kerajaan aceh

14
Assalamualaikum.Wr.Wb

Upload: suratno-ratno-miharjo

Post on 29-Jul-2015

81 views

Category:

Education


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kerajaan aceh

Assalamualaikum.Wr.Wb

Page 2: Kerajaan aceh

Kelompok

Nama :1. Aziz Eko Prasetyo2. M Dimas N A3. Suryanto

Tahun Pelajaran2014-2015

Page 3: Kerajaan aceh

Kerajaan aceh berdiri pada abat atau pada tahun 1520 ke 16 dipeimpin olah sultan ali mughayat syah a. Politik dan pemerintahan Kerajaan AcehSejak bangsa Portugis menguasai Malaka pada tahun 1511, banyak pedagang Islam yang mencari pusat perdagangan baru. Sejak saat itulah, muncul Kerajaan Aceh yang melepaskan diri dari kekuasaan Kerajaan Pedir. Raja-raja yang pernah memerintahKerajaan Aceh antara lain sebagai berikut. 1) Sultan Ali Mughayat Syah (1514-1528 M)Sultan Ali Mughayat Syah merupakan raja pertama yang memerintah Kerajaan Aceh. la berupaya untuk memperluas wilayah kekuasaan Aceh dengan cara menguasai daerah di sekitarnya dan mendesak Portugis di Malaka. ia berhasil memperkuat kekuatan dan mempersatukan wilayah Aceh dalam kekuasaannya, termasuk menaklukkan kerajaan Pasai. Saat itu,sekitar tahun 1511 M, kerajaan-kerajaan kecil yang terdapat di Aceh dan pesisir timur Sumatera seperti Peurelak (di Aceh Timur), Pedir (di Pidie), Daya(Aceh Barat Daya) dan Aru (di Sumatera Utara) sudah berada di bawah pengaruh kolonial Portugis. Mughayat Syah dikenal sangat anti pada Portugis, karenaitu, untuk menghambat pengaruh Portugis, kerajaan-kerajaan kecil tersebut kemudian ia taklukkan dan masukkan ke dalam wilayah kerajaannya. Sejak saat itu,kerajaan Aceh lebih dikenal dengan nama Aceh Darussalam dengan wilayah yang luas, hasil dari penaklukan kerajaan-kerajaan kecil di sekitarnya.

Page 4: Kerajaan aceh

Sejarah mencatat bahwa, usaha Mughayat Syah untuk mengusir Portugis dari seluruh bumi Aceh dengan menaklukkan kerajaan-kerajaan kecil yang sudah beradadi bawah Portugis berjalan lancar. Secara berurutan, Portugis yang berada di daerah Daya ia gempur dan berhasil ia kalahkan. Ketika Portugis mundur kePidie, Mughayat juga menggempur Pidie, sehingga Portugis terpaksa mundur ke Pasai. Mughayat kemudian melanjutkan gempurannya dan berhasil merebut bentengPortugis di Pasai.Kemenangan yang berturut-turut ini membawa keuntungan yang luar biasa, terutama dari aspek persenjataan. Portugis yang kewalahan menghadapi serangan Acehbanyak meninggalkan persenjataan, karena memang tidak sempat mereka bawa dalam gerak mundur pasukan. Senjata-senjata inilah yang digunakan kembali olehpasukan Mughayat untuk menggempur Portugis.Ketika benteng di Pasai telah dikuasai Aceh, Portugis mundur ke Peurelak. Namun, Mughayat Syah tidak memberikan kesempatan sama sekali pada Portugis. Peurelakkemudian juga diserang, sehingga Portugis mundur ke Aru. Tak berapa lama, Aru juga berhasil direbut oleh Aceh hingga akhirnya Portugis mundur ke Malaka.Dengan kekuatan besar, Aceh kemudian melanjutkan serangan untuk mengejar Portugis ke Malaka dan Malaka berhasil direbut. Portugis melarikan diri ke Goa,India. Seiring dengan itu, Aceh melanjutkan ekspansinya dengan menaklukkan Johor, Pahang dan Pattani. Dengan keberhasilan serangan ini, wilayah kerajaanAceh Darussalam mencakup hampir separuh wilayah pulau Sumatera, sebagian Semenanjung Malaya hingga Pattani.

