kemampuan laporan arus kas memprediksi laba asih patmono f .../kemampuan...1 kemampuan laporan arus...

35
1 Kemampuan laporan arus kas memprediksi laba Asih Patmono F. 1301025 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) telah mengeluarkan ketentuan bahwa perusahaan harus menyusun laporan arus kas dan menyajikannya sebagai bagian yang tak terpisahkan dari laporan keuangan untuk setiap periode penyajian laporan keuangan. Ketentuan tersebut dicantumkan pada PSAK nomer 2 tentang Laporan Arus Kas dan berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari 1995. Hal ini untuk memenuhi kebutuhan dunia usaha dan profesi akuntansi dalam rangka mengikuti dan mengantisipasi perkembangan yang terjadi di Indonesia dan dunia internasional. Melalui Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) nomer 2 pada dasarnya IAI mengubah penyajian laporan perubahan posisi keuangan yang semula berupa laporan arus dana menjadi laporan arus kas yang diklasifikasikan berdasarkan aktivitas operasi, investasi dan pendanaan selama satu periode akuntansi. Pentingnya laporan arus kas telah dibuktikan oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Aziz (2000). Hasil penelitiannya mengatakan bahwa arus kas memiliki kemampuan prediksi terhadap arus kas masa depan.

Upload: dodung

Post on 05-Apr-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kemampuan laporan arus kas memprediksi laba Asih Patmono F .../Kemampuan...1 Kemampuan laporan arus kas memprediksi laba Asih Patmono F. 1301025 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

1

Kemampuan laporan arus kas memprediksi laba

Asih Patmono F. 1301025

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Masalah

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) telah mengeluarkan ketentuan bahwa

perusahaan harus menyusun laporan arus kas dan menyajikannya sebagai

bagian yang tak terpisahkan dari laporan keuangan untuk setiap periode

penyajian laporan keuangan. Ketentuan tersebut dicantumkan pada PSAK

nomer 2 tentang Laporan Arus Kas dan berlaku efektif sejak tanggal 1

Januari 1995. Hal ini untuk memenuhi kebutuhan dunia usaha dan profesi

akuntansi dalam rangka mengikuti dan mengantisipasi perkembangan yang

terjadi di Indonesia dan dunia internasional.

Melalui Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) nomer 2

pada dasarnya IAI mengubah penyajian laporan perubahan posisi keuangan

yang semula berupa laporan arus dana menjadi laporan arus kas yang

diklasifikasikan berdasarkan aktivitas operasi, investasi dan pendanaan

selama satu periode akuntansi. Pentingnya laporan arus kas telah dibuktikan

oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Aziz (2000). Hasil penelitiannya

mengatakan bahwa arus kas memiliki kemampuan prediksi terhadap arus kas

masa depan.

Page 2: Kemampuan laporan arus kas memprediksi laba Asih Patmono F .../Kemampuan...1 Kemampuan laporan arus kas memprediksi laba Asih Patmono F. 1301025 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

2

Menurut PSAK nomer 2 paragraf 3, kegunaan informasi arus kas

adalah (1) jika digunakan dalam kaitannya dengan laporan keuangan yang

lain, laporan arus kas dapat memberikan informasi yang memungkinkan para

pemakai untuk mengevaluasi perubahan dalam aktiva bersih perusahaan,

struktur keuangan dan kemampuan untuk mempengaruhi jumlah serta waktu

arus kas dalam rangka adaptasi dengan perubahan keadaan dan peluang; (2)

menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan

memungkinkan para pemakai mengembangkan model untuk menilai dan

membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan dari berbagai

perusahaan; dan (3) meningkatkan daya banding pelaporan kinerja operasi

berbagai perusahaan karena dapat meniadakan pengaruh penggunaan

perlakuan akuntansi yang berbeda terhadap transaksi dan peristiwa yang

sama.

Untuk pengambilan keputusan ekonomi, para pelaku bisnis dan

pemerintah membutuhkan informasi tentang kondisi kinerja keuangan

perusahaan. Analisis laporan keuangan sangat dibutuhkan untuk memahami

informasi laporan keuangan dan juga merupakan alternatif untuk menguji

apakah informasi keuangan bermanfaat untuk melakukan klasifikasi atau

prediksi terhadap laba masa depan, yang bermanfaat untuk mengetahui

tingkat likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas perusahaan di masa yang akan

datang.

Meskipun FASB menyatakan bahwa informasi laba yang dihitung

dengan dasar akrual biasanya dapat menunjukkan informasi prestasi lebih

baik dibandingkan dengan informasi penerimaan dan pengeluaran (informasi

1

Page 3: Kemampuan laporan arus kas memprediksi laba Asih Patmono F .../Kemampuan...1 Kemampuan laporan arus kas memprediksi laba Asih Patmono F. 1301025 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

3

arus kas), tetapi laba akuntansi mengandung komponen-komponen akrual

yang berbeda antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya sehingga

sulit diperbandingkan.

Untuk analisis investasi para analis keuangan lebih banyak

menggunakan informasi yang berkaitan dengan penerimaan dan pengeluaran

kas yang lebih mencerminkan likuiditas daripada informasi laba akuntansi.

Informasi ini dapat ditemukan dalam laporan arus kas yang sudah menjadi

bagian yang integral dari laporan keuangan perusahaan publik di Indonesia

sejak berlakunya Standar Akuntansi Keuangan (SAK) pada tanggal 1 Januari

1995.

Beberapa penelitian yang berhubungan dengan kandungan informasi

arus kas telah banyak dilakukan oleh para peneliti baik dari dalam maupun

luar negri. Wilson dan Bowen et al. dalam Triyono dan Jogiyanto, (2000)

menguji kandungan informasi arus kas dan laba dengan return saham.

Rayburn disadur dari Triyono dan Jogiyanto (2000) menguji kandungan

informasi arus kas dan laba akrual dengan return saham. Dari hasil

penelitian-penelitian tersebut, mereka menemukan adanya kandungan

informasi dari data arus kas.

Pertimbangan untuk apa mengetahui prediksi arus kas dapat diamati

bahwa tujuan arus kas dalam Standar Akuntansi Keuangan (PSAK No 2)

digunakan sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan kas dan setara kas serta menilai kebutuhan perusahaan untuk

menggunakan kas. Informasi arus kas berguna untuk mengevaluasi

perubahan struktur keuangan seperti likuiditas dan solvabilitas serta

Page 4: Kemampuan laporan arus kas memprediksi laba Asih Patmono F .../Kemampuan...1 Kemampuan laporan arus kas memprediksi laba Asih Patmono F. 1301025 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

4

hubungannya dengan profitabilitas. Foster, Watts dan Zimmerman disadur

dari Parawiyati dan Baridwan (1998) telah menguji secara empirik hubungan

laba akuntansi dengan arus kas. Hasil penelitiannya mengatakan bahwa arus

kas historis bermanfaat dalam memprediksi dividen, disamping itu jumlah

arus kas dari aktivitas operasi khususnya merupakan indikator untuk

menentukan apakah arus kas yang dihasilkan cukup untuk melunasi

pinjaman, memelihara kemampuan operasi, serta melakukan investasi baru

tanpa mengandalkan pada sumber dana dari luar.

