kawasan salak

Upload: basuki-farisi-al-kafiruun

Post on 06-Jul-2018

250 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/17/2019 Kawasan Salak

    1/110

    1

    KATA PENGANTAR

    Agribisnis salak memiliki prospek pengembangan yang baik dan

    mampu menjadi tumpuan bagi petani dan pelaku usaha terkait.

    Salak tidak lagi hanya menjadi komoditas sampingan melainkan

    telah berkembang menjadi usaha bisnis yang berorientasi profit

    yang berkesinambungan.

    Kebutuhan akan pengembangan agribisnis salak dalam skala usahayang besar merupakan suatu tantangan yang perlu dijawab dengan

    penyediaan infrastruktur dan teknologi yang sangat memadai.

    Kondisi ini merupakan peluang dibukanya akses modal yang sangat

    besar untuk menghasilkan salak yang berorientasi pasar dinamis.

    Model pengembangan salak berbasis kebutuhan pasar dan

    berorientasi investasi perlu dilakukan untuk menstimulasipertumbuhan produksi, peningkatan mutu dan perluasan pasar.

    Salah satu sentra dengan preferensi peningkatan produksi dan mutu

    yang berorientasi pasar dan investasi adalah kawasan salak yang ada

    di Provinsi Jawa Tengah Kabupaten Magelang, kabupaten

    Banjarnegara dan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Kabupaten

    Sleman, yang telah dikenal eksistensinya sejak puluhan tahun yang

    silam.

    Motivasi petani, pengusaha, pemerintah daerah dan pemerintah

    pusat yang begitu besar dan didukung oleh infrastruktur yang cukup

    memadai mulai dari sarana pengairan hingga infrastruktur distribusi

    dan dukungan permodalan bagi petani dan penangkar benih

    merupakan faktor penentu keberhasilan pengembangan agribisnis

  • 8/17/2019 Kawasan Salak

    2/110

    2

    salak yang selama ini dilakukan bersama. Diharapkan Provinsi jawa

    Tengah dan Provinsi Yogyakarta dapat menjadi model

    pengembangan kawasan salak bagi kawasan lainnya di tanah air.

    Jakarta, Oktober 2009

    Direktur Budidaya Tanaman Buah

    Ir. Winny Dian Wibawa, MSc.

  • 8/17/2019 Kawasan Salak

    3/110

    3

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR................................................................. 1

    DAFTAR ISI............................................................................ 3

    DAFTAR GAMBAR................................................................. 4

    DAFTAR TABEL...................................................................... 6

    I. PENDAHULUAN............................................................. 7

    A. Tujuan........................................................................... 10

    B. Sasaran......................................................................... 10

    II. PENDEKATAN PENGEMBANGAN DAN ALUR PIKIR.......... 10

    A. POTENSI, PELUANG DAN PERMASALAHAN................... 14

    a.POSISI GEOGRAFIS KAWASAN SALAK........................ 14

    b.POTENSI DAN PELUANG............................................ 18

    B. PERMASALAHAN........................................................... 56

    III. STRATEGI DAN PROGRAM............................................. 58

    A. Strategi.......................................................................... 58

    B. Program........................................................................ 59

    IV. INSTITUSI TERKAIT........................................................ 101

    V. KESIMPULAN................................................................ 101

    VI. TINDAK LANJUT (PROGRESS) YANG DILAKUKAN............ 102

    VII. RENCANA KEGIATAN BULAN OKTOBER-NOVEMBER 2008 107

  • 8/17/2019 Kawasan Salak

    4/110

    4

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1. Pola pendekatan pengembangan .............................12

    Gambar 2. Alur pikir pengembangan kawasan salak ...................13

    Gambar 3. Posisi geografis kawasan salak di Kabupaten

    Sleman (DIY), Kabupaten Magelang dan Banjar

    Negara (Jawa Tengah)..............................................15

    Gambar 4. Kawasan salak yang menghampar di kaki gunung

    Merapi....................................................................17

    Gambar 5. Skema pola pergiliran panen/waktu panen

    berdasar ketinggian tempat .....................................20

    Gambar 6. Karakteristik pola produksi salak di Kabupaten

    Magelang berdasar rentang waktu satu tahun ..........22

    Gambar 7. Pola produksi dan harga salak di Sleman rentang

    waktu satu tahun ....................................................24

    Gambar 8. Produksi salak di kelompoktani Kembang Mulyo

    rentang satu tahun selama 5 tahun (1999-2003) .......28

    Gambar 9. Produksi salak dengan pemupukan intensif setiap

    bulan sepanjang tahun ............................................31

    Gambar 10. Penempatan seresah sisa tanaman (pada rorak)

    pada SOP Salak Kabupaten Sleman ...........................33

  • 8/17/2019 Kawasan Salak

    5/110

    5

    Gambar 11. Penempatan seresah (sekitar tanaman) SOP di

    kelompoktani Si Cantik ............................................ 33

    Gambar 12. Estimasi pasar salak yang membutuhkan kebun

    GAP terregister ....................................................... 42

    Gambar 13. Jumlah kebutuhan salak di pasar modern .................. 42

    Gambar 14. Peta distribusi salak................................................. 45

    Gambar 15. Alur pemasaran salak .............................................. 46

    Gambar 16. Pola umum Alur Distribusi Salak ............................... 48

    Gambar 17. Bak pembagi dengan saluran-saluran air yang

    langsung ke masing-masing kebun petani ................. 50

    Gambar 18. Bak-bak penampung air di dalam kebun petani......... 51

    Gambar 19. Akses jalan di kawasan pengembangan salak ............ 53

    Gambar 20. Grading dan packing house di kawasan

    pengembangan salak............................................... 55

  • 8/17/2019 Kawasan Salak

    6/110

    6

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1. Lokasi, luas lahan, jumlah rumpun produktif dan

    produksi salak tahun 2006.................................... 19

    Tabel 2. Nama kelompok dan kebun salak GAP

    terregister............................................................. 36

    Tabel 3. Kelembagaan Pendukung Agribisnis Salak tahun

    2006..................................................................... 38

    Tabel 4. Permintaan, kapasitas, dan kekurangan pasokan

    Salak dari Kebun GAP/SOP................................... 43

    Tabel 5. Program kegiatan pengembangan kawasan salak 67

    Tabel 6. Kebutuhan pengembangan SCM.......................... 99

  • 8/17/2019 Kawasan Salak

    7/110

    7

    I.  PENDAHULUAN

    Salak merupakan komoditas asli Indonesia yang pada

    awalnya kurang banyak diminati untuk dikonsumsi.

    Pada masa tersebut, varietas yang paling dikenal

    adalah salak Bali, dan Gula Pasir yang keduanya

    merupakan indigeneous  Provinsi Bali yang paling

    terkenal karena rasa buah yang manis. Namun

    keduanya kurang banyak dikenal karena kapasitas

    produksinya yang kecil. Popularitas salak sebagai buah

    meja meningkat pesat sejak ditemukan dandikembangkannya secara luas salak Pondoh dari

    Kabupaten Sleman. Pengembangan salak pondoh

    mengalami masa keemasannya pada saat adanya

    proyek bantuan Jepang pada kurun 1997  –  2002 yang

    dilakukan di Kabupaten Magelang dan Banjarnegara

    masing-masing seluas 1.000 ha.

    Seiring dengan semakin dikenal, salak semakin

    digemari masyarakat dari berbagai lapisan. Konsumsi

    per kapita salak pada tahun 2008 sebesar 1,64

    kg/kap/th, dengan tingkat kerusakan rata-rata 15%,

    maka keperluan salak per tahun adalah sebesar 420

    ribu ton/tahun atau 35 ribu ton/bulan. Keperluan

    tersebut masih ditambah dengan permintaan ekspor,

    olahan dan pasar modern. Untuk memasok kebutuhan

    konsumsi segar saja, diperlukan pohon salak sebanyak

    41,3 juta rumpun atau dari lahan seluas 21 ribu hektar.

    Pasar di Jakarta selama menjadi tujuan utama ialah

    sebesar 60% - 70% (334 ribu ton) dari total produksi

    dari kawasan Sleman, Magelang dan Banjarnegara. Dari

  • 8/17/2019 Kawasan Salak

    8/110

    8

     jumlah tersebut 15% dimanfaatkan untuk memasok

    pasar modern, khususnya Carrefour, yang menuntut

     jaminan kepastian jumlah pasokan dan mutu yang lebih

    baik. Kebutuhan pasokan untuk produk dengan kriteria

    khusus, dimana dalam sistem budidayanya telah

    menerapkan GAP diperlukan volume pasokan sekitar

    32.755 ton/tahun.

    Karakteristik buah salak yang dapat berbuah hampir di

    sepanjang tahun, menyebabkan tingginya permintaan

    pasar domestik maupun ekspor. Pada saat ini sebagian

    besar produk masih diperdagangkan di dalam negeri,

    dan baru sebagian kecil yang diekspor ke beberapa

    negara tetangga, khususnya Singapura, Hongkong dan

    Malaysia. Dalam perkembangannya, beberapa negara

    seperti China, Jepang, Belanda dan Amerika telah

    menyatakan minatnya untuk mengimpor salak

    Indonesia. China telah melakukan verifikasi draf

    protokol ekpsor. Nota kesepakatan kerjasama

    Indonesia  – China telah ditandatangani pada tanggal 4

    September 2008. Ini berarti perdagangan salak ke

    China sudah dapat dilakukan. Sedangkan untuk Jepang,

    Belanda dan Amerika masih terkendala pada

    persyaratan karantina dan mutu yang diberlakukan di

    negara-negara tersebut.

    Permintaan pasar yang tinggi tersebut perlu

    ditindaklanjuti dengan peningkatan kapasitas pasokan,

    efisiensi produksi dengan memperhatikan kaidah

    budidaya yang ramah lingkungan. Sejak 2005 telah

    diupayakan penyusunan dan penerapan GAP/SOP salak

  • 8/17/2019 Kawasan Salak

    9/110

    9

    sebagai upaya membantu petani dan pelaku usaha

    salak menembus pasar internasional. Prosedur yang

    diperlukan untuk mewujudkan hal tersebut adalah

    penerapan SOP salak oleh petani dan kelompok tani.

    Kebun-kebun salak yang telah menerapkan GAP dan

    SOP telah siap untuk dilakukan registrasi kebun, yang

    menandakan pula bahwa kebun salak tersebut telah

    menerapkan sistem jaminan mutu. Sebagai tindak

    lanjut kebun salak yang telah terregister akan dinilai

    untuk memperoleh sertifikasi produk Prima.

    Mengacu pada kondisi perdagangan salak dari kawasan

    Sleman, Magelang, dan Banjarnegara, dapat dibuktikan

    adanya dampak positif dari aktivitas tersebut untuk

    dapat mendorong terjadinya aktivitas usaha lainnya.

    Beberapa aktivitas yang muncul antara lain adalah

    usaha agribisnis dan pendukungnya seperti pengolahan

    salak, pembuatan kemasan untuk konsumen akhir

    maupun pengiriman buah, usaha transportasi, kios

    agroinput, usaha pembibitan salak, pelatihan dan

    sebagainya. Hal ini berdampak pada peningkatan

    perekonomian masyarakat setempat yang memberikan

    multiplier effect. Situasi tersebut merupakan salah satu

    indikator pembangunan pertanian yang berkelanjutan.

    Mengacu pada kondisi-kondisi tersebut, maka kawasansentra produksi salak yang berkelanjutan memiliki

    dampak terhadap peningkatan dan perekonomian

    masyarakat yang tinggi sehingga sangat layak untuk

    dikembangkan.

