hubungan kemampuan membaca alqur’an dengan … · kesempatan besar bagi upaya meningkatkan...
TRANSCRIPT
Jurnal Ilmiah”INTEGRITAS” Vol. 3 No. 2 Desember 2017
HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA ALQUR’AN DENGAN HASIL
BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
STUDI KASUS PADA POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Oleh:
Dr.Suherman, M.Ag, Muhammad Arif Fadhillah Lubis, SHI. M.SI.
Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Medan
ABSTRAK
Makalah ini merupakan hasil penelitian mengenai kemampuan dan ketekunan
siswa Teknik Mesin Polmed dalam membaca Alquran dan hubungannya dengan
hasil belajar. Kesimpulan dari penelitian ini menjadi masukan untuk melakukan
pembacaan Alqur'an kepada siswa secara intensif, kemudian sebagai tujuan
jangka panjang untuk melahirkan lulusan yang mencintai dan suka membaca
Alquran dan mempraktikkannya. Sebagai tujuan jangka pendeknya adalah
mencoba memperbaiki hasil belajar melalui bimbingan membaca Alqur'an.
Metode penelitian ini adalah untuk menguji korelasi product moment. Penelitian
ini dilakukan pada mahasiswa Teknik Mesin Politeknik Negeri Medan dengan
mengambil sampel sebanyak 84 orang. Teknik pengumpulan data adalah
observasi, wawancara dan tes membaca. Berdasarkan analisis statistik dapat
disimpulkan bahwa temuan analisis yang telah dilakukan menunjukkan hipotesis
uji empiris bahwa kemampuan membaca Alqur'an berkorelasi nyata dan positif
dengan hasil belajar siswa. Dengan mengambil tingkat signifikansi (α) sebesar
5%, maka dari tabel t distribusi diperoleh t tabel untuk t_0.025,82 = 1,989. Karena
t_0 = 8,496> t_ (α / 2, V) = 1.989, atau 8.496> 1.989, maka H_0 ditolak. Artinya,
dapat disimpulkan bahwa ada korelasi nyata dan positif antara kemampuan
membaca variabel Alqur'an dengan hasil belajar. Temuan ini merupakan
kesempatan besar bagi upaya meningkatkan prestasi belajar siswa dengan cara
membimbing kemampuan membaca Alqur'an. Mahasiswa konkret harus
termotivasi untuk membentuk kelompok (halaqah) Alqur'an di kampus yang
kegiatannya bisa sampai ke Polmed bahkan dengan menggunakan media on line.
Jurnal Ilmiah”INTEGRITAS” Vol. 3 No. 2 Desember 2017
Bagi dosen juga harus memberi reward (reward) bagi siswa yang rajin dan
memiliki kemampuan membaca yang baik, apalagi dia memiliki bakat membaca
yang baik dan memiliki prestasi di MTQN.
Kata kunci: Hubungan, Kemampuan, Alqur'an, Hasil Belajar
Pendahuluan
Alqur’an sebagai wahyu
Allah Swt, merupakan rahmat dan
petunjuk bagi Islam yang berlaku
sepanjang waktu dan di semua
tempat. Alqur’an sebagai kitab suci
tidak akan mengalami perubahan
sekalipun masyarakat terus menerus
mengalami perubahan. Alqur’an
mengandung berbagai perintah dan
larangan, halal dan haram, baik dan
buruk bahkan juga sejarah umat
masa lalu.Petunjuk dan pedoman
hidup untuk mencapai kebahagiaan
dunia-akhirat dalam bentuk akidah,
akhlak, hukum, siyasah, ibadah dan
sebagainya.
Kesempurnaan Alquran
sebagai kitab suci, telah menjadi
pedoman bagi umat manusia yang
ingin menjadi insan kamil yang
bertaqwa sebagaimana Firman Allah
dalam Alqur’an Surat Al-Baqarah
ayat 2 yang berbunyi :
)٢(
Artinya : “Alquran ini tidak ada
keraguan padanya; petunjuk bagi
mereka yang bertaqwa.”
Ayat di atas memberi isarat
bahwa kitab suci (Alqur’an) itu jika
dipelajari secara serius dan cermat
akan ditemukan di dalamnya ajaran
yang menyakinkan dapat memberi
keselamatan bagi setiap orang yang
mempercayai maksud-maksud yang
terkandung di dalamnya. Bahkan
Alqur’an juga memberi isarat ilmu
pengetahuan yang memberi motivasi
manusia yang berakal untuk
melakukan observasi dan penelitian
dalam menemukan dan
mengembangkan ilmu pengetahuan
tersebut (baca QS. Azzumar: 9 dan
QS. Al-Mujadilah : 11). Untuk itu
akan lebih memadai bila seseorang
mahasiswa calon pekerja atau
akademisi muslim mampu membaca
dan memahami Alqur’an dengan
baik, dan lebih utama adalah
kemauan mengamalkan isi
kandungan Alqur’an tersebut.
Jurnal Ilmiah”INTEGRITAS” Vol. 3 No. 2 Desember 2017
Tegasnya dapat dikatakan
bahwa untuk mengetahui kandungan
yang diharapkan maka kajian Al-
Quran mutlak dibutuhkan.
