konfigurasi geologi bawah permukaan untuk menelusuri...

10
Seminar Nasional ke-II Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran 45 Konfigurasi Geologi Bawah Permukaan Untuk Menelusuri Zona Kontaminasi di Daerah Jatinangor dan Rancaekek, Kabupaten Sumedang dan Kabupaten Bandung Undang Mardiana 1) , Febriwan Mohamad 1) , M. Kurniawan Alfadli 1) 1) Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Teknik Geologi, Universitas Padjadjaran [email protected] Abstrak Daerah Jatinangor dan Rancaekek, Kabupaten Sumedang dan Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat, adalah salah satu contoh daerah vulkanik yang memiliki sumber daya air yang berpotensi baik. Bentuk bentang alamnya yang berupa lembah dan perbukitan merupakan suatu wilayah yang cukup baik bagi keterdapatan zona resapan (recharge zones) dan zona luahan (discharge zones) airtanah. Daerah Jatinangor dan Rancaekek termasuk ke dalam Kecamatan Cikeruh dan Kecamatan Rancaekek yang merupakan wilayah berkembang dengan instansi pendidikan beserta kapasitas mahasiswa dan masyarakat umum yang juga terus berkembang. Kampus UNPAD Jatinangor berada di bagian Utara daerah penelitian, sedangkan di bagian Selatan berkembang kawasan industri. Baik bagian Utara (hulu) maupun Selatan (hilir) menghasilkan berbagai macam limbah, yang kemungkinan akan berpengaruh terhadap kualitas air permukaan maupun air tanah dangkal. Pendekatan jenis batuan di bawah permukaan dapat didekati dengan sifat kelistrikan batuan atau tahanan jenisnya, sehingga diperoleh gambaran bentuk wadah atau geometri cekungan air tanah. Pendugaan geolistrik dua dimensi (2-D) mempunyai penetrasi kedalaman yang dangkal dengan informasi yang detil, lintasan pengukuran geolistrik 2-D dibuat tegak lurus dengan arah aliran air tanah (arah Barat-Timur) di sekitar daerah penelitian, diharapkan zona-zona kontaminasi dan sumber kontaminasinya dapat dipetakan. Kata kunci : geolistrik, sistem akifer, batuan vulkanik, kontaminasi 1. PENDAHULUAN Daerah Jatinangor dan sekitarnya, Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat, adalah salah satu contoh daerah vulkanik yang memiliki sumber daya air yang kemungkinan berpotensi baik. Bentuk bentang alamnya yang berupa lembah dan perbukitan merupakan suatu wilayah yang cukup baik bagi keterdapatan zona resapan (recharge zones) dan zona luahan (discharge zones) airtanah. Namun demikian, karakteristik geologi endapan vulkanik yang selalu berubah dalam jarak yang cukup dekat dan struktur geologinya yang kompleks cukup berpengaruh pada sistem aliran airtanah di wilayah tersebut. Keluarnya airtanah ke permukaan dapat diakibatkan oleh pemotongan muka airtanah akibat kontak antara batuan permeabel dengan batuan impermeabel, dan adanya kehadiran sesar. Dalam konsep hidrogeologi, airtanah adalah salah satu komponen dalam siklus hidrologi yang berkaitan erat dengan ketersediaan air di bawah permukaan, presipitasi, infiltrasi, perkolasi, evapotranspirasi, dan aliran air di permukaan (surface run-off). Secara konseptual, kondisi kawasan resapan dan luahan dapat diidentifikasi melalui penelitian sebaran mata air pada suatu wilayah. Dalam hal ini pemahaman tentang kondisi potensi kawasan resapan

Upload: vanquynh

Post on 08-Feb-2018

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Konfigurasi Geologi Bawah Permukaan Untuk Menelusuri …seminar.ftgeologi.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/03/... · Kata kunci : geolistrik, sistem akifer, batuan vulkanik, kontaminasi

Seminar Nasional ke-II Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

45

Konfigurasi Geologi Bawah Permukaan Untuk Menelusuri Zona

Kontaminasi di Daerah Jatinangor dan Rancaekek, Kabupaten

Sumedang dan Kabupaten Bandung

Undang Mardiana1)

