jurusan matematika fakultas matematika dan ilmu ...lib.unnes.ac.id/23109/1/4101410057.pdf ·...
TRANSCRIPT
KEEFEKTIFAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND
LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN
MASALAH MATERI LINGKARAN KELAS VIII
skripsi
disajikan sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Matematika
oleh
Siti Kurniati
4101410057
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2014
ii
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa skripsi ini bebas plagiat, dan apabila di kemudian hari
terbukti terdapat plagiat dalam skripsi ini, maka saya bersedia menerima sanksi
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
Semarang, 24 Juli 2014
Siti Kurniati
4101410057
iii
PENGESAHAN
Skripsi yang berjudul
Keefektifan Model Contextual Teaching and Learning terhadap
Kemampuan Pemecahan Masalah Materi Lingkaran Kelas VIII.
disusun oleh
Siti Kurniati
4101410057
telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi FMIPA UNNES pada
tanggal 21 Agustus 2014.
Panitia:
Ketua Sekretaris
Prof. Dr. Wiyanto, M.Si Drs. Arief Agoestanto, M.Si
NIP. 19631012 198803 1001 NIP. 19680722 199303 1005
Penguji I Penguji II
Prof. YL Sukestiyarno, M.S, Ph.D. Dr. Zaenuri, S.E, M.Si, Akt
NIP. 19590420 198403 1002 NIP. 19641223 198803 1001
Anggota Penguji/
Pembimbing Utama
Dra. Kristina Wijayanti, MS
NIP. 19601217 198601 2001
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
“Man Jadda Wa Jadda”. (Barang siapa yang bersungguh-sungguh akan
mendapatkannya)
Apapun yang aku terima saat ini adalah yang terbaik dari Allah SWT dan aku
percaya Allah akan selalu memberikan yang terbaik untukku pada waktu yang
telah Ia tetapkan.
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah
selesai (dari suatu urusan) kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan yang
lain). Dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap. (QS. Al-Insyiroh: 6-8)
PERSEMBAHAN
Bapak Suwartoyo dan Ibu Rahayu, yang selalu
memberi kasih sayang, bimbingan, dukungan, dan
doa.
Adikku tercinta Muhamad Riyadi dan Prasetyo, serta
keluarga besarku yang selalu mendukung dan
mendoakanku.
Teman-teman Pendidikan Matematika ‟10 dan
Wawalili terima kasih atas dukungan dan bantuannya.
Teman-teman OASE, Ma‟had Durrotu Aswaja, dan
teman-teman Al Karim terima kasih atas
kebersamaannya.
Untuk sahabat-sahabatku yang mengiringi setiap
langkahku.
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul ”Keefektifan Model Contextual Teaching
and Learning terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Materi Lingkaran Kelas
VIII”. Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, dukungan, dan kerja
sama dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
menyampaikan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Fathur Rokhman M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang.
2. Prof. Dr. Wiyanto, M.Si., Dekan FMIPA Universitas Negeri Semarang.
3. Drs. Arief Agoestanto, M.Si., Ketua Jurusan Matematika Universitas Negeri
Semarang.
4. Dra. Kristina Wijayanti, MS, Dosen Pembimbing yang telah tulus dan sabar
membimbing dan mengarahkan penulis serta memberikan kemudahan dalam
penyusunan skripsi ini.
5. Drs. Edy Soedjoko, M.Pd., Dosen wali yang telah memberikan arahan dan
motivasi kepada penulis selama masa kuliah.
6. Dosen Penguji I Prof. YL Sukestiyarno, M.S, Ph.D. dan Penguji II Dr.
Zaenuri, S.E, M.Si, Akt yang telah memberikan arahan dan saran perbaikan.
7. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Matematika yang telah memberikan bekal
kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.
8. Kepala SMP Negeri 2 Boja yang telah memberi ijin penelitian.
vi
9. Ariyah, S.Pd., Guru matematika kelas VIII SMP Negeri 2 Boja yang telah
banyak memberikan bantuan dan mempermudah penulis selama penelitian.
10. Guru-guru, karyawan, dan peserta didik kelas VIII SMP Negeri 2 Boja yang
telah banyak memberi dukungan dan bantuan kepada penulis selama
penelitian.
11. Bapak, Ibu, kakak, serta keluargaku tercinta, atas doa, dukungan, dan
bantuannya sehingga penulis bisa menyelesaikan studi ini.
12. Seluruh mahasiswa matematika serta teman-teman seperjuangan yang telah
memberikan motivasi dan dukungan kepada penulis.
13. Semua pihak yang telah membantu dalam terselesaikannya skripsi ini yang
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat dan kontribusi bagi pembaca.
Terimakasih.
Semarang, 24 Juli 2014
Penulis
vii
ABSTRAK
Kurniati, Siti. 2014. Keefektifan Model Contextual Teaching and Learning
terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Materi Lingkaran Kelas VIII. Skripsi,
Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Dra Kristina Wijayanti, MS.
Kata kunci: Pemecahan masalah; garis singgung; CTL.
Pada pembelajaran matematika materi lingkaran, kemampuan pemecahan
masalah merupakan bagian yang menggambarkan seberapa besar peserta didik
menguasai materi yang diajarkan. Oleh sebab itu, perlu ada model pembelajaran
yang dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah peserta didik. Model
pembelajaran tersebut adalah model pembelajaran CTL. Model pembelajaran CTL
mendorong peserta didik aktif dalam pembelajaran. Peserta didik harus aktif
dalam mengkonstruk materi, bertanya apa yang belum dipahami, serta berdiskusi
dengan kelompoknya dalam menemukan rumus, memodelkan rumus,
menyimpulkan materi pembelajaran dan memecahkan masalah yang didapat.
Keaktifan peserta didik tersebut akan menentukan kemampuan pemecahkan
masalah mereka. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) persentase
banyak peserta didik kelas eksperimen mencapai ketuntasan minimal 75% atau
tidak, (2) terdapat pengaruh positif antara keaktifan belajar peserta didik kelas
ekaperimen terhadap kemampuan pemecahan masalah atau tidak, (3) rata-rata
nilai tes kemampuan pemecahan masalah kelas eksperimen lebih baik dari kelas
kontrol atau tidak.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas VIII SMP
Negeri 2 Boja tahun pelajaran 2013/2014. Sampel diambil dengan teknik cluster
sampling dan terpilih kelas VIIIH sebagai kelas eksperimen sedangkan sebagai
kelas kontrol adalah kelas VIIIG. Metode yang digunakan untuk memperoleh data
adalah metode observasi dan tes. Desain penelitian yang digunakan adalah true
experiment dengan Posttest-Only Control Design. Variabel bebas dalam penelitian
ini adalah keaktifan peserta didik (X1), sedangkan variabel terikat dalam
penelitian ini adalah kemampuan pemecahan masalah peserta didik. Analisis data
awal menggunakan uji normalitas dan homogenitas, sedangkan uji data akhir
menggunakan uji normalitas, homogenitas, proporsi, analisis regresi dan uji
perbedaan rata-rata.
Hasil penelitian menunjukkan: (1) persentase banyak peserta didik kelas
eksperimen adalah 84,375%, (2) Keaktifan belajar peserta didik kelas kelas
eksperimen berpengaruh positif yaitu berpengaruh sebesar pada kemampuan pemecahan masalah materi garis singgung persekutuan dua
lingkaran, dan (3) Rata-rata nilai tes kemampuan pemecahan masalah materi garis
singgung persekutuan dua lingkaran peserta didik kelas eksperimen lebih baik dari
kelas kontrol. Pada kelas eksperimen rata-rata nilai tesnya yaitu 82,81 dan pada
kelas kontrol rata-rata nilai tesnya yaitu 75,97.
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
PERNYATAAN ............................................................................................. ii
PENGESAHAN ............................................................................................. iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. iv
KATA PENGANTAR ................................................................................... v
ABSTRAK ..................................................................................................... vii
DAFTAR ISI .................................................................................................. viii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR............................................................................. xiii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiv
BAB
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang……………………………………………………… 1
1.2. Rumusan Masalah…………………………………………………... 6
1.3. Tujuan Penelitian…………………………………………………… 7
1.4. Manfaat Penelitian………………………………………………….. 8
1.4.1. Bagi Peserta Didik ………………………………………….. 8
1.4.2. Bagi Guru .………………………………………………….. 8
1.4.3. Bagi Sekolah ……………….………………………………... 9
1.5. Penegasan Istilah…………………………………………………… 9
1.5.1. Keefektifan……………...…………………………………… 9
1.5.2. Model Pembelajaran CTL…………………………………… 10
1.5.3. Kemampuan Pemecahan Masalah…………………………... 10
1.5.4. Materi Lingkaran…….………………………………………. 11
1.6. Sistematika Penulisan Skripsi……………………………………… 11
ix
1.6.1. Bagian Awal……………...…………………………………. 11
1.6.2. Bagian Isi……………….…………………………………… 11
1.6.3. Bagian Akhir…………………….…………………………... 12
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Landasan Teori……………………………………………………… 13
2.1.1. Definisi Belajar ……………………………………………. 13
2.1.2. Teori Pembelajaran yang Mendukung………………………. 14
2.1.2.1. Teori Belajar Konstruktivisme……..………………. 14
2.1.2.2. Teori Thorndike………………………………......... 15
2.1.2.3. Teori Belajar Vygotsky……………………………. 15
2.1.2.4. Teori Piaget..………………………………………. 18
2.1.3. Pembelajaran Matematika.…………………………………… 20
2.1.4. Model Pembelajaran…………………………………………. 22
2.1.5. Model Pembelajaran CTL…………………………………… 23
2.1.6. Model Pembelajaran Ekspositori…………………………….. 32
2.1.7. Keaktifan………………………..…………………………… 34
2.1.8. Kemampuan Pemecahan Masalah…………………………… 35
2.1.9. Materi Lingkaran………………………….…………………. 37
2.2. Kajian Penelitian yang Relevan…………………………………..... 45
2.3. Kerangka Berfikir…………………………………………………... 46
2.4. Hipotesis Penelitian…………………………………………………. 48
3. METODE PENELITIAN
3.1. Metode Penentuan Objek Penelitian……………………………….. 49
3.1.1. Populasi……………………………………………………... 49
3.1.2. Sampel………………………………………………………. 49
3.2. Variabel Penelitian………………………………………………….. 50
3.2.1. Variabel Bebas …………………….……………………....... 50
3.2.2. Variabel Terikat……………………………………………… 50
3.3. Desain Penelitian……………………………………………………. 51
3.4. Langkah-langkah Penelitian…..…………………………………….. 52
3.5. Metode Pengumpulan Data………………………………………..... 53
x
3.5.1. Metode Observasi…..……………………………………….. 54
3.5.2. Metode Tes…….…..……………………………………….. 54
3.6. Instrumen Penelitian……………………………………………….. 55
3.6.1. Intrumen Kemampuan Pemecahan Masalah………………… 55
3.6.2. Metode Penyusunan Perangkat……………………………... 55
3.6.3. Instrumen Lembar Pengamatan Aktivitas Peserta Didik…… 56
3.7. Analisis Instrumen Penelitian…………………………………….... 57
3.7.1. Validitas Butir Soal…………………………………………. 57
3.7.2. Reliabilitas………………………………………………….. 58
3.7.3. Taraf Kesukaran…………………………………………….. 59
3.7.4. Daya Pembeda…………………………………………….... 60
3.8. Analisis Data Awal………………………………………………… 61
3.8.1. Uji Normalitas……………………………………………….. 61
3.8.2. Uji Homogenitas………..………………………………….... 64
3.9. Analisis Data Akhir……………………………………………….... 65
3.9.1. Uji Normalitas………..…………………………………….... 65
3.9.2. Uji Homogenitas………..…………………………………… 65
3.9.3. Uji Hipotesis 1…………………..…………………………. 66
3.9.4. Uji Hipotesis 2…………………..…………………………. 67
3.9.5. Uji Hipotesis 3…………………..…………………………. 71
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian…………………………………………………….. 73
4.1.1. Pelaksanaan Peneleitian…………………………………….. 73
4.1.2. Pelaksanaan Pembelajaran…………………………………… 74
4.1.3. Analisis Data Akhir……………………………………….... 77
4.1.3.1. Uji Normalitas…………………………………….... 77
4.1.3.2. Uji Homogenitas………………………………….... 78
4.1.3.3. Uji Hipotesis 1……………………………………... 79
4.1.3.4. Uji Hipotesis 2……………………………………... 79
4.1.3.5. Uji Hipotesis 3……………………………………... 81
4.2. Pembahasan………………………………………………………... 82
xi
4.2.1. Pembelajaran di Kelas Eksperimen………………………… 83
4.2.2. Perbedaan Rata-rata Kelas Sampel……………………….... 86
5. PENUTUP
5.1. Simpulan…………………………………………………………... 89
5.2. Saran……………………………………………………………….. 90
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….. 91
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Tahap-tahap Perkembangan Kognitif Piaget ..……………………… 19
Tabel 2.2 Hubungan Langkah Model CTL dan Teori Belajar yang Terkait ….. 29
Tabel 3.1 Desain Penelitian Posttest-Only Control Design ……………………51
Tabel 3.2 Kategori Daya Pembeda …………………………………………… 61
Tabel 3.3 Data Nilai UAS 1 Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol …………... 61
Tabel 3.4 Hasil Uji Normalitas Data Awal ……………………………………. 63
Tabel 3.5 Hasil Uji Homogenitas Data Awal …………………………………. 64
Tabel 3.6 Analisis Varians Untuk Uji Kelinieran Regresi ……………………. 69
Tabel 4.1 Jadwal Pembelajaran Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol……….. 73
Tabel 4.2 Data Nilai Tes Akhir Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ……….. 77
Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Data Akhir …………………………………… 78
Tabel 4.4 Hasil Uji Homogenitas Data Akhir ………………………………… 78
Tabel 4.5 Hasil Uji Hipotesis 1 ……………………………………………….. 79
Tabel 4.6 Anava Untuk Regresi Linear ……………………………………….. 80
Tabel 4.7 Hasil Uji Hipotesis 3 ……………………………………………… 82
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 4.1. Persentase Peserta Didik pada Kelas Eksperimen yang
Mencapai Ketuntasan Belajar........................................................ 82
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Daftar Nama Peserta Didik Kelas Uji Coba ................................. 95
Lampiran 2 Daftar Nama Peserta Didik Kelas Eksperimen ........................... 96
Lampiran 3 Daftar Nama Peserta Didik Kelas Kontrol ................................... 97
Lampiran 4 Data Nilai UAS Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ............... 98
Lampiran 5 Uji Normalitas Data Awal ............................................................ 99
Lampiran 6 Uji Homogenitas Data Awal......................................................... 100
Lampiran 7 Kisi-Kisi Penulisan Soal Uji Coba ............................................... 101
Lampiran 8 Soal Tes Uji Coba Kemampuan Pemecahan Masalah.................. 103
Lampiran 9 Kunci Jawaban dan Pedoman Penskoran Soal Tes Uji Coba ....... 106
Lampiran 10 Daftar Nilai Tes Uji Coba ........................................................... 117
Lampiran 11 Perhitungan Validitas Butir Soal Uji Coba................................. 118
Lampiran 12 Perhitungan Daya Pembeda Butir Soal Uji Coba ....................... 120
Lampiran 13 Perhitungan Tingkat Kesukaran Butir Soal Uji Coba ................ 122
Lampiran 14 Perhitungan Relibilitas Butir Soal Uji Coba............................... 124
Lampiran 15 Hasil Analisis Tes Uji Coba ....................................................... 127
Lampiran 16 Waktu Pelaksanaan Penelitian .................................................... 129
Lampiran 17 Silabus Pembelajaran .................................................................. 131
Lampiran 18 RPP Pertemuan I Kelas Eksperimen .......................................... 136
Lampiran 19 RPP Pertemuan II Kelas Eksperimen ......................................... 149
Lampiran 20 RPP Pertemuan III Kelas Eksperimen ........................................ 160
Lampiran 21 RPP Pertemuan I Kelas Kontrol ................................................. 171
Lampiran 22 RPP Pertemuan II Kelas Kontrol ................................................ 180
Lampiran 23 RPP Pertemuan III Kelas Kontrol .............................................. 187
Lampiran 24 LKPD Pertemuan I ..................................................................... 194
Lampiran 25 LKPD Pertemuan II .................................................................... 201
Lampiran 26 LKPD Pertemuan III ................................................................... 206
Lampiran 27 Kunci Jawaban LKPD Pertemuan I ............................................ 211
Lampiran 28 Kunci Jawaban LKPD Pertemuan II .......................................... 218
Lampiran 29 Kunci Jawaban LKPD Pertemuan III ......................................... 223
xv
Lampiran 30 Kisi-Kisi Soal Tes Kemampuan Pemecahan Masalah .............. 228
Lampiran 31 Soal Tes Kemampuan Pemecahan Masalah ............................... 229
Lampiran 32 Kunci Jawaban Soal Tes Kemampuan Pemecahan Masalah...... 231
Lampiran 33 Data Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah ..................... 237
Lampiran 34 Uji Normalitas Data Tes Kemampuan Pemecahan Masalah ...... 238
Lampiran 35 Uji Homogenitas Data Tes Kemampuan Pemecahan Masalah .. 239
Lampiran 36 Uji Hipotesis I ............................................................................. 240
Lampiran 37 Kisi-Kisi Indikator Keaktifan Peserta Didik .............................. 241
Lampiran 38 Daftar Indikator dan Pemberian Skor Keaktifan ........................ 242
Lampiran 39 Lembar Pengisian Keaktifan Peserta Didik ................................ 246
Lampiran 40 Hasil Observasi Keaktifan Peserta Didik Pertemuan I ............... 247
Lampiran 41 Hasil Observasi Keaktifan Peserta Didik Pertemuan II.............. 248
Lampiran 42 Hasil Observasi Keaktifan Peserta Didik Pertemuan III ............ 249
Lampiran 43 Uji Hipotesis II ........................................................................... 250
Lampiran 44 Uji Hipotesis III ......................................................................... 256
Lampiran 45 Foto-Foto Penelitian ................................................................... 257
Lampiran 46 Surat Penetapan Dosen Pembimbing ................................... ....... 260
Lampiran 47 Surat Ijin Penelitian …………………………………………… 261
Lampiran 48 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ........................... 262
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis, yang dilakukan oleh orang-
orang yang diserahi tanggung jawab untuk mempengaruhi peserta didik agar
mempunyai sifat dan tabiat sesuai cita-cita. Pendidikan juga merupakan proses
pembudayaan (Zamroni, 2007: 13). Oleh karena itu, pendidikan harus bertumpu
dan berpusat pada diri manusia sebagai makhluk yang paling sempurna. Fungsi
dan tujuan pendidikan nasional berdasarkan Pasal 33 UU RI Nomor 20 Tahun
2003 adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.
Keberhasilan peserta didik dalam proses pembelajaran secara garis besar
dipengaruhi oleh beberapa faktor penting. Menurut Slameto (2010: 54), faktor-
faktor yang memengaruhi dalam keberhasilan belajar yaitu faktor intern dan
faktor ekstern. Faktor intern terdiri atas (1) faktor jasmani, seperti kesehatan dan
cacat tubuh, (2) faktor psikis, seperti intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif,
kematangan, dan kesiapan, (3) faktor kelelahan. Sedangkan faktor ekstern terdiri
2
atas (1) faktor keluarga, meliputi cara orang tua mendidik, relasi antar anggota
keluarga, suasana rumah, pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan, dan
keadaan ekonomi keluarga, (2) faktor sekolah, meliputi kurikulum, metode
pembelajaran, disiplin, media pembelajaran, dan (3) faktor masyarakat, meliputi
kegiatan peserta didik dalam masyarakat, media massa, dan bentuk kehidupan
masyarakat.
Matematika merupakan suatu alat untuk mengembangkan cara berpikir,
bersifat abstrak, penalarannya bersifat deduktif dan berkenaan dengan gagasan
terstruktur yang hubungan-hubungannya diatur secara logis (Hudojo, 2003: 40-
41). Selain itu, menurut Court, matematika memiliki hubungan yang erat dengan
kehidupan sosial dalam setiap periode peradaban manusia. Perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat mengakibatkan permasalahan
yang dihadapi manusia semakin kompleks sehingga menuntut dunia pendidikan,
termasuk pendidikan matematika, untuk selalu berkembang guna menjawab
tantangan dalam menghadapi permasalahan tersebut.
Mata pelajaran matematika diberikan untuk membekali peserta didik dengan
kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta
kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik
dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan
informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan
kompetitif (Diknas, 2006: 345). Ini berarti bahwa tujuan umum pendidikan
matematika adalah memberikan bekal kemampuan kepada peserta didik untuk
dapat memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Ketika peserta didik
3
diberi masalah untuk diselesaikan dan pada akhirnya mereka tidak memperoleh
penyelesaian dari masalah tersebut, akan menjadikan peserta didik merasa takut
dan mengalami kesulitan dalam memecahkan masalah matematika. Kesulitan
memecahkan masalah matematika terutama disebabkan oleh sifat khusus dari
matematika yang memiliki obyek abstrak. Sifat inilah yang perlu disadari dan
dicari jalan keluar sehingga peserta didik dapat memecahkan masalah matematika
dengan mudah dan menyenangkan (Aliyah, 2013: 2).
Materi lingkaran merupakan bagian dari materi pelajaran matematika yang
diajarkan pada peserta didik kelas VIII semester genap. Salah satu sub materi
lingkaran yang harus dipelajari peserta didik adalah menghitung panjang garis
singgung persekutuan dua lingkaran. Garis singgung persekutuan dua lingkaran
dibagi menjadi dua, yaitu garis singgung persekutuan dalam dan garis singgung
persekutuan luar dua lingkaran. Rumus dalam menghitung garis singgung
persekutuan dalam dan luar lingkaran hampir mirip, hanya terdapat satu tanda
operasi yang berbeda. Oleh karena itu penggunaan rumus harus teliti. Selain itu,
misalkan kita diperintahkan untuk menghitung jarak dua lingkaran jika diketahui
panjang garis singgung dan jari-jari kedua lingkaran, jika menggunakan rumus
panjang garis singgung, dibutuhkan ketelitian dalam perhitungan terutama dalam
penggunaan tanda operasi, pemakaian akar dan pangkat. Hal tersebut merupakan
kesulitan-kesulitan yang dialami dalam menghitung panjang garis singgung
persekutuan dua lingkaran.
Menghitung panjang garis singgung persekutuan dua lingkaran juga
merupakan salah satu sub bab yang sulit bagi peserta didik SMP Negeri 2 Boja.
4
Hal tersebut diketahui dari tanya jawab dengan guru matematika kelas VIII SMP
Negeri 2 Boja selaku guru pamong penulis pada saat Praktik Pengalaman
Lapangan (PPL) di sekolah tersebut tahun 2013. Kesulitan yang dialami peserta
didik rata-rata terdapat pada kemampuan memecahkan masalah dari soal-soal
yang diberikan. Selain itu, dari pengalaman PPL penulis di kelas VIII, rata-rata
peserta didik cenderung lebih mudah memecahkan permasalahan matematika jika
menggunakan model pembelajaran yang menarik dan tidak membosankan. Oleh
karena itu, pemilihan dan pelaksanaan model serta media pembelajaran yang tepat
oleh guru akan membantu guru dalam menyampaikan pelajaran matematika.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan kurikulum yang
diterapkan di SMP Negeri 2 Boja. Kurikulum KTSP mewajibkan setiap guru
untuk lebih kreatif dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran untuk
menghasilkan peserta didik sesuai dengan tujuan pembelajaran dalam kurikulum
saat ini yaitu peserta didik yang aktif, kritis dan mampu memecahkan masalah
secara mandiri yang beracuan pada pengembangan potensi peserta didik.
Termasuk dalam pembelajaran matematika, guru matematika di SMP Negeri 2
Boja selalu dituntut untuk lebih kreatif dalam melaksanakan pembelajaran.
Berdasarkan pengalaman penulis pada saat PPL dan wawancara dengan
salah seorang guru SMP Negeri 2 Boja, pada tiap angkatan di sekolah tersebut
mempunyai satu kelas dengan karakteristik peserta didik yang heterogen dan kelas
lainnya adalah homogen. Berdasarkan observasi yang dilakukan mahasiswa PPL,
metode yang biasa digunakan di dalam kelas adalah metode ekspositori. Selain
itu, belum ada penelitian yang dilakukan mahasiswa pada pelajaran matematika
5
pada tahun sebelumnya yang berkaitan dengan proporsi kemampuan pemecahan
masalah pada materi lingkaran. Oleh karena itu dengan adanya penelitian ini
diharapkan guru dapat mengetahui proporsi kemampuan pemecahan masalah
materi lingkaran pada peserta didik kelas VIII SMP Negeri 2 Boja.
Penelitian Hapsari (2008) yang dikutip oleh Rusyida (2013: 5) menyatakan
bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Contextual
Teaching and Learning (CTL) lebih efektif dibandingkan dengan pembelajaran
konvensional terhadap kemampuan pemecahan masalah peserta didik pada materi
lingkaran. Model pembelajaran CTL merupakan sebuah sistem yang merangsang
otak untuk menyusun pola-pola sehingga menghasilkan makna dengan
menghubungkan muatan akademis dengan konteks dari kehidupan sehari-hari
peserta didik (Johnson, 2011: 57). Peneliti menggunakan model pembelajaran
CTL karena model pembelajaran tersebut lebih mempelajari tentang konsep
belajar yang mendorong guru untuk menghubungkan antara materi yang diajarkan
dan situasi dunia nyata peserta didik dalam mempelajari materi lingkaran. Model
pembelajaran CTL juga mendorong peserta didik aktif dalam pembelajaran.
Peserta didik harus aktif dalam mengkonstruk materi, bertanya apa yang belum
dipahami, serta berdiskusi dengan kelompoknya dalam menemukan rumus,
memodelkan rumus, menyimpulkan materi pembelajaran dan memecahkan
masalah yang didapat. Keaktifan peserta didik tersebut akan menentukan seberapa
jauh kemampuan peserta didik dalam memecahkan masalah pada materi garis
singgung persekutuan dua lingkaran.
6
Ketika peserta didik pasif dalam kegiatan pembelajaran, atau hanya
menerima pengetahuan dari pengajar saja, ada kecenderungan untuk cepat
melupakan apa yang telah diterimanya, karena salah satu faktor yang
menyebabkan informasi cepat dilupakan adalah faktor kelemahan otak manusia
itu sendiri. Kenyataan ini sesuai dengan kata-kata mutiara yang diberikan oleh
seorang filosof kenamaan dari Cina, Konfusius, dia mengatakan “Apa yang saya
dengar, saya lupa. Apa yang saya lihat, saya ingat. Apa yang saya lakukan, saya
paham” (Zaini, 2008:xv).
Ketika ada informasi yang baru, otak manusia tidak hanya sekedar
menerima dan menyimpan. Akan tetapi, otak manusia akan memproses informasi
tersebut sehingga dapat dicerna kemudian disimpan. Jika peserta didik diajak
berdiskusi menemukan dan menyimpulkan pengetahuan baru, menyelesaikan
suatu masalah, maka otak mereka akan bekerja lebih baik sehingga pembelajaran
dapat terjadi dengan baik.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka rumusan
masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Apakah persentase banyak peserta didik kelas VIII SMP Negeri 2 Boja yang
menggunakan model pembelajaran CTL pada kemampuan pemecahan
masalah materi garis singgung persekutuan dua lingkaran mencapai
ketuntasan minimal 75%?
7
2. Apakah terdapat pengaruh positif antara keaktifan belajar peserta didik kelas
VIII SMP Negeri 2 Boja yang menggunakan model pembelajaran CTL pada
kemampuan pemecahan masalah materi garis singgung persekutuan dua
lingkaran?
3. Apakah rata-rata nilai tes kemampuan pemecahan masalah materi garis
singgung persekutuan dua lingkaran peserta didik kelas VIII SMP Negeri 2
Boja pada pembelajaran matematika yang menggunakan model pembelajaran
CTL lebih baik dari pembelajaran matematika yang menggunakan model
pembelajaran ekspositori?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, maka tujuan penelitian
ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui persentase banyak peserta didik kelas VIII SMP Negeri 2
Boja yang menggunakan model pembelajaran CTL pada kemampuan
pemecahan masalah materi garis singgung persekutuan dua lingkaran
mencapai ketuntasan minimal 75% atau tidak.
2. Untuk mengetahui terdapat pengaruh positif antara keaktifan belajar peserta
didik kelas VIII SMP Negeri 2 Boja yang menggunakan model pembelajaran
CTL pada kemampuan pemecahan masalah materi garis singgung
persekutuan dua lingkaran atau tidak.
3. Untuk mengetahui rata-rata nilai tes kemampuan pemecahan masalah materi
garis singgung persekutuan dua lingkaran peserta didik kelas VIII SMP
8
Negeri 2 Boja pada pembelajaran matematika yang menggunakan model
pembelajaran CTL lebih baik dari pembelajaran matematika yang
menggunakan model pembelajaran ekspositori atau tidak.
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Bagi Peserta didik
1. Sebagai paradigma baru dalam melaksanakan pembelajaran sehingga peserta
didik tidak merasa jenuh dan lebih mudah memahami materi dengan
digunakannya model pembelajaran CTL.
2. Menumbuhkan kemampuan bekerjasama, berkomunikasi, dan
mengembangkan keterampilan berpikir peserta didik dengan terbentuknya
kelompok dalam pembelajaran pada model pembelajaran CTL.
3. Model pembelajaran CTL dapat membantu peserta didik dalam
mengkonstruksi pengetahuannya sendiri yang akhirnya dapat meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah matematika.
1.4.2. Bagi Guru
1. Menambah referensi baru bagi guru bahwa CTL dapat digunakan sebagai
alternatif model pembelajaran yang dapat meningkatkan keaktifan peserta
didik.
2. Menambah pengetahuan bagi guru dalam menyusun perangkat pembelajaran
baru yang menggunakan model pembelajaran CTL melalui perangkat
pembelajaran yang digunakan dalam penelitian.
9
1.4.3. Bagi Sekolah
Memberikan konstribusi bagi sekolah dalam perbaikan dan pengembangan
proses pembelajaran di sekolah untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik.
1.5. Penegasan Istilah
Untuk mendapatkan pengertian yang sama tentang istilah-istilah dalam
penelitian dan tidak menimbulkan interpretasi yang berbeda dari pembaca, maka
diperlukan penegasan istilah. Penegasan istilah dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut.
1.5.1. Keefektifan
Efektivitas suatu model pembelajaran merupakan suatu standar
keberhasilan. Artinya semakin berhasil pembelajaran tersebut mencapai tujuan
yang telah ditentukan, berarti semakin tinggi tingkat keefektivannya
(Mu‟min, 2008: 43). Indikator efektif dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Persentase banyak peserta didik kelas VIII SMP Negeri 2 Boja yang
menggunakan model pembelajaran CTL pada kemampuan pemecahan
masalah materi garis singgung persekutuan dua lingkaran mencapai
ketuntasan minimal 75%.
2. Keaktifan belajar peserta didik kelas VIII SMP Negeri 2 Boja yang
menggunakan model pembelajaran CTL berpengaruh positif pada
kemampuan pemecahan masalah materi garis singgung persekutuan dua
lingkaran.
3. Rata-rata nilai tes kemampuan pemecahan masalah materi garis singgung
persekutuan dua lingkaran peserta didik kelas VIII SMP Negeri 2 Boja pada
10
pembelajaran matematika yang menggunakan model pembelajaran CTL lebih
baik dari pembelajaran matematika yang menggunakan model pembelajaran
ekspositori.
1.5.2. Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)
Model pembelajaran CTL adalah konsep belajar yang membantu guru
mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata dan
mendorong peserta didik untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan penerapan dalam kehidupan sehari-hari. Model pembelajaran
CTL melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran kontekstual, yaitu:
konstruktivisme (constructivism), bertanya (questioning), inkuiri (inquiry),
masyarakat belajar (learning community), pemodelan (modeling), refleksi
(reflection) dan penilaian autentik (authentic assessment) (Trianto, 2007: 103).
1.5.3. Kemampuan Pemecahan Masalah
Gagne menyatakan, pemecahan masalah merupakan tipe belajar yang
tingkatnya paling tinggi dan kompleks dibandingkan dengan tipe belajar dimulai
prasyarat yang sederhana, yang kemudian meningkat pada kemampuan kompleks
(Aisyah, 2007: 3.13). Menurut Aisyah (2007: 5.6) dalam pemecahan masalah
matematika, peserta didik dihadapkan pada situasi yang mengharuskan mereka
memahami masalah (mengidentifikasi unsur yang diketahui dan yang ditanyakan),
membuat model matematika, memilih strategi penyelesaian model matematika,
melaksanakan penyelesaian model matematika dan menyimpulkan.
11
1.5.4. Materi Lingkaran
Berdasarkan Standar Isi dan Standar Kompetensi Kelas VIII SMP, lingkaran
merupakan materi yang harus dipelajari dan dikuasai oleh peserta didik. Peserta
didik akan mempelajari masalah-masalah yang berhubungan dengan kehidupan
sehari-hari terkait materi lingkaran. Salah satu sub bab dari materi lingkaran yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu garis singgung persekutuan dua lingkaran.
1.6. Sistematika Penulisan Skripsi
Secara garis besar penulisan skripsi ini terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian
awal, bagian isi, dan bagian akhir.
1.6.1 Bagian Awal
Bagian ini terdiri dari halaman judul, pernyataan, persetujuan pembimbing,
pengesahan, motto dan persembahan, prakata, abstrak, daftar isi, daftar tabel,
daftar gambar, serta daftar lampiran.
1.6.2 Bagian Isi
Bagian isi terdiri atas lima bab yaitu pendahuluan, tinjauan pustaka, metode
penelitian, hasil penelitian dan pembahasan, serta penutup.
Pada bab pendahuluan mengemukakan tentang latar belakang, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, dan sistematika
penulisan skripsi. Pada bab tinjauan pustaka mengemukakan tentang teori yang
melandasi permasalahan skripsi, kajian penelitian yang relevan, kerangka berpikir
dan hipotesis penelitian. Pada bab metode penelitian mengemukakan tentang
metode penentuan objek penelitian, variabel penelitian, desain penelitian,
12
langkah-langkah penelitian, metode pengumpulan data, instrumen penelitian, serta
analisis instrumen penelitian. Terdapat juga bab hasil penelitian dan pembahasan,
serta bab penutup yang berisi simpulan dan saran.
1.6.3 Bagian Akhir
Bagian akhir skripsi terdiri atas daftar pustaka yang sesuai dengan rujukan
yang digunakan dalam penelitian dan lampiran-lampiran. Lampiran memuat
keseluruhan data baik data awal maupun data akhir beserta perhitungan setiap
hipotesis dalam penelitian.
13
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori Deskripsi Teoritik
2.1.1. Definisi Belajar
Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku setiap orang dan
belajar itu mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan oleh
seseorang. Belajar memegang peranan penting di dalam perkembangan,
kebiasaan, sikap, keyakinan, tujuan, kepribadian, dan bahkan persepsi seseorang
(Rifai, 2009: 82). Belajar dapat terjadi kapan saja dan dimana saja, salah satu
pertanda bahwa seseorang itu telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku
pada diri orang tersebut yang mungkin disebabkan oleh terjadinya perubahan pada
tingkat pengetahuan, keterampilan, maupun perubahan pada sikapnya.
Menurut Gestalt (Hamalik, 2001: 41), ada beberapa prinsip belajar yang
perlu mendapat perhatian. Adapun prinsip belajar tersebut adalah sebagai berikut.
1. Tingkah laku terjadi berkat interaksi antara individu dan lingkungannya,
faktor herediter (natural endowment) lebih berpengaruh.
2. Bahwa individu berada dalam keadaan keseimbangan yang dinamis, adanya
gangguan terhadap keseimbangan itu akan mendorong terjadinya tingkah
laku.
3. Belajar mengutamakan aspek pemahaman (insight) terhadap situasi
problematis.
14
4. Belajar menitikberatkan pada situasi sekarang, dalam situasi tersebut
menemukan dirinya.
5. Belajar dimulai dari keseluruhan dan bagian-bagian hanya bermakna dalam
keseluruhan itu.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar
menghasilkan perubahan perilaku karena adanya perubahan pada tingkat
pengetahuan, keterampilan, maupun sikapnya.
2.1.2. Teori Pembelajaran yang Mendukung
Konsep tentang belajar telah banyak didefinisikan oleh para pakar, sehingga
terdapat beberapa macam teori belajar yang mendasari penelitian ini.
2.1.2.1. Teori Belajar Konstruktivisme
Teori konstruktivisme ini menyatakan bahwa peserta didik harus
menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek
informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan
itu tidak lagi sesuai. Bagi peserta didik agar benar-benar memahami dan dapat
menerapkan pengetahuan, mereka harus bekerja memecahkan masalah,
menemukan segala sesuatu untuk dirinya, berusaha dengan susah payah dengan
ide-ide. Satu prinsip yang paling penting adalah bahwa guru tidak hanya sekedar
memberikan pengetahuan kepada peserta didik. Peserta didik harus membangun
sendiri pengetahuan di dalam benak mereka. Guru dapat memberikan kemudahan
untuk proses ini, dengan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
menemukan atau menerapkan ide-ide mereka sendiri (Trianto, 2007: 13).
15
Dalam penelitian ini terdapat keterkaitan dengan teori konstruktivisme yaitu
peserta didik dilatih untuk memecahkan masalah matematika melalui model
pembelajaran CTL.
2.1.2.2. Teori Thorndike
Menurut Thorndike (Suprijono, 2011: 20), belajar merupakan peristiwa
terbentuknya asosiasi-asosiasi antara peristiwa yang disebut stimulus dan respon.
Sumbangan pemikiran Thorndike adalah hukum-hukum belajar sebagai berikut.
1. Hukum Kesiapan (Law of Readiness)
Jika suatu organisme didukung oleh kesiapan yang kuat untuk memperoleh
stimulus, maka pelaksanaan akan menimbulkan kepuasan individu sehingga
asosiasi cenderung diperkuat.
2. Hukum Latihan (Law of Exercise)
Semakin sering berlatih atau dilatih, maka asosiasi semakin kuat.
3. Hukum Hasil (Law of Effect)
Hubungan antara stimulus dan perilaku akan semakin kukuh apabila
terdapat kepuasan dan akan semakin diperlemah apabila tidak terdapat kepuasan.
Dalam penelitian ini terdapat keterkaitan dengan pendekatan teori
Thorndike yaitu hukum latihan dan hukum hasil bahwa peserta didik dilatih untuk
memecahkan masalah matematika melalui model pembelajaran CTL.
2.1.2.3. Teori Belajar Vygotsky
Teori Vygotsky menekankan pada hakekat sosiokultural dari pembelajaran.
Vygotsky berpendapat bahwa interaksi sosial, yaitu interaksi individu tersebut
dengan orang-orang lain, merupakan faktor yang terpenting yang mendorong atau
16
memicu perkembangan kognitif seseorang. Sebagai contoh, seorang peserta didik
akan lebih memahami materi jika dalam pembelajaran yang berlangsung dia dapat
belajar berkelompok dengan temannya. Kelompok yang terbentuk di kelas,
menjadikan peserta didik memiliki lebih banyak kesempatan untuk berinteraksi
dengan teman, menanyakan materi yang belum dapat dipahami pada temannya
yang lebih pintar, dan menanyakan permasalahan yang dialami ketika mencoba
memecahkan masalah matematik.
Vygotsky berpendapat pula bahwa proses belajar akan terjadi secara efisien
dan efektif apabila si anak belajar secara kooperatif dengan anak-anak lain disertai
suasana lingkungan yang mendukung (supportive), dalam bimbingan atau
pendampingan seseorang yang lebih mampu atau lebih dewasa, misalnya seorang
pendidik. Menurut Vygotsky, setiap anak mempunyai apa yang disebut zona
perkembangan proksimal (zone of proximal development), yang oleh Vygotsky
didefinisikan sebagai “jarak” atau selisih antara tingkat perkembangan si anak
yang aktual, yaitu tingkat yang ditandai dengan kemampuan si anak untuk
menyelesaikan soal-soal tertentu secara independen, dengan tingkat
perkembangan potensial yang lebih tinggi, yang bisa dicapai oleh si anak jika ia
mendapat bimbingan dari seseorang yang lebih dewasa atau lebih kompeten.
Dengan kata lain, zona perkembangan proksimal adalah selisih antara apa yang
bisa dilakukan seorang anak secara independen dengan apa yang bisa dicapai oleh
anak tersebut jika ia mendapat bantuan dari seseorang yang lebih kompeten.
Bantuan dari seorang yang lebih dewasa atau lebih kompeten dengan maksud agar
si anak mampu untuk mengerjakan tugas-tugas atau soal-soal yang lebih tinggi
17
tingkat kerumitannya daripada tingkat perkembangan kognitif yang aktual dari
anak yang bersangkutan disebut dukungan dinamis atau scaffolding. Scaffolding
berarti memberikan sejumlah besar bantuan kepada peserta didik selama tahap-
tahap awal pembelajaran dan kemudian mengurangi bantuan tersebut dan
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengambil alih tanggung
jawab yang semakin besar segera setelah ia dapat melakukannya. Bentuk dari
bantuan itu berupa petunjuk, peringatan, dorongan, penguraian langkah-langkah
pemecahan, pemberian contoh, atau segala sesuatu yang dapat mengakibatkan
peserta didik mandiri.
Vygotsky yakin bahwa fungsi mental yang lebih tinggi umumnya muncul
dalam percakapan/kerjasama antar peserta didik sebelum fungsi mental yang lebih
tinggi itu terserap. Ada empat pinsip kunci dari teori Vygotsky, yaitu: (1)
penekanan pada hakikat sosiokultural dari pembelajaran (the sociocultural nature
of learning), (2) zona perkembangan terdekat (zone of proximal development), (3)
pemagangan kognitif (cognitive apprenticenship), dan (4) perancah (scaffolding)
(Trianto, 2007: 27).
Pada prinsip pertama, Vygotsky menekankan pentingnya interaksi sosial
dengan orang lain (orang dewasa dan teman sebaya yang lebih mampu) dalam
proses pembelajaran. Prinsip kedua dari Vygotsky adalah ide bahwa peserta didik
belajar paling baik apabila berada dalam zona perkembangan terdekat mereka,
yaitu tingkat perkembangan sedikit di atas tingkat perkembangan anak saat ini.
Prinsip ketiga dari teori Vygotsky adalah menekankan pada kedua-duanya,
hakikat sosial dari belajar dan zona perkembangan. Peserta didik dapat
18
menemukan sendiri solusi dari permasalahan melalui bimbingan dari teman
sebaya atau pakar. Prinsip keempat, Vygotsky memunculkan konsep scaffolding,
yaitu memberikan sejumlah besar bantuan kepada peserta didik selama tahap-
tahap awal pembelajaran, dan kemudian mengurangi bantuan tersebut untuk
selanjutnya memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengambil alih
tanggung jawab yang semakin besar segera setelah ia dapat melakukannya.
Bantuan tersebut dapat berupa bimbingan atau petunjuk, peringatan, dorongan,
ataupun yang lainnya (Trianto, 2007: 27).
Keterkaitan penelitian ini dengan pendekatan teori Vygotsky adalah
interaksi sosial dan hakikat sosial bahwa peserta didik diperkenankan untuk
berkelompok kecil sehingga merangsang peserta didik untuk aktif bertanya dan
berdiskusi dengan orang yang lebih mampu sehingga peserta didik dapat
menyelesaikan permasalahan yang dialami saat pembelajaran.
2.1.2.4. Teori Piaget
Nur (Trianto, 2007: 14) menyatakan bahwa perkembangan kognitif sebagian
besar ditentukan oleh manipulasi dan interaksi aktif anak dengan lingkungan.
