kalongking
DESCRIPTION
ISSN : 2087 – 314X Jurnal Terob Volume IVNo 6 April 2013Oleh : Joko Susilo, M.Sn.TRANSCRIPT
-
ISSN : 2087 314X Jurnal Terob Volume IV
No 6 April 2013
Oleh : Joko Susilo, M.Sn.
KALONGKING Sebuah Presentasi Garap Karya
Berlatar Seni Pertunjukan Sandur Tuban
A. Gagasan
Pertunjukan Sandur telah mampu memberikan pengaruh kepada
masyarakat pendukungnya sebagai bagian dari masyarakat yang lebih luas untuk
memahami dan menjalankan norma-norma yang berlaku di dalam masyarakat.
Norma-norma yang terbentuk merupakan sebuah kesepakatan dalam menjalin
hubungan sosial kemasyarakatan yang diaplikasikan dalam perilaku dan
pengetahuan yang mencakup tata nilai, pandangan hidup, sistem kepercayaan,
norma dan aturan.1 Semua elemen-elemen yang dihadirkan dalam pertunjukan
Sandur seakan sebagai cerminan dari apa yang dilakukan dalam bermasyarakat
secara individu maupun kelompok.
Kegiatan sesaji sebagai salah satu elemen selalu dilakukan oleh
kelompok pendukung Sandur sebelum pertunjukan dan dilaksanakan di tempat-
tempat yang dianggap keramat, memiliki tuah, serta dianggap memberikan
pengaruh terhadap kelangsungan hidup bagi masyarakat pendukungnya. Peristiwa
tersebut merupakan cerminan dari bentuk kesadaran dan pemahaman masyarakat
terhadap pentingnya menjalin hubungan yang harmonis dengan Sang Pencipta.
Prosesi sesaji tersebut adalah sebagai bentuk ungkap untuk mengingat (Jawa:
1 Ahimsa-Putra, Tanda, Simbol, Budaya dan Ilmu Budaya. Makalah, (Yogyakarta:UGM.2002)
1
-
nytri) dan menghormati (Jawa: mtri) atas kekuatan di luar diri manusia yang
telah memberikan perlindungan dan daya hidup.2
Tergambar jelas pula dalam rangkaian cerita yang dibawakan oleh keempat tokoh
Sandur (Balong, Ptak, Cawik, dan Tangsil) menyiratkan nilai-nilai kehidupan
dalam konteks sosial kemasyarakatan. Hubungan tersebut terjalin atas dasar
kesadaran hidup bersama, sikap gotong royong, guyub-rukun saling menghormati,
menyelesaikan permasalahan atas dasar musyawarah dan mufakat serta
keseimbangan dalam hubungan dengan kehidupan dunia dan akhirat.
Hubungan-hubungan yang terjalin antara sesama maupun hubungan
dengan alam salah satunya tergambar jelas dalam adegan Mantrn-mantrnan.
Adalah sajian dialog antara dua orang tokoh (Waker dan Mantri) yang materinya
dibawakan dengan balutan humor (lawakan).3 Adegan yang disajikan pada bagian
tengah tersebut mengusung materi yang bertemakan tentang pengamanan dan
pelestarian hutan. Sebuah pesan penting yang agaknya sangat relevan dengan
beberapa peristiwa yang acap kali melanda negeri ini. Bencana banjir, tanah
longsor, maupun bencana kekeringan yang datang setiap tahun, setiap saat, telah
menjadi momok terbesar yang mengancam kehidupan masyarakat.
Pergeseran yang terjadi pada tatanan kehidupan masyarakat dewasa ini
adalah akibat dari semakin lemahnya pemahaman dan kesadaran masyarakat
terhadap norma-norma tersebut sebagai sebuah pandangan hidup. Masyarakat
cenderung lebih berpola pada kehidupan yang konsumtif, mengedepankan
kehidupan yang materialistis serta mengesampingkan kehidupan sosial yang
didasari atas pemahaman spiritual dan sikap kebersamaan. Sehingga dapat
dipahami apabila yang terjadi kemudian adalah perilaku kehidupan yang
individualis dan cenderung egois.
Berlatar dari pergeseran nilai kehidupan dalam bermasyarakat tersebut
agaknya sangatlah pantas bagi pengkarya untuk mengangkat kembali nilai-nilai
yang terdapat dalam pertunjukan Sandur sebagai gagasan yang dituangkan dalam
karya seni dengan judul Kalongking ini. Dalam penyajiannya merupakan sebuah
2 Wawancara dengan Sumardi, Guru dan Pemerhati Sandur. 3 Wawancara dengan Sakrun, Pimpinan kelompok Sandur Rangga Budaya kab. Tuban.
2
-
penggambaran kronologis dari kebijaksanaan para pelaku Sandur dalam
memaknai dan mengarungi kehidupan. Diawali dari ungkap pengagungan
terhadap kekuatan dan kekuasaan Tuhan terhadap hidup yang diekspresikan
melalui penggarapan suasana agung, hening, dan wingit. Bagian tengah terdapat
penggarapan suasana semangat, suka cita, ditingkah dengan suasana gcul (lucu)
penuh nuansa kedamaian dan keharmonisan sebagai ekspresi dari sikap
kebersamaan dalam bermasyarakat. Proses perjalanan akhir manusia untuk
mencapai kesempurnaan atau kembali ke Sang Khaliq diekspresikan dalam
penggarapan suasana mencekam, tegang bercampur dengan nuansa magis dan
haru sebagai puncak dari karya.
Kalong atau kalongking dalam Bausastra Jawa-Indonesia Jilid 2 oleh
S. Prawira Admadja memiliki arti Keluang atau Kelelawar besar. Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia edisi ke dua terbitan Balai Pustaka menyebutkan bahwa
kata Kalongking adalah Kelelawar besar (Pterocarpus Edulis) yang makan buah-
buahan pada waktu malam, sedangkan ketika siang hari tidur dengan
menggantungkan diri pada dahan kayu.
Hubungannya dengan judul dalam kekaryaan ini kata Kalongking
dipenggal menjadi dua buah bagian yaitu dari kata Kalong dan Aking. Kalong
adalah hewan serupa Kelelawar namun berukuran besar. Dalam pertunjukan
Sandur hewan Kalong menjadi simbol dari adegan puncak yang disebut dengan
kalongkingan atau bandulan. Sedangkan Aking dalam Bahasa Indonesia berarti
kering. Kalong-Aking (Kalong kering), dapat dipahami sebagai Kalong yang
sudah mati. Apabila dihubungkan dengan fase terakhir pertunjukan Sandur,
peristiwa kalongkingan atau bandulan sebagai simbol dari proses menuju
kesempurnaan yaitu akhir perjalanan manusia yang telah mencapai puncak
hidupnya, yakni kembali ke Atas, kembali ke Tuhan atau meninggal dunia.
B. Garapan
Materi garap dalam karya ini berlatar tembang-tembang yang dibawakan
oleh para pemusik Sandur yang disebut dengan Panjak Hor. Pendekatan garap
mencoba memanfaatkan berbagai unsur garap dari tembang-tembang tersebut,
3
-
dengan penekanan pada pengolahan cengkok, ritme, dinamika, melodi, tempo
dan lain-lain yang dipadu dengan penggarapan pada instrumentasi untuk membuat
komposisi menjadi lebih hidup tanpa menghilangkan esensi tembang Sandur
sebagai salah satu bagian penting dari pertunjukan Sandur.
