implementasi pgrouting

9
1 PENGGUNAAN PGROUTING UNTUK MENCARI RUTE JALAN TERPENDEK PADA SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Mohd.Ichsan 1) Taufiq A.Gani 2) Melinda 3) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala Jl. Tgk. Syech Abdurrauf No. 7, Darussalam, Banda Aceh, Indonesia e-mail : [email protected], [email protected], [email protected] ABSTRAK Sistem informasi terus berkembang seiring dengan meningkatnya kebutuhan informasi. Salah satunya adalah informasi geografis yang tidak hanya menyajikan data tematik saja melainkan juga data spasial. Sistem informasi jenis ini dinamakan sistem informasi geografis yang menyangkut panjang, luas, jarak, volume, ruang dan wilayah. Salah satu DBMS(Database Management System) untuk menyimpan data spasial yang umum digunakan adalah PostgreSQL/Postgis. Salah satu permasalahan dalam analisa data spasial adalah mencari rute terpendek dari satu titik ke titik lainnya. Permasalahan tersebut dapat di pecahkan dengan memanfaatkan fungsi pgRouting. pgRouting merupakan pengembangan basis data geospasial dari PostgreSQL/PostGIS untuk menyediakan/menambahkan fungsi routing (perhitungan jarak terpendek dari data polyline) berdasarkan bahasa prosedural PG/PLSQL. Akan tetapi fungsi ini belum banyak dimanfaatkan dalam penelitian di Universitas Syiah Kuala. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan mengimplementasikan fungsi tersebut untuk mencari rute jalan terpendek berbasis SIG dengan memanfaatkan software open source lainnya. Software tersebut antara lain Mapserver, Apache, dan OpenLayers. Untuk simulasi dan analisa data spasial digunakan peta jalan Kota Banda Aceh. Kata kunci: pgRouting, SIG,Open source. THE USE OF PGROUTING TO FIND SHORTEST PATH ON GEOGRAPHIC INFORMATION SYSTEM ABSTRACT The information systems is continuesly evolved with the increasing of information requirement. Either is the geographic information that is not only present thematic data but also spatial data. This type of information system is called geographic information systems which involve length, area, distance, volume, space and territory. PostgreSQL/PostGIS is one of DBMS (Database Management System) generally use to store spatial data. One of the problems in spatial data analysis is to find the shortest route from one point to another. These problems can be solved by using the pgRouting function. pgRouting is a geospatial database development of PostgreSQL / PostGIS to provide / add routing functionality (calculating the shortest distance from the polyline data) build upon on a procedural language PG / PLSQL. However, this function has not been widely used in research at the University of Syiah Kuala. Therefore, this study aims to implement these functions to find the shortest route based on SIG using open source software. The softwares are include Mapserver, Apache, and OpenLayers. For simulation and analysis of spatial data this research used road map of Banda Aceh. Keyword: pgRouting, SIG, Open source. 1) Mahasiswa tugas akhir, 2) Dosen pembimbing utama, 3) Dosen Pembimbing dua Karya ilmiah ini telah di-review oleh komite pembahas dan disetujui untuk dipublikasikan pada tanggal 27 Maret 2012.

Upload: mohd-ichsan

Post on 22-Jan-2016

149 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

Penggunan softwareopen source untuk mencari rute jalan terpendek dengan tempat Kota Banda Aceh

TRANSCRIPT

Page 1: Implementasi PgRouting

1

PENGGUNAAN PGROUTING UNTUK MENCARI RUTE JALAN TERPENDEK PADA SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

Mohd.Ichsan1) Taufiq A.Gani2) Melinda3)

Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala Jl. Tgk. Syech Abdurrauf No. 7, Darussalam, Banda Aceh, Indonesia

e-mail : [email protected], [email protected], [email protected]

