kampung almunawar annisa 2
TRANSCRIPT
2013 Kampung Arab Almunawar
Mabruk yamunawwar
[KAMPUNG ALMUNAWAR]
Dan saya Pun selaku Keturunan dari Alhabib
Abdurrahman Almunawar saya berharap semoga
Karya tulis Ini dapat bermanfaat bagi anda yang
membaca. NB :Annisa Almunawar Binti Ali Zen
Bin Abubakar Bin Agil Bin Ali Bin
Abdurrahman Almunawar.
Penyusun
ANNISA UMARI
(2010.26.0010)
Dosen :
ANTATA SASTIKA, ST
[KAMPUNG ALMUNAWAR] 2013
Arsitektur Daerah 2
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatu, Puji syukur wajiblah kita
panjatkan kehadirat Allah yang Maha Esa, Karena atas rahmat-Nya akhirnya Kami
dapat menyelesaikan makala ini tentang “Analisa Rumah Tinggi di Kampung Arab Al-
munawar”. Sholawat beiring salam tak lupa kami sampaikan kepada Nabi Besar
Muhammad SAW, para keluarga, sahabat, tabiin, dan para pengikutnya yang istiqomah
hingga yaumul akhir.
Tak lupa pada kesempatan kali ini kami ucapkan terima kasih kepada Bapak
Anta Sastika, ST sebagai Dosen Pengasuh yang telah memberi kami kesempatan dan
bimbingan dalam pembuatan Makala ini yang merupakan tugas mata kuliah Arsitektur
Daerah. Tak lupa pula kami ucapkan terimah kasih kepada rekan-rekan dan pihak-pihak
terikat lainnya yang telah banyak membantu dan berpartisipasi dalam penyelesaian
makala ini.
Kami menyadari bahwa didalam makala ini terdapat kekurangan, karena itu
kritik dan saran yang bersifat membangun, kami sambut dengan hati terbuka.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih. Wassalamu’alaikum Warohmatullahi
Wabarokatu.
Palembang, 24 Juni 2013
Penyusun
[KAMPUNG ALMUNAWAR] 2013
Arsitektur Daerah 3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Perkampungan Arab “Kampung Al-Munawar” ini berada di kelurahan tiga belas
Ulu, Kecamatan seberang Ulu dua Palembang. Secara geografis, perkampungan arab ini
terletak di tepi sebelah selatan sungai Musi, sebelah timur sungai ketemenggungan,
serta di sebelah barat sungai kang-kang. suku-suku yang mendiami kampung ini
sebagian besar adalah suku Al-munawar, yang juga merupakan nama lorong masuk
utama perkampungan ini. selain suku Al-Munawar, terdapat juga beberapa suku
lainnya, seperti suku Al-Habsyi, Al-Hadad, Al-Kaff, Baraqbah, Bahsin, Assegaf, dan
masih banyak lagi suku-suku di perkampungan tersebut.
Rumah-rumah yang berada di lorong Al-munawar merupakan bangunan rumah
dengan gaya arsitektur yang khas pada zamannya, yaitu rumah limas, rumah panggung,
indies, dan gabungan antara rumah panggung dan indies. Bentuk rumah yang ada di
perkampungan ini hampir semuanya berbentuk rumah panggung. sebagai bahan
konstruksi, sebagian rumah menggunakan bahan kayu unglen, dan sebagian lagi
menggunakan batu.
Hubungan nusantara dengan timur tengah melibatkan sejarah yang panjang,
karena telah terjadi sejak sebelum agama islam masuk ke wilayah ini. beberapa negara
yang melakukan hubungan perdagangan di nusantara yaitu Arab, Persia, India, dan
Cina. kapal-kapal Arab yang melakukan perdagangan ke Cina, ternyata juga
menyinggahi pelabuhan-pelabuhan yang ada di nusantara, termasuk palembang. letak
posisi geografis palembang diantara jalur pelayaran Arab, Persia, India menuju Cina,
dan sebaliknya. hal ini menjadikan Palembang sebagai daerah yang amat strategis.
selain itu juga, banyaknya komoditi dagang yang ada di bandar-bandar sungai Musi dan
anak-anak sungainya, turut mendukung kelancaran arus barang, dari daerah pedalaman,
ke daerah pesisir.
Berita mengenai kehadiran muslim Timur Tengah, yang kebanyakan Arab dan
Persia di nusantara pada masa itu, pertama kali disampaikan oleh pengembara tekenal
China, yang bernama I-tsing. berita mengenai kehadiran muslim ini didapatnya ketika ia
menumpang kapal Arab dan Persia dari kanton, pada tahun lima puluh satu hijriyah,
atau tepatnya enam ratus tujuh puluh satu masehi. dalam pelayarannya, I-tsing berlabuh
di pelabuhan muara sungai Bhoga, atau Sribhoga, yang sekarang bernama sungai Musi,
yang menurut indentifikasi para pakar sejarah dan arkeologi, merupakan kota
Palembang, yang pada saat itu menjadi pusat ibukota kerajaan Sriwijaya.
[KAMPUNG ALMUNAWAR] 2013
Arsitektur Daerah 4
Orang Arab pada masa kesultanan Palembang memiliki peranan yang cukup
penting. pada saat itu, mereka berperan sebagai pedagang perantara, sebagaimana
halnya orang China yang mengurus barang-barang yang keluar – masuk, untuk
kepentingan ekonomi kerajaan. bahkan orang Arab, menurut Sevenhoven, menguasai
perdagangan kain linen, dan kepemilikan kapal angkutan. Yang menarik dari rumah-
rumah kuno tersebut adalah adanya berbagai istilah rumah, sebagai identitas dan
pembeda antara satu rumah dengan rumah lainnya, diantara adalah rumah darat, rumah
batu, rumah tinggi, rumah kembar darat, rumah kembar laut, dan rumah tengah.
Penamaan rumah-rumah tersebut didasarkan pada keletakkannya terhadap sungai Musi,
dan bahan yang digunakan untuk pembangunannya.
Contohnya,
Rumah Darat, dinamakan rumah darat, karena terletak jauh dari tepian sungai musi,
dan terletak tepat di depan rumah tinggi. Rumah darat merupakan bangunan rumah
limas, dimana didalamnya terdapat perbedaan tinggi lantai, atau biasa disebut kekijing.
Bentuk arsitektur rumah ini adalah limas, dan mempunyai garang pada awal
pendiriannya. namun seiring dengan perkembangan jumlah penghuni, maka garang
tersebut kemudian dihilangkan, dan bagian ini dipisah, sehingga membentuk rumah lain
yang mandiri. pemisahan ini terjadi sekitar awal abad ke dua puluh. Di bagian tengah
ruangan, terdapat ruang penghawaan, yang berguna bagi penghawaan. ruang ini juga
digunakan untuk bersantai, dan melakukan aktifitas lainnya.
