ii. kajian pustakalukisan “cat eating a bird” (lihat gambar 1) merupakan karya dari picasso yang...

27
4 II. KAJIAN PUSTAKA A. Sumber Pustaka 1. Rujukan Karya a. Pablo Ruiz Y Picasso Beberapa karya dari Picasso banyak kaitannya dengan kucing, tidak hanya kucing yang dijadikan sebuah analogi dari satu peristiwa yang terjadi pada masa itu, akan tetapi kucing disitu-pun merupakan sebuah arti yang harfiah. Berikut karya-karya Picasso yang bertemakan kucing dan perbandingan dengan konsep karya bertemakan kucing dari penulis : 1) Cat Eating a Bird (1939) Lukisan “Cat Eating a Bird(lihat Gambar 1) merupakan karya dari Picasso yang menganut 2 aliran yakni kubisme dan surealisme. Sedangkan karya yang dibuat dalam Tugas Akhir ini menggunakan gaya naif dan dekoratif. Pada lukisan Cat Eating a Birdini Picasso ingin menjelaskan tentang kejamnya dunia alam liar dan sisi menakutkan dari seekor kucing sebagai predator alam liar. Banyak yang menganggap bahwa lukisan ini merupakan analogi Picasso tentang kekejaman Nazi yang ada di Perancis dimasa itu. Karya yang dibuat dalam Tugas Akhir ini mengambil objek kucing yang memangsa burung, namun hanya menampilkan visualisasinya saja sesuai imajinasi tanpa memberkian maksud yang mendalam seperti Picasso.

Upload: others

Post on 25-Dec-2019

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

4

II. KAJIAN PUSTAKA

A. Sumber Pustaka

1. Rujukan Karya

a. Pablo Ruiz Y Picasso

Beberapa karya dari Picasso banyak kaitannya dengan kucing, tidak

hanya kucing yang dijadikan sebuah analogi dari satu peristiwa yang terjadi pada

masa itu, akan tetapi kucing disitu-pun merupakan sebuah arti yang harfiah.

Berikut karya-karya Picasso yang bertemakan kucing dan perbandingan dengan

konsep karya bertemakan kucing dari penulis :

1) Cat Eating a Bird (1939)

Lukisan “Cat Eating a Bird” (lihat Gambar 1) merupakan karya dari

Picasso yang menganut 2 aliran yakni kubisme dan surealisme. Sedangkan karya

yang dibuat dalam Tugas Akhir ini menggunakan gaya naif dan dekoratif. Pada

lukisan „Cat Eating a Bird” ini Picasso ingin menjelaskan tentang kejamnya

dunia alam liar dan sisi menakutkan dari seekor kucing sebagai predator alam

liar. Banyak yang menganggap bahwa lukisan ini merupakan analogi Picasso

tentang kekejaman Nazi yang ada di Perancis dimasa itu. Karya yang dibuat

dalam Tugas Akhir ini mengambil objek kucing yang memangsa burung, namun

hanya menampilkan visualisasinya saja sesuai imajinasi tanpa memberkian

maksud yang mendalam seperti Picasso.

5

Gambar 1. Karya Pablo Ruiz Y Picasso yang berjudul “Cat Eating a Bird”

(Sumber: http://cattery.co.id.html/PabloRuizYPicasso_SenimandanPecinta

Kucing di unduh pada tanggal 21/06/2016 08.30 WIB)

2) Woman with a Cat (1900)

Lukisan “Woman with a Cat” (lihat Gambar 2) Picasso sama sekali

tidak mengeluarkan gaya kubisme-nya. Lukisan ini dikatakan dibuat oleh Picasso

pada masa ia merasa sepi dan sendiri. Terlihat memang dari lukisannya bahwa

sang wanita sedang merasa kesepian dan sedih, namun ada seekor kucing yang

setia menemaninya.

Objek karya dari Tugas Akhir ini juga mangambil objek seorang

wanita dan kucing yang keduanya saling berinteraksi. Interaksi tersebut tidak

mengandung unsur kesedihan seperti karya Picasso tetapi mengandung unsur

ceria, karena salah satu karya dari Tugas Akhir ini menunjukan interaksi seorang

gadis yang gemas dengan kucing.

6

Gambar 2. Karya Pablo Ruiz Y Picasso yang berjudul “Woman with a Cat”

(Sumber: http://cattery.co.id.html/PabloRuizYPicasso_SenimandanPecinta

Kucing 21/06/2016 08.30 WIB)

b. Suparto

Gambar 3. Karya Suparto yang berjudul “Kucing”

(Sumber:http://galeri-nasional.or.id/collections/631-kucing

25/04/2015 09.00 WIB)

7

Karya Suparto dalam judul "Kucing” (lihat Gambar 3), bergaya

ekspresionisme dalam corak dekoratif naif. Lukisan ini mengungkapkan sosok

kucing dan anaknya dalam deformasi bentuk yang mengesankan kesederhanaan

naif dan karakter yang lembut. Seperti pada lukisan Suparto yang lain bentuk-

bentuk kucing ini diungkapkan pada garis-garis yang liris, sehingga melenyapkan

kesan optis volume tubuh dan lekuk anatominya. Warna-warna pastel yang

mantap dengan sapuan membentuk nuansa memberikan sugesti dan daya cekam

ekspresif.