Imam Ibnul Qayyim
mengemukakan pendapatnya sebagai
berikut :
“Perhatikanlah redaksional
Alqur’anniscaya engkau akan
mendapati ia adalah kunci
Sang Penguasa yang
menguasai seluruh kerajaan
bagi-Nya, sumber dari-Nya
dan kembali kepada-Nya. Dia
bersinggasana di Arasy, tidak
ada sesuatupun yang
tersembunyi bagi-Nya dalam
mengatur kerajaanya-Nya,
mengetahui apa yang berada
dalam diri hamba-hambaNya,
membaca apa yang
tersembunyi dan tampak dari
mereka, sendirian dalam
mengatur kerajaan-Nya.
Mendengar dan melihat,
memberi dan menahan,
memberikan pahala dan
siksa, memuliakan dan
memberikan kehinaan,
menciptaan dana memberi
rezeki, mematikan dan
menghidupkan, menetapkan
dan menjalankan ketentuan-
Nya, mengatur segala perkara
dan kepada-Nya naik segala
sesuatu itu. Tidak ada satu
pun atompun yang bergerak
kecuali dengan izin-Nya dan
tidak ada selembar daunpun
yang jatuh kecuali dengan
izin-Nya” (Ibnul Qayyim,
1999 : 32).
Pada pendapat di atas
menunjukkan bahwa membaca
merupakan modal dasar dan kunci
utama untuk memperoleh ilmu
pengetahuan. Mampu membaca
Alqur’an adalah suatu kewajiban
yang harus dimiliki oleh seorang
Muslim, karena dengan membaca
Alqur’an seorang muslim dapat
mengetahui dan memahami ajaran
agama Islam. Untuk dapat membaca
Alqur’an dengan baik dan benar
terlebih dahulu mempelajari aksara
(huruf) Arab yang dinamakan huruf
Alqur’an atau huruf hijaiyah.
Berdasarkan observasi serta
data nilai mahasiswa, yaitu di kelas
Teknik Mesin kelas 2, terlihat bahwa
kemampuan mahasiswa dalam
membaca Alqur’an tidak sama. Ada
yang cepat membaca (tartil) dan ada
yang sedang bahkan ada yang
Jurnal Ilmiah”INTEGRITAS” Vol. 3 No. 2 Desember 2017
lambat. Perbedaan kemampuan
mahasiswa dalam membaca
Alqur’an, disebabkan latar belakang
pendidikan mereka sebelum
memasuki Polmed. Sebagian besar
mereka berasal dari SMU/SMK dan
sebagian kecil berasal dari madrasah.
Selain itu ditemukan juga fakta
bahwa mahasiswa yang memiliki
prestasi baik adalah mereka yang
mampu dan tekun dalam membaca
Alqur’an. Tegasnya dapat dikatakan
bahwa kemampuan mahasiswa
membaca Alqur’an berhubungan
positif dengan hasil belajar
mahasiswa
Berdasarkan hasil penelitian
para ahli menemukan bahwa
mahasiswa yang rajin membaca
Alqur’an memiliki kecerdasan otak
yang lebih di banding yang tidak
membaca,hal inibisa di lihat dari
prestasi mahasiswa tersebut,
mengapa ini bisa terjadi? Subaih
menjelaskan bahwamembaca Alqur’an
tersebut dapat membantu untuk
konsentrasi dan merupakan syarat
mendapatkan ilmu. Ia menambahkan
bahwa semua ilmu pengetahuan, baik itu
ilmu kedokteran, matematika, ilmu
syari’ah, ilmu alam danlain sebagainya,
membutuhkan konsentrasi yang
tinggi dalam meraihnya. Maka bagi
orang yang terbiasa membaca
Alqur’an, ia akan terlatih dengan
konsentrasi yang tinggi. Menurutnya, sel-
sel otak itu seperti halnya dengan anggota
tubuh yang lainnya, yakni harus
difungsikan terus. Orang yang terbiasa
membaca, maka sel-sel otak dan
badannya aktif, dan menjadi lebih kuat
dari orang yang mengabaikannya. Proses
pengaruh bacaan Alqur’an terhadap
kecerdasan otak mahasiswa ini
terjadi ketika mahasiswa tersebut
gemar atau rajin membaca Alqur’an.
Hal ini dikarenakan mahasiswa yg
rajin membaca Alqur’an, ia akan
belajar serius dalam hidup, serta
belajar menata dan mengatur
hidupnya. Para akademisi dan
spesialis sependapat bahwa membaca
Alqur’an memiliki efek yang baik
dalam pengembangan keterampilan
dasar pada mahasiswa, serta dapat
meningkatkan pendidikan dan
prestasi akademis (www.scribd.com.
Diakses Tanggal 10-06-2016).
Berdasarkan asumsi tersebut, telas
penulis lakukan penelitian
tentang:“Hubungan Kemampuan
Membaca Alqur’an dengan Hasil
Belajar Mahasiswa Program Studi
Jurnal Ilmiah”INTEGRITAS” Vol. 3 No. 2 Desember 2017
Teknik Mesin Politeknik Negeri
Medan”.
Pengertian Kemampuan Membaca
Alqur’an
Istilah kemampuan berasal
dari kata dasar "mampu" yang
mendapat konfiks "ke-an". Menurut
Poerwadarminta dalam Kamus
Bahasa Indonesia, "mampu" berarti
kuasa, sanggup melakukan sesuatu,
sedangkan "kemampuan" berarti
kesanggupan, cekatan dan kekuatan
untuk melakukan sesuatu
(Poerwadarminta, 2000 : 682).