Rumah ini berdenah huruf ‘I’ dan memiliki ruang terbuka di bagian tengah, yang
memisahkan bagian depan dengan bagian belakang. Di bagian depan rumah darat
terdapat ruangan-ruangan yang berfungsi sebagai teras tertutup, ruang tamu, ruang
keluarga dan ruang tidur, sedangkan di bagian belakang terdapat ruangan-ruangan yang
berfungsi sebagai dapur dan ruang makan. Di antara bagian depan dengan bagian
belakang dipisahkan oleh teras belakang dan ruang terbuka (courtyard). Teras belakang
di rumah ini berupa teras terbuka.
[KAMPUNG ALMUNAWAR] 2013
Arsitektur Daerah 5
Bagian-bagian di rumah darat dibuat bertingkat-tingkat. Ruang tamu dan ruang
keluarga terletak lebih tinggi dibanding teras depan maupun teras belakang. Sedangkan
dapur dan ruang makan yang berada di bagian belakang, diletakkan di tingkat paling
rendah.
Secara umum rumah darat seolah-olah terdiri dari dua bangunan yang dipisahkan oleh
ruang terbuka. Bagian depan dan belakang rumah darat memiliki atap yang berbeda.
Bentuk atap bagian depan berupa atap limas, sedangkan atap bagian belakang berupa
hipped-roof.
Rumah Tinggi merupakan rumah yang didirikan pada tahun seribu delapan ratus
tujuh puluh lima masehi, oleh al habib abdurrahman. rumah ini berarsitektur rumah
limas, dan berbentuk rumah panggung, namun, ketinggian tiangnya lebih tinggi dari
rumah- rumah limas lainnya yang ada di sekitarnya pada saat itu. oleh karena itu, rumah
ini secara turun temurun disebut dengan rumah tinggi. Konstruksi bangunannya
menggunakan konstruksi kayu, yaitu bangunan yang konstruksi utamanya adalah rangka
yang menyangga bagian atap yang bahannya dari kayu. Yang membedakan rumah darat
dengan rumah tinggi adalah bentuk dan keletakan tangga naiknya. rumah darat
tangganya terletak di kanan dan kiri rumah, dan seluruhnya terbuat dari kayu, jadi
merupakan bentuk asli rumah limas Palembang. sementara tangga naik rumah darat
diletakkan di bagian tengah dan terbuat dari batu.
Rumah panggung di Kampung Almunawar disebut oleh masyarakat setempat
dengan ‘rumah tinggi’. Rumah tinggi didirikan di atas tiang kayu. Saat ini di antara
tiang-tiang rumah tersebut diberi dinding-dinding kayu sehingga menjadi ruangan-
ruangan.
Rumah ini berdenah persegi. dan memiliki ruang terbuka di bagian belakangnya.
Secara umum rumah tinggi terbagi menjadi tiga bagian yaitu bagian depan, tengah dan
belakang. Bagian depan berupa teras terbuka, bagian tengah terdiri dari ruang tamu,
ruang keluarga dan ruang tidur, sedangkan bagian belakang terdiri dari teras terbuka,
ruang makan dan dapur serta ruang terbuka (courtyard). Bagian-bagian di rumah tinggi
dibuat sejajar sehingga tidak ada perbedaan tingkat yang memisahkan bagian-bagian
rumah. Atap rumah tinggi berupa atap limas.
[KAMPUNG ALMUNAWAR] 2013
Arsitektur Daerah 6
Sebagian rumah tua di kampung ini, bahkan telah menggunakan batu marmer
sebagai lantai. bahkan, marmer ini tidak hanya dipasang di lantai rumah berukuran
sekitar dua puluh kali tiga puluh meter ini saja. marmer – marmer ini, konon
didatangkan khusus dari Italia, berbentuk bujur sangkar lima puluh kali lima puluh
centimeter, dan dipasang hingga ke teras.
Rumah batu mendapat julukan seperti ini, karena bangunannya menggunakan
kontruksi batu. rumah ini kemungkinan merupakan rumah pertama di palembang yang
didirikan dengan menggunakan pondasi batu, dan tidak berbentuk panggung. lebih dari
itu, rumah ini mencirikan arsitektur indies yang kental. penggunaan lantai marmer,
ubin-ubin bermotif flora, ukuran jendela dan pintu yang besar, dan berbentuk masif,
merupakan ciri utamanya. begitupun dengan bentuk atap rumahnya. kontruksi
bangunannya merupakan kontruksi susunan batu, ialah bangunan yang mempunyai
kontruksi utama dinding penahan beban yang menahan bagian atap atau kepalanya,
yang disusun diatas suatu pondasi dengan bahan yang sama, yakni batu alam.
Diantara Rumah Kembar Darat dan rumah tinggi, terdapat rumah tengah. rumah tengah
sebenarnya merupakan rumah tingkat Arab, karena rumah ini disusun bertingkat dan
bentuk arsitektur rumah ini merupakan perpaduan antara rumah limas dan indies, dan
dibangn dengan menggunakan kontruksi campuran antara kayu dan batu.
Rumah batu adalah rumah Indies berlantai satu yang didirikan di atas pondasi yang
ditinggikan. Rumah ini berdenah persegi dan memiliki ruang terbuka di bagian tengah,
yang memisahkan bagian depan dengan bagian belakang. Di bagian depan rumah darat
terdapat ruangan-ruangan yang berfungsi sebagai teras tertutup, ruang tamu, ruang
keluarga dan ruang tidur, sedangkan di bagian belakang terdapat ruangan-ruangan yang
berfungsi sebagai dapur dan ruang makan. Di antara bagian depan dengan bagian
belakang dipisahkan oleh ruang terbuka (courtyard).
[KAMPUNG ALMUNAWAR] 2013
Arsitektur Daerah 7
Rumah kembar darat terdiri dari dua buah rumah yang berdiri saling berhadapan, dan
dipisahkan oleh sebuah halaman di bagian depannya. gaya arsitekturnya adalah indies.
Rumah kembar darat merupakan dua buah rumah yang memiliki bentuk yang sama.
Kedua bangunan berlantai dua tersebut didirikan berhadapan. Sama seperti rumah kaca,
lantai satu rumah kembar darat berdinding bata sedangkan lantai duanya berdinding
kayu.
Rumah kembar darat berdenah huruf ‘U’ dan memiliki ruang terbuka (courtyard) di
bagian belakangnya. Bagian depan lantai satu berupa teras terbuka, di bagian ini
terdapat sebuah tangga naik menuju lantai dua. Bagian tengah rumah kembar darat
terdiri dari ruang tamu dan ruang tidur, sedangkan bagian belakang terdiri dari teras
terbuka, ruang makan dan dapur serta ruang terbuka (courtyard). Seperti dengan teras
depan, di teras bagian belakang ini terdapat sebuah tangga naik yang menghubungkan
lantai bawah dengan lantai dua.
Lantai dua rumah kembar darat terdiri juga dari tiga bagian. Bagian depan berupa teras
tertutup dan bagian tengah berupa ruang-ruang yang berfungsi sebagai kamar tidur,
sedangkan bagian belakang berupa teras tertutup. Atap rumah kembar darat berjumlah
dua buah, keduanya berupa atap hipped-roof
Rumah kembar laut merupakan rumah dua rumah yang dibangun berdampingan, dan
terletak di pinggir sungai Musi. karena kebanyakan orang dahulu sering menyebut
sungai sebagai laut, maka rumah ini disebut rumah kembar laut.
