karya tulis jundi

Upload: khaulah-azwar

Post on 06-Apr-2018

232 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/3/2019 karya tulis jundi

    1/23

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Semenjak jaman purbakala sampai dengan jaman sekarang, manusia telah

    mengalami perkembangan dalam setiap periode yang dilewatinya yang telah kita

    kenal dengan berbagai jaman. Peradaban manusia telah mengalami kemajuan

    sampai sekarang. Selama perkembangan itu, manusia menjalani kehidupan

    bergantung pada pertanian. Dengan kehidupan tersebut, manusia selalu

    berusaha menjaga dan melestarikan lingkungannya dengan sebaik-baiknya yang

    bertujuan untuk menjaga kelangsungan hidup manusia pula.

    Dan pada saatnya, perkembangan manusia telah mengalami jaman revolusi

    industri yang menggantungkan kehidupan manusia pada bidang perindustrian.

    Dengan orientasi hidup tersebut, dunia agrikultur pun mengalami kemunduran

    perlahan-lahan. Nilai-nilai kehidupan manusia pun mengalami perubahan,

    terutama dalam interaksi manusia dengan lingkungannya. Perubahan-perubahan

    yang terjadi ini menghasilkan dampak baik positif maupun negatif.

    Salah satu dampak revolusi industri yang telah terjadi dan masih terus

    berlanjut pada masa sekarang dalam kehidupan dan peradaban manusia adalah

    dampaknya bagi lingkungan yang ada di sekitar manusia itu sendiri. Ekspansi

    usaha yang dilakukan oleh para pelaku industri seperti pembangunan pabrik-

    pabrik dan pembuatan produksi dengan kapasitas besar dengan

    mengesampingkan perhatian terhadap dampaknya bagi lingkungan secara

    perlahan namun pasti telah mengakibatkan kelalaian yang pada akhirnya akan

    merugikan lingkungan tempat tinggal manusia serta manusia dan kehidupannya.

    Para ahli lingkungan telah menemukan indikasi adanya dampak yang

    terbesar bagi lingkungan dan dunia secara global akibat usaha perindustrian yang

    dilakukan dan telah berkembang pesat ini. Dampak negatif ini adalah terjadinya

    pemanasan di dunia dan sering disebut sebagai Global Warming. Namun,

    masalah Global Warming sebagai masalah lingkungan ini masih diperdebatkan

    kebenarannya oleh beberapa pihak yang menganggap Global Warming adalah

    alasan yang diciptakan untuk membatasi laju perkembangan perindustrian.

    Walaupun masih terdapat perdebatan mengenai kebenaran keadaan Global

  • 8/3/2019 karya tulis jundi

    2/23

    2

    Warming di antara para ahli lingkungan tersebut, namun masalah Global Warming

    ini tidaklah dapat dipungkiri untuk diteliti dan ditelaah lebih lanjut demi

    kelangsungan kehidupan manusia.

    1.2 Identifikasi Masalah

    Timbulnya masalah pemanasan Global menimbulkan berbagai macam

    pertanyaan dalam hubungannya dengan sebab, keberadaan dan efek atau

    dampak yang diakibatkan dari pemanasan Global tersebut. Pertanyaan-

    pertanyaan seputar masalah pemanasan global ini dapat diuraikan seperti dalam

    beberapa poin sebagai berikut:

    1. Apakah pemanasan Global selalu memberi dampak buruk?

    2. Apakah pemanasan Global akan mengakibatkan banyak terjadinya badai?3. Apakah penyebab terbesar dari terjadinya Global Warming ialah efek

    rumah kaca (green house effect)?

    4. Apakah pemanasan Global akan menyebabkan peningkatan terjadinya

    banjir, kekeringan, pertumbuhan hama dan cuaca ekstrim?

    5. Apakah emisi karbon dioksida yang berasal dari pembakaran fosil

    merupakan penyebab terbesar dari perubahan cuaca?

    6. Apakah ada keuntungan potensial yang dapat diakibatkan dari

    peningkatan temperatur?

    Pemanasan Global ini mengakibatkan berbagai dampak baik maupun buruk.

    Tanpa adanya pemanasan Global, tidak akan ada kehidupan di dunia, karena

    suhu di bumi yang rendah dan manusia tidak akan bisa hidup dalam kondisi suhu

    yang rendah. Pemanasan Global telah meningkatkan suhu bumi sampai suhu

    rata-ratanya mencapai 60r Fahrenheit. Namun, pemanasan Global juga menjadi

    permasalahan dan yang masih menjadi perdebatan ketika konsentrasi gas efek

    rumah kaca dalam atmosfir mengalami peningkatan. Akankah kondisi

    peningkatan konsentrsi gas ini menjadi permasalahan yang harus diperhatikan?

    1.3 Perumusan Masalah

    Dimulai dari jaman revolusi industri, konsentrasi gas karbon dioksida di

    atmosfer telah meningkat hampir sebesar 30 %, konsentrasi gas metan

    meningkat hampir dua kali lipat, dan konsentrasi NO2 berkurang sekitar 15 %.

  • 8/3/2019 karya tulis jundi

    3/23

    3

    Peningkatan gas-gas ini menyebabkan kemampuan atmosfer untuk menahan

    panas menjadi lebih besar. Sulfat aerosol, yaitu polutan udara yang umum

    ditemui, mendinginkan atmosfer dengan merefleksikan kembali radiasi cahaya

    dari matahari ke luar angkasa.T

    etapi senyawa sulfat ini mempunyai siklus umuryang pendek di atmosfer.

    Mengapa konsentrasi gas efek rumah kaca dapat meningkat? Para ilmuwan

    berasumsi bahwa pembakaran dari bahan bakar fosil dan beberapa aktifitas

    manusia yang memicu dan menjadi penyebab utama meningkatnya konsentrasi

    karbon dioksida di atmosfer. Respirasi dari tanaman dan proses dekomposisi

    bahan organic melepaskan karbon diokasida sepuluh kali lebih banyak dari yang

    mampu dihasilkan oleh aktifitas manusia, tetapi selama berabad-abad pelepasan

    karbon diokasida ini diimbangi dengan penyerapan karbon dioksida oleh vegetasiterestial dan laut.