, Febriwan Mohamad1)

, M. Kurniawan Alfadli1)

1) Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Teknik Geologi, Universitas Padjadjaran

[email protected]

Abstrak

Daerah Jatinangor dan Rancaekek, Kabupaten Sumedang dan Kabupaten

Bandung, Provinsi Jawa Barat, adalah salah satu contoh daerah vulkanik yang memiliki

sumber daya air yang berpotensi baik. Bentuk bentang alamnya yang berupa lembah

dan perbukitan merupakan suatu wilayah yang cukup baik bagi keterdapatan zona

resapan (recharge zones) dan zona luahan (discharge zones) airtanah.

Daerah Jatinangor dan Rancaekek termasuk ke dalam Kecamatan Cikeruh dan

Kecamatan Rancaekek yang merupakan wilayah berkembang dengan instansi

pendidikan beserta kapasitas mahasiswa dan masyarakat umum yang juga terus

berkembang. Kampus UNPAD Jatinangor berada di bagian Utara daerah penelitian,

sedangkan di bagian Selatan berkembang kawasan industri. Baik bagian Utara (hulu)

maupun Selatan (hilir) menghasilkan berbagai macam limbah, yang kemungkinan akan

berpengaruh terhadap kualitas air permukaan maupun air tanah dangkal.

Pendekatan jenis batuan di bawah permukaan dapat didekati dengan sifat

kelistrikan batuan atau tahanan jenisnya, sehingga diperoleh gambaran bentuk wadah

atau geometri cekungan air tanah. Pendugaan geolistrik dua dimensi (2-D) mempunyai

penetrasi kedalaman yang dangkal dengan informasi yang detil, lintasan pengukuran

geolistrik 2-D dibuat tegak lurus dengan arah aliran air tanah (arah Barat-Timur) di

sekitar daerah penelitian, diharapkan zona-zona kontaminasi dan sumber

kontaminasinya dapat dipetakan.

Kata kunci : geolistrik, sistem akifer, batuan vulkanik, kontaminasi

1. PENDAHULUAN

Daerah Jatinangor dan sekitarnya,

Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa

Barat, adalah salah satu contoh daerah

vulkanik yang memiliki sumber daya air

yang kemungkinan berpotensi baik.

Bentuk bentang alamnya yang berupa

lembah dan perbukitan merupakan suatu

wilayah yang cukup baik bagi

keterdapatan zona resapan (recharge

zones) dan zona luahan (discharge zones)

airtanah. Namun demikian, karakteristik

geologi endapan vulkanik yang selalu

berubah dalam jarak yang cukup dekat

dan struktur geologinya yang kompleks

cukup berpengaruh pada sistem aliran

airtanah di wilayah tersebut. Keluarnya

airtanah ke permukaan dapat diakibatkan

oleh

pemotongan muka airtanah akibat kontak

antara batuan permeabel dengan batuan

impermeabel, dan adanya kehadiran sesar.

Dalam konsep hidrogeologi, airtanah

adalah salah satu komponen dalam siklus

hidrologi yang berkaitan erat dengan

ketersediaan air di bawah permukaan,

presipitasi, infiltrasi, perkolasi,

evapotranspirasi, dan aliran air di

permukaan (surface run-off). Secara

konseptual, kondisi kawasan resapan dan

luahan dapat diidentifikasi melalui

penelitian sebaran mata air pada suatu

wilayah. Dalam hal ini pemahaman

tentang kondisi potensi kawasan resapan

Page 2: Konfigurasi Geologi Bawah Permukaan Untuk Menelusuri …seminar.ftgeologi.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/03/... · Kata kunci : geolistrik, sistem akifer, batuan vulkanik, kontaminasi

Seminar Nasional ke-II Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

46

dan sifat aliran airtanahnya, terutama dari

kawasan resapan menuju daerah luahan,

sangat dibutuhkan.

Informasi keberadaan akifer dapat

didekati melalui studi terintegrasi bidang

keilmuan hidrogeologi dan geofisika.

