implementasi metode qiro’ati bagi santri …
TRANSCRIPT
IMPLEMENTASI METODE QIRO’ATI BAGI SANTRI TAHFIDZHUL
QUR’AN MUALLIMIN MUALLIMAT DI PONDOK PESANTREN
RAUDHATUL MUJAWWIDIN DESA TIRTA KENCANA
KECAMATAN RIMBO BUJANG
KABUPATEN TEBO
SKRIPSI
Oleh :
NUR OKTAVIA NOVA
NIM TP. 161539
PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2020
IMPLEMENTASI METODE QIRO’ATI BAGI SANTRI TAHFIDZHUL
QUR’AN MUALLIMIN MUALLIMAT DI PONDOK PESANTREN
RAUDHATUL MUJAWWIDIN DESA TIRTA KENCANA
KECAMATAN RIMBO BUJANG
KABUPATEN TEBO
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
(S.Pd)
Oleh :
NUR OKTAVIA NOVA
NIM TP. 161539
PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2020
I
II
III
IV
V
VI
VII
PERSEMBAHAN
Skripsi ini dipersembahkan kepada Kedua orang tua Bapak Sulaiman dan Ibu
Nurhikmah, saudara –saudariku kakak Arum Suranti Dan Adik Muhammad
Dzikri Al-khalifi dan orang-orang yang mencintai ilmu pengetahuan.
VIII
MOTTO
کر و انا لہ لحفظون لنا الذ انا نحن نز
Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan Sesungguhnya Kami
benar-benar memeliharanya. (QS. Al Hijr:9).
IX
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-nya serta anugerah yang tiada terkira, shalawat dan salam
selalu tercurahkan kepada junjungan kita Rasullah SAW yang telah mengajarkan
suri tauladan, dan yang telah membawa kita dari jaman jahiliyah ke jaman modern
seperti yang kita rasakan sekarang dengan kemudahannya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul Implementasi metode Qiro’ati bagi santri
tahfidzhul Qur’an muallimin muallimat di Pondok Pesantren Raudhatul
Mujawwidin desa tirta kencana kecamatan rimbo bujang Kabupaten Tebo.
Skripsi ini disusun guna melengkapi persyaratan dalam menyelesaikan
kelulusan studi pada Program Sarjana (S1) Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Oleh karena itu, hal yang
pantas penulis ucapkan adalah kata terima kasih kepada semua pihak yang turut
membantu penyelesaian skripsi ini, terutama sekali kepada yang terhormat:
1. Bapak Prof. Dr. H. Su’aidi Asy’ari, MA., Ph.D selaku Rektor Universitas
Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
2. Ibu Dr. Hj. Fadilah, M.Pd.I sebagai Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
3. Ibu Dr. Risnita,M.Pd selaku Wakil Dekan I Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
4. Bapak Dr. Najmul Hayat, S.Ag, M.Pd.I Wakil Dekan II Fakultas Tarbiyah
dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
5. Ibu Dr. Yusria, S. Ag. M. Ag, selaku wakil Dekan III Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
6. Bapak Mukhlis, S.Ag.m.Pd.I dan Bapak Habib Muhammad, M.Ag selaku
Ketua dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah
Dan Keguruan.
7. Bapak Dr. H. Hilmi, M.Pd.I selaku dosen pembimbing I.
X
8. Ibu Dr. Hj. Hindun,M.Pd.I selaku dosen pembimbing II.
9. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan.
10. Bapak dan Ibu Karyawan/Karyawati di lingkungan Fakultas Tarbiyah Dan
Keguruan Universitas Islam Negri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
11. Ketua Yayasan, Pengasuh dan Ustad pondok pesantren Raudhatul
Mujawwidin, yang telah memberikan izin bagi penulis dalam melaksanakan
penelitian.
12. Santriwan-santriwati pondok pesantren Radhatul Mujawwidin, yang telah
membantu peneliti dalam pengumpulan data-data.
13. Teman-teman satu angkatan tahun 2016, khususnya kelas PAI E yang telah
memberi semangat belajar dan motivasi.
14. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini, baik langsung
maupun tidak langsung.
Di samping itu, disadari juga bahwa skripsi ini masih jauh dari
Kesempurnaan. Oleh karenanya diharapkan kepada semua pihak untuk dapat
memberikan kontribusi pemikiran demi perbaikan skripsi ini. Kepada ALLAH
SWT kita mohon ampunan-Nya, dan kepada manusia kita memohon kemaafannya.
Semoga amal kebajikan kita dinilai seimbang oleh ALLAH SWT.
Jambi, April 2020
Nur Oktavia Nova
TP. 161539
XI
ABSTRAK
Nama : Nur Oktavia Nova
Fakultas : Tarbiyah Dan Keguruan
Judul : Implementasi Metode Qiro’ati Bagi Santri Tahfidzhul Qur’an Mu’allimin
Mu’allimat Di Pondok Pesantren Raudhatul Mujawwidin Desa Tirta
Kencana Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo.
Kata kunci : implementasi metode Qiro’ati Bagi Santri Tahfidzhul Qur’an.
Penelitian ini merupakan upaya untuk Implementasi Metode Qiro’ati Bagi Santri
Tahfidzhul Qur’an Mu’allimin Mu’allimat Di Pondok Pesantren Raudhatul Mujawwidin
Desa Tirta Kencana Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo. Pertanyaan utama yang
ingin dijawab melalui penelitian ini adalah (1). Bagaimana Implementasi metode
Qiro’ati bagi santri tahfidzhul. (2). Apa kendala yang dihadapi dalam Implementasi
metode Qiro’ati bagi santri tahfidzhul Qur’an. (3). Bagaimana hasil implementasi
metode Qiro’ati bagi santri tahfidzhul Qur’an. Untuk menjawab pertanyaan tersebut
maka penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan rancangan studi
pengembangan (research and development). Berdasarkan kajian teori dan hasil
penelitian di lapangan, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa hasil penelitian
yaitu untuk proses pembelajaran pada program tahfizhul Qur’an dengan
menggunakan Implementasi Metode qiro’ati bagi santri tahfidzhul qur’an karena
dianggap metode ini cocok untuk mempermudah para santri dalam menghafalkan
al-Qur’an yaitu bisa diterapkan untuk semua usia, Selain itu metode ini bisa
diterapkan untuk semua orang dengan berbagai kecerdasan yang berbeda-beda.
dengan sistem setoran, muroja’ah dan tasmi’. Kendala yang dihadapi dalam
Implementasi metode Qiro’ati bagi santri tahfidzhul Qur’an yaitu Kurang sadarnya
Kedisiplinan santri, Kecerdasan yang Variatif, Rendahnya Motivasi baik dari diri
sendiri maupun orang terdekat, Lupa Hafalan karna kurang muroja’ah (mengulang
hafalan), Faktor umur, Santri Kurang mampu menyiapkan hafalan. Hasil
implementasi metode Qiro’ati bagi santri tahfidzhul Qur’an muallimin mu’allimat
di Pondok Pesantren Raudhatul Mujawwidin adalah Keberhasilan pencapaian
target hafalan dalam beberapa bulan terakhir ini sudah lumayan baik Namun masih
ada beberapa santri yang hafalannya masih jauh dari target yang sudah ditetapkan,
metode ini dianggap efektif untuk di implementasikan dalam pembelajaran
tahfizhul Qur’an.
Keyword : Metode Qiro’ati, Tahfidzhul Qur’an, Pondok Pesantren.
XII
ABSTRACT
Name : Nur Oktavia Nova
Faculty : Tarbiyah and teacher
Address : The implementation of the method of Qiro'ati for the Santri
Tahfidzhul Qur'an mu'allimin mu'allimat in Pondok Pesantren Raudhatul
Mujawwidin Desa Tirta Kencana District Rimbo Bujang District Tebo.
Keyword: implementation of method of Qiro'ati for Santri Tahfidzhul Qur'an.
This research is an attempt to implement the method of Qiro'ati for the Santri
Tahfidzhul Qur'an mu'allimin mu'allimat in Pondok Pesantren Raudhatul
Mujawwidin Desa Tirta Kencana District Rimbo Bujang Tebo District. The main
question you want to answer through this study is (1). How to implement the
method Qiro'ati for students Tahfidzhul. (2). What are the obstacles encountered in
the implementation of the method of Qiro'ati for students of the Qur'an Tahfidzhul.
(3). How the implementation of the method of Qiro'ati for students in the Qur'an
Tahfidzhul. To answer the question, this study used a qualitative approach with the
design of research and development. Based on theoretical studies and research
results in the field, then researchers can conclude that the results of the study is for
the process of learning on the program Tahfizhul Qur'an using the implementation
of method Qiro'ati for students of Tahfidzhul Qur'an because it is considered this
method is suitable to facilitate the students in the memorization of the Qur'an is
applicable to all ages, besides this method can be applied to all people with different
intelligence. With the deposit system, Muroja'ah and Tasmi '. Obstacles faced in the
implementation of the method of Qiro'ati for students Tahfidzhul Qur'an is the lack
of the discipline discipline, variative intelligence, low motivation both from oneself
and people nearby, forgot memorization Karna less muroja'ah (repeat
memorization), age factor, students less able to prepare memorization. The result
of the implementation of the method of Qiro'ati for students of the Qur'an
Tahfidzhul muallimin in the Pondok Pesantren Raudhatul Mujawwidin is a success
achievement of memorization target in recent months has been quite good but there
are still some students who memorize it is still far from the target that has been
established, this method is considered effective to be implemented in.
Kata kunci : The qiro’ati Method, Tahfidzhul Qur’an, Islamic Boarding school.
XIII
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... I
NOTA DINAS ................................................................................................... II
PENGESAHAN .................................................................................................. III
LEMBAR KONSULTASI ................................................................................. IV
PERNYATAAN ORISINALITAS ..................................................................... VI
PERSEMBAHAN............................................................................................... VII
MOTTO.............................................................................................................. VIII
KATA PENGANTAR ........................................................................................ IX
ABSTRAK .......................................................................................................... XI
ABSTRACT ....................................................................................................... XII
DAFTAR ISI ...................................................................................................... XIII
DAFTAR TABEL .............................................................................................. XV
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... XVI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................... 5
C. Fokus Penelitian .............................................................................. 6
D. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian..................................................... 6
1. Tujuan Penelitian ..................................................................... 6
2. Kegunaan Penelitian ................................................................ 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teoritik ................................................................................ 8
1. Implementasi Pembelajaran Al-qur’an .................................... 8
2. Lembaga Pendidikan Pondok Pesantren.................................. 10
3. Metode Qiro’ati Dalam Pembelajaran Al-qur’an ..................... 14
B. Studi Relevan .................................................................................. 21
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Dan Metode Penelitian.................................................. 24
B. Setting Dan Subjek Penelitian ......................................................... 24
XIV
C. Jenis dan Sumber Data .................................................................... 25
D. Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 26
E. Tekhnik Analisis Data ..................................................................... 28
F. Tehnik Pemeriksaan Keabsahan Data .............................................. 29
G. Jadwal Penelitian ............................................................................. 29
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Umum ............................................................................... 31
B. Temuan Khusus ............................................................................... 47
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ..................................................................................... 63
B. Saran ............................................................................................... 64
DAFTAR PUSTAKA
INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA
LAMPIRAN
DADFTAR RIWAYAT HIDUP
XV
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian ............................................................................... 29
Tabel 4.1 Nama Pendidik .................................................................................. 42
Tabel 4.2 Daftar Jumlah Siswa .......................................................................... 44
Tabel 4.3 Luas Tanah ........................................................................................ 45
Tabel 4.4 Jumlah Bangunan Dan Ruangan ........................................................ 46
Tabel 4.5 Jadwal Kegiatan Santri ...................................................................... 47
XVI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Instrumen Pengumpulan Data ..................................................... 65
Lampiran 2 Dokumentasi .............................................................................. 68
Lampiran 3 Kartu Konsultasi Skripsi ............................................................. 71
Lampiran 4 Daftar Riwayat Hidup ................................................................. 73
1 Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah suatu proses untuk mendewasakan manusia atau
dengan kata lain merupakan suatu upaya untuk “memanusiakan” manusia.
Melalui pendidikan manusia dapat tumbuh dan berkembang secara wajar dan
“sempurna” sehingga manusia dapat melaksanakan tugasnya sebagai manusia
(Muchtar, 2008: 1).
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
(Mukhtar, 2009:21).
Pendidikan bisa diartikan sebagai suatu proses yang komprehensif dari
pengembangan kepribadian manusia secara keseluruhan, yang meliputi bidang
intelektual, spiritual, emosi dan fisik (Anshori, 2010: 10).
Berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa menjadi tujuan pertama dalam
sistem pendidikan kita. Sebagaimana yang tercantum dalam Undang-Undang
Sistem Pendidikan Nasional Bahwa; pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis dan
bertanggung jawab (Himpunan Lengkap Undang-Undang Sistem Pendidikan
Nasional, 2014: 14).
2
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha meningkatkan
potensi diri melalui proses pembelajaran pada jalur pendidikan baik formal
maupun nonformal pada jenjang pendidikan dan jenis pendidikan tertentu
(wikipedia, 2019). Adanya pendidikan ini menunjukkan bahwa Perkembangan
Akhlak menjadi prioritas utama yang harus ditanamkan kepada peserta didik
dalam dunia pendidikan Maka setiap warga Negara berhak merasakan dan
mendapatkan pendidikan yang layak agar mereka dapat mengembangkan
potensi yang dimiliki dan menjadi manusia seperti apa yang diharapkan oleh
sistem pendidikan itu sendiri.
Pendidikan merupakan hak dan kebutuhan mutlak bagi setiap warga negara
yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Karena tanpa pendidikan sama sekali
mustahil suatu kelompok manusia dapat hidup berkembang sejalan dengan
cita-cita untuk maju, sejahtera dan bahagia menurut konsep pandangan hidup
mereka.
Lembaga pendidikan sebagai lembaga yang menjadi lingkungan peserta
didik dalam proses transformasi ilmu dan terjadinya proses interaksi sosial,
tentunya memiliki andil yang besar dalam proses pencapaian dari tujuan
pendidkan nasional. Untuk mencapai tujuan dari apa yang diharapkan, maka
faktor-faktor pendukung seperti Sarana pra-sarana, tenaga pendidik, metode
pembelajaran serta faktor pendukung lainya.
Mengoptimalkan pelaksanaan pendidikan agama Islam menjadi solusi
yang tepat untuk mewujudkan hal itu, karena pendidikan agama islam berusaha
membina atau mengembalikan manusia kepada fitrahnya yaitu kepada
rubbubiyah Allah (meng Esa kan Allah) sehingga mewujudkan manusia yang
berjiwa tauhid, bertakwa kepada Allah SWT, rajin beribadah dan beramal
sholeh, ‘ulil albab (Orang yang berfikir), serta berakhlakul karimah (Heri,
2008: 128). Persoalannya adalah seberapa besar sekolah dan seorang pendidik
mampu untuk diberi tanggung jawab dalam hal ini.
Pondok pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan Islam yang
berusaha untuk mengoptimalkan pelaksanaan Pendidikan Islam dalam sebuah
sistem yang terstruktur dan sistematis. Pesantren sesungguhnya merupakan
3
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
lembaga pendidikan tertua di Indonesia, yang secara nyata telah melahirkan
banyak ulama'. Tidak sedikit tokoh Islam lahir dari lembaga pesantren.
Tanggung jawab seorang pendidik menjadi hal penting yang harus mampu
dilakukan oleh pendidik itu sendiri, membentuk dan menanamkan 18 karakter
kepada peserta didiknya. Untuk itu sekolah hendaknya selalu melakukan
inovasi-inovasi program dan perencanaan yang baik dalam menunjang
pencapaian yang diinginkan. Karena sekolah menjadi sebuah harapan bagi
setiap orang tua terhadap perkembangan anak-anaknya, yang diharapkan
sekolah mampu membentuk anak-anak mereka menjadi anak yang berakhlak
mulia, cerdas, bertanggung jawab serta harapan-harapan baik lainnya.
Pondok Pesantren Raudhotul Mujawwidin merupakan salah satu pondok
pesantren yang berada di desa tirta kencana, kecamatan rimbo bujang,
kabupaten tebo, provinsi Jambi. Sebagai salah satu pondok yang menggunakan
metode qiro’ati di provinsi jambi dengan jumlah santri kurang lebih 2000
orang, hal ini menunjukkan bahwa Pondok Pesantren Raudhotul Mujawwidin
menjadi harapan dan tumpuan masyarakat yang diharapkan mampu mencetak
generasi-generasi yang berilmu dan berakhlak. Untuk itu Pondok Pesantren
Raudhotul Mujawwidin harus memiliki program yang mengarah kepada apa
yang diharapkan oleh masyarakati itu sendiri.
Pondok tersebut didirikan tahun 1996 oleh kyai Ahmad Burhan Jamil MY.
Pondok tersebut sebelumnya sudah menggunakan beberapa metode
diantaranya metode baghdadiyah (Cara membaca Al-qur’an dengan cara
Mengeja huruf dan harakat), dan iqro’ (Membaca huruf Al-qur’an dengan cara
santri belajar aktif) lalu kemudian menggunakan metode qiro’ati, selama 23
tahun berdiri pondok tersebut sudah menerapkan metode qiro’ati selama 20
tahun sampai sekarang dan memiliki banyak sekali program yang sudah
dikembangkan. Selain program, hal lain yang tak kalah penting untuk
diperhatikan adalah bagaimana pelaksanaan dari Metode qiro’ati dalam proses
pembelajaran Al-qur’an, hal-hal yang mendukung pelaksaan program seperti
sarana dan prasarana, tenaga pendidik dan metode yang dilakukan dalam
proses pembelajaran.
4
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
Dalam proses pembelajaran, metode yang digunakan oleh guru atau
pendidik merupakan hal yang sangat menentukan, penggunaan metode yang
tepat akan mampu menjadikan proses pembelajaran lebih aktif dan efektif.
