laporan akhir komunitas

Upload: dini-dalila-ahya-annas

Post on 01-Nov-2015

114 views

Category:

Documents


18 download

DESCRIPTION

tugas komunitas

TRANSCRIPT

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DI RW IV DESA SUMBEREJO KECAMATAN MRANGGEN KABUPATEN DEMAK

Disusun Oleh:

KELOMPOK IV

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERSFAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG2015ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITASDI RW IV DESA SUMBEREJO MRANGGEN KABUPATEN DEMAK

Shabrina FahrizaG3A014064Dini Dalila A. AG3A014065NurwadiG3A014073Setiawan Adhi P G3A014076Aulia RahmanG3A014098Luthfi Utami A AG3A014094Eko Yunianto H.S G3A014096Alfa Choirul FatahG3A014097Devi KurniawatiG3A014070Aldin Rizki PratamaG3A014082Annisa RahmawatiG3A014088RahmiyatiG3A014092Wahyu JanwarudinG3A014099Rifana HandayaniG3A014100

PROGRAM PROFESI NERSFAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG2015

LEMBAR PENGESAHAN

Judul LaporanAsuhan Keperawatan Komunitas di RW IV Desa Sumberejo, Kecamatan Mranggen, Kabupaten DemakKelompokIV (di RW IV Dukuh Dukoh Desa Sumberejo Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak).Program StudiProgram Profesi Ners S1 Keperawatan FIKKES UNIMUSTanggal Pengesahan

Pembimbing

Ns. Dewi Setyawati, S.Kep, MNS

KATA PENGANTAR

Assalamualakuim Wr. Wb.Bismillahirrohmanirrohim

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, karunia serta hidayah Nya, sehingga kelompok dapat menyelesaikan kegiatan praktek komunitas di RW IV Dukuh Dukoh Desa Sumberejo Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak dan menyelesaikan laporan yang berjudul ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DI RW IV DESA SUMBEREJO MRANGGEN KABUPATEN DEMAKdengan baik.

Laporan ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu target Stase Keperawatan Komunitas dalam praktik program studi Profesi Ners Keperawatan, sebagau bentuk pertanggungjawaban atas pelaksanaan praktik yang telah dilaksanakan pada tanggal 4 Mei 13 Juni 2015. Laporan ini dapat diselesaikan berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu kami mengucapkan terimakasih kepada:1. Ns. Dewi Setyawati, S.Kep, MNS, selaku coordinator dan pembimbing keperawatan komunitas program Profesi Ners Universitas Muhammadiyah Semarang2. H. Edy Soesanto, S.Kp, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang3. Ns. Siti Aisah, M.Kep, Sp.Kom, selaku Kaprodi Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang4. Semua dosen pembimbing praktik Keperawatan Komunitas5. Bapak Supriyadi selaku Kepala Desa Kelurahan Sumberejo Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak yang telah memberikan izin kepada mahasiswa untuk melaksanakan praktik Keperawatan Komunitas di wilayah RW IV Dukuh Dukoh.6. Kepala Puskesmas Mranggen I yang telah memberikan izin kepada kelompok untuk melaksanakan praktik Keperawatan Komunitas di wilayah kerja Puskesmas Mranggen I7. Seluruh pengurus RT di wilayah RW IV Kelurahan Sumberejo yang telah memberikan kesempatan kepada kelompok untuk melaksanakan kegiatan serta membantu pelaksanaan kegiatan8. Seluruh masyarakat di wilayah RW IV Kelurahan Sumberejo yang telah memberikan dukungan serta bantuan selama pelaksanaan praktik9. Seluruh rekan-rekan mahasiswa Program Studi Profesi Ners Universitas Muhammadiyah Semarang Tahun 2014/2015 yang telah mempersembahkan ikhtiar terbaik selama proses praktik keperawatan komunitas10. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu, yang telah memberikan bantuan moral dan spiritual sehingga laporan ini dapat terselesaikan dengan baik

Penulis menyadari dalam penulisan laporan akhir Keperawatan Komunitas ini masih banyak kekurangan dan kesalahan sehingga jauh dari kesempurnaan. Untuk itu saran dan kritik saya harapkan demi kesempurnaan laporan akhir ini, sehingga dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.Akhirul Kalam,Wassalamualaikum Wr. Wb.

Semarang, Agustus 2015Penulis

Kelompok IVStase Komunitas Profesi Ners

ABSTRAK

Pelayanan kesehatan dasar merupakan suatu pendekatan yang digunakan dalam melaksanakan pembangunan nasional dibidang kesehatan yang menitik beratkan pada peranserta masyarakat. Peran serta masyarakat yang dijalankan merupakan strategi untuk memandirikan masyarakat dalam hal menyelesaikan masalah keshatan yang dihadapi berdasarkan konsep tersebut, mahasiswa program profesi ners fakultas ilmu keperawatan dan kesehatan universitas muhamadiyah semarang melaksanakan kegiatan praktik keperawatan dalam konteks pelayanan kesehatan dasar di RW 4 desa Sumberejo kecamatan mranggen kabupaten demak. Pendekatan yang digunakan adalah dengan membentuk kelompok kerja kesehatan, dimana masyarakat terlibat aktif di setiap kegiatan dengan menggunakan pendekatan proses. Di samping itu mahasiswa juga melaksanakan asuhan keperawatan keluarga dengan membina keluarga yang termasuk dalam keluarga beresiko. Keluarga yang dibina aoleh mahasiswa yaitu sebanyak 28 keluarga dengan tahap perkembangan yang berbeda.

Focus utama dalam perawatan adalah keluarga, dimana keluarga merupakan unit pelayanan kesehatan. Hal ini sesuai dengan prinsip kesehatan masyarakat yaitu : meningkatkan kesehatan masyarakat melalui peningkatan kesehatan keluarga. Berdasarkan hasil pengkajian dan winsiel survei ditemukan masalah kesehatan: Resiko terjadi penyakit DHF di RW 04 berhubungan dengan perilaku masyarakat dalam pencegahan DHF,Resiko peningkatan ISPA di RW 04 berhubungan dengan kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungan,Tingginya keluhan perubahan kesehatan pada lanjut usia di RW 04 berhubungan dengan perilaku tidak sehat lansia, Tingginya kasus TB paru di RW 04 berhubungan dengan perilaku penderita TB yang tidak sehat.

Kegiatan yang direncanakan dan berhasil dilaksanakan antara lain : Pendidikan kesehatan tentang DHF dan cara perawatannya, Pendidikan kesehatan tentang pencegahan DHF, Pembagian bubuk abate, Melakukan kerjabakti terkait 3M, Melakukan PSN bersama kader, Pemberiaan pendidikan kesehatan tentang penyakit ISPA dan cara perawatan pada masyarakat, Pemberiaan pendidikan kesehatan tentang penyakit ISPA dan cara perawatan pada kader kesehatan, Pemberian pendidikan kesehatan tentang komposisasi sampah organic, Bersama pemerintah pengadaan tempat sampah organic dan non organic, Pembagian tempat sampah organic dan non organic, Melatih kader untuk bisa mengenal kasus ISPA., mengajarkan warga dalam pembentukan Bank sampah, mensosialisasikan komposisasi sampah, memanfaatkan sampah plastik untuk kerajinan, Pemberian pendidikan kesehatan tentang cara perawatan nyeri sendi berdasarkan keluhan (misalnya : mengajarkan posisi yang benar saat mengangkat beban yang berat, bila asam urat anjurkan minum air putih yang banyak,), Pemberian pendidikan kesehatan tentang penyakit Hipertensi dan DIIT beserta perawatannya yang diberikan pada lansia dengan hipertensi, Kegiatan posyandu lansia, Senam lansia bersama warga RW 04 Sumberejo, Mengajarkan cara pembuatan parem, Pendidikan kesehatan tentang penyakit TB dan perawatannya, Pendidikan kesehatan tentang cara pencegahan TB, Pendidikan kesehatan bersama kader tentang deteksi dini TB, Edukasi mengenai pentingnya PMO untuk penyembuhan TB, Melakukan skrining TB pada warga yang dicurrigai terkena TB, Bersama puskesmas untuk pengadaan botol sputum, Pembentukan PMO bersama warga.

Hasil yang dicapai selama praktik keperawatan komunitas di RW 4 Desa Sumberejo Kec. Mranggen Kabupaten Demak adalah peningkatan pengetahuan masyarakat dan kader kesehatan tentang masalah ispa, DHF, degenerative, dan TB Paru. Dari hasil tersebut, warga telah menyusun rencana tindak lanjut yang akan dilaksanakan dengan melibatkan pihak-pihak terkait.

BAB IPENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANGKomunitas adalah kelompok sosial yang tinggal dalam suatu tempat, saling berinteraksi satu sama lain, saling mengenal serta mempunyai minat dan interest yang sama (WHO). Komunitas adalah kelompok dari masyarakat yang tinggal di suatu lokasi yang sama dengan dibawah pemerintahan yang sama, area atau lokasi yang sama dimana mereka tinggal, kelompok sosial yang mempunyai interest yang sama (Riyadi, 2007).

Dalam rangka mewujudkan kesehatan masyarakat yang optimal maka dibutuhkan perawatan kesehatan masyarakat, dimana perawatan kesehatan masyarakat itu sendiri adalah bidang keperawatan yang merupakan perpaduan antara kesehatan masyarakat dan perawatan yang didukung peran serta masyarakat dan mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh, melalui proses keperawatan untuk meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal sehingga mandiri dalam upaya kesehatan. Peningkatan peran serta masyarakat bertujuan meningkatkan dukungan masyarakat dalam berbagai upaya kesehatan serta mendorong kemandirian dalam memecahkan masalah kesehatan.

Dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan masyarakat terfokus pada peningkatan kesehatan dalam kelompok masyarakat (Naomi, 2002). Untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dapat dimulai dari individu, kelompok sampai tingkat RT dan RW. Di Wilayah RW 04 Desa Sumberejo kecamatan Mraggen kabupaten Demak, jumlah kepala keluarga yang terkaji sebanyak 301 KK dengan jumlah penduduk sebanyak 927 jiwa yang terdiri dari 444 laki-laki dan 483 perempuan, kondisi lingkungan di RW 04 Desa Sumberejo kecamatan Mranggen merupakan daerah dengan kelembaban udara yang tidak tinggi dan tidak terlalu rendah. Saat melakukan observasi di RT 01 dari 20 rumah berjenis tidak permanen, 2 dari 20 rumah tidak memiliki ventilasi udara, 10 dari 20 rumah mempunyai pencahayaan kurang baik, 10 dari 20 rumah tidak memiliki pagar tanaman. Pekarangan rumah warga dimanfaatkan untuk menjemur jagung. Pekarangan tampak bersih, tidak terdapat tumpukan sampah dan terdapat beberapa tanaman. Ditemukan beberapa selokan dengan kondisi yang tidak mengalir. Air dalam selokan tersebut berwarna kehitaman dan keruh.Adanya kegiatan masyarakat yaitu sedang menggiling jagung yang berada tepat di pinggir jalan utama kampung. Mesin yang digunakan untuk menggiling mengeluarkan asap, kotoran sisa penggilingan dan debu yang cukup banyak. Aktivitas lain tampak warga sedang membakar sampah di halaman rumah.Hasil observasi di RW 04 sumber air yang digunakan warga sebagian besar menggunakan air arthetis dan sumur untuk kebutuhan sehari-hari. Untuk Pembuangan Sampah di rw 04 tampak sungai digunakan warga untuk membuang sampah dan terdapat 12 warga sedang membakar sampah di depan rumah. Berdasarkan hasil wawancara dengan ketua RW dikatakan bahwa mayoritas dari warganya adalah lansia dan dewasa. Lansia di wilayah ini sudah jarang mengikuti posyandu lansia karena jarak posyandunya jauh di wilayah RW 04. Berdasarkan hasil wawancara dengan bidan desa dan pihak puskesmas didapatkan hasil kesehatan pada lansia di RW 03 kebanyakan dari mereka menderita hipertensi.

Dalam upaya meningkatkan kemampuan bekerja dengan individu, keluarga dan kelompok di tatanan pelayanan kesehatan komunitas dengan menerapkan konsep kesehatan dan keperawatan komunitas, serta sebagai salah satu upaya menyiapkan tenaga perawat profesional dan mempunyai potensi keperawatan secara mandiri menggunakan 3 pendekatan, yaitu pendekatan keluarga, kelompok, dan pemberdayaan masyarakat.