  • 8/17/2019 Kawasan Salak

    10/110

    10

    A.  Tujuan 

      Pemantapan kawasan sentra salak untuk

    memenuhi pasokan pasar moderen dan ekspor

    melalui penerapan sistem jaminan mutu,

    penyediaan teknologi spesifik lokasi,

    pengembangan inftrastruktur, penguatan

    kelembagaan, peningkatan investasi dan akses

    permodalan

     

    Penyediaan produk sesuai dengan permintaankonsumen dalam jumlah, mutu dan waktu

      Menggerakkan perekonomian masyarakat dan

    meningkatkan pendapatan petani

    B.  Sasaran

     

    Pemenuhan pasokan untuk permintaan pasar

    modern dan ekspor sebesar 32.755 ton/tahun

      Tersedianya pasokan salak bermutu secara

    berkesinambungan sepanjang tahun

      Registrasi penerapan GAP/SOP pada kebun

    salak seluas minimal 1.200 ha.

    II.  PENDEKATAN PENGEMBANGAN DAN ALUR PIKIR

    Pengembangan kawasan sentra produksi salak

    mengacu pada alur pikir melalui pendekatan pasar

    dengan mempertimbangkan pola distribusi, lingkungan

    strategis, didukung dengan kebijakan, strategi dan

  • 8/17/2019 Kawasan Salak

    11/110

    11

    program yang diharapkan dapat mendukung kapasitas

    pasokan sesuai dengan kebutuhan konsumen.

    Pendekatan pengembangan

    Pengembangan komoditas salak dilakukan melalui

    pendekatan secara komprehensif melalui enam pilar

    yang saling terkait dan mendukung pilar satu dengan

    yang lain

    ialah kawasan, rantai pasokan, penerapan GAP dan SOP,

    fasilitasi terpadu hortikultura, pengembangan

    kelembagaan serta peningkatan konsumsi dan ekspor.

    Dengan memperhatikan lingkungan strategis yang ada

    di sisi pasokan hingga sisi konsumen diharapkan

    pengembangan kawasan ini dapat memberi dampak

    positif terhadap kondisi sosial ekonomi masyakat

    petani. Secara skematis pola pendekatan

    pengembangan kawasan sentra salak disajikan padaGambar 1.

  • 8/17/2019 Kawasan Salak

    12/110

    12

    Gambar 1. Pola pendekatan pengembangan

    Berdasar pada pola pendekatan pengembangan

    tersebut, dengan memperhatikan berbagai aspek yang

    terkandung di dalamnya mulai dari sisi konsumsi,

    distribusi, produksi, potensi, tantangan, dan peluang

    yang ada, maka dalam melakukan penyusunan

    program dilakukan dengan pola pikir seperti yang

    tercantum pada Gambar 2.

  • 8/17/2019 Kawasan Salak

    13/110

    13

    KAWASAN

    SENTRA

    PRODUKSI SALAK

    SLEMAN, MAGEL

    ANG, BANJANEG

    ARA

    Kelembagaan

    •Asosiasi

    •Kelompok Tani

    •Koperasi , P 4 S

    •Lembaga Sertifikasi jaminan

    mutu yangg diakui

    Peningkatan konsumsi & Akselerasi

    ekspor

    •Expose dan promosi konsumsi

    •Pengolahan

    S C M

    •Pasar Tradisional

    • Pasar Modern

    • Pasar Ekspor

    GAP

    • Registrasi kebun

    •Sertifikasi kebun

    •Organik

    •Irigasi

    •Pengendalian OPT

    •Kesuburan & konservasi lahan

    •Pembungaan sepanjang tahun

    •Pengemasan & pengangkutan

    FATIH

    •Modal Petani

    •Modal bantuan sosial

    •Perbankan

    • Instalasi air irigasi

    •Pengolahan

    •Packing house

    •Sarana produksi

    (pupuk, keranjangpanen, dll)

    Potensi• Indigeneous

    • Luas panen

    • Kapasitas produksi

    • Dapat Berbuah sepanjang tahun

    • Sudah ada poktan, asosiasi, P4S

    • Permintaan pasar sangat terbuka

    •Tradisional

    •Modern

    •Kompetitor sangat sedikit

    •Pengembangan areal sangat terbuka

    •Produk GAP dan Organik

    Permasalahan• Rendahnya kesuburan lahan

    • Serangan OPT (uret)

    • Kekurangan air 

    • Ketersediaan infrastruktur belum optimal

    • Keterbatasan sarana produksi dan pasca

    • Jaminan pasokan dan mutu

    • Fluktuasi produksi dan harga

    • Permodalan yang lemah

    • Kelembagaan komoditas belum berfungsi

    ALUR PIKIR

     

    Gambar 2. Alur pikir pengembangan kawasan salak

    Mengacu pada alur pikir tersebut, maka dalammerumuskan dukungan kebijakan, strategi dan

    program untuk pola pengembangannya perlu dilakukan

    identifikasi lingkungan strategis, potensi, tantangan

    dan peluang yang ada. Pendekatan pengembangan

    kawasan sentra produksi salak di kabupaten Sleman,

    Magelang dan Banjarnegara dilakukan dengan

      Pasar Modern

     

    Pasar Ekspor

  • 8/17/2019 Kawasan Salak

    14/110

    14

    memanfaatkan manajemen rantai pasokan, agar

    tercipta kesinambungan pasokan dalam jumlah yang

    sesuai dengan permintaan pasar. Penerapan GAP

    menuju registrasi kebun diharapkan dapat memasok

    produk salak dengan mutu yang baik. Pengembangan

    kelompok tani, gabungan kelompok tani, asosiasi, P4S

    dll didorong agar petani secara aktif melakukan

    pengembangan salak berorientasi pasar. Fasilitasi

    pengembangan salak perlu terus disinergikan agar

    mewujudkan kawasan yang ideal. Demikian pula, perludilakukan advokasi kepada konsumen dalam maupun

    luar negeri untuk meningkatkan konsumsi perkapita

    dan perluasan pasar ekspor.

    Melalui identifikasi rantai pasokan yang berbasis pada

    permintaan konsumen, maka dapat dihitung keperluan

    areal produksi untuk masing-masing segmen pasar

    yang dibidik per satuan waktu, sekaligus di lain pihak

    dapat disiapkan langkah antisipasi yang diperlukan bila

    produksi yang dihasilkan petani melebihi kapasitas

    serapan pasar buah segar.

    A. POTENSI, PELUANG DAN PERMASALAHAN

    a. 

    POSISI GEOGRAFIS KAWASAN SALAKKawasan salak meliputi Kabupaten Sleman di

    Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Kabupaten

    Magelang dan Banjarnegara di Provinsi Jawa

    Tengah. Lokasi pengembangan salak disajikan

    pada Gambar 3.

  • 8/17/2019 Kawasan Salak

    15/110

    15

    Gambar 3. Posisi geografis kawasan salak di

    Kabupaten Sleman (DIY), Kabupaten

    Magelang dan Banjar Negara (Jawa

    Tengah)

    Berdasarkan posisi geografis yang terletak di kaki

    gunung Merapi maka usahatani salak di kedua

    kabupaten ialah Sleman dan Magelang memiliki

    kharakteristik yang mirip. Letak kawasan sentra di

    kaki gunung Merapi tersebut berasarkan hasil

    kajian dari BPTP DIY memiliki tanah yang

    kandungan mineralnya cukup tinggi, sehingga

    untuk pengembangan salak terutama hanya

    dibutuhkan penambahan pupuk organik dan

    Kawasan Sentra Salak JogjakartaKawasan Sentra Salak Jogjakarta  – – MagelangMagelang  – – BanjarnegaraBanjarnegara

    Kab. Sleman

    Kab. Magelang 

    Kab. Banjarnegara

  • 8/17/2019 Kawasan Salak

    16/110

    16

    pupuk mikro. Oleh karena itu, di wilayah ini

    usahatani salak hampir tidak menggunakan pupuk

    sintetis. Petani lebih mengandalkan pupuk organik

    yang berupa seresah-seresah tanaman/daun salak

    dan pupuk kandang. Dengan demikian dari sisi

    kebutuhan pupuk usahatani salak ini mengarah

    pada usahatani yang organik. Terlebih lagi

    berasarkan pengamatan petani bahwa

    penggunaan pupuk sintetis/buatan berdampak

    kurang baik bagi pertumbuhan tanaman salak

    terutama pada musim kemarau. Pengaruh pupuk

    buatan mengakibatkan tanaman salak menjadi

    rentan terhadap kekeringan, yang terlihat pada

    daun yang menguning di musim kemarau

    dibandingkan dengan tanaman yang tidak dipupukdengan pupuk buatan. Disamping itu penggunaan

    pupuk buatan mengakibatkan tanah menjadi

    keras pada musim kemarau. Penggunaan pupuk

    organik ini juga sekaligus dapat memperbaiki

    struktur tanah yang memiliki ciri sangat porous/

    berpasir sehingga menjadi lebih baik terutamadalam menyimpan unsur hara dan memperbaiki

    iklim mikro bagi tanaman seperti ketersediaan air. 

    Ketersediaan unsur-unsur hara bagi tanaman salak

    yang terus terbaharui ditunjukkan dari masih

  • 8/17/2019 Kawasan Salak

    17/110

    17

    aktifnya gunung berapi mengeluarkan lahar

    seperti pada Gambar 4.

    Gambar 4. Kawasan salak yang menghampar di

    kaki gunung Merapi

    Disamping kecukupan unsur hara dari bahan-

    bahan vulkanik, posisi kawasan salak ini

    diuntungkan dengan ketersediaan air yangcukup baik dari mata air gunung. Sebagai

    contoh di sentra di Srumbung Kabupaten dan

    beberapa lokasi di Kabupaten Sleman seperti di

    desa Kembang air pengairan tersedia sepanjang

    tahun. Hal ini menguntungkan bagi pertanaman

  • 8/17/2019 Kawasan Salak

    18/110

    18

    salak karena pada musim kemarau tidak pernah

    kekurangan air, sehingga tanaman salak yang

    dapat berproduksi sepanjang tahun memiliki

    produktivitas yang tinggi sepanjang tahun

    dengan mutu buah salak yang baik.

    Namun demikian ketersediaan air dari sumber-

    sumber mata air gunung ini akan memberi

    manfaat yang besar bagi petani apabiladilengkapi dengan infrastruktur pengairan yang

    baik, Hal tersebut karena jika hanya dengan

    saluran-saluran air tradisional tanpa pengerasan

    atau pralon-pralon maka dengan kondisi tanah

    yang berpasir dan sangat porus pengaliran air

    pada saluran tradisional sangat tidak efisien.

    b.  POTENSI DAN PELUANG

    1.  Produksi

    Kawasan sentra produksi salak di kabupaten

    Sleman, Magelang dan Banjarnegara memiliki

    berbagai potensi yang menjadi kekuatan utama

    dalam memasok kebutuhan salak di berbagai

    segmen pasar. Potensi yang dimiliki antara lain

    mencakup kapasitas pasokan per tahun

    mencapai lebih dari 135 ribu ton, dengan masa

    pasok terutama terjadi pada bulan November

    hingga Mei. Pada kurun Juni hingga Oktober,

  • 8/17/2019 Kawasan Salak

    19/110

    19

    kapasitas pasokan menurun dan pada periode

    tersebut terjadi periode panen yang agak tinggi

    per tiga bulan. Kondisi ini didukung dengan luas

    area pertanaman salak di ke tiga Kabupaten

    yang mencapai 13.587 ha, produksi 263.153 ton

    per tahun. Informasi secara detail terdapat pada

    Tabel 1.