Berdasarkan hasil observasi awal (2019: agustus), salah satu program unggulan
dari Pondok Pesantren Raudhotul Mujawwidin yaitu program Tahfidzul
Qur’an (Menghafal Al-qur’an).
Dengan adanya program Tahfidzul Qur’an yang menggunakan metode
qiro’ati di Pondok Pesantren Raudhotul Mujawwidin sepertinya cukup
memberikan daya tarik tersendiri bagi masyarakat untuk menyekolahkan
anaknya ke Pondok Pesantren Raudhotul Mujawwidin.(Observasi dan
wawancara, 2019: agustus).
Setiap program tentu memiliki tujuan-tujuan ataupun target yang ingin
dicapai sebagai bentuk hasil dari pelaksanaan program itu sendiri. Seperti
halnya program Tahfidzul Qur’an di Pondok Pesantren lainnya, pondok
Raudhatul Mujawwidin sendiri memiliki ketetapan khusus bagi santri
tahfidzhul qur’an untuk menyelesaikan hafalannya dalam jangka wangku satu
tahun dengan hafalan al-qur’an sebanyak 30 jus, Namun peneliti melihat bahwa
target tersebut belum mampu dicapai, hal ini mungkin disebabkan oleh
beberapa faktor di antaranya bisa disebabkan oleh pengimplementasian
program yang belum berjalan dengan baik, atau sarana prasarana yang belum
memadai, dan faktor dari tenaga pendidik yang tidak kompeten juga bisa
menjadi kendala dalam mencapai target dari suatu program.
5
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
Berdasarkan uraian dan hasil temuan awal di atas, maka peneliti tertarik
untuk mengetahui lebih dalam terkait program Tahfidzul Qur’an di Pondok
Pesantren Raudhotul Mujawwidin yang menggunakan metode qiro’ati melalui
sebuah penelitian yang diberi judul “IMPLEMENTASI METODE QIRO’ATI
BAGI SANTRI TAHFIDZHUL QUR’AN MUALLIMIN MUALLIMAT DI
PONDOK PESANTREN RAUDHATUL MUJAWWIDIN DESA TIRTA
KENCANA KECAMATAN RIMBO BUJANG KABUPATEN TEBO”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar belakang di atas, maka pertanyaan utama dalam
penelitian ini adalah bagaimana pembelajaran Al-qur’an melalui metode
Qiro’ati bagi santri tahfidzhul Qur’an muallimin mu’allimat di Pondok
Pesantren Raudhatul Mujawwidin Desa Tirta Kencana Kecamatan Rimbo
Bujang Kabupaten Tebo.?
Diajukan Untuk memudahkan dalam menjawab pertanyaan utama tersebut,
berikut peneliti cantumkan beberapa pertanyaan rinciannya:
1. Bagaimana Implementasi metode Qiro’ati bagi santri tahfidzhul Qur’an
muallimin mu’allimat di Pondok Pesantren Raudhatul Mujawwidin Desa
Tirta Kencana Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo?
2. Apa kendala yang dihadapi dalam Implementasi metode Qiro’ati bagi santri
tahfidzhul Qur’an muallimin mu’allimat di Pondok Pesantren Raudhatul
Mujawwidin Desa Tirta Kencana Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten
Tebo?
3. Bagaimana hasil implementasi metode Qiro’ati bagi santri tahfidzhul
Qur’an muallimin mu’allimat di Pondok Pesantren Raudhatul Mujawwidin
Desa Tirta Kencana Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo?
6
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
C. Fokus Penelitian
Penelitian ini difokuskan pada Implementasi metode Qiro’ati bagi santri
tahfidzhul Qur’an muallimin mu’allimat kelas XI A Pondok Pesantren
Raudhatul Mujawwidin Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo.
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Peneliti ingin mengetahui Bagaimana Implementasi metode Qiro’ati
bagi santri tahfidzhul Qur’an muallimin mu’allimat di Pondok Pesantren
Raudhatul Mujawwidin Kabupaten Tebo.
b. Peneliti ingin mengetahui apa kendala yang dihadapi dalam
Implementasi metode Qiro’ati bagi santri tahfidzhul Qur’an muallimin
mu’allimat di Pondok Pesantren Raudhatul Mujawwidin Kabupaten
Tebo.
c. Peneliti ingin mengetahui Bagaimana hasil Implementasi metode
Qiro’ati bagi santri tahfidzhul Qur’an muallimin mu’allimat di Pondok
Pesantren Raudhatul Mujawwidin Kabupaten Tebo.
2. Kegunaan Penelitian
Kegunaan dari penelitian ini terbagi pada dua kegunaan, yaitu kegunaan
teoritis dan praktis. Kegunaan teoritis penelitian ini adalah sebagai Bagian
dari upaya untuk meningkatkan kemampuan peneliti untuk terus belajar dan
belajar, juga sebagai penambah wawasan dan pengetahuan bagi peneliti dan
objek yang diteliti khususnya pada lembaga yang diteliti.
Kemudian sebagai kegunaan praktis tentu penelitian ini diharapkan
menjadi kontribusi dalam hal pendapat dan saran bagi lembaga yang diteliti
guna menjaadikan lembaga yang dikelola menjadi lebih baik lagi, dengan
bedasar pada permasalahan dan mengacu pada teori-teori yang telah
dicantumkan dalam penelitian ini. Dan kegunaan lainnya antara lain, yaitu
:
7
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
1. Untuk menambah wawasan tentang proses pembelajaran metode
qiro’ati yang menyangkut Implementasi dan hasil pembelajaran Al-
qur’an bagi santri tahfidzhul qur’an mu’allimin mu’allimat di Pondok
Pesantren Raudhatul Mujawwidin Kabupaten Tebo.
2. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana strata satu
(S1) di Universitas Islam Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
8 Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teoritik
Untuk memudahkan dalam penyusunan dan penyesuaian antara konsep di
lapangan dan teori yang ada serta menjadi landasan dasar untuk mendukung
data di lapangan agar tidak terjadi kesimpangsiuran dan dapat dipertanggung
jawabkan secara ilmiah, maka perlu adanya teori-teori dari beberapa ahli atau
sumber yang berkaitan dengan permasalahan dalam penelitian ini.
1. Implementasi Pembelajaran Al-Qur’an
Implementasi dapat diartikan sebagai pelaksanaan atau penerapan (Usman,
2002: 70). Metode berasal dari kata methodos yang merupakan kombinasi dari
kata meta (melalui) dan hodos (jalan). Jadi metode adalah jalan untuk mencapai
tujuan (Berteens, 2008: 2). Sedangkan menurut suparta, Aly Hery Noer metode
adalah cara kerja yang bersistem untuk meemudahkan pelaksanaan suatu
kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan (Noer, 2003: 19).
Secara sederhana implementasi dapat di artikan sebagai pelaksanaan atau
penerapan. Majone dan Wildavsky mengemukakan implementasi sebagai
evaluasi, Browne da Wildavsky juga mengemukakan bahwa implementasi
adalah perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan. Pengertian lain
dikemukakan oleh Schubert bahwa implementasi merupakan sistem rekayasa.
Pengertian-pengertian ini memperlihatkan bahwa kata implementasi bermura
pada aktivitas , adanya aksi, tindakan atau mekanisme suatu sistem.
Ungkapan mekanisme mengandung arti bahwa implementasi bukan
sekedar aktifitas, tetapi suatu kegiatan yang terencana dan dilakukan secara
sungguh-sungguh berdasarkan acuan norma tertentu untuk mencapai tujuan
kegiatan. Oleh karena itu, implementasi tidak dapat berdiri sendiri, tetapi
dipengaruhi oleh suatu objek berikutnya Menurut Mulyasa dalam bukunya
mengemukakan bahwa Implementasi adalah suatu penerapan ide, konsep,
kebijakan atau inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan
9
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
dampak baik berupa perubahan pengetahuan, keterampilan maupun nilai dan
sikap. (Mulyasa 2010:30)
Pembelajaran yang identik dengan kata “mengajar” berasal dari kata dasar
“ajar” yang berarti petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui
(diturut) di tambah dengan awalan “pe” dan akhiran “an” menjadi
“pembelajaran” yang berarti proses, perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan
sehingga anak didik mau belajar.Pembelajaran berasal dari kata”belajar” yang
mendapat akhiran pe- dan akhiran –an. Keduanya (pe-an) termasuk konflik
nominal yang bertalian dengan perfiks verbal “me” yang mempunyai arti
proses. Pembelajaran berasal dari kata belajar yang berarti suatu proses yang
ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil
dari proses belajar, dapat ditunjukkan dalam berbagai bentukseperti perubahan
pengetahuan, pemahaman sikap dan tingkah laku, ketrampilan kebiasaan,
kecakapan, serta perubahan aspek aspek-aspek lain yang ada pada individu yang
belajar (Sudjana, 2010:15).
Dengan kata lain, kegiatan pembelajaran adalah kegiatan yang di dalamnya
terdapat proses mengajar, membimbing, melatih, memberi contoh, dan
mengatur serta memfasilitasi berbagai hal kepada peserta didik agar bisa belajar
sehingga tercapai tujuan pendidikan. Pembelajaran adalah proses interaksi
peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan
belajar.
Pembelajaran menurut muhaimin adalah membelajarkan siswa. Jadi
pembelajaran adalah salah satu proses untuk memperoleh pengetahuan,
sedangkan pengetahuan adalah salah satu cara untuk memperoleh kebenaran
nilai, sementara kebenaran adalah pernyataan tanpa keragu-raguan yang
dimulai dengan adanya sikap keraguan terlebih dahulu (muhaimin 2011:44).
Pembelajaran merupakan bantuan yang di berikan pendidik agar dapat
terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan
tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan
kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat
belajar dengan baik.
10
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
Dengan demikian, maka pembelajaran dapat disimpulkan suatu unsur sadar
yang terencana untuk membantu siswa agar mereka dapat belajar sesuai dengan
kebutuhan dan minatnya. Sehingga jika dikaitkan dengan pembelajaran Al-
Qur’an dapat diartikan adalah suatu kegiatan yang sengaja dirancang untuk
menciptakan aktivitas belajar yang bertujuan agar dapat membaca Al Qur'an
dengan baik dan benar sesuai dengan hukum-hukum bacaan yang telah
ditentukan.
2. Lembaga Pendidikan Pondok Pesantren
Mencermati berbagai perkembangan situasi dan kondisi bangsa ini, kita
tentu bisa melihat, menyaksikan bahkan ikut terjun merasakan dan mengalami
sendiri, Mulai dari kepemimpinan, konflik sosial, moralitas, pornografi,
kenakalan remaja, ketidak jujuran, dan peristiwa memilukan lainnya. Kondisi
ini seakan menggambarkan bahwa sejauh ini sistem pendidikan kita belum
mampu mencapai dari apa yang diharapkan dari pendidikan itu sendiri.
Sebagaimana yang tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan
Nasional, Bahwa; pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif mandiri dan
menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.
Lembaga Pendidikan memiliki andil serta tanggung jawab yang sangat
besar dalam mencetak generasi-generasi yang berilmu dan berakhlak. Generasi
yang memiliki pribadi yang taat dan patuh pada Tuhan Yang Maha Esa. Namun
untuk mewujudkan semua itu, diperlukannya suatu usaha ekstra dan kerjasama
dari berbagai pihak. Baik dari sekolah, keluarga maupun masyarakat.
Saat ini, superioritas sekolah sangat luar biasa sehingga telah mengganti
berbagai fungsi keluarga dan masyarakat. Fungsi pengasuhan anak dalam
keluarga pada masyarakat modern telah diambil alih oleh sekolah Taman
Kanak-Kanak (TK). Sedangkan fungsi permanen dalam Negara otoriter diambil
11
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
alih oleh sekolah terutama Perguruan Tinggi (PT). Sekolah, disadari atau tidak
telah menjadi “agama” baru pada masyarakat modern (Ghufron 2013: 3).
Sekolah dapat menjadi institusi yang membebaskan manusia dari
lingkungan kekuasaan yang sewenag-wenang, tetapi sekolah juga menjadi alat
kekuasaan penguasa untuk mempertahankan kekuassaannya. Sekolah dapat
melahirkan ilmuwan dan cendikiawan yang bermoral tinggi yang dapat
memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan universal, tetapi sekolah juga
memproduksi manusia-manusia bejat, rakus, tidak bermoral dan anti
kemanusiaan universal. Sejarah telah mencatat, tidak sedikit ilmuwan dan
cendikiawan yang hidupnya diabadikan terus menerus untuk kesejahteraan
umat manusia, tetapi sejarah juga belum menghapus catatan hitam, bahwa tidak
sedikit sarjana yang memiliki gelar akademik yang hidupnya diabadikan untuk
kejahatan (Ghufron 2013: 3-4).
Pondok pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan Islam yang
berusaha untuk mengoptimalkan pelaksanaan Pendidikan Islam dalam sebuah
sistem yang terstruktur dan sistematis. Pesantren sesungguhnya merupakan
lembaga pendidikan tertua di Indonesia, yang secara nyata telah melahirkan
banyak ulama'. Tidak sedikit tokoh Islam lahir dari lembaga pesantren. Bahkan
Mukti Ali pernah mengatakan bahwa tidak pernah ada ulama yang lahir dari
lembaga selain pesantren.
Pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam paling awal di Indonesia.
Jenis lembaga pendidikan ini dapat dijumpai di berbagai wilayah Indonesia.
Tidak heran jika lembaga pendidikan ini memeilliki beberapa sebutan. Di
Sumatera Barat disebut “surau” sementara di Aceh disebut “dayah” atau
“meunasah”. Sebutan pesantren atau pondok pesantren pada mulanya hanya
berlaku di Jawa, meskioun sekarang ini sudah menjadi nomenklatur paling
umum. Penting diungkapkan bahwa sebagai lembaga pendidikan keislaman
tradisional, pesantren juga ditemukan di wilayah Asia Tenggara. Di Thailand
dan Malaysia lembaga pendidikan ini disebut pondok, berasal dari bahasa Arab,
funduq yang berarti ruang tidur, wisma, atau hotel sederhana.
12
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
Pesantren berasal dari santri, yang berarti “terpelajar” (learned) atau
“ulama” (scholar). Istilah santri sering dikaitkan dengan istilah “sastri”
(sanskerta) dan “sattiri” (Tamil) yang berarti “guru mengaji”. Juga dikaitkan
dengan “sshastri” (Hindi) (Arif 2012: 75).
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pondok artinya bangunan unuk
tempat sementara, rumah tempat menumpang, jadi dapat disimpulkan
bahwasannya pondok adalah tmpat atau rumah yang dimana para santri tinggal
bersama dan belajar di bawah bimbingan kyai.(KBBI 2012:1093). “Pondok
pesantren adalah lembaga pendidikan Islam dengan kyai sebagai tokoh
sentralnya dan masjid sebagai pusat lembaganya. Istilah pesantren disebut
dengan surau di daerah Minangkabau, penyantren di daerah Madura, pondok di
Jawa Barat, rangkang di Aceh. Pendidikan yang diberikan di Pondok Pesantren
adalah pendidikan agama dan akhlak (mental)”.(Arif 2012:78)
Menurut Abdurrahman Wahid “Pesantren adalah sebuah kompleks dengan
lokasi yang umumnya terpisah dari kehidupan sekitarnya.” Dalam kompleks itu
berdiri beberapa buah bangunan : rumah kediaman pengasuh (di daerah
berbahasa Jawa disebut kyai, di daerah berbahasa Sunda ajengan dan di daerah
berbahasa Madura nun atau bendara, disingkat ra), sebuah surau atau masjid,
tempat pengajaran diberikan (bahasa Arab madrasah, yang juga lebih sering
mengandung konotasi sekolah), dan asrama tempat tinggal para
siswapesantren” (Anshori 2010:31)
Eksistensi pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan di Indonesia
masih tetap konsisten dalam menjalankan perannya sebagai pusat pendidikan
ilmu-ilmu agama Islam dan sebagai pusat dakwah Islamiyah, tidak bisa
dipungkiri bahwa keberhasilan pesantren dalam mencetak tokoh-tokoh ulama,
pejuang kemerdekaan dan masyarakat yang Islami merupakan bukti bahwa
keberadaan pondok pesantren mampu memberikan kontribusinya dalam
membangun bangsa indonesia.
Dalam tradisi pesantren, pondok merupakan unsur penting yang harus ada
dalam pesantren. Pondok merupakan asrama dimana para santri tinggal bersama
dan belajar di bawah bimbingan kyai. Pada umum pondok ini berupa komplek
13
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
yang dikelilingi oleh pagar sebagai pembatas yang memisahkan dengan
lingkungan masyarakat sekitarnya. Namun ada pula yang tidak terbatas bahkan
kadang berbaur dengan lingkunganmasyarakat.
Pondok, asrama bagi para santri, merupakan ciri khas tradisi pesantren
yang membedakannya dengan budaya santrinya tradisional di masjid-masjid
yang berkembang di kebanyakan wilayah Islam di Negara-negara lain. Budaya
santrinya yaitu mengantri saat mandi, mengantri saat mengambil makan.
Unsur pokok lain yang cukup membedakan pesantren dengan lembaga
pendidikan lainnya adalah bahwa pada pesantren diajarkan kitab-kitab Islam
klasik atau yang sekarang dikenal dengan sebutan kitab kuning, yang dikarang
oleh para ulama terdahulu, mengenai berbagai macam ilmu pengetahuan agama
Islam dan bahasa Arab. Tradisi kitab kuning, jelas bukan berasal dari Indonesia.
Semua kitab klasik yang dipelajari di Indonesia berbahasa Arab dan sebagian
besar ditulis sebelum Islam tersebar di Indonesia. Pelajaran dimulai dengan
kitab-kitab yang sederhana, kemudian dilanjutkan dengan kitab-kitab tentang
berbagai ilmu yang mendalam. Tingkatan suatu pesantren dan pengajarannya,
biasanya diketahui dari jenis kitab-kitab yangdiajarkan.
