hubungan riwayat berat badan lahir dengan kejadian
TRANSCRIPT
HUBUNGAN RIWAYAT BERAT BADAN LAHIR DENGAN KEJADIAN OBESITAS PADA ANAK USIA
PRASEKOLAH DI TAMAN KANAK - KANAK
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperolah Gelar Sarjana Keperawatan
Oleh Deo Rizkyandri NIM : 14.IK.383
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SARI MULIA
2018
iv
PERNYATAAN KEASLIAN PENULISAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan dengan sebenarnya
bahwa SKRIPSI yang saya tulis merupakan karya hasil penelitian saya bersama
arahan dosen pembimbing dan belum pernah dipublikasikan dalam bentuk
apapun. Acuan pustaka yang tertuang dalam SKRIPSI ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan dan tertuang dalam daftar pustaka.
Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan SKRIPSI ini hasil
jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
Demikian pernyataan keaslian tulisan ini dibuat dengan sebenarnya.
Banjarmasin, 25 April 2018
Yang membuat pernyataan,
Deo Rizkyandri
(14.IK.383)
v
ABSTRAK
DEO RIZKYANDRI. Hubungan Riwayat Berat Badan Lahir Dengan Kejadian Obesitas Pada Anak Usia Prasekolah Di Taman Kanak - Kanak. Dibimbing oleh DEDE MAHDIYAH dan ABDURAHMAN WAHID Latar Belakang: Obesitas adalah kondisi berlebihnya lemak dalam tubuh yang sering di nyatakan dengan istilah gemuk atau berat badan berlebih. Menurut World Health Organization (WHO), definisi obesitas dan overweight adalah akumulasi abnormal lemak tubuh yang dapat menyebabkan resiko bagi kesehatan, Di Kalimantan Selatan kegemukan atau obesitas mengalami sedikit peningkatan, pada tahun 2010 prevalensi obesitas 9,8% sedangkan pravelensi pada tahun 2013 sebesar 9,9%. Prevalensi gizi lebih tersebut di Kota Banjarmasin mencapai 10,3% Tujuan: Menganalisis hubungan riwayat berat badan lahir dengan kejadian obesitas pada anak usia prasekolah di Taman kanak – kanak. Metode: Jenis penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Jumlah populasi 80 anak dan menggunakan rumus slovin didapatkan jumlah sampel 67 anak dengan simple random sampling. Hasil: Data dilakukan uji statistik menggunakan uji Kendall Tau diperoleh nilai p= 0,008. p < (α = 0,05), hasil penelitian pada riwayat berat badan lahir diantaranya anak yang riwayat berat badan lahir nya normal menjadi obesitas 4 (6,0%), kemudian anak yang riwayat berat badan lahir nya tinggi menjadi obesitas ada 5 (7.5%), dan yang riwayat berat badan lahir nya rendah menjadi obesitas ada 1 (1.5%). Simpulan: Hasil nilai kolerasi Kendall Tau sebesar 0,317 menunjukan bahwa arah kolerasi positif dengan kekuatan kolerasi yang sedang dapat disimpulkan apabila anak memiliki riwayat berat badan lahir tinggi maka resiko obesitas lebih besar. Kata kunci: Anak Prasekolah, Kejadian Obesitas, Riwayat Berat Badan Lahir.
vi
ABSTRACT
DEO RIZKYANDRI. Relation Of Birth Weight History With The Incidence Of Obesity In Pre-School Age Children In Kindergarten. Guided By DEDE MAHDIYAH and ABDURAHMAN WAHID Introduction: Obesity is a condition of excess fat in the body that is often expressed in fat or overweight. According to the World Health Organization (WHO), obesity and overweight definition are abnormal of body fat accumulation that can cause risk for health. In South Borneo, overweight or obesity experienced a slight increase, in 2010 obesity prevalence was 9.8% while pravelence in 2013 was 9.9%. The prevalence of over nutrition in Banjarmasin City reached 10.3%. Objective: Analyzing the relation of birth weight history with the incidence of obesity in pre-school age children in kindergarten. Methods: Type of analytic observational research with cross sectional approach. The population of 80 children and using the Slovin formula obtained a sample of 67 children with simple random sampling Results: The data tested using Kendall Tau Test obtained p = 0.008. p <(α = 0.05), the results of a study of a history of birth weight including children with a history of severe normal obesity 4 (6.0%), children with a history of high birth weight who were obese were 5 (7.5 %), and a history of low birth weight to obesity is 1 (1.5%). Conclusion: The result of Kendall Tau calculation of 0.317 shows that the direction of correlation is positive with moderate correlation strength it can be concluded that children who have high birth weight so the risk of obesity is greater. Keywords: Birth Weight History, Obesity Events, Preschoolers.
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
nikmat, karunia dan petunjuk-Nya yang tiada terkira sehingga peneliti dapat
merasakan indahnya beriman islam dan menyelesaikan penulisan penyusunan
Proposal Skripsi.
Setelah mengalami berbagai rintangan, halangan dan cobaan, serta
pasang surutnya semangat yang penulis hadapi, akhirnya telah sampai pada
tahap akhir penyusunan Proposal Skripsi yang merupakan salah satu syarat
kelulusan untuk mencapai S1 Keperawatan Program Studi Ilmu Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sari Mulia Banjarmasin.
Terwujudnya penyusunan dan penyelesaian Proposal Skripsi ini, tidak
lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini dengan
kerendahan hati dan segala rasa hormat penulis mengucapkan terima kasih yang
mendalam kepada :
1. Ibu RR. Dwi Sogi Sri Redjeki, S.KG.,M.Pd selaku Ketua Yayasan Indah
Banjarmasin
2. Bapak dr. H. R. Soedarto WW, Sp.OG selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Sari Mulia Banjarmasin.
3. Ibu Dini Rahmayani, S.Kep., MPH selaku Ketua Prodi Program Studi Ilmu
Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sari Mulia Banjarmasin.
4. Ibu Dede Mahdiyah, M.Si pembimbing I yang telah memberikan arahan,
bimbingan dan dukungan.
5. Bapak Abdurahman Wahid, Ns., M. Kep pembimbing II yang telah
memberikan saran dan kritik dalam pembuatan Proposal Skipsi ini.
viii
6. Ibu Anggrita Sari, S.Si.T., M.Pd, M.Kes selaku Direktur Akbid Sari Mulia
Banjarmasin dan selaku penguji utama yang telah memberikan arahan,
bimbingan dan dukungan.
7. Kepala Sekolah Taman Kanak-kanak Islam Al-Ikhwan yang telah membantu
dalam pembutan Skripsi ini.
8. Kedua orang tua dan segenap keluarga yang selalu memberikan doa dan
pengertian selama penulis menjalani perkuliahan dan akhirnya bisa
menyelesaikan Skripsi ini.
9. Teman-teman seperjuangan dan rekan kerja yang tidak dapat disebutkan
satu per satu yang telah bersedia untuk berdiskusi dan saling memberikan
motivasi satu sama lain.
10. Responden yang telah meluangkan waktunya untuk mengisi kuesioner dan
memberikan izin kepada anaknya untuk dilakukan penimbangan berat badan
dan pengukuran tinggi badan.
Semoga kebaikan Bapak dan Ibu serta teman-teman diberikan mendapat
ridho dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa dalam perbuatan dan
penulisan Skripsi ini memiliki banyak kekurangan sehingga dengan segala
kerendahan hati penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun
demi kesempurnaan. Semoga penelitian ini yang di tuangkan dalam bentuk
Skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan dunia pendidikan.
Amin
Banjarmasin, 25 April 2018
Penulis
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL ..................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN KOMISI PEMBIMBING .................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN DEWAN PENGUJI ............................................ iii
PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN ..................................................... iv
ABSTRAK ..................................................................................................... v
ABSTRACT.. ................................................................................................ vi
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii
DAFTAR ISI .................................................................................................. ix
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang.............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................ 4
C. Tujuan .......................................................................................... 5
1. Tujuan Umum ........................................................................... 5
2. Tujuan Khusus ......................................................................... 5
D. Manfaat......................................................................................... 5
E. Keaslian Penelitian ....................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 9
A. Landasan Teori ............................................................................. 9
1. Berat Badan Lahir .................................................................... 9
a. Pengertian Berat Badan Lahir .............................................. 9
b. Klasifikasi Bayi ..................................................................... 10
c. Macam-macam Berat Badan Lahir ...................................... 10
x
d. Faktor yang Mempengaruhi Berat Badan Lahir .................... 10
e. Pengukuran Berat Badan Lahir ........................................... 14
2. Obesitas ................................................................................... 15
a. Pengertian Obesitas ........................................................... 15
b. Klasifikasi Obesitas ............................................................ 16
c. Faktor yang Mempengaruhi Obesitas ................................. 17
d. Dampak Obesitas ............................................................... 22
e. Cara Pengukuran Obesitas ................................................ 26
3. Anak Prasekolah ...................................................................... 28
a. Definisi Anak Prasekolah ..................................................... 28
b. Konsep Tumbuh Kembang .................................................. 28
1) Perkembangan Fisik ....................................................... 28
2) Perkembangan Psikososial ............................................ 29
3) Perkembangan Keterampilan motorik ............................. 29
a) Keterampilan Motorik Kasar ...................................... 30
b) Keterampilan Motorik Halus ...................................... 30
4) Perkembangan Komunikasi dan Bahasa ........................ 31
B. Hubungan Berat Badan Lahir Dengan Kejadian Obesitas ............. 32
C. Kerangka Teori ............................................................................. 34
D. Kerangka Konsep ......................................................................... 35
E. Hipotesis ....................................................................................... 35
BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 36
A. Penentuan Lokasi, Waktu dan Sasaran Penelitian ........................ 36
1. Lokasi Penelitian ...................................................................... 36
2. Waktu Penelitian ...................................................................... 36
3. Sasaran Penelitian ................................................................... 36
B. Metode Penelitian ......................................................................... 36
xi
C. Populasi dan Sampel Penelitian ................................................... 37
1. Populasi ................................................................................... 37
2. Sampel ..................................................................................... 37
D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ................................ 38
E. Jenis dan Sumber Data ................................................................ 40
F. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 41
G. Uji Validitas dan Reliabilitas .......................................................... 42
H. Metode Analisa Data..................................................................... 42
1. Pengolahan Data ..................................................................... 42
2. Analisis Data ............................................................................ 43
a. Analisis Univariat ................................................................ 43
b. Analisis Bivariat .................................................................. 44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.. ..................................... 46
A. Deskripsi Lokasi Penelitian ........................................................... 46
B. Hasil Penelitian ............................................................................. 47
C. Pembahasan ................................................................................ 52
D. Keterbatasan ................................................................................ 59
BAB V PENUTUP ......................................................................................... 60
A. Simpulan ....................................................................................... 60
B. Saran ............................................................................................ 60
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 62
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.1 Keaslian Penelitian ................................................................................. 6
2.1 Rata-rata Ukuran Bayi Saat Lahir ........................................................... 9
2.2 Kategori dan Ambang Batas Status Gizi Anak ........................................ 28
3.1 Definisi Operasional ................................................................................ 41
3.2 Kekuatan Hubungan ............................................................................... 47
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Kerangka Teori ....................................................................................... 35
2.2 Kerangka Konsep ................................................................................... 36
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Judul Penelitian
Lampiran 2 Surat Pengajuan Judul Penelitian
Lampiran 3 Surat Permohonan Melakukan Studi Pendahuluan
Lampiran 4 Surat Balasan Permohonan Studi Pendahuluan
Lampiran 5 Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 6 Data Identitas Responden
Lampiran 7 Lembar Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 8 Kategori Dan Ambang Batas Status Gizi Anak
Lampiran 9 Lembar Konsultasi Pembimbing 1
Lampiran 10 Lembar Konsultasi Pembimbing 2
Lampiran 11 Berita Acara Perbaikan Skripsi
Lampiran 12 Daftar Riwayat Hidup
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gizi merupakan salah satu indikator untuk menilai keberhasilan
pembangunan kesehatan sebuah negara dalam membangun sumber daya
manusia yang berkualitas. Menurut Waryana (2010), gizi adalah suatu proses
organisme menggunakan makanan yang di konsumsi secara normal melalui
proses digesti, absorbs, transfortasi, penyimpangan, metabolisme dan
pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan
kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ serta
menghasilkan energi. (Waryana, 2010).
Masalah gizi di Indonesia saat ini memasuki masalah gizi ganda. Artinya,
masalah gizi kurang yang masih belum teratasi sepenuhnya, sementara
sudah muncul masalah gizi lebih. Kelebihan gizi ini bisa menimbulkan
obesitas yang dapat terjadi pada anak-anak maupun orang dewasa (Sartika,
2011). Dengan masalah gizi lebih ini, praktisi kesehatan anak diseluruh dunia
dinegara maju maupun negara berkembang, mengkhawatirkan terjadinya
peningkatan obesitas. Obesitas merupakan masalah kesehatan yang
penting, selain karena merpakan faktor resiko timbulnya penyakit kronis
degeneratif dikemudian hari, obesitas juga sudah banyak menimbulkan
masalah pada anak usia dan remaja (IDAI, 2014).
Obesitas adalah kondisi berlebihnya lemak dalam tubuh yang sering di
nyatakan dengan istilah gemuk atau berat badan berlebih. Menurut World
Health Organization (WHO), definisi obesitas dan overweight adalah
akumulasi abnormal lemak tubuh yang dapat menyebabkan resiko bagi
kesehatan. Pengertian obesitas dan overweight menurut Center For Disease
Control And Prevention (CDC) adalah belebihnya berat badan pada rentang
2
skala yang tidak normal untuk kesehatan seseorang dan dapat menimbulkan
resiko bagi kesehatan.
Obesitas anak merupakan faktor utama untuk penyakit kronis pada masa
dewasa yang akan meningkatkan resiko penyakit degeneratife misalnya
diabetes dan tekanan darah tinggi (Hipertensi) dikemudian hari. Prevalensi
obesitas telah meningkat secara dramatis dibanyak negara maju dan negara
berkembang 20 tahun terakhir baik pada pada orang dewasa dan anak-anak.
Ini menjadi perhatian khusus karena studi longitudinal menunjukkan bahwa
anak-anak kelebihan berat badan dan obesitas cenderung tumbuh menjadi
orang dewasa yang kelebihan berat badan atau obesitas (Harvard, 2015).
Menurut WHO (World Health Organization, 2013), 42 juta anak- anak
mengalami obesitas dengan sebagian besar populasi dunia tinggal di negara
di mana kelebihan berat badan di bawah usia lima tahun, di perkirakan 31
juta di antaranya hidup di negara-negara berkembang di mana tingkat
kenaikan sudah lebih dari 30% lebih tinggi dari Negara-negara maju. Di
perkirakan jika kecenderungan ini terus berlanjut, jumlah bayi yang kelebihan
berat badan atau obesitas dan anak-anak secara global akan meningkat
menjadi 70 juta pada tahun 2025.
Prevalensi obesitas 2011-2012 mengalami penurunan pada anak usia
prasekolah di Amerika Serikat, obesitas pada anak masih terlalu tinggi.
Sekitar 17% (atau 12,7 juta) dari anak yang berusia 2-5 tahun menurun
secara signifikan dari 13,9% pada tahun 2003-2004 menjadi 8,4% pada
tahun 2011-2012 (Journal of American Medical Association, 2015).