ABSTRAK

Sistem informasi terus berkembang seiring dengan meningkatnya kebutuhan informasi. Salah satunya adalah informasi geografis yang tidak hanya menyajikan data tematik saja melainkan juga data spasial. Sistem informasi jenis ini dinamakan sistem informasi geografis yang menyangkut panjang, luas, jarak, volume, ruang dan wilayah. Salah satu DBMS(Database Management System) untuk menyimpan data spasial yang umum digunakan adalah PostgreSQL/Postgis. Salah satu permasalahan dalam analisa data spasial adalah mencari rute terpendek dari satu titik ke titik lainnya. Permasalahan tersebut dapat di pecahkan dengan memanfaatkan fungsi pgRouting. pgRouting merupakan pengembangan basis data geospasial dari PostgreSQL/PostGIS untuk menyediakan/menambahkan fungsi routing (perhitungan jarak terpendek dari data polyline) berdasarkan bahasa prosedural PG/PLSQL. Akan tetapi fungsi ini belum banyak dimanfaatkan dalam penelitian di Universitas Syiah Kuala. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan mengimplementasikan fungsi tersebut untuk mencari rute jalan terpendek berbasis SIG dengan memanfaatkan software open source lainnya. Software tersebut antara lain Mapserver, Apache, dan OpenLayers. Untuk simulasi dan analisa data spasial digunakan peta jalan Kota Banda Aceh.

Kata kunci: pgRouting, SIG,Open source.

THE USE OF PGROUTING TO FIND SHORTEST PATH ON GEOGRAPHIC INFORMATION SYSTEM

ABSTRACT

The information systems is continuesly evolved with the increasing of information requirement. Either is the geographic information that is not only present thematic data but also spatial data. This type of information system is called geographic information systems which involve length, area, distance, volume, space and territory. PostgreSQL/PostGIS is one of DBMS (Database Management System) generally use to store spatial data. One of the problems in spatial data analysis is to find the shortest route from one point to another. These problems can be solved by using the pgRouting function. pgRouting is a geospatial database development of PostgreSQL / PostGIS to provide / add routing functionality (calculating the shortest distance from the polyline data) build upon on a procedural language PG / PLSQL. However, this function has not been widely used in research at the University of Syiah Kuala. Therefore, this study aims to implement these functions to find the shortest route based on SIG using open source software. The softwares are include Mapserver, Apache, and OpenLayers. For simulation and analysis of spatial data this research used road map of Banda Aceh.

Keyword: pgRouting, SIG, Open source.

1) Mahasiswa tugas akhir, 2) Dosen pembimbing utama, 3) Dosen Pembimbing dua Karya ilmiah ini telah di-review oleh komite pembahas dan disetujui untuk dipublikasikan pada tanggal 27 Maret 2012.

Page 2: Implementasi PgRouting

2

I. PENDAHULUAN

Sistem informasi berkembang seiring dengan meningkatnya kebutuhan informasi. Salah satunya adalah informasi geografis yang tidak hanya menyajikan data tematik saja melainkan juga data spasial. Teknologi Sistem Informasi Geografis (SIG) mampu memvisualkan data spasial berikut atribut-atributnya seperti memodifikasi warna, simbol, ukuran dan bentuk (Ulfiah 2010).

Secara umum SIG dapat diartikan sebagai suatu komponen yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak, data geografis dan sumber daya manusia untuk memasukkan, menyimpan, memperbaiki, memperbaharui, mengelola, mengintegrasikan, menganalisa dan menampilkan data secara spasial yang terkait dengan permukaan bumi (SIG konsorsium Aceh Nias 2007).

Sejauh ini dari studi kepustakaan yang dilakukan, penelitian dan pengembangan SIG di Universitas Syiah Kuala masih terfokus pada menampilkan atau memvisualisasi data dengan atribut spasialnya. Oleh karena itu diperlukan pengembangan untuk menjawab kebutuhan analisis yang menyangkut wilayah dan ruang, baik itu untuk perencanaan dan operasional pembangunan dan pelayanan masyarakat.

Teknik-teknik pengolahan data spasial pada SIG juga semakin berkembang. Salah satu yang terkini yang belum banyak dimanfaatkan dalam penelitian di Universitas Syiah Kuala adalah pgRouting. pgRouting merupakan pengembangan basis data geospasial dari PostgreSQL/PostGIS untuk menyediakan/menambahkan fungsi routing (perhitungan jarak terpendek dari data polyline) berdasarkan bahasa prosedural PG/PLSQL.

Menyadari hal tersebut, penelitian ini mencoba mengimplementasikan pgRouting dalam sebuah sistem informasi berbasis SIG. Data spasial yang digunakan adalah peta jalan kota Banda Aceh.