Pada karya ini dapat dilihat bahwa Suparto lebih mengungkapkan

kualitas emosi dan persepsinya, dari pada pengamatannya secara objektif pada

objek kucing yang dilukisnya. Oleh karena itu, selain mengungkap persepsi,

karya ini juga secara simbolis dapat dibaca sebagai pesan kasih sayang dan

kelembutan (http://galeri-nasional.or.id/collections/631-kucing 25/04/2015 09.00

WIB).

Konsep karya yang dimiliki Suparto dengan karya Tugas Akhir ini

hampir sama, sama-sama menggunakan gaya dekoratif yang cenderung ke arah

naif, dan sama juga dalam mengungkapkan lukisan yaitu dari pengamatan

terhadap objek kucing. Perbedaannya adalah pada visualnya, Suparto

menggunakan warna-warna pastel yang kalem sedangkan karya Tugas Akhir ini

juga menggunakan warna-warna pastel yang kuat dan cerah.

c. Pengantar Karya Tugas Akhir Yas‟ari Amin Muhlas

Pengantar Karya Yas‟ari yang berjudul “Kucing Sebagai Tema dalam

Penciptaan Seni Lukis”, kucing yang dihadirkan Yas‟ari merupakan bentuk

8

metafor dari tingkah laku manusia. Yas‟ari mengibaratkan kucing seperti

manusia, karena ada beberapa persamaan sifat antara manusia dan kucing.

Persamaan sifat tersebut di antaranya sama-sama menyukai rutinitas, cinta damai,

dan senang dimanja. Yas‟ari meminjam bentuk kucing sebagai pengungkapan

perasaan dan pengalaman. Perwujudan visualnya Yas‟ari menggambarkan

bentuk-bentuk dari kucing ataupun semua yang berhubungan dengan kucing

sebagai objek utamanya. Secara keseluruhan karya Tugas Akhir Yas‟ari

menampilkan bentuk-bentuk kucing secara deformatif, yaitu dengan merubah

bentuk kucing menjadi beberapa cara yaitu: distorsi, stilisasi, simplifikasi, dan

transformasi dengan menggabungkan beberapa unsur seni rupa lainnya. Jika

ditinjau dari visualnya seperti unsur garis, warna, dan komposisi dari ke semua

karya, Yas‟ari lebih cenderung memakai gaya kubistik (http://ykptisipp--

yasariamin-363-1-abstrak-n.pdf 25/04/2015 10.00 WIB).

Judul yang diambil Yas‟ari dengan Tugas Akhir ini hampir

mengandung unsur yang sama, yaitu kucing sebagai objek tema dalam seni lukis.

Konsep yang diambil Yas‟ari yaitu memvisualisasikan kucing sebagai metaphor

kehidupan manusia, sedangkan karya Tugas Akhir ini hanya memvisualisasikan

karakteristik kucing. Yas‟ari juga mendeformasi bentuk-bentuk kucing dengan

gaya kubistik ke dalam karya lukis. Sedangkan karya Tugas Akhir ini tidak

mendeformasi bentuk tetapi menggunakan gaya naif dan dekoratif.

2. Landasan Teori

Landasan teori yang dipakai penulis berupa referensi meliputi

penjelasan tentang kucing, komponen dan unsur visual dalam penciptaan karya,

serta pengertian tentang seni lukis. Penjelasannya sebagai berikut :

9

a. Sejarah Kucing

Miacis dipercaya sebagai nenek moyang kucing, selain nenek moyang

anjing dan beruang. Binatang liar yang memiliki rupa mirip musang ini hidup

pada masa Eosen sekitar 50 juta tahun silam. Selanjutnya, miacis mengalami

evolusi menjadi berbagai keturunan kucing. Adapun perkembangan evolusi

keluarga kucing terbagi dalam tiga kelompok, yaitu Panthera, Acinonyx, dan

Felis. Felis adalah sejenis kucing kecil, salah satunya African wild cat ( Felis

sylvestris) yang kemudian berkembang menjadi kucing modern.

Berdasarkan sejarah, usaha domestikasi kucing sekitar tahun 4.000

SM di Mesir. Saat itu kucing digunakan untuk menjaga sebuah toko pangan agar

terhindar dari serangan tikus. Namun, jauh sebelumnya (tahun 7.500 SM) ada

usaha domestikasi kucing yang dicirikan dengan ditemukannya kerangka kucing

yang dikuburkan bersama-sama manusia di sebuah makam di Shillourokambos,

Cyprus. Kerangka kucing tersebut sangat mirip dengan nenek moyang kucing

rumahan.

Tahun 1800-an kembali ditemukan kuburan atau tepatnya situs yang

berisi 300.000 mumi kucing dalam keadaan masih utuh. Hal tersebut

menandakan bahwa dahulu kucing merupakan hewan yang istimewa. Orang

Mesir Kuno telah menganggap kucing sebagai penjelmaan Dewi Bast atau Bastet

atau Thet, yakni salah satu tokoh dari mitologi Mesir yang tugasnya menjaga

tempat. Pada zaman tersebut, hukuman bagi mereka yang membunuh kucing

adalah hukuman mati, seperti halnya pada manusia.

