kerangja teori yang baru dapat

Upload: anonymous-n3gz9ir9x

Post on 05-Jul-2018

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/16/2019 Kerangja Teori Yang Baru Dapat

    1/22

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Kepuasan

    Kepuasan adalah kesesuaian jasa yang diterima /dirasakan dengan yang

    diharapkan Parasuraman et al, (1999). Menurut Kotler (1992) kepuasan adalah tingkat

     perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja (hasil) yang dirasakan dibandingkan

    dengan harapannya. Tjiptono (1997). Menyatakan bahwa kepuasan atau ketidakpuasan

     pelanggan adalah respon pelanggan terhadap evaluasi ketidaksesuaian (diskonvermation)

    yang dirasakan antara harapan sebelumnya atau norma kinerja lainnya dan kinerja aktual

     produk yang dirasakan setelah pemakaiannya.

    Jacobalis (1989), menyatakan bahwa ketidakpuasan pasien yang paling sering

    dikemukakan adalah ketidakpuasan terhadap: (1) sikap dan perilaku petugas rumah sakit

    atau karyawan, (2) keterlambatan oleh dokter atau perawat, (3) dokter yang merawat sulit

    ditemukan, (4) petugas kurang komunikatif dan informatif,(5) lamanya proses masuk

    rawat inap, (6) aspek pelayanan “hotel” dirumah sakit dan (7) kebersihan dan ketertiban

    lingkungan.

    Dari berbagai pandangan diatas dapat disimpulkan bahwa kepuasan konsumen

    adalah perasaan emosional yang dirasakan konsumen setelah melakukan perbandingan

    yang mencakup perbedaan antara harapan dan hasil yang dirasakan.Apabila hasil yang

    dirasakan sesuai dengan harapan maka seseorang merasa puas dan sebaliknya.

    Peter dan Olson (2000) mengatakan ketidakpuasan timbul jika mutu pelayanan

    kurang memenuhi harapan pelanggan.Ketidakpuasan terhadap produk (pelayanan)

  • 8/16/2019 Kerangja Teori Yang Baru Dapat

    2/22

    sebagai hasil dua variabel yaitu harapan pra pembelian dan ketidakcocokan.Harapan pra

     pembelian adalah kepercayaan tentang kinerja suatu produk yang diperkirakan akan

    muncul.Ketidakcocokan adalah perbedaan antara pra pembelian dan persepsi pasca

     pembelain.Harapan pembelian dapat terpenuhi ketika kinerja produk sesuai dengan apa

    yang diharapkan atau tidak cocok keyika yang terjadi sebaliknya.ada dua jenis

    ketidakcocokan yaitu:

    1. Ketidakcocokan negatif,terjadi ketika kinerja produk kurang dari apa yang

    diharapkan.

    2. Ketidakcocokan positif,terjadi ketika kinerja produk ternyata lebih baik dari apa yang

    diharapkan.

    B. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan.

    Salah satu indikator bahwa pelayanan sudah baik adalah terbentuknya kepuasan

    yang dirasakan oleh pelanggan sebagai pengguna jasa prlayanan.Filosofi rumah sakit

    sebaiknya mengacu bahwa pasien dan keluarganya adalah pelanggan rumah sakit yang

    wajib memperoleh kepuasan (Trisnantoro, 1999).

    Menurut Azwar (1994), dimensi kepuasan pelanggan dapat dibedakan menjadi

    dua macam: (1) kepuasan pasien yang mengacu hanya pada penerapan kode etik serta

    standar pelayanan oleh provider yang mencakup: hubungan dokter dengan pasien,

    kenyamanan pelayanan, kebebasan melakukan pilihan, pengetahuan dan kompetensi

    tehnis, efektivitas pelayanan dan keamanan tindakan,(2) kepuasan yang mengacu pada

     penerapan semua persyaratan kesehatan yang meliputi ketersedian pelayanan kesehatan,

    kewajaran pelayanan kesehatan, kesinambungan pelayanan kesehatan, penerimaan

     pelayanan kesehatan, ketercapaian pelayanan kesehatan, keterjangkauan pelayanan

  • 8/16/2019 Kerangja Teori Yang Baru Dapat

    3/22

  • 8/16/2019 Kerangja Teori Yang Baru Dapat

    4/22

      Karyoso (1994), memberikan pengertian komunikasi adalah sarana yang sangat

    efektif dalam memudahkan perawat melaksanakan peran dan fungsinya dengan baik.

