lr03 - annisa larasati

16
0 LAPORAN PRAKTIKUM Nama / NPM : Annisa Larasati / 1306405761 Fakultas / Program : Teknik / Teknik Kimia Grup : A2 Kawan Kerja : Bharindra Kamanditya Claudia Maya Dita Zakiah Julia Nofadini Juianto Shadrina Izzati Syafiq Rayza No. dan Nama Percobaan : LR03 - Karakteristik V I Semikonduktor Minggu Percobaan : 4 Tanggal Percobaan : Senin, 6 Oktober 2014 LABORATORIUM FISIKA DASAR UPP IPD UNIVERSITAS INDONESIA 2014

Upload: annisa-larasati

Post on 20-Nov-2015

46 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

LR03 - annisa larasati

TRANSCRIPT

  • 0

    LAPORAN PRAKTIKUM

    Nama / NPM : Annisa Larasati / 1306405761

    Fakultas / Program : Teknik / Teknik Kimia

    Grup : A2

    Kawan Kerja : Bharindra Kamanditya

    Claudia Maya

    Dita Zakiah

    Julia Nofadini

    Juianto

    Shadrina Izzati

    Syafiq Rayza

    No. dan Nama Percobaan : LR03 - Karakteristik V I Semikonduktor

    Minggu Percobaan : 4

    Tanggal Percobaan : Senin, 6 Oktober 2014

    LABORATORIUM FISIKA DASAR

    UPP IPD

    UNIVERSITAS INDONESIA

    2014

  • 1

    I. Tujuan Praktikum

    Mempelajari hubungan antara beda potensial (V) dan arus listrik (I) pada

    suatu semikonduktor.

    II. Peralatan

    1. Bahan semikonduktor

    2. Amperemeter

    3. Voltmeter

    4. Variable power supply

    5. Camcorder

    6. Unit PC

    7. DAQ dan perangkat pengendali otomatis

    III. Prinsip Dasar

    Semikonduktor adalah sebuah bahan dengan konduktivitas listrik yang

    berada di antara isolator dan konduktor. Sebuah semikonduktor bersifat sebagai

    isolator pada temperatur yang sangat rendah, namun pada temperatur ruangan

    besifat sebagai konduktor. Bahan semikonduksi yang sering digunakan adalah

    silikon, germanium, dan gallium arsenide. Semikonduktor sangat berguna dalam

    bidang elektronik, karena konduktansinya yang dapat diubah-ubah dengan

    menyuntikkan materi lain (biasa disebut materi doping).

    Semikonduktor merupakan elemen dasar dari komponen elektronika

    seperti dioda, transistor dan sebuah IC (integrated circuit). Disebut semi atau

    setengah konduktor, karena bahan ini memang bukan konduktor murni. Bahan-

    bahan logam seperti tembaga, besi, timah disebut sebagai konduktor yang baik

    sebab logam memiliki susunan atom yang sedemikian rupa, sehingga elektronnya

    dapat bergerak bebas.

  • 2

    Sebenarnya atom tembaga dengan lambang kimia Cu memiliki inti 29 ion

    (+) dikelilingi oleh 29 elektron (-). Sebanyak 28 elektron menempati orbit-orbit

    bagian dalam membentuk inti yang disebut nukleus. Dibutuhkan energi yang

    sangat besar untuk dapat melepaskan ikatan elektron-elektron ini. Satu buah

    elektron lagi yaitu elektron yang ke-29, berada pada orbit paling luar. Orbit terluar

    ini disebut pita valensi dan elektron yang berada pada pita ini dinamakan elektron

    valensi. Karena hanya ada satu elektron dan jaraknya 'jauh' dari nukleus,

    ikatannya tidaklah terlalu kuat. Hanya dengan energi yang sedikit saja elektron

    terluar ini mudah terlepas dari ikatannya.

    Gambar 1. Ikatan Atom Tembaga ( Cu )

    Pada suhu kamar, elektron tersebut dapat bebas bergerak atau berpindah-

    pindah dari satu nukleus ke nukleus lainnya. Jika diberi tegangan potensial listrik,

    elektron elektron tersebut dengan mudah berpindah ke arah potensial yang

    sama. Fenomena ini yang dinamakan sebagai arus listrik.

