lansai #3, februari-april 2013

36
Buletin Caturwulan LPMI Bandung Februari–Mei 2013

Upload: lpmi-bandung

Post on 08-Mar-2016

233 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

Buletin caturwulan LPMI Bandung

TRANSCRIPT

Page 1: Lansai #3, Februari-April 2013

Buletin Caturwulan LPMI Bandung Februari–Mei 2013

Page 2: Lansai #3, Februari-April 2013

Semangat regenerasi! Tidak ada yang lebih indah daripada melihat orang yang lebih muda dariku akan tumbuh lebih hebat dari angkatan kami!

Demikian, walaupun buletin ini merupakan buletin terakhir dalam kepengurusan kami, kelak akan ada tangan-tangan baru yang akan melanjutkan tulisan di buletin-buletin yang akan terbit selanjutnya.

Walaupun telah melewati berbagai macam keadaan, kami tetap bersyukur dan tidak khawatir dengan masa depan pelayanan kami karena pasti ada orang-orang yang telah Tuhan tentukan kelak akan melanjutkan semangat gerakan ini—siapapun mereka yang tergerak hatinya untuk LPMI.

Semoga juga melalui bakat yang Tuhan berikan pada kita masing-masing, kita dapat memberi warna pada LPMI ini, mungkin salah satunya juga untuk memberikan tulisan-tulisan kita di buletin ini agar tetap berjalan.

Demikian aku tutup sambutan ini dengan seruan, “Jangan pernah menyerah!”

Ketua Thiners 2011/2012LPMI Bandung

Ricky Andrian TampubolonTeknik Geologi ITB ‘09

Sambutan THINERS

Lansai LPMI Bandung2

Pengantar

02 Sambutan Thiners03 Sedikit tentang visi05 metamorphosia camp09 Stop out 201310 kesaksian penginjilan - Ricky14 Dimuridkan, pentng gak sih?16 tuhan adalah programmer sejati

18 resensi film - fireproof (2008)19 pembentukan karakter melalui pemuridan21 Kesaksian - Danitie claudia 24 Kesaksian - CLAUDY SONLY DANIEL26 keluarga pa - shiny sunny bright28 pemimpin pilihan tuhan31 laporan kegiatan thiners

Daftar Isi

Page 3: Lansai #3, Februari-April 2013

SEDIKIT TENTANG VISISEDIKIT TENTANG VISIBagi anggota LPMI, siapa yang tidak tahu tentang visi LPMI. Bagi yang belum pernah tau apa visi LPMI, ini dia visi LPMI:

Building spiritual movement everywhere until everyone knows someone who truly follows Jesus.

Februari-Mei 2013 3

Wah keren banget ya! Nah, sebenarnya visi LPMI ini ga jauh-jauh dari perintah yang Tuhan Yesus berikan loh. Visi LPMI ini mendukung dalam penggenapan Amanat Agung dari Tuhan Yesus yang tertera pada kitab Matius 28:18-20, yang berbunyi demikian:

Yesus mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa

di sorga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."

Baiklah, yok kita telusuri satu persatu!

Pergerakan

Page 4: Lansai #3, Februari-April 2013

Kenapa yang dipakai adalah kata building bukan making? Nah, menurut penulis pribadi, kata building artinya membangun yang biasa dipakai juga dalam kalimat “membangun rumah” atau sejenisnya. Hal itu agar kita membangun suatu pergerakan yang kokoh dan butuh fondasi yang kuat untuk melakukannya. Tentunya fondasi itu adalah iman kepada Tuhan Yesus.

Lalu, spiritual movement—gerakan yang harus dibangun—bukanlah gerakan biasa melainkan gerakan rohani yang di dalamnya ada kuasa Roh Kudus. Jadi, untuk membangun gerakan ini kita tidak dapat mengandalkan kekauatan sendiri. Kita perlu meminta bantuan Roh Kudus.

Untuk terciptanya sebuah gerakan, diperlukan pemimpin yang memprakarsai gerakan tersebut. Begitu juga dengan sebuah gerakan rohani yang perlu pemimpin rohani. Setiap anggota LPMI semestinya adalah sosok pemimpin rohani. Jangan pernah mengotak-ngotakkan antara pemimpin rohani dengan pemimpin duniawi, sebab pada hakikatnya pemimpin yang ada di dunia ini seharusnya adalah pemimpin rohani yang taat kepada Tuhan. Setiap orang yang percaya dan taat kepada Tuhan pasti sudah diberikan Tuhan kemampuan untuk jadi pemimpin dan Tuhan pasti memampukannya.

“...TUHAN akan mengangkat engkau menjadi kepala dan bukan menjadi ekor, engkau akan tetap naik dan bukan turun, apabila engkau mendengarkan perintah TUHAN, Allahmu, yang kusampaikan pada hari ini kaulakukan dengan setia...”Ulangan 28:13

“...Yesus mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi...”

Matius 28:18

Dan pergerakan ini dibangun di mana saja kita berada sehingga seluruh bangsa menjadi murid Tuhan dan seluruh bumi penuh dengan kemuliaan-Nya. Wah berat sekali ya kedengarannya? Walau begitu, kita bisa mulai dari diri kita sendiri dalam segala aspek kehidupan kita.

“...Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,...”Matius 28:19

Sampai kapan kita harus membangun pergerakan ini? Jika melihat kalimat terakhir dari visi LPMI ini dan melihat jumlah manusia di bumi yang terus bertambah dan mengalami regenerasi terus menerus, maka kita harus setia membangun gerakan ini secara terus menerus pula. Yang menjadi pusat dari semuanya ini tentu saja sosok pribadi Yesus. Dengan demikian, setiap anggota LPMI sudah sewajibnya menjadikan Tuhan Yesus sebagai fokus dalam hidupnya. Semuanya ini kita lakukan bukan untuk kemuliaan kita sendiri melainkan untuk kemuliaan Tuhan.

“...Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil...”Yohanes 3:30

“...Aku menjawab: Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah...”1 Korintus 10:3

Semoga setiap anggota LPMI dapat menghidup visi LPMI ini. Tuhan memberkati.Soli Deo gloria!

Until Everyone Knows SomeoneWho Truly Follows Jesus

Building SpiritualMovement Everywhere

Lansai LPMI Bandung4

Page 5: Lansai #3, Februari-April 2013

“Are You a Crusader?”“Ain’t Nobody Got Time For Dat!”Saat semua orang bersama keluarganya merayakan Natal bersama-sama dengan pergi pagi-pagi benar ke gereja pada tanggal 25 Desember, saya dan keluarga saya pergi ke bandara Soekarno Hatta. Pada hari Natal tersebut, saya akan memulai perjalanan ke Singapura bersama beberapa delegasi dari Indonesia untuk mengikuti Metamorphosis Camp yang diadakan Singapore Campus Crusade For Christ—“LPMI” Singapura.

Nadia Charissa

Injil yang Menggerakkan

Februari-Mei 2013 5

Apa saja yang saya lakukan selama Metamorphosis Camp ini? Sesuai dengan visi “spiritual movements everywhere until everyone knows someone who truly follows Jesus”, tema yang diusung oleh acara ini pun tetap untuk memfasilitasi kita untuk bergerak yakni “The Gospel That Propels”—Injil yang Menggerakkan, diambil dari surat Roma 1:16 (NIV) “I am not ashamed of the gospel, because it is the power of God for the salvation of everyone who believes: first for the Jew, then for the Gentile”.

Ayat Roma 1:16 tersebut menusuk hati saya dengan “I am not ashamed of the gospel”—saya tidak malu terhadap injil. Tidak jarang saya takut dan malu dalam memberitakan Injil karena dengan alasan-alasan seperti “waktunya tidak tepat” atau

“aku belum siap”, bahkan “buat apa membagikannya”. Selama acara ini, dibukakan kenyataan menarik bahwa bukan hanya saya yang mengalami stagnansi dalam pergerakan karena malu-malu dan takut membagikan injil, melainkan juga teman-teman dari seluruh kampus di Singapura seperti NTU dan NUS. Saat itu saya—dan Roy, delegasi dari Universitas Indonesia—bergabung dengan teman-teman dari Nanyang Technological University (NTU) untuk menceritakan pergerakan di kampus tempat kami berkecimpung sekarang.

Pergerakan yang saya lakukan di kampus ITB ini mungkin masih sangat sederhana dan nyaman, berbeda dengan perjuangan Roy di Universitas Indonesia. Roy dan teman-temannya di LPMI Depok harus melakukan usaha luar biasa keras untuk bergerak dan berdampak—penginjilan dan

Kegiatan

Page 6: Lansai #3, Februari-April 2013

Neurotic Nadka (left) with the Righteous Roy and the Caring

Crystal.

Lansai LPMI Bandung6

pemuridan. Bukan, penjangkauan murid-murid baru bukanlah perkara yang sesederhana menjadi mentor PMB. Untuk diketahui, total anggota aktif LPMI di UI mungkin hanya sekitar 30 orang (total dari semua angkatan) dan untuk menjangkau ribuan orang Kristen di kampus besar itu bukan pekerjaan yang mudah jika LPMI di Depok sendiri tidak disokong oleh persekutuan Kristen di Universitas Indonesia. Satu-satunya harapan Roy adalah untuk tetap berpegang pada dasar yang sesungguhnya yaitu Injil. Injil yang ingin dibagikan, dan Injil pula yang menjadi penggerak. Kabar Baik akan keselamatan, keselamatan yang akan mengembalikan keintiman kita dengan Bapa.

Mendengar segala kesulitan Roy, saya dan teman-teman dari NTU menyadari betapa kami diberkati untuk memberitakan Injil. Di ITB, kita begitu diberkati dengan lingkungan yang mendukung, akses yang mudah ke murid-murid baru, visi yang dimiliki PMK untuk memuridkan semakin banyak orang Kristen. Kita terlalu aman, pikir saya saat itu, padahal perjuangan untuk memenangkan jiwa bukan proses yang santai. “Tidak ada ‘melahirkan’ yang tidak sakit”, kata seorang abang yang saya kenal. Proses kita untuk memperjuangkan seseorang hingga benar-benar menerima Kristus dan pada akhirnya mengalami hidup baru akan sangat sulit, siapkah saya? Siapkah Anda? Siapkah kita?

Page 7: Lansai #3, Februari-April 2013

Hal yang menarik yang tidak saya sadari—kadang saya bisa sebodoh itu—adalah bahwa dalam Kristus bukan hanya terjadi pemulihan, namun juga pertobatan.

Tiga hari paling berharga

Februari-Mei 2013 7

.

Kegiatan yang kami lakukan sepanjang Metamorphosis ini sangat menarik tanpa mengurangi esensi dari tujuan acara ini yaitu, penjangkauan di berbagai bangsa semakin terjadi. Setiap orang didorong untuk mengikuti short mission trip—perjalanan misi jangka pendek—pada liburan tengah tahun pada negara-negara berkembang seperti Thailand, Vietnam, Uzbekistan maupun negara-negara maju seperti Jepang dan Australia. Kegiatan pemberlengkapan untuk penjangkauan ini ada bermacam-macam, misalnya pada hari pertama, kami langsung disambut dengan 70's night. 70's Night adalah acara ketika semua orang memakai kostum namun ternyata acara tersebut penuh kuis akan sejarah Campus Crusade for Christ (CCC). Siapa pendiri CCC? Sudah berapa orang yang CCC ‘menangkan’? Bagaimana perjuangan murid-murid CCC pertama di Singapura? Perjuangan staf-staf pendahulu sangat menjadi inspirasi bagi tiap peserta, apalagi karena dibawakan dengan sangat menarik melalui video.