Sebagai sarana ungkap dari peristiwa yang menghasilkan berbagai
suasana seperti yang disajikan dalam pertunjukan Sandur, materi yang digunakan
dalam karya ini bertolak dari akar budaya tradisi masyarakat setempat yang
diramu, dipadukan dan diselaraskan dengan materi-materi baru hasil dari olah
kreatif. Dari proses meramu berbagai jenis material tersebut dalam penyajiannya
diharapkan mampu berdiri sebagai sebuah komposisi musik yang utuh, memiliki
roh dan nilai yang sama meskipun suatu ketika dilepaskan dari obyek yang
didukungnya yaitu rangkaian adegan yang dilakukan oleh keempat tokoh Sandur
(Balong, Ptak, Cawik dan Tangsil). Atau apabila disatukan kembali dalam suatu
proses garap justru akan semakin membuat pertunjukan menjadi lebih hidup dan
memiliki nilai lebih, sehingga tidak saja menarik sebagai sebuah tontonan namun
juga memiliki bobot dan kualitas sebagai sebuah tuntunan hidup.
Penyajiannya dikemas sebagai sebuah pertunjukan dengan durasi lebih
kurang 60 menit. Di dalamnya merupakan penggarapan dari unsur-unsur inti dari
pertunjukan Sandur, sekaligus sebagai landasan dalam menentukan alur garap,
yakni :
1. Sesaji, berisi ungkapan-ungkapan permohonan keselamatan (tolak balak),
penghormatan terhadap para leluhur (nytri/mtri), sampai pada ungkapan
syukur atas berkah panen yang telah diterima. Sebuah ekspresi dari kesadaran
terhadap hubungan antara manusia dan Tuhan melalui penggarapan suasana
hening, agung dan wingit.
2. Bancik-bancikan, adalah ekspresi dari suasana tenang, damai dan mrdika
yang terkandung dalam peristiwa bancik ndhog, bancik kndhi, bancik
dhngkul sampai dengan bancik pundak. Peristiwa ini adalah simbolisasi dari
proses kehidupan manusia mulai dari dalam kandungan, lahir, akhil baliq
hingga dewasa.
4
-
3. Golek pengalaman, adalah rangkaian ekspresi dari suasana gembira, ramai,
lucu (gcul), dan sedih. Suasana tersebut mengacu pada peristiwa yang
dikemas menjadi sebuah ceritera dimulai dari perjalanan anak petani yang
miskin mencari pekerjaan. Namun dalam kondisi yang demikian seperti
layaknya anak-anak lain, dalam beraktifitas kadang terselip juga sifat-sifat
yang lugu, konyol maupun lucu.
4. Kalongkingan atau bandulan, berisi nuansa-nuansa ketegangan, ketakutan,
maupun kengerian yang diseling dengan nuansa magis. Sebuah ekspresi dari
peristiwa yang dimulai dari bandan sampai dengan kalongkingan.
Penggarapan melodi maupun syair tetap mengacu pada materi lama, akan
tetapi terdapat perubahan garap pada tempo yang pada masing-masing materi
tembang disertai dengan garap instrumen angklung dengan pola serta suasana
menyesuaikan tema tiap-tiap adegan.
C. Media
Musik vokal merupakan media utama yang disajikan oleh kelompok
Panjak Hor dalam pertunjukan Sandur. Vokal tersebut diwujudkan dalam
rangkaian tembang-tembang sebagai penanda dari tiap adegan yang dilakukan
dalam pertunjukan Sandur. Vokal tembang-tembang tersebut sebagai media utama
dalam penggarapan karya ini. Penggarapannya difokuskan pada pengolahan ritme,
irama, tempo, dan dinamika.
Musik vokal dengan materi tembang-tembang, snggakan, bahkan tak
jarang diselingi dengan teriakan-teriakan gcul memang bukan satu-satunya
instrumen yang terdapat dalam pertunjukan Sandur. Terdapat dua buah
instrumen yang menyatu sejiwa dengan materi tembang-tembang yang
dilantunkan oleh kelompok Panjak Hor yakni gong bumbung (gong gumbng )
dan kendang. Pada penyajiannya, kedua instrumen tersebut diperkaya dengan
penggarapan pada instrumen lain yakni angklung paglak.
Pengembangan dan pengolahan masing-masing instrumen dapat dijelaskan
sebagai berikut :
1. Gong bumbung (gong gumbng )
5
-
Dari jumlah gong bumbung yang hanya satu buah tersebut akan
diperbanyak menjadi 6 (enam) buah gong bumbung. Penggandaan dari sisi
jumlah dimaksudkan untuk mendapatkan ragam nada yang salah satunya
dapat diolah menjadi jalinan-jalinan nada, ataupun membentuk melodi
untuk lebih memperkaya garap serta memperkuat suasana yang
dibutuhkan dalam komposisi.
2. Kendang
Terdapat 1 (satu) buah instrumen kendang dalam pertunjukan
Sandur. Dominasi instrumen kendang sangat kental dalam setiap
pertunjukan Sandur. Mulai dari awal sampai dengan akhir sajian instrumen
ini selalu berbunyi mengikuti materi tembang-tembang yang disajikan oleh
kelompok Panjak Hor dan ataupun mengikuti setiap gerak dari para
tokoh Sandur. Dalam karya ini posisi kendang diselaraskan dengan
suasana sajian, artinya pada bagian-bagian tertentu instrumen kendang
tidak berbunyi, atau pola kendangan disesuaikan dengan garap dari
instrumen atau materi vokal yang lain.
3. Angklung paglak
Instrumen ini di dunia musik etnik bukanlah barang baru, bukan
sesuatu hal yang asing. Di wilayah budaya Jawa Timur, Angklung paglak
berkembang pada wilayah budaya Osing (Banyuwangi) dan masuk dalam
keluarga gamelan Angklung Banyuwangi.4 Sedangkan pada musik etnik
Bali instrumen ini sekeluarga dengan gamelan jgog dan atau gamelan
rindhik.
Angklung paglak tersebut dilepaskan dari tali yang merangkai pada
rancak, dan dipilih pada nada-nada yang dibutuhkan dalam sajian,
utamanya nada yang memiliki karakter bunyi besar. Sehingga dari sisi
teknik membunyikan, instrumen tersebut mirip dengan saat kita memukul
atau membunyikan knthongan. Hal tersebut dimaksudkan agar Angklung
paglak dapat diperlakukan sebagai instrumen yang berbeda, sehingga
4 Wawancara dengan Hari Wirawan, Dosen Jurusan Seni Krawitan STKW Surabaya
6
-
hilang identitasnya dan mampu menyatu dengan garap dari instrumen yang
lainnya.
D. Deskripsi Sajian
Komposisi diawali dengan dibunyikannya lima buah gong bumbung secara
bersamaan selama lebih kurang 60 detik. Bagian ini diulang 2 kali dan pada
pengulangan yang ke dua dibarengi dengan vokal tunggal Smlah yang
disambut dengan teriakan (snggak-an) oleh kelompok Panjak Hor.