    Bahan semikonduktor yang banyak dikenal contohnya adalah Silicon (Si),

    Germanium (Ge) dan Galium Arsenida (GaAs). Germanium dahulu adalah bahan

    satu-satunya yang dikenal untuk membuat komponen semikonduktor. Namun

    belakangan, silikon menjadi popular setelah ditemukan cara mengekstrak bahan

    ini dari alam. Silikon merupakan bahan terbanyak ke dua yang ada dibumi setelah

    oksigen (O). Pasir, kaca dan batu-batuan lain adalah bahan alam yang banyak

    mengandung unsur silikon.

    Struktur atom kristal silikon, satu inti atom (nucleus) masing-masing

    memiliki 4 elektron valensi. Ikatan inti atom yang stabil adalah jika dikelilingi

    oleh 8 elektron, sehingga 4 buah elektron atom kristal tersebut membentuk ikatan

  • 3

    kovalen dengan ion-ion atom tetangganya. Pada suhu yang sangat rendah (0 K),

    struktur atom silikon divisualisasikan seperti pada gambar berikut.

    Gambar 2. Struktur dua dimensi kristal Silikon

    Ikatan kovalen menyebabkan elektron tidak dapat berpindah dari satu inti

    atom ke inti atom yang lain. Pada kondisi demikian, bahan semikonduktor bersifat

    isolator karena tidak ada elektron yang dapat berpindah untuk menghantarkan

    listrik. Pada suhu kamar, ada beberapa ikatan kovalen yang lepas karena energi

    panas, sehingga memungkinkan elektron terlepas dari ikatannya. Namun hanya

    beberapa jumlah kecil yang dapat terlepas, sehingga tidak memungkinkan untuk

    menjadi konduktor yang baik.

    Ahli-ahli fisika terutama yang menguasai fisika quantum pada masa itu

    mencoba memberikan doping pada bahan semikonduktor ini. Pemberian doping

    dimaksudkan untuk mendapatkan elektron valensi bebas dalam jumlah lebih

    banyak dan permanen, yang diharapkan akan dapat mengahantarkan listrik.

    A. Jenis Semikonduktor

    a. Berdasarkan sudah atau belumnya disisipi doping, bahan semikonduktor

    dibagi menjadi dua jenis yaitu :

    - Semikonduktor intristik

    Semikonduktor intrinsik adalah bahan semikonduktor yang belum disisipi

    oleh atom lain atau dopant.

  • 4

    - Semikonduktor ekstrinsik

    Semikonduktor ekstrinsik adalah bahan semikonduktor yang telah disisipi

    atom lain atau dopant. Adanya penyisipan dengan dopant ini akan

    menurunkan nilai hambat jenis dari bahan semikonduktor.

    b. Berdasarkan jenis muatan yang disisipi, bahan semikonduktor dibagi

    menjadi dua jenis yaitu :

    - Tipe-N

    Misalnya pada bahan silikon diberi doping phosphorus atau arsenic yang

    pentavalen yaitu bahan kristal dengan inti atom memiliki 5 elektron valensi.

    Dengan doping, Silikon yang tidak lagi murni ini (impuritysemiconductor) akan

    memiliki kelebihan elektron. Kelebihan elektron membentuk semikonduktor tipe-

    n. Semikonduktor tipe-n disebut juga donor yang siap melepaskan elektron.

    Gambar 3. Doping Pentavalent

    - Tipe-P

    Kalau silikon diberi doping Boron, Gallium atau Indium, maka akan

    didapat semikonduktor tipe-p. Untuk mendapatkan silikon tipe-p, bahan

    dopingnyaadalah bahan trivalen yaituunsur dengan ion yang memiliki 3 elektron

    pada pita valensi. Karena ion silikon memiliki 4 elektron, dengan demikian ada

    ikatan kovalen yang bolong (hole). Hole ini digambarkan sebagai akseptor yang

    siap menerima elektron. Dengan demikian, kekurangan elektron menyebabkan

    semikonduktor ini menjadi tipe-p.