II. DASAR TEORI

2.1 Sistem Informasi Geografis (SIG) Secara umum SIG dapat diartikan sebagai suatu

komponen yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak, data geografis dan sumber daya manusia untuk memasukkan, menyimpan, memperbaiki, memperbaharui, mengelola, mengintegrasikan, menganalisa dan menampilkan data secara spasial yang terkait dengan permukaan bumi (SIG konsorsium Aceh Nias, 2007).

2.1.1 Data Spasial Sebagian besar data yang akan ditangani dalam SIG merupakan data spasial, data yang berorientasi geografis. Data ini memiliki sistem koordinat tertentu sebagai dasar referensinya dan mempunyai dua bagian penting yang berbeda dari data lain, yaitu informasi lokasi (spasial) dan informasi deskriptif (atribut) yang dijelaskan berikut ini: 1. Informasi lokasi (spasial), berkaitan dengan suatu

koordinat baik koordinat geografi (lintang dan bujur) dan koordinat XYZ, termasuk diantaranya informasi datum dan proyeksi.

2. Informasi deskriptif (atribut) atau informasi nonspasial, suatu lokasi yang memiliki beberapa keterangan yang berkaitan dengannya. Contoh jenis vegetasi, populasi, luasan, kode pos, dan sebagainya.

2.1.2 Format Data Spasial Secara sederhana format dalam bahasa komputer

berarti bentuk dan kode penyimpanan data yang berbeda antara file satu dengan lainnya. Dalam SIG, data spasial dapat direpresentasikan dalam dua format, yaitu:

a. Data vektor

Data vektor merupakan bentuk bumi yang direpresentasikan ke dalam kumpulan garis, area (daerah yang dibatasi oleh garis yang berawal dan berakhir pada titik yang sama), titik dan nodes (titik perpotongan antara dua buah garis).

b. Data raster

Data raster (disebut juga dengan sel grid) adalah data yang dihasilkan dari sistem penginderaan jauh. Pada data raster, obyek geografis direpresentasikan sebagai struktur sel grid yang disebut dengan pixel (picture element)(Sutton 2009).

2.1.3 Sumber Data Spasial Sumber data spasial (SIG konsorsium Aceh Nias 2007) :

a. Peta Analog b. Data Sistem Penginderaan Jauh c. Data Hasil Pengukuran Lapangan d. Data GPS (Global Positioning System)

2.2 Basis Data Untuk SIG

PostgreSQL merupakan salah satu DBMS yang digunakan untuk menyimpan data dan bersifat open source. PostgreSQL yang mendukung SQL92 dan AQL99

Page 3: Implementasi PgRouting

3

ini juga mendukung bahasa pemograman C/C++, Java, Net, Perl, Phyton, Ruby, Tcl, ODBC. Untuk dapat menyimpan data spasial, PostgreSQL membutuhkan plugin tambahan yaitu PostGIS. PostGIS sepenuhnya mengikuti aturan OpenGIS/OGC untuk sintaks geometri pada SQL dan telah terverifikasi penuh terhadap profil tipe dan fungsi terkait. (http://www.postgresql.org/about/).

PostgreSQL/PostGIS bisa digunakan untuk mencari rute jalan terpendek dengan menambahkan fungsi pgRouting. pgRouting menyediakan/menambahkan fungsi routing (perhitungan jarak terpendek dari data polyline) berdasarkan bahasa prosedural PG/PLSQL. (http://www.lontongcorp.com/2010/07/05/kembali-ke-dasar-postgresql-postgis-pgrouting-pgdmin/).

2.3 pgRouting pgRouting merupakan pengembangan basis data

geospasial dari PostgreSQL/PostGIS untuk menyediakan/menambahkan fungsi routing (perhitungan jarak terpendek dari data polyline) berdasarkan bahasa prosedural PG/PLSQL.

2.4 Web Based SIG

Web based SIG merupakan gabungan antara desain grafis pemetaan, peta digital dengan analisa geografis, pemrograman komputer, dan sebuah database yang saling terhubung menjadi satu bagian web design dan web pemetaan (Irawan 2006).