    Hal yang menyebabkan keseimbangan ini terganggu adalah adanya

    pelepasan tambahan yang disebabkan oleh aktifitas manusia. Bahan bakar fosil

    dibakar sebagai sumber energi untuk menggerakan hampir seluruh peralatan

    manusia. Meningkatnya kegiatan agricultural, penggundulan hutan, dibukanya

    area kosong sebagai tempat pembuangan, produksi industri, dan pertambangan

    juga meningkatkan emisi dengan bagian yang cukup signifikan. Untuk

    memperkirakan tingkat emisi yang akan terjadi di masa depan merupakan suatu

    hal yang sulit, karena hal itu bergantung kepada keadaan demografi, ekonomi,

    teknolofi, peraturan dan perkembangan .Beberapa perkiraan telah dilakukan, dan

    hasilnya bahwa pada tahun 2100, konsentrasi karbon dioksida akan meningkat

    sebesar 30% hingga 150% dari jumlah sekarang.

    1.4 Tujuan Penulisan

    Tujuan dari diadakannya penulisan karya tulis ini adalah untuk mengetahui

    sejauh mana pemanasan Global ini telah terjadi dan penyebab pastinya. Semua

    ini masih merupakan pertanyaan bagi manusia. Karena sampai sekarang

    manusia belum mendapatkan penyebab pasti dari pemanasan Global ini dan

    manusia juga mau mencari kebenaran mengenai efek dari pemanasan Global

    yang akan dialami oleh manusia sendiri, makhluk hidup maupun lingkungan di

    sekitarnya. Jika pemanasan Global ini terjadi maka efk yang ditimbulkan bukan

  • 8/3/2019 karya tulis jundi

    4/23

    4

    hanya di alami oleh manusia saja tetapi juga semua makhluk hidup di sekitarnya,

    seperti meningkatnya suhu di permukaan bumi menyebabkan kekeringan, dengan

    demikian akibat dari kekeringan ini selain dialami manusia juga oleh hewan dan

    tumbuhan dimana tumbuhan akan menjadi layu karena kekurangan air atau dansebagainya. Oleh karena itu melalui penelitan ini diharapkan manusia dapat

    mencegah aktivitas yang dapat menyebabkan pemanasan Global seperti

    mengadakan reboisasi, penghijauan, pembakaran zat-at yang dapat

    menyebabkan suhu di permukaan bumi meningkat, dll.

    1.5 Manfaat Penulisan

    Manfaat-manfaat dari penulisan tentang pemanasan Global ini adalah :

    y Untuk mengetahui apakah itu pemanasan Global.y Untuk mengetahui penyebab terjadinya pemanasan Global.

    y Untuk mengetahui dampak umum yang dialami oleh manusia maupun

    makhluk hidup dan lingkungan sekitarnya.

    y Untuk mengetahui efek yang dialami jika terjdi perubahan iklim akibat

    pemanasan Global.

    y Mengetahui apa yang dapat dilakukan manusia untuk mencegah

    pemanasan Global tersebut.

    1.6 Metode Penulisan

    Untuk menyusun Karya Tulis ini, penulis mengambil referensi dari penelitian

    yang telah dilakukan oleh berbagai pihak yang memang memiliki keahlian yang

    relevan, terutama dalam topik ini adalah para pemerhati dan peneliti lingkungan.

    Berbagai penelitian telah dilakukan secara internasional, karena memang

    masalah ini menyangkut manusia secara keseluruhan, jadi tidak terbatas oleh

    negara dan ras. Sebagai pemicu untuk memulai penelitian, ada beberapa

    pertanyaan yang harus dicari jawabannya dalam penelitian yang akan dilakukan.

    Berikut ini adalah pertanyaan kunci yang melandasi penelitian tersebut:

    Apa itu pemanasan Global?

    Apa bukti-bukti yang menyatakan bahwa pemanasan Global benar-benar

    terjadi? Dan seberapa besar tingkat kepercayaan dan keakuratan dari

    bukti-bukti tersebut?

  • 8/3/2019 karya tulis jundi

    5/23

    5

    Apa efek-efek yang dibawa oleh pemanasan Global?

    Apa bukti-bukti yang menyatakan bahwa pemanasan Global kemungkinan

    disebabkan oleh gas-gas efek rumah kaca?

    Apa yang dapat dan harus dilakukan berkenaan dengan pemanasanGlobal, apabila hal ini memang terjadi dan disebabkan oleh polutan-

    polutan di udara dan emisi?

    Dan apabila pemanasan Global tidak terjadi, apakah ada alasan lain untuk

    mengendalikan emisi polutan yang terjadi pada atmosfer bumi?

  • 8/3/2019 karya tulis jundi

    6/23

    6

    BAB II

    PEMBAHASAN

    2.1 Dasar Teori

    Sebagai permulaan Karya Tulis ini dan agar pembaca dapat lebih mengerti

    apa yang sebenarnya dibaca, marilah kita mulai dengan pengertian-pengertian

    berikut:

    1. Apakah Global Warming itu?

    Global Warming dapat diterjemahkan sebagai pemanasan Global. Terjadinya

    pemanasan Global di bumi dimulai dari energi panas yang berasal dari

    matahari masuk ke bumi , dan kemudian menciptakan perubahan cuaca dan

    iklim serta panas pada permukaan bumi secara Global.

    2. Apakah Efek rumah kaca itu?

    Singkatnya, efek rumah kaca adalah terperangkapnya energi dalam

    permukaan bumi oleh konsentrasi gas-gas dalam lapisan atmosfir. Aki

    batnya, ketika bumi memantulkan kembali radiasi matahari ke luar angkasa,

    beberapa energy matahari yang masuk tersangkut oleh gas-ga yang

    terkumpul di atmosfir.

    3. Perubahan Cuaca

    Peningkatan konsentrasi gas pada lapisan atmosfir telah mempercepat

    perubahan rata-rata cuaca. Sejak abad 19 yang lalu sampai dengan abad 20,

    temperatur permukaan bumi telah mengalami peningkatan sebanyak 0.5

    1.0 rF. Dan perkiraan peningkatan suhu permukaan bumi rata-rata menurut

    para ahli akan mencapai 1-4.5 rF atau 0.6-2.5 rC dalam 50 tahun mendatang

    tergantung pada wilayah di bumi.Pembuktiannya terlihat dalam perubahan

    kondisi nyata yang terjadi dengan mancairnya salju di Northern Hampshire

    dan menurunnya es apung pada Samudra Arktik. Di seluruh dunia,permukaan laut telah mengalami kenaikan lebih dari 4-8 inchi pada abad lalu.

    Penguapan yang terjadi pada dunia telah meningkat sekitar 1% dan frekuensi

    terjadinya hujan pun telah meningkat.

    Gas-gas yang ditimbulkan dari berbagai macam kegiatan manusia, seperti

    kegiatan perindustrian dan pembakaran, akan terkonsentrasi dalam atmosfir

  • 8/3/2019 karya tulis jundi

    7/23

    7

    dan akan menyebabkan terperangkapnya energi matahari yang masuk ke

    dalam bumi. Energi yang tidak teradiasi ini sama kondisi dengan yang terjadi

    pada rumah kaca, sehingga energi tersebut akan tetap tersimpan dalam

    permukaan bumi dan menyebabkan pemanasan Global pada permukaanbumi.

