implementasi model pembelajaran susan loucks-horsley · pdf filepada kurikulum 2013 juga telah...

5
Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN: 978-602-0951-05-8 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 3-4 Oktober 2015 B - 115 Implementasi Model Pembelajaran Susan Loucks-Horsley untuk Meningkatkan Hasil Belajar pada Pelajaran Kimia Devi Anjani, Suyatno, Wasis S-2 Pendidikan Sains, PPs Universitas Negeri Surabaya e-mail: [email protected] Abstrak Pendidikan di Indonesia selama ini dirasa masih lemah karena peserta didik lebih dituntut pada perolehan kemampuan kognitif, mengakibatkan peserta didik pandai secara teori, tetapi tidak mampu mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari ilmu yang didapatkan. diperlukan suatu perubahan salah satunya dengan menerapkan pendekatan konstruktivisme dimana peserta didik menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak lagi sesuai. Model yang dapat digunakan dalam pendekatan konstruktivisme dan juga sesuai dengan domain dalam taksonomi sains adalah model pembelajaran Susan Loucks-Horsley yang memiliki empat tahap pembelajaran, yakni invited, Explore and Discover, Propose Explanations and Solution, dan Taking Action. Keunggulan dalam model ini adalah peserta didik dihadapkan langsung dengan objek dan kegunaan-kegunaannya, hal ini dapat memberikan pandangan ataupun keyakinan peserta didik menjadi lebih baik sehingga peserta didik mampu meningkatkan aktifitas pembelajaran sains di kelas dan mengembangkan sikap positif terhadap mata pelajaran sains. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan implementasi model pembelajaran SLH dan meningkatkan hasil belajar siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan angket, tes, dan observasi. Persentase ketuntasan klasika pretest 6,67% dan posttest sebesar 93,33%. Simpulan penelitian ini yaitu implementasi model SLH dapat meningkatkan hasil belajar pelajaran kimia Kata Kunci: model Susan Loucks-Horsley , konstruktivisme, taksonomi pendidikan sains Abstract Education in Indonesia so far still felt weak because the student is are required on the acquisition of cognitive capability, resulting in students proficient in theory, but are not able to apply in daily life sciences which he got. Therefore, required an change in one of them by applying the constructivist approach where students find themselves and transform complex information, check the new information with old rules and revising it if the rules were no longer appropriate. The model can be used in a constructivist approach and also according to the taxonomy of the domain of science is model of learning Susan Loucks-Horsley which has four stages of learning, is invited, Explore and Discover, Propose Explanations and Solutions, and Taking Action. The advantages of this model is the student confronted directly with the object and purpose of it, it can provide a view or confidence be better students so students can improve science learning activities in the classroom and develop positive attitudes towards science subjects. The purpose of this research was to describe the implementation of SLH models and improve outcomes learning. Data collection techniquues used the respnse, obsevation, and test. The percentage of clasiccal completeness pretest was 6,67% and posttest was 93,33%. The conclussion was through implementation of SLH odels can improve outcomes learning. Keywords: Susan Loucks-Horsley models, constructivism, the taxonomy of science education

Upload: vothuan

Post on 07-Feb-2018

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Implementasi Model Pembelajaran Susan Loucks-Horsley · PDF filePada kurikulum 2013 juga telah ... Penelitian ini dilaksanakan di kelas XI SMAN 1 Probolinggo semester ... (BAS), contoh

Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN: 978-602-0951-05-8 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 3-4 Oktober 2015

B - 115

Implementasi Model Pembelajaran Susan Loucks-Horsley untuk Meningkatkan Hasil Belajar pada Pelajaran Kimia

Devi Anjani, Suyatno, Wasis

S-2 Pendidikan Sains, PPs Universitas Negeri Surabaya e-mail: [email protected]