Pendekatan keluarga dilakukan dengan cara setiap mahasiswa mampunyai keluarga binaan dengan resiko tinggi sebagai kasus keluarga yang tersebar di RW 04. Pendekatan secara kelompok dilakukan dengan cara pembentukan kelompok kerja kesehatan, revitalisasi Pokjakes, pelatihan kader, penyuluhan kesehatan baik di Posyandu, Posbindu maupun di pengajian RT, pelaksanaan Posyandu dan Posbindu, kerja bakti, dan pelatihan herbal. Sedangkan pemberdayaan masyarakat dilakukan dengan mengikutsertakan masyarakat menjadi kader posyandu maupun posbindu dan mengaktifkan masyarakat untuk mengikuti kegiatan kerja bakti.

Dengan pendekatan dari masing-masing komponen diharapkan dapat memberikan hasil yang lebih nyata kepada masyarakat. Sedangkan pendekatan masyarakat sendiri dilakukan melalui kerjasama yang baik dengan instansi terkait, Pokjakes dan seluruh komponen desa untuk mengikutsertakan warga dalam upaya pencegahan dan peningkatan kesehatan. Masyarakat yang dimotori oleh Pokjakes Sumber Sehat diharapkan dapat mengenal masalah kesehatan yang terjadi di wilayahnya, membuat keputusan tindakan kesehatan bagi anggota keluarga/masyarakatnya, mampu memberikan perawatan, menciptakan lingkungan yang sehat serta memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat.

Dalam praktek keperawatan komunitas difokuskan kepada masalah keperawatan yang timbul pada masyarakat yang dimungkinkan oleh karena masalah kesehatan secara umum. Dengan keterbatasan waktu, sumber daya manusia dan jam praktek maka masalah dibatasi dalam lingkup masalah keperawatan. Dalam praktek keperawatan komunitas kali ini kelompok memfokuskan masalah di bidang kesehatan.

Selain itu, selama proses belajar praktek keperawatan komunitas, mahasiswa mengidentifikasi populasi dengan risiko dan sumber yang tersedia untuk bekerjasama dengan komunitas dalam merancang, melaksanakan dan mengevaluasi perubahan kemunitas dengan penerapan proses keperawatan komunitas dan pengorganisasian komunitas. Harapan yang ada, masyarakat akan mandiri dalam upaya meningkatkan status kesehatannya.

Untuk melaksanakan tugas tersebut dibutuhkan seorang perawat yang kompeten dalam memberikan asuhan Keperawatan Komunitas, untuk mendapatkan hasil yang optimal dibutuhkan pengalaman selain pengetahuan. Salah satu cara memperoleh pengalaman adalah melalui praktik program profesi ners komunitas di RW 04 Desa Sumberejo, Kecamatan Mranggen, Demak.

B. TUJUAN1. Tujuan UmumMenerapkan konsep keperawatan komunitas untuk meningkatkan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat, sehingga tercapai derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat di RW 04 Desa Sumberejo Kecamatan Mranggen Kab Demak.2. Tujuan KhususSetelah dilakukan asuhan keperawatan komunitas di RW 04 Desa Sumberejo Kecamatan Mranggen Kab Demak selama 2x dalam 1minggu diharapkan mahasiswa dapat :a. Mengidentifikasi masalah kesehatan dan keperawatan yang ada di RW 04 Desa Sumberejo Kecamatan Mranggen Kabupaten Demakb. Merumuskan alternatif untuk memecahkan masalah yang telah teridentifikasic. Memperoleh pengalaman dalam mengenal situasi dan kondisi kesehatan masyarakat.d. Memperoleh pengalaman dalam mengenal dan menentukan sumberdaya di masyarakat.e. Memperoleh pengalaman dalam mengelola asuhan keperawatan komunitas.f. Memperolah pengalaman dalam mengidentifikasi atau membantu masyarakat, mengenal masalah-masalah kesehatan di masyarakat dan berupaya menanggulangi permasalahan yang ada bersama masyarakat.g. Memberikan informasi tentang masalah kesehatan (penyuluhan) kepada masyarakat.h. Menanggulangi masalah keperawatan dalam memecahkan masalah keperawatan dengan cara bekerjasama dengan kelompok kerja kesehatan, melakukan kemitraan dengan pihak Puskesmas dan aparat desa. i. Meningkatkan empowering masyarakat dalam meningkatkan self care individu, keluarga dan masyarakat di wilayah RW 04 Desa Sumberejo, kecamatan Mranggen.j. Menanamkan perilaku hidup bersih dan sehat dengan menggunakan strategi pendidikan kesehatan pada masyarakat sebagai upaya pencegahan terjadinya suatu penyakit di wilayah RW 04 Desa Sumberejo, kecamatan Mranggenk. Mengevaluasi dan merumuskan rencana tindak lanjut untuk mengatasi masalah kesehatan yang ada di Desa Sumberejo Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak.

C. MANFAAT LAPORANLaporan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :1. Masyarakat di Desa SumberejoMemberikan gambaran demografi, jumlah populasi penduduk, kesehatan lingkungan, pendidikan, keselamatan dan permasalahan kesehatan yang ada serta pelayanan sosial serta kegiatan sosial kemasyarakatan.2. PuskesmasMemberikan gambaran tentang status kesehatan dan kegiatan-kegiatan kesehatan serta sosial kemasyarakatan yang ada di masyarakat RW 04 Desa Sumberejo Kecamatan Mranggen Kab Demak.3. Mahasiswa / PenyusunMenambah pengetahuan dan pengalaman secara langsung dalam memberikan asuhan keperawatan individu, keluarga, kelompok dan komunitas khususnya di RW 04 Desa Sumberejo Kecamatan Mranggen Kab Demak.4. PendidikanSalah satu tolak ukur keberhasilan Program Profesi Ners fakultas ilmu keperawatan dan kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang khususnya di bidang keperawatan komunitas, selain itu sebagai bahan pertimbangan dalam pengembangan model praktek keperawatan komunitas selanjutnya

D. SISTEMATIKA PENULISANSistematika penulisan yang digunakan dalam penulisan laporan Praktik Asuhan Keperawatan Komunitas di RW 04 Desa Sumberejo Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak ini sebagai berikut :Bab I: Pendahuluan terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan, manfaat penulisan dan sistematika penulisan laporan.Bab II: Tinjauan teori yang terdiri dari paradigma sehat, tinjauan tentang pelayanan kesehatan utama, konsep keperawatan komunitas, peran perawat komunitas, asuhan keperawatan komunitas, teori dan model, dan pengorganisasian masyarakat.Bab III: Aplikasi asuhan keperawatan komunitas RW 04 desa Sumberejo kecamatan Mranggen Kab Demak yang terdiri dari, tahap persiapan, tahap pengkajian, analisa data, pembobotan masalah keperawatan komunitas, Prioritas diagnose keperawatan komunitas, perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap evaluasi.Bab IV: Pembahasan terdiri dari tahap persiapan dan tahap pelaksanaanBab V: Penutup yang berisi tentang kesimpulan dan saran.

BAB IITINJAUAN TEORI

A. Pelayanan Kesehatan UtamaParadigma sehat merupakan modal pembangunan kesehatan yang dalam jangka panjang akan mampu mendorong masyarakat untuk bersikap dan bertindak mandiri dalam menjaga kesehatannya sendiri melalui kesadaran terhadap pentingnya upaya-upaya kesehatan yang bersifat promotif dan preventif. Paradigma sehat ditetapkan sebagai model pembangunan kesehatan di Indonesia, yaitu pembangunan kesehatan yang mengutamakan upaya-upaya promotif dan preventif tanpa mengabaikan upaya-upaya kuratif dan rehabilitatif (Depkes, 2001). Unsur penting dalam paradigma sehat meliputi; Program dan kebijakan yang Bottom-up, mentalitas proaktif, pemberdayaan sumber daya lokal, pembangunan kesehatan berbasis masyarakat, sistem prabayar pelayanan kesehatan, dan pembangunan kesehatan multi sektor.

Perawatan kesehatan adalah bidang khusus dari keperawatan yang merupakan gabungan dari ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan ilmu sosial yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang diberikan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat baik yang sehat atau yang sakit secara komprehensif melalui upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif serta resosialitatif dengan melibatkan peran serta aktif dari masyarakat (Stanhope, 2004).

Menurut Helvie, tanggung jawab perawat dalam sistem pelayanan kesehatan utama adalah:1. Mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam pengembangan dan implementasi pelayanan kesehatan dan program pendidikan kesehatan.2. Kerjasama dengan masyarakat, keluarga dan individu.3. Mengajarkan konsep kesehatan dasar dan teknik self care pada masyarakat.4. Memberikan bimbingan dan dukungan pada petugas pelayanan kesehatan dan kepada masyarakat.5. Koordinasi kegiatan kebijaksanaan tentang kesehatan masyarakat.

Manusia sebagai sasaran pelayanan atau asuhan keperawatan dalam praktek keperawatan. Sebagai sasaran praktek keperawatan klien dapat dibedakan menjadi individu, keluarga dan masyarakat (Riyadi, 2007).1. Individu sebagai klienPeran perawat pada individu sebagai klien, pada dasarnya memenuhi kebutuhan dasarnya mencakup kebutuhan biologi, sosial, psikologi dan spiritual karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, kurang kemauan menuju kemandirian klien (Riyadi, 2007).2. Keluarga sebagai klienKeluarga dalam fungsinya mempengaruhi dan lingkup kebutuhan dasar manusia dapat dilihat pada Hirarki Kebutuhan Dasar Maslow yaitu kebutuhan fisiologis, rasa aman dan nyaman, dicintai dan mencintai, harga diri dan aktualisasi diri (Riyadi, 2007).3. Masyarakat sebagai klienPeran serta masyarakat diperlukan dalam hal perorangan. Komunitas sebagai subyek dan obyek diharapkan masyarakat mampu mengenal, mengambil keputusan dalam menjaga kesehatannya. Sebagian akhir tujuan pelayanan kesehatan utama diharapkan masyarakat mampu secara mandiri menjaga dan meningkatkan status kesehatan masyarakat (Mubarak, 2005).

B. Konsep Keperawatan KomunitasMenurut Riyadi(2001) keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional sebagai bagian integral pelayanan kesehatan berbentuk pelayanan biologi, psikologi, social dan spiritual secara komprehensif, ditujukan kepada individu keluarga dan masyarakat baik sehat maupun sakit mencakup siklus hidup manusia.

Kemudian menurut Handerson (1980) dalam Ali. Z (2001) menjelaskan bahwa pelayanan keperawatan adalah upaya untuk membantu individu baik sakit maupun sehat, dari lahir sampai meninggal dunia dalam bentuk peningkatan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki sehingga individu tersebut dapat secara optimal melakukan kegiatan sehari-hari secara mandiri.Dalam rapat kerja keperawatan kesehatan masyarakat (1990) dijelaskan bahwa keperawatan komunitas merupakan suatu bidang keperawatan yang merupakan perpaduan antara keperawatan (Nursing) dan kesehatan masyarakat (Public health) dengan dukungan peran serta masyarakat secara aktif dan mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat sebagai kesatuan utuh melalui proses keperawatan (Nursing process) untuk meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal sehingga mampu mandiri dalam upaya kesehatan (Mubarak, 2005).

Perawatan komunitas adalah perawatan yang diberikan dari luar suatu institusi yang berfokus pada masyarakat atau individu dan keluarga (Naomi, 2002). Pada perawatan kesehatan masyarakat harus mempertimbangkan beberapa prinsip, yaitu:1. KemanfaatanSemua tindakan dalam asuhan keperawatan harus memberikan manfaat yang besar bagi komunitas (Riyadi, 2007). Intervensi atau pelaksanaan yang dilakukan harus memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi komunitas, artinya ada keseimbangan antara manfaat dan kerugian (Mubarak, 2005).

2. KerjasamaKerjasama dengan klien dalam waktu yang panjang dan bersifat berkelanjutan serta melakukan kerja sama lintas program dan lintas sektoral (Riyadi, 2007)3. Secara langsungAsuhan keperawatan diberikan secara langsung mengkaji dan intervensi, klien dan lingkunganya termasuk lingkungan sosial, ekonomi serta fisik mempunyai tujuan utama peningkatan kesehatan (Riyadi, 2007).4. KeadilanTindakan yang dilakukan disesuaikan dengan kemampuan atau kapasitas dari komunitas itu sendiri (Riyadi, 2007). Dalam pengertian melakukan upaya atau tindakan sesuai dengan kemampuan atau kapasitas komunitas (Mubarak, 2005).5. OtonomiKlien atau komunitas diberi kebebasan dalam memilih atau melaksanakan beberapa alternatif terbaik dalam menyelesaikan masalah kesehatan yang ada (Mubarak, 2005).

