tangerang), Cimone (Kota Tangerang), Cadas (Kota Tangerang), Jatiuwung (Kota

Tangerang), Tanara (Kabupaten Serang), Cibeber (Kota Cilegon).

Pengembangan jaringan kereta api meliputi jaringan jalur kereta api umum, jaringan jalur

kereta api khusus, serta stasiun kereta api, meliputi:

1. meningkatkan aksesibilitas jaringan prasarana dan jaringan pelayanan yang melayani

kawasan perkotaan jalur kereta api lintas Cilegon – Serang – Pandeglang –

Rangkasbitung (CISEPARANG).

2. mengembangkan jaringan prasarana kereta api regional yang menghubungkan pada

kawasan wisata di wilayah Banten Selatan antara lain melakukan pembangunan

Page 74: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 2 Review RTRW Provinsi Banten | Hal | 59

kembali jaringan prasarana ka yang tidak dioperasikan pada lintas Labuan – Saketi –

Malingping – Bayah, Saketi – Rangkasbitung, dan lintas Ciwandan – Anyer Kidul.

3. meningkatkan kapasitas dan kualitas jaringan prasarana kereta api yang padat

melayani transportasi perkotaan antara lain pada lintas Rangkasbitung – Serpong –

Tanah Abang dan Lintas Tangerang – Duri.

4. mengembangkan pelayanan angkutan kereta api bisnis dan eksekutif yang melayani

angkutan perkotaan terutama pada lintas Tangerang – Duri, Rangkasbitung – Serpong

– Tanah Abang dan lintas Merak – Cilegon – Serang – Rangkasbitung.

5. meningkatkan pelayanan sarana dan prasarana Stasiun Merak (Kota Cilegon), Serang

(Kota Serang), Rangkasbitung (Kabupaten Lebak), Pasar Anyar (Kota Tangerang),

Serpong (Kota Tangerang Selatan).

Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Transportasi Laut

Rencana pengembangan system jaringan transportasi laut, terkait dengan system

pengembangan di Kabupaten Lebak meliputi:

1. mewujudkan pengembangan dan pengelolaan pelabuhan pengumpan antara lain

Pelabuhan Anyer, Pelabuhan Labuan, Pelabuhan Muarabinuangeun, Pelabuhan

Bojonegara Wadas, dan Pelabuhan Bayah.

2. pengembangan terminal khusus untuk mendukung potensi industri, pariwisata,

pertanian dan pertambangan di wilayah Kabupaten Lebak, Kabupaten Pandeglang,

Kabupaten Serang, dan Kawasan Reklamasi Pantai Utara Teluk Naga Kabupaten

Tangerang merupakan terminal khusus sebagai bagian dari pengembangan Terminal

Pelabuhan Tanjung Priok (DKI Jakarta).

3. pengembangan pelabuhan perikanan yaitu kewenangan pusat meliputi peningkatan

Pelabuhan Perikanan Pantai Karangantu sebagai Pelabuhan Nusantara di Kota Serang.

Kewenangan provinsi meliputi Pangkalan Pendaratan Ikan Binuangeun di

Kabupaten Lebak, Pangkalan Pendaratan Ikan Labuan, Carita, Sukanegara,

Sidamukti, Panimbang, Citeureup, Sumur, Cikeusik, Tamanjaya di Kabupaten

Pandeglang. Kewenangan kabupaten meliputi Pangkalan Pendaratan Ikan

Tanjungpasir dan Kronjo di Kabupaten Tangerang, serta Pangkalan Pendaratan Ikan

Cituis di Kabupaten Tangerang. Kewenangan kota meliputi Pangkalan Pendaratan

Ikan Merak di Kota Cilegon.

Rencana Pengembangan Angkutan Massal

Page 75: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 2 Review RTRW Provinsi Banten | Hal | 60

Rencana pengembangan angkutan massal merupakan arahan pengembangan angkutan massal

berupa pengembangan angkutan masal cepat di wilayah Jabodetabekpunjur dalam sistem

transportasi yang saling terkait dengan sistem transportasi Provinsi DKI Jakarta dan

pengembangan angkutan massal perkotaan Cilegon – Serang – Pandeglang – Rangkasbitung

(CISEPARANG).

KSP Permukiman Adat Baduy di dalam Rencana Sistem Prasarana Lainnya

Rencana sistem prasarana lainnya yang terkait dengan KSP Permukiman Adat Baduy di

Wilayah Kabupaten Lebak meliputi :

1. rencana pengembangan sistem jaringan energi;

2. rencana pengembangan sistem jaringan telekomunikasi;

3. rencana pengembangan sistem jaringan sumber daya air;

4. rencana pengembangan sistem jaringan prasarana wilayah lainnya.

KSP Permukiman Adat Baduy terhadap Sistem Jaringan Energi

Rencana pengembangan sistem jaringan energi terkait pengembangan kawasan strategis

provinsi permukiman masyarakat adat baduy, hanya rencana pengembangan jaringan

transmisi tenaga listrik. Sedangkan rencana pengembangan pembangkit tenaga listrik dan

nuklir tidak diarahkan ke Kabupaten Lebak.

Rencana pengembangan jaringan transmisi tenaga listrik c meliputi :

1. Pengembangan jaringan Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) 500 KV

dan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 KV diperlukan untuk menyalurkan

energi listrik yang dibangkitkan oleh pembangkit baru diarahkan di Kabupaten

Tangerang, Kota Tagerang, Kota Tangerang Selatan, Kabupaten Pandeglang,

Kabupaten Lebak, Kabupaten Serang, Kota Serang, Kota Cilegon;

2. Pengembangan sistem distribusi 20 KV dan tegangan rendah diperlukan untuk

menyalurkan energi ke kawasan yang ditetapkan oleh Pemerintah Propinsi dan

Pemerintah Kabupaten/Kota serta daerah yang belum berlistrik.

KSP Permukiman Adat Baduy terhadap Sistem Jaringan Telekomunikasi

Rencana pengembangan sistem jaringan telekomunikasi, meliputi :

1. Jaringan terestrial

2. Jaringan satelit

Arahan pengembangan sistem jaringan telekomunikasi, terus ditingkatkan perkembangannya

hingga mencapai pelosok wilayah yang belum terjangkau sarana prasarana telekomunikasi

Page 76: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 2 Review RTRW Provinsi Banten | Hal | 61

dalam upaya mendorong kualitas perencanaan dan pelaksanaan pembangunan. Pengendalian

pembangunan menara Base Transceiver Station (BTS) untuk keterpaduan penggunaan

bersama atau tower bersama yang selanjutnya diatur dengan Peraturan Gubernur dengan

memperhatikan usulan kabupaten/kota.

KSP Permukiman Adat Baduy terhadap Sistem Jaringan Sumber Daya Air

Rencana pengembangan sistem jaringan Jaringan sumber daya air diarahkan untuk

mendukung air baku dengan mengoptimalkan peruntukan sumber air permukaan dan sumber

air tanah. Rencana pengembangan sistem jaringan Jaringan sumber daya air meliputi:

a. Bendungan Karian di Kabupaten Lebak untuk memenuhi kebutuhan air baku

di wilayah Kabupaten Lebak, Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang, dan

Kota Tangerang Selatan;

b. Bendungan Pasir Kopo di Kabupaten Lebak untuk kebutuhan pertanian;

c. Bendung Ciliman di Kabupaten Lebak untuk kebutuhan pertanian;

d. Cekungan Air Tanah (CAT) Malimping;

e. situ/waduk/danau/rawa yang terdapat di Kabupaten Lebak, Kabupaten

Pandeglang, Kabupaten Serang, Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang, Kota

Tangerang Selatan, dan Kota Cilegon diarahkan untuk kolam penyimpanan

(retention pond).

Pengelolaan Daerah Irigasi diarahkan untuk kebutuhan pertanian pada tingkat jaringan teknis,

meliputi :

1. Daerah Irigasi Cibinuangeun di Kabupaten Lebak, luas areal 2.570 Ha

2. Daerah Irigasi Cikoncang di Kabupaten Lebak, luas areal 1.805 Ha

3. Daerah Irigasi Cilangkahan I di Kabupaten Lebak, luas areal 1.796 Ha

Pengelolaan daerah aliran sungai dan pengendalian banjir lintas batas administrasi daerah dan

pemerintah kabupaten/kota, meliputi wilayah sungai :

1. Cibaliung – Cisawarna.

2. Cidanau – Ciujung – Cidurian – Cisadane – Ciliwung – Citarum (lintas provinsi).

KSP Permukiman Adat Baduy terhadap Sistem Jaringan Prasarana Wilayah

Lainnya

1. Pengembangan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu Regional diarahkan pada TPST

Bojong Menteng di Kabupaten Serang yang dikelola bersama Kota Serang dan TPST

Ciangir di Kabupaten Tangerang yang dikelola bersama dengan Pemerintah Provinsi

DKI Jakarta.

Page 77: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 2 Review RTRW Provinsi Banten | Hal | 62

2. Dalam hal pengembangan tempat pengelolaan limbah industri B3, diarahkan di Kota

Cilegon.

KSP Permukiman Adat Baduy di dalam Rencana Pola Ruang RTRW Banten

Berdasarkan RTRW Provinsi Banten, KSP Permukiman Adat Baduy yang terletak di

Kabupaten Lebak terdapat beberapa rencana pola ruang yang terkait langsung didalan KSP

tersebut, yakni tepat berada di Kecamatan Leuwidamar.

Rencana pola ruang yang berada di Kabupaten Lebak meliputi kawasan lindung dan kawasan

budidaya. Kawasan lindung meliputi kawasan hutan lindung; kawasan yang memberikan

perlindungan terhadap kawasan bawahannya; kawasan perlindungan setempat; kawasan

suaka alam, kawasan pelestarian alam dan cagar budaya; dan kawasan rawan bencana alam.

Sedangkan kawasan budidaya yang tercakup didalamnya meliputi : kawasan peruntukan

hutan produksi; kawasan peruntukan pertanian; kawasan peruntukan perkebunan; kawasan

peruntukan perikanan; kawasan peruntukan pertambangan; kawasan peruntukan industri;

kawasan peruntukan pariwisata; dan kawasan peruntukan permukiman;

Kawasan Hutan Lindung.

Kawasan hutan lindung meliputi kurang lebih 20.646 Ha (2,39%) dari luas Provinsi Banten

yang terdapat di sebagian Kabupaten Serang, Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Lebak,

Kabupaten Tangerang, dan Kota Cilegon.

Kawasan Yang Memberikan Perlindungan Terhadap Kawasan Bawahannya.

Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya adalah kawasan

resapan air. Kawasan resapan air berada pada:

1. Kecamatan Cipanas Kabupaten Lebak;

2. Kecamatan Cibeber Kabupaten Lebak;

Kawasan Perlindungan Setempat.

Kawasan perlindungan setempat, meliputi : sempadan pantai; sempadan sungai; kawasan

sekitar danau atau waduk; dan kawasan sekitar mata air. Sempadan pantai meliputi kurang

lebih 5.174 Ha (0,60%) dari luas Provinsi Banten yang berada pada: Kabupaten Serang; Kota

Serang; Kabupaten Tangerang; Kabupaten Pandeglang; Kabupaten lebak; dan Kota

Cilegon.

Page 78: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 2 Review RTRW Provinsi Banten | Hal | 63

Sempadan sungai dengan total panjang sungai 787,68 Km dengan luas sempadan sungai

kurang lebih 7.877 Ha (0,91%) dari luas Provinsi Banten sedangkan kawasan hutan untuk

DAS paling sedikit ditetapkan 30 (tiga puluh) persen meliputi: DAS Ciujung; DAS

Cidurian; DAS Cilemer; DAS Ciliman; DAS Cibanten; DAS Cidanao; DAS Cimanceuri;

DAS Cisadane; DAS Cibinuangeun; DAS Cihara; DAS Cimadur; dan DAS Cibareno.

Kawasan sekitar danau atau waduk meliputi kurang lebih 83.155,09 Ha (9,61%) dari luas

Provinsi Banten yang terdapat pada: Kabupaten Serang; Kabupaten Tangerang; Kota

Tangerang; Kota Tangerang Selatan; Kabupaten Pandeglang; Kabupaten Lebak; dan Kota

Cilegon.

Kawasan sekitar mata air meliputi kurang lebih 787 Ha (0,09%) dari luas Provinsi Banten

yang terdapat pada: Kabupaten Lebak; Kabupaten Pandeglang; dan Kabupaten Serang.

Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam dan Cagar Budaya

Kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya meliputi : taman nasional; dan

kawasan cagar budaya.

1. Kawasan taman nasional yang berada di Kabupaten Lebak, yakni Taman Nasional

Gunung Halimun-Salak seluas kurang lebih 42.925 Ha (4,96%) dari luas Provinsi

Banten.

2. Kawasan cagar budaya yakni Kawasan Hak Ulayat Masyarakat Baduy seluas kurang

lebih 5.137 Ha (0,59%) dari luas Provinsi Banten yang terdapat di Kabupaten Lebak.

Kawasan Rawan Bencana Alam

Kawasan rawan bencana alam, meliputi : rawan banjir; rawan tsunami; dan rawan gerakan

tanah.

1. Kawasan rawan banjir di Kabupaten Lebak meliputi : berada pada daerah aliran

sungai Ciujung dan Cibinuangeun. Kawasan rawan tsunami terdapat di pesisir pantai,

yakni Pantai Selatan (Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Lebak).

2. Kawasan rawan gerakan tanah meliputi: Kecamatan Cigemblong; Kecamatan Lebak

Gedong; Kecamatan Sobang; Kecamatan Cibeber; Kecamatan Panggarangan

KSP Permukiman Adat Baduy terhadap Kawasan Budidaya RTRW Provinsi

Kawasan budidaya yang terkait dengan pengembangan Kawasan Permukiman Adat Baduy,

Kecamatan Leuwidamar yang berada dalam pemerintahan Kabupaten Lebak meliputi

Page 79: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 2 Review RTRW Provinsi Banten | Hal | 64

kawasan hutan produksi, pertanian, perkebunan, perikanan, pertambangan, industry,

pariwisata dan permukiman.

Kawasan Peruntukan Hutan Produksi

Pola ruang kawasan peruntukan hutan produksi seluas kurang lebih 58.091 Ha (6,71%) dari

luas Provinsi Banten yang diarahkan pada: Kabupaten Serang; Kabupaten Pandeglang; dan

Kabupaten Lebak.

Kawasan Peruntukan Pertanian

Pola ruang kawasan peruntukan pertanian meliputi;

1. kawasan budi daya tanaman pangan seluas kurang lebih 216.577 Ha (25,03%) dari

luas Provinsi Banten yang diarahkan pada:

1. Kabupaten Serang;

2. Kota Serang;

3. Kabupaten Tangerang;

4. Kabupaten Pandeglang;

5. Kabupaten Lebak; dan

6. Kota Cilegon.

2. kawasan budi daya hortikultura diarahkan pada:

1. Kabupaten Serang;

2. Kabupaten Tangerang;

3. Kabupaten Pandeglang;

4. Kabupaten Lebak.

3. kawasan budi daya peternakan diarahkan pada:

1. Kabupaten Serang;

2. Kabupaten Tangerang;

3. Kabupaten Pandeglang;

4. Kabupaten Lebak.

4. kawasan budi daya lahan pertanian pangan berkelanjutan berada pada kawasan

perdesaan yang diarahkan pada:

7. Kabupaten Serang;

8. Kabupaten Tangerang;

9. Kabupaten Pandeglang; dan

10. Kabupaten Lebak.

Page 80: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 2 Review RTRW Provinsi Banten | Hal | 65

Kawasan Peruntukan Perkebunan

Pola ruang kawasan peruntukan perkebunan meliputi kawasan budidaya lahan kering

mencapai kurang lebih 176.957 Ha (20,45%) dari luas Provinsi Banten yang diarahkan pada:

1. Kabupaten Serang;

2. Kota Serang;

3. Kabupaten Tangerang;

4. Kota Tangerang;

5. Kota Tangerang Selatan;

6. Kabupaten Pandeglang;

7. Kabupaten Lebak; dan

8. Kota Cilegon.

Kawasan Peruntukan Perikanan

Pola ruang kawasan peruntukan perikanan diarahkan untuk mengembangkan perikanan

tangkap, kawasan budi daya perikanan, kawasan pengolahan ikan, dan mengembangkan

minapolitan pada:

1. Kabupaten Serang;

2. Kabupaten Tangerang;

3. Kabupaten Lebak;

4. Kabupaten Pandeglang;

5. Kota Serang.

Kawasan Peruntukan Pertambangan

Pola ruang kawasan peruntukan pertambangan, meliputi:

1. kawasan peruntukan pertambangan mineral

2. kawasan peruntukan pertambangan batubara

3. kawasan peruntukan pertambangan panas bumi

4. kawasan peruntukan pertambangan minyak dan gas bumi

Pola ruang kawasan peruntukan pertambangan mineral meliputi bahan galian logam (emas),

yang berada di Kabupaten Lebak, diantaranya:

1. Desa Cikotok;

2. Desa Warung Banten;

3. Desa Lebak Situ;

Page 81: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 2 Review RTRW Provinsi Banten | Hal | 66

4. Desa Sinargalih;

5. Desa Cimancak;

6. Desa Sukamulya;

7. Desa Cidikit;

8. Desa Citorek;

9. Desa Cikate;

10. Desa Kanekes;

11. Desa Guradog;

12. Desa Bojongmani;

13. Desa Caringin;

14. Desa Gunung Kendang; dan

15. Desa Bulakan.

Pola ruang kawasan peruntukan pertambangan batubara, diarahkan pada Kabupaten Lebak

yang berada pada:

1. Desa Cihara/Cimandiri;

2. Desa Darmasar, dan

3. Desa Bojongmanik.

Pola ruang kawasan peruntukan pertambangan panas bumi, diarahkan pada:

1. Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Serang (WKP Kaldera Danau Banten Possible

115 MW, Gunung Karang Possible 170 MW);

2. Kabupaten Pandeglang (Gunung Pulosari Hipotetik 100 MW)

3. Kabupaten Lebak (Pamancalan Speculative 225 MW, Gunung Endut Speculative

100 MW Possible 40 MW, dan Ciseeng Hipotetik 100 MW).

Pola ruang kawasan peruntukan pertambangan minyak dan gas bumi, diarahkan pada:

1. Blok Banten (3.999,00 km2);

2. Blok Rangkas (3.977,13 km2);

3. Blok Ujung Kulon (3.706,47 Km2);

4. Selat Sunda I (8.159,40 Km2);

5. Selat Sunda II (7.769,85 Km2);

6. Selat Sunda III (6.035,64 Km2).

Kawasan Peruntukan Industri

Kawasan Industri yang diarahkan di Kabupaten Lebak yakni kawasan industry menengah dan

kecil.

Page 82: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 2 Review RTRW Provinsi Banten | Hal | 67

Kawasan Peruntukan Pariwisata

Kawasan pariwisata terkait yang berada di Kabuapten Lebak, yakni Kawasan Wisata Budaya

Baduy di Kecamatan Leuwidamar dan Cimarga.

Kawasan Peruntukan Permukiman

Kawasan peruntukan permukiman terkait pengembangan KSP Permukiman Masyarakat Adat

Baduy yakni di Kabupaten Lebak.

Kawasan Strategis Provinsi

Kawasan strategis provinsi terkait pengembangan KSP Permukiman Masyarakat Adat Baduy

yang berada di dalam wilayah kabupaten Lebak, meliputi:

1. kawasan strategis dari sudut kepentingan pertahanan dan keamanan, yakni kawasan

TNI AD komando pendidikan latihan tempur di Kecamatan Sajira Kabupaten Lebak;

2. kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi, yakni Kawasan

Malingping di Kabupaten Lebak; dan Kawasan Bayah; serta Kawasan Kota

Kekerabatan Maja di Kabupaten Lebak;

3. termasuk yang sedang dikerjakan saat ini yakni kawasan strategis dari sudut

kepentingan sosial dan budaya, yakni kawasan Masyarakat Adat Baduy di Kabupaten

Lebak.

4. kawasan strategis dari sudut kepentingan pendayagunaan sumber daya alam dan/atau

teknologi tinggi, yakni Bendungan Karian di Kabupaten Lebak; Bendungan Pasir

Kopo di Kabupaten Lebak; Bendungan Cilawang di Kabupaten Lebak; Bendungan

Tanjung di Kabupaten Lebak; dan Bendung Ciliman di Kabupaten Lebak;

Pengembangan Kawasan Agropolitan

Pengembangan kawasan agropolitan, terkait didalam pengembangan RTRW Provinsi Banten

di Wilayah Kabupaten Lebak, yakni Kecamatan Wanasalam Kabupaten Lebak.

Pengembangan Kawasan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

Pengembangan kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil diarahkan pada seluruh wilayah pesisir

dan pulau-pulau kecil di wilayah Provinsi Banten meliputi Kabupaten Tangerang, Kabupaten

Serang, Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Lebak, dan Kota Cilegon.

Page 83: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 2 Review RTRW Provinsi Banten | Hal | 68

Berikut pada tabel 2.1 dibawah ini adalah uraian penjelasan mengenai arahan rencana pola

ruang yang terkait dengan KSP Masyarakat Adat Baduy secara regional kewilayah

Kabupaten Lebak

Tabel 2. 6. Keterkaitan Pola Ruang KSP dan RTRW Provinsi

No POLA RUANG ADA/TDK

KAWASAN LINDUNG

Kawasan Hutan Lindung √

Kawasan Yang Memberikan Perlindungan Terhadap Kawasan

Bawahannya (Kec. Cipanas dan Kec. Cibeber)

Kawasan Perlindungan Setempat; Berupa Sempadan Pantai dan sekitar

danau

Kawasan Cagar Alam Pulau Dua seluas kurang lebih 30 Ha (0,003%) dari

luas Provinsi Banten

Kawasan Taman Nasional; Taman Nasional Gunung Halimun-Salak √

Kawasan Cagar Budaya; Kawasan Hak Ulayat Masyarakat Baduy seluas

kurang lebih 5.137 Ha

(0,59%) dari luas Provinsi Banten yang terdapat di Kabupaten Lebak;

Kawasan Rawan Bencana Banjir; DAS Ciujung dan DAS Cibinuangeun √

Kawasan Rawan Tsunami; Pantai Selatan √

Kawasan Rawan Gerakan Tanah;

Kecamatan Cigemblong; Kecamatan Lebak Gedong; Kecamatan Sobang;

Kecamatan Cibeber; Kecamatan Panggarangan

KAWASAN BUDIDAYA

Hutan Produksi √

Pertanian; kawasan budi daya tanaman pangan; budidaya tanaman

holtikultura dan pertanian pangan berkelanjutan

Perkebunan; kawasan budidaya lahan kering √

Perikanan; kawasan budi daya perikanan, kawasan pengolahan ikan, dan

mengembangkan minapolitan

Pertambangan Emas; Desa Cikotok; Desa Warung Banten; Desa Lebak

Situ; Desa Sinargalih; Desa Cimancak; Desa Sukamulya; Desa Cidikit;

Desa Citorek; Desa Cikate; Desa Kanekes; Desa Guradog; Desa

Bojongmani; Desa Caringin; Desa Gunung Kendang; dan Desa Bulakan.

Page 84: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 2 Review RTRW Provinsi Banten | Hal | 69

Pertambangan Batu Bara; Desa Cihara/Cimandiri; Desa Darmasar, dan

Desa Bojongmanik.

Pertambangan Panas Bumi ; Pamancalan Speculative 225 MW, Gunung

Endut Speculative 100 MW Possible 40 MW, dan Ciseeng Hipotetik 100

MW).

Pertambangan minyak dan gas bumi; Blok Rangkas (3.977,13 km2);

Industri; Industri Menengah dan Kecil √

Pariwisata; Kawasan Wisata Budaya Permukiman Baduy; Leuwidamar

dan Cimarga

Permukiman Perkotaan √

Kawasan Strategis Provinsi (KSP);

(Hankam) kawasan TNI AD komando pendidikan latihan tempur di

Kecamatan Sajira Kabupaten Lebak;

(Pertumbuhan Ekonomi) Kawasan Malingping di Kabupaten Lebak;

(Pertumbuhan Ekonomi) Kawasan Bayah di Kabupaten Lebak;

(Pertumbuhan Ekonomi) Kawasan Kota Kekerabatan Maja di Kabupaten

Lebak;

(Sosial Budaya) kawasan Masyarakat Adat Baduy di Kabupaten Lebak.

(SDA/Teknologi Tinggi) Bendungan Karian di Kabupaten Lebak;

(SDA/Teknologi Tinggi)Bendungan Pasir Kopo di Kabupaten Lebak;

(SDA/Teknologi Tinggi)Bendungan Cilawang di Kabupaten Lebak;

(SDA/Teknologi Tinggi)Bendungan Tanjung di Kabupaten Lebak;

(SDA/Teknologi Tinggi)Bendung Ciliman di Kabupaten Lebak;

Sumber: RTRW Provinsi Banten 2030, 2014

KSP Permukiman Adat Baduy di dalam Arahan Pemanfaatan Ruang RTRW Banten

Berdasarkan arahan RTRW Provins Banten, Penentuan prioritas pemanfaatan ruang

diarahkan pada suatu upaya pengurangan keterisolasian daerah tertinggal melalui

peningkatan prasarana dan sarana komunikasi dan transportasi, serta pembangunan prasarana

dan sarana yang menunjang kegiatan ekonomi dan pemberdayaan masyarakat sehingga

memiliki keterkaitan dengan daerah lainnya. Untuk Kabupaten Lebak beberapa permasalahan

prioritas yang perlu mendapat penanganan sebagai berikut;

Page 85: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 2 Review RTRW Provinsi Banten | Hal | 70

Tabel 2. 7. Prioritas Pemanfaatan Ruang

No Infrastruktur Langkah Penanganan

Ruas Jln. Cikande –

Rangkasbitung

Sudah terkontrak dan perlu

dukungan penertiban kelebihan

muatan angkutan

Ruas Jln. Wr Gunung – Gn

Kencana

Penanganan secara bertahap

Waduk Karian Penyelesaian pembebasan lahan

Sumber: RTRW Provinsi Banten 2030.

KSP Permukiman Adat Baduy di dalam Indikasi Program Utama RTRW Banten

Beberapa indikasi program utama yang terkait dengan KSP Masyarakat Adat Baduy adalah;

Perwujudan Struktur Ruang terkait KSP Masyarakat Adat Baduy

1. pengembangan system perkotaan PKW Rangkasbitung, PKWp Bayah dan PKL

Malingping.

2. Pengembangan system prasarana utama, berupa pengembangan system jaringan

transportasi darat yakni melalui pemantapan jaringan jalan nasional yakni Labuan -

Saketi - Pandeglang - Rangkasbitung - Cipanas - Batas Provinsi Jawa Barat;

Muarabinuangeun - Malingping - Simpang - Bayah - Cisolok - Batas Provinsi Jawa

Barat Merak - Bts.Kota Cilegon; Jln. Raya Pandeglang (Rangkasbitung); Bts.Kota

Rangkasbitung - Cigelung (Bts.Prov.Jawa Barat); Jln. Sunan Kalijaga

(Rangkasbitung); Jln. Raya Cipanas (Rangkasbitung); Simpang – Bayah; dan Bayah -

Cibarenok - Bts.Prov.Jawa Barat

3. Usulan jalan bebas hambatan prospektif (bersyarat)/jalan strategis nasional prospektif

yang penetapannya disesuaikan dengan peraturan perundangan yang berlaku, yakni

Kragilan (Kabupaten Serang) - Warunggunung (Kabupaten Lebak) - Panimbang

(Kabupaten Pandeglang) - Bandar Udara Banten Selatan

4. Pengembangan dan Pemantapan Jaringan Jalan Propinsi, yakni Bayah - Cikotok -

Citorek - Majasari - Cigelung - Rangkasbitung - Kopo - Cisoka - Tigaraksa –

Serpong; Pontang - Ciruas - Warung Gunung - Gunung Kencana – Malingping;

Warung Gunung – Cipanas; Rangkasbitung - Citeras – Tigaraksa; Panimbang -

Angsana - Munjul - Cikeusik – Muarabinuangeun; Panimbang - Citeureup -

Banyuasih - Cimanggu - Cigeulis - Wanasalam – Malingping; Citeureup - Cibaliung -

Cikeusik - Wanasalam – Malingping; dan Bayah - Cilograng - Cibareno - Batas

Provinsi Jawa Barat.

Page 86: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 2 Review RTRW Provinsi Banten | Hal | 71

5. Perwujudan pemantapan terminal, yakni terminal A Kaduagung.

6. Pengembangan dan pemantapan jaringan kereta api, yakni Cilegon - Serang -

Pandeglang – Rangkasbitung; Labuan - Saketi – Rangkasbitung; Saketi - Malingping

– Bayah

7. Pengembangan jaringan penyeberangan, yakni Muarabinuangeun-Pulau Deli.

8. Pengembangan system jaringan transportasi laut, yakni pengembangan pelabuhan

pengumpan yang meliputi pelabuhan Bayah dan Muarabinuangeun.

9. Pengembangan terminal khusus di Kabupaten Lebak;

10. Pemantapan pelabuhan perikanan yakni pelabuhan Binuangeun.

11. Pengembangan angkutan massal yakni Cilegon-Serang-Pandeglang-Rangkasbitung

(CISEPARANG)

12. Pengembangan system jaringan energy berupa SUTET (500kV) dan SUTT (150 kV)

13. Pengembangan jaringan sumber daya air, meliputi Bendungan Karian, Bendungan

Pasir Kopo, Bendung Ciliman, CAT Malingping, dan Situ/Waduk/Danau di

Kabupaten Lebak.

14. Pengembangan daerah Irigasi meliputi Daerah Irigasi Cibinuangeun di Kabupaten

Lebak, luas areal 2.570 Ha; Daerah Irigasi Cikoncang di Kabupaten Lebak, luas areal

1.805 Ha; Daerah Irigasi Cilangkahan I di Kabupaten Lebak, luas areal 1.796 Ha;

15. Rehabilitasi dan pemantapan prasarana situ/waduk/danau/rawa di kabupaten Lebak.

3. Pengembangan wilayah sungai yang meliputi WS Cibaliung – Cisawarna; Cidanau –

Ciujung – Cidurian – Cisadane – Ciliwung – Citarum (lintas provinsi).

16. Pengembangan jaringan prasarana lainnya, meliputi TPST Bojong Menteng di

Kabupaten Serang dan TPST Ciangir di Kabupaten Tangerang, serta pengelolaan

limbah B3 di Kota Cilegon.

Perwujudan Struktur Ruang terkait KSP Masyarakat Adat Baduy

1. Rehabilitasi dan Pemantapan Kawasan Lindung yakni TN Halimun Salak; Hutan

Lindung di Kabupaten Lebak; Kawasan sekitar danau atau waduk; sempadan pantai;

sempadan sungai; kawasan rawan bencana; kawasan sekitar mata air; kawasan

konservasi cagar budaya di KAT Baduy Lebak.

2. Pengembangan kawasan budidaya peruntukan hutan produksi, perkebunan, perikanan,

pertambangan, industry, pariwisata, permukiman; dan

3. Pengembangan kawasan strategis lainnya.

Page 87: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 2 Review RTRW Provinsi Banten | Hal | 72

KSP Permukiman Adat Baduy di dalam Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang

RTRW Banten

Berdasarkan UU Penataan Ruang No.26 tahun 2007 pasal 36 ayat 1, menyatakan bahwa yang

dimaksud dengan peraturan zonasi yaitu “ketentuan yang mengatur pemanfaatan ruang dan

unsur-unsur pengendalian yang disusun untuk setiap zona peruntukan sesuai dengan rencana

rinci tata ruang”. Peraturan zonasi tercantum di dalam Pasal 35 yang menyatakan bahwa

pengendalian pemanfaatan ruang dilakukan melalui penetapan peraturan zonasi, perizinan,

pemberian insentif dan disinsentif, serta pengenaan sanksi.

Pada hakekatnya Zona adalah kawasan atau area yang memiliki fungsi dan karakteristik

lingkungan yang spesifik. Zoning adalah pembagian wilayah ke dalam zona-zona, dan

menetapkan pengendalian pemanfaatan ruang (ketentuan hukum yang berbedabeda),

sedangkan Zoning Regulation adalah ketentuan yang mengatur tentang klasifikasi zona

pengaturan lebih lanjut mengenai pemanfaatan lahan dan prosedur pelaksanaan

pembangunan.

Peraturan Zonasi berfungsi sebagai panduan mengenai ketentuan teknis pemanfaatan ruang

dan pelaksanaan pemanfaatan ruang, serta pengendaliannya.

Berdasarkan komponen dan cakupan Peraturan Zonasi, maka fungsi Peraturan Zonasi

adalah :

1. Sebagai perangkat pengendalian pembangunan.

Peraturan zonasi sebagai pedoman pengendalian pemanfaatan ruang, menyeragamkan arahan

peraturan zonasi di seluruh wilayah provinsi untuk peruntukan ruang yang sama, serta

sebagai arahan peruntukan ruang yang diperbolehkan, diperbolehkan dengan syarat, dan

dilarang, serta intensitas pemanfaatan ruangyang lengkap akan memuat prosedur pelaksanaan

pembangunan sampai ke tata cara pembinaannya.

2. Sebagai pedoman penyusunan rencana operasional.

Peraturan Zonasi dapat menjadi jembatan dalam penyusunan rencana tata ruang yang bersifat

operasional, karena memuat ketentuan-ketentuan tentang penjabaran rencana yang bersifat

makro ke dalam rencana yang bersifat sub makro sampai pada rencana yang rinci.

3. Sebagai panduan teknis pengembangan pemanfaatan lahan.

Indikasi arahan peraturan zonasi mencakup panduan teknis untuk pengembangan

pemanfaatan lahan, meliputi :

1. Indikasi arahan peraturan zonasi sistem perkotaan. Indikasi arahan peraturan

zonasi untuk PKN Kota Serang:

Page 88: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 2 Review RTRW Provinsi Banten | Hal | 73

1. Pemanfaatan ruang untuk kegiatan ekonomi perkotaan berskala internasional dan

nasional yang didukung dengan fasilitas dan infrastruktur perkotaan yang sesuai

dengan kegiatan ekonomi yang dilayaninya;

2. Pengembangan fungsi kawasan perkotaan sebagai pusat permukiman dengan

intensitas pemanfaatan ruang menengah hingga tinggi yang kecenderungan

pengembangan ruangnya ke arah vertikal.

2. Indikasi arahan peraturan zonasi sistem jaringan transportasi untuk PKN Kota

Serang;

1. Pemanfaatan ruang di sepanjang sisi jalan dengan tingkat intensitas menengah

hingga tinggi yang kecenderungan pengembangan ruangnya dibatasi;

2. Ketentuan pelarangan perubahan fungsi lahan yang berfungsi lindung di

sepanjang sisi jalan;

3. Penetapan garis sempadan bangunan di sisi jalan yang memenuhi ketentuan ruang

pengawasan jalan;

4. Dilarang semua pemanfaatan pada zona inti, kecuali untuk pergerakan

orang/barang dan kendaraan;

5. Boleh pengembangan prasarana pelengkap jalan dengan syarat sesuai dengan

kondisi dan kelas jalan;

6. Dilarang aktivitas pemanfaatan budidaya sampai batas ruwasja sesuai dengan

kelas dan hirarki jalan.

7. Boleh pengembangan prasarana terminal untuk terminal penumpang dan terminal

barang baik fungsi utama maupun penunjang pada kawasan-kawasan strategis.

3. Indikasi arahan peraturan zonasi untuk jaringan jalur kereta api terdiri dari:

1. Pemanfaatan ruang di sepanjang sisi jaringan jalur kereta api dilakukan dengan

tingkat intensitas menengah hingga tinggi yang kecenderungan pengembangan

ruangnya dibatasi;

2. Pada pemanfaatan ruang di sekitar pengawasan jalur kereta api terdapat ketentuan

pelarangan pemanfaatan lahan yang dapat mengganggu kepentingan operasi dan

keselamatan transportasi perkeretaapian;

3. Adanya pembatasan pemanfaatan ruang yang peka terhadap dampaklingkungan

akibat lalu lintas kereta api di sepanjang jalur kereta api;

4. Adanya pembatasan jumlah perlintasan sebidang antara jaringan jalur kereta api

dan jalan;

Page 89: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 2 Review RTRW Provinsi Banten | Hal | 74

5. Penetapan garis sempadan bangunan di sisi jaringan jalur kereta api dengan

memperhatikan dampak lingkungan dan kebutuhan pengembangan jaringan jalur

kereta api.

4. Indikasi arahan peraturan zonasi untuk transportasi sungai, danau, dan

penyeberangan terdiri dari:

1. Keselamatan dan keamanan pelayaran;

2. Ketentuan pelarangan kegiatan di ruang udara bebas di atas perairan yang

berdampak pada keberadaan alur pelayaran sungai, danau, dan penyeberangan;

3. Ketentuan pelarangan kegiatan di bawah perairan yang berdampak pada

keberadaan alur pelayaran sungai, danau, dan penyeberangan; dan

4. Pembatasan pemanfaatan perairan yang berdampak pada keberadaan alur

pelayaran sungai, danau, dan penyeberangan.

5. Indikasi arahan peraturan zonasi sistem jaringan energi;

1. Dilarang semua pemanfaatan pada zona inti;

2. Di luar zona inti, di ijinkan pengembangan pertanian dan rth;

3. Di luar zona penyangga boleh pengembangan perumahan, perdangangan dan jasa,

serta industri skala kecil dan sedang.

4. Penentuan radius utama zona inti sesuai dengan peraturan terkait;

5. Peraturan zonasi untuk jaringan pipa minyak dan gas bumi disusun dengan

memperhatikan pemanfaatan ruang di sekitar jaringan pipa minyak dan gas bumi;

dan harus memperhitungkan aspek keamanan dan keselamatan kawasan di

sekitarnya;

6. Peraturan zonasi untuk pembangkit tenaga listrik disusun dengan memperhatikan

pemanfaatan ruang di sekitar pembangkit listrik harus memperhatikan jarak aman

dari kegiatan lain;

7. Peraturan zonasi untuk jaringan transmisi tenaga listrik disusun dengan

memperhatikan ketentuan pelarangan pemanfaatan ruang bebas di sepanjang jalur

transmisi sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan.

6. Indikasi arahan peraturan zonasi sistem jaringan telekomunikasi;

1. Pengaturan zonasi memperhatikan pemanfaatan ruang untuk penempatan stasiun

bumi dan menara pemancar telekomunikasi yang memperhitungkan aspek

keamanan dan keselamatan aktivitas kawasan di sekitarnya;

2. Dilarang semua pemanfaatan pada zona inti;

3. Di luar zona inti, di ijinkan pengembangan pertanian dan RTH;

Page 90: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 2 Review RTRW Provinsi Banten | Hal | 75

4. Di luar zona penyangga boleh pengembangan perumahan, perdangangan dan jasa,

serta industri skala kecil dan sedang;

5. Jarak aman saluran primer (zona inti) terhadap jalan dan rel kereta 15 m; terhadap

bangunan 15 m; terhadap pohon 8,5 m; terhadap RTH 10-11 m; terhadap jaringan

telekomunukasi lainnya dan jembatan besi 8,5 m.