Menurut hasil Riskesdas pada tahun 2013, menunjukan prevalensi balita
gizi lebih atau kegemukan di Indonesia mencapat 11,9%. Ini menurun di
bandingkan pada tahun 2010 yang mencapai 14,0%, dan pada 2007
mencapai 12,2%. Di Kalimantan Selatan kegemukan atau obesitas ini
3
mengalami sedikit peningkatan, pada tahun 2010 prevalensi obesitas 9,8%
sedangkan pravelensi pada tahun 2013 sebesar 9,9%. Prevalensi gizi lebih
tersebut di Kota Banjarmasin mencapai 10,3% (Kemenkes RI, 2013)
Menurut hasil Riskesdas pada tahun 2013, prevalensi berat badan lahir
rendah 16,6% dan berat badan lahir tinggi 6,5%, di Kota Banjarmasin berat
badan lahir rendah sekitar 8,3% dan berat badan lahir tinggi sekitar 4,2%
(Kemenkes RI, 2013). Sepertiga kasus obesitas pada orang dewasa telah
dimulai pada masa anak-anak, obesitass yang berawal dari massa anak-
anak lebih berbahaya di bandingkan dengan obesitas di masa dewasa. Anak
yang mengalami obesitas berusia 0 - 1 tahun, dan setelah ditelurusi ternyata
anak obesitas yang berusia 0 – 1 tahun tersebut memang lahir dengan berat
badan lahir tinggi (Yuyun et al, 2011 ).
Ibu hamil yang makan terlalu banyak atau terlalu sedikit beresiko pada
bayi yang di kandungnya, bayi dari ibu yang tidak mendapat kenaikan berat
badan yang cukup saat hamil akan cenderung mengalami obesitas, seperti
juga pada bayi yang ibunya makan terlalu banyak. Menurut situs Daily Mail
edisi 2014, para ilmuan Amerika merekam jejak kesehatan lebih dari 4.000
ibu hamil dan anak-anak mereka. Secara keseluruhan, 20,4% anak laki-laki
yang dilahirkan dari ibu dengan berat badan melebihi yang di sarankan
ternyata mengalami obesitas saat berusia 2-5 tahun (Tempo Co, 2014).
Obesitas yang disebabkan berat badan lahir yang menurut Parson
(2009), berat badan lahir merupakan penyebab kegemukan selain faktor
lainnya yaitu keturunan, faktor sosial, aktifitas fisik prilaku, dan faktor
psikologis. Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) berhubungan dengan fungsi
organ tubuh yang kurang baik dan peningkatan penyerapan lemak di tubuh
pada saat dewasa, hal tersebut menunjukan dapat meningkatkan resiko
kegemukan.
4
Menurut penelitian Li N et al (2014), ada hubungan antara berat lahir dan
obesitas pada balita ketika umur 6 bulan – 3 tahun. Rasio odds (OR) dari
kelebihan berat badan atau obesitas secara signifikan lebih tinggi pada anak
yang lahir beratnya 3 kg – 3,5 kg yaitu 1,5 kali kemungkinan obesitas ketika
balita, dan 2,5 kali lebih besar kemungkinan obesitas pada balita yang berat
lahirnya 3,5 kg – 4 kg, dan 3,5 – 5 kali lipat kemungkinan obesitas pada
kelompok balita yang berat badan lahirnya kebih dari 4,5 kg.
Studi pendahuluan yang di lakukan di Taman Kanak – Kanak Islam Al
Ikhwan yang di lakukan pada tanggal 29 – 30 September 2017, dengan
pengukuran berat dan tinggi badan terhadap 80 anak lalu di hitung
menggunakan rumus IMT/U di dapatkan hasil anak yang mengalami obesitas
dengan Z-score kategori >2 SD sebanyak 10 (12.5%). Dari hasil wawancara
dan observasi dengan 10 ibu dari anak-anak yang mengalami obesitas
mengantarkan anaknya ke Taman Kanak-kanak. Didapatkan 6 orang anak
dengan riwayat berat badan lahir normal, kemudian didapatkan ada 4 dengan
riwayat berat badan lahirnya bermasalah (tinggi dan rendah) namun anaknya
obesitas. Dengan hasil studi pendahuluan tersebut di temukan adanya
ketidaksesuaian antara teori dengan fenomena yang terjadi di lapangan,
ternyata tidak hanya anak yang berat badan lahir lebih saja mengalami
obesitas, berat badan normal juga bisa menyebabkan obesitas.
Berdasarkan fenomena di atas, peneliti tertarik melakukan penelitian
tentang riwayat berat badan lahir terhadap kejadian obesitas di Taman Kanak
– Kanak Islam Al Ikhwan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat di rumuskan masalah
penelitian sebagai berikut: adakah hubungan riwayat berat badan lahir
5
dengan kejadian obesitas pada anak usia prasekolah di Taman Kanak –
Kanak.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Menganalisis hubungan riwayat berat badan lahir dengan kejadian
obesitas pada anak usia prasekolah di Taman kanak – kanak.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi Riwayat Berat Badan Lahir Pada Anak Usia
Prasekolah
b. Mengidentifikasi kejadian obesitas pada anak Usia Prasekolah di
Taman Kanak – Kanak
c. Menganalisis Hubungan Riwayat Berat Badan Lahir Dengan Kejadian
Obesitas Pada Anak Usia Prasekolah Di Taman Kanak – Kanak.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Sebagai pengalaman dalam melakukan penelitian dan dapat
mengaplikasikan ilmu yang diperoleh di bangku kuliah dengan
keadaan yang ada di lapangan dan dapat menambah ilmu
pengetahuan kesehatan khususnya ilmu Keperawatan
b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi menjadi bahan masukan
untuk meningkatkan status kesehatan anak balitanya.
6
2. Manfaat Praktis
a. Insititusi pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat bagi
perkembangan ilmu pengetahuan di institusi pendidikan dan
menambah wawasan pengembangan ilmu keperawatan tentang
hubungan riwayat berat badan lahir dengan kejadian obeistas pada
anak usia prasekolah.
b. Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi bahan masukan untuk
meningkatkan status kesehatan anak balitanya.
c. Tempat Penelitian
Memberikan informasi tambahan bagi orang tua anak untuk
meningkatkan status kesehatan anak balitanya.
d. Peneliti
Memberikan sumber data yang baru bagi peneliti yang lain yang ingin
meneliti lebih lanjut tentang hubungan riwayat berat badan lahir
dengan kejadian obesitas pada anak usia prasekolah.
7
E. Keaslian Penelitian
Tabel 1.1 Keaslian Penelitian
No Judul Desain Hasil
1. Hubungan Antara
Pola Makan Dengan
Kejadian Obesitas
Pada Anak Usia 7 –
12 Tahun Di Sd Mardi
Rahayu Ungaran
Kabupaten Semarang
(Rizky Yulaeni,
Mona Suparwati,
Umi Aniroh , 2013)
1. Jenis penelitian
Kuantitatif
2. Design penelitian
deskriptif
korelasional dengan
pendekatan cross
sectional
Hasil penelitian
menunjukkan dari hasil uji
statistic menggunakan uji
Kolmogorov smirnov
diketahui ada hubungan
pola makan dengan
kejadian obesitas pada
anak usia 7-12 tahun di Sd
Mardi Rahayu Ungaran
dengan nilai p = 0,0001
2. .
Hubungan Riwayat
Pemberian ASI
Eksklusif Dengan
Kejadian Obesitas
Pada Anak Usia 4-5
Tahun, (Ermy
Liesma Saputri,
2013)
1. Jenis Penelitian
Kuantitatif
2. Metode penelitian
case control
Analisis bivariate
menunjukkan bahwa riwayat
pemberian ASI eksklusif
mempunyai hubungan yang
bermakna dengan obesitas .
Asupan energy yang lebih
merupakan faktor resiko
terjadinya obesitas.
3. Asupan Tinggi
Natrium Dan Berat
Badan Lahir Sebagai
Faktor Risiko
Kejadian Hipertensi
Obesitas Pada
Remaja Awal
(Lutfiana.A.F 2012)
1. Jenis Penelitian
Kuantitatif
2. Metode penelitian
case control
Pada penelitian ini
ditemukan hubungan yang
bermakna antara asupan
tinggi natrium
(p=0,042;OR=3,5) dan berat
badan lahir
(p=0,012;OR=3,7) terhadap
kejadian hipertensi obesitas
pada remaja awal.
8
Perbedaan :
Hasil penelitian saya yang menggunakan jenis penelitian observasional
analitik dengan pendekatan cross sectional, sampel dalam penelitian saya
adalah orang tua dan anak usia prasekolah di Taman Kanak-kanak Islam Al-
Ikhwan sebanyak 67 anak. Menggunakan uji Kendall Tau diperoleh nilai p=
0,008. Dengan nilai p < (α = 0,05).
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Berat Badan Lahir
a. Pengertian Berat Badan Lahir
Bayi baru lahir (neonatus) adalah bayi yang baru mengalami
proses kelahiran, berusia 0-28 hari. Bayi baru lahir memerlukan
penyesuaian fisiologis berupa maturasi, adaptaasi (menyesuaikan diri
dari kehidupan intrauterine kekehidupan ekstrauterine) dan toleransi
bagi bayi baru lahir untuk dapat hidup dengan baik. Berat badan lahir
adalah berat bayi yang di timbang dalam waktu satu jam sesudah lahir.
Bayi lahir normal adalah berat lahir antara 2500–4000 gram, cukup
bulan, lahir langsung menangis, dan tidak ada kelainan kongenetal
(cacat bawaan) yang berat (Marmi, 2012).
Tabel 2.1 Rata-rata ukuran bayi saat lahir serta usia 6 dan 12 bulan.
Usia Berat Badan Panjang Badan Lingkar Kepala
Lahir 3,4 kg 48 – 53 cm 33 – 35 cm
6 Bulan 7,3 kg 63,5 – 68,5 cm 42 – 44,5 cm
12 Bulan 10,5 kg 71 – 76 cm 45 – 47,5 cm
Sumber: Hagan, J.F., Shaw J.S., & Ducan, P.M. edisi 2008
b. Klasifikasi Bayi
Klasifikasi bayi menurut umur kehamilan dibagi menjadi 3 bagian
yaitu kehamilan cukup bulan (term atau ater) dengan masa gestasi
37–42 minggu (259–294 hari) lengkap, kehamilan kurang bulan
(preterm) dengan masa gestasi kurang dari 37 minggu (259 hari), dan
10
kehamilan lewat waktu (postterm) dengan masa gestasi lebih dari 42
minggu (294 hari) (Marmi, 2012).
c. Macam-macam Berat Badan Lahir
Bayi berat lahir Lebih: bila berat badan lahir lebih dari 4000 gram.
Bayi berat lahir cukup: bayi dengan berat lahir >2500-4000 gram. Bayi
berat lahir rendah (BBLR) atau Low Birthweight Infant: bayi dengan
berat badan lahir kurang dari 2500–1500 gram. Bayi berat lahir sangat
rendah (BBLSR) atau Very Low Birthweight Infant: bayi dengan berat
badan lahir 1500–1000 gram. Bayi berat lahir amat sangat rendah
(BBLASR) atau Extremely Very Low Birthweight Infant: bayi lahir hidup
dengan berat badan lahir kurang dari 1000 gram (Marmi, 2012).
d. Faktor yang Mempengaruhi Berat Badan Lahir
1) Usia Kehamilan
Usia kehamilan dapat mempengaruhi berat badan lahir, Usia
kehamilan di bagi menjadi 3, yaitu Premature atau Neonatus kurang
bulan (NKB) untuk kelahiran yang kurang dari 37 minggu, Neonatus
cukup bulan (NCB) untuk kelahiran berusia 37 minggu sampai
dengan 41 minggu lebih 6 hari, dan Postmature atau Neonatus lebih
bulan (NLB) untuk kelahiran lebih dari 42 minggu (Maryunani,
2011).
2) Jarak Kehamilan
Jarak kehamilan kurang dari 2 tahun dapat menimbulkan
pertumbuhan janin kurang baik, persalinan lama dan pendarahan
saat persalinan karena keadaan rahim belum pulih dengan baik. Ibu
yang melahirkan anak dengan jarak yang sangan berdekatan (di
bawah 2 tahun) akan mengalami peningkatan resiko terjadinya
pendarahan pada trimester III, termasuk karena alasan
11
plasentaprevia, anemia dan ketuban pecah dini serta dapat
melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (Maryunani,
2011).
3) Penyakit Saat Kehamilan
Adapun penyakit hipertensi dalam kehamilan yang juga
merupakan kelainan vaskuler yang terjadi sebelum kehamilan atau
timbul dalam kehamilan atau pada permulaan persalinan, hipertensi
dalam kehamilan menjadi penyebab penting dari kelahiran mati dan
kematian neonatal. Ibu dengan hipertensi akan menyebabkan
hipoksia sehingga pertumbuhan janin terhambat dan sering terjadi
kelahiran prematur. Hipertensi pada ibu hamil merupakan gejala dini
dari preeklamsi, eklamsi dan penyebab gangguan pertumbuhan
janin sehingga menghasilkan berat badan lahir rendah (Maryunani,
2011).
Pengaruh asma pada ibu dan janin sangat tergantung dari
sering dan beratnya serangan, karena ibu dan janin akan
kekurangan oksigen (O2) atau hipoksia. Keadaan hipoksia bila tidak
segera di atasi tentu akan berpengaruh pada janin, dan sering
terjadi keguguran, persalinan prematur atau berat janin tidak sesuai
dengan usia kehamilan (gangguan pertumbuhan janin) (Maryunani,
2011).
Ibu dengan diabetes gestasional atau diabetes yang sering
terjadi pada masa kehamilan yang menyebabkan bayi lahir besar
karena kelebihan kadar gula dalam darah bayi, bayi yang terus-
menerus menerima kadar gula dalam darah yang berlebih yang bisa
mengakibatkan berat badan lahir bayi tinggi atau dalam dunia
kedokteran biasa di sebut makrosomnia (Marmi, 2012).
12
4) Stres pada Ibu Hamil
Kehamilan merupakan masa stres bagi kebanyakan ibu yang
dapat di katakan bahwa ada banyak stresor tambahan untuk ibu
selama masa ini. Masalah-masalah yang dianggap “kecil” dalam
kehamilan dapat dianggap krisis besar bagi beberapa ibu,
pengambilan keputusan tentang pilihan uji skrining kehamilan yang
akan di jalani juga membuat beberapa ibu cemas. Menurut
Campbell (2002) dalam Mahayuni (2011), bahwa kekerasan dari
pasangan terdekat terjadi pada 3-13% kehamilan, sehingga dapat di
bayangkan berapa besar stres yang di picu oleh masalah tersebut.
Tingkat stres dan kecemasan yang tinggi di ketahui
menyebabkan depresi. Brummelte et al (2006) mengemukakan
bahwa perempuan lebih rentan mengalami depresi selama
kehamilan karena tingkat hormon yang fluktuatif, termasuk
kortikosteron, menciptakan kondisi hiperkortisolisme yang berkaitan
dengan depresi (Mahayuni, 2011).
5) Nutrisi Ibu Hamil
Asupan nutrisi ibu sangatlah penting menurut Frye (1995) yang
menekankan bahwa nutrisi menjadi landasan di dalam menentukan
hasil akhir kehamilan. Selain itu, nutrisi yang baik dapat
mengompensasi berbagai masalah dan kekurangan di area yang
lain dalam kehidupan ibu (Mahayuni, 2011).Menurut Henrikson
(2006) dalam Mahayuni (2011), tampaknya diet yang di lakukan ibu
hamil tidak sepenuhnya sesuai dengan rekomendasi kesehatan
terbaru. Salah satu contohnya adalah peningkatan angka obesitas
yang sering disebut. Obesitas tampaknya berkaitan dengan
buruknya hasil akhir kehamilan yang buruk, sehingga pencatatan
13
indeks massa tubuh (BMI) menjadi semakin banyak sebagai bagian
dalam asuhan antenatal beberapa tahun terakhir.