Pengetahuan datang dari tindakan. Piaget yakin bahwa pengalaman-pengalaman
fisik dan manipulasi lingkungan penting bagi terjadinya perubahan
perkembangan. Sementara itu, bahwa interaksi sosial dengan teman sebaya,
khususnya beragumentasi dan berdiskusi membantu memperjelas pemikiran yang
pada akhirnya memuat pemikiran itu menjadi lebih logis.
Menurut teori Piaget, setiap individu pada saat tumbuh mulai dari bayi yang
baru dilahirkan sampai menginjak usia dewasa mengalami empat tingkat
19
perkembangan kognitif. Empat tingkat perkembangan kognitif menurut Nur
(Trianto, 2007: 15) dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut.
Tabel 2.1 Tahap-tahap Perkembangan Kognitif Piaget
Tahap Perkiraan Usia Kemampuan-kemampuan Utama
Sensimotor
Praoperasional
Operasi Konkret
Operasi Formal
Lahir sampai 2
tahun
2 sampai 7 tahun
7 sampai 11 tahun
11 tahun sampai
dewasa
Terbentuknya konsep “kepermanenan
obyek” dan kemajuan gradual dari
perilaku yang mengarah kepada
tujuan.
Perkembangan kemampuan
menggunakan simbol-simbol untuk
menyatakan obyek-obyek dunia.
Pemikiran masih egosentris dan
sentralisasi.
Perbaikan dalam kemampuan untuk
berpikir secara logis. Kemampuan-
kemampuan baru termasuk
penggunaan operasi-operasi yang
dapat balik. Pemikiran tidak lagi
sentralisasi tetapi desentralisasi, dan
pemecahan masalah tidak begitu
dibatasi oleh keegosentrisan.
Pemikiran abstrak dan murni simbolis
mungkin dilakukan. Masalah-masalah
dapat dipecahkan melalui penggunaan
eksperimentasi sistematis.
Trianto (2007: 16) menyatakan bahwa implikasi penting dalam
pembelajaran dari teori Piaget adalah sebagai berikut.
1. Memusatkan pada proses berpikir atau proses mental, dan bukan sekedar pada
hasilnya. Di samping kebenaran peserta didik, guru harus memahami proses
yang digunakan anak sehingga sampai pada jawaban itu.
2. Mengutamakan peran peserta didik dalam berinisiatif sendiri dan keterlibatan
aktif dalam kegiatan pembelajaran. Di dalam kelas, penyajian pengetahuan
jadi (ready made) tidak mendapat penekanan, melainkan anak didorong
20
menemukan sendiri pengetahuan itu melalui interaksi spontan dengan
lingkungannya.
3. Memaklumi akan adanya perbedaan individual dalam hal kemajuan
perkembangan. Teori Piaget mengasumsikan bahwa seluruh peserta didik
tumbuh melewati urutan perkembangan yang sama, namun pertumbuhan itu
berlangsung pada kecepatan berbeda.
Dengan demikian, teori Piaget yang penting dalam penelitian ini adalah
keaktifan peserta didik dalam berdiskusi kelompok dan dalam pembelajaran untuk
menemukan sendiri pengetahuan itu melalui interaksi spontan dengan
lingkungannya.
2.1.3. Pembelajaran Matematika
Pembelajaran merupakan terjemahan dari kata learning. Pembelajaran
berdasarkan makna leksikal berarti proses, cara, perbuatan mempelajari. Subjek
pembelajaran adalah peserta didik (Suprijono, 2011: 13). Pembelajaran adalah
suatu proses yang konstruktif, bukanlah suatu proses yang mekanis sehingga
pembelajaran berpusat pada peserta didik. Pembelajaran adalah sesuatu yang
dilakukan oleh peserta didik, bukan dibuat untuk peserta didik. Pembelajaran pada
dasarnya merupakan upaya pendidik untuk membantu peserta didik melakukan
kegiatan belajar. Tujuan pembelajaran adalah terwujudnya efisiensi dan
keefektifan kegiatan belajar yang dilakukan peserta didik. Pada permendiknas No.
41 Tahun 2007 dituliskan bahwa pembelajaran adalah (1) proses interaksi peserta
didik dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar, atau (2)
usaha sengaja, terarah, dan bertujuan oleh seseorang atau sekelompok orang
21
(termasuk guru dan penulis buku pelajaran) agar orang lain (termasuk peserta
didik) dapat memperoleh pengalaman yang bermakna.
Objek pembelajaran matematika adalah abstrak dan mengembangkan
intelektual peserta didik yang kita ajar. Oleh karena itu kita perlu memperhatikan
beberapa karakteristik pembelajaran matematika di sekolah (Suherman, 2003:
299) yaitu:
1. Pembelajaran matematika adalah berjenjang (bertahap)
Bahan kajian matematika diajarkan secara berjenjang atau bertahap, yang
dimulai dari hal yang konkret dilanjutkan ke hal yang abstrak, dari hal yang
sederhana ke hal yang kompleks atau dari konsep yang mudah ke konsep yang
lebih sukar.
2. Pembelajaran matematika mengikuti metode spiral.
Dalam setiap memperkenalkan konsep dan bahan yang baru perlu
memperhatikan konsep dan bahan yang dipelajari peserta didik sebelumnya.
Bahan yang baru selalu dikaitkan dengan bahan yang telah dipelajarinya dan
sekaligus untuk mengingatnya kembali.
3. Pembelajaran matematika menetapkan pola pikir deduktif.
Pemahaman konsep-konsep matematika melalui contoh-contoh dengan
sifat-sifat yang sama yang dimiliki dan yang tak dimiliki oleh konsep-konsep
tersebut merupakan tuntutan pembelajaran matematika.
4. Pembelajaran matematika menganut kebenaran konsistensi.
Kebenaran dalam matematika sesuai dengan struktur deduktif
aksiomatiknya. Kebenaran-kebenaran pada matematika pada dasarnya merupakan
22
kebenaran konsistensi, tidak ada pertentangan antara kebenaran suatu konsep
dengan konsep lainnya.
Suherman mengatakan bahwa dalam matematika terdapat topik atau konsep
prasyarat sebagai dasar untuk memahami topik atau konsep selanjutnya. Ibarat
membangun sebuah apartemen, lantai kedua dan selanjutnya tidak akan terwujud
apabila pondasi lantai pertama tidak kokoh. Begitu pula dalam mempelajari
matematika, konsep pertama yang menjadi prasyarat harus benar-benar dikuasai
agar dapat memahami konsep-konsep selanjutnya.
2.1.4. Model Pembelajaran
Menurut Suprijono (2007: 46), model pembelajaran adalah pola yang
digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas maupun
tutorial. Menurut Arends, sebagaimana dikutip oleh Suprijono (2007: 46), model
pembelajaran mengacu pada pendekatan yang akan digunakan, termasuk di
dalamnya tujuan-tujuan pembelajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran,
lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas.
Model pengajaran mempunyai empat ciri khusus yang tidak dimiliki
strategi, metode atau prosedur. Ciri-ciri tersebut ialah:
1. Rasional teoretik logis yang disusun oleh para pencipta atau
pengembanganya.
2. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana peserta didik belajar (tujuan
pembelajaran yang akan dicapai).
3. Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat
dilaksanakan dengan berhasil.
23
4. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat
tercapai.
(Trianto, 2007: 6).
Suprijono (2009: 46) berpendapat bahwa melalui model pembelajaran, guru
dapat membantu peserta didik mendapatkan informasi, ide, keterampilan, cara
berpikir, dan mengekspresikan ide. Model pembelajaran berfungsi pula sebagai
pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para guru dalam merencanakan
aktivitas belajar mengajar.
2.1.5. Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)
Model pembelajaran CTL adalah sebuah sistem yang merangsang otak
untuk menyusun pola-pola yang mewujudkan makna. Model pembelajaran CTL
adalah suatu sistem pengajaran yang cocok dengan otak yang menghasilkan
makna dengan menghubungkan muatan akademik dengan konteks dari kehidupan
sehari-hari peserta didik (Johnson, 2011: 58). Model pembelajaran CTL juga
didefinisikan sebagai cara untuk mengenalkan suatu hal dengan menggunakan
variasi dari bentuk teknik belajar aktif untuk membantu peserta didik
menghubungkan dengan apa yang telah mereka ketahui dengan apa yang
diharapkan mereka untuk dipelajari dan untuk mengkonstruk pengetahuan baru
dari analisis dan sintese yang dilakukan pada proses pembelajaran (Hudson, 2007:
54).
Model pembelajaran CTL merupakan sebuah sistem yang menyeluruh.
Model pembelajaran CTL terdiri atas bagian-bagian yang saling terhubung. Jika
bagian-bagian ini terjalin satu sama lain, maka akan dihasilkan pengaruh yang
24
melebihi hasil yang diberikan bagian-bagiannya secara terpisah. Setiap bagian
CTL yang berbeda-beda ini memberikan sumbangan dalam menolong peserta
didik memahami tugas sekolah (Johnson, 2011: 65).
Untuk menerapkan CTL, ada sejumlah strategi yang mesti ditempuh.
Ketujuh strategi ini sama pentingnya dan semuanya mesti ditempuh secara
proporsional dan rasional (Johnson, 2011: 21).
1. Pengajaran berbasis masalah
Dengan memunculkan problem yang dihadapi bersama, peserta didik
ditantang berpikir kritis untuk memecahkannya. Masalah seperti ini membawa
makna personal dan sosial bagi peserta didik.
2. Menggunakan konteks yang beragam
Makna ada di mana-mana dalam konteks fisik dan sosial. Selama ini ada
yang keliru dengan menganggap makna (pengetahuan) adalah yang tersaji dalam
materi ajar atau buku teks saja. Dalam CTL, guru membermaknakan beragam
konteks (sekolah, keluarga, masyarakat, tempat kerja, dan sebagainya), sehingga
makna (pengetahuan) yang diperoleh peserta didik menjadi semakin berkualitas.
3. Mempertimbangkan kebhinekaan peserta didik
Dalam konteks Indonesia, kebhinekaan baru sekadar pengakuan politik yang
tidak bermakna edukatif. Dalam CTL, guru mengayomi individu dan meyakini
bahwa perbedaan individual dan sosial seyogyanya dibermaknakan menjadi mesin
penggerak untuk belajar saling menghormati dan membangun toleransi demi
terwujudnya keterampilan interpersonal.
4. Memberdayakan peserta didik untuk belajar sendiri
25
Setiap manusia harus menjadi pembelajar aktif sepanjang hayat. Jadi,
pendidikan formal merupakan kawah candradimuka bagi peserta didik untuk
menguasai cara belajar untuk belajar mandiri di kemudian hari.
5. Belajar melalui kolaborasi
Dalam setiap kolaborasi selalu ada peserta didik yang menonjol
dibandingkan dengan koleganya. Peserta didik ini dapat dijadikan fasilitator
dalam kelompoknya. Apabila komunitas belajar sudah terbina sedemikian rupa di
sekolah, guru tentu akan lebih berperan sebagai pelatih, fasilitator, dan mentor.
6. Menggunakan penilaian autentik
Penilaian yang autentik menunjukkan bahwa belajar telah berlangsung
secara terpadu dan kontekstual, dan memberi kesempatan kepada peserta didik
untuk maju terus sesuai dengan potensi yang dimilikinya.
7. Mengejar standar tinggi
Frasa “standar unggul” seyogyanya terus-menerus ditanamkan dalam benak
peserta didik untuk mengingatkan agar menjadi manusia kompetitif pada abad
persaingan seperti sekarang ini. Setiap sekolah seyogyanya melakukan
benchmarking (uji mutu) dengan melakukan studi banding ke berbagai sekolah di
dalam dan luar negeri.
Dalam model pembelajaran CTL, ada tujuh komponen utama yang
mendasari model pembelajaran tersebut (Sihono, 2004: 75-80).
1. Konstruktivisme (Constructivism)
Konstruktivisme merupakan landasan berpikir (filosofi) pendekatan CTL,
yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit. Peserta
26
didik dibiasakan memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang berguna bagi
dirinya, dan bergelut dengan ide-ide. Peserta didik harus mengkonstruksi
pengetahuan di benak mereka sendiri. Dengan demikian pembelajaran harus
dikemas menjadi proses mengkonstruksi bukan menerima pengetahuan.
2. Bertanya (Questioning)
Questioning merupakan strategi utama pembelajaran CTL. Bagi peserta
didik kegiatan bertanya merupakan bagian penting dalam melaksanakan
pembelajaran yang berbasis inkuiri, yaitu menggali informasi, mengkonfirmasikan
apa yang sudah diketahui, dan mengarahkan perhatian pada aspek yang belum
diketahui.
3. Menemukan (Inquiry)
Menemukan merupakan kegiatan inti dari pembelajaran berbasis CTL.
Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh peserta didik diharapkan bukan
hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil dari menemukan sendiri.
Guru harus selalu merancang kegiatan yang merujuk pada kegiatan menemukan,
apapun materi yang diajarkan.
4. Masyarakat Belajar (Learning Community)
Konsep learning community menyarankan agar hasil pembelajaran
diperoleh dari kerjasama dengan orang lain. Dalam kelas, guru disarankan selalu
melaksanakan pembelajaran dalam kelompok-kelompok belajar. Seseorang yang
terlibat dalam kegiatan masyarakat belajar, memberikan informasi yang
diperlukan oleh temannya dan sekaligus juga meminta informasi yang diperlukan
dari teman belajarnya.
27
5. Permodelan (Modeling)
Dalam sebuah pembelajaran keterampilan atau pengetahuan tertentu, ada
model yang dapat ditiru. Guru bukanlah satu-satunya yang memodelkan, karena
model dapat dirancang dengan melibatkan peserta didik.
6. Refleksi (Reflection)
Refleksi juga bagian penting dalam pembelajaran dengan pendekatan CTL.
Peserta didik mengendapkan apa yang baru dipelajarinya sebagai struktur
pengetahuan baru, yang merupakan pengayaan atau revisi dari pengetahuan
sebelumnya. Refleksi merupakan respons terhadap kejadian, aktivitas, atau
pengetahuan yang baru diterima.
7. Penilaian yang sebenarnya (Authentic Assessment)
Assessment adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa
memberikan gambaran perkembangan belajar peserta didik. Karena assessment
menekankan proses pembelajaran, maka data yang dikumpulkan harus diperoleh
dari kegiatan nyata yang dikerjakan peserta didik pada saat melakukan proses
pembelajaran. Data yang diperoleh dari kegiatan pembelajaran di dalam kelas
maupun di luar kelas inilah yang disebut data otentik.
Langkah-langkah penerapan model pembelajaran CTL dalam kelas menurut
Sihono (2004: 74) adalah sebagai berikut.
1. Kembangkan pemikiran. Anak akan belajar lebih bermakna dengan cara
bekerja sendiri, menemukan sendiri, mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan
ketrampilan barunya.
2. Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik
28
3. Kembangkan sifat ingin tahu peserta didik dengan bertanya
4. Ciptakan masyarakat belajar atau belajar dalam kelompok-kelompok
5. Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran
6. Lakukan refleksi di akhir pertemuan
7. Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara.
Berdasarkan langkah-langkah yang telah dijelaskan, maka dalam penelitian
ini, langkah model pembelajaran CTL yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Guru menyampaikan kompetensi dasar yang harus dicapai peserta didik dan
memotivasi peserta didik.
2. Guru menjelaskan prosedur dan persiapan praktik melukis garis singgung
lingkaran, dan garis singgung persekutuan dalam dan luar lingkaran.
a. Peserta didik dibagi menjadi kelompok yang beranggotakan 4-5 orang.
b. Guru membagikan lembar kegiatan peserta didik (LKPD) kepada
kelompok dan guru mengecek penguasaan materi prasyarat pada peserta
didik.
c. Peserta didik memahami beberapa materi dasar mengenai garis singgung
lingkaran dan garis singgung persekutuan dalam dan luar lingkaran.
d. Guru mengajak peserta didik menemukan beberapa benda sehari-hari
yang membentuk pola garis singgung lingkaran dan garis singgung
persekutuan dalam dan luar lingkaran.
e. Peserta didik diharuskan mempersiapkan peralatan yang digunakan untuk
melukis.
f. Masing-masing kelompok ditugaskan melukis garis singgung lingkaran,
29
dan garis singgung persekutuan dalam dan luar lingkaran.
3. Setiap kelompok melakukan percobaan
a. Peserta didik mengukur panjang garis singgung lingkaran yang telah
diketahui jari-jari dan jarak pusat kedua lingkaran.
b. Peserta didik menuliskan hasil pengukuran tersebut pada LKPD.
4. Guru melakukan tanya jawab sekitar penugasan.
5. Peserta didik mendiskusikan hasil percobaannya dengan anggota kelompok
masing-masing.
6. Peserta didik dipandu untuk menemukan rumus panjang garis singgung
lingkaran, dan garis singgung persekutuan dalam dan luar lingkaran.
7. Guru memberikan latihan-latihan soal terkait garis singgung lingkaran.
8. Peserta didik diharapkan mampu menyelesaikan latihan-latihan soal tersebut
secara kelompok.
9. Setiap kelompok membuat soal pemecahan masalah terkait garis singgung
lingkaran untuk kelompok lain.
10. Setiap kelompok memaparkan hasil pekerjaannya.
Tabel 2.2 Hubungan Langkah Model CTL dan Teori Belajar yang Terkait
No
Langkah-
langkah CTL Pelaksanaan
Teori Belajar yang
Terkait
1.
Guru
menyampaikan
kompetensi
dasar yang
harus dicapai
peserta didik
dan memotivasi
peserta didik.
Guru menyampaikan SK
dan KD menghitung
panjang garis singgung
persekutuan dua
lingkaran dan menjelas-
kan pentingnya materi
pokok untuk memotivasi
peserta didik.
Teori Thorndike tentang
Hukum Kesiapan yang
menyatakan jika suatu
organisme didukung
kesiapan yang kuat untuk
memperoleh stimulus, maka
pelaksanaan akan
menimbulkan kepuasan
individu sehingga asosiasi
cenderung diperkuat.
30
2.
Guru
menjelaskan
prosedur dan
persiapan
praktik melukis
garis singgung
lingkaran, dan
garis singgung
persekutuan
dalam dan luar
lingkaran
a. Peserta didik dibagi
menjadi kelompok
yang beranggotakan
4-5 orang.
b. Guru membagikan
lembar kegiatan
peserta didik (LKPD)
kepada peserta didik
dan guru mengecek
penguasaan materi
prasyarat pada peserta
didik.
c. Peserta didik
memahami beberapa
materi dasar
mengenai garis
singgung lingkaran
dan garis singgung
persekutuan dalam
dan luar lingkaran.
d. Guru mengajak
peserta didik
menemukan beberapa
benda sehari-hari
yang membentuk pola
garis singgung
lingkaran dan garis
singgung persekutuan
dalam dan luar
lingkaran.
e. Peserta didik
diharuskan untuk
mempersiapkan
peralatan yang
digunakan untuk
melukis.
f. Masing-masing
peserta didik
ditugaskan melukis
garis singgung
lingkaran, dan garis
singgung persekutuan
dalam dan luar
lingkaran.
Teori Vygotsky berpendapat
bahwa proses belajar akan
terjadi secara efisien dan
efektif apabila si anak
belajar secara kooperatif
dengan anak-anak lain
disertai suasana lingkungan
yang mendukung
(supportive), dalam
bimbingan atau
pendampingan seseorang
yang lebih mampu atau
lebih dewasa, misalnya
seorang pendidik.
31
3. Setiap
kelompok
melakukan
percobaan
a. Peserta didik
mengukur panjang
garis singgung
lingkaran yang telah
diketahui jari-jari dan
jarak pusat kedua
lingkaran.
b. Peserta didik
menuliskan hasil
pengukuran tersebut
pada LKPD.
Teori Vygotsky,
mengembangkan
kemampuan kognitif peserta
didik dengan adanya
interaksi dengan orang lain.
4. Guru
melakukan
tanya jawab
Melakukan tanya jawab
seputar penugasan
Teori Piaget menyatakan
guru harus memahami
proses yang digunakan anak
sehingga sampai pada
jawaban itu.
5. Peserta didik
mendiskusikan
hasil percobaan
Diskusi seputar
percobaan dengan
masing-masing
kelompok
Teori Vygotsky pada
penekanan hakikat sosial
dari belajar dan zona
perkembangan.
6. Peserta didik
dipandu untuk
menemukan
rumus
Peserta didik dipandu
untuk menemukan
rumus panjang garis
singgung lingkaran, dan
garis singgung
persekutuan dalam dan
luar lingkaran.
Teori Konstruktivisme ini
menyatakan bahwa peserta
didik harus menemukan
sendiri dan
mentransformasikan
informasi kompleks,
mengecek informasi baru
dengan aturan-aturan lama
dan merevisinya apabila
aturan-aturan itu tidak lagi
sesuai.
Teori Piaget menyatakan
penyajian pengetahuan jadi
(ready made) tidak
mendapat penekanan,
melainkan anak didorong
menemukan sendiri
pengetahuan itu melalui
interaksi spontan dengan
lingkungannya.
7. Pemberian
latihan soal
Guru memberikan
latihan-latihan soal
Teori Vygotsky
memberikan statement
32
terkait garis singgung
persekutuan dua
lingkaran.
bahwa tugas guru adalah
menyediakan tugas-tugas
sedemikian sehingga setiap
peserta didik bisa
berkembang secara optimal
dalam zona proksimal
8. Penyelesaian Setiap peserta didik siap
untuk mengerjakan
semua soal yang
diberikan
Teori Vygotsky yang
penekanannya adalah pada
sifat alami sosiokultural dari
pembelajaran
9. Membuat soal
untuk
kelompok lain
Setiap kelompok
menyiapkan soal untuk
dikerjakan oleh
kelompok lain
Teori Thorndike tentang
Hukum Latihan yaitu
semakin sering berlatih atau
dilatih, maka asosiasi
semakin kuat.
10. Pemaparan
hasil
Setiap kelompok diberi
kesempatan untuk
menyampaikan hasil
Teori Vygoskty yang
merupakan petikan dari
kekompakan kelompok,
yakni membuahkan hasil
sehingga dapat
menyelesaikan dan
memaparkan hasil kerja tim.
2.1.6. Model Pembelajaran Ekspositori
Hudojo (2003: 98) menyatakan bahwa metode ceramah bila diselingi tanya-
jawab antara guru dan peserta didik, biasanya disebut metode ekspositori sehingga
pada dasarnya metode ekspositori ini setara saja dengan metode ceramah.
Kelebihan model pembelajaran ekspositori menurut Hudojo (2003: 99)
adalah sebagai berikut:
1. Isi silabus dapat diselesaikan menurut jadwal. Guru dapat menyelesaikan
bahan pelajaran sebagaimana yang ia kehendaki sebab guru tidak harus
menyesuaikan kecepatan belajar peserta didik.
33
2. Metode ini dapat menampung kelas besar. Semua peserta didik mempunyai
kesempatan yang sama di dalam mendengarkan.
3. Konsep atau keterangan yang disampaikan guru dapat urut. Urutan ide atau
konsep dapat direncanakan dengan baik. Ide-Ide yang diberikan pada saat ini
diberikan setelah konsep-konsep yang lalu disampaikan kepada peserta didik
dan konsep-konsep yang akan datang berdasarkan konsep yang telah
diberikan. Konsep-konsep yang diberikan secara hirarki ini memberikan
fasilitas belajar.
4. Guru dapat menekankan hal-hal yang penting untuk dipelajari.
Kelemahan dari model ekspositori adalah sebagai berikut:
1. Penerimaan dan ingatan kepada konsep atau informasi bukan maksud dari
belajar matematika. Belajar matematika lebih mengutamakan proses berpikir
peserta didik.
2. Peserta didik menjadi pasif karena mereka tidak mempunyai kesempatan
untuk menemukan sendiri.
3. Guru tidak dapat memberikan bimbingan individu peserta didik sebab guru
tidak dapat mengetahui kesukaran yang dihadapi masing-masing peserta
didik.
4. Kepadatan konsep-konsep yang diberikan boleh jadi para peserta didik tidak
mampu menguasai bahan-bahan tersebut. Peserta didik tidak mengerti suatu
konsep tertentu menyebabkan tidak mengertinya konsep-konsep yang lain
sebab konsep-konsep itu saling berkaitan secara logis.
34
5. Pelajaran berjalan membosankan bagi peserta didik sebab metode yang
mekanis itu tidak menimbulkan minat peserta didik.
6. Ingatan yang diperoleh dengan cara mekanis akan segera mudah dilupakan.
2.1.7. Keaktifan
Menurut Kamus Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2008: 31) keaktifan
mempunyai arti kegiatan atau kesibukan, akan tetapi pada penelitian ini, keaktifan
ditujukan pada kegiatan peserta didik dalam pembelajaran yang menggunakan
model CTL pada materi garis singgung persekutuan dua lingkaran. Peserta didik
dituntut untuk aktif dalam melaksanakan tujuh komponen penting dalam model
pembelajaran CTL. Peserta didik harus aktif dalam mengikuti kegiatan
mengkonstruk, aktif bertanya materi yang belum dapat dipahami, aktif dalam
menemukan rumus yang menjadi tujuan pembelajaran, aktif berdiskusi dengan
kelompoknya dalam mengisi LKPD, aktif dalam memodelkan rumus, aktif dalam
menyimpulkan materi pembelajaran dan aktif dalam menyelesaikan soal-soal
yang diberikan oleh guru. Tingkat keaktifan peserta didik yang tinggi akan
menambah pengetahuan mereka yang nantinya dapat mempengaruhi kemampuan
pemecahan masalah mereka terutama dalam materi garis singgung persekutuan
dua lingkaran. Pada tujuh komponen CTL tersebut, keaktifan peserta didik dapat
dikelompokkan dalam keaktifan visual, lisan, mendengar, menulis, menggambar,
metric, mental dan emosional. Daftar indikator dan pemberian skor lembar
observasi aktivitas peserta didik terhadap model pembelajaran CTL terdapat pada
Lampiran 38.
35
2.1.8. Kemampuan Pemecahan Masalah
Soal-soal matematika dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu soal rutin
dan soal nonrutin. Soal rutin adalah soal latihan biasa yang dapat diselesaikan
dengan prosedur yang dipelajari di kelas. Soal jenis ini banyak terdapat dalam
buku ajar dan dimaksudkan hanya untuk melatih peserta didik menggunakan
prosedur yang sedang dipelajari di kelas. Sedangkan soal nonrutin adalah soal
yang untuk menyelesaikannya diperlukan pemikiran lebih lanjut karena
prosedurnya tidak sejelas atau tidak sama dengan prosedur yang dipelajari di
kelas. Dengan kata lain, soal nonrutin ini menyajikan situasi baru yang belum
pernah dijumpai oleh peserta didik sebelumnya. Dalam situasi baru itu, ada tujuan
yang jelas yang ingin dicapai, tetapi cara mencapainya tidak segera muncul dalam
benak peserta didik (Aisyah, 2007: 5.4).
Memberikan soal-soal nonrutin kepada peserta didik berarti melatih mereka
menerapkan berbagai konsep matematika dalam situasi baru sehingga pada
akhirnya mereka mampu menggunakan berbagai konsep ilmu yang telah mereka
pelajari untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Jadi soal
nonrutin inilah yang dapat digunakan sebagai soal pemecahan masalah. Dan
pemecahan masalah dalam pengajaran matematika dapat diartikan sebagai
penggunaan berbagai konsep, prinsip, dan keterampilan matematika yang telah
atau sedang dipelajari untuk menyelesaikan soal nonrutin (Aisyah, 2007: 5.4).
Menurut Polya (Rusyida, 2013: 54), ada empat langkah yang harus
dilakukan untuk memecahkan suatu masalah. Adapun keempat tahapan tersebut
adalah sebagai berikut:
36
1. Understanding the problem (memahami masalah), langkah ini meliputi:
b. Apakah yang tidak diketahui, keterangan apa yang diberikan, atau
bagaimana keterangan soal.
c. Apakah keterangan yang diberikan cukup untuk mencari apa
yang ditanyakan.
d. Apakah keterangan tersebut tidak cukup, atau keterangan itu berlebihan.
e. Buatlah gambar atau tulisan notasi yang sesuai.
2. Devising a plan (merencanakan penyelesaian), langkah-langkah ini meliputi:
a. Pernahkah anda menemukan soal seperti ini sebelumnya, pernahkah ada
soal yang serupa dalam bentuk lain.
b. Rumus mana yang akan digunakan dalam masalah ini.
c. Perhatikan apa yang ditanyakan.
d. Dapatkah hasil dan metode yang lalu digunakan disini.
3. Carying out the plan (melaksanakan perhitungan), langkah ini menekankan
ada pelaksanaan rencana penyelesaian yaitu meliputi:
a. Memeriksa setiap langkah apakah sudah benar atau belum.
b. Bagaimana membuktikan bahwa langkah yang dipilih sudah benar.
c. Melaksanakan perhitungan sesuai dengan rencana yang dibuat.
4. Looking back (memeriksa kembali proses dan hasil) bagian terakhir
dari langkah Polya menekankan pada bagaimana cara memeriksa kebenaran
jawaban yang diperoleh, langkah ini terdiri atas:
a. Dapat diperiksa sanggahannya.
b. Dapatkah jawaban itu dicari dengan cara lain.
37
c. Perlukah menyusun strategi baru yang lebih baik atau,
d. Menuliskan jawaban dengan lebih baik.
2.1.9. Materi Lingkaran
Materi lingkaran dipelajari oleh peserta didik kelas VIII semester genap.
Standar kompetensi untuk materi lingkaran adalah menentukan unsur, bagian
lingkaran serta ukurannya (Depdiknas, 2006: 350). Pada penelitian ini kompetensi
dasar menghitung panjang garis singgung persekutuan dua lingkaran yang
menjadi fokus penelitian. Kompetensi dasar ini menggunakan waktu 8 x 40 menit
(4 kali pertemuan). Walaupun demikian, untuk mempelajari garis singgung
persekutuan dua lingkaran, peserta didik perlu dibekali materi tentang sifat garis
singgung lingkaran serta langkah melukis garis singgung dan garis singgung
persekutuan dalam dan luar lingkaran.
2.1.9.1. Sifat Garis Singgung Lingkaran
Perhatikan gambar di samping. Untuk mengetahui sifat garis singgung
lakukanlah kegiatan berikut.
a. Buatlah lingkaran dengan pusat di titik M dan jari-
jari r. Tarik garis MC dan perpanjang.
b. Buat sebuah titik P pada MC yang letaknya di dalam
lingkaran dan sebuah titik Q pada perpanjangan MC.
c. Melalui titik P dan titik Q, lukislah garis yang tegak lurus MC yaitu garis
dan . Garis memotong lingkaran di dua titik yaitu titik A dan B. Besar
MPA =
38
d. Pada gambar dapat dilihat bahwa dan . Jika tali busur AB
kita geser ke kanan sejajar dengan letaknya semula, maka panjang MP
menjadi lebih besar dan panjang AB menjadi lebih kecil.
e. Geser garis ke kanan, maka panjang AB menjadi lebih kecil lagi dan jarak
titik A dan titik B semakin dekat. Dalam keadaan limit dimana jarak titik A
dan titik B adalah 0 (AB = 0), dapat disimpulkan bahwa titik A dan titik B
berimpit. Hal ini juga mengakibatkan apotema yaitu garis MP sama
panjangnya dengan jari-jari. Dalam keadaan ini garis disebut sebagai garis
singgung. Karena garis yang merupakan garis singgung tegak lurus MP,
maka sudut yang terbentuk antara garis MP yang panjangnya sama dengan
jari-jari dan garis singgung besarnya . (De Baan, 1960: 7).
Sifat garis singgung lingkaran adalah memotong suatu lingkaran di satu titik
dan berpotongan tegak lurus dengan jari-jari di titik singgungnya.
2.1.9.2. Melukis Garis Singgung Lingkaran
a. Melukis Garis Singgung Melalui Suatu Titik pada Lingkaran
1) Buat lingkaran yang berpusat di titik O. Lukis
jari-jari OA dan perpanjangannya. Lukis busur
lingkaran berpusat di A dengan jari-jari
sehingga memotong garis OA dan perpanjangannya di titik B dan C.
2) Lukis busur lingkaran berpusat di titik B dan C sehingga saling
berpotongan di titik D dan E. Hubungkan titik D dan E. Garis DE adalah
garis singgung lingkaran di titik A.
39
b. Melukis Garis Singgung Melalui Suatu Titik di Luar Lingkaran
1) Lukislah lingkaran titik pusat di O dan titik A di
luar lingkaran. Hubungkan titik O dan A.
2) Lukis busur lingkaran dengan pusat di titik O dan
busur lingkaran yang sama dengan pusat di titik A
sehingga kedua busur saling berpotongan di titik B
dan titik C. Hubungkan BC sehingga memotong
garis OA di titik D.
3) Lukis lingkaran berpusat di titik D dan berjari-jari
OD = DA sehingga memotong lingkaran pertama
di dua titik. Namailah dengan titik E dan F.
4) Hubungkan titik A dengan titik E dan titik A
dengan titik F. Garis AE dan EF merupakan dua
garis singgung lingkaran melalui titik A di luar
lingkaran.
2.1.9.3. Menentukan Panjang Garis Singgung Lingkaran dari Satu Titik di
Luar Lingkaran
Lihat gambar di samping. Pada gambar di samping,
lingkaran berpusat di titik O dengan jari-jari OB dan
OB ⊥ garis AB. Garis AB adalah garis singgung
lingkaran melalui titik A di luar lingkaran.
Perhatikan segitiga siku-siku ABO. Dengan teorema Pythagoras berlaku:
40
√
2.1.9.4. Layang-Layang Garis Singgung
Perhatikan gambar di samping. Pada gambar
tersebut tampak bahwa garis PA dan PB adalah garis
singgung lingkaran yang berpusat di titik O. Dengan
demikian OAP=OBP dan AP = BP dengan garis AB merupakan tali busur.
Perhatikan OAB. Pada OAB, OA = OB = jari-jari, sehingga OAB
adalah segitiga sama kaki.
Sekarang, perhatikan ABP. Pada ABP, PA = PB = garis singgung,
sehingga ABP adalah segitiga sama kaki.
Dengan demikian, segi empat OAPB terbentuk dari segitiga sama kaki OAB
dan segitiga sama kaki ABP dengan alas AB yang saling berimpit. Oleh karena
itu, kita dapat mengatakan bahwa segi empat OAPB merupakan layang-layang.
Karena sisi layang-layang OAPB terdiri atas jari-jari lingkaran dan garis singgung
lingkaran, maka segi empat OAPB disebut layang-layang garis singgung.
Kesimpulan dari penjelasan tersebut adalah sebagai berikut.
a. Dua garis singgung lingkaran yang melalui titik di luar lingkaran dan dua jari-
jari yang melalui titik singgung dari kedua garis singgung tersebut
membentuk bangun layang-layang.
b. Layang-layang yang terbentuk dari dua garis singgung lingkaran dan dua jari-
jari yang melalui titik singgung dari kedua garis singgung tersebut disebut
layang-layang garis singgung.
41
2.1.9.5. Melukis Garis Singgung Persekutuan Dalam Dua Lingkaran
Langkah-langkah melukis garis singgung persekutuan dalam dua lingkaran
sebagai berikut.
a. Lukis lingkaran L1 berpusat di titik P dengan jari-jari R
dan lingkaran L2 berpusat di titik Q dengan jari-jari
r (R > r). Selanjutnya, hubungkan titik P dan Q.
b. Lukis busur lingkaran berpusat di titik P dan busur
lingkaran yang sama dengan pusat di titik Q sehingga
saling berpotongan di titik R dan S. Hubungkan titik R
dengan titik S sehingga memotong garis PQ di titik T.
c. Lukis busur lingkaran berpusat di titik T dan berjari-jari
PT. Lukis busur lingkaran pusat di titik P, jari-jari R + r
sehingga memotong lingkaran berpusat titik T di titik U
dan V.
d. Hubungkan titik P dan U sehingga memotong lingkaran
L1 di titik A. Hubungkan pula titik P dan V sehingga
memotong lingkaran L1 di titik C. Garis PV dan PU
merupakan jari lingkaran yang berpusat di titik P
dengan panjang jari-jari R + r yang telah terlukis
busurnya pada langkah (c).
e. Lukis busur lingkaran pusat di titik A, jari-jari UQ
sehingga memotong lingkaran L2 di titik B. Lukis pula
busur lingkaran pusat di titik C jari-jari VQ sehingga
42
memotong lingkaran L2 di titik D. Oleh karena itu,
panjang AB = UQ dan panjang CD = VQ
f. Hubungkan titik A dengan titik B dan titik C dengan
titik D. Selanjutnya, perhatikan PVQ. Sudut PVQ
merupakan sudut keliling yang menghadap busur PQ
pada lingkaran yang berpusat di titik T dan PTQ
merupakan sudut pusat lingkaran yang menghadap busur PQ dan besarnya
180o. Oleh karena itu, besar
. Sementara itu,
panjang dan CD = VQ, maka CVQD merupakan persegi
panjang. Hal tersebut mengakibatkan besar . Adapun
dengan langkah pembuktian yang sama, akan di dapat
. Selanjutnya garis AB dan CD yang terbentuk disebut
garis singgung persekutuan dalam lingkaran L1 dan L2.
2.1.9.6. Panjang Garis Singgung Persekutuan Dalam Dua Lingkaran
Perhatikan gambar di samping.
√
√
Jadi rumus panjang garis singgung persekutuan dalam dua lingkaran (d)
dengan jarak kedua titik pusat p, jari-jari lingkaran besar R, dan jari-jari lingkaran
kecil r adalah √ .
43
2.1.9.7. Melukis Garis Singgung Persekutuan Luar Dua Lingkaran
Langkah-langkah melukis garis singgung persekutuan luar dua lingkaran
sebagai berikut.
a. Lukis lingkaran L1 dengan pusat di P berjari-jari R dan
lingkaran L2 pusat di Q berjari-jari r (R > r).
Hubungkan titik P dan Q.
b. Lukis busur lingkaran dengan pusat di P dan dan busur
lingkaran yang sama dengan pusat di titik Q sehingga
saling berpotongan di titik R dan S. Hubungkan RS
sehingga memotong PQ di titik T.
c. Lukis lingkaran dengan pusat di T dan berjari-jari PT.
Lukis busur lingkaran dengan pusat di P, berjari-jari
R – r sehingga memotong lingkaran berpusat T di U
dan V.
d. Hubungkan P dan U, perpanjang sehingga memotong
lingkaran L1 di titik A. Hubungkan pula P dan V,
perpanjang sehingga memotong lingkaran L1 di titik C.
e. Lukis busur lingkaran dengan pusat di A, jari-jari UQ
sehingga memotong lingkaran L2 di titik B. Lukis pula
busur lingkaran pusat di C, jari-jari VQ sehingga
memotong lingkaran L2 di titik D. Oleh karena itu,
panjang AB = UQ dan panjang CD = VQ.
44
f. Hubungkan titik A dengan titik B dan titik C dengan
titik D. Selanjutnya, perhatikan PVQ. Sudut PVQ
merupakan sudut keliling yang menghadap busur PQ
pada lingkaran yang berpusat di titik T dan PTQ
merupakan sudut pusat lingkaran yang menghadap busur PQ dan besarnya
180o. Oleh karena itu, besar
dan besar
. Sementara itu, panjang dan , maka
CVQD merupakan persegi panjang. Hal tersebut mengakibatkan besar
. Adapun dengan langkah pembuktian yang sama,
akan di dapat . Selanjutnya garis AB dan CD yang
terbentuk disebut garis singgung persekutuan luar lingkaran L1 dan L2.
2.1.9.8. Panjang Garis Singgung Persekutuan Luar Dua Lingkaran
Perhatikan gambar di samping!
√
√
Jadi rumus panjang garis singgung persekutuan luar dua lingkaran (d)
dengan jarak kedua titik pusat p, jari-jari lingkaran besar R, dan jari-jari lingkaran
kecil r adalah √
(Nuharini & Wahyuni, 2008: 170-183)
45
2.2. Kajian Penelitian yang Relevan
Penelitian lain tentang model pembelajaran CTL yang dapat dijadikan
referensi antara lain dilakukan oleh Diansyah (2013), Hartini (2013), dan Sihono
(2004).
1. Penelitian yang dilakukan oleh Diansyah (2013) dengan judul “Keefektifan
CTL Berbantuan LKPD terhadap Hasil Belajar pada Materi Pokok Fungsi di
SMP N 3 Sragi” memberikan kesimpulan sebagai berikut.
Penggunaan model pembelajaran CTL efektif terhadap kemampuan hasil
belajar karena lebih baik dari pembelajaran ekspositori dengan
menerapkan suatu model baru pada proses pembelajaran, sehingga peserta
didik tidak merasa bosan dan jenuh, serta peserta didik lebih termotivasi
dan terlihat aktif untuk mengikuti proses belajar mengajar. Melalui diskusi
akan terjalin komunikasi dan interaksi dengan peserta didik saling berbagi
ide serta memberi kesempatan peserta didik untuk mengungkapkan
pendapatnya.
2. Penelitian oleh Hartini (2010) dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran
Contextual Teaching and Learning (CTL) untuk Meningkatkan Motivasi
Belajar IPA Siswa Kelas II SDN 02 Gambirmanis Pracimantoro Kabupaten
Wonogiri Tahun Ajaran 2009/2010” yang menyimpulkan sebagai berikut.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan
motivasi belajar IPA setelah diadakan tindakan kelas dengan
menggunakan model pembelajaran CTL. Hal itu dapat ditunjukkan dengan
meningkatnya notivasi belajar IPA siswa dari sebelum dan sesudah
tindakan. Pada Prasiklus diperoleh rata-rata kelas 15,96 (kategori motivasi
rendah), Siklus 1 menjadi 25,86 (kategori motivasi cukup) dan Siklus II
diperoleh rata-rata kelas 28,46 (kategori motivasi tinggi). Dengan
demikian dapat diajukan suatu rekomendasi bahwa penerapan model
pembelajaran CTL dapat meningkatkan motivasi belajar IPA siswa kelas II
SD Negeri 02 Gambirmanis Kecamatan Pracimantoro kabupaten Wonogiri
Tahun Ajaran 2009/2010.
46
3. Sihono (2014) dalam penelitiannya yang berjudul “Contextual Teaching And
Learning (CTL) sebagai Model Pembelajaran Ekonomi Dalam KBK”
menyimpulkan sebagai berikut.
Pendekatan kontekstual merupakan konsep belajar yang membantu guru
mengaitkan antara materi dengan situasi dunia nyata siswa, dan
mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki
dengan dalam penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota
keluarga dan masyarakat. Sehingga pembelajaran ini bermakna bagi siswa.
Penerapan Pendekatan kontekstual di dalam kelas melibatkan tujuh
komponen utama pembelajaran efektif, yakni konstruktivisme, bertanya,
inkuiri, masyarakat belajar, permodelan, refleksi, dan penilaian otentik.
Suatu kelas dikatakan menggunakan pembelajaran kontekstual, jika
melaksanakan ke tujuh komponen tersebut.
2.3. Kerangka Berpikir
Pada sebuah pembelajaran, tingkat keberhasilan peserta didik dapat dilihat
dari hasil belajar peserta didik. Hasil belajar peserta didik yang terdiri atas
pemahaman konsep, penalaran, dan pemecahan masalah merupakan aspek
berpikir matematika yang sangat penting. Mengingat kemampuan pemecahan
masalah merupakan salah satu aspek yang sangat penting, maka tingkat
kemampuan pemecahan masalah peserta didik harus ditingkatkan. Untuk
mendapatkan kemampuan pemecahan masalah peserta didik yang maksimal, ada
beberapa faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut antara lain sarana,
fasilitas, kurikulum program, dan tenaga guru.