7. Indikasi arahan peraturan zonasi sistem jaringan sumber daya air;

1. Pengaturan zonasi memperhatikan perlindungan mata air;

2. Pemanfaatan ruang pada kawasan di sekitar wilayah sungai dengan tetap menjaga

kelestarian lingkungan dan fungsi lindung kawasan;

3. Pemanfaatan ruang di sekitar wilayah sungai lintas kabupaten/kota harus selaras

dengan pemanfaatan ruang pada wilayah sungai di kabupaten/kota yang

berbatasan;

4. Dilarang semua pemanfaatan pada zona in ti;

5. Di luar zona inti, diijinkan pengembangan pertanian dan rth;

6. Di luar zona penyangga boleh pengembangan perumahan, perdangangan dan jasa,

serta industri skala kecil dan sedang;

7. Penentuan radius utama zona inti sesuai dengan peraturan terkait.

8. Indikasi arahan peraturan zonasi kawasan lindung;

1. Boleh untuk wisata alam dengan syarat tidak mengubah bentang alam;

2. Boleh untuk kegiatan pendidikan dan penelitian dengan syarat tidak mengubah

bentang alam;

3. Dilarang untuk kegiatan yang berpotensi mengurangi luas kawasan hutan;

4. Dilarang untuk kegiatan yang berpotensi mengganggu bentang alam, menggangu

kesuburan dan keawetan tanah, fungsi hidrologi, kelestarian flora dan fauna, serta

kelestarian lingkungan hidup;

5. Dilarang kegiatan yang dapat mengakibatkan perubahan dan perusakan terhadap

keutuhan kawasan dan ekosistemnya, seperti perambahan hutan, pembukaan

lahan, penebangan pohon, dan perburuan satwa yang dilindungi;

6. Intensitas bangunan sangat rendah;

7. Pemanfaatan ruang untuk budidaya harus disertai pengawasan ketat dari provinsi.

9. Indikasi arahan peraturan zonasi untuk sempadan pantai terdiri dari:

1. Dilarang semua kegiatan yang mengurangi kualitas pantai pada area 100 meter

dari garis pasang tertinggi;

Page 91: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 2 Review RTRW Provinsi Banten | Hal | 76

2. Dilarang semua kegiatan yang mengancam kerusakan pada pantai yang memiliki

ekosistem bakau, terumbu karang, padang lamun, dan estuaria;

3. Dilarang kegiatan yang menurunkan luas, nilai ekologis, dan estetika kawasan;

4. Dilarang kagiatan yang mengganggu bentang alam, mengganggu kelestarian

fungsi pantai, mengganggu akses terhadap kawasan sempadan pantai;

5. Diijinkan penanaman hutan bakau dan aktivitas konservasi lainnya;

6. Pembangunan prasarana dermaga;

7. Pembangunan prasarana tower penjaga keselamatan pengunjung;

8. Pembangunan struktur alami dan atau buatan untuk mencegah abrasi.

10. Indikasi arahan peraturan zonasi untuk sempadan sungai terdiri dari:

1. Dilarang semua kegiatan dan bangunan pada kawasan sempadan sungai sejauh

100 meter di luar kawasan permukiman dan 50 meter di kawasan permukiman;

2. Dilarang semua kegiatan dan bangunan yang mengancam kerusakan dan

menurunkan kualitas sungai;

3. Dibolehkan aktivitas wisata alam petualangan dengan syarat tidak mengganggu

kualitas air sungai;

4. Pelaksanaan kegiatan harus memperhatikan teknis keamanan dan keselamatan

pengguna wisata.

11. Indikasi arahan peraturan zonasi untuk ruang terbuka hijau terdiri dari:

1. Dilarang semua kegiatan yang bersifat perubahan fungsi RTH;

2. Diijinkan semua kegiatan untuk menambah RTH agar mencapai 30% dari luas

wilayah kota;

3. Pengawasan ketat dari pemerintah kota terkait kegiatan budidaya yang

mempengaruhi fungsi RTH atau menyebabkan perubahan fungsi RTH.

12. Indikasi arahan peraturan zonasi untuk sempadan sungai di kawasan

permukiman terdiri dari:

1. Dilarang semua kegiatan budidaya pada areal sepanjang 15 meter;

2. Diijinkan aktivitas reboisasi lahan;

3. Dilarang semua jenis kegiatan yang menyebabkan perubahan fungsi lindung dan

perusakan kualitas air.

13. Indikasi arahan peraturan zonasi untuk kawasan pantai berhutan bakau terdiri

dari:

1. Diijinkan untuk kegiatan reboisasi lahan;

2. Diijinkan untuk kegiatan penelitian, pendidikan, dan wisata alam;

Page 92: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 2 Review RTRW Provinsi Banten | Hal | 77

3. Dilarang pemanfaatan kayu bakau;

4. Dilarang kegiatan yang mengurangi luas bakau atau mencemari ekosistem bakau;

5. Dilarang kegiatan yang mengubah bentang alam dan ekosistem, mengganggu

kelestarian flora fauna serta keanekaragaman hayati.

14. Indikasi arahan peraturan zonasi untuk kawasan cagar budaya dan ilmu

pengetahuan terdiri dari:

1. Diijinkan kegiatan pendidikan, penelitian, dan wisata;

2. Diijinkan bersyarat pendirian bangunan yang menunjang kegiatan wisata alam;

3. Dilarang kegiatan yang mengganggu atau merusak kekayaan budaya;

4. Dilarang kegiatan yang mengubah bentukan geologi tertentu yang mempunyai

manfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan.

5. Dilarang kegiatan yang mengganggu kelestarian lingkungan di sekitar

peninggalan sejarah, bangunan arkeologi, monumen nasional, serta wilayah

dengan bentukan geologi tertentu;

6. Dilarang kegiatan yang mengganggu upaya pelestarian budaya masyarakat

setempat.

15. Indikasi arahan peraturan zonasi untuk kawasan rawan bencana alam dan

perlindungan geologi terdiri dari:

1. Dilarang aktivitas permukiman dan pembangunan prasarana utama di kawasan

rawan bencana di zona perlindungan mutlak;

16. Indikasi arahan peraturan zonasi untuk kawasan peruntukan pertanian terdiri

dari:

1. Dilarang aktivitas budidaya yang mengurangi luas kawasan sawah irigasi teknis,

kecuali untuk jaringan prasarana utama dan kepentingan umum sesuai dengan

perturan peundang-undangan;

2. Dilarang aktivitas budidaya yang mengurangi atau merusak fungsi lahan dan

kualitas tanah untuk pertanian;

3. Diijinkan aktivitas pendukung pertanian;

4. Dilarang mendirikan bangunan pada kawasan sawah irigasi yang terkena saluran

irigasi;

5. Boleh mendirikan rumah tunggal dengan syarat tidak mengganggu fungsi

pertanian dengan intensitas bangunan berkepadatan rendah;

6. Penyelenggaraan bangunan pengolahan hasil pertanian, balai pelatihan teknis

nelayan;

Page 93: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 2 Review RTRW Provinsi Banten | Hal | 78

7. Pengembangan sarana dan prasarna pengembangan produk pertanian;

8. Pengembangan saluran irigasi;

9. Pengembangan waduk dan embung;

10. Pengembangan lumbung desa modern;

11. Saluran irigasi tidak boleh disatukan dengan drainase dan tidak boleh diputus.

17. Indikasi arahan peraturan zonasi untuk kawasan peruntukan perkebunan

terdiri dari:

1. Boleh mendirikan perumahan dengan syarat tidak mengganggu fungsi

perkebunan;

2. Dilarang aktivitas budidaya yang mengurangi atau merusak fungsi lahan dan

kualitas tanah untuk perkebunan;

3. Diijinkan aktivitas pendukung perkebunan, misalnya penyelenggaraan aktivitas

pembenihan;

18. Indikasi arahan peraturan zonasi untuk kawasan peruntukan perikanan dan

peternakan terdiri dari:

1. Dilarang segala aktivitas budidaya yang akan mengganggu kualitas air sungai

/waduk untuk perikanan darat;

2. Diijinkan aktivitas pendukung aktivitas peternakan dan perikanan;

3. Penyelenggaraan bangunan pengolahan hasil ikan, balai pelatihan teknis nelayan,

pengembangan sarana dan prasarna pengembangan produk perikanan, pusat

pembenihan ikan.

19. Indikasi arahan peraturan zonasi untuk kawasan peruntukan industri terdiri

dari:

1. Diijinkan mengembangkan aktivitas pendukung kegiatan industri;

2. Diijinkan mengembangkan aktivitas perumahan skala kecil di luar zona

penyangga peruntukan industri dengan intensitas bangunan berkepadatan sedang;

3. Diijinkan mengembangkan aktivitas budidaya produktif lain di luar zona

penyangga peruntukan industri;

4. Penyelenggaraan perumahan buruh/karyawan, fasilitas umum/fasilitas khusus

skala lokal sebagai pendukung kegiatan industri;

5. Penyelenggaraan ipal;

6. Pemerintah memberi insentif bagi peningkatan integrasi kawasan industri dengan

kawasan budidaya produktif lainnya tanpa mempengaruhi fungsi utama masing-

masing kawasan.

Page 94: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 2 Review RTRW Provinsi Banten | Hal | 79

20. Indikasi arahan peraturan zonasi untuk kawasan peruntukan pariwisata terdiri

dari:

1. Diizinkan pengembangan aktivitas komersial sesuai dengan skala daya tarik

pariwisatanya;

2. Boleh mengembangkan aktivitas perumahan dan permukiman dengan syarat di

luar zona utama pariwisata dan tidak mengganggu bentang alam daya tarik

pariwisata;

3. Dilarang pengembangan aktivitas industri dan pertambangan skala besar yang

mengganggu fungsi daya tarik wisata;

4. Intensitas bangunan atau besaran kdb dan klb disesuaikan dengan jenis dan

karakteristik daya tarik wisata;

5. Pengembangan sarana sistem informasi pariwisata;

6. Pengembangan toko souvernir, kantin, restoran, rumah makan, mart, dan

komersial sesuai skala daya tarik wisata.

21. Indikasi arahan peraturan zonasi untuk kawasan peruntukan permukiman

perkotaan terdiri dari:

1. Diijinkan pengembangan rumah tunggal, apartemen, cluster perumahan;

2. Intensitas bangunan berkepadatan sedang – tinggi;

3. Zona perumahan harus terlayani oleh minimum satu moda sarana umum angkutan

massal pada kawasan berkepadatan sedang, dan minimum dua moda sarana umum

angkutan massal pada kawasan berkepadatan tinggi;

4. Boleh mengembangkan perdagangan jasa dengan syarat sesuai dengan skalanya;

5. Diijinkan pengembangan fasilitas umum dan fasilitas sosial sesuai skalanya;

6. Dilarang pengembangan budidaya lainnya.

22. Indikasi arahan peraturan zonasi untuk kawasan strategis dari sudut

kepentingan sosial budaya terdiri dari:

1. Kawasan sosio-kultural terdiri atas kawasan peninggalan sejarah yakni cagar

budaya dan situs. Secara umum kawasan ini harus dilindungi dan salah satu fungsi

yang ditingkatkan adalah untuk penelitian dan wisata budaya. Untuk itu pada

radius tertentu harus dilindungi dari perubahan fungsi yang tidak mendukung atau

dari kegiatan yang intensitasnya tinggi sehingga mengganggu estetika dan fungsi

cagar budaya dan situs;

Page 95: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 2 Review RTRW Provinsi Banten | Hal | 80

2. Bila sekitar kawasan ini sudah terdapat bangunan misalnya perumahan harus

dibatasi pengembanganya;

3. Untuk kepentingan pariwisata boleh ditambahkan fungsi penunjang misalnya

souvenir shop atau atraksi wisata yang saling menunjang tanpa menghilangkan

identitas dan karakter kawasan;

4. Pada zona ini tidak boleh dilakukan perubahan dalam bentuk peningkatan

kegiatan atau perubahan ruang disekitarnya yang dimungkinkan dapat

mengganggu fungsi dasarnya;

5. Penambahan fungsi tertentu pada suatu zona ini tidak boleh dilakukan untuk

fungsi yang bertentangan, misalnya perdagangan dan jasa yang tidak terkait cagar

budaya dan pariwisata;

23. Indikasi arahan peraturan zonasi kawasan peruntukan lain meliputi:

1. Diijinkan pengembangan untuk kepentingan pertahanan, olah raga, pertambangan,

dan telekomunikasi;

2. Boleh mengembangkan perdagangan jasa dengan syarat sesuai dengan skalanya;

3. Diijinkan pengembangan fasilitas umum dan fasilitas sosial sesuai skalanya.

Page 96: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Antara

Bab 2 Kajian RTRW Provinsi Banten | Hal | 81

Page 97: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 3 Review RTRW Kota Serang dan RTRW Kabupaten Lebak | Hal | 82

BAB 3 REVIEW RTRW KOTA SERANG & KABUPATEN LEBAK

Review RTRW Kota Serang

Kota Serang adalah wilayah baru hasil pemekaran, Kab Serang Provinsi Banten. Sebagai

ibukota provinsi, kehadirannya adalah sebuah konsekuensi logis dari keberadaan Provinsi

Banten. Terdiri dari 5 (enam) kecamatan yaitu; Kecamatan Serang, Kecamatan Kasemen,

Kecamatan Walantaka, Kecamatan Curug, Kecamatan Cipocokjaya dan Kecamatan

Taktakan, Kota Serang memiliki luas wilayah 266,77 km’ dengan jumlah penduduk sekitar

523.384 jiwa dan Batas wilayah. Sebelah Utara yaitu Teluk Bantery Sebelah Timur yaitu

Kec. Pontang, Kec. Ciruas dan Kec. Kragilan Kab. Serang, Sebelah Selatan yaitu Kec.

Cikeusal, Kec. Petir dan Kec. Baros Kab. Serang, serta Sebelah Barat yaitu Kec. Pabuaran,

Kec. Waringin Kurung dan Kec. Kramatwatu Kab. Serang. Dari 6 (enam) kecamatan tersebut

terdiri dari 20 Kelurahan dan 46 Desa. Kota ini diresmikan pada tanggal 2 November 2007

berdasarkan UU Nomor 32 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kota Serang, setelah

sebelumnya RUU Kota Serang disahkan pada 17 Juli2007 kemudian dimasukan dalam

lembaran Negara Nomor 98 Tahun 2007 dan tambahan lembaran Negara Nomor 4748,

tertanegal 10 Agustus 2007.

Tujuan Penataan Ruang Wilayah Kota Serang

Tujuan penataan ruang Kota Serang adalah untuk mewujudkan Kota Serang sebagai kota

pusat pelayanan perdagangan dan jasa, pendidikan, dan pariwisata religi di Provinsi Banten

yang produktif dan berkelanjutan serta meningkatkan potensi investasi dalam mendukung

Kota Serang sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN).

Kebijakan Penataan Ruang

Untuk mewujudkan penataan ruang wilayah Kota Serang, beberapa kebijakan yang arahkan

sebagai berikut;

1. pengembangan pusat kegiatan secara merata dan berhierarki;

2. penetapan fungsi pusat pelayanan secara spesifik dan memiliki hierarki tingkat

pelayanan;

3. pengembangan kawasan permukiman pada masing-masing pusat pertumbuhan yang

dilengkapi dengan sarana dan prasarana penunjang;

4. pengembangan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten;

5. pengembangan fasilitas pendidikan regional;

Page 98: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 3 Review RTRW Kota Serang dan RTRW Kabupaten Lebak | Hal | 83

6. penyediaan sarana dan prasarana penunjang di pusat-pusat kegiatan dan antar pusat

kegiatan sesuai standar yang berlaku;

7. peningkatan pertumbuhan ekonomi dengan basis ekonomi Kota Serang melalui sektor

perdagangan, jasa, pendidikan, dan pariwisata;

8. pengembangan kawasan budidaya yang memiliki nilai ekonomi yang berskala

regional dan nasional;

9. pengendalian perkembangan kegiatan budidaya agar tidak melampaui daya dukung

dan daya tampung lingkungan;

10. pelaksanaan konservasi kawasan lindung dan sumber daya air untuk keseimbangan

ekologi kota;

11. pengembangan dan penataan wisata religi Banten Lama;

12. pengembangan konsep ekowisata terhadap potensi-potensi kawasan wisata alam;

13. pengelolaan dan penataan ruang untuk sektor informal;

14. penyediaan ruang dan jalur evakuasi bencana;

15. penyediaan pedestrian di pusat kota;

16. penetapan RTH sebesar 30% (tiga puluh persen) dari luas wilayah Kota Serang; dan

17. peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan Negara.

Strategi Penataan Ruang Penataan Wilayah Kota Serang

1. Strategi untuk mengembangkan pusat kegiatan secara merata dan berhierarki

meliputi:

1. menetapkan Pusat Pelayanan Kota Serang;

2. mengembangkan sub pusat pelayanan Kota secara merata dengan menetapkan

pembagian wilayah Kota Serang menjadi 4 (empat) sub pusat pelayanan kota;

3. mengembangkan pusat-pusat lingkungan yang melayani skala lingkungan wilayah

kota secara proporsional;

4. menghubungkan antarsub pusat kota dan antara masing-masing sub pusat kota

dengan pusat kota melalui jaringan jalan berjenjang dengan pola pergerakan

merata;

5. mendukung pelayanan pusat kota dan sub pusat kota secara berimbang;

6. mengarahkan sentra-sentra budidaya yang mendukung pelayanan skala pusat kota

dan sub pusat kota;

Page 99: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 3 Review RTRW Kota Serang dan RTRW Kabupaten Lebak | Hal | 84

7. mengembangkan jaringan pusat kota, sub pusat kota, dan pusat lingkungan yang

berhierarki dan tersebar secara berimbang dan saling terkait menjadi satu kesatuan

sistem kota menuju pusat kota;

8. mendorong pembangunan dan pengembangan pusat-pusat lingkungan yang

selaras dan seimbang;

9. mengembangkan kegiatan pelayanan sosial, budaya, ekonomi dan atau

administrasi masyarakat pada sub wilayah kota secara merata; dan

10. mengembangkan sektor potensial untuk mendorong peningkatan investasi dan

pendapatan masyarakat.

2. Strategi untuk menetapkan fungsi pusat pelayanan secara spesifik dan memiliki

hierarki tingkat pelayanan meliputi:

1. menentukan hierarki pusat kegiatan pelayanan skala regional dan lokal yang

mencakup pusat kegiatan pelayanan sosial, komersial, dan pusat kegiatan wisata;

2. membagi wilayah kota menjadi 5 (lima) bagian wilayah kota, masing-masing

dilayani oleh pusat-pusat pelayanan dan menetapkan peran, fungsi dan struktur

kegiatan utama yang akan dikembangkan;

3. menempatkan fasilitas sosial dan ekonomi pada pusat-pusat kegiatan sesuai

dengan jangkauan pelayanan sehingga dapat terwujud hierarki pusat kegiatan

kota, sub pusat kegiatan kota hingga pusat kegiatan setingkat kelurahan dan desa

secara merata;

4. mendistribusikan pemanfaatan ruang terbangun pada pusat kegiatan secara merata

untuk mencegah kawasan permukiman padat; dan

5. mengendalikan perkembangan pusat-pusat kegiatan agar tetap terjadi

keseimbangan perkembangan antarwilayah.

3. Strategi untuk mengembangkan kawasan permukiman pada masing-masing pusat

pertumbuhan yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana penunjang meliputi:

1. menata permukiman kumuh;

2. mengembangkan perumahan bagi masyarakat kurang mampu;

3. merencanakan infrastruktur permukiman secara terpadu; dan

4. mengembangkan kawasan perumahan dan permukiman yang partisipatif.

4. Strategi untuk mengembangkan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten meliputi:

1. mendukung pembangunan Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten;

2. merencanakan tata ruang pada kawasan sekitar pusat pemerintahan;

Page 100: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 3 Review RTRW Kota Serang dan RTRW Kabupaten Lebak | Hal | 85

3. mendukung pengembangan jaringan jalan yang menuju kawasan Pusat

Pemerintahan Provinsi Banten; dan

4. mengantisipasi pertumbuhan kegiatan-kegiatan yang tidak terkendali.

5. Strategi untuk mengembangkan fasilitas pendidikan regional meliputi:

1. merencanakan persebaran sarana pendidikan berdasarkan skala pelayanannya;

2. mendukung pengembangan sarana pendidikan dan kawasan perguruan tinggi; dan

3. mengembangkan sarana dan prasarana yang mendukung fasilitas pendidikan

regional.

6. Strategi untuk menyediakan sarana dan prasarana penunjang di pusat-pusat kegiatan

dan antarpusat kegiatan sesuai standar yang berlaku meliputi:

1. mengembangkan sistem prasarana utama berupa jaringan transportasi jalan raya

dalam mendukung pertumbuhan dan pemerataan pembangunan sub pusat

pelayanan kota, dengan upaya:

1) mengatur rute arus pergerakan/lalu lintas melalui regulasi pemerintah kota,

berupa pengembangan jaringan pelayanan angkutan missal dan jaringan

lintas angkutan barang serta pengalihan rute pada jam-jam khusus untuk

menghindari penumpukan jumlah pergerakan;

2) merevitalisasi fungsi-fungsi jalan untuk kesesuaian antara kondisi fisik

dengan persyaratan pada masing-masing fungsi jaringan jalan;

3) meningkatkan kapasitas ruas jalan utama kota; dan

4) meningkatkan akses melalui pengembangan jalan-jalan lingkar utara

selatan dan peningkatan kapasitas jaringan jalan dalam rangka

memperlancar arus lalu lintas;

2. mengembangkan sarana transportasi, dengan upaya:

1) meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan angkutan umum; dan

2) meningkatkan kualitas dan kuantitas fasilitas penunjang beroperasinya

sarana transportasi;

3) mengembangkan pelayanan angkutan umum massal

3. mengembangkan prasarana transportasi, dengan upaya:

1) meningkatkan dan memperbaiki kualitas sarana dan prasarana terminal

tipe A dan tipe B; dan

2) membangun dan mengembangkan lokasi pelayanan uji kendaraan

bermotor (uji KIR);

4. mengembangkan sarana penunjang jalan, dengan upaya:

Page 101: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 3 Review RTRW Kota Serang dan RTRW Kabupaten Lebak | Hal | 86

1) menambah sarana penunjang jalan;

2) meremajakan dan memperbaharui kembali sarana-sarana penunjang jalan

yang telah rusak atau mengalami penurunan kualitas fisik; dan

3) mengoptimalisasikan keberadaan sempadan rel kereta api;

4) membangun jalur khusus sepeda pada ruas jalur jalan utama dan kawasan

pusat perdagangan

5. mengembangkan sistem jaringan prasarana energi/kelistrikan, dengan upaya:

1) mengembangkan dan menyediakan tenaga listrik yang memenuhi standar

mutu dan keandalan yang berlaku ke seluruh wilayah perkotaan;

2) membangun instalasi baru, pengoperasian instalasi penyaluran dan

peningkatan jaringan distribusi, dan pengoptimalan sumber-sumber tenaga

listrik;

3) mendorong peningkatan jaringan listrik ke seluruh wilayah perkotaan;

4) mengembangkan sumber daya energi secara optimal dan efisien dengan

memanfaatkan sumber energi domestik serta energi yang bersih, ramah

lingkungan dan teknologi yang efisien ke seluruh wilayah perkotaan; dan

5) menyelaraskan pengembangan pelayanan listrik yang disesuaikan dengan

pengembangan perumahan dan kebutuhannya;

6. mengembangkan sistem jaringan telekomunikasi, dengan upaya:

1) mendorong peningkatan kualitas sambungan telepon dengan perbaikan

kabel telepon dan perluasan jaringan telepon yang diutamakan pada

kawasan komersial, industri, fasilitas umum, dan permukiman;

2) menempatkan telepon umum dan warung telekomunikasi (wartel) pada

pusat perbelanjaan, perkantoran, pendidikan, kesehatan, pusat lingkungan,

pusat pelayanan umum, terminal, dan sekitar permukiman;

3) menempatkan hot spot yang diarahkan pada ruang-ruang publik utama di

pusat kota, pendidikan, dan perkantoran; dan

4) menetapkan pemanfaatan menara (tower) bersama dalam penyediaan

antena telekomunikasi;

7. mengembangkan sistem jaringan sumber daya air, dengan upaya:

1) memperbaiki/normalisasi saluran irigasi;

2) meningkatkan jaringan irigasi untuk pertanian yang ada di kota;

3) memperbaiki bangunan air yang berada pada badan air di wilayah kota;

dan

Page 102: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 3 Review RTRW Kota Serang dan RTRW Kabupaten Lebak | Hal | 87

4) mengoptimalisasikan keberadaan sempadan bangunan air;

8. mengembangkan sistem penyediaan air minum kota, dengan upaya:

1) mengembangkan sistem jaringan air bersih yang siap minum; dan

2) melindungi sumber mata air dan membuat sumur atau pompa yang

memanfaatkan air tanah secara terbatas;

9. mengembangkan sistem pengelolaan air limbah, dengan upaya:

1) mengolah limbah domestik dengan on site system diarahkan dengan sumur

resapan kemudian dialirkan ke saluran pematusan dan melalui penggunaan

Instalasi Pengolahan Limbah Terpadu (IPLT); dan

2) mengolah limbah industri dengan Instalasi Pengolahan Air Limbah

(IPAL);

10. mengembangkan sistem persampahan, dengan upaya:

1) memperbaiki sistem pengangkutan persampahan dan penyediaan sarana

prasarana penunjang;

2) menata kembali lahan yang telah menggunakan sistem open dumping

menjadi sistem sanitary landfill; dan

3) meningkatkan pelayanan dan optimalisasi sumber daya yang ada melalui

peningkatan peran masyarakat;

11. mengembangkan sistem drainase, dengan upaya:

1) menurunkan debit limpasan dengan pembuatan bangunan resapan air;

2) memperbaiki dan/atau normalisasi saluran drainase; dan

3) membuat sudetan pada saluran drainase yang memiliki tingkat genangan

tinggi;

7. Strategi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan basis ekonomi Kota

Serang melalui sektor perdagangan, jasa, pendidikan, dan pariwisata meliputi:

1. mengembangkan kawasan perdagangan dan jasa skala regional;

2. mengembangkan potensi-potensi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM);

3. mendukung pengembangan sarana pendidikan tinggi; dan

4. mengembangkan potensi-potensi pariwisata Kota Serang;

8. Strategi untuk mengembangkan kawasan budidaya yang memiliki nilai ekonomi yang

berskala regional dan nasional meliputi:

1. mengembangkan sektor perdagangan dan jasa yang siap melayani kegiatan

regional dan nasional;

Page 103: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 3 Review RTRW Kota Serang dan RTRW Kabupaten Lebak | Hal | 88

2. mengembangkan kawasan industri dalam rangka menunjang Pelabuhan

Bojonegara dan kawasan industri di Wilayah Kabupaten Serang; dan

3. mendorong kawasan budidaya secara optimal pada pusat Kota Serang.

9. Strategi untuk mengendalikan perkembangan kegiatan budidaya agar tidak melampaui

daya dukung dan daya tampung lingkungan meliputi:

1. menyusun rencana detail dan rencana teknis tata ruang kawasan;

2. menyusun kebijakan-kebijakan pengendalian pemanfaatan ruang; dan

3. membatasi perkembangan kegiatan budidaya pada wilayah Kota Serang bagian

selatan dan utara.

10. Strategi untuk melaksanakan konservasi kawasan lindung dan sumber daya air untuk

keseimbangan ekologi kota meliputi:

1. menjaga kelestarian cagar alam Pulau Dua;

2. memantapkan kawasan lindung dengan menjaga dan mengembalikan fungsi

kawasan;

3. membatasi kegiatan di kawasan lindung yang telah digunakan;

4. mengarahkan pemanfaatan kawasan lindung wilayah kota untuk kegiatan jalur

hijau dan ruang terbuka hijau;

5. mengarahkan orientasi pembangunan sepanjang sungai dengan menjadikan sungai

sebagai bagian dari latar depan;

6. memantapkan kawasan resapan air dengan meningkatkan populasi vegetasi di

kawasan lindung sesuai dengan fungsi kawasan;

7. mengamankan kawasan lindung dari kegiatan yang cenderung mengganggu

penggunaan kawasan tersebut;

8. mendorong pemanfaatan kawasan lindung yang tidak mengganggu system ekologi

yang telah berjalan;

9. meningkatkan kerja sama antar intansi pemerintah yang berwenang dalam

penyelenggaraan kegiatan yang bertujuan kelestarian dan keberlanjutan kawasan

lindung;

10. meningkatkan kerja sama antardaerah otonom yang berbatasan, khususnya terkait

Daerah Aliran Sungai (DAS); dan

11. mendorong dan meningkatkan peran serta dan kepedulian masyarakat terhadap

kelestarian kawasan lindung.

11. Strategi untuk mengembangkan dan menata wisata religi Banten Lama meliputi:

1. merehabilitasi dan menata kawasan wisata Banten Lama;

Page 104: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 3 Review RTRW Kota Serang dan RTRW Kabupaten Lebak | Hal | 89

2. mempertahankan dan melestarikan delineasi kawasan cagar budaya Banten Lama;

3. mengamankan situs-situs cagar budaya Banten Lama; dan

4. mengembangkan atraksi dan sarana serta prasarana pariwisata.

12. Strategi untuk mengembangkan konsep ekowisata terhadap potensi-potensi kawasan

wisata alam meliputi:

1. mengembangkan kawasan penyangga disekitar Pulau Dua yang dapat

dimanfaatkan sebagai kawasan wisata;

2. mengembangkan kawasan ekowisata di Kecamatan Taktakan dan Kecamatan

Curug; dan

3. mengembangkan rute-rute wisata di Kota Serang.

13. Strategi untuk mengelola dan menata ruang untuk sektor informal meliputi:

1. mengembangkan dan menata kawasan Royal dan Pasar Lama;

2. mengembangkan dan menata sektor informal di lingkungan Pasar Induk Rau dan

pasar-pasar tradisional yang ada di Kota Serang;

3. mengatur persebaran pedagang pada wilayah-wilayah tertentu sesuai dengan

jenisnya;

4. mengembangkan kemitraan antara sektor formal dengan sektor informal;

5. menetapkan regulasi bagi keberadaan sektor informal; dan

6. menata dan mengelola sektor informal di kawasan cagar budaya Banten Lama.

14. Strategi untuk menyediakan ruang dan jalur evakuasi bencana meliputi:

1. mengidentifikasi kawasan-kawasan rawan bencana di Kota Serang;

2. merencanakan jalur-jalur evakuasi bencana; dan

3. menyediakan sarana dan prasarana mitigasi bencana.

15. Strategi untuk menyediakan pedestrian di pusat kota meliputi:

1. mengembangkan jalur pedestrian sepanjang jalur utama kota; dan

2. mengembangkan kawasan pendidikan, pariwisata, perdagangan, dan jasa yang

dilengkapi dengan pedestrian yang nyaman.

16. Strategi untuk menetapkan RTH sebesar 30% (tiga puluh persen) dari luas wilayah

Kota Serang meliputi:

1. mempertahankan kondisi luasan RTH yang ada sebesar kurang-lebih 39 (tiga

puluh sembilan) km2 atau 14% (empat belas persen) dari luas wilayah Kota

Serang;

2. melakukan pengadaan lahan untuk dijadikan RTH kota;

Page 105: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 3 Review RTRW Kota Serang dan RTRW Kabupaten Lebak | Hal | 90

3. mewajibkan pengembang perumahan untuk menyerahkan fasilitas RTH nya

menjadi RTH publik kota;

4. menata dan menyediakan RTH sesuai fungsinya;

5. membangun RTH pada ruas jalan utama kota;

6. membangun RTH pada lokasi fasilitas umum kota;

7. membangun RTH pada sempadan sungai, sempadan jaringan rel Kereta Api,

sempadan jaringan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) dan

8. Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET);

9. menghijaukan halaman rumah, perkantoran, dan perdagangan; dan

17. Strategi untuk meningkatkan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan Negara

meliputi:

1. mendukung penetapan kawasan strategis nasional dengan fungsi khusus

pertahanan dan keamanan;

2. mengembangkan kegiatan budidaya secara selektif di dalam dan di sekitar

kawasan strategis nasional untuk menjaga fungsi pertahanan dan keamanan;

3. mengembangkan kawasan lindung dan atau kawasan budidaya tidak terbangun di

sekitar kawasan strategis nasional dengan fungi khusus pertahanan keamanan

sebagai zona penyangga yang memisahkan kawasan strategis nasional dengan

budidaya terbangun; dan

4. turut serta memelihara dan menjaga asset-aset pertahanan.

Berdasarkan tujuan, kebijakan dan strategi yang telah dijelaskan diatas maka beberapa

kebijakan dan strategi penataan ruang KSP Banten Lama yang terkait kuat maupun lemah

sebagai berikut:

Tabel 2. 8. Keterkaitan KSP Banten Lama dan Tujakstra Kota Serang

No Tujakstra Keterkaitan

Kuat Lemah

Kebijakan 1

Strategi 1.1

Strategi 1.2

Strategi 1.3

Strategi 1.4

Strategi 1.5

Strategi 1.6

Strategi 1.7

Strategi 1.8

Page 106: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 3 Review RTRW Kota Serang dan RTRW Kabupaten Lebak | Hal | 91

No Tujakstra Keterkaitan

Kuat Lemah

Strategi 1.9

Strategi 1.10

Kebijakan 2

Strategi 2.1

Strategi 2.2

Strategi 2.3

Strategi 2.4

Strategi 2.5

Kebijakan 3

Strategi 3.1

Strategi 3.2

Strategi 3.3

Strategi 3.4

Kebijakan 4

Strategi 4.1

Strategi 4.2

Strategi 4.3

Strategi 4.4

Kebijakan 5

Strategi 5.1

Strategi 5.2

Strategi 51.3

Kebijakan 6

Strategi 6.1.1

Strategi 6.1.2

Strategi 6.1.3

Strategi 6.1.4

Strategi 6.2.1

Strategi 6.2.2

Strategi 6.2.3

Strategi 6.3.1

Strategi 6.3.2

Strategi 6.4.1

Strategi 6.4.2

Strategi 6.4.3

Strategi 6.4.4

Strategi 6.5.1

Strategi 6.5.2

Strategi 6.5.3

Strategi 6.5.4

Strategi 6.5.4

Strategi 6.6.1

Page 107: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 3 Review RTRW Kota Serang dan RTRW Kabupaten Lebak | Hal | 92

No Tujakstra Keterkaitan

Kuat Lemah

Strategi 6.6.2

Strategi 6.6.3

Strategi 6.6.4

Strategi 6.7.1

Strategi 6.7.2

Strategi 6.7.3

Strategi 6.7.4

Strategi 6.8.1

Strategi 6.8.2

Strategi 6.9.1

Strategi 6.9.2

Strategi 6.10.1

Strategi 6.10.2

Strategi 6.10.3

Strategi 6.11.1

Strategi 6.11.2

Strategi 6.11.3

Kebijakan 7

Strategi 7.1

Strategi 7.2

Strategi 7.3

Strategi 7.4

Kebijakan 8

Strategi 8.1

Strategi 8.2

Strategi 8.3

Kebijakan 9

Strategi 9.1

Strategi 9.2

Strategi 9.3

Kebijakan 10

Strategi 10.1

Strategi 10.2

Strategi 10.3

Strategi 10.4

Strategi 10.5

Strategi 10.6

Strategi 10.7

Strategi 10.8

Strategi 10.9

Strategi 10.10

Strategi 10.11

Page 108: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 3 Review RTRW Kota Serang dan RTRW Kabupaten Lebak | Hal | 93

No Tujakstra Keterkaitan

Kuat Lemah

Kebijakan 11

Strategi 11.1

Strategi 11.2

Strategi 11.3

Strategi 11.4

Kebijakan 12

Strategi 12.1

Strategi 12.2

Strategi 12.3

Kebijakan 13

Strategi 13.1

Strategi 13.2

Strategi 13.3

Strategi 13.4

Strategi 13.5

Strategi 13.6

Kebijakan 14

Strategi 14.1

Strategi 14.2

Strategi 14.3

Kebijakan 15

Strategi 14.1

Strategi 14.2

Kebijakan 16

Strategi 16.1

Strategi 16.2

Strategi 16.3

Strategi 16.4

Strategi 16.5

Strategi 16.6

Strategi 16.7

Strategi 16.8

Strategi 16.9

Kebijakan 17

Strategi 17.1

Strategi 17.2

Strategi 17.3

Strategi 17.4

Sumber: Analisis Ahli, 2014

KSP Banten Lama di dalam RTRW Kota Serang

Page 109: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 3 Review RTRW Kota Serang dan RTRW Kabupaten Lebak | Hal | 94

Berdasarkan dokumen rencana tata ruang wilayah Kota Serang, rencana struktur ruang

wilayah Kota Serang meliputi;

1. Pusat pelayanan kota;

2. Sub pusat pelayanan kota; dan

3. Pusat pelayanan lingkungan.

Pusat Pelayanan Kota meliputi kawasan pusat Kota Serang, yaitu Kecamatan Serang dan

Kecamatan Cipocok Jaya dengan pusat di Kelurahan Serang dengan fungsi primer

pemerintahan, pendidikan, perdagangan, jasa, dan fungsi sekunder perumahan, pertanian

lahan kering serta pariwisata buatan.

Sub Pusat Pelayanan Kota , meliputi:

1. Sub Pusat di Desa Kasemen, yang melayani Kecamatan Kasemen, diarahkan

mempunyai fungsi primer sebagai pariwisata religi dan pariwisata lainnya,

pertanian berkelanjutan, perikanan, pergudangan dan industri, serta fungsi

sekunder perumahan;

2. Sub Pusat di Desa Taktakan, yang melayani Kecamatan Taktakan, diarahkan

mempunyai fungsi primer sebagai resapan air, agropolitan, agribisnis pertanian

dan fungsi sekunder perumahan, pedagangan dan jasa, serta pergudangan dan

militer;

3. Sub Pusat di Desa Walantaka, yang melayani Kecamatan Walantaka, diarahkan

mempunyai fungsi primer perumahan skala besar, perdagangan dan jasa, industri,

dan fungsi sekunder pertanian lahan kering; dan

4. Sub Pusat di Desa Sukajaya, yang melayani Kecamatan Curug, diarahkan

mempunyai fungsi primer sebagai pemerintahan, pendidikan, perdagangan dan

jasa, perumahan skala besar, dan fungsi sekunder agribisnis, serta pariwisata

buatan.

Pusat Pelayanan Lingkungan meliputi:

1. Wilayah Serang, mencakup Kelurahan Serang, Kelurahan Cipare, Kelurahan Kota

Baru, Kelurahan Lontar Baru, Kelurahan Kagungan, dan Kelurahan Lopang;

2. Wilayah Cipocok Jaya, mencakup Desa Dalung, Desa Tembong, Desa Karundang,

Kelurahan Cipocok, dan Kelurahan Penancangan;

3. Wilayah Kasemen, mencakup Desa Kasunyatan, Desa Margaluyu, Desa

Kasemen, Desa Banten, dan Desa Warung Jaud;

4. Wilayah Curug, mencakup Desa Cilaku, Desa Sukajaya, Desa Kemanisan, dan Desa

Curug,

Page 110: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 3 Review RTRW Kota Serang dan RTRW Kabupaten Lebak | Hal | 95

5. Wilayah Walantaka, mencakup Desa Walantaka, Desa Kepuren, Desa Kalodran, Desa

Kiara, dan Desa Nyapah,

6. Wilayah Taktakan, mencakup Desa Taman Baru, Desa Drangong, Desa Panggungjati,

Desa Kuranji, dan Desa Sepang.

