karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada klien nn …

105
KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Nn “A” YANG MENGALAMI POST OP APENDISITIS DENGAN MASALAH KEPERAWATAN NYERI DI RUANG KEPERAWATAN MERAK RUMAH SAKIT BHAYANGKARA MAKASSAR TAHUN 2019 OLEH : YUNITA. R NIM : 1610062 AKADEMI KEPERAWATAN MAPPA OUDANG MAKASSAR PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN 2019

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Nn …

KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Nn “A” YANG MENGALAMI

POST OP APENDISITIS DENGAN MASALAH KEPERAWATAN

NYERI DI RUANG KEPERAWATAN MERAK RUMAH

SAKIT BHAYANGKARA MAKASSAR

TAHUN 2019

OLEH :

YUNITA. R

NIM : 1610062

AKADEMI KEPERAWATAN MAPPA OUDANG MAKASSAR

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

2019

Page 2: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Nn …

i

KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Nn “A” YANG MENGALAMI

POST OP APENDISITIS DENGAN MASALAH KEPERAWATAN

NYERI DI RUANG KEPERAWATAN MERAK RUMAH

SAKIT BHAYANGKARA MAKASSAR

TAHUN 2019

Diajukan sebagai salah satu syarat mendapatkan gelar Ahli Madya Keperawatan Pada

Akademi Keperawatan Mappa Oudang Makassar

OLEH :

YUNITA. R

NIM : 1610062

AKADEMI KEPERAWATAN MAPPA OUDANG MAKASSAR

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

2019

Page 3: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Nn …

ii

SURAT PERNYATAAN PENELITI

Saya yang bertandatangan dibawah ini :

Nama : Yunita. R

NIM : 1610062

Judul KTI : Asuhan Keperawatan Pada Klien Nn. “A” Yang Mengalami

Post Op Apendisitis Dengan Masalah Keperawatan Nyeri Di

Ruang Keperawatan Merak Rumah Sakit Bhayangkara

Makassar Tahun 2019

Dengan ini menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah sebagaimana disebutkan

dengan judul diatas adalah benar merupakan karya saya sendiri dan belum pernah

dikumpulkan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik.

Demikian pernyataan ini saya buat secara sadar dan tanpa paksaan dari pihak

manapun.

Makassar, 10 Juli 2019

Peneliti

Page 4: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Nn …

iii

Page 5: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Nn …

iv

Page 6: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Nn …

v

RIWAYAT HIDUP

A. IDENTITAS PENULIS

Nama : Yunita. R

Tempat/Tgl lahir : Jeneponto, 09 Juli 1998

Suku/Bangsa : Bugis Makassar/Indonesia

Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Jl. Sunu Sumpang Binangae

B. RIWAYAT PENDIDIKAN

Tahun Sekolah

2003-2004 TK Idhata

2004-2010 SDN 3 Sumpang Binangae

2010-2013 SMP Negeri 2 Barru

2013-2016 SMA Nergeri 1 Barru

2016-2019 Akademi Keperawatan Mappa Oudang Makassar

Foto

3x4

Page 7: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Nn …

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkah dan karunia-

Nya serta tak lupa salam dan shalawat kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW

beserta keluarga dan para kerabatnya, Nabi yang diutus oleh Allah SWT sebagai

pembawa rahmat bagi umat islam.

Rampungnya penyususnan Karya Tulis Ilmiah ini tidak terlepas dari

dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti hanturkan terima kasih kepada:

1. Ketua Yayasan Brata Utama Bhayangkara, Direktur, Dosen, Staf dan segenap

sivitan akademik Akper Mappa Oudang Makassar yang telah banyak

memberikan bimbingan bagi peneliti selama masa pendidikan.

2. H. Hataul Madja, S.ST, S.Kep. Ns. M.Kes Selaku pembimbing sekaligus penguji

yang telah memberikan motivasi, arahan, kritikan, saran dan pembimbing

kepada peneliti dalam penyusunan kepada peneliti dalam penyusunan Proposal

ini.

3. Syaharuddin, SKM, S.Kep, Ns, M.Kes dan Ns inriyani, S.Kep, M.kep selaku

penguji yang begitu banyak memberikan masukan dan saran demi kelengkapan

penelitian karya tulis ilmiah ini.

4. Teman-teman seperjuangan Angkatan X Akper Mappa Oudang Makassar dan

para sahabat yang tersayang yang banyak memberikan motivasi dan dukungan.

Semoga Rahmat-Nya senantiasa tercurah kepada kita semua. Amin.

5. Teristimewa dan Sembah sujudku kepada Ibunda’ku tercinta Norma dan

Ayahanda’ku tercinta Abd. Rahman, dan serta keluargaku yang dengan penuh

kesabaran dan kasih sayang telah mengasuh, mendidik, memberikan dorongan

baik moral maupun material dan semangat serta doa yang tulus agar penulis

menjadi lebih baik. “tiada kata yang paling indah selain rasa syukur, Tiada kata

yang paling bermakna selain terimah kasih, tapi tiada kata yang bisa saya

ucapkan untuk menggambarkan kebahagiaan yang telah beliau berikan mulai

Page 8: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Nn …

vii

dari kandungan sampai saat ini. Jasa-jasamu tak akan bisa ku balas hingga

akhir hayatku”.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini masih

banyak terdapat kekurangan. Jadi setiap kritikan maupun saran-saran dari berbagai

pihak yang bersifat membangun penulis menerima dengan senang hati.

Akhir kata semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pembaca

dan Mahasiswa Akper Mappa Oudang Makassar khususnya dalam memberikan

Asuhan Keperawatan pada klien yang mengalami post op apendisitis dengan masalah

nyeri.

Makassar, 10 Juli 2019

Penulis

Page 9: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Nn …

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL DALAM ................................................................................. i

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN PENELITI .................................................. ii

HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................................. iii

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................... iv

RIWAYAT HIDUP ..................................................................................................... v

KATA PENGANTAR ................................................................................................ vi

DAFTAR ISI ............................................................................................................. viii

DAFTAR TABEL ....................................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. xi

ABSTRAK ................................................................................................................. xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 3

C. Tujuan

1. Tujuan Umum ...................................................................................... 4

2. Tujuan Khusus...................................................................................... 4

D. Manfaat

1. Teoritis ................................................................................................. 5

2. Praktis ................................................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang nyeri akut ...................................................................... 7

B. Tinjauan tentang apendisitis ..................................................................... 11

1. Konsep Dasar Medisi ....................................................................... 11

2. Konsep Dasar Keperawatan ............................................................. 19

Page 10: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Nn …

ix

BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian .............................................................................. 35

B. Subyek Penelitian ..................................................................................... 35

C. Fokus Studi ............................................................................................... 35

D. Definisi Operasional Fokus Studi ............................................................ 36

E. Instrumen Penelitian ................................................................................. 36

F. Metode Pengumpulan Data ...................................................................... 38

G. Lokasi & Waktu Penelitian ...................................................................... 39

H. Analisa Data dan Penyajian Data ............................................................. 39

I. Etika Penelitian ........................................................................................ 40

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil ......................................................................................................... 41

B. Pembahasan ............................................................................................. 65

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................... 69

B. Saran ........................................................................................................ 70

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 11: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Nn …

x

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Intervensi Ketidakefektifan bersihan jalan nafas .................................... 22

Tabel 2.2 Intervensi Hipertermia ............................................................................ 23

Tabel 2.3 Intervensi Nyeri akut ............................................................................... 24

Tabel 2.4 Intervensi Kekurangan volume cairan .................................................... 25

Tabel 2.5 Intervensi Ketidakseimbangan nutrisi kurang ........................................ 26

Tabel 2.1 Intervensi Kerusakan integritas jariangan ............................................... 27

Tabel 2.2 Intervensi Gangguan rasa nyaman .......................................................... 28

Tabel 2.3 Intervensi Resiko ketidakefektifan perfusi gastrointestinal .................... 39

Tabel 2.4 Intervensi Resiko infeksi ......................................................................... 30

Tabel 2.5 Intervensi Ansietas .................................................................................. 31

Tabel 4.1 Aktifitas sehari-hari................................................................................. 50

Tabel 4.2 Data Fokus .............................................................................................. 51

Tabel 4.3 Analisa Data ............................................................................................ 52

Tabel 4.4 Diagnosa Keperawatan ........................................................................... 54

Tabel 4.5 Rencana Keperawatan ............................................................................. 55

Tabel 4.6 Implementasi Keperawatan ..................................................................... 57

Tabel 4.7 Evaluasi Keperawatan ............................................................................. 61

.

Page 12: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Nn …

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Anatomi Fisiologi ............................................................................... .11

Gambar 2.2 Penyimpangan KDM .......................................................................... .20

Page 13: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Nn …

xii

YUNITA. R

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Nn A YANG MENGALAMI POST OP

APENDISITIS DENGAN MASALAH KEPERAWATA NYERI DI RUANG

KEPERAWATAN MERAK RUMAH SAKIT BHAYANGKARA

MAKASSAR TAHUN 2019, DIBIMBING OLEH

H. Hataul Madja

ABSTRAK

Abstrak : Apendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus buntu atau umbai

cacing (apendiks ). Usus buntu sebenarnya adalah sekum (cecum). Infeksi ini bisa

mengakibatkan peradangan akut sehingga memerlukan tindakan bedah segera untuk

mencegh komplikasi yang umumnya berbahaya.

Tujuan penelitian yaitu untuk melakukan asuhan keperawatan pada klien Nn. A yang

mengalami apendisitis dengan masalah keperawatan Nyeri di rumah sakit Bhayangkara

makassar.penelitian ini menggunakan metode studi kasus dimana dilakukan pengamatan

langsung, wawacara terstuktur pemeriksaan fisik dengan mengumpulkan data dari klien

secara subjektif dan objektif di ruangan perawatan merak dengan diagnosis Apedisitis.

Hasil penelitain: terdapatnya kesenjangan antara teori dengan apa yang di dapatkan

dalam kasus. Yang terdapat dalam teori adalah ketidakefektifan bersihan jalan nafas,

hipertermia b.d respon sistemik dari inflamasi gastrointestinal, nyeri akut b.d inflamasi

dan infeksi, kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan aktif, mekanisme

kerjaperistaltic usus menurun, ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d

factor biologis, ketidakmampuan untuk mencerna makanan, kerusakan integritas

jariangan, gangguan rasa nyaman, resiko ketidakefektifan perfusi gastrointestinal b.d

proses infeksi penurunan sirkulasi darah ke gastrointestinal, hemoragi gastrointestinal

akut., resiko infeksi b.d tidak adekuatnya pertahanan tubuh, ansietas b.d proknosis

penyakit rencana pembedahan sedangkan yang didapatkan dalam kasus yaitu nyeri akut

b.d inflamasi dan infeksi, gangguan pola tidur b.d nyeri, intoleransi aktifitas b.d nyeri

akibat luka insisi

Kata kunci: Post Op Apendisitis, Nyeri

Page 14: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Nn …

xiii

YUNITA. R

NURSING CARE TO CLIENTS WHO ARE EXPERIENCING A POST OP

APPENDICITIS WITH PEACOCK NURSING PROBLEMS AT THE

MAKASSAR BHAYANGKARA HOSPITAL IN 2019

GUIDED BY H. HATAUL MADJA

ABSTRACT

Abstract: Appendicitis is inflammation caused by infection in the appendix or tuft of

worms (appendix). The appendix is actually cecum. This infection can lead to acute

inflammation so that immediate surgical action is needed to prevent complications that

are generally dangerous. The aim of the study is to carry out nursing care for the client

.Nn. A who has appendicitis with pain nursing problems at Bhayangkara Hospital in

Makassar. This study uses a case study method where direct observation, physical

examination structured by collecting data from clients in a subjective and objective

manner in a peacock treatment room with a diagnosis of Apedisitis. the gap between

theory and what is obtained in the case. Theory is the ineffectiveness of airway clearance,

hyperthermia for the systemic response of gastrointestinal inflammation, acute pain for

inflammation and infection, lack of fluid volume for active fluid loss, decreased

mechanism of intestinal peristaltic action, nutritional imbalance less than the body's need

for biological factors, inability to digesting food, damage to finger integrity, disturbance

of comfort, risk of ineffectiveness of gastrointestinal perfusion in the process of infection

decreases blood circulation to the gastrointestinal, acute gastrointestinal hemorrhage, risk

of infection in the body is inadequate, anxiety for prognosis disease plan surgery, while in

cases of pain acute inflammation and infection, disruption of sleep patterns for pain,

activity intolerance and pain due to incision wounds

Keywords: Appendicitis Op Post

Page 15: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Nn …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Apendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus buntu atau umbai

cacing (apendiks). Usus buntu sebenarnya adalah sekum (cecum). Infeksi ini bisa

mengakibatkan peradangan akut sehingga memerlukan tindakan bedah segera

untuk mencegah komplikasi yang umumnya berbahaya. (Nurarif & kusuma,

2015).

Apendiksitis biasanya disebabkan oleh penyumbangan lumen apendiks oleh

hyperplasia folikel llimfoid, fekalit, benda asing, struktur karena fikosis akibat

peradangan sebelumnya atau neoplasma. Obstruksi tersebut menyebabkan mukus

diproduksi mukosa mengalami bendungan. Makin lama mucus tersebut makin

banyak, namun elastisitas dinding apendiks mempunyai keterbatasan sehingga

menyebabkan peningkatan tekanan intralumen, tekanan yang meningkat tersebut

akan menghambat aliran limfe yang mengakibatkan edema. Diaforesis bakteri dan

ulserasi mukosa pada saat inilah terjadi apendiksitis akut fokal yang ditandai oleh

nyeri epigastrium.

Sekresi mukus terus terlanjut, tekanan akan terus meningkat, hal tersebut akan

menyebabkan obstruksi vena, edema dan bakteri akan menembus dinding

apendiks. Peradangan yang timbul meluas dan mengenai peritoneumsetempat

sehingga menimbulkan nyeri di abdomen kanan bawah, keadaan ini disebut

dengan apendiksitis sukuratif akut. Aliran arteri terganggu akan terjadi imfark

dinding apendiks yang diikuti dengan gangrene, stadium ini disebut dengan

Page 16: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Nn …

2

apendiksitis gangrenosa. Bila dinding yang telah rapuh ini dipecah akan terjadi

apendisitis perforasi. (Andra & Yessie, 2013)

Tanda dan gejala yang ditimbulkan Apendisitis ini dapat berupa: Mual,

muntah, dan nyeri yang hebat di perut kanan bagian bawah, Nyeri bisa secara

mendadak dimulai diperut sebelah atas atau di sekitar pusar, lalu timbul mual dan

muntah, Setelah beberapa jam, rasa mual hilang dan dan nyeri berpindah ke perut

kanan bagian bawah, Jika dokter menekan daerah ini, penderita merasakan nyeri

tumpul dan jika penekanan ini dilepaskan, nyeri bisa bertambah tajam, Demam

bisa mencapai 37,8 – 38,8˚C, Pada bayi dan anak-anak, nyerinya bersifat

menyeluruh disemua bagian perut. Pada orang tua dan wanita hamil, nyerinya

tidak terlalu berat dan di daerah ini nyeri tumpulnya tidak terlalu terasa, Bila usus

buntu pecah, nyeri dan demam bisa menjadi berat, Infeksi yang bertambah buruk

bisa menyebabkan syok, Gejala lain adalah badan lemah dan kurang nafsu makan,

penderita nampak sakit, menghindarkan pergerakan, diperut terasa nyeri. (Nian

Afrian Nuari, 2015)

Data dari WHO (World Health Organization) menyebutkan bahwa insiden

apendisitis di Asia dan Afrika pada tahun 2004 adalah 4,8% dan 2,6% dari total

populasi penduduk. Di Amerika Serikat, sekitar 250.000 orang telah menjalani

operasi apendektomi setiap tahunnya. Sumber lain juga menyebutkan bahwa

apendisitis terjadi pada 7% populasi di Amerika Serikat, dengan insidens 1,1

kasus per 1000 orang per tahun. Penyakit ini juga menjadi penyebab paling umum

dilakukannya bedah abdomen darurat di Amerika Serikat. Di negara lain seperti

negara Inggris, juga memiliki angka kejadian Apendisitis yang cukup tinggi.

Page 17: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Nn …

3

Sekitar 40.000 orang masuk rumah sakit di Inggris karena penyakit ini. (R.