[KAMPUNG ALMUNAWAR] 2013
Arsitektur Daerah 8
Seperti rumah kembar darat, rumah kembar laut darat merupakan dua buah rumah yang
memiliki bentuk yang sama. Kedua bangunan berlantai dua tersebut didirikan
bersebelahan. Sama seperti rumah Indies berlantai dua lainnya, lantai satu rumah
kembar laut berdinding bata sedangkan lantai duanya berdinding kayu.
Rumah kembar laut berdenah huruf ‘U’ dan memiliki ruang terbuka (courtyard) di
antara kedua rumah tersebut. Bagian depan lantai satu berupa teras terbuka, bagian
tengah terdiri dari ruang tamu dan ruang tidur, sedangkan bagian belakang terdiri dari
teras terbuka. Di bagian belakang rumah kembar laut terdapat bangunan tambahan yang
terdiri ruang makan dan dapur.
Lantai dua rumah kembar laut terdiri juga dari tiga bagian. Bagian depan berupa teras
tertutup dan bagian tengah berupa ruang-ruang yang berfungsi sebagai kamar tidur,
sedangkan bagian belakang berupa teras tertutup. Teras bagian depan dan teras bagian
belakang juga berfungsi sebagai penghubung antar rumah. Atap rumah kembar laut
berupa atap hipped-roof.
Rumah Tengah, berupa rumah Indis berlantai dua yang sekarang berfungsi sebagai
sekolah. Lantai satu berdinding bata sedangkan lantai dua berdinding kayu.
Rumah Tengah berdenah huruf ‘U’ dan memiliki ruang terbuka (courtyard) di
bagian belakangnya. Bagian depan rumah kaca berupa balkon, yang berfungsi sebagai
ruang tamu. Bagian tengah dan belakang ruang Tengah saat ini difungsikan sebagai
ruang-ruang kelas, sedangkan bagian belakangnya terdapat teras terbuka, ruang terbuka
(courtyard) dan ruang-ruang yang berfungsi sebagai kelas. Atap rumah Tengah berupa
atap hipped-roof.
Berdasarkan kronologi pendiriannya, tipe bangunan yang tertua adalah tipe
limas, sedangkan tipe-tipe bangunan yang lain memiliki kronologi pendirian yang relatif
sama. Dilihat dari penerapan ragam hias pada bangunan tipe limas, diketahui bangunan
tipe ini juga tetap didirikan pada masa- masa selanjutnya, dengan kata lain, meskipun
pada masa-masa selanjutnya tengah berkembang tipe bangunan baru, tetapi tipe
bangunan limas masih tetap dipertahankan. tipe bangunan limas yang didirikan pada
masa yang lebih muda dapat dilihat pada penerapan ragam hiasnya, yaitu yang
mendapat pengaruh ragam hias eropa. berdasarkan teknologi pembuatan juga dapat
dilihat bahwa ragam hias pada bangunan tipe limas yang lebih tua berupa ukiran
[KAMPUNG ALMUNAWAR] 2013
Arsitektur Daerah 9
terawangan, sedangkan pada bangunan tipe limas yang lebih muda bukan berupa ukiran
terawang, dan diukirkan pada satu papan kayu utuh.
Pada prinsipnya bangunan rumah kuno diwilayah seberang ulu, kotamadya
Palembang berkontruksi rumah panggung. kontruksi itu merupakan hasil penyesuaian
dengan lingkungan wilayah tersebut, yang sebagian besar tergenang oleh air. begitupula
dengan bangunan tempat ibadah, yang dibangun dengan pondasi di tanah. dibandingkan
dengan tanah di sekitarnya, tanah tempat dibangunnya tempat ibadah lebih tinggi, baik
karena alamai maupun karena ditimbun. pemilihan dan pengolahan lokasi yang
demikian dimaksudkan untuk menghindarkan bangunan tempat ibadah tersebut dari
genangan air.
Sejak abad ke tujuh masehi, kota Palembang sudah menjadi daerah metropolis,
terbukti dengan masuknya berbagai pedagang asing, seperti Arab, Persia, India, dan
Cina. hal ini membuktikan bahwa sejak awal pun Palembang telah menjadi daerah
terbuka, terhadap pengaruh asing, dan menjadi tempat berkumpul para pedagang asing.
Mempertahankan warisan budaya pada dasarnya juga merupakan bagian dari
pembangunan, karena itu, diperlukan kesamaan konsep dalam pengelolaan warisan
budaya tersebut. stereotipe bahwa bangunan kuno merupakan warisan bangsa penjajah
sudah seharusnya dihapus, karena bangunan kuno tersebut merupakan saksi sejarah
yang harus dilindungi, yang merupakan bagian dari perjalan budaya bangsa. sehingga
meskipun berada di daerah yang strategis, bangunan tersebut tidak akan dikorbankan
dengan alasan pembangunan.
Berdasarkan nilai penting sejarah dan ilmu pengetahuan, maka dapat dikatakan
bahwa situs-situs pemukiman kelompok etnis arab merupakan situs yang sangat penting
dalam sejarah perkembangan kota Palembang. melihat masih aslinya adat dan
kebiasaan, serta keberadaan peninggalan arkeologi yang memiliki ciri tersendiri, situs-
situs tersebut dapat dimanfaatkan sebagai objek-objek penelitian, maupun objek wisata
budaya.
Penelitian Kampung Al-Munawar (Kampung Arab) ini bertujuan menganalisa,
mengangkat hal unik dari sudut pandang Arsitektur yang terdapat di perkampungan
tersebut, selain itu juga sebagai salah satu cara untuk mempelajari sejarah Palembang.
[KAMPUNG ALMUNAWAR] 2013
Arsitektur Daerah 10
1.2 RUMUSAN MASALAH
Bagaimana kondisi kampung Al-Munawar secara umum?
Bagaimana suasana di perkampungan Al-Munawar?
1.3 TUJUAN
Menyajikan gambar rumah-rumah di perkampungan tersebut.
Mengangkat kebudayaan,kegiatan yang ada di kampung tersebut.
Mengangkat hal-hal arsitektur di Kampung Al-munawar.
1.4 RUANG LINGKUP
Dalam pelaksanaan tugas ini objek yang digunakan adalah Perkampungan Al-
Munawar Jl. KH Azhari kelurahan 13 ulu kecamatan seberang ulu II Palembang.
1.5 METODOLOGI
Metode pembahasan yang akan digunakan adalah metode analisa deskriptif,
yaitu mengadakan pengumpulan data-data, baikdata primer maupun data skunder untuk
kemudian dianalisa untuk memperoleh dasar-dasar program pembahasan.