Gong bumbung: zj3c6 jz6c3 jz5c2 3 . . . . . . . . . S m lah HORSAAAH 1. GOLEK PANGGONAN
3 . z3x c5 3 z2c1 z2c3 z2c1 z2c3 2 2 2 z1cy y
Mbang ja - gung m lok, m - lok na ndhu-wur gu-nung 2 3 2 3 2 1 zyct e 1 1 2 3 2 1 3 y Gyong-gyong n lor w - tan, wong nyandhur go - lk pang-go-nan . . j12 3 . j.3 j25 3 6 z6x c@ ! 6 j56 j33 2 Lola l la lo li l, la lo l la lola lla l . . 1 z2x x x.x x.c 1 1 3 5 jz6c@ ! j.6 j56
j33 y La l la l la lo lo l la lola lla l . z2x xj3c2 1 . . jzyct e . z1x c2 z3x x x x c2
z1x c3 y Ya - lo - lah ra - s - lo - lah
Pada bagian ini seluruh tokoh Sandur maupun kelompok Panjak Hor
masih berada di luar arena pentas. Sambil melakukan prosesi baris, para
pendukung pertunjukan berjalan memasuki arena pentas sambil membawakan
Tembang Kembang Jagung. Tembang ini dilakukan 2 rambahan dengan garap
yang berbeda. Pada bagian pertama tembang dilakukan dengan tempo bebas
(metris) dan dilantunkan secara bersama-sama. Garap pada bagian pertama ini
juga ditimpali dengan lantunan vokal tunggal yang juga dilakukan secara bebas,
sehingga didapat kesan melilit vokal yang dilantunkan secara bersama-sama.
Syair vokal tunggal menggunakan baris pertama dan kedua yang dilakukan secara
berulang sampai garap pada bagian pertama selesai. Sedangkan garap pada bagian
7
-
kedua dimulai pada baris ketiga (lo la le la lo li l), dibawakan dengan tempo
ajg (ritmis) dan berhenti pada baris ketiga (notasi yang dicetak miring), untuk
menuju bagian berikutnya.
2. WIDODAREN . . 3 2 1 3 5 6 3 3 6 jz5c6 3 3 jz2c1
gy Mbok Sri wi - d - da - ri i - dk na san - dur- ku i - ki . z2x xj3c2 1 . . jzyct e . z1x c2 z3x x x
x c2 z1x x x c3 gy Ya - lo - lah ra - s - lo lah . . j1j 2 3 . j.3 j2j 5 3 6 z6x x c@ ! 6
j56 j33 g2 Lola l la lo li l, la lo l la lola lla l . . 1 z2x x x xx.x xj.c1 1 1 3 5 jz6c@ !
j.6 j56 j33 gy La l la l la lo lo l la lola lla l . z2x xj3c2 1 . . jzyct e . z1x x c2 z3x x
x x c2 z1x x c3 gy Ya - lo- lah ra - s - lo - lah
Garap pada bagian ini materi dilakukan selama 1 rambahan. Tembang
dibawakan dengan tempo lambat, disetiap akhir kalimat dari masing-masing baris
dibarengi dengan tiupan gong bumbung secara bersama-sama.
3. TANDUKAN
Dhrk-dhrk ingkang lnggah jajar pinarakkan dhatng mriki sady
Dhrk kul sak njawine knthng, sak lbtipun knthng mbotn wontn
ingkang kul wastani, ugi sady ingkang kula wastani. Kul badhe
mratlakakn lar angn ssandhuran, nk rin gumlar ing tb, nk sor
jjogedan ing tengahing latar. Dhrk kul sampun nglmpak badh
ngdgaken tratag rrambatan, tarub agung, bt binaturat. Sampun
ngadg tratag rambat, tarub agung, krs obong-obong mnyan madu.
Kukus mnyan madu nglanthng sak sd lanang, miyak skthng
mnginggil dumugi skar gagar mayang. Kukus mnyan madu tasik kirang
mnginggil malih, mnginggil dumugi pundi, dumugi lawang sl pnangkp,
minggah malih manggn kayangan ptarangan. Kukus mnyan madu tasik
kirang mnginggil malih, mnginggil dumugi pundi, dumugi sl gumandhul
8
-
tanpa canthlan, kayangan cmindhil-indhil, cmndhol-ndhol. Tasik kirang
mnginggil malih, mnginggil dumugi pundi, dumugi kayangan pengangn-
angn, jonggring salok, kayangan dwa mnr sng. Tasik kirang
mnginggil malih, mnginggil dumugi pundi, dumugi dhut amun-amun, dhut
siwat-siwut, dhut mndhung, amun-amun barat. Tasik kirang mnginggil
malih, mnginggil dumugi pundi, dumugi langit sap pitu alang-alang kumitir.
Tasik kirang mnginggil malih, mnginggil dumugi pundi, mnginggil
dumugi pok- mnyan madu. Tasik kirang mnginggil malih, mnginggil
dumugi pundi, mnginggil dumugi bandulan angin, langit tundh sng
pangimbal-imbalan mbok Sri widdari. Mbok Sri widdari cacah
stunggal atus skawan ds skawan mambt gandan mnyan madu, pdh
sakl miyak gagar mayang, gumrojog tanp larapan, mandhap ing
ngarcpd, krs jinabatan, bancikan sl tj. Mbok Sri widdari
ingkang cacah sekawan manggn dhatng guw garbane sik Sandhur,
mbotn dados mnp sik Sandhur dipun jangkung mbok Sri widdari
mandar bagus-bagus lan ayu rupan, luws marang jogd, kathah
parikan, gumronggong suwaran, adoh kuncaran. Mbok Sri widdari
ingkang cacah skawands manjing dhatng garban Panjak Hor, mbotn
dados mnp Panjak Hor dipun jangkung mbok Sri widdari, mandar
bagus-bagus rupan, kathah parikan, gumbronggong suwaran, adoh
kuncaran. Mbok Sri widdari ingkang cacah stunggalatus manggn
dhatng guw garban dhrk-dhrk sady, sintn mawon ingkang mirsani
Sandhur kula suwun sagt rukun-pirukun. Mbok Sri widdari sampun
pikantuk panggnan piyambak-piyambak, miyat dong panulak
n kl sk tan katolak bali mngtan (Koor: Slamt ! )
n kl sk kidul katolak bali mngidul (Koor: Slamt ! ) n kl sk lor katolak bali mngalor (Koor: Slamt ! ) n kl sk kulon katolak bali mngulon (Koor: Slamt ! ) n kl sk ndhuwur katolak saking Allah (Koor: nggiiiihh )
9
-
Mbok Sri Widdari sampun pikantuk panggnan piyambak-piyambak,
sautan knc panjak, wiyg gndhing suling, knthung Liwung jalukan
kmbang klp.
Tandukan adalah kalimat-kalimat klise semacam janturan pada pertunjukan
wayang yang dilantunkan oleh seorang juru tanduk. Kalimat-kalimat tersebut
berisikan ungkapan pengharapan akan keselamatan selama pertunjukan.
Keselamatan bagi para pelaku pertunjukan dan ataupun bagi para penonton.