Membaca adalah sebagaimana
dikemukakan Hadgon dalam Tarigan
:
Suatu proses yang dilakukan
serta dipergunakan oleh
pembaca untuk tnemperoleh
pesan yang hendak
disampaikan oleh penulis
melalm media kata-
kata/bahasa tulis. Suatu
proses yang menuntut agar
kelompok kata yang
merupakan satu kesatuan
akan terlihat dalam suatu
pandangan sekilas, dan agar
makna kala-kala secara
individual akan dapat
diketahui. Kalau hal ini (idak
terpenuhi, maka pesan yang
tersurat dan tersirat tidak
akan teitangkap atau
dipahami, dan proses
membaca itu tidak terlaksana
dengan baik (Tarigan, 2010 :
34).
Sedangkan Alqur’an adalah
sebagaimana dikemukakan Quraish
Shihab yang secara harfiah berarti
"bacaan yang sempurna’(Shihab,
2009 : 3). Merupakan suatu nama
pilihan Allah yang sungguh tepat,
karena tiada satu bacaanpun sejak
manusia mengenal tulis baca lima
ribu tahun yang lalu yang dapat
menandingi Alqur’an Al-Karim,
bacaan yang sempurna lagi mulia.
Di dalam beberapa hadits
terdapat keutamaan membaca
Alqur’an sebagaimana hadits yang
diriwayatkan Imam Muslim ra;
سمعت : عن ابى امامة رضى هللا عنھ قال
إقرءواالقرأن فإنھ یأتى : رسول هللا ص م یقول
)رواه مسلم(یوم القیامة شفیعا ال صحابھ
Artinya : Dari Abu Umamah
ra, ia berkata : Saya mendengar
Rasulullah saw. bersabda ; "Bacalah
Alqur’an! karena sesungguhnya
Alqur’an itu akan datang pada hari
kiamat sebagai pemberi syafaat bagi
Jurnal Ilmiah”INTEGRITAS” Vol. 3 No. 2 Desember 2017
pembacanya (yang berpegang pada
petunjuk-petnnjuknya (Sunarto, 2010
: 114).
Sementara itu dalam hadits
lain juga ditemukan penghargaan
terhadap orang yang mempelajari
Alqur'an, yakni :
قال : وعن عثمان ابن عفان رضى هللا عنھ قال
خیركم من تعلم القرأن : رسول هللا ص م یقول
)رواه البخارى(وعلمھ
Artinya : Dari Ustman bin
Affan ra, ia berkata : Rasulullah saw
bersabda: "Sebaik-baik kalian adalah
orang yang mempelajari Alqur'an
dan mengajarkannya (Sunarto, 2010 :
116).
Berdasarkan hadits di atas,
dapat diketahui berapa tinggi
penghargaan terhadap orang yang
aktif membaca dan mempelajari
Alqur’an, hal ini tentunya beralasan
bahwa dengan aktif membacanya
akan meningkatkan kemampuan
Alqur’an sebagai kitab suci agama
Islam, kehadirannya banyak
mengandung penafsiran-penafsiran
bagi kehidupan manusia di atas bumi
ini. Apakah Alqur’an dijadikan
sebagai suatu pedoman hidup,
sebagai sumber hukum, atau
dijadikan sebagai dasar ilmu
pengetahuan, yang pasti kesemuanya
adalah untuk dijadikan sesuatu yang
menghantarkan manusia pada sebuah
tujuan yang diinginkan.
Penulis kali ini ingin
menghantarkan pada beberapa hal
yang menyangkut tentang "membaca
Alqur’an" khususnya bagi
kelangsungan kehidupan umat Islam,
Sehubungan dengan Alqur’an
keterkaitannya dengan Nabi
Muhammad yang menerimanya,
maka jelas menggunakan bahasa
Arab, seperti yang disetir oleh
Muhammad Fazlur Rahman bahwa:
"Bahasa Arab sendiri, yang
merupakan bahasa Alqur’an benar-
benar merupakan bahasa yang sangat
kaya, suatu kenyataan yang secara
bulat disepakati penyelidik Arab,
baik orang-orang Islam maupun non
Islam. Di atas semua itu ada suatu
gaya yang dipergunakan Alqur’an
(Ansari, 2012 : 116).
Berdasarkan esensi dari
Alqur’an seperti dalam keterangan di
atas, maka dapat dipahami, bahwa
yang namanya Alqur’an itu adalah
berbahasa Arab. Bahasa Arab dalam
tulisannya dengan segala unsur
kebahasaannya. Hal ini
menghantarkan pengertian bahwa
membaca Alqur’an adalah seperti
Jurnal Ilmiah”INTEGRITAS” Vol. 3 No. 2 Desember 2017
halnya pada keterangan di atas,
membaca dengan bahasa Alqur’an.
Setelah mengetahui akan makna
pengertian dari membaca Alqur’an
secara khusus, dapat dilihat bahwa
dalam gambaran umum membaca
Alqur’an adalah membaca dengan
baik, dengan berbahasa Arab, dan
mengetahui qira’atnya. Karena pada
prinsipnya penggunaan qira’at dalam
membaca Alqur’an adalah sangat
penting sekali, seperti yang pernah
diungkap oleh TM Hasbi Ash-
Shiddieqy : “Untuk menghindari
umat Islam dari kekeliruan
berusahalah ulama-ulama besar
menerangkan mana yang hak, mana
yang bathal, mengumpulkan huruf
dan qiraat dan membedakan riwayat
yang masyhur dan riwayat yang
syadz, antara yang shahih dan yang
tidak”(Shiddieqy, 2010: 79). Jadi
dalam pengertian yang lebih
sempurna membaca Alqur’an adalah
mampu membaca dengan baik,
dengan berbahasa Arab sesuai
dengan qaidahnya, serta mampu
menerapkan qira’at Alqur’an itu
sendiri. Eksistensi membaca
Alqur’an dalam agama Islam adalah
sangat urgensif, serta religius, hal ini
dalam Alqur’an sendiri pada Surat
Yunus ayat 57 berbunyi :
یاأیھاالناسقدجاءتكمموعظةمنربكموشفاءلمافیالص
)٥٧(
Artinya: Hai manusia, Sesungguhnya
telah datang kepadamu pelajaran
dari Tuhanmu dan penyembuh bagi
penyakit-penyakit (yang berada)
dalam dada dan petunjuk serta
rahmat bagi orang-orang yang
beriman (Departemen Agama RI,
1989: 315).