    Komunikasi terapeutik adalah komunikasi interpersonal antara perawat dan klien

    dimana perawat dan klien saling mempengaruhi, klien mencari pertolongan untuk

    mengatasi atau meringankan masalahnya dan perawat memiliki ketrampilan, kemampuan

    dan sumber untuk mengatasi masalah klien, perawat dan klien memperoleh pengalaman

     bersama serta bertujuan memperbaiki emosional klien (Depkes RI, 1997).

    D. Jenis Komunikasi

    Menurut Potter dan Perry (1993), ada tiga jenis komunikasi yaitu; verbal, tertulis

    dan non verbal.

    1. Komunikasi Verbal

    Jenis komunikasi yang paling lazim digunakan dalam pelayanan keperawatan di

    Rumah Sakit adalah pertukaran informasi secara verbal terutama pembicaraan dengan

    tatap muka. Komunikasi verbal biasanya lebih akurat dan tepat waktu. Kata-kata atau

    symbol yang dipakai untuk mengekspresikan ide atau perasaan, membangkitkan

    respon emosional atau menguraikan obyek, observasi dan ingatan. Seringkali juga

    untuk menyampaikan arti yang tersembunyi dan menguji minat seseorang.

    Keuntungan komunikasi verbal dalam tatap muka yaitu memungkinkan tiap individu

    untuk berespon secara langsung.

    Komunikasi verbal yang efektif harus :

    a. Jelas dan ringkas

  • 8/16/2019 Kerangja Teori Yang Baru Dapat

    5/22

    Makin sedikit kata-kata yang digunakan makin kecil kemungkinan

    terjadinya kerancuan. Kejelasan dapat dicapai dengan berbicara secara lambat dan

    mengucapkannya dengan jelas.

     b. Perbendaharaan kata.

    Komunikasi tidak akan berhasil jika pengirim pesan tidak mampu

    menterjemahkan kata dan ucapan.

    c. Arti Denotatif dan Konotatif

    Arti Denotatif memberikan pengertian yang sama terhadap kata yang

    digunakan sedangkan arti konotatif merupakan pikiran, perasaan atau ide yang

    terdapat dalam suatu kata. Ketika berkomunikasi dengan klien, perawat harus

    hati-hati memilih kata-kata sehingga tidak mudah untuk disalah tafsirkan.

    d. Selaan dan kecepatan bicara

    Selaan yang lama dan pengalihan yang cepat pada pokok. pembicaraan

    lain mungkin akan menimbulkan kesan bahwa perawat sedang menyembunyikan

    sesuatu terhadap klien. Perawat sebaiknya tidak berbicara terlalu cepat sehingga

    kata-kata tidak jelas. Selaan yang tepat dapat dilakukan dengan memikirkan apa

    yang akan dikatakan sebelum mengucapkannya, menyimak isyarat nonverbal dari

     pendengar yang mungkin menunjukkan ketidak mengertian. Perawat juga perlu

    menanyakasn kepada pendengar apakah ia berbicara terlalu lambai atau terlalu

    cepat dan perlu untuk diulang.

    e. Waktu dan Relevansi

    Waktu yang tepat sangat penting untuk menangkap pesan. Bila klien

    sedang menangis kesakitan, tidak waktunya untuk menjelaskan resiko operasi.

  • 8/16/2019 Kerangja Teori Yang Baru Dapat

    6/22

    f. Humor

    Dugan (1989), menyatakan bahwa tertawa membantu mengurangi

    ketegangan dan rasa sakit yang disebabkan oleh stress dan meningkatkan

    keberhasilan perawat dalam memberikan dukungan emosional terhadap klien.

