jurusan pendidikan agama islam (pai) fakultas ilmu...

98
HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN AKHLAKUL KARIMAH SISWA DI MTS. AL-HIDAYAH BEKASI Skripsi ini diajukan untuk syarat memperoleh gelar Sarjana Pembimbing: Dra. ZIKRI NENI ISKA, M. Psi SITI KHADIJAH, M. A Disususn Oleh: DIDI AHMAD MURSIDI 206011000035 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011

Upload: lytram

Post on 19-Mar-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5283/1/DIDI... · penulis dikala suka dan duka. 10. ... 1. Pengertian . Kecerdasan

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN AKHLAKUL KARIMAH

SISWA DI MTS. AL-HIDAYAH BEKASI

Skripsi ini diajukan untuk syarat memperoleh gelar Sarjana

Pembimbing: Dra. ZIKRI NENI ISKA, M. Psi

SITI KHADIJAH, M. A

Disususn Oleh:

DIDI AHMAD MURSIDI

206011000035

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2011

Page 2: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5283/1/DIDI... · penulis dikala suka dan duka. 10. ... 1. Pengertian . Kecerdasan
Page 3: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5283/1/DIDI... · penulis dikala suka dan duka. 10. ... 1. Pengertian . Kecerdasan
Page 4: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5283/1/DIDI... · penulis dikala suka dan duka. 10. ... 1. Pengertian . Kecerdasan

i

ABSTRAK

Nama : Didi Ahmad Mursidi

Nim : 206011000035

Prodi : Pendidikan Agama Islam

Masalah-masalah emosional kurang mendapat perhatian serius dari para

konseptor pendidikan dan pemerhati pendidikan selama ini, bahkan hal ini

berdampak pada rendahnya kecerdasan emosional siswa. Di samping itu, siswa

juga menghadapi problema yang menyangkut agama dan budi pekerti, karena

ketegangan-ketegangan emosi, peristiwa yang menyedihkan dan keadaan yang

tidak menyenangkan, sehingga berpengaruh besar dalam sikap siswa terhadap

masalah-masalah agama dan akhlak.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan kecerdasan

emosional dengan akhlakul karimah siswa. Sekolah yang dipilih adalah MTs. Al -

Hidayah Jati Asih kota Bekasi. Pengumpulan data dilakukan melalui angket.

Angket diberikan kepada siswa. Dari populasi 171 siswa yang telah dipilih

menjadi sampel sebanyak 30 siswa, dengan tekhnik pengambilan sampel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah cara acak (Random Sampling) artinya

setiap populasi mempunyai kesempatan untuk dijadikan sampel.

Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini

adalah metode analisis korelasional, yaitu untuk memperoleh data, fakta dan

informasi yang akan mengungkapkan dan menjelaskan permasalahan yang ada

dalam penelitian. Dengan demikian, untuk mendapatkan data-data yang akurat

dan dapat dipertanggungjawabkan penulis menyebarkan angket yang ditujukan

kepada siswa kelas 8a, 8b, dan 8c angket tersebut terdiri dari 30 item pertanyaan

untuk kecerdasan emosional dan 30 item pertanyaan untuk akhlakul karimah.

Dengan memperhatikan besarnya rxy yaitu 0,907 dengan data tabel

besarnya 0,701 berarti antara variabel X dan variabel Y terdapat hubungan yang

kuat sekali. Sehingga hipotesis alternatif (Ha) disetujui atau diterima. Berarti

memang benar antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi positif.

Dari hasil yang dilakukan melalui questioner yang disebarkan pada siswa

terungkap bahwa dalam kaitannya kecerdasan emosional dengan akhlakul

karimah siswa terdapat hubungan yang signifikan, berarti siswa telah memiliki

kecerdasan emosional yang cukup baik sehingga dapat meningkatkan akhlakul

karimah siswa di MTs Al Hidayah Kota Bekasi.

Page 5: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5283/1/DIDI... · penulis dikala suka dan duka. 10. ... 1. Pengertian . Kecerdasan

ii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Sembah dan sujud kepada Allah yang Maha Kuasa yang telah

menciptakan bumi beserta isinya, serta syukur Alhamdulillah penulis panjatkan

kepada Allah, karena dengan rahmat dan hidayahnya akhirnya penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada

Nabi Muhammad saw, keluarganya, sahabat-sahabatnya serta para pengikut yang

setia.

Dalam penulisan skripsi ini sudah sepantasnya penulis mengucapkan

banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu hingga

terselesainya skripsi ini. Ucapan terimaksih tersebut penulis sampaikan kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Bahrissalim, M.Ag, Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Drs. Sapiudin Shidiq M.Ag, Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama

Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Ibu Dra. Zikri Neni Izka M.Psi dan Siti Khadijah M.A Dosen Pembimbing

Skripsi, yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing,

memberikan arahan dan nasehat bagi penulis selama menyusun skripsi ini.

5. Seluruh dosen staf pengajar Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta, atas ilmu dan pengalaman yang telah diberikan selama dalam

perkuliahan.

Page 6: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5283/1/DIDI... · penulis dikala suka dan duka. 10. ... 1. Pengertian . Kecerdasan

iii

6. Pengelola Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Tarbiyah Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan fasilitas

untuk mengadakan studi pustaka.

7. Kepala MTs Al Hidayah Kota Bekasi beserta stafnya, atas kesempatan dan

informasi yang telah diberikan selama penulis melakukan penelitian.

8. Ayahanda H. Ma’arif (Alm.) dan Ibunda H. Erni yang tercinta, yang telah

berjuang dan berkorban untuk membesarkan, mendidik, dan tidak lupa

pula mendoakan sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan studi di

Universitas Islam Negeri Jakarta.

9. Kepada seluruh keluarga besar, kakanda terkasih H. Sa’diyah, Nurali, Siti

Salmah, Aliyah, Siti Rojula S.E, Siti Rohmani S.Sos.I, Imron Rosyadi.

yang juga tiada hentinya memberikan kasih sayangnya dan motivasi

kepada penulis. Serta keponakan-keponakanku yang selalu menghibur

penulis dikala suka dan duka.

10. Semua sahabat-sahabatku di HMI, KOMTAR, UKM Pramuka, BEM-NR,

serta sahabat-sahabatku seperjuangan yang tidak dapat disebutkan satu

persatu dan kawan-kawan mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam

Non Reguler kelas A dan B angkatan 2006 terimaksih atas doa, bantuan

dan dukungannya.

Saran dan kritik sangat penulis butuhkan demi kebaikan penulisan

skripsi, karena penulis yakin dalam penulisan ini masih jauh dari kesempurnaan.

Akhirnya hanya kepada Allah swt jualah penulis serahkan, semoga jasa baik yang

telah mereka sumbangkan menjadi amal sholeh dan mendapat balasan dari Allah

swt, amien. Kurang lebihnya penulis mohon maaf. Wallahu’alam bishowab.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Ciputat , 25 Juni 2011

Didi Ahmad Mursidi

Page 7: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5283/1/DIDI... · penulis dikala suka dan duka. 10. ... 1. Pengertian . Kecerdasan

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................... i

DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii

DAFTAR TABEL ............................................................................................. iv

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................ 1

B. Identifikasi Masalah ........................................................................ 4

C. Pembatasan Dan Perumusan Masalah ............................................ 6

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ....................................................... 7

BAB II : LANDASAN TEORITIS HAKEKAT KECERDASAN EMOSIONAL

A. Pengertian Kecerdasan Emosional

1. Pengertian Kecerdasan ............................................................. 8

2. Pengertian Emosi........................................................................ 11

3. Pengertian Kecerdasan Emosional ............................................. 14

4. Kecerdasan Emosional dalam Perspektif Islam ......................... 18

5. Wilayah Utama Kecerdasan Emosional .................................... 25

B. Akhlakul Karimah Siswa

1. Pengertian Akhlakul Karimah ................................................... 27

2. Pembagian dan Macam-macam Akhlakul Karimah .................. 31

3. Metode Pendidikan Akhlak ....................................................... 43

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembentukkan Akhlak ....... 44

C. Kerangka Berpikir ......................................................................... 46

D. Hipotesis ......................................................................................... 48

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian ........................................................................... 49

B. Populasi Dan Sampel ...................................................................... 50

C. Takhnik Pengumpulan Data ........................................................... 51

D. Tekhnik Pengolahan Data ................................................................ 53

Page 8: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5283/1/DIDI... · penulis dikala suka dan duka. 10. ... 1. Pengertian . Kecerdasan

E. Tekhnik Analisa Data ...................................................................... 55

F. Variabel Penelitian .......................................................................... 57

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Gambaran umum MTs. Al Hidayah Jati Asih Kota Bekasi ........... 59

B. Deskripsi data ................................................................................. 60

C. Analisa dan interprstasi data ........................................................... 61

1. Analisis Data ............................................................................. 63

2. Interprestasi Data ..................................................................... 66

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................... 69

B. Saran ................................................................................................ 70

DAFTAR PUTAKA .......................................................................................... 71

LAMPIRAN

Page 9: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5283/1/DIDI... · penulis dikala suka dan duka. 10. ... 1. Pengertian . Kecerdasan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan memiliki peran penting dalam rangka memelihara eksistensi

setiap bangsa di dunia sepanjang masa. Pendidikan sangat menentukan bagi

terciptanya peradaban masyarakat yang lebih baik. Untuk itulah perwujudan

masyarakat yang berkualitas tersebut menjadi tanggung jawab pendidikan, terutama

dalam mempersiapkan peserta didik menjadi subjek yang makin berperan

menampilkan keunggulan dirinya yang tangguh, kreatif, mandiri, dan berdaya saing

dengan bangsa-bangsa di dunia.

Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun

2003, menyatakan tentang pentingnya proses belajar mengajar untuk menjadikan

masyarakat yang baik sesuai dengan tujuan undang-undang tersebut. Pernyataan

tersebut tertuang pada pasal 1 ayat (1), BAB Ketentuan Umum: “Pendidikan adalah

usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,

Page 10: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5283/1/DIDI... · penulis dikala suka dan duka. 10. ... 1. Pengertian . Kecerdasan

2

akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan

negara.”1

Tujuan utama pendidikan ialah mengembangkan pengetahuan, sikap dan

keterampilan secara simultan dan seimbang. Sehingga terjadi suatu hubungan baik

antara masing-masing kecakapan yang menjadi tujuan dari pendidikan tersebut.

Dunia pendidikan kita telah memberikan porsi yang sangat besar untuk pengetahuan,

namun disisi lain mengesampingkan pengembangan sikap atau nilai dan perilaku

dalam pembelajarannya. Penyelenggaraan pendidikan dewasa ini terlihat lebih

menekankan pada segi pengembangan intelektual peserta didik, dan masyarakat kita

pada umumnya beranggapan bahwa hanya dengan kecerdasan intelektual seorang

anak mampu menghadapi tantangan era globalisasi di masa depan.

Masalah-masalah emosional kurang mendapat perhatian serius dari para

konseptor pendidikan dan pemerhati pendidikan lainnya selama ini, bahkan hal ini

berdampak pada rendahnya kecerdasan emosional siswa. Para tokoh dan akademisi

pendidikan cendrung meremehkan dan memarjinalkan pengaruh emosional dalam

kehidupan belajarnya, kaum akademisi saat ini seakan-akan meyakini otaknya

sebagai satu-satunya kekuatan yang paling dominan dalam belajar. Padahal itu juga

belum tentu yang terbaik.

Menurut Goleman, khusus pada orang-orang yang murni hanya memiliki

kecerdasan akademis tinggi atau ber-IQ tinggi, mereka cenderung memiliki rasa

gelisah yang tidak beralasan, terlalu kritis, rewel, cenderung menarik diri, terkesan

dingin dan cenderung sulit mengekspresikan kekesalan dan kemarahannya secara

tepat. Bila didukung dengan rendahnya taraf kecerdasan emosionalnya, maka orang-

orang seperti ini sering menjadi sumber masalah. Karena sifat-sifat di atas, bila

seseorang memiliki IQ tinggi namun taraf kecerdasan emosionalnya rendah maka

cenderung akan terlihat sebagai orang yang keras kepala, sulit bergaul, mudah

1 Departemen Agama RI, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005,

tentang Guru dan Dosen serta Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Thun 2003 tentang

Sisdiknas (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, 2006) h. 46

Page 11: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5283/1/DIDI... · penulis dikala suka dan duka. 10. ... 1. Pengertian . Kecerdasan

3

frustrasi, tidak mudah percaya kepada orang lain, tidak peka dengan kondisi

lingkungan dan cenderung putus asa bila mengalami stress.

Kondisi sebaliknya, dialami oleh orang-orang yang memiliki taraf IQ rata-

rata namun memiliki kecerdasan emosional yang tinggi. Secara sosial mantap,

mudah bergaul dan jenaka, tidak mudah takut atau gelisah. Mereka berkemampuan

besar untuk melibatkan diri dengan orang-orang atau permasalahan, untuk memikul

tanggung jawab, dan mempunyai pandangan moral; mereka simpatik dan hangat

dalam hubungan-hubungan mereka, bersikap tegas dan mengungkapkan perasaan

mereka secara langsung, dan memandang dirinya sendiri secara positif, mudah

bergaul, dan ramah, serta mereka mampu menyesuaikan diri dengan beban stress. 2

Kegoncangan pada remaja tersebut menimbulkan berbagai keresahan yang

menyebabkan labilnya pikiran, perasaan, dan kemauannya. Di samping itu, remaja

juga menghadapi problema yang menyangkut agama dan budi pekerti, karena

ketegangan-ketegangan emosi, peristiwa yang menyedihkan dan keadaan yang tidak

menyenangkan, mempunyai pengaruh besar dalam sikap remaja terhadap masalah-

masalah agama dan akhlak.

Akhlak adalah sifat-sifat yang dibawa oleh manusia sejak lahir dan tertanam

dalam jiwanya dan selalu ada padanya. Sifat itu dapat lahir berupa perbuatan baik

atau buruk sesuai dalam pembinaannya.3 Jadi, pada hakekatnya akhlak ialah suatu

kondisi atau sifat yang telah meresap dalam jiwa dan menjadi kepribadian.

Demikian pentingnya akhlakul karimah dalam kehidupan manusia sehingga

dalam agama Islam banyak disebutkan dalam al-Qur‟an dan Hadits, diantaranya

yaitu:

2 Daniel Goleman, Kecerdasan Emosional alih bahasa Hermaya T. (Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama, 1996) h. 60-61 3 Asmoroman, AS, Pengantar Study Akhlak, (Jakarta: CV. Rajawali, 1992), Cet. Ke-1, h. 1

Page 12: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5283/1/DIDI... · penulis dikala suka dan duka. 10. ... 1. Pengertian . Kecerdasan

4

(94: النحل)

Artinya: “Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun

perempuan dalam Keadaan beriman, Maka Sesungguhnya akan Kami berikan

kepadanya kehidupan yang baik dan Sesungguhnya akan Kami beri Balasan kepada

mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan”.4

(رواه التزهذي)أكول الوؤهنين إيوانا أحسنهن خلقا

Artinya : “ Orang mukmin yang sempurna keimanannya adalah orang yang

paling baik akhlaknya” (Hadits Riwayat Turmudzi). 5

(رواه أحود)إنوا بعثت لأتون هكارم األخالق

Artinya: “Bahwasanya aku diutus (Allah) untuk menyempurnakan akhlak

atau budi pekerti” (Hadist Riwayat Ahmad). 6

Dari ayat al-Qur‟an dan Hadits diatas dapat dipahami bahwa Allah telah

mengutus Nabi Muhammad dan menentukan agama Islam sebagai agamamu

(manusia), maka hiasilah agama itu dengan akhlakul karimah atau akhlak mulia.

Sikap acuh tak acuh remaja terhadap akhlak merupakan fenomena yang

timbul akibat dari konflik dan pertentangan jiwa remaja dalam kehidupannya baik

pada dirinya sendiri, maupun yang terjadi pada masyarakat umum, baik di sekolah

maupun di rumah. Penyimpangan yang dilakukan remaja seperti perkelahian pelajar,

pergaulan bebas, tindak kriminal, penggunanaan obat-obatan terlarang, membolos,

mencontek, melanggar aturan sekolah, dan lain-lain. Hal ini terjadi karena kurang

4 Depag RI dan Sekjen „Mujamma‟, al-Qur’an dan Terjemahnya, (Madinah: Percetakan al-

Qur‟an Raja Fadh, 1990/1991), h. 417 5 Sidiq Muhammad Jamil, Sunan Tarmidzi, (Beirut: Darul Fikri, t.th), p. 278

6 Abdullah Muhammad Darwis, Musnad Imam Ahmad bin Hambal, (Beirut: Darul Fikri,

t.th), p. 322

Page 13: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5283/1/DIDI... · penulis dikala suka dan duka. 10. ... 1. Pengertian . Kecerdasan

5

tertanamnya nilai-nilai akhlak pada dirinya karena minimnya pemahaman siswa dan

orang tuanya terhadap agama, sehingga mendorong untuk selalu melakukan

penyimpangan-penyimpangan terhadap agama dan nilai-nilai moral.

Padahal kedudukan akhlak dalam kehidupan manusia menempati tempat

yang penting, sebagai individu maupun masyarakat dan bangsa, sebab jatuh

bangunnya suatu masyarakat tergantung kepada bagaimana akhlaknya. Apabila

akhlaknya baik, maka sejahteralah lahir dan batinnya, sebaliknya apabila akhlaknya

rusak, maka rusaklah lahir dan batinnya.

Fenomena yang terjadi di lapangan sehubungan dengan kecerdasan

emosional dengan akhlakul karimah siswa menunjukan bahwa masih dijumpai siswa

yang menunjukkan perilaku sebagai berikut: (1) menunjukkan gejala emosional yang

kurang wajar, seperti pemurung, pemarah, mudah tersinggung, tidak atau kurang

gembira dalam menghadapi situasi tertentu, (2) menunjukkan akhlak yang kurang

wajar, seperti menentang, acuh tak acuh, berbohong, membolos, datang terlambat,

tidak mengerjakan PR dan tidak teratur dalam belajar.

Berdasarkan fenomena diatas penulis tertarik untuk menyelidiki dalam

bentuk karya ilmiah dengan judul “Hubungan Kecerdasan Emosional dengan

Akhlakul Karimah Siswa di MTs. Al-Hidayah Bekasi”

B. Identifikasi Masalah

Dari penjelasan latar belakang di atas maka penulis mengidentifikasi masalah-

masalah sebagai berikut:

1. Penyelenggara pendidikan saat ini lebih menekankan pada segi

pengembangan intelektual peserta didik, dan memarjinalkan peran

kecerdasan emosional siswa dalam pengajaran di sekolah.

2. Perlu dikembangkannya kecerdasan emosional yang merupakan kunci

sukses seorang siswa dalam menghadapi masa depan.

Page 14: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5283/1/DIDI... · penulis dikala suka dan duka. 10. ... 1. Pengertian . Kecerdasan

6

3. Pentingnya mengajarkan dan membiasakan akhlakul karimah kepada siswa

baik di sekolah maupun di lingkungan masyarakatnya.

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Mengingat luasnya ruang lingkup yang diuraikan, maka untuk menghindari

pembiasan dalam memahami pembahasan, maka penulis akan membatasi ruang

lingkup permasalahan yang akan dibahas sebagai berikut:

a. Kecerdasan emosional yang mencakup dimensi mengenali emosi diri,

mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain

dan membina hubungan dengan orang lain.

b. Akhlakul karimah siswa dengan mengukur hubungan siswa kepada Allah

swt, akhlak kepada sesama manusia, dan akhlak terhadap lingkungan.

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah tersebut, rumusan masalah yang akan

dijadikan acuan dalam penelitian ini adalah:

a. Bagaimana kecerdasan emosional siswa di MTs Al Hidayah Kota

Bekasi?

b. Bagaimana akhlakaul karimah siswa di MTs Al Hidayah Kota Bekasi?

c. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara kecerdasan emosional

dengan akhlakul karimah siswa di MTs Al-Hidayah Kota Bekasi?

Page 15: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5283/1/DIDI... · penulis dikala suka dan duka. 10. ... 1. Pengertian . Kecerdasan

7

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara kecerdasan

emosional dengan akhlakul karimah siswa di MTs Al-Hidayah Kota

Bekasi.

b. Untuk mengetahui bagaimana bentuk-bentuk hubungan kecerdasan

emosional dengan akhlakul karimah siswa di MTs Al Hidayah Kota

Bekasi.

2. Manfaat Penelitian

Manfaat Penulisan ini adalah:

a. Secara akademis penelitian ini diharapkan menjadi bahan tambahan

referensi dan peningkatan wawasan akademis serta sebagai bahan

pijakan untuk melaksanakan penelitian selanjutnya.

b. Bagi instansi sekolah tulisan ini diharapkan menjadi bahan masukkan

untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan kecerdasan emosional

serta dapat mempengaruhi akhlak siswa di MTs Al-Hidayah Kota

Bekasi.