6) Ibu Hamil yang Merokok
Kerusakan yang ditimbulkan selama kehamilan terhadap janin
oleh tindakan merokok tembakau begitu banyak dan sangat
konsisten sehingga sebagian besar tidak perlu dipertanyakan lagi,
Rokok mengandung campuran lebih dari 68.000 zat kimia beracun
yang kompleks dan berpotensi mematikan mencangkup nikoton
hidrogen sianida dan timbal dan arsen. Bahan-bahan ini mampu
masuk ke dalam sirkulasi ibu, menembus plasenta dan berdampak
buruk terhadap pertumbuhan dan perkembangan janin (Mahayuni,
2011).
7) Ibu dengan Konsumsi Alkohol
Gambaran yang ada mungkin tidak sepenuhnya suram.
Berdasarkan angka (NHS, 2006) pada tahun 2000, 30% ibu yang
giat minum alkohol sebelum kehamilan banyak yang berhenti
minum selagi hamil. Ibu yang terus minum alkohol selama
kehamilan, di laporkan minum dengan jumlah yang sangat sedikit,
71% ibu dalam kelompok ini rata-rata, mengkonsumsi kurang dari
satu unit alkohol tiap minggu.
8) Kelainan dalam Lamanya Kehamilan
American Academy Pediatric mendifinisikan prematuritas
adalah kelahiran hidup bayi dengan berat <2.500 gram. Kriteria ini
dipakai secara luas, sampai tampak bahwa adanya perbedaan
antara usia hamil dan berat badan lahir yang disebabkan adanya
hambatan pertumbuhan janin (Fadlun, 2012).
14
e. Pengukuran Berat Badan Lahir
Bayi baru lahir biasanya di lakukan pengkuran panjang dan lingkar
dada, berat badan, serta lingkar kepala. Badan bayi baru lahir memiliki
penampilan yang unik. Normalnya, lingkar kepala lebih besar dari pada
lingkar dada, abdomen buncit, dan tonus fleksi. Pengukuran
seharusnya dengan cara standar, panjang bayi baru lahir akurat dikaji
jika kepala bayi baru lahir terletak pada permukaan rata dan keras.
Kedua tungkai di luruskan dan kertas di meja pemeriksaan di beri
tanda. Setelah bayi baru lahir di pindahkan, kemudian dapat di ukur
panjang bayi dalam satuan sentimeter (Varney, 2008).
Lingkar kepala bayi baru lahir di ukur dari oksiput dan mengelilingi
kepala tepat di atas alis mata. Ukuran ini dapat berubah pada minggu
pertama kehidupan setelah pembengkakan pada kepala berkurang.
Lingkar dada di ukur di bawah ketiak dan melewati garis puting. Berat
bayi harus di kaji di atas timbangan dengan alas di antara bayi baru
lahir dan timbangan. Timbangan tersebut harus di kalibrasi untuk
menyertakan berat alas. Tindakan itu dapat mencegah kehilangan
panas dan infeksi akibat kontaminasi silang (Varney, 2008).
Berat badan merupakan pengukuran yang terpenting pada bayi
baru lahir. Dan hal ini di gunakan untuk menentukan apakah bayi
termasuk normal atau tidak. Berat badan merupakan hasil
peningkatan/penurunan semua jaringan yang ada pada tubuh antara
tulang, otot, lemak, cairan tubuh, dll. Berat badan di gunakan sebagai
indikator terbaik pada saat ini untuk mengatahui keadaan gizi dan
tumbuh kembang anak. Penentuan berat badan di lakukan dengan
cara menimbang. Berat badan waktu lahir telah tercapai sekurang-
15
kurangnya akhir 2 minggu setelah lahir dan selama itu tidak terjadi
penurunan berat badan lebih 10%.
Untuk penimbangan bayi baru lahir dengan menggunakan selimut,
hasil penimbangan di kurang dengan berat selimut. Berat lahir normal
2,5-4 kg, dalam minggu pertama berat badan bayi mungkin turun (tidak
melebihi dari 10% dalam waktu 3-7 hari) baru kemudian naik kembali.
Serta untuk pengukuran panjang badan dan lingkar kepala bayi,
dengan panjang lahir normal 48-52 cm dan lingkar kepala normal 33-
37 cm (Kemenkes RI, 2010).
2. Obesitas
a. Pengertian Obesitas
Obesitas adalah dampak ketidakseimbangan energi berupa
asupan yang jauh melampaui keluaran energi dalam jangka waktu
tertentu (Arisman, 2014). Kelebihan energi akan disimpan menjadi
lemak dalam sel lemak, sehingga dengan bertambahnya simpanan
lemak tersebut, semakin bertambah pula berat badan dan menjadi
obesitas. Obesitas berupa peningkatan berat badan melebihi batas
kebutuhan fisik dan skeletal sebagai akibat akumulasi lemak yang
berlebihan dalam tubuh, obesitas erat hubungannya dengan risiko
sejumlah penyakit degeneratif, tidak hanya berdampak pada
kesehatan fisik tapi juga pada kesehatan mental (Hasdianah, 2014).
Obesitas merupakan kelebihan berat badan sebagai akibat dari
penimbunan lemak berlebihan dengan ambang batas z score Indeks
Massa Tubuh menurut Umur (IMT/U) >2 Standar Deviasi (Kemenkes
RI, 2011). Obesitas sering didefenisikan sebagai kondisi abnormal
atau kelebihan lemak yang serius dalam jaringan adiposa sedemikian
16
sehingga mengganggu kesehatan. Obesitas adalah kelebihan berat
badan sebagai akibat dari penimbunan lemak tubuh yang berlebihan.
Dr. Stephan von Healing dari Imperial College School of Medicine,
london, melihat bahwa obesitas saat ini telah menjadi ancaman
kesehatan di seluruh dunia (Adriani, 2013).
b. Klasifikasi Obesitas
Menurut Soetjiningsih (2006), gejala klinis obesitas di bagi menjadi:
1) Obesitas sederhana (Simple Obesity)
Terdapat gejala kegemukan saja tanpa di sertai kelainan
hormonal/mental/fisik lainnya. Obesitas ini karena faktor nutrisi.
2) Bentuk khusus obesitas
a) Kelainan endokrin, yang tersering adalah sindrom causing yang
terjadi pada anak yang sensitif terhadap pengobatan hormonal
steroid.
b) Kelainan samatodsimorfik, sindrom Prader-Willi, sindrom Sumit,
dan Carpenter. Sindrom Laurence-Moon-Bield, sindrom Cohen.
Obesitas pada kelainan ini hampir selalu di sertai retardasi
mental dan kelainan ortopedi.
c) Kelainan hipotalamus, kelainan pada hipotalamus
mempengaruhi nafsu makan dan berakibat obesitas kelainan
dapat di sebabkan oleh Kraniofaringoma, Lekemia Serebral,
trauma kepala dan lain-lain.
c. Faktor yang Mempengaruhi Obesitas
1) Faktor genetic
Hereditas merupakan faktor yang sangat penting dalam
perkembangan obesitas. Sebagai contoh, pada kembar identik yang
hidup terpisah cenderung untuk menyerupai sifat orang tua kandung
17
lebih besar daripada yang mereka adopsi dari orang tua angkat
mereka (Wong et al, 2009). Obesitas cendrung di turunkan,
sehingga seseorang menderita obesitas di duga memiliki penyebab
genetik. Penelitian terbaru menunjukan bahwa faktor genetik
mempengaruhi sebesar 33% terhadap berat badan seseorang
(Hasdianah, 2014).
2) Faktor psikis
Menurut Supariasa (2003) dalam Hasdianah (2014), Ada yang
di dalam pikiran seseorang biasa mempengaruhi kebiasaan
makannya. Banyak orang yang memeberi reaksi terhadap emosinya
dengan makan. Salah satu bentuk gangguan emosi adalah
persepsi diri yang negatif.
Sebuah pandangan populer adalah bahwa obesitas bermula
dari masalah emosional yang tidak teratasi. Orang–orang gemuk
haus akan cinta kasih, seperti anak–anak makanan di anggap
sebgai simbol kasih sayang ibu, atau kelebihan makan adalah
sebagai subtitusi untuk pengganti kepuasan yang tidak tercapai
dalam kehidupannya.
Walaupun penjelasan demikian cocok pada beberapa kasus,
namun sebagian orang yang kelebihan berat badan tidaklah lebih
terganggu secara psikologis di bandingkan dengan orang yang
memiliki berat badan normal.
Faktor psikologis juga dapat menjadi dasar pola makan selama
masa kanak-kanak. Banyak orang tua menggunakan makanan,
seperti permen dan jajanan lainnya sebagai pendorong positif
terhadap perilaku yang diharapkan. Praktik ini dapat
mengembangkan makna simbolis dan anak dapat menggunakan
18
makanan sebagai suatu penghargaan, kenyamanan, dan cara untuk
menghadapi perasaan depresi, marah, bosan dan kesepian.
Banyak orang makan sebagai respons terhadap emosi positif,
seperti kegembiraan atau emosi negatif seperti kebosanan,
kesedihan juga kemarahan (Williams & Wilkins, 2013).
3) Jenis kelamin
Menurut Supariasa (2003) dalam Hasdianah (2014), Obesitas
lebih umum di jumpai pada wanita terutama pada saat remaja dan
pasca manopause. Hal ini mungkin di sebabkan oleh faktor
endokrin dan perubahan hormonal.
4) Faktor penyakit
Beberapa penyakit dapat menyebabkan obesitas atau
kecenderungan peningkatan berat badan, seperti hipotiroidisme,
sindrom Chushing, depresi dan masalah neurologi lain yang dapat
menyebabkan makanan berlebih. Juga obat-obatan steroid,
antipsikotik dan beberapa anti depresan dapat membuat berat
badan bertambah. Praktisi dapatmenyatakan bilamana penyakit
yang sudah diderita pasien sebelumnya merupakan penyebab
bertambahnya berat badan atau mempersulit penurunan berat
badan (Williams & Wilkins, 2013).
5) Aktifitas fisik
Kurangnya aktifitas fisik kemungkinan salah satu penyebab
utama dari meningkatnya angka kejadian obesitas di tengah
masyarakat makmur. Seseorang yang tidak aktif memerlukan
sedikit kalori. Seseorang yang cendrung mengkonsumsi makanan
yang kaya lemak dan tak melakukan aktifitas fisik yang seimbang,
akan mengalami obesitas (Hasdianah, 2014). Pada anak,
19
pemakaian energi yang kurang daoat terjadi pada anak yang kurang
aktivitas fisik, seperti seharian menonton TV, video, bermain game
dan lainnya. Ditambah lagi ketika menonton TV atau bermain game
sambil tidak berhenti makan maka kecenderungan menjadi obesitas
akan lebih meningkat (Soetjiningsih, 2006).
6) Pola tidur
Sejumlah hormon memediasi interaksi antara durasi tidur yang
pendek, metabolisme dan tingginya IMT. Dua hormon kunci yang
mengatur nafsu makan yaitu leptin dan ghrelin. Kedua hormon ini
memainkan peranan yang signifikan dalam interaksi antara durasi
tidur yang pendek dan tingginya IMT. Leptin adalah
adipocytederived hormone yang menekan nafsu makan. Ghrelin
sebagian besar adalah peptide yang berasal dari abdomen yang
menstimulasi nafsu makan. Mediator lain yang memberi kontribusi
terhadap metabolisme adalah adiponektin dan insulin. Adiponektin
adalah hormon yang baru diketahui disekresi oleh adiposit dan
berhu-bungan dengan sensitifitas insulin (Angels, 2013).
7) Pola makan
Pemberian makanan padat tinggi kalori pada usia dini juga
menjadi faktor obesitas pada anak. karenanya tubuh mengalami
kelebihan kalori/energi sehingga kelebihan ini disimpan dalam
bentuk lemak. Kelebihan 50kkal/hari dalam satu tahum kenaikan
berat badan mencapai 5kg (Soetjiningsih, 2006).
Bila asupan makanan untuk bayi dan anak-anak melebihi
kebutuhannya, jumlah sel-sel jaringan lemak akan meningkat guna
menyimpan lemak. Sekali lemak terbentuk dalam jumlah besar,
akan terjadi kecenderungan penambahan berat badan dengan
20
mudah (Mubarak & Chayatin, 2008). Pada bayi, bayi yang minum
susu botol dan selalu dipaksakan oleh ibunya bahwa setiap kali
minum harus habis, jenis susu yang diberikan berosmolaritas tinggi,
juga menjadi penyebab obesitas pada anak (Soetjiningsih, 2006).
Orang yang kegemukan lebih responsif di banding dengan
orang yang berat badan normal terhadap isyarat lapar eksternal,
seperti rasa dan bau makan, atau saatnya waktu makan. Orang
yang gemuk cendrung makan bila ia merasa ingin makan. Orang
yang gemuk cendrung makan bila ia merasa ingin makan, bukan
makan pada saat ia lapar. Pola makan berlebih inilah yang
menyebabkan mereka sulit untuk keluar dari kegemukan jika sang
individu tidak memiliki kontrol dir dan motivasi yang kuat untuk
mengurangi berat badan (Hasdianah, 2014).
8) Berat Badan Lahir
Sebagian obesitas pada bayi umur satu tahun pertama
berhubungan dengan berat badan lahirnya dan cara pemberian
makan. Faktor yang mempengaruhi terjadinya berat badan lahir
lebih tinggi dari biasanya yaitu faktor keturunan, ibu obesitas,
pertambahan berat badan ibu pada waktu hamil berlebihan dan ibu
diabetes/pradiabetes (Soetjiningsih, 2006). Karena pertumbuhan
tinggi badan biasanya diiringi pula oleh pertumuhan berat badan,
maka tidak mengherankan bila anak-anak yang tumbuh dengan
cepat semasa kecilnya akan cenderung lebih mudah untuk menjadi
obesitas saat mereka dewasa. Banyak dari mereka yang obesitas
pada saat dewasa juga sudah memiliki berat badan yang lebih saat
mereka lahir. Beberapa studi menemukan bahwa pertumbuhan
yang cepat pada masa kanak-kanak menyebabkan obesitas pada
21
masa dewasa. Parson et al menemukan bahwa terdapat hubungan
yang positif antara berat badan lahir dengan indeks masa tubuh
sang anak di kemudian hari, dan lebih luas lagi di perhitungkan
bahwa seorang ibu yang memiliki berat badan lebih akan memiliki
bayi dengan berat badan yang juga lebih yang kemudian akan
meningkatkan kecenderungan untuk menjadi dewasa dengan berat
badan yang lebih juga.
Menurut penelitian Li N et al (2014), ada hubungan antara
berat lahir dan obesitas pada balita ketika umur 6 bulan–3 tahun.
Rasio odds (OR) dari kelebihan berat badan atau obesitas secara
signifikan lebih tinggi pada anak yang lahir beratnya 3 kg–3,5 kg
yaitu 1,5 kali kemungkinan obesitas ketika balita, dan 2,5 kali lebih
besar kemungkinan obesitas pada balita yang berat lahirnya 3,5 kg–
4 kg, dan 3,5–5 kali lipat kemungkinan obesitas pada kelompok
balita yang berat badan lahirnya lebih dari 4,5 kg.
d. Dampak Obesitas
Obesitas pada anak akan menimbulkan berbagai keluhan dan
berbagai keluhan dan gangguan penyakit. Pada umumnya, gangguan
kesehatan yang terjadi pada anak obesitas ialah gangguan secara
klinis, mental dan sosial (Hasdianah, 2014).
Terdapat banyak gangguan klinis yang di timbulkan akibat obesitas
pada anak, di antaranya :
1) Penyakit Kardiovaskuler
2) Obesitas merupakan faktor resiko utama CVD, dan data secara
konsisten menunjukkan peningkatan insidensi penyakit seiring
dengan meningkatnya IMT. (Barasi, 2009).