Web server tidak dapat menampilkan data spasial secara langsung. Diperlukan SIG server untuk mengubah format data tersebut kedalam format gambar yang bisa ditampilkan web. MapServer adalah salah satu SIG server yang dapat menampilkan peta dalam bentuk gambar, dan memungkinkan overlay antara peta. (Muhajir 2009).

Saat ini selain dapat mengakses MapServer sebagai program CGI, user dapat mengakses MapServer sebagai modul Mapscript, melalui berbagai bahasa script : PHP, Perl, Python, atau Java. Akses fungsi-fungsi MapServer melalui skrip akan lebih memudahkan pengembangan aplikasi. Pengembang dapat memilih bahasa yang paling familiar (Ruslan 2005).

WebGIS yang interaktif lebih mudah digunakan oleh user, terutama menggunakan fungsi untuk navigasi peta. Openlayers merupakan sebuah library aplikasi berbasis javascript untuk menampilkan data peta pada web browser. Openlayers mengimplementasikan JavaScript API yang digunakan untuk membangun aplikasi SIG berbasis web. OpenLayers adalah perangkat lunak gratis,

yang dikembangkan untuk dan oleh komunitas perangkat lunak Open Source.

III. METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini menjelaskan langkah-langkah yang dilakukan dalam pengerjaan tugas akhir ini. Langkah-langkah tersebut ditunjukkan dalam diagram alir pada gambar 3.1.

Gambar 3.1 Diagram alir pengerjaan tugas akhir

Gambar 3.1 merupakan langkah-langkah secara umum dalam pengerjaan tugas akhir ini. Tujuan tugas akhir ini adalah mengintegrasikan pgRouting dengan database, MapServer, OpenLayers dalam sebuah aplikasi yang mampu mencari rute jalan terpendek dari satu titik ke titik lainnya.

3.1 Pengumpulan Dan Pengolahan Data

pgRouting membutuhkan data spasial yang bersifat polyline dalam mencari rute terpendek. Pada penelitian ini, data yang digunakan adalah data spasial jalan kota Banda Aceh. Data tersebut diambil dari: (i) situs google maps; (ii) Bappeda Aceh. Data di GoogleMaps diambil dengan menggunakan screen grabber, sedangkan data di Bappeda didapatkan dengan mengambilnya langsung dari kantor Bappeda.

Page 4: Implementasi PgRouting

4

Data yang dikumpulkan dianalisa kembali dengan software SIG. Data yang didapat tidak bisa langsung digunakan untuk proses routing. Digitasi peta dilakukan untuk mendigitasi wilayah kota Banda Aceh yang belum didigitasi berdasarkan peta dari Bappeda. Selanjutnya dilakukan overlay data untuk mendapatkan atribut naa jalan dan menyamakan kordinat peta hasil digitasi dengan peta dari Bappeda.

3.2 Manajemen Data SIG pgRouting bergantung pada basis data, sehingga

data yang akan digunakan harus disimpan dalam DBMS (PostgreSQL/PostGIS). Selanjutnya dilakukan analisis kembali untuk melengkapi parameter-parameter yang dibutuhkan pgRouting. Parameter tersebut adalah memastikan graph (didefinisikan sebagai jalan) tidak terjadi overshoot dan undershoot, yaitu dengan menjalankan fungsi topologi jaringan. Tabel mempunyai kolom yang akan digunakan untuk routing seperti kolom source, target, cost, reverse_cost, x1,y1,y1, dan y2.

3.3 Implementasi pgRouting Pada tahap ini pgRouting diimplementasikan dalam

bentuk sederhana yaitu mencari rute terpendek dari satu titik ke titik yang lain. Hasil pencarian tidak ditampilkan dalam bentuk gambar, hanya data dalam betuk tabular. Prosesnya dilakukan langsung didalam basis data dengan menjalankan salah satu fungsi yang disediakan oleh pgRouting.