Page 16: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5283/1/DIDI... · penulis dikala suka dan duka. 10. ... 1. Pengertian . Kecerdasan

8

BAB II

LANDASAN TEORITIS

HAKEKAT KECERDASAN EMOSIONAL (EQ)

A. Pengertian Kecerdasan Emosional

1. Pengertian Kecerdasan

Kecerdasan dalam bahasa Inggris disebut intelligence dan bahasa Arab

disebut al-dzaka menurut arti bahasa adalah pemahaman, kecepatan, dan

kesempurnaan sesuatu. dalam arti, kemampuan (al-qudrah) dalam memahami

sesuatu secara tepat dan sempurna.1 Kecerdasaan berasal dari kata cerdas yang

secara harfiah berarti sempurna perkembangan akal budinya, pandai dan tajam

pikirannya. Selain itu cerdas dapat pula berarti sempurna pertumbuhan tubuhnya

seperti sehat dan kuat fisiknya.2 Kecerdasan atau disebut juga intelegensi adalah

kemampuan untuk memecahkan masalah dan menciptakan produk yang mempunyai

nilai budaya.3

Kecerdasan merupakan kata benda yang menerangkan kata kerja atau

keterangan. Seseorang menunjukkan kecerdasannya ketika ia bertindak atau berbuat

1 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2002) edisi revisi cet.7 h.96

2 W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia. (Jakarta: Balai Pustaka, 1991),

cet. 12, h. 211 3 Thomas Amstrong, Setiap Anak Cerdas! (Jakarta: Gramedia, 2003), h. 19

Page 17: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5283/1/DIDI... · penulis dikala suka dan duka. 10. ... 1. Pengertian . Kecerdasan

9

dalam suatu situasi secara cerdas atau bodoh, kecerdasan seseorang dapat dilihat

dalam caranya orang tersebut berbuat atau bertindak.4 Kecerdasan juga merupakan

istilah umum untuk menggambarkan “kepintaran” atau “kepandaian” seseorang.5

Beberapa para ahli mencoba merumuskan definisi kecerdasan diantaranya:

Suharsono menyebutkan bahwa kecerdasan adalah kemampuan untuk

memecahkan masalah secara benar, yang secara relatif lebih cepat dibandingkan

dengan usia biologisnya.6 Gardner mengemukakan bahwa kecerdasan adalah

kemampuan untuk memecahkan masalah atau menciptakan suatu produk yang

bernilai dalam satu latar belakang budaya atau lebih.7

Definisi dari Suharsono dan Gardner menyebutkan bahwa kecerdasan

merupakan suatu kemampuan individu untuk memecahkan masalahnya. Jika

Suharsono menilai kecerdasan dari sudut pandang waktu, sementara Gardner

menilainya dari sudut pandang tempat.

Gardner membagi kecerdasan menjadi tujuh macam yaitu, kecerdasan

linguistic, kecerdasan logis matematis, kecerdasan visual-spasial, kecerdasan

musical, kecerdasan kinestetik-tubuh, kecerdasan interpersonal dan kecerdasan

intrapersonal.8

Kecerdasan-kecerdasan tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:

1) Kecerdasan linguistik adalah kemampuan membaca, menulis dan

berkomunikasi dengan kata-kata atau bahasa.

2) Kecerdasan logis-matematis adalah kemampuan berfikir (menalar) dan

menghitung, berfikir logis dan sistematis.

4 M. Alisuf Sabri. Psikologi Pendidikan. (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996), h. 115

5 Munandir, Enslikopedia Pendidikan, (Malang, UM Press, 2001), h. 122

6 Suharsono. Mencerdaskan Anak (Depok, Inisiasi Press, 2003) h, 43

7 Colin Rose dan Malcom J. Nicholl, Cara Belajar Cepat Abad XXI, penerjemah Dedy

Ahimsa (Bandung: Nuansa, 2002), h. 58 8 Colin Rose dan Malcom J. Nicholl, Cara Belajar Cepat Abad XXI, penerjemah Dedy

Ahimsa, h. 59-60

Page 18: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5283/1/DIDI... · penulis dikala suka dan duka. 10. ... 1. Pengertian . Kecerdasan

10

3) Kecerdasaan visual-spasial adalah kemampuan berfikir menggunakan

gambar, memvisualisasikan hasil masa depan.

4) Kecerdasan musical adalah kemampuan menggubah atau menciptakan

musik, dapat bernyanyi dengan baik atau memahami dan

mengapresiasikan musik serta menjaga ritme.

5) Kecerdasan kinestetik-tubuh adalah kemampuan menggunakan tubuh

secara terampil untuk memecahkan masalah, menciptakan barang serta

dapat mengemukakan gagasan dan emosi.

6) Kecerdasan interpersonal adalah kemampuan bekerja secara efektif

dengan orang lain dan berempati.

7) Kecerdasan intrapersonal yaitu kemampuan menganalisis diri sendiri,

membuat rencana dan menyusun tujuan yang akan dicapai.

Kecerdasan yang dikemukakan oleh Gardner ini dikenal juga sebagai

keragaman kecerdasan (multiple intellegence). Pembagian kecerdasan oleh Gardner

ini telah membuka paradigma baru dari sebuah kata kecerdasan. Karena berdasarkan

pembagian-pembagian kecerdasan menurutnya, ternyata cerdas bukan semata dapat

memiliki skor tinggi sewaktu ujian namun cerdas itu beranekaragam.

Kecerdasan yang bertumpu pada kemampuan emosional menurut Gardner

disebut kecerdasaan personal yang terbagi dalam kecerdasaan intrapersonal dan

kecerdasan interpersonal. Definisi Gardner tentang kecerdasan personal ini adalah:

“Kemampuan untuk memahami gejolak diri dan orang lain, apa yang memotivasi

mereka, bagaimana mereka bekerja sama dengan orang lain, serta kemampuan

menanggapi dengan tepat suasana hati, tempramen, motivasi dan hasrat orang lain.”9

Kecerdasan orang banyak ditentukan oleh struktur otak. Otak besar dibagi

dalam dua belahan otak yang disambung oleh segumpal serabut disebut corpus

9 Aprilia F. Pertiwi, Mengembangkan Kecerdasan Emosional Anak (Jakarta: Gramedia,

1997), h. 16

Page 19: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5283/1/DIDI... · penulis dikala suka dan duka. 10. ... 1. Pengertian . Kecerdasan

11

callosum. Belahan otak kanan menguasai belahan kiri badan dan sebaliknya belahan

otak kiri menguasai belahan kanan badan. Belahan otak kiri bertugas untuk merespon

hal-hl yang sifatnya linier, logis dan teratur sementara otak belahan kanan bertugas

untuk imaginasi dan kreatifitas.10

Dari pengertian tersebut dapat dirumuskan bahwa kecerdasaan merupakan

kemampuan berpikir untuk memecahkan masalah-masalah kehidupan dan melakukan

tindakan yang dapat menghasilkan sesuatu yang bernilai guna bagi masyarakat.

2. Pengertian Emosi

Kata emosional berasal dari bahasa Inggris, emotion, yang berarti keibaan

hati, suara yang mengandung emosi, pembelaan yang mengharukan, pembelaan yang

penuh perasaan.11

Dalam pengertian yang umumnya digunakan, emosi sering

diartikan dorongan yang amat kuat dan cendrung mengarah kepada hal-hal yang

kurang terpuji, seperti halnya emosi yang ada pada para remaja yang sedang

goncang.12

Dalam bahasa Latin emosi dijelaskan sebagai motus anima yang arti

harfiyahnya adalah jiwa yang mengerakkan kita.13

Akar kata emosi adalah movere,

kata kerja. Bahasa Latin yang berarti “menggerakkan, bergerak”, ditambah awalan

“e-“ untuk memberi arti “bergerak menjauh”, mengisyaratkan bahwa kecenderungan

bertindak merupakan hal mutlak dalam emosi.14

Daniel Goleman mengatakan emosi

adalah setiap kegiatan atau pergolakan pikiran, perasaan, nafsu, setiap keadaan

10

Conny R. Semiawan, Belajar dan Pembelajaran dalam Taraf Pendidikan Usia Dini,

(Jakarta: Prenhallindo, 2002) h, 11-12 11

John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, (Jakarta: Gramedia, 1980),

cet. 7. h. 21 12

Lihat Zakiah Daradjat, Pendidikan Islam dalam Keluarga dan Sekolah. (Jakarta: Ruhama,

1984), cet. 1, h, 88 13

Robert K. Cooper dan Ayman Sawaf, Executive EQ Kecerdasan Emosional dalam

Kepemimpinan dan Organisasi, penerjemah Alex Tri Kantjono Widodo (Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama, 2002), h. xiv 14

Daniel Goleman, Kecerdasan Emosional alih bahasa Hermaya T. (Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama, 1996) h. 7

Page 20: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5283/1/DIDI... · penulis dikala suka dan duka. 10. ... 1. Pengertian . Kecerdasan

12

mental, yang hebat atau meluap-luap.15

Crow dan Crow menyebutkan bahwa emosi

merupakan suatu keadaan yang bergejolak pada diri individu yang berfungsi sebagai

inner adjustment terhadap lingkungan untuk mencapai kesejahteraan dan

keselamatan individu. Emosi pada definisi ini berperan dalam pengambilan

keputusan yang menentukan kesejahteraan dan keselamatan individu.16

Emosi mempunyai peran dalam peningkatan proses konstruksi pikiran

dalam berbagai bentuk pengalaman kehidupan manusia. Salovey dan Mayers

mendifinisikan emosi sebagai respon terorganisasi, termasuk sistem fisiologis, yang

melewati berbagai batas sub-sistem psikologis, misalnya kognisi, motivasi, dan

pengalaman. Pengertian ini menunjukkan bahwa emosi merupakan respon atas

stimulus yang diperoleh dari lingkungan sekitar yang terorganisasi dengan baik yang

melewati sub-sistem psikologis.17

Ibda menyebutkan bahwa emosi merupakan suatu perasaan dan pikiran-

pikiran khasnya -suatu keadaan biologis dan psikologis- dan serangkaian

kecendrungan untuk bertindak.18

Sedangkan Sarlito Wirawan Sartono berpendapat

bahwa emosi merupakan setiap keadaan pada diri seseorang yang disertai warna

afektif baik pada tingkat lemah maupun pada tingkat yang luas (mendalam).19

Emosi sebagai suatu peristiwa psikologis mengandung ciri-ciri sebagai

berikut: Pertama, lebih bersifat subyektif dari pada peristiwa psikologis lainnya,

seperti pengamatan dan berfikir. Kedua, bersifat fluktuatif (tidak tetap), dan Ketiga,

banyak bersangkut-paut dengan peristiwa pengenalan panca indera.20

15

Daniel Goleman, Kecerdasan Emosional alih bahasa Hermaya T. h. 411 16

Netty Hartati, et.all., Islam dan Psikologi (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004) h. 90 17

Tekad Wahyono, Memahami Kecerdasan Emosi Melalui Kerja Sistem Limbik, (Surabaya:

Universitas Wangsa Manggala, Anima, Indonesian Psychological Journal, 2001) h. 37 18

Fatimah Ibda, Emotional Intellegence dalam Dunia Pendidikan (Banda Aceh: Fakultas

Tarbiyah, IAIN Ar-Raniry, Jurnal Didaktika, Vol.2 No. 2, 2000), h. 132 19

Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, (Bandung: Rosda Karya,

2004), h.115 20

Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, h. 168

Page 21: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5283/1/DIDI... · penulis dikala suka dan duka. 10. ... 1. Pengertian . Kecerdasan

13

Terdapat dua macam pendapat tentang terjadinya emosi yaitu pendapat

navistik dan pendapat empiristik. Pendapat navistik beranggapan bahwa emosi pada

dasarnya merupakan bawaan sejak lahir, semantara pendapat emperistik beranggapan

bahwa emosi dibentuk oleh pengalaman dan proses belajar.21

Dari perjalanan hidup kita sehari-hari, kadang kita tidak dapat membedakan

antara perasaan dan emosi, karena keduanya merupakan kelangsungan kualitatif

yang tidak jelas batasnya. Pada suatu saat tertentu, warna efektif dapat dikatakan

perasaan, tetapi juga dapat dikatakan sebagai emosi. Oleh karena itu, emosi adalah

setiap keadaan diri seseorang yang disertai dengan warna efektif, baik pada tingkat

yang lemah maupun pada tingkat yang kuat.22

Sebagian orang menganggap bahwa perasaan dan emosi adalah sama,

namun anggapan itu salah. Menurut M. Alisuf Sabri dalam bukunya mengungkapkan

bahwa antara perasaan dan emosi adalah berbeda. Pada perasaan terdapat kesediaan

kontak dengan situasi luar (baik positif maupun negatif), sedangkan pada emosi

kontak itu seolah-olah menjadi retak atau terputus (misalnya terkejut, ketakutan,

mengantuk, dan lain sebagainya).23

Emosi manusia dikoordinasikan oleh otak. Bagian otak yang mengatur

emosi adalah sistem limbiks, struktur-struktur dalam limbik mengelola beberapa

aspek emosi, yaitu pengenalan emosi melalui ekspresi wajah, tendensi berperilaku

dan penyimpanan memori emosi. Folkerts menjelaskan bahwa sistem limbik terdiri

atas empat struktur, yaitu thalamus dan hipothalamus, amigdala, hipokampus dan

lobus frontalis.24

Thalamus menerima informasi dari lingkungan sekitar yang ditangkap oleh

indera, sedang hipothalamus mengambil informasi dari bagian tubuh yang lain.

21

Abdul Rahman Shaleh dan Muhbib abdul Wahab, Psikologi Suatu Pengantar dalam

Perspektif Islam, (Jakarta: Kencana, 2004), h 168 22

Zikri Neni Iska, Pengantar Psikologi Umum, (Jakarta: Kizi Brother‟s, 2011) h. 103 23

M. Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan, (Jakarta: Pedoman Ilmu

Jaya, 2001), h. 74 24

Tekad Wahyono, Memahami Kecerdasan Emosi Melalui Kerja Sistem Limbik, 38-39

Page 22: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5283/1/DIDI... · penulis dikala suka dan duka. 10. ... 1. Pengertian . Kecerdasan

14

Amingdala menginterpretasikan dan sekaligus menyimpannya sebagai arti emosi.

Hipokampus mendukung kerja amigdala dalam menyimpan memori emosi,

mengkonsolidasi memori non-emosi secara detail dan menyampaikan memori

tersebut ke jaringan memori yang berbeda di otak. Lobus frontalis bertanggungjawab

dalam pengaturan emosi sehingga memunculkan respon emosi yang tepat.

Kinerja otak sebagai pusat koordinasi dapat dijabarkan sebagai berikut:

informasi-informasi yang diterima alat indera akan dibawa oleh thalamus melewati

sinapsis tunggal menuju amigdala, sedang sebagian besar lainnya dikirim ke

neokorteks, percabangan tersebut memungkinkan amigdala dapat memberikan

respon emosi tanpa pengolahan informasi dan analisis dari neokorteks.25

Dari beberapa pendapat di atas, maka emosi merupakan suatu respon atas

rangsangan yang diberikan –baik dari lingkungan maupun dari dalam diri individu

sendiri- sehingga individu dapat menentukan pilihan dalam hidup yang menentukan

kehidupannya. Atau dengan kata lain emosi adalah suatu perasaan (afek) yang

mendorong individu untuk merespon atau bertingkah laku terhadap stimulus, baik

yang berasal dari dalam maupun dari luar dirinya.

3. Pengertian Kecerdasan Emosional

Kecerdasan emosional merupakan istilah yang diperkenalkan pertama kali

oleh Jack Mayer dari Universitas Hampshire dan Peter Salovey, ahli psikologi dari

Universitas Harvard pada tahun 1990. Dari tahun 1990 hingga saat ini, teori ini

masih terus berkembang. Selain mereka, banyak pula para ahli lain, seperti Goleman

dan Hein yang juga melakukan penelitian mengenai kecerdasan emosional. istilah

kecerdasan emosional dipopulerkan oleh Goleman dalam bukunya yang berjudul

Emotional Intellegence.

25

Tekad Wahyono, Memahami Kecerdasan Emosi Melalui Kerja Sistem Limbik,40

Page 23: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5283/1/DIDI... · penulis dikala suka dan duka. 10. ... 1. Pengertian . Kecerdasan

15

Kemunculan istilah kecerdasan emosional dalam pendidikan, bagi sebagian

orang mungkin dianggap sebagai jawaban atas kejanggalan tersebut. Teori Daniel

Goleman, sesuai dengan judul bukunya, memberikan definisi baru terhadap kata

cerdas. Walaupun Emotional Quotient (EQ) merupakan hal yang relatif baru

dibandingkan Inteligensi Qoutient (IQ), namun beberapa penelitian telah

mengisyaratkan bahwa kecerdasan emosional tidak kalah penting dengan Inteligensi

Qoutient (IQ).

Salovey dan Mayer mengemukakan bahwa kecerdasan emosional adalah

kemampuan untuk mengenali perasaan, meraih dan membangkitkan perasaan untuk

membantu pikiran, memahami perasaan dan maknanya serta mengendalikan

perasaan secara mendalam sehingga membantu perkembangan emosi dan

intelektual.26

Pengertian senada juga diungkapkan oleh Nana Syaodah yang

mengatakan kecerdasan emosional adalah kemampuan mengendalikan diri

(mengendalikan emosi), memelihara dan memacu motivasi untuk terus berupaya dan

tidak mudah menyerah atau putus asa, mampu mengendalikan dan mengatasi stres

dan mampu menerima.27

Menurut Daniel Goleman, mengatakan bahwa kecerdasan emosional

mengandung beberapa pengertian. Pertama, kecerdasan emosional tidak hanya

berarti sikap ramah. Pada saat-saat tertentu yang diperlukan mungkin bukan sikap

ramah, melainkan misalnya sikap tegas yang barangkali memang tidak

menyenangkan, tetapi mengungkapkan kebenaran yang selama ini dihindari. Kedua,

kecerdasan emosional bukan berarti memberikan kebebasan kepada perasaan untuk

berkuasa memanjakan perasaan, melainkan mengelola perasaan sedemikian rupa

26

Steven J. Stein & Howard E. Book, Ledakan EQ: 15 Prinsip Dasar Kecerdasan Emosional

meraih Sukses. penerjemah Trinanda Rainy Januarsari dan Yudhi Murtanto, (Bandung: Kaifa, 2002),

cet. Ke-1 h. 30 27

Nana Syaodah Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2003) cet. Ke-1 h. 97

Page 24: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5283/1/DIDI... · penulis dikala suka dan duka. 10. ... 1. Pengertian . Kecerdasan

16

sehingga terekspresikan secara tepat dan efektif, yang memungkinkan orang bekerja

sama dengan lancar menuju sasaran bersama.28

Kecerdasan emosional lebih lanjut dapat diartikan kepiawaian, kepandaian,

dan ketepatan seseorang dalam mengelola diri sendiri dalam berhubungan dengan

orang lain yang berada disekililingnya dengan menggunakan seluruh potensi

psikologis yang dimilikinya, seperti inisiatif dan empati, adaptasi, komunikasi,

kerjasama, dan kemampuan persuasi yang secara keseluruhan telah mempribadi pada

diri seseorang.29

Kecerdasan emosional terbentuk karena ada kerjasama yang selaras antara

kortek dan amingdala, antara pikiran dan perasaan. Apabila rangsangan ini

berinteraksi dengan baik, kecerdasan emosional akan meningkat dan dengan

demikian inteligensi rasional akan bertambah. Permasalahan kecerdasan emosional

bukan pada emosinya, melainkan pada keselarasan emosi dan pengungkapannya.

Jack Mayer, psikolog dari Universitas of New Hampshire, mendefinisikan

kecerdasan emosional yaitu kemampuan untuk memahami emosi orang lain dan cara

mengendalikan emosi orang lain dan cara mengendalikan emosi diri sendiri. Salovey

dan Mayer mendefinisikan kecerdasan emosional sebagai himpunan bagian dari

kecerdasan sosial yang melibatkan kemampuan.30

Lebih lanjut pakar psikologi Cooper dan Sawaf mengatakan bahwa

kecerdasan emosional kemampuan merasakan, memahami, dan secara selektif

menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai sumber energi dan pengaruh yang

manusiawi. Kecerdasan emosi menuntut penilikkan perasaan, untuk belajar

28

Daniel Goleman, Kecerdasan Emosi untuk Mencapai Puncak Prestasi, (Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama, 2000), cet 3, h. 9 29

Daniel Goleman, Kecerdasan Emosi untuk Mencapai Puncak Prestasi, h. 9 30

Lawrence E. Shapiro, Mengajarkan Emosional Intelligence, terj, Alel Tri Kantcono,

(Jakarta: Gramedia, 1998), Cet. Ke-3. h. 5

Page 25: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5283/1/DIDI... · penulis dikala suka dan duka. 10. ... 1. Pengertian . Kecerdasan

17

mengakui, menghargai perasaan pada diri dan orang lain serta menanggapinya

dengan tepat, menerapkan secara efektif energi emosi dalam kehidupan sehari-hari.31

Pandangan Gardner tentang keragaman kecerdasan merupakan manifestasi

penolakan terhadap konsep buku tentang IQ (Intelligence Quoutient) sebagai faktor

utama dalam meraih sukses. IQ menyumbang sekitar 20 persen bagi faktor utama

dalam meraih sukses dalam hidup, maka 80 persen lainnya diisi oleh kekuatan-

kekuatan lain.32

Senada dengan pendapat tersebut, Patton mengemukakan bahwa

kecerdasan emosional adalah kekuatan dibalik singgasana intelektual.33

Kecerdasan

emosional merupakan dasar pokok dalam mengembangkan hubungan yang dapat

memperkuat diri kita serta orang lain untuk menghadapai tantangan yaitu

keseimbangan antara perasan dan pikiran.34

Kecerdasan emosional merupakan salah

satu faktor pendukung kesuksesan seseorang dalam menjalani hidupnya.

