ii. tinjauan pustaka a. tanaman padirepository.ump.ac.id/3567/3/adipurwo kurniawan bab ii.pdf ·...
TRANSCRIPT
8
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Tanaman Padi 1. Taksonomi Tanaman Padi
Tanaman padi dalam sistematika tumbuhan (taksonomi) diklasifikasikan
ke dalam Divisio Spermatophyta, dengan Sub divisio Angiospermae, termasuk
ke dalam kelas Monocotyledoneae, Ordo adalah Poales, Famili adalah
Graminae, Genus adalah Oryza Linn, dan Spesiesnya adalah Oryza sativa L
(Grist, 1960 dalam Hanum, 2008).
2. Morfologi Tanaman Padi
Tumbuhan padi termasuk golongan tumbuhan Graminae dengan batang
yang tersusun dari beberapa ruas. Tanaman padi membentuk rumpun dengan
anakannya, biasanya anakan akan tumbuh pada dasar batang. Pembentukan
anakan terjadi secara tersusun yaitu pada batang pokok atau batang batang
utama akan tumbuh anakan pertama, anakan kedua tumbuh pada batang bawah
anakan pertama, anakan ketiga tumbuh pada buku pertama pada batang anakan
kedua dan seterusnya. Semua anakan memiliki bentuk yang serupa dan
membentuk perakaran sendiri (Luh, 1991).
Batang padi tersusun dari rangkaian ruas–ruas dan diantara ruas yang satu
dengan ruas yang lainnya dipisahkan oleh satu buku. Ruas batang padi
didalamnya berongga dan bentuknya bulat, dari atas ke bawah ruas buku itu
semakin pendek. Ruas yang terpendek terdapat dibagian bawah dari batang dan
ruas–ruas ini praktis tidak dapat dibedakan sebagai ruas–ruas yang berdiri
Pengaruh Pupuk Majemuk..., Adipurwo Kurniawan, Fakultas Pertanian UMP, 2011
9
sendiri. Sumbu utama dari batang dibedakan dari bagian pertumbuhan embrio
yang disertai pada coleopotil pertama (Grist, 1960 dalam Hanum, 2008).
Pada buku bagian bawah dari ruas tanaman padi tumbuh daun pelepah
yang membalut ruas sampai buku bagian atas. Tepat pada buku bagian atas
ujung dari daun pelepah memperlihatkan percabangan dimana cabang yang
terpendek menjadi ligula (lidah) daun, dan bagian yamg terpanjang dan
terbesar menjadi daun kelopak yang memiliki bagian auricle pada sebelah kiri
dan kanan. Daun kelopak yang terpanjang dan membalut ruas yang paling atas
dari batang disebut daun bendera. Tepat dimana daun pelepah teratas menjadi
ligula dan daun bendera, di situlah timbul ruas yang menjadi bulir padi
(Siregar, 1981 dalam Hanum, 2008).
Bunga padi adalah bunga telanjang artinya mempunyai perhiasan bunga.
Berkelamin dua jenis dengan bakal buah yang diatas. Jumlah benang sari ada
enam buah, tangkai sarinya pendek dan tipis, kepala sari besar serta
mempunyai dua kandung serbuk. Putik mempunyai dua tangkai putik dengan
dua buah kepala putik yang berbentuk malai dengan warna pada umumnya
putih atau ungu (Departemen Pertanian, 1983).
Pada dasar bunga terdapat ladicula (daun bunga yang telah berubah
bentuknya). Ladicula berfungsi mengatur dalam pembuahan palea, pada waktu
berbunga ia menghisap air dari bakal buah, sehingga mengembang.
Pengembangan ini mendorong lemma dan palea terpisah dan terbuka (Hasyim,
2000).
Pengaruh Pupuk Majemuk..., Adipurwo Kurniawan, Fakultas Pertanian UMP, 2011
10
Buah padi yang sehari-hari kita sebut biji padi atau bulir/gabah,
sebenarnya bukan biji melainkan buah padi yang tertutup oleh lemma dan
palea. Buah ini terjadi setelah selesai penyerbukan dan pembuahan. Lemma
dan palea serta bagian lain akan membentuk sekam atau kulit gabah
(Departemen Pertanian, 1983).
Dinding bakal buah terdiri dari tiga bagian yaitu bagian paling luar
disebut epicarpium, bagian yang tengah disebut mesocarpium dan bagian yang
dalam disebut endocarpium. Biji sebagian besar ditempati oleh endosperm
yang mengandung zat tepung dan sebagian ditempati oleh embrio (lembaga)
yang terletak dibagian sentral yakni dibagian lemma (Departemen Pertanian,
1983).