Rahmatushubhan 2016)

Departemen Kesehatan RI menyebutkan bahwa Apendisitis menempati urutan

keempat penyakit terbanyak di Indonesia setelah dispepsia, gastritis, duodenitis,

dan penyakit sistem cerna lain dengan jumlah pasien rawat inap sebanyak 28.040

orang. Kejadian appendisitis (R. Rahmatushubhan 2016).

Sulawesi Selatan, jumlah kasus Apendisitis dilaporkan sebanyak 5.980 dan

177 diantaranya menyebabkan kematian jumlah penderita Apendsitis tertinggi ada

di kota makassar, yakni 965 orang, pada tahun 2016.

Sedangkan data yang diperoleh penulis dari Medikal Record Rumah Sakit

Bhayangkara Makassar, mulai dari Januari hingga November 2018 diperoleh

penderita Apendisitis sebanyak 264 orang rawat jalan dan 162 orang rawat inap.

(Rekam Medik RS. Bhayangkara Makassar)

Berdasarkan latar belakang diatas, masalah ini dianggap menarik, perlu dan

sangat penting untuk diteliti. Peneliti mencoba membuat Karya Tulis Ilmiah ini

dengan judul Asuhan keperawatan post op Apendisitis (usus buntu) dengan

Masalah Keperawatan Nyeri.di rumah sakit Bhayangkara Makassar

B. Rumusan Masalah

Bagaimanakah Asuhan keperawatan pada klien yang mengalami post op

Apendisitias (usus buntu) dengan masalah keperawatan Nyeri di Rumah Sakit

Bhayangkara Makassar.

Page 18: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Nn …

4

C. Tujuan penulisan

1. Tujuan umum

Melaksanakan asuhan keperawatan pada klien yang mengalami post op

Apendisitis (usus buntu) dengan masalah keperawatan Nyeri di rumah sakit

Bhayangkara Makassar.

2. Tujuan khusus

a. Melakukan pengkajian keperawatan pada klien post op apendisitis dengan

masalah keperawatan nyeri, di Rumah Sakit Bhayangkara Makassar.

b. Menetapkan diagnosa keperawatan pada klien yang mengalami post op

apendisitis dengan masalah keperawatan nyeri di Rumah Sakit

Bhayangkara Makassar

c. Menyusun perencanaan keperawatan pada klien yang mengalami post op

apendisitis, dengan masalah keperawatan nyeri di Rumah Sakit

Bhayangkara Makassar

d. Melaksanakan tindakan keperawatan pada klien yang mengalami post op

apendisitis, dengan masalah keperawatan nyeri di Rumah Sakit

Bhayangkara Makassar.

e. Melakukan evaluasi pada klien yang mengalami post op apendisitis,

dengan masalah keperawatan nyeri di Rumah Sakit Bhayangkara

Makassar.

Page 19: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Nn …

5

D. Manfaat Penulisan

1. Teoritis

Meningkatkan pengembangan Ilmu Keperawatan dan pengetahuan bagi

pembaca agar dapat menambah wawasan dan dapat melakukan pencegahan

untuk diri sendiri dan orang disekitarnya agar tidak terkena Apendisitis (Usus

Buntu).

2. Praktis

a. Perawat

Dapat menjadi masukan bagi perawat dalam meningkatkan kualitas

asuhan keperawatan khususnya bagi klien post op apendisitis untuk

membantu penyembuhan.

b. Rumah Sakit

Meningkatkan mutu pelayanan di Rumah Sakit sebagai asuhan

keperawatan pada klien khususnya pada penderita post op Apendisitis

(usus buntu).

c. Institusi pendidikan

1) Sebagai sumber informasi bagi institusi dalam meningkatkan program

diploma III keperawatan pada masa yang akan datang.

2) Sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan program diploma

III di Akademi Keperawatan Mappa Oudang Makassar.

3) Sebagai bahan bacaan di perpustakaan

d. Klien dan Peneliti

Page 20: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Nn …

6

1) Untuk meningkatkan pengetahuan klien tentang pencegahan, cara

perawatan dan pengobatan pada klien post op Apendisitis (usus buntu).

2) Sebagai pembelajaran untuk penulis dalam mengembangkan

kemampuan diri penulis dalam menerapkan Asuhan Keperawatan

khususnya pada klien post op Apendisitis (usus buntu).

3) Sebagai salah satu persyaratan dalam meneyelesaikan program

Diploma III Keperawatan di Akademi Keperawatan Mappa Oudang

Makassar.

Page 21: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Nn …

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Subyek Masalah

1. Definisi Nyeri

Nyeri merupakan pengalaman sensori yang tidak menyenangkan yang

muncul akibat kerusakan jaringan yang actual dan potensial atau digambarkan

dalam hal kerusakan sedemikian rupa (international association for the study

of pain) : awitan yang tiba-tiba atau lambat dari internsitas ringan hingga berat

dengan akhir yang dapat diantisipasi atau diprediksi dan berlangsung < 6

bulan. (Nurarif & kusuma, 2015)

Nyeri merupakan pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan

dengan kerusakan jaringan aktual atau fungsional, dengan onset mendadak

atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang

dari 3 bulan. (Harif Fadhillah, 2017)

Nyeri merupakan perasaan yang tidak nyaman yang sangant subjektif dan

hanya orang yang mengalaminya yang dapat menjelaskan dan mengevaluasi

perasaan tersebut. Secara umum, nyeri dapat didefinisikan sebagai perasaan

tidak nyaman, baik ringan maupun berat. (Wahit Iqbal Mubarak, dkk, 2015)

2. Bentuk Nyeri

Adapun bentuk-bentuk nyeri secara umum menurut Wahit Iqbal Mubarak,

dkk, (2015). Antara lain sebagai berikut:

Page 22: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Nn …

8

a. Nyeri Akut

Nyeri ini biasanya berlangsung tidak lebih dari enam bulan. Awitan

gejalanya mendadak dan biasanya penyebab serta lokasi nyeri sudah

diketahui. Nyeri akut ditandai dengan peningkatan tegangan otot dan

kecemasan yang keduanya meningkatkan persepsi nyeri.

b. Nyeri Kronis

Nyeri ini berlangsung lebih dari enam bulan. Sumber nyeri bisa

diketahui atau tidak. Nyeri cenderumg hilang timbul dan biasanya tidak

dapat disembuhkan. Selain itu, pengindraan nyeri menjadi lebih dalam

sehingga penderita sukar untuk menunjukkan lokasinya. Dampak dari

nyeri ini antara lain penderita menjadi mudah tersinggung dan sering

mengalami insomnia. Akibatnya, mereka menjadi kurang perhatian, sering

merasa putus asa, dan terisolasi dari kerabat dan keluarga. Nyeri kronis

biasanya hilang timbul dalam periode waktu tertentu.

3. Batasan karakteristik

Adapun batasan karakteristik menurut Nurarif & kusuma, (2015). Antara

lain sebagai berikut:

a. Perubahan selera makan

b. Mengekspresikan perilaku (misalnya : gelisah, merengek, menangis),

c. Perubahan frekwensi pernapasan

d. Perubahan posisi untuk menghindari nyeri

e. Indikasi nyeri yang dapat di amati

f. Melaporakan nyeri secara verbal

Page 23: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Nn …

9

g. Kerusakan jaringan kulit (integumen)

h. Kerusakan jaringan akibat insisi (pembedahan)

i. Gangguan tidur

j. Nyeri espigastrik atau nyeri pada kuadran kanan atas abdomen

k. Mual, muntah

l. Deman derajat rendah

m. Distensi abdomen

4. Faktor yang berhubungan

Agen cedera (mis,biologis zat kimia, fisik psikologi). (Nurarif & kusuma,

2015)

5. Nursing outcomes classification (NOC)

a. Tingkat kenyamanan : tingkat persepsi positif terhadap fisik dan psikologi

b. Pengendalian nyeri : tindakan individu untuk mengendalikan nyeri

c. Tingkat nyeri : keparahan nyeri yang dapat di amati dan di laporkan

Kriteria hasil

a. Memperlihatkan pengendalian nyeri, yang di buktikan oleh indikator

sebagai berikut (sebutkan 1-5 : tidak pernah, jarang, kadang-kadang,

sering atau selalu). (Wilkinson & ahern, 2014)

6. Nursing outcome classification NIC

a. Menggunakan agens–agens farmakologi untuk mengurangi atau

menghilangkan nyeri

b. Memfasilitasi penggunaan obat resep atau obat bebas secara aman dan

efektif

Page 24: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Nn …

10

c. Meringankan atau mengurangi nyeri sampai pada tingkat kenyamanan

yang dapat di terima oleh pasien

d. Memudahkan pengendalian pemberian dan pengaturan analgesic oleh

pasien

e. Memberikan sedative, memantau respon pasien dan memberikan

dukungan fisikologi yang di butuhkan selam

f. prosedur diagnostik atau terapeutik

7. Skala Nyeri Menurut Riyandi dan Aryasa (2017)

Pengukuran derajat nyeri sebaiknya dilakukan dengan tepat karena sangat

dipengaruhi oleh faktor fisiologis, psikologi, lingkungan. Karenanya,

anamnesis berdasarkan pada pelaporan mandiri pasien yang bersifat sensitif

dan konsisten sangatlah penting. Pada keadaan dimana tidak mungkin

mendapatkan penilaian mandiri pasien seperti pada keadaan gangguan

kesadaran, gangguan kognitif, pasien pediatrik, kegagalan komunikasi, tidak

adanya kerjasama atau ansietas hebat dibutuhkan pengukuran yang lain, pada

saat ini nyeri ditetapkan sebagai tanda vital kelima yang bertujuan untuk

meningkatkan kepedulian akan rasa nyeri dan diharapkan dapat memperbaiki

tatalaksana nyeri akut.

Page 25: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Nn …

11

Berbagai cara dipakai untuk mengukur derajat nyeri, cara yang sederhana

dengan menentukan derajat nyeri secara kualitatif sebagai berikut :

a. Nyeri ringan adalah nyeri yang hilang timbul, terutama sewaktu

melakukan aktifitas sehari-hari dan hilang pada waktu tidur.

b. Nyeri sedang adalah nyeri terus menerus, aktivitas terganggu yang hanya

hilang apabila penderita tidur.

c. Nyeri berat adalah nyeri yang berlangsung terus menerus sepanjang hari,

penderita tidak dapat tidur atau sering terjaga oleh gangguan nyeri

sewaktu tidur

B. Tinjauan Tentang Apendisitis

1. Konsep Medis

a. Definisi

Usus buntu adalah saluran usus yang terjadinya pembusukan dan

menonjol dari bagian awal usus besar atau sekum. Penyakit usus buntu

timbul ketika usus buntu tersumbat benda keras di dalam tinja atau

bengkaknya cabang kelenjar getah bening pada usus yang dapat terjadi

oleh karena berbagai macam infeksi. Pada kasus yang sama, usus buntu

bengkak, dan kuman dapat berkembang di dalamnya. Sangat penting

untuk ditangani karena jika terlambat akan dapat berakibat fatal bagi

penderitanya. (Masriadi, 2016)

Page 26: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Nn …

12

Apendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus buntu atau

umbai cacing (apendiks). Usus buntu sebenarnya adalah sekum (cecum).

Infeksi ini bisa mengakibatkan peradangan akut sehingga memerlukan

tindakan bedah segera untuk mencegah komplikasi yang umumnya

berbahaya. (Nurarif & kusuma, 2015).

Apendisitis adalah penyebab paling umum inflamasi akut pada

kuadran bawah kanan rongga abdomen, penyebab paling umum untuk

bedah abdomen darurat (nian afrian nuari, 2015)

Apendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus buntu atau

umbai cacing (apendiks). Infeksi ini bisa mengakibatkan pernanahan. Bila

infeksi bertambah parah, usus buntu itu bisa pecah. Usus buntu merupakan

saluran usus yang ujungnya buntu dan menonjol dari bagian awal usus

besar atau sekum (cecum). (nian afrian nuari, 2015)

Apendisitis adalah kondisi infeksi terjadi diumbai cacing. Dalam

kasus ringan dapat sembuh tanpa perawatan, tetapi banyak kasus

memerlukan tindakan laparotomi dengan penyingkiran umbai cacing yang

terinfeksi. (Wahit Iqbal Mubarak, dkk. 2015)

Apendisitis adalah kasus gawat bedah abdomen yang paling sering

terjadi. Apendisitis adalah peradangan yang terjadi pada apendiks

vermiformis, dan merupakan penyebab abdomen akut yang sering.

Apendiks disebut juga umbai cacing. Istilah usus buntu yang selama ini

dikenal dan digunakan di masyarakat kurang tepat, karena yang

merupakan usus buntu sebenarnya adalah sekum. (Andra & Yessie, 2013)

Page 27: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Nn …

13

b. Anatomi fisiologi

Gambar 2.1

Anatomi dan fisikologi(https://www.pintarbiologi.com/2016/09/usus-buntu-

apendiks-anatomi-dan-fisiologi.html?m=1)

Usus buntu adalah organ yang berbentuk tabung kecil dan tipis

berukuran 5-10 cm yang terhubung di usus besar (tempat tinja berbentuk).

Tidak ada yang tahu kenapa kita memiliki usus buntu atau apendisitis

dapat menyebabkan komplikasi tertentu. Apendisitis merupakan penyakit

yang umum dan paling sering ditemukan pada kalangan muda yang

berusia 10-20 tahun, tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa penyakit

bisa menyerang siapa saja. (Masriadi, 2016 )

Fungsi apendiks tidak diketahui. Apendiks menghasilkan lendir 2-1

ml/hari. Lendir secara normal dicurahkan ke dalam lumen dan selang

mengalir ke sectum. Hambatan aliran lendir di muaran apendiks

tampaknya berperan pada patogenisasi apendiksitis. Diperkirakan

apendiks mempunyai peranan dalam mekanisme imunologik.

Immunoglobulin sekretoar yang dihasilkan oleh GALT (Gut Associated

Page 28: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Nn …

14

Lympoid Tissue) yang terdapat di sepanjang saluran cerna termasuk

apendiks ialah Ig A. Immunoglobulin itu sangat efektif sebagai pelindung

terhadap infeksi. Namun pengangkatan apendiks tidak mempengaruhi

sistem imun tubuh sebab jumlah jaringan limfe disini kecil sekali jika

dibandingkan dengan jumlah di saluran cerna dan saluran tubuh. (Andra &

Yessie, 2013)

c. Etiologi

Apendisitis merupakan organ yang belum diketahui fungsinya tetapi

menghasilkan lendir 1-2 ml per hari yang normalnya dicurahkan kedalam

lumen dan selanjutnya mengalir kesekum. Hambatan aliran lindir dimuara

apendiks tampaknya berperan dalam pathogenesis apendiks. (Nurarif &

kusuma, 2015)

Menurut klasifikasi

Adapun klasifikasi menurut Nurarif & kusuma (2015). Antara lain

sebagai berikut:

1) Apendisitis akut merupakan infeksi yang disebabkan oleh bakteria.

Dan faktor pencetusnya disebabkan oleh sumbatan lumen apendiks.

Selain itu hyperplasia jaringan limf, fikalit (tinja/batu), tumor

apendiks, dan cacing askarisyang dapat menyebabkan sumbatan dan

juga erosi mukosa apendiks karena parasit (E.histolytica).

2) Apendisitis rekurens yaitu jika ada riwayat nyeri berulang diperut

kanan bawah yang mendorong dilakukannya apendiktomi, kelainan ini

terjadi bila serangan apendisitis akut pertama kali sembuh spontan.

Page 29: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Nn …

15

Namun apendisitis tidak pernah kembali kebentuk aslinya karena

terjadi fibrosis dan jaringan parut.

3) Apendisitis kronis memiliki semua gejala riwayat nyeri perut kanan

bawah lebih dari dua minggu, radang kronik apendiks secara

makroskopik dan mikroskopik (fibrosis menyeluruh didinding

apendiks, sumbatan persial atau lumen apendiks, adanya jaringan parut

dan ulkus lama dimukosa dan infiltasi sel inflamasi kronik), dan

keluhan menghilang setelah apendiktomi.

d. Patofisiologi

Apendiksitis biasanya disebabkan oleh penyumbangan lumen

apendiks oleh hyperplasia folikel llimfoid, fekalit, benda asing, struktur

karena fikosis akibat peradangan sebelumnya atau neoplasma. Obstruksi

tersebut menyebabkan mukus diproduksi mukosa mengalami bendungan.