22
3) Penyakit Hipertensi
Hipertensi dapat di sebabkan oleh beberapa faktor salah
satunya obesitas. Anak obesitas akan menderita hipertensi akan
mengalami berbagai penyakit komplikasi lainnya, dan kerusakan
organ seperti gangguan pada fungsi mata, jantung, dan kelainan
fungsi jantung (Hasdianah, 2014).
Ada beberapa mekanisme yang diusulkan untuk menjelaskan
eratnya korelasi antara obesitas dan hipertensi, yang meliputi :
a) Bertambahnya volume darah sebagai akibat peningkatan
retensi garam; dianggap bahwa hal ini disebabkan oleh efek
antinatriuretik dari kaenaikan kadar insulin.
b) Perubahan kadar hormon mempengaruhi regulasi tekanan
darah; misalnya produksi kortisol oleh jaringan adiposa
meningkat, leptin dan angiostensinogen yang dilepaskan oleh
jaringan adiposa menimbulkan efek hipertensif langsung.
c) Tingginya asupan garam dan rendahnya tingkat kebugaran fisik
mungkin ikut berperan (Barasi, 2009).
4) Asma Bronkhiale
Asma bronkhiale merupakan kelainan sistem pernapasan yang
di tandai dengan penyempitan pada saluran napas yang bersifat
sementara serta dapat sembuh secara spontan tanpa pengobatan.
Anak yang menderita obesitas yang memiliki pola aktivitas yang
rendah akan berisiko terkena asma bronkhiale (Hasdianah, 2014).
5) Sleep Apnea
Sleep apnea adalah gangguan pernapasan ketika tidur, pada
anak di tandai dengan terhentinya napas sekitar sepuluh detik
ketika tidur. Anak yang obesitas mengalami penumpukan lemak
23
yang berlebihan di dalam tubuhnya, penumukan lemak yang
berlebihan akan mengganggu darah dalam mengedarkan oksigen
ketika proses oksidasi dan metabolisme berlangsung (Hasdianah,
2014).
6) Kelainan Bentuk dan Ukuran Tulang
Obesitas pada anak berpotensi menimbulkan kelainan bentuk
dan ukuran tulang, ketidak seimbangan, maupun rasa nyeri yang
sangat kuat ketika beridiri, berjalan, maupun berlari. Obesitas anak
dapat memberikan tekanan dan renggang yang lebih besar
terutama pada tulang kaki daripada anak dengan berat badan
normal. Oleh karena itu tulang, kaki anak obesitas biasanya
mempunyai ukuran yang lebih besar, sehingga menyebabkan
ketidakseimbangan ketika berjalan ataupun berlari (Hasdianah,
2014).
7) Gangguan Kejiwaan
Anak obesitas terkadang mengalami gangguan jiwa seperti
kurang percaya diri dan depresi. Hal ini di sebabkan oleh ejekan
dan cemohan dari teman sebayanya karena memiliki badan yang
gemuk.
Ejekan yang di terima oleh anak secara terus menerus dapat
menimbulkan krisis percaya diri. Apabila hal ini tidak segera di atasi
dengan tepat dapat menyebabkan anak menjadi derpresi karena
tertekan. Ejekan yang mungkin di terima anak obesitas dari teman
sebayanya juga akan mengganggu hubungan sosial dengan
temannya. Anak obesitas akan dikucilkan dari lingkungan teman
sebayanya. Terdapat beberapa penolakan sosial dari lingkungan
sekitar karena kondisi badannya yang obesitas (Hasdianah, 2014).
24
8) Penyakit Diabetes Mellitus
Kencing manis yang juga di sebut dengan diabetes mellitus tipe
II pada anak obesitas merupakan hal yang sangat
mengkhawatirkan. Anak – anak penderita diabetes mellitus tipe II
berisiko tinggi menderita penyakita komplikasi seperti gagal ginjal
kronis, penyakit jantung, nahkan stroke dini.
Anak penderita diabetes mellitus tipe II memiliki produksi insulin
yang terganggu. Kebiasaan yang buruk pada pola makan anak
obesitas dapat meningkatkan terjadinya penyakit penyakit kencing
manis pada anak (Hasdianah, 2014).
9) Kanker
Studi berskala besar di Inggris menunjukkan hubungan antara
kegemukan dengan kanker. Para peneliti itu mengikuti kesehatan 5
juta orang selama 7 tahun dan melacak apakah para subjek
penelitian menderita salah satu dari 22 jenis kanker. Hasil studi
dipublikasikan dalam jurnal The Lancet dan menyimpulkan bahwa
obesitas terkait dengan 10 dari 22 jenis kanker yang paling umum.
Kanker tersebut adalah rahim, ginjal, serviks, tiroid, leukemia, liver,
usus besar, ovarium, kanker payudara, dan kandung kemih
(Hasdianah, 2014).
e. Cara Pengukuran Obesitas
Menurut Hidayat (2009), bahwa pengukuran antropometri meliputi
pengukuran berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, dan lingkar
lengan atas. Dalam pengukuran antropometri terdapat dua cara yaitu
pengukuran yang berdasarkan umur dan pengukuran yang tidak
berdasarkan umur, seperti contoh pengukuran umur: berat badan
berdasarkan umur, tinggi badan atau panjang badan berdasarkan
25
umur. Sedangkan pengukuran tidak berdasarkan umur: berat badan
berdasarkan tinggi badan, lingkar lengan atas berdasarkan tinggi
badan.
Untuk menegakkan diagnosa obesitas, harus di temukan gejala
klinis obesitas yang di sokong oleh temuan antropometri yang jauh di
atas normal. Pemeriksaan antropometri yang sering di gunakan adalah
berat badan terhadap tinggi badan, berat badan terhadap umut, Indeks
Massa Tubuh (IMT/Body Mass Index/BMI), dan tebal lipatan kulit
(Soetjiningsih, 2006).
Rumus BMI :
BMI mempunyai keunggulan utama yaitu dapat menggambarkan
lemak tubuh yang berlebihan, sederhana dan bisa di gunakan dalam
penelitian populasi berskala besar. Pengukurannya hanya
membutuhkan dua hal yaitu berat badan dan tinggi badan, yang
keduanya dapat di lakukan secara akurat oleh seseorang dengan
sedikit latihan. Keterbatasanya adalah membutuhkan penilaian lain bila
di pergunakan secara individual.
Dalam penelitian ini peneliti menentukan obesitas anak
menggunakan antropometri berdasarkan Surat Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia, 2011 (Kemenkes RI, 2011) nomor:
1995/MENKES/SK/XII/2010 tentang standar antropometri penilaian
status gizi dan mengacu pada standar WHO, 2007 yaitu dengan
menghitung IMT menurut umur (IMT/U) pada anak 0 – 60 bulan, dan
untuk obesitas kriteria ambang batas nilai Z-Score adalah > 2 SD.
26
Rumus Z-Score = Nilai Individu Subjek – Nilai Median Buku Rujukan
Nilai Simpang Baku Rujukan
Tabel 2.2 Kategori Dan Ambang Batas Status Gizi Anak Berdasarkan
Indeks, Menurut (Kemenkes RI, 2010).
Indeks Massa
Tubuh
menurut Umur
(IMT/U) Umur
5-18 Tahun
Sangat Kurus <-3 SD
Kurus -3 SD sampai dengan <-
2 SD
Normal -2 SD sampai dengan 1
SD
Overweight >1 SD sampai dengan 2
SD
Obesitas >2 SD
3. Anak Prasekolah
a. Definisi Anak Prasekolah
Menurut Kyle & Carman (2015), anak prasekolah adalah antara
usia 3 - 6 tahun. Ini adalah waktu kelanjutan pertumbuhan dan
perkembangan. Pertumbuhan fisik terus menjadi jauh lebih lambat di
bandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Peningkatan
perkembangan kognitif, bahasa, dan psikososial penting selama priode
prasekolah.
Menurut Kyle & Carman (2015), mengatakan banyak tugas yang
di mulai selama masa todler di kuasai dan sempurna selama usia
prasekolah. Anak belajar mentoleransi perpisahan dari orang tua,
memiliki rentan perhatian lebih lama dan terus mempelajari
keterampilan yang akan memicu keberhasilan nanti dalam priode usia
sekolah. Persiapan untuk kesuksesan di sekolah terus berlanjut
27
selama priode prasekolah karena sebagian besar anak memasuki
sekolah dasar di akhir priode prasekolah.
b. Konsep Tumbuh Kembang
1) Perkembangan Fisik
Menurut Feigelman (2007) dalam Kyle (2015), anak usia
prasekolah rata-rata akan tumbuh 6,5 sampai 7,8 cm per tahun.
Rata-rata anak usia 3 tahun memiliki tinggi 96,2 cm, rat-rata anak
usia 4 tahun memiliki tinggi 103,7 cm, rata-rata anak usia 5
tahunmemiliki tinggi 118,5 cm. Pertambahan berat rata-rata selama
priode ini adalah sekitar 2,3 kg per tahun.
Rata-rata berat badan anak usia 3 tahun adalah 14,5 kg,
meningkat menjadi rata-rata 18,6 pada usia 5 tahun. Kehilangan
lemak bayi dan pertumbuhan otot selama masa prasekolah
memberikan tampilan anak yang lebih kuat dan lebih matang.
Panjang tengkorak juga sedikit meningkat, dengan rahang bawah
menjadi lebih menonjol. Rahang atas melebar selama masa
prasekolah sebagai persiapan untuk kemunculan gig permanen,
biasanya di mulai dari usia sekitar 6 tahun (Kyle & Carman, 2015).
2) Perkembangan Psikososial
Menurut Erik Erikson, tugas psikososial masa prasekolah
adalah membina rasa inisiatif versus bersalah (Erikson, 1963). Anak
prasekolah adalah seorang pelajar yang ingin tahu/penasaran,
sangat antusias untuk mempelajari hal-hal baru (Kyle & Carman,
2015).
Anak prasekolah merasa sensasi pencapaian ketika berhasil
melaksanakan aktivitas, dan perasaan bangga dalam pencapaian
seseorang membantu anak untuk menggunakan inisiatif. Akan
28
tetapi, ketika anak memperluas dirinya lebih lanjut dari
kemampuannya saat ini, ia dapat merasakan rasa bersalah.
Perkembangan superego atau kesadaran telah sempurna selama
priode prasekolah, dan ini adalah dasar untuk perkembangan moral
(memahami benar dan salah) (Kyle & Carman, 2015).
3) Perkembangan Keterampilan Motorik
Saat sistem muskulosletal anak prasekolah terus matang,
keterampilan motorik yang sudah ada menjadi halus dan terbentuk
ketemrampilan motorik yang baru. Anak prasekolah memiliki kontrol
yang lebih volunter atas pergerakannya dan tidak sekikuk ketika
todler. Penghalusan keterampilan motorik halus yang signifikan
terjadi selama priode prasekolah (Kyle & Carman, 2015).
a) Keterampilan Motorik Kasar
Anak prasekolah tangkas ketika berdiri, berjalan, berlari, dan
melompat. Ia dapat naik dan turun tangga serta berjalan
kedepan dan kebelakang dengan mudah. Berdiri pada ujung
jari atau pada satu kaki memerlukan konsentrasi ekstra. Anak
prasekolah tampak berada dalam gerakan konstan. Ia juga
mengguankan tububh untuk memahami konsep yang baru
(seperti menggunakan lengan dalam gerakan “menenggak”
ketika mendiskripsikan cara roda kereta api bekerja (Kyle &
Carman, 2015).
b) Keterampilan Motorik Halus
Anak usia 3 tahun dapat menggerakkan setiap jari tangannya
secara bebas dan mampu memegang sendok-garpu dan
krayon dengan cara seperti orang dewasa, dengan ibu jari pada
satu sisi dan jari lain di sisi yang lain. Ia juga dapat menulis
29
dengan bebas, menyalin sebuah lingkaran, menjiplak sebuah
kotak, dan memberi makan dirinya sendiri tanpa banyak
menumpahkannya. Keterampilan ini menjadi halus dalam 2
tahun selanjutnya dan pada usia 5 tahun, anak dapat menulis
angka, memotong dengan gunting secara lebih akurat, serta
menikat tali sepatu (Kyle & Carman, 2015).
4) Perkembangan Komunikasi dan Bahasa
Menurut Taylor (2008) dalam Kyle (2015), anak prasekolah
dapat mencapai sebanyak 10 sampai 20 kata baru perhari dan pada
usia 5 tahun biasanya memiliki kosakata sebanyak 2100 kata. Pada
akhir priode prasekolah, anak menggunakan kalimat dalam struktur
seperti yang di gunakan oleh orang dewasa.
Menurut Prasse & Kikano (2008) dalam Kyle (2015), anak usia
3 sampai 6 tahun mulai mengembangkan kefasihan (kemampuan
untuk menghubungkan suara, suku kata, dan kata-kata secara
lancar/halus ketika bicara). Pada awalnya, anak dapat
memperlihatkan ketidak fasihan atau bicara gagap. Bicara dapat
terdengar naik turun atau anak dapat mengatakan konsonan
berulang kali atau “um”. Bicara gagap biasanya di awali pada usia
antara 2 dan 4 tahun, dan sekitar 75% anak akan pulih dari kondisi
ini tanpa terapi.
Orang tua harus memperlambat bicara mereka dan harus
memberikan waktu untuk anak berbicara tanpa tergesa-gesa atau
mengganggunya. Beberapa suara tetap sulit di ucapkan secara
benar oleh anak prasekolah: “f”, “v”, “s”, dan “z” biasanya di kuasai
pada usia 5 tahun, tetapi berapa anak tidak menguasai suara “sh”,
“l”, “th”, “r” sampai mereka berusia 6 tahun, komunikasi untuk anak
30
prasekolah bersifat konkret, karena mereka belum mampu berfikir
abstrak. Meskipun sifatnya konkret, komunikasi anak prasekolah
dapat cukup detail dan rumit, ia dapat berbicara tentang mimpi dan
fantasi. Selain mendapatkan kosakata dan mempelajari
penggunaak tata bahasa yang benar, keterampilan bahasa reseptif
anak prasekolah juga menjadi lebih halus (Kyle & Carman, 2015).
Anak prasekolah sangat memperhatikan nada suara dari alam
perasaan orang tua dan dapat dengan mudah mengambil emosi
negatif dalam percakapan. Jika anak prasekolah mendengarkan
orang tua mendiskusikan hal-hal yang menakutkan bagi anak,
imajinasi anak prasekolah dapat memperbesar perkembangan takut
dan memicu kesalahan intervensi tentang apa yang di dengar anak
(Kyle & Carman, 2015).
Menurut Abell & Ey (2007) dalam Kyle (2015), pada anak yang
kemungkinan bicara bilingual, saat usia 4 tahun anak akan berhenti
menggunakan campuran bahasa seperti yang di perlihatkan di
massa todler dan mereka harus mampu menggunakan setiap
bahasa sebagai sistem yang terpisah.
B. Hubungan Berat Badan Lahir dengan Kejadian Obesitas
Menurut Sam Wong (2012), 20% dari anak-anak di perkirakan memiliki
resiko tertinggi saat lahir membentuk 80% jadi anak-anak obesitas.
perempuan berencana hamil harus berada dalam berat badan ideal sebelum
mereka hamil dan kemudian mendapatkan berat badan selama kehamilan
sesuai dengan pedoman yang di rekomendasikan. Jika ibu kelebihan berat
badan sebelum dan selama kehamilan, ada bukti kuat bahwa bayi yang di
31
kandungnya akan memiliki berat badan lahir tinggi dan Body Mass Index
yang tinggi selama masa anak-anak dapat menyebabkan obesitas.
Menurut Vasylyeva et al (2013), Di antara bayi prematur, resiko tertinggi
berkembang menjadi berat badan yang berlebih selama priode prasekolah
yang lahir di usia kehamilan yang lebih awal. Hubunga positif yang kuat di
temukan antara berat badan lahir dan berat badan masa anak-anak.
