kata pengantar -...

155
i KATA PENGANTAR Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkah dan karunianya dalam penulisan laporan studi ini. Draft Laporan Akhir Studi Penyusunan Konsep Pedoman di Bidang Transportasi Sungai dan Danau disusun untuk memenuhi kontrak antara Pejabat Pembuat Komitmen dengan PT Amethys Utama. Draft Laporan Akhir ini berisi tentang Latar belakang studi, Tinjauan pustaka, Metodologi kajian, Gambaran wilayah studi, Pembahasan sampai Draft Konsep pedoman di Bidang Transportasi Sungai dan Danau. Banyak kendala yang dihadapi dalam penyusunan studi ini, berkat bantuan berbagai pihak sehingga dapat selesai pada waktunya. Konsultan menyampaikan terima kasih kepada pemberi tugas sehingga dapat turut berperan dalam pelaksanaan kajian. Masukan dari berbagai pihak sangat diharapkan untuk kesempurnaan kajian. Jakarta, September 2012 PT. Amethys Utama

Upload: dokien

Post on 08-Mar-2019

241 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atasberkah dan karunianya dalam penulisan laporan studi ini. Draft LaporanAkhir Studi Penyusunan Konsep Pedoman di Bidang Transportasi Sungaidan Danau disusun untuk memenuhi kontrak antara Pejabat PembuatKomitmen dengan PT Amethys Utama.

Draft Laporan Akhir ini berisi tentang Latar belakang studi, Tinjauanpustaka, Metodologi kajian, Gambaran wilayah studi, Pembahasan sampaiDraft Konsep pedoman di Bidang Transportasi Sungai dan Danau.

Banyak kendala yang dihadapi dalam penyusunan studi ini, berkat bantuanberbagai pihak sehingga dapat selesai pada waktunya. Konsultanmenyampaikan terima kasih kepada pemberi tugas sehingga dapat turutberperan dalam pelaksanaan kajian. Masukan dari berbagai pihak sangatdiharapkan untuk kesempurnaan kajian.

Jakarta, September 2012

PT. Amethys Utama

ii

iii

ABSTRAK

Penyelenggaraan transportasi sungai dan danau yang terkait dengan operasi,pembangunan dermaga serta perambuan dan navigasi masih terkait denganperhubungan laut. Sehubungan dengan hal tersebut, dinilai masih terjaditarik menarik kewenangan dan wilayah operasi antar Perhubungan laut,pemerintah daerah dan LLASDP Ditjen Perhubungan Darat. Oleh karenaitu diperlukan pedoman yang baku dan tidak saling tumpang tindihkewenangan.

Penelitian penyusunan konsep pedoman di bidang transportasi sungai dandanau diperlukan agar pelayanan terhadap masyarakat lebih terjaminterhadap keselamatan, keamanan dan kenyamanan. Dalam penyusunankonsep pedoman di bidang transportasi sungai dan danau harusmemperhatikan pelayanan operasional (bongkar/muat), kelayakan kapal,lintas pelayaran, dan tarif angkutan serta pengembangan sumber dayamanusia untuk pengelolaan angkutan sungai dan danau.

Maksud studi ini adalah melakukan penyusunan konsep pedoman di bidangtransportasi sungai dan danau. Dan Tujuan studi ini adalah merumuskankonsep pedoman di bidang transportasi sungai dan danau.

Pada studi ini data-data sebagai bahan evaluasi perumusan pedomandikumpulkan dengan melakukan survei pada lima lokasi di Palangkaraya,Pekanbaru, Jayapura, Jambi dan Bangkok (Thailand) . Serta melakukanreview beberapa peraturan yang ada dan literatur yang berasal dari dalamnegeri dan luar negeri.

Keluaran (output) dari kegiatan studi ini adalah tersusunnya tujuh konseppedoman di bidang transportasi sungai dan danau sehingga dapat digunakansebagai acuan dalam kegiatan transportasi di sungai dan danau. Hasil darikegiatan ini diantaranya: Pedoman perhitungan jumlah dan kapasitas alatbongkar / muat barang serta produktifitas bongkar / muat barang dipelabuhan sungai dan danau; Pedoman tata cara pengukuran, desain danpengerjaan kapal kayu sungai dan danau; Pedoman tata cara penetapanjaringan trayek sungai; Pedoman pengembangan sumber daya manusiauntuk pengelolaan angkutan sungai dan danau; Pedoman pengelolaanlimbah/sampah aktifitas angkutan sungai dan danau; Pedoman ticketing danpenjadwalan angkutan sungai dan danau; serta Pedoman perencanaandermaga singgah dan tempat tunggu (terminal) pelabuhan sungai dandanau.

Kata Kunci : Angkutan sungai dan danau, Bongkar/muat, Kapal,Jaringan trayek, Sumber Daya Manusia, limbah/sampah,ticket-jadwal, dermaga singgah.

iv

v

ABSTRACT

Operation of river and lake transport associated with theoperation,construction of docks and navigational beacon is still associatedwith the Perhubungan Laut. There is still considered attractivearea of theauthority and operation areas between Perhubungan Laut, localgovernment and LLASDP Ditjen Perhubungan Darat. Therefore, need astandardized guideline without overlapping authority.

Research of Drafting guidelines in the field of river and lake transportationneeded for service to be the safety, security and comfort. In drafting theguidelines in the field of river and lake transportation should consideroperating services (loading/unloading), the feasibility of ships, shippingtraffic, transport fares and and the development of human resources for themanagement of river and lake transportation.

The purpose of this study is to perform drafting the guidelines in the field ofrivers and lakes transportation. And purpose of this study is to formulatethe concept of guidelines in the field of rivers and lakes transportation.

In this study the data for the formulation of guidelines collected byconducting surveys at five locations in Palangkaraya, Pekanbaru,Jayapura, Jambi and Bangkok (Thailand). And conduct a review of existinglegislation and the literature that come from domestic and foreign.

Output (output) of this study is formulated guidelines for the seven conceptsin the field of rivers and lakes transportation that can be used as areference in the transport activities in rivers and lakes. The results of theseactivities include: Guidelines for calculation of the number and capacity ofequipment loading/unloading and calculating the productivity of theloading/unloading transport rivers and lakes at the port of rivers and lakes;Guidelines for measuring, design and the construction of the rivers andlakes boats; Guidelines for determining the route of the river network;Guidelines of human resource development for the management of riverand lakes transport; Guidelines waste management of river and lakestransport activity; Guidelines ticketing and scheduling of river and lakestransportion; and Guidelines for planning dock shelter and terminal ofriver and lake ports.

Keywords : transportation on rivers and lakes, the loading/unloading,boats, the river network, human resources, waste / garbage,ticket-schedule and terminal.

vi

vii

DAFTAR ISI

HalamanKATA PENGANTAR .....................................................................................iABSTRAK......................................................................................................iiABSTRACT...................................................................................................ivDAFTAR ISI...................................................................................................vDAFTAR TABEL.........................................................................................viiDAFTAR GAMBAR.....................................................................................ixDAFTAR LAMPIRAN..................................................................................xiDAFTAR LAMBANG .................................................................................xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.................................................................................1B. Rumusan Masalah ...........................................................................1C. Maksud dan Tujuan .........................................................................2D. Ruang Lingkup ................................................................................2E. Hasil yang Diharapkan ....................................................................3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Dasar Hukum...................................................................................5B. Definisi dan Ketentuan Umum Transportasi Sungai dan Danau.....5C. Angkutan Sungai dan Danau ...........................................................7D. Penyelenggaraan Angkutan Sungai dan Danau...............................7E. Persyaratan Operasional Angkutan Sungai dan Danau ...................8F. Pembuatan Kapal Sungai dan Danau.............................................10G. Jaringan Trayek Sungai .................................................................14H. Kegiatan Bongkar Muat ................................................................16I. Perencanaan Dermaga Singgah Dan Tempat Tunggu (Terminal)

Pelabuhan Sungai Dan Danau .......................................................20J. Sumber Daya Manusia Untuk Pengelolaan Angkutan Sungai Dan

Danau.............................................................................................22K. Pengelolaan Limbah/Sampah Aktifitas Angkutan Sungai Dan

Danau.............................................................................................24L. Ticketing Dan Penjadwalan Angkutan Sungai Dan Danau...........28

BAB III METODE PENELITIAN

A. Pola Pikir Pekerjaan ......................................................................35B. Alur Pikir Pelaksanaan Studi dan Metode Pelaksanaan ................38C. Lokasi dan Waktu..........................................................................40D. Pendekatan Pelaksanaan Pekerjaan ...............................................40E. Prosedur Pelaksanaan Analisis ......................................................42F. Metoda Pengumpulan Data ...........................................................48G. Tata Cara Penyusunan Pedoman ...................................................50

viii

H. Metoda Perumusan Naskah Akademis dan Draft Pedoman ..........52

BAB IV HASIL SURVEY

A. Pekanbaru ......................................................................................55B. Palangkaraya .................................................................................62C. Jambi .............................................................................................74D. Jayapura.........................................................................................83E. Benchmarking angkutan sungai dan danau di Bangkok, Thailand....

.......................................................................................................92

BAB V PEMBAHASAN

A. Permasalahan Yang Dihadapi Dalam PenyelenggaraanOperasional Transportasi Sungai Dan Danau................................95

B. Kegiatan dan Kebijakan Bidang Transportasi Sungai dan Danau.98C. Identifikasi Dasar Hukum............................................................101D. Kondisi standar pedoman yang berlaku pada wilayah sampel ....109E. Tingkat Kepentingan Dalam Bidang Transportasi Sungai Dan

Danau...........................................................................................110F. Inventarisasi Kebijakan Instansi Lain terkait dengan Perhubungan

Angkutan Sungai Dan Danau ......................................................117G. Penyusunan Rancangan Naskah Akademik Konsep Pedoman Di

Bidang Transportasi Sungai Dan Danau .....................................119H. Materi Terkait Pedoman ..............................................................129

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

ix

DAFTAR TABEL

HalamanTabel 2.1 Contoh Bentuk Reformasi Birokrasi ........................................23Tabel 2.2 Contoh Penjadwalan untuk 1 Kapal yang Melayani Angkutan

antara Pelabuhan A dan Pelabuhan B.......................................32Tabel 2.3 Contoh Penjadwalan untuk 4 Kapal yang Melayani Angkutan

antara Pelabuhan A dan Pelabuhan B.......................................32Tabel 3.1 Ruang Lingkup Kegiatan dan Metoda Penyelesaian yang

Diusulkan .................................................................................44Tabel 3.2 Jenis Data yang Dibutuhkan dan Potensi Sumbernya ..............48Tabel 3.3 Ilustrasi Isi dari Dokumen Naskah Akademis ..........................53Tabel 4.1 Nama-nama Pelabuhan di Pekanbaru.......................................60Tabel 4.2 Lintas Angkutan Sungai di Pekanbaru .....................................61Tabel 4.3 Angkutan Sungai dan Danau....................................................64Tabel 4.4 Lalu-Lintas Angkutan Sungai di Kota Palangkaraya ...............65Tabel 4.5 Jumlah Angkutran Sungai Di Kabupaten/Kota Palangkaraya

dalam 2007 .........................................................................66Tabel 4.6 Dermaga Sungai di Palangkaraya.............................................66Tabel 4.7 Pelabuhan Di Palangkaraya......................................................67Tabel 4.8 Bongkar Muat Barang di Pelabuhan Sungai ............................69Tabel 4.9 Angkutan Sugai Lintas Palangkaraya – Banjarmasin...............70Tabel 4.10 Sarana Transportasi Air di Kota Palangkaraya ........................70Tabel 4.11 Daftar Rambu Sungai Lintas Palangkaraya - Banjarmasin ......72Tabel 4.12 Jarak Kota Jambi ke Beberapa Kota Kabupaten ......................76Tabel 4.13 Data Sungai di Provinsi Jambi .................................................76Tabel 4.14 Data Dermaga di Sungai Batanghari dan Ukuran ....................77Tabel 4.15 Pelabuhan Sungai di Sungai Batang Berbak ............................79Tabel 4.16 Pelabuhan Sungai di Sungai Sadu ............................................79Tabel 4.17 Pelabuhan Sungai di Sungai Pangabuan...................................79Tabel 4.18 Trayek Arus Lalu Lintas Transportasi Sungai..........................82Tabel 4.19 Jarak Tempuh Kota Tertentu (Bagian Pantai) di Kabupaten

Jayapura....................................................................................84Tabel 4.20 Data Pelabuhan di Danau Sentani ............................................86Tabel 4.21 Lintas dan Jarak Trayek di Danau Sentani ...............................87Tabel 4.22 Lintas Trayek dan Jarak Alur Sungai Angkutan dari distrik

Aureh ke Distrik Airu...............................................................88Tabel 4.23 Jumlah Armada ASD di Kabupaten Jayapura Tahun 2007......89Tabel 5.1 Pedoman Kebijakan di Bidang Transportasi Sungai dan Danau..

................................................................................................102Tabel 5.2 Inventarisasi pedoman terkait transportasi sungai dan danau 109Tabel 5.3 Pembagian urusan pemerintahan berdasarkan PP/38 2007 ....111Tabel 5.4 Kegiatan Kajian Lingkungan di Bidang Perhubungan...........117Tabel 5.5 Daftar Istilah dan Pengertiannya/Definisinya dalam Pedoman

di Bidang Transportasi Sungai dan Danau .............................121Tabel 5.6 Pokok-pokok Materi/Substansi Pengaturan ...........................124

x

Tabel 5.7 Lingkup Kegiatan Berlalu Lintas di Sungai dan Danau.........143Tabel 5.8 Ciri-ciri Pelayanan Trayek Tetap dan Teratur........................146Tabel 5.9 Maksud dan Tujuan serta Ruang Lingkup Pengaturan dalam

Federal Waterway Regulation Title 33 CFR 161 - VesselTraffic Management ...............................................................147

Tabel 5.10 Isi pokok dari Resolution No. 24 CEVNI-European Code forInland Waterways (TRANS/SC.3/115/Rev.2) .......................149

Tabel 5.11 Isi pokok dari Resolution No. 58 Guidelines And Criteria ForVessel Traffic Services (VTS) on Inland Waterways(TRANS/SC.3/166) ................................................................150

xi

DAFTAR GAMBAR

HalamanGambar 2.1 Penempatan nama perusahaan dan nama kapal sungai, danau 9Gambar 2.2 Model Promotion and Assessment of System Safety and

Procurement of Operable and Reliable Transport Telematics(PASSPORT)..........................................................................14

Gambar 2.3 Proses Cargodoring di Pelabuhan Muat.................................17Gambar 2.4 Proses Cargodoring di Pelabuhan Bongkar ...........................18Gambar 2.5 Contoh Perencanaan Trip Kapal ............................................31Gambar 2.6 Grafik Perjalanan Kapal.........................................................33Gambar 3.1 Pola pikir pelaksanaan kegiatan.............................................37Gambar 3.2 Alur Pikir Penyusunan Naskah Pedoman ..............................38Gambar 3.3 Bagan Alir Pekerjaan.............................................................39Gambar 3.4 Kerangka konsep pedoman di bidang transportasi sungai dan

danau......................................................................................42Gambar 3.5 Tahapan pelaksanaan analisis (framework of analysis) .........47Gambar 4.1 Kawasan Provinsi Riau dan Kota Pekanbaru.........................55Gambar 4.2 Peta Pelabuhan Eksisting di Pekanbaru .................................60Gambar 4.3 Model tiket yang digunakan untuk angkutan sungai di

Pekanbaru ..............................................................................62Gambar 4.4 Kawasan Provinsi Kalimantan Tengah dan Kota

Palangkaraya..........................................................................63Gambar 4.5 Kondisi Sungai Kahayan yang melintasi Kota Palangkaraya 64Gambar 4.6 Beberapa model angkutan sungai di Palangkaraya (bus

sungai, kapal klotok)..............................................................65Gambar 4.7 Desain Dermaga Rambang, Kota Palangkaraya ....................67Gambar 4.8 Peta Pelabuhan Eksisting Di Palangkaraya............................68Gambar 4.9 Kondisi dermaga kayu di Sungai Kapuas ..............................71Gambar 4.10 Peta Kawasan Provinsi Jambi dan Kota Batanghari ..............75Gambar 4.11 Pelabuhan Eksisting di Kota Jambi ......................................81Gambar 4.12 Jenis-jenis angkutan sungai di Jambi (tug boat, speed boat,

kapal nelayan, kapal mesin)...................................................83Gambar 4.13 Kawasan Danau Sentani Jayapura .........................................85Gambar 4.14 Lokasi pelabuhan Angkutan Danau di Danau Sentani ..........86Gambar 4.15 Rencana Jalur Transportasi Danau Sentani............................88Gambar 4.16 Pintu Gerbang Pelabuhan.......................................................89Gambar 4.17 Sarana Parkir..........................................................................89Gambar 4.18 Fasilitas Kios Di Pelabuhan...................................................89Gambar 4.19 Dermaga.................................................................................89Gambar 4.20 Fasilitas Dermaga ..................................................................90Gambar 4.21 Fasilitas Penjualan Ikan .........................................................90Gambar 4.22 Pintu Gerbang Pelabuhan.......................................................90Gambar 4.23 Fasilitas Kios Di Pelabuhan...................................................90Gambar 4.24 Kondisi Dermaga 1 ................................................................91Gambar 4.25 Kondisi Dermaga 2 ................................................................91

xii

Gambar 4.26 Kondisi Dermaga 3 ................................................................91Gambar 4.27 Kondisi Dermaga 4 ................................................................91Gambar 4.28 Kondisi Dermaga 5 ................................................................91Gambar 4.29 Bangunan di Sekitar Pelabuhan .............................................91Gambar 4.30 Jaringan lintas angkutan Perairan di Thailand.......................92Gambar 4.31 Angkutan Sungai di Chao Phraya dan fasilitasnya ................94Gambar 4.32 Fasilitas angkutan sungai di Chao Phraya .............................94Gambar 5.1 Alat Swinging derrick di Pelabuhan Bongkar......................134Gambar 5.2 Alat Bongkar Muat Swing Dereck di Pelabuhan .................135Gambar 5.3 Proses Pembuatan Kapal Kayu (Searah jarum jam) ............137Gambar 5.4 Keterkaitan kapal sebagai hardware dengan policy sebagai

software................................................................................140Gambar 5.5 Pengembangan model PASSPORT terhadap pengendalian

pengemudian dan pelayaran kapal .......................................141Gambar 5.6 Tanda yang digunakan pada angkutan barang berbahaya....144Gambar 5.7 Model Sistem Strategis Untuk .Menciptakan Dan Mengelola

Program Peningkatan Kinerja Berbasis Kompentensi .........160Gambar 5.8 Tampilan menu utama trayek kapal Lake Leman, Swiss ....167Gambar 5.9 Tampilan lokasi dermaga sandar/singgah dan penjadualan

kapal di Lake Leman, Swiss ................................................167Gambar 5.10 Jadwal Kapal untuk Musim Panas .......................................168Gambar 5.11 Jadwal Kapal untuk Musim Semi ........................................168Gambar 5.12 Tool Sistem Pencarian Jadwal dan Ticketing ......................169Gambar 5.13 Tampilan Angkutan Sungai Chao Phraya Thailand.............173Gambar 5.14 Tampilan Jadwal Kapal .......................................................174Gambar 5.15 Tampilan Jadwal Keberangkatan Kapal ..............................174Gambar 5.16 Rute Angkutan Sungai Chao Phraya ...................................175Gambar 5.17 Tampilan Menu Koneksi dengan Mode Angkutan yang lain175Gambar 5.18 Tampilan Menu Umum menampilkan Contoh Tiket dan

petunjuk bagaimana membelinya ........................................176

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Data SurveyLampiran 2.1 Konsep Pedoman Bongkar MuatLampiran 2.2 Konsep Pedoman Tata Cara Pengukuran dan Desain KapalLampiran 2.3 Konsep Pedoman Penetapan Jaringan Trayek SungaiLampiran 2.4 Konsep Pedoman Sumberdaya Manusia untuk Pengelolaan

Transportasi Sungai dan DanauLampiran 2.5 Konsep Pedoman Pengelolaan Limbah Sampah Aktifitas

Angkutan Sungai dan DanauLampiran 2.6 Konsep Pedoman TicketingLampiran 2.7 Konsep Pedoman Perencanaan Dermaga Singgah dan

Tempat Tunggu

xiv

xv

DAFTAR LAMBANG

Lambang dan Singkatan Arti dan Keterangan

ABK Anak Buah kapalATK Alat Tulis KantorB/M Bongkar MuatBM BenchmarkBSN Badan Standar NasionalBPS Badan Pusat Statistik

E EnvironmentGPS Global Potitioning SystemGT Gross TonesH Hardware

ISO/IEC International Organization forStandardization

IMO International Maritime OrganizationKAK Kerangka Acuan Kerja

Kepmen/KM Keputusan MenteriPBM Perusahaan Bongkar MuatPP Peraturan PemerintahPs PasalL Liveware

LSM Lembaga Swadaya MasyarakatS Software

SD Sungai dan DanauSDM Sumber Daya ManusiaSNI Standar Nasional Indonesia

TKBM Tenaga Kerja Bongkar MuatUU Undang-Undang

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyelenggaraan transportasi sungai dan danau yang terkait denganoperasi, pembangunan dermaga serta perambuan dan navigasi masinterkait dengan perhubungan laut. Sehubungan dengan hal tersebutdiatas dinilai masih terjadi tarik menarik kewenangan dan wilayahoperasi antar transportasi laut, pemerintah daerah dan LLASDP DitjenPerhubungan Darat, oleh karena itu diperlukan pedoman yang baku dantidak saling tumpang tindih kewenangan. Wacana Direktorat LLASDPDitjen Perhubungan Darat perlu dialihkan ke Ditjen Perhubungan Laut,merupakan isu yang cukup lama dalam penyempurnaan strukturorganisasi guna mengoptimalkan penyelenggaraan transportasi air.Tugas pokok dan fungsi Direktorat LLASDP Ditjen Perhubungan Daratselama ini tidak hanya membina kapal pada pelayaran jarak dekat,tetapi juga jarak jauh.

Dalam domain regulasi keselamatan pelayaran menjadi tanggung jawabDitjen Perhubungan Laut. Dengan adanya kewenangan dan tanggungjawab yang berbeda dalam penyelenggaraan angkutan sungai dan danaudiatas, maka perlu adanya harmonisasi antara Direktorat LLASDPDitjen Perhubungan Darat dan Ditjen Perhubungan Laut agarkeselamatan pada transportasi publik menjadi perhatian bersama secaraserius. Dengan adanya permasalahan dan ketentuan tersebut diatasperlu dirumuskan suatu pedoman di bidang transportasi sungai dandanau agar pelayanan terhadap masyarakat lebih terjamin terhadapkeselamatan, keamanan dan kenyamanan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan kondisi tersebut di atas, maka perlu disusun konseppedoman di bidang transportasi Sungai dan Danau yang pada umumnyamengacu pada UU No. 17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran, UU No. 32Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah, Peraturan Pemerintah No.102 Tahun 2000 Tentang Standardisasi Nasional, Peraturan PemerintahNo. 22 Tahun 2011 Tentang Angkutan di Perairan, Keputusan MenteriNo. 73 Tahun 2004 Tentang Penyelenggaraan Angkutan Sungai danJuknis Direktorat Perhubungan Darat serta mengadopsi standarinternasional seperti International Maritime Organization (IMO).Khusus pengadopsian pedoman internasional harus disesuaikan dengankondisi di Indonesia.

2

Permasalahan transportasi sungai dan danau bukan merupakanpermasalahan yang bersifat parsial, melainkan sebuah pendekatan yangbersifat komprehensif. Hal ini disebabkan karena penyusunan pedomantransportasi sungai dan danau akan mencakup 2 (dua) aspek, yaitu:struktural (kedalam) dan kinerja (keluar). Untuk itulah pedoman iniharus dapat terintegrasi dan dilaksanakan oleh semua stakeholder yangterkait pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.

C. Maksud dan Tujuan

Penyusunan pedoman di bidang transportasi sungai dan danaudipandang perlu dilaksanakan untuk mewujudkan transportasi sungaidan danau yang selamat, aman, cepat, lancar, tertib dan teratur, nyamandan efisien dengan pedoman yang benar dan harmonis.

Maksud studi ini adalah melakukan studi penyusunan konsep pedomandi bidang transportasi sungai dan danau. Tujuan studi ini adalahmerumuskan konsep pedoman di bidang transportasi sungai dan danau.

D. Ruang Lingkup

Uraian kegiatan/ruang lingkup studi ini adalah :

1. Inventarisasi kegiatan-kegiatan bidang transportasi sungai dandanau yang terkait dengan instansi lain,

2. Inventarisasi kebijakan pengembangan transportasi sungai dandanau di masing-masing instansi terkait,

3. Inventarisasi dan mengevaluasi pedoman di bidang transportasiangkutan sungai dan danau,

4. Menganalisis dan mengevaluasi tingkat kepentingan masing-masinginstansi,

5. Menganalisis permasalahan yang dihadapi dalam penyelenggaraanoperasional transportasi sungai dan danau sebagai akibat kurangnyakoordinasi dan efektifitas pedoman di bidang transportasi sungaidan danau,

6. Melakukan studi literatur/benchmarking penyusunan pedomantransportasi sungai dan danau dari negara lain.

7. Menyusun rancangan naskah akademik konsep pedoman di bidangtransportasi sungai dan danau,

8. Merumuskan rancangan naskah akadernik konsep pedoman dibidang transportasi sungai dan danau, meliputi:a. Pedoman perhitungan jumlah dan kapasitas alat bongkar / muat

barang serta produktifitas bongkar / muat barang di pelabuhansungai dan danau;

b. Pedoman tata cara pengukuran, desain dan pengerjaan kapalkayu sungai dan danau;

c. Pedoman tata cara penetapan jaringan trayek sungai;

3

d. Pedoman pengembangan sumber daya manusia untukpengelolaan angkutan sungai dan danau;

e. Pedoman pengelolaan limbah/sampah aktifitas angkutan sungaidan danau;

f. Pedoman ticketing dan penjadwalan angkutan sungai dandanau;

g. Pedoman perencanaan dermaga singgah dan tempat tunggu(terminal) pelabuhan sungai dan danau.

Batasan kegiatan Studi Penyusunan Konsep Pedoman di BidangTransportasi Sungai dan Danau adalah berupa penyusunan konseppedoman di bidang transportasi sungai dan danau yang efektif danefisien. Serta Pengumpulan data untuk kegiatan ini dilakukan diPalangkaraya, Pekanbaru, Jambi, dan Merauke

E. Hasil yang Diharapkan

Keluaran (output) dari kegiatan studi ini adalah tersusunnya 4 (empat)laporan studi yaitu laporan pendahuluan, laporan interim, rancanganlaporan akhir dan laporan akhir. Laporan akhir terdiri dari laporan studipenyusunan konsep pedoman di bidang transportasi sungai dan danaudan 7 (tujuh) buku konsep pedoman di bidang transportasi sungai dandanau sehingga dapat digunakan sebagai acuan dalam kegiatantransportasi di sungai dan danau yang efektif dan efisien.

4

5

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. Dasar Hukum

1. Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang PemerintahanDaerah;

2. Undang-undang No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air;3. Undang-undang No. 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran;4. Undang-undang No. 18 Tahun 2008 tentang Sampah;5. Undang-undang No. 32 Tahun 2009 tentang Lingkungan

Hidup;6. Peraturan Pemerintah No. 102 Tahun 2000 tentang

Standarisasi Nasional;7. Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 2002 tentang Perkapalan;8. Peraturan Pemerintah No. 61 Tahun 2009 tentang

Kepelabuhanan;9. Peraturan Pemerintah No. 21 Tahun 2010 tentang

Perlindungan Lingkungan Maritim;10. Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 2010 tentang Angkutan

di Perairan;11. Peraturan Pemerintah No.38 Tahun 2011 tentang Sungai;12. Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 2011 tentang Perubahan

Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 2010 tentang Angkutandi Perairan;

13. Keputusan Menteri Perhubungan No. 31 Tahun 1995 tentangTerminal Transportasi Jalan;

14. Keputusan Menteri Perhubungan No. 73 Tahun 2004 tentangPenyelenggaraan Angkutan Sungai dan Danau;

15. Keputusan Menteri Perhubungan No. 58 Tahun 2007 tentangPerubahan KM 73 tahun 2004;

16. Keputusan Menteri Perhubungan No. 42 tahun 2008 tentangPenyelenggaraan dan Pengusahaan Bongkar Muat dari dan KeKapal di Pelabuhan;

17. Perda No.8 Tahun 2007 tentang Ketertiban Umum.

B. Definisi dan Ketentuan Umum Transportasi Sungai danDanau

Pada UU 17/2008 Tentang Pelayaran dan KM 73/2004 TentangPenyelenggaraan Angkutan Sungai dan Danau tercantumbeberapa definisi dan ketentuan umum yang perlu dipahami

6

dalam menyusun konsep pedoman di bidang transportasi sungaidan danau, yaitu:

1) Angkutan di Perairan adalah kegiatan mengangkutdan/atau memindahkan penumpang dan/atau barangdengan menggunakan kapal (pasal 1 (3) UU 17/2008);

2) Angkutan Sungai dan Danau adalah kegiatan angkutandengan menggunakan kapal yang dilakukan di sungai,danau, waduk, rawa, banjir, kanal dan terusan untukmengangkut penumpang, barang dan/atau hewan yangdiselenggarakan oleh pengusaha angkutan sungai dandanau;

3) Angkutan Sungai dan Danau Khusus adalah kegiatanangkutan sungai dan danau yang dilakukan untukmelayani kepentingan sendiri dalam menunjang usahapokoknya serta tidak melayani pihak lain;

4) Kapal Sungai dan Danau adalah kapal yang dilengkapidengan alat penggerak motor atau bukan motor yangdigunakan untuk angkutan sungai dan danau;

5) Trayek Angkutan Sungai dan Danau yang selanjutnyadalam ketentuan ini disebut trayek adalah lintasan untukpelayanan jasa angkutan umum sungai dan danau yangmempunyai asal dan tujuan perjalanan tetap, lintasan tetapdan jadwal tetap maupun tidak berjadwal;

6) Jaringan Trayek adalah kumpulan dari trayek yangmenjadi satu kesatuan pelayanan angkutan penumpangdan/atau barang dari satu pelabuhan ke pelabuhan lainnya;

7) Trayek Tetap dan Teratur (liner) adalah pelayananangkutan yang dilakukan secara tetap dan teratur denganberjadwal dan menyebutkan pelabuhan singgah;

8) Trayek Tidak Tetap dan Tidak Teratur (tramper) adalahpelayanan angkutan yang dilakukan secara tidak tetap dantidak teratur;

9) Usaha Bongkar Muat Barang adalah kegiatan usaha yangbergerak dalam bidang bongkar muat barang dari dan kekapal di pelabuhan yang meliputi kegiatan stevedoring,cargodoring, dan receiving/delivery; (usaha bongkar-muatyang biasa dilakukan di pelabuhan laut).

10) Tempat Tunggu Penumpang adalah bangunan beruparuang tunggu di dalam terminal penumpang yangdisediakan bagi penumpang yang akan melakukanperjalanan;

7

11) Dermaga adalah sarana tambatan bagi kapal bersandaruntuk bongkar/muat (B/M) barang atauembarkasi/debarkasi penumpangperpindahan intradan/atau antar

12) Tiket adalah bukti perjanjian mengenai pelayanan jasaangkutan antara penumpang di satu pihak denganmaskapai angkutan sungai atau danau di lain pihak danjuga merupakan bukti pembayaran dalam pelayanan jasaangkutan air.

13) Jadwal adalah pembagian waktu berdasarkan rencanapengaturan urutan kerja; daftar atau tabel kegiatan ataurencana kegiatan dng pembagian waktu pelaksanaan ygterperinci.

C. Angkutan Sungai dan Danau

Angkutan sungai dan danau merupakan salah satu jenis dariAngkutan di Perairan (pasal 6 UU 17/2008). Di mana substansipokok mengenai pengaturan penyelenggaraan angkutan sungaidan danau dalam pasal 18 s.d 20 UU 17/2008 diantaranya adalah:

1) Kapal yang dioperasikan harus memenuhi persyaratankelaiklautan kapal;

2) Kegiatan angkutan sungai dan danau dapat dilaksanakandengan menggunakan trayek tetap dan teratur atau trayektidak tetap dan tidak teratur;

3) Kegiatan angkutan sungai dan danau dilarang dilakukan dilaut kecuali mendapat izin dari Syahbandar dengan tetapmemenuhi persyaratan kelaiklautan kapal.

Untuk dapat melaksanakan kegiatan usaha angkutan sungai dandanau setiap operator harus memiliki (1) izin usaha angkutansungai dan danau dan (2) ijin trayek yang diberikan olehBupati/Walikota atau Gubernur atau Menteri sesuaikewenangannya masing-masing (pasal 28 (3, 4) UU 17/2008).

Pengangkutan barang berbahaya dan barang wajib memenuhipersyaratan: (1) pengemasan, penumpukan, dan penyimpanan (2)keselamatan sesuai standar, dan (3) diberikan tanda khusus (pasal46 UU 17/2008).

D. Penyelenggaraan Angkutan Sungai dan Danau

Sesuai pasal 14 PP 82/1999 dan KM 73/2004, Penyelenggaraanangkutan sungai dan danau dilakukan:

8

1) Oleh perusahaan angkutan sungai dan danau;2) Dengan menggunakan kapal berbendera Indonesia yang

memenuhi persyaratan kelaikan dan diperuntukkan bagiangkutan sungai dan danau; dan di wilayah operasiperairan daratan.

Wilyah operasi angkutan sungai dan danau meliputi sungai,danau, waduk, rawa, banjir kanal dan terusan.

Dalam penyelenggaraan angkutan sungai dan danau harusmemperhatikian keselamatan dan keamanan pelayaran meliputikeselamatan dan keamanan angkutan di (1) perairan, (2)pelabuhan, serta (3) perlindungan lingkungan maritim (pasal 116(1) UU 17/2008). Adapun pengertian dari masing-masing elemenkeselamatan dan keamanan pelayaran tersebut adalah sebagaiberikut:

1) Keselamatan dan keamanan angkutan perairan yaitukondisi terpenuhinya persyaratan: (a) kelaiklautan kapalyang ditunjukkan melalui sertifikat dan surat kapal, dan(b) kenavigasian (pasal 117, 118 UU 17/2008);

2) Keselamatan dan keamanan pelabuhan yaitu kondisiterpenuhinya manajemen keselamatan dan sistempengamanan fasilitas pelabuhan meliputi: (a) prosedurpengamanan fasilitas pelabuhan, (b) sarana dan prasaranapengamanan pelabuhan, (c) sistem komunikasi, dan (d)personil pengaman (pasal 121 UU 17/2008);

3) Perlindungan lingkungan maritim yaitu kondisiterpenuhinya prosedur dan persyaratan pencegahan danpenanggulangan pencemaran dari kegiatan: (a)kepelabuhanan, (b) pengoperasian kapal, (c)pengangkutan limbah, bahan berbahaya, dan beracun diperairan, (d) pembuangan limbah di perairan, dan (e)penutuhan kapal (pasal 123 UU 17/2008).

E. Persyaratan Operasional Angkutan Sungai dan Danau

Sesuai pasal 4 KM 73/2004, maka setiap kapal yang melayaniangkutan sungai dan danau, wajib memenuhi persyaratan sebagaiberikut :

1) memenuhi persyaratan teknis/kelaikan sesuai denganketentuan yang berlaku;

2) memiliki fasilitas sesuai dengan spesifikasi teknisprasarana pelabuhan pada trayek yang dilayani;

9

3) memiliki awak kapal sesuai dengan ketentuan persyaratanpengawakan untuk kapal sungai dan danau;

4) memiliki fasilitas utama dan/atau fasilitas pendukung baikbagi kebutuhan awak kapal maupun penumpang, barangdan/atau hewan, sesuai dengan persyaratan teknis yangberlaku;

5) mencantumkan identitas perusahaan/pemilik dan namakapal yangditempatkan pada bagian kapal yang mudahdibaca dari samping kiri dan kanan kapal;

6) mencantumkan informasi/petunjuk yang diperlukandengan menggunakan bahasa Indonesia.

Gambar 2.1 Penempatan nama perusahaan dan nama kapal sungai,danau

Selain itu, semua kapal angkutan sungai dan danau wajibmemenuhi persyaratan seperti disampaikan pada pasal 5 dan 6KM 73/2004 sebagai berikut:

1. Setiap kapal berukuran tonase kotor sama dengan atau lebihdari GT 7 (≥ GT 7) yang dioperasikan hanya di perairandaratan (sungai dan danau), dilakukan:

a. Pengukuran kapal sampai dengan GT 7;b. Pengawasan keselamatan kapal;c. Pemeriksaan radio/elektronik kapal;d. Penerbitan pas perairan daratan;e. Pencatatan kapal dalam buku register pas perairan

daratan;f. Pemeriksaan konstruksi;g. Pemeriksaan permesinan kapal;h. Penerbitan sertifikat keselamatan kapal;i. Pemeriksaan perlengkapan kapal;j. Penerbitan dokumen pengawakan kapal.