Hastuti dan Bambang (1998) meneliti pengaruh publikasi laporan

arus kas terhadap volume perdagangan saham perusahaan di Bursa Efek

Jakarta. Hasilnya menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan volume

perdagangan saham antara setelah dengan sebelum pengumuman laporan

arus kas.

Parawiyati dan Baridwan (1998) melakukan penelitian mengenai

kemampuan prediktif laba dan arus kas dalam memprediksi laba dan arus kas

masa depan. Hasil penelitian secara keseluruhan juga telah dapat

membuktikan bahwa laba masih merupakan prediktor yang lebih baik,

meskipun prediktor arus kas juga berpeluang besar menjadi prediktor yang

baik.

Gunawan (2000) meneliti kandungan informasi total arus kas, arus

kas kondisi good news (kenaikan total arus kas), arus kas kondisi bad news

(penurunan total arus kas) terhadap harga saham di sekitar tanggal publikasi

laporan keuangan sebelum, awal, dan selama krisis.

Page 5: Kemampuan laporan arus kas memprediksi laba Asih Patmono F .../Kemampuan...1 Kemampuan laporan arus kas memprediksi laba Asih Patmono F. 1301025 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

5

Dengan pendekatan level diperoleh hasil bahwa hanya variabel arus

kas kondisi good news dan arus kas kondisi bad news yang secara signifikan

dengan harga saham pada masa sebelum krisis. Sedangkan pada periode awal

krisis semua variabel tidak signifikan dengan harga saham. Selanjutnya pada

periode selama krisis total arus kas, arus kas kondisi good news, arus kas

kondisi bad news berhubungan secara signifikan dengan harga saham.

Aziz (2000) melakukan penelitian mengenai kemampuan prediksi

arus kas terhadap arus pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ.

Penelitian ini menggunakan data arus kas tahun 1995 sampai dengan 1998

dari 40 perusahaan manufaktur yang telah listing di BEJ. Pengujian hipotesis

dilakukan dengan metode regresi linier. Hasil dari penelitian ini mengatakan

bahwa arus kas (dalam hal ini didefinisikan sebagai arus kas operasi)

memiliki kemampuan prediksi untuk satu tahun ke depan.

Penelitian ini merupakan perluasan dari penelitian Parawiyati dan

Baridwan (1998), dengan melihat pengaruh pengklasifikasian atas laporan

arus kas yang terdiri dari arus kas operasi, investasi, dan pendanaan dalam

memprediksi laba masa depan dan kemudian membandingkannya dengan

arus kas secara total (gabungan). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian-

penelitian sebelumnya ialah sebagai berikut.

1. Gunawan (2000) mengukur pengaruh publikasi arus kas terhadap harga

saham, dan tidak merinci arus kas menjadi arus kas operasi, investasi,

dan pendanaan.

2. Hastuti dan Bambang (1999) meneliti fungsi publikasi arus kas terhadap

volume perdagangan saham.

Page 6: Kemampuan laporan arus kas memprediksi laba Asih Patmono F .../Kemampuan...1 Kemampuan laporan arus kas memprediksi laba Asih Patmono F. 1301025 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

6

3. Arum (2003) mengukur pengaruh publikasi arus kas terhadap dividen.

4. Asyik (1999) membandingkan seperangkat rasio dari laporan arus kas

terhadap return saham dengan seperangkat rasio dari neraca dan laporan

rugi laba terhadap return saham.

5. Suadi (1998) menguji hubungan antara arus kas operasi dengan jumlah

pembayaran dividen.

Periode pengamatan dalam penelitian ini adalah tiga tahun yaitu periode

1999 sampai dengan 2001.

I.2. Masalah Penelitian

Masalah penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Apakah arus kas operasi memiliki kemampuan sebagai predictore laba

masa depan?

2. Apakah arus kas investasi memiliki kemampuan sebagai predictore laba

masa depan?

3. Apakah arus kas pendanaan memiliki kemampuan sebagai predictore

laba masa depan?

4. Manakah yang lebih baik sebagai predictore laba arus kas operasi,

investasi, pendanaan atau gabungan ketiganya?

I.3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan mendapatkan bukti empirik, manakah yang

menyediakan kemampuan prediktif lebih baik antara arus kas yang

Page 7: Kemampuan laporan arus kas memprediksi laba Asih Patmono F .../Kemampuan...1 Kemampuan laporan arus kas memprediksi laba Asih Patmono F. 1301025 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

7

diklasifikasikan menjadi arus kas operasi, investasi, dan pendanaan atau

secara total (gabungan) dalam memprediksi arus kas masa depan.

Secara tidak langsung penelitian ini juga bertujuan menguji validitas

pernyataan IAI tentang salah satu kegunaan laporan arus kas yaitu menilai

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas (laba) masa

depan.

I.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah dapat memberikan

kontribusi kepada pihak-pihak berkepentingan seperti, (1) investor dapat

memperoleh informasi yang lebih baik untuk menilai potensi perusahaan,

sehingga dapat dipakai sebagai dasar dalam melakukan investasi; (2) para

analisis laporan keuangan, dapat memperoleh informasi yang lebih baik untuk

melakukan analisis dan dapat meramalkan suatu perusahaan dalam hal

likuiditas, solvabilitas maupun rentabilitasnya pada masa yang akan datang;

dan (3) bagi para peneliti dapat menjadi acuan untuk melakukan penelitian

berikutnya khususnya mengenai kandungan informasi tentang laporan arus

kas.

I.5. Sistematika Penulisan

Mengacu pada Buku Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret, maka penulisan ini disajikan dalam lima bab yang

secara garis besar mengandung isi sebagi berikut.

Page 8: Kemampuan laporan arus kas memprediksi laba Asih Patmono F .../Kemampuan...1 Kemampuan laporan arus kas memprediksi laba Asih Patmono F. 1301025 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

8

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini dijelaskan mengenai latar belakang masalah,

pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan

sistematika penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI

Pada bab ini akan diuraikan teori-teori yang menjadi dasar

pembahasan yang meliputi konsep-konsep mengenai laporan arus

kas dan laba. Dijelaskan juga mengenai hasil-hasil penelitian yang

telah dilakukan mengenai laporan arus kas dan laba. Selanjutnya

dalam bab ini mencakup hipotesis penelitian.

BAB III : METODE PENELITIAN

Pada bab ini diuraikan mengenai ruang lingkup penelitian, populasi,

sampel, variabel penelitian, sumber data, model analisis data, dan

hipotesis.

BAB IV : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan teori yang telah dibahas dalam Bab II dan uraian

metode penelitian dalam Bab III yang digunakan maka akan

dilakukan pengujian terhadap data yang bersangkutan dengan alat

analisis yang telah ditentukan. Dalam bab ini diuraikan juga

mengenai hasil pengujian yang diperoleh.

BAB V : PENUTUP

Pada bab ini akan dirangkumkan pembahasan dengan

menyimpulkan hasil yang diperoleh dari pengujian data

Page 9: Kemampuan laporan arus kas memprediksi laba Asih Patmono F .../Kemampuan...1 Kemampuan laporan arus kas memprediksi laba Asih Patmono F. 1301025 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

9

dibandingkan hipotesis yang ada. Dalam bab ini akan diuraikan juga

mengenai keterbatasan dari penelitian serta implikasi yang perlu

dilakukan untuk perbaikan hasil penelitian yang bersangkutan di

masa mendatang.