Goleman mengemukakan bahwa ciri-ciri kecerdasan emosional adalah

kemampuan memotivasi diri sendiri dan bertahan menghadapi frustasi;

mengendalikan dorongan hati dan tidak melebih-lebihkan kesenangan; mengatur

suasana hati dan menjaga agar beban stress tidak melumpuhkan kemampuan

berpikir; berempati dan berdoa.35

Seseorang dikatakan cerdas secara emosional

apabila memiliki kemampuan dalam mengendalikan diri dan selaraskan setiap

gejolak emosi dalam diri, serta kemampuan untuk berinteraksi dengan baik dalam

lingkungannnya.

Segel mengemukakan kecerdasan emosional merupakan suatu kemampuan

yang menggambarkan kecerdasan hati, membuat seseorang berhasil dalam

kehidupannya, berkaitan dengan hubungan pribadi dan antar pribadi, bertanggung

31

Robert K Cooper, Kecerdasan Emosional dalam Kepemimpinan dan Organisasi Terj, Alex

Tri Kantjono Widodo, Emotional Intellegence in Leadership and Organizations, (Jakarta: Gramedia,

2002), cet. ke-1, h. xv 32

Daniel Goleman, Kecerdasan Emosional, terj. T Hermaya, Cet., ke-9, h. 44 33

Suharsono, Melejitkan IQ, IE dan IS (Depok: Intisari Press, 2002) h. 8 34

Patricia Patton, Kecerdasan Emosional Landassan Untuk Meraih Sukses Pribadi & Karir

(Jakarta: Mitra Media, 2000), h. 24 35

Daniel Goleman, Kecerdasan Emosional, terj. T Hermaya, Cet., ke-9, h. 45

Page 26: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5283/1/DIDI... · penulis dikala suka dan duka. 10. ... 1. Pengertian . Kecerdasan

18

jawab atas harga diri, kesadaran diri, kepekaan sosial, dan kemampuan adaptasi

sosial.36

Kecerdasan emosional merupakan kemampuan untuk mengenali diri

(menyadari keadan diri, mengendalikan diri yang spontan, dan membangkitkan

motivasi diri dalam diri) serta memahami gejolak perasaan orang lain (lewat sikap

empatik dan kecakapan bergaul).37

Dari definisi tersebut dapat dikatakan bahwa kecerdasan emosional dapat

teraktualisasikan saat seseorang memiliki kontrol emosi diri yang stabil dan

kecakapan dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Jadi yang dimaksud dengan

kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk memiliki kesadaran diri, pengaturan

diri, dan motivasi yang tinggi serta memiliki kecakapan sosial yang meliputi empati

dan keterampilan sosial yang tinggi.

4. Kecerdasan Emosional dalam Perspektif Islam

Menurut Daniel Goleman, “untuk menentukan sukses dalam kehidupan ini

bukan kecerdasan intelektual tapi kecerdasan emosional.” Kecerdasan emosional

diukur dari kemampuan mengendalikan emosi dan menahan diri. Dalam Islam,

kemampuan mengendalikan emosi dan menahan diri disebut sabar. Orang yang

paling sabar adalah orang yang paling tinggi dalam kecerdasan emosionalnya, seperti

sabar dalam menghadapi kesulitan, sabar ketika belajar dan orang tersebut tekun,

berhasil mengatasi berbagai ganguan dan tidak menuruti emosinya.

Teori Daniel Goleman mengenai kecerdasan emosional ini dapat

disimpulkan dalam peribahasa Arab sebagai man shabara zhafira yang artinya

barang siapa yang bersabar,maka ia akan sukses. Hal ini bisa dikaitkan bahwa orang

yang sukses dalam hidupnya adalah orang yang memiliki kecerdasan emosional

tinggi atau orang-orang yang sabar. Kecerdasan emosional bisa dibentuk dengan

melatih kesabaran dan tekun dalam menempuh perjalanan, seperti itulah seorang sufi

36

Jeanne Segal, Melijitkan Kepekaan Emosional (Bandung: kaifa, 2002), h. 27 37

Hernowo, Belajar-Mengajar Berbasiskan Emosi (Jakarta: MLC, 2005 ) h. 12

Page 27: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5283/1/DIDI... · penulis dikala suka dan duka. 10. ... 1. Pengertian . Kecerdasan

19

yang menempuh perjalanan menuju Allah. Hal inilah cara mengembangkan

kecerdasan emosional.

Konsep kecerdasan emosional terkait dengan sikap-sikap terpuji dari kalbu

dan akal yakni sikap bersahabat, kasih sayang, empati, takut berbuat salah,

keimanan, dorongan moral, bekerja sama, beradaptasi, berkomunikasi dan penuh

perhatian serta kepedulian terhadap sesamam makhluk ciptaan Tuhan.38

Istilah kecerdasan emosional dalam Islam dapat pula dijumpai dalam konsep

lahir batin yang terdapat dalam ajaran Islam. Dalam Al-Qur‟an kata insan digunakan

untuk menunjuk kepada manusia dengan seluruh totalitasnya, jiwa dan raganya.

Terdapat perbedaan antara seseorang dengan yang lain, akibat perbedaan fisik,

mental, dan kecerdasaan.39

Dengan menggunakan istilah insan, dapat diketahui

bahwa kecerdasan emosional adalah kemampuan dan kecakapan manusia dalam

memanfaatkan potensi psikologisnya, seperti kemampuan dalam bidang penalaran,

memanfaatkan peluang, mengatur waktu, berkomunikasi, beradaptasi, kerja sama,

persuasi, dan keterkaitan dengan moral. Jika semua potensi ini dilakukan maka

martabat manusia akan berada dalam posisi yang membahagiakan dirinya, baik di

dunia maupun di akhirat.

Untuk menggambarkan adanya kecerdasan emosional pada diri manusia,

Al-Qur‟an telah menginformasikan adanya unsur nafs, qalb, ruh, dan aql. Kata nafs

dalam Al-Qur‟an memiliki aneka makna, terkadang diartikan totalitas manusia, dan

terkadang diartiakan sebagai apa saja yang terdapat dalam diri manusia yang

menghasilkan tingkah laku. sebagaimanafirman-Nya dalam surat al-Ra‟d : 11

38

Abuddin Nata, Manejemen Pendidikan, (Bogor: Kencana, 2003), h. 45 39

M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qu’an (Bandung: Mizan, 1996), cet 3, h. 280

Page 28: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5283/1/DIDI... · penulis dikala suka dan duka. 10. ... 1. Pengertian . Kecerdasan

20

Artinya: “Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran,

di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah..

Sesungguhnya Allah tidak merobah Keadaan sesuatu kaum sehingga

mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. dan apabila

Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang

dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain

Dia.”40

Sedangkan kata qalb dalam di dalam Al-Qur‟an digambarkan sebagai

wadah bagi pengajaran, kasih sayang, takut, dan keimanan. Sebagimana yang

termaktub dalam Al-Qur‟an surat Qaf: 57

Artinya: “Sebenarnya, mereka telah mendustakan kebenaran tatkala kebenaran itu

datang kepada mereka, Maka mereka berada dalam Keadaan kacau

balau”.

Surat al-Hadid : 27

Artinya: “Kemudian Kami iringi di belakang mereka dengan Rasul-rasul Kami dan

Kami iringi (pula) dengan Isa putra Maryam; dan Kami berikan kepadanya

40

Depag, Alquran dan terjemahnya (Jakarta: Yayasan Penyelenggara Penerjemah/Penafsir

Al Qur‟an, 1971) h. 370

Page 29: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5283/1/DIDI... · penulis dikala suka dan duka. 10. ... 1. Pengertian . Kecerdasan

21

Injil dan Kami jadikan dalam hati orang- orang yang mengikutinya rasa

santun dan kasih sayang. dan mereka mengada-adakan rahbaniyyah.

Padahal Kami tidak mewajibkannya kepada mereka tetapi (mereka

sendirilah yang mengada-adakannya) untuk mencari keridhaan Allah, lalu

mereka tidak memeliharanya dengan pemeliharaan yang semestinya. Maka

Kami berikan kepada orang-orang yang beriman di antara mereka

pahalanya dan banyak di antara mereka orang-orang fasik.”41

Surat Ali Imran : 31

Artinya: “Katakanlah: Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah Aku,

niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha

Pengampun lagi Maha Penyayang.”42

Surat al-Hujarat : 7

Artinya: “Dan ketahuilah olehmu bahwa di kalanganmu ada Rasulullah. kalau ia

menuruti kemauanmu dalam beberapa urusan benar-benarlah kamu

mendapat kesusahan, tetapi Allah menjadikan kamu 'cinta' kepada

keimanan dan menjadikan keimanan itu indah di dalam hatimu serta

41

Depag, Alquran dan terjemahnya h. 905

42

Depag, Alquran dan terjemahnya h. 80

Page 30: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5283/1/DIDI... · penulis dikala suka dan duka. 10. ... 1. Pengertian . Kecerdasan

22

menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan, dan kedurhakaan.

mereka Itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus”43,

Sementara itu, kata „aql digunakan Al-Qur‟an sebagai alat untuk memahami

dan menggambarkan sesuatu, dorongan moral, dan daya untuk mengambil pelajaran

dan kesimpulan serta hikmah. Firman-Nya dalam surat al-Ankabut : 43

Artinya: “Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buat untuk manusia; dan

tiada yang memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu”.44

Surat al-An‟am : 51

Artinya: “Dan berilah peringatan dengan apa yang diwahyukan itu kepada orang-

orang yang takut akan dihimpunkan kepada Tuhannya (pada hari kiamat),

sedang bagi mereka tidak ada seorang pelindung dan pemberi syafa'atpun

selain daripada Allah, agar mereka bertakwa.”45

Surat al-Mulk : 10

43

Depag, “Alquran dan terjemahnya”, h. 846

44

Depag, “Alquran dan terjemahnya”, h. 628

45

Depag, “Alquran dan terjemahnya”, h. 194

Page 31: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5283/1/DIDI... · penulis dikala suka dan duka. 10. ... 1. Pengertian . Kecerdasan

23

Artinya: “Dan mereka berkata: "Sekiranya Kami mendengarkan atau memikirkan

(peringatan itu) niscaya tidaklah Kami Termasuk penghuni-penghuni

neraka yang menyala-nyala".46

Sedangkan, kata ruh digunakan Al-Qur‟an dalam makna yang beraneka

ragam, sehingga sungguh sulit untuk menetapkan maknanya apalagi substansinya.

Ruh terkadang diartikan sebagai wahyu yang dibawa oleh malaikat Jibril, sesuatu

yang dianugrahkan Tuhan kepada orang mukmin. Dan berarti pula sebagai dukungan

dan peneguh hati atau kekuatan batin, serta sesuatu yang dianigrahkan Tuhan kepada

seluruh manusia, yakni unsur ilahiyah. Sebagaimana firman-Nya dalam surat al-

Mujadalah : 22

Artinya: “Kamu tak akan mendapati kaum yang beriman pada Allah dan hari

akhirat, saling berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Allah

dan Rasul-Nya, Sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak

atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka. meraka Itulah orang-

orang yang telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan

menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang daripada-Nya. dan

dimasukan-Nya mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-

sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridha terhadap mereka, dan

merekapun merasa puas terhadap (limpahan rahmat)-Nya. mereka Itulah

46

Depag, “Alquran dan terjemahnya”, h. 956

Page 32: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5283/1/DIDI... · penulis dikala suka dan duka. 10. ... 1. Pengertian . Kecerdasan

24

golongan Allah. ketahuilah, bahwa Sesungguhnya hizbullah itu adalah

golongan yang beruntung”.47

Menurut petunjuk Al-Qur‟an bahwa setiap ciptaan Tuhan, seperti tumbuh-

tumbuhan, binatang air, udara, tanah dan sebagainya memiliki jiwa. Yaitu selain

mengisyaratkan adanya sifat kasih sayang dan kekuasaan Tuhan yang terdapat di

balik ciptaan tersebut juga semua itu memiliki jiwa dan emosi. Jika benda-benda itu

diperlakukan dengan lembut, kasih-sayang, dan perhatian, maka semuanya itu akan

memberi manfaat kepada yang melakukannya. Sebaliknya, jika manusia berbuat

kasar terhadap semua ciptaan tersebut seperti dengan menebang pohon secara

membabi buta, merusak habitat binatang, mengotori air, mencemari udara, dan

sebagainya, maka semua benda yang disakiti itu akan bereaksi kasar terhadap

manusia. Hal ini menunjukkan bahwa kecerdasan emosional amat dibutuhkan dalam

menopang kelangsungan hidup manusia.

Kecerdasan emosional sebagaimana digambarkan pada uraian diatas terkait

dengan sikap-sikap terpuji yang muncul dari qalbu dan aqlu, yaitu sikap bersahabat,

kasih sayang, empati, takut berbuat salah, keimanan, dorongan moral, bekerja sama,

dapat beradaptasi, berkomunikasi, dan penuh perhatian dan kepedulian terhadap

sesama makhluk ciptaan tuhan.48

Dari berbagai pengertian tentang keceradasan emosional yang telah

dijabarkan di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa orang yang cerdas

secara emosional mampu untuk memahami, menggali, membangkitkan dan

mengontrol emosi diri secara stabil serta mampu memahami gejolak emosi orang lain

melalui sikap empati, menahan hawa nafsu atau keinginan dan mengatasi kesedihan.

Pengaktualisasian hal tersebut dapat terlihat dalam kecakapannya berinteraksi

dengan lingkungan.

47

Depag, “Alquran dan terjemahnya”, h. 912 48

Abuddin Nata, Manjemen Pendidikan: Mengatasi Kelemahan Pendidikan Islam di

Indonesia (Jakarta: Kencana, 2008) Ed. 2, Cet 3 h. 43

Page 33: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5283/1/DIDI... · penulis dikala suka dan duka. 10. ... 1. Pengertian . Kecerdasan

25

5. Wilayah Utama Kecerdasan Emosi

Menurut Salovey dan Mayer, disebutkan bahwa terdapat lima wilayah

kecerdasan pribadi dalam kecerdasan emosional. Lima wilayah tersebut adalah,

kemampuan untuk mengenali emosi diri, kemampuan untuk mengelola emosi,

kemampuan untuk memotivasi diri, kemampuan mengenali emosi orang lain, serta

kemampuan membina hubungan dengan orang lain.49

Adapun penjelasannya dapat

dipaparkan sebagai berikut:

1) Mengenali emosi diri, kesadaran diri mengenali perasaan sewaktu

perasaan itu terjadi, merupakan dasar kecerdasan emosional. Kemampuan mengenali

emosi, menunjukkan inti kecerdasan emosional yang bermakna kesadaran akan

perasaan diri sendiri sewaktu perasaan itu muncul, seorang anak yang memiliki

kesadaran diri mampu mengenali emosi yang sedang dialaminya dan dampak yang

akan di timbulkannya. Bagaimana anak dapat mengaktualisasikan diri di tengah

badai emosi, mengerti apa yang sedang dirasakannya, akan lebih peka pula terhadap

perasaan orang lain. Ciri lain dari kemampuan mengenali emosi diri adalah

mengenali rasa marah, rasa takut dan sedih. Rasa marah merupakan ekspresi yang

paling sering muncul pada usia 7-11 tahun, dibandingkan rasa takut. Anak usia ini

menganggap bahwa kemarahan merupakan cara yang efektif untuk mendapatkan

perhatian dari lingkungannya,50

2) Mengelola emosi, menanggapi perasaan agar perasaan dapat

terungkapkan dengan pas oleh kecakapan yang bergantung pada kesadaran diri.

Kemampuan mengelola emosi yaitu kemampuan menangani perasaan diri sendiri

agar dapat terungkap secara tepat dan wajar. Pengendalian perasaan diri sehingga

tidak meledak-ledak yang akhirnya akan mempengaruhi perilakunya secara salah.

Seorang yang memiliki keterampilan mengelola emosi akan peka terhadap emosi

dirinya, serta dengan mudah menghibur diri saat dirundung masalah dan cepat

49

Daniel Goleman, Emotional Intelligence, Kecerdasan Emosional, terj. T Hermaya, Cet.,

ke-9, h. 58-59 50

Aprilia Fajar Pertiwi, Seri Ayah Bunda: Mengembangkan Kecerdasan Emosi Anak,

(Jakarta: Yayasan Aspirasi Pemuda: 1997), h. 43

Page 34: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5283/1/DIDI... · penulis dikala suka dan duka. 10. ... 1. Pengertian . Kecerdasan

26

bangkit kembali saat sedih. Intisari dari kemampuan mengelola emosi ini adalah

kemampuan menenangkan diri dan mengekspresikan emosinya dengan tepat.51

3) Memotivasi diri sendiri, menata emosi sebagai alat untuk mencapai

tujuan, kendali diri, emosional, menahan diri, terhadap kepuasan dan mengendalikan

dorongan hati adalah landasan keberhasilan dalam berbagai bidang. Kemampuan

memotivasi diri, kemampuan untuk memberikan kekuatan yang mendorong dirinya

agar melakukan suatu kegiatan secara ulet, tekun dan penuh semangat. Mampu

memberi semangat kepada diri sendiri untuk melakukan sesuatu yang baik dan

bermanfaat. Orang-orang yang memiliki keterampilan ini cenderung jauh lebih

produktif dan efektif dalam hal apapun yang mereka kerjakan.52

Seorang anak yang sukses dalam hidupnya adalah anak yang memiliki

motivasi positif, kendali diri, serta memiliki harapan dalam hidup. Motivasi yang

mengaktifkan dan membangkitkan perilaku yang tertuju pada pemenuhan kebutuhan.

Motivasi merupakan keadaan dalam diri individu atau organisme yang mendorong

perilaku ke arah tujuan.53

4) Mengenali emosi orang lain. Empati, kemampuan yang bergantung pada

kesadaran diri emosional merupakan ketrampilan bergaul. Kecerdasan pribadi

seseorang bukan hanya terlihat dalam kemampuannya mengenali emosi diri, tetapi

juga kemampuan untuk mengenali emosi orang lain, yaitu mengerti perasaan dan

kebutuhan orang lain sehingga orang lain merasa dihargai dan dimengerti. Anak

yang terbuka terhadap gejolak emosi diri akan terampil untuk mengerti perasaan

orang lain. Kemampunnya berempati, menempatkan perasaan dirinya ke dalam

perasaan orang lain sehingga dapat memahami pikiran, perasaan, dan perilakunya.

Kemampuan berempati ini sangat mempengaruhi dalam berinteraksi dengan orang

lain, dan dampak pada penerimaan dirinya, lingkungan, serta meningkatkan

kecakapan bersosialisasi.

51

Aprilia Fajar Pertiwi, Seri Ayah Bunda: Mengembangkan Kecerdasan Emosi Anak, h. 43 52

Daniel Goleman, Emotional Intelligence, Kecerdasan Emosional, terj. T Hermaya, Cet.,

ke-9 h. 58 53

Zikri Neni Iska, Pengantar Psikologi Umum, h. 41

Page 35: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5283/1/DIDI... · penulis dikala suka dan duka. 10. ... 1. Pengertian . Kecerdasan

27

5) Membina hubungan dengan orang lain, inti dari seni memelihara

hubungan dengan orang lain adalah kemampuan untuk mengetahui dan mengenali

perasaan orang lain. Keterampilan berinteraksi dengan orang lain merupakan

kecakapan sosial yang mendukung keberhasilan dalam pergaulan dengan orang lain.

keterampilan berinteraksi dengan orang lain dapat disebut juga kecerdasan sosial.

Adapun yang dimaksud kecerdasan sosial adalah kemampuan untuk memahami

orang lain dan bertindak bijaksana dalam hubungan antar manusia.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa wilayah kecerdasan emosional

meliputi kemampuan dalam mengenali emosi diri, mengerti apa yang sedang

dialaminya dan dampak yang akan ditimbulkan. Kemampuan untuk mengelola dan

mengekspresikan emosi diri, mengelola emosi bukan berarti menjauhi perasaan tidak

menyenangkan untuk salalu bahagia, tetapi kemampuan untuk tidak membiarkan

perasan sedih berlangsung tak terkendali. Kemampuan untuk memotivasi diri dalam

melakukan sesuatu, menunjukkan keuletan dan rasa tanggung jawab. Selanjutnya

kemampuan mengenali emosi orang lain dan mambina hubungan dengan orang lain,

kemampuan untuk melakukan hubungan sosial sangat bergantung pada kematangan

dua ketrampilan emosi lainnya, yaitu kemampuan mengelola emosi diri dan

kemampuan memahami perasaan orang lain.