Secara umum padi dikatakan sudah siap panen bila butir gabah yang
menguning sudah mencapai sekitar 80 % dan tangkainya sudah menunduk.
Tangkai padi merunduk karena sarat dengan butir gabah bernas. Untuk lebih
memastikan padi sudah siap panen adalah dengan cara menekan butir gabah.
Bila butirannya sudah keras berisi maka saat itu paling tepat untuk dipanen
(Andoko, 2002 dalam Hanum, 2008).
3. Ekologi Tanaman Padi
Tanaman padi tumbuh di daerah tropis atau subtropis pada 450 LU
sampai dengan 450 LS dengan cuaca panas dan kelembaban tinggi dengan
musim hujan empat bulan. Rata-rata curah hujan yang baik adalah 200
mm/bulan atau 1500 sampai 2000 mm/tahun (http://www.ristek.go.id, 2008
dalam Ayu S., 2011).
Pengaruh Pupuk Majemuk..., Adipurwo Kurniawan, Fakultas Pertanian UMP, 2011
11
Tanaman padi dapat hidup baik di daerah yang berhawa panas dan
banyak mengandung uap air. Curah hujan yang baik rata-rata 200 mm per
bulan atau lebih, dengan distribusi selama empat bulan, curah hujan yang
dikehendaki per tahun sekitar 1500 sampai 2000 mm (Warintekbantul, 2011).
Temperatur sangat mempengaruhi pengisian biji padi. Temperatur yang
rendah dan kelembaban yang tinggi pada waktu pembungaan akan
mengganggu proses pembuahan yang mengakibatkan gabah menjadi hampa.
Hal ini terjadi akibat tidak membukanya bakal biji. Temperatur yang juga
rendah pada waktu bunting dapat menyebabkan rusaknya pollen dan menunda
pembukaan tepung sari (Luh, 1991).
Tanah yang baik untuk pertumbuhan padi adalah tanah sawah yang
kandungan fraksi pasir, debu dan lempung dalam perbandingan tertentu dengan
diperlukan air dalam jumlah yang cukup. Padi dapat tumbuh dengan baik pada
tanah yang ketebalan lapisan atasnya 18 sampai 22 cm dengan pH 4,0 sampai
7,0 (Warintekbantul, 2011).
Tidak semua jenis tanah cocok untuk areal persawahan. Hal ini
dikarenakan tidak semua jenis tanah dapat dijadikan lahan tergenang air.
Padahal dalam sistem tanah sawah, lahan harus tetap tergenang air agar
kebutuhan air tanaman padi tercukupi sepanjang musim tanam. Oleh karena
itu, jenis tanah yang sulit menahan air (tanah dengan kandungan pasir tinggi)
kurang cocok dijadikan lahan persawahan. Sebaliknya, tanah yang sulit
dilewati air (tanah dengan kandungan lempung tinggi) cocok dijadikan lahan
persawahan. Kondisi yang baik untuk pertumbuhan tanaman padi sangat
Pengaruh Pupuk Majemuk..., Adipurwo Kurniawan, Fakultas Pertanian UMP, 2011
12
ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu posisi topografi yang berkaitan dengan
kondisi hidrologi, porisitas tanah yang rendah dan tingkat keasaman tanah yang
netral, sumber air alam, serta kanopinas modifikasi sistem alam oleh kegiatan
manusia (Suprayono dan Setyono, 1997).
Padi sawah menghendaki tanah lumpur yang subur dengan ketebalan 18 -
22 cm. Keasaman tanah antara pH 4,0-7,0. Pada padi sawah, penggenangan
akan mengubah pH tanah menjadi netral (7,0). Pada prinsipnya tanah berkapur
dengan pH 8,1-8,2 tidak merusak tanaman padi. Karena mengalami
penggenangan, tanah sawah memiliki lapisan reduksi yang tidak mengandung
oksigen dan pH tanah sawah biasanya mendekati netral. Untuk mendapatkan
tanah sawah yang memenuhi syarat diperlukan pengolahan tanah yang khusus
(http://www.ristek.go.id, 2008 dalam Ayu S., 2011).
