hukum kewarisan islam-1

58
HUKUM KEWARISAN ISLAM Muhaimin

Upload: fransisca-fitriana-riani-candra

Post on 27-Sep-2015

38 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

material

TRANSCRIPT

  • HUKUM KEWARISAN ISLAM

    Muhaimin

  • Materi PembelajaranPengertian dan Landasan Hukum Kewarisan IslamAsas-Asas Hukum Kewarisan IslamUnsur-Unsur Kewarisan IslamMetode PenghitunganBagian Ahli WarisWasiatHibah

  • PENDAHULUANHukum Kewarisan Islam adalah hukum yang mengatur tentang pemindahan hak pemilikan harta peninggalan pewaris, menentukan siapa-siapa yang berhak menjadi ahli waris dan berapa bagiannya masing-masing.Ps 49 UU No. 3/2006:Pengadilan agama bertugas dan berwenang memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara di tingkat pertama antara orang-orang yang beragama Islam di bidang:perkawinan;waris;wasiat;hibah;wakaf;zakat;infaq;shadaqah; danekonomi syari'ah.

    PengertianKewenangan PA

  • Sumber HukumQs An Nisaa : 1, 7, 8, 11, 12, 33, 176Qs Al Baqarah : 180, 233, 240Qs Al Anfal : 75Qs Al Ahzab : 4, 5, 6Qs Ath Thalaaq : 7 Hadits Nabi dari Ibnu Abbas, riwayat Bukhari dan Muslim Nabi SAW bersabda Berikanlah bagian-bagian tertentu kepada orang-orang yang berhak, sesudah itu sisanya untuk orang laki-laki yang lebih utama. Hadits Nabi dari Jabir, riwayat Abu Daud, At Tarmidzi, Ibnu Majah dan Ahmad : Berikan dua pertiga untuk dua anak Saad, seperdelapan untuk jandanya dan yang sisanya adalah untukmu (paman). Hadits Nabi dari Saad ibn Waqas, riwayat Bukhari dan Muslim tentang batas maksimal pelaksanaan wasiat. Jawab Rosul sepertiga, sepertiga adalah banyak atau besar, sungguh kamu jika meninggalkan ahli warismu dalam keadaan yang cukup adalah lebih baik daripada meninggalkan mereka dalam keadaan miskin yang meminta-minta kepada orang banyak

    Al QuranAs Sunnah

  • Ijtihad

    KHI Salah satu metode Ijtihad adalah Ijma (kesepakatan semua mujtahid dalam usaha menggali dan merumuskan hukum) KHI dapat dikatakan sebagai Ijma / kesepakatan para alim ulama Indonesia (dalam lokakarya Alim Ulama Indonesia pada tgl 5 Januari 1988)

  • Hukum Waris Islam dalam Hukum Positif

    Periode tahun 1958Surat Edaran Biro Pengadilan Agama No. B/1/735 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No. 45 tahun 1957Isi :Menganjurkan agar para Hakim Pengadilan Agama / Mahkamah Syar'iyah mempergunakan sebagai pedoman 12 kitab fiqih berdasarkan mazhab Syafii dalam memutus perkara

    Periode tahun 1991Instruksi Presiden No. 1 tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum IslamIsi :Ketentuan dalam KHI digunakan sebagai pedoman dalam menyelesaikan masalah-masalah di bidang perkawinan, kewarisan, dan perwakafanKeputusan Menteri Agama No. 154 tahun 1991 tentang Pelaksanaan Inpres No. 1 tahun 1991Isi :lingkungan Instansi dalam menyelesaikan masalah-masalah di bidang Hukum Perkawinan, Kewarisan dan Perwakafan sedapat mungkin menerapkan Kompilasi Hukum Islam

  • Periode pasca tahun 1991SEMA No. 2 tahun 1994 tentang Pengertian 117 KHI pada tanggal 28 Juni 1994Isi :Memberi penjelasan atas penerapan ketentuan pasal 117 KHI bagi putusan hakim pengadilan agamaBeberapa Yurisprudensi yang melengkapi ketentuan KHI

    Periode tahun 2005Fatwa Majelis Ulama Indonesia No. 5/MUNAS VII/MUI/9/2005 tentang Kewarisan Beda AgamaIsi :Hukum waris Islam tidak memberikan hak saling mewarisi antar orangorang yang berbeda agama (antara muslim dengan nonmuslim);Pemberian harta antar orang yang berbeda agama hanya dapat dilakukan dalam bentuk hibah, wasiat dan hadiah.