Rangkaian kalimat tandukan tersebut dilagukan sekali rambahan, disetiap
akhir kalimat dari masing-masing item selalu mendapatkan jawaban nggiiihh dari
kelompok Panjak Hor. Sajian tandukan ini dibarengi dengan garap instrumen
kendang dan lima buah gong bumbung:
Kendang : _ . I P . . I P . _ Gong bumbung: _ . . . p . . . p _ Setiap akhir kalimat tandukan, bersamaan dengan jawaban nggih dari kelompok
Panjak Hor, pola kendang dan gong bumbung adalah : . S jBL . gz.x x x.x x.x x.x c. 4. BUKAK KUDUNG
. . 3 2 1 j3j 3 j5j j 5 j6j j j 3 j3j j 3 j3j j 3 Kl p bo-long t - lu cum-plung ba - long p tak ca j3j j j 6 jz5c6 3 3 jz2c1 y wik, tang - sil bu-kak ku-dhung . z2x xj3c2 1 . . jzyct e . z1x x c2 z3x x x x c2 z1x x c3 y Ya - lo-lah ra - s - lo - lah
SENGGAK PANJAK.> . . ho lha dalah
Bagian ini dilakukan 1 rambahan dibarengi dengan dibukanya selubung
(penutup) muka dari keempat tokoh Sandur. Untuk lebih menguatkan suasana
mrabu pada bagian ini dibarengi dengan garap pada instrumen gong bumbung: GB 1 : _.5.. .5.. .5.. .5.g._ GB 2 : _...3 .... ...3 ...g. _ GB 3 : _j22.j22. j22.j22. j22.j22. j22.j22g. _ GB 4 : _11.. 11.. 11.. 11.g._ GB 5 : _...! ...! ...! ...g!_ GB 6 : _.... ...p. .... ...g._ 5. BLNDRONGAN (LARAS PELOG)
10
-
. 1 t y . 1 t y 1 z2c3 2 . . . . Le la l le la l la lo l byak 5 3 5 5 5 5 7 6 5 j6j 5 j6j 3 2
La lo la l la lo la l la l la le la l . 3 . 2 . j35 j35 5 . . 3 6 j.5 j65 j63 2 L l lolo lolo l la l la loli lla l . 3 . 2 . j35 j35 5 . . 7 6 5 j65 j63 2 L l lolo lolo l li le la lla lela l . 5 . z6x x x c 7 z5x c3 3 2 1 t y . . . . La lo lo l la lo la l
Ho lha dalah mboyoog
Bagian ini dilakukan 2 rambahan dengan teknik putus. Artinya setelah
selesai dari rambahan pertama tidak langsung menuju rambahan kedua pada alur
ketukan yang sama. Tembang pada rambahan kedua dibawakan setelah rambahan
pertama benar-benar tuntas (selesai kata mboyog).
Dengan demikian garap jalinan nada yang membentuk melodi pada
instrumen gong bumbung juga mengalami perubahan terkait dengan alur ketukan
yang terputus. Terdapat dua kali berhenti (andhgan) melodi gong bumbung
yakni pada teks lagu baris pertama bagian senggak-an byak, dan yang kedua pada
akhir tembang yakni senggak-an ho lha dalah mboyooog.
6. SANDHURAN (DALAM LARAS PELOG)
. . j56 ! . j.! j@! 6 . j.5 j56 ! . j.! j@! 6 Lola l l lil l la lola l l lil l I. 3 5 6 5 ! 6 jz5c3 5 . . 5 3 . . 3 6
La lo la l li l la l la l la l II. 6 ! @ ! # @ jz!c6 zj!c@ . . ! jz6c! .
. jz6c5 3 La lo la l li l la l la l la l
III. . j.2 j32 jz1c2 jz3c5 3 . jz3c5 jz6c! @ . j.@ jz#c@ jz!c@ . j.@
La lola l li l l la l la li l l I. 6 6 6 5 2 3 j23 1 6 6 zj6c3 6 . . 5 3
La lo la l la l lol l l l lo l la l II. jz3c5 6 @ ! 6 6 j56 5 . . . @ ! 6
La lo la l la l lol l l la l III. j.@ j.@ j#@ ! # jz@c# j!@ ! . j@! 6 3 zj5c6
! zj@c! @ la la lola l la l lol l ll lo l la l la l
11
-
I. 5 3 5 6 . . jz5c3 2 . j.@ j!@ # . j.# j%# @ la l la l la l la lolo l la lila l
II. ! 6 jz5c6 3 . . jz2c1 zyx x x x x c3 j.6 j56 ! . j.6 j!6 5 la l la l la l la lolo l la lila l
III. jz!c@ # . @ j@! jzz6c5 . zj5c3 6 . 3 zj5c6 zj5c3 2 . jz1c2
la l l lal l la l lo l li la l I. @ 6 @ ! # @ jzz!c6 5 . . 5 3 . . 3 6
La l la l li l la l la l la l II. 6 @ 6 5 6 5 jz6c@ z!x x x x x x c@ . ! z6x x
x x c5 . 6 3 La l la l li l la l la l la l
III. jz3c5 3 . . j.2 zj1c2 3 zj5c6 5 jz!c@ . jz.x@x x x x xj!c6 5 . @ la l li l la la l la l la l
I. 6 6 6 5 2 3 j23 1 La lo la l la l lol l
II. 3 3 3 5 5 6 j56 5 La lo la l la l lol l
III. @ jz@c! zj6c5 zj!c@ zj#c! @ . ! La lo la l la l l
Pada bagian ini dilakukan 1 rambahan. Rambahan kedua dimulai pada
setengan bagian belakang baris tembang kedua, berturut-turut dan diakhiri pada
bagian akhir baris keempat. Teknik penggarapan suara satu, dua, dan tiga dimulai
dari baris kedua dan seterusnya, sedangkan baris pertama dilakukan secara solo
(tunggal). Penggarapan suara satu, dua dan tiga menggunakan teknik tabuhan
gembyang maupun kempyung sebagai acuan dasar, dan melodi berikutnya
dilakukan pengembangan berdasarkan rasa. Sedangkan untuk nada seleh tetap
dilakukan kadang sama terkadang masih dalam bentuk kempyung dan ataupun
gembyang. Garap pada instrumen gong bumbung adalah :
GB 5: _!.!. !.!._ GB 6: _.3.. .3.g. _
Akhir dari sajian tersebut kemudian dilanjutkan dengan adegan dialog
antara tokoh Ptak dan Grma :
DIALOG GREMO (Gm) dan PTAK (Pt) :
Pt : kul amit kang grem (permisi kang grem) ; Gm : yo cung, kow bocah
klyang kabur kanginan. Dalu-dalu mrn n p cung ; Pt : kmbang gdhang
12
-
drng mkar kang ; Gm : yo cung, kow bocah montong, dalu-dalu mrn n
p cung ; Pt : golek gawan kang ; Gm : ora n gawyan cung ; Pt : n kang ;
Gm : iya cung, iki n gawan nha lakoni
7. GOLK PNGALAMAN zj5c! jz!c5 jz6c3 5 S m - lah ! jz6c! jz5c6 5 jz3c2 j3j 5 jkz6cj!j 5 1 zj3c1 2 . . A - yo bu - dhal go -lk png nga la-man lo l sologotho j56 jz!c@ jz!c@ j@j 6 zj!c6 jz.xxk6c@ jz!c6 j.5 j5j 5 j!j k.6 j5j kz3c2 1 lalo l lo la mbo - yog mbo-yog Mbo-yog m -gol sak bo-kong j5j 6 ! jz5c2 j3j 5 j3j 1 j5j 6 j3j 2 1 lo la l lo la l lo la l l- rn ko-no snggak-an: j5j 3 j2j j 3 j5j 6 j!j jj 5 j5j j 3 j2j j 3 j5j 1 1 Dilm-pat lm-pit a - moh nk ra kom-plit a ku moh
Sajian tembang ini dilakukan sekali rambahan. Syair lagu pada baris
pertama Smlah dilakukan oleh tokoh Ptak dan berikutnya dilanjutkan oleh
kelompok Panjak Hor. Akhir dari tembang dilanjutkan senggak-an yang
dibarengi dengan garap pada instrumen gong bumbung:
GB 1 : _j.5j.5j.5j.5 ...._ GB 4 : _j11.j11. j11.j11 ._ GB 2 : _3.3. 3.3._ GB 5 : _.!.! .!.!_ GB 3 : _.2.2 ...2_ GB 6 : _...3 ...g._ Dan senggak-an dari kelompok Panjak Hor :
Senggak I : _x.x c. j.X0 z0x x x x x.x c. j.0 z0x _ Mboyoog. Horsah Senggak II : _. . . j.0 j.0 0 . j.0 j.0 0 . . _ Sog sog sog sog sog sog
Garap pada instrumen gong bumbung yang dibarengi dengan senggak-an
dari kelompok Panjak Hor tersebut dimaksudkan sebagai penegas suasana
tegang bercampur dengan wingit. Materi ini dilakukan selama 2 rambahan
sekaligus sebagai transisi menuju materi berikutnya yakni Anggang-anggang.