Pada hari kedua pun, ada hal menarik yaitu pos berdoa. Setiap kelompok mendapatkan instruksi untuk berkeliling ke lima pos dan di tiap pos terdapat informasi tentang tiga negara dan permainan untuk menyusun kata. Kata-kata yang disusun ialah isu-isu yang sedang terjadi di negara-negara tersebut. Isu-isu inilah yang didoakan pada akhir permainan, seperti di pos Vietnam kami mendoakan isu korupsi, kapitalisme dan perjudian, sementara di pos Mongolia kami mendoakan tentang betapa bebasnya alkohol di negara tersebut.

Dari semua hal-hal yang menarik di acara ini, saya mau menyoroti dua sesi paling menarik yaitu sesi workshop. Jika LPMI Bandung—khususnya ITB—memiliki ‘Kelas Kecil’, acara ini pun juga memiliki sesi workshop yang diperuntukkan untuk kelompok kecil sekitar 20-40 orang.

Pada Metamorphosis ini, terdapat lima workshop dan setiap peserta dapat memilih dua di antaranya. Saya saat itu memilih ‘The Essence of The Gospel”—Esensi dari Injil—serta “The X Factor”—Faktor X. Sepeti namanya, “The Essence of The Gospel” menceritakan tentang inti dari Injil yang terdiri dari empat unsur yaitu Allah Bapa, Dosa, Yesus dan Respon. Hal yang menarik yang tidak saya sadari—kadang saya bisa sebodoh itu—adalah bahwa dalam Kristus bukan hanya terjadi pemulihan, namun juga pertobatan. Pertobatan inilah yang mengembalikan kita kepada Bapa yang selama ini sesungguhnya mengharapkan kita untuk ‘pulang’.

Workshop ‘The X Factor’ adalah suatu kelas untuk orang-orang yang mempertanyakan rahasia untuk mencapai kehidupan Kristiani yang penuh makna—termasuk saya—yakni melalui Roh Kudus yang ada di dalam kita. Roh Kudus, seperti yang dijelaskan pada workshop ini, akan membantu kita untuk : (1) memaafkan orang lain dan menerima diri sendiri, (2) membebaskan kita semua dari jeratan masa lalu serta ketakutan dan kehilangan pengharapan, (3) memperkuat iman dalam menjadi saksi Kristus (4) menjadi seorang Kristen yang penuh dengan buah Roh.

Page 8: Lansai #3, Februari-April 2013

Workshop ini menjadi jawaban bagi saya yang tidak bisa menjawab pertanyaan, “bagaimana kamu bisa terlihat begitu bahagia ketika membicarakan Tuhan?” Tidak sedikit orang yang bertanya hal itu pada saya, dan sesungguhnya hingga saat workshop ‘The X Factor’ saya tidak bisa menjawab hal itu. Saya tidak pernah tahu bahwa Roh Kudus selama ini berdiam dalam saya—iya, agak bodoh, sih.

Pada hari terakhir Metamorphosis, ada suatu sesi menarik yaitu “Project X”, suatu tantangan bagi seluruh peserta untuk menginjili dengan berbagai macam metode. Metode yang ditawarkan ialah melakukan penginjilan melalui : pertandingan olahraga, menonton drama musikal, membersihkan apartemen para lansia, serta percakapan online. Saya memilih percakapan online atau online evangelism sebagai sarana untuk menginjili. Saat itu dari tujuh orang yang saya ajak bercakap-cakap, dua di antaranya masuk ke dalam spiritual conversation—percakapan rohani. Saya

mulai mengetahui pendapat teman-teman saya yang kebetulan non-Kristen tentang Alkitab, tentang pencarian mereka terhadap Tuhan yang esa dan cara penyembahan yang berbeda-beda..

Saya, secara pribadi belajar banyak dan semakin dikuatkan untuk melakukan tugas kita sebagai murid Kristus yaitu penginjilan dan pemuridan melalui Metamorphosis Camp ini. Pertanyaan ‘Are you a crusader?’ yang sebelumnya mungkin saya jawab dengan ‘Ain’t nobody got time for that’—oke, mungkin tidak separah itu, tapi saya berusaha memasukkan lelucon 9Gag ke artikel ini—semakin terkikis menjadi ‘Yes, Lord’.

*) Mohon diingat ‘crusader’ di sini tidak ada hubungannya dengan perang Salib yang penuh kekerasan dan pertumpahan darah namun menusuk dan menginvasi dosa dengan kasih Kristus lewat berita akan darah-Nya yang mahal bagi bangsa-bangsa sesuai dengan Amanat Agung.

The lovely people from NTU with their 70’s costumes.

Lansai LPMI Bandung8

Page 9: Lansai #3, Februari-April 2013

STOP OUT 2013:

BERBAGI KARYA, KASIH, dAN KABAR BAIKBerawal dari kepenuhan sukacita karena telah dikasihi dan kesadaran bahwa Tuhan menghendaki pemberitaan Injil ke seluruh bangsa, tanggal 15-18 Januari 2013 yang lalu, LPMI Bandung mengadakan STOPOUT dengan tema Berbagi 3K : Kasih, Karya, dan Kabar Baik. Acara yang diikuti oleh 23 orang dari berbagai angkatan ini dilaksanakan di Desa Dawung Sari, Cilawu, Garut. Acara ini bertujuan untuk merealisasikan semangat berbagi kasih dalam berbagai bentuk kegiatan dan khususnya pengabaran Injil. Apa saja sih yang dilakukan di STOPOUT 2012 ini? Yuk, simak!

Februari-Mei 2013 9

1. Pembuatan kompor biogasSebagai aplikasi dari pengetahuan yang telah didapatkan di bangku kuliah dan melihat potensi desa Dawung Sari yang memiliki ketersediaan kotoran sapi dari perternakan yang cukup melimpah, peserta STOPOUT mencoba membuat kompor dengan bahan bakar biogas.

Kegiatan diawali dengan pembuatan alat yang terdiri dari drum, selang, keran gas, dan bubur campuran kotoran sapi dan air dilanjutkan sesi presentasi oleh Elisa dan Nadia di kediaman Kades Dawung Sari dan proses pembuatan biogas. Proses pembuatan biogas sederhana dari kotoran sapi berhasil dilakukan dengan sangat antusias oleh para perangkat desa dan ketua RW Desa Dawung Sari.

Hasil dari kegiatan ini berupa seperangkat alat penghasil biogas yang terhubung pada kompor gas di rumah Kepala Desa.

2. Science day Kegiatan yang dinamakan Science Day ini sebenarnya merupakan demonstrasi percobaan sains sederhana dengan menggunakan bahan-bahan yang mudah didapatkan. Kegiatan ini diikuti oleh siswa kelas 4 sampai kelas 6 di SD.

Kegiatan

Page 10: Lansai #3, Februari-April 2013

Lansai LPMI Bandung10

Percobaan sains yang didemonstrasikan sebanyak 6 percobaan, yakni Mengambil Koin dalam Genangan Air Tanpa Membasahi Tangan, Membakar Kertas Tanpa Hangus, Menulis Pesan Rahasia dengan Jeruk Nipis, Simulasi Pusaran Air, Kromatografi Warna, dan Mengembungkan Balon Tanpa Meniup.

Walaupun waktu yang dihabiskan untuk melakukan percobaan cukup lama, anak-anak yang mengikuti kegiatan ini tidak terlihat bosan sampai percobaan akhir bahkan saling mendahului dalam menjawab pertanyaan kuis seputar percobaan yang diberikan di akhir kegiatan. Yang diharapkan dari kegiatan ini adalah agar anak-anak memandang kegiatan belajar yang menyenangkan dan mengundang rasa ingin tau.

3. BerkebunKegiatan berkebun dilakukan di perkebunan teh di kaki gunung Cilawu selama kurang lebih 2 jam. kegiatan ini dipilih karena dalam pertengahan bulan Januari, perkebunan di Desa Cilawu sedang panen. Dalam kegiatan ini, para peserta STOP OUT membantu pekerja perkebunan memetik teh serta hasil kebun yang lain.

4. Pembagian sembakoSembako dibagikan kepada masing-masing 16 kepala keluarga warga di tujuh RW di Desa Dawung Sari. Sembako yang dibagikan berupa 3 kg beras, 1 kg gula pasir, dan 1 liter minyak goreng.

Data warga yang memperoleh sembako diperoleh dari kerjasama dengann perangkat RW yang telah memiliki daftar keluarga yang layak mendapatkan sembako.

5. Pengobatan gratis

Dengan fasilitas 1 dokter gigi, 3 dokter umum, 1 apoteker dan beberapa staf LPMI Bandung, pengobatan gratis yang diselenggarakan di Balai Desa telah

Page 11: Lansai #3, Februari-April 2013

mengobati lebih dari 80 warga desa. Kegiatan ini meliputi pemeriksaan kesehatan, pemeriksaan dan pencabutan gigi, serta pembagian obat.

6. Pembangunan perpustakaanKegiatan ini dimulai dengan pengumpulan buku-buku sumbangan, dilanjutkan dengan penyortiran buku-buku sesuai sasaran sumbangan yakni siswa SD dan SMP di Desa Dawung Sari.

Selanjutnya peserta STOP OUT membersihkan rak buku yang telah tersedia di ruang kelas 6 SD Dawungsari yang sekaligus dijadikan semacam perustakan kecil di sekolah tersebut. Tidak lupa, ruangan perpustakaan kecil diperindah dengan melapisi dinding ruangan dengan cat baru dan kata-kata motivasi untuk membaca.

7. Berbagi cerita dan InjilLast but not least, kegiatan berbagi cerita dan Injil sebenarnya dilakukan melalui seluruh rangkaian kegiatan. Di sela-sela waktu kegiatan, di waktu makan bersama keluarga yang ditempati masing-masing peserta, dan di saat santai sore dengan bermain voli bersama. Mendengar cerita dan keluhan dari orang yang berbeda-beda selama kegiatan ini membuat rasa syukur, terbeban untuk mengasihi, semangat untuk berbagi, dan terutama kerinduan untuk membagi Injil membucah silih berganti menjadi pengalaman yang sulit ditemukan di tengah kesibukan hari-hari.

Pengalaman berbagi Injil yang dilakukan selama rangkaian kegiatan STOP OUT ini bisa disimak di rubrik PI di halaman…

Mengisi kehidupan dengan berusaha memperlengkapi diri dengan pengenalan akan Tuhan adalah hal yang baik. Namun alangkah sungguh baik, jika pengenalan akan Tuhan membawa kita semakin memahami bahwa mengasihi Tuhan tanpa mengasihi sesama, dan sebaliknya, adalah kekeliruan dalam menghidupi panggilan.

“Aku tahu, bahwa Tuhan akan memberikan keadilan kepada orang tertindas, dan membela perkara orang miskin”Mazmur 140 : 13

Sampai jumpa di STOP OUT 2014 !

Februari-Mei 2013 11

Page 12: Lansai #3, Februari-April 2013

Kesaksian Pengabaran Injil

ricky ANDRIAN

Lansai LPMI Bandung12

Bagiku, tidak ada yang lebih menarik dari mendengar pengalaman manusia. Tuhan membentuk kita lewat perjalanan hidup kita, dan semuanya unik.

