kisah kiyai ahmad asrori

Upload: siswand-bin-mohd-ali

Post on 28-Feb-2018

271 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 KISAH Kiyai Ahmad Asrori

    1/17

    Page 1of 17

    KISAH

    Dunia Sufistik & Biografi KH. Achmad

    Asrori Al Ishaqy RA

    ByKOPYAHer

    Posted onJuni 1, 2016

    http://buletinalfithrah.co/category/kisah/http://buletinalfithrah.co/category/kisah/http://buletinalfithrah.co/author/kopyaher/http://buletinalfithrah.co/author/kopyaher/http://buletinalfithrah.co/author/kopyaher/http://buletinalfithrah.co/author/kopyaher/http://buletinalfithrah.co/category/kisah/
  • 7/25/2019 KISAH Kiyai Ahmad Asrori

    2/17

    Page 2of 17

  • 7/25/2019 KISAH Kiyai Ahmad Asrori

    3/17

    Page 3of 17

    SHARE

    TWEET

    SHARE

    EMAIL

    COMMENTS

    Oleh: EM. Arsyad Sady Jr.

    Riwayat Hidup

    Achmad Asrori Al Ishaqy RAdilahirkan di Surabaya pada tanggal 17 Agustus

    1951.[1]Beliau adalah putra ke-empat dari sepuluh bersaudara. Ayahnya

    bernamaKH. Muhammad Utsman Al Ishaqydan ibunya bernama Nyai Hj. Siti

    Qomariyah binti KH. Munadi.Al Ishaqyadalah gelar yang dinisbatkan kepada

    Maulana Ishaq, ayah dari Sunan Giri. Sebab, KH. Utsman adalah keturunan ke-14

    dari Sunan Giri. Dari jalur ibu, silsilah nasabKH. Asrori bersambung dengan Sunan

    Gunung Jati, Cirebon. Jika dirunut, nasab Yai Rori bersambung dengan Nabi

    Muhammad SAW pada urutan yang ke-38. Berikut silsilah nasab Beliau: Achmad

    Asrori al Ishaqy Muhammad Utsman al Ishaqi Nyai Surati Kyai Abdullah

    Mbah Dasha Mbah Salbeng Mbah Jarangan Kyai Ageng Mas Kyai

    Panembahan Bagus Kyai Ageng Pangeran Sadang Rono Panembahan Agung

    Sido MergiPangeran Kawis GuwaSyaikh Fadllullah (Sunan Prapen)Syaikh Ali

    SumadiroSyaikh Muhammad Ainul Yaqin (Sunan Giri) Syaikh Maulana Ishaq

    Syaikh Ibrohim Akbar (Ibrohim Asmorokondi) Syaikh Jamaluddin Akbar (Syaikh

    http://buletinalfithrah.co/biografi-yai-asrori-alishaqy/http://buletinalfithrah.co/biografi-yai-asrori-alishaqy/http://buletinalfithrah.co/biografi-yai-asrori-alishaqy/http://buletinalfithrah.co/biografi-yai-asrori-alishaqy/http://buletinalfithrah.co/biografi-yai-asrori-alishaqy/http://buletinalfithrah.co/biografi-yai-asrori-alishaqy/mailto:?subject=Dunia%20Sufistik%20&%20Biografi%20KH.%20Achmad%20Asrori%20Al%20Ishaqy%20RA&BODY=I%20found%20this%20article%20interesting%20and%20thought%20of%20sharing%20it%20with%20you.%20Check%20it%20out:%20http://buletinalfithrah.co/biografi-yai-asrori-alishaqy/mailto:?subject=Dunia%20Sufistik%20&%20Biografi%20KH.%20Achmad%20Asrori%20Al%20Ishaqy%20RA&BODY=I%20found%20this%20article%20interesting%20and%20thought%20of%20sharing%20it%20with%20you.%20Check%20it%20out:%20http://buletinalfithrah.co/biografi-yai-asrori-alishaqy/http://buletinalfithrah.co/biografi-yai-asrori-alishaqy/#respondhttp://buletinalfithrah.co/biografi-yai-asrori-alishaqy/#respondhttp://buletinalfithrah.co/kisah-wafatnya-yai-rori-ra/http://buletinalfithrah.co/kisah-wafatnya-yai-rori-ra/http://buletinalfithrah.co/biografi-yai-asrori-alishaqy/#_ftn1http://buletinalfithrah.co/biografi-yai-asrori-alishaqy/#_ftn1http://buletinalfithrah.co/biografi-yai-asrori-alishaqy/#_ftn1http://buletinalfithrah.co/344-2/http://buletinalfithrah.co/344-2/http://buletinalfithrah.co/344-2/http://buletinalfithrah.co/yai-rori-ra/http://buletinalfithrah.co/yai-rori-ra/http://buletinalfithrah.co/yai-rori-ra/http://buletinalfithrah.co/344-2/http://buletinalfithrah.co/biografi-yai-asrori-alishaqy/#_ftn1http://buletinalfithrah.co/kisah-wafatnya-yai-rori-ra/http://buletinalfithrah.co/biografi-yai-asrori-alishaqy/#respondhttp://buletinalfithrah.co/biografi-yai-asrori-alishaqy/#respondmailto:?subject=Dunia%20Sufistik%20&%20Biografi%20KH.%20Achmad%20Asrori%20Al%20Ishaqy%20RA&BODY=I%20found%20this%20article%20interesting%20and%20thought%20of%20sharing%20it%20with%20you.%20Check%20it%20out:%20http://buletinalfithrah.co/biografi-yai-asrori-alishaqy/mailto:?subject=Dunia%20Sufistik%20&%20Biografi%20KH.%20Achmad%20Asrori%20Al%20Ishaqy%20RA&BODY=I%20found%20this%20article%20interesting%20and%20thought%20of%20sharing%20it%20with%20you.%20Check%20it%20out:%20http://buletinalfithrah.co/biografi-yai-asrori-alishaqy/http://buletinalfithrah.co/biografi-yai-asrori-alishaqy/http://buletinalfithrah.co/biografi-yai-asrori-alishaqy/http://buletinalfithrah.co/biografi-yai-asrori-alishaqy/http://buletinalfithrah.co/biografi-yai-asrori-alishaqy/http://buletinalfithrah.co/biografi-yai-asrori-alishaqy/http://buletinalfithrah.co/biografi-yai-asrori-alishaqy/
  • 7/25/2019 KISAH Kiyai Ahmad Asrori