    Sullivan dan Deane (1988) dikutip Enik (2005), humor merangsang produksi

    catecholamine dan hormon yang menimbulkan perasaan sehat, meningkatkan

    toleransi terhadap rasa sakit, mengurangi ansietas, memfasilitasi relaksasi

     pernapasan dan meningkatkan matabolisme.

    2. Komunikasi Non Verbal

    Komunikasi non verbal adalah pemindahan pesan tanpa menggunakan kata-kata.

    Merupakan cara yang paling meyakinkan untuk menyampaikan pesan kepada orang

    lain.

    Kumunikasi non verbal teramati pada:

    a. Metakomunikasi

    Komunikasi tidak hanya tergantung pada pesan tetapi juga pada hubungan

    antar pembicara derngan lawan bicaranya. Metakomunikasi adalah suatu

    komentar terhadap isi pembicaraan dan sifat hubungan antara yang berbicara,

    yaitu pesan di dalam pesan yang menyampaikan sikap dan pesan pengirim

    terhadap pendengar.

     b. Penampilan Personal

    Penampilan seseorarg merupakan salah satu hal pertama yang diperhatikan

    selama komunikasi interpersonal. Kesan pertama timbul dalam 20 detik sampai 4

    menit pertama. 84% dari kesan terhadap seseorang berdasarkan penampilannya (

  • 8/16/2019 Kerangja Teori Yang Baru Dapat

    7/22

    Lalli - Ascosi, 1990 dalam Putter dan Perry, 1993). bentuk fisik; cara berpakaian

    dan berhias menunjukkan kepribadian, status sosial, pekerjaan, agama, budaya

    dan konsepi diri. Perawat yang memperhatikan penampilan dirinya dapat

    menimbulkan citra diri dan professional yang positif. Penampilan fisik Perawat

    rnempengaruhi persepsi klien terhadap pelayanan / asuhan keperawatan yang

    diterima, karena tiap klien mempunyai citra bagaimana seharusnya penampilan

    seorang perawat. walaupun penampilan tidak sepenuhnya mencerminkan

    kemampuan perawat, tetapi mungkin akan lebih sulit bagi perawat untuk

    membina rasa percaya terhadap klien jika perawat tidak memenuhi citra klien.

    c. lntonasi ( Nada Suara)

     Nada suara bicara mempunyai dampak yang besar terhadap arti pesan

    yang dikirimkan, karena emosi seseorang dapat secara langsung mempengaruhi

    nada suaranya.

    d. Ekspresi Wajah

    Hasil penelitian menunjukkan enam keadaan emosi utama yang tampak

     pada ekspresi wajah: terkejut, takut, marah, jijik, bahagia dan sedih. Ekspresi

    wajah sering digunakan sebagai dasar penting dalam menentukan pendapat

    interpersonal. Kontak mata sangat penting dalam komunikusi interpersonal. orang

    yang mempertahankan kontak mata selama pembicaraan dipersepsikan sebegai

    orang yang dapat dipercaya dan memungkinkan menjadi pengamat yang baik.

    Ekpresi wajah menggambarkan kesiapan dalam komunikasi (Niven, 2000).

    e. Sikap tubuh dan Langkah

  • 8/16/2019 Kerangja Teori Yang Baru Dapat

    8/22

    Sikap tubuh dan langkah menggambarkan sikap, emosi, konsep diri dan

    keadaan fisik

    f. Sentuhan

    Kasih sayang, dukungan emosional dan perhatian disampaikan melalui

    sentuhan. Sentuhan merupakan bagian yang penting dalam hubungan perawat-

    klien, namun harus memperhatikan norma sosial.

    E. Proses Komunikasi  ,

    Komunikasi merupakan suatu proses yanmg mempunyai unsur sebagai berikut:

    (Depkes RI, 1997).

