isyarat dengan dua tangan
TRANSCRIPT
ISYARAT DENGAN KEDUA TANGAN
Disusun guna memenuhi tugas
Mata Kuliah : Hadits Tarbawi I
Dosen pengampu : Drs. H. Ahmad Rifa’i, M.Ag
Disusun oleh:
1. Ati Utami (2021113205)
TARBIYAH PAI A
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI ( STAIN )
PEKALONGAN
2014
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam proses belajar mengajar, kehadiran alat / media mempunyai arti yang
sangat penting. Karena dalam kegitan tersebut, ketidak jelasan bahan yang
disampaikan, dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Media
pengajaran yang digunakan dalam rangka upaya peningkatan atau mempertinggi
mutu proses belajar mengajar. Alat / media merupakan sarana yang membantu
proses pembelajaran terutama yang berkaitan dengan indra pendengaran dan
penglihatan, bahkan adanya media/alat tersebut dapat mempercepat proses
pembelajaran murid karena dapat membuat pemahaman murid cepat pula.
Penggunaaan media pengajaran dalam proses pembelajaran sangat
dianjurkan untuk mempertinggi kualitas pengajaran. Sebagai alat bantu, media
memiliki fungsi melicinkan jalan menuju tercapainya tujuan pengajaran. Media
adalah alat, metode, dan teknik yang digunakan dalam rangka meningkatkan
efektifitas komunikasi dan interaksi edukatif antara guru dan siswa dalam proses
pendidikan dan pengajaran di sekolah.
Bukan pada masa modern saja, penggunaan media/alat bantu pengajaran
jga sudah dikenal sejak jaman Nabi Saw. Nabi Saw adalah sosok pendidik yaang
agung bagi umat manusia. Meskipun pendidik pertama adalah Allah SWT nabi
Muhammad pada dasarnya mempresentasikan dan mengejawantahkan apa yang
diajarkan melalui tindakan, kemudian menerjemahkan tindakanya dalam kata-
kata. Sehingga segala “materi” yang diajarkan muhammadakan segera diterima
para sahabatnya karena ucapanya yang diawali dengan contoh tindakan konkret.
BAB II
PEMBAHASAN
a) Materi hadits اخر ج البخرى فى الكتا ب الغسل عن جبير بن مطعم رضي الله عنه قا ل: قا ل رسول الله ص!!ل الل!!ه علي!!ه وس!!لم: )ام!!ا ان!!ا ف!!افيض علي راسي ثالثا، واشا ر بيديه كلتيهما(
b) Terjemahan Hadits“Meriwayatkan Imam Bukhari dalam kitab (Bab Mandi),
dari Jubair bin Muth’im r.a,berkata Rasulullah SAW bersabda: adapun saya (Rasulullah) meratakan air diatas kepala saya tiga kali dan memberi isyarat dengan kedua tangannya”.1
c) Penjelasan HaditsHadits ini memberi pengertian, bahwa air itu
dituangkan tiga kali dengan kedua belah tangan atas kepala, serta hadits ini juga menerangkan bahwa Rasul memberikan contoh teladan baik dalam setiap perilaku, sampai hal-hal sekecil apapun beliau selalu memperhatikan. Ketika Rasulullah mandi jinabat beliau mengajarkan kepada sahabatnya. Ketika itu beliau menyiramkan air diatas kepala sebanyak tiga kali dan hal ini kemudian menjadi pelajaran bagi sahabatnya untuk di contoh oleh umatnya.2
d) Keterangan Hadits Adapun aku maka aku menyiram) Abu Nu’aim( اما انا فا فيضmenyebutkan sebabnya dalam kitab Al-Mustakharaj, dimana dibagian awal haditsnya disebutkan “mereka