Selain penyakit jantung, diabetes, dan hipertensi, anak-anak obesitas
juga rentan untuk tidur apnea dan masalah sendi dan tulang akibat kelebihan
berat badan. Meskipun penyakit ini sering dikaitkan dengan orang dewasa,
orang tua dari anak-anak obesitas tidak boleh meremehkan resiko obesitas
anak. Menjadi obesitas dimasa anak-anak meningkatkan kemungkinan anak
pubertas pada usia lebih dini karena ketidak seimbangan hormon dan
memicu untuk masalah pernapasan saat dewasa seperti asma (Mahayuni,
2011).
Masalah psikologis dan harga diri juga lebih memungkinkan
mempengaruhi terhadap faktor psiskis anak pada saat dewasa, sehingga
anak memiliki harga diri rendah pada saat dewasanya. Sedangkan obesitas
pada dewasa untuk mengatasi masalah harga diri cara menghadapi masalah
bullying karena obesitas manajemen koping individu untuk orang dewasa
terhadap obesitasnya bagus, sehingga mengurangi resiko terganggunya
psikis individu tersebut (Mahayuni, 2011).
32
C. Kerangka Teori
Faktor Tidak Langsung Faktor Langsung
Gambar 2.1 Kerangka Teori
Sumber. Misnadiarly (2007), Sri Rahayuningsih (2007), Achmad Djaeni
(2000).
Tingkat
pengetahuan
Genetik/
keturuna
Tingkat
pendapatan
keluarga
Pola Makan
Berat saat lahir
Tingkat
konsumsi zat
Aktivitas fisik
Penyakit
Kejadian
Obesitas
Jenis kelamin
Pola Tidur
33
D. Kerangka Konsep
Kerangka konsep dalam penelitian ini, yaitu:
Gambar 2.2 Kerangka Konsep
E. Hipotesis
Hipotesa adalah jawaban sementara terhadap masalah yang sedang
diteliti. Hipotesa mempunyai karakteristik sebagai berikut: harus
mengespresikan hubungan antara dua variabel atau lebih, harus dinyatakan
secara jelas dan tidak bermakna ganda, harus dapat uji, maksudnya ialah
memungkinkan untuk diungkapkan dalam bentuk operasional yang dapat di
evaluasi bedasarkan data.
Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara riwayat berat
badan lahir dengan kejadian obesitas.
Variabel Bebas:
Berat Badan Lahir
Variabel Terikat:
Kejadian Obesitas
34
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi, Waktu dan Sasaran Penelitian
1. Lokasi
Penelitian ini dilakukan di Taman Kanak – Kanak Islam Al Ikhwan
2. Waktu
Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 8 - 10 Februari 2018
3. Sasaran
Sasaran penelitian adalah murid siswa – siswi Taman Kanak – Kanak
Islam Al Ikhwan
B. Metode Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian observasional analitik dengan
pendekatan cross sectional. Penelitian obeservasional analitik, yaitu untuk
mencari hubungan antara variabel bebas dengan variabel tergantung yang
analisisnya untuk menentukan ada tidaknya hubungan antar variabel
sehingga perlu disusun hipotesisnya. Sedangkan pendekatan cross sectional
adalah jenis pendekatan penelitian yang menekankan pada waktu
pengukuran atau observasi data variabel independen dan dependen hanya
satu kali, pada satu saat (Nursalam, 2003).
C. Populasi dan sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau
subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
35
kesimpulannya (Sugiyono, 2010). Populasi pada penelitian ini adalah
semua orang tua dan anak usia prasekolah di Taman Kanak – kanak
Islam Al ikhwan yang berjumlah 80 anak.
2. Sampel
Sampel merupakan bagian populasi terjangkau yang dapat di
gunakan sebagai subjek penelitian (Nursalam, 2011). Teknik sampel ini
menggunakan jenis Simple Random Sampling yaitu Menurut Sugiyono
(2012), simple random sampling adalah metode penarikan dari sebuah
populasi atau semesta dengan cara tertentu sehingga setiap anggota
populasi atau semesta tadi memiliki peluang yang sama untuk terpilih
atau terambil dan dinyatakan simple (sederhana) karena pengambilan
sampel anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan
strata yang ada dalam populasi itu.
Peserta didik yang akan dijadikan sasaran sampel penelitian
menggunakan taraf kesalahan 5%. Untuk menghitung penentuan jumlah
sampel dari populasi tertentu yang dikembangkan, maka pengambilan
sampel menggunakan rumus Slovin. Perhitungan pengambilan sampel
menggunakan rumus Slovin sebagai berikut :
𝑛= 𝑁
𝑁. 𝑑2 +1
Dimana :
𝑛 = ukuran sampel
N = Populasi
d = taraf nyata atau batas kesalahan
Dalam menentukan jumlah sampel yang akan dipilih, penulis
menggunakan tingkat kesalahan sebesar 5%, karena dalam setiap
36
penelitian tidak mungkin hasilnya sempurna 100%, makin besar tingkat
kesalahan maka semakin sedikit ukuran sampel. Jumlah populasi yang
digunakan adalah 80 orang, dengan perhitungan di atas maka :
𝑛 = 80
80.(0,0025)+1
= 80
1,2
= 66,66 atau 67 anak
Jadi dari anggota populasi yang diambil sebagai sampel adalah
sebanyak 66,66 orang responden. Pada perhitungan yang
menghasilkan pecahan (terdapat koma) sebaiknya dibulatkan keatas,
hal ini lebih aman daripada kurang dibawahnya. Maka sampel yang
digunakan berdasarkan populasi diatas yaitu 67 anak, yang mana
peneliti memilih terlebih dahulu anak yang mengalami obesitas dari 80
populasi dan didapatkan sebanyak 10 orang yang mengalami obesitas,
kemudian sisa nya di ambil sebanyak 57 anak dengan cara random atau
cara undian dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Peneliti menuliskan nomor urut anak berdasarkan daftar kehadiran
siswa pada kertas kecil, menggulung kertas tersebut, lalu
memasukkan kedalam botol plastik, kemudian menutup botol
tersebut dan memberi sedikit lubang.
2. Mengocok botol plastik tersebut dan mengeluarkan satu gulungan
kertas. Setiap nomor yang keluar dicatat dan dijadikan sampel
penelitian.
37
D. Variable penelitian dan Definisi Oprasional
1. Variabel penelitian
Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri sifat atau ukuran
yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang sesuatu
konsep tertentu, misalnya pendidikan, umur, jenis kelamin, pekerjaan,
pengetahuan dan sebagainya (Notoatmodjo, 2010) dalam Khairunnisa
(2014).
2. Definisi oprasional
Mendefinisikan variabel secara oprasional bertujuan untuk membuat
variabel menjadi lebih konkrit dan dapat diukur. Dalam mendefinisikan
suatu variabel, peneliti menjelaskan tentang apa yang harus di ukur,
bagaimana pengukurannya, apa saja kriteria pengukurannya, instrumen
yang digunakan untuk mengukurnya dan skala pengukurannya (Dharma,
2011).
38
Tabel 3.1 Variabel, Definisi Operasional, dan Skala Pengukuran Penelitian
Variabel Definisi
Operasional
Parameter Alat Ukur Hasil Ukur Skala
Variabel
independen:
Riwayat
Berat badan
lahir
Berat bayi
yang di
timbang
dalam waktu
satu jam
sesudah lahir
(Marmi,
2012).
- BBL(Berat
Badan
Lahir).
Studi
dokume
ntasi:
- KMS
- KIA
- Bayi dengan
berat lahir
tinggi: >4000
gram.
- Bayi berat
lahir normal:
bayi dengan
berat lahir
>2500-4000
gram.
- Bayi berat
lahir rendah:
bayi dengan
berat badan
lahir kurang
dari 2500–
1500 gram
(Marmi,
2012)
Ordinal
Variabel
dependen:
Kejadian
obesitas
kelebihan
berat badan
sebagai
akibat dari
- BB(berat
badan).
- TB(tinggi
badan).
- timbanga
n digital
ketelitian
0,1kg.
Tidak
Obesitas :
- Kurus = -
Ordinal
39
penimbunan
lemak
berlebihan
dengan
ambang
batas z score
Indeks
Massa Tubuh
menurut
Umur
(IMT/U) >2
Standar
Deviasi
(Kemenkes
RI, 2011).
- Umur. - mikrotois
e
3SD
sampai <-
2SD
- Normal = -
2SD
sampai
1SD
- Overweight
= >1 SD
sampai
2SD
Obesitas =
>2SD
(Kemenkes
RI, 2010)
E. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
Jenis data yang di kumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan
data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh dari hasil
pengisian kuesioner terhadap responden berdasarkan pertanyaan yang
telah di sediakan. Data sekunder adalah data yang di peroleh bukan dari
responden dan sebagai bahan untuk melengkapi penyusunan karya
ilmiah ini, seperti data berat badan yang di timbang dengan timbangan
40
digital dan tinggi badan di ukur dengan menggunakkan microtoise pada
anak usia prasekolah di Taman Kanak – kanak Islam Al Ikhwan.
2. Sumber data.
Sumber Data dalam penelitian ini di dapat dari kuesioner pada seluruh
sampe dari total populasi anak usia prasekolah di Taman Kanak – kanak
Islam Al Ikhwan.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan
membagikan lembar persetujuan menjadi responden dan membagikan
pertanyaan kepada ibu untuk diisi. Langkah selajutnya melakukan
penimbangan berat badan dengan menggunakan timbangan digital dengan
ketelitian 0,1 kg. Sampel di ukur dengan posisi berdiri tegak tepat di tengah
timbangan tanpa sabuk dan sepatu maupun kaos kaki, pembacaan angka di
lakukan saat angka muncul dan tidak berubah lagi. Hasil berat badan di
lakukan setelah di kurangi dengan berat seragam sampel. Kemudian di ukur
tinggi badan degan menggunakan microtoise yang berskala 200cm dengan
ketelitian 0,1cm, dan di letakan di dinding dari ketinggian 200cm, sampel di
ukur dengan berdiri tegak tepat menempel di dinding dengan pandangan
lurus kedepan tanpa menggunakan penutup kepala dan sepatu atau alas
kaki, lalu di lakukan pengukuran tinggi badan dengan menurunkan alat
pengukur hingga batang pengukuran tepat di kepala sampel. Hasil
pengukuran tinggi dan berat badan kemudian di hitung berdasarkan rumus
IMT. Hasil penghitungan berat badan dan tinggi badan anak di bandingkan
dengan kategori dan ambang batas status gizi anak berdasarkan IMT
menurut umur dari (Kemenkes RI, 2011).
41
Pada penelitian ini untuk variabel independen yaitu riwayat berat badan
lahir, peneliti memberikan kuesioner kepada ibu untuk mendapatkan data
berat badan lahir yang sesuai dengan KMS jika ada. Sedangkan untuk
variabel dependen yaitu kejadian obesitas, peneliti menimbang berat badan
pada anak dengan menggunakan timbangan digital dan mengukur tinggi
badan dengan menggunakan microtoise dan menghitung IMT menurut umur
untuk mendapatkan data obesitas nya pada anak.
G. Uji Validitas dan Reliabilitas
Kuesioner riwayat berat badan lahir tidak menggunakkan uji validitas dan
uji reliabilitas karena pertanyaan yang dibuat hanya untuk mengetahui berat
badan lahir anak saja dengan cara mengukur Berat Badan dan Tinggi Badan
anak dan melihat data berat badan saat lahir anak di buku KIA.
H. Metode Analisis Data
1. Pengolahan data
Menururut Notoatmodjo (2010) proses pengelolaan data melalui tahap-
tahap sebagai berikut:
a. Editting
Editing merupakan kegiatan pengecekan dan perbaikan isian formulir
atau kuesioner tersebut, apakah sudah lengkap, jawaban cukup jelas
terbaca, jawaban relevan dengan pertanyaan, apakah jawaban
konsisten dengan jawaban yang lainnya .
42
b. Coding
Coding adalah kegiatan pengubahan data berbentuk kalimat atau
huruf menjadi data angka atau bilangan. Koding ini sangat berguna
dalam memasukkan data.
c. Entri data
Yakni jawaban-jawaban dari masing-masing responden yang dalam
bentuk “kode” dimasukkan ke dalam program.
d. Cleaning
Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai
dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan
kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode.
2. Analisa Data
a. Analisis univariat
Analisa univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan
karakteristik setiap variabel penelitian. Bentuk analisis univariat
tergantung jenis datanya. Untuk data numerik digunakan nilai mean
atau rata-rata, median dan standar deviasi. Pada umumnya dalam
analisis ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan persentasi
(Notoatmodjo, 2010). Analisa yang di gunakan untuk mendapatkan
gambaran masing-masing distribusi frekuensi responden serta
menggambarkan variabel independen (berat badan lahir) dan
dependen (kejadian obesitas).
b. Analisis Bivariate
Analisis Bivariat adalah analisis yang dilakukan terhadap dua variabel
yang di duga berhubungan atau berkolerasi (Notoatmodjo, 2010).
Dalam penelitian ini yang menjadi analisis Bivariat peneliti adalah:
43
“Menganalisis Hubungan Riwayat Berat Badan Lahir Dengan
Kejadian Obesitas Pada Anak Usia Prasekolah Di Taman Kanak –
Kanak.”.
Dalam penelitian ini menggunakan uji kendall tau. Uji ini
digunakan untuk meliat hubungan antara variabel independen yaitu
Riwayat Berat Badan Lahir dengan variabel dependen yaitu Kejadian
Obesitas
Uji kendall tau merupakan uji analisis yang menghubungkan 2
variabel yang berskala ordinal dan mengetahui tingkat kolerasi antara
2 variabel tersebut (Hidayat, 2010).
1) Karakteristik Kendall Tau:
a) Menguji hubungan dua variabel atau lebih
b) Termasuk kolerasi nonparametik
2) Cara penggunaan uji ini adalah sebagai berikut:
Ket :
= Nilai koefesien kendall tau
= Pembilang dari jumlah konkordasi dan diskonkordasi
secara keseluruhan
𝑛 = Jumlah sampel
dan 2 = Konstanta
3) Syarat dari Uji Kendall Tau Agar pengujian hipotesis dengan
kendall tau dapat digunakan dengan baik maka hendaknya
memperhatikan ketentuan-ketentuan berikut (Budianto, 2001).
a) Skala data variabel ordinal.
b) Jenis hipotesis koleratif.
44
Kesimpulan dalam uji kendall tau ini di dapatkan dengan
cara membandingkan hasil dengan tabel. Bila hitung
lebih kecil dari tabel berarti Ho diterima (tidak ada
hubungan antara riwayat berat badan lahir dengan kejadian
obesitas). Jika hitung lebih besar atau sama dengan
tabel atau < 0,05 berarti Ha diterima (ada hubungan
antara riwayat berat badan lahir dengan kejadian obesitas).
.
45
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
1. Gambaran Umum
Gambaran umum TK Islam Al-Ikhwan Banjarmasin Timur adalah
taman kanak-kanak milik yayasan Al-Ikhwan yang bertempat di
belakang masjid Al-Ikhwan, TK ini didirikan pada tahun 1990 dengan
letak di Jl. Veteran RT. 32 No. 10 Kelurahan sungai bilu kecamatan
Banjarmasin Timur Kota Banjarmasin Provinsi Kalimantan Selatan
dengan akreditasi B. Nama kepala sekolah TK Islam Al-Ikhwan
Banjarmasin Timur adalah Halimah, S. Pd.