3.4 Simulasi Pencarian Rute Jalan Terpendek Menggu-nakan pgRouting. Selanjutnya pgRouting diintegrasikan dengan

software open source lainnya untuk mensimulasikan pencarian rute terpendek. Simulasi ini dilakukan dalam bentuk web berbasis SIG. Pada simulasi ini akan dijalankan beberapa skenario yaitu:

1. Menampilkan peta digital sebelum dilakukan pencarian rute terpendek.

2. Mencoba fungsi navigasi peta (zoom in, zoom out,dan pan).

3. Melakukan simulasi pencarian rute terpendek untuk jalan dua arah.

4. Melakukan simulasi pencarian rute terpendek pada jalan satu arah.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Penyiapan Data Spasial Dalam implementasinya pgRouting menggunakan

data spasial (polyline) dalam mencari rute terpendek. Tugas akhir ini menggunakan peta jalan kota Banda Aceh yang bersumber dari GoogleMaps dan Bappeda Aceh. Akan tetapi data tersebut tidak dapat digunakan langsung untuk melakukan proses routing. Perlu dilakukan analisis lebih lanjut pada peta yang didapat dari Bappeda kota Banda Aceh antara lain :

Mendigitasi daerah kota Banda Aceh yang belum didi-gitasi oleh Bapppeda.

Melakukan Overlay data, tujuannya untuk menyama-kan kordinat peta hasil digitasi dengan peta yang dida-pat dari Bappeda.

Membedakan jalan satu arah dan dan jalan dua arah.

Gambar 4.1 Data raster kota Banda Aceh (Sumber :

www.googlemaps.com)

Gambar 4.2 Peta jalan kota Banda Aceh (Sumber : Bappeda

Aceh)

Gambar 4.3 Digitasi peta menggunakan quantum gis

Page 5: Implementasi PgRouting

5

SELECT assign_vertex_id('jalan', 0.00001, 'the_geom', 'gid');

Gambar 4.4 Overlay peta

Gambar 4.5 Ilustrasi menentukan jalan satu arah

Pada ruas jalan a hanya dapat dilewati jika objek berada pada titik (x1) menuju titik akhir (x2). Sedangkan pada ruas jalan b hanya dapat dilalui jika objek berada pada titik (x2) menuju titik (x1), karena ruas jalan b merupakan jalan searah dengan arah jalan x2 ke x1.

4.2 Implementasi pgRouting Pada penelitian ini digunakan database ‘routing’,

tabel ‘jalan’ untuk menyimpan data spasial. Pencarian rute terpendek dilakukan dengan menjalankan fungsi yang disediakan pgRouting dalam database. Sebelum menjalankan fungsi tersebut, terlebih dahulu dijalankan fungsi pendukung lainnya untuk mendapatkan nilai-nilai yang dibutuhkan pada saat pencarian rute terpendek. Berikut struktur tabel ‘jalan’ yang digunakan dalam tugas akhir ini untuk mencari rute tependek menggunakan pgRouting.

Tabel 4.1 Struktur tabel Jalan No Kolom Tipe data 1 Gid Serial 2 source Integer 3 target Integer 4 Cost Double Precision 5 rcost Double Precision 6 the_geom Geometry 7 x1 Double Precision 8 y1 Double Precision 9 x2 Double Precision 10 y2 Double Precision 11 rule text 12 to_cost Double Precision

Kolom gid merupakan primary key pada tabel jalan. Nilai source dan target didapat setelah dijalankan fungsi topologi jaringan, selain itu fungsi ini digunakan untuk menyelesaikan permasalahan undershoot dan overshoot

yang terjadi pada saat digitasi peta. Adapun sintaksnya adalah :

‘jalan’ pada sintaks diatas adalah nama tabel tempat kita menyimpan data spasial dalam database. ‘the_geom’ adalah kolom geometry pada tabel jalan dan ‘gid’ kolom primary key. Nilai 0.00001 adalah toleransi yang kita berikan untuk menyelesaikan permasalahan overshoot dan undershoot.

Nilai cost didapatkan setelah kita menjalankan fungsi ST_length. Fungsi ini merupakan fungsi yang disediakan PostGIS untuk mencari panjang garis (graph). Keakuratan panjang jalan tergantung pada akurasi digitasi peta. Berikut SQL yang dijalankan untuk mencari nilai cost:

‘jalan’ merupakan tabel yang digunakan, ‘cost’ adalah kolom tempat menyimpan nilai cost, ‘the_geom’ adalah kolom geometri pada tabel jalan.