Strategi pelaksanaan keperawatan komunitas yang dapat digunakan dalam perawatan kesehatan masyarakat adalah :1. Pendidikan kesehatan (Health Promotion)Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan (Naomi, 2002).

Penyuluhan kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan dan kesempatan yang berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan, dimana individu, keluarga, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan ingin hidup sehat (Yuddi, 2008). Menurut Notoatmodjo pendidikan kesehatan adalah suatu penerapan konsep pendidikan di dalam bidang kesehatan (Mubarak, 2005).

2. Proses kelompok (Group Process)Bidang tugas perawat komunitas tidak bisa terlepas dari kelompok masyarakat sebagai klien termasuk sub-sub sistem yang terdapat di dalamnya, yaitu: individu, keluarga, dan kelompok khusus. Menurut Nies dan McEwan (2001), perawat spesialis komunitas dalam melakukan upaya peningkatan, perlindungan dan pemulihan status kesehatan masyarakat dapat menggunakan alternatif model pengorganisasian masyarakat, yaitu: perencanaan sosial, aksi sosial atau pengembangan masyarakat. Berkaitan dengan pengembangan kesehatan masyarakat yang relevan, maka penulis mencoba menggunakan pendekatan pengorganisasian masyarakat dengan model pengembangan masyarakat (community development) (Palestin, 2007).3. Kerjasama atau kemitraan (Partnership)Kemitraan adalah hubungan atau kerja sama antara dua pihak atau lebih, berdasarkan kesetaraan, keterbukaan dan saling menguntungkan atau memberikan manfaat (Depkes RI, 2005). Partisipasi klien dalam hal ini adalah masyarakat dikonseptualisasikan sebagai peningkatan inisiatif diri terhadap segala kegiatan yang memiliki kontribusi pada peningkatan kesehatan dan kese ahteraan (Palestin, 2007).

Kemitraan antara perawat komunitas dan pihak-pihak terkait dengan masyarakat digambarkan dalam bentuk garis hubung antara komponen-komponen yang ada. Hal ini memberikan pengertian perlunya upaya kolaborasi dalam mengkombinasikan keahlian masing-masing yang dibutuhkan untuk mengembangkan strategi peningkatan kesehatan masyarakat (Palestin, 2007).

4. Pemberdayaan (Empowerment)Konsep pemberdayaan dapat dimaknai secara sederhana sebagai proses pemberian kekuatan atau dorongan sehingga membentuk interaksi transformatif kepada masyarakat, antara lain: adanya dukungan, pemberdayaan, kekuatan ide baru, dan kekuatan mandiri untuk membentuk pengetahuan baru (Palestin, 2007).

Perawat komunitas perlu memberikan dorongan atau pemberdayaan kepada masyarakat agar muncul partisipasi aktif masyarakat. Membangun kesehatan masyarakat tidak terlepas dari upaya-upaya untuk meningkatkan kapasitas, kepemimpinan dan partisipasi masyarakat (Palestin, 2007). Sasaran dari perawatan kesehatan komunitas adalah individu, keluarga, kelompok khusus, komunitas baik yang sehat maupun sakit yang mempunyai masalah kesehatan atau perawatan (Effendy, 1998), sasaran ini terdiri dari :a. IndividuIndividu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh dari aspek biologi, psikologi, social dan spiritual. Peran perawat pada individu sebagai klien, pada dasarnya memenuhi kebutuhan dasarnya mencakup kebutuhan biologi, social, psikologi dan spiritual karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, kurang kemauan menuju kemandirian pasien/klien (Riyadi, 2007).b. KeluargaKeluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat secara terus menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara perorangan maupun secara bersama-sama, di dalam lingkungannya sendiri atau masyarakat secara keseluruhan. Keluarga dalam fungsinya mempengaruhi dan lingkup kebutuhan dasar manusia dapat dilihat pada Hirarki Kebutuhan Dasar Maslow yaitu kebutuhan fisiologis, rasa aman dan nyaman, dicintai dan mencintai, harga diri dan aktualisasi diri (Riyadi,2007).c. Kelompok khususKelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai kesamaan jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang sangat rawan terhadap masalah kesehatan (Mubarak, 2005).d. Tingkat KomunitasPelayanan asuhan keperawatan berorientasi pada individu, keluarga dilihat sebagai satu kesatuan dalam komunitas. Asuhan ini diberikan untuk kelompok beresiko atau masyarakat wilayah binaan. Pada tingkat komunitas, asuhan keperawatan komunitas diberikan dengan mamandang komunitas sebagai klien (Stanhope, 2004).

Perawat di komunitas dapat bekerja sebagai perawat keluarga, perawat sekolah, perawat kesehatan kerja dan perawat gerontologi.a. Perawat keluarga Keperawatan kesehatan keluarga adalah tingkat keperawatan tingkat kesehatan masyarakat yang dipusatkan pada keluarga sebagai satu kesatuan yang dirawat dengan sehat sebagai tujuan pelayanan dan perawatan sebagai upaya (Ande, 2009).

b. Perawat keluargaPerawat teregistrasi dan telah lulus dalam bidang keperawatan yang dipersiapkan untuk praktek memberikan pelayanan individu dan keluarga disepanjang rentang sehat sakit. Praktek ini mencakup pengambilan keputusan independen dan interdependen dan secara langsung bertanggung gugat terhadap keputusan klinis. Peran perawat keluarga adalah melaksanakan asuhan keperawatan keluarga, berpartisipasi dan menggunakan hasil riset, mengembangkan dan melaksanakan kebijakan di bidang kesehatan, kepemimpinan, pendidikan, case managemen dan konsultasi (Ande, 2009)..c. Perawat kesehatan sekolahKeperawatan sekolah adalah: keperawatan yang difokuskan pada anak ditatanan pendidikan guna memenuhi kebutuhan anak dengan mengikutsertakan keluarga maupun masyarakat sekolah dalam perencanaan pelayanan. Perawatan kesehatan sekolah mengaplikasikan praktek keperawatan untuk memenuhi kebutuhan unit individu, kelompok dan masyarakat sekolah. Keperawatan kesehatan sekolah merupakan salah satu jenis pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk mewujudkan dan menumbuhkan kemandirian siswa untuk hidup sehat, menciptakan lingkungan dan suasana sekolah yang sehat. Fokus utama perawat kesehatan sekolah adalah siswa dan lingkunganya dan sasaran penunjang adalah guru dan kader (Ande, 2009).

d. Perawat kesehatan kerjaPerawatan kesehatan kerja adalah penerapan prinsip-prinsip keperawatan dalam memelihara kelestarian kesehatan tenaga kerja dalam segala bidang pekerjaan (American Asociation of Occupational Health Nursing). Perawat kesehatan kerja mengaplikasikan praktek keperawatan untuk memenuhi kebutuhan unik individu, kelompok dan masyarakat di tatanan industri, pabrik, tempat kerja, tempak konstruksi, universitas dan lain-lain.Lingkup praktek keperawatan kesehatan kerja mencakup pengkajian riwayat kesehatan, pengamatan, memberikan pelayanan kesehatan primer konseling, promosi kesehatan, administrasi management quality asurance, peneliti dan kolaburasi dengan komunitas (Ande, 2009).e. Perawat gerontologiPerawatan gerontologi atau gerontik adalah ilmu yang mempelajari dan memberikan pelayanan kepada orang lanjut usia yang dapat terjadi di berbagai tatanan dan membantu orang lanjut usia tersebut untuk mencapai dan mempertahankan fungsi yang optimal. Perawat gerontologi mengaplikasikan dan ahli dalam memberikan pelayanan kesehatan utama pada lanjut usia dank keluarganya dalam berbagai tatanan pelayanan. Peran lanjut perawat tersebut independen dan kolaburasi dengan tenaga kesehatan profesional.

Lingkup praktek keperawatan gerontologi adalah memberikan asuhan keperawatan, malaksanakan advokasi dan bekerja untuk memaksimalkan kemampuan atau kemandirian lanjuy usia, meningkatkan dan mempertahankan kesehatan, mencegah dan meminimalkan kecacatan dan menunjang proses kematian yang bermartabat. Perawat gerontologi dalam prakteknya menggunakan managemen kasus, pendidikan, konsultasi , penelitian dan administrasi.

Sedangkan menurut Stanhope dan Lancaster (2004) unsur-unsur perawatan kesehatan mengacu kepada asumsi-asumsi dasar mengenai perawatan kesehatan masyarakat, yaitu:1. Bagian integral dari pelayanan kesehatan khususnya keperawatan1. Merupakan bidang khusus keperawatan1. Gabungan dari ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan ilmu sosial (interaksi sosial dan peran serta masyarakat)1. Sasaran pelayanan adalah individu, keluarga, kelompok khusus dan masyarakat baik yang sehat maupun yang sakit1. Ruang lingkup kegiatan adalah upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif dan resosialitatif dengan penekanan pada upaya preventif dan promotif1. Melibatkan partisipasi masyarakat1. Bekerja secara team (bekerjasama)1. Menggunakan pendekatan pemecahan masalah dan perilaku1. Menggunakan proses keperawatan sebagai pendekatan ilmiah1. Bertujuan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan masyarakat secara keseluruhan

Berdasarkan pada asumsi dasar dan keyakinan yang mendasar tersebut, maka dapat dkembangkan falsafah keprawatan komunitas sebagai landasan praktik keperawatan komunitas. Dalam falsafah keperawatan komunitas, keperawatan komunitas merupakan pelayanan yang memberikan perhatian tetrhadap pengaruh lingkungan (bio-psiko-sosio-kultural dan spiritual) terhadap kesehatan komunitas, dan memberikan prioritas pada strategi pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan (Stanhope, 2004).

Falsafah yang melandasi keperawatan komunitas mengacu kepada paradigma keperawatan yang terdiri dari 4 hal penting, yaitu manusia, kesehatan, lingkungan dan keperawatan sehingga dapat dirumuskan:0. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat adalah pekerjaan yang luhur dan manusiawi yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat0. Perawatan kesehatan masyarakat adalah suatu upaya berdasarkan kemanusiaan untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan bagi terwujudnya manusia yang sehat khususnya dan masyarakat yang sehat pada umumnya0. Pelayanan perawatan kesehatan masyarakat harus terjangkau dan dapat diterima oleh semua orang dan merupakan bagian integral dari upaya kesehatan0. Upaya preventif dan promotif merupakan upaya pokok tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif0. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat yang diberikan berlangsung secara berkesinambungan0. Perawatan kesehatan masyarakat sebagai provider dan klien sebagai konsumer pelayanan keperawatan dan kesehatan, menjamin suatu hubungan yang saling mendukung dan mempengaruhi perubahan dalam kebijaksanaan dan pelayanan kesehatan ke arah peningkatan status kesehatan masyarakat0. Pengembangan tenaga keperawatan kesehatan masyarakat direncanakan secara berkesinambungan dan terus menerus0. Individu dalam suatu masyarakat ikut bertanggung jawab atas kesehatannya, ia harus ikut dalam upaya mendorong, mendidik dan berpartisipasi aktif dalam pelayanan kesehatan mereka sendiri

Gambar 1. Paradigma Keperawatan(Neuman & Fawcett, 2002)

Model sistem Neuman (Neuman & Fawcett, 2002) mempunyai empat komponen utama yang dapat digambarkan sebagai interaksi antar ranah (domain), yaitu: orang, lingkungan, kesehatan, dan ilmu keperawatan. Komponen dan terminologi yang terkait dengan ranah-ranah tersebut adalah:0. Sistem klien : struktur dasar, garis penolakan, garis pertahanan normal, dan garis pertahanan fleksibel.0. Lingkungan : internal, eksternal, diciptakan, dan stressor.0. Kesehatan : rentang sehat-sakit (wellness-illness continuum)0. Keperawatan : upaya pencegahan (preventif), konstitusi ulang (reconstitution), promosi kesehatan .Neuman (1995) menguraikan model keperawatan sebagai suatu konsep berdasarkan sistem yang komprehensif. Hal ini menempatkan klien dalam suatu perspektif sistem yang holistik dan multi-dimensi. Model digambarkan sebagai gabungan dari lima variabel yang saling berinteraksi, idealnya berfungsi secara harmonis dan stabil dalam kaitannya dengan stressor lingkungan internal maupun eksternal yang sedang dirasakan pada saat tertentu oleh klien sebagai sebuah sistem.1. Manusia (Klien)Sistem klien terdiri dari satu rangkaian lingkaran konsentris yang mengelilingi dan melindungi struktur dasar (basic structure). Tingkatan dari masing-masing lingkaran memiliki tugas pertahanan spesifik dan terdiri dari lima variabel, yaitu : (1) fisiologis, (2) psikologis, (3) perkembangan, (4) sosial budaya, dan (5) rohani.