Begitu pula ketika melihat seorang bapak pengurus Desa Dawungsari ini, Pak Elisari Zebua. Dia berasal dari Nias. Ya, Nias! Biasanya merupakan kampung orang Batak. “Lah kok dia sekarang di sini, ya? Jauh benar ini merantaunya,” pikirku. Dia begitu ramah, umurnya masih muda, dan sudah lancar berbahasa Sunda.

Kucari-cari waktuku untuk bisa bicara dengannya. Saat itu merupakan pengobatan gratis. Bapak itu duduk bertiga dengan 2 perangkat desa lainnya. Aku datang, duduk, dan berbicara di antara mereka. Bincang itu begitu lama sampai keasyikan dan akhirnya terucap kata-kata, ”Pak! Sebenarnya saya yakin hanya Kristus jalan satu-satunya keselamatan, Bapak percaya?” Seseorang kemudian terdengar menyahut. Ternyata Pak Elisari Zebua-lah yang saat itu pertama menyahut, ”Wah itu susah, Pak. Semua agama toh pasti akan

Pengabaran

Page 13: Lansai #3, Februari-April 2013

memiliki tujuan yang sama.” Menarik. Aku tahan percakapan tentang Kristus setelah itu.

Malam-malam kuajak dia bertemu, berdua duduk di saung di samping rumah kepunyaan mertuanya. Suasananya santai, kami minum kopi sambil makan wajit buatan keluarganya. Kami kemudian bercerita-cerita tentang pengalamannya. Ternyata memang hidupnya cukup sulit. Merantau ke Jakarta dari Nias tanpa kenalan seorang pun, pindah kerja sana-sini, saat itu pun gejolak reformasi karena turunnya Soeharto masih terasa. Dia cerita juga bagaimana dia pindah agama dari Kristen Katolik jadi Kristen Protestan, lalu menjadi Islam, keagamaannya kemudian dikukuhkan lewat pernikahan dengan wanita Sunda asal Dawungsari yang masih berstatus murid SMA.

Kulihat sudah cukup malam dan tinggal bunyi tonggeret yang terdengar. “Sudah saatnya mengatakannya,” pikirku. Akhirnya aku masuk dalam kesaksian hidupku dan bagaimana Kristus bekerja dalam segala hal. Masuk lagi ke materi 4 Hukum Rohani yang kusampaikan secara verbal. Yang pertama, Tuhan punya rencana indah bagi semua orang, tidak ada masalah. Yang kedua, Dosa yang merusak persekutuan dengan Tuhan, sedikit masalah, karena dia berpikir dosa tersebut dapat “ditambal” dengan perbuatan baik. Kujelaskan tentang Adam dan Hawa yang hanya makan buah langsung dikeluarkan dari Firdaus. Dosa yang kecil sekalipun tidak dapat dipersatukan dengan Tuhan yang Maha Kudus. Lalu, masuk ke bagian yang tersulit, tentang Yesus.

Pengalaman PI di himpunan dan ke teman-teman lainnya untuk menjelaskan Yesus adalah Juruselamat memang selalu bagian yang tersulit bagiku. Kadang harus berdialektika menggunakan pendekatan doktrinal. Hal demikian tidak mungkin

kulakukan pada bapak ini. Berbeda orang berbeda metodenya. Yesus pun mengajarkan kita untuk tidak terkungkung dalam metode.

Kulakukan saja dengan mulai bersaksi tentang hidupku, sedikit bercerita tentang Alkitab, lagipula dia dulu pernah beragama Kristen. Akhirnya dia mengert. Kulihat matanya berkaca-kaca. Percakapan lebih jauh hanya akan membuat hatinya perih karena dia tahu dia tidak dapat semudah itu meninggalkan status keagamaannya dan menjadi satu-satunya Kristen di Dawungsari. Bagaimana dengan keluarganya? Bagaimana dengan pekerjaannya? Sampai dia bertanya, “Kalau Bapak jadi saya, apa yang bapak lakukan?” Sulit pasti, pikirku. Kutahan sampai sana.

Kemudian kuminta saja nomor ponsel dan alamat Facebook-nya. Orang seperti ini tidak mungkin diselesaikan pengertiannya dalam satu malam, jadi dia butuh untuk dimentor lebih lanjut.

Kulirik jam di ponselku. Waktu itu sudah menunjukkan hampir jam 11 malam. Ternyata sudah lebih dari dua jam kami berbincang-bincang. Sudah cukup, akhirnya aku tutup dalam doa.

“Pak, kudoakan ya!” akumengajaknya untuk berdoa bersama.

Kami mulai berdoa, sesaat sebelum memulai berdoa aku lihat tangannya terlipat dan kepala menunduk, dia ternyata ikut berdoa. Di luar dugaan.

Akhirnya aku tutup juga doanya dalam nama Yesus Kristus. Matanya sudah berkaca-kaca, aku pun turut sedih.

Ya, memang bersyukurlah mereka yang mendengar dan percaya dengan Injil dan berbahagialah mereka yang memberitakannya.

Februari-Mei 2013 13

Page 14: Lansai #3, Februari-April 2013

Dimuridkan,Penting Gak Sih?oleh Hanary Gaby Jessica Sianipar

Lansai LPMI Bandung14

Pertanyaan di atas mungkin menjadi salah satu hal yang ditanyakan mahasiswa Kristen di tahun pertamanya. Tak terkecuali saya. Soal memberi diri untuk dimuridkan menjadi sesuatu yang agak membingungkan untuk diputuskan oleh mahasiswa baru pada umumnya. Nah, di artikel pemuridan kali ini, akan dibahas mengenai pentingnya dimuridkan. Yuk, kita sama-sama gali apa kata Alkitab mengenai pentingnya dimuridkan.

Kita mulai pembahasan ini dari kitab paling pertama, yakni kitab Kejadian. Ketika Allah menciptakan manusia, Ia mempunyai maksud tertentu. Untuk mewujudkan maksud Allah, Ia memberikan perintah pada manusia. Kejadian :28 mencatat perintah Allah yang pertama untuk manusia pada awal penciptaan manusia, yang kemudian dikenal sebagai Mandat Budaya.

Allah memberkati mereka, lalu berfirman pada mereka: “Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi. “

Perintah pertama Tuhan kepada manusia adalah memenuhi bumi dan menaklukannya. Lalu, yang perlu dicermati selanjutnya adalah hal yang mendasari perintah itu. Mengapa Tuhan ingin manusia memenuhi bumi dan berkuasa atasnya? Mari kita bahas.

Manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah; Berfirmanlah Allah, “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita,…” (Kejadian 1:26).

Dari sini, kita bisa mengetahui bahwa melalui penciptaan manusia, Allah bertujuan menjadikan bumi penuh dengan kemuliaan-Nya ketika bumi penuh dengan dan dikuasai oleh manusia yang merupakan gambar dan rupa-Nya.Namun pada kenyataannya, manusia tidak bisa mewujudkan tujuan ini dikarenakan dosa. Dosa mengikat manusia sehingga ia tidak bisa lepas dari perbuatan yang menyimpang dari kehendak Allah. Ketika manusia berdosa, ia sedang diperbudak oleh macam-macam keinginan jahat (Roma 6:20, 7:14-25).

Ketika seseorang menjadi budak, yang dilakukannya adalah melakukan perintah majikannya dengan taat tanpa mampu melawan. Manusia tidak berdaya untuk melawan dosa dengan kekuatannya. Berangkat dari keadaan inilah, perintah Tuhan kepada manusia selanjutnya muncul, yakni tertulis di Matius 28:18-20, yang berbunyi :

Kristus mendekati mereka dan berkata, “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah,

Pemuridan

Page 15: Lansai #3, Februari-April 2013

Aku menyertai kamu senantiasa sampai akhir zaman.”

Allah menghendaki murid-muridNya melakukan penginjilan dan pemuridan agar manusia di segala tempat (digambarkan dengan kata segala bangsa dalam perikop diatas) hidup dengan cara Kristus guna mencapai tujuan awal Allah, yakni menjadikan bumi penuh kemuliaan-Nya. Inisiasi Allah untuk mencapai tujuan di Matius 28:18–20 adalah dengan turun ke dunia, mengambil rupa sebagai manusia.

Kedatangan Kristus tidak hanya untuk melakukan penebusan dosa. Allah di dalam diri Kristus turun ke dunia untuk menjelaskan kebutuhan manusia akan kuasa penebusan bagi hidup manusia (Yoh 6:25-66). Kemudian, melalui hidup-Nya bersama para murid, Kristus mengajarkan hidup dalam kebenaran dan kuasa penebusan. Pengajaran Yesus mengenai hidup yang benar tentang berbagai hal dapat kita lihat di berbagai bagian Injil; Hal Berdoa di Lukas 11:1–13, Hal Kekuatiran di Matius 6:25-34, Nasihat Supaya Berjaga-jaga di Matius 24:37-44, Hal Menghakimi di Matius 7: 1-5, dan masih banyak lagi.

Sebelum melanjut ke hal yang lebih dalam, mari kita membayangkan sebuah ilustrasi. Cara yang paling baik untuk mengajarkan suatu hal adalah dengan mempraktikan secara langsung hal tersebut pada orang yang diajarkan. Misalnya, ketika seorang wanita belajar membuat kue, wanita itu akan lebih cepat mengerti ketika ada orang yang mendemonstrasikan cara membuat kue di hadapannya dibandingkan jika

wanita itu sekedar membaca buku resep. Maka, Kristus mengajarkan cara hidup dalam kuasa penebusan dengan menunjukan hidup-Nya kepada para murid. Begitu pula yang dilakukan Paulus kepada Timotius, muridnya. Paulus menunjukan cara hidupnya, pendiriannya, imannya, kesabarannya, kasih dan ketekunannya agar Timotius mengerti bagaimana hidup dalam kuasa penebusan (2 Timotius 3:10).Esensi dari menjalani pemuridan adalah belajar hidup seperti Kristus. Murid-murid Kristus bisa hidup seperti Kristus karena mereka hidup bersama Kristus. Tanpa melihat dan mengalami sendiri bagaimana hidup-Nya tidak mungkin mereka dapat hidup seperti Kristus dan berkontribusi kepada tujuan akhir Ia turun ke dunia, yakni menjadikan seluruh bangsa muridNya. Demikian pula kita, kita perlu melihat dan mengalami kehidupan seseorang yang terlebih dahulu sudah menghayati hidup seperti Kristus, yang melalui hal ini kita belajar mengubah diri secara bertahap menjadi seperti Kristus.

Menjadi penting untuk diingat, bahwa memuridkan akan membawa kita belajar hidup dalam Kristus sebagai orang-orang yang telah ditebus. Dan yang tidak kalah penting, ketika kita memuridkan, pastikan kita mengerti makna kuasa penebusan yang telah kita terima dan hidup dalam Kristus, sehingga adik-adik yang kita muridkan dapat melihat dan mengalami hidup dalam Kristus. Yesus mengatakan pula suatu perumpamaan kepada mereka,

“Dapatkah orang buta menuntun orang buta? Bukankah keduanya akan jatuh ke dalam lobang? Seorang murid tidak lebih dari pada gurunya, tetapi barangsiapa yang telah tamat pelajarannya akan sama dengan gurunya.” Lukas 6:39-40

Semoga membantu dan semakin memberi semangat untuk dimuridkan dan memuridkan!

“...memuridkan akan membawa kita belajar hidup dalam Kristus sebagai orang-orang yang telah ditebus.”

Februari-Mei 2013 15

Page 16: Lansai #3, Februari-April 2013

Tuhan adalahProgrammer SejatiSebelum aku terlahir di dunia ini,Bapa telah menyuratkan namakudi telapak tangan-Nya.

