kalongking

27
ISSN : 2087 – 314X Jurnal Terob Volume IV No 6 April 2013 Oleh : Joko Susilo, M.Sn. KALONGKING Sebuah Presentasi Garap Karya Berlatar Seni Pertunjukan Sandur Tuban A. Gagasan Pertunjukan Sandur telah mampu memberikan pengaruh kepada masyarakat pendukungnya sebagai bagian dari masyarakat yang lebih luas untuk memahami dan menjalankan norma-norma yang berlaku di dalam masyarakat. Norma-norma yang terbentuk merupakan sebuah kesepakatan dalam menjalin hubungan sosial kemasyarakatan yang diaplikasikan dalam perilaku dan pengetahuan yang mencakup tata nilai, pandangan hidup, sistem kepercayaan, norma dan aturan. 1 Semua elemen-elemen yang dihadirkan dalam pertunjukan Sandur seakan sebagai cerminan dari apa yang dilakukan dalam bermasyarakat secara individu maupun kelompok. Kegiatan sesaji sebagai salah satu elemen selalu dilakukan oleh kelompok pendukung Sandur sebelum pertunjukan dan dilaksanakan di tempat- tempat yang dianggap keramat, memiliki tuah, serta dianggap memberikan pengaruh terhadap kelangsungan hidup bagi masyarakat pendukungnya. Peristiwa tersebut merupakan cerminan dari bentuk kesadaran dan pemahaman masyarakat terhadap pentingnya menjalin hubungan yang harmonis dengan Sang Pencipta. Prosesi sesaji tersebut adalah sebagai bentuk ungkap untuk mengingat (Jawa: 1 Ahimsa-Putra, Tanda, Simbol, Budaya dan Ilmu Budaya. Makalah, (Yogyakarta:UGM.2002) 1

Upload: sandy-rosandy

Post on 22-Sep-2015

38 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

ISSN : 2087 – 314X Jurnal Terob Volume IVNo 6 April 2013Oleh : Joko Susilo, M.Sn.

TRANSCRIPT

  • ISSN : 2087 314X Jurnal Terob Volume IV

    No 6 April 2013

    Oleh : Joko Susilo, M.Sn.

    KALONGKING Sebuah Presentasi Garap Karya

    Berlatar Seni Pertunjukan Sandur Tuban

    A. Gagasan

    Pertunjukan Sandur telah mampu memberikan pengaruh kepada

    masyarakat pendukungnya sebagai bagian dari masyarakat yang lebih luas untuk

    memahami dan menjalankan norma-norma yang berlaku di dalam masyarakat.

    Norma-norma yang terbentuk merupakan sebuah kesepakatan dalam menjalin

    hubungan sosial kemasyarakatan yang diaplikasikan dalam perilaku dan

    pengetahuan yang mencakup tata nilai, pandangan hidup, sistem kepercayaan,

    norma dan aturan.1 Semua elemen-elemen yang dihadirkan dalam pertunjukan

    Sandur seakan sebagai cerminan dari apa yang dilakukan dalam bermasyarakat

    secara individu maupun kelompok.

    Kegiatan sesaji sebagai salah satu elemen selalu dilakukan oleh

    kelompok pendukung Sandur sebelum pertunjukan dan dilaksanakan di tempat-

    tempat yang dianggap keramat, memiliki tuah, serta dianggap memberikan

    pengaruh terhadap kelangsungan hidup bagi masyarakat pendukungnya. Peristiwa

    tersebut merupakan cerminan dari bentuk kesadaran dan pemahaman masyarakat

    terhadap pentingnya menjalin hubungan yang harmonis dengan Sang Pencipta.

    Prosesi sesaji tersebut adalah sebagai bentuk ungkap untuk mengingat (Jawa:

    1 Ahimsa-Putra, Tanda, Simbol, Budaya dan Ilmu Budaya. Makalah, (Yogyakarta:UGM.2002)

    1

  • nytri) dan menghormati (Jawa: mtri) atas kekuatan di luar diri manusia yang

    telah memberikan perlindungan dan daya hidup.2

    Tergambar jelas pula dalam rangkaian cerita yang dibawakan oleh keempat tokoh

    Sandur (Balong, Ptak, Cawik, dan Tangsil) menyiratkan nilai-nilai kehidupan

    dalam konteks sosial kemasyarakatan. Hubungan tersebut terjalin atas dasar

    kesadaran hidup bersama, sikap gotong royong, guyub-rukun saling menghormati,

    menyelesaikan permasalahan atas dasar musyawarah dan mufakat serta

    keseimbangan dalam hubungan dengan kehidupan dunia dan akhirat.

    Hubungan-hubungan yang terjalin antara sesama maupun hubungan

    dengan alam salah satunya tergambar jelas dalam adegan Mantrn-mantrnan.

    Adalah sajian dialog antara dua orang tokoh (Waker dan Mantri) yang materinya

    dibawakan dengan balutan humor (lawakan).3 Adegan yang disajikan pada bagian

    tengah tersebut mengusung materi yang bertemakan tentang pengamanan dan

    pelestarian hutan. Sebuah pesan penting yang agaknya sangat relevan dengan

    beberapa peristiwa yang acap kali melanda negeri ini. Bencana banjir, tanah

    longsor, maupun bencana kekeringan yang datang setiap tahun, setiap saat, telah

    menjadi momok terbesar yang mengancam kehidupan masyarakat.

    Pergeseran yang terjadi pada tatanan kehidupan masyarakat dewasa ini

    adalah akibat dari semakin lemahnya pemahaman dan kesadaran masyarakat

    terhadap norma-norma tersebut sebagai sebuah pandangan hidup. Masyarakat

    cenderung lebih berpola pada kehidupan yang konsumtif, mengedepankan

    kehidupan yang materialistis serta mengesampingkan kehidupan sosial yang

    didasari atas pemahaman spiritual dan sikap kebersamaan. Sehingga dapat

    dipahami apabila yang terjadi kemudian adalah perilaku kehidupan yang

    individualis dan cenderung egois.

    Berlatar dari pergeseran nilai kehidupan dalam bermasyarakat tersebut

    agaknya sangatlah pantas bagi pengkarya untuk mengangkat kembali nilai-nilai

    yang terdapat dalam pertunjukan Sandur sebagai gagasan yang dituangkan dalam

    karya seni dengan judul Kalongking ini. Dalam penyajiannya merupakan sebuah

    2 Wawancara dengan Sumardi, Guru dan Pemerhati Sandur. 3 Wawancara dengan Sakrun, Pimpinan kelompok Sandur Rangga Budaya kab. Tuban.

    2

  • penggambaran kronologis dari kebijaksanaan para pelaku Sandur dalam

    memaknai dan mengarungi kehidupan. Diawali dari ungkap pengagungan

    terhadap kekuatan dan kekuasaan Tuhan terhadap hidup yang diekspresikan

    melalui penggarapan suasana agung, hening, dan wingit. Bagian tengah terdapat

    penggarapan suasana semangat, suka cita, ditingkah dengan suasana gcul (lucu)

    penuh nuansa kedamaian dan keharmonisan sebagai ekspresi dari sikap

    kebersamaan dalam bermasyarakat. Proses perjalanan akhir manusia untuk

    mencapai kesempurnaan atau kembali ke Sang Khaliq diekspresikan dalam

    penggarapan suasana mencekam, tegang bercampur dengan nuansa magis dan

    haru sebagai puncak dari karya.

    Kalong atau kalongking dalam Bausastra Jawa-Indonesia Jilid 2 oleh

    S. Prawira Admadja memiliki arti Keluang atau Kelelawar besar. Dalam Kamus

    Besar Bahasa Indonesia edisi ke dua terbitan Balai Pustaka menyebutkan bahwa

    kata Kalongking adalah Kelelawar besar (Pterocarpus Edulis) yang makan buah-

    buahan pada waktu malam, sedangkan ketika siang hari tidur dengan

    menggantungkan diri pada dahan kayu.