B. Akhlakul Karimah Siswa

1. Pengertian Akhlakul Karimah

Kata “akhlak” berasal dari bahasa Arab, yaitu bentuk jamak dari kata Khulk,

yang artinya secara etimologi adalah tingkah laku, perangai, tabi‟at, watak, moral

dan budi pekerti.54

Kata budi pekerti yang terdiri dari kata budi dan pekerti. Budi

ialah yang ada pada manusia, yang berhubungan dengan kesadaran, yang didorong

oleh pemikiran, rasio, yang disebut karakter. Pekerti ialah apa yang dilihat pada

54

Masam Alfat, Dkk, Akidah Akhlak, (Semarang: CV. Toha Putra, 1994), Cet. Kep-1, h. 60

Page 36: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5283/1/DIDI... · penulis dikala suka dan duka. 10. ... 1. Pengertian . Kecerdasan

28

manusia, karena didorong oleh perasaan hati, yang disebut tingkah laku. Jadi budi

pekerti adalah merupakan perpaduan dari hasil rasio dan rasa yang bermanifestasi

pada karsa dan tingkah laku manusia.55

Secara lingustik (kebahasaan) kata akhlak merupakan isim jamid atau isim

ghair mustaq, yaitu isim yang tidak mempunyai akar kata, melainkan kata tersebut

memang begitu adanya. Kata akhlak adalah jamak dari kata khulqun atau khuluq

yang artinya sama dengan arti akhlak sebagaimana yang telah disebutkan di atas.56

Sedangkan Lamis Ma‟luf dalam Al-Munjid fi-al-lughah wal A’lam mengatakan

bahwa “akhlak” secara etimologi adalah perangai, kelakuan, tabi‟at, kebiasaan dan

peradaban yang baik.57

Sedangkan dari terminologi akhlak adalah daya kekuatan jiwa yang

mendorong perbuatan-perbuatan dengan mudah dan spontan, tanpa difikir dan

direnungkan lagi.58

Akhlak adalah keadaan jiwa yang mendorong timbulnya suatu

perbuatan yang mudah karena dibiasakan sehingga tidak memerlukan pertimbangan

dan pemikiran terlebih dahulu.59

Jadi, akhlak adalah sifat-sifat yang dibawa oleh manusia sejak lahir dan

tertanam dalam jiwanya dan selalu ada padanya. Sifat itu dapat lahir berupa

perbuatan baik atau buruk sesuai dalam pembinaannya.60

Juga disyaratkan, suatu

perbuatan dapat dinilai baik jika timbulnya perbuatan itu dengan mudah sebagai

suatu kebiasaan tanpa memerlukan pemikiran. Sebab seandainya ada seseorang yang

memaksakan dirinya untuk mndermakan hartanya atau memaksakan hatinya untuk

berdiam di waktu timbul sesuatu yang menyebabkan kemarahan dan hal itu

diusahakan dengan sungguh-sungguh dan dipikir-pikir dahulu, maka bukanlah orang

yang semacam ini yang disebut orang dermawan.

55

Rachmat Djatnika, Isitem Etika Islami (Akhlak Mulia), (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1992),

cet ke- 1, h. 26 56

M. Ardani, Akhlak-Tasawuf (Nilai-Nilai Akhlak/Budi Pekerti Dalam Ibadah dan

Tasawuf), (Jakarta: CV. Karya Mulia, 2001), Cet. Ke-1, h. 25 57

Lamis Ma‟luf, Al-Munjid fi Al-Lughah wal A’lam, (Beirut: Darul Masyrik, 1986), Cet. Ke-

28, h. 194 58

Masam Alfat, Dkk, Akidah Akhlak, h. 61 59

Suradji, Etika dalam Perspektif Al-Qur’an dan Al-Hadits, (Jakarta: Pustaka al-Husna Baru,

2006), h. 4 60

Asmaran, AS, Pengantar Study Akhlak, (Jakarta: CV. Rajawali, 1992), Cet. Ke-1, h. 1

Page 37: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5283/1/DIDI... · penulis dikala suka dan duka. 10. ... 1. Pengertian . Kecerdasan

29

Prof. Dr. Ahmad Amin mengatakan bahwa akhlak ialah kebiasan kehendak.

Ini berarti bahwa kehendak itu bila dibiasakan akan sesuatu maka kebiasaannya itu

disebut akhlak. Contohnya, bila kehendak itu dibiasakan memberi, maka kebiasaan

itu ialah akhlak dermawan.61

Ibrahim Anis dalam kitab Mu’jamal-wasit, sebagaimana dikutip oleh

Abudin Nata mengatakan bahwa akhlak adalah: “Sifat yang tertanam dalam jiwa,

yang dengannya lahirlah macam-macam perbutan, baik atau buruk, tanpa

membutuhkan pemikiran dan pertimbangan.62

Jadi, pada hakekatnya khuluk atau

akhlak suatu kondisi atau sikap yang telah meresap dalam jiwa dan menjadi

kepribadian hingga timbullah berbagai macam perbuatan secara spontan dan mudah

tanpa direkayasa dan tanpa memerlukan pemikiran.

Sedangkan dalam pengertian istilah terdapat beberapa pengertian,

diantaranya menurut al-Ghazali yaitu:

...... عنهب تصذر األفعب ل بسهىلت ويسز من غيز حب جت إلى فكز ورويت, عبب رة عن هيئت في النفس راسخت

Artinya: “akhlak adalah suatu sikap yang mengakar dalam jiwa, yang darinya lahir

berbagai perbuatan-perbuatan dengan mudah dan gampang, tanpa perlu

kepada pikiran pertimbangan.”63

Imam Al-Ghazaaly menekankan, bahwa akhlak adalah sifat yang tertanam

dalam jiwa manusia, yang dapat dinilai baik dan buruk dengan menggunakan ukuran

ilmu-pengetahuan dan norma agama.

Adapun pengertian yang diberikan Ibn Maskawaih adalah:

. األخالق هى حبل للنفس داعيت لهب إلى أفعب ل من غيز فكز وال رأيت

61

Asmaran, AS, Pengantar Study Akhlak,, h. 2 62

Abudin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1996), Cet. Ke-1, h. 4 63

M. Ardani, Akhlak-Tasawuf (Nilai-Nilai Akhlak/Budi Pekerti Dalam Ibadah dan Tasawuf)

h. 28-29

Page 38: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5283/1/DIDI... · penulis dikala suka dan duka. 10. ... 1. Pengertian . Kecerdasan

30

Artinya: “Akhlak adalah keadaan jiwa yang selalu mendorong manusia berbuat,

tanpa memikirkannya lebih lama.

Sedangkan pengertian akhlak menurut Al-Qurthuby adalah:

. مب هى يأ خذ به اإلنسبن نفسه من االدة يسمى خلقب ألنه يصيز من الخلقت فيه

Artinya: “Suatu perbuatan manusia yang bersumber dari adab kesopanannya

disebut akhlak, karena perbuatannya itu termasuk bagian kejadiannya.64

Dari pengertian-pengertian di atas terdapat kesamaan, bahwasanya akhlak itu

merupakan perbuatan yang berpangkal pada hati atau atas kesadaran jiwanya tanpa

memerlukan pertimbangan dan tanpa ada unsur pemaksaan, kemudian diwujudkan

dalam perbuatan yang berulang-ulang sehingga menjadi adat yang akhirnya menjadi

sifat. Sifat adalah sebagian dari kepribadian. Sehingga sulit untuk diubah, karena

elah tertanam dalam kepribadiannya. Jika keadaan (hal) tersebut melahirkan

perbuatan perbuatan terpuji menurut pandangan syariat Islam dan akal pikiran,

disebut akhlakul karimah (baik). Jika perbuatan-perbuatan yang timbul tidak baik

dinamakan akhlakul mazmumah (buruk).

Perilaku baik atau mulia dikenal dengan sebutan akhlakul karimah. Akhlakul

karimah adalah amal-amal shaleh manusia yang terwujud dari kekuatan iman

(aqidah) yang dimiliki dengan benar, dan kekuatan agama Islam yang dilaksanakan

dengan sempurna atau pelaksanaan syariat (rukun Islam) yang istiqomah dan kusyu.

Karena agama itu pada dasarnya akan berpengaruh terhadap sikap dan tingkah laku

manusia atau mekanisme yang bekerja dalam diri seseorang. Karena jiwa itu abstrak

maka untuk mempelajari dan menliti kejiwaan manusia hanya mungkin dilihat dari

sikap dan perilaku yang ditampilkan.65

64

Mahyuddin, Kuliah Akhlak Tasawuf, ( Jakarta: Kalam Mulia, 2001), cet.ke-II, h. 2 65

Jalaludin, Psikologi Agama, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1999), h. 11

Page 39: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5283/1/DIDI... · penulis dikala suka dan duka. 10. ... 1. Pengertian . Kecerdasan

31

Dengan demikian, dapat diambil kesimpulan bahwa akhlakul karimah adalah

suatu sifat yang tertanam dengan kuat dalam jiwa seseorang yang melahirkan atau

menimbulkan suatu perbuatan-perbuatan yang baik dengan mudah tanpa

memerlukan suatu pertimbangan atau pemikiran terlebih dahulu.

2. Pembagian Akhlak

Dengan ajaran Islam, bahwa akhlak adalah meliputi semua aktifitas manusia

dalam segala bidang (aspek) kehidupannya. Namun secara global pembagian akhlak

menurut sifatnya terdiri dari dari dua macam. Pertama akhlak yang baik dan benar

menurut syariat Islam, disebut juga akhlak mahmudah atau akhlakul karimah. Kedua

adalah akhlak yang buruk, disebut akhlak madzmumah.66

Dalam pembahasan ini, penulis membatasi hanya meninjau akhlakul

karimah terhadap Allah swt, akhlakul karimah terhadap manusia dan akhlakul

karimah terhadap lingkungan yaitu terhadap binatang, tumbuh-tumbuhan dan benda-

benda tak bernyawa.67

Sedangkan pembagian akhlak menurut obyeknya atau kepada siapa akhlak

itu ditujukan, adalah sebagai berikut:

a. Akhlak kepada Allah

Akhlakul karimah terhadap Allah pada prinsipnya dapat diartikan

penghambaab diri kepada-Nya atau dapt diartikan sebagai sikap atau perbuatan yang

seharusnya dilakukan oleh manusia sebagai makhluk kepada tuhan sebagai Khaliq.

Sebagai makhluk yang dianugrahi akal sehat, kita wajib menempatkan diri kita pada

posisi yang tepat, yakni sebagai penghamba dan menempatkan-Nya sebagai satu-

satunya zat yang kita per-Tuhan.

Ada empat alasan mengapa manusia perlu berakhlak kepada Allah swt:

1) Allah yang telah menciptakan manusia. Dia menciptakan manusia dari

air yang ditumpahkan keluar dari antara tulang punggung dan tulang rusuk, sebagai

mana dalam al-Qur‟an surat at-Tariq ayat 5-7, yang berbunyi:

66

Masam Alfat, Dkk, Akidah Akhlak,h. 66 67

M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qu’an,h. 261

Page 40: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5283/1/DIDI... · penulis dikala suka dan duka. 10. ... 1. Pengertian . Kecerdasan

32

Artinya: “Maka hendaklah manusia memperhatikan dari Apakah Dia diciptakan?

Dia diciptakan dari air yang dipancarkan, yang keluar dari antara tulang

sulbi laki-laki dan tulang dada perempuan.”

Dalam ayat yang lain Allah swt, berfirman bahwa manusia diciptakan dari

tanah yang kemudian diproses menjadi benih yang disimpan dalam tempat yang

kokoh (rahim), setelah ia menjadi segumpal darah, segumpal daging, dijadikan

tulang dan dibalut dengan daging dan selanjutnya diberi roh, sebagaimana dalam al-

Qur‟an surat al-Mukminun ayat 12-14 yang berbunyi:

Artinya: “Dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati

(berasal) dari tanah. kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang

disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). kemudian air mani itu Kami

jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal

daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang

belulang itu Kami bungkus dengan daging. kemudian Kami jadikan Dia

makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang

paling baik.”68

2) Allah yang telah memberikan perlengkapan pancaindera, berupa

pendengaran, penglihatan, akal pikiran, dan hati sanubari, disamping anggota badan

68

Depag, “Alquran dan terjemahnya”, h. 527

Page 41: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5283/1/DIDI... · penulis dikala suka dan duka. 10. ... 1. Pengertian . Kecerdasan

33

yang kokoh dan sempurna kepada manusia, sebagaimana dalam al-Qur‟an surat an-

Nahl ayat 78 yang berbunyi:

Artinya: “Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam Keadaan tidak

mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran,

penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.”69

3) Allah yang telah menyediakan berbagai bahan dan sarana yang

diperlukan bagi kelangsungan hidup manusia, seperti bahan makanan yang berasal

dari tumbuh-tumbuhan, air, udara, binatang ternak dan sebagainya. Sebagaimana

dalam al-Qur‟an surat al-Jaatsiyah, ayat 12-13 yang berbunyi:

Artinya: “Allah-lah yang menundukkan lautan untukmu supaya kapal-kapal dapat

berlayar padanya dengan seizin-Nya dan supaya kamu dapat mencari

karunia -Nya dan Mudah-mudahan kamu bersyukur. dan Dia telah

menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang di bumi semuanya,

(sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu

benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang

berfikir.”70

69

Depag, “Alquran dan terjemahnya”, h. 413

70

Depag, “Alquran dan terjemahnya”, h. 816

Page 42: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5283/1/DIDI... · penulis dikala suka dan duka. 10. ... 1. Pengertian . Kecerdasan

34

4) Allah yang telah memuliakan manusia dengan diberikannya kemampuan

menguasai daratan dan lautan. Sebagaimana dalam al-Qur‟an surat al-Isra‟ ayat 70,

yang berbunyi:

Artinya: “Dan Sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut

mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezki dari yang baik-

baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas

kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.”

Namun demikian sungguhpun Alah telah memberikan berbagai kenikmatan

kepada manusia sebagaimana disebutkan di atas bukanlah menjadi alasan Allah perlu

dihormati. Bagi Allah swt, dihormati atau tidak, tidak akan mengurangi kemulian-

Nya. Akan tetapi sebagai manusia sudah sewajarnya menunjukkan akhlak kepada

Allah swt.

Bentuk-bentuk perbuatan yang termasuk dalam berakhlakul karimah kepada

Allah swt,. Diantaranya, mencintai-Nya, ridha dan ikhlas terhadap segala keputusan-

Nya, bertaubat, mensyukuri nikmat-Nya, selalu berdo‟a kepada-Nya, beribadah,

meniru-meniru sifat-Nya dan berusaha mencari keridhaan-Nya dan sebagainya.71

Quraish Shihab menyatakan bahwa titik tolak akhlak kepada Allah swt,

adalah dalam bentuk pengakuan dan kesadaran bahwa tiada Tuhan melainkan Allah

swt, dia memiliki sifat-sifat terpuji; demikian agung sifat itu, jangankan manusia,

malaikat pun tidak akan mampu menjangkau hakikat-Nya. Berkenaan dengan akhlak

kepada Allah dilakukan dengan cara banyak memuji-Nya. Dilanjutkan dengan

71

Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, h. 147-148

Page 43: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5283/1/DIDI... · penulis dikala suka dan duka. 10. ... 1. Pengertian . Kecerdasan

35

senantiasa bertawakkal kepada-Nya, yakni menjadikan Tuhan sebagai satu-satunya

yang menguasai diri manusia.72

b. Akhlakul Karimah Terhadap Sesama Manusia

Akhlakul karimah terhadap sesama manusia pada dasrnya bertolak kepada

keluhuran budi dalam menempatkan diri kita dan menempatkan diri orang lain pada

posisi yang tepat. Hal ini merupakan refleksi daro totalitas kita dalam

menghambakan diri kepada Allah swt, sehingga akhlakul karimah yang kita

alamatkan terhadap sesama manusia semata-mata didasari oleh akhlakul

karimahyang kita persembahkan kepada-Nya.73

Akhlak terhadap sesama manusia, bukan hanya dalam bentuk larangan

melakukan hal-hal yang negatif seperti membunuh, menyakiti badan atau mengambil

harta tanpa alasan yang benar, melainkan juga sampai kepada menyakiti hati dengan

jalan menceritakan aib seseorang, tidak peduli apakah hal itu benar atau salah.

Al-qur‟an menekankan bahwa setiap orang hendaknya didudukkan secara

wajar. Sehingga akan terwujud keharmonisan atau kerukunan antar sesama. Tidak

masuk ke rumah orang lain tanpa izin, jika bertemu mengucapkan salam, dan ucapan

yang dikeluarkan adalah ucapan yang baik. Setiap ucapan yang diucapakan adalah

ucapan yang benar, jangan mengucilkan atau menceritakan keburukan seseorang, dan

menyapa atau memanggilnya dengan sebutan yang buruk. Selanjutnya yang

melakukan kesalahan hendaknya dimaafkan. Pemaafan itu hendaknya disertai

kesadaran bahwa yang memaafkan berpotensi pula melakukan kesalahan, mampu

mengendalikan marah. Dan mendahulukan kepentingan orang lain dari pada diri

sendiri.

72

M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an, h.261-262 73

M. Nipan Abdul Halim, Menghias Diri dengan Akhlak Terpuji,(Yogyakarta: Mitra

Pustaka, 2000), h. 89

Page 44: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5283/1/DIDI... · penulis dikala suka dan duka. 10. ... 1. Pengertian . Kecerdasan

36

Adapun bentuk-bentuk akhlak terhadap sesama manusia diantaranya adalah

jujur, ikhlas, amanah, tawadhu, sabar, kasih sayang, pemaaf, penolong, berani, adil,

rajin, disiplin, kreatif, sederhana, baik sangka, dermawan, toleransi, berbakti kepada

kedua orang tua, iffah. Bila akhlakul karimah diamalkan (dipraktekkan) oleh setiap

muslim dalam kehidupannya maka akan terwujud keharmonisan atau kerukunan di

antara sesama dan masyarakat.74

c. Akhlakul Karimah Terhadap Lingkungan

Lingkungan yang dimaksud disini adalah segala sesuatu yang berada

disekitar manusia, baik binatang, tumbuh-tumbuhan, maupun benda-benda tak

bernyawa. Akhlakul karimah terhadap lingkungan pada prinsipnya menempatkan

sesuatu itu sesuai dengan posisinya masing-masing. Ia merupakan refleksi dari

totalitas penghambaan diri kita kepada Allah swt, sehingga apa yang kita perbuat

terhadap mereka, semata-mata hanya didasari oleh akhlakul karimah kita kepada

Allah swt.75

Akhlak yang diajarkan al-Qur‟an terhadap lingkungan bersumber dari fungsi

manusia sebagai khalifah. Kekhalifahan menuntut adanya interaksi antara manusia

dengan sesamanya dan manusia terhadap alam. Kekhalifahan mengandung arti

pengayoman, pemeliharaan, serta bimbingan agar setiap mahklauk mencapai tujuan

penciptaannya.

Berarti manusia dituntut mampu menghormati proses-prose yang sedang

berjalan, dan terhadap semua proses yang sedang terjadi. Keadaan ini mengantarkan

manusia menjadi bertanggung jawab, sehingga tidak melakukan pengrusakan.

Binatang, tumbuh-tumbuhan dan benda-benda tak bernyawa semuanya diciptakan

oleh Allah swt, serta semuanya memiliki ketergantungan kepada-Nya. Keyakinan ini

74

Abudin Nata, Akhlak Tasawuf, 149-150 75

M. Nipan Abdul Halim, Menghias Diri dengan Akhlak Terpuji, h. 137

Page 45: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5283/1/DIDI... · penulis dikala suka dan duka. 10. ... 1. Pengertian . Kecerdasan

37

mengantarkan seorang muslim untuk menyadari bahwa semuanya adalah “umat”

Tuhan yang harus diperlakukan secara wajar dan baik.76

Dalam al-Qur‟an surat al-An‟am ayat 38 ditegaskan bahwa binatang melata,

burung-burungpun adalah umat seperti manusia juga sehingga semuanya seperti

ditulis al-Qurthubi, didalam tafsirnya “tidak boleh diperlaukan secara aniaya”.

Jangan dalam masa damai saat peperangan pun petunjuk al-Qur‟an yang melarang

melakukan melakukan penganiayaan. Jangankan terhadap manusia dan binatang

bahkan mencabut atau menebang pepohonan pun terlarang, kecuali kalau

terpaksadalam arti harus sejalan dengan tujuan penciptaannya demi kemaslahatan

terbesar. Allah berfirman dalam surat al-Hasyr ayat : 5:77

Artinya: “apa saja yang kamu tebang dari pohon kurma (milik orang-orang kafir)

atau yang kamu biarkan (tumbuh) berdiri di atas pokoknya[1464], Maka

(semua itu) adalah dengan izin Allah; dan karena Dia hendak memberikan

kehinaan kepada orang-orang fasik.”78

[1464] Maksudnya: pohon kurma milik musuh, menurut kepentingan dan siasat perang

dapat ditebang atau dibiarkan tumbuh.

Akhlak Islam juga memperhatikan kelestarian dan keselamatan binatang,

karena akhlak Islam itu sangat komprehensif, menyeluruh dan mencangkup berbagai

makhluk yang diciptakan Tuhan. Hal yang demikian dilakukan karena secara

fungsional seluruh makhluk tersebut satu sama lain saling membutuhkan. Punah dan

rusaknya salah satu bagian dari makhluk Tuhan itu akan berdampak negatif bagi

makhluk lainnya.