Jelas sekali bahwa esensi
akan kehadiran Alqur’an dalam
kehidupan umat Islam, merupakan
hal sangat penting. Dengan itu akan
dijumpai bahwa tujuan membaca
Alqur’an adalah untuk mengetahui
isi dan menambah indah serta
merupakan pintu untuk mendalami
sumber-sumber nilai yang menjadi
pedoman hidup umat Islam itu
sendiri. Alqur’an sebagai bacaan,
maka membacanya adalah pintu
untuk mengetahui akan isi, hakikat
serta makna dan fungsi kehadiran
Alqur’an bagi kehidupan ini.
Mendalami dari maksud di
atas, pada akhirnya dilihat bahwa
membaca Alqur’an dengan baik dan
benar, sesuai dengan ketentuan yang
diinginkan adalah suatu keniscayaan
Jurnal Ilmiah”INTEGRITAS” Vol. 3 No. 2 Desember 2017
bagi setiap muslim yang ingin
mendalami ajaran agamanya yakni
Islam, karena sesungguhnya antara
Islam dan Muhammad (yang
berbahasa Arab) dengan Alqur’an
adalah satu kesatuan yang tak pemah
terpisahkan, seperti itulah Islam bila
dipahami dalam ketuhanan dan
keuniversalannya.
Pada akhirnya untuk
menyikapi semua hakikat Islam,
lewat sisi yang utuh, tidak ada
pilihan lain kecuali dengan membaca
Alqur’an. Membaca Alqur’an adalah
sangat penting dalam pemahaman
ajaran Islam, untuk itulah "membaca
Alqur’an" merupakan syarat bagi
pengukuran tingkat kemampuan
seseorang muslim dalam mendalami
ajaran Islam itu sendiri, baik dalam
bidang pengkajian (pembelajaran)
maupun dalam praktik religius
(ibadah) yung semuanya adalah
dengan berbahasa Alqur’an (Arab).
Sesuai kenyataan yang ada
bahwa Alqur’an memang berbahasa
Arab, sebuah problematika bagi
mereka yang bukan orang Arab
untuk membacanya. Permasalahan
ini sebagaimana dikemukakan dalam
kutipan sebagai berikut: "Salah satu
gejala yang mutakhir yang muncul di
negeri-negeri muslim di luar dunia
berbahasa Arab adalah keterasingan
kelompok-kelompok besar
masyarakat muslim dari warisan
mereka, bukan karena ketiadaan
iman melainkan semata-mata karena
pengabdian mereka atasbahasa Arab"
(Hussain, 2011 : 169).
Melihat dari beberapa gejala
yang berkembang persoalan bahasa
Arab dan pentingnya pemahaman
terhadap isi Alqur’an dsb, pada
akhirnya dapat diketahui tentang
kedudukan membaca Alqur’an itu
sendiri dalam pandangan ajaran
Islam.Dengan demikian benar bahwa
membaca Alqur’an saja sudah
termasuk amat mulia dan akan
mendapat pahala yang berlipat
ganda, sebab yang dibaca itu adalah
kitab suci Ilahi. Alqur’an adalah
sebaik-baik bacaan bagi umat Islam,
baik dikala senang maupun dikala
susah, dikala gembira maupun sedih.
Membaca Alqur’an itu bukan saja
merupakan amal dan ibadah saja,
tetapi juga menjadi obat dan penawar
bagi orang yang gelisah jiwanya.
Membaca Alqur’an
merupakan amal ibadah namun yang
lebih utama menghayati Alqur’an
dan ternyata bukan sebatas membaca
Jurnal Ilmiah”INTEGRITAS” Vol. 3 No. 2 Desember 2017
saja, akan tetapi diutamakan untuk
menghormati, bagi orang yang
membacanya. sementara untuk
mendengarkannya juga sebuah
kewajiban. Betapa mulianya
Alqur’an yang telah memberi isarat
seperti di atas tadi.
Menyadari pentingnya posisi
membaca Alqur'an dalam Islam,
sehingga ada beberapa ketentuan
yang harus dijaga bagi umat yang
memang ingin melaksanakan
pembacaan Alqur'an, diantaranya
adalah:
a. Disunnatkan membaca Alqur'an
dengan berwudhu terlebih
dahulu dalam keadaan bersih.
b. Disunnatkan membaca Alqur'an
di tempat yang bersih.
c. Disunnatkan membaca Alqur'an
menghadap kiblat
d. Ketika membaca Alqur'an mulut
hendaklah bersih.
e. Sebelum membaca Alqur’an
disunatkan membaca ta'awudz
f. Disunnatkan membaca Alqur'an
dengan tartil.
g. Bagi orang sudah mengerti arti
dan makna Alqur'an disunatkan
membacanya dengan penuh
perhatian dun pemikiran tentang
ayat yang dibacanya.
h. Dalam membaca Alqur'an
hendaklah benar-benar
diresapkan arti dan maksudnya.
i. Disunnatkan membaca Alqur'an
dengan suara yang bagus lagi
merdu.
j. Sedapat-dapatnya membaca
Alqur'an janganlah diputuskan
karena hendak berbicara dengan
orang lain.