    Hubungannya dengan judul dalam kekaryaan ini kata Kalongking

    dipenggal menjadi dua buah bagian yaitu dari kata Kalong dan Aking. Kalong

    adalah hewan serupa Kelelawar namun berukuran besar. Dalam pertunjukan

    Sandur hewan Kalong menjadi simbol dari adegan puncak yang disebut dengan

    kalongkingan atau bandulan. Sedangkan Aking dalam Bahasa Indonesia berarti

    kering. Kalong-Aking (Kalong kering), dapat dipahami sebagai Kalong yang

    sudah mati. Apabila dihubungkan dengan fase terakhir pertunjukan Sandur,

    peristiwa kalongkingan atau bandulan sebagai simbol dari proses menuju

    kesempurnaan yaitu akhir perjalanan manusia yang telah mencapai puncak

    hidupnya, yakni kembali ke Atas, kembali ke Tuhan atau meninggal dunia.

    B. Garapan

    Materi garap dalam karya ini berlatar tembang-tembang yang dibawakan

    oleh para pemusik Sandur yang disebut dengan Panjak Hor. Pendekatan garap

    mencoba memanfaatkan berbagai unsur garap dari tembang-tembang tersebut,

    3

  • dengan penekanan pada pengolahan cengkok, ritme, dinamika, melodi, tempo

    dan lain-lain yang dipadu dengan penggarapan pada instrumentasi untuk membuat

    komposisi menjadi lebih hidup tanpa menghilangkan esensi tembang Sandur

    sebagai salah satu bagian penting dari pertunjukan Sandur.

    Sebagai sarana ungkap dari peristiwa yang menghasilkan berbagai

    suasana seperti yang disajikan dalam pertunjukan Sandur, materi yang digunakan

    dalam karya ini bertolak dari akar budaya tradisi masyarakat setempat yang

    diramu, dipadukan dan diselaraskan dengan materi-materi baru hasil dari olah

    kreatif. Dari proses meramu berbagai jenis material tersebut dalam penyajiannya

    diharapkan mampu berdiri sebagai sebuah komposisi musik yang utuh, memiliki

    roh dan nilai yang sama meskipun suatu ketika dilepaskan dari obyek yang

    didukungnya yaitu rangkaian adegan yang dilakukan oleh keempat tokoh Sandur

    (Balong, Ptak, Cawik dan Tangsil). Atau apabila disatukan kembali dalam suatu

    proses garap justru akan semakin membuat pertunjukan menjadi lebih hidup dan

    memiliki nilai lebih, sehingga tidak saja menarik sebagai sebuah tontonan namun

    juga memiliki bobot dan kualitas sebagai sebuah tuntunan hidup.

    Penyajiannya dikemas sebagai sebuah pertunjukan dengan durasi lebih

    kurang 60 menit. Di dalamnya merupakan penggarapan dari unsur-unsur inti dari

    pertunjukan Sandur, sekaligus sebagai landasan dalam menentukan alur garap,

    yakni :

    1. Sesaji, berisi ungkapan-ungkapan permohonan keselamatan (tolak balak),

    penghormatan terhadap para leluhur (nytri/mtri), sampai pada ungkapan

    syukur atas berkah panen yang telah diterima. Sebuah ekspresi dari kesadaran

    terhadap hubungan antara manusia dan Tuhan melalui penggarapan suasana

    hening, agung dan wingit.

    2. Bancik-bancikan, adalah ekspresi dari suasana tenang, damai dan mrdika

    yang terkandung dalam peristiwa bancik ndhog, bancik kndhi, bancik

    dhngkul sampai dengan bancik pundak. Peristiwa ini adalah simbolisasi dari

    proses kehidupan manusia mulai dari dalam kandungan, lahir, akhil baliq

    hingga dewasa.

    4

  • 3. Golek pengalaman, adalah rangkaian ekspresi dari suasana gembira, ramai,

    lucu (gcul), dan sedih. Suasana tersebut mengacu pada peristiwa yang

    dikemas menjadi sebuah ceritera dimulai dari perjalanan anak petani yang

    miskin mencari pekerjaan. Namun dalam kondisi yang demikian seperti

    layaknya anak-anak lain, dalam beraktifitas kadang terselip juga sifat-sifat

    yang lugu, konyol maupun lucu.

    4. Kalongkingan atau bandulan, berisi nuansa-nuansa ketegangan, ketakutan,

    maupun kengerian yang diseling dengan nuansa magis. Sebuah ekspresi dari

    peristiwa yang dimulai dari bandan sampai dengan kalongkingan.

    Penggarapan melodi maupun syair tetap mengacu pada materi lama, akan

    tetapi terdapat perubahan garap pada tempo yang pada masing-masing materi

    tembang disertai dengan garap instrumen angklung dengan pola serta suasana

    menyesuaikan tema tiap-tiap adegan.

    C. Media

    Musik vokal merupakan media utama yang disajikan oleh kelompok

    Panjak Hor dalam pertunjukan Sandur. Vokal tersebut diwujudkan dalam

    rangkaian tembang-tembang sebagai penanda dari tiap adegan yang dilakukan

    dalam pertunjukan Sandur. Vokal tembang-tembang tersebut sebagai media utama

    dalam penggarapan karya ini. Penggarapannya difokuskan pada pengolahan ritme,

    irama, tempo, dan dinamika.

    Musik vokal dengan materi tembang-tembang, snggakan, bahkan tak

    jarang diselingi dengan teriakan-teriakan gcul memang bukan satu-satunya

    instrumen yang terdapat dalam pertunjukan Sandur. Terdapat dua buah

    instrumen yang menyatu sejiwa dengan materi tembang-tembang yang

    dilantunkan oleh kelompok Panjak Hor yakni gong bumbung (gong gumbng )

    dan kendang. Pada penyajiannya, kedua instrumen tersebut diperkaya dengan

    penggarapan pada instrumen lain yakni angklung paglak.

    Pengembangan dan pengolahan masing-masing instrumen dapat dijelaskan

    sebagai berikut :

    1. Gong bumbung (gong gumbng )

    5

  • Dari jumlah gong bumbung yang hanya satu buah tersebut akan

    diperbanyak menjadi 6 (enam) buah gong bumbung. Penggandaan dari sisi

    jumlah dimaksudkan untuk mendapatkan ragam nada yang salah satunya

    dapat diolah menjadi jalinan-jalinan nada, ataupun membentuk melodi

    untuk lebih memperkaya garap serta memperkuat suasana yang

    dibutuhkan dalam komposisi.

    2. Kendang

    Terdapat 1 (satu) buah instrumen kendang dalam pertunjukan

    Sandur. Dominasi instrumen kendang sangat kental dalam setiap

    pertunjukan Sandur. Mulai dari awal sampai dengan akhir sajian instrumen

    ini selalu berbunyi mengikuti materi tembang-tembang yang disajikan oleh

    kelompok Panjak Hor dan ataupun mengikuti setiap gerak dari para

    tokoh Sandur. Dalam karya ini posisi kendang diselaraskan dengan

    suasana sajian, artinya pada bagian-bagian tertentu instrumen kendang

    tidak berbunyi, atau pola kendangan disesuaikan dengan garap dari

    instrumen atau materi vokal yang lain.

    3. Angklung paglak

    Instrumen ini di dunia musik etnik bukanlah barang baru, bukan

    sesuatu hal yang asing. Di wilayah budaya Jawa Timur, Angklung paglak

    berkembang pada wilayah budaya Osing (Banyuwangi) dan masuk dalam

    keluarga gamelan Angklung Banyuwangi.4 Sedangkan pada musik etnik

    Bali instrumen ini sekeluarga dengan gamelan jgog dan atau gamelan

    rindhik.

