ketika ahok jadi raja pemberang di sosial media
TRANSCRIPT
Indiwan seto wahjuwibowoDosen Universitas Multimedia Nusantara
PENDAHULUAN
Isi media, apalagi soal politik pada hakekatnya adalah konstruksi
realita dan bahasa sebagai perangkatnya, sedangkan bahasa
bukan saja sebagai alat merepresentasikan realita, namun jugabisa menentukan bentuk seperti apa yang diciptakan oleh
bahasa tentang realitas tersebut.
Akibatnya media massa mempunyai peluang yang besar untuk
mempengaruhi makna dan gambaran yang dihasilkan dari
realitas yang dikonstruksikan.
Ketika Ahok Jadi Raja Pemberang
…..
Makalah ini berangkat dari sebuah penelitian semiotika yang
mengangkat kebiasaan AHok yang suka mengumbar amarah
sering digambarkan di social media sebagai sosok pemimpin yang tegas atau arogan.
Kasus yang menimbulkan banyak pro kontra adalah saat Ahok
memarahi Kepala Dinas Taman dan Pemakaman DKI sebelum
akhirnya memecat pejabat itu beberapa hari kemudian.
AHOKKehadiran lelaki yang sejak 14 November
2014, diumumkan secara resmi menjadi
Gubernur DKI Jakarta pengganti Joko
Widodo, melalui rapat paripurna istimewa
di Gedung DPRD DKI Jakarta, sering
kontroversial Salah satunya adalah
kebiasaan dan gaya komunikasinya yang
tegas dan dianggap otoriter.
Kasus yang menimbulkan banyak pro kontra adalah saat Ahok
memarahi Kepala Dinas Taman dan Pemakaman DKI sebelum
akhirnya memecat pejabat itu beberapa hari kemudian. Tulisan
ini hendak menguak bagaimana Ahok digambarkan di social
media ketika emosional dan berkata-kata kasar di media,
menggunakan metode semiotika komunikasi. Kasus yang dianalisis
menyangkut soal pemecatan terhadap Kepala Dinas Pertamanan
dan Pemakaman DKI
Teori dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori
representasi dengan metodologi semiotika komunikasi. Pada
dasarnya, analisis semiotika memang merupakan sebuah ikhtiar
untuk merasakan sesuatu yang aneh, sesuatu yang perlu
dipertanyakan lebih lanjut ketika kita membaca teks atau
narasi/wacana tertentu. Analisisnya bersifat paradigmatic dalam
arti berupaya menemukan makna termasuk dari hal-hal yang
tersembunyi di balik sebuah teks.
Ada sejumlah objek penelitian yang diteliti ,salah satunya kanal
youtube yang menggambarkan arogansi Ahok ketika memarahi
dan memecat anak buahnya.
Kasus pemecatan Ratna Diah sebagai Kepala Dinas Pertamanan ini
menjadi pembicaraan netizen karena banyak tersebar di social
media khususnya saat Ratna dicecar habis saat rapat bersama
Ahok dan sejumlah pejabat di DKI. Kemarahan Ahok itu disiarkan
via kanal Youtube dan sudah ditayangkan hingga 12.339 kali. Kesalahan Ratna sebagai Kadis karena membiarkan terjadinya
pungutan liar di TPU, dan terbongkarnya “nisan fiktif” sebagai
bagian dari aksi korupsi di sana.
Dalam kenyataannya Gubernur DKI Jakarta
Ahok memang mengganti Ratna Diah Kurniati
dari jabatan Kepala Dinas Pertamanan dan
Pemakaman DKI Jakarta, pada Jumat 17 juni
2016. Kemudian Basuki mengangkat mantan
Kepala Suku Dinas Kebersihan Jakarta Barat
Djafar Muchlisin menjadi Kepala Dinas
Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta.