    Balikan

    Media

    Penerima

    Pesan

    Mengirimkan

    coding

    Bhs Isyarat

    (coding)

    Pengirim

    Pesan

    GangguanGangguan

    Diagram I

    1. Pengirim pesan (Sender) dan materi (Isi) pesan.

  • 8/16/2019 Kerangja Teori Yang Baru Dapat

    9/22

    Pengirim pesan adalah orang yang mempunyai yaitu paket ide untuk

    disampaikan kepada orang lain dengan harapan dapat dipahami oleh orang yang

    menerima pesan sesuai dengan yang dimaksudkannya. Materi pesan dapat berupa

    :

    1. Informasi

    2. Ajakan

    3. Rencana kerja.

    4. Pertanyaan dsb.

    2. Bahasa isyarat ( coding ).

    Tujuan bahasa isyarat adalah untuk menyingkat pola pikir pengirim pesan

    kedalam bentuk bahasa kode atau simbul atau lainnya sehingga pesannya dapat

    dipahami oleh orang lain. Biasanya seorang manajer menyampaikan pesan dalam

     bentuk kata-kata, gerakan anggota badan ( tangan, kepala, mata dan bagian muka

    lainnya).

    Tujuan penyampaian pesan ini adalah untuk mengajak, membujuk mengubah

    sikap, perilaku atau menunjukkan arah tertentu.

    3. Media.

    Pemilihan media dipengaruhi oleh isi pesan yang harus disampaikan, jumlah

     penerima pesan, situasi, dan sebagainya. Media yang dapat dipergunakan antara

    lain melalui telepon, radio, TV, Mikrofon, Memo, surat, komputer, foto, papan

     pengumuman, pertemuan lokakarya, rapat kerja, penerbitan dan sebagainya.

  • 8/16/2019 Kerangja Teori Yang Baru Dapat

    10/22

    4. Mengartikan bahasa isyarat.

    Setelah pesan diterima melalui indera (telinga, mata dan seterusnya) maka

    sipenerima pesan harus dapat mengartikan simbul dan bentuk pesan yang

    dimaksud.

    5. Penerima pesan.

    Penerima pesan adalah orang yang dapat memahami pesan sipengirim

    meskipun dalam bentuk sandi tanpa mnngurangi arti yang dimaksudkan oleh si

     pengirim pesan.

    6. Balikan (Feed Back).

    Balikan adatah isyarat atau tanggapan yang berisi kesan dari penerima pesan

    dalam bentuk verbal maupun non verbal. Tanpa balikan searang pengirim pesan

    tidak akan pernah tahu dampak pesannya terhadap sipenerima pesan.

    Balikan dapat disampaikan :

    a. Penerima pesan

     b. Orang lain bukan penerima pesan.

    Balikan yang disampaikan oleh penerima pesan pada umumnya merupakan

     balikan langsung yang mengandung pemahaman atas pesan tersebut dan sekaligus

    merupakan janji apakah pesan yang diterima akan dilaksanakan atau tidak.

    Balikan yang diberikan orang lain didapat dari pengamatan pemberi balikan

    terhadap perilaku maupun ucapan penerima pesan. Pemberi balikan

    menggambarkan perilaku penerima pesan sebagai reaksi dari pesan yang

    diterimanya. Si pemberi balikan akan lebih membantu si pengirim pesan jika

    dapat menggambarkan secara khusus reaksi tersebut.

  • 8/16/2019 Kerangja Teori Yang Baru Dapat

    11/22

    Balikan bermanfaat untuk memberikan informasi saran, usul dan seterusnya

    untuk menjadi bahan pertimbangan dan membantu menumbuhkan kepercayaan

    serta keterbukaan diantara komunikan. Jadi balikan dapat memperjelas persepsi

    dan membantu melihat diri sendiri seperti orang lain melihat kita.

    7. Gangguan.

    Gangguan adalah hal yang merintangi atau menghambat komunikasi dan yang

    merusak atau memecahkan konsentrasi perhatian sehingga penerima salah

    menafsirkannya. Gangguan bukan merupakan bagian dan proses komunikasi akan

    tetapi mempunyai pengaruh terhadap proses komunikasi. Gangguan ini

    menghalangi proses komunikasi dalam rangka penerimaan pesan maupun

     pemberian balikan.