  • Periode tahun 2007 s/d sekarangBuku II Pedoman Pelaksanaan Tugas dan Administrasi Peradilan Agama Edisi 2007 dan 2010Isi :Mengatur beberapa ketentuan hukum terapan kewarisan Islam di Indonesia

  • Asas Hukum Kewarisan IslamHukum Kewarisan Islam

  • Prinsip Hukum Waris Islam

    1. Bilateral/ParentalTidak membedakan laki-laki dan perempuan dari segi keahliwarisan, sehingga tdk mengenal kerabat dzawil arham.Dasar Hukum: Pasal 174 KHI & Pasal 185 KHI2. AW Langsung & AW PenggantiAW Langsung= Pasal 174 KHIAW Pengganti= Pasal 185 KHI3. IjbariSeseorang yang memiliki pertalian darah & atau pertalian perkawinan langsung menjadi AW ketika Pewaris meningga. Tidak ada hak untuk menolak ataupun menerima

  • 4. Individual Harta dibagi pada masing-masing AW Kecuali: - Harta warisan berupa tanah < 2 Ha - Para AW sepakat tidak membagi Harta, tapi membentuk usaha bersama yg masing2 memiliki saham sesuai proporsi bagian warisan mereka5. Keadilan BerimbangBagian laki-laki & bagian perempuan adalah 2 : 1 Kecuali para AW sepakat membagi sama rata setelah mereka mengetahui bagian masing2 yang sebenarnya menurut hukum.6. Waris Karena KematianPeralihan hak kebendaan secara waris mewaris berlaku setelah Pewaris meninggal dunia.

  • 7. Hubungan DarahHubungan darah akibat perkawinan sah8. Wasiat Wajibah Anak angkat dan ayah angkat secara timbal balik dapat melakukan wasiat terhadap harta masing2 Bila tidak ada wasiat, PA secara ex officio, memberi wasiat wajibah max. 1/3 bagian9. EgaliterKerabat karena hubungan darah yang tidak beragama Islam mendapat Wasiat Wajibah max. 1/3 bagian Wasiat Wajibah tidak boleh melebihi bagian AW yg sederajat dengannya (Yurisprudensi)10. Retroaktif TerbatasBila Harta Waris sudah dibagi secara riil sebelum KHI, maka keluarga yang merupakan AW pengganti tidak dapat mengajukan gugatan waris Bila Harta Waris belum dibagi dan Pewaris meninggal dunia sebelum KHI, maka KHI berlaku surut

  • Unsur Kewarisan IslamHukum Kewarisan Islam

  • Unsur Kewarisan Islam

    1.Pewaris2.Ahli Waris3.Harta Warisan

  • 1. PewarisUnsur Kewarisan Islam

  • Siapa itu Pewaris?Ps 171 (b) KHI :yaitu orang yang pada saat meninggalnya atau yang dinyatakan meninggal berdasarkan putusan Pengadilan Agama beragama Islam, meninggalkan ahli waris dan harta peninggalan.

  • 2. Ahli WarisUnsur Kewarisan Islam

  • Pengertianorang yang pada saat meninggal dunianya pewaris mempunyai hubungan darah atau hubungan perkawinan dengan pewaris, beragama Islam, dan tidak terhalang oleh hukum menjadi ahli waris

    Syarat Untuk menjadi Ahli WarisMemiliki hubungan darah atau hubungan perkawinanBeragama IslamTidak terhalang oleh hukum

  • Memiliki Hubungan darah atau Hubungan PerkawinanPenggolongan Ahli Waris Ps 174 KHI

    1. Hubungan DarahLaki-laki: ayah, anak laki-laki, saudara laki-laki, paman, kakek

    Perempuan: ibu, anak perempuan, saudara perempuan, nenek

    2. Hubungan Perkawinan Janda atau Duda

  • Beragama IslamPenentuan Agama Islam Ps. 172 KHISeseorang akan dianggap beragama Islam diketahui dari:Kartu IdentitasPengakuanAmalanKesaksianAnak belum dewasa dan bayi baru lahir: Agama ayah, atau Agama lingkungan sekitarnya

  • Tidak Terhalang Oleh HukumHalangan Mewaris Ps. 173 KHIDipersalahkan telah membunuh atau mencoba membunuh atau menganiaya berat pada pewaris Dipersalahkan secara memfitnah telah mengajukan pengaduan bahwa pewaris telah melakukan suatu kejahatan yang diancam dengan hukuman 5 tahun penjara atau hukuman yang lebih berat