Berdasarkan paparan, tersebut maka dipastikan didalam struktur rencana kota Serang untuk

Kecamatan Kasemen ditetapkan sebagai sub pusat pelayanan kota dan pusat pelayanan

lingkungan.

KSP Banten Lama di dalam Sistem Jaringan RTRW Kota Serang

System jaringan prasarana kota Serang, meliputi beberapa jaringan diantaranya:

1. Sistem prasarana transportasi;

2. Sistem prasarana telekomunikasi;

3. Sistem prasarana sumber daya energi;

4. Sistem prasarana sumber daya air;

5. Sistem prasarana drainase dan pedestrian;

6. Sistem sarana dan prasarana persampahan;

7. Sistem sarana dan prasarana mitigasi bencana; dan

8. Sistem sarana dan prasarana air minum.

Sistem Prasarana Transportasi

Sistem prasarana transportasi terkait Banten Lama, meliputi ruas:

1. Jaringan Jalan Arteri Sekunder, meliputi Jalan Raya Pandeglang, Jalan Serang-

Bantenlama, dan Jalan Banten – Swahluhur;

2. Jalan local, meliputi Jalan Kasemen-Priyayi, Jalan Kasemen-Warungjaud, Jalan

Kasemen-Margasana, Jalan Kasemen-Tasikardi,

3. Jaringan Jalan Lingkungan, meliputi jalan-jalan yang berada di lingkungan

perumahan dan permukiman;

Selain itu juga mendukung program pengembangan jaringan jalan, sebagai upaya:

1. mendukung pengembangan Jalan Provinsi Banten yang ada di Kota Serang,

meliputi Jl. Yusuf Martadilaga, Jl. KH. Abdul Fatah Hasan – Jl. Abdul Hadi, Jl.

Tb. Suwandi – Jl. Letnan Jidun, Jl. Sempu – Dukuh Kawung, Jl. Veteran –

Sam’un, Jl. Tb. A. Khotib, Banten Lama – Pontang, Jl. Trip Jamaksari – Jl. Ayip

Usman, Jl. Kemang – Kaligandu, Pakupatan - Palima (Pakupatan - Jln Syech

Page 111: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 3 Review RTRW Kota Serang dan RTRW Kabupaten Lebak | Hal | 96

Nawawi Al-Bantani), Simpang Taktakan – Gunung Sari, Lopang - Banten

Lama;

juga prasarana transportasi lainnya yang berada di Kecamatan Kasemen, yakni;

2. mengembangkan Terminal Tipe B di Sub Pusat Pelayanan Timur, Selatan dan

Utara;

2. mendukung status dan peran sarana dan prasarana perkeretaapian; dan

3. sarana pelabuhan laut meliputi pengembangan pelabuhan pengumpul di

Karangantu Kecamatan Kasemen.

Sistem Prasarana Telekomunikasi

System prasarana telekomunikasi meliputi pengembangan komunikasi sistem kabel, seluler,

dan satelit. Dimana arahan pengembangannya dialokasikan pada suatu titik-titik tertentu

secara terpadu sesuai dengan perencanaan (Cell Planning) yang ditetapkan melalui peraturan

walikota.

Sistem Prasarana Sumber Daya Energi

System prasarana sumber daya energy meliputi pengembangan sarana dan prasarana

kelistrikan dan pengembangan sarana dan prasarana migas. Pengembangan prasarana dan

sarana kelistrikan meliputi:

1. pengembangan Gardu Listrik di Kelurahan Trondol;

2. pengembangan jaringan Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET)

3. 500 KV dan Saluran Udara dan atau Kabel Tegangan Tinggi 150 KV;

4. pengembangan sistem distribusi 20KV pada daerah yang belum mendapatkan

aliran listrik; dan

5. daerah yang belum mendapatkan aliran listrik akan ditetapkan lebih lanjut dengan

Keputusan Walikota.

Pengembangan sarana dan prasarana migas meliputi :

1. pengembangan sarana dan prasarana migas di jalur Cilegon-Serang-Tangerang; dan

2. pengembangan Energi Alternatif bagi masyarakat Kota Serang melalui

pendistribusian gas melalui perpipaan.

Sistem Prasarana Sumber Daya Air

Page 112: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 3 Review RTRW Kota Serang dan RTRW Kabupaten Lebak | Hal | 97

System prasarana sumber daya air, yang masuk dalam KSP Banten Lama yakni prasarana

pengairan baik untuk sawah irigasi teknis maupun non teknis. Arahan pengelolaan sumber

daya air meliputi:

1. pembangunan prasarana sumber daya air;

2. semua sumber air baku dari Situ Ciwaka, Situ Cikulur, serta Sungai Cibanten dan

sungai - sungai yang airnya dapat dimanfaatkan secara langsung dan dikembangkan

untuk berbagai kepentingan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

3. zona peruntukan daerah aliran sungai dilakukan dengan membagi tipologi daerah

aliran sungai berdasarkan tipologinya;

4. penetapan zona pengelolaan sumber daya air sesuai dengan keberadaan wilayah

sungai tersebut pada zona kawasan lindung; dan

5. prasarana sumber daya air yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan lintas wilayah

administratif dikoordinasikan oleh Pemerintah Provinsi.

Sistem Prasarana Drainase dan Pedesterian

System prasarana drainase dan pedeterian meliputi pengembangan dan rehabilitasi jaringan

drainase Kota Serang serta penyediaan sarana dan prasarana pejalan kaki yang memadai di

sepanjang jalan perkotaan di Kota Serang.

Sistem Sarana dan Prasarana Persampahan

System prasarana persampahan meliputi pengembangan sistem manajemen pengelolaan

persampahan dan pengembangan Tempat Pemrosesan Sementara (TPS) dan Tempat

Pemrosesan Sampah Akhir (TPSA) Cilowong. Prasarana yang digunakan lintas wilayah

secara administratif, Tempat Pemrosesan Sampah Akhir (TPSA) terpadu yang dikelola

bersama untuk kepentingan antarwilayah di Bojong Menteng, Kabupaten Serang.

Sistem Sarana dan Prasarana Mitigasi Bencana

System sarana dan prasarana mitigasi bencana meliputi penyediaan rambu arahan jalur

evakuasi dan pengembangan prasarana jalan yang menjadi jalur evakuasi yaitu sepanjang

Jalan Nasional yang melalui Kota Serang, Jalan Raya Taktakan – Gunungsari sebagai jalur

evakuasi sebelah Barat, dan Jalan Raya Ciruas – Petir sebagai jalur evakuasi sebelah Timur.

Arahan pengembangan sarana dan prasarana mitigasi bencana meliputi:

1. Ruang Mitigasi Bencana Banjir dan Tsunami diarahkan untuk menuju jalur evakuasi

yang menuju daerah yang lebih tinggi yaitu Kecamatan Walantaka (Bagian Timur)

Page 113: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 3 Review RTRW Kota Serang dan RTRW Kabupaten Lebak | Hal | 98

dan Kecamatan Taktakan (Bagian Barat) melalui Jalan-Jalan yang tersedia dan

diarahkan melalui jalan protokol; dan

2. Ruang Mitigasi Bencana Gempa antara lain Stadion Maulana Yusuf, Alunalun Barat

dan Timur, dan lahan-lahan kosong yang terdekat dengan permukiman masyarakat.

Sistem Sarana dan Prasarana Air Minum

System sarana dan prasarana air minum meliputi pengembangan sumber daya air permukaan

dan sumber air tanah yang dikembangkan dengan penyediaan air minum melalui system

perpipaan. Rencana pengembangan prasarana sumber air minum dikembangkan di lokasi Situ

Ciwaka Kecamatan Walantaka, Situ Cikulur Kecamatan Serang, Kecamatan Taktakan,

Cilandak Sayar dan Gelam, pengembangan air bersih dari saluran irigasi Pamarayan Barat.

Pengembangan prasarana sumber air tanah untuk air minum dengan melakukan penurapan

mata air dan membangun sumur bor, serta pencegahan pencemaran pada Cekungan Air

Tanah (CAT).

KSP Banten Lama di dalam Pola Ruang RTRW Kota Serang

Beberapa fungsi pola ruang yang masuk dalam Kecamatan Kasemen meliputi:

1. Kawasan Suaka Alam

2. Kawasan Pelestarian Alam

3. Kawasan Cagar Budaya dan Ilmu Pengetahuan

4. Kawasan Perlindungan Setempat

5. Kawasan Rawan Bencana Alam

6. Ruang Terbuka Hijau

7. Kawasan Hutan Rakyat

8. Kawasan Pertanian

9. Kawasan Perikanan

10. Kawasan Pariwisata

11. Kawasan Permukiman

12. Kawasan Industri Perdagangan dan Jasa, dan

13. Kawasan Budidaya lainnya

Kawasan Suaka Alam dan Pelesetarian Alam

Kawasan suaka yang berada di Kecamatan Kasemen meliputi Pulau Dua (30 ha). Pulau Dua

atau yang dikenal dengan Pulau Burung, Secara administratif Pulau Dua termasuk Desa

Page 114: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 3 Review RTRW Kota Serang dan RTRW Kabupaten Lebak | Hal | 99

Sawah Luhur, Kecamatan Kasemen, Kabupaten Serang, Provinsi Banten, dengan letak

geografisnya 106°-21’ BT dan 6°01 LS. Curah hujan rata-rata 1500-2000 mm per tahun yang

terbasah. Januari dan Agustus merupakan bulan terkering dengan temperatur rata-rata 26°C.

Ketinggian pulau antara 0-10 m dpl. Tanah bagian barat pulau agak kering sedangkan timur

umumnya rendah dan berawa. Tanah dengan kandungan pasir yang tinggi tidak mampu

menahan air hujan sehingga tanah di pulau ini umumnya kering. Sumber air tawar tidak ada.

Air rawa berasal dari laut yang menggenang ketika pasang. Pulau ini merupakan cagar alam

yang dikelola oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA).

Pulau Dua memiliki lebih dari 85 jenis tumbuhan yang tumbuh, tetapi yang umum dan yang

mendominasi jenis api-api (Avicennia marina), bakau (Rhizopora apiculata), dan Diospyros

maritime di timur dan sedikit bakau. Bahkan pada garis pantai timur menghadap utara

dijumpai formasi tumbuhan api-api yang muda, kemungkinan pengaruh perluasan pulau.

Pada pantai timur di tempat terbuka kumpulan beluntas (Pluchea indica less) dan beberapa

semak kecil lainnya. Lebih ke arah laut, rumput tembaga/gelang laut (Sesuvium

portulacastrum L), dan rerumputan berdaun tajam yang sempat melukai beberapa teman,

serta rumput angin (Spinifex littoreus Merr).

Makin ke dalam pulau pada rawa-rawa didominasi api-api diselingi bakau (Rhizophora

apiculata) dan Sonnerata sp., Ki duduk, ki getah dan waru laut (Hibiscus tiliaceus L.).

Sementara di sebelah utara, tanahnya berpasir dan kering serta lebih tinggi. Tumbuhan yang

dapat dijumpai Ki ribut, Ki hoy, tulang ayam, kekapasan serta sawo kecik (Manilkara kauki

Dub). Tebing pantai dihiasi dengan dadap (Erythrina veriegata L), waru laut, dan kepuh

(Sterculia foetida).

Jumlah burung di pulau ini lebih dari 14 ribu ekor dari 108 jenis dengan jumlah yang migran

sekitar 29 jenis. Para migran yang diduga dari Australia, Jepang, atau Hong Kong itu hanya

sekadar cari makan, dalam penerbangannya yang cukup jauh itu untuk menghindari musim

dingin

Kawasan Cagar Budaya dan Ilmu Pengetahuan.

Kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan adalah Cagar Budaya adalah warisan budaya

bersifat kebendaan berupa Benda Cagar Budaya, Bangunan Cagar Budaya, Struktur Cagar

Budaya, Situs Cagar Budaya, dan Kawasan Cagar Budaya di darat dan/atau di air yang

1. perlu dilestarikan keberadaannya karena memiliki nilai penting bagi sejarah, ilmu

pengetahuan, pendidikan, agama, dan/atau kebudayaan melalui proses penetapan.

Sesuai dengan RTRW Provinsi Banten RTRW Kota Serang ditetapkan Situs Kota

Page 115: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 3 Review RTRW Kota Serang dan RTRW Kabupaten Lebak | Hal | 100

Lama Banten merupakan kesatuan kawasan strategis provinsi yang didalam pekerjaan

ini menjadi kawasan Inti.

Sesuai definisinya bahwa Kawasan Cagar Budaya adalah satuan ruang geografis yang

memiliki dua Situs Cagar Budaya atau lebih yang letaknya berdekatan dan/atau

memperlihatkan ciri tata ruang yang khas.

Untuk itu kawasan kota lama banten meliputi :

1. Istana Keraton Kaibon

2. Istana Keraton Surosowan

3. Masjid Agung Banten

4. Vihara Avalokitesvara

5. Benteng Spellwijk

6. Museum Kepurbakalaan Banten Lama

7. Danau Tasikardi

Istana Kaibon adalah sebuah Istana tempat tinggal Ratu Aisyah, ibunda dari Sultan

Syaifuddin. Bentuknya hanyalah tinggal Reruntuhan saja. Disampingnya ada sebuah Pohon

besar dan sebuah Kanal. Menurut penduduk sekitar, dulunya ini adalah sebuah Istana yang

sangat megah. Namun, Pada tahun 1832, Belanda menghancurkannya saat terjadi peperangan

melawan Kerajaan Banten.

Istana Keraton Surosowan, berada tidak Jauh dari Istana Keraton Kaibon, terdapat sebuah

Situs Istana Surosoan yang merupakan Kediaman para Sultan Banten, dari Sultan Maulana

Hasanudin hingga Sultan Haji yang pernah berkuasa pada tahun 1672-1687, Istana ini

dibangun pada tahun 1552. Dibanding Istana Kaibon yang terlihat masih berupa bangunan,

Istana Surosoan, hanya tinggal berupa sisa-sisa bangunannya saja. Sisa bangunan megah ini

berupa Benteng yang terbuat dari batu merah dan batu karang dengan tinggi 0,5 – 2 meter.

Ditengahnya terdapat kolam persegi empat. Konon, kolam tersebut adalah bekas pemandian

para putri termasuk Rara Denok. Dengan luas sekitar 4 hektare. Bangunan sejarah ini

dihancurkan oleh Belanda pada masa kekuasaan Sultan Ageng Tirtayasa tahun 1680.

Masjid Agung Banten terletak di Kompleks bangunan masjid di Desa Banten Lama,

Kecamatan Kasemen, sekitar 10 km sebelah utara Kota Serang. Masjid ini dibangun pertama

kali oleh Sultan Maulana Hasanuddin (1552-1570), sultan pertama Kesultanan Demak. Ia

adalah putra pertama Sunan Gunung Jati. Salah satu kekhasan yang tampak dari masjid ini

adalah adalah atap bangunan utama yang bertumpuk lima, mirip pagoda China. Ini adalah

Page 116: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 3 Review RTRW Kota Serang dan RTRW Kabupaten Lebak | Hal | 101

karya arsitektur China yang bernama Tjek Ban Tjut. Dua buah serambi yang dibangun

kemudian menjadi pelengkap di sisi utara dan selatan bangunan utama.

Di serambi kiri masjid ini terdapat kompleks makam Sultan-sultan Banten dan keluarganya,

yaitu Maulana Hasanuddin dengan Permaisurinya, Sultan Ageng Tirtayasa, dan Sultan Abu

Nashr Abdul Kahhar atau Sultan Haji. Sementara di serambi kanan, terdapat makam Sultan

Maulana Muhammad, Sultan Zainul Abidin, Sultan Abdul Fattah, Pangeran Aria, Sultan

Mukhyi, Sultan Abdul Mufakhir, Sultan Zainul Arifin, Sultan Zainul Asikin, Sultan

Syarifuddin, Ratu Salamah, Ratu Latifah, dan Ratu Masmudah.

Vihara Avalokitesvara. Vihara ini merupakan salah satu Vihara tertua di Indonesia.

Keberadaan Vihara ini diyakini merupakan bukti bahwa pada saat itu penganut Agama yang

berbeda dapat hidup berdampingan dengan damai tanpa Konflik yang berarti.

Kondisi di dalam Vihara ini sendiri sejuk karena banyak pepohonan rindang dan terdapat

tempat duduk yang nyaman untuk beristirahat. Selasar koridor Vihara yang menghubungkan

bangunan satu dengan yang lainnya ini terdapat relief cerita hikayat Ular Putih, yang dilukis

dengan berwarna-warni sebagai elemen estetis.

Benteng Spellwijk. Lokasi tidak jauh dari Masjid Agung Banten, benteng ini dibangun

sekitar tahun 1585 (menurut informasi lainnya tahun 1682). Dahulunya Benteng Spellwijk

digunakan sebagai Menara Pemantau yang berhadapan langsung ke Selat Sunda dan

sekaligus berfungsi sebagai penyimpanan meriam-meriam dan alat pertahanan lainnya. Di

tempat ini juga terdapat sebuah Terowongan yang katanya terhubung dengan Keraton

Surosowan.

Museum Situs Kepurbakalaan Banten Lama mempunyai luas tanah kurang lebih 10.000

m2 dan bangunan kurang lebih 778 m2. Dibangun dengan gaya arsitektur tradisional Jawa

Barat seperti yang terlihat pada bentuk atapnya. Museum yang terletak antara Keraton

Surosowan dan Masjid Agung Banten Lama ini menyimpan banyak benda-benda purbakala.

Dilihat dari bentuk bangunannya Museum Situs Kepurbakalaan lebih mirip seperti sebuah

rumah yang kemudian dialihfungsikan menjadi museum.

Dari sekian banyak benda-benda purbakala yang menjadi koleksinya, benda-benda tersebut

dibagi menjadi 5 kelompok besar.

1. Arkeologika, benda-benda yang digolongkan dalam kategori ini adalah Arca,

Gerabah, Atap, Lesung Batu, dll.

Page 117: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 3 Review RTRW Kota Serang dan RTRW Kabupaten Lebak | Hal | 102

2. Numismatika, koleksi bendanya berupa Mata Uang, baik Mata Uang lokal maupun

Mata Uang asing yang dicetak oleh masyarakat Banten.

3. Etnografika, benda-benda koleksinya berupa miniatur Rumah Adat Suku Baduy dan

berbagai macam Senjata Tradisional dan juga senjata peninggalan Kolonial seperti

Tombak, Keris, Golok, Meriam, Pistol, dll.

4. Keramologika, yaitu benda-benda koleksi berupa macam-macam Keramik. Keramik

yang tersimpan berasal dari berbagai tempat seperti Burma, Vietnam, China, Jepang,

Timur Tengah dan Eropa. Tidak ketinggaln pula keramik lokal asal Banten yang

biasanya lebih dikenal dengan sebutan Gerabah dan biasanya gerabah ini digunakan

sebagai alat-alat rumah tangga.

5. Seni rupa, yang termasuk didalamnya adalah benda-benda seni seperti Lukisan atau

Sketsa. Museum Situs Kepurbakalaan Banten Lama ini menyimpan banyak koleksi

lukisan tetapi hampir keseluruhannya adalah lukisan hasil reproduksi.

Selain menyimpan benda-benda koleksi kepurbakalaannya di dalam ruangan, terdapat dua

Artefak yang disimpan di halaman Museum Situs Kepurbakalaan Banten Lama, yaitu artefak

Meriam Ki Amuk dan juga alat penggilingan Lada. Yang paling terkenal adalah Meriam Ki

Amuk, meriam yang terbuat dari tembaga dengan tulisan arab yang panjangnya sekitar 2,5

meter ini merupakan bantuan dari Ottoman Turki. Konon Meriam Ki Amuk memiliki

kembaran yaitu Meriam Ki Jagur yang saat ini tersimpan di halaman belakang Museum

Fatahillah Jakarta. Sedangkan alat penggilingan lada yang terbuat dari batu padas yang sangat

keras telah hancur menjadi beberapa bagian. Pada zaman dahulu Banten memang dikenal

sebagai penghasil lada, itulah yang menyebabkan Belanda datang ke Banten, salah satunya

ingin menguasai produksi lada.

Danau Tasikardi. Danau ini terletak tidak jauh dari Istana Kaibon, Konon, Danau tersebut

luasnya 5 Hektar dan bagian dasarnya dilapisi oleh Batu Bata, Pada masa itu danau ini

dikenal dengan nama "Situ Kardi" yang memiliki sistem ganda, selain sebagai penampung air

di Sungai Cibanten yang digunakan sebagai Pengairan Persawahan, danau ini juga

dimanfaatkan sebagai pasokan Air bagi keluarga Keraton dan Masyarakat sekitarnya. Air

dialirkan dari Pipa-Pipa yang terbuat dari Tanah Liat berdiameter 2-40 cm. Sebelum

digunakan air danau harus disaring dan diendapkan ditempat penyaringan khusus yang

dikenal dengan Pengindelan Abang atau Penyaringan Merah, Pengindelan Putih atau

Penyeringan Putih, dan Pengeindelan Emas atau Penyaringan Emas.

Page 118: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 3 Review RTRW Kota Serang dan RTRW Kabupaten Lebak | Hal | 103

Gambar 2. 1. Kawasan Situs Banten Lama

Sumber: Michrob, 1993;62 dan olahan tim ahli

Page 119: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 3 Review RTRW Kota Serang dan RTRW Kabupaten Lebak | Hal | 104

Kawasan Perlindungan Setempat

Kawasan perlindungan setempat merupakan kawasn lingdung yang befungsi melindungi

kawasan sepandan pantai,sepandan sungai,sekitar danau/waduk ,dan sekitar mata air.

beberapa kawasan perlindungan setempat yang berada di Kecamatan Kasemen sebagai

berikut:

1. Kawasan sekitar sempadan sungai di Cibanten;

2. Kawasan sekitar sempadan pantai di Karangantu dan Sawah Luhur;

3. Kawasan sekitar sempadan sungai di kawasan permukiman yang mencakup

Cibanten, Kali Pembuangan Banten, Ciwatu, Ciwaka, Cilaku, Cikadueun, Cigeplak,

Kali Kubang, Kali Ciwatek, Kali Ciracas, Cikentang, Cirengas; dan

4. Kawasan pantai berhutan bakau/mangrove di Pulau Dua.

Kawasan Rawan Bencana Alam

Kawasan rawan bencana alam, adalah kawasan yang potensial dilanda bencana alam baik itu

banjir (berulang) maupun rawan tsunami yang tidak memiliki frekuensi tetap. Beberapa

kawasan yang rawan bencana alam di Kecamatan Kasemen adalah:

1. Kawasan rawan tsunami di sepanjang pantai utara (pantura).

2. Kawasan rawan banjir di DAS Cibanten, Kali Pembuangan banten Ciwaku, Ciwaka,

Cilaku, Cikadeun, Cigeplak, Kali Kubang, Kali Ciwatek, Kali Ciracas, Cikentang, dan

Cirengas Wilayah

Ruang Terbuka Hijau.

Ruang terbuka hijau adalah area memanjang/jalur dan/atau mengelompok, yang

penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara

alamiah maupun yang sengaja ditanam. Penyediaan dan pemanfaatan RTH dalam RTRW

Kota/RDTR Kota/RTR Kawasan Strategis Kota/RTR Kawasan Perkotaan, dimaksudkan

untuk menjamin tersedianya ruang yang cukup bagi:

1. Kawasan konservasi untuk kelestarian hidrologis;

2. Kawasan pengendalian air larian dengan menyediakan kolam retensi;

3. Area pengembangan keanekaragaman hayati;

4. Area penciptaan iklim mikro dan pereduksi polutan di kawasan perkotaan;

5. Tempat rekreasi dan olahraga masyarakat;

6. Tempat pemakaman umum;

7. Pembatas perkembangan kota ke arah yang tidak diharapkan;

Page 120: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 3 Review RTRW Kota Serang dan RTRW Kabupaten Lebak | Hal | 105

8. Pengamanan sumber daya baik alam, buatan maupun historis;

9. Penyediaan RTH yang bersifat privat, melalui pembatasan kepadatan serta kriteria

pemanfaatannya;

10. Area mitigasi/evakuasi bencana; dan

11. Ruang penempatan pertandaan (signage) sesuai dengan peraturan perundangan dan

tidak mengganggu fungsi utama RTH tersebut.

Kawasan ruang terbuka hijau yang berada di Kecamatan Kasemen meliputi : CA di Pulau

Dua (30 ha), TPU, Jalur SUTT/SUTET, Sempadan Sungai, Pantai, Bangunan, jalur

pengaman jalan, median jalan, rel kereta api, pipa gas dan pedestrian; serta kawasan hijau

perbatasan antar kabupaten

Kawasan Pertanian

Kawasan pertanian adalah kawasan pemanfaatan sumber daya hayati untuk menghasilkan

bahan pangan, bahan baku industri dan atau sumber energy. Kawasan pertanian yang berada

di Kecamatan Kasemen meliputi:

1. Sawah dengan sistem irigasi maupun irigasi setengah teknis yang terdapat di Wilayah

Kecamatan Kasemen dan Kecamatan Walantaka;

2. Sawah tadah hujan di seluruh kecamatan;

3. Pertanian lahan kering tersebar di seluruh kecamtan;

Kawasan Perikanan

Kawasan perikanan adalah adalah kawasan yang diperuntukkan bagi budidaya perikanan,

baik berupa pertambakan (kolam) atau perikanan darat lainnya dan perikanan laut. Kawasan

perikanan yang memiliki fungsi tersebut yang ditetapkan di Kecamatan Kasemen meliputi:

1. Rencana pengembangan kawasan pusat perikanan di Karangantu dan pengembangan

tempat penyimpanan ikan, pengembangan minapolitan serta wisata perikanan di

Karangantu;

2. Kawasan pengembangan utama komoditi perikanan di pantai utara di Karangantu;

3. Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) di Karangantu; dan

4. Pengembangan Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) di Karangantu.

5. Kawasan budidaya perikanan air payau di Desa Banten dan Desa Sawah Luhur.

Page 121: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 3 Review RTRW Kota Serang dan RTRW Kabupaten Lebak | Hal | 106

Kawasan Pariwisata

Kawasan pariwisata adalah Kawasan peruntukkan pariwisata adalah kawasan yang

diperuntukan bagi kegiatan pariwisata atau segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata

termasuk pengusahaan obyek dan daya tarik wisata. Beberapa kawasan pariwisata yang

ditetapkan di dalam Kecamatan Kasemen meliputi:

1. Kawasan pengembangan pariwisata religi dan pariwisata lainnya di koridor utara,

Kecamatan Kasemen; dan

2. Kawasan pengembangan pariwisata buatan koridor tengah, di Serang, Cipocokjaya

dan Curug.

3. kawasan pengembangan pariwisata koridor utara meliputi potensi wisata alam,

minat khusus dan budaya antara lain : pantai berbagai peninggalan sejarah seperti

makam dan wisata khusus seperti ziarah, gedung-gedung tua, dan situs sejarah; dan

4. kawasan pengembangan pariwisata koridor tengah meliputi potensi wisata alam

buatan, minat khusus dan budaya antara lain : pusat pertokoan dan perdagangan

berbagai sarana wisata buatan, dan kerajinan cinderamata.

Kawasan Permukiman

Kawasan permukiman adalah adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung,

baik berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan, yang berfungsi sebagai lingkungan

tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan

dan penghidupan. Di Kecamatan Kasemen, kawasan permukiman ditetapkan sebagai berikut:

1. Kepadatan rendah meliputi sub pusat pelayanan kota dan lingkungan

2. Kepadatan sedang, meliputi permukiman sub pusat pelayanan kota dan lingkungan;

Kawasan Industri dan Perdagangan Jasa

Kawasan industry adalah kawasan yang diperuntukkan bagi industri, berupa tempat

pemusatan industri dan/atau unit kegiatan industri. Berdasarkan kriterianya kawasan industry

dipersyaratkan : Tersedia sumber air baku cukup; Adanya sistem pembuangan limbah yang

baik; Tidak menimbulkan dampak sosial negatif yang berat: Tidak terletak di kawasan

pertanian pangan lahan basah yang beririgasi dan yang berpotensi bagi pengembangan

irigasi; Tidak terletak di kawasan berfungsi lindung dan kawasan hutan produksi. Sedangkan

kawasan perdagangan jasa adalah kawasan yang berfungsi memfasiltiasi kegiatan transaksi

perdagangan dan jasa antar masyarakat yang membutuhkan dan masyarakat yang menjual

jasa.

Page 122: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 3 Review RTRW Kota Serang dan RTRW Kabupaten Lebak | Hal | 107

Beberapa kawasan yang ditetapkan sebagai kawasan industry dan jasa perdagangan di

Kecamatan Kasemen meliputi:

1. Perdagangan skala wilayah yakni pasar induk dan grosir meliputi tiap pusat

pelayanan;

2. Perdangangan skala kota yakni pertokoan dan pasar di setiap wilayah;

3. Perdagangan sektor informal di kawasan royal dan pasar lama;

4. Kawasan industri ringan di kec Walantaka, industri non kimia sebagai penunjang

pelabuhan Bojonegara dan Kawasan Pelabuhan Karangantu di Kecamatan

Kasemen

5. Perdaganan skala wilayah di tiap pusat wilayah.

Kawasan Budidaya lainnya yang tersebar di Kota Serang.

Beberapa kawasan budidaya yang terdapat di Kecamatan Kasemen meliputi:

1. Kawasan pendidikan;

2. Kawasan kesehatan;

3. Kawasan pertambangan mineral non logam dan batuan;

4. Sarana transportasi;

5. Sarana perkentoran; dan

6. Sarana penunjang perkotaan lainnya.

Page 123: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 3 Review RTRW Kota Serang dan RTRW Kabupaten Lebak | Hal | 108

Peta 2. 4. Rencana Struktur Ruang Kota Serang

Sumber: RTRW Kota Serang

Page 124: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 3 Review RTRW Kota Serang dan RTRW Kabupaten Lebak | Hal | 109

Peta 2. 5. Rencana Pola Ruang Kota Serang

Sumber: RTRW Kota Serang

Page 125: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 3 Review RTRW Kota Serang dan RTRW Kabupaten Lebak | Hal | 110

Gambar 2. 2. Rencana Struktur Ruang KSP Banten Lama

Sumber: RTRW Kota Serang dan Analisis Tim, 2014

Page 126: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 3 Review RTRW Kota Serang dan RTRW Kabupaten Lebak | Hal | 111

Gambar 2. 3. Rencana Pola Ruang KSP Banten Lama

Sumber: RTRW Kota Serang dan Analisis Tim, 2014

Page 127: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 3 Review RTRW Kota Serang dan RTRW Kabupaten Lebak | Hal | 112

KSP Banten Lama di dalam Pengendalian Pemanfaatan Ruang RTRW Kota Serang

Didalam sub bab ini, diuraikan keterkaitan pengendalian pemanfaatan ruang KSP Banten

Lama yakni Kecamatan Kasemen sesuai arahan penetapan oleh RTRW Kota Serang.

Peraturan Zonasi Kawasan Suaka Alam Dan Pelestarian Alam

1. Dalam kawasan suaka alam tidak diperkenankan dilakukan pengembangankegiatan

selain untuk kepentingan penelitian dan ilmu pengetahuan;

2. Kawasan suaka alam harus mengikuti ketentuan umum intensitas bangunan sebagai

berikut:

a. KLB paling banyak 0;

b. KDB paling banyak 0 %; dan

c. KDH paling sedikit 90%;

3. Kawasan pelestarian alam harus mengikuti ketentuan umum intensitas bangunan

sebagai berikut:

a. KLB paling banyak 0,6;

b. KDB paling banyak 30 %;

c. KDH paling sedikit 70 %; dan

d. tinggi bangunan paling banyak 2 (dua) lantai;

4. Dalam kawasan cagar alam dan pelestarian alam tidak diperkenankan adanya kegiatan

budidaya.

Peraturan Zonasi Kawasan Cagar Budaya Dan Ilmu Pengetahuan

1. dalam kawasan ilmu pengetahuan non bangunan tidak diperkenankan dilakukan

pengembangan kegiatan selain untuk kepentingan penelitian dan ilmu pengetahuan;

2. dalam kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan bangunan gedung dan

halamannya diarahkan sebagai berikut :

a. dalam kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan bangunan gedungdan

halamannya tidak diperkenankan dilakukan budidaya yang merusak dan/atau

menurunkan fungsi kawasan cagar budaya;

b. kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan bangunan gedung dan

halamannya tidak dapat dialih fungsikan kecuali terjadi perubahan fungsi dan

sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku;

c. dalam kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan bangunan gedung dan

halamannya masih diperkenankan dilakukan kegiatan pariwisata religius dan

ziarah sesuai ketentuan yang berlaku;

Page 128: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 3 Review RTRW Kota Serang dan RTRW Kabupaten Lebak | Hal | 113

d. dalam kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan bangunan gedung dan

halamannya masih diperkenankan dilakukan budidaya lain yang menunjang

kegiatan pariwisata; dan

e. dalam kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan bangunan gedung dan

halamannya masih diperkenankan dibangun prasarana wilayah sesuai

ketentuan yang berlaku;

3. cagar budaya dan ilmu pengetahuan dengan objek bangunan harus mengikuti

ketentuan umum intensitas bangunan sebagai berikut:

a. KLB paling banyak 0.9;

b. KDB paling banyak 30 %;

c. KDH paling sedikit 10%; dan

d. tinggi bangunan paling banyak 3 (tiga) lantai;

4. cagar budaya dan ilmu pengetahuan dengan objek non bangunan harus mengikuti

ketentuan umum intensitas bangunan sebagai berikut:

a. KLB paling banyak 0;

b. KDB paling banyak 0 %; dan

c. KDH paling sedikit 90%.

Peraturan Zonasi Kawasan Perlindungan Setempat

1. dalam kawasan sempadan sungai tidak diperkenankan dilakukan kegiatan budidaya

yang mengakibatkan terganggunya fungsi sungai;

2. dalam kawasan sempadan sungai masih diperkenankan dibangun prasarana wilayah

dan utilitas lainnya dengan ketentuan :

a. tidak menyebabkan terjadinya perkembangan pemanfaatan ruang budidaya

b. di sepanjang jaringan prasarana tersebut; dan

c. dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

3. dalam kawasan sempadan waduk/danau tidak diperkenankan dilakukan kegiatan

budidaya yang dapat merusak fungsi danau/waduk;

4. dalam kawasan sempadan waduk/danau diperkenankan dilakukan kegiatan penunjang

pariwisata alam seseuai ketentuan peraturan perundangundangan;

5. dalam kawasan sempadan mata air tidak diperkenankan dilakukan kegiatan budidaya

yang dapat merusak mata air;

6. dalam kawasan sempadan mata air masih diperkenankan dilakukan kegiatan

penunjang pariwisata alam sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan;

Page 129: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 3 Review RTRW Kota Serang dan RTRW Kabupaten Lebak | Hal | 114

7. kawasan perlindungan setempat harus mengikuti ketentuan umum intensitas bangunan

sebagai berikut:

a. KLB paling banyak 0;

b. KDB paling banyak 0 %; dan

c. KDH paling sedikit 90 %.

Peraturan Zonasi Kawasan Rawan Bencana

1. perkembangan kawasan permukiman yang sudah terbangun di dalamkawasan rawan

bencana alam harus dibatasi dan diterapkan peraturan bangunan (building code)

sesuai dengan potensi bahaya/bencana alam, serta dilengkapi jalur evakuasi;

2. kegiatan-kegiatan vital/strategis diarahkan untuk tidak dibangun pada kawasan rawan

bencana;

3. dalam kawasan rawan bencana masih dapat dilakukan pembangunan prasarana

penunjang untuk mengurangi resiko bencana alam dan pemasangan sistem peringatan

dini;

4. dalam kawasan rawan bencana alam masih diperkenankan adanya kegiatan budidaya

lain seperti pertanian, perkebunan, dan kehutanan, serta bangunan yang berfungsi

untuk mengurangi resiko yang timbul akibat bencana alam.

5. kawasan rawan bencana harus mengikuti ketentuan umum intensitas bangunan

sebagai berikut:

a. KLB paling banyak 0,3;

b. KDB paling banyak 30 %;

c. KDH paling sedikit 50 %; dan

d. tinggi bangunan paling banyak 1 (satu) lantai.

Peraturan Zonasi Kawasan Ruang Terbuka Hijau

1. Kawasan ruang terbuka hijau tidak diperkenankan dialihfungsikan;

2. Dalam kawasan ruang terbuka hijau masih diperkenankan dibangun fasilitas

pelayanan sosial secara terbatas dan memenuhi ketentuan yang berlaku;

3. Kawasan taman kota, taman lingkungan perumahan dan permukiman, taman

lingkungan perkantoran, hutan kota, Taman Pemakaman Umum (TPU), lapangan

olahraga, jalur di bawah Saluran Udara Tegangan Tinggi, serta sempadan pantai dan

sungai harus mengikuti ketentuan umum intensitas bangunan sebagai berikut:

a. KLB paling banyak 0,1;

Page 130: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 3 Review RTRW Kota Serang dan RTRW Kabupaten Lebak | Hal | 115

b. KDB paling banyak 10 %;

c. KDH paling sedikit 80 %; dan

d. tinggi bangunan paling banyak 1 (satu) lantai;

4. Kawasan Cagar Alam harus mengikuti ketentuan umum intensitas bangunan sebagai

berikut:

a. KLB paling banyak 0;

b. KDB paling banyak 0 %;

c. KDH paling sedikit 90%;

5. Kawasan Lahan Pertanian Perkotaan harus mengikuti ketentuan umum intensitas

bangunan sebagai berikut:

a. KLB paling banyak 0,1;

b. KDB paling banyak 10 %;

c. KDH paling sedikit 70 %; dan

d. tinggi bangunan paling banyak 1 (satu) lantai;

6. Kawasan jalur pengaman jalan, median jalan, rel kereta api, pipa gas dan pedestrian

harus mengikuti ketentuan umum intensitas bangunan sebagai berikut:

a. KLB paling banyak 0;

b. KDB paling banyak 0 %; dan

c. KDH paling sedikit 60%.