B. Deskripsi Padi Varietas IR 64
Menurut Ooy S. Lesmana dkk (2004), padi varietas IR 64 memiliki deskripsi
sebagai berikut :
Nomor seleksi : IR 18348-36-3-3
Asal persilangan : IR5657/IR2061
Golongan : Cere
Umur tanaman : 115 hari
Bentuk tanaman : Tegak
Tinggi tanaman : 85 cm
Anakan produktif : ± 25 batang
Pengaruh Pupuk Majemuk..., Adipurwo Kurniawan, Fakultas Pertanian UMP, 2011
13
Warna kaki : Hijau
Warna batang : Hijau
Warna daun telinga : Tidak berwarna
Warna lidah daun : Tidak berwarna
Warna daun : Hijau
Muka daun : Kasar
Posisi daun : Tegak
Daun bendera : Tegak
Bentuk gabah : Ramping, panjang
Warna gabah : Kuning bersih
Kerontokan : Tahan
Kerebahan : Tahan
Tekstur nasi : Pulen
Kadar amilosa : 27 %
Bobot 1000 butir : 24,1 g
Hasil : ± 5,0 ton / ha
Ketahanan terhadap Hama : Tahan wereng cokelat biotipe 1, 2 dan wereng hijau
Penyakit : Agak tahan bakteri hawar daun (Xanthomonas oryzae)
Tahan kerdil rumput
Anjuran : Baik ditanam untuk sawah irigasi dataran rendah di JaTim
Cukup baik untuk padi rawa / pasang surut
Dilepas tahun : 1986
Pengaruh Pupuk Majemuk..., Adipurwo Kurniawan, Fakultas Pertanian UMP, 2011
14
C. Pupuk Organik
Pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari pelapukan bahan-bahan
organik berupa sisa-sisa tanaman, fosil manusia dan hewan, kotoran hewan, dan
batu-batuan organik yang terbentuk dari tumpukan kotoran hewan selama ratusan
tahun. Pupuk organik juga dapat berasal dari limbah industri, seperti limbah
rumah potong hewan, limbah industri minyak atsiri, ataupun air limbah industri
yang telah diolah, sehingga tidak lagi mengandung bahan beracun (Anonimous,
2009).
Sebagai hasil pelapukan sisa-sisa makhluk hidup, pupuk organik termasuk
pupuk yang lengkap. Artinya, di dalam pupuk tersebut terkandung unsur makro
dan mikro yang dibutuhkan tanaman. Sayangnya, kadar unsur-unsur tersebut di
dalam pupuk organik tergolong rendah, sehingga aplikasinya ke tanaman harus
dilakukan dalam jumlah banyak. Namun, unsur-unsur organik di dalam pupuk ini
baru bisa dimanfaatkan tanaman setelah melalui proses dekomposisi di dalam
tanah. Karena itu, pupuk organik banyak diaplikasikan sebagai pupuk dasar
(Anonimous, 2009).
Menurut Prihmantoro (1999) pupuk organik berasal dari pelapukan sisa
tanaman, hewan, kotoran hewan, dan kompos. Pupuk ini umumnya merupakan
pupuk lengkap artinya mengandung unsur hara makro (N, P, K, S, Mg, Ca) dan
unsur hara mikro (Zn, Mn, Bo, Cu, Si, AL, Cl) walaupun dalam jumlah sedikit.
Pemberian pupuk organik akan menambah unsur hara yang dibutuhkan
dalam pertumbuhan tanaman. Memang persentase unsur hara yang bertambah dari
Pengaruh Pupuk Majemuk..., Adipurwo Kurniawan, Fakultas Pertanian UMP, 2011
15
pupuk organik masih lebih kecil di banding pupuk anorganik. Secara umum,
fungsi pupuk organik adalah sebagai berikut (Musnamar, 2006) :
1. Kesuburan tanah bertambah.
Adanya penambahan unsur hara, humus, dan bahan organik ke dalam tanah
menimbulkan efek residual, yaitu berpengaruh dalam jangka panjang.
2. Sifat fisik dan kimia tanah diperbaiki.
Pemberian pupuk organik menyebabkan terjadinya perbaikan struktur tanah.
Akibatnya, sifat fisik dan kimia tanah ikut diperbaiki. Pemberian pada tanah
berpasir menyebabkan daya ikat tanah meningkat. Pemberian pada tanah
berlempung akan menjadi ringan, daya ikat air menjadi tinggi, daya ikat tanah
terhadap unsur hara meningkat, serta drainase dan tata udara tanah dapat
diperbaiki. Tata udara tanah yang baik dengan kandungan air cukup akan
menyebabkan suhu tanah lebih stabil serta aliran air dan aliran udara tanah lebih
baik.