    Tabel 1. Lokasi, luas lahan, jumlah rumpun

    produktif dan produksi salak tahun

    2006

    Lokasi

    Kabupaten/ Kec.

    Luas Lahan

    (Ha)

    Jml Rumpun

    Produktif

    Produksi

    (Kwintal)

    Sleman 1.760 3.954.266 511.211

    Turi 1.036 2.084.955 289.337

    Tempel 645 1.621.383 201.032

    Pakem dan lain-2 79 247.928 20.842

    Magelang 4.098 8.196.426 298.910

    Srumbung 2.433 4.866.011 120.570

    Salam 595 1.190.678 33.880

    Dukun dan lain-2 1.070 2.139.737 144.460

    Banjarnegara 7.729 9.838.021 1.821.404

    Madukara 3.477 4.119.980 900.824

    Banjarmangu 2.755 4.237.501 708.300

    Pagentan dan lain-2 1.497 1.480.540 212.280

    Total 13.587 21.988.713 2.631.525

  • 8/17/2019 Kawasan Salak

    20/110

    20

    2.  Pola panen/produksi

    Pergiliran waktu panenTerkait dengan lokasi penanaman salak, dari

    kawasan yang ada terdapat pola panen yang

    dapat mencerminkan pergiliran waktu panen.

    Waktu panen dapat dikelompokkan menjadi

    tiga segmen. Waktu panen diawali dari lokasi

    pertanaman salak pada dataran, yang sebulan

    kemudian panen untuk dataran yang lebihtinggi, yang sebulan kemudian diikuti lagi pada

    lokasi dataran yang tinggi, yang secara skematis

    digambarkan pada Gambar 5.

    Panen di bulan ke

    3

    Panen di bulan ke 2

    Panen di bulan ke 1

    Masa panen (3 bulan)

    Gambar 5. Skema pola pergiliran

    panen/waktu panen berdasar

    ketinggian tempat

    Gambar 5 menunjukkan bahwa dalam musim

    panen tiga bulanan terjadi pergiliran saat/waktu

    panen. Pola ini diharapkan dapat digunakan

  • 8/17/2019 Kawasan Salak

    21/110

    21

    sebagai penentuan/pengaturan jumlah dan

    waktu pasokan agar berkesinambungan. Oleh

    karena itu perlu dilakukan identifikasi lokasi-

    lokasi terkait dengan pola pergiliran panen tsb.

    Hasil identifikasi diharapkan dapat memetakan

    wilayah-wilayah berdasarkan masa/waktu

    panen., sehingga dapat digunakan untuk

    memetakan lokasi asal pasokan berdasarkan

    waktu atau memetakan rencana

    pengembangan berdasarkan waktu panendalam rangka memenuhi kesinambungan

    pasokan.

    Pola produksi

    Pola produksi berdasarkan rentang waktu satu

    tahun, pada komoditas salak memiliki pola yang

    hampir sama untuk di Kabupaten Magelang,Banjar Negara dan Sleman. Pola

    panen/produksi salak yang umumnya terjadi di

    Kabupaten Magelang disajikan pada Gambar 6.

  • 8/17/2019 Kawasan Salak

    22/110

    22

    Produksi

    Harga Rata-rata (Rp./kg)

     

    Gambar 6. Karakteristik pola produksi salak di

    Kabupaten Magelang berdasar

    rentang waktu satu tahun

    Gambar 6 menunjukkan bahwa pola produksi

    dalam satu tahun secara umum di Kabupaten

    Magelang memiliki kemiripan dengan di

    Kabupaten Sleman dan Banjar Negara. Panen

    besar terjadi pada Triwulan ke IV atau bulanNovember- Januari, panen kecil pada Triwulan

    ke II atau bulan Februari-April. Pada Triwulan ke

    III atau Mei-Juli produksi mulai menurun dan

    produksi yang sangat rendah terjadi pada

    Triwulan ke IV atau bulan Agustus-Oktober.

    Fluktuasi produksi ini diduga diakibatkan karena

  • 8/17/2019 Kawasan Salak

    23/110

    23

    tidak tercukupinya kebutuhan air sepanjang

    tahun, terutama pada musim-musim kemarau.

    Oleh karena itu diperlukan kajian pengaruh

    ketersediaan air dengan besarnya produksi.

    Dengan tren produksi tersebut, harga salak

    mengikuti hukum ekonomi (supply   dan

    demand ). Harga tertinggi ialah sekitar Rp.

    5.000,-/kg terjadi pada Triwulan ke III saat

    produksi salak sangat rendah, sedangkan hargaterrendah sekitar Rp.1.000,-/kg saat panen raya

    atau pada Triwulan ke IV.

    Pola produksi salak dan harga dalam rentang

    satu tahun ini lebih detail digambarkan melalui

    hasil produksi salak di wilayah Sleman seperti

    pada Gambar 7.

  • 8/17/2019 Kawasan Salak

    24/110

    24

    Gambar 7. Pola produksi dan harga salak di

    Sleman rentang waktu satu tahun

    Walaupun terdapat kemiripan pola produksi

    dengan di Magelang, namun di Sleman produksi

    tinggi dimulai bulan Desember dan tertinggi

    pada bulan Januari. Selanjutnya produksimenurun dengan titik terendah bulan Maret.

    Namun demikian pada bulan April terjadi

    peningkatan dan mencapai puncak kecil pada

    bulan Mei. Puncak kecil ini diikuti lagi dengan

    penurunan produksi dan yang terendah terjadi

    pada bulan Juli. Dari fenomena tersebut,

  • 8/17/2019 Kawasan Salak

    25/110

    25

    diharapkan setelah posisi terendah di bulan Juli

    akan terjadi peningkatan dan puncak berikutnya

    diharapkan terjadi pada bulan September.

    Namun secara faktual penurunan produksi dari

    bulan Mei berlangsung terus sampai bulan

    November. Produksi yang rendah pada periode

    Juli sampai November tersebut diduga

    disebabkan oleh beberapa hal sebagai berikut :

    -  Pada periode bulan Juli sampai November

    adalah musim kemarau, yang menyebabkantidak tercukupinya kebutuhan air bagi

    tanaman. Walaupun jumlah buah dalam

    satu tandan sama dengan periode musim

    hujan ialah sekitar 10-15 buah per tandan,

    akan tetapi kekurangan air pada periode

    musim kering ini mengakibatkan

    perkembangan dan pengisian buahterganggu. Akibatnya ukuran buah menjadi

    kecil-kecil (mutu buah rendah). Walaupun

     jumlah buah dalam satu tandan sama

    dengan panen pada musim hujan, akan

    tetapi dengan ukuran buah yang kecil-kecil,

    secara tonase mengakibatkan penurunan

    produksi.-  Produksi yang rendah pada periode ini juga

    sebagai akibat dari kegagalan pembuahan

    pada 6 bulan sebelumnya ialah pada bulan

    Desember- Januari saat terjadinya hujan

    lebat atau puncak hujan tertinggi.

  • 8/17/2019 Kawasan Salak

    26/110

    26

    -  Rendahnya produksi pada periode ini juga

    diakibatkan karena berkurangnya

    penyerbukan akibat dari kelangkaan bunga

     jantan. Bunga jantan yang langka terpaksa

    didatangkan dari luar daerah seperti dari

    Jawa Barat yang harganya cukup mahal.

    Dari Gambar 5 terlihat bahwa produksi

    salak bulan Februari mengalami penurunan

    padahal pada bulan ini dibutuhkan jumlahsalak yang cukup banyak untuk ekspor ke

    China karena peningkatan permintaan saat

    imlek. Demikian juga pada bulan Agustus,

    dibutuhkan salak yang mutunya baik dalam

     jumlah yang banyak untuk ekspor ke China

    karena tingginya permintaan buah salak

    yang mutunya baik untuk persembahanpada sembahyang kubur. Oleh karena itu,

    untuk ekspor salak khususnya ke China

    produksi yang tinggi pada bulan Februari

    dan Agustus perlu didorong.

    Fakta empiris di lapang dugaan terjadinya

    penurunan mutu buah (berukuran kecil)dan produktivitas rendah pada musim

    kemarau (Juli-November) yang diakibatkan

    oleh kekurangan air dapat dijelaskan

    melalui usahatani salak di kelompok

    Kembang Mulyo yang kecukupan air dapat

    dipenuhi sepanjang tahun. Produktivitas

  • 8/17/2019 Kawasan Salak

    27/110

    27

    rata-rata dalam kurun waktu tahun 1999

    sampai 2008 sebesar 8-15 kg/pohon/tahun.

    Produksi salak kelompoktani Kembang

    Mulyo selama 5 tahun disajikan pada

    Gambar 8.

  • 8/17/2019 Kawasan Salak

    28/110

    28

    Gambar 8. Produksi salak di kelompoktani

    Kembang Mulyo rentang satu

    tahun selama 5 tahun (1999-2003)

    Gambar 8. menunjukkan bahwa produksi

    salak kelompoktani Kembang Mulyo puncak

    tertinggi terjadi pada bulan November,

    yang selanjutnya mengalami penurunan

    dengan titik terendah di bulan Januari. Pola

    ini bertolak belakang dengan periode

    produksi di Sleman yang puncaknya terjadi

    di bulan Januari. Oleh karena itu, darikedua kelompok ini dapat diatur

    kesinambungan rantai pasok salak untuk

    memenuhi kontinuitas supply. Demikian

     juga pada bulan-bulan Juni sampai Agustus

    ialah saat musim kemarau produksi tetap

    tinggi. Menurut hasil pencatatan petani

  • 8/17/2019 Kawasan Salak

    29/110

    29

    pada musim kemarau ini, selain produksi

    yang tetap tinggi, mutu buah pun tetap baik

    dengan ukuran yang besar. Data

    selengkapnya pada Lampiran 1.

    Dari uraian di atas terbukti bahwa

    kecukupan air sepanjang tahun dapat

    mempertahankan produksi tetap tinggi dan

    mutu buah tetap baik pada musim kemarau.

    Namun demikian masih terjadi produksiyang cukup rendah pada bulan Januari dan

    Agustus. Rendahnya produksi pada bulan

    Januari dan September ini diduga bukan

    disebabkan karena kekurangan air, akan

    tetapi disebabkan oleh faktor lain.

    Dari hasil pencatatan petani dapatdiketahui bahwa petani melakukan

    pemupukan organik dua kali setahun ialah

    pada bulan Februari dan September, yang

    dari grafik tersebut terlihat bahwa sebulan

    sebelum pemupukan ialah bulan Januari

    dan Agustus produksi mengalami titik yang

    rendah. Dari hasil empiris ini, selanjutnyapetani disarankan untuk melakukan

    pemupukan tiga kali setahun (dengan

     jumlah pupuk yang sama, namun

    diaplikasikan tiga kali setahun) yaitu

    dipertengahan antara bulan Februari dan

    September ialah di bulan Mei-Juni.

  • 8/17/2019 Kawasan Salak

    30/110

    30

    Diharapkan hasil pemupukan ini akan

    berampak pada peningkatan produksi pada

    bulan Januari, Mei dan Agustus (titik-titik

    produksi yang rendah), sehingga

    diharapkan produksi salak dapat tetap

    tinggi sepanjang tahun.

    Pemupukan yang diaplikasikan setiap bulan

    selama satu tahun ternyata tidak

    berpengaruh terhadap produktivitastanaman pada musim kemarau. Hal ini

    ditunjukkan dari hasil panen salah seorang

    petani yang melakukan pemupukan organik

    setiap bulan dengan hasil seperti pada

    Gambar 9, yang secara rinci datanya pada

    Lampiran 2.