    Dari proses komunikasi tersebut diatas, tampak adanya interaksi dan

     partisipasi baik dari pengirim pesan maupun penerima pesan. interaksi dan

     partisipasi tersebut terjadi berulang-ulang melalui parap trasing, cek persepsi,

    ungkapan perasaan balikan dari kedua belah pihak (Depkes RI, 1997).

    Prinsip -prinsip untuk meningkatkan kejelasan dan ketepatan pesan yang

    sampaikan antara lain:

    1. Prinsip Relevan: membuat pesan relevan dengan yang didengar

    2. Prinsip Kesederhanaan: mengurangi ide-ide yang kompleks untuk

    mernyederhanakan komunikasi.

    3. Prinsip definisi: mendefinisikan ide sebelum dijelaskan dan disampaikan.

    4. Prinsip Struktur: mengorganisasikar, pesan kedalam suatu kesatuan

    5. Prinsip Pengulangan: Pengulangan konsep-korsep utama dari pesan.

  • 8/16/2019 Kerangja Teori Yang Baru Dapat

    12/22

    6. Prinsip Perbandingan: membandingkan ide yang lama dan baru. Hubungan yang

    tidak diketahui dengan yang diketahui.

    7. Prinsip Penekanan: berfokus pada aspek yang utama dan penting dan komunikasi.

    F. Bentuk Komunikasi

    Bentuk komunikasi yang terjadi di rumah sakit antara perawat, pasien dan

    keluarga (Purwanto, 1998).

    PASIEN

    KELUARGA PERAWAT

    Diagram 2

  • 8/16/2019 Kerangja Teori Yang Baru Dapat

    13/22

    G. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Komunikasi Interpersonal

    Menurut Stuart dan Sundeen (1991), fakor-fakor yang mempengaruhi komunikasi

    interpersonal adalah :

    1 Parkembangan.

    Lingkungan yang diciptakan oleh orang tua mempengaruhi kemampuan anak

    untuk berkomunikasi.

    2. Persepsi.

    Persepsi adalah pandangan personal terhadap suatu kejadian. Persepsi dibentuk

    oleh harapan dan penga!aman (Rorthouse & Narthouse, 1992). Perbedaan persepsi

    menghambat komuanikasi.

    3. Nilai.

     Nilai adalah standar yang mempengaruhi perilaku sehingga penting bagi perawat

    untuk menyadari nilai seseorang. Berusaha mengetahui dan mengklarifikasi nilai

    adalah penting dalam membuat keputusan dan interaksi. Jangan sampai perawat

    dipengaruhi oleh nilai personalnya dalam hubungan interpersonal.

    4. Latar Belakang Sosial Budaya.

    Gaya berkomunikasi sangat dipengaruhi o!eh faktor budaya. Budaya juga

    membatasi cara bertindak dan berkomunikasi.

    5. Emosi.

    Emosi adalah perasaan subyektif tentang suatu peristiwa. Cara seseorang

     berhubungan dan berkomunikasi dengan orang lain dipengaruhi oleh keadaan

    emosinya. Emosi mempengaruhi kemampuan untuk menerima pesan dengan benar,

    serta menimbulkan salah tafsir atau tidak mendengarkan pesan yang disampaikan.

  • 8/16/2019 Kerangja Teori Yang Baru Dapat

    14/22

    6 Pengetahuan.

    Komunikasi sulit dilakukan jika orang yang berkomunikasi memiliki tingkat

     pengetahuan yang berbeda.

    7. Peran.

    Gaya berkomunikasi sesuai dengan peran dan hubungan orang yang

     berkomunikasi. Gaya perawat berkomunikasi dengan klien akan berbeda dengan

    caranya berbicara dengan perawat lain.

    8. Tatanan Interaksi.

    Komunikasi interpersonal akan lebih efektif jika dilakukan dalam suatu

    lingkungan yang menunjang, karena bising kurang keleluasaan pribadi dan ruang

    yang sempit dapat menimbulkan kerancuan, ketegangan dan katidaknyamanan.