Dia menenunku di Rahim ibuku sambil tersenyum dan tertawa ”Cepatlah kau lahir sehingga kau dapat melihat betapa luas negeri Bapa-mu ini. Kamu bisa bermain sepuasmu. Kemana Engkau berlari, ke situ aku akan mengejarmu, anak-Ku.”

Seiring bertambahnya waktu, Bapa-ku mulai menangiskarena aku yang kertas putih ini mulai ditulisi oleh orang-orang,sementara hal-hal tersebut sebagian tidak berkenan di mata-Nya.

Aku berlari dari hadapan Bapa sehingga hati Bapa-ku semakin tersayat. Namun Dia bergumam, ”Kemanakah engkau dapat lari dari hadapan-Ku? Engkau boleh pergi ke mana pun di negeri Bapa-mu ini, tapi jikalau engkau terjatuh dan akhirnya terluka, datanglah kepada-Ku, anak-Ku.

Karena dunia ini jahat untuk ditapaki kakimu. Engkau juga belum sanggup memakan makanan keras.” Dan kepada Bapa-lah kemudian aku berpulang.”

oleh Febrina P. Situmorang

Lansai LPMI Bandung16

Untuk memperjelas analogi yang akan saya pergunakan di tulisan saya ini, maka saya memisalkan Tuhan adalah programmer sejati dan kita adalah program yang Dia buat. Program tersebut sedang dalam tahap debugging. Tuhan telah menciptakan begitu banyak program yang rumit, yang berbeda bagi tiap orang. Bayangkanlah berapa milyar program yang sedang di-run Tuhan kita pada saat ini. Karena banyak program yang sedang di-

run adalah sama dengan jumlah penduduk dunia saat ini.

Setiap program mengalami berbagai lika-liku yang rumit. Ada yang error kemudian diperbaiki Tuhan lagi. Anggap error adalah kesalahan kita dalam menjalani kehidupan. Bayangkan jika banyak program yang error-nya berkali-kali. Siapakah dari antara Anda yang sabar melakukan pengecekan terhadap berbagai error ini? Tapi Tuhan

Artikel

Page 17: Lansai #3, Februari-April 2013

selalu sabar. Otak Tuhan bahkan tidak akan pernah stuck seperti otak kita jika menghadapi masalah yang sudah berlilit kesana kemari layaknya benang kusut. Hebat bukan?

Untuk me-recover kita, Tuhan menambahkan sebuah fungsi yang berisi Yesus Kristus dan menghapuskan error-error kita. Dengan adanya ini, Tuhan telah menghapus setiap kesalahan kita. Sekarang Tuhan telah menyukseskan program kita dan jadilah kita sebuah software—sebut saja Micrisift Febrina. Tapi, bukankah dunia ini terus menerus berkembang? Apakah Anda tidak ingin mengalami modifikasi? Kalau anda tidak bersedia mengalami modifikasi, anda akan dengan cepat dikalahkan produk-produk lain yang lebih berkembang.

Baiklah jika anda akhirnya bersedia dimodifikasi. Tapi, Anda mau dimodifikasi oleh siapa? Apakah anda mau dimodifikasi oleh yang bukan pencipta asli Anda? Tentu saja tidak. Karena Anda seharusnya lebih mencintai dan merindukan pencipta anda lebih dari segalanya. Begitulah dengan hidup Anda di dunia. Anda telah ditebus oleh Yesus Kristus di kayu salib dan harganya begitu mahal. Apakah Anda lebih memilih untuk dimodifikasi oleh kebahagiaan duniawi dibandingkan dimodifikasi dengan jalan yang sedang direncanakan pencipta Anda untuk Anda?

Anda pastinya sudah mengalami kehidupan yang rumit sebelum Anda akhirnya dapat menerima bahwa Anda telah ditebus oleh Yesus Kristus. Terimalah bahwa Anda sekarang sudah bersih dari dosa-dosa Anda dan mulailah hidup baru. Jika anda tidak ingin tergilas oleh jaman, maka bersedialah untuk dimodifikasi oleh Bapa.

Bagaimanakah cara kita untuk dapat dimodifikasi Tuhan? Saya sendiri telah

menemukan jawabannya setelah saya mengikuti pemuridan.

Betapa bahagianya saya ketika saya akhirnya mendapatkan kakak PA dan dua saudara PA yang imut. Dari kakak PA, saya belajar untuk rajin menjalin hubungan pribadi dengan Tuhan, baik melalui doa maupun saat teduh. Karena hal itu adalah salah satu cara Tuhan untuk berbicara kepada kita.

Untuk menjadi manusia yang benar-benar mau digunakan Tuhan sepenuhnya, maka kita juga harus memahami perintah Allah. Alkitab-lah yang harus menjadi sumber belajar kita. Kakak PA saya mengingatkan bahwa kita bukan manusia sempurna yang dapat memahami isi Alkitab dengan sendirinya. Maka untuk itu, penting sekali untuk menghadiri berbagai ibadah maupun persekutuan, karena di situ saya akan dibantu memahami benar apa kehendak Bapa yang sebenarnya.

Kakak PA juga membantu saya mengalami berbagai kemajuan dalam pengembangan kehidupan rohani saya. Dengan memberikan tugas membuat buku harian kesaksian, dia mengajari saya tentang pentingnya kesaksian untuk disampaikan melalui tulisan agar ada orang yang mendengar dan akhirnya terberkati oleh tulisan itu sendiri.

Melalui pemuridan, saya semakin berserah untuk dimodifikasi oleh Bapa. Bagaimana dengan anda? Bukankah di benak anda sekarang telah tertanam motivasi untuk semakin dimodifikasi oleh Bapa? Jangan tunda niat anda itu. Jadilah software tercanggih yang Tuhan dambakan sekarang juga. Karena ibarat IP, kita semua berhak dapat nilai A, begitu jugalah kita semua boleh berlomba-lomba untuk dapat dimodifikasi menjadi software canggih oleh Tuhan, jika Tuhan menginginkannya.

Februari-Mei 2013 17

Page 18: Lansai #3, Februari-April 2013

Fireproof adalah film yang keluar pada tahun 2008 dan sebelumnya diasumsikan sebagai film tentang pemadam kebakaran yang secara heroik menyelamatkan kebakaran besar. Asumsi itu tidak sepenuhnya salah, pemadam kebakaran ini memang menyelamatkan ‘kebakaran’ dalam pernikahannya melalui tantangan yang dituliskan di buku yang diwariskan ayahnya bernama ‘The Love Dare’— Tantangan Cinta—selama 40 hari. Pernikahan yang dilukiskan pada film ini bukanlah hidup bahagia selama-lamanya seperti yang sering dilukiskan dalam kisah-kisah Disney yang delusional. Tidak, Fireproof adalah film berdasarkan realita yang terjadi mungkin di rumah kita sendiri.

Pernikahan pada suatu titik akan mencapai kejenuhan, tidak ada lagi yang bisa membuatnya bertahan jika bukan Firman itu sendiri. Terlepas dari anggapan bahwa anak-anak muda zaman sekarang sangat menginginkan menemukan pasangan

hidup dengan cepat, film ini dapat membuka mata kita betapa sulitnya pernikahan dan mendapatkan partner dan menjadi partner yang telah bertumbuh dalam Tuhan merupakan suatu karunia dari-Nya yang luar biasa.

Film ini dibintangi oleh Kirk Cameron dan Erin Bethea ini diproduksi oleh orang-orang yang juga telah memproduksi ‘Facing the Giants’, penuh dengan nilai-nilai Kristiani dan pergumulan yang nyata akan hubungan antar manusia, film ini patut ditonton untuk mengetahui pergumulan yang mungkin dilalui orangtua kita masing-masing di rumah.

Ulasan Film:

From the proDUCer ofFacing the Giants,

Fireproof(2008)

“...mendapatkan partner dan menjadi partner yang telah bertumbuh dalam Tuhan merupakan suatu karunia dari-Nya yang luar biasa.”

Lansai LPMI Bandung18

Resensi

oleh Nadia Charissa

Page 19: Lansai #3, Februari-April 2013

Pembentukan KarakterMelalui PemuridanPemuridan menjadi dasar dalam pergerakan di LPMI, tetapi sayangnya hal ini justru menjadi sesuatu yang tabu untuk dibagikan ke sesama teman yang juga melakukan pemuridan.

Sandro Priatmodjo MulyonoTeknik Perminyakan ITB ‘08

Februari-Mei 2013 19

Banyak masalah yang muncul dalam melakukan pemuridan. Beberapa upaya

dilakukan oleh pengurus guna memfasilitasi, tetapi minat dari peserta ternyata kurang, akibatnya ini menjadi masalah yang berputar-putar disitu saja. Dan untuk kali ini, saya akan membagikan sesuatu dari keluarga PA saya. Saya Sandro, seorang insinyur perminyakan, lulusan ITB 2012. Saya memiliki seorang kakak PA, dua orang saudara PA, dan tiga orang adek PA.

Menjadi seorang pemurid bukanlah perkara mudah, menjadi seorang murid pun tidak mudah. Perlu pembelajaran sendiri untuk bisa menjadi keduanya terutama dalam waktu yang bersamaan. Ketika di tingkat satu, posisinya menjadi murid. Tidak lama kemudian, sudah harus menyiapkan diri menjadi seorang pemurid. Terseok-seok iya. Susah tentunya iya. Bertambahnya kesibukan di kampus, semakin tinggi tingkatannya, semakin banyak dituntut untuk menjadi lebih dewasa dengan berbagai tanggung jawab yang dipercayakan. Kata orang, “Harus ada prioritas!”.

Pemuridan

Page 20: Lansai #3, Februari-April 2013

Keberjalanan kehidupan pemuridan saya tidaklah sesempurna yang ada di impian saya, penuh dengan keterbukaan, berjalan dengan rutin, dan ada pribadi yang dipulihkan. Penuh dengan kekurangan dan tidaklah pantas untuk dijadikan teladan. Tetapi dari segenap kekurangan yang ada, saya akan bagikan hal-hal yang baik dari kehidupan keluarga PA saya.

Perasaan tidak diperhatikan oleh kakak PA sering menghantui setiap seorang adek PA. Salah ketika seorang adek PA yang masih bertumbuh dan butuh bimbingan tetapi malah sering ditinggal oleh kakak PA-nya. Kesalahan melangkah oleh si adek akan lebih dekat kepadanya. Salah ketika si adek lebih memililh untuk terjun ke himpunan? Salah ketika si adek lebih memilih pelayanan di gereja? Salah ketika si adek lebih memprioritaskan unit dibandingkan LP?

Sebaliknya ketika adanya perhatian yang terlalu berlebihan dan si kakak yang terlalu memanjakan si adek, kehidupan si adek maka akan sangat bergantung kepada si kakak. Ketika ada masalah, solusi ada di pada si kakak. Maka pertumbuhan dan kedewasaan yang ingin diturunkan oleh si kakak, tidak akan tercapai. Tetapi yang benar adalah si adek bertumbuh, menjadi dewasa, dan menjadi pemimpin atas dirinya sendiri dibawah pimpinan penyertaan Tuhan, bukan si kakak yang menjadi pemimpin atas diri si adek. Ketika saya menjadi seorang adik PA, kehidupan di awal-awal baik-baik saja, tetapi lama kelamaan, pembelajaran yang didapat dari si kakak berkurang. Tetapi saya berusaha secara mandiri untuk terus belajar karena saya tidak mau terlalu bergantung kepada si kakak. Jadi saya lakukan secara mandiri, dari berbagai sumber tentunya.