ANALISIS DATAAUDIO VISUAL PENANDA PETANDA
…”Misalnya mau beli lahan,, mau
temuin ibu susah, tapi kalua lewat
calo yang mau kasih 10 persen dua
puluh persen gol….kalau kita
ketemu langsung nggak…
Ahok secara keras menyatakan
bahwa pengurusan makam bila
petugas resmi susah dihubungi tetapi
akan mudah bila lewat calo yang
memberikan jasa
Dari raut muka dan cara bicaranya, Ahok
geram karena ada semacam pembiarann
terjadinya pungli di TPU, dan apparat resmi
seakan susah ditemui sehingga pungli banyak
terjadi
masalah kita sekarang adalah kepala
TPU Ibu yang main, bukan masalah
ini ini alasan ajah saya Cuma butuh
ada kepastian
Ahok menuduh langsung bahwa
dalam kasus pungli, sejumlah kepala
TPU melakukan pungli
Persoalan Pungli di TPU karena banyak
kepala TPU yang bermain, justru pungi
dilakuukan oleh oknum yang
seharusnya mencegah dan memberantas
pungli tersebut
Ibu sudah saya ingetin, tapi ibu
ngggak mau .ini adalah kepala TPU
Petamburan, PNS ini, semua
mainnya sama…
“..Ibu selalu bela..makanya saya
marah…
Ahok mengingatkan Ratna agar tidak
selalu membela anak buah yang
salah
Di depan public , Ahok
menggambarkan seseorang atasan
yang justru membela anak
buahnnya yang melakukan korupsi
Dari Denotasinya, video yang ditayangkan ke
public lewat saluran Youtube adalah video
resmi keluaran Pemerintah Provinsi DKI Jakarta,
artinya video tersebut merupakan sumber resmi
dari Pemerintah daerah Jakarta. Dari sisi ini, jelas
bahwa Ahok sengaja menyebarkan
tindakannya, kata-katanya dalam sebuah rapat
intern di kantornya ke tengah public
Konotasi yang didapatkan dari hasil analisis tektual didapat
bahwa Ahok berupaya menunjukkan bahwa dirinya tegas
mengatakan kebenaran meski itu menyangkut tindakan anak
buahnya sendiri. Dalam hal ini, Ahok sengaja ‘menguliti” dan
mempermalukan anak buahnya yaitu Kadis Pertamanan dan
Pemakaman di depan public, seakan kesalahan yang
dilakukan oleh Ratna adalah kesalahan yang harus dimengerti
dan diketahui oleh semua orang.
Mitos yang muncul adalah tindakan Ahok memang tidak
mengedepankan kepekaan terhadap system nilai budaya timur
yang ada di Indonesia, yang berupaya menciptakan harmonisasi
dan keselarasan. Dari penelitian ini, Ahok menunjukkan bahwa
kebenaran harus ditunjukkan meski ada kalanya menyangkut orang
lain yang notabene anak buahnya sendiri dalam pemerintahan. Di
sisi lain menunjukkan betapa otoriter gaya kepemimpinannya dan
tidak memperdulikan apakah orang yang dia permalukan di depan
public sakit hati atau tidak.
Saran-saran, penelitian ini bisa dikembangkan
menggunakan metode yang lain atau didekati
dengan pendekatan kritis, atau bisa juga melihatnya
dari sudut pandang orang-orang yang dipermalukan
Ahok di muka public , tentunya menggunakan studi
kasus.
DAFTAR PUSTAKA
Wibowo, Indiwan seto wahyu, (2013) Semiotika Komunikasi aplikasi
praktis untuk penelitian dan skripsi komunikasi, Mitra Wacana Media
Jakarta
https://www.youtube.com/watch?v=YzryYhGCRMw
http://megapolitan.kompas.com/read/2016/04/14/09325581/Ahok.Ma
rah.Lahan.Kedubes.Inggris.Tak.Kunjung.Dibeli.Kadis.Pertamanan.Mena
ngis