2. Pelaksanaan urusan kapal berukuran tonase kotor samadengan atau lebih dari GT 7 (≥ GT 7) yang akan dioperasikandilakukan oleh Gurbenur.

10

3. Kapal berukuran tonase kotor kurang dari GT 7 (<GT7) yangdioperasikan hanya di perairan daratan (sungai dan danau),dilakukan :

a. Pengawasan keselamatan kapal;b. Pengukuran kapal;c. Penerbitan pas perairan daratan;d. Pencatatan kapal dalam buku register pas perairan

daratan;e. Pemeriksaan konstruksi kapal;f. Pemeriksaan permesinan kapal;g. Pemeriksaan perlengkapan kapal;h. Penerbitan sertifikat keselamatan kapal;i. Penerbitan dokumen pengawakan kapal;j. Pemberian Surat Izin Berlayar.

4. Pelaksanaan urusan kapal berukuran tonase kotor kurang dariGT 7 (<GT7) yang akan dioperasikan dilakukan olehBupati/Walikota.

Adapun untuk awak kapal yang bertugas dalam pengoperasiankapal untuk pelayanan angkutan sungai dan danau, wajib:

1) memakai pakaian yang sopan atau pakaian seragam bagiawak kapal perusahaan;

2) memakai kartu tanda pengenal awak kapal sesuai yangdikeluarkan oleh perusahaan;

3) bertingkah laku sopan dan ramah;4) tidak minum minuman yang mengandung alkohol, obat

bius, narkotika maupun obat lain yang dapatmempengaruhi pelayanan dalam pelayaran;

5) mematuhi waktu kerja, waktu istirahat dan pergantianawak kapal spesuai dengan ketentuan yang berlaku.

F. Pembuatan Kapal Sungai dan Danau

1. Kapal Sungai dan Danau

Kapal-kapal yang digunakan pada perairan sungai dan danaudapat dikelompokkan dalam dua kelompok yaitu kapal kapalyang hanya beroperasi di perairan sungai saja yang ciriutamanya freebord yang rendah karena tidak akanmenghadapi perairan yang berombak dan kapal yangberoperasi di perairan sungai dan di laut yang freeboard-nyalebih tinggi. Selain itu berat jenis air tawar sebesar 1 lebihrendah dari air laut yang besar 1,03.

11

Kapal-kapal yang melalui perairan sungai dan dikelompokkankepada kapal yang berlayar hanya diperairan sungai saja dankapal-kapal yang berlayar dilaut dan masuk keperairansungai, biasanya berupa kapal petikemas, kapal barang umum,kapal penyeberangan.Kapal perairan sungai dan danau meliputi:a. Kapal penumpang

1) Bus air, Bis air adalah angkutan penumpang danbarang melalui air yang banyak ditemukan disungai-sungai besar di Kalimantan seperti di Sungai Kapuas,Barito, Kahayan, di sungai dan danau di Sumateraseperti didanau Toba, Sungai Siak, Musi dan Papuaseperti disungai Membrano.

2) Taxi air, Seperti halnya di jalan ada taxi, diperairanjuga ada taxi air yang bisa digunakan sesuai denganpermintaan pelanggan. Taxi air tradisonalberkembang dengan pesat dikota-kota yang dialirioleh sungai-sungai besar seperti Palembang,Palangkaraya, Samarinda dan kota-kota lainnya. Taxiair ini dikenal juga sebagai getek.

3) Getek/klotok, Getek atau klotok adalah perahu/kapalrakyat ukuran kecil yang bisa memuat kira-kira 10orang yang digunakan sebagai alat angkut sehari-hariuntuk berbagai kebutuhan baik mengangkutpenumpang untuk menyeberang atau menuju suatutujuan seperti belanja maupun untuk mengangkutbarang.

4) Kapal barang, Sungai merupakan salah satuprasarana yang sangat bermanfaat untuk mengangkutbarang dalam jumlah yang besar seperti barang hasiltambang dan pertanian ataupun untuk mengangkutbahan bakar cair ataupun minyak kelapa sawit/CPO.

5) Tongkang, Tongkang seperti halnya dijalan adalahtrailer atau gandengan sedangkan penariknya adalahKapal Tunda. Tongkang biasanya digunakan untukmengangkut barang curah kering ataupun curah cairataupun belakangan ini juga digunakan untukmengangkut petikemas dalam kaitannya denganshort sea shipping.

6) Tongkang bermesin, Untuk barang yang diangkutmelalui sungai yang waktu bongkar muatnya cepatdan berlayar pada kecepatan rendah maka akan lebih

12

menguntungkan untuk menggunakan tongkangbermesin.

7) Kapal barang tradisonal, Merupakan kapal yangdigunakan untuk mengangkut barang ke pedalamanataupun sebaliknya, ciri utamanya kapal terbuat darikayu yang tahan terhadap air dan untukmemperpanjang umur lambung, belakangan inibanyak kapal yang dilapisi dengan fiberglass, selainberfungsi untuk memperpanjang umur tetapi jugauntuk mengurangi peluang bocor; lambung bebasminimum (freeboard) sangat rendah

8) Log pon Adalah cara angkutan kayu gelondongandengan murah dengan hanya dihanyutkan mengikutiarus sungai atau ditarik dengan kapal tunda melaluisungai.

9) Kapal penyeberanganb. Kapal laut yang masuk perairan sungai

1) Kapal LautKapal laut bisa masuk kesungai-sungai besar diIndonesia, yang beroperasi dengan ketentuanangkutan laut, perbedaannya terletak pada garis muatkarena air sungai tawar mempunyai berat jenis yanglebih rendah dari air laut.

2) Kapal tundaKapal tunda adalah kapal kecil yang beroperasi dipelabuhan guna membantu maneuver kapal-kapalbesar yang akan bersandar maupun berlabuh dipelabuhan, meskipun kecil kapal tunda memilikidaya dorong yang besar agar mampu mengarahkankapal-kapal yang akan bersandar. Tetapi khususuntuk angkutan barang dalam bentuk curah yangdiangkut dengan tongkang digunakan kapal tundauntuk menarik dengan kabel baja (sling) ataupundengan mendorong tongkang atau beberapa tongkangsekaligus.Salah satu perahu yang digunakan di perairan sungaidan danau Indonesia adalah jenis perahu kayu.

2. Pembuatan Kapal Kayu (Tradisional)

Salah satu perahu yang digunakan di perairan sungai dandanau Indonesia adalah jenis perahu kayu. Proses pembuatan

13

kapal perahu kayu di Indonesia secara umum di gambarkansebagai berikut:

1) Proses Pencarian Bahan Dasar;2) Pemilihan Pohon atau Kayu Yang Akan Dijadikan Bahan

Dasar;3) Pemotongan;4) Penentuan Pusat Perahu;5) Proses Penyelesaian (Finishing).

3. Stabilitas kapal

Stabilitas kapal adalah kemampuan kapal untuk menegakkembali sewaktu kapal pada saat diapungkan, tidak miringkekiri atau kekanan, demikian pula pada saat berlayar,disebabkan oleh adanya pengaruh luar yang bekerja padanyapada saat kapal diolengkan oleh ombak atau angin, kapaldapat tegak kembali.

4. Kelaiklautan kapal

Dalam pasal 124 UU 17/2008 disampaikan bahwa setiappengadaan, pembangunan, dan pengerjaan kapal termasukperlengkapannya serta pengoperasian kapal di perairanIndonesia harus memenuhi persyaratan keselamatan kapalyang meliputi: material, konstruksi, bangunan, permesinandan perlistrikan, stabilitas, tata susunan serta perlengkapantermasuk perlengkapan alat penolong dan radio, danelektronika kapal. Kapal yang memenuhi persyaratan inimendapatkan sertifikat keselamatan kapal.

Selanjutnya, dalam pasal 134 UU 17/2008 disampaikanbahwa setiap kapal yang beroperasi di perairan Indonesiaharus memenuhi persyaratan pencegahan dan pengendalianpencemaran yang ditentukan melalui pemeriksaan danpengujian. Di mana kapal yang dinyatakan memenuhipersyaratan diberikan sertifikat pencegahan dan pengendalianpencemaran oleh Menteri.

Setiap kapal wajib diawaki oleh Awak Kapal yang memenuhipersyaratan kualifikasi dan kompetensi sesuai denganketentuan nasional dan internasional (pasal 143 UU 17/2008).Setiap orang yang bekerja di kapal dalam jabatan apa punharus disijil dan memiliki kompetensi dan keterampilan sertadokumen pelaut yang dipersyaratkan (pasal 144 UU 17/2008).

14

5. Legalitas Keselamatan Kapal

Aspek keselamatan kapal niaga diatur oleh KonvensiInternasional yaitu Konvensi SOLAS (Safety of Life at Sea)1974 beserta amandemennya yang telah diratifikasi olehIndonesia melalui Keputusan Presiden Republik IndonesiaNomor. 65/1980 Tahun 1980 Tentang RATIFIKASI SOLAS1974.

6. Sistem Pengendalian Pengemudian Dan Pelayaran Kapal

Sistem pengendalian pengemudian dan pelayaran kapal dapatdijelaskan dengan menggunakan model Promotion andAssessment of System Safety and Procurement of Operableand Reliable Transport Telematics (PASSPORT). Secarasederhana model tersebut terdiri dari input, data statik, datadinamis, dan output seperti pada gambar berikut:

Gambar 2.2 Model Promotion and Assessment of System Safety andProcurement of Operable and Reliable Transport Telematics

(PASSPORT)

G. Jaringan Trayek Sungai

1. Jaringan Transportasi Sungai

Pada pasal 2 KM 73/2004 disampaikan bahwa penetapantrayek dilakukan dengan memperhatikan pengembanganwilayah potensi angkutan dan jaringan jalan dan/atau jaringanjalur kereta api yang tersusun dalam satu kesatuan tatanantransportasi nasional.

Trayek tersebut berfungsi untuk menghubungkan simpul padapelabuhan sungai, danau, dan pelabuhan laut yang beradadalam satu alur. Dalam hal ini penyelenggaraan angkutan

15

sungai dan danau, dilakukan dalam trayek tetap dan teraturserta dalam trayek tidak tetap dan tidak teratur denganwilayah operasi angkutan sungai dan danau meliputi sungai,danau, waduk, rawa, banjir, kanal dan terusan.

Selanjutnya, sesuai pasal 12 (1,2) KM 73/2004 untukpelayanan angkutan sungai dan danau dalam trayek tetap danteratur dilakukan dalam jaringan trayek yang terdiri dari:

1) trayek utama, yaitu menghubungkan antar pelabuhansungai dan danau yang berfungsi sebagai pusatpenyebaran;

2) trayek cabang, yaitu menghubungkan antara pelabuhansungai dan danau yang berfungsi sebagai pusatpenyebaran dengan yang bukan berfungsi sebagai pusatpenyebaran atau antar pelabuhan sungai dan danau yangbukan berfungsi sebagai pusat penyebaran.

2. Penetapan Jaringan Trayek Angkutan Sungai

Penetapan jaringan trayek angkutan sungai dan danau tersebutdilakukan dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

a. tatanan kepelabuhanan nasional;b. adanya kebutuhan angkutan (demand); rencana

dan/atau ketersediaan pelabuhan sungai dan danau;c. ketersediaan kapal sungai dan danau (supply) sesuai

dengan spesifikasi teknis kapal dan spesifikasipelabuhan pada trayek yang akan dilayani;

d. potensi perekonomian daerah.

Adapun pihak yang berwenang menetapkan jaringan trayekangkutan sungai dan danau sesuai pasal 12 (4, 5, 6) KM73/2004 adalah:

a. Trayek tetap dan teratur untuk pelayanan angkutan dalamkabupaten/kota, ditetapkan oleh Bupati/Walikota.

b. Trayek tetap dan teratur untuk pelayanan angkutan antarkabupaten/kota dalam propinsi, ditetapkan oleh Gubernur.

c. Trayek tetap dan teratur untuk pelayanan angkutan lintasbatas antar Negara dan antar propinsi, ditetapkan olehGubernur tempat domisili perusahaan/pemilik kapalsebagai tugas Dekonsentrasi.

16

Sedangkan untuk angkutan tidak dalam trayek yang tetap danteratur (untuk penumpang, barang, dan hewan) dapatdilakukan dengan cara sewa/charter. Pelaksanaannya tidakdibatasi dalam trayek. Termasuk di dalamnya adalah angkutanwisata. (pasal 15 dan 16 KM 73/2004).

H. Kegiatan Bongkar Muat

Kegiatan bongkar muat barang dari dan ke kapal yang dilakukanmelalui dermaga, gudang dan lapangan penumpukan di pelabuhan.Di dalam KM 14/2002 disebutkan Kegiatan usaha bongkar muatbarang dari dan ke kapal, dilakukan oleh:

1. Perusahaan Bongkar Muatmelakukan kegiatan usaha bongkar muat barang dari dan kekapal, baik untuk kapal nasional maupun kapal asing yangdiageni oleh perusahaan angkutan sungai dan danau.

2. Perusahaan Angkutan Sungai dan DanauMelakukan kegiatan bongkar muat barang terbatas hanyauntuk kapal milik dan atau kapal yang dioperasikan secaranyata/charter terhadap :

a. barang milik penumpang;b. barang curah cair yang dibongkar atau di muat dilakukan

melalui pipa;c. barang curah kering yang dibongkar atau di muat melalui

Conveyor atau sejenisnya;d. barang yang diangkut melalui kapal Ro-Ro;e. semua jenis barang di pelabuhan yang tidak terdapat

Perusahaan Bongkar Muat.

Apabila di suatu pelabuhan umum tidak terdapat PerusahaanBongkar Muat, maka kegiatan bongkar muat barang dari dan kekapal keagenan umum asing (General Agent) maupun keagenankapal nasional, dapat dilakukan oleh Perusahaan Bongkar Muat dipelabuhan umum terdekat berdasarkan penunjukan perusahaanangkutan sungai dan danau yang mengageni.

Menurut Suyono RP (2003,310), dalam kegatan bongkar muatbarang ada 3 (tiga) hal pokok yang perlu diperhatikankan dansekaligus dapat dilihat sejauhmana tanggung-jawab PBM tersebutterhadap barang yang dibongkar/dimuat dati dan ke atas kapal,tiga hal tersebut antara lain :

17

1. StevedoringStevedoring adalah kegiatan pekerjaan membongkar barangdari kapal ke dermaga, tongkang/truk/kereta api atau memuatbarang dari dermaga/tongkang/ truk/ kereta api ke dalampalka kapal sampai tersusun didalam palka denganmenggunakan derek kapal atau derek darat.

2. CargodoringCargodoring adalah pekerjaan melepaskan barang darisling,tali/jala-jala (ex takle) di dermaga mengangkat danmengangkut dari dermaga ke gudang/ lapangan penumpukanbarang selanjutnya menyusun digudang/ lapanganpenumpukan barang atau sebaliknya.

3. Receiving/ DeliveryReceiving/Delivery adalah kegiatan pekerjaan memindahkanbarang dari timbunan/tempat penumpukan digudang/lapanganpenumpukan dan menyerahkan sampai tersusun diataskendaraan yang merapat di pintu gudang /lapannganpenumpukan dan atau sebaliknya.

Menurut Herry Gianto, Drs, M.Sc dkk (1990, 44), skema/gambarProses cargodoring Bongkar Muat di Pelabuhan sebagai berikut :

Gambar 2.3 Proses Cargodoring di Pelabuhan Muat

18

Gambar 2.4 Proses Cargodoring di Pelabuhan Bongkar

Dalam kegiatan bongkar muat barang perlu diperhatlkan hal-halyang menyangkut sebagai berikut :

1. Prinsip-prinsip bongkar muat barang dengan bertujuan :

1) Melindung Kapalnya.2) Melindungi Muatan.3) Melindungi ABK/Anak Buah Kapal dan TKBM-nya.4) Menjaga agar pemuatan/Pembongkaran dilaksanakan

secara teratur dan sistematis.5) Pemuatan harus dilakukan sedemikian rupa sehingga

Broken stowagenya dapat ditekan sekecil mungkin.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi bongkar muat :

Menurut ML. Palumian (1976:8) faktor-faktor yangmempengaruhi bongkar muat adalah :1) Fasilitas bongkar muat meliputi :

Peralatan bongkar muat seperti kran/derek, kran darat,perahu angkut dll.

Pembangkit tenaga listrik, tenaga mekanis, gudang,dll.

2) Bangunan meliputi jalan-jalan raya, rel-rel kereta api,gudang Alat bongkar muat yang merupakan alat untuk

meneruskan muatan ke pedalaman seperti tongkang,perahu, truk dan kereta api.

Barang yang diangkut, ini dipengaruhi jenis danmacam barang juga oleh bagaimana carapengepakannya.

19

Alat angkut sungai dan danau yaitu kapal yangdigunakan untuk pengangkutan muatan termasuk alatbongkar muat dikapal.

Pengaturan, penyampaian berita yang berhubungandengan berita perjalanan muatan tersebut.

Para personil/pelaksana bongkar muat dan TKBMyang memenuhi standart yaitu terampil danberpengalaman.

3. Proses Pembongkaran Muatan

Menurut Hery Gianto dkk, (1990:31) proses pembongkaranmuatan sebagai benkut :

1) Menyiapkan dan menyangkutkan barang di dalam pakapada tali derek.

2) Mengangkut barang di atas dermaga.3) Mendaratkan dan melepaskan barang.4) Kran derek kembali ke palka untuk mengangkut barang

selanjutnya, dan proses tersebut dilakukan berulang-ulangsampai barang habis,

5) proses tersebut disebut Hulk cycle.4. Tindakan pencegahan bongkar muat untuk mengurangi

kerugian/resiko operasional :1) Jangan membebani kran derek melebihi batas kapasitas.2) Barang harus berada dalam sling dengan aman.3) Dalam proses pengangkutan harus dikendalikan.4) Pengawas palka harus memberikan instruksi kepada

buruhh dan operator kran derek secara jelas.5) Buruh/TKBM wajib menggunakan peralatan keselamatan

kerja.6) Buruh/TKBM tidak diperbolehkan berada dibawah barang

yang akan diturunkan /dinaikan.5. Resiko kesalahan dalam pengawasan adalah :

1) Sering terjadi keterlambatan2) Penggunaan tenaga kerja yang kurang terampil3) Kelaiklautan kapal yang berakibat keterlambatan kapal

untuk berlayar kembali.4) Biaya cargo handling menjadi tinggi5) Kerusakan kapal/muatan maupun kecelakaan buruh.

6. Sebab-sebab terjadinya kelambatan dalam bongkar muat1) Waktu yang terbuang untuk membawa muatan, memasang

muatan pada kait muat (cargo hook), penyiapan alatbongkar muat, waktu terbuang pada saat membuka palka.

20

2) Tenaga buruh/'TKBM yang tidak cakap dan terampil3) Peralatan bongkar muat yang kurang sempurna.

7. Peralatan bongkar muat

Untuk mendukung operasi bongkar muat barang pada kapalbarang maka perlu dilengkapi peralatan bongkar muat (cargohandling). Instalasi cargo handling terdiri dari beberapaperalatan yang saling mendukung. Kapal barang, sangatpenting untuk menyediakan peralatan bongkar muat karenaakan mempercepat proses bongkar muat barang dan akanmengurangi biaya tambat di pelabuhan. Alat angkat yang akandigunakan di kapal direncanakan berdasarkan beban yangakan diangkat guna menentukan SWL alat angkat yang akandirencanakan.

I. Perencanaan Dermaga Singgah Dan Tempat Tunggu(Terminal) Pelabuhan Sungai Dan Danau

1. Pengertian

Menurut Peraturan Pemerintah No. 61 Tahun 2009 TentangKepelabuhan Pasal 1 (19) yang dimaksud dengan terminalfasilitas pelabuhan yang terdiri atas kolam sandar dan tempatkapal bersandar atau tambat, tempat penumpukan, tempatmenunggu dan naik turun penumpang, dan/atau tempatbongkar muat barang.

2. Fungsi terminal

Pengelolaan terminal yang mampu menyesuaikan denganperkembangan, terkendali dan terarah berkaitan dengan :perencanaan, infrastruktur, system management daninformasi, lingkungan dan kerjasama serta pengaturanbebagai kepentingan yang aktif dalam kawasan terminal.Berbagai kepentingan yang ada dalam terminal adalahaktivitas transit, kewenangan, sistem pengendalian sertaberbagai kepentingan yang mempengaruhi pengelolaanterminal secara terarah dan terkendali sesuai dengan tuntutanperkembangan di masa depan.

Fungsi terminal adalah sebagai berikut :

a. Fungsi terminal bagi penumpang, adalah untukkenyamanan menunggu, kenyamanan perpindahandari satu moda atau kendaraan ke moda ataukendaraan lain, tempat fasilitas-fasilitas informasi dan

21

fasilitas parkir kendaraan pribadi, kendaraan yangakan diseberangkan.

b. Fungsi terminal bagi pemerintah, adalah dari segiperencanaan dan manajemen lalu lintas untuk menatalalulintas dan angkutan serta menghindari darikemacetan, sumber pemungutan retribusi dan sebagaipengendali kendaraan umum, kapal.

c. Fungsi terminal bagi operator/pengusaha adalahpengaturan operasi bus, kapal, penyediaan fasilitasistirahat dan informasi bagi awak bus, awak kapal dansebagai fasilitas pangkalan, lego jangkar di kolampelabuhan.

3. Fasilitas Pelabuhan

Sesuai dengan Keputusan Menteri Perhubungan No.53 tahun2002 tentang Tatanan Kepelabuhanan. Klasifikasi pelabuhanditetapkan dengan memperhatikan:

a. Fasilitas pelabuhan yang terdiri dan fasilitas pokokdan fasilitas penunjang,

b. Volume operasional pelabuhan,c. Peran dan fungsi pelabuhan.

Fasilitas pokok meliputi:

a. Perairan tempat labuh termasuk alur pelayaran,b. Kolam pelabuhan,c. Fasilitas sandar kapal,d. Penimbangan muatan,e. Terminal penumpang,f. Akses penumpang dan barang ke dermaga,g. Perkantoran untuk kegiatan perkantoran

pemerintahan dan pelayanan jasa,h. Fasilitas penyimpanan bahan bakar (bunker),i. Instalasi air, listrik dan komunikasi,j. Akses jalan dan atau rel kereta api,k. Fasilitas pemadam kebakaran,l. Tempat tunggu kendaran bermotor sebelum naik

ke kapal.

Fasilitas penunjang meliputi:

a. Kawasan perkantoran untuk menunjang kelancaranpelayanan jasa kepelabuhanan,

b. Tempat penampungan limbah,

22

c. Fasilitas usaha yang menunjang kegiatanpelabuhan,

d. Area pengembangan pelabuhan.

J. Sumber Daya Manusia Untuk Pengelolaan Angkutan SungaiDan Danau

1. Pengelolaan Sumber Daya Manusia

Menurut Nkomo (1980) evolusi manajemen SDM melewaittiga tahap, yaitu;

1. Defenisi Stage : Yaitu ketika manajer personaliamenyelenggarakan program-program yang kurangmemberikan manfaat untuk kengurangi kekacauankaryawan dan kemungkinan perpecahan.

2. Perencanaan Manpower : dalam tahap ini digunakankebutuhan pekerja dan perekrutan seleksik, training untukmenjamin terpenuhinya target manpower.

3. Manajemen SDM Strategis Ketika manajer SDMseharusnya lebih proaktif dalam memecahakan masalahmanajemen perusahaan dan dalam memberikan kontribusiefektivitas organisasional yang lebih besar.

2. Reformasi Birokrasi

Reformasi birokrasi di bidang pengelolaan danpengembangan Sumber Daya Manusia bertujuan untukmelakukan pembenahan pengelolaan SDM dengan meletakankerangka dasar bagi implementasi Sistem Manajemen SumberDaya Manusia terpadu berbasiskan kompetensi yangdijabarkan dari visi, misi serta strategi

Dengan berlakunya UU No. 32 Tahun 2004 tentangPemerintahan Daerah dan UU No. 33 Tahun 2004 tentangPerimbangan Keuangan Pusat dan Daerah tersebut telahmenggeser paradigma pelayanan, dari yang bersifatsentralistis ke desentralistis dan mendekatkan pelayanansecara langsung kepada masyarakat.

Pengelolaan SDM yang mencakup analisis jabatan,manajemen karir, standar kompetensi, evaluasi jabatan,remunerasi, rekruitmen pegawai, assessment center, danprofiling kompetensi. BPK RI terus mengembangkanSDMnya baik secara kualitas dan kuantitas.

23

Tabel 2.1. Contoh Bentuk Reformasi Birokrasi

DimensiKondisi Sebelum

ReformasiBirokrasi

Upaya yangDilakukan

Kondisi SetelahReformasiBirokrasi

REKRUTMEN

Kriteria tidakspesifik sesuaikebutuhan

Menyusun jobdescriptionsetiap jabatan danformasi jabatan sertamelibatkan pihakindependen

Berbasiskan jobdescription,kompetensi dankebutuhan,sertamenggunakanpihakindependen

POLA KARIR

-Mementingkansenioritas saja-Jabatan structuralmenjadi pilihanutama

Menyusun standarkompetensi dan polakarir, sertamerancangassessment center

- Kompetensipenting dan adaassesment terlebihdahulu- Jabatanstruktural danfungsionalmerupakanjenjang karir yangsama menariknya

PENGELOLAAN

Orientasi kepadaadministrasikepegawaian

-Menyusun standarkompetensi-Melakukan jobanalysis, jobevaluation dan jobgrading,-Menyempurnakankurikulum danmodul diklat,

-Pengelolaanberbasiskompetensi, jobanalysis, jobevaluation dan jobgrading- Training anddevelopmentsinkron dgnindividual plan

INTEGRITAS

Sangat rendah danrawan KKN

-Menyempurnakanperaturan internalmengenai kode etikdan disiplin pegawaiyang transparan dankonsisten- Menerapkanabsensi sidik jari

-Tingkatkehadiran jauhmeningkatmencapai 90%-Peningkatanjumlah pegawaiyang mendapatreward maupunpusinhment

PROFESIONALISME

Menunggupekerjaan yangditugaskan

MenyusunIndividualDevelopment Plan(IDP) dan menyusunIndividualPerformanceAppraissal (IPA)

Setiap individumerencanakanpekerjaan selamasatu tahun dalamsuatu IDP danakan diukurkinerjanya melaluiIndikator KinerjaIndividu

REMUNERASI

Sangat rendah,khususnyatunjangan kinerjatidak sebanding

Menyusun peraturaninternal mengenaipelaksanaanpembayaran

Disetujuiperbaikanremunerasi bagiPelaksana BPK

24

DimensiKondisi Sebelum

ReformasiBirokrasi

Upaya yangDilakukan

Kondisi SetelahReformasiBirokrasi

dengan resikopekerjaan danberada dibawahinstansi lain

remunerasiberdasarkan jobanalysis dan jobgrading

oleh DPR perSeptember 2007dengan syaratprogram reformasibirokrasi berjalanbaik.

3. Strategi Pembinaan

Strategi Pembinaan Pegawai melalui diklat ada beberapamacam, diantaranya:

1) Diklat Berbasis Kompetensi2) Desentralisasi Penyelenggaraan Diklat3) Kontrol Bersama (Collective Control) Terhadap

Kompetensi4) Penerapan Total Quality Management

K. Pengelolaan Limbah/Sampah Aktifitas Angkutan Sungai DanDanau

1. Permasalahan Limbah/Sampah Angkutan Sungai DanDanau

Sampah yang berasal dari angkutan sungai dan danauseringkali kurang mendapat perhatian baik oleh operatorataupun pengguna. Sanitasi adalah suatu usaha pencegahanpenyakit dengan melenyapkan atau mengendalikan faktor –faktor risiko lingkungan yang merupakan mata rantaipenularan penyakit (Ehler, 1986). Kapal adalah semua alatpengangkut, termasuk milik angkatan bersenjata dan yangdapat berlayar. Dengan demikian kapal harus terbebas darifaktor risiko lingkungan dengan cara mempertahankankondisi kesehatan kapal sehingga tidak dijadikan tempatberkembang penyakit dan vector penular penyakit.

Sanitasi kapal merupakan salah satu usaha yang ditujukanterhadap faktor risiko lingkungan di kapal untuk memutuskanmata rantai penularan penyakit guna memelihara danmempertinggi derajat kesehatan. Sanitasi kapal mencakupseluruh aspek penilaian kompartemen kapal antara lain

25

dapur, ruang penyediaan makanan, palka, gudang, kamaranak buah kapal, penyediaan air bersih, dan penyajianmakanan serta pengendalian vektor penular penyakit ataurodent (WHO, 2005). Disisi lain pengelolaan sampah dalamhal ini juga termasuk dalam kerangka peningkatan kualitasmutu angkutan perairan sungai dan danau

Mengacu pada dasar tersebut determinan perilaku sanitasikapal dapat mengacu pada konsep determinan perilakukesehatan yang dikemukan oleh Green (1980) dan Blum(1979), bahwa derajat kesehatan masyarakat salah satunyadipengaruhi oleh faktor perilaku dan lingkungan selainpelayanan kesehatan dan keturunan. Sedangkan konsep Green(1980) mengemukakan bahwa perilaku kesehatandipengaruhi oleh faktor predisposisi, enabling dan reinforcing.Sehingga evaluasi dan standar teknis terhadap fasilitaspengelolaan sampah pada angkutan sungai dan danau perludilakukan. Evaluasi kelayakan teknis dan administratif untukfasilitas ini dapat mengacu pada Keputusan Kepala BadanPengendalian Dampak Lingkungan Nomor : KEP-01/BAPEDAL/09/1995 tentang Tata Cara dan PersyaratanTeknis Penyimpanan dan Pengumpulan Limbah BahanBerbahaya dan Beracun dan atau peraturan perundang-undangan yang berlaku, khususnya berkaitan dengan bagianpenyimpanan dan pengumpulan limbah B3. Sedangkanpelaporan dalam bentuk neraca limbah B3 dapat dilihat padaLampiran 9 dan 10.

Anggota IMO (International Maritime Organization)menghasilkan konsensus yang dikenal sebagai KonvensiMARPOL 73/78. Konvensi tersebut terdiri dari 5 Annexyaitu tentang polusi di laut terhadap minyak, bahan cairberacun, bahan berbahaya, limbah kotoran, dan sampah sertayang terakhir ditambah Annex VI tentang Pencemaran udaradari kapal. Strategi pengelolaan pencemaran dan kerusakanyang berasal dari daratan (land based pollution) dan dari laut(sea based pollution) dikembangkan dengan beberapapendekatan, di antaranya meliputi pengelolaan limbah (wastemanagement). Pengelolaan Limbah itu terdiri atas limbahpadat (solid waste), limbah padat/sampah dari kegiatankepelabuhanan dan dari kegiatan di darat lainnya, penangananlimbah/sampah dari kegiatan pelayaran/kapal berdasarkanMARPOL Annex V (MARPOL 73/78), limbah industri

26

(industrial waste), limbah minyak, limbah gas, debu, dankebisingan.

Jenis pencemar pada umumnya berbeda-beda pada setiapkawasan pelabuhan, tergantung dari jenis kegiatan yangberlangsung dan juga lingkungan di sekitar pelabuhan, sepertilimbah sampah, limbah cair, industri, minyak dan oli, curahpadat, sedimentasi dan sanitasi. Sumber pencemaran yangbiasa terdapat di kawasan pelabuhan terbagi menjadi 2 (dua) :

1) Land Based Activities : limbah pemukiman, limbahpertanian dan limbah industri.

2) Sea Based Activities : kegiatan industri perkapalan,pertambangan, minyak lepas pantai dan pelayaran(kapal-kapal).

Pencemaran yang bersumber dari kegiatan perkapalan berasaldari pengoperasian kapal dan kecelakaan kapal.Akibat yangdidapat dari pengoperasian 28 kapal adalah berupa tumpahanpembongkaran muatan, buangan air yang masih bercampurminyak dari sisa air ballast dan sisa air pencucian, sertapencemaran udara dari gas pembuangan yang berada daridalam kapal. Akibat dari kecelakaan kapalyang menyebabkankandasnya kapaldapat menimbulkan terjadinya tumpahanminyak buangan dari kapal yang bisa berjangka panjang dansifatnya permanen.

2. Pencegahan Pencemaran dari Kapal Pedalaman

Pencegahan pencemaran dari kapal pedalaman sebagaimanayang dimaksud dalam Pasal (8) huruf c meliputi pemenuhanterhadap persyaratan:

a. Penampung minyak kotor

1) Setiap kapal pedalaman harus dilengkapi penampungminyak kotor (olly water) berasal dari bocoran minyakMesinpenggerak bantu atau tumpahan lain yangvolumenya ditentukan berdasarkan rumus :

Ukuran volume Bak Penampung = 0,15 x C dalamsatuan m3. Dimana C = pemakaian bahan bakarperhari

27

2) Penampung minyak kotor harus ditempatkansedemikian rupa di kapal agar minyak dengan mudahdapat dipindahkan ke darat.

3) Alat Penampung minyak terdiri dari :

a) Tong penampung yang sekurang-kurangnyamemadai untuk menampung minyak kotor sesuaidengan ukuran kebutuhannya dan peralatanpendukung lainya.

b) Drum penampung yang memadai untukmenampung minyak kotor dan peralatanpendukung lainya.

c) Tangki minyak yang memadai untuk menampungminyak kotor.

4) Tempat penampung sampah (garbage) berupasampah-sampah dalam bentuk sisa barang ataumaterial hasil dari kegiatan di atas kapal atau kegiatannormal lainnya di atas kapal; serta limbah (sewage)berupa kotoran-kotoran dari toilet, WC, urinals,ruangan perawatan, kotoran hewan serta campurandari buangan tersebut terdiri dari:

a) Keranjang sampahb) Tong sampahc) Bak sampahd) Septik Tank

5) Kapal sebagaimana yang dimaksud pada Pasal 22 ayat(1) yang telah diperiksa dan memenuhi peralatan danperlengkapan pencegahan pencemaran sesuai denganketentuan-ketentuan dalam peraturan perundang-undangan berlaku akan diterbitkan Sertifikat NasionalPencegahan Pencemaran oleh Minyak.

6) Sertifikat Nasional Pencegahan Pencemaran olehMinyak sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 22dikeluarkan oleh instansi/lembaga/pejabat yang sahyang dibentuk dan/atau ditunjuk berdasarkanKeputusan Kementerian Perhubungan..

7) Pemeriksaan kelaikan kapal dari aspek pencegahanpencemaran dari kapal sebagaimana adalahberdasarkan Sertifikat Nasional PencegahanPencemaran oleh minyak sebagaimana yang dimaksuddalam ayat (2).

28

3. Peralatan

Peralatan pencegahan pencemaran yang diperlukan kapalpedalaman sungai adalah sebagai berikut:

a. Kapal dengan ukuran isi kotor (GT) kurang dari 7 (< 7)dan/atau kurang dari 20 m3 (< 20 m3), dilengkapi denganperalatan pencegahan pencemaran sebagaimana yangdimaksud dalam Pasal 21 ayat (1), huruf c, angka 1) danPasal 21 ayat (2) huruf a.

b. Kapal dengan ukuran isi kotor (GT) sama dengan ataulebih dari 7 (.7) s/d kurang dari 35 (< 35) dan/atau samadengan atau lebih dari 20 m3 ( 20 m3) s/d kurang dari100 m3 (< 100 m3),.dilengkapi dengan peralatanpencegahan pencemaran sebagaimana yang dimaksuddalam Pasal 21 ayat (1), huruf c, angka 2) dan Pasal 21ayat (2) huruf b.

c. Kapal dengan ukuran isi kotor (GT) sama dengan ataulebih dari 35 ( 35) s/d kurang dari 175 (<175) dan/atausama dengan atau lebih dari 100 m3 ( 100 m3) s/dkurang dari 500 m3 (< 500 m3), dilengkapi denganperalatan pencegahan pencemaran sebagaimana yangdimaksud dalam Pasal 21 ayat (1), huruf c, angka 3) danPasal 21 ayat (2) huruf c, huruf d.

d. Kapal dengan ukuran isi kotor (GT) sama dengan ataulebih dari 175 ( 175) s/d kurang dari 300 (< 300)dan/atau sama dengan atau lebih dari 500 m3 ( 500 m3)s/d kurang dari 1000 m3 (< 1000 m3), dilengkapi denganperalatan pencegahan pencemaran sesuai SertifikatNasional Pencegahan Pencemaran oleh Minyak.

e. Kapal dengan ukuran isi kotor (GT) sama dengan ataulebih dari 300 ( 300) dan/atau sama dengan atau lebihdari 1000 m3 ( 1000 m3), dilengkapi dengan peralatanpencegahan pencemaran sesuai Sertifikat NasionalPencegahan Pencemaran oleh Minyak.

L. Ticketing Dan Penjadwalan Angkutan Sungai Dan Danau

1. Penjadwalan

Untuk memberikan pelayanan angkutan yang teratur perludilakukan penjadwalan pelayanan ASDP. Dengan adanya

29

jadwal akan mempermudah masyarakat maupun penggunajasa layanan ASDP untuk mengatur perjalanan yang akandilakukannya. Penjadwalan pada pelayanan yang memilikifrekuensi sangat sering seperti 10 kali dalam satu jam, atausekali dalam 6 menit, penjadwalan mungkin tidak terlalupenting, tetapi pada pelayanan yang dilakukan sekali satuhari, atau 2 kali dalam satu minggu, penjadwalan menjadisangat penting karena masyarakat maupun pengguna layananASDP perlu mengetahui jadwal pastinya dalam rangkamereka merencanakan perjalanannya.