Materi lingkaran merupakan salah satu materi yang diajarkan pada SMP
kelas VIII semester dua. Salah satu sub materi lingkaran yang harus dipelajari
peserta didik adalah menghitung panjang garis singgung persekutuan dua
lingkaran. Berdasarkan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) di kelas VIII dan
47
tanya jawab dengan guru pamong PPL selaku guru matematika kelas VIII SMP
Negeri 2 Boja, rata-rata peserta didik cenderung lebih mudah memecahkan
permasalahan matematika jika menggunakan model pembelajaran yang menarik
dan tidak membosankan. Hal ini sama dengan mencari panjang garis singgung
persekutuan dua lingkaran yang juga diperlukan tingkat berpikir kritis dari peserta
didik.
Model pembelajaran yang sesuai untuk mengkonstruk pemahaman peserta
didik dan mengajarkan peserta didik untuk dapat memecahkan masalah
menghitung panjang garis singgung persekutuan dua lingkaran di antaranya
adalah model pembelajaran CTL. Model pembelajaran tersebut termasuk dalam
teori konstruktivisme. Model pembelajaran CTL mengarahkan peserta didik untuk
mengkonstruk sendiri materi yang diajarkan.
Model pembelajaran CTL adalah konsep belajar yang membantu guru
mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata dan
mendorong peserta didik untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan penerapan dalam kehidupan sehari-hari. Model pembelajaran
CTL juga merupakan sebuah sistem yang merangsang otak untuk menyusun pola-
pola sehingga menghasilkan makna dengan menghubungkan muatan akademis
dengan konteks dari kehidupan sehari-hari peserta didik dalam mempelajari
materi lingkaran. Model pembelajaran CTL juga mendorong peserta didik aktif
dalam pembelajaran. Peserta didik harus aktif dalam mengkonstruk materi,
bertanya apa yang belum dipahami, serta berdiskusi dengan kelompoknya dalam
menemukan rumus, memodelkan rumus, menyimpulkan materi pembelajaran dan
48
memecahkan masalah yang didapat. Keaktifan peserta didik tersebut akan
menentukan seberapa jauh kemampuan peserta didik dalam memecahkan masalah
pada materi garis singgung persekutuan dua lingkaran.
2.4. Hipotesis
Berdasarkan uraian pada landasan teori dan kerangka berpikir maka disusun
hipotesis penelitian sebagai berikut.
1. Persentase banyak peserta didik kelas VIII SMP Negeri 2 Boja yang
menggunakan model pembelajaran CTL pada kemampuan pemecahan
masalah materi garis singgung persekutuan dua lingkaran mencapai
ketuntasan lebih dari 74,5%.
2. Keaktifan belajar peserta didik kelas VIII SMP Negeri 2 Boja yang
menggunakan model pembelajaran CTL berpengaruh positif pada
kemampuan pemecahan masalah materi garis singgung persekutuan dua
lingkaran.
3. Rata-rata nilai tes kemampuan pemecahan masalah materi garis singgung
persekutuan dua lingkaran peserta didik kelas VIII SMP Negeri 2 Boja pada
pembelajaran matematika yang menggunakan model pembelajaran CTL lebih
baik dari pembelajaran matematika yang menggunakan model pembelajaran
ekspositori.
49
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1. Metode Penentuan Objek Penelitian
3.1.1. Populasi
Sugiyono (2010b: 61) menyatakan bahwa populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulan. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua
peserta didik kelas VIII SMP Negeri 2 Boja tahun pelajaran 2013/2014.
3.1.2. Sampel dan Teknik Sampling
Sugiyono (2010b: 62) menyatakan bahwa sampel adalah bagian dari jumlah
dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Roscoe (Sugiyono, 2010b: 74)
mengemukakan bahwa ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara
30 sampai 500. Pada pelaksanaannya, pemilihan kelas untuk dijadikan sebagai
sampel didasarkan pada kebijaksanaan sekolah. Pengambilan sampel dalam
penelitian ini dilakukan dengan teknik cluster sampling. Hal ini dilakukan dengan
pertimbangan bahwa peserta didik mendapatkan materi pada kurikulum yang
sama, peserta didik yang menjadi objek penelitian duduk pada tingkat kelas yang
sama, peserta didik mendapatkan waktu pelajaran yang sama, dan dalam
pembagian kelas tidak terdapat kelas unggulan. Menurut Sugiyono (2010b: 64),
cara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen.
50
Pada penelitian ini diambil satu kelas untuk kelas eksperimen, satu kelas
untuk kelas kontrol dan satu kelas untuk uji coba. Sebagai kelas eksperimen yang
dikenai model pembelajaran CTL yaitu kelas VIII H. Untuk kelas kontrol, kelas
yang digunakan adalah kelas VIII G dan untuk kelas uji coba yang digunakan
adalah kelas VIII F. Dengan menggunakan teknik cluster sampling diperoleh
peserta didik dari dua kelas sebagai kelas sampel dan dipilih satu kelas uji coba.
3.2. Variabel Penelitian
Variabel adalah objek penelitian atau titik perhatian suatu penelitian
(Arikunto, 2010: 161). Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas adalah variabel yang
mempengaruhi atau variabel penyebab. Variabel terikat adalah variabel akibat
atau variabel yang dipengaruhi (Arikunto, 2010: 162). Variabel-variabel
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini untuk setiap hipotesisnya adalah
sebagai berikut.
3.2.1. Variabel Bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah keaktifan peserta didik (X1).
Indikator keaktifan yang digunakan sebanyak 15.
3.2.2. Variabel Terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan pemecahan masalah
peserta didik kelas VIII SMP Negeri 2 Boja tahun pelajaran 2013/2014 yang
menggunakan model pembelajaran CTL pada materi garis singgung persekutuan
dua lingkaran (Y).
51
3.3. Desain Penelitian
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain true experiment
(eksperimen yang betul-betul) karena dalam desain ini peneliti dapat mengontrol
semua variabel luar yang mempengaruhi jalannya eksperimen (Sugiyono, 2010a:
112). Peneliti memilih true experiment dengan bentuk posttest only control
design.
Penelitian diawali dengan menentukan populasi dan memilih sampel dari
populasi yang ada. Kegiatan penelitian dilakukan dengan memberi perlakuan pada
dua kelas eksperimen. Pada kelas eksperimen diterapkan model pembelajaran
CTL dan pada kelas kontrol diterapkan model pembelajaran ekspositori. Setelah
mendapatkan perlakuan yang berbeda, pada kedua kelas diberi tes dengan materi
yang sama untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah pada kedua kelas
tersebut. Desain penelitian yang dilaksanakan disaksikan pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Desain Penelitian Posttest-Only Control Design
Kelompok Perlakuan Post-Test
Acak
Acak
Eksperimen
Kontrol
X1
X2
O2
O2
Keterangan:
X1 = penerapan model pembelajaran CTL,
X2 = penerapan model pembelajaran ekspositori dan
O2 = Post-test untuk kelompok eksperimen dan kontrol
(Sugiyono, 2010a: 112)
52
3.4. Langkah-langkah Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan langkah-langkah
sebagai berikut.
1. Menentukan populasi.
2. Meminta kepada guru data nilai UAS 1 tahun pelajaran 2013/2014 peserta
didik kelas VIII A s.d. VIII H SMP Negeri 2 Boja untuk uji normalitas dan uji
homogenitas.
3. Menentukan sampel-sampel dengan memilih 2 kelas peserta didik dengan
menggunakan teknik cluster sampling dari populasi yang ada. Dalam
penelitian ini, terpilih kelas VIII H sebagai kelas eksperimen, kelas VIII G
sebagai kelas kontrol.
4. Setelah dianalisis, diperoleh hasil bahwa populasi berdistribusi normal dan
homogen. Selain itu, kemampuan awal pada populasi sama sehingga
pemilihan sampel kelas yang mana saja akan memberikan hasil yang secara
nyata tidak berbeda. Diketahui bahwa peserta didik kelas VIII A s.d. VIII H
berawal dari kemampuan yang sama.
5. Memilih kelas uji coba yaitu kelas VIII F SMP Negeri 2 Boja.
6. Menyusun instrumen penelitian.
7. Memberi perlakuan pada kelompok eksperimen dengan menggunakan model
pembelajaran CTL, sedangkan kelompok kontrol menggunakan model
pembelajaran ekspositori.
8. Sebelum melakukan evaluasi terhadap peserta didik pada kelas eksperimen
dan peserta didik pada kelas kontrol, dilakukan uji coba tes kemampuan
53
pemecahan masalah pada kelas uji coba, yaitu VIII F untuk mengetahui
reliabilitas tes, serta validitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda tiap-tiap
butir soal. Setelah dianalisis pada faktor-faktor tersebut, diambil beberapa
soal yang sesuai kriteria untuk mengevaluasi peserta didik kelas eksperimen
dan peserta didik kelas kontrol.
9. Memberikan tes evaluasi untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah
pada peserta didik kelas eksperimen dan peserta didik kelas kontrol dengan
soal yang sama. Soal tes yang diberikan adalah soal yang telah diujicobakan
pada kelas uji coba.
10. Menganalisis data hasil tes dari kelas eksperimen dan kelas kontrol.
11. Menyusun laporan penelitian.
3.5. Metode Pengumpulan Data
Ada dua jenis data, yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif
terdiri atas data diskrit dan data kontinum. Data kontinum adalah data yang
diperoleh dari hasil pengukuran. Data kontinum terdiri dari data ordinal, data
interval, dan data rasio. Data ordinal adalah data yang berjenjang atau berbentuk
peringkat. Data interval adalah data hasil pengukuran yang jaraknya sama, tetapi
tidak mempunyai nilai nol absolut (mutlak). Sedangkan data rasio adalah data
yang jaraknya sama dan mempunyai nilai nol absolut (Sugiyono, 2010b: 24).
Berdasarkan pengelompokan data di atas, dalam penelitian ini data yang
digunakan adalah data kuantitatif. Adapun metode pengumpulan data dalam
penelitian ini meliputi metode observasi dan metode tes.
54
3.5.1. Metode Observasi
Metode observasi adalah metode yang digunakan untuk mengadakan
pengamatan langsung ke objek penelitian (Arikunto, 2010: 200). Metode ini
digunakan untuk mengamati secara langsung proses pembelajaran dengan model
pembelajaran CTL pada kelas eksperimen. Selain itu, metode ini juga digunakan
untuk memperoleh data yang memperlihatkan keaktifan peserta didik selama
proses pembelajaran dengan model CTL. Adapun objek dalam penelitian ini
adalah keaktifan peserta didik pada kelas eksperimen. Pengambilan data observasi
dilakukan melalui lembar observasi.
3.5.2. Metode Tes
Tes adalah serangkaian pertanyaan, latihan, atau alat lain yang digunakan
untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat
yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto, 2010: 193). Metode tes
digunakan untuk memperoleh data hasil tes kemampuan pemecahan masalah pada
materi lingkaran sub materi menghitung panjang garis singgung persekutuan dua
lingkaran. Tes kemampuan pemecahan masalah ini diberikan saat pertemuan
terakhir kegiatan pembelajaran yaitu setelah kelas eksperimen dan kelas kontrol
memperoleh materi garis singgung persekutuan dua lingkaran. Metode tes ini
digunakan untuk mendapatkan skor kemampuan pemecahan masalah peserta didik
yang menjadi sampel. Sebelum tes diberikan pada saat evaluasi, terlebih dahulu
diujicobakan pada kelas uji coba untuk mengetahui reliabilitas tes, serta validitas,
tingkat kesukaran, dan daya pembeda tiap-tiap butir soal.
55
Hasil tes tersebut digunakan sebagai data akhir untuk membandingkan
kemampuan pemecahan masalah akibat dari perlakuan yang berbeda yang
diberikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dengan demikian dapat
diketahui kemampuan pemecahan masalah peserta didik yang dikenai model
pembelajaran CTL dan model pembelajaran ekspositori.
3.6. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti
dalam mengumpulkan data dengan cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih
mudah diolah (Arikunto, 2010: 203). Pada penelitian ini digunakan instrumen tes
kemampuan pemecahan masalah dan lembar pengamatan keaktifan peserta didik.
3.6.1. Instrumen Tes Kemampuan Pemecahan Masalah
Instrumen tes pada penelitian ini merupakan tes kemampuan pemecahan
masalah peserta didik kelas VIII G dan VIII H pada materi lingkaran sub materi
menghitung panjang garis singgung persekutuan dua lingkaran. Sebelum
instrumen tes digunakan, perlu dilakukan uji coba pada kelas VIII F terlebih
dahulu untuk mengetahui apakah instrumen tes tersebut memenuhi kriteria
instrumen tes yang baik dan dapat digunakan. Hasil tes pada kelas uji coba
dianalisis untuk mengetahui reliabilitas tes, serta validitas, tingkat kesukaran, dan
daya pembeda tiap-tiap butir soal.. Instrumen yang baik harus memenuhi dua
persyaratan penting yaitu valid dan reliabel (Arikunto, 2010: 211).
3.6.2. Metode Penyusunan Perangkat Tes
Penulisan butir soal mengikuti langkah-langkah sebagai berikut.
56
1. Melakukan pembatasan pada materi yang akan diujikan. Dalam penelitian ini
materi yang diujikan adalah materi lingkaran sub materi menghitung panjang
garis singgung persekutuan dua lingkaran.
2. Menentukan tipe soal, dalam penelitian ini tipe soal yang digunakan adalah
soal uraian.
3. Menentukan banyaknya butir soal.
4. Menentukan alokasi waktu.
5. Membuat kisi-kisi soal.
6. Menulis butir soal.
7. Menulis kunci jawaban dan pedoman penskoran.
8. Mengujicobakan instrumen.
9. Menganalisis hasil uji coba dalam hal reliabilitas tes, serta validitas, tingkat
kesukaran, dan daya pembeda tiap-tiap butir soal.
10. Memilih item soal yang sudah teruji berdasarkan analisis yang sudah
dilakukan.
3.6.3. Instrumen Lembar Pengamatan Keaktifan Peserta Didik
Instrumen lembar pengamatan keaktifan peserta didik ini digunakan untuk
mengetahui bagaimana perkembangan keaktifan peserta didik pada setiap
pertemuan dan pengaruh keaktifan peserta didik terhadap kemampuan pemecahan
masalah peserta didik pada materi garis singgung persekutuan dua lingkaran.
Pengamatan ini dilakukan secara global dengan mengamati keaktifan peserta didik
secara klasikal. Hal tersebut dilakukan karena keterbatasan banyaknya pengamat,
57
sehingga pengamatan hanya dilakukan oleh seorang pengamat pada setiap
pertemuan.
3.7. Analisis Instrumen Penelitian
3.7.1. Analisis Validitas Item
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan
atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen dikatakan valid atau sahih
apabila mampu menunjukkan apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data
dari variabel yang diteliti secara tepat (Arikunto, 2010: 211).
Validitas butir soal dihitung dengan menggunakan rumus korelasi product
moment, yaitu:
∑ ∑ ∑
√{ ∑ ∑ }{ ∑ ∑ }
(Arikunto, 2010: 213)
Keterangan :`
rxy = koefisien korelasi skor butir soal dan skor total
N = banyaknya peserta tes
∑X = jumlah skor tiap butir soal
∑Y = jumlah skor total butir soal
∑XY = jumlah perkalian skor butir soal dengan skor total
∑X2 = jumlah kuadrat skor butir soal
∑Y2 = jumlah kuadrat skor total
58
Hasil perhitungan rxy dibandingkan dengan harga kritik r product moment
dengan taraf kesalahan 5% dan N = 32. Jika rxy > rtabel, maka instrumen tersebut
dikatakan valid. Berdasarkan uji coba, dari 10 soal yang diujikan, soal yang valid
yaitu nomor 1, 2, 3, 5, 7, 8, 9, 10, dan yang tidak valid nomor 4 dan 6. Hasil
selengkapnya dapat disaksikan pada Lampiran 11.
3.7.2. Analisis Reliabilitas Tes
Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena
instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius
mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu. Instrumen
yang dapat dipersaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya
juga (Arikunto, 2010: 221).
Reliabilitas tes pada penelitian ini diukur dengan menggunakan rumus alpha
sebagai berikut.
(
)(
∑
)
dengan rumus varians tiap butir
∑ ∑
dan
∑
(∑ )
Keterangan:
∑ = jumlah varians skor tiap butir soal
= varians total
= banyaknya butir soal
59
N = banyaknya peserta tes
(Arikunto, 2010: 239)
Harga kemudian dibandingkan dengan harga kritik r product moment
untuk dengan dan taraf signifikan α = 5%. Apabila harga ,
maka dikatakan instrumen tes reliabel. Hasil selengkapnya dapat disaksikan pada
Lampiran 14.
3.7.3. Analisis Taraf Kesukaran
Suatu tes tidak boleh terlalu mudah, dan juga tidak boleh terlalu sukar.
Sebuah item (soal) yang tergolong baik dan ideal adalah soal yang tingkat
kesukarannya rata-rata, artinya tidak terlalu sukar dan tidak terlalu sulit (Arikunto,
2007: 207).
Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya soal disebut indeks
kesukaran (difficult index). Besarnya indeks kesukaran antara 0,00 sampai 1,00.
0,00 1,00
Sukar Mudah
Rumus yang digunakan untuk mengukur tingkat kesukaran soal adalah:
tesmengikuti yangdidik pesertajumlah
soalsuatu pada tespeserta siswaskor Jumlah mean
ditetapkan yang maksimumskor
meanKesukaran)(Tingkat TK
(Arikunto, 2007: 208).
Untuk menginterpolasikan tingkat kesukaran soal digunakan tolok ukur
sebagai berikut.
60
Kriteria:
TK > 70% : Item mudah
TK 30% -70% : Item sedang
TK < 30% : Item sukar
(Arikunto, 2007: 210)
3.7.4. Analisis Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan
antara peserta didik yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan peserta didik
yang bodoh (berkemampuan rendah). Bagi soal yang dapat dijawab benar oleh
peserta didik pandai maupun bodoh, maka soal tersebut termasuk tidak baik
karena tidak mempunyai daya pembeda. Demikian pula jika semua peserta didik
baik pandai maupun bodoh tidak dapat menjawab dengan benar. Soal tersebut
tidak baik juga karena tidak mempunyai daya pembeda. (Arikunto, 2007: 211).
soal maksimumSkor soal maksimumSkor
BAB
B
A
A
PPJ
B
J
B
D
dengan:
J = jumlah peserta
JA = banyaknya peserta kelompok atas
JB = banyaknya peserta kelompok bawah
BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar
BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar
PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar
PB = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar
61
Kategori daya pembeda soal dapat disaksikan pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2 Kategori Daya Pembeda
Indeks Diskriminasi (D) Klasifikasi
0,00 ≤ D ≤ 0,20 Jelek (poor)
0,20 < D ≤ 0,40 Cukup (satisfactory)
0,40 < D ≤ 0,70 Baik (good)
0,70 < D ≤ 1,00 Baik sekali (excellent)
D bernilai negatif Tidak baik
(Arikunto, 2007: 211)
3.8. Analisis Data Awal
Analisis data awal dalam penelitian ini meliputi uji normalitas dan
homogenitas pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Data yang digunakan
adalah nilai UAS matematika semester gasal peserta didik kelas VIII SMP Negeri
2 Boja tahun pelajaran 2013/2014. Data tersebut dapat disaksikan pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3 Data Nilai UAS 1 Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Kriteria Eksperimen Kontrol
Banyaknya peserta didik 32 32
Nilai tertinggi 90 90
Nilai terendah 63 66
Nilai rata-rata 79,19 79,03
Banyaknya peserta didik yang tuntas 26 26
Persentase peserta didik yang tuntas 81,25% 81,25%
3.8.1. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel berasal dari
populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Adapun hipotesis yang digunakan
adalah sebagai berikut.
62
Hipotesis:
: Populasi berdistribusi normal.
: Populasi tidak berdistribusi normal.
Untuk menguji normalitas data yang diperoleh yaitu nilai ulangan akhir
semester gasal, dapat digunakan uji Chi-Kuadrat. Langkah-langkah uji normalitas
adalah sebagai berikut.
1. Menyusun data dan mencari nilai tertinggi dan terendah untuk mencari
rentang.
Rentang = data tertinggi – data terendah.
2. Menentukan banyak kelas interval (k) dengan menggunakan aturan Sturges,
yaitu k = 1 + 3,3 log n dengan n: banyaknya obyek penelitian.
3. Menentukan panjang kelas interval
4. Menghitung rata-rata dan simpangan baku.
5. Membuat tabulasi data kedalam interval kelas.
6. Menghitung nilai z dari setiap batas kelas dengan rumus:
, dimana S adalah simpangan baku dan adalah rata-rata sampel
(Sudjana, 2005: 99).
7. Mengubah harga Z menjadi luas daerah kurva normal dengan menggunakan
tabel.
63
8. Menghitung frekuensi yang diharapkan ( ) dengan cara mengalikan
besarnya ukuran sampel dengan peluang atau luas daerah dibawah kurva
normal untuk interval yang bersangkutan.
9. Menghitung statistik Chi-Kuadrat dengan rumus:
∑
dengan
= Chi–kuadrat;
= frekuensi pengamatan; dan
= frekuensi yang diharapkan.
10. Membandingkan harga Chi–kuadrat dengan tabel Chi–kuadrat dengan dk= k-
3 dan taraf signifikan 5%.
11. Menarik kesimpulan, jika <
, maka data berdistribusi normal.
Kriteria pengujiannya adalah terima jika < dengan
peluang untuk = 5% dan dk = (Sudjana, 2005: 291). Hasil uji
normalitas data awal dapat diketahui pada Tabel 3.4.
Tabel 3.4 Hasil Uji Normalitas Data Awal
Nilai Max 90
Nilai Min 63
Rata-rata 79,11
n 64
s 8,32
χ2 7,924
2
2
hitung2
tabel
2
hitung 2
)3)(1( k
)1( )3( k
64
Berdasarkan data di atas diperoleh nilai χ2hitung = 7,924, dengan taraf
signifikan 5% dan dk = 7 – 3 = 4 diperoleh nilai χ2tabel = 9,488. Dengan demikian
χ2
hitung < χ2tabel. Ini berarti bahwa sampel berasal dari populasi berdistribusi
normal. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 5.
3.8.2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah kelompok sampel
memiliki varians yang sama atau tidak. Pada penelitian ini, hipotesis yang akan
diujikan adalah:
(kedua varians sama)
(kedua kelompok sampel mempunyai varians tidak sama)
Jika pada tiap kelas mempunyai ukuran (n) yang sama, maka rumus yang
digunakan adalah
Hasil perhitungan dibandingkan dengan
yang diperoleh dari
daftar distribusi F dengan peluang
, sedangkan derajat kebebasan dan
masing-masing sesuai dengan dk pembilang dan penyebut serta . Kriteria
pengujiannya adalah diterima jika
. (Sudjana, 2005: 249).
Hasil uji homogenitas data awal dapat disaksikan pada Tabel 3.5.
Tabel 3.5 Hasil Uji Homogenitas Data Awal
Sampel Si Si2 F
Eksperimen 8.913 79.448 1,297
Kontrol 7.827 61.257
65
Hasil perhitungan yang telah dilakukan diperoleh nilai Fhitung = 1,297. Harga
ini dikonsultasikan dengan taraf signifikan 5% dan dk pembilang = 32 – 1 = 31
serta dk penyebut = 32 – 1 =31, diperoleh Ftabel = 1,76 dengan demikian
Fhitung < Ftabel. Ini berarti sampel berasal dari populasi yang variansnya homogen.
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 6.
3.9. Analisis Data Akhir
Setelah diketahui bahwa kedua kelompok sampel memiliki kemampuan
yang sama (mempunyai varians yang sama atau homogen), selanjutnya dapat
diberikan perlakuan. Kelas eksperimen diberi perlakuan dengan model
pembelajaran CTL dan kelas kontrol diberi perlakuan dengan model pembelajaran
ekspositori. Setelah kedua sampel diberi perlakuan dengan model pembelajaran
yang berbeda, kemudian dilakukan tes kemampuan pemecahan masalah. Hasil tes
kemampuan pemecahan masalah merupakan data akhir yang digunakan untuk
menguji hipotesis penelitian.
3.9.1. Uji Normalitas
Analisis yang digunakan sama dengan analisis uji normalitas tahap awal
pada 3.8.1.
3.9.2. Uji Homogenitas
Langkah-langkah dan analisis uji homogenitas hasil tes seperti uji
homogenitas tahap awal pada 3.8.2.
66
3.9.3. Uji Hipotesis I
Pada uji hipotesis I digunakan uji proporsi satu pihak (pihak kanan). Uji ini
dilakukan untuk mengetahui persentase banyak peserta didik kelas VIII
SMP Negeri 2 Boja yang menggunakan model pembelajaran CTL pada
kemampuan pemecahan masalah materi garis singgung persekutuan dua lingkaran
mencapai ketuntasan lebih dari 74,5% atau tidak. Adapun nilai KKM yang
ditentukan adalah 70.
Hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut.
: artinya persentase banyak peserta didik kelas VIII SMP Negeri
2 Boja pada kelas eksperimen terhadap kemampuan pemecahan masalah
materi lingkaran mencapai ketuntasan kurang dari atau sama dengan
74,5%.
: artinya persentase banyak peserta didik kelas VIII SMP Negeri
2 Boja pada kelas eksperimen terhadap kemampuan pemecahan masalah
materi lingkaran mencapai ketuntasan lebih dari 74,5%.
Rumus yang digunakan adalah :
√
Keterangan:
74,5%
= banyaknya peserta didik yang tuntas belajar pada kelas eksperimen
= banyak anggota sampel kelas eksperimen
67
Kriteria Pengujian:
Tolak jika dimana - didapat dari daftar normal baku dengan
peluang (0,5- α). Untuk 5,0zzhitung diterima.
(Sudjana, 2005: 233-235).
3.9.4. Uji Hipotesis II
Pada uji hipotesis II dilakukan untuk mengetahui keaktifan belajar peserta
didik kelas VIII SMP Negeri 2 Boja yang menggunakan model pembelajaran CTL
berpengaruh positif pada kemampuan pemecahan masalah materi garis singgung
persekutuan dua lingkaran atau tidak. Hasil pengamatan keaktifan belajar peserta
didik dan nilai tes kemampuan pemecahan masalah peserta didik pada kelas yang
menggunakan model pembelajaran CTL dengan dianalisis menggunakan analisis
regresi.
3.9.4.1. Bentuk Persamaan Regresi
Persamaan umum regresi linear sederhana adalah sebagai berikut:
X
Keterangan:
: Variabel terikat
: Harga Y ketika X
: Angka arah atau koefisien regresi
X : Variabel bebas
Koefisien-koefisisen regresi dan untuk regresi linear dapat dihitung
dengan rumus: (Sugiyono, 2010: 262)
68
∑ (∑
) ∑ ∑
∑ ∑
∑ ∑ ∑
∑ ∑
Pada penelitian ini merupakan keaktifan peserta didik, merupakan
kemampuan pemecahan masalah peserta didik dan merupakan banyak subjek
penelitian.
3.9.4.2. Uji Keberartian Koefisien Regresi
Hipotesis yang diuji adalah sebagai berikut:
: Koefisien arah regresi tidak berarti
: Koefisien arah regresi berarti
Untuk menguji hipotesis nol menggunakan statistika sebagai berikut. (Sugiyono,
2010: 273)
Kriteria pengujianya tolak jika dengan taraf signifikan
dan dk pembilang dan dk penyebut .
3.9.4.3. Uji Kelinieran Regresi
Uji linieritas regresi digunakan untuk mengetahui apakah variabel X dan
variabel Y membentuk garis linear atau tidak. Apabila tidak linier maka analisis
regresi tidak dapat dilanjutkan. Uji linear regresi sederhana X terhadap Y dapat
dihitung dengan menggunakan rumus pada Tabel 3.6.
69
Tabel 3.6 Analisis Varians Untuk Uji Kelinieran Regresi
Sumber Variansi
Dk JK KT F
Total ∑
Koefisien ∑
Regresi | | |
Sisa ∑
∑
Tuna cocok
Galat
Keterangan:
: Jumlah Kuadrat Total
: Jumlah Kuadrat koefisien
| : Jumlah Kuadrat regresi |
: Jumlah Kuadrat sisa
: Jumlah Kuadrat tuna cocok
: Jumlah Kuadrat galat
Hipotesis yang diujikan adalah sebagai berikut:
: regresi linear
: regresi non linear
Sedangkan rumus yang digunakan untuk memcari adalah sebagai berikut:
(Sugiyono, 2010: 274)
Kriteria pengujiannya tolak jika dengan taraf signifikan
dan dk pembilang serta dk penyebut .
70
3.9.4.4. Koefisien Korelasi
Koefisien regresi digunakan untuk mengetahui derajat hubungan antara
variabel-variabel. Hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut:
: Tidak ada hubungan antara keaktifan peserta didik terhadap nilai kemampuan
pemecahan masalah peserta didik.
: Ada hubungan antara keaktifan peserta didik terhadap nilai kemampuan
pemecahan
masalah peserta didik.
Koefisien korelasi dinyatakan dengan rumus sebagai berikut: (Sugiyono,
2010: 274)
∑ ∑ ∑
√{ ∑ ∑ }{ ∑
∑ }
Kriteria pengujian dalam hal ini ditolak jika . Koefisien
korelasi terletak dalam interval dengan tanda negatif menyatakan
adanya korelasi tak langsung atau korelasi negatif dan tanda positif menyatakan
korelasi langsung atau korelasi positif. Khusus untuk dapat ditafsirkan
bahwa tidak terdapat hubungan linier antara variabel-variabel X dan Y.
3.9.4.5. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur derajat hubungan
antara variabel keaktifan belajar terhadap kemampuan pemecahan masalah peserta
didik. Rumus untuk menghitung koefisien determinasi adalah sebagai berikut:
{ ∑ ∑ ∑ }
∑ ∑
71
3.9.5. Uji Hipotesis III
Uji ini dilakukan untuk mengetahui rata-rata nilai tes kemampuan
pemecahan masalah materi garis singgung persekutuan dua lingkaran peserta
didik kelas VIII SMP Negeri 2 Boja pada pembelajaran matematika yang
menggunakan model pembelajaran CTL lebih baik dari pembelajaran matematika
yang menggunakan model pembelajaran ekspositori atau tidak.
Hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut.
: artinya rata-rata nilai tes kemampuan pemecahan masalah
materi garis singgung persekutuan dua lingkaran peserta didik kelas VIII
SMP Negeri 2 Boja pada kelas eksperimen kurang dari sama dengan
kelas kontrol.
: artinya rata-rata nilai tes kemampuan pemecahan masalah
materi garis singgung persekutuan dua lingkaran peserta didik kelas VIII
SMP Negeri 2 Boja pada kelas eksperimen lebih dari kelas kontrol.
Pengujian dilakukan dengan menggunakan statistik uji kesamaan dua rata-
rata dengan uji satu pihak (pihak kanan) yang rumusnya sebagai berikut.
21
21
11
nns
xxt
dengan
2
11
21
2
22
2
112
nn
snsns
(Sudjana, 2005: 243)
Keterangan:
= uji
= nilai rata-rata kelas eksperimen
= nilai rata-rata kelas kontrol
72
= banyaknya subjek kelas eksperimen
= banyaknya subjek kelas kontrol
= simpangan baku kelas eksperimen
= simpangan baku kelas kontrol
Kriteria pengujian:
Terima jika 1tt , dimana 1t didapat dari daftar distribusi t dengan
dengan peluang (1-α), taraf signifikan 5%. Untuk harga-
harga t lainnya ditolak.
(Sudjana, 2005: 240).
89
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk menguji keefektifan model pembelajaran
CTL terhadap kemampuan pemecahan masalah materi lingkaran khususnya pada
materi garis singgung persekutuan dua lingkaran kelas VIII SMP Negeri 2 Boja
tahun pelajaran 2013/2014. Uraian kegiatan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut.
1. Pelaksanaan pembelajaran di SMP Negeri 2 Boja yaitu pada kelas eksperimen
dan kelas kontrol. Kegiatan ini dilaksanakan pada bulan Mei 2014 dengan
jadwal seperti pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Jadwal Pembelajaran Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Kelas Kegiatan Tanggal Jam pelajaran ke-
Eksperimen
Pertemuan I
Pertemuan II
Pertemuan III
20 Mei 2014
22 Mei 2014
30 Mei 2014
6-7
6-7
3-4
Kontrol
Pertemuan I
Pertemuan II
Pertemuan III
20 Mei 2014
24 Mei 2014
31 Mei 2014
4-5
3-4
3-4
2. Pelaksanaan tes uji coba di kelas VIII F sebagai kelas uji coba pada tanggal
26 Mei 2014. Banyak soal yang diberikan kepada kelas uji coba yaitu 10 butir
soal.
74
3. Kegiatan analisis hasil tes uji coba yang telah diberikan pada kelas VIII F
meliputi analisis reliabilitas tes, serta validitas, tingkat kesukaran, dan daya
pembeda tiap-tiap butir soal dilaksanakan pada tanggal 27-29 Mei 2014.
Berdasarkan analisis dipilih 6 butir soal sebagai soal tes di kelas kontrol dan
kelas eksperimen.
4. Kegiatan tes kemampuan pemecahan masalah kelas eksperimen dan kelas
kontrol dilaksanakan pada tanggal 3 Juni 2014. Soal tes sebanyak 6 butir soal
dipilih berdasarkan analisis hasil tes uji coba pada kelas VIII F.
5. Kegiatan analisis data akhir dari hasil penelitian meliputi uji normalitas, uji
homogenitas, uji proporsi, analisis regresi dan uji kesamaan dua rata-rata
serta analisis perangkat dan proses pembelajaran dilaksanakan pada tanggal
5-12 Juni 2014.
4.1.2. Pelaksanaan Pembelajaran
Penelitian ini mengukur kemampuan pemecahan masalah pada kelas
eksperimen yang menggunakan model pembelajaran CTL. Pada penelitian ini,
kelas yang digunakan sebagai kelas eksperimen yaitu kelas VIII H dan kelas yang
digunakan untuk kelas kontrol adalah kelas VIII G. Selain kelas eksperimen dan
kelas kontrol juga terdapat kelas yang digunakan untuk uji coba yaitu kelas VIII
F.
Penelitian dilaksanakan pada tanggal 20 Mei 2014 sampai 3 Juni 2014
setelah ujian nasional SMP. Pada kelas eksperimen, pembelajaran dilaksanakan
berdasarkan langkah-langkah CTL yang telah dibuat sebelumnya. Pada kelas
75
kontrol, pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan model pembelajaran
ekspositori.
Pada model pembelajaran CTL, sesuai dengan langkah-langkah
pembelajaran yang telah disusun, pada awal pembelajaran peserta didik dibagi ke
dalam beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri atas empat peserta didik.
Kelompok yang dibentuk tersebut membantu peserta didik untuk lebih mudah
memahami materi dengan adanya diskusi kelompok. Kemudian guru membagikan
LKPD pada setiap peserta didik dari masing-masing kelompok. Adanya LKPD
membantu guru dalam mengarahkan peserta didik untuk menemukan tujuan dari
pembelajaran.
Pada model pembelajaran CTL, guru melakukan tanya jawab dengan peserta
didik dalam mengisi LKPD. Tanya jawab tidak hanya dilakukan pada antara guru
dengan peserta didik, tetapi juga antar peserta didik melalui diskusi kelompok.
Hal tersebut membantu guru untuk mengajak peserta didik mengkonstruk
pengetahuan baru dari pengetahuan yang telah diketahui sebelumnya, misalkan
saja pada pertemuan pertama di kelas eksperimen. Pada pertemuan pertama,
peserta didik diarahkan untuk mengingat kembali rumus Pythagoras dan
kemudian guru menyuruh peserta didik melukis garis singgung lingkaran pada
LKPD. Melalui kegiatan tersebut, guru mengajak peserta didik merefleksi
pengetahuan yang baru diterima dan mengaitkannya dengan rumus garis singgung
lingkaran, kemudian guru mengarahkan peserta didik untuk mengkonstruk
pengetahuan yang diterima dan memodelkannya menjadi rumus garis singgung
76
lingkaran. Guru memberi peserta didik kesempatan untuk mengemukakan
pendapatnya sesuai pengetahuan yang didapat.
Setelah peserta didik menemukan rumus garis singgung lingkaran, guru
memberikan beberapa contoh soal pada peserta didik. Melalui contoh soal yang
diberikan, peserta didik diberi kesempatan untuk menjawab soal dan juga
menuliskan jawaban mereka di papan tulis. Langkah-langkah pada pembelajaran
CTL pada pertemuan pertama juga dilakukan pada pertemuan kedua dan ketiga.
Pada setiap pertemuan, guru memberikan kuis pada peserta didik untuk
mengetahui tingkat pemahaman peserta didik terhadap materi yang telah
diberikan. Selain itu, peserta didik juga diberi kesempatan untuk bertanya tentang
materi yang kurang dimengerti dari pembelajaran yang telah dilakukan.
Pada kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran ekspositori,
pembelajaran dilaksanakan tanpa menggunakan LKPD. Guru lebih mendominasi
di kelas dan peserta didik cenderung hanya mendengarkan materi yang
disampaikan guru. Diskusi dalam pembelajaran ekspositori tidak diutamakan
seperti halnya kelas eksperimen. Setelah guru menjelaskan materi, guru
memberikan contoh soal kepada peserta didik. Peserta didik juga mendapatkan
kuis seperti halnya kelas eksperimen.
Pembelajaran pada kelas eksperimen dan kelas kontrol keduanya
dilaksanakan sebanyak 3 kali pertemuan. Pada tanggal 3 Juni 2014, baik kelas
kontrol maupun kelas eksperimen mendapatkan tes untuk mengukur kemampuan
pemecahan masalah peserta didik pada materi garis singgung persekutuan dua
lingkaran. Untuk kelas kontrol mengerjakan tes pada jam keempat dan kelima,
77
sedangkan untuk kelas eksperimen mengerjakan tes pada jam keenam dan
ketujuh. Soal tes yang diberikan sebelumnya telah diujicobakan pada kelas uji
coba yaitu kelas VIII F. Setelah diujicobakan kemudian dipilih soal yang baik
yaitu berdasarkan analisis reliabilitas tes, serta validitas, tingkat kesukaran, dan
daya pembeda tiap-tiap butir soal untuk diberikan pada kelas eksperimen dan
kelas kontrol. Soal yang diberikan sebanyak enam butir soal.
4.1.3. Analisis Data Akhir
Analisis pada tahap akhir dilakukan untuk mengetahui keefektifan model
pembelajaran CTL. Data yang digunakan adalah nilai tes akhir dari kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Nilai tes akhir kelas eksperimen dan kelas kontrol
dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Data Nilai Tes Akhir Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Kriteria Eksperimen Kontrol
Banyaknya peserta didik 32 32
Nilai tertinggi 100 95
Nilai terendah 51 54
Nilai rata-rata 82,81 75,97
Banyaknya peserta didik yang tuntas 27 26
Persentase peserta didik yang tuntas 84.375% 81,25%
4.1.3.1. Uji Normalitas
Uji normalitas ini dilakukan untuk mengetahui keadaan akhir kedua kelas
sampel apakah berasal dari populasi berdistribusi normal atau tidak. Hasil uji
normalitas dapat disaksikan pada Tabel 4.3.
78
Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Data Akhir
Nilai Max 100
Nilai Min 51
Rata-rata 79,39
n 64
s 11,42
χ2 8,372
Berdasarkan data di atas diperoleh nilai χ2hitung = 8,372, dengan taraf
signifikan 5% dan dk = 7 – 3 = 4 diperoleh nilai χ2tabel = 9,488. Dengan demikian
χ2
hitung < χ2tabel. Ini berarti bahwa sampel berasal dari populasi berdistribusi
normal. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 34.
4.1.3.2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah kedua kelas sampel
yang telah digunakan sebagai sampel dalam penelitian menunjukkan kondisi yang
sama atau tidak, dengan kata lain homogen atau tidak. Hasil uji homogenitas data
akhir dapat disaksikan pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4 Hasil Uji Homogenitas Data Akhir
Sampel Si Si2 F
Eksperimen 11,768 138,480 1,35
Kontrol 10,127 102,547
Hasil perhitungan yang telah dilakukan diperoleh nilai Fhitung = 1,35. Harga
ini dikonsultasikan dengan taraf signifikan 5% dan dk pembilang = 32 – 1 = 31
serta dk penyebut = 32 – 1 =31, diperoleh Ftabel = 1,76 dengan demikian
Fhitung < Ftabel. Ini berarti sampel berasal dari populasi yang variansnya homogen.
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 35.
79
4.1.3.3. Uji Hipotesis I
Uji ini dilakukan untuk mengetahui persentase banyak peserta didik kelas
VIII SMP Negeri 2 Boja yang tuntas pada kemampuan pemecahan masalah materi
lingkaran dengan menggunakan model pembelajaran CTL lebih dari 74,5%. Hasil
Uji Hipotesis I dapat disaksikan pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5 Hasil Uji Hipotesis I
x n
27 32 0,745 0,3264 1,28163
Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh nilai = 1,28163. Nilai
( 5,0z ) yang diperoleh dari daftar normal baku yaitu 0,3264 dengan taraf
signifikan 5%. Jelas bahwa > , dengan demikian ditolak dan
diterima. Hal ini berarti, persentase peserta didik dalam pembelajaran yang
menggunakan model pembelajaran CTL pada materi garis singgung persekutuan
dua lingkaran yang mencapai nilai minimal 70 lebih dari 74,5%. Perhitungan
selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 36.
4.1.3.4. Uji Hipotesis II
Uji ini dilakukan untuk mengetahui keaktifan belajar peserta didik kelas
VIII SMP Negeri 2 Boja yang menggunakan model pembelajaran CTL
berpengaruh positif pada kemampuan pemecahan masalah materi garis singgung
persekutuan dua lingkaran. Perhitungan selengkapnya dapat disaksikan pada
Lampiran 43.
80
4.1.3.4.1. Bentuk Persamaan Regresi
Dari hasil perhitungan yang dilakukan, diperoleh persamaan regresi
X. Variabel X menyatakan keaktifan belajar peserta didik
dan variabel menyatakan kemampuan pemecahan masalah peserta didik pada
materi garis singgung persekutuan dua lignkaran. Jika yaitu peserta didik
tidak melakukan keaktifan apapun maka masih tetap diperoleh skor sebesar
. Hal ini menunjukkan bahwa nilai tidak hanya dipengaruhi oleh
keaktifan peserta didik saja tetapi ada faktor lain yang mempengaruhinya seperti:
minat belajar, kebiasaan belajar, keadaan sosial, tingkat intelegensi, persepsi
peserta didik terhadap guru dan lain sebagainya. Persamaan regresi yang diperoleh
juga menunjukkan bahwa kemampuan pemecahan masalah meningkat sebesar
untuk peningkatan satu skor keaktifan.
4.1.3.4.2. Uji Keberartian
Untuk mengetahui bahwa terdapat pengaruh antara keaktifan peserta didik
terhadap kemampuan pemecahan masalah, terlebih dahulu harus menguji
keberartian dan kelinieran regresi linear sederhana yang dapat disaksikan pada
Tabel 4.6.
Tabel 4.6 Anava Untuk Regresi Linear
Sumber Variasi
Total
Koefisien Regresi | Sisa
Tuna Cocok Galat
81
Pada uji keberartian berdasarkan tabel di atas diperoleh
dan untuk taraf signifikan diperoleh Oleh karena
, maka ditolak sehingga diterima, artinya koefisien berarti.
4.1.3.4.3. Uji Kelinearan Regresi
Pada uji linearitas berdasarkan tabel di atas diperoleh dan
untuk taraf signifikan diperoleh . Oleh karena ,
maka diterima, artinya regresi linear. Sehingga persamaan regresinya adalah
X.
4.1.3.4.4. Koefisien Korelasi
Diperoleh sedangkan untuk taraf signifikan
dengan adalah . Karena maka dapat disimpulkan
bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan sebesar antara nilai
keaktifan dan nilai kemampuan pemecahan masalah peserta didik.