    Angklung paglak tersebut dilepaskan dari tali yang merangkai pada

    rancak, dan dipilih pada nada-nada yang dibutuhkan dalam sajian,

    utamanya nada yang memiliki karakter bunyi besar. Sehingga dari sisi

    teknik membunyikan, instrumen tersebut mirip dengan saat kita memukul

    atau membunyikan knthongan. Hal tersebut dimaksudkan agar Angklung

    paglak dapat diperlakukan sebagai instrumen yang berbeda, sehingga

    4 Wawancara dengan Hari Wirawan, Dosen Jurusan Seni Krawitan STKW Surabaya

    6

  • hilang identitasnya dan mampu menyatu dengan garap dari instrumen yang

    lainnya.

    D. Deskripsi Sajian

    Komposisi diawali dengan dibunyikannya lima buah gong bumbung secara

    bersamaan selama lebih kurang 60 detik. Bagian ini diulang 2 kali dan pada

    pengulangan yang ke dua dibarengi dengan vokal tunggal Smlah yang

    disambut dengan teriakan (snggak-an) oleh kelompok Panjak Hor.

    Gong bumbung: zj3c6 jz6c3 jz5c2 3 . . . . . . . . . S m lah HORSAAAH 1. GOLEK PANGGONAN

    3 . z3x c5 3 z2c1 z2c3 z2c1 z2c3 2 2 2 z1cy y

    Mbang ja - gung m lok, m - lok na ndhu-wur gu-nung 2 3 2 3 2 1 zyct e 1 1 2 3 2 1 3 y Gyong-gyong n lor w - tan, wong nyandhur go - lk pang-go-nan . . j12 3 . j.3 j25 3 6 z6x c@ ! 6 j56 j33 2 Lola l la lo li l, la lo l la lola lla l . . 1 z2x x x.x x.c 1 1 3 5 jz6c@ ! j.6 j56

    j33 y La l la l la lo lo l la lola lla l . z2x xj3c2 1 . . jzyct e . z1x c2 z3x x x x c2

    z1x c3 y Ya - lo - lah ra - s - lo - lah

    Pada bagian ini seluruh tokoh Sandur maupun kelompok Panjak Hor

    masih berada di luar arena pentas. Sambil melakukan prosesi baris, para

    pendukung pertunjukan berjalan memasuki arena pentas sambil membawakan

    Tembang Kembang Jagung. Tembang ini dilakukan 2 rambahan dengan garap

    yang berbeda. Pada bagian pertama tembang dilakukan dengan tempo bebas

    (metris) dan dilantunkan secara bersama-sama. Garap pada bagian pertama ini

    juga ditimpali dengan lantunan vokal tunggal yang juga dilakukan secara bebas,

    sehingga didapat kesan melilit vokal yang dilantunkan secara bersama-sama.

    Syair vokal tunggal menggunakan baris pertama dan kedua yang dilakukan secara

    berulang sampai garap pada bagian pertama selesai. Sedangkan garap pada bagian

    7

  • kedua dimulai pada baris ketiga (lo la le la lo li l), dibawakan dengan tempo

    ajg (ritmis) dan berhenti pada baris ketiga (notasi yang dicetak miring), untuk

    menuju bagian berikutnya.

    2. WIDODAREN . . 3 2 1 3 5 6 3 3 6 jz5c6 3 3 jz2c1

    gy Mbok Sri wi - d - da - ri i - dk na san - dur- ku i - ki . z2x xj3c2 1 . . jzyct e . z1x c2 z3x x x

    x c2 z1x x x c3 gy Ya - lo - lah ra - s - lo lah . . j1j 2 3 . j.3 j2j 5 3 6 z6x x c@ ! 6

    j56 j33 g2 Lola l la lo li l, la lo l la lola lla l . . 1 z2x x x xx.x xj.c1 1 1 3 5 jz6c@ !

    j.6 j56 j33 gy La l la l la lo lo l la lola lla l . z2x xj3c2 1 . . jzyct e . z1x x c2 z3x x

    x x c2 z1x x c3 gy Ya - lo- lah ra - s - lo - lah

    Garap pada bagian ini materi dilakukan selama 1 rambahan. Tembang

    dibawakan dengan tempo lambat, disetiap akhir kalimat dari masing-masing baris

    dibarengi dengan tiupan gong bumbung secara bersama-sama.

    3. TANDUKAN

    Dhrk-dhrk ingkang lnggah jajar pinarakkan dhatng mriki sady

    Dhrk kul sak njawine knthng, sak lbtipun knthng mbotn wontn

    ingkang kul wastani, ugi sady ingkang kula wastani. Kul badhe

    mratlakakn lar angn ssandhuran, nk rin gumlar ing tb, nk sor

    jjogedan ing tengahing latar. Dhrk kul sampun nglmpak badh

    ngdgaken tratag rrambatan, tarub agung, bt binaturat. Sampun

    ngadg tratag rambat, tarub agung, krs obong-obong mnyan madu.

    Kukus mnyan madu nglanthng sak sd lanang, miyak skthng

    mnginggil dumugi skar gagar mayang. Kukus mnyan madu tasik kirang

    mnginggil malih, mnginggil dumugi pundi, dumugi lawang sl pnangkp,

    minggah malih manggn kayangan ptarangan. Kukus mnyan madu tasik

    kirang mnginggil malih, mnginggil dumugi pundi, dumugi sl gumandhul

    8

  • tanpa canthlan, kayangan cmindhil-indhil, cmndhol-ndhol. Tasik kirang

    mnginggil malih, mnginggil dumugi pundi, dumugi kayangan pengangn-

    angn, jonggring salok, kayangan dwa mnr sng. Tasik kirang

    mnginggil malih, mnginggil dumugi pundi, dumugi dhut amun-amun, dhut

    siwat-siwut, dhut mndhung, amun-amun barat. Tasik kirang mnginggil

    malih, mnginggil dumugi pundi, dumugi langit sap pitu alang-alang kumitir.

    Tasik kirang mnginggil malih, mnginggil dumugi pundi, mnginggil

    dumugi pok- mnyan madu. Tasik kirang mnginggil malih, mnginggil

    dumugi pundi, mnginggil dumugi bandulan angin, langit tundh sng

    pangimbal-imbalan mbok Sri widdari. Mbok Sri widdari cacah

    stunggal atus skawan ds skawan mambt gandan mnyan madu, pdh

    sakl miyak gagar mayang, gumrojog tanp larapan, mandhap ing

    ngarcpd, krs jinabatan, bancikan sl tj. Mbok Sri widdari

    ingkang cacah sekawan manggn dhatng guw garbane sik Sandhur,

    mbotn dados mnp sik Sandhur dipun jangkung mbok Sri widdari

    mandar bagus-bagus lan ayu rupan, luws marang jogd, kathah

    parikan, gumronggong suwaran, adoh kuncaran. Mbok Sri widdari

    ingkang cacah skawands manjing dhatng garban Panjak Hor, mbotn

    dados mnp Panjak Hor dipun jangkung mbok Sri widdari, mandar

    bagus-bagus rupan, kathah parikan, gumbronggong suwaran, adoh

    kuncaran. Mbok Sri widdari ingkang cacah stunggalatus manggn

    dhatng guw garban dhrk-dhrk sady, sintn mawon ingkang mirsani

    Sandhur kula suwun sagt rukun-pirukun. Mbok Sri widdari sampun

    pikantuk panggnan piyambak-piyambak, miyat dong panulak

    n kl sk tan katolak bali mngtan (Koor: Slamt ! )

    n kl sk kidul katolak bali mngidul (Koor: Slamt ! ) n kl sk lor katolak bali mngalor (Koor: Slamt ! ) n kl sk kulon katolak bali mngulon (Koor: Slamt ! ) n kl sk ndhuwur katolak saking Allah (Koor: nggiiiihh )

    9

  • Mbok Sri Widdari sampun pikantuk panggnan piyambak-piyambak,

    sautan knc panjak, wiyg gndhing suling, knthung Liwung jalukan

    kmbang klp.

    Tandukan adalah kalimat-kalimat klise semacam janturan pada pertunjukan

    wayang yang dilantunkan oleh seorang juru tanduk. Kalimat-kalimat tersebut

    berisikan ungkapan pengharapan akan keselamatan selama pertunjukan.