76

M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an, h. 270 77

Abudin Nata, Akhlak Tasawuf, 150-151 78

Depag RI dan Sekjen „Mujamma‟, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 916

Page 46: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5283/1/DIDI... · penulis dikala suka dan duka. 10. ... 1. Pengertian . Kecerdasan

38

Adapun bentuk-bentuk perbuatan yang termasuk akhlakul karimah terhadap

lingkungan di antaranya adalah memelihara tumbuh-tumbuhan, menyayangi hewan,

menjaga kebersihan dan menjaga ketentraman.79

3. Macam-macam Akhlakul Karimah

Adapun macam-macam akhlakul karimah itu adalah sebagai berikut:

1) Bertaubat (At-Taubah)

Bertaubat yaitu suatu sikap yang menyesali perbuatan buruk yang pernah

dilakukannya dan berusaha menjauhinya, serta melakukan perbuatan baik. Dalam al-

Qur‟an banyak diterangkan masalah taubat, antara lain pada surat an-Nisaa ayat 16-

17 yang berbunyi:

Artinya: “Dan terhadap dua orang yang melakukan perbuatan keji di antara kamu,

Maka berilah hukuman kepada keduanya, kemudian jika keduanya

bertaubat dan memperbaiki diri, Maka biarkanlah mereka. Sesungguhnya

Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.”

2) Bersabar (Ash-Shabru)

Bersabar yaitu suatu sikap yang betah atau dapat menahan dir pada kesulitan

yang dihadapinya. Tetapi tidak berarti bahwa sabar itu langsung menyerah tanpa

upaya untuk melepaskan diri dari kesulitan yang dihadapinya. Maka sabar yang

79

Abudin Nata, Akhlak Tasawuf, h. 152

Page 47: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5283/1/DIDI... · penulis dikala suka dan duka. 10. ... 1. Pengertian . Kecerdasan

39

dimaksudkannyaadalah sikap yang diawali dengan ikhtisar, lalu diakhiri dengan

ridha dan ikhlas, bila seseorang dilanda suatu cobaan dari Tuhan.

Dalam pengertian lain sabar berarti menahan diri dari keluh kesah dan rasa

benci, menahan lisan dari mengaduh dan menahan anggota badan dari tindakan yang

menggangu dan mengacaukan.80

Dalam al-Qur‟an banyak diterangkan masalah

sabar, diantaranya pada surat Ali Imran ayat 120 yang berbunyi:

Artinya: “Jika kamu memperoleh kebaikan, niscaya mereka bersedih hati, tetapi jika

kamu mendapat bencana, mereka bergembira karenanya. jika kamu

bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikitpun tidak

mendatangkan kemudharatan kepadamu. Sesungguhnya Allah mengetahui

segala apa yang mereka kerjakan.”

3) Bersyukur (Asy-Syukru)

Istilah syukur berasal dari kata Bahasa Arab yaitu syakara, yasykuru,

syukronan yang berarti terima kasih, memuji, dan semoga Allah memberi pahala.81

Dengan kata lain bersyukur yaitu suatu sikap yang selalu ingin memanfaatkan

dengan sebaik-baiknya, atas nikmat yang telah diberikan oleh Allah swt, kepadanya

baik yang bersifat fisik maupun non-fisik. Lalu disertai dengan peningkatan ibadah,

pendekatan diri kepada yang memberi nikmat, yaitu Allah swt. Sebagaimana firman-

Nya dalam surat al-Baqarah ayat 52 dan 152 yang berbunyi:

80

Sudirman Tebba, Hidup bahagia Cara Sufi, (Jakarta: Pustaka Irvan, 2007), cet. II h. 13 81

Sudirman Tebba, Hidup bahagia Cara Sufi h. 31

Page 48: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5283/1/DIDI... · penulis dikala suka dan duka. 10. ... 1. Pengertian . Kecerdasan

40

Artinya: “Kemudian sesudah itu Kami maafkan kesalahanmu, agar kamu

bersyukur.”

Artinya: “Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya aku ingat (pula) kepadamu

dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-

Ku.”

4) Bertawakkal (At-Tawakkal)

Tawakkal yaitu menyerahkan segala urusan kepada Allah swt setelah

berbuat semaksimal mungkin, untuk mendapatkan sesuatu yang diharapkannya. Oleh

karena itu, syarat utama yang harus dipenuhi bila seseorang ingin mendapatkan

sesuatu yang diharapkannya, ia harus lebih dahulu berupa ya sekuat tenaga, lalu

menyerahkan ketentuannya kepada Allah swt,. Maka dengan cara yang demikian itu,

manusia dapat meraih kesuksesan dalam hidupnya. Sebagaimana Allah swt

berfirman dalam surat Huud ayat 56, yang berbunyi:

Artinya: “Sesungguhnya aku bertawakkal kepada Allah Tuhanku dan Tuhanmu.

tidak ada suatu binatang melatapun melainkan Dia-lah yang memegang

ubun-ubunnya. Sesungguhnya Tuhanku di atas jalan yang lurus"

5) Ikhlas (al-Ikhlas)

Kata ikhlas berasal dari kata kerja (fi’il madi) Bahasa Arab yaitu khalasha,

yakhlushu, ikhlashan yang berati murni, jernih, bersih, tak tercampur, dan tulus

hati.82

Dengan kata lain ikhlas adalah sikap menjauhkan diri dari riya‟ (menunjuk-

nunjukkan kepada orang lain) ketika mengerjakan amal baik. Maka amalan

82

Sudirman Tebba, Hidup bahagia Cara Sufi h. 59

Page 49: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5283/1/DIDI... · penulis dikala suka dan duka. 10. ... 1. Pengertian . Kecerdasan

41

seseorang dapat dikatakan jernih, bila dikerjakannya dengan ikhlas semata-mata

karena mengharapkan rida Allah swt,. Firman Allah dalam surat al-Baqarah ayat

139, yang berbunyi:

Artinya: “Katakanlah: "Apakah kamu memperdebatkan dengan Kami tentang Allah,

Padahal Dia adalah Tuhan Kami dan Tuhan kamu; bagi Kami amalan

Kami, dan bagi kamu amalan kamu dan hanya kepada-Nya Kami

mengikhlaskan hati,”

6) Bersikap takut (Al-Khauf) yaitu suatu sikap jiwa yang sedang menunggu

sesuatu yang tidak disenangi dari Allah swt,. Maka manusia perlu berupaya gar apa

yang ditakutkan itu, tidak akan terjadi. Allah swt berfirman dalam surat al-Maidah

ayat 111 yang berbunyi:

Artinya:”Dan (ingatlah), ketika aku ilhamkan kepada pengikut Isa yang setia:

"Berimanlah kamu kepada-Ku dan kepada rasul-Ku". mereka menjawab:

Kami telah beriman dan saksikanlah (wahai Rasul) bahwa Sesungguhnya

Kami adalah orang-orang yang patuh (kepada seruanmu)".

7) Jujur dan dapat dipercaya (Al-amanah)

Sesuatu yang dipercayakan kepada seseorang, baik harta, ilmu, rahasia, atau

lainnya yang wajib dipelihara dan disampaikan kepada yang berhak menerimanya.

Sebagai realisasinya akhlakuk karimah adalah hartawan hendaknya memberikan hak

orang lain yang dipercayakan kepadanya, penuh tanggung jawab; ilmuwan

hendaknya memberikan ilmunya kepada orang yang memerlukan; orang yang diberi

rahasia hendaknya menyimpan, memelihara rahasia itu sesuai dengan kehendak yang

Page 50: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5283/1/DIDI... · penulis dikala suka dan duka. 10. ... 1. Pengertian . Kecerdasan

42

memercayakan kepadanya; seorang siswa hendaknya berlaku amanah, jujur dengan

segala anugerah Allah kepadanya.

8) Sifat yang disenangi (Al-Alifah)

Hidup dalam masyarakat yang heterogen memang tidak mudah menerapkan

sifat al-alifah, sebab anggota masyarakat terdiri dari bermacam-macam sifat, watak,

kebiasaan, dan kegemaran satu sama lain saling berbeda. Orang yang bijaksana

tentulah dapat menyelami segala anasir yang hidup ditengah masyarakat, menaruh

perhatian kepada segenap situasi dan senantiasa mengikuti setiap fakta dan keadaan

yang penuh dengan aneka perubahan. Pandai mendudukan sesuatu pada proporsi

yang sebenarnya, bijaksana dalam sikap, perkataan dan perbuatan, niscaya pribadi

akan disenangi oleh anggota masyarakat dalam kehidupan dan pergaulan sehari-hari.

9) Sifat Pemaaf ( Al-afwu’)

Manusia tiada sunyi dari khilaf dan salah. Maka apabila orang berbuat

sesuatu terhadap diri seseorang yang karena khilaf atau salah, maka patutlah dipakai

sifat lemah lembut sebagai rahmat Allah terhadapnya, maafkanlah kekhilafan atau

kesalahannya, janganlah mendendam serta mohonkanlah ampun kepada Allah

untuknya, semoga ia surut dari langkahnya yang salah, lalu berlaku baik di masa

depan sampai akhir hayatnya.

10) Sifat Manis Muka ( Anie Satun)

Mengahadapi sikap orang yang menjemukan, mendengar berita fitnah yang

memburukkan nama baik, harus disambut semuanya itu dengan manis muka dan

senyum. Betapa banyak orang-orang pandai lagi bijaksana memakai sikap ini dan

banyak terjadi di dunia diplomasi orang memperoleh sukses dan mencapai

kemenangan, hanya dengan keep smilling diplamatnya di meja perundingan. Dengan

muka yang manis, dengan senyum yang menghias bibir, orang lain dapat mengakui

dan menghormati segala keinginan baik seseorang.

Page 51: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5283/1/DIDI... · penulis dikala suka dan duka. 10. ... 1. Pengertian . Kecerdasan

43

4. Metode Pembinaan Akhlak

Islam sangat memberi perhatian yang besar terhadap pembinaan akhlak,

termasuk cara-caranya. Hubungan antara rukun Iman dan rukun Islam terhadap

pembinaan akhlak, menunjukkan bahwa pembinaan akhlak yang ditempuh oleh

Islam adalah menggunakan cara atau sistem yang integrated, yaitu sistem yang

menggunakan berbagai sarana peribadatan dan lainnya secara simultan untuk

diarahkan kepada pembinaan akhlak.83

Sebagaimana M. Abdul Quasem Kamil mengutip pendapat Al-Ghazali,

bahwa akhlak manusia yang baik dapat dicapai dan diperoleh dengan melalui usaha

pendidikan dan pembinaan yang sungguh-sungguh yaitu dengan metode sebagai

berikut:

a) I’tiyad (pembiasaan), yaitu dengan menahan dan malatih diri, dalam

malakukan amal perbuatan bersumberkan akhlak yang baik, sehingga

manjadi kebiasaan dan sesuatu yang menyenangkan. Apabila seseorang itu

dibiasakan untuk mengamalkan sesuatu yang baik, ia pasti tumbuh di atas

kebaikan.

b) Ta’allum (belajar), dengan cara memperhatikan dan bergaul dengan orang

yang baik-baik, ini merupakan faktor eksternal yang secara tidak langsung

membentuk pribadi yang dapat dilihat dari tingkah lakunya sehari-hari,

perbuatan yang baik adalah suatu pendorong untuk melahirkan perbuatan

baik sehingga akan berpengaruh dalam diri seseorang.

c) Memberikan latihan-latihan, cara latihan ini adalah meliputi pembiasaan

disiplin.84

Pembiasaan yang dilakukan sejak kecil dan berlangsung secara

kontinyu atau terus menerus secara berkesinambungan. Pada awalnya

pendidikan akhlak yang bersifat lahiriyah dapat pula dilakukan dengan cara

paksaan yang lama kelamaan akan menjadi kebiasaan. Penanaman akhlak

83

Abudin Nata, Akhlak Tasawuf, h. 164

84

M. Abdul Quasem Kami, Etika Al-Ghazali, (Bandung: Pustaka, 1988), Cet. Ke-1, h. 95

Page 52: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5283/1/DIDI... · penulis dikala suka dan duka. 10. ... 1. Pengertian . Kecerdasan

44

yang baik tidak cukup hanya dengan pelajaran yang berupa teoritis instruksi

(perintah), dan larangan, akan tetapi yang lebih utama dan tepat sasaran

melalui pendidikan yang disertai contoh konkrit (nyata) mengenai teladan

yang baik-baik. Sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW,

dengan budi pekerti yang mulia, dalam mendidik dan membentuk akhlak

para sahabatnya dan kaum muslimin.

d) Memperhatikan faktor-faktor kejiwaan sasaran yang akan dibina. Menurut

hasil penelitian para pikolog bahwa kejiwaan manusiaberbeda-beda menurut

perbedaan tingkat usia. Pada usia kanak-kanak misalnya lebih menyukai

hal-hal yang bersifat rekreatif dan bermain. Untuk itu ajaran akhlak dapat

disajikan dalam bentuk permainan.85

5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembentukkan Akhlak

a. Keluarga

Keluarga merupakan lingkungan primer bagi setiap individu, didalamnya

terjadi hubungan manusia yang paling intensif, karen itulah keluarga merupakan

kelompok sosial pertama dalam kehidupan manusia, tempat ia belajar menyatakan

diri sebagai manusia sosial dalam hubungan interaksi dengan kelompoknya.86

Keutuhan keluarga merupakan faktor utama yang sangat mempengaruhi

perkembangan anak. Menurut W.A. Gerungan, yang dimaksud dengan keuthan

keluarga adalah: pertama, keutuhan struktur keluarga yaitu dengan adanya ayah, ibu

dan anak. Kedua, keutuhan interaksi yang harmonis antar keluarga.87

85

Abudin Nata, Akhlak Tasawuf, h. 166 86

W.A. Gerungan, Psikologi Sosial, (Bandung: Eresco, 1988), cet. Ke-I, h. 180 87

W.A. Gerungan, Psikologi Sosial, h. 185

Page 53: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5283/1/DIDI... · penulis dikala suka dan duka. 10. ... 1. Pengertian . Kecerdasan

45

Pendidikan dalam keluarga merupakan dasar bagi pendidiakn anak

selanjutnya, pendidikan yang diberikan oleh orang tua merupakn apendidikan yang

didasarkan pada rasa kasih sayang sejati dan bersifat kodrati, kasih sayang ini tidak

boleh berubah menjadi memanjkan anak karena dapat membahayakan di kemudian

hari. Menurut Imam Al-Ghazali yang dikutip oleh M. Abdul Quasem bahwa melatih

anak-anak untuk berakhlak mulia dapat dilakukan dengan cara melindungi mereka

dari perbuatan buruk, karena mereka memilki sifat yang cenderung meniru akan

sesuatu yang dilihatnya. Hal ini memang tidak mudah, tetapi bila dilakukan sejak

dini maka akan terasa manfaatnya ketika anak telah dewasa.

b. Sekolah

Sekolah adalah lingkungan pendidikan sekunder. Menurut Zakiah Darajat,

sekolah adalah lembaga pendidikan yang melaksanakan pembinaan, pendidikan,

pengajaran dengan sengaja, teratur dan terencana.88

Di dalam kelas gurulah yang

bertugas mendidik siswanya. Guru adalah tenaga pendidikan yang secara teknis

mempunyai bekal ilmu dan keterampilan untuk membantu anak didik memperoleh

sikap dan perilaku terpuji.

c. Masyarakat

Masyarakat sebagai lingkungan pendidikan tertier adalah lingkunag yang

luas dan sekaligus paling banyak menawarkan pilihan, karena sebagian besar waktu

anak dalam sehari dihabiskan dalam lingkungannya. Pada tahap pertama pengaruh

lingkungan masyarakat diawali dengan pergaulan antar teman. Pada usia 9-15 tahun

hubungan perkawanan merupakan hubungan akrab yang disebabkan oleh kesamaan

minat dan kepentingan saling membagi perasaan dan saling tolong menolong untuk

memecahkan masalah bersama.89

Kuatnya pengaruh teman ini sering dianggap

88

Zakiah Darajat, Pendidikan Islam dalam Keluarga dan Sekolah,(Jakarta: Ruhama, 1995),

Cet. Ke-2 h. 77 89

Sarlito Wirawan Sarwono, Psikologi Remaja, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1997),

cet. Ke-4, h. 129

Page 54: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5283/1/DIDI... · penulis dikala suka dan duka. 10. ... 1. Pengertian . Kecerdasan

46

sebagai penyebab buruknya tingkah laku anak, tetapi bagaimanapun segalanya

kembali pada dirinya sendiri.

C. Kerangka Berfikir

Setiap anak yang dilahirkan, telah membawa karakter dan sifatnya sendiri.

Termasuk juga membawa kecerdasan intelektual (IQ) dan kecerdasan emosional

(EQ) dalam dirinya. Semua itu akan sangat mempengaruhi kepribadian, bahkan

mungkin kegagalan atau kesuksesannya. Dan dalam kecerdasan emosional itulah

keberhasilan dan kegagalan seseorang ditentukan.

Kecerdasan emosional atau emotional intelligence adalah kemampuan

mengenali perasaan kita sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan memotivasi

diri sendiri, dan kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan

dalam hubungan dengan orang lain. Kecerdasan emosional terdiri dari mengenali

emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain,

dan membina hubungan dengan orang lain

Mengenali emosi diri, merupakan cara mengetahui apa yang kita rasakan

pada suatu saat, dan menggunakannya untuk memandu dalam pengambilan

keputusan diri sendiri, memilki tolak ukur yang realistis atas kemampuan diri dan

dan kepercayaan diri yang kuat. Sedangkan mengelola emosi, merupakan cara

menangani emosi kita sedemikian mungkin sehingga berdampak positif kepada

pelaksanaan tugas. Siswa yang memiliki kesadaran diri yang tinggi dan pengaturan

diri yang baik, dia akan mempunyai kepercayaan diri yang tinggi dan pengaturan diri

yang baik serta mengetahui bagaimana cara menangani dan mengelola kepercayaan

diri dan emosinya tersebut terutama dalam proses belajar dan pembelajaran sehingga

pada tahap akhir dalam proses belajar dan pembelajaranakan mampu mendapatkan

prestasi belajar yang lebih baik dari orang lain.

Motivasi, merupakan usaha menggunakan hasrat kita yang paling dalam

untuk menggerakkan dan menuntun kita menuju sasaran. Mengenali emosi orang

lain atau empati, merupakan usaha untuk merasakan yang dirasakan orang lain,

Page 55: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5283/1/DIDI... · penulis dikala suka dan duka. 10. ... 1. Pengertian . Kecerdasan

47

mampu memahami perspektif mereka, menumbuhkanhubungan saling percaya dan

menyelaraskan diri dengan bermacam-macam orang. Seorang siswa yang memiliki

motivasi dan empati yang tinggi, cenderung akan bersungguh-sungguh dalam proses

belajar dan akan banyak menjalin hubungan yang baik dengan semua orang termasuk

dengan guru-guru, dengan demikian siswa tersebut akan semakin bertambah

pengalaman dan pengetahuannya sehingga berkat usaha dan kerja kerasnya tersebut

akan berdampak pada prestasi belajar yang optimal dan akhlak yang baik.

Membina hubungan dengan orang lain atau keterampilan sosial, merupakan

cara menangani emosi dengan baik ketika berhubungan dengan orang lain dan

dengan cermat membaca situasi dan jaringan sosial. Seorang siswa yang memiliki

keterampilan sosial yang tinggi selain bisa manangani emosinya ia juga akan cermat

dalam membaca situasi dan kondisi yang diperlukan, ia menganggap bahwa ia

dihargai oleh teman-temannya, merasa nyaman dengan berada pada lingkungan

tempat belajarnya, selalu menghargai semua orang yang telah memberi ilmu

kepadanya, serta mampu menjaga tingkah lakunya terhadap orang lain. Bahkan

mampu menjalin hubungan yang baik pada sesama manusia dan hubungan ibadah

kepada Allah swt.

Kondisi emosional manusia sangat berpengaruh pada kesehatannya, baik

kesehatan jasmani maupun kesehatan rohani. Kita dapat menjumpai banyak anak-

anak kita mengalami ragam penyakit rohani (jiwa) yang berkaitan dengan

keguncangan emosional dan perasaan. Banyak orang yang memiliki kecerdasan otak

saja, atau banyak yang memiliki gelar tinggi namun belum tentu sukses berkiprah di

dunia pekerjaan. Tetapi seringkali orang yang berpendidikan formal lebih rendah

ternyata banyak yang lebih berhasil karena memiliki Emotional Quotient (EQ) yang

tinggi. Dalam Islam kecerdasan emosional yang tinggi di kategorikan sebagai al-

akhlak al-karimah.

Al-akhlak al-karimah yang menghiasi seseorang mampu mengendalikan

seseorang dari keinginan-keinginan, yang bersifat negatif dan sebaliknya dapat

mengarahkan atau memotivasi seseorang untuk kearah kebaikan (positif). Untuk

Page 56: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5283/1/DIDI... · penulis dikala suka dan duka. 10. ... 1. Pengertian . Kecerdasan

48

menuju kebaikan tersebut tentulah suatu hal yang tidak mudah, oleh karena itu perlu

usaha sungguh-sungguh untuk mengembangkannya.