4.1.3.4.5. Koefisien Determinasi
Berdasarkan perhitungan diperoleh . Jadi dapat disimpulkan
bahwa nilai kemampuan pemecahan masalah peserta didik ditentukan
oleh nilai keaktifan peserta didik dalam model pembelajaran CTL melalui
persamaan regresi X. Sisanya sebesar ditentukan
oleh faktor lain.
4.1.3.5. Uji Hipotesis III
Uji ini dilakukan untuk mengetahui rata-rata nilai tes kemampuan
pemecahan masalah materi garis singgung persekutuan dua lingkaran peserta
didik kelas VIII SMP Negeri 2 Boja pada pembelajaran matematika yang
82
menggunakan model pembelajaran CTL lebih dari rata-rata pembelajaran
matematika yang menggunakan model pembelajaran ekspositori. Hasil
selengkapnya dapat disaksikan pada Tabel 4.7.
Tabel 4.7 Hasil Uji Hipotesis 3
Kelas x n s s2 s t
Ekaperimen 82,81 32 11,768 120,514 10,978 2,484
Kontrol 75,97 32 10,127
Berdasarkan perhitungan data hasil penelitian, diperoleh thitung = 2,484.
Kriteria uji perbedaan rata-rata pihak kanan adalah terima jika thitung < t(1-α),
dengan t(1-α) didapat dari daftar distribusi t dengan dk = (n1 + n2 – 2) dengan
peluang (1- ), dan taraf signifikan 5%. Dengan dk = 32 + 32 – 2 = 62 dan taraf
signifikan 5% diperoleh t(0,95) = 1,66. Nilai thitung > t(0,95), maka ditolak dan
diterima. Jadi, rata-rata kemampuan pemecahan masalah peserta didik yang diajar
dengan model pembelajaran CTL lebih dari rata-rata kemampuan pemecahan
masalah peserta didik yang diajar dengan model pembelajaran ekspositori pada
materi garis singgung persekutuan dua lingkaran. Perhitungan selengkapnya dapat
disaksikan pada Lampiran 44.
4.2. Pembahasan
Analisis data awal yang didapat dari nilai UAS peserta didik kelas VIII
SMP Negeri 2 Boja menunjukkan bahwa dua kelas sampel yang digunakan
berdistribusi normal dan juga homogen. Jadi sebelum diberikan perlakuan, baik
kelas eksperimen maupun kelas kontrol berasal dari kondisi yang sama.
83
Pada akhir penelitian, kelas eksperimen dan kelas kontrol diberi soal tes
untuk mengetahui keefektifan model pembelajaran CTL terhadap kemampuan
pemecahan masalah pada materi garis singgung persekutuan dua lingkaran. Soal
tes yang diberikan sebelumnya telah diujicobakan pada kelas uji coba. Soal
tersebut merupakan soal yang memenuhi kriteria analisis butir soal. Berdasarkan
hasil tes kelas eksperimen dan kelas kontrol didapatkan bahwa data tersebut
berdistribusi normal dan juga homogen.
4.2.1. Pembelajaran di Kelas Eksperimen
Berdasarkan uji proporsi tes kemampuan pemecahan masalah materi garis
singgung persekutuan dua lingkaran, persentase ketuntasan peserta didik dapat
disaksikan pada Gambar 4.1.
Ketuntasan belajar yang dicapai kelas eksperimen didukung dengan
diterapkannya pembelajaran yang baik. Peserta didik dituntut untuk aktif dalam
pembelajaran. Peserta didik harus aktif dalam mengkonstruk materi, bertanya apa
yang belum dipahami, serta berdiskusi dengan kelompoknya dalam menemukan
rumus, memodelkan rumus, menyimpulkan materi pembelajaran dan memecahkan
masalah yang didapat. Keaktifan peserta didik berpengaruh terhadap hasil tes
84.375%
15.625%
Peserta didik yang tuntas
Peserta didik yang tidak tuntas
Gambar 4.1 Persentase Peserta Didik pada Kelas Eksperimen yang
Mencapai Ketuntasan Belajar
84
kemampuan pemecahan masalah. Hal ini dibuktikan dengan analisis regresi yang
menunjukkan bahwa nilai kemampuan pemecahan masalah peserta didik
ditentukan oleh nilai keaktifan peserta didik dalam model pembelajaran CTL
melalui persamaan regresi X. Sisanya sebesar
ditentukan oleh faktor lain.
Pada pertemuan pertama di kelas eksperimen yaitu kelas VIII H, peserta
didik dibagi beberapa kelompok yang setiap kelompoknya beranggotakan 4 orang.
Terbentuknya kelompok menjadikan peserta didik saling membantu untuk
memahami materi yang diajarkan. Hal ini menjadikan pemahaman materi pada
kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Teori yang
mendukung diungkapkan pada prinsip pertama dari empat prinsip kunci teori
Vygotsky. Vygotsky menekankan pentingnya interaksi sosial dengan orang lain
(orang dewasa dan teman sebaya yang lebih mampu) dalam proses pembelajaran
(Trianto, 2007: 27).
Pada pelaksanaan pembelajaran, guru membagikan LKPD pada masing-
masing peserta didik. Peserta didik lebih mudah memahami materi dengan adanya
LKPD yang dibagikan karena pembelajaran menjadi lebih terarah dan terstruktur
sesuai langkah-langkah model pembelajaran CTL. Melalui LKPD, peserta didik
diberi apersepsi dengan pertanyaan-pertanyaan untuk mengecek kemampuan
peserta didik mengenai materi prasyarat yaitu rumus Pythagoras.
Pada awal pertemuan, saat sesi tanya jawab ini, antusiasme peserta didik
masih kurang, tapi saat pertemuan kedua dan ketiga, peserta didik mulai terbiasa
dengan sesi tanya jawab dalam mengisi LKPD. Hal tersebut merupakan salah satu
85
kendala dalam pelaksanaan model pembelajaran CTL dengan menggunakan
LKPD, karena peserta didik masih belum terbiasa dengan model pembelajaran
yang bervariasi. Peserta didik yang belum terbiasa juga mengakibatkan
pembelajaran belum sesuai waktu yang ditentukan pada pertemuan pertama,
sehingga waktu yang dibutuhkan lebih banyak.
Pada pembelajaran di kelas esperimen, peserta didik juga diberi kesempatan
untuk melukis garis singgung lingkaran serta garis singgung persekutuan dalam
dan luar lingkaran pada LKPD. Setelah melukis, melalui tanya jawab dan diskusi,
guru membimbing peserta didik untuk menemukan rumus garis singgung
lingkaran serta garis singgung persekutuan dalam dan luar lingkaran. Awalnya,
peserta didik masih kesulitan dalam melukis karena belum terbiasa menggunakan
jangka dalam pembelajaran matematika. Selain itu, peserta didik juga mengalami
kesulitan dalam memahami langkah-langkah melukis. Oleh sebab itu, peran guru
sangat penting untuk mengarahkan peserta didik saat melukis dan menemukan
rumus.
Guru melakukan tanya jawab agar peserta didik dapat menemukan sendiri
rumus garis singgung serta garis singgung persekutuan dalam dan luar lingkaran.
Sesi tanya jawab yang dilakukan juga membantu peserta didik untuk mengaitkan
materi yang telah dipelajari sebelumnya dengan materi yang sedang dipelajari.
Hal ini juga dijelaskan dalam teori konstruktivisme yang menyatakan bahwa
peserta didik harus menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi
kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya
apabila aturan-aturan itu tidak lagi sesuai (Trianto, 2007: 13). Pada pertemuan
86
kedua dan ketiga, peserta didik mulai terbiasa dalam memahami langkah-langkah
melukis dan lebih mudah memahami arahan dari guru dalam menemukan rumus
persamaan garis singgung persekutuan dalam dan luar lingkaran.
Pada setiap pertemuan, peserta didik diberi contoh soal untuk melatih
mereka dalam memecahkan masalah. Selain itu, peserta didik juga diberi
kesempatan untuk berdiskusi dengan teman kelompoknya untuk menyelesaikan
soal yang diberikan dan maju menuliskan jawaban mereka. Hal tersebut
merupakan salah satu kesempatan bagi peserta didik untuk berargumentasi dan
juga sarana untuk melatih mental peserta didik. Hal ini didukung dengan teori
yang diungkapkan Piaget yang menyatakan bahwa interaksi sosial dengan teman
sebaya, khususnya berargumentasi dan berdiskusi membantu memperjelas
pemikiran yang pada akhirnya memuat pemikiran itu menjadi lebih logis (Trianto,
2007: 14).
4.2.2. Perbedaan Rata-rata Kelas Sampel
Perbedaan rata-rata dari kelas eksperimen dan kelas kontrol pada
kemampuan pemecahan masalah materi garis singgung persekutuan dua lingkaran
dapat dilihat berdasarkan hasil tes yang diberikan pada akhir penelitian. Rata-rata
kemampuan pemecahan masalah peserta didik diketahui dengan melakukan uji
perbedaan rata-rata pihak kanan. Berdasarkan olah data didapatkan rata-rata
kemampuan pemecahan masalah peserta didik yang diajar dengan model
pembelajaran CTL lebih dari rata-rata kemampuan pemecahan masalah peserta
didik yang diajar dengan model pembelajaran ekspositori pada materi garis
singgung persekutuan dua lingkaran.
87
Perbedaan kemampuan pemecahan masalah peserta didik pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor
yang dapat menjadi penyebab rata-rata kemampuan pemecahan masalah peserta
didik kelas eksperimen lebih baik dari rata-rata kemampuan pemecahan masalah
peserta didik kelas kontrol diantaranya adalah langkah-langkah pembelajarannya,
keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran dan media pembelajaran yang
digunakan.
Berdasarkan pembahasan tentang pembelajaran di kelas eksperimen dan
kelas kontrol, jika dilihat dari langkah-langkah pembelajaran yang diterapkan,
kelas eksperimen menggunakan langkah-langkah pembelajaran yang lebih baik
dan menarik dibandingkan dengan kelas kontrol. Jika dilihat dari keterlibatan
peserta didik dalam proses pembelajaran, pada model pembelajaran CTL peserta
didik terlibat secara langsung mulai dari kegiatan apersepsi, menggambar,
menemukan rumus yang ditentukan serta menjawab soal-soal yang diberikan.
Peserta didik pada kelas eksperimen mempunyai kesempatan lebih banyak untuk
bertanya, berdiskusi dan berargumentasi. Kelas eksperimen cenderung lebih aktif
dan kreatif sehingga tidak mengalami kejenuhan seperti halnya kelas kontrol. Hal
ini tentu sangat berpengaruh terhadap tingkat pemahaman peserta didik yang juga
berdampak pada rata-rata kemampuan pemecahan masalah peserta didik.
Dilihat dari media yang digunakan, kelas eksperimen menggunakan media
LKPD yang memberi kesempatan peserta didik untuk melukis sendiri dan
mengarahkan peserta didik untuk dapat mengkonstruk materi yang diterima.
Tanya jawab dan diskusi juga dilakukan peserta didik dalam mengisi LKPD
88
mereka. Berbeda dengan kelas eksperimen, kelas kontrol tidak menggunakan
media pembelajaran dalam proses pembelajaran yang berlangsung sehingga
peserta didik hanya mendengar dan mencatat. Tentu saja, hal tersebut akan
berpengaruh dalam tingkat pemahaman mereka.
Model pembelajaran CTL pada kelas eksperimen memang lebih unggul dari
model pembelajaran ekspositori pada kelas kontrol dalam banyak hal. Akan tetapi,
kendala juga banyak dijumpai pada saat pertemuan pertama di kelas eksperimen.
Seringnya peserta didik terlibat dalam pembelajaran yang menggunakan model
ekspositori menjadikan peserta didik lebih lama dalam beradaptasi dengan model
pembelajaran baru yaitu model pembelajaran CTL. Guru harus perlahan-lahan
dalam membimbing peserta didik mengisi LKPD pada pertemuan pertama. Selain
itu, peserta didik juga mengalami kesulitan dalam melukis garis singgung
lingkaran karena belum terbiasa menggunakan jangka dan peralatan lain, sehingga
guru harus menjelaskan lebih detail proses melukis tersebut. Hal ini menjadikan
pembelajaran di pertemuan pertama belum sesuai dengan waktu yang ditetapkan,
dan beberapa soal yang seharusnya diberikan pada peserta didik harus dikurangi.
Antisipasi agar kendala-kendala tidak muncul kembali, guru meminta
peserta didik untuk latihan melukis dengan menggunakan jangka dan alat lukis
lain serta mempelajari materi yang akan diajarkan di rumah sesuai dengan sumber
belajar yang peserta didik miliki. Guru juga menghimbau peserta didik untuk
melakukan belajar kelompok di luar jam pelajaran untuk meningkatkan
pemahaman mereka.
89
BAB 5
PENUTUP
5.1. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan di SMP Negeri 2 Boja,
maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut.
1. Persentase banyak peserta didik kelas VIII SMP Negeri 2 Boja tahun
pelajaran 2013/2014 yang menggunakan model pembelajaran CTL yang
mencapai nilai minimal 70 pada kemampuan pemecahan masalah materi garis
singgung persekutuan dua lingkaran adalah 84,375% melebihi batas
ketuntasan klasikal yang ditentukan sekolah yaitu 75%.
2. Keaktifan belajar peserta didik kelas VIII SMP Negeri 2 Boja yang
menggunakan model pembelajaran CTL berpengaruh positif yaitu
berpengaruh sebesar pada kemampuan pemecahan masalah materi
garis singgung persekutuan dua lingkaran melalui persamaan regresi
X.
3. Rata-rata nilai tes kemampuan pemecahan masalah materi garis singgung
persekutuan dua lingkaran peserta didik kelas VIII SMP Negeri 2 Boja tahun
pelajaran 2013/2014 pada pembelajaran matematika yang menggunakan
model pembelajaran CTL lebih baik dari pembelajaran matematika yang
menggunakan model pembelajaran ekspositori. Pada kelas yang
menggunakan model pembelajaran CTL rata-rata nilai tesnya yaitu 82,81 dan
90
pada kelas yang menggunakan model pembelajaran ekspositori rata-rata nilai
tesnya yaitu 75,97.
Dilihat dari simpulan pertama dan ketiga, dapat dinyatakan bahwa
penerapan model pembelajaran CTL pada materi garis singgung persekutuan dua
lingkaran efektif terhadap kemampuan pemecahan masalah peserta didik kelas
VIII SMP Negeri 2 Boja tahun pelajaran 2013/2014.
5.2. Saran
Saran-saran yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Tingkat keaktifan peserta didik mempengaruhi hasil belajar yang akan
mereka capai. Oleh karena itu, guru dapat menggunakan model pembelajaran
CTL sebagai model pembelajaran yang dapat meningkatkan keaktifan peserta
didik.
2. Guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran, dapat menggunakan model
pembelajaran CTL yang dapat meningkatkan kemampuan pemecahan
masalah peserta didik.
3. Guru dapat menjadikan perangkat pembelajaran dalam penelitian ini sebagai
acuan dalam membuat perangkat pembelajaran baru yang menggunakan
model pembelajaran CTL.
91
DAFTAR PUSTAKA
Aliyah, Ula Himatul. 2013. Keefektifan Model Resource Based Learning
Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Peserta Didik Pada
Materi Lingkaran. Skripsi. Semarang: Universitas Negeri
Semarang.
Aisyah, N. 2007. Pengembangan Pembelajaran Matematika SD. Direktorat
Jenderal pendidikan Tinggi, Depdiknas.
Arikunto, S. 2007. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Penerbit Bumi
Aksara.
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
BSNP. 2007. Lampiran Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang Standar
Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta:
Badan Standar Nasional Pendidikan.
De Baan, M. A., dan Bos, J. C. 1960. Ilmu Ukur untuk Sekolah Menengah
Jilid II B. Jakarta: Groningen- J. B. Wolters.
Depdiknas. 2003. UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem pendidikan
Nasional. Jakarta: Depdiknas.
Depdiknas. 2008. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa Depdiknas.
Diknas. 2006. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi Untuk Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Diknas.
Diansyah, U. A. 2013. Keefektifan CTL Berbantuan LKPD terhadap Hasil
Belajar pada Materi Pokok Fungsi di SMP N 3 Sragi. Skripsi.
Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Hamalik, O. 2001. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara.
Hapsari, R. 2008. Keefektifan Model Pembelajaran Contextual Teaching and
Learning (CTL) terhadap pembelajaran konvensional materi
lingkaran SMP 1 Kendal. Skripsi Pendidikan Matematika Unnes:
Tidak diterbitkan.
Hartini, Nanik. 2010. Penerapan Model Pembelajaran Contextual Teaching
and Learning (CTL) untuk Meningkatkan Motivasi Belajar IPA
Siswa Kelas II SDN 02 Gambirmanis Pracimantoro Kabupaten
92
Wonogiri Tahun Ajaran 2009/2010. Skripsi. Solo: Universitas
Negeri Sebelas Maret.
https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web
&cd=2&ved=0CC4QFjAB&url=http%3A%2F%2Feprints.uns.ac.i
d%2F7974%2F1%2F144261308201009301.pdf&ei=tafnU8KeLcfr
8AWLooC4CA&usg=AFQjCNGxXkC896oCTOx-
83pcFszarEI_Rw&sig2=cx6cWqxsrJgQ_L7z_gDq7w
[ Di unduh tanggal 11 Agustus 2014]
Hudojo, H. 2003. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika.
Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Hudson, C.C., dan Vesta R. Whisler. 2007. Contextual Teaching and Learning
for Practitioners. USA: Jurnal of Valdosta State University.
http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web
&cd=2&cad=rja&uact=8&ved=0CCoQFjAB&url=http%3A%2F%2
Fwww.iiisci.org%2Fjournal%2Fcv%24%2Fsci%2Fpdfs%2Fe668ps
.pdf&ei=dD3kU-uwEJfd8AXJhoKoAg&usg=AFQjCNGc9pm-
Tw3Y62cQ5QtESrMSAYVMVQ&sig2=xlVaY_-
XDCWiQWjxUZLOsA
[Di unduh tanggal 17 Juli 2014]
Johnson, Elaine B. 2011. Contextual teaching and learning. Penerjemah: Ibnu
Setiawan. Bandung: Kaifa.
Mu‟min. 2008. Efektivitas Pembelajaran Matematika Berorientasi Problem
Solving Dikemas Dalam CD Interaktif Didasari Analisis SWOT
Pada Materi Dimensi Tiga Kelas X. Tesis. Semarang: Universitas
Negeri Semarang.
Nuharini, D. & Wahyuni, T. 2008. Matematika Konsep dan Aplikasinya Untuk
SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta: Depdiknas.
Rifa‟i, A. dan Anni, C.T. 2009. Psikologi Pendidikan. Semarang: Universitas
Negeri Semarang Press.
Rusyida, Wilda Yulia. 2013. Studi Komparatif Model Pembelajaran CTL Dan
Model Eliciting Activities (MEA) Terhadap Kemampuan
Pemecahan Masalah Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Ungaran
Materi Pokok Lingkaran. Skripsi. Semarang: Universitas Negeri
Semarang.
Sihono, Teguh. 2004. Contextual Teaching And Learning (CTL) sebagai
Model Pembelajaran Ekonomi Dalam KBK. Jurnal Ekonomi dan
Pendidikan, vol. 1, no. 1. Yogyakarta: Universitas Negeri
Yogyakarta.
http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web
93
&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0CBkQFjAA&url=http%3A%2F%
2Fjournal.uny.ac.id%2Findex.php%2Fjep%2Farticle%2Fdownload
%2F673%2F537&ei=JqDnU6W2HJTp8AXzs4CgDg&usg=AFQjC
NH9NjWyDW50PiypqN7Y_ZUFn-4Myg&sig2=OT-
Q1j9_Nire2LZetZq4Bw&bvm=bv.72676100,d.dGc
[Di unduh tanggal 23 Desember 2013]
Slameto. 1991. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
Sudjana, N. 2005. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung : Sinar
Baru.
Sugiyono. 2010a. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2010b. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Suherman, E. dkk. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer.
Malang: JICA.
Suprijono, Agus. 2011. Cooperative Learning Teori & Aplikasi PAIKEM.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi
Konstruktivistik. Surabaya: Prestasi Pustaka.
Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi, dan
Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP). Jakarta: Bumi Aksara.
Zaini, Hisyam, dkk. 2008. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Insan
Madani.
Zamroni. 2007. Pendidikan dan Demokrasi dalam Transisi. Jakarta: PSAP.
94
LAMPIRAN
95
Lampiran 1
DAFTAR NAMA PESERTA DIDIK KELAS UJI COBA
(KELAS VIII F)
NO KODE JENIS
KELAMIN NAMA
1 UC-01 P Adesia Argita Deanggi
2 UC-02 L Ahmad Khasan Sadhili
3 UC-03 L Ahmad Nurhidayat
4 UC-04 P Al Muthahanah Rahmatus Sa'adah
5 UC-05 P Anik Ismawati Laila
6 UC-06 L Arga Mahruzar Baharudin
7 UC-07 L Artha Dani Hirdayanto
8 UC-08 L Budi Prasetyo
9 UC-09 P Cahya Dwi Yuliyanti
10 UC-10 L Danu Pratama Setiyawan
11 UC-11 P Destya Sekar Arum
12 UC-12 P Dwi Novitasari
13 UC-13 P Ega Puspa Sari
14 UC-14 L Erfan Apriliyanto
15 UC-15 P Erma Alvanida
16 UC-16 P Fira Yustisia Damayanti
17 UC-17 L Gede Surya Sena
18 UC-18 L Gesang Abimanyu
19 UC-19 P Hapsari Wimaya Satutya
20 UC-20 P Lutfika Prasetyaning Adiningrum
21 UC-21 P Luthfia Diah Nurul Chasanah
22 UC-22 L Mukhamad Nahrowi
23 UC-23 P Nindya Sukma Dewi
24 UC-24 L Purniawan
25 UC-25 P Rizki Nia Amelia
26 UC-26 P Tika Rizky Prastikasari
27 UC-27 P Umi Nur Rochmatin
28 UC-28 L Vanny Prasetya Utomo
29 UC-29 P Vivi Aknes Prasetyani
30 UC-30 L Zener Anjar Putra Wicaksana
96
Lampiran 2
DAFTAR NAMA PESERTA DIDIK KELAS EKSPERIMEN
(KELAS VIII H)
NO KODE JENIS
KELAMIN NAMA
1 E-01 P Aldhira Martaningrum
2 E-02 P Anaqoh Nurwida Putri
3 E-03 P Aprilia Dwiyanti
4 E-04 P Ariana Safutri
5 E-05 P Asih Dwi Meilani
6 E-06 P Ayuni Dwi Astuti
7 E-07 L Bagus Dwiantara Briandaru
8 E-08 P Binti Mutmainah
9 E-09 P Della Kiki Purwanti
10 E-10 P Diana Fitriyanti
11 E-11 P Dinda Rizka Salsabila
12 E-12 L Dwi Cahyo Afianto
13 E-13 P Fina Tri Sofiaranti
14 E-14 L Irfan Mahendra
15 E-15 L Krismon Aji Pangestu
16 E-16 L M. Aska Zainul Akrom
17 E-17 L Muhamad Miftahur Rokhim
18 E-18 P Natasya Widya Eka Praja
19 E-19 P Nova Ellya Widiyati
20 E-20 P Novalita Dwiayuni
21 E-21 P Nurul Izmi Febriana
22 E-22 L Prayit Sutopo
23 E-23 L Rafli Al Farizi Choerul
24 E-24 L Rifqi Dafid Farhan
25 E-25 L Riyan Setiarno
26 E-26 P Saadatur Rofiah
27 E-27 P Shafira Yaumil Alin
28 E-28 P Siti Mukaromah
29 E-29 L Suryo Puji Buwono
30 E-30 L Tedi Setiawan
31 E-31 P Vira Aprilia
32 E-32 P Vira Tridestiani
97
Lampiran 3
DAFTAR NAMA PESERTA DIDIK KELAS KONTROL
(KELAS VIII G)
NO KODE JENIS
KELAMIN NAMA
1 K-01 L Ajif Rukmana
2 K-02 P Amanda Rindi Fatmawati
3 K-03 P Amy Nur Annisa
4 K-04 L Andan Robi Rohmanto
5 K-05 P Arnetta Andini
6 K-06 P Asti Afelia Safika Wardani
7 K-07 P Aulia Dyah Afriyana
8 K-08 P Ayu Wulandari
9 K-09 P Azhira Lutfia Khansa
10 K-10 L Budi Hadi Setiawan
11 K-11 P Chindika Tabita
12 K-12 L Destian Galang Ramadhan
13 K-13 P Devi Suryaningrum
14 K-14 P Dina Mei Kurniawati
15 K-15 P Dinda Erisyanti
16 K-16 P Dwi Ayuning Tyas
17 K-17 P Eka Nur Widya Marwanti
18 K-18 P Elok Faiqotul Himah
19 K-19 P Eva Oktavia
20 K-20 L Evan Tri Atmoko
21 K-21 P Fira Anggun Widyaningrum
22 K-22 L Hafiidh Wijaya Pradana
23 K-23 P Hanik Nintias Pambudi
24 K-24 L Iqbal Muhammad Yudha
25 K-25 P Melania Erika Saputri
26 K-26 P Mia Erikaningsih
27 K-27 L Muhamad Rudi
28 K-28 L Muhamat Fa'hul Hidayat
29 K-29 L Muhammad Iqbal Ghulam I.
30 K-30 P Novinda Sukma Dwiyantika
31 K-31 P Shafa Rizki Auraly
32 K-32 P Wahyu Kurnia Ningsih
98
Lampiran 4
DATA AWAL (NILAI UAS 1 KELAS VIII H dan VIII G)
NO. KELAS
VIII H VIII G
1 E-01 78 K-01 76
2 E-02 85 K-02 82
3 E-03 78 K-03 78
4 E-04 70 K-04 66
5 E-05 82 K-05 78
6 E-06 78 K-06 90
7 E-07 90 K-07 80
8 E-08 66 K-08 85
9 E-09 90 K-09 78
10 E-10 87 K-10 70
11 E-11 69 K-11 77
12 E-12 64 K-12 87
13 E-13 64 K-13 87
14 E-14 89 K-14 90
15 E-15 73 K-15 90
16 E-16 89 K-16 85
17 E-17 90 K-17 87
18 E-18 80 K-18 70
19 E-19 81 K-19 85
20 E-20 71 K-20 86
21 E-21 73 K-21 71
22 E-22 83 K-22 68
23 E-23 89 K-23 81
24 E-24 72 K-24 67
25 E-25 87 K-25 80
26 E-26 90 K-26 87
27 E-27 85 K-27 67
28 E-28 86 K-28 68
29 E-29 85 K-29 68
30 E-30 79 K-30 85
31 E-31 63 K-31 78
32 E-32 68 K-32 82
Jumlah 2534 2529
Rata-rata 79.19 79.03
99
Lampiran 5
UJI NORMALITAS DATA AWAL
1. Hipotesis
H0 : data berasal dari populasi yang berdistribusi normal
H1 : data berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal
2. Taraf signifikan (α) yang digunakan adalah sebesar 5%.
3. Kriteria Pengujian
Terima H0 apabila 2 hitung < 2 tabel dan tolak H0 apabila 2 hitung > 2 tabel
4. Statistik Perhitungan. Rumus yang digunakan adalah
i
ii
E
EO2
2
Keterangan
Nilai Max 90
Nilai Min 63
Rentang 27
Banyak Kelas 7
Panjang Kelas 4
Rata-rata 79.11
n 64
s 8.32
Kelas
Interval
Batas
kelas (
x )
Z Peluang
Z
Luas
Kelas Z
63 - 66 5 62.50 -16.61 275.892 -2.00 0.4772 0.0415 2.656 5.494 2.069
67 - 70 10 66.50 -12.61 159.012 -1.52 0.4357 0.0872 5.5808 19.529 3.499
71 - 74 5 70.50 -8.61 74.132 -1.03 0.3485 0.1397 8.9408 15.530 1.737
75 - 78 9 74.50 -4.61 21.252 -0.55 0.2088 0.1809 11.5776 6.644 0.574
79 - 82 9 78.50 -0.61 0.372 -0.07 0.0279 0.1312 8.3968 0.364 0.043
83 - 86 10 82.50 3.39 11.492 0.41 0.1591 0.1542 9.8688 0.017 0.002
87 - 90 16 86.50 7.39 54.612 0.89 0.3133
Σ 64 521.5 1.971 0.735 47.021 47.579 7.924
Dengan α = 5% dan dk (7-3) = 4, diperoleh2 tabel = 9,488 dan
2 hitung = 7,924
Jadi,2 hitung <
2 tabel
Jelas H0 diterima, ini berarti sampel berasal dari populasi berdistribusi normal.
xx 2ii EO
i
2ii
E
EO
iE 2xx iO
100
Lampiran 6
UJI HOMOGENITAS DATA AWAL
1. Hipotesis
H0: 2
2
2
1 (kedua kelompok sampel mempunyai varians sama)
H1: 2
2
2
1 (kedua kelompok sampel mempunyai varians berbeda)
2. Taraf signifikan (α) yang digunakan adalah sebesar 5%.
3. Kriteria Pengujian
Terima H0 apabila Fhitung < Ftabel, Ftabel = 1-n1,-n
2
121
F
4. Statistik Perhitungan
Rumus yang digunakan adalah kecilvarian ter
besarvarian terFhitung
Sampel Si Si2 Fhitung
Eksperimen (VIII H) 11,768 138,480 1,35
Kontrol (VIII G) 10,127 102,547
35,1547,102
138,480
kecilvarian ter
besarvarian terFhitung
Diperoleh: Fhitung = 1,287386
Dengan α = 5%, dk pembilang = 32 - 1 = 31, dan dk penyebut = 32 - 1 = 31,
diperoleh Ftabel = 1,85
Jadi, Fhitung < Ftabel.
Jelas bahwa H0 diterima, ini berarti kedua kelompok memiliki varians sama atau
homogen.
101
KISI-KISI PENULISAN SOAL UJI COBA
Sekolah : SMP Negeri 2 Boja
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : VIII / Genap
Tahun ajaran : 2013/2014
Jumlah soal : 10 butir
Waktu : 70 menit
Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Indikator Bentuk
soal
Nomor
soal
4.4. Menentukan unsur,
bagian lingkaran serta
ukurannya.
Menggunakan rumus pythagoras untuk
memecahkan masalah yang berhubungan
dengan garis singgung lingkaran.
Memecahkan masalah yang berhubungan
dengan garis singgung lingkaran. Uraian 1, 2, 3,
4
Menggunakan rumus panjang garis singgung
persekutuan dua lingkaran untuk
memecahkan masalah yang berhubungan
dengan panjang garis singgung persekutuan
dua lingkaran
Memecahkan masalah yang berhubungan
dengan garis singgung persekutuan dalam
dua lingkaran.
Uraian 5, 6, 7
Memecahkan masalah yang berhubungan
dengan garis singgung persekutuan luar dua
lingkaran.
Uraian 8, 9, 10
Lam
piran
7
10
1
102
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Matematika
Ariyah, S.Pd
NIP. 19780908 200801 2 011
Boja,
Peneliti,
Siti Kurniati
NIM. 4101410057
102
103
Lampiran 8
SOAL UJI COBA
Sekolah : SMP Negeri 2 Boja
Mata Pelajaran : Matematika
Materi : Lingkaran
Kelas / Semester : VIII / 2
Alokasi Waktu : 70 menit
Petunjuk :
1. Sebelum mengejakan soal, tulislah terlebih dahulu nama, nomor absen,
dan kelas pada lembar jawab yang telah disediakan.
2. Periksa dan bacalah soal-soal dengan teliti sebelum Anda menjawab.
3. Bentuk soal uraian sebanyak 10 nomor.
4. Dahulukan soal-soal yang Anda anggap mudah.
5. Kerjakan pada lembar jawaban yang telah tersedia dengan cara
menuliskan jawaban secara runtut dan jelas.
6. Tidak diperkenankan menggunakan kalkulator dan alat bantu hitung
lainnya.
1. Perhatikan gambar di samping! Garis AB dan AC
adalah garis singgung lingkaran dengan pusat di O.
Jika OC = 11 cm dan OB = 61 cm, maka hitunglah
luas segiempat OABC!
2.
3.
Pada gambar di samping, diketahui lingkaran
berpusat di titik O dan garis PQ menyinggung
lingkaran di titik T. Jika panjang OP = 15 cm,
OT = 12 cm, dan OQ = 20 cm, maka tentukan
panjang PQ!
Perhatikan gambar di samping! Pada gambar
tersebut AB adalah diameter dan BC adalah
garis singgung lingkaran. Jika luas daerah yang
diarsir 308 cm2 dan panjang BC = 96 cm,
hitunglah panjang AC!
104
4. Perhatikan gambar di samping! Jika panjang OR = 12 cm
dan luas OPQR = 192 cm2, maka hitunglah panjang QR,
OQ, dan PR!
5. Panjang garis singgung persekutuan dalam dua buah lingkaran yang berpusat
di titik A dan B adalah 36 cm. Jika AB = 39 cm dan panjang jari-jari
lingkaran A adalah 7 lebihnya dari panjang jari-jari lingkaran B, hitunglah
panjang jari-jari lingkaran B!
6. Jarak 2 pusat lingkaran adalah 34 cm, dan jari-jari lingkaran A sama dengan
jari-jari lingkaran B. Bila panjang garis singgung persekutuan dalamnya
16 cm, hitunglah panjang jari-jari lingkaran A!
7. Jarak 2 pusat lingkaran yaitu KL = 25 cm. Panjang MN yang merupakan garis
singgung persekutuan dalamnya adalah 20 cm. Jika RK dan RL merupakan
jari-jari lingkaran K dan L dimana RK : RL = 3 : 2, hitunglah panjang RK dan
RL!
8.
9. Garis PQ adalah garis singgung persekutuan luar dua lingkaran yang berpusat
di titik A dan B. Panjang PQ = 21 cm dan jarak titik A dan B adalah 29 cm.
Jika perbandingan jari-jari lingkaran A (RA) dan jari-jari lingkaran B (RB)
adalah 7 : 2, maka hitunglah RA dan RB!
10. Setyo mempunyai sebuah sepeda.
Suatu hari saat Setyo ingin
menggunakan sepedanya, dia
mengetahui bahwa rantai sepedanya
putus. Setyo ingin mengganti rantai
sepedanya dengan yang baru. Jika
Perhatikan gambar di samping! Pada gambar
di samping diketahui PQ adalah garis
singgung persekutuan luar dua lingkaran
dengan pusat di A dan B. Jika panjang
PQ = 15 cm, AB = 17 cm dan RA + RB = 11
cm, hitunglah panjang RA dan RB!
105
dimodelkan seperti gambar di samping dan diketahui AB = 25 cm, RA = 14
cm dan RB = 7 cm serta CAB = 72o, maka tentukanlah panjang rantai
sepeda Setyo! (
).
~ SELAMAT MENGERJAKAN ~
106
Lampiran 9
KUNCI JAWABAN DAN PEDOMAN PENSKORAN
SOAL TES UJI COBA
KUNCI JAWABAN DAN PEDOMAN PENSKORAN
No Kunci Jawaban Skor
1. Perhatikan gambar di samping! Garis AB dan
AC adalah garis singgung lingkaran dengan
pusat di O. Jika OC = 11 cm dan OB = 61 cm,
maka hitunglah luas segiempat OABC!
Selesaian:
Diketahui : OC = 11 cm dan OB = 61 cm
Ditanya : Luas segiempat OABC
Tentukan panjang BC terlebih dahulu dengan menggunakan rumus
Pythagoras.
√
√
√
√
Menentukan luas BCO. Lihat BCO! Diketahui OC = 11 cm dan
BC = 60 cm. Maka luas BCO sebagai berikut.
Luas BCO =
Menentukan luas segiempat OABC.
Luas segiempat OABC = 2 x Luas BCO
= 2 x
1
3
3
2
107
= 660
Jadi, luas segiempat OABC = 660 .
1
2. Pada gambar di samping, diketahui
lingkaran berpusat di titik O dan garis PQ
menyinggung lingkaran di titik T. Jika
panjang OP = 15 cm, OT = 12 cm, dan
OQ = 20 cm, maka tentukan panjang PQ!
Selesaian:
Diketahui : OP = 15 cm, OT = 12 cm dan OQ = 20 cm
Ditanya : panjang PQ
Tentukan panjang PT terlebih dahulu dengan menggunakan rumus
Pythagoras.
√
√
√
√
cm
Kemudian, tentukan panjang QT dengan menggunakan rumus
Pythagoras.
√
√
√
√
cm
Setelah PT dan QT diketahui, maka kita dapat menghitung panjang PQ.
PQ = PT + QT
= 9 + 16 = 25 cm
Jadi, panjang PQ adalah 25 cm.
1
3
3
2
1
108
3. Perhatikan gambar di samping! Pada gambar
tersebut AB adalah diameter dan BC adalah
garis singgung lingkaran. Jika luas daerah
yang diarsir 308 cm2 dan panjang
BC = 96 cm, hitunglah panjang AC!
Selesaian:
Diketahui : luas daerah yang diarsir 308 cm2 dan panjang BC = 96 cm.
Ditanya : panjang AC.
Tentukan panjang jari-jari lingkaran terlebih dahulu dengan
menggunakan rumus luas lingkaran. Karena daerah yang diarsir hanya
setengah dari luas lingkaran, maka rumus luasnya dikalikan dengan
setengah.
Luas daerah arsir
√ cm
Panjang AB = 2 x r = 2 x 14 = 28 cm.
Untuk mencari panjang AC digunakan rumus Pythagoras.
√
√
√
√
cm.
Jadi, panjang AC adalah 100 cm
1
3
2
3
1
4. Perhatikan gambar di samping! Jika panjang
OR = 12 cm dan luas OPQR = 192 cm2, maka hitunglah
panjang QR, OQ, dan PR!
Selesaian:
Diketahui : OR = 12 cm dan luas OPQR = 192 cm2
1
109
Ditanya : panjang QR, OQ, dan PR
Untuk mencari panjang QR kita dapat menggunakan
luas OPQR yang didapat dari luas OQR + luas OQP.
Karena luas OQR = luas OQP, maka:
luas OQR + luas OQP = 2 x luas OQR
Luas OPQR
cm
Untuk mencari panjang OQ dapat menggunakan rumus Pythagoras.
√
√
√
√
cm
Untuk mencari panjang PR dapat digunakan rumus luas layang-layang
OPQR.
Luas OPQR =
cm
Jadi, panjang QR=16 cm, OQ=20 cm, PR=19,2 cm.
3
2
3
1
5. Panjang garis singgung persekutuan dalam dua buah lingkaran yang
berpusat di titik A dan B adalah 36 cm. Jika AB = 39 cm dan panjang
jari-jari lingkaran A adalah 7 lebihnya dari panjang jari-jari lingkaran B,
hitunglah panjang jari-jari lingkaran B!
110
Selesaian:
Diketahui : panjang garis singgung = 36 cm, AB = 39 cm, RB
Ditanya : RB
Untuk menemukan panjang jari-jari
lingkaran B, sebelumnya harus dicari
jumlah panjang jari-jari lingkaran A
dan B dengan menggunakan rumus
garis singgung persekutuan dalam.
Misal RA = jari-jari lingkaran A
RB = jari-jari lingkaran B
√
√
√
√
dengan
cm
Dapat dihitung,
cm.
Jadi, panjang cm
1
3
3
2
1
6. Jarak 2 pusat lingkaran yaitu titik A dan titik B adalah 34 cm, dan jari-
jari lingkaran A sama dengan
jari-jari lingkaran B. Bila panjang
garis singgung persekutuan dalamnya 16 cm, hitunglah panjang jari-jari
lingkaran A!
111
Selesaian:
Diketahui : AB=34 cm,
, panjang garis singgung=16 cm
Ditanya : RA
Untuk menemukan panjang jari-jari
lingkaran A, sebelumnya harus dicari
jumlah panjang jari-jari lingkaran A dan
B dengan menggunakan rumus garis
singgung persekutuan dalam.
Misal RA = jari-jari lingkaran A
.
RB = jari-jari lingkaran B
√
√
√
√
dengan
(
)
cm
Dapat dihitung,
cm.
Jadi, panjang cm
1
1
3
3
2
1
7. Jarak 2 pusat lingkaran yaitu KL = 25 cm. Panjang MN yang merupakan
garis singgung persekutuan dalamnya adalah 20 cm. Jika RK dan RL
merupakan jari-jari lingkaran K dan L dimana RK : RL = 3 : 2, hitunglah
panjang RK dan RL!
112
Selesaian:
Diketahui : KL = 25 cm, MN=20 cm, RK : RL = 3 : 2
Ditanya : RK dan RL
Untuk menemukan panjang jari-jari
lingkaran K dan lingkaran L, sebelumnya
harus dicari jumlah panjang jari-jari
lingkaran K dan L dengan menggunakan
rumus garis singgung persekutuan dalam.
RK : RL = 3 : 2
√
√
√
√
cm
Setelah diketahui, maka kita dapat mencari panjang RK dan
RL yaitu sebagai berikut.
cm
cm
Jadi, panjang cm dan cm.
1
3
3
1
1
1
8. Perhatikan gambar di samping! Pada
gambar di samping diketahui PQ adalah
garis singgung persekutuan luar dua
lingkaran dengan pusat di A dan B. Jika
panjang PQ = 15 cm, AB = 17 cm dan RA + RB = 11 cm, hitunglah
panjang RA dan RB yang merupakan jari-jari lingkaran A dan B!
113
Selesaian:
Diketahui : PQ = 15 cm, AB = 17 cm, RA + RB = 11 cm
Ditanya : RA dan RB
RA + RB = 11 cm
Untuk mencari RA dan RB dapat menggunakan rumus garis singgung
persekutuan luar dua lingkaran.
√
√
√
dengan
Maka
Jadi, cm dan cm
1
4
3
1
1
114
9. Garis PQ adalah garis singgung persekutuan luar dua lingkaran yang
berpusat di titik A dan B. Panjang PQ = 21 cm dan jarak titik A dan B
adalah 29 cm. Jika perbandingan jari-jari lingkaran A (RA) dan jari-jari
lingkaran B (RB) adalah 7 : 2, maka hitunglah RA dan RB!
Selesaian:
Diketahui : PQ = 21 cm, AB=29 cm, RA : RB = 7 : 2
Ditanya : RA dan RB
Untuk menemukan panjang jari-jari
lingkaran A dan lingkaran B dapat
menggunakan rumus garis singgung
persekutuan luar.
RA : RB = 7 : 2
Rumus garis singgung persekutuan luar lingkaran.
√
√
√
dengan
cm.
Untuk cm, maka
cm
1
2
4
2
115
Jadi, panjang cm dan cm 1
10. Setyo mempunyai sebuah sepeda.
Suatu hari saat Setyo ingin
menggunakan sepedanya, dia
mengetahui bahwa rantai sepedanya
putus. Setyo ingin mengganti rantai
sepedanya dengan yang baru. Jika dimodelkan seperti gambar di
samping dan diketahui AB = 25 cm, RA = 14 cm dan RB = 7 cm serta
CAB = 72o, maka tentukanlah panjang rantai sepeda Setyo! (
).
Selesaian:
Diketahui : AB = 25 cm, RA = 14 cm dan RB = 7 cm serta CAB = 72o
(
)
Ditanya : panjang rantai sepeda Setyo
Untuk mencari panjang rantai total, maka harus mencari panjang garis
singgung CD dan EF, panjang busur CE yang besar, dan panjang busur
DF yang kecil. Garis singgung CD = EF.
Pertama, mencari panjang garis singgung CD.
√
√
√
√
√
cm
Panjang garis singgung CD = EF = 24 cm
Kedua, mencari panjang busur CE yang besar.