Makin lama mucus tersebut makin banyak, namun elastisitas dinding

apendiks mempunyai keterbatasan sehingga menyebabkan peningkatan

tekanan intralumen, tekanan yang meningkat tersebut akan menghambat

aliran limfe yang mengakibatkan edema. Diaforesis bakteri dan ulserasi

mukosa pada saat inilah terjadi apendiksitis akut fokal yang ditandai oleh

nyeri epigastrium.

Sekresi mukus terus terlanjut, tekanan akan terus meningkat, hal

tersebut akan menyebabkan obstruksi vena, edema dan bakteri akan

menembus dinding apendiks. Peradangan yang timbul meluas dan

mengenai peritoneumsetempat sehingga menimbulkan nyeri di abdomen

Page 30: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Nn …

16

kanan bawah, keadaan ini disebut dengan apendiksitis sukuratif akut.

Aliran arteri terganggu akan terjadi imfark dinding apendiks yang diikuti

dengan gangrene, stadium ini disebut dengan apendiksitis gangrenosa.

Bila dinding yang telah rapuh ini dipecah akan terjadi apendisitis

perforasi. (Andra & Yessie, 2013)

e. Manifestasi klinis

Adapun Manifestasi klinis Menurut Nian Afrian Nuari, (2015). Antara

lain sebagai berikut:

1) Mual, muntah, dan nyeri yang hebat di perut kanan bagian bawah

2) Nyeri bisa secara mendadak dimulai diperut sebelah atas atau di

sekitar pusar, lalu timbul mual dan muntah

3) Setelah beberapa jam, rasa mual hilang dan dan nyeri berpindah ke

perut kanan bagian bawah

4) Jika dokter menekan daerah ini, penderita merasakan nyeri tumpul dan

jika penekanan ini dilepaskan, nyeri bisa bertambah tajam.

5) Demam bisa mencapai 37,8 – 38,8˚C

6) Pada bayi dan anak-anak, nyerinya bersifat menyeluruh, disemua

bagian perut. Pada orang tua dan wanita hamil, nyerinya tidak terlalu

berat dan di daerah ini nyeri tumpulnya tidak terlalu terasa.

7) Bila usus buntu pecah, nyeri dan demam bisa menjadi berat.

8) Infeksi yang bertambah buruk bisa menyebabkan syok

9) Gejala lain adalah badan lemah dan kurang nafsu makan, penderita

nampak sakit, menghindarkan pergerakan, diperut terasa nyeri.

Page 31: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Nn …

17

f. Pemeriksaan penunjang

Adapun Pemeriksaan penunjang Menurut Nurarif & kusuma, (2015).

Antara lain sebahgai berikut:

1) Pemeriksaan fisik

a) Inspeksi : akan tampak adanya pembengkakan (swelling) rongga

perut dimana dinding perut tampak mengencang (distensi)

b) Palapasi : didaerah perut kanan bawah bila ditekan akan terasa

nyeri dan bila tekanan dilepas juga akan terasa nyeri (blumberg

sign) yang mana merupakan kunci dari diagnosis apendisitis akut.

c) Dengan tindakan tungkai kanan dan paha ditekuk kuat/tungkai

diangkat tinggi-tinggi, maka rasa nyeri diperut semakin parah

(psoas sign).

d) Kecurigaan adanya peradangan usus buntu semakin bertambah bila

pemeriksaan dubur dan atau vagina menimbulkan rasa nyeri juga

e) Suhu dubur (rectal) yang lebih tinggi dari suhu ketiak (axilla),

lebih menunjang lagi adanya radang usus buntu

f) Pada apendiks terletak pada retro sekal maka uji psoas akan positif

dan tanda perangsangan peritoneum tidak begitu jelas, sedangakan

bila apendiks terletak di rongga pelvis maka obturator sign akan

positif dan tanda perangsangan peritoneum akan lebih menonjol.

Page 32: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Nn …

18

2) Pemeriksaan Laboratorium

Kenaikan dari sel darah putih (leukosit) hingga sekitar

10.000/mm3. jika terjadi peningkatan yang lebih dari itu, maka

kemungkinan apendiks sudah mengalami perforasi (pecah).

3) Pemeriksaan radiologi

a) Foto polos perut dapat memperlihatkan adanya fekalit (jarang

membantu).

b) USG (Ultrasonografi), CT scan.

c) Kasus kronik dapat dilakukan rontgen foto abdomen, USG

abdomen dan apendikogram.

g. Komplikasi APP Menurut Andra & Yessie, (2013)

1) Perforasi

Insidens perforasi 10-32%, rata-rata 20%, paling sering terjadi pada

usia muda sekali atau terlalu tua, perforasi timbul 93% pada anak-

anak dibawah 2 tahun antara 40-75% kasus usia diatas 60 tahun ke

atas. Perforasi yang timbul dalam 12 jam pertama sejak awal sakit,

tetapi insiden meningkat tajam sesudah 24 jam. Perforasi terjadi 70a%

pada kasus dengan peningkatan suhu39,5˚C tampak toksil, nyeri tekan

seluruh perut dan leukositosis meningkat akibat perforasi dan

pembentukan abses.

Page 33: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Nn …

19

2) Peritonitis

Adalah trombofebitis septik pada sistem vena porta ditandai dengan

panas tinggi 29˚C-40˚C menggil dan ikterus merupakan penyakit yang

relatif jarang,

a) Tromboflebitis supuratif dari sistem portal, jarang terjadi tetapi

merupakan komplikasi yang letal

b) Abses subfrenikus dan fokal sepsis intraabdominal lain

c) Obstruksi intestinal juga dapat terjadi akibat perlengketan

h. Penatalaksanaan

Tatalaksana Apendisitis pada kebanyakan kasus adalah

apendektomi. Keterlambatan dalam tatalaksana dapat meningkatkan

kejadian perforasi. Teknik laparoskopik, apendektomi laparoskopik sudah

terbukti menghasilkan nyeri pasca bedah yang lebih sedikit, pemulihan

yang lebih cepat dan angka kejadian infeksi luka yang lebih rendah. Akan

terapi terhadap peningkatan kejadian abses intra abdomen dan

pemanjangan waktu operasi. Laporoskopi itu dikerjakan untuk diagnosa

dan terapi pada pasien dengan akut abdomen, terutama pada wanita.

(Nurarif & kusuma, 2015)

2 Konsep Keperawatan

a. Pengkajian

Adapun pengkajian menurut Nian Afrian Nuari (2015), antara lain

sebagai berikut:

Page 34: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Nn …

20

1) Identitas Klien

Meliputi nama lengkap, tempat tinggal, umur, asal, suku bangsa, dan

pekerjaan

2) Keluhan utama klien akan mendapatkan nyeri disekitar epigastrium

menjalar keperut kanan bawah mungkin beberapa jam kemudian

setelah nyeri dipusat atau di epigastrium dirasakan dalam beberapa

waktu lalu. Sifat keluhan nyeri dirasakan terus menerus, dapat hilang

atau timbul nyeri dalam waktu yang lama. Keluhan yang menyerupai

biasanya klien mengeluh rasa mual dan muntah, panas.

3) Riwayat Penyakit Sekarang

4) Diet, kebiasaan makan makanan rendah serat

5) Pemeriksaan fisik :

a) Keadaan umum klien tampak sakit ringan/sedang/berat.

b) Sirkulasi : takikardia

c) Respirasi : takipnoe, pernafasan dangkal

d) Aktivitas/istirahat : malaise

e) Eliminasi : konstipasi pada awal, diare kadang-kadang.

f) Distensi abdomen, nyeri tekan/nyeri lepas, kekakuan, penurunan

atau tdak ada bising usus.

g) Nyeri/kenyamanan, nyeri abdomen sekitar epigastrium dan

umbilicus, yang meningkat berat dan terlikalisasi pada titik Mc.

Burney, meningkat karena berjalan, bersin, batuk atau nafas dalam.

Page 35: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Nn …

21

Nyeri pada kuadran kanan bawah karena posis ekstensi kaki

kanan/posisi duduk tegak.

h) Demam lebih dari 38˚C

i) Data psikologis klien nampak gelisah

j) Ada perubahan denyut nadi pernafasan

k) Pada pemeriksaan rectal toucher akan teraba benjolan dan

penderitamerasa nyeri pada daerah prolitotomi

l) Berat badan sebagai indikator untuk menetukan pemberian obat

6) Pemeriksaan penunjang

a) Tanda-tanda peritonitis kuadran kanan bawah, gambaran

perselubungan mungkin terlihat “ileal atau caecal ileus”

(gambaran garis permukaan cairan udara di sekum atau ileum)

b) Laju endap darah (LED) meningkat pada keadaan apendisitis

infiltrat

c) Urine rutin penting untuk melihat apa ada infeksi pada ginjal

d) Peningkatan leukosit, neutrofilia, tanpa eosinofil

e) Pada enema barium apendiks tidak terisi

f) Ultrasound : fekalit nonkalsifikasi, apendiks nonperforasi, abses

apendiks.

Page 36: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Nn …

22

b. Penyimpangan KDM

Gambar 2.2

Patofisiologi (Amin & Hardi NANDA NIC-NOC 2015)

Ujung saraf terputus

Pelepasan prostaglandin

Peradangan pada jaringan

Nyeri

Hipoxia jaringan apendic

Ulcerasi

Nyeri di persepsikan

Stimulasi dihantarkan

Perforasi

Resiko

ketidakefektifan

perfusi gastrointestinal

Akumulasi sekret

Reflek batuk ↓ Anestesi

↓peristaltik usus Depresi sistem resprasi

Ketidakefektifan

bersihan jalan nafas

Distensi abdomen Anorexia

Mual & Muntah

Resiko kekurangan

volume cairan

Ketidakseimbangan nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh

Gangguan rasa

nyaman

Kerusakan kontrol suhu

terhadap inflamasi

Secresi mucus berlebih

pada lumen apendik Ansietas

Apendic teregang

Febris Hipertermi

Spasme dinding apendik

Tekanan intraluminal

lebih dari tekanan vena

Cortex cerebri

Spinal cord

Invasi & multiplikasi

Appendicitis

Operasi

Luka incisi

Kerusakan jaringan

Pintu masuk kuman

Kerusakan

integritas jaringan

Resiko infeksi

Page 37: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Nn …

23

c. Diagnosa keperawatan

Adapun Diagnosa keperawatan Menurut Nurarif & kusuma, (2015).

Antara lain sebagai berikut:

1) Ketidakefektifan bersihan jalan nafas

2) Hipertermia b.d respon sistemik dari inflamasi gastrointestinal

3) Nyeri akut b.d inflamasi dan infeksi

4) Kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan aktif, mekanisme

kerjaperistaltic usus menurun

5) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d factor

biologis, ketidakmampuan untuk mencerna makanan

6) Kerusakan integritas jariangan

7) Gangguan rasa nyaman

8) Resiko ketidakefektifan perfusi gastrointestinal b.d proses infeksi

penurunan sirkulasi darah ke gastrointestinal, hemoragi

gastrointestinal akut.

9) Resiko infeksi b.d tidak adekuatnya pertahanan tubuh

10) Ansietas b.d proknosis penyakit rencana pembedahan

Page 38: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Nn …

24

d. Intervensi/ Rencana Keperawatan

Adapun Intervensi/ Rencana Keperawatan Menurut Nurarif &

Kusuma (2015). Sebagai berikut antara lain:

1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas

Tabel 2.1

Intervensi diagnosa 1

Ketidakefektifan bersihan jalan nafas

No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria

Hasil Intervensi

1. ketidakefektifan bersihan

jalan nafas

Definisi :

ketidakmampuan untuk

membersihkan sekresi

atau obstruksi dari saluran

pernafasan untuk

mempertahankan

kebersihan jalan nafas

Batasan karakteristik :

a. Tidak ada batuk

b. Suara napas

tambahan

c. Perubahan frekwensi

napas

d. Perubahan irama

napas

e. Sianosis

f. Kesulitan berbicara

atau mengeluarkan

suara

g. Penurunan bunyi

napas

h. Dipsneu

i. Sputum dalam

jumlah yang

berlebihan

j. Batuk yang tidak

efektif

k. Orthopneu

l. Gelisah

m. Mata terbuka lebar

NOC:

a. Respiratiry status:

ventilation

b. Respiratory status:

airway patency

Kriteria Hasil:

1. Mendemonstrasikan

batuk efektif dan

suara nafas yang

bersih, tidak ada

sianosis dan dyspneu

(mampu

mengeluarkan

sputum, mampu

bernafas dengan

mudah, tdak ada

pursed lips).

2. Menunjukkan jalan

nafas yang paten

(klien tidak merasa

tercekik, irama

nafas, frekwensi

pernafasan dalam

rentang normal,

tidak ada suara nafas

abnormal)

3. Mampu

mengidentifikasikan

dan mencegah factor

yang dapat

menghambat jalan

nafas

NIC:

a. Pastikan

kebutuhan

oral/tracheal

suctioning

b. Auskultasi suara

nafas sebelum

dan sesudah

suctioning

c. Informasikan

pada klien dan

keluarga tentang

suctioning

d. Minta klien nafas

dalam sebelum

suction

dilakukan

e. Berikan o2

dengan

menggunakan

nasal untuk

memfasilitasi

suction

nasotrakeal

f. Gunakan alat

yang steril setiap

melakukan

tindakan

g. Anjurkan pasien

untuk istirahat

dan nafas dalam

setelah kateter

dikeluarkan dari

nasotrakeal

h. Monitor status

oksigen pasien

Page 39: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Nn …

25

i. Anjurkan

keluarga

bagaimana

melakukan

soction

2. Hipertermia b.d respon sistemik dari inflamasi gastrointestinal

Tabel 2.2

Intervensi diagnose 2

Hipertemia

No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria

Hasil Intervensi

2

Hipertermia

Definis : Peningkatan

suhu tubuh diatas kisaran

normal.

Batasan karakteristik:

a. Konvulsi

b. Kulit kemerahan

c. Peningkatan suhu

tubuh di atas kisaran

normal

d. Kejang

e. Takikardi

f. Takipnea

g. Kulit terasa hangat

Factor yang

berhubungan:

a. Anastesia

b. Penurunan respirasi

c. Dehidrasi

d. Pemajanan

linkungan yang

panas

e. Penyakit

f. Pemakaian pakaian

yang tidak sesuai

dengan suhu

lingkungan

g. Peningkatan laju

metabolism

h. Medikasi

i. Trauma

j. Aktivitas berlebihan

Noc:

Thermoregulation

Kriteria hasil:

1. Suhu tubuh dalam

rentang normal

2. Nadi dan RR dalam

rentang normal

3. Tidak ada perubahan

warna kulit dan tidak

ada pusing.

Nic:

a. Monitor suhu

sesering

mungkin

b. Monitor IWL

c. Monitor warna

dan suhu kulit

d. Monitor

tekanan darah,

nadi dan RR

e. Monitor

penurunan

tingkat

kesadaran

f. Monitor WBC,

Hb, dan Hct

g. Selimuti pasien

h. Berikan

antipiretik

i. Kolaborasi

pemberian

cairan

intravena

j. Berika

pengobatan

untuk mengatasi

penyebab

deman

k. Kompres pasien

pasien pada

lipat paha dan

dan aksila

l. Tingkat

sirkulasi udara

Page 40: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Nn …

26

3. Nyeri akut b.d inflamasi dan infeksi

Tabel 2.3

Intervensi diagnosa 3

Nyeri Akut

No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria

Hasil Intervensi

3. Nyeri akut.

Batasan Karakteristik

a. Perubahan selera

makan

b. Perubahan tekanan

darah

c. Perubahan frekwensi

jantung

d. Perubahan frekwensi

pernapasan

e. Sikap melindungi area

nyeri

f. Fokus menyempit

(mis. Gangguan

persepsi nyeri,

hambatan proses

berfikir, penurunan

interaksi dengan orang

dan lingkungan)

g. Indikasi nyeri yang

dapat di amati

h. Perubahan posisi

untuk menghindari

nyeri

i. Melaporkan nyeri

secara verbal

Factor yang berhubungan

Agen cedera (mis, biologi,

zat kimia, fisik, psikologis.

NOC:

a. Pain level

b. Pain control

c. Comfort level

Kriteria Hasil:

1. Skala 5- secara

konsisten

menunjukkan nyeri

yang terkontrol

2. Di pertahankan pada

skala 4- sering

menunjukkan

tindakan pengurangan

nyeri tanpa analgesik.