Gambar 2. Garis pertahanan didalam struktur komunitas(Anderson & McFarlan, 2008)

Lingkaran terjauh atau garis pertahanan fleksibel (flexible line of defense) merupakan pertahanan awal untuk melawan stressor dan penyangga kondisi kesehatan yang normal. Garis pertahanan normal (normal line of defense) adalah basis yang dimanfaatkan oleh sistem klien untuk menghindari dampak dari stressor, dimana tergantung dari kondisi kesehatan seseorang. Garis-garis perlawanan (lines of resistance) melindungi struktur dasar bilamana suatu stressor dapat melampaui garis pertahanan fleksibel dan garis pertahanan normal (Neuman, 1995).

Variabel-variabel yang membangun sistem klien, menurut Neuman (1995) antara lain: variabel fisiologis, psikologis, sosial budaya, rohani, dan perkembangan. Variabel-variabel tersebut dibentuk berdasarkan pengalaman masa lalu dan material yang sudah ada dalam struktur dasar, mereka saling berinteraksi satu sama lain dan unik dalam setiap sistem klien. Susunan variabel kemudian akan diteruskan melalui keluarga dan masyarakat, dengan jalan tersebut sistem klien memelihara karakteristiknya dari satu generasi ke generasi lainnya (Reed, 2003).1. Lingkungan (Stressor)Menurut Neuman (1995), stressor dalam konteks lingkungan klien dapat disebabkan oleh berbagai faktor eksternal atau internal, dan dapat berdampak negatif maupun positif bagi seseorang. Stressor dapat dirasakan oleh klien secara berulang, sehingga klien akan merespon dan akan memodifikasi atau mengubahnya. Terdapat tiga hal yang dapat membedakan dampak stressor terhadap sistem klien, yaitu : kekuatan stressor, jumlah stressor, dan elastisitas garis pertahanan fleksibel. Stressor lingkungan dapat diklasifikasikan sebagai : (1) intra-personal, (2) inter-personal, dan (3) ekstra-personal. Keberadaannya dalam diri klien sama halnya dengan stressor yang ada di luar sistem klien.

1. Keperawatan (Konstitusi)Rekonstitusi menggambarkan suatu upaya pengembalian dan perbaikan stabilitas sistem yang selalu menyertai tindakan perawatan reaksi stress klien, dimana dapat menghasilkan tingkat kesehatan yang lebih tinggi atau lebih rendah daripada sebelumnya (Neuman, 1995). Sebelumnya Neuman (1989) mendefinisikan rekonstitusi sebagai suatu kondisi adaptasi terhadap stressor lingkungan internal maupun eksternal, dimana dapat dimulai dari derajat atau tingkat reaksi apapun. Rekonstitusi ditandai dengan beberapa tahapan aktivitas untuk menuju tujuan yang diinginkan.

Rentang Sehat Sehat SakitSejahterasehat sehat setengah sakit sakit mati sekali normal sakit kronis

Gambar 3. Rentang Sehat-sakit(Hidayat, 2004)

Model teori Neuman menggambarkan bahwa komunitas adalah sistem terbuka yang mempunyai sumber energi (infra struktur) dan mempunyai 5 variabel yang saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya dalam komunitas yaitu biologis, psikologis, sosiokultural, perkembangan dan spiritual.

Model teori Neuman dilandasi oleh teori sistem dimana terdiri dari individu, keluarga atau kelompok dan komunitas yang merupakan target pelayanan kesehatan. Menurut Anderson dan McFarlane (2008) kesehatan masyarakat ditentukan oleh hasil interaksi yang dinamis antara komunitas dan lingkungan serta tenaga kesehatan untuk melakukan tiga tingkat pencegahan yaitu pencegahan primer, sekunder dan tersier.

Gambar 4. Community as partner model(Anderson & McFarlan, 2008)1. Pencegahan PrimerPencegahan primer dari arti sebenarnya, terjadi sebelum sakit atau diaplikasikan ke populasi yang sehat pada umumnya. Pencegahan primer ini mencakup kegiatan mengidentifikasi faktor resiko yang menyebabkan terjadinya penyakit, mengkaji kegiatan-kegiatan promosi kesehatan dan pendidikan dalam komunitas. Pencegahan ini mencakup peningkatan kesehatan pada umumnya dan perlindungan khusus terhadap penyakit.1. Pencegahan SekunderPencegahan sekunder adalah intervensi yang dilakukan pada saat terjadinya perubahan derajat kesehatan masyarakat dan ditemukannya masalah kesehatan. Pencegahan sekunder menekankan diagnosa diri dan intervensi yang tepat untuk menghambat proses patologis, sehingga memperpendek waktu sakit dan tingkat keparahan atau keseriusan penyakit.1. Pencegahan TersierTingkat pencegahan ini adalah untuk mempertahankan kesehatan setelah terjadi gangguan beberapa system tubuh. Pencegahan tersier dimulai pada saat cacat atau terjadi ketidakmampuan atau menetap atau tidak dapat diperbaiki sama sekali. Rehabilitasi sebagai tujuan pencegahan tersier tidak hanya untuk menghambat proses penyakit tetapi juga mengembalikan individu kepada tingkat berfungsi yang optimal dari ketidakmampuannya.C. Tujuan perawat komunitas1. Tujuan Perawatan Kesehatan KomunitasMenurut Anderson dan McFarlane (2008), tujuan dari perawatan kesehatan komunitas antara lain :0. Tujuan UmumMeningkatkan pengetahuan masyarakat terhadap masalah kesehatan umum untuk hidup sehat sehingga tercapai derajat kesehatan yang optimal agar dapat menjalankan fungsi kehidupan sesuai dengan kapasitas yang mereka miliki.0. Tujuan KhususUntuk meningkatkan berbagai kemampuan individu, keluarga, kelompok khusus dan masyarakat dalam hal:1. Mengidentifikasi masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi1. Menetapkan masalah kesehatan/keperawatan dan prioritas masalah1. Merumuskan berbagai alternatif pemecahan masalah kesehatan atau keperawatan1. Menanggulangi masalah kesehatan/keperawatan yang mereka hadapi1. Penilaian hasil kegiatan dalam memecahkan masalah kesehatan atau keperawatan1. Mendorong dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pelayanan kesehatan/keperawatan1. Meningkatkan kemampuan dalam memelihara kesehatan secara mandiri (self care).1. Menanamkan perilaku sehat melalui upaya pendidikan kesehatan, dan1. Lebih spesifik lagi adalah untuk menunjang fungsi Puskesmas dalam menurunkann angka kematian bayi, ibu dan balita serta diterimanya norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera1. Tertanganinya kelompok-kelompok resiko tinggi yang rawan terhadap masalah kesehatan.

D. Sasaran perawat komunitasMenurut Anderson dan McFarlane (2008), sasaran perawatan kesehatan komunitas adalah individu, keluarga, kelompok dan masyarakat, baik yang sehat maupun yang sakit yang mempunyai masalah kesehatan/perawatan.1. IndividuIndividu adalah bagian dari anggota keluarga. Apabila individu tersebut mempunyai masalah kesehatan atau keperawatan karena ketidakmampuan merawat diris endiri oleh suatu hal dan sebab, maka akan dapat mempengaruhi anggota keluarga lainnya baik secara fisik, mental maupun sosial.1. KeluargaKeluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat, terdiri atas kepala keluarga, anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan tinggal dalam suatu rumah tangga karena pertalian darah dan ikatan perkawinan atau adopsi, satu dengan lainnya saling tergantung dan berinteraksi. Bila salah satu atau beberapa anggotat keluarga mempunyai masalah kesehatan/keperawatan, maka akan berpengaruh terhadap anggota keluarga lainnya dan keluarga-keluarga yang ada disekitarnya.1. Kelompok KhususKelompok khusus adala kumpulan individu yang mempunyai kesamaan jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang sangat rawan terhadap masalah kesehatan. Termasuk diantaranya adalah:1. Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus sebagai akibat perkembangan dan petumbuhannya, seperti:1. Ibu hamil1. Bayi baru lahir1. Balita1. Anak usia sekolah1. Usia lanjut1. Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan dan bimbingan serta asuhan keperawatan, diantaranya adalah:1. Penderita penyakit menular, seperti: TBC, Lepra, AIDS, penyakit kelamin lainnya.1. Penderita dengan penyakit tak menular, seperti: penyakit diabetes mellitus, jantung koroner, cacat fisik, gangguan mental dan lain sebagainya.1. Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit, diantaranya:1. Wanita tuna susila1. Kelompok penyalahgunaan obat dan narkoba1. Kelompok-kelompok pekerja tertentu1. Dan lain-lain1. Lembaga sosial, perawatan dan rehabilitasi, diantaranya adalah:1. Panti wredha1. Panti asuhan1. Pusat-pusat rehabilitasi (cacat fisik, mental dan sosial)1. Penitipan balita1. Tingkat komunitasPelayanan asuhan keperawatan berorientasi pada individu, keluarga dilihat sebagai satu kesatuan dalam komunitas. Asuhan ini diberikan untuk kelompok beresiko atau masyarakat wilayah binaan. Pada tingkat komunitas diberikan dengan memandang komunitas sebagai klien.

E. Strategi perawatan komunitas1. Pendidikan kesehatanMenurut Mc Murray (2003) pendidikan kesehatan adalah beberapa rencana pendidikan yang bertujuan untuk memelihara kesehatan masyarakat. Bentuk dari pendidikan kesehatan adalah program pendidikan kesehatan yang disusun untuk mengurangi resiko dimana peran dari penyuluh kesehatan adalah memberikan informasi pilihan bagi masyarakat mengenai pemberdayaan sumber daya manusia dalam memilih cara-cara sehat untuk hidupnya. Elemen-elemen penting dalam pendidikan kesehatan yaitu:a. Perencanaanb. Respon audiencec. Setting tempat dan waktud. Kemampuan konselor (penyuluh kesehatan)e. Metode evaluasi

Sedangkan Menurut Stanhope dan Lancaster (2004) promosi kesehatan adalah sekumpulan kegiatan pendidikan kesehatan yang bertujuan untuk memperoleh gaya hidup sehat. Perbedaan antara promosi dan pendidikan kesehatan yaitu promosi kesehatan lebih berfokus pada wujud kegiatan sedangkan pendidikan kesehatan lebih berfokus pada teknik pelaksanaan kegiatan.

2. Pemberdayaan Sumber Daya Masyarakat (Empowering)Menurut McMurray (2003) empowering adalah suatu strategi kesehatan masyarakat pada tingkat komunitas yang berbentuk partisipasi dari masyarakat dalam upaya perubahan derajat kesehatan. Konsep empowering berdasarkan pada kondisi masyarakat yang sakit atau penyembuhan terhadap suatu penyakit berdasarkan informasi dan support system yang ada sehingga mampu memperbaiki kondisi masyarakat sehingga dapat menjadi lebih baik atau sembuh.

Sedangkan menurut Anderson dan McFarlane (2008) peran perawat dalam pemberdayaan komunitas adalah membangun kemitraan yang efektif melalui partisipasi komunitas. Pemberdayaan melalui partisipasi masyarakat memiliki tiga elemen penting yaitu:a. Partisipasi adalah suatu proses aktif yang tidak mengandung makna pemaksaan nilai-nilai dari kelompok atau organisasi kepada komunitasb. Partisipasi termasuk juga pilihan dimana masyarakat memiliki hak dan kekuatan untuk membuat keputusan yang mempengaruhi kehidupan merekac. Keputusan yang merupakan hasil partisipasi harus cenderung efektif dan ada system social yang memungkinkan keputusan tersebut di implementasikan

3. Bekerjasama dengan kelompokMenurut Stanhope dan Lancaster (2004) kelompok adalah sekumpulan individu yang berinteraksi dan mempunyai tujuan atau berbagai tujuan dimana tiap anggota saling mempengaruhi dan sebaliknya dipengaruhi oleh masing-masing anggota lain dalam keadaan tertentu. Bekerjasama dengan kelompok-kelompok merupakan ketrampilan penting dari perawatan masyarakat. Perawatan kesehatan masyarakat yang bekerjasama dengan kelompok-kelompok harus mempunyai pengertian tentang konsep-konsep kelompok, berpraktik dalam kerja kelompok, dan menghargai pemakaian proses kelompok. Melalui kelompok orang bisa menyatakan pandangan dan menghubungkannya dengan pandangan orang lain.