CAE besar =
=
1
3
3
116
Panjang busur CE yang besar
cm
Ketiga, mencari panjang busur DF yang kecil.
CAE besar
Panjang busur DF yang kecil
cm
Jadi, panjang rantai total
cm
1
1
1
Jumlah Skor 100
117
Lampiran 10
DAFTAR NILAI TES UJI COBA
(KELAS VIII F)
No Kode No. Soal
Y Y² 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 UC-4 10 10 5 10 10 5 10 7 7 5 79 6241
2 UC-5 10 10 5 10 10 5 10 5 7 4 76 5776
3 UC-6 10 9 4 9 10 4 10 5 7 4 72 5184
4 UC-8 10 10 4 10 10 5 9 10 5 5 78 6084
5 UC-9 9 10 5 10 10 5 10 7 7 5 78 6084
6 UC-16 10 9 5 10 10 5 10 7 7 4 77 5929
7 UC-17 10 10 4 10 10 5 10 5 7 5 76 5776
8 UC-19 9 10 5 7 10 5 10 10 7 4 77 5929
9 UC-20 9 10 5 10 10 5 10 5 7 5 76 5776
10 UC-21 10 10 5 10 10 5 10 7 5 5 77 5929
11 UC-22 7 10 5 7 10 5 10 7 7 5 73 5329
12 UC-24 9 9 5 9 10 5 10 5 7 5 74 5476
13 UC-25 10 10 5 10 10 5 10 7 7 5 79 6241
14 UC-26 9 9 4 10 10 5 9 7 7 5 75 5625
15 UC-27 10 9 5 10 10 5 10 7 5 5 76 5776
16 UC-1 9 10 5 10 7 5 7 5 7 5 70 4900
17 UC-2 7 10 0 10 5 4 10 4 7 0 57 4900
18 UC-3 7 9 4 10 10 5 5 5 7 5 67 3249
19 UC-7 7 7 5 10 10 5 10 5 7 4 70 4489
20 UC-10 7 10 5 7 10 5 10 5 7 0 66 4900
21 UC-11 9 7 5 9 10 5 10 5 5 5 70 4356
22 UC-12 7 10 4 7 10 5 10 7 7 4 71 4900
23 UC-13 10 5 4 10 10 5 10 5 3 2 64 5041
24 UC-14 10 9 5 9 7 5 5 7 7 4 68 4096
25 UC-15 9 2 0 9 10 5 0 7 7 0 49 2401
26 UC-18 7 10 0 10 10 5 9 10 10 0 71 5041
27 UC-23 7 10 5 7 7 5 10 7 7 5 70 4900
28 UC-28 10 2 4 10 10 5 9 2 2 5 59 3481
29 UC-29 7 10 4 10 10 5 10 5 5 5 71 5041
30 UC-30 7 2 0 7 5 5 9 5 5 0 45 2025
JUMLAH 262 258 121 277 281 148 275 179 187 115 2111 150875
118
Lampiran 11
PERHITUNGAN VALIDITAS BUTIR SOAL UJI COBA
Analisis Validitas Butir Soal Nomor 1
Rumus:
2222 YYNXXN
YXXYNrxy
Kriteria:
Butir soal valid jika rxy > rtabel dengan taraf kesalahan 5% dan N = 30
NO KODE X Y X2 Y
2 XY
1 UC-4 10 79 100 6241 790
2 UC-5 10 76 100 5776 760
3 UC-6 10 72 100 5184 720
4 UC-8 10 78 100 6084 780
5 UC-9 9 78 81 6084 702
6 UC-16 10 77 100 5929 770
7 UC-17 10 76 100 5776 760
8 UC-19 9 77 81 5929 693
9 UC-20 9 76 81 5776 684
10 UC-21 10 77 100 5929 770
11 UC-22 7 73 49 5329 511
12 UC-24 9 74 81 5476 666
13 UC-25 10 79 100 6241 790
14 UC-26 9 75 81 5625 675
15 UC-27 10 76 100 5776 760
NO. KODE X Y X² Y² XY
16 UC-1 9 70 81 4900 630
17 UC-2 7 57 49 4900 399
18 UC-3 7 67 49 3249 469
19 UC-7 7 70 49 4489 490
20 UC-10 7 66 49 4900 462
21 UC-11 9 70 81 4356 630
22 UC-12 7 71 49 4900 497
23 UC-13 10 64 100 5041 640
24 UC-14 10 68 100 4096 680
25 UC-15 9 49 81 2401 441
26 UC-18 7 71 49 5041 497
27 UC-23 7 70 49 4900 490
119
28 UC-28 10 59 100 3481 590
29 UC-29 7 71 49 5041 497
30 UC-30 7 45 49 2025 315
JUMLAH 262 2111 2338 150875 19081
2222 YYNXXN
YXXYNrxy
358,0
)2111()150875(30)262()2338(30
)2111)(262()19081(30
22
xyr
Taraf nyata α = 5 % dan N = 30, diperoleh nilai rtabel = 0,349
Diperoleh bahwa rxy > rtabel maka soal nomor 1 valid.
Langkah-langkah perhitungan validitas soal yang lain sama dengan soal nomor 1.
120
Lampiran 12
PERHITUNGAN DAYA PEMBEDA BUTIR SOAL UJI COBA
Analisis Daya Pembeda Butir Soal Nomor 1
No Kode No. Soal
Y Y² 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 UC-4 10 10 5 10 10 5 10 7 7 5 79 6241
2 UC-5 10 10 5 10 10 5 10 5 7 4 76 5776
3 UC-6 10 9 4 9 10 4 10 5 7 4 72 5184
4 UC-8 10 10 4 10 10 5 9 10 5 5 78 6084
5 UC-9 9 10 5 10 10 5 10 7 7 5 78 6084
6 UC-16 10 9 5 10 10 5 10 7 7 4 77 5929
7 UC-17 10 10 4 10 10 5 10 5 7 5 76 5776
8 UC-19 9 10 5 7 10 5 10 10 7 4 77 5929
9 UC-20 9 10 5 10 10 5 10 5 7 5 76 5776
10 UC-21 10 10 5 10 10 5 10 7 5 5 77 5929
11 UC-22 7 10 5 7 10 5 10 7 7 5 73 5329
12 UC-24 9 9 5 9 10 5 10 5 7 5 74 5476
13 UC-25 10 10 5 10 10 5 10 7 7 5 79 6241
14 UC-26 9 9 4 10 10 5 9 7 7 5 75 5625
15 UC-27 10 9 5 10 10 5 10 7 5 5 76 5776
16 UC-1 9 10 5 10 7 5 7 5 7 5 70 4900
17 UC-2 7 10 0 10 5 4 10 4 7 0 57 4900
18 UC-3 7 9 4 10 10 5 5 5 7 5 67 3249
19 UC-7 7 7 5 10 10 5 10 5 7 4 70 4489
20 UC-10 7 10 5 7 10 5 10 5 7 0 66 4900
21 UC-11 9 7 5 9 10 5 10 5 5 5 70 4356
22 UC-12 7 10 4 7 10 5 10 7 7 4 71 4900
23 UC-13 10 5 4 10 10 5 10 5 3 2 64 5041
24 UC-14 10 9 5 9 7 5 5 7 7 4 68 4096
25 UC-15 9 2 0 9 10 5 0 7 7 0 49 2401
26 UC-18 7 10 0 10 10 5 9 10 10 0 71 5041
27 UC-23 7 10 5 7 7 5 10 7 7 5 70 4900
28 UC-28 10 2 4 10 10 5 9 2 2 5 59 3481
29 UC-29 7 10 4 10 10 5 10 5 5 5 71 5041
30 UC-30 7 2 0 7 5 5 9 5 5 0 45 2025
JUMLAH 262 258 121 277 281 148 275 179 187 115 2111 150875
121
Rumus:
soal maksimumskor
bawahkelompok rata-rataataskelompok rata-ratad
Klasifikasi:
0,00 – 0,20 : jelek
0,21 – 0,40 : cukup
0,41 – 0,70 : baik
0,71 – 1,00 : baik sekali
Perhitungan:
Butir Soal No.1
Rata-rata kelompok atas = 9,467
Rata-rata kelompok bawah = 8
Skor maksimum soal = 10
soal maksimumskor
bawahkelompok rata-rataataskelompok rata-ratad
1467,010
89,467
Butir soal nomor 1 daya pembedanya 0,1467, ini berarti butir soal nomor 1 masuk
klasifikasi jelek
.
Langkah-langkah perhitungan daya pembeda butir soal yang lain sama dengan
butir soal nomor 1.
122
Lampiran 13
PERHITUNGAN TINGKAT KESUKARAN BUTIR SOAL UJI COBA
Analisis Tingkat Kesukaran Butir Soal Nomor 1
No Kode No. Soal
Y Y² 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 UC-4 10 10 5 10 10 5 10 7 7 5 79 6241
2 UC-5 10 10 5 10 10 5 10 5 7 4 76 5776
3 UC-6 10 9 4 9 10 4 10 5 7 4 72 5184
4 UC-8 10 10 4 10 10 5 9 10 5 5 78 6084
5 UC-9 9 10 5 10 10 5 10 7 7 5 78 6084
6 UC-16 10 9 5 10 10 5 10 7 7 4 77 5929
7 UC-17 10 10 4 10 10 5 10 5 7 5 76 5776
8 UC-19 9 10 5 7 10 5 10 10 7 4 77 5929
9 UC-20 9 10 5 10 10 5 10 5 7 5 76 5776
10 UC-21 10 10 5 10 10 5 10 7 5 5 77 5929
11 UC-22 7 10 5 7 10 5 10 7 7 5 73 5329
12 UC-24 9 9 5 9 10 5 10 5 7 5 74 5476
13 UC-25 10 10 5 10 10 5 10 7 7 5 79 6241
14 UC-26 9 9 4 10 10 5 9 7 7 5 75 5625
15 UC-27 10 9 5 10 10 5 10 7 5 5 76 5776
16 UC-1 9 10 5 10 7 5 7 5 7 5 70 4900
17 UC-2 7 10 0 10 5 4 10 4 7 0 57 4900
18 UC-3 7 9 4 10 10 5 5 5 7 5 67 3249
19 UC-7 7 7 5 10 10 5 10 5 7 4 70 4489
20 UC-10 7 10 5 7 10 5 10 5 7 0 66 4900
21 UC-11 9 7 5 9 10 5 10 5 5 5 70 4356
22 UC-12 7 10 4 7 10 5 10 7 7 4 71 4900
23 UC-13 10 5 4 10 10 5 10 5 3 2 64 5041
24 UC-14 10 9 5 9 7 5 5 7 7 4 68 4096
25 UC-15 9 2 0 9 10 5 0 7 7 0 49 2401
26 UC-18 7 10 0 10 10 5 9 10 10 0 71 5041
27 UC-23 7 10 5 7 7 5 10 7 7 5 70 4900
28 UC-28 10 2 4 10 10 5 9 2 2 5 59 3481
29 UC-29 7 10 4 10 10 5 10 5 5 5 71 5041
30 UC-30 7 2 0 7 5 5 9 5 5 0 45 2025
JUMLAH 262 258 121 277 281 148 275 179 187 115 2111 150875
123
Rumus:
soalsuatu maksimumSkor
rata-ratap
tesmengikuti yangdidik pesertajumlah
tertentusoalbutir padadidik pesertaskor jumlah rata-rata
Klasifikasi:
0,00 – 0,30 : soal sukar
0,31 – 0,70 : soal sedang
0,71 – 1,00 : soal mudah
Perhitungan:
tesmengikuti yangdidik pesertajumlah
tertentusoalbutir padadidik pesertaskor jumlah rata-rata
733,830
262
soalsuatu maksimumSkor
rata-ratap
873,010
733,8
Karena tingkat kesukaran terletak pada rentang 0,31 – 0,70, maka butir soal
nomor 1 termasuk soal mudah.
Langkah-langkah perhitungan tingkat kesukaran soal yang lain sama dengan butir
soal nomor 1.
124
Lampiran 14
PERHITUNGAN RELIABILITAS BUTIR SOAL UJI COBA
Rumus:
2
2
11 11
t
i
n
nr
dengan
N
N
YY
t
2
2
2 dan
N
N
xx
i
i
i
2
2
2
Kriteria koefisien reliabilitas:
0,00 – 0,20 : rendah sekali
0,21 – 0,40 : rendah
0,41 – 0,70 : sedang
0,71 – 1,00 : sangat tinggi
Perhitungan:
Varians total
N
N
YY
t
2
2
2
699,7730
30
2111150875
2
2
t
Varians tiap butir soal
Butir ke-1
662,130
30
2622338
22
12
12
1
N
N
xx
Butir ke-2
107,630
30
2582402
22
22
22
2
N
N
xx
125
Butir ke-3
699,230
30
121569
22
32
32
3
N
N
xx
Butir ke-4
379,130
30
2772599
22
42
42
4
N
N
xx
Butir ke-5
166,230
30
2812697
22
52
52
5
N
N
xx
Butir ke-6
062,030
30
148732
22
62
62
6
N
N
xx
Butir ke-7
596,430
30
2722604
22
72
72
7
N
N
xx
Butir ke-8
072,330
30
1851233
22
82
82
8
N
N
xx
Butir ke-9
212,430
30
1871292
22
92
92
9
N
N
xx
Butir ke-10
339,330
30
115541
22
102
102
10
N
N
xx
126
2
10
2
9
2
8
2
7
2
6
2
5
2
4
2
3
2
2
2
1
2 i
= 1,662 + 6,107 + 2,699 + 1,379 + 2,166 + 0,062 + 4,596 + 3,072 + 4,212
+ 3,339
= 14,074
2
2
11 11
t
i
n
nr
699,77
074,141
110
10
= 0,910
Karena koefisien reliabilitasnya 0,910 terletak pada rentang 0,71 – 1,00 maka
butir soal memiliki reliabilitas yang sangat tinggi.
127
HASIL ANALISIS TES UJI COBA
Butir Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Vali
dit
as
∑x 262 258 121 277 281 148 272 185 187 115
∑x² 2338 2402 569 2599 2697 732 2604 1233 1292 541
∑y 2604 2604 2604 2604 2604 2604 2604 2604 2604 2604
∑y2 150875 150875 150875 150875 150875 150875 150875 150875 150875 150875
∑xy 18558 18637 8812 19571 19976 10426 19407 13195 13605 8412
Rxy 0.358 0.738 0.685 0.256 0.522 0.178 0.471 0.382 0.823 0.662
Rtabel 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349
Kriteria Valid Valid Valid Tdk
Valid Valid Tdk Valid Valid Valid Valid Valid
Daya B
ed
a Rata Atas 9.467 9.667 4.733 9.467 10 4.933 9.867 6.733 6.6 4.733
Rata
Bawah 8 7.533 3.333 9 8.733 4.933 8.267 5.6 6.286 2.933
d 0.147 0.213 0.140 0.047 0.127 0.000 0.160 0.113 0.031 0.180
Kriteria jelek cukup jelek jelek jelek jelek jelek jelek jelek jelek
Tingkat
Kesukaran
P 0.873 0.860 0.403 0.923 0.937 0.493 0.907 0.617 0.623 0.383
Kriteria mudah mudah sedang mudah mudah sedang mudah sedang sedang sedang
Reliabilitas
2
i 1.662 6.107 2.699 1.379 2.166 0.062 4.596 3.072 4.212 3.339 2
i 14,074 2
t 77,699 11r 0,910
Lam
piran
15
12
7
128
Simpulan analisis uji coba instrument
Butir Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Validitas Valid Valid Valid Tdk
Valid Valid
Tdk
Valid Valid Valid Valid Valid
Daya Pembeda jelek cukup jelek jelek jelek jelek jelek jelek jelek jelek
Tingkat Kesukaran mudah mudah sedang mudah mudah sedang mudah sedang sedang sedang
Hasil Analisis dipakai dipakai dipakai dibuang dipakai dibuang dipakai dipakai dipakai dipakai
12
8
128
129
WAKTU PELAKSANAAN PENELITIAN
Pertemuan Materi Kelas VIII A (Eksperimen) Kelas VIII B (Kontrol)
Hari/Tanggal Jam Hari/Tanggal Jam
I
- Menemukan sifat sudut yang
dibentuk oleh garis singgung
dan jari-jari yang melalui titik
singgung.
- Melukis garis singgung
lingkaran.
- Menentukan panjang garis
singgung lingkaran.
- Menerapkan konsep garis
singgung lingkaran pada
layang-layang garis singgung.
Selasa, 20 Mei 2014 11.00 – 12.20 WIB Selasa, 20 Mei 2014 09.20 – 10.40 WIB
II
- Melukis garis singgung
persekutuan dalam dua
lingkaran.
Kamis, 22 Mei 2014 11.00 – 12.20 WIB Sabtu, 24 Mei 2014 09.20 – 10.40 WIB
Lam
piran
16
Lam
piran
16
1
29
129
130
- Menentukan panjang garis
singgung persekutuan dalam
dua lingkaran.
III
- Melukis garis singgung
persekutuan luar dua lingkaran.
- Menentukan panjang garis
singgung persekutuan luar dua
lingkaran
Jum‟at, 30 Mei 2014 08.20 – 09.40 WIB Sabtu, 31 Mei 2014 09.20 – 10.40 WIB
IV TES Selasa, 3 Juni 2014 11.00 – 12.20 WIB Selasa, 3 Juni 2014 09.20 – 10.40 WIB
130
131
SILABUS PEMBELAJARAN
Lembaga : SMP Negeri 2 Boja
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : VIII (delapan)
Semester : 2 (dua)
Standar Kompetensi : 4. Menentukan unsur, bagian lingkaran serta ukurannya.
Kompetensi
Dasar
Materi
Ajar
Kegiatan
Pembelajaran Indikator
Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber /
Bahan /
Alat
Teknik
Bentuk
Instrumen
Contoh
Instrumen
4.4. Menghitung
panjang
garis
singgung
persekutuan
dua
lingkaran
Lingkaran
Mengamati sifat
sudut yang dibentuk
oleh garis singgung
dan garis yang
melalui titik pusat.
Melukis dan
menentukan panjang
garis singgung
lingkaran.
Layang-layang garis
singgung
Menjelaskan
pengertian garis
singgung
lingkaran.
Menemukan sifat
sudut yang
dibentuk oleh garis
singgung dan jari-
jari yang melalui
titik singgung.
Melukis garis
singgung lingkaran
Tugas
individu.
Uraian
singkat.
Perhatikan gambar!
Berapakah besar
∠PQO?
Jelaskan!
2 x 40„
Sumber:
Buku paket
Matematika
kelas VIII
SMP
Semester 2,
lingkaran,
LKS,
LKPD, Soal
test
Alat:
Q
O P
Lam
piran
17
131
132
Menggunakan
rumus pythagoras
untuk menentukan
panjang garis
singgung lingkaran
dari satu titik di
luar lingkaran.
Menerapkan
konsep garis
singgung pada
layang-layang garis
singgung.
Memecahkan
masalah yang
berhubungan
dengan garis
singgung lingkaran
Alat tulis,
jangka,
penggaris
Melukis dan
menghitung panjang
garis singgung
persekutuan dalam
dua lingkaran
Melukis garis
singgung
persekutuan dalam
dua lingkaran
Menjelaskan garis
singgung
persekutuan dalam
dua lingkaran
Tugas
individu.
Uraian
singkat.
Perhatikan gambar
berikut.
Disebut apakah garis
AB?
2 x 40„
132
133
Menghitung
panjang garis
singgung
persekutuan dalam
dua lingkaran
Memecahkan
masalah yang
berhubungan
dengan garis
singgung
persekutuan dalam
dua lingkaran
Bagaimana cara mencari
panjang AB?
Melukis dan
menghitung panjang
garis singgung
persekutuan dalam
dua lingkaran
Melukis garis
singgung
persekutuan luar
dua lingkaran
Menjelaskan garis
singgung
persekutuan luar
dua lingkaran
Menghitung
panjang garis
singgung
persekutuan luar
dua lingkaran
Tugas
individu.
Uraian
singkat.
Perhatikan gambar
berikut.
Disebut apakah garis
AB?
Bagaimana cara mencari
panjang AB?
2 × 40„
133
134
Memecahkan
masalah yang
berhubungan
dengan garis
singgung
persekutuan luar
dua lingkaran
Menggunakan rumus
pythagoras untuk
memecahkan
masalah yang
berhubungan dengan
garis singgung
lingkaran.
Menggunakan rumus
panjang garis
singgung
persekutuan dua
lingkaran untuk
memecahkan
masalah yang
berhubungan dengan
panjang garis
singgung
persekutuan dua
lingkaran.
Memecahkan
masalah yang
berhubungan
dengan garis
singgung
lingkaran.
Memecahkan
masalah yang
berhubungan
dengan garis
singgung
persekutuan dalam
dua lingkaran
Memecahkan
masalah yang
berhubungan
dengan garis
singgung
persekutuan luar
Test
tertulis
Uraian
Pada gambar berikut, luas
layang-layang
OQPR=1200cm2,
panjang QR=48 cm, dan
panjang jari-jari
OQ=30cm.
Hitunglah:
a. Panjang OP.
b. Panjang garis
singgung PQ.
2 × 40„
134
135
dua lingkaran
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Matematika
Ariyah, S.Pd.
NIP 19780908 200801 2 011
Boja, 20 April 2014
Peneliti,
Siti Kurniati
NIM. 4101410057
135
136
Lampiran 18
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Kelas Eksperimen (CTL)
Pertemuan 1
Sekolah : SMP Negeri 2 Boja
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VIII (delapan)/2 (dua)
Materi : Lingkaran
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
A. Standar Kompetensi
4. Menentukan unsur, bagian lingkaran serta ukurannya.
B. Kompetensi Dasar
4.4. Menghitung panjang garis singgung persekutuan dua lingkaran.
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Menjelaskan pengertian garis singgung lingkaran.
2. Menemukan sifat sudut yang dibentuk oleh garis singgung dan jari-jari yang
melalui titik singgung.
3. Melukis garis singgung lingkaran.
4. Menggunakan rumus pythagoras untuk menentukan panjang garis singgung
lingkaran dari satu titik di luar lingkaran.
5. Menerapkan konsep garis singgung lingkaran pada layang-layang garis singgung.
6. Memecahkan masalah yang berhubungan dengan garis singgung lingkaran.
D. Tujuan Pembelajaran
Melalui model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dan metode Good
Question & Modelling, diskusi dan pemberian tugas, peserta didik diharapkan mampu:
1. Menjelaskan pengertian garis singgung lingkaran.
2. Menemukan sifat sudut yang dibentuk oleh garis singgung dan jari-jari yang
melalui titik singgung.
3. Melukis garis singgung lingkaran.
137
4. Menggunakan rumus pythagoras untuk menentukan panjang garis singgung
lingkaran dari satu titik di luar lingkaran.
5. Menerapkan konsep garis singgung lingkaran pada layang-layang garis singgung.
6. Memecahkan masalah yang berhubungan dengan garis singgung lingkaran.
E. Alokasi Waktu
Waktu yang digunakan: 2 x 40 menit (1 kali pertemuan)
F. Materi Ajar
1. Sifat Garis Singgung Lingkaran
Perhatikan gambar di samping. Untuk mengatahui sifat garis singgung lakukanlah kegiatan
berikut.
f. Buatlah lingkaran dengan pusat di titik M dan jari-
jari r. Tarik garis MC dan perpanjang.
g. Buat sebuah titik P pada MC yang letaknya di
dalam lingkaran dan sebuah titik Q pada
perpanjangan MC.
h. Melalui titik P dan titik Q, lukislah garis yang
tegak lurus MC yaitu garis dan . Garis memotong lingkaran di dua titik
yaitu titik A dan B. Besar MPA =
i. Pada gambar dapat dilihat bahwa dan . Jika tali busur AB kita
geser ke kanan sejajar dengan letaknya semula, maka panjang MP menjadi lebih
besar dan panjang AB menjadi lebih kecil.
j. Geser garis ke kanan, maka panjang AB menjadi lebih kecil lagi dan jarak titik
A dan titik B semakin dekat. Dalam keadaan limit dimana jarak titik A dan titik B
adalah 0 (AB = 0), dapat disimpulkan bahwa titik A dan titik B berimpit. Hal ini
juga mengakibatkan apotema yaitu garis MP sama panjangnya dengan jari-jari.
Dalam keadaan ini garis disebut sebagai garis singgung. Karena garis yang
merupakan garis singgung tegak lurus MP, maka sudut yang terbentuk antara
garis MP yang panjangnya sama dengan jari-jari dan garis singgung besarnya
.
(Baan, 1960: 7).
Sifat garis singgung lingkaran adalah memotong suatu lingkaran di satu titik dan
berpotongan tegak lurus dengan jari-jari di titik singgungnya.
138
2. Melukis Garis Singgung Lingkaran
c. Melukis Garis Singgung Melalui Suatu Titik pada Lingkaran
1) Buat lingkaran yang berpusat di titik O. Lukis jari-jari
OA dan perpanjangannya. Lukis busur lingkaran
berpusat di A dengan jari-jari sehingga
memotong garis OA dan perpanjangannya di titik B dan C.
2) Lukis busur lingkaran berpusat di titik B dan C sehingga saling berpotongan di
titik D dan E. Hubungkan titik D dan E. Garis DE adalah garis singgung
lingkaran di titik A.
d. Melukis Garis Singgung Melalui Suatu Titik di Luar
Lingkaran
3) Lukislah lingkaran titik pusat di O dan titik A di luar
lingkaran. Hubungkan titik O dan A.
4) Lukis busur lingkaran dengan pusat di titik O dan busur
lingkaran yang sama dengan pusat di titik A sehingga
kedua busur saling berpotongan di titik B dan titik C.
Hubungkan BC sehingga memotong garis OA di titik D.
5) Lukis lingkaran berpusat di titik D dan berjari-jari OD =
DA sehingga memotong lingkaran pertama di dua titik.
Namailah dengan titik E dan F.
6) Hubungkan titik A dengan titik E dan titik A dengan titik
F. Garis AE dan EF merupakan dua garis singgung
lingkaran melalui titik A di luar lingkaran.
3. Menentukan Panjang Garis Singgung Lingkaran dari
Satu Titik di Luar Lingkaran
Lihat gambar di samping. Pada gambar di samping,
lingkaran berpusat di titik O dengan jari-jari OB dan OB ⊥
garis AB. Garis AB adalah garis singgung lingkaran
melalui titik A di luar lingkaran.
139
Perhatikan segitiga siku-siku ABO. Dengan teorema Pythagoras berlaku:
√
4. Layang-Layang Garis Singgung
Perhatikan gambar di samping. Pada gambar tersebut
tampak bahwa garis PA dan PB adalah garis singgung
lingkaran yang berpusat di titik O. Dengan demikian
OAP=OBP dan AP = BP dengan garis AB merupakan
tali busur.
Perhatikan OAB.
Pada OAB, OA = OB = jari-jari, sehingga OAB adalah segitiga sama kaki.
Sekarang, perhatikan ABP.
Pada ABP, PA = PB = garis singgung, sehingga ABP adalah segitiga sama kaki.
Dengan demikian, segi empat OAPB terbentuk dari segitiga sama kaki OAB dan segitiga
sama kaki ABP dengan alas AB yang saling berimpit. Oleh karena itu, kita dapat
mengatakan bahwa segi empat OAPB merupakan layang-layang. Karena sisi layang-
layang OAPB terdiri atas jari-jari lingkaran dan garis singgung lingkaran, maka segi empat
OAPB disebut layang-layang garis singgung. Kesimpulan dari penjelasan tersebut adalah
sebagai berikut.
c. Dua garis singgung lingkaran yang melalui titik di luar lingkaran dan dua jari-jari
yang melalui titik singgung dari kedua garis singgung tersebut membentuk
bangun layang-layang.
d. Layang-layang yang terbentuk dari dua garis singgung lingkaran dan dua jari-jari
yang melalui titik singgung dari kedua garis singgung tersebut disebut layang-
layang garis singgung.
G. Strategi Pembelajaran
Metode : metode Good Question & Modelling, ceramah, diskusi dan
pemberian tugas.
Model : Contextual Teaching and Learning
140
H. Karakter yang Diharapkan
Karakter yang diharapkan antara lain: disiplin, religius, aktif, tertib, tanggung jawab, jujur,
cermat, dan berpikir kritis.
I. Kegiatan Pembelajaran
Langkah Pembelajaran Waktu PKB Komponen
CTL
Langkah
CTL
A. Kegiatan Awal (5 menit)
1. Guru datang tepat waktu.
2. Guru mengucapkan salam.
3. Guru memeriksa kehadiran siswa.
4. Guru menyiapkan fisik (meminta
siswa mengeluarkan peralatan
tulis dan buku matematika) dan
psikis peserta didik (menanyakan
kabar) untuk mengikuti proses
pembelajaran. Guru juga
menanyakan PR yang ditugaskan
pada pertemuan sebelumnya
5. Guru menjelaskan tujuan
pembelajaran dan kompetensi
dasar yang harus dikuasai siswa.
6. Guru menjelaskan pentingnya
materi pokok untuk memotivasi
peserta didik.
2 menit
3 menit
Disiplin
Religius
Disiplin
Motivasi
Langkah
pertama
Langkah
pertama
B. Kegiatan Inti (70 menit)
1. Guru membagi siswa menjadi
beberapa kelompok yang setiap
kelompoknya beranggotakan 4
orang.
2. Guru membagikan LKPD
kepada masing-masing siswa.
3. Siswa diberi apersepsi dengan
pertanyaan-pertanyaan pada
1 menit
1 menit
5 menit
Tertib
Cermat
Masyarakat
belajar dengan
pembentukan
kelompok.
Langkah
kedua
Langkah
kedua
Langkah
kedua
141
LKPD untuk mengecek
kemampuan peserta didik
mengenai materi prasyarat yaitu
rumus pythagoras.
4. Siswa diberikan penjelasan
mengenai materi dasar garis
singgung lingkaran melalui
LKPD. Siswa memahami
pengertian garis singgung
lingkaran dengan menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang ada
pada LKPD.
5. Guru membimbing siswa untuk
menemukan sifat garis singgung
melalui LKPD
6. Guru memberikan waktu pada
siswa untuk berdiskusi dengan
kelompoknya mengisi LKPD
terkait materi prasyarat dan
materi dasar yang baru saja
dijelaskan.
7. Guru mengajak siswa
menemukan beberapa benda
sehari-hari yang membentuk
pola garis singgung lingkaran.
8. Guru mengajak siswa melukis
garis singgung lingkaran dengan
panjang jari-jari dan jarak titik
dengan pusat lingkaran yang
telah diketahui. Siswa
diharuskan mempersiapkan
peralatan yang digunakan untuk
melukis.
5 menit
5 menit
2 menit
1 menit
1 menit
Cermat
Aktif
Tang-
gung
jawab
Konstruktivisme
yaitu siswa
memahami
pengertian garis
singgung
lingkaran
melalui LKPD
Menemukan
sifat garis
singgung
Refleksi dengan
menuliskan
kembali
pengetahuan
yang baru
didapat.
Langkah
kedua
Langkah
kedua
Langkah
kedua
142
9. Masing-masing siswa
ditugaskan melukis garis
singgung lingkaran pada LKPD.
10. Guru mengawasi jalannya
diskusi dan menilai keaktifan
siswa.
11. Siswa mengukur panjang garis
singgung lingkaran dari gambar
yang telah dibuat.
12. Siswa menuliskan hasil
pengukuran tersebut pada
LKPD. Guru juga menuliskan
hasil pengukuran yang
dilakukan siswa dari kelompok
yang berbeda di papan tulis.
13. Guru melakukan tanya jawab
seputar penugasan sesuai
LKPD.
14. Siswa berdiskusi seputar
percobaan dengan masing-
masing kelompok sesuai tanya
jawab yang dilakukan dengan
guru.
15. Siswa dipandu untuk
menemukan rumus panjang
garis singgung lingkaran dari
satu titik di luar lingkaran yaitu
dengan mengarahkan pada
rumus pythagoras.
16. Guru memberikan penjelaskan
tambahan mengenai layang-
layang garis singgung.
17. Guru memberikan beberapa
10
menit
2 menit
5 menit
2 menit
3 menit
4 menit
Aktif
Berpikir
kritis dan
cermat
Aktif
Tertib
Aktif
Bertanya dengan
melakukan
tanya jawab
Pemodelan ke
dalam rumus
pythagoras
Langkah
kedua
Langkah
ketiga
Langkah
ketiga
Langkah
keempat
Langkah
kelima
Langkah
keenam
143
contoh soal agar siswa lebih
memahami materi.
18. Guru meminta siswa
mengerjakan latihan soal terkait
garis singgung lingkaran yang
ada pada LKPD secara individu.
19. Setiap siswa siap untuk
mengerjakan soal yang
diberikan sesuai waktu yang
ditentukan.
20. Setelah waktu yang ditentukan
habis, siswa diminta untuk
mengumpulkan jawaban
mereka. Guru melihat jawaban
dari beberapa siswa untuk
mengetahui pemahaman yang
dicapai siswa.
21. Guru membahas soal yang baru
saja dikerjakan bersama siswa
sebagai evaluasi bagi siswa
dalam pengerjaan soal.
22. Guru meminta setiap kelompok
menyiapkan soal untuk
dikerjakan oleh kelompok lain.
23. Masing-masing kelompok
berdiskusi mengerjakan soal
yang diberikan kelompok lain.
24. Guru meminta siswa
mengumpulkan hasil diskusi.
25. Guru memberikan waktu kepada
siswa untuk bertanya bagi yang
belum paham.
26. Siswa bersama kelompoknya
5 menit
5 menit
3 menit
5 menit
2 menit
1 menit
Jujur
Tang-
gung
jawab
Disiplin
Aktif
Penilaian yang
sebenarnya
dengan
mengetahui
gambaran
perkembangan
belajar siswa
Refleksi dengan
Langkah
ketujuh
Langkah
kedelapan
Langkah
kesembi-
lan
144
menyimpulkan materi garis
singgung lingkaran dan
menuliskannya pada LKPD.
27. Guru memberikan kesempatan
pada salah satu kelompok untuk
memaparkan kesimpulannya.
28. Guru mengkonfirmasi
kesimpulan yang disampaikan
kelompok.
29. Guru meminta kelompok
melengkapi LKPD dan
mengumpulkannya.
1 menit
1 menit
Aktif
Tertib
menyimpulkan
pengetahuan
yang didapat
Langkah
kesepuluh
C. Kegiatan Penutup (5 menit)
1. Guru melakukan refleksi
terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan untuk koreksi
pembelajaran selanjutnya.
2. Guru memotivasi siswa untuk
dapat melakukan belajar
kelompok dengan teman yang
lain bagi yang belum memahami
materi.
3. Guru memberikan tugas rumah
kepada anak-anak berkaitan
dengan pembelajaran garis
singgung lingkaran.
4. Guru menyampaikan informasi
bahwa materi yang akan
dipelajari pada pertemuan
berikutnya yaitu garis singgung
persekutuan dalam dua
lingkaran dan meminta siswa
untuk mempelajarinya.
3 menit
1 menit
1 menit
145
5. Guru menutup kegiatan
pembelajaran.
6. Guru meninggalkan ruang kelas
tepat waktu.
Keterangan:
Untuk langkah CTL ditulis berdasarkan langkah-langkah pembelajaran dengan model CTL
yang telah dibuat sebagai berikut.
No
Langkah-langkah CTL Pelaksanaan
1.
Guru menyampaikan
kompetensi dasar yang
harus dicapai siswa dan
memotivasi siswa.
Guru menyampaikan SK dan KD menghitung
panjang garis singgung lingkaran dan menjelaskan
pentingnya materi pokok untuk memotivasi siswa.
2. Guru menjelaskan
prosedur dan persiapan
praktik melukis garis
singgung lingkaran.
g. Siswa dibagi menjadi kelompok yang
beranggotakan 4-5 orang.
h. Guru membagikan lembar kegiatan peserta
didik (LKPD) kepada kelompok dan guru
mengecek penguasaan materi prasyarat pada
siswa.
i. Guru menjelaskan beberapa materi dasar
mengenai garis singgung lingkaran.
j. Guru mengajak siswa menemukan beberapa
benda sehari-hari yang membentuk pola garis
singgung lingkaran.
k. Siswa diharuskan untuk mempersiapkan
peralatan yang digunakan untuk melukis.
l. Masing-masing kelompok ditugaskan melukis
garis singgung lingkaran.
3. Setiap kelompok
melakukan percobaan
c. Siswa mengukur panjang garis singgung
lingkaran yang telah diketahui jari-jarinya dan
jarak satu titik di luar lingkaran dengan pusat
lingkaran.
d. Siswa menuliskan hasil pengukuran tersebut
146
pada LKPD.
4. Guru melakukan tanya
jawab
Melakukan tanya jawab seputar penugasan.
5. Siswa mendiskusikan hasil
percobaan
Diskusi seputar percobaan dengan masing-masing
kelompok.
6. Siswa dipandu untuk
menemukan rumus
Siswa dipandu untuk menemukan rumus panjang
garis singgung lingkaran dari satu titik di luar
lingkaran.
7. Pemberian latihan soal Guru memberikan latihan-latihan soal terkait garis
singgung lingkaran.
8. Penyelesaian Setiap kelompok siap untuk mengerjakan semua
soal yang diberikan.
9. Membuat soal untuk
kelompok lain
Setiap kelompok menyiapkan soal untuk
dikerjakan oleh kelompok lain.
10. Pemaparan hasil Setiap kelompok diberi kesempatan untuk
menyampaikan hasil.
J. Penilaian Hasil Belajar
a. Tes awal : tidak ada.
b. Tes dalam proses : ada, dengan menilai keaktifan siswa, secara lisan
dengan tanya jawab, hasil diskusi mengerjakan LKPD, dan soal latihan pada
LKPD.
c. Tes hasil belajar : tidak ada.
Indikator
Penilaian
Teknik Bentuk
Instrumen Instrumen Soal
4. Memecahkan
masalah yang
berhubungan
dengan garis
singgung
lingkaran.
Tes
tertulis
Uraian
1.
Pada gambar di atas, hitunglah
panjang tali busur AB.
147
K. Kunci Jawaban dan Pedoman Penskoran
L. Alat dan Sumber Belajar
a. Sumber belajar
Nuharini, D. & Wahyuni, T. 2008. Matematika Konsep dan Aplikasinya Untuk SMP/MTs
Kelas VIII. Jakarta: Depdiknas.
Instrumen Soal Skor
1.
Pada gambar di atas, hitunglah panjang tali busur AB
- Mencari panjang OC
√
√
√
√ cm
10 cm
- Kita misalkan titik hasil perpotongan garis AB dan garis
OC adalah D. Lihat OBC. Garis BD merupakan tinggi
OBC dengan alasnya OC.
Luas OBC = Luas OBC
cm
-
cm
- Jadi panjang BD = 9,6 cm
30
50
20
Jumlah Skor 100
148
Kurniawan. 2005. “Evaluasi Mandiri Matematika SMP untuk Kelas VIII”. Jakarta:
Erlangga.
Adinawan, M. Cholik dan Sugijono. 2010. “Mathematics for Junior High School Grade
VIII”. Jakarta: Erlangga.
Rich, Barnett. 2005. Geometry Schaum’s Easy Outlines. Jakarta: Erlangga.
b. Media atau alat
1) Whiteboard
2) Spidol
3) Penghapus
4) LKS
5) Buku
6) Soal-soal Kuis
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Matematika
Ariyah, S.Pd
NIP 19780908 200801 2 011
Boja, 25 April 2014
Mahasiswa Praktikan,
Siti Kurniati
NIM. 4101410057
149
Lampiran 19
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Kelas Eksperimen (CTL)
Pertemuan 2
Sekolah : SMP Negeri 2 Boja
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VIII (delapan)/2 (dua)
Materi : Lingkaran
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
A. Standar Kompetensi
4. Menentukan unsur, bagian lingkaran serta ukurannya.
B. Kompetensi Dasar
4.4. Menghitung panjang garis singgung persekutuan dua lingkaran.
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Melukis garis singgung persekutuan dalam dua lingkaran.
2. Menjelaskan garis singgung persekutuan dalam dua lingkaran.
3. Menghitung panjang garis singgung persekutuan dalam dua lingkaran.
4. Memecahkan masalah yang berhubungan dengan garis singgung persekutuan
dalam dua lingkaran.
D. Tujuan Pembelajaran
Melalui model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dan metode Good
Question & Modelling, diskusi dan pemberian tugas, peserta didik diharapkan mampu:
1. Melukis garis singgung persekutuan dalam dua lingkaran.
2. Menjelaskan garis singgung persekutuan dalam dua lingkaran.
3. Menghitung panjang garis singgung persekutuan dalam dua lingkaran.
4. Memecahkan masalah yang berhubungan dengan garis singgung persekutuan
dalam dua lingkaran.
E. Alokasi Waktu
Waktu yang digunakan: 2 x 40 menit (1 kali pertemuan)
150
F. Materi Ajar
1. Melukis Garis Singgung Persekutuan Dalam Dua Lingkaran
Langkah-langkah melukis garis singgung persekutuan dalam dua
lingkaran sebagai berikut.
a. Lukis lingkaran L1 berpusat di titik P dengan jari-jari R
dan lingkaran L2 berpusat di titik Q dengan jari-jari r (R >
r). Selanjutnya, hubungkan titik P dan Q.
b. Lukis busur lingkaran berpusat di titik P dan busur
lingkaran yang sama dengan pusat di titik Q sehingga
saling berpotongan di titik R dan S. Hubungkan titik R
dengan titik S sehingga memotong garis PQ di titik T.
c. Lukis busur lingkaran berpusat di titik T dan berjari-jari
PT. Lukis busur lingkaran pusat di titik P, jari-jari R + r
sehingga memotong lingkaran berpusat titik T di titik U
dan V.
d. Hubungkan titik P dan U sehingga memotong lingkaran L1
di titik A. Hubungkan pula titik P dan V sehingga
memotong lingkaran L1 di titik C. Garis PV dan PU
merupakan jari lingkaran yang berpusat di titik P dengan
panjang jari-jari R + r yang telah terlukis busurnya pada
langkah (c).
e. Lukis busur lingkaran pusat di titik A, jari-jari UQ
sehingga memotong lingkaran L2 di titik B. Lukis pula
busur lingkaran pusat di titik C jari-jari VQ sehingga
memotong lingkaran L2 di titik D. Oleh karena itu,
panjang AB = UQ dan panjang CD = VQ
f. Hubungkan titik A dengan titik B dan titik C dengan titik D.
Selanjutnya, perhatikan PVQ. Sudut PVQ merupakan
sudut keliling yang menghadap busur PQ pada lingkaran
yang berpusat di titik T dan PTQ merupakan sudut pusat
lingkaran yang menghadap busur PQ dan besarnya 180o.
Oleh karena itu, besar
. Sementara itu, panjang
dan CD = VQ, maka CVQD merupakan persegi panjang. Hal tersebut
151
mengakibatkan besar . Adapun dengan langkah
pembuktian yang sama, akan di dapat . Selanjutnya garis
AB dan CD yang terbentuk disebut garis singgung persekutuan dalam lingkaran
L1 dan L2.
2. Panjang Garis Singgung Persekutuan Dalam Dua Lingkaran
Perhatikan gambar di samping.
√
√
Jadi rumus panjang garis singgung
persekutuan dalam dua lingkaran (d) dengan jarak kedua titik pusat p, jari-jari lingkaran
besar R, dan jari-jari lingkaran kecil r adalah √ .
G. Strategi Pembelajaran
Metode : metode Good Question & Modelling, ceramah, diskusi dan
pemberian tugas.
Model : Contextual Teaching and Learning
H. Karakter yang Diharapkan
Karakter yang diharapkan antara lain: disiplin, religius, aktif, tertib, tanggung jawab, jujur,
cermat, dan berpikir kritis.
