iman kepada allah 1.docx

3
Iman Kepada Allah (Fitrah Manusia Yang Normal Mengakui Adanya Allah) Pokok utama dari pokok-pokok Aqidah Islam adalah iman kepada Allah. Pokok ini merupakan pokok aqidah serta amaliyah yang terpenting. Al-Qur’an tidak berbicara panjang lebar tentang dalil atau bukti adanya Allah , karena Dia menetapkan bahwa fitrah yang bersih, yang tidak ternodai oleh Syirik menetapkan adanya Allah tanpa pembuktian. Keyakinan tentang ke-Esaan Allah juga termasuk hal yang bersifat fitrah dan Aksiomatis, yaitu dapat diterima sebagai kebenaran tanpa pembuktian. QS; 30 (ar-Rum), ayat 30: َ كِ لَ ذِ َ اِ ق ْ لَ خِ لَ ل يِ د ْ بَ ت لا ا َ هْ يَ لَ عَ اس َ ب ل اَ ر َ طَ ف يِ تَ ل اِ َ اَ ةَ ر ْ طِ ف ا ً ف يِ نَ حِ 2 ن يِ د لِ لَ ك َ هْ جَ وْ مِ قَ ; ا َ ف( َ 2 ونُ مَ لْ عَ ي لاِ اسَ ب ل اَ رَ F ثْ كَ ; اَ 2 نِ كَ لَ وُ مِ يَ قْ ل اُ 2 ن يِ الد٣٠ ) 30. Maka hadapkanlah wajahmu dengan Lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui, Apabila jika ada orang yang akan bertanya : “seandainya iman dan ibadah kepada Allah termasuk hal yang bersifat fitrah, mengapa ada manusia yang beriman dan beribadah kepada tuhan yang berbeda-beda ?” Jawabnya : “fitrah mendorong manusia untuk beribadah kepada Allah al-Khaliq (Sang Pencipta). Akan tetapi, ia dipengaruhi oleh banyak faktor yang menyebabkan menyimpang dari sembahan yang benar.” Apa yang ditanamkan oleh orang tua kepada anak-anaknya, juga yang disampaikan para pendidik, penulis, dan peneliti kepada kaum generasi muda; semua itu lantas mengganti fitrah tersebut; mengotori dan menyumbatnya, sehingga tidak lagi mengarahkannya menuju kebenaran. ُ ل ُ ك: َ مَ لَ سَ وِ ه ْ يَ لَ عُ ه ل ل ي اَ لَ صِ ِ ِ ِ ه ل ل اُ ولُ سَ رَ ال َ : فَ ال َ فُ ه ْ يَ عُ ه ل ل اَ يِ ضَ رَ ةَ ر ْ يَ رُ ه يِ بَ اْ 2 نَ ع. ِ هِ انَ سِ جَ مُ يْ وَ ; اِ هِ انَ رِ صَ نُ تْ وَ ; ا ِ هِ انَ ذِ وَ هُ يُ اةَ وَ بَ ; اَ فِ ةَ رْ طِ فْ ل ي اَ لَ عُ دَ ولُ بٍ وذُ لْ وَ م) ٌ مِ لْ سُ مَ و ىِ ارَ خُ ب ل اُ اةَ وَ ر(

Upload: ahmadmuthi

Post on 16-Nov-2015

16 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

aqidah

TRANSCRIPT

Iman Kepada Allah(Fitrah Manusia Yang Normal Mengakui Adanya Allah)

