lap pend numfor

55
1.1 Latar Belakang Kepulauan Numfor memiliki kemampuan untuk tumbuh dan berkembang. Kecapatan perkembangan Pulau Numfor sangat ditentukan oleh faktor-faktor perkembangannya. Pada hakekatnya ada dua faktor utama yang umumnya bekerja sebagai faktor perecepatan ini, yaitu aspek penduduk dan kegiatan (aktivitas) sosial ekonominya yang bersifat berkembang. Perkembangan kedua faktor tersebut di atas akan menyebabkan perkembangan dari faktor-faktor lainnya sebagai ikutannya seperti perkembangan perumahan beserta fasilitas pelayanan sosial ekonomi, tetapi masalah dasar yang akan timbul pada Pulau Numfor diantaranya akan ditandai oleh makin bertambahnya ruang guna menampung lebih banyak kegiatan serta fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan oleh penduduk di dalam melaksanakan kegiatan hidupnya. 1

Upload: pranoto-sugondo

Post on 03-Jan-2016

54 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

1.1 Latar Belakang Kepulauan Numfor memiliki kemampuan untuk tumbuh dan

berkembang. Kecapatan perkembangan Pulau Numfor sangat

ditentukan   oleh faktor-faktor perkembangannya. Pada hakekatnya

ada dua faktor utama yang umumnya bekerja sebagai faktor

perecepatan ini, yaitu aspek penduduk  dan kegiatan (aktivitas)   sosial

ekonominya  yang bersifat berkembang. Perkembangan kedua faktor

tersebut di atas  akan menyebabkan perkembangan dari faktor-faktor

lainnya  sebagai ikutannya  seperti perkembangan perumahan beserta

fasilitas pelayanan  sosial  ekonomi, tetapi masalah dasar  yang  akan

timbul pada Pulau Numfor diantaranya akan ditandai oleh makin

bertambahnya ruang guna menampung lebih banyak kegiatan serta

fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan oleh penduduk   di   dalam

melaksanakan  kegiatan  hidupnya.

Perkembangan Pulau Numfor disamping  memberikan  pengaruh  yang

bersifat fisik Juga bersifat  sosial yang ditandai dengan  menurunnya

kualitas hidup masyarakat penghuninya. Untuk  mengantisipasi  hal

tersebut di atas, maka dipandang perlu dilakukan penyusunan

Rencana Tata Ruang Pulau Numfor.

1

Laporan Pendahuluan

1.2 Tujuan Penyusunan Rencana Tata Ruang

Untuk dapat menciptakan pola tata ruang yang serasi dan

optimal, serta mempertahankan peningkatan kualitas lingkungan

kehidupan kota sesuai dengan norma-norma yang berlaku.

Untuk memberi kepastian hukum dalam hal pemanfaatan ruang.

Rasa kepastian hukum merupakan salah satu faktor penting dalam

merangsang partisipasi masyarakat (investor) untuk melaksanakan

investasi.

Untuk difungsikan sebagai instrumen pengendalian pertumbuhan

dan keserasian lingkungan, baik melalui pengawasan dan atau

perijinan maupun tindakan penertiban.

Agar pemerintah mempunyai rencana program pembangunan

yang dapat berfungsi sebagai wadah keterpaduan bagi

kepentingan dan aspirasi pemerintah pusat, pemerintah daerah,

swasta serta masyarakat.

Untuk meningkatkan fungsi dan peranan kota dalam

perimbangan wilayah yang lebih luas. Dalam hal ini pengembangan

kota ditujukan agar mampu berfungsi sebagai pusat atau sub pusat

pengembangan dalam suatu sistem pengembangan wilayah, baik

dalam skala nasional maupun regional.

Untuk mewujudkan pemanfaatan ruang yang serasi dan

seimbang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan daya dukung

2

Laporan Pendahuluan

pertumbuhan dan perkembangan, tanpa mengabaikan aspek

kelestarian lingkungan kehidupan.

1.3 Landasan Hukum Penyusunan

Undang-undang Nomor 11 Tahun 1974 tentang Pengairan.

Undang-undang Nomor 13 Tahun 1980 tentang Jalan.

Undang-undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan-

ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Undang-undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang.

Undang-undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan

Permukiman.

Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1982 tentang Tata

Pengaturan Air.

Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 1982 tentang Irigasi.

Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 1985 tentang Jalan.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 1987 tentang

Penetapan Batas Wilayah Kota di Seluruh Indonesia.

Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 1987 tentang

Pedoman Penyusunan Tata Ruang Kota.

3

Laporan Pendahuluan

2.1 Pusat- Pusat Pelayanan di Pulau Numfor

erdapat 2 (dua) titik kutub pertumbuhan di pulau Numfor, yaitu:

Yenburwo

dan Kameri. Secara administrasi Yenburwo terdapat di Kecamatan

Numfor Timur (ibukota kecamatan Numfor Timur) dan Kameri di

Kecamatan Numfor Barat (ibukota kecamatan Numfor Barat).

Membandingkan kedua pusat pertumbuhan tersebut, maka Yenburwo

memiliki hirarki lebih tinggi dari Kameri. Hal ini berarti bahwa pusat

pelayanan tingkat pertama di Pulau Numfor adalah adalah Yenburwo.

Untuk pemenuhan kebutuhan pelayanan yang tidak dapat dipenuhi

oleh pusat pelayanan yang ada di Pulau Numfor, maka penduduk Pulau

Numfor memenuhi kebutuhannya dari Kota Biak yang perlu dijangkau

dengan menggunakan transportasi udara atau laut.

4

T

Laporan Pendahuluan

Pusat- pusat pelayanan yang ada di sekitar pulau Numfor, yaitu:

Kota Biak, sebagai pusat pemerintahan mempunyai koordinasi

pelayanan seluruh kegiatan sektoral di Kabupaten Biak Numfor.

Kota ini juga harus mampu berfungsi sebagai pendorong

pengembangan sektor- sektor prioritas, yaitu industri, jasa dan

pariwisata. Peranana kota ini juga menjadi sangat penting

dengan adanya Badra Udara Frans Kaisiepo.

Kota Bosnik, berfungsi sebagai pusat pelayanan pengembangan

pariwisata dan kegiatan penunjangnya serta pusat pelayanan

kegiatan sosial ekonomi bagi wilayah Biak Timur.

Kota Korem, mempunyai fungsi penting sebagai pusat pelayanan

pengembangan pariwisata, IPTEK (antara lain Badar Antariksa

LAPAN), pertanian (perkebunan dan peternakan) serta kawasan

perbatasan di pantai utara Biak yang berbatasan langsung

dengan Samudera Pasifik.