B. Hasil Penelitian
1. Analisis Karekteristik Responden
Jumlah responden dalam penelitian ini adalah sebanyak 67 orang anak
dengan jumlah karakteristik sebagai berikut :
a. Jenis kelamin anak
Distribusi frekuensi anak berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat
pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.1 Distribusi frekuensi anak berdasarkan jenis kelamin anak
prasekolah di TK Islam Al-Ikhwan Banjarmasin Timur
Sumber: Data Primer, 2018
No. Jenis Kelamin Frekuensi Persentase
1. Laki-laki 30 44,77
2. Perempuan 37 55,23
Total 67 100
46
Berdasarkan tabel 4.1 distribusi frekuensi anak berdasarkan jenis
kelamin sebagian besar perempuan yaitu 37 anak (52,23%).
b. Umur anak
Distribusi frekuensi anak berdasarkan umur di TK Islam Al-Ikhwan
Banjarmasin Timur dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur
No. Umur Frekuensi Persentase
1. >4 – 5 3 4,4
2. >5 – 6 11 16,45
3. >6 53 79,1
Total 67 100
Sumber: Data Primer, 2018
Berdasarkan tabel 4.2 distribusi frekuensi anak berdasarkan umur
sebagian besar >6 tahun yaitu 53 (79,1%) anak.
Tabel 4.3 Karakteristik responden berdasarkan umur
Variabel Mean Min Max Std.
deviasi
95%CI
Lower Upper
Umur 6.0 4.1 6.6 0.594 5.9 6.2
Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat bahwa variabel umur dengan
nilai rata-rata yaitu 6.0, nilai std. deviasi 0.594 dan nilai interval
kepercayaan lower 5.9 dan upper 6.2.
c. Berat Badan Anak
Distribusi frekuensi berdasarkan berat badan anak di TK Islam Al-
Ikhwan Banjarmasin Timur dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
47
Tabel 4.4 Distribusi frekuensi berdasarkan berat badan
No. Berat Badan (kg) Frekuensi Persentase
1. 13 – 22 16 23,88
2. 23 – 32 32 47,77
3. 33 – 42 19 28,35
Total 67 100
Sumber: Data Primer, 2018
Berdasarkan tabel 4.4 distribusi frekuensi berdasarkan berat
badan anak sebagian besar 22-32 Kg yaitu 32 (47,77%).
Tabel 4.5 Karakteristik responden berdasarkan berat badan
Variabel Mean Min Max Std.
deviasi
95%CI
Lower Upper
Berat
Badan
23.13 15.90 37.70 5.417 21.81 24.45
Berdasarkan tabel 4.5 diatas, dapat dilihat bahwa variable berat
badan dengan nilai rata-rata yaitu 23.13, nilai std. deviasi 5.417 dan
nilai interval kepercayaan lower 21.81 dan upper 24.45 .
2. Analisis Univariat
Analisis univariat pada penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi
riwayat berat badan lahir dan kejadian obesitas pada anak prasekolah di
TK Islam Al-Ikhwan di Banjarmasin Timur
a. Riwayat berat badan lahir
Adapun distribusi frekuensi riwayat berat badan lahir dikategorikan
menjadi tinggi, normal, dan rendah. Untuk distribusinya dapat dilihat
dibawah ini.
48
Tabel 4.6 Distribusi frekuensi Berat badan lahir anak prasekolah di
TK Islam Al-Ikhwan Banjarmasin Timur
Kategori Riwayat Berat Badan
Lahir Frekuensi Persentase
Lebih (>4000g) 9 13,4%
Normal (2500-4000g) 53 79,1%
Rendah (<2500g) 5 7,5%
Total 67 100
Sumber: Marmi, 2012.
Berdasarkan hasil penelitian, sebagian besar riwayat berat badan
lahir normal yaitu 53 (79,1%) anak, sebagian kecil riwayat berat
badan lahir tinggi yaitu 9 (13,4%) anak, dan sebagian kecil riwayat
berat badan lahir rendah yaitu 5 (7,5%) anak.
b. Kejadian obesitas
Kejadian obesitas dikategorikan menjadi 2 yaitu tidak obesitas dan
obesitas
Tabel 4.7 Distribusi frekuensi kejadian obesitas pada anak
prasekolah di TK Islam Al-Ikhwan Banjarmasin Timur
No. Kejadian Obesitas Frekuensi Persentase
1. Tidak Obesitas 57 85%
2. Obesitas 10 15%
Total 67 100
Sumber: Data Primer, 2018
49
Berdasarkan tabel 4.7 distribusi frekuensi anak berdasarkan
kejadian obesitas terdapat 57 responden tidak obesitas (85%)
dan 10 responden obesitas (15%).
3. Analisis Bivariat
Hubungan riwayat berat badan lahir dengan kejadian obesitas untuk
mengetahui hubungan antara variabel bebas (riwayat berat badan lahir)
dengan variabel terikat (kejadian obesitas) data di lihat di tabel bawah ini.
Tabel 4.8 Hubungan riwayat berat badan lahir dengan kejadian obesitas
pada anak prasekolah di Taman Kanak-Kanak Islam Al-Ikhwan
Banjarmasin Timur
No.No
Riwayat
Berat Badan
Lahir
Kejadian Obesitas
Jumlah
Ρ Value
Obesitas Tidak
Obesitas
f % f % f %
0,008
1. Rendah 1 1,5 4 6,0 5 7,2
2. Normal 4 6,0 49 73,1 53 79,1
3. Tinggi 5 7,5 4 6,0 9 13,4
Total 10 15 57 85 67 100
Sumber: Data Primer, 2018
Berdasarkan table 4.8 hasil penelitian pada riwayat berat badan lahir
sebagian besar anak yang memiliki riwayat berat badan lahir normal
ada 53 (79,1%) diantaranya ada beberapa anak yang riwayat berat
badan lahir nya normal menjadi obesitas pada saat usia prasekolah
ada 4 (6,0%), kemudian anak yang memiliki riwayat berat badan lahir
tinggi ada 9 (13.4%) diantaranya ada beberapa anak yang riwayat
50
berat badan lahir nya tinggi menjadi obesitas pada saat usia
prasekolah ada 5 (7.5%), dan juga anak yang memiliki riwayat berat
badan lahir rendah ada 5 (7.2%) diantaranya ada beberapa anak
yang riwayat berat badan lahir nya rendah menjadi obesitas pada
saat usia prasekolah ada 1 (1.5%).
Data dilakukan uji statistik menggunakan uji Kendall Tau diperoleh
nilai p= 0,008. Dengan nilai p < (α = 0,05), maka dapat disimpulkan
bahwa hipotesis diterima, yang artinya ada hubungan Riwayat Berat
Badan Lahir dengan Kejadian Obesitas Pada Anak Usia Prasekolah
di Taman Kanak-kanak Islam Al-Ikhwan Banjarmasin Timur.
Didapatkan hasil nilai kolerasi Kendall Tau sebesar 0,317
menunjukan bahwa arah kolerasi positif dengan kekuatan kolerasi
yang sedang dapat disimpulkan apabila anak memiliki riwayat berat
badan lahir tinggi maka resiko obesitas lebih besar.
C. Pembahasan
1. Riwayat berat badan lahir pada anak prasekolah di TK Islam Al-Ikhwan
Dalam penelitian ini diperkirakan banyak faktor-faktor lain yang
juga menyebabkan obesitas selain riwayat berat badan lahir, seperti
faktor psikis, faktor jenis kelamin, faktor penyakit, aktivitas fisik yang
kurang, pola tidur, pola makan dengan pemberian makanan padat tinggi
kalori pada usia dini dan juga pemberian obat nafsu makan, sehingga
makan tidak terkontrol dan menjadikan anak menjadi obesitas pada anak.
Obesitas yang terjadi bisa juga terjadi karena faktor lain yang
sangat berpengaruh seperti makanan instan yang mana makanan
tersebut sangat mudah didapatkan oleh anak, sehingga anak yang
memiliki riwayat berat badan lahir rendah pun bisa menjadi obesitas
51
karena terlalu sering makan-makanan instan yang kurang baik untuk
kesehatannya, (Sam Wong, 2012).
Kisaran berat badan bayi baru lahir adalah 3,4 kg saat lahir, bayi
baru lahir kehilangan 10% dari berat tubuhnya dalam usia 5 hari pertama.
Rata–rata bayi baru lahir bertambah berat badannya sekitar 20 sampai 30
gr per hari dan mendapatkan berat badan yang sama seperti saat lahir
pada usia 10 hingga 14 hari, sebagian besar berat badan bertambah
menjadi dua kali lipat dari berat lahirnya pada usia 4 sampai 6 bulan dan
bertambah menjadi tiga kali lipat dari berat lahir pada saat usia mereka 1
tahun (Yulianti, 2015).
2. Kejadian obesitas pada anak prasekolah di TK Islam Al-Ikhwan
Riwayat berat badan lahir normal untuk menjadi obesitas terjadi
karena faktor lingkungan. Lingkungan termasuk dalam prilaku atau gaya
hidup semisal apa yang dimakan dan beberapa kali anak makan serta
bagaimana aktifitas anak selama masa bayi sampai masa anak
prasekolah. Jika obesitas di pengaruhi oleh genetik, kita tidak bisa
mengubah gen tetapi dapat merubah pola makan dan aktifitasnya agar
tidak menjadi obesitas dan pada penderita obesitas terutama yang
menjadi gemuk pada masa anak-anak bisa memiliki sel lemak 5 kali lebih
banyak di banding dengan orang yang berat badan normal. Jumlah sel
lemak tidak dapat di kurangi, karena itu penurunan berat badan hanya
dapat di lakukan dengan cara mengurangi jumlah lemak di dalam tiap sel.
(Supariasa dalam Hasdianah, 2014)
Hal ini didukung Soetjiningsih (2014), yang menyatakan bahwa
sebagian obesitas pada bayi umur satu tahun pertama berhubungan
dengan berat badan lahirnya dan cara pemberian makan. Faktor yang
mempengaruhi terjadinya berat badan lahir lebih tinggi dari biasanya yaitu
52
faktor keturunan, ibu obesitas, pertambahan berat badan ibu pada waktu
hamil berlebihan dan ibu diabetes/pradiabetes.
Obesitas anak merupakan faktor resiko utama untuk penyakit
kronis pada masa dewasa yang akan meningkatkan resiko penyakit
degeneratif misalnya diabetes dan tekanan darah tinggi (Hipertensi) di
kemudian hari. Berbagai pengamatan juga menunjukan bahwa makin dini
seorang anak mengalami obesitas, makan semakin rendah usia harapan
hidupnya akibat penyakit kronis degeneratif (IDAI, 2014).
3. Hubungan riwayat berat badan lahir dengan kejadian obesitas pada anak
prasekolah di TK Islam Al-Ikhwan Banjarmasin Timur
Berdasarkan uji statistik menggunakan uji Kendall Tau diperoleh
nilai p= 0,006. Dengan nilai p < (α = 0,05), maka dapat disimpulkan
bahwa hipotesis diterima, yang artinya ada hubungan Riwayat Berat
Badan Lahir dengan Kejadian Obesitas Pada Anak Usia Prasekolah di
Taman Kanak-kanak Islam Al-Ikhwan Banjarmasin Timur. Didapatkan
hasil nilai kolerasi Kendall Tau sebesar 0,301 menunjukan bahwa arah
kolerasi positif dengan kekuatan kolerasi yang sedang dapat disimpulkan
apabila anak memiliki riwayat berat badan lahir tinggi maka resiko
obesitas lebih besar. Karena semakin riwayat berat badan lahir, maka
lemak ditubuh anak suli diturunkan, sehingga jika lemak tidak diturunkan
maka akan terus bertambah dan menjadi obesitas pada masa anak-anak.
Berdasarkan hasil penelitian pada riwayat berat badan lahir yang
menjadi obesitas sebagian kecil yang memiliki riwayat berat badan lahir
normal ada 4 (5,0%), dalam penelitian ini tidak hanya berhubungan
dengan riwayat berat badan lahir untuk menjadi obesitas. Banyak faktor-
faktor lain yang juga menyebabkan obesitas, seperti faktor psikis yang
bisa meningkatkan nafsu makannya, faktor jenis kelamin yang mungkin
53
di sebabkan oleh faktor endokrin dan perubahan hormonal, faktor
penyakit seperti hipotiroidisme, sindrom Chushing, depresi dan masalah
neurologi lain yang dapat menyebabkan makanan berlebih, aktivitas fisik
yang kurang pada seseorang anak yang cendrung mengkonsumsi
makanan yang kaya lemak dan tak melakukan aktifitas fisik yang
seimbang, akan mengalami obesitas, pola tidur yang di pengaruhi 2
hormon mengatur nafsu makan yaitu leptin dan ghrelin yang mana kedua
hormon ini memainkan peranan yang signifikan dalam interaksi antara
durasi tidur yang pendek dan tingginya IMT, pola makan dengan
pemberian makanan padat tinggi kalori pada usia dini juga menjadi faktor
obesitas pada anak.
Kemudian sebagian kecil anak yang memiliki riwayat berat lahir
tinggi ada 5 (6,2%). Obesitas saat hamil sangat beresiko terhadap janin
yang di kandung terutama bisa menyebabkan diabetes gestasional dan
postmature. Hal ini sesuai dengan situs Daily Mail edisi 2014, para ilmuan
Amerika merekam jejak kesehatan lebih dari 4.000 ibu hamil dan anak-
anak mereka. Secara keseluruhan 20,4% anak laki-laki yang dilahirkan
dari ibu yang mengalami obesitas atau ibu yang mengalami berat badan
melebihi yang di sarankan ternyata mengalami obesitas saat berusia 2-5
tahun.
Pewarisan obesitas menurut studi di Denmark bayi baru lahir
dengan ibu yang obesitas akan melahirkan anak yang memiliki riwayat
berat badan lahir tinggi dibandingkan dengan ibu yang melahirkan dengan
berat badan normal, berat badan bayi lahir dari ibu yang obesitas memiliki
rata-rata 6 Ons lebih berat dibandingkan dengan bayi dengan berat badan
lahir normal. Selain itu kadar lemak tubuh mereka lebih besar 2,5% dari
54
bayi yang lahir dengan ibu yang memiliki berat badan normal. (Supariasa
dalam Hasdianah , 2014)
Resiko bayi dengan riwayat berat badan lahir tinggi juga dapat
terjadi bila pada saat hamil kenaikan berat badan lebih dari 16 kg yang
dimana merupakan batas normal ibu yang hamil. Kondisi ibu yang
obesitas saat hamil, maka unsur sel lemak berjumlah banyak dan
ukurannya melebihi normal akan diturunkan pada bayi yang
dikandungnya, maka bayi akan mempunyai unsur sel lemak relatif sama
(Mu‟tadin, 2012).
Sebagian kecil anak yang memiliki riwayat berat badan lahir
rendah ada 1 (1,2%), Bayi yang mengalami berat badan lahir rendah
(premature) untuk menjadi obesitas, banyak faktor yang mempengaruhi
seperti pemberian obat nafsu makan, sehingga makan tidak terkontrol
dan menjadikan anak menjadi obesitas pada usia prasekolah. Obesitas
yang disebabkan berat badan lahir yang menurut parson (2009), berat
badan lahir rendah (BBLR) berhubungan dengan fungsi organ tubuh yang
kurang baik dan peningkatan penyerapan lemak tubuh pada saat dewasa,
hal tersebut dapat meningkatkan resiko kegemukan (Hill DJ, 2013).
Beberapa variasi genetik yang memodulasi insulin dapat
berkontribusi terhadap pertumbuhan fetus dan omset dini obesitas, 23
teori yang mengatakan peran genetik mempengaruhi status obesitas anak
disamping riwayat berat badan lahir rendah, faktor genetik yang menjadi
penghubung antara munculnya obesitas pada anak dengan riwayat berat
badan lahir rendah yang diantaranya Glutamate Decarboxylase 2 (GAD2)
dan mutasi Small Hiterodimer Petner (SHP) yang mengkode protein
inhibisi β-Cell (Mayre D. et al, 2008).