“Kebanyakan kitab Arab klasik seperti kitab komentar (syarh) atau
komentar atas komentar (hasyiyah) atas teks yang lebih tua (matan). Edisi
cetakan dari karya- karya klasik ini biasanya menempatkan teks yang di-
syarah-i atau di hasyiah-i, dicetak di tepi halamannya sehingga keduanya dapat
dipelajari sekaligus”.Terkadang kitab kuning tidak menunjukkan orisinalitas,
karena semuanya pada dasarnya sama, hanya berbeda dalam rincian. Ciri khas
lain dalam kitab kuning adalah kitab tersebut tidak dilengkapi dengan
sandangan (syakal) sehingga kerapkali di kalangan pesantren disebut dengan
istilah ”kitab gundul”. Hal ini kemudian mempengaruhi pada metode
pengajarannya yang bersifat tekstual dengan metode sorogan danbandongan.
Secara umum ciri-ciri pondok pesantren hampir sama atau bahkan sama,
namun dalam realitasnya terdapat beberapa perbedaan terutama dilihat dari
proses dan substansi yang diajarkan. Secara umum pondok pesantren dapat
dikategorikan ke dalam tiga kategori. Pertama, Pesantren Salafyah atau yang
14
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
lebih sering dikenal dengan nama Pesantren Tradisional. Kedua, Pesantren
Khalafiyah atau masyarakat menyebutnya Pesantren Modern. Dan ketiga,
Pesantren Kombinasi atau lebih dikenal dengan istilah Pesantren Gabungan.
Sebagaimana yang dikemukakan oleh (Hasbullah 1999:144) , paling tidak
dapat digolongkan kepada tiga bentuk, yaitu:
a. Pondok pesantren adalah lembaga pendidikan dan pengajaran agama
Islam, yang pada umumnya pendidikan dan pengajaran tersebut diberikan
dengan cara nonklasikal (sistem bandungan dan sorogan), dimana seorang
kyai mengajar santri-santri berdasarkan kitab-kitab yang ditulis dalam
bahasa Arab oleh ulama-ulama besar sejak abad pertengahan, sedang para
santri biasanya tinggal dalam pondok atau asrama dalam pesantrentersebut.
b. Pesantren adalah lembaga pendidikan dan pengajaran agama Islam yang
pada dasarnya sama dengan pondok pesantren tersebut di atas, tetapi para
santrinya tidak disediakan pondokan di komplek pesantren, namun tinggal
tersebar di sekitar penjuru desa sekeliling pesantren tersebut (santri kalong
dimana cara dan metode pendidikan dan pengajaran agama Islam diberikan
dengan sistem weton, yaitu para santri datang berduyun-duyun pada
waktu-waktutertentu.
c. Pondok pesantren dewasa ini merupakan lembaga gabungan antara sistem
pondok dan pesantren yang memberikan pendidikan dan pengajaran agama
Islam dengan sistem bandungan, sorogan ataupun wetonan yang dalam
istilah pondok pesantren modern memenuhi kriteria pendidikan nonformal
serta menyelenggarakan juga pendidikan formal berbentuk madrasah dan
bahkan sekolah umum dalam berbagai bentuk tingkatan dan aneka
kejuruan menurut kebutuhan masyarakat masing-masing.
3. Metode Qiro’ati Dalam Pembelajaran Al-Qur’an
Istilah metode berasal dari bahasa Yunani yaitu Methodos yang berasal
dari kata “Meta” dan “Hodos”. Kata Meta berarti melalui sedangkan
Hodos berarti jalan, sehingga metode berarti jalan yang harus di lalui, cara
melakukan sesuatu atau prosedur. Adapun dalam bahasa Arab bisa
15
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
bermakna “Manhaj, al-Wasilah, Al Raifiyah, Al-Thoriqoh”. Semua kata itu
berarti jalan atau cara yang harus di tempuh. Dengan demikian dapat
dipahami bahwa metode merupakan cara atau jalan yang harus dilalui untuk
mencapai suatu tujuan (Muliawan 2005:149)
Jika berbicara mengenai metode membaca Al Qur'an, ada beberapa
metode belajar membaca Al Qur'an yang berkembang di Indonesia. Pada
awalnya ialah metode Baghdadiyah, metode ini sejak dulu digunakan oleh
para ustadz dalam mengajarkan membaca Al Qur'an, melalui metode
Baghdadiyah ini satu per satu santri membaca di bawah telinga tajam
seorang ustadz yang terkadang menuntut bacaan yang benar, tanpa anak
harus mengulang. Akan tetapi seiring berjalannya waktu, metode membaca
Al Qur'an tersebut tergeser dengan munculnya beberapa metode yang lebih
relevan dan menarik. Diantaranya metode Iqro, metode Tsaqifa dan metode
Qiro'ati.
Metode Qiro’ati disusun oleh Ustadz H. Dahlan Salim Zarkasy pada
tahun 1986 bertepatan pada tanggal 1 Juli. H.M Nur Shodiq Achrom
(sebagai penyusun didalam bukunya “Sistem Qoidah Qiro’ati” Ngembul,
Kalipare), metode ini ialah membaca Alquran yang langsung memasukkan
dan mempraktekkan bacaan tartil sesuai dengan qoidah ilmu tajwid sistem
pendidikan dan pengajaran metode Qiro’ati ini melalui system pendidikan
berpusat pada murid dan kenaikan kelas/jilid tidak ditentukan oleh
bulan/tahun dan tidak secara klasikal, tapi secara individual (perseorangan).
Beliau menyusun metode tersebut karena melihat beberapa kekurangan
yang ada pada metode sebelumnya seperti santri hanya bisa menghafal
tanpa mengerti setiap hukum bacanya yang mereka baca. Teknik dalam
metode Qiro'ati adalah belajar membaca Al Qur'an dengan cara
memasukkan kaidah ilmu tajwid di dalamnya. Yang menarik dari metode
ini adalah ilmu Gharib (bacaan yang sulit dalam Al Qur'an) dan tajwid pada
setiap bacaan, juga diberikan petunjuk pengajaran pada setiap pokok
bahasan (Zakarsyi, 1996: 6).
16
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
Jadi, Metode Qiro’ati adalah metode yang lebih menekankan pada
pendekatan ketrampilan proses membaca secara cepat dan tepat, baik pada
makhorijul hurufnya maupun bacaan tajwidnya, sehingga akan diperoleh
hasil pengajaran yang efektif tahan lama dan dapat dikembangkan sesuai
dengan kondisi kemampuan anak didik.
Santri/anak didik dapat naik kelas/jilid berikutnya dengan syarat Sudah
menguasai materi/paket pelajaran yang diberikan di kelas dan Lulus tes
yang telah diujikan oleh sekolah/Taman Pendidikan Al-qur’an.
Pada dasarnya pembelajaran baca tulis a-Lqur’an di Indonesia sudah
ada sejak masuknya Islam di Indonesia, hal tersebut didukung dengan
penemuan manuskrip al-Qur’an dan buku-buku keagamaan. Selain itu
keberadaan pesantren, surau dan madrasah diniyah telah menjadi pusat
pembelajaran al-Qur’an pada masa lalu hingga sekarang. Seiring dengan
berkembangnya zaman kebutuhan baca tulis al-Qur’an semakin banyak.
Tuntutan kemampuan baca tulis al-Qur’an telah menjadi salah satu
fenomena yang menyebar. Oleh karenanya berdirilah lembaga pendidikan
non- formal yang biasa disebut Taman pendidikan al-Qur’an. Taman
pendidikan al-Qur’an hampir ada disetiap daerah serta memiliki berbagai
metode pembelajaran baca tulis alqur’an yang beragam. Hal ini diperkuat
dengan PP. No 55 Tahun 2007 tentang pendidikan agama dan pendidikan
keagamaan (Srijatun, 2017:8).
Metode-metode tersebut bervariasi baik dari prinsip, karakteristik,
metode serta tahapannya. Sehingga dengan keberagaman metode tersebut
lembaga TPQ dapat menyesuaikan dengan kebutuhan dan karakter pserta
peserta didik. Keberagaman metode tersebut juga dinilai dapat saling
melengkapi kekurangan motede satu dengan lainnya. Pada prinsipnya
metode-metode tersebut memiliki konsep yang serupa dalam
pembelajarannya, yakni:
a. Pembelajaran huruf
b. Pelafalan huruf
c. Sifat huruf
17
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
d. Pembelajaran kata
e. Hukum tajwid
f. Pembelajaran kalimat
g. Cara membaca bacaan Ghoroibul qur’an
Namun demikian setiap metode memiliki karakter, tahapan tersendiri,
serta modelpembelajarannya. Berdasarkan paparan di atas penulis ingin
menggambarkan model-model pembelajaran baca tulis al-Qur’an di Taman
Pendidikan Alqur’an di Indonesia.
Pembelajaran baca tulis al-Qur’an hakikatnya telah muncul bersamaan
dengan masuknya Islam di Indonesia. pembelajaran adalah Transfer of
Knowledge, maka proses pembelajaran Al-Qur’an akan terjadi secara
alamiah. Namun demikian, belum dapat dipastikan bagaimana proses
pembelajaran tersebut terjadi serta model pembelajaran apa yang
digunakan. Sebagaimana yang telah difahami bahwa lembaga pembelajaran
yang sangat berperan dalam proses pebelajaran Al-Qur’an adalah pondok
pesantren, surau serta madrasah yang telah lebih dahulu diketahui
keberadaannya.
Selain mempelajari baca tulis al-Qur’an lembaga-lembaga tersebut
mengajarkan ilmu-ilmu agama sebagai bekal dalam proses ibadah dan
bermasyarakat (Tan, 2014:22). Hingga dalam perkembangannya muncul
lembaga nonformal yang memberi perhatian khusus dalam pembelajaran
baca tulis alqur’an untuk anak usia dini yang biasa kita sebut dengan Taman
Pendidikan al-Qur’an (TPQ atau TPA).
Keberadaan TPQ telah menyebar hampir di seluruh pelosok Indonesia
dengan berbagai model pembelajarannya yang beragam. Taman Pendidikan
al-Qur’an merupakan sebuah lembaga atau sekelompok masyarakat yang
menyelenggarakan serta melaksanakan pendidikan non-formal dengan jenis
keagamaan Islam yang bertujuan untuk memberikan pengajaran membaca
al-Qur’an sejak usia dini, beserta memahami dasar-dasar agama islam pada
usia PAUD, Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar atau Madrasah Ibtidaiyah
(SD/MI) atau bahkan lebih tinggi (Srijatun, 2017)
18
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
Metode Qiroati merupakan sebuah metode dalam belajar membaca al-
Qur'an yang langsung memasukkan tanpa dieja, dan mempraktekkan bacaan
tartil sesuai dengan kaidah dalam ilmu tajwid. Dalam metode Qiroati
terdapat 2 pokok dasar yang perlu diperhatikan, yaitu membaca al-Qur’an
secara langsung dan membiasakan dalam membaca al-Qur’an dengan tartil
sesuai dengan kaidah dalam ilmu tajwid.
Metode Qiroati dapat dikatakan sebuah motede membaca Al-Qur’an
khas Indonesia yang terlepas dari pengaruh arab Metode Qiroati merupakan
metode yang yang bisa dikatakan metode membaca al-Qur’an yang ada di
Indonesia. yang terlepas dan' pengaruh arab. Metode Qiroati pertama kali
disusun pada tahun 1963 yang masih bersifat susunan sederhana, diajarkan
terbatas kepada para anak di sekitar lingkungan rumah, namun dari metode
Qiroati ini akhirnya banyak muncul metode-metode membaca al-Qur’an,
seperti metode al-Barqy(membaca cepat), Iqro’(Membaca secara tartil),
Tilawati (membaca dengan sebenar-benarnya bacaan), dan lain
sebagainya.(Shodiq 1998:14)
Pada awalnya penyusunannya, metode Qiroati terdiri dari 6 Jilid,
dengan tambahan 1 jilid untuk persiapan (pra), dan 2 buku pelngkap sebagai
keberlanjutan dari pelajaran yang sudah diselesaikan, yaitu juz 27 serta
Ghorib Musykilat (kata-kata sulit). Pada pertengahan tahun 1986 Ust.H.
Dahlan Salim Zarkasy Semarang merintis model pendidikan anak dalam
belajar al-Qur’an untuk usia 4 sd 6 tahun, yang mirip seperti Taman Kanak-
Kanak atau TK, dan dikenal dengan istilah Taman Kanak-Kanak al-Qur’an
(TKQ).
Keberadaan TKQ ini tidak terlepas dari usaha yang dilakukan Ust. H.
Dahlan Salim Zarkasy dalam mencari metode belajar membaca Al-Qur'an
yang dapat membantu anak-anak dalam belajar al-Qur’an dengan baik dan
benar, telah dirintis dan diuji coba sejak tahun 1963 (Gafur, 2013).
Adapun kelebihan dari metode Qiroati diantara lain adalah sebagai
berikut:
19
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
a. Tashih. Para guru/calon guru sebelum mengajar metode Qiroati,
harus melalui tashih terlebih dahulu, hal ini dikarenakan buku
Qiroati tidak diperjual belikan secara umum dan terbatas hanya
untuk kalangan sendiri bagi yang telah mendapat syahadah/sertifikat
b. Menggunakan banyak metode dalam penerapannya;
c. Terdpat prinsip bagi pendidik dan peserta didik;
d. Peserta didik akan menulis bacaan setelah membaca al-Qur’an
dengan metode Qiroati;
e. Melanjutkan belajar bacaan Ghorib setelah khatam 6 jilid
f. Metode Qiroati menggunakan ketukan dalam proses
pembelajarannya untuk menuntukan panjang dan pendek bacaan
g. Siswa walaupun belum mengenal tajwid tetapi sudah bisa membaca
Alquran secara tajwid. Karena belajar ilmu tajwid itu hukumnya
fardlu kifayah sedangkan membaca Alquran dengan tajwidnya itu
fardlu ain.
h. Pada metode ini setelah khatam meneruskan lagi bacaan ghorib.
i. Jika santri sudah lulus 6 Jilid beserta ghoribnya, maka ditest
bacaannya kemudian setelah itu santri mendapatkan syahadah jika
lulus test.
Adapun kekurangan dalam metode Qiroati adalah tidak ada ketentuan
waktu kelulusan atau mendapatkan syahadah selama peserta didik belum
khatam jilid 6 dan Ghoribnya, dan bagi yang tidak lancar lulusnya juga akan
lama karena metode ini lulusnya tidak ditentukan oleh bulan/tahun.
1. Prinsip –prinsip dasar Qiro’ati
a. prinsip-prinsip yang di pegang oleh guru / ustadz yaitu:
1) Tiwagas (teliti, waspada dan tegas)
2) Daktun (tidak boleh menuntun)
b. Prinsip-prinsip yang harus dipegang santri / anak didik:
1) CBAC : Cara belajar santri aktif
2) LCTB : Lancar cepat tepat dan benar
20
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
2. Tujuan Metode Qiro'ati adalah sebagai berikut:
a. Menjaga dan memelihara keharmonisan, kesucian dan
kemurnian Al Qur'an yang benar dan cara membaca sesuai
kaidah tajwid sebagaimana bacaan Rasulullah SAW.
b. Menyebarkan ilmu bacaan Al Qur'an yang benar sesuai dengan
cara yang benar. Qiro'ati tidak bertujuan menyebarluaskan buku
Qiro'ati, namun bertujuan menyebarluaskan ilmu baca Al
Qur'an, diantaranya upaya menjaga dan meningkatkan kualitas
guru Al Qur'an.
c. Mengingatkan pada guru Al Qur'an agar hati-hati dan tidak
sembarangan.
d. Meningkatkan kualitas pendidikan pengajaran ilmu baca Al
Qur'an (Dachlan Salim Zakarsyi, 1996: 55).
e. Adapun target dari metode Qiro'ati adalah siswa dapat membaca
Al Qur'an dengan tartil sesuai kaidah tajwid sebagaimana telah
dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Target-target diatas dapat
diperjelas dengan:
f. Dapat mambaca Al Qur'an dengan tartil
g. Makhroj sebaik mungkin
h. Mampu membaca Al Qur'an dengan bacaan yang bertajwid
i. Mengenal bacaan ghorib dan muksilat
j. Hafal (faham) ilmu tajwid praktis
k. Mengerti sholat baik bacaan maupun prakteknya
l. Hafal surat-surat pendek minimal An Naas dan Ad Dhuha
m. Hafal doa-doa pendek
n. Mampu menulis arab dengan baik dan benar
o. Mengenal dan faham angka-angks arab (Imam Mujahid, 2008:
9-11).
21
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
B. Studi Relevan
Studi relevan ini dimaksudkan untuk memperkuat penelitian serta
membandingkan hasil penelitian penulis dengan penelitian terdahulu, maka
dibawah ini penulis akan menyajikan beberapa studi yang relevan :
1. Penelitian yang dilakukan oleh M. Syukro Rais, mahasiswa jurusan PAI
UIN STS Jambi yang berjudul “Upaya Guru Mengatasi Kesulitan Siswa
Mengingat Lagu Tilawah Dalam Pembelajaran Tilawah Al-Qur’an di
Madrasah Tsanawiyah Negeri Kota Jambi. Penelitian ini merupakan
penelitian kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Pengumpulan
data menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumntasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bentuk atau penyebab
kesulitan dalam mengingat lagu tilawah adalah pertama, adanya beberapa
siswa yang ribut saat proses pembelajaran yang berdampak kepada tidak
fokusnya siswa lain dalam mendengarkan dalam proses pembelajaran.
Kedua, kurangnya sarana dan prasarana serta kurangnya alokasi waktu
pembelajaran yang diberikan, sehingga berdampak kepada hasil dari
pembelajaran yang kurang maksimal.