Kota Koriodo yang berfungsi sebagai pusat wilayah

pengembangan bagi Pulau Supiori dan sekitarnya selain

fungsinya sebagai pusat pelayanan kegiatan sosial ekonomi di

Kecamatan Supiori Selatan.

Kota Wardo dan Yanggerbun masing- masing berfungsi sebagai

ibukota kecamatan Biak Barat dan Supiori Utara.

2.2 Potensi Pemanfaatan Ruang

Potensi pemanfaatan ruang yang dimiliki dalam pemanfatan ruang

Pulau Numfor, yaitu: hutan lindung, sempadan pantai, kawasan suaka/

cagar alam, kawasan hutan produksi tetap, kawasan tanaman pangan

5

Laporan Pendahuluan

lahan kering dan perkebunan, kawasan pariwisata, kawasan

pemukiman kepadan rendah.

2.3 Karakteristik Fisik Dasar

Berdasarkan ketinggian dari permukaan laut Pulau Numfor sebagian

besar berada pada ketinggian 0-100 meter dan sebagian kecil berada

pada ketinggian 100 – 500 m dpl. Hal ini berlaku pula untuk

Kecamatan Numfor Barat dan Timur. Daerah dengan keadaan datar

atau flat pada umumnya tersebar di sekitar pantai, sedangkan di

pedalaman atau di tengah- tengah pulau sebagian besar mempunyai

kondisi topografi yang bergelombang (undulating and rolling) dan

berbukit (hummocky, hillocky and hilly).

Pulau Numfor, Kecamatan Numfor Barat dan Numfor Timur sebagian

merupakan daerah bergelombang dengan kemiringan medannnya

antara 16 – 25 %, Daerah ini mencakup tidak cukup luas, dimana

menempati desa Yenggarbun bagian selatan, bagian tengah dan barat

Pulau Numfor.

Perbukitan dapat dibedakan dengan bagian yang berlereng landai dan

yang berlereng terjal. Kelerengan medan seperti ini mendominasi

Pulau Numfor, Kecamatan Numfor Barat dan Timur, yaitu dengan

kemiringan lereng 25 – 40%.

Bagian yang berada pada kemiringan lereng < 2 % terdapat di tepi

pantai.

6

Laporan Pendahuluan

Curah hujan pulau Numfor relatif rendah, yaitu 1.000 – 1.500 mm/

tahun. Hal ini juga berlaku bagi kecamatan Numfor Barat dan Timur.

Pulau Numfor secara geologi termasuk kedalam formasi mokmer, baik

di Kecamatan Numfor Barat maupun Numfor Timur.

Potensi kedalaman efektif tanah dibedakan menjadi kedalaman kurang

dari 24 cm, 100-150 cm dan lebih dari 150 cm. Ketiga tipologi tersebut

terdapat di Numfor Barat dan Timur,

2.4 Potensi Wisata dan Perikanan

Terdapat 3 (ti ga) obyek wisata yang dapat dikembangkan di Pulau

Numfor, yaitu Cagar alam Pulau Numfor yang terletak di bagian tengah

Pulau Numfor, Taman Laut Pulau Numfor dan Taman Laut Pulau Manen

yang terlatak di bagian selatan Pulau Numfor.

Sektor perikanan merupakan salah satu sektor yang dapat diandalkan

di Pulau Numfor walaupun dalam prosentase yang relatif kecil bila

dibandingkan dengan daerah lainnya yang ada di Kabupaten Biak

Numfor. Adapun permasalahan yang selama ini dihadapi dalam

pengembangan potensi perikanan tangkap adalah:

Terbatas atau kurang optimalnya fungsi sarana/ prasarana

penunjang sistem penangkapan ikan.

Belum adanay Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) dan Tempat

Pelelangan Ikan (TPI) sehingga sulit untuk mendata jumlah dan

jenis hasil tangkapan.

7

Laporan Pendahuluan

Belum adanya kapal penampungan ikan, sehingga hasil

tangkapan di daerah yang jauh dari pusat pasar sulit untuk

dipasarkan.

Tidak tersedianya cool storage yang dapat menunjang hasil

tangkapan, sehingga hasil tangkap banyak yang rusak sebelum

dipasarkan.

Kurangnya paket bantuan dana bagi nelayan kecil dalam upaya

pengadaan sarana/ prasarana penangkapan.

Kurangnya pelatihan dan bimbingan teknis tentang metoda, alat

tangkap daerah (Fishing Ground) bagi para nelayan.

Kurangnya pengawasan terhadap keamanan sumberdaya laut

yang ada, sehingga sering terjadi pencurian ikan oleh nelayan

asing.

2.5 Sistem Transportasi

Pola jaringan jalan utama internal di Pulau Numfor membentuk pola

melingkar, yaitu mengelilingi pulau Numfor di sepanjang tepi pantai.

Hal ini sesuai dengan pusat- pusat pelayanan di Pulau Numfor

berorientasi ke pantai, termasuk Kota Yenburwo dan Kameri. Untuk

menghubungkan pulau Numfor dengan Kota Biak dan pulau pulau

lainnya dilakukan melalui transportasi laut dan udara. Bandar udara di

Pulau Numfor terletak di Kota Yenburwo (Ibukota Kecamatan Numfor

Timur).

Lahan permukiman di Pulau Numfor berkembang pada daerah dataran

pantai yang umumnya merupakan pemukiman pedesaan.

8

Laporan Pendahuluan

Gambar2.1

9

Laporan Pendahuluan

ahapan dan materi pekerjaan yang akan dilakukan dalam

penyusunan

rencana tata ruang ini adalah sebagai berikut:

3.1 Laporan Pendahuluan

Dalam sistem pelaporan, tahapan pekerjaan yang pertama kali harus

disusun adalah laporan pendahuluan. Materi dari laporan pendahuluan

yang disusun sebagai berikut:

Gambaran Umum Wilayah perencanaan.

Lingkup materi pekerjaan Rencana Tata Ruang Pulau Numfor.

Lingkup materi pekerjaan Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK)

Distrik Numfor Timur dan Barat.

Metoda pendekatan yang berisikan metodologi Pendekatan dan

model-model Analisis.

Organisasi pelaksanaan kegiatan yang meliputi organisasi

pelaksanaan, Kewajiban Konsultan, Susunan Tenaga Ahli, Sistem

Pelaporan, Teknik Penyajian, Pelaksanaan Pekerjaan

3.2 Pengumpulan Data

10

T

Laporan Pendahuluan

Pada prinsipnya, pekerjaan pengumpulan data secara umum akan

meliputi kegiatan sebagai berikut :

a. Persiapan Survai

Kegiatan ini antara lain meliputi :

1. Persiapan dasar, berupa pengkajian data dan literatur yang telah

ada yang berkaitan dengan rencana tata ruang yang hasilnya

dapat berupa asumsi dan hipotesa mengenai wilayah

perencanaan.