I. Kegiatan Pembelajaran
Langkah Pembelajaran Waktu PKB Komponen
CTL
Langkah
CTL
A. Kegiatan Awal (5 menit)
1. Guru datang tepat waktu.
2. Guru mengucapkan salam.
3. Guru memeriksa kehadiran
siswa.
4. Guru menyiapkan fisik
(meminta siswa mengeluarkan
peralatan tulis dan buku
matematika) dan psikis peserta
didik (menanyakan kabar) untuk
2 menit
Disiplin
Religius
Disiplin
152
mengikuti proses pembelajaran.
Guru juga menanyakan PR yang
ditugaskan pada pertemuan
sebelumnya
5. Guru menjelaskan tujuan
pembelajaran dan kompetensi
dasar yang harus dikuasai siswa.
6. Guru menjelaskan pentingnya
materi pokok untuk memotivasi
peserta didik.
3 menit
Motivasi
Langkah
pertama
Langkah
pertama
B. Kegiatan Inti (70 menit)
1. Guru membagi siswa menjadi
beberapa kelompok yang setiap
kelompoknya beranggotakan 4
orang.
2. Guru membagikan LKPD
kepada masing-masing siswa.
3. Siswa diberi apersepsi dengan
pertanyaan-pertanyaan pada
LKPD untuk mengecek
kemampuan peserta didik
mengenai materi prasyarat yaitu
garis singgung lingkaran.
4. Siswa diberikan penjelasan
mengenai materi dasar garis
singgung persekutuan dalam dua
lingkaran.
5. Guru mengajak siswa
menemukan beberapa benda
sehari-hari yang membentuk
pola garis singgung persekutuan
dalam dua lingkaran.
6. Guru mengajak siswa melukis
1 menit
1 menit
5 menit
3 menit
1 menit
1 menit
Tertib
Cermat
Cermat
Masyarakat
belajar dengan
pembentukan
kelompok.
Langkah
kedua
Langkah
kedua
Langkah
kedua
Langkah
kedua
Langkah
kedua
Langkah
153
garis singgung persekutuan
dalam dua lingkaran dengan
panjang jari-jari dan jarak titik
dengan pusat lingkaran yang
telah diketahui. Siswa
diharuskan mempersiapkan
peralatan yang digunakan untuk
melukis.
7. Masing-masing siswa
ditugaskan melukis garis
singgung persekutuan dalam dua
lingkaran pada LKPD.
8. Guru mengawasi jalannya
diskusi dan menilai keaktifan
siswa.
9. Guru mengajak siswa
menemukan besar sudut yang
dibentuk garis singgung
persekutuan dalam dua
lingkaran dengan jari-jari yang
melewati titik singgung.
10. Siswa mengukur panjang garis
singgung lingkaran dari gambar
yang telah dibuat.
11. Siswa menuliskan hasil
pengukuran tersebut pada
LKPD. Guru juga menuliskan
hasil pengukuran yang
dilakukan siswa dari kelompok
yang berbeda di papan tulis.
12. Guru melakukan tanya jawab
seputar penugasan sesuai
LKPD.
12
menit
3 menit
2 menit
7 menit
Aktif
Menemukan
garis singgung
persekutuan
dalam dua
lingkaran tegak
lurus jari-jari
yang melewati
titik singgung.
Bertanya dengan
melakukan
tanya jawab
kedua
Langkah
kedua
Langkah
ketiga
Langkah
ketiga
Langkah
keempat
154
13. Siswa berdiskusi seputar
percobaan dengan masing-
masing kelompok sesuai tanya
jawab yang dilakukan dengan
guru.
14. Siswa dipandu untuk
menemukan rumus panjang
garis singgung persekutuan
dalam dua lingkaran yaitu
dengan mengarahkan pada
rumus garis singgung lingkaran.
15. Guru memberikan beberapa
contoh soal agar siswa lebih
memahami materi.
16. Guru meminta siswa
mengerjakan latihan soal garis
singgung persekutuan dalam dua
lingkaran secara individu.
17. Setiap siswa siap untuk
mengerjakan soal yang
diberikan sesuai waktu yang
ditentukan.
18. Setelah waktu yang ditentukan
habis, siswa diminta untuk
mengumpulkan jawaban
mereka. Guru melihat jawaban
dari beberapa siswa untuk
mengetahui pemahaman yang
dicapai siswa.
19. Guru membahas soal yang baru
saja dikerjakan bersama siswa
sebagai evaluasi bagi siswa
dalam pengerjaan soal.
5 menit
5 menit
5 menit
5 menit
Berpikir
kritis dan
cermat
Aktif
Aktif
Jujur
Tang-
gung
jawab
Disiplin
Konstruktivisme
dengan mem-
bangun penge-
tahuan baru dari
tanya jawab
Pemodelan ke
dalam rumus
garis singgung
lingkaran.
Penilaian yang
sebenarnya
dengan
mengetahui
gambaran
perkembangan
belajar siswa
Langkah
kelima
Langkah
keenam
Langkah
ketujuh
Langkah
kedelapan
155
20. Guru meminta setiap kelompok
menyiapkan soal untuk
dikerjakan oleh kelompok lain.
21. Masing-masing kelompok
berdiskusi mengerjakan soal
yang diberikan kelompok lain.
22. Guru meminta siswa
mengumpulkan hasil diskusi.
23. Guru memberikan waktu kepada
siswa untuk bertanya bagi yang
belum paham.
24. Siswa bersama kelompoknya
menyimpulkan materi garis
singgung persekutuan dalam dua
lingkaran dan menuliskannya
pada LKPD.
25. Guru memberikan kesempatan
pada salah satu kelompok untuk
memaparkan kesimpulannya.
26. Guru mengkonfirmasi
kesimpulan yang disampaikan
kelompok.
27. Guru meminta kelompok
melengkapi LKPD dan
mengumpulkannya.
3 menit
5 menit
2 menit
1 menit
1 menit
2 menit
Aktif
Aktif
Tertib
Refleksi dengan
menyimpulkan
pengetahuan
yang didapat
Langkah
kesembi-
lan
Langkah
kesepuluh
C. Kegiatan Penutup (5 menit)
1. Guru melakukan refleksi
terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan untuk koreksi
pembelajaran selanjutnya.
2. Guru memotivasi siswa untuk
dapat melakukan belajar
kelompok dengan teman yang
3 menit
1 menit
156
lain bagi yang belum memahami
materi.
3. Guru memberikan tugas rumah
kepada anak-anak berkaitan
dengan pembelajaran garis
singgung persekutuan dalam dua
lingkaran.
4. Guru menyampaikan informasi
bahwa materi yang akan
dipelajari pada pertemuan
berikutnya yaitu garis singgung
persekutuan dalam dua
lingkaran dan meminta siswa
untuk mempelajarinya.
5. Guru menutup kegiatan
pembelajaran.
6. Guru meninggalkan ruang kelas
tepat waktu.
1 menit
Keterangan:
Untuk langkah CTL ditulis berdasarkan langkah-langkah pembelajaran dengan model CTL
yang telah dibuat sebagai berikut.
No
Langkah-langkah CTL Pelaksanaan
1.
Guru menyampaikan
kompetensi dasar yang
harus dicapai siswa dan
memotivasi siswa.
Guru menyampaikan SK dan KD menghitung
panjang garis singgung persekutuan dalam dua
lingkaran dan menjelaskan pentingnya materi
pokok untuk memotivasi siswa.
2. Guru menjelaskan
prosedur dan persiapan
praktik melukis garis
singgung persekutuan
dalam dua lingkaran.
m. Siswa dibagi menjadi kelompok yang
beranggotakan 4-5 orang.
n. Guru membagikan lembar kegiatan peserta
didik (LKPD) kepada kelompok dan guru
mengecek penguasaan materi prasyarat pada
siswa.
157
o. Guru menjelaskan beberapa materi dasar
mengenai garis singgung persekutuan dalam
dua lingkaran.
p. Guru mengajak siswa menemukan beberapa
benda sehari-hari yang membentuk pola garis
singgung persekutuan dalam dua lingkaran.
q. Siswa diharuskan untuk mempersiapkan
peralatan yang digunakan untuk melukis.
r. Masing-masing kelompok ditugaskan melukis
garis singgung lingkaran persekutuan dalam dua
lingkaran.
3. Setiap kelompok
melakukan percobaan
e. Siswa mengukur panjang garis singgung
persekutuan dalam dua lingkaran lingkaran
yang telah diketahui jari-jari dan jarak pusat
kedua lingkaran.
f. Siswa menuliskan hasil pengukuran tersebut
pada LKPD.
4. Guru melakukan tanya
jawab
Melakukan tanya jawab seputar penugasan
5. Siswa mendiskusikan hasil
percobaan
Diskusi seputar percobaan dengan masing-masing
kelompok
6. Siswa dipandu untuk
menemukan rumus
Siswa dipandu untuk menemukan rumus panjang
garis singgung persekutuan dalam dua lingkaran.
7. Pemberian latihan soal Guru memberikan latihan-latihan soal terkait garis
singgung persekutuan dalam dua lingkaran.
8. Penyelesaian Setiap kelompok siap untuk mengerjakan semua
soal yang diberikan
9. Membuat soal untuk
kelompok lain
Setiap kelompok menyiapkan soal untuk
dikerjakan oleh kelompok lain
10. Pemaparan hasil Setiap kelompok diberi kesempatan untuk
menyampaikan hasil
J. Penilaian Hasil Belajar
a. Tes awal : tidak ada.
158
b. Tes dalam proses : ada, dengan menilai keaktifan siswa, secara lisan dengan
tanya jawab, hasil diskusi mengerjakan LKPD, dan soal latihan.
c. Tes hasil belajar : tidak ada.
K. Kunci Jawaban dan Pedoman Penskoran
Indikator
Penilaian
Teknik Bentuk
Instrumen Instrumen Soal
4. Memecahkan
masalah yang
berhubungan
dengan garis
singgung
persekutuan
dalam dua
lingkaran.
Tes
tertulis
Uraian
1. Jarak dua pusat lingkaran
adalah 17 cm, sedangkan
panjang garis singgung
persekutuan dalamnya 15 cm.
Panjang jari-jari salah satu
lingkaran adalah 3 cm.
Tentukan panjang jari-jari
lingkaran yang lainnya!
Instrumen Soal Skor
1. Jarak dua pusat lingkaran adalah 17 cm, sedangkan panjang garis
singgung persekutuan dalamnya 15 cm. Panjang jari-jari salah
satu lingkaran adalah 3 cm. Tentukan panjang jari-jari lingkaran
yang lainnya!
Selesaian:
- Gambar garis singgung persekutuan dalam dua lingkaran.
- Rumus mencari panjang garis singgung persekutuan dalam
dua lingkaran adalah
√
√
50
159
L. Alat dan Sumber Belajar
a. Sumber belajar
Nuharini, D. & Wahyuni, T. 2008. Matematika Konsep dan Aplikasinya Untuk SMP/MTs
Kelas VIII. Jakarta: Depdiknas.
Kurniawan. 2005. “Evaluasi Mandiri Matematika SMP untuk Kelas VIII”. Jakarta:
Erlangga.
Adinawan, M. Cholik dan Sugijono. 2010. “Mathematics for Junior High School Grade
VIII”. Jakarta: Erlangga.
Rich, Barnett. 2005. Geometry Schaum’s Easy Outlines. Jakarta: Erlangga.
b. Media atau alat
1) Whiteboard
2) Spidol
3) Penghapus
4) LKS
5) Buku
6) Soal-soal Kuis
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Matematika
Ariyah, S.Pd
NIP 19780908 200801 2 011
Boja, 25 April 2014
Mahasiswa Praktikan,
Siti Kurniati
NIM. 4101410057
√
50
Jumlah Skor 100
160
Lampiran 20
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Kelas Eksperimen (CTL)
Pertemuan 3
Sekolah : SMP Negeri 2 Boja
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VIII (delapan)/2 (dua)
Materi : Lingkaran
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
A. Standar Kompetensi
4. Menentukan unsur, bagian lingkaran serta ukurannya.
B. Kompetensi Dasar
4.4. Menghitung panjang garis singgung persekutuan dua lingkaran.
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Melukis garis singgung persekutuan luar dua lingkaran.
2. Menjelaskan garis singgung persekutuan luar dua lingkaran.
3. Menghitung panjang garis singgung persekutuan luar dua lingkaran.
4. Memecahkan masalah yang berhubungan dengan garis singgung persekutuan luar
dua lingkaran.
D. Tujuan Pembelajaran
Melalui model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dan metode Good
Question & Modelling, diskusi dan pemberian tugas, peserta didik diharapkan mampu:
1. Melukis garis singgung persekutuan luar dua lingkaran.
2. Menjelaskan garis singgung persekutuan luar dua lingkaran.
3. Menghitung panjang garis singgung persekutuan luar dua lingkaran.
4. Memecahkan masalah yang berhubungan dengan garis singgung persekutuan luar
dua lingkaran.
E. Alokasi Waktu
Waktu yang digunakan: 2 x 40 menit (1 kali pertemuan)
F. Materi Ajar
161
1. Melukis Garis Singgung Persekutuan Luar Dua Lingkaran
Langkah-langkah melukis garis singgung persekutuan luar dua lingkaran sebagai berikut.
a. Lukis lingkaran L1 dengan pusat di P berjari-jari R dan
lingkaran L2 pusat di Q berjari-jari r (R > r). Hubungkan
titik P dan Q.
b. Lukis busur lingkaran dengan pusat di P dan dan busur
lingkaran yang sama dengan pusat di titik Q sehingga
saling berpotongan di titik R dan S. Hubungkan RS
sehingga memotong PQ di titik T.
c. Lukis lingkaran dengan pusat di T dan berjari-jari PT.
Lukis busur lingkaran dengan pusat di P, berjari-jari R – r
sehingga memotong lingkaran berpusat T di U dan V.
d. Hubungkan P dan U, perpanjang sehingga memotong
lingkaran L1 di titik A. Hubungkan pula P dan V,
perpanjang sehingga memotong lingkaran L1 di titik C.
e. Lukis busur lingkaran dengan pusat di A, jari-jari UQ
sehingga memotong lingkaran L2 di titik B. Lukis pula
busur lingkaran pusat di C, jari-jari VQ sehingga
memotong lingkaran L2 di titik D. Oleh karena itu,
panjang AB = UQ dan panjang CD = VQ
f. Hubungkan titik A dengan titik B dan titik C dengan titik
D. Selanjutnya, perhatikan PVQ. Sudut PVQ merupakan
sudut keliling yang menghadap busur PQ pada lingkaran
yang berpusat di titik T dan PTQ merupakan sudut pusat
lingkaran yang menghadap busur PQ dan besarnya 180o. Oleh karena itu, besar
dan besar . Sementara itu, panjang
dan , maka CVQD merupakan persegi panjang. Hal
tersebut mengakibatkan besar . Adapun dengan langkah
pembuktian yang sama, akan di dapat . Selanjutnya garis
AB dan CD yang terbentuk disebut garis singgung persekutuan luar lingkaran L1
dan L2.
162
2. Panjang Garis Singgung Persekutuan Luar Dua Lingkaran
Perhatikan gambar di samping!
√
√
Jadi rumus panjang garis singgung persekutuan luar dua lingkaran (d) dengan jarak kedua
titik pusat p, jari-jari lingkaran besar R, dan jari-jari lingkaran kecil r adalah
√
(Nuharini & Wahyuni, 2008: 170-183)
G. Strategi Pembelajaran
Metode : metode Good Question & Modelling, ceramah, diskusi dan
pemberian tugas.
Model : Contextual Teaching and Learning
H. Karakter yang Diharapkan
Karakter yang diharapkan antara lain: disiplin, religius, aktif, tertib, tanggung jawab, jujur,
cermat, dan berpikir kritis.
I. Kegiatan Pembelajaran
Langkah Pembelajaran Waktu PKB Komponen
CTL
Langkah
CTL
i. Kegiatan Awal (5 menit)
1. Guru datang tepat waktu.
2. Guru mengucapkan salam.
3. Guru memeriksa kehadiran
siswa.
4. Guru menyiapkan fisik
(meminta siswa mengeluarkan
peralatan tulis dan buku
matematika) dan psikis peserta
didik (menanyakan kabar) untuk
mengikuti proses pembelajaran.
Guru juga menanyakan PR yang
ditugaskan pada pertemuan
2 menit
Disiplin
Religius
Disiplin
163
sebelumnya
5. Guru menjelaskan tujuan
pembelajaran dan kompetensi
dasar yang harus dikuasai siswa.
6. Guru menjelaskan pentingnya
materi pokok untuk memotivasi
peserta didik.
3 menit
Motivasi
Langkah
pertama
Langkah
pertama
ii. Kegiatan Inti (70 menit)
1. Guru membagi siswa menjadi
beberapa kelompok yang setiap
kelompoknya beranggotakan 4
orang.
2. Guru membagikan LKPD
kepada masing-masing siswa.
3. Siswa diberi apersepsi dengan
pertanyaan-pertanyaan pada
LKPD untuk mengecek
kemampuan peserta didik
mengenai materi prasyarat yaitu
garis singgung lingkaran.
4. Siswa diberikan penjelasan
mengenai materi dasar garis
singgung persekutuan luar dua
lingkaran.
5. Guru mengajak siswa
menemukan beberapa benda
sehari-hari yang membentuk
pola garis singgung persekutuan
luar dua lingkaran.
6. Guru mengajak siswa melukis
garis singgung persekutuan luar
dua lingkaran dengan panjang
jari-jari dan jarak titik dengan
1 menit
1 menit
5 menit
3 menit
1 menit
1 menit
Tertib
Cermat
Cermat
Masyarakat
belajar dengan
pembentukan
kelompok.
Langkah
kedua
Langkah
kedua
Langkah
kedua
Langkah
kedua
Langkah
kedua
Langkah
kedua
164
pusat lingkaran yang telah
diketahui. Siswa diharuskan
mempersiapkan peralatan yang
digunakan untuk melukis.
7. Masing-masing siswa
ditugaskan melukis garis
singgung persekutuan luar dua
lingkaran pada LKPD.
8. Guru mengawasi jalannya
diskusi dan menilai keaktifan
siswa.
9. Guru mengajak siswa
menemukan besar sudut yang
dibentuk garis singgung
persekutuan luar dua lingkaran
dengan jari-jari yang melewati
titik singgung.
10. Siswa mengukur panjang garis
singgung lingkaran dari gambar
yang telah dibuat.
11. Siswa menuliskan hasil
pengukuran tersebut pada
LKPD. Guru juga menuliskan
hasil pengukuran yang
dilakukan siswa dari kelompok
yang berbeda di papan tulis.
12. Guru melakukan tanya jawab
seputar penugasan sesuai
LKPD.
13. Siswa berdiskusi seputar
percobaan dengan masing-
masing kelompok sesuai tanya
jawab yang dilakukan dengan
12
menit
3 menit
2 menit
7 menit
Aktif
Berpikir
kritis dan
cermat
Menemukan
garis singgung
persekutuan luar
dua lingkaran
tegak lurus jari-
jari yang
melewati titik
singgung.
Bertanya dengan
melakukan
tanya jawab
Konstruktivisme
dengan mem-
bangun penge-
tahuan baru dari
Langkah
kedua
Langkah
ketiga
Langkah
ketiga
Langkah
keempat
Langkah
kelima
165
guru.
14. Siswa dipandu untuk
menemukan rumus panjang
garis singgung persekutuan luar
dua lingkaran yaitu dengan
mengarahkan pada rumus garis
singgung lingkaran.
15. Guru memberikan beberapa
contoh soal agar siswa lebih
memahami materi.
16. Guru meminta siswa
mengerjakan latihan soal garis
singgung persekutuan luar dua
lingkaran secara individu.
17. Setiap siswa siap untuk
mengerjakan soal yang
diberikan sesuai waktu yang
ditentukan.
18. Setelah waktu yang ditentukan
habis, siswa diminta untuk
mengumpulkan jawaban
mereka. Guru melihat jawaban
dari beberapa siswa untuk
mengetahui pemahaman yang
dicapai siswa.
19. Guru membahas soal yang baru
saja dikerjakan bersama siswa
sebagai evaluasi bagi siswa
dalam pengerjaan soal.
20. Guru meminta setiap kelompok
menyiapkan soal untuk
dikerjakan oleh kelompok lain.
21. Masing-masing kelompok
5 menit
5 menit
5 menit
5 menit
3 menit
5 menit
Aktif
Aktif
Jujur
Tang-
gung
jawab
Disiplin
Aktif
tanya jawab
Pemodelan ke
dalam rumus
garis singgung
lingkaran.
Penilaian yang
sebenarnya
dengan
mengetahui
gambaran
perkembangan
belajar siswa
Langkah
keenam
Langkah
ketujuh
Langkah
kedelapan
Langkah
kesembi-
lan
166
berdiskusi mengerjakan soal
yang diberikan kelompok lain.
22. Guru meminta siswa
mengumpulkan hasil diskusi.
23. Guru memberikan waktu kepada
siswa untuk bertanya bagi yang
belum paham.
24. Siswa bersama kelompoknya
menyimpulkan materi garis
singgung persekutuan luar dua
lingkaran dan menuliskannya
pada LKPD.
25. Guru memberikan kesempatan
pada salah satu kelompok untuk
memaparkan kesimpulannya.
26. Guru mengkonfirmasi
kesimpulan yang disampaikan
kelompok.
27. Guru meminta kelompok
melengkapi LKPD dan
mengumpulkannya.
2 menit
1 menit
1 menit
2 menit
Aktif
Tertib
Refleksi dengan
menyimpulkan
pengetahuan
yang didapat
Langkah
kesepuluh
iii. Kegiatan Penutup (5 menit)
1. Guru melakukan refleksi
terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan untuk koreksi
pembelajaran selanjutnya.
2. Guru memotivasi siswa untuk
dapat melakukan belajar
kelompok dengan teman yang
lain bagi yang belum memahami
materi.
3. Guru memberikan tugas rumah
kepada anak-anak berkaitan
3 menit
1 menit
167
dengan pembelajaran garis
singgung persekutuan luar dua
lingkaran.
4. Guru menyampaikan informasi
bahwa pertemuan berikutnya
akan diadakan tes dengan materi
garis singgung serta garis
singgung persekutuan dalam dan
luar dua lingkaran.
5. Guru menutup kegiatan
pembelajaran.
6. Guru meninggalkan ruang kelas
tepat waktu.
1 menit
Keterangan:
Untuk langkah CTL ditulis berdasarkan langkah-langkah pembelajaran dengan model CTL
yang telah dibuat sebagai berikut.
No
Langkah-langkah CTL Pelaksanaan
1.
Guru menyampaikan
kompetensi dasar yang
harus dicapai siswa dan
memotivasi siswa.
Guru menyampaikan SK dan KD menghitung
panjang garis singgung persekutuan luar dua
lingkaran dan menjelaskan pentingnya materi
pokok untuk memotivasi siswa.
2. Guru menjelaskan
prosedur dan persiapan
praktik melukis garis
singgung lingkaran
persekutuan luar dua
lingkaran
s. Siswa dibagi menjadi kelompok yang
beranggotakan 4-5 orang.
t. Guru membagikan lembar kegiatan peserta
didik (LKPD) kepada kelompok dan guru
mengecek penguasaan materi prasyarat pada
siswa.
u. Guru menjelaskan beberapa materi dasar
mengenai garis singgung persekutuan luar dua
lingkaran.
v. Guru mengajak siswa menemukan beberapa
benda sehari-hari yang membentuk pola garis
168
singgung persekutuan luar dua lingkaran.
w. Siswa diharuskan untuk mempersiapkan
peralatan yang digunakan untuk melukis.
x. Masing-masing kelompok ditugaskan melukis
garis singgung persekutuan luar dua lingkaran.
3. Setiap kelompok
melakukan percobaan
g. Siswa mengukur panjang garis singgung
persekutuan luar dua lingkaran yang telah
diketahui jari-jari dan jarak pusat kedua
lingkaran.
h. Siswa menuliskan hasil pengukuran tersebut
pada LKPD.
4. Guru melakukan tanya
jawab
Melakukan tanya jawab seputar penugasan
5. Siswa mendiskusikan hasil
percobaan
Diskusi seputar percobaan dengan masing-masing
kelompok
6. Siswa dipandu untuk
menemukan rumus
Siswa dipandu untuk menemukan rumus panjang
garis singgung persekutuan luar dua lingkaran.
7. Pemberian latihan soal Guru memberikan latihan-latihan soal terkait garis
singgung persekutuan luar dua lingkaran.
8. Penyelesaian Setiap kelompok siap untuk mengerjakan semua
soal yang diberikan
9. Membuat soal untuk
kelompok lain
Setiap kelompok menyiapkan soal untuk
dikerjakan oleh kelompok lain
10. Pemaparan hasil Setiap kelompok diberi kesempatan untuk
menyampaikan hasil
J. Penilaian Hasil Belajar
a. Tes awal : tidak ada.
b. Tes dalam proses : ada, dengan menilai keaktifan siswa, secara lisan
dengan tanya jawab, hasil diskusi mengerjakan LKPD, dan soal latihan.
Indikator
Penilaian
Teknik Bentuk
Instrumen Instrumen Soal
169
a. Tes hasil belajar : tidak ada.
K. Kunci Jawaban dan Pedoman Penskoran
L. Alat dan Sumber Belajar
a. Sumber belajar
4. Memecahkan
masalah yang
berhubungan
dengan garis
singgung
persekutuan luar
dua lingkaran.
Tes
tertulis
Uraian
1. Panjang diameter dua
lingkaran masing-masing 44
cm dan 8 cm. Panjang garis
singgung persekutuan luarnya
24 cm. Hitunglah jarak kedua
pusat lingkaran tersebut!
Instrumen Soal Skor
2. Panjang diameter dua lingkaran masing-masing 44 cm dan 8 cm.
Panjang garis singgung persekutuan luarnya 24 cm. Hitunglah
jarak kedua pusat lingkaran tersebut!
Selesaian:
- Gambar garis singgung persekutuan dalam dua lingkaran.
- Rumus mencari panjang garis singgung persekutuan dalam
dua lingkaran adalah
√
√
√
50
50
Jumlah Skor 100
170
Nuharini, D. & Wahyuni, T. 2008. Matematika Konsep dan Aplikasinya Untuk SMP/MTs
Kelas VIII. Jakarta: Depdiknas.
Kurniawan. 2005. “Evaluasi Mandiri Matematika SMP untuk Kelas VIII”. Jakarta:
Erlangga.
Adinawan, M. Cholik dan Sugijono. 2010. “Mathematics for Junior High School Grade
VIII”. Jakarta: Erlangga.
Rich, Barnett. 2005. Geometry Schaum’s Easy Outlines. Jakarta: Erlangga.
b. Media atau alat
1) Whiteboard
2) Spidol
3) Penghapus
4) LKS
5) Buku
6) Soal-soal Kuis
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Matematika
Ariyah, S.Pd
NIP 19780908 200801 2 011
Boja, 25 April 2014
Mahasiswa Praktikan,
Siti Kurniati
NIM. 4101410057
171
Lampiran 21
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Kelas Kontrol (Ekspositori)
Pertemuan 1
Sekolah : SMP Negeri 2 Boja
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VIII (delapan)/2 (dua)
Materi : Lingkaran
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
A. Standar Kompetensi
4. Menentukan unsur, bagian lingkaran serta ukurannya.
B. Kompetensi Dasar
4.4. Menghitung panjang garis singgung persekutuan dua lingkaran.
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Menjelaskan pengertian garis singgung lingkaran.
2. Menemukan sifat sudut yang dibentuk oleh garis singgung dan jari-jari yang
melalui titik singgung.
3. Melukis garis singgung lingkaran.
4. Menggunakan rumus pythagoras untuk menentukan panjang garis singgung
lingkaran dari satu titik di luar lingkaran.
5. Menerapkan konsep garis singgung lingkaran pada layang-layang garis singgung.
6. Memecahkan masalah yang berhubungan dengan garis singgung lingkaran.
D. Tujuan Pembelajaran
Melalui model pembelajaran ekspositori dan metode Good Question & Modelling, diskusi
dan pemberian tugas, peserta didik diharapkan mampu:
1. Menjelaskan pengertian garis singgung lingkaran.
2. Menemukan sifat sudut yang dibentuk oleh garis singgung dan jari-jari yang
melalui titik singgung.
3. Melukis garis singgung lingkaran.
172
4. Menggunakan rumus pythagoras untuk menentukan panjang garis singgung
lingkaran dari satu titik di luar lingkaran.
5. Menerapkan konsep garis singgung lingkaran pada layang-layang garis singgung.
6. Memecahkan masalah yang berhubungan dengan garis singgung lingkaran.
E. Alokasi Waktu
Waktu yang digunakan: 2 x 40 menit (1 kali pertemuan)
F. Materi Ajar
1. Sifat Garis Singgung Lingkaran
Perhatikan gambar di samping. Untuk mengatahui sifat garis singgung lakukanlah kegiatan
berikut.
a. Buatlah lingkaran dengan pusat di titik M dan jari-
jari r. Tarik garis MC dan perpanjang.
b. Buat sebuah titik P pada MC yang letaknya di
dalam lingkaran dan sebuah titik Q pada
perpanjangan MC.
c. Melalui titik P dan titik Q, lukislah garis yang
tegak lurus MC yaitu garis dan . Garis memotong lingkaran di dua titik
yaitu titik A dan B. Besar MPA =
d. Pada gambar dapat dilihat bahwa dan . Jika tali busur AB kita
geser ke kanan sejajar dengan letaknya semula, maka panjang MP menjadi lebih
besar dan panjang AB menjadi lebih kecil.
e. Geser garis ke kanan, maka panjang AB menjadi lebih kecil lagi dan jarak titik
A dan titik B semakin dekat. Dalam keadaan limit dimana jarak titik A dan titik B
adalah 0 (AB = 0), dapat disimpulkan bahwa titik A dan titik B berimpit. Hal ini
juga mengakibatkan apotema yaitu garis MP sama panjangnya dengan jari-jari.
Dalam keadaan ini garis disebut sebagai garis singgung. Karena garis yang
merupakan garis singgung tegak lurus MP, maka sudut yang terbentuk antara
garis MP yang panjangnya sama dengan jari-jari dan garis singgung besarnya
.
(Baan, 1960: 7).
Sifat garis singgung lingkaran adalah memotong suatu lingkaran di satu titik dan
berpotongan tegak lurus dengan jari-jari di titik singgungnya.
2. Melukis Garis Singgung Lingkaran
173
a. Melukis Garis Singgung Melalui Suatu Titik pada Lingkaran
1) Buat lingkaran yang berpusat di titik O. Lukis jari-jari
OA dan perpanjangannya. Lukis busur lingkaran
berpusat di A dengan jari-jari sehingga
memotong garis OA dan perpanjangannya di titik B dan C.
2) Lukis busur lingkaran berpusat di titik B dan C sehingga saling berpotongan di
titik D dan E. Hubungkan titik D dan E. Garis DE adalah garis singgung
lingkaran di titik A.
b. Melukis Garis Singgung Melalui Suatu Titik di Luar
Lingkaran
1) Lukislah lingkaran titik pusat di O dan titik A di luar
lingkaran. Hubungkan titik O dan A.
2) Lukis busur lingkaran dengan pusat di titik O dan busur
lingkaran yang sama dengan pusat di titik A sehingga
kedua busur saling berpotongan di titik B dan titik C.
Hubungkan BC sehingga memotong garis OA di titik D.
3) Lukis lingkaran berpusat di titik D dan berjari-jari OD =
DA sehingga memotong lingkaran pertama di dua titik.
Namailah dengan titik E dan F.
4) Hubungkan titik A dengan titik E dan titik A dengan titik
F. Garis AE dan EF merupakan dua garis singgung
lingkaran melalui titik A di luar lingkaran.
3. Menentukan Panjang Garis Singgung Lingkaran dari
Satu Titik di Luar Lingkaran
Lihat gambar di samping. Pada gambar di samping,
lingkaran berpusat di titik O dengan jari-jari OB dan OB ⊥
garis AB. Garis AB adalah garis singgung lingkaran
melalui titik A di luar lingkaran.
Perhatikan segitiga siku-siku ABO. Dengan teorema Pythagoras berlaku:
174
√
4. Layang-Layang Garis Singgung
Perhatikan gambar di samping. Pada gambar tersebut
tampak bahwa garis PA dan PB adalah garis singgung
lingkaran yang berpusat di titik O. Dengan demikian
OAP=OBP dan AP = BP dengan garis AB merupakan
tali busur.
Perhatikan OAB.
Pada OAB, OA = OB = jari-jari, sehingga OAB adalah segitiga sama kaki.
Sekarang, perhatikan ABP.
Pada ABP, PA = PB = garis singgung, sehingga ABP adalah segitiga sama kaki.
Dengan demikian, segi empat OAPB terbentuk dari segitiga sama kaki OAB dan segitiga
sama kaki ABP dengan alas AB yang saling berimpit. Oleh karena itu, kita dapat
mengatakan bahwa segi empat OAPB merupakan layang-layang. Karena sisi layang-
layang OAPB terdiri atas jari-jari lingkaran dan garis singgung lingkaran, maka segi empat
OAPB disebut layang-layang garis singgung. Kesimpulan dari penjelasan tersebut adalah
sebagai berikut.
a. Dua garis singgung lingkaran yang melalui titik di luar lingkaran dan dua jari-jari
yang melalui titik singgung dari kedua garis singgung tersebut membentuk
bangun layang-layang.
b. Layang-layang yang terbentuk dari dua garis singgung lingkaran dan dua jari-jari
yang melalui titik singgung dari kedua garis singgung tersebut disebut layang-
layang garis singgung.
G. Strategi Pembelajaran
Metode : metode Good Question & Modelling, ceramah, diskusi dan
pemberian tugas.
Model : ekspositori
H. Karakter yang Diharapkan
Karakter yang diharapkan antara lain: disiplin, religius, aktif, tertib, tanggung jawab, jujur,
cermat, dan berpikir kritis.
175
I. Kegiatan Pembelajaran
Langkah Pembelajaran Waktu PKB Standar Proses
A. Kegiatan Awal (10 menit)
1. Guru datang tepat waktu.
2. Guru mengucapkan salam.
3. Guru memeriksa kehadiran siswa.
4. Guru menyiapkan fisik (meminta
siswa mengeluarkan peralatan tulis
dan buku matematika) dan psikis
peserta didik (menanyakan kabar)
untuk mengikuti proses
pembelajaran. Guru juga
menanyakan PR yang ditugaskan
pada pertemuan sebelumnya
5. Guru menjelaskan tujuan
pembelajaran dan kompetensi dasar
yang harus dikuasai peserta didik.
6. Guru menjelaskan pentingnya
materi pokok untuk memotivasi
peserta didik.
7. Siswa diberi apersepsi dengan
pertanyaan-pertanyaan untuk
mengecek kemampuan peserta
didik mengenai materi prasyarat
yaitu rumus pythagoras
1 menit
2 menit
7 menit
Disiplin
Religius
Motivasi
Tertib
Apersepsi
Guru mengajak
siswa mengingat
kembali materi
prasyarat yang
telah dipelajari
sebelumnya.
B. Kegiatan Inti (63 menit)
1. Guru menjelaskan materi yang
akan diajarkan yaitu tentang sifat-
sifat garis singgung lingkaran,
melukis garis singgung lingkaran,
dan menentukan panjang garis
25
menit
Tertib,
cermat
Eksplorasi
Guru menjelaskan
dengan model
ekspositori
(ceramah)
176
singgung lingkaran dari satu titik di
luar lingkaran.
2. Guru memberikan beberapa contoh
soal dan cara menyelesaikannya.
Siswa juga diberikan waktu untuk
bertanya.
3. Guru menjelaskan tentang layang-
layang garis singgung sebagai
penerapan konsep garis singgung
lingkaran dengan metode ceramah.
4. Guru memberikan latihan soal
kepada siswa dan siswa diminta
mengerjakan secara individu.
Siswa diminta mengumpulkan
jawabannya
5. Guru mengoreksi hasil pekerjaan
beberapa siswa dan membahas
latihan soal yang telah diberikan.
6. Guru memberikan waktu kepada
siswa untuk bertanya bagi yang
belum paham.
7. Guru memberikan konfirmasi
terhadap pertanyaan yang diajukan
siswa dan pada materi yang sulit
bagi siswa
10
menit
5 menit
10
menit
5 menit
5 menit
3 menit
Cermat,
aktif
Tertib,
cermat
Jujur,
tanggung
jawab
Berpikir
kritis
Aktif
cermat
Elaborasi
Mengerjakan
beberapa contoh
soal
Eksplorasi
Guru menjelaskna
layang-layang garis
singgung
Elaborasi
Siswa mengerjakan
soal latihan
Konfirmasi
Membahas soal
latihan
Elaborasi
Konfirmasi
C. Kegiatan Penutup (7 menit)
1. Siswa bersama-sama dengan guru
menyimpulkan materi garis
singgung lingkaran.
2. Guru melakukan refleksi terhadap
kegiatan yang sudah dilaksanakan
untuk koreksi pembelajaran
selanjutnya.
5 menit
1 menit
Aktif
Konfirmasi
Membuat
kesimpulan
177
3. Guru memotivasi siswa untuk
dapat melakukan belajar kelompok
dengan teman yang lain bagi yang
belum memahami materi.
4. Guru memberikan tugas rumah
kepada anak-anak berkaitan dengan
pembelajaran garis singgung
lingkaran.
5. Guru menyampaikan informasi
bahwa materi yang akan dipelajari
pada pertemuan berikutnya yaitu
garis singgung persekutuan dalam
dua lingkaran dan meminta siswa
untuk mempelajarinya.
6. Guru menutup kegiatan
pembelajaran.
7. Guru meninggalkan ruang kelas
tepat waktu.
1 menit
J. Penilaian Hasil Belajar
a. Tes awal : tidak ada
b. Tes dalam proses : ada, dengan menilai keaktifan siswa, secara lisan
dengan tanya jawab dan dengan pemberian soal latihan.
c. Tes hasil belajar : tidak ada
Indikator
Penilaian
Teknik Bentuk
Instrumen Instrumen Soal
4. Memecahkan
masalah yang
berhubungan
dengan garis
singgung
lingkaran.
Tes
tertulis
Uraian
1.
Pada gambar di atas, hitunglah
panjang tali busur AB
178
K. Kunci Jawaban dan Pedoman Penskoran
L. Alat dan Sumber Belajar
a. Sumber belajar
Nuharini, D. & Wahyuni, T. 2008. Matematika Konsep dan Aplikasinya Untuk SMP/MTs
Kelas VIII. Jakarta: Depdiknas.
Instrumen Soal Skor
1.
Pada gambar di atas, hitunglah panjang tali busur AB
- Mencari panjang OC
√
√
√
√ cm
10 cm
- Kita misalkan titik hasil perpotongan garis AB dan garis
OC adalah D. Lihat OBC. Garis BD merupakan tinggi
OBC dengan alasnya OC.
Luas OBC = Luas OBC
cm
-
cm
- Jadi panjang BD = 9,6 cm
30
50
20
Jumlah Skor 100
179
Kurniawan. 2005. “Evaluasi Mandiri Matematika SMP untuk Kelas VIII”. Jakarta:
Erlangga.
Adinawan, M. Cholik dan Sugijono. 2010. “Mathematics for Junior High School Grade
VIII”. Jakarta: Erlangga.
b. Media atau alat
1) Whiteboard
2) Spidol
3) Penghapus
4) LKS
5) Buku
6) Soal-soal Kuis
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Matematika
Ariyah, S.Pd
NIP 19780908 200801 2 011
Boja, 25 April 2014
Mahasiswa Praktikan,
Siti Kurniati
NIM. 4101410057
180
Lampiran 22
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Kelas Kontrol (Ekspositori)
Pertemuan 2
Sekolah : SMP Negeri 2 Boja
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VIII (delapan)/2 (dua)
Materi : Lingkaran
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
A. Standar Kompetensi
4. Menentukan unsur, bagian lingkaran serta ukurannya.
B. Kompetensi Dasar
4.4. Menghitung panjang garis singgung persekutuan dua lingkaran.
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Melukis garis singgung persekutuan dalam dua lingkaran.
2. Menjelaskan garis singgung persekutuan dalam dua lingkaran.
3. Menghitung panjang garis singgung persekutuan dalam dua lingkaran.
4. Memecahkan masalah yang berhubungan dengan garis singgung persekutuan
dalam dua lingkaran.
D. Tujuan Pembelajaran
Melalui model pembelajaran ekspositori dan metode Good Question & Modelling, diskusi
dan pemberian tugas, peserta didik diharapkan mampu:
1. Melukis garis singgung persekutuan dalam dua lingkaran
2. Menjelaskan garis singgung persekutuan dalam dua lingkaran
3. Menghitung panjang garis singgung persekutuan dalam dua lingkaran
4. Memecahkan masalah yang berhubungan dengan garis singgung persekutuan
dalam dua lingkaran
E. Alokasi Waktu
Waktu yang digunakan: 2 x 40 menit (1 kali pertemuan)
181
F. Materi Ajar
1. Melukis Garis Singgung Persekutuan Dalam Dua Lingkaran
Langkah-langkah melukis garis singgung persekutuan dalam dua
lingkaran sebagai berikut.
a. Lukis lingkaran L1 berpusat di titik P dengan jari-jari R
dan lingkaran L2 berpusat di titik Q dengan jari-jari r (R >
r). Selanjutnya, hubungkan titik P dan Q.
b. Lukis busur lingkaran berpusat di titik P dan busur
lingkaran yang sama dengan pusat di titik Q sehingga
saling berpotongan di titik R dan S. Hubungkan titik R
dengan titik S sehingga memotong garis PQ di titik T.
c. Lukis busur lingkaran berpusat di titik T dan berjari-jari
PT. Lukis busur lingkaran pusat di titik P, jari-jari R + r
sehingga memotong lingkaran berpusat titik T di titik U
dan V.
d. Hubungkan titik P dan U sehingga memotong lingkaran L1
di titik A. Hubungkan pula titik P dan V sehingga
memotong lingkaran L1 di titik C. Garis PV dan PU
merupakan jari lingkaran yang berpusat di titik P dengan
panjang jari-jari R + r yang telah terlukis busurnya pada
langkah (c).
e. Lukis busur lingkaran pusat di titik A, jari-jari UQ
sehingga memotong lingkaran L2 di titik B. Lukis pula
busur lingkaran pusat di titik C jari-jari VQ sehingga
memotong lingkaran L2 di titik D. Oleh karena itu,
panjang AB = UQ dan panjang CD = VQ
f. Hubungkan titik A dengan titik B dan titik C dengan titik D.
Selanjutnya, perhatikan PVQ. Sudut PVQ merupakan
sudut keliling yang menghadap busur PQ pada lingkaran
yang berpusat di titik T dan PTQ merupakan sudut pusat
lingkaran yang menghadap busur PQ dan besarnya 180o.
Oleh karena itu, besar
. Sementara itu, panjang
dan CD = VQ, maka CVQD merupakan persegi panjang. Hal tersebut
182
mengakibatkan besar . Adapun dengan langkah
pembuktian yang sama, akan di dapat . Selanjutnya garis
AB dan CD yang terbentuk disebut garis singgung persekutuan dalam lingkaran
L1 dan L2.
2. Panjang Garis Singgung Persekutuan Dalam Dua Lingkaran
Perhatikan gambar di samping.
√
√
Jadi rumus panjang garis singgung
persekutuan dalam dua lingkaran (d) dengan jarak kedua titik pusat p, jari-jari lingkaran
besar R, dan jari-jari lingkaran kecil r adalah √ .
G. Strategi Pembelajaran
Metode : metode Good Question & Modelling, ceramah, diskusi dan
pemberian tugas.
Model : ekspositori
H. Karakter yang Diharapkan
Karakter yang diharapkan antara lain: disiplin, religius, aktif, tertib, tanggung jawab, jujur,
cermat, dan berpikir kritis.