    4/17

    Page 4of 17

    Jumadil Kubro)Syaikh Ahmad Syah Jalal Amir Syaikh Abdullah Khon Syaikh

    Alwi Syaikh Abdullah Syaikh Ahmad Muhajir Syaikh Isa ar Rumi Syaikh

    Muhammad NaqibSyaikh Ali al IridhiSyaikh Jafar Shodiq Syaikh Muhammad

    al BaqirSayyid Ali Zainul Abidin Sayyid Imam al HusainSayyidah Fathimah az

    ZahroNabi Muhammad SAW.

    Tanda-tanda Yai Rori akan menjadi seorang tokoh panutan sudah nampak sejak

    masa muda Beliau. Setelah menuntut ilmu di beberapa pondok pesantren di Jawa

    Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat, Yai Rori muda berdakwah kepada anak-anak

    atau pemuda jalanan. Padahal, di ndalemayah Beliau yang berlokasi di kelurahan

    Jatisrono, Kecamatan Semampir, ayah Beliau sendiri juga masih memerlukan

    tenaga Beliau untuk membantu mengajar di Pondok Pesantren Raudlatul

    MutaalliminDarul Ubuudiyyah yang diasuh oleh sang ayah sendiri.

    Dengan metode dakwahnya yang unik, yaitu dengan mengikuti hobi anak-anak

    jalanan seperti bermain musik, nongkrong, dan sebagainya, anak-anak muda

    tersebut sedikit demi sedikit bisa menerima ilmu yang diselipkan oleh Gus Rori

    begitu Yai Rori muda akrab dipanggilmelalui obrolan ringan ketika mereka semua

    sedang berkumpul.

    Meskipun dalam skala yang lebih kecil, metode dakwah semacam ini mirip-mirip

    dengan apa yang dulu pernah dilakukan oleh para pendakwah Islam generasi awal

    di Indonesia, khususnya di tanah Jawa yang lebih dikenal dengan sebutan Wali

    Songo. Dimana, cara Wali Songo berdakwah pada waktu itu adalah melalui proses

    akulturasi budaya Islam dan budaya lokal yang telah mengakar kuat di masyarakat.

    Mereka tak lantas langsung membabat habis budaya-budaya lokal yang pada

    waktu itu bisa dibilang kurang Islami sepertiwayangan, gendingan, gendorenan,

    dan lain sebagainya. Namun, budaya-budaya lokal tersebut justru digunakan

  • 7/25/2019 KISAH Kiyai Ahmad Asrori

    5/17

    Page 5of 17

    sebagai sarana pendekatan ataupun sarana untuk menarik minat penduduk pribumi

    terhadap Islam. Sehingga, setelah timbul ketertarikan dalam diri pemduduk pribumi,

    pada tahap selanjutnya, secara psiklogis mereka tentu juga akan lebih siap untuk

    menerima dakwah Islam.

    Apa yang dilakukan oleh Yai Rori muda pun kurang lebih juga seperti itu. Beliau tak

    langsung melarang aktivitas-aktivitas kurang produktif untuk tak menyebutnya:

    kurang bermanfaat, seperti nyangkrukan dan lainnya-yang telah menjadi

    kebiasaan para pemuda jalanan yang menjadi obyek dakwah Beliau pada waktu itu.