Abad pertengahan, kucing juga sering dianggap berasosiasi dengan

penyihir dan sering dibunuh dengan cara dibakar atau dilempar dari tempat

10

tinggi. Beberapa ahli sejarah mengatakan bahwa takhayul seperti inilah penyebab

terjadinya penyebaran wabah black death (wabah hitam) dengan cepat. Black

death atau kematian hitam adalah pandemik hebat yang pertama kali melanda

Eropa pada pertengahan hingga akhir abad ke-14 (1347-1351) dan membunuh

dua pertiga populasi warga Eropa. Banyaknya kematian saat itu menyebabkan

banyak orang percaya bahwa setan penyebab penyakit tersebut. Akibatnya,

banyak kucing yang dibunuh di Eropa saat itu sehingga populasi kucing menurun

dan jumlah tikus bertambah. Padahal, tikus yang membawa wabah black death

atau saat ini diketahui dengan penyakit pes.

Mitos di Indonesia tentang kucing adalah seseorang akan memperoleh

kesialan jika menabrak kucing dan meninggalkannya. Namun, sebenarnya

maksud dari pesan tersebut adalah mengajarkan agar bertanggung jawab dan

menguburkan kucing jika hal tersebut terjadi. Selain berbuat baik pada hewan,

perbuatan tersebut juga menghindari penyakit yang timbul dari bangkainya

(Suwed, 2012: 6-8).

b. Karakteristik yang Divisualisasikan pada Karya

Kucing memiliki ciri khas yang istimewa. Kucing sangat mudah

dikenali dan dibedakan dengan hewan lainnya. Keistimewaannya mulai ciri fisik

hingga perilakunya. Biasanya ciri khas pada bagian-bagian tubuh kucing ras lebih

istimewa dibandingkan kucing kampung.

1) Mata

Sampai saat ini genetika pewarisan sifat warna mata masih belum

sepenuhnya dapat dijelaskan dengan pasti. Warna mata tidak saja menyangkut

substansi warnanya, tetapi refleksi cahaya yang mengenai berbagai material yang

11

ada di mata. Secara umum, perbedaan warna mata ditentukan oleh konsentrasi,

granulasi, dan endapan melanin. Warna mata ditentukan oleh tingkat intensitas

melanin di depan atau belakang iris mata.

Warna mata biru merupakan akibat tidak adanya pigmen di depan iris

mata dan adanya melanin kecoklatan yang tersebar di belakang iris mata. Warna

biru merupakan refleksi dan dispersi cahaya yang melaluinya. Warna mata hijau

(lihat Gambar 4) merupakan dilusi warna pigmen cokelat atau kuning di depan iris

mata dan adanya melanin kecoklatan yang tersebar di belakang iris. Pigmen

kuning tertutupi oleh latar belakang warna biru dan berakibat dihasilkan efek

kehijauan. Intensitas warna hijau tergantung pada kualitas dan kuantitas melanin

yang berada di depan iris. Warna mata hazel dihasilkan dari penambangan pigmen

di depan dan di belakang iris mata yang menghasilkan efek kuning keperakan atau

kuning dengan efek hijau. Warna mata cooper, gold, atau orange terjadi apabila

bagian depan iris mata dipengaruhi oleh pigmen sehingga tidak ada refleksi

cahaya yang melaluinya.

Gambar 4. Bentuk Mata Kucing

(Sumber:http://www.tumblr.com/search/big/eye/20cat/

19/12/2015 19.00 WIB)

12

2) Bulu

Gambar 5. Bentuk Bulu Kucing

(Sumber:http://cats.soup.io/post/426564488/Mille-the-Norwegian-Forest-Cat-by-

Jane / 19/12/2015 19.05 WIB)

Karakteristik kucing yang berbeda dibandingkan hewan lainnya adalah

adanya bulu (lihat Gambar 5). Ada sekitar 9.600 helai rambut tiap cm2 kulit

bagian atas dan sekitar 19.200 helai rambut tiap cm2 kulit bagian bawah. Pola

warna bulu pada setiap kucing, terutama kucing ras umumnya sama, karena jenis

kucing yang terbanyak di Indonesia adalah persia.

3) Kepala

Gambar 6. Bentuk Kepala Kucing

(Sumber: http: http://www.huffingtonpost.com/

19/12/2015 19.15 WIB)

13

Kepala kucing (lihat Gambar 6) terdiri dari beberapa bagian, yaitu

tengkorak kepala (skull), tumpuan mata (eye socket), dan rahang. Ketiganya

terangkai dan terpasang dengan sangat kokoh pada tubuh kucing. Bentuk kepala

kucing dipengaruhi oleh ras. Kucing ras biasanya memiliki bentuk kepala yang

beragam dan memiliki ciri tersendiri. Sementara itu, bentuk kepala kucing

kampung cenderung sama saja.

4) Hidung

Bentuk hidung (lihat Gambar 7) dapat dibedakan dari jenis kucingnya.

Bentuk hidung beragam, mulai dari datar (pesek), pendek, sedang, hingga

mancung. Ras-ras kucing tertentu, seperti persia memiliki bentuk hidung yang

datar. Adapun ras lainnya ada yang memiliki hidung mancung, seperti jenis

kucing Balinese.