2. Pembuatan daftar data yang akan dicari di lapangan.

3. Pembuatan model-model untuk pengumpulan data di lapangan.

4. Pembuatan peta dasar, daftar data, daftar pertanyaan, serta

peralatan lainnya.

5. Pembuatan program kerja survai di lapangan.

b. Survai Lapangan

1. Observasi fisik lapangan untuk mengenali karakteristik struktur

tata ruang secara keseluruhan dan mengevaluasi mengenai

kebijaksanaan struktur tata ruang.

2. Mengumpulkan data penunjang yang diperlukan dalam

penyusunan rencana tata ruang melalui cara sebagai berikut:

Survai data instansional, berupa pengumpulan data angka

atau peta-peta, uraian keadaan wilayah, uraian mengenai

keadaan wilayah perencanaan secara keseluruhan.

Survai lapangan untuk mendapatkan data-data seperti

keadaan fisik dasar, data penggunaan ruang yang

menggambarkan karakteristik penyebaran bentuk-bentuk fisik

11

Laporan Pendahuluan

buatan manusia, data kota yang menggambarkan pola dan

kualitas jaringan jalan yang ada dan lain sebagainya.

Survai objek khusus, berupa pengisian daftar pertanyaan yang

diajukan antara lain kepada: pengusaha transport, pengusaha

industri, pedagang, perhitungan lalu lintas, atau rumah

tangga.

Interview, yaitu untuk melengkapi survai-survai diatas apabila

dirasakan sangat penting guna memperoleh

bahan/keterangan yang lebih rinci.

c. Data Hasil Survai

Dari hasil survai diharapkan diperoleh data-data yang dibutuhkan

untuk proses analisis yang selanjutnya dapat dijadikan bahan

pertimbangan perumusan Rencana Tata Ruang. Adapun data-data

yang akan dihasilkan dari hasil survai, yaitu:

1. Data Nasional/ Propinsi Papua, mencakup data pokok tentang:

Kebijaksanaan nasional dan daerah yang diduga berpengaruh

pada perkembangan kepulauan Papua.

Data transportasi yang menggambarkan hubungan pulau

Numfor dengan wilayah sekitar.

2. Data Pulau Numfor mencakup data pokok tentang:

Aspek fisik dasar antara lain: keadaan iklim, topografi,

geologi, struktur tanah, sumber daya alam/ bahan tambang

dan hidrologi.

12

Laporan Pendahuluan

Aspek tata guna tanah yang secara umum dirinci menurut

jenis-jenis penggunaan, seperti pemukiman, hutan, pertanian

lahan kering dan lain sebagainya.

Aspek transportasi, diantaranya: kualitas jaringan jalan

utama yang ada di pulau Numfor, pola pergerakan, terminal,

hirarki jalan dan lain-lain.

Aspek kependudukan, sosial dan kebudayaan, antara lain:

jumlah dan penyebaran penduduk, Komposisi penduduk

menurut kelompok umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan,

agama, lapangan kerja, pendapatan, adat istiadat, kebiasaan-

kebiasaan dan lain sebagainya.

Aspek ekonomi, yaitu jumlah dan penyerapan tenaga kerja,

investasi dan sektor ekonomi.

Aspek utilitas, yaitu jaringan prasarana kota yang ada (listrik,

telepon, drainase, air bersih, limbah, dan lain sebagainya),

sumber air baku/ bersih, lokasi genangan/ banjir, lokasi TPS/

TPA, cara pengelolaan limbah, cara pembuangan sampah dan

lain sebagainya.

Aspek fasilitas pelayanan, yaitu jenis-jenis fasilitas, jumlah

dan penyebarannya. Perkembangan mengenai pengadaan

fasilitas baik dalam hal kualitas, kuantitas maupun sumber

dana yang digunakan bagi pembiayaan pembangunan.

3. Data Distrik Numfor Barat dan Timur mencakup data pokok

tentang:

13

Laporan Pendahuluan

Aspek fisik dasar antara lain: keadaan iklim, topografi,

geologi, struktur tanah, sumber daya alam/ bahan tambang

dan hidrologi.

Aspek tata guna tanah yang secara umum dirinci menurut

jenis-jenis penggunaan, seperti perumahan, pemerintahan,

bangunan umum, perdagangan, jasa, badan sosial, jalur hijau,

ruang terbuka, transportasi, penggunaan khusus seperti

pariwisata, industri atau pergudangan dan lain sebagainya.

Aspek transportasi, diantaranya: kualitas jaringan jalan yang

ada di kota, panjang dan lebar menurut fungsinya, jenis dan

kondisi perkerasan jalan, arus lalu lintas, terminal, parkir,

hirarki jalan, LHR pada ruas jalan utama, dimensi jalan utama,

kondisi jalan utama, pola pergerakan, prasarana transportasi

dan lain-lain.

Aspek kependudukan, sosial dan kebudayaan, antara lain:

jumlah dan penyebaran penduduk untuk tiap desa/ kelurahan/

RW/ RT. Komposisi penduduk menurut kelompok umur, jenis

kelamin. tingkat pendidikan, agama, lapangan kerja,

pendapatan, adat istiadat, kebiasaan- kebiasaan dan lain

sebagainya.

Aspek utilitas, yaitu jaringan prasarana kota yang ada (listrik,

telepon, drainase, air bersih, limbah, dan lain sebagainya),

sumber air baku/ bersih, lokasi genangan/ banjir, lokasi TPS/

TPA, cara pengelolaan limbah, cara pembuangan sampah dan

lain sebagainya.

Aspek fasilitas pelayanan, yaitu jenis-jenis fasilitas, jumlah

dan penyebarannya. Perkembangan mengenai pengadaan

14

Laporan Pendahuluan

fasilitas baik dalam hal kualitas, kuantitas maupun sumber

dana yang digunakan bagi pembiayaan pembangunan.

Aspek intensitas pemanfaatan ruang, yaitu kondisi eksisting

kepadatan bangunan (KDB), ketinggian bangunan (KLB), garis

sempadan bangunan (GSB), perpetakan bangunan, ruang

terbuka hijau.

Aspek kondisi bangunan dan lingkungan yang

menggambarkan karakteristik kualitas bangunan dan

lingkungan yang ada.

3.3 Fakta dan Analisa

Pokok-pokok pekerjaan dan hasilnya adalah sebagai berikut:

Pekerjaan kompilasi data, yaitu suatu tahap proses tabulasi data

dan pengelompokan/ mensistematisasikan data sesuai dengan

yang diperlukan didalam penyusunan rencana tata ruang yang

disajikan menurut urutan sesuai dengan sistematika yang

dilengkapi dengan tabel, angka- angka diagram dan peta, yang

disusun sedemikian rupa sehingga mudah dibaca yang siap

untuk dianalisa.