    Namun, aktivitas-aktivitas tersebut justru dijadikan oleh Yai Rori muda menjadi

    semacam pintu masuk untuk mulaimendakwahi dan membimbing mereka. Secara

    spesifik lagi, meskipun pelan namun pasti, dalam hal ini mereka dibimbing agar tak

    hanya mau ngumpul-ngumpuldengan sesama komunitasnya sendiri saja. Namun

    mereka juga dibimbing agar mau ngumpul-ngumpulbersama dengan orang-orang

    shalih melalui majlis dzikir.

    Seiring dengan terus berjalannya waktu, semakin lama semakin banyak pula

    pemuda yang tertarik dengan metode ataupun konsep dakwah yang diterapkan oleh

    Gus Rori. Hingga pada akhirnya, Gus Rori mengajak mereka untuk mengadakan

    majlismanaqibandan pengajian di Gresik. Majlis yang pertama kali ini dilaksanakan

    di kampung Bedilan yang di kemudian hari di-adakan secara rutin pada tiap

    bulannya di tempat tersebut. Majlis ini di-isi dengan pembacaanManaqib Syaikh

    Abdul Qodir al Jilany,pembacaan Maulid, dan tanya jawab keagamaan. Majlis ini

    awalnya diberi nama jamaah KACA yang merupakan akronim dari Karunia Cahaya

    Agung. Namun agar lebih familiar, Gus Rori menyebut anggota jamaah KACA

    dengan sebutan Orong-Orong. Secara harfiah, Orong-Orong adalah binatang melata

    yang biasa keluar pada malam hari. Secara filosofis, pemberian nama semacam ini

    http://buletinalfithrah.co/manaqib-explorer/http://buletinalfithrah.co/manaqib-explorer/http://buletinalfithrah.co/manaqib-explorer/http://buletinalfithrah.co/manaqib-explorer-2/http://buletinalfithrah.co/manaqib-explorer-2/http://buletinalfithrah.co/manaqib-explorer-2/http://buletinalfithrah.co/manaqib-explorer-2/http://buletinalfithrah.co/manaqib-explorer-2/http://buletinalfithrah.co/manaqib-explorer-2/http://buletinalfithrah.co/manaqib-explorer/
  • 7/25/2019 KISAH Kiyai Ahmad Asrori

    6/17

    Page 6of 17

    disesuaikan dengan perilaku anak-anak muda pengikut Gus Rori yang rata-rata

    memang mempunyai kebiasaan keluar pada waktu malam hari. Dalam

    perkembangannya, nama Orong-Orong ini kemudian menjadi lebih terkenal

    dibandingkan dengan nama KACA. Dan jamaah Orong-Orong inilah yang kelak, di

    kemudian hari bermetamorfosis serta menjadi embrio dari lahirnyajamaah Al

    Khidmah.

    Meski masih muda, ketokohan Gus Rori yang kharismatik dan netral serta sikap

    Beliau yang non partisan terhadap kelompok Islam tertentu ataupun terhadap partai

    politik tertentu, pada akhirnya membuat Beliau sangat disegani oleh berbagai

    kalangan masyarakat dari strata sosial serta kelompok yang berbeda-beda. Majlis-

    majlis Beliau bersifat inklusif serta terbuka bagi siapapun dan dari kelompok

    manapun. Sehingga, karena tidak adanya kesan eksklusivisme ini, tak

    mengherankan jika dalam majlis-majlis yang Beliau pimpin, para pejabat sipil

    maupun pemerintahan yang notabenenya mempunyai pandangan keagamaan atau

    politik yang berbeda-beda, sering kali bisa terlihat rukun serta mau untuk duduk

    bersama-sama dalam sebuah majlis.

    Pada tahun 1983, Gus Rori mendirikan mushola di Kelurahan Tanah Kali Kedinding.

    Dalam perkembangannya, ternyata banyak masyarakat sekitar yang antusias serta

    https://www.facebook.com/groups/28898284414/https://www.facebook.com/groups/28898284414/https://www.facebook.com/groups/28898284414/https://www.facebook.com/groups/28898284414/https://www.facebook.com/groups/28898284414/
  • 7/25/2019 KISAH Kiyai Ahmad Asrori

    7/17

    Page 7of 17

    tertarik untuk memondokkan anak-anak mereka di kediaman baru Gus Rori tersebut.

    Akhirnya, Gus Rori mendirikan masjid dan pondok pesantren yang kemudian diberi

    nama Pondok Pesantren As Salafi Al Fithrah.

    Riwayat Pendidikan

    Yai Rori muda hanya mengenyam pendidikan formal sampai kelas tiga Sekolah

    Dasar. Selanjutnya, seperti umumnya putra kyai di daerah Jawa, Gus Rori menimba

    ilmu di pondok pesantren sebagai persiapan untuk melanjutkan tongkat estafet

    kepemimpinan dari ayah Beliau. Sesuai dengan keinginan sang ayah, pada tahun

    1966, pondok pesantren yang pertama kali menjadi tempat belajar Beliau adalah

    pondok pesantren Darul Ulum, Peterongan-Jombang yang di-asuh oleh KH. DR.