2. Komponen jadwal

Dalam penyusunan jadwal diperlukan informasi mengenaiwaktu perjalanan, waktu sandar yang diperlukan untukmenghitung waktu putar kapal sebagai masukan utama dalampenyusunan jadwal kapal.

3. Waktu perjalanan

Waktu yang dibutuhkan untuk berlayar anatara pelabuhantergantung kepada jarak antara pelabuhan dan kecepatanrerata perjalanan kapal, yang dihitung dengan menggunakanrumus sebagai berikut:

T=Dimana :

T = waktu perjalanan dari pelabuhan awal sampai pelabuhanakhir, jam

S = Jarak antara pelabuhan awal ke pelabuhan akhir, nauticalmile

v = Kecepatan jelajah kapal, knots

Dalam kenyataannya, kecepatan kapal sangat berfluktuasitergantung dari kondisi alam, cuaca, kecepatan dan arahangin, gelombang, arus, maupun alur navigasi. Dari rumustersebut diatas jelas terlihat bahwa faktor utama waktuperjalanan adalah kecepatan kapal, kecepatan yang biasadigunakan pada perencanaan pelayanan angkutan sungai dandanau berkisar antara 10 sampai 20 knots, sedang ferry cepatbisa beroperasi sampai dengan kecepatan pada kisaran 30sampai 35 knots. Permasalahan utama dalam kecepatanadalah bentuk lunas kapal, lunas yang lancip dengan bentuk

30

lambung V dapat berjalan dengan kecepatan yang lebih tinggidisamping faktor lain yang dipertimbangkan adalah bahwakapal dengan kecepatan tinggi mengkonsumsi bahan bakaryang lebih besar. Bila jarak antara dua pelabuhan adalah 20mile, dan kecepatan jelajah kapal adalah 10 knots, makawaktu perjalanan adalah 2 jam.

4. Waktu sandar

Waktu sandar adalah waktu yang dibutuhkan untuk kapalbersandar dimulai dari saat kapal merapat di dermaga, moringkapal ke dermaga, membuka pintu rampa (untuk kapal Ro-ro),menurunkan dan menaikkan penumpang, barang, ataupunkendaraan dari dan ke kapal. Selanjutnya menutup pinturampa melepas tali temali kapal untuk kemudian berlayarkembali.

Lamanya waktu sandar tergantung kepada ukuran kapal, carapemuatan, ada/tidaknya movebel bridge, kapal kecil cukupmembutuhkan waktu 10 menit, tetapi kapal besar bisa sampai1 jam.

5. Waktu putar

Waktu putar atau disebut juga sebagai Round Trip Time(RTT) adalah waktu yang dibutuhkan oleh kapal untukmembuat satu kali perjalanan pulang pergi termasuk waktuyang dibutuhkan kapal untuk sandar di dermaga.

RTT = (T+W) x 2Dimana:RTT = waktu putarT = Waktu perjalanan satu tripW = waktu sandar

Dengan menggunakan contoh terdahulu untuk T = 2 jam danW selama 1 jam maka akan diperoleh waktu putar selama 1jam, maka waktu putar adalah 6 jam.

6. Waktu Antara

Waktu antara atau dikenal juga sebagai Headway adalahwaktu antara dua sarana angkutan untuk melewati suatutitik/tempat perhentian dalam hal ini pelabuhan atau dermaga.Semakin kecil waktu antara semakin tinggi kapasitas angkut.

31

Waktu antara rata-rata dihitung dengan menggunakan rumussebagai berikut:

7. Pelaksanaan Penjadwalan

Pelaksanaan penjadwalan untuk pelayanan angkutan perludijadwalkan agar diketahui oleh masyarakat pengguna dandapat dijadikan acuan dalam perencanaan perjalan pemakaisistem angkutan sungai danau dan penyeberangan.

8. Penjadwalan trip

Untuk merencanakan jadwal trip antara dua pelabuhan denganmenggunakan contoh diatas dapat mengikuti pola untuk 1, 2,3 atau 4 kapal sebagaimana ditunjukkan pada grafikperjalanan kapal berikut:

Gambar 2.5 Contoh Perencanaan Trip Kapal

Susunan jadwal penyelenggaraan angkutan sungai dan danaudari gambar diatas ditunjukkan dalam daftar berikut ini:

32

Tabel 2.2 Contoh penjadwalan untuk 1 kapal yang melayani angkutanantara pelabuhan A dan Pelabuhan B

Sedang kalau pelayanan dengan 4 kapal jadwal akan menjadiseperti ditunjukkan pada daftar berikut ini:

Tabel 2.3 Contoh penjadwalan untuk 4 kapal yang melayani angkutanantara pelabuhan A dan pelabuhan B

9. Penjadwalan pelayanan beberapa persinggahan

Untuk penjadwalan pelayanan angkutan sungai danau denganbeberapa persinggahan hampir sama dengan penjadwalanpelayanan trip sepasang lintas kecuali adanya tambahanwaktu sandar di pelabuhan/terminal antara.

33

Gambar 2.6 Grafik Perjalanan Kapal

10. Gangguan dalam mengikuti jadwal

Berbagai gangguan/permasalahan operasional yang dapattimbul dalam menyelenggarakan angkutan sungai danauuntuk menepati jadwal diantaranya ditimbulkan oleh:a. Ganguan cuaca, seperti ombak dan badai yang

mempengaruhi keselamatan pelayaran ataupun kesulitankapal untuk merapat didermaga.

b. Kapal mengalami kerusakan sehingga tidak dapatberoperasi, kerusakan bisa terjadi pada saat kapal sedangberlayar, pada saat akan merapat ke dermaga ataupunpada saat di dermaga. Kerusakan ini dapat saja terjadikarena perawatan yang tidak memenuhi persyaratanperawatan ataupun karena kapal sudah tua, semakin tuakapal semakin rentan pelayanan yang bisa diberikan olehkapal tersebut apalagi kalau kapal tersebut tidak dirawatdengan baik.

c. Kapal terdampar atau tersangkut di karang, hal ini bisaterjadi karena beberapa alasan diantaranya arus yang kuat,cuaca buruk, ataupun beberapa peralatan dikapal sepertibow trusther yang tidak berfungsi.

d. Kapal harus keluar dari pelayanan karena akanmenjalankan pemeriksaan dan perawatan rutin,

34

e. Kapal keluar dari pelayanan untuk pengisian bahan bakar,air bersih, atau pergantian awak kapal ataupun istirahat.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut diatas dibutuhkankapal cadangan untuk mengisi kekosongan pada saat kapalyang sedang melayani angkutan tidak dapat beroperasi

11. Publikasi jadwal

Sosialisasi jadwal sangat perlu dilakukan untuk memberikankepastian kepada para pelanggan yang akan merencanakanperjalanan terutama untuk pelayanan yang jarang semisalsekali dalam sehari atau sekali dua hari, tetapi tetap pentinguntuk pelayanan yang kerap semisal sekali dalam 20 menit.

35

BAB IIIMETODE PENELITIAN

A. Pola Pikir Pekerjaan

Dari KAK Butir 1.b dapat dipahami gambaran umum daripermasalahan (isu strategis) yang menjadi background perlunyadilakukannya pekerjaan ini, yaitu:

1. Sehubungan dengan hal tarik menarik kewenangan dan wilayahoperasi antar transportasi laut, pemerintah daerah dan LLASDPDitjen Perhubungan Darat , oleh karena itu diperlukan pedomanyang baku dan tidak saling tumpang tindih kewenangan.

2. Dengan adanya kewenangan dan tanggung jawab yang berbedadalam penyelenggaraan angkutan sungai dan danau tersebut diatas,maka perlu adanya harmonisasi antara Direktorat SDP DitjenPerhubungan Darat dan Ditjen Perhubungan Laut agar keselamatanpada transportasi publik.

3. diperlukan adanya pedoman di bidang transportasi sungai dandanau agar pelayanan terhadap masyarakat lebih terjamin terhadapkeselamatan, keamanan dan kenyamanan.

Selanjutnya, agar hasil kajian tetap kontekstual maka dalam prosespelaksanaan kegiatan harus memperhatikan sejumlah teori danperaturan perundangan yang berlaku terkait dengan transportasi sungaidan danau (acuan normatif/instrumental input), khususnya peraturanperundangan terkait dengan:

1. UU No. 17 Tahun 2007 Tentang Pelayaran2. UU No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah3. PP No. 102 Tahun 2000 Tentang Standardisasi Nasional4. PP No. 22 Tahun 2011 Tentang Angkutan di Perairan5. Kepmenhub No. 73 Tahun 2004 Tentang Penyelenggaraan

Angkutan Sungai6. International Maritime Organization (IMO)

Dalam KAK Butir 2 disampaikan mengenai uraian kegiatan dan batasankegiatan yang diembankan oleh pemberi kerja kepada konsultan.Ketentuan tersebut menjadi batasan lingkup kerja atau proses studi(scope-of-work/processes) yang harus dilakukan konsultan, yangmencakup kegiatan:

1. Inventarisasi kegiatan-kegiatan bidang transportasi sungai dandanau yang terkait dengan instansi lain;

2. Inventarisasi kebijakan pengembangan transportasi sungai dandanau di masing-masing instansi terkait;

3. Inventarisasi dan mengevaluasi pedoman di bidang transportasiangkutan sungai dan danau.

36

4. Menganalisis dan mengevaluasi tingkat kepentingan masing-masinginstansi;

5. Menganalisis permasalahan yang dihadapi dalam penyelenggaraanoperasional transportasi sungai dan danau sebagai akibat kurangnyakoordinasi dan efektifitas pedoman di bidang transportasi sungaidan danau;

6. Melakukan studi literatur / benchmarking penyusunan pedomantransportasi sungai dan danau dari negara lain.

7. Menyusun rancangan naskah akademik konsep pedoman di bidangtransportasi sungai dan danau.

8. Merumuskan rancangan naskah akademik konsep Pedoman dibidang transportasi sungai dan danau, meliputi:a. Pedoman perhitungan jumlah dan kapasitas alat bongkar / muat

barang serta produktifitas bongkar / muat barang di pelabuhansungai dan danau;

b. Pedoman tata cara pengukuran, desain dan pengerjaan kapalkayu sungai dan danau;

c. Pedoman tata cara penetapan jaringan trayek sungai;d. Pedoman pengembangan sumber daya manusia untuk

pengelolaan angkutan sungai dan danau.e. Pedoman pengelolaan limbah/sampah aktifitas angkutan sungai

dan danauf. Pedoman ticketing dan penjadwalan angkutan sungai dan danaug. Pedoman perencanaan dermaga singgah dan tempat tunggu

(terminal) pelabuhan sungai dan danau.

9. Pengumpulan data untuk kegiatan ini dilakukan di Palangkaraya,Pekanbaru, Jambi, dan Jayapura.

Kemudian dalam KAK Butir 4 disampaikan pula indikator keluaran dankeluaran (outputs) yang diharapkan dari pekerjaan ini yaitu:

tersusunnya 4 (empat) laporan studi yaitu laporan pendahuluan,laporan interim, rancangan laporan akhir dan laporan akhir.Laporan akhir terdiri dari laporan studi penyusunan konseppedoman di bidang transportasi sungai dan danau dan 7 (tujuh)konsep pedoman di bidang transportasi sungai dan danau.

Indikasi mengenai kinerja konsultan adalah diperolehnya keluarankegiatan yang dapat ditindaklanjuti oleh pemberi kerja sehinggamenghasilkan sasaran (outcomes) dan manfaat/dampak(benefits/impacts) sesuai dengan maksud dan tujuandilaksanakannya pekerjaan ini.

Berdasarkan pemaparan mengenai isu strategis, lingkungan strategis,instrumental input, dan konteks hasil kegiatan yang disampaikansebelumnya, dapat disusun suatu diagram mengenai pola pikirpekerjaan sebagaimana disampaikan pada Gambar 3.1.

37

Gambar 3.1 Pola pikir pelaksanaan kegiatan

PROSES KEGIATAN(ruang lingkup)

- Inventarisasi (pengumpulan data/penyigian) pembangunan,pengoperasian, perawatan danpengusahaan pelabuhan sungai dandanau

- Inventarisasi (pengumpulan data/penyigian) lalu lintas (kenavigasian)sungai dan danau

- Analisis kegiatan-kegiatan bidangtransportasi sungai dan danau

- Analisis dan Evaluasi tingkatkepentingan masing-masing instansibidang transportasi sungai dan danau

- Perumusan naskah akademis dandraft pedoman di bidang transportasisungai dan danau

HASIL(outcome)

Dapat ditetapkannya pedoman dibidang transportasi sungai dan danausebagai:- Panduan perhitungan jumlah dan

kapasitas alat bongkar / muat barangserta produktifitas bongkar / muatbarang di pelabuhan sungai dandanau;

- Panduan tata cara pengukuran,desain dan pengerjaan kapal kayusungai & danau;

- Panduan tata cara penetapan jaringantrayek sungai;

- Panduan pengembangan sumberdaya manusia untuk pengelolaanangkutan sungai dan danau;

- Panduan pengelolaan limbahsampahaktifitas angkutan sungai dan danau;

- Panduan ticketing dan penjadwalanangkutan sungai dan danau;

- Panduan perencanaan dermagasinggah dan tempat tunggu(terminal) penumpang di pelabuhansungai dan danau

MANFAAT KEGIATAN(tercapainya sasaran/target)

Meningkatnya kinerja dankeselarasan dalam bidangtransportasi sungai dan danau

FAKTOR PENGARUH

- Karakteristik sistem navigasi- Tingkat kepentingan pengelolaan- Lokasi pelabuhan

LATAR BELAKANG MASALAH(issue)

- Tarik menarik kewenangan danwilayah operasi antar transportasilaut, pemerintah daerah danLLASDP Ditjen PerhubunganDarat

- perlu adanya harmonisasi antaraDirektorat SDP DitjenPerhubungan Darat dan DitjenPerhubungan Laut

- Diperlukan adanya pedoman dibidang transportasi sungai dandanau agar pelayanan terhadapmasyarakat lebih terjamin

- Pemerintahan: UU 32/2004, Dsb.- Transportasi ASD: UU 17/2008, PP 61/2009,

PP 5/2010, PP 22/2011, Keppres 4/1985, KM42/2008, KM 35/2007

- Peraturan Internasional: International MaritimeOrganization (IMO), Dsb.

KELUARAN(output)

- Kualitatif:o Hasil pengumpulan

data/ penyigiano Naskah akademiso Draft pedoman

- Kuantitatif:o Laporan hasil studio Dokumen konsep

pedomano Rapat pembahasan

ACUAN/PERUNDANGAN(Instrumental Input)

38

B. Alur Pikir Pelaksanaan Studi dan Metode Pelaksanaan

Alur pikir penyusunan standarisasi mengikuti Gambar 3.2. Alur pikirpelaksanaan studi disajikan dalam Gambar 3.3 yang secara umummeliputi tahap kajian literatur, identifikasi lapangan, analisispenyusunan standarisasi dan penyusunan rekomendasi kebijakan berupanaskah akademik.

Gambar 3.2. Alur Pikir Penyusunan Naskah Pedoman

Kegiatan studi penyusunan konsep pedoman di bidang transportasisungai dan danau dilaksanakan melalui survei di lapangan dalampengumpulan data primer dan sekunder sesuai dengan lokasi survei dandiskusi interaktif dengan pakar di bidang transportasi sungai dan danaubaik di pusat maupun di daerah. Diharapakan dengan survei langsung dilapangan, maka akan mendapatkan data primer yang sebenarnya.Ditambah lagi dengan adanya diskusi dengan pakar, sehingga data yangdihasilkan diharapkan memenuhi target.

Mengkaji

peraturan

perundangan

terkait angkutan

sungai & danau di

Indonesia

Mengumpulkan

data fisik lapangan

sarana/prasarana

sungai & danau di

lokasi survei

Me-review kegiatanoperasi

sarana/prasaranasungai & danau dibeberapa negara

dalam rangkabenchmarking

Mengumpulkandata SDM, kegiatan

operasisarana/prasarana

sungai & danau daripara stakeholder

Inventarisasi

definisi standar

dan kelaikan

sarana/prasarana

sungai & danau di

Indonesia

Menganalisis

kelaikan teknis

sarana/prasarana

sungai & danau di

lokasi survei

Menginventarisasibest practice

kegiatan operasisarana/prasarana

sungai & danau dibeberapa negara

Mengidentifikasi

pola kegiatan

operasi

sarana/prasarana

sungai & danau

Identifikasi elemen-elemen standar

teknissarana/prasarana dankegiatan operasionalsungai & danau di

Indonesia

Menyusun naskahakademik standar teknis

di bidang angkutan sungai& danau

39

Gambar 3.3 Bagan Alir Pekerjaan

40

C. Lokasi dan Waktu

Penyusunan konsep pedoman di bidang transportasi sungai dan danaudipandang perlu dilaksanakan untuk mewujudkan transportasi sungaidan danau yang selamat, aman, cepat, lancar, tertib dan teratur, nyamandan efisien. Studi penyusunan konsep pedoman di bidang transportasisungai dan danau dilaksanakan di Jakarta. Namun untuk surveilapangan, disesuaikan dengan lapangan yang telah disepakatisebelumnya. Lokasi survei kegiatan ini dilakukan di Palangkaraya,Pekanbaru, Jambi, dan Jayapura.

Jangka waktu pelaksanana pekerjaan Studi penyusunan konseppedoman di bidang transportasi sungai dan danau adalah selama 8(delapan) bulan.

D. Pendekatan Pelaksanaan Pekerjaan

1. Pendefinisian Kata Kunci

Sesuai judul dari pekerjaan ini, maka pada dasarnya terdapatbeberapa kata kunci yang harus dipahami dalam konteks pekerjaanini, yaitu:

a. Pedoman adalah acuan yang bersifat umum yang harusdijabarkan lebih lanjut dan dapat disesuaikan dengankarakteristik dan kemampuan daerah setempat (PP 25/2000)

b. Angkutan Sungai dan Danau adalah kegiatan angkutan denganmenggunakan kapal yang dilakukan di sungai, danau, waduk,rawa, banjir kanal, dan terusan untuk mengangkut penumpangdan/atau barang yang diselenggarakan oleh perusahaanangkutan sungai dan danau (pasal 1 (14 PP 61/2009 tentangKepelabuhanan)

Artinya, yang dibuat dalam kegiatan ini adalah suatu pedomanterkait dengan kegiatan kepelabuhanan dan lalu lintas di sungai dandanau, di mana substansinya berkenaan dengan metoda-metoda(prosedur dan tata kerja) dalam mengelola pelabuhan dan arus lalulintas kapal di suatu alur pelayaran sungai dan danau.

2. Konteks Kegiatan di Bidang Transportasi Sungai dan Danau

Suatu pedoman yang baik sebaiknya berisi acuan yang jelas bagisetiap pihak terkait untuk melaksanakan perannya di dalam suatukegiatan sehingga menghasilkan kinerja kegiatan yang optimal(efektif dan efisien). Dalam hal ini kegiatan yang dipedomaniadalah kegiatan-kegiatan transportasi di suatu alur pelayaran sungaidan danau. Adapun pihak yang terlibat di dalam kegiatan yangdipedomani ini terdiri dari operator dan regulator terkait sertapengambil kebijakan (Pemerintah Daerah).

41

Adapun pihak-pihak yang terlibat di dalam setiap kegiatanpenyelenggaraan lalu lintas sungai dan danau adalah:

a. Operator kapal:1) awak kapal sungai dan danau (nahkoda dan ABK);2) pemilik kapal/pengusaha angkutan sungai dan danau;

b. Kepelabuhanan:1) Penyelenggara kegiatan pemerintahan: Unit Penyelenggara

Pelabuhan Sungai dan Danau, Syahbandar (atau dalam halini disebut sebagai inspektur sungai dan danau);

2) Penyelengara kegiatan pengusahaan: Unit PenyelenggaraPelabuhan/Badan Usaha Pelabuhan;

3) Penyelenggara Bongkar / muat Barang dari dan ke Kapal:Perusahaan Jasa Bongkar Muat, Koperasi Tenaga KerjaBongkar Muat (TKBM);

c. Lain-lain:1) Pemilik/operator bangunan dan instalasi di perairan;2) Perusahaan/Kelompok kerja Pembangunan Kapal;

Dengan memperhatikan kegiatan dan pihak-pihak terlibat dalampenyelenggaraan lalu lintas sungai dan danau tersebut di atas, makadapat dibuat lingkup suatu konsep pedoman di bidang transportasisungai dan danau yang akan disusun seperti yang disampaikan padaGambar 3.4.

Dalam pedoman di bidang transportasi sungai dan danau ini, selaindimuat mengenai ketentuan teknis dari setiap item kegiatan, jugadimuat pengaturan mengenai siapa melakukan apa, kapan, di mana,bilamana, dan bagaimana? Dengan demikian, keberadaan pedomanini akan dapat memberikan panduan kepada semua pihak terkaitsehingga dapat menjalankan tugas/kepentingan/kewenangannyamasing-masing secara baik dan benar dalam rangka mencapaitujuan demi kelancaran dan keselamatan transportasi sungai dandanau.

42

Gambar 3.4 Kerangka konsep pedoman di bidang transportasi sungai dandanau

E. Prosedur Pelaksanaan Analisis

1. Metoda Penyelesaian Ruang Lingkup Pekerjaan

Sesuai KAK Butir 2.2 terdapat 8 batasan/lingkup kegiatan yangdiembankan kepada konsultan untuk dilaksanakan yang secaraumum dapat dikelompokkan sebagai: (1) Pengumpulan data untukkegiatan ini dilakukan di Palangkaraya, Pekanbaru, Jambi,Jayapura. (2) Inventarisasi kegiatan-kegiatan bidang transportasisungai dan danau yang terkait dengan instansi lain, (3) Inventarisasikebijakan pengembangan transportasi sungai dan danau di masing-masing instansi terkait, (4) Inventarisasi dan mengevaluasipedoman di bidang transportasi angkutan sungai dan danau, (5)Menganalisis dan mengevaluasi tingkat kepentingan masing-masing instansi, (6) Menganalisis permasalahan yang dihadapidalam penyelenggaraan operasional transportasi sungai dan danausebagai akibat kurangnya koordinasi dan efektifitas pedoman dibidang transportasi sungai dan danau, (7) Menyusun rancangannaskah akademik konsep pedoman di bidang transportasi sungai

Pene

tapa

n al

ur d

anpe

rlin

tasa

n

Peny

elen

ggar

aan

fasi

litas

alur

pel

ayar

an

Ban

guna

n at

au in

stal

asi d

ipe

rair

an

Pene

ntua

n lo

kasi

pel

abuh

an

Fasi

litas

pel

abuh

an

Ope

rasi

onal

, SD

M,

peng

usah

aan

dan

pera

wat

anpe

labu

han

PIH

AK

TE

RK

AIT

/ST

AK

EH

OR

DE

RS Awak kapal sungai dan danau

Pemilik kapal/pengusaha angkutan

Unit penyelenggara/badan usahapelabuhan sungai dan danau

Inspektur sungai dan danau

Penyelenggara alur pelayaran

Pengusaha Pembangunana Kapal TU

GA

S/K

EW

EN

AN

GA

N D

AN

KE

PE

NT

ING

AN

TUJUAN,

KRITERIA/PERSYARATAN

- Struktur organisasi- Pembagian tugas dan

kewenangan- Standard Operational

Procedure/tata kerja

43

dan danau, dan (8) Merumuskan rancangan naskah akadernikKonsep Pedoman di bidang transportasi sungai dan danau. PadaTabel 3.1 disampaikan metoda penyelesaian lingkup pekerjaantersebut yang diusulkan oleh konsultan. Metoda penyelesaian inimencakup apa saja input/masukan yang dibutuhkan untuk setiaptahap kegiatan, metoda yang digunakan untuk menyelesaikan setiapitem lingkup kegiatan, dan terakhir adalah hasil yang diharapkandari setiap lingkup kegiatan tersebut.

44

Tabel 3.1 Ruang lingkup kegiatan dan metoda penyelesaian yang diusulkan

NoRuang lingkup

kegiatanMetoda penyelesaian

Masukan Proses Hasil1 Pengumpulan data

untuk kegiatan inidilakukan diPalangkaraya,Pekanbaru, Jayapura,dan Jambi

- Data karakteristik wilayah- Data sarana- Data prasarana- Data operasional- Data Pengusahaan pelabuhan- Data Produksi Bongkar Muat di

Pelabuhan- Data lalulintas- Data pengelolaan limbah

sampah aktifitas angkutansungai dan danau

- Data ticketing dan penjadwalanangkutan sungai dan danau

- Data perencanaan dermagasinggah dan tempat tunggu(terminal) penumpang dipelabuhan sungai dan danau

- Data/Metode Pembangunankapal

(dari survei primer maupunsekunder)

- Analisis kondisieksisting

- Jenis alat, volume, metode kerja, sistem pencatatanbongkar muat angkutan sungai dan danau

- Tata cara pelaksanaan pembangunan dan cara pengerjaankapal sungai dan danau

- tipe, volume, pola, kriteria lalu lintas kapal di sungai dandanau

- Tata cara penetapan jaringan trayek sungai- Tata cara pengelolaan limbah sampah sungai dan danau- Tata cara perencanaan dermaga singgah dan tempat

tunggu (terminal) penumpang di pelabuhan sungai dandanau

- Tata cara penetapan ticket dan penjadwalan angkutansungai dan danau

- Perhitungan tarif angkutan sungai dan danau- Karakter pelabuhan, alur, fasilitas, SDM

2 Inventarisasi kegiatan-kegiatan bidangtransportasi sungaidan danau

- Data instansional- Survei wawancara- Survei pengamatan

Analisis sistemmanajemen danpengelolaan

- Deskripsi kegiatan lalulintas; perizinan, operasionalperlabuhan, pembangunan kapal, penanganan kondisinormal/padat/darurat, dsb.

45

NoRuang lingkup

kegiatanMetoda penyelesaian

Masukan Proses Hasil3 Inventarisasi

kebijakanpengembangantransportasi sungaidan danau

- Hasil No.1- Inventarisasi data sekunder

Problem mapping - Pemenuhan kriteria/standar teknis sarana (SDM, kapal,pelabuhan, alur,, fasilitas, telekomunikasi, dsb)

- Pelaksanaan prosedur perencanaan,pembangunan,pengoperasian, dan pengawasan

- Indikator kinerja lalu lintas, kepelabuhanan danpenggalangan kapal (kelancaran, keselamatan,lingkungan, dsb)

4 Inventarisasi danmengevaluasipedoman di bidangtransportasi angkutansungai dan danau

Hasil No. 1 dan Inventarisasi datasekunder

Evaluasi pedoman - Deskripsi kegiatan bongkar muat di pelabuhan- Deskripsi pembangunan kapal- Deskripsi jaringan trayek sungai- Deskripsi penetapan ticket dan penjadwalan angkutan

sungai dan danau (perambuan) sungai dan danau- Deskripsi perencanaan dermaga singgah dan tempat

tunggu (terminal) penumpang di pelabuhan sungai dandanau

- Deskripsi pengelolaan limbah sampah sungai dan danau- Deskripsi pengusahaan angkutan sungai dan danau

5 Menganalisis danmengevaluasi tingkatkepentingan masing-masing instansi

Hasil No.1Hasil No. 3Hasil No.4

Evaluasikewenangan

- Deskripsi kewenangan dari masing-masing isntansi yangterkait dengan transportasi sungai dan danau

6 Menganalisispermasalahan yangdihadapi dalampenyelenggaraanoperasional

Hasil No.1Hasil No.2,3,4Hasil No.5

Evaluasioverlappingkegiatan/kewenangan

- Pembagian kewenangan dari instansi-instansi terkait

46

NoRuang lingkup

kegiatanMetoda penyelesaian

Masukan Proses Hasiltransportasi sungaidan danau sebagaiakibat kurangnyakoordinasi danefektifitas pedoman dibidang transportasisungai dan danau

7 penyusunan naskahakademis danpedoman

Hasil No. 1, 2, 3, 4, 5, 6 Perumusan - Naskah akademis pedoman- Draft pedoman

47

2. Tahapan pelaksanaan analisis (framework of analysis)

Berdasarkan hasil pemetaan terhadap lingkup kegiatan serta metodapenyelesaian yang diusulkan pada Tabel 3.1 di atas, maka dapatdisusun suatu bagan alir kerangka kerja (framework) pelaksanaananalisis yang akan dilakukan seperti yang disampaikan padaGambar 3.5.

Gambar 3.5 Tahapan pelaksanaan analisis (framework of analysis)

SURVEI/PENYIGIAN

DataKepelabuhanan SD

Kondisi eksisting Fasilitas

(sarana/prasarana)

Volumebongkar/muat

Operasionalkepelabuhanan

Sistempelaksanaanbongkar/ muat dipelabuhan,dsb

Data PengusahaanAngkutan SD

Data Volume Lalulintas angkutanSD

Data Trayek danJumlah kapal SD

Cara penetapanjaringan trayekSD

Ticketing danpenjadwalanangkutan sungaidan danau, dsb.

Data kapal SD &Lingkungan

Pelaksanaanpembangunan danpengerjaan kapalSD

Pengelolaanlimbah sampahaktifitas angkutansungai dan danau

Data Pedoman/Peraturan Terkait

OperasionalBongkar/ Muat

PembangunanKapal

Penetapanjaringan trayek

Penarifan Kapal Penjadwalan

trayek Dsb.

ANALISIS METODE

KERJA

ANALISIS

KEWENANGAN

Data Kegiatan &Kebijakan SD

OperasionalBongkar/ Muat

PembangunanKapal

Penetapanjaringan trayek

Penarifan Kapal Dsb.

ANALISIS

PENGELOLAAN

GAP ANALYSIS

Analisis kegiatan di bidang transportasisungai dan danau

Pemenuhan kriteria/ standar teknis Pelaksanaan prosedur pengoperasian,

dan pengusahaan pelabuhan Pengusahaan angkutan SD Pelaksanaan penggalangan kapal

PERUMUSAN

Draft produk legal

Naskah akademis Konsep pedoman

48

F. Metoda Pengumpulan Data

Untuk menyelesaikan seluruh kegiatan pada studi ini sesuai denganframework of analysis yang telah disusun pada Gambar 3.5 dibutuhkandata-data penunjang. Data-data ini dikumpulkan dengan berbagaimetoda pengumpulan data. Namun untuk lebih mengefektifkan waktudan biaya perlu diidentifikasi terlebih dahulu kebutuhan data yangdisesuaikan dengan analisis yang dilakukan. Dari listing kebutuhan datadapat diidentifikasi metoda pengumpulan data yang dapat dilakukanuntuk memenuhi kebutuhan data tersebut.

1. Data-Data yang Dibutuhkan

Jenis data dan sumber potensial untuk setiap data yang dibutuhkanuntuk kegiatan ini disampaikan pada Tabel 3.2. Data yangdibutuhkan dikelompokkan sesuai dengan karakteristiknya sepertidata dokumen perencanaan, peraturan terkait, data dan informasilapangan, literatur/studi terdahulu

Tabel 3.2 Jenis data yang dibutuhkan dan potensi sumbernya

No Kelompok Data Jenis Data Sumber Potensial1. Data

Kepelabuhanansungai dan danau

- Data pelabuhan eksisting;- Data fasilitas pelabuhan;- Data volume bongkar/muat barang,- Data peralatan yang digunakan untuk B/M- Metode bongkar/muat barang- Jenis Barang yang diangkut kapal SD- dsb.

- Dept/dinasPerhubungan

-Perusahaan/

Koperasi JasaBongkar / Muat

- Penyelenggarapelabuhan

- Survei wawancara- Survei lapangan

2. Data Kapal sungaidan danau &lingkungan

- Jaringan trayek angkutan SD- Volume lalulintas kapal SD- Kinerja pelayanan, dsb.- Pencemaran limbah di sungai

- Dept/dinasPerhubungan

- Operator angkutanSyahbandar

- Survei lapangan- Dept/dinas

Lingkungan

3. Data pengusahaanangkutan sungaidan danau

- Jaringan trayek angkutan SD & carapenetapannya

- Jumlah dan kualifikasi kapal- Sistem/tata kerja/SOP- Data tarif kapal, dsb.- Ticketing dan penjadwalan angkutan sungai dan

danau

- Dept/dinasPerhubungan

- Penyelenggaraangkutan SD

- Operator angkutan- Survei wawancara- Survei lapangan

4. Data terkait danpenggalangan/Pembangunan

- Jenis & Jumlah kapal- Bengkel kapal- Tempat pembuatan kapal

- Dept/dinasPerhubungan

- Penyelenggara

49

No Kelompok Data Jenis Data Sumber Potensialkapal sungai dandanau

- Metode pembuatan kapal- Bahan pembuatan kapal- Suplay bahan dan komponen kapal- Tempat pengujian kelayakan kapal (asli & model)

angkutan SD- Operator angkutan-

Perusahaan/Koperasi/PengusahaPenggalangan kapal

- Survei wawancara- Survei lapangan

Selain data-data diatas yang terkait dengan transportasi di sungaidan danau juga diperlukan beberapa data pendukung (datasekunder) sebagai referensi seperti berikut:

a. Data regulasi yang ada (UU, PP dan Kepmen),b. Standar-standar internasional yang terkait.

Survei lapangan dilakukan pada lokasi yang telah ditentukandengan metodologi survei adalah pengamatan lapangan danwawancara mendalam dengan pihak-pihak yang berkompetendalam penyelenggaraan Angkutan Sungai dan Danau di lapangan.

2. Metoda Survei Yang Digunakan

Untuk mempermudah proses mendapatkan data yang dibutuhkan diatas, maka perlu disusun suatu metoda pengumpulan data yangkomprehensif dan terstruktur sehingga dapat memanfaatkan waktuyang disediakan sesuai arahan dalam KAK. Untuk itu dalamkegiatan ini digunakan sejumlah metoda survei sebagai berikut:

a. Survei data sekunder (instansional) dilakukan untukmengumpulkan literatur serta data sekunder di instansi terkaitbaik di pusat maupun di daerah. Data-data sekunder inimeliputi:1) Instansi Departemen Perhubungan untuk memperoleh data

mengenai peraturan terkait, serta data-data mengenaisarana, prasarana, dan operasional, perawatan,pengusahaan, lalulintas dan pembangunan kapal angkutansungai dan danau yang ada di Pusat;

2) Instansi Dinas Perhubungan untuk mendapatkan datamengenai sarana, prasarana, dan operasional, perawatan,pengusahaan, lalulintas dan pembangunan kapal angkutansungai dan danau yang ada di Daerah;

3) Operator angkutan untuk mendapatkan data perusahaandan operasional kapal sungai dan danau;

4) Instansi Penggalangan kapal untuk mendapatkan datamengenai pembuatan kapal angkutan sungai dan danau;

b. Survei primer (lapangan) yang meliputi:

50

1) Survei pengamatan lapangan pada lokasi pelaksanaankegiatan untuk mendapatkan informasi mengenai kondisidan operasional dari sarana, prasarana, lalu lintas danpembangunan kapal sungai dan danau;

2) Pengambilan gambar sebagai dokumentasi kegiatan dansebagai bahan dalam penyusunan animasi.

c. Survei wawancara/kuisioner stakeholders yang meliputi:1) Survei wawancara kepada aparatur di Daerah untuk

mengetahui kegiatan dan permasalahan operasional,lalulintas dan perawatan pelabuhan dan angkutan sungaidan danau;

2) Survei wawancara kepada wakil masyarakat (LSM,akademisi, anggota parlemen) untuk mengetahui harapanpublik mengenai tingkat pelayanan lalu lintas sungai dandanau;

3) Survei wawancara kepada operator angkutan untukmengetahui permasalahan penyediaan dan operasionalkapal sungai dan danau.

Contoh form survei (kuisoner) dilampirkan pada lampiran 1.

G. Tata Cara Penyusunan Pedoman

1. Perumusan Pedoman

Prinsip dasar yang harus diterapkan dalam proses perumusanpedoman:

a. transparansi dan keterbukaanTerbuka bagi semua pihak yang berkepentingan untukmengetahui program pengembangan pedoman sertamemberikan kesempatan yang sama bagi yang berminat untukberpartisipasi melalui kelembagaan yang berkaitan denganpengembangan pedoman.

b. konsensus dan tidak memihakMemberikan kesempatan bagi pihak-pihak yang memilikikepentingan berbeda untuk mengutarakan pandangannya sertamengakomodasikan pencapaian kesepakatan oleh pihak-pihaktersebut secara konsensus (mufakat atau suara mayoritas) dantidak memihak kepada pihak tertentu.

c. efektif dan relevanHarus mengupayakan agar hasilnya dapat diterapkan secaraefektif sesuai dengan konteks keperluannya.

d. koherenSejauh mungkin mengacu kepada satu standar internasionalyang relevan dan menghindarkan duplikasi dengan kegiatanperumusan standar internasional agar hasilnya harmonisdengan perkembangan internasional.

e. dimensi pengembangan

51

Mempertimbangkan kepentingan usaha kecil/menengah dandaerah dengan memberikan peluang untuk dapat berpartisipasidalam proses perumusan pedoman.