Ketentuan dalam membaca
Alqur'an seperti di atas, memberikan
gambaran bahwa betapa besarnya
perhatian umat Islam dalam menjaga
kemurnian hakikat pembacaan
Alqur'an itu sendiri, dengan itu pula
dipahami membaca Alqur'an
merupakan persoalan paling penting
dalam kehidupan umat Islam
khususnya dalam menggali ajaran
dan mendalami hakikat keislaman
sebagai suatu pedoman.
Pengertian Hasil Belajar
Arti hasil belajar identik
dengan prestasi belajar. Kata prestasi
berasal dari bahasa Belanda, yaitu
Prestatie yang berarti kemampuan.
Jadi secara umum prestasi
menunjukkan kemampuan atau
keberhasilan seseorang melakukan
sesuatu. Pengertian lain dari prestasi
Jurnal Ilmiah”INTEGRITAS” Vol. 3 No. 2 Desember 2017
adalah ; "hasil yang dicapai dari apa
yang telah diusahakan"(Zain, 2010 :
78). Hal senada juga diungkapkan
oleh Agus Dharma, bahwa : "Prestasi
adalah hasil yang dicapai seseorang
atau kelompok orang setelah
melakukan usaha
pekerjaan”(Dharma, 2012 : 2).
Menurut Sumardi Suryabrata,
sesuatu disebut belajar bila :
a. Belajar itu membawa
perubahan dalam diri
(behavior changes, aktual
maupun potensial).
b. Perubahan itu pada pokoknya
adalah didapatkan kecakapan
baru.
c. Perubahan itu terjadi karena
usaha sengaja (Suryabrata,
2010 : 246).
Berdasarkan pendapat di atas,
ternyata keseluruhan ahli dalam
mendefinisikan belajar menggunakan
istilah “perubahan” yang berarti
bahwa seseorang itu setelah belajar
akan mengalami perubahan tingkah
laku, baik itu aspek pengetahuan,
maupun aspek-aspek sikapnya.
Misalnya dari tidak bisa menjadi
bisa, dari tidak mengerti menjadi
mengerti, dari ragu menjadi yakin,
dari tidak sopan menjadi sopan dan
lain-lain. Singkatnya belajar adalah
aktivitas sadar yang dilakukan
seseorang untuk mengubah tingkah
laku kearah yang konstruktif.
Kedua pengertian prestasi
dan hasil belajar di atas, dapat
disimpulkan bahwa yang dimaksud
dengan prestasi belajar adalah hasil
belajar yang diperoleh siswa dalam
evaluasi yang berkenaan dengan
penguasaan bahan pelajaran yang
disajikan kepada mereka. Sedangkan
hasil belajar bagi kelompok
mahasiswa tentunya adalah hasil
belajar mahasiswa terhadap seluruh
mata kuliah yang diterima per-satu
semester hingga mereka
menyelesaikan seluruh beban sks dan
nilainya tertulis pada trankip nilai.
Metode Mempelajari Alqur’an
Alqur'an merupakan
pedoman bagi kehidupan manusia,
agar manusia mampu
mengamalkannya maka hendaknya
setiap orang mempelajarinya dan
merupakan kewajiban bagi setiap
orang. Oleh karena itu Alqur'an perlu
diajarkan di setiap sekolah atau
lembaga pendidikan terutama yang
berciri khas agama Islam. Hal ini
berguna agar setiap siswa mampu
Jurnal Ilmiah”INTEGRITAS” Vol. 3 No. 2 Desember 2017
membaca dan memahami serta
mengamalkan apa-apa yang
dianjurkan oleh Alqur'an. Alqur'an
dalam proses pembelajarannya
memiliki beberapa bagian
permasalahan yaitu :
a. Qira’at (membaca) dan Tajwid
Awal mula sekali bila
seseorang ingin memahami
Alqur'an maka hendaklah ia
mampu membaca Alqur'an
terlebih dahulu. Sebagaimana
Allah SWT menurunkan wahyu-
Nya kepada Rasul melalui
malaikat Jibril pertama sekali
menyuruh Rasul-Nya untuk
membaca, sebagaimana yang
tercantum dalam surat Al-Alaq
ayat 1-5. Membaca merupakan
bagian pertama yang selalu
dilakukan oleh guru dalam setiap
awal pelajaran. Dengan membaca
itu pula seorang akan mendapat
mengetahui segala aturan,
perintah dan larangan Allah SWT
yang diajarkan Alqur'an melalui
Rasul-Nya. Tajwid merupakan
bagian terpenting dalam
mempelajari Alqur'an sebab
dengan mengetahui tajwid dapat
membaca Alqur'an dengan baik
dan benar. Yang dimaksud
dengan tajwid adalah : “cara
membaca yang benar dan tepat”
(Ahmad, 2010 : 202).
b. Arti kata dan Penafsiran
Mempelajari Alqur'an
selain mampu membaca dengan
baik dan benar, juga dapat
mengetahui arti kata atau
terjemahan dari ayat. Dengan
terjemahan ini dapat diketahui apa
yang menjadi perintah dan
larangan Allah dan Rasul-Nya,
mengetahui aturan-atuarn yang
harus dilaksanakan dalam
kehidupan sehari-hari dan
sebagainya. Sedangkan untuk
menggali ilmu pengetahuan yang
ada dalam Alqur'an maka
dibutuhkan penafsiran atau
pemahaman terhadap isi
kandungan Alqur'an.Tafsir secara
bahasa berarti penjelasan atau
keterangan. Secara istilah, tafsir
ialah ilmu yang membahas
maksud dan tujuan firman Allah
sebatas kemampuan manusia
(Chirzin, 2008 : 4). Menurut
Azzarkasyi, tafsir adalah suatu
ilmu untuk memahami kitab Allah
yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW, menjelaskan
makna-maknanya serta
Jurnal Ilmiah”INTEGRITAS” Vol. 3 No. 2 Desember 2017
mengeluarkan hukum dan
hikmahnya (Chirzin, 2008 : 4).