Cara ini adalah merupakan salah satu

metode yang umum digunakan dalam

eksplorasi mencari lapisan pembawa

airtanah.

Penelitian ini diharapkan dapat

memberikan gambaran mengenai susunan

dan keberadaan batuan akifer berdasarkan

informasi geologi, nilai tahanan jenis

batuan, serta parameter kimia dan fisika

air tanah bawah permukaan, dan dapat

digunakan untuk menelusuri keberadaan

2. DASAR TEORI

P.H Silitonga (1973), dalam Peta

Geologi Lembar Bandung, telah

menguraikan geologi wilayah studi dan

sekitarnya secara regional. Berdasarkan

peta tersebut diketahui bahwa batuan yang

tersingkap di wilayah studi hanya terdiri

dari satu satuan geologi yaitu produk

gunungapi muda / young Volcanic product

(Qyu) yang merupakan endapan

gunungapi muda yang tak teruraikan

satuan ini terdiri atas pasir tufaan, lapilli,

breksi, lava, dan aglomerat. Sebagian

berasal dari Gunung Tangkubanparahu

dan sebagian dari Gunung Tampomas.

Dapat terlihat antara Sumedang dan

Bandung, batuan ini membentuk dataran-

dataran kecil dan bagian-bagian yang rata

dengan bukit-bukit rendah yang tertutup

oleh tanah yang berwarna abu-abu kuning

dan kemerah-merahan, batuan-batuan ini

termasuk ke dalam Batuan Gunungapi

yang berumur Kuarter.

Secara umum daerah Jatinangor

memperlihatkan topografi perbukitan

dengan elevasi terendah sekitar 700 mdl

dan elevasi tertinggi sekitar 1812,5 mdpl.

Titik puncak elevasi tertinggi berada di

Gunung Manglayang yang berada di

baratlaut daerah penelitian. Sementara

elevasi terendah terdapat di Selatan daerah

penelitian yaitu pada daerah Cikeruh.

Berdasarkan kondisi topografi, sifat

litologi, analisis morfometri, morfografi,

dan morfogenetik di daerah penelitian,

maka daerah penelitian dapat dibagi

menjadi 3 satuan geomorfologi yaitu:

1. Satuan geomorfologi kaki gunungapi.

2. Satuan geomorfologi lereng gunungapi.

3. Satuan geomorfologi puncak

gunungapi

Gambar 1. Peta geologi regional daerah

penelitian, sebagian dari Peta Geologi

Lembar Bandung (modifikasi dari P.H.

Silitonga, 1973)

Secara stratigrafi daerah Jatinangor

dibagi ke dalam lima satuan dengan

kemunculan paleo soil sebagai kontak

ketidakselarasan serta terhentinya suatu

hubungan stratigrafi yang khas dan terjadi

perubahan sifat fisik litologi. Hubungan

stratigrafi antar masing-masing satuan

bersifat menjemari. Pada awalnya satuan

breksi jatuhan piroklastik di kala

Pleistosen Tengah terendapkan paling

bawah dan pada bagian timur dibatasi

oleh sesar Cikeruh. Hampir bersamaan

Page 3: Konfigurasi Geologi Bawah Permukaan Untuk Menelusuri …seminar.ftgeologi.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/03/... · Kata kunci : geolistrik, sistem akifer, batuan vulkanik, kontaminasi

Seminar Nasional ke-II Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

47

terendapkan pula satuan breksi sisipan

lava di bagian timur satuan breksi jatuhan

piroklastik yang dibatasi oleh sesar

Cikeruh.

Pada kala Pleistosen atas terendapkan

satuan breksi jatuhan piroklastik 1 yang

menindih satuan breksi jatuhan piroklastik

2. Hampir secara bersamaan pula pada

bagian timur satuan breksi jatuhan

piroklastik 1 terendapkan satuan

aglomerat dan dibatasi oleh sesar Cikeruh.

Pada kala Pleistosen atas sampai holosen

terendapkan satuan breksi aliran

piroklastik. Satuan ini merupakan satuan

termuda dalam daerah penelitian. Dalam

posisi stratigrafinya satuan ini terdapat

pada elevasi teratas dan menindih satuan

breksi jatuhan piroklastik 1.