Abstrak

Pendidikan di Indonesia selama ini dirasa masih lemah karena peserta didik lebih dituntut pada perolehan kemampuan kognitif, mengakibatkan peserta didik pandai secara teori, tetapi tidak mampu mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari ilmu yang didapatkan. diperlukan suatu perubahan salah satunya dengan menerapkan pendekatan konstruktivisme dimana peserta didik menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak lagi sesuai. Model yang dapat digunakan dalam pendekatan konstruktivisme dan juga sesuai dengan domain dalam taksonomi sains adalah model pembelajaran Susan Loucks-Horsley yang memiliki empat tahap pembelajaran, yakni invited, Explore and Discover, Propose Explanations and Solution, dan Taking Action. Keunggulan dalam model ini adalah peserta didik dihadapkan langsung dengan objek dan kegunaan-kegunaannya, hal ini dapat memberikan pandangan ataupun keyakinan peserta didik menjadi lebih baik sehingga peserta didik mampu meningkatkan aktifitas pembelajaran sains di kelas dan mengembangkan sikap positif terhadap mata pelajaran sains. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan implementasi model pembelajaran SLH dan meningkatkan hasil belajar siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan angket, tes, dan observasi. Persentase ketuntasan klasika pretest 6,67% dan posttest sebesar 93,33%. Simpulan penelitian ini yaitu implementasi model SLH dapat meningkatkan hasil belajar pelajaran kimia Kata Kunci: model Susan Loucks-Horsley , konstruktivisme, taksonomi pendidikan sains

Abstract

Education in Indonesia so far still felt weak because the student is are required on the acquisition of cognitive capability, resulting in students proficient in theory, but are not able to apply in daily life sciences which he got. Therefore, required an change in one of them by applying the constructivist approach where students find themselves and transform complex information, check the new information with old rules and revising it if the rules were no longer appropriate. The model can be used in a constructivist approach and also according to the taxonomy of the domain of science is model of learning Susan Loucks-Horsley which has four stages of learning, is invited, Explore and Discover, Propose Explanations and Solutions, and Taking Action. The advantages of this model is the student confronted directly with the object and purpose of it, it can provide a view or confidence be better students so students can improve science learning activities in the classroom and develop positive attitudes towards science subjects. The purpose of this research was to describe the implementation of SLH models and improve outcomes learning. Data collection techniquues used the respnse, obsevation, and test. The percentage of clasiccal completeness pretest was 6,67% and posttest was 93,33%. The conclussion was through implementation of SLH odels can improve outcomes learning. Keywords: Susan Loucks-Horsley models, constructivism, the taxonomy of science education

Page 2: Implementasi Model Pembelajaran Susan Loucks-Horsley · PDF filePada kurikulum 2013 juga telah ... Penelitian ini dilaksanakan di kelas XI SMAN 1 Probolinggo semester ... (BAS), contoh

Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN: 978-602-0951-05-8 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 3-4 Oktober 2015

B - 116

PENDAHULUAN Perkembangan yang cepat dalam kehidupan

masyarakat terutama dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi serta perubahan kebudayaan masyarakat menuntut dilaksanakannya penyempurnaan pendidikan pada semua tingkat pendidikan. Penyempurnaan tersebut dapat berjalan apabila pendidikan dapat mengembangkan potensi diri dari peserta didik, sehingga dari apa yang mereka pelajari di sekolah, mereka mampu menghadapi dan memecahkan permasalahan kehidupan yang dihadapinya.

Permasalahan utama yang dihadapi oleh dunia pendidikan dalam mengembangkan potensi peserta didik adalah permasalahan proses pembelajaran. Sejauh ini proses pembelajaran yang terjadi di dalam kelas lebih diutamakan pada perolehan kemampuan kognitif, peserta didik lebih dituntut untuk menghafal pelajaran tanpa diminta untuk memahami dan menghubungkan pelajaran yang telah diperolehnya untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga ketika peserta didik lulus dari sekolah mereka pandai secara teori, tetapi tidak mampu mengaplikasikan.