    Keselamatan bagi para pelaku pertunjukan dan ataupun bagi para penonton.

    Rangkaian kalimat tandukan tersebut dilagukan sekali rambahan, disetiap

    akhir kalimat dari masing-masing item selalu mendapatkan jawaban nggiiihh dari

    kelompok Panjak Hor. Sajian tandukan ini dibarengi dengan garap instrumen

    kendang dan lima buah gong bumbung:

    Kendang : _ . I P . . I P . _ Gong bumbung: _ . . . p . . . p _ Setiap akhir kalimat tandukan, bersamaan dengan jawaban nggih dari kelompok

    Panjak Hor, pola kendang dan gong bumbung adalah : . S jBL . gz.x x x.x x.x x.x c. 4. BUKAK KUDUNG

    . . 3 2 1 j3j 3 j5j j 5 j6j j j 3 j3j j 3 j3j j 3 Kl p bo-long t - lu cum-plung ba - long p tak ca j3j j j 6 jz5c6 3 3 jz2c1 y wik, tang - sil bu-kak ku-dhung . z2x xj3c2 1 . . jzyct e . z1x x c2 z3x x x x c2 z1x x c3 y Ya - lo-lah ra - s - lo - lah

    SENGGAK PANJAK.> . . ho lha dalah

    Bagian ini dilakukan 1 rambahan dibarengi dengan dibukanya selubung

    (penutup) muka dari keempat tokoh Sandur. Untuk lebih menguatkan suasana

    mrabu pada bagian ini dibarengi dengan garap pada instrumen gong bumbung: GB 1 : _.5.. .5.. .5.. .5.g._ GB 2 : _...3 .... ...3 ...g. _ GB 3 : _j22.j22. j22.j22. j22.j22. j22.j22g. _ GB 4 : _11.. 11.. 11.. 11.g._ GB 5 : _...! ...! ...! ...g!_ GB 6 : _.... ...p. .... ...g._ 5. BLNDRONGAN (LARAS PELOG)

    10

  • . 1 t y . 1 t y 1 z2c3 2 . . . . Le la l le la l la lo l byak 5 3 5 5 5 5 7 6 5 j6j 5 j6j 3 2

    La lo la l la lo la l la l la le la l . 3 . 2 . j35 j35 5 . . 3 6 j.5 j65 j63 2 L l lolo lolo l la l la loli lla l . 3 . 2 . j35 j35 5 . . 7 6 5 j65 j63 2 L l lolo lolo l li le la lla lela l . 5 . z6x x x c 7 z5x c3 3 2 1 t y . . . . La lo lo l la lo la l

    Ho lha dalah mboyoog

    Bagian ini dilakukan 2 rambahan dengan teknik putus. Artinya setelah

    selesai dari rambahan pertama tidak langsung menuju rambahan kedua pada alur

    ketukan yang sama. Tembang pada rambahan kedua dibawakan setelah rambahan

    pertama benar-benar tuntas (selesai kata mboyog).

    Dengan demikian garap jalinan nada yang membentuk melodi pada

    instrumen gong bumbung juga mengalami perubahan terkait dengan alur ketukan

    yang terputus. Terdapat dua kali berhenti (andhgan) melodi gong bumbung

    yakni pada teks lagu baris pertama bagian senggak-an byak, dan yang kedua pada

    akhir tembang yakni senggak-an ho lha dalah mboyooog.

    6. SANDHURAN (DALAM LARAS PELOG)

    . . j56 ! . j.! j@! 6 . j.5 j56 ! . j.! j@! 6 Lola l l lil l la lola l l lil l I. 3 5 6 5 ! 6 jz5c3 5 . . 5 3 . . 3 6

    La lo la l li l la l la l la l II. 6 ! @ ! # @ jz!c6 zj!c@ . . ! jz6c! .

    . jz6c5 3 La lo la l li l la l la l la l

    III. . j.2 j32 jz1c2 jz3c5 3 . jz3c5 jz6c! @ . j.@ jz#c@ jz!c@ . j.@

    La lola l li l l la l la li l l I. 6 6 6 5 2 3 j23 1 6 6 zj6c3 6 . . 5 3

    La lo la l la l lol l l l lo l la l II. jz3c5 6 @ ! 6 6 j56 5 . . . @ ! 6

    La lo la l la l lol l l la l III. j.@ j.@ j#@ ! # jz@c# j!@ ! . j@! 6 3 zj5c6

    ! zj@c! @ la la lola l la l lol l ll lo l la l la l

    11

  • I. 5 3 5 6 . . jz5c3 2 . j.@ j!@ # . j.# j%# @ la l la l la l la lolo l la lila l

    II. ! 6 jz5c6 3 . . jz2c1 zyx x x x x c3 j.6 j56 ! . j.6 j!6 5 la l la l la l la lolo l la lila l

    III. jz!c@ # . @ j@! jzz6c5 . zj5c3 6 . 3 zj5c6 zj5c3 2 . jz1c2

    la l l lal l la l lo l li la l I. @ 6 @ ! # @ jzz!c6 5 . . 5 3 . . 3 6

    La l la l li l la l la l la l II. 6 @ 6 5 6 5 jz6c@ z!x x x x x x c@ . ! z6x x

    x x c5 . 6 3 La l la l li l la l la l la l

    III. jz3c5 3 . . j.2 zj1c2 3 zj5c6 5 jz!c@ . jz.x@x x x x xj!c6 5 . @ la l li l la la l la l la l

    I. 6 6 6 5 2 3 j23 1 La lo la l la l lol l

    II. 3 3 3 5 5 6 j56 5 La lo la l la l lol l

    III. @ jz@c! zj6c5 zj!c@ zj#c! @ . ! La lo la l la l l

    Pada bagian ini dilakukan 1 rambahan. Rambahan kedua dimulai pada

    setengan bagian belakang baris tembang kedua, berturut-turut dan diakhiri pada

    bagian akhir baris keempat. Teknik penggarapan suara satu, dua, dan tiga dimulai

    dari baris kedua dan seterusnya, sedangkan baris pertama dilakukan secara solo

    (tunggal). Penggarapan suara satu, dua dan tiga menggunakan teknik tabuhan

    gembyang maupun kempyung sebagai acuan dasar, dan melodi berikutnya

    dilakukan pengembangan berdasarkan rasa. Sedangkan untuk nada seleh tetap

    dilakukan kadang sama terkadang masih dalam bentuk kempyung dan ataupun

    gembyang. Garap pada instrumen gong bumbung adalah :

    GB 5: _!.!. !.!._ GB 6: _.3.. .3.g. _

    Akhir dari sajian tersebut kemudian dilanjutkan dengan adegan dialog

    antara tokoh Ptak dan Grma :

    DIALOG GREMO (Gm) dan PTAK (Pt) :

    Pt : kul amit kang grem (permisi kang grem) ; Gm : yo cung, kow bocah

    klyang kabur kanginan. Dalu-dalu mrn n p cung ; Pt : kmbang gdhang

    12

  • drng mkar kang ; Gm : yo cung, kow bocah montong, dalu-dalu mrn n

    p cung ; Pt : golek gawan kang ; Gm : ora n gawyan cung ; Pt : n kang ;

    Gm : iya cung, iki n gawan nha lakoni

    7. GOLK PNGALAMAN zj5c! jz!c5 jz6c3 5 S m - lah ! jz6c! jz5c6 5 jz3c2 j3j 5 jkz6cj!j 5 1 zj3c1 2 . . A - yo bu - dhal go -lk png nga la-man lo l sologotho j56 jz!c@ jz!c@ j@j 6 zj!c6 jz.xxk6c@ jz!c6 j.5 j5j 5 j!j k.6 j5j kz3c2 1 lalo l lo la mbo - yog mbo-yog Mbo-yog m -gol sak bo-kong j5j 6 ! jz5c2 j3j 5 j3j 1 j5j 6 j3j 2 1 lo la l lo la l lo la l l- rn ko-no snggak-an: j5j 3 j2j j 3 j5j 6 j!j jj 5 j5j j 3 j2j j 3 j5j 1 1 Dilm-pat lm-pit a - moh nk ra kom-plit a ku moh