Page 5: Kerajaan aceh

Demikianlah, walaupun masa kepemimpinan Mughayat Syah relatif singkat, hanya sampai tahun 1528 M, namun ia berhasil membangun kerajaan Aceh yang besardan kokoh. Ali Mughayat Syah juga meletakkan dasar-dasar politik luar negeri kerajaan Aceh Darussalam, yaitu: (1) mencukupi kebutuhan sendiri, sehinggatidak bergantung pada pihak luar; (2) menjalin persahabatan yang lebih erat dengan kerajaan-kerajaan Islam di Nusantara; (3) bersikap waspada terhadapnegara kolonial Barat; (4) menerima bantuan tenaga ahli dari pihak luar; (5) menjalankan dakwah Islam ke seluruh kawasan nusantara. Sepeninggal MughayatSyah, dasar-dasar kebijakan politik ini tetap dijalankan oleh penggantinya.Dalam sejarahnya, Aceh Darussalam mencapai masa kejayaan di masa Sultan Iskandar Muda Johan Pahlawan Meukuta Alam (1590-1636). Pada masa itu, Aceh merupakansalah satu pusat perdagangan yang sangat ramai di Asia Tenggara. Kerajaan Aceh pada masa itu juga memiliki hubungan diplomatik dengan dinasti Usmani diTurki, Inggris dan Belanda. Pada masa Iskandar Muda, Aceh pernah mengirim utusan ke Turki Usmani dengan membawa hadiah. Kunjungan ini diterima oleh KhalifahTurki Usmani dan ia mengirim hadiah balasan berupa sebuah meriam dan penasehat militer untuk membantu memperkuat angkatan perang Aceh.Hubungan dengan Perancis juga terjalin dengan baik. Pada masa itu, Perancis pernah mengirim utusannya ke Aceh dengan membawa hadiah sebuah cermin yangsangat berharga. Namun, cermin ini ternyata pecah dalam perjalanan menuju Aceh. Hadiah cermin ini tampaknya berkaitan dengan kegemaran Sultan Iskandar Muda

Page 6: Kerajaan aceh

Pada benda-benda berharga. Saat itu, Iskandar Muda merupakan satu-satunya raja Melayu yang memiliki Balee Ceureumeen (Aula Kaca) di istananya yangmegah, Istana Dalam Darud Dunya. Konon, menurut utusan Perancis tersebut, luas istana Aceh saat itu tak kurang dari dua kilometer. Di dalam istana tersebut,juga terdapat ruang besar yang disebut Medan Khayali dan Medan Khaerani yang mampu menampung 300 ekor pasukan gajah, dan aliran sungai Krueng yang telahdipindahkan dari lokasi asal alirannya 2) Sultan Salahuddin (1528-1537 M)Pada saat Kerajaan Aceh diperintah oleh Sultan Salahuddin, kondisi pemerintahan kurang maju, baik di bidang ekonomi maupun sosial. 3) Sultan Alauddin Riayat Syah al Kahar (1537-1568 M)Sultan Alauddin Riayat Syah al Kahar menata kondisi pemerintahan dan menyatukan kembali beberapa daerah yang pernah memisahkan diri. 4) sejarahnya, Aceh Darussalam mencapai masa kejayaan di masa Sultan Iskandar Muda Johan Pahlawan Meukuta Alam (1590-1636). Pada masa itu, Aceh merupakansalah satu pusat perdagangan yang sangat ramai di Asia Tenggara. Kerajaan Aceh pada masa itu juga memiliki hubungan diplomatik dengan dinasti Usmani diTurki, Inggris dan Belanda. Pada masa Iskandar Muda, Aceh pernah mengirim utusan ke Turki Usmani dengan membawa hadiah. Kunjungan ini diterima oleh KhalifahTurki Usmani dan ia mengirim hadiah balasan berupa sebuah meriam dan penasehat militer untuk membantu memperkuat angkatan perang Aceh.

Page 7: Kerajaan aceh

Hubungan dengan Perancis juga terjalin dengan baik. Pada masa itu, Perancis pernah mengirim utusannya ke Aceh dengan membawa hadiah sebuah cermin yangsangat berharga. Namun, cermin ini ternyata pecah dalam perjalanan menuju Aceh. Hadiah cermin ini tampaknya berkaitan dengan kegemaran Sultan IskandarMuda pada benda-benda berharga. Saat itu, Iskandar Muda merupakan satu-satunya raja Melayu yang memiliki Balee Ceureumeen (Aula Kaca) di istananya yangmegah, Istana Dalam Darud Dunya. Konon, menurut utusan Perancis tersebut, luas istana Aceh saat itu tak kurang dari dua kilometer. Di dalam istana tersebut,juga terdapat ruang besar yang disebut Medan Khayali dan Medan Khaerani yang mampu menampung 300 ekor pasukan gajah, dan aliran sungai Krueng yang telahdipindahkan dari lokasi asal alirannya Sultan Iskandar Muda (1607-1636 M)Pada masa pemerintahannya, Aceh mencapai zaman keemasan. Aceh bahkan dapat menguasai Johor, Pahang, Kedah, Perak di Semenanjung Melayu dan Indragiri, PulauBintan, dan Nias.selain itu ketika kerajaan aceh diperintah oleh iskandar muda juga menjadi kerajaan besar yang berkuwasa di asia tenggara Iskandar Muda memiliki sikap anti penjajah dan bercita-cita mengusir Portugis di Malaka. Oleh sebabitu, Iskandar Muda beberapa kali menyerang Portugis di Malaka. Untuk menata kembali pemerintahannya, Iskandar Muda berhasil menyusun Undang-Undang Tata Pemerintahan yang disebut Adat Mahkota Alam.