    4. Efek global warming

    a. Iklim mulai tidak stabil.

    Para ilmuwan memperkirakan bahwa selama pemanasan global, daerah

    bagian Utara dari belahan Bumi Utara (Northern Hemisphere) akan

    memanas lebih dari daerah-daerah lain di Bumi. Akibatnya, gunung-

    gunung es akan mencair dan daratan akan mengecil. Akan lebih sedikit es

    yang terapung di perairan Utara tersebut. Daerah-daerah yang sebelumnyamengalami salju ringan, mungkin tidak akan mengalaminya lagi. Pada

    pegunungan di daerah subtropis, bagian yang ditutupi salju akan semakin

    sedikit serta akan lebih cepat mencair. Musim tanam akan lebih panjang di

    beberapa area. Suhu pada musim dingin dan malam hari akan cenderung

    untuk meningkat.

    Daerah hangat akan menjadi lebih lembap karena lebih banyak air yang

    menguap dari lautan. Para ilmuwan belum begitu yakin

    apakahkelembapan tersebut malah akan meningkatkan atau menurunkan

    pemanasan yang lebih jauh lagi. Hal ini disebabkan karena uap

    airmerupakan gas rumah kaca, sehingga keberadaannya akan

    meningkatkan efek insulasi pada atmosfer. Akan tetapi, uap air yang lebih

    banyak juga akan membentuk awan yang lebih banyak, sehingga akan

    memantulkan cahaya matahari kembali ke angkasa luar, dimana hal ini

    akan menurunkan proses pemanasan (lihat siklus air). Kelembapan yang

    tinggi akan meningkatkan curah hujan, secara rata-rata, sekitar 1 persenuntuk setiap derajat Fahrenheit pemanasan.. Badai akan menjadi lebih

    sering. Selain itu, air akan lebih cepat menguap dari tanah. Akibatnya

    beberapa daerah akan menjadi lebih kering dari sebelumnya. Angin akan

    bertiup lebih kencang dan mungkin dengan pola yang berbeda. Topan

    badai (hurricane) yang memperoleh kekuatannya dari penguapan air, akan

  • 8/3/2019 karya tulis jundi

    8/23

    8

    menjadi lebih besar. Berlawanan dengan pemanasan yang terjadi,

    beberapa periode yang sangat dingin mungkin akan terjadi. Pola cuaca

    menjadi tidak terprediksi dan lebih ekstrem.

    b. Peningkatan permukaan laut.

    Perubahan tinggi rata-rata muka laut diukur dari daerah dengan lingkungan

    yang stabil secara geologi. Ketika atmosfer menghangat, lapisan

    permukaan lautan juga akan menghangat, sehingga volumenya akan

    membesar dan menaikkan tinggi permukaan laut. Pemanasan juga akan

    mencairkan banyak es di kutub, terutama sekitar Greenland, yang lebih

    memperbanyak volume air di laut. Tinggi muka laut di seluruh dunia telah

    meningkat 10 25 cm (4 - 10 inchi) selama abad ke-20, dan para ilmuwan

    IPCC memprediksi peningkatan lebih lanjut 9 88 cm (4 - 35 inchi) pada

    abad ke-21.

    Perubahan tinggi muka laut akan sangat memengaruhi kehidupan di

    daerah pantai. Kenaikan 100 cm (40 inchi) akan menenggelamkan 6

    persen daerah Belanda, 17,5 persen daerahBangladesh, dan banyak

    pulau-pulau. Erosi dari tebing, pantai, dan bukit pasir akan meningkat.

    Ketika tinggi lautan mencapai muara sungai, banjir akibat air pasang akan

    meningkat di daratan. Negara-negara kaya akan menghabiskan dana yang

    sangat besar untuk melindungi daerah pantainya, sedangkan negara-

    negara miskin mungkin hanya dapat melakukan evakuasi dari daerah

    pantai.

    Bahkan sedikit kenaikan tinggi muka laut akan sangat memengaruhi

    ekosistem pantai. Kenaikan 50 cm (20 inchi) akan menenggelamkan

    separuh dari rawa-rawa pantai di Amerika Serikat. Rawa-rawa baru juga

    akan terbentuk, tetapi tidak di area perkotaan dan daerah yang sudah

    dibangun. Kenaikan muka laut ini akan menutupi sebagian besar

    dari daerah rawa-rawa florida

    c. Suhu global cenderung meningkat.

    Orang mungkin beranggapan bahwa Bumi yang hangat akan

    menghasilkan lebih banyak makanan dari sebelumnya, tetapi hal ini

  • 8/3/2019 karya tulis jundi

    9/23

    9

    sebenarnya tidak sama di beberapa tempat. Bagian Selatan Kanada,

    sebagai contoh, mungkin akan mendapat keuntungan dari lebih tingginya

    curah hujan dan lebih lamanya masa tanam. Di lain pihak, lahan pertanian

    tropis semi kering di beberapa bagian Afrika mungkin tidak dapat tumbuh.Daerah pertanian gurun yang menggunakan air irigasi dari gunung-gunung

    yang jauh dapat menderita jika snowpack (kumpulan salju) musim dingin,

    yang berfungsi sebagai pengawer alami, akan mencair sebelum puncak

    bulan-bulan masa tanam. Tanaman pangan dan hutan dapat mengalami

    serangan serangga dan penyakit yang lebih hebat.

    d. Gangguan ekologis.

    Hewan dan tumbuhan menjadi makhluk hidup yang sulit menghindar dari

    efek pemanasan ini karena sebagian besar lahan telah dikuasai manusia.

    Dalam pemanasan global, hewan cenderung untuk bermigrasi ke arah

    kutub atau ke atas pegunungan. Tumbuhan akan mengubah arah

    pertumbuhannya, mencari daerah baru karena habitat lamanya menjadi

    terlalu hangat. Akan tetapi, pembangunan manusia akan menghalangi

    perpindahan ini. Spesies-spesies yang bermigrasi ke utara atau selatan

    yang terhalangi oleh kota-kota atau lahan-lahan pertanian mungkin akan

    mati. Beberapa tipe spesies yang tidak mampu secara cepat berpindah

    menuju kutub mungkin juga akan musnah.

    e. Dampak sosial dan politik.