Tujuan utama bekerja sama dengan kelompok-kelompok masyarakat adalah untuk membuat perubahan-perubahan kesehatan yang diperlukan. Pengelompokan-pengelompokan yang cocok untuk pekerjaan terdiri dari kelompok-kelompok yang sudah terbentuk dan kelompok-kelompok masyarakat yang bersanksi dan kelompok-kelompok yang anggotanya diseleksi oleh perawat yang mewakili berbagai sector masyarakat. Kelompok-kelompok masyarakat yang ada dibentuk untuk maksud-maksud masyarakat yang lebih luas seperti kelompok eksekutif yang dipilih, kelompok perencana kesehatan, kelompok aktifitas wanita, konsultan masyarakat yang merupakan sumber-sumber yang sangat baik untuk pengkajian kesehatan karena merupakan bagian dari maksud-maksud yang sedang berlangsung untuk menentukan dan memberi respon kepada kebutuhan-kebutuhan masyarakat (Stanhope, 2004).

4. KemitraanMenurut Stanhope dan Lancaster (2004) kemitraan merupakan konsep esensial bagi perawat kesehatan masyarakat karena merupakan konsep masyarakat, klien masyarakat dan kesehatan masyarakat. Kemitraan didefinisi sebagai tenaga yang terinformasi, fleksibel, didistribusi berdasarkan negoisasi (redistribusi) tenaga diantara para peserta dari proses perubahan demi peningkatan kesehatan. Peran dari mitra-mitra dalam kesehatan mencakup memperhatikan dengan penuh simpati, memberi nasehat, melakukan rujukan yang menggunakan program-program yang telah ditentukan. Bentuk-bentuk kemitraan antara lain :a. Kemitraan pasif yaitu penduduk atau masyarakat dipandang sebagai sumber-sumber data dan resipien intervensib. Kemitraan aktif yaitu menekankan pada kekuatan yang dibagi diantara yang awam dan professional pada seluruh perjalanan proses pengkajian, perencanaan, implementasi dan evaluasi

Kemitraan antara anggota komunitas dengan para professional perawatan kesehatan sangat penting untuk pengambilan keputusan secara kolaboratif dalam rangka meningkatkan kesehatan. Perawat membentuk kemitraan dengan klien, keluarga, dan komunitas untuk meningkatkan penyembuhan dan derajat kesehatan. Proses pengembangan hubungan penyembuhan atau asuhan oleh perawat dalam komunitas mencerminkan interaksi diantara empat komponen utama paradigma keperawatan yaitu kesehatan, lingkungan, klien dan perawat (Anderson & Mcfarlane, 2008)

5. Peran Perawat komunitasBanyak peranan yang dapat dilakukan oleh perawat kesehatan masyarakat diantaranya adalah:1. Sebagai penyedia pelayanan (Care provider)Memberikan asuhan keperawatan melalui mengkaji masalah keperawatan yang ada, merencanakan tindakan keperawatan, melaksanakan tindakan keperawatan dan mengevaluasi pelayanan yang telah diberikan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat (Helvie, 1997).

2. Sebagai Pendidik dan konsultan (Nurse Educator and Counselor)Memberikan pendidikan kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat baik di rumah, puskesmas, dan di masyarakat secara terorganisir dalam rangka menanamkan perilaku sehat, sehingga terjadi perubahan perilaku seperti yang diharapkan dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal (Helvie, 1997). Konseling adalah proses membantu klien untuk menyadari dan mengatasi tatanan psikologis atau masalah sosial untuk membangun hubungan interpersonal yang baik dan untuk meningkatkan perkembangan seseorang. Di dalamnya diberikan dukungan emosional dan intelektual (Mubarak, 2005).

Proses pengajaran mempunyai 4 komponen yaitu : pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Hal ini sejalan dengan proses keperawatan dalam fase pengkajian seorang perawat mengkaji kebutuhan pembelajaran bagi pasien dan kesiapan untuk belajar. Selama perencanaan perawat membuat tujuan khusus dan strategi pengajaran. Selama pelaksanaan perawat menerapkan strategi pengajaran dan selama evaluasi perawat menilai hasil yang telah didapat (Mubarak, 2005).

3. Sebagai Panutan (Role Model)Perawat kesehatan masyarakat harus dapat memberikan contoh yang baik dalam bidang kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat tentang bagaimana tata cara hidup sehat yang dapat ditiru dan dicontoh oleh masyarakat (Helvie, 1997).

4. Sebagai pembela (Client Advocate)Pembelaan dapat diberikan kepada individu, kelompok atau tingkat komunitas. Pada tingkat keluarga, perawat dapat menjalankan fungsinya melalui pelayanan sosial yang ada dalam masyarakat (Helvie, 1997). Seorang pembela klien adalah pembela dari hak-hak klien. Pembelaan termasuk di dalamnya peningkatan apa yang terbaik untuk klien, memastikan kebutuhan klien terpenuhi dan melindungi hak-hak klien (Mubarak, 2005).

Tugas perawat sebagai pembela klien adalah bertanggung jawab membantu klien dan keluarga dalam menginterpretasikan informasi dari berbagai pemberi pelayanan dan dalam memberikan informasi hal lain yang diperlukan untuk mengambil persetujuan (Informed Concent) atas tindakan keperawatan yang diberikan kepadanya (Mubarak, 2005). Tugas yang lain adalah mempertahankan dan melindungi hak-hak klien, harus dilakukan karena klien yang sakit dan dirawat di rumah sakit akan berinteraksi dengan banyak petugas kesehatan (Mubarak, 2005).

5. Sebagai Manajer kasus (Case Manager)Perawat kesehatan masyarakat diharapkan dapat mengelola berbagai kegiatan pelayanan kesehatan puskesmas dan masyarakat sesuai dengan beban tugas dan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya (Helvie, 1997).

6. Sebagai kolaboratorPeran perawat sebagai kolaborator dapat dilaksanakan dengan cara bekerjasama dengan tim kesehatan lain, baik dengan dokter, ahli gizi, ahli radiologi, dan lain-lain dalam kaitanya membantu mempercepat proses penyembuhan klien (Mubarak, 2005). Tindakan kolaborasi atau kerjasama merupakan proses pengambilan keputusan dengan orang lain pada tahap proses keperawatan. Tindakan ini berperan sangat penting untuk merencanakan tindakan yang akan dilaksanakan (Helvie, 1997).7. Sebagai perencana tindakan lanjut (Discharge Planner)Perencanaan pulang dapat diberikan kepada klien yang telah menjalani perawatan di suatu instansi kesehatan atau rumah sakit. Perencanaan ini dapat diberikan kepada klien yang sudah mengalami perbaikan kondisi kesehatan (Helvie, 1997).

8. Sebagai pengidentifikasi masalah kesehatan (Case Finder)Melaksanakan monitoring terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang menyangkut masalah-masalah kesehatan dan keperawatan yang timbul serta berdampak terhadap status kesehatan melalui kunjungan rumah, pertemuan-pertemuan, observasi dan pengumpulan data (Helvie, 1997).

9. Koordinator Pelayanan Kesehatan (Coordinator of Services)Peran perawat sebagai koordinator antara lain mengarahkan, merencanakan dan mengorganisasikan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada klien (Mubarak, 2005). Pelayanan dari semua anggota tim kesehatan, karena klien menerima pelayanan dari banyak profesional (Mubarak, 2005).

10. Pembawa perubahan atau pembaharu dan pemimpin (Change Agent and Leader)Pembawa perubahan adalah seseorang atau kelompok yang berinisiatif merubah atau yang membantu orang lain membuat perubahan pada dirinya atau pada sistem. Marriner torney mendeskripsikan pembawa perubahan adalah yang mengidentifikasikan masalah, mengkaji motivasi dan kemampuan klien untuk berubah, menunjukkan alternatif, menggali kemungkinan hasil dari alternatif, mengkaji sumber daya, menunjukkan peran membantu, membina dan mempertahankan hubungan membantu, membantu selama fase dari proses perubahan dan membimibing klien melalui fase-fase ini (Mubarak, 2005).

Peningkatan dan perubahan adalah komponen essensial dari perawatan. Dengan menggunakan proses keperawatan, perawat membantu klien untuk merencanakan, melaksanakan dan menjaga perubahan seperti : pengetahuan, ketrampilan, perasaan dan perilaku yang dapat meningkatkan kesehatan (Mubarak, 2005).

11. Pengidentifikasi dan pemberi pelayanan komunitas (Community Care Provider And Researcher)Peran ini termasuk dalam proses pelayanan asuhan keperawatan kepada masyarakat yang meliputi pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi masalah kesehatan dan pemecahan masalah yang diberikan. Tindakan pencarian atau pengidentifikasian masalah kesehatan yang lain juga merupakan bagian dari peran perawat komunitas (Helvie, 1997).

6. Ruang lingkup keperawatan komunitasRuang lingkup praktik keperawatan masyarakat menurut Anderson dan Mcfarlane (2008) , meliputi upaya-upaya peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan (preventif), pemeliharaan kesehatan dan pengobatan (kuratif), pemulihan kesehatan (rehabilitatif) dan mengembalikan serta memfungsikan kembali baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat ke lingkungan sosial dan masyarakatnya (resosialisasi).1. Upaya PromotifUpaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dengan jalan memberikan:1. Penyuluhan kesehatan masyarakat1. Peningkatan gizi1. Pemeliharaan kesehatan perseorangan1. Pemeliharaan kesehatan lingkungan1. Olahraga secara teratur1. Rekreasi1. Pendidikan seks

1. Upaya PreventifUpaya preventif ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan terhadap kesehatan terhadap individu, keluarga, kelompok dan masyarakat melalui kegiatan:1. Imunisasi massal terhadap bayi, balita serta ibu hamil1. Pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui Posyandu, Puskesmas maupun kunjungan rumah1. Pemberian vitamin A dan yodium melalui Posyandu, Puskesmas ataupun di rumah1. Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan meyusui1. Upaya KuratifUpaya kuratif ditujukan untuk merawat dan mengobati anggota-anggota keluarga, kelompok dan masyarakat yang menderita penyakit atau masalah kesehatan, melalui kegiatan:1. Perawatan orang sakit di rumah (home nursing)1. Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan dari Puskesmas dan rumah sakit1. Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di rumah, ibu bersalin dan nifas1. Perawatan payudara1. Perawatan tali pusat bayi baru lahir

1. Upaya RehabilitatifUpaya rehabilitatif merupakan upaya pemulihan kesehatan bagi penderita-penderita yang dirawat di rumah, maupun terhadap kelompok-kelompok tertentu yang menderita penyakit yang sama, misalnya Kusta, TBC, cacat fisik dan lainnya, dilakukan melalui kegiatan:1. Latihan fisik, baik yang mengalami gangguan fisik seperti penderita Kusta, patah tulang maupun kelainan bawaan1. Latihan-latihan fisik tertentu bagi penderita-penderita penyakit tertentu, misalnya TBC, latihan nafas dan batuk, penderita stroke: fisioterapi manual yang mungkin dilakukan oleh perawat1. Upaya ResosialitatifUpaya resosialitatif adalah upaya mengembalikan individu, keluarga dan kelompok khusus ke dalam pergaulan masyarakat, diantaranya adalah kelompok-kelompok yang diasingkan oleh masyarakat karena menderita suatu penyakit, misalnya kusta, AIDS, atau kelompok-kelompok masyarakat khusus seperti Wanita Tuna Susila (WTS), tuna wisma dan lain-lain. Disamping itu, upaya resosialisasi meyakinkan masyarakat untuk dapat menerima kembali kelompok yang mempunyai masalah kesehatan tersebut dan menjelaskan secara benar masalah kesehatan yang mereka derita. Hal ini tentunya membutuhkan penjelasan dengan pengertian atau batasan-batasan yang jelas dan dapat dimengerti.