Pekerjaan Analisis yang secara keseluruhan tahap ini dibagi

menjadi empat penilaian yaitu :

Analisis keadaan dasar adalah menilai kondisi saat sekarang.

Analisis kecenderungan perkembangan, yaitu menilai

kecenderungan sejak masa lalu sampai sekarang dan

kemungkinan dimasa mendatang.

15

Laporan Pendahuluan

Analisis sistem serta kebutuhan ruang.

Analisis kemampuan pengelolaan pembangunan, dengan

menilai kondisi keuangan daerah, organisasi pelaksana, dan

pengawasan pembangunan personalia, baik pada saat sekarang

maupun yang diperlukan dimasa yang akan datang.

Adapun hal-hal pokok yang dianalisa adalah sebagai berikut:

Makro, meliputi :

Analisis pengaruh kebijaksanaan nasional dan kondisi regional

terhadap wilayah yang direncanakan.

Analisis pengaruh dan keterkaitan pulau Numfor dengan wilayah

sekitar.

Pulau Numfor, meliputi:

Analisis kesesuaian lahan pulau Numfor.

Analisis Keadaan tata guna tanah, yang diarahkan untuk dapat

menggambarkan kecenderungan lokasi berbagai kegiatan.

Analisis transportasi, dalam hal pola transportasi yang ada,

kecenderungan dimasa depan dan lain sebagainya.

Analisis kependudukan dengan menilai kecenderungan

pertambahan penduduk, kecenderungan penyebaran dan

karakteristik sosial budaya

Analisis ekonomi, yaitu identifikasi terhadap jumlah dan

penyerapan tenaga kerja, kemampuan investasi dan sektor

potensial.

Analisis sistem pusat- pusat pertumbuhan di pulau Numfor.

16

Laporan Pendahuluan

Distrik Numfor Barat dan Timur, meliputi:

Analisis Keadaan fisik dasar alamiah dalam hal kemampuan

menerima kegiatan pembangunan.

Analisis Keadaan tata guna tanah, yang diarahkan untuk dapat

menggambarkan kecenderungan lokasi berbagai kegiatan.

Analisis transportasi, dalam hal pola jaringan jalan dan angkutan

yang ada, keadaan alat/ jenis angkutan, kecenderungan dimasa

depan dan lain sebagainya.

Analisis kependudukan dengan menilai kecenderungan

pertambahan penduduk, kecenderungan penyebaran dan

karakteristik sosial budaya

Analisis utilitas, yaitu prediksi kebutuhan/ timbulan/ produksi

dari utilitas yang ada (listrik, telepon, drainase, air bersih,

limbah, dan lain sebagainya), arahan sumber air baku/ bersih,

arahan penanganan genangan/ banjir, usulan loksi TPS/ TPA,

cara pengelolaan limbah, cara pembuangan sampah dan lain

sebagainya.

Analisis sistem hubungan antara berbagai fungsi yang

berpengaruh pada kehidupan sosial ekonomi masyarakat kota,

termasuk analisis fasilitas dalam memenuhi kegiatan wilayah/

desa/ RW maupun kegiatan di dalam kota. Selain itu perkiraan

sistem pusat pelayanan yang dibutuhkan dalam hal

pengelompokan fasilitas dan prasarana. Juga dilakukan

pengenalan jenis kegiatan Kota yang dominan pada wilayah

tertentu dan menggambarkan suatu fungsi tertentu yang

didasarkan pada analisis sebelumnya, dengan pengkajian lebih

17

Laporan Pendahuluan

lanjut melalui analisis pola penyebaran kegiatan, kemudahan

pencapaian dalam satu wilayah dan antar desa/ RW, serta

tingkat pelayanan kegiatan Kota .

Analisis intensitas pemanfaatan ruang yang meliputi: Koefisien

Dasar Bangunan (KDB), Koefisien Liputan Bangunan (KLB) dan

Perpetakan Bangunan.

Analisis Kondisi Bangunan dan Lingkungan.

Analisis dampak lingkungan, dalam kaitannya dengan

perkembangan tata guna tanah, intensifikasi dan ekstensifikasi

ruang.

3.4 Rancangan Rencana

Sebelum penyusunan rencana final, terlebih dahulu disusun suatu

alternatif rancangan rencana sebagai bahan bahasan dalam forum

seminar. Rancangan rencana tersebut merupakan rumusan

kebijaksanaan dasar dalam pengembangan tata ruang untuk sekurang-

kurangnya sampai 10 tahun mendatang yang dibagi menurut jangka

waktu 5 tahunan.

Rancangan Rencana dimaksudkan antara lain akan memuat:

1). Rumusan tujuan pembangunan dan pengendalian tata ruang sesuai

dengan aspirasi masyarakat.

2). Rumusan dasar pertimbangan perencanaan.

3). Rencana Tata Ruang Pulau Numfor, meliputi :

a) Rencana Sistem pusat- pusat pelayanan di Pulau Numfor

(termasuk didalamnya sistem hirarki kota- kota).

b) Rencana Pemanfaatan Ruang Pulau Numfor

18

Laporan Pendahuluan

c) Rencana Kependudukan Pulau Numfor

d) Rencana Sistem Transportasi Pulau Numfor

3). Rencana Detail Tata Ruang Kota Distrik Numfor Barat dan Timur,

meliputi :

a). Rencana struktur tata ruang kota yang direncanakan dimasa

depan yang memberikan gambaran sketsa lokasi komponen-

komponen utama seperti pusat kota, sub pusat pelayanan,

perumahan, jaringan jalan utama kota, kawasan industri dan

sebagainya. Konsep Kota, harus menggambarkan :

fungsi komponen-komponen kota

sistem hubungan antar komponen.

b). Rencana kebijaksanaan pengembangan kependudukan dalam

hal:

Rencana jumlah dan kepadatan penduduk pada kota yang

direncanakan.

Rencana penyebaran jumlah dan kepadatan penduduk di

setiap wilayah yang direncanakan.

c). Rencana pemanfaatan ruang yang mengatur penempatan dan

intensitas jenis penggunaan seperti:

perumahan,

pemerintahan dan bangunan umum,

perdagangan, jasa, pelayanan sosial,

jalur hijau dan ruang terbuka hijau,

jaringan transportasi,

pembangunan khusus seperti industri, pergudangan,

rekreasi, pariwisata dan kemiliteran.

dan lain-lain.

19

Laporan Pendahuluan

d). Rencana transportasi dalam hal:

Rencana hirarki jaringan jalan yang direncanakan sampai

pada tingkat lokal sekunder.

Rencana dimensi jaringan jalan, meliputi damija dan

perkerasan jalan untuk setiap ruas jalan yang direncanakan.