  • 8/17/2019 Kawasan Salak

    31/110

    31

    Gambar 9. Produksi salak dengan pemupukan

    intensif setiap bulan sepanjang tahun

    3.  Penerapan GAP

    Penerapan GAP yang secara teknis dilakukan

    oleh petani di lapang dengan penerapan SOP

    telah ditindak lanjuti dengan registrasi kebun

    salak GAP dan sertifikasi produk Prima 3.

    Penerapan GAP di ketiga wilayah kawasan salakini masih beragam. Di Kabupaten Sleman, SOP

    Salak Kabupaten Sleman telah disusun sejak

    tahun 2005 (Dokumen 1). Terdapat 4

    kelompoktani yang telah menerapkan GAP dan

    sistem registrasi kebun GAP ialah kelompoktani

    Duri Kencana, Si Cantik, Kembang Mulyo dan Sri

  • 8/17/2019 Kawasan Salak

    32/110

    32

    Manunggal . Sebagian besar petani di

    kelompoktani Duri Kencana dan Si Cantik sudah

    menerapkan SOP dan pencatatan semua

    aktivitas usahatani salak. Sedangkan di kedua

    kelompok tani lainnya ialah kelompoktani

    Kembang Mulyo dan Sri Manunggal baru

    sebagian menerapkan SOP dan pencatatan.

    Dalam hal penerapan SOP, kelompoktani Si

    Cantik menerapkan usahatani yang sedikitberbeda dengan SOP yang telah disusun ialah

    seresah tanaman ditempatkan pada rorak (pada

    SOP Kabupaten Sleman), sedangkan pada

    kelompoktani Si Cantik seresah ditempatkan

    diantara baris pohon. Demikian juga

    penggunaan pestisida, tidak seperti halnya pada

    SOP yang ada, kelompoktani Si Cantik tidakmenggunakan pestisida. Oleh karena itu, telah

    dilakukan revisi SOP Kabupaten Sleman yang

    spesifik untuk kelompoktani Si Cantik sesuai

    dengan usahatani yang dilakukan oleh petani

    pada bulan Juni 2008 (Dokumen 2).

  • 8/17/2019 Kawasan Salak

    33/110

    33

    Gambar 10. Penempatan seresah sisa tanaman (pada

    rorak) pada SOP Salak Kabupaten Sleman

    Gambar 11. Penempatan seresah (sekitar tanaman)

    SOP di kelompoktani Si Cantik

  • 8/17/2019 Kawasan Salak

    34/110

    34

    Penerapan GAP telah ditindak lanjuti dengan

    registrasi kebun GAP. Untuk komoditas salak di

    kabupaten Sleman provinsi DIY dan kabupaten

    Magelang Provinsi Jawa Tengah adalah sebagai

    berikut :

    GAP.01 – Prov. Kab. 1 – I.001

    Segmen 1 Segmen 2 Segmen 3

    Hortikultura

    Provinsi DIY

    K abupaten S leman

    Nomor K ebun : 1Buah

    S alak

    GAP.01 – 34.04.1  – I.050

    Contoh nomor registrasi kebun salak GAP di Kabupaten Sleman

     

    Kebun salak GAP yang teregister semula

    berjumlah 171 kebun luas 44,17 ha dengan

    pemilik 117 orang ialah di kelompoktani DuriKencana dan Si Cantik. Dari sejumlah kebun

    tersebut yang telah disertifikasi produk Prima 3

    sebanyak 82 kebun seluas 21,48 ha dari 17

    petani. Pada awalnya petani yang memiliki

    lebih dari satu kebun, penomoran kebunnya

    ditambah notasi huruf a atau b dst. Hal ini

  • 8/17/2019 Kawasan Salak

    35/110

    35

    ternyata membingungkan dalam sistem

    pencatatan dan trace ability. Oleh karena itu

    kemudian dilakukan restrukturisasi penomoran

    kebun dengan menghilangkan huruf-huruf

    tersebut. Disamping itu pada perkembangan

    lebih lanjut terdapat dua kelompoktani lainnya

    yang kebunnya telah diregistrasi ialah kelompok

    Kembang Mulyo dan Sri Manunggal. Dari hasil

    identifikasi ulang terhadap ke 4 kelompok tani

    maka sampai dengan bulan September 2009 jumlah kebun terregister tercatat sebanyak

    1.890 kebun yang meliputi 334 ha, dari

    sebanyak 235 orang petani. Kebun salak yang

    telah terregister pada Tabel 2 dan secara rinci

    pada Lampiran 2.

  • 8/17/2019 Kawasan Salak

    36/110

    36

    Tabel 2. Nama kelompok dan kebun salak GAP terregister

    No Kelompok Tani Jumlah Kebun Luas Area Jumlah

    Petani

    Kabupaten Sleman

    1 Duri Kencana 357 63,5 151

    2 Si Cantik 39 10,3 28

    3 Kembang Mulyo 84 5,3 30

    4 Sri Manunggal 26 5,6 26

    5 Akur 48 4,12 33

    6 Suka Mulya 40 6,66 32

    7 Sari Madu 107 14,74 94

    8 Ngudi Makmur 45 4,98 22

    9 Sido Rukun 90 18,26 85

    10 Sumber Rejeki 94 7,16 40

    Sub Total Sleman 930 140,62 541Kabupaten Magelang

    1 Ngudi Luhur 499 94,14 384

    2 Ngudi Cukup 299 41,59 141

    3 Ngudi Mulyo 162 57,32 161

    Sub Total Magelang 960 193,05 686

    Total 1.890 334 1.227

    Jumlah kebun terregister ini akan terus

    bertambah ketika MOU ekpor China ditanda

    tangani. Hal ini karena memberikan motivasi

    yang sangat kuat kepada petani bahwa kebun-

    kebun yang telah terregister atau telah

  • 8/17/2019 Kawasan Salak

    37/110

    37

    mengikuti sistem jaminan mutu memperoleh

    pasar yang lebih baik dan luas (ekpor).

    Sejalan dengan keamanan pangan dan issue

    lingkungan, hal yang dapat menjadi unggulan

    dalam pengembangan usahatani salak ini adalah

    secara teknis usahatani salak di Kabupaten

    Sleman cenderung kearah organik karena

    penggunaan pupuk kimia dapat berdampak

    pada tanah yang menjadi keras, tanaman yangtidak tahan terhadap kekeringan dan mutu buah

    menjadi menurun atau lebih basah. Disamping

    itu, umumnya petani tidak menggunakan

    pestisida sintetik, akan tetapi mengaplikasikan

    prinsip-prinsip PHT dengan memprioritaskan

    pengenalian OPT menggunakan agensia hayati.

    Tidak seperti halnya di Kabupaten Sleman, di

    kedua kabupaten lainnya ialah Magelang dan

    Banjarnegara pemahaman dan penerapan SOP

    belum dilakukan sepenuhnya oleh petani. SOP

    di Kabupaten Magelang yang baru dalam tahap

    konsep, pada bulan Juni 2008 telah difinalisasi,

    oleh karena itu saat ini sudah mulaidiimplementasikan. Sedangkan di Kabupaten

    Banjarnegara yang semula belum ada, pada

    bulan Juli telah disusun.

  • 8/17/2019 Kawasan Salak

    38/110

    38

    4.  Kelembagaan

    Suatu modal dasar dalam menjamin pasokanadalah ketersediaan kelembagaan tani dan

    asosiasi. Melalui kelembagaan dan asosiasi akan

    memudahkan manajemen sentra produksi salak

    di kawasan dalam memasok salak bermutu

    pada jumlah dan kurun waktu yang telah

    ditentukan. Pada kawasan sentra salak yang

    mencakup tiga kabupaten ini, kelembagaan tani

    dan asosiasi sudah relatif tersedia, walaupun

    umumnya belum berfungsi secara optimal.

    Dukungan kelembagaan sebagai modal dasar

    dalam pengembangan kawasan pada umumnya

    berada pada kondisi belum optimal. Jumlah

    kelembagaan yang dapat mendukung meliputi

    183 kelompok tani dengan jumlah anggota

    sebanyak 2.543 orang, 13 Koperasi tani, 4

    asosiasi, dan 5 P4S. Informasi kelembagaan

    pendukung dapat dilihat pada Tabel 3.

    Tabel 3. Kelembagaan Pendukung Agribisnis

    Salak tahun 2006

    No Kecamatan

    Kelembagaan

    Kelpk

    Tani

    Jml

    Anggota

    Kelp. Tani

    Kop.

    TaniAsosiasi P4S

    1 Sleman 73 2.583 4 2 2

    2 Magelang 67 2.832 5 1 2

    3 Banjarnegara 43 4.228 4 1 1

    JUMLAH 183 9.643 13 4 5

  • 8/17/2019 Kawasan Salak

    39/110

    39

    Kelembagaan atau kelompoktani yang

    terbentuk di ketiga kabupaten ini yang dominan

    adalah kelompoktani komoditas salak. Oleh

    karena itu ini sangat memudahkan dalam

    rangka pelaksanaan GAP, terutama dalam

    rangka membangun sistem pencatatan.

    Di Kabupaten Sleman, peranan kelompoktani

    dalam sistem pencatatan sangat besar yang

    mendorong masing-masing petani pada

    akhirnya melakukan pencatatan sendiri-sendiri.

    Pencatatan SOP dilakukan pada pertemuan

    rutin kelompok yang melekat pada pertemuan

    pengajian yang dilaksanakan pada setiap

    minggu sekali. Pada kesempatan tersebut

    digunakan untuk membiasakan petani

    melakukan pencatatan usahatani sesuai SOP.

    Sebanyak 10 orang petani dipandu oleh seorang

    petugas atau seorang petani maju untuk

    melakukan pencatatan kegiatan usahatani

    masing-masing petani yang telah dilakukan

    pada kurun waktu satu minggu. Melalui

    kebiasaan tersebut pada akhirnya petani

    melakukan pencatatan sendiri-sendiri. Cara ini

    sangat baik dapat diterapkan di sentra salaklainnya.

    Terlebih lagi apabila dilihat dari Tabel 2 bahwa

    unit kebun pada usahatani salak sangat kecil

    dengan kepemilikan lahan berkisar rata-rata

    kurang dari 0,2 ha. Ini berarti bahwa usahatani

  • 8/17/2019 Kawasan Salak

    40/110

    40

    salak di Kabupaten Sleman melibatkan begitu

    banyak petani. Oleh karena itu di dalam

    penerapan GAP/SOP untuk memudahkan

    pengelolaan, diperlukan kelembagaan petani

    yang cukup kuat.

    Disamping itu, peranan P4S sebagai tempat ajar

    mengajar teknologi-teknologi budidaya salak

    yang umunya merupakan sumber dari

    indigenous knowlege/ kearifan lokal perlu

    diperkuat dalam rangka memberikan/ alih

    teknologi kepada petani. Pada saat ini untuk

    Kabupaten Sleman dan Magelang P4S sudah

    berjalan dengan baik, bahkan banyak petani-

    petani salak dari Provinsi lain yang melakukan

    magang.