BAB II

LANDASAN TEORI

II.1. Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan laporan peristiwa masa lalu yang

berkelanjutan dari sumber, kewajiban, dan aktifitas perusahaan yang

mengubah sumber dan kewajiban tersebut dan dikuantifikasikan dalam satuan

uang. Adapun tujuan dari laporan keuangan adalah sebagai berikut.

1. Menurut Standard Akuntansi Keuangan

Menurut PSAK No 1 (IAI, 1999) tujuan laporan keuangan adalah untuk

menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta

perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi

sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan.

2. Menurut SFAC

Di dalam Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) nomor 1

dinyatakan bahwa pelaporan keuangan menyajikan informasi yang

berguna sebagai berikut.

Page 10: Kemampuan laporan arus kas memprediksi laba Asih Patmono F .../Kemampuan...1 Kemampuan laporan arus kas memprediksi laba Asih Patmono F. 1301025 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

10

a. Berguna bagi investor dan kreditor yang ada dan potensial serta

pemakai lainnya dalam membuat keputusan untuk investasi, pemberian

kredit, dan keputusan lainnya.

b. Dapat membantu investor dan kreditor yang ada dan potensial serta

pemakai lainnya untuk menaksir jumlah, waktu, dan ketidakpastian dari

penerimaan uang di masa yang akan datang.

c. Menunjukkan sumber-sumber ekonomi dari suatu perusahaan, klaim

atas sumber-sumber tersebut dan pengaruh dari transaksi dan kejadian-

kejadian yang mempengaruhi sumber-sumber dan klaim atas sumber-

sumber tersebut.

3. Menurut ASOBAT

A Statement of Basic Accounting Theory (ASOBAT), (Harahap, 2001)

merumuskan empat tujuan laporan keuangan sebagai berikut.

a) Membuat keputusan yang menyangkut penggunaan kekayaan yang

terbatas dan untuk menetapkan tujuan.

b) Mengarahkan kontrol secara efektif sumber daya manusia dan faktor

produksi lainnya.

c) Memelihara dan melaporkan pengamanan terhadap kekayaan.

d) Membantu fungsi dan pengamanan sosial.

Jenis laporan keuangan yang bisa disusun oleh perusahaan

sebenarnya banyak namun laporan keuangan utama menurut SAK hanya tiga,

yaitu sebagai berikut.

1. Neraca

9

Page 11: Kemampuan laporan arus kas memprediksi laba Asih Patmono F .../Kemampuan...1 Kemampuan laporan arus kas memprediksi laba Asih Patmono F. 1301025 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

11

Neraca disebut juga laporan posisi keuangan karena laporan ini

merupakan suatu jenis laporan yang digunakan untuk menggambarkan

posisi keuangan perusahaan meliputi aktiva dan kewajiban serta modal

yang dimiliki pada suatu tanggal tertentu. Neraca biasanya disajikan

berdasarkan likuiditas perkiraannya untuk aktiva dan kewajiban disajikan

menurut tanggal jatuh temponya sedangkan perkiraan modal disajikan

menurut sifat kekekalannya.

2. Laporan Rugi Laba

Laporan Laba Rugi merupakan laporan yang menunjukkan hasil

operasi perusahaan selama suatu periode operasi. Laporan laba rugi

melaporkan seluruh hasil diperoleh dan biaya yang digunakan untuk

memperoleh hasil tersebut selama suatu periode tertentu. Dalam

penyusunan laporan keuangan laba rugi dikenal adanya konsep matching

yang menyebutkan bahwa biaya harus dibebankan sesuai dengan

pengakuan dan periode penghasilan.

3. Laporan Arus Kas

Laporan arus kas menyediakan informasi tentang arus kas yang

dimiliki oleh suatu perusahaan yang dapat digunakan oleh para pemakai

laporan keuangan sebagai suatu dasar untuk menilai kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan menilai kebutuhan

perusahaan untuk mempergunakan arus kas yang dimilikinya. Dalam

SFAC No 95 dan PSAK No 2 dinyatakan bahwa laporan arus kas terbagi

dalam beberapa aktivitas atau kegiatan, yaitu sebagai berikut.

a. Arus kas dari kegiatan operasi.

Page 12: Kemampuan laporan arus kas memprediksi laba Asih Patmono F .../Kemampuan...1 Kemampuan laporan arus kas memprediksi laba Asih Patmono F. 1301025 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

12

b. Arus kas dari kegiatan investasi.

c. Arus kas dari kegiatan pendanaan.

Dalam PSAK No 2 disebutkan bahwa penyajian laporan keuangan

arus kas harus menggunakan salah satu metode di bawah ini.

1. Metode langsung

Dengan menggunakan metode ini laporan arus kas disusun dengan

melakukan pemisahan terhadap penerimaan dan pengeluaran kas.

Jumlah-jumlah yang dilaporkan sebagai penerimaan dan pengeluaran

kas adalah jumlah bruto.

2. Metode tak langsung

Dengan metode ini laba atau rugi bersih disesuaikan dengan

mengkoreksi pengaruh dari transaksi bukan kas, penangguhan

(deferal) atau akrual dari penerimaan atau pembayaran kas untuk

operasi di masa lalu dan masa depan, dan unsur penghasilan atau

beban yang berkaitan dengan arus kas investasi dan pendanaan.

II.2 Tujuan dan Manfaat Arus Kas Salah satu tujuan utama penyajian data mengenai arus kas ialah

menyediakan informasi yang akan membantu investor atau kreditor

meramalkan jumlah yang mungkin didistribusikan pada waktu yang akan

datang dalam bentuk dividen, bunga, dan pembayaran kembali utang pokok

serta membantu mereka mengevaluasi risiko yang mungkin terjadi. Evaluasi

mengenai arus kas dikemudian hari dan risiko yang dihadapi oleh investor

dan kreditor sangatlah relevan karena kedua hal ini merupakan informasi

Page 13: Kemampuan laporan arus kas memprediksi laba Asih Patmono F .../Kemampuan...1 Kemampuan laporan arus kas memprediksi laba Asih Patmono F. 1301025 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

13

dasar bagi penentuan present value dari surat-surat berharga (Tuanakotta,

1984: 221).

Manfaat arus kas menurut PSAK No 2 paragraf 03 adalah jika arus

kas digunakan dalam kaitannya dengan laporan keuangan yang lalu, laporan

arus kas dapat memberikan informasi yang memungkinkan para pemakai

untuk mengevaluasi perubahan dalam aktiva bersih perusahaan, struktur

keuangan (termasuk likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuan untuk

mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam rangka adaptasi dengan

perubahan keadaan dan peluang.

Informasi arus kas berguna untuk menilai kemampuan perusahaan

dalam menghasilkan kas dan setara kas dan memungkinkan para pemakai

mengembangkan modal untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang

dari arus kas masa depan (future cash flow) dari berbagai perusahaan.

Informasi tersebut juga meningkatkan daya banding pelaporan kinerja

operasi berbagai perusahaan karena dapat meniadakan pengaruh penggunaan

perlakukan akuntansi yang berbeda terhadap transaksi pada peristiwa yang

sama.

