kuliahhistosaraf

76
1 Struktur Struktur Mikroskopis Mikroskopis Jaringan Saraf Jaringan Saraf dr. Ety Sari Handayani, M.Kes dr. Ety Sari Handayani, M.Kes KULIAH HISTOLOGI BLOK SISTEM SARAF 2012

Upload: luna-litami

Post on 13-Aug-2015

44 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

saraf histo

TRANSCRIPT

Page 1: kuliahhistosaraf

1

Struktur Mikroskopis Struktur Mikroskopis Jaringan SarafJaringan Saraf

dr. Ety Sari Handayani, M.Kesdr. Ety Sari Handayani, M.Kes

KULIAH HISTOLOGI BLOK SISTEM SARAF 2012

Page 2: kuliahhistosaraf

2

Menjelaskan Fungsi Jaringan Saraf

Page 3: kuliahhistosaraf

3

Page 4: kuliahhistosaraf

4

Menjelaskan struktur komponen jaringan saraf

Page 5: kuliahhistosaraf

5

NEURON DAN NEUROGLIA

Page 6: kuliahhistosaraf

• Neuron adalah badan sel saraf dengan seluruh prosesusnya

• Badan sel saraf/soma memiliki nukleus dan sitoplasma

• Perikaryon adalah sitoplasma yang mengelilingi nukleus

• Dendrit adalah prosesus sitoplasma yang bercabang dan pendek

• Akson adalah prosesus sitoplasma tunggal dan panjang ( bisa mencapai 1 m)

08/25/11

Neuron

Page 7: kuliahhistosaraf
Page 8: kuliahhistosaraf

Akson

sitoplasma

nukleus

Page 9: kuliahhistosaraf

Jenis-jenis neuronberdasarkan prosesusnya

Neuron unipolar- Hanya mempunyai 1 prosesus

Page 10: kuliahhistosaraf

Neuron bipolar- Neuron bipolar memiliki 1

prosesus dari kedua ujung badan sel

- Terdapat dalam retina, ganglion spiralis dan ganglion vestibularis

Page 11: kuliahhistosaraf

Neuron pseudo-unipolar- Badan sel bulat, ada prosesus

tunggal yang memisahkan diri membentuk huruf T

- Percabangan menuju sentral dan perifer

- Prosesus berbentuk T secara struktur dan fungsional sama dengan akson

Page 12: kuliahhistosaraf

Jenis-jenis neuron berdasarkan morfologinya

Page 13: kuliahhistosaraf

• Triangular pyramid shaped• Korteks serebral, CPF• Basket cell berfungsi

sebagai interneuron di korteks, bersifat sebagai inhibitor lokal terhadap soma dan neuron kortikal lainnya

• Spiny neuron banyak terdapat di striatum yang menerima input dari thalamus, SN dan korteks

• Chandelier neuron bersifat sebagai inhibitory interneuron, kontak dengan akson sel piramidal korteks ( shut down a pyramidal cell’s firing)

Page 14: kuliahhistosaraf
Page 15: kuliahhistosaraf
Page 16: kuliahhistosaraf
Page 17: kuliahhistosaraf
Page 18: kuliahhistosaraf
Page 19: kuliahhistosaraf
Page 20: kuliahhistosaraf

20

Menjelaskan neuroglia, mielinisasi dan sinapsis

Page 21: kuliahhistosaraf

Neuroglia

• Paradigma lama bahwa neuroglia sebagai sel penyokong yang bukan neuron

• Fungsinya adalah – membentuk selubung myelin yang mengelilingi akson yang

bermyelin, – pemisah antar neuron, – fagositosis sisa-sisa sel neuron dan membentuk jaringan

parut pada mekanisme penyembuhan luka jaringan otakb– mampu menimbun NT khususnya GABA, – Paradigma baru bahwa neuroglia terlibat dalam

sinaptogenesis

Page 22: kuliahhistosaraf

• Terdiri atas:– Glia bermyelin (oligodendosit dan sel schwan)– Astrosit– mikroglia

• Neuroglia yang terletak di CNS membentuk sinapsis sehingga mempunyai peranan dalam komunikasi antar neuron, contohnya oligodendrosit, astrosit, mikroglia

• Neuroglia di PNS adalah perifer schwann cell yang terletak di neuromuscular junction

Page 23: kuliahhistosaraf

23

Glia

AstrocyteAstrocyte OligodendrocyteOligodendrocyte MicrogliaMicroglia

Page 24: kuliahhistosaraf

Astrocyte

• Sel berbentuk bintang yang mempunyai banyak cabang sitoplasma

• Cabang sitoplasma sering menempel pada pembuluh darah

Page 25: kuliahhistosaraf

25

Astrocyte

Blood-brain barrier

Page 26: kuliahhistosaraf

Klasifikasi astrosit berdasarkan morfologi, lokasi dan fungsi

• Protoplasmic astrocyt : banyak terdapat dalam gray matter atau substansia grisea, bersinapsis dengan pembuluh darah

• Fibril astrocyt : banyak di white matter atau substansia alba, bersinaps dengan nodus ranvier

• Muller glia : retina• Bergmann glia : cerebellum

Page 27: kuliahhistosaraf

• Bergmann glial – merah• Protoplasmic astrocytes

– green• Fiborus astrocytes - biru

Page 28: kuliahhistosaraf

a. Protoplasmic astrocyte CA1 hippocampus yang membentuk banyak sinapsis melalui protoplasmanya

b. Merah : astrocyte, hijau : prosesus (IHC)

c. Tripartite synapse (panah) dan prosesus astrosit (biru) (mikroskop elektron)

Page 29: kuliahhistosaraf

PARADIGMA BARU Fungsi Astrosit dalam sinaptogenesis

• Berperan dalam sinaptogenesis, melalui astrocyte-secreted factors yang dapat menginduksi sinaptogenesis

Page 30: kuliahhistosaraf
Page 31: kuliahhistosaraf
Page 32: kuliahhistosaraf

32

Page 33: kuliahhistosaraf

Sinapsis

• Otak tersusun oleh miliaran neuron (10 14) yang saling berhubungan melalui sinapsis.