    Selain P4S telah dibentuk pula Agroklinik yangdiharapkan sebagai tempat ajar mengajar/ alih

    teknologi dan memfasilitasi/menyediakan

    teknologi-teknologi maju/baru bahkan sebagai

    pusat kajian salak, yang dalam hal ini

    diharapkan dibangun dari hasil sinergi berbagai

    pihak melalui FATIH. Kondisi Agroklinik yang

    sudah ada saat ini belum memadai dan belumoperasional. Agroklinik ini diharapkan akan

    menjadi cikal bakal untuk Salacca Center   di

    Indonesia

  • 8/17/2019 Kawasan Salak

    41/110

    41

    5.  Permintaan pasar

    Potensi pasar yang dimiliki salak Indonesiacukup besar, mengingat komoditas ini

    merupakan tanaman asli Indonesia dan adanya

    peluang ekspor ke beberapa negara tanpa

    adanya saingan dari negara lain. Pada saat ini

    terdapat kecenderungan petani salak untuk

    mengusahakan salak dengan sistem budidaya.

    menuju organik sehingga kurang bergantung

    pada penggunaan pupuk maupun pestisida

    kimia. Hal ini juga merupakan peluang bagi

    peningkatan pasar dan diharapkan ke depan

    akan semakin banyak kebun yang dapat

    memenuhi persyaratan sistem budidaya organik

    selaras dengan kecenderungan konsumen serta

    pasar modern tertentu yang juga cenderung

    meningkat permintaannya. Permintaan pasar

    untuk event khusus seperti Imlek pada bulan

    Februari dan Sembahyang kubur pada bulan

    Agustus menunjukkan peningkatan permintaan

    setidaknya sebesar 10  –  20%. Untuk event-

    event ini, konsumen menginginkan produk

    bermutu tinggi, atau dalam kata lain adalah

    produk dari kebun yang telah menerapkanGAP/SOP. Volume dan selisih permintaan salak

    yang telah menerapkan GAP/SOP Estimasi

    pasar salak yang menerapkan sistem jaminan

    mutu / membutuhkan kebun GAP terregister

    disajikan pada Gambar 12 dan 13.

  • 8/17/2019 Kawasan Salak

    42/110

    42

    Gambar 12. Estimasi pasar salak yang membutuhkan

    kebun GAP terregister

    Gambar 13. Jumlah kebutuhan salak di pasar modern

    Apabila kebutuhan salak untuk pasar moderen

    dan ekspor diproyeksikan dalam luasan

    62%

    1%37% Jabotabek

    Tradisional

    (selain

    Jabotabek)

    Pasar Modern

    selain Carrefourdi luar JKT

    31.356

    176.792

    - Modern

    - Tradis ional

  • 8/17/2019 Kawasan Salak

    43/110

    43

    kebutuhan kebun salak GAP yang terregister,

    maka luasan kebun yang dibutuhkan sebanyak

    1.209 ha. Secara rinci kebutuhan kebun

    tersebut disajikan pada Tabel 4.

    Tabel 4. Permintaan, kapasitas, dan kekurangan

    pasokan Salak dari Kebun GAP/SOP

    Uraian Jumlah (ton) Luas (ha)

    Jumlah 32.755 1.248

    Kapasitas pasokan saat ini 1.020 39

    Total kekurangan pasokan/

    kebutuhan areal kebun GAP

    31.735 1.209

    Pemenuhan pasokan salak yang berasal dari

    kebun GAP sebesar 31.735 ton, diproyeksikan

    dalam dalam bentuk luas kebun seluas 1.209 ha.Dari luasan tersebut diharapkan dipasok

    sebagian atau sekitar 609 ha dari Kabupaten

    Sleman dan sisanya sebesar 600 ha dari

    Kabupaten Magelang dan Banjarnegara.

    6.  Distribusi 

    Salak yang dihasilkan dari sentra-sentra

    produksi dipasarkan ke berbagai daerah tujuan

    pemasaran di dalam dan luar provinsi, bahkan

    ke beberapa negara seperti Singapura,

    Hongkong dan Malaysia. Saat ini sedang dirintis

    pemasaran ke China. Nota kesepakatan

  • 8/17/2019 Kawasan Salak

    44/110

    44

    peragangan antara Indonesia dan China telah

    ditandatangani pada tanggal 4 September 2008.

    Pusat distribusi salak Sleman dan Banjar Negara

    adalah pasar Tempel di kabupaten Sleman.

    Berdasar informasi yang dikumpulkan dari

    asosiasi, pedagang, petani dan Dinas Pertanian

    Sleman dan Magelang, sebagian besar buah (60

     –  70%) yang dihasilkan dipasarkan untuk

    memenuhi kebutuhan pasar tradisional dan

    pasar modern di Jakarta dan sekitarnya. Dari

    sejumlah produk yang didistribusikan ke Jakarta,

    10  –  20% diantaranya digunakan untuk

    memenuhi kebutuhan pasar modern.

    Produk yang telah diseleksi dan memenuhi

    kriteria persyaratan untuk ekspor dikirim

    langsung oleh pedagang atau asosiasi yangtelah membangun jaringan pemasaran melalui

    internet. Volume pengiriman untuk pasar

    Singapura, Hongkong dan Malaysia dapat

    mencapai 4  –  6 ton per minggu. Dengan telah

    ditanatangani nota kesepakatan perjanjian

    perdagangan ke China (4 September 2008)

    maka peluang pemasaran salak yang dihasilkandari kebun yang telah ter-registrasi akan

    terbuka. Inisiasi awal diperlukan 8  –  10 ton

    buah salak per minggu dan volume ini akan

    terus meningkat, khususnya pada bulan Agustus

    dan Februari. Peta distribusi salak dari Sleman,

  • 8/17/2019 Kawasan Salak

    45/110

    45

    Magelang dan Banjar Negara dapat dilihat pada

    Gambar 14.

    Gambar 14. Peta distribusi salak

    7.  Pemasaran

    Sistem pemasaran salak yang berlaku dapat

    dikatakan mengikuti pola tradisional yang

    umum berlaku pada sektor pertanian. Petani

    menjual produk kepada pengumpul kecil

    maupun besar dengan pembayaran tunai atautunda. Selanjutnya pedagang pengumpul kecil

    menjual ke pengumpul besar untuk

    diperdagangkan atau didistribusikan ke luar

    daerah dan seterusnya hingga produk sampai di

    tangan konsumen akhir. Namun demikian,

  • 8/17/2019 Kawasan Salak

    46/110

    46

    beberapa kelompok tani yang tergabung dalam

    asosiasi yang sudah mulai membentuk jalinan

    kerjasama kemitraan pemasaran dengan pasar

    modern maupun pembeli di luar negeri. Secara

    umum pola pemasaran salak dari petani ke

    konsumen akhir dapat dilihat pada Gambar 15.

    Gambar 15. Alur pemasaran salak

    Pada bentuk kemitraan ini dirintis dengan

    memanfaatkan sistem kontrak antara asosiasidengan pasar modern yang diketahui oleh

    anggota kelompok. Asosiasi dan beberapa

    pedagang besar di Sleman dalam memasarkan

    produknya sudah mulai memanfaatkan

    kemajuan teknologi informasi untuk menjaring

  • 8/17/2019 Kawasan Salak

    47/110

    47

    konsumen di dalam maupun luar negeri. Selain

    memasarkan buah salak yang dihasilkan dari

    anggota kelompok binaannya, mereka juga

    mengemas obyek wisata yang dimiliki dalam

    bentuk wisata agro. Salah satu media promosi

    berdasar teknologi informasi yang

    dimanfaatkan adalah membangun website. Hal

    ini sangat dimungkinkan bagi petani/kelompok

    tani maupun asosiasi yang berdomisili di

    kabupaten Sleman, mengingat kawasan sentra

    produksi salak pondoh di daerah ini merupakan

    daerah binaan Telkom yang dipromosikan

    sebagai desa informasi. Beberapa hasil dari

    upaya yang telah dilakukan antara lain pesanan

    salak dari beberapa negara, namun belumdapat direalisasikan yang terjadi sebagai akibat

    belum dapat dipenuhinya persyaratan impor

    dari negara dimana salak tersebut diinginkan,

    seperti Belanda, Jepang, dan Amerika Serikat.

    Pola umum alur distribusi salak yang ada

    disajikan pada Gambar 16.

  • 8/17/2019 Kawasan Salak

    48/110

    48

    Gambar 16. Pola umum Alur Distribusi Salak

    Dari Gambar 16 dapat dilihat bahwa pasar

    tujuan salak terbagi atas 2, yaitu pasar domestik

    dan ekspor dengan porsi terbesar masih dimiliki

    oleh pasar domestik. Dalam mekanisme

    pemasaran domestik, asosiasi masih kurang

    berperan sehigga belum mampu memberi

    keuntungan optimal bagi petani. Mekanisme

    pasar ekspor lebih ramping dengan

    menggunakan fungsi asosiasi sebagai

    POLA UMUM ALUR DISTRIBUSI SALAK

    P ola I

    P ola I P o la II

    P o la II Pola III

    Pola III

    P A S A R D O ME S T IK

    P A S A R D O ME S T IKP A S A R

    INTE RNAS IONAL

    P A S A R

    INTE RNAS IONAL

  • 8/17/2019 Kawasan Salak

    49/110

    49

    penampung salak petani yang akan dijual

    kepada eksportir. Program rantai pasokan ke

    depan diarahkan untuk mendorong

    pembentukan asosiasi baru yang dapat menjadi

    wadah bagi peagang pengumpul kecil dan besar

    seperti pada mekanisme domestik 2. Oleh

    karena itu perlu peningkatan fungsi asosiasi

    yang sudah ada agar mampu berperan lebih

    sebagai jembatan antara petani dengan pelaku

    pasar terutama pelaku pasar modern dan

    ekspor (mekanisme ekspor).

    8.  Infrastruktur

    Kabupaten Sleman, Magelang dan Banjar

    Negara secara umum memiliki dukungan

    infrastruktur yang cukup memadai untuk

    mendukung sistem budidaya yang baik hingga

    ke pemasaran produknya.

      Pengairan

    Infrastruktur pengairan tersedia bagi

    beberapa wilayah, walaupun belum dapat

    menjangkau seluruh kebun-kebun yang

    dikelola petani. Di Kabupaten Sleman telah

    dibangun bak penampungan air yang cukup

  • 8/17/2019 Kawasan Salak

    50/110

    50

    baik, yang diikuti dengan bak pembagi yang

    dilengkapi saluran-saluran air langsung ke

    individu kebun, sehingga setiap kebun

    memiliki pembagian yang sama. Namun

    demikian belum seluruh kebun memiliki

    fasilitas ini. Oleh karena itu sebagian petani

    membuat saluran air yang masih terbuka

    dan mengingat porositas tanah yang tinggi

    maka efisiensi penyaluran air rendah.

    Gambar 17. Bak pembagi dengan saluran-saluran

    air yang langsung ke masing-masing

    kebun petani

  • 8/17/2019 Kawasan Salak

    51/110

    51

    Gambar 18. Bak-bak penampung air di dalam

    kebun petani

    Khusus untuk kabupaten Magelang dan

    Banjar Negara terdapat pengembangan

    kebun salak melalui bantuan dari

    pemerintah Jepang yang sudah membentuk

    sentra berskala agribisnis ialah masing-

    masing seluas 1.000 ha telah memilikiinfrastuktur pengairan yang memadai

      Transportasi 

    Infrastruktur untuk transportasi sangat

    mendukung aktivitas budidaya hingga

  • 8/17/2019 Kawasan Salak

    52/110

    52

    distribusi buah ke pasar-pasar tujuan.

    Kesiapan infrastruktur transportasi dengan

    kondisi yang baik telah menjangkau hampir

    seluruh daerah sentra produksi salak di

    ketiga kabupaten relatif baik hingga sangat

    baik, sehingga memudahkan dalam

    mendistribusikan buah yang dihasilkan.