Adapaun upaya yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan siswa dalam
mengingat lagu Tilawah adalah dengan cara meningkatkan kefokusan siswa
dalam proses pembelajaran, serta memberikan motivasi berupa
penghargaan bagi siswa yang dapat masih kesulitan dalam mengingat lagu
tilawah yang diajarkan.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Solihan, mahasiswa jurusan PAI UIN STS
Jambi yang berjudul “Penerapan Seni Baca Al-Qur’an Dalam
Meningkatkan Kemampuan Tilawah Al-Qur’an di TPA/TPSA Ikatan
Persaudaraan Qori’/Qori’ah, Hafidz/Hafidzah (IPQAH) di Provinsi Jambi.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan tujuan untuk
mengetahui penerapan seni baca Al-Qur;an dalam meningkatkan
kemampuan tilawah Al-Qur’an Ikatan Persaudaraan Qori’/Qori’ah,
22
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
Hafidz/Hafidzaha (IPQAH) di Provinsi Jambi. Teknik pengumpulan data
yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi.
Hasil dari penelitian ini adalah bahwa pelaksanaan dalam proses
pembelajaraan tilawah Al-Qur’an Ikatan Persaudaraan Qori’/Qori’ah,
Hafidz/Hafidzaha (IPQAH) di Provinsi Jambi belum optimal, hal ini
disebabkan oleh adanya santri yang masih terlambat hadir dalam
pembelajaran, santri yang tidak hadir, adapun upaya yang dilakukan untuk
meningkatkan kemampuan tilawah Al-Qur’an Ikatan Persaudaraan
Qori’/Qori’ah, Hafidz/Hafidzaha (IPQAH) di Provinsi Jambi ialah
meningkatkan kedisiplinan terhadap santri, memberikan tugas rumah
berupa materi lagu tilawah yang diaplikasikan ke surah-surah yang lain,
memberikan motivasi dan memberikan saran dan masukan-masukan kepada
santri.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Syargawi, mahasiswa jurusan PAI UIN STS
Jambi yang berjudul “Upaya Lembaga Pendidikan Jambi Qur’an School
Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur’an Santri di
Kelurahan Simpang III Sipin Kecamatan Kota Baru Kota Jambi. Penelitian
ini merupakan penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa
observasi, wawancara dan dokumentasi.
Tujuan dari penelitian ini ialah pertama, untuk mengetahui bagaimana
aktifitas dan metode pengajaran di Lembaga Pendidikan Jambi Qur’an
School dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an santri.
Kedua, untuk mengetahui kendala apa yang dihadapi guru Lembaga
Pendidikan Jambi Qur’an School dalam meningkatkan kemampuan
membaca Al-Qur’an santri. Ketiga, untuk mengetahui upaya yang
dilakukan untuk meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an santri di
Lembaga Pendidikan Jambi Qur’an School.
Hasil dari penelitian adalah bahwa upaya yang dilakukan oleh Lembaga
Pendidikan Jambi Qur’an School dalam meningkatkan kemampuan
membaca Al-Qur’an santri yaitu dengan cara meningkatkan kedisiplinan
23
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
tenaga pendidik, memberikan motivasi dan reward/hadiah kepada santri dan
meningkatkan kerjasama dengan orang tua santri.
Dari beberapa penelitian di atas memiliki kesamaan dengan penelitian
yang peniliti lakukan, yaitu bagaimana Proses dalam pembelajaran Al-
qur’an untuk meningkatkan kemampuan santri dalam membaca Al-Qur’an
baik dalam bentuk tilawah maupun hafalan. Namun dalam penelitian ini,
peneliti berfokus pada implementasi suatu metode pembelajaran Al-Qur’an
yaitu menggunakan metode Qiro’ati dengan lokasi penelitian yang berbeda
dari studi-studi penelitian di atas. Dalam penelitian ini peneliti melakukan
penelitian di Pondok Pesantren Raudhatul Mujawwidin Desa Tirta Kencana
Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo.
24 Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan dan Metode Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kualitatif deskriptif. Pendekatan kualitatif merupakan suatu paradigma penelitian
untuk mendiskripsikan peristiwa, prilaku orang atau suatu keadaan pada tempat
tertentu secara rinci dan mendalam dalam bentuk narasi. (Komariah, 2011: 219).
Menurut Nasution seperti yang dikutip oleh Sugiyono, penelitian kualitatif
pada hakekatnya ialah mengamati orang dalam lingkungan hidupnya,
berinteraksi dengan mereka, berusaha memahami bahasa dan tafsiran mereka
tentang dunia sekitarnya (Sugiyono, 2014: 205).
Pendekatan kualitatif digunakan karena permasalahan dalam penelitian ini
belum jelas, holistik, kompleks, dinamis dan penuh makna. Selain itu, penelitian
ini bermaksud untuk memahami situasi sosial secara mendalam, menemukan
pola, dan teori (Sugiyono, 2006: 399). Pendekatan kualitatif bermanfaat untuk
dapat lebih memahami setiap fenomena yang sampai sekarang belum banyak
diketahui (Lexy, 2008: 7).
Permasalahan, peristiwa, dan fenomena yang akan dideskripsikan secara
mendalam dalam penelitian ini adalah Bagaimana Implementasi pembelajaran
Al-qur’an melalui metode Qiro’ati bagi santri tahfidzhul Qur’an muallimin
mu’allimat di Pondok Pesantren Raudhatul Mujawwidin Kabupaten Tebo.
Selain mengamati, peneliti juga akan berinteraksi langsung serta berusaha
memahami objek penelitian secara rinci dan mendalam.
Melalui pendekatan kualitatif ini, maka data yang didapat akan lebih
lengkap, mendalam, kredibel dan bermakna, sehingga tujuan penelitian dapat
dicapai.
B. Setting dan Subjek Penelitian
1. Setting
Lokasi yang dipilih pada penelitian ini ialah di Pondok Pesantren
Raudhatul Mujawwidin Kabupaten Tebo. Alasan peneliti memilih penelitian
25
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
di Pondok Pesantren Raudhatul Mujawwidin Kabupaten Tebo ini karena
pertama, peneliti ingin memberikan sebuah terobosan atau ide-ide serta solusi
yang dapat membuat pesantren ini kedepannya lebih baik lagi khususnya
dalam bidang pembelajaran. Kedua peneliti melihat bahwa tingginya minat
atau motivasi dari masyarakat untuk menjadikan anaknya seorang yang
paham tentang agama khususnya dalam menghafal Al-quran. Untuk itu
lembaga atau pesantren tentu memerlukan dukungan dari berbagai pihak serta
kerjasama yang baik dari semua kalangan masayarakat khususnya agar apa
yang diharapkan dapat diwujudkan bersama.
2. Subjek Penelitian
Subjek utama dalam penelitian ini adalah tenaga pendidik dan peserte
didik. Teknik pengambilan subjek dalam penelitian ini menggunakan teknik
Snow Ball Sampling, yaitu pengambilan subjek sesuai dengan kebutuhan data
yang ingin diperoleh oleh peneliti. Jadi subjek dalam penelitian ini semakin
lama akan semakin banyak.sesuai dengan kebutuhan. Sedangkan yang
menjadi key informan (informan kunci) adalah Guru Tahfidz yang mengajar
dikelas XIA dan santri atau peserta didik.
C. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
a. Data Primer
Data primer adaalah data yang diambl langsung dari peneliti kepada
sumbernya tanpa adanya perantara (Mukhtar, 2009: 86). Teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam data primer adalah teknik
observasi, wawancara dan dokumentasi
Melalui data primer ini data yang ingin peneliti peroleh adalah sebagai
berikut:
1. Implementasi metode Qiro’ati bagi santri tahfidzhul Qur’an
muallimin mu’allimat di Pondok Pesantren Raudhatul Mujawwidin
Desa Tirta Kencana Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo?
26
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
2. kendala yang dihadapai dalam pembelajaran Al-qur’an melalui
metode Qiro’ati bagi santri tahfidzhul Qur’an muallimin mu’allimat
di Pondok Pesantren Raudhatul Mujawwidin Desa Tirta Kencana
Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo?
3. hasil Implementasi metode Qiro’ati bagi santri tahfidzhul Qur’an
muallimin mu’allimat di Pondok Pesantren Raudhatul Mujawwidin
Desa Tirta Kencana Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo?
b. Data Sekunder
Data sekunder ialah data yang bukan diusahakan sendiri
pengumpulannya oleh peneliti misalnya dari biro statistic, majalah,
Koran, keterangan-keterangan atau publikasi lainnya. Jadi data sekunder
berasal dari tangan kedua, ketiga dan seterusnya, artinya melewati satu
atau lebih pihak yang bukan peneliti sendiri. (Mukhtar, 2009: 90).
Melalui data sekunder ini data yang dapat peroleh adalah sebagai
berikut:
1. Historis dan Geografis Pondok Pesantren Raudhatul Mujawwidin
Desa Tirta Kencana Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo
2. Struktur Organisasi Pondok Pesantren Raudhatul Mujawwidin Desa
Tirta Kencana Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo.
3. Gambaran umum atau profil Pondok Pesantren Raudhatul
Mujawwidin Desa Tirta Kencana Kecamatan Rimbo Bujang
Kabupaten Tebo.
2. Sumber Data
Sumber data dari penelitian ini adalah peserta didik serta tenaga pendidik.
Kemudian sumber data akan terus dicari dari berbagai pihak sesuai dengan
data yang diperlukan dalam penelitian ini.
D. Teknik pengumpulan data
Dalam upaya pengumpulan data-data yang berkaitan dalam penelitian ini,
maka Tekhnik yang dilakukan adalah sebagai berikut:
27
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
1. Observasi
Observasi ialah pengamatan dan pencatatan langsung yang sistematis
terhadap gejala-gejala yang diteliti (Akbar, 2011: 52).
Metode observasi yang peneliti gunakan ialah observasi nonpartisipan,
dimana “observer (pengamat) tidak ikut dalam kehidupan orang yang
diobservasi dan secara terpisah berkedudukan selaku pengamat” (Zuriah,
2009: 176). Metode ini peneliti gunakan untuk melakukan pengamatan
terhadap orang-orang yang ada hubungannya dalam penelitian ini dan
mencatat segala apa yang berhubungan dengan data yang ingin diperoleh.
Metode observasi ini peneliti gunakan untuk mengamati hal-hal yang
berkaitan terhadap implementasi pembelajaran al-quran dengan metode
qiro’ati dan aktifitas-aktifitas santri dan program yang dilaksanakan di lokassi
penelitian.
2. Wawancara
Teknik wawancara ialah teknik memperoleh informasi secara langsung
melalui permintaan keterangan-keterangan kepada pihak pertama yang
dipandang dapat memberikan keterangan atau jawaban yang diajukan
(Zuriah, 2009: 89).
Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian ini ialah wawancara
tidak terstruktur, yaitu “wawancaranya lebih bersifat nonformal. Pertanyaan
tentang pandangan hidup, sikap, keyakinan subjek, atau tentang keterangan
lainnya dapat diajukan bebas kepada subjek” (Zuriah, 2009: 80). ini peneliti
gunakan untuk memperoleh data yang terkait terhadap penelitian.
Wawancara peneeliti gunakan kepada semua pihak yang terkait, yaitu
peserta didik, tenga pendidik dan pihak sekolah lainnya. Data yang ingin
diperoleh dalam teknik wawancara ini ialah: apa kendala yang dihadapi dalam
proses pembelajaran dan lain-lain.
28
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
3. Dokumentasi
Dokumen adalah catatan tertulis tentang berbagai kegiatan atau
peristiwa pada waktu yang lain (W. Gulo 2010:123) Dokumentasi adalah
yaitu pengumpulan data dengan melihat atau mencatat suatu laporan yang
sudah tersedia.
Teknik dokumentasi peneliti gunakan dalam memperoleh data berupa
catatan-catatan seperti geografis, historis, struktur, jumlah siswa, tenaga
pendidik, dan data pendukung lainnya yang diperlukan dalam data penelitian.
E. Teknik Analisis Data
Analisa data yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah analisis data
kualitatif, yang dilakukan dengan analisis sebagai berikut
1. Analisis Domain
Analisis domain yaitu dengan menampilkan keseluruhan jenis temuan
yang diperoleh dalam penelitian (Mukhtar, 209: 116). Dalam penelitian ini
data yang ingin diperoleh ialah gambaran umum atau profil Pondok Pesantren
Raudhatul Mujawwidin Desa Tirta Kencana Kecamatan Rimbo Bujang
Kabupaten Tebo.
2. Analisis Taksonomi
Analisis ini sebenarnya merupakan lanjutan dari analisis domain, Pada
analisis ini, yang menjadi objek analisis adalah pelaksanaan program yang
telah diupayakan oleh pihak sekolah, kuhususnya dalam implementasi metode
qiro’ati dalam proses pembelajaran al-quran.
3. Analisis Kompenesial
Menurut Sanapiah Faisal pada analisis komponensial yang
diorganisasikan bukanlah “kesamaan elemen” dalam domain, melainkan
kontras antarelemen dalam domain yang diperoleh melalui observassi dan
wawancara terseleksi. (Zuriah, 2009: 221). Pada analisis ini peneliti akan
menganalisis kontras antara program dengan pelaksanaan dari program
tersebut dan peneliti akan menyesuaikan hasil data-data yang didapat dari data
observasi dan wawancara.
29
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
Dalam penelitian ini, teknik pemeriksaan keabsahan data yang digunakan
ialah teknik triangulasi. Teknik triangulasi data yaitu memeriksa kebenaran data
yang diperoleh melalui pihak lain. (Akbar, 2011: 99). Kegiatan triangulasi
dilaksanakan dengan cara sebagai berikut:
a. Membandingkan data hasil observasi dengan wawancara
b. Membandingkan data hasil wawancara dengan hasil observasi
c. Membandingkan data dokumentasi dengan hasil observasi dengan
wawancara
d. Melakukan diskusi dengan teman sejawat
e. Membandingkan dengan hasil temuan dengan hasil yang ada
f. Memperpanjang waktu penelitian.
G. Jadwal Penelitian
Tabel 3.1. Jadwal Penelitian
No Kegiatan
Bulan Ke, Tahun 2019 dan 2020
Juli Oktober Novembe
r Desember
Januari 2020
Maret 2020
April 2020
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan penelitian
x
2
Menyusun atau menulis konsep proposal
x
3
Mengajukan judul ke Fakultas untuk persetujuan judul
x
4
Konsultasi dengan dosen pembimbing
X x
5 Seminar proposal x
30
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
6 Izin atau perintah riset x
7 Pelaksanaan riset x x x x x
8 Penulisan konsep skripsi x x x
9
Konsultasi kepada dosen pembimbing
x x x
10 Penggandaan skripsi x
11 Munaqasah dan perbaikan x
12
Penggandaan skripsi dan penyampaian skripsi kepada tim Penguji dan Fakultas
x
31 Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
BAB VI
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Umum
1. Sejarah singkat Pondok Pesantren Raudhatul Mujawwidin
KH. M. Burhan Jamil MY. Berasal Dari Desa Penganten Kec. Klambu Kab.
Purwodadi Grobogan Jawa Tengah lahir pada tanggal 9 juni 1967 pernah
mengenyam pendidikan SD di pagi hari dan Madrasah Diniyah di waktu sore pada
tahun yang sama di Madrasah Diniyah NU Kudus. Begitu juga pada menengah
lanjutan pertama di SMP beliau melaluinya di pagi hari dan sore hari tetap di
Diniyah kemudian menengah atas di Madrasah Aliyah Hasyim Asy,ari Kudus di
waktu sore dan di Madrasah Diniyah NU Kudus di watu pagi sejak 1984-1994.
Madrasah Diniyah NU Kudus adalah sebuah lembaga pendidikan khusus agama
yang masuk pagi. Sekolah Madrasah ini di pimpin oleh kyai yang sangat karismatik.
Beliau adalah KH. Ahmad Sya’roni. Berangkatlah Burhan muda dari Madrasah
diniyah NU Kudus ke Provinsi Jambi
Ada kisah yang sangat menarik ketika Burhan menyampaikan maksud dan
tujuannya pada guru besarnya, kisah tersebut ialah pada saat Burhan matur
“kyai……! Saya mau pergi ke jambi (sumatera) mohon do’anya mudah-mudahan
saya kerasan di sana” lalu apa jawab kyai besar yang karismatik ini “ saya tak mau”
kata pak kyai. Betapa kagetnya Burhan mendengar jawaban kyai ini, lalu belum
hilang kagetnya” Burhan” Pak Kyai pun melanjutkan “kalau kerasan saya tak mau
tapi kalau mendo’akan barokah aku mau, sebab kalau hanya kerasan berbahaya,
apalah artinya kerasan kalau kamu jadi orang nakal, tapi kalu barokah kamu tetap
dalam keberkahan allah” . Penjelasan kyai Sya’roni inilajh yang akhirnya membuat
semangat Burhan muda untuk meninggalkan kampong halamna demi sebuah
harapan semakin kukuh. Terbayang di benak Burhan bagaimana Jambi daerah yang
di tujunya, sulit dikatakan ternyata daerah tranmigrasi tahun 1977 tersebut sudah
maju, maka semakin yakin dan mantap Burhan melalui langkah-langkah dakwah
yang di rencanakannya.
32
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
Akhirnya atas dorongan kyai dan orang tuanya berdirilah lembaga kecil TPQ
Raudhatul Mujawwidin, tepatnya tanggal 23 Oktober 1944. Lembaga tersebut
mulai berdiri semual pengajian ba’da magrib 5 orang, namun akhirnya lembaga
tersebut semakin hari semakin banyak, kemudian waktu di rubah, hal ini
berlangsung selama 2 tahun. Setelah khataman yang pertama, pada harlah yang
kedua tampak jelaslah bahwa cikal bakalnya pondok pesantren ini di mulai. Dan
Alhamdulillah saat ini TPQ tersebut melahirkan lembaga yang banyak sekali yang
berada di tiga lokasi yaitu; Romu 1 di Jl. Meranti timur Rt 20 Dsn. Sari Mulyo,
Romu 2 di Jl. Meranti timur Rt 18 Dsn. Sari Mulyo, Romu 3 di Jl. Tulang Bawang
(22) Ds. Rimbo Mulyo Kec. Rimbo Bujang.
