kerajaan aceh
TRANSCRIPT
Kerajaan AcehKELOMPOK 4 :
• Noldy Sopaheluwakan• Imanuel Pakel
• Nathalia Ully Nadeak• Mutiara Talaohu
• Ramadhany Lukman• Nan Ing Tane
A. Sejarah Kerajaan Aceh Kerajaan Aceh berdiri menjelang keruntuhan Samudera Pasai. Sebagaimana tercatat dalam sejarah, pada tahun 1360 M, Samudera Pasai ditaklukkan oleh Majapahit, dan sejak saat itu, kerajaan Pasai terus mengalami kemudunduran. Diperkirakan, menjelang berakhirnya pada abad ke-14 M .
Kerajaan Aceh Darussalam telah berdiri dengan penguasa pertama Sultan Ali Mughayat Syah yang dinobatkan pada Ahad, 1 Jumadil Awal 913 H (1514 M).
Pada awalnya, wilayah kerajaan Aceh ini hanya mencakup Banda Aceh dan Aceh Besar yang dipimpin oleh ayah Ali Mughayat Syah. Ketika Mughayat Syah naik tahta menggantikan ayahnya, ia berhasil memperkuat kekuatan dan mempersatukan wilayah Aceh dalam kekuasaannya, termasuk menaklukkan kerajaan Pasai.
Sultan Ali Mughayat Syah dikenal sangat anti pada Portugis, karena itu, untuk menghambat pengaruh Portugis. kerajaan-kerajaan kecil yang ada disekitarnya, ia taklukkan dan masukkan ke dalam wilayah kerajaannya. Sejak saat itu, Kerajaan Aceh lebih dikenal dengan nama Aceh Darussalam dengan wilayah yang luas.
B. Kehidupan PolitikBerikut adalah Raja – raja yang pernah
memerintah Kerajaan Aceh :1. Sultan Ali Mughayat Syah (1514-1530 M)2. Sultan Shalahuddin (1530-1537 M)3. Sultan Alauddin Riayat Syah Al-Qahar (1537-
1568 M)4. Sultan Ali Raiayat Syah (1568-1575 M)5. Sultan Muda (1575-1576 M)6. Sultan Alauddin Mukmin Syah (1576 M) = 100
Hari7. Sultan Zainal Abidin (1576-1577 M)
8. Sultan Alauddin Mansyur Syah (1577-1585 M)
9. Sultan Ali Riayat Syah Indrapura (Raja Buyung, 1585-1588 M)
10. Sultan Riayat Syah (Zainal Abidin,1588-1604 M)
11. Sultan Ali Riayat Syah (1604-1607 M)12. Sultan Iskandar Muda (1607-1636 M)13. Sultan Iskandar Tsani (Aluddin Mughayat
Syah, 1636-1641 M)14. Sultanah Tajul Alam Syafiatuddin Syah
(1641-1676 M)
C. Kehidupan Ekonomi
• Mata pencaharian utama rakyat Aceh adalah berdagang.• Aceh memiliki banyak komoditas yang diperdagangkan,
antara lain :– Minyak tanah dari Deli,– Belerang dari Pulau Weh dan Gunung Seulawah,– Kapur dari Singkil,– Kapur Barus dan menyan dari Barus,– Emas di pantai barat,– Sutera di Banda Aceh.
• Namun, yang menjadi komoditas unggulan untuk diekspor adalah lada.
Di ibukota Aceh juga terdapat banyak pandai emas, tembaga, dan suasa yang
mengolah barang mentah menjadi barang jadi.• Sedangkan lumbung beras bagi kesultanan ini
adalah Pidie (Kabupaten Pidie).
D. Kehidupan Sosial
• Masyarakat Aceh mengenal beberapa lapisan sosial. Di antaranya ada empat golongan masyarakat, yaitu:a) Golongan keluarga sultan b) Golongan ulèëbalangc) Golongan ulama d) Golongan rakyat biasa
a) Golongan keluarga sultan: Keturunan bekas sultan-sultan yang pernah berkuasa. Panggilan yang lazim untuk keturunan sultan ini adalah ampon dan cut.
b) Golongan ulèëbalang: Keturunan dari golongan keluarga sultan. Biasanya mereka bergelar Teuku.
c) Golongan ulama: Keturunan pemuka agama. Biasanya mereka bergelar Teungku atau Tengku.
d) Golongan rakyat biasa: Keturunan suku Aceh biasa.
Namun, sekarang ini sistem organisasi sosial suku Aceh sudah tidak begitu terlihat lagi.
E. Kehidupan KebudayaanArsitektur
a. Masjid Masjid Indrapuri Aceh
o Masjid ini dibangun pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda.
o Dilihat dari bentuk atapnya, seni arsiteknya merupakan hasil perpaduan kebudayaan Islam dengan kebudayaan Hindu Sumatera.
Masjid Raya Baiturrahmano Masjid Raya Baiturrahman pertama kali dibangun oleh Sultan
Iskandar Muda pada tahun 1612 M, tapi riwayat lain menyebutkan bahwa yang mendirikan Masjid Raya Baiturrahman adalah Sultan Alaidin Mahmudsyah pada tahun 1292 M.
o Sewaktu Belanda menyerang kota Banda Aceh pada tahun 1873, masjid ini dibakar. Namun, Belanda membangun kembali masjid ini pada tahun 1875.