Berdasarkan Peta Hidrogeologi

Regional Indonesia Lembar Bandung,

yang disusun oleh Soetrisno S (1983),

cekungan airtanah daerah penelitian dapat

dibagi menjadi 2 (dua) wilayah, yaitu

wilayah airtanah dengan luah sumur

kurang dari 5 liter/detik dengan

keterdapatan akifer produktifitas sedang

serta penyebaranya yang cukup luas,

akifer dengan keterusan sangat beragam,

kedalaman muka airtanah pada umunya

dalam, debit sumur umumnya kurang dari

5 liter/detik.

Gambar 2. Peta Hidrogeologi Regional

Daerah Penelitian, sebagian dari Lembar

Bandung (modifikasi dari Soetrisno S.,

1983)

Wilayah ini menempati bagian Selatan

daerah studi dengan luasan ± 60%

Wilayah kedua adalah wilayah airtanah

yang pada beberapa tempat merupakan

akifer produktif, akifer dengan keterusan

sangat beragam pada umumnya airtanah

dangkal di wilayah ini tidak dimanfaatkan

karena kedudukan muka airtanahnya

cukup dalam, wilayah ini pada beberapa

tempat ditemui mataair, wilayah ini

menempati bagian Utara daerah studi

dengan luasan ± 40%. Kedua wilayah ini

tersusun dari endapan volkanik tak

teruraikan yang merupakan endapan

gunung api muda terdiri dari campuran

endapan gunungapi lepas dan padu

dengan permeabilitas batuan rendah

sampai sedang.

Metoda geolistrik adalah pengukuran

arus bawah permukaan sepanjang lintasan

elektroda, sehingga memungkinkan untuk

untuk menggambarkan nilai efektif

Page 4: Konfigurasi Geologi Bawah Permukaan Untuk Menelusuri …seminar.ftgeologi.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/03/... · Kata kunci : geolistrik, sistem akifer, batuan vulkanik, kontaminasi

Seminar Nasional ke-II Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

48

resistivitas di bawah permukaan (Telford,

Geldart, dan Sheriff, 1996).

Pendugaan geolistrik dilakukan

dengan mempertimbangkan aspek

morfologi, geologi serta hidrologi sebagai

hasil dari studi yang telah dilakukan

sebelumnya pada tahap persiapan.

Parameter data yang diperoleh dari

hasil pengukuran geolistrik berupa harga

arus (mA) dan harga potensial (mV),

dengan menggunakan hukum Ohm maka

akan diperoleh harga tahanan jenis ()

setelah terlebih dahulu dikoreksi oleh

faktor jarak (k).

Survei geolistrik dilakukan pada 15

lintasan menggunakan teknik dua dimensi

(2-D), dengan konfigurasi Dipole-dipole

dan Wenner-Sclumberger. Panjang

lintasan pengukuran adalah 155 meter,

dengan jumlah elektroda (channel) yang

digunakan adalah 32 elektroda dan spasi

antar elektroda 5 meter.

Gambar 3. Skema pengukuran tahanan

jenis

2- Dimensi dengan metoda Wenner-

Schlumberger

Plastisitas tanah adalah kemampuan

butir-butir tanah halus untuk mengalami

perubahan bentuk tanpa terjadi perubahan

volume atau pecah. Tidak semua jenis

tanah mempunyai sifat plastis.

Indeks plastisitas (PI) merupakan interval

kadar air dimana tanah masih bersifat

plastis. Karena itu, indeks plastisitas

menunjukkan sifat keplastisan tanah. Jika

tanah mempunyai (PI) tinggi, maka tanah

mengandung banyak butiran lempung dan

jika tanah mepunyai (PI), rendah ,seperti

lanau , sedikit penurangan kadar air

berakibat tanah menjadi kering.

3. HASIL PENELITIAN

Analisis Geologi

Pengumpulan data primer untuk

mengetahui gambaran geologi di daerah

penelitian meliputi penelitian jenis batuan,

kontak litologi, dan struktur geologi..