    10 cara meningkatkan efektifitas komunikasi menurut " American Management

    Burgss (1988) dikutip dari Enik (2005).

    a. Mencoba mencari kejelasan ide sebelum bicara

     b. Mengkaji kejelasan tujuan dari tiap bicara

    c. Pertimbangkan kemampuan fisik secara keseluruhan saat bicara

    d. Pikirkan saat bicara isi pesan yang disampaikan

    e. Pesan yang disampaikan cukup jalas

    r . Mengikuti jalannya komunikasi

    g. Bicara untuk besok sama dengan hari ini

    h. Yakinkan tindakan yang dilakukan menyokong komunikasi

    i. Konsultasi dengan orang lain jika perlu dalam merencanakan komunikasi.

     j. Cobalah untuk memahami dan dipahami dan jadilah pendengar yang baik

  • 8/16/2019 Kerangja Teori Yang Baru Dapat

    15/22

     

    H. Prinsip Komunikasi Terapeutik.

    Perawat perlu hadir secara fisik dan psikologis pada saat berkomunikasi dengan

    klien. Oleh karena itu sikap dan penampilan saat berkomunikasi sangat penting. menurut

    Stuart dan Sundeen (1991), cara menghadirkan diri secara fisik adalah:

    1.  Berhadapan, arti dari posisi ini adalah “saya siap untuk Saudara"

    2.  Mempertahankan kontak mata ,

    Kontak mata pada level yang sama berarti menghargai klien dan menyatakan

    keinginan untuk tetap berkomunikasi.

    3. Membungkuk ke arah klien

    Posisi ini menunjukkan keinginan untuk mengatakan atau mendengar sesuatu

    keadaan dari klien.

    4. Memperhatikan sikap terbuka

    Tidak melipat kaki atau tangan menunjukkan keterbukaan untuk berkomunikasi dan

    siap membantu

    5. Tetap rileks

    T etap dapat mengontrol keseimbangan antara ketegangan dan relaksasi dalam

    memberi respon pada klien, walaupun pada situasi yang kurang menyenangkan.

    Sedangkan kehadiran secara psikologis dibagi dalam dua dimensi yaitu dimensi

    respon, dan dimensi tindakan ( Truax, Karknoff dan Beransan dikutip dari Stuart dan

    Sundeen, 1991).

    1. Dimensi Respon.

    a.  Keikhlasan: Perawat ikhlas dalam memberikan pelayanan, terbuka, jujur dan

     berperan aktif dalam berhubungan dengan klien.

  • 8/16/2019 Kerangja Teori Yang Baru Dapat

    16/22

     b.  Menghargai: Dapat menerima klien apa adanya. Tidak menekan, memarahi dan

    mengkritik klien, sikap menghargai dapat diekspresikan dengan duduk diam

     bersama klien yang sedang sedih, minta maaf atas hal yang tidak disukai klien.

    c.  Empati: Ikut merasakan apa yang dirasakan klien namun tidak terlibat secara

    emosi. Empati merupakan ketrampilan yang didapat melalui kesadaran diri dan

    mendengarkan dengan presepsi (Goodner, 1994).

    d.  Kongkrit / Nyata: Menggunakan istilah yang biasa dimengerti klien agar tidak

    menimbulkan keraguan.

    2 Dimensi Tindakan.

    a.  Konfrontasi: Ekspresi perasaan perawat terhadap perilaku klien yang kurang

    tepat. Penting untuk meningkatkan kesadaran dan sikap klien.

     b.  Kesegeraan: Kesegeraan ingin menolong k l i e n perawat perlu sensitive terhadap

    kebutuhan klien.

    c.  Keterbukaan Perawat: Perawat membuka diri tentang pengalaman yang sama

    dengan klien.

    d.  Emosional Katarsis: Terjadi jika klien diminta bicara tentang hal yang sangat

    mengganggu dirinya. Ketakutan, perasaan dan pengalaman dibuka dan menjadi

    topik diskusi antara perawat dn klien:

    e.  Bermain Peran: Melakukan peran pada situasi tertentu.

    I . T e k n i k Komunikasi Terapeutik.