Untuk fungsi shortest_path_astar dan shortest_path_shooting_star dibutuhkan kolom kordinat titik source dan target. Kolom tersebut yaitu x1, y1 untuk kordinat titik source, dan x2,y2 untuk kordinat titik target. Nilai untuk masing-masing titik didapatkan dengan menjalankan sintaks berikut pada tabel ‘jalan’:

UPDATE jalan SET x1 = x(ST_startpoint(the_geom)); UPDATE jalan SET y1 = y(ST_startpoint(the_geom)); UPDATE jalan SET x2 = x(ST_endpoint(the_geom)); UPDATE jalan SET y2 = y(ST_endpoint(the_geom)); UPDATE jalan SET x1 = x(ST_PointN(the_geom, 1)); UPDATE jalan SET y1 = y(ST_PointN(the_geom, 1)); UPDATE jalan SET x2 = x(ST_PointN(the_geom, T_NumPoints(the_geom))); UPDATE jalan SET y2 = y(ST_PointN(the_geom, T_NumPoints(the_geom)));

pgRouting juga sudah mengintegrasikan pencarian rute terpendek untuk jalan dengan aturan tertentu, misalnya untuk jalan satu arah, dan dilarang belok. Hal ini dapat dilihat dari sintaks reverse_cost pada setiap fungsi pgRouting yang akan diaktifkan jika has_reverse_cost bernilai true seperti yang telah dijelaskan pada bab 2. Nilai reverse_cost bisa didapatkan dengan menambahkan

UPDATE jalan SET cost=ST_length(the_geom);

Page 6: Implementasi PgRouting

6

nilai cost dengan nilai yang lebih besar, misalnya 1.000.000. Nilai tersebut dapat ditentukan sesuai keinginan pengembang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 4.5 Pencarian pada jalan satu arah

Objek berada pada titik A akan menuju ke titik C,

berdasarkan gambar 4.4 seharusnya rute yang dipilih adalah dari titik A,B, dan C. Akan tetapi graph x adalah jalan satu arah, hanya bisa dilewati jika objek berada di titik C menuju ke titik B. Grap x mempunyai arah kekiri (C ke B) dengan nilai cost 5, maka arah kekanan (B ke C) dianggap reverse cost. Sesuai dengan penjelasan diatas, nilai reverse cost adalah cost (5) + 1.000.000 = 1.000.005, maka :

Jarak untuk rute A, B, C = 3 + 1.000.005 = 1.000.008 Jarak untuk rute A, B, E, D, C = 3 + 3 + 5 + 3 = 14

Sehingga rute dari titik A menuju ke titik C adalah A, B, E, D, dan C. 4.2.1 Pencarian Rute Terpendek Menggunakan pgRout-

ing dengan Fungsi shortest_path

Gambar 4.6 Fungsi shortest_path

Fungsi ini merupakan implementasi algoritma dijkstra pada pgRouting untuk mencari rute terpendek. Gambar 4.6 adalah pencarian rute terpendek antara dua titik, 454 sebagai titik awal (source), menuju titik akhir (target) 646. Hasilnya berupa tabel yang menampilkan node (kolom vertex_id), graph (kolom edge_id) yang

dilewati, dan cost (kolom cost). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.7.

Gambar 4.7 Hasil pencarian rute terpendek menggunakan fungsi

shortest_path

4.2.2 Pencarian Rute Terpendek Menggunakan pgRout-ing dengan fungsi shortest_path_astar

Fungsi ini merupakan implementasi algoritma A-star pada pgRouting untuk mencari rute terpendek. Gambar 4.8 adalah pencarian rute terpendek antara dua titik, 454 sebagai titik awal (source), menuju titik akhir (target) 646 menggunakan fungsi shortest_path_astar. Berikut hasil pencarian rute terpendek dalam bentuk tabular, kolom vertex_id menunjukkan titik yang dilewati, edge_id (garis yang dilewati), dan cost (panjang tiap jalan yang dilewati).