55
Riwayat berat saat lahir memiliki hubungan yang positif dengan
obesitas saat masa anak-anak dan saat dewasa nantinya. Bila saat lahir
sudah memiliki berat badan yang lebih atau lahirnya tinggi maka akan ada
kemungkinan mengalami obesitas nantinya. Menurut Parsons et al (2009)
dalam Hill DJ (2013), menemukan bahwa terdapat hubungan yang positif
antara berat badan saat lahir dengan indeks masa tubuh di kemudian
hari.
Sebanyak 50% remaja yang obesitas sudah mengalami obesitas
sejak anak-anak. Sedangkan pada anak-anak dan bayi yang obesitas
sekitar 26,5% akan tetap menjadi obesitas dalam 2 dekade berikutnya.
Berdasarkan keadaan di lapangan, sebagian besar anak prasekolah
mengalami obesitas riwayat saat lahirnya besar/tinggi. (Taitz dalam Siti
Nur Hidayati, 2013).
Jika pada masa bayi telah menderita obesitas maka pada
nantinya akan menjadi sulit kurus karena sel tubuh membentuk melebihi
normal dan jumlah sel tubuhnya melebihi normal. Hal ini dapat terjadi
ketika obesitas dimulai dengan penimbunan lemak dalam sel lemak
sehingga terjadi hipertrofi sel tersebut. Ketika hipertrofi sel mencapai
tingkat tertentu akan terjadi rangsangan pembentukan sel yang baru
sehingga terjadi hiperplasi sel-sel tersebut (Dedi Subardja, 2012).
Jumlah sel lemak pada tubuh orang dewasa hampir seluruhnya
ditentukan oleh jumlah cadangan lemak dalam tubuh pada waktu anak-
anak. Pembentukan sel lemak baru pada bayi yang berat badan lahir
tinggi berlangsung dengan cepat, hal ini terus berlangsung dengan
kecepatan yang lebih lambat pada anak yang obesitas sampai remaja
(Artur C Guyton, 2011)
56
Selain itu hal ini sesuai dengan penelitian yang di lakukan oleh
Emil Arifyanto pada tahun 2014 pada anak kelas 5 SD juga menyatakan
bahwa terdapat hubungan antara berat badan lahir dengan kejadian
obesitas pada anak dengan ρ value = 0,038 < 0,05 bahwa kegemukan
yang terjadi pada anak sekolah dasar di Kecamatan Menteng Jakarta
Pusat telah terjadi sejak dini atau sejak masa kanak-kanak. Bayi dengan
berat badan lahir rendah memungkinkan untuk terjadi masalah obesitas
dikemudian hari, menurut sebuah studi yang di terbitkan oleh jurnal Brain
Research (2015). Temuan menunjukan faktor pemberian obat nafsu
makan sangat berpengaruh terhadap bayi dengan berat badan lahir
rendah untuk menjadi obesitas.
D. Keterbatasan Penelitian
1. Studi dokumentasi
Peneliti tidak mengobservasi langsung KMS/KIA karena ada
beberapa orang tua anak yang sudah tidak mempunyai lagi KMS/KIA
karena hilang dan untuk peneliti selanjutnya diharapkan dapat
mengobservasi langsung KMS/KIA jika menanyakan riwayat berat badan
lahir agar dapat memperoleh data dengan tepat.
2. Keterbatasan lainnya
Peneliti hanya meneliti usia 5-6 tahun dari rentang usia anak
prasekolah 3-6 tahun, karena terdapat perbedaan klasifikasi dalam
pengukuran hasil IMT menurut umur, menurut tabel antropometri untuk
rentang usia di <5 tahun tidak terdapat klasifikasi berat badan obesitas,
klasifikasi berat badan obesitas hanya ada pada rentang usia 5-6 tahun.
57
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan maka dapat di ambil kesimpilan bahwa :
1. Riwayat berat badan lahir di TK Islam Al-Ikhwan Banjarmasin Timur
sebagian besar anak yang memiliki riwayat berat badan lahir normal 65
(81,2%), dan sebagian kecil anak yang memiliki riwayat berat lahir tinggi
ada 10 (12,5%), dan sebagian kecil riwayat berat badan lahir rendah yaitu
5 (6,2%).
2. Kejadian obesitas di TK Islam Al-Ikhwan Banjarmasin Timur terdapat 70
responden tidak obesitas (87.5%%) dan 10 responden obesitas (12.5%).
3. Bedasarkan analisis dilakukan oleh peneliti menggunakan uji Kendall Tau
menunjukan ada hubungan bermakna riwayat berat badan lahir dengan
kejadian obesitas di TK Islam Al-Ikhwan Banjarmasin Timur dengan nilai
ρ = 0,006 < α = 0,05, dengan nilai r = 0,301 menunjukan bahwa arah
kolerasi positif dengan kekuatan kolerasi yang sedang.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, saran yang dapat di ajukan adalah sebagai
berikut:
1. Bagi Orang Tua
Hendaknya dari penelitian ini dijadikan bahan masukkan tentang resiko
obesitas agar dapat menghindari dan meningkatkan kesehatan anaknya
dengan memperhatikan faktor-faktor lain yang mempengaruhi obesitas
anak prasekolahnya, karena untuk mengubah berat badan lahirnya tidak
mungkin tapi untuk mengubah gaya hidupnya mungkin, agar tidak
58
menjadi obesitas pada masa anak-anak yang berdampak pada penyakit
degeneratif pada masa remaja atau dewasanya, dan juga agar apabila
orang tua tersebut nanti nya hamil kembali agar bisa menjaga pola makan
sedini mungkin.
2. Bagi Sekolah
Untuk TK Islam Al-Ikhwan Banjarmasin Timur meningkatkan evaluasi dan
pemantauan terhadap tumbuh kembang anank didik dengan bekerjasama
dengan puskemas terdekat untuk melakukan pengukuran berat dan tinggi
badan rutin secara aktif dengan berkoordinasi kepada orang tua jika
didapatkan anak dengan kategori obesitas untuk dipantau gaya hidupnya.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan dapat dijadikan bahan pembelajaran dan pengembangan ide
untuk penelitian selanjutnya yang berkaitan tentang obesitas,
pencegahannya dan masalah gizi lainnya untuk menambah ilmu
pengetahuan.
4. Bagi Peneliti Lanjutan
Hendaknya perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan metode dan
desain penelitian yang lain serta menambah variabel lain yang akan
diteliti seperti pemberian makanan cepat saji dengan terjadinya obesitas
pada anak sekolah dengan metodelogi penelitian berbeda dan tempat
yang berbeda.
59
DAFTAR PUSTAKA
Achmad Djaeni. 2000. Ilmu Gizi, Jakarta: Dian Rakyat Adriani, M. & Wijadmadi, B. 2013. Pengantar Gizi Masyarakat. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup Angel, M.R., Marunduh, S.R, Rampengan, J.J.V. 2013. Gambaran Durasi Tidur Pada Remaja dengan Kelebihan Berat Badan. Jurnal e-Biomedik 1 (2): 849-853. Tersedia dalam http://ejournal.unsrat.ac.id Arisman, M.B. 2014. Obesitas, Diabetes Melitus, & Dislipidemia : Konsep, teori dan penanganan aplikatif. Jakarta: EGC Ariefiyanto, E. A. 2014. Beberapa Faktor Risiko Kejadian Obesitas Pada Anak (Studi pada Siswa SD H. Isriati Baiturrahman Semarang) Barasi, M. E. 2007. At Glance. Ilmu Gizi. Alih Bahasa: Halim, H. Jakarta: Penerbit Erlangga BidanKu. 2015. Waspadai Diabetes Melitus pada Bayi. Jakarta. http://bidanku.com Damayanti, S., 2008. Waspadai Kegemukan Pada Anak. http://pjnk.go.id.//index.php. Ermy, Liesma 2013. “Hubungan Riwayat Pemberian ASI Eksklusif Dengan Kejadian Obesitas Pada Anak Usia 4-5 Tahun” Skripsi Jurusan Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang Fadlun & Feryanto, A. 2012. Asuhan Kebidanan Patologis. Jakarta: Salemba Medika Guyton. A C., 2011. Fisiologi manusia dan Mekanisme Penyakit Ed. 3. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC Hill, D.J., Prapavessis, H., Shoemaker, J.K., Jackman, M., Mahmud, FH. 2013. Relationship between Birth Weight and Metabolic status Obese Adoleseents. Amerika. ISRN Obes http://isrn.com Hasdianah., Siyoto, S., & Peristyowati, Y. 2014. Medikal Book : Gizi, Pemantapan Gizi, Diet, dan Obesitas, Yogyakarta : Nuha Medika Harvard T.H. Chan. 2015. Obesity Prevention source : Prenatal and Early Influences. School Of Public Health from:http://www.hsph.harvard.edu/obesity-prevention-source/obesity- couses/prenatal-postnatal-obesity/ Hidayat, A.A.A. 2009. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan Kebidanan. Jakarta: Penerbit Salemba Medikaa Hidayati. SN. 2013. Obesitas pada Anak. http://pedriatrik.com/buletin.html
60
. IDAI. 2014.Indonesian Pediatric Society. Jakarta.http://www.idai.or.id Journal of American Medical Association (JAMA). 2015. Childhood Obesity Facts. Sumber: CDC (Centers for Disease Control and Prevalention http://www.cdc.gov Kemenkes. R.I. 2010. Panduan Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir Berbasis Perlindungan Anak. Jakarta: Direktorat Kesehatan Anak Khusus ____________ 2011. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 1995/MENKES/SK/XII/2010 tentang Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI ____________ 2013. Badan Penelitian dan Pengembangan kesehatan. Jakarta. Tersedia dalam http://depkes.go.id Kompas. 2014. Obesitas Tingkatkan Resiko Kanker. Tersedia dalam http://kompas.com Kyle., T. & Carman., S. Alih bahasa oleh Yulianti. 2015. Buku Ajar Keperawatan Pediatri edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC Li. N., Liu. E., Sun. S., Guo J., Pan. L., Wang. P., Liu. J., Tan. L., Liu. G., & Hu. G. 2014. Birth Weight and Overweight or Obesity Risk in Childern Under 3 years in China. PubMed.Gov. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/ Lutfiana. A. F. 2012. Asupan Tinggi Natrium Dan Berat Badan Lahir Sebagai Faktor Risiko Kejadian Hipertensi Obesitas Pada Remaja Awal. https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jnc/article/view/419 Marmi & Rahardjo, K., 2012. Asuhan Neonatus, bayi, balita, dan anank prassekolah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Maryunani, A., Nurhayati., 2008. Buku Saku Asuhan Bayi Baru Lahir Normal. Jakarta: Trans Info Media Mayre D. et al 2008. Association Between Birth Weight and Obesity Status In Elementary School Children. http://birth-weight-and-obesity.com/. Misnadiarly, 2007, Obesitas Sebagai Faktor Resiko Beberapa Penyakit, Jakarta : Indonesia Mu‟tadin. 2012. Faktor-Faktor Penyebab Obesitas. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC Notoatmodjo. S. 2010. Motodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Nursalam. 2011. Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika Parson et al. 2009. Adult obesity and birth Weight, (http://www.weight-loss- i.com/weight-loss- facts/adults-obesity-birth-weight.htm)
61
Pondok Ibu. 2013. Faktor yang Menyebabkan Bayi Berat Lahir Rendah. http://www.pondokibu.com/ Rikesdas. 2013. Prevalansi angka balita gizi lebih atau kegemukan di Indonesia. Rizky Yulaeni. 2013. “Hubungan Antara Pola Makan Dengan Kejadian Obesitas Pada Anak Usia 7-12 Tahun Di SD Mardi Rahayu Ungaran” Staff Pengajar Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran. Sari, Anggrita; NOR, Syahriani; Farmedika, Desy. Hubungan Indeks Massa
Tubuh Pada Awal Kehamilan Dengan Berat Badan Lahir Di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Jingah. Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan Dan Keperawatan, [S.l.], v. 4, n. 2, p. 9-17, dec. 2013. ISSN 2549-4058. Available at: <http://ojs.dinamikakesehatan.stikessarimulia.ac.id/index.php/dksm/article/view/160/133>. Date accessed: 23 Jul. 2018.
Sartika, R.A.D. 2011. Faktor Resiko Obesitas Pada Anak 5-15 Tahun di Indonesia. Universitas Indonesia. Depok Soetjiningsih & Ranuh. IG. N. G. 2006. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC Soetjiningsih. 2014. Tumbuh Kembang Anak ed.2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC Sugiyono. 2012. Motodologi Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Jakarta:
Rineka Cipta Subardja. D. 2012. Obesitas Primer pada Anak edisi 2. Bandung: PT. Kiblat
Utama Sri Rahayuningsih, MSc. 2005. Perencanaan Menu untuk Penedrita Kegemukan, Jakarta: PT Penebar Swadaya Tempo, Co. 2014. Ibu Hamil Kurang Makan, Bayi Jadi Obesitas. Tersedia dalam http://m.tempo.co Ulfa Nur „Izza. 2010. “Hubungan antara Berat saat Lahir dengan Kejadian Obesitas Pada Siswa Kelas 1 SD Hj. Isriati Kota Semarang Tahun Ajaran 2009/2010”. Skripsi Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang. Varney, H., Kriebs, J.M., Gegor, C.L. 2008. Buku Ajar Asuhan Kebidanan edisi 4 volume 2. Alih Bahasa: Mahmudah, L. & Trisetyati, G. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC Vasylyeva. 2013. Obesity in Prematurely Born Children and Adolescents: Follow Up In Pediatric Clinic. Sumber: BioMed Central. http://nutritionj.biomedcentral.com/
62
Waryana.2010. Gizi Reproduksi.Yogyakarta:Pustaka Rihama WHO. 2013. Obesity and Overwieght : fact about Overwieght and Obesity. January. Available from : http://www.who.int Williams, I. & Wilkins. 2003. Ilmu Gizi Menjadi Sangat Mudah vol. 2. Alih Bahasa Dwijayanthi, L. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC Wong, D, L., Hockenberry-Eaton, M., Wilson, D.,Winkelstein, M, L., & Schwartz, P. 2009. Wong Buku Ajar Keperawatan Pediatrik vol. 1. Alih Bahasa : Sutama, A., Juniarti, N., & Kuncara, H.Y. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC Wong, S. 2012. Risk of Chilhood Obesity Can be Predicted at Birth. Sumber:
Imperial College London. http://www3.imperial.ac.uk/ Yulianti, D., Tiar, E., Isneini, S., & Bariid, B., 2015. Buku Ajar Keperawatan
Pediatri, Ed. 2, Vol. 1. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC Yuyun., Y. 2011. Hubungan Karakteristik Sosial Ibu dengan Pengetahuan Tentang pengetahuan Obesitas pada Anak. http://tempointeraktif.com/medika/arsip/112002/art-2html
LAMPIRAN
Jadwal Pembuatan Skiripsi
No
Kegiataan
Waktu
2017 2018
Juli Agustus Septem
ber Oktobe
r Novem
ber Desem
ber Januari Februar
i Maret April Mei Juni
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Pengajuan Judul Skripsi
2. Penyusunan dan Konsultasi
3. Seminar Proposal Skiripsi
4. Revisi Proposal Skripsi
5. Perijinan Penelitian
6. Persiapan Penelitian
7. Pelaksanaan Peneliti
8. Pengolahan Data
9.
Penyusunan Laporan Skripsi
10.
Sidang Skripsi
11.
Revisi Skripsi
PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
JUDUL PENELITIAN
HUBUNGAN RIWAYAT BERAT BADAN LAHIR TERHADAP
KEJADIAN OBESITAS PADA ANAK USIA PRASEKOLAH
DI TAMAN KANAK-KANAK ISLAM AL IKHWAN
TAHUN 2017
Kepada Yth. (Responden)
Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh.