Jadi tafsir adalah kunci untuk
membuka gudang simpanan yang
tertimbun dalam Alqur’an tanpa
tafsir orang tidak bisa membuka
gudang simpanan tersebut, untuk
mendapatkan mutiara dan permata
yang ada di dalamnya. Metode
yang baik dalam mempelajari
Alqur’an adalah sebelum belajar
membaca dan menulis siswa
dianjurkan menghafal surat-surat
pendek dari ayat Alqur’an secara
lisan dengan membacakannya
secara bersama-sama berulang
kali sampai mereka hafal, agar
tertanam jiwa keagamaan dalam
diri siswa.
Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Hasil Belajar
Pada dasarnya faktor yang
mempengaruhi hasil belajar, terbagi
dua yakni faktor internal (dari dalam
diri sendiri, yakni intelegensi, bakat,
kesehatan jasmani dan penyesuaian
sosial dan emosional) dan faktor
eksternal (dari luar diri, yakni
lingkungan keluarga, lingkungan
sekolah, teman sebaya dan
lingkungan masyarakat.
Untuk lebih jelasnya faktor
internal yang mempengaruhi hasil
belajar, akan penulis uraikan satu
persatu ;
a. Kecerdasan (inteligensi)
Inteligensi disebut dalam
bahasa Inggeris intelligence,
dalam bahasa Arab sur’ah al-
fahm dan dalam bahasa Indonesia
disebut dengan kecerdasan.
Dalam arti luas inteligensi
dimaksudkan dengan :
kecerdasan, kemampuan
menangkap ilmu pengetahuan,
pengertian dan pemahaman
(Suwarsih, 2004 : 9). Dari batasan
dan pendapat ini bisa disimpulkan
bahwa inteligensi erat
hubungannya dengan prestasi
belajar yang dicapai seseorang
dan kemampuannya dalam
mengingat. Seseorang yang
kurang tingkat kecerdasannya
umumnya belajar lebih lamban.
Mereka memerlukan banyak
latihan yang bermakna, dan
membutuhkan lebih banyak waktu
untuk maju dari bentuk belajar
yang satu ke bentuk belajar
berikutnya (Oemar Hamalik, 2009
: 181). Ini artinya kecerdasan juga
bisa berkembang menjadi lebih
Jurnal Ilmiah”INTEGRITAS” Vol. 3 No. 2 Desember 2017
baik jika menerima banyak waktu
untuk melatihnya dengan latihan
yang penuh makna. Selanjutnya
ketika kecerdasan tersebut sudah
menjadi lebih baik maka ia akan
berpengaruh pada hasil belajar.
b. Bakat (attitude)
Bakat besar pengaruhnya
terhadap perkembangan
seseorang. Bakat ialah “Suatu
pembawaan yang potensial yang
mengacu kepada perkembangan
kemampuan akademis (ilmiah)
dan keahlian dalam berbagai
bidang kehidupan” (M. Arifin,
2010 : 101). Untuk mengetahui
bakat seseorang diperlukan
penggunaan tes bakat (attitude
test), misalnya pada waktu
permulaan masuk belajar.
Berdasarkan hasil tes tersebut
dapat diperkirakan hasil
belajarnya. Selain itu dari, bakat
seseorang turut menentukan
perbedaan dalam hal : hasil
belajar, sikap, minat.
c. Keadaan jasmani (physical
fitness)
Kesehatan jasmani dan
rohani sangat besar pengaruhnya
terhadap hasil belajar. Bila
seseorang selalu tidak sehat, sakit
kepala, demam, pilek, batuk dan
sebagainya, dapat mengakibatkan
tidak bergairah untuk belajar
(Dalyono, 2010: 55). Setiap orang
berbeda dalam hal tinggi, berat
dan koordinasi organ badannya.
Ada yang badannya tinggi kurus,
ada pula yang pendek gemuk, dan
ada pula yang memiliki bentuk
badan atletis. Di samping itu, ada
yang punya kekurangan pada diri
nya, misalnya penglihatan kurang
jelas, punyai penyakit asma,
mudah pusing kepala, atau
gangguan penyakit tertentu,
misalnya sakit gigi. Kondisi
badan, gangguan penyakit, dan
sikap akan mempengaruhi
efisiensi dan kegairahan belajar,
karena badannya mudah lelah,
kurang berminat melakukan
kegiatan, tidak suka bermain,
sebagainya.
d. Penyesuaian sosial dan
emosional (Social and emotional
adjustment)
Karakteristik sosial dan
emosional adalah dua sifat yang
erat kaitannya antara satu dengan
lainnya. Berbagai alternatif
kondisi sosial dan emosional
Jurnal Ilmiah”INTEGRITAS” Vol. 3 No. 2 Desember 2017
dapat terjadi di kalangan siswa,
seperti pendiam, pemberang,
pemalu, pemberani, mudah atau
sulit beraksi, suka bekerjasama
suka mengasingkan diri /
menyendiri, bersikap bebas,
senang menggantungkan diri
kepada orang lain, pemarah,
tertekan, sensitive, mudah
terpengaruh, bersikap negatif,
tingkah laku mudah berubah
sesuai dengan situasi dan kondisi.