3. Memperbaiki sifat biologi tanah
Sifat biologi tanah dapat diperbaiki dan mekanisme jasad renik yang ada
menjadi hidup. Pendapat beberapa ahli menyebutkan musuh alami mikroba
tanah sehingga menekan aktifitas saprofitik dan pantogen tanaman.
4. Keamanan penggunaan dapat dijamin.
Pupuk organik tidak akan merugikan kesehatan ataupun mencemari lingkungan.
Pengaruh Pupuk Majemuk..., Adipurwo Kurniawan, Fakultas Pertanian UMP, 2011
16
Beberapa syarat yang dimiliki pupuk organik, antara lain (Sutejo, 2002) :
1. Zat N atau zat lemasnya harus terdapat dalam bentuk persenyawaan organik,
jadi harus mengalami peruraian menjadi persenyawaan N yang mudah diserap
oleh tanaman.
2. Pupuk tersebut dapat dikatakan tidak meninggalkan sisa asam organik di dalam
tanah.
3. Pupuk tersebut mempunyai kadar persenyawaan C organik yang tinggi, seperti
hidrat arang.
Menurut Musnamar (2006), ada beberapa kelemahan dari pupuk organik
antara lain sebagai berikut :
1. Pupuk organik, terutama pupuk kandang, masih sering mengandung biji
tanaman pengganggu. Biji-bijian yang termakan ternak tidak akan akan tercerna
sehingga dapat tumbuh dan mengganggu tanaman. Akibatnya, biaya produksi
meningkat untuk pengendaliannya seperti tenaga kerja atau herbisida.
2. Pupuk organik sering menjadi faktor pembawa hama penyakit karena
mengandung larva atau telur serangga sehingga tanaman dapat diserang. Hal ini
akan meningkatkan biaya pestisida.
3. Kandungan unsur hara sulit diramalkan dan diatur.
4. Kandungan unsur hara relatif lebih rendah dibanding pupuk anorganik sehingga
dosis pengunaan lebih tinggi. Akibatnya biaya transportasi, gudang, dan tenaga
kerjapun meningkat.
5. Respon tanaman terhadap pupuk organik lebih lambat dibanding pupuk
anorganik.
Pengaruh Pupuk Majemuk..., Adipurwo Kurniawan, Fakultas Pertanian UMP, 2011
17
Dengan adanya pengolahan bahan organik skala industri atau komersial
beberapa kelemahan tersebut dapat diminimalkan dengan cara sebagai berikut
(Musnamar, 2006) :
1. Digunakan metode strerilisasi, baik secara sederhana maupum teknologi tinggi.
Pasteurisasi sederhana dapat dilakukan dengan cara pengaliran steam agar
tercapai suhu tertentu dengan selang waktu tertentu.
2. Digunakan metode pengeringan dan pengonsentratan bentuk jadi sehingga
biaya gudang, transportasi, dan tenaga kerja lebih hemat.
3. Pupuk organik digunakan secara kombinasi dengan penggunaan pupuk
anorganik. Penggunaan pupuk organik secara bertahap dikurangi sehingga
tercapai pertanian organik seutuhnya (100%). Dari hasil percobaan lapangan
diperoleh interaksi positif pada penggunaan pupuk organik dan anorganik
secara terpadu, yaitu adanya peningkatan produksi dan pengurangan pupuk
anorganik.
4. Diperlukan upaya penggalakan dan sosialisasi secara intensif mengenai hal-hal
yang mendukung pertanian organik.
Menurut Sutanto (2002), apabila pengelolaan bahan organik yang sepadan
dilaksanakan, maka akan terjadi perubahan sifat fisika, kimia dan biologi. Bahan
organik yang di tambahkan ke dalam tanah akan menjadi sumber energi dan
makanan untuk bermacam-macam mikroorganisme di dalam tanah.