Pembelajaran secara sederhana dapat diartikan sebagai produk interaksi berkelanjutan antara pengembangan dan pengalaman hidup. Dalam makna yang lebih kompleks pembelajaran hakikatnya adalah usaha sadar dari seorang guru untuk membelajarkan siswanya (mengarahkan interaksi siswa dengan sumber belajar lainnya) dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan (Trianto, 2013). Ketepatan penggunaan pendekatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru tidak hanya membangkitkan,minat, dan prestasi belajar peserta didik tetapi juga meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap materi yang diberikan oleh guru.

Menurut Sigit (2013), paradigma pendidik harus mulai dirubah dari paradigma pembelajaran berpusat pada guru ke arah pembelajaran berpusat pada siswa, dari pembelajaran berbasis buku teks atau materi ke arah pembelajaran berbasis kontekstual dan riset, dan dari pembelajaran kognitif ke arah pembelajaran kognitif, psikomotor dan afektif. Dengan adanya perubahan pandangan yang dimiliki pendidik diharapkan akan berimplikasi pada proses pembelajaran yang akan

dilaksanakan di kelas. Perubahan pandangan yang mendasari proses pembelajaran tentunya harus didukung oleh pemahaman guru (pendidik) terhadap konsep pembelajaran konstruktivisme.

Teori pembelajaran konstruktivisme menyatakan bahwa peserta didik harus menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak lagi sesuai. Bagi peserta didik agar benar-benar memahami dan menerapkan pengetahuan, mereka harus bekerja memecahkan masalah, menemukan segala sesuatu untuk dirinya, berusaha dengan susah payah dengan ide-ide tersebut (Trianto, 2011).

Pada kurikulum 2013 juga telah mengisyaratkan penggunaan pendekatan saintifik atau proses ilmiah pada tingkat pendidikan mulai dari tingkat dasar sampai menengah atas. Menurut Imas kurniasih dan Berlin Sani (2014), pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan, dan mengomunikasikan konsep, atau hukum yang "ditemukan".

Sesuai dengan karakteristik kimia sebagai bagian dari natural science yang mempelajari bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, atau teori tetapi juga proses penemuan, maka pembelajaran kimia harus merefleksikan kompetensi sikap ilmiah, berpikir ilmiah, dan keterampilan kerja ilmiah.

Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan sesuai dengan permasalahan di atas adalah model pembelajaran yang dikembangkan oleh Susan Loucks-Horsley yang memiliki empat tahapan, yakni invited dimana peserta didik diajak untuk belajar, Explore and Discover dimana peserta didik berkesempatan untuk menjawab pertanyaan mereka sendiri melalui observasi, pengukuran, atau eksperimen, Propose Explanations and Solution dimana peserta didik menyiapkan penjelasan dan penyelesaian serta melaksanakan apa yang telah

Page 3: Implementasi Model Pembelajaran Susan Loucks-Horsley · PDF filePada kurikulum 2013 juga telah ... Penelitian ini dilaksanakan di kelas XI SMAN 1 Probolinggo semester ... (BAS), contoh

Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN: 978-602-0951-05-8 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 3-4 Oktober 2015

B - 117

mereka pelajari, dan Taking Action dimana peserta didik berkesempatan untuk mencari kegunaan temuan mereka dan menerapkannya dari apa yang telah dipelajari dalam kehidupan sehari-hari.

Pada artikel ini akan dijelaskan mengenai hasil penerapan model pembelajaran Susan Loucks-Horsley pada pembelajaran kimia pokok bahasan sifat koligatif larutan. METODE