NIC:

a. Lakukan

penkajian

nyeri secara

komperen sif

yang meliputi

lokasi ,

karasteristik,d

u rasi

frekuensi

b. Berikan

informasi

mengenai

nyeri seperti

penyebeb

nyeri, berapa

lama,nyeri

yang akan di

rasakan,

c. Kendalikan

factor

lingkungan

yang dapat

mempengaruhi

nyeri

d. Kuransi atau

eliminasi

factor factor

yang dapat

menentukan

atau

meningkatkan

nyeri

e. Gunakan

teknik

komunikasi

terapeutik

untuk

mengetahui

pengalaman

nyeri pasien

f. Kaji kultul

yang

mempengaruhi

respon nyeri

Page 41: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Nn …

27

g. Evaluasi

pemgalam

nyeri masa

lampau

h. kontrol

lingkungan

yang dapat

mempengaruhi

nyeri seperti

suhu ruang

pencahayaan

dan kebisingan

i. kurang factor

presipitasi

nyeri

j. Kaji tipe dan

sumber nyeri

untuk

menentukan

intervensi.

4. Kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan aktif, mekanisme

kerjaperistaltic usus menurun

Tabel 2.4

Intervensi diagnose 4

Kekurangan volume cairan

No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria

Hasil Intervensi

4. Kekurangan volume cairan

Defenisi : penurunan cairan

intravaskular, interstisial,

dan/atau intraseluler.

Ini mengacu pada dehidrasi,

kehilangan cairan saa tanpa

perubahan pada natrium

Batasan karakteristik

a. Perubahan sttatus

mental

b. Penurunan tekanan

darah

c. Penurunan tekanan

nadi

d. Penurunan volume nadi

e. Penurunan turgor kulit

f. Penurunan turgor lidah

g. Penurunan haluaran

urine

h. Penurunan pengisian

Noc :

1. Fluid balance

2. Hydration

3. Nutrition status :

food dan fluid

intake

Kriteria hasil:

a. Mempertahankan

urine output sesuai

dengan usia dan BB

BJ urine normal, HT

normal

b. Tekanan darah

,nadi, suhu tubuh

dalam batas normal

c. Tidak ada tanda

tanda dehidrasi,

Elastisitas turgor

kulit baik

,membrane mukosa

Nic.

a. Monitor status

hidrasi

(kelembaban

membran

mukosa, nadi

adekuat,

tekanan darah

ortostatik) jika

di perlukan

b. Monitor vital

sign

c. Monitor

masukan

makana / cairan

dan hitung

intake kalori

harian

d. Kolaborasi

pemberian

Page 42: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Nn …

28

vena

i. Membram mukosa

kering

j. Kulit kering

k. Peningkatan hematokrit

l. Peningkatan suhu

tubuh

m. Peningkatan frekwensi

nadi

n. Peningkatan

konsentrasi urine

o. Penurunan berat badan

p. Haus

q. Kelemahan

Faktor yang berhubungan

a. Kehilangan cairan

aktif

b. Kegagalan mekanisme

regulasi

lembab, tidak rasa

haus yang

berlebihan

cairan IV

e. Monitor status

nutrisi

f. Berikan cairan

IV pada suhu

dorong

g. Berikan

penggantian

nesogastrik

sesuai output

h. Dorong

keluarga untuk

membantu

pasien makan

i. Tawarkan snack

(jus buah, buah

segar)

j. Atur

kemungkinan

tranfusi

5 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d factor

biologis, ketidakmampuan untuk mencerna makanan

Table 2.5

Intervensi diagnosa 5

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.

No Diagnosa

Keperawatan

Tujuan dan Kriteria

Hasil Intervensi

5.

Ketidakseimbangan nutrisi

kurang dari kebutuhan

tubuh.

Batasan Karakteristik:

a. Nyeri abdomen

b. Bising usus hiperaktif

c. Kurang makan

d. Kurang minat pada

makanan

e. Penurunan berat badan

dengan asupan

makanan adekuat

f. Kesalah konsepsi

g. Tonus otok menurun

h. Kelemahan otot

pengunyah

i. Keleman otot untuk

menelan

j. Kram abdomen

Faktor yang

Noc :

a. Nutritional

status:food and

fluid

b. Intake

c. Nutritional status

nutrient intake

d. Weight control

Kriteria Hasil:

1. Adanya

peningkatan berat

badan sesuai

dengan tujuan

2. Berat badan ideal

sesuai dengan

tinggi badan

3. Mampu

mengidentifikasi

kebutuhan nutrisi

4. Menunjukkan

peningkatan fungsi

Nic :

a. Kaji adanya

alergi makanan

b. Anjurkan pasien

untuk

meningkatkan

protein dan

vitamin c

c. Ajarkan pasien

bagaimana

membuat

catatan

makanan harian.

d. Kaji

kemampuan

pasien untuk

mendapatkan

nutrisi yang

dibutuhkan

e. Anjurkan

pasien untuk

Page 43: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Nn …

29

berhubungan:

a. Faktor biologis

b. Factor ekonomi

c. Ketidak mampuan

untuk mengabsorbsi

nutrient

d. Ketidak mampuan

untuk mencerna

makanan

e. Factor psikologis.

pengecapan dari

menelan

5. Tidak terjadi

penurunan berat

badan yang berarti

meningkatkan

intake fe

f. Anjurkan

pasien untuk

meningkatkan

protein dan

vitamin C

g. Monitor jumlah

nutrisi dan

kandungan

kalori

h. Berika infomasi

tentang

kebutuhan

nutrisi

i. Kaji

kemampuan

pasien untuk

mendapat

nutrisi yang di

butuhkan

6. Kerusakan integritas jariangan

Table 2.6

Intervensi diagnosa 6

Kerusakan integritas jariangan.

No Diagnosa

Keperawatan

Tujuan dan Kriteria

Hasil Intervensi

6.

Kerusakan integritas

jariangan

Definisi: kerusakan

membram mukosa, kornea,

integumen, atau subkutan

Batasan Karakteristik:

a. Kerusakan jariangan

(mis, kornea,

membram mukosa,

integumen, atau

subkutan)

b. Kerusakan jaringan

Faktor yang

berhubungan:

a. Gangguan sirkulasi

b. Irisan zat kimia

c. Defisit cairan

d. Kelebihan cairan

e. Hambatan mubilitas

fisik

f. Kurang pengetahuan

Noc :

a. Tissue integrity:

skin and mucous

b. Wound healing :

primary and

secondary

intention

Kriteria Hasil:

1. Perfusi jaringan

normal

2. Tidak ada tanda-

tanda infeksi

3. Ketebalan dan

tekstur jaringan

normal

4. Menunjukkan

pemahaman dalam

proses perbaikan

kulit dan

mencegah

terjadinya cedera

berulang

Nic :

a. Anjurkan pasien

untuk

menggunakan

pakaian yang

longgar

b. Jaga kulit agar

tetap bersih dan

kering

c. Mobilisasi

pasien (ubah

posisi pasien)

setiap 2 jam

sekali

d. Monitor kulit

akan adanya

kemerahan

e. Oleskan lotion

atau

minyak/baby oil

pada daerah

yang tertekan

Page 44: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Nn …

30

g. Radiasi

h. Suhu ekstrim

5. Menunjukkan

terjadinya proses

penyembuhan

luka

f. Monitor

aktifitas dan

mobilisasi

pasien

g. Monitor status

nutrisi pasien

h. Memandikan

pasien dengan

sabun dan air

hangat

i. Obserfasi luka

j. Ajarkan

keluarga tentang

luka dan

perawatan luka

k. Berukan posisi

yang

mengurangi

tekanan pada

luka

7. Gangguan rasa nyaman

Table 2.7

Intervensi diagnosa 7

Gangguan rasa nyaman.

No Diagnosa

Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

7.

Gangguan rasa

nyaman

Definisi: merasa

kurang senang,

lega, dan sempurna

dalam dimensi

fisik, psiko,

spiritual,

lingkungan dan

social

Batasan

Karakteristik:

a. Ansietas

b. Menangis

c. Gangguan

pola tidur

d. Takut

e. Ketidakmamp

uan untuk

rileks

f. Iritabilitas

g. Merintih

Noc :

a. Ansiety

b. Fear leavel

c. Sleep deprivation

d. Comfort, readines for

enchanced

Kriteria Hasil:

1. Mampu mengontrol

kecemasan

2. Status lingkungan yang

nyaman

3. Mengontrol nyeri

4. Kualitas tidur dan

istirahat adekuat

5. Agresi pengendalian diri

6. Respon terhadap

pengobatan

7. Control gejala

8. Status kenyamanan

meningkat

9. Dapat mengontrol

ketakutan

Nic :

a. Gunakan

pendekatan yang

menenangkan

b. Nyatakan dengan

jelas harapan

terhadap pelaku

pasien

c. Jelaskan semua

prosedur dan apa

yang dirasakan

selama prosedur

d. Pahami prespektif

pasien terhadap

situasi stres

e. Temani pasien

untuk memberikan

keamanan dan

mengurangi takut

f. Dorong keluarga

untuk menemani

anak

Page 45: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Nn …

31

h. Melaporkan

merasa dingin

i. Melaporkan

merasa panas

j. Berkeluh

kesah

Faktor yang

berhubungan: a. Gejala terkait

penyakit

b. Sumber yang

tidak adekuat

c. Kurang

pengendalian

lingkungan

d. Kurang

privasi

e. Stimulasi

lingkungan

yang

mengganggu

10. Support social

11. Keinginan untuk hidup

g. Dengarkan dengan

penuh perhatian

h. Instruksikan

pasien

menggunakan

teknik relaksasi

8) Resiko ketidakefektifan perfusi gastrointestinal b.d proses infeksi

penurunan sirkulasi darah ke gastrointestinal, hemoragi

gastrointestinal akut.

Table 2.8 Intervensi diagnosa 8

Resiko ketidakefektifan perfusi gastrointestinal

No Diagnosa

Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

8.

Resiko

ketidakefektifan

perfusi

gastrointestinal

Definisi: beresiko

terhadap penurunan

sirkulasi

gastrointestinal.

Faktor resiko:

a. Anemia

b. Sindrom

kompertemen

abdomen

c. Diabetes

melitus

d. Jenis kelamin

wanita

Noc :

a. Bowel elimination

b. Circulation status

c. Electrolite andacid base

balance

d. Hidration

e. Tissue perfusion :

abdominal organs

Kriteria Hasil:

1. Jumlah, warna,

konsistensi, dan bau

feses dalam batas normal

2. Tidak ada nyeri perut

3. Bising usus normal

4. Tekanan systole dan

diastole dalam rentang

normal

Nic :

a. Monitor TTV

b. Monitor status

cairan

c. Monitor irama

jantung

d. Kaji tanda-tanda

gangguan

keseimbangan

cairan dan

elektrolit

(membran

mukosa kering,

sianosis, dll)

e. Kelola pemberia

suplemen

elektrolit sesuai

Page 46: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Nn …

32

e. Stroke

f. Trauma

g. Gagal ginjal

h. Merokok

i. Infark

miokardium

j. Disfungsi hati

k. Penyakit

gastrointestin

al

5. Gerakan mental,

orientasi pengetahuan

dan kekuatan otot normal

6. Na, k, Cl, Ca, Mg, dan

biknat dalam batas

normal

7. Tidak ada bunyi

nafastambahan

8. Intake output seimbang

9. Tidak ada rasa haus yang

abnormal

10. Membran mukosa

lembab

instruksi dokter

f. Ukur lingkar

perut

g. Monitor diare

h. Membangun

hubungan

suportif dengan

pasien dan

keluarga

9) Resiko infeksi b.d tidak adekuatnya pertahanan tubuh

Table 2.9

Intervensi diagnosa 9

Resiko infeksi

No Diagnosa

Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

9.

Resiko infeksi

Definisi:

mengalami

peningkatan resiko

terserang

organisme

patogenik

Faktor resiko:

a. Penyebab

kronis

- Diabetes

melitus

- Obesitas

b. Pengetahuan

yang tidak

cukup untuk

menghindari

pemanjangan

patogen

c. Pertahanan

tubuh primer

yang tidak

adekuat

-

Noc :

a. Immune status

b. Knowledge : infection

control

c. Risk control

Kriteria Hasil:

1. Klien bebas dari tanda

dan gejala infeksi

2. Mendeskripsikan proses

penularan penyakit,

factor yang

mempengaruhi penularan

serta

penatalaksanaannya.

3. Menunjukkan

kemampuan untuk

mencegah timbulnya

infeksi

4. Jumlah leukosit dalam

batas noemal

5. Menunjukkan perilaku

hudup sehat

Nic :

a. Bersihkan

lingkungan

setelah dipakai

pasien lain

b. Pertahankan

teknik isolasi

c. Batasi

pengunjung bila

perlu

d. Gunakan sabun

antimikrobiaunt

uk cuci tangan

e. Cuci tangan

setiap sebelum

dan sesudah

melakukan

tindakan

keperawatan

f. Gunakan baju,

sarung tangan

sebagai alat

pelindung

g. Monitor tanda

dan gejala

infeksi

h. Ajarkan pasien

dan keluarga

tanda dan gejala

infeksi

Page 47: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Nn …

33

i. Ajarkan cara

menghindari

infeksi

10) Ansietas b.d proknosis penyakit rencana pembedahan

Table 2.10

Intervensi diagnosa 10

Ansietas

No Diagnosa

Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

10..

Ansietas

Definisi: perasaan

tidak nyaman atau

kekhawatiran yang

samar disertai

respon autonom

(sumber sering kali

tdak spesifik atau

tidak diketahui

oleh individu);

perasaan takut

yang disebabkan

oleh antisipasi

terhadap bahaya.

Hal ini merupakan

isyarat

kewaspadaan yang

memperingatkan

individu akan

adanya bahaya dan

kemampuan

individu untuk

bertindak

menghadapi

ancaman

Noc :

a. Anxiety self-control

b. Anxiety level

c. Coping

Kriteria Hasil:

1. Klien mampu

mengidentifikasi dan

mengungkapkan gejala

cemas.

2. Vital sign dalam batas

normal

3. Postur tubuh, ekspresi

wajah, bahasa tubuh dan

tingkat aktivitas

menunjukkan

berkurangnya kecemasan

Nic :

a. Gunakan

pendekatan

yang

menenangkan

b. Nyatakan

dengan jelas

harapan

terhadap

perilaku pasien

c. Jelaskan semua

prosedur dan

apa yang

dirasakan

selama

prosaedur

d. Pahami

perspektif

pasien terhadap

situasi sters

e. Temani pasien

untuk

memberikan

keamanan dan

mengurangi

takut

f. Dorong

keluarga untuk

menemani

pasien

g. Dengarkan

dengan penuh

perhatian

h. Identifikasi

tingkat

kecemasan

i. Bantu klien

untuk

mengenali

Page 48: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Nn …

34

situasi yang

menimbulkan

kecemasan

j. Dorong pasien

untuk

mengungkapkan

perasaan

k. Instruksikan

pasien

menggunakan

teknik relaksasi

e. Implementasi Keperawatan

implementasi keperawatan yang dilakukan meliputi timdakan mandiri dan

kolaborasi perawat (nian afrian nuari, 2015)

f. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi keperawatan pada pasien demgan apendisitis meliputi evaluasi /

catatan perkembangan yang dialami oleh pasien setelah dilakukan

implementasi keperawatan. (nian afrian nuari, 2015)

Page 49: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Nn …

35

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain Studi Kasus untuk mengeksploriasi

masalah Asuhan Keperawatan pada Klien yang Mengalami Apendisitis (Usus

Buntu) dengan Masalah Keperawatan Nyeri di Rumah Sakit Bhayangkara

Makassar.

B. Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah pasien Apendisitis (Usus Buntu) dengan

masalah keperawatan Nyeri.

C. Fokus Studi

Diarahkan pada pasien yang mengalami Apendisitis (Usus Buntu) dengan

masalah keperawatan Nyeri Adapun kriteria inklusi dan eksklusi yaitu

diantaranya sebagai berikut :

1. Kriteria inklusi :

a. Bersedia menjadi responden

b. Pasien yang mengalami Apendisitis (Usus Buntu)

c. Pasien dengan post op apendisitis

d. Pasien dengan rawat inap di Rs. Bhayangkara Makassar

2. Kriteria eksklusi ;

a. Pasien yang dipulangkan sebelum 3 hari perawatan

b. Mengalami perubahan diagnosa medis.