Page 8: Kerajaan aceh

Kehidupan sosial dalam masyarakat Kerajaan Aceh mengenal kaum bangsawan, yaitu yang memegang kekuasaan dalam pemerintahan sipil (teuku) dan kaum agama disebut tengku. Perekonomian Kerajaan Aceh yang bersumber dari hasil perkebunan rempah-rempah terutama lada berkembang pesat. Lalu-lintas perdagangan dan pelayaran di wilayah Kerajaan Aceh yang semakin ramai menjadi bagian dari sumber ekonomi. Kebudayaan Islam berkembang di Kerajaan Aceh dalam bentuk peninggalan masjid dan kaligrafi.kemundurannya Ketika Sultan Iskandar Muda memerintah, Kerajaan Aceh mengalami kejayaan serta menjadi kerajaan yang besar dan berkuasa di wilayah Asia Tenggara. Iskandar Muda memiliki sikap anti penjajah dan bercita-cita mengusir Portugis di Malaka. Oleh sebabitu, Iskandar Muda beberapa kali menyerang Portugis di Malaka. Untuk menata kembali pemerintahannya, Iskandar Muda berhasil menyusun Undang-Undang Tata Pemerintahan yang disebut Adat Mahkota Alam .Kehidupan sosial dalam masyarakat Kerajaan Aceh mengenal kaum bangsawan, yaitu yang memegang kekuasaan dalam pemerintahan sipil (teuku) dan kaum agama disebut tengku. Perekonomian Kerajaan Aceh yang bersumber dari hasil perkebunan rempah-rempah terutama lada berkembang pesat. Lalu-lintas perdagangan dan pelayaran di wilayah Kerajaan Aceh yang semakin ramai menjadi bagian dari sumber ekonomi. Kebudayaan Islam berkembang di Kerajaan Aceh dalam bentuk peninggalan masjid dan kaligrafi. Selain itu, terdapat ahli-ahli sastra seperti Nurrudin ar Raniri dan Hamzah Fansuri. Sultan Iskandar Thani (1636-1641 M)Masa kejayaan Kerajaan Aceh mulai pudar setelah Sultan Iskandar Thani wafat Salah satu penyebabnya adalah terjadinya konflik internal di Aceh, yang disebabkan penolakan para ulama Wujudiyah

Page 9: Kerajaan aceh

terhadap pemimpin perempuan. Para ulama Wujudiyah saat itu berpandangan bahwa, hukum Islam tidak membolehkan seorang perempuan menjadi pemimpin bagi laki-laki.Kemudian terjadi konspirasi antara para hartawan dan uleebalang, dan dijustifikasi oleh pendapat para ulama yang akhirnya berhasil memakzulkan Ratu KamalatSyah. Sejak saat itu, berakhirlah era sultanah di Aceh.Memasuki paruh kedua abad ke-18, Aceh mulai terlibat konflik dengan Belanda dan Inggris yang memuncak pada abad ke-19. Pada akhir abad ke-18 tersebut,wilayah kekuasaan Aceh di Semenanjung Malaya, yaitu Kedah dan Pulau Pinang dirampas oleh Inggris. Pada tahun 1871 M, Belanda mulai mengancam Aceh atasrestu dari Inggris, dan pada 26 Maret 1873 M, Belanda secara resmi menyatakan perang terhadap Aceh. Dalam perang tersebut, Belanda gagal menaklukkan Aceh. Pada tahun 1883, 1892 dan 1893 M, perang kembali meletus, namun, lagi-lagi Belanda gagal merebaut Aceh. Pada saat itu, Belanda sebenarnya telah putus asauntuk merebut Aceh, hingga akhirnya, Snouck Hurgronye, seorang sarjana dari Universitas Leiden, menyarankan kepada pemerintahnya agar mengubah fokus serangan,dari sultan ke ulama. Menurutnya, tulang punggung perlawanan rakyat Aceh adalah para ulama, bukan sultan. Oleh sebab itu, untuk melumpuhkan perlawananrakyat Aceh, maka serangan harus diarahkan kepada para ulama. Saran ini kemudian diikuti oleh pemerintah Belanda dengan menyerang basis-basis para ulama,sehingga banyak masjid dan madrasah yang dibakar Belanda.Saran Snouck Hurgronye membuahkan hasil: Belanda akhirnya sukses menaklukkan Aceh. J.B. van Heutsz, sang panglima militer, kemudian diangkat sebagai gubernurAceh. Pada tahun 1903,