    Mustain Romly[2], yang juga seorang mursyid tarekat Qadiriyyah wan

    Naqsyabandiyyah.

    Setelah setahun[3]mondok di Peterongan, Gus Rori melanjutkan studi ke pondok

    pesantren Alhidayah di desa Tretek-Pare-Kediri yang di-asuh oleh almarhum KH.

    Juwaini bin Nuh. Di pesantren ini, Gus Rori mengaji selama tiga tahun. Kitab-kitab

    yang didalami kebanyakan adalah kitab tasawuf dan hadits seperti kitab Ihya

    Ulumiddin karya al Ghazali dan Shahih Bukhari. Meski terhitung cukup singkat,

    namun banyak sekali kitab yang dikhatamkan oleh Gus Rori di pondok asuhan Kyai

    Juwaini ini.[4]

    http://www.alfithrah99sby.org/http://www.alfithrah99sby.org/http://buletinalfithrah.co/biografi-yai-asrori-alishaqy/#_ftn2http://buletinalfithrah.co/biografi-yai-asrori-alishaqy/#_ftn2http://buletinalfithrah.co/biografi-yai-asrori-alishaqy/#_ftn3http://buletinalfithrah.co/biografi-yai-asrori-alishaqy/#_ftn3http://buletinalfithrah.co/biografi-yai-asrori-alishaqy/#_ftn4http://buletinalfithrah.co/biografi-yai-asrori-alishaqy/#_ftn4http://buletinalfithrah.co/biografi-yai-asrori-alishaqy/#_ftn4http://buletinalfithrah.co/biografi-yai-asrori-alishaqy/#_ftn4http://buletinalfithrah.co/biografi-yai-asrori-alishaqy/#_ftn3http://buletinalfithrah.co/biografi-yai-asrori-alishaqy/#_ftn2http://www.alfithrah99sby.org/
  • 7/25/2019 KISAH Kiyai Ahmad Asrori

    8/17

    Page 8of 17

    Selepas dari Kediri, Gus Rori melanjutkan belajar ke Pondok Pesantren al

    Munawwir, Krapyak-Jogjakarta di bawah asuhan KH. Ali Mashum. Di pesantren ini,

    durasi belajar Gus Rori hanya berkisar selama beberapa bulan saja. Selanjutnya,

    Beliau belajar di salah satu pesantren di desa Buntet-Cirebon yang di-asuh oleh KH.

    Abdullah Abbas. Di pesantren ini, Gus Rori hanya belajar selama setengah tahun.[5]

    Aktivitas Sosial Kemasyarakatan dan Keagamaan

    Jamaah pengikut dari Yai Rori RA secara garis besar terbagi menjadi dua. Yaitu

    mereka yang sudah mengikuti baiat (inisiasi) tarekat Qadiriyyah wan

    Naqsyabandiyyah al Utsmaniyyah atau disebut murid, dan jamaah yang baru

    sebatas tertarik dengan majlis-majlis dzikir yang diperuntukkan bagi siapapun yang

    mau mengikutinya. Kelompok kedua ini dinamakan jamaah atau muhibbin.

    Di Pondok Pesantren As Salafi Al Fithrah yang berlokasi di Kelurahan Tanah Kali

    Kedinding Kecamatan Kenjeran yang Beliau dirikan dan asuh, tak kurang dari 2000

    santri putra-putri yang mukim, dan 1200 santri yang mengaji pulang-pergi. Lembaga

    pendidikan formal di pondok ini bahkan telah tersedia lengkap mulai dari tingkat

    kanak-kanak sampai Perguruan Tinggi. Sedangkan untuk pendidikan non formal

    yang dilaksanakan pada malam hari, ada TPQ dan madrasahdiniyah.

    Sejak Yai Rori RA membuka pengajian rutin bulanan di Pondok Pesantren As Salafi

    Al Fithrah ini, jamaah Beliau bertambah dengan pesat. Pengajian rutin bulanan

    dihadiri tak kurang oleh 20.000 jamaah yang datang dari berbagai kota di pulau

    Jawa. Sedangkan Haul Akbaryang rutin di-adakan setiap tahun di tempat yang

    sama, dihadiri tak kurang oleh 200.000 jamaah yang berdatangan dari dalam

    maupun luar negeri. Selain itu, ada majlis dzikir rutin mingguan dan

    majlis manaqibanbulanan yang dihadiri oleh lebih dari 10.000 ribu orang jamaah.

    http://buletinalfithrah.co/biografi-yai-asrori-alishaqy/#_ftn5http://buletinalfithrah.co/biografi-yai-asrori-alishaqy/#_ftn5http://buletinalfithrah.co/biografi-yai-asrori-alishaqy/#_ftn5http://buletinalfithrah.co/biografi-yai-asrori-alishaqy/#_ftn5
  • 7/25/2019 KISAH Kiyai Ahmad Asrori