8. MBOK SRI WIDDARI (ANGGANG-ANGGANG)
13
-
. . 3 2 1 3 5 6 3 3 6 jz5c6 3 3 jz2c1 gy Mbok Sri wi - d - da - ri i - dk - na san - dur - ku i - ki . z2x xj3c2 1 . . jzyct e . z1x c2 z3x x x
x c2 z1x x x c3 gy Ya - lo - lah ra - s - lo lah . . j1j 2 3 . j.3 j2j 5 3 6 z6x x c@ ! 6
j56 j33 g2 Lola l la lo li l, la lo l la lola lla l . . 1 z2x x x xx.x xj.c1 1 1 3 5 jz6c@ !
j.6 j56 j33 gy La l la l la lo lo l la lola lla l . z2x xj3c2 1 . . jzyct e . z1x x c2 z3x x
x x c2 z1x x c3 gy Ya - lo- lah ra - s - lo - lah ANGGANG-ANGGANG MENYAN
. . 5 3 2 5 5 5 ! ! ! 5 ! ! ! ! Ngobong menyan ma- du ku - ku - s mung -gah mn- dhu -wur . . . z@x x x c! z5x x c3 2 . . . 1 5 5 5 5 Nglan - thng - sak s -d la- nang . . 5 3 2 5 6 ! . z5x x c! 6 . 3 2 2 Mbok Sri wi - d - da - ri man - jing n san-dhur . . . 1 1 2 y 1 . 5 . 3 . z2x x c1 2 Kar - s s su - ci ban - cik - a - n . . . z1x x x c2 3 6 z5x x x x c! z6x x c5 2 . 3 . 5 Ban - cik - a - n s - l t - j
Antara materi tembang pertama yakni Anggang-anggang dan materi kedua
Anggang-anggang mnyan disajikan secara berurutan dan terikat dengan tempo
yang disajikan oleh garap melodi pada gong bumbung. Kedua buah materi
tersebut dibawakan selama satu kali rambahan dibarengi dengan garap pada
adegan tokoh Sandur. Masing-masing tokoh mengitari arena pertunjukan,
kemudian berhenti untuk membasuh atau mensucikan (nganggang) tangan dan
kaki pada asap dupa yang dibakar. Bagian ini terdapat garap pada instumen gong
bumbung dengan irm lmb pada tembang bagian perama dan irm rangkp
pada tembang bagian kedua.
Gong bumbung bagian pertama :
GB 1 : _ j.6 6 j66 j.6 6 j66 _ GB 4 : _ 2 . 2 . . . . . _ GB 2 : _ . . . 5 . . . 5 _ GB 5 : _ . . . ! . . . . _ GB 3 : _ . 3 . . . 3 . . _ GB 6 : _ . . . . . . . g. _
14
-
Gong bumbung bagian kedua (mnyan madu) :
GB 1 : _ j.6j.6j.6j.6 j.6j.6j.6j.6 _ GB 4 : _ 2 2 . . 2 2 . . _ GB 2 : _ . 5 . . . 5 . . _ GB 5 : _ j.! ! j!! j.! ! j!! _ GB 3 : _ 3 . 3 . 3 . 3 . _ GB 6 : _ . . . g. . . . g. _ 9. BANCIK-BANCIKAN
Jalannya sajian dimulai dari Bancik ndhog, Bancik kndhi, Bancik
dhngkul, Gonjingan dan terakhir Bancik pundhak. Garap tembang mengacu
pada rangkaian adegan yang sedang berlangsung, dengan penekanan pada garap
instrumen. Instrumen yang digunakan mulai merambah pada garap jalinan
Angklung.
Berikut ini adalah tembang dan garap instrumen yang disajikan pada
adegan Bancik-bancikan :
A. Bancik Endhog . . . 3 3 5 jz5c3 6 6 5 6 jz5c6 3 3 jz2c1 y mbang y - n blondhot sik san-dhur mban - cik - n - dhog . z2x xj3c2 1 . . jzyct e . z1x c2 z3x x x
x c2 z1x x x c3 gy Ya - lo - lah ra - s - lo lah . . j1j 2 3 . j.3 j2j 5 3 6 z6x x c@ ! 6
j56 j33 g2 Lola l la lo li l, la lo l la lola lla l . . 1 z2x x x xx.x xj.c1 1 1 3 5 jz6c@ !
j.6 j56 j33 gy La l la l la lo lo l la lola lla l . z2x xj3c2 1 . . jzyct e . z1x x c2 z3x x
x x c2 z1x x c3 gy Ya - lo- lah ra - s - lo - lah Garap pada instrumen Gong bumbung : GB 1 : _j.6j.6j.6j.6 j.6j.6j.6j.6 _ GB 4 : _22.. 22.._ GB 2 : _5.5. 5.5._ GB 5 : _j!!.j!!. j!!.j!!._ GB 3 : _.3.. .3.._ GB 6 : _...p. ...g._
Tembang Kmbang Blondhot ini sebagai penanda pada adegan Bancik
ndhog, yang dilakukan selama satu kali rambahan. Pada bagian ini dibarengi
dengan garap sajian adegan Bancik ndhog yang dilakukan oleh empat tokoh
Sandur secara bergantian. Pada materi tembang ini juga disertai dengan garap
Gong bumbung dan instrumen Angklung.
15
-
Garap Gong bumbung pada bagian ini hanya sampai pada baris ketiga
gtr ketiga, dan pada bagian akhir dari gtr keempat disambung dengan garap
instrumen Angklung.
Garap instrumen Angklung (Akl) pada bagian ini adalah :
Akl 1 : _j11j.11j11 j.1j.1j.1j.1 j.11_ Akl 2 : _j22j.22j22 j.2j.2j.2j.2 j.21_ Akl 3: _j55j.55j55 j.5j.5j.5j.5 j.55_ Akl 4 : _j66j.66j66 j.6j.6j.6j.6 j.66_ B. Bancik Kndhi
Yn mbang uwi sik sandhur mbancik kndhi
Ya lolah raslolah, Lolal lalolil, lalol lalola llal
La l la l la lo lo l la lola lla l, Ya lo lah ra s lolah
Materi tembang pada bagian ini dilakukan selama satu kali rambahan,
dengan garap irama lamba dan irama rangkep yang masing-masing
menggunakan jalinan yang berbeda. Garap instrumen tersebut adalah :
Irama lamba :
Akl 1 : .... .... j.1.j.1. j.1.1g. j111j.1. .j.1.1 .j.1.1 .j.1.1 .j.11g. _ Akl 2 : .... .... j.2.j.2. j.2.2g. j222j.2. .j.2.2 .j.2.2 .j.2.2 .j.22g. _Akl 3 : .... ...gj.3 3j.33j.3 33j.3g. .j.333 j33.j.3. j333j.33 j.33.g. _ Akl 4 : .... ...gj.6 6j.66j.6 66j.6g. .j.666 j66.j.6. j666j.66 j.66.g.