7. Asuhan Keperawatan KomunitasTarget keperawatan komunitas adalah:1. Pelayanan kesehatan sebaiknya tersedia, dapat dijangkau dan dapat diterima semua orang dari berbagai golongan2. Penyusunan kebijakan seharusnya melibatkan penerima pelayanan dalam hal ini komunitas3. Perawat sebagai pemberi pelayanan dan klien sebagai penerima pelayanan perlu terjalin kerjasama yang baik4. Lingkungan dapat mempengaruhi kesehatan komunitas baik bersifat mendukung maupun mengahambat5. Pencegahan penyakit dilakukan dalam upaya meningkatkan kesehatan masyarakat6. Kesehatan merupakan tanggung jawab setiap orang

Berdasarkan pada asumsi dasar dan keyakinan yang ada di masyarakat, maka dapat dkembangkan falsafah keperawatan komunitas sebagai landasan praktik keperawatan komunitas. Dalam falsafah keperawatan komunitas, keperawatan komunitas merupakan pelayanan yang memberikan perhatian terhadap pengaruh lingkungan (bio-psiko-sosio-kultural dan spiritual) terhadap kesehatan komunitas, dan memberikan prioritas pada strategi pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan. Falsafah yang melandasi keperawatan komunitas mengacu kepada paradigma keperawatan yang terdiri dari 4 hal penting, yaitu: manusia, kesehatan, lingkungan dan keperawatan sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut:1. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat adalah pekerjaan yang luhur dan manusiawi yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.2. Perawatan kesehatan masyarakat adalah suatu upaya berdasrkan kemanusiaan untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan bagi terwujudnya manusia yang sehat khususnya dan masyarakat yang sehat pada umumnya.3. Pelayanan perawatan kesehatan masyarakat harus terjangkau dan dapat diterima oleh semua orang dan merupakan bagian integral dari upaya kesehatan4. Upaya preventif dan promotif merupakan upaya pokok tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif5. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat yang diberikan berlangsung secara berkesinambungan6. Perawatan kesehatan masyarakat sebagai provider dan klien sebagai konsumer pelayanan keperawatan dan kesehatan, menjamin suatu hubungan yang saling mendukung dan mempengaruhi perubahan dalam kebijaksanaan dan pelayanan kesehatan ke arah peningkatan status kesehatan yang lebih baik bagi masyarakat di desa Pamijen.7. Pengembangan tenaga kesehatan/keperawatan bagi masyarakat yang direncanakan secara berkesinambungan dan terus menerus agar lebih baik.Dalam melaksanakan asuhan keperawatan komunitas, metode yang digunakan adalah proses keperawatan sebagai suatu pendekatan ilmiah di dalam bidang keperawatan, melalui tahap-tahap sebagai berikut:1. PengkajianDalam tahap pengkajian ini terdapat 5 kegiatan, yaitu : pengumpulan data, pengolahan data, analisis data, perumusan atau penentuan masalah kesehatan masyarakat dan prioritas masalah (Mubarak, 2005).a. Pengumpulan dataPengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai masalah kesehatan pada masyarakat sehingga dapat ditentukan tindakan yang harus diambil untuk mengatasi masalah tersebut yang menyangkut aspek fisik, psikologis, sosial ekonomi dan spiritual serta faktor lingkungan yang mempengaruhi (Mubarak, 2005). Pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:1) Wawancara atau anamnesa2) Pengamatan3) Pemeriksaan fisikMenurut Anderson dan Elizabeth T (2006), dalam pengkajian sumber data yang dipergunakan dapat diperoleh melalui beberapa sumber, yaitu :

1) SensusSensus merupakan sumber data yang paling lengkap. Data sensus dapat diperoleh dengan cara survey terhadap masyarakat. Data Statistik Vital :Data statistik vital adalah data tentang kejadian-kejadian yang tercatat secara legal, seperti kelahiran, kematian, perkawinan, dan perceraian, yang dikumpulkan secara terus-menerus oleh badan pemerintahan.1) Laporan Penyakit yang TerinformasikanLaporan penyakit yang terinformasikan adalah data yang dilaporkan oleh departemen kesehatan baik pusat maupun daerah tentang penyakit-penyakit yang dapat dilaporkan secara legal. Secara legal laporan penyakit yang ditugaskan mungkin tidak mewakili seluruh kasus penyakit sehingga laporan tersebut tidak menyajikan penjelasan yang valid tentang penyakit yang terjadi di masyarakat. Dalam prakteknya, petugas kesehatan mungkin gagal untuk memberikan laporan penyakit yang seharusnya dilaporkan.2) Catatan Medis dan Rumah SakitCatatan medis dan rumah sakit digunakan secara luas dalam penelitian kesehatan komunitas. Bagaimanapun catatan-catatan inipun tidak menyajikan gambaran yang lengkap atau valid tentang kesehatan komunitas.3) Catatan AutopsiCatatan autopsy memiliki bias yang sangat kentara, pasien menderita sakit yang parah dan meninggal dunia. Autopsy tidak dilakukan pada semua kasus kematian. Catatan autopsy meliputi kasus-kasus kematian akibat tindak kekerasan yang tidak proporsional dan penyebab kematian seseorang yang tidak diketahui sampai autopsy dilakukan.b. Pengolahan dataSetelah data diperoleh, kegiatan selanjutnya adalah pengolahan data denga cara sebagai berikut :1) Klasifikasi data atau kategori data2) Penghitungan prosentase cakupan dengan menggunakan telly3) Tabulasi data4) Interpretasi datac. Analisis dataFase-fase yang dapat digunakan dalam membantu proses analisis adalah :1) KategorisasiUntuk menganalisis data pengkajian komunitas, sangat membantu jika pertama-tama mengkategorikan data. Data dapat dikategorikan dalam berbagai cara. Kategori data pengkajian komunitas meliputi: a) Karakteristik demografi (ukuran keluarga, usia, jenis kelamin, dan kelompok etnik dan ras).b) Karakteristik geografik (batas wilayah, jumlah dan ukuran lahan tempat tinggal, ruang public, dan jalan).c) Karakteristik social-ekonomi (kategori pekerjaan, penghasilan, pendidikan yang dicapai, dan pola penyewaan atau kepemilikan rumah).d) Struktur dan pelayanan kesehatan (rumah sakit, klinik, pusat pelayanan kesehtan mental, dan sebagainya).2) RingkasanBerupa diagram dan grafik.3) PembandinganTugas selanjutnya sebagai tambahan dalam menganalisa data adalah mengidentifikasi kesenjangan, kejanggalan, dan kehilangan data. Kesenjangan data tidak dapat dihindarkan seperti kesalahan dalam pencatatan, tugas penting adalah menganalisa secara kritis data dan menyadari potensi terjadinya kesenjangan dan kehilangan data. 4) Penarikan kesimpulanSetelah mengkategorikan, meringkas, dan membandingkan data yang telah dikumpulkan, langkah terakhir adalah menarik simpulan logis dari bukti yang ada untuk mengarah perumusan diagnosa keperawatan komunitas. d. Penentuan masalah atau perumusan masalah kesehatanBerdasarkan analisa data dapat diketahui masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi oleh masyarakat, sekaligus dapat dirumuskan yang selanjutnya dilakukan intervensi. Namun demikian masalah yang telah dirumuskan tidak mungkin diatasi sekaligus. Oleh karena itu diperlukan prioritas masalah (Mubarak, 2005).e. Prioritas masalahDalam menentukan prioritas masalah kesehatan masyarakat dan keperawatan perlu mempertimbangkan berbagai faktor sebagai kriteria diantaranya adalah (Mubarak, 2005):1) Perhatian masyarakat2) Prevalensi kejadian3) Berat ringannya masalah4) Kemungkinan masalah untuk diatasi5) Tersedianya sumberdaya masyarakatf. Aspek politisDalam menyusun atau mengurut masalah atau diagnosis komunitas sesuai dengan prioritas (penapisan) yang digunakan dalam keperawatan komunitas adalah format penapisan menurut Stanhope , Lancaster, 1988 : No Kriteria Bobot kriteria 1-10 Masalah Bobot1 - 10 Rasional Makna masalah1 Kesadaran masyarakat terhadap masalah 2 Motivasi komuniti untuk mengatasi masalah 3 Kemampuan perawat untuk mengatasi masalah 4 Fasilitas yang tersedia untuk mengatasi 5 Bertanya akibat jika masih tetap 6 Cepat masalah teratasi 2. Diagnosis keperawatanDiagnosis keperawatan ditetapkan berdasarkan masalah yang ditemukan. Diagnosa keperawatan akan memberi gambaran masalah dan status kesehatan masyarakat baik yang nyata (aktual), dan yang mungkinterjadi (potensial) (Mubarak, 2005). Diagnosa keperawatan mengandung komponen utama yaitu problem (masalah), etiologi (penyebab), sign atau symtom (tanda gejala) (Mubarak, 2005).3. Perencanaan keperawatan.Perencanaan asuhan keperawatan kesehatan masyarakat disusun berdasarkan diagnosa keperawatan yang telah ditetapkan dan rencana keperawatan yang disusun harus mencakup perumusan tujuan, rencana tindakan keperawatan yang akan dilakukan dan kriteria hasil untuk menilai pencapaian tujuan (Mubarak, 2005).4. PelaksanaanPelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan keperawatan yang telah disusun. Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan, perawat kesehatan masyarakat harus bekerjasama dengan anggota tim kesehatan lainya. Dalam hal ini melibatkan pihak Puskesmas, Bidan desa dan anggota masyarakat (Mubarak, 2005).

Prinsip yang umum digunakan dalam pelaksanaan atau implementasi pada keperawatan komunitas adalah :a. InovativePerawat kesehatan masyarakat harus mempunyai wawasan luas dan mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi (IPTEK) dan berdasar pada iman dan taqwa (IMTAQ) (Mubarak, 2005).b. IntegratedPerawat kesehatan masyarakat harus mampu bekerjasama dengan sesama profesi, tim kesehatan lain, individu, keluarga, kelompok dan masyarakat berdasarkan azas kemitraan (Mubarak, 2005).c. RasionalPerawat kesehatan masyarakat dalam melakukan asuhan keperawatan harus menggunakan pengetahuan secara rasional demi tercapainya rencana program yang telah disusun (Mubarak, 2005).d. Mampu dan mandiriPerawat kesehatan masyarakat diharapkan mempunyai kemampuan dan kemandirian dalam melaksanakan asuhan keperawatan serta kompeten (Mubarak, 2005).e. UgemPerawat kesehatan masyarakat harus yakin dan percaya atas kemampuannya dan bertindak dengan sikap optimis bahwa asuhan keperawatan yang diberikan akan tercapai. Dalam melaksanakan implementasi yang menjadi fokus adalah : program kesehatan komunitas dengan strategi : komuniti organisasi dan partnership in community (model for nursing partnership) (Mubarak, 2005).Level pencegahan dalam pelaksanaan praktik keperawatan komunitas terdiri atas:a. Pencegahan Primerb. Pencegahan Sekunderc. Pencegahan Tersier5. Evaluasi atau PenilaianEvaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan antara proses dengan pedoman atau rencana proses tersebut. Sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan membandingkan antara tingkat kemandirian masyarakat dalam perilaku kehidupan sehari-hari dan tingkat kemajuan kesehatan masyarakat komunitas dengan tujuan yang telah ditetapkan atau dirumuskan sebelumnya (Mubarak, 2005).