Secara Morfologi daerah penelitian

merupakan bagian dari kaki gunung

Manglayang yang merupakan perbukitan

bergelombang yang memanjang relatif

Utara Selatan, dengan aliran sungai

Cibeusi bagian Barat, Sungai Cileles

dengan anak Sungai Cikeuyeup berada di

bagian tengah, dan Sungai Cikeruh

dibagian Timur.

Secara statigrafi, lingkungan Jatinangor

disusun oleh material vulkanik yang

berumur Pleistosen Tengah hingga

Pleistosen Akhir yang merupakan hasil

erupsi Gunung Tangkuban Perahu (Qot,

Qmt, Qyt) dan hasil erupsi Gunung

Tampomas (Qts, Qys).

Gambar 4. Penampang tiga dimensi

daerah penelitian (tanpa skala)

Page 5: Konfigurasi Geologi Bawah Permukaan Untuk Menelusuri …seminar.ftgeologi.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/03/... · Kata kunci : geolistrik, sistem akifer, batuan vulkanik, kontaminasi

Seminar Nasional ke-II Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

49

Batuan ini dapat dikelompokan ke

dalam 5 satuan batuan yang tersusun dari

tua ke muda : Satuan Breksi Sisipan Lava

(Qot) berumur plistosen tengah menjemari

dengan satuan Aglomerat (Qts); Satuan

Aglomerat (Qts) berumur Plistosen

Tengah. Satuan Breksi Piroklastik 2

(Qmt) berumur Plistosen Akhir yang

menjemari dengan breksi jatuhan

piroklastik (Qmt); Satuan Breksi jatuhan

Piroklastik 1 (Qys) berumur Pleistosen

Akhir, dan Satuan breksi aliran piroklastik

(Qyt) berumur Pleistosen Akhir.

Struktur Geologi yang berkembang

berupa sesar normal mendatar yang

berarah relatif berarah Utara - Selatan dan

Barat Laut - Tenggara. Pada daerah

penelitian hanya terdapat beberapa

struktur kekar yang nampak di lapangan.

Analisis struktur geologi pada daerah

penelitian dilakukan berdasarkan

interpretasi kenampakan peta DEM,

rekonstruksi penampang geologi x-y,

analisis kekar, dan intepretasi blok

diagram dari hasil pengukuran pendugaan

geolistrik. Intepretasi kenampakan peta

DEM daerah penelitian dilakukan dengan

menganalisis kelurusan lembah, kelurusan

sungai, rekonstruksi penampang vertikal

serta pengolahan data kekar dari lapangan.

Beberapa struktur geologi yang

berkembang meliputi sesar Cikeruh, sesar

Hegarmanah, sesar Cikeuyeup, dan sesar

Cileles.

Gambar 5. Kenampakan kelurusan pada

Peta DEM di daerah penelitian.

Analisis Data Geolistrik

Pengukuran geolistrik 2-D dilakukan

dengan melihat posisi buangan air dari

tiap gedung fakultas serta arah aliran air

buangan di kampus UNPAD Jatinangor.

Berdasarkan hasil pengamatan di

lapangan, maka pengukuran dilakukan

pada tiga blok di daerah penelitian yaitu:

a. Blok Barat atau sebelah Barat dari

gedung-gedung yang ada dengan arah

lintasan Barat - Timur dan arah aliran

air buangan umumnya kearah Barat

daya atau kearah lembah yang

bermuara ke cek-dam UNPAD.

b. Blok Timur dimana buangan air limbah

mengalir ke arah tenggara yang masuk

ke lembah aliran Sungai Cileles, arah

lintasan pengukuran Barat – Timur.

c. Blok Tengah yang merupakan

punggungan dan batas antara blok

Barat dan blok Timur , lintasan

pengukuran geolistrik dibuat berarah

Utara – Selatan.