Peraturan Zonasi Kawasan Pertanian

1. Kegiatan budidaya pertanian tanaman pangan tidak diperkenankan menggunakan

lahan yang dikelola dengan mengabaikan kelestarian lingkungan, misalnya

penggunaan pupuk yang menimbulkan dampak negative terhadap lingkungan, dan

pengolahan tanah yang tidak memperhatikan aspek konservasi;

2. Dalam pengelolaan pertanian tanaman pangan berkelanjutan tidak diperkenankan

pemborosan penggunaan sumber air;

3. Peruntukan budidaya pertanian pangan berkelanjutan dan lahan kering diperkenankan

untuk dialihfungsikan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan,

kecuali lahan pertanian tanaman pangan yang telah ditetapkan dengan undang-

undang;

4. Pada kawasan budidaya pertanian diperkenankan adanya bangunan prasarana wilayah

dan bangunan yang bersifat mendukung kegiatan pertanian;

Page 131: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 3 Review RTRW Kota Serang dan RTRW Kabupaten Lebak | Hal | 116

5. Dalam kawasan pertanian masih diperkenankan dilakukan kegiatan wisata alam

secara terbatas, penelitian dan pendidikan;

6. Kegiatan pertanian tidak diperkenankan dilakukan di dalam kawasan lindung;

7. Lahan pertanian berkelanjutan dapat dialihfingsikan hanya untuk kepentingan umum

sebagaimana dijelaskan dalam undang-undang nomor 41 tahun 2009;

8. Kawasan pertanian harus mengikuti ketentuan umum intensitas bangunan sebagai

berikut:

a. KLB paling banyak 0,4;

b. KDB paling banyak 20 %;

c. KDH paling sedikit 40%; dan

d. tinggi bangunan paling banyak 2 (dua) lantai;

9. Dalam kawasan perkebunan dan perkebunan rakyat tidak diperkenankan penanaman

jenis tanaman perkebunan yang bersifat menyerap air dalam jumlah banyak, terutama

kawasan perkebunan yang berlokasi di daerah hulu/kawasan resapan air;

10. Bagi kawasan perkebunan besar tidak diperkenankan merubah jenis tanaman

perkebunan yang tidak sesuai dengan perizinan yang diberikan;

11. Dalam kawasan perkebunan besar dan perkebunan rakyat diperkenankan adanya

bangunan yang bersifat mendukung kegiatan perkebunan dan jaringan prasarana

wilayah;

12. Alih fungsi kawasan perkebunan menjadi fungsi lainnya dapat dilakukan sepanjang

sesuai dan mengikuti ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

13. Sebelum kegiatan perkebunan besar dilakukan diwajibkan untuk dilakukan kajian

lingkungan hidup sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku;

14. Kegiatan perkebunan tidak diperkenankan dilakukan di dalam kawasan lindung; dan

15. Kawasan perkebunan harus mengikuti ketentuan umum intensitas bangunan sebagai

berikut:

a. KLB paling banyak 0,6;

b. KDB paling banyak 30 %;

c. KDH paling sedikit 60 %; dan

d. tinggi bangunan paling banyak 2 (dua) lantai.

Peraturan Zonasi Kawasan Perikanan

Page 132: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 3 Review RTRW Kota Serang dan RTRW Kabupaten Lebak | Hal | 117

1. Dalam kawasan perikanan masih diperkenankan adanya kegiatan lain yang bersifat

mendukung kegiatan perikanan dan pembangunan sistem jaringan prasarana sesuai

ketentuan yang berlaku;

2. Kawasan perikanan diperkenankan untuk dialihfungsikan sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan;

3. Dalam kawasan perikanan masih diperkenankan dilakukan kegiatan wisata alam

secara terbatas, penelitian dan pendidikan;

4. Kegiatan perikanan tidak diperkenankan dilakukan di dalam kawasan lindung;

5. Kawasan perikanan harus mengikuti ketentuan umum intensitas bangunan sebagai

berikut:

a. KLB paling banyak 2,4;

b. KDB paling banyak 60 %;

c. KDH paling sedikit 30%; dan

d. tinggi bangunan paling banyak 4 (empat) lantai.

Peraturan Zonasi Kawasan Pariwisata

1. Pada kawasan pariwisata alam tidak diperkenankan dilakukan kegiatan yang dapat

menyebabkan rusaknya kondisi alam terutama yang menjadi obyek wisata alam;

2. Dalam kawasan pariwisata dilarang dibangun permukiman dan industri yang tidak

terkait dengan kegiatan pariwisata;

3. Dalam kawasan pariwisata diperkenankan adanya sarana dan prasarana yang

mendukung kegiatan pariwisata dan sistem prasarana wilayah sesuai dengan

ketentuan perundang-undangan;

4. Pada kawasan pariwisata diperkenankan dilakukan penelitian dan pendidikan;

5. Pada kawasan pariwisata alam tidak diperkenankan adanya bangunan lain kecuali

bangunan pendukung kegiatan wisata alam;

6. Pengembangan pariwisata harus dilengkapi dengan kajian lingkungan hidup sesuai

dengan peraturan perundangan yang berlaku.

7. Kawasan pariwisata alam harus mengikuti ketentuan umum intensitas bangunan

sebagai berikut:

a. KLB paling banyak 0,9;

b. KDB paling banyak 30 %;

c. KDH paling sedikit 60 %; dan

d. tinggi bangunan paling banyak 3 (tiga) lantai;

Page 133: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 3 Review RTRW Kota Serang dan RTRW Kabupaten Lebak | Hal | 118

8. Kawasan pariwisata buatan harus mengikuti ketentuan umum intensitas bangunan

sebagai berikut:

a. KLB paling banyak 1,6;

b. KDB paling banyak 40 %;

c. KDH paling sedikit 40 %; dan

d. tinggi bangunan paling banyak 4 (empat) lantai.

Peraturan Zonasi Kawasan Permukiman

1. Peruntukan kawasan permukiman diperkenankan untuk dialihfungsikan sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan;

2. Pada kawasan permukiman diperkenankan adanya sarana dan prasarana pendukung

fasilitas permukiman sesuai dengan petunjuk teknis dan peraturan yang berlaku;

3. Dalam kawasan permukiman masih diperkenankan dibangun prasarana wilayah sesuai

dengan ketentuan peraturan yang berlaku;

4. Kawasan permukiman harus dilengkapi dengan fasilitas sosial termasuk ruang terbuka

hijau (RTH) perkotaan;

5. Dalam kawasan permukiman masih diperkenankan adanya kegiatan industry skala

rumah tangga dan fasilitas sosial ekonomi lainnya dengan skala pelayanan

lingkungan;

6. Kawasan perumahan yang dibangun oleh pengembang diwajibkan untuk dibangunnya

tandon penampungan air;

7. Kawasan permukiman tidak diperkenankan dibangun di dalam kawasan

lindung/konservasi dan lahan pertanian dengan irigasi;

8. Dalam kawasan permukiman tidak diperkenankan dikembangkan kegiatan yang

mengganggu fungsi permukiman dan kelangsungan kehidupan social masyarakat;

9. Pengembangan kawasan permukiman harus dilakukan sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-unangan di bidang perumahan dan permukiman;

10. Kawasan Permukiman Kepadatan Tinggi harus mengikuti ketentuan umum intensitas

bangunan sebagai berikut:

a. KLB paling banyak 10,5;

b. KDB paling banyak 70%;

c. KDH paling sedikit 10%; dan

d. tinggi bangunan paling banyak 15 (lima belas) lantai;

Page 134: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 3 Review RTRW Kota Serang dan RTRW Kabupaten Lebak | Hal | 119

11. Kawasan Permukiman Kepadatan Sedang harus mengikuti ketentuan umum intensitas

bangunan sebagai berikut:

a. KLB paling banyak 6,5;

b. KDB paling banyak 65%;

c. KDH paling sedikit 10%; dan

d. tinggi bangunan paling banyak 10 (sepuluh) lantai;

12. Kawasan Permukiman Kepadatan Rendah harus mengikuti ketentuan umum intensitas

bangunan sebagai berikut:

a. KLB paling banyak 3;

b. KDB paling banyak 60%;

c. KDH paling sedikit 10%; dan

d. tinggi bangunan paling banyak 5 (lima) lantai.

Peraturan Zonasi Kawasan Perdagangan Dan Jasa

1. Peruntukan kawasan perdagangan dan jasa diperkenankan untuk dialihfungsikan

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

2. Dalam kawasan perdagangan dan jasa masih diperkenankan dibangun prasarana

wilayah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

3. Kawasan perdagangan dan jasa harus dilengkapi dengan fasilitas social termasuk

Ruang Terbuka Hijau (RTH) perkotaan;

4. Kawasan perdagangan dan jasa tidak diperkenankan dibangun di dalam kawasan

lindung/konservasi dan lahan pertanian dengan irigasi;

5. Kawasan perdagangan dan jasa skala kesar harus mengikuti ketentuan umum

intensitas bangunan sebagai berikut:

a. KLB paling banyak 7;

b. KDB paling banyak 70 %;

c. KDH paling sedikit 10%; dan

d. tinggi bangunan paling banyak 10 (sepuluh) lantai;

6. Kawasan perdagangan dan jasa skala kecil harus mengikuti ketentuan umum

intensitas bangunan sebagai berikut:

a. KLB paling banyak 3;

b. KDB paling banyak 60 %;

c. KDH paling sedikit 10%; dan

d. tinggi bangunan paling banyak 5 (lima) lantai.

Page 135: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 3 Review RTRW Kota Serang dan RTRW Kabupaten Lebak | Hal | 120

Peraturan Zonasi Kawasan Budidaya Lainnya

1. Persebaran sarana dan prasarana perkotaan harus berdasarkan kebutuhan masyarakat;

2. Lokasi sarana transportasi ditentukan berdasarkan hasil kajian;

3. Lokasi pertambangan galian C ditentukan berdasarkan potensi galian yang ada di

Kota Serang;

4. Ketentuan umum intensitas bangunan sebagai berikut:

a. KLB paling banyak 3,5;

b. KDB paling banyak 70 %;

c. KDH paling sedikit 10%; dan

d. tinggi bangunan paling banyak 5 (lima) lantai.

Page 136: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 3 Review RTRW Kota Serang dan RTRW Kabupaten Lebak | Hal | 121

Tabel 2. 9. Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang KSP Banten Lama Sesuai

RTRW Kota Serang

No Arahan Pemanfaatan

Arahan Pengendalian

Ket KLB KDB KDH

Tinggi

Bangunan

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

KAWASAN LINDUNG

1 Kawasan Suaka Alam 0 0 90

2 Kawasan Pelestarian Alam 0,6 30 70

3 Cagar Budaya dan Ilmu Pengetahuan

dengan Objek Bangunan 0,9 30 10

4 Cagar Budaya dan Ilmu Pengetahuan

dengan Objek Non Bangunan 0 0 90

5 Kawasan Perlindungan Setempat 0 0 90

6 Kawasan Rawan Bencana 0,3 30 50 1

7 Kawasan Taman Kota, Taman

Lingkungan Perumahan Dan Permukiman,

Taman Lingkungan Perkantoran, Hutan

Kota, Taman Pemakaman Umum (TPU),

Lapangan Olahraga, Jalur di Bawah

Saluran Udara Tegangan Tinggi, serta

Sempadan Pantai dan Sungai

0,1 10 80 1

8 Kawasan Cagar Alam 0 0 90

9 Kawasan Lahan Pertanian Perkotaan 0,1 10 70

10 Kawasan Jalur Pengaman Jalan, Median

Jalan, Rel Kereta Api, Pipa Gas dan

Pedestrian

0 0 60

KAWASAN BUDIDAYA

1 Kawasan Pertanian 0,4 20 40 2

2 Kawasan Perkebunan 0,6 30 60 2

3 Kawasan Perikanan 2,4 60 30 4

4 Kawasan Pariwisata Alam 0,9 30 60 3

5 Kawasan Pariwisata Buatan 1,6 40 40 4

Page 137: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 3 Review RTRW Kota Serang dan RTRW Kabupaten Lebak | Hal | 122

No Arahan Pemanfaatan

Arahan Pengendalian

Ket KLB KDB KDH

Tinggi

Bangunan

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

6 Kawasan Permukiman Kepadatan Tinggi Tidak diarahkan di Kec Kasemen

7 Kawasan Permukiman Kepadatan Sedang 6,5 65 10 10

8 Kawasan Permukiman Kepadatan Rendah 3 60 10 5

9 Kawasan Perdagangan dan Jasa Skala

Kesar 7 70 10 10

10 Kawasan Perdagangan dan Jasa Skala

Kecil 3 60 10 5

11 Peraturan Zonasi Kawasan Budidaya

Lainnya 3,5 70 10 5

Sumber: RTRW Kota Serang 2030, 2014

Review RTRW Kabupaten Lebak

KSP Permukiman Adat Baduy di dalam Tujuan Penataan Ruang

Sesuai dengan dokumen Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lebak 2034, tujuan

penataan ruang Kabupaten Lebak adalah “Mewujudkan Ruang Wilayah Kabupaten Lebak

yang Berdaya Saing Tinggi dan Berkelanjutan Berbasis Pertanian, Perkebunan, Pariwisata

dan Pertambangan.”

KSP Permukiman Adat Baduy di dalam Kebijakan dan Strategi Penataan

Ruang

Kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten merupakan arah tindakan yang harus ditetapkan

untuk mencapai tujuan penataan ruang wilayah Kabupaten Lebak. Sedangkan strategi

penataan ruang wilayah kabupaten merupakan penjabaran kebijakan penataan ruang wilayah

kabupaten ke dalam langkah-langkah operasional untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan. Adapun kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah Kabupaten Lebak adalah

sebagai berikut :

Page 138: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 3 Review RTRW Kota Serang dan RTRW Kabupaten Lebak | Hal | 123

1. Peningkatan ketahanan pangan dan agribisnis berbasis kewilayahan. Dalam mewujudkan

kebijakan tersebut, strategi yang dapat dilakukan adalah:

1. Mengembangkan dan meningkatkan kawasan pusat pengembangan

agropolitan;

2. Mengembangkan kawasan minapolitan; dan

3. Mengendalikan alih fungsi lahan pertanian.

2. Pengoptimalan kawasan wisata alam, wisata budaya dan wisata buatan dengan strategi:

1. Mengembangkan kawasan wisata alam;

2. Mengembangkan kawasan wisata budaya;

3. Mengembangkan kawasan wisata buatan;

4. Mengembangkan kawasan wisata alam terpadu di bagian timur;

5. Mengembangkan kawasan objek wisata dengan memperhatikan kelestarian

lingkungan hidup dan budaya; dan

6. Mengembangkan dan menguatkan prasarana, sarana dan utilitas pendukung

kawasan wisata.

3. Pengembangan potensi pertambangan yang berwawasan lingkungan dengan strategi:

1. Mengembangkan kemitraan dalam rangka meningkatkan produksi dan

kemampuan usaha pertambangan;

2. Meningkatkan kualitas pengelolaan bahan tambang secara efesien dan efektif

yang ramah lingkungan;

3. Meningkaatkan pengawasan dan pengendalian kegiatan usaha pertambangan;

dan

4. Meningkatkan potensi hasil pertambangan dengan memperhatikan daya

dukung dan daya tampung lingkungan.

4. Peningkatan kualitas pemerataan jangkauan pelayanan prasarana dan sarana wilayah

1. Menetapkan pusat-pusat kegiatan secara berhirarki;

2. Mengembangkan dan meningkatkan fasilitas, sarana dan prasarana sesuai

dengan fungsi dan hierarki pusat-pusat pelayanan;

3. Mengembangkan fungsi atau kegiatan baru pada pusat-pusat pelayanan yang

dapat meningkatkan kualitas pelayanan;

4. Mengembangkan pusat-pusat pertumbuhan pada kawasan perdesaan sebagai

penunjang kawasan agropolitan;

5. Menciptakan pemerataan pembangunan wilayah;

Page 139: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 3 Review RTRW Kota Serang dan RTRW Kabupaten Lebak | Hal | 124

6. Mengembangkan dan meningkatkan jaringan energi untuk memanfaatkan

energi terbarukan dan tidak terbarukan; dan

7. Mengembangkan sistem jaringan prasarana dan sarana antar pusat kegiatan

yang memungkinkan terjaganya akses antar pusat kegiatan/pelayanan.

5. Peningkatan fungsi pelestarian kawasan lindung. Dalam mewujudkan kebijakan tersebut,

strategi yang dapat dilakukan adalah:

1. Menetapkan kawasan di luar kawasan hutan yang mempunyai fungsi lindung

menjadi kawasan lindung;

2. Mempertahankan kawasan lindung yang telah ada agar sesuai dengan fungsi

perlindungannya;

3. Meningkatkan kualitas kawasan hutan yang berfungsi sebagai kawasan

lindung, yaitu kawasan hutan lindung dan kawasan hutan konservasi; dan

4. Mengendalikan bentuk-bentuk kegiatan yang berada di dalam kawasan

lindung yang tidak sesuai dengan fungsi perlindungan dan/atau dapat merusak

fungsi perlindungan kawasan lindung;

6. Peningkatan dan pemantapan fungsi dan peran kawasan strategis. Dalam mewujudkan

kebijakan tersebut, strategi yang dapat dilakukan adalah:

1. Mengoptimalkan pengembangan kawasan melalui peningkatan nilai ekonomi

kawasan;

2. Meingkatkan sarana dan prasarana pendukung perkotaan;

3. Membatasi dan mencegah pemanfaatan ruang yang berpotensi mengurangi

fungsi perlindungan kawasan;

4. Membatasi pengembangan prasana dan sarana di dalam dan si sekitar kawasan

yang ditetapkan untuk fungsi lindung yang dapat memicu perkembangan

kegiatan budi daya;

5. Mengotimalkan pengembangan kawasan melalui peningkatan nilai ekonomis

kawasan lindung melalui pemanfaatan untuk daya tarik wiata, pendidikan

berbasis lingkungan;

6. Mencegah dampak negatif pemanfaatan sumber daya alam dan/atau teknologi

tinggi terhadap fungsi lingkungan hidup dan keselamatan masyarakat.

Berdasarkan tujuan, kebijakan dan strategi yang telah dijelaskan diatas maka beberapa

kebijakan dan strategi penataan ruang KSP Masyarakat Adat Baduy yang terkait kuat maupun

lemah sebagai berikut:

Page 140: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 3 Review RTRW Kota Serang dan RTRW Kabupaten Lebak | Hal | 125

Tabel 3. 1. Keterkaitan KSP Baduy dan Tujakstra Kabupaten Lebak

No Tujakstra Keterkaitan

Kuat Lemah

Kebijakan 1

Strategi 1.1

Strategi 1.2

Strategi 1.3

Kebijakan 2

Strategi 2.1

Strategi 2.2

Strategi 2.3

Strategi 2.4

Strategi 2.5

Strategi 2.6

Kebijakan 3

Strategi 3.1

Strategi 3.2

Strategi 3.3

Strategi 3.4

Kebijakan 4

Strategi 4.1

Strategi 4.2

Strategi 4.3

Strategi 4.4

Strategi 4.5

Strategi 4.6

Strategi 4.7

Kebijakan 5

Strategi 5.1

Strategi 5.2

Strategi 5.3

Strategi 5.4

Kebijakan 6

Strategi 6.1

Strategi 6.2

Strategi 6.3

Strategi 6.4

Strategi 6.5

Strategi 6.6

Sumber: Analisis Ahli, 2014

KSP Permukiman Adat Baduy di dalam RTRW Kabupaten Lebak

Page 141: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 3 Review RTRW Kota Serang dan RTRW Kabupaten Lebak | Hal | 126

KSP permukiman adat baduy didalam RTRW Kabupaten Lebak merupakan keterkaitan

struktur dan pola kawasan terhadap kawasan permukiman masyarakat adat Baduy yakni

Kecamatan Leuwidamar. Beberapa keterkaitan yang dikaji adalah system pusat pelayanan

kawasan, system jaringan transportasi, system jaringan energy, system jaringan

telekomunikasi, system jaringan sumber daya air, system pengelolaan prasarana dan sarana

persampahan dan system mitigasi bencana.

Sistem Pusat Pelayanan

Rencana pengembangan sistem pusat pelayanan di wilayah kabupaten adalah rencana

susunan kawasan perkotaan sebagai pusat kegiatan di dalam wilayah kabupaten yang

menunjukkan keterkaitan saat ini maupun rencana yang membentuk hirarki pelayanan dengan

cakupan dan dominasi fungsi tertentu dalam wilayah kabupaten.

1. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) dengan fungsi pusat pelayanan kecamatan,

pengembangan perdagangan jasa, pendidikan, permukiman, pertanian, dan pariwisata,

meliputi Cimarga, Muncang, Bojongmanik dan Leuwidamar;

2. Pusat Pelayanan Lingkungan di Kec Cijaku meliputi PPL Kandagsapi dan Cipalabuh;

3. Pusat Pelayanan Lingkungan di Kec Bojongmanik meliputi PPL Keboncau,

Cimayang dan Parakanbeusi.

4. Pusat Pelayanan lingkungan di Kec Muncang meliputi PPL Cikarang dan Ciminyak;

5. Pusat Pelayanan lingkungan di Kec Leuwidamar meliputi PPL Leuwidamar, PPL

Lebakparahiyang dan PPL Wantisari;

6. Pusat Pelayanan Lingkungan di Kec Cimarga meliputi PPL Sarageni, Gununganten,

dan Margajaya.

Sistem Transportasi

Sistem jaringan transportasi darat di Kabupaten Lebak berupa jaringan lalu lintas dan

angkutan jalan, yang terdiri dari jaringan jalan, jaringan prasarana dan pelayanan sistem

jaringan lalu lintas dan angkutan jalan (LLAJ). Beberapa system jaringan transportasi darat

yang terkait sebagai berikut:

1. Meliputi jalan provinsi; Rangkasbitung – Gunungkencana – Cijaku – Malingping,

Rangkasbitung – Sajira – Cipanas – Lebakgedong

2. Meliputi jalan kabupaten; Rangkasbitung – Leuwidamar, Leuwidamar – Gajrug,

Leuwidamar – Cirinten; seluruh ruas jalan kabupaten yang melintasi kec Cimarga,

Muncang, Bojongmanik dan Leuwidamar.

3. Terminal tipe C di Leuwidamar

Page 142: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 3 Review RTRW Kota Serang dan RTRW Kabupaten Lebak | Hal | 127

Sistem Jaringan Energi

System jaringan energy terkait dengan pengembangan di Kecamatan Leuwidamar meliputi:

1. Pengembangan jaringan energi hingga menjangkau ke keseluruh kab Lebak.

2. Pengembangan jaringan SUTR 20 kV di kec Leuwidamar.

Sistem Jaringan Telekomunikasi

System jaringan telekomunikasi terkait pengembangan kawasan masyarakat adat Baduy

meliputi:

1. Pengembangan jaringan jaringan telepon (STO);

2. Pengembangan jaringan telepon nirkabel (BTS)

3. Pengembangana jaringan sistem satelit (BTS)

Sistem Jaringan Sumber Daya Air

Sistem jaringan sumber daya air, beberapa pengembangan pengelolaan sumber daya air

meliputi :

1. Pengembangan sistem WS yang menjadi kewenangan nasional meliputi WS Ciliman -

Cibungur, Cibaliung – Cisawarna, Ciujung – Cidurian.

2. Pengembangan situ/waduk dan embung, meliputi Situ Cibolegar di Leuwidamar;

Situ Palayangan di Cimarga; Embung di Cimarga yang meliputi Jayamanik, Cikorab,

Cicae; Embung di Leuwidamar meliputi Cikiray, Cidamiang, Ciolot, dan Ciherang;

Embung di Muncang meliputi Cikere, Babakanwaluyu, Cikareo, Cirungga,

Curugbala, kadubugang; embung di Bojongmanik yakni embung Cisarodok.

3. Pengembangan sistem jaringan irigasi teknis, meliputi Irigasi teknis (kew Kab) di Kec

Muncang DI Cilaki; di Kec Muncang meliputi DI Cipeuyah, Cico’o Timur, DI

Eunyay; di Kec Leuwidamar yakni DI Cisimeut; di Kec Bojongmanik yakni DI

Cipanggelangan.

4. Pengembangan irigasi sederhana. Meliputi 15 DI Sederhana di Kec Muncang, 7 DI

Sederhana di Kec Cimarga, 13 DI Sederhana di Kec Leuwidamar, 13 DI Sederhana di

Kec Bojongmanik.

5. Pengembangna irigasi pedesaan. Meliputi 3 DI Pedesaan di Kec Muncang, 5 DI

Pedesaan di Kec Cimarga, 8 DI Pedesaan di Kec Leuwidamar, 5 DI Pedesaan di Kec

Bojongmanik.

Sistem Pengelolaan Prasarana Persampahan

Page 143: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 3 Review RTRW Kota Serang dan RTRW Kabupaten Lebak | Hal | 128

Sistem pengelolaan prasarana persampahan terkait pengembangan kawasan masyarakat adat

Baduy meliputi:

1. Pembangunan TPA di Kec Leuwidamar;

2. Pengembangan TPS di seluruh kecamatan;

3. Pengembangan sistem pemilahan awal pada masing-masing PPL.

4. Pengelolaan limbah rumah tangga secara on-site dengan pembangunan jamban

keluarga, jamban komunal dan MCK;

5. Penanganan limbah secara oof-site dengan sistem perpipaan melalui pembangunan

IPAL;

6. Pengelolaan limbah padat den IPLT, dan

7. Penyediaan sarana pengangkutan limbah ke lokasi pengolahan limbah.

8. Pengelolaan limbah industri di masing – masing kawasan.

Sistem Mitigasi Bencana

Sistem mitigasi bencana terkait pengembangan kawasan masyarakat adat Baduy meliputi :

1. Pengembangan jalur dan ruang evakuasi bencana longsor di Kec Leuwidamar dan

Bojongmanik.

2. Pengembangan Sarana Wilayah yang meliputi kesehatan, pendidikan, peribadatan,

olahraga dan sosial budaya disesuaikan dengan hasil proyeksi kebutuhan.

KSP Permukiman Adat Baduy di dalam Pola Ruang RTRW Kabupaten Lebak

Kawasan yang Memberikan Perlindungan terhadap Kawasan Dibawahnya

Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya di Kabupaten

Lebak yaitu kawasan resapan air. Kawasan resapan air di Kabupaten Lebak tersebar di

beberapa kecamatan, yaitu Kecamatan Banjarsari, Bojongmanik, Cibeber, Cigemblong,

Cileles, Cimarga, Cipanas, Cirinten, Gunungkencana, Lebakgedong, Leuwidamar,

Muncang, Sajira dan Sabang dengan luas 23.695,55 Ha atau sekitar 7,17 % dari luas

Kabupaten Lebak.

Kawasan Suaka Alam, Pelesetarian Alam dan Cagar Budaya.

Kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya di Kabupaten Lebak merupakan

kawasan suaka alam dan pelestarian alam yang karena keadaan alamnya mempunyai

Page 144: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 3 Review RTRW Kota Serang dan RTRW Kabupaten Lebak | Hal | 129

kekhasan tumbuhan satwa dan ekosistemnya atau ekosistem tertentu yang perlu dilindungi

dan perkembangannya berlangsung secara alami.

Kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya ini meliputi kawasan taman suaka

alam berupa Taman Nasional Gunung Halimun Salak dan kawasan cagar budaya dan

ilmu pengetahuan berupa Kawasan Baduy. Luas wilayah kawasan TNGHS di Kabupaten

Lebak adalah 16.380 Ha atau 4,96 % dari luas Kabupaten Lebak. Sedangkan luas kawasan

Baduy adalah 5.136,58 Ha atau 1,55 % dari luas Kabupaten Lebak.

Kawasan Perlindungan Setempat

Kawasan perlindungan setempat di Kabupaten Lebak terdiri dari rencana DAM Karian,

sempadan sungai dan sempadan pantai. Luas rencana kawasan perlindungan setempat adalah

40.974,51 Ha atau 12,40 % dari luas Kabupaten Lebak dan tersebar di seluruh kecamatan.

Kawasan Rawan Bencana Alam

Kawasan-kawasan yang memiliki potensi rawan longsor di Kabupaten Lebak sebesar

5.581,81 Ha (1,69% dari luas Kabupaten Lebak). Menurut karakteristik bencananya, maka

kawasan rawan longsor di Kabupaten Lebak meliputi Kecamatan Bojongmanik, Cibeber,

Cigemblong, Cilograng, Curugbitung, Lebakgedong, Leuwidamar, Panggarangan, dan

Sobang.

Rencana pengelolaan kawasan rawan bencana longsor adalah sebagai berikut :

a. Pencegahan terhadap longsor dapat memanfaatkan unsur alam, seperti penanaman

pohon pada wilayah potensial longsor.

b. Pengembangan organisasi masyarakat, yang siap dan siaga terhadap kemungkinan

tejadinya bencana alam.

c. Pembuatan Cek Dam penahan erosi di lereng gunung dan celah antar bukit dan atau

pembuatan DAM penahan dan kantong-kantong pasir yang mengatur erosi di daerah

pegunungan.

Kawasan Hutan Produksi

Hutan produksi merupakan kawasan hutan yang diperuntukkan guna produksi hasil hutan

untuk memenuhi keperluan masyarakat pada umumnya dan khususnya untuk pembangunan

industri dan ekspor. Kawasan hutan produksi akan dikembangkan dalam rangka mendukung

perekonomian wilayah dan kelestarian alam dan lingkungan (ekosistem).

Kawasan budidaya hutan di Kabupaten Lebak tersebar di 20 kecamatan, yaitu Kecamatan

Banjarasari, Bayah, Bojongmanik, Cibeber, Cigemblong, Cihara, Cijaku, Cileles, Cilograng,

Page 145: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 3 Review RTRW Kota Serang dan RTRW Kabupaten Lebak | Hal | 130

Cimarga, Cipanas, Ciriten, Gunungkencana, Lebakgedong, Leuwidamar, Muncang,

Malingping, Panggarangan, Sajira, Sobang, dan Wanasalam.

Rencana luas kawasan hutan produksi di Kabupaten Lebak adalah 52.870,44 Ha (16%) dari

luas Kabupaten Lebak. Sebaran kawasan hutan produksi terbesar di Kabupaten Lebak

terdapat di Kecamatan Cibeber yaitu seluas 11.820,56 Ha (3,58 %) dari luas Kabupaten

Lebak.

Kawasan Pertanian

Kawasan tanaman pangan di Kabupaten Lebak juga diarahkan untuk dipertahankan sebagai

kawasan lahan pertanian berkelanjutan dengan luas sebesar 40.170 Ha berupa pertanian

pangan lahan basah. Pemanfaatan ruang kawasan pertanian ini meliputi kawasan peruntukan

pertanian pangan lahan basah, kawasan peruntukan pertanian pangan lahan kering dan

kawasan peternakan.

Wilayah potensial untuk pengembangan pertanian pangan lahan basah meliputi hampir

seluruh kecamatan di Kabupaten Lebak. Rencana luas persawahan (lahan basah) di

Kabupaten Lebak tahun 2014-2034 adalah 40.170,11 Ha (12,15 %) dari luas Kabupaten

Lebak. Dengan memperhatikan kondisi ini, apabila dikembangkan seluruh lahan potensial

pertanian pangan lahan basah, maka pendapatan daerah dari sektor ini dapat ditingkatkan.

Kawasan peruntukan pertanian pangan lahan keringdi Kabupaten Lebak adalah 44.083,24 Ha

(13,34 %) dari luas Kabupaten Lebak yang terdistribusi hampir diseluruh kecamatan, kecuali

Kecamatan Bojongmanik, Cipanas, Rangkasbitung, Sobang dan Wanassalam.

Kawasan Perkebunan

Areal perkebunan di Kabupaten Lebak meliputi perkebunan rakyat (PR), perkebunan besar

swasta (PBS), dan perkebunan besar negara (PTPN VIII). Bentuk pengusahaan perkebunan

adalah Perkebunan Besar Negara (PTPN) 4 Kebun/ Site, Perkebunan Besar Swasta (PBS) 8

kebun dan yang dominan adalah Perkebunan Rakyat.

Komoditas perkebunan yang dikembangkan di Kabupaten Lebak sejumlah 22 jenis, dimana

dari 22 jenis komoditas tersebut terdapat beberapa komoditas yang memenuhi potensi cukup

baik dan banyak dibudidayakan oleh masyarakat Kabupaten Lebak yaitu karet, kelapa sawit,

kakao, kopi, aren, melinjo, cengkeh, kelapa dalam.

Rencana luas kawasan peruntukan perkebunan di Kabupaten Lebak adalah 56.586,00 Ha

(17,12 %) dari luas Kabupaten Lebak yang terdistribusi di Kecamatan Banjarsari, Bayah,

Bojongmanik, Cibeber, Cigemblong, Cihara, Cijaku, Cileles, Cilograng, Cimarga, Cipanas,

Cirinten, Kalanganyar, Leuwidamar, Malingping, Muncang, Panggarangan, dan Sobang.

Page 146: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 3 Review RTRW Kota Serang dan RTRW Kabupaten Lebak | Hal | 131

Kecamatan Leuwidamar diarahkan untuk pengembangan tanaman cengkeh dan kelapa aren,

kakao, karet dan kelapa.

Kawasan Pertambangan

Kawasan pertambangan yang berada di kecamatan leuwidamar, yakni mineral dan batu bara,

panas bumi, minyak bumi dan gas bumi.

Kawasan Pariwisata

Objek dan daya tarik wisata yang ada di Kabupaten Lebak dapat dikelompokkan menjadi tiga

satuan kawasan wisata yaitu :

1. Satuan kawasan wisata budaya, merupakan kumpulan objek dan daya tarik wisata budaya

seperti tempat bersejarah, pusat kerajinan, desa wisata, pusat budaya serta pertunjukan

seni dan museum. Untuk kategori ini, Kabupaten Lebak memiliki objek desa budaya

Baduy yang merupakan objek yang sangat terkenal. Desa Baduy berada di Kecamatan

Leuwidamar yang berjarak sekitar 20 Km dari Kota Rangkasbitung. Selain kawasan

Baduy, juga terdapat kawasan budaya seren taun di Kecamatan Cibeber, Situs Cibedug di

Kecamatan Cibeber dan Situs Kosala di Kecamatan Cipanas.

2. Satuan kawasan wisata alam, merupakan kumpulan obyek/ daya tarik wisata alam seperti

tempat istrirahat, hutan wisata, olah raga, pegunungan, bumi perkemahan, wisata agro,

wisata tirta, wisata geologi/pertambangan, wisata bahari, dan pantai. Untuk kategori ini,

Kabupaten Lebak memiliki objek Goa Sangkir di Kecamatan Bojongmanik, Curug

Indihiyang di Kecamatan Warunggunung, Air Panas Senanghati di Kecamatan

Malingping, daya tarik wisata bahari dengan kegiatan yang terfokus pada alam bahari

yaitu, kegiatan rekreasi pantai dan wisata bahari. Kabupaten Lebak memiliki panjang

garis pantai 91,42 Km². Oleh karena itu, terdapat beberapa potensi wisata pantai yang

cukup baik yang dapat dikembangkan seperti Pantai Sawarna (Kecamatan Bayah), Pantai

Ciantir (Kecamatan Bayah), Pantai Karang Tengah (Kecamatan Wanasalam), Pantai

Tanjung Panto (Kecamatan Wanasalam), Pantai Karang Taraje (Kecamatan Bayah), dan

lain-lain.

3. Satuan kawasan wisata buatan, merupakan kumpulan objek dan daya tarik alam yang

merupakan perpaduan antara buatan dan alami. Untuk katagori ini, terdapat di Kecamatan

Lebakgedong, Cipanas dan Malingping meliputi wisata arung jeram dan wisata

pemandian air panas.

Kawasan Permukiman

Page 147: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 3 Review RTRW Kota Serang dan RTRW Kabupaten Lebak | Hal | 132

Rencana pola ruang kawasan peruntukan permukiman di Kabupaten Lebak adalah 30.798,49

Ha (9,32% dari luas Kabupaten Lebak) yang terdistribusi di seluruh kecamatan. Rencana

pengembangan kawasan peruntukan permukiman perkotaan untuk penampung kebutuhan

perkembangan wilayah adalah 14.529,49 Ha (4,40% dari luas Kabupaten Lebak), sedangkan

rencana pengembangan kawasan peruntukan permukiman perdesaan adalah 16.269 Ha (4,92

%) dari luas Kabupaten Lebak.

Pengelolaan kawasan peruntukan permukiman di Kabupaten Lebak adalah sebagai berikut :

1. Pengembangan kegiatan permukiman dengan kepadatan tinggi adalah pada kawasan

perkotaan yang meliputi Kecamatan Cibadak, Cikulur, Cipanas, Kalanganyar,

Lebakgedong, Maja, Malingping, Rangkasbitung, dan Warunggunung dengan rata-rata

jumlah bangunan pada kawasan terbangunnya adalah > 25 unit/Ha.

2. Pengembangan kegiatan permukiman dengan kepadatan kegiatan permukiman sedang

adalah kawasan perkotaan/perdesaan yang meliputi Kecamatan Wanasalam, Sajira dan

Bayah dengan rata-rata jumlah bangunan pada kawasan terbangunnnya adalah 15-25

unit/Ha.

3. Pengembangan kegiatan permukiman dengan kepadatan kegiatan permukiman rendah

adalah pada kawasan perdesaan yang meliputi Kecamatan Pangarangan, Cihara,

Cilograng, Cibeber, Cijaku, Cigemblong, Banjarsari, Cileles, Gunungkencana,

Bojongmanik, Cirinten, Leuwidamar, Muncang, Sobang, Cimarga, dan Curugbitung

dengan rata-rata jumlah bangunan pada kawasan terbangunnya adalah < 15 unit/Ha.

4. Pembangunan Kasiba dan Lisiba (kawasan siap bangun dan lahan siap bangun) di

kecamatan-kecamatan dengan rencana pengembangan kegiatan sosial ekonomi dan atau

perkotaan tinggi seperti Rangkasbitung, Malingping, Maja dan Bayah dengan

mempersiapkan lahan siap bangun dan pembuatan prasarana permukiman pendukungnya

seperti jalan lingkungan, prasarana air bersih dan atau/limbah, jaringan telekomunikasi

dan penerangan pada kawasan yang sesuai dengan peruntukan Kasiba dan Lisiba.

Kawasan Industri

Pertumbuhan sektor industri pengolahan di Kabupaten Lebak pada tahun 2010 mencapai 2,16

%. Pertumbuhan sektor industri tersebut merupakan pertumbuhan sektor terendah dari laju

pertumbuhan PDRB Kabupaten Lebak.

Pengembangan industri kecil di Kabupaten Lebak meliputi :

Page 148: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 3 Review RTRW Kota Serang dan RTRW Kabupaten Lebak | Hal | 133

1. Industri gula merah aren, tersebar di Kecamatan Muncang, Leuwidamar,

Bojongmanik, Sajira, Cijaku, Panggarangan, Malingping, Cibeber, Gunung Kencana,

Bayah dan Cipanas.

2. Industri bata, tersebar di Kecamatan Cimarga, Rangkasbitung, Sajira, Malingping dan

Warunggunung

3. Industri tenun Baduy, tersebar di Kecamatan Leuwidamar

4. Industri tempurung kelapa, tersebar di Kecamatan Leuwidamar

5. Industri pandai besi, tersebar di Kecamatan Bojongmanik, Cibeber dan

Rangkasbitung

6. Industri konveksi, tersebar di Kecamatan Rangkasbitung dan Cimarga

7. Industri anyaman pandan, tersebar di Kecamatan Cikulur, Cileles, Banjarsari, Cijaku,

Malingping dan Bojongmanik

8. Industri anyaman bambu, tersebar di Kecamatan Sajira, Cibeber, Rangkasbitung dan

Cibadak

9. Industri emping melinjo, tersebar di Kecamatan Warunggunung, Cikulur dan

Gunungkencana

10. Industri sale/keripik pisang, tersebar di Kecamatan Bayah

Kawasan Budidaya

Kawasan budidaya lainnya yang tersebar di Kota Serang.