Di dalam agama Islam hal-hal yang berhubungan dengan kecakapan emosi

seperti konsisten (istiqamah), kerendahan hati (tawadhu`), berusaha dan berserah diri

(tawakal), ketulusan (ikhlas), totalitas (kaffah), keseimbangan (tawazun), integritas

dan penyempurnaan (ihsan). Akhlak berkaitan dengan hubungan muamalah manusia

dengan orang lain, baik secara perorangan ataupun secara kelompok. Akhlak adalah

suatu sikap yang mengakar dalam jiwa, yang darinya lahir berbagai perbuatan-

perbuatan dengan mudah dan gampang, tanpa perlu kepada pikiran pertimbangan.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa jika siswa memiliki kesadaran

diri yang tinggi, pengaturan diri yang baik, motivasi belajar yang tinggi, bisa

merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain dan dapat menjalin hubungan yang

baik dengan semua orang serta memiliki keterampilan sosial yang tinggi, dan

memiliki akhlak yang mulia maka penulis dapat mengasumsikan bahwa kecerdasan

emosional memiliki pengaruh yang tinggi terhadap pembentukan akhlak siswa.

D. Hipotesis

Untuk menguji ada tidaknya pengaruh antara variabel X (Kecerdasan

Emosional) dengan variabel Y (Akhlak Siswa) maka dalam hal ini penulis

mengajukan hipotesis sebagai berikut:

Ha : Terdapat hubungan antara kecerdasan emosional dengan akhlak

siswa

Ho : Tidak terdapat hubungan antara kecerdasan emosional dengan

akhlak siswa

Page 57: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5283/1/DIDI... · penulis dikala suka dan duka. 10. ... 1. Pengertian . Kecerdasan

49

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode di sini menjelaskan tentang metode apa yang digunakan dalam

penelitian. Dalam penelitian ini penulis menggunakan bentuk penelitian survei.

Kerlinger (1996) mengatakan bahwa “penelitian survei adalah penelitian yang

dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data

dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-

kejadian relatif, distribusi, dan hubungan antar variabel sosiologis maupun

psikologis.” Penelitian survei biasanya dilakukan untuk mengambil suatu

generalisasi dari pengamatan yang tidak mendalam, tetapi generalisasi yang

dilakukan bisa lebih akurat bila digunakan sampel yang representatif.1

Analisis yang ditunjang oleh data yang diperoleh melalui penelitian

lapangan (Field Research). Penelitian lapangan (Field Research), penulis terjun

langsung ke lapangan atau dilakukan di sekolah dengan melalui observasi,

wawancara, angket dan studi dokumentasi, guna memperoleh data yang jelas dan

representatif.

1 Riduwan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula,

(Bandung: Alfabeta, 2009) cet. Ke 6 h. 50

Page 58: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5283/1/DIDI... · penulis dikala suka dan duka. 10. ... 1. Pengertian . Kecerdasan

50

B. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Sedangkan sampel adalah

sebagian atau mewakili populasi yang diteliti.2

1. Populasi

Populasi ialah wilayah yang terdiri dari subyek dan obyek yang

mempunyai karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari, kemudian ditarik suatu kesimpulan. Jadi dalam penelitian ini yang

menjadi obyek atau populasi adalah siswa-siswi MTs al-Hidayah Kota Bekasi

kelas VIII tahun ajaran 2010-2011. Dengan populasi sebanyak 171 siswa

yang terbagi ke dalam tiga kelas.

2. Sampel

Sampel atau contoh adalah sebagian individu yang diselidiki dari

keseluruhan individu/subyek dan obyek penelitian. Tegasnya sampel yang

baik yaitu sampel yang memiliki populasi atau yang representif artinya yang

menggambarkan keadaan populasi atau mencerminkan populasi secara

maksimal, tetapi walaupun memiliki sampel bukan merupakan duplikat dari

populasi. Dalam penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 15% dari

populasi seluruhnya yang berjumlah 171 siswa, yaitu 30 siswa.

Teknik penarikan sampel atau teknik sampling adalah suatu cara

mengambil sampel yang refesentatif dari populasi. Pengambilan sampel ini

harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel yang benar-

benar dapat mewakili dan dapat menggambarkan keadaan populasi yang

sebenarnya. Dan dalam penetapan sampel ini penulis menggunakan teknik

Simple Rendom Sampling. Simple Rendom Sampling adalah cara pengambilan

2 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, hal. 108-109

Page 59: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5283/1/DIDI... · penulis dikala suka dan duka. 10. ... 1. Pengertian . Kecerdasan

51

sampel dari anggota populasi dengan menggunakan acak tanpa

memperhatikan strata (tingkatan) dalam anggota populasi tersebut.3

C. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data ialah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan

oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Metode (cara atau teknik) menunjukkan

suatu kata yang abstrak dan tidak dapat diwujudkan dengan benda, tetapi hanya dapat

dilihatkan penggunaannya melalui: angket, wawancara, pengamatan, ujian (tes),

dokumentasi dan lainnya. Peneliti dapat menggunakan salah satu atau gabungan

tergantung dari masalah yang dihadapi.4

Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan

oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi

sistematis dan dipermudah olehnya. Selanjutnya instrumen yang digunakan penulis

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap

fenomena yang diselidiki. Observasi merupakan alat pengumpulan data dengan cara

mendatangi langsung terhadap objek penelitian.5 Menurut Ridwuan dalam bukunya

yang berjudul, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti

Pemula, dikatakan bahwa observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke

objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan. Apabila objek

penelitian bersifat perilaku dan tindakan manusia, fenomena alam (kejadian-kejadian

yang ada di alam sekitar), proses kerja dan penggunaan responden kecil.6

Observasi ini dilaksanakan untuk mengamati, dan mencatat untuk

mendapatkan data yang berkaitan dengan peran kecerdasan emosional dalam

3 Riduwan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula, cet. Ke 6

h. 58 4 Riduwan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula, cet. Ke 6

h. 69 5 Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta: andi Offest, 1992) jilid 2, hlm. 151

6 Riduwan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula, h. 76

Page 60: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5283/1/DIDI... · penulis dikala suka dan duka. 10. ... 1. Pengertian . Kecerdasan

52

peningkatan prestasi belajar siswa. Dalam penelitian ini penulis mengadakan

observasi langsung ke MTs Al-Hidayah Bekasi, untuk mengamati keadaan sekolah,

guru-guru, siswa, fasilitas yang dimiliki dan struktur organisasi MTs Al-Hidayah.

2. Angket

Angket adalah suatu alat penelitian yang dilakukan dengan cara

menyebarkan daftar pertanyaan untuk memperoleh keterangan dari jumlah

responden. Daftar pertanyaan ini disusun secar tertulis mengenai suatu hal yang

berkaitan dengan indikator. Tujuan penyebaran angket adalah mencari informasi

yang lengkap mengenai suatu masalah dari responden tanpa merasa khawatir bila

responden memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan kenyataan dalam

pengisian daftar pertanyaan. Di samping itu, responden mengetahui informasi

tertentu yang diminta.

Penyusunan soal angket disesuaikan dengan hal apa yang akan diteliti.

Selain itu dengan angket lebih memberikan kesempatan kepada siswa atau responden

untuk memberikan informasi dengan baik dan benar. Dalam penelitian ini penulis

menggunakan angket checklist atau daftar cek yaitu suatu daftar yang berisi subjek

dan aspek-aspek yang akan diamati.7

Untuk penyusunan butir-butir pertanyaan atau pernyataan angket serta

alternatif jawaban yang tersedia maka penulis membuat kisi-kisi angket berdasarkan

teori. Indikator yang telah dirumuskan di dalam kisi-kisi tersebut selanjutnya

dijadikan bahan penyusunan butir-butir pertanyaan atau soal dalam angket. Alternatif

jawaban dalam angket ini mengunakan skala Likert, Iqbal Hassan (2002: 72)

menjelaskan,” skala Likert merupakan jenis skala yang digunakan untuk mengukur

variabel penelitian (fenomena sosial spesifik), seperti sikap, pendapat,dan persepsi

sosial sesorang atau sekelompok orang”. Skala Likert dinyatakan dalam bentuk

pernyataan untuk dinilai oleh reponden, apakah pernyataan itu didukung atau ditolak,

melalui rentang nilai tertentu.

Pernyataan yang diajukan ada dua kategori, yakni pernyataan positif dan

pernyataan negatif. Dalam skala Likert, pernyataan-pernyataan yang diajukan baik

7 Riduwan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula, h. 72

Page 61: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5283/1/DIDI... · penulis dikala suka dan duka. 10. ... 1. Pengertian . Kecerdasan

53

pernyataan positif maupun pernyataan negatif dinilai subjek yaitu: sangat setuju,

setuju, netral, tidak setuju, sangat tidak setuju. Kelima alternatif jawaban pada setiap

butir pernyataan memiliki skor nilai 4,3,2,1. Untuk lebih jelasnya mengenai

pernyataan positif dan negatif disajikan dalam tabel dibawah ini:

Tabel 1

Kriteria Penyekoran Alat Pengumpul Data

Alternatif jawaban Skor Alternatif Jawaban Positif Negatif

Pilihan Jawaban SS S TS STS

Positif 4 3 2 1

Negatif 1 2 3 4

D. Teknik Pengolahan Data

1. Pengujian Validitas Instrumen

Berkaitan dengan pengujian validitas instrumen Arikunto menjelaskan

bahwa yang dimaksud dengan validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan

tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat ukur. Jika instrumen dikatakan valid

berarti menunjukkan alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data itu valid

sehingga instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya

diukur. Dari pengertian itu dapat diartikan lebih luas lagi bahwa valid itu mengukur

apa yang hendak diukur (ketepatan).8

Dengan menggunakan instrumen yang valid dan reliabel dalam

pengumpulan data, diharapkan hasil penelitian akan menjadi valid (saheh). Untuk

menguji validitas konstruksi, dapat digunakan pendapat para ahli. Setelah instrumen

dikonstruksi tentang aspek-aspek yang akan diukur dengan berddasarkan teori

tertentu, maka selanjutnya dikonstruksikan denga para ahli dengan cara dimintai

pendapatnya tentang instrumen yang telah disusun itu. Setelah pengujian konstruk

selesai dari para ahli, maka diteruskan uji coba instrumen. Instrumen yang telah

8 Riduwan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula, h. 97-98

Page 62: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5283/1/DIDI... · penulis dikala suka dan duka. 10. ... 1. Pengertian . Kecerdasan

54

disetujui para ahli tersebut dicobakan pada smpel dari mana populasi di ambil.

Setelah data didapat dan ditabulasikan, maka pengujian validitas konstruksi

dilakukan dengan analisis faktor, yaitu dengan mengkorelasikan antara skor item

instrumen dengan rumus Pearson Product Moment adalah:

r hitung

}Y Yn.}.{X - X.{

X - XY)n(

2222

n

Y

Dimana:

r hitung = Koefisien korelasi

𝑋𝑖 = Jumlah skor item

𝑌𝑖 = Jumlah skor total (seluruh item)

n = Jumlah responden

Selanjutnya dihitung dengan Uji-t dengan rumus:

t hitung =

𝑟 𝑛−2

1−r 2 Dimana : t = Nilai t hitung

r = Koefisien korelasi hasil r hitung

n = Jumlah responden.

Distribusi (tabel t) untuk 𝛼 = 0,05 dan derajat kebebasan (dk = n−2)

Kaidah keputusan : Jika t hitung > t tabel berarti valid sebaliknya

t hitung < t tabel berarti tidak valid

Jika instrumen itu valid, maka dilihat kriteria penafsiran mengenai indeks

korelasinya (r) sebagai berikut:

Antara 0,800 sampai dengan 1,000 : sangat tinggi

Antara 0,600 sampai dengan 0,799 : tinggi

Antara 0,400 sampai dengan 0,599 : cukup tinggi

Antara 0,200 sampai dengan 0,399 : rendah

Antara 0,000 sampai dengan 0,199 : sangat rendah (tidak valid)

Page 63: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5283/1/DIDI... · penulis dikala suka dan duka. 10. ... 1. Pengertian . Kecerdasan

55

2. Pengujian Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas atau keterandalan menggambarkan derajat keajegan atau

konsistensi hasil pengukuran. Suatu alat pengukuran atau tes dikatakan reliabel jika

alat ukur menghasilkan suatu gambaran yang benar-benar dapat dipercaya dan dapat

diandalkan untuk membuahkan hasil pengukuran yang sesungguhnya. Metode

mencari reliabilitas alat ukur dari satu kali pengukuran. Sedangkan untuk mengetahui

tingkat reliabilitas instrumen penulis menggunakan rumus Alpha sebagai berikut:9

𝑟11 = 𝑘

𝑘−1 . 1 −

𝑆1

𝑆𝑡 r11 = Nilai Reliabilitas

𝑆𝑖 = Jumlah varians skor tiap-tiap item

𝑠𝑡 = Varians total

k = Jumlah item

E. Teknik Analisis Data

Dari hasil observasi, angket dan wawancara yang dilakukan kemudian

penulis olah data tersebut. Analisis data yang digunakan penulis adalah data

dikelompokkan menjadi dua, yaitu data kualitatif dianalisis dengan menggunakan

pendekatan logika, sedangkan data yang bersifat kuantitatif dianalisis dengan

menggunakan pendekatan statistik.

Sebagaimana telah diketahui bahwa penelitian ini dilakukan adalah untuk

mengetahui ada tidaknya korelasi antara dua variabel. Maka dipilih dan dibahas ialah

Korelasi Pearson Product Moment (r) karena sangat populer dan sering dipakai oleh

mahasiswa dan para peneliti. Korelasi ini dikemukakan oleh Karl pearson Tahun

1900. Kegunaanya untuk mengetahui derajat hubungan antara variabel bebas

(independent) dangan variabel terikat (dependent).

Teknik analisis Korelasi Pearson Product Moment termasuk teknik statitik

parametrik yang menggunakan data interval dan ratio dengan perssyaratan tertentu.

9 Riduwan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula, h. 115

Page 64: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5283/1/DIDI... · penulis dikala suka dan duka. 10. ... 1. Pengertian . Kecerdasan

56

Misalnya: data dipilih secara acak (random); datanya berdistribusi normal; data yang

dihubungkan berpola linier; dan data yang dihubungkan mempunyai pasangan yang

sama sesuai dengan subjek yang sama. Kalau salah satu tidak terpenuhi persyaratan

tersebut analisis korelasi tidak dapat dilakukan. Rumus yang digunakan Korelasi

Pearson Product Moment adalah:

r xy

}Y Yn.}.{X - X.{

X - XY)n(

2222

n

Y

Korelasi Pearson Product Moment dilambangkan (r) dengan ketentuan nilai

r tidak lebih dari harga (−1 ≤ r ≤ + 1). Apabila nilai r = −1artinya korelasinya

negatif sempurna; r = 0 artinya tidak ada korelasinya; dan r = 1 berarti korelasinya

sangat kuat. Sedangkan arti harga r akan dikonsultasikan dengan tabel interpretasi

nilai r sebagai berikut:

Tabel 2

Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,80 − 1,000

0,60 − 1,799

0,40 − 1,599

0,20 − 1,399

0,00 − 0,199

Sangat Kuat

Kuat

Cukup Kuat

Rendah

Sangat Rendah

Page 65: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5283/1/DIDI... · penulis dikala suka dan duka. 10. ... 1. Pengertian . Kecerdasan

57

Selanjutnya untuk menyatakan besar kecilnya sumbangan variabel X

terhadap Y dapat ditentukan dengan rumus koefisien diterminan sebagai berikut:

KP = r 2

x 100% Dimana :

KP = Nilai Koefisien Diterminan

r = Nilai Koefisien Korelasi

Pengujian lanjutan yaitu uji signifikansi yang berfungsi apabila peneliti

ingin mencari makna hubungan variabel X terhadap Y, maka hasil Korelasi Pearson

Product Moment tersebut diuji dengan Uji Signifikansi dengan rumus:

t hitung =

𝒓 𝒏−𝟐

𝟏−𝐫 𝟐 Dimana :

t = Nilai t

r = Nilai Koefisien Korelasi

n = Jumlah Sampel

F. Variabel Penelitian

Variabel adalah hal-hal yang menjadi objek penelitian, yang ditatap dalam

suatu kegiatan penelitian. Menurut Suharsimi Arikunto, yang dimaksud dengan

variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu

penelitian.10

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel terikat dan bebas.

Variabel terikat adalah hasil atau objek dari penelitian dan variabel bebas adalah

sifat atau karakteristik yang mengakibatkan hasil atau sasaran berbeda.

Dengan demikian variabel dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel bebas atau independent (X) yaitu: kecerdasan emosional

2. Variabel terikat atau dependent (Y) yaitu: akhlakul karimah siswa

10

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2005) h. 96

Page 66: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5283/1/DIDI... · penulis dikala suka dan duka. 10. ... 1. Pengertian . Kecerdasan

58

Tabel 3

Matrik Variabel

Dimensi-dimensi dan indikator-indikator Kecerdasan Emosional dan Akhlakul

karimah siswa

NO VARIABEL DIMENSI INDIKATOR

1. Variabel X

Kecerdasan

Emosional

1. Mengenali Emosi

diri

2. Mengelola Emosi

3. Memotivasi diri

4. Mengenali Emosi

orang lain.

5. Membina hubungan

dengan orang lain

Kesadaran diri, kemampuan

untuk mengendalikan

dorongan hati, kemampuan

untuk mengetahui perasaan

yang muncul dalam diri,

mendengarkan suara hati

Toleransi terhadap frustasi,

berkurangnya perlaku agresif

atau merusak diri sendiri,

mampu untuk menghibur diri

sendiri, penguasaan diri

Mampu mengendalikan

dorongan hati, memiliki

harapan yang tinggi, berkreasi,

optimis

Mampu membaca emosi orang

lain, menumbuhkan rasa

empati, terampil bergaul,

mampu merasakan yang

dirasakan orang lain

Mampu bekerja sama, mampu

berinteraksi kepada orang lain

dengan baik, meningkatkan

jaringan sosial, memiliki

keterampilan untuk memimpin

2. Variabel Y

Akhlakul

karimah

Siswa

1. Hubungan kepada

Allah

2. Hubungan dengan

sesama manusia

3. Hubungan dengan

lingkungan

Ibadah shalat, puasa, taubat,

ikhlas, bersyukur, tawakal

Jujur, ikhlas, amanah,

tawadhu, sabar, kasih sayang,

pemaaf, penolong, berani, adil,

rajin, disiplin, berbakti kepada

orang tua dll.

Menjaga tumbuh-tumbuhan,

menyayangi hewan,

memelihara kebersihan,

memelihara ketentraman

Page 67: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5283/1/DIDI... · penulis dikala suka dan duka. 10. ... 1. Pengertian . Kecerdasan

59

Page 68: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5283/1/DIDI... · penulis dikala suka dan duka. 10. ... 1. Pengertian . Kecerdasan

59

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum MTs. Al Hidayah Jati Asih Kota Bekasi

Berdasarkan pengumpulan data yang penulis lakukan di MTs. Al-

Hidayah Jatiasih Kota Bekasi, dihasilkan gambaran mengenai profil sekolah yaitu

MTs. Al-Hidayah berada di bawah naungan Yayasan Perguruan Islam Al-Hidayah

(YPI Al-Hidayah), beralamat di Jl. H. Gemin No. 63 Kelurahan Jatikramat Kec.

Jatiasih Kota Bekasi. MTs. Al-Hidayah berdiri pada tgl 17 Juli 1981, dengan

akreditasi B.1

Gedung MTs. Al-Hidayah yang berada di bawah naungan Yayasan

Perguruan Islam Al-Hidayah (YPI Al-Hidayah) memiliki luas lahan bangunan

kurang lebih 3000 meter persegi, yang didalamnya termasuk juga Masjid, Lab

Komputer serta fasilitas-fasilitas lainnya yang menunjang kegiatan belajar

mengajar. MTs. Al-Hidayah, letak gedung sekolahnya berada di tengah-tengah

pemukiman perumahan sehingga jauh dari kebisingan dan kesibukan kota.

Adapun tujuan didirikannya MTs. Al-Hidayah secara institusional mengacu

kepada tujan madrasah Tsanawiyah yang diselenggarakan oleh Departemen

Agama Sebagai Sekolah yang bercirikan ajaran Islam.

1 Databes MTs Al Hidayah Kota Bekasi Tahun 2011

Page 69: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5283/1/DIDI... · penulis dikala suka dan duka. 10. ... 1. Pengertian . Kecerdasan

60

Visi MTs. Al-Hidayah adalah sebagai berikut: “Kokoh Dalam Ilmu

Unggul dalam Aqidah”

Adapun Misi MTs. Al-Hidayah adalah sebagai berikut:

1) Menamamkan penguasaan ilmu agama dan ilmu pengetahuan yang

diperlukan bagi jenjang pendidikan dasar dan menengah untuk

melanjutkan ke jenjang berikutnya.