Page 6: Konfigurasi Geologi Bawah Permukaan Untuk Menelusuri …seminar.ftgeologi.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/03/... · Kata kunci : geolistrik, sistem akifer, batuan vulkanik, kontaminasi

Seminar Nasional ke-II Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

50

Gambar 6. Sebaran lintasan pengukuran

geolistrik di daerah penelitian

Hasil pengolahan data lapangan serta

penampang tahanan jenis dikorelasikan

dengan keadaan geologi setempat,

menunjukkan bahwa lapisan batuan di

daerah penyelidikan umumnya berasal

dari endapan vulkanik dan dapat

dikelompokan berdasarkan kisaran nilai

tahanan jenis. Secara umum daerah

penelitian menunjukkan kisaran nilai

tahanan jenis antara 5 Ωm hingga 450

Ωm.

Gambar 7. Salah satu penampang tahanan

jenis (Line-1) setelah dikoreksi topografi

Penampang-penampang pada blok

daerah penelitian menunjukkan sebaran

batuan yang berkembang di daerah

penelitian. Batuan dengan tahanan jenis

rendah serta menengah ditemukan sejak

permukaan hingga kedalaman dangkal.

Sementara batuan dengan resistivitas

tinggi ditemukan pada kedalaman lebih

dari 30 meter di bawah permukaan

setempat.

Gambar 8. Penampang tahanan jenis pada

blok Barat daerah penelitian

Intepretasi dari penampang tahanan

jenis pada beberapa kedalaman

menunjukkan pengelompokan paket

batuan berdasar keseragaman pola

persebaran tahanan jenis serta adanya

hubungan persebaran lapisan-lapisan

batuan yang cenderung menerus baik ke

arah permukaan maupun ke bawah

permukaan.

Pada daerah penelitian ditemukan

adanya perbedaan populasi nilai tahanan

jenis. Perbedaan masing-masing populasi

tersebut memperlihatkan posisi

penyebaran batuan yang unik. Populasi

yang diapatkan adalah sebanyak empat

kelompok dengan karakter masing-

masing. Ke-empat kelompok tersebut

adalah:

1. Paket ke-1 merupakan batuan yang

memiliki tahanan jenis lebih dari 200

Ωm (permukaan). Ditemukan secara

sporadis di permukaan.

Diinterpretasikan sebagai breksi

jatuhan piroklastik butiran dan keras,

bersifat kedap terhadap air.

Page 7: Konfigurasi Geologi Bawah Permukaan Untuk Menelusuri …seminar.ftgeologi.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/03/... · Kata kunci : geolistrik, sistem akifer, batuan vulkanik, kontaminasi

Seminar Nasional ke-II Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

51

2. Paket-2 merupakan batuan yang

memiliki tahanan jenis antara 1-60

Ωm. Diinterpretasikan sebagai batuan

atau lapisan tanah yang berbutir kasar

dan dapat menyerap air. Mendominasi

bagian permukaan di daerah penelitian,

diperkirakan berupa Tufa kasar.

3. Paket-3 merupakan batuan yang

memiliki tahanan jenis 61-90 Ωm.

Diinterpretasikan sebagai batuan atau

yang berbutir kasar dan dapat

menyerap air. Diperkirakan memiliki

litologi Tufa lapilli.

4. Paket-4 merupakan batuan yang

memiliki tahanan jenis lebih dari 91

Ωm. Diperkirakan merupakan batuan

yang berbutir halus dan bersifat kedap

air.

Gambar 9. Kelompok batuan berdasar

nilai tahanan jenis pada Line-1

Berdasar beberapa penampang

kelompok paket batuan tersebut dapat

ditarik suatu penampang gabungan

berarah relatif Barat Laut - Tenggara (A-

B) yang menggambarkan bentuk dan tebal

perlapisan batuan (Gambar 10). Selain itu

juga ditarik suatu garis bidang patahan

yang diperkirakan berada di daerah

penelitian. Kawasan kampus Unpad

Jatinangor berada pada segmen tengah

hingga Selatan pada penampang tersebut.

Gambar 10. Penampang interpretasi paket

batuan berarah Barat Laut - Tenggara di

Jatinangor

Penampang tahanan jenis dan

kelompok batuan memperlihatkan bahwa

paket batuan 2 (1-60 Ωm) mendominasi

tipe tanah dan batuan pada kedalaman

dangkal di daerah penelitian.