I. Kegiatan Pembelajaran
Langkah Pembelajaran Waktu PKB Standar Proses
A. Kegiatan Awal (10 menit)
1. Guru datang tepat waktu.
2. Guru mengucapkan salam.
3. Guru memeriksa kehadiran siswa.
4. Guru menyiapkan fisik (meminta
siswa mengeluarkan peralatan tulis
dan buku matematika) dan psikis
peserta didik (menanyakan kabar)
untuk mengikuti proses
pembelajaran. Guru juga
menanyakan PR yang ditugaskan
1 menit
Disiplin
Religius
183
pada pertemuan sebelumnya
5. Guru menjelaskan tujuan
pembelajaran dan kompetensi dasar
yang harus dikuasai peserta didik.
6. Guru menjelaskan pentingnya
materi pokok untuk memotivasi
peserta didik.
7. Siswa diberi apersepsi dengan
pertanyaan-pertanyaan untuk
mengecek kemampuan peserta
didik mengenai materi prasyarat
yaitu rumus garis singgung
lingkaran.
2 menit
7 menit
Motivasi
Tertib
Apersepsi
Guru mengajak
siswa mengingat
kembali materi
prasyarat yang
telah dipelajari
sebelumnya.
B. Kegiatan Inti (63 menit)
1. Guru menjelaskan materi yang
akan diajarkan yaitu tentang
melukis garis singgung
persekutuan dalam dua lingkaran
dan menentukan panjang garis
singgung persekutuan dalam dua
lingkaran.
2. Guru memberikan beberapa contoh
soal dan cara menyelesaikannya.
Siswa juga diberikan waktu untuk
bertanya.
3. Guru memberikan latihan soal
kepada siswa dan siswa diminta
mengerjakan secara individu.
Siswa diminta mengumpulkan
jawabannya
4. Guru mengoreksi hasil pekerjaan
beberapa siswa dan membahas
30
menit
10
menit
10
menit
5 menit
Tertib,
cermat
Cermat,
aktif
Jujur,
tanggung
jawab
Berpikir
kritis
Eksplorasi
Guru menjelaskan
dengan model
ekspositori
(ceramah)
Elaborasi
Mengerjakan
beberapa contoh
soal
Elaborasi
Siswa mengerjakan
soal latihan
Konfirmasi
Membahas soal
184
latihan soal yang telah diberikan.
5. Guru memberikan waktu kepada
siswa untuk bertanya bagi yang
belum paham.
6. Guru memberikan konfirmasi
terhadap pertanyaan yang diajukan
siswa dan pada materi yang sulit
bagi siswa.
5 menit
3 menit
Aktif
cermat
latihan
Elaborasi
Konfirmasi
C. Kegiatan Penutup (7 menit)
1. Siswa bersama-sama dengan guru
menyimpulkan materi garis
singgung persekutuan dalam dua
lingkaran.
2. Guru melakukan refleksi terhadap
kegiatan yang sudah dilaksanakan
untuk koreksi pembelajaran
selanjutnya.
3. Guru memotivasi siswa untuk
dapat melakukan belajar kelompok
dengan teman yang lain bagi yang
belum memahami materi.
4. Guru memberikan tugas rumah
kepada anak-anak berkaitan dengan
pembelajaran garis singgung
persekutuan dalam dua lingkaran.
5. Guru menyampaikan informasi
bahwa materi yang akan dipelajari
pada pertemuan berikutnya yaitu
garis singgung persekutuan luar
dua lingkaran dan meminta siswa
untuk mempelajarinya.
6. Guru menutup kegiatan
pembelajaran.
5 menit
1 menit
1 menit
Aktif
Konfirmasi
Membuat
kesimpulan
185
7. Guru meninggalkan ruang kelas
tepat waktu.
J. Penilaian Hasil Belajar
a. Tes awal : tidak ada
b. Tes dalam proses : ada, dengan menilai keaktifan siswa, secara lisan
dengan tanya jawab dan dengan pemberian soal latihan.
c. Tes hasil belajar : tidak ada
K. Kunci Jawaban dan Pedoman Penskoran
Indikator
Penilaian
Teknik Bentuk
Instrumen Instrumen Soal
4. Memecahkan
masalah yang
berhubungan
dengan garis
singgung
persekutuan
dalam dua
lingkaran.
Tes
tertulis
Uraian
1. Jarak dua pusat lingkaran
adalah 17 cm, sedangkan
panjang garis singgung
persekutuan dalamnya 15 cm.
Panjang jari-jari salah satu
lingkaran adalah 3 cm.
Tentukan panjang jari-jari
lingkaran yang lainnya!
Instrumen Soal Skor
1. Jarak dua pusat lingkaran adalah 17 cm, sedangkan panjang garis
singgung persekutuan dalamnya 15 cm. Panjang jari-jari salah
satu lingkaran adalah 3 cm. Tentukan panjang jari-jari lingkaran
yang lainnya!
Selesaian:
- Gambar garis singgung persekutuan dalam dua lingkaran.
- Rumus mencari panjang garis singgung persekutuan dalam
dua lingkaran adalah
186
L. Alat dan Sumber Belajar
a. Sumber belajar
Nuharini, D. & Wahyuni, T. 2008. Matematika Konsep dan Aplikasinya Untuk SMP/MTs
Kelas VIII. Jakarta: Depdiknas.
Kurniawan. 2005. “Evaluasi Mandiri Matematika SMP untuk Kelas VIII”. Jakarta:
Erlangga.
Adinawan, M. Cholik dan Sugijono. 2010. “Mathematics for Junior High School Grade
VIII”. Jakarta: Erlangga.
b. Media atau alat
1) Whiteboard
2) Spidol
3) Penghapus
4) LKS
5) Buku
6) Soal-soal Kuis
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Matematika
Ariyah, S.Pd
NIP 19780908 200801 2 011
Boja,
Mahasiswa Praktikan,
Siti Kurniati
NIM. 4101410057
√
√
√
50
50
Jumlah Skor 100
187
Lampiran 23
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Kelas Kontrol (Ekspositori)
Pertemuan 3
Sekolah : SMP Negeri 2 Boja
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VIII (delapan)/2 (dua)
Materi : Lingkaran
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
A. Standar Kompetensi
4. Menentukan unsur, bagian lingkaran serta ukurannya.
B. Kompetensi Dasar
4.4. Menghitung panjang garis singgung persekutuan dua lingkaran.
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Melukis garis singgung persekutuan luar dua lingkaran
2. Menjelaskan garis singgung persekutuan luar dua lingkaran
3. Menghitung panjang garis singgung persekutuan luar dua lingkaran
4. Memecahkan masalah yang berhubungan dengan garis singgung persekutuan luar
dua lingkaran
D. Tujuan Pembelajaran
Melalui model pembelajaran ekspositori dan metode Good Question & Modelling, diskusi
dan pemberian tugas, peserta didik diharapkan mampu:
1. Melukis garis singgung persekutuan luar dua lingkaran
2. Menjelaskan garis singgung persekutuan luar dua lingkaran
3. Menghitung panjang garis singgung persekutuan luar dua lingkaran
4. Memecahkan masalah yang berhubungan dengan garis singgung persekutuan luar
dua lingkaran
E. Alokasi Waktu
Waktu yang digunakan: 2 x 40 menit (1 kali pertemuan)
188
F. Materi Ajar
1. Melukis Garis Singgung Persekutuan Luar Dua Lingkaran
Langkah-langkah melukis garis singgung persekutuan luar dua lingkaran sebagai berikut.
a. Lukis lingkaran L1 dengan pusat di P berjari-jari R dan
lingkaran L2 pusat di Q berjari-jari r (R > r). Hubungkan
titik P dan Q.
b. Lukis busur lingkaran dengan pusat di P dan dan busur
lingkaran yang sama dengan pusat di titik Q sehingga
saling berpotongan di titik R dan S. Hubungkan RS
sehingga memotong PQ di titik T.
c. Lukis lingkaran dengan pusat di T dan berjari-jari PT.
Lukis busur lingkaran dengan pusat di P, berjari-jari R – r
sehingga memotong lingkaran berpusat T di U dan V.
d. Hubungkan P dan U, perpanjang sehingga memotong
lingkaran L1 di titik A. Hubungkan pula P dan V,
perpanjang sehingga memotong lingkaran L1 di titik C.
e. Lukis busur lingkaran dengan pusat di A, jari-jari UQ
sehingga memotong lingkaran L2 di titik B. Lukis pula
busur lingkaran pusat di C, jari-jari VQ sehingga
memotong lingkaran L2 di titik D. Oleh karena itu,
panjang AB = UQ dan panjang CD = VQ
f. Hubungkan titik A dengan titik B dan titik C dengan titik
D. Selanjutnya, perhatikan PVQ. Sudut PVQ merupakan
sudut keliling yang menghadap busur PQ pada lingkaran
yang berpusat di titik T dan PTQ merupakan sudut pusat
lingkaran yang menghadap busur PQ dan besarnya 180o.
Oleh karena itu, besar
dan besar
. Sementara itu, panjang dan
, maka CVQD merupakan persegi panjang. Hal
tersebut mengakibatkan besar .
Adapun dengan langkah pembuktian yang sama, akan di
dapat . Selanjutnya garis AB dan
189
CD yang terbentuk disebut garis singgung persekutuan
luar lingkaran L1 dan L2.
2. Panjang Garis Singgung Persekutuan Luar Dua Lingkaran
Perhatikan gambar di samping!
√
√
Jadi rumus panjang garis singgung persekutuan luar dua lingkaran (d) dengan jarak kedua
titik pusat p, jari-jari lingkaran besar R, dan jari-jari lingkaran kecil r adalah
√
(Nuharini & Wahyuni, 2008: 170-183)
G. Strategi Pembelajaran
Metode : metode Good Question & Modelling, ceramah, diskusi dan
pemberian tugas.
Model : ekspositori
H. Karakter yang Diharapkan
Karakter yang diharapkan antara lain: disiplin, religius, aktif, tertib, tanggung jawab, jujur,
cermat, dan berpikir kritis.
I. Kegiatan Pembelajaran
Langkah Pembelajaran Waktu PKB Standar Proses
A. Kegiatan Awal (10 menit)
1. Guru datang tepat waktu.
2. Guru mengucapkan salam.
3. Guru memeriksa kehadiran siswa.
4. Guru menyiapkan fisik (meminta
siswa mengeluarkan peralatan tulis
dan buku matematika) dan psikis
peserta didik (menanyakan kabar)
untuk mengikuti proses
pembelajaran. Guru juga
menanyakan PR yang ditugaskan
pada pertemuan sebelumnya
1 menit
Disiplin
Religius
190
5. Guru menjelaskan tujuan
pembelajaran dan kompetensi dasar
yang harus dikuasai peserta didik.
6. Guru menjelaskan pentingnya
materi pokok untuk memotivasi
peserta didik.
7. Siswa diberi apersepsi dengan
pertanyaan-pertanyaan untuk
mengecek kemampuan peserta
didik mengenai materi prasyarat
yaitu rumus garis singgung
lingkaran.
2 menit
7 menit
Motivasi
Tertib
Apersepsi
Guru mengajak
siswa mengingat
kembali materi
prasyarat yang
telah dipelajari
sebelumnya.
B. Kegiatan Inti (63 menit)
1. Guru menjelaskan materi yang
akan diajarkan yaitu tentang
melukis garis singgung
persekutuan luar dua lingkaran dan
menentukan panjang garis
singgung persekutuan luar dua
lingkaran.
2. Guru memberikan beberapa contoh
soal dan cara menyelesaikannya.
Siswa juga diberikan waktu untuk
bertanya.
3. Guru memberikan latihan soal
kepada siswa dan siswa diminta
mengerjakan secara individu.
Siswa diminta mengumpulkan
jawabannya
4. Guru mengoreksi hasil pekerjaan
beberapa siswa dan membahas
latihan soal yang telah diberikan.
30
menit
10
menit
10
menit
5 menit
Tertib,
cermat
Cermat,
aktif
Jujur,
tanggung
jawab
Berpikir
kritis
Eksplorasi
Guru menjelaskan
dengan model
ekspositori
(ceramah)
Elaborasi
Mengerjakan
beberapa contoh
soal
Elaborasi
Siswa mengerjakan
soal latihan
Konfirmasi
Membahas soal
latihan
191
5. Guru memberikan waktu kepada
siswa untuk bertanya bagi yang
belum paham.
6. Guru memberikan konfirmasi
terhadap pertanyaan yang diajukan
siswa dan pada materi yang sulit
bagi siswa.
5 menit
3 menit
Aktif
cermat
Elaborasi
Konfirmasi
C. Kegiatan Penutup (7 menit)
1. Siswa bersama-sama dengan guru
menyimpulkan materi garis
singgung persekutuan luar dua
lingkaran.
2. Guru melakukan refleksi terhadap
kegiatan yang sudah dilaksanakan
untuk koreksi pembelajaran
selanjutnya.
3. Guru memotivasi siswa untuk
dapat melakukan belajar kelompok
dengan teman yang lain bagi yang
belum memahami materi.
4. Guru memberikan tugas rumah
kepada anak-anak berkaitan dengan
pembelajaran garis singgung
persekutuan luar dua lingkaran.
5. Guru menyampaikan informasi
bahwa pertemuan berikutnya akan
diadakan tes dengan materi garis
singgung serta garis singgung
persekutuan dalam dan luar dua
lingkaran.
6. Guru menutup kegiatan
pembelajaran.
7. Guru meninggalkan ruang kelas
5 menit
1 menit
1 menit
Aktif
Konfirmasi
Membuat
kesimpulan
192
tepat waktu.
J. Penilaian Hasil Belajar
a. Tes awal : tidak ada
b. Tes dalam proses : ada, dengan menilai keaktifan siswa, secara lisan
dengan tanya jawab dan dengan pemberian soal latihan.
c. Tes hasil belajar : tidak ada
K. Kunci Jawaban dan Pedoman Penskoran
Indikator
Penilaian
Teknik Bentuk
Instrumen Instrumen Soal
4. Memecahkan
masalah yang
berhubungan
dengan garis
singgung
persekutuan
dalam dua
lingkaran.
Tes
tertulis
Uraian
1. Panjang diameter dua
lingkaran masing-masing 44
cm dan 8 cm. Panjang garis
singgung persekutuan luarnya
24 cm. Hitunglah jarak kedua
pusat lingkaran tersebut!
Instrumen Soal Skor
1. Panjang diameter dua lingkaran masing-masing 44 cm dan 8 cm.
Panjang garis singgung persekutuan luarnya 24 cm. Hitunglah
jarak kedua pusat lingkaran tersebut!
Selesaian:
- Gambar garis singgung persekutuan dalam dua lingkaran.
- Rumus mencari panjang garis singgung persekutuan dalam
dua lingkaran adalah
√
√
50
193
L. Alat dan Sumber Belajar
a. Sumber belajar
Nuharini, D. & Wahyuni, T. 2008. Matematika Konsep dan Aplikasinya Untuk SMP/MTs
Kelas VIII. Jakarta: Depdiknas.
Kurniawan. 2005. “Evaluasi Mandiri Matematika SMP untuk Kelas VIII”. Jakarta:
Erlangga.
Adinawan, M. Cholik dan Sugijono. 2010. “Mathematics for Junior High School Grade
VIII”. Jakarta: Erlangga.
b. Media atau alat
1) Whiteboard
2) Spidol
3) Penghapus
4) LKS
5) Buku
6) Soal-soal Kuis
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Matematika
Ariyah, S.Pd
NIP 19780908 200801 2 011
Boja,
Mahasiswa Praktikan,
Siti Kurniati
NIM. 4101410057
√
50
Jumlah Skor 100
194
Matematika itu menyenangkan
Lampiran 24
LKPD
Garis Singgung LINGKARAN
LEMBAR KEGIATAN PESERTA
DIDIK
KELAS VIII
SMP NEGERI 2 BOJA
195
Matematika itu menyenangkan
Nama Sekolah : SMP Negeri 2 Boja
Kelas/ Semester : VIII/ 2
Standar Kompetensi : Menentukan unsur, bagian lingkaran serta
ukurannya.
Kompetensi Dasar : Menghitung panjang garis singgung persekutuan dua
lingkaran.
Tujuan : Menemukan sifat sudut yang dibentuk oleh garis singgung
dan garis yang melalui titik pusat serta menggunakan rumus
pythagoras untuk menentukan panjang garis singgung
lingkaran dari satu titik di luar lingkaran.
Petunjuk : Isilah semua pertanyaan di lembar LKPD ini.
Garis Singgung Lingkaran
Nama :
No. Absen :
Kelas :
Kelompok :
Prasyarat
Mengingat Kembali Rumus Teorema Pythagoras
1
Perhatikan gambar kuda-kuda atap rumah di samping!
Berbentuk apakah kuda-kuda atap rumah tersebut?
………………………
Berapakah besar sudut yang terbentuk pada rusuk
tegak dan rusuk mendatar?…………………………………………
Dapatkah kalian menghitung panjang usuk atap? ....................................................
BApa rumus untuk menghitung panjang usuk atap?....................................................
BBerapa panjang usuk atap?....................................................
Usek atap
16 m
6 m
196
Matematika itu menyenangkan
1) Manakah garis yang memotong lingkaran di dua titik? ......, ……, dan
.....
2) Manakah garis yang memotong lingkaran di satu titik?.....................
3) Manakah garis yang tidak memotong lingkaran? ............ dan ............
4) Perhatikan kembali garis yang memotong lingkaran di satu titik.
Garis yang memotong lingkaran disatu titik disebut garis singgung
lingkaran.
Menemukan Pengertian Garis Singgung 2
Berbentuk apakah Gambar1?..............................
Bangun di samping siku-siku di mana?..............
Menurut teorema ……………………,
BC2= …… + ……
AC2= …… - ……
AB2= …… - ……
Gambar 1 B
C
A
197
Matematika itu menyenangkan
Perhatikan gambar di samping!
Untuk mengetahui sifat garis singgung lingkaran,
perhatikan langkah-langkah berikut.
a. Buatlah lingkaran dengan pusat di titik M dan jari-
jari r. Tarik garis MC dan perpanjang.
b. Buat sebuah titik P pada MC yang letaknya di
dalam lingkaran dan sebuah titik Q pada
perpanjangan MC.
c. Melalui titik P dan titik Q, lukislah garis yang tegak lurus MC yaitu garis 𝑔
dan 𝑔 . Garis 𝑔 memotong lingkaran di dua titik yaitu titik A dan B. Besar
MPA = 𝑜
d. Pada gambar dapat dilihat bahwa 𝑟 dan 𝑟. Jika tali busur AB kita
geser ke kanan sejajar dengan letaknya semula, maka panjang MP menjadi
lebih besar dan panjang AB menjadi lebih kecil.
e. Geser garis 𝑔 ke kanan, maka panjang AB menjadi lebih kecil lagi dan jarak
titik A dan titik B semakin dekat. Dalam keadaan limit dimana jarak titik A
dan titik B adalah 0 (AB = 0), dapat disimpulkan bahwa titik A dan titik B
berimpit. Hal ini juga mengakibatkan apotema yaitu garis MP sama
𝑔
𝑔
a. Melukis Garis Singgung Melalui Suatu
Titik pada Lingkaran
1)Buatlah lingkaran yang berpusat di titik O.
Lukis jari-jari OA dan perpanjangannya.
Lukis busur lingkaran berpusat di A dengan
jari-jari 𝑟 𝑂𝐴 sehingga memotong garis
OA dan perpanjangannya di titik B dan C. 2)Lukis busur lingkaran berpusat di titik B
dan C sehingga saling berpotongan di titik
D dan E. Hubungkan titik D dan E. Garis DE
adalah garis singgung lingkaran di titik A.
Melukis Garis Singgung Lingkaran 4
Menemukan Sifat Garis Singgung Lingkaran 3
198
Matematika itu menyenangkan
b. Melukis Garis Singgung Melalui Suatu Titik di Luar Lingkaran
1) Lukislah lingkaran titik pusat di O dan titik A di luar
lingkaran. Hubungkan titik O dan A.
2) Lukis busur lingkaran dengan pusat di titik O dan
busur lingkaran yang sama dengan pusat di titik A
sehingga kedua busur saling berpotongan di titik B dan
titik C. Hubungkan BC sehingga memotong garis OA di
titik D.
3) Lukis lingkaran berpusat di titik D dan berjari-jari OD
= DA sehingga memotong lingkaran pertama di dua
titik. Namailah dengan titik E dan F.
4) Hubungkan titik A dengan titik E dan titik A dengan
titik F. Garis AE dan EF merupakan dua garis singgung
lingkaran melalui titik A di luar lingkaran.
Panjang jari-jari
lingkaran = …………..
Jarak titik A dan O
= …………..
Hitunglah panjang garis
singgung lingkaran!
…………..…………..…
………..
…………..…………..…
………..
199
Matematika itu menyenangkan
Perhatikan OAB. Apakah panjang OA sama
dengan panjang OB? (Ya / Tidak) Mengapa?
……………………………………………………………………………
Jadi, OAB merupakan segitiga …………………………
Perhatikan ABP. Apakah panjang AP sama dengan panjang BP? (Ya/Tidak)
Mengapa? ……………………………………………………………………………
Berbentuk apakah segi empat OAPB? ………………………….
Berapakah besar sudut yang dibentuk garis AB
dan BO? ......................................................
Berdasarkan sudutnya, segitiga OAB
termasuk segitiga ………………………………
Jika 𝑂𝐴 𝑝 dan 𝑂𝐵 𝑞, tentukan panjang AB! ......................................
Garis singgung lingkaran adalah ………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………… .
Besar sudut yang dibentuk oleh garis singgung dan jari-jari yang
melewati titik singgungnya adalah ……………………………………
Jika diketahui panjang 𝑂𝐴 𝑝 dan
𝑂𝐵 𝑞, untuk mencari panjang AB
adalah …………………………………………………
Simpulan
Garis Singgung Lingkaran dari Satu Titik di Luar Lingkaran 5
Latihan Soal:
Pada gambar di samping, hitunglah panjang tali busur AB.
200
Matematika itu menyenangkan
DAFTAR PUSTAKA
Baan, M.A.de, dan J.C. Bos. 1960. Ilmu ukur. Jakarta: Pradnja Paramita.
Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII Edisi 4. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan
Nasional.
Nuharini, D., dan Wahyuni, T. 2008. Matematika Konsep dan Aplikasinya: untuk SMP/MTs
Kelas VIII. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Rahayu, E. B, dkk. 2008. Contextual Teaching and Learning Matematika: Sekolah Menengah
Pertama/.
Rich, Barnett. 2005. Geometry Schaum’s Easy Outlines. Jakarta: Erlangga.
201
Lampiran 25
LKPD
Garis Singgung LINGKARAN
LEMBAR KEGIATAN PESERTA
DIDIK
KELAS VIII
SMP NEGERI 2 BOJA
202
Matematika itu menyenangkan
Nama Sekolah : SMP Negeri 2 Boja
Kelas/ Semester : VIII/ 2
Standar Kompetensi : Menentukan unsur, bagian lingkaran serta
ukurannya.
Kompetensi Dasar : Menghitung panjang garis singgung persekutuan dua
lingkaran.
Tujuan :Siswa dapat melukis dan menemukan rumus garis
singgung persekutuan dalam dua lingkaran.
Petunjuk : Isilah semua pertanyaan di lembar LKPD ini.
Garis Singgung Lingkaran
Nama :
No. Absen :
Kelas :
Kelompok :
Prasyarat
Mengingat Kembali Rumus Garis Singgung
Lingkaran
1
Perhatikan gambar di samping!
Berapakah besar sudut yang dibentuk garis AB dan
BO? ......................................................
Berdasarkan sudutnya, segitiga OAB termasuk
segitiga …………………………………………
Rumus apa yang digunakan untuk mencari panjang AB? .................................................
BBagaimana bentuk rumusnya?................................................................................................
BBerapa panjang AB?................................................................................................................
15 cm
9 cm
203
Matematika itu menyenangkan
Langkah-langkah untuk melukis garis singgung persekutuan dalam dua lingkaran.
1) Lukis lingkaran L1 berpusat di titik P dengan jari-jari R dan lingkaran L2
berpusat di titik Q dengan jari-jari r (R > r). Selanjutnya, hubungkan titik P
dan Q.
2) Lukis busur lingkaran berpusat di titik P dan busur lingkaran yang sama dengan
pusat di titik Q sehingga saling berpotongan di titik R dan S. Hubungkan titik
R dengan titik S sehingga memotong garis PQ di titik T.
3) Lukis busur lingkaran berpusat di titik T dan berjari-jari PT. Lukis busur
lingkaran pusat di titik P, jari-jari R + r sehingga memotong lingkaran berpusat
titik T di titik U dan V.
4) Hubungkan titik P dan U sehingga memotong lingkaran L1 di titik A. Hubungkan
pula titik P dan V sehingga memotong lingkaran L1 di titik C. Garis PV dan PU
merupakan jari lingkaran yang berpusat di titik P dengan panjang jari-jari R + r
yang telah terlukis busurnya pada langkah (c).
5) Lukis busur lingkaran pusat di titik A, jari-jari UQ sehingga memotong
lingkaran L2 di titik B. Lukis pula busur lingkaran pusat di titik C jari-jari VQ
sehingga memotong lingkaran L2 di titik D. Oleh karena itu, panjang AB = UQ
dan panjang CD = VQ
6) Hubungkan titik A dengan titik B dan titik C dengan titik D. Selanjutnya,
perhatikan PVQ. Sudut PVQ merupakan sudut keliling yang menghadap busur
PQ pada lingkaran yang berpusat di titik T dan PTQ merupakan sudut pusat
lingkaran yang menghadap busur PQ dan besarnya 180o. Oleh karena itu, besar
𝑜. Sementara itu, panjang dan CD = VQ, maka
CVQD merupakan persegi panjang. Hal tersebut mengakibatkan besar
𝑜. Adapun dengan langkah pembuktian yang sama, akan di
dapat 𝑜. Selanjutnya garis AB dan CD yang terbentuk
disebut garis singgung persekutuan dalam lingkaran L1 dan L2.
Panjang jari-jari lingkaran pertama = …………..
Panjang jari-jari lingkaran kedua = …………..
Jarak titik P (titik pusat lingkaran pertama) dan Q (titik pusat lingkaran kedua) =
…………..
Hitunglah panjang garis singgung lingkaran!
…………..…………..…………..…………..…………..…………..
Melukis Garis Singgung Persekutuan Dalam Dua Lingkaran
2
204
Matematika itu menyenangkan
Perhatikan gambar disamping! Lihat PSQ!
Panjang PS = …………… …… + …………………
Jika panjang PS = q dan panjang PQ = p, maka
bagaimana rumus untuk mencari QS? ……………………………
Apakah QS = AB ? (Ya/Tidak). Mengapa? …………………………… ………………………………………
Bagaimana rumus untuk mencari panjang AB jika diketahui panjang jari-jari
PA = R, panjang jari-jari BQ= r, dan PQ = p?……………………………………………………………
Rumus untuk mencari panjang AB jika diketahui
panjang panjang jari-jari PA = R, panjang jari-jari
BQ= r, dan PQ = p adalah……………………………………………
Simpulan
Menemukan Rumus Garis Singgung Persekutuan Dalam Dua
Lingkaran
3
Lukis dengan baik dan benar!
205
Matematika itu menyenangkan
DAFTAR PUSTAKA
Baan, M.A.de, dan J.C. Bos. 1960. Ilmu ukur. Jakarta: Pradnja Paramita.
Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII Edisi 4. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan
Nasional.
Nuharini, D., dan Wahyuni, T. 2008. Matematika Konsep dan Aplikasinya: untuk SMP/MTs
Kelas VIII. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Rahayu, E. B, dkk. 2008. Contextual Teaching and Learning Matematika: Sekolah Menengah
Pertama/.
Rich, Barnett. 2005. Geometry Schaum’s Easy Outlines. Jakarta: Erlangga.
206
Lampiran 26
LKPD
Garis Singgung LINGKARAN
LEMBAR KEGIATAN PESERTA
DIDIK
KELAS VIII
SMP NEGERI 2 BOJA
207
Matematika itu menyenangkan
Nama Sekolah : SMP Negeri 2 Boja
Kelas/ Semester : VIII/ 2
Standar Kompetensi : Menentukan unsur, bagian lingkaran serta
ukurannya.
Kompetensi Dasar : Menghitung panjang garis singgung persekutuan dua
lingkaran.
Tujuan :Siswa dapat melukis dan menemukan rumus garis
singgung persekutuan luar dua lingkaran.
Petunjuk : Isilah semua pertanyaan di lembar LKPD ini.
Garis Singgung Lingkaran
Nama :
No. Absen :
Kelas :
Kelompok :
Prasyarat
Mengingat Kembali Rumus Garis Singgung
Lingkaran
1
Perhatikan gambar di samping!
Berapakah besar sudut yang dibentuk garis AB dan
BO? ......................................................
Berdasarkan sudutnya, segitiga OAB termasuk
segitiga …………………………………………
Rumus apa yang digunakan untuk mencari panjang AB? .................................................
BBagaimana bentuk rumusnya?................................................................................................
BBerapa panjang AB?................................................................................................................
26 cm
10 cm
208
Matematika itu menyenangkan
Langkah-langkah untuk melukis garis singgung persekutuan dalam dua lingkaran.
1) Lukis lingkaran L1 dengan pusat di P berjari-jari R dan lingkaran L2 pusat di Q
berjari-jari r (R > r). Hubungkan titik P dan Q.
2) Lukis busur lingkaran dengan pusat di P dan dan busur lingkaran yang sama
dengan pusat di titik Q sehingga saling berpotongan di titik R dan S.
Hubungkan RS sehingga memotong PQ di titik T.
3) Lukis lingkaran dengan pusat di T dan berjari-jari PT. Lukis busur lingkaran
dengan pusat di P, berjari-jari R – r sehingga memotong lingkaran berpusat T
di U dan V.
4) Hubungkan P dan U, perpanjang sehingga memotong lingkaran L1 di titik A.
Hubungkan pula P dan V, perpanjang sehingga memotong lingkaran L1 di titik C.
5) Lukis busur lingkaran dengan pusat di A, jari-jari UQ sehingga memotong
lingkaran L2 di titik B. Lukis pula busur lingkaran pusat di C, jari-jari VQ
sehingga memotong lingkaran L2 di titik D. Oleh karena itu, panjang AB = UQ
dan panjang CD = VQ
6) Hubungkan titik A dengan titik B dan titik C dengan titik D. Selanjutnya,
perhatikan PVQ. Sudut PVQ merupakan sudut keliling yang menghadap busur
PQ pada lingkaran yang berpusat di titik T dan PTQ merupakan sudut pusat
lingkaran yang menghadap busur PQ dan besarnya 180o. Oleh karena itu, besar
𝑜 dan besar 𝑜. Sementara itu, panjang
dan , maka CVQD merupakan persegi panjang. Hal tersebut
mengakibatkan besar 𝑜 . Adapun dengan langkah pembuktian
yang sama, akan di dapat 𝑜. Selanjutnya garis AB dan CD
yang terbentuk disebut garis singgung persekutuan luar lingkaran L1 dan L2.
Panjang jari-jari lingkaran pertama = …………..
Panjang jari-jari lingkaran kedua = …………..
Jarak titik P (titik pusat lingkaran pertama) dan Q (titik pusat lingkaran kedua) =
…………..
Hitunglah panjang garis singgung lingkaran!
…………..…………..…………..…………..…………..…………..
Melukis Garis Singgung Persekutuan Luar Dua Lingkaran
2
209
Matematika itu menyenangkan
Perhatikan gambar disamping! Lihat PSQ!
Panjang PS = …………… ……- …………………
Jika panjang PS = q dan panjang PQ = p, maka
bagaimana rumus untuk mencari QS? ……………………………
Apakah QS = AB ? (Ya/Tidak). Mengapa? …………………………… ………………………………………
Bagaimana rumus untuk mencari panjang AB jika diketahui panjang jari-jari
PA = R, panjang jari-jari BQ= r, dan PQ = p?……………………………………………………………
Rumus untuk mencari panjang AB jika diketahui
panjang panjang jari-jari PA = R, panjang jari-jari
BQ= r, dan PQ = p adalah ………………………………………………
Simpulan
Menemukan Rumus Garis Singgung Persekutuan Luar Dua
Lingkaran
3
Lukis dengan baik dan benar!
210
Matematika itu menyenangkan
DAFTAR PUSTAKA
Baan, M.A.de, dan J.C. Bos. 1960. Ilmu ukur. Jakarta: Pradnja Paramita.
Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII Edisi 4. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan
Nasional.
Nuharini, D., dan Wahyuni, T. 2008. Matematika Konsep dan Aplikasinya: untuk SMP/MTs
Kelas VIII. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Rahayu, E. B, dkk. 2008. Contextual Teaching and Learning Matematika: Sekolah Menengah
Pertama/.
Rich, Barnett. 2005. Geometry Schaum’s Easy Outlines. Jakarta: Erlangga.
211
Matematika itu menyenangkan
Lampiran 27
LKPD
Garis Singgung LINGKARAN
LEMBAR KEGIATAN PESERTA
DIDIK
KELAS VIII
SMP NEGERI 2 BOJA
212
Matematika itu menyenangkan
Nama Sekolah : SMP Negeri 2 Boja
Kelas/ Semester : VIII/ 2
Standar Kompetensi : Menentukan unsur, bagian lingkaran serta
ukurannya.
Kompetensi Dasar : Menghitung panjang garis singgung persekutuan dua
lingkaran.
Tujuan : Menemukan sifat sudut yang dibentuk oleh garis singgung
dan garis yang melalui titik pusat serta menggunakan rumus
pythagoras untuk menentukan panjang garis singgung
lingkaran dari satu titik di luar lingkaran.
Petunjuk : Isilah semua pertanyaan di lembar LKPD ini.
Garis Singgung Lingkaran
Nama :
No. Absen :
Kelas :
Kelompok :
Prasyarat
Mengingat Kembali Rumus Teorema Pythagoras
1
Perhatikan gambar kuda-kuda atap rumah di samping!
Berbentuk apakah kuda-kuda atap rumah tersebut?
Segitiga
Berapakah besar sudut yang terbentuk pada rusuk
tegak dan rusuk mendatar? 900
Dapatkah kalian menghitung panjang usuk atap? Dapat
BApa rumus untuk menghitung panjang usuk atap? Rumus Pythagoras
BBerapa panjang usuk atap? 10 m
Usek atap
16 m
6 m
213
Matematika itu menyenangkan
1) Manakah garis yang memotong lingkaran di dua titik? k1, k2, dan
k3
2) Manakah garis yang memotong lingkaran di satu titik? k4
3) Manakah garis yang tidak memotong lingkaran? K5 dan k6
4) Perhatikan kembali garis yang memotong lingkaran di satu titik.
Garis yang memotong lingkaran disatu titik disebut garis
singgung lingkaran.
Menemukan Pengertian Garis Singgung 2
Berbentuk apakah Gambar1? Segitiga siku-siku
Bangun di samping siku-siku di mana? Di A
Menurut teorema Pythagoras
BC2= AC2 + AB2
AC2= BC2 - AB2
AB2= BC2 - AC2
Gambar 1 B
C
A
214
Matematika itu menyenangkan
Perhatikan gambar di samping!
Untuk mengetahui sifat garis singgung lingkaran,
perhatikan langkah-langkah berikut.
f. Buatlah lingkaran dengan pusat di titik M dan jari-
jari r. Tarik garis MC dan perpanjang.
g. Buat sebuah titik P pada MC yang letaknya di
dalam lingkaran dan sebuah titik Q pada
perpanjangan MC.
h. Melalui titik P dan titik Q, lukislah garis yang tegak lurus MC yaitu garis 𝑔
dan 𝑔 . Garis 𝑔 memotong lingkaran di dua titik yaitu titik A dan B. Besar
MPA = 𝑜
i. Pada gambar dapat dilihat bahwa 𝑟 dan 𝑟. Jika tali busur AB kita
geser ke kanan sejajar dengan letaknya semula, maka panjang MP menjadi
lebih besar dan panjang AB menjadi lebih kecil.
j. Geser garis 𝑔 ke kanan, maka panjang AB menjadi lebih kecil lagi dan jarak
titik A dan titik B semakin dekat. Dalam keadaan limit dimana jarak titik A
dan titik B adalah 0 (AB = 0), dapat disimpulkan bahwa titik A dan titik B
berimpit. Hal ini juga mengakibatkan apotema yaitu garis MP sama
𝑔
𝑔
Melukis Garis Singgung Melalui Suatu
Titik pada Lingkaran
1) Buatlah lingkaran yang berpusat di titik O.
Lukis jari-jari OA dan perpanjangannya.
Lukis busur lingkaran berpusat di A dengan
jari-jari 𝑟 𝑂𝐴 sehingga memotong garis
OA dan perpanjangannya di titik B dan C.
2) Lukis busur lingkaran berpusat di titik B
dan C sehingga saling berpotongan di titik
D dan E. Hubungkan titik D dan E. Garis DE
adalah garis singgung lingkaran di titik A.
Melukis Garis Singgung Lingkaran 4
Menemukan Sifat Garis Singgung Lingkaran 3
215
Matematika itu menyenangkan
Melukis Garis Singgung Melalui Suatu Titik di Luar Lingkaran
1) Lukislah lingkaran titik pusat di O dan titik A di
luar lingkaran. Hubungkan titik O dan A.
2) Lukis busur lingkaran dengan pusat di titik O dan
busur lingkaran yang sama dengan pusat di titik A
sehingga kedua busur saling berpotongan di titik
B dan titik C. Hubungkan BC sehingga memotong
garis OA di titik D.
3) Lukis lingkaran berpusat di titik D dan berjari-
jari OD = DA sehingga memotong lingkaran
pertama di dua titik. Namailah dengan titik E dan
F. 4) Hubungkan titik A dengan titik E dan titik A
dengan titik F. Garis AE dan EF merupakan dua garis singgung lingkaran melalui titik A di luar lingkaran.
Panjang jari-jari
lingkaran = …………..
Jarak titik A dan O
= …………..
Hitunglah panjang garis
singgung lingkaran!
…………..…………..…
………..
…………..…………..…
………..
216
Matematika itu menyenangkan
Perhatikan OAB. Apakah panjang OA sama
dengan panjang OB? (Ya). Mengapa? Karena
keduanya merupakan jari-jari lingkaran
Jadi, OAB merupakan segitiga sama kaki
Perhatikan ABP! Apakah panjang AP sama dengan panjang BP? (Ya). Mengapa?
Karena merupakan garis singgung lingkaran dari satu titik di luar lingkaran
Berbentuk apakah segi empat OAPB? Layang-layang
Berapakah besar sudut yang dibentuk garis AB
dan BO? 900
Berdasarkan sudutnya, segitiga OAB
termasuk segitiga siku-siku
Jika 𝑂𝐴 𝑝 dan 𝑂𝐵 𝑞, tentukan panjang AB!
......................................
Garis singgung lingkaran adalah garis yang memotong lingkaran disatu
titik
Besar sudut yang dibentuk oleh garis singgung dan jari-jari yang
melewati titik singgungnya adalah 900
Jika diketahui panjang 𝑂𝐴 𝑝 dan
𝑂𝐵 𝑞, untuk mencari panjang AB
adalah
Simpulan
Garis Singgung Lingkaran dari Satu Titik di Luar Lingkaran 5
Latihan Soal:
Pada gambar di samping, hitunglah panjang tali busur AB.
217
Matematika itu menyenangkan
DAFTAR PUSTAKA
Baan, M.A.de, dan J.C. Bos. 1960. Ilmu ukur. Jakarta: Pradnja Paramita.
Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII Edisi 4. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan
Nasional.
Nuharini, D., dan Wahyuni, T. 2008. Matematika Konsep dan Aplikasinya: untuk SMP/MTs
Kelas VIII. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Rahayu, E. B, dkk. 2008. Contextual Teaching and Learning Matematika: Sekolah Menengah
Pertama/.
Rich, Barnett. 2005. Geometry Schaum’s Easy Outlines. Jakarta: Erlangga.
218
Lampiran 28
LKPD
Garis Singgung LINGKARAN
LEMBAR KEGIATAN PESERTA
DIDIK
KELAS VIII
SMP NEGERI 2 BOJA
219
Matematika itu menyenangkan
Nama Sekolah : SMP Negeri 2 Boja
Kelas/ Semester : VIII/ 2
Standar Kompetensi : Menentukan unsur, bagian lingkaran serta
ukurannya.
Kompetensi Dasar : Menghitung panjang garis singgung persekutuan dua
lingkaran.
Tujuan :Siswa dapat melukis dan menemukan rumus garis
singgung persekutuan dalam dua lingkaran.
Petunjuk : Isilah semua pertanyaan di lembar LKPD ini.
Garis Singgung Lingkaran
Nama :
No. Absen :
Kelas :
Kelompok :
Prasyarat
Mengingat Kembali Rumus Garis Singgung
Lingkaran
1
Perhatikan gambar di samping!
Berapakah besar sudut yang dibentuk garis AB dan
BO? 900
Berdasarkan sudutnya, segitiga OAB termasuk
segitiga siku-siku
Rumus apa yang digunakan untuk mencari panjang AB? Rumus Pythagoras
BBagaimana bentuk rumusnya?
BBerapa panjang AB? 12 cm
15 cm
9 cm
220
Matematika itu menyenangkan
Langkah-langkah untuk melukis garis singgung persekutuan dalam dua lingkaran.
1) Lukis lingkaran L1 berpusat di titik P dengan jari-jari R dan lingkaran L2
berpusat di titik Q dengan jari-jari r (R > r). Selanjutnya, hubungkan titik P
dan Q.
2) Lukis busur lingkaran berpusat di titik P dan busur lingkaran yang sama dengan
pusat di titik Q sehingga saling berpotongan di titik R dan S. Hubungkan titik
R dengan titik S sehingga memotong garis PQ di titik T.
3) Lukis busur lingkaran berpusat di titik T dan berjari-jari PT. Lukis busur
lingkaran pusat di titik P, jari-jari R + r sehingga memotong lingkaran berpusat
titik T di titik U dan V.
4) Hubungkan titik P dan U sehingga memotong lingkaran L1 di titik A. Hubungkan
pula titik P dan V sehingga memotong lingkaran L1 di titik C. Garis PV dan PU
merupakan jari lingkaran yang berpusat di titik P dengan panjang jari-jari R + r
yang telah terlukis busurnya pada langkah (c).
5) Lukis busur lingkaran pusat di titik A, jari-jari UQ sehingga memotong
lingkaran L2 di titik B. Lukis pula busur lingkaran pusat di titik C jari-jari VQ
sehingga memotong lingkaran L2 di titik D. Oleh karena itu, panjang AB = UQ
dan panjang CD = VQ 6) Hubungkan titik A dengan titik B dan titik C dengan titik D. Selanjutnya,
perhatikan PVQ. Sudut PVQ merupakan sudut keliling yang menghadap busur PQ pada lingkaran yang berpusat di titik T dan PTQ merupakan sudut pusat lingkaran yang menghadap busur PQ dan besarnya 180o. Oleh karena itu, besar
𝑜. Sementara itu, panjang dan CD = VQ, maka
CVQD merupakan persegi panjang. Hal tersebut mengakibatkan besar 𝑜 . Adapun dengan langkah pembuktian yang sama, akan di
dapat 𝑜. Selanjutnya garis AB dan CD yang terbentuk disebut garis singgung persekutuan dalam lingkaran L1 dan L2.
Panjang jari-jari lingkaran pertama = …………..
Panjang jari-jari lingkaran kedua = …………..
Jarak titik P (titik pusat lingkaran pertama) dan Q (titik pusat lingkaran kedua) =
…………..
Hitunglah panjang garis singgung lingkaran!
…………..…………..…………..…………..…………..…………..
Melukis Garis Singgung Persekutuan Dalam Dua Lingkaran
2
221
Matematika itu menyenangkan
Perhatikan gambar disamping! Lihat PSQ!