    9/17

    Page 9of 17

    Momen-momen majlis mingguan, bulanan, dan tahunan yang dihadiri oleh banyak

    jamaah tersebut sekaligus juga membawa keberkahan tersendiri bagi masyarakat

    Kedinding dan sekitarnya. Sebab, dengan adanya majlis-majlis yang melibatkan

    banyak massa tersebut, sedikit-banyak roda perekonomian mereka juga ikut

    terdongkrak naik. Para pengusaha warung tegal (warteg), para pengusaha warung

    kopi/giras, para pengusaha kos-kosan/kontrakan, para abang tukang becak, para

    sopir angkot serta taksi, dan berbagai jenis usaha/profesi lainnya, tentu bisa

    merasakan perbedaan incomeatau penghasilan mereka: antara ketika sedang ada

    majlis di pondok dengan hari-hari biasa.

    Dan dengan didasari atas kesadaran bahwa manusia tidak akan hidup di dunia

    selamanya, Yai Rori kemudian berfikir jauh ke depan demi keberlangsungan

    pembinaan jamaah yang jumlahnya telah mencapai ratusan ribu ini. Maka

    dibentuklah sebuah organisasi keagamaan yang bernama Jamaah Al Khidmah.

    Organisasi ini dideklarasikan secara resmi pada tanggal 25 Desember 2005 di

    Semarang Jawa Tengah. Kegiatan utamanya adalah menjadi semacam Event

    Organizer(EO) dalam menyelenggarakan Majlis Dzikir, Majlis Khatmil Quran,

    Maulid, dan Manaqib serta kirim doa kepada orang tua, para leluhur, dan para guru.

    Majlis lain yang menjadi bidang garapan dari jamaah Al Khidmah adalah majlis

  • 7/25/2019 KISAH Kiyai Ahmad Asrori

    10/17

    Page 10of 17

    sholat malam, majlis taklim, majlis lamaran, majlis akad nikah, majlis tingkepan,

    majlis memberi nama anak, dan lain- lain.

    Ketua Umum Jamaah Al Khidmah periode I dan II (2005-2014) H. Hasanuddin, SH.

    menjelaskan bahwa organisasi ini dibentuk semata-mata agar pembinaan jamaah

    bisa lebih terarah serta teratur dan siapapun bisa menjadi anggotanya tanpa harus

    memenuhi syarat-syarat tertentu.

    Sampai saat ini, sepeninggal Yai Rori, jamaah Al Khidmah tetap eksis dalam

    menyelenggarakan majlis-majlis dzikir tidak beda dengan seperti ketika Beliau masih

    hidup. Bahkan, sepeninggal Beliau, jamaah Al Khidmah ini secara kuantitas justru

    mengalami perkembangan yang sangat signifikan, baik di dalam maupun di luar

    negeri. Banyak kabupaten/kota maupun provinsi yang pada saat Yai Rori

    masih sugengbelum ada jamaah Al Khidmahnya, namun sepeninggal Beliau,

    jamaah Al Khidmah bisa muncul dan berkembang pesat di daerah tersebut. Begitu

    pula dengan perkembangan di luar negeri. Misalnya saja, sepeninggal Yai Rori,

    jamaah Al Khidmah bisa masuk bahkan berdiri sebagai organisasi resmi dengan

    amaliah rutin di Thailand bagian selatan dan di Belgia.

    Menurut Bung Has, sampai saat ini kepengurusan jamaah Al Khidmah sudah berdiri

    di 77 kabupaten/kota dan sembilan provinsi di Indonesia. Sedangkan kepengurusan

    di luar negeri sudah terbentuk di Malaysia, Singapura, Thailand, Belgia, dan Saudi

    Arabia.

    Perjalanan Kehidupan Sufistik

    Kyai Utsman RA, ayah Kyai Asrori RA wafat pada bulan Januari 1984 dalam usia 77

    tahun. Enam tahun sebelum meninggal, tepatnya pada hari Senin Pon 17 Ramadlan

  • 7/25/2019 KISAH Kiyai Ahmad Asrori

    11/17

    Page 11of 17

    1398 H / 21 Agustus 1978 M, Yai Utsman telah mengangkat Yai Rori sebagai

    mursyid tarekat yang dipersiapkan untuk menggantikan Beliau.[6]

    Ada cerita menarik terkait dengan peristiwa di-angkatnya Yai Rori oleh

    Yai Sepuhuntuk menjadi mursyid ini. Dikisahkan bahwa sejak tahun 1975, Yai Rori

    sebenarnya telah dibujuk oleh Yai Utsman agar bersedia dibaiat dan selanjutnya

    mau meneruskan tampuk kemursyidan tarekat sang ayah. Tapi Yai Rori selalu

    berusaha menghindar dan mencari-cari alasan untuk mengemban amanat yang

    sangat berat ini. Salah satu alasan yang sempat di-ungkapkan adalah: masih ada

    beberapa kakak Yai Rori yang lebih tua dari Beliau, tapi kenapa justru Beliau yang

    lebih muda yang ditunjuk?.