Paragraf 04 menjelaskan bahwa informasi arus kas sering digunakan

sebagai indikator jumlah, waktu dan kepastian arus kas masa depan selain itu

informasi arus kas juga berguna meneliti kecermatan dari taksiran arus kas

masa depan yang telah dibuat sebelumnya dan dalam menentukan hubungan

antara probabilitas arus kas serta dampak perubahan harga.

Page 14: Kemampuan laporan arus kas memprediksi laba Asih Patmono F .../Kemampuan...1 Kemampuan laporan arus kas memprediksi laba Asih Patmono F. 1301025 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

14

II.3 Klasifikasi Arus Kas

Laporan arus kas melaporkan arus kas selama periode tertentu

serta diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan.

Penyajian arus kas menurut aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan ini

dilakukan dengan dana yang paling sesuai dengan bisnis perusahaan.

1) Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan

(principal revenue producing activities) dan aktivitas lain yang bukan

merupakan aktivitas investasi dan pendanaan. Arus kas operasi mencakup

efek kas setiap transaksi atau kejadian yang merupakan komponen penentuan

laba bersih, seperti penerimaan kas dari penjualan barang atau penyerahan

jasa, pembayaran kas kepada pemasok barang atau jasa, dan pembayaran

kepada karyawan. Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi

merupakan indikator yang menentukan apakah dari operasinya perusahaan

dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman,

memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar dividen, dan

melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber yang lain.

2) Aktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang

dan investasi yang tidak termasuk standar kas. Arus kas dari aktivitas

investasi antara lain mencakup penerimaan kas dari penjualan aktiva tetap

dan pengeluaran kas untuk pembelian investasi jangka panjang. Arus kas ini

mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber

daya yang bertujuan menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan.

3) Aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan

dalam jumlah dan komposisi modal dan pinjaman (jangka panjang)

Page 15: Kemampuan laporan arus kas memprediksi laba Asih Patmono F .../Kemampuan...1 Kemampuan laporan arus kas memprediksi laba Asih Patmono F. 1301025 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

15

perusahaan, misal penerimaan kas dari penerbitan saham dan pengeluaran

kas untuk pelunasan utang jangka panjang. Arus kas pendanaan berguna

untuk memprediksi klaim terhadap arus kas masa depan oleh para pemasok

modal perusahaan. Suatu transaksi dapat meliputi arus kas yang dapat

diklasifikasikan ke dalam lebih dari satu aktivitas sebagai contoh jika

pelunasan penjaman bank meliputi pokok pinjaman dan bunga maka bunga

pinjaman merupakan unsur yang dapat diklasifikasikan sebagai arus kas

operasi, sementara pokok pinjaman merupakan unsur aktivitas pendanaan.

II.4. Laba Akuntansi

FASB Statement of Accounting Concepts No. 1 menganggap bahwa

laba akuntansi merupakan pengukuran yang baik atas prestasi perusahaan

dan bahwa laba akuntansi dapat digunakan dalam prediksi arus kas yang

akan datang. Pelaporan laba bertujuan memberikan infornasi yang berguna

bagi mereka yang paling berkepentingan dengan laporan keuangan. Tujuan

yang lebih khusus meliputi penggunaan laba sebagai pengukuran efisiensi

manajemen, penggunaan angka laba historis untuk membantu meramalkan

keadaan usaha dan distribusi dividen di masa mendatang, dan penggunaan

laba sebagai pengukuran keberhasilan serta sebagai pedoman pengambilan

keputusan manajerial di masa yang akan datang (Hendriksen, 1996: 130-

131).

Menurut Belkoui (dalam Harahap, 2001) definisi laba mengandung

lima sifat yaitu sebagai berikut.

Page 16: Kemampuan laporan arus kas memprediksi laba Asih Patmono F .../Kemampuan...1 Kemampuan laporan arus kas memprediksi laba Asih Patmono F. 1301025 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

16

1. Laba akuntansi didasarkan pada transaksi yang benar-benar terjadi yaitu

mengandung timbulnya hasil dan biaya untuk mendapatkan hasil tersebut.

2. Laba didasarkan pada postulat “periodik” laba itu, artinya merupakan

prestasi perusahaan itu pada periode tertentu.

3. Laba akuntansi didasarkan pada prinsip revenue yang memerlukan

batasan tersendiri tentang apa yang termasuk hasil.

4. Laba akuntansi memerlukan perhitungan terhadap biaya dalam bentuk

biaya historis yang dikeluarkan perusahaan untuk mendapatkan hasil

tertentu.

5. Laba akuntansi didasarkan pada prinsip matching artinya hasil dikurangi

biaya yang diterima atau dikeluarkan pada periode yang sama.

Laba mempuyai kandungan informasi yang secara tegas disebutkan

dalam SFAC No 1 yang menyatakan bahwa laba mempunyai informasi yang

berguna untuk menilai kinerja manajemen, membantu mengestimasi

kemampuan laba yang respresentatif, dan untuk menaksir risiko dalam

investasi atau kredit.

II.5. Kerangka Pemikiran

Untuk memudahkan dalam memahami inti pemikiran peneliti maka

perlu kiranya dibuat diagram alur untuk memberi gambaran tentang awal

penelitian ini. Prospek dimasa yang akan datang dari suatu

entitas/perusahaan dapat dilihat melalui laporan keuangan perusahaan

tersebut.

Page 17: Kemampuan laporan arus kas memprediksi laba Asih Patmono F .../Kemampuan...1 Kemampuan laporan arus kas memprediksi laba Asih Patmono F. 1301025 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

17

Pada umumnya laporan keuangan perusahaan terdiri dari neraca,

laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas.

Gambaran mengenai penerimaan dan pengeluaran kas bisa diperoleh dari

laporan arus kas artinya laba yang mungkin diperoleh dimasa depan dapat

diperkirakan melalui laporan arus kas masa lalu.

Arus Kas Operasi

Arus Kas Investasi Laba masa yang akan datang

Arus Kas Pendanaan

Laporan Arus Kas Laba masa yang akan datang

Variabel Independent Variabel Dependent

Gambar 1

Kerangka Pemikiran

II.6. Penelitian Terdahulu Baridwan (1997) mengevaluasi hubungan dan kesamaan antara dua

informasi yaitu laporan rugi laba dan arus kas dengan menggunakan data dari

62 perusahaan manufaktur. Pengujian yang dilakukan menunjukkan korelasi

yang tinggi antara variabel laba dengan variabel arus kas, juga terbukti

terdapat perbedaan yang signifikan antara median variabel-variabel itu.

Sehingga dapat dinyatakan bahwa pengungkapan informasi arus kas ternyata

Page 18: Kemampuan laporan arus kas memprediksi laba Asih Patmono F .../Kemampuan...1 Kemampuan laporan arus kas memprediksi laba Asih Patmono F. 1301025 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

18

memberikan nilai tambah bagi para pemakai informasi laporan keuangan.

Informasi yang terdapat dalam laporan arus kas walaupun berkorelasi tinggi

dengan informasi laba ternyata berbeda secara signifikan, akibatnya dengan

menggunakan informasi laba pemakai laporan keuangan akan dapat

memprediksi arus kas masa depan.