Gambar 7. Bentuk Hidung Kucing

(Sumber:http:// http://picpetz.com/2011/07/01/cat-nose/

19/12/2015 19.25 WIB)

14

5) Ekor

Bentuk ekor pada kucing (lihat Gambar 8) sebenarnya beragam, mulai

dari ekor panjang, ekor menengah, ekor pendek, dan tidak ada ekor. Ekor kucing

yang panjang juga memiliki aneka ragam ciri lainnya, di antaranya ekor berbulu

tebal dan lurus (persia), ekor berbulu lembut dan lurus (ragdoll), ekor berbentuk

cambuk (sphynx), serta ekor tipis dan meruncing (cornish rex). Ekor yang

berukuran sedang juga memiliki ciri lainnya, di antaranya ekor tebal pada bagian

pangkal dengan ujung tumpul (american wirehair). Ekor tidak kusut (singapura),

ujung ekornya melingkar (korat). Ekor pendek memiliki ragam, di antaranya tebal

di dasarnya dan runcing (british shorthair), ekor melingkar (javanese bobtail),

serta ekor tebal dan lurus (exotic shorthair). Adapun jenis kucing yang tidak

berekor, yaitu manx dan cymcric (longhair manx) (Suwed, 2012: 23-32).

Gambar 8. Bentuk Ekor Kucing

(Sumber:http://www.photoree.com/photos/permalink/

19/12/2015 19.35 WIB)

c. Perilaku Kucing

Hal lain yang juga luar biasa dari kucing adalah mempelajari

perilakunya. Kucing tidak hanya sekedar hewan cantik yang menggemaskan,

15

tetapi juga hewan cerdas yang memiliki kemampuan berbeda dengan hewan

lainnya. Berikut mengenai penjelasan perilaku kucing yang dilihat dari segi

ekspresi ekor dan psikologinya.

1) Ekspresi Ekor

Kucing kampung biasanya memiliki perilaku yang natural

dibandingkan dengan kucing ras. Kucing kampung lebih mudah mengekspresikan

emosinya melalui ekornya. Perhatikan bagaimana ekornya bergerak-gerak saat

akan menangkap musuh atau berburu. Jangan sekali-kali menarik ekor kucing

karena kucing bisa sangat marah dan menggigit tangan.

Ekor pada kucing memiliki fungsi komunikasi. Ekor kucing juga

dipercayai mampu memberikan dan mengisyaratkan makna seperti pertanda

bahwa kucing sedang marah, emosi, dan tidak tenang. Selain itu, sebagai pertanda

bahaya karena wilayahnya dikunjungi kucing asing atau pertanda kucing sedang

ingin kawin atau ingin dimanja. Kesetiaan kucing juga dapat dilihat dari cara

kucing meletakkan atau mengarahkan ekornya ke kaki kita.

Ekor pada kucing juga berfungsi sebagai penyeimbang, seperti fungsi

ekor pada hewan lainnya. Ekor penyeimbang ketika akan memanjat pohon,

lemari, kursi, atau tempat dimana saja kucing ingin berpindah tempat. Oleh karena

itu, ekor sangat penting bagi kucing liar untuk berpetualang di alam bebas.

1) Psikologi

Membicarakan psikologi kucing jinak tidak akan pernah ada habisnya,

sederhana karena kucing adalah hewan yang sangat rapi dan pembersih. Pikiran

kucing memang menjadi sebuah misteri bagi manusia karena kucing cenderung

mandiri.

16

1. Sifat

Kucing pada dasarnya mandiri karena melakukan segala hal sendiri.

Inilah yang menyebabkan kucing dikenal memiliki sifat egois. Ada dua penjelasan

yang dapat menggambarkan sifat egois kucing. Pertama, kucing sejak awal

diciptakan sebagai hewan pemburu. Kedua, kucing tidak pernah dipaksa oleh

manusia untuk berperilaku karena memang ini adalah insting hewan. Sebagai

contoh, kita dapat memerintahkan anjing untuk berhenti ketika dia menyakiti

domba, lalu membentaknya. Namun, kita tidak akan pernah bisa memerintahkan

kucing untuk tidak memangsa tikus. Bahkan, tanpa diperintahkan untuk

bersosialisasi dengan lingkungan pun, kucing tetap melakukannya sendiri. Oleh

karena itu, psikologi kucing secara alami masih tidak dapat dipahami sepenuhnya

oleh manusia.

2. Memori

Kucing adalah hewan yang mudah beradaptasi. Kucing juga memiliki

daya ingat yang luar biasa. Karakteristik itulah yang dapat membantu atau

merusak hubungan antara kucing dengan pemiliknya. Misalnya, sekali pemilik

menunjukkan rasa sayangnya meskipun dalam sebuah rapat kerja, kucing tersebut

akan berfikir hal yang sama bahwa pemilik akan menyayanginya dan tidak

memarahinya jika datang dalam rapat yang lain. Hal ini terjadi karena kesan

pertama itulah yang ditangkap kucing dalam pikirannya bahwa pemilik tidak

keberatan untuk diganggu olehnya saat rapat kerja. Padahal, bisa jadi di rapat

kerja lainnya pemilik benar-benar tidak ingin diganggu.