Penelitian ini dilaksanakan di kelas XI SMAN 1 Probolinggo semester genap. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI. Bentuk penelitian ini adalah penelitian menggunakan One Group Pretest and Posttest Design. Pada penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, tes, dan angket. Teknik analisis data beupa deskrptif kuantitatif dan kualitatif. Pembuatan perangkat pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Buku Ajar Siswa (BAS), Lembar Kegiatan Siswa (LKS), dan Tes Hasil Belajar (THB) dan divalidasi oleh para pakar. HASIL DAN PEMBAHASAN Sebelum penerapan pembelajaran dilakukan, perangkat pembelajaran terlebih dahulu divalidasi oleh para pakar. Hasil validasi perangkat pembelajaran mendapat kategori baik atau sangat valid. Hasil validasi perangkat pembelajaran meliputi validasi RPP mendapatkan skor 3,82 berkategori baik atau sangat valid, validasi BAS dan LKS mendapat skor rata-rata 3,4 berkateogori cukup baik atau valid, dan validasi THB mendapatkan skor 3,354 berkategori baik atau sangat valid.Hasil Penerapan pembelajaran meliputi hasil pengamatan aktivitas siswa selama proses pembelajaran, tes hasil belajar sebelum dan sesudah ppembelajaran, dan respon siswa setelah pembelajaran menggunakan model SLH. 1. Aktivitas Siswa Selama proses Pembelajaran

Aktivitas siswa meliputi 1) Mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru, 2) Mencatat selama pembelajaran, 3) Bekerjasama antar kelompok, 4) Mengamati fenomena, 5) Membuat rumusan masalah/ bertanya/ menyampaikan pendapat, 6) Berdiskusi antar peserta didik/guru,7) Mengisi LKS, 8) Melakukan percobaan, 9) Membaca bahan ajar, 10) Mempresentasikan

hasil kelompok, 11) Membuat rangkuman hasil pembelajaran, dan 12) Perilaku yang tidak relevan

Berdasarkan gambar 1.1 dapat

dinyatakan bahwa rata-rata aktivitas yang berpusat pada siswa sebesar 91%. Rata-rata nilai reliabilitas adalah 87,43%, hal ini menunjukkan pengamatan aktivitas siswa masuk kategori baik. Aktivitas yang paling besar adalah melakukan percobaan yaitu sebesar 15 %. 2. Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar siswa meliputi aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan. a. Hasil Belajar Pengetahuan

Hasil belajar pengetahuan dapat dilihat dari nilai pretest dan posttest. Butir soal yang diujikan terdiri dari 38 soal pilihan ganda. Butir soal tersebut telah divalidasi oleh para pakar baik validasi isi dan validasi bahasa. Hasil validasi butir soal pengetahuan berkategori baik atau sangat valid.

Berdasarkan diketahui bahwa

ketuntasan klasikal pada pretest sebesar 6,7% atau dapat dikatakan ketuntasan belajar siswa secara klasikal masih di bawah standar minimal ketuntasan klasikal yaitu 75%. Pada posttest atau setelah diterapkannya model pembelajaran SLH,

0

10

20

30

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Aktivitas

Pert.1

Pert.2

Pert.3

Pert.4

0

20

40

60

80

100

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23

pretes

postes

Gambar 1.1 Aktivitas Siswa

Gambar 1.2 Nilai Pretest dan Posttest

Page 4: Implementasi Model Pembelajaran Susan Loucks-Horsley · PDF filePada kurikulum 2013 juga telah ... Penelitian ini dilaksanakan di kelas XI SMAN 1 Probolinggo semester ... (BAS), contoh

Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN: 978-602-0951-05-8 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 3-4 Oktober 2015

B - 118

hampir seluruh siswa inyatakan tuntas secara individu dan klasikal mengalami penigkatan dengan presentase ketuntasan klasikal sebesar 93,3%.

Brdasarkan Gambar 1.3 diperoleh rata-rata nilai sikap siswa adalah 3,4 dengan predikat baik dan rata-rata reliabilitas penilaian sikap menunjukkan 87,6% yang berarti reliabel. Sikap siswa pada uji coba II dilakukan setiap pertemuan yaitu pertemuan 1 sampai pertemuan 4 yang dapat diamati pada Gambar 4.2

Berdasarkan Gambar 1.4 diperoleh rata-

rata capaian optimum keterampilan adalah 3,7 (A-), artinya seluruh siswa mencapai ketuntasan dalam kompetensi keterampilan. Reliabilitas penilaian keterampilan sebesar 84,2 % yang berarti reliabel.