Hastuti dan Bambang (1998) meneliti pengaruh publikasi laporan

arus kas terhadap volume perdagangan saham perusahaan di Bursa Efek

Jakarta, dengan kata lain apakah data laporan arus kas mempunyai

kandungan informasi sehingga dapat mengurangi ketidakpastian atau

mengubah harapan para investor. Sampel dalam penelitian ini ada 37 emiten

dengan waktu pengamatan 20 hari sebelum sampai dengan 20 hari setelah

tanggal publikasi.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa publikasi laporan arus

kas menimbulkan reaksi berupa perbedaan yang signifikan antara rata-rata

volume perdagangan relatif pada 3 hari sebelum dengan 3 hari setelah

adanya publikasi laporan arus kas. Ini berarti para investor sudah

memanfaatkan informasi yang terkandung dalam laporan arus kas untuk

pengambilan keputusan investasi.

Suadi (1998) menguji nilai hubungan antara arus kas operasi dengan

jumlah pembayaran dividen. Hasil dari penelitian ini adalah arus kas operasi

mempunyai hubungan yang signifikan dengan jumlah pembayaran dividen

yang terjadi dalam satu periode setelah terbitnya laporan arus kas.

Gunawan (2000) meneliti kandungan informasi total arus kas, arus

kas kondisi good news (kenaikan total arus kas), arus kas kondisi bad news

Page 19: Kemampuan laporan arus kas memprediksi laba Asih Patmono F .../Kemampuan...1 Kemampuan laporan arus kas memprediksi laba Asih Patmono F. 1301025 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

19

(penurunan total arus kas) terhadap harga saham disekitar tanggal publikasi

laporan keuangan sebelum, awal, dan selama krisis.

Dengan pendekatan level diperoleh hasil bahwa hanya variabel arus

kas kondisi good news dan arus kas kondisi bad news yang secara signifikan

dengan harga saham pada masa sebelum krisis. Sedangkan pada periode awal

krisis semua variabel tidak signifikan dengan harga saham. Selanjutnya pada

periode selama krisis total arus kas, arus kas kondisi good news, arus kas

kondisi bad news berhubungan secara signifikan dengan harga saham.

Supriyadi (1999) menggunakan data perusahaan menufaktur

sebanyak 62 perusahaan meneliti kemampuan prediktif laba dibanding arus

kas dalam memprediksi arus kas masa yang akan datang. Dengan

menghitung tingkat error masing-masing model regresi diperoleh hasil

kesimpulan arus kas secara signifikan menyediakan kemampuan prediktif

lebih baik dibanding laba.

Triyono dan Hartono (2000) melakukan penelitian mengenai

hubungan kandungan informasi dari total arus kas, komponen arus kas

seperti yang direkomendasikan dalam PSAK No 2, dan laba akuntansi

terhadap harga atau return saham. Penelitian ini mengambil data berupa

laporan keuangan per 31 Desember untuk tahun buku 1995 dan 1996 pada 54

perusahaan manufaktur. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui

perbedaan hubungan antara total arus kas dengan harga atau return saham

dibandingkan hubungan laba akuntansi dengan harga atau return saham.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa total arus kas tidak

mempunyai hubungan yang signifikan dengan harga saham, tetapi dari hasil

Page 20: Kemampuan laporan arus kas memprediksi laba Asih Patmono F .../Kemampuan...1 Kemampuan laporan arus kas memprediksi laba Asih Patmono F. 1301025 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

20

analisis ditemukan bahwa pemisahan total arus kas ke dalam tiga komponen

arus kas mempunyai hubungan yang signifikan dengan harga saham.

Perubahan total arus kas dan perubahan laba akuntansi tidak mempunyai

kandungan informasi terhadap return saham. Hasil penelitian juga

membuktikan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dalam hubungan

antara arus kas total dengan harga saham dan hubungan antara laba akuntansi

dengan harga saham, tetapi tidak terdapat perbedaan yang signifikan dalam

hubungan antara arus kas total dengan return saham dan hubungan antara

perubahan laba akuntansi dengan return saham.

Parawiyati dan Baridwan (1998) mengukur hubungan kemampuan

laba dan arus kas terhadap prediksi dua keuntungan investasi (laba dan arus

kas) dengan mengambil sampel 288 laporan keuangan perusahaan

manufaktur yang telah terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) untuk periode

tahun 1989 sampai tahun 1994. Dari penelitian tersebut, hasilnya dapat

disimpulkan sebagai berikut; (1) dalam menguji kemampuan prediktor laba

dibanding prediktor arus kas dalam memprediksi laba satu tahun kedepan

menunjukkan bahwa kedua prediktor tersebut adalah signifikan sebagai alat

pengubah. Melalui nilai koefisien regresi ditunjukkan bahwa prediktor laba

memberikan pengaruh yang lebih besar dibanding dengan prediktor arus kas;

(2) dalam menguji kemampuan prediktor laba dibanding prediktor arus kas

dalam memprediksi arus kas menunjukkan bahwa kedua prediktor tersebut

adalah signifikan sebagai alat pengubah. Pengamatan atas koefisien regresi

juga menunjukkan prediktor laba memberikan pengaruh yang lebih besar

dibanding prediktor arus kas; dan (3) pengujian prediksi inkremental laba

Page 21: Kemampuan laporan arus kas memprediksi laba Asih Patmono F .../Kemampuan...1 Kemampuan laporan arus kas memprediksi laba Asih Patmono F. 1301025 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

21

terhadap arus kas menunjukkan bahwa melalui koefisien korelasi diketahui

prediktor laba besar korelasinya dibanding prediktor arus kas dalam

memprediksi arus kas.

Secara keseluruhan, hasil penelitian tersebut telah juga dapat

membuktikan bahwa laba masih merupakan prediktor yang lebih baik

meskipun prediktor arus kas juga berpeluang menjadi yang baik.

Hasil penelitian ini menyatakan bahwa informasi laba dan arus kas

yang merupakan informasi akuntansi yang dapat bermanfaat sebagai

pertimbangan dalam keputusan oleh para analis, investor dan manajer untuk

mengetahui prospek kinerja suatu perusahaan satu tahun kedepan.

Kusuma (2001) melakukan penelitian dengan membandingkan

kemampuan informasi laba dengan arus kas dalam memprediksikan arus kas

di masa mendatang. Penelitian ini menggunakan model yang jarang

digunakan pada penelitian-penelitian akuntansi yaitu Davidson dan

Mackinnon test. Penelitian ini juga memanfaatkan data laba dan arus kas

sesungguhnya yang tercantum dalam annual reports perusahaan, bukan

estimasi arus kas dan laba.

Hasil penelitian ini menyatakan bahwa atas dasar perbandingan R2

atau r2 informasi arus kas mengindikasikan sebagai prediktor yang lebih kuat

dari laba bersih terhadap arus kas di masa mendatang, akan tetapi atas dasar

perbandingan secara statistik pada model-model yang digunakan, informasi

laba bersih dan arus kas memiliki kemampuan yang sama dalam

memprediksikan arus kas di masa mendatang. Hasil tersebut mungkin akan

tetap terjadi walaupun periode dan data yang digunakan lebih banyak.