Materi yang diberikan oleh kakak PA harus sesuai dan mengutamakan pertumbuhan si adik. Dasar yang dibentuk harus kuat.

LPMI membantu untuk menyusun materi ini melalui 4 hukum rohani dan BLD. Dasar ini harus kuat dan tidak hanya dimengerti, tetapi juga dihidupi oleh si adik sehingga dasar itu benar-benar dimilikinya. Dasar ini harus kokoh supaya tidak mudah tergoyahkan ketika ada ajaran-ajaran yang bertentangan dengan iman Kristen. Tetapi sayangnya tidak sedikit kakak PA yang tidak begitu menekankan dasar ini, saya juga termasuk didalamnya. Saya tidak sangat menekankan ketika pertama kali mengajarkannya. Namun berjalannya waktu, peran dasar ini saya berikan bentuk implementasinya dalam materi yang lain.

Pemuridan merupakan proses pembentukan seorang murid untuk menjadi serupa dengan Kristus. Pembentukan karakter terjadi selama proses pemuridan. Tidak cukup ketika seorang Kristen hanya kenal dan tahu siapa Tuhannya tanpa mempunyai hubungan pribadi karena hanya dengan mempunyai hubungan pribadi dengan Tuhan, kehidupan seseorang akan lebih bermakna dan kehidupannya akan diisi dengan hal-hal baik dan sesuai dengan keinginan Tuhan. Dan inilah yang akan menentukan kehidupannya selanjutnya setelah lulus dari perkuliahan. Jadi betapa pentingnya untuk memiliki sebuah hubungan pribadi dengan Tuhan.

Materi yang diberikan oleh kakak PA harus sesuai dan mengutamakan pertumbuhan si adik.Dasar yang dibentuk harus kuat. LPMI membantu untuk menyusun materi ini melalui 4 Hukum Rohani dan BLD.

Lansai LPMI Bandung20

Page 21: Lansai #3, Februari-April 2013

Setahun yang lalu, seorang kakak latih SLT LPMI bertanya kepada saya apa ketakutan terbesar yang sedang saya hadapi. Saya menerawang dan berpikir cukup lama, akhirnya saya menjawab, “Ketakutan terbesarku adalah kemungkinan penolakan yang mungkin kuhadapi di pergaulan.”

YANG HINA DIPANDANG MULIA

Februari-Mei 2013 21

Latar belakang ketakutanku ini kualami sejak sekolah dasar. Temperamen phlegmatis yang melekat dalam diriku membuat aku menjadi anak yang tenang. Aku senang jika diberi tugas untuk

dikerjakan ketimbang diminta untuk memimpin rapat atau berbicara di depan banyak orang. Hal ini membuatku menjadi nyaman dengan diri sendiri dan aku cenderung menarik diri dari pergaulan.

Kesaksian

oleh Dantie Claudia

Page 22: Lansai #3, Februari-April 2013

Puji Tuhan, jauh melampaui apa yang aku pikirkan, apa yang kudapat justru sebanding dan bahkan lebih banyak dari apa yang bisa kuberikan.

Lansai LPMI Bandung22

Awalnya aku menganggap kalau ketakutan yang kuhadapi ini tidak seberapa. Mungkin hanya aku yang mencoba membesar-besarkan. Tapi ternyata aku salah. Aku melihat orang-orang di sekitarku, mereka luar biasa. Beberapa aktif di kepanitiaan, terkenal di pergaulan, mereka luar biasa dalam banyak hal. Sedangkan aku tidak pandai bicara, aku hanya bicara seperlunya. Aku lebih senang menyimpan rahasia sendiri daripada menceritakannya kepada orang lain. Aku takut direpotkan dan merepotkan orang lain. Tak jarang aku minder terhadap diriku sendiri. Mungkin inilah yang membuatku sedikit berbeda dari orang-orang yang kutemui sehingga aku takut ditolak oleh mereka.

Oktober 2012 aku akhirnya mengambil seorang adik rohani yang juga merupakan adik mentorku di PMB PMK ITB. Kami tinggal di kost yang sama dan akhirnya PA pun kami jalankan. Akan tetapi ketakutan yang sama tetap muncul dalam pikiranku. Kami punya karakter yang cukup berbeda. Adik PAku ini sangat periang sedangkan aku relatif tidak. Aku merasa lebih banyak diam dan lebih suka mendengarkan. Aku canggung dalam berkata-kata dan merasa banyak hal yang harus kubenahi sebelum aku menjadi seorang pemurid. Pada awalnya muncul pertanyaan bagaimana jika PA kami tidak bertahan lama karena saling tidak cocok atau dan lain hal.

Namun seiring dengan perjalanan PA kami, aku berusaha untuk membuka diri supaya

dapat lebih diterima oleh adik PA-ku sendiri. Adik PA-ku sering bertanya banyak sekali hal dan aku sebagai kakak PA tidak bisa menghindar. Aku harus mau melayani setiap pertanyaannya dan kalau ada hal yang harus diklarifikasi mau tidak mau kami harus berdiskusi. Nah, di sinilah kesabaran dan ketulusanku sebagai seorang pemurid diuji.

Awalya aku hanya memikirkan apa saja yang bisa kuberikan kepada adik PA-ku lewat pemuridan ini. Tapi ternyata pemikiranku ini sangat egois. Puji Tuhan, jauh melampaui apa yang aku pikirkan, apa yang kudapat justru sebanding dan bahkan lebih banyak dari apa yang bisa kuberikan. Aku belajar banyak sekali hal selama aku memuridkan adik PA-ku. Aku belajar untuk mendengarkan orang lain, belajar rendah hati, belajar untuk terbuka dan mau membuka diskusi akan hal-hal baru, belajar untuk bersabar, belajar untuk mendoakan orang lain, bahkan belajar untuk meluangkan waktuku untuk bersama-sama dengan adik PA-ku.Seorang pemurid harus rela dibentuk supaya hidupnya bisa menjadi teladan dan kesaksian buat orang yang dimuridkan. Aku juga ingin supaya sedikit yang bisa kuberikan di pelayanan LPMI dan studiku bisa menjadi teladan, berkat, dan kesaksian buat adik PA-ku. Bukan buat modal kesombongan, tapi tujuannya hanyalah supaya adik PA-ku semakin mengenal Kristus yang telah mampu mengubah hidupku.

Aku juga mungkin bukan orang yang mudah memahami perasaan orang lain. Tapi, dari PA juga aku belajar untuk peka mengenali dan memahami pergumulan yang sedang dialami oleh adik PA-ku, entah itu pergumulan pemilihan jurusan, pergaulan, keluarga, atau hal lainnya. Proses juga yang membuatku pada akhirnya belajar untuk ‘kepo’ atau mencari tahu segala hal tentang adik PA-ku.

Page 23: Lansai #3, Februari-April 2013

Sampai pada suatu hari aku tahu kalau kami mempunyai selera musik yang sama. Dari sinilah akhirnya kami bisa memulai komunikasi dan aku bisa tahu lebih banyak hal tentang adik PA-ku.

Aku tidak bisa merasakan perubahan signifikan dalam hidupku. Namun ternyata orang-orang di sekitarkulah yang merasakan adanya sedikit perubahan dalam diriku. Beberapa orang senang dengan perubahan yang kualami. Puji Tuhan kalau aku bisa menjadi berkat buat orang yang ada di sekitarku. Aku mulai berani untuk curhat ke orang lain dan terbuka ke orangtuaku. Aku mau berinisiatif untuk berinteraksi dengan semua orang, bercerita lelucon walaupun kadang-kadang terdengar ‘garing’, sharing hobi, dan mau bekerjasama dengan orang lain. Akhirnya aku berpikir kalau ternyata ada banyak sekali hal yang bisa kulakukan kalau aku berubah dan mau membuka diri. Aku mempunyai visi buat angkatan di jurusanku, dan bagaimana mungkin aku bisa menjadi berkat di sana, kalau aku tidak kenal siapa dan bagaimana angkatanku? Bagaimana bisa aku berdampak dan mempengaruhi mereka kalau aku hanya cari aman dan tidak mau berinteraksi dengan mereka? Tapi Tuhan sungguh baik. Lewat pemuridan, Dia buka jalan untuk mentransformasi hidupku dan membekaliku untuk menggenapi visi-Nya.

Aku sungguh bersyukur, ternyata begitu berharganya aku di mata Tuhan. Yang hina dipandang mulia. Tuhan melihat jauh lebih

dalam kapasitasku daripada kelemahan-kelemahanku. Aku boleh dipakai Tuhan untuk melakukan apa yang menjadi kerinduan-Nya. Aku belajar banyak sekali hal bahwa menjadi kakak PA juga tidak menutup kemungkinan bahwa aku juga bisa menjadi seorang sahabat, orangtua, penasehat, bahkan seorang pendoa bagi adik PA-ku sendiri. Aku harus rela meluangkan waktuku untuk bercerita dengan adik PA-ku, sharing tentang studi dan kehidupan rohaninya. Dan puji Tuhan, aku sangat senang bisa berbagi Firman dan berbagi hidup dengan adik PAku.

Aku mengucap syukur kepada Tuhan, karena sebuah kehormatan bagiku, kalau Tuhan mempercayakan sebuah perkara yang besar ini kepadaku. Bahkan aku seringkali berpikir mengapa Tuhan melayakkanku untuk memuridkan. Aku masih lemah dan punya banyak kekurangan. Tapi Tuhan membentukku lewat proses-proses selama keberjalanan kehidupan PAku dan aku masih harus belajar banyak hal.

PA membuatku tidak cepat berpuas diri dan yang terpenting aku harus bercermin dan merenungkan dalam-dalam bahwa tanggung jawab seorang kakak PA tidaklah sepele. Lebih dari sekedar tanggung jawab moral, ini adalah tugas dan tanggung jawab yang Tuhan percayakan kepada setiap orang percaya. Untuk teman-teman LPMI yang sedang memuridkan, percayalah bahwa lewat adik PA kita pun, Tuhan menunjukkan kemuliaanNya lewat proses kehidupan pemuridan kita.Soli Deo Gloria.

Akhirnya aku berpikir kalau ternyata ada banyak sekali hal yang bisa kulakukan kalau aku berubah dan mau membuka diri.

Bagaimana bisa aku berdampak dan mempengaruhi mereka kalau aku hanya cari aman dan tidak mau berinteraksi dengan mereka?

Februari-Mei 2013 23

Page 24: Lansai #3, Februari-April 2013

Penyertaan dan kasih setiayang memampukan

Lansai LPMI Bandung24

Halo teman-teman, adik-adik, abang-abang dan kakak-kakak . ^_^ Kali ini saya mau membagikan sedikit pengalamanku dan penyertaan Tuhan Yesus selama memimpin sebuah divisi di Open House LPMI 2012.