Pengumpulan data dilakukan dengan cara :
Studi Literatur
Dilakukan dengan cara mendapatkan data-data skunder yang berkaitan
dengan pengumpulan data, konsep, standar, serta studi kasus melalui
buku,internet,catalog, dan lain sebagainya.
Survey/observasi lapangan
Dilakukan dengan cara mengadakan observasi ke bangunan sejenis yang
sudah ada yang dianggap memiliki potensi dan relevansi yang mendukung
judul yang ada.
Wawancara
Dilakukan dengan cara mencari informasi dari para narasumber dan
pihak-pihak yang terikat mengenai masalah-masalah yang berkaitan
dengan pembahasan masalah.
[KAMPUNG ALMUNAWAR] 2013
Arsitektur Daerah 11
1.6 SISTEMATIKA PENULISAN
Pembahasan dimulai dari hal-hal yang dianggap umum kemudian ke hal-hal
yang dianggap khusus. Dimulai dari penjelasan tentang Arsitektur Daerah, Sejarah
Perkampungan Al-Munawar, dan salah satu hal yang akan diangkat dan di analisa
dalam sudut pandang arsitektur dari salah satu rumah diperkampungan Al-munawar
yang merupakan pokok pembahasan.
Bab I Pendahuluan
Membahas Pengertian dan latar belakang, rumusan masalah, tujuan,
meteodologi, dan sistematika penulisan.
Bab II Tinjauan umum
Membahas mengenai Kampung Arab Al-Munawar secara umum.
Bab III Analisa Rumah Tunggi di Kampung Almunawar
Membahas Analisa tentang Fungsi Courtyart (Ruang Terbuka) di rumah
perkampungan Al-munawar khususnya pada Rumah Tinggi.
Bab V Penutup
Membahas tentang kesimpulan.
[KAMPUNG ALMUNAWAR] 2013
Arsitektur Daerah 12
BAB II
TINJAUAN UMUM
KAMPUNG ARAB ALMUNAWAR
2.1 SEJARAH
Riwayat hidup ayahnya Alhabib Abdurahman yaitu Al-Habib Muhammad bin
Abdurahman bin Agil Almunawar dilahirkan dikota Shewun Hadramaut pada abad ke-
12 Hijriysh. Pada masa kanak-kanak hingga remaja beliau dididik dengan keras baik
tentang agama islim maupun tentang ilmu perniagaan, dengan harapan kelak beliau
dapat mengikuti jejak para habaib di Aslafuna Sholihin. Yang dalam kehidupannya
selalu berpindakh-pindah tempat, hanya untuk berdakwah dan menyampaikan risalati
Rasulullah SAW.
Dan setelah dewasa dan ilmu pengetahuan agamanya telah cukup memadai, Al-
Habib Muhammad bin Abdurahman bin Agil Al Munawar didizinkan orang tuanya
untuk merantau ke negeri lain dalam rangka memperdalam ilmu yang telah dimilikinya,
juga untuk berdakwah sebagaimana pesan datuknya Rasulullah SAW. Dalam
Perantauannya, beliau didapmpingi oleh saudaranya yaitu Al Habib Ali bin
Abdurahman AlMunawar. Alkisa sampaila mereka disuatu negeri yang pada waktu itu
dikenal dengan nama Palembang Darussalam. Dipalembang Darussalam Al Habih
Muhammad bin Abdurahman mempersunting Syarifah binti Hasan binti Hasan bin
Abdurahman Al Habsyi. Dari perkawinan tersebut Alhabib Muhammad bin
Abdurahman bin Agil Almunawar dikaruniai dua orang putrid satu orang putra.
Putri pertama bernama Syarifah Alwiyah diperistri oleh Al Habib Ahmad bin Alwi
Assegaff. Putri Kedua bernama Syarifah Nur diperistri oleh pangeran Syarif Ali bin
Husin Shahab. Sedangkan putra ketiga, merupakan putra laki-laki satu-satunya adalah
putra bungsu bernama Abdurahman bin Muhammad bin Abdurahman Almunawar.
Pada tahun 1231 H, istri beliau berpulang kerahmatullah, setahun kemudian tepatnya
pada 1232 H Alhabib Muhammad bin Abdurahman bin Agil Almunawar menyusul
menghadap Allah SWT. Keduanya dimakamkan di pemakaman para syahada dan aulia
di Kambang Koci Boom Baru 3ilir Palembang.
[KAMPUNG ALMUNAWAR] 2013
Arsitektur Daerah 13
Sesungguhnya nasab Alhabib Alhabib Abdurahman bin Muhammad bin Abdurahman
bin Agil Al Munawar adalah sebagai berikut :
Al Habib Abdurahman bin Muhammad bin Abdurahman bin Agil Almunawar
bin Alwi bin Abdurahman bin Ali Bin Agil Assegaf bin Abdullah bin Abubakar bin
Alwi bin Ahmad bin Abubakar AsSyakron bin Al Fagih Mugaddam Tsani
Abdurrahman Assegaf bin Muhammad Muladdawileh bin Ali bin Alwi bin Ak fagiq
Mugaddam Muhammad bin Ali bin Muhammad Shohibul Mirbad bin Ali Khola’il
Ghasam bin Alwi bin Muhammad bin Alwi bin Ubaidillah bin Al Muhajir Ilallah
Ahmad bin Isa bin Muhammad An Nagib bin Ali Al Uraidy bin Imam Ja’far Shadiq
bin Imam Muhammadil Bagir bin Imam Ali Zainal Abidin bin Aayyidil Imam Husin
Rodhi Allahuanhu putra Hababa Syaarifah Fatimah binti Rasulullah SAW.
Al Habib Andurrahman bin Muhammad bin Abdurrahman bin Agil Almunawar
dilahirkan dipalembang pada abad ke-13 HIjriyah. Beliau diasuh dan didik oleh
ayahnya dan para alim ulama pada masa itu. Yang menarik dari kehidupannya remaja
beliau adalah kegemaran dan keaktifannya menghadiri majelis-majelis taklim, serta
bergaul dan berkumpul para Ulama’ dan Aulia. Demikian pula dibidang usaha beliau
sangat tekun dan Ulet sehingga beliau dikenal disamping sebagai pengusahayang sukses
di Kota Palembang. Beliau mempunyai Kapal Sendiri yang diberi nama An Nur, dari
nama kapal tersebut mennjukan bahwa beliau tidak pernah lupa pesan ayahnya untuk
senantiasa berdakwah sambil berdagang dan berdagang sambil berdakwah.
Alhabib Abdurrahman bin Muhammad bin Abdurrahman Almunawar mempunyai dua
orang istri. Istri pertama bernama Hababa Syarifah Syifa’binti umar bin Muhammad
Alhabsyi. Sedangkan Istri kedua bernama Mas Ayu Bariah binti Mas Agus Muhammad.
Dari istri pertama ia hanya memiliki putri bernama Syarifah Fatima, Syarifah Fatimah
terakhir menikah dengan Alhabib Hasan bin Alwi bin Umar Alhabsyi.
Dan Istri kedua, beliau dikaruniai empat orang putra dan empat orang putri.