Mikroorganisme tanah yang bermacam-macam menjadi aktif melalui rantai
makanan, kemudian mengalami proses dekomposisi menghasilkan bermacam-
macam senyawa organik dan anorganik. Senyawa organik dan anorganik tersebut
Pengaruh Pupuk Majemuk..., Adipurwo Kurniawan, Fakultas Pertanian UMP, 2011
18
disemat atau diikat oleh partikel lempung yang bermuatan negatif atau senyawa
organik hasil proses dekomposisi. Senyawa-senyawa tersebut menguntungkan
pertumbuhan tanaman sebagai hara dan senyawa pengatur pertumbuhan. Hal
tersebut dapat diperlihatkan seperti Gambar 2 di bawah ini :
Keterangan : : Berpengaruh Pada : Meningkat / bertambah Gambar 2. Pengaruh Penggunaan Bahan Organik
D. Pupuk Majemuk
Pupuk majemuk adalah pupuk yang mengandung dua atau tiga unsur hara
primer. Jika mengandung unsur hara makro primer (N, P, dan K), unsur hara
Penggunaan Bahan Organik
Kandungan Bahan Organik Tanah
Aktivitas dan Pertumbuhan Mikroorganisme Tanah (karbon dalam bahan organik merupakan sumber energi dan hara untuk pertumbuhan dan
aktifitas mikrobia)
Asosiasi Mikorisa
Aktivitas Perkembangan k
Pertumbuhan dan Kualitas Tanaman
Kapasitas Pertukaran Ion
Agregasi Partikel Tanah
Porositas Tanah
Udara dan Air Permeabilitas dan
Kapasitas Peningkatan Air
Kumulatif Kesuburan Tanah
Daya
Senyawa Perangsang Pertumbuhan
Pengaruh Pupuk Majemuk..., Adipurwo Kurniawan, Fakultas Pertanian UMP, 2011
19
makro sekunder (Mg, Ca, dan S), dan dilengkapi unsur hara mikro, pupuk tersebut
dikategorikan sebagai pupuk majemuk lengkap. Sementara jika kandungannya
hanya didominasi oleh unsur-unsur hara mikro, pupuk tersebut disebut pupuk
mikro (Anonimous, 2009).
Menurut Novizan (2005), pupuk majemuk dipilih karena beberapa hal
antara lain : kandungan haranya lebih lengkap, serta efisiensi pemakaian tenaga
kerja pada aplikasi pupuk majemuk juga lebih tinggi daripada aplikasi pada pupuk
tunggal yang harus diberikan dengan cara dicampur. Dalam memilih pupuk
majemuk perlu dipertimbangkan beberapa faktor, antara lain kandungan unsur
hara yang tinggi, kandungan unsur hara mikro, kualitas pupuk, dan harga per
kilogramnya.
Di pasaran, pupuk majemuk dapat dijumpai dalam beragam komposisi hara.
Mulai dari yang berkadar N tinggi, kadar P tinggi, kadar K tinggi, ataupun yang
memiliki komposisi N, P, dan K berimbang. Pupuk majemuk diciptakan dengan
tujuan untuk memudahkan petani dan hobiis mendapatkan pupuk yang sesuai
dengan kebutuhan tanaman. Masing-masing pupuk tersebut memiliki fase dan
kegunaan yang berbeda. Pupuk berkadar N tinggi untuk fase vegetatif, pupuk
berkadar P atau K tinggi untuk fase generatif, dan pupuk berimbang yang dapat
dipakai pada semua fase pertumbuhan tanaman (Anonimous, 2009).
Pupuk majemuk terdapat dalam berbagai bentuk, yaitu mulai dari cairan,
tepung, butiran halus, butiran kasar, hingga dalam bentuk tablet. Pupuk berbentuk
cairan, tepung, dan butiran halus biasanya diaplikasikan dengan cara
penyemprotan setelah sebelumnya pupuk dilarutkan ke dalam air. Karena
Pengaruh Pupuk Majemuk..., Adipurwo Kurniawan, Fakultas Pertanian UMP, 2011
20
penerapannya disemprotkan ke daun tanaman, maka pupuk tersebut dikategorikan
sebagai pupuk daun. Sementara pupuk berbentuk butiran, kasar dan tablet
diaplikasikan dengan cara ditaburkan atau dipendam ke dalam tanah. Karena itu,
pupuk tersebut dikategorikan sebagai pupuk akar (Anonimous, 2009).
Pupuk majemuk berkualitas prima memiliki besar butiran yang seragam dan
tidak terlalu higroskopis, sehingga tahan simpan dan tidak cepat menggumpal.
Hampir semua pupuk majemuk bereaksi asam, kecuali yang telah mendapatkan
perlakuan khusus, seperti penambahan Ca dan Mg (Novizan, 2005).
Pengaruh Pupuk Majemuk..., Adipurwo Kurniawan, Fakultas Pertanian UMP, 2011