Masjid Indrapuri AcehMasjid Raya Baiturrahman (tahun 1910 - 1930)
b. Benteng Benteng Indra Patra
o Benteng ini dibangun pada masa Pra-Islam, yaitu oleh Raja Kerajaan Lamuri pada abad ke-7 Masehi.
o Kala itu, benteng Indra Patra dibangun untuk membendung sekaligus membentengi masyarakat kerajaan Lamuri dari gempuran meriam-meriam yang berasal dari Kapal-kapal Perang Portugis.
o Di masa Sultan Iskandar Muda, benteng ini juga dipergunakan sebagai benteng pertahanan bagi Kesultanan Aceh dari serangan musuh yang datang dari arah laut.
o Saat ini, tinggal dua dari tiga benteng yang masih berdiri kokoh.
Benteng Indra Patra
Ad.2. KesusasteraanSalah satu karya kesusateraan yang paling terkenal
adalah Bustanus Salatin (taman para raja) karya Syaikh Nuruddin Ar-Raniry disamping Taj al-salatin (1603), Sulalat al-Salatin (1612), dan Hikayat Aceh (1606-1636).
Ad.3. Karya AgamaPara ulama Aceh banyak terlibat dalam karya di
bidang keagamaan yang dipakai luas di Asia Tengga. Syaikh Abdurrauf menerbitkan terjemahan dari Tafsir Alqur'an Anwaarut Tanzil wa Asrarut Takwil, karangan Abdullah bin Umar bin Muhammad Syirazi Al Baidlawy ke dalam bahasa Jawi.
3. Militer Salah satu meriam yang dimiliki Kesultanan Aceh.
Pada masa Sultan Selim II dari Turki Utsmani, dikirimkan beberapa teknisi dan pembuat senjata ke Aceh.Selanjutnya Aceh kemudian menyerap kemampuan ini dan mampu memproduksi meriam sendiri dari kuningan.
Faktor yang mempengaruhi Kerajaan Aceh menjadi kerajaan Yang besar
a) Ibu kota Aceh sangat strategis, teletak di pintu pelayaran India Dan Timur Tengah yang akan ke Malaka, Cina dan Jawa.
b) Pelabuhan Aceh (Ulee Lhee) memiliki persyaratan yang baik sebagai pelabuhan dagang dan terlindung oleh Pulau Weh, Pulau Nasi dari ombak besar.
c) Jatuhnya Malaka ke tangan Potugis menyebabkan pedagang islam banyak yang singgah di Aceh, apalagi sehingga jalur pelayaran pindah melalui pantai barat Sumatra.
Jalur Perdagangan Aceh
Kesultanan Aceh mengalami masa ekspansi dan pengaruh terluas pada masa kepemimpinan Sultan Iskandar Muda (1607-1636) atau Sultan Meukuta Alam yang diangkat dengan mufakat yang sesuai dengan hukum adat yang berlaku pada saat itu. Pada masa kepemimpinannya, Kerajaan Aceh Berhasil Menaklukkan Pahang yang merupakan sumber timah utama.
Masa Kejayaan Kerajaan Aceh Darussalam
Sultan Iskandar Muda
Selama 29 tahun masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda ia telah berhasil menekan perdagangan orang-orang Eropa dan menerobos jalur perdagangan Portugis Dari Selat Malaka sampai ke Teluk Persia. Dan ia juga memperluas wilayah kekuasaannya sampai sebagian besar pulau Sumatra Kecuali Lampung dan Bengkulu, hal ini berdampak baik perkembangan dan penyebaran agama islam di Nusantara.
Pada tahun 1629, kesultanan Aceh melakukan penyerangan terhadap Portugis di Melaka dengan armada yang terdiri dari 500 buah kapal perang dan 60.000 tentara laut. Sayangnya ekspedisi ini gagal, meskipun di tahun yang sama Aceh menduduki Kedah dan banyak membawa penduduknya ke Aceh.
Sultan Iskandar Muda berhasil menenemkan jiwa keagamaan yang tinggi pada masyarakat Aceh, sehingga pada saat pemerintahannya Aceh banyak melahirkan Ulama-ulama yang mampu menyebarkan agama islam khususnya di Nusantara. Ulama-ulama tsb antara lain :
Hamzah Fansuri Abdurrauf As-Singkili
Nuruddin Ar-Raniry
F. Masa Kemunduran Kerajaan Aceh Darussalam
Kemunduran Kerajaan Aceh Darussalam disebabkan oleh beberapa faktor yaitu:• Tidak ada raja yan mampu mengendalikan daerah
yang telah dikuasai oleh Kerajaan Aceh Darussalam.• Daerah-daerah kekuasaan banyak yang melepaskan
diri, karena tidak ada yang memiliki kemampuan memerintah seperti Sultan Iskandar Muda.
• Mundurnya perdagangan di Selat Malaka karena selat tersebut sudah dikuasai oleh Belanda..
• Adanya perebutan kekuasaan di antara pewaris tahta kesultanan, sehingga tejadi perpecahan (pada masa Sultan Alauddin Jauhar Alamsyah (1795-1824).
• Menguatnya kekuasaan Belanda sehingga beberapa wilayah kekuasaan Aceh lepas seperti : Minangkabau, Siak, Tiku, Tapanuli, Mandailing dll pada tahun 1840
G. Peninggalan Kerajaan Aceh Darussalam
Mesjid Raya Baiturrahman Rencong Kaligrafi (Seni)
Meriam Alat Musik Gunongan