KSP Permukiman Adat Baduy di dalam Pengendalian Pemanfaatan Ruang RTRW

Kabupaten Lebak

Peraturan Zonasi Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam dan Kawasan Cagar

Budaya

Kawasan pelestarian alam ditetapkan karena keadaan alamnya mempunyai kekhasan

tumbuhan, satwa dan ekosistimnya atau ekosistim tertentu yang perlu dilindungi dan

perkembangannya berlangsung secara alami. Untuk menjaga kondisi tersebut ditetapkan

ketentuan umum peraturan zonasi sebagai berikut :

1. Diperbolehkan dilakukan kegiatan penelitian, wisata alam yang tidak

mengakibatkan penurunan fungsi lahan;

2. Diperbolehkan pembangunan prasarana wilayah, bangunan penunjang fungsi

kawasan dan bangunan pencegah bencana alam; dan

Page 149: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 3 Review RTRW Kota Serang dan RTRW Kabupaten Lebak | Hal | 134

3. Tidak diperbolehkan dilakukan penebangan pohon dan perburuan satwa dalam

kawasan taman nasional yang dilindungi undang-undang.

4. Tidak diperbolehkan kegiatan yang merusak kearifan lokal kawasan cagar budaya.

Peraturan Zonasi Kawasan Perlindungan Setempat

Sempadan sungai ditetapkan sekurang-kurangnya 100 m di kiri kanan sungai untuk sungai

besar dan 50 m dari kiri kanan anak sungai yang berada di luar permukiman. Untuk sungai di

kawasan permukiman berupa sempadan sungai dibangun jalan inspeksi sesuai peraturan

perundang-undangan yang berlaku, dengan ketentuan umum peraturan zonasi sebagai berikut

:

1. Dalam kawasan sempadan sungai, jenis pemanfaatan ruangnya untuk ruang terbuka

hijau.

2. Diperbolehkan dengan syarat pendirian bangunan dibatasi untuk menunjang fungsi

taman rekreasi terbuka dan fungsi pengamanan sempadan; dan

3. Tidak diperbolehkan kegiatan dan bangunan pada kawasan sempadan sungai.

Pendirian bangunan dibatasi hanya untuk menunjang fungsi taman rekreasi terbuka

dan fungsi pengamanan sempadan.

Sempadan mata air sekurang-kurangnya memiliki jari-jari 200 m di sekitar mata air yang

berfungsi untuk melindungi mata air. Untuk itu maka ditetapkan ketentuan umum peraturan

zonasi sebagai berikut :

1. Diperbolehkan pemulihan vegetasi di sekitar radius mata air;

2. Diperbolehkan pemanfaatan sempadan mata air untuk air minum dan irigasi;

3. Tidak diperbolehkan kegiatan yang menyebabakan pencemaran kualitas air dan

daerah tangkapan air;

4. Tidak diperbolehkan alih fungsi lindung yang menyebabkan kerusakan kualitas

sumber air.

5. Dalam kawasan sempadan mata air tidak diperkenankan kegiatan budidaya terbangun

di dalam kawasan sekitar mata air dalam radius 200 (dua ratus) meter.

Peraturan Zonasi Kawasan Rawan Bencana

Kawasan rawan bencana alam meliputi kawasan rawan tanah longsor, kawasan rawan

gelombang pasang dan kawasan rawan banjir. Untuk mencegah korban dan kerugian fisik

akibat bencana ditetapkan ketentuan umum peraturan zonasi sebagai berikut :

1. Diperbolehkan lokasi dan jalur evakuasi dari permukiman penduduk;

Page 150: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 3 Review RTRW Kota Serang dan RTRW Kabupaten Lebak | Hal | 135

2. Diperbolehkan pembangunan prasarana penunjang untuk mengurangi resiko bencana

alam; .

3. Diperbolehkan dengan syarat kawasan permukiman terbangun dengan intensitas

rendah didalam kawasan rawan bencana alam dan diterapkan building code,

dilengkapi jalur evakuasi;

4. Diperbolehkan dengan syarat adanya kegiatan budidaya lain seperti pertanian,

perkebunan dan kehutanan serta bangunan untuk mengurangi resiko akibat bencana

alam;

5. Tidak diperbolehkan kegiatan yang berdampak resiko akibat bencana alam.

Peraturan Zonasi Kawasan Pertanian

Untuk menjaga dan mengoptimalkan fungsi kawasan pertanian lahan basah ditetapkan

ketentuan umum peraturan zonasi sebagai berikut :

1. Pada kawasan budidaya pertanian lahan basah perkenankan adanya bangunan

prasarana wilayah dan bangunan yang bersifat mendukung kegiatan pertanian

lahan basah.

2. Dalam kawasan pertanian lahan basah diperkenankan dimanfaatkan sebagai

kegiatan perikanan.

3. Dalam kawasan pertanian masih diperkenankan dilakukan kegiatan wisata alam

secara terbatas, penelitian dan pendidikan.

Untuk menjaga fungsi dan optimalisasi kawasan pertanian lahan kering ditetapkan ketentuan

umum peraturan zonasi sebagai berikut :

1. Pada kawasan budidaya pertanian lahan kering perkenankan adanya bangunan

prasarana wilayah dan bangunan yang bersifat mendukung kegiatan pertanian

lahan kering;

2. Diperbolehkan pemanfaatan untuk permukiman, peternakan, dan industri;

3. Pengembangan sarana dan prasarana wisata agro secara terbatas; dan

4. Pengembangan sarana dan prasarana industri agro.

5. Dapat dimanfaatkan untuk fungsi perkebunan rakyat.

Peraturan Zonasi Kawasan Pertambangan

Untuk meningkatkan produktivitas dan kelestarian lingkungan pada kawasan pertambangan

ditetapkan ketentuan umum peraturan zonasi sebagai berikut :

Page 151: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 3 Review RTRW Kota Serang dan RTRW Kabupaten Lebak | Hal | 136

1. Dalam kawasan pertambangan, kegiatan pertambangan dibatasi agar tidak

mengakibatkan dampak lingkungan yang merugikan bagi lingkungan hidup biotic dan

abiotik di dalamnya maupun disekitarnya.

2. Pengharusan penjaminan segi-segi keselamatan pekerja dan keamanan lingkungan

dalam penyediaan peralatan dan pelaksanaan kegiatan penambangan.

3. Pengharusan pemulihan rona bentang alam pasca penambangan, sesuai ketentuan

yang berlaku bagi kawasan pertambangan.

4. Pengembangan kawasan permukiman pendukung kegiatan pertambangan, harus

diintegrasikan dengan pengembangan pusat-pusat kegiatan sesuai rencana

pengembangan struktur ruang wilayah kabupaten.

5. Tidak diperkenankan membangun kawasan permukiman eksklusif dalam kawasan

pertambangan yang tidak diintegrasikan dengan rencana struktur ruang kabupaten.

Peraturan Zonasi Kawasan Industri

Dalam usaha mendorong optimalisasi fungsi kawasan peruntukan industri yang sesuai dengan

prinsip kelestarian lingkungan maka ditetapkan ketentuan umum peraturan zonasi sebagai

berikut :

1. Pemanfaatan kawasan peruntukan industri diprioritaskan untuk mengolah bahan baku

lokal menggunakan potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia setempat.

2. Pemanfaatan kawasan peruntukan industri dapat dilakukan untuk menampung

kegiatan aneka industri sesuai dengan karakteristik kawasan.

3. Penyediaan sarana dan prasarana kawasan industri siap bangun diperbolehkan pada

kawasan peruntukan industri.

4. Diperbolehkan pengembangan kawasan permukiman baru pada kawasan peruntukan

industri, dengan pembatasan hanya untuk permukiman yang menunjang kegiatan

industri dan kegiatan buffer zone yang mampu mengurangi dampak bagi warga di

kawasan permukiman dari kecelakaan industri.

5. Diperbolehkan bagi permukiman penduduk yang sudah terlebih dulu bermukim di

kawasan peruntukan industri, tetapi dengan pembatasan kegiatan agar tidak

mengakibatkan kecelakaan industri.

Peraturan Zonasi Kawasan Pariwisata

Dalam upaya mendorong pengembangan dan optimalisasi kawasan pariwisata, maka

ditetapkan ketentuan umum peraturan zonasi sebagai berikut:

Page 152: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 3 Review RTRW Kota Serang dan RTRW Kabupaten Lebak | Hal | 137

1. Pemanfaatan potensi alam dan budaya setempat sesuai daya dukung dan daya

tampung lingkungan yang tidak menyebabkan rusaknya kondisi alam terutama

yang menjadi obyek wisata alam.

2. Harus dilakukan perlindungan situs warisan budaya setempat pada kawasan

wisata.

3. Pembatasan pendirian bangunan non-pariwisata pada kawasan efektif pariwisata.

4. Diperbolehkan pengembangan sarana dan prasarana penunjang pariwisata.

5. Diharuskan penerapan ciri khas arsitektur daerah setempat pada setiap bangunan

hotel dan fasilitas penunjang pariwisata pada kawasan wisata.

6. Pengharusan penyediaan fasilitas parkir pada kegiatan penunjang wisata di

kawasan wisata.

7. Dihimbau penggunaan tata busana adat daerah pada petugas jasa pariwisata sesuai

dengan jenis jasa yang disediakan pada kawasan wisata.

Peraturan Zonasi Kawasan Permukiman

Ketentuan umum peraturan zonasi pada kawasan permukiman sebagai berikut:

1. Dalam kawasan permukiman dapat dimanfaatkan bagi kegiatan pariwisata,

perdagangan, jasa, industri, dan lahan kering.

2. Pengharusan penerapan ketentuan tata lingkungan dan tata bangunan.

3. Pengharusan penyediaan kelengkapan, keselamatan bangunan dan lingkungan.

4. Pengharusan penetapan jenis dan penerapan syarat-syarat pendirian dan penggunaan

bangunan.

5. Pengharusan penyediaan kolam penampungan air hujan secara merata di setiap bagian

daerah yang rawan genangan air dan rawan banjir.

6. Pengharusan penyediaan fasilitas parkir bagi setiap bangunan untuk kegiatan usaha

perdagangan dan jasa serta industri.

7. Kepadatan penghunian satu unit hunian untuk satu rumah tangga dalam kawasan

permukiman setinggi-tingginya sama dengan standar kepadatan layak huni, tidak

termasuk bangunan hunian yang terletak di dalam kawasan permukiman tradisional.

Page 153: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 3 Review RTRW Kota Serang dan RTRW Kabupaten Lebak | Hal | 138

Page 154: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Bab 2 Pemahaman Pekerjaan | Hal | 1

Page 155: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 4 Analisis | Hal | 1

BAB 4 ANALISIS

Analisis Penguatan Nilai Strategis dan Isu Strategis

Analisis penguatan nilai strategis dan isu strategis Kawasan Banten Lama dan Kawasan

Permukiman Adat Baduy merupakan uraian deskripsi yang menguatkan pentingnya kawasan

strategis provinsi untuk dikaji dan ditetapkan melalui rancangan rencana tata ruang dan

penyusunan peraturan daerahnya. Analisis penguatan nilai strategis dilihat dari catatan

sejarah kawasan, peranan geopolitik kawasan, kebijakan pemerintah dan dukungan kebijakan

dari internasional. Analisis penguatan nilai strategis dan isu strategis merupakan hal-hal yang

menjadi perhatian penting bagi provinsi Banten.

Nilai Strategis KSP Banten Lama dan KSP Masyarakat Adat Baduy

Nilai strategis adalah hal-hal penting kawasan sehingga perlu mendapat perhatian khusus dari

Provinsi. Hal hal penting kawasan tersebut berupa peranan sejarah, peranan social, dan

peranan ekonomi wilayah provinsi Banten yang secara keruangan membentuk sturktur dan

pola keruangan wilayah. Nilai strategis KSP Banten Lama dan KSP Masyarakat Adat Baduy

meliputi :

1. Kawasan Banten Lama sudah ada sejak tahun 1500, masa kesultanan Demak dan

memiliki cerita sejarah pembentukan Kota Banten dahulu dan kini.

2. Sejak tahun 1995, Kota Kuno Banten telah diusulkan ke UNESCO untuk dijadikan salah

satu Situs Warisan Dunia.

3. Kawasan permukiman adat Baduy telah ada sejak < abad 16 sebelum runtuhnya kerajaan

sunda.

4. Kawasan permukiman adat Baduy didukung dan dilindungi oleh peraturan daerah

kabupaten Lebak No. 32 tahun 2001 tentang perlindungan atas hak ulayat masyarkat

Baduy.

5. Kawasan permukiman adat Baduy, telah mengenal posisi politik tatanan air wilayah

Banten yang sangat penting, sehingga kejadian di tahun 1931 dikenal dengan “Dr

Mulhenfeld endangering the water supply for irrigation in the lowlands”.

6. Kawasan Banten Lama dan Kawasan Cagar Budaya Masyarakat Adat Baduy mendapat

dukungan sebagai salah satu destinasi wisata Indonesia melalui ditetapkannya Peraturan

Page 156: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 4 Analisis | Hal | 2

Presiden No. 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan

Nasional Tahun 2010-2025

7. Kawasan Banten Lama dan Kawasan Cagar Budaya Masyarakat Adat Baduy didukung

melalui telah ditetapkannya Undang Undang no. 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya

8. Kawasan Banten Lama dan Kawasan Cagar Budaya Masyarakat Adat Baduy telah

ditetapkan melalui peraturan daerah No 2/2011, Tentang RTRW Provinsi Banten 2030.

9. Potensi Kawasan Pulau Dua atau lebih dikenal dengan ‘Pulau Burung” memiliki

interelasi kuat dengan situs-situs cagar budaya Banten Lama menjadi satu kesatuan Objek

Destinasi Kawasan Wisata Banten Lama;

10. Potensi Kawasan Pulau Dua atau lebih dikenal dengan ‘Pulau Burung” memiliki

keunggulan kawasan ilmu pengetahuan tentang burung di Asia, sebagai tempat transit

para unggas burung dari Australia;

11. Kawasan Banten Lama, merupakan kawasan situs dunia yang potensial untuk

dikembangkan sebagai kawasan wisata sejarah, ilmu pengetahuan dan agama skala

nasional dan internasional;

12. Kawasan Banten Lama merupakan kawasan wisata cagar budaya yang diarahkan untuk

dapat mendukung Pusat Kegiatan Nasional (PKN) Serang dengan fungsi peranan wisata

MICE (meeting, incentive, conference, exhibition).

Isu Strategis KSP Banten Lama dan KSP Masyarakat Adat Baduy

Isu strategis KSP Banten Lama dan KSP Baduy merupakan permasalahan yang dihadapi

kawasan sehingga perlu mendapat perhatian priorias oleh Provinsi Banten. Penyelesaian

permasalahan tersebut akan memberikan dampak baik bagi perkembangan kawasan masing-

masing baik kepada wilayah kota/kabupatennya juga kepada wilayah Banten. Beberapa

permasalahan yang menjadi perhatian khusus Provinsi Banten meliputi permasalahan

koordinasi lintas pengelola kawasan atau kelembagaan; permasalahan infrastruktur;

permasalahan promosi wisata; dan permasalahan degradasi lingkungan situs dan kawasan

adat Baduy. Berikut ini adalah beberapa isu strategis kawasan KSP:

1. Kawasan Banten Lama, yang merupakan kawasan situs cagar budaya telah terjadi

degradasi situs yang gawat darurat akibat tidak adanya pengendalian kegiatan di

sekitar situs;

Page 157: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 4 Analisis | Hal | 3

2. Kegiatan perdagangan di sekitar situs telah merusak dan menurunkan daya tarik

wisata kawasan Banten Lama;

3. Masyarakat di sekitar situs terutama di Kecamatan Kasemen belum memahami arti

penting dan dampak situs cagar budaya bagi kehidupan kesejahteraan masyarakat;

4. Perlunya intervensi berupa penggiatan ‘desa sadar wisata’ untuk mendukung kawasan

Banten Lama sebagai kawasan wisata cagar budaya;

5. Perlunya kegiatan wisata cagar budaya berbasis masyarakat yang nyaman, aman dan

asri di kawasan inti Banten Lama dan seluruh desa yang ada di Kecamatan Kasemen;

6. Keberadaan suku asli Baduy yang masih kuat dengan nilai norma dan tradisi adat

istiadatnya memerlukan pengamanan dan pelestarian untuk perlindungan sebagai

bagian dari adat dan tradisi budaya bangsa.

7. Keberadaan obyek sejarah situs Banten Lama sebagai catatan sejarah perlu

pengamanan sebagai obyek pengembangan kebudayaan dan pariwisata daerah.

8. Keberadaan sebaran obyek pusaka budaya daerah Banten Lama yang perlu ditetapkan

sebagai pengembangan di bidang kebudayaan dan pariwisata.

9. Belum optimalnya penataan ruang kawasan;

10. Belum optimalnya layanan infrastruktur jalan;

11. Belum optimalnya pengelolaan jaringan irigasi;

12. Masih adanya kawasan kumuh dan rawan air;

13. Masih adanya kemiskinan di perdesaan yang perlu ditangani melalui peningkatan

infrastruktur perdesaan;

14. Kerusakan pada daerah aliran sungai sebagai salah satu penyebab banjir dan

kekeringan;

15. Adanya peningkatan kebutuhan air baku di pedesaan dan perkotaan serta kawasan

industri, untuk itu diperlukan pembangunan sarana prasarana air baku seperti waduk,

embung dan bendung;

16. Keterbatasan dana dalam pemeliharaan jalan kota;

17. Kurangnya jalur alternatif dan jalan lingkar luar dalam upaya antisipasi dan

mengurangi kemacetan lalu lintas perkotaan;

18. Belum optimalnya upaya pelestarian kebudayaan daerah;

19. Belum optimalnya daya saing destinasi pariwisata

20. Belum optimalnya kesiapan destinasi untuk bersaing dikarenakan masih lemahnya

pengelolaan destinasi pariwisata dan belum memadainya dukungan transportasi dan

infrastruktur.

Page 158: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 4 Analisis | Hal | 4

21. Belum optimalnya kompetensi dan kapabilitas SDM pariwisata;

22. Belum optimalnya sinergitas dan kemitraan;

23. Belum optimalnya pemanfaatan data dan informasi;

Analisis Deliniasi Kawasan KSP Banten Lama dan KSP Masyarakat Adat

Baduy

Analisis deliniasi kawasan KSP Banten Lama dan KSP Masyarakat Adat Baduy meliputi

deliniasi kawasan inti dan kawasan penyangga. Beberapa dasar penentuan deliniasi kawasan

dapat berupa penetapan kebijakan spasial seperti RTRWN, RTRW Provinsi dan Undang

Undang Cagar Budaya. Selain itu juga analisis spasial struktur dan ruang kawasan yang

menjadi kawasan penyangga kawasan inti (situs) Banten Lama.

Kawasan Banten Lama

Deliniasi kawasan Banten Lama meliputi deliniasi kawasan inti dan kawasan penyangga.

Kawasan inti meliputi kajian sebaran situs yang berada di Kecamatan Kasemen dan situs

yang ada di Kecamatan Kramatwatu di Kabupaten Serang. Kawasan Inti selanjutnya disebut

sebaran situs situs cagar budaya termasuk didalamnya adalah kawasan permukiman yang ada

disekitar kawasan yang turut menjaga pelestarian situs dan menjadi masyarakat sadar wisata

cagar budaya.

Penetapan Kawasan Inti

Beberapa dasar penetapan kawasan inti, mempertimbangkan beberapa hal sebagai berikut:

1. Ditetapkannya kawasan Banten Lama didalam melalui undang-undang No 11

Tahun 2010 tentang Cagar Budaya;

2. Letak sebaran situs cagar budaya yang membentuk kesatuan kawasan sejarah situs

kerajaan Banten Lama;

3. Adanya penetapan luas kawasan situs cagar budaya oleh pemerintah daerah,

seperti Pemerintah Kota Serang yang menetapkan situs Banten Lama sebagai

Kawasan Strategis Kota (KSK) Kota Serang;

4. Kajian dari lembaga pendidikan Universitas Indonesia;

5. Dukungan kegiatan dari dinas bina marga dan tata ruang provinsi Banten, berupa

master plan revitalisasi kawasan banten lama;

6. Luas kawasan inti Banten Lama adalah 7 hektar.

Page 159: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 4 Analisis | Hal | 5

Penetapan Kawasan Penyangga

Penetapan kawasan penyangga Banten Lama, mempertimbangkan struktur dan pola ruang

kawasan eksisting dan analisis terhadap berbagai dokumen kebijakan spasial seperti

RTRWN, RTRW Pulau Jawa Bali, RTRW Provinsi Banten dan RTRW Kota Serang.

Berdasarkan hasil kajian kebijakan dan analisis struktur dan pola ruang kawasan secara

menyeluruh, kawasan penyangga Banten Lama meliputi desa yang berada di luar kawasan

BL 1 di Kecamatan Kasemen dan desa yang berada di Kecamatan Kramatwatu, kabupaten

Serang. Beberapa pertimbangan penetapan kawasan penyangga Banten Lama antara lain:

1. Ketersediaan data terkait spasial dan non spasial;

2. Dukungan antar pemerintahan daerah;

3. Adanya konektivitas antar kawasan penyangga dengan kawasan sekitar (antar

kecamatan);

4. Adanya arahan pengembangan dari rencana tata ruang wilayah/kawasan yang

lebih tinggi;

5. Adanya keterkaitan fungsi antar kawasan (berbeda administrative) yang memiliki

dampak pengembangan bersama yang kuat;

6. Kawasan penyangga kawasan inti selanjutnya disebut KSP Banten Lama adalah

kesatuan administrasi menyeluruh Kecamatan Kasemen.

Kawasan Masyarakat Adat Baduy

Propinsi Banten memiliki masyarakat

tradisional yang masih teguh dalam

menerapkan adat tradisi, yaitu Suku

Baduy atau disebut juga orang Kanekes

atau orang Baduy. Mereka merupakan

suatu kelompok masyarakat adat Sunda

yang tinggal di Desa Kanekes,

Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten

Lebak. Penamaan “Baduy” berasal dari seorang peneliti Belanda karena masyarakatnya

nomaden (berpindah-pindah), juga karena adanya sungai Cibaduy dan Gunung Baduy yang

ada di bagian Utara wilayah tersebut (Garna, 1993)4. Sekitar tahun 1980-an, ketika KTP

(Kartu Tanda Penduduk) diberlakukan di sini, hampir tidak ada yang menolak dengan

sebutan ‘Urang Baduy’.

Page 160: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 4 Analisis | Hal | 6

Tatanan hukum adat masyarakat Baduy tidak otonom secara penuh, karena hanya merupakan

proses sosial dan merupakan hasil budi dan daya orang orang Baduy. Oleh karena itu, isi

terpenting dari 'pikukuh' (kepatuhan) Kanekes tersebut adalah konsep ‘tanpa perubahan

apapun’, atau perubahan sesedikit mungkin. Masyarakat Kanekes secara umum terbagi

menjadi tiga kelompok yaitu tangtu, panamping, dan dangka (Permana, 2001)5. Kelompok

tangtu dikenal sebagai Baduy Dalam, yang paling ketat mengikuti adat, yaitu warga yang

tinggal di 3 kampung (Cibeo, Cikertawana, dan Cikeusik). Kelompok masyarakat panamping

adalah dikenal sebagai Baduy Luar yang bisa juga disebut Baduy Pasisian. Mereka tinggal di

berbagai kampung yang tersebar mengelilingi wilayah Baduy Dalam, yaitu di antaranya

Cikadu, Kadu Ketug, Kadu Kolot, Gajeboh, dan Cisagu.

Masyarakat adat Baduy tetap menjalankan adat istiadat yang diturunkan nenek moyangnya

secara arif dan taat, dan hingga sekarang masih dapat bertahan di lingkungan alamnya. Cara

hidup dan perilaku tradisional di tengah masyarakat yang berkembang menjadi unik dan

menarik. Masyarakat Baduy juga memiliki beberapa kearifan tradisional yang berkaitan

dengan lingkungan hidupnya, antara lain dalam pola pertanian yang khas dan konsep tentang

hutan dan kelestariannya. Mereka membagi dan menggolongkan hutan sesuai dengan

fungsinya, yaitu hutan untuk konservasi dan hutan untuk dimanfaatkan.

Masyarakat Baduy mengasingkan diri dari dunia luar dan dengan sengaja menolak

masyarakat lainnya dengan cara menjadikan daerahnya

sebagai tempat suci (di Panembahan Arca Domas) dan

keramat. Mereka tidak mendapatkan pengetahuan dari

sekolah sehingga tidak mengenal budaya tulis, karena

merupakan larangan yang harus dipatuhi. Hal ini

didukung oleh sebuah pernyataan bahwa “apabila orang

sudah pintar, maka akan jadi penipu”. Dengan demikian,

adat istiadat, kepercayaan/agama, dan cerita nenek

moyang hanya tersimpan di dalam tuturan lisan saja, contohnya dokumen catatan penting

mengenai sejarah Baduy dan kisah-kisah magis atau bahkan dalam bentuk prasasti.

Arca Domas adalah bangunan berundak dengan 13 tingkatan dan pada tingkat paling atas

terdapat sebuah menhir berukuran besar, yang pemercaya dianggap melambangkan Batara

Tunggal, Sang Pencipta Roh, dan kepadanya pula roh-roh akan kembali.

Page 161: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 4 Analisis | Hal | 7

Monumen Lebak Sibedug juga merupakan bangunan berundak empat tingkat setinggi ± 6

meter. Di depan undak batu ini terdapat dataran yang di tengahnya terdapat sebuah menhir.

Menhir pusat ini ditunjang oleh batu-batuan berukuran kecil.

Mengenai fungsinya, B. van Tricht (1929) menduga bahwa Arca Domas bagi masyarakat

Baduy merupakan media pemujaan yang berkaitan dengan upacara mendatangkan hujan,

sementara Norman Edwin menganggapnya sebagai media upacara menyatakan terima kasih

ke Yang Maha Esa/Batara Tunggal ? (Sukendar, 1982: 64).

Upaya memberikan perlindungan terhadap tanah-tanah masyarakat Baduy sudah dilakukan

jauh sebelum diundangkannya Peraturan Daerah ini yang dirintis sejak Tahun 1986 dengan

dikeluarkannya Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat Nomor :

203/B.V/Pem/SK/1968 Tanggal 19 Agustus 1968 tentang Penetapan Status Hutan

“Larangan” Desa Kanekes Daerah Baduy sebagai “Hutan Lindung Mutlak” dalam Kawasan

Hak Ulayat Adat Propinsi Jawa Barat. Berbagai kesulitan telah dihadapi dalam merumuskan

pemberian perlindungan Hak Ulayat Masyarakat Baduy. Hal ini berkaitan dengan hakikat

hukum adat yang hanya diakui dalam bentuk tak tertulis oleh persekutuan hukum yang

didasarkan pada kesamaan tempat tinggal (teritorial) dan keturunan (genealogis).

Masyarakat Baduy adalah masyarakat yang bertempat tinggal di Desa Kanekes, Kecamatan

Leuwidamar, Kabupaten Lebak yang mempunyai ciri kebudayaan dan adat istiadat yang

berbeda dengan masyarakat umum. Masyarakat Luar Baduy adalah masyarakat yang

bertempat tinggal di luar di Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, yaitu

Desa Kebon Cau, Blok Cijahe, Kecamatan Bojongmanik.

Wilayah Baduy memiliki luas 5.101,85 hektar yang terdiri dari 3.127 hektar Baduy Dalam

dan 1.975 hektar Baduy Luar. Berdasarkan data sensus kependudukan sampai dengan 26

Maret 2004, populasi warga Baduy (Luar dan Dalam) berjumlah 1.865 kepala keluarga (KK)

atau sekitar 7.265 jiwa yang tersebar di 59 dusun/kampung, dengan jumlah laki-laki 3.636

jiwa dan jumlah perempuan 3.629 jiwa. Sedangkan berdasarkan laporan hasil Juru Tulis Desa

Kanekes Tahun 2005, jumlah penduduk Baduy secara keseluruhan sebanyak 10.074 jiwa.

Terdiri dari 5.086 orang laki-laki dan 4.988 orang perempuan, dengan jumlah kepala keluarga

yaitu 2.665 KK. Jumlah penduduk Baduy bertambah lagi hingga tahun 2006 menjadi 10.879

jiwa, yang terdiri dari 5.486 orang laki-laki dan 5.414 orang perempuan dengan jumlah 2.905

KK.

Masyarakat Baduy yang berada di Desa Kanekes terbagi menjadi dua kelompok. Masyarakat

Kajeroan/Tangtu yang dikenal dengan nama Baduy Dalam menempati tiga kampung yang

dipimpin oleh seorang Puun sebagai pemimpin adat tertinggi masyarakat Baduy. Kelompok

Page 162: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 4 Analisis | Hal | 8

lainnya adalah Penamping atau Baduy Luar yang hidup lebih terbuka dan sudah terbiasa

berinteraksi dengan masyarakat lain namun tetap dengan batasan-batasan tertentu. Baduy

Dalam dan Baduy Luar hidup dalam satu kesatuan yang diikat oleh tata nilai dan sistem

budaya yang sama. Adapun perbedaan antara Baduy Dalam dan Baduy Luar adalah sebagai

berikut :

Tabel 3. 2. Perbedaan Baduy Dalam dan Baduy Luar

No Perbedaan Baduy Dalam Baduy Luar

1 Cara

Berpakaian

Putih-hitam Hitam-hitam (mayoritas), tetapi

sudah ada yang berpakaian

bebas

2 Teknologi Tidak boleh memakai

barang

elektronik

Sudah banyak yang memiliki

barang elektronik (handphone,

radio)

3 Rumah Berpintu satu, tidak

menggunakan

paku, tanah tempat

membangun

rumah tidak

diratakan, terdiri dari

satu kamar

Pintu lebih dari satu (depan,

belakang/samping), sudah

menggunakan paku, tanah

diratakan dan banyak penyekat

ruangan

4 Mata Pencaharian Hanya ngahuma

(berladang) dan

mulai berdagang

Ngahuma dan berdagang serta

bisnis

5 Pemilikan

Lahan

Tidak ada (lahan

milik bersama),

turun-temurun

Ada hak kepemilikan pribadi

6 Kesehatan Hanya menggunakan

obat-obatan

dari alam

Banyak menggunakan obat

modern

7 Perilaku

terhadap Alam

Tidak menggunakan

bahan yang

mengandung zat

kimiawi

Banyak menggunakan bahan

yang mengandung zat kimia

Sumber: Yuliya Hasanah, 2008

Adapun batas-batas wilayah Baduy, sebagaimana tercantum dalam Peraturan Daerah

Kabupaten Lebak No. 32/2001 tentang Perlindungan atas Hak Ulayat Masyarakat Baduy,

Bab III, Pasal 6 yang menyatakan bahwa Desa Kanekes memiliki batas-batas desa yaitu di

antaranya dengan Kecamatan Leuwidamar di bagian sebelah utara, berbatasan dengan Desa

Bojongmenteng, Desa Cisimeut dan Desa Nayagati. Di sebelah Barat, Desa Kanekes

berbatasan dengan 3 desa di Kecamatan Bojongmanik yaitu Desa Parakan Beusi, Desa Kebon

Page 163: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 4 Analisis | Hal | 9

Cau dan Desa Karang Nunggal. Di bagian selatan, Desa Kanekes berbatasan dengan satu

kecamatan yaitu Kecamatan Cijaku, Desa Cikate. Di sebelah timur, Desa Kanekes berbatasan

dengan Kecamatan Muncang, tepatnya dengan Desa Karang Combong dan Desa Cilebang.

Demikian pula pada Bab III, Pasal 7 menyatakan bahwa wilayah Masyarakat Baduy yang

berlokasi di Desa Kanekes memiliki batas-batas alam.

Batas alam yang menjadi tanda suatu kawasan tertentu, di antaranya sebelah utara yaitu Kali

Ciujung sebagai batas alam antara Desa Kanekes dengan desa-desa lainnya. Di sebelah

selatan terdapat Kali Cidikit, dan di sebelah Barat terdapat Kali Cibarani serta Kali Cisimeut

di bagian timurnya.

Gambar 3. 1. Desa Kanekes, Kec. Leuwidamar.

Sumber: Berbagai sumber, 2011

Penetapan Kawasan Inti

Beberapa dasar penetapan kawasan inti, mempertimbangkan beberapa hal sebagai berikut:

1. Peraturan Daerah Kabupaten Lebak No. 32/2001 tentang Perlindungan atas Hak

Ulayat Masyarakat Baduy;

2. Materi teknis rencana tata ruang wilayah kabupaten Lebak;

Page 164: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 4 Analisis | Hal | 10

3. Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Banten;

4. Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional; dan

5. Rencana Tata Ruang Pulau Jawa-Bali.

6. Kegiatan revitalisasi kawasan permukiman adat Baduy dari provinsi Banten

merupakan masukan bagi pekerjaan ini.

7. Kawasan inti Baduy memiliki luas 5.101,85 hektar yang terdiri dari 3.127 hektar

Baduy Dalam dan 1.975 hektar Baduy Luar.

Gambar 3. 2. Kawasan Inti Baduy

Sumber: Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten, 2011

Penetapan Kawasan Penyangga

Penetapan kawasan penyangga Baduy, mempertimbangkan struktur dan pola ruang kawasan

eksisting dan analisis terhadap berbagai dokumen kebijakan spasial seperti RTRWN, RTRW

Page 165: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 4 Analisis | Hal | 11

Pulau Jawa Bali, RTRW Provinsi Banten dan RTRW Kabupaten Lebak. Berdasarkan hasil

kajian kebijakan dan analisis struktur dan pola ruang kawasan secara menyeluruh, kawasan

penyangga Baduy meliputi desa yang berada di luar kawasan BY 1 yakni Desa Kanekes di

Kecamatan Leuwidamar dan desa yang berada di Kecamatan Bojongmanik, Kecamatan

Muncang, dan Kecamatan Cijaku. Beberapa pertimbangan penetapan kawasan penyangga

Baduy antara lain:

1. Ketersediaan data terkait spasial dan non spasial;

2. Dukungan antar pemerintahan daerah;

3. Adanya konektivitas antar kawasan penyangga dengan kawasan sekitar (antar

kecamatan);

4. Adanya arahan pengembangan dari rencana tata ruang wilayah/kawasan yang

lebih tinggi;

5. Adanya keterkaitan fungsi antar kawasan (berbeda administrative) yang memiliki

dampak pengembangan bersama yang kuat;

6. Kawasan penyangga kawasan inti selanjutnya disebut KSP Permukiman Adat

Baduy adalah kesatuan administrasi menyeluruh Kecamatan Leuwidamar,

sebagian wilayah di kecamatan Bojongmanik, sebagian wilayah di kecamatan

Muncang, sebagian wilayah di kecamtan Cijaku, sebagian wilayah kecamatan

Sobang.

Page 166: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 4 Analisis | Hal | 1

Gambar 3. 3. Kawasan Penyangga Baduy

Sumber: Analisis Tim Ahli, Tiar Pandapotan Purba, 2014

Page 167: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 4 Analisis | Hal | 1

Analisis Regional (Kawasan Pengaruh)

Kawasan Banten Lama

Analisis regional atau analisis terhadap kawasan yang mempengaruhi Banten Lama

merupakan analisis keterkaitan kuat dan sedang antar kegiatan kawasan dimana Kawasan

Banten Lama sebagai penarik (objek) kegiatan yang menggerakkan barang dan orang untuk

dating ke kawasan.

Secara hirarki, kawasan banten lama memiliki dampak local, regional, nasional dan

internasional.

Gambar 3. 4. Analisis Regional Kawasan Banten Lama

Sumber: Analisis Tim Ahli, 2014

Berdasarkan data kunjungan wisatawan asing di Provinsi Banten dan hasil wawancara

dengan pengelola situs, pengunjung yang datang tidak hanya dari masyarakat local saja

namun juga datang dari provinsi yang berbeda bahkan dari luar negeri. Untuk mencapai

kawasan banten lama, dukungan infrastruktur yang kuat dan handal sangat diperlukan selain

adanya dukungan dari sektor kelembagaan jasa wisata. Infrastruktur transportasi udara yakni

Soekarno Hatta menjadi peranan penting dalam katalisator kawasan. Selain itu akses

transportasi darat seperti jalan provinsi, jalan nasional dan jalan bebas dari interregional

pulau jawa menjadi penting. Untuk keterpaduan infrastruktur baik udara, darat dan moda

transportasi yang baik menjadi penting.

Internasional

Nasional

Provinsi Banten

Kota Serang

Kawasan Banten Lama

Page 168: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 4 Analisis | Hal | 2

Selain itu, kesiapan kawasan Banten Lama dalam pengelolaan kawasan wisata cagar budaya

berbasis desa sadar wisata cagar budaya harus terus didorong dan diyakini dapat

memberikan kontribusi bagi kesejahteraan masyarakat di kawasan inti, kawasan penyangga

dan umumnya provinsi Banten.

Kegiatan kegiatan skala nasional seperti MTQ wilayah provinsi, MTQ Nasional sebagai

bagian dari tema kegiatan harus menjadi daya Tarik regional kawasan Banten Lama. Juga

kegiatan lainnya seperti acara-acara khusus dan tematik didalam kawasan banten lama seperti

kegiatan pengelolaan air bersih tasikardi, kegiatan sejarah peperangan belanda dan lainnya

yang memiliki jadwal khusus dapat dikelola dengan baik dan dipromosikan ke kelembagaan

jasa wisata nasional dan internasional.

Kawasan Permukiman Adat Baduy

Analisis kawasan permukiman adat Baduy, didasarkan atas pertimbangan keterkaitan fungsi

kawasan sekitar dan konektivitas antar fungsi kawasan sekitar desa Kanekes, kecamatan

Leuwidamar. Berdasarkan RTRW Nasional dan RTRW Kabupaten Lebak diketahui bahwa

selain fungsi pusat pelayanan kawasan dengan fungsi pusat pelayanan kecamatan,

pengembangan perdagangan jasa, pendidikan, permukiman, pertanian, dan pariwisata juga

memiliki peranan penting sebagai kesatuan fungsi ekologis kawasan lindung.

Gambar 3. 5. Analisis Regional Kawasan Baduy

Sumber: Analisis Tim Ahli, 2014

Kec. Leuwidimar

Kec. Muncang

Kec. Cijaku

Kec. Bojongm

anik

Page 169: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 4 Analisis | Hal | 3

Analisis Daya Dukung dan Daya Tampung dan Optimasi Pemanfaatan

Ruang

Analisis daya dukung lahan dilakukan untuk menentukan wilayah mana saja yang secara

kriteria daya dukung lahan dapat dikembangkan/ digunakan untuk kawasan perumahan

permukiman perkotaan, penilaian terhadap daya tampung ruang (land capability) karena

keterbatasan fisik, dan analisis arah perkembangan fisik kota.

Penilaian daya dukung lahan, dipertimbangkan terhadap kondisi fisik dasar wilayah, yaitu :

1. Kondisi topografi kawasan;

2. Kondisi geologi dan jenis tanah; dan

3. Kondisi drainase kawasan.

Merujuk pada data karakteristik fisik dasar dan lingkungan binaan, di wilayah Kota Serang,

kondisi Kota Serang dan sekitarnya termasuk kategori sebagai berikut :

1. Kondisi topografi Kota Serang secara umum merupakan permukaan tanah yang relatif

datar dengan ketinggian berada diantara 5 - 50 m dpl dan kemiringan lahan rata-rata 0

- 5% sampai lebih dari 40%. Sesuai dengan kondisi topografi yang ada, pemanfaatan

ruang di Kota Serang diarahkan untuk disesuaikan antara kemiringan dan jenis

kegiatan yang akan direncanakan.