    Perubahan cuaca dan lautan dapat mengakibatkan munculnya penyakit-

    penyakit yang berhubungan dengan panas (heat stroke) dan kematian.Temperatur yang panas juga dapat menyebabkan gagal panen sehingga

    akan muncul kelaparan dan malnutrisi. Perubahan cuaca yang ekstrem

    dan peningkatan permukaan air laut akibat mencairnya es di kutub utara

    dapat menyebabkan penyakit-penyakit yang berhubungan denganbencana alam (banjir, badai dan kebakaran) dan kematian akibat trauma.

    Timbulnya bencana alam biasanya disertai dengan perpindahan penduduk

    ke tempat-tempat pengungsian dimana sering muncul penyakit, seperti:

    diare, malnutrisi, defisiensi mikronutrien, trauma psikologis, penyakit kulit,

    dan lain-lain.

  • 8/3/2019 karya tulis jundi

    10/23

    10

    Pergeseran ekosistem dapat memberi dampak pada penyebaran penyakit

    melalui air (Waterborne diseases) maupun penyebaran penyakit

    melalui vektor (vector-borne diseases). Seperti meningkatnya

    kejadian Demam Berdarah karena munculnya ruang (ekosistem) baruuntuk nyamuk ini berkembang biak. Dengan adamya perubahan iklim ini

    maka ada beberapa spesies vektor penyakit (eq Aedes Agipty), Virus,

    bakteri, plasmodium menjadi lebih resisten terhadap obat tertentu yang

    target nya adalah organisme tersebut. Selain itu bisa diprediksi kan bahwa

    ada beberapa spesies yang secara alamiah akan terseleksi ataupun punah

    dikarenakan perbuhan ekosistem yang ekstreem ini. hal ini juga akan

    berdampak perubahan iklim (Climate change)yang bisa berdampak kepada

    peningkatan kasus penyakit tertentu seperti ISPA (kemarau panjang /kebakaran hutan, DBD Kaitan dengan musim hujan tidak menentu)

    Gradasi Lingkungan yang disebabkan oleh pencemaran limbah pada

    sungai juga berkontribusi pada waterborne diseases dan vector-borne

    disease. Ditambah pula dengan polusi udara hasil emisi gas-gas pabrik

    yang tidak terkontrol selanjutnya akan berkontribusi terhadap penyakit-

    penyakit saluran pernafasan seperti asma, alergi, coccidiodomycosis,

    penyakit jantung dan paru kronis, dan lain-lain.

    5. Persetujuan internasional pada pengendalian global warming.

    Kerjasama internasional diperlukan untuk mensukseskan pengurangan gas-

    gas rumah kaca. Pada tahun 1992, pada Earth Summit di Rio de

    Janeiro, Brazil, 150 negara berikrar untuk menghadapi masalah gas rumah

    kaca dan setuju untuk menterjemahkan maksud ini dalam suatu perjanjian

    yang mengikat. Pada tahun 1997 di Jepang, 160 negara merumuskan

    persetujuan yang lebih kuat yang dikenal dengan Protokol Kyoto.

    Perjanjian ini, yang belum diimplementasikan, menyerukan kepada 38

    negara-negara industri yang memegang persentase paling besar dalam

    melepaskan gas-gas rumah kaca untuk memotong emisi mereka ke tingkat 5

    persen di bawah emisi tahun 1990. Pengurangan ini harus dapat dicapai

    paling lambat tahun 2012. Pada mulanya, Amerika Serikat mengajukan diri

    untuk melakukan pemotongan yang lebih ambisius, menjanjikan pengurangan

  • 8/3/2019 karya tulis jundi

    11/23

    11

    emisi hingga 7 persen di bawah tingkat 1990; Uni Eropa, yang menginginkan

    perjanjian yang lebih keras, berkomitmen 8 persen; dan Jepang 6 persen.

    Sisa 122 negara lainnya, sebagian besar negara berkembang, tidak diminta

    untuk berkomitmen dalam pengurangan emisi gas.

    Akan tetapi, pada tahun 2001, Presiden Amerika Serikat yang baru

    terpilih, George W. Bush mengumumkan bahwa perjanjian untuk

    pengurangan karbon dioksida tersebut menelan biaya yang sangat besar. Ia

    juga menyangkal dengan menyatakan bahwa negara-negara berkembang

    tidak dibebani dengan persyaratan pengurangan karbon dioksida ini. Kyoto

    Protokol tidak berpengaruh apa-apa bila negara-negara industri yang

    bertanggung jawab menyumbang 55 persen dari emisi gas rumah kaca pada

    tahun 1990 tidak meratifikasinya. Persyaratan itu berhasil dipenuhi ketika

    tahun 2004, Presiden Rusia Vladimir Putin meratifikasi perjanjian ini,

    memberikan jalan untuk berlakunya perjanjian ini mulai 16 Februari 2005.

    Banyak orang mengkritik Protokol Kyoto terlalu lemah. Bahkan jika perjanjian

    ini dilaksanakan segera, ia hanya akan sedikit mengurangi bertambahnya

    konsentrasi gas-gas rumah kaca di atmosfer. Suatu tindakan yang keras akan

    diperlukan nanti, terutama karena negara-negara berkembang yang

    dikecualikan dari perjanjian ini akan menghasilkan separuh dari emisi gasrumah kaca pada 2035. Penentang protokol ini memiliki posisi yang sangat

    kuat. Penolakan terhadap perjanjian ini di Amerika Serikat terutama

    dikemukakan oleh industri minyak, industri batubara dan perusahaan-

    perusahaan lainnya yang produksinya tergantung pada bahan bakar fosil.

    Para penentang ini mengklaim bahwa biaya ekonomi yang diperlukan untuk

    melaksanakan Protokol Kyoto dapat menjapai 300 milyar dollar AS, terutama

    disebabkan oleh biaya energi. Sebaliknya pendukung Protokol Kyoto percaya

    bahwa biaya yang diperlukan hanya sebesar 88 milyar dollar AS dan dapat

    lebih kurang lagi serta dikembalikan dalam bentuk penghematan uang

    setelah mengubah ke peralatan, kendaraan, dan proses industri yang lebih

    effisien.

  • 8/3/2019 karya tulis jundi

    12/23

    12

    Pada suatu negara dengan kebijakan lingkungan yang ketat, ekonominya

    dapat terus tumbuh walaupun berbagai macam polusi telah dikurangi. Akan

    tetapi membatasi emisi karbon dioksida terbukti sulit dilakukan. Sebagai

    contoh, Belanda, negara industrialis besar yang juga pelopor lingkungan,telah berhasil mengatasi berbagai macam polusi tetapi gagal untuk

    memenuhi targetnya dalam mengurangi produksi karbon dioksida.