Rencana pola pergerakan yang mengarahkan rute-rute

angkutan untuk pergerakan regional dan lokal.

e).Rencana pengembangan utilitas, yaitu:

Meliputi unsur air bersih, listrik, telepon, drainase,

persampahan dan limbah rumah tangga.

Rencana sistem pelayanan untuk setiap unsur utilitas

tersebut di atas.

Rencana jaringan primer, sekunder dan tertier untuk unsur

air bersih, listrik, telepon, drainase dan limbah pembuangan

rumah dengan sistem sewerage bila memungkinkan.

Rencana kebutuhan kapasitas untuk setiap unsur utilitas

sampai tahun rencana, diperinci sebagai berikut:

Air bersih : kebutuhan debit air bersih

Listrik : kebutuhan daya dan jumlah gardu induk serta

gardu penghubung

Telepon : kebutuhan sambungan telepon baik rumah

tangga, telepon umum dan lain-lain.

Drainase : perkiraan besarnya debit limpasan air hujan

pada setiap blok perencanaan (catcment area).

Sewerage : perkiraan besarnya debit pembuangan limbah

rumah tangga yang akan dihasilkan.

20

Laporan Pendahuluan

Persampahan : perkiraan besarnya volume timbulan

sampah yang akan dihasilkan.

f). Rencana Koefisien Dasar Bangunan (KDB) yang dirinci sampai

kedalam blok peruntukan.

g). Rencana Koefisen Lantai Bangunan (KLB) yang dirinci sampai

kedalam blok peruntukan.

h). Rencana Perpetakan Bangunan di setiap blok peruntukan.

i). Rencana Garis Sempadan.

j). Rencana penanganan lingkungan, yaitu memberikan

rekomendasi tentang adanya blok lingkungan yang akan

dibangun, dipugar, diperbaiki, dipertahankan, dilindungi dan

lain sebagainya.

k). Rencana tahapan pelaksanaan pembangunan dan indikasi

program/ proyek. Berupa arahan prioritas wilayah kota yang

akan dibangun, dimana secara garis besar dibagi menjadi 2

(dua) tahap. Kemudian dalam perumusan indikasi program dan

proyek berisikan proyek-proyek yang akan dibangun yang

terbagi kedalam sektor, sub sektor, proyek, instansi pelaksana,

sumber dana, tahap pelaksanaan dan lain-lain.

Hasil penyusunan rancangan rencana ini adalah:

a) Buku laporan yang berisi rumusan kebijaksanaan dasar, pokok-

pokok uraian rencana, diagram peta-peta.

b) Gambar-gambar rencana, meliputi :

1. Rencana struktur tata ruang kota

21

Laporan Pendahuluan

2. Rencana pemanfaatan ruang

3. Rencana hirarki jaringan jalan dan rute angkutan

4. Rencana sistem jaringan utilitas

3.5 Rencana

1) Menyempurnakan rancangan sesuai dengan alternatif terpilih yang

disarankan/ dirumuskan dalam seminar atau rapat konsultasi

pemantapan rencana daerah.

2) Menyusun rencana final dalam bentuk buku Rencana Tata Ruang

Pulau Numfor dan Rencana Detail Tata Ruang Kota Numfor Barat

dan Timur yang berisi uraian keterangan, peta-peta dan diagram

yang kesemuanya lebih lengkap dari rancangan rencana.

3) Membuat album peta berisi peta-peta rencana dan peta-peta lain

yang diperlukan.

4) Menyusun program-program pembangunan yang berindikasi

proyek.

22

Laporan Pendahuluan

4.1 Metoda Pendekatan Perencanaan

Pendekatan ProsesPendekatan rencana yang dimaksudkan disini adalah proses kerja

secara umum yang akan dilakukan dalam penyusunan perencanaan

secara keseluruhan. Pada dasarnya proses tersebut adalah sama untuk

berbagai tingkatan rencana karena merupakan penjabaran dari

proses perencanaan yang komponennya input, proses, out put dan

umpan balik. Adapun yang membedakan dari setiap tingkatan tersebut

adalah kedalaman/ kedetailan dari setiap proses.

Lebih lanjut metodologi pendekatan penyusunan rencana ini secara

garis besar dapat dijabarkan sebagai berikut :

1. Mengumpulkan data dan informasi mengenai keadaan makro dan

mikro yang akan menjadi masukan bagi proses perencanaan

selanjutnya.

2. Mengumpulkan semua informasi/data yang diperoleh selama

pengamatan di lapangan yang kemudian diolah.

23

Laporan Pendahuluan

3. Melakukan penelaahan (analisis) terhadap informasi dan data yang

diperoleh. Tahap analisis ini untuk mendapatkan gambaran yang

lebih nyata mengenai permasalahan yang dihadapi, keterkaitan

satu aspek dengan aspek yang lain serta untuk mendapatkan

gambaran perkembangan kota dimasa yang akan datang.

4. Merumuskan kebijaksanaan dasar rencana sesuai dengan hasil

penelaahan yang dilakukan, dan akan digunakan sebagai acuan

dalam penyusunan konsep dasar rencana dan alternatif rencana

pengembangan tata ruang.

5. Menyusun konsep dasar Rencana Tata Ruang.

6. Menyusun alternatif rencana yang diusulkan, melakukan

pertimbangan beberapa alternatif yang disusun dan penjabaran

rencana atas alternatif yang terpilih.

Pendekatan Berpikir

Dalam pendekatan penyusunan Rencana Tata Ruang dipertimbangkan

3 (tiga) aspek pokok perencanaan, yakni sebagai berikut :

Aspek Strategis

Aspek Teknis

Aspek Pengelolaan

Sedang metoda pendekatan perencanaan sendiri dipakai pendekatan

perencanaan terpilah berdasarkan pertimbangan menyeluruh hal ini

untuk melihat potensi yang terkandung pada dua pendekatan yaitu

pendekatan rasional menyeluruh(rational conprehensive approach)

dan pendekatan perencanaan terpilah (disjointed incremental planning

approach). Pendekatan tersebut yaitu menyederhanakan tinjauan

24

Laporan Pendahuluan

menyeluruh dalam lingkup ‘wawasan sekilas’(scan) dan memperdalam

tinjauan atas unsur atau subsistem yang strategis dalam kedudukan

sistem terhadap permasalahan menyeluruh.

4.2 Metoda Analisis

Model-model analisis yang disajikan disini merupakan alternatif model

yang akan digunakan dalam penyusunan berikutnya. Penerapannya

akan disesuaikan dengan kondisi lapangan yang ada dan data hasil

survai yang diperoleh. Secara garis besar model tersebut dibedakan

menjadi model kualitatif maupun kuantitatif.