Perumusan pedoman harus memperhatikan sejumlah ketentuansebagai berikut.

a. Tidak dimaksudkan atau berpotensi menimbulkan hambatanperdagangan yang berlebihan atau yang tidak diperlukan.

b. Sedapat mungkin harmonis dengan standar internasional yangtelah ada (mengadopsisatu standar internasional yang relevan)sejauh ketentuan tersebut memenuhi kebutuhan dan obyektifyang ingin dicapai serta sesuai dengan faktor-faktor kondisiklimatik, lingkungan, geologi dan geografis, kemampuanteknologi serta kondisi nasional yang spesifik lainnya.

c. Apabila tidak mengacu pada satu standar internasional yangrelevan (ada beberapa standar yang digunakan) maka harusdilakukan validasi terhadap hasil rumusan tersebut.

d. Ketentuan sejauh mungkin menyangkut pengaturan kinerjadan menghindarkan ketentuan yang menyangkut pengaturancara pencapaian kinerja (bersifat preskriptif).

2. Ketentuan Teknis Dalam Perumusan Pedoman

Perumusan pedoman perlu memperhatikan sejumlah aspek dibawah ini.

a. Satuan ukuran yang dipergunakan adalah Satuan SistemInternasional sesuai SNI 19-2746, Satuan sistem internasional.

b. Ketentuan tentang pelaksanaan penilaian kesesuaian terhadappersyaratan, pedoman, karakteristik, dan ketentuan teknis lainsebaiknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut:1) cara pengambilan contoh termasuk pemilihan contoh dan

metode pengambilannya;2) batas dan toleransi untuk parameter pengukuran;3) urutan pengujian apabila mempengaruhi hasil pengujian;4) jumlah spesimen yang perlu diuji;5) metode dan jenis pengujian parameter yang tepat, benar,

konsisten dan tervalidasi;6) spesifikasi yang jelas dari peralatan pengujian yang tidak

dapat diperoleh secara komersial (customized product).c. Metode pengujian sejauh mungkin mengacu metode pengujian

yang baku, baik yang telah ditetapkan dalam SNI, standarinternasional, atau standar lain yang telah umumdipergunakan. Apabila metode uji yang dipergunakan bukanmetode uji baku, metode tersebut harus divalidasi olehlaboratorium yang kompeten.

52

3. Adopsi Standar Internasional dan Publikasi Internasional

Standar ISO/IEC secara luas diadopsi oleh banyak negara danditerapkan oleh pabrikan, organisasi perdagangan, pembeli,konsumen, laboratorium pengujian, regulator dan pihak lain yangberkepentingan. Oleh karena standar secara umum mencerminkanpengalaman terbaik dari industri, para peneliti, konsumen, danregulator secara menyeluruh, dan mencakup kebutuhan berbagainegara, maka standar merupakan salah satu unsur penting dalampenghapusan hambatan teknis dalam perdagangan. Hal inidinyatakan secara eksplisit dalam Perjanjian TBT-WTO (WTO-TBTAgreement).

a. Metode Adopsi1) Beberapa metode adopsi Standar ISO/IEC mempunyai

tingkat kesetaraan identik atau modifikasi2) Setiap pedoman yang mengadopsi standar ISO/IEC

dengan metode apapun harus menjamin bahwa identitasstandar ISO/IEC dinyatakan dengan jelas. Untukpengadopsian dengan cara publikasi ulang (republication),identifikasi standar ISO/IEC sebaiknya mencakup nomor,judul, tanggal atau tahun publikasi dan tingkatkesetaraannya pada suatu tempat yang terlihat denganmudah seperti pada halaman sampul.

3) Jika pedoman mengadopsi standar ISO/IEC, seluruhamandemen yang ada dan ralat teknis dari standarISO/IEC harus tercakup dalam pedoman tersebut.Amandemen dan ralat teknis yang dipublikasikan setelahpengadopsian standar ISO/IEC harus diadopsi sesegeramungkin.

4) Dengan berkembangnya standar dalam bentuk elektronik,mungkin diperlukan metoda adopsi baru ataupenggabungan beberapa metoda yang ditetapkan olehBSN yang tidak tercakup dalam pedoman ini. Walaupundemikian, rekomendasi mengenai pilihan dan tingkatkesetaran hubungan tetap berlaku.

H. Metoda Perumusan Naskah Akademis dan Draft Pedoman

1. Metoda Perumusan Naskah Akademis

Perumusan naskah akademis akan mengikuti prosedur yang adadalam Perpres Nomor 68 Tahun 2005 dan Keputusan Kepala BadanPembinaan Hukum Nasional Nomor G-159.PR.09.10 Tahun 1994tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Naskah Akademik PeraturanPerundang-undangan.

Adapun hasilnya akan berupa suatu dokumen naskah akademisyang berisi beberapa substansi seperti yang disampaikan pada

53

Tabel 3.3. Dengan isi dan muatan dari naskah akademis tersebutdiharapkan pengaturan yang disusun dapat dipertanggungjawabkansecara legal dan akademis serta implementable.

Tabel 3.3 Ilustrasi isi dari dokumen naskah akademisBab Daftar Isi Muatan pokok

A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang2. Tujuan dan Kegunaan yang ingin

dicapai3. Metode Pendekatan4. Materi Muatan5. Inventarisasi Peraturan Perundang-

undangan

Apa yang menjadi landasandari pengaturan yang disusun,baik secara akademis,sosiologis, maupun legal

B. RUANG LINGKUPNASKAHAKADEMIK

1. Umuma. Pengertian-pengertianb. Asas-asas

2. Materi3. Sanksi4. Peralihan5. Penutup

Apa saja pokok-pokokpengaturan yang harus dimuatdalam peraturan sebagaipedoman bagi pihak terkaituntuk menjalankan perannyamasing-masing

C. KESIMPULANDAN SARAN

1. Perlunya pengaturan2. Jenis/bentuk pengaturan3. Pokok-pokok materi yang perlu diatur

Apa saja hal-hal utama yangharus diperhatikan dariproduk pengaturan yangdisusun

D. LAMPIRAN 1. Daftar kepustakaan2. Inventarisasi Peraturan Perundang-

undangan3. Hasil kajian atau penelitian atau

makalah-makalah yang membahasmateri hukum yang bersangkutan.

Data-data dan informasi yangdiperlukan sebagaipendukung dari pengaturanyang disusun

2. Metoda Perumusan Draft Pedoman

Penulisan draft pedoman dalam bentuk Rapermen/Raperdirjen akanmeningkuti peraturan yang berlaku di lingkungan DepartemenPerhubungan dimana substansinya akan terdiri dari:

a. Dasar hukum penetapan peraturan: terkait dengan sejumlahperaturan perundangan yang dirujuk dalam peraturan;

b. Definisi-definisi: beberapa definisi penting yang harusdiperhatikan dalam peraturan yang dijadikan sebagai acuanpengertian dalam ketentuan selanjutnya;

c. Ketentuan pokok: berisi mengenai pokok-pokok pengaturanyang dimuat dalam peraturan;

d. Ketentuan peralihan: berisi mengenai konsekuensi legal daripengaturan ini terhadap kondisi eksisting maupun pengaturanyang telah ada;

e. Ketentuan penutup: berisi mengenai pemberlakukan dariperaturan ini.

54

Karena substansi yang ditulis dalam Rapermen ini sangat banyak,sehingga tidak memungkinkan jika semuanya dituangkan dalampasal-pasal, sehingga akan lebih baik dibentuk dalam pedomansebagai lampiran yang tak terpisahkan dari batang tubuh rapermenyang disusun.

Penyusunan pedoman ini, khususnya mengenai metoda-metoda danprosedur manajemen lalulintas sungai dan danau akan mengikutitatacara penyusunan Pedoman yang ditetapkan oleh BSN.

Rencana Draft Pedoman di bidang transportasi sungai dan danaudilampirkan pada Lampiran.

55

BAB IVHASIL SURVEI LOKASI STUDI

Pada bab ini disampaikan kondisi di transportasi sungai dan danau di lokasistudi yang telah disepakati, diantaranya: Pekanbaru, Jambi, Palangka Raya,dan Jayapura. Selain itu juga dilengkapi hasil benchmarking angkutansungai dan danau di Bangkok, Thailand.Detail dari hasil survey dangambaran lokasi studi dijelaskan sebagai berikut.

A. Pekanbaru

1. Gambaran Umum Wilayah

Kota Pekanbaru merupakan ibukota Provinsi Riau. Kota Pekanbarudengan luas wilayah 632,26 km2 berbatasan dengan KabupatenPelalawan dan Kampar di sebelah utara, Kabupaten Pelalawan danSiak di sebelah timur, Kabupaten Kampar di sebelah barat danselatan. Kota Pekanbaru terletak antara 101014' - 101013' BujurTimur dan 0°25' - 0°45' Lintang Utara. Dengan ketinggian daripermukaan laut berkisar antara 5 - 50 meter. Permukaan wilayahbagian utara landai dan bergelombang dengan ketinggian berkisarantara 5 – 11 meter.

Gambar 4.1 Kawasan Provinsi Riau dan Kota Pekanbaru

Kota Pekanbaru dibelah oleh Sungai Siak yang mengalir dari baratke timur. Memiliki beberapa anak sungai antara lain : SungaiUmban Sari, Air Hitam, Siban, Setukul, Pengambang, Ukui, Sago,Senapelan, Limau, Tampan dan Sungai Sail. Sungai Siak juga

56

merupakan jalur perhubungan lalu lintas perekonomian rakyatpedalaman ke kota serta dari daerah lainnya.

Kota Pekanbaru pada umumnya beriklim tropis dengan suhu udaramaksimum berkisar antara 34,1 °C - 35,6 ºC dan suhu minimumantara 20,2 °C - 23,0 °C. Curah hujan antara 38,6 - 435,0 mm/tahundengan keadaan musim berkisar :

Musim hujan jatuh pada bulan Januari s/d April danSeptember s/d Desember.

Musim Kemarau jatuh pada bulan Mei s/d AgustusKelembapan maksimum antara 96 % - 100 %, kelembapanminimum antara 46 % - 62 %.

Lokasi studi di Pekanbaru yang dimaksud dalam studi ini adalahTransportasi Sungai dan Danau di Provinsi Riau. Secaraadministrasi Provinsi Riau terletak 1⁰ LU – 2⁰ LS dan 100⁰ BT –105⁰ BT. Provinsi Riau memiliki luas wilayah 94.561 km2 yangberbatasan dengan Selat Malaka di sebelah utara, Laut Cina Selatandi sebelah timur, Provinsi Sumatera Utara dan Provinsi SumateraBarat di sebelah barat, serta Provinsi Jambi di sebelah selatan.

2. Data Tata Ruang

Pekanbaru sendiri merupakan ibu kota dan kota terbesar di provinsiRiau, Indonesia. Kota ini merupakan kota perdagangan dan jasa,termasuk sebagai kota dengan tingkat pertumbuhan, migrasi danurbanisasi yang tinggi.

Pekanbaru dapat dijangkau melalui Bandar Udara Sultan SyarifKasim II, terminal antar kota dan antar provinsi Bandar RayaPayung Sekaki, serta dua pelabuhan di Sungai Siak, yaitu PelitaPantai dan Sungai Duku.

Secara geografis kota Pekanbaru memiliki posisi strategis beradapada jalur Lintas Timur Sumatera, terhubung dengan beberapa kotaseperti Medan, Padang dan Jambi, dengan wilayah administratif,diapit oleh Kabupaten Siak pada bagian utara dan timur, sementarabagian barat dan selatan oleh Kabupaten Kampar. Kota ini dibelaholeh Sungai Siak yang mengalir dari barat ke timur dan berada padaketinggian berkisar antara 5 - 50 meter di atas permukaan laut. Kotaini termasuk beriklim tropis dengan suhu udara maksimum berkisarantara 34.1 °C hingga 35.6 °C, dan suhu minimum antara 20.2 °Chingga 23.0 °C.

Topografi di Kota Pekanbaru berdasarkan kelas kelerengan dapatdigolongkan menjadi empat bagian yaitu:

0 % - 2 % : merupakan wilayah yang datar 2 % - 15 % : landai sampai berombak

57

15 % - 40 % : berombak sampai bergelombang di atas 40 % : bergelombang sampai berbukit.

Secara umum kondisi wilayah Kota Pekanbaru merupakan dataranrendah dengan kemiringan lereng 0 % - 2 %. Beberapa wilayah dibagian Utara dan Timur memiliki morfologi bergelombang dengankemiringan di atas 40 %. Ditinjau dari kondisi topografi wilayahperencanaan Kota Pekanbaru, kelerengan 0-20 % sampai dengan 2-15 % mencakup luasan yang cukup besar yaitu 566,56 ha atau89,61 % dari luas wilayah secara keseluruhan. Dengan kondisilahan datar yang cukup luas ini menunjukkan secara fisik, KotaPekanbaru mampu menampung berbagai pembangunan kota.

Sebelum tahun 1960 Pekanbaru hanyalah kota dengan luas 16 km²yang kemudian bertambah menjadi 62.96 km² dengan 2 kecamatanyaitu kecamatan Senapelan dan kecamatan Limapuluh. Selanjutnyapada tahun 1965 menjadi 6 kecamatan, dan tahun 1987 menjadi 8kecamatan dengan luas wilayah 446,50 km². Kemudian pada tahun2003 jumlah kecamatan dimekarkan menjadi 12 kecamatan.

3. Kondisi Angkutan Sungai Di Kota Pekanbaru

Penduduk Kota Pekanbaru saat ini lebih kurang 800.000 jiwa dansetiap tahunnya bertambah antara 3.4% sampai 3.6%, Semakinbertambah jumlah penduduk semakin banyak permasalahan yangada terutama masalah transportasi perkotaan. Saat ini jumlahkendaraan pribadi di Kota Pekanbaru tidak sebanding denganjumlah ruas jalan yang ada sehingga menyebabkan kemacetan,pemborosan penggunaan bahan bakar, kebisingan serta tingginyatingkat polusi dan pemandangan yang tidak enak karena lalu lintasyang semrawut. Untuk menyikapi masalah tersebut transportasiangkutan sungai dapat digunakan sebagai pilihan alternatif.

Bagi Kota Pekanbaru keberadaan transportasi air merupakan halyang sangat penting untuk mendukung perkembangan wilayah dandistribusi potensi ekonomi yang dimilikinya. Transportasi air(termasuk transportasi sungai) telah ada sejak dahulu, walaupunpada masa tersebut moda dan prasarana yang digunakan masihsederhana (misalnya menggunakan batang kayu yang dilubangimenjadi perahu dan tenaga manusia dengan mendayung).

Transportasi sungai sebagai bagian dari transportasi air memilikiciri-ciri sebagai berikut:

Prasarana yang digunakan bersifat alami, baik yangmemang dibiarkan alami (sungai) atau alami denganpengaturan (sungai diperlebar atau dikeruk).

58

Tergantung oleh kondisi fisik alami prasarana, misalnyadebit air sungai, kecepatan aliran air sungai, lebar dankedalaman sungai, dll.

Sifat kealamiahannya berpotensi dipengaruhi oleh kegiatanmanusia lainnya (pencemaran, pemukiman, dll), sehinggapemeliharaan sangat diperlukan.

Cenderung bebas hambatan, sebab prasarana (jaringan)yang tersedia cukup luas, sehingga potensi kemacetan ataubertabrakan sangat kecil.

Membutuhkan alur pelayaran khusus dan pelabuhansebagai simpul pergerakan kapal yang memenuhipersyaratan teknik tertentu.

Cenderung memiliki biaya transportasi yang murah,terutama untuk pergerakan barang.

Mengingat perannya yang sangat penting di Kota Pekanbaru, makatransportasi sungai perlu untuk dikembangkan. Salah satu kegiatanpengembangan transportasi sungai secara lebih lanjut adalahmelalui kegiatan Studi Penyusunan Konsep Pedoman di BidangTransportasi Sungai dan Danau ini. Kegiatan ini dilakukan agartercipta suatu pedoman untuk meningkatkan pelayanan transportasisungai pada level yang paling optimal.

4. Kondisi Transportasi Eksisting

Kota Pekanbaru dibelah oleh Sungai Siak, yang merupakan sungaiyang sangat penting sebagai prasarana angkutan sungai yangmengalir dari barat ke timur. Memiliki beberapa anak sungai antaralain : Sungai Umban Sari, Air Hitam, Siban, Setukul, Pengambang,Ukui, Sago, Senapelan, Limau, Tampan dan Sungai Sail. SungaiSiak juga merupakan jalur perhubungan lalu lintas perekonomianrakyat pedalaman ke kota serta dari daerah lainnya.

Selain dukungan kondisi aliran sungai yang memadai, keberadaantransportasi sungai juga memerlukan dukungan infrastrukturpelabuhan sebagai titik pengumpul pergerakan sungai yangmemadai, tempat menaikkan dan menurunkan penumpang, sertatempat bongkar muat barang.

Prasarana sungai di Pekanbaru mengalami perkembangan pesatpada tahun 2005 dengan semakin bertambahnya jumlah penumoangyang menggunakan layanan angkutan sungai dan danau. Beberaparute yang terlayani termasuk dalam alur transportasi sungaiProvinsi Riau. Sungai Siak merupakan sungai yang memilikikedalaman cukup tinggi bagi pelayaran (8-21 meter), sehinggadapat memberikan kemudahan bagi kapal-kapal dengan berbagaivariasi kutan untuk menyusuri sungai Siak. Beberapa rute yangmasuk dalam layanan transportasi sungai diantaranya.

59

Kota Pekanbaru melalui Sungai Siak melayani hubunganantar pusat-pusat permukiman di kabupaten-kabupatenbersangkutan termasuk Pelalawan pada lintasan Sei Duku(Pekanbaru) – Perawang – Butan – Siak- Sri Indripura – SeiApit – Sei Pakning – Bengkalis.

Kabupaten Rokan Hilir melalui Sungai Rokan melayanihubungan antar pusat-pusat permukiman di KabupatenRokan Hilir, yakni lintasan: Bagan Siapiapi – Pulau Halang– Panipahan.

Kabupaten Indragiri Hilir melalui Sungai Indragiri yangmelayani hubungan antar pusat-pusat permukiman diKabupaten Indragiri Hilir dan Kabupaten Indragiri Hulupada lintasan antara Rengat – Tembilahan – Enok – KualaEnok – Kuala Lahang – Teluk Kambang – Pulau Kijang –Sei Guntung.

Kabupaten Kampar melali Sungai Kampar melayanihubungan antar pusat-pusat permukiman di Kabupatenbersangkutan pada lintasan Pangkalan baru – Langgam –Nilo Kerinci – Teluk Meranti.

Kabupaten Bengkalis melalui Selat Bengkalis melayanihubungan pusat-pusat permukiman di Pulau Bengkalis danPulau Sumatera pada lintasan Bengkalis – Sungai Pakningdan Bengkalis – Mengkapan (Air putih).

5. Data Pelabuhan Eksisting

Pelabuhan sungai di Pekanbaru tersebar di beberapa titik lokasi.Saat ini, sebagian besar pelabuhan sungai yang ada di KotaPekanbaru masih ada yang belum dilengkapi dengan berbagaifasilitas sesuai dengan standar minimal yang dibutuhkan, demikianjuga kondisi sebagian dari fasilitas (kelengkapan dermaga) adabanyak yang telah mengalami kerusakan. Sebaran dermaga diPekanbaru dapat dilihat pada gambar berikut ini.

60

Gambar 4.2 Peta Pelabuhan Eksisting di Pekanbaru

Pelabuhan sebagai infrastruktur yang menunjang kegiatanpengangkutan sungai dan danau di Pekanbaru tersebar di beberapalokasi diantaranya.

Tabel 4.1 Nama-nama Pelabuhan di Pekanbaru

No Nama PelabuhanLokasi

Kabupaten Kota1 TEMBILAHAN Bengkalis2 MUMPA Pelalawan3 MENGKAPAN Pelalawan4 SUNGAI PAKNING Siak5 SEI SELARI Bengkalis6 BENGKALIS Siak7 SEL.PANJANG Siak8 SENAYANG - -

61

No Nama PelabuhanLokasi

Kabupaten Kota9 TJ.PINANG - -10 TANJUNG BALAI S. Pakning11 LETUNG - -12 SERASAN - -13 SUBI - -14 RUMBAI RAYA Kota Pekanbaru15 TELAGA PUNGGUR Kota Dumai

Sumber : Dit. LLASD

6. Data Lalu-lintas Transportasi Sungai

a. Trayek

Sejumlah pelabuhan di Pekanbaru yang melayani trayek kebeberapa wilayah tersebar di beberapa kota dan kabupaten.Sebanyak 15 pelabuhan yang ada tersebut beroperasi dan melayanitrayek-trayek angkutan sungai ke beberapa wilayah diantaranyaKabupaten Bengkalis, Kabupaten Pelalawan, Kabupatren Siak, danjuga Kota Dumai. Pengguna angkutan mulai dari orang, barang,komoditas, serta kendaraan roda 2 dan roda 4. Tabel berikutmenyajikan trayek-trayek angkutan sungai yang beroperasi.

Tabel 4.2. Lintas Angkutan Sungai di Pekanbaru

Sumber : Dit. LLASD

b. Ticket

Penyelenggaraan lalulintas angkutan sungai di Pekanbaru telahmemiliki sistem ticketing dan scheduling secara terstruktur denganmemaksimalkan management waktu dan perhitungan kebutuhanpenumpang. Beberapa bentuk ataupun model tiket telahmencantumkan informasi-informasi terkait dengan perjalanan mulaidari waktu, nama kapal, jadwal hingga harga. Beberapa contoh tiketdan loket disajikan pada gambar di bawah ini.

No Nama LintasLokasi Pelabuhan Jarak

(mil)Pelabuhan 1 Pelabuhan 2

1 S.PAKINING -BENGKALIS S.PAKINING BENGKALIS

2 BENGKALIS-SELAT PANJANG BENGKALIS SELAT PANJANG

3 S. PAKINING-BENGKALIS S.PAKINING BENGKALIS 84 BENGKALIS-TJ.BALAI BENGKALIS TJ.BALAI 305 RUMBAIRAYA-MUMPA RUMBAIRAYA MUMPA 5

6 BENGKALIS -MENGKAPAN BENGKALIS MENGKAPAN 10

62

Gambar 4.3 Model tiket yang digunakan untuk angkutansungai di Pekanbaru

B. Palangkaraya

1. Gambaran Umum Wilayah

Lokasi studi di Kalimantan Tengah yang dimaksud dalam studi iniadalah Transportasi Sungai dan Danau di kota Palangkaraya. Secarageografis, Kota Palangka Raya terletak pada : 113°30¢ – 114°07¢Bujur Timur dan 1°35' – 2°24’ Lintang Selatan.Wilayah administrasiKota Palangka Raya terdiri atas 5 (lima) wilayah Kecamatan yaituKecamatan Pahandut, Sabangau, Jekan Raya, Bukit Batu danRakumpit yang terdiri dari 30 Kelurahan dengan batas-batas sebagaiberikut :

Sebelah Utara: Kabupaten Gunung MasSebelah Timur: Kabupaten Gunung MasSebelah Selatan: Kabupaten Pulang PisauSebelah Barat: Kabupaten Katingan

Kota Palangka Raya mempunyai luas wilayah 2.678,51 Km2 (267.851Ha) dibagi ke dalam 5 Kecamatan yaitu Kecamatan Pahandut,Sabangau, Jekan Raya, Bukit Batu dan Rakumpit dengan luas masing-masing 117,25 Km2, 583,50 Km2, 352,62 Km2, 572,00 Km2 dan

63

1.053,14 Km2. Luas wilayah sebesar 2.678,51 Km2 dapat dirincisebagai berikut :

1. Kawasan Hutan : 2.485,75 Km2

2. Tanah Pertanian : 12,65 Km2

3. Perkampungan : 45,54 Km2

4. Areal Perkebunan : 22,30 Km2

5. Sungai & Danau : 42,86 Km2

6. Lain-lain : 69,41 Km2

2. Data Tata Ruang

Secara administratif, Kota Palangka Raya terdiri atas 5 kecamatan,yakni: Pahandut, Jekan Raya, Bukit Batu, Sebangau, dan Rakumpit.Kota ini dibangun pada tahun 1957 (UU Darurat No. 10/1957 tentangPembentukan Daerah Swatantra Tingkat I Kalimantan Tengah) darihutan belantara yang dibuka melalui Desa Pahandut di tepi SungaiKahayan. Palangka Raya merupakan kota dengan luas wilayah terbesardi Indonesia.Sebagian wilayahnya masih berupa hutan, termasuk hutanlindung, konservasi alam serta Hutan Lindung Tangkiling.

Gambar 4.4 Kawasan Provinsi Kalimantan Tengah dan KotaPalangkaraya

3. Kondisi Transportasi Sungai dan Danau

Ditengah kota Palangkaraya dibelah oleh 1 buah sungai besar, yaituSungai Kahayan. Sebagai sarana transportasi dapat menggunakankapal kecil, seperti jukung, getek dan kelotok. Juga terdapat 3 buahsungai buatan, yaitu Pangaringan I, Pangaringan II dan PangaringanIII.

64

Tabel 4.3 Angkutan Sungai dan Danau

No Pelabuhan Tipe dermaga TahunPembangunan

Kabupaten

12345

BahaurJenamasKatinganKota waringin lamKuala pembuang

Platform

19991997200419971997

Waringin

67

Kuala kapuasPulau telo

PontoonPontoon

19971999

KapuasKapuas

Sumber : Dit.LLASDP

4. Data Transportasi Eksisting

Kota Palangkaraya dibelah oleh Sungai Kahayan yang mempunyai artipenting bagi transportasi untuk menghubungkan pusat Ibu kotaKalimantan Tengah dengan kota-kota lain di pedalaman maupunpesisir seperti Pangkalan Bun dan Sampit sebagai gerbang masukKalimantan Tengah. Oleh karena itu fungsi sungai dan dermagamenjadi sangat vital bagi pergerakan barang, penumpang dan jasa dikota Palangkaraya. Walaupun secar perlahan moda transportasi SDPmulai tergusur oleh moda transportasi darat, namun untuk angkutanbarang antar kabupaten di propinsi Kalimantan Tengah jalurtransportasi melalui sungai masih menjadi pilihan utama.

Gambar 4.5 Kondisi Sungai Kahayan yang melintasi KotaPalangkaraya

Prasarana angkutan sungai di Kojta Palangkaraya adalah dermaga,yaituada 6 sungai ; 1) Rambang, 2) Flamboyan, 3) Tangkiling, 4)K.Bangkirai, 5) Sei Gohong, 6) Tj.Pinang. Saat ini semua dermagatersebut sedang dilakukan rehabilitasi guna menambah kapasitas.

65

Tabel 4.4 Lalu-Lintas Angkutan Sungai di Kota Palangkaraya

No UraianTahun

2002 2003 2004 2005 2006 20071. Kapal

(unit)Datang 1.195 1.210 1.250 1.690 1.341 909Berangkat 1.180 1.220 1.291 1.591 1.585 1.957

2. Barang(ton)Bongkar 29.890 30.150 30.289 31.719 31.600 13.222Muat 1.098 1.120 1.132 1.331 2.603 7.380

2. Barang(ton)Bongkar 17.948 18.298 18.417 20.451 16.031 11.584Muat 17.967 18.007 18.800 18.996 18.996 11.004

Sumber : Dit.LLASDP

Angkutan sungai di Kalimantan Tengah merupakan urat nadiperekonomian masyarakat dimana sisi transportasi angkutan sungai inipaling banyak digunakan, hal ini terkait dengan kondisi geografis dankeadaan alam daerah tersebut yang sangat banyak memiliki anaksungai yang saling menghubungkan antara daerah satu dengan daerahlainnya. Sungai-sungai di propinsi Kalimantan Tengah terdiri atassungai besar dimana panjang keseluruhan sungai tersebut adalah 4.625km, sedangkan yang dapat dilayari sepanjang 3.280 km.

Seperti sudah dijelaskan sebelumnya bahwa angkutan sungaimerupakan bagian angkutan yang komplementar dengan angkutandarat, sehingga perlu dilihat sambung menyambung antar prasaranajalan dengan prasarana angkutan sungai dalam melayani pergerakanbarang dan penumpang di wilayah Kalimantan Tengah maupun keKalimantan Selatan.

Gambar 4.6 Beberapa model angkutan sungai di Palangkaraya (bussungai, kapal klotok)

Pada saat ini lintas Banjarmasin – Palangkaraya atau sebaliknyadilayani oleh angkutan sungai tanpa harus memutar keluar keluar

66

melalui laut jawa dan masuk lagi ke pulang Pisa uterus kePalangkaraya. Pada tahun 2006 tercatat jumlah penumpang yangmenggunakan sarana angkutan sngai berdasarkan OD survey tahun2005 sebanyak 8.073.225 juta penumpang. Produktifitas angkutansungai lintas Kalimantan Tengah – Kalimantan Selatan denganmenggunakan speed boat cukup tinggi namun setelah dibukanya jalandarat antara lintas Banjarmasin- Palangkaraya penumpang angkutansungai semakin berkurang, mengingat waktu tempuh dan factorkeamanan menjadi pertimbangan.

Tabel 4.5 Jumlah Angkutran Sungai Di Kabupaten/Kota PalangkarayaDalam 2007

NO JENIS KAPAL JUMLAH1 Motor Boat 152 Motor Getek 403 Speed Boat 304 Long Boat 155 Truk Air 206 Bis Air 157 Tongkang 5

Sumber : Dinas Perhubungan Kalimantan Tengah 2008

5. Data Pelabuhan Eksisting

Berdasarkan gambaran transportasi sebelumnya, diketahui bahwapelabuhan di palangkaraya terletak di dua kabupaten diantaranyakabupaten Kapuas dan kabupaten kota Palangkaraya.

a. Pelabuhan Sungai di Kota Palangkaraya

Di Palangkaraya terdapat tujuh pelabuhan yang melayanitransportasi di Sungai Kahayan, yakni Rambang, KerengBangkirai, Tumbang Rungan, Flamboyan, Sei Gohong,Tangkiling, dan Tanjung Pinang. Sementara itu, prasaranatransportasi berupa dermaga kecil yang terbuat dari kayu jugaada di hampir seluruh kelurahan di Kota Palangkaraya.Umumnya, pelabuhan itu dipergunakan untuk angkutan danbongkar muat sembako dan bahan-bahan hasil komoditi wargaseperti karet. Beberapa dermaga yang beroperasi diPalangkaraya diantaranya.

Tabel 4.6 Dermaga Sungai di PalangkarayaNo Nama Dermaga Lokasi Kondisi1 Dermaga Rambang Sungai Kahayan2 Dermaga Tangkiling Sungai Rungan3 Dermaga Bereng Bengkel Sungai Kahayan

4Dermaga KerengBangkirai

SungaiSebangau

5 Dermaga Marang Sungai Rungan

67

Sumber : www.exelbyte.com/transportasi air di Palangkaraya

Pengoperasian angkutan sungai di Palangkaraya juga dilengkapidengan sarana dan prasarana termasuk pelabuhanpenyeberangan yang saat ini telah beroperasi. Berikut inibeberapa lokasi pelabuhan di Palangkaraya yang masihdifungsikan.

Tabel 4.7 Pelabuhan di PalangkarayaNO NAMA

PELABUHANLOKASI LINTASAN YANG

DILAYANIKABUPATEN KOTA PULAU

1 KUALA KAPUAS I KAPUAS - -KUALA KAPUAS -

SEBERANG

2 KUALA KAPUAS II KAPUAS - -KUALA KAPUAS -

SEBERANG

3 PULANGPISAU KAPUAS - -PULANGPISAU -

KELAWA

4 PULAU TELO I KAPUAS - -PULAU TELO -

SEBERANG

5 PULAU TELO II KAPUAS - -PULAU TELO -

SEBERANG

6 PALANGKARAYA IKOTA

PALANGKARAYA- -

PALANGKARAYA -SEBERANG

7 PALANGKARAYA IIKOTA

PALANGKARAYA- -

PALANGKARAYA -SEBERANG

Sumber : Dit.LLASDP

Pelabuhan Rembang yang beroperasi di Palangkarayamerupakan salah satu pelabuhan yang difungsikan sebagaiterminal keluar-masuk penumpang ataupun barang menujuwilayah lain. Saat ini pelabuhan Rembang direncanakan menjadipelabuhan dengan standar memadai dimana kelengkapaninfrastruktur yang diharapkan dapat meningkatkan efisiensi danefektifitas pelayanan angkutan sungai secara lebih optimal.Berikut desain pelabuhan Rembang di Kota Palangkaraya.

Gambar 4.7. Desain Dermaga Rambang, Kota Palangkaraya

68

Gambar 4.8 Peta Pelabuhan Eksisting Di Palangkaraya

b. Keadaan kegiatan bongkar muat barang di pelabuhan

Di bidang angkutan sungai, jumlah bongkar muat barang ditahun 2010 adalah 2.811 ton dan jumlah barang yang dimuat ada4.995 ton. Sedangkan jumlah kedatangan dan keberangkatanpenumpang masing-masing 1.859 orang dan 1.500 orang (BPS,2010). Jenis peralatan bongkar muat yang digunakan dipelabuhan sangat tergantung kepada jenis barang yang akandibongkar/muat. Secara umum jenis barang dimaksuddikelompokkan menjadi 3 jenis yaitu: barang yang dikemasdengan petikemas, yang semakin banyak digunakan karena

69

kecepatan bongkar muat yang tinggi sehingga mengurang waktudan biaya yang rendah. barang umum (general Cargo), yangmulai ditinggalkan karena kecepatan bongkar muat yang lambatserta dibutuhkan biaya yang besar, tetapi pelayaran rakyat masihtetap menggunakan pendekatan ini.barang curah (kering/cair).

Di Palangkaraya terdapat tujuh pelabuhan yang melayanitransportasi di Sungai Kahayan, yakni Rambang, KerengBangkirai, Tumbang Rungan, Flamboyan, Sei Gohong,Tangkiling, dan Tanjung Pinang. Sementara itu, prasaranatransportasi berupa dermaga kecil yang terbuat dari kayu jugaada di hampir seluruh kelurahan di Kota Palangkaraya.Umumnya, pelabuhan itu dipergunakan untuk angkutan danbongkar muat sembako dan bahan-bahan hasil komoditi wargaseperti karet. (RRI) Palangka Raya, 27 Februari 2012.

Tabel 4.8 Bongkar Muat Barang di Pelabuhan Sungai

NoNama

Dermaga2006 2007

Bongkar Muat Bongkar Muat1 Pegatan 758 517 832 4152 Kasongan 65.528 60.822 70.563 65.9873 Tumbang

Samba678 523 768

4 Puruk Cahu 33.120 8.790 35.154 8.8655 Muara

Teweh12.911 735 11.562 787

6 Bahaur - 6 - 107 Pangkoh - 60 - 308 Maliku - 2 - 59 Pulang Pisau 5.225 5.200 6.543 6.53810 Sebangu 28 295 18 30111 Sampit - 236 - 324Jumlah 117.570 77.341 125.195 84.030

Sumber : Dinas Perhubungan Kalimantan Tengah dan berbagai sumber(diolah) ( - : tidak ada data)

6. Jaringan Trayek Sungai

Trayek Angkutan sungai lintas Palangkaraya – Banjarmasin berupatrayek tetap dan teratur untuk penumpang umum. Selan itu, trayek jugadikelompokan menjadi 2 yaitu, trayek yang melayani antar kota antarpropinsi yang menghubungkan Kalimantan Tengah dengan KalimantanSelatan ada 24 trayek, trayek yang melayani propinsi ada 27 trayek.Khusus trayek yang menhubungkan kota Palangkaraya – Banjarmasinada 9 trayek.

Untuk pelayanan antar propinsi, trayek yang terpanjang 628 kmmenghubungkan Banjarmasin dengan Puruk cahu, sedangkan trayek

70

yang terpendek sepanjang 42 km yang menghubungkan Kuala Kapuasdengan Banjarmasin. Sedangkan untuk pelayanan dalam propinsitrayek yang terpanjang 179 km menghubungkan Banjarmasin denganAlabio dan trayek yang terpendek 5 km menghubungkan Muara Kuindengan Jelapat.

Untuk trayek yang melayani Palangkaraya – Banjarmasin digunakansarana angkutan bus air, speedboat, perahu motor,truk air dan lain-lain,seperti terlihat pada table berikut.