3. Respon Siswa

Pada Gambar 1.5 menunjukkan bahwa

80% siswa menyatakan bahwa materi pelajaran, model pembelajaran Susan Loucks-Horsley, suasana belajar di kelas, dan cara penyajian oleh guru adalah hal baru dialami dan merasa lebih mudah dalam menyelesaikan soal-soal yang diberikan oleh guru dengan model pembelajaran Susan Loucks-Horsley, serta berminat untuk mengikuti proses belajar mengajar seperti saat ini. Sebesar 86,67% siswa menyatakan penjelasan guru dan bimbingan jelas pada saat kegiatan berlangsung dan mudah dapat memahami dengan baik bahasa dalam Buku Ajar Siswa (BAS) dan LKS, tampilan materi/isi Buku Ajar Siswa (BAS), contoh soal, LKS, cara guru mengajar, dan Tes Hasil Belajar. Sejumlah 93,3% siswa , mudah memahami dan mengingat, dan menyebutkan kegunaan materi kimia dalam kehidupan sehari-har materi dengan model SLH, merasa termotivasi melakukan percobaan, bekerjakelompok, mengembangkan kompetensi akademik, keterampilan dan sikap melalui penerapan model SLH, dan merasa tertarik terhadap materi pelajaran, model pembelajaran Susan Loucks-Horsley, suasana belajar di kelas, dan cara penyajian oleh guru. Persentase repon paling rendah adalah 80% yang menunjukkan sikap positif (kategori kuat) terhadap penggunaan model SLH dalam pembelajaran kimia dapat meningkatkan hasil belajar. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dengan menerapkan model SLH pada pelajaran kimia dikatakan telah berhasil. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran SLH dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Ucapan terimakasih disampaikan kepada sekolah SMAN

0,0 2,0 4,0 6,0

1,0

4,0

7,0

10,0

13,0

16,0

19,0

22,0

nilai

Sisw

a

0

2

4

6

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23

Capaian Optimum

70,00%75,00%80,00%85,00%90,00%95,00%

1 2 3 4 5 6 7 8

Respon Siswa

Gambar 1.3 Hasil Penilaian Sikap

Gambar 1.5 Hasil Respon Siswa

Gambar 1.4 Hasil Penilaian Keterampilan

Page 5: Implementasi Model Pembelajaran Susan Loucks-Horsley · PDF filePada kurikulum 2013 juga telah ... Penelitian ini dilaksanakan di kelas XI SMAN 1 Probolinggo semester ... (BAS), contoh

Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN: 978-602-0951-05-8 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 3-4 Oktober 2015

B - 119

1 Probolinggo yag telah diberi ijin untuk pelaksanaan penelitian. DAFTAR PUSTAKA Alan J. McCormack. 1992. Science Curriculum

Resource Handbook. New York: Kraus International Publications

Fauziah, Hayyah. 2013. Penerapan Pembelajaran Tematik Polusi Cahaya untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Penanaman Karakter Siswa SMP. Skripsi: Program Pendidikan Sains, Universitas Pendidikan Indonesia.

Kristifany, Feby. 2012. Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA Terpadu Model Susan Loucks-Horsley pada Tema "Destilasi" untuk Meningkatkan Sikap Positif Siswa terhadap IPA. Skripsi: Program Pendidikan IPA. Universitas Negeri Yogyakarta.

Kurniasih, Imas dan Berlin Sani. 2014. Sukses Menghadapi Kurikulum 2013. Yogyakarta. Kata Pena.

Trianto, 2011. Model-model pembelajaran inovatif berorientasi konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Trianto, 2013. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana.

Wardoyo, Sigit Mangun. 2013. Pembelajaran konstruktivisme. Bandung: ALFABETA.