lap. seedbank.docx
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kehadiran gulma di suatu areal pertanaman berkaitan dengan adanya deposit biji gulma
yang tersimpan di dalam tanah. Biji gulma dapat tersimpan selama berpuluh-puluh tahun di
dalam tanah dan selama itupula gulma dapat bertahan hidup dalam kondisi yang dorman. Dalam
kondisi seperti ini gulma dapat berkecambah jika ada yang dapat mematahkan dormansi seperti
syarat-syarat perkecambahan gulma sudah terpenuhi. Pada umumnya, gulma dapat berkecambah
seperti tanaman budidaya lainnya yaitu memerlukan air, cahaya, kelembaban dan oksigen. Biji
gulma yang sudah terangkat ke atas permukaan tanah akan mendapatkan kecukupan unsure hara
seperti cahaya, oksigen dan kelembaban yang sesuai sehingga gulma dapat berkecambah,
tumbuh dan berkembang dengan baik. Gulma memiliki 3 macam tipe dormansi yaitu dormansi
primer, dormansi sekunder, dan dormansi lingkungan.
1. Dormansi primer (innate dormancy)
Dormansi ini bersifat genetis, dan dapat disebabkan oleh:
a. Kulit biji yang bersifat impermeable terhadap air dan gas, atau bersifat resisten
mekanis ( walaupun udara dan air dapat masuk, biji tidak dapat tumbuh apabila
bijinya keras / tanah tekanan ), misalnya pada Amarntuhus spp, juga dapat
dipengaruhi secara mekanis, atau oleh mikroorganisme.
b. Hambatan kimiawi di dalam kulit biji ( atau buah ), di dalam embrio atau di
dalam endosperma; dapat dipengaruhi oleh temperatur, hujan, cahaya.
c. Adanya embrio yang rudimenter dimana pada waktu biji jatuh, embironya belum
berkembang dengan sempurna. Biji demikian baru dapat tumbuh berkecambah
setelah embrionya tumbuh sempurna, misalnya pada Polygonun spp., Scirpus
qrossus.
2. Dormansi sekunder (induced dormanc )
Dormasi ini terjadi apabila biji yang biasanya tumbuh kalau keadaan lingkungan
menguntungkan, tetapi kemudian menjadi doman akibat keadaan lingkungan yang kurang
menguntungkan, misalnya kurang cahaya dan sebagainya. Biji yang telah lama
terpendam dalam tanah tidak segera dapat tumuh, telah terbawa ke atas permukaan tanah
karena persyaratan perkecambahan terpenuhi maka akan berkecambah.
3. Dormansi lingkungan (enfored dormancy)
Dalam hal ini biji menjadi dorman selama faktor-faktor lingkungan kurang
menguntungkan (kurang O2, kurang lembab, temperatur terlalu rendah dan sebagainya),
dan kemudian segera tumbuh setelah hambatan tersebut dapat dihilangkan.
Biji gulma yang berada di dalam tanah, dalam waktu yang tertentu atau setelah terjadi
pematahan dormansi, dapat berkecambah. Perkecambahan itu dapat terjadi selama biji tersebut
sudah tidak akan berkecambah lagi setelah biji mengalami senesensi. Perkecambahan biji gulma
ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, ialah faktor dalam dan faktor luar. Faktor dalam inilah
merupkan sifat yang dipunyai secara menurun (genetis) misalnya lama dormansi oleh karena
tebalnya kulit biji, vigor, viabilitas, dan lain-lain (Moenandir, 1993).
Gulma dapat berkembang biak dengan mudah dan secara cepat baik secara generative
maupun vegetative. Secara generative biji gulma bersifat halus, ringan dengan jumlah yang
sangat banyak sehingga mudah disebarkan oleh angin, air, hewan, maupun oleh manusia.
Perkembangbiakan secara generative pada umumnya terjadi pada gulma semusim. Kebanyakan
gulma tahunan tumbuh didaerah yang telah lama tidak diolah, dan berkembangbiaknya sebagian
besar secara vegetatif. Dengan melakukan pengolahan tanah bagian vegetatif yang terpotong
dapat menjadi tumbuhan baru, tetapi dengan melakukan pengolahan tanah yang berulang kali
dapat mematikan bagian - bagian gulma yang terpotong tersebut. Umumnya bagian vegetatif
gulma yang dapat tumbuh kembali adalah : umbi, akar, batang, rhizome dan stolon.
1.2 Tujuan
- Untuk mengetahui adanya simpanan biji gulma pada tanah yang dijadikan sampel.
- Untuk mengetahui pengaruh kedalaman sampel tanah terhadap keberadaan biji gulma.
- Untuk mengetahui jenis-jenis gulma yang ada pada setiap lapisan kedalaman tertentu.
BAB II
METODE DAN PROSEDUR KERJA
2.1. Metode
Metode praktikum yang kami lakukan yaitu dengan melakukan pengambilan sampel
secara acak di daerah Ciparanje pada lahan yang tidak sedang digunakan untuk menanam.
2.2. Alat dan Bahan :
Alat :
- Pacul
- Meteran
- 5 cup bening
- Label
Bahan :
Tanah dengan kedalaman 5cm, 10cm, 15cm, 20cm, 25cm.