Evaluasi dilakukan atas respon komunitas terhadap program kesehatan dalam upaya mengukur kemajuan terhadap tujuan obyektif program. Data evaluasi merupakan hal penting untuk memperbaiki database dan diagnosis keperawatan komunitas yang dihasilkan dari analisis pengkajian data komunitas.Hal-hal yang perlu dievaluasi adalah masukan (input), pelaksanaan (proses) dan hasil akhir (output). Penilaian yang dilakukan berkaitan dengan tujuan yang akan dicapai, sesuai dengan perencanaan yang telah disusun semula. Sejalan dengan landasan teoretis dalam menjalin kemitraan dengan komunitas, program evaluasi yang kita jalankan didasarkan pada prinsip yang dikenukakan oleh Foundation, W.K.K (1998). Prinsip tersebut disimpulkan sebagai berikut :a. Memperkuat programTujuan perawatan adalah promosi kesehatan dan peningkatan kepercayaan diri komunitas. Evaluasi membantu pencapaiain ini dengan cara menyediakan proses yang sistematik dan berkelanjutan dalam mengakaji program dampaknya serta hasil akhir program tersebut.b. Menggunakan pendekatan multipelSelain pendekatan multidisiplin, metode evaluasi mungkin banyak dan bermacam-macam. Tidak ada satu pendekatan yang lebih unggul, tetapi metode yang dipilih harus sealan anegan tujuan program.c. Merancang evaluasi untuk memnuhi isu nyataProgram berbasis dan berfokus-komunitas, yang berakar pada comunitas nyata dan berdasarkan pengkajian comunitas, harus memiliki rancangan evalausi untuk mengukur kriteria mengenai pentingnya program tersebut bagi komunitas.d. Menciptakan proses partisipasiApabila anggota komunitas merupakan bagian dari pengkajian, analisis, perencanaan, dan implementasi, merekapun harus menjadi mitra dalam evaluasi.e. Memungkinkan fleksibilitasPendekatan evaluasi harus fleksibel dan bersifat prestiktif; jira tidak, akan sulit untuk mendokumentasikan munculnya perubahan yang sering kali meningkat secara tajam dan komplek.f. Membangun kapasitasProse evaluasi, selain mengukur hasil akhir, harus meningkatkan ketrampilan, pengetahuan, dan perilaku individu yang terlibat didalamnya. Hal ini serupa dengan kontek profesional maupun nonprofesional.

Komponen penting dalam fokus evaluasi adalah:a.Relevansi atau hubungan antara kenyataan yang ada dengan pelaksanaanb.Perkembangan atau kemajuan prosesc.Efisiensi biayad.Efektifitas kerjae.Dampak: apakah status kesehatan meningkat/menurun, dalam jangka waktu berapa?Perubahan ini dapat diamati seperti gambar dibawah ini:

Gambar 2.1 Perubahan dampak kesehatan

Keterangan:: peran masyarakat: peran perawat

Tujuan akhir perawatan komunitas adalah kemandirian keluarga yang terkait dengan lima tugas kesehatan, yaitu: mengenal masalah kesehatan, mengambil keputusan tindakan kesehatan, merawat anggota keluarga, menciptakan lingkungan yang dapat mendukung upaya peningkatan kesehatan keluarga serta memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang tersedia, sedangkan pendekatan yang digunakan adalah pemecahan masalah keperawatan melalui proses asuhan keperawatan komunitas.

BAB IIIAPLIKASI ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS RW IV DUKUH DUKOH DESAM SUMBEREJO KECAMATAN MRANGGEN KABUPATEN DEMAK

Dalam mengaplikasikan ilmu keperawatan komunitas dan menerapkan konsep-konsep asuhan keperawatan komunitas, maka kelompok Program Profesi Ners Universitas Muhammadiyah Semarang mendapatkan tugas untuk melakukan asuhan keperawatan komunias di Dukuh Dukoh Desa Sumberejo Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak yang di mulai pada tanggal 04 Mei 2015 sampai 13 Juni 2015.

Kegiatan kelompok kerja keperawatan komunitas akan dilaporkan sesuai dengan proses keperawatan yang akan dipaparkan dalam tahapan meliputi : pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi, dan evaluasi, antara lain sebagai berikut :A. Tahap PersiapanKegiatan keperawatan komunitas Program Profesi Ners di mulai dengan tahap persiapan yang merupakan tahap awal dari semua kegiatan keperawatan komunitas. Tahap persiapan di mulai dengan sosialisasi yang dilakukan mahasiswa dengan masyarakat yaitu dengan cara pendekatan dengan tokoh masyarakat, seperti Kepala Desa, Ketua RW, Ketua RT, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, kepala Dusun baik secara formal maupun informal. Dalam tahap ini juga dilakukan penyusunan format pengkajian komunitas di lingkungan RW IV. Tahap persiapan ini di mulai tanggal 04 Mei 2015 sampai 13 Juni 2015.B. Tahap PengkajianTahap pengkajian merupakan tahapa awal dimulainya tahap kegiatan asuhan keperawatan komunitas. Pada tahap pengkajian hal yang diperoleh adalah data dasar, data lingkungan fisik dan pengkajian data masyarakat. Pengkajian data dasar dan observasi sekilas lingkungan (Windshiel Survey) ini dilakukan dengan cara wawancara dengan tokoh masyarakat antara lain dengan kepala desa, ketua RW, ketua RT dan kader kesehatan yang ada di lingkungan RW 4 dengan menggunakan pedoman wawancara yang telah dipersiapkan.

Metode lain yang digunakan adalah metode analisa data sekunder dengan melakukan pencarian data di puskesmas. Pengkajian data dimulai tanggal 04 Mei 2015-09 Mei 2015. Dalam acara pertemuan (Lokakarya Mini) LOKMIN I yang dilakukan tanggal 25 Mei 2015 diadakan pembentukan Kelompok Kerja Kesehatan (POKJAKES). Sedangkan pengkajian data masyarakat dilakukan dengan menggunakan teori konsep keperawatan komunitas menurut Betty Newman yang meliputi 7 komponen/aspek dalam masyarakat, yaitu :

1. Data DemografiData tersebut meliputi:1. Identitas keluarga (KK) yaitu nama, umur, pendidikan, pekerjaan, agama, pendapatan perbulan, keikutsertaan asuransi kesehatan1. Data anggota keluarga yaitu, nama, jenis kelamin, tanggal lahir/umur, hubungan dengan KK, pendidikan, pekerjaan, status kesehatan dan keterangan.2. Lingkungan FisikData kesehatan lingkungan fisik meliputi perumahan, ventilasi, pencahayaan, sumber air, pemanfaatan sumber air, kepemilikan jamban dan septik tank, pengurasan bak air, keberadaan jentik, tempat penampungan air, cara pembuangan sampah, sistem pembuangan.3. Kondisi Kesehatan UmumMeliputi pelayanan kesehatan, masalah kesehatan khusus.4. Ibu Hamil dan Keluarga BerencanaMeliputi ibu hamil, pemeriksaan kehamilan dan keikutsertaan keluarga berencana.5. BalitaMeliputi Posyandu, KMS, BB balita, status imunisasi, pemberian ASI dan makanan tambahan, penimbangan dan pemanfaatan fasilitas kesehatan.

6. Anak dan RemajaMeliputi kegiatan dan kebiasaan serta penyakit yang diderita anak dan remaja.7. Usia LanjutMeliputi keberadaan lansia di keluarga, kesehatan lansia saat ini, keluhan, tindakan yang diberikan dan kegiatan/aktifitas lansia.

Berdasarkan data yang diperoleh populasi di RW IV Desa Sumberejo sebanyak 301 KK. Maka, untuk menentukan besarnya sampel digunakan teknik sampel proporsi yaitu dengan menggunakan rumus :

Jumlah KK = 301 jiwa

Jumlah sample tiap RT

Hasil data sampel yang diperoleh, data sudah mewakili keseluruhan hasil dari pengkajian.Hasil data pengkajian disajikan sebagai berikut:Data hasil windshield survey di RW IV Dukuh Dukoh Desa Mranggen Kecamatan Mranggen.

1. Core a. Batas WilayahBatas wilayah RW IV Dukuh Dukoh :1) Utara : RW III Dukuh Dukoh2) Barat: RW V Dukuh Dawung3) Selatan: RW VI Dukuh Puro4) Timur: RW III Dukuh Dukoh2. Sub Sistema. Lingkungan1) Perumahana) RT 01Saat melakukan observasi 8 dari 20 rumah berjenis tidak permanen, 2 dari 20 rumah tidak memiliki ventilasi udara, 10 dari 20 rumah mempunyai pencahayaan kurang baik, 10 dari 20 rumah tidak memiliki pagar tanaman.b) RT 02Saat melakukan observasi di RT 02 terdapat 6 dari 10 rumah tidak permanen, ada 9 dari 10 rumah tidak memiliki ventilasi udara, 6 dari 10 pencahayaan tidak ada. Terdapat 4 dari 10 rumah permanen dan jarak antar rumah berkisar antara 1-3 meter. Terdapat 3 rumah belum memiliki pagar tanaman.

c) RT 03Hasil observasi terdapat 4 dari 10 rumah tidak permanen, ada 7 dari 10 rumah tidak memiliki ventilasi udara, 5 dari 10 pencahayaan tidak ada. Terdapat 6 dari 10 rumah permanen dan jarak antar rumah berkisar antara 1-3 meter. Terdapat 5 rumah belum memiliki pagar tanaman.d) RT 04Hasil obervasi terdapat 6 dari 10 rumah tidak permanen, ada 6 dari 10 rumah tidak memiliki ventilasi udara, 5 dari 10 pencahayaan tidak ada. Terdapat 4 dari 10 rumah permanen dan jarak antar rumah berkisar antara 1-3 meter. Terdapat 5 rumah belum memiliki pagar tanaman.

2) Pekarangana) RT 01Saat observasi di RT 01 tampak pekarangan rumah warga dimanfaatkan untuk menjemur jagung. Pekarangan tampak bersih, tidak terdapat tumpukan sampah dan terdapat beberapa tanaman. Ditemukan beberapa selokan dengan kondisi yang tidak mengalir. Air dalam selokan tersebut berwarna kehitaman dan keruh.Adanya kegiatan masyarakat yaitu sedang menggiling jagung yang berada tepat di pinggir jalan utama kampung. Mesin yang digunakan untuk menggiling mengeluarkan asap, kotoran sisa penggilingan dan debu yang cukup banyak. Aktivitas lain tampak warga sedang membakar sampah di halaman rumah.b) RT 02Saat observasi di RT 02 tampak pekarangan rumah warga dimanfaatkan untuk menjemur jagung dan singkong. Pekarangan juga digunakan untuk membakar tumpukan sampah. Ditemukan beberapa selokan dengan kondisi yang tidak mengalir. Air dalam selokan tersebut berwarna kehitaman dan keruh. Terdapat kandang ayam yang kurang bersih. Aktivitas lain tampak warga sedang membakar sampah di halaman rumah.c) RT 03Saat observasi di RT 03 tampak pekarangan rumah warga dimanfaatkan untuk menjemur jagung dan tempat ternak. Ditemukan beberapa rumah di gang kecil terdapat selokan dengan kondisi yang air tidak mengalir dengan baik. Air dalam selokan tersebut berwarna kehitaman dan keruh. Terdapat kandang ayam dan kandang kambing yang kurang bersih. Aktivitas lain tampak warga sedang bermain badminton di lapangan pada sore hari.

d) RT 04Saat observasi di RT 04 tampak pekarangan rumah warga dimanfaatkan untuk menjemur jagung. Ditemukan beberapa rumah di gang kecil, terdapat selokan dengan kondisi yang air tidak mengalir dengan baik. Air dalam selokan tersebut berwarna kehitaman dan keruh serta terdapat sampah. Terdapat 1 rumah yang juga digunakan untuk penggilingan padi.3) Sumber AirHasil observasi di RW 04 sumber air yang digunakan warga sebagian besar menggunakan air arthetis dan sumur untuk kebutuhan sehari-hari.4) Pembuangan SampahHasil obsevasi di rw 04 tampak sungai digunakan warga untuk membuang sampah dan terdapat 12 warga sedang membakar sampah di depan rumah.5) MCKHasil observasi di RW 04 terdapat MCK yang terletak di luar rumah. Kondisi MCK semi permanen dan masih terdapat warga yang memanfaatkan sungai sebagai MCK.

b. Pelayanan Kesehatan SosialHasil observasi terdapat 1 puskesmas pembantu yang hanya melakukan pelayanan kesehatan setiap hari rabu. Hasil observasi di RW 04 juga di dapatkan 1 tenaga kesehatan yaitu bidan. c. Ekonomi Hasil observasi mayoritas pekerjaan penduduk yaitu petani, buruh pabrik dan wiraswasta, penunjang ekonomi di RW 04 juga bisa di lihat dari jumlah toko di RW 04 ada 6 toko.d. Transportasi dan KeamananHasil observasi di peroleh untuk menuju ke pelayanan kesehatan, mayoritas warga memakai kendaraan sendiri berupa sepeda motor atau sepeda. Alat transportasi angkutan umum tidak tersedia, namun terdapat ojek motor. Sistem keamanan di wilayah Dukuh Dukoh, masih menerapkan sistem pos kamling. Jumlah pos ronda di wilayah RW 04 terdapat 4 pos ronda. e. PemerintahanHasil observasi di wilayah RW 04 terdapat 1 kantor balai desa dan tidak terdapat kantor partai politik.f. Komunikasi Berdasarkan hasil observasi mayoritas warga yang sudah memanfaatkan fasilitas komunikasi, seperti handphone. Terdapat 1 buah papan informasi di wilayah RW 04. Informasi yang berkaitan dengan warga biasanya disiarkan melalui pengeras suara seperti di mushola.g. Pendidikan Hasil observasi warga di RW 04 tingkat pendidikan warga beragam, ada yang hanya tamatan SD, ada juga yang sanpai perguruan tinggi. Terdapat 1 TPQ di lingkungan RW 04.h. Rekreasi dan olahragaHasil observasi di RW 04 tidak terdapat tempat rekreasi. Mayoritas warga RW 04 hanya menonton televisi dengan keluarga, anak-anak bermain dengan teman sebaya di dekat rumah. Selain itu, juga terdapat tempat olahraga berupa lapangan bulu tangkis, tenis meja, lapangan sepak bola di wilayah RW 04.