Memori kucing terhadap perlakuan manusia akan sangat terekam

dengan baik olehnya. Oleh karena itu, saat memperlakukan kucing, pikirkanlah

17

apakah siap untuk menerimanya, bahkan saat sedang tidak ingin diganggu (misal

rapat kerja).

3. Hal-hal yang dapat Dipelajari

Pemilik tidak dapat menerka-nerka pikiran kucing sama halnya dengan

anjing. Kucing mungkin memilih tidur pada tempat yang sama untuk setahun atau

akan berpindah tempat sesuka hatinya tanpa ada alasan yang jelas. Kucing

mungkin lebih suka pakan bermerek untuk bertahun-tahun, lalu tiba-tiba menolak

untuk memakannya, tanpa penjelasan. Namun, kucing memiliki rasa sayang yang

konsisten pada keluarga yang merawatnya.

4. Rasa Ingin Tahu

Kucing merupakan hewan dengan rasa ingin tahu yang tinggi terhadap

lingkungannya. Jika sesuatu terlihat tidak sesuai atau aneh, seperti mainan yang

bergerak-gerak dengan cepat, sesuatu yang terbang seperti burung, atau aroma

yang wangi, kucing akan menyelidikinya. Perilaku ini memang umum pada

predator. Pikirannya selalu terjaga dan tidak berhenti menyelidiki lingkungannya.

Tujuannya agar kucing dapat bertahan hidup di lingkungan tersebut.

5. Wilayah

Kucing merupakan hewan yang yang cenderung menandai wilayahnya.

Kucing juga akan selalu bertahan untuk mempertahankan wilayah kekuasaannya

dari pendatang lain. Kucing biasanya akan bereaksi luar biasa dengan pendatang

baru dengan cara mendesis. Alasannya untuk mempertahankan wilayah

kekuasaannya. Di alam liar, hal tersebut mutlak dilakukan. Oleh karena itu,

pendatang sebaiknya dikenalkan terlebih dahulu secara perlahan-lahan agar

tercipta hubungan yang baik.

18

Kucing yang sudah jinak juga biasanya tidak mempedulikan ada orang

lain yang datang ke wilayahnya. Kucing tersebut baru mau berteman dengan

orang baru di rumah setelah beberapa hari dan terlihat tidak asing.

6. Terlihat Galak

Saat kucing merasa diperlakukan tidak baik atau ada sesuatu yang

mengancamnya, bulunya biasanya berdiri, badannya melengkung, dan miring.

Reaksi insting ini membuat tubuhnya terlihat lebih besar dari yang sebenarnya

sehingga membuat lawan takut untuk mendekatinya, dengan kata lain, semakin

besar tubuhnya terlihat, semakin sedikit gangguan atau serangan dari lawan.

7. Menunjukkan Rasa Sayang

Kucing dengan bulu panjang, seperti ras persia, cenderung tidak

banyak bergerak dibandingkan dengan bulu pendek, seperti ras Siamese yang

terlihat aktif dan lebih cepat merespon benda asing. Tentu saja, ini adalah secara

umum dengan banyak pengecualian. Kucing tersebut, terutama betina, biasanya

lebih ingin disayangi atau dimanja. Kucing betina juga cenderung kurang begitu

mandiri jika dibandingkan dengan kucing jantan (Suwed, 2012: 41-44).

4. Komponen dan Unsur Visual dalam Penciptaan Karya Seni Lukis

a. Komponen Seni

Ada tiga komponen seni dalam proses penciptaan seni sebagai

landasan berkarya, walaupun secara teori dapat dipisahkan namun sebenarnya

ketiga komponen seni tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat

dipisahkan. Tiga komponen tersebut adalah :

19

1) Subject matter

Subject matter atau tema pokok ialah rangsang cipta seniman dalam

usahanya untuk menciptakan bentuk-bentuk yang menyenangkan. Bentuk

menyenangkan adalah bentuk yang dapat memberikan konsumsi batin manusia

secara utuh, dan perasaan keindahan kita dapat menangkap harmoni bentuk yang

disajikan lewat sensitivitasnya (Kartika, 2004: 28).

Tema merupakan gagasan yang hendak dikomunikasikan pencipta

karya seni kepada masyarakat atau penikmat seni (Bahari, 2008: 22). Objek-objek

atau gagasan yang dipakai dalam berkarya yang ada dalam sebuah karya seni

(Susanto, 2011: 383).

Subject matter merupakan bentuk dalam ide sang seniman, artinya

bentuk yang belum dituangkan dalam media atau belum lahir sebagai bentuk fisik.

Maka dapat dikatakan pula bahwa seni adalah pengejawantahan dari dunia ide

sang seniman dan dalam capaian bentuk di dalam karya, diperlukan beberapa

ketentuan dasar yang disebut asas desain: repetisi (pengulangan), harmoni

(selaras), kontras (berbeda), gradasi (pengulangan dengan penambahan atau

pengurangan), dan semua ketentuan itu masih mempertimbangkan adanya

kesatuan (unity) dan keseimbangan (balance) dalam teknik pengorganisasian

unsur-unsur tersebut.