2) Menanamkan kemampuan untuk beradaptasi dengan anggota

masyarakat dan lingkungannya dengan bekal akhlak mulia.

3) Menyiapkan lulusan yang mampu menginternalisasikan nilai-nilai

ke islaman dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

MTs. Al-Hidayah merupakan salah satu Sekolah Swasta yang selalu

berusaha untuk meningkatkan pelayanan dan fasilitas dari tahun ke tahun demi

kemajuan sekolah tersebut. Hal ini dapat terlihat dari segi peningkatan

pembangunan sarana dan prasarana sekolah yang termasuk di dalamnya adalah

sarana Teknologi Informasi yang selalu ditingkatkan mengikuti perkembangan

zaman demi untuk menciptakan para siswa yang berkualitas tinggi dan dapat

bersaing pada era globalisasi.

B. Deskripsi data

Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan melalui

penyebaran angket pada kelas VIII (delapan) yang terdiri dari tiga kelas,

dengan jumlah siswa sebagai responden sebanyak 30 siswa. Maka diperoleh

data mengenai kecerdasan emosional dan akhlakul karimah siswa, data

tersebut akan dianalisis yaitu dengan terlebih dahulu menyusun data-data

dalam bentuk tabel frekuensi, kemudian diuraikan dalam bentuk tabel-tabel

skor kedua variabel dan akan dilakukan analisa korelasi untuk selanjutnya

di lakukan interpretasi data.

Page 70: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5283/1/DIDI... · penulis dikala suka dan duka. 10. ... 1. Pengertian . Kecerdasan

61

C. Analisis dan Interpretasi Data

1. Data-data yang penulis peroleh dengan cara menggunakan angket

untuk mencari angka indeks korelasinya, penulis menggunakan Korelasi

Product Moment” dengan munggunakan system komputerisasi program

SPSS versi 16.0, dengan taraf signifikansi 1% dan 5%. Akan tetapi

sebelumnya untuk mendapatkan angka indeks korelasi penulis melakukan

uji persyaratan analisis data berupa uji validitas dan uji reabilitas instrument

terlebih dahulu.

2. 1. Uji Instrument Penelitian

3. A. Uji Validitas

4. 1) Hasil Pengujian Instrument Kecerdasan Emosional

Data mengenai kecerdasan emosional diperoleh dari 30 responden,

yaitu para siswa kelas VIII MTs. Al Hidayah Bekasi. Skala terdiri dari 30

item, dan untuk perhitungan validitas digunakan rumus Product Moment

Pearson dengan bantuan SPSS 16.0 dan menggunakan taraf signifikansinya

5 % dengan r tabel = 0,361, setelah diuji validitasnya diperoleh hasil bahwa

26 item valid dan 3 item gugur.

Tabel 4

Hasil Angket Kecerdasan Emosional

Indikator Nomor Butir Jumlah

1. 1. Mengenali emosi diri 1, 6*,11, 16, 21, 26 6

2. Mengelola emosi 2, 7, 12*, 17, 22, 27 6

3. Memotivasi diri 3, 8, 13, 18, 23, 28 6

4. Mengenali emosi orang lain. 4, 9, 14, 19, 24, 29* 6

5. Membina hubungan dengan orang lain 5, 10,15,20,25, 30 6

Total Butir Soal 30

5. * Keterangan : Tidak Valid

Page 71: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5283/1/DIDI... · penulis dikala suka dan duka. 10. ... 1. Pengertian . Kecerdasan

62

6. 2) Hasil Pengujian Instrument Akhlakul Karimah Siswa

7. Data mengenai akhlakul karimah diperoleh dari 30 responden,

yaitu para siswa kelas VIII MTs. Al Hidayah Bekasi. Skala terdiri dari 30

item, dan untuk perhitungan validitas digunakan rumus Product Moment

Pearson dengan bantuan SPSS 16.0 dan menggunakan taraf signifikansinya

5 % dengan r tabel = 0,361, setelah diuji validitasnya diperoleh hasil bahwa

26 item valid dan 4 item gugur.

Tabel 5

Hasil Angket Akhlakul Karimah Siswa

Indikator Nomor Butir Jumlah

3. 1. Hubungan dengan Allah SWT 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8*, 9, 10 10

2. Hubungan dengan sesama

manusia

11, 12, 13*, 14, 15, 16, 17,

18, 19, 20*, 21, 22,

12

3. Hubungan dengan lingkungan 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29*, 30 8

Total Butir Soal 30

8. * Keterangan : Tidak Valid

b. Uji Reliabilitas

Setelah dilakukan uji validitas, maka dilakukan uji reliabilitas

dengan menggunakan rumus alpha cronbach dengan menggunakan

bantuan program SPSS 16.0 maka hasil yang diperoleh untuk skala

kecerdasan emosional sebanyak 27 item dengan koefisien reliabilitas 0.915.

begitu pula uji reliabilitas untuk skala akhlakul karimah siswa

menggunakan rumus alpha cronbach dengan menggunakan bantuan

program SPSS 16.0 maka hasil yang diperoleh untuk skala kecerdasan

emosional sebanyak 26 item dengan koefisien reliabilitas 0.963.

berdasarkan data tersebut berarti dapat dikatakan bahwa skala kecerdasan

emosional dan skala akhlakul karimah yang digunakan sebagai alat ukur

dalam penelitian ini memiliki keandalan reliabilitas yang memuaskan.

Page 72: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5283/1/DIDI... · penulis dikala suka dan duka. 10. ... 1. Pengertian . Kecerdasan

63

1. Analisa Data Korelasi

Analisis data korelasi dilakukan untuk mengetahui kuat lemahnya

hubungan antara variabel (X) kecerdasan emosional dengan variabel (Y) akhlakul

karimah siswa. Untuk menjawab pertanyaan seberapa besar hubungan antara

variabel (X) kecerdasan emosional dengan variabel (Y) akhlakul karimah siswa

yang didesain sebagai berikut:

rxy

Gambar 1. Desain Penelitian X dan Y

Analisis Korelasi yang digunakan adalah Pearson Product Moment

(PPM). Teknik analisis korelasi PPM termasuk teknik statistik parametrik yang

menggunakan data interval dan ratio dengan persyaratan tertentu. Misalnya: data

dipilih secara acak (random); datanya berdistribusi normal; data yang

dihubungkan mempunyai pasangan yang sama sesuai dengan subjek yang sama.

Kalau salah satunya tidak terpenuhi persyaratan tersebut analisis korelasi tidak

dapat dilakukan. Rumus yang digunakan Korelasi PPM adalah:

r hitung

}Y Yn.}.{X - X.{

X - XY)n(

2222

n

Y

Korelasi Pearson Product Moment dilambangkan (r) dengan ketentuan

nilai r tidak lebih dari harga (−1 ≤ r ≤ + 1). Apabila nilai r = −1artinya

korelasinya negatif sempurna; r = 0 artinya tidak ada korelasinya; dan r = 1 berarti

korelasinya sangat kuat. Sedangkan arti harga r akan dikonsultasikan dengan tabel

interpretasi nilai r sebagai berikut:

X Y

Page 73: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5283/1/DIDI... · penulis dikala suka dan duka. 10. ... 1. Pengertian . Kecerdasan

64

Tabel 6

Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,80 − 1,000

0,60 − 1,799

0,40 − 1,599

0,20 − 1,399

0,00 − 0,199

Sangat Kuat

Kuat

Cukup Kuat

Rendah

Sangat Rendah

Pengujian lanjutan yaitu uji signifikansi yang berfungsi apabila peneliti

ingin mencari makna hubungan variabel X terhadap Y, maka hasil Korelasi

Pearson Product Moment tersebut diuji dengan Uji Signifikansi dengan rumus:

t hitung = 𝒓 𝒏−𝟐

𝟏−𝐫 𝟐 Dimana : t = Nilai t

r = Nilai Koefisien Korelasi

n = Jumlah Sampel

Analisis ini penulis lakukan berdasarkan dari 3 pertanyaan berikut

ini:

1. Berapakah besar hubungan variabel X (kecerdasan emosional)

terhadap Y (akhlakul karimah siswa) ?

2. Berapakah besar sumbangan (kontribusi) variabel X terhadap Y ?

3. Buktikan apakah ada hubungan yang signifikan antara variabel X

terhadap Y ?

Langkah-langkah menjawab korelasi PPM:

Langkah 1. Membuat Ha dan Ho dalam bentuk kalimat :

a) Hipotesis alternative (Ha)

Terdapat hubungan positif yang nyata antara kecerdasan emosional

dengan akhlakul karimah siswa

Page 74: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5283/1/DIDI... · penulis dikala suka dan duka. 10. ... 1. Pengertian . Kecerdasan

65

b) Hipotesis nol (Ho)

Tidak terdapat hubungan positif yang nyata antara kecerdasan

emosional dengan akhlakul karimah siswa

Langkah 2. Membuat Ha dan Ho dalam bentuk statistik:

Ha: r ≠ 0

Ho: r = 0

Langkah 3. Membuat tabel penolong untuk menghitung Korelasi

PPM:

Tabel 7

Besaran Uji Regresi Korelasi

N ∑X ∑Y ∑X² ∑Y² ∑XY

30 1944 1107 72404 127500 41205

Langkah 4. Mencari r hitung dengan cara memasukkan angka angka

statistik dari tabel penolong dengan rumus:

rxy = })(.}.{)(.{

)).((2222 YYNXXN

YXXYN

=

22110741205.30).(1944127500.30(

1107.19447240430

= 1225449123615037791363825000

21520082172120

= 1070145864

20112

Page 75: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5283/1/DIDI... · penulis dikala suka dan duka. 10. ... 1. Pengertian . Kecerdasan

66

= 22154

20112

= 0,907

Dengan demikian dari perhitungan diatas, maka besar hubungan

kecerdasan emosional dengan akhlakul karimah siswa maka diperoleh angka

korelasi ”r” = 0,907

D. Interpretasi Data

Setelah mengetahui nilai rxy maka penulis memberikan interpretasi

terhadap angka indeks korelasi “r” product moment dengan dua cara:

1. Memberikan interpretasi terhadap angka indeks korelasi product

moment secara kasar (sederhana)

Yaitu dengan mencocokan hasil perhitungan dengan angka indeks korelasi

Product Moment. Dalam perhitungan rxy ternyata angka korelasi variabel X

(Kecerdasan Emosional) dengan variabel Y (Akhlakul Karimah Siswa) bertanda

positif (korelasi berjalan searah). Dan memperhatikan besarnya rxy yang

dihasilkan yaitu sebesar 0,907 yang berada pada rentangan 0,80 – 1,00 berarti

antara variabel X dengan variabel Y terdapat korelasi yang sangat kuat atau sangat

tinggi. Hal ini sesuai dengan tabel seperti yang tertera dibawah ini:

Tabel 8

Indeks Korelasi Product Moment

Besarnya “r”

Product Moment

Interpretasi

0,00 – 0,199 Antara variabel X dan variabel Y memang terdapat korelasi, akan

tetapi korelasinya sangat lemah atau rendah sehingga korelasi itu

Page 76: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5283/1/DIDI... · penulis dikala suka dan duka. 10. ... 1. Pengertian . Kecerdasan

67

diabaikan.

0,20 – 0,399 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang lemah

atau rendah.

0,40 – 0,599 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang sedang

atau cukup.

0,60 – 0,799 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang kuat atau

tinggi.

0,80 – 1,00 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang sangat

kuat atau sangat tinggi.

2. Memberikan interpretasi terhadap angka indeks korelasi Product

Moment dengan jalan berkorelasi pada tabel nilai “r” product

moment

Dalam hal ini terlebih dahulu dibuat hipotesis alternative (Ha) dan

hipotesis nol (Ho) yaitu sebagi berikut:

c) Hipotesis alternative (Ha)

Terdapat hubungan positif yang nyata antara kecerdasan emosional

dengan akhlakul karimah siswa

d) Hipotesis nol (Ho)

Tidak terdapat hubungan positif yang nyata antara kecerdasan

emosional dengan akhlakul karimah siswa

Langkah 5. Menguji signifikansi dengan rumus t hitung

t hitung = 𝒓 𝒏−𝟐

𝟏−𝐫 𝟐 =

𝟎,𝟗𝟎𝟕 𝟑𝟎−𝟐

𝟏− 𝟎,𝟗𝟎𝟕𝟐 =

𝟒.𝟕𝟗𝟖

𝟎,𝟒𝟐𝟏 = 11,396

kaidah pengujian:

jika t hitung ≥ t tabel maka tolak Ho artinya signifikan dan

jika t hitung ≤ t tabel maka terima Ho artinya tidak signifikan

berdasarkan perhitungan di atas, α = 0,05 dan n = 30, uji satu pihak;

Page 77: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5283/1/DIDI... · penulis dikala suka dan duka. 10. ... 1. Pengertian . Kecerdasan

68

dk = n – 2 = 30 – 2 = 28 sehingga diperoleh t tabel = 1,701 ternyata t hitung lebih

besar dari t tabel atau 11,396 > 1,701, maka Ho ditolak, artinya ada hubungan yang

signifikan antara kecerdasan emosional dengan akhlakul karimah siswa.

Langkah 6. Memberi kesimpulan

Dari perhitungan diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat kontribusi

positif (signifikan) yang diberikan oleh kecerdasan emosional dalam

menumbuhkan akhlakul karimah siswa di MTs Al Hidayah Kota Bekasi.

Langkah selanjutnya adalah mencari besarnya sumbangan (kontribusi)

variabel X terhadap Y dengan rumus:

KP = r 2 x 100%

KP = 0,907² x 100% = 82,26 %

Artinya variabel kecerdasan emosional memberikan kontribusi terhadap

akhlakul karimah sebesar 82,26% dan sisanya 17,74% ditentukan oleh variabel

lain.

Page 78: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5283/1/DIDI... · penulis dikala suka dan duka. 10. ... 1. Pengertian . Kecerdasan

69

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitian yang dilakukan dii MTs. Al-Hidayah Kota Bekasi, tentang

hubungan kecerdasan emosional dengan akhlakul karimah siswa dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Setelah dilakukan penelitian penulis dapat menyimpulkan bahwa

kecerdasan emosional siswa MTs. Al-Hidayah Kota Bekasi, dalam

proses kegiatan belajar mengajar di kelas VII tergolong sangat baik, hal

ini berdasarkan kepada hasil penelitian pada BAB IV, yaitu dengan

melihat sikap siswa kepada kemampuan untuk mengenali emosinya yang

merupakan kunci keberhasilannya dalam mencapai akhlakul karimah.

2. Kondisi akhlakul karimah siswa di MTs. Al-Hidayah Kota Bekasi

tergolong baik, hal ini dapat dilihat pada hasil penelitian BAB IV, yaitu

dengan menguji pada 3 (tiga) aspek akhlak. Hubungan kepada Allah,

hubungan dengan sesama manusia, hubungan dengan lingkungan.

3. Dari hasil penelitian yang dilakukan pada MTs. Al-Hidayah Kota

Bekasi, maka dapat disimpulkan bahwa adanya hubungan yang

Page 79: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5283/1/DIDI... · penulis dikala suka dan duka. 10. ... 1. Pengertian . Kecerdasan

70

signifikan antara kecerdasan emosional dengan akhlakul karimah siswa.

Hal tersebut dapat dilihat dari besarnya hasil perhitungan yang didapat

dengan nilai rxy = 0,907 yang terletak pada kategori sangat kuat atau

sangat tinggi. Oleh karena itu semakin baik kecerdasan emosionalnya

maka akan semakin baik pula akhlakul karimah siswa.

B. Saran- saran

1. Sudah seharusnya bagi pendidik untuk tidak lagi beranggapan bahwa

siswa yang prestasi belajarnya tinggi hanya dipengaruhi intelektual

semata, sehingga melupakan kecerdasan emosional dalam proses belajar.

Kecerdasan emosional memiliki peran yang cukup penting dalam proses

peninggkatan pembelajaran dan pembentukan akhlakul karimah siswa

untuk kehidupan sehari-hari.

2. Untuk mengembangkan dan mengoptimalkan kecerdasan emosional

yang berperan dalam akhlakul karimah siswa baik di sekolah maupun di

lingkungan sekitarnya, maka disarankan kepada pihak sekolah terutama

guru-guru pengajar agar memasukkan unsur-unsur kecerdasan emosioal

dalam menyampaikan materi serta melibatkan emosi siswa dalam proses

pembelajaran.

3. Selain guru orang tua pun tetap berperan dalam membimbing dan

mengarahkan perkembangan kecerdasan emosional dan akhlakul

karimah siswa dengan cara mengawasi sikap siswa di rumah agar siswa

selalu dapat memutuskan permasalahan dengan baik dan dapat bertindak

sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat.

Page 80: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5283/1/DIDI... · penulis dikala suka dan duka. 10. ... 1. Pengertian . Kecerdasan

71

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu, “Psikologi Umum”, Jakarta: Rineka Cipta, 1992.

Ardani, M. “Akhlak-Tasawuf (Nilai-Nilai Akhlak/Budi Pekerti Dalam Ibadah

dan Tasawuf), Jakarta: CV. Karya Mulia, 2001, Cet. Ke-1

Arikunto, Suharsimi “Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek”, Jakarta:

Rineka Cipta, 2005.

Amstrong, Thomas “Setiap Anak Cerdas!”, Jakarta: Gramedia, 2003.

Asmaran, AS, “Pengantar Study Akhlak”, Jakarta: CV. Rajawali, 1992, Cet. Ke-1,

Cooper, Robert K. dan Sawaf, Ayman. “Executive EQ,”, penerjemah Alex Tri

Kantjono Widodo, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2002.

----------------, “Emotional Intellegence in Leadership and Organizations”

“Kecerdasan Emosional dalam Kepemimpinan dan Organisasi”, Terj,

Alex Kanctjono Widodo, Jakarta: Gramedia, 2002.

Daradjat, Zakiah “Pendidikan Islam dalam Keluarga dan Sekolah”, Jakarta:

Ruhama, 1984. Cet. Ke-2.

Djatnika, Rachmat “Sistem Etika Islami (Akhlak Mulia), Jakarta: Pustaka

Panjimas, 1992, cet ke- 1

Echols, John M. dan Shadily, Hassan “Kamus Inggris Indonesia”, Jakarta:

Gramedia, 1980.

Effendi Usman. E dan Juhaya, Praja. S, “Pengantar Psikologi” Bandung:

Angkasa,1985.

Page 81: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5283/1/DIDI... · penulis dikala suka dan duka. 10. ... 1. Pengertian . Kecerdasan

72

Gerungan, W.A. “Psikologi Sosial”, Bandung: Eresco, 1988, cet. Ke-I.

Ginanjar, Agustian, Ary “ESQ EmotionalSpiritual Quostient” Jakarta: Arga,

2001.

--------------------------,.“ESQ: The ESQ Way 165; 1 Ihsan 6 Rukun Iman dan 5

Rukun Islam”, Jakarta: Arga, 2006.

Goleman, Daniel “Emotional Intelligence”, Kecerdasan Emosinal”, alih bahasa

Hermaya T. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2007.

--------------------,. “Kecerdasan Emosi untuk Mencapai Puncak Prestasi”. Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama, 2000.

Hernowo, “Belajar-Mengajar Berbasiskan Emosi “, Jakarta: MLC, 2005.

Hartati, Netty et.all., “Islam dan Psikologi”, Jakarta: Raja Grafindo Persada,

2004.

Hadi, Sutrisno “Metodologi Research”, Yogyakarta: Andi Offest, 1992.

Ibda, Fatimah, “Emotional Intellegence dalam Dunia Pendidikan”, Banda Aceh:

Fakultas Tarbiyah, IAIN Ar-Raniry, Jurnal Didaktika, Vol.2 No. 2,

2000.

Iska, Zikri Neni, Pengantar Psikologi Umum, Jakarta: Kizi Brother’s, 2011

Jalaludin, “Psikologi Agama”, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1999.

Katsir, Ibnu“Al-Mishbah Munir fi Tahzibi: Tafsir Ibnu Katsir” , Riyadh,

Daarulsalam: 2000.

Kountur, Ronny “Metode Penelitian Untuk Penulisan Skripsi dan Tesis”,

Jakarta: PPM, 2003.

Page 82: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5283/1/DIDI... · penulis dikala suka dan duka. 10. ... 1. Pengertian . Kecerdasan

73

Lamis Ma’luf, Al-Munjid fi Al-Lughah wal A’lam, Beirut: Darul Masyrik, 1986,

Cet. Ke- 28

Mahyuddin, Kuliah Akhlak Tasawuf, Jakarta: Kalam Mulia, 2001, cet.ke-II

Masam Alfat, Dkk, “Akidah Akhlak”, Semarang: CV. Toha Putra, 1994, Cet. Ke-

1.

Munandir, “Enslikopedia Pendidikan”, Malang, UM Press, 2001.

Nata, Abuddin, “Manejemen Pendidikan”, Bogor: Kencana, 2003

.........................., “Manjemen Pendidikan: Mengatasi Kelemahan Pendidikan

Islam di Indonesia”, Jakarta: Kencana, 2008 Ed. 2, Cet 3.

......................., Akhlak Tasawuf, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1996, Cet.