Paket batuan 2 dengan litologi berupa

berbagai jenis tanah dan tufa kasar

diperkirakan dapat menjadi wadah bagi

penyebaran kontaminasi di daerah

penelitian. Hal ini diprediksi dari nilai

tahanan jenis dan hubungannya dengan

porositas serta sebaran paket tersebut.

Pengukuran nilai tahanan jenis dari

sampel tanah pada beberapa titik yang

berdekatan dengan sungai maupun sumur

air dangkal di daerah penelitian turut

dilakukan. Berdasar peta zonasi tanah

(soil) kawasan Jatinangor dan sekitarnya

(Irvan Sophian, dkk, 2015), jenis tanah di

daerah penelitian terdiri atas Tanah

lempung plastisitas rendah, Tanah

lempung-lanau plastisitas tinggi dan

Tanah lanau plastisitas rendah.

Kelompok tanah di daerah penelitian

berdasarkan nilai tahanan jenisnya dibagi

menjadi :

1. Tanah lempung plastisitas rendah

dengan nilai tahanan jenis antara 1- 30

Ωm.

2. Tanah lempung-lanau plastisitas tinggi

dengan nilai tahanan jenis antara 31-55

Ωm.

Page 8: Konfigurasi Geologi Bawah Permukaan Untuk Menelusuri …seminar.ftgeologi.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/03/... · Kata kunci : geolistrik, sistem akifer, batuan vulkanik, kontaminasi

Seminar Nasional ke-II Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

52

3. Tanah lanau plastisitas rendah dengan

nilai tahanan jenis lebih dari 55 Ωm.

Gambar 10. Peta sebaran tanah bawah

permukaan berdasarkan nilai tahanan jenis

di daerah penelitian.

Gambar 10 menunjukkan peta sebaran

tanah di daerah penelitian dari permukaan

hingga kedalaman 6 meter berdasarkan

nilai tahanan jenis. Peta sebaran tanah

tersebut menunjukan bahwa ketiga jenis

tanah dapat ditemukan pada berbagai

kedalaman, dengan dominasi tanah

lempung plastisitas rendah. Arah

penyebaran relatif tipe tanah lempung

tersebut adalah Barat Laut – Tenggara.

Tanah lempung plastisitas rendah

mendominasi bagian Barat penelitian pada

berbagai kedalaman. Tanah lempung

lanau plastisitas tinggi ditemukan

mendominasi di bagian Utara- dan Selatan

pada permukaan hingga kedalaman 6

meter. sedangkan tanah lanau plastisitas

tinggi ditemukan di bagian Selatan daerah

penelitian (Gambar 11).

Gambar 11. Penampang sebaran tanah

blok Barat daerah penelitian dengan arah

Barat Laut – Tenggara (A-A‟).

Blok Barat daerah penelitian secara

umum ditutupi oleh lapisan tanah dengan

indeks plastisitas rendah. Tanah lempung

plastisitas rendah ini disusun oleh mineral

lempung illite. Jenis tanah ini bersifat

meloloskan air dan tidak dapat

menyimpan air untuk periode waktu yang

lama.

Nilai tahanan jenis yang rendah

menunjukkan bahwa blok Barat

didominasi oleh tanah dan batuan yang

cenderung bersifat porus dan permeabel.

Dengan demikian, pada blok Barat lapisan

tanah dapat menyerap air yang

terkontaminasi dan meneruskannya

mengikuti pola aliran akifer dangkal yang

dipengaruhi kondisi topografi.

Gambar 12. Penampang sebaran tanah

blok Timur daerah penelitian dengan arah

Barat Laut – Tenggara (A-A‟).

Page 9: Konfigurasi Geologi Bawah Permukaan Untuk Menelusuri …seminar.ftgeologi.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/03/... · Kata kunci : geolistrik, sistem akifer, batuan vulkanik, kontaminasi

Seminar Nasional ke-II Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

53

Blok Timur daerah penelitian ditutupi

oleh lapisan tanah lempung-lanau dengan

indeks plastisitas tinggi. Jenis tanah

lempung ini disusun memiliki kandungan

mineral montmorillonite yang tinggi. Jenis

tanah ini bersifat menyerap air dan

memiliki kemampuan untuk mengembang

(swelling) yang tinggi.