2. Secara geologis dan jenis tanah, kondisi tanah di wilayah Kota Serang,

diklasifikasikan sebagai Asosiasi Hidromorf, Pedsolik, Regosol, Regosol dengan > 90

m, Asosiasi Hidromorf Kelabu serta Asosiasi Grey Humus. Berdasarkan sifat-

sifatnya, tanah-tanah ini mempunyai kemampuan lahan (potensi pengembangan

sebagai kawasan atau lahan budidaya dan faktor penghambat) yang bervariasi dari

rendah sampai tinggi. Sementara klasifikasi tanah lainnya boleh dibudidayakan, tetapi

dengan tetap memperhatikan pengendalian faktor-faktor pembatas masing-masing.

Sedangkan kondisi geologinya termasuk jenis Batuan gunung api, berupa breksi

gunung api, tufa dan lafa yang mengandung batu apung berwarna kuning, berbutir

sedang hingga kasar, batuan gamping koral, berwarna putih, pejal dan pada tempat

memperlihatkan pelapisan, batuan beku terobosan granodiorit dan Alluvial berupa

lumpur, pasir dan kerikil, bentuk satuan morfologi daratan yang mempunyai

kemiringan lereng yang datar dan landai. Jenis ini umumnya bersifat lepas dan

mempunyai tingkat penyerapan air yang cukup baik. Karena itu daya dukung lahan

termasuk kategori relatif terbatas (kepadatan rendah) dengan skor kriteria Keppres

antara 51 s/d 74.

Page 170: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 4 Analisis | Hal | 4

3. Begitu juga secara klimatologis, curah hujan di wilayah ini cukup tinggi (berkisar

antara 1500-2000 mm). Kondisi curah hujan yang cukup berpengaruh terhadap

bahaya erosi. Karena itu, lahan di wilayah ini tidak mempunyai limitasi dari sisi

geologis dan klimatologis (curah hujan) dan termasuk kategori daya dukung lahan

tinggi.

Berdasarkan hasil analisis daya dukung lahan pada kawasan Kota Serang ditinjau dari potensi

fisik kawasan, terdapat 4 (empat) jenis kesesuaian lahan dalam pengembangan kota, yaitu :

1. Kawasan diperbolehkan, merupakan kawasan yang cukup potensial untuk

dikembangkan.

2. Kawasan diperbolehkan dengan syarat, Merupakan kawasan yang dapat

dikembangkan dengan memperhatikan aspek fisik dan daya dukung lahan.

3. Kawasan tidak diperbolehkan, Merupakan kawasan yang tidak dapat dikembangkan.

Kawasan ini secara fisik, daya dukung lahan tidak memungkinkan dikonversi

menjadi kawasan budidaya karena berada di daerah gerakan tanah tinggi, sempadan

sesar aktif dan kawasan lindung.

Analisis Kebutuhan Lainnya.

Analisis kebutuhan lainnya yang mencakup sarana dan prasarana kawasan Banten Lama,

yang secara administrative berada di Kecamatan Kasemen, Kota Serang dan Kecamatan

Kramatwatu di Kabupaten Serang mengikuti arahan perhitungan dan scenario pengembangan

sarana dan prasarana kawasan masing-masing yang tertuang didalam RTRW Kota Serang

2030 dan RTRW Kabupaten Serang.

Sedangkan untuk analisis kebutuhan lainnya meliputi sarana dan prasarana social dan umum,

mengikuti arahan proyeksi dan skenarion pengembangan sarana dan prasarana kawasan yang

tertuang di dalam RTRW Kabupaten Lebak 2034.

Page 171: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Pendahuluan

Bab 3Metodologi | Hal | 1

Page 172: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 5 Rumusan Tujakstra & Konsep Pengembangan | Hal | 1

BAB 5 RUMUSAN KONSEP RTR KSP

Rumusan Peranan dan Fungsi RTR Kawasan KSP

1. Acuan perwujudan Kawasan Banten Lama dan Masyarakat Adat Baduy dalam rangka

keselarasan setiap rencana tata ruang terkait,

2. Acuan dalam sinkronisasi program Pemerintah Provinsi dengan pemerintah

kabupaten/kota serta swasta dan masyarakat terkait perwujudan Kawasan Banten Lama

dan Masyarakat Adat Baduy; dan

3. Dasar pengendalian pemanfaatan ruang dalam penataan/pengembangan wilayah Kawasan

Banten Lama dan Masyarakat Adat Baduy yang meliputi arahan peraturan zonasi, arahan

perizinan, arahan insentif dan disinsentif, serta arahan sanksi.

Konsep Tujakstra dan Pengembangan Kawasan Banten Lama

Rumusan Tujuan Penataan Ruang Kawasan Banten Lama

Tujuan penataan ruang KSP Banten Lama adalah mewujudkan tata ruang kawasan Banten

Lama sebagai kawasan pariwisata situs cagar budaya nasional dan warisan budaya dunia

melalui sadar wisata dan lingkungan dalam rangka mendukung Kota Serang sebagai

Pusat Kegiatan Nasional.

Rumusan Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Kawasan Banten Lama

Dalam upaya untuk mewujudkan penataan ruang yang telah dijelaskan diatas, maka

kebijakan penataan ruang KSP Banten Lama meliputi;

1) Perlindungan karakter kawasan perdesaan dari dampak negatif pemanfaatan ruang

kawasan perkotaan yang dapat mengancam kualitas ruang Kawasan Banten Lama

sebagai kawasan cagar budaya nasional dan warisan budaya dunia, strateginya

meliputi :

a. mempertahankan kawasan cagar budaya dari kerusakan permanen akibat

pemanfaatan ruang tanpa memperhatikan kepentingannya bagi sejarah, ilmu

pengetahuan, pendidikan, agama, dan/atau kebudayaan;

b. mencegah terjadinya pengalihan fungsi lahan ruang terbuka hijau,

persawahan, perkebunan, dan hutan;

c. membatasi perkembangan kawasan terbangun perkotaan; dan

d. membatasi kegiatan pemanfaatan ruang yang mengancam kerusakan situs

yang belum tergali, struktur geologi dan bentang pandang.

Page 173: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 5 Rumusan Tujakstra & Konsep Pengembangan | Hal | 2

2) peningkatan koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi antarpemangku kepentingan

dalam rangka pelaksanaan pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang

Kawasan Banten Lama.

Rumusan Cakupan Kawasan Banten Lama

Cakupan Banten Lama ditetapkan dengan mempertimbangkan:

1. Perlindungan situs Istana Keraton Kaibon, Istana Keraton Surosowan, Masjid

Agung Banten, Vihara Avalokitesvara, Benteng Spellwijk, Museum

Kepurbakalaan Banten Lama, dan Danau Tasikardi;

2. Sebaran situs sejarah dan purbakala yang belum tergali; dan

3. Pengendalian bentang pandang dari Masjid Agung Banten Lama hingga danau

tasikardi melingkar 2,5 km.

Rumusan Konsep Pengembangan Kawasan Banten Lama

Konsep pengembangan kawasan banten lama didasarkan atas pertimbangan bentang pandang

dari masjid agung banten lama hingga ke danau tasikardi. Zona ini disebut sebagai BL1 dan

Zona Penyangga meliputi kecamatan Kasemen di Kota Serang dan Kecamatan Kramatwatu

di Kabupaten Serang. Zoba BL 1 adalah radius pandang dari masjid agung Banten Lama

sejauh 2,5 km hingga danau tasikardi. Sedangkan zona penyangga meliputi seluruh

desa/kelurahan (diluar radius BL1) yang berada di Kecamatan Kasemen dan kelurahan/desa

yang masuk dalam administrasi pemerintah kecamatan Kramatwatu Kabupaten Serang.

Desa/kelurahan yang berada di Kecamatan Kasemen meliputi:

1. Kelurahan / Desa Banten;

2. Kelurahan / Desa Bendung;

3. Kelurahan / Desa Kasemen;

4. Kelurahan / Desa Kasunyatan;

5. Kelurahan / Desa Kilasah;

6. Kelurahan / Desa Margaluyu;

7. Kelurahan / Desa Mesjid Priyayi;

8. Kelurahan / Desa Pulo Panjang;

9. Kelurahan / Desa Sawah Luhur;

10. Kelurahan / Desa Terumbu;

11. Kelurahan / Desa Warung Jaud.

Page 174: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 5 Rumusan Tujakstra & Konsep Pengembangan | Hal | 3

Gambar 4. 1. Konsep Cakupan Kawasan Banten Lama (BL1)

Sumber: Analisis Ahli, 2014

Gambar 4. 2. Konsep Cakupan Kawasan Banten Lama (BL1)

Sumber: Analisis Ahli, 2014

Page 175: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 5 Rumusan Tujakstra & Konsep Pengembangan | Hal | 4

Gambar 4. 3. Konsep Cakupan Kawasan Banten Lama (BL2)

Sumber: Analisis Ahli, 2014

Page 176: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 5 Rumusan Tujakstra & Konsep Pengembangan | Hal | 1

Rumusan Rencana Struktur Ruang Kawasan

Rencana struktur ruang Kawasan Banten Lama ditetapkan dalam rangka mendukung upaya

pelestarian dan pengembangan Kawasan Banten Lama sebagai kawasan cagar budaya

nasional dan warisan budaya dunia. Rencana struktur ruang kawasan Banten Lama terdiri

atas:

1. Rencana sistem pusat permukiman; dan

2. Rencana sistem jaringan prasarana.

Rencana Sistem Pusat Permukiman

Rencana sistem pusat permukiman diarahkan pada terbentuknya hierarki dan fungsi kawasan

permukiman perdesaan yang terintegrasi dalam pengembangan wilayah Kota Serang dan

Kabupaten Serang. Sistem pusat permukiman merupakan pusat kegiatan lokal berupa

Permukiman Banten Lama dengan kegiatan utama pemerintahan, pusat perdagangan dan

jasa, perikanan serta kegiatan lainnya dalam skala pelayanan kecamatan yang selaras

dengan upaya pelestarian Kawasan Banten Lama.

Rencana Sistem Pusat Permukiman meliputi;

1. Permukiman yang berada di kawasan cagar budaya berdasarkan penetapan RTRW Kota

Serang;

2. Permukiman berkepadatan rendah disisi selatan sepanjang jalan Banten Lama;

3. Permukiman kepadatan rendah mencakup seluruh kawasan yang berada di sisi timur;

4. Permukiman berkepadatan rendah mencakup kawasan yang masuk dalam radius

pengembangan kawasan banten lama di Kecamatan Kramatwatu di kabupaten Serang.

Gambar 4. 4. Blok Kawasan Permukiman Banten Lama

Sumber: Analisis Ahli, 2014

Page 177: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 5 Rumusan Tujakstra & Konsep Pengembangan | Hal | 2

Gambar 4. 5. Konsep Pengembangan Kawasan Permukiman Banten Lama

Sumber: Analisis Ahli, 2014

Page 178: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 5 Rumusan Tujakstra & Konsep Pengembangan | Hal | 1

Rencana Sistem Jaringan Prasarana Rencana sistem jaringan prasarana kawasan banten lama meliputi:

1. Sistem jaringan transportasi;

2. Sistem jaringan kereta api;

3. Sistem jaringan penyeberangan ke Pulau Burung/P Dua

4. Sistem jaringan drainase dan pedestrian;

5. Sistem jaringan persampahan;

6. Sistem jaringan mitigasi;

7. Sistem jaringan air minum;

8. Sistem jaringan sumber daya air.

Sistem Jaringan Transportasi

Sistem jaringan transportasi ditetapkan dalam rangka mendukung kegiatan social masyarakat

dan ekonomi wilayah yang selaras dengan upaya pelestarian Kawasan Banten Lama sebagai

kawasan cagar budaya nasional dan warisan budaya dunia. Sistem jaringan transportasi

meliputi system jaringan transportasi darat.

Sistem Jaringan Transportasi Darat

Sistem jaringan transportasi darat berupa sistem jaringan jalan yang terdiri atas jaringan jalan

dan lalu lintas dan angkutan jalan. Jaringan jalan terdiri atas:

1. Jaringan jalan arteri primer;

2. Jaringan jalan kolektor primer 2;

3. Jaringan jalan lokal; dan

4. Jaringan jalan strategis nasional.

Jaringan Jalan Arteri Primer

Jaringan jalan arteri primer meliputi:

1. Jalan Nasional Merak – Cilegon – Serang – Tangerang – Batas DKI Jakarta;

2. Jalan ‘Ring Utara’ pada ruas Pantura Bojonegara – Banten Lama – Tirtayasa – Kronjo

– Mauk – Teluknaga – Bandara Soekarno Hatta;

3. Jalan Raya Serang – Cilegon.

Jalan Bebas Hambatan

Jaringan jalan toll/bebas hambatan yakni Tangerang – (Melintasi Kota Serang) Merak

Jaringan Jalan Arteri Sekunder

Jaringan Jalan Arteri Sekunder, meliputi Jalan Serang-Bantenlama, dan Jalan Banten –

Swahluhur;

Page 179: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 5 Rumusan Tujakstra & Konsep Pengembangan | Hal | 2

Jaringan Jalan Provinsi

Pengembangan Jaringan jalan provinsi banten dalam upaya mendukung pengembangan,

peningkatan dan pemantapan jalan “Ring Utara” meliputi:

1. Banten Lama – Pontang;

2. Lopang – Banten Lama.

Jaringan Jalan Lokal

Jaringan jalan lokal meliputi seluruh jaringan jalan local yang masuk dalam cakupan kawasan

Banten Lama.

Terminal

Pengembangan terminal tipe B di sub pusat pelayanan utara, di Desa Kasunyatan.

Sentral Parkir

Sentral parkir khusus ditetapkan dalam rangka menyediakan fasilitas parkir terpusat untuk

kendaraan pengunjung ke kawasan situs Banten Lama sebagai tempat pergantian moda

angkutan ke moda angkutan khusus situs situs yang ada. Sentral parkir khusus berada di Desa

Banten.

Sistem Jaringan Transportasi Kereta Api

Mendukung pengembangan jaringan sarana dan prasarana kereta api di Kecamatan Kasemen

(Kota Serang) dan Kecamatan Kramatwatu (Kab Serang)

Sistem Jaringan Transportasi Penyeberangan

Pengembangan system jaringan transportasi penyeberangan dari pelabuhan karangantu –

pulau dua atau dikenal dengan ‘Pulau Burung” (kawasan wisata cagar alam/pelestarian alam).

Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN)

Mendukung pengembangan kawasan pelabuhan perikanan nusantara Karangantu juga sebagai

pelabuhan pengumpul di Kecamatan Kasemen.

Sistem Jaringan Drainase dan Pedesterian

Pengembangan dan peningkatan system jaringan drainase di dalam kawasan banten lama

disertai dengan pedestrian dan jalur pesepeda.

Sistem Jaringan Persampahan

Pengembangan dan peningkatan jaringan persampahan berupa TPS yang terintegrasi dengan

kesisteman pengelolaan persampahan Kota Serang.

Sistem Jaringan Mitigasi

Penyediaan rambu arahan jalur evakuasi dan pengembangan prasarana jalan yang menjadi

jalur evakuasi mengarah ke Pusat Pelayanan Kota Serang, dengan titik kumpul adalah jalan

Nasional dan stadium maulana yusuf.

Page 180: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 5 Rumusan Tujakstra & Konsep Pengembangan | Hal | 3

Sistem Prasarana Air Minum

Pengembangan system prasarana air minum berupa tendon-tandon air skala desa tersebar,

dilayani oleh dinas terkait kepada kawasan-kawasan rawan air. Pencegahan pencemaran CAT

yang ada.

Sistem Jaringan Sumber Daya Air

Arahan pengelolaan sumberdaya air, meliputi semua sumber air baku dari Sungai Cibanten

dan sungai - sungai yang airnya dapat dimanfaatkan secara langsung dan dikembangkan

untuk berbagai kepentingan.

Rumusan Rencana Pola Ruang Kawasan

Rencana pola ruang Kawasan Banten Lama ditetapkan dalam rangka mendukung upaya

pelestarian Kawasan Banten Lama sebagai kawasan cagar budaya nasional dan warisan

budaya dunia.

Kawasan Cagar Budaya. Kawasan cagar budaya pada BL-1 dan BL-2 terdiri atas:

1. Kawasan situs Istana Keraton Kaibon, Surosowan, benteng spellwijk, Masjid Agung

Banten, Vihara Avalokitesvara, Danau Tasikardi termasuk Museum Kepurbakalaan;

2. Kawasan konservasi Pulau Dua “P Burung”;

3. Kawasan perlindungan setempat;

4. Kawasan peruntukan pertanian;

5. Kawasan industry dan pergudangan; dan

6. kawasan peruntukan permukiman.

Dalam kawasan cagar budaya dapat ditetapkan zona inti, zona penyangga, zona

pengembangan, dan zona penunjang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

di bidang cagar budaya. Kawasan situs banten lama meliputi situs Istana Keraton Kaibon,

situs Istana Surosowan, situs benteng spellwijk, situs masjid agung, situs vihara

avalokitesvara dan situs danau tasikardi

Kawasan situs Danau Tasikardi berada di Desa Kasunyatan, situs Istana Keraton Kaibon,

situs Istana Surosowan, situs benteng spellwijk, situs masjid agung, situs vihara

avalokitesvara berada di Desa Banten.

Kawasan Konservasi Pulau Dua “P Burung” Kawasan konservasi Pulau Dua atau yang dikenal dengan Pulau Burung terletak di Desa

Sawah Luhur Kecamatan Kasemen.

Page 181: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 5 Rumusan Tujakstra & Konsep Pengembangan | Hal | 4

Kawasan Perlindungan Setempat Kawasan sempadan sungai didalam kawasan banten lama meliputi sungai Cibanten; kawasan

sempadan pantai di Karangantu dan sawah luhur; kawasan pantai berhutan bakau di Pulau

Dua “Pulau Burung”.

Kawasan Rawan Bencana Alam Kawasan rawan bencana alam meliputi kawasan rawan tsunami di pantai utara desa banten

dan sawah luhur serta desa sisi utara di kecamatan kramatwatu Kabupaten Serang

Kawasan Ruang Terbuka Hijau Kawasan ruang terbuka hijau meliputi sempadan rel kereta api, sempadan sungai Cibanten,

sempadan pantai di desa Banten dan Sawahluhur, median jalan dan pengaman jalan dan

Pulau Dua ‘Pulau Burung” di Desa Sawahluhur.

Kawasan Peruntukan Pertanian Kawasan peruntukan pertanian system irigasi teknis mapun setengah irigasi teknis meliputi di

sebagian desa Kasunyatan, sebagian desa Kilasah, sebagian desa sawahluhur dan sebagian

desa Terumbu.

Kawasan Peruntukan Perikanan Kawasan peruntukan perikan meliputi pertambakan dan kawasan pelabuhan yakni sebagian

desa sawahluhur, sebagian desa banten.

Kawasan Peruntukan Industri dan Pergudangan Kawasan industry dan pergudangan meliputi sebagian wilayah desa sawahluhur.

Kawasan Peruntukan Permukiman Kawasan peruntukan permukiman meliputi sebagian wilayah desa Banten, sebagian wilayah

desa Sawahluhur, sebagian wilayah desa Margaluyu, sebagian wilayah desa Kasunyatan,

sebagian wilayah desa Kasemen, sebagian wilayah desa Kilasan, sebagian wilayah desa

Terumbu, sebagian wilayah desa Mesjid Priyayi, sebagian wilayah desa Bendung, dan

sebagian wilayah desa Warung Jaud.

Page 182: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 5 Rumusan Tujakstra & Konsep Pengembangan | Hal | 5

Gambar 4. 6. Konsep Rencana Struktur Ruang Banten Lama

Sumber: Analisis Ahli, 2014

Page 183: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 5 Rumusan Tujakstra & Konsep Pengembangan | Hal | 6

Gambar 4. 7. Konsep Rencana Pola Ruang Banten Lama

Sumber: Analisis Ahli, 2014

Page 184: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 5 Rumusan Tujakstra & Konsep Pengembangan | Hal | 7

Konsep Tujakstra dan Pengembangan Kawasan Masyarakat Adat Baduy

Konsep tujuan, kebijakan dan strategi penataan ruang kawasan masyarakat adat Baduy

merupakan usulan (draf) rumusan arahan pengendalian pemanfaatan ruang kawasan. Konsep

ini merupakan hasil tumpang tindih antar dokumen kebijakan spasial seperti RTRWN,

RTRW Jawa Bali, RTRW Provinsi Banten dan RTRW Kabupaten Lebak. Dokumen spasial

kegiatan revitalisasi kawasan masyarakat adat Baduy menjadi masukan dalam pekerjaan ini.

Rumusan Tujuan Penataan Ruang Kawasan Baduy

Tujuan Penataan Ruang KSP Masyarakat Adat Baduy adalah mewujudkan tata ruang

kawasan masyarakat adat baduy berdasarkan nilai social, budaya, dan lingkungan

Baduy dalam rangka menjamin kelestarian tata air wilayah banten dan kesejahteraan

masyarakat.

Rumusan Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Kawasan Permukiman Adat

Baduy

Dalam upaya untuk mewujudkan penataan ruang yang telah dijelaskan diatas, maka

kebijakan penataan ruang KSP Permukiman Adat Baduy meliputi;

1) Perlindungan karakter kawasan perdesaan dari dampak negatif pemanfaatan ruang

kawasan yang dapat mengancam kualitas ruang Kawasan Permukiman adat Baduy

sebagai kawasan budaya social dan lingkungan wilayah Banten, strateginya

meliputi :

a. mempertahankan kawasan permukiman adat baduy dari kerusakan

permanen akibat pemanfaatan ruang tanpa memperhatikan tata nilai

kelestarian hutan;

b. mencegah terjadinya pengalihan fungsi lahan ruang, persawahan,

perkebunan, dan hutan;

c. membatasi perkembangan kawasan terbangun; dan

d. membatasi kegiatan pemanfaatan ruang yang mengancam kerusakan situs

keramat budaya social Baduy dan lingkungan sekitarnya.

2) Peningkatan koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi antarpemangku kepentingan

dalam rangka pelaksanaan pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang

Kawasan Permukiman Adat Baduy.

Page 185: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 5 Rumusan Tujakstra & Konsep Pengembangan | Hal | 8

Rumusan Cakupan Kawasan Permukiman Adat Baduy

Cakupan Permukiman Adat Baduy ditetapkan dengan mempertimbangkan:

1. Perlindungan kawasan permukiman adat Baduy dalam dan luar

2. Sebaran kawasan pertanian lahan pangan Baduy; dan

3. Pengendalian kawasan lindung Baduy.

Rumusan Konsep Pengembangan Kawasan Baduy

Konsep pengembangan kawasan banten lama didasarkan atas pertimbangan wilayah desa

Kanekes sebagai kawasan inti. Zona ini disebut sebagai BY1 dan Zona Penyangga (BY2)

meliputi kecamatan Leuwidamar, sebagian kecamatan Muncang, sebagian wilayah

kecamatan Cijaku, sebagian wilayah kecamatan Bojongmanik dan sebagian wilayah

kecamatan Sobang. Zona BL 1 adalah radius dari desa Kanekes hingga ke batas hutan

lindung di Kecamtan Muncang dan Sobang. Sedangkan zona penyangga meliputi seluruh

desa/kelurahan (diluar desa Kanekes BY1) berada di Kecamatan Leuwidamar dan

kelurahan/desa lainnya yang masuk dalam radius pengembangan kawasan Baduy.

Berdasarkan pengelompokkkannya Baduy Dalam terdiri atas Cibeo, Cikartawana dan

Cikeusik. Sedangkan Baduy Luar meliputi Ciboleger, Kaduketuk, Gajeboh, Cikadu, dan

Cisagu.

Desa/kelurahan yang berada di Kecamatan Leuwidamar meliputi Desa Bojongmenteng, Desa

Cibungur, Desa Cisimeut, Desa Cisimeut Raya, Desa Jalupang Mulya, Desa Kanekes, Desa

Lebak Parahiang, Desa Leuwidamar, Desa Margawang, Desa Nayagati, Desa Sangkanwangi

dan Desa Wantisari.

Page 186: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 5 Rumusan Tujakstra & Konsep Pengembangan | Hal | 9

Gambar 4. 8. Konsep Cakupan Kawasan Baduy

Sumber: Analisis Ahli, 2014

Kec. Muncang, Kec Bojongmanik,

Kec. Cijaku, Sobang

Kec. Leuwidamar

Baduy Luar (Ciboleger,

Kaduketuk, Gajeboh, Cisagu, Cikadu)

Baduy Dalam (Cibeo,

Cikartawana, Cikeusik)

Page 187: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 5 Rumusan Tujakstra & Konsep Pengembangan | Hal | 10

Gambar 4. 9. Konsep Cakupan Kawasan Baduy (BY1 dan BY2)

Sumber: Analisis Ahli, 2014

Page 188: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 5 Rumusan Tujakstra & Konsep Pengembangan | Hal | 11

Rumusan Rencana Struktur Ruang Kawasan

Rencana struktur ruang Kawasan Hak Ulayat Masyarakat Baduy ditetapkan dalam rangka

mendukung upaya pelestarian dan pengembangan Kawasan Baduy sebagai kawasan cagar

budaya nasional dan warisan budaya dunia. Rencana struktur ruang kawasan baduy terdiri

atas:

1. Rencana sistem pusat permukiman; dan

2. Rencana sistem jaringan prasarana.

Rencana Sistem Pusat Permukiman

Rencana sistem pusat permukiman diarahkan pada terbentuknya hierarki dan fungsi kawasan

permukiman perdesaan yang terintegrasi dalam pengembangan wilayah Kabupaten Lebak.

Sistem pusat permukiman merupakan pusat pelayanan kawasan berupa Permukiman Baduy

dengan kegiatan utama pemerintahan skala kecamatan dan desa, pengembangan

perdagangan dan jasa, pengembangan pendidikan, pengembangan permukiman,

pengembangan pertanian, dan pengembangan pariwisata yang selaras dengan upaya

pelestarian Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy (KAHULAM BADUY).

Rencana Sistem Pusat Permukiman meliputi;

1. Permukiman yang berada di kawasan cagar budaya berdasarkan penetapan RTRW

Provinsi Banten dan RTRW Kabupaten Lebak (Perlu Paduserasi/Harmonisasi);

2. Permukiman berkepadatan rendah di kawasan perdesaan di kecamatan Bojongmanik,

Leuwidamar, Muncang, Sobang, Cimarga;

Page 189: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 5 Rumusan Tujakstra & Konsep Pengembangan | Hal | 12

Gambar 4. 10. Indikasi Letak KAHULAM Baduy Menurut RTRW Banten

Sumber: Analisis Ahli, 2014

Page 190: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 5 Rumusan Tujakstra & Konsep Pengembangan | Hal | 13

Gambar 4. 11. Indikasi Letak KAHULAM Baduy Menurut RTRW Kab. Lebak

Sumber: Analisis Ahli, 2014

Page 191: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 5 Rumusan Tujakstra & Konsep Pengembangan | Hal | 14

Gambar 4. 12. Sebaran Permukiman Perkotaan dan Perdesaan di Kec. Leuwidamar Dsk

Sumber: Analisis Ahli, 2014

Page 192: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 5 Rumusan Tujakstra & Konsep Pengembangan | Hal | 15

Rencana Sistem Jaringan Prasarana

Rencana sistem jaringan prasarana kawasan KAHULAM Baduy meliputi:

1. Sistem jaringan transportasi;

2. Sistem jaringan kereta api;

3. Sistem jaringan drainase dan pedestrian;

4. Sistem jaringan persampahan;

5. Sistem jaringan mitigasi;

6. Sistem jaringan air minum;

7. Sistem jaringan sumber daya air.

Sistem Jaringan Transportasi

Sistem jaringan transportasi ditetapkan dalam rangka mendukung kegiatan social masyarakat

dan ekonomi wilayah yang selaras dengan upaya pelestarian Kawasan Banten Lama sebagai

kawasan cagar budaya nasional dan warisan budaya dunia. Sistem jaringan transportasi

meliputi system jaringan transportasi darat.

Sistem Jaringan Transportasi Darat

Sistem jaringan transportasi darat berupa sistem jaringan jalan yang terdiri atas jaringan jalan

dan lalu lintas dan angkutan jalan. Jaringan jalan terdiri atas:

1. Jaringan jalan arteri primer (Kew. Nasional);

2. Jaringan jalan kolektor primer (Kew. Provinsi);

3. Jaringan jalan lokal; dan

Jaringan Jalan Arteri Primer

Jaringan jalan arteri primer meliputi:

1. Jalan Raya Cipanas

2. Simpang Malingping-Muara Binuangeun

Jaringan Jalan Provinsi

Pengembangan Jaringan jalan provinsi banten dalam upaya mendukung pengembangan,

peningkatan dan pemantapan jalan “Ring Selatan” meliputi:

1. ruas jalan Saketi – Malingping – Simpang (Picung – Simpang Malingping);

2. ruas jalan Cipanas – Warungbanten.

Jaringan Jalan Lokal

Jaringan jalan lokal meliputi seluruh jaringan jalan lokal yang masuk dalam cakupan kawasan

KAHULAM Baduy dsk.

Terminal

Page 193: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 5 Rumusan Tujakstra & Konsep Pengembangan | Hal | 16

Pengembangan terminal tipe C di Pusat Pengembangan Kawasan Leuwidamar, Terminal

Leuwidamar.

Sentral Parkir

Sentral parkir khusus ditetapkan dalam rangka menyediakan fasilitas parkir terpusat untuk

kendaraan pengunjung ke kawasan KAHULAM Baduy sebagai tempat pergantian moda

angkutan ke moda angkutan khusus kawasan yang ada. Sentral parkir khusus berada di

Leuwidamar.

Sistem Jaringan Transportasi Kereta Api

1. Mengembangkan jaringan prasarana kereta api regional yang menghubungkan pada

kawasan wisata di wilayah Banten Selatan antara lain melakukan pembangunan kembali

jaringan prasarana kereta api yang tidak dioperasikan pada lintas Labuan – Saketi –

Malingping – Bayah dan Saketi – Rangkasbitung

2. Meningkatkan aksesibilitas jaringan prasarana dan jaringan pelayanan yang melayani

kawasan perkotaan jalur kereta api lintas Cilegon – Serang – Pandeglang –Rangkasbitung

(CISEPARANG).

Sistem Jaringan Energi

Pengembangan rencana jaringan listrik berupa Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM)

dengan kapasitas sebesar 70 (tujuh puluh) kilovolt di/melintasi Kecamatan Leuwidamar dan

jaringan listrik berupa Saluran Udara Tegangan Rendah (SUTR) dengan kapasitas sebesar 20

(dua puluh) kilovolt meliputi seluruh Kecamatan.

Sistem Jaringan Telekomunikasi

1. Pengembangan jaringan satelit berupa pengembangan Base Transceiver Station (BTS)

bersama berada wilayah kabupaten Lebak.

2. Pengembangan jaringan telepon nirkabel dilakukan dengan membangun menara

telekomunikasi atau Base Transceiver Station (BTS) bersama.

3. Pengembangan jaringan telepon kabel berada di seluruh kecamatan Kabupaten Lebak.

Sistem Jaringan Drainase dan Pedesterian

Pengembangan dan peningkatan system jaringan yang terintegrasi dengan sistem satuan

wilayah sungai.

Sistem Jaringan Persampahan

Pengembangan dan peningkatan jaringan persampahan berupa pembangunan tempat

pemrosesan akhir (TPA) sampah di Cipanas dan Leuwidamar;

Sistem Jaringan Mitigasi

Pengembangan jalur evakuasi bencana longsor yang diarahkan di Kabupaten Lebak meliputi:

Page 194: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 5 Rumusan Tujakstra & Konsep Pengembangan | Hal | 17

1. jalur dan ruang evakuasi bencana di Kecamatan Bojongmanik;

2. jalur dan ruang evakuasi bencana di Kecamatan Leuwidamar;

3. jalur dan ruang evakuasi bencana di Kecamatan Sobang.

Sistem Prasarana Air Minum

Pengembangan system prasarana air minum berupa tendon-tandon air skala desa tersebar,

dilayani oleh dinas terkait kepada kawasan-kawasan rawan air. Pencegahan pencemaran CAT

yang ada.

Sistem Jaringan Sumber Daya Air

Pengelolaan Wilayah Sungai strategis nasional yakni Wilayah Sungai Ciujung-Cidurian.

Pengembangan sumber daya air terutama adalah penetapan sumber-sumber air yang bisa

dimanfaatkan dengan melihat kondisi lapangan yang ada. Salah satunya adalah dengan

pemanfaatan waduk yang nantinya juga perlu direncanakan pengembangan waduk, telaga dan

bendungan, untuk cadangan sumber air. Pengembangan sumber daya air berupa embung

direncanakan ada di kecamatan-kecamatan yang memiliki potensi untuk

pengembanganembung. Pengembangan embung ini dimaksudkan untuk kebutuhan air baku,

pertanian dan juga pengendalian banjir.

Situ/Embung terkait KAHULAM Baduy, yakni :

1. Situ Cibolegar, desa Cisimet di Kec. Leuwidamar;

2. Embung Cikiray, desa Intenjaya di Kec. Leuwidamar;

3. Embung Cidamiang, desa Cisimeut di Kec. Leuwidamar;

4. Embung Ciolot, desa Nayagati di Kec. Leuwidamar;

5. Embung Ciherang , desa Nayagati di Kec. Leuwidamar;

6. Embung Cikere, desa Sindangwangi di Kec. Muncang;

7. Embung Babakanwaluyu, desa Banjaririgasi di Kec. Muncang;

8. Embung Cikareo, desa Sindangwangi di Kec. Muncang;

9. Embung Cirungga, desa Sindangwangi di Kec. Muncang;

10. Embung Curugbala, desa Muncang di Kec. Muncang;

11. Embung kadubugang, desa Mekarwangi di Kec. Muncang;

12. Embung Cisarodok, desa Cimayang di Kec. Bojongmanik;

13. Embung Pasiripis, desa Cirompang di Kec. Sobang;

14. Embung Cikarambuay, desa Sobang di Kec. Sobang;

15. Embung Cilejet, desa Citujah di Kec. Sobang;

16. Embung Taman ligar, desa Majasari di Kec. Sobang;

17. Embung Rancakiarjali, desa Sinanglaya di Kec. Sobang;

Page 195: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 5 Rumusan Tujakstra & Konsep Pengembangan | Hal | 18

18. Embung Cigaleutuk, desa Majasari di Kec. Sobang;

19. Embung Cinangka, desa Sinarjaya di Kec. Sobang;

20. Embung Cikeuyeup Putih, desa Sinarjaya di Kec. Sobang.

Jaringan irigasi di Kabupaten Lebak terdiri dari jaringan teknis (primer, sekunder, tersier) dan

jaringan non teknis. Kedua jaringan ini hampir tersebar merata di kecamatan-kecamatan di

Kabupaten Lebak. Kondisi saluran-saluran irigasi ini perlu perawatan karena sebagian dari

saluran-saluran ini, terutama saluran teknis mengalami kerusakan pada fisik bangunannya.

Selain itu perlu juga adanya peningkatan terhadap saluran non teknis dan semi teknis lainnya

agar berfungsi lebih optimal untuk mengairi seluruh persawahan areal persawahan yang ada

di Kabupaten Lebak.

Berikut ini daftar irigasi;

1. Irigasi Teknis:

1. DI Cilaki di Kec. Muncang;

2. Irigasi Semi Teknis:

1. DI. Cipeuyah di Kec. Muncang;

2. DI. Cico'o Timur di Kec. Muncang;

3. DI. Eunyay di Kec. Muncang;

4. DI. Cisimeut di Kec. Leuwidamar;

5. DI. Cipanggelangan di Kec. Bojongmanik.

3. Irigasi sederhana;

1. DI. Cikujang di Kec. Muncang;

2. DI. Cibiksir di Kec. Muncang;

3. DI. Cihamberang/ Cireong di Kec. Muncang;

4. DI. Leuwi Urug di Kec. Muncang;

5. DI. Cieksel di Kec. Muncang;

6. DI. Cikokompol di Kec. Muncang;

7. DI. Cireungis di Kec. Muncang;

8. DI. Cirangpang di Kec. Muncang;

9. DI. Ciminyak di Kec. Muncang;

10. DI. Cicareuheun di Kec. Muncang;

11. DI. Cikere di Kec. Muncang;

12. DI. Ciselagunung di Kec. Muncang;

13. DI. Cilunglum di Kec. Muncang;

14. DI. Cupalandak di Kec. Muncang;

Page 196: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 5 Rumusan Tujakstra & Konsep Pengembangan | Hal | 19

15. DI. Cibugang di Kec. Muncang;

16. DI. Citujah/ Ciupih di Kec. Sobang;

17. DI. Cikeuyeup di Kec. Sobang;

18. DI. Cisandingcatang di Kec. Sobang;

19. DI. Cijanotreng di Kec. Sobang;

20. DI. Cipicung di Kec. Sobang;

21. DI. Cipicung I di Kec. Sobang;

22. DI. Ranca Kalo di Kec. Sobang;

23. DI. Cimanual di Kec. Sobang;

24. DI. Karangbuai di Kec. Sobang;

25. DI. Citalahab di Kec. Sobang;

26. DI. Cikawah di Kec. Sobang;

27. DI. Cinangkaruka/ Cipeuteuy di Kec. Sobang;

28. DI. Cinangkaruka di Kec. Sobang;

29. DI. Cibalerangan di Kec. Sobang;

30. DI. Ciastim di Kec. Sobang;

31. DI. Cirompang di Kec. Sobang;

32. DI. Leuwimakam di Kec. Sobang;

33. DI. Ciwalang di Kec. Sobang;

34. DI. Ciparabakti di Kec. Sobang;

35. DI. Serdang Agung di Kec. Sobang;

36. DI. Cikabayan di Kec. Sobang;

37. DI. Cikadongdong di Kec. Leuwidamar;

38. DI. Cicanggo di Kec. Leuwidamar;

39. DI. Cicadek di Kec. Leuwidamar;

40. DI. Cisangiang di Kec. Leuwidamar;

41. DI. Cilengsor di Kec. Leuwidamar;

42. DI. Ciboleger di Kec. Leuwidamar;

43. DI. Cibeas di Kec. Leuwidamar;

44. DI. Cikekel di Kec. Leuwidamar;

45. DI. Ciangsana di Kec. Leuwidamar;

46. DI. Cisimeut Raya di Kec. Leuwidamar;

47. DI. Leuwi Damar di Kec. Leuwidamar;

48. DI. Cibogel di Kec. Leuwidamar;

Page 197: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 5 Rumusan Tujakstra & Konsep Pengembangan | Hal | 20

49. DI. Cikolear di Kec. Leuwidamar;

50. DI. Cimayang II di Kec. Bojongmanik;

51. DI. Cimayang di Kec. Bojongmanik;

52. DI. Cibatok di Kec. Bojongmanik;

53. DI. Tamiang di Kec. Bojongmanik;

54. DI. Cibeunyeur Girang di Kec. Bojongmanik;

55. DI. Cibeunyeur di Kec. Bojongmanik;

56. DI. Cimayang I di Kec. Bojongmanik;

57. DI. Cibengkung di Kec. Bojongmanik;

58. DI. Cimuli di Kec. Bojongmanik;

59. DI. Cicala di Kec. Bojongmanik;

60. DI. Cimindang di Kec. Bojongmanik;

61. DI. Cimayang Girang di Kec. Bojongmanik;

62. DI. Cikeuyeup di Kec. Bojongmanik;

4. Irigasi Pedesaan:

1. DI. Cikarag di Kec. Muncang;

2. DI. Cikeong di Kec. Muncang;

3. DI. Cikeuyeup/ Bondol di Kec. Muncang;

4. DI. Ciciung di Kec. Sobang;

5. DI. Cisereh di Kec. Sobang;

6. DI. Cijengkol di Kec. Sobang;

7. DI. Cimondene di Kec. Sobang;

8. DI. Sindang Agung di Kec. Sobang;

9. DI. Cilesang di Kec. Sobang;

10. DI. Cikaterkes di Kec. Sobang;

11. DI. Cibengkok di Kec. Sobang;

12. DI. Pasir Eurih di Kec. Leuwidamar;

13. DI. Parakan besi di Kec. Leuwidamar;

14. DI. Ciangsana/ Cisimeut di Kec. Leuwidamar;

15. DI. Ciujung Hilir di Kec. Leuwidamar;

16. DI. Cirangkas Hilir/ Swh landeuh di Kec. Leuwidamar;

17. DI. Cibarengkok di Kec. Leuwidamar;

18. DI. Cikadongdong di Kec. Leuwidamar;

19. DI. Ciherang di Kec. Leuwidamar;

Page 198: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 5 Rumusan Tujakstra & Konsep Pengembangan | Hal | 21

20. DI. Ciareng di Kec. Bojongmanik;

21. DI. Cibiuk di Kec. Bojongmanik;

22. DI. Cibatu di Kec. Bojongmanik;

23. DI. Karangbuay di Kec. Bojongmanik;

24. DI. Batu di Kec. Bojongmanik.

Rencana Pengembangan Sarana Wilayah

rencana pengembangan sarana wilayah merupakan sarana yang sifatnya mendukung

kehidupan masyarakat diantaranya meliputi Sarana Kesehatan, Sarana Pendidikan,

Sarana Peribadatan, Sarana Olahraga dan Sarana Sosial Budaya lainnya mengikuti

scenario dan proyeksi pengembangan wilayah kabupaten.