    Kondisi ini masih didukung dengan

    ketersediaan penerbangan domestik ke

    berbagai daerah di Indonesia dan

    internasional ke beberapa negara.

    Gambaran kebun salak yang memiliki akses

     jalan yang cukup baik seperti pada Gambar

    19.

  • 8/17/2019 Kawasan Salak

    53/110

    53

    Gambar 19. Akses jalan di kawasan pengembangan

    salak

      Komunikasi

    Infrastruktur komunikasi yang menjangkau

    kabupaten Sleman, Magelang, dan Banjar

    Negara relatif cukup baik. Komunikasi

    dengan memanfaatkan jaringan selular

    telah dapat menjangkau hampir seluruh

    lokasi kebun. Hal ini menguntungkan dalam

    melancarkan arus pertukaran informasi

    antar petani maupun antara pedagang dan

    petani. Fasilitas komunikasi telah dimiliki

    khususnya kelompoktani Duri Kencana atau

  • 8/17/2019 Kawasan Salak

    54/110

    54

    desa di Kabupaten Sleman yang merupakan

    desa binaan Telkom.

      Sarana Diseminasi Teknologi

    Agroklinik telah tersedia di kabupaten

    Sleman yang dapat dimanfaatkan untuk

    tempat konsultasi masalah budidaya salak.

    Namun demikian, saat ini agroklinik yang

    telah disediakan belum berfungsi dandimanfaatkan secara optimal.

    Operasionalisasi agroklinik dan pengisian

    materi diharapkan merupakan sinergi dari

    berbagai instansi terkait yang difasilitasi

    melalui FATIH.

     

    Packing HousePacking House telah tersedia di Kabupaten

    Sleman tepatnya di kecamatan Tempel yang

    merupakan bantuan dari Direktorat

    Jenderal Pemasaran dan Pengolahan Hasil

    Pertanian. Packing House tersebut

    dimanfaatkan oleh kelompok tani Duri

    Kencana sebagai packing house sebelum

    salak di ekspor ke Cina.

  • 8/17/2019 Kawasan Salak

    55/110

    55

    Gambar 20. Grading dan packing house di kawasan

    pengembangan salak

  • 8/17/2019 Kawasan Salak

    56/110

    56

    B.  PERMASALAHAN

    Pengembangan kawasan sentra produksi salak di

    Sleman, Magelang dan Banjarnegara menghadapi

    beberapa permasalahan yang secara langsung

    maupun tidak memberi pengaruh terhadap sistem

    pengusahaan salak, yang pada gilirannya memberi

    dampak pada performa buah yang dihasilkan serta

    kepuasan konsumen. Permasalahan utama yang

    dapat ditemui pada umumnya terkait dengan :

      Jaminan pasokan terkait jumlah dan mutu buah.

    Hal ini seringkali menyulitkan bagi pelaku

    pemasaran untuk melakukan kontrak dagang

    dengan pasar modern, khususnya untuk dapat

    memenuhi kuota yang telah disepakati bersama.

      Fluktuasi produksi / produktivitas rendah pada

    bulan Juli sampai November terutamadisebabkan oleh tidak tercukupinya kebutuhan

    air yang diperlukan untuk pembesaran buah,

    serta keseimbangan nutrisi yang diperlukan

    oleh tanaman. Rendahnya produksi juga

    dipengaruhi oleh keterseiaan bunga jantan saat

    pembuahan atau terjadi kegagalan pembuahan

    akibat lebatnya hujan di musim penghujanpada 6 bulan sebelumnya

      Ketersediaan teknologi spesifik lokasi terkait

    budidaya dan pasca panen belum memadai.

    Khususnya menyangkut pemupukan, pengairan,

    mulsa, penyediaan bunga jantan, pengaturan

  • 8/17/2019 Kawasan Salak

    57/110

    57

    pola produksi, dan memperpanjang masa saji

    (shelf live). 

     

    Fluktuasi harga, sebagai dampak dari fluktuasi

    produksi dan pengaruh dari musim panen yang

    bersamaan dari buah-buahan lain.

      Permodalan merupakan masalah klasik bagi

    petani dan asosiasi di kawasan ini. Keterbatasan

    permodalan di pihak petani menyebabkan

    kebanyakan petani menjual produknya dengan

    sistem ijon. Kondisi ini kemudian menyebabkansistem pemeliharaan tanaman menjadi kurang

    optimal.

      Kelembagaan. Fungsi dan peran kelembagaan

    petani, koperasi, maupun asosiasi belum

    berfungsi optimal sebagai dampak dari

    kurangnya pemahaman petani untuk berperan

    aktif dalam kelompoknya dan beberapa diantaranya juga diakibatkan oleh belum

    profesionalnya pengelola asosiasi maupun

    koperasi dalam menjalankan kelembagaan yang

    dipimpinnya.

      Infrastruktur pengairan masih mencakup

    sebagian kecil area produksi salak sehingga

    kebutuhan air untuk pembesaran buah,khususnya pada masa bulan-bulan kering tidak

    terpenuhi, akibatnya produksi yang dihasilkan

    rendah. Demikian juga adanya kerusakan

    sebagian infrastruktur akibat gempa sehingga

    perlu perbaikan.

  • 8/17/2019 Kawasan Salak

    58/110

    58

      Pengelolaan kebun masih beragam.

    Mengakibatkan terjadinya keragaman mutu

    produk yang dihasilkan, sehingga menyulitkan

    dalam melakukan standardisasi produk untuk

    memasok pasar tertentu dalam jumlah besar.

      Belum dapat dipenuhinya persyaratan teknis

    maupun non teknis terkait sistem jaminan mutu

    dan perjanjian bilateral antara Indonesia

    dengan negara tujuan.

    III.  STRATEGI DAN PROGRAM

    Memperhatikan berbagai kondisi strategis dan

    permasalahan yang ada dalam pengembangan

    agribisnis salak, maka dapat disusun suatu strategi, dan

    program untuk pengembangan kawasan salak. Strategi

    dan program pengembangan salak di kawasan Sleman,

    Magelang dan Banjar Negara dilakukan melalui

    pendekatan 6 pilar sebagai berikut :

    A.  Strategi

    Strategi yang dipilih untuk mengatasi

    permasalahan yang ada adalah denganmengatur keseimbangan antara permintaan dan

    pasokan, dengan sinergisme 6 pilar program

    pengembangan hortikultura melalui perspektif

    Supply Chain Management  sebagai berikut :

  • 8/17/2019 Kawasan Salak

    59/110

    59

      Penyediaan kawasan pemasok salak

    bermutu

      Akselerasi penerapan sistem jaminan mutu

      Penguatan kemitraan

      Peningkatan investasi

    B.  Program

    Strategi yang telah ditetapkan untuk menjawab

    permasalahan, serta tantangan yang adadengan memanfaatkan potensi yang dimiliki,

    maka untuk mencapai tujuan yang telah

    ditetapkan dapat disusun program dan

    pentahapan kegiatan sebagai berikut :

    1.  Kawasan; melalui program pemantapan

    kawasan produksi yang meliputi koordinasi,

    identifikasi lokasi, penetapan peserta,

    sosialisasi, promosi kawasan sentra

    produksi salak, pembuatan pedoman

    umum pengembangan kawasan salak,

    pembinaan pengembangan kawasan salak,

    kajian pengembangan kawasan salak,

    Monitoring dan evaluasi, Integrasi dengan

    kegiatan pengembangan GAP / SOP, SCM,

    fatih, penerapan PHT, kelembagaan,

    akselerasi ekspor dan konsumsi serta

    lingkungan hidup.

  • 8/17/2019 Kawasan Salak

    60/110

    60

    2.  SCM; melalui program inisiasi penerapan

    SCM, penguatan sistem distribusi,

    penyediaan database infromasi produksi

    dan pasar dan hubungan yang efektif antar

    pelaku.

    a.  Inisiasi penerapan SCM

    - Identifikasi SCM

    - Sosialisasi / pelatihan pedum

    - Workshop penyusunan SCM

    - Panduan kemitraan, dan

    - Fasilitasi kemitraan

    b.  Penguatan sistem distribusi

    - Membangun sistem dan panduanperencanaan produksi, stok dan

    distribusi

    - Fasilitasi penyediaan sarana  packing

    house  yang memenuhi standar mutu

    dan keamanan pangan

    c.  Penyediaan database infromasi produksi

    dan pasar

    - Membangun sistem komunikasi dan

    informasi

    - Fasilitasi penyediaan sarana

    komunikasi (software dan hardware)

  • 8/17/2019 Kawasan Salak

    61/110

    61

    d.  Hubungan yang efektif antar pelaku

    - Fasilitasi penumbuhan kelembagaan

    hortikultura nasional (Asosiasi, Dewan

    dsb)

    - Fasilitasi pertemuan kelembagaan

    3. 

    GAP –

     SOP; melalui program

    a.  Penerapan GAP – SOP

    - Sosialisasi penerapan GAP & SOP

    - Fasilitasi bimbingan penyusunan dan

    penyempurnaan SOP Salak spesifik

    lokasi- Kajian teknologi maju salak

    (pemupukan, pengaturan panen,

    pengairan, pemulsaan dll.)

    - Fasilitasi bimbingan penerapan GAP /

    SOP salak

    - Peningkatan kompetensi petugas

    penilai kebun

    - Sosialisasi penilaian kebun GAP

    - Identifikasi kebun GAP

    - Penilaian kebun GAP / registrasi kebun

    GAP

    - Regitrasi kebun GAP

  • 8/17/2019 Kawasan Salak

    62/110

    62

    - Pengajuan sertifikasi produk Prima

    b.  Penyediaan sarana prasarana

    c.  Penguatan SDM

    - Pelatihan TOT GAP

    - Pelatihan TOT SOP

    - Pelatihan TOT penilai kebun

    Pelatihan pengawalan pendampingan

    GAP

    d.  Koordinasi dan sinkronisasi

    - Fasilitasi permohonan penerapan GAP

    Fasilitasi penelitian dan pengembanganteknologi maju spesifik lokasi (kajian

    pemupukan, mulsa, pengairan,

    pembungaan, zona panen, pasca panen

    dll)

    - Fasilitasi koordinasi instansi terkait

    penerapan GAP

    - Fasilitasi harmonisasi GAP

    e.  Promosi GAP

    - Lomba kebun penerapan GAP

  • 8/17/2019 Kawasan Salak

    63/110

    63

    - Promosi produk yang dihasilkan dari

    kebun GAP

    f.  Monitoring, evaluasi dan pelaporan.

    - Monitoring pelaksanaan penerapan

    GAP

    - Evaluasi pelaksanaan penerapan GAP

    Pelaporan pelaksanaan penerapan GAP

    4.  FATIH; dilaksanakan melalui kegiatan

    sosialisasi, penyusunan profil kawasan salak,

    penetapan status rantai pasokan pada

    kawasan salak, pembenahan rantai pasokan

    pada kawasan salak, penyusuna rancang

    bangun pengembangan kawasan salak,

    workshop peningkatan kompetensi petugas,

    pendampingan pelaksanaan hasil workshop,

    pengadaan sarana dan prasarana,

    penyelenggaraan konvensi rancang bangun

    pengembangan kawasan salak antar

    provinsi dan pertemuan koordinasi

    investasi.