  • 5

    Gambar 4. Doping Trivalent

    Sebuah bahan material bila dilewati oleh arus listrik akan menimbulkan

    disipasi panas. Besarnya disipasi panas adalah I2 R. Panas yang dihasilkan oleh

    material ini akan mengakibatkan perubahan hambatan material tersebut. Jika pada

    material semi konduktor, pertambahan kalor / panas akan mengurangi nilai

    hambatan material tersebut. Peristiwa dispasi panas da perubahan resistensi bahan

    semi konduktor ini saling berkaitan.

    Gambar 5. Rangkaian tertutup semikonduktor

  • 6

    IV. Prosedur Percobaan

    Eksperimen rLab ini dapat dilakukan dengan cara masuk ke

    http://sitrampil.ui.ac.id/elaboratory kemudian klik LR03Karakteristik VI

    Semikonduktor

    Kemudian, setelah memasuki web Rlab, maka praktikum bisa dimulai.

    Gambar 6. Rangkaian pada Web Rlab

  • 7

    1. Mengaktifkan Web-cam (mengklik icon video pada halaman web r-Lab).

    2. Memperhatikan tampilan video dari peralatan yang digunakan.

    3. Memberikan beda potensial dengan memberi tegangan V1.

    4. Mengaktifkan power supply atau baterai dengan mengklik radio button di

    sebelahnya.

    5. Mengukur beda potensial dan arus yang terukur pada hambatan.

    6. Mengulangi langkah 3 hingga 5 untuk beda potensial V2 hingga V8.

  • 8

    V. Data Hasil Pengamatan Percobaan

    V(volt) I(mA) V(volt) I(mA)

    0.12 1.30 v1 2.18 20.85 v5

    0.12 1.30 2.18 20.85

    0.12 1.30 2.18 20.85

    0.12 1.30 2.18 20.85

    0.12 1.30 2.18 20.85

    0.87 7.82 v2 2.76 28.02 v6

    0.87 7.82 2.76 27.70

    0.87 7.82 2.75 27.70

    0.87 7.82 2.75 28.35

    0.87 7.82 2.74 28.67

    1.06 10.75 v3 3.06 31.61 v7

    1.17 10.75 3.05 32.26

    1.17 10.75 3.05 32.58

    1.09 10.10 3.04 32.91

    1.11 10.43 3.04 33.56

    1.36 12.71 v4 3.52 39.10 v8

    1.36 12.71 3.51 39.75

    1.36 12.71 3.50 40.40

    1.36 12.71 3.49 40.73

    1.36 12.38 3.48 41.38

  • 9

    VI. Pengolahan Data

    Menentukan nilai beda potensial rata-rata dan arus rata-rata untuk V1

    hingga V8 :

    Dari data di atas, dapat dihitung nilai beda potensial rata-rata dan arus rata-

    rata untuk V1, V2, hingga V8. Rumus untuk menghitung V rata-rata adalah :

    Sedangkan, rumus untuk menghitung I rata-rata adalah :

    V(volt) V rata-

    rata

    I(mA) I rata-rata V(volt) V rata-

    rata

    I(mA) I rata-

    rata

    v1 0,12 0,12 1,3 1,3 v5 2,18 2,18 20,85 20,85

    0,12 1,3 2,18 20,85

    0,12 1,3 2,18 20,85

    0,12 1,3 2,18 20,85

    0,12 1,3 2,18 20,85

    v2 0,87 0,87 7,82 7,82 v6 2,76 2,752 28,02 28,088

    0,87 7,82 2,76 27,7

    0,87 7,82 2,75 27,7

    0,87 7,82 2,75 28,35

    0,87 7,82 2,74 28,67

    v3 1,06 1,12 10,75 10,556 v7 3,06 3,048 31,61 32,584

    1,17 10,75 3,05 32,26

    1,17 10,75 3,05 32,58

    1,09 10,1 3,04 32,91

    1,11 10,43 3,04 33,56

    v4 1,36 1,36 12,71 12,644 v8 3,52 3,5 39,1 40,272

    1,36 12,71 3,51 39,75

    1,36 12,71 3,5 40,4

    1,36 12,71 3,49 40,73

    1,36 12,38 3,48 41,38

  • 10

    Nilai V rata-rata dan I rata-rata yang diperoleh dari perhitungan dapat diringkas

    dalam sebuah tabel.

    Vrata-

    rata

    I rata-rata

    V1 0,12 1,3

    V2 0,87 7,82

    V3 1,12 10,556

    V4 1,36 12,644

    V5 2,18 20,85

    V6 2,752 28,08

    V7 3,048 32,584

    V8 3,5 40,272

    14,95 154,106

    Rata-rata dari tabel diatas :

    Grafik yang memperlihatkan hubungan V vs I dalam rata-rata :

    0

    0,5

    1

    1,5

    2

    2,5

    3

    3,5

    4

    1,3 7,82 10,556 12,644 20,85 28,08 32,584 40,272

    v ra

    ta-r

    ata

    I rata-rata

    Grfik hubungan Vrata-rata dengan Irata-rata pada semi konduktor

    Vrata-rata

  • 11

    Bentuk Kurva Hubungan V vs I

    Setelah didapatkan data percobaan dan dilakukan pengolahan data,

    didapatkan bentuk grafik hubungan antara V (beda potensial) dengan I (arus

    listrik) berbentuk linear dan cenderung mengalami peningkatan. Grafik ini

    menunjukkan bahwa tegangan dan arus berbanding lurus. Sehingga, jika

    tegangan semakin besar, maka arus yang dihasilkan pada rangkaian tersebut

    semakin besar juga.

    Dari grafik, tampak dapat dibentuk garis linear yang menghubungkan data-

    data pada grafik tersebut. Persamaan garis dari grafik diatas adalah :

    y = 0,4794x - 0,2884

    Nilai Hambatan berdasarkan Kurva Grafik V dengan I

    Perhitungan untuk nilai hambatan yang didapat dari pengujian adalah.

    V = I x R

    Dengan memasukkan nilai Vrata-rata dan Irata-rata maka didapat besar hambatannya

    adalah sebagai berikut:

    VII. Analisis Percobaan

    a) Analisis Percobaan

    Percobaan praktikum berjudul Karakterisitik V I Semikonduktor ini

    bertujuan mempelajari hubungan antara beda potensial (V) dan arus listrik (I)

    pada suatu semikonduktor. Pengukuran praktikum ini dilakukan menggunakan

    remote laboratory (Rlab), dimana praktikan tidak melakukan percobaan di

    laboratorium melainkan melakukan percobaan melalui internet

    (http://sitrampil7.ui.ac.id/lr03).

  • 12

    Pada percobaan ini, digunakan delapan nilai tegangan (Volt) yang berbeda,

    dimana setiap nilai tegangannya menghasilkan lima nilai arus (mA). Sehingga

    data yang diperoleh ada 40. Untuk mendapatkan nilai arus pada V1, praktikan

    mengklik pilihan tegangan dan memili V1, lalu menyalakan tombol supply yang

    ada pada halaman rLab ini kemudian mengklik tombol ukur. Begitu pula untuk

    V2 hingga V8. Setelah selesai melakukan percobaan, didapatkan 40 data untuk

    diolah.

    b) Analisis Hasil

    Setelah data diperoleh, kemudian diolah dan dilakukan analisis. Hal pertama

    yang dicari adalah berapa nilai rata-rata jumlah tegangan dan arus.

    Perhitungan yang dilakukan adalah mencari nilai V rata-rata dan I rata-rata

    untuk tiap nilai beda potensial yang dipasang. Rumus yang digunakan :

    - Untuk menghitung V rata-rata adalah:

    - Untuk menghitung I rata-rata adalah:

    Dari hasil perhitungan V rata-rata dan I rata-rata, terlihat hubungan antara

    nilai I dan V.

    Saat nilai V1 = V, nilai I1 = 1,3 mA.

    Saat nilai V2 = , nilai I2 = 7,82 mA.

    Saat nilai V3 = , nilai I3 = 10,556 mA.

    Saat nilai V4 = , nilai I4 = 12,644 mA.

    Saat nilai V5 = , nilai I5 = 20,85 mA.

    Saat nilai V6 = , nilai I6 = 28,08 mA.

    Saat nilai V7 = , nilai I7 = 32,584 mA.

    Saat nilai V8 = , nilai I8 = 40,272 mA.

  • 13

    Tampak bahwa nilai I berbanding lurus dengan nilai V. Semakin besar nilai

    V maka nilai I akan bertambah besar pula. Nilai rata-rata tegangan keseluruhan

    adalah dan nilai rata-rata arus adalah . Hubungan antara

    V dan I inilah yang akan menjadi besar hambatan (R). Untuk nilai hambatan dapat

    diperoleh dengan membagi tegangan terhadap arus. Nilai hambatan yang

    diperoleh dari percobaan ini adalah k.

    c) Analisis Grafik

    Grafik di atas menunjukkan hubungan antara beda potensial dan kuat arus

    dari nilai V dan I rata-rata pada V1 sampai dengan V8. Sumbu x menunjukkan

    nilai kuat arus (I), sedangkan sumbu y menunjukkan beda potensial (V). Jika

    grafik dilinearisasi, diperoleh persamaan garis yaitu y = 0,4794x - 0,2884.

    Persamaan linear ini menyatakan hubungan antara V dengan I yang dirumuskan

    dalam hukum Ohm, yaitu V = R x I.

    Dari grafik ini pula, dapat terlihat bahwa grafik yang terbentuk ialah berupa

    garis yang condong dari kiri bawah ke kanan atas yang menunjukkan, bahwa

    semakin besar nilai X maka semakin besar juga nilai dari Y. Hal ini menunjukkan

    bahwa semakin besar nilai V, maka semakin besar pula nilai I nya, sehingga V

    dan I adalah berbanding lurus. Ini sesuai dengan rumus :

    V = I R

    d) Analisis Kesalahan

    Data yang diperoleh belum tentu 100% benar, hal ini dapat disebabkan

    oleh timbulnya kesalahan dalam melakukan percobaan. Percobaan yang dilakukan

    secara otomatis dengan fasilitas internet ini, tidak dapat diketahui kondisi

    lingkungan pada saat dilakukannya percobaan. Selain itu, tidak ada nilai literatur

    yang dapat digunakan sebagai pembanding untuk menentukan besar kesalahan

    literatur yang diperoleh.

  • 14

    Namun, jika dianalisis secara mendalam, faktor-faktor pengganggu yang

    dapat menyebabkan terjadinya kesalahan pada saat dilakukan percobaan r-lab ini,

    yaitu :

    a. Kesalahan pada fasilitas alat-alat yang digunakan, yaitu web cam yang

    tidak dapat bekerja dengan baik. Karena web cam tidak menyala, maka

    kita tidak dapat mengontrol percobaan yang dilakukan.

    b. Kesalahan dalam perhitungan saat mencari nilai beda potensial dan kuat

    arus rata-rata. Hal ini menyebabkan, grafik yang diperoleh kurang valid

    dan persamaan garis yang diperoleh juga kurang tepat. Hal ini berdampak

    pada kurang tepatnya nilai hambatan bahan semikonduktor yang

    digunakan dalam percobaan ini.

    c. Kesalahan Instrumen atau alat praktikum yang dideteksi memiliki

    kesensitivan yang cukup tinggi, sehingga sekali alat tersebut mengalami

    gangguan maka akan berdampak pada hasil yang akan didapatkan.

    d. Kesalahan lainnya dalam percobaan ini adalah terganggunya koneksi

    internet sehingga dalam proses pengambilan data menimbulkan

    terjadinya ketidakpastian data yang diperoleh.

    VIII. Kesimpulan

    1. Semikonduktor merupakan bahan yang dapat bersifat isolator maupun

    Konduktor.

    2. Bahan semikonduktor mengikuti persamaan hukum Ohm.

    3. Semakin besar nilai tegangan, maka semakin besar pula nilai arus yang

    diperoleh, begitu pula sebaliknya atau dapat dikatakan berbanding lurus.

    Ini sesuai dengan rumus V = I R

    4. Nilai hambatan dapat dicari atau diperoleh jika nilai V dan I diketahui,

    yaitu dengan menggunakan rumus

    5. Dari hasil perhitungan, nilai hambatan bahan semikonduktor yang

    digunakan pada percobaan ini adalah 45,099 k.

  • 15

    IX. Refrensi

    1. Halliday, Resnick, Walker; Fundamentals of Physics, 7th Edition,

    Extended Edition, John

    2. Giancoli, D.C.; Physics for Scientists & Engeeners, Third Edition,

    Prentice Hall, NJ, 2000

    3. www.sitrampil.ui.ac.id/elaboratory