Garap jalinan pada instrumen Angklung di atas hanya dilakukan pada baris
bertama dan kedua materi tembang Kembang Uwi . Sedangkan baris ketiga dan
seterusnya, jalinan pada instrumen Angklung pada irama rangkep adalah :
Akl 1: _. j.1 . gj11 . j.1 . jg11 _ Akl 3 : _j.3 5 j35 g. j.3 5 j35 g. _ Akl 2 : _j.2 2 j22 g. j.2 2 j22 g. _ Akl 4 : _j6! j.6 ! g6 j6! j.6 ! g6 _
C. Bancik Dengkul
mbang yn bentul sik sandhur mbancik dhenkul
Ya lolah raslolah, Lola l la loli l lalol lalola llal
Lal la l lalolol lalola llal, Ya lolah rasloah
16
-
Tembang Kmbang Bntul yang dipertegas dengan adegan Bancik
dhngkul oleh para tokoh Sandur dilakukan satu rambahan. Bagian ini garap
jalinan Angklung adalah :
Akl 1: _. j.1 . gj11. j.1 . jg11_ Akl 3 : jg.5_j.3 5 j35 jg35 j.3 5j35 gj35_ Akl 2 : _jj22 .j22 g. j22.j22 g._ Akl 4 : g6!_j.6j!6j.! gj6! j.6j!6j.! gj6! _
GONJINGAN (laras pelog) I. . . 6 7 . . 5 6 5 3 6 5 6 7 5 6 6 6 6 . Gonjing pi t num-pak bn-dhi c-r j-w w w w
II. . . . j.@ j#@ j76 j53 2 zj3c5 6 zj#c@ 7 jz3c2 zj3c6 zj5c3 j26 Gonjing pita gonjing pit numpak bendhi c r j ww
I. 7 5 6 7 6 5 3 2 5 3 2 u L lo la l la lo la l l lo la l II. j.6 j.5 j67 @ . . j76 5 . j75 jz6c7 j6@ j75 6 . 5
w c ra jw lola le lola l le la lela lo l
Pada bagian Gonjingan ini terdapat garap suara satu dan dua yang dilakukan
selama tiga kali rambahan, dimulai pada rambahan kedua tanpa disertai garap
jalinan instrumen Angklung, dan hanya dibarengi dengan pola kthuk, kmpul dan
gong pada instrumen gong bumbung. Pada rambahan pertama dilagukan secara
bersama-sama (koor), dengan disertai garap jalinan instrumen Angklung yakni :
Akl 1 : _j.1 . 1 1 j.1 . 1 1_ Akl 4 : gj.6 _j.6 !j6!j.6 j.6 !j6! gj.6_ Akl 2 : _. j22 j.2 . . j22 j.2 ._ Gb 5 : _j!! . j!! . j!!. j!! . _ Akl 3 : _j35 j.3 5 3 j35 j.3 5 3_ Gb 6 : _.p..p. .p..p. .p..p. .p..g. _
D. Bancik Pundhak
Yn mbang pudhak sik sandhur mbancik pundhak Ya lolah raslolah
Materi tembang Kembang pudhak ini dilakukan selama satu rambahan,
dibarengi dengan garap pada instrumen Angklung yang pola tabuhannya
dilakukan secara seragam (unisound) pola tabuhan tersebut adalah : . . . . . . . j.P P pjPP j.P pP jPP jp.P j.P gj.P j.P pP jPP jp.P P jpPP j.P gP jPP pj.P P jpPP j.P jp.P j.P gP
17
-
10. JAMBE WOHE (dalam Laras Pelog)
_ . . . . . . . . . . . . 5 5 jz5c3 5 Jamb wo-h . . 2 3 5 3 5 5 . . 7 6 7 5 3 2 La lo li lo la l li l li lo la l . . 2 3 5 6 5 3 6 5 2 1 . j23 j21 y _ La lo la l la l li lo la lo loli lla l
Tembang Jamb Woh ini disajikan tiga rambahan dengan rincian garap
sebagai berikut :
1. Rambahan pertama dan kedua dengan irama tanggung. Sebelum sampai pada
kalimat lagu yang terakhir yakni pada notasi dan syair yang dicetak tebal dan
bergaris bawah, langsung disusul pada kalimat lagu baris pertama (Jamb
Woh) sebagai rambahan yang kedua (semacam teknik canon namun hanya
pada bagian akhir saja). Bagian ini dibarengi dengan garap tabuhan instrumen
Angklung :
Akl 1 : _j.1.1j.1 j.1.11_ Akl 2 : _.2j.2. .2j.2._ Akl 3 : gj.3 _ j33 j33 j33 j53 j33 j53 j35 jg33_ Akl 4 : gj.6 _ j66 j66 j66 j!6 j66 j!6 j6! gj66_ Gb ar : _j!!.j!!. j!!.j!!._ Gb pu : _.p..p. .p..p. .p..p. .p..g. _ 2. Rambahan ketiga dengan irama cepat dimulai sama seperti rambahan pertama
dan kedua. Irama cepat tersebut berakhir pada notasi :
. . 2 3 5 6 5 3 (gtr pertama dan kedua baris ketiga), serta disambung pada gtr berikutnya dengan irama tamban dan berakhir dengan rs
slh. Garap jalinan pada instrumen Angklung adalah :
Akl 1 : _1111 1111 _ Akl 4 : gj6! _j.!6j6!j.! 6j6!j.!6_ Akl 2 : _j.2j.2j.2j.2 j.2j.2j.2j.2_ Gb 5 : _.!.! .!.!_ Akl 3 : gj33 _j335j33j33 5j33j335_ Gb 6 : _...p. ...p. ...p. ...g._
MONOLOG TANGSIL (dalam tembang)
j rigl-rigl Sandurku, rigl- lintang ndhuwur ka (jangan sampai
terjatuh sandurku, jatuhlah bintang di atas sana).
18
-
11. MRANTASI (Tangsil)
tan bw, kidul bw, kulon bw, lor bw, tngah gori. Mug-mug ptak
balong nk babat alas kckl mantri. Blis kolas kalis j n stan j n iblis, tak
sawat krikil mlayun ngnthir
Monolog mrantasi ini dilakukan oleh Tangsil sambil melempar-lemparkan
kupat lpt kearah empat penjuru mata angin. Setelah monolog berakhir pada
kata mlayun ngnthir, langsung disambut snggak-an oleh kelompok Panjak
Hor seperti dibawah ini yang dilakukan selama empat rambahan.