Gambar 4.8 Fungsi shortest_path_astar

Page 7: Implementasi PgRouting

7

Gambar 4.9 Hasil pencarian menggunakan fungsi shortest_path_astar

4.2.3 Pencarian Rute Terpendek Menggunakan pgRout-ing dengan Fungsi shortest_path_shooting_star

Fungsi ini merupakan fungsi terbaru dari pgRouting, fungsi ini mencari rute terpendek antara satu edge dengan edge lainnya (bukan vertex to vertex).

Gambar 4.10 Fungsi shortest_path_shooting_star

Gambar 4.11 Hasil pencarian rute terpendek menggunakan fungsi shortest_path_shooting_star

4.3 Pengembangan Aplikasi Sig Dengan pgRouting

Sistem informasi geografis dapat dikembangkan dengan mengimplementasikan pgRouting didalamnya. Salah satunya sistem informasi dalam bentuk web berbasis SIG atau lebih dikenal web based SIG. pgRouting merupakan sebuah modul tambahan pada

PostgreSQL/PostGIS untuk menambahkan fungsi mencari rute terpendek yang bersifat open source. pgRouting bisa dijalankan dalam DBMS (PostgreSQL) saja. Secara tabular hasil pencarian rute jalan terpendek menggunakan pgRouting telah dilakukan pada sub bab 4.1. Akan tetapi dalam pengembangannya pgRouting memerlukan software open source lainnya. Software tersebut antara lain Apache, MapServer, OpenLayers.

Berikut proses pembuatan sistem informasi sebagai bentuk pengembangan aplikasi SIG dengan pgRouting dalam sebuah website berbasis SIG.

Gambar 4.12 Proses pembuatan sistem

Data yang digunakan pada penelitian ini adalah peta digital jalan kota Banda Aceh telah didigitasi yaitu peta dengan format SHP (ESRI Shape File). Peta tersebut akan ditampilkan dalam web. Web server tidak mendukung untuk menampilkan data dalam format SHP, sehingga digunakan MapServer sebagai SIG server untuk mengubah peta kedalam format gambar yang mendukung webserver misalnya (JPEG, PNG, TIFF, GIF). PostgreSQL/PostGIS digunakan untuk menyimpan data spasial dan plug in pgRouting untuk mencari rute terpendek. Selanjutnya ditampilkan dalam bentuk sebuah webGIS.

4.4 Simulasi Pencarian Rute Jalan Terpendek Menggu-nakan pgRouting

Simulasi ini bertujuan untuk memvisualisasikan hasil pencarian rute terpendek dalam sebuah sistem informasi berbasis SIG. Dalam tugas akhir ini simulasi dilakukan hanya mengimplementasikan salah satu fungsi yang disediakan pgRouting yaitu shortest_path_astar. Fungsi ini digunakan karena dapat melakukan pencarian rute terpendek lebih cepat dari fungsi-fungsi lain (yang ada pada pgRouting).

Page 8: Implementasi PgRouting

8

Dalam simulasinya, sistem informasi ini memberikan data keluaran dengan kemampuan sebagai berikut :

1. Menampilkan peta digital jalan Kota Banda Aceh. 2. Memiliki kemampuan untuk menentukan rute ja-

lan terpendek dari satu titik ke titik lainnya, den-gan salah satu parameternya tipe jalan tersebut (jalan satu arah dan jalan dua arah).

3. Memiliki kemampuan navigasi peta zoom in, zoom out dan pan.

4.4.1 Tampilan Peta Digital

Gambar 4.13 Tampilan digital

Gambar 4.13 merupakan tampilan utama dari sistem informasi mencari rute jalan terpendek. Pencarian Rute Terpendek Pada Jalan Dua Arah

Pencarian ini dilakukan pada pada jalan dua arah, dengan titik awal 454 dan titik akhir 646. Dengan menggunakan fungsi shortest_path_astar, sistem akan mencari rute terpendek dari titik awal (454) ke titik akhir (646). Rute jalan hasil pencarian diwarnai dengan warna merah, dengan tujuan untuk membedakan jalan biasa dengan rute jalan terpendek. Berikut sintaks yang dijalankan untuk mencari rute terebut:

Pada penelitian ini menggunakan tabel “jalan”. Tabel ini merupakan tabel yang digunakan untuk menyimpan data spasial dalam basis data PostgreSQL/PostGIS. Hasil pencarian berupa tabel yang menampilkan titik yang dilalui, id jalan yang dilewati, dan panjang jalannya.