    Namun pada akhirnya, tepat pada tanggal yang telah disebutkan di atas, di rumah

    almarhum H. Jamil ayah dari H. Masud yang berlokasi di desa Kroman Gresik

    barulah Yai Rori bersedia untuk dibaiat sebagai mursyid. Saking senangnya dengan

    hal ini, Yai Utsman langsung mengajak sang putra yang telah lama digadang-

    gadang agar mau menerima amanat dari para guru ini untuk berziarah ke makam

    Kyai Romli Tamim di Peterongan-Jombang yang pada waktu itu juga bertepatan

    dengan haul Beliau. Peristiwa bersejarah ini, oleh Yai Rori kemudian di-abadikan

    dengan menduplikasikannya ke dalam suatu rangkaian majlis dzikir untuk para

    jamaah Beliau pada setiap tanggal 17 Ramadlan. Yaitu, setelah Ashar di-adakan

    majlis dzikir di sekitar Kroman, dan kemudian dilanjutkan dengan berziarah

    bersama-sama serta mengikuti majlis haul ke makan Kyai Romli Tamim di Jombang.

    Dan aktivitas napak tilas ini sampai sekarang masih dilaksanakn secara rutin oleh

    jamaah Al Khidmah.

    Dari sang ayah inilah, Yai Rori untuk pertama kalinya menerima pelajaran dan

    pendidikan sufistik serta tarekat. Dalam gurauannya, Yai Rori sering menyebutkan

    http://buletinalfithrah.co/biografi-yai-asrori-alishaqy/#_ftn6http://buletinalfithrah.co/biografi-yai-asrori-alishaqy/#_ftn6http://buletinalfithrah.co/biografi-yai-asrori-alishaqy/#_ftn6http://buletinalfithrah.co/biografi-yai-asrori-alishaqy/#_ftn6
  • 7/25/2019 KISAH Kiyai Ahmad Asrori

    12/17

  • 7/25/2019 KISAH Kiyai Ahmad Asrori

    13/17

    Page 13of 17

    Yai Rori juga bukan tipikal orang yang hanya bisa berdakwah dengan ucapan

    maupun tulisan saja. Justru tak sedikit pula yang meyakini bahwa antara dakwah

    Beliau yang berupa dedawuhandan tulisan yang tersebar dalam banyak VCD,

    MP3, serta kitab-kitab karya Beliau dengan dakwah Beliau yang berupa

    teladan/contoh perbuatan secara langsung, jika dihitung, jumlahnya akan lebih

    banyak yang terakhir disebut ini. Sebab, bahasa perbuatan lebih fasih daripada

    bahasa ucapan. Dan Beliau tentu mengetahui hal ini serta telah mempraktikkannya.

    Agamis Nasionalis

    Mungkin belum banyak yang tahu bahwa Yai Rori RA adalah juga seorang

    nasionalis (sejati). Ini paling tidak terlihat dari upacara bendera 17 Agustus pertama

    kalinya yang di-adakan di Al Fithrah pada tahun 2005. Dengan menggunakan jubah

    putih khas Al Fithrah, dan meskipun banyak yang tak bersepatu bahkan seperti

    lazimnya anak pondok, pada waktu itu juga banyak santri yang tak memakai sandal

    [baca: nyeker: jw], pagi itu para santri putra Al Fithrah mengikuti ritual upacara

    bendera perdana di Al Fithrah. Dan siapa sangka?, upacara bendera yang

    (mungkin) pertama kalinya dilakukan oleh pesantren salaf ini adalah

    atas dawuhserta instruksi langsung dari Beliau RA.

  • 7/25/2019 KISAH Kiyai Ahmad Asrori

    14/17

    Page 14of 17

    Instruksi untuk melakukan upacara bendera perdana di Al Fithrah ini tentu saja

    mengindikasikan sikap kebangsaan Beliau terhadap pancasila dan NKRI. Beliau RA

    yang suatu ketika pernah mengaku bahwa SD saja tak lulus, ternyata juga seorang

    Nasionalis. Beliau seolah menyadari sepenuhnya bahwa kenikmatan berdzikir dan

    lain sebagainya yang sudah biasa dijalankan sebagaiWadhifah tak akan bisa

    dikecap jika kenikmatan berupa kemerdekaan tak lebih dahulu diraih. Dan tentu saja

    Beliau juga sedang berusaha untuk mengimplementasikan sebuah hadits yang

    menyebutkan bahwa siapa yang tak bisa/pandai berterima kasih kepada

    manusia/sesamanyadalam hal ini adalah mereka, para pahlawan kemerdekaan,

    maka (niscaya) ia juga tak akan sebegitu cakap untuk berterima kasih kepada

    TuhanNya.