Kondisi-kondisi lingkungan di
kelompok, dalam kelas, di rumah
setiap waktu dapat berubah. Hal
ini berpengaruh terhadap aktivitas
belajar, minat, percaya diri dan
keyakinan tentang hasil belajar.
Sedangkan faktor eksternal
yang mempengaruhi hasil belajar,
yakni : Lingkungan Keluarga (Home
background), Kurikulum, Alat
Pelajaran, Keadaan Gedung, Teman
Sebaya, dan Lingkungan masyarakat
(Yusuf, 2010: 30).
Kesimpulan
1. Kemampuan Membaca Alqur’an
Mahasiswa Teknik Mesin
Polmed
Setelah dilakukan penilaian
kemampuan membaca Alqur’an
terhadap 84 mahasiswa Teknik
Mesin Polmed diperoleh skor tentang
kemampuan membaca Alqur’an
sebagai berikut :
No NamaNilai Test Membaca Alqur’anHuruf Maad Tartiil Tajwid Jumlah Skor
1 Afdi Supriadi 80 80 80 80 320 802 Ahmad Farid 90 90 90 90 360 903 Ali Amarulloh 77 77 82 77 313 784 Bayu Syahputra 80 80 84 80 324 815 Danel Sembiring 80 80 80 80 320 806 Diki Ramadhani 80 80 82 80 322 80.57 Dwi Septiadi 80 80 81 80 321 80.258 M. Royhan 80 80 82 80 322 80.59 Mhd. Syofyan 80 80 81 80 321 80.2510 M.Rizki Ananda 80 80 82 80 322 80.511 Qori Suwendo 80 80 84 80 324 8112 Rizki Agung Hrp 80 80 81 80 321 80.25
Jurnal Ilmiah”INTEGRITAS” Vol. 3 No. 2 Desember 2017
13 T. Vanri Roza 80 80 83 80 323 80.7514 Agung Putra Srg 77 77 82 77 313 7815 Ahmad Hadi B 77 77 81 77 312 7816 Alvin Iskandar 78 76 81 77 312 7817 Bima Putra Barus 80 80 81 80 321 80.2518 Dimas Budi P 78 78 80 77 313 7819 Ilham Aga Putra 76 77 81 77 312 7820 Irwananda Pratama 80 80 82 80 322 80.521 Laras Santi 80 80 82 80 322 80.522 Muas Ramadhani 80 80 82 80 322 80.523 Muhammad Ilham 80 80 83 80 323 80.7524 Mhd. Suanda 80 80 81 80 321 80.2525 Sazali Pratama 80 80 81 80 321 80.2526 Yogi Rizki Aldori 80 80 82 80 322 80.527 Bambang Eko S 85 85 86 85 341 85.2528 Bayu Surya P 70 70 70 70 280 7029 Fajaruddin Habibi 83 83 85 83 334 83.530 M.Arief Vindoken 75 75 80 75 305 76.2531 Muhammad Abduh 77 77 84 77 315 78.832 Muhammad Irsan 85 85 86 85 341 85.2533 Mhd.Wahidin 76 76 82 77 311 77.834 Muhammad Wazir 83 83 86 83 335 83.7535 Robby 80 80 81 80 321 80.2536 Suhardi Lubis 80 80 82 80 322 80,537 Taufiq Sukarno H 85 85 86 85 341 85.2538 A Nurul Hidayah 90 90 90 90 360 9039 Abdu Fuad Arrazy 82 82 84 82 330 82.540 Alhafiz Ilmi Fahmi 84 84 86 84 338 84.541 Bayu Pamungkas 82 82 84 82 330 84.542 Byl Aqso Hsb 80 80 81 80 321 80.2543 Dicky Irawan 81 81 83 81 326 82.544 Gilang Tyas P 80 80 80 80 320 8045 Khalid Saleh Dly 82 82 84 82 330 82.546 M. Ridho 82 82 85 82 331 82.547 Mhd Rizki P. 82 82 85 82 331 82.7548 Nopriandi 80 80 83 80 323 80.7549 Pebriyanti Agusty 85 85 87 85 342 85.550 Rachmad Fadhli 80 80 83 80 323 80.7551 Supriyani 80 80 81 80 321 80.2552 Wawan Kurniawan 85 85 86 85 341 85.2553 Abd Hakim Sitomp 82 82 84 82 330 82.5
Jurnal Ilmiah”INTEGRITAS” Vol. 3 No. 2 Desember 2017
54 Armen Yudhi 78 78 86 77 319 79.855 Zhuhri Ramadhani 83 83 85 83 334 83.556 M.Bayu Priady 60 61 60 60 241 60.2557 M. Fahmi 80 80 84 80 324 8158 M. Abdinta Trg 80 82 80 82 324 8159 Raih Setiawan 88 85 80 88 341 8560 Zulkifli Padang 80 80 82 80 322 80.561 Alief Herdiansyah 80 80 82 80 322 80.562 Makmur Lubis 77 76 83 77 313 7863 Mhd. Zairul H 81 81 83 81 326 81.564 Muhammad Soleh 77 76 82 77 312 7865 Rifaldi Purba 77 76 82 77 312 7866 Sahroni 82 82 84 82 330 82.567 Aldi Avandi 75 75 77 75 302 75.768 Azwan Yusri 82 82 83 82 329 82.469 Hasan Basri Nst 80 80 82 80 322 80.570 Jumadi Ariga Gtg 80 80 81 80 321 80.2571 Mhd. Hanafi 80 80 81 80 321 80.2572 Muhammad Idrus 80 80 81 80 321 80.2573 Muhammad Farish 77 77 81 77 312 7874 Nopril Prayogi 80 80 82 80 322 80.575 Rizki Ananda Gtg 80 80 82 80 322 80.576 Satrido Ramadhan 80 80 82 80 322 80.577 Yusri Mahendra 74 74 76 74 298 74.578 Ahmad Parlaungan 82 82 85 82 331 82.7579 Khaifan Wiranda 77 76 85 77 315 7980 Mhd. Irsan Purba 85 80 80 82 327 8281 Muhammad Robby 78 78 80 78 314 78.582 Parlindungan 78 78 80 78 314 78.583 Rembang Sahputra 82 82 84 82 330 82.584 Sofyan M 84 84 85 84 337 84.25
Berdasarkan data distribusi
penilaian maka diperoleh skor
tertinggi test membaca Alqur’an
mahasiswa Teknik Mesin Polmed
adalah 90 (9) Ahmad Faridh dan
terendah 60 (6) M. Bayu. Untuk
mengidentifikasi tingkat
kecenderungan kemampuan
membaca Alqur’an (variable X)
digunakan rata-rata ideal (Mi dan
Sdi).