    Sajian tembang ini dilakukan sekali rambahan. Syair lagu pada baris

    pertama Smlah dilakukan oleh tokoh Ptak dan berikutnya dilanjutkan oleh

    kelompok Panjak Hor. Akhir dari tembang dilanjutkan senggak-an yang

    dibarengi dengan garap pada instrumen gong bumbung:

    GB 1 : _j.5j.5j.5j.5 ...._ GB 4 : _j11.j11. j11.j11 ._ GB 2 : _3.3. 3.3._ GB 5 : _.!.! .!.!_ GB 3 : _.2.2 ...2_ GB 6 : _...3 ...g._ Dan senggak-an dari kelompok Panjak Hor :

    Senggak I : _x.x c. j.X0 z0x x x x x.x c. j.0 z0x _ Mboyoog. Horsah Senggak II : _. . . j.0 j.0 0 . j.0 j.0 0 . . _ Sog sog sog sog sog sog

    Garap pada instrumen gong bumbung yang dibarengi dengan senggak-an

    dari kelompok Panjak Hor tersebut dimaksudkan sebagai penegas suasana

    tegang bercampur dengan wingit. Materi ini dilakukan selama 2 rambahan

    sekaligus sebagai transisi menuju materi berikutnya yakni Anggang-anggang.

    8. MBOK SRI WIDDARI (ANGGANG-ANGGANG)

    13

  • . . 3 2 1 3 5 6 3 3 6 jz5c6 3 3 jz2c1 gy Mbok Sri wi - d - da - ri i - dk - na san - dur - ku i - ki . z2x xj3c2 1 . . jzyct e . z1x c2 z3x x x

    x c2 z1x x x c3 gy Ya - lo - lah ra - s - lo lah . . j1j 2 3 . j.3 j2j 5 3 6 z6x x c@ ! 6

    j56 j33 g2 Lola l la lo li l, la lo l la lola lla l . . 1 z2x x x xx.x xj.c1 1 1 3 5 jz6c@ !

    j.6 j56 j33 gy La l la l la lo lo l la lola lla l . z2x xj3c2 1 . . jzyct e . z1x x c2 z3x x

    x x c2 z1x x c3 gy Ya - lo- lah ra - s - lo - lah ANGGANG-ANGGANG MENYAN

    . . 5 3 2 5 5 5 ! ! ! 5 ! ! ! ! Ngobong menyan ma- du ku - ku - s mung -gah mn- dhu -wur . . . z@x x x c! z5x x c3 2 . . . 1 5 5 5 5 Nglan - thng - sak s -d la- nang . . 5 3 2 5 6 ! . z5x x c! 6 . 3 2 2 Mbok Sri wi - d - da - ri man - jing n san-dhur . . . 1 1 2 y 1 . 5 . 3 . z2x x c1 2 Kar - s s su - ci ban - cik - a - n . . . z1x x x c2 3 6 z5x x x x c! z6x x c5 2 . 3 . 5 Ban - cik - a - n s - l t - j

    Antara materi tembang pertama yakni Anggang-anggang dan materi kedua

    Anggang-anggang mnyan disajikan secara berurutan dan terikat dengan tempo

    yang disajikan oleh garap melodi pada gong bumbung. Kedua buah materi

    tersebut dibawakan selama satu kali rambahan dibarengi dengan garap pada

    adegan tokoh Sandur. Masing-masing tokoh mengitari arena pertunjukan,

    kemudian berhenti untuk membasuh atau mensucikan (nganggang) tangan dan

    kaki pada asap dupa yang dibakar. Bagian ini terdapat garap pada instumen gong

    bumbung dengan irm lmb pada tembang bagian perama dan irm rangkp

    pada tembang bagian kedua.

    Gong bumbung bagian pertama :

    GB 1 : _ j.6 6 j66 j.6 6 j66 _ GB 4 : _ 2 . 2 . . . . . _ GB 2 : _ . . . 5 . . . 5 _ GB 5 : _ . . . ! . . . . _ GB 3 : _ . 3 . . . 3 . . _ GB 6 : _ . . . . . . . g. _

    14

  • Gong bumbung bagian kedua (mnyan madu) :

    GB 1 : _ j.6j.6j.6j.6 j.6j.6j.6j.6 _ GB 4 : _ 2 2 . . 2 2 . . _ GB 2 : _ . 5 . . . 5 . . _ GB 5 : _ j.! ! j!! j.! ! j!! _ GB 3 : _ 3 . 3 . 3 . 3 . _ GB 6 : _ . . . g. . . . g. _ 9. BANCIK-BANCIKAN

    Jalannya sajian dimulai dari Bancik ndhog, Bancik kndhi, Bancik

    dhngkul, Gonjingan dan terakhir Bancik pundhak. Garap tembang mengacu

    pada rangkaian adegan yang sedang berlangsung, dengan penekanan pada garap

    instrumen. Instrumen yang digunakan mulai merambah pada garap jalinan

    Angklung.

    Berikut ini adalah tembang dan garap instrumen yang disajikan pada

    adegan Bancik-bancikan :

    A. Bancik Endhog . . . 3 3 5 jz5c3 6 6 5 6 jz5c6 3 3 jz2c1 y mbang y - n blondhot sik san-dhur mban - cik - n - dhog . z2x xj3c2 1 . . jzyct e . z1x c2 z3x x x

    x c2 z1x x x c3 gy Ya - lo - lah ra - s - lo lah . . j1j 2 3 . j.3 j2j 5 3 6 z6x x c@ ! 6

    j56 j33 g2 Lola l la lo li l, la lo l la lola lla l . . 1 z2x x x xx.x xj.c1 1 1 3 5 jz6c@ !

    j.6 j56 j33 gy La l la l la lo lo l la lola lla l . z2x xj3c2 1 . . jzyct e . z1x x c2 z3x x

    x x c2 z1x x c3 gy Ya - lo- lah ra - s - lo - lah Garap pada instrumen Gong bumbung : GB 1 : _j.6j.6j.6j.6 j.6j.6j.6j.6 _ GB 4 : _22.. 22.._ GB 2 : _5.5. 5.5._ GB 5 : _j!!.j!!. j!!.j!!._ GB 3 : _.3.. .3.._ GB 6 : _...p. ...g._

    Tembang Kmbang Blondhot ini sebagai penanda pada adegan Bancik

    ndhog, yang dilakukan selama satu kali rambahan. Pada bagian ini dibarengi

    dengan garap sajian adegan Bancik ndhog yang dilakukan oleh empat tokoh

    Sandur secara bergantian. Pada materi tembang ini juga disertai dengan garap

    Gong bumbung dan instrumen Angklung.

    15

  • Garap Gong bumbung pada bagian ini hanya sampai pada baris ketiga

    gtr ketiga, dan pada bagian akhir dari gtr keempat disambung dengan garap

    instrumen Angklung.

    Garap instrumen Angklung (Akl) pada bagian ini adalah :

    Akl 1 : _j11j.11j11 j.1j.1j.1j.1 j.11_ Akl 2 : _j22j.22j22 j.2j.2j.2j.2 j.21_ Akl 3: _j55j.55j55 j.5j.5j.5j.5 j.55_ Akl 4 : _j66j.66j66 j.6j.6j.6j.6 j.66_ B. Bancik Kndhi

    Yn mbang uwi sik sandhur mbancik kndhi

    Ya lolah raslolah, Lolal lalolil, lalol lalola llal

    La l la l la lo lo l la lola lla l, Ya lo lah ra s lolah

    Materi tembang pada bagian ini dilakukan selama satu kali rambahan,

    dengan garap irama lamba dan irama rangkep yang masing-masing

    menggunakan jalinan yang berbeda. Garap instrumen tersebut adalah :

    Irama lamba :

    Akl 1 : .... .... j.1.j.1. j.1.1g. j111j.1. .j.1.1 .j.1.1 .j.1.1 .j.11g. _ Akl 2 : .... .... j.2.j.2. j.2.2g. j222j.2. .j.2.2 .j.2.2 .j.2.2 .j.22g. _Akl 3 : .... ...gj.3 3j.33j.3 33j.3g. .j.333 j33.j.3. j333j.33 j.33.g. _ Akl 4 : .... ...gj.6 6j.66j.6 66j.6g. .j.666 j66.j.6. j666j.66 j.66.g.