Data Hasil Pengkajian AwalDi Dukuh Dukoh Desa Sumberejo Kecamatan Mranggen1. Resiko terjadi penyakit DHF di RW 04 berhubungan dengan perilaku masyarakat dalam pencegahan DHF2. Resiko peningkatan ISPA di RW 04 berhubungan dengan kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungana. Tipe rumah

b. Kebersihan perabotan rumah

c. Jarak Rumah Warga Dengan Jalan Di RW IV

d. Polusi Udara

e. Pengelolaan Sampah

3. Tingginya keluhan perubahan kesehatan pada lanjut usia di RW 04 berhubungan dengan perilaku tidak sehat lansiaa. Keluhan sakit lansia

b. Kebiasaan olahraga lansia

c. Riwayat hipertensi lansia

d. Kebiasaan Lansia Berobat Di RW IV

4. Tingginya kasus TB paru di RW 04 berhubungan dengan perilaku penderita TB yang tidak sehata. Ketersediaan Kamar Untuk Penderita TBb. Kecukupan Pencahayaan Ruangan

c. Kebiasaan Menutup Mulut

d. Kebiasaan Membuang Ludah

C. Analisa DataDATAMASALAH

WINSHIELD SURVEY:Hasil pengamatan di RW 04, di temukan beberapa selokan dengan kondisi air yang tidak mengalir dan terdapat jentik-jentik nyamuk. Air dalam selokan tersebut berwarna kehitaman dan keruh. Sebagian warga ada yang membuang sampah di sungai. Juga di temukan beberapa rumah di gang kecil terdapat selokan dengan kondisi yang air tidak mengalir dengan baik. Hasil data yang di dapatkan dari Puskesmas Mranggen di RW 04 merupakan RW dengan jumlah DBD tinggi angka kejadian dari bulan September pada tahun 2014 di temukan 7 kasus DBD dan banyak ditemukannya jentik-jentik nyamuk pada rumah warga.

WAWANCARA :Hasil wawancara dengan petugas kesehatan di Puskesmas Mranggen, terdapat 1 orang meninggal pada tahun 2014 yang disebabkan karena DBD. Terdapat wabah DBD pada bulan Maret 2015. Hasil wawancara pada kader kesehatan di RW 04 terdapat kader PSN di RW 04, namun tidak berjalan.

ANGKET :Berdasarkan angket yang telah disebar pada warga RW 04 didapatkan data pendukung sebagai berikut :a. Tempat tandon air untuk memasak dalam keadaan selalu tertutup yaitu selalu ditutup 59%, sedangkan tidak ditutup sebanyak 41%.b. Tempat penampungan air minum hewan peliharaan dalam keadaan bersih yaitu bersih 56,6%, dan yang tidak bersih 43,4%.c. Menggunakan kelambu saat anak sedang tidur yaitu 86,7%, sedangkan yang tidak menggunakan kelambu yaitu 13,3%.d. Menutup tempat tendon air yang ada didalam maupun diluar rumah yaitu 84,4%. Sedangkan yang tidak menutup tempat tendon air yang ada didalam maupun diluar rumah sebanyak 15,6%.e. Menutup rapat tempat penampungan air bersih untuk memasak yaitu 93,6%, sedangkan yang tidak menutup tempat penampungan air bersih sebanyak 6,4%.f. Menelungkupkan barang atau kaleng yang tidak terpakai sehingga dapat menjadi tempat penampungan air yaitu 8,84% sedangkan yang tidak menelungkupan sebanyak 11,6%.g. Menguras bak mandi secara teratur 1 minggu sekali sebanyak 95,4%, sedangkan yang tidak menguras bak mandi secara teratur sebanyak 4,6%.h. Menguras tempat penampungan air untuk memeasak minimal 3 hari sekali yaitu 97,7%, sedangkan yang tidak menguras tempat penampungan air 2,3%.i. Menggunakan bubuk abate/memelihara ikan untuk membersihkan jentik nyamuk sebanyak 42,2%, sedangkan yang tidak menggunakan sebanyak 57,8%.j. Menggunakan obat nyamuk untuk mencegah gigitan nyamuk sebanyak 85,5%, sedangkan yang tidak menggunakan 4,5%.k. Menggantungkan pakaian dan handuk didalam rumah sebanyak 8,1% sedangkan yang tidak menggantungkan 91,9%.l. Warga RW 04 tidak ada yang menderita gejala demam seperti panas 2-7hari, bercak-bercak kemerahan, mimisan, muntah darah dengan persentasi 100%.m. Warga RW 04 yang berpendapat pernah ada wabah demam berdarah sebanyak 12,1% sedangkan yang mengatakan tidak pernah ada 2 wabah demam berdarah sebanyak 87,9%.Resiko terjadi penyakit DHF di RW 04 berhubungan dengan perilaku masyarakat dalam pencegahan DHF, ditandai dengan tempat tendon air yang tidak ditutup 41%, tempat minum air hewan yang tidak bersih 43%, tidak menggunakan Abate 57.8%, dan pernah terjadi wabah DBD 12.1%, serta terhentinya kader PSN yang ada di RW 04.

WINSHIELD SURVEY:Hasil pengamatan di RW 04, ditemukan adanya kegiatan masyarakat yaitu sedang menggiling jagung yang berada tepat di pinggir jalan utama kampung. Mesin yang digunakan untuk menggiling mengeluarkan asap, kotoran sisa penggilingan dan debu yang cukup banyak. Aktivitas lain tampak warga sedang membakar sampah di halaman rumah. Banyak warga yang merokok pada tempat umum serta saat berkumpul dengan warga yang lain.

WAWANCARA :Wawancara yang telah dilakukan pada RW 04 didapatkan hasil, warga mengatakan banyak anak yang mengalami batuk pilek, serta sesak nafas. Warga mengatakan sering merasa terganggu ketika warga lainnya melakukan penggilingan jagung. Hasil wawancara pada ketua RW 04 mayoritas warga mengelola sampah dengan cara di bakar.

ANGKET :Berdasarkan angket yang telah disebar pada warga RW 04, didapatkan data pendukung sebagai berikuit :a. Tipe rumah di RW 04, 41% semi permanen dan 34.7% tidak permanen.b. Jenis lantai rumah tanah 41%, sedangkan plester 34.7%.c. Cara membersihkan lantai rumah yang hanya disapu saja sebanyak 52%.d. Ketidakcukupan ventilasi di dalam rumah yaitu 24.9%. e. Kebersihan perabotan rumah berdebu 56,6%f. Cahaya matahari yang bisa masuk didalam rumah yaitu 24.9%.g. Jarak rumah dengan jalan < 5 meter yaitu 80.9 %.h. Kebersihan rumah berdebu 56.6%.i. Rumah yang halamandepanya tidak terdapat tanaman yaitu 48%.j. Keadaan jalan yang ada dimasyarakat adalah cor 86.7%, sedangkan yang tanah 13.3%.k. Letak rumah berdekatan dengan home industry kayu sebanyak 1.7%.l. Letak rumah yang dekat dengan jalan umum sehingga pada musim kemarau debu menjadi polusi udara, yaitu 80.9%.m. Adanya anggota keluarga yang merokok yang merokok yaitu 49.1%.n. Warga RW04 melakukan kebersihan dalam rumah seperti tempat tidur, sofa ruang tamu,kamar yaitu 54,9%.o. Pengelolaan sampah di RW 04 dengan dibakar yaitu sebanyak 49.1%, dan yang dibuang disungai sebanyak 21.4%.p. Di lingkungan RW 04 banyak yang membakar sampah, sehingga menyebabkan kabut asap sebanyak 85.5%.q. Setiap rumah pada RW 04 terdapat dapur sebanyak 100%.r. Warga yang memasak menggunakan kayu bakar sebanyak 39.6%.s. Cara warga dalam hal pembuangan asap saat memasak melalui jendela 52,6%,sedangkan melalui pintu 47,4%.

Resiko peningkatan ISPA di RW 04 berhubungan dengan kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungan, ditandai dengan :a. Jumlah tipe rumah tidak permanen 34.7%.b. Jenis lantai rumah dari tanah 41%.c. Cara membersihkan rantai rumah hanya di sapu saja 52%d. Rumah dengan ventilasi kurang 75.1%.e. Perabotan rumah yang berdebu 56.6%.f. Jarak rumah dengan jalan utama < 5 meter 80.9%.g. Anggota keluarga yang merokok 49.1%.h. Pengelolaan sampah dengan dibakar 49.1%.

WINSHIELD SURVEY:Hasil wawancara pada salah satu warga RW 04 RT 01 yaitu warga di sekitar RW 04 banyak yang mengalami darah tinggi serta nyeri pada kepala dan tengkuk. Warga tidak pernah ke pelayanan kesehatan untuk memeriksakan tekanan darah, sakit akan hilang dengan istirahta tanpa menggunakan obat.

WAWANCARA :Hasil pengamatan dan wawancara di RW 04, ditemukan masih banyaknya masyarakat yang belum bisa mengontrol gaya hidup, pola makan, dan banyak pula masyarakat yang berusia diatas 50 tahun. Masih banyak warga yang terlihat merokok.

ANGKET :Berdasarkan angket yang disebar pada Rw 04 didapatkan data pendukung sebagai berikut:a. Jenis keluhan yang di derita lansia yaitu batuk pilek, 31,3%, batuk berdahak 2 minggu 13,8% sesak nafas, nyeri sendi 33,3%, darah tinggi 21,5%b. Keluhan lansia yang sering di derita 3 bulan terakhir yaitu batuk pilek 19%, sesak nafas 5,6%, darah tinggi 11,8%, nyeri sendi 36,4%, sakit kepala 27,2%c. Jenis lantai rumah beralas tanah 29,6%, plester 63,4%, keadaan lantai rumah berdebu 70,46%, bersih 29,6%d. Upaya yang dilakukan lansia ketika sakit yaitu periksa ke layanan kesehatan 38%, periksa ke dokter 46,5%, dan yang dibiarkan 9,9%e. Lansia mempunyai kebiasaan tidak berolahraga yaitu 94,4%f. Lansia mempunyai kebiasaan minum kopi yaitu 39,4%g. 100% lansia di RW 04 tidak mengkonsumsi alcoholh. Lansia yang mengkonsumsi makanan asin yaitu 67,6%i. Lansia yang mengkonsumsi makanan yang berlemak yaitu 52,1%j. Lansia yang menggunakan minyak goreng yang berulang-ulang /jlantah yaitu 74,6%k. Lansia mengkonsumsi makanan dengan bahan pengawet 15,5%l. Kebiasaan tidur lansia 8jam 49,3%, tidur < 8 jam 39.4% m. Lansia mempunyai keluhan tekanan darah tinggi yaitu 88,7%n. Lansia mengkonsumsi makanan yang di masak dengan banyak minyak, mentega,/santan yaitu 78,9%o. Kebiasaan lansia sebelum berobat ke pelayanan kesehatan yaitu beli obat diwarung 35,2%p. Rutinitas lansia pada waktu senggang yaitu berkebun 80,3% Tingginya keluhan perubahan kesehatan pada lanjut usia di RW 04 berhubungan dengan perilaku tidak sehat lansia, ditandai dengan :a. 67.7% lansia makan-makanan asin yang dapat menyebabkan hipertensi.b. Lansia mengkonsumsi minyak goreng jlantah berulang-ulang 74.6%.c. Keluhan yang diderita lansia batuk pilek 31.3%, nyeri sendi 33.3%, dan darah tinggi 21.5%.d. Keluhan lansia yang d