VOKAL PANJAK : _ 0 0 j0j 0 j0j j j j 0 j0j 0 j.0 j0j 0 . _ Can-thur g-lun-dhng rog-orog rog o rog PANJAK 1 PANJAK 2 PANJAK 3: _. 3 2 1 2 3 . . _ L la lo la l HORSAH 12. MANTRN-MANTRNAN
a. Kidungan
Pncdriy sak upami sumur agung tngahing wn
Sami mriki sami mirsani ksnian kul tng r-r
Pinarak ingkang skc mirngakn kidungan kul
Mbok mnawi lpat kidungan kul, kul nyuwun pangaksm
Gunung-gunung mbok gaw sawah kaya piy lh-ku mbanyoni
Dunung-dunung mbok gaw salah kaya piy lh-ku nglakoni
Manuk papat mlbu kurungan ayo sing giat mbangun lingkungan
Setiap akhir dari masing-masing baris selalu disambung oleh tembang
yang dilakukan oleh kelompok Panjak Hor. Sehingga antara tembang
(kidungan) yang dilakukan oleh Waker dan kelompok Panjak Hor saling mengisi
bergantian. Tembang Panjak Hor tersebut adalah :
Panjak Hor : PH 1 : . . . 6 . j.5 j65 5 . j.2 j32 3 . . 2 2
L la lla l la lola l la l
19
-
. . 6 6 @ ! 6 5 ! ! @ jz6c! ! zj6c! ! ! La l la lo la l la l la l la l la lo
PH 2 : gj.2 j35 j32 j35 6 . . . j.@ j.@ j.@ j!# @ . . . j.2
La lola lla lola l l l la lola l la j35 j65 j6! @ . . . . ! ! @ zj6c! j## @ # % lola lla lola l la lo la l lala l la lo
akhir dari kiungan tersebut kemudian dilanjutkan dengan dialog yang
bernuansa lucu atau lawakan. Tema dialog adalah seputar tugas-tugas menjadi
Wakr. Berikutnya disambung dengan Mantri memberikan perintah kepada
Wakr untuk mengambi dua ekor kuda (kuda kepang) di gdhogan (istal atau
kandang kuda) yang akan digunakan untuk berkeliling hutan. Bersamaan dengan
dua tokoh tersebut menari berkeliling arena dengan menaiki kuda, terdapat garap
vokal yang dibawakan oleh kelompok Panjak Hor, yakni:
Vokal Sodhal-sadhul:
Kelompok panjak 1 : _ 0 . 0 . 0 j.0 j0j 0 0 _ ya sodhal sadhul Kelompok panjak 2 : _. j.0 j0j 0 0 . j.0 j0j 0 0 _ sodhal sadhul sodhal sadhul Kelompok panjak 3 : _ . 3 6 5 6 3 6 5 6 3 6 5 6 3 6 5 _
R r r r r r r r r r r r r r r
Setelah satu putaran mengelilingi arena pertunjukan, digambarkan tokoh
Wakr terjatuh dari kudanya. Kemudian Mantri memerintahkan untuk mengambil
palang merah yang digunakan untuk mengobati kuda yang sakit akibat terjatuh.
Pada adegan ini terdapat garap tembang yang disajikan oleh kelompok Panjak
Hor, yakni :
Tembang Jaran Dhawuk :
2 x _. . jz3c5 5 zj3c5 5 zj3c5 2 . 3 5 jz5c6 jz3c3 3 jz2c1 y_ Ja ran jaran dhawuk, j ma ti n pinggir gumuk _. . y z1x x x c3 2 3 1 . . y z1x x c3 2 3 1
A - ku - h sukt, a - ku - h banyu, 3 5 6 3 5 2 1 y _ Jaran dhawuk nglilir dhw Sajian tembang Jaran dhawuk ini disajikan satu rambahan dibarengi
dengan garap pada instrumen Angklung Yakni :
20
-
Akl 1 : _j.1.1j.1 j.1.11_ Akl 4 : _!j66!. !j66!._ Akl 2 : _.2j.2. .2j.2._ Gb ar : _!.!. !.!._ Akl 3 : _ j.3 5 j.3 5 .3 5 j.3 5_ Gb pu : _.p... .p..g._
Setelah tembang tersebut kemudian digambarkan kuda bangun lagi. Lalu
tokoh Wakr dan mantri melanjutkan perjalanan, kuda kelelahan sehingga terjatuh
dan mati lagi. Berikutnya disajikan tembang Jaran abang :
Jaran-jaran abang, j mati n pinggir kandhang
Akuh sukt, aku h banyu,Jaran abang njaluk kudang
Kudoangan, kudoangan, kudangan nang nong nang kling
Omoah ngarp, omoah ngarp, omah ngarp jar mbal
Anoak wdhus, anoak wdhus, anak wdhus jar cemp,
anoak gmk, anoak gmk, anak gmk jar bnc
Pntoil kudhu, pntoil kudhu, pntoil kudhu jar pac
Kndaloi jaran, kndaloi jaran, kndali jaran jar rant
Jaroan mati, jaroan mati, jaran mati nglilir dhw
Akhir dari tembang ini kemudian dilanjutkan dengan vokal Sodhal-sadhul
yang dilakukan satu kali rambahan sebagai penggambaran dari kondisi kuda yang
telah sembuh dari sakit saat terjatuh dan siap untuk dinaiki lagi.
Vokal Sodhal-sadhul:
PH 1 : _ 0 . 0 . 0 . 0 . _ ya ya PH 2 : _. j.0 j0j 0 0 . j.0 j0j 0 0 _ sodhal sadhul sodhal sadhul PH 3 : _ . 3 6 5 6 3 6 5 6 3 6 5 6 3 6 5 _
R r r r r r r r r r r r r r r
Usai vokal Sodhal-sadhul yang kedua tersebut, kemudian dilanjutkan dengan
dialog :
Mantri (M) : Wakr, setelah kamu berjalan-jalan berkeliling hutan tadi
dengar apa Wakr
Wakr (W) : dengar thak..thok..thak..thok..
M : wah itu Blandhong harus kamu tangkap Wakr
21
-
W : wo, Blandhong sing ngntkn alas kedhung bundr kuwi
Dan seterusnya berisi dialog yang intinya menangkap Blandhong.
Kemudian Wakr berjalan berkeliling dan akhirnya bertemu dengan tokoh Ptak
sehingga terjadi dialog :
Wakr : hordah !!! , Ptak : pring, Mantri: siapa yang nyuruh babat (menebang
kayu); Ptak: sakrun; Mantri : kamu mbabat alas (menebang kayu di hutan),
mana suratnya? ; Ptak: tidak punya ; Mantri & Wakr : kalau begitu harus
ditangkap..
Bagian ini diakhiri dengan tokoh Ptak yang ditangkap (dengan
dipondhong) dibawa berjalan mengelilingi arena pertunjukan, untuk menuju
materi berikutnya yakni Bandan.
13. BANDAN _. 5 5 . 3 5 3 2 3 5 6 5 6 5 3 2 _ L l la l la l la lo li l li l la l Bagian ini dilakukan beberapa kali rambahan menyesuaikan adegan yang
sedang berlangsung. Adegan tersebut adalah saat tokoh Ptak yang dalam kondisi
tidak sadar dibopong atau digendong mengitari arena pertunjukan dan selanjutnya
dimasukkan ke dalam kotak kayu. Akhir dari materi vokal tersebut kemudian
disambut dengan garapan pada instrumen Angklung yang berfungsi sebagai
ilustrasi pada tembang Rpn Bandan. Pola jalinan pada instrumen Angklung
tersebut adalah :
Akl 1 : _..1. .1.. 1..1 .1.1_ Akl 4 : _j.!.!j.! .!6!_ Akl 2 : _22.2 2.22 .22. 2.2._ Gb 5 : _.!.. .!.._ Akl 3 : _535j.3 535j.3_ Gb 6 : _...g. ...g._
14. REPN BANDAN (dalam Laras Pelog) 5 5 5 5 5 5 6 z6c5 z6c! Lr l- r s-khing l - r 5 2 2 2 1 1 1 1 1 2 3 3 z2x c1 o-ra ky du-lur si - ji di-bn-d, gr- m Senggak panjak : tak sanggan l
VOKAL PAIY (dalam laras pelog)
_. . . z@x x x c# ! @ # 5 5 5 z6x x x c! ! jz!c6 !
22
-
Y pa i-y y y y y p i - y . . # @ # ! @ # 5 6 5 6 j!j ! ! jz!c6 !_ Dos ra pr-k-r du-lur si-ji dibn-d Gr- m
Senggak : nha nglilir l
Materi tembang Rpn Bandan dilagukan secara tunggal (solo) dengan
tempo bebas (metris) pada saat posisi tokoh Ptak masih berada dalam kotak
kayu. Akhir dari Rpn Bandan tersebut kemudian disambung dengan vokal Paiy
yang dilantunkan oleh kelompok Panjak Hor. Vokal Paiy dilakukan berulang-
ulang menyesuaikan durasi adegan yakni tokoh Ptak berada di dalam kotak kayu
untuk dilucuti pakaiannya dan berakhir tokoh tersebut dikeluarkan dari dalam
kotak kayu.