Trayek 4.9 Angkutan Sugai Lintas Palangkaraya – Banjarmasin

No TrayekDermagaBerangkat

Jarak(KM)

JenisSarana

Pnp(org)

1 Palangkaraya-Banjarmasin Banjar raya 244 Bus air 1102 Palangkaraya-Banjarmasin Jl.Pos 238 Speedboat 303 Palangkaraya-Banjarmasin Armandit 238 Mtr.Getek 204 Palangkaraya-Banjarmasin Sudirapi 245 Truk air 455 Palangkaraya-Banjarmasin Martapura 275 Mtr.Getek 206 Kuala Kapuas-Banjarmasin Jl.Pos 40 Speedboat 187 Kuala Kapuas-Banjarmasin Jl.Pos 40 Longboat 358 Kuala Kapuas-Banjarmasin Jl.Pos 40 Prh.Mtr 509 Kuala Kapuas-Banjarmasin Jl.Pos 40 Truk air 45

Sumber : Dinas Perhubungan Kalimantan Tengah 2004

Sistem transportasi sungai merupakan moda transportasi yang bersifattradisional dan sudah dimanfaatkan oleh penduduk di Kalimantan sejakmasih belum tersedianya transportasi darat, hal ini didukung olehkondisi geografis wilayahnya yang banyak dilalui oleh sungai-sungai.Desa-desa yang menjadi bagian wilayah Kota Palangka Raya sebagianberada di tepi sungai sehingga bila transportasi darat mengalamigangguan akibat kondisi jalan yang kurang baik disaat musim hujan,maka transportasi sungai menjadi pilihan oleh sebagian pendudukuntuk menjalankan aktifitas perekonomian. Beberapa saranatransportasi air yang ada di Kota Palangkaraya diantaranya:

Tabel 4.10 Sarana Transportasi Air Di Kota Palangkaraya

NoJenis SaranaTransportasi

Pengelola

1 Ferry Swasta2 Motor Boat Swasta

3 Motor Getek Swasta

4 Speedboat Swasta

5 Longboat Swasta

6 Truk air Swasta

7 Bis air Swasta

8 Tongkang Swasta

Sumber : www.exelbyte.com/transportasi air di Palangkaraya

71

7. Dermaga singgah

Kondisi dermaga singgah untuk angkutan sungai di Palangkaraya telahdilakukan dengan peningkatan kapasitas dermaga sungai danpenambahan jumlah sarana, pemeliharaan anjir dan kanal yangmerupakan saran yang mengubungkan sunagi besar dalam rangkapeningkatan kualitas pelayanan dan mengurangi tingkat kecelakaan.

Gambar 4.9. Kondisi dermaga kayu di Sungai Kapuas

8. Kegiatan Navigasi Sungai

Mengenai kegiatan navigasi sungai dan danau ada 19 macam rambularangan dengan bentuk segi empat ppersegi panjang dan lingkaran,21 macam rambu wajib dengan bentuk empat persegi panjang, segitigasama sisi dan papan putih, 17 macam rambu peringatan dengan bentukbujur sangkar, kerucut dan papan putih. Rambu-rambu tersebut terbuatdari aluminium yang ditem;patkan dikiri/kana sungai dan harus dapatdilihat baik pada siang hari maupun dimalam hari, tinggi rambu 3.5 mdari permukaan air.

Rambu dipasang dibagian sungai dengan karakteristik sebagai berikut :

- Arus deras

72

- Dasar sungai- Adanya jeram pada dasar sungai- Letak delta sungai dan endapan ditepian dengan jarak

terpasang ± 200 m- Daerah daimana sering terjadi dulun dan tem;pat

penyelamatan- Area kotor, perjalanan diperlambat dan hati-hati- Tempat untuk berputar, berbelok, tidak boleh dilalui- Bagian kanan/kiri sungai menyempit

Sepanjang sungai lintas Palangkaraya-Banjarmasin terdapat alatnavigasi lampu suar dan rambu-rambu lalu lintas yang memadai.

Tabel 4.11 Daftar rambu sungai lintas Palangkaraya-Banjarmasin

No LokasiSungai, Terusan, Anjir

Jumlah Rambu( Buah )

TahunPengadaan

Kondisi

A LLASD Banjarmasin1. Sungai Mantuil2. Sungai Martapura3. Sungai Barito4. Sungai Alak

84862

103

1995199519951995

BaikBaikBaikBaik

B LLASD Negara1. Sungai Negara2. Sungai Batanghari3. Sungai Luang4. Sungai Rintisan5. Sungai Paminggir6. Sungai Batangan

15048896

199619961975197519751988

BaikBaikBaikBaikBaikBaik

LLASD Marabahan1. Sungai Barito2. Anjir Serapat3. Anjir Tamban

1912520

199619951995

135 baik,55 rusakRusakRusak

Sumber : Dishub Prop.Banjarmasin Th 2006

9. Ticket dan Penjadwalan

Angkutan sungai dan danau di Palangkaraya diusahakan olehmasyarakat setempat berupa kapal klotok dan beberapa angkutansungai tradisional dengan berbagai ukuran. Tiket perahu masih belummemiliki standar baku dengan didasarkan pada pengelola perahuangkutan.

10.Permasalahan di Palangkaraya

Inventarisasi permasalahan angkutan sungai dan danau yang ada diPalangkaraya berdasarkan informasi dari observasi, ataupun kajianpustaka diantaranya.

73

Beberapa permasalahan transportasi sungai dan danau diPalangkaraya adalah permasalahan pemeliharaan dan pengerukananjir/ kanal yang saat ini masih memerlukan penanganan. Dibeberapa lokasi ditemukan anjir berada dalam kondisi kumuh danmacet, selain itu rambu-rambu sungai yang saat ini telah terpasangdirasa masih sangat kurang karena hanya memenuhi 10 % darikebutuhan yang seharusnya.

Kondisi dermaga yang masih konvensional dibeberapa lokasidirasa belum dapat mengakomodir kebutuhan layanan masyarakatakan transportasi sungai, selain itu beberapa diantaranya telahrusak dan dimakan usia.

Kondisi kapal yang masih tradisional telah cukup tertinggaldengan teknologi yang saat ini jauh berkembang dibandingkandengan transportasi darat. Beberapa rancangan terhadappeningkatan kualitas angkutan sungai telah dilakukan denganmengadakan bantuan kapal/bus air untuk angkutan sungai, namunhal itupun dirasa belum cukup meningkatkan kapasitas layananangkutan sungai di Kota Palangkaraya.

Sejak dibangunnya prasarana transportasi jalan yangmenghubungkan Kota Palangkaraya - Kuala Kapuas sepanjang145,32 km dan peningkatan pelayanan secara kontinyu, sertamulai beroperasi angku-tan umum sarana transportasi jalan (1993)dengan 2 (dua) moda angkutan umum yaitu : moda angkutanpenumpang reguler dan mobil penumpang travel mengakibatkanterjadi kompetesi antara moda angkutan sungai dan modaangkutan jalan.

Kondisi kapal Berdasarkan hasil wawancara pembuatan kapal kayu yang

beroperasi di sekitar Palangkaraya terbuat dari kayu ulin(Eusideroxylon swageri), digerakkan menggunakan mesin dieselberbahan bakar solar. Alat transportasi berupa perahu dengandominasi bahan kayu tersebut memiliki kapasitas penumpangbervariasi, mulai klotok berukuran kecil yang berisi 5 penumpang(biasanya untuk transportasi dalam satu desa dan tidak memilikiatap), dan klotok berukuran besar berkapasitas 15 – 30 oranguntuk melayani rute yang menghubungkan antar kecamatan.

Perahu klotok besar dilengkapi dengan stir seperti kendaraan rodaempat dan dikemudikan oleh seorang motoris, sementara satuorang di belakang bertugas mengarahkan baling-baling danmembuang air sungai yang masuk ke dalam perahu. Parapenumpang biasanya duduk di deretan depan dan tengah perahu,sementara itu barang-barang bawaan atau belanjaan diletakkan dibagian belakang.

74

Beberapa kendala yang dihadapi adalah menyusutnya sungai saatmusim kemarau yang menyebabkan berhentinya operasi kapalklotok dan kenaikan BBM yang saat ini menyebabkan biayaoperasional menjadi tinggi sehingga peningkatan kualitas

layanan menjadi terkendala. Semakin dangkal Sungai Barito padabeberapa titik yang berdampak pada terhambatnya distribusi BBMkarena kapal tanker Pertamina sulit masuk dermaga.

Pendangkalan Sungai Mentaya (Sampit) menghambah distribusibarang dan komoditas perkebunan.Pendangkalan ini terjadi padabeberapa titik dan telah terjadi selama 2 tahun terakhir.

Pendangkalan di DAS Kumai menyebabkan sedikit terhambatnyadistribusi hasil kebun di Kotawaringin Barat.

Pendangkalan Sungai Kahayan, menghambat beberapa kapalbersandar di Dermaga Rambang (Palangka Raya) sehinggamenggangu distribusi barang di Palangka Raya. Berbagai langkahpersiapan yang telah dilakukan pemerintah daerah, yaitu denganmenganggarkan pengerukan sungai-sungai tersebut diatas tahun2009 seperti yang telah dilakukan Kabupaten Kotawaringin Baratdan Timur dengan bekerja sama dengan Pelindo III selakupengelola dermaga dan dinas perhubungan. Disamping itu,pemerintah daerah tengah menyiapkan rancangan peraturandaerah sebagai pedoman pelaksanaan PP No. 82 tahun 1999 danKeputusan Menteri perhubungan KM 73 tahun 2004 tentangpenyelenggaraan angkutan sungai dan danau.

Kebijakan yang ada Saat ini angkutan sungai di Palangkaraya telah masuk dalam

program percepatan realisasi, rehabilitasi dan peningkatan 5koridor sistem angkutan sungai yaitu koridor Sungai Kapuas,koridor Sungai Sampit, koridor Sungai Barito, koridor SungaiKahayan dan koridor Sungai Mahakam.

Saat ini aturan pentarifan di Palangkaraya didasarkan pada Perdaprovinsi Kalimantan Tengah Tahun 12 tahun 2008 mengenairetribusi angkutan laut, sungai danau dan penyeberangan dalamwilayah provinsi Kalimantan selatan.

C. Jambi

1. Gambaran Umum Wilayah

Kota Jambi dengan luas wilayah ± 205.38 km² (berdasarkan UU No. 6tahun 1986), terletak pada kordinat 01° 30’ 2.98"-01° 7’ 1.07" dan103° 40’ 1.67"- 103° 40 0.23". Secara administratif keberadaan KotaJambi berada di Provinsi Jambi dan merupakan ibukota. Secarageomorfologis Kota Jambi terletak di bagian Barat cekungan Sumaterabagian selatan yang disebut Sub-Cekungan Jambi, yang merupakandataran rendah di Sumatera Timur. Ditilik dari topografinya, Kota

75

Jambi relatif datar dengan ketinggian 0-60 m diatas permukaan laut.Bagian bergelombang terdapat di utara dan selatan kota, sedangkandaerah rawa terdapat di sekitar aliran Sungai Batanghari, yangmerupakan sungai terpanjang di pulau Sumatera dengan panjangkeseluruhan lebih kurang 1.700 km, dari Danau Atas - Danau Bawah(Sumatera Barat) menuju Selat Berhala (11 km yang berada di wilayahKota Jambi) dengan kelebaran lebih kurang 500 m. Sungai Batangharimembelah Kota Jambi menjadi duabagiandisisiutaradanselatannya.

Kota Jambi beriklim tropis dengan suhu rata–rata minimum berkisarantara 22,1-23,3°C dan suhu maksimum antara 30,8-32,6°C (datatahun 2005). Kelembaban udara berkisar antara82-87%. Hujan terjadisepanjang tahun dengan musim penghujan terjadi antara Oktober-Maret dengan rata-rata 20 hari hujan/bulan, sedangkan musin kemarauterjadi antara April-September dengan rata-rata 16 hari hujan/bulan.Curah hujan sebesar 2.296,1 mm/tahun (rata-rata191,34mm/bulan).Kecepatan angin tertinggi yang tercatat, berkisar antara 7-9 knot (1knot = 1,8 km/jam).

2. Data Tata Ruang

Dari topografinya, kota Jambi relatif datar dengan ketinggian 0-60 mdi atas permukaan laut. Bagian bergelombang terdapat di utara danselatan kota, sedangkan daerah rawa terdapat di sekitar aliranBatanghari, yang merupakan sungai terpanjang di pulau Sumateradengan panjang keseluruhan lebih kurang 1.700 km (11 km yangberada di wilayah kota Jambi dengan lebar sungai ± 500 m), sungai iniberhulu pada Danau Diatas di provinsi Sumatera Barat dan bermuara dipesisir timur Sumatera pada kawasan selat Berhala.

Secara administratif berbatasan langsung dengan Kab. Muaro Jambi,Propinsi Jambi. Kota Jambi memiliki 8 kecamatan dengan 62kelurahan.

Gambar 4.10 Peta Kawasan Provinsi Jambi dan Kota Batanghari

76

Tabel 4.12. Jarak kota Jambi ke beberapa Kota KabupatenKota Jarak ( KM )

Kota Jambi – Sengeti (ibu kota Kab.Muaro Jambi) 27 kmKota Jambi – Muaro Bulian (ibukota Kab. Batanghari) 60 kmKota Jambi – Muaro Sabak (ibukota Kab. Tanjabtim) 129 kmKota Jambi – Kuala Tungkal (ibukota Kab. Tanjabbar) 131 kmKota Jambi – Sarolangun (ibukota Kab. Sarolangun) 179 kmKota Jambi – Muaro Tebo (ibukota Kab. Tebo) 206 kmKota Jambi – Muaro Bungo (ibukota Kab. Bungo) 252 kmKota Jambi – Bangko (ibukota Kab. Merangin) 255 kmKota Jambi – Sungai Penuh (ibukota Kab. Kerinci) 419 km

Sumber : Bappeda & Stasiun BMG Kota Jambi

3. Kondisi Transportasi Eksisting

Sungai merupakan salah satu akses transportasi penting di Jambi. Sejakzaman Sriwijaya yang sering berhubungan dagang dengan dunia luartelah menjadikan Sungai Batanghari menjadi penghubung pentingdimasa itu.Saat ini pun perahu masih menjadi sarana vital. Transportasibagi roda perekonomian, seperti menjual es balok, sayuran, makanan,atau buah-buahan dan alat angkutan untuk anak-anak sekolah. Perahusudah menjadi kehidupan mereka sehari-hari.

Modal transportasi berupa jalan darat tidak mematikan modatransportasi Sungai Batanghari ini. Banyak kelebihan moda ini bagimasyarakat sekitar sungai.Perahu di masyarakat Jambi disebut sebagaiperahu ketek, lantaran perahu ini menggunakan mesin, danmengeluarkan suara “tek, ketek”. Perahu ketek selain digunakansebagai angkutan penumpang, juga sebagai alat mengangkut barang,dan tempat berjualan. Panjang perahu ketek umumnya 7 meter danlebar 1,5 meter. Mesin motor yang digunakan antara lain Yanmar TS70, menggunakan bahan bakar solar. Dan, perahu ketek juga tetaptidak menyediakan bangku. Para penumpangnya duduk di atas papan,yang dipasang melintang di perahu. Setiap perahu mampu mengangkutpenumpang maksimal 20 orang. Sejalan perkembangan alattransportasi darat, penggunaan perahu ketek oleh warga Jambi mulaiberkurang. Perahu ketek, umumnya digunakan warga Jambi yangmasih menetap di tepian sungai Batanghari.

Tabel 4.13. Data sungai di Provinsi Jambi

NO. NAMA SUNGAIPANJANGSUNGAI

(KM)

DAPATDILAYARI

(KM)

RATA-RATA

LEBAR KEDALAMAN

1 BATANGHARI 1,740 1,440200 –1,200

4 – 12

2 BATANG TEBO 140 140 20 – 300 7 – 8

3BATANGTEMBESI

350 250 80 – 320 3 – 8

77

NO. NAMA SUNGAIPANJANGSUNGAI

(KM)

DAPATDILAYARI

(KM)

RATA-RATA

LEBAR KEDALAMAN

4 BATANG TABIR 245 150 20 – 150 4 – 5

5BATANGMERANGIN

140 60 50 – 150 3 – 4

6 AIR HITAM LAUT 50 25 25 – 150 3 – 4

7BATANGBERBAK

42 42150 –650

8 – 10

8 SADU 35 35 30 – 130 5 – 6

9 PEMUSIRAN 46 46 40 – 75 4 – 5

10 KUMPEH 65 55 20 – 30 1.5 – 2

11 BATANG ASAI 125 80 25 – 40 2 – 2.5

12 PENGABUAN 120 75 75 – 500 8 – 10

13 MENDAHARA 112 70 50 – 200 6 – 7

14 BETARA 110 65 70 – 180 5 – 6

15 LAGAN 30 25 25 – 75 5 – 6

Sumber: Dit.LLASD

4. Data Pelabuhan Eksisting

Pelabuhan sungai di Kota Jambi merupakan infrastrukturperhububungan sungai yang penting yang menghubungkan jalur-jalurlalu lintas sungai di kota tersebut. Berdasarkan gambaran transportasisebelumnya, diketahui bahwa pelabuhan di Kota Jambi terletak dibeberapa wilayah yang akan dijelaskan sebagai berikut, diantaranya

Dermaga yang ada di sungai Batanghari berjumlah 27 unit yangtersebar di beberapa wilayah, bentuk dermaga yang ada sebagai berikut

1) Dermaga KayuDermaga yang kostruksi lantainya terbuat dari kayu.

2) Dermaga BetonDermaga dengan kostruksi beton, yang dana pembangunandari pusat yaitu DepartemenPerhubungan RI.

Tabel 4.14 Data Dermaga di sungai Batanghari Dan Ukuran

NO. DERMAGA Konstruksi DermagaLuas Dermaga

(P x L)1 DERMAGA TANAH

TIMBUN KOTA JAMBI BETON 70 x 8,5

- TRESTLE BETON 41,5 x 6

- PONTON PONTON/KAYU 17 x 6

2DERMAGA ARABMELAYU PONTON 10 x 4,9

78

NO. DERMAGA Konstruksi DermagaLuas Dermaga

(P x L)

3DERMAGAPELAYANGAN PONTON 10 x 4,9

4DERMAGA MUAROJAMBI KAYU 12 x 8

5DERMAGA MUARABULIAN KAYU 30 x 6

6DERMAGA SUNGAIRENGAS KAYU 30 x 20

7DERMAGA MUARATEMBESI KAYU 12 x 6

8DERMAGA SUAKKANDIS KAYU/PONTON 193,2 x 92

9 DERMAGA TELUK BUAN BETON 12 x 6

10DERMAGA KOTOKANDIS BETON 15 x 12

11DERMAGA SUNGAIPUDING KAYU 60 x 6

12DERMAGA KAMPUNGLAUT KAYU 32 x 17

13DERMAGA TELUKMAJELIS KAYU 6 x 4

14 DERMAGA KUALAMENDAHARA KAYU 4 x 5

15DERMAGA SUNGAITAWAR KAYU 6,5 x 4,5

16DERMAGA SIMPANGKIRI KAYU 6 x 10

17 DERMAGA SINAR WAJO KAYU 5 x 4,5

18DERMAGA SUNGAIBERAS KAYU 5 x 5

19DERMAGA BAKTIIDAMAN KAYU 5 x 4

20 DERMAGA MA. SABAKTIMUR KAYU 12 x 13,5

21DERMAGA MARGOMULYO KAYU 6 x 4

22DERMAGA TELAGALIMA KAYU 10 x 4

23DERMAGA KARYABAKTI KAYU 10 x 4

24 DERMAGA RANTAUMAKMUR KAYU 8 x 4

25 DERMAGA SIMPANGPANGAYUTAN KAYU 10 x 4

26 DERMAGA MUARO TEBO PONTON 17 x 8

79

NO. DERMAGA Konstruksi DermagaLuas Dermaga

(P x L)

27 DERMAGA PAUH PONTON 15 x 5

a. Pelabuhan yang beroperasi

Pelabuhan sungai yang beroperasi di Sungai Batang Berbak, SungaiSadu, Sungai Pangabuan, dilakukan oleh instansi terkait. Kondisidermaga di beberapa sungai tersebut dijelaskan melalui tabel berikutini.

Tabel 4.15 Pelabuhan Sungai di Sungai Batang Berbak

NO. DERMAGAKonstruksiDermaga

Luas Dermaga

(P x L)

1 DERMAGA NIPAH PANJANG KAYU 50 x 28

2 DERMAGA RANTAU RASAU KAYU 14 x 4

3 DERMAGA RANTAU RASAU I KAYU 6 x 4

4 DERMAGA SUNGAI RAMBUT KAYU 10 x 4

Tabel 4.16 Pelabuhan Sungai di Sungai Sadu

NO. DERMAGAKonstruksiDermaga

Luas Dermaga(P x L)

1 DERMAGA SUNGAI LOKAN KAYU 12 x 6

2 DERMAGA SIMPANG JELITA KAYU 4,5 x 6

3 DERMAGA PARIT 3 SEI. JERUK BETON 12 x 12

4 DERMAGA BUNGO TANJUNG KAYU 1,5 x 5

5 DERMAGA PEMUSIRAN KAYU 10 x 4

6 DERMAGA LAGAN TENGAH KAYU 6,5 x 5

7 DERMAGA LAGAN ULU KAYU 6,5 x 5

8 DERMAGA KUALA LIMBUR KAYU 6 x 4

9 DERMAGA SIMBUR NAIK KAYU 12 x 4

10 DERMAGA LAMBUR LUAR KAYU 8 x 4

11 DERMAGA DESA SINGKEP PONTON (BAJA) 12 x 12

Tabel 4.17 Pelabuhan Sungai di Sungai Pangabuan

NO. DERMAGAKonstruksiDermaga

Luas Dermaga

(P x L)

1DERMAGA LLASDP KUALA

TUNGKALKAYU 25 x 5

80

NO. DERMAGAKonstruksiDermaga

Luas Dermaga

(P x L)

2 DERMAGA AMPERA KAYU 25 x 5

3 DERMAGA PASAR KUATIK KAYU 15 x 5

4 DERMAGA TANGGA RAJA ULU PERMANENT 20 x 10

5 DERMAGA PEMUSIRAN KAYU 10 x 4

6 DERMAGA LAGAN TENGAH KAYU 6,5 x 5

7 DERMAGA LAGAN ULU KAYU 6,5 x 5

8 DERMAGA KUALA LIMBUR KAYU 6 x 4

9 DERMAGA SIMBUR NAIK KAYU 12 x 4

10 DERMAGA LAMBUR LUAR KAYU 8 x 4

11 DERMAGA DESA SINGKEPPONTON(BAJA)

12 x 12

81

Gambar 4.11 Pelabuhan Eksisting di Kota Jambi

5. Data Lalu-Lintas Transportasi Sungai

a. Trayek

Pergerakan arus lalu-lintas transportasi sungai di Jambi telahmemiliki trayek tetap dengan tujuan di wilayah kabupaten sekitarJambi yang melewati sungai-sungai diantarnya Sungai Lokam, SuakKamdis, Sarolangun dan, Ma. Tebo. Beberapa trayek yang beroperasidiantaranya

82

Tabel 4.18 Trayek arus lalu lintas transportasi sungai

No Asal Tujuan Keterangan1 Jambi S.Lokam Trayek tetap

2 Jambi Suak Kamdis Trayek tetap

3 Suak Kamdis Ma.Sabak Trayek tetap

4 Jambi Ka. Tungkal Trayek tetap

5 Suak Kamdis S.Lokam Trayek tetap

6 Jambi Sarolangun Trayek tetap

7 Jambi Ma. Tebo Trayek tetapSumber : Dit LLASD

b. Tarif

Pengusahaan angkutan kapal sungai di Jambi masih banyakditentukan oleh proses tawar-menawar antara produsen dengankonsumen. Hingga saat ini belum ada pedoman tarif yangdistandarkan dan digunakan untuk disepakati bersama oleh parapengusaha angkutan sungai tersebut. Maka dari itu angka dasar yangdigunakan untuk penentuan tarif yang dilakukan masyarakatdidasarkan pada besaran biaya operasional dan margin keuntunganyang disepakati bersama. Campur tangan pemerintah saat ini hanyasebatas pada pendataan jumlah angkutan dan belum sampai padatingkat intervensi penentuan besaran tarif angkutan sungai dan danau.Hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan diantaranyamenunjukkan besaran tariff angkutan sungai di Jambi sebagaiberikut.

- Tarif dari jambi ke Dabo sebesar Rp. 115.000,00- Tarif dari Jambi ke Nipah Panjang Rp. 30.000,00

c. Produksi

Transportasi sungai di Provinsi Jambi hingga saat ini masihmenghadapi kendala, antara lain;

1. Masih terbatasnya jumlah prasarana dan sarana serta fasilitaskeselamatan ASDP;

2. Masih rendahnya kesadaran para pemilik kapal untukmemenuhi kelengkapan dokumen dan keselamatan kapal, dan

3. Belum adanyapenetapan jaringan trayek/lintas antarkabupaten/kota setelah pelaksanaanotonomi daerah dansemakin terbukanya akses jalan raya

Lalu lintas pergerakan menggunakan transportasi darat (jalan raya)lebih mendominasi. Saat ini terdapat beberapa pelabuhan sungai,antara lain di Bom Baru (Kota Jambi), Ma Bulian, Ma Tembesi, SuakKandis (Kab. Batanghari), Sei Bengkal, Ma Tebo (Kab. Muara

83

Tebo), Pauh, Sarolangun, Puding, Rantau Rasau, Nipah Panjang, SeilLokan, Mendahara, dan Kampung Laut (Kab. Tanjung Jabung).Dermaga Kuala Tungkal dan Dermaga Sengeti merupakan duadermaga yang memilikiaktivitas cukup tinggi. Sedangkan jumlahkapal yang saat ini beroperasi di Jambi adalah sebanyak 101 kapalyang telah teregistrasi di Dinas Perhubungan, dengan beberapa jenismodel diantaranya kapal motor, tongkang, KM nelayan, tug boat,KM barang, dan speed boat (lihat lampiran).

Gambar 4.12 jenis-jenis angkutan sungai di jambi(tug boat, speed boat, kapal nelayan, kapal mesin)

Pada bab ini disampaikan kondisi di transportasi sungai dan danau dilokasi studi yang telah disepakati, diantaranya: Pekanbaru, Jambi,Palangkaraya, dan Jayapura. Detail dari hasil survey dan gambaranlokasi studi dijelaskan sebagai berikut.

D. Jayapura

1. Gambaran Umum Wilayah

Kabupaten Jayapura terletak di antara 129°00’16”-141°01’47”Bujur Timur dan 2°23’10” Lintang Utara dan 9°15’00” LintangSelatan, dengan batas-batas wilayah administrasi sebagai berikut :

Sebelah Utara : Samudera Pasifik dan Kabupaten Sarmi;Sebelah Selatan : Kabupaten Pegunungan Bintang,

Kabupaten Yahukimo dan KabupatenTolikara;

84

Sebelah Timur : Kota Jayapura dan Kabupaten Keerom;Sebelah Barat : Kabupaten Sarmi.

Luas wilayah Kabupaten Jayapura 17.516.60 km2 terbagi dalam 19distrik, 139 kampung, dan 5 kelurahan. Populasi wilayah tersebutpada 2009 berjumlah 134.604 jiwa dan kepadatan penduduk 6,73jiwa/km2. Penduduk terbanyak dan terpadat berada di DistrikSentani, yaitu sebanyak 48.339 jiwa (35,39%) dengan kepadatan178,75 jiwa/km2 dan penduduk paling sedikit/kepadatan terendahadalah Distrik Airu yaitu sebanyak 1.031 jiwa (1,55%) dengankepadatan kurang dari 1 jiwa/km2.

Sumber air di wilayah Kabupaten Jayapura terdiri dari sungai,danau dan air tanah. Sungai besar yang melintas di wilayahKabupaten Jayapura sebanyak 4 buah, sebagian besar muaramenuju ke pantai utara (Samudera Pasifik) dan pada umumnyasangat tergantung pada fluktuasi air hujan. Disamping itu terdapatsungai-sungai kecil yang merupakan sumber air permukaan yangmengalir di wilayah ini. Danau yang berada di wilayah KabupatenJayapura adalah Danau Sentani seluas 9.630 Ha terdapat di DistrikSentani, Sentani Timur, Ebungfauw, dan Waibu.

2. Data Tata Ruang

Berdasarkan informasi dari badang Pertanahan Nasional, kondisitopografi Kabupaten Jayapura umumnya relatif terjal dengankemiringan 5%-30% serta mempunyai ketinggian aktual 0,5m dpl -1500m dpl. Daerah pesisir pantai utara berupa dataran rendah yangbergelombang dengan kemiringan 0%-10% yang ditutupi denganendapan alluvial. Secara fisik, selain daratan juga terdiri dari rawa(13.700 Ha). Sebagian besar wilayah Kabupaten Jayapura (72,09%)berada pada kemiringan diatas 41%, sedangkan yang mempunyaikemiringan 0-15% berkisar 23,74%.

Jarak terjauh dari Barat ke Timur adalah 336 km dan jarak terjauhdari Utara ke Selatan adalah 140 meter. Sementara itu jarak dariibukota kabupaten ke kota kecamatan yang bias disinggahi kapallaut adalah:a. Demta : 45 mil lautb. Depapre : 35 mil laut

Tabel 4.19 Jarak tempuh kota tertentu (bagian pantai) diKabupaten Jayapura

Kota Jayapura Depapre DemtaJayapura 35 45Depapre 35 - 10Demta 45 10

Sumber : Dinas Perhubungan Kab. Jayapura, 2009

85

Gambar 4.13 Kawasan Danau Sentani Jayapura

3. Data Transportasi

Danau Sentani di Papua terletak antara 20.33 hingga 2041 LS dan1400.23 sampai 1400 38 BT. Berada 70 – 90 m di atas permukaanlaut. Selain itu, danau yang oleh penduduk setempat digunakansebagai sarana transportasi ini terletak juga di antara pegununganCyclops. Sumber air Danau Sentani berasal dari 14 sungai besardan kecil dengan satu muara sungai, Jaifuri Puay.

Di wilayah barat, Doyo lama dan Boroway, kedalaman danausangat curam. Sedangkan sebelah timur dan tengah, landai dandangkal, Puay dan Simporo. Disini juga terdapat hutan rawa didaerah Simporo dan Yoka. Dalam beberapa catatan disebutkan,dasar perairannya berisikan substrat lumpur berpasir (humus). Padaperairan yang dangkal, ditumbuhi tanaman pandan dan sagu.Luasnya sekitar 9.360 Ha dengan kedalaman rata rata 24,5 meter.Disekitaran danau ini terdapat 24 kampung. Tersebar dipesisir danpulau-pulau kecil yang ada ditengah danau.

Terdapat beberapa pelabuhan di Danau Sentani yaitu PelabuhanYoka, Yahim, Yabaso, Puay, Ayapo, Telaga Maya, Abar, Putali,Kamiyaka, dan Simporo.

86

4. Kondisi Pelabuhan Existing

Kondisi pelabuhan sungai dan danau di Jayapura didominasi olehpelabuhan dengan material kayu yang dimanfaatkan sebagaiterminal akses pelayaran melalui sungai di wilayah-wilayahkabupaten sekitarnya. Data Lokasi pelabuhan Sungai dan Danau diDanau Sentani di tunjukan pada Gambar 4.14 dan table 4.21

Gambar 4.14 Lokasi pelabuhan Angkutan Danau di Danau Sentani

Sebagaimana di wilayah lain keberadaan angkutan danau di Sentanimerupakan implikasi kebutuhan masyarakat terhadap aksesibilitaswilayah yang hanya bisa dilakukan dengan angkutan danau. Dayatarik wisata yang besar di Danau Sentani mendorong kebutuhanterhadap penggunaan perahu atau kapal untuk transportasi wisatadan nelayan. Namun demikian, keberadaan infrastruktur pendukungberupa dermaga yang masih didominasi dengan material kayu danbeberapa diantaranya masih sangat sederhana dan miniminfrastruktur penunjang, menyebabkan kenyamanan penggunamenjadi kurang. Berikut data dermaga pelabuhan di Danau Sentani,Kabupaten Jayapura.

Tabel 4.20 Data Pelabuhan Di Danau SentaniNo Danau Pelabuhan Dermaga

1 Sentani Yoka Kayu

Yahim Kayu

Yabaso -

Puay Kayu

/.

/.

/. /. /././.

/./.

/./.

/./.

Yahim

DEMTA

KEMTUK GRESIE

SENTANI BARAT

MUARA TAMI

DEPAPRE

SKAMTO

SENTANI SENTANI TIMUR

ABEPURA

JAYAPURA SELATAN

ABEPURA

KEMTUK

Danau Sentani

Yokandi Doyo LamaNendaki

SimporoKhameyaka

Hobong

Ifar BesarAsai Besar

Ayapo

Yokiwa

Puay

Jayapura

140°45'0"E

140°45'0"E

140°30'0"E

140°30'0"E

2°30

'0"S

2°30

'0"S

2°45

'0"S

2°45

'0"S

PETA LOKASI DERMAGA ANGKUTAN SUNGAI DAN DANAU DI JAYAPURA

Ü

Skala Peta 1 :.270.000

0 5 10 15 202.5 Kilometers

Legenda :

Batas Indonesia

Batas Kabupaten

/. Dermaga

Sungai

INZET

Pelabuhan

Pelabuhan Khusus/.

Provinsi Papua

Danau/ Sungai/ Laut

87

No Danau Pelabuhan Dermaga

Ayapo Kayu

Telaga Maya -

Abar -

Putali -

Kamiyaka Kayu

Simporo Kayu

2 Paniai Enarotali -

Obano -Sumber : Dit. LLASDP - Ditjen Hubdat,2009

5. Data Lalu Lintas

Trayek angkutan di Danau Sentani telah tersedia danmenghubungkan wilayah-wilayah sekitar dengan jarak maksimalhingga 15,5 mil di wilayah Yondai. Selain itu, angkutan sungai dandanau di Sentani juga menyediakan rute/ trayek jarak dekat missaldi Yoboi, ataupun Telaga Maya dengan jarak kurang dari 5 mildengan waktu tempuh kurang 2 jam. Detil rute lintasan dan jaraktrayek di Danau Sentani dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.21 Lintas Dan Jarak Trayek Di Danau SentaniNo Lintasan Jarak (mil)1 Yahim - Ajau2 Yahim - Putali 6.53 Yahim - Abar 6.254 Yahim - Kamiaka 5.755 Yahim - Simporo 6.256 Yahim - Dondai 15.57 Yahim - Atamali 4.258 Yahim - Kadeware 15.259 Yahim - Yoboi 1

10 Yahim - Yoka 1511 Dondai - Doyo Lama 812 Koadewarew - Doyo Lama 8.2513 Netar - Atamali 1014 Ayapo - Kalkotte 3015 Ayapo - Telaga Maya 4.5

Sumber : Dinas Perhubungan Kab. Jayapura, 2009

88

Gambar 4.15 Rencana Jalur Transportasi Danau Sentani

Perkembangan dinamika ekonomi penduduk di sekitar DanauSentani yang meningkat mendorong pertumbuhan pariwisata DanauSentani yang cukup pesat. Selain itu kebutuhan terhadap akses kewilayah-wilayah di distrik lain menginisiasi pemerintah untukmemperlebar jarak akses angkutan perairan hingga ke wilayah yangcukup jauh. Beberapa rencana trayek yang hendak direalisasikandiantaranya dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.22 Lintas Trayek Dan Jarak Alur Sungai Angkutan daridistrik Aureh ke Distrik Airu

No Lintasan Jarak (Mill)

1 Urtia - Aurina 90 Mill2 Urtina - Marindra 180 Mill3 Urtina - Muara Nawa 150 Mill

Sumber : Dinas Perhubungan Kab. Jayapura, 2009

Selain prasarana dermaga, keberadaan angkutan perairan di DanauSentani juga sangat penting untuk dicermati. Dermaga yang masihsederhana, dengan material kayu menjadikan wilayah DanauSentani hanya dapat diakses oleh kapal-kapal kecil, seperti kapalnelayan, kapal motor dengan bobot yang ringan (<7 GT). Bahkan dibeberapa wilayah, masih ditemui beberapa kapal yangmenggunakan dayung dengan tenaga mekanik. Kapal tersebut biasadigunakan nelayan untuk mencari ikan dengan jarak yang tidakterlalu jauh. Selain itu, kapal motor yang biasa digunakan untukwisata juga banyak ditemui dengan ukuran yang kecil dan belumdilengkapi dengan perlengkapan keselamatan yang memadai.Berikut jumlah armada ASD di Kabupaten Jayapura tahun 2007.

89

Tabel 4.23 Jumlah Armada ASD di Kabupaten Jayapura Tahun 2007

No Armada Jumlah Frekuensi

1 Perahu Motor Di Danau Sentani 60 65

2 Perahu Motor Di Sungai Mamberamo( Airu)

15 2

3 Kapal Motor - -

Sumber : Dinas Perhubungan Kab. Jayapura, 2009

6. Dokumentasi Survey

a. Pelabuhan Yahim

Gambar 4.16. Pintu GerbangPelabuhan

Gambar 4.17. Sarana Parkir

Gambar 4.18. Fasilitas Kios DiPelabuhan

Gambar 4.19. Dermaga

90

Gambar 4.20. Fasilitas Dermaga Gambar 4.21. Fasilitas PenjualanIkan

b. Pelabuhan Khalkote

Gambar 4.22. Pintu GerbangPelabuhan

Gambar 4.23. Fasilitas Kios DiPelabuhan

91

Gambar 4.24. Kondisi Dermaga 1 Gambar 4.25. Kondisi Dermaga 2

Gambar 4.26. Kondisi Dermaga 3 Gambar 4.27. Kondisi Dermaga 4

Gambar 4.28. Kondisi Dermaga 5 Gambar 4.29. Bangunan di SekitarPelabuhan

92

E. Benchmarking angkutan sungai dan danau di Bangkok, Thailand

Angkutan perairan di Thailand dapat dibedakan menjadi 2 moda:a. Angkutan Sungai (Inland waterway Transportation) danb. Angkutan Laut (Coastal Transportation)

Angkutan sungai terdiri dari jalur yaitu jalur nasional (domestictransportation) dan jalur lintas Negara (overseas transportation).