Putra pertama beliau bernama Al Habib Muhammad bin Abdurahman bin Muhmmad
Almunawar, putra kedua Alhabib Alwi bin Abdurrahman bin Muhammad Almunawar,
putra ketiga Al wali Al Habib Ali bin Abdurrahman bin Muhammad Almunawar, belajar
di Shiwun Hadramaut, dan putra keempat Alhabib Hasan bin Abdurrahman bin
Muhammad Almunawar.
Sedangkan, putri pertamanya Hababa Alawiyah, putrid kedua Hababa Nur, putrid ketiga
Hababa Syifa,dan putrid keempat Hababa Raguan.
[KAMPUNG ALMUNAWAR] 2013
Arsitektur Daerah 14
SILSILAH
Sumber : Buku Managib Habib Abdurrahman Bin Muhammad AL munawar.& Robitha alawiyah (Lembaga Ahli
nasab keturunan Rasulullah saw).
[KAMPUNG ALMUNAWAR] 2013
Arsitektur Daerah 15
2.2 Data Lapangan
Perkampungan arab ini berada di jalan KH A. Azhari lorong Almunawar
kelurahan 13 Ulu Kecamatan seberang Ulu dua Palembang, Secara geografis
perkampungan Arab ini terletak di tepi sebelah selatan sungai Musi, sebelah timur
sungai Ketemenggungan dan disebelah Barat sungai Kang-Kang.
Di perkampungan ini, terdapat paling sedikit delapan rumah yang usianya
diperkirakan lebih dari satu abad. Terdapat beberapa istilah yang digunakan sebagai
identitas rumah dan untuk membedakan rumah satu dengan rumah yang
lainnya,diantaranya adalah rumah darat, rumah batu, rumah tinggi rumah kembar darat,
rumah kembar laut.
Perkampungan Arab
(Kampung Almunawar)
Perkampungan Arab
(Kampung Almunawar)
[KAMPUNG ALMUNAWAR] 2013
Arsitektur Daerah 16
Dan Rumah-rumah yang berada di lorong Al-munawar merupakan bangunan
rumah dengan gaya arsitektur yang khas pada zamannya, yaitu rumah limas, rumah
panggung, indies, dan gabungan antara panggung dan indies.
Bentuk rumah yang ada di perkampungan ini hampir semuanya berbentuk rumah
panggung. Sebagai bahan konstruksi, sebagian rumah menggunakan bahan kayu unglen,
dan sebagian lagi menggunakan batu. Dan penamaan rumah-rumah tersebut didasarkan
pada keletakannya terhadap sungai Musi, dan bahan yang digunakan untuk
pembangunannya.
[KAMPUNG ALMUNAWAR] 2013
Arsitektur Daerah 17
2.2.1 Rumah Tinggi
Rumah Tinggi merupakan rumah yang didirikan pada tahun 1875 Masehi, Oleh
Al Habib Abdurahman Almunawar. Saat ini rumah ini ditempati oleh keturunan ke 7
dari pemilik rumah yang pertama. Rumah ini berarsitektur Rumah Limas, dan berbentuk
rumah panggung namun ketinggian tiangnya lebih tinggi dari rumah-rumah limas yang
lainnya yang ada disekitarnya pada saat itu. Oleh karena itu rumah ini secara turun
temurun disebut dengan rumah tinggi.
Yang membedakan rumah darat dengan rumah tinggi adalah bentuk dan
keletakan tangga naiknya. Rumah tinggi tangganya terletak dikanan dan kiri rumah, dan
seluruhnya terbuat dari kayu, jadi merupakan bentuk asli rumah limas Palembang.
Terjadi Perubahan pada Lantai 1 rumah tinggi yang tadinya ruang kosong bawah
rumah dahulu digunakan sebagai penyimpanan barang,minyak,dll. Pada tahun 80-an
dijadikan Madrasah Diniyyah AlHaromaen, yaitu sebuah lembaga pembelajaran agama
[KAMPUNG ALMUNAWAR] 2013
Arsitektur Daerah 18
islam pada sore hari dan malam hari. Aktifitas yang ada disini adalah belajar agama dan
mengajar, waktu sore untuk perempuan dan khusus pada malam hari hanya dipakai
untuk anak laki-laki. Disini juga terdapat kursus bahasa Arab yang dilaksanakan setiap
harinya selepas magrib pukul 08.00 malam.
2.2.2 Rumah Darat
Rumah darat terletak jauh dari tepian sungai Musi, karena itulah disebut rumah
darat. Rumah ini terletak tepat di depan rumah tinggi. Rumah darat merupakan
bangunan rumah limas, dimana didalamnya terdapat perbedaan tinggi lantai, atau biasa
disebut kekijing.
Rumah limas merupakan salah satu rumah yang bersejarah dikawasan Al-
Munawar. Rumah ini sudah berumur lebih dari 200 tahun. Pemilik rumah yang sekarang
merupakan keturunan ke-6 dari pemilik rumah yang pertama yaitu Habib Hasan Bin
Ahmad Al-Munawar.
2.2.3 Rumah Batu
Rumah ini merupakan rumah yang mengadakan konstruksi batu, karena itulah
rumah tersebut disebut sebagai rumah batu. Rumah batu memiliki satu lantai dengan 2
buah kamar. Penghuni pertama merupakan Hasan Abdullah Al-Munawar. Rumah Batu
ini sudah berumur sekitar 300 tahun. Rumah ini kemungkinan merupakan rumah
[KAMPUNG ALMUNAWAR] 2013
Arsitektur Daerah 19
pertama yang didirikan dengan menggunakan pondasi batu, dan tidak berbentuk
panggung.
Rumah ini mencerminkan arsitektur indies yang kental. Pengguna lantai marmer
yang didatangkan langsung dari Italia dan berbentuk bujur sangkar lima puluh kali lima
puluh centimeter, ubin-ubin bermotif flora, ukuran jendela dan pintu yang besar, dan
berbentuk massif, merupakan cirri utamanya. Begitupun dengan bentuk atap rumahnya.
Kontruksi bangunannya merupakan kontruksi susunan batu, bangunan ini mempunyai
konstruksi utama dinding penahan beban yang menahan bagian atap yang disusun diatas
suatu pondasi dengan bahan yang sama, yakini batu alam. Kayu yang digunakan ialah
kayu tembusan.
[KAMPUNG ALMUNAWAR] 2013
Arsitektur Daerah 20
2.2.4 Rumah Tengah
Diantara Rumah Kembar Darat dan rumah tinggi, terdapat rumah tengah. rumah
tengah sebenarnya merupakan rumah tingkat Arab, karena rumah ini disusun bertingkat
dan bentuk arsitektur rumah ini merupakan perpaduan antara rumah limas dan indies,
dan dibangun dengan menggunakan kontruksi campuran antara kayu dan batu.