Nama saya Deo Rizkyandri (14.IK.383), mahasiswa Program Studi Ners
S.1 Keperawatan STIKES Sari Mulia Banjarmasin. Penelitian ini dilaksanakan
sebagai salah satu kegiatan dalam penyelesaian tugas akhir Program Studi Ners
S.1 Keperawatan STIKES Sari Mulia Banjarmasin untuk mencapai gelar Sarjana
Keperawatan.
Peneliti bermaksud melakukan penelitian mengenai “Hubungan Riwayat
Berat Badan Lahir Terhadap Kejadian Obesitas pada Anak Usia Prasekolah Di
Taman Kanak-Kanak Islam Al Ikhwan ”.
Informasi yang diberikan akan dijamin kerahasiaannya dan digunakan
hanya untuk tujuan peneliti.
Untuk itu peneliti mohon kesediaan responden meluangkan waktu untuk
bersedia dilakukan penimbangan berat badan, pengukuran tinggi badan dan
mengisi kuensioner atau menjawab pertanyaan peneliti dilembar kuesioner
dengan benar agar hasil penelitian ini memiliki kredibiltas yang tinggi.
Penelitian ini mempunyai resiko yang minimal, mungkin responden hanya
merasa terganggu waktu istirahatnya, pusing, bingung dalam mengisi kuesioner.
Jika terjadi hal – hal yang tidak diinginkan selama penelitian responden bisa
menghubungi 081255572485 (nomor telepon peneliti).
Data yang diperoleh dari penelitian ini sangat bermanfaat bagi instansi
kesehatan, institusi pendidikan, peneliti dan khususnya bagi orang tua yang
memiliki anak yaitu untuk mengetahui apakah riwayat berat badan lahir dapat
mengakibatkan obesitas, angka kejadian obesitas pada anak, dampak dari
obesitas, dan pencegahan obesitas..
Responden boleh mengundurkan diri dalam penelitian ini apabila muncul
hal-hal yang tidak diinginkan
Partisipasi anda adalah secara sukarela tanpa adanya paksaan. Atas
partisipasi anda, saya ucapkan terima kasih. Semoga Allah SWT memberikan
ganjaran pahala yang berlipat ganda kepada Anda. Aamiin.
Identitas peneliti :
Nama : Deo Rizkyandri
Alamat : JL. Kelayan A GG. Setuju RT 13 Kel. Kelayan Dalam
Banjarmasin Selatan
Telepon : 081255572485
Wassalamu‟alaikum Wahmatullah Wabarakaatuh.
Peneliti,
Deo Rizkyandri
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama :
Umur :
Alamat :
Dengan formulir ini menyatakan telah mendapat keterangan secara jelas serta
mengetahui manfaat serta resiko penelitian dengan sukarela.
Sebagai orang tua/ wali anak, saya mengizinkan putra/ putri saya
Nama :
Umur :
Jenis kelamin :
Terlibat dalam penelitian yang telah disebutkan sebelumnya dilembar
permohonan menjadi responden.
Banjarmasin, 2017
Orang tua / Wali murid
( ............................................ )
DATA IDENTITAS RESPONDEN
1. Identitas Orang Tua Anak
Nama orang tua : - Ayah : ..............
- Ibu : ..............
Alamat :
Umur :
2. Identitas Anak
Nama :
Tanggal lahir : (Umur : ....................)
Jenis kelamin :
Berat badan lahir : gram
Tinggi badan : (diisi oleh mahasiswa)
Berat badan : (diisi oleh mahasiswa)
Tempat sekolah : Taman Kanak-kanak Islam Al Ikhwan
TABULASI DATA ANAK PRASEKOLAH
DI TAMAN KANAK-KANAK ISLAM AL-IKHWAN BANJARMASIN TIMUR
No.
Nama Jenis Umur Berat Tinggi IMT
Kategori Berat Badan Kategori Nilai
Anak Kelamin Kej. Obesitas Lahir (BBL) BBL Std. Dev
1 An. AA Laki-laki 6.6 19.80 1.13 15.51 Tidak Obesitas 4100 Tinggi 0.2
2 An. DPD Laki-laki 6.1 18.92 1.12 14.98 Tidak Obesitas 3500 Normal 0.2
3 An. FNH Laki-laki 6.6 19.70 1.11 15.99 Tidak Obesitas 3700 Normal 0.5
5 An. F Perempuan 6.6 19.10 1.14 14.83 Tidak Obesitas 3000 Normal 0.3
6 An. AA Laki-laki 6.1 32.05 1.08 27.48 Obesitas 4100 Tinggi 2.2
7 An. MAP Laki-laki 6 20.01 1.18 14.37 Tidak Obesitas 4400 Tinggi 0.7
9 An. ANR Perempuan 5.9 31.80 1.03 29.97 Obesitas 4000 Tinggi 2.2
10 An. MA Laki-laki 6.2 19.30 1.11 15.66 Tidak Obesitas 3200 Normal 0.3
13 An. NA Perempuan 6.6 22.20 1.18 15.94 Tidak Obesitas 4100 Tinggi 0.6
14 An. RAN Perempuan 6.3 22.50 1.15 17.01 Tidak Obesitas 2600 Normal 1
15 An. RA Laki-laki 6.6 23.70 1.23 15.79 Tidak Obesitas 2900 Normal 0.3
16 An. RH Laki-laki 6.1 21.40 1.15 16.18 Tidak Obesitas 2200 Rendah 0.8
17 An.YN Laki-laki 6.6 22.80 1.26 14.36 Tidak Obesitas 4100 Tinggi 0.8
18 An. AAA Perempuan 6 33.03 1.05 29.96 Obesitas 2400 Rendah 2.1
19 An. CASF Perempuan 6.1 33.70 1.06 29.99 Obesitas 4300 Tinggi 2.1
21 An. DM Perempuan 6.6 23.11 1.24 15.05 Tidak Obesitas 3200 Normal 0.1
22 An. M Perempuan 5.9 21.50 1.10 17.77 Tidak Obesitas 3700 Normal 1.4
23 An. RA Perempuan 4.11 23.60 1.21 16.12 Tidak Obesitas 3000 Normal 0.7
24 An. A Laki-laki 5.6 22.50 1.18 16.18 Tidak Obesitas 3600 Normal 0.8
25 An. J Laki-laki 4.11 21.30 1.13 16.68 Tidak Obesitas 3500 Normal 1
26 An. Z Perempuan 6.6 22.70 1.15 17.19 Tidak Obesitas 3400 Normal 1
27 An. H Laki-laki 6.5 24.89 1.26 15.68 Tidak Obesitas 3000 Normal 0.2
28 An. AR Perempuan 6.5 23.50 1.17 17.17 Tidak Obesitas 3200 Normal 1
30 An. AA Laki-laki 6.3 21.80 1.17 16.02 Tidak Obesitas 3300 Normal 0.7
31 An. JD Laki-laki 6.5 23.20 1.20 16.25 Tidak Obesitas 3400 Normal 0.8
33 An. MF Laki-laki 6.1 18.10 1.13 14.30 Tidak Obesitas 3200 Normal 0.8
34 An. MI Perempuan 6.6 24.40 1.27 15.13 Tidak Obesitas 3000 Normal 0.1
35 An.MR Laki-laki 6.3 16.40 1.09 13.75 Tidak Obesitas 3000 Normal 0.7
36 An. MRR Perempuan 6.6 19.20 1.17 14.05 Tidak Obesitas 2800 Normal 0.8
37 An. CKNA Perempuan 6 34.90 1.08 29.92 Obesitas 3000 Normal 2.1
38 An.MS Laki-laki 6 17.60 1.10 14.63 Tidak Obesitas 3500 Normal 0.5
39 An. S Laki-laki 6.5 21.60 1.12 17.31 Tidak Obesitas 2800 Normal 1.2
40 An. YK Perempuan 6.2 24.80 1.25 15.89 Tidak Obesitas 3500 Normal 0.5
41 An. AF Perempuan 6.3 18.90 1.12 15.07 Tidak Obesitas 3100 Normal 0.1
42 An. AAH Perempuan 6.6 17.40 1.16 12.98 Tidak Obesitas 3600 Normal 0.8
43 An. AN Perempuan 6.6 19.40 1.15 14.80 Tidak Obesitas 2900 Normal 0.3
44 An. DMN Laki-laki 6.3 16.80 1.09 14.27 Tidak Obesitas 3000 Normal 0.8
46 An. GAK Perempuan 6 y 34.40 1.07 30.26 Obesitas 4400 Tinggi 2.2
47 An. HA Perempuan 6.1 18.60 1.15 14.19 Tidak Obesitas 3500 Normal 0.7
49 An. LW Laki-laki 6.1 18.10 1.08 15.52 Tidak Obesitas 3700 Normal 0.2
50 An. MRV Perempuan 6.6 15.90 1.07 13.89 Tidak Obesitas 2300 Rendah 0.5
51 An. MFRB Laki-laki 6.2 37.60 1.18 27.00 Obesitas 3200 Normal 2.1
52 An. MG Perempuan 5.7 20.70 1.13 16.21 Tidak Obesitas 2800 Normal 1
53 An.MAR Laki-laki 4.11 21.30 1.13 16.68 Tidak Obesitas 3400 Normal 1
54 An. NS Perempuan 5.7 21.90 1.14 16.97 Tidak Obesitas 2400 Rendah 1
55 An. RP Perempuan 5.3 18.20 1.06 16.08 Tidak Obesitas 3000 Normal 0.8
56 An. MZA Perempuan 6.6 18.20 1.18 13.07 Tidak Obesitas 3700 Normal 0.8
57 An. KA Perempuan 6.5 20.70 1.13 16.21 Tidak Obesitas 3400 Normal 0.9
59 An. AK Laki-laki 6.4 17.90 1.03 16.87 Tidak Obesitas 3000 Normal 1
60 An. AL Perempuan 6.3 16.60 1.11 13.42 Tidak Obesitas 2900 Normal 0.7
61 An. BK Laki-laki 6.5 21.70 1.18 15.61 Tidak Obesitas 3600 Normal 0.2
62 An. MRhI Laki-laki 6.2 36.30 1.16 27.21 Obesitas 3900 Tinggi 2.1
63 An. DHA Perempuan 6.3 20.88 1.20 14.50 Tidak Obesitas 2400 Rendah 0.5
64 An. FA Perempuan 6.1 24.65 1.10 20.37 Tidak Obesitas 3000 Normal 1.2
66 An. JS Laki-laki 5.9 21.20 1.20 14.70 Tidak Obesitas 2900 Normal 0.6
67 An. KA Perempuan 5.11 24.70 1.10 20.41 Tidak Obesitas 3300 Normal 1.3
68 An. MZ Perempuan 6.4 23.10 1.16 17.23 Tidak Obesitas 3600 Normal 1
70 An. MZ Laki-laki 5.1 23.89 1.18 17.16 Tidak Obesitas 2800 Normal 1
71 An. AAR Laki-laki 6.2 34.20 1.10 28.26 Obesitas 3300 Normal 2.3
72 An. NA Perempuan 5.11 24.90 1.14 19.30 Tidak Obesitas 3200 Normal 1
73 An. NAK Perempuan 6.1 25.02 1.21 17.13 Tidak Obesitas 3000 Normal 1
74 An. RAF Perempuan 6.2 24.00 1.19 17.02 Tidak Obesitas 2900 Normal 1
75 An. KZN Perempuan 5.11 37.70 1.14 30.05 Obesitas 3600 Normal 2.1
76 An. SL Perempuan 5.1 23.09 1.17 16.97 Tidak Obesitas 3200 Normal 1
78 An. SU Laki-laki 6.3 23.75 1.19 16.84 Tidak Obesitas 2900 Normal 1
79 An. NM Laki-laki 6 22.19 1.15 16.81 Tidak Obesitas 3100 Normal 1
80 An. AZ Perempuan 6.5 20.90 1.15 15.80 Tidak Obesitas 3600 Normal 0.5
Statistics
Jenis_Kelamin
N Valid 67
Missing 0
Jenis_Kelamin
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Laki-laki 30 44.8 44.8 44.8
Perempuan 37 55.2 55.2 100.0
Total 67 100.0 100.0
Umur
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid >4 - 5 3 4.5 4.5 4.5
>5 - 6 18 26.9 26.9 31.3
>6 46 68.7 68.7 100.0
Total 67 100.0 100.0
Descriptives
Statistic Std. Error
Umur Mean 6.076 .0727
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 5.930
Upper Bound 6.221
5% Trimmed Mean 6.150
Median 6.200
Variance .354
Std. Deviation .5948
Minimum 4.1
Maximum 6.6
Range 2.5
Interquartile Range .5
Skewness -1.878 .293
Statistics
Jenis_Kelamin
N Valid 67
Kurtosis 3.617 .578
Berat_Badan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 13 - 22 40 59.7 59.7 59.7
23 - 32 19 28.4 28.4 88.1
33 - 42 8 11.9 11.9 100.0
Total 67 100.0 100.0
Descriptives
Statistic Std. Error
Berat_Badan Mean 23.1325 .66180
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 21.8112
Upper Bound 24.4539
5% Trimmed Mean 22.7410
Median 21.9000
Variance 29.344
Statistics
Umur
N Valid 67
Missing 0
Mean 6.076
Median 6.200
Mode 6.6
Std. Deviation .5948
Minimum 4.1
Maximum 6.6
Std. Deviation 5.41705
Minimum 15.90
Maximum 37.70
Range 21.80
Interquartile Range 5.10
Skewness 1.323 .293
Kurtosis 1.084 .578
Statistics
Berat_Badan
Valid 67
Missing 0
Mean 23.1325
Median 21.9000
Mode 18.10a
Std. Deviation 5.41705
Minimum 15.90
Maximum 37.70
a. Multiple modes exist. The smallest
value is shown
Riwayat_BBL
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tinggi 9 13.4 13.4 13.4
Normal 53 79.1 79.1 92.5
Rendah 5 7.5 7.5 100.0
Total 67 100.0 100.0
Kategori_Obesitas
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Obesitas 10 14.9 14.9 14.9
Tidak Obesitas 57 85.1 85.1 100.0
Total 67 100.0 100.0
Correlations
Riwayat_BBL
Kategori_Obesit
as
Kendall's tau_b Riwayat_BBL Correlation Coefficient 1.000 .317**
Sig. (2-tailed) . .008
N 67 67
Kategori_Obesitas Correlation Coefficient .317** 1.000
Sig. (2-tailed) .008 .
N 67 67
**.
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Riwayat_BBL *
Kategori_Obesitas 67 100.0% 0 .0% 67 100.0%
Riwayat_BBL * Kategori_Obesitas Crosstabulation
Kategori_Obesitas
Total Obesitas Tidak Obesitas
Riwayat_BBL Tinggi Count 5 4 9
% of Total 7.5% 6.0% 13.4%
Normal Count 4 49 53
% of Total 6.0% 73.1% 79.1%
Rendah Count 1 4 5
% of Total 1.5% 6.0% 7.5%
Total Count 10 57 67
% of Total 14.9% 85.1% 100.0%
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Biodata
Nama : Deo Rizkyandri
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat/Tanggal Lahir : Banjarmasin, 02 Desember 1996
Alamat : Jl. Akasia RT 02 RW 01 Desa Jorong Kec. Jorong
Kab. Tanah Laut Kalimantan Selatan
Agama : Islam
Nama Orang Tua:
Ayah : M. Rifkie
Ibu : Yultini
Pendidikan Formal:
1. TK KENARI : 2000-2002
2. SDN JORONG 1 : 2002-2008
3. SMPN 1 JORONG : 2008-2011
4. SMAN 1 JORONG : 2011-2014
5. STIKES Sari Mulia Banjarmasin : 2014-sekarang