    Selain itu, sebagai bukti sikap nasionalisme Beliau yang lain, setiap bulan Agustus

    tiba,Beliau juga menginstruksikan santri pondok yang tergabung dalam bagian

    dekorasi untuk membuat bangunan dekoratif dengan warna dasar merah-putih yang

    isinya adalah ucapan dirgahayu atas kemerdekaan RI. Jumlahnya ada dua; satu

    diletakkan di akses masuk pintu gerbang depan, dan satunya lagi ditaruh di pojok

    pertigaan garasi ndalem. Bahkan, kalimat terakhir dalam ucapan dirgahayu tersebut

    merupakan dawuhdari Beliau RA sendiri. Dawuhitu berbunyi; DAMAI, DAMAI,

    DAMAILAH !

    Kiamat Shughra

    Achmad Asrori RA wafat pada tahun 2009, tepatnya pada hari Selasa dini hari

    sekitar pukul 02.00 WIB tanggal 18 Agustus bertepatan dengan tanggal 26 syaban

    1430 H. dalam usia 58 tahun, setelah menderita sakit kurang-lebih selama tiga

    tahun.

    http://buletinalfithrah.co/126/http://buletinalfithrah.co/126/http://buletinalfithrah.co/126/
  • 7/25/2019 KISAH Kiyai Ahmad Asrori

    15/17

    Page 15of 17

    Pada bulan itu, Yai Rori masih sempat memimpin Haul Akbar di Pondok Pesantren

    Al Fithrah dengan menggunakan tabung oksigen sebagai alat bantu pernafasan

    yang disediakan oleh dokter pribadi Beliau. Dan Haul Akbar pada tahun 2009 di

    Pondok Pesantren As Salafi Al Fithrah tersebut menjadi kebersamaan Beliau yang

    terakhir kalinya bersama ratusan ribu jamaah dan santri-santri Beliau.

    Selama menderita sakit berkepanjangan, Yai Rori tetapistiqamahmenghadiri majlis-

    majlis dzikir yang telah puluhan tahun dibinanya di berbagai daerah. Hal ini

    menunjukkan kegigihan Yai Rori dalam mensyiarkan amalan-amalan para ulama

    salaf shalih. Hal itu sekaligus juga merupakan wujud nyata kecintaan Beliau kepada

    para jamaah Beliau.

    Meninggalnya Yai Rori merupakan kehilangan besar bagi para murid Tarekat

    Qadiriyyah wan Naqsyabandiyyah Al Utsmaniyyah yang Beliau pimpin dan telah

    tersebar hampir di seluruh Indonesia serta beberapa negara di Asia Tenggara.

    Meninggalnya Guru tarekat yang santun ini sekaligus juga meninggalkan kesedihan

    yang mendalam bagi para pecinta dan pengagum Beliau yang tergabung dalam

    organisasi Jamaah Al Khidmah yang Beliau bentuk pada tahun 2005. Dalam kalimat

    lain, meninggalnya Beliau laksana kiamat kecil bagi mereka.

    Yai Rori RA dimakamkan di masjid lama yang berada di kompleks area Pondok

    Pesantren Assalafi Al Fithrah. Ketika pembangunan makam dilakukan, ditemukanlah

    sumber mata air di sebelah Timur pesarean Beliau. Dan ternyata, mata air tersebut

    tawar serta tidak asin seperti layaknya mata air di kebanyakan tempat yang

    berlokasi tak jauh dari pantai/laut. Hal ini mengingatkan pada kebiasaan Beliau

    semasa sugengnya dulu yang sering dimintai air barokah oleh murid-murid Beliau

  • 7/25/2019 KISAH Kiyai Ahmad Asrori

    16/17

    Page 16of 17

    serta kebiasaan Beliau yang sering terlihat membuka tutup botol air mineral yang

    disuguhkan kepada Beliau ketika mengikuti majlis-majlis Al Khidmah.

    Ketika dalam majlissowanan dan Beliau dimaturi oleh seseorang yang saudaranya

    sedang sakit pun misalnya, Beliau biasanya juga akan memintanya untuk

    mengobatinya dengan air manaqib atau airkhushushi. Pada akhirnya, sumber

    mata air yang ada di sekitarpesareanBeliau tersebut dipugar sedemikian rupa oleh

    pengurus pondok agar siapapun yang sedang berziarah kepada Beliau, bisa tetap

    merasakan kesegaran dan keberkahan air barokah dari Beliau, seperti halnya ketika

    Beliau masih sugeng dulu. Wa Allahu alam.

    ***

    [1]Ust. H. Zainul Arif, Wawancara pada tanggal 10 Maret 2014, di Kedinding Lor.

    Ada beberapa versi lain tentang tanggal kelahiran KH. Asrori. Di antaranya seperti

    yang tertera dalam KTP yang dikeluarkan oleh Kecamatan Semampir Surabaya

    tahun 1991. Di situ tertulis bahwa tanggal kelahiran KH. Asrori adalah 20 November

    195. Pada KTP yang lain tertulis 1 Juni 1951.

    [2]KH. DR. Mustain Romly adalah putra dari KH. M. Romly Tamim, yang tak lain

    adalah guru tarekat dari KH. Muhammad Utsman.