Kependudukan

Bilamana hasil evaluasi terhadap hasil prediksi yang dilakukan oleh

perencanaan yang lebih tinggi menunjukan penyimpangan yang relatif

besar, maka dipertimbangkan untuk dihitung kembali prediksi jumlah

penduduk untuk 10 tahun mendatang. Beberapa alternatif model

prediksi tersebut, sebagai berikut:

1. Bunga Berganda

2. Regresi Linier

3. Cohort Survival Method (CSM)

4. Polynomial

Sedangkan untuk melihat perbandingan jumlah penduduk menurut

struktur usianya (terutama usia pendidikan dan usia produktif) sebagai

patokan untuk menghitung kebutuhan jumlah unit dan ruang fasilitas

pendidikan dimasa mendatang, dapat dihitung dengan menggunakan

"metoda Sparague".

25

Laporan Pendahuluan

l. Bunga Berganda

Teknik ini menganggap perkembangan jumlah penduduk akan

berganda dengan sendirinya. Rumus matematis bunga

berganda adalah:

Pt + n = Pt (1 + r)

n

Dimana :

Pt = Jumlah penduduk daerah yang diselidiki pada tahun

dasar t

Pt+n = Jumlah penduduk daerah yang diselidiki pada

tahun t+n

r = Rata-rata prosentase tambahan jumlah penduduk

daerah yang diselidiki berdasarkan data masa

lampau.

2.Regresi Linier

Proyeksi jumlah penduduk dengan pendekatan statistik adalah

dengan cara regresi linier. Teknik ini merupakan teknis secara

grafis, dengan cara garis ekstrapolasi ditarik dengan metoda

selisih kuadrat minimum. Secara matematis, garis regresi

dinyatakan dengan persamaan :

P = a + bx

Dimana :

P = Jumlah penduduk daerah yang diselidiki

x = Nilai yang diambil dari variabel bebas

26

Laporan Pendahuluan

a,b = Konstanta

3.Cohort Survival Method (CSM)

Teknik perhitungan ini didasarkan pada selisih antara angka

kematian dan angka tetap hidup berbagai kelompok umur,

kelamin, dan lain-lain. Biasanya penduduk dikelompokkan

menurut usia. Untuk mengetahui pertambahan keseluruhan,

kelompok umur yang tetap hidup dijumlahkan. Untuk

mengetahui laju pertambahan penduduk masing-masing

kelompok umur, digunakan daftar kematian tiap-tiap kelompok

umur, dan juga angka keseluruhan wanita tiap kelompok umur.

Untuk tiap selang (interval) usia, pertambahan jumlah

penduduk diperhitungan dari :

Jumlah wanita melahirkan pada tiap kelompok usia,

Jumlah tetap hidup dengan menggunakan laju kematian

pada tiap kelompok usia.

Keuntungan dari teknik ini adalah hasil dari perkiraan

penduduk berdasarkan kelompok umur, tetapi menuntut

persyaratan kelengkapan data. Usaha pendistribusian

penduduk dilakukan untuk dapat pula mengurangi tekanan di

daerah yang sangat padat dengan memperhatikan kepadatan

minimum dan dikaitkan dengan usaha pengembangan/

pembagian fasilitas dan utilitas lingkungan.

27

Laporan Pendahuluan

Pengembangan Jaringan Jalan

Pengembangan jalan ini berfungsi untuk menentukan kemudahan

hubungan antar tiap-tiap pusat kegiatan, dimana hal yang perlu dinilai

adalah :

1. Pengukuran Nilai Volume/Kapasitas (V/K) atau LHR (Lalu-lintas

Harian Rata- rata)

2. Penilaian Kondisi Jalan dan Prioritas Penanganannya

3. Penentuan Fungsi Jaringan Jalan

4. Pengukuran Aksesibilitas

Untuk mengetahui kemudahan daya hubung atau aksesibilitas antara

satu lokasi dengan lokasi lainnya, misalnya antara pusat pelayanan ke

pemukiman, dapat digunakan beberapa cara yang mungkin akan

digunakan adalah :

Nilai aksesibilitas

FKTA = ----------

d

dimana:

K = Konstruksi jalan

T = Kondisi jalan (baik,sedang,buruk).

d = Jarak

Asumsi yang digunakan dalam metoda ini adalah :

relief topografi dianggap sama,

28

Laporan Pendahuluan

selera/faktor sosial diabaikan,

hanya ada satu jalan ke tempat yang dituju.

Indeks aksesibilitas

Ej

Ai = b

dij

Dimana :Ei = Ukuran aktivitas (dapat digunakan antara lain jumlah

penduduk usia kerja)dij = Waktu tempuh perjalanan antara daerah i dan j

b = Parameter

Perhitungan parameter b, dilakukan dengan menggunakan grafik

regresi linier, diperoleh berdasarkan perhitungan :

T k = P

Dimana :

T = Total individu trip

P = Jumlah penduduk di seluruh daerah

Pi Pj

Tij = k

P

Dimana :Tij = Hypothetical trip volume

PiPj = Jumlah penduduk di daerah i dan j

P = Jumlah penduduk seluruh daerah

29

Laporan Pendahuluan

Tinjauan Terhadap Pola Penggunaan Lahan

Pengukuran intensitas penggunaan lahan dapat mempergunakan

metoda penentuan nilai :

1. Location Quotient (LQ)

Untuk setiap penggunaan yang mempunyai nilai LQ>1

menunjukkan bahwa intensitas penggunaan tersebut

tinggi,

Untuk setiap penggunaan yang mempunyai nilai LQ<1

menunjukkan bahwa intensitas penggunaan tersebut rendah

2. Dominasi kegiatan

3. Kajian mengenai kepadatan bangunan (KLB dan KDB saat ini)

dan sempadan bangunan, yang dihubungkan dengan

kebutuhan dimasa mendatang.

Pola Penyebaran dan Penyediaan Fasilitas/Utilitas

Tinjauan terhadap penyebaran dan penyediaan fasilitas perkotaan,

dimaksudkan untuk mengetahui:

kelengkapan dan tingkat pelayanan setiap fasilitas dan utilitas

perkotaan,

kemerataan pelayanan fasilitas dan utilitas perkotaan ke seluruh

bagian wilayah kota atau blok peruntukan,

hasil guna dan daya guna tiap-tiap jenis fasilitas dan utilitas

perkotaan,

kualitas pelayanan fasilitas dan utilitas.