Nilai tahanan jenisnya menunjukkan

bahwa blok Timur didominasi oleh tanah

dan batuan yang cenderung bersifat lebih

padu dan impermeabel dibandingkan blok

Barat. Dengan demikian, pada blok Timur

lapisan tanah dapat menyerap air yang

terkontaminasi dan menyimpannya dalam

periode waktu yang lama.

PENUTUP

Pengumpulan data primer berupa

informasi geologi, tahanan jenis dan sifat

tanah telah dilakukan pada daerah

penelitian di kawasan Kampus UNPAD

Jatinangor dan sekitarnya.

Analisis geofisika dengan metode

geolistrik tahanan jenis 2 Dimensi

menunjukkan bahwa secara umum batuan

di daerah penelitian memiliki kisaran

nilai tahanan jenis antara 5 Ωm hingga

450 Ωm yang dapat dibagi ke dalam 4

paket batuan

Paket batuan 1 ( > 200 Ωm) dan 4 (1

<< 60 Ωm) merupakan kelompok yang

mendominasi permukaan dan lapisan

kedalaman dangkal di daerah penelitian.

Tahapan selanjutnya dalam penelitian

menunjukkan hubungan antara jenis tanah

dan sifat plastisitasnya dengan nilai

tahanan jenis. Tiga kelompok jenis tanah

yaitu Tanah lempung plastisitas rendah (1-

30 Ωm), Tanah lempung-lanau plastisitas

tinggi (31-55 Ωm) dan Tanah lanau

plastisitas rendah (>55 Ωm) dapat ditemui

di daerah Jatinangor dan sekitarnya.

Kelompok tanah lempung dengan

indeks plastisitas tinggi mendominasi blok

Timur daerah penelitian. Jenis tanah ini

mampu menyerap dan berinteraksi dengan

air serta dapat mengembang (swelling)

apabila terisi oleh air. Air yang

terkontaminasi dapat terserap dan

tersimpan dalam akifer dangkal yang di

permukaannya ditutupi oleh jenis tanah

ini.

Blok Timur daerah penelitian perlu

menjadi perhatian dalam kaitannya

dengan pembangunan Instalasi

Pembuangan Air Limbah (IPAL) kampus

UNPAD Jatinangor.

Penelitian ini diharapkan dapat berguna

dalam program pengembangan kampus

Jatinangor menjadi kawasan Eco-

Campus UNPAD.

DAFTAR PUSTAKA

[1]. Fetter, Jr. C.W., 1980. Applied

hydrogeology. Bell and Howell

Company, Colombus, Ohio, p.488

[2]. Karanth, A., 1987. General Range

of Electrical Resistivities of

Common Rock and Water.

[3]. Koefoed, O., 1982. Geosounding

Principles 1 – Resistivity sounding

Measurements (Methods in

Geochemistry and Geophysics, 14

A), Elsevier Science Publishing

Company Inc., New York, Second

Impression,

[4]. Loke, M.H., 2004, Tutorial 2D-3D

Electrical Imaging Surveys,

www.geoelectrical.com

[5]. Panjie Wiranegara, 2011,

Karateristik Akifer Daerah

Jatinangor, Skripsi FTG tidak

dipublikasikan, UNPAD.

[6]. Reynolds, J. M., 1997, An

Introduction to Applied and

Environmental Geophysics, John

Wiley and Sons, New York.

Page 10: Konfigurasi Geologi Bawah Permukaan Untuk Menelusuri …seminar.ftgeologi.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/03/... · Kata kunci : geolistrik, sistem akifer, batuan vulkanik, kontaminasi

Seminar Nasional ke-II Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

54

[7]. Silitonga, P.H., 1973, Peta gelogi

regional lembar Bandung, Badan

Geologi Bandung.

[8]. Soetrisno, S., 1983, Peta hidrogelogi

regional lembar Bandung, Badan

Geologi Bandung.