    [3]Gus Rori tak pernah lama belajar di pondok pesantren tertentu. Dalam dunia

    pesantren, hal seperti ini dikenal dengan istilah tabarrukan. Masa menuntut ilmu

    yang paling lama bagi Gus Rori adalah tatkala di Pondok Pesantren Alhidayah

    Tretek-Pare-Kediri yang di-asuh oleh KH. Juwaini ini.

    [4]H. Masud Abu bakar, wawancara

    [5]Bpk. Iskandar, Wawancara.

    [6]H. Masud Abu Bakar, Wawancara.

    http://buletinalfithrah.co/transkrip-sowanan-tearakhir-bagian-4-ahad-awal-siang-28-juni-2009/http://buletinalfithrah.co/transkrip-sowanan-tearakhir-bagian-4-ahad-awal-siang-28-juni-2009/http://buletinalfithrah.co/178-2/http://buletinalfithrah.co/178-2/http://buletinalfithrah.co/178-2/http://buletinalfithrah.co/biografi-yai-asrori-alishaqy/#_ftnref1http://buletinalfithrah.co/biografi-yai-asrori-alishaqy/#_ftnref1http://buletinalfithrah.co/biografi-yai-asrori-alishaqy/#_ftnref2http://buletinalfithrah.co/biografi-yai-asrori-alishaqy/#_ftnref2http://buletinalfithrah.co/biografi-yai-asrori-alishaqy/#_ftnref3http://buletinalfithrah.co/biografi-yai-asrori-alishaqy/#_ftnref3http://buletinalfithrah.co/biografi-yai-asrori-alishaqy/#_ftnref4http://buletinalfithrah.co/biografi-yai-asrori-alishaqy/#_ftnref4http://buletinalfithrah.co/biografi-yai-asrori-alishaqy/#_ftnref5http://buletinalfithrah.co/biografi-yai-asrori-alishaqy/#_ftnref5http://buletinalfithrah.co/biografi-yai-asrori-alishaqy/#_ftnref6http://buletinalfithrah.co/biografi-yai-asrori-alishaqy/#_ftnref6http://buletinalfithrah.co/biografi-yai-asrori-alishaqy/#_ftnref6http://buletinalfithrah.co/biografi-yai-asrori-alishaqy/#_ftnref5http://buletinalfithrah.co/biografi-yai-asrori-alishaqy/#_ftnref4http://buletinalfithrah.co/biografi-yai-asrori-alishaqy/#_ftnref3http://buletinalfithrah.co/biografi-yai-asrori-alishaqy/#_ftnref2http://buletinalfithrah.co/biografi-yai-asrori-alishaqy/#_ftnref1http://buletinalfithrah.co/178-2/http://buletinalfithrah.co/transkrip-sowanan-tearakhir-bagian-4-ahad-awal-siang-28-juni-2009/
  • 7/25/2019 KISAH Kiyai Ahmad Asrori

    17/17

    Page 17of 17

    [7]AlAnwar al Khushuushiyyah alKhatmiyyah, Cet. VII (Surabaya: al Wava, 2010),

    70.

    Sumber:Dunia Sufistik & Biografi KH. Achmad Asrori Al Ishaqy RA | Buletin Al

    Fithrahhttp://buletinalfithrah.co/biografi-yai-asrori-alishaqy/#ixzz4DUiqEQuQ

    http://buletinalfithrah.co/biografi-yai-asrori-alishaqy/#_ftnref7http://buletinalfithrah.co/biografi-yai-asrori-alishaqy/#_ftnref7http://buletinalfithrah.co/biografi-yai-asrori-alishaqy/#ixzz4DUiqEQuQhttp://buletinalfithrah.co/biografi-yai-asrori-alishaqy/#ixzz4DUiqEQuQhttp://buletinalfithrah.co/biografi-yai-asrori-alishaqy/#ixzz4DUiqEQuQhttp://buletinalfithrah.co/biografi-yai-asrori-alishaqy/#ixzz4DUiqEQuQhttp://buletinalfithrah.co/biografi-yai-asrori-alishaqy/#ixzz4DUiqEQuQhttp://buletinalfithrah.co/biografi-yai-asrori-alishaqy/#ixzz4DUiqEQuQhttp://buletinalfithrah.co/biografi-yai-asrori-alishaqy/#ixzz4DUiqEQuQhttp://buletinalfithrah.co/biografi-yai-asrori-alishaqy/#ixzz4DUiqEQuQhttp://buletinalfithrah.co/biografi-yai-asrori-alishaqy/#ixzz4DUiqEQuQhttp://buletinalfithrah.co/biografi-yai-asrori-alishaqy/#_ftnref7