    U n t u k m e nanggapi pesan yang disampaikan klien, beberapa teknik komunikasi

    yan g d a p a t dipergunakan perawat ( Stuart dan Sundeen, 1991 ):

    1. Mendengar (Listening).

  • 8/16/2019 Kerangja Teori Yang Baru Dapat

    17/22

    Merupakan dasar untuk komunikasi. Dengan mendengar perawat dapat

    memahami perasaan klien. Beri waktu untuk klien mengekspresikan persaan jadilah

     pendengar yang baik. (Shea, 1996).

    2. Pertanyaan Terbuka (Broad Opening).

    Memberi kesempatan pada klien untuk mengekspresikan pikiran dan

     perasaaannya. 

    3. Mengulangi (Restating).

    Mengulangi isi pikiran / ungkapan klien untuk menegaskan arti pesan yang

    disampaikan. Cara ini menunjukkan perawat memperhatikan klien bicara.

    4. Klarifikasi.

    Dilakukan jika ungkapan klien meragukan perawat atau tidak jelas.

    5. Refleksi.

    Merefleksi isi pikiran dan perasaan klien agar klien mengetahui dan menerima

     pikiran dan perasaannya. Dengan demikian perawat dapat memahami apa yang

    dirasakan klien. Sehingga perawat dapat membantu mencarikan jalan keluar bersama

    klien yang lebih positif.

    6. Memfokuskan.

    Membantu klien bicara dalam satu topik sehingga masalah yang akan diselesaikan

    tuntas.

    7. Membagi Persepsi.

  • 8/16/2019 Kerangja Teori Yang Baru Dapat

    18/22

    Meminta pendapat klien tentang hal yang dipikirkan dan dirasakan perawat.

    Dengan demikian parawat dapat memberi umpan balik dengan memberi informasi.

    8. ldentifikasi Tema.

    Latar belakang yang dialami klien, yang muncul selama percakapan. Digunakan

    untuk meningkatkan pengertian dan mengekspresikan masalah klien.

    9. Diam (silence).

    Memberikan kesempatan pada klien untuk berbicara dan memotivasi klien untuk

     bicara.

    10. Memberi Informasi.

    Memberi fakta atau informasi untuk meningkatkan pengetahuan klien.

    11. Saran.

    Memberi alternatif ide untuk pemecahan masalah klien sebaiknya digunakan pada

    fase kerja.

    Agar hubungan perawat dan klien lebih efektif dibagi dalam empat fase

    1. Fase pra Interaksi.

    Dimulai sebelum kontak dengan klien perawat perlu mengkaji kesiapan diri untuk

     berinteraksi dengan klien. Tugas pada fase ini adalah mendapatkan informasi tentang

    klien dan menentukan kontak pertama.

    2. Perkenalan.

    Dimulai saat pertemuan pertama dengan klien. Tugas perawat adalah:

    a. 

    menggali persepsi, perasaan, pikiran dan tindakan klien.

     b.  mengidentifikasi masalah klien.

    c.  menetapkan tujuan bersama klien.

  • 8/16/2019 Kerangja Teori Yang Baru Dapat

    19/22

    3. Fase Kerja.

    Bersama klien menggali ancaman yang mungkin timbul dan meningkatkan

    kesadaran diri. Perawat membantu klien mengatasi masalah klien dengan memberi

    informasi atau saran.

    4. Masa Terminasi.

    Pada fase ini hubungan intim perawat - klien telah terbina baik. Sehingga sulit untuk

    memutuskan hubungan. Keduanya merasa kehilangan. Oleh karena itu perlu dikaji dan

    dipersiapkan kemungkinan respons emosi yang mungkin timbul. Terminasi yang

    dipersiapkan degan baik akan memberikan pengalaman yang positif untuk klien.

    Sedangkan terminasi yang tiba-tiba membuat klien kehilangan dan kecewa.