Gambar 4.30 Jaringan lintas angkutan Perairan di Thailand

Chao Phraya adalah besar sungai di Thailand , dengan dataran rendahaluvial yang membentuk pusat dari negara. Sungai Chao PhrayaMengalir melalui Ibukota Bangkok dan berakhir di teluk Thailand.

Pada banyak peta Eropa kuno, sungai tersebut bernama Menam atauMae Nam, Thailand untuk "sungai". Inggris H. Warington Smyth , yang

93

menjabat sebagai Direktur Departemen Pertambangan di Siam from1891-1896, menyebutnya dalam bukunya pertama kali diterbitkan padatahun 1898 sebagai "Me Nam Chao Phraya." Thailand kerajaan danmulia judul Chao Phraya dapat diterjemahkan sebagai " GrandDuke/Sungai Raja.

Chao Phraya dimulai pada pertemuan dari Ping dan Nan sungai diNakhon Sawan (juga disebut Pak Nam Pho) di provinsi Nakhon Sawan.Kemudian mengalir ke selatan untuk 372 kilometer (231 mil) daridataran pusat ke Bangkok dan Teluk Thailand. Dalam Chainat , sungaiterbagi menjadi program utama dan Chin Tha sungai, yang kemudianmengalir sejajar dengan sungai utama dan keluar di Teluk Thailandsekitar 35 kilometer (22 mil) barat Bangkok di Samut Sakhon. Dalamrendah dataran aluvial yang dimulai di bawah bendungan Chainat, kanalkecil ( Khlong ) memisahkan diri dari sungai utama. Khlongs digunakanuntuk irigasi sawah di kawasan itu.

Lokasi sungai adalah 13 N, 100 E. Daerah ini memiliki iklim monsoonbasah, dengan lebih dari 1.400 mm curah hujan per tahun dan suhumulai dari 33 ° C sampai 24 ° C di Bangkok.

Jembatan utama yang salib Chao Phraya berada di Provinsi Bangkok: diRama VI rel-jalan jembatan; Phra Pin-klao dekat Grand Palace , RamaVIII , sebuah menara tunggal asimetris jembatan kabel; Rama IX , semi-simetris jembatan kabel, dan Jembatan mega , bagian dari Ring RoadIndustri.

Jembatan utama yang yang melintasi Chao Phraya yang berada diProvinsi Bangkok: di Rama VI rel-jalan jembatan; Phra Pin-klao dekatGrand Palace , Rama VIII , sebuah menara tunggal asimetris jembatankabel; Rama IX , semi- simetris jembatan kabel, dan Jembatan mega ,bagian dari Ring Road Industri.

Anak sungai utama Sungai Chao Phraya adalah Pa Sak Sungai , SakaeKrang Sungai , Sungai Nan), Sungai Ping dan Chin Tha Sungai .Masing-masing anak sungai (dan Chao Phraya itu sendiri) lebih lanjutdidistribusikan oleh sungai kecil tambahan sering disebut sebagai khwae.Semua anak sungai, termasuk khwae lebih rendah, membentuk sebuahpola seperti pohon yang luas, dengan cabang yang mengalir melaluihampir setiap provinsi di pusat dan utara Thailand . Tidak ada anak-anaksungai dari Chao Phraya melampaui perbatasan negara. Para Nan danYom aliran Sungai hampir paralel dari Phitsanulok ke Chumsaeng dibagian utara provinsi Nakhon Sawan. Sungai Wang memasuki SungaiPing dekat Sam Ngao kabupaten di provinsi Tak

Di Bangkok, Chao Phraya adalah arteri transportasi utama untukjaringan yang luas dari bus sungai-sungai lintas feri dan taksi air, jugadikenal sebagai longtails Lebih dari 15 baris perahu beroperasi pada

94

sungai dan kanal-kanal kota, termasuk jalur komuter yang terkoneksisatu sama lain dalam sistem transportasi sungai di wilayah tersebut.

Gambar 4.31 Angkutan Sungai di Chao Phraya dan fasilitasnya

Gambar 4.32 Fasilitas angkutan sungai di Chao Phraya

DAFTAR PUSTAKA

Abubakar, Iskandar, Hedjan Kenasin, B. Barzach, 2011, “Suatu Pengantar: PelayaranPerairan Daaratan”, Trasindo Gastama Media

NSW Government: Maritime, 2010, “Boating Handbook 2010-2011 ” , Minister forPorts and Waterways

Australian Standard, 2005, “Guidelines for The Design of Maritime Strustures”,Australian Standard Committee CE-030, Maritime Structures

Kramidibrata, Soedjono, 2002, “Perencanaan Pelabuhan”, Penerbit ITB

Kementerian Lingkungan Hidup, 2006, Profil Danau Indonesia, Jakarta

Deliarnoor, N. A., 2008, Kebijakan pengelolaan pelabuhan khusus di sungai, FakultasIlmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Padjadjaran, Bandung

Mathiesen, T.C., 1990, Ro-ro safety a need for a total approach, SenW57STEIAARGANG NR 7, 387-389.

Maine State Planning Office, 1997, “The Waterfront Construction Handbook :Guidelines Design And Construction of Waterfront Facilities”, Maine StatePlanning Office , Maine Coastal Program

Mustapadidjaja,2002. Paradigma-Paradigma Pembangunan dan SalingHubungannyadengan Model, Strategi, dan Kebijakan dalam PenyelenggaraanPembangunan. Bahan Ceramah pada Diklatpim Tingkat 2. Jakarta

Pemerintah Republik Indonesia. 2008. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2008 tentangPelayaran. Jakarta.

Pemerintah Republik Indonesia. 2004. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentangPemerintahan Daerah. Jakarta.

Pemerintah Republik Indonesia. 2000. Peraturan Pemerintah Nomor 102 Tahun 2000tentang Standar Nasional. Jakarta.

Pemerintah Republik Indonesia. 2010. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2010tentang Angkutan Perairan. Jakarta.

Pemerintah Republik Indonesia. 2004. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor: KM52 Tahun 2004 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan. Jakarta.

Pemerintah Republik Indonesia. 1980. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor:KM 65 Tahun 1980 tentang Ratifikasi Solas 1974. Jakarta.

Pemerintah Republik Indonesia. 1986. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor:KM 60 Tahun 1986 tentang Ratifikasi STCW 1978. Jakarta.

Pemerintah Republik Indonesia. 2006. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor: KM14 Tahun 2006 tentang Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas di Jalan. Jakarta.

Pemerintah Republik Indonesia. 1994. Keputusan Kepala Badan Pembinaan HukumNomor: G-159 PR.09.10 Tahun 1994 tentang Petunjuk Teknis PenyusunanNaskah Akademik Peraturan Perundang-undangan. Jakarta

Pemerintah Republik Indonesia. 2003. Keputusan Direktur Jenderal PerhubunganDarat Nomor: SK. 73/AP.005/DR/DRJD/2003 tentang Persyaratan PelayananMinimal Angkutan Penyeberangan. Jakarta.

Ryllat, Alastair, et al. 1993. Creating Training Miracles. AIM Australia.US Army, 2001, “Maintanance and Operation : Maintanance of Waterfront

Facilities”, US Army Corps Of EngineersUS Army, 2001, “Unified Fasilities Criteria : General Criteria For Waterfront

Construction”, US Army Corps Of EngineersUS Army, 1990, “Port Construction And Repair FM 5-480”, US Army Corps Of

EngineersUS Federal Waterway Regulation Title 33 CFR 161 - Vessel Traffic Management.NYS (New York State) Marine Service, 2010, “New York State Boaters Guide ”, State

Of New York, Office of Parks, Recreation, And Historic Preservation, Bureu ofMarine and Recreational Vehicles

DAFTAR SUNGAIDI PROVINSI JAMBI

NO. NAMA SUNGAIPANJANGSUNGAI

(KM)

DAPATDILAYARI

(KM)

RATA-RATA

LEBAR KEDALAMAN

1 BATANGHARI 1,740 1,440 200 – 1,200 4 – 12

2 BATANG TEBO 140 140 20 – 300 7 – 8

3 BATANG TEMBESI 350 250 80 – 320 3 – 8

4 BATANG TABIR 245 150 20 – 150 4 – 5

5 BATANG MERANGIN 140 60 50 – 150 3 – 4

6 AIR HITAM LAUT 50 25 25 – 150 3 – 4

7 BATANG BERBAK 42 42 150 – 650 8 – 10

8 SADU 35 35 30 – 130 5 – 6

9 PEMUSIRAN 46 46 40 – 75 4 – 5

10 KUMPEH 65 55 20 – 30 1.5 – 2

11 BATANG ASAI 125 80 25 – 40 2 – 2.5

12 PENGABUAN 120 75 75 – 500 8 – 10

13 MENDAHARA 112 70 50 – 200 6 – 7

14 BETARA 110 65 70 – 180 5 – 6

15 LAGAN 30 25 25 – 75 5 – 6

Sumber : Dit.LLSAD

FASILITAS DERMAGA SUNGAIDI PROVINSI JAMBI

NO. NAMA SUNGAI DAN DERMAGA

FASILITASTAHUN

PEMBUATANKonstruksiDermaga

LuasDermaga(P x L)

Kondisi Dermaga(%)

GudangTertutup

(m2)

TerminalTerbuka

(m2)

TerminalPenumpang

(m2)

AlatBongkar/

Muat1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

SUNGAI BATANGHARI

1 DERMAGA TANAH TIMBUN KOTA JAMBI BETON 70 x 8,5 BAIK - - - - 2009- TRESTLE BETON 41,5 x 6 BAIK- PONTON PONTON/KAYU 17 x 6 BAIK

2 DERMAGA ARAB MELAYU PONTON 10 x 4,9 RUSAK - - - - 19993 DERMAGA PELAYANGAN PONTON 10 x 4,9 RUSAK - - - - 19994 DERMAGA MUARO JAMBI KAYU 12 x 8 BAIK - - - - 1992/19935 DERMAGA MUARA BULIAN KAYU 30 x 6 BAIK - - - - 19936 DERMAGA SUNGAI RENGAS KAYU 30 x 20 RUSAK - - - - 1995/19967 DERMAGA MUARA TEMBESI hanya kantor8 DERMAGA SUAK KANDIS KAYU/PONTON 193,2 x 92 RUSAK/BAIK 100 70 - - 1983/19849 DERMAGA TELUK BUAN BETON 12 x 6 BAIK - - - - 2007*

10 DERMAGA KOTO KANDIS BETON 15 x 12 BAIK - - - - 2007/200811 DERMAGA SUNGAI PUDING KAYU 60 x 6 RUSAK 200 - 60 - 1975/197612 DERMAGA KAMPUNG LAUT KAYU 32 x 17 RUSAK 750 - 60 - 1977/197813 DERMAGA TELUK MAJELIS KAYU 6 x 4 BAIK - - - - 200814 DERMAGA KUALA MENDAHARA KAYU 4 x 5 BAIK - - - - 200815 DERMAGA SUNGAI TAWAR KAYU 6,5 x 4,5 BAIK - - - - 200816 DERMAGA SIMPANG KIRI KAYU 6 x 10 BAIK - - - - 200817 DERMAGA SINAR WAJO KAYU 5 x 4,5 BAIK - - - - 200818 DERMAGA SUNGAI BERAS KAYU 5 x 5 BAIK - - - -` 200819 DERMAGA BAKTI IDAMAN KAYU 5 x 4 BAIK - - - - 200820 DERMAGA MA. SABAK TIMUR KAYU 12 x 13,5 BAIK - - - - 2008`21 DERMAGA MARGO MULYO KAYU 6 x 4 BAIK - - - - 200822 DERMAGA TELAGA LIMA KAYU 10 x 4 BAIK - - - - 200823 DERMAGA KARYA BAKTI KAYU 10 x 4 BAIK - - - - 200824 DERMAGA RANTAU MAKMUR KAYU 8 x 4 BAIK - - - - 200825 DERMAGA SIMPANG PANGAYUTAN KAYU 10 x 4 BAIK - - - - 200826 DERMAGA MUARO TEBO PONTON 17 x 8 TENGGELAM - - - - 1970/197127 DERMAGA PAUH PONTON 15 x 5 TENGGELAM - - - - 1977/1978

SUNGAI BATANG BERBAK

1 DERMAGA NIPAH PANJANG KAYU 50 x 28 RUSAK 130 - 144 - 1974/19752 DERMAGA RANTAU RASAU KAYU 14 x 4 BAIK - - - - 2007*3 DERMAGA RANTAU RASAU I KAYU 6 x 4 BAIK - - - - 20084 DERMAGA SUNGAI RAMBUT KAYU 10 x 4 BAIK - - - - 2008

SUNGAI SADU

1 DERMAGA SUNGAI LOKAN KAYU 12 x 6 BAIK - - - - 2008*2 DERMAGA SIMPANG JELITA KAYU 4,5 x 6 BAIK - - - - 20073 DERMAGA PARIT 3 SEI. JERUK BETON 12 x 12 BAIK - - - - 2007/20084 DERMAGA BUNGO TANJUNG KAYU 1,5 x 5 BAIK - - - - 20075 DERMAGA PEMUSIRAN KAYU 10 x 4 BAIK - - - - 20086 DERMAGA LAGAN TENGAH KAYU 6,5 x 5 BAIK - - - - 20087 DERMAGA LAGAN ULU KAYU 6,5 x 5 BAIK - - - - 20088 DERMAGA KUALA LIMBUR KAYU 6 x 4 BAIK - - - - 20089 DERMAGA SIMBUR NAIK KAYU 12 x 4 BAIK - - - - 2008

10 DERMAGA LAMBUR LUAR KAYU 8 x 4 BAIK - - - - 200811 DERMAGA DESA SINGKEP PONTON (BAJA) 12 x 12 BAIK - - - 2007/2008

SUNGAI PANGABUAN

1 DERMAGA LLASDP KUALA TUNGKAL KAYU 25 x 5 KURANG BAIK - - - - 20042 DERMAGA AMPERA KAYU 25 x 5 KURANG BAIK 19963 DERMAGA PASAR KUATIK KAYU 15 x 5 KURANG BAIK 19964 DERMAGA TANGGA RAJA ULU PERMANENT 20 x 10 BAIK - - - - 2006

Keterangan:* Dermaga direhab kembali

FASILITAS DERMAGA SUNGAIDI KOTA JAMBI

NO. NAMA SUNGAI DAN DERMAGA

FASILITASTAHUN

PEMBUATANKonstruksiDermaga

LuasDermaga(P x L)

Kondisi Dermaga(%)

GudangTertutup

(m2)

TerminalTerbuka

(m2)

TerminalPenumpang

(m2)

AlatBongkar/

Muat1 2 3 4 5 6 7 8 9 101 DERMAGA TANAH TIMBUN KOTA JAMBI BETON 70 x 8,5 BAIK - - - - 2009

- TRESTLE BETON 41,5 x 6 BAIK- PONTON PONTON/KAYU 17 x 6 HANYUT

2 DERMAGA ARAB MELAYU PONTON/KAYU 10 x 4,9 RUSAK - - - - 19993 DERMAGA PELAYANGAN PONTON/KAYU 10 x 4,9 RUSAK - - - - 1999

FASILITAS DERMAGA SUNGAIDI KABUPATEN TANJAB BARAT

NO. NAMA SUNGAI DAN DERMAGA

FASILITASTAHUN

PEMBUATANKonstruksiDermaga

LuasDermaga(P x L)

Kondisi Dermaga(%)

GudangTertutup

(m2)

TerminalTerbuka

(m2)

TerminalPenumpang

(m2)

AlatBongkar/

Muat1 2 3 4 5 6 7 8 9 101 DERMAGA LLASD KUALA TUNGKAL KAYU 25 x 5 KURANG BAIK - - - - 20042 DERMAGA AMPERA KAYU 25 x 5 KURANG BAIK 19963 DERMAGA PASAR KWATIK KAYU 15 x 5 KURANG BAIK 19964 DERMAGA TANGGO RAJO ULU PERMANENT 20 x 10 BAIK - - - - 2006

FASILITAS DERMAGA SUNGAIDI KABUPATEN BATANGHARI

NO. NAMA SUNGAI DAN DERMAGA

FASILITASTAHUN

PEMBUATANKonstruksiDermaga

LuasDermaga(P x L)

Kondisi Dermaga(%)

GudangTertutup

(m2)

TerminalTerbuka

(m2)

TerminalPenumpang

(m2)

AlatBongkar/

Muat1 2 3 4 5 6 7 8 9 105 DERMAGA MUARO BULIAN KAYU BULIAN 30 x 6 RUSAK - - - - 19936 DERMAGA SUNGAI RENGAS KAYU BULIAN 30 x 20 RUSAK - - - - 1995/19967 DERMAGA MUARO TEMBESI *

Keterangan:* = hanya kantor pengawasan dan tangga turun naik penumpang

FASILITAS DERMAGA SUNGAIDI KABUPATEN MUARO JAMBI

NO. NAMA SUNGAI DAN DERMAGA

FASILITASTAHUN

PEMBUATANKonstruksiDermaga

LuasDermaga(P x L)

Kondisi Dermaga(%)

GudangTertutup

(m2)

TerminalTerbuka

(m2)

TerminalPenumpang

(m2)

AlatBongkar/

Muat1 2 3 4 5 6 7 8 9 101 DERMAGA SENGETI / MUARO JAMBI KAYU BULIAN 12 x 8 RUSAK - - - - 1992/19932 DERMAGA SUAK KANDIS

- DERMAGA KAYU 193 m2 RUSAK - 100 70 - 1983/1984- PONTON PONTON/KAYU 92 m2 RUSAK - - - -

DATA KAPAL ANGKUTAN SUNGAI YANG TEREGISTRASI

No. Nama Kapal Nama Pemilik Alamat Tanda Selar Jenis KETERANGAN

1 2 3 4 6 7 15

DISHUB PROV. JAMBI

1. TB. Kw. S.05 Kasmiadi Rt. 03/01 Mendalo LautJB

60 Motor TundaGT 8/11-09

2. TKG. Besi Sur 012 SurbaktiJln. Pangeran Hidayat No. 3Jambi

JB73 Tongkang

GT 37/01-10

3. TK. Sur III SurbaktiJln. Pangeran Hidayat No. 3Jambi

JB68 Tongkang

GT 22/01-10

4. TK. Sur. 014 SurbaktiJln. Pangeran Hidayat No. 3Jambi

JB74 Tongkang

GT 37/01-10

5. TKG. Sur 01 SurbaktiJln. Pangeran Hidayat No. 3Jambi

JB67 Tongkang

GT 37/01-10

6. MB. Surbakti SurbaktiJln. Pangeran Hidayat No. 3Jambi

JB66 Motor Boat

GT 22/01-10

7. TB. Panthere II SurbaktiJln. Pangeran Hidayat No. 3Jambi

JB78 Tug Boat

GT 15/01-10

8 Tunda Sur Ex td. XXVI Surbakti Jln. Pangeran Hidayat No. 3 JB 76 Tug Boat

Jambi GT 10/01-10

9 TB. Makmur Selatan Darmadi Tekun Rt. 10 Talang Banjar JambiJB

83 Tug BoatGT 8/01-10

10 KM. Ojo Lali Ilyas Hapri

Dusun Suka Mulya Rt. 02Kel. Sei. Rambai Kec.Senyerang. Kab. TanjabBarat

JB

99 Kapal MotorGT 14/02-10

11 TKG. Shinta VIII JoniJln. Prof. M. Yamin, SH Rt.18 Kel. Lebak BandungJambi

JB100 Tongkang

GT 266/02-10

12MT. Careleks. PT. Carpotama

Tanggang Jaya

Jln. Sultan Agung No. 50.RT 009/003 Telanai PuraJambi

JB101 Motor Tunda

Eks. Jhonson GT 17/02-10

13 MB. Himalaya I M. SidikLrg. Hidayat Rt.019 Kel.Rajawali Jambi

JB90 Motor Boat

GT 7/05-10

14 Tongkang BHT

Drs. H. Asril SutanAmir Jln. Kelurahan Sijinjang Rt.

01 Tlp. 23520/31933

JB86 Tongkang

(PT. BatanghariTembesi)

GT 121/03-10

15 TB. Aro.PT. Angkasa RayaJambi

Kp. Arab Melayu (Seko)Jambi

JB80 Tug Boat

GT 8/01-10

16 TKG. Angkasa RayaPT. Angkasa RayaJambi

Kp. Arab Melayu (Seko)Jambi

JB81 Tongkang

GT 56/01-10

17 TKG. Angkasa Raya IPT. Angkasa RayaJambi

Kp. Arab Melayu (Seko)Jambi

JB82 Tongkang

GT 56/01-10

18TKG. S.T.G III PT. Carpotama

Tanggang Jaya

Jln. Sultan Agung No. 50.RT 009/003 Telanai PuraJambi

JB101 Tongkang

Eks. Jhonson Jaya GT 29 /02-10

19MB REMCO

PT. Remco JambiKp. Tanjung Johor SeberangKota Jambi

JB23 Motor Boat

EX WARINGIN IV GT 10/04-10

20 TK REMCO IV PT. Remco JambiKp. Tanjung Johor SeberangKota Jambi

JB17 Tongkang

GT 68/04-10

21 TB REMCO PT. Remco JambiKp. Tanjung Johor SeberangKota Jambi

JB18 Tug Boat

GT 16/04-10

22 TKG. Remco III PT. Remco JambiTanjung Johor Rt. 05 SekoJambi

JB89 Tongkang

GT. 21 /05-10

23 TKG. Remco II PT. Remco JambiTanjung Johor Rt. 05 SekoJambi

JB88 Tongkang

GT 30/05-10

24 TK REMCO V PT Remco JambiKp. Tanjung Johor SeberangKota Jambi

JB20 Tongkang

GT 38/04-10

26 MB REMCO III PT Remco JambiKp. Tanjung Johor SeberangKota Jambi

JB19 Motor Boat

GT 16/04-10

27 TK Jambi Waras XII PT Jambi Waras Jln. Sultan Thaha JambiJB

12 TongkangGT 68/04-08

28 TK Jambi Waras XIV PT Jambi Waras Jln. Sultan Thaha JambiJB

13 TongkangGT 222/04-08

29 TK. Jambi Waras XV PT. Jambi Jln. Sultan Thaha JambiJB

14 TongkangGT.222/04-08

30 KM Jaya Sakti Pembina Sitepu Kota JambiJB

31 Kapal MotorGT 16/05-08

31 TKG. NurhayatiLimHokSing /Alek

Rt. 010 Kel. Rajawali JambiJB

87 TongkangGT 89/05-10

32 TK RKM Penyedot Pasir CV Ridwan Karya Jln. Lintas Timur, Pasir JB 34 Tongkang

Maju Panjang Jambi GT 9/06-10

33 TK Makmur Permai V Sensen bin UsmanRT 10 Talang Banjar KotaJambi

JB32 Tongkang

GT 56/06-10

34 TB Sinar Sentosa Sunaryo SDAJB

2 Tug BoatGT 7/04-10

35 TK STJI I Sunaryo SDAJB

3 TongkangGT 13/04-10

36 TK Sentosa Jaya Sunaryo SDAJB

4 TongkangGT 18/04-10

37 TK Sentosa Jaya Suparni RT 08 TanjungJB

5 TongkangGT 33/04-10

38 TK Sentosa Jaya Zaijen Liga Gang SikuJB

6 TongkangGT 48/04-10

39 TK STJI II SunaryoKampung Sijenjang KotaJambi

JB7 Tongkang

GT 34/04-10

40 TK Sentosa Jaya SunaryoKampung Sijenjang KotaJambi

JB8 Tongkang

GT 32/04-10

41 TKG. Mugi VIIPT. Ambasi PrimaJaya

Jln. Empirit Raya IV No.1Rt. 5, Kel. Handil JayaJambi

JB95 Tongkang

GT 44/08-09

42 TKG. Makmur Permai 07 Parmadi TekunJln. Mayor Abd.Kartawirana Jambi

JB47 Tongkang

GT 96/08-10

43 TKG. Makmur Permai III UsmanJln. Mayor Zainal AbidinNo.01 Rt. 16 Kec. JambiTimur, Kota Jambi

JB49 Tongkang

GT 50/08-10

44 TKG. Permai Makmur I Usman Jln. Mayor Zainal Abidin JB 51 Tongkang

No. 01 Rt. 16 Kec. JambiTimur, Kota Jambi

GT 13/08-10

45 KM. Hendri II ZulkarnainJln. Mesjid Nurul Jannah Rt.03 Kel. Selamat Kec.Tetanai Pura, Jambi

JB38 Kapal Motor

GT 32/09-10

46 TKG. PT. CasPT. Cas Hotman Jln. Emprit Raya IV No.8.

JambiJB

57 TongkangP. Sitanggang GT 50/11-10

47 TKG. Mas LuyantoJln. Pangeran Hidayat Rt.12Kel Suka Karya, Kec KotaBaru Jambi

JB96 Tongkang

GT 18 /10-10

DISHUB TANJAB BARAT

1 SB. R & D IswadiDs. Parid Cagat RT. 07Kel. Teluk Pulai Raya

JB/TB182 Speed Boat

GT.1/01-10

2 SB. RADEN MustafaDsn. Suka Mulya Kel.Sei. Rambe

JB/TB183 Speed Boat

Kec. Pengabuan GT.1/02-10

3 KM. KARTINI Mardi

Dsn. Tanjung Mawar RT.03

JB/TB184 KM. Barang

Kel. Kayu Aro Kec.Pengabuan

01.2/03-10

4 KM. LISTA JAYA Saharuddin

Ds. Teladan RT. 08 Kel.Sei. Dualap

JB/TB185 KM. Barang

Kec. Betara KualaTungkal

GT.3/03-10

5KM. PUTRAPENGABUAN

SurosoDsn. Tani RT. 58 Kel.Teluk Nilau

JB/TB186 KM. Barang

Kec. Pengabuan GT.7/03-10

6 MB. HIKMAH M. TaherDsn. Teladan RT. 01 Kel.Set Dualap

JB/TB187 KM. Barang

Kuala Tungkal GT.6/03-10

7 KM. ANISA ArifinDs. Teluk Nilau RT. 09 JB/TB

188 KM. BarangKec. Pengabuan KualaTungkal

GT.6/03-10

8 KM. MEKAR INDAH Djanuari SelamatRT. 01 Dusun SeraiKuala Tungkal

JB/TB189 KM. Nelayan

GT.6103-10

9 KM. SELVI JAYA I SamsulJI. Bawal Ujung RT. 28 JB/TB

190 KM. NelayanKel. Tungkal II KualaTungkal

GT.4/03-10

10 KM. SELVI JAYA II SamsulJI. Bawal Ujung RT. 28 JB/TB

191 KM. NelayanKel. Tungkal 11 KualaTungkal

GT.6/03-10

11 KM. IZT AZIZA Abdul KarimParid 12 RT. 20 Kel.Bram Ram

JB/TB192 KM. Barang

Kec. Tungkal Ilir GT.2/03-10

12 KM. REZEKI BARU I Kaspul AnwarJt. Bahari RT. 16 Kel.Tungkal II

JB/TB193 KM. Nelayan

Kec. Tungkal Ilir GT.5/04-10

13 KM. REZEKI BARU II Kaspul AnwarJI. Bahari RT. 16 Kel.Tungkal 11

JB/TB194 KM. Nelayan

Kec. Tungkal Ilir GT.6/04-10

14 KM. ALIF Selamat Riyadi

JI. Gg. Cempaka RT. 03Kel. Tungkal IV

JB/TB195 KM. Nelayan

Kec. Tungkal Ilir - KualaTungkal

GT.3/04-10

15SB. BINTANGCAHAYA

RidwanJI. Sudirman RT. 05 Kel.Tungkal 111

JB/TB196 KM. Nelayan

Kuala Tungkal GT.3/04-10

16 KM. BINA BAHARI Alex Hendri

JI. Bahari RT. 16 Kel.Tungkal III

JB/TB197 KM. Nelayan

Kec. Tungkal Ilir - KualaTungkal

GT.4/04-10

17 KM. DIQIM. NawawiHusni

JI. Manunggal II RT. 08 JB/TB198 KM. Nelayan

Kuala Tungkal GT.6/04-10

18 KM. YULIWidodoPamungkas

JI. Kihajar DewantaraRT. 04

JB/TB199 KM. Nelayan

Kuala Tungkal GT.5/04-10

19KM. BINTANG LAUTIV

Lie Lim HokYong

Jl.Kompol Zainal AbidinRT. 02

JB/TB200 KM. Nelayan

Kuala Tungkal GT.4/04-10

20 KM. ANUGRAH I TomoJI. Bhayangkara RT. 12Kel. Tungkal III

JB/TB201 KM. Nelayan

Kuala Tungkal GT.3/04-10

21 KM. ANUGRAH II TomoJI. Bhayangkara RT. 12Kel. Tungkal III

JB/TB202 KM. Nelayan

Kuala Tungkal GT.3/04-10

22 KM. DOA IBU I Fahrur RoziJI. Kelapa Gading RT. 23 Ai/TB

203 KM. NelayanKel. Tungkal Harapan -Kuala Tungkal

GT.5/04-10

23 KM. DOA IBU II Agus RomansyahJ1. Kemuning RT. 22 JB/TB

204 KM. NelayanKel. Tungkal Harapan -Kuala Tungkal

GT.6/04-10

24 KM. DOA IBU III ZulyadiJI. Kelapa Masnis RT. 22 JB/TB

205 KM. NelayanKel. Tungkal Harapan -Kuala Tungkal

GT.5/04-10

25 KM. DOA IBU IV Joni Waluyo

JI. Prof. Dr. Sri SoedewiRT. 26

JB/TB206 KM. Nelayan

Kel. Tungkal IV - KualaTungkal

GT.5/04-10

26 KM. TIGA SAUDARAHasanuddin BinIdrus

JI. Bawal RT. 28 Kp.Nelayan

JB/TB207 KM. Nelayan

Kuala Tungkal GT.4/04-10

27 KM. SIMRO HandyJI. Harapan RT. 12 Kel.Tungkal Harapan

JB/TB208 KM. Nelayan

Kuala Tungkal GT.4/05-10

28 KM. BINTANG I Kastalani

JI. Kampung Nelayan RT.26

JB/T209 KM. Nelayan

Kel. Tungkal II - KualaTungkal

GT.3/05-10

29 KM. BINTANG II Kastalani

JI. Kampung Nelayan RT.26

JB/TB210 KM. Nelayan

Kel. Tungkal II - KualaTungkal

GT.3/05-10

30 KM. BINTANG III Kastalani

Ji. Kampung Nelayan RT.26

JB/TB211 KM. Nelayan

Kel. Tungkal II - KualaTungkal

GT.3/05-10

31 KM. BINTANG IV KastalaniJI. Kampung Nelayan RT.26

JB/TB212 KM. Nelayan

Kel. Tungkal H - Kuala GT.3/05-10

Tungkal

32 KM. BINTANG V Kastalani

JI. Kampung Nelayan RT.26

JB/TB213 KM. Nelayan

Kel. Tungkal II - KualaTungkal

GT.3/05-10

33 KM. BINTANG VI Kastalani

JI. Kampung Nelayan RT.26

JB/TB214 KM. Nelayan

Kel. Tungkal II - KualaTungkal

GT.3/05-10

34 KM. BINTANG VII Kastalani

JI. Kampung Nelayan RT.26

JB/TB215 KM. Nelayan

Kel. Tungkal 11- KualaTungkal

GT.3/05-10

35 KM. BINTANG VIII Kastalani

JI. Kampung Nelayan RT.26

JB/TB216 KM. Nelayan

Kel. Tungkal II - KualaTungkal

GT.3/05-10

36 KM. BINTANG IX Kastalani

JI. Kampung Nelayan RT.26

JB/TB217 KM. Nelayan

Kel. Tungkal II - KualaTungkal

GT.3/05-10

37 KM. MEGA JAYA I Abdul Muin

JI. Bawal RT. 01 Kel.Tungkal II

JB/TB218 KM. Nelayan

Kec. Tungkal Hir - KualaTungkal

GT.5/05-10

38 KM. MEGA JAYA II Abdul Muin

JI. Bawal RT. 01 Kel.Tungkal 12

JB/TB219 KM. Nelayan

Kec. Tungkal Ilir - KualaTungkal

GT.3/05-10

39 KM. BADAR Pardiman

JI. Pahlawan Lrg. BantenRT. 10

JB/TB220 KM. Nelayan

Kel. Tungkal IV - KualaTungkal

GT.5/05-10

40 KM. KARMA KASIH Abdilah SinagaJI. Gang Mawar RT. 23Kel. Tungkal

JB/TB221 KM. Nelayan

Harapan Kec. Tungkal Ilir GT.4/05-10

41 KM. DARA Afrizal AhyarJI. Ahmad 1 RT. 23 Kel.Tungkal

JB/TB222 KM. Nelayan

Harapan Kec. Tungkal Ilir GT.5/05-10

42 KM. REHAN IrwanJI. Gang Mawar RT. 23Kel. Tungkal

JB/TB223 KM. Nelayan

Harapan Kec. Tungkal Ilir GT.4/06-09

43 KM. SINAR BONE I Kinas

JI. Tangga Raja Ilir RT.17

JB/TB224 KM. Nelayan

Kel. Tungkal III - KualaTungkal

GT.3/05-10

44 KM. SINAR BONE II Kinas

J1. Tangga Raja Ilir RT.17

JB/TB225 KM. Nelayan

Kel. Tungkal III - KualaTungkal

GT.3/05-10

45 KM. SINAR BONE III Anwar

JI. Tangga Raja Ilir RT.17

JB/TB226 KM. Nelayan

Kel. Tungkal III - KualaTungkal

GT.3/05-10

46 KM. SAFA LaudeJl. BTN PelabuhanPermai RT. 26

JB/TB227 KM. Nelayan

Kel. Tungkal III - Kuala GT.5/05-10

Tungkal

47 KM. MENTENG JAYA LehendGg. Alfalah RT. 10 Kel.Tungkal

JB/TB228 KM. Nelayan

Harapan Kec. Tungkal Ilir GT.4/06-10

48 KM. PAPADAAN Syamsuddin

Parid 20 RT. 10 Kel.Tungkal V

JB/TB229 Kapal Motor

Kec. Seberang Kota -Kuala Tungkal

GT.4/06-10

49 SB. BAKTIAR Bahtiar EffendiDs. Teluk Nilau RT. 07Kec. Pengabuan

JB/TB230 Speed Boat

Kuala Tungkal GT.1/08-10

50 SB. FITRI EXSPRESS H. Ari Dawang

Ds. Selayang PandangKel. Kempas

JB/TB231 Speed Boat

Jaya Kec. Senyerang -Ka. Tungkal

GT.1/08-10

51 SB. AISYAH IMuhammadDong

Ds. Teladan Dsn. Sei.Dualap RT. 01

JB/TB174 Speed Boat

Kec. Kuala Betara -Kuala Tungkal

GT.1/08-10

52 SB. AISYAH IIMuhammadDong

Ds. Teladan Dsn. Sei.Dualap RT. 01

JB/TB175 Speed Boat

Kec. Kuala Betara -Kuala Tungkal

GT.1/08-10

53 KM. NURLAILI WelliJI. Kalimantan KualaTungkal

JB/TB232 Kapat Motor

GT.6/10-10

54 KM. NAZWA lrwansyahDsn. Mekar Jati RT. 01Kec. Pengabuan

JB/TB233 Kapat Motor

Kuala Tungkal GT.5/10-10

Tabel Data Dermaga Sungai Wilayah Kota Palangkaraya

No Nama Dermaga Nama SungaiFasilitas Luas

Tanah(estimasi)

PemilikTahun

PembuatanKondisi Koordinat

KonstruksiLuas(m²)

1 2 3 4 5 6 7 8 9I. Kota Palangka Raya

1. Dermaga Rambang2. Dermaga Tangkiling3. Dermaga B.Bengkel4. Dermaga K.Bengkirai5. Dermaga Marang

S. KahayanS. RunganS. KahayanS. SebangauS. Rungan

Kayu UlinKayu UlinKayu UlinKayu UlinKayu Ulin

2520150250175132

+ 1 Ha+ 1 Ha+ 1 Ha+ 1 Ha+ 1 Ha

Pemko P.RayaPemko P.RayaPemko P.RayaPemko P.Raya

PemProv. Kalteng

2007 s/d20102005198720062010

Belum SerahTerima

9050

100Belum serah terima

DAFTAR DATA KAPAL YANG MELAYANI TRAYEKPADA PELABUHAN SUNGAI DUKU PEKANBARU

NO NAMA KAPAL TRAYEKISI KOTOR KAPASITAS

PERUSAHAAN/ AGEN J A M TARIF KETERANGAN(GT) (ORANG) BERANGKAT DATANG (Rp)

1 SB. Siak Gemilang 1 Pekanbaru - Siak 4 35 PT. Riau Tirta Indah 07.00 WIB 16.45 WIB 65,0002 SB. Siak Wisata 08 Pekanbaru - Siak 4 40 PT. Darma Dati 07.30 WIB 15.30 WIB 65,0003 SB. Siak Wisata 77 Pekanbaru - Siak 5 55 PT. Darma Dati 09.30 WIB 08.40 WIB 65,0004 SB. Siak Wisata 66 Pekanbaru - Siak 6 50 PT. Darma Dati 11.30.WIB 09.40.WIB 65,0005 SB. Siak Wisata 1 Pekanbaru - Siak 4 36 PT. Darma Dati 13.00 WIB 10.40 WIB 65,0006 SB. Siak Wisata 10 Pekanbaru - Siak 4 45 PT. Darma Dati 14.30 WIB 12.30 WIB 65,0007 SB. Siak Wisata 3 Pekanbaru - Siak 4 36 PT. Darma Dati 15.00 WIB 14.10 WIB 65,0008 SB. Siak Gemilang 2 Pekanbaru - Siak 4 38 PT. Riau Tirta Indah 16.00 WIB 12.30 WIB 65,000

JUMLAH 35 3351 MTTB. Terubuk Express 1 Pekanbaru - Bengkalis 7 32 PT. Putera Terubuk Group 08.00 WIB 11.00 WIB 150,0002 MTTB. Alita Express 1 Pekanbaru - Bengkalis 7 52 PT. Shofa Anita Bahari 08.30 WIB 11.15 WIB 150,0003 MTTB. Terubuk Express 2 Pekanbaru - Bengkalis 7 32 PT. Putera Terubuk Group 13.00 WIB 16.30 WIB 150,0004 MTTB. Alita Express 3 Pekanbaru - Bengkalis 7 49 PT. Shofa Anita Bahari 13.30 WIB 16.40 WIB 150,000

JUMLAH 28 1651 SB. Meranti Express 02 & 01 Pekanbaru - Selat panjang 21 78 PT. Citra Abadi Line 08.30 WIB 17.30 WIB 135,000

2 SB. Porti Express Pekanbaru - Perawang 21 109 PT. Citra Abadi Line 09.00 WIB 13.00 WIB 100,000Sampai SelatPanjang

3 SB. Garuda Express Pekanbaru - Perawang 23 80 PT. Pelra Bintang Dariau 13.30 WIB 17.10 WIB 100,000Sampai SelatPanjang

4 MTTB.Mahkota Express 88 Pekanbaru - Selat panjang 7 56 PT. Sinar Ramindo Indah 13.15 WIB 16.45 WIB 145,000 0f5 SB. Meranti Express 88 & 03 Pekanbaru - Selat panjang 21 78 PT. Citra Abadi Line 13.45 WIB 12.00 WIB 135,0006 KM. Jelatik Express 8 & 11 Pekanbaru - Selat Panjang 174 165 PT. Rizky Arung Samudera 17.00 WIB 05.00 WIB 60,000 Deck

80,000 KamarJUMLAH 267 566

JUMLAH SEAT 330 1066

DERMAGA / PELABUHAN PENUMPANG DAN BARANGDIWILAYAH KOTA PEKANBARU

1 2 3 4 5 8

1. Dermaga : Sungai Siak Beton Ukuran Dermaga Status Kepemilikan Pemerintah Kota Pekanbaru.Pelabuhan Sungai Duku Kelurahan Tanjung Rhu 2006 Panjang : 40 MPekanbaru Kec. Senapelan Lebar : 6 M

000 – 32’ – 108” LU Kota Pekanbaru1010 – 27’ – 711’ BT

Ponton Ukuran DermagaLWS 6 Meter (2 unit) Panjang : 5 M

Lebar : 15 M

2 Dermaga : Sungai Siak Beton Ukuran DermagaPelabuhan Kel. Limbungan 1951 Panjang : 94 MEx. PT. CPI-Rumbai Kec. Rumbai Konvensional(PT. SHK) Kota Pekanbaru : 92 M

000 – 33’ – 371” LU1010 – 27’ – 050’ BT

LWS 8 Meter

3 Dermaga PERTAMINA Sungai Siak Beton Ukuran Dermaga Status Kerpemilikan PERTAMINA (Persero)Kerl. Tjg. Rhu 1978 Panjang : 15 M

000 – 33’ – 060” LU Kec. Lima Puluh Lebar : 5 M1010 – 27’ – 795’ BT Kota Pekanbaru

TrestelLWS 6 Meter Panjang : 16 M

Lebar : 75 M

Pelabuhan ini dilengkapi dengan Gedung Terminlauntuk Ruang Tunggu Penumpang dan Kantor untukPetugas Dishub Kota Pekanbaru.