2) Bentuk (form)

Pada dasarnya apa yang dimaksud dengan bentuk (form) adalah

totalitas dari pada karya seni. Bentuk itu merupakan organisasi atau satu kesatuan

atau komposisi dari unsur-unsur pendukung karya. Ada dua macam bentuk:

pertama visual form, yaitu bentuk fisik dan sebuah karya seni atau satu kesatuan

20

dari unsur-unsur pendukung karya seni tersebut. Kedua special form, yaitu bentuk

yang tercipta karena adanya hubungan timbal balik antara nilai-nilai yang

dipancarkan oleh fenomena bentuk fisiknya terhadap tanggapan kesadaran

emosionalnya (Kartika, 2004 :28).

"Bentuk" dalam suatu karya seni adalah aspek visualnya, atau yang

terlihat itu, yaitu karya seni itu sendiri. Bentuk dikenal pula sebagai "totalitas"

karya, yang merupakan organisasi unsur-unsur rupa sehingga terwujud apa yang

disebut karya. Unsur-unsur yang dimaksudkan adalah: garis. Shape, gelap-terang,

warna. Ini berarti bahwa bentuk adalah sesuatu yang dapat ditangkap dengan

panca-indera; dengan kata lain bisa dilihat, diraba, atau didengar (dalam musik)

(Mulyadi, 1998: 16).

3) Isi atau arti

Isi atau arti sebenarnya adalah bentuk psikis dari seorang penghayat

yang baik. Perbedaan bentuk dan isi hanya terletak pada diri penghayat. Bentuk

hanya cukup dihayati secara indrawi, tetapi isi atau arti dihayati dengan mata batin

seorang penghayat secara kontemplasi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa isi

disamakan dengan subject matter seorang penghayat (Kartika, 2004 :29).

Isi disebut sebagai kualitas atau arti, yang ada dalam suatu karya seni.

Isi juga dimaksudkan sebagai final statement, mood (suasana hati) atau

pengalaman penghayat, isi merupakan arti yang essential daripada bentuk, dan

seringkali dinyatakan sebagai sejenis emosi, aktifitas intelektual atau asosiasi

yang kita lakukan terhadap suatu karya seni (Mulyadi, 1998: 16).

21

b. Unsur visual

1) Kesatuan (Unity)

Unity merupakan “kriteria kunci dari pengorganisasian keseluruhan”

(Bahari 2008: 104). Sebuah karya seni yang baik mempunyai unsur- unsur yang

bersatu dan tidak terpisah-pisah. Kesatuan atau keutuhan merupakan salah satu

prinsip dasar seni rupa. Kesatuan dapat juga disebut keutuhan seluruh bagian-

bagian atau semua unsur menjadi satu kesatuan. Tanpa adanya satu kesatuan,

sebuah karya seni tidak sempurna atau tidak enak untuk dilihat. Prinsip kesatuan

sesungguhnya "adanya saling hubungan" antar unsur yang disusun di dalam karya

seni (Sunyoto, 2009: 213).

2) Keseimbangan (Balance)

Keseimbangan atau balance dapat dibedakan menjadi “keseimbangan

simetris, asimetris, radial, dan occult balance” (Bahari, 2008: 104).

Keseimbangan merupakan suatu keadaan, semua bagian sebuah karya seni tidak

ada yang lebih dibebani. Sebuah karya seni dikatakan seimbang manakala di

semua bagian pada karya bebannya sama, sehingga pada karya tersebut akan

membawa rasa tenang dan enak dilihat, di dalam keseimbangan ada keseimbangan

simetri (symmetrical balance), keseimbangan memancar (radial balance),

keseimbangan sederajat (obvious balance) (Sunyoto, 2009: 237).

3) Harmoni (ritme dan repetisi)

Ritme (irama) suatu istilah yang biasanya dipakai di dalam musik dan

puisi. Didalam seni rupa ritme berarti suatu susunan teratur yang ditimbulkan dari

pengulangan sebuah atau beberapa unsur sehingga menimbulkan atau memberi

kesan keterhubungan yang kontinyu serta kesan gerak (Hakim, 1997: 18).

22

Sedangkan kesan ritmis diperoleh dengan “memperlakukan warna dan garis

secara khusus sehingga lukisan serasa bergerak bergelombang-gelombang”

(Bahari, 2008: 104).

4) Garis

Garis adalah perpaduan sejumlah titik-titik yang sejajar dan sama

besar. Garis memiliki dimensi memanjang dan punya arah, bisa pendek, panjang,

halus, tebal, berombak, melengkung, lurus dan lain-lain. Garis sangat dominan

sebagai unsur didalam karya seni, dan dapat disejajarkan dalam peranan warna.

Garis dapat pula membentuk karakter dan watak pembuatnya. Dengan

penggunaan garis secara matang dan benar dapat pula membentuk kesan tekstur

(barik) nada dan ruang serta volume (Susanto, 2002: 300). Garis sebagai bentuk

mengandung arti lebih daripada titik karena dengan bentuknya sendiri garis

menimbulkan kesan tertentu pada sang pengamat. Garis yang kencang

memberikan rasa berbeda daripada garis membelok dan melengkung, yang

pertama memberikan kesan kaku, keras, dan berikutnya memberi kesan luwes,

maupun lembut (Djelantik, 1999 : 19).