    Garap jalinan pada instrumen Angklung di atas hanya dilakukan pada baris

    bertama dan kedua materi tembang Kembang Uwi . Sedangkan baris ketiga dan

    seterusnya, jalinan pada instrumen Angklung pada irama rangkep adalah :

    Akl 1: _. j.1 . gj11 . j.1 . jg11 _ Akl 3 : _j.3 5 j35 g. j.3 5 j35 g. _ Akl 2 : _j.2 2 j22 g. j.2 2 j22 g. _ Akl 4 : _j6! j.6 ! g6 j6! j.6 ! g6 _

    C. Bancik Dengkul

    mbang yn bentul sik sandhur mbancik dhenkul

    Ya lolah raslolah, Lola l la loli l lalol lalola llal

    Lal la l lalolol lalola llal, Ya lolah rasloah

    16

  • Tembang Kmbang Bntul yang dipertegas dengan adegan Bancik

    dhngkul oleh para tokoh Sandur dilakukan satu rambahan. Bagian ini garap

    jalinan Angklung adalah :

    Akl 1: _. j.1 . gj11. j.1 . jg11_ Akl 3 : jg.5_j.3 5 j35 jg35 j.3 5j35 gj35_ Akl 2 : _jj22 .j22 g. j22.j22 g._ Akl 4 : g6!_j.6j!6j.! gj6! j.6j!6j.! gj6! _

    GONJINGAN (laras pelog) I. . . 6 7 . . 5 6 5 3 6 5 6 7 5 6 6 6 6 . Gonjing pi t num-pak bn-dhi c-r j-w w w w

    II. . . . j.@ j#@ j76 j53 2 zj3c5 6 zj#c@ 7 jz3c2 zj3c6 zj5c3 j26 Gonjing pita gonjing pit numpak bendhi c r j ww

    I. 7 5 6 7 6 5 3 2 5 3 2 u L lo la l la lo la l l lo la l II. j.6 j.5 j67 @ . . j76 5 . j75 jz6c7 j6@ j75 6 . 5

    w c ra jw lola le lola l le la lela lo l

    Pada bagian Gonjingan ini terdapat garap suara satu dan dua yang dilakukan

    selama tiga kali rambahan, dimulai pada rambahan kedua tanpa disertai garap

    jalinan instrumen Angklung, dan hanya dibarengi dengan pola kthuk, kmpul dan

    gong pada instrumen gong bumbung. Pada rambahan pertama dilagukan secara

    bersama-sama (koor), dengan disertai garap jalinan instrumen Angklung yakni :

    Akl 1 : _j.1 . 1 1 j.1 . 1 1_ Akl 4 : gj.6 _j.6 !j6!j.6 j.6 !j6! gj.6_ Akl 2 : _. j22 j.2 . . j22 j.2 ._ Gb 5 : _j!! . j!! . j!!. j!! . _ Akl 3 : _j35 j.3 5 3 j35 j.3 5 3_ Gb 6 : _.p..p. .p..p. .p..p. .p..g. _

    D. Bancik Pundhak

    Yn mbang pudhak sik sandhur mbancik pundhak Ya lolah raslolah

    Materi tembang Kembang pudhak ini dilakukan selama satu rambahan,

    dibarengi dengan garap pada instrumen Angklung yang pola tabuhannya

    dilakukan secara seragam (unisound) pola tabuhan tersebut adalah : . . . . . . . j.P P pjPP j.P pP jPP jp.P j.P gj.P j.P pP jPP jp.P P jpPP j.P gP jPP pj.P P jpPP j.P jp.P j.P gP

    17

  • 10. JAMBE WOHE (dalam Laras Pelog)

    _ . . . . . . . . . . . . 5 5 jz5c3 5 Jamb wo-h . . 2 3 5 3 5 5 . . 7 6 7 5 3 2 La lo li lo la l li l li lo la l . . 2 3 5 6 5 3 6 5 2 1 . j23 j21 y _ La lo la l la l li lo la lo loli lla l

    Tembang Jamb Woh ini disajikan tiga rambahan dengan rincian garap

    sebagai berikut :

    1. Rambahan pertama dan kedua dengan irama tanggung. Sebelum sampai pada

    kalimat lagu yang terakhir yakni pada notasi dan syair yang dicetak tebal dan

    bergaris bawah, langsung disusul pada kalimat lagu baris pertama (Jamb

    Woh) sebagai rambahan yang kedua (semacam teknik canon namun hanya

    pada bagian akhir saja). Bagian ini dibarengi dengan garap tabuhan instrumen

    Angklung :

    Akl 1 : _j.1.1j.1 j.1.11_ Akl 2 : _.2j.2. .2j.2._ Akl 3 : gj.3 _ j33 j33 j33 j53 j33 j53 j35 jg33_ Akl 4 : gj.6 _ j66 j66 j66 j!6 j66 j!6 j6! gj66_ Gb ar : _j!!.j!!. j!!.j!!._ Gb pu : _.p..p. .p..p. .p..p. .p..g. _ 2. Rambahan ketiga dengan irama cepat dimulai sama seperti rambahan pertama

    dan kedua. Irama cepat tersebut berakhir pada notasi :

    . . 2 3 5 6 5 3 (gtr pertama dan kedua baris ketiga), serta disambung pada gtr berikutnya dengan irama tamban dan berakhir dengan rs

    slh. Garap jalinan pada instrumen Angklung adalah :

    Akl 1 : _1111 1111 _ Akl 4 : gj6! _j.!6j6!j.! 6j6!j.!6_ Akl 2 : _j.2j.2j.2j.2 j.2j.2j.2j.2_ Gb 5 : _.!.! .!.!_ Akl 3 : gj33 _j335j33j33 5j33j335_ Gb 6 : _...p. ...p. ...p. ...g._

    MONOLOG TANGSIL (dalam tembang)

    j rigl-rigl Sandurku, rigl- lintang ndhuwur ka (jangan sampai

    terjatuh sandurku, jatuhlah bintang di atas sana).

    18

  • 11. MRANTASI (Tangsil)

    tan bw, kidul bw, kulon bw, lor bw, tngah gori. Mug-mug ptak

    balong nk babat alas kckl mantri. Blis kolas kalis j n stan j n iblis, tak

    sawat krikil mlayun ngnthir

    Monolog mrantasi ini dilakukan oleh Tangsil sambil melempar-lemparkan

    kupat lpt kearah empat penjuru mata angin. Setelah monolog berakhir pada

    kata mlayun ngnthir, langsung disambut snggak-an oleh kelompok Panjak

    Hor seperti dibawah ini yang dilakukan selama empat rambahan.