2. Sejarah Singkat Madrasah Muallimin Muallimat Raudhatul Mujawwidin
Dunia pendidikan adalah suatu keniscayaan, karena dunia ini dibangun dengan
sumber daya yang hebat, dan termasuk didalamnya adalah sumber daya manusia.
Tentu saja melalui kajian-kajian ilmiah yang diwadahi oleh sebuah lembaga atau
non lembaga. Seperti yang kita ketahui, lembaga pendidikan didunia ini atau
bahkan di indonesia khususnya sudah banyak sekali macam ragamnya. Ada yang
sudah sangat tua seperti pondok-pondok pesantren, kemudian disusul dengan
madrasah-madrasah diniyyah, dan sekolah-sekolah yang berbasis pengetahuan
umum.
Dari sekian banyak lembaga pendidikan tentu memiliki kelebihan dan
kekurangannya masing-masing. lembaga yang hanya mempelajari kajian-kajian
ilmu agama (pondok salaf) mencetak alumni-alumni yang mumpuni dibidang
agama. Begitu juga lembaga yg hanya mendalami kajian-kajian ilmu umum akan
mencetak lulusan yang hanya mumpuni dibidangnya.
Dari sinilah kemudian para pemangku kebijakan yang ada di yayasan
Raudhatul Mujawwidin bermusyawaroh dan bermufakat tentang pentingnya
membangun sebuah lembaga pendidikan yang anak didiknya bukan hanya mampu
menyerap ilmu-ilmu yang berbasis agama dengan baik tapi juga ilmu-ilmu umum
lainnya.
33
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
Maka pada tahun 2014 M terbentuklah sebuah lembaga dengan nama
Madrasah Muallimin Muallimat, atau yang lebih familiar dengan sebutan M3,
dibawah naungan yayasan Raudhatul Mujawwidin, yang diresmikan langsung oleh
bupati kabupaten tebo dan ketua yayasan yakni K.H. M. Burhan Jamil MY.
Madrasah Muallimin Muallimat adalah lembaga yang kegiatannya saling
berkesinambungan antara satu dengan lainnya dengan satu penanggung
jawab/kepala sekolah. Para santri akan diawasi, dipantau dan dilaporkan setiap
kegiatannya mulai bangun tidur sampai dengan tidur kembali, dalam hal ini yang
bertanggung jawab adalah walikamar.
Madrasah Muallimin Muallimat juga menerapkan target-target pelajaran yang
harus diselesaikan oleh para santri, baik ngajinya maupun pelajaran umumnya.
Tentu saja dengan harapan ketika kelak sudah lulus dari Madrasah Muallimin
Muallimat bisa melanjutkan kependidikan yang lebih tinggi, baik untuk ruang
lingkup nasional maupun internasioanal. Atau setidaknya bagi para santri yang
tidak melanjutkan kejenjang yang lebih tinggi sudah cukup mampu untuk bekalnya
dimasyarakat.
Untuk cita-cita madrasah yang tinggi tentu saja kurikulumnya juga harus dibuat
dan direncanakan sebaik mungkin, sehingga Madrasah Muallimin Muallimat
membuat standar pendidikan yang sejajar dengan lembaga-lembaga maju lainnya.
Dengan kurikulum pelajaran umum yang dipercepat (akselerasi) dan kitab-kitab
kuning yang sudah standar menengah di pondok-pondok pesantren jawa, seperti
halnya kitab bulughul marom, fathul qorib, fathul muin, tausyekh, falak, dan
disiplin ilmu lainnya.
Yang mencolok di Madrasah Muallimin Muallimat adalah pengawasan santri
yang 24 jam, bimbingan dan pendampingan yang terus dilakukan dan masa
pendidikan yang harus diselesaikan selama 6 tahun, sehingga kedepannya menjadi
santri-santri yang tangguh menghadapi perkembangan zaman. Menjadi santri-santri
yang ikut membangun peradaban dunia.
34
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
Sebagai lembaga unggulan Madrasah Muallimin Muallimat Raudhatul
Mujawwidin saat ini mempunyai visi dan misi serta tujuan yang mulia.
3. Visi Dan Misi Dan Tujuan Sekolah
Dengan cita-cita Madrasah Muallimin Muallimat yang tinggi maka harus ada
visi yang menjadi tujuan berdirinya sebuah lembaga dan misi yang bisa
menghantarkan kepada visi itu sendiri, Yaitu :
a. Visi
“Mencetak generasi yang sholih dan sholihah”
b. Misi
1. Hafal al-qur’an 30 juz
2. Hafal kitab bulughul marom 1610 hadits
3. Lancar membaca kitab kuning
4. Lancar berbahasa arab
5. Lancar berbahasa inggris
6. Ujian nasional nilai 100
c. Tujuan Madrasah Muallimin Muallimat Raudhatul Mujawwidin
1. Mencerdaskan generasi bangsa melalui sistem penyelenggraan pendidikan
yang berkualitas
2. Menumbuhkan kecerdasn intelektuan (Aqliyyah), Spiritual (Bathiniyah)
serta sosial (Ijtima’i) peserta didik yang utuh yakni aspek kognitif, afektif
dan psikomotorik
3. Mengakomodir dan menumbuhkembangkan berbagai potensi peserta
didik sesuai dengan bidang minat dan bakatnya masing-masing
4. Mengahantarkan santri kejenjang pendidikan yang lebih tinggi (Perguruan
tinggi dan pesantren yang lebih favorit).
35
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
4. Identitas Sekolah
Nama Madrasah : MADRASAH ALIYAH
RAUDHATUL MUJAWWIDIN
NSM : 131215090121
NPSN : 10508009
Nomor Satker : 131006204010
Tahun Berdiri : 2004
Status Akreditasi/
Nomor :
A NOMOR 1011/BAN-
SM/SK/2019 Tanggal 18
November 2019
NPWP : 15.567.418.7.332.000
Nama Bank : MANDIRI KCP Rimbo Bujang
11008
Nomor Rekening : 110-00-0072004-2
Nama Rekening : MADRASAH ALIYAH
RAUDHATUL MUJAWWIDIN
Alamat Bank : Pasar Sarinah Rimbo Bujang
Penandatangan
Rekening : Kepala Madrasah Dan Bendahara
Nama Kepala : H. SUYATNO, S.Pd
Nama Bendahara : SITI MUSLIMAH,S.E
Alamat Madrasah
Jalan : Meranti Timur
Desa/Kel : Tirta Kencana
Kecamatan : Rimbo Bujang
Kabupaten/ Kota : Tebo
Nomor Telepon : 0811 - 7443 - 692
Alamat Web : aliyahromu.sch.id
Alamat Email : [email protected]
Instagram : aliyahmujawwidin
Facebook : MA Raudhatul Mujawwidin
Youtube : MA Raudhatul Mujawwidin
Kode Pos : 37253
5. Kurikulum Madrasah muallimin muallimat
Masa pendidikan di Madrasah Muallimin Muallimat ditempuh selama 6 tahun,
artinya para santri harus menyelesaikannya mulai dari kelas 1 sampai kelas 6.
Dengan masa pendidikan yang lebih lama dibandingkan dengan lembaga formal
lainnya, maka Madrasah Muallimin Muallimat harus menata kurikulum sedemikian
rupa yakni denga kurikulum pelajaran agama yang distandarkan dengan pondok-
pondok yang sudah maju dan pelajaran umum dengan program akselerasinya
36
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
(percepatan). Dengan harapan para santri lebih dengan cepat merampungkan target
pembelajaran dengan hasil yang maksimal. Berikut kurikulum pelajaran agama di
Madrasah Muallimin Muallimat;
1) KELAS 1
a. Amtsilati
b. Mabadiul fiqhiyyah
c. Khulashoh
d. Qoi’dati
e. Kaifiyatul ma’ani
f. Pegon
g. Shorfiyyah
h. Hidayatul muta’alim
2) KELAS 2
Fan Hadits
a. Arbain nawawi
b. Tatimmah
c. Amtsilatuttasrifiyyah
d. Qowaidul i’lal
e. Bulughul marom
f. Mustholah hadits
Fan Nahwu
a. Tatimmah
b. Amtsilatuttasrifiyyah
c. Qowai’dul i’lal
d. Syarh amrithi
e. Al-i’rob
Fan Fiqh
a. Tatimmah
b. Fathul qorib
c. Amtsilatuttasrifiyyah
d. Qowaidul i’lal
37
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
3) KELAS 3
a. Fathul qorib
b. Aqidatul awam
c. Qowa’idul asasiyyah
d. Faroidul bahiyyah
4) KELAS 4
a. Tausyekh
b. Fathul qorib
c. Qowa’idul asasiyyah
d. Faroidul bahiyyah
e. Al’i’rob
5) KELAS 5
a. Bulughul marom
b. Mustholah hadits
c. Fathul mu’in
d. Balaghoh
e. Falak
f. Faroid
g. Ushul fiqh
h. Qowaidul fiqh
6) KELAS 6
a. Bulughul marom
b. Mustholah hadits
c. Fathul mu’in
d. Balaghoh
e. Falak
f. Faroid
g. Ushul fiqh
h. Qowaidul fiqh
38
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
Dan program studi yang ada di madrasah muallimin muallimat Raudhatul
Mujawwidin adalah sebagai berikut :
HAFAL AL-QUR’AN 30 JUZ
Sebagai lembaga yang pondasinya al-qur’an maka hafal al-qur’an adalah
program khusus yang bisa ditempuh oleh para santri M3. Bagi para santri yang
berminat hafal al-qur’an 30 juz maka dipersilahkan untuk memilihnya ketika sudah
duduk dibangku kelas 5 M3. Tentu saja dengan tetap membagi waktunya untuk
pelajaran yang lain (pelajaran umum). Diharapkan dengan selesainya hafalan al-
qur’an para santri dapat dengan mudah mendapatkan beasiswa diperguruan tinggi.
Dan tentunya bisa memberikan manfaatnya kepada orang banyak.
HAFAL HADITS BULUGHUL MAROM
Bulughul Marom karya Ibnu Hajar Al Asqolany adalah kitab salaf atau yang
lebih familiar dengan sebutan kitab kuning yang sudah banyak dikaji dikalangan
para santri pondok pesantren, dan sudah menjadi kurikulum dilembaga-lembaga
yang berbasis agama lainnya. Kitab yang cukup tebal dengan jumlah 1610 hadits
dengan berbagai kajian, meliputi fiqh, adab, tashowuf dan aqidah memberikan
wawasan yang cukup untuk para santri. Apalagi didalamnya terdapat hadits lintas
madzhab diharapkan menjadi dasar yang kuat bagi para santri kedepannya.
Sebelum mengkaji kitab ini tentu saja mengkaji kitab-kitab hadits lain yang lebih
ringkas. Dan juga diajarkan kitab pendukungnya seperti mustholah hadits, ushul
fiqh dan lainnya.
FIQIH
Terlalu banyaknya pelajaran dan kegiatan yang harus ditempuh oleh para
santri membuat kemampuan menjadi tidak terfokus, maka perlu adanya pemetaan
dalam kurikulum. Fiqh adalah salah satu fan pilihan para santri Madrasah
Muallimin Muallimat ketika masuk dikelas dua, mulai dari kitab terkecil yakni
mabadi’ul fiqhiyyah, yang menengah seperti fathul qorib sampai yang tinggi seperti
fathul mu’in. Para santri juga diajarkan disiplin ilmu lainnya seperti adab, qowaidul
39
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
fiqh, ushul fiqh, faroid, falak, balaghoh, mantik dan lainnya, Dengan harapan para
santri benar-benar mampu memahami fiqh dengan seutuhnya.
NAHWU-SHOROF
Kedua ilmu tersebut adalah alat untuk bisa memahami disiplin ilmu yang lain,
sehingga menjadi sangat penting peranannya. Di Madrasah Muallimin Muallimat
para santri juga dipersilahkah memilih fan nahwu dan shorof ketika dikelas dua.
Dengan harapan para santri bisa fokus menyelesaikan sampai ke tahap yang lebih
tinggi. Dimulai dari yang terkecil yakni amtsilati, amrithi, sampai kepada yang
lebih besar seperti alfiah ibnu malik. Para santri Madrasah Muallimin Muallimat
juga diajarkan kitab lainnya seperti i’lal, i’rob, balaghoh dan lainnya sebagai
pelengkap kajian.
Sedangkan untuk pelajaran umum Madrasah Muallimin Muallimat hanya
mempelari yang diujian nasionalkan, untuk kelas 1, 2, 3 yakni IPA, Bahasa Inggris,
matematika dan Bahasa Indonesia, supaya para santri benar-benar mendapatkan
hasil yang maksimal. Dan untuk kelas 4, 5, 6 mengambil jurusan IPA yakni fisika,
biologi, kimia, Bahasa Inggris matematika dan Bahasa Indonesia, dengan harapan
para santri selepas lulus mudah melanjutkan keperguruan tinggi manapun.
Mengenai ijazah Madrasah Muallimin Muallimat mengeluarkan 3 ijazah dan 2
raport, yakni ijazah yang sudah mendapatkan legalitas atau diakui oleh negara
berupa ijazah madrasah tsanawiyah dan ijazah aliyah. Dan ijazah yang dikeluarkan
oleh Madrasah Muallimin Muallimat. untuk ada raport yang berisi laporan semua
kegiatan santri mulai bangun tidur sampai tidur kembali, dan nilai ujian bulanan,
baik ngajinya maupun pelajaran umum yang akan diberikan kepada walisantri
setiap tiga bulan sekali. Sedangkan raport satunya lagi adalah raport yang akan
diserahkan ke negara.
40
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
6. Struktur Organisasi Madrasah
Pondok Pesantren Raudhatul Mujawwidin Kabupaten Tebo merupakan
lembaga pendidikan yang memiliki berbagai kegiatan dalam rangka pencapaian
tujuan pendidikan. Untuk mengatur dan menyusun dan menjalankan kegiatan agar
dapat berjalan dengan lancar dan terorganisir maka diperlukan suatu organisasi
untuk pembagian tugas secara merata dan profesional yang sesuai dengan jabatan
dan uraian tugas masing-masing.
(Dokumentasi Pondok Pesantren Raudhatul Mujawwidin)
41
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
7. Keadaan Tenaga Pendidik Dan Kependidikan
a. Pengasuh
Pengasuh adalah orang yang diserahi oleh orang tua/wali santri, maka dengan
kata lain pengasuh adalah yang menjadi orang tua santri di Pondok Pesantren ini .
Jangan sungkan jika ada sesuatu yang ingin disampaikan kepada pengasuh akan
membantu dengan sepenuh hati untuk mewujudkan harapan wali santri. Ingat putra-
putri bapak ibu akan hidup di pondok dalam waktu yang cukup lama maka jalinlah
hubungan yang baik.
Para santri akan terbiasa memanggil pengasuh dengan “Abi” untuk bapak
pengasuh, dan “Ummi” untuk ibu pengasuh. Abi berarti Bapakku, dan Ummi
berarti Ibuku. Karena memang kami adalah pengganti Orang tua/wali santri. Jika
orang tua/wali santri ingin menyampaikan sesuatu sampaikanlah dengan bahasa
sebisanya yang bisa dipahami, bisa bahasa jawa ngoko atau kromo inggil, bahasa
Indonesia atau mungkin bahasa dusun, yang penting bisa dipahami. Pendek kata
pengasuh adalah orang yang paling bertanggung jawab di pondok ini.
b. Dewan Asatidz
Dewan asatidz yang kami maksudkan di sini adalah guru-guru pondok
pesantren yang akan mengasuh langsung putra-putri bapak/ibu selama 24 jam.
Antara Pengasuh dan dewan asatidz hampir saja tiada perbedaan, karena merekalah
yang akan membimbing kalian secara langsung. Jadi, sudah sepantasnya jika
mereka harus dihormati karena di tangan merekalah anda semua akan betah dan
kerasan di pesantren ini. Para Ustadz akan membantu putra-putri bapak/ibu agar
betah dan kerasan di pondok pesantren. Setiap asatidz/ guru secara khusus akan
membimbing lima belas sampai dua puluh anak sehingga santri tidak canggung di
rumah barunya yang sederhana ini.