Awalnya, pada suatu hari di bulan Juli tiba-tiba bang Ricky mengirimkan sms yang menawarkan saya untuk menjadi kadiv cenderamata & dekorasi di Open House LPMI 2012. Saya pun terdiam sejenak memikirkan apakah saya harus menerima tawaran itu atau tidak. Sebelumnya saya belum pernah sama sekali menjadi ketua di suatu acara atau organisasi apapun. Biasanya juga saya yang dipimpin oleh orang lain. Namun saya mengingat bahwa telah banyak pelajaran tentang kepemimpinan yang saya dapat di LPMI ini. “Mungkin kesempatan lewat menjadi kadiv di kepanitiaan Open House ini, saya dapat mengaplikasikan apa yang telah

saya dapat sebelumnya,” pikirku. Namun kembali lagi saya menengok ke diriku, saya bukan orang yang cukup kreatif dalam mengurus bidang cenderamata & dekorasi ini, dan juga dalam membuat desain-desain. Lalu saya berdoa pada Tuhan, “Bapam apakah Engkau memang mau untuk memakai saya yang masih banyak kekurangan ini untuk kepanitiaan Open House tersebut? Jika ya, sertai dan perlengkapi saya, Bapa.” Setelah beberapa lama, Tuhan seperti terus mengetuk hati saya untuk menerima tawaran dari Bang Ricky tersebut. Saya pun dengan yakin menjawab “ya” pada sms yang dikirimkan bang Ricky itu selanjutnya.

Sampai dua minggu setelah itu, saya belum sempat memikirkan dekorasi dan souvenir seperti apa yang akan saya buat untuk Open House nanti yang disebabkan oleh kesibukan OSKM pada saat itu. Saat itu saya sempat berpikir untuk

Kesaksian

oleh Claudy Sonly Daniel

Page 25: Lansai #3, Februari-April 2013

melupakannya sesaat toh acaranya pun masih lama sekitar 1,5 bulan lagi. Setelah OSKM berakhir dan setelah ada yang mengingatkan kembali, saya pun segera memikirkan dekorasi dan cenderamata untuk Open Hosue nanti. Beberapa hari setelah itu saya terus mencari ide tentang konsep dekorasi dan cenderamata itu. Saat itu jumlah anggota divisi saya baru satu-dua orang. Dan saat itu pula saya masih belum mengajak mereka untuk untuk ikut mencari ide karena saya berpikir untuk saat itu saya masih bisa untuk mengandalkan diri saya sendiri tanpa orang lain. Ternyata sampai dua minggu setelah itu, saya belum bisa menentukan konsep yang akan dipakai. Bahkan rencana ke depannya yang akan divisi saya lakukan, belum dapat saya bayangkan.

Saya sadar, bahwa beberapa minggu yang saya lalui itu saya lupa untuk mengandalkan Tuhan untuk acara yang seharusnya milik-Nya. Saat itu saya berdoa, “Tuhan, ampuni saya karena di awal telah melalaikan tanggung jawab yang telah diberikan ini, cukup egois, dan tidak mengandalkan Engkau di dalamnya”.

Sejak saat itu Tuhan mulai mengubah sikap saya yang jelek itu. Saya pun mulai menyerahkan divisi ini pada Tuhan setiap harinya, agar dapat dipakai-Nya untuk menunjukkan kemulian-Nya di Open House nanti. Dan setelah itu saya juga merasakan pekerjaan-Nya yang besar dalam divisi ini. Anggota yang sebelumnya hanya sedikit semakin ditambahkan oleh-Nya. Dan saya juga meminta mereka untuk ikut menentukan konsep dekorasi untuk Open House nanti. Hasilnya semakin banyak

masukkan ide dari anggota divisi, bahkan dari luar. Tuhan juga memberi kemampuan saya untuk dapat menentukan konsep yang akan dipakai dan rencana ke depannya seperti apa.

Setelah konsep telah ditentukan, saatnya untuk mendesain segala sesuatu yang ingin ditampilkan di Open House nanti, seperti dekorasi dan cenderamatanya. Awalnya saya sempat kebingungan dalam membuatnya terutama dengan menggunakan software computer yang ada. Teman-teman sedivisi pun demikian.

Namun bagi Tuhan tidak ada yang mustahil. Ia yang kukenal itu kesetiaan-Nya tidak pernah berubah baik dulu, sekarang dan selamanya. Saat aku kebingungan dalam desain-desain itu, Tuhan mengirimkan orang-orang yang cakap dalam bidangnya untuk membantu . Begitu pun saat tahap pembuatan dekorasi dengan tangan. Di saat tinggal beberapa hari menuju hari H, dengan anggota divisi yang tidak cukup banyak untuk membuat dekorasi itu sendirian, Tuhan masih saja turun tangan dalamnya. Dia mengirimkan banyak orang yang punya hati untuk Open House ini, sehingga pembuatan dekorasi ini dapat selesai tepat pada waktunya.

Saya sangat bersyukur dapat diberi kesempatan oleh Tuhan untuk menjadi kadiv di kepanitiaan ini. Banyak hal luar biasa yang telah kurasakan dan pelajaran-pelajaran berharga yang saya dapat disini. Dia telah memakai kepanitiaan ini untuk mengubah saya lebih baik lagi. Tuhan begitu dahsyat dan rencana-Nya selalu indah.

Terus andalkan Tuhan, berserah pada-Nya, dan percayalah akan Dia, maka Tuhan sendiri akan bekerja dalamnya, dan engkau akan

merasakan kuasaNya yang ajaib dalam hidupmu.Claudy Sonly DanielMetalurgi ITB 2011

Februari-Mei 2013 25

Page 26: Lansai #3, Februari-April 2013

ShinySunnyBrightDi edisi kemarin kita udah lihat pemuridan dari sisi pria, naaah sekarang kita mau lihat pemuridan dari sisi wanita. Katanya, kalau tak kenal maka tak sayang, kalau gitu kita kenalan dulu yuk! Namanya Liliani, jurusan Sains dan Teknologi Farmasi 2009. Ini dia sedikit pengalaman pemuridannya selama 3 tahun di kampus!

Lansai LPMI Bandung26

Liliani yang biasa dipanggil Lili memiliki seorang kakak rohani bernama Regina Angeline, alumni Mikrobiologi ITB 2008. Awalnya ia beranggapan bahwa pemuridan hanya sekadar berbagi dan sharing tentang Firman Tuhan. Namun, seiring dengan proses pemuridan itu, ia menyadari kalau pemuridan tidak hanya melulu membicarakan tentang Firman Tuhan, tetapi juga berbagi hidup. Berbagi hidup dalam hal ini berarti saling menguatkan ketika keluarga rohani kita ada yang sedang bergumul, saling memotivasi untuk hal-hal yang membangun, dan terutama yaitu saling mendoakan.

Selama proses pemuridan ini, ia belajar banyak hal, terutama perubahan karakter yaitu sifat-sifat yang kurang baik harus ditinggalkan yaitu dulu ia yang lebih senang mengerjakan segalanya sendiri, kurang mau terbuka dengan orang lain,

dan menyimpan masalah sendiri seolah-olah mampu menyelesaikan sendiri tanpa bantuan orang lain, melalui pemuridan, ia belajar untuk sharing pergumulan bersama kakak rohani, sehingga bisa saling mendoakan dan menguatkan sampai pergumulan itu selesai dilewati.

Kak Lili ini dulunya sempat beranggapan bahwa seorang Kristen sendiri pun mampu menyelesaikan setiap permasalahan, lalu disadarkan bahwa tidak ada orang Kristen yang hidup sendiri, namun kita dikuatkan karena adanya saudara seiman yaitu di dalam keluarga rohani.

Salah satu hal yang penting dalam sebuah keluarga PA adalah menjalin kedekatan dan komunikasi yang baik, karena ada saatnya tidak mudah bertemu untuk beberapa waktu dengan kakak rohani. Tetapi itu tidak menjadi penyebab

Keluarga PA

Page 27: Lansai #3, Februari-April 2013

pemuridan kak Lili dengan kak Gina tidak berjalan baik. Komunikasi menjadi penting saat sulit bertemu sehingga tetap bisa mengetahui pergumulan masing-masing dengan terus mendoakan.

Kak Lili juga memiliki dua orang saudara rohani, Stephanie (FKK ‘09) dan Cintya Sitanggang (PL ‘09). Terkadang lebih sulit untuk bertemu kakak PA dibandingkan bertemu saudara PA, karena itu berbagi dan sharing dengan saudara rohani pada saat kita sedang bergumul akan mengingatkan kita kembali adanya saudara rohani yang turut menyemangati. Saat ini, Kak Lili memuridkan dua orang adik rohani, Martha N. Situmorang (STF ‘11) dan Yurike Yuliana (STF ‘11).

Hmm, ternyata menurut Kak Lili tidak mudah menjadi seorang kakak PA karena kita belajar untuk memberikan perhatian lebih. Seorang adik rohani membutuhkan perhatian lebih pada saat awal. Itulah yang ia lakukan saat awal yaitu menjaga komunikasi dan banyak bertemu dengan mereka untuk membangun rasa percaya dan kedekatan.

Dalam pemuridan juga tidak ada yang lebih senior dalam hal pemahaman tentang Alkitab, yang ada adalah sama-sama bertumbuh karena seorang kakak rohani juga masih harus terus belajar. Ia hanya memiliki pengalaman yang lebih saat menjalani kehidupan di kampus.Kendala yang terjadi pada saat memuridkan adalah waktu sulit untuk

bertemu karena kesibukan masing-masing. Namun, itu harusnya tidak menjadi alasan untuk tidak memuridkan karena kita semua memiliki waktu yang sama, katanya, “Aku belajar mengatur waktu dengan baik supaya bisa tetap bertemu dengan adik-adik rohani aku karena belajar dari kesalahan sebelumnya pada saat aku kurang memberi perhatian kepada adik rohani aku.”

Pesan dari Kak Lili, “Tuhan membentuk kita seturut kehendak-Nya melalui pemuridan, meskipun kita tidak menyadarinya saat ini. Karena itu, yuk kita perbaiki hubungan kita dengan kakak rohani kita supaya kita semakin bertumbuh. Untuk yang sudah memiliki adik rohani, ingatlah bahwa Tuhan mempercayakan seseorang yang sedang bertumbuh secara rohani dan Ia memakai kita untuk terlibat dalam panggilan-Nya untuk setiap orang percaya (Matius 28:19-20), supaya kelak adik rohani kita dapat memuridkan lagi orang lain.”

Tambahnya, “ Ingat juga, 7 prinsip gerakan harus kita terapkan dalam pemuridan kita. Pertama, mulai dari mendoakan keluarga rohani kita, kedua membagikan pengalaman kita dalam hal penginjilan, serta ajak juga keluarga rohani kita untuk terlibat dalam hal PI. Ketiga, tidak lupa komitmen kita dalam pemuridan dan keempat, melakukan PA yang senantiasa bertumbuh. Kelima, penting untuk membangun kredibilitas supaya dipercayai oleh keluarga rohani kita, namun harus diawali dengan membangun persekutuan yang dekat dengan Tuhan. Keenam, miliki keyakinan pribadi dalam memuridkan dan ketujuh menemukan pemimpin karena adik PA kita adalah pemimpin rohani sedang dibentuk Allah melalui kita. Ketujuh prinsip ini harus ada di dalam pemuridan supaya kita memaksimalkan diri dalam memuridkan. Karena itu, teruslah mengingat serta tidak lupa menerapkannya juga.”

Februari-Mei 2013 27

Page 28: Lansai #3, Februari-April 2013

Lansai LPMI Bandung28

Sebuah cerita sederhana, Lion King, siapa yang tidak pernah mendengarnya? Tetapi pelajaran yang berharga sungguh bisa diambil dari sana, bagaimana kematian Mufasa menjadi awal kehancuran bagi rakyat hutan Pride Lands of Africa. Hilangnya sosok pemimpin memecah kedamaian yang sudah dibangun, dan naiknya Scar sebagai pemimpin yang licik hanya memperburuk keadaan. Bahkan Simba, sang pewaris tahta melarikan diri, membawa pergi seluruh visi Mufasa dalam dirinya dengan rasa bersalah serta seluruh kenangan akan ayahnya.