Pokok utama dari pokok-pokok Aqidah Islam adalah iman kepada Allah. Pokok ini merupakan pokok aqidah serta amaliyah yang terpenting.Al-Quran tidak berbicara panjang lebar tentang dalil atau bukti adanya Allah , karena Dia menetapkan bahwa fitrah yang bersih, yang tidak ternodai oleh Syirik menetapkan adanya Allah tanpa pembuktian. Keyakinan tentang ke-Esaan Allah juga termasuk hal yang bersifat fitrah dan Aksiomatis, yaitu dapat diterima sebagai kebenaran tanpa pembuktian. QS; 30 (ar-Rum), ayat 30: ()30. Maka hadapkanlah wajahmu dengan Lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui,Apabila jika ada orang yang akan bertanya : seandainya iman dan ibadah kepada Allah termasuk hal yang bersifat fitrah, mengapa ada manusia yang beriman dan beribadah kepada tuhan yang berbeda-beda ?Jawabnya : fitrah mendorong manusia untuk beribadah kepada Allah al-Khaliq (Sang Pencipta). Akan tetapi, ia dipengaruhi oleh banyak faktor yang menyebabkan menyimpang dari sembahan yang benar. Apa yang ditanamkan oleh orang tua kepada anak-anaknya, juga yang disampaikan para pendidik, penulis, dan peneliti kepada kaum generasi muda; semua itu lantas mengganti fitrah tersebut; mengotori dan menyumbatnya, sehingga tidak lagi mengarahkannya menuju kebenaran. : : . ( ) Dari Abi Hurairah , ia berkata: Rasulullah bersabda : Setiap anak di lahirkan dalam keadaan fitrah,maka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya sebagai yahudi atau nasrani atau majusi. [HR. Bukhari 1358 dan Muslim 2658]Dalam hadits ini Rasulullah telah mengatakan bahwa orang tua juga tidak ikut berperan dalam menyebabkan seorang anak Muslim, karena Islam sudah sesuai dengan fitrah.Pasti ada orang yang membantah penjelasan-penjelasan diatas. Seandainya ada seorang anak dibiarkan begitu saja, tanpa ada sesuatu yang mempengaruhi fitrahnya, apakah anak itu akan serta-merta tumbuh dan berkembang sebagai sosok orang yang bertauhid dan mengenal Allah sebagai tuhanNya ?Kita jelaskan : andaikata saja syaitan-syaitan dari bangsa manusia tidak mengotori fitrah anak Adam, sungguh syaitan-syaitan dari golongan Jin tidak akan berdiam diri, karena Iblis telah berjanji untuk menyesatkan anak keturunan Adam. QS; 38 (Shad), ayat 82-83 : () ()82. iblis menjawab: "Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya,83. kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis di antara mereka.Baca juga QS; 7 (al-Araf), ayat 16-17 & QS; 15 (al-Hijr), ayat 39-40.Syaitan dari bangsa Jin memiliki peran-peran yang sangat besar dalam merusak dan mengotori fitrah dari manusia. Disebutkan dalam shahih Muslim, No. 2865 dari Iyaad bin Himyar bahwa Rasulullah pernah berkhutbah pada suatu hari; dan diantara sis Khutbahnya , : ( )...Ketahuilah, sesungguhnya Rabbku memerintahkan kepadaku agar aku mengajari kalian apa yang tidak kalian ketahui, dan aku diajari pada hari ini: Setiap harta yang Aku berikan kepada hamba-hambaku adalah halal. Dan sesungguhnya Aku ciptakan hamba-hamba Ku semuanya dalam keadaan hanif (lurus). Dan sesungguhnya syaitan-syaitan mendatangi mereka untuk memalingkan mereka dari agamaKu, mengharamkan apa-apa yang Aku halalkan untuk mereka, dan menyuruh mereka berbuat syirik kepadaKu / mempersekutukanKu dengan sesuatu yang tidak diturunkan dalil tentangnya ..."Sungguh manusia tidak tidak akan bisa bertindak pengaruh buruk dari godaan Iblis dari golongan Jin dan Iblis dari golongan Manusia dari fitrah manusia, malainkan dengan berlindng kepada Allah. Sesuai dengan firmanNya, QS; 114 (an-Nas), ayat 1-6 : () () () () ()1. Katakanlah: "Aku berlidung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia.2. raja manusia.3. sembahan manusia.4. dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi,5. yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia,6. dari (golongan) jin dan manusia.