42
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
Tabel 4.1
Tabel Nama pendidik di Pondok Pesantren Raudhatul Mujawwidin
Kabupaten Tebo Tahun Ajaran 2020
No Nama Jabatan Lulusan
1 Kh. M. Burhan jamil, my Pengasuh Madrasah diniyah nu kudus
2 H. Suyatno, s.pd Kepala madrasah Unja “tadris fisika”
3 Ari ernawati, s.pd Waka. Kurikulum Unja “fikp pend. Kimia”
4 Sugiarti, s.pd Waka. Kesiswaan Unbari “pbsi”
5 Siti muslimah, s.e Bendahara Stie kalpataru bogor
“manajemen”
6 Ismail faza, s.pd.i Kadiv. Madin Stit yapima muara bungo “pai”
7 Shoim aly arrosyid Kadiv. Mak Pp. Kwagean kediri
8 Ahmad rizal, s.pd.i Waka. Sarpras Pt. Ma’had aly al hikmah “
dirosah islamiyah”
9 Hariyanto, s.pd Kepala tata usaha Stit yapima muara bungo “pai”
10 Muhammad yunas Staf tata usaha Pp fathul huda
11 Dani purnomo Staf tata usaha Ma raudhatul mujawwidin
12 Agus wahyu priutomo,
a.md Kadiv. Perpustakaan
Univ. Diponegoro semarang “d3
perpustakaan dan informasi”
13 Ahmad karimudin Guru pengajar Pp lirboyo kediri
14 Ahmad fadhoil Guru pengajar Pp al hikmah 2 brebes
15 Ali nurchamid Guru pengajar Pp. Fadhlul wahid grobogan
16 Anang abidin s.pd Guru pengajar Univ. Ekasakti padang "pend.
Matematika"
17 Ari vitria wati, s.pd Guru pengajar Unja “fikp bahasa dan sastra
indonesia”
18 Atik utami mardiah, s.s Guru pengajar Unipdu “ bahasa dan sastra
ingrris”
19 Dwi indah lestari, s.pd.i Guru pengajar Stit yapima muara bungo “pai”
43
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
Eko aprieliyossa efendi,
s.pd Guru pengajar
Univ. Muhammadiyah surakarta
“pend. Tekhnik informatika”
21 Ernawati, s.pd Guru pengajar Ums “fikp biologi”
22 Faisal nur wahidin, s.pd.i Guru pengajar Iai yasni muara bungo "pgsd"
23 Fatimah Guru pengajar Pp. Al hikmah 2 brebes
24 Hidayaturrohim Guru pengajar Pp fadhlul wahid grobogan
25 Juwahir, s.pd.i Guru pengajar Stit yapima muara bungo “pai”
26 Lathiful asror Guru pengajar Pp. Fadhlul wahid grobogan
27 M. Afiffuddin, s.pd.i Guru pengajar Stai al muhammad cepu "pai"
28 M. Mubasyir Guru pengajar Pp. Al fadlu kaliwungu kendal
29 M. Qomaruddin Guru pengajar Pp. Hidayatul mubtaidi'ien
lirboyo
30 M. Toyyib mufti Guru pengajar Pp. Hidayatul mubtaidi'ien
lirboyo
31 M. Nur salim Guru pengajar Pp. Al anwar sarang rembang
32 Mabruri, s.pd.i Guru pengajar Staid “manajemen pend. Islam”
33 Nur salam Guru pengajar Pp. Al anwar sarang rembang
34 Nuriyah sholihah Guru pengajar -
35 Prasetya bayu pamungkas Guru pengajar Pp. Syaikhona kholil bangkalan
madura
36 Robi hainoen ikhsan Guru pengajar Pp. Syaikhona kholil bangkalan
madura
37 Siti nur aminah, s.pd Guru pengajar Uin imam bonjol padang "tadris
ips"
38 Thoyyibun Guru pengajar Pp. Al anwar sarang rembang
39 Yolan nur rohmah, s.ag Guru pengajar Uin sunan kalijaga yogyakarta
"ilmu al qur`an dan tafsir"
40 Zainal mustofa Guru pengajar Pp. Al fadlu kaliwungu kendal
(Dokumentasi Pondok Pesantren Raudhatul Mujawwidin)
44
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
8. Keadaan Santri Ponpes Raudhatul Mujawwidin
Santri adalah orang yang menjadi peserta didik dan menjadi sasaran
pendidikan.
Tabel 4.2
Daftar Jumlah Siswa
Madrasah Muallimin Muallimat Raudhatul Mujawwidin
Tahun 2012 / 2020
TAHUN
PELAJARAN
KELAS 1 KELAS 2 KELAS 3 JUMLAH
(Kelas 1+2+3)
Jml
Siswa
Jml
Rombel
Jml
Siswa
Jml
Rombel
Jml
Siswa
Jml
Rombel Jml
Siswa
Jml
Rombel
2012/2013 50 2 45 2 36 2 131 6
2013/2014 52 2 50 2 45 2 147 6
2014/2015 80 4 52 2 50 2 182 8
2015/2016 116 4 80 4 54 2 250 10
2016/2017 145 6 93 4 79 4 318 14
2017/2018 108 4 135 5 89 4 332 14
2018/2019 143 4 101 5 131 4 375 14
2019/2020 185 6 133 5 109 4 427 15
(Dokumentasi Pondok Pesantren Raudhatul Mujawwidin)
45
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
9. Sarana Dan Prasarana
Sebagai lembaga yang berbasis pondok pesantren tentu saja sarana dan
prasarana yang dimiliki oleh Madrasah Muallimin Muallimat berbeda dengan
lembaga pendidikan yang non pesantren. Berikut sarana dan prasarana yang
dimiliki Madrasah Muallimin Muallimat;
Tabel 4.3
a. Luas Tanah
No. Data Tanah Luas ( M2 ) Ket
1 Luas Tanah Seluruhnya 20000
2 Luas Bangunan 5000
3 Luas Pekarangan 1000
4 Luas Lapangan Upacara 1400
5 Luas Lapangan Olahraga 5500
6 Luas Tanah Kosong/
Kebun 6600
(Dokumentasi Pondok Pesantren Raudhatul Mujawwidin)
46
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
Tabel 4.4
b. Bangunan/Ruangan
No. Bangunan / Ruangan Luas (
M2 ) Jumlah
Keadaan
Baik Rusak
1 Ruang Kepala Sekolah 12 1 1
2 Ruang Wakasek 0 0
3 Ruang Majelis Guru 45 1 1
4 Ruang Tata Usaha 12 1 1
5 Ruang BK/ BP 0 0
6 Ruang UKS 32 1 1
7 Ruang OSIS 0 0
8 Ruang Kelas Belajar (
RKB ) 72 6 6
9 Laboratorium IPA 0 0
Laboratorium Komputer 0 0
10 Ruang Perpustakaan 45 1 1
11 Ruang Keterampilan 0 0
12 WC Kepala Sekolah
3 1 1
13 WC Guru Laki-laki
14 WC Guru Perempuan
15 WC Siswa Laki-laki 3 12 12
16 WC Siswa Perempuan 3 25 25
17 Mushola 225 3 3
18 Lapangan Olahraga 2500 1 1
19 Asrama Siswa 63 9 9
(Dokumentasi Pondok Pesantren Raudhatul Mujawwidin)
10. Jadwal Kegiatan Madrasah
Madrasah Muallimin Muallimat adalah lembaga yang menyatukan antara
jadwal pelajaran umum dan ngaji, begitu pula kegiatan sehari-harinya dalam satu
pengawasan, dan kesemuanya di pantau lansung oleh walikamar, mulai dari bangun
tidur, mandi, sholat malam, sarapan dan seterusnya sampai para santri mengakhiri
kegiatannya. Dari semua kegiatan tersebut akan diabsen langsung oleh walikamar,
dan akan dilaporkan kepada walisantri setiap triwulan dalam bentuk raport. Berikut
jadwal kegiatan santri madrasah muallimin muallimat :
47
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
Tabel 4.5
No. Jam Kegiatan
1 03.00-03.30 Bangun tidur, mandi, cuci baju dll.
2 03.30-04.00 Sholat tahajud, sholat hajat, sholat witir, istighosah
3 04.00-04.15 Bersih-bersih kamar, halaman
4 04.15-04.45 Menambah vocab dan mengulang pelajaran
5 04.45-05.00 Senam pagi
6 05.00-05.30 Sholat shubuh berjama’ah dan pembacaan surat al-waqi’ah
7 05.30-06.45 Ngaji qiro’ati, murottal, taghoni, dan b. Inggris
8 06.45-07.30 Sarapan pagi, sholat dluha dan persiapan sekolah
9 07.30-11.00 Masuk kelas
10 11.00-12.00 Tidur qoilullah
11 12.00-12.30 Mandi dan persiapan sholat dzuhur
12 12.30-13,00 Sholat dzuhur berjama’ah
13 13.00-13.30 Makan siang dan persiapan masuk kelas
14 13.30-15.30 Masuk kelas
15 15.30-16.00 Sholat asar berjama’ah
16 16.00-17.20 Masuk kelas
17 17.20-18.30 Mandi, makan sore, persiapan jama’ah sholat magrib
18 18.30-19.00 Sholat magrib berjama’ah dan pembacaan yasin
19 19.00-20.00 Nagji qir’ati, murottal, pengembangan b. Inggris
20 20.00-20.30 Sholat isya’ berjama’ah
21 20,30-21.00 Pengajian kitab washoya sentral
22 21.00-23.30 Masuk kelas
23 23.30-03.00 Istirahat (tidur)
(Dokumentasi Pondok Pesantren Raudhatul Mujawwidin)
B. Temuan Khusus
1. Implementasi metode Qiro’ati bagi santri tahfidzhul Qur’an muallimin
mu’allimat di Pondok Pesantren Raudhatul Mujawwidin Desa Tirta Kencana
Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo.
Untuk dapat mengetahui bagaimana proses pembelajaran al-Qur’an dengan
menggunakan metode Qiroati di Madrasah Muallimin Muallimat Raudhatul
Mujawwidin maka peneliti melakukan observasi dan wawancara secara langsung
dengan koordinator Qiroati pada saat pembelajaran belangsung untuk memperoleh
data yang dibutuhkan.
48
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
Berdasarkan hasil wawancara kepada ketua pembina program tahfidzul Qur’an
menyatakan bahwa tujuan diadakannya program tahfidzul Qur’an merupakan
wujud kesadaran pondok dalam melestarikan dan memelihara kemurnian Al-
Qur’an, membimbing para santri untuk menyukai dan mencintai Al-Qur’an serta
membekali para santri dengan jiwa Qur’ani sehingga diharapkan perilakunya sesuai
dengan tuntunan Al-Qur’an.
“Dalam rangka untuk memahami, mengamalkan, menjaga dan melestarikan
Al-Qur’an. Kemudian untuk membimbing, memudahkan dan membekali para
santri untuk menghafal al- quran, mencintai Al-Quran dan mengerti isi kandungan
Al- Qur’an. ditambah mencetak generasi qurani”. (wawancara dengan Ustad
badawi 20 januari 2020)
Sehingga data yang diperoleh, sebagai berikut: Kegiatan pembelajaran al-
Qur’an di Madrasah Muallimin Muallimat Raudhatul Mujawwidin bersifat wajib
seperti hal-nya mata pelajaran umum lainnya. Sekolah ini menggunakan buku
pegangan khusus dari pihak pusat Qiroati di Semarang yang terdiri dari 4 jilid buku
Qiroati, al-Qur’an, dan buku prestasi santri untuk memantau kualitas hafalan dan
bacaan al-Quran santri. Seperti yang dikatakan Ustad Badawi saat peneliti menggali
informasi:
“Kami memakai pegangan yang dipakai dari pihak Qiroati untuk anak terdiri dari 4
jilid, buku Ghorib, buku Tajwid, dan buku prestasi untuk memantau perkembangan
santri” (wawancara dengan Ustad Badawi selaku koordinator Qiroati yang
merangkap menjadi guru Qiroati, tanggal 20 Januari 2020).
Di Pondok Pesantren Raudhatul Mujawwidin merupakan Pondok Pesantren
yang modern, Sehingga metode mengajinya pun menggunakan metode yang dapat
diterima oleh khalayak ramai seperti metode qir’ati. Seperti yang dituturkan oleh
ustadz Galih sebagai berikut:
“Pondok disini masih menerapkan metode Qiro’ati karena metode qiro’ati
merupkan metode yang diajarkan oleh guru kepada santri sejak berdirinya Pondok
Pesantren ini. Dalam Implementasi metode Qiro’ati bagi santri tahfidzhul qur’an,
49
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
murid membaca ayat al-Qur’an yang telah ia hafal, sementara guru mendengarkan
sambil membetulkan bacaan santri yang salah” (Wawancara selasa, 21 januari
2020).
Ahmad Nurkholis selaku pengurus putra Pondok Raudhatul Mujawwidin
mengatakan bahwa:
“Metode yang diterapkan di Pondok sini yaitu metode Qiro’ati untuk Mengaji dan
menghafal al Qur’an. Lalu yang kitab ya seperti Madrasah Diniyah yang lain
sebagainya dan KBM seperti sekolah formal lainnya”. (Wawancara selasa, 21
januari 2020).
Inoch selaku pengurus putri Pondok Raudhatul Mujawwidin mengatakan
bahwa:
“Metode yang digunakkan di Pondok sini yaitu untuk al Qur’an menggunakan
metode Qiroati jadi face to face langsung kepada gurunya, dan untuk diniyah (ngaji
kitab) kami menggunkan metode dengan di bagi perkelas mulai kelas 1 sampai atas,
dan kelas yang paling atas yaitu kelas umum. dan menggunakan metode yang
berbeda juga yaitu metode bisima‟i, bisyarhi (penjelasan dari gurunya langsung),
mendengakan” (Wawancara selasa, 21 januari 2020).
Implementasi atau pelaksanaan metode Qiro’ati dalam pembelajaran
Tahfidzul Qur’an (menghafal al Qur‟an) diajarkan oleh Ustadz Bachruddin, seperti
yang beliau tuturkan:
“Qiro’ati dalam menghafal al Qur’an atau menyetorkan hafalan santri yang
mengajar saya sendiri untuk yang khusus bil ghoib (Membaca Al-qur’an tanpa
melihat mushaf) sedangkan yang juz amma dan suratan pilihan yang mengajar
pengurus-pengurus atau santri-santri yang besar sudah selesai dalam hafalannya”
(selasa, 21 januari 2020).
Dari hasil observasi pada tanggal 22 januari 2020 proses pembelajaran
Qiro’ati dalam menghafal al Qur‟an di Pondok Pesantren sini dimulai dari habis
Ashar pukul 05:30 sampai selesai. Sebagaimana yang peneliti lihat, setelah bel
50
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
dibunyikan para santri segera menuju ke aula Pondok untuk mempersiapkan diri
dengan kitab-kitab dan hafalan yang akan di setorkan kepada guru atau kyai.
Santri Muallimin Muallimat di pondok Pesantren Raudhatul Mujawwidin
dalam menghafal al-qur’an menggunakan tiga macam fase yakni, Tahsin, tahfidz
dan takrir. Ketiga-tiganya selalu diterapkan setiap hari oleh santri yang menghafal
al-Qur’an. Yang dimaksud Tahsin yaitu membaguskan bacaan al-Qur’an yang
dibaca terlebih dahulu dan diulang sampai 15/23 kali, dalam tahap ini para santri
membaca al-Qur’an dengan melihat mushaf (bin nadhor) secara tartil dan dilakukan
secara berulang-ulang.
Kemudian setalah santri mampu membaca dengan lancar dan fasih sesuai
dengan tajwidnya maka santri tersebut boleh melangkah ke tingkat Tahfidz bil
ghoib (Membaca Al-qur’an tanpa melihat mushaf) yaitu dimana para santri dituntut
menghafal materi baru yang belum pernah dihafalkanya. Sedangkan takrir adalah
mengulangi materi yang sudah dihafalnya, metode takrir ini berfungsi untuk
menjaga hafalan para santri supaya tidak lupa.
Dengan metode Qiro’ati guru bisa mengecek dari setiap hafalannya yang
salah kemudian Qiro’ati itu tidak hanya yang mau disetorkan hafalkan, tetapi
kemarin-kemarin yang sudah dihafalkan harus disetorkan. Jadi sebelum
menyetorkan yang akan dihafalkan itu menyetorkan yang sebelumnya atau hafalan
kemarin.
Dalam metode Qiro’ati pembelajaran Tahfidzul Qur’an terdapat evaluasi
kepada santri agar guru dapat megetahui sejauh mana hafalan al Qur’an santri, di
Pondok pesantren Raudhatul Mujawwidin dalam menghafal al Qur’an yang
dilakukan santri yaitu dengan menyetorkan hafalan serta membawa mushaf al
Qur’an yang disodorkan kepada abah yai.
Dalam proses kegiatan belajar mengajar dengan metode Qiroati untuk
memudahkan, melancarkan, dan memfokuskan siswa saat kegiatan belajar
mengajar, maka dibuat pembagian tingkatan. Menurut hasil wawancara dengan
guru Qiroati yakni setiap santri ketika masuk di sini itu ada placement test (Tahap
51
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
awal untuk mumulai atau menentukan kelas), hal ini bertujuan untuk mengetahui
sampai mana kemampuan siswa dalam membaca al Qur’an. Kemudian juga dari
pihak pondok sudah membuat target-target yang harus dicapai disetiap kelasnya.
Adapun saat kegiatan belajar mengajar berlangsung santri berkumpul bersama
kelompok sesuai dengan tingkatan hafalannya.
Kegiatan pembelajaran al-Qur’an dilaksanakan setiap hari kecuali hari jum’at.
Alasan mengapa kegiatan pembelajaran al-Qur’an diadakan setiap hari adalah
untuk mengimplementasikan salah satu tujuan dari sekolah yaitu tiada hari tanpa
al-Qur’an. Setiap pertemuan berdurasi waktu selama 60 menit. Waktu yang sangat
memadai, sehingga dapat menunjang siswa dalam mencapai tujuan (observasi
pembelajaran membaca al-Qur’an dengan metode Qiroati tanggal 21 januari 2020).
Setelah dirasa cukup makasantri akan melakukan ujian atau Evaluasi, tes ini
bertujuan untuk mengetahui sejauh mana hafalan santri dalam menghafal al-
Qur’an. Penelitian ini difokuskan pada kelas XI, adapun alasan peneliti mengambil
kelas XI adalah karena menurut target yang telah ditentukan dari pihak sekolah
kelas XI sudah masuk al-Qur’an, Gharib(Hukum bacaan yang tidak biasa didalam
Al-qur’an), Tajwid ( Hukum bacaan Al-qur’an) dan Musykilat (bacaan yang antara
tulisan dengan cara bacanya berbeda) dan selesksi santri tahfidzul Qur’an. santri
yang telah belajar dan paham Ilmu Tajwid, Gharib dan Musykilat maka dalam
membaca al-Qur’an seharusnya sudah bisa membaca al-Qur’an dan menghafal Al-
qur’an secara tartil dan benar.