Rumah Tengah berdenah huruf ‘U’ dan memiliki ruang terbuka (courtyard) di
bagian belakangnya. Bagian depan rumah kaca berupa balkon, yang berfungsi sebagai
ruang tamu. Bagian tengah dan belakang ruang Tengah saat ini difungsikan sebagai
ruang-ruang kelas, sedangkan bagian belakangnya terdapat teras terbuka, ruang terbuka
(courtyard) dan ruang-ruang yang berfungsi sebagai kelas. Atap rumah tengah berupa
atap hipped-roof. Rumah ini sudah mengalami renovasi dibagian fasadnya. Saat rumah
ini dialih fungsikan oleh pemiliknya yaitu keturunan dari Habib Hasan Abdurahman Al-
Denah Lt.1 dan Lt.2
[KAMPUNG ALMUNAWAR] 2013
Arsitektur Daerah 21
Munawar dijadikan sebagai sarana pendidikan (sekolah SD) Madrasah Al-Kautsar,
madrasah ini didirikan jauh sebelum Indonesia merdeka. Dan dalam sejarahnya Al-
Kautsar berpindah-pindah sebelum mendiam di gedung Al-Kautsar pemberian dari
keturunan Abdurahman bin Muhammad Almunawar. yang pada awalnya ditujukan
untuk memberi pendidikan islam bagi masyarakat di 13 Ulu. Dan Al-Kautsar di lorong
Al-Munawar adalah merupakan sekolah utama bagi masyarat di Kampung Al-Munawar.
2.2.5 Rumah Kembar Darat
Rumah kembar darat terdiri dari dua buah rumah yang berisi saling berhadapan,
dan dipisahkan oleh sebuah halaman dibagian depannya. Gaya arsitektur yang
digunakan adalah arsitektur indies.
Rumah kembar darat merupakan dua buah rumah yang memiliki bentuk yang
sama. Kedua bangunan berlantai dua tersebut didirikan berhadapan. Sama seperti rumah
kaca, lantai satu rumah kembar darat berdinding bata sedangkan lantai duanya
berdinding kayu.
[KAMPUNG ALMUNAWAR] 2013
Arsitektur Daerah 22
Rumah kembar darat berdenah huruf ‘U’ dan memiliki ruang terbuka
(courtyard) di bagian belakangnya. Bagian depan lantai satu berupa teras terbuka, di
bagian ini terdapat sebuah tangga naik menuju lantai dua. Bagian tengah rumah kembar
darat terdiri dari ruang tamu dan ruang tidur, sedangkan bagian belakang terdiri dari
teras terbuka, ruang makan dan dapur serta ruang terbuka (courtyard). Seperti dengan
teras depan, di teras bagian belakang ini terdapat sebuah tangga naik yang
menghubungkan lantai bawah dengan lantai dua.
Lantai dua rumah kembar darat terdiri juga dari tiga bagian. Bagian depan
berupa teras tertutup dan bagian tengah berupa ruang-ruang yang berfungsi sebagai
kamar tidur, sedangkan bagian belakang berupa teras tertutup. Atap rumah kembar darat
berjumlah dua buah, keduanya berupa atap hipped-roof.
2.2.6 Rumah Kembar Laut
Rumah kembar laut merupakan dua rumah yang dibangun berdampingan, dan
terletak di pinggir sungai musi. Dulu kebanyakan orang sering menyebut sungai sebagai
laut, maka rumah ini disebut rumah kembar laut. Rumah kembar laut merupakan salah
satu rumah yang bersejarah dikawasan kampung Al-Munawar.
[KAMPUNG ALMUNAWAR] 2013
Arsitektur Daerah 23
Rumah ini sudah berumur lebih dari ± 300-an tahun. Pemilik rumah yang
pertama yaitu Syarifah Nur AlMunawar. Pada material lantai rumah kembar laut
semuanya menggunakan lantai batu dan keramik. Sedangkan pada dinding
menggunakan kayu Ulen. Rumah ini masih seperti aslinya belum dilakukan renovasi
bangunan yang mencolok. Hanya berupa penambahan pintu 2 lapis.
Dan Rumah kembar laut, merupakan tempat perayaan Khoul Alhabib
Abdurrahman Almunawar bagi kaum perempuan dan bagian bawah rumah sampai
musholah adalah area bagi kaum laki-laki. Selain itu rumah ini juga merupakan tempat
pengajian Majelis taqlim bagi kaum perempuan dan juga umum tidak hanya warga
kampong almunawar saja yang boleh nmengikuti kiegiatan ini.
Denah Lt.1 dan Lt.2
[KAMPUNG ALMUNAWAR] 2013
Arsitektur Daerah 24
2.2.7 Lapangan Terbuka Kampung Almunawar
Lapangan di perkampungan ini membentuk persegi panjang terletak di bagian
depan , antara Rumah Tinggi, Rumah Tengah dan Rumah darat, Rumah Tinggi.
Lapangan terbuka (Open space) di perkampungan ini memiliki banyak fungsi, selain
tempat bermain dan berkumpulnya warga di perkampungan ini, lapangan ini digunakan
juga sebagai perayaan hari besar agama seperti Maulid Nabi SAW, Acara pernikahan,
Gambus, Marawis, dan juga digunakan sebagai lahan parkir ketika perayaan khoul Al
Habib Abdurrahman Almunawar di rumah laut.
[KAMPUNG ALMUNAWAR] 2013
Arsitektur Daerah 25
2.2.8 Musholah Al-munawar
Musholah berada diujung gang/lorong ini, tepatnya berada di pinggiran sungai
Musi. Musholah Al-Munawar telah berusia sekitar 100 tahun lebih. Musolah ini
didirikan Oleh Alhabib Abdurrahman Bin Muhammad Almunawar.
Selain sebagai sarana beribadah, musholah ini juga berfungsi sebagai tempat
berkumpulnya warga di Kampung Al-Munawar. Musholah inilah menjadi tempat bagi
masyarakat di perkampungan ini untuk bermusyawarah. Menjadi tempat pengajian
(Khatam Qur’an) dan majelis taqlim bagi kaum laki-laki. Dan juga tempat berkumpul
warga Al-Munawar selepas pulang dari bekerja (berdagang) ketika hari beranjak
sore,dan mereka berwudhu ditepi sungai, kemudian bersantai menunggu magrib di
dalam musholah dan selasar musholah sembari mendengar suara pengajian.
Terdapat ukiran bahasa arab
yang “Musholah Al-habib
Abdurrahman Bin Muhammad
Almunawar” di atas Pintu.
masuk musholah
[KAMPUNG ALMUNAWAR] 2013
Arsitektur Daerah 26
2.2.9 Nuansa Relegius di Kampung Al-munawar
Nuansa relegius masih sangat kental di Kampung Al-Munawar ini dari dulu
hingga sekarang tradisi maupun kegiatan-kegiatan islami tetap berjalan.
NUANSA KULTURAL RELEGIUS
Di Lorong Al-Munawar
“Kampung Aalmunawar”
Bab III
Acara Maulid yang rutin dilakukan tiap
bulan maulid dilapangan kampung Al-
Munawar“penutupan Maulid isyrin”
Acara khoul (perayaan memperingati wafat
nya aulia atau orang alim setiap tahun) para
habaib dan sering di iringi dengan acara
pernikahan,aqiqahan,arak pengantin.