    5.  Kelembagaan; dilaksanakan melalui

    kegiatan pengembangan kelembagaan

  • 8/17/2019 Kawasan Salak

    64/110

    64

    usaha perbenihan salak dan pengembangan

    kelembagaan usaha produksi salak.

    a.  Pengembangan kelembagaan usaha

    perbenihan salak

    -  Sosialisasi kebijakan

    penangkar/produsen/pedagang

    benih

    Apresiasipenangkar/produsen/pedagang

    benih

    -  Koordinasi institusi perbenihan

    -  Pembinaan pengawasan peredaran

    benih

    -  Pembinaan sertifikasi benih

    -  Apresiasi pengembangan mutu

    benih

    -  Pembinaan pengemebangan mutu

    benih

    -  Peningkatan SDM perbenihan

    -  Monev kelembagaan perbenihan

    b.  Pengembangan kelembagaan usaha

    produksi salak

    -  Penyusunan standar mutu produk

    -  Penyusunan standar penilaian kebun

    -  Sosialisasi standar mutu produk

  • 8/17/2019 Kawasan Salak

    65/110

    65

    -  Pembinaan SOP salak

    -  Pembinaan manajemen kebun

    -  Sertifikasi kebun

    -  Fasilitasi pengemasan, penyimpanan

    dan moda transportasi

    -  Fasilitasi pegembangan akses modal

    dan pasar

    -  Peningkatan SDM

    Pertemuan asosiasi

    eksportir/importir salak

    -  Monev lembaga usaha produk

    6.  Peningkatan konsumsi dan ekspor;

    dilaksanakan melalui kegiatan

    a. 

    Peningkatan konsumsi salak :penyiapan bahan informasi (buku,

    booklet, poster dll.), penyebaran

    informasi atau dialog interaktif (media

    elektronik dan cetak), workshop

    kandungan gizi dan khasiat produk

    salak, promosi produk salak melaluipemasyarakatan/kampanye.

    b.  Akselerasi ekspor : Identifikasi kebun

    salak siap ekspor, penyediaan

    informasi kapasitas produksi dan mutu

    salak, fasilitasi registrasi kebun salak

  • 8/17/2019 Kawasan Salak

    66/110

    66

    GAP, penyediaan pestlis dan informasi

    teknis, penyediaan sarana dan

    prasarana, penyediaan bahan

    persyaratan SPS, penyediaan bahan

    untuk market akses, penyediaan

    informasi perdagangan internasional,

    penyediaan informasi aturan

    perdagangan internasional, penyiapan

    bahan perjanjian perdagangan

    internasional dan penyiapan bahan

    penyusunan MRL.

    c.  Koordinasi dan sinkronisasi :

    pertemuan koordinasi stakeholder

    terkait dan fasilitasi pertemuan

    perjanjian perdagangan internasional.

    d.  Promosi produk

    e.  Peningkatan SDM 

  • 8/17/2019 Kawasan Salak

    67/110

    67

    Tabel 5. Program kegiatan pengembangan kawasan salak

    a.  Kawasan

    (Pemantapan Kawasan Produksi)

    NO PROGRAM KEGIATAN

    TAHUN DUKUNGAN & KETERPADUAN

    Anggaran

    (Rp. Juta)

       2   0   1   0

       2   0   1   1

       2   0   1   2

       2   0   1   3

       2   0   1   4

       H   O   R   T   I   K   U   L   T   U   R   A

       P   L   A

       P   P   H   P

       L   I   T   B   A   N   G

       S   D   M 

       S   E   T   J   E   N

       P   R   O   V   I   N   S   I

       K   A   B   U   P   A   T   E   N

       O   K   K   P   D

    1 Pemantapan Kawasan

    Produksi

    Koordinasi V V V 15

    Identifikasi lokasi V V V 15

    Penetapan peserta V V V 2,5

    Sosialisasi V V V V 5

  • 8/17/2019 Kawasan Salak

    68/110

    68

    NO PROGRAM KEGIATAN

    TAHUN DUKUNGAN & KETERPADUAN

    Anggaran

    (Rp. Juta)

       2   0   1   0

       2   0   1   1

       2   0   1   2

       2   0   1   3

       2   0   1   4

       H   O   R   T

       I   K   U   L   T   U   R   A

       P   L   A

       P   P   H   P

       L   I   T   B   A   N   G

       S   D   M 

       S

       E   T   J   E   N

       P   R

       O   V   I   N   S   I

       K   A   B

       U   P   A   T   E   N

       O

       K   K   P   D

    Promosi kawasan sentra

    produksi salak

    V V V V 35

    Pembuatan pedoman umum

    pengembangan kawasan salak

    V V V V V V V V 30

    Pembinaan pengembangan

    kawasan salak

    V V V 25

    Kajian pengembangan kawasan

    salak

    V V V 40

  • 8/17/2019 Kawasan Salak

    69/110

    69

    NO PROGRAM KEGIATAN

    TAHUN DUKUNGAN & KETERPADUAN

    Anggaran

    (Rp. Juta)

       2   0   1   0

       2   0   1   1

       2   0   1   2

       2   0   1   3

       2   0   1   4

       H   O   R   T

       I   K   U   L   T   U   R   A

       P   L   A

       P   P   H   P

       L   I   T   B   A   N   G

       S   D   M 

       S

       E   T   J   E   N

       P   R

       O   V   I   N   S   I

       K   A   B

       U   P   A   T   E   N

       O

       K   K   P   D

    Monitoring dan evaluasi V V V V 10

    Integrasi dengan kegiatan

    pengembangan GAP / SOP,

    SCM, FATIH, penerapan PHT,

    kelembagaan, akselerasi ekspor

    dan konsumsi serta lingkungan

    hidup

    V V V 15

  • 8/17/2019 Kawasan Salak

    70/110

    70

    b.  SCM

    NO. PROGRAM KEGIATAN

    TAHUN

    DUKUNGAN & KETERPADUAN

    Anggaran

    (Rp. Juta)

       2   0   1   0

       2   0   1   1

       2   0   1   2

       2   0   1   3

       2   0   1   4

       H   O   R   T   I   K   U   L   T   U   R   A

       P   L   A

       P   P   H   P

       L   I   T   B   A   N   G

       S   D   M 

       S   E   T   J   E   N

       P   R   O   V   I   N   S   I

       K   A   B   U   P   A   T   E   N

       O   K   K   P   D

     

    1. 

    Inisiasi penerapa n

    SCM

    Identifikasi SCM V 40

    Sosialisasi / pelatihan pedum V 15

  • 8/17/2019 Kawasan Salak

    71/110

    71

    NO. PROGRAM KEGIATAN

    TAHUN

    DUKUNGAN & KETERPADUAN

    Anggaran

    (Rp. Juta)

       2   0   1   0

       2   0   1   1

       2   0   1   2

       2   0   1   3

       2   0   1   4

       H   O   R   T   I   K   U   L   T   U   R   A

       P   L   A

       P   P   H   P

       L   I   T   B   A   N   G

       S   D   M 

       S   E   T   J   E   N

       P   R   O   V   I   N   S   I

       K   A   B   U   P   A   T   E   N

       O   K   K   P   D

     

    Workshop penyusunan SCM V V V V V 20

    Panduan kemitraan V V 5

    Fasilitasi kemitraan. V V V V V 25

  • 8/17/2019 Kawasan Salak

    72/110

    72

    NO. PROGRAM KEGIATAN

    TAHUN

    DUKUNGAN & KETERPADUAN

    Anggaran

    (Rp. Juta)

       2   0   1   0

       2   0   1   1

       2   0   1   2

       2   0   1   3

       2   0   1   4

       H   O   R   T   I   K   U   L   T   U   R   A

       P   L   A

       P   P   H   P

       L   I   T   B   A   N   G

       S   D   M 

       S   E   T   J   E   N

       P   R   O   V   I   N   S   I

       K   A   B   U   P   A   T   E   N

       O   K   K   P   D

     

    2. Penguatan sis tem

    distribusi

    Membangun sistem dan panduan

    perencanaan produksi, stok dan

    distribusi

    V V V V V V 45

    Fasilitasi penyediaan sarana

    packing house yang memenuhi

    V 250

  • 8/17/2019 Kawasan Salak

    73/110

    73

    NO. PROGRAM KEGIATAN

    TAHUN

    DUKUNGAN & KETERPADUAN

    Anggaran

    (Rp. Juta)

       2   0   1   0

       2   0   1   1

       2   0   1   2

       2   0   1   3

       2   0   1   4

       H   O   R   T   I   K   U   L   T   U   R   A

       P   L   A

       P   P   H   P

       L   I   T   B   A   N   G

       S   D   M 

       S   E   T   J   E   N

       P   R   O   V   I   N   S   I

       K   A   B   U   P   A   T   E   N

       O   K   K   P   D

     

    standar mutu dan keamanan

    pangan

  • 8/17/2019 Kawasan Salak

    74/110

    74

    NO. PROGRAM KEGIATAN

    TAHUN

    DUKUNGAN & KETERPADUAN

    Anggaran

    (Rp. Juta)

       2   0   1   0

       2   0   1   1

       2   0   1   2

       2   0   1   3

       2   0   1   4

       H   O   R   T   I   K   U   L   T   U   R   A

       P   L   A

       P   P   H   P

       L   I   T   B   A   N   G

       S   D   M 

       S   E   T   J   E   N

       P   R   O   V   I   N   S   I

       K   A   B   U   P   A   T   E   N

       O   K   K   P   D

     

    3. Penyedia an database

    infromasi produksi

    dan pasar

    Membangun sistem komunikasi

    dan i nformasi

    V V V V V V 40

    Fasilitasi penyediaan sarana

    komunikasi (software dan

    V V V V V V 20

  • 8/17/2019 Kawasan Salak

    75/110

    75

    NO. PROGRAM KEGIATAN

    TAHUN

    DUKUNGAN & KETERPADUAN

    Anggaran

    (Rp. Juta)

       2   0   1   0

       2   0   1   1

       2   0   1   2

       2   0   1   3

       2   0   1   4

       H   O   R   T   I   K   U   L   T   U   R   A

       P   L   A

       P   P   H   P

       L   I   T   B   A   N   G

       S   D   M 

       S   E   T   J   E   N

       P   R   O   V   I   N   S   I

       K   A   B   U   P   A   T   E   N

       O   K   K   P   D

     

    hardware)

    4. Hubungan yang efektif

    antar pelaku

    Fasilitasi penumbuhan

    kelembagaan hortikultura

    nasional (Asosiasi, Dewan dsb)

    V 25

  • 8/17/2019 Kawasan Salak

    76/110

    76

    NO. PROGRAM KEGIATAN

    TAHUN

    DUKUNGAN & KETERPADUAN

    Anggaran

    (Rp. Juta)

       2   0   1   0

       2   0   1   1

       2   0   1   2

       2   0   1   3

       2   0   1   4

       H   O   R   T   I   K   U   L   T   U   R   A

       P   L   A

       P   P   H   P

       L   I   T   B   A   N   G

       S   D   M 

       S   E   T   J   E   N

       P   R   O   V   I   N   S   I

       K   A   B   U   P   A   T   E   N

       O   K   K   P   D

     

    • Dibangunnya sistem

    komunikasi yang

    efektif dan saling

    menguntung-kan

    diantara pelaku

    Fasilitasi pertemuan

    kelembagaan

    V 15

  • 8/17/2019 Kawasan Salak

    77/110

    77

    c.  GAP  – SOP

    NO. PROGRAM KEGIATAN

    TAHUN DUKUNGAN & KETERPADUAN

    Anggar

    an(Rp.