1 Ibnu Hajar Al Asqalani, Al-Imam Al-Hafizh, Fathul Baari Syarah Shahih Al Bukhori, )Jakarta: Pustaka Azzam, 2008(, hlm.4062 Hasbi Ash-Shiddieq, Mutiara Hadits, )Jakarta: Bulan Bintang,2002(, hlm. 163
menyebut-nyebut tentang mandi junub di dekat Rasulullah” maka beliau SAW mengucapkan sabdanya seperti di atas. Sementara dalam riwayat Imam Muslim melalui riwayat Abu Al Ahwash dari ishaq dikatakan, “mereka berdebat tentang mandi )junub( di dekat Nabi SAW, sebagian mereka berkata, “Adapun aku, maka aku menyiram kepalaku dengan cara begini dan begini.” Kemudian ia menyebut hadits diatas, dan bagian inilah yang tidak di cantumkan dalam hadits tadi.ثا tiga kali(, lafadz ini memberikan keterangan bahwa( ثال yang dimaksud dengan lafadz “begini dan begini” adalah bahwa perbuatan tersebut dilakukan lebih dar tiga kali. Lalu diriwayatkan oleh Imam Muslim melalui jalur periwayatan lain, bahwa yang bertanya adalah utusan dari Tsaqif.Susunan Hadits diatas mengisyaratkan bahwa Nabi saw tidak menyiram )badannya( tiga kali. Hal ini mengandung kemungkinan bahwa ketiga siraman itu adalah sebagian pengulangan, dan dimungkinkan juga bahwa setiap siraman tersebut untuk bagian badan tertentu.3
Akan tetapi hadits jabir di akhir bab menguatkan kemungkinan pertama.
عن جا بر بن عبدالله قا ل: كان النبي .ص.م يفرغ على راسه ثالثا
Artinya:” Diriwayatkan dari Jabir bin Abdullah ia berkata, biasanya Nabi saw menyiram kepalanya tiga (kali).
e) Hadits Pendukung
3 Ibnu Hajar Al Asqalani, Al-Imam Al-Hafizh, Op Cit., hlm. 406-407
حدثنى محمد بن بشا ر قا ل: حدثنا شعبة عن مخول بن راشد عن محمد بن علي عن جابيربن عبدالله قال: كا ن النبي ص.م.
يفرغ على راءسه ثالثاArtinya: “Muhammad bin Basyar menyampaikan kepadaku dari Ghundar, dari Syu’bah darI Mikhwal bin Rusyid, dari Muhammad bin Ali bahwa Jabir bin Abdullah berkata, Nabi saw menyiramkan air ke kepalanya tiga kali”
ابو جعفر قال: قال لي جا برابن عبدالله: واتاني ابن عمك، بالحسن بن محمد ابن الحنفيه قال: كيف الغسل من الجنابة؟
فقلت: كان النبى.ص.م. يا خذ ثال ثة اكف و يفيضها على راءسه، ثم يفيض على سا ئر جسده، فقال لى الحسن اني رجل كثير
الشعر فقلت: كان النبي.ص.م. اكسر منك شعراArtinya: “Diriwayatkan dari Abu Ja’far, ia berkata, Ja’far berkata kepadaku, anak pamanmu maksunya Hasan bin Ali Al Hanafiyah datang kepadaku dan bertanya tentang bagaimana mandi junub? Maka aku menjawab, Rasulullah mengambil (air) tiga cidukan tangan dan menyiramkan ke kepalanya, setelah itu menyiram keseluruh tubuhnya. Hasan berkata kepadaku, Aku memiliki rambut yang lebat. Maka aku katakan, Nabi saw memiliki rambut yang lebih lebat daripada rambutmu”.
f) Keterangan Haditsعمك Anak( ابن Pamanmu(. Lafadz ini dalam bentuk
kiasan, sebab yang di maksud di sini adalah anak paman )sepupu( bapaknya Abu Ja’far yaitu Ali bin Husen bin Ali bin Abu Thalib. Yang di maksud dengan Al Hanafiyah adalah istri dari Ali bin Abi Thalib yang dinikahinya setelah Fatimah RA. Kemudian ia melahirkan seorang anak yang
diberi nama Muhammad, lalu anak tersebut dinisbatkan kepada ibunya.