Ke-1

Najati, M. Ustman “Al-Qur’an dan Ilmu Jiwa”, Bandung: Pustaka, 1985.

--------------------,. “Jiwa Manusia dalan Suratan Al-Qur’an”, Jakarta:

Cendikiawan Sentra Muslim, 2001.

Nipan Abdul Halim, M. “Menghias Diri dengan Akhlak Terpuji”, Yogyakarta:

Mitra Pustaka, 2000.

Patton, Patricia, “Kecerdasan Emosional Landasan Untuk Meraih Sukses Pribadi

& Karir’, Jakarta: Mitra Media, 2000.

-----------------,. ”EQ Pelayanan Sepenuh Hati”, Jakarta: Pustaka Delapratasa,

2000.

Pertiwi, Aprilia F. “Mengembangkan Kecerdasan Emosional Anak”, Jakarta:

Gramedia, 1997.

Pratiwi M.Si, “Panduan Penulisan Skripsi”, Jogyakarta: Tugu Publisher, 2009

Page 83: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5283/1/DIDI... · penulis dikala suka dan duka. 10. ... 1. Pengertian . Kecerdasan

74

Poerwadarminta, W.J.S. “Kamus Umum Bahasa Indonesia”, Jakarta: Balai

Pustaka, 1991.

Ramayulis, “Ilmu Pendidikan Islam”, Jakarta: Kalam Mulia, 2002.

Riduwan . M. “Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti

Pemula”, Bandung: Alfabeta, 2009 cet. Ke 6

Riyanto, Yatim “Metodologi Penelitian Pendidikan: Suatu Tujuan Dasar”,

Surabaya: SIC, 1996.

Rose, Colin dan Nicholl, Malcom J, “Cara Belajar Cepat Abad XXI”, penerjemah

Dedy Ahimsa, Bandung: Nuansa, 2002.

Sabri. M. Alisuf “Psikologi Pendidikan”, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996.

-------------------,. “Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan”, Jakarta:

Pedoman Ilmu Jaya, 2001.

Sarwono, Sarlito, Wirawan, “Psikologi Remaja”, Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 1997. cet. Ke-4.

Setiadi, A.V Aryaguna, “Hubungan Antara Kecerdasan Emosional dengan

Keberhasilan Bermain Game”, Surabaya: Universitas Surabaya,

Anima, Indonesia Psychological Journal, 2001.

Semiawan, Conny R. “Belajar dan Pembelajarandalam Taraf Pendidikan Usia

Dini”, Jakarta: Prenhallindo, 2002.

Segal, Jeanne “Melijitkan Kepekaan Emosional”, Bandung: Kaifa, 2002.

Shaleh, Abdul Rahman dan Wahab, Muhbib Abdul “Psikologi Suatu Pengantar

dalam Perspektif Islam”, Jakarta: Kencana, 2004.

Page 84: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5283/1/DIDI... · penulis dikala suka dan duka. 10. ... 1. Pengertian . Kecerdasan

75

Shapiro, Lawrence E.”Kiat-kiat Mengajarkan Kecerdasan Emosional Anak”

Jakarta: Gramedia, 1997.

--------------------,. “Mengajarkan Emosional Intelligence”, terj, Alel Tri

Kantcono, Jakarta: Gramedia, 1998.

Shihab, M. Quraish, “Wawasan Al-Qu’an”, Bandung: Mizan, 1996, cet 3,

Sjarkawi, “Pembentukan Kepribadian Anak: Peran Moral, Intelektual, Emosional

dan Sosial Sebagai Wujud Integritas Membangun Jati Diri”, Jakarta:

Bumi Aksara, 2006.

Slameto, “Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya”, Jakarta: Bina

Aksara, 1988.

Soerdjabrata, Soemadi, “Psikologi Pendidikan”, Jakarta: CV. Rajawali, 1981.

Stein, Steven J. & Howard E. Book, “Ledakan EQ” penerjemah Trinanda Rainy

Januarsari, Bandung: Kaifa, 2002.

Suharsono, “Melejitkan IQ, IE dan IS” Depok: Intisari Press, 2002.

------------, “Mencerdaskan Anak”, Depok, Inisiasi Press, 2003.

Suharto. Dedhi Ak, Qur’anic Quotient (QQ), Jakarta: Yayasan Ukhuwah, 2003.

Sudijono, Anas. “Pengantar Statistik Pendidikan” Jakarta: PT.RajaGrafindo,

2000.

Suradji, “Etika dalam Perspektif Al-Qur’an dan Al-Hadits”, Jakarta: Pustaka al-

Husna Baru, 2006.

Syamsudin, Abin Makmun, “Psikolagi Pendidikan”, Bandung: IKIP, 1994.

Syah, Muhibin “Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru”, Bandung:

Rosdakarya, 2001.

Page 85: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5283/1/DIDI... · penulis dikala suka dan duka. 10. ... 1. Pengertian . Kecerdasan

76

Tirtonegoro, Sutratinah “Anak Supernormal dan Program Pendidikannya”,

Jakarta: PT Bina Aksara.

Tebba, Sudirman , “Hidup bahagia Cara Sufi”, Jakarta: Pustaka Irvan, 2007, cet.

II.

Usman, Moh. Uzer “Menjadi Guru Profesional”, Bandung: PT Remaja Rosda

Karya, 2005.

Wahyono, Tekad “Memahami Kecerdasan Emosi Melalui Kerja Sistem Limbik”,

Surabaya: Universitas Wangsa Manggala, Anima, Indonesian

Psychological Journal, 2001.

Winkel, W.S “Psikologi Pengajaran”, Jakarta: PT Gramedia, 1989.

Yusuf, Syamsu, “Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja”, Bandung: Rosda

Karya, 2004.

Page 86: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5283/1/DIDI... · penulis dikala suka dan duka. 10. ... 1. Pengertian . Kecerdasan

NO X Y ∑X ∑Y ∑XY

1 79 47 6241 2209 3713

2 76 41 5776 1681 3116

3 75 41 5625 1681 3075

4 74 41 5476 1681 3034

5 72 40 5184 1600 2880

6 71 40 5041 1600 2840

7 69 40 4761 1600 2760

8 69 39 4761 1521 2691

9 68 39 4624 1521 2652

10 68 39 4624 1521 2652

11 67 39 4489 1521 2613

12 67 38 4489 1444 2546

13 66 37 4356 1369 2442

14 66 36 4356 1296 2376

15 66 36 4356 1296 2376

16 64 36 4096 1296 2304

17 64 36 4096 1296 2304

18 62 36 3844 1296 2232

19 62 36 3844 1296 2232

20 62 36 3844 1296 2232

21 62 36 3844 1296 2232

22 61 36 3721 1296 2196

23 61 34 3721 1156 2074

24 61 34 3721 1156 2074

25 60 34 3600 1156 2040

26 60 33 3600 1089 1980

27 60 32 3600 1024 1920

28 59 32 3481 1024 1888

29 47 32 2209 1024 1504

30 46 31 2116 961 1426

N = 30 1944 1107 127496 41203 72404

Page 87: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5283/1/DIDI... · penulis dikala suka dan duka. 10. ... 1. Pengertian . Kecerdasan

Tabel 2

Kisi-Kisi Instrumen Kecerdasan Emosional

Dimensi Indikator Pernyataan Jumlah ∑

Positif Negatif + -

1. 1. Mengenali emosi 1.1 Kesadaran diri 1 6 1 1 2

1.2 Kemampuan untuk

mengendalikan dorongan

hati

11 16 1 1 2

1.3 Kemampuan untuk

mengetahui perasaan yang

muncul dalam diri

21 26 1 1 2

2. Mengelola emosi 2.1 Toleransi terhadap frustasi 2 7 1 1 2

2.2 Berkurangnya perlaku

agresif atau merusak diri

sendiri

12 17 1 1 2

2.3 Mampu untuk menghibur

diri sendiri

22 27 1 1 2

3. Memotivasi diri 3.1 Mampu mengendalikan

dorongan hati

3 8 1 1 2

3.2 Memiliki harapan yang

tinggi

13 18 1 1 2

3.3 Berkreasi 23 28 1 1 2

4. Mengenali emosi

orang lain.

4.1 Mampu membaca emosi

orang lain

4 9 1 1 2

4.2 Menumbuhkan rasa

empati

14 19 1 1 2

4.3 Terampil bergaul 24 29 1 1 2

5.Membina

hubungan dengan

orang lain

5.1 Mampu bekerja sama

5 10 1 1 2

5.2 Mampu berinteraksi

kepada orang lain dengan

baik

15 20 1 1 2

5.3 Meningkatkan jaringan

sosial

25 30 1 1 2

Jumlah pernyataan 15 15 30

Page 88: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5283/1/DIDI... · penulis dikala suka dan duka. 10. ... 1. Pengertian . Kecerdasan

Tabel 3

Butir-Butir Instrumen Kecerdasan Emosional

N0. Pernyataan Pilihan Jawaban

SS S TS STS

1. Saya tahu persis hal-hal yang menyebabkan saya malas belajar.

2. Saya tetap belajar walau tidak ada ulangan.

3. Saya berusaha masuk peringkat 10 besar setiap semester.

4. Saya bersedia mendengar keluh kesan teman saya.

5. Pada hari pertama masuk sekolah saya dapat dengan cepat

beradaptasi dengan lingkungan sekolah.

6. Saya merasa santai kalau dimarahi orang tua.

7. Saya sering terlambat datang ke sekolah.

8. Saya tidak mempunyai target dalam belajar.

9. Saya tidak merasa takut melihat film yang penuh kekerasan di

TV.

10. Saya tidak disukai oleh teman saya.

11. Saya tahu kalu saya sedang sedih.

12. Saya selalu belajar sesuai dengan jadwal yang telah saya susun.

13. Saya akan terus berusaha mendapat nilai-nilai yang terbaik di

antara teman-teman sekelas.

14. Saya menghormati pendapat orang lain.

15. Saya selalu menyapa bapak guru bila bertemu dengan mereka.

16. Saya merasa banyak kekurangan dibandingkan dengan orang

lain.

17. Saya merasa perlu membalas ejekan teman kepada saya.

18. Saya enggan mengikuti kegiatan ekstrakulikuler di luar

sekolah.

19. Saya kesulitan mengajak bermain teman yang baru saya kenal.

20. Saya merasa bahagia melihat teman yang tidak saya sukai

sedih.

21. Saya sadar bahwa perasaan malu untuk bertanya dapat

menganggu kesulitan saya dalam belajar.

22. Saya berusaha untuk tidak menyontek saat ujian.

Page 89: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5283/1/DIDI... · penulis dikala suka dan duka. 10. ... 1. Pengertian . Kecerdasan

23. Saya dapat menerima pikiran orang lain meskipun berbeda

dengan pemikiran saya.

24. Saya mempunyai target yang tinggi dalam belajar.

25. Saya mudah bergaul dengan teman yang tidak sekelas denga

saya.

26. Saya tetap gugup dalam mengerjakan soal ulang meskipun saya

sudah belajar.

27. Saya tidak sedih bila kehilangan barang kesayangan saya.

28. Saya rajin mengikuti kegiatan sosial untuk mendapt penilaian

baik dari orang tua, guru, teman-teman maupun masyarakat.

29. Saya merasa tidak sedih ketika melihat berita bencana di TV.

30. Bila memasuki lingkungan baru, saya merasa harus memakai

sepatu dan tas baru juga.

KET:

SS : Sangat Setuju TS : Tidak Setuju,

S : Setuju STS : Sangat Tidak Setuju.

Page 90: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5283/1/DIDI... · penulis dikala suka dan duka. 10. ... 1. Pengertian . Kecerdasan

DAFTAR REFERENSI

BAB NO FOOTNOTE HALAMAN

SKRIPSI

HALAMAN

REFERENSI

PARAF

PEMBIMBING

I

1 Departemen Agama RI, Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 14 Tahun 2005, tentang Guru dan

Dosen serta Undang-Undang Republik Indonesia Nomor

20 Thun 2003 tentang Sisdiknas (Jakarta: Direktorat

Jenderal Pendidikan Islam, 2006)

1 46

2 Daniel Goleman, Kecerdasan Emosional alih bahasa

Hermaya T. (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1996)

h. 60-61

2 60-61

3 Asmoroman, AS, Pengantar Study Akhlak, (Jakarta: CV.

Rajawali, 1992) 3 1

II

4 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam

Mulia, 2002) 8 96

5 W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa

Indonesia. (Jakarta: Balai Pustaka, 1991), cet. 12, h. 211 8 211

6 Thomas Amstrong, Setiap Anak Cerdas! (Jakarta:

Gramedia, 2003), h. 19 8 19

7 M. Alisuf Sabri. Psikologi Pendidikan. (Jakarta:

Pedoman Ilmu Jaya, 1996), h. 115 9 115

8 Munandir, Enslikopedia Pendidikan, (Malang, UM

Press, 2001) 9 122

9 Suharsono. Mencerdaskan Anak (Depok, Inisiasi Press,

2003) 9 43

10 Colin Rose dan Malcom J. Nicholl, Cara Belajar Cepat 9 58-60

Page 91: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5283/1/DIDI... · penulis dikala suka dan duka. 10. ... 1. Pengertian . Kecerdasan

Abad XXI, penerjemah Dedy Ahimsa (Bandung: Nuansa,

2002)

11 Aprilia F. Pertiwi, Mengembangkan Kecerdasan

Emosional Anak (Jakarta: Gramedia, 1997) 10 16

12 Conny R. Semiawan, Belajar dan Pembelajaran dalam

Taraf Pendidikan Usia Dini, (Jakarta: Prenhallindo,

2002) h, 11-12

11 11-12

13 John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris

Indonesia, (Jakarta: Gramedia, 1980) 11 21

14 Zakiah Daradjat, Pendidikan Islam dalam Keluarga dan

Sekolah. (Jakarta: Ruhama, 1984) 11 88

15 Robert K. Cooper dan Ayman Sawaf, Executive EQ

Kecerdasan Emosional dalam Kepemimpinan dan

Organisasi, penerjemah Alex Tri Kantjono Widodo

(Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2002)

11 XIV

16 Daniel Goleman, Kecerdasan Emosional alih bahasa

Hermaya T. (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1996) 11,12 7,411

17 Netty Hartati, et.all., Islam dan Psikologi (Jakarta: Raja

Grafindo Persada, 2004) 12 90

18 Tekad Wahyono, Memahami Kecerdasan Emosi Melalui

Kerja Sistem Limbik, (Surabaya: Universitas Wangsa

Manggala, Anima, Indonesian Psychological Journal,

2001)

12,13 37, 38-39

19 Fatimah Ibda, Emotional Intellegence dalam Dunia

Pendidikan (Banda Aceh: Fakultas Tarbiyah, IAIN Ar-

Raniry, Jurnal Didaktika, Vol.2 No. 2, 2000)

12 132

20 Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak dan

Remaja, (Bandung: Rosda Karya, 2004) 12 115,168

21 Abdul Rahman Shaleh dan Muhbib abdul Wahab, 13 168

Page 92: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5283/1/DIDI... · penulis dikala suka dan duka. 10. ... 1. Pengertian . Kecerdasan

Psikologi Suatu Pengantar dalam Perspektif Islam,

(Jakarta: Kencana, 2004)

22 Zikri Neni Iska, Pengantar Psikologi Umum, (Jakarta:

Kizi Brother’s, 2011) 13 103

23 M. Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum dan

Perkembangan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2001) 13 74

24 Steven J. Stein & Howard E. Book, Ledakan EQ: 15

Prinsip Dasar Kecerdasan Emosional meraih Sukses.

penerjemah Trinanda Rainy Januarsari dan Yudhi

Murtanto, (Bandung: Kaifa, 2002)

15 30

25 Nana Syaodah Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses

Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003) 15 97

26 Daniel Goleman, Kecerdasan Emosi untuk Mencapai

Puncak Prestasi, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,

2000)

16 9

27 Lawrence E. Shapiro, Mengajarkan Emosional

Intelligence, terj, Alel Tri Kantcono, (Jakarta: Gramedia,

1998)

16 5

28 Robert K Cooper, Kecerdasan Emosional dalam

Kepemimpinan dan Organisasi Terj, Alex Tri Kantjono

Widodo, Emotional Intellegence in Leadership and

Organizations, (Jakarta: Gramedia, 2002)

17 XV

29 Suharsono, Melejitkan IQ, IE dan IS (Depok: Intisari

Press, 2002) 17 8

30 Patricia Patton, Kecerdasan Emosional Landassan Untuk

Meraih Sukses Pribadi & Karir (Jakarta: Mitra Media,

2000)

17 24

31 Jeanne Segal, Melijitkan Kepekaan Emosional

(Bandung: kaifa, 2002) 18 27

Page 93: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5283/1/DIDI... · penulis dikala suka dan duka. 10. ... 1. Pengertian . Kecerdasan

32 Hernowo, Belajar-Mengajar Berbasiskan Emosi

(Jakarta: MLC, 2005 ) 18 12

33 Abuddin Nata, Manejemen Pendidikan, (Bogor: Kencana,

2003) 19 45

34 M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qu’an (Bandung:

Mizan, 1996) 19 280

35 Depag, Alquran dan terjemahnya (Jakarta: Yayasan

Penyelenggara Penerjemah/Penafsir Al Qur’an, 1971) 20 370

36 Abuddin Nata, Manjemen Pendidikan: Mengatasi

Kelemahan Pendidikan Islam di Indonesia (Jakarta:

Kencana, 2008)

24 43

37 Aprilia Fajar Pertiwi, Seri Ayah Bunda: Mengembangkan

Kecerdasan Emosi Anak, (Jakarta: Yayasan Aspirasi

Pemuda: 1997)

25 43

38 Masam Alfat, Dkk, Akidah Akhlak, (Semarang: CV. Toha

Putra, 1994) 27 60

39 Rachmat Djatnika, Isitem Etika Islami (Akhlak Mulia),

(Jakarta: Pustaka Panjimas, 1992) 28 26

40 M. Ardani, Akhlak-Tasawuf (Nilai-Nilai Akhlak/Budi

Pekerti Dalam Ibadah dan Tasawuf), (Jakarta: CV. Karya

Mulia, 2001)

28 25

41 Lamis Ma’luf, Al-Munjid fi Al-Lughah wal A’lam,

(Beirut: Darul Masyrik, 1986) 28 194

42 Suradji, Etika dalam Perspektif Al-Qur’an dan Al-Hadits,

(Jakarta: Pustaka al-Husna Baru, 2006) 28 4

43 Asmaran, AS, Pengantar Study Akhlak, (Jakarta: CV.

Rajawali, 1992) 28 1

44 Abudin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada, 1996) 29 4

Page 94: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5283/1/DIDI... · penulis dikala suka dan duka. 10. ... 1. Pengertian . Kecerdasan

45 M. Ardani, Akhlak-Tasawuf (Nilai-Nilai Akhlak/Budi

Pekerti Dalam Ibadah dan Tasawuf) 29 28-29

46 Mahyuddin, Kuliah Akhlak Tasawuf, ( Jakarta: Kalam

Mulia, 2001) 30 2

47 Jalaludin, Psikologi Agama, (Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 1999) 30 11

48 M. Nipan Abdul Halim, Menghias Diri dengan Akhlak

Terpuji,(Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2000) 35 89

49 Sudirman Tebba, Hidup bahagia Cara Sufi, (Jakarta:

Pustaka Irvan, 2007) 39 13

50 M. Abdul Quasem Kami, Etika Al-Ghazali, (Bandung:

Pustaka, 1988) 43 95

51 W.A. Gerungan, Psikologi Sosial, (Bandung: Eresco,

1988) 44 180

52 Zakiah Darajat, Pendidikan Islam dalam Keluarga dan

Sekolah,(Jakarta: Ruhama, 1995) 45 77

53 Sarlito Wirawan Sarwono, Psikologi Remaja, (Jakarta:

PT. Raja Grafindo Persada, 1997) 45 129

III

54 Riduwan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-

Karyawan dan Peneliti Pemula, (Bandung: Alfabeta,

2009)

49 50

55 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu

Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005)

50 108-109

56 Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta: andi

Offest, 1992) 51 151

IV 57 Databes MTs Al Hidayah Kota Bekasi Tahun 2011

59 -

Page 95: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5283/1/DIDI... · penulis dikala suka dan duka. 10. ... 1. Pengertian . Kecerdasan

UJI REFERESI

Seluruh referensi yang digunakan dalam penulisan skripsi yang berjudul “Hubungan Kecerdasan Emosional dengan

Akhlakul Karimah Siswa di Mts. Al-Hidayah Kota Bekasi” yang disusun oleh Didi Ahmad Mursidi, NIM 206011000035

Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, telah diuji

kebenarannya oleh dosen pembimbing skripsi pada tanggal1 Juli 2011.

Jakarta, 1 Juli 2011

Dosen Pembimbing Skripsi I

Dra. Zikri Neni Iska, M. Psi

NIP: 196902061995032001

Page 96: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5283/1/DIDI... · penulis dikala suka dan duka. 10. ... 1. Pengertian . Kecerdasan
Page 97: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5283/1/DIDI... · penulis dikala suka dan duka. 10. ... 1. Pengertian . Kecerdasan
Page 98: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5283/1/DIDI... · penulis dikala suka dan duka. 10. ... 1. Pengertian . Kecerdasan