    R. Darmanto (1997), mengutarakan pelayanan keperawatan adalah pemberian

     bantuan terhadap pemenuhan kebutuhan dasar manusia secara bio- psiko-sosio-spiritual

    yang mencakup 13 komponen yaitu : (1) memenuhi kebutuhan oksigen, (2) memenuhi

    kebutuhan nutrisi, dan keseimbangan cairan /elektrolit, (3) memenuhi kebutuhan

    eliminasi, (4) memenuhi kebutuhan keamanan, (5) Memenuhi kebutuhan kebersihan dan

    kenyamanan, (6) memenuhi kebutuhan istirahat dan tidur, (7) memenuhi kebutuhan gerak

    dan kegiatan jasmani /ambulasi, (8) memenuhi kebutuhan spiritual, (9) memenuhi

    kebutuhan komunikasi, (10) memenuhi kebutuhan emosional, (11) mencegah dan

    mengatasi reaksi fisiologis tubuh, (12) memenuhi kebutuhan pengobatan dan proses

     penyembuhan, (13)memenuhi kebutuhan penyuluhan dan rehabilitasi.

    J. Kerangka Teori

    Berdasarkan tinjauan pustaka diatas, maka untuk meneliti gambaran kepuasan

     pasien tentang komunikasi terapeutik perawat di instalasi rawat inap Rumah Sakit PKU

  • 8/16/2019 Kerangja Teori Yang Baru Dapat

    20/22

    Muhammadiyah Temanggung digunakan dasar pelayanan keperawatan rumah sakit yang

    mengacu pada R. Darmanto (1997).

    1.  Memenuhi kebutuhan oksigen,

    2.  Memenuhi kebutuhan nutrisi, dan keseimbangan cairan

    /elektrolit,

    3. 

    Memenuhi kebutuhan eliminasi,

    4.  Memenuhi kebutuhan keamanan,

    5.  Memenuhi kebutuhan kebersihan dan kenyamanan,

    6.  Memenuhi kebutuhan istirahat dan tidur,

    7.  Memenuhi kebutuhan gerak dan kegiatan jasmani

    /ambulasi,

    8.  Memenuhi kebutuhan spiritual,

    9.  Memenuhi kebutuhan komunikasi,

    10.  Memenuhi kebutuhan emosional,

    11.  Mencegah dan mengatasi reaksi fisiologis tubuh,

    12.  Memenuhi kebutuhan pengobatan dan proses

     penyembuhan,

    13.  Memenuhi kebutuhan penyuluhan dan rehabilitasi.

    Faktor yang mempengaruhi

    kepuasan :

    1. 

    Perkembangan2.  Persepsi

    3.   Nilai

    4.  Latar belakang sosial

     budaya5.  Emosi

    6.  Pengetahuan / pendidikan7.  Peran

    8.  Tatanan interaksi

    Kepuasan Pasien

    1.  Tidak puas

    2.  Kurang Puas3.  Puas

    4. 

    Sangat Puas

  • 8/16/2019 Kerangja Teori Yang Baru Dapat

    21/22

     

    Kepuasan timbul karena adanya suatu stimulasi (pelayanan keperawatan) dimana

    dalam pelayanan keperawatan terdapat kebutuhan komunikasi.

    Gambar 1 : Kerangka teori gambaran kepuasan pasien tentang komunikasi teurapetik

     perawat

    K. Kerangka Konsep

    Kerangka konsep penelitian sebagai berikut :

    Kepuasan Pasien1.  Tidak puas

    2.  Kurang Puas

    3.  Puas

    4.  Sangat Puas

    Komunikasi teurapetik perawat

    Gambar 2. Kerangka Konsep gambaran kepuasan pasien tentang komunikasi teurapetik

     perawat.

    L. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional.

    1. Variabel yang diteliti adalah variabel tunggal yaitu kepuasan pasien tentang

    komunikasi terapeutik perawat

    2. Definisi operasional.

    Kepuasan adalah kesesuaian antara keinginan dan yang didapatkan pasien tentang

    komunikasi terapeutik perawat yang meliputi ketrampilan, kemampuan, dan sumber

  • 8/16/2019 Kerangja Teori Yang Baru Dapat

    22/22

    mengatasi masalah di instalasi rawat inap Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiyah

    Temanggung dengan menggunkan cara ukur skala likert dengan kriteria hasil

    Rendah 25 - 50

    Sedang 51 - 75

    Tinggi 76 – 100