    Setelah tahun 1997, para perwakilan dari penandatangan Protokol Kyoto

    bertemu secara reguler untuk menegoisasikan isu-isu yang belum

    terselesaikan seperti peraturan, metode dan pinalti yang wajib diterapkan

    pada setiap negara untuk memperlambat emisi gas rumah kaca. Para

    negoisator merancang sistem dimana suatu negara yang memiliki program

    pembersihan yang sukses dapat mengambil keuntungan dengan menjual hak

    polusi yang tidak digunakan ke negara lain. Sistem ini disebut perdagangan

    karbon. Sebagai contoh, negara yang sulit meningkatkan lagi hasilnya,

    seperti Belanda, dapat membeli kredit polusi di pasar, yang dapat diperoleh

    dengan biaya yang lebih rendah. Rusia, merupakan negara yang

    memperoleh keuntungan bila sistem ini diterapkan. Pada tahun 1990,

    ekonomi Rusia sangat payah dan emisi gas rumah kacanya sangat tinggi.

    Karena kemudian Rusia berhasil memotong emisinya lebih dari 5 persen di

    bawah tingkat 1990, ia berada dalam posisi untuk menjual kredit emisi ke

    negara-negara industri lainnya, terutama mereka yang ada di Uni Eropa.

    2.2 Penelitian yang Relevan

    Beberapa penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti-peneliti di seluruh

    dunia akan dijelaskan di bawah ini:

    1. Pada tanggal 26/04/2002, Para ilmuwan menyatakan temperatur Global

    selama 3 bulan pertama di tahun 2002 telah mengalami peningkatan, dan

    lebih tinggi dari temperatur yang pernah dicapai buni dalam 1000 tahun

    terakhir. Penelitian ini dimotori oleh Dr. Geoff Jenkins, direktur UK

    governments Hadley Centre yang khusus meneliti dan memprediksikan

    perubahan iklim dunia.

  • 8/3/2019 karya tulis jundi

    13/23

    13

    2. Pada tanggal 24/12/1999, berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, James

    Baker, sekretaris dari U.S. National Oceanic and Atmospheric Administration,

    bersamaa dengan Peter Ewins, ketua dari British Meteorological Office,

    memperingatkan bahwa iklim dunia berubah dengan cepat, dan manusiaharus segera menindaki perubahan ini dengan mencoba untuk mengurangi

    emisi karbon dioksida ke udara.

    3. Pada tanggal 01/03/1999, American Geophysical Union, suatu badan

    keilmuan internasional yang membawahi sekitar tiga puluh lima ribu ilmuwan

    yang mengkhususkan diri pada penelitian tentang Bumi dan planet-planet

    mengeluarkan pernyatan yang berani mengenai perubahan iklim dan

    hubungannya dengan gas-gas efek rumah kaca. Pernyataan ini dikeluarkan

    setelah mengadakan serangkaian penelitian mengenai pemanasan Global.4. Pada tanggal 17/01/2002, didapatkan data dari statelit dari hasil penelitian

    yang dilakukan oleh NASA di Langley Research Centre, yang membantah

    pernyataan Richard Lindzen, seorang skeptis, yang menyatakan bahwa

    pengurangan jumlah awan di daerah tropis akan menyebabkan pendinginan

    terhadap bumi dan mengatasi pemanasan Global yang mungkin terjadi. Hasil

    penelitian NASA menunjukkan bahwa awan-awan ini akan memperkuat efek

    rumah kaca, dan memicu terjadinya pemanasan Global.

    5. Pada tanggal 18/12/2001, berdasarkan penelitian yang telah dilakukan,

    Organisasi Meteorologi Dunia memperingatkan bahwa temperatur Global

    mengalami peningkatan tiga kali lebih cepat dibandingkan dengan waktu-

    waktu lalu.

    2.3 Pengaruh Terhadap Iklim

    Pemicu utama Perubahan iklim akibat global warming adalah meningkatnya

    emisi karbon, akibat penggunaan energi fosil (bahan bakar minyak, batubara dan

    sejenisnya, yang tidak dapat diperbarui). Penghasil terbesarnya adalah negeri-

    negeri industri seperti Amerika Serikat, Inggris, Rusia, Kanada, Jepang, China, dll.

    Ini diakibatkan oleh pola konsumsi dan gaya hidup masyarakat negera-negara

    utara yang 10 kali lipat lebih tinggi dari penduduk negara selatan. Untuk negara-

    negara berkembang meski tidak besar, ikut juga berkontribusi dengan skenario

    pembangunan yang mengacu pada pertumbuhan. Memacu industrilisme dan

  • 8/3/2019 karya tulis jundi

    14/23

    14

    meningkatnya pola konsumsi tentunya, meski tak setinggi negara utara. Industri

    penghasil karbon terbesar di negeri berkembang seperti Indonesia adalah

    perusahaan tambang (migas, batubara dan yang terutama berbahan baku fosil).

    Selain kerusakan hutan Indonesia yang tahun ini tercatat pada rekor duniaGuinnes Record Of Book sebagai negara tercepat yang rusak hutannya.

    Bangga? Tidak. Sunguh sebuah rekor yang mengecewakan. Terlebih lagi bahwa

    hutan Indonesia merupakan salah satu paru-paru dunia.

    Menurut temuan Intergovermental Panel and Climate Change ,Sebuah

    lembaga panel internasional yang beranggotakan lebih dari 100 negara di seluruh

    dunia, Sebuah lembaga dibawah PBB, tetapi kuasanya melebihi PBB.

    Menyatakan pada tahun 2005 terjadi peningkatan suhu di dunia 0,6-0,70

    sedangkan di Asia lebih tinggi, yaitu 10. selanjutnya adalah ketersediaan air dinegeri-negeri tropis berkurang 10-30 persen dan melelehnya Gleser (gunung es)

    di Himalaya dan Kutub Selatan. Secara umum yang juga dirasakan oleh seluruh

    dunia saat ini adalah makin panjangnya musim panas dan makin pendeknya

    musim hujan, selain itu makin maraknya badai dan banjir di kota-kota besar (el

    Nino) di seluruh dunia. Serta meningkatnya cuaca secara ekstrem, yang tentunya

    sangat dirasakan di negara-negara tropis. Jika ini kita kaitkan dengan wilayah

    Indonesia tentu sangat terasa, begitu juga dengan kota-kota yang dulunya dikenal

    sejuk dan dingin makin hari makin panas saja. Contohnya di Jawa Timur

    bisa kita rasakan adalah Kota Malang, Kota Batu, Kawasan Prigen Pasuruan di

    Lereng Gunung Welirang dan sekitarnya, juga kawasan kaki Gunung Semeru.