KeteranganUkuran DermagaNo. Nama Dermaga / Pemilik Lokasi DermagaKonstruksi

TahunPembuatan

1 2 3 4 5 94 PT. Pelindo I Sungai Siak Beton Dermaga Status Kepemilikan PT. Pelindo

000 – 32’ – 398” LU Kel. Kampung Dal;am 1986101 – 26’ – 773’ BT Kec. Senapelan

LWS 4 Meter Kota Pekanbaru

KAPAL PENUMPANG KAPAL PENUMPANG KAPAL PENUMPANG KAPAL PENUMPANG (BUAH) (ORANG) (BUAH) (ORANG) (BUAH) (ORANG) (BUAH) (ORANG)

1 JANUARI 524 14,791 1,345 5 512 16,310 11 1,011 11 8872 FEBRUARI 438 12,456 1,200 120 442 9,663 10 618 12 8943 MARET 460 12,410 1,143 350 458 14,164 12 812 11 8194 APRIL 441 11,399 1,500 190 438 11,233 11 571 12 7045 MEI 469 12,936 1,500 16 461 12,120 13 651 13 6556 JUNI 460 14,319 1,856 25 481 14,784 13 859 13 8957 JULI 478 16,815 1,467 112 475 15,011 14 1,081 14 9068 AGUSTUS 463 12,643 1,100 400 461 11,580 12 614 13 5229 SEPTEMBER 444 15,294 1,100 400 443 16,207 12 1,136 10 820

10 OKTOBER 452 13,609 1,325 350 452 14,344 12 518 13 77711 NOPEMBER 447 12,347 1,600 132 436 11,333 0 0 0 012 DESEMBER 546 16,640 1,595 85 527 13,485 0 0 0 0

JUMLAH 5622 165659 16731 2185 5586 160234 120 7871 122 7879

TRAYEK DALAM NEGERIDATANG BARANG (TON) BERANGKAT

BERANGKAT DATANG

REKAPITULASI REALISASI KUNJUNGAN KAPAL DAN PENUMPANGDI PELABUHAN SUNGAI DUKU PEKANBARU TAHUN 2009

NO BULAN

TRAYEK LUAR NEGERIDATANG BERANGKAT

KAPAL PENUMPANG KAPAL PENUMPANG KAPAL PENUMPANG KAPAL PENUMPANG(UNIT) (ORANG) (UNIT) (ORANG) (BUAH) (ORANG) (BUAH) (ORANG)

1 JANUARI 552 15,267 995 211 545 13,050 0 0 0 02 FEBRUARI 495 13,682 950 340 487 11,216 0 0 0 03 MARET 549 14,117 1,203 175 548 12,869 0 0 0 04 APRIL 488 12,110 950 306 486 11,178 0 0 0 05 MEI 506 12,478 900 308 504 13,140 0 0 0 06 JUNI 458 12,764 913 159 457 13,262 0 0 0 07 JULI 496 13,206 878 168 495 13,941 0 0 0 08 AGUSTUS 462 11,272 823 67 454 11,773 0 0 0 09 SEPTEMBER 473 17,358 766 38 470 18,658 0 0 0 0

10 OKTOBER 485 11,681 923 199 488 11,944 0 0 0 011 NOVEMBER 483 11,892 825 105 482 12,221 0 0 0 012 DESEMBER 485 12,799 843 181 487 12,799 0 0 0 0

5,932 158,626 10,969 2,257 5,903 156,051 0 0 0 0

BARANG (TON) BERANGKAT DATANG BERANGKAT

J U M L A H

DATANGNO BULAN

TRAYEK LUAR NEGERITRAYEK DALAM NEGERI

BERANGKAT DATANG

REKAPITULASI REALISASI KUNJUNGAN KAPAL DAN PENUMPANGDI PELABUHAN SUNGAI DUKU TAHUN 2010

KAPAL PNPG KAPAL PNPG KAPAL PNPG KAPAL PNPG KAPAL PNPG KAPAL PNPG DATANG BERANGKAT(UNIT) (ORANG) (UNIT) (ORANG) (UNIT) (ORANG) (UNIT) (ORANG) (UNIT) (ORANG) (UNIT) (ORANG) (TON) (TON)

1 2006 3,896 115,307 3,890 114,981 223 27,975 223 33,747 4,119 143,282 4,113 148,728

2 2007 5,344 165,303 5,254 178,803 154 26,222 154 28,983 5,498 191,525 5,408 207,786

3 2008 5,760 177,881 5,761 195,561 158 21,378 158 22,457 5,918 199,259 5,919 218,018

4 2009 5,625 165,557 5,601 162,754 120 7,874 122 7,864 5,745 173,431 5,723 170,618 2185 16731

5 2010 5,932 158,626 5,903 156,051 0 0 0 0 5,932 158,626 5,903 156,051 2257 10969

6 2011 5,269 186,596 5,539 178,323 0 0 0 0 5,269 186,596 5,539 178,323 1813 9256

31,826 969,270 31,948 986,473 655 83,449 657 93,051 32,481 1,052,719 32,605 1,079,524 6,255 36,956

REKAPITULASI REALISASI KUNJUNGAN KAPAL DAN PENUMPANGDI PELABUHAN SUNGAI DUKU DARI TAHUN 2006 S/D 2011

BARANG

NO TAHUN

TRAYEK DALAM NEGERI TRAYEK LUAR NEGERIDATANG BERANGKAT DATANG BERANGKAT

TRAYEK DALAM NEGERI & LUAR NEGERI

J U M L A H

DATANG BERANGKAT

NO TUJUAN SASARAN KETERANGAN

1.a. Pelaksanaan Tahun 2010-2013

- APBN dan APBD

b. Pelaksanaan Tahun 2010-2013- APBN dan APBD

c. Pelaksanaan Tahun 2010-2013- APBN dan APBD

d. Pelaksanaan Tahun 2010-2013- APBN dan APBD

e. Pelaksanaan Tahun 2010-2013- APBN dan APBD

USULAN PROGRAM DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN BERKELANJUTANTAHUN 2010 - 2013

SATKER : DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI RIAU

Kegiatan Pengadaan Cermin Tikungan Tersedianya perlengkapantambahan berupa cermin tikunganberfungsi sebagai alat untukmenambah jarak pandangpengemudi kendaraan bermotor.

Pengadaan cermin tikungan pada ruas-ruas jalan nasionaldan provinsi

SUMBER DANA

Tersedianya suatu tanda yangberada di permukaan jalan ataudiatas permukaan jalan berupamarka jalan yang berfungsi untukmengarahkan arus lalu lintas danmembatasi daerah kepentingan lalulintas

Pengadaan marka jalan pada ruas-ruas jalan nasional danprovinsi

Kegiatan Pengadaan Marka Jalan

Program Pengendalian dan Pengamanan Lalu LintasKegiatan Pengadaan Rambu Lalu Lintas Tersedianya perlengkapan jalan

berupa rambu yang diharapkandapat meminimalisir angkakecelakaan lalu lintas di jalan

Pengadaan dan pemasangan rambu pada ruas-ruas jalannasional dan provinsi

Pelaksanaan berkelanjutan tiap tahunnya, untukpengadaan cermin tikungan pada ruas jalan nasionaldibiayai oleh APBN dan pada ruas jalan provinsidibiayai oleh APBD

PROGRAM JANGKA WAKTU ESTIMASI

Kegiatan Pengadaan Pagar Pengaman Jalan Tersedianya perlengkapanpengaman jalan berupa pagarpengaman jalan berfungsi sebagaipencegah pertama bagi kendaraanyang tidak dapat dikendalikan lagiagar tidak keluar dari jalur jalanyang dapat menimbulkan bahaya.

Pengadaan pagar pengaman jalan pada ruas-ruas jalannasional dan provinsi

Kegiatan Pengadaan Delineator (patok tandatikungan)

Tersedianya perlengkapanpengaman jalan berupa delineator(patok tanda tikungan) berfungsisebagai pengarah sekaligussebagai suatu peringatan padamalam hari bagi pengemudi di jalanraya bahwa sisi kiri atau kananpatok tanda tikungan dimaksudadalah dae

Pengadaan Delineator (patok tanda tikungan) pada ruas-ruas jalan nasional dan provinsi

Pelaksanaan berkelanjutan tiap tahunnya, untukpengadaan rambu pada ruas jalan nasional dibiayaioleh APBN dan pada ruas jalan provinsi dibiayai olehAPBD

Pelaksanaan berkelanjutan tiap tahunnya, untukpengadaan marka jalan pada ruas jalan nasionaldibiayai oleh APBN dan pada ruas jalan provinsidibiayai oleh APBD

Pelaksanaan berkelanjutan tiap tahunnya, untukpengadaan pagar pengaman jalan pada ruas jalannasional dibiayai oleh APBN dan pada ruas jalanprovinsi dibiayai oleh APBD

Pelaksanaan berkelanjutan tiap tahunnya, untukpengadaan Delineator (patok tanda tikungan) padaruas jalan nasional dibiayai oleh APBN dan pada ruasjalan provinsi dibiayai oleh APBD

f. Pelaksanaan Tahun 2010-2013- APBN dan APBD

g. Pelaksanaan Tahun 2010-2013- APBN dan APBD

2.

a. Pelaksanaan Tahun 2010-2011- APBD

- APBD

b. Pelaksanaan Tahun 2010-2012- Tahun 2010 : Penyusunan SID dan DED APBD- APBD

- APBN dan APBD

c. Pelaksanaan Tahun 2010-2012- Tahun 2010 : Penyusunan SID dan DED APBD- APBD

- APBN dan APBD

Tersedianya perlengkapan danpengaman jalan pada zona sekolahberfungsi sebagai alat untukmengendalikan dan memperingatipengguna jalan bahwa daerah yangdilalui merupakan zona selamatsekolah.

Pengadaan perlengkapan dan pengaman jalan pada ruas-ruas jalan nasional dan provinsi Pelaksanaan berkelanjutan tiap tahunnya, untuk

pengadaan perlengkapan jalan dan pengaman jalanpada ruas jalan nasional dibiayai oleh APBN danpada ruas jalan provinsi dibiayai oleh APBD

Pelaksanaan berkelanjutan tiap tahunnya, untukpengadaan perlengkapan jalan dan pengaman jalanpada ruas jalan nasional dibiayai oleh APBN danpada ruas jalan provinsi dibiayai oleh APBD

Tahun 2012 : Pembangunan gedung operasional,jalan keluar masuk kendaraan, pagar, perambuan danpengadaan alat penimbangan elektronik sertagenerator set

Tahun 2010 : Pembangunan lapangan parkirkendaraan, jalan keluar masuk (lanjutan), rumahgenset, dan pengadaan generator set.Tahun 2011 : Pembangunan lapangan penumpukan,pagar, perambuan

Tahun 2011 : Pembangunan gedung mess, lapanganparkir kendaraan, gudang penyimpanan, lapanganpengumpatan.Tahun 2012 : Pembangunan gedung operasional,jalan keluar masuk kendaraan, pagar, perambuan danpengadaan alat penimbangan elektronik sertagenerator set

Kegiatan Manajemen dan rekayasa lalu lintas Tersedianya perlengkapan danpengaman jalan pada daerah rawankecelakaan (black spot area)berfungsi sebagai alat untukmengendalikan dan memperingatipengguna jalan bahwa daerah yangdilalui merupakan daerah rawan

Pengadaan perlengkapan dan pengaman jalan pada ruas-ruas jalan nasional dan provinsi

Kegiatan Zona Selamat Sekolah (ZoSS)

Kegiatan Pembangunan Prasarana dan FasilitasJembatan Timbang di Kab. Pelalawan

Pembangunan gedung operasional, gedung mess, lapanganparkir kendaraan, jalan keluar masuk kendaraan, gudangpenyimpanan, lapangan penumpukan, rumah genset, pagar,perambuan dan pengadaan alat penimbangan elektronikserta generator set

Peningkatan fungsi pengawasanterhadap berat kendaraan besertamuatannya dan kenyamanan bagipetugas jembatan timbang dalammelaksanakan tugas

Kegiatan Pemb. Prasarana dan Fasilitas JembatanTimbang di Kab. Indragiri Hilir

Peningkatan fungsi pengawasanterhadap berat kendaraan besertamuatannya dan kenyamanan bagipetugas jembatan timbang dalammelaksanakan tugas

Pembangunan gedung operasional, gedung mess, lapanganparkir kendaraan, jalan keluar masuk kendaraan, gudangpenyimpanan, lapangan penumpukan, rumah genset, pagar,perambuan dan pengadaan alat penimbangan elektronikserta generator set

Program Pembangunan Prasarana dan FasilitasPerhubungan

Kegiatan Pemb. Prasarana dan Fasilitas JembatanTimbang di Kab. Rokan Hilir

Peningkatan fungsi pengawasanterhadap berat kendaraan besertamuatannya dan kenyamanan bagipetugas jembatan timbang dalammelaksanakan tugas

Pembangunan gedung operasional, gedung mess, lapanganparkir kendaraan, jalan keluar masuk kendaraan, gudangpenyimpanan, lapangan penumpukan, rumah genset, pagar,perambuan dan pengadaan alat penimbangan elektronikserta generator set

Tahun 2011 : Pembangunan gedung mess, lapanganparkir kendaraan, gudang penyimpanan, lapanganpengumpatan.

d. Pelaksanaan Tahun 2010- APBN

e. Pelaksanaan Tahun 2010-2012- Tahun 2010 : Pembangunan Breasting Dolphin APBD-

- Tahun 2012 : Pembangunan MB

f. Pelaksanaan Tahun 2010-2012- Tahun 2010 : Pembangunan Trestle, Breasting

Dolphin APBN dan APBD-

- Tahun 2012 : Pekerjaan Talud, Pembangunan MB2013 Study UKL/UPL

g. Pelaksanaan Tahun 2010-2012 APBN dan APBD 100%- Tahun 2010 : Study Feasibility Stdudy- Tahun 2011: Study SID/DED- Tahun 2012 : Pembangunan Trestle, Breasting

Dolphin. Pembangunan Mooring Dolphin,Konstruksi Pelindung MB, Catwalk, Dudukan danRumah Kontrol.

- Tahun 2013: Pekerjaan Talud, Pembangunan MB ,Study UKL/UPL

h. Pelaksanaan Tahun 2011 APBN dan APBD 100%- Tahun 2011 : Study SID/DED- Tahun 2012 : Pembangunan Trestle, dan Talud- Tahun 2013 : Pembangunan Lapangan Parkir dan

Kantor

i. Pelaksanaan Tahun 2012 APBD 50%- Tahun 2012 : Study SID/DED- Tahun 2013 : Pembangunan Trestle, dan Talud

j. Pelaksanaan Tahun 2012 APBD- Tahun 2012 : Study SID/DED- Tahun 2013 : Pembangunan Trestle, dan Talud

Pelaksanaan Studi SID/DED, Pembangunan LapanganParkir, Kantor , Talud dan Trestle

Kegiatan Pembangunan Dermaga PenyeberanganBantar Pulau Rangsang (type pelencengan)

Pelaksanaan Studi SID/DED, Pembangunan LapanganParkir, Kantor , Talud dan Trestle

Menghubungkan pulau-pulau untukmeningkatkan kegiatanperekonomian dan membukadaerah terisolir.

50%Kegiatan Pembangunan Dermaga PenyeberanganDedap Pulau Padang (type pelencengan)

Menghubungkan pulau-pulau untukmeningkatkan kegiatanperekonomian dan membukadaerah terisolir.

100%

Tahun 2011: Pembangunan Mooring Dolphin,Konstruksi Pelindung MB, Catwalk, Dudukan danRumah Kontrol.

Kegiatan Pembangunan Dermaga PenyeberanganPulau Burung

Menghubungkan pulau-pulau untukmeningkatkan kegiatanperekonomian dan membukadaerah terisolir.

Pelaksanaan Studi AMDAL/UKL/UPL, Pembangunan,Mooring Dolphin, Breasting Dolphin, Konstruksi PelindungMB, Catwalk, Konstruksi Dudukan dan Rumah Kontrol,Pembangunan Movable Bridge.

Kegiatan Pembangunan Dermaga PenyeberanganKuala Enok

Menghubungkan pulau-pulau untukmeningkatkan kegiatanperekonomian dan membukadaerah terisolir.

Pelaksanaan Studi AMDAL/UKL/UPL, Pembangunan,Mooring Dolphin, Breasting Dolphin, Konstruksi PelindungMB, Catwalk, Konstruksi Dudukan dan Rumah Kontrol,Pembangunan Movable Bridge.

Kegiatan Pembangunan Dermaga PenyeberanganTanjung Medang

Menghubungkan pulau-pulau untukmeningkatkan kegiatanperekonomian dan membukadaerah terisolir.

Pelaksanaan Studi AMDAL/UKL/UPL, Pembangunan,Mooring Dolphin, Breasting Dolphin, Konstruksi PelindungMB, Catwalk, Konstruksi Dudukan dan Rumah Kontrol,Pembangunan Movable Bridge.

Pelaksanaan Studi SID/DED, Pembangunan LapanganParkir, Kantor , Talud dan Trestle

Kegiatan Pembangunan Dermaga PenyeberanganKampung Balak

Menghubungkan pulau-pulau untukmeningkatkan kegiatanperekonomian dan membukadaerah terisolir.

Pelaksanaan Studi AMDAL/UKL/UPL, Pembangunan Trestle,Mooring Dolphin, Breasting Dolphin, Konstruksi PelindungMB, Catwalk, Konstruksi Dudukan dan Rumah Kontrol,Pembangunan Movable Bridge.

Tahun 2011: Pembangunan Konstruksi PelindungMB, Catwalk, Dudukan dan Rumah Kontrol

Menghubungkan pulau-pulau untukmeningkatkan kegiatanperekonomian dan membukadaerah terisolir.

Tahun 2010 : Study UKL/UPL , PembangunanTrestle,Mooring Dolphin,Breasting Dolphin, PelindungMB, Catwalk, Dudukan dan Rumah Kontrol,Pembangunan MB

Kegiatan Pembangunan Dermaga PenyeberanganMeranti Bunting Pulau Padang (type pelencengan)

Pembangunan Dimulaipada tahun 2007 (100%)

Pembangunan Dimulaipada tahun 2005 (100%)

k. Pelaksanaan Tahun 2012 APBD 50%- Tahun 2012 : Study SID/DED- Tahun 2013 : Pembangunan Trestle, dan Talud

l. Pelaksanaan Tahun 2011 APBD 50%- Tahun 2011 : Study SID/DED- Tahun 2012 : Pembangunan Kantor,Ruang

Tunggu,Ponton Apung,Trestle, dan Talud

m. Pelaksanaan Tahun 2011 APBD 50%- Tahun 2011 : Study SID/DED- Tahun 2012 : Pembangunan Kantor,Ruang

Tunggu,Ponton Apung,Trestle, dan Talud

n. Pelaksanaan Tahun 2013 APBD 50%- Tahun 2013 : Study SID/DED

o. Pelaksanaan Tahun 2013 APBD 100%- Tahun 2013 : Study SID/DED

p. Pelaksanaan Tahun 2013 APBD 100%- Tahun 2013 : Study SID/DED

3.

a. Perencanaan dan Pembangunan Kapal 500 GRT Pelaksanaan Tahun 2010-2011 APBN 100%- Tahun 2010 : Perencanaan dan pembangunan Lunas

Kapal- Tahun 2011 : Pembangunan Lambung dan Pesangan

Mesin Kapal

Kegiatan Pembangunan Kapal Penyeberangan 500GRT Lintas Dumai - Tanjung Kapal

Tersedianya Sarana AngkutanPenyeberangan untukmeningkatkan pergerakatperekonomian masyarakat danmembuka daerah terisolir.

Tersedianya Fasilitas dermagayang memenuhi syarat untukmengkatkan perekonomianmasyarakat dan membuka daerahterisolir

Pembangunan Dermaga Sungai di SalakKecamatan Tempuling

Pelaksanaan Studi SID/DED, Pembangunan , Kantor ,Ruang Tunggu, Ponton Apung, Talud dan Trestle

Tersedianya Fasilitas dermagayang memenuhi syarat untukmengkatkan perekonomianmasyarakat dan membuka daerahterisolir

Kegiatan Pembangunan Dermaga Sungai di KijangKecamatan Pulau Reteh

Pelaksanaan Studi SID/DED, Pembangunan , Kantor ,Ruang Tunggu, Ponton Apung, Talud dan Trestle

Menghubungkan pulau-pulau untukmeningkatkan kegiatanperekonomian dan membukadaerah terisolir.

Kegiatan Pembangunan Dermaga Sungai di SapatKecamatan Kuala Indragiri

Pelaksanaan Studi SID/DED, Pembangunan , Kantor ,Ruang Tunggu, Ponton Apung, Talud dan Trestle

Tersedianya Fasilitas dermagayang memenuhi syarat untukmengkatkan perekonomianmasyarakat dan membuka daerahterisolir

Kegiatan Pembangunan Dermaga Sungai diBelantaraya Kecamatan Gaung.

Tersedianya Fasilitas dermagayang memenuhi syarat untukmengkatkan perekonomianmasyarakat dan membuka daerahterisolir

Pelaksanaan Studi SID/DED, Pembangunan , Kantor ,Ruang Tunggu, Ponton Apung, Talud dan Trestle

Kegiatan Pembangunan Dermaga PenyeberanganInsit Pulau Tebing Tinggi (type pelencengan)

Pelaksanaan Studi SID/DED, Pembangunan LapanganParkir, Kantor , Talud dan Trestle

Kegiatan Pembangunan Dermaga Sungai di KotaBaru Kecamatan Keritang.

Pelaksanaan Studi SID/DED, Pembangunan , Kantor ,Ruang Tunggu, Ponton Apung, Talud dan Trestle

Program Pembangunan Sarana TransportasiAngkutan Sungai Danau dan Penyeberangan

Tersedianya Fasilitas dermagayang memenuhi syarat untukmengkatkan perekonomianmasyarakat dan membuka daerahterisolir

b. Perencanaan dan Pembangunan Kapal 500 GRT Pelaksanaan Tahun 2010-2011 APBN 100%- Tahun 2010 : Perencanaan dan pembangunan Lunas

Kapal- Tahun 2011 : Pembangunan Lambung dan Pesangan

Mesin Kapal

c. Perencanaan dan Pembangunan Kapal 500 GRT Pelaksanaan Tahun 2011-2012 APBN 100%- Tahun 2011 : Perencanaan dan pembangunan Lunas

Kapal- Tahun 2012 : Pembangunan Lambung dan Pesangan

Mesin Kapal

d. Perencanaan dan Pembangunan Kapal 500 GRT Pelaksanaan Tahun 2011-2012 APBN 50%- Tahun 2011 : Perencanaan dan pembangunan Lunas

Kapal- Tahun 2012 : Pembangunan Lambung dan Pesangan

Mesin Kapal

e. Perencanaan dan Pembangunan Kapal 500 GRT Pelaksanaan Tahun 2012-2013 APBN 50%- Tahun 2012 : Perencanaan dan pembangunan Lunas

Kapal- Tahun 2013 : Pembangunan Lambung dan Pesangan

Mesin Kapal

f. Perencanaan dan Pembangunan Kapal 300 GRT Pelaksanaan Tahun 2012-2013 APBN 100%- Tahun 2012 : Perencanaan dan pembangunan Lunas

Kapal- Tahun 2013 : Pembangunan Lambung dan Pesangan

Mesin Kapal

g. Perencanaan dan Pembangunan Kapal 300 GRT Pelaksanaan Tahun 2013 APBN 50%- Tahun 2013 : Perencanaan dan pembangunan Lunas

Kapal

h. Perencanaan dan Pembangunan Kapal 300 GRT Pelaksanaan Tahun 2013 APBN 50%- Tahun 2013 : Perencanaan dan pembangunan Lunas

Kapal

i. Pelaksanaan Tahun 2011 APBN 100%- Tahun 2011 : Perencanaan dan pembangunan

Lambung Kapal dan Pemasangan Mesin 200 PK

Kegiatan Pembangunan Kapal Operasional/KerjaUntuk Dermaga Penyeberangan Dumai.

Kegiatan Pembangunan Kapal Penyeberangan 300GRT Lintas Kampung Balak - Meranti Bunting.

Tersedianya Sarana AngkutanPenyeberangan untukmeningkatkan pergerakatperekonomian masyarakat danmembuka daerah terisolir.

Kegiatan Pembangunan Kapal Penyeberangan 300GRT Lintas Insit (Selat Panjang) - Tanjung Samak(Pulau Rangsang

Tersedianya Sarana AngkutanPenyeberangan untukmeningkatkan pergerakatperekonomian masyarakat danmembuka daerah terisolir.

Tersedianya Sarana AngkutanPenyeberangan untukmeningkatkan pergerakatperekonomian masyarakat danmembuka daerah terisolir.

Kegiatan Pembangunan Kapal Penyeberangan 300GRT Lintas Dedap (Pulau Padang) - SibukKondur (Pulau Bengkalis)

Kegiatan Pembangunan Kapal Penyeberangan 500GRT Lintas Mengkapan - Kampung Balak

Kegiatan Pembangunan Kapal Penyeberangan 500GRT Lintas Kuala Enok - Dabo Singkep

Kegiatan Pembangunan Kapal Penyeberangan 500GRT Lintas Pulau Burung - Tanjung Batu.

Kegiatan Pembangunan Kapal Penyeberangan 500GRT Lintas Tanjung Samak (Pulau Rangsang) -Tanjung Balai Karimun

Tersedianya Sarana AngkutanPenyeberangan untukmeningkatkan pergerakatperekonomian masyarakat danmembuka daerah terisolir.

Tersedianya Sarana AngkutanPenyeberangan untukmeningkatkan pergerakatperekonomian masyarakat danmembuka daerah terisolir.

Tersedianya Sarana AngkutanPenyeberangan untukmeningkatkan pergerakatperekonomian masyarakat danmembuka daerah terisolir.

Tersedianya Sarana AngkutanPenyeberangan untukmeningkatkan pergerakatperekonomian masyarakat danmembuka daerah terisolir.

Terselengaranya pengawasandaerah perairan sekitar dermagadan kelancaran pelaksanaanUndang-Undang Pelayaran No.17tahun 2008

Perencanaan dan Pembangunan Kapal Kerja Kapasitaspenumpang 8 (delapan) orang dan daya mesin 200 PK

j. Pelaksanaan Tahun 2011 APBN 100%- Tahun 2011 : Perencanaan dan pembangunan

Lambung Kapal dan Pemasangan Mesin 200 PK

k. Pelaksanaan Tahun 2011 APBN 100%- Tahun 2011 : Perencanaan dan pembangunan

Lambung Kapal dan Pemasangan Mesin 200 PK

l. Pelaksanaan Tahun 2011 APBN 100%- Tahun 2011 : Perencanaan dan pembangunan

Lambung Kapal dan Pemasangan Mesin 200 PK

m. Pelaksanaan Tahun 2012 APBN 100%- Tahun 2012 : Perencanaan dan pembangunan

Lambung Kapal dan Pemasangan Mesin 200 PK

n. Pelaksanaan Tahun 2013 APBN 100%- Tahun 2013 : Perencanaan dan pembangunan

Lambung Kapal dan Pemasangan Mesin 200 PK

o. Pelaksanaan Tahun 2013 APBN 100%- Tahun 2013 : Perencanaan dan pembangunan

Lambung Kapal dan Pemasangan Mesin 200 PK

p. Pelaksanaan Tahun 2010 APBN 100%- Tahun 2010 : Perencanaan dan pembangunan

Lambung Kapal dan Pemasangan Mesin 200 PK

q. Pelaksanaan Tahun 2010 APBN 100%- Tahun 2010 : Perencanaan dan pembangunan

Lambung Kapal dan Pemasangan Mesin 200 PK (1Unit)

- Tahun 2011 : Perencanaan dan pembangunanLambung Kapal dan Pemasangan Mesin 200 PK (1unit)

- Tahun 2012 : Perencanaan dan pembangunanLambung Kapal dan Pemasangan Mesin 200 PK (2unit)

Kegiatan Pembangunan Kapal Operasional/KerjaUntuk Dinas Perhubungan Kabupaten Siak (DaerahAliran Sungai Siak) (2 Unit)

Terselengaranya pengawasandaerah perairan sekitar dermagadan kelancaran pelaksanaanUndang-Undang Pelayaran No.17tahun 2008

Perencanaan dan Pembangunan Kapal Kerja Kapasitaspenumpang 8 (delapan) orang dan daya mesin 200 PK

Terselengaranya pengawasandaerah perairan sekitar dermagadan kelancaran pelaksanaanUndang-Undang Pelayaran No.17tahun 2008

Kegiatan Pembangunan Kapal Operasional/KerjaUntuk Dinas Perhubungan Kabupaten Indragiri Hilir(Daerah Aliran Sungai Indragiri) 4 Unit)

Perencanaan dan Pembangunan Kapal Kerja Kapasitaspenumpang 8 (delapan) orang dan daya mesin 200 PK

Kegiatan Pembangunan Kapal Operasional/KerjaUntuk Dermaga Penyeberangan Kuala Enok

Terselengaranya pengawasandaerah perairan sekitar dermagadan kelancaran pelaksanaanUndang-Undang Pelayaran No.17tahun 2008

Perencanaan dan Pembangunan Kapal Kerja Kapasitaspenumpang 8 (delapan) orang dan daya mesin 200 PK

Kegiatan Pembangunan Kapal Operasional/KerjaUntuk Dermaga Penyeberangan Pulau Burung

Terselengaranya pengawasandaerah perairan sekitar dermagadan kelancaran pelaksanaanUndang-Undang Pelayaran No.17tahun 2008

Perencanaan dan Pembangunan Kapal Kerja Kapasitaspenumpang 8 (delapan) orang dan daya mesin 200 PK

Kegiatan Pembangunan Kapal Operasional/KerjaUntuk Dermaga Penyeberangan Sei Selari

Terselengaranya pengawasandaerah perairan sekitar dermagadan kelancaran pelaksanaanUndang-Undang Pelayaran No.17tahun 2008

Perencanaan dan Pembangunan Kapal Kerja Kapasitaspenumpang 8 (delapan) orang dan daya mesin 200 PK

Kegiatan Pembangunan Kapal Operasional/KerjaUntuk Dermaga Penyeberangan Tanjung Medang

Terselengaranya pengawasandaerah perairan sekitar dermagadan kelancaran pelaksanaanUndang-Undang Pelayaran No.17tahun 2008

Perencanaan dan Pembangunan Kapal Kerja Kapasitaspenumpang 8 (delapan) orang dan daya mesin 200 PK

Terselengaranya pengawasandaerah perairan sekitar dermagadan kelancaran pelaksanaanUndang-Undang Pelayaran No.17tahun 2008

Kegiatan Pembangunan Kapal Operasional/KerjaUntuk Dermaga Penyeberangan Tanjung Kapal

Perencanaan dan Pembangunan Kapal Kerja Kapasitaspenumpang 8 (delapan) orang dan daya mesin 200 PK

Kegiatan Pembangunan Kapal Operasional/KerjaUntuk Dermaga Penyeberangan Mengkapan

Terselengaranya pengawasandaerah perairan sekitar dermagadan kelancaran pelaksanaanUndang-Undang Pelayaran No.17tahun 2008

Perencanaan dan Pembangunan Kapal Kerja Kapasitaspenumpang 8 (delapan) orang dan daya mesin 200 PK

r. Pelaksanaan Tahun 2012 APBN 100%- Tahun 2012 : Perencanaan dan pembangunan

Lambung Kapal dan Pemasangan Mesin 200 PK

s. Pelaksanaan Tahun 2013 APBN 100%- Tahun 2013 : Perencanaan dan pembangunan

Lambung Kapal dan Pemasangan Mesin 200 PK

t. Pelaksanaan Tahun 2010 APBN 100%- Tahun 2010 : Perencanaan dan pembangunan

Lambung Kapal dan Pemasangan Mesin 200 PK

u. Pelaksanaan Tahun 2010-2012 APBN 100%- Tahun 2010 : Perencanaan dan pembangunan

Lambung Kapal dan Pemasangan Mesin (2 unit)- Tahun 2011 : Perencanaan dan pembangunan

Lambung Kapal dan Pemasangan Mesin (1 unit)- Tahun 2011 : Perencanaan dan pembangunan

Lambung Kapal dan Pemasangan Mesin (1 unit)

v. Pelaksanaan Tahun 2010-2011 APBN 100%- Tahun 2010 : Perencanaan dan pembangunan

Lambung Kapal dan Pemasangan Mesin- Tahun 2011 : Perencanaan dan pembangunan

Lambung Kapal dan Pemasangan Mesin

Tersedianya jenis kapal sungaiyang sesuai dengan karakteristikalur yang ada dan tercapainyadaerah-daerah terisolir untukmendistribusikan penududk danbarang.