2.3. Langkah Kerja :
1. Kelompok kami mengambil sampel tanah di daerah Ciparanje pada lahan yang tidak
sedang digunakan untuk menanam.
2. Beri label 5cm, 10cm,15cm, 20cm,25cm pada setiap cup sebagai wadah media tanam
sebelum pengambilan sampel tanah.
3. Pertama gali tanah dengan kedalaman 5cm lalu masukan ke dalam cup berlabel 5cm.
4. Kedua gali tanah sampai dengan kedalaman 10cm, masukan ke dalam cup berlabel 10cm.
5. Gali tanah sampai kedalaman 15cm, 20cm, 25cm lalu masukan kedalam cup berlabel
sesuai dengan kedalaman tanah.
6. Amati perkembangannya setiap minggu dan siramlah tanah dengan air.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari praktikum yang telah dilakukan di dapatkan hasil bahwa gulma tidak tumbuh pada
semua tanah sampel yang diambil.Hanya pada minggu pertama saja gulma sempat tumbuh pada
kedalaman 5 cm yaitu gulma berdaun lebar. Tidak tumbuhnya gulma pada tanah yang dijadikan
sample pada beberapa kedalaman dapat disebabkan karena adanya kekurangan air pada tanah
tersebut yang dapat menyebabkan gulma itu mati. Namun bisa saja terjadi akibat pada kedalaman
tersebut biji gulma tidak terlalu banyak sehingga tidak tumbuh pada tanah sampel yang diambil.
Berikut gambar pengamatan terakhir yang dilakukan :
Gambar 1.Tanah pada kedalaman 0-5 cm Gambar 2. Tanah pada kedalaman 5-10 cm
Gambar 3.Tanah pada kedalaman 10-15 cm Gambar 4. Tanah pada kedalaman 15-20 cm
Gambar 5. Tanah pada kedalaman 20-25 cm
Gulma yang tumbuh pada masing-masing gelas plastik, sebagian besar tergolong gulma
daun lebar, struktur daun yang lebih lebar akan mendapat cahaya yang lebih banyak sehingga
intensitas proses fotosintesisnya akan lebih banyak dan akan mempercepat pertumbuhan dan
perkembangan gulma itu sendiri. Selain kondisi tanah dan intensitas cahaya, pertumbuhan dan
perkembangan gulma juga dipengaruhi oleh faktor biji gulma itu sendiri, ada biji gulma yang
memang cocok tumbuh pada tanah kedalaman tertentu ada juga yang tidak tergantung daya
adapatasi dari gulma tersebut. Banyaknya biji gulma yang tumbuh disebabkan oleh terpenuhinya
kebutuhan-kebutuhan gulma untuk melakukan pertumbuhan. Faktor intensitas cahaya sangat
berperan sekali dalam pertumbuhan pada biji gulma, oleh karena itu gulma-gulma berdaun lebar
mendominasi perkecambahan hampir di setiap pot. Selain itu juga kemampuan adaptasi yang
lebih tinggi menyebabkan biji gulma lebih cepat berkecambah daripada tanaman budidaya.
Kedalaman tanah sangat bergantung pada jumlah biji gulma yang ada. Pada kedalaman 0-
5 cm biji gulma memiliki jumlah paling banyak karena berada di atas dan mudah terkena air atau
terkena paparan sinar matahari , sehingga mudah juga untuk tumbuh cepat dan melakukan proses
fotosintesis. Semakin dalam tanah , jumlah biji gulma semakin berkurang. Akan tetapi pada
pengamatan yang dilakukan semua gulma tidak tumbuh, bisa saja karena struktur tanah yang
semakin menggumpal dan kering sehingga biji gulma tidak tumbuh, walaupun diketahui bahwa
gulma merupakan tanaman yang kuat.Namun, pada sample yang lain ada bagian gulma yang
tumbuh pada gelas plastik milik kelas lain, mungkin saja tanah sample tersebut memiliki
kecukupan air atau memiliki biji gulma yang banyak, sehingga gulma dapat tumbuh pada
beberapa kedalaman.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
Gulma umumnya memiliki kemampuan adaptasi yang baik dibandingkan tanaman. Akan
tetapi, tidak berarti bahwa gulma selalu hidup dengan baik tanpa mengalami cekaman dalam
lingkungan. Seperti tanaman lainnya, gulma memiliki kriteria tersendiri untuk tempat
tumbuhnya. Seperti yang terjadi pada praktikum ini, kurangnya perawatan dan penyiraman pada
tanah contoh menyebabkan tidak terdapatnya pertumbuhan gulma, baik pada contoh tanah
dengan kedalaman 5 cm maupun hingga kedalaman 25 cm. meskipun pada pengamatan awal
tumbuh gulma pada tanah yang berkedalaman 5cm, namun beberapa waktu kemudian mati
dikarenakan kurangnya penyiraman.
4.2. Saran
Sebaiknya perawatan dilakukan secara rutin dan pengamatan dilakukan setiap hari karena
pertumbuhan gulma sangat cepat.