Rumusan Rencana Pola Ruang Kawasan

Rencana pola ruang KAHULAM Baduy ditetapkan dalam rangka mendukung upaya

pelestarian kawasan sebagai kawasan cagar budaya nasional.

Berdasarkan arahan rencana pola ruang kawasan RTRW Kabupaten Lebak 2032, untuk

kawasan KAHULAM Baduy dsk terdapat kawasan lindung yang meliputi:

1. Hutan Lindung di Kec. Muncang;

2. Kawasan resapan air;

3. Kawasan sempadan sungai;

4. Kawasan sekitar danau/waduk di Kecamatan Leuwidamar dan Sobang;

5. KPA (TNGHS) di Kec. Sobang;

6. Kawasan Baduy di Baduy, Kec. Leuwidamar;

7. Kawasan rawan banjir di Kec. Leuwidamar;

8. Kawasan rawan longsor di Kec. Bojongmanik, Leuwidamar, dan Sobang;

9. Kawasan sempadan mata air di Kec. Sobang.

Kawasan Hutan Lindung.

Hutan lindung merupakan kawasan hutan yang karena keadaan sifat alamnya diperuntukkan

guna pengaturan tata air, pencegahan bencana banjir dan erosi serta pemeliharaan kesuburan

tanah. Kondisi kualitas dan kuantitas air di Kabupaten Lebak semakin berkurang. Kawasan

hutan lindung yang masuk dalam kawasan KAHULAM Baduy adalah Kecamatan Muncang

dengan luas indikatif mencapai 340, 95 Ha atau sama dengan 10,72% dari luas Kab. Lebak.

Page 199: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 5 Rumusan Tujakstra & Konsep Pengembangan | Hal | 22

Kawasan Resapan Air

Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya di Kabupaten

Lebak yaitu kawasan resapan air. Kawasan resapan air terkait KAHULAM Baduy meliputi

beberapa kecamatan, yaitu Kecamatan Bojongmanik, Leuwidamar, Muncang, dan Sobang.

Kawasan Perlindungan Setempat

Kawasan perlindungan setempat yang terkait dengan KAHULAM Baduy meliputi sempadan

sungai dan kawasan sekitar danau atau waduk. Kecamatan Bojongmanik terdapat sempadan

sungai seluas 1,213.54 Ha. Untuk Kecamatan Leuwidamar seluas 2,048.85 Ha, untuk

Kecamatan Muncang seluas 1,274.97 Ha, sedangkan Kecamatan Sobang mencapai 1,297.77

Ha dan luasan kawasan sekitar danau/waduk 25,20 Ha.

Kawasan Suaka Alam Pelestarian Alam

Kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya ini meliputi kawasan taman suaka

alam berupa Taman Nasional Gunung Halimun Salak dan kawasan cagar budaya dan ilmu

pengetahuan berupa Kawasan Baduy. Luas wilayah kawasan TNGHS di Kabupaten Lebak

adalah 16.380 Ha atau 4,96 % dari luas Kabupaten Lebak. Untuk kawasan KAHULAM

Baduy tidak seluruhnya masuk dalam cakupan kajian, hanya sebagian wilayah saja.

Kawasan Rawan Bencana Alam

Kawasan-kawasan yang memiliki potensi rawan longsor di KAHULAM Baduy. Menurut

karakteristik bencananya, maka kawasan rawan longsor terkait pengembangan kawasan

Baduy meliputi Kecamatan Bojongmanik, Leuwidamar dan Sobang.

Kawasan Lindung Geologi

Kawasan lindung geologi yang terkait dengan KAHULAM Baduy meliputi kawasan

sempadan mata air yang berada di Kecamatan Sobang.

Kawasan Budidaya

Adapun kawasan budidaya yang mencakup kawasan KAHULAM Baduy terdiri atas beberapa

kawasan yang membentuk pola ruang kawasan Baduy, diantaranya meliputi:

1. Kawasan Peruntukkan Hutan Produksi yakni kawasan hutan yang mempunyai fungsi

penghasil kayu dan bukan kayu, serta fungsi resapan air hujan yang secara status milik

negara. Kawasan yang termasuk didalamnya antara lain Kawasan Hutan Produksi Tetap,

Kawasan Hutan Produksi Terbatas, dan Kawasan Hutan yang Dikonversi;

2. Kawasan Peruntukkan Pertanian antara lain daratan yang secara fungsi dibudidayakan

untuk menghasilkan tanaman bahan pangan, tanaman perkebunan, perikanan, dan

Page 200: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 5 Rumusan Tujakstra & Konsep Pengembangan | Hal | 23

peternakan. Kawasan Peruntukan Pertanian ini meliputi Kawasan Pertanian Tanaman

Lahan Basah, Kawasan Pertanian Tanaman Lahan Kering, Kawasan produk perkebunan,

Kawasan Peternakan;

3. Kawasan Peruntukkan Pertambangan antara lain kawasan yang memiliki potensimineral

yang ekonomis dan dapat memberikan nilai tambah terhadapperekonomian masyarakat

maupun pendapatan daerah jikadieksploitasi secara bertanggungjawab;

4. Kawasan Peruntukkan Industri antara lain kawasan yang memiliki fungsi utama kegiatan

industri.

5. Kawasan Peruntukkan Pariwisata antara lain kawasan yang secara fungsi dapat

memperkenalkan, mendayagunakan, dan melestarikan nilai nilai budaya lokal dan

keindahan alam;

6. Kawasan Peruntukkan Permukiman antara lain kawasan yang memiliki fungsi sebagai

tempat tinggal dan tempat kegiatan, serta tempat berkumpulnya tempat hunian;

7. Kawasan Peruntukkan Permukiman antara lain kawasan yang memiliki fungsi sebagai

tempat tinggal dan tempat kegiatan, serta tempat berkumpulnya tempat hunian;

8. Kawasan Peruntukkan Perikanan antara lain kawasan yang memiliki fungsi sebagai

kawasan budidaya perikanan.

Tabel 4. 1. Luasan Kawasan Budidaya di KAHULAM Baduy

Kawasan Budidaya Kecamatan/Luas (Ha)

Bojongmanik Leuwidamar Muncang Sobang

Hutan Produksi Terbatas 831.86 276.17 1,706.15 2,306.48

Hutan Produksi Tetap - 150.83 - -

Perkebunan 3,402.05 2,694.94 357.62 1.24

Pertanian Pangan Lahan Basah 984.83 1,173.89 1,087.35 581.76

Pertanian Pangan Lahan Kering 64.23 748.85 115.79 -

Pertambangan 1,174.85 62.98 - 76.82

Permukiman Perdesaan 384.39 741.67 171.07 110.76

Permukiman Perkotaan 28.89 212.11 29.60 110.94

Total 6,871.10 6,061.44 3,467.58 3,188.00

% 2.99 2.64 1.51 1.39

Sumber: Materi Teknis RTRW Kab Lebak 2032, 2014.

Page 201: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 5 Rumusan Tujakstra & Konsep Pengembangan | Hal | 24

Kawasan Hutan Produksi

Hutan produksi merupakan kawasan hutan yang diperuntukkan guna produksi hasil hutan

untuk memenuhi keperluan masyarakat pada umumnya dan khususnya untuk pembangunan

industri dan ekspor. Kawasan hutan produksi akan dikembangkan dalam rangka mendukung

perekonomian wilayah dan kelestarian alam dan lingkungan (ekosistem). Didalam kawasan

KAHULAM Baduy terdapat Hutan produksi terbatas yang berada di Kec. Leuwidamar,

Bojongmanik, Muncang dan Sobang. Sedangkan hutan produksi tetap hanya berada di Kec,

Leuwidamar.

Kawasan Perkebunan

Kawasan perkebunan merata di miliki seluruh kecamatan yang masuk dalam KAHULAM

Baduy. Masing-masing luas kawasan perkebunan di Kec. Bojongmanik seluas 3,402.05 Ha,

di Kec. Leuwidamar seluas 2,694.94 Ha, di Kec. Muncang seluas 357.62 Ha dan di Kec.

Sobang seluas 581.76 Ha.

Komoditas perkebunan yang dikembangkan di Kabupaten Lebak sejumlah 22 jenis, dimana

dari 22 jenis komoditas tersebut terdapat beberapa komoditas yang memenuhi potensi cukup

baik dan banyak dibudidayakan oleh masyarakat Kabupaten Lebak yaitu karet, kelapa sawit,

kakao, kopi, aren, melinjo, cengkeh, kelapa dalam.

Kawasan Pertanian Pangan Lahan Basah

Kawasan pertanian pangan lahan basah merata di miliki seluruh kecamatan yang masuk

dalam KAHULAM Baduy. Masing-masing luas kawasan perkebunan di Kec. Bojongmanik

seluas 984.83 Ha, di Kec. Leuwidamar seluas 1,173.89 Ha, di Kec. Muncang seluas 1,087.35

Ha dan di Kec. Sobang seluas 581.76 Ha.

Kawasan Pertanian Pangan Lahan Kering

Kawasan pertanian pangan lahan kering merata di miliki dibeberapa kecamatan yang masuk

dalam KAHULAM Baduy. Masing-masing luas kawasan perkebunan di Kec. Bojongmanik

seluas 64.23 Ha, di Kec. Leuwidamar seluas 748.85 Ha, dan di Kec. Muncang seluas 115.79

Ha.

Kawasan Pertambangan

Pertambangan mineral logam berupa emas, pasir besi, titanium, galena, mangan dan batubara

seluas kurang lebih 144.474 Ha dan tersebar di Kecamatan Bojongmanik, Kecamatan

Muncang, Kecamatan Leuwidamar, Kecamatan Sobang

Page 202: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 5 Rumusan Tujakstra & Konsep Pengembangan | Hal | 25

Pertambangan mineral bukan logam berupa batu gunung, pasir, kalsit, lempung, batu

gamping, tras, kaolin, zeolite, bentonit, feldspar, batu kuarsa seluas kurang lebih 146.498,3 ha

meliputi Kecamatan Muncang, Kecamatan Sobang, Kecamatan Leuwidamar, Kecamatan

Bojongmanik.

Pertambangan batu bara di Kabupaten Lebak seluas 18.729 Ha yang tersebar di beberapa

kecamatan, yaitu Kecamatan Bojongmanik, dan Kecamatan Leuwidamar.

Kawasan pertambangan panas bumi seluas 25.770 Ha, meliputi Pertambangan Gunung

Endut (speculative 100 MW possible 40 MW), meliputi Kecamatan Sobang, Kecamatan

Leuwidamar, Kecamatan Muncang, Kecamatan Sajira, Kecamatan Cipanas dan Kecamatan

Lebakgedong.

Pertambangan minyak dan gas bumi di Kec. Leuwidamar

Kawasan Industri

Pengembangan industri kecil di Kabupaten Lebak yang terkait dengan pengembangan

kawasan KAHULAM Baduy meliputi :

1. Industri gula merah aren, tersebar di Kecamatan Muncang, Leuwidamar,

Bojongmanik, Sajira, Cijaku, Panggarangan, Malingping, Cibeber, Gunung Kencana,

Bayah dan Cipanas;

2. Industri tenun Baduy, tersebar di Kecamatan Leuwidamar;

3. Industri tempurung kelapa, tersebar di Kecamatan Leuwidamar;

4. Industri pandai besi, tersebar di Kecamatan Bojongmanik, Cibeber dan

Rangkasbitung;

5. Industri anyaman pandan, tersebar di Kecamatan Cikulur, Cileles, Banjarsari, Cijaku,

Malingping dan Bojongmanik.

Kawasan Wisata

Selain Kawasan Baduy sendiri yang memiliki daya tarik wisata, kawasan penyangga yang

memiliki daya tarik wisata adalah kec Bojongmanik yang memiliki Goa Sangkir sebagai

kawasan wisata geologi. Sedangkan di Kecamatan Sobang terdapat Kawah Cipanas.

Kawasan Permukiman Perdesaan

Berdasarkan RTRW Kabupaten Lebak, kawasan permukiman perdesaan dikembangkan

dengan pola mengelompok. Wilayah yang dikembangkan menjadi kawasan permukiman

perdesaan adalah di seluruh kecamatan dengan memperhatikan pengelompokkan eksisting

dan ketersediaan lahan untuk pertanian/mata pencaharian, serta tidak berada pada wilayah-

Page 203: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 5 Rumusan Tujakstra & Konsep Pengembangan | Hal | 26

wilayah rawan bencana. Kawasan permukiman perdesaan meliputi seluruh kecamatan yang

masuk dalam kawasan pengembangan kawasan Baduy.

Kawasan Permukiman Perkotaan

Berdasarkan RTRW Kabupaten Lebak, permukinan perkotaan dikembangkan dengan pola

linier dan mengelompok mengikuti jaringan jalan utama.Pengembangan kawasan

permukiman perkotaan dilakukan pada wilayah-wilayah dengan konsentrasi penduduk tinggi

dan memiliki lokasi yang strategis. Kawasan permukiman perkotaan meliputi seluruh

kecamatan yang masuk dalam kawasan pengembangan kawasan Baduy.

Kawasan Perikanan

Pengembangan kawasan perikanan budi daya, berupa perikanan budi daya air tawar yaitu

ikan mas, ikan nila, ikan gurame, ikan patin dan ikan lele berada di Kec. Muncang.

Page 204: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Pendahuluan

Bab 4 Rencana Kerja| Hal | 1

Page 205: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 6 Arahan Pemanfaatan Ruang Kawasan | Hal | 1

BAB 6 ARAHAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN

Arahan pemanfaatan ruang Kawasan Strategis Provinsi (KSP) Banten Lama dan KAHULAM

Baduy merupakan acuan dalam perwujudan struktur ruang dan pola ruang sesuai dengan

Rencana Tata Ruang Kawasan Banten Lama dan KAHULAM Baduy. Arahan pemanfaatan

ruang terdiri atas:

1. Indikasi program utama;

2. Indikasi sumber pendanaan;

3. Instansi pelaksana;

4. Indikasi waktu pelaksanaan.

Indikasi Program Utama

Program utama ditetapkan untuk mewujudkan rencana struktur ruang dan rencana pola ruang.

Sumber pendanaan berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, anggaran

pendapatan dan belanja daerah, dan/atau sumber lain yang sah sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan. Instansi pelaksana terdiri atas Pemerintah, pemerintah

provinsi, pemerintah kabupaten, dan/atau masyarakat. Waktu pelaksanaan terdiri atas 5 (lima)

tahapan, sebagai dasar bagi pelaksana kegiatan, baik pusat maupun daerah dalam menetapkan

prioritaspembangunan pada Kawasan KSP Banten Lama dan KSP KAHULAM Baduy,

meliputi:

1. tahap pertama pada periode tahun 2015-2019;

2. tahap kedua pada periode tahun 2020-2024;

3. tahap ketiga pada periode tahun 2025-2029;

4. tahap keempat pada periode tahun 2030-2033; dan

Rincian indikasi program utama, indikasi sumber pendanaan, indikasi instansi pelaksana, dan

indikasi waktu pelaksanaan dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Page 206: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 6 Arahan Pemanfaatan Ruang Kawasan | Hal | 1

Tabel 5. 1. Indikasi Program Utama Lima Tahunan Arahan Pemafaatan Ruang KSP Banten Lama

NO INDIKASI PROGRAM UTAMA LOKASI SUMBER PENDANAAN INSTANSI

PELAKSANA

WAKTU PELAKSANAAN

I II III IV

2015-

2019

2020-

2024

2025-

2029

2030-

2033

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

A KSP BANTEN LAMA

I PERWUJUDAN STRUKTUR RUANG

A Perwujudan Sistem Pusat Permukiman

1 Sistem Pusat Permukiman

1.1 Pusat Kegiatan Lokal Banten Lama

a Penataan dan pemantapan kualitas lingkungan pusat

kegiatan pemerintahan kecamatan Kasemen

Desa Banten APBD Kota dan/atau

sumber lain yang sah

Pemerintah Kota

Serang ████ ████

b Penataan dan pemantapan kualitas lingkungan pusat

kegiatan perdagangan, jasa dan perikanan

Desa Banten APBD Kota dan/atau

sumber lain yang sah

Pemerintah Kota

Serang ████ ████

B Perwujudan Sistem Jaringan Prasarana

1 Penyusunan rencana induk infrastruktur BL 1 APBD Kota dan/atau

sumber lain yang sah

Pemerintah Kota

Serang ████ ████

2 Sistem Jaringan Transportasi Darat

2.1 Jaringan Jalan Arteri Primer

Pemeliharaan kualitas ruas jalan nasional Merak – Cilegon –

Serang – Tangerang – Batas DKI Jakarta

Kec. Kasemen APBN dan/atau sumber

lain yang sah

Kementerian

Pekerjaan Umum ████ ████ ████ ████

Pemeliharaan kualitas ruas jalan nasional Jalan ‘Ring Utara’

pada ruas Pantura Bojonegara – Banten Lama – Tirtayasa –

Kronjo – Mauk – Teluknaga – Bandara Soekarno Hatta

Kec. Kasemen APBN dan/atau sumber

lain yang sah

Kementerian

Pekerjaan Umum ████ ████ ████ ████

Pemeliharaan kualitas ruas jalan nasional Jalan Raya Serang

– Cilegon.

Kec. Kasemen APBN dan/atau sumber

lain yang sah

Kementerian

Pekerjaan Umum ████ ████ ████ ████

Pemeliharaan kualitas jalan bebas hambatan ruas

Tangerang- Merak

Kec. Kasemen APBN dan/atau sumber

lain yang sah

Kementerian

Pekerjaan Umum ████ ████ ████ ████

2.2 Jaringan Jalan Provinsi

Pengembangan, pemingkatan dan pemantapan jaringan jalan

provinsi dalam upaya mendukung jalan ‘ring utara’ yakni

ruas Banten Lama - Pontang

Kec. Kasemen APBD Provinsi dan/atau

sumber lain yang sah

Pemerintah

Provinsi Banten ████ ████ ████ ████

Pengembangan, pemingkatan dan pemantapan jaringan jalan

provinsi dalam upaya mendukung jalan ‘ring utara’ yakni

ruas Lopang – Banten Lama

Kec. Kasemen APBD Provinsi dan/atau

sumber lain yang sah

Pemerintah

Provinsi Banten ████ ████ ████ ████

Page 207: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 6 Arahan Pemanfaatan Ruang Kawasan | Hal | 2

NO INDIKASI PROGRAM UTAMA LOKASI SUMBER PENDANAAN INSTANSI

PELAKSANA

WAKTU PELAKSANAAN

I II III IV

2015-

2019

2020-

2024

2025-

2029

2030-

2033

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

2.3 Jaringan Jalan Lokal

Pengembangan, peningkatan dan pemantapan ruas jalan

lokal yang masuk dalam cakupan wilayah kawasan Banten

Lama

BL-1 & BL-2 APBD Kota dan/atau

sumber lain yang sah

Pemerintah Kota

Serang ████ ████ ████ ████

2.4 Terminal

Pengembangan, peningkatan dan pemantapan terminal tipe

B di sub pusat pelayanan utara

Desa

Kasunyatan

APBD Kota dan/atau

sumber lain yang sah

Pemerintah Kota

Serang ████ ████

2.5 Sentral Parkir

Pengembangan, peningkatan dan pemantapan sentral parker

pengunjung kawasan situs Banten Lama

Desa Banten APBD Kota dan/atau

sumber lain yang sah

Pemerintah Kota

Serang ████ ████

2.6 Jaringan Kereta Api

Pengembangan, peningkatan dan pemantapan jaringan rel

kereta api yang melintasi kawasan situs Banten Lama

Kec. Kasemen

dan Kec.

Kramatwatu

APBN dan/atau sumber

lain yang sah

Kementerian

Perhubungan ████ ████ ████ ████

2.7 Stasiun Kereta

Pengembangan, peningkatan dan pemantapan stasiun

penumpang

Kec. Kasemen APBN dan/atau sumber

lain yang sah

Kementerian

Perhubungan ████ ████

3 Sistem Jaringan Transportasi Laut

3.1 Pelabuhan Wisata

Pengembangan jaringan penyeberangan Pelabuhan Wisata

Karangantu – Pelabuhan Pulau Dua/Pulau Burung

Desa Banten APBD Kota dan/atau

sumber lain yang sah

Pemerintah Kota

Serang ████ ████

3.2 Alur Penyeberangann

Pengembangan dan peningkatan alur penyeberangan

Pelabuhan Wisata Karangantu – Pelabuhan Pulau Dua/Pulau

Burung

Desa Banten APBD Kota dan/atau

sumber lain yang sah

Pemerintah Kota

Serang ████ ████

3.3 Pelabuhan Perikanan Nusantara

Pengembangan dan peningkatan pelabuhan perikanan

Karangantu

Desa Banten APBD Kota dan/atau

sumber lain yang sah

Pemerintah Kota

Serang ████ ████ ████ ████

4 Sistem Jaringan Drainase dan Pedesterian

Pengembangan, peningkatan dan pemantapan jaringan

drainase dan jalur pesepeda di BL-1

BL-1 APBD Kota dan/atau

sumber lain yang sah

Pemerintah Kota

Serang ████ ████

Pengembangan, peningkatan dan pemantapan jaringan

drainase dan jalur pesepeda di BL-2

BL-2 APBD Kota dan/atau

sumber lain yang sah

Pemerintah Kota

Serang ████ ████

Page 208: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 6 Arahan Pemanfaatan Ruang Kawasan | Hal | 3

NO INDIKASI PROGRAM UTAMA LOKASI SUMBER PENDANAAN INSTANSI

PELAKSANA

WAKTU PELAKSANAAN

I II III IV

2015-

2019

2020-

2024

2025-

2029

2030-

2033

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

5 Sistem Jaringan Persampahan

Pengembangan, peningkatan dan pemantapan jaringan

persampahan yang terintegrasi dengan kesisteman Kota

Serang

BL-1 & BL-2 APBD Kota dan/atau

sumber lain yang sah

Pemerintah Kota

Serang ████ ████ ████ ████

Pengembangan dan peningkatan TPS Terpadu BL-2 APBD Kota dan/atau

sumber lain yang sah

Pemerintah Kota

Serang ████ ████

Pengembangan kelompok bank sampah di desa sadar wisata BL-1 APBD Kota dan/atau

sumber lain yang sah

Pemerintah Kota

Serang ████ ████

6 Sistem Jaringan Air Minum

Pengembangan, peningkatan dan pemantapan jaringan air

minum terintegrasi dengan kesisteman perkotaan

BL-1 APBD Kota dan/atau

sumber lain yang sah

Pemerintah Kota

Serang ████ ████ ████ ████

Pengembangan, peningkatan dan pemantapan penyediaan

air minum berupa IPA Umum

BL-1 APBD Kota dan/atau

sumber lain yang sah

Pemerintah Kota

Serang ████ ████

Pengembangan, peningkatan dan pemantapan penyediaan

IPA Air Minum di desa sadar wisata

BL-1 APBD Kota dan/atau

sumber lain yang sah

Pemerintah Kota

Serang ████ ████

7 Sistem Jaringan Sumber Daya Air

Pengembangan, peningkatan dan rehabilitasi jaringan sungai

Cibanten

BL-1 APBD Provinsi, APBD

Kota dan/atau sumber lain

yang sah

Pemerintah

Provinsi,

Pemerintah Kota

Serang

████ ████ ████ ████

Pengembangan, peningkatan dan rehabilitasi CAT BL-1 & BL-2 APBD Provinsi, APBD

Kota dan/atau sumber lain

yang sah

Pemerintah

Provinsi,

Pemerintah Kota

Serang

████ ████ ████ ████

8 Sistem Jaringan Mitigasi Bencana

Pengembangan, peningkatan dan rehabilitasi jaringan jalur

evakuasi bencana

BL-1 & BL-2 APBD Provinsi, APBD

Kota dan/atau sumber lain

yang sah

Pemerintah

Provinsi,

Pemerintah Kota

Serang

████ ████

Pengembangan, peningkatan dan rehabilitasi bangunan dan

area evakuasi bencana

BL-1 & BL-2 APBD Provinsi, APBD

Kota dan/atau sumber lain

yang sah

Pemerintah

Provinsi,

Pemerintah Kota

Serang

████ ████

Page 209: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 6 Arahan Pemanfaatan Ruang Kawasan | Hal | 4

NO INDIKASI PROGRAM UTAMA LOKASI SUMBER PENDANAAN INSTANSI

PELAKSANA

WAKTU PELAKSANAAN

I II III IV

2015-

2019

2020-

2024

2025-

2029

2030-

2033

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

Pengembangan, peningkatan dan rehabilitasi marka/tanda

mitigas bencana

BL-1 & BL-2 APBD Provinsi, APBD

Kota dan/atau sumber lain

yang sah

Pemerintah

Provinsi,

Pemerintah Kota

Serang

████ ████

II PERWUJUDAN POLA RUANG

A Pelestarian Situs Banten Lama

1 Penyusunan Rencana Induk Pelestarian

Penyusunan Rencana Induk Pelestarian Kawasan Cagar

Budaya

Desa Banten APBN, APBD Provinsi,

APBD Kota, dan/atau

sumber lain yang sah

Kementerian

Pendidikan dan

Kebudayaan,

Pemerintah

Provinsi Banten,

Pemerintah Kota

Serang

████

2 Pelestarian Situs Banten Lama

a Perlindungan Situs Istana Keraton Kaibon Kawasan

Banten Lama APBN, APBD Provinsi,

APBD Kota, dan/atau

sumber lain yang sah

Kementerian

Pendidikan dan

Kebudayaan,

Pemerintah

Provinsi Banten,

Pemerintah Kota

Serang

████ ████ ████ ████

b Perlindungan Situs Istana Keraton Surosowan Kawasan

Banten Lama APBN, APBD Provinsi,

APBD Kota, dan/atau

sumber lain yang sah

Kementerian

Pendidikan dan

Kebudayaan,

Pemerintah

Provinsi Banten,

Pemerintah Kota

Serang

████ ████ ████ ████

c Perlindungan Masjid Agung Banten Kawasan

Banten Lama APBN, APBD Provinsi,

APBD Kota, dan/atau

sumber lain yang sah

Kementerian

Pendidikan dan

Kebudayaan,

Pemerintah

████ ████ ████ ████

Page 210: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 6 Arahan Pemanfaatan Ruang Kawasan | Hal | 5

NO INDIKASI PROGRAM UTAMA LOKASI SUMBER PENDANAAN INSTANSI

PELAKSANA

WAKTU PELAKSANAAN

I II III IV

2015-

2019

2020-

2024

2025-

2029

2030-

2033

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

Provinsi Banten,

Pemerintah Kota

Serang

d Perlindungan Vihara Avalokitesvara Kawasan

Banten Lama APBN, APBD Provinsi,

APBD Kota, dan/atau

sumber lain yang sah

Kementerian

Pendidikan dan

Kebudayaan,

Pemerintah

Provinsi Banten,

Pemerintah Kota

Serang

████ ████ ████ ████

e Perlindungan Situs Benteng Spellwijk Kawasan

Banten Lama APBN, APBD Provinsi,

APBD Kota, dan/atau

sumber lain yang sah

Kementerian

Pendidikan dan

Kebudayaan,

Pemerintah

Provinsi Banten,

Pemerintah Kota

Serang

████ ████ ████ ████

f Perlindungan Situs Danau Tasikardi Kawasan

Banten Lama APBN, APBD Provinsi,

APBD Kota, dan/atau

sumber lain yang sah

Kementerian

Pendidikan dan

Kebudayaan,

Pemerintah

Provinsi Banten,

Pemerintah Kota

Serang

████ ████ ████ ████

g Revitalisasi Danau Tasikardi Kawasan

Banten Lama APBN, APBD Provinsi,

APBD Kota, dan/atau

sumber lain yang sah

Kementerian

Pendidikan dan

Kebudayaan,

Pemerintah

Provinsi Banten,

Pemerintah Kota

Serang

████ ████

h Pemeliharaan Taman Situs Keraton Kaibon Kawasan

Banten Lama APBN, APBD Provinsi,

APBD Kota, dan/atau

Kementerian

Pendidikan dan ████ ████ ████ ████

Page 211: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 6 Arahan Pemanfaatan Ruang Kawasan | Hal | 6

NO INDIKASI PROGRAM UTAMA LOKASI SUMBER PENDANAAN INSTANSI

PELAKSANA

WAKTU PELAKSANAAN

I II III IV

2015-

2019

2020-

2024

2025-

2029

2030-

2033

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

sumber lain yang sah Kebudayaan,

Pemerintah

Provinsi Banten,

Pemerintah Kota

Serang

i Pemeliharaan Taman Situs Istana Keraton Surosowan Kawasan

Banten Lama APBN, APBD Provinsi,

APBD Kota, dan/atau

sumber lain yang sah

Kementerian

Pendidikan dan

Kebudayaan,

Pemerintah

Provinsi Banten,

Pemerintah Kota

Serang

████ ████ ████ ████

j Pemeliharaan Taman Masjid Agung Banten Kawasan

Banten Lama APBN, APBD Provinsi,

APBD Kota, dan/atau

sumber lain yang sah

Kementerian

Pendidikan dan

Kebudayaan,

Pemerintah

Provinsi Banten,

Pemerintah Kota

Serang

████ ████ ████ ████

k Pemeliharaan Vihara Avalokitesvara Kawasan

Banten Lama APBN, APBD Provinsi,

APBD Kota, dan/atau

sumber lain yang sah

Kementerian

Pendidikan dan

Kebudayaan,

Pemerintah

Provinsi Banten,

Pemerintah Kota

Serang

████ ████ ████ ████

l Pemeliharaan Taman Situs Benteng Spellwijk Kawasan

Banten Lama APBN, APBD Provinsi,

APBD Kota, dan/atau

sumber lain yang sah

Kementerian

Pendidikan dan

Kebudayaan,

Pemerintah

Provinsi Banten,

Pemerintah Kota

Serang

████ ████ ████ ████

Page 212: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 6 Arahan Pemanfaatan Ruang Kawasan | Hal | 7

NO INDIKASI PROGRAM UTAMA LOKASI SUMBER PENDANAAN INSTANSI

PELAKSANA

WAKTU PELAKSANAAN

I II III IV

2015-

2019

2020-

2024

2025-

2029

2030-

2033

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

m Pemeliharaan Taman Danau Tasikardi Kawasan

Banten Lama APBN, APBD Provinsi,

APBD Kota, dan/atau

sumber lain yang sah

Kementerian

Pendidikan dan

Kebudayaan,

Pemerintah

Provinsi Banten,

Pemerintah Kota

Serang

████ ████ ████ ████

n Revitalisasi Museum Kepurbakalaan Banten Lama Kawasan

Banten Lama APBN, APBD Provinsi,

APBD Kota, dan/atau

sumber lain yang sah

Kementerian

Pendidikan dan

Kebudayaan,

Pemerintah

Provinsi Banten,

Pemerintah Kota

Serang

████ ████

3 Pelestarian Cagar Budaya

a Perlindungan situs cagar budaya Kawasan

Banten Lama APBN, APBD Provinsi,

APBD Kota, dan/atau

sumber lain yang sah

Kementerian

Pendidikan dan

Kebudayaan,

Pemerintah

Provinsi Banten,

Pemerintah Kota

Serang

████ ████ ████ ████

b Pelestarian budaya tak benda Kawasan

Banten Lama APBN, APBD Provinsi,

APBD Kota, dan/atau

sumber lain yang sah

Kementerian

Pendidikan dan

Kebudayaan,

Pemerintah

Provinsi Banten,

Pemerintah Kota

Serang

████ ████ ████ ████

c Penelitian dan pemanfaatan cagar budaya Kawasan

Banten Lama APBN, APBD Provinsi,

APBD Kota, dan/atau

sumber lain yang sah

Kementerian

Pendidikan dan

Kebudayaan,

Pemerintah

████ ████ ████ ████

Page 213: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 6 Arahan Pemanfaatan Ruang Kawasan | Hal | 8

NO INDIKASI PROGRAM UTAMA LOKASI SUMBER PENDANAAN INSTANSI

PELAKSANA

WAKTU PELAKSANAAN

I II III IV

2015-

2019

2020-

2024

2025-

2029

2030-

2033

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

Provinsi Banten,

Pemerintah Kota

Serang

d Pembinaan masyarakat sadar pelestarian kawasan Kawasan

Banten Lama APBN, APBD Provinsi,

APBD Kota, dan/atau

sumber lain yang sah

Kementerian

Pendidikan dan

Kebudayaan,

Pemerintah

Provinsi Banten,

Pemerintah Kota

Serang

████ ████

B Konservasi Pulau Dua “P Burung”

Konservasi kawasan Pulau Dua “Pulau Burung” Kawasan

Banten Lama

APBN, APBD Provinsi,

APBD Kota, dan/atau

sumber lain yang sah

Pemerintah

Provinsi Banten,

Pemerintah Kota

Serang

████ ████

C Kawasan Perlindungan Setempat

Rehabilitasi, revitalisasi, pengembangan dan peningkatan

fungsi kawasan pantai sekitar pantai Karangantu

BL1 APBD Provinsi, APBD

Kota, dan/atau sumber lain

yang sah

Pemerintah

Provinsi Banten,

Pemerintah Kota

Serang

████ ████ ████ ████

Rehabilitasi, revitalisasi, pengembangan dan peningkatan

fungsi kawasan pantai sekitar sawah luhur

BL 2 APBD Provinsi, APBD

Kota, dan/atau sumber lain

yang sah

Pemerintah

Provinsi Banten,

Pemerintah Kota

Serang

████ ████ ████ ████

Rehabilitasi, revitalisasi, pengembangan dan peningkatan

fungsi kawasan pantai sekitar Pulau Dua “P Burung”

BL 2 APBD Provinsi, APBD

Kota, dan/atau sumber lain

yang sah

Pemerintah

Provinsi Banten,

Pemerintah Kota

Serang

████ ████ ████ ████

D Kawasan Rawan Bencana Alam

Rehabilitasi, revitalisasi, pengembangan dan peningkatan

fungsi kawasan rawan tsunami di Pantai Utara Desa Banten

BL 1 APBD Provinsi, APBD

Kota, dan/atau sumber lain

yang sah

Pemerintah

Provinsi Banten,

Pemerintah Kota

Serang

████ ████ ████ ████

Page 214: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 6 Arahan Pemanfaatan Ruang Kawasan | Hal | 9

NO INDIKASI PROGRAM UTAMA LOKASI SUMBER PENDANAAN INSTANSI

PELAKSANA

WAKTU PELAKSANAAN

I II III IV

2015-

2019

2020-

2024

2025-

2029

2030-

2033

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

Rehabilitasi, revitalisasi, pengembangan dan peningkatan

fungsi kawasan rawan tsunami di Pantai Utara Desa Sawah

Luhur

BL 2 APBD Provinsi, APBD

Kota, dan/atau sumber lain

yang sah

Pemerintah

Provinsi Banten,

Pemerintah Kota

Serang

████ ████ ████ ████

E Kawasan Peruntukan Pertanian

Rehabilitasi, revitalisasi, pengembangan dan peningkatan

fungsi kawasan pertanian

sebagian desa

Kasunyatan,

sebagian desa

Kilasah,

sebagian desa

sawahluhur

dan sebagian

desa Terumbu.