Tradisi Umpaan silahturahmi dari 1 rumah
kerumah yang lain yang di lakukan setiap
perayaan idul adha/idul fitri, IKHTITAM AL-QUR'AN,(khatam Qur’an)
kegiatan majeis yang di lakukan rutin tiap
malam yang telah dijadwalkan.
Madrasa Dinniya ALharomaen , kegiatan
seperti sekolah malam tentang agama(fiqih,dll)
untuk anak laki-laki dari anak kecil hingga
remaja.
Acara Majlis ,dan di ikuti acara
Hajir Marawis, gambus, qasidah,dll
[KAMPUNG ALMUNAWAR] 2013
Arsitektur Daerah 27
BAB III
Analisa Rumah Tinggi
Kampung Almunawar
3.1 Rumah Tinggi
Rumah Tinggi merupakan rumah yang didirikan pada tahun 1875 masehi, Oleh
Al Habib Abdurahman Almunawar. Saat ini rumah ini ditempati oleh keturunan ke 7
dari pemilik rumah yang pertama. Rumah ini berarsitektur Rumah Limas, dan berbentuk
rumah panggung namun ketinggian tiangnya lebih tinggi dari rumah-rumah limas yang
lainnya yang ada disekitarnya pada saat itu tinggi rumah tinggi ±15 m. Oleh karena itu
rumah ini secara turun temurun disebut dengan rumah tinggi.
Yang membedakan rumah darat dengan rumah tinggi adalah bentuk dan
keletakan tangga naiknya. Rumah tinggi tangganya terletak dikanan dan kiri rumah, dan
seluruhnya terbuat dari kayu, jadi merupakan bentuk asli rumah limas Palembang.
Sementara tangga naik rumah darat diletakkan dibagian tengah dan terbuat dari batu.
[KAMPUNG ALMUNAWAR] 2013
Arsitektur Daerah 28
Saat ini lantai bawah rumah tinggi difungsikan sebagai Madrasah Diniyyah
Alharomaen, yaitu sebuah lembaga pembelajaran agama islam khusunya mempelajari
Ilmu Diniyah (seperti Fiqih, Akhlak, Bahasa Arab, dan lain-lain) pada sore hari dan
malam hari. Aktifitas yang ada disini adalah belajar agama dan mengajar, pada sore hari
waktu belajar untuk perempuan dan khusus pada malam hari hanya dipakai untuk anak
laki-laki. Sistem pembelajaran seperti biasa dimadrasah yang lain dengan pembagian
tingkat kelas sesuai kemampuan anak-anak didik. dimulai dengan sholat magrib
berjamaah. Waktu belajar dari malam senin-kamis, dan malam jum’at khusus untuk
majlis Qisoh dan Rohan dengan pembacaan qosidah dan tausiah dari ustad dan tausiah
dari kakak tingkat yang juga belajar di haromaen. Disini juga terdapat kursus bahasa
Arab yang dilaksanakan setiap harinya selepas magrib pukul 08.00 malam.
Bagian Tampak Depan Rumah
Tinggi dibagian bawahnya.
Bagian Tampak Samping Dari
Rumah Tinggi.
Bagian Belakang Dari
Rumah Tinggi.
Pintu Masuk Rumah dari
Bagian Samping Rumah
Tinggi.
[KAMPUNG ALMUNAWAR] 2013
Arsitektur Daerah 29
Rumah ini berdenah persegi. dan memiliki ruang terbuka di bagian
belakangnya. Secara umum rumah tinggi terbagi menjadi tiga bagian yaitu bagian
depan, tengah dan belakang. Bagian depan berupa teras terbuka, bagian tengah terdiri
dari ruang tamu, ruang keluarga dan ruang tidur, sedangkan bagian belakang terdiri dari
teras terbuka, ruang makan dan dapur serta ruang terbuka (courtyard). Bagian-bagian di
rumah tinggi dibuat sejajar sehingga tidak ada perbedaan tingkat yang memisahkan
bagian-bagian rumah. Atap rumah tinggi berupa atap limas.
[KAMPUNG ALMUNAWAR] 2013
Arsitektur Daerah 30
Gambar denah sekarang setelah lantai 1 (bawah rumah) sebagian
dijadikan Madrasa Dinniya Alharomaen.
Tampak Depan Rumah Tinnggi , tidak Terjadi perubahan pada bentuk dari
dulu hingga sekarang
[KAMPUNG ALMUNAWAR] 2013
Arsitektur Daerah 31
3.2 Variasi Ragam Hias pada Komponen Arsitektur
di Rumah Tnggi Kampung Almunawar
3.2.1 Jendela
Semua Bukaan Jendela pada Rumah tinggi, semua jenis Jendela adalah bukaan
kipas. Dan memiliki kesamaan setiap bagian kanan dan kiri secara horizontal.
[KAMPUNG ALMUNAWAR] 2013
Arsitektur Daerah 32
3.2.2 Pintu
Rata-rata tinggi pintu pada rumah tinggi adalah 2,5 m.
[KAMPUNG ALMUNAWAR] 2013
Arsitektur Daerah 33
Pintu Lantai Bawah
[KAMPUNG ALMUNAWAR] 2013
Arsitektur Daerah 34
3.2.3 Engsel & Kunci
Palang Lawang depan
(pintu)
Slook Kunci Lawang Lantai
Bawah
Engsel Lawang tangga
belakang
Kunci Lawang Kamar Slook Bawah Pintu Slook Jendela depan
Kunci Slook Lawang jabo
(pintu depan)
Engsel Lawang jabo (pintu
depan)
Engsel Jendela Kamar
Engsel Lawang Kipas Pengunci Pintu
[KAMPUNG ALMUNAWAR] 2013
Arsitektur Daerah 35
3.2.4 Lantai
3.2.5 Roster / Ventilasi
Tegel Abu-abu
Lantai Kayu Lantai Kayu
Keramik mozaik, wc Tegel bata
Ventilasi Pintu Kamar Utama Ventilasi Pintu Kamar Ventilasi Pintu tangga kebawah
Ventilasi Pintu & jendelah depan Ventilasi antara Ruang
Ventilasi Pintu Lantai Bawah Ventilasi Jendela bawah
[KAMPUNG ALMUNAWAR] 2013
Arsitektur Daerah 36
3.3 Pengertian Courtyard
Courtyard merupakan ruang terbuka pada rumah. Ruang terbuka ini sifatnya
lebih privat. Biasanya digabung dengan kebun/taman. Courtyard sebagai ruang terbuka
ke langit dengan pelingkupnya yang memberikan pembedaan terhadap adanya ruang
luar dan ruang dalam dianggap sebagai solusi modern dalam berarsitektur yang
memberikan inovasi dalam penanganan masalah kenyamanan iklim, kebutuhan privasi
dalam lingkungan yang padat. Dalam penulisan ini akan digali peranan courtyard
dikaitkan dengan konsep pola tata ruang arsitektur masyarakat tradisional.
Melalui tinjauan tersebut penulisan ini akan memperlihatkan keterikatan yang
erat antara kehadiran courtyard dengan latar belakang kebudayaan tradisional. Dari hasil
tinjauan tersebut akan disimpulkan bahwa courtyard lebih dari sekedar memberikan
pembedaan terhadap adanya ruang luar dan ruang dalam ataupun solusi terhadap
kenyamanan fisik. Bagi masyarakat tradisional melalui konsep orientasi tertentunya,
memaknai courtyard sebagai simbolisasi yang mencerminkan konsep pandangan hidup
mereka untuk menciptakan keseimbangan dan keharmonisan kehidupan manusia di
dunia. Pada akhirnya, dari semua uraian tersebut akan didapatkan suatu pelajaran yang
berharga mengenai konsep berarsitektur khususnya sebuah courtyard dalam pola tata
ruang arsitektur.
Oleh karena itu, manfaat memiliki courtyard dirumah. Pertama sebagai
dekoratif yang menambahkan keunikan dan daya tarik akan rumah tersebut. Kedua
courtyard berfungsi agar rumah terlihat lebih asri. Warna-warna daun dari tanaman
yang ditanami courtyard membuat suasana di dalam rumah terasa lebih sejuk dan
nyaman. Ketiga Coutyard membantu produksi oksigen di dalam rumah ini. Sebuah
rumah selain memerlukan system ventilasi juga memerlukan system sirkulasi udara.
Oleh karena itu keberadaan courtyard dalam rumah akan sangat membantu sirkulasi
udara pada rumah ini. Udara yang penuh karbon dioksida hasil dari pernafasan dapat
dengan mudah diganti dengan oksigen hasil dari oksidasi tumbuhan di courtyard
tersebut. Courtyard ini juga memberikan banyak manfaat baik dari segi estetika, desain
Interior, dan dari segi kesehatan udara didalam rumah.
[KAMPUNG ALMUNAWAR] 2013
Arsitektur Daerah 37
3.4 Fungsi Courtyard pada Rumah Tinggi di Kampung Al-Munawar
Courtyard pada rumah-rumah di kampung Almunawaar ini kemungkinan besar
berasal dari Hadramaut, Negara Yaman. Yang diterapkan pada rumah-rumah
dikampung Almunawar khususnya di rumah tinggi yang pertama kali dibangun di
kampung tersebut. Dan bukan karena mengikuti arsitektur tradisional rumah cina
dipalembang. Karena berdasarkan data sejara menyebutkan bahwa kelompok etnis Arab
telah ada dipalembang sejak abad VII M. Dalam sumber berita Arab disebutkan bahwa
kelompok etnis ini singgah di Palembang sebelum melanjutkan perjalanannya ke Cina
(Purwanti, tt: 4)
Courtyard pada Rumah Tinggi terletak di bagian belakang sebelah kiri. Dan
Luas Courtyard pada rumah ini ± 96 M2.
Area Courtyard
Courtyard yang tadinya hanya seperti lapangan terbuka, yang kemudian mulai
digabungkan dengan kebun/tanaman. Seprti pohon belimbing, pohon pisang, dan sejenis
apotik hidup.
Suasana di bagian rumah bawah pun terasa sangat nyaman dan rindang. Ruang
makan dan Ruang shalat di lantai bawah yang langsung menghadap ke Courtyard
memberikan suatu kenyamanan dan ketenangan tersendiri pada tempat tersebut. Dan
dilantai bawah pun dimanfaatkan sebagai tempat bersantai keluarga.
[KAMPUNG ALMUNAWAR] 2013
Arsitektur Daerah 38
Dan tidak hanya dilantai bawah. Lantai 2 pada rumah tinggi pun terasa nyaman.
Angin yang msuk dari arah courtyard membuat rumah itu terasa sejuk dan nyaman. Dan
Selasar lantai 2 dijadikan tempat beraktifitas seperti menjahit, bersantai, dan lain-lain,
sambil menikmati suasana di luar yaitu pepohonan di courtyard.
Courtyard pada Rumjah Tinggi
[KAMPUNG ALMUNAWAR] 2013
Arsitektur Daerah 39
BAB IV
PENUTUP
Secara umum arsitektur di Kampung Almunawar merupakan refleksi adaptasi
kelompok etnis Arab di Kampung tersebut dengan kebudayaan setempat. Sebagai
masyarakat pendatang, kelompok etnis Arab di Situs Almunawar telah menyerap unsur
budaya Palembang dalam menerapkan bentuk rumah tinggalnya yaitu rumah limas.
Demikian juga dalam perkembangan berikutnya mereka juga menerapkan bentuk
bangunan yang sedang menjadi tren pada saat itu.
Bentuk rumah yang terdapat di Kampung Almunawar pada dasarnya merupakan
wujud kontak budaya kelompok etnis Arab dengan masyarakat setempat. Rumah limas
dan panggung merupakan unsur budaya Palembang yang diserap untuk bentuk
huniannya, demikian juga rumah Indies yang secara umum merupakan bentuk rumah
yang menjadi tren pada awal abad XX M di nusantara. Selain itu baik di rumah
panggung dan limas, ragam hias bergaya Eropa juga digunakan oleh kelompok etnis
Arab di Kampung Almunawar.
Meskipun demikian penerapan unsur lokal oleh kelompok etnis Arab tidak
sepenuhnya diterapkan, hal ini terlihat pada tingkatan-tingkatan yang membagi ruangan-
ruangan di dalam rumah limas. Jika pada masyarakat Palembang pembagian tersebut
didasarkan pada status sosial seseorang maka pada kelompok etnis Arab pembagian
tersebut didasarkan pada tingkat pengetahuan agama, sehingga dapat dilihat pada acara-
acara keagamaan kaum ulama menempati ruangan yang tertinggi.
Kampung Arab Almunawar ini merupakan pemukiman tua yang memiliki
banyak peninggalan dan sejarah, diantaranya ialah bangunan-bangunan tua yang masih
kokoh berdiri hingga sekarang. dan Nuanasa cultural relegius diperkampungan ini
yangb masih sangat kental dan tak pernah hilang dari dulu sampai sekarang. Dan
Sepatutnya kita menjaga kampong Almunawar ini sebagai peninggalan yang sangat
bersejarah.
[KAMPUNG ALMUNAWAR] 2013
Arsitektur Daerah 40
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Arab-Indonesia
http://www.google.co.id/#q=sejarah+kampung+arab+al+munawar&hl=id&biw=1019&bih=578
&prmd=iv&ei=pesETZjcJMbirAeVo6IrdW&start=10&SA=n&fp=74e71d12c4787bb7
--------, tt. Komunitas Arab Palembang dalam persepektif Arkeo-Historis
(belum di terbitkan)
Assegaf. MuhammadAli. 1999. Managib Habib Abdurrahman Bin Muhammad Almunawar.
Palembang.
http://lovira.com/manfaatkan-courtyard-sebagai-area-hijau-di-dalam-rumah-2/#sthash.7zcsKI40.dpuf