15. KMBANG JAMBU . . . 3 . z3x c5 3 j2j j 1 2 3 zj5c6 3 3 jz2c1 y Mbang jam - bu mbok wi-d-da-ri sampun ml-bu . z2x xj3c2 1 . . jzyct e . z1x c2 z3x x x
x c2 z1x x x c3 gy Ya - lo - lah ra - s - lo lah . . j1j 2 3 . j.3 j2j 5 3 6 z6x x c@ ! 6
j56 j33 g2 Lola l la lo li l, la lo l la lola lla l . . 1 z2x x x xx.x xj.c1 1 1 3 5 jz6c@ !
j.6 j56 j33 gy La l la l la lo lo l la lola lla l . z2x xj3c2 1 . . jzyct e . z1x x c2 z3x x
x x c2 z1x x c3 gy Ya - lo- lah ra - s - lo - lah
16. KMBANG JOWAR
Mbang jowar mbok widdari mrambat tampar
Ya lolah raslolah, Lolal lalolil lalol lalola lla l
La l la l lalo lol lalola lla l, Ya lolah raslolah
Adegan yang menyertai materi tembang Kmbang Jambu dan Kembang
Jowar dilakukan secara berturut-turut selama satu kali rambahan. Kmbang Jambu
menggambarkan adegan ketika tokoh Ptak yang masih dalam kondisi trance
diarak menuju tiang bambu yang dipancang di tengah arena. Sedangkan Kmbang
Jowar menyertai adegan saat si Ptak memanjat tali yang terjulur dari posisi
23
-
tengah diantara dua tiang bambu, kemudian merambat naik untuk bergelantungan
pada tali yang dibentang pada tiang bambu. 17. KALONGKINGAN/BANDULAN (dalam laras pelog)
_. . . z5x x c6 z7x c5 6 . . . z5x x x c6 z7x c5 6 Ka - long-king ka - long-king . 3 3 5 6 5 3 2 . . . 1 2 3 1 2 jambun wis ra - n Do do lit do lt . . . 1 2 3 1 2 _
do do lit do lt
Tembang Kalongking dilantunkan berulang-ulang menyesuaikan adegan
yang sedang berlangsung. Adegan tersebut ialah tokoh Ptak yang telah
bergelantungan pada tali yang dibentang, serta menggerak-gerakkan tangannya
menirukan hewan kalong yang mengepakkan sayapnya. Kemudian si Ptak
meraih kupat lpt yang di gantungkan pada tali. 18. KMBANG WALUR
Mbang walur mbok widadari balik mndhuwur
Ya lolah raslolah, Lolal lalolil lalol lalola llal
La l la l lalolol lalola lla l,Ya lolah raslolah
Materi tembang Kmbang Walur disajikan satu rambahan menandai
berakhirnya aktivitas Ptak yang bergelantungan di atas tali dan kembali
merambat turun. Berakhirnya sajian Kmbang Walur kemudian disambung
dengan Kmbang Kluwh sebagai penanda berakhirnya keseluruhan sajian karya
dengan judul Kalongking ini.
KMBANG KLUWH
Mbang kluwh kanca sandhur padha mulh
Ya lolah raslolah, Lolal lalolil,lalollalola llal
La lla l lalolol lalolallal, Ya lolah raslolah
E. Pendukung Karya
NO. NAMA PENDUKUNG POSISI DALAM
KARYA PEKERJAAN
1. Sakrun Grm Petani/Pimpinan Sandur
2. Sukar Panjak Hor Petani/Seniman Sandur
24
-
3. Marsilan Panjak Hor Petani/Seniman Sandur
4. Rantiman Panjak Hor Petani/Seniman Sandur
5. Wardaya Panjak Hor Petani/Seniman Sandur
6. Tasim Panjak Hor Petani/Seniman Sandur
7. Madram Panjak Hor Petani/Seniman Sandur
8. Warji A Panjak Hor Petani/Seniman Sandur
9. Warji B Panjak Hor Petani/Seniman Sandur
10. Jamiatun Panjak Hor Petani/Seniman Sandur
11. Sunggar Panjak Hor Petani/Seniman Sandur
12. Warto Panjak Hor Petani/Seniman Sandur
13. Satimo Panjak Hor Petani/Seniman Sandur
14. Pantono Panjak Hor Petani/Seniman Sandur
15. Samiono Panjak Hor Petani/Seniman Sandur
16. Sumardi Panjak Hor Guru
17. Masrondi Pengendang Guru
18. Eko Yudono Tanduk Guru
19. Krisna Tukang oncor Guru
20. Joko Winarno Tukang kandhut Guru
21. Wahyono Panjak Hor Guru
22. Joko Wahyuono Panjak Hor PNS
23. Purwa Suleksono Panjak Hor Guru
24. Jatmiko Panjak Hor Staf administrasi
25. Tegar Isabasi Panjak Hor Wiraswasta
26. Bima Panjak Hor Pelajar SMP
27. Didik Ds Panjak Hor Guru
28. Ali Kamami Panjak Hor Wiraswasta
29. Rudi Winarko Panjak Hor Wiraswasta
30. Pramana Panjak Hor Wiraswasta
31. Dedi Hartanto Panjak Hor Mahasiswa STKW
32. Slendro Sri Martono Panjak Hor Mahasiswa STKW
25
-
33. Gaguk Wardaya Panjak Hor Wiraswasta
34. Sigit Hadi Panjak Hor Wiraswasta
35. Purwadi Panjak gong Pegawai DLLAJR
36. Aryo Supeno Admojo Panjak gong Mahasiswa STKW
37. Suparman Panjak gong Mahasiswa STKW
38. Suntoro Admojo Panjak gong Mahasiswa STKW
39. Dadang Haryanto Panjak gong Mahasiswa STKW
40. Wahyudi Panjak gong Mahasiswa STKW
41. Tegar Tokoh Tangsil Siswa/pelajar SD
42. Risqi Tokoh Cawik Siswa/pelajar SD
43. Gilang Tokoh Ptak Siswa/pelajar SD
44. Raka Tokoh Balong Siswa/pelajar SD
DAFTAR ACUAN A. Pustaka
Admadja, S. Prawira. (1989), Bausastra Jawa-Indonesia Jilid 2. CV. Haji Masagung. Jakarta.
Ahimsa-Putra. (2000). Tanda, Simbol, Budaya dan Ilmu Budaya, Makalah, UGM,
Yogyakarta. B. Daftar Narasumber
1. Nama : Sakrun (51 tahun)
Alamat : Dusun Randu Pokak, Desa Prunggahan Kulon, Kec.
Semanding, Kab. Tuban.
Pekerjaan : Petani
2. Nama : Sumardi, S.Pd. (43 tahun)
Alamat : Lingkungan Jarkali RT. 03, RW. 02 Kelurahan Jarkali
Kec. Semanding Kab. Tuban
Pekerjaan : PNS Guru SMP Negeri 6 Tuban
26
-
27
3. Nama : Hari Wirawan, S.Sn. (41 tahun)
Alamat : Jl. Medokan Semampir No. 15 Surabaya
Pekerjaan : Staf Pengajar (Dosen) STK Wilwatikta Surabaya.