Datang( وات!!!ا ني Kepadaku( mengisyaratkan bahwa pertanyaan Hasan bin Muhammad adalah tanpa kehadiran Abu Ja’far, jadi pertanyaan tersebut bukan pertanyaan Abu Ja’far dalam bab terdahulu. Karena pertanyaan tersebut mengenai jumlah )air( sebagaimana dipahami dari jawaban Jabir yang mengatakan, ” cukup bagimu satu sha’ saja”. Pertanyaan di sinitentang tata cara mandi, seperti terungkap dalam perkataanya, Bagaimana cara mandi?.
Walaupun demikian, yang membantah jabir dalam kedua peristiwa itu adalah Hasan bin Muhammad. Maka sehubungan dengan air ia berkata, “1 sha’ tidaak cukup bagiku,” tanpa menyebutkan alesannya. Sementara dalam persoalan mengenai cara mandi ia mengatakan, ”Aku memiliki rambut yang lebat, jadi aku butuh lebih dari tiga cidukan”. Jabir menjawab daalam persoalan mengenai kadar )jumlah( air, “Rasulullah memiliki rambut yang lebih lebat dan lebih bagus dibanding kamu”. Yakni Beliau saw mencukupkan mandi dengan menggunakan tiga cidukan air, hal mana yang itu menunjukan bahwa Beliau saw sudah bersih meski hanya menggunakan air sebanyak itu. Jawaban mengenai cara mandi adalah sebagaimana di atas.Penyebutan kata “lebih baik” sangat cocok disini karena menunjukkan kehati-hatian dalam meratakan air keseluruh tubuh bagi orangyang ingin menggunakanair yang lebih banyak itu. Padahal orang yang lebih wara’, lebih takwa dan lebih mengenal Allah sudah merasa cukup dengan 1 sha’. Maka Jabir mengisyaratkan bahwa melebihkan dari
yang di pergunakan Nabi merupakan sifat berlebih-lebihan yang boleh jadi disebabkan oleh rasa was-was, jadi hal tersebut tidak perlu diperhatikan.
tiga cidukan tangan(, maksudnya setiap kali( ثال ثة اكفmengambil )air( beliau mengambilnya dengan dua tangannya. Ini berdasarkan riwayat Ishaq bin Rahawaih melalui jalur Hasan bin Shalih dari Ja’far bin Muhammad dari bapaknya. Ia berkata di akhir Hadits, “beliau saw membuka kedua telapak tangannya”. Ini diperkuat lagi oleh haidts Jubair bin Muth’im di awal bab.4
g) Aspek Tarbawi1. Seorang pendidik hendaknya dalam menjelaskan
materi, pendidik menyampaikannya dengan jelas, runtut agar dapay dipahami oleh peserta didik dengan mudah
2. Seorang pendidik dapat memanfaatkan media yang ada serta yang mudah dapat dijangkau oleh peserta didik.
BAB IIIPENUTUP
1. Kesimpulan
4 Ibnu Hajar Al-Asqalani Al-Imam Al-Hafizh, Op Cit.,hlm. 408-409
Dari pembahasan hadits-hadits di atas dapat disimpulkan bahwa pemaanfaatan media pengajaran sangat penting dalam proses belajar mengajar, karena media pengajaran sangat membantu pendidik dalam menyampaikan materi kepada peserta didik.
Media itu sendiri adalah merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang fikiran, perasaan, dan minat serta perhatian peserta didik sedemikian rupa sehingga proses belajar mengajar terwujud.
Penggunaan media pengajaran disesuaikan dengan situasi dan kondisi agar peserta didik dapat memperoleh tujuan dari belajar tersebut. Kita bisa memanfaatkan media sederhana sesuai dengan yang dicontohkan oleh Rasulullah dalam haditsnya.
DAFTAR PUSTAKA
Al Asqalani Ibnu Hajar, Al Hafizh Al imam, 2008, Fathul Baari Syarah Shahih Al Bukhori, Jakarta: Pustaka Azzam.
Ash-Shiddieqq Hasbi, 2002, Mutiara Hadtis, Jakarta: Bulan Bintang.