Page 22: Kemampuan laporan arus kas memprediksi laba Asih Patmono F .../Kemampuan...1 Kemampuan laporan arus kas memprediksi laba Asih Patmono F. 1301025 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

22

II.7. Hipotesis

Laporan keuangan dikatakan bermanfaat bila informasi yang

disajikan dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan. Parawiyati

dan Baridwan (1998) mengukur hubungan kemampuan laba dan arus kas

terhadap prediksi dua keuntungan investasi (laba dan arus kas). Hasil

penelitian ini menyatakan bahwa informasi laba dan arus kas yang

merupakan informasi akuntansi yang dapat bermanfaat sebagai pertimbangan

dalam keputusan oleh para analis, investor dan manajer untuk mengetahui

prospek kinerja suatu perusahaan satu tahun kedepan.

Asyik (1999) melakukan penelitian dengan menggunakan rasio

keuangan sebagai variabel independen dan return saham sebagai variabel

dependen. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa informasi arus kas

berguna bagi investor.

Cahyani (1999) melakukan penelitian dengan melihat pengaruh

pengklasifikasian laporan arus kas menjadi arus kas operasi, investasi, dan

pendanaan terhadap return saham. Hasil penelitian ini memberikan suatu

kesimpulan yang sama dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Wahyuni

(1998) dan Ngaisah (1998) yaitu tidak berhasil mendapatkan hubungan yang

signifikan antara laba, akrual, dan arus kas operasi terhadap return saham.

Berdasarkan temuan atau variabel penelitian sebelumnya maka

hipotesis ekonomi yang dapat diajukan adalah sebagai berikut.

Ho1: Arus kas operasi memiliki hubungan dengan laba masa depan.

Ho2: Arus kas investasi memiliki hubungan dengan laba masa depan.

Page 23: Kemampuan laporan arus kas memprediksi laba Asih Patmono F .../Kemampuan...1 Kemampuan laporan arus kas memprediksi laba Asih Patmono F. 1301025 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

23

Ho3: Arus kas pendanaan memiliki hubungan dengan laba masa depan.

Ho4: Arus kas operasi lebih baik dibanding arus kas investasi dan pendanaan

dalam memprediksi laba masa depan.

Ho5: Gabungan data arus kas operasi, investasi dan pendanaan tidak lebih

baik dari salah satu data arus kas secara terpisah dalam memprediksi

laba masa depan.

BAB III

METODE PENELITIAN

III.1. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan survei data sekunder yang berbentuk

penelitian penjelasan (explanatory/confirmatory research). Penelitian penjelasan

adalah penelitian yang menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel

melalui pengujian hipotesis (Singarimbun dan Effendi, 1989). Sedangkan

menurut metodenya adalah penelitian ex post facto yang berarti bahwa penulis

tidak mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi variabel. Dimensi waktu

yang digunakan adalah cross sectional artinya penelitian ini dilakukan pada

waktu tertentu dan merupakan studi kasus pada perusahaan yang terdaftar di

Bursa Efek Jakarta.

Uji signifikansi dilakukan dengan menggunakan pendekatan parametrik.

Teknik statistik parametrik digunakan apabila peneliti mengetahui dengan pasti

fakta tentang kelompok data yang diperoleh dari sampel yang diambilnya. Data

Page 24: Kemampuan laporan arus kas memprediksi laba Asih Patmono F .../Kemampuan...1 Kemampuan laporan arus kas memprediksi laba Asih Patmono F. 1301025 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

24

harus diperoleh dari distribusi populasi yang normal yang mempunyai variasi

yang sama, dan harus diukur pada tingkat interval kecil (Subiyanto, 1999).

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah menguji kemampuan

prediktif arus kas dalam memprediksi laba masa depan. Data laba 1999 diregresi

dengan variabel terikat laba tahun 2000. Hasil regresi dari model peramalan

tersebut yang kemudian disebut sebagai nilai prediktif dibandingkan dengan laba

tahun 2001 yang bertujuan untuk menguji tingkat keakuratan model peramalan

tersebut, dengan maksud menentukan besarnya error dari model yang telah

ditetapkan.

III.2. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Populasi atau universe adalah jumlah keseluruhan dari unit analisa yang

memiliki satu atau lebih ciri atau karakteristik yang sama (Dajan, 1987: 110).

Populasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu populasi sampling dan populasi

sasaran. Populasi sampling dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan

yang telah terdaftar di Bursa Efek Jakarta, populasi sasarannya adalah perusahaan

manufaktur.

Pemilihan sampel mengikuti kriteria sebagai berikut.

(1) Perusahaan adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ dan go

public sebelum tanggal 31 Desember 1999.

(2) Emiten sudah melaporkan laporan keuangan yang sudah diaudit Kantor

Akuntan Publik per 31 Desember secara berturut-turut dari tahun 1999

sampai dengan 2001.

23

Page 25: Kemampuan laporan arus kas memprediksi laba Asih Patmono F .../Kemampuan...1 Kemampuan laporan arus kas memprediksi laba Asih Patmono F. 1301025 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

25

Metode pengambilan sampel secara purposive random sampling, yaitu

metode pengambilan sampel yang dipilih dengan pertimbangan-pertimbangan

tertentu berdasarkan tujuan penelitian (Singarimbun dan Effendi, 1989). Dajan

(1987) mengatakan prosedur pemilihan sampel secara random merupakan metode

guna memilih sampel dari populasi di mana setiap unsur di dalam populasi selalu

memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih. Sampel yang diambil adalah

laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta.

Pertimbangan pemilihan perusahaan manufaktur sebagai sampel adalah

homogenitas dalam aktivitas penghasilan utama (principal revenue

producing activities).

Menurut Singarimbun dan Effendi (1989), bila data dianalisis

dengan statistik parametrik, maka jumlah sampel harus besar, karena nilai-

nilai skor yang diperoleh distribusinya harus mengikuti distribusi normal.

Sampel yang tergolong sampel besar yang distribusinya normal adalah

sampel yang jumlahnya ³ 30 kasus dan diambil secara random.

Page 26: Kemampuan laporan arus kas memprediksi laba Asih Patmono F .../Kemampuan...1 Kemampuan laporan arus kas memprediksi laba Asih Patmono F. 1301025 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

26

VI.3. Jenis Data dan Pengukuran Variabel

Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data sekunder

yang diperoleh dari www.indoexchange.com, Pojok BEJ Undip, Pojok BEJ

UNS, Pojok BEJ UII, dan www.jsx.co.id yaitu data laporan keuangan dari

perusahaan manufaktur yang telah listing di Bursa Efek Jakarta (BEJ). BEJ

dipilih sebagai narasumber utama dalam penelitian ini atas dasar rasionalisasi

bahwa BEJ merupakan pasar saham terbesar dan paling representatif di

Indonesia.

Penelitian ini untuk melihat pengaruh pengklasifikasian atas arus

kas menjadi arus kas operasi, investasi, dan pendanaan dalam hubungannya

sebagai predictore laba serta membandingkan manakah yang lebih baik

antara arus kas operasi, investasi, dan pendanaan atau gabungan ketiganya

dalam memprediksi laba masa depan. Jenis hubungan antara variabel dalam

penelitian ini adalah hubungan asimetris yaitu satu variabel mempengaruhi

variabel yang lainnya. Tipe hubungan asimetris dalam penelitian ini adalah

hubungan antara stimulus dan respons

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah arus kas operasi,

investasi, dan pendanaan untuk periode 1999 dan 2000. Variabel terikat

dalam penelitian ini adalah laba bersih setelah pos-pos luar biasa untuk

periode 2000 dan 2001 dengan pertimbangan transaksi yang berhubungan

dengan aktivitas investasi maupun pendanaan biasanya tergolong transaksi

yang sangat jarang terjadi.