  • Kewajiban Ahli Waris terhadap PewarisPs. 175 KHI

    1.Mengurus dan menyelesaikan sampai pemakaman jenazahnya selesai

    2.Menyelesaikan hutangnya termasuk biaya perawatan, rumah sakit, dan kewajiban lainnya termasuk menagih piutang Tanggung jawab atas hutang terbatas pada nilai Harta Peninggalan Pewaris

    3.Menunaikan WasiatMax. 1/3 dari harta waris

    4.Membagi harta warisan diantara ahli waris yang berhak

  • Harta WarisHukum Kewarisan Islam

  • Ps. 171 huruf e KHIHarta Warisan= harta bawaan ditambah bagian dari harta bersama setelah digunakan untuk keperluan pewaris selama sakit sampai meninggalnya, biaya pengurusan jenazah (tajhiz), pembayaran hutang dan pemberian untuk kerabatHarta Bawaan+ Harta Bersama+PiutangSeluruh keperluan Pewaris+Biaya Jenazah+Pembayaran Hutang+ Wasiat-= HARTA WARIS

  • Pembagian Harta WarisHukum Kewarisan Islam

  • Metode Penghitungan Harta Waris

    Asal Masalah (AM)angka persekutuan terkecil diantara penyebut pecahan bagian ahli waris

    Auljumlah bagian ahli waris lebih besar drpd AM, maka AM dinaikkan sesuai jumlah bagian ahli waris

    i.e.: Janda, Ayah, Ibu, 2 Anak Perempuan

    Raddjumlah bagian ahli waris lebih kecil drpd AM , maka AM diturunkan sesuai jumlah bagian ahli warisi.e.: Janda, Ibu, 1 Anak Perempuan

  • Bagian Ahli Waris yang BerhakPembagian Harta Waris

  • Kelompok Ahli WarisMenurut Hubungan Darah atau PerkawinanHubungan Darah

    Hubungan Perkawinan Laki-laki Perempuan: ayah, anak laki-laki, saudara laki-laki, paman, kakek: ibu, anak perempuan, saudara perempuan, nenek: janda atau dudaBagaimana bila semua AW masih ada?

  • Menurut BagianDzawil Furudl

    Ashabahahli waris yang menerima bagian yang telah ditentukan besar kecilnya secara pastiahli waris yang bagiannya tidak ditentukan Mendapat bagian sisa setelah Harta Waris dibagi pada Ahli Waris Dzawil Furudl

  • Ahli Waris LangsungBagian Ahli Waris

  • Bagian Masing-masing AWDZAWIL FURUDL

    Anak Perempuan (AP)2/32 : 1Bila 1 orangBila ada 2 atau lebih(ashabah) bila bersama AL

    Ayah ashabah1/6Bila tidak ada anakBila ada anak

    Ibu1/31/61/3Bila tidak ada anak/tidak ada 2 org saudara atau lebihBila ada anak/2 org saudara atau lebihsisa sesudah diambil bagian janda atau duda bila bersama dengan ayah (tidak ada anak atau 2 saudara atau lebih)

    Duda1/21/4Bila tidak ada anakBila ada anak

    Janda 1/41/8Bila tidak ada anakBila ada anak

  • ASHABAHAshabah yang lebih kuat menutup ashabah yang lebih lemah1.a. AL dan keturunannya (sebagai AW pengganti)3.a. SLA / SLK dan keturunannya (sebagai AW Pengganti) 1.a.1.b.3.a.3.b.3.a.3.b.1.b. AP dan keturunannya, bila mewaris bersama AL3.b. SPK / SPA bila mewaris bersama SLK/SLA2.2. Ayah (bila tidak ada anak)

  • Saudara Bagian Ahli Waris

  • Bagian AW : Saudara

    Saudara Perempuan (SP)2/32 : 1Bila 1 orangBila ada 2 atau lebih(ashabah) bila bersama SL

    Saudara Laki-laki (SL)ashabah

    Prinsip :1.Tidak membedakan kedudukan Saudara Kandung Seayah - Seibu2.Terhijab oleh Anak dan Ayah

  • Prinsip Hijab MahjubBagian Ahli Waris

  • Janda/ DudaALAPAyahIbuSaudaraSLK/SLA/SLIKakekNenekPamanBibiPrinsip Hijab Mahjub

    Derajat PertamaJanda/Duda, AL, AP, Ayah, IbuDerajat Kedua (tidak ada Ayah & Ibu)Janda/Duda, AL, AP, Kakek, NenekDerajat Ketiga (Tidak ada Anak, Ayah, Ibu)Janda/Duda, Saudara, Kakek, NenekDerajat Keempat (Tidak ada Anak, Ayah, Ibu, Saudara)Janda/Duda, Paman, Bibi

  • Ahli Waris PenggantiBagian Ahli Waris

  • Pasal 185 KHIAhli Waris yang meninggal lebih dahulu dari pada si Pewaris, maka kedudukannya dapat digantikan oleh anaknya, kecuali mereka yang tersebut dalam Pasal 173;Bagian Ahli Waris pengganti tidak boleh melebihi dari bagian Ahli Waris yang sederajat dengan yang diganti.