APBD Provinsi, APBD

Kota, dan/atau sumber lain

yang sah

Pemerintah

Provinsi Banten,

Pemerintah Kota

Serang ████ ████ ████ ████

F Kawasan Peruntukan Perikanan Rehabilitasi, revitalisasi, pengembangan dan peningkatan

fungsi kawasan perikanan

sebagian desa

sawahluhur,

sebagian desa

banten

APBD Provinsi, APBD

Kota, dan/atau sumber lain

yang sah

Pemerintah

Provinsi Banten,

Pemerintah Kota

Serang

████ ████ ████ ████

G Kawasan Peruntukan Industri dan Pergudangan

Rehabilitasi, revitalisasi, pengembangan dan peningkatan

fungsi kawasan industry dan pergudangan

sebagian desa

sawahluhur

APBD Provinsi, APBD

Kota, dan/atau sumber lain

yang sah

Pemerintah

Provinsi Banten,

Pemerintah Kota

Serang

████ ████ ████ ████

H Kawasan Peruntukan Permukiman

Rehabilitasi, revitalisasi, pengembangan dan peningkatan

fungsi kawasan permukiman

BL 1 dan BL

2

APBD Provinsi, APBD

Kota, dan/atau sumber lain

yang sah

Pemerintah

Provinsi Banten,

Pemerintah Kota

Serang

████ ████ ████ ████

I Penataan Desa Wisata

a Penentuan dan penetapan desa potensial menjadi desa sadar

wisata

BL 1 APBD Provinsi, APBD

Kota, dan/atau sumber lain

yang sah

Pemerintah

Provinsi Banten,

Pemerintah Kota

Serang

████

Page 215: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 6 Arahan Pemanfaatan Ruang Kawasan | Hal | 10

NO INDIKASI PROGRAM UTAMA LOKASI SUMBER PENDANAAN INSTANSI

PELAKSANA

WAKTU PELAKSANAAN

I II III IV

2015-

2019

2020-

2024

2025-

2029

2030-

2033

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

b Penyusunan masterplan revitalisasi desa sadar wisata BL 1 APBD Provinsi, APBD

Kota, dan/atau sumber lain

yang sah

Pemerintah

Provinsi Banten,

Pemerintah Kota

Serang

████

c Penyiapan konsolidasi lahan untuk revitalisasi desa sadar

wisata

BL 1 APBD Provinsi, APBD

Kota, dan/atau sumber lain

yang sah

Pemerintah

Provinsi Banten,

Pemerintah Kota

Serang

████

d Pelaksanaan revitalisasi desa sadar wisata BL 1 APBD Provinsi, APBD

Kota, dan/atau sumber lain

yang sah

Pemerintah

Provinsi Banten,

Pemerintah Kota

Serang

████ ████

e Rehabilitasi rumah tradisional berlanggam Banten BL 1 APBD Provinsi, APBD

Kota, dan/atau sumber lain

yang sah

Pemerintah

Provinsi Banten,

Pemerintah Kota

Serang

████ ████

f Pembinaan masyarakat sadar wisata kreatif BL 1 APBD Provinsi, APBD

Kota, dan/atau sumber lain

yang sah

Pemerintah

Provinsi Banten,

Pemerintah Kota

Serang

████ ████ ████

g Peningkatan kapasitas usaha komunitas setempat khas

Banten

BL 1 APBD Provinsi, APBD

Kota, dan/atau sumber lain

yang sah

Pemerintah

Provinsi Banten,

Pemerintah Kota

Serang

████ ████ ████

h Penguatan kelompok swadaya masyarakat wisata BL 1 APBD Provinsi, APBD

Kota, dan/atau sumber lain

yang sah

Pemerintah

Provinsi Banten,

Pemerintah Kota

Serang

████ ████ ████

J Penataan Kawasan Pendukung Kegiatan Pariwisata

Penyusunan Rencana Induk Pariwisata BL 1 APBN, APBD Provinsi,

APBD Kota, dan/atau

sumber lain yang sah

Kementerian

Pariwisata dan

Ekonomi Kreatif,

Kementerian

████ ████

Page 216: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 6 Arahan Pemanfaatan Ruang Kawasan | Hal | 11

NO INDIKASI PROGRAM UTAMA LOKASI SUMBER PENDANAAN INSTANSI

PELAKSANA

WAKTU PELAKSANAAN

I II III IV

2015-

2019

2020-

2024

2025-

2029

2030-

2033

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

Pekerjaan Umum,

Pemerintah

Provinsi Banten,

Pemerintah Kota

Serang

Penyusunan RTBL Kawasan Pendukung BL 1 APBD Provinsi, APBD

Kota, dan/atau sumber lain

yang sah

Kementerian

Pekerjaan Umum,

Pemerintah

Provinsi Banten,

Pemerintah Kota

Serang

████ ████

Pelaksanaan fisik dan supervisi BL 1 APBD Provinsi, APBD

Kota, dan/atau sumber lain

yang sah

Pemerintah

Provinsi Banten,

Pemerintah Kota

Serang

████ ████

K Penataan Kawasan Pendukung Banten Lama

a Penataan Kawasan Perdagangan dan Jasa

1 Penyiapan konsolidasi lahan penataan kawasan perdagangan

dan jasa di sekitar situs (bila diperlukan)

BL 1 APBD Provinsi, APBD

Kota, dan/atau sumber lain

yang sah

Pemerintah

Provinsi Banten,

Pemerintah Kota

Serang

████ ████

2 Revitalisasi kawasan pasar banten lama (karangantu)

menjadi pusat perdagangan jasa wisata

BL 1 APBD Provinsi, APBD

Kota, dan/atau sumber lain

yang sah

Pemerintah

Provinsi Banten,

Pemerintah Kota

Serang

████ ████

3 Penyusunan RTBL jalan koridor banten – karangantu BL 1 APBD Provinsi, APBD

Kota, dan/atau sumber lain

yang sah

Pemerintah

Provinsi Banten,

Pemerintah Kota

Serang

████ ████

4 Relokasi kios-kios makanan/minuman dan souvenir ke

lokasi baru/terpusat.

BL 1 APBD Provinsi, APBD

Kota, dan/atau sumber lain

yang sah

Pemerintah

Provinsi Banten,

Pemerintah Kota

Serang

████ ████

Page 217: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 6 Arahan Pemanfaatan Ruang Kawasan | Hal | 12

Tabel 5. 2. Indikasi Program Utama Lima Tahunan Arahan Pemafaatan Ruang KSP KAHULAM Baduy

NO INDIKASI PROGRAM UTAMA LOKASI SUMBER PENDANAAN INSTANSI

PELAKSANA

WAKTU PELAKSANAAN

I II III IV

2015-

2019

2020-

2024

2025-

2029

2030-

2033

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

B KSP KAHULAM Baduy

I PERWUJUDAN STRUKTUR RUANG

A Perwujudan Sistem Pusat Permukiman

1 Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) Leuwidamar

Penataan dan pemantapan kualitas lingkungan pusat

kegiatan pemerintahan kecamatan Kec. Leuwidamar

APBD Provinsi, APBD

Kabupaten, dan/atau

sumber lain yang sah

Pemerintah

Provinsi Banten,

Pemerintah

Kabupaten

████ ████

Penataan dan pemantapan kualitas lingkungan pusat

kegiatan perdagangan dan jasa Ds. Kanekes

APBD Provinsi, APBD

Kabupaten, dan/atau

sumber lain yang sah

Pemerintah

Provinsi Banten,

Pemerintah

Kabupaten

████ ████

Penataan dan pemantapan kualitas lingkungan pusat

kegiatan pariwisata budaya Ds. Kanekes

APBD Provinsi, APBD

Kabupaten, dan/atau

sumber lain yang sah

Pemerintah

Provinsi Banten,

Pemerintah

Kabupaten

████ ████

B Perwujudan Sistem Jaringan Prasarana

1 Penyusunan rencana induk infrastruktur berbasis daya

dukung dan kearifan lokal Ds. Kanekes (BY-1)

APBD Provinsi, APBD

Kabupaten, dan/atau

sumber lain yang sah

Pemerintah

Provinsi Banten,

Pemerintah

Kabupaten

████ ████

2 Jaringan Transportasi Darat

2.1 Jaringan Jalan Arteri Primer

Pemeliharaan kualitas ruas jalan nasional Jalan Raya

Cipanas BY 1 & BY 2

APBN dan/atau sumber

lain yang sah

Kementerian

Pekerjaan Umum ████ ████ ████ ████

Pemeliharaan kualitas ruas jalan nasional Simpang

Malingping-Muara Binuangeun BY 1 & BY 2

APBN dan/atau sumber

lain yang sah

Kementerian

Pekerjaan Umum ████ ████ ████ ████

2.2 Jaringan Jalan Provinsi

Pengembangan, peningkatan dan pemantapan ruas jalan

provinsi dalam mendukung pengembangan jalan ‘ring BY 1 & BY 2

APBD Provinsi, APBD

Kabupaten, dan/atau

Pemerintah

Provinsi Banten, ████ ████ ████ ████

Page 218: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 6 Arahan Pemanfaatan Ruang Kawasan | Hal | 13

NO INDIKASI PROGRAM UTAMA LOKASI SUMBER PENDANAAN INSTANSI

PELAKSANA

WAKTU PELAKSANAAN

I II III IV

2015-

2019

2020-

2024

2025-

2029

2030-

2033

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

selatan” ruas jalan Saketi – Malingping – Simpang (Picung

– Simpang Malingping);

sumber lain yang sah Pemerintah

Kabupaten

Pengembangan, peningkatan dan pemantapan ruas jalan

provinsi dalam mendukung pengembangan jalan ‘ring

selatan” ruas jalan Cipanas – Warungbanten.

BY 1 & BY 2

APBD Provinsi, APBD

Kabupaten, dan/atau

sumber lain yang sah

Pemerintah

Provinsi Banten,

Pemerintah

Kabupaten

████ ████ ████ ████

2.2 Jaringan Jalan Kabupaten

Pengembangan, peningkatan dan pemantapan ruas jalan

kabupaten dalam mendukung kawasan sosial budaya Baduy BY 1 & BY 2

APBD Provinsi, APBD

Kabupaten, dan/atau

sumber lain yang sah

Pemerintah

Provinsi Banten,

Pemerintah

Kabupaten

████ ████ ████ ████

2.3 Terminal

Pengembangan dan peningkatan terminal tipe C di pusat

pengembangan kawasan Leuwidamar Kec. Leuwidamar

APBD Kabupaten, dan/atau

sumber lain yang sah

Pemerintah

Provinsi Banten,

Pemerintah

Kabupaten

████ ████

2.4 Sentral Parkir

Pengembangan dan peningkatan sentral parker wisata

kawasan Baduy Kec. Leuwidamar

APBD Provinsi, APBD

Kabupaten, dan/atau

sumber lain yang sah

Pemerintah

Provinsi Banten,

Pemerintah

Kabupaten

████ ████

2.4 Sistem Jaringan Transportasi Kereta Api

Pengembangan dan peningkatan serta pemantapan jaringan

kereta api, yakni pembangunan kembali jaringan kereta

yang tidak dioperasikan kembali rute lintas Labuan – Saketi

–Malingping – Bayah dan Saketi – Rangkasbitung

Kab. Lebak

APBN, APBD Provinsi

dan/atau sumber lain yang

sah

Kementerian

Perhubungan,

Pemerintah

Provinsi

████ ████ ████ ████

Pengembangan dan peningkatan serta pemantapan jaringan

kereta api lintas Cilegon – Serang – Pandeglang –

Rangkasbitung (CISEPARANG).

Kab. Lebak

APBN, APBD Provinsi

dan/atau sumber lain yang

sah

Kementerian

Perhubungan,

Pemerintah

Provinsi

████ ████ ████ ████

2.5 Sistem Jaringan Energi

Pengembangan dan peningkatan jaringan listrik SUTM (70

kV) Kec. Leuwidamar

APBN, APBD Provinsi

dan/atau sumber lain yang

Kementerian

Energi, ████ ████ ████ ████

Page 219: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 6 Arahan Pemanfaatan Ruang Kawasan | Hal | 14

NO INDIKASI PROGRAM UTAMA LOKASI SUMBER PENDANAAN INSTANSI

PELAKSANA

WAKTU PELAKSANAAN

I II III IV

2015-

2019

2020-

2024

2025-

2029

2030-

2033

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

sah Pemerintah

Provinsi

Pengembangan dan peningkatan jaringan listrik SUTR (20

kV) Kec. Leuwidamar

APBN, APBD Provinsi

dan/atau sumber lain yang

sah

Kementerian

Energi,

Pemerintah

Provinsi

████ ████ ████ ████

2.6 Sistem Jaringan Telekomunikasi

Pengembangan dan peningkatan jaringan telepon kabel Kec. Leuwidamar

APBN, APBD Provinsi

dan/atau sumber lain yang

sah

Kementerian

Telekomunikasi,

Pemerintah

Provinsi

████ ████ ████ ████

Pengembangan dan peningkatan STO Kec. Leuwidamar

APBN, APBD Provinsi

dan/atau sumber lain yang

sah

Kementerian

Telekomunikasi,

Pemerintah

Provinsi

████ ████ ████ ████

Pengembangan dan peningkatan serta pemantapan jaringan

satelit berupa BTS dan pembangunan tower bersama Kec. Leuwidamar

APBN, APBD Provinsi

dan/atau sumber lain yang

sah

Kementerian

Telekomunikasi,

Pemerintah

Provinsi

████ ████ ████ ████

2.7 Sistem Jaringan Drainase dan Pedesterian

Pengembangan dan peningkatan system drainase yang

terintegrasi dengan wilayah sungai BY-1 & BY-2

APBD Provinsi, APBD

Kabupaten, dan/atau

sumber lain yang sah

Pemerintah

Provinsi Banten,

Pemerintah

Kabupaten

████ ████ ████ ████

Pengembangan dan peningkatan jalur pedestrian pada

kawasan Baduy Luar BY-1 & BY-2

APBD Provinsi, APBD

Kabupaten, dan/atau

sumber lain yang sah

Pemerintah

Provinsi Banten,

Pemerintah

Kabupaten

████ ████ ████ ████

2.8 Sistem Jaringan Persampahan

Pengembangan, peningkatan dan pemantapan TPA di

Leuwidamar Kec. Leuwidamar

APBD Provinsi, APBD

Kabupaten, dan/atau

sumber lain yang sah

Pemerintah

Provinsi Banten,

Pemerintah

Kabupaten

████ ████ ████ ████

Page 220: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 6 Arahan Pemanfaatan Ruang Kawasan | Hal | 15

NO INDIKASI PROGRAM UTAMA LOKASI SUMBER PENDANAAN INSTANSI

PELAKSANA

WAKTU PELAKSANAAN

I II III IV

2015-

2019

2020-

2024

2025-

2029

2030-

2033

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

Pengembangan dan peningkatan TPST Kec. Leuwidamar

APBD Provinsi, APBD

Kabupaten, dan/atau

sumber lain yang sah

Pemerintah

Provinsi Banten,

Pemerintah

Kabupaten

████ ████ ████ ████

2.9 Sistem Jaringan Mitigasi

Pengembangan dan peningkatan jalur dan ruang mitigasi

bencana

Kec. Leuwidamar,

Kec. Sobang, Kec.

Bojongmanik

APBD Provinsi, APBD

Kabupaten, dan/atau

sumber lain yang sah

Pemerintah

Provinsi Banten,

Pemerintah

Kabupaten

████ ████ ████ ████

Pengembangan, peningkatan dan rehabilitasi marka/tanda

mitigas bencana

Kec. Leuwidamar,

Kec. Sobang, Kec.

Bojongmanik

APBD Provinsi, APBD

Kabupaten, dan/atau

sumber lain yang sah

Pemerintah

Provinsi Banten,

Pemerintah

Kabupaten

████ ████ ████ ████

2.10 Sistem Jaringan Air Minum

Pengembangan, peningkatan dan pemantapan penyediaan

air minum berupa IPA Umum Baduy Dalam &

Luar

APBD Provinsi, APBD

Kabupaten, dan/atau

sumber lain yang sah

Pemerintah

Provinsi Banten,

Pemerintah

Kabupaten

████ ████ ████ ████

Pengembangan, peningkatan dan pemantapan penyediaan

IPA Air Minum di desa wisata minat khusus Baduy Baduy Dalam &

Luar

APBD Provinsi, APBD

Kabupaten, dan/atau

sumber lain yang sah

Pemerintah

Provinsi Banten,

Pemerintah

Kabupaten

████ ████ ████ ████

2.11 Sistem Jaringan Sumber Daya Air

Pengembangan, peningkatan dan pemantapan WS Ciujung-

Cidurian Kec. Leuwidamar

APBN, APBD Provinsi,

APBD Kabupaten, dan/atau

sumber lain yang sah

Kementerian

Pekerjaan Umum,

Pemerintah

Provinsi Banten,

Pemerintah

Kabupaten

████ ████ ████ ████

Pengembangan, rehabilitasi dan pemantapan situ/embung di

Kec Leuwidamar Kec. Leuwidamar

APBD Provinsi, APBD

Kabupaten, dan/atau

sumber lain yang sah

Provinsi Banten,

Pemerintah

Kabupaten ████ ████ ████ ████

Page 221: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 6 Arahan Pemanfaatan Ruang Kawasan | Hal | 16

NO INDIKASI PROGRAM UTAMA LOKASI SUMBER PENDANAAN INSTANSI

PELAKSANA

WAKTU PELAKSANAAN

I II III IV

2015-

2019

2020-

2024

2025-

2029

2030-

2033

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

Pengembangan, rehabilitasi dan pemantapan embung di Kec

Muncang Kec. Muncang

APBD Provinsi, APBD

Kabupaten, dan/atau

sumber lain yang sah

Provinsi Banten,

Pemerintah

Kabupaten ████ ████ ████ ████

Pengembangan, rehabilitasi dan pemantapan embung di Kec

Sobang Kec. Sobang

APBD Provinsi, APBD

Kabupaten, dan/atau

sumber lain yang sah

Provinsi Banten,

Pemerintah

Kabupaten ████ ████ ████ ████

Pengembangan, rehabilitasi dan revitalisasi DI Irigasi

Teknis

BY-2 Kec.

Muncang

APBD Provinsi, APBD

Kabupaten, dan/atau

sumber lain yang sah

Provinsi Banten,

Pemerintah

Kabupaten ████ ████ ████ ████

Pengembangan, rehabilitasi dan revitalisasi DI Irigasi Semi

Teknis

BY-2 Kec.

Muncang,

Leuwidamar,

Bojongmanik

APBD Provinsi, APBD

Kabupaten, dan/atau

sumber lain yang sah

Provinsi Banten,

Pemerintah

Kabupaten ████ ████ ████ ████

Pengembangan, rehabilitasi dan revitalisasi DI Irigasi

Sederhana

BY-2 Kec.

Muncang, Sobang

Leuwidamar,

Bojongmanik

APBD Provinsi, APBD

Kabupaten, dan/atau

sumber lain yang sah

Provinsi Banten,

Pemerintah

Kabupaten ████ ████ ████ ████

Pengembangan, rehabilitasi dan revitalisasi DI Irigasi

Pedesaan

BY-2 Kec.

Muncang, Sobang

Leuwidamar,

Bojongmanik

APBD Provinsi, APBD

Kabupaten, dan/atau

sumber lain yang sah

Provinsi Banten,

Pemerintah

Kabupaten ████ ████ ████ ████

II PERWUJUDAN POLA RUANG A Pelestarian Situs Baduy 1 Penyusunan Rencana Induk Pelestarian

Penyusunan Rencana Induk Pelestarian Kawasan Cagar

Budaya Baduy BY-1

APBN, APBD Provinsi,

APBD Kabupaten, dan/atau

sumber lain yang sah

Kementerian

Pendidikan dan

Kebudayaan,

Pemerintah

Provinsi Banten,

Pemerintah

Kabupaten

████

2 Pelestarian Situs Baduy Perlindungan Situs Arca Domas Baduy (Zona Suci) Kec. Leuwidamar APBD Provinsi, APBD Provinsi Banten, ████ ████ ████ ████

Page 222: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 6 Arahan Pemanfaatan Ruang Kawasan | Hal | 17

NO INDIKASI PROGRAM UTAMA LOKASI SUMBER PENDANAAN INSTANSI

PELAKSANA

WAKTU PELAKSANAAN

I II III IV

2015-

2019

2020-

2024

2025-

2029

2030-

2033

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

Kabupaten, dan/atau

sumber lain yang sah Pemerintah

Kabupaten

Perlindungan pemukiman Baduy Dalam Cibeo,

Cikartawarna, dan Cikeusik Kec. Leuwidamar

APBD Provinsi, APBD

Kabupaten, dan/atau

sumber lain yang sah

Provinsi Banten,

Pemerintah

Kabupaten ████ ████ ████ ████

Perlindungan pemukiman Baduy Luar Ciboleger,

Kaduketuk, Gajeboh, Cisagu, dan Cikadu. Kec. Leuwidamar

APBD Provinsi, APBD

Kabupaten, dan/atau

sumber lain yang sah

Provinsi Banten,

Pemerintah

Kabupaten ████ ████ ████ ████

Perlindungan hak ulayat atas tanah Ds. Kanekes

APBD Provinsi, APBD

Kabupaten, dan/atau

sumber lain yang sah

Provinsi Banten,

Pemerintah

Kabupaten ████ ████ ████ ████

3 Pelestarian Cagar Budaya

Pelestarian situs cagar budaya Ds. Kanekes

APBN, APBD Provinsi,

APBD Kabupaten, dan/atau

sumber lain yang sah

Kementerian

Pendidikan dan

Kebudayaan ,

Provinsi Banten,

Pemerintah

Kabupaten

████ ████ ████ ████

Pelestarian budaya tak benda Baduy Dalam dan

Baduy Luar

APBN, APBD Provinsi,

APBD Kabupaten, dan/atau

sumber lain yang sah

Kementerian

Pendidikan dan

Kebudayaan,

Provinsi Banten,

Pemerintah

Kabupaten

████ ████ ████ ████

Penelitian dan pemanfaatan cagar budaya

Kec. Leuwidamar

APBN, APBD Provinsi,

APBD Kabupaten, dan/atau

sumber lain yang sah

Kementerian

Pendidikan dan

Kebudayaan,

Provinsi Banten,

Pemerintah

Kabupaten

████ ████ ████ ████

Pembinaan masyarakat sadar pelestarian kawasan Baduy

Kec. Leuwidamar

APBN, APBD Provinsi,

APBD Kabupaten, dan/atau

sumber lain yang sah

Kementerian

Pendidikan dan

Kebudayaan, ████ ████ ████ ████

Page 223: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 6 Arahan Pemanfaatan Ruang Kawasan | Hal | 18

NO INDIKASI PROGRAM UTAMA LOKASI SUMBER PENDANAAN INSTANSI

PELAKSANA

WAKTU PELAKSANAAN

I II III IV

2015-

2019

2020-

2024

2025-

2029

2030-

2033

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

Provinsi Banten,

Pemerintah

Kabupaten

B Kawasan Hutan Lindung

Rehabilitasi, Pengembangan dan Peningkatan Fungsi

Kawasan hutan lindung

Sebagian wilayah

Kec. Muncang

APBN, APBD Provinsi,

APBD Kabupaten, dan/atau

sumber lain yang sah

Kementerian

Kehutanan,

Pemerintah

Provinsi Banten,

Pemerintah Kab.

Lebak

████ ████ ████ ████

C Kawasan Resapan Air

Rehabilitasi, pengembangan dan peningkatan fungsi

kawasan resapan air

Kec. Leuwidamar,

Sebagian wilayah

kec. Bojongmanik,

sebagian wilayah

Kec. Muncang,

sebagian wilayah

Kec. Sobang

APBN, APBD Provinsi,

APBD Kabupaten, dan/atau

sumber lain yang sah

Kementerian

Kehutanan,

Pemerintah

Provinsi Banten,

Pemerintah Kab.

Lebak

████ ████ ████ ████

D Kawasan Perlindungan Setempat

Rehabilitasi, pengembangan dan peningkatan fungsi

kawasan perlindungan setempat

Kec. Leuwidamar,

Sebagian wilayah

kec. Bojongmanik,

sebagian wilayah

Kec. Muncang,

sebagian wilayah

Kec. Sobang

APBN, APBD Provinsi,

APBD Kabupaten, dan/atau

sumber lain yang sah

Kementerian

Kehutanan,

Pemerintah

Provinsi Banten,

Pemerintah Kab.

Lebak

████ ████ ████ ████

E Kawasan Suaka Alam dan Pelestarian Alam

Rehabilitasi, pengembangan dan peningkatan fungsi

kawasan Suaka Alam dan Pelestarian Alam TNGHS

Sebagian wilayah

Kec. Sobang

APBN, APBD Provinsi,

APBD Kabupaten, dan/atau

sumber lain yang sah

Kementerian

Kehutanan,

Pemerintah

Provinsi Banten,

Pemerintah Kab.

Lebak

████ ████ ████ ████

Page 224: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 6 Arahan Pemanfaatan Ruang Kawasan | Hal | 19

NO INDIKASI PROGRAM UTAMA LOKASI SUMBER PENDANAAN INSTANSI

PELAKSANA

WAKTU PELAKSANAAN

I II III IV

2015-

2019

2020-

2024

2025-

2029

2030-

2033

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

E Kawasan Rawan Bencana Alam

Rehabilitasi, pengembangan dan peningkatan fungsi

kawasan Rawan Bencana Alam

Kec. Leuwidamar,

Sebagian wilayah

kec. Bojongmanik,

sebagian wilayah

Kec. Sobang

APBN, APBD Provinsi,

APBD Kabupaten, dan/atau

sumber lain yang sah

Kementerian

Kehutanan,

Pemerintah

Provinsi Banten,

Pemerintah Kab.

Lebak

████ ████ ████ ████

F Kawasan Lindung Geologi

Rehabilitasi, pengembangan dan peningkatan fungsi

kawasan Sempadan Mata Air

sebagian wilayah

Kec. Sobang

APBN, APBD Provinsi,

APBD Kabupaten, dan/atau

sumber lain yang sah

Kementerian

Kehutanan,

Pemerintah

Provinsi Banten,

Pemerintah Kab.

Lebak

████ ████ ████ ████

G Kawasan Hutan Produksi

Rehabilitasi, pengembangan dan peningkatan fungsi

kawasan hutan produksi terbatas

Kec. Leuwidamar,

Sebagian wilayah

kec. Bojongmanik,

sebagian wilayah

Kec. Sobang

APBN, APBD Provinsi,

APBD Kabupaten, dan/atau

sumber lain yang sah

Kementerian

Kehutanan,

Pemerintah

Provinsi Banten,

Pemerintah Kab.

Lebak

████ ████ ████ ████

Rehabilitasi, pengembangan dan peningkatan fungsi

kawasan hutan produksi tetap Kec. Leuwidamar

APBN, APBD Provinsi,

APBD Kabupaten, dan/atau

sumber lain yang sah

Kementerian

Kehutanan,

Pemerintah

Provinsi Banten,

Pemerintah Kab.

Lebak

████ ████ ████ ████

H Kawasan Perkebunan

Rehabilitasi, pengembangan dan peningkatan fungsi

kawasan perkebunan

Kec. Leuwidamar,

Sebagian wilayah

kec. Bojongmanik,

sebagian wilayah

Kec. Sobang

APBN, APBD Provinsi,

APBD Kabupaten, dan/atau

sumber lain yang sah

Kementerian

Kehutanan,

Pemerintah

Provinsi Banten,

Pemerintah Kab.

████ ████ ████ ████

Page 225: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 6 Arahan Pemanfaatan Ruang Kawasan | Hal | 20

NO INDIKASI PROGRAM UTAMA LOKASI SUMBER PENDANAAN INSTANSI

PELAKSANA

WAKTU PELAKSANAAN

I II III IV

2015-

2019

2020-

2024

2025-

2029

2030-

2033

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

Lebak

I Kawasan Pertanian Pangan

Rehabilitasi, pengembangan dan peningkatan fungsi

kawasan pertanian lahan pangan basah

Kec. Leuwidamar,

Sebagian wilayah

kec. Bojongmanik,

sebagian wilayah

Kec. Sobang

APBN, APBD Provinsi,

APBD Kabupaten, dan/atau

sumber lain yang sah

Kementerian

Pertanian,

Pemerintah

Provinsi Banten,

Pemerintah Kab.

Lebak

████ ████ ████ ████

Rehabilitasi, pengembangan dan peningkatan fungsi

kawasan pertanian lahan pangan kering

Kec. Leuwidamar,

Sebagian wilayah

kec. Bojongmanik

APBN, APBD Provinsi,

APBD Kabupaten, dan/atau

sumber lain yang sah

Kementerian

Pertanian,

Pemerintah

Provinsi Banten,

Pemerintah Kab.

Lebak

████ ████ ████ ████

J Kawasan Konservasi Lahan Pertanian Pangan

Berkelanjutan

Penyusunan rencana induk peningkatan pertanian pangan

berkelanjutan

Kec. Leuwidamar,

Sebagian wilayah

kec. Bojongmanik,

sebagian wilayah

Kec. Sobang

APBN, APBD Provinsi,

APBD Kabupaten, dan/atau

sumber lain yang sah

Kementerian

Pertanian,

Pemerintah

Provinsi Banten,

Pemerintah Kab.

Lebak

████ ████ ████ ████

Penentuan batas deliniasi lahan pertanian pangan

berkelanjutan

Kec. Leuwidamar,

Sebagian wilayah

kec. Bojongmanik,

sebagian wilayah

Kec. Sobang

APBN, APBD Provinsi,

APBD Kabupaten, dan/atau

sumber lain yang sah

Kementerian

Pertanian,

Pemerintah

Provinsi Banten,

Pemerintah Kab.

Lebak

████ ████ ████ ████

Pemeliharaan kawasan lahan pertanian pangan

berkelanjutan

Kec. Leuwidamar,

Sebagian wilayah

kec. Bojongmanik,

sebagian wilayah

Kec. Sobang

APBN, APBD Provinsi,

APBD Kabupaten, dan/atau

sumber lain yang sah

Kementerian

Pertanian,

Pemerintah

Provinsi Banten,

Pemerintah Kab.

████ ████ ████ ████

Page 226: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 6 Arahan Pemanfaatan Ruang Kawasan | Hal | 21

NO INDIKASI PROGRAM UTAMA LOKASI SUMBER PENDANAAN INSTANSI

PELAKSANA

WAKTU PELAKSANAAN

I II III IV

2015-

2019

2020-

2024

2025-

2029

2030-

2033

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

Lebak

Pengembangan usaha agribisnis (organic)

Kec. Leuwidamar,

Sebagian wilayah

kec. Bojongmanik,

sebagian wilayah

Kec. Sobang

APBN, APBD Provinsi,

APBD Kabupaten, dan/atau

sumber lain yang sah

Kementerian

Pertanian,

Pemerintah

Provinsi Banten,

Pemerintah Kab.

Lebak

████ ████ ████ ████

Penguatan lembaga ekonomi perdesaan

Kec. Leuwidamar,

Sebagian wilayah

kec. Bojongmanik,

sebagian wilayah

Kec. Sobang

APBN, APBD Provinsi,

APBD Kabupaten, dan/atau

sumber lain yang sah

Kementerian

Pertanian,

Pemerintah

Provinsi Banten,

Pemerintah Kab.

Lebak

████ ████ ████ ████

Peningkatan produksi, produktifitas dan mutu tanaman

pangan berkelanjutan

Kec. Leuwidamar,

Sebagian wilayah

kec. Bojongmanik,

sebagian wilayah

Kec. Sobang

APBN, APBD Provinsi,

APBD Kabupaten, dan/atau

sumber lain yang sah

Kementerian

Pertanian,

Pemerintah

Provinsi Banten,

Pemerintah Kab.

Lebak

████ ████ ████ ████

Penyaluran subsidi benih tanaman pangan

Kec. Leuwidamar,

Sebagian wilayah

kec. Bojongmanik,

sebagian wilayah

Kec. Sobang

APBN, APBD Provinsi,

APBD Kabupaten, dan/atau

sumber lain yang sah

Kementerian

Pertanian,

Pemerintah

Provinsi Banten,

Pemerintah Kab.

Lebak

████ ████ ████ ████

Pengelolaan system penyediaan dan pengawasan sarana

produksi tanaman pangan

Kec. Leuwidamar,

Sebagian wilayah

kec. Bojongmanik,

sebagian wilayah

Kec. Sobang

APBN, APBD Provinsi,

APBD Kabupaten, dan/atau

sumber lain yang sah

Kementerian

Pertanian,

Pemerintah

Provinsi Banten,

Pemerintah Kab.

Lebak

████ ████ ████ ████

J Kawasan Pertambangan

Rehabilitasi, pengembangan dan peningkatan fungsi Kec. Leuwidamar, APBN, APBD Provinsi, Kementerian ████ ████ ████ ████

Page 227: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 6 Arahan Pemanfaatan Ruang Kawasan | Hal | 22

NO INDIKASI PROGRAM UTAMA LOKASI SUMBER PENDANAAN INSTANSI

PELAKSANA

WAKTU PELAKSANAAN

I II III IV

2015-

2019

2020-

2024

2025-

2029

2030-

2033

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

kawasan pertambangan mineral logam dan mineral bukan

logam

Sebagian wilayah

kec. Bojongmanik,

sebagian wilayah

Kec. Sobang

APBD Kabupaten, dan/atau

sumber lain yang sah ESDM,

Pemerintah

Provinsi Banten,

Pemerintah Kab.

Lebak

Rehabilitasi, pengembangan dan peningkatan fungsi

kawasan pertambangan batu bara

Kec. Leuwidamar,

Sebagian wilayah

kec. Bojongmanik

APBN, APBD Provinsi,

APBD Kabupaten, dan/atau

sumber lain yang sah

Kementerian

ESDM,

Pemerintah

Provinsi Banten,

Pemerintah Kab.

Lebak

████ ████ ████ ████

Rehabilitasi, pengembangan dan peningkatan fungsi

kawasan pertambangan panas bumi

sebagian wilayah

Kec. Sobang Kec. Leuwidamar,

APBN, APBD Provinsi,

APBD Kabupaten, dan/atau

sumber lain yang sah

Kementerian

ESDM,

Pemerintah

Provinsi Banten,

Pemerintah Kab.

Lebak

████ ████ ████ ████

Rehabilitasi, pengembangan dan peningkatan fungsi

kawasan minyak dan gas bumi Kec. Leuwidamar,

APBN, APBD Provinsi,

APBD Kabupaten, dan/atau

sumber lain yang sah

Kementerian

ESDM,

Pemerintah

Provinsi Banten,

Pemerintah Kab.

Lebak

████ ████ ████ ████

K Kawasan Industri

Pengembangan, peningkatan dan pemantapan kegiatan

industry kecil dan menengah

Kec. Leuwidamar,

Sebagian wilayah

kec. Bojongmanik

APBN, APBD Provinsi,

APBD Kabupaten, dan/atau

sumber lain yang sah

Kementerian

Parekraf,

Kementerian

Industri dan

Perdagangan,

Pemerintah

Provinsi Banten,

Pemerintah Kab.

Lebak

████ ████ ████ ████

Page 228: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 6 Arahan Pemanfaatan Ruang Kawasan | Hal | 23

NO INDIKASI PROGRAM UTAMA LOKASI SUMBER PENDANAAN INSTANSI

PELAKSANA

WAKTU PELAKSANAAN

I II III IV

2015-

2019

2020-

2024

2025-

2029

2030-

2033

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

L Kawasan Wisata

Pengembangan, peningkatan dan pemantapan kawasan

wisata

Kec. Leuwidamar,

Sebagian wilayah

kec. Bojongmanik,

sebagian wilayah

Kec. Sobang

APBN, APBD Provinsi,

APBD Kabupaten, dan/atau

sumber lain yang sah

Kementerian

Parekraf,

Pemerintah

Provinsi Banten,

Pemerintah Kab.

Lebak

████ ████ ████ ████

M Kawasan Permukiman Perdesaan dan Perkotaan

Pengembangan, peningkatan dan pemantapan kawasan

Perdesaan

Kec. Leuwidamar,

Sebagian wilayah

kec. Bojongmanik,

sebagian wilayah

Kec. Sobang

APBD Provinsi, APBD

Kabupaten, dan/atau

sumber lain yang sah

Pemerintah

Provinsi Banten,

Pemerintah Kab.

Lebak

████ ████ ████ ████

N Kawasan Perikanan

Pengembangan, peningkatan dan pemantapan kawasan

Perikanan Budidaya air tawar

Sebagian wilayah

kec. Muncang

APBD Provinsi, APBD

Kabupaten, dan/atau

sumber lain yang sah

Pemerintah

Provinsi Banten,

Pemerintah Kab.

Lebak

████ ████ ████ ████

Page 229: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 5 Rencana Kerja Selanjutnya | Hal | 1

Page 230: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 7 Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang KSP | Hal | 1

BAB 7 ARAHAN PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN

Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Wilayah diatur dalam undang - undang Nomor 26

Tahun 2007 dan diatur dalam Peraturan Pemerintah RI nomor 26 Tahun 2008 Tentang

Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional. Dalam UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan

Ruang pasal 35, disebutkan bahwa : “Pengendalian pemanfaatan ruang dilakukan melalui

penetapan peraturan zonasi, perizinan, pemberian insentif dan disinsentif, serta pengenaan

sanksi”. Dengan demikian fungsi penge ndalian pemanfaatan ruang akan disesuaikan dengan

kebutuhan dan kedetailan rencana yang ada, dan selanjutnya digunakan menciptakan tertib

tata ruang.

Dalam PP No. 26 Tahun 2008 pasal 85, disebutkan bahwa : “Arahan Pengendalian

pemanfaatan ruang Wilayah Nasional digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan

pengendalian pemanfaatan pemanfaatan ruang wilayah nasional yang terdiri dari indikasi

arahan peraturan zonasi sistem nasional, arahan perijinan, arahan pemberian intensif dan

disintensif, dan arahan sanksi.

Arahan Penentuan Zonasi

Dalam UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang pasal 36, disebutkan bahwa :

1. Peraturan zonasi disusun sebagai pedoman pengendalian pemanfaatan ruang.

2. Peraturan zonasi disusun berdasarkan rencana rinci tata ruang untuk setiap zona

pemanfaatan ruang.

3. Peraturan zonasi ditetapkan dengan :

a. Peraturan pemerintah untuk arahan peraturan zonasi sistem nasional;

b. Peraturan daerah provinsi untuk arahan peraturan zonasi sistem provinsi; dan

c. Peraturan daerah kabupaten/kota untuk peraturan zonasi.

4. Indikasi arahan peraturan zonasi sistem nasional meliputi indikasi arahan peraturan zonasi

untuk struktur ruang dan pola ruang, yang terdiri atas:

a. Sistem perkotaan nasional;

b. Sistem jaringan transportasi nasional;

c. Sistem jaringan energi nasional;

d. Sistem jaringan telekomunikasi nasional;

e. Sistem jaringan sumber daya air;

f. Kawasan lindung nasional; dan

Page 231: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 7 Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang KSP | Hal | 2

g. Kawasan budi daya.

Dalam penjelasan UU No. 26 Tahun 2007 pasal 36, disebutkan bahwa peraturan zonasi

merupakan ketentuan yang mengatur pemanfaatan ruang dan unsur-unsur pengendalian yang

disusun untuk setiap zona peruntukan sesuai dengan rencana rinci tata ruang. Peraturan

zonasi berisi ketentuan yang harus, yang boleh, atau yang tidak boleh dilaksanakan pada zona

pemanfaatan ruang yang dapat terdiri atas ketentuan tentang amplop ruang (koefisien dasar

ruang hijau, koefisien dasar bangunan, koefisien lantai bangunan, dan garis sempadan

bangunan), penyediaan sarana dan prasarana, serta ketentuan lain yang dibutuhkan untuk

mewujudkan ruang yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan. Ketentuan lain yang

dibutuhkan, antara lain, adalah ketentuan pemanfaatan ruang yang terkait dengan

keselamatan penerbangan, pembangunan pemancar alat komunikasi, dan pembangunan

jaringan listrik tegangan tinggi.

Page 232: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 7 Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang KSP | Hal | 1

Tabel 6. 1. Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang KSP Banten Lama

Tujuan:

No Kawasan

Jenis Kegiatan Intensitas Pemanfaatan

Ruang Ketentuan Prasarana

dan Sarana Minimal Jenis kegiatan yang

diperbolehkan

Jenis kegiatan yang diperbolehkan

dengan syarat dan tidak diperbolehkan

KDB

Maks

KLB

Maks

KDH

Min (%)

1 2 3 4 5 6 7 8

Page 233: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 5 Rencana Kerja Selanjutnya | Hal | 1

Page 234: Laporan Draf Akhir Kawasan Strategis Provinsi Banten Lama dan Kawasan Hal Ulayat Masyarakat Baduy

Laporan Draf Akhir

Bab 5 Rencana Kerja Selanjutnya | Hal | 1

PENUTUP