• Sinaps adalah daerah kontak khusus dimana berlangsung transmisi kimia berupa penghantaran neurotransmitter

Page 34: kuliahhistosaraf

Klasifikasi sinaps berdasarkan lokasinya

• Sinaps aksosomatik (terminal bouton menempel pada soma)

• Sinaps aksodendritik (terminal bouton menempel pada dendrit), terdiri dari aksodendritik primer, sekunder, spina dendrit

• Sinaps aksosonik (terminal bouton menempel pada akson)

Page 35: kuliahhistosaraf

Klasifikasi sinaps berdasarkan kepadatan

membran

• Sinaps tipe I (perangsang / excitatory synapse) postsynaptic density lebih tebal, synaptic cleft 30 nm

• Sinaps tipe II (penghambat/inhibitory synapse)

pre-postsynaptic density hampir sama tebal, synaptic cleft 20 nm

Page 36: kuliahhistosaraf

Sinaps hanya menghantarkan impuls dalam satu arah, dari akson ke sel yang berkontak. Zat transmitter dilepaskan dalam jumlah tertentu (quanta) dan disimpan dalam vesikel sinaptik. Penyimpanan neuotransmitter dalam vesikel ini bertujuan melindungi NT dari degradasi oleh enzim sitoplasma . Vesikel ini mengeluarkan NT melalui mekanisme eksositosis dengan cara menggabungkan membran vesikel dengan membran presinaptik.

Page 37: kuliahhistosaraf

Sintesis enzym

Page 38: kuliahhistosaraf

Pelepasan NT melalui mekanisme eksositosis. Setelah NT dilepaskan ke celah sinaptik maka vesikel akan digunakan kembali melalui mekanisme coated pit (mantel vesikel yang berasal dari plasmalema). Mantel vesikel akan menghilang dan bergabung membentuk sisterna. Vesikel sinaptik baru akan muncul dari sisterna melalui mekanisme pembelahan sisterna

Vesikel agranuler (jernih), berisi NT acetilkolin

Vesikel granuler (padat), berisi NT katekolamin misalnya NE dan dopamin

Page 39: kuliahhistosaraf

• Ketika ada potensial aksi yang sampai ke akson terminal maka permeabilitas plasmalema akan meningkat. Hal ini menyebabkan masuknya ion kalsium ke dalam akson yang akan memicu mekanisme pelepasan NT dari vesikel

• NT yang dilepaskan ke dalam celah sinap akan berikatan dengan reseptor spesifik di membran postsinaptik yang akan menimbulkan perubahan potensial listrik pada membran postsinaptik

08/25/11

Page 40: kuliahhistosaraf

INTERAKSI NEURON-GLIA DALAM SINAPSIS (TRIPATITE SYNAPSE)

Tripatite synapse :• Neuron presinaptik• Neuron pascasinaptik• Prosesus protoplasmic astrocyte yang melapisi

terminalsinapsis

Sifat komunikasinya dua arah : neuron-glia atau glia-neuron

Page 41: kuliahhistosaraf
Page 42: kuliahhistosaraf

• myelin

Page 43: kuliahhistosaraf

43

Page 44: kuliahhistosaraf

44

Menjelaskan struktur jaringan saraf perifer, cerebelum, cerebrum

Page 45: kuliahhistosaraf

45

Central nervous system

BrainSpinal cord

Page 46: kuliahhistosaraf

46

Page 47: kuliahhistosaraf

47

Cerebellar cortex Cerebral cortex

Page 48: kuliahhistosaraf

48

C

L

T

S

Page 49: kuliahhistosaraf

49

Page 50: kuliahhistosaraf

50

Page 51: kuliahhistosaraf

51

Peripheral nervous systemPeripheral nervous system

Page 52: kuliahhistosaraf

52

Ganglion

Page 53: kuliahhistosaraf

53

Support tissueSupport tissue• EpineuriumEpineurium

– outer sheath of fibrocollageneous tissueouter sheath of fibrocollageneous tissue• PerineuriumPerineurium

– surrounds groups of axons and endoneurium to form a small bundles (fascicles)surrounds groups of axons and endoneurium to form a small bundles (fascicles)• EndoneuriumEndoneurium

– surrounds individual axons and their associated Schwann cells as well as capillary blood surrounds individual axons and their associated Schwann cells as well as capillary blood vesselsvessels

Page 54: kuliahhistosaraf

54

Page 55: kuliahhistosaraf

55

Page 56: kuliahhistosaraf

56

Page 57: kuliahhistosaraf

57

Page 58: kuliahhistosaraf

58

Page 59: kuliahhistosaraf

59

Menjelaskan sinaptogenesis

Page 60: kuliahhistosaraf
Page 61: kuliahhistosaraf
Page 62: kuliahhistosaraf
Page 63: kuliahhistosaraf
Page 64: kuliahhistosaraf
Page 65: kuliahhistosaraf
Page 66: kuliahhistosaraf
Page 67: kuliahhistosaraf
Page 68: kuliahhistosaraf
Page 69: kuliahhistosaraf
Page 70: kuliahhistosaraf
Page 71: kuliahhistosaraf
Page 72: kuliahhistosaraf
Page 73: kuliahhistosaraf
Page 74: kuliahhistosaraf
Page 75: kuliahhistosaraf
Page 76: kuliahhistosaraf