30

Laporan Pendahuluan

Tingkat pelayanan fasilitas umum adalah kemampuan suatu jenis fasilitas

didalam melayani kebutuhan penduduknya. Dalam hal ini, fasilitas umum yang

memiliki tingkat pelayanan 100 % mengandung arti bahwa fasilitas tersebut,

memiliki kemampuan yang sama dengan kebutuhan penduduknya. Untuk

mengetahui kelengkapan fasilitas umum suatu kota dihitung tingkat

pelayanannya dengan rumus :

aij/bj

T.Pij = x 100% Cis

Dimana :T.Pij = Tingkat Pelayanan Fasilitas i di kota j

aij = Jumlah Fasilitas i di kota j

bj = Jumlah Penduduk di kota j

Cis = Jumlah Fasilitas i per satuan penduduk Menurut

standar kota yang dipergunakan

Perkiraan Kebutuhan Ruang

Model yang digunakan dalam menentukan kebutuhan ruang kota ini

adalah berdasarkan standar yang berlaku di Indonesia. Hal ini

disesuaikan dengan kondisi dan sistem yang berlaku di Indonesia.

Beberapa model standar yang dapat dipergunakan untuk

memperkirakan kebutuhan ruang tersebut, antara lain :

Pedoman standar lingkungan pemukiman kota (Puslitbang

Pemukiman Departemen Pekerjaan Umum).

Pedoman standar pembangunan perumahan sederhana.

Peraturan Bangunan Nasional.

Undang-undang Nomor 13 tahun 1980 tentang jalan (Departemen

Pekerjaaan Umum Republik Indonesia).

31

Laporan Pendahuluan

Peraturan Geometris jalan raya dan jembatan (Direktorat Jenderal

Bina Marga Departemen Pekerjaan Umum).

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 26 tahun 1985

tentang jalan (Direktorat Jenderal Bina Marga Departemen

Pekerjaan Umum).

Struktur Tata Ruang

Analisis terhadap struktur tata ruang kota dilakukan untuk mengetahui

pola tingkatan pusat-pusat kegiatan yang ada di dalam kota.

Pengelompokan kegiatan dan fasilitas/utilitas perkotaan pada lokasi-

lokasi tertentu memberikan fungsi tertentu pada lokasi tersebut,

yaitu sebagai pusat-pusat pelayanan bagi kebutuhan penduduk kota.

Pendekatan yang dilakukan adalah :

Pengarahan dalam penempatan sarana sosial-ekonomi.

Penilaian keterpusatan fasilitas pelayanan, hal ini bertujuan untuk

mewujudkan pusat-pusat dan sub pusat pusat pelayanan sebagai

penopang kegiatan kota pada bagian-bagian wilayah pelayanannya.

Pendistribusian jumlah penduduk.

Akasesibilitas antar setiap pusat dan sub pusat pelayanan yang

dinilai.

Adapun metodanya adalah :

Centralitas

Penentuan nilai indeks dari setiap faktor dalam penentuan

pusat/sub pusat pelayanan

Sistem pembobotan

Skalogram

32

Laporan Pendahuluan

Optimal location dengan sistem median, yang metodanya terdiri

dari Algoritma Substitusi Verteks, Maranzana dan sebagainya.

Lahan Potensial dan Pengaturan Daerah Konservasi

Konsep pengaturan daerah konservasi untuk kelestarian lingkungan

dan untuk melindungi daerah-daerah sekitar sungai dan jalur hijau

jalan utama, dilakukan berdasarkan hasil analisis keadaan fisik dasar

(topografi, geologi dan soil, hidrologi, vegetasi, dan sebagainya),

keadaan flora dan fauna dan peningkatan sejarah. Dari analisis ini

dapat dihasilkan daerah yang dapat menampung berbagai kegiatan

yang tidak merusak kelestarian lingkungan. Metoda yang dapat

dipergunakan adalah dengan melakukan Analisis Tumpang Tindih

(Super Impose) dari hasil-hasil analisis fisik dasar untuk memperoleh

lahan yang dapat dikembangkan (daya dukung lahan).

33

Laporan Pendahuluan

5.1 Organisasi Pelaksanaan

Untuk memudahkan dan memelihara efisiensi kerja perlu disusun

suatu organisasi proyek. Hal ini sangat penting mengingat adanya dua

unsur yang terlibat, yaitu Pemerintah Daerah sebagai pemberi tugas

dan Konsultan sebagai pelaksana proyek.

5.2 Kewajiban Konsultan

Konsultan berkewajiban dan bertanggungjawab sepenuhnya

terhadap pelaksanaan penyusunan pekerjaan dengan berdasarkan

ketentuan perjanjian kerjasama yang telah ditetapkan.

Konsultan berkewajiban menyusun rencana yang berdasarkan

ketentuan teknis yang telah ditetapkan dalam Kerangka Acuan

Kerja.

Konsultan dalam melaksanakan pekerjaan dinyatakan berakhir

sampai dengan rencana selesai dalam keseluruhan.

Konsultan berkewajiban mempresentasikan Rancangan Rencana

yang disusunnya dalam forum seminar terbuka.

34

Laporan Pendahuluan

Konsultan dalam melaksanakan pekerjaan dapat meminta bantuan

Tim Teknis Daerah untuk memperoleh petunjuk dan pengarahan

agar mencapai hasil yang optimal. Tim Teknis Daerah dapat diminta

pula bantuannya untuk memberikan data dan fasilitas lainnya guna

mendukung kelancaran kerja sejauh tidak membutuhkan biaya.

5.3 Susunan Tenaga Ahli

Untuk mencapai tujuan perencanaan seperti yang diuraikan pada bab

sebelumnya, maka sudah seharusnya disediakan tim ahli yang

menguasai bidangnya untuk menangani pekerjaan. Konsultan harus

membentuk Tim untuk menyusun pekerjaan, secara fungsional dapat

langsung berhubungan dengan pemberi tugas untuk menyelesaikan

rencana tersebut. Tim penyusun pekerjaan adalah merupakan

gabungan dari berbagai keahlian minimal meliputi bidang keahlian

sebagai berikut :

1. Perencana Wilayah (Team Leader)

Bertanggung jawab sebagai koordinator pelaksana pekerjaan.

Bertanggung jawab langsung terhadap kelancaran pelaksanaan

penanganan proyek baik secara administrasi maupun teknis.

Mengkoordinir pekerjaan masing-masing staf ahli sehingga dapat

menjaga sinkronisasi pekerjaan.

Mengarahkan dan mempersiapkan program kerja.

Bertanggung jawab atas kerangka laporan yang akan diserahkan.

Mengevaluasi analisa yang telah dibuat anggota tim.

Bertanggung jawab atas bidang keahliannya.

35

Laporan Pendahuluan

2. Perencana Kota

Mengevaluasi rencana kebijaksanaan pembangunan.

Mengevaluasi studi perencanaan terdahulu.

Mengidentifikasi struktur rencana.

Menganalisis sektor-sektor kegiatan rencana.

3. Ahli Teknik Penyehatan Lingkungan

Menganalisis aspek-aspek lingkungan, kondisi lingkungan, polusi

lingkungan dan sebagainya.