  • Ketentuan Ahli Waris Pengganti

    1.Orang yang digantikan harus sudah : Meninggal dunia lebih dulu dari pada Pewaris2.Orang yang digantikan harus tidak terhalang untuk menerima waris (Pasal 173 KHI)3.Orang yang digantikan tersebut harus beragama Islam.

  • Kelompok Ahli Waris Pengganti

    Buku II MARIRakernas MARI 2010Keturunan dari anakKeturunan dari saudara laki-laki / perempuan (sekandung, seayah atau seibu)Kakek dan nenek dari pihak ayah mewarisi bagian dari ayah, masing-masing berbagi sama.Kakek dan nenek dari pihak ibu mewarisi bagian dari ibu, masing-masing berbagi sama.Paman dan bibi dari pihak ayah beserta keturunannya mewarisi bagian dari ayah apabila tidak ada kakek dan nenek dari pihak ayah.Paman dan bibi dari pihak ibu beserta keturunannya mewarisi bagian dari ibu apabila tidak ada kakek dan nenek dari pihak ibu.Ahli Waris Pengganti sebagaimana tersebut dalam Pasal 185 KHI pelaksanaannya dibatasi kepada keturunan garis lurus kebawah sampai dengan derajat cucu.

    Rakernas MARI 2011Ahli waris pengganti sesuai hasil Rakernas 2010 hanya kepada cucu saja. Dengan demikian sekaligus menyatakan bahwa ketentuan dalam Buku II Edisi Revisi 2010 huruf c) angka 2) s.d. 6) yang berkaitan dengan ahli waris pengganti tidak berlaku.

  • PKeturunan dari anak dan saudara mewarisi bagian yang digantikanBagian AW Pengganti Bagian AW SederajatAhli Waris Pengganti

  • WasiatHukum Kewarisan Islam

  • WASIATAdalah pemberian suatu benda dari pewaris kepada orang lain atau lembaga yang akan berlaku setelah pewaris meninggal dunia.MushiMushalahuMushabihi

    PengertianUnsur

  • Unsur-unsur Wasiat= Orang yang Berwasiat Baligh, 21 tahun Berakal sehat Atas kehendak sendiri secara bebas/tidak ada paksaan Tidak Harus Muslim= Orang atau lembaga yang dituju dalam wasiat Harus dapat diketahui dengan jelas Telah wujud ketika wasiat dinyatakan Bukan tujuan kemaksiatan= Obyek Wasiat Hak dari pewasiat Dapat berlaku sebagai harta warisan atau dapat menjadi obyek perjanjian

    MushiMushalahuMushabihi

  • Sighat WasiatLisan di depan 2 orang saksiatauTertulis di depan 2 orang saksiatauTertulis di hadapan NotarisSebanyak-banyaknya 1/3 dari harta warisan kecuali semua ahli waris setuju

    SighatJumlah Maksimal

  • Wasiat untuk Ahli Waris Berlaku hanya bila disetujui oleh samua Ahli Waris yang berhak Pernyataan persetujuan ahli waris dibuat secara lisan atau tertulis dengan 2 orang saksi atau dihadapan notaris1/3 dari Harta Waris Kecuali : persetujuan seluruh Ahli Waris Pernyataan persetujuan ahli waris dibuat secara lisan atau tertulis dengan 2 orang saksi atau dihadapan notaris

    Berlaku Jumlah maksimal

  • Perhitungan Pemberian Wasiat

  • Batalnya Wasiat

    1.Bila calon penerima wasiat:membunuh, mencoba membunuh, menganiaya berat pewasiatmemfitnah pewasiat dengan kekerasan/ancaman mencegah pewasiat utk membuat, mencabut, dan merubah wasiat utk kepentingan calon penerima wasiatmenggelapkan/merusak/memalsukan surat wasiat2.Bila orang yang ditunjuk menerima wasiat:tidak mengetahui adanya wasiat tsb. Sampai meninggal dunia sebelum pewarismengetahui adanya wasiat tsb, ttp menolak utk menerimamengetahui adanya wasiat tsb, ttp tdk pernah menyatakan menerima atau menolak sampai meninggal dunia sebelum pewaris3.Apabila barang yang diwasiatkan musnah