Dari keterangan diatas maka akan terlihat hasilnya ketika penelitian dilakukan
dikelas XI, apakah Santri tahfidzhul qur’an muallimin muallimat sudah bisa
membaca dan menghafal al-Qur’an dengan baik dan sesuai dengan kaidah Ilmu
Tajwid. Model pembelajaran metode Qiroati ada 2 model yaitu Klasikal Individual
dan Klasikal Baca Simak. Akan tetapi model yang sering di gunakan oleh guru
adalah klasikal terlebih dahulu selama 10-15 menit, dengan klasikal ini santri
menirukan bacaan guru. Setelah itu baru klasikal individual/sorogan secara
bergantian, siswa yang sudah selesai membaca langsung menghafal dan kemudian
52
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
disetorkan kepada guru (observasi pembelajaran membaca al-Qur’an dengan
metode Qiroati tanggal 20 januari 2020).
Model klasikal baca simak adalah sebuah metode pembelajaran al-Qur’an
dimana santri membaca secara individual yang sudah ditentukan oleh guru, setelah
dianggap sudah tuntas selanjutnya guru menyuruh santri membaca dan santri yang
lain disuruh menyimak apa yang dibaca oleh santri tersebut. Menurut peneliti
dengan menggunakan model ini bisa mengurangi santri untuk bersenda gurau.
Program tahfidzul qur’an di pondok pesantren Raudhatul Mujawwidin ini
merupakan salah satu program pilihan yang melibatkan sebagian santri melalui
proses seleksi. Seleksi dilakukan langsung oleh Dewan asatidz pendamping
program tahfidzul qur’an untuk melihat kemampuan santri dalam mengaji dengan
benar dan tepat. Jika santri belum lolos seleksi maka diwajibkan mengikuti program
non tahfidz dan dapat mengikuti seleksi kembali pada program Berikutnya.
Kegiatan dalam program tahfidzul Qur’an di Pondok Pesantren Raudhatul
Mujawwidin tergambar pada beberapa program yang diterapkan. Berdasarkan
wawancara dari pengasuh menyatakan bahwa ada dua program dalam tahfidzul
Qur’an diantaranya program Tahfidz Militer dan program tahfidzul Qur’an biasa.
“Di pondok tahfidzul Qur’an ini ada dua program unggulan yakni program Tahfidz
militer dan Program Tahfidzul Qur’an biasa”.(Wawancara pada 20 januari 2020)
Program Tahfidz militer adalah program menghafal Al-qur’an beserta maknanya
atau terjemahannya, beserta nomor, nama surat, halaman dan asbabun nuzulnya.
Bedannya dengan santri tahfidzhul qur’an biasa adalah santri tahfidzhul qur’an
biasa hanya diwwajibkan menghafal ayat saja tanpa harus menghafal terjemahan
nomor dan nama surat.
Selanjutnya program wajib santri tahfidz yang meliputi, setoran, muroja’ah
serta sima’an. Bagi santri yang berhalangan seperti haid tidak diwajibkan ke
pembina melainkan mengganti dengan muroja’ah. Bagi santri yang tidak mau
setoran akan ditindak lanjut oleh pembina dan apabila tidak mengatasi akan
53
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
ditindak lanjut secara langsung oleh pengasuh dan apabila tidak bisa ditolerin maka
oleh pengasuh bisa dipulangkan ke orang tua kembali karena dari pembina berfikir
bahwa santri tahfidz yang memiliki sikap tidak baik dan tidak mentaati peraturan
akan bisa mempengaruhi santri yang lain yang sangat aktif dan rajin.
“Ada juga santri yang bandel dan tidak mentaati peraturan langsung saya tegasi
saat itu juga, tetapi jika nasehat saya kepadanya tidak didengarkan maka saya
limpahkan dan saya pasrahkan kepada pengasuh, bisa jadi jika tetap tidak bisa
ditolerin lagi maka dari pengasuh mengambil kebijakan untuk memulangkan dia
kepada wali santri karena pembina dan pengasuh belum bisa mendidik dengan
baik”. (wawancara 21 januari 2020)
Selanjutnya, menurut santri ada beberapa kegiatan di program tahfidz yang juga
diikuti oleh santri biasa. Berikut hasil wawancara tentang kegiatan yang dilakukan
oleh santri non tahfidz dan santri tahfidz.
“Salah satu kegiatan dari kelas tahfidz yang bisa diikuti oleh santri biasa yakni
kegiatan dhiba'iah dan sholat berjma’ah bersama”(wawancara peneliti dengan
novi 21 januari 2020)
Berdasarkan wawancara diketahui bahwa selain kegiatan yang diikuti santri tahfidz
dan santri biasa yaitu kegiatan diba’iyah. Sedangkan santri lain menjelaskan bahwa
kegiatan lain yang dapat diikuti oleh santri biasa dan tahfidz yaitu,
“Ada beberapa, Dhiba’iah, sholat jama’ah dan khataman tiap tanggal 27”
(wawancara peneliti dengan novi 21 januari 2020)
Pelaksanaan program tahfidzul Qur’an dilakukan sesuai dengan pembagian
jadwal setoran, muroja’ah dan sima’an Al-Qur’an pada waktu yang ditentukan
dengan penanggung jawab masing-masing Berikut disajikan hasil wawancara
dengan pembina program tahfidzul Qur’an.
“Kegiatan dalam program tahfidzul Qur’an dengan adanya pembagian jadwal
setoran, muroja’ah dan sima’an Al-Qur’an pada waktu yang ditentukan dengan
penanggung jawab masing-masing”. (wawancara dengan silvi 21 januari 2020)
54
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
Jadwal setoran kepada pembina diadakan tiga kali dalam seminggu yaitu pada hari
Senin, Rabu, sabtu. Berdasarkan hasil observasi terhadap kegiatan setoran di
Pondok Pesantren Raudhatul Mujawwidin, dapat diketahui bahwa para santri
membaca ayat-ayat dalam Al-Qur’an secara berulang-ulang selama beberapa kali
sebelum akhirnya dibacakan di depan pembina program tahfidz (metode qiro’ati)
Setiap santri, dalam kegiatan setoran harus membacakan minimal 1 halaman
dalam sekali setoran. Namun, saat mencapai setiap kelipatan 5 halaman (2,5
lembar) yang dihitung mulai dari permulaan Juz, maka santri harus membacakan 5
halaman yang telah dihafalkan. Kegiatan setoran seperti ini dimaksudkan untuk
menguji kemampuan santri setiap menghafal ¼ Juz degan tujuan sebagai pedoman
agar santri lebih mudah menghafal.
Di sisi lain, santri hanya diperbolehkan melakukan tiga kali kesalahan
(panjang pendek, kata atau harokat) yang dicatat dalam buku prestasi santri. Santri
yang dinyatakan lulus maka di jadwal setoran berikutnya boleh menambah hafalan.
Namun saat santri mengalami lebih dari tiga kali kesalahan dan dinyatakan tidak
lulus, maka santri harus mengulang 5 halaman yang disetorkan. Kemudian
pelaksanaan kegiatan muroja’ah dilaksanakan tiga kali seminggu meliputi hari
selasa, kamis, minggu yang dilakukan kepada pembina ataupun sesama santri
tahfidz. Kegiatan muroja’ah ini dilakukan dengan cara santri minimal membaca 5
halaman dalam sekali kegiatan muroja’ah. Terakhir, kegiatan sima’an Al-Qur’an
dilaksanakan setiap seminggu sekali pada hari jum’at.
Dalam kegiatan sima’an tidak ada batasan maksimal dan minimal bacaan
santri. Santri akan membaca secara bergantian ayat-ayat dalam Al-Qur’an dan
saling menyimak satu sama lain untuk memperhatikan kesesuaian bacaan santri
dengan Al-Qur’an. Berikut disajikan jadwal kegiatan program tahfidz.
Pengontrolan program tahfidzul Qur’an di pondok pesantren Raudhatul
Mujawwidin dilakukan melalui beberapa cara yaitu melalui penjadwalan kegiatan
setoran, muroja’ah, dan sima’an secara rutin. Kemudian juga disertai dengan
absensi kehadiran, diadakannya ta’zir (hukuman bagi santri yang tidak taat) setiap
55
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
akhir bulan dan laporan berkala. Berikut hasil wawancara dengan ketua pengurus
pondok pesantren.
“Diadakan penjadwalan kegiatan setoran, murajaah, sima’an dan pengajian
kitab, absensi kehadiran, diadakan takzir atau hukuman setiap akhir bulan, laporan
berkala”.(wawancara 22 januari 2020).
Sedangkan untuk mengontrol keaktifan santri dalam mengikuti kegiatan di
program tahfidzul Qur’an dilakukan melalui buku laporan prestasi para santri
tahfidz. Buku laporan prestasi merupakan buku pengontrolan keaktifan santri dalam
mengikuti kegiatan di program tahfidz. Buku laporan prestasi digunakan untuk
melihat seberapa sering santri mengikuti setoran dan muroja’ah.
“Salah satu pengontrolan hafalan yaitu melalui buku kontrol sekaligus buku
prestasi santri tahfidz untuk mengontrol keaktifan dan mengetahui sejauh mana
perolehan hafalan yang dicapai”.(wawancara 22 januari 2020)
Selain itu, untuk memantau kemampuan santri dalam pencapaian di program
tahfidzul Qur’an juga dilakukan dengan menggunakan ujian terbuka dan ujian
tertutup hafalan yang dilakukan di depan masyarakat umum.
Berdasarkan Hasil Wawancara dan Observasi peneliti diketahui bahwa
Ustdzah yang membina program tahfidzhul qur’an harus mengajar sesuai dengan
metode qiro’ati, agar tercapainnya hasil belajar sesuai dengan yang diinginkan
(observasi peneliti, 22 januari 2020).
2. kendala yang dihadapi dalam Implementasi metode Qiro’ati bagi santri
tahfidzhul Qur’an muallimin mu’allimat di Pondok Pesantren Raudhatul
Mujawwidin Desa Tirta Kencana Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo.
Dalam pelaksanaan pembelajaran tahfizhul Qur‟an dengan menerapkan
metode Qiro’ati bagi santri Madrasah muallimin muallimmat pondok pesantren
Raudhatul Mujawwidin tentu tidak lepas dari kendala atau hambatan. Kendala yang
dihadapi dalam implementasi metode qiro’ati dalam pembelajaran tahfizhul Qur’an
56
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
bagi santri Madrasah muallimin muallimmat pondok pesantren Raudhatul
Mujawwidin, diantaranya:
a. Kedisiplinan yang kurang Kedisiplinan sangat mempengaruhi berjalannya
suatu program yang ada. Dalam pembelajaran tahfizhul Qur‟an ini
kedisiplinan yang ada sampai saat ini sangat kurang, baik dari ustad ataupun
santri. Karena terkadang ustad ada keperluan yang mendadak dan tidak bisa
ditingglkan ketika jadwal tahfid, dan terkadang santri yang bermalas-
malasan jadi ketika ada jadwal setoran santri tidak setoran. Hal ini
diungkapkan oleh melati, selaku ustad tahfizh dalam wawancara.
“Kedisiplinan disini sangat kurang, baik dari ustad ataupun santri.
Terkadang memang dari ustad ada kegiatan mendadak dan tidak bisa
ditinggalkan, terkadang juga dari santri yang pas jadwalnya setoran tapi
tidak ada yang setoran.” .”(Kamis, 23 Januari 2020)
b. Tingkat kecerdasan yang variatif Pencapaian target hafalan setiap santri
berbeda-beda, hal ini dipengaruhi oleh tingkat kecerdasan yang variatif
karena ini sangat mempengaruhi kemampuan berfikir seseorang dalam
menghafal al-Qur’an. Untuk solusinya yang diberikan dari pihak yayasan
yaitu memberikan pengawasan dan bimbingan khusus, bagi santri-santri
terutama yang daya ingatnya kurang dari pada santri yang lainnya. Pendapat
ini disampaikan oleh Arina dalam wawancara.
“Tingkat kecerdasan yang variatif juga dapat mempengaruhi
kemampuan berfikir para santri dalam menghafal al-Qur’an, untuk
solusinya yaitu memberikan pengawasan dan bimbingan khusus, bagi
santri-santri terutama yang daya ingatnya kurang dari pada santri yang
lainnya.”(Kamis, 23 Januari 2020)
c. Kurang motivasi dan Rendahnya motivasi yang berasal dari dalam diri
sendiri atupun motivasi dari orang-orang terdekat dapat menyebabkan
kurang bersemangat untuk mengikuti segala kegiatan yang ada, sehingga
malas dan tidak bersungguh-sungguh dalam menghafalkan Al-Qur’an.
57
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
Akibatnya keberhasilan untuk menghafalkan Al-Qur’an menjadi terhambat
bahkan proses hafalan yang dijalaninya tidak akan selesai dan akan
memakan waktu yang relatif lama. Seperti yang disampaikan oleh Novi
dalam wawancara.
“Motivasi dari dirisendiri dan orang tua itu sangat penting sekali
pasalnya disini masih ada yang tidak didukung orang tuanya dalam
menghafal al’qura’an, sampai ada yang disuruh pulang untuk menikah
sedangkan hafalannya masih belum khatam atau selesai”.(kamis, 23 januari
2020)
d. Banyak dosa dan maksiat Hal ini karena dosa dan maksiat membuat seorang
hamba lupa pada Al-Qur’an dan melupakan dirinya pula, serta membutakan
hatinya dari ingat kepada Allah swt serta dari membaca dan menghafal Al-
Qur’an. Hal ini dikarenakan kunci utama dalam menghafal Al-Qur’an
adalah suci hatinya Seperti yang disampaikan oleh Novi dalam wawancara.
“Faktor lain yang membuat lamanya hafalan itu adalah lupa, karna
orang yang mudah lupa karna banyaknya maksiat dan tidak murojja’ah atau
tidak mengulang hafalan”.(kamis, 23 januari 2020)
e. Usia yang lebih tua menyebabkan daya ingat seseorang menjadi menurun
dalam menghafalkan Al-Qur’an diperlukan ingatan yang kuat, karena
ingatan yang lemah akibat dari usia yang sudah lanjut menghambat
keberhasilannya dalam menghafalkannya. Seperti yang disampaikan oleh
Melati dalam wawancara.
“faktor umur sangat mempengaruhi karena kegiatan tahfidzhul qur’an
disini dimulai saat kelas XI atau kelas 2 aliyah yang dimana umur 16-17
tahun itu kurang produktif untuk menghafal jika dibandingkan dengan anak-
anak Madrasah ibtidaiyah yang juga hafalan al-qur’an disini, santri aliyah
nya justru banyak yang tertinggal”.(kamis, 23 januari 2020).
f. Kurang mampu menyiapkan hafalan seperti halnya dituturkan oleh jalal.
58
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
“Kekurangannya Qiro’ati kalau di Pondok Pesantren ini mungkin tidak
semua mampu menyiapkan hafalannya ketika menghadap guru. Sehingga
mereka dituntut mandiri untuk menyiapkan hafalan sebelum dia
menghadapkan guru ketika sorogan ngaji atau menghafalkan al
Qur’an”(sabtu, 25 januari 2020)
Kekurangan Implementasi metode Qiro’ati dalam pembelajaran Tahfidzul
Qur’an dari hasil observasi peneliti pada tanggal 23 januari 2020 terangkum,
sebagai berikut:
a. Kurang Disiplin
b. Kecerdasan yang Variatif
c. Rendahnya Motivasi baik dari diri sendiri maupun orang terdekat
d. Lupa Hafalan karna kurang muroja’ah (mengulang hafalan)
e. Faktor umur
f. Santri Kurang mampu menyiapkan hafalan
3. Hasil implementasi metode Qiro’ati bagi santri tahfidzhul Qur’an muallimin
mu’allimat di Pondok Pesantren Raudhatul Mujawwidin Desa Tirta Kencana
Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo.
Pondok Pesantren Raudhatul Mujawwidn merupakan pondok Modern pada
umumnya namun sejak tahun 2014 setelah terbentuknya Madrasah muallimin
muallimat yang berkonsentrasi atau dikhususkan pada program tahfizhul Qur’an
saja. Program tahfidzul Qur’an dengan metode Qiro’ati dengan target minimal
santri menghafalkan 2 juz dalam 1 bulan dan ditargetkan bisa khatam hafaln al-
quran dalam kurun waktu 2 tahun 30 juz beserta tirakatnya sebagaimana yang
dijelaskan Ustadz Badawi selaku pembina Tahfidzhul Qur’an.
“Sampai saat ini program tahfizhul Qur‟an yang kami bina sudah berjalan
kurang lebih 5 tahun.Sejak tahun 2014, kami selaku yayasan telah menetapkan
bahwa Madrasah Muallimin Muallimat di pondok pesantren Raudhatul
Mujawwidin lebih konsentrasi pada program tahfizhul Qur’an, jadi program
tahfizhul Qur’an ini termasuk program baru di pondok kami. Saya selaku pembina
59
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
Tahfidzul Qur’an Madrasah Muallimin Muallimat pondok pesantren Raudhatul
Mujawwidin ini berharap nantinya para santri mempunyai bekal ketika sudah
pulang kerumah masing-masing. Program tahfizhul Qur’an disini menggunakan
metode Qiro’ati dengan sistem setoran, jadi disini para santri menghafal sendiri-
sendiri dulu dengan metode Qiro’ati kemudian baru setoran dengan ustadz tahfizhul
Qur’an.” (sabtu, 25 Januari 2020).
Dalam pembelajaran tahfizhul Qur’an dengan metode Qiro’ati, para santri
tidak terbatasi dengan satu cara saja, karena di dalam metode qiro’ati terdapat
beberapa cara untuk menghafal al-Qur’an, mulai dari untuk santri yang susah
menghafal sampai cara untuk santri yang sudah lancar dalam menghafal
sebagaimana yang dijelaskan Ustadz Badawi selaku pembina Tahfidzhul Qur’an.