4. Ahli Geodesi/pemetaan

Melakukan interpretasi foto udara.

Melakukan pengukuran teristris.

Meneliti & menganalisis bentuk permukaaan lahan kota.

5. Ahli Prasarana Kota

Menganalisis kemampuan penyediaan air bersih, sistem saluran

pembuangan dan sampah.

Merencanakan distribusi jaringan saluran air bersih, air kotor dan

sampah.

Menganalisis sistem pembuangan air kotor, drainase dan sampah.

6. Ahli Sipil/Transportasi

Mengevaluasi kebijaksanaan transportasi lokal/ regional

Megevaluasi pola dan sistem jaringan jalan dan transportasi lokal/

regional.

36

Laporan Pendahuluan

Merencanakan sistem transportasi wilayah perencanaan.

Mengidentifikasi jaringan jalan yang meliputi fungsi setiap

penggunaan jalan, wewenang pengelolaan jalan, kondisi jalan serta

mengenali arus lalu- lintas.

7. Ahli Geografi

Mengkaji kebiasan dan budaya masyarakat setempat.

Mengkaji aspek-aspek yang berkaitan dengan geografi wilayah

perencanaan.

Menganalisis dampak sosial dari kegiatan pembangunan fisik.

Memberikan masukan sosial budaya untuk dijadikan pertimbangan

dalam menyusun konsep perencanaan.

8. Ahli Ekonomi Pembangunan

Mengkaji kemampuan keuangan daerah

Mengkaji sektor ekonomi potensial

9. Assisten Ahli dan Tenaga Pendukung

Assisten ahli perencana wilayah/ kota

Assisten Teknik Lingkungan

Assisten Urban Design

Assisten Transportasi

Assisten Geodesi/ Pemetaan

Surveyor

Drafter Cad

Operator komputer

Sekretaris

37

Laporan Pendahuluan

5.4 Sistem Pelaporan

Sistem pelaporan untuk pekerjaan Rencana Tata Ruang Kawasan Pulau

Numfor dan RDTRK Ibukota Distrik Numfor Barat dan Timur yang harus

disiapkan oleh pihak Konsultan pada prinsipnya terdiri dari 4 (empat)

jenis laporan, yang antara lain adalah sebagai berikut :

a) Laporan Pendahuluan, memuat persepsi/ pemahaman terhadap

lingkup pekerjaan, pengenalan rona awal wilayah studi, Issue pokok

pengembangan kawasan, metoda pendekatan, organisasi

penanganan, rencana kerja, dilampiri dengan daftar isian survai,

daftar pertanyaan dan perlengkapan lainnya.

b) Laporan Antara, berupa Laporan Fakta dan Analisis. Laporan ini

menuangkan arahan kebijaksanaan, rona kawasan, analisis

kawasan, potensi dan kendala pengembagan, kebutuhan dan

pengembangan.

c) Laporan Akhir Sementara, merupakan Rancangan Tata Ruang yang

diterapkan pada kawasan perencanaan,yaitu:

Arahan kebijaksanaan.

Strategi dan konsep pengembangan.

Rencana struktur tata ruang.

Rencana alokasi pemanfaatan ruang.

Rencana prasarana dan sarana.

Rencana pengaturan bangunan.

Rencana program pengembangan.

d) Laporan Akhir yang memuat penyempurnaan rencana yang telah

disusun pada laporan akhir sementara, dengan yang telah

38

Laporan Pendahuluan

dirumuskan dalam forum seminar yang memasukkan semua input

rencana.

5.5 Teknik Penyajian

Teknik penyajian dalam penyusunan laporan hendaknya mengikuti

ketentuan sebagai berikut :

a) Pengetikan 2 spasi dengan kertas HVS polos.

b) Ukuran kertas.

Pada Laporan Pendahuluan judul buku tertulis Laporan

Pendahuluan, berukuran A4 dengan jumlah 20 buku.

Pada Laporan Antara judul buku tertulis Laporan Fakta dan

Analisis, berukuran A4 dengan jumlah 20 buku.

Pada Laporan Akhir Sementara, judul buku tertulis Rancangan

Rencana, berukuran A4 sebanyak 30 buku.

Pada Laporan Akhir, judul buku tertulis Rencana, berukuran A4

dengan jumlah 30 buku.

Pada Buku Ringkasan, judul buku tertulis Ringkasan Eksekutif,

berukuran A4 dengan jumlah 30 buku.

Album Peta Rencana dengan jumlah 5 buku, yang semuanya

dicetak warna, skala peta rencana 1:50.000 s/d 1 : 5.000. Album

peta merupakan kelengkapan yang tidak terpisahkan dari Buku

Laporan Akhir yang memuat peta rencana dan peta tematik

penting lainnya, diserahkan bersama Buku Laporan Akhir. Album

peta sekurang-kurangnya memuat peta orientasi, penggunaan

tanah, rencana struktur tata ruang, rencana blok peruntukan,

rencana prasarana dan sarana.

39

Laporan Pendahuluan

5.6 Pelaksanaan Pekerjaan

Pekerjaan harus diselesaikan selama 165 hari kelender atau ± 5,5

bulan. Lihat Tabel 5.1 dan 5.2.

TABEL 5.1JADUAL PEKERJAAN

No. Uraian B u l a n Ke-

1 2 3 4 5 6

1. Laporan Pendahuluan O

O Gambaran Umum Wilayah

Perencanaan

O

O Lingkup Materi Pekerjaan O

O Metodologi O

O Organisasi Pelaksanaan Pekerjaan O

2. Fakta dan Analisa O O O

O Kebijaksanaan Tata Ruang O

O Kajian Pulau Numfor O

O Kajian Kota Kecamatan Numfor Timur O

3. Rancangan Rencana O O O

O Pertimbangan Umum Perencanaan O

O Rencana Tata Ruang Kaw. Pulau

Numfor

O

O RDTRK Ibukota Kecamatan Numfor

Timur

O O

O RDTRK Ibukota Kecamatan Numfor O

40

Laporan Pendahuluan

Barat

O Indikasi Program Pembangunan O

4. Pembahasan Draft Rencana O

5. Rencana + Album Peta O O

TABEL 5.2JADUAL ALOKASI TENAGA AHLI

No. Uraian B u l a n Ke-

1 2 3 4 5 6

1. Ahli Perenc. Wil. Dan

Kota

O O O O O O

2. Ahli Perencanaan Kota O O O O O O

3. Ahli Teknik Lingkungan O O O O O O

4. Ahli Teknik Sipil O O O O O O

5. Ahli Teknik Geodesi O O O O

6. Ahli Prasarana Kota O O O O

7. Ahli Transportasi O O O O

8. Ahli Geografi O O O O

9. Ahli Ekonomi

Pembangunan

O O O O

41