Page 27: Kemampuan laporan arus kas memprediksi laba Asih Patmono F .../Kemampuan...1 Kemampuan laporan arus kas memprediksi laba Asih Patmono F. 1301025 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

27

Dependen Independen

Variabel Laba (t) Arus Kas (t-1)

Pengukuran Laba tahun 2000 dan 2001 AK Operasi 1999 dan 2000

Laba tahun 2000 dan 2001 AK Pendanaan 1999 dan 2000

Laba tahun 2000 dan 2001 AK Investasi 1999 dan 2000

Laba tahun 2000 dan 2001 AK Total 1999 dan 2000

VI. 4. Hipotesis

Esensi suatu penelitian empirik adalah pengujian hipotesis

(Subiyanto, 1999). Pengujian hipotesis dimulai dengan perumusan hipotesis

yang biasanya dinyatakan dalam dua formula berikut ini.

q Hipotesis nol, merupakan statemen yang menyatakan bahwa tidak ada

perbedaan diantara parameter dan data statistik yang diperbandingkan.

Perkiraan ini diambil sebagai pencerminan dari populasi secara keseluruhan.

q Hipotesis alternatif, merupakan pernyataan yang sebaliknya dari

rumusan yang dinyatakan dalam hipotesis nol.

Apabila hipotesis nol ditolak, maka hipotesis alternatif diterima dan sebaliknya

bila tidak dapat menolak hipotesis nol, maka hipotesis alternatif harus ditolak

(Subiyanto, 1999).

Hipotesis nol dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

Ho1: Arus kas operasi memiliki hubungan dengan laba masa depan.

Gambar 2

Page 28: Kemampuan laporan arus kas memprediksi laba Asih Patmono F .../Kemampuan...1 Kemampuan laporan arus kas memprediksi laba Asih Patmono F. 1301025 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

28

Ho2: Arus kas investasi memiliki hubungan dengan laba masa depan.

Ho3: Arus kas pendanaan memiliki hubungan dengan laba masa depan.

Ho4: Arus kas operasi lebih baik dibanding arus kas investasi dan pendanaan

dalam memprediksi laba masa depan.

Ho5: Gabungan data arus kas operasi, investasi dan pendanaan tidak lebih baik

dari salah satu data arus kas secara terpisah dalam memprediksi laba masa depan.

VI.5. Metode Analisis Data

Penelitian ini menganalisis tiga model regresi linier tunggal meliputi

model arus kas operasi, investasi, dan pendanaan dan satu model regresi liner

berganda yaitu gabungan dari arus kas operasi, investasi, dan pendanaan.

Adapun keempat model tersebut adalah sebagai berikut.

1) LAt = a + b1AKOt-1+ e (model 1).

2) LAt = a + b2AKIt-1+ e (model 2).

3) LAt = a + b3AKPt-1+ e (model 3).

4) LAt = a + b1AKOt-1+ b2AKIt-1+ b3AKPt-1 + e (model 4).

Notasi: LAt = laba akuntansi periode t,

AKOt-1 = arus kas operasi periode satu tahun sebelumnya,

AKIt-1 = arus kas investasi periode satu tahun sebelumnya,

AKPt-1 = arus kas pendanaan periode satu tahun

sebelumnya,

a = koefisien konstanta,

b = koefisien variabel independen, dan

Page 29: Kemampuan laporan arus kas memprediksi laba Asih Patmono F .../Kemampuan...1 Kemampuan laporan arus kas memprediksi laba Asih Patmono F. 1301025 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

29

e = standar error.

Setelah diketahui persamaan regresinya maka langkah selanjutnya

adalah pengujian model regresi atas asumsi klasik dan pengujian hipotesis.

VI.5.1 Pengujian Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Sehubungan dengan digunakannya persamaan regresi maka harus

dipenuhi normalitas populasi. Oleh karena itu perlu dilakukan uji normalitas

sampel. Pengujian normalitas dengan memakai uji Kolmogorv-Smirnov.

Hipotesis nol yang diajukan dalam penelitian ini adalah bahwa data

berdistribusi normal. Kriteria yang digunakan adalah dengan pengujian dua

arah yaitu dengan membandingkan nilai p yang diperoleh dengan taraf

signifikansi 0,05 apabila nilai p lebih besar dari 0,05 maka data berdistribusi

normal. Uji normalitas ini dilakukan dengan paket software statistik program

SPSS for windows. Apabila ditemukan data tidak terdistribusi secara normal

maka untuk menormalkan data dengan cara transformasi data. Transformasi

data ialah mengubah data secara matematik maupun statistik untuk keperluan-

keperluan khusus (Santoso, 2002). Transformasi data dapat dilakukan dengan

menambah, mengkuadratkan, logaritma atau teknik yang lainnya sehingga

akan diperoleh data yang baru.

b. Multikolinearitas

Multikolinearitas adalah suatu keadaan yang menyebabkan bahwa

variabel-variabel independen dalam persamaan regresi memiliki hubungan

yang kuat satu sama lain (Arsyad, 1997). Multikolinearitas dapat

Page 30: Kemampuan laporan arus kas memprediksi laba Asih Patmono F .../Kemampuan...1 Kemampuan laporan arus kas memprediksi laba Asih Patmono F. 1301025 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

30

menyebabkan variabel-variabel independen menjelaskan varians yang sama

dalam pengestimasian variabel dependen. Variabel yang menyebabkan

multikolinearitas dapat dilihat dari nilai tolerance yang lebih kecil dari 0,1

atau nilai variance inflation factor (VIF) yang lebih besar dari 10.

c. Heteroskedastisitas

Masalah heteroskedastisitas terjadi pada keadaan yang menyebabkan

faktor pengganggu mempunyai varian yang sama. Kebanyakan data cross-

section mengandung nilai heteroskedastisitas karena data ini meskipun data

yang mewakili berbagai ukuran baik besar, sedang, dan kecil (Arief, 1991: 2).

Situasi heteroskedastisitas akan mengakibatkan penaksiran koefisien-

koefisien regresi menjadi tidak efisien.

Penelitian ini menggunakan data cross section dimana data yang

diambil tidak merupakan data yang homogen sehingga diperlukan pengujian

heteroskedastisitas. Pengujian ini dilakukan dengan melihat hubungan antara

nilai prediksi dengan studentized delete residual. Jika model regresi layak

dipakai untuk prediksi, maka data akan berpencar disekitar angka nol (0 pada

sumbu Y) dan tidak membentuk suatu pola atau trend garis tertentu.

d. Autokorelasi

Pengujian ini dengan menggunakan uji statistik Durbin – Watson d

bertujuan mengetahui apakah terdapat autokorelasi yaitu suatu keadaan yang

menyebabkan kesalahan pengganggu periode (et ) berkolerasi dengan

kesalahan pengganggu periode lainya (et-1). Nilai d berkisar antara 0 sampai

Page 31: Kemampuan laporan arus kas memprediksi laba Asih Patmono F .../Kemampuan...1 Kemampuan laporan arus kas memprediksi laba Asih Patmono F. 1301025 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

31

dengan 4. Jika nilai d sekitar 2 artinya tidak terdapat korelasi atau Ho: tidak

ada korelasi serial positif jika

d < dL maka tolak Ho,

d > du maka Ho terima,

dL £ d ³ dU maka tidak dapat disimpulkan (inconclusiv). dL dan dU

merupakan nilai d tabel Durbin-Watson. Adapun nilai d dihitung dengan

rumus:

T T

D = å ( et -et-1)2 / å et2

t=2 t=1

VI.5.2. Pengujian Hipotesis

Analisis regresi yang meliputi uji t, uji F, dan uji R2 akan

menyediakan diskriptif statistik yang menggambarkan signifikan tidaknya

hubungan antara variabel dependen dengan independen pada semua model

baik secara serempak maupun secara individu dengan variabel dependen.

Adapun alat uji statistik dan hipotesis tersebut akan dijelaskan dibawah ini.

a. Uji Koefisien Regresi Secara Individu (Uji-t) untuk pengujian

Hipotesis 1, 2, dan 3

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-masing

variabel independen terhadap variabel dependen. Dengan pengujian ini dapat

diketahui signifikan tidaknya masing-masing variabel independen terhadap

variabel dependen dengan asumsi variabel independen lainya konstan

sebagaimana hipotesis 1, 2, dan 3 yang diajukan dengan menggunakan model

1, 2, 3, dan 4 yang selanjutnya disebut sebagai model kas operasi, model kas

Page 32: Kemampuan laporan arus kas memprediksi laba Asih Patmono F .../Kemampuan...1 Kemampuan laporan arus kas memprediksi laba Asih Patmono F. 1301025 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

32

investasi, model kas pendanaan dan model gabungan. Langkah-langkah

pengujiannya adalah sebagai berikut.

1. Menentukan hipotesis nol untuk masing-masing model.

Model 1 Ho1 : arus kas operasi tidak berpengaruh terhadap laba.

Model 2, Ho2 : arus kas investasi tidak berpengaruh terhadap laba.

Model 3, Ho3 : arus kas pendanaan tidak berpengaruh terhadap laba.

Model 4, Ho4.1 : arus kas operasi tidak berpengaruh terhadap laba.

Ho4.2 : arus kas investasi tidak berpengaruh terhadap laba.

Ho4.3 : arus kas pendanaan tidak berpengaruh terhadap laba.

2. Menentukan tingkat signifikansi (level of significance) a=0,05 dan

derajad kebebasan (degree of fredom) df = n – k – 1.

3. Formula yang digunakan untuk menghitung nilai t adalah sebagai berikut

ini.

bi t hit =

Sebi

Notasi: bi = koefisien regresi dari variabel i, dan

Se = standar eror koefisien regresi bI.

4. Kriteria pengujian

Ho ditolak jika nilai t komponen individu tersebut signifikan.

b. Uji koefisien Determinasi R2

Uji determinasi R2 untuk mengetahui seberapa besar variasi dari

variabel dependen dijelaskan oleh variabel independen. Semakin besar R2

Page 33: Kemampuan laporan arus kas memprediksi laba Asih Patmono F .../Kemampuan...1 Kemampuan laporan arus kas memprediksi laba Asih Patmono F. 1301025 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

33

menunjukkan estimasi akan semakin mendekati kenyataan yang sebenarnya.

Nilai R2 besarnya antara nol dan satu (0 £ R2 £ 1), jika mendekati nol maka

kecocokan model dikatakan lebih baik. R2 = 1 berarti variabel independen

berpengaruh sempurna terhadap variabel dependen. R2 = 0 berarti variabel

independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.

Secara umum formula koefisien determinasi adalah sebagai berikut.

(n - 1) R2 = 1 – ( 1 - R2 ) (n – k)

Notasi: R2 = Koefisien determinasi,

n = jumlah observasi, dan

k = banyaknya koefisien.

c. Uji Koefisien Regresi Secara Serempak (uji F)

Uji ini dilakukan dengan maksud untuk mengetahui apakah variabel

independen yang digunakan dalam model secara bersama-sama mempunyai

pengaruh terhadap variabel dependen dengan Ho= secara serempak arus kas

operasi, investasi, dan pendanaan tidak bisa memprediksi laba masa depan.

Langkah-langkah pengujiannya adalah sebagai berikut.

1. Menentukan hipotesis nol untuk masing-masing model.

Ho1 : arus kas operasi pada model 1tidak berpengaruh terhadap laba.

Ho2 : arus kas investasi pada model 2 tidak berpengaruh terhadap laba.

Ho3 : arus kas pendanaan pada model 3 tidak berpengaruh terhadap laba.

Page 34: Kemampuan laporan arus kas memprediksi laba Asih Patmono F .../Kemampuan...1 Kemampuan laporan arus kas memprediksi laba Asih Patmono F. 1301025 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

34

Ho4 : arus kas operasi, investasi, dan pendanaan pada model 4 tidak

berpengaruh terhadap laba.

2. Menentukan tingkat signifikansi (level of significance) a=0,05 dan

derajad kebebasan (degree of fredom) df = n – k – 1.

3. Rumus uji F

R2 / (k – 1) F hitung = ( 1 - R2 ) / (n – k)

Notasi R2 = koefisien determinasi,

k = banyaknya koefisien / variabel, dan

n = jumlah sampel.

4. Kriteria pengujian

Ho ditolak bila nilai F hitung signifikan, dan sebaliknya.

d. Uji T dan F untuk Pengujian Hipotesis 4 dan 5

Untuk mengukur kemampuan prediksi masing-masing model

digunakan Absolute Percentage Error (APE). APE merupakan nilai absolut

perbedaan antara nilai aktual dibanding nilai ramalan , yaitu sebagai berikut.

aktual laba – ramalan laba APE =

Aktual laba

Untuk menguji hipotesis 4 dan 5 dengan membandingkan MAPE

(Mean Absolute Percentage Error) antara model kas operasi, kas investasi,

kas pendanaan serta gabungan ketiganya. Uji T dilakukan untuk mengukur

secara statistik perbedaan MAPE dari dua model dan uji F digunakan untuk

Page 35: Kemampuan laporan arus kas memprediksi laba Asih Patmono F .../Kemampuan...1 Kemampuan laporan arus kas memprediksi laba Asih Patmono F. 1301025 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

35

mengukur lebih dari dua model. MAPE yang besar menunjukkan tingkat

kemampuan prediktif yang jelek. Langkah-langkah pengujiannya adalah

sebagai berikut.

1. Menentukan hipotesis

Ho4: MAPE model 1 < MAPE model 2 dan atau 3.

Ho5: MAPE model 4 > MAPE model 1 ,2, dan atau 3.

2. Menentukan tingkat signifikansi (level of significance) a=0,05 dan

derajad kebebasan (degree of fredom) df = n – k – 1.

3. Kriteria pengujian berdasarkan probabilitasnya

Ho4 diterima jika nilai probabilitas signifikan, dan sebaliknya.

Ho5 diterima jika nilai probabilitas dan F signifikan, dan sebaliknya.