    Atau kota-kota lain seperti Bogor Jawa Barat, Ruteng Nusa Tenggara, adalah

    daerah yang dulunya dikenal dingin tetapi sekarang tidak lagi.

    Meningkatnya suhu ini, ternyata telah menimbulkan makin banyaknya

    wabah penyakit lama dan baru yang merata dan terus bermunculan; seperti

    leptospirosis, demam berdarah, diare, malaria. Padahal penyakit-penyakit seperti

    malaria, demam berdarah dan diare adalah penyakit lama yang seharusnya

    sudah lewat dan mampu ditangani dan kini telah mengakibatkan ribuan orang

    terinfeksi dan meninggal. Selain itu, ratusan desa di pesisir Jatim terancam

    tenggelam akibat naiknya permukaan air laut, indikatornya serasa makin dekat

    saja jika kita tengok naiknya gelombang pasang di minggu ketiga bulan Mei 2007

  • 8/3/2019 karya tulis jundi

    15/23

    15

    kemarin. Mulai dari Pantai Kenjeran, Pantai Popoh Tulungagung, Ngeliyep

    Malang dan pantai lain di pulau-pulau di Indonesia.

    Untuk negara-negara lain meningkatnya permukaan air laut bisa dilihat

    dengan makin tingginya ombak di pantai-pantai Asia dan Afrika. Apalagi hal itu ditambah dengan melelehnya gletser di gunung Himalaya Tibet dan di kutub utara.

    Dikatakan oleh IPCC hal ini berkontribusi langsung dengan meningkatkan

    permukaan air laut setinggi 4-6 meter. Dan jika benar-benar meleleh semuanya

    maka akan meningkatkan permukaan air laut setinggi 7 meter pada tahun 2012.

    Dan pada 30 tahun kedepan tentu ini bisa mengancam kehidupan pesisir dan

    kelangkaan makanan yang luar biasa, akibat berubahnya iklim yang sudah bisa

    kita rasakan sekarang dengan musim hujan yang makin pendek sementara

    kemarau semakin panjang. Hingga gagal panen selain soal hama, tetapi akibatkekuarangan air di tanaman para ibu-bapak petani banyak yang gagal. Turut

    berduka buat bapak-ibu petani.

    Lagipula, perlunya menciptakan konsesus yang membawa komitmen dari

    semua negara untuk menegakkan keadilan iklim. Seperti yang sudah dilakukan

    oleh Australia yang mempunyai instrumen keadilan iklim, melalui penegakan

    keadilan iklim dengan membentuk pengadilan iklim. Dimana sebuah instrumen

    yang mengacu pada isi Protokol Kyoto yang menekankan kewajiban pada

    negara-negara Utara untuk membayar dari hasil pembuangan emisi karbon

    mereka untuk perbaikan mutu lingkungan hidup bagi negara-negara Selatan.

    Mantap

    Ada juga beberapa komunitas yang memakai alternative dari bhan bakar

    fosil yang lebih efisien dan ramah lingkungan, misalnya untuk kebutuhan

    memasak. Menggunakan energi biogas (gas dari kotoran ternak) seperti yang

    dilakukan komunitas merah putih di Kota Batu. Desentraliasasi energi memang

    harus dilakukan agar menghantarkan kita pada kedaulatan energi dan melepas

    ketergantungan pada pemusatan energi yang harganya hanya menjadi semakin

    mahal dan mahal.sehingga tidak terjangkau kantong orang-oran yang kurang

    mampu

    Sedangkan untuk para pengambil kebijakan harusnya mengeluarkan

    kebijakan yang jelas arahannya untuk mengurangi pemanasan global. Misalnya

    menetapkan jeda tebang hutan di seluruh Indonesia agar tidak mengalami

  • 8/3/2019 karya tulis jundi

    16/23

    16

    kepunahan dan wilayah kita makin panas. Menghentikan pertambangan mineral

    dan batubara seperti di Papua, Kalimantan, Sulawesi, hal ini bisa dilakukan

    dengan bertahap mulai dari meninjau ulang kontrak karyanya terlebih dahulu.

    Selanjutnya kebijakan bertahap dengan mempraktekkan secara nyata jedatebang dan kedaulatan energi harus dilakukan jika kita tidak mau menjadi

    kontributor utama pemanasan global.

    Iklim memang mengisi ruang hidup kita baik secara individu maupun

    sosial, maka tidak mungkin menegakkan keadilan iklim tanpa melibatkan

    kesadaran dan komitmen semua pihak. Bahwa tidak bisa dibantah, kita hidup

    dalam ekosistem dunia yang sama, sehingga jika ada bagian yang bocor dan

    tidak seimbang, sebenarya ini merupakan ancaman bagi seluruh isi dunia dan

    penduduknya. Maka merevolusi gaya hidup kita untuk tidak makin konsumtifsangat mendasar dilakukan sekarang juga oleh seluruh umat manusia. Sebab

    dengan begitu kita bisa menempatkan apa yang kita butuhkan bisa ditunda tidak,

    yang harus kita beli membawa manfaat atau tidak dan apakah yang kita beli bisa

    digantikan oleh barang yang lain yang ramah lingkungan ya kan?

    2.4 Pengaruh Iklim Terhadap Flora dan Fauna

    1. Perubahan iklim membawa perubahan bagi flora dan fauna dunia.

    Sebuah studi baru yang diterbitkan dalam Proceedings of the National

    Academy of Science menunjukkan bahwa hanya satu atau dua derajat

    pemanasan dapat menghilangkan spesies wilayah tropis. Ilmuwan dari

    Universitas Washington di AS telah menemukan bahwa flora dan fauna yang

    hidup di iklim tropis telah beradaptasi terhadap temperatur tertinggi yang dapat

    ditoleransi. Namun, sedikit saja kenaikan dalam pemanasan dapat

    menciptakan kondisi yang melampaui kemampuan spesies itu untuk

    beradaptasi. Para ilmuwan juga memperingatkan bahwa wilayah tropis

    mengandung mayoritas dari spesies dunia.

    2. Perubahan /iklim mengancam kelangsungan hidup tanaman berguna.

    Suatu penelitian internasional yang dilakukan oleh Perlindungan Kebun Raya

    Internasional menunjukkan bahwa kira-kira 400 tanaman obat menghadapi

    resiko punah karena efek perubahan iklim pada ekosistem dan juga praktik-

    praktik seperti pemungutan hasil panen dan penebangan hutan yang

  • 8/3/2019 karya tulis jundi

    17/23

    17

    berlebihan. Spesies-spesies tanaman obat yang terancam saat ini termasuk

    magnolia, yang telah lama digunakan sebagai obat tradisional China untuk

    hilang ingatan yang berkaitn dengan usia dan penyakit jantung. Lebih dari

    setengah dari seluruh resep obat dunia saat ini diambil dari tanaman. Selainitu mayoritas penduduk dunia tergantung dari obat-obatan berbasis tanaman.