Page 50: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Nn …

36

D. Definisi Operasional Fokus Studi

1. Apendisitis (Usus Buntu)

Apendisitis (Usus Buntu) yaitu suatu peradangan yang menyebabkan

terjadinya infeksi pada usus buntu atau umbai cacing (apendiks), yang

disebabkan oleh bakteria. Infeksi ini dapat menyebabkan peradangan akut

sehingga memerlukan tindakan bedah segera untuk mencegah komplikasi

yang umumnya berbahaya.

2. Nyeri

Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan tidak menyenangkan bersifat

sangat subjektif karena mekanisme produksi bagi tubuh. nyeri timbul ketika

jaringan sedang di rusak dan menyebabkan individu tersebut bereaksi untuk

menghilangkan rangsangan nyeri. Secara umum, nyeri dapat didefinisikan

sebagai perasaan tidak nyaman, baik ringan maupun berat.

E. Instrumen Penelitian

1. Format Pengkajian

Format pengkajian adalah alat yang digunakan untuk mengambil data

klien pada saat wawancara. Format pengkajian berisi tentang informasi atau

data tentang klien, identitas klien, keluhan utama, riwayat kesehatan, keadaan

fisik, psikologis, sosial, spiritual, intelegensi, hasil-hasil pemeriksaan dan

keadaan khusus lainnya. Format pengkajian digunakan dengan cara

menanyakan data yang telah tersedia dalam format, lalu dicatat secara rinci

jawaban yang telah diberikan oleh klien, atau orang terdekat klien (keluarga),

seperti orang tua, saudara, atau pihak lain yang mengerti dan dekat dengan

Page 51: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Nn …

37

klien, dari catatan klien (perawatan atau rekam medis klien) yang merupakan

riwayat penyakit dan perawatan klien di masa lalu, dari hasil pemeriksaan

laboratorium, dan dari pemeriksaan head to toe (pemeriksaan fisik).

2. Nursing kit

Nursing kit berisi alat pengukuran seperti Tensimeter

(Sphygmomanometer), Thermometer, dan Stethoscope.

a. Tensimeter (Sphygmomanometer)

Tensimeter (Sphygmomanometer) adalah alat yang digunakan untuk

melakukan pengukuran tekanan darah, hasil dari curah jantung dan

tekanan pembuluh perifer menggunakan Sphygmomanometer.

Pengukuran tekanan darah dilakukan pada setiap klien yang baru masuk

ruang rawat inap, setiap pergantian sif, atau berdasarka kebutuhan klien.

Yang bertujuan mengkaji hemodinamikdan keadaan umum klien.

b. Thermometer

Thermometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur suhu tubuh

yang menggunakan Thermometer yang dimasukkan ke mulut yang

bertujuan untuk mengkaji suhu tubuh klien untuk menentukan tindakan

keperawatan dan membantu menegakkan diagnosa.

c. Stethoscope

Stethoscope adalah alat untuk mendengar suara dalam tubuh seperti

bunyi jantung, bunyi nafas, atau bunyi peristaltic usus pada saat dilakukan

pengukuran tekanan darah atau pada saat pemeriksaan fisik. Stethoscope

digunakan dengan cara yaitu pastikan alat berfungsi dengan baik (ketuk

Page 52: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Nn …

38

diafragma dan dengarkan earpiece pada Stethoscope), atur posisi klien,

tentukan untuk menggunakan diafragma atau belt (sungkup), tanggalkan

pakaian klien yang akan di periksa, letakkan diafragma atau belt diatas

lokasi yang akan diperiksa (jantung klien, dada / paru - paru, atau

abdomen), dengarkan dengan seksama adanya tanda – tanda abnormal.

F. Metode Pengumpulan Data

Untuk melengkapi data atau informasi dalam pelaksanaan studi kasus

digunakan tekhnik:

1. Wawancara

Melakukan pengumpulan data dengan melakukan Tanya jawab secara

langsung pada penderita, keluarga dan tim kesehatan lainnya.

2. Pemeriksaan Fisik

Tekhnik yang dgunakan pada pemeriksaan fisik yaitu inspeksi, palpasi,

perkusi dan auskultasi.

3. Observasi

Mengadakan pengamatan langsung pada klien dengan melakukan tindakan

pemeriksaan yang berkaitan dengan keadaan perkembangan klien.

4. Studi Dokumentasi

Mengumpulkan data melalui dokumen atau catatan tentang hasil pemeriksaan

Klien yang ada pada medical record.

Page 53: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Nn …

39

G. Lokasi & Waktu Penelitian

1. Lokasi

Adapun lokasi penelitian yaitu di Rumah Sakit Bhayangkara Makassar

karena letaknya strategis dan dekat dengan kampus Akademi Keperawatan

Mappaoudang Makassar, dan lebih mudah mendapatkan data di Rumah Sakit

Bhayangkara Makassar

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada januari 2019 sampai februari 2019 di Rumah

Sakit Bhayangkara Makassar.

H. Analisis Data & Penyajian Data

1. Analisa Data

Analisa data dilakukan dengan cara mengemukakan fakta, selanjutnya

membandingkan dengan teori yang ada dan selanjutnya dituangkan dalam

opini pembahasan. Teknik analisis yang digunakan dengan cara menarasikan

jawaban-jawaban yang diperoleh dari hasil interpretasi wawancara mendalam

yang dilakukan untuk menjawab rumusan masalah. Teknik analisis digunakan

dengan cara observasi oleh peneliti dan studi dokumentasi yang menghasilkan

data untuk selanjutnya diinterpretasikan dan dibandingkan teori yang ada

sebagai bahan untuk memberikan rekomendasi dalam intervensi tersebut.

2. Penyajian Data

Penyajian data dilakukan dengan table dan teks naratif.

Page 54: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Nn …

40

I. Etika Penelitian

1. Informed consent (Lembar persetujuan responden)

Imform consent diberikan kepada responden. Setelah calon responden

memahami atas penjelasan peneliti terkait penelitian ini, selanjutnya peneliti

memberikan lembar informed consent untuk ditandatangani oleh responden.

2. Anonimity (tanpa nama)

Untuk menjaga kerahasian tentang hal-hal yang berkaitan dengan data

responden, Peneliti tidak mencantumkan nama responden pada kuesioner atau

lembar observasi dan hanya diberikan kode atau nomor responden.

3. Confidentiality (kerahasiaan informasi)

Semua informasi yang telah dikumpulkan dari responden dijamin

kerahasiannya oleh peneliti.

Page 55: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Nn …

41

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Gambaran Lokasi Pengambilan Data

Lokasi penelitian dilakukan di Rs Bhayangkara Makassar yang berada

di jalan letjen pol Mappaoudang No 63 Makassar. Rumah sakit

Bhayangkara Makassar adalah tempat dilakukannya penelitian supervisi

tepatnya berada di ruang merak tepatnya di bangsal pada tempat tidur ke 2

dari 4 tempat tidur yang ada di ruangan tersebut, ruangan tersebut

terbilang bersih namun jarak antara tempat tidur 1 dengan yang lainnya

hanya dibatasi oleh tirai atau sampiran dan hanya terdapat 1 toilet di

ruangan tersebut.

2. Karakteristik Partisipan

a. Identitas Klien

1) Nama Klien : Nn. A

2) Umur/tanggal lahir : 25 tahun

3) Jenis Kelamin : Perempuan

4) Agama : Islam

5) Suku : Makassar

6) Status Pernikahan : Belum Menikah

7) Pekerjaan : -

8) Alamat : Manuruki

9) No.RM :

10) Tanggal Masuk RS : 31 maret 2019

11) Tanggal pengkajian : 01 April 2019

Page 56: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Nn …

42

b. Identitas Penanggung Jawab

1) Nama : Nn. S

2) Usia : 26 Tahun

3) Pekerjaan : Mahasiswa

4) Hubungan dengan Klien : Sepupu

3. Data Asuhan Keperawatan

a. Pengkajian

1) Keluhan utama

Keluhan utama : Nyeri

Faktor pencetus : Luka Oprasi

Lamanya Keluhan : 2 hari sebelum masuk Rumah sakit

Timbulnya keluhan : pada saat klien bergerak

Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya :

Klien mengatakan saat nyerinya muncul klien hanya bisa terdiam

dan menunggu nyerinya menghilang

2) Riwayat Keluhan Utama

P = Luka oprasi

Q = Nyeri seperti tertusuk

R = Nyeri abdomen kanan bawah

S = Skala Nyeri 9

T = Nyeri dirasakan hilang timbul

3) Riwayat Kesehatan Sekarang

a) Riwayat Kesehatan Sekarang

Klien mengatakan nyeri yang dirasakan bersifat hilang timbul

dan berada pada skala nyeri 9, klien merasa nyeri saat klien

bergerak

Page 57: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Nn …

43

b) Riwayat Kesehatan Masa Lalu

Klien mengatakan belum pernah masuk ke Rs dengan

penyakit yang sama, namun klien mengatakan bahwa klien

sangat menyukai makanan pedas

c) Riwayat Kesehatan Keluarga

Keterangan :

: laki-laki - - - : garis serumah

: perempuan : garis keturunan

: sudah meninggal : garis perkawinan

? : tidak diketahui : klien

G1 : kakek dan nenek dari ayah dan ibu klien sudah meninggal

dikarenakan faktor usia

G2 : ayah dan ibu klien tdak memiliki riwayat penyakit usus buntu seperti

yang didederita Klien

? ? ?

? ? ? ?

?

?

?

?

?

?

? 25 ? ?

Page 58: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Nn …

44

G3 : klien merupakan anak ke 2 dari 5 bersaudara, selain itu klien

mengatakan tidak pernah mengalami penyakit usus buntu

sebelumnya

4) Riwayat Psikososial

a) Pola Konsep Diri

Klien mengatakan ingin cepat sembuh dan segera pulang dari

Rumah Sakit

b) Pola Kognitif

Klien mengatakan mengerti tentang penyakitnya walaupun

tidak sepenuhnya

c) Pola Koping

Klien mengatakan sebelum masuk Rs, jika nyerinya tembul

klien biasanya mengatasi nyerinya dengan menggunakan minyak

kayu putih atau fresh care

d) Pola Interaksi

Klien mampu berinteraksi dengan perawat dan dokter serta

penampilan klien tampak sesuai dengan usianya

5) Riwayat Spiritual

a) Keadaan ibadah klien

Klien mengatakan sebelum sakit klien rajin beribadah namun

setelah klen masuk ke Rumah Sakit klien merasa kesulitan dalam

beribadah

b) Dukungan keluarga

Klien mengatakan keluarga klien sangat mendukung atas

kesembuhan klien walaupun klien hanya mendapat suport dari

jauh dikarenakan jarak antara klien dan keluarga sangat jauh

Page 59: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Nn …

45

c) Ritual yang biasa dijalani

Klien mengatakan tdak ada ritual khusus yang dilakukan

klien selama sakit

6) Pemeriksaan Fisik

a) Keadaan umum

(1) Tanda-tanda distrus : tidak ada

(2) Penampilan sesuai dengan usia klien

(3) Ekspresi wajah : klien tampak meringis

(4) Tinggi badan : 156 cm, Berat badan : 49 kg

b) Tanda-tanda vital

Tekanan darah : 110/70 mmHg

Nadi : 80x/menit

Suhu : 37˚C

Pernafasan : 22x/menit

c) Sistem pernafasan

(1) Hidung

- Hidung tidak ditemukan adanya polip

- Tidak ada pernafasan cuping hidung

- Hidung simetris kanan dan kiri

(2) Leher

Inspeksi :

- Tidak ditemukan adanya pembesaran pada kelenjar

thyroid

- Tidak ditemukan adanya kelainan maupun udem pada

leher

Palpasi

- Tidak teraba pembesaran kelenjar thyroid

Page 60: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Nn …

46

- Tidak teraba adanya udem

(3) Dada

Inspeksi

- Bentuk dada normal

- Tampak gerakan dada mengikuti pergerakan pola napas

klien

Palpasi

- Tidak adanya nyeri tekan

- Tidak ada kelainan saat dada diraba

d) Sistem Kardiovaskuler

(1) Konjungtiva tidak tampak anemis

(2) Bibir tidak sianosis

(3) Tidak terdengar suara jantung tambahan

e) Sistem pencernaan

(1) Terdapat balutan kasa pada bagian kanan bawah abdomen

pada luka jahitan bekas oprasi Apendisitis

(2) Terdapat jahitan pada daerah abdomen kanan bawah dengan

ukuran kurang lebih 5cm

(3) Klien tampak memegang area perut saat nyeri atau adanya

pergerakan

(4) Tidak terdapat hemoroid pada anus

(5) Gaster tidak kembung

f) Sistem indra

(1) Mata

Inspeksi

- bulu mata tumbuh dengan baik

- mampu membuka mata secara spontan

Page 61: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Nn …

47

- bola mata dapat bergerak kesegala arah

- konjungtiva anemis

Palpasi

- Tidak ada nyeri tekan

(2) Hidung

Inspeksi

- bentuk hidung simetris

- tidak terdapat sekret

- fungsi penciuman baik dan klien mampu membedakan

bau

- Tidak ada tanda-tanda mimisan pada klien

Palpasi

- Tidak ada nyeri tekan

(3) Telinga

Inspeksi

- Bentuk telinga simetris kanan dan kiri

- Tidak ada pembengkakan

Palpasi

- Tidak ada nyeri tekan

- Tekstur daun telinga lentur

g) Sistem saraf

(1) Fungsi serebral

(a) Status mental baik tidak ada tekanan maupun kecemasan

yang berlebihan

(b) Kesadaran composmentis

(c) Klien baik dalam berkomunikasi dengan lawan bicara

(d) Klien dapat membuka mata dengan spontan

Page 62: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Nn …

48

(e) Klien dapat berbicara dengan menggunakan bahasa yang

dapat dimengerti

(2) Fungsi cranial

(a) Nervus I (Olfaktorius)

Klien dapat membedakan bau antara balsem dan minyak

kayu putih

(b) Nervus II (Optikus)

Penglihatan klien cukup baik dan klien tidak memiliki

riwayat gangguan penglihatan

(c) Nervus III,IV,VI (Okulomotorius,troklear,abdusen)

Kelopak mata dapat membuka dan menutup, dan

pergerakan bola mata kesegala arah

(d) Nervus V (trigeminus)

Klien masih dapat merasakan adanya sentuhan pada

wajah

(e) Nervus VII (facial)

Klien dapat membedakan rasa dengan tepat

(f) Nervus VIII (Vstibukklear)

Klien dapat mendengar semua pembicaraan dengan baik

(g) Nervus IX (Glosofaringeal)

klien dapat membedakan berbagai rasa

(h) Nervus X (Vagus)

Klien mampu menelan dengan baik

(i) Nervus XI (Hipoglosus)

Klien mampu menjulurkan lidahnya kekiri dan kekanan

dengan baik

Page 63: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Nn …

49

(3) Fungsi motoric

(a) Tidak ada kelainan pada lengan kanan dan kiri

(b) Klien belum mampu berdiri dikarenakan klien masih

sering merasa nyeri pada bekas luka yang terdapat di

abdomen kanan bawah saat adanya pergerakan dari klien

(4) Fungsi sensorik

Klien sangat mampu merasakan nyeri maupun sentuhan

(5) Sistem Integumen

(a) Rambut berwarna hitam

(b) Kulit : warna kulit putuh bersih, kulit tampak lembab

(c) Kuku klien berwarna putih dan bersih

(6) Sistem Endokrin

(a) Tidak ada pembesaran thyroid

(b) Tidak ada riwayat air seni dikeliling semut

(c) Suhu tubuh normal

(7) Sistem Perkemihan

(a) Tidak terdapat edema

(b) Tidak ada masalah pada kandung kemih

(c) Tidak ada penyakit hubungan seksual

(d) Klien terpasang kateter

(8) Sistem Imun

(a) Alergi ; tidak ada riwayat alergi

(b) Penyakit yang berhubungan dengan cuaca :

Page 64: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Nn …

50

7) Aktivitas Sehari-hari

Tabel 4.1

Aktifitas sehari-hari

N

o. Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit

1 2 3 4

1.