    VOKAL PANJAK : _ 0 0 j0j 0 j0j j j j 0 j0j 0 j.0 j0j 0 . _ Can-thur g-lun-dhng rog-orog rog o rog PANJAK 1 PANJAK 2 PANJAK 3: _. 3 2 1 2 3 . . _ L la lo la l HORSAH 12. MANTRN-MANTRNAN

    a. Kidungan

    Pncdriy sak upami sumur agung tngahing wn

    Sami mriki sami mirsani ksnian kul tng r-r

    Pinarak ingkang skc mirngakn kidungan kul

    Mbok mnawi lpat kidungan kul, kul nyuwun pangaksm

    Gunung-gunung mbok gaw sawah kaya piy lh-ku mbanyoni

    Dunung-dunung mbok gaw salah kaya piy lh-ku nglakoni

    Manuk papat mlbu kurungan ayo sing giat mbangun lingkungan

    Setiap akhir dari masing-masing baris selalu disambung oleh tembang

    yang dilakukan oleh kelompok Panjak Hor. Sehingga antara tembang

    (kidungan) yang dilakukan oleh Waker dan kelompok Panjak Hor saling mengisi

    bergantian. Tembang Panjak Hor tersebut adalah :

    Panjak Hor : PH 1 : . . . 6 . j.5 j65 5 . j.2 j32 3 . . 2 2

    L la lla l la lola l la l

    19

  • . . 6 6 @ ! 6 5 ! ! @ jz6c! ! zj6c! ! ! La l la lo la l la l la l la l la lo

    PH 2 : gj.2 j35 j32 j35 6 . . . j.@ j.@ j.@ j!# @ . . . j.2

    La lola lla lola l l l la lola l la j35 j65 j6! @ . . . . ! ! @ zj6c! j## @ # % lola lla lola l la lo la l lala l la lo

    akhir dari kiungan tersebut kemudian dilanjutkan dengan dialog yang

    bernuansa lucu atau lawakan. Tema dialog adalah seputar tugas-tugas menjadi

    Wakr. Berikutnya disambung dengan Mantri memberikan perintah kepada

    Wakr untuk mengambi dua ekor kuda (kuda kepang) di gdhogan (istal atau

    kandang kuda) yang akan digunakan untuk berkeliling hutan. Bersamaan dengan

    dua tokoh tersebut menari berkeliling arena dengan menaiki kuda, terdapat garap

    vokal yang dibawakan oleh kelompok Panjak Hor, yakni:

    Vokal Sodhal-sadhul:

    Kelompok panjak 1 : _ 0 . 0 . 0 j.0 j0j 0 0 _ ya sodhal sadhul Kelompok panjak 2 : _. j.0 j0j 0 0 . j.0 j0j 0 0 _ sodhal sadhul sodhal sadhul Kelompok panjak 3 : _ . 3 6 5 6 3 6 5 6 3 6 5 6 3 6 5 _

    R r r r r r r r r r r r r r r

    Setelah satu putaran mengelilingi arena pertunjukan, digambarkan tokoh

    Wakr terjatuh dari kudanya. Kemudian Mantri memerintahkan untuk mengambil

    palang merah yang digunakan untuk mengobati kuda yang sakit akibat terjatuh.

    Pada adegan ini terdapat garap tembang yang disajikan oleh kelompok Panjak

    Hor, yakni :

    Tembang Jaran Dhawuk :

    2 x _. . jz3c5 5 zj3c5 5 zj3c5 2 . 3 5 jz5c6 jz3c3 3 jz2c1 y_ Ja ran jaran dhawuk, j ma ti n pinggir gumuk _. . y z1x x x c3 2 3 1 . . y z1x x c3 2 3 1

    A - ku - h sukt, a - ku - h banyu, 3 5 6 3 5 2 1 y _ Jaran dhawuk nglilir dhw Sajian tembang Jaran dhawuk ini disajikan satu rambahan dibarengi

    dengan garap pada instrumen Angklung Yakni :

    20

  • Akl 1 : _j.1.1j.1 j.1.11_ Akl 4 : _!j66!. !j66!._ Akl 2 : _.2j.2. .2j.2._ Gb ar : _!.!. !.!._ Akl 3 : _ j.3 5 j.3 5 .3 5 j.3 5_ Gb pu : _.p... .p..g._

    Setelah tembang tersebut kemudian digambarkan kuda bangun lagi. Lalu

    tokoh Wakr dan mantri melanjutkan perjalanan, kuda kelelahan sehingga terjatuh

    dan mati lagi. Berikutnya disajikan tembang Jaran abang :

    Jaran-jaran abang, j mati n pinggir kandhang

    Akuh sukt, aku h banyu,Jaran abang njaluk kudang

    Kudoangan, kudoangan, kudangan nang nong nang kling

    Omoah ngarp, omoah ngarp, omah ngarp jar mbal

    Anoak wdhus, anoak wdhus, anak wdhus jar cemp,

    anoak gmk, anoak gmk, anak gmk jar bnc

    Pntoil kudhu, pntoil kudhu, pntoil kudhu jar pac

    Kndaloi jaran, kndaloi jaran, kndali jaran jar rant

    Jaroan mati, jaroan mati, jaran mati nglilir dhw

    Akhir dari tembang ini kemudian dilanjutkan dengan vokal Sodhal-sadhul

    yang dilakukan satu kali rambahan sebagai penggambaran dari kondisi kuda yang

    telah sembuh dari sakit saat terjatuh dan siap untuk dinaiki lagi.

    Vokal Sodhal-sadhul:

    PH 1 : _ 0 . 0 . 0 . 0 . _ ya ya PH 2 : _. j.0 j0j 0 0 . j.0 j0j 0 0 _ sodhal sadhul sodhal sadhul PH 3 : _ . 3 6 5 6 3 6 5 6 3 6 5 6 3 6 5 _

    R r r r r r r r r r r r r r r

    Usai vokal Sodhal-sadhul yang kedua tersebut, kemudian dilanjutkan dengan

    dialog :

    Mantri (M) : Wakr, setelah kamu berjalan-jalan berkeliling hutan tadi

    dengar apa Wakr

    Wakr (W) : dengar thak..thok..thak..thok..

    M : wah itu Blandhong harus kamu tangkap Wakr

    21

  • W : wo, Blandhong sing ngntkn alas kedhung bundr kuwi

    Dan seterusnya berisi dialog yang intinya menangkap Blandhong.

    Kemudian Wakr berjalan berkeliling dan akhirnya bertemu dengan tokoh Ptak

    sehingga terjadi dialog :

    Wakr : hordah !!! , Ptak : pring, Mantri: siapa yang nyuruh babat (menebang

    kayu); Ptak: sakrun; Mantri : kamu mbabat alas (menebang kayu di hutan),

    mana suratnya? ; Ptak: tidak punya ; Mantri & Wakr : kalau begitu harus

    ditangkap..

    Bagian ini diakhiri dengan tokoh Ptak yang ditangkap (dengan

    dipondhong) dibawa berjalan mengelilingi arena pertunjukan, untuk menuju

    materi berikutnya yakni Bandan.

    13. BANDAN _. 5 5 . 3 5 3 2 3 5 6 5 6 5 3 2 _ L l la l la l la lo li l li l la l Bagian ini dilakukan beberapa kali rambahan menyesuaikan adegan yang

    sedang berlangsung. Adegan tersebut adalah saat tokoh Ptak yang dalam kondisi

    tidak sadar dibopong atau digendong mengitari arena pertunjukan dan selanjutnya

    dimasukkan ke dalam kotak kayu. Akhir dari materi vokal tersebut kemudian

    disambut dengan garapan pada instrumen Angklung yang berfungsi sebagai

    ilustrasi pada tembang Rpn Bandan. Pola jalinan pada instrumen Angklung

    tersebut adalah :

    Akl 1 : _..1. .1.. 1..1 .1.1_ Akl 4 : _j.!.!j.! .!6!_ Akl 2 : _22.2 2.22 .22. 2.2._ Gb 5 : _.!.. .!.._ Akl 3 : _535j.3 535j.3_ Gb 6 : _...g. ...g._

    14. REPN BANDAN (dalam Laras Pelog) 5 5 5 5 5 5 6 z6c5 z6c! Lr l- r s-khing l - r 5 2 2 2 1 1 1 1 1 2 3 3 z2x c1 o-ra ky du-lur si - ji di-bn-d, gr- m Senggak panjak : tak sanggan l

    VOKAL PAIY (dalam laras pelog)

    _. . . z@x x x c# ! @ # 5 5 5 z6x x x c! ! jz!c6 !