Panjang PS = R + r
Jika panjang PS = q dan panjang PQ = p, maka
bagaimana rumus untuk mencari QS?
Apakah QS = AB ? (Ya). Mengapa? Karena ABQS merupakan jajar genjang
Bagaimana rumus untuk mencari panjang AB jika diketahui panjang jari-jari
PA = R, panjang jari-jari BQ= r, dan PQ = p?
Rumus untuk mencari panjang AB jika diketahui
panjang panjang jari-jari PA = R, panjang jari-jari
BQ= r, dan PQ = p adalah
Simpulan
Menemukan Rumus Garis Singgung Persekutuan Dalam Dua
Lingkaran
3
Lukis dengan baik dan benar!
222
Matematika itu menyenangkan
DAFTAR PUSTAKA
Baan, M.A.de, dan J.C. Bos. 1960. Ilmu ukur. Jakarta: Pradnja Paramita.
Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII Edisi 4. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan
Nasional.
Nuharini, D., dan Wahyuni, T. 2008. Matematika Konsep dan Aplikasinya: untuk SMP/MTs
Kelas VIII. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Rahayu, E. B, dkk. 2008. Contextual Teaching and Learning Matematika: Sekolah Menengah
Pertama/.
Rich, Barnett. 2005. Geometry Schaum’s Easy Outlines. Jakarta: Erlangga.
223
Lampiran 29
LKPD
Garis Singgung LINGKARAN
LEMBAR KEGIATAN PESERTA
DIDIK
KELAS VIII
SMP NEGERI 2 BOJA
224
Matematika itu menyenangkan
Nama Sekolah : SMP Negeri 2 Boja
Kelas/ Semester : VIII/ 2
Standar Kompetensi : Menentukan unsur, bagian lingkaran serta
ukurannya.
Kompetensi Dasar : Menghitung panjang garis singgung persekutuan dua
lingkaran.
Tujuan :Siswa dapat melukis dan menemukan rumus garis
singgung persekutuan luar dua lingkaran.
Petunjuk : Isilah semua pertanyaan di lembar LKPD ini.
Garis Singgung Lingkaran
Nama :
No. Absen :
Kelas :
Kelompok :
Prasyarat
Mengingat Kembali Rumus Garis Singgung
Lingkaran
1
Perhatikan gambar di samping!
Berapakah besar sudut yang dibentuk garis AB dan
BO? 900
Berdasarkan sudutnya, segitiga OAB termasuk
segitiga siku-siku
Rumus apa yang digunakan untuk mencari panjang AB? Rumus Pythagoras
BBagaimana bentuk rumusnya?
BBerapa panjang AB? 24 cm
26 cm
10 cm
225
Matematika itu menyenangkan
Langkah-langkah untuk melukis garis singgung persekutuan dalam dua lingkaran.
1) Lukis lingkaran L1 dengan pusat di P berjari-jari R dan lingkaran L2 pusat di Q
berjari-jari r (R > r). Hubungkan titik P dan Q.
2) Lukis busur lingkaran dengan pusat di P dan dan busur lingkaran yang sama
dengan pusat di titik Q sehingga saling berpotongan di titik R dan S.
Hubungkan RS sehingga memotong PQ di titik T.
3) Lukis lingkaran dengan pusat di T dan berjari-jari PT. Lukis busur lingkaran
dengan pusat di P, berjari-jari R – r sehingga memotong lingkaran berpusat T
di U dan V.
4) Hubungkan P dan U, perpanjang sehingga memotong lingkaran L1 di titik A.
Hubungkan pula P dan V, perpanjang sehingga memotong lingkaran L1 di titik C.
5) Lukis busur lingkaran dengan pusat di A, jari-jari UQ sehingga memotong
lingkaran L2 di titik B. Lukis pula busur lingkaran pusat di C, jari-jari VQ
sehingga memotong lingkaran L2 di titik D. Oleh karena itu, panjang AB = UQ
dan panjang CD = VQ
6) Hubungkan titik A dengan titik B dan titik C dengan titik D. Selanjutnya,
perhatikan PVQ. Sudut PVQ merupakan sudut keliling yang menghadap busur
PQ pada lingkaran yang berpusat di titik T dan PTQ merupakan sudut pusat
lingkaran yang menghadap busur PQ dan besarnya 180o. Oleh karena itu, besar
𝑜 dan besar 𝑜. Sementara itu, panjang
dan , maka CVQD merupakan persegi panjang. Hal tersebut
mengakibatkan besar 𝑜 . Adapun dengan langkah pembuktian
yang sama, akan di dapat 𝑜. Selanjutnya garis AB dan CD
yang terbentuk disebut garis singgung persekutuan luar lingkaran L1 dan L2.
Panjang jari-jari lingkaran pertama = …………..
Panjang jari-jari lingkaran kedua = …………..
Jarak titik P (titik pusat lingkaran pertama) dan Q (titik pusat lingkaran kedua) =
…………..
Hitunglah panjang garis singgung lingkaran!
…………..…………..…………..…………..…………..…………..
Melukis Garis Singgung Persekutuan Luar Dua Lingkaran
2
226
Matematika itu menyenangkan
Perhatikan gambar disamping! Lihat PSQ!
Panjang PS = R- r
Jika panjang PS = q dan panjang PQ = p, maka
bagaimana rumus untuk mencari QS?
Apakah QS = AB ? (Ya). Mengapa? Karena ABQS merupakan jajar genjang
Bagaimana rumus untuk mencari panjang AB jika diketahui panjang jari-jari
PA = R, panjang jari-jari BQ= r, dan PQ = p?
Rumus untuk mencari panjang AB jika diketahui
panjang panjang jari-jari PA = R, panjang jari-jari
BQ= r, dan PQ = p adalah
Simpulan
Menemukan Rumus Garis Singgung Persekutuan Luar Dua
Lingkaran
3
Lukis dengan baik dan benar!
227
Matematika itu menyenangkan
DAFTAR PUSTAKA
Baan, M.A.de, dan J.C. Bos. 1960. Ilmu ukur. Jakarta: Pradnja Paramita.
Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII Edisi 4. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan
Nasional.
Nuharini, D., dan Wahyuni, T. 2008. Matematika Konsep dan Aplikasinya: untuk SMP/MTs
Kelas VIII. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Rahayu, E. B, dkk. 2008. Contextual Teaching and Learning Matematika: Sekolah Menengah
Pertama/.
Rich, Barnett. 2005. Geometry Schaum’s Easy Outlines. Jakarta: Erlangga.
258
KISI-KISI PENULISAN SOAL UJI COBA
Sekolah : SMP Negeri 2 Boja
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : VIII / Genap
Tahun ajaran : 2013/2014
Jumlah soal : 6 butir
Waktu : 60 menit
Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Indikator Bentuk
soal
Nomor
soal
4.4. Menentukan unsur,
bagian lingkaran
serta ukurannya.
Menggunakan rumus pythagoras untuk
memecahkan masalah yang berhubungan
dengan garis singgung lingkaran.
Memecahkan masalah yang berhubungan dengan
garis singgung lingkaran. Uraian 1, 2
Menggunakan rumus panjang garis singgung
persekutuan dua lingkaran untuk memecahkan
masalah yang berhubungan dengan panjang
garis singgung persekutuan dua lingkaran
Memecahkan masalah yang berhubungan dengan
garis singgung persekutuan dalam dua lingkaran. Uraian 3, 4
Memecahkan masalah yang berhubungan dengan
garis singgung persekutuan luar dua lingkaran. Uraian 5, 6
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Matematika
Ariyah, S.Pd
NIP. 19780908 200801 2 011
Boja, 30 Mei 2014
Peneliti,
Siti Kurniati
NIM. 4101410057
Lam
piran
30
228
229
Lampiran 31
SOAL TEST
Sekolah : SMP Negeri 2 Boja
Mata Pelajaran : Matematika
Materi : Lingkaran
Kelas / Semester : VIII / 2
Alokasi Waktu : 60 menit
Petunjuk :
1. Sebelum mengerjakan soal, tulislah terlebih dahulu nama, nomor absen, dan kelas pada
lembar jawab yang telah disediakan.
2. Periksa dan bacalah soal-soal dengan teliti sebelum Anda menjawab.
3. Bentuk soal uraian sebanyak 6 nomor.
4. Dahulukan soal-soal yang Anda anggap mudah.
5. Kerjakan pada lembar jawaban yang telah tersedia dengan cara menuliskan jawaban secara
runtut dan jelas.
6. Tidak diperkenankan menggunakan kalkulator dan alat bantu hitung lainnya.
1. Perhatikan gambar di samping! Garis AB dan AC adalah garis
singgung lingkaran dengan pusat di O. Jika OC = 11 cm dan OB =
61 cm, maka hitunglah luas segiempat OABC!
2.
3. Panjang garis singgung persekutuan dalam dua buah lingkaran yang berpusat di titik A dan
B adalah 36 cm. Jika AB = 39 cm dan panjang jari-jari lingkaran A adalah 7 lebihnya dari
panjang jari-jari lingkaran B, hitunglah panjang jari-jari lingkaran B!
4. Jarak 2 pusat lingkaran yaitu KL = 25 cm. Panjang MN yang merupakan garis singgung
persekutuan dalamnya adalah 20 cm. Jika RK dan RL merupakan jari-jari lingkaran K dan L
dimana RK : RL = 3 : 2, hitunglah panjang RK dan RL!
5. Garis PQ adalah garis singgung persekutuan luar dua lingkaran yang berpusat di titik A dan
B. Panjang PQ = 21 cm dan jarak titik A dan B adalah 29 cm. Jika perbandingan jari-jari
lingkaran A (RA) dan jari-jari lingkaran B (RB) adalah 7 : 2, maka hitunglah RA dan RB!
Perhatikan gambar di samping! Pada gambar tersebut AB
adalah diameter dan BC adalah garis singgung lingkaran.
Jika luas daerah yang diarsir 308 cm2 dan panjang BC = 96
cm, hitunglah panjang AC!
230
6. Setyo mempunyai sebuah sepeda. Suatu hari saat
Setyo ingin menggunakan sepedanya, dia mengetahui
bahwa rantai sepedanya putus. Setyo ingin mengganti
rantai sepedanya dengan yang baru. Jika dimodelkan
seperti gambar di samping dan diketahui AB = 25 cm, RA
= 14 cm dan RB = 7 cm serta CAB = 72o, maka tentukanlah panjang rantai sepeda Setyo!
(
).
~ SELAMAT MENGERJAKAN ~
231
Lampiran 32
KUNCI JAWABAN DAN PEDOMAN PENSKORAN
No Kunci Jawaban Skor
1. Perhatikan gambar di samping! Garis AB dan
AC adalah garis singgung lingkaran dengan
pusat di O. Jika OC = 11 cm dan OB = 61 cm,
maka hitunglah luas segiempat OABC!
Selesaian:
Diketahui : OC = 11 cm dan OB = 61 cm
Ditanya : Luas segiempat OABC
Tentukan panjang BC terlebih dahulu dengan menggunakan rumus
Pythagoras.
√
√
√
√
Menentukan luas BCO. Lihat BCO! Diketahui OC = 11 cm dan
BC = 60 cm. Maka luas BCO sebagai berikut.
Luas BCO =
Menentukan luas segiempat OABC.
Luas segiempat OABC = 2 x Luas BCO
= 2 x
= 660
Jadi, luas segiempat OABC = 660 .
1
4
4
4
2
232
2. Perhatikan gambar di samping! Pada gambar
tersebut AB adalah diameter dan BC adalah
garis singgung lingkaran. Jika luas daerah
yang diarsir 308 cm2 dan panjang
BC = 96 cm, hitunglah panjang AC!
Selesaian:
Diketahui : luas daerah yang diarsir 308 cm2 dan panjang BC = 96 cm.
Ditanya : panjang AC.
Tentukan panjang jari-jari lingkaran terlebih dahulu dengan
menggunakan rumus luas lingkaran. Karena daerah yang diarsir hanya
setengah dari luas lingkaran, maka rumus luasnya dikalikan dengan
setengah.
Luas daerah arsir
√ cm
Panjang AB = 2 x r = 2 x 14 = 28 cm.
Untuk mencari panjang AC digunakan rumus Pythagoras.
√
√
√
√
cm.
Jadi, panjang AC adalah 100 cm
1
7
3
7
2
3. Panjang garis singgung persekutuan dalam dua buah lingkaran yang
berpusat di titik A dan B adalah 36 cm. Jika AB = 39 cm dan panjang
jari-jari lingkaran A adalah 7 lebihnya dari panjang jari-jari lingkaran B,
233
hitunglah panjang jari-jari lingkaran B!
Selesaian:
Diketahui : panjang garis singgung = 36 cm, AB = 39 cm, RB
Ditanya : RB
Untuk menemukan panjang jari-jari
lingkaran B, sebelumnya harus dicari
jumlah panjang jari-jari lingkaran A
dan B dengan menggunakan rumus
garis singgung persekutuan dalam.
Misal RA = jari-jari lingkaran A
RB = jari-jari lingkaran B
√
√
√
√
dengan
cm
Dapat dihitung,
cm.
Jadi, panjang cm
1
5
4
3
2
4. Jarak 2 pusat lingkaran yaitu KL = 25 cm. Panjang MN yang merupakan
garis singgung persekutuan dalamnya adalah 20 cm. Jika RK dan RL
merupakan jari-jari lingkaran K dan L dimana RK : RL = 3 : 2, hitunglah
panjang RK dan RL!
Selesaian:
234
Diketahui : KL = 25 cm, MN=20 cm, RK : RL = 3 : 2
Ditanya : RK dan RL
Untuk menemukan panjang jari-jari
lingkaran K dan lingkaran L, sebelumnya
harus dicari jumlah panjang jari-jari
lingkaran K dan L dengan menggunakan
rumus garis singgung persekutuan dalam.
RK : RL = 3 : 2
√
√
√
√
cm
Setelah diketahui, maka kita dapat mencari panjang RK dan
RL yaitu sebagai berikut.
cm
cm
Jadi, panjang cm dan cm.
1
4
5
2
2
1
5. Garis PQ adalah garis singgung persekutuan luar dua lingkaran yang
berpusat di titik A dan B. Panjang PQ = 21 cm dan jarak titik A dan B
adalah 29 cm. Jika perbandingan jari-jari lingkaran A (RA) dan jari-jari
lingkaran B (RB) adalah 7 : 2, maka hitunglah RA dan RB!
Selesaian:
Diketahui : PQ = 21 cm, AB=29 cm, RA : RB = 7 : 2
Ditanya : RA dan RB
1
235
Untuk menemukan panjang jari-jari
lingkaran A dan lingkaran B dapat
menggunakan rumus garis singgung
persekutuan luar.
RA : RB = 7 : 2
Rumus garis singgung persekutuan luar lingkaran.
√
√
√
dengan
cm.
Untuk cm, maka
cm
Jadi, panjang cm dan cm
4
6
3
1
6. Setyo mempunyai sebuah sepeda.
Suatu hari saat Setyo ingin
menggunakan sepedanya, dia
mengetahui bahwa rantai sepedanya
putus. Setyo ingin mengganti rantai
sepedanya dengan yang baru. Jika
dimodelkan seperti gambar di samping dan diketahui AB = 25 cm, RA =
14 cm dan RB = 7 cm serta CAB = 72o, maka tentukanlah panjang
rantai sepeda Setyo! (
).
Selesaian:
Diketahui : AB = 25 cm, RA = 14 cm dan RB = 7 cm serta CAB = 72o
236
(
)
Ditanya : panjang rantai sepeda Setyo
Untuk mencari panjang rantai total, maka harus mencari panjang garis
singgung CD dan EF, panjang busur CE yang besar, dan panjang busur
DF yang kecil. Garis singgung CD = EF.
Pertama, mencari panjang garis singgung CD.
√
√
√
√
√
cm
Panjang garis singgung CD = EF = 24 cm
Kedua, mencari panjang busur CE yang besar.
CAE besar =
=
Panjang busur CE yang besar
cm
Ketiga, mencari panjang busur DF yang kecil.
CAE besar
Panjang busur DF yang kecil
cm
Jadi, panjang rantai total
cm
1
4
3
3
3
3
3
Jumlah Skor 100
237
Lampiran 33
DATA HASIL TES KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH
NO. KELAS
VIII H VIII G
1 71 68 2 76 74 3 51 81 4 69 73 5 80 79 6 79 66 7 63 86 8 94 81 9 88 76 10 95 54 11 85 79 12 91 73 13 76 71 14 86 88 15 76 71 16 96 76 17 100 81 18 78 85 19 88 82 20 83 71 21 98 64 22 93 73 23 93 83 24 81 73 25 94 91 26 100 95 27 78 58 28 90 61 29 67 71 30 84 81 31 69 81 32 73 76
Jumlah 2645 2422
Rata-rata 82,81 75,97
238
Lampiran 34
UJI NORMALITAS
DATA TES KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATERI
1. Hipotesis
0H : data berasal dari populasi yang berdistribusi normal
1H : data berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal
2. Taraf signifikan (α) yang digunakan adalah sebesar 5%.
3. Kriteria Pengujian
Terima 0H apabila2 hitung <
2 tabel dan tolak 0H apabila2 hitung >
2 tabel
4. Statistik Perhitungan
Rumus yang digunakan adalah
i
ii
E
EO2
2
Nilai Max 100
Nilai Min 51
Rentang 49
Banyak Kelas 7
Panjang Kelas 8
Rata-rata 79.39
n 64
s 11.423
Kelas
Interval
Batas
kelas
( x )
Z Peluang
Z
Luas
Kelas
Z
45 - 52 1 44,5 -34,891 1217,356 -3,05 0,4989 0,0083 0,5312 0,220 0,414
53 - 60 3 52,5 -26,891 723,106 -2,35 0,4906 0,0401 2,5664 0,188 0,073
61 - 68 5 60,5 -18,891 356,856 -1,65 0,4505 0,1216 7,7824 7,742 0,995
69 - 76 19 68,5 -10,891 118,606 -0,95 0,3289 0,2302 14,7328 18,209 1,236
77 - 84 10 76,5 -2,891 8,356 -0,25 0,0987 0,0749 4,7936 27,107 5,655
85 - 92 16 84,5 5,109 26,106 0,45 0,1736 0,2013 12,8832 9,714 0,754
93 - 100 10 92,5 13,109 171,856 1,15 0,3749
∑ 64 8,372
Dengan α = 5% dan dk (7-3) = 4, diperoleh2 tabel = 9,488 dan
2 hitung = 8,372
Jadi,2 hitung <
2 tabel
Sehingga 0H diterima, ini berarti data tersebut berdistribusi normal.
xx 2ii EO
i
2ii
E
EO
iE 2xx iO
239
Lampiran 35
UJI HOMOGENITAS
DATA TES KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATERI
5. Hipotesis
0H : 2
2
2
1 (kedua kelompok sampel mempunyai varians sama)
1H : 2
2
2
1 (kedua kelompok sampel mempunyai varians berbeda)
6. Taraf signifikan (α) yang digunakan adalah sebesar 5%,
7. Kriteria Pengujian
Terima 0H apabila Fhitung < Ftabel ( Ftabel = 1-n1,-n
2
121
F
)
8. Statistik Perhitungan
Rumus yang digunakan adalah kecilvarian ter
besarvarian terFhitung
Sampel Si Si2 Fhitung
VIII A 11,768 138,480 1,35
VIII B 10,127 102,547
35,1547,102
138,480
kecilvarian ter
besarvarian terFhitung
Diperoleh: Fhitung = 1,35
Dengan α = 5%, dk pembilang = 32 - 1 = 31, dan dk penyebut = 32 - 1 = 31, diperoleh Ftabel =
1,76
Jadi, Fhitung < Ftabel, Jelas bahwa 0H diterima, ini berarti kedua kelompok memiliki varians
sama atau homogen.
240
Lampiran 36
UJI PROPORSI KELAS EKSPERIMEN
(UJI HIPOTESIS 1)
1. Hipotesis
745,0:0 H
745,0:1 H
2. Taraf signifikan (α) yang digunakan adalah sebesar 5%,
3. Kriteria Pengujian
Tolak 0H jika 5,0zzhitung , dalam hal lainnya 0H diterima.
4. Statistik Perhitungan
Rumus yang digunakan adalah
n
n
x
z00
0
1
x n π0 ztabel zhitung
27 32 0,745 0,3264 1,28163
Diperoleh zhitung = 1,28163
Dengan α = 5%, diperoleh ztabel = 0,3264
Jelas bahwa zhitung > ztabel maka 0H ditolak dan 1H diterima. Hal ini berarti, persentase
peserta didik yang diajar dengan model pembelajaran CTL pada kemampuan pemecahan
masalah materi garis singgung persekutuan dua lingkaran yang mencapai nilai minimal 70
lebih dari 74,5%.
241
Lampiran 37
KISI-KISI INDIKATOR KEAKTIFAN PESERTA DIDIK
TERHADAP MODEL PEMBELAJARAN CTL
No. Klasifikasi
Keaktifan Indikator
No
Item
1. Keaktifan
visual
Mengamati LKPD yang diberikan guru pada saat
diskusi. 1
Memperhatikan pada saat teman
mempresentasikan hasil diskusi. 2
Memperhatikan pada saat guru memberikan
penjelasan. 3
2. Keaktifan lisan
Mengajukan pertanyaan tentang informasi yang
belum dipahami dari apa yang diamati pada LKPD. 4
Mengumpulkan informasi dari LKPD. 5
Mampu mempresentasi hasil diskusi kelompok. 6
Bertanya pada teman atau guru tentang materi
yang belum dipahami. 7
Menjawab pertanyaan yang diterima dan
mengungkapkan ide 8
3. Keaktifan
mendengar
Mendengarkan penyajian hasil diskusi yang
dipresentasikan kelompok lain. 9
4. Keaktifan
menulis
Menuliskan jawaban atas serangkaian
permasalahan yang ada di LKPD. 10
Membuat catatan penting atau menulis penjelasan
guru dan hasil diskusi kelompok. 11
5. Keaktifan
menggambar
Mampu membuat gambar untuk membantu
menyelesaikan pemecahan masalah. 12
6. Keaktifan
metric Mampu menyelesaikan soal-soal pada LKPD. 13
7. Keaktifan
mental
Dapat mengasosiasikan atau menalar LKPD yang
diberikan guru pada saat diskusi. 14
8. Keaktifan
emosional
Bersemangat dan menaruh minat selama kegiatan
pembelajaran. 15
242
Lampiran 38
DAFTAR INDIKATOR DAN PEMBERIAN SKOR
LEMBAR OBSERVASI KEAKTIFAN PESERTA DIDIK
TERHADAP MODEL PEMBELAJARAN CTL
A. Keaktifan visual
1. Mengamati LKPD yang diberikan guru pada saat diskusi
Keaktifan Skor
Tidak mengamati LKPD yang diberikan guru pada saat diskusi. 1
Mengamati LKPD apabila diminta oleh guru atau setelah ditegur. 2
Mengamati LKPD dengan baik tetapi tidak mampu menjelaskan
apa yang diamati. 3
Mengamati LKPD dengan baik dan mampu menjelaskan apa
yang diamati. 4
2. Memperhatikan pada saat teman mempresentasikan hasil diskusi
Keaktifan Skor
Tidak memperhatikan saat teman mempresentasikan hasil diskusi. 1
Memperhatikan penjelasan apabila diminta oleh guru atau setelah
ditegur. 2
Memperhatikan penjelasan dengan baik tetapi tidak mampu
menjelaskan jika ditunjuk. 3
Memperhatikan penjelasan dengan baik dan mampu menjelaskan
ulang jika ditunjuk. 4
3. Memperhatikan saat guru memberikan penjelasan
Keaktifan Skor
Tidak memperhatikan saat guru memberikan penjelasan. 1
Memperhatikan penjelasan apabila diminta oleh guru atau setelah
ditegur. 2
Memperhatikan penjelasan dengan baik tetapi tidak mampu
menjelaskan jika ditunjuk. 3
Memperhatikan penjelasan dengan baik dan mampu menjelaskan
ulang jika ditunjuk. 4
B. Keaktifan lisan
4. Mengajukan pertanyaan tentang informasi yang belum dipahami dari apa yang
diamati pada LKPD
Keaktifan Skor
243
Tidak mengajukan pertanyaan tentang informasi yang belum dipahami dari apa yang diamati pada LKPD.
1
Mengajukan pertanyaan tentang informasi yang belum dipahami
dari apa yang diamati pada LKPD tetapi tidak sesuai dengan
materi.
2
Mengajukan pertanyaan tentang informasi yang belum dipahami
dari apa yang diamati pada LKPD dan materi sesuai. 3
Selalu mengajukan pertanyaan tentang informasi yang belum
dipahami dari apa yang diamati pada LKPD untuk mendapatkan
penjelasan lebih.
4
5. Mengumpulkan informasi dari LKPD
Keaktifan Skor
Tidak berusaha mengumpulkan informasi dari LKPD. 1
Berusaha mengumpulkan informasi dari LKPD apabila diminta
oleh guru atau setelah ditegur. 2
Berusaha mengumpulkan informasi dari LKPD tetapi belum
lengkap. 3
Berusaha mengumpulkan informasi dari LKPD dengan lengkap. 4
6. Mampu mempresentasi hasil diskusi kelompok
Keaktifan Skor
Tidak mampu mempresentasi hasil diskusi dan pasif. 1
Kurang mampu menyampaikan hasil diskusi dengan baik dan
kurang komunikatif. 2
Mampu menyampaikan hasil diskusi dengan baik dan
komunikatif. 3
Mampu menyampaikan hasil diskusi dengan sangat baik dan
komunikatif. 4
7. Bertanya pada teman atau guru tentang materi yang belum dipahami
Keaktifan Skor
Tidak pernah bertanya dan tidak bisa menjawab pertanyaan dari
guru maupun peserta didik lain. 1
Bertanya tetapi pertanyaan tidak sesuai dengan materi dan tidak
bisa menjawab pertanyaan dari guru maupun peserta didik lain. 2
Bertanya hanya saat mengalami kesulitan saja dan bisa menjawab
pertanyaan dari guru maupun peserta didik lain. 3
Selalu bertanya untuk mendapatkan penjelasan yang lebih dan
bisa menjawab pertanyaan dari guru maupun peserta didik lain. 4
8. Menjawab pertanyaan yang diterima dan mengungkapkan ide
Keaktifan Skor
Tidak menjawab pertanyaan yang diterima dan tidak
mengungkapkan ide 1
244
Menjawab pertanyaan yang diterima dan tidak mengungkapkan ide
2
Tidak menjawab pertanyaan yang diterima dan mengungkapkan
ide 3
Menjawab pertanyaan yang diterima dan mengungkapkan ide 4
C. Keaktifan mendengarkan
9. Mendengarkan penyajian hasil diskusi yang dipresentasikan kelompok lain
Keaktifan Skor
Tidak mendengarkan ketika kelompok lain yang
mempresentasikan hasil diskusi. 1
Mendengarkan kelompok lain yang mempresentasikan hasil
diskusi setelah diminta oleh guru atau setelah ditegur. 2
Mendengarkan kelompok lain yang mempresentasikan hasil
diskusi tetapi tidak mampu menjelaskan ulang ketika ditunjuk. 3
Mendengarkan presentasi dengan baik dan mampu menjelaskan
ulang. 4
D. Keaktifan menulis
10. Menuliskan jawaban atas serangkaian permasalahan yang ada di LKPD
Keaktifan Skor
Tidak menuliskan jawaban sama sekali. 1
Menuliskan jawaban tetapi tidak lengkap. 2
Menuliskan jawaban dengan lengkap tetapi kurang rapi. 3
Menuliskan jawaban dengan lengkap dan rapi. 4
11. Membuat catatan penting atau menulis penjelasan guru dan hasil diskusi
kelompok
Keaktifan Skor
Tidak membuat catatan sama sekali. 1
Membuat catatan tetapi tidak lengkap. 2
Membuat catatan lengkap tetapi kurang rapi. 3
Membuat catatan lengkap dan rapi. 4
E. Keaktifan menggambar
12. Mampu membuat gambar untuk membantu menyelesaikan pemecahan masalah
Keaktifan Skor
Tidak membuat gambar sama sekali. 1
Membuat gambar tetapi tidak jelas dan tidak sesuai dengan
permasalahan. 2
Membuat gambar dengan jelas tetapi tidak sesuai dengan
permasalahan. 3
Membuat gambar dengan jelas dan sesuai dengan permasalahan. 4
245
F. Keaktifan metric
13. Mampu menyelesaikan soal-soal pada LKPD
Keaktifan Skor
Tidak mampu menyelesaikan soal-soal pada LKPD. 1
Mampu menyelesaikan soal-soal pada LKPD tetapi tidak sesuai
dengan hasil yang diharapkan. 2
Mampu menyelesaikan soal-soal pada LKPD tetapi kurang sesuai
dengan hasil yang diharapkan. 3
Mampu menyelesaikan soal-soal pada LKPD dan hasilnya sesuai
dengan yang diharapkan. 4
G. Keaktifan mental
14. Dapat mengasosiasikan atau menalar LKPD yang diberikan guru pada saat
diskusi
Keaktifan Skor
Tidak berusaha mengasosiasikan atau menalar LKPD yang
diberikan guru pada saat diskusi. 1
Berusaha mengasosiasikan atau menalar LKPD yang diberikan
guru pada saat diskusi tetapi belum sesuai yang diharapkan. 2
Dapat mengasosiasikan atau menalar LKPD yang diberikan guru
pada saat diskusi sudah sesuai yang diharapkan tetapi belum
lengkap.
3
Dapat mengasosiasikan atau menalar LKPD yang diberikan guru
pada saat diskusi sudah sesuai yang diharapkan dan lengkap. 4
H. Keaktifan emosional
15. Bersemangat dan menaruh minat selama kegiatan pembelajaran
Keaktifan Skor
Tidak antusias. 1
Kurang antusias. 2
Antusias. 3
Sangat antusias. 4
246
Lampiran 39
LEMBAR OBSERVASI KEAKTIFAN PESERTA DIDIK TERHADAP
MODEL PEMBELAJARAN CTL
Petunjuk Pengisian:
Beri penilaian Anda dengan memberikan skor 1 sampai 4 pada kolom sesuai dengan kriteria
penilaian keaktifan peserta didik.
No Kode Kode aspek yang diamati
Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1. E-1
2. E-2
3. E-3
4. E-4
5. E-5
6. E-6
7. E-7
8. E-8
9. E-9
10. E-10
11. E-11
12. E-12
13. E-13
14. E-14
15. E-15
16. E-16
17. E-17
18. E-18
19. E-19
20. E-20
21. E-21
22. E-22
23. E-23
24. E-24
25. E-25
26. E-26
27. E-27
28. E-28
29. E-29
30. E-30
31. E-31
32. E-32
Boja,
Pengamat
……………………
290
247
Lampiran 40
HASIL PENGAMATAN KEAKTIFAN PESERTA DIDIK
PADA KELAS EKSPERIMEN PERTEMUAN 1
No Kode Kode aspek yang diamati
Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1. E-1 3 3 4 2 3 2 4 2 3 3 2 2 2 2 3 40
2. E-2 4 4 4 3 2 2 4 2 4 3 3 2 3 3 4 47
3. E-3 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 1 1 2 2 3 35
4. E-4 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 1 1 2 2 3 35
5. E-5 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 2 2 3 3 4 53
6. E-6 3 3 4 2 3 2 3 2 3 3 2 2 2 2 3 39
7. E-7 4 4 3 4 3 2 3 2 4 3 2 2 3 3 4 46
8. E-8 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 42
9. E-9 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 2 2 3 3 4 50
10. E-10 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 56
11. E-11 3 3 4 2 3 3 3 2 3 3 2 2 2 2 3 40
12. E-12 3 3 4 4 3 2 2 2 3 3 2 2 3 3 3 42
13. E-13 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 2 2 3 39
14. E-14 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 2 3 3 3 4 52
15. E-15 3 3 4 3 3 2 2 3 3 3 2 2 2 2 4 41
16. E-16 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 2 3 3 4 52
17. E-17 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 56
18. E-18 3 3 4 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 37
19. E-19 3 3 4 2 3 2 3 2 3 3 2 2 2 2 3 39
20. E-20 3 3 4 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 39
21. E-21 4 4 4 3 3 3 3 2 4 3 3 3 2 2 4 47
22. E-22 3 4 4 3 3 3 3 2 4 3 3 2 2 3 3 45
23. E-23 4 4 4 3 3 3 3 2 3 3 2 2 2 3 4 45
24. E-24 3 3 4 3 3 3 2 2 4 3 2 2 2 2 3 41
25. E-25 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 53
26. E-26 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 56
27. E-27 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 37
28. E-28 3 4 4 4 3 2 3 2 4 3 2 2 2 2 3 43
29. E-29 4 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 3 3 3 41
30. E-30 3 4 4 3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 2 3 41
31. E-31 3 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 34
32. E-32 3 3 4 2 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 38
Boja, 20 Mei 2014
Pengamat
Siti Nur Azizah
NIM. 3201410012
248
Lampiran 41
HASIL PENGAMATAN KEAKTIFAN PESERTA DIDIK
PADA KELAS EKSPERIMEN PERTEMUAN 2
No Kode Kode aspek yang diamati
Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1. E-1 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 2 2 2 3 3 44
2. E-2 4 4 4 4 2 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 51
3. E-3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 1 2 2 3 3 39
4. E-4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 2 2 3 3 41
5. E-5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 4 4 57
6. E-6 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 45
7. E-7 4 4 3 4 3 4 3 3 4 3 2 4 3 4 4 52
8. E-8 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 51
9. E-9 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 2 3 3 4 4 54
10. E-10 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 58
11. E-11 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 2 3 2 3 3 45
12. E-12 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 47
13. E-13 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 43
14. E-14 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 3 4 4 56
15. E-15 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 46
16. E-16 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 57
17. E-17 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 59
18. E-18 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 44
19. E-19 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 47
20. E-20 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 2 3 3 4 3 49
21. E-21 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 55
22. E-22 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 52
23. E-23 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 53
24. E-24 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 2 3 3 4 3 48
25. E-25 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 57
26. E-26 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 58
27. E-27 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 42
28. E-28 3 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 51
29. E-29 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 44
30. E-30 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 2 3 3 3 3 50
31. E-31 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 39
32. E-32 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 45
Boja, 22 Mei 2014
Pengamat
Siti Nur Azizah
NIM. 3201410012
249
Lampiran 42
HASIL PENGAMATAN KEAKTIFAN PESERTA DIDIK
PADA KELAS EKSPERIMEN PERTEMUAN 3
No Kode Kode aspek yang diamati
Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1. E-1 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 46
2. E-2 4 4 4 4 2 3 4 4 4 3 2 3 3 3 4 51
3. E-3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 1 2 2 3 3 39
4. E-4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 2 2 3 3 41
5. E-5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 4 4 57
6. E-6 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 45
7. E-7 4 4 3 4 3 4 3 3 4 3 2 4 3 4 4 52
8. E-8 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 50
9. E-9 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 3 3 4 4 55
10. E-10 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 58
11. E-11 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 2 3 2 3 3 47
12. E-12 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 47
13. E-13 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 43
14. E-14 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 3 4 4 56
15. E-15 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 46
16. E-16 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 57
17. E-17 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 59
18. E-18 3 3 4 3 3 4 3 3 2 3 2 3 3 3 3 45
19. E-19 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 47
20. E-20 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 2 3 3 4 3 49
21. E-21 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 55
22. E-22 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 52
23. E-23 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 2 3 3 3 4 52
24. E-24 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 2 3 3 4 3 48
25. E-25 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 57
26. E-26 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 59
27. E-27 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 2 3 2 3 3 45
28. E-28 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 53
29. E-29 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 44
30. E-30 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 2 3 3 3 3 50
31. E-31 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 39
32. E-32 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 45
Boja, 30 Mei 2014
Pengamat
Siti Nur Azizah
NIM. 3201410012
250
Lampiran 43
UJI HIPOTESIS II
(UJI PENGARUH KEAKTIFAN TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN
MASALAH DENGAN ANALISIS REGRESI)
No. Keaktifan Nilai
1. 43 71 1878 5041 3077
2. 50 76 2467 5776 3775
3. 38 51 1419 2601 1921
4. 39 69 1521 4761 2691
5. 56 80 3099 6400 4453
6. 43 79 1849 6241 3397
7. 50 63 2500 3969 3150
8. 48 94 2272 8836 4481
9. 53 88 2809 7744 4664
10. 57 95 3287 9025 5447
11. 44 85 1936 7225 3740
12. 45 91 2055 8281 4125
13. 42 76 1736 5776 3167
14. 55 86 2988 7396 4701
15. 44 76 1965 5776 3369
16. 55 96 3062 9216 5312
17. 58 100 3364 10000 5800
18. 42 78 1764 6084 3276
19. 44 88 1965 7744 3901
20. 46 86 2085 7396 3927
21. 52 98 2739 9604 5129
22. 50 93 2467 8649 4619
23. 50 93 2500 8649 4650
24. 46 81 2085 6561 3699
25. 56 94 3099 8836 5233
26. 58 100 3325 10000 5767
27. 41 78 1708 6084 3224
28. 49 90 2401 8100 4410
29. 43 67 1849 4489 2881
30. 47 86 2209 7396 4042
31. 37 69 1394 4761 2576
32. 43 73 1820 5329 3115
Jumlah 1523 2650 73619 223746 127718
251
Berdasarkan tabel di atas diperoleh:
∑
∑
∑
∑
∑
Persamaan regresi
Persamaan regresi yang diprediksi dalam bentuk: X
Untuk memperoleh koefesien a dan b menggunakan rumus:
∑ (∑
) ∑ ∑
∑ ∑
∑ ∑ ∑
∑ ∑
Berdasarkan rumus tersebut diperoleh:
252
SKOR KEAKTIFAN DAN NILAI KEMAMPUAN PEMECAHAN
MASALAH SETELAH X DIKELOMPOKAN
X Kelompok Y
37 1 1 69
38 2 1 51
39 3 1 69
41 4 1 78
42 5 2 76
78
43 6 4
73
79
67 71
44 7 3
85
76
88
45 8 1 91
46 9 2 86
81
47 10 1 86
48 11 1 94
49 12 1 90
50 13 4
76
93
63
93
52 14 1 98
53 15 1 88
55 16 2 86
96
56 17 2 80
94
57 18 1 95
58 19 2 100
100
253
UJI KEBERARTIAN DAN
LINEARTITAS PERSAMAAN REGRESI
1) Uji Keberartian
Hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut:
: Koefisien arah regresi tidak berarti
: Koefisien arah regresi berarti
Rumus yang digunkan adalah sebagai berikut:
Kriteria pengujianya tolak jika dengan taraf signifikan dan dk
pembilang dan dk penyebut .
2) Uji Linearitas
Hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut:
: Regresi linear
: Regresi non linear
Sedangkan rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
Kriteria pengujianya tolak jika dengan taraf signifikan dan dk
pembilang dan dk penyebut .
Perhitungan:
∑
∑
| {∑ ∑ ∑
}
{
}
|
254
∑ {∑ ∑
}
{
} {
} {
} {
} {
} {
}
{
} {
}
{
} {
} {
} {
}
{
}
{
} {
} {
}
{
} {
} {
}
TABEL ANAVA UNTUK REGRESI LINEAR
Sumber Variasi
Total
Koefisien
Regresi | Sisa
Tuna Cocok
Galat
Pada uji keberartian berdasarkan tabel di atas diperoleh dan
untuk taraf signifikan diperoleh Oleh karena , maka
ditolak sehingga diterima, artinya koefisien berarti.
Pada uji linearitas berdasarkan tabel di atas diperoleh dan untuk
taraf signifikan diperoleh . Oleh karena , maka
diterima, artinya regresi linear. Sehingga persamaan regresinya adalah
X.
255
KOEFISIEN KORELASI DAN DETERMINASI
1) Koefisien Korelasi
Hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut:
: Tidak ada hubungan antara keaktifan terhadap nilai kemampuan pemecahan
masalah peserta didik.
: Ada hubungan antara keaktifan terhadap nilai kemampuan pemecahan masalah peserta
didik.
Koefisien korelasi dinyatakan dengan rumus sebagai berikut:
∑ ∑ ∑
√{ ∑ ∑ }{ ∑
∑ }
Kriteria pengujian:
Dalam hal ini ditolak jika .
Berdasarkan rumus diatas, diperoleh:
√{ }{ }
Diperoleh sedangkan untuk taraf signifikan dengan
adalah . Karena maka dapat disimpulkan bahwa terdapat
hubungan yang positif dan signifikan sebesar antara nilai keaktifan dan nilai
kemampuan pemecahan masalah peserta didik.
2) Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi dinyatakan dengan rumus sebagai berikut:
{ ∑ ∑ ∑ }
∑ ∑
Berdasarkan rumus di atas, diperoleh:
{ }
Berdasarkan perhitungan diperoleh . Jadi dapat disimpulkan bahwa nilai
kemampuan pemecahan masalah peserta didik ditentukan oleh nilai keaktifan
peserta didik dalam model pembelajaran CTL melalui persamaan regresi
X. Sisanya sebesar ditentukan oleh faktor lain.
256
Lampiran 44
UJI PERBEDAAN RATA-RATA
(UJI HIPOTESIS III)
1. Hipotesis
210 : H , artinya rata-rata nilai tes kemampuan pemecahan masalah materi garis
singgung persekutuan dua lingkaran peserta didik kelas VIII SMP Negeri 2 Boja pada
kelas eksperimen kurang dari sama dengan kelas kontrol.
211 : H , artinya rata-rata nilai tes kemampuan pemecahan masalah materi garis
singgung persekutuan dua lingkaran peserta didik kelas VIII SMP Negeri 2 Boja pada
kelas eksperimen lebih dari kelas kontrol.
2. Taraf signifikan (α) yang digunakan adalah sebesar 5%,
3. Kriteria Pengujian
Terima 0H apabila thitung < ttabel ( ttabel = t(1-α) )
4. Statistik Perhitungan
Rumus yang digunakan adalah
21
21
11
nns
xxt
dengan
2
11
21
2
22
2
112
nn
snsns
Sampel ix is 2
is n s t
1 82,81 11,768 138,4858 32 10,978 2,484
2 75,97 10,127 102,5561 32
Diperoleh: thitung = 2,484
Dengan dk = 32 + 32 – 2 = 62 dan taraf signifikan 5%, diperoleh ttabel = 1,66.
Karena thitung > ttabel maka tolak 0H dan terima 1H . Hal ini berarti bahwa rata-rata nilai tes
materi garis singgung persekutuan dua lingkaran peserta didik kelas VIII SMP Negeri 2 Boja
pada pembelajaran matematika yang menggunakan model pembelajaran CTL lebih dari rata-
rata pembelajaran matematika yang menggunakan model pembelajaran ekspositori.
257
Lampiran 45
FOTO-FOTO PENELITIAN
Penerapan Model Pembelajaran CTL di Kelas Eksperimen dengan Menggunakan Media
Pembelajaran LKPD
Peserta Didik Melakukan Diskusi Kelompok dalam Mengerjakan Materi Prasyarat pada
LKPD
Guru Membimbing Peserta Didik untuk Menggambar Garis Singgung Lingkaran Sesuai
Langkah-langkah pada LKPD
258
Peserta Didik Menuliskan Kesimpulan Pembelajaran
Guru Memberikan Tes Kemampuan Pemecahan Macalah pada Peserta Didik di Kelas
Eksperimen
259
Pembelajaran di Kelas Kontrol yang Menggunakan Model Pembelajaran Ekspositori
Guru Memberikan Tes Kemampuan Pemecahan Macalah pada Peserta Didik di Kelas
Eksperimen
260
Lampiran 46
SURAT PENETAPAN DOSEN PEMBIMBING
261
Lampiran 47
SURAT IJIN PENELITIAN
262
Lampiran 48
SURAT KETERANGAN TELAH MELAKUKAN PENELITIAN