    Juta)   2   0   1   0

       2   0   1   1

       2   0   1   2

       2   0   1   3

       2   0   1   4

       H   O   R   T   I   K   U   L   T   U

       R   A

       P   L   A

       P   P   H   P

       L   I   T   B   A   N   G

       S   D   M 

       S   E   T   J   E   N

       P   R   O   V   I   N   S   I

       K   A   B   U   P   A   T   E   N

       O   K   K   P   D

    1. Penerapan GAP – 

    SOP

    Sosialisasi penerapan GAP & SOP V V V 15

    Fasilitasi bimbingan penyusunan

    & penyempurnaa n SOP Salak

    Spesifik Lokasi

    V V V 25

  • 8/17/2019 Kawasan Salak

    78/110

    78

    NO. PROGRAM KEGIATAN

    TAHUN DUKUNGAN & KETERPADUAN

    Anggar

    an

    (Rp.

    Juta)   2   0   1   0

       2   0   1   1

       2   0   1   2

       2   0   1   3

       2   0   1   4

       H   O   R

       T   I   K   U   L   T   U   R   A

       P   L   A

       P   P   H   P

       L

       I   T   B   A   N   G

       S   D   M 

       S   E   T   J   E   N

       P   R   O   V   I   N   S   I

       K   A

       B   U   P   A   T   E   N

       O   K   K   P   D

    Kajian teknologi maju salak

    (pemupukan, pengaturan panen,

    pengai ran, pemuls aan, dll)

    V V 75

    Fasilitasi bimbingan penerapan

    GAP / SOP Sa lak

    V V V 15

    Peningkatan kompetensi

    petugas penilai Kebun GAP

    V 15

    Sosialisasi Penilaian Kebun GAP V V V 15

  • 8/17/2019 Kawasan Salak

    79/110

    79

    NO. PROGRAM KEGIATAN

    TAHUN DUKUNGAN & KETERPADUAN

    Anggar

    an

    (Rp.

    Juta)   2   0   1   0

       2   0   1   1

       2   0   1   2

       2   0   1   3

       2   0   1   4

       H   O   R

       T   I   K   U   L   T   U   R   A

       P   L   A

       P   P   H   P

       L

       I   T   B   A   N   G

       S   D   M 

       S   E   T   J   E   N

       P   R   O   V   I   N   S   I

       K   A

       B   U   P   A   T   E   N

       O   K   K   P   D

    Melakukan Identifikasi Kebun

    GAP

    V V 20

    Melakukan Penilaian Kebun GAP

    / Registrasi Kebun GAP

    V V 15

    Pengajuan sertifikasi produk

    Prima

    V V V V V V V V 10

    2. Penyediaan Sarana

    dan Prasarana

    Fasilitasi sarana dan Prasarana V V V V V V 60

  • 8/17/2019 Kawasan Salak

    80/110

    80

    NO. PROGRAM KEGIATAN

    TAHUN DUKUNGAN & KETERPADUAN

    Anggar

    an

    (Rp.

    Juta)   2   0   1   0

       2   0   1   1

       2   0   1   2

       2   0   1   3

       2   0   1   4

       H   O   R

       T   I   K   U   L   T   U   R   A

       P   L   A

       P   P   H   P

       L

       I   T   B   A   N   G

       S   D   M 

       S   E   T   J   E   N

       P   R   O   V   I   N   S   I

       K   A

       B   U   P   A   T   E   N

       O   K   K   P   D

    3. Penguatan SDM Pelatihan TOT GAP V V V 15

    Pelatihan TOT SOP V V V 15

    Pelatihan TOT Penilai Kebun V V V 15

    Pelatihan Pengawala n

    Pendampingan GAP

    V V V V V 15

    4. Koordinasi dan

    Sinkronisasi

    Fasilitasi Pembinaan Penerapa n

    GAP

    V V V V 20

  • 8/17/2019 Kawasan Salak

    81/110

    81

    NO. PROGRAM KEGIATAN

    TAHUN DUKUNGAN & KETERPADUAN

    Anggar

    an

    (Rp.

    Juta)   2   0   1   0

       2   0   1   1

       2   0   1   2

       2   0   1   3

       2   0   1   4

       H   O   R

       T   I   K   U   L   T   U   R   A

       P   L   A

       P   P   H   P

       L

       I   T   B   A   N   G

       S   D   M 

       S   E   T   J   E   N

       P   R   O   V   I   N   S   I

       K   A

       B   U   P   A   T   E   N

       O   K   K   P   D

      Fasilitasi Penelitian &

    Pengembangan Teknologi Maju

    Spesifik Lokasi (Kajian

    Pemupukan, mulsa, pengairan,

     pembungaan, zona panen,

     pasca panen, dll)  

    V V V V V V 45

    Fasilitasi Koordinasi Instansi

    Terkai t Penerapan GAP

    V V V V V V V V 15

    Fasilitasi Harmonisasi GAP V V V V V 15

  • 8/17/2019 Kawasan Salak

    82/110

    82

    NO. PROGRAM KEGIATAN

    TAHUN DUKUNGAN & KETERPADUAN

    Anggar

    an

    (Rp.

    Juta)   2   0   1   0

       2   0   1   1

       2   0   1   2

       2   0   1   3

       2   0   1   4

       H   O   R

       T   I   K   U   L   T   U   R   A

       P   L   A

       P   P   H   P

       L

       I   T   B   A   N   G

       S   D   M 

       S   E   T   J   E   N

       P   R   O   V   I   N   S   I

       K   A

       B   U   P   A   T   E   N

       O   K   K   P   D

    5. Promosi GAP Lomba Kebun Penerapa n GAP V V V 15

    Promosi Produk yang dihasilkan

    dari Kebun GAP

    V V V V 30

    6. Monitoring,

    Evaluasi dan

    Pelaporan

    Monitoring Pelaksa naan

    Penerapa n GAP

    V V V 12

    Evaluasi Pela ksanaan Penerapa n

    GAP

    V V V 12

  • 8/17/2019 Kawasan Salak

    83/110

    83

    NO. PROGRAM KEGIATAN

    TAHUN DUKUNGAN & KETERPADUAN

    Anggar

    an

    (Rp.

    Juta)   2   0   1   0

       2   0   1   1

       2   0   1   2

       2   0   1   3

       2   0   1   4

       H   O   R

       T   I   K   U   L   T   U   R   A

       P   L   A

       P   P   H   P

       L

       I   T   B   A   N   G

       S   D   M 

       S   E   T   J   E   N

       P   R   O   V   I   N   S   I

       K   A

       B   U   P   A   T   E   N

       O   K   K   P   D

    Pelaporan Pelaksa naan

    Penerapa n GAP

    V V V 5

  • 8/17/2019 Kawasan Salak

    84/110

    84

    d.  FATIH

    NO.KEGIATAN POKOK

    TAHUN DUKUNGAN & KETERPADUAN

    Anggaran(Rp. Juta)

       2   0   1   0

       2   0   1   1

       2   0   1   2

       2   0   1   3

       2   0   1   4

       H   O   R   T   I   K   U   L   T   U   R   A

       P   L   A

       P   P   H   P

       L   I   T   B   A   N   G

       S   D   M 

       S   E   T   J   E   N

       P   R   O   V   I   N   S   I

       K   A   U   P   A   T   E   N

       O   K   K   P   D

    1. Sosialisasi Fatih V V V V V V V V 15

    2 Penyusunan profil kawasan salak V V V V 20

    - Penetapan status rantai pasokan pada kawasan salak V V V V 5

    - Pembenahan rantai pasokan pada kawasan salak V V V V V V 30

  • 8/17/2019 Kawasan Salak

    85/110

    85

    NO.KEGIATAN POKOK

    TAHUN DUKUNGAN & KETERPADUAN

    Anggaran

    (Rp. Juta)

       2   0   1   0

       2   0   1   1

       2   0   1   2

       2   0   1   3

       2   0   1   4

       H   O   R   T

       I   K   U   L   T   U   R   A

       P   L   A

       P   P   H   P

       L   I   T   B   A   N   G

       S   D   M 

       S

       E   T   J   E   N

       P   R

       O   V   I   N   S   I

       K   A

       U   P   A   T   E   N

       O

       K   K   P   D

     - Penyusunan rancang bangun pengembangan kawasan

    salak

    V V V V V V V V 25

    3. Workshop peningkatan kopetensi petugas dalam

    menyelenggarakan fatih

    V V V V V V 15

    4. Pendampingan dalam melaksanakan hasil workshop V V V V V V 25

    5. Pengadaa n Sarana & Prasarana V V V V V 50

  • 8/17/2019 Kawasan Salak

    86/110

    86

    NO.KEGIATAN POKOK

    TAHUN DUKUNGAN & KETERPADUAN

    Anggaran

    (Rp. Juta)

       2   0   1   0

       2   0   1   1

       2   0   1   2

       2   0   1   3

       2   0   1   4

       H   O   R   T

       I   K   U   L   T   U   R   A

       P   L   A

       P   P   H   P

       L   I   T   B   A   N   G

       S   D   M 

       S

       E   T   J   E   N

       P   R

       O   V   I   N   S   I

       K   A

       U   P   A   T   E   N

       O

       K   K   P   D

    6. Penyelenggaraan konvensi rancang bangun

    pengembangan kawasan salak a ntar propinsi.

    V V V V V V V V 15

    7. Pertemuan koordinasi (investasi) untuk menjaga

    komitmen pemangku kepentingan, memonitor,

    mengevaluasi pelaksanaan rancang ba ngun

    pengembangan kawasan salak antar propinsi

    V V V V V V V V 15

  • 8/17/2019 Kawasan Salak

    87/110

    87

    e.  Kelembagaan

    NO. KEGIATAN POKOK KEGIATAN

    TAHUN DUKUNGAN & KETERPADUAN

    Anggaran

    (Rp. Juta)

       2   0   1   0

       2   0   1   1

       2   0   1   2

       2   0   1   3

       2   0   1   4

       H   O   R   T   I   K   U   L   T   U

       R   A

       P   L   A

       P   P   H   P

       L   I   T   B   A   N   G

       S   D   M 

       S   E   T   J   E   N

       P   R   O   V   I   N   S   I

       K   A   U   P   A   T   E   N

       O   K   K   P   D

    1. Pengembangan

    Kelembagaan Usaha

    Perbenihan Salak

    Sosialisasi Kebijaka n

    Penangkar/Produsen/

    Pedagang Benih

    V V V V 20

    Apresiasi

    Penangkar/Produsen/

    Pedagang Benih

    V V V V 20

  • 8/17/2019 Kawasan Salak

    88/110

    88

    NO. KEGIATAN POKOK KEGIATAN

    TAHUN DUKUNGAN & KETERPADUAN

    Anggaran

    (Rp. Juta)

       2   0   1   0

       2   0   1   1

       2   0   1   2

       2   0   1   3

       2   0   1   4

       H   O   R

       T   I   K   U   L   T   U   R   A

       P   L   A

       P   P   H   P

       L   I   T   B   A   N   G

       S   D   M 

       S   E   T   J   E   N

       P

       R   O   V   I   N   S   I

       K   A   U   P   A   T   E   N

       O   K   K   P   D

    Koordinasi Institusi

    Perbenihan Terkai t

    V V V 15

    Pembinaa n Pengawasa n

    Peredara n Benih

    V V V 15

    Pembinaa n Sertifikasi

    Benih

    V V V 15

    Apresi asi Pengembangan

    Mutu Benih

    V V V 25

  • 8/17/2019 Kawasan Salak

    89/110

    89

    NO. KEGIATAN POKOK KEGIATAN

    TAHUN DUKUNGAN & KETERPADUAN

    Anggaran

    (Rp. Juta)

       2   0   1   0

       2   0   1   1

       2   0   1   2

       2   0   1   3

       2   0   1   4

       H   O   R

       T   I   K   U   L   T   U   R   A

       P   L   A

       P