Perencanaan dan Pembangunan Kapal Bus Air kapasitas 50s/d 70 orang dengan rencana kecepatan 15 Knot.

Kegiatan Pembangunan Kapal Bus Air Kapasitas 50s/d 70 Penumpang untuk Dinas PerhubunganKabupaten Indragiri Hilir Daerah Aliran SungaiIndragiri. (4 Unit)

Tersedianya jenis kapal sungaiyang sesuai dengan karakteristikalur yang ada dan tercapainyadaerah-daerah terisolir untukmendistribusikan penududuk danbarang.

Perencanaan dan Pembangunan Kapal Bus Air kapasitas 50s/d 70 orang dengan rencana kecepatan 15 Knot.

Kegiatan Pembangunan Kapal Bus Air Kapasitas 50s/d 70 Penumpang untuk Dinas PerhubunganKabupaten Siak Daerah Aliran Sungai Siak.( 2 Unit)

Kegiatan Pembangunan Kapal Operasional/KerjaUntuk Dinas Perhubungan Kota Pekanbaru (DaerahAliran Sungai Siak) 2 Unit

Perencanaan dan Pembangunan Kapal Kerja Kapasitaspenumpang 8 (delapan) orang dan daya mesin 200 PK

Terselengaranya pengawasandaerah perairan sekitar dermagadan kelancaran pelaksanaanUndang-Undang Pelayaran No.17tahun 2008

Perencanaan dan Pembangunan Kapal Kerja Kapasitaspenumpang 8 (delapan) orang dan daya mesin 200 PK

Kegiatan Pembangunan Kapal Operasional/KerjaUntuk Dinas Perhubungan Kabupaten Palalawan(Daerah Aliran Sungai Kampar)

Terselengaranya pengawasandaerah perairan sekitar dermagadan kelancaran pelaksanaanUndang-Undang Pelayaran No.17tahun 2008

Kegiatan Pembangunan Kapal Operasional/KerjaUntuk Dinas Perhubungan Provinsi Riau (DaerahAliran Sungai Siak)

Perencanaan dan Pembangunan Kapal Kerja Kapasitaspenumpang 8 (delapan) orang dan daya mesin 200 PK

Terselengaranya pengawasandaerah perairan sekitar dermagadan kelancaran pelaksanaanUndang-Undang Pelayaran No.17tahun 2008

4.

a. Pelaksanaan Tahun 2010 APBD 100%- Tahun 2010 : Pemasangan Rambu sungai.

b. Pelaksanaan Tahun 2011-2012 APBD 100%- Tahun 2011 : Pelaksanaan Survei Inventarisasi

rambu sungai.- Tahun 2012 : Pemasangan Rambu sungai.

c. Pelaksanaan Tahun 2011-2012 APBD 100%- Tahun 2011 : Pelaksanaan Survei Inventarisasi

rambu sungai.- Tahun 2012 : Pemasangan Rambu sungai.

5. Program Peningkatan Pelayanan Angkutan

a. Pelaksanaan Tahun 2010-2012 APBN dan APBD 100%-

b. Pelaksanaan Tahun 2010 - 2013. APBD 100%

b. Pelaksanaan Tahun 2010 - 2013 APBD 100%

c. Pelaksanaan Tahun 2010 dan APBD 100%Tahun 2012

Pelaksanaan survei Inventarisasi dan Pemasangan rambusungai

Kegiatan Rambu Sungai Daerah Aliran SungaiKampar

Tersedianya Alat Keselamatan LaluLintas Angkutan Sungai Danau DanPenyeberangan

Program Pembangunan Pemasangan AlatKeselamatan Lalu Lintas Angkutan Sungai Danaudan Penyeberangan

Kegiatan Pemasangan Rambu Sungai DaerahAliran Sungai Siak

Tersedianya Alat Keselamatan LaluLintas Angkutan Sungai Danau DanPenyeberangan

Pelaksanaan survei Inventarisasi dan Pemasangan rambusungai

Kegiatan Pemasangan Rambu Sungai DaerahAliran Sungai Indragiri

Tersedianya Alat Keselamatan LaluLintas Angkutan Sungai Danau DanPenyeberangan

Pelaksanaan survei Inventarisasi dan Pemasangan rambusungai

Kegiatan Pengadaan Prasarana Sistem AngkutanUmum Massal (SAUM) di Kota Pekanbaru Tahun 2010 : Pengadaan dan Pembangunan fasilitas

penunjang operasional SAUM berupa ticketing system56 lokasi, marka jalan 1.376 m2, halte 64buah, safedeposit box 64 buah, pembuatan celukan halte 64buah, rambu standar di halte 192 buah, bus prioritayco

Peningkatan kelancaran danketertiban lalu lintas sertapemenuhan kenyamanan dankeamanan penumpang terhadappengguna angkutan umum

Pengadaan dan Pembangunan prasarana penunjangoperasional SAUM berupa ticketing system, marka jalan,halte, safe deposit box, pembuatan celukan halte, rambustandar di halte, bus prioritay control, rambu kontilever typeF, rambu larangan stop + papan tamb

Terciptanya awak kendaraan umum yang berkualitas, disiplindan bertanggung jawab sehingga terwujudnya penurunanjumlah pelanggaran lalu lintas dan tingkat fatalitas akibatkecelakaan terutama yang disebabkan oleh faktorpengemudi.

Kegiatan Lomba Tertib Lalu Lintas dan AngkutanKota di Provinsi Riau.

Membina Pemerintah DaerahProvinsi dan Pemerintah DaerahKabupaten/Kota dalampenyelenggaraan lalu lintas danangkutan kota.

Terwujudnya pelayanan angkutan umum sebagai pelayananpublik dan sistem transportasi perkotaan yang handal danberkelanjutan

Kegiatan Evaluasi Load Factor Angkutan Antar KotaDalam Provinsi (AKDP) di Provinsi Riau.

Sebagai dasar pengambilankeputusan untuk penambahanarmada pada suatu trayek angkutanAntar Kota Dalam Provinsi (AKDP)dan sebagai dasar evaluasi tingkatketersediaan armada terhadapkebutuhan masyarakat penggunajasa transportasi.

Tersedianya data Load Factor (LF) angkutan Antar KotaDalam Provinsi (AKDP) di Provinsi Riau yang lebih terincisehingga dapat dijadikan pedoman dalam pengambilankebijakan mengenai terbuka dan tertutupnya suatu trayekuntuk penambahan armada.

Kegiatan Rutin Tahunan Departemen Perhubungan.

Kegiatan Rutin Tahunan Departemen Perhubungan.

Kegiatan Pemilihan Awak Kendaraan UmumTeladan (AKUT) Tingkat Propinsi Riau.

Untuk mewujudkan pelayanan jasaangkutan umum yang baik gunamempersiapkan Awak KendaraanUmum yang berkualitas, berdisiplindan bertanggung jawab.

d. Pelaksanaan Tahun 2011 APBD 100%

e. Pelaksanaan Tahun 2010 - 2013 APBD 100%

f. Pelaksanaan Tahun 2010 - 2013 APBD 100%

g. Pelaksanaan Tahun 2010 - 2013 APBD 100%

h. Pelaksanaan Tahun 2010 - 2013 APBD 100%

i. Pelaksanaan Tahun 2010 - 2013 APBD 100%

6.

Pelaksanaan Tahun 2010-2013 APBD 100%-

a.

b.

c. Bangkinang - Petapahand. Sp. Tandun - Tapung – Sp. Kandise.

Rantau Berangin – Tandun – Ujung Batu – PasirPangaraian – Simpang Kumu – Dalu-Dalu – BatasPropinsi Sumatera Utara.

Dalu-Dalu - Mahato - Pujut - Sedingin - SimpangBalam

Program Rehabilitasi / Pemeliharaan Prasarana danFasilitas PerhubunganKegiatan Paket Pemeliharaan Fasilitas danKeselamatan LLAJ pada ruas jalan :

Pekanbaru – Air Tiris – Bangkinang – RantauBerangin – Batas Propinsi Sumatera Barat

Pelaksanaan berkelanjutan tiap tahunnya, sehinggadapat memperbaiki dan membersihkan perlengkapandan pengaman jalan pada ruas jalan nasional danprovinsi.

Terpeliharanya kondisi fasilitas dankeselamatan LLAJ sehingga dapatdipertahankan umur teknisnya.

Perbaikan, pembersihan terhadap perlengkapan danpengaman jalan pada ruas-ruas jalan nasional dan provinsi

Kegiatan Penyusunan dan Penetapan JaringanLintas Angkutan Barang.

Sebagai dasar untuk pengambilankeputusan dan lintasan angkutanbarang.

Ditetapkannya jaringan lintas angkutan barang di ProvinsiRiau.

Kegiatan Pembinaan Pengusaha Angkutan Umumdi Provinsi Riau.

Untuk melakukan pembinaankepada para pengusaha angkutanumum di Provinsi Riau sehinggatercipta iklim usaha angkutan yangsehat serta memberikan sosialisasperaturan yang berlaku dalambidang lalu lintas dan angkutanjalan.

Tersedianya data pengusaha angkutan umum yang masihberoperasi di Provinsi Riau dan Kondisi Kelayakan Usaha.

Pelaksanaan Keputusan Menteri PerhubunganNomor KM 9 Tahun 2004 tentang Pengujian TipeKendaraan Bermotor.

Untuk memberikan jaminankeselamatan secara teknis terhadappenggunaan kendaraan bermotor dijalan dan melestarikan lingkungandari kemungkinan pencemaranyang diakibatkan oleh penggunaankendaraan bermotor di jalan.

Terlaksananya kegiatan Uji Pertama di Dinas PerhubunganPropinsi Riau dengan diterbitkannya Surat KeteranganBebas Uji Berkala Untuk Yang Pertama Kali dan SertifikatRegistrasi Uji Tipe.

Pemilihan Penguji Teladan Kendaraan Bermotor diProvinsi Riau.

Pembinaan terhadap PengujiKendaraan bermotor di PropinsiRiau.

Terciptanya penguji kendaraan bermotor yang berkompeten.

Pemantauan dan evaluasi terhadap Daerah RawanKecelakaan sesuai dengan sifat keperluannya.

Tersedianya data Daerah RawanKecelakaan (DRK) untuk dasarevaluasi dan tindak lanjut terhadapkondisi daerah yang rawan akankecelakaan lalu lintas.

Terwujudnya keselamatan lalu lintas dan angkutan jalan diPropinsi Riau.

Pembinaan Terhadap Bengkel Karoseri KendaraanBermotor di Provinsi Riau.

Diterapkannya Petunjuk TeknisDirjen Perhubungan Daratmengenai Rancang BangunKendaraan Bermotor.

Terwujudnya produksi karoseri yang memenuhi persyaratanteknis dan peruntukannya.

f.

g.

h.

i.

j.

k.

l.

m. Rumbai Jaya - Tempuling - Tembilahann. Sei Akar - Bagan Jaya - Enok - Kuala Enoko.

p.

q.

7.

a. Pelaksanaan Tahun 2010 - 2012 APBD 100%-

-

b. Pelaksanaan Tahun 2011 - 2012 APBD 100%-

-

c. Pelaksanaan Tahun 2010 - 2013 APBD 100%-

Peningkatan sarana dan prasarana berupa pengadaankendaraan khusus roda 4 (jenis truk double kabin) 1 unit,kendaraan roda 4 (jenis truk) 1 unit dan alat aplikator markajalan 1 unit.

Kegiatan Monitoring Arus Lalu Lintas AngkutanLebaran Natal dan Tahun Baru

Menjaga kelancaran dankeselamatan arus lalu lintasangkutan lebaran natal dan tahunbaru

Pelaksanaan berkelanjutan tiap tahunnya, sehinggakeselamatan dan kelancaran lalu lintas angkutanlebaran dan natal dapat terselenggara.

Tahun 2012 : Pengadaan kendaraan roda 4 (jenistruk) 1 Unit dan alat aplikator marka jalan 1 unit

Keselamatan dan kelancaran lalu lintas angkutan lebarannatal dan tahun baru

Pekanbaru – Minas - Kandis - Duri - Simpang Kulim -Sebanga - Bagan Besar - Dumai - Simpang Batang -Ujung Tanjung - Simpang Balam - Bagan Batu -Batas Prop. SumutSimpang Perawang - Perawang - Simpang Buatan -Simpang Teluk Mesjid - MengkapanSimpang Lago - Batas Kabupaten Siak - SimpangBuatan - Buatan

Tahun 2011 : Pengadaan kendaraan khusus roda 4(jenis truk double kabin) 1 Unit besertaperlengkapannya.

Tahun 2010 : Pengadaan kendaraan roda 4 (jenissedan) sebanyak 1 Unit, kendaraan roda duasebanyak 2 Unit, dan Seragam PDLTahun 2012 : Pengadaan kendaraan roda 4 (jenissedan) sebanyak 1 Unit, kendaraan roda duasebanyak 2 Unit, dan Seragam PDL

Simpang Ujung Tanjung - Tanah Putih - BaganSiapi-api

Program Peningkatan Sarana dan PrasaranaOperasional

Kegiatan Pengadaan Kendaraan Khusus UnitPemeliharaan Fasilitas dan Keselamatan LLAJ

Menambah sarana dan prasaranauntuk pemeliharaan fasilitas dankeselamatan lalu lintas.

Menambah sarana dan prasaranaoperasional pengawasan danpengawalan

Kegiatan Pengadaan Kelengkapan Operasional danSarana Penunjang Petugas Operasional Lapangan

Pekanbaru – Lipat Kain - Muara Lembu - TalukKuantan - Lubuk Jambi – Batas Propinsi SumateraBarat.Taluk Kuantan - Baserah - Cirenti - Peranap - Sp.Kalayang - Air Molek - Sp. JapuraPeranap - Simpang IFA - Lubuk Kandis - PangkalanKasai

Simpang Teluk Mesjid - Sei Pakning - SepahatDumaiPekanbaru – Sikijang Mati – Simpang Lago –Pangkalan Kerinci – Sorek – Ukui – SimpangJapura – Pematang Reba – Selensen – BatasPematang Reba - Rengat - Kuala Cinaku - RumbaiJaya - Bagan Jaya

Peningkatan sarana dan prasarana petugas operasionallapangan berupa pengadaan kendaraan roda 4 (jenis sedan)sebanyak 2 unit, kendaraan roda dua sebanyak 4 unit danseragam dinas petugas lapangan

d. Pelaksanaan Tahun 2010 - 2013 APBD 100%-

e. Pelaksanaan Tahun 2010 - 2013 APBD 100%-

f. Pelaksanaan Tahun 2010 - 2013 APBD 100%-

8.a. Pelaksanaan Tahun 2010 - 2011 APBD 100%

- Tahun 2010 : Daerah Studi banding Propinsi DKITahun 2011 : Daerah Studi banding Pro. Jawa Barat

b. Pelaksanaan Tahun 2010 - 2013 APBD 100%- Tahun 2010 : Diklalat PPNS 2 Orang, Motoris 2

Orang, Wasdal 2 Orang.- Tahun 2011 : Diklalat PPNS 2 Orang, Motoris 2

Orang, Wasdal 2 Orang.- Tahun 2012 : Diklalat PPNS 2 Orang, Motoris 2

Orang, Wasdal 2 Orang.- Tahun 2013 : Diklalat PPNS 2 Orang, Motoris 2

Orang, Wasdal 2 Orang.

Kegiatan Pelaksanaan Pengawalan Pejabat Daerah Memberikan Kelancaran Lalu LintasTerhadap Pejabat Daerah danTamu Daerah

Lancarnya Pelaksanaan Kegiatan Pejabat Daerah

Kegiatan Pengiriman Diklat Teknis PPNS, Motoris,dan Pengawasan dan Pengendalian

Studi banding di Propinsi DKI danJawa Barat

Menunjang Pelaksanaan TugasRutin Seksi Pengawasan

Peningkatan SDM Petugas Seksi Pengawasan Teknis

Penyamaan persepsi terhadaptugas pokok dan fungsi (tupoksi)Dinas Perhubungan.

Kegiatan Sosialisasi dan Koordinasi KegiatanPengawalan dan Pengawasan ke Kabupaten/Kota

Kegiatan Studi banding kinerja pengawasanpengendalian operasi dan pengawalan pejabat

Peningkatan SDM Petugas Seksi Pengawasan TeknisProgram Peningkatan Sumber Daya Manusia

Pelaksanaan berkelanjutan tiap tahunnya, sehinggadiharapkan adanya koordinasi yang baik untukmencapai suatu kesamaan persepsi terhadap tugaspokok dan fungsi (tupoksi) antara Dinas PerhubunganPropinsi Riau dengan Dinas Perhubungan Kab/Kotase-Propinsi

Pelaksanaan berkelanjutan tiap tahunnya, sehinggadiharapkan pada saat pelaksanaan pengawalan

Kegiatan Pelaksanaan Operasi Uji Petik danOperasi Rutin

Menekan tingkat pelanggaranadministrasi dan operasionalangkutan penumpang dan barangserta kelebihan muatan

Tertib penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalanPelaksanaan berkelanjutan tiap tahunnya, sehinggadiharapkan pelanggaran penyelenggaraan lalu lintasdan angkutan jalan dapat kurangi.

Pembinaan teknis dan koordinasi dalam hal pengawalanpejabat dan pengawasan teknis bidang perhubungan darat.

USULAN PROGRAM DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

TAHUN 2010 - 2013

SATKER : DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI RIAU

NO PROGRAM TUJUAN SASARAN JANGKA WAKTU ESTIMASI SUMBER DANA KETERANGAN

1 2 3 4 5 6 7I Program Pembangunan

Prasarana dan FasilitasPerhubungan

1 Pembangunan DermagaPenyeberangan KampungBalak

Menghubungkanpulau-pulau untukmeningkatkan kegiatanperekonomian danmembuka daerahterisolir.

Pelaksanaan StudiAMDAL/UKL/UPL,Pembangunan Trestle,Mooring Dolphin,Breasting Dolphin,Konstruksi Pelindung MB,Catwalk, KonstruksiDudukan dan RumahKontrol, PembangunanMovable Bridge.

2010 ; Study UKL/UPL ,Pembangunan Trestle,MooringDolphin,Breasting Dolphin,Pelindung MB, Catwalk, Dudukandan Rumah Kontrol, PembangunanMB

APBN PembangunanDimulai padatahun 2007(100%)

2 Pembangunan DermagaPenyeberangan TanjungMedang

Menghubungkanpulau-pulau untukmeningkatkan kegiatanperekonomian danmembuka daerahterisolir.

Pelaksanaan StudiAMDAL/UKL/UPL,Pembangunan, MooringDolphin, BreastingDolphin, KonstruksiPelindung MB, Catwalk,Konstruksi Dudukan danRumah Kontrol,Pembangunan MovableBridge.

2010; Pembangunan BreastingDolphin. 2011;Pembangunan KonstruksiPelindung MB, Catwalk, Dudukandan Rumah Kontrol.2012; Pembangunan MB

APBD PembangunanDimulai padatahun 2005(100%)

3 Pembangunan DermagaPenyeberangan Kuala Enok

Menghubungkanpulau-pulau untukmeningkatkan kegiatanperekonomian danmembuka daerahterisolir.

Pelaksanaan studiAMDAL/UKL/UPL ,Pembangunan Trestle,Mooring Dolphin,Breasting Dolphin,Konstruksi Pelindung MB,Catwalk, KonstruksiDudukan dan RumahKontrol, PembangunanMovable Bridge.

2010; Pembangunan Trestle,Breasting Dolphin.2011; Pembangunan MooringDolphin, Konstruksi PelindungMB, Catwalk, Dudukan danRumah Kontrol. 2012;Pekerjaan Talud, PembangunanMB 2013 StudyUKL/UPL

APBN/APBD 100%

4 Pembangunan DermagaPenyeberangan Pulau Burung

Menghubungkanpulau-pulau untukmeningkatkan kegiatanperekonomian danmembuka daerahterisolir.

Pelaksanaan studiFeasibility StudyAMDAL/UKL/UPL ,SID/DED, PembangunanTrestle, Mooring Dolphin,Breasting Dolphin,Konstruksi Pelindung MB,Catwalk, KonstruksiDudukan dan RumahKontrol, PembangunanMovable Bridge.

2010; Study Feasibility Stdudy2011; Study SID/DED 2012;Pembangunan Trestle, BreastingDolphin. Pembangunan MooringDolphin, Konstruksi PelindungMB, Catwalk, Dudukan danRumah Kontrol. 2013;Pekerjaan Talud, PembangunanMB , Study UKL/UPL

APBN/APBD 100%

5 Pembangunan DermagaPenyeberangan MerantiBunting Pulau Padang (typepelencengan)

Menghubungkanpulau-pulau untukmeningkatkan kegiatanperekonomian danmembuka daerahterisolir.

Pelaksanaan StudiSID/DED, PembangunanLapangan Parkir, Kantor ,Talud dan Trestle

2011; Study SID/DED 2012;Pembangunan Trestle, dan Talud2013; Pembangunan LapanganParkir dan Kantor

APBD/APBD 75%

6 Pembangunan DermagaPenyeberangan Bantar PulauRangsang (type pelencengan)

Menghubungkanpulau-pulau untukmeningkatkan kegiatanperekonomian danmembuka daerahterisolir.

Pelaksanaan StudiSID/DED, PembangunanLapangan Parkir, Kantor ,Talud dan Trestle

2012; Study SID/DED 2013;Pembangunan Trestle, dan Talud

APBD 50%

7 Pembangunan DermagaPenyeberangan Dedap PulauPadang (type pelencengan)

Menghubungkanpulau-pulau untukmeningkatkan kegiatanperekonomian danmembuka daerahterisolir.

Pelaksanaan StudiSID/DED, PembangunanLapangan Parkir, Kantor ,Talud dan Trestle

2012; Study SID/DED 2013;Pembangunan Trestle, dan Talud

APBD 50%

8 Pembangunan DermagaPenyeberangan Insit PulauTebing Tinggi (typepelencengan)

Menghubungkanpulau-pulau untukmeningkatkan kegiatanperekonomian danmembuka daerahterisolir.

Pelaksanaan StudiSID/DED, PembangunanLapangan Parkir, Kantor ,Talud dan Trestle

2012; Study SID/DED 2013;Pembangunan Trestle, dan Talud

APBD 50%

9 Pembangunan DermagaSungai di Sapat KecamatanKuala Indragiri

Tersedianya Fasilitasdermaga yangmemenuhi syarat untukmengkatkanperekonomianmasyarakat danmembuka daerahterisolir

Pelaksanaan StudiSID/DED, Pembangunan ,Kantor , Ruang Tunggu,Ponton Apung, Talud danTrestle

2011; Study SID/DED 2012;Pembangunan Kantor,RuangTunggu,Ponton Apung,Trestle, danTalud

APBD/APBN 75%

10 Pembangunan DermagaSungai di Salak KecamatanTempuling

Tersedianya Fasilitasdermaga yangmemenuhi syarat untukmengkatkanperekonomianmasyarakat danmembuka daerahterisolir

Pelaksanaan StudiSID/DED, Pembangunan ,Kantor , Ruang Tunggu,Ponton Apung, Talud danTrestle

2011; Study SID/DED 2012;Pembangunan Kantor,RuangTunggu,Ponton Apung,Trestle, danTalud

APBD/APBN 75%

11 Pembangunan DermagaSungai di Kijang KecamatanPulau Reteh

Tersedianya Fasilitasdermaga yangmemenuhi syarat untukmengkatkanperekonomianmasyarakat danmembuka daerahterisolir

Pelaksanaan StudiSID/DED, Pembangunan ,Kantor , Ruang Tunggu,Ponton Apung, Talud danTrestle

2013; Study SID/DED APBD 10%

12 Pembangunan DermagaSungai di Kota BaruKecamatan Keritang.

Tersedianya Fasilitasdermaga yangmemenuhi syarat untukmengkatkanperekonomianmasyarakat danmembuka daerahterisolir

Pelaksanaan StudiSID/DED, Pembangunan ,Kantor , Ruang Tunggu,Ponton Apung, Talud danTrestle

2013; Study SID/DED APBD 10%

13 Pembangunan DermagaSungai di BelantarayaKecamatan Gaung.

Tersedianya Fasilitasdermaga yangmemenuhi syarat untukmengkatkanperekonomianmasyarakat danmembuka daerahterisolir

Pelaksanaan StudiSID/DED, Pembangunan ,Kantor , Ruang Tunggu,Ponton Apung, Talud danTrestle

2013; Study SID/DED APBD 10%

II Program PembangunanSarana TransportasiAngkutan Sungai Danaudan Penyeberangan

1 Pembangunan KapalPenyeberangan 500 GRTLintas Dumai - TanjungKapal

Tersedianya SaranaAngkutanPenyeberangan untukmeningkatkanpergerakatperekonomianmasyarakat danmembuka daerahterisolir.

Perencanaan danPembangunan Kapal 500GRT

2010; Perencanaan danpembangunan Lunas Kapal2011 Pembangunan Lambung danPemasangan Mesin Kapal

APBN 100%

2 Pembangunan KapalPenyeberangan 500 GRTLintas Mengkapan -Kampung Balak

Tersedianya SaranaAngkutanPenyeberangan untukmeningkatkanpergerakatperekonomianmasyarakat danmembuka daerahterisolir.

Perencanaan danPembangunan Kapal 500GRT

2010; Perencanaan danpembangunan Lunas Kapal2011 Pembangunan Lambung danPemasangan Mesin Kapal

APBN 100%

3 Pembangunan KapalPenyeberangan 500 GRTLintas Kuala Enok - DaboSingkep

Tersedianya SaranaAngkutanPenyeberangan untukmeningkatkanpergerakatperekonomianmasyarakat danmembuka daerahterisolir.

Perencanaan danPembangunan Kapal 500GRT

2011; Perencanaan danpembangunan Lunas Kapal2011 Pembangunan Lambung danPemasangan Mesin Kapal

APBN 100%

4 Pembangunan KapalPenyeberangan 500 GRTLintas Pulau Burung -Tanjung Batu.

Tersedianya SaranaAngkutanPenyeberangan untukmeningkatkanpergerakatperekonomianmasyarakat danmembuka daerahterisolir.

Perencanaan danPembangunan Kapal 500GRT

2012; Perencanaan danpembangunan Lunas Kapal2011 Pembangunan Lambung danPemasangan Mesin Kapal

APBN 50%

5 Pembangunan KapalPenyeberangan 500 GRTLintas Tanjung Samak (PulauRangsang) - Tanjung BalaiKarimun

Tersedianya SaranaAngkutanPenyeberangan untukmeningkatkanpergerakatperekonomianmasyarakat danmembuka daerahterisolir.

Perencanaan danPembangunan Kapal 500GRT

2013; Perencanaan danpembangunan Lunas Kapal

APBN 50%

6 Pembangunan KapalPenyeberangan 300 GRTLintas Kampung Balak -Meranti Bunting.

Tersedianya SaranaAngkutanPenyeberangan untukmeningkatkanpergerakatperekonomianmasyarakat danmembuka daerahterisolir.

Perencanaan danPembangunan Kapal 300GRT

2011; Perencanaan danpembangunan Lunas Kapal2012 Pembangunan Lambung danPemasangan Mesin Kapal

APBN 100%

7 Pembangunan KapalPenyeberangan 300 GRTLintas Insit (Selat Panjang) -Tanjung Samak (PulauRangsang

Tersedianya SaranaAngkutanPenyeberangan untukmeningkatkanpergerakatperekonomianmasyarakat danmembuka daerahterisolir.

Perencanaan danPembangunan Kapal 300GRT

2013; Perencanaan danpembangunan Lunas Kapal

APBN 50%

8 Pembangunan KapalPenyeberangan 300 GRTLintas Dedap (Pulau Padang)- Sibuk Kondur (PulauBengkalis)

Tersedianya SaranaAngkutanPenyeberangan untukmeningkatkanpergerakatperekonomianmasyarakat danmembuka daerahterisolir.

Perencanaan danPembangunan Kapal 300GRT

2013; Perencanaan danpembangunan Lunas Kapal

APBN 50%

9 Pembangunan KapalOperasional/Kerja UntukDermaga PenyeberanganDumai.

Terselengaranyapengawasan daerahperairan sekitardermaga dankelancaran pelaksanaanUndang-UndangPelayaran No.17 tahun2008

Perencanaan danPembangunan Kapal KerjaKapasitas penumpang 8(delapan) orang dan dayamesin 200 PK

2011; Perencanaan danpembangunan Lambung Kapal danPemasangan Mesin 200 PK

APBN 100%

10 Pembangunan KapalOperasional/Kerja UntukDermaga PenyeberanganTanjung Kapal

Terselengaranyapengawasan daerahperairan sekitardermaga dankelancaran pelaksanaanUndang-Undang

Perencanaan danPembangunan Kapal KerjaKapasitas penumpang 8(delapan) orang dan dayamesin 200 PK

2011; Perencanaan danpembangunan Lambung Kapal danPemasangan Mesin 200 PK

APBN 100%

Pelayaran No.17 tahun2008

11 Pembangunan KapalOperasional/Kerja UntukDermaga PenyeberanganMengkapan

Terselengaranyapengawasan daerahperairan sekitardermaga dankelancaran pelaksanaanUndang-UndangPelayaran No.17 tahun2008

Perencanaan danPembangunan Kapal KerjaKapasitas penumpang 8(delapan) orang dan dayamesin 200 PK

2011; Perencanaan danpembangunan Lambung Kapal danPemasangan Mesin 200 PK

APBN 100%

12 Pembangunan KapalOperasional/Kerja UntukDermaga Penyeberangan SeiSelari

Terselengaranyapengawasan daerahperairan sekitardermaga dankelancaran pelaksanaanUndang-UndangPelayaran No.17 tahun2008

Perencanaan danPembangunan Kapal KerjaKapasitas penumpang 8(delapan) orang dan dayamesin 200 PK

2011; Perencanaan danpembangunan Lambung Kapal danPemasangan Mesin 200 PK

APBN 100%

13 Pembangunan KapalOperasional/Kerja UntukDermaga PenyeberanganTanjung Medang

Terselengaranyapengawasan daerahperairan sekitardermaga dankelancaran pelaksanaanUndang-UndangPelayaran No.17 tahun2008

Perencanaan danPembangunan Kapal KerjaKapasitas penumpang 8(delapan) orang dan dayamesin 200 PK

2012; Perencanaan danpembangunan Lambung Kapal danPemasangan Mesin 200 PK

APBN 100%

14 Pembangunan KapalOperasional/Kerja UntukDermaga PenyeberanganKuala Enok

Terselengaranyapengawasan daerahperairan sekitardermaga dankelancaran pelaksanaanUndang-UndangPelayaran No.17 tahun2008

Perencanaan danPembangunan Kapal KerjaKapasitas penumpang 8(delapan) orang dan dayamesin 200 PK

2013; Perencanaan danpembangunan Lambung Kapal danPemasangan Mesin 200 PK

APBN 100%

15 Pembangunan KapalOperasional/Kerja UntukDermaga PenyeberanganPulau Burung

Terselengaranyapengawasan daerahperairan sekitardermaga dankelancaran pelaksanaanUndang-UndangPelayaran No.17 tahun2008

Perencanaan danPembangunan Kapal KerjaKapasitas penumpang 8(delapan) orang dan dayamesin 200 PK

2013; Perencanaan danpembangunan Lambung Kapal danPemasangan Mesin 200 PK

APBN 100%

16 Pembangunan KapalOperasional/Kerja UntukDinas PerhubunganKabupaten Siak (DaerahAliran Sungai Siak) (1 Unit)

Terselengaranyapengawasan daerahperairan sekitardermaga dankelancaran pelaksanaanUndang-UndangPelayaran No.17 tahun2008

Perencanaan danPembangunan Kapal KerjaKapasitas penumpang 8(delapan) orang dan dayamesin 200 PK

2010; Perencanaan danpembangunan Lambung Kapal danPemasangan Mesin 200 PK

APBN 100%

17 Pembangunan KapalOperasional/Kerja UntukDinas PerhubunganKabupaten Indragiri Hilir(Daerah Aliran SungaiIndragiri) 3 Unit)

Terselengaranyapengawasan daerahperairan sekitardermaga dankelancaran pelaksanaanUndang-UndangPelayaran No.17 tahun2008

Perencanaan danPembangunan Kapal KerjaKapasitas penumpang 8(delapan) orang dan dayamesin 200 PK

2011; Perencanaan danpembangunan Lambung Kapal danPemasangan Mesin 200 PK (1Unit)2012; Perencanaan danpembangunan Lambung Kapal danPemasangan Mesin 200 PK (1 unit)2013; Perencanaan danpembangunan Lambung Kapal danPemasangan Mesin 200 PK (1 unit)

APBN 100%

18 Pembangunan KapalOperasional/Kerja UntukDinas Perhubungan KotaPekanbaru (Daerah AliranSungai Siak) 1 Unit

Terselengaranyapengawasan daerahperairan sekitardermaga dankelancaran pelaksanaanUndang-UndangPelayaran No.17 tahun2008

Perencanaan danPembangunan Kapal KerjaKapasitas penumpang 8(delapan) orang dan dayamesin 200 PK

2012; Perencanaan danpembangunan Lambung Kapal danPemasangan Mesin 200 PK

APBN 100%

19 Pembangunan KapalOperasional/Kerja UntukDinas PerhubunganKabupaten Palalawan(Daerah Aliran SungaiKampar)

Terselengaranyapengawasan daerahperairan sekitardermaga dankelancaran pelaksanaanUndang-UndangPelayaran No.17 tahun2008

Perencanaan danPembangunan Kapal KerjaKapasitas penumpang 8(delapan) orang dan dayamesin 200 PK

2013; Perencanaan danpembangunan Lambung Kapal danPemasangan Mesin 200 PK

APBN 100%

20 Pembangunan KapalOperasional/Kerja UntukDinas Perhubungan ProvinsiRiau (Daerah Aliran SungaiSiak)

Terselengaranyapengawasan daerahperairan sekitardermaga dankelancaran pelaksanaanUndang-UndangPelayaran No.17 tahun2008

Perencanaan danPembangunan Kapal KerjaKapasitas penumpang 8(delapan) orang dan dayamesin 200 PK

2010; Perencanaan danpembangunan Lambung Kapal danPemasangan Mesin 200 PK

APBN 100%

21 Pembangunan Kapal Bus AirKapasitas 50 s/d 70Penumpang untuk DinasPerhubungan KabupatenIndragiri Hilir Daerah AliranSungai Indragiri. (4 Unit)

Tersedianya jenis kapalsungai yang sesuaidengan karakteristikalur yang ada dantercapainya daerah-daerah terisolir untukmendistribusikanpenududk dan barang.

Perencanaan danPembangunan Kapal BusAir kapasitas 50 s/d 70orang dengan rencanakecepatan 15 Knot.

2010; Perencanaan danpembangunan Lambung Kapal danPemasangan Mesin (2 unit)2011; Perencanaan danpembangunan Lambung Kapal danPemasangan Mesin (1 unit)2012; Perencanaan danpembangunan Lambung Kapal danPemasangan Mesin (1 unit)

APBN 100%

22 Pembangunan Kapal Bus AirKapasitas 50 s/d 70Penumpang untuk DinasPerhubungan Kabupaten SiakDaerah Aliran Sungai Siak.( 2Unit)

Tersedianya jenis kapalsungai yang sesuaidengan karakteristikalur yang ada dantercapainya daerah-daerah terisolir untukmendistribusikanpenududk dan barang.

Perencanaan danPembangunan Kapal BusAir kapasitas 50 s/d 70orang dengan rencanakecepatan 15 Knot.

2010; Perencanaan danpembangunan Lambung Kapal danPemasangan Mesin 2012;Perencanaan dan pembangunanLambung Kapal dan PemasanganMesin

APBN 100%

III Program PembangunanPemasangan AlatKeselamatan Lalu LintasAngkutan Sungai Danau

dan Penyeberangan

1 Pemasangan Rambu SungaiDaerah Aliran Sungai Siak

Tersedianya AlatKeselamatan LaluLintas AngkutanSungai Danau DanPenyeberangan

Pelaksanaan surveiInventarisasi danPemasangan rambu sungai

2010; Pemasangan Rambu sungai. APBD 100%

2 Pemasangan Rambu SungaiDaerah Aliran SungaiIndragiri

Tersedianya AlatKeselamatan LaluLintas AngkutanSungai Danau DanPenyeberangan

Pelaksanaan surveiInventarisasi danPemasangan rambu sungai

2011; Pelaksanaan SurveiInventarisasi rambu sungai.2012; Pemasangan Rambu sungai.

APBD 100%

3 Pemasangan Rambu SungaiDaerah Aliran SungaiKampar

Tersedianya AlatKeselamatan LaluLintas AngkutanSungai Danau DanPenyeberangan

Pelaksanaan surveiInventarisasi danPemasangan rambu sungai

2012; Pelaksanaan SurveiInventarisasi rambu sungai.2013; Pemasangan Rambu sungai.

APBD 100%

PEKANBARU, MARET 2009KEPALA BIDANG PERHUBUNGAN DARAT

INDRA SATRIA LUBIS,SE.MMNIP.120 150 680