Untuk visualisasi rute terpendeknya, maka sintaks tersebut harus dimodifikasi lagi. Pada sintaks perlu didefinisikan kolom geometri selanjutnya digabungkan dengan sintaks fungsi shortest_path_astar dengan menambahkan “JOIN” pada sqlnya. Hal ini bertujuan agar MapServer hanya menampilkan jalan yang dilewati berdasarkan rute yang dipilih.

Gambar 4.15 Simulasi pencarian rute terpendek jalan dua arah

4.4.2 Pencarian Rute Terpendek Pada Jalan Satu Arah

Gambar 4.16 Simulasi rute terpendek jalan satu arah

Dari titik awal dengan (node 2227) menuju titik akhir (node 3025). Dua titik tersebut terletak pada satu ruas jalan satu arah. Sehingga untuk mencapai titik tujuan rute hasil pencarian akan memilih jalan alternatif lain untuk mencapai titik tersebut. Terlihat pada gambar hasil pencarian rute dengan memutar dahulu pada persimpangan selanjutnya menuju putaran leter U terdekat untuk mencapai node tujuan.

SELECT the_geom FROM jalan JOIN ( SELECT * FROM shortest_path_astar(' SELECT gid as id, source::integer, target::integer, cost ,reverse_cost, x1, y1, x2, y2 FROM jalan', 454,646, false, true));

SELECT * FROM shortest_path_astar(' SELECT gid as, id source::integer, target::integer, cost, reverse_cost, x1, y1, x2, y2 FROM jalan', 454,646, false, true);

Page 9: Implementasi PgRouting

9

Sistem ini ditampilkan dengan applet java yaitu OpenLayers. Navigasi peta dapat dilakukan dengan cepat, pengguna hanya perlu menggunakan scrool mouse untuk memperbesar dan memperkecil skala peta. Sedangkan untuk fungsi pan pengguna hanya perlu mendrag petanya saja.

V. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang diperoleh setelah dilakukan penelitian ini adalah sebagai berikut: Penelitian ini menghasilkan sistem informasi berbasis SIG yang mempunyai kemampuan mencari rute jalan terpendek.

1. pgRouting membutuhkan integrasi dengan software lainnya untuk memvisualkan pencarian rute terpendek.

2. pgRouting digunakan untuk mencari rute jalan terpen-dek termasuk pada jalan dengan aturan terperinci.

VI. DAFTAR PUSTAKA

BRR NAD-Nias. (2007). MODUL PELATIHAN ArcGIS Tingkat Dasar, Banda Aceh.

kembali-ke-dasar-postgresql-postgis-pgrouting-pgadmin. Available (http://www.lontongcorp.com/2010/07/05/, diakses 5 Juni 2011)

Ichsan.Mohd. (2011). Sistem Informasi Berita Terkini pada Dishubkomintel Aceh, Fakultas Teknik Unsyiah.

Introduction PostgreSQL [Online]. Available : (http://www.postgresql.org/about/, diakses 5 Juni 2011)

Irawan.Heri. (2006). Sistem Informasi Heritage Kota Surabaya Berbasis Web SIG, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya.

Muhajir. (2009). Rancang Bangun Sistem Informasi Geografis Biota Laut Berbasis Web Untuk Perairan Sabang-Provinsi Aceh, Fakultas Teknik Unsyiah, Banda Aceh.

OpenLayers : Free Map for the Web. Available (www.openlayers.org, diakses 20 Desember 2011).

Sutton.T, Dassau. O, Sutton. M, A . (2009). Gentle Introduction to SIG, Spatial Planning & Information, Department of Land Affairs, Eastern Cape, South Africa.

Mohd Ichsan (0604105010053) dilahirkan di Matangglumpang Dua pada tanggal 9 Juli 1988. Menamatkan sekolah menengap pertama pada SMP N 1 Peusangan pada tahun 2003 dan sekolah menengah atas SMA 2 Peusangan tahun 2006. Ichsan merupakan anak terakhir dari 4 bersaudara. Tugas Akhir ini diselesaikan selama 8 bulan dengan bantuan kelompok riset CCE (Center for Computational Engineering).