    22

  • Y pa i-y y y y y p i - y . . # @ # ! @ # 5 6 5 6 j!j ! ! jz!c6 !_ Dos ra pr-k-r du-lur si-ji dibn-d Gr- m

    Senggak : nha nglilir l

    Materi tembang Rpn Bandan dilagukan secara tunggal (solo) dengan

    tempo bebas (metris) pada saat posisi tokoh Ptak masih berada dalam kotak

    kayu. Akhir dari Rpn Bandan tersebut kemudian disambung dengan vokal Paiy

    yang dilantunkan oleh kelompok Panjak Hor. Vokal Paiy dilakukan berulang-

    ulang menyesuaikan durasi adegan yakni tokoh Ptak berada di dalam kotak kayu

    untuk dilucuti pakaiannya dan berakhir tokoh tersebut dikeluarkan dari dalam

    kotak kayu.

    15. KMBANG JAMBU . . . 3 . z3x c5 3 j2j j 1 2 3 zj5c6 3 3 jz2c1 y Mbang jam - bu mbok wi-d-da-ri sampun ml-bu . z2x xj3c2 1 . . jzyct e . z1x c2 z3x x x

    x c2 z1x x x c3 gy Ya - lo - lah ra - s - lo lah . . j1j 2 3 . j.3 j2j 5 3 6 z6x x c@ ! 6

    j56 j33 g2 Lola l la lo li l, la lo l la lola lla l . . 1 z2x x x xx.x xj.c1 1 1 3 5 jz6c@ !

    j.6 j56 j33 gy La l la l la lo lo l la lola lla l . z2x xj3c2 1 . . jzyct e . z1x x c2 z3x x

    x x c2 z1x x c3 gy Ya - lo- lah ra - s - lo - lah

    16. KMBANG JOWAR

    Mbang jowar mbok widdari mrambat tampar

    Ya lolah raslolah, Lolal lalolil lalol lalola lla l

    La l la l lalo lol lalola lla l, Ya lolah raslolah

    Adegan yang menyertai materi tembang Kmbang Jambu dan Kembang

    Jowar dilakukan secara berturut-turut selama satu kali rambahan. Kmbang Jambu

    menggambarkan adegan ketika tokoh Ptak yang masih dalam kondisi trance

    diarak menuju tiang bambu yang dipancang di tengah arena. Sedangkan Kmbang

    Jowar menyertai adegan saat si Ptak memanjat tali yang terjulur dari posisi

    23

  • tengah diantara dua tiang bambu, kemudian merambat naik untuk bergelantungan

    pada tali yang dibentang pada tiang bambu. 17. KALONGKINGAN/BANDULAN (dalam laras pelog)

    _. . . z5x x c6 z7x c5 6 . . . z5x x x c6 z7x c5 6 Ka - long-king ka - long-king . 3 3 5 6 5 3 2 . . . 1 2 3 1 2 jambun wis ra - n Do do lit do lt . . . 1 2 3 1 2 _

    do do lit do lt

    Tembang Kalongking dilantunkan berulang-ulang menyesuaikan adegan

    yang sedang berlangsung. Adegan tersebut ialah tokoh Ptak yang telah

    bergelantungan pada tali yang dibentang, serta menggerak-gerakkan tangannya

    menirukan hewan kalong yang mengepakkan sayapnya. Kemudian si Ptak

    meraih kupat lpt yang di gantungkan pada tali. 18. KMBANG WALUR

    Mbang walur mbok widadari balik mndhuwur

    Ya lolah raslolah, Lolal lalolil lalol lalola llal

    La l la l lalolol lalola lla l,Ya lolah raslolah

    Materi tembang Kmbang Walur disajikan satu rambahan menandai

    berakhirnya aktivitas Ptak yang bergelantungan di atas tali dan kembali

    merambat turun. Berakhirnya sajian Kmbang Walur kemudian disambung

    dengan Kmbang Kluwh sebagai penanda berakhirnya keseluruhan sajian karya

    dengan judul Kalongking ini.

    KMBANG KLUWH

    Mbang kluwh kanca sandhur padha mulh

    Ya lolah raslolah, Lolal lalolil,lalollalola llal

    La lla l lalolol lalolallal, Ya lolah raslolah

    E. Pendukung Karya

    NO. NAMA PENDUKUNG POSISI DALAM

    KARYA PEKERJAAN

    1. Sakrun Grm Petani/Pimpinan Sandur

    2. Sukar Panjak Hor Petani/Seniman Sandur

    24

  • 3. Marsilan Panjak Hor Petani/Seniman Sandur

    4. Rantiman Panjak Hor Petani/Seniman Sandur

    5. Wardaya Panjak Hor Petani/Seniman Sandur

    6. Tasim Panjak Hor Petani/Seniman Sandur

    7. Madram Panjak Hor Petani/Seniman Sandur

    8. Warji A Panjak Hor Petani/Seniman Sandur

    9. Warji B Panjak Hor Petani/Seniman Sandur

    10. Jamiatun Panjak Hor Petani/Seniman Sandur

    11. Sunggar Panjak Hor Petani/Seniman Sandur

    12. Warto Panjak Hor Petani/Seniman Sandur

    13. Satimo Panjak Hor Petani/Seniman Sandur

    14. Pantono Panjak Hor Petani/Seniman Sandur

    15. Samiono Panjak Hor Petani/Seniman Sandur

    16. Sumardi Panjak Hor Guru

    17. Masrondi Pengendang Guru

    18. Eko Yudono Tanduk Guru

    19. Krisna Tukang oncor Guru

    20. Joko Winarno Tukang kandhut Guru

    21. Wahyono Panjak Hor Guru

    22. Joko Wahyuono Panjak Hor PNS

    23. Purwa Suleksono Panjak Hor Guru

    24. Jatmiko Panjak Hor Staf administrasi

    25. Tegar Isabasi Panjak Hor Wiraswasta

    26. Bima Panjak Hor Pelajar SMP

    27. Didik Ds Panjak Hor Guru

    28. Ali Kamami Panjak Hor Wiraswasta

    29. Rudi Winarko Panjak Hor Wiraswasta

    30. Pramana Panjak Hor Wiraswasta

    31. Dedi Hartanto Panjak Hor Mahasiswa STKW

    32. Slendro Sri Martono Panjak Hor Mahasiswa STKW

    25

  • 33. Gaguk Wardaya Panjak Hor Wiraswasta

    34. Sigit Hadi Panjak Hor Wiraswasta

    35. Purwadi Panjak gong Pegawai DLLAJR

    36. Aryo Supeno Admojo Panjak gong Mahasiswa STKW

    37. Suparman Panjak gong Mahasiswa STKW

    38. Suntoro Admojo Panjak gong Mahasiswa STKW

    39. Dadang Haryanto Panjak gong Mahasiswa STKW

    40. Wahyudi Panjak gong Mahasiswa STKW

    41. Tegar Tokoh Tangsil Siswa/pelajar SD

    42. Risqi Tokoh Cawik Siswa/pelajar SD

    43. Gilang Tokoh Ptak Siswa/pelajar SD

    44. Raka Tokoh Balong Siswa/pelajar SD

    DAFTAR ACUAN A. Pustaka

    Admadja, S. Prawira. (1989), Bausastra Jawa-Indonesia Jilid 2. CV. Haji Masagung. Jakarta.

    Ahimsa-Putra. (2000). Tanda, Simbol, Budaya dan Ilmu Budaya, Makalah, UGM,

    Yogyakarta. B. Daftar Narasumber

    1. Nama : Sakrun (51 tahun)

    Alamat : Dusun Randu Pokak, Desa Prunggahan Kulon, Kec.

    Semanding, Kab. Tuban.

    Pekerjaan : Petani

    2. Nama : Sumardi, S.Pd. (43 tahun)

    Alamat : Lingkungan Jarkali RT. 03, RW. 02 Kelurahan Jarkali

    Kec. Semanding Kab. Tuban

    Pekerjaan : PNS Guru SMP Negeri 6 Tuban

    26

  • 27

    3. Nama : Hari Wirawan, S.Sn. (41 tahun)

    Alamat : Jl. Medokan Semampir No. 15 Surabaya

    Pekerjaan : Staf Pengajar (Dosen) STK Wilwatikta Surabaya.