“Tujuan menggunakan metode Qiro’ati yaitu kami menganggap metode ini
sangat cocok bagi santri kami untuk dijadikan cara dalam mereka menghafal al-
Qur‟an agar para santri dapat menghafal dengan mudah dan bisa mencapai target
minimal dan dalam metode Qiro’ati ini ada beberapa cara untuk menghafal al-
Qur’an dari mulai untuk santri yang sangat malas/susah menghafal sampai cara
menghafal cepat, karena dari kemampuan para santri di Pondok ini berbeda-beda,
ada yang mampu menghafal banyak, sedang dan bahkan ada yang sulit menghafal.
Jadi, bagaimanapun keadaan santri harus wajib hafalan.” (sabtu, 25 Januari 2020).
Pencapaian hafalan para santri Madrasah Muallimin Muallimat di pondok
pesantren Raudhatul Mujawwidin ini berbeda-beda antara santri satu dengan yang
lainnya. Yang terpenting intinya harus memenuhi batas minimal yang ditentukan
yaitu santri wajib menghafal dua juz setiap bulannya sebagaimana yang dijelaskan
Ustadz Badawi selaku pembina Tahfidzhul Qur’an
“Dengan target minimal yang telah kami buat yaitu santri wajib menghafal
dua juz selama satu bulanr. Kalaupun ada yang ingin menambah target hafalnnya
kami sangat menganjurkan. Tetapi untuk capaian target tergantung dari
kemampuan dan kemauan santri, dalam waktu 1 bulan ini ada yang sudah mencapai
60
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
3 juz, ada yang baru 1 juz, dan bahkan ada yang baru mencapai beberapa
ayat.”(sabtu, 25 Januari 2020).
Pembelajaran tahfizhul Qur’an di pondok pesantren Raudhatul Mujawwidin
dilaksanakan dengan metode Qiro’ati lalu setoran. Gambaran Hasil pelaksanaan
Implementasi metode qiro’ati bagi santri tahfidzhul qur’an dapat disimpulkan dari
petikan catatan lapangan berikut ini.
“Sebelum setoran kepada ustadz tahfizhul Qur’an, para santri menghafal
sendiri-sendiri terlebih dahulu mereka biasanya mereka menghafal di berbagai
sudut ruang masjid, serambi masjid, dan ada juga yang menghafal di kamar masing-
masing. Mereka menghafal mulai juz 30 lalu dilanjut ke juz 1. Dari mereka ada
yang sudah hafal 26 juz, 22 juz dan ada juga yang baru menghafal 1 juz bahkan
baru menghafal 4 surat. Mereka menghafal sesuai dengan hafalan mereka masing-
masing. Setelah mereka selesai menghafal sendiri lalu di setorkan kepada ustadz
tahfidzul Qur’an dengan membawa kartu tahfizh yang telah di berikan dari pihak
pondok untuk ditandatangani oleh ustadz.”(Minggu, 26 januari 2020)
Cara membuat hafalan baru yang dilakukan para santri berbeda-beda, tetapi
kebanyakan dari mereka menggunakan metode menghafal perayat sebagaimana
yang dijelaskan para santri Madrasah Muallimin Muallimat di pondok pesantren
Raudhatul Mujawwidin ini.
a. Arini (17 tahun) “Saya membuat hafalan baru dengan cara satu ayat
dibaca 10 kali terlebih dahulu, kemudian mencoba sendiri dengan
menutup al- Qur’an, ketika lupa buka al-Qur‟an dan membacanya lagi
sampai benar-benar hafal. Setelah itu lanjut ke ayat kedua dengan cara
yang sama dan begitu seterusnya. Karna saya tergolong santri baru atau
santri yang baru masuk kelas tahfidzhul qur’an jadi saya termotivasi
untuk mengejar teman teman saya yang sudah jauh hafalannya diatas
saya, Biasanya saya setoran minimal 1 jus sehari. Dan alhamdulillah
dalam kurun waktu 1 bulan saat ini saya sudah mendapat hafalan 10
jus”.(Arini, 26-01-2020).
61
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
b. Melati (16 tahun) “Saya membuat hafalan baru dengan per kata dan per
ayat dengan diulang-ulang sampai hafal. Dibaca sekali lalu diulang
sampai 15 kali Dalam sehari minimal saya setoran 6 baris terkadang
sampai satu halaman. Alhamdulillah saat ini sudah masuk juz 27”
(Melati, 26-01-2020).
c. silvi (16 tahun) “Saya membuat hafalan baru dengan cara per ayat atau
satu ayat dengan dibaca berulang-ulang, setelah ayat satu hafal dilanjut
ke ayat kedua dan melakukan hal yang sama dengan ayat pertama tadi
dan di lanjut ke ayat berikutnya lagi sampai minimal 5 baris. Dan cara
menghafalkannya dengan lagu, tartil agar tidak lupa. Biasanya saya
setoran minimal 5 baris. Alhamdulillah saat ini sudah masuk juz 28”
(Silvi, 26-01-2010).
d. Novi (17 tahun) “Saya membuat hafalan baru dengan menghafal tiap 5
ayat dengan dibaca tiga kali, kemudian 5 ayat tadi dihafal tanpa melihat
al- Qur‟an dan kira saya merasa sudah hafal saya minta untuk
disimakkan oleh teman saya dan saya pastikan sampai hafal dan baru
setoran, saya setoran tiap setengah lembar dan alhamdulillah sekarang
saya sudah hafal 19 juz dalam jangka waktu 2 tahun” (Novi, 27-01-
2020).
e. Jalal (16 tahun) “Saya membuat hafalan baru dengan per ayat dibaca
minimal 8 kali dan diulang-ulang sampai hafal. Biasanya saya dalam
sehari menghafal sampai 1 halaman kemudian di setorkan. Biasanya
saya hafalan habis subuh di tempat yang sepi, insya allah saya sekarang
sudah hafal 26 juz” (Jalal, 27-01-2020).
f. Nafa (15 tahun) “Saya membuat hafalan baru dengan perayat yang
dibaca 5 kali terlebih dahulu, kemudian menghafalnya sampai benar-
benar hafal. Saya setoran minimal 5 ayat, dan saat ini sudah hafal 4 juz
dalam jangka waktu 5 bulan” (Nafa, 27-01-2020).
g. Sofi (15 tahun) “Saya membuat hafalan baru dengan per ayat yaitu satu
ayat di baca 10 kali terlebih dahulu, kemudian menghafal tanpa melihat
mushaf sekiranya masih lupa, membuka mushaf lagi dan membacanya
62
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
lagi, sampai benar-benar hafal kemudian dilanjut ke ayat-ayat
berikutnya dengan cara yang sama. Sampai minimal 10 ayat untuk di
setorkan. Saat ini saya baru hafal 1 juz” (Sofi, 27-01-2020).
h. Endi (16 tahun) “Saya membuat hafalan baru dengan per baris dan
perkata yang dibaca berulang-ulang sampai hafal. Biasanya setiap
setoran minimal lima baris, saya sekarang sudah hafal 22 juz” (Endi, 27-
01-2020).
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Hasil Implementasi Metode
qiro’ati bagi santri Madrasah Muallimin Muallimat di pondok pesantren Raudhatul
Mujawwidin yang dalam pelaksanaannya menggunakan metode Qiro’ati yaitu
dengan sistem (setoran), dimana para santri harus menghafal sendiri-sendiri dengan
metode yang telah ditentukan terlebih dahulu lalu disetorkan kepada ustad yang
mengajar tahfizh dengan membawa buku tahfizh, mengulang-ulang hafalan
(muroja’ah) dan menghafal sendiri dan didengarkan oleh santri-santri lainnya dan
apabila ada kesalahan langsung dibenarkan (tasmi’). Cara membuat hafalan baru
para santri dengan metode menghafal per ayat. Karena kebanyakan dari para santri
menggunakan cara ini, berarti cara ini dianggap cara yang sesuai dengan
kemampuan para santri karena mereka merasa mudah dalam menghafal al-Qur’an.
Bagi para santri yang belum lancar akan dibimbing oleh ustad, yaitu dengan
cara menirukan dan mengulang-ulang. Karena dari semua santri Pondok Pesantren
Raudhatul Mujawwidin ada beberapa santri yang hafalannya belum lancar dan tidak
memenuhi target pondok. Kebanyakan santri yang tidak memenuhi target pondok
akan dievaluasi dan dibimbing lebih khusus dan serius lagi karena santri yang tidak
memenuhi target bukan kesalahan dari pihak pondok ataupun metode yang
digunakan namun santri yang tidak memenuhi target adalah santri yang tidak
mengatur waktu hafalan dan kegiatannya dengan baik, santri yang malas,
kecerdasannya kurang, memori mengahafalnya sedikit sehingga mudah lupa, dan
tidak adanya motivasi diri sendiri dan dukungan orang tua.
63 Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan kajian teori dan hasil penelitian di lapangan, maka peneliti
dapat menyimpulkan bahwa hasil penelitian tentang Implementasi Metode
Qiro’ati Bagi Santri Tahfidzhul Qur’an Muallimin Muallimat Di Pondok Pesantren
Raudhatul Mujawwidin Desa Tirta Kencana Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten
Tebo adalah sebagai berikut:
1. Implementasi Metode qiro’ati bagi santri tahfidzhul qur’an menggunakan
metode Qiro’ati yaitu Penerapan metode qiro’atinya saat proses
pembelajaran Al-qur’an sudah diterapkan dengan baik dan sesuai dengan
qaidah qiro’ati yaitu bisima’i, tahsin, takrirbisyarhi, dan muroja’ah.
2. Kendala yang dihadapi dalam Implementasi metode Qiro’ati bagi santri
tahfidzhul Qur’an muallimin mu’allimat di Pondok Pesantren Raudhatul
Mujawwidin terangkum, sebagai berikut: Kurang disiplin, Kecerdasan yang
Variatif, Rendahnya Motivasi baik dari diri sendiri maupun orang terdekat,
Lupa Hafalan karna kurang muroja’ah (mengulang hafalan), Faktor umur,
Santri Kurang mampu menyiapkan hafalan.
3. Hasil implementasi metode Qiro’ati bagi santri tahfidzhul Qur’an muallimin
mu’allimat di Pondok Pesantren Raudhatul Mujawwidin adalah
Keberhasilan pencapaian target hafalan dalam beberapa bulan terakhir ini
sudah baik Namun masih ada beberapa santri yang hafalannya masih jauh
dari target, dari 100 orang santri tahfidz masih ada 33 orang yang belum
memenuhi target yang sudah ditetapkan, metode ini dianggap efektif untuk
di implementasikan dalam pembelajaran tahfizhul Qur’an.
64
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
B. Saran
Saran yang terkait tentang implementasi metode Qiro’ati bagi santri
Tahfidzul Qur’an, antara lain:
1. Untuk Pondok Pesantren
Kiranya agar lebih Meningkatkan Sarana dan prasana agar terciptanya
suasana belajar yang lebih nyaman dan menunjang proses belajar mengajar.
2. Untuk ustad
Mampu memberikan motivasi agar para santri bersemangat dalam
menghafal al-Qur’an. Perhatian khusus dan lebih, dibutuhkan santri yang
belum lancar dalam membaca al-Qur’an agar mereka lebih mudah dalam
menghafal al-Qur’an.
3. Untuk Santri Tahfidzhul Qur’an
Untuk lebih giat dalam mempelajari dan Menghafal Al-qur’an serta ikuti
dan taati peraturan yang ada agar lebih baik lagi kedepannya.
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
DAFTAR PUSTAKA
Anshori. Transformasi Pendidikan Islam. (Jakarta; Gaung Persada Press. 2010).
Calim Zarkasyi..Metoode Praktis Belajar Membaca Al-Qur’an. (Semarang :
direktori pesantren. 2008)
___Himpunan Lengkap Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional.
(Joogjakarta; Saufa, 2014).
Jasa Ungguh Muliawan, Pendidikan Islam Integratif. (Yogyakarta;Pustaka
Pelajar.2005)
Lembaga Qiro’ati Pusat Semarang, Sejarah Dibentuknya Qiro’ati,
http://www.qiroatipusat.or.id/p/sejarah-dibentuknya-qiroati.html, diakses
pada tanggal 18 Februari 2018 pukul 12.15 WIB.
Lembaga Qiro’ati Pusat Semarang, Visi dan Misi Qiro’ati,
http://www.qiroatipusat.or.id/p/sejarah-dibentuknya-qiroati.html, diakses
pada tanggal 18 Februari 2018 pukul 12.20 WIB.
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT.
RemajaRosdakarya, Cet. XXV, 2008).
Nana Sudjana.Dasar-Dasar Proses Belajar. (Bandung, Sinar Baru Bandung,2010).
Majid, Abdul Khon. 2013. Praktikum Qira’at Keanehan Bacaan Al-Qur’an Qira’at
Ashim dari Hafash. Jakarta:Amzah.
Muchtar Heri Jauhari. Fikih Pendidikan. (Bandung; PT. Remaja Rosdakarya.
2008).
Mukhtar, bimbingan skripsi,tesis dan artikel ilmah, (Jakarta: Gaung Persada Press,
2009)
Satori Djam’an dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung:
CV. Alfabeta, 2011).
Srijatun, S. (2017). Implementasi Pembelajaran Baca Tulis al-Qur’an dengan
Metode Iqra pada Anak Usia Dini di RA Perwanida Slawi Kabupaten Tegal.
Nadwa.
Subhan Arif, Lembaga Pendidikan Islam Indonesia Abad Ke-20 Pergumulan
Antara Modernisasi dan Identitas, (Jakarta; Kencana, 2012).
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung: CV. Alfabeta, Cet. 9, 2014)
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: PendekatanKuantitatif, Kualitatif dan R
& D (Bandung: CV. Alfabeta, 2006).
Usman Husaini dan Akbar Purnomo Setiady, Metodologi Penelitian Sosial,
(Jakarta: Bumi Aksara,
W. Gulo, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT Gramedia, 2010)
Zuriah Nurul, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Teori-Aplikasi,
(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009),
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA
1. Observasi
Observasi dilakukan untuk memperoleh sebuah data sebagai berikut :
a. Situasi dan kondisi di Madrsah Muallimin Muallimat Pondok pesantren
Raudhatul Mujawwidin
b. Proses kegiatan pembelajaran tahfidzhul qur’an mengunakan metode
qiro’ati
c. Faktor yang menyebabkan santri lama mengahafal
d. Hasil dari implementasi metode qiro’ati bagi santri tahfidzhul qur’an
2. Wawancara
Wawancara dilakukan untuk memperoleh informasi terkait dengan
implementasi metode qiro’ati bagi santri tahfidzhul qur’an muallimin muallimat
di pondok pesantren raudhatul mujawwdin kabupaten tebo.
a. Kepala sekolah/Guru
1. Apakah santri sangat antusias dalam program tahfidzhul qur’an?
2. Metode apakah yang digunakan?
3. Apakah tenaga pendidik merasa kesulitan menggunakan metode qiro’ati
saat pembelajaran tahfidzhul qur’an?
4. Bagaimana upaya yang dilakukan saat ada santri yang susah menghafal?
5. Apakah metode yang digunakan sudah berhasil diterapkan dengan
maksimal atau belum?
b. Santri
1. Apakah guru sudah mengajar menggunakan metode qiro’ati?
2. Apa kendala yang dihadapi saat menghafal al-qur’an
3. Sudah sejauh mana hafalnnya?
4. Bagaimana hasil dari penerapan metode qiro’ati yang dilakukan guru
selama proses pembeljaran?
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
3. Dokumentasi
Pengambilan data menggunakan dokumentasi agar dapat memperoleh
sesuatu yang berhubungan dengan :
a. Histori dan geografis Madrasah Muallimin Muallimat Pondok Pesantren
Raudhatul Mujawwidin Kab. Tebo
b. Struktur organisasi Madrasah Muallimin Muallimat Pondok Pesantren
Raudhatul Mujawwidin Kab. Tebo
c. Visi, misi dan tujuan Madrasah Muallimin Muallimat Pondok Pesantren
Raudhatul Mujawwidin Kab. Tebo
d. Keadaan tenaga pendidik Madrasah Muallimin Muallimat Pondok
Pesantren Raudhatul Mujawwidin Kab. Tebo
e. Keadaan sarana dan prasarana Madrasah Muallimin Muallimat Pondok
Pesantren Raudhatul Mujawwidin Kab. Tebo
f. Proses kegiatan tahfidzhul qur’an di Madrasah Muallimin Muallimat
Pondok Pesantren Raudhatul Mujawwidin Kab. Tebo
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
Lampiran Dokumentasi
Gambar 1. Foto bersama kepsek MA Raudhatul mujjawidin
Gambar 2. Wawancara dengan santri
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
Gambar 3. Wawancara dengan guru tahfidz
Gambar 4. Santri sebelum sholat jamaa’ah diwajibkan muroja’ah
pribadi
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
Gambar 5. Proses pembelaran tahfidzhul qur’an (setoran
hafalan)
Gambar 6. Tata Usaha Ponpes Raudhatul mujawwidin
Gambar 7. Gerbang pondok pesantren Raudhatul Mujawwidin
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
DAFTAR RIWAYAT
(CURRUCULUM VITAE)
Nama Lengkap : Nur Oktavia Nova
Tempat/Tanggal/Lahir : Rimbo Bujang, 27 Oktober 1998
Email/Surel : [email protected]
No. Telepon/Hp : 0822-8329-3251
Agama : Islam
Alamat Asal : Jl. Meranti, Desa Tirta Kencana, Kec. Rimbo
Bujang, Kab. Tebo, Prov. Jambi. 37553
Pendidikan Formal
a. TK. Islam Alif Plus Rimbo Bujang Tahun 2003-2004
b. SDN 77/VIII Rimbo Bujang Tahun 2004-2010
c. MTsS As-Salam Rimbo Bujang Tahun 2010-2013
d. MAS As-Salam Rimbo Bujang Tahun 2013-2016
e. UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi Tahun 2016-2020
Moto hidup:
Man Jadda-Wajada
Jambi, April 2020
Nur Oktavia Nova
TP. 161539
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan