kebersihan

10
“Diriwayatkan dari Malik Al Asy’ari dia berkata, Rasulullah SAW bersabda: "Kebersihan adalah sebahagian dari iman dan bacaan hamdalah dapat memenuhi mizan (timbangan), dan bacaan subhanallahi walhamdulillah memenuhi kolong langit dan bumi, dan shalat adalah cahaya dan shadaqah adalah pelita, dan sabar adalah sinar, dan Al Quran adalah pedoman bagimu.” (HR Muslim).” Hadis di atas menarik sekali, melalui ungkapan kebersihan adalah sebahagian dari iman yang popular di masyarakat menggambarkan kebersihan dapat dipandang dari dua sisi. Menurut Imam Ibnu Rajab terdapat dua kata dalam hadis di atas at-Tuhur dan Syutur. Kata pertama, at- Tuhur banyak diartikan membersihkan diri dari dosa sementara pendapat lain berarti wudhu. Pandangan Imam Ibnu Rajab mengacu pada arti yang kedua yaitu wudhu. Sebab hadis lain juga merujuk pada makna yang sama seperti Imam Muslim yang meriwayatkan hadis ini dalam pengertian wudhu. Dapatlah kita pahami maksud hadis ini merujuk pada kebersihan secara fisik. Berwudhu sesungguhnya upaya membersihkan sebagian anggota tubuh sebelum melaksanakan shalat maupun ibadah lainnya. Terpeliharanya kebersihan tubuh seyogianya merupakan kesiapan kita menghadap kepadaNya. Oleh sebab itu, kebersihan tubuh bukan urusan kecil. Hal ini dicatatkan Allah dalam sebuah ayat, “…Dan sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bersih”. (Q.S. At-Taubah [9]: 108). Orang yang menjaga kebersihan diri dan lingkungannya kelak meraih cinta Sang Maha Pencipta. Kecintaan-Nya itu terwujud dengan kesehatan sebagai akibat dari menjaga kebersihan. Selain itu, hadis berikut meriwayatkan kenapa kita mesti menjaga kebersihan diri dan lingkungan. “Diriwayatkan dari Sa’ad bin Abi Waqas dari bapaknya, dari Rasulullah SAW: "Sesungguhnya Allah SWT itu suci yang menyukai hal-hal yang

Upload: amellia-azzahra

Post on 13-Dec-2015

27 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

qshuah

TRANSCRIPT

Page 1: kebersihan

“Diriwayatkan dari Malik Al Asy’ari dia berkata, Rasulullah SAW bersabda: "Kebersihan adalah sebahagian dari iman dan bacaan hamdalah dapat memenuhi mizan (timbangan), dan bacaan subhanallahi walhamdulillah memenuhi kolong langit dan bumi, dan shalat adalah cahaya dan shadaqah adalah pelita, dan sabar adalah sinar, dan Al Quran adalah pedoman bagimu.”(HR Muslim).”

Hadis di atas menarik sekali, melalui ungkapan kebersihan adalah sebahagian dari iman yang popular di masyarakat menggambarkan kebersihan dapat dipandang dari dua sisi. Menurut Imam Ibnu Rajab terdapat dua kata dalam hadis di atas at-Tuhurdan Syutur.

Kata pertama, at- Tuhur banyak diartikan membersihkan diri dari dosa sementara pendapat lain berarti wudhu. Pandangan Imam Ibnu Rajab mengacu pada arti yang kedua yaitu wudhu. Sebab hadis lain juga merujuk pada makna yang sama seperti Imam Muslim yang meriwayatkan hadis ini dalam pengertian wudhu.

Dapatlah kita pahami maksud hadis ini merujuk pada kebersihan secara fisik. Berwudhu sesungguhnya upaya membersihkan sebagian anggota tubuh sebelum melaksanakan shalat maupun ibadah lainnya. Terpeliharanya kebersihan tubuh seyogianya merupakan kesiapan kita menghadap kepadaNya. 

Oleh sebab itu, kebersihan tubuh bukan urusan kecil. Hal ini dicatatkan Allah dalam sebuah ayat, “…Dan sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bersih”. (Q.S. At-Taubah [9]: 108). Orang yang menjaga kebersihan diri dan lingkungannya kelak meraih cinta Sang Maha Pencipta. Kecintaan-Nya itu terwujud dengan kesehatan sebagai akibat dari menjaga kebersihan. Selain itu, hadis berikut meriwayatkan kenapa kita mesti menjaga kebersihan diri dan lingkungan.

“Diriwayatkan dari Sa’ad bin Abi Waqas dari bapaknya, dari Rasulullah SAW: "Sesungguhnya Allah SWT itu suci yang menyukai hal-hal yang suci, Dia Maha Bersih yang menyukai kebersihan, Dia Maha mulia yang menyukai kemuliaan, Dia Maha Indah yang menyukai keindahan, karena itu bersihkanlah tempat-tempatmu.” (HR. Tirmizi)."

Berdasarkan hadis di atas, dijelaskan Zat Yang Maha Kuasa itu hanya ingin bersanding dengan makhluk yang sama dengan sifat-Nya. Keindahan dan kebersihan ini dapat diwujudkan hanya dengan pola hidup bersih. Inilah pentingnya menjaga kebersihan yang dikatakan sebelumnya sebagai upaya kesiapan kita menghadap kepada-Nya. Bagaimana Zat Yang Maha Suci mau bersanding dengan makhluk kotor yang identik dengan symbol syetan.

Page 2: kebersihan

Kata kedua, Syutur berdasarkan pengertian harfiahnya berarti separuh atau sebahagian. Menurut Ibnu Rajab pengertian at-Tuhur dipandang dari sisi kedua yaitu at-Tuhur sebagian dari iman. Kebersihan separuh dari iman sebagai makna dari kebersihan hati. Seperti diriwayatkan sebuah hadis Rasulullah SAW berikut ini, "Ingatlah bahwa dalam jasad itu ada sekerat daging, jika ia baik, baiklah jasad seluruhnya, dan jika ia rusak, maka rusaklah jasadnya seluruhnya. Ingatlah, ia adalah hati (al qolbu)."(Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim).

Setelah kebersihan diri dan lingkungan terlaksana, sesuai cara pelaksanaan program AKSI, Lihat, Pungut, Bawa, Buang. Artinya kesadaran masyarakat surau khususnya telah terdongkrak oleh Gerakan Reformasi aksi bersih lingkungan. Kesadaran ini patut terus menerus mendapat apresiasi dari semua pihak di lingkungan Surau Baitul Amin Sawangan-Depok.

Selanjutnya AKSI bersih, lengkapnya Akhlak Bersih mesti ditindaklanjuti dengan menjaga kebersihan hati. Disebutkan dalam hadis di atas hati sebagai sentra yang mengatur kinerja seluruh tubuh. Ketika hati rusak dengan penyakit hati, maka rusaklah sifat dan perilaku manusianya. Oleh sebab itu, pemahaman masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan tidak cukup hanya berslogan kebersihan sebahagian dari iman. Itu saja tidaklah cukup untuk membangun peradaban bersih. 

Mengambil motto populer dari program AKSI, Tunjukkan AKSI-mu! Merupakan motivasi yang mampu memupuk semangat luar biasa sebagai tindakan nyata peduli diri peduli hati. Selama ini kerap kita lihat slogan-slogan terpampang jelas di badan-badan jalan, namun sampah tetap bertebaran di sana-sini. 

Page 3: kebersihan

ati-hati: Sucikah Pakaian Anda? 

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh..

Hati-hati dengan pakaian anda yang bersih, tapi ternyata tidak suci! Ini masalah vital, tapi banyak orang tidak menyadarinya. Saya mendapat ilmu cara mencuci pakaian yang benar ini semasa kecil dari almarhumah ibu saya. Semoga ini menjadi ilmu bermanfaat yang pahalanya terus mengalir untuknya. Hari ini saya ingin share ke anda, disertai dengan rujukan-rujukan yang melandasinya.Sudahkah anda mencuci pakaian dengan bersih? Terus, apakah anda merasa pakaian bersih tersebut bisa dipakai untuk shalat? Jawabnya: belum tentu bisa! Karena meskipun bersih, tapi belum tentu suci. Bersih dan suci adalah dua hal yang berbeda. Yang dijadikan syarat sah shalat adalah pakaian yang suci, bukan yang bersih. Karena itu, jika pakaian anda tidak suci, maka shalat anda tidak syah.Secara lengkap, dalam buku “Pedoman Shalat” karya Prof. Dr. TM Hasbhi As Shidieq disebutkan bahwa syarat-syarat syah shalat adalah:1. Mengetahui telah masuk waktu shalat2. Suci dari hadats besar maupun hadats kecil3. Suci badan, pakaian dan tempat (dari najis)3. Menutup aurat4. Menghadap arah kiblatLantas bagaimana dengan pakaian anda? Apakah pakaian anda suci? Saya yakin pakaian anda bersih, tapi apakah sudah suci? Hm… anda terkejut dengan pertanyaan ini? Shalat dengan pakaian tidak suci tentu tidak syah, bukan?Mengapa pakaian tidak suci?Ada beberapa faktor yang membuat pakaian anda tidak suci. Misal karena barang-barang najis dari luar, atau terkena najis dari dalam semisal tetesan air kencing pada celana dalam atau percikan air kencing pada celana panjang anda. Ketika hendak mencuci celana dalam, coba anda amati baunya. Jika bau amoniak, berarti celana dalam anda telah terkena tetesan air kencing. Mungkin saat buang air kecil finishingnya tidak tuntas.Mencuci (membuat suci) pakaian yang terkena najisKarena faktor yang menyebabkan pakaian terkena najis ada yang dari luar dan dalam, ada yang diketahui dan tidak diketahui, ada yang dapat dikendalikan dan yang tidak… maka, pakaian yang telah terpakai sangat berpeluang terkena najis. Pakaian-pakaian yang kena najis jika tidak dicuci dengan benar, maka statusnya masih “belum suci.” Shalatnya tidak syah jika menggunakan pakaian ini!Cara mencuci (membuat suci) pakaian agar dapat digunakan untuk shalat adalah dengan menggunakan air yang suci-mensucikan.Dalam buku “Risalah Tuntunan Shalat Lengkap” karya Drs Moh Rifai disebutkan bahwa air yang TIDAK dapat dipakai untuk bersuci, antara lain adalah air mutanajis (air yang kemasukan najis) sedang jumlahnya kurang dari 2 kullah. Ini adalah volume wadah dengan panjang 60 cm, lebar 60 cm dan tinggi 60 cm atau 216 liter. Just info, volume sebuah drum adalah 208 liter.Masalahnya adalah, banyak orang yang mencuci dengan mencelupkan pakaian ke dalam mesin cuci atau ember yang volumenya kurang dari 2 kulah (216 liter). Jika pakaian tersebut (biasanya celana dalam) sudah terkena najis seperti tetesan air kencing, maka otomatis air tersebut berstatus “air mutanajis” dan tidak dapat dipakai untuk bersuci. Mencuci dengan cara ini tidak menghasilkan pakaian yang suci!

Page 4: kebersihan

Lantas, bagaimana cara menghasilkan pakaian suci dengan hemat air?- Rendam pakaian dengan air berdetergen dalam ember (seperti biasa)- Kucek, sikat dan rendam lagi untuk menghilangkan busa- Finishing: bilas dengan air yang mengalir dari kran (air suci-mensucikan) agar pakaian anda menjadi suci.Catatan:Jika menggunakan mesin cuci, pastikan finishing tersebut dilakukan.Cara membilasSaat membilas, posisi pakaian menggantung di bawah kran (tidak direndam dalam ember atau bak mesin cuci) sehingga pakaian tidak terkena air bekas pembilasan. Bilas sambil dikucek-kucek, kemudian untuk mengeringkan pakaian dapat diperas secara manual atau diputar menggunakan tabung pengering pada mesin cuci.Pastikan anda shalat dengan badan yang suci, pakaian yang suci dan tempat yang suci. Semoga ini bermanfaat.

Suka · Komentario Anita Yuliana , Ukhti Uci Lusi Lestari, Alfian Mahardika dan 3 lainnya menyukai ini.

Kebersihan[sunting | sunting sumber]

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Wudhu

Masjid merupakan tempat yang suci,maka jamaah yang datang ke masjid harus dalam keadaan

yang suci pula. Sebelum masuk masjid, jamaah harus berwudhu di tempat wudhu yang telah

disediakan. Selain itu, jamaah tidak boleh masuk ke masjid dengan menggunakan sepatu atau

sandal yang tidak bersih. Jamaah sebisa mungkin harus dalam keadaan rapi, bersih dan tidak

dalam keadaan junub. Seorang jamaah dianjurkan untuk bersiwak sebelum masuk ke masjid,

untuk menghindari bau mulut.[41]

Page 5: kebersihan

PENDAHULUAN

A. Pengertian

Menjaga dan meningkatkan kebersihan adalah usaha yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok

orang untuk membersihkan suatu tempat tertentu dengan tujuan akhirnya agar lingkungan sekitar bersih

dan terhindar dari penyakit.

Menjaga dan meningkatkan kebersihan dalam suatu wilayah adalah kewajiban yang harus dilaksanakan

oleh warga di wilayah tersebut. Jika tempat tersebut kotor dan tidak layak untuk dihuni, maka akan

sangat berpengaruh terhadap kesehatan orang – orang yang tinggal di daerah tersebut.

B. Latar Belakang

Faktor utama pembuatan karya tulis ini adalah tugas yang diberikan oleh guru Bahasa Indonesia kami.

Alasan kami mengambil judul ini karena kami ingin meneliti lebih jauh tentang masalah kebersihan di

wilayah tersebut sehingga diharapkan, masalah kebersihan di wilayah tersebut kedepannya akan lebih

baik lagi.

C. Tujuan

Tujuan utama dari penulisan karya tulis ini adalah agar pembaca dapat mengetahui keadaan kebersihan

di sekitar tempat itu, dan dengan karya tulis ini, kami sangat berharap agar kita semua dapat memahami

arti penting kebersihan dan kesehatan.

BAB 2

PEMBAHASAN

A. Keadaan Wilayah Desa Jelapat, di sekitar RT. 10

Keadaan di desa Jelapat, khususnya di RT. 10 dan sekitarnya, pada dasarnya dapat dikatakan cukup

baik dan bersih. Keadaan di rumah – rumah penduduk juga sudah dapat dikatakan bersih dan nyaman.

Namun walaupun demikian, di tempat tersebut bukan berarti lepas dari masalah sampah. Di tempat

tersebut, banyak sekali sampah yang menumpuk pada genangan – genangan air sungai. Danau, serta

kolam, sehingga menyebarkan bau yang menyengat dan kurang sedap dipandang mata.

B. Permasalahan

Permasalahan utama di lingkungan desa Jelapat RT.10, adalah tidak terdapatnya TPS ( Tempat

Penampungan Sampah ), sehingga menyebabkan warga desa Jelapat harus membuat tempat

pembuangan sampah sendiri di rumahnya dan menyebabkan warga yang tidak memiliki halaman yang

cukup untuk membuat tempat pembuangan sampah terpaksa membuang sampah mereka ke dalam

Page 6: kebersihan

kolam atau ke sungai. Akibatnya, air di lingkungan tersebut menjadi tercemar dan tidak layak untuk

dikonsumsi.

Berdasarkan keadaan tersebut, maka dikhawatirkan akan mengakibatkan dampak yang negatif terhadap

masyarakat yang ada di lingkungan tersebut.

Dampak negatif yang dikhawatirkan antara lain sebagai berikut :

1. Terganggunya kesehatan masyarakat sekitar.

2. Membuat tempat yang dibuangi sampah tersebut menjadi sarang nyamuk.

3. Pencemaran terhadap air sungai yang dapat menyebabkan air sungai tersebut

menjadi tidak layak untuk dikonsumsi.

4. Pencemaran terhadap air yang dapat menyebabkan biota air seperti ikan yang

hidup di dalamnya menjadi terbunuh.

Keadaan lingkungan yang tidak bersih tersebut merupakan suatu bentuk dari pencemaran lingkungan.

Faktor utama dari pencemaran yang terjadi di lingkungan tersebut antara lain adalah :

1. Tidak adanya TPS ( Tempat Penampungan Sampah ) di lingkungan sekitar.

2. Kurangnya kesadaran dalam diri masyarakat akan pentingnya lingkungan yang

bersih dan sehat.

3. Tidak adanya masyarakat yang bersedia mengalah dan merelakan tanahnya

sebagai tempat pembuatan TPS.

4. Membuang sampah ke sungai, dan tidak memperhatikan dampak negatifnya.

Berdasarkan wawancara yang kami lakukan kepada Bapak Tundi Efendi selaku mantan ketua RT di

lingkungan tersebut, kami mengetahui bahwa dulunya pada tahun 1985 – 2003, yang bertepatan dengan

masa jabatannya sebagai ketua RT, sering dilaksanakan kerjabakti bersama di lingkungan itu. Namun

karena tingginya Egoisme masyarakat, maka sekitar 25% dari warga yang diajak untuk melakukan kerja

bakti menganggap ajakan tersebut sebagai angin lalu saja. Selain itu menurutnya, semenjak masa

jabatannya habis, di lingkungan itu tidak pernah lagi diadakan kerjabakti bersama, sehingga kebersihan

di lingkungan itu menjadi kurang terjaga. Selain itu, kami juga mewawancarai Bapak Abas B. Bondan

selaku ketua RT di lingkungan tersebut, dari Bapak Abas B. Bondan, kami mengetahui bahwa dulunya

pernah ada TPS ( Tempat Penampungan Sampah ) di lingkungan itu, yang berasal dari Pemerintah

Kabupaten Barito Selatan. Namun karena letaknya yang kurang strategis, maka TPS itu ditarik kembali.

Selain itu karena kurang adanya inisiatif dari warga setempat, maka tidak ada upaya warga untuk

membuat TPS. Mungkin hal inilah yang menyebabkan sampah – sampah dibung ke sungai, danau atau

kolam. Seandaiya di lingkungan tersebut terdapat Tempat Penampungan Sampah ( TPS ), maka

keadaan kebersihandi lingkungan tersebut mungkin akan jauh lebih baik.

Page 7: kebersihan

C. Upaya Menjaga dan Meningkatkan Kebersihan

Berdasarkan permasalahan yang ada, kami mempunyai beberapa cara untuk menjaga dan meningkatkan

kebersihan di desa Jelapat khususnya RT. 10. Ini adalah pendapat yang kami peroleh dari warga sekitar

beserta pendapat yang datang dari kami sebagai penulis. Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga

dan meningkatkan kebersihan di desa Jelapat RT. 10 antara lain :

1. Mengadakan kerja bakti paling sedikit satu bulan sekali.

2. Membuat tempat penampungan sampah yang berupa lubang, lalu membakar

atau menimbunnya.

3. Tidak membuang sampah sembarangan apalagi ke sungai atau danau.

4. Mengadakan sosialisasi tentang pentingnya kebersihan suatu lingkungan.

5. Meminta bantuan kepada pemerintah Kabupaten Barito Selatan untuk memberi

bantuan yang mungkin dapat menunjang kebersihan di lingkungan tersebut.

Selain upaya – upaya yang ada di atas, menjaga kebersihan juga dapat dilakukan oleh pihak dari luar.

Contohnya seperti penyemprotan yang dilakukan oleh Depkes.

Tetapi hal – hal di atas tidak akan berhasil jika tidak didukung oleh penduduk sekitar. Memang

mengatakan menjaga dan meningkatkan kebersihan lebih mudah daripada melakukannya. Maka jika

pendapat kami kurang menyenangkan, kami mohon maaf. Karena yang kami utarakan hanyalah

beberapa pendapat yang bisa diterima dan juga ditolak

Menjaga kebersihan rumah dan dapur berarti juga menjaga keimanan kita kepada Tuhan, karena kebersihan merupakan sebagian dari iman. Ada pepatah yang mengatakan “kebersihan adalah pangkal kesehatan”. Artinya kebersihan itu berpengaruh terhadap kesehatan. Begitu pentingnya kebersihan sehingga Rasulullah saw mengingatkan bahwa kebersihan merupakan bagian dari iman. Artinya orang yang mengaku beriman wajib selalu menjaga kebersihan mulai dari diri sendiri dan lingkungan sekelilingnya.

Untuk melakukan ibadah dalam agama Islam juga harus terjaga kebersihannya mulai dari  badan kita sampai tempat yang akan kita gunakan untuk melakukan ibadah shalat. Maka disarankan bagi umat muslim untuk menyediakan tempat khusus di rumah untuk beribadah agar tetap terjaga kebersihannya. Dengan demikian tempat tersebut bisa dikatakan suci dan sah bagi kita untuk dijadikan tempat beribadah. Jika anda mempunyai anak balita biasanya belum mengerti jika akan buang air kecil. Kadang mereka melakukannya dimana saja, apalagi kita tidak memakaikan popok diaper padanya.

Page 8: kebersihan

Dalam Islam kotoran tersebut merupakan najis kecil, untuk menghilangkannya lap lantai yang terkena najis itu dengan lap basah bersihkan minimal 2 kali berulang. Selain dapat menghilangkan najis juga dapat menghilangkan kuman yang bisa saja timbul dari kotoran tersebut. Orang yang akan beribadah pun bebas menginjak lantai asalkan pada lantainya sudah tidak terdapat najis seperti air kencing balita tersebut.

Kebersihan bukan saja dari keadaan rumah, tetapi juga kebersihan hati harus selalu di jaga agar dalam melakukan ibadah kita merasa ikhlas dan benar-benar khusyu. Kebersihan tersebut harus selalu seimbang agar pada kehidupan kita selalu merasa sehat dan nyaman. Bisa kita mulai dari diri sendiri untuk menjaga kebersihan rumah, kebersihan lingkungan sekitar agar tetap menjaga keimanan kita karena kebersihan merupakan bagian dari iman tersebut. Dan keadaan disekitar kita pun terasa  nyaman jika semuanya terlihat bersih.