Nutrisi

a. Selera makan

b. Menu makanan

c. Porsi makan

d. Frekuensi makan

e. Cara makan

Baik

Nasi, ikan, sayur

1 piring

3x sehari

Makan sendiri

Menurun

Bubur

½ piring

3x sehari

Dibantu keluarga

2.

Cairan

a. Jenis

b. Jumlah

c. Pemenuhan cairan

Air putih

6-8 gelas /hari

oral

Air putih+RL

4-6 gelas /hari

Oral dan intravena

3.

Eliminasi

a. BAK

1. Tempat pembuangan

2. Warna

3. Bau

4. Frekuensi

b. BAB

1. Tempat pembuangan

2. Warna

3. Bau

4. frekuensi

Wc

Kuning

Amoniak

4-5x/menit

Wc

Kuning

Menyengat

1x/hari

Kateter

Kuning pucat

Amoniak

2 liter/menit

Wc

Kuning

Menyengat

Post op baru 1 hari

4.

Personal hygiene

a. Mandi

1. Cara

2. Frekuensi

b. Gosok gigi

1. Cara

2. Frekuensi

c. Cuci rambut

1. Cara

2. Frekuensi

Mandi sendiri

2x sehari

Gosok gigi sendiri

2x sehari

Cuci rambut sendiri

2x sehari

Belum pernah

-

Dibantu keluarga

1x sehari

Belum pernah

keramas selama

sakit

5. Istirahat / tidur

a. Siang

b. Malam

13:00-15:00/ 2 jam

22:00-05:30/ 7 jam

13:00-16:00/ 3 jam

12:00-03:00/ 3 jam

6. Olahraga Jarang olahraga -

7. Aktivitas mobilisasi Beraktivitas

mandiri

Aktivitas dibantu

keluarga

8. Rekreasi Menonton tv -

Page 65: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Nn …

51

8) Terapi

- Infus RL 20 tetes/menit

- Injeksi ranitidine 2x 1 ampul

- Santagesik Intra Vena 1 ampul

- Ambacim 1gr/12 jam

DATA FOKUS

Tabel 4.2

Data Fokus Data Subjektif Data Objektif

1. Klien mengatakan nyeri pada bagian

yang telah dioprasi

2. Klien mengatakan nyerinya hilang

timbul

3. Klien mengatakan sering terbangun

saat nyerinya muncul

4. Klien mengatakan badannya terasa

lemas

5. Klien mengatakan sulit bergerak sejak

oprasi dilakukan

6. Klien mengatakan sulit melakukan

aktivitasnya

1. Klien tampak meringis

2. Klien tampak memegang abdomen

saat nyerinya timbul

3. Karakteristik nyeri

P = Luka oprasi

Q = Nyeri seperti tertusuk

R = Nyeri abdomen kanan bawah

S = Skala Nyeri 9

T = Nyeri dirasakan hilang timbul

4. Tampak jahitan pada daerah

abdomen kanan bawah dengan

ukuran kurang lebih 5cm

5. Klien tampak lemah

6. Klien tampak gelisah

7. Konjungtiva anemis

8. Klien tampak sulit melakukan

aktivitasnya

9. Klien tampak dibantu oleh keluarga

dalam memenuhi aktifitasnya

Page 66: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Nn …

52

ANALISA DATA

Tabel 4.3

Analisa Data No. Data Etiologi Masalah

1

2.

Ds:

1. Klien mengatakan nyeri pada bagian

yang telah dioprasi

2. Klien mengatakan nyerinya hilang

timbul

Do:

1. Klien tampak meringis

2. Klien tampak memegang abdomen

saat nyerinya timbul

3. Karakteristik nyeri

P = Luka oprasi

Q = Nyeri seperti tertusuk

R = Nyeri abdomen kanan bawah

S = Skala Nyeri 9

T = Nyeri dirasakan hilang timbul

Ds:

1. Klien mengatakan sering terbangun

saat nyerinya muncul

Do:

1. Klien tampak gelisah

Invasi & multiplikasi

Appendicitis

Operasi

Luka incisi

Kerusakan jaringan

Ujung saraf terputus

Pelepasan prostaglandin

Stimulasi dihantarkan

Spinal cord

Cortex cerebri

Nyeri di persepsikan

Nyeri

Nyeri di persepsikan

Gangguan pola tidur

Nyeri akut

Gangguan

pola tidur

Page 67: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Nn …

53

2. Tampak jahitan pada daerah

abdomen kanan bawah dengan

ukuran kurang lebih 5cm

3. Konjungtiva anemis

Ds:

1. Klien mengatakan badannya terasa

lemas

2. Klien mengatakan sulit bergerak

sejak oprasi dilakukan

3. Klien mengatakan sulit melakukan

aktivitasnya

Do:

1. Klien tampak lemah

2. Klien tampak sulit melakukan

aktifitas

3. Klien tampak dibantu oleh keluarga

dalam memenuhi aktifitas

Nyeri dipersepsikan

Kelemahan Fisik

Keterbatasan gerak

Intoleransi Aktifitas

Intoleransi

Aktifitas

Page 68: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Nn …

54

b. Diagnosa keperawatan

Tabel 4.4

Diagnosa Keperawatan

No. Diagnosa Keperawatan Tanggal Ditemukan Tanggal Teratasi

1. Nyeri akut b.d inflamasi

dan infeksi 1 April 2019 03 April 2019

2. Gangguan pola tidur b.d

nyeri 1 April 2019 02 April 2019

3. Intoleransi aktifitas b.d

nyeri akibat luka insisi 1 April 2019 03 April 2019

Page 69: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Nn …

55

c. Rencana Keperawatan

Tabel 4.5

Rencana Keperawatan

No. Diagnosa Keperawatan Tujuan intervensi

1. Nyeri akut b.d inflamasi

dan infeksi

Ds:

1. Klien mengatakan nyeri

pada bagian yang telah

dioprasi

2. Klien mengatakan

nyerinya hilang timbul

Do:

1. Klien tampak meringis

2. Klien tampak

memegang abdomen

saat nyerinya timbul

3. Karakteristik nyeri

P = Luka oprasi

Q = Nyeri seperti

tertusuk

R = Nyeri abdomen

kanan bawah

S = Skala Nyeri 9

T = Nyeri dirasakan

hilang timbul

NOC:

a. Pain level

b. Pain control

c. Comfort level

Kriteria Hasil:

1. Skala 5- secara

konsisten

menunjukkan nyeri

yang terkontrol

2. Di pertahankan pada

skala 4- sering

menunjukkan

tindakan pengurangan

nyeri tanpa analgesik

1. Lakukan penkajian

nyeri secara

komperensif yang

meliputi lokasi ,

karasteristik, durasi

frekuensi

2. Ajarkan teknik non

farmakologi

3. Gunakan teknik

komunikasi terapeutik

untuk mengetahui

pengalaman nyeri

pasien

4. Berikan informasi

mengenai nyeri seperti

penyebeb nyeri,

berapa lama, nyeri

yang akan di rasakan,

2. Gangguan pola tidur b.d

nyeri

Ds:

1. Klien mengatakan

sering terbangun saat

nyerinya muncul

Setelah dilakukan 1

tindakan keperawan

diharapkan gangguan pola

tidur tidak terjadi

Kriteria hasil:

1. Klien tampak rileks

1. Lakukan pengkajian

tentang masalah

gangguan tidur klien

2. Anjurkan makan yang

cukup satu jam

sebelum tidur

Page 70: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Nn …

56

Do:

1. Klien tampak gelisah

2. Tampak jahitan pada

daerah abdomen kanan

bawah dengan ukuran

kurang lebih 5cm

3. Konjungtiva anemis

dan segar

2. Ttv dalam batas

normal

3. Klien dapat tidur 6-8

jam setiap malam

3. Ajarkan keluarga

menciptakan keadaan

tempat tidur yang

nyaman bagi klien

4. Ajarkan tekhnik

relaksasi

3. Intoleransi aktifitas b.d

nyeri akibat luka insisi

Ds:

1. Klien mengatakan

badannya terasa lemas

2. Klien mengatakan sulit

bergerak sejak oprasi

dilakukan

3. Klien mengatakan sulit

melakukan aktivitasnya

Do:

1. Klien tampak lemah

2. Klien tampak sulit

melakukan aktifitas

3. Klien tampak dibantu

oleh keluarga dalam

memenuhi aktifitas

Setelah dilakukan

tindakan keperawata

selama 3x 24 jam, klien

dapat berpartisipasi dalam

aktifitas fisik dengan atau

tanpa bantuan

Kriteria Hasil

1. Klkien mampu

berpidah posis tanpa

bantuan

2. Klien mampu

melakukan ADL

secara mandiri

1. Lakukan pemeriksaan

TTV

2. Monitor frekuensi

nadi dan pernafasan

sebelum dan sesudah

aktivitas

3. Anjurkan keluarga

membantu klien dalam

melakukan

aktivitasnya

4. Anjurkan klien

menggunakan kursi

roda

Page 71: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Nn …

57

d. Implementasi Keperawatan

Tabel 4.6

Implementasi Keperawatan

Dx

Hari 1 Hari 2 Hari 3

Jam Implementasi Jam Implementasi Jam Implementasi

1. 17:00 a. Melakukan penkajian nyeri

secara komperensif yang meliputi

lokasi , karasteristik, durasi

frekuensi

Hasil:

P = Luka oprasi

Q = Nyeri seperti tertusuk

R = Nyeri abdomen kanan

bawah

S = Skala Nyeri 9

T = Nyeri dirasakan hilang

timbul

b. Mengajarkan teknik non

farmakologi

Hasil:

Diajarkan teknik relaksasi

c. Menggunakan teknik komunikasi

terapeutik untuk mengetahui

pengalaman nyeri pasien

Hasil:

Klien merasa nyaman

10:00 a. Melakukan pengkajian tentang

masalah gangguan tidur klien

Hasil:

Konjungtiva klien tampak

anemis

b. Menganjurkan makan yang

cukup satu jam sebelum tidur

Hasil:

Klien mendengarkan saran

c. Mengajarkan keluarga

menciptakan keadaan tempat

tidur yang nyaman bagi klien

Hasil:

Keluarga klien tampak

membawakan klien selimut

dan bantal kesayangan klien

d. Mengajarkan tekhnik relaksasi

Hasil: klien mengikuti instriksi

yang diberikan

10:00 a. Melakukan pemeriksaan TTV

Hasil:

Tekanan darah: 110/70 mmHg

Nadi : 80x/menit

Suhu : 37˚C

Pernapasan : 22x/menit

b. Memonitor frekuensi nadi dan

pernafasan sebelum dan sesudah

aktivitas

Hasil:

Dilakukan

c. Menganjurkan keluarga

membantu klien dalam

melakukan aktivitasnya

Hasil:

Keluarga nampak membantu

aktivitas klien

d. Menganjurkan klien

menggunakan kursi roda

Hasil:

Klien mengatakan sulit bergerak

Page 72: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Nn …

58

d. Memberikan informasi mengenai

nyeri seperti penyebeb nyeri,

berapa lama,nyeri yang akan di

rasakan,

Hasil:

Klien dan keluarga mendengarkan

penjelasan yang diberikan

2. 18:30 a. Melakukan penkajian nyeri

secara komperensif yang meliputi

lokasi , karasteristik, durasi

frekuensi

Hasil:

P = Luka oprasi

Q = Nyeri seperti tertusuk

R = Nyeri abdomen kanan

bawah

S = Skala Nyeri 6

T = Nyeri dirasakan hilang

timbul

b. Mengajarkan teknik non

farmakologi

Hasil:

Diajarkan teknik relaksasi

c. Menggunakan teknik komunikasi

terapeutik untuk mengetahui

pengalaman nyeri pasien

Hasil:

Klien merasa nyaman

d. Memberikan informasi mengenai

11:40 a. Melakukan pengkajian tentang

masalah gangguan tidur klien

Hasil:

Klien mengatakan pola

tidurnya sudah lebih baik dari

yang kemarin

b. Menganjurkan makan yang

cukup satu jam sebelum tidur

Hasil:

Klien mendengarkan saran

c. Mengajarkan keluarga

menciptakan keadaan tempat

tidur yang nyaman bagi klien

Hasil:

Keluarga klien tampak

membawakan klien selimut

dan bantal kesayangan klien

d. Mengajarkan tekhnik relaksasi

Hasil:

klien mengikuti instriksi yang

diberikan

11:40 a. Melakukan pemeriksaan TTV

Hasil:

Tekanan darah : 110/70

Nadi : 80x/menit

Suhu : 37˚C

Pernapasan : 22x/menit

b. Memonitor frekuensi nadi dan

pernafasan sebelum dan sesudah

aktivitas

Hasil:

Dilakukan

c. Menganjurkan keluarga

membantu klien dalam

melakukan aktivitasnya

Hasil:

Keluarga nampak membantu

aktivitas klien

d. Menganjurkan klien

menggunakan kursi roda

Hasil:

Klien mengatakan belum

mampu bergerak

Page 73: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Nn …

59

nyeri seperti penyebeb nyeri,

berapa lama,nyeri yang akan di

rasakan,

Hasil:

Klien dan keluarga mendengarkan

penjelasan yang diberikan

3. 19:30 a. Melakukan penkajian nyeri

secara komperensif yang

meliputi lokasi , karasteristik,

durasi frekuensi

Hasil:

P = Luka oprasi

Q = Nyeri seperti tertusuk

R = Nyeri abdomen kanan

bawah

S = Skala Nyeri 3

T = Nyeri dirasakan hilang

timbul

b. Mengajarkan teknik non

farmakologi

Hasil:

Diajarkan teknik relaksasi

c. Menggunakan teknik komunikasi

terapeutik untuk mengetahui

pengalaman nyeri pasien

Hasil:

Klien merasa nyaman

d. Memberikan informasi mengenai

nyeri seperti penyebeb nyeri,

12:30 a. Melakukan pengkajian tentang

masalah gangguan tidur klien

Hasil:

Konjungtiva klien masih

tampak anemis

b. Menganjurkan makan yang

cukup satu jam sebelum tidur

Hasil:

Klien mendengarkan saran

c. Mengajarkan keluarga

menciptakan keadaan tempat

tidur yang nyaman bagi klien

Hasil:

Keluarga klien tampak

membawakan klien selimut

dan bantal kesayangan klien

d. Mengajarkan tekhnik relaksasi

Hasil:

klien mengikuti instriksi yang

diberikan

12:30 a. Melakukan pemeriksaan TTV

Hasil:

Tekanan darah : 120/80 mmHg

Nadi : 88x/menit

Suhu : 36˚C

Pernapasan : 22x/menit

b. Memonitor frekuensi nadi dan

pernafasan sebelum dan

sesudah aktivitas

Hasil:

Dilakukan

c. Menganjurkan keluarga

membantu klien dalam

melakukan aktivitasnya

Hasil:

Klien mengatakan sudah mampu

melakukan aktivitasnya

d. Menganjurkan klien

menggunakan kursi roda

Hasil:

Klien tampak mulai bisa

melakukan aktifitasnya

Page 74: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Nn …

60

berapa lama,nyeri yang akan di

rasakan,

Hasil:

Klien dan keluarga mendengarkan

penjelasan yang diberikan

Page 75: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Nn …

61

e. Eveluasi Keperawatan

Tabel 4.7

Evaluasi Keperawatan

Dx

Hari 1 Hari 2 Hari 3

Jam Evaluasi Jam Evaluasi Jam Evaluasi

1. 18:00 S :

Klien mengatakan nyeri pada

bagian yang telah dioprasi

O :

P = Luka oprasi

Q = Nyeri seperti tertusuk

R = Nyeri abdomen kanan bawah

S = Skala Nyeri 9

T = Nyeri dirasakan hilang timbul

A :

Masalah belum teratasi

P :

Lanjutkan intervensi

1. Lakukan penkajian nyeri secara

komperensif yang meliputi lokasi ,

karasteristik, durasi frekuensi

2. Ajarkan teknik non farmakologi

11:10 S :

Klien mengatakan sering

terbangun akibat dari jahitan yang

ada di abdomennya

O :

Konjungtiva klien tampak anemis

A :

Masalah belum teratasi

P :

Lanjutkan intervensi

1. Lakukan pengkajian tentang

masalah gangguan tidur klien

2. Anjurkan makan yang cukup

satu jam sebelum tidur

3. Ajarkan keluarga menciptakan

keadaan tempat tidur yang

nyaman bagi klien

11:10 S :

Klien mengatakan sulit bergerak

O :

Keluarga nampak membantu

aktivitas klien

A :

masalah belum teratasi

P :

lanjutkan intervensi

1. Lakukan pemeriksaan TTV

2. Monitor frekuensi nadi dan

pernafasan sebelum dan

sesudah aktivitas

3. Anjurkan keluarga membantu

klien dalam melakukan

aktivitasnya

4. Anjurkan klien menggunakan

Page 76: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Nn …

62

3. Gunakan teknik komunikasi

terapeutik untuk mengetahui

pengalaman nyeri pasien

4. Berikan informasi mengenai

nyeri seperti penyebeb nyeri,

berapa lama,nyeri yang akan di

rasakan,

4. Ajarkan tekhnik relaksasi kursi roda

2. 19:00 S :

Klien mengatakan nyeri pada

bagian yang telah dioprasi

O :

P = Luka oprasi

Q = Nyeri seperti tertusuk

R = Nyeri abdomen kanan bawah

S = Skala Nyeri 6

T = Nyeri dirasakan hilang timbul

A :

Masalah belum teratasi

P :

Lanjutkan intervensi

1. Lakukan penkajian nyeri secara

komperensif yang meliputi lokasi

, karasteristik, durasi frekuensi

2. Ajarkan teknik non farmakologi

3. Gunakan teknik komunikasi

terapeutik untuk mengetahui

pengalaman nyeri pasien

4. Berikan informasi mengenai

nyeri seperti penyebeb nyeri,

12:00 S :

Klien mengatakan pola

tidurnya sudah lebih baik dari

yang kemarin

O :

Klien tampak segar

A :

Masalah teratasi

P :

Pertahankan intervensi

12:00 S :

Klien mengatakan masih sulit

bergerak

O :

Keluarga nampak membantu

aktivitas klien

A :

masalah belum teratasi

P :

lanjutkan intervensi

1. Lakukan pemeriksaan TTV

2. Monitor frekuensi nadi dan

pernafasan sebelum dan

sesudah aktivitas

3. Anjurkan keluarga membantu

klien dalam melakukan

aktivitasnya

4. Anjurkan klien menggunakan

kursi roda

Page 77: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Nn …

63

berapa lama,nyeri yang akan di

rasakan,

3. 20:00 S :

Klien nyerinya sudah berkurang

O :

P = Luka oprasi

Q = Nyeri seperti tertusuk

R = Nyeri abdomen kanan bawah

S = Skala Nyeri 3

T = Nyeri dirasakan hilang timbul

A :

Masalah teratasi

P :

Pertahankan intervensi

13:00 S :

Klien mengatakan pola

tidurnya sudah lebih baik dari

yang kemarin

O :

Klien tampak segar

A :

Masalah teratasi

P :

Pertahankan intervensi

13:00 S :

Klien mengatakan sudah mampu

melakukan aktivitasnya

O :

Klien tampak mulai bisa

melakukan aktifitasnya

A :

Masalah teratasi

P :

Pertahankan intervensi

Tabel 4.7

Evaluasi Keperawatan

Page 78: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Nn …

64

B. Pembahasan

Pada bagian ini penulis akan membahas tentang kesenjangan yang

ditemukan antara teori dengan kasus yang ditangani dalam memberikan

asuhan keperawatan untuk masalah yang dihadapi oleh Nn. A dengan Post

Op Apendisitis dengan gangguan sistem pencernaan “Post op Apendisitis”

selama 3 hari mulai tanggal 01 April s/d 03 April 2015 ditemukan

kesenjangan yang dibahas secara sistematis mulai di pengkajian sampai

dengan evaluasi.

1. Pengkajian

Pengkajian merupakan dasar utama dalam proses keperawatan,

pengumpulan data yang akurat dan sistematisdapat membantu dalam

menentukan kasus kesehatan klien dan merumuskan diagnosa

keperawatan. Berdasarkan hasil tersebut maka peneliti mengadakan

pengkajian pada Nn. “A” dengan diagnosa post op apendisitis dengan

masalah keperawatan nyeri di ruang keperawatan merak Rumah Sakit

Bhayangkara Makassar.pada tanggal 01-03 April 2019

Menurit teori data yang ditemukan adalah mual, muntah, dan nyeri

yang hebat di perut kanan bagian bawah, nyeri bisa secara mendadak

dimulai diperut sebelah atas atau di sekitar pusar, lalu timbul mual dan

muntah, setelah beberapa jam, rasa mual hilang dan dan nyeri berpindah

ke perut kanan bagian bawah, jika dokter menekan daerah ini, penderita

merasakan nyeri tumpul dan jika penekanan ini dilepaskan, nyeri bisa

bertambah tajam, demam bisa mencapai 37,8 – 38,8˚c, pada bayi dan

anak-anak, nyerinya bersifat menyeluruh, disemua bagian perut. pada

Page 79: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Nn …

65

orang tua dan wanita hamil, nyerinya tidak terlalu berat dan di daerah ini

nyeri tumpulnya tidak terlalu terasa, bila usus buntu pecah, nyeri dan

demam bisa menjadi berat, infeksi yang bertambah buruk bisa

menyebabkan syok gejala lain adalah badan lemah dan kurang nafsu

makan, penderita nampak sakit, menghindarkan pergerakan, diperut

terasa nyeri.

Sedangkan data yang didapatkan pada kasus yaitu Klien tampak

meringis, Klien tampak memegang abdomen saat nyerinya timbul, Tampak

jahitan pada daerah abdomen kanan bawah dengan ukuran kurang lebih 5cm,

Klien tampak lemah, Klien tampak gelisah, Konjungtiva anemis, Klien tampak

sulit melakukan aktivitasnya, Klien tampak dibantu oleh keluarga dalam

memenuhi aktifitasnya.

Berdasarkan data diatas kesenjangan yang terjadi antara teori dan kasus

yaitu :

Data yang ditemukan di teori tetapi tidak ditemukan dikasus antara lain:

a. Demam, hal ini ditemukan pada teori namun tidak dipemukan pada kasus

karena klien tidak memiliki keluhan atau tanda-tanda demam

Sedangkan data yang ditemukan pada kasus namun tidak ditemukan

pada teori adalah :

a. Ekspresi meringis, hal ini terjadi karena klien merasakan nyeri

tumpul pada bagian yang telah di oprasi

b. Konjungtiva anemis, hal ini ditemukan pada kasus dikarenakan pola

tidur klien tidak teratur akibat dari rasa nyeri yang dirasakan klien.

Page 80: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Nn …

66

c. Keterbatasan aktivitas hal ini terjadi dikarenakan luka oprasinya

2. Diagnosa Keperawatan

Berdasarkan teori didapatkan bahwa diagnosa yang lazim terjadi pada

pasien Post Op Apendisitis adalah:

a. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas

b. Hipertermia b.d respon sistemik dari inflamasi gastrointestinal

c. Nyeri akut b.d inflamasi dan infeksi

d. Kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan aktif, mekanisme

kerjaperistaltic usus menurun

e. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d factor

biologis, ketidakmampuan untuk mencerna makanan

f. Kerusakan integritas jariangan

g. Gangguan rasa nyaman

h. Resiko ketidakefektifan perfusi gastrointestinal b.d proses infeksi

penurunan sirkulasi darah ke gastrointestinal, hemoragi

gastrointestinal akut.

i. Resiko infeksi b.d tidak adekuatnya pertahanan tubuh

j. Ansietas b.d proknosis penyakit rencana pembedahan

Sedangkan dalam kasus, diagnosa keperawatan yang dapat

ditegakkan ada 3 diagnosa keperawatan pada klien Nn. A yaitu:

a. Nyeri akut b.d inflamasi dan infeksi

b. Gangguan pola tidur b.d nyeri

c. Intoleransi aktifitas b.d nyeri akibat luka insisi

Page 81: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Nn …

67

3. Intervensi Keperawatan

Tindakan yang dilakukan menurut kasus Pada tahap perencanaan, , yaitu:

a. Nyeri akut b.d inflamasi dan infeksi

1) Lakukan penkajian nyeri secara komperen sif yang meliputi lokasi

, karasteristik,du rasi frekuensi

2) Ajarkan teknik non farmakologi

3) Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui

pengalaman nyeri pasien

4) Berikan informasi mengenai nyeri seperti penyebeb nyeri, berapa

lama,nyeri yang akan di rasakan

b. Gangguan pola tidur b.d nyeri

1) Lakukan pengkajian tentang masalah gangguan tidur klien

2) Anjurkan makan yang cukup satu jam sebelum tidur

3) Ajarkan keluarga menciptakan keadaan tempat tidur yang nyaman

bagi klien

4) Ajarkan tekhnik relaksasi

c. Intoleransi aktifitas b.d nyeri akibat luka insisi

1) Lakukan pemeriksaan TTV

2) Monitor frekuensi nadi dan pernafasan sebelum dan sesudah

aktivitas

3) Anjurkan keluarga membantu klien dalam melakukan aktivitasnya

4) Anjurkan klien menggunakan kursi roda

Sedangkan tindakan menurut teori terdapat beberapa tindakan yang tidak

dilakukan pada kasus

4. Implementasi

Implementasi dilakukan sesuai dengan intervensi yang telah ditetapkan

pada rencana keperawatan berdasarkan masalah keperawatan yang diperoleh

dalam kasus dan mencantumkan waktu pelaksanaan, implementasi sesuai

dengan respon dan kondisi klien namun tdak diperoleh pada teori.

Page 82: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Nn …

68

5. Evaluasi

Evaluasi keperawatan dalam kasus yang ditemukan mengacu pada kriteria

tujuan, evaluasi masalah keperawatan dengan melihat perkembangan kondisi

dan respon klien, ada 3 diagnosa yang telah ditemukan pada klien Nn.”A”

dengan diagnosa post op apendisitis dengan masalah keperawatan nyer yaitu:

pertama Nyeri akut b.d inflamasi dan infeksi telah teratasi pada tanggal 03

April 2019, kedua Gangguan pola tidur b.d nyeri teratasi pada tanggal 02

April 2019, dan yang ketiga Intoleransi aktifitas b.d nyeri akibat luka insisi

teratasi pada tanggal 03 April 2019

Page 83: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Nn …

69

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Dalam menerapkan proses keperawatan khususnya pengkajian,

analisa data dan perumusan diagnosa pada klien dengan Post Op

Apendisitis diperlukan kecermatan dan ketelitian serta diperlukan

pendekatan interpersonal terhadap klien dan keluarga agar dapat

diperoleh hasil pengkajian dan penetapan diagnosa yang akurat

berdasarkan keadaan pasien.

2. Dalam perencanaan perawatan pada klien Post Op Apendisitis

berorientasi pada kebutuhan bio-psiko-sosial-spiritual berdasarkan

data pengkajian sehingga tindakan menjadi lebih efisien dan efektif

yang tidak selamanya harus mengikuti semua perencanaan

berdasarkan teori merujuk pada kebutuhan pasien.

3. Dalam melaksanakan tindakan keperawatan pada klien Post Op

Apendisitis perlu dilakukan asuhan keperawatan yang sistematis

untuk memperoleh kesembuhan yang optimal.

4. Dalam melaksanakan evaluasi keperawatan pada klien Post Op

Apendisitis diperlukan kecermatan dan ketelitian sehingga dapat

diketahui hasil dari asuhan keperawatan yang telah dilakukan.

5. Dalam melaksanakan asuhan keperawatan, perlu dilakukan

pendokumentasian sebagai salah satu bukti dan pertanggung

gugatan perawat terhadap asuhan keperawatan yang telah

dilakukan.

Page 84: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Nn …

70

6. Setelah dilakukan evaluasi keperawatan diidentifikasi adanya

kesenjangan antara teori dengan kasus pada klien dengan gangguan

sistem pencernaan Post Op Apendisitis.

B. Saran

1. Agar mendapatkan hasil yang optimal dalam pengkajian dan

penetapan diagnosa, maka terlebih dahulu harus dilakukan

pendekatan interpersonal terhadap klien hingga terbina hubungan

saling percaya antara klien – perawat dengan tetap menerapkan

etika keperawatan.

2. Perlunya peningkatan kerjasama khususnya dengan perawat di Rs

Bhayangkara Makassar yang terkait dalam penyusunan rencana

tindakan agar dapat disesuaikan dengan kondisi klien.

3. Untuk mencapai tujuan dalam pelaksanaan tindakan asuhan

keperawatan pada klien Post Op Apendisistis diharapkan kepada

seluruh tim kesehatan yang menangani klien agar senantiasa

bekerja secara sistematis untuk memperoleh kesembuhan yang

optimal.

4. Agar tujuan yang telah ditemukan dapat tercapai dan dievaluasi

dengan cermat maka diharapkan kerjasama dari klien dan keluarga

untuk senantiasa memberikan informasi yang akurat mengenai

evaluasi yang dilakukan selain dari hasil observasi.

5. Pendokumentasian yang dituliskan harus relevan dengan asuhan

keperawatan yang dilakukan agar dapat menjadi bukti yang akurat

untuk pertanggung jawaban dan pertanggung gugatan.

Page 85: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Nn …

71

6. Dalam pelaksanaan studi kasus harus mengacu pada teori dan

disesuaikan dengan kondisi klien sehingga dapat diketahui

ksenjangan antara kasus dengan teori.

Page 86: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Nn …

DAFTAR PUSTAKA

Andra & Yessie, 2013, KMB 1 Keperawatan Medikal Bedah KEPERAWAN

DEWASA TEORI DAN CONTOH ASKEP, Yogyakarta, Nuha Medika

Dr. H. Masriadi, SKM, S.Pd.I, S.Kg, M.Kes, MH, 2016, Epidemiologi Penyakit Tidak

Menular, Jakarta, Trans Info Media

DS. Arifin, 2014, Update 2016, Dilihat 1 januari 2019.

Repository.ump.ac.id/2334/3/DITA%20SYAEFUL%20ARIFIN%20BAB%2

0ll,pdf

Gloria M. Bulechek, dkk, 2016, Nursing Interventions Classification, Edisi Keenam,

Singapore, Elsevier Inc

Nurarif & kusuma ,2015 Apalikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa

Medis,NANDA NIC – NOC Edisi revisi jilid 2, jogjakarta, Mediaction

Nian Afrian Nuari, S.Kep, Ns, M.Kep, 2015, Buku Ajar Asuhan Keperawatan Pada

Gangguan Sistem Gastrointestinal, Yogyakarta, TIM

Ns. Eni Kusyati, S.Kep, M.Si. Med, CWCS, dkk, 2016, Keterampilan & Prosedur

Laboratorium Keperawatan Dasar Edesi 2, Jakarta, EGC

Riyandi & Aryasa, 2017, Update pada 1 maret 2017, Dilihat 3 juli 2019,

http://simdos.unud.ac.id/upload/file_peneliti_1_dir/0a3e5b2c21e3b90b485f88

2c78755367.pdf

R.Rahmatusubhan, 2016, Update 1 januari 2016, Dilihat 1 januar 2019.

http://scholar.unand.ac.id/3911/2/8%20BAB%201%20rencana%20baru.pdf

Sue Moorhead, dkk, 2016, Nursing Outcomes Classification (NOC), Edisi Kelima,

Singapore, Elsevier Inc

Page 87: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Nn …

Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017, Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia

Definisi dan Indikator Diagnostik, Jakarta Selatan, Dewan Pengurus Pusat

PPNI

Wahit Iqbal Mubarak, dkk, 2015, Buku Ajar Ilmu Keperawatan Dasar, Buku 2,

Jakarta Selatan Salemba Medika

Wahit Iqbal Mubarak, dkk, 2015, Standar Asuhan Keperawatan dan Prosedur Tetap

Dalam Praktik Keperawatan, Konsep dan Aplikasi Dalam Praktik Klinik,

Jakarta Selatan, Salemba Medika

Wilkingon M.judith & Nancy Ahern,2014 Buku saku Diagnosa keperawatan

NANDA intervensi Nic kriteria hasil NOC Edisi 9 , Jakarta, EGC

Page 88: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Nn …

Lampiran 1

INFORMED CONSENT

Setelah mendapa tpenjelasan dari peneliti, maka saya berserdia untuk berpartisipasi sebagai

Responden Penelitian yang berjudul “ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

APENDISITIS DENGAN MASALAH KEPERAWATAN NYERI” yang akan dilakukan oleh

mahasiswa DIII Keperawatan AkperMappa Oudang Makassar.

Nama : Yuntia. R

Nim : 1610062

Alamat : Jl. Baji Gau II

Saya mengerti bahwa penelitian ini tidak akan berdampak negative bagi saya dan segala

informasi yang saya berikan dijamin kerahasiannya.

Saya memahami bahwa hasil penelitian ini akan menjadi bahan masukan untuk meningkatkan

Pelayanan Kesehatan secara Intensif dan meningkatkan Intervensi Keperawatan pada pasien.

“ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN APENDISITIS DENGAN MASALAH

KEPERAWATAN NYERI”, karena itu jawaban yang saya berikan adalah yang sebenarnya.

Berdasarkan semua penjelasan di atas maka dengan ini saya menyatakan secara sukarela bersedia

menjadi Responden dan berpartisipasi aktif dalam penelitian ini.

Makassar, 01 Maret 2019

( Responden )

Page 89: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Nn …

LAMPIRAN 2

Lembar Pengkajian Keperawatan Medikal Bedah

A. Pengkajian

1. Identitas pasien

Nama :

MR :

Masuk ke RS :

Tanggal lahir :

Umur :

Jenis kelamin :

Agama :

Alamat :

2. Penanggung jawab

Nama :

Usia :

Jenis kelamin :

Pekerjaan :

Hub dengan pasien :

B. Keluhan Utama

1. Alasan kunjungan/ keluhan utama

2. Faktor pencetus

3. Lamanya keluhan

4. Timbulnya keluhan

5. Faktor yang memperberat

6. Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya

Page 90: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Nn …

7. Diagnosa medik

a. ................................................................... Tanggal

b. ................................................................... Tanggal

c. ................................................................... Tanggal

C. Riwayat Kesehatan

1. Riwayat kesehatan sekarang :

2. Riwayat kesehatan lalu :

3. Riwayat kesehatan keluarga :

Genogram 3 generasi

D. Riwayat Psikososial

1. Pola konsep diri :

2. Pola kognitif :

3. Pola koping :

4. Pola interaksi :

E. Riwayat Spritual

1. Keadaan pasien beribadah :

2. Dukungan keluarga pasien :

3. Ritual yang biasa dijalankan pasien :

F. Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan umum

a. Tanda-tanda distrus :

b. Penampilan dihubungkan dengan usia :

c. Ekspresi wajah................................... Bicara............................................

Mood..........................................

d. Tinggi badan...................................... Berat badan.................................... Gaya

berjalan..............................

Page 91: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Nn …

2. Tanda-tanda vital

Suhu........................................................ Nadi...............................................

Pernafasan.....................................

Tekanan darah.........................................

3. Sistem pernafasan

a. Hidung (simetris)..................... Pernafasan cuping hidung.......................

Secret........................... Polip.......................... Epistaksis..........................

b. Leher : Pembesaran kelenjar............................... Tumor...........................

c. Dada : Bentuk dada....................................... Perbandingan ukuran anterior

dengan tranversal................................ gerakan dada (kiri-kanan apakah terdapat

retraksi)....................... otot bantu pernafasan................. Suara

nafas........................................ vocal premitus................................

ronchi............................ wheezing........................ stridor, rales, clubbing

finger......................................

4. Sistem kardiovaskuler

a. Conjungtiva (anemia/tidak), bibir (pucat/cyanosis), arteri caritia (kuat/lemah),

tekanan vena jugularis (meninggi/tidak)

b. Ukuran jantung (normal-membesar)................ letus cordis/ Apes............

c. Suara jantung : S1.......................... S2........................ bising....................

aorta.......................... mur-mur.......................... gallop.............................

5. Sistem pencernaan

a. Sklera (ikterus/tidak), bibir (lembab, kering, pecah-pecah), labio

skisis......................

b. Mulut : stomatitis.................................. palato skizis................................ jumlah

gigi........................................... kemampuan menelan (baik/sulit)

c. Gaster : kembung............................... nyeri................................. gerakan

peristaltik.....................................

d. Abdomen : hati (teraba/tidak)............................. line................................

ginjal................................. faces......................................

Page 92: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Nn …

e. Anus (lecet/tidak), haemorroid.....................................

6. Sistem indra

a. Mata

1) Kelopak mata..................... bulu mata..................... alis.......................

2) Visus (gunakan Sneller Chard)..............................

3) Lapang-pandang.....................................................

b. Hidung

1) Penciuman............. perih di hidung............ trauma mimisan...............

2) Sekret yang menghalangi penciuman...............................

c. Telinga

Keadaan daun teling....................... kanal uaditorius bersih......................

serumen............. fungsi pendengaran............. membran tympani.............

7. Sistem saraf

a. Fungsi celebral

1) Status mental orientasi.............................. daya ingat...........................

perhatian dan perhitungan........................... bahasa..............................

2) Kesadaran (eyes..................motorik.....................verbal.....................)

3) Bicara (ekspresi dan resiptive)

b. Fungsi cranial

Nervus I : ...............................

Nervus II :Visus....................... lapang pandang......................

Nervus III,IV,VI :Gerak bola mata............... pupil isokhor/ anisokhor

Nervus V :Sensorik.......................... motorik............................

Nervus VII :Sensorik............ otonom.............. motorik...............

Nervus VIII :Pendengaran............ otonom.......... motorik............

Nervus IX : .............................

Page 93: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Nn …

Nervus X :Gerakan uvula........... rangsangan muntah/menelan

Nervus XI :Stemocledomatoideus.............. tonus

otot...............kekuatan otot

Nervus XII :Gerakan lidah..............................

c. Fungsi motorik : massa otot.................... tonus otot.................. kekuatan

otot..............

d. Fungsi sensorik suhu....................nyeri....................... getaran.................

posisi............................................ diskriminasi.........................................

e. Fungsi cerebellans : kordinasi..................... keseimbangan......................

f. Refleks :

g. Iritasi meningan :

8. Sistem muskuloskeletal

a. Kepala : bentuk kepala.................................. gerakan...............................

b. Vertebrae : scoleosia.................... lerdosis.................. kiposia..................

gerakan................... POM................................. fungsi gerak....................

c. Pelvis : gaya jalan..................................... gerakan...................................

POM............................ trandelberg test........................... ortolani/barlow

d. Lutut : bengkak....................... kaku.......................... gerakan.................. MC

murray test..................... ballotement test

e. Kaki : bengkak................ gerakan............... kemampuan berjalan............

9. Sistem integumen

a. Rambut : warna........................... mudah dicabut.............

b. Kulit : warna..................... temperatur.................... kelembaban.............. bulu

kulit............... erupsi................ tahi lalat................. ruam.................

c. Kuku : warna................. permukaan kuku................ mudah patah...........

kebersihan..................

10. Sistem endokrin

a. Kelenjar thypoid........................

Page 94: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Nn …

b. Ekskresi urine berlebihan................. polydipsi................ poly phagi

c. Suhu tubuh yang tidak seimbang................. keringat berlebihan..............

d. Riwayat bekas air seni dikelilingi semut.............................

11. Sistem perkemihan

a. Odema palpebra.............. moon face................... odema anasarka...........

b. Keadaan kandung kemih.....................................

c. Nocturia...................... dysuria..................... kencing batu........................

d. Penyakit hubungan seksual

12. Sistem reproduksi

a. Wanita

1) Payudara : puting................. areola mammae................ simetris.........

2) Labia mayora dan minora bersih............. secret............... bau.............

b. Laki-laki

1) Keadaan gland penis : urethra..................... kebersihan.......................

2) Testis : sudah turun/belum

3) Pertumbuhan rambut : kumis.............. janggut............ ketiak..............

4) Pertumbuhan jakun............................. perubahan suara.......................

13. Sistem imun

a. Alergi : (cuaca debu, bulu binatang, zat kimia)..........................

b. Penyakit yang berhubungan dengan perubahan cuaca : flu.......................

ulticaria......................... lain-lain.....................................

G. Aktivitas Sehari-hari

1. Nutrisi

a. Selera makan : ..........................................................................................

Page 95: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Nn …

b. Menu makan dalam 24 jam : ....................................................................

c. Frekuensi makan dalam 24 jam : .............................................................

d. Makanan yang disukai dan makanan pantang : ........................................

e. Pembatasan pola makan : .........................................................................

f. Cara makan (bersama keluarga/ alat makan yang digunakan)..................

2. Cairan

a. Jenis minuman yang dikomsumsi 24 jam : ...............................................

b. Frekuensi minuman : ................................................................................

c. Kebutuhan cairan dalam 24 jam : .............................................................

3. Eliminasi BAB dan BAK

a. Tempat pembuangan :

b. Frekuensi : ...................................../ hari.............................. teratur/tidak

c. Knsistensi : keras.................................. lembek................................. cair

4. Olahraga

Program olahraga : ........................................................................................

Page 96: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Nn …

Lampiran 3

LEMBAR OBSERVASI PENGKAJIAN

NYERI

Nama Pasien :

Usia :

Jenis Kelamin :

Suku Bangsa :

Pendidikan :

O (Onset) :

Kapan nyeri muncul?

Berapa lama nyeri?

Berapa sering nyeri muncul?

P (Proviking) :

Apa yang menyebabkan nyeri?

Apa yang membuatnya berkurang?

Apa yang membuat nyeri bertambah parah?

Q (Quality) :

Bagaimana rasa nyeri yang dirasakan?

Bisakah di gambarkan?

R (Region) :

Dimanakah lokasinya?

Apakah menyebar?

S (Severity) : Berapa skala nyerinya? (dari 0-10)

Page 97: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Nn …

Intensitas nyeri dikategorikan sebagai berikut :

0 = Tidak ada nyeri

1-3 = Nyeri ringan

4-6 = Nyeri sedang

7-10 = Nyeri berat

T (Treatment) : Pengobatan atau terapi apa yang digunakan?

U (Understanding) : Apa yang anda percayai tentang penyebab nyeri ini?

Apakah anda pernah merasakan nyeri sebelumnya?

Jika iya apa masalahnya?

V (Values) : Apa tujuan dan harapan untuk nyeri yang anda derita?

Page 98: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Nn …

SATUAN ACARA PENYULUHAN

(SAP)

OLEH :

NAMA : YUNITA. R

NIM : 1610062

DEPARTEMEN : BEDAH

AKADEMI KEPERAWATAN MAPPA OUDANG MAKASSAR

TAHUN AJARAN 2018/2019

Page 99: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Nn …

Lampiran

Satuan Acara Penyuluhan (SAP)

Masalah : Apendisitis

Pokok bahasan : Apendisitis

Sub pokok Bahasan :Pengertian, penyebab, gejala, pencegahan dan

penatalaksanaan Apendisitis

Sasaran : Nn.”A” 24 tahun

Penyuluh : Yunita. R

Hari/ tanggal : Rabu/03 April 2019

Waktu : ± 20 Menit

Tempat : Rumah Sakit Bhayangkara Makassar/ Ruang

A. Tujuan

1. Tujuan Instruksi Umum (TIU)

Setelah diberikan penyuluhan kesehatan selama 5-15 menit

keluarga klien mampu memahami dan menjelaskan tentang Apendisitis

2. Tujuan Instruksi Khusus (TIK)

Setelah diberikan penyuluhan kesehatan tentang Apendisitis

diharapkan keluarga klien dapat:

a. Menyebutkan kembali pengertian Apendisitis

b. Menyebutkan kembali penyebab Apendisitis

Page 100: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Nn …

c. Menyebutkan kembali tanda-tanda Apendisitis

d. Menyebutkan kembali penatalaksanaan Apendisitis

B. Materi (Penjelasan Terlampir)

1. Pengertian Apendisitis

2. Penyebab Apendisitis

3. Tanda dan gejala Apendisitis

4. Pencegahan Apendisitis

5. Penatalaksanaan Apendisitis

C. Media

1. Clipcard

2. Leaflet

D. Metode

1. Ceramah

2. Tanya Jawab

E. Kegiatan

TAHAP

KEGIATAN

KEGIATAN PELAKSANA KEGIATAN

KLIEN

WAKTU

Pendahuluan

1 Memberikan Salam

2 Memperkenalkan diri

3 Menyampaikan maksud dan

tujuan

4 Menyampaikan waktu kontrak

waktu yang akan digunakan dan

mendiskusikannya

1 Menjawab

2 Menyimak

3 Menyimak

4 Menyimak

3 Menit

Page 101: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Nn …

Inti

a Memberikan penjelasan

tentang penyakit Apendisitis

yaitu sbb:

b Pengertian Apendisitis

c Penyebab Apendisitis

d Tanda dan gejala Hepatitis

e Pencegahan Apendisitis

f Penatalaksanaan Apendisitis

g Memberikan kesempatan

pada keluarga pasien untuk

bertanya

h Menjawab pertanyaan

keluarga pasien dengan

tepat dan mudah di

mengerti.

i Menanyakan tentang materi

Apendisitis pada keluarga

pasien .

1 Memperhatik

an dan

mendengan

secara

seksama.

2 Mengajukan

pertanyaan.

3 Memperhatik

an

4 Menjawab

pertanyaan

10 Menit

Penutup

1 Menyimpulkan hasil

penyuluhan

2 Harapan penyuluh

1 Memperhatikan

2 Memperhatikan

2 Menit

F. Evaluasi

Setelah dilakukan penyuluhan, pasien dan keluarga pasien mampu

menjawab pertanyaan berikut :

1. Sebutkan kembali pengertian Apendisitis

2. Sebutkan kembali penyebab Apendisitis

3. Sebutkan kembali tanda-tanda Apendisitis

4. Pencegahan Apendisitis

5. Sebutkan kembali penatalaksanaan Apendisitis

Page 102: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Nn …
Page 103: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Nn …

pep

OLEH :

Yunita. R

1610062

III.B

AKPER MAPPA OUDANG MAKASSAR

2019

DEFINISI

Usus buntu adalah saluran usus yang

terjadinya pembusukan dan menonjol dari bagian

awal usus besar atau sekum. Penyakit usus buntu

timbul ketika usus buntu tersumbat benda keras di

dalam tinja atau bengkaknya cabang kelenjar

getah bening pada usus yang dapat terjadi oleh

karena berbagai macam infeksi.

ETIOLOGI

1. Penyunbatan : sel kanker, feses, bahkan benda

asing

2. Faktor genetik

3. Infeksi virus

4. Makanan rendah serat : makanan cepat saji

PENCEGAHAN

1. Konsumsi Makanan Yang Berserat

2. Jangan Tunda Buang Air Besar

3. Batasi Asupan Kafein Dan Alkohol

4. Banyak Mengonsomsi Air Putih

Page 104: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Nn …

PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Pemeriksaan fisik

2. Tes darah

3. Tes urine

4. CT scan

5. Foto rontgen

MANIFESTASI KLINIS

1) Mual, muntah, dan nyeri yang hebat di perut

kanan bagian bawah

2) Nyeri bisa secara mendadak dimulai diperut

sebelah atas atau di sekitar pusar, lalu timbul

mual dan muntah

3) Setelah beberapa jam, rasa mual hilang dan

dan nyeri berpindah ke perut kanan bagian

bawah

4) Jika dokter menekan daerah ini, penderita

merasakan nyeri tumpul dan jika penekanan

ini dilepaskan, nyeri bisa bertambah tajam.

5) Demam bisa mencapai 37,8 – 38,8˚C

6) Pada bayi dan anak-anak, nyerinya bersifat

menyeluruh, disemua bagian perut. Pada

orang tua dan wanita hamil, nyerinya tidak

terlalu berat dan di daerah ini nyeri

tumpulnya tidak terlalu terasa.

7) Bila usus buntu pecah, nyeri dan demam bisa

menjadi berat.

PENATALAKSANAAN

1. Operasi/apendektomi

Tatalaksana Apendisitis pada kebanyakan

kasus adalah apendektomi. Keterlambatan

dalam tatalaksana dapat meningkatkan

kejadian perforasi. Teknik laparoskopik,

apendektomi laparoskopik sudah terbukti

menghasilkan nyeri pasca bedah yang lebih

sedikit, pemulihan yang lebih cepat dan angka

kejadian infeksi luka yang lebih rendah. Akan

terapi terhadap peningkatan kejadian abses

intra abdomen dan pemanjangan waktu

operasi. Laporoskopi itu dikerjakan untuk

diagnosa dan terapi pada pasien dengan akut

abdomen, terutama pada wanita.

2. Pemberian antibiotik

Page 105: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Nn …