    Pengarang laporan itu, Belinda Hawkins, menyatakan Bukan suatu

    pernyataan yang berlebihan untuk mengatakan bahwa jika penurunan cepat

    dari spesies-spesies ini tidak dihentikan, maka hal ini dapat menurunkan

    stabilitas perawatan kesehatan global di masa mendatang.

    3. Global warming mengakibatkan migrasi hewan.

    Penelitian telah menunjukkan bahwa 30 spesies reptil dan amfibi berpindah

    menuju tempat yang lebih tinggi ke ekosistem yang lebih dingin. Ahli biologiChristopher Raxworthy dari Museum Amerika untuk Sejarah Alam

    mengatakan bahwa pada akhirnya tidak ada lahan yang lebih tinggi yang

    tersedia. Dua spesies katak dan tokek sekarang berada dalam bahaya

    kepunahan.

    4. Spesies burung yang hidup di tepi jurang Australia terancam punah.

    Dengan 10 spesies burung yang sudah punah dan 60 lainnya yang berada di

    ambang nasib yang sama. Profesor David Paton dari Unversitas Adelaide di

    Australia mengatakan, Ada risiko nyata bahwa Anda akan kehilangan

    setengah spesies burung dari wilayah ini. Saya pikir itu adalah sesuatu yang

    tidak boleh ditolerir oleh masyarakat mana pun. Profesor Paton

    merencanakan sebuah proyek berskala besar untuk menumbuhkan tanaman

    hingga 150.000 hektar di Gunung Lofty Ranges di Australia selatan yang akan

    melindungi flora dan fauna asli dari kepunahan. Diperkirakan bahwa

    pekerjaan ini membutuhkan minimum hampir US$19 juta untuk meluncurkan

    Inisiatif Pemulihan Hutan. Dr. Paton optimis bahwa kehilangan spesies yang

    bertambah dapat dihindari jika habitat yang cocok dan subur dipulihkan

    kembali.

    5. Penurunan drastis dalam populasi hiu.

    Studi baru-baru ini yang dimuat dalam jurnal Pelestarian Biologi menyatakan

    bahwa populasi dari banyak spesies ikan hiu yang berkurang dengan cepat

    membuat para ilmuwan prihatin tentang dampaknya terhadap ekosistem laut

  • 8/3/2019 karya tulis jundi

    18/23

    18

    secara keseluruhan. Kelompok-kelompok pelestarian menyerukan agar

    dilakukan langkah-langkah global untuk melindungi ikan hiu itu, bahkan

    beberapa jenis hampir punah.

    6. Primata juga terancam punah.Dr. Russell Mittermeier, Ketua dari Konservasi Internasional dan ketua dari

    Persatuan Internasional untuk Pelestarian Alam, telah melaporkan bahwa

    hampir separuh dari semua spesies monyet dan kera berada dalam ancaman

    kepunahan akibat kegiatan penebangan hutan dan perburuan untuk daging.

    Hal ini menunjukkan pengurangan hampir 10% dari sebuah penelitian yang

    dilaksanakan 5 tahun lalu. Dr. Mittermeier menyatakan, Kami memiliki data

    yang kuat untuk menunjukkan bahwa situasi tersebut lebih parah daripada

    yang kita bayangkan. Ia melanjutkan dengan berkata bahwa 304 spesies darisimpanse, orang hutan, kera berlengan panjang, dan kukang mungkin akan

    lenyap kecuali jika dilakukan tindakan yang cukup untuk melestarikan habitat

    mereka serta melindungi mereka.

    7. Peningkatan kadar CO2 Mempengaruhi kehidupan laut.

    Para ilmuwan dari Universitas Plymouth di Inggris melakukan evaluasi dampak

    karbon dioksida yang diserap laut melalui sebuah studi di lubang CO2 alamiah

    yang ditemukan di Laut Mediterania. Studi tersebut menunjukkan bahwa di

    dekat lubang dasar laut ini, CO2 membuat air menjadi lebih asam dan

    mengakibatkan hilangnya keanekaragaman laut dalam perbandingan yang

    sama dengan pengasaman. Karena berkurangnya kalsium di air yang asam,

    kerangka keong menjadi hancur dan terumbu karang tidak dapat terbentuk.

    Dr. Carol Turley dari Laboratorium Laut Plymouth mengatakan, Ini berarti

    satu-satunya cara untuk mengurangi pengasaman laut adalah dengan

    pengurangan emisi CO2 dalam jumlah yang besar."

    8. Penyusutan populasi ikan di dunia.

    Organisasi Pangan dan Pertanian PBB menyatakan bahwa 75% dari semua

    spesies ikan komersial telah ditangkap secara berlebihan. Callum Roberts,

    profesor konservasi laut di Universitas York, Inggris, serta para ilmuwan

    lainnya, mengatakan bahwa penangkapan ikan berskala industri sejak 90

    tahun yang lalu telah menyebabkan bukan hanya hilangnya ikan, tetapi

    seluruh rantai makanan biologis. Dr. Roberts menyarankan penetapan segera

  • 8/3/2019 karya tulis jundi

    19/23

    19

    area perlindungan permanen di seluruh lautan di dunia, untuk memungkinkan

    pemulihan ikan sebelum terlalu terlambat.

    9. Hubungan antara perubahan perilaku burung dan perubahan iklim.

    Para peneliti Universitas Oxford di Inggris menemukan bahwa burung gelatikbatu sekarang bertelur kira-kira 2 minggu lebih awal daripada setengah abad

    yang lalu, sebagai penyesuaian terhadap pemanasan global. Sementara itu,

    terlihatnya dua burung tropis di dekat Pulau Po Toi di bagian paling selatan

    Hong Kong, untuk yang pertama kalinya, juga disebabkan oleh temperatur

    yang lebih hangat. Ketua Lembaga Pemantau Burung Hong Kong, Cheung

    Ho-fai mengatakan, Burung-burung sangat sensitif terhadap perubahan iklim

    dan mengamati mereka adalah cara yang baik untuk memahami perubahan-

    perubahan.

    10. Pengaruh perubahan iklim dan polusi pada burung-burung diseluruh dunia.

    Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNEP) berkata pada hari

    Selasa bahwa penurunan secara keseluruhan jumlah burung yang bermigrasi

    adalah tanda bahaya adanya perubahan dalam keanekaragaman hayati di

    seluruh dunia. Burung-burung amat sensitif terhadap perubahan iklim dan

    karena itu bisa menjadi indikator yang tepat akan perubahan pola iklim.