5) Bentuk (shape)

Benda apa saja dialam ini, juga karya seni atau desain, tentu

mempunyai bentuk. Bentuk apa saja yang ada di alam dapat disederhanakan

menjadi titik, garis, bidang, gempal, pasir, kelereng dan semacamnya yang

relative kecil dan “tidak berdimensi” dapat dikategorikan sebagai titik (Sunyoto,

2009: 200).

Buku "Kritik Seni Wacana, Apresiasi dan Kreasi" menjelaskan bahwa

ada dua jenis macam bidang, yaitu

23

Bidang geometris dan organis. Bidang geometris seperti lingkaran, atau

bulatan, segi empat, segi tiga, dan segi lain-lainnya, sementara bidang

organis dengan bentuk bebas yang terdiri dari aneka macam bentuk

yang tidak terbatas (Bahari, 2008: 100).

Shape digunakan sebagai simbol perasaan seniman di dalam

menggambarkan objek hasil subject matter, maka tidaklah heran apabila

seseorang kurang dapat menangkap atau mengetahui secara pasti tentang objek

hasil pengolahannya. Hal ini disebabkan shape (bangun) tersebut kadang-kadang

mengalami perubahan di dalam penampilannya (transformasi) yang sesuai

dengan gaya dan cara pengungkapannya, bahkan perwujudan yang terjadi akan

semakin jauh berbeda dengan objek sebenarnya, di dalam pengolahan objek akan

terjadi perubahan wujud sesuai dengan selera maupun latar belakang

senimannya. Pengolahan objek suatu karya akan terjadi perubahan wujud sesuai

dengan konsep, tema, dan latar belakang seniman. Perubahan susunan yang

dilakukan dengan sengaja oleh seniman dengan tujuan menemukan hal yang

baru, sehingga menghasilkan figur semula atau yang sebenarnya, yang seperti ini

biasa disebut dengan istilah deformasi. Adapun cara pengubahan bentuk antara

lain, seperti simplikasi atau penyederhanaan, distorsi atau pembiasan, destruksi

atau perusakan, stilasi atau penggayaan, dan kombinasi semua susunan bentuk

tersebut (Susanto, 2011: 98).

6) Warna

Warna merupakan pantulan cahaya dan warna menjadi terlihat karena

adanya cahaya yang menimpa pada suatu benda (Sunyoto, 2009: 12). Warna

adalah gelombang cahaya dengan frekuensi yang dapat mempengaruhi

penglihatan kita. Warna memiliki tiga dimensi dasar yaitu hue, nilai (value), dan

intensitas (intensity). Hue adalah gelombang khusus dalam spektrum dan warna

24

tertentu. Misalnya, spektrum warna merah disebut hue merah. Nilai (value) adalah

nuansa yang terdapat pada warna, seperti nuansa cerah atau gelap, sedangkan

intensitas adalah kemurnian dari hue warna (Bahari, 2008: 100).

7) Tekstur

Tekstur adalah sifat permukaan suatu benda, baik itu nyata maupun

semu, suatu permukaan benda mungkin kasar,halus,lunak dan bisa juga licin.

Tekstur dalam seni lukis tektur dalam seni lukis berperan mendukung dalam

pengungkapan karakter atau sifat suatu objek. Di samping itu tekstur mampu

memberikan bayangan pada permukaanya. Tiap benda yang berbeda permukaan

mempunyai sifat dan ekspresi yang berbeda pula (Arsana, 1983: 58). Tekstur

merupakan unsur rupa yang menunjukkan rasa permukaan bahan, yang biasanya

sengaja dibuat oleh seniman untuk memberikan rasa tertentu agar memunculkan

efek atau kesan nyata dan atau semu pada karya seni (Kartika, 2004: 95). Tekstur

merupakan “kesan halus atau kasarnya suatu permukaan lukisan atau gambar.

Tekstur nyata mempunyai “nilai permukaaan” yang “nyata atau cocok antara

tampak dengan nilai rabanya” sedangkan tekstur semu mempunyai “kesan kasar

karena penguasaan teknik gelap terang pelukisnya” (Bahari, 2008: 101).

8) Komposisi

Komposisi merupakan pengaturan unsur - unsur seni rupa baik berupa

garis, bidang, ruang, warna dan sebagainya, dengan pertimbangan suatu

keseimbangan yang dapat menghasilkan karya yang harmonis (Poerwardaminta,

1976: 581). Komposisi adalah kombinasi dari berbagai elemen seni rupa untuk

mencapai integrasi antara garis, warna, bidang, dan unsur-unsur karya seni yang

lain untuk mencapi susunan yang dinamis, termasuk tercapainya keseimbangan

25

yang indah juga menarik (Susanto, 2011: 226). Jenis komposisi ada dua, yaitu

komposisi terbuka dan tertutup. Komposisi terbuka adalah aransemen atau

komposisi tanpa ada batasan, figur atau objek dapat muncul di dalam atau di luar

frame secara random dan objek dapat disajikan sebagai bagian dari hal yang

melebihi pandangan mata penonton. Komposisi tertutup adalah tipe komposisi

yang semua elemen gambar muncul hanya mengisi bidang gambar, figur-figurnya

hadir dalam batas pandang penonton (Susanto, 2011: 227).