  • Pencabutan wasiat (Pasal 199 KHI)Syarat:calon penerima wasiat belum menyatakan persetujuannya atau sudah menyatakan persetujuannya tetapi kemudian menarik kembaliTata Cara Pencabutan: dapat dicabut secara lisan atau tertulis dihadapan 2 saksi atau dengan akta notarisdapat dicabut dengan tertulis dengan disaksikan 2 saksi atau dengan akta notarishanya dapat dicabut dengan akta notaris pula.

    Wasiat LisanWasiat Tertulis (bawah tangan)Wasiat Tertulis dengan Akta Notaris

  • WAKAF DAN WASIATDilakukan secara lisan maupun tulisan dengan disaksikan paling sedikit 2 orang saksiHarta benda wakaf yang diwakafkan dengan wasiat paling banyak 1/3 dari harta warisan kecuali dengan persetujuan seluruh ahli warisPenerima wasiat bertindak sebagai kuasa wakif

  • Wasiat Wajibah dalam KHITerhadap Orang tua angkat dan anak angkat yang tidak menerima wasiat diberi wasiat wajibah sebanyak-banyaknya 1/3 dari harta warisan anak angkat atau orang tua angkatnya

  • Perkembangan Wasiat Wajibah

    PeraturanPenerima Wasiat WajibahKHIAnak AngkatOrang Tua AngkatYurisprudensiPutusan MA No.368.K/AG/1995Putusan MA No. 51.K/AG/1999Ahli Waris yang tidak beragama IslamPasca Putusan MK No. 45/PUU-IIIV/2010 & Hasil Rakernas MA tahun 2012Anak yang lahir dalam perkawinan yang tidak tercatatAnak tiri yang telah dipelihara sejak kecil

  • Hibah Hukum Kewarisan Islam

  • HibahHibah adalah pemberian suatu benda secara sukarela dan tanpa imbalan dari seseorang kepada orang lain yang masih hidup untuk dimilikiPemberi HibahPenerima HibahBarang yang dihibahkan

    PengertianUnsur

  • Unsur-unsur HibahPerorangan atau lembagaDi depan 2 orang saksi Dewasa Berakal sehat Tanpa paksaanMaks. 1/3 dari HW (utk selain anak)milik pemberi hibahBernilai

    1.Pemberi Hibah

    2.Penerima Hibah3.Barang yang Dihibahkan

  • Ketentuan Khusus

    Ps 211 KHIHibah dari orang tua kepada anaknya dapat diperhitungkan sebagai warisan Ps 212 KHIHibah tidak dapat ditarik kembali, kecuali hibah orang tua kepada anaknya(212)Ps 213 KHIHibah yg diberikan pada saat pemberi hibah dalam keadaan sakit yang dekat dengan kematian, harus mendapat persetujuan dari ahli warisnya

  • Perhitungan Pemberian Hibah

    PenerimaPerhitungan AnakDiperhitungkan sebagai warisanAhli Waris Lain Pihak lain (Perorangan/Lembaga)

  • Selamat Menempuh Ujian

    ****1. Bilateral/Parental:Pasal 174 KHI (tdk membedakan antara kakek, nenek dan paman baik dari pihak ayah atau dari pihak ibu) Pasal 185 KHI (ahli waris pengganti)

    2. AW Langsung & AW PenggantiPasal 174 KHI = J, D, A, I, AnPasal 185 KHI = AW pengganti/keturunan dari AW yg disebutkan pd Pasal 174

    4. IndividualPs 189 KHI jo Pasal 89 UU No 56/Prp/1960 ttg penetapan lahan tanah pertanian******Fitnah KUHP:Pasal 311(1) Jika yang melakukan kejahatan pencemaran atau pencemaran tertulis dibolehkan untuk membuktikan apa yang dituduhkan itu benar, tidak membuktikannya, dan tuduhan dilakukan bertentangan dengan apa yang diketahui, maka dia diancam melakukan fitnah dengan pidana penjara paling lama empat tahun.

    Pasal 317(1) Barang siapa dengan sengaja mengajukan pengaduan atau pemberitahuan palsu kepada penguasa, baik secara tertulis maupun untuk dituliskan, tentang seseorang sehingga kehormatan atau nama baiknya terserang, diancam karena melakukan pengaduan fitnah, dengan pidana penjara paling lama empat tahun

    ***************