    Burung-burung air seperti pinguin secara khusus rentan terharap efek

    perubahan iklim. Heidi Geisz, ahli biologi laut di Institut Ilmu Laut Virginia di

    AS, telah menemukan pestisida terlarang DDT dalam badan pinguin Adlie.

    Diperkirakan bahwa zat tersebut terperangkap dalam lapisan es pada tahun

    1960 ketika DDT diproduksi dan sekarang terlepas karena perubahan iklim.

    2.5 Usaha dalam Mencegah Efek Lanjut Global Warming

    1. Kesempatan melindungi lautan pada hari lautan sedunia.

    2. Untuk menghormati hari tersebut yang dirayakan secara informal oleh PBB

    dan organisasi-organisasi lain pada tanggal 8 Juni, Badan Pelestarian Alam

    yang berbasis di AS telah mengeluarkan daftar perubahan sederhana yang

    bisa dilakukan orang untuk merawat lautan dunia yang rapuh dengan lebih

    baik. Daftar paling atas adalahmeminimalkan pemakaian plastik dengan

    beralih ke produk yang bisa dipakai ulang seperti tas belanja kain. Perubahan

  • 8/3/2019 karya tulis jundi

    20/23

    20

    yang lain adalah membuang bahan kimia dengan benar dan tidak

    menuangnya ke dalam saluran air karena mereka bisa mengalir langsung ke

    sungai dan laut.

    3. Dibuatnya Undang-undang iklim.4. Sebuah simposium 3-hari di Washington, DC, berakhir tanggal 5 Juni, dimana

    ilmuwan-ilmuwan terkemuka, konsultan-konsultan pelestarian lingkungan, dan

    para pembuat kebijakan AS membicarakan keprihatiaan mengenai dampak

    pemanasan global terhadap lautan. Dr. Lara Hansen, Chief Scientist, World

    Wildlife Fund International Climate Change Programme berpendapat bahwa

    kita terus menambah emisi CO2 kita secara global. Kita perlu menguranginya,

    idealnya sebesar 90 persen lebih karena masalah-masalah seperti laut yang

    semakin bersifat asam akan terus terjadi selama lautan terus menyerap CO2dari atmosfer. Para ahli Dana Margasatwa Dunia mengatakan bahwa

    kehidupan laut belum pernah berada dalam keadaan rentan seperti saat ini.

    Mereka menunjuk dampak besar terhadap populasi hewan yang tergantung

    dari lautan seperti beruang kutub dan singa laut. Topik lain yang diangkat

    dalam simposium itu mulai dari terumbu karang sampai dengan sampah dan

    adaptasi makhluk laut. Salah satu diskusi panel berfokus pada hubungan

    antara lautan dan kesehatan manusia. Dr. Paul Sandifer dan Senator John

    Kerry adalah dua orang yang ikut dalam diskusi ini. Dialong disimpulkan

    dengan langkah-langkah praktis yang bisa dilakukan oleh individu untuk

    membantu melindungi perairan di Bumi agar kehidupan semua spesies

    terjamin.

    5. Dr. Paul Sandifer, Senior Scientist, National Oceanic and Atmospheric

    Administration, USA:

    Kita dapat bertindak dengan hati-hati saat memakai dan membuang bahan-

    bahan kimia kita, juga pemakaian bahan kimia yang umum dalam rumah

    tangga, semua yang bisa dibawa air dari halaman, hutan, dan ladang.

    6. Senator John Kerry, Democratic Party Massachusetts, USA:

    Orang awam bisa melakukan berbagai hal. Buatlah pilihan yang cerdas untuk

    jenis produk yang mereka beli. Belajarlah sendiri dari internet mengenai

    produk-produk hijau dan berbagai hal yang bisa dilakukan. Kurangi

    mengemudi, mengemudilah lebih efisien, gantilah lampu pijar, perbaikilah

  • 8/3/2019 karya tulis jundi

    21/23

    21

    efisiensi energi di rumah, jadilah lebih peduli dengan jejak karbon, dengan

    satu atau lain cara, dan hormatilah lingkungan.

  • 8/3/2019 karya tulis jundi

    22/23

    22

    BAB III

    PENUTUP

    3.1 Kesimpulan

    Global warming merupakan ancaman terbesar bagi kehidupan di bumi.

    Perubahan besar dalam iklim dapat secara tidak langsung memusnahkan

    kehidupan di bumi. Global warming pun disebabkan oleh manusia sendiri. Oleh

    karena itu, kita lah yang bertanggung jawab atas kerusakan yang kita buat.

    Menurut penulis, sebaiknya kita mulai dari yang kecil, dari yang sederhana, dan

    dari kita sendiri dalam mencegah efek lanjutan global warming. Contoh :

    menggunakan AC bebas CFC, mengurangi pengunaan bahan bakar fosil dan

    mengunakan alternative bahan bakar yang bebas polusi dan ramah linkunan.

    Masa depan bumi tergantung kepada kita sendiri.

    3.2 Saran

    Sebaiknya dalam menjaga kelestarian alam, kita juga harus memperbaiki

    kerusakan yang kita buat, contohnya penanaman kembali, penghijauan,

    peremajaan hutan, dll

  • 8/3/2019 karya tulis jundi

    23/23

    23

    DAFTAR PUSTAKA

    www.kaskus.us

    http://news.bbc.co.uk/2/hi/science/nature/7437862.stmhttp://www.prweb.com/releases/natureconservancy/world_ocean_day/prweb1000324.htmhttp://www.guardian.co.uk/environment/2008/may/11/fishing.foodhttp://www.earthtimes.org/articles/show/204511,global-warming-brings-tropical-birds-to-

    hong-kong-watchers-say.htmlhttp://www.telegraph.co.uk/earth/main.jhtml?xml=/earth/2008/05/08/eatoxic108.xmlhttp://www.enn.com/wildlife/spotlight/37847

    http://www.primate-sg.org/ram.htm

    http://www.ens-newswire.com/ens/jun2008/2008-06-09-02.asphttp://news.bbc.co.uk/2/hi/science/nature/7446112.stmhttp://www.abc.net.au/news/stories/2008/06/18/2277949.htm?section=justinhttp://news.xinhuanet.com/english/2008-06/18/content_8393537.htmhttp://www.naturalnews.com/023402.htmlhttp://www.cbc.ca/consumer/story/2008/05/05/polar-bears.htmlhttp://www.wikipedia.org