5. Seni Lukis

Seni rupa sebagai cabang atau bagian dari seni pada umumnya,

diartikan sebagai suatu cabang seni yang mengekspresikan pengalaman artistik

manusia lewat objek-objek dua atau tiga dimensional yang memerlukan ruang dan

waktu (Mulyadi, 1994: 7). Sedangkan seni lukis adalah salah satu cabang seni

rupa berupa pengucapan pengalaman artistik manusia pada bidang dua

dimensional. Seni lukis merupakan satu bagian dari seni rupa yang divisualkan

pada media dua dimensi dengan unsur - unsur seni rupa yang menjadi bentuk

karya cipta. Pada dasarnya seni lukis merupakan bahasa ungkapan dari

pengalaman estetik maupun idiologis yang merupakan warna dan garis guna

mengungkap perasaan, mengekspresikan emosi, gerak, ilusi maupun ilustrasi dari

kondisi subjektif seseorang (Susanto, 2011 : 71).

26

B. Sumber Ide

1. Popo Iskandar

Karya dari Popo Iskandar yang berjudul "Kucing" (lihat Gambar 9),

dengan ukuran 120 x 145 cm, dibuat tahun 1975, media cat minyak di atas

kanvas, mengungkapkan salah satu dari berbagai karakter yang pernah dibuat

dengan objek binatang. Deformasi yang mengandalkan efek-efek goresan yang

spontan dan transparan, binatang itu seakan baru bangkit dari tidur dan

mengibaskan badanya. Warna hitam belang-belang putih, kucing ini tampak

sebagai sosok binatang yang misterius.

Gambar 9. Lukisan Popo Iskandar berjudul “Kucing”

(Sumber:http://galeri-nasional.or.id/collections/381-kucing 26/03/2015

12.00 WIB)

27

Popo Iskandar dikenal sebagai pelukis yang sangat esensial dalam

menangkap objek-objeknya. Popo masih mengembangkan berbagai unsur visual

lain dan cara pengolahannya. Hal itu bisa dilihat misalnya pada pengolahan nilai

tekstur, efek-efek teknik transparan atau opaque dalam medium cat, maupun

pengolahan deformasi dan komposisi objek-objeknya. Di samping itu, pelukis ini

juga selalu melakukan penggalian psikologis untuk menampilkan esensi dan

ekspresi objek yang akan ditulis, karakter objek-objek itu bisa diungkapkan secara

khas. Serial objek kucing Popo menggali esensi berbagai gerak kucing yang biasa

dilihat karakternya sebagai binatang jinak, lucu, indah, bahkan juga bisa

memancarkan sifat-sifat misterius.

2. Bunga Jeruk

Gambar 10. Lukisan Bunga Jeruk berjudul “Moonlight Girl”

(Sumber:http://indoartnow.com/artists/bunga-jeruk

26/03/2015 12.30 WIB)

Karya dari Bunga Jeruk yang berjudul "Moonlight Girl" (lihat Gambar

10) , dengan ukuran 150 x 200 cm, dibuat tahun 2010, media cat minyak di atas

28

kanvas, juga menginspirasi. Penulis terkesan dengan imajinasi dari Bunga Jeruk

yang menggambarkan hubungan antara seorang gadis dengan banyak kucing,

kucing digambarkan sedang bermain, kucing ini tampak menggemaskan dengan

tingkah polahnya.

3. Widayat

Gambar 11. Lukisan Widayat berjudul “Kucing dan Ikan”

(Sumber:http://dunialukisan-

javadesindo.blogspot.com/2011/06/top-10-pelukis-maestro-legendaris.html

18/04/2015 14.00 WIB)

Salah satu Pelukis Maestro asal Kutoarjo-Jawa Tengah, sebagian besar

karya Lukisanya bertemakan Flora dan Fauna, terinspirasi dari pengalamanya

yang membekas pada Tahun 1939 saat beliau pernah bekerja sebagai mantri

opnamer ( juru ukur ) pada bidang kehutanan di Palembang selama tiga Tahun,

dari pengamatanya tentang alam, hewan dan tumbuhan selama beliau bekerja

29

itulah yang mengilhami sebagian besar karya Lukisanya bertema tentang alam,

flora dan fauna dilukis dalam gaya batik kontemporer

(http://lelanglukisanmaestro.blogspot.com/2011/07/lukisan-karyawidajat.html

16/04/2015 11.04 WIB).

Karya Widayat yang berjudul “Kucing dan Ikan” (lihat Gambar 11),

dengan ukuran 58 x 47 cm, dibuat tahun 1989, media cat minyak diatas kanvas.

Menggambarkan ada dua kucing dan dua ikan, yang keduanya saling

berhubungan, karena makanan kucing adalah ikan.

4. Klowor Waldiyono

Gambar 12. Lukisan Klowor Waldiyono berjudul “Mother and Son”

(Sumber:http://kloworwaldiyono.tripod.com/

19/04/2015 09.00 WIB)

30

Karya Klowor yang berjudul “Mother and Son”(lihat Gambar 12),

dengan ukuran 30 x 40 cm, dibuat tahun 2003, media akrilik di atas kertas. Karya

Klowor menggambarkan kucing yang sedang mengandung, bahwa karya ini

berbicara tentang hubungan ibu terhadap anaknya, mengingatkan kita bahwa

sebelum kita bahwa sosok ibu sangat berperan penting dalam kehidupan kita,

sehingga kita dapat lahir di dunia.