Seberapa besar kebutuhan kita akan pemimpin? Sangat besar! Di mana-mana kita membutuhkan sosok pemimpin: di keluarga kita menghormati otoritas ayah sebagai kepala keluarga, di setiap organisasi yang kita ikuti (sesederhana apapun itu) sudah pasti ada 1 orang yang ditunjuk sebagai ketua, bahkan sejak sekolah dulu, pasti kita memiliki seorang ketua kelas yang bertanggung jawab kepada wali kelas kita.

Bagaimana dengan kehidupan pelayanan kita? Sejauh apa sosok pemimpin berperan bagi pelayanan Allah? Dapatkah kita

melayani Allah tanpa adanya pemimpin; cukupkah dengan memiliki sebuah visi organisasi dan bergerak bersama? Kita akan membahas perihal krisis kepemimpinan ini, namun pertama-tama, kita perlu tahu bahwa selamanya Pemimpin utama kita adalah Sang Pokok Anggur atau Yesus sendiri. Tanpanya kita adalah ranting yang tidak berbuah, dibuang lalu dicampakkan ke dalam api dan dibakar. Dari sini muncullah fakta bahwa setiap pemimpin Kristen, di manapun mereka melayani Kristus, haruslah terlebih dahulu hidup di dalam-Nya.

Pemimpin Kristen menerapkan kepemimpinan yang berdasarkan panggilan dan ketetapan Allah. Mulai dari Perjanjian Lama hingga Perjanjian Baru. Alkitab menyatakan bahwa pemimpin yang memimpin umat Allah berdasarkan panggilan dan ketetapan Allah: Musa dan Yosua (Keluaran 3:10, Yosua 1:1-3); Saul dan Daud (1 Samuel 16:12-13).

Kepemimpinan yang dinyatakan dalam Alkitab bersifat teokrasi, bukan autokrasi atau demokratis. Dalam teokrasi, Allah yang memilih, memanggil, memper-lengkapi dalam suatu ukuran otoritas kepada para pemimpin jemaat-Nya, sesuai kehendak-Nya, untuk melaksanakan tugas-tugas, serta mencapai tujuan-tujuan, dalam kerangka rencana-Nya.

Kenyataannya, peran pemimpin sangat besar dalam menentukan maju mundurnya suatu lembaga atau organisasi, baik

“Where there is no vision,the people perish.” —Proverbs 29:18

Seberapa pentingkahsosok pemimpin?

Pemimpin Pilihan Tuhan:Apakah Aku Butuh Pemimpin?Pemimpin Pilihan Tuhan:Apakah Aku Butuh Pemimpin?oleh Agastia Cestyakara Siagian

Kepemimpinan

Page 29: Lansai #3, Februari-April 2013

Februari-Mei 2013 33

sekuler maupun rohani, baik besar maupun kecil, bahkan bangsa dan negara. Raja Salomo menyatakan, "Jika tidak ada pemimpin, jatuhlah bangsa, tetapi jikalau penasihat banyak, keselamatan ada" (Amsal 11:14). Itu sebabnya Musa berdoa, "Biarlah Tuhan, Allah dari segala makhluk, mengangkat atas umat ini seorang yang mengepalai mereka waktu keluar dan masuk, dan membawa mereka keluar dan masuk, supaya umat Tuhan jangan hendaknya seperti domba-domba yang tidak mempunyai gembala" (Bilangan 27:16-17). Dan pada saat itu juga (pada ayat-ayat berikutnya), Tuhan sendirilah yang memilih pemimpin (Yosua) yang akan dipakai-Nya untuk membawa umat-Nya sesuai kehendakNya.

God PreparesHis Servant HimselfTuhan memang baru menunjukkan siapa penerus Musa pada ayat tersebut, namun Tuhan sendiri sebenarnya sudah mempersiapkan Yosua untuk memegang tanggung jawab tersebut, baik secara mental maupun kemampuan. Mari kita belajar dari Yosua tentang bagaimana Allah mempersiapkan dirinya melalui kepemimpinan Musa dalam berbagai tingkat:

Tahap 1 – Sebagai BudakYosua lahir dalam sebuah keluarga yang menjadi budak di Mesir. Ia tumbuh sambil menyaksikan seluruh orang Israel di Mesir dipaksa untuk hidup sebagai budak, segala pekerjaan yang kejam dipaksakan orang Mesir kepada orang Israel (Keluaran 1:11-14). Tentunya hal ini bukanlah masa kecil yang indah bagi Yosua. Tetapi iman Yosua kepada Tuhan bertumbuh ketika ia menyaksikan bagaimana Tuhan bekerja dengan tanda-tanda dan mujizat luar biasa untuk membebaskan orang Israel dari Mesir.

Tahap 2 – Sebagai Pelayan dan Abdi MusaKetika Yosua masih muda, ia diangkat menjadi abdi Musa. Artinya sejak muda Yosua sudah menjadi pelayan dari pemimpin bangsa Israel, yang tentunya memberikan kesempatan bagi Yosua untuk belajar dari Musa mengenai kepemimpinan.

Saat Tuhan memberikan hukum Taurat kepada orang Israel, hanya Yosua yang mendapat ijin untuk ikut Musa naik ke gunung Sinai, sementara seluruh bangsa Israel yang lain harus menunggu di perkemahan. Tentunya ini adalah sebuah kehormatan yang luar biasa bagi seseorang yang masih muda seperti Yosua, walaupun Yosua harus tinggal di pertengahan jalan sementara Musa sendiri yang menerima loh batu yang berisi 10 perintah Allah.

“He who has learned how to obey, will know how to command.” —Solon

Dalam kitab Keluaran 33:7-11 disebutkan pula bahwa Yosua mempunyai tugas untuk menjaga kemah pertemuan yaitu kemah di mana Musa bisa berbicara sambil berhadapan muka dengan Tuhan. Lewat hal ini, Yosua belajar bagaimana hidup dalam hadirat Tuhan. Dalam tahap kedua dari kehidupan Yosua ini, yaitu sebagai abdi Musa, Tuhan mempersiapkan Yosua sebagai penerus Musa, menjadi pemimpin yang hidup dan beribadah dalam hadirat dan kasih karunia Tuhan.

Tahap 3 – Sebagai PrajuritCerita pertama mengenai Yosua sebenarnya ditulis dalam kitab Keluaran ketika Yosua mengalahkan orang Amalek dan rakyatnya dengan mata pedang (Keluaran 17:9-10, 13). Peristiwa

Page 30: Lansai #3, Februari-April 2013

peperangan dengan orang Amalek juga mengingatkan Yosua bahwa Allah ada di pihaknya (Keluaran 17:14), di mana percaya kepada Tuhan adalah jaminan kemenangan.

Tahap 4 – Sebagai Mata-MataKetika bangsa Israel sampai di perbatasan tanah Kanaan, Tuhan memerintahkan Musa memilih dua belas orang sebagai mata-mata untuk masuk dan mengintai kondisi tanah Kanaan. Salah satu dari dua belas pengintai tersebut adalah Yosua. Sepuluh orang dari para pengintai dengan terang-terangan menunjukkan ketidakpercayaan mereka bahwa orang Israel dapat mengalahkan bangsa-bangsa yang menduduki tanah Perjanjian.

Hanya Yosua dan Kaleb yang berkata bahwa dengan pertolongan Tuhan, bangsa Israel dapat mengalahkan musuh-musuh mereka. Tetapi bangsa Israel lebih percaya kepada sepuluh pengintai yang lain, mereka bersungut-sungut dan bahkan membuat rencana untuk kembali ke Mesir. (Bilangan 14:1-5). Pada titik ini, Yosua dan Kaleb menunjukkan iman mereka dan bersaksi kepada orang Israel (Bilangan 14:7-9). Pada tahap ini, Yosua adalah “mata-mata” Allah yang membawa kabar baik mengenai Tanah Perjanjian yang sudah disediakan Tuhan bagi Israel.

Menemukan Pemimpinyang Sudah AdaKita sebagai pemimpin saat ini sering bergumul tentang regenerasi setiap saat kepengurusan akan berakhir. Namun dari kisah Yosua di atas, sejak dia menjadi budak hingga menjadi pemimpin yang sejak awal memang sudah dipilih Allah, hal yang dapat kita pelajari adalah bahwa Allah sudah menyediakan pelayan yang akan melayani Dia, dan Dia sendirilah yang mempersiapkan orang-orang pilihan-Nya.

Kita sering bersusah hati di saat terjadi krisis kepemimpinan, bahkan kita khawatir siapa yang akan meneruskan pelayanan ini. Ini adalah hal yang keliru, biarkanlah Allah yang khawatir dengan pelayanan-Nya! Lakukanlah bagian kita dengan menjadi pemimpin yang memiliki integritas di mata Tuhan dalam masa kepemimpinan kita, serta berhikmat dalam ‘menemukan’ penerus yang telah dipilih Allah.

Seperti Musa, dari Tuhanlah Musa telah mengetahui siapa yang akan meneruskan tongkat estafet kepemimpinan itu. Yosua adalah seorang yang dipilih Tuhan, dan Yosua memang sudah sejak lama menjadi pelayan Musa yang setia.

Kita harus dapat menemukan “syarat dan ketentuan” dari “Christian Movement Leader” yang dipilih Tuhan sebagai penerus kita, yaitu (1) orang yang dipenuhi oleh Roh Kudus (hidup dalam iman dan membawa orang kepada otoritas Kristus) serta (2) orang yang turut serta dalam penggenapan Amanat Agung dalam generasinya dan memimpin orang untuk melakukan hal yang sama.

“I start with the premise that the function of leadership is to produce more leaders, not more followers.”

– Ralph Nader, President Green Party & US Presidential Candidate.

Secara tidak langsung, kita telah mempelajari satu lagi dari tujuh prinsip gerakan, yaitu prinsip ke-5: “Finding Existing Leadership”, menemukan pemimpin yang sudah ada. Setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang, dibina (pewarisan visi), dan dipandang sebagai pemimpin yang potensial. Namun dengan bantuan Tuhanlah kita akan menemukan siapa yang Dia pilih sejak awal.

Lansai LPMI Bandung30

Page 31: Lansai #3, Februari-April 2013

THINERS:

LAPORAN KEGIATAN DAN PROGRAM KERJA

Februari-Mei 2013 31

Laporan Misi dan Doa

Program kerja divisi misi dan doa yang secara rutin tetap berjalan dan terus berkembang ialah persekutuan doa. Persekutuan doa yang dilaksanakan tiap hari Selasa selepas jam kuliah ini menyediakan waktu khusus untuk mahasiswa yang melayani dan dimuridkan di LPMI untuk berkumpul dan berdoa bersama. Di sini kita diajak untuk saling berbagi mengenai apa yang sudah Tuhan lakukan dalam hidup kita, dan secara tidak langsung kita belajar untuk bersaksi. Selain waktu teduh yang hangat, kita juga saling berbagi pokok doa secara umum (didoakan oleh semua orang yang menghadiri persekutuan doa, misalnya mengenai LPMI, PMK, kampus-kampus, dan bangsa-negara) dan secara pribadi (didoakan dalam kelompok kecil). Selain itu, setiap mahasiswa yang dimuridkan di LPMI diajak untuk melayani bersama dalam persekutuan doa ini. Mereka memberikan waktu untuk menjadi pembawa renungan, worship leader, dan gitaris.