Page 10: Kerajaan aceh

kerajaan Aceh berakhir seiring dengan menyerahnya Sultan M. Dawud kepada Belanda. Pada tahun 1904, hampir seluruh Aceh telah direbutoleh Belanda .Walaupun demikian, sebenarnya Aceh tidak pernah tunduk sepenuhnya pada Belanda. Perlawanan yang dipimpin oleh tokoh-tokoh masyarakat tetapberlangsung. Sebagai catatan, selama perang Aceh, Belanda telah kehilangan empat orang jenderalnya yaitu: Mayor Jenderal J.H.R Kohler, Mayor Jenderal J.L.J.H.Pel, Demmeni dan Jenderal J.J.K. De Moulin. Kekuasaan Belanda berlangsung hampir setengah abad, dan berakhir seiring dengan masuknya Jepang ke Aceh pada 9 Februari 1942. Saat itu, kekuatan militerJepang mendarat di wilayah Ujong Batee, Aceh Besar. Kedatangan mereka disambut oleh tokoh-tokoh pejuang Aceh dan masyarakat umum. Hubungan baik denganJepang tidak berlangsung lama. Ketika Jepang mulai melakukan pelecehan terhadap perempuan Aceh dan memaksa masyarakat untuk membungkuk pada matahari terbit,maka, saat itu pula mulai timbul perlawanan. Di antara tokoh yang dikenal gigih melawan Jepang adalah Teungku Abdul Jalil. Kekuasaan para penjajah berakhirketika Indonesia merdeka dan Aceh bergabung ke dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Hai anak bangsa Indonesia, sudahkah kalian mengenali budaya dari daerah sendiri? Sebelum mengenali budaya dari negara lain, kenalilah dahulu kebudayaan indonesia. Baiklah, berikut ini adalah budaya dari Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam :

Page 11: Kerajaan aceh

1. Rumah Adat

Rumah adat Aceh dinamakan Rumoh Aceh. Rumah adat Aceh dibuat dari kayu meranti dan berbentuk panggung. Mempunyai 3 serambi yaitu Seuramoe Keu (serambi depan), Seuramoe Inong (serambi tengah) dan Seuramoe Likot (serambi belakang). Selain itu ada pula rumah adat berupa lumbung padi yang dinamakan Krong Pade atau

Berandang. (Sumber: id.m.wikipedia.org)

Page 12: Kerajaan aceh

2. Pakaian Adat

Pakaian adat yang dikenakan pria Aceh adalah baju jas dengan leher tertutup (jas tutup), celana panjang yang disebut cekak musang dan kain sarung yang disebut pendua. Kopiah yang dipakainnya disebut makutup dan sebilah rencong terselip di depan perut.Wanitanya memakai baju sampai kepinggul, celana panjang cekak musang serta kain sarung sampai lutut. Perhiasan yang dipakai berupa kalung yang disebut kula, pending atau ikat pinggang, gelang tangan dan gelang kaki. Pakaian ini dipergunakan untuk keperluan upacara pernikahan.

Page 13: Kerajaan aceh

Tari-tarian Aceh

a. Tari Seudati, berasal dari arab dengan latar belakang agama islam. Sebuah tarian dinamis penuh keseimbangan dengan suasana keagamaan. Tarian ini sangat disenangi dan terkenal di Aceh.b. Tarian Saman Meuseukat, dilakukan dalam posisi duduk berbanjar dengan ajaran kebajikan, terutama ajaran agama islam.c. Tarian Pukat, adalah tarian yang melambangkan kehidupan para nelayan dari pembuatan pukat hingga mencari ikan.d. Tari Rebana, merupakan tari kreasi yang menekankan pada keterampilan memainkan alat musik "rebana" dalam mengiringi gerak-gerak lincah khas Aceh. Tari ini biasa ditampilkan dihadapan tamu-tamu agung. (Tari Saman, salah satu tarian Aceh)

Page 14: Kerajaan aceh

4. Senjata Tradisional Senjata tradisional yang dipakai oleh penduduk Aceh adalah rencong. Wilahan rencong terbuat dari besi dan biasanya bertuliskan ayat-ayat Al Quran. Selain rencong, rakyat Aceh mempergunakan pula pedang dengan nama pedang daun tebu, pedang oom ngom dan reudeuh. Pedang daun tebu dipakai oleh pamglima perang dan reudeuh oleh para prajurit. 5. Suku Suku dan marga yang terdapat di Aceh antara lain : Aceh, Alas, Tamiang, Gayo, Ulu Singkil, Simelu, Jamee, Kluet, dan lain-lain. 6. Bahasa Daerah : Aceh, Alas, Gayo, dan lain-lain. 7. Lagu Daerah : Bungong Jeumpa, Piso Surit.