Awalnya setiap minggunya persekutuan doa memiliki tema yang berbeda, diikuti dengan renungan yang dibawakan. Selain itu bisa juga disesuaikan dengan event terdekat yang akan dilaksanakan, misalnya OH, Weekend, dan stop-out untuk menjadi pokok doa umum. Namun untuk lebih memperbanyak dan mendalami lagi waktu doa tersebut, kami mengatur konsep baru agar yang dibawakan sebagai renungan

adalah ayat-ayat dari Firman Tuhan yang mendasari kita untuk berdoa dan memperbanyak kesaksian.

Laporan Networking

Divisi Networking memiliki bagian untuk mendukung berbagai kegiatan LPMI yang berhubungan dengan pihak luar. Selama 4 bulan terakhir, divisi networking mengerjakan hal yang lebih bersifat memfasilitasi bagian internal LPMI. Misalnya saat LPMI Bandung menghadiri pertemuan LPMI di Thailand, staf yang mewakili datang ke acara tersebut membawa video profil LPMI yang berdurasi 9,5 menit. Video ini dibuat oleh beberapa anak LPMI bersama divisi Networking untuk merepresentasikan profil LPMI Bandung, baik profil secara umum maupun kesaksian beberapa anggota LPMI mengenai metamorfosa rohani mereka, perannya dalam membangun gerakan di kampus, dan dampak positif dari akselerasi gerakan yang dikerjakan oleh Tuhan melalui anak-anakNya di LPMI Bandung.

Selain itu, Networking juga melengkapi kembali basis data alumni yang terbaru setelah kelulusan Oktober dan data alumni-alumni sebelumnya. Basis data ini kemudian dipakai untuk keperluan acara-acara di LPMI seperti untuk pemberitahuan kegiatan Stop Out dan Weekend kepada alumni. Kemudian buletin ketiga ini merupakan tulisan dari beberapa anak LPMI yang dikoordinasi oleh divisi

Kepengurusan

Page 32: Lansai #3, Februari-April 2013

Lansai LPMI Bandung32

Networking, sekaligus buletin terakhir yang dibuat untuk kepengurusan Thiners 2012/2013.

Laporan Programmers

Seperti yang sudah diketahui divisi ini adalah divisi yang bertugas untuk mempersiapkan Weekly Meeting yang diadakan setiap hari Sabtu. Setiap WM divisi ini mempersiapkan tema dan pelayan mimbar. Pada saat WM pula, divisi ini bekerja sama dengan divisi kekeluargaan untuk membuat suasana persaudaraan dan juga perayaan ulang tahun. Sepanjang semester ganjil kemarin, WM terus dilaksanakan secara rutin. Divisi ini masih kesulitan untuk melakukan notula untuk setiap WM, karena masih ada kegiatan lain yang harus dilakukan seperti menjadi operator. Akan lebih baik jika bukan divisi ini yang menjadi operator, agar dapat membuat notula untuk setiap WM.

Materi-materi pada WM sudah ditentukan tiap bulannya. Pada semester ganjil ini, materi yang ada di WM berkisar tentang kekeluargaan, ketekunan, doktrinal, dan kasih. Untuk mempersiapkan materi, divisi ini membuat suatu tor dan diberikan kepada pembicara. Selain itu, divisi ini mengadakan pembahasan setiap hari Jumat untuk dapat membahasa materi secara bersama-sama. Materi yang disampaikan di WM juga tidak hanya dilakukan satu arah saja, tetapi juga dilakukan dua arah seperti mengadakan kelompok kecil untuk berdiskusi bersama.

Selain WM, divisi ini juga mengadakan perlombaan mading LPMI. Tujuan perlombaan ini adalahsebagai ajang anak-anak LPMI untuk dapat belajar menulis dan mempresentasikannya. Selain itu, lomba ini dilakukan sebagai awal diadakaannya mading LPMI. Perserta dari lomba mading ini ada enam kelompok dan terdapat tiga

juara yaitu pertama, kedua, dan ketiga. Untuk saat ini, mading belum dapat dipajang karena belum ada tempat mading yang tetap. Divisi programmers sedang mempersiapkan papan untuk menempel mading ini. Diharapkan dengan adanya mading ini informasi yang ada semakin jelas dan anak-anak LPMI semakin suka untuk membaca dan menulis.

Divisi programmers juga mengadakan WM spesial natal yang diadakan pada tanggal 16 Desember 2012. WM spesial kali ini tidak dilaksanakan di sekre LPMI tetapi di panti asuhan. WM spesial ini bertujuan untuk berbagi kasih bukan hanya diantara anak-anak LPMI saja tetapi juga untuk anak-anak di panti asuhan. Rangkaian acara WM spesial ini juga termasuk dalam WM yang bertemakan tentang kasih. Di WM spesial ini kita memberikan apa yang bisa kita dapatkan kepada anak-anak yang ada di panti asuhan. Mungkin acara-acara keluar seperti ini harus sering dilakukan.

Demikianlah serangkaian program kerja yang sudah dilaksanakan oleh divisi programmers ini. Masih banyak kekurangan yang dilakukan tetapi kami akan terus belajar untuk menyempurnakan apa yang kami kerjakan. Semoga terberkati oleh rangkain acara yang diadakan oleh LPMI. Tuhan Yesus memberkati.

Laporan Famous

Jaringan Komunikasi

Kegiatan Jarkom berjalan dengan baik dan lancar. Selama ini jarkom telah diberikan untuk murid-murid LPMI yang masih berstatus

Page 33: Lansai #3, Februari-April 2013

Februari-Mei 2013 33

mahasiswa. Hal yang baru dari sistem jarkom adalah, dihilangkannya jarkom ulang tahun, yang dikarenakan berbagai macam hal, namun sebagai gantinya aka nada daftar nama murid-murid LPMI yang berulang tahun tiap sebulan sekali yang ditempel di mading sekre boscha :D

Konsumsi

Kegiatan konsumsi berjalan dengan baik dan lancar. Seusai acara WM LPMI selalu diberikan konsumsi berupa snack-snack yang sangat enak dan mengenyangkan. Kegiatan ini dilakukan untuk mengisi perut murid-murid LPMI setelah beberapa jam mengikuti WM. Selain pada acara WM, konsumsi juga diberikan pada acara-acara seperti GAPAKER dan rapat-rapat yang ada di LPMI :D

Perayaan Ulang tahun

Kegiatan Perayaan Ulang tahun murid-murid LPMI terus berjalan dengan baik dan lancar. Selama ini perayaan ulang tahun selalu diadakan setelah WM berakhir, dengan memberikan kue ulang tahun dan membuat acara perayaan yang secukupnya. Selama ini, orang-orang yang pernah dirayakan ulang tahunnya mengaku merasa terberkati atas kegiatan tersebut :D

Sekretaris dan Bendahara

Notula-notula rapat juga telah dibuat dengan baik walaupun masih ada beberapa kegiatan rapat yang belum dituliskan. Laporan keuangan juga telah dibuat dengan baik, namun terdapat sedikit

data keuangan yang masih kurang lengkap. Untuk kedepannya akan ada laporan keuangan LPMI tiap bulannya, jadi gabakalan lupa lagi deeh :D

Olahraga Ceria

Olah raga ceria telah diadakan 3x dalam setahun ini, yang terakhir adalah bermain Futsal di lapangan PDAM, kegiatan ini kurang berjalan dengan baik, dikarenakan kesulitan dalam memperoleh lapangan di kampus dan jumlah orang yang hadir untuk berolahraga sangat sedikit. Untuk ke depannya semoga olahraga ceria semakin ramai dan semakin seru untuk diikuti! :D

WM Spesial DiFa

Pada semester lalu telah diadakan WM special DiFa yang berisi tentang kekeluargaan dan persahabatan. Kegiatan ini berjalan dengan baik dan lancar, dan bertujuan untuk menyambut kedatangan murid-murid baru LPMI angkatan 2012.

Laporan TEF

Penjangkauan 2012

Semenjak masa PROKM 2012 berakhir, TEF mewakili LPMI Bandung untuk berkoordinasi dengan PMK ITB dan lembaga pelayanan lainnya untuk menjangkau mahasiswa 2012 ITB, baik melalui para mentor tiap lembaga

Page 34: Lansai #3, Februari-April 2013

GAPAKE-R

TEF mengadakan beberapa kali Gathering Pemimpin Keluarga Rohani (GAPAKE-R) untuk memfasilitasi para PKR dan CPKR mengenai hal-hal yang terkait pemuridan. Selama semester ganjil 2012-2013 lalu, telah diadakan satu kali GAPAKE-R dengan tema “Co-Journers : Explorer Super Training” untuk memberlengkapi para PKR dan CPKR mengenai Co-Journers, secara khusus tahap Explorer. Selain itu, telah diadakan tiga kali GAPAKE-R dengan tujuan untuk sosialisasi data mahasiswa 2012 yang akan dijangkau dan diskusi terbuka mengenai metode penjangkauan mereka.

Sebagai follow up dari CCC Asean Student Congress 2012 lalu, Kurikulum Pemuridan yang sempat dibentuk selama semester genap 2012 dievaluasi kembali, dan disesuaikan dengan arah gerakan CCC secara umum saat ini, yang sesuai dengan akselerasi gerakan. Sejauh ini, garis besar materi tiap tahap (follower, mover, multiplier, dan leader) sudah terbentuk, sedangkan detail tiap materi sedang dalam tahap pengerjaan. Setelah tiap materi selesai, akan diadakan sosialisasi dan diskusi mengenai Kurikulum Pemuridan ini di GAPAKE-R.

Pengawasan Pemuridan

Pengawasan pemuridan yang dilakukan oleh TEF selama empat bulan ini dititikberatkan kepada pengawasan penjangkauan 2012, sedangkan TEF lebih pasif dalampengawasan kondisi pemuridan untuk angkatan 2011 keatas diserahkan kepada keluarga rohani masing-masing. Untuk melakukan hal ini, TEF selalu mengingatkan kepada tiap PKR yang hadir GAPAKE-R untuk saling memperhatikan anggota keluarga

rohaninya, baik hanya dengan sekedar menanyakan keadaan rohani satu sama lain maupun mengadakan PA keluarga besar.

Lemper Enak

Selama semester ganjil lalu, Lemper Enak hanya memfasilitasi para murid-murid LPMI Bandung untuk meminjam buku rohani yang tersedia dan rubrik mendapatkan Empat Hukum Rohani, Bimbingan Lanjutan Dasar, dan Bimbingan Roh Kudus yang diperlukan untuk pemuridan. Rubrik “Buku Minggu Ini” sempat vakum selama semester ganjil lalu.

Kelas Kecil

Kelas Kecil sempat vakum dalam semester ganjil lalu, dan diadakan kembali pada 4 Februari 2012 dengan tema eksposisi tokoh Raja Daud bertempat di ruang American Corner Perpustakaan Pusat ITB, dan dibawakan oleh Sandro P M (alumnus, TM 08) sebagai pembicara. Peserta yang hadir sebanyak enam belas orang, dengan sembilan orang mahasiswa 2012, dua orang mahasiswa 2011,satu orang mahasiswa 2010, tiga orang mahasiswa 2009, dan satu orang alumni.

Lansai LPMI Bandung34

Page 35: Lansai #3, Februari-April 2013

LPMI Bandung

lpmibandung

lpmi-bandung.com

Dapatkan seluruh informasi

terkini dan tepercaya!

Dapatkan informasi terkini dan tepercayaseputar acara dan kegiatan LPMI Bandung! :D

i u.jesus

Page 36: Lansai #3, Februari-April 2013

LEMBAGA PELAYANANMAHASISWA INDONESIA