Adapun untuk mencari
interval skor tertinggi dan kategori
Jurnal Ilmiah”INTEGRITAS” Vol. 3 No. 2 Desember 2017
terendah kemampuan baca Alqur’an
digunakan rumus berikut :
R = H – L + 1
Keterangan :
R = Total Range
H = Highest Score (nilai tertinggi)
L = Lowest Score (nilai terendah)
I = Bilangan Konstan
Dari rumus di atas diperoleh
H = 9 dan L = 6 maka dengan mudah
diperoleh R, yaitu :
R = 9 – 6 + 1 = 4
Dari angka 4 dapatlah diuraikan
sebanyak 4 butir nilai. Karena H = 9
dan L= 6, maka kalau kita menyusun
nilai mulai dari 6 sampai dengan 9
akan terdapat 4 butir nilai sebagai
berikut 6, 7, 8, 9 = 4 butir nilai
Dan dalam menentukan interval
digunakan Rumusi
Rdimana
R = Total range
i = Interval class, yaitu luasnya
pengelompokan data yang dicari,
atau : kelas interval
Interval Kemampuan Baca Alqur’an
Mahasiswa Polmed
No Interval Frekuensi Persentase Kategori
1
2
3
4
9
8
7
6
5
75
3
1
5.95
89
3.6
1.2
Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang
Total 84 100 -
Dari tabel di atas dapat
diketahui tentang kemampuan
membaca Alqur’an responden
sebagian kecil (5.95 %) tergolong
sangat baik, 89 % tergolong baik, 3.6
% tergolong cukup, sedangkan yang
tergolong kurang baik hanya 1.2 %.
Dengan demikian berarti masih ada
(sebagian kecil) mahasiswa Polmed
masih kurang baik dalam melafalkan
huruf-huruf dalam Alqur’an sehingga
mereka belum bisa lancar membaca
sekaligus tidak aktif membaca
Alqur’an baik di kelompoknya dan
dirumahnya. Namun, untuk
menolong mahasiswa yang kurang
mampu membaca Alqur’an, dosen
agama yang bersangkutan khususnya
peneliti menyediakan waktu di luar
jam mengajar untuk memberikan
pengajaran dan bimbingan tambahan
membaca Alqur’an.
Jurnal Ilmiah”INTEGRITAS” Vol. 3 No. 2 Desember 2017
Hasil Belajar Mahasiswa Teknik
Mesin Polmed
Adapun hasil belajar
mahasiswa sebagai variable Y
diketahui berdasarkan laporan
evaluasi nilai akhir semester B Kelas
ME Tahun 2016-2017 di Polmed
dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Hasil Belajar Mahasiswa Semester B Tahun 2016/2017
No N a m a Nilai Membaca
Alqur’an
Nilai Hasil Belajar
1 Afdi Supriadi 80 3.00
2 Ahmad Farid Akbar 90 3.57
3 Ali Amarulloh 78 2.78
4 Bayu Syahputra 81 3.35
5 Danel Sembiring 80 2.96
6 Diki Ramadhani 80.5 2.74
7 Dwi Septiadi 80.25 2.78
8 M. Royhan 80.5 2.74
9 Mhd. Syofyan 80.25 2.78
10 M.Rizki Ananda 80.5 3.00
11 Qori Suwendo 81 3.04
12 Rizki Agung Hrp 80.25 2.91
13 T. Vanri Roza 80.75 2.87
14 Agung Putra Srg 78 2.78
15 Ahmad Hadi Baskoro 78 2.61
16 Alvin Iskandar 78 2.52
17 Bima Putra Barus 80.25 2.87
18 Dimas Budi Prabowo 78 2.78
19 Ilham Aga Putra Lbs 78 2.70
20 Irwananda Pratama 80.5 2.96
21 Laras Santi 80.5 3.13
22 Muas Ramadhani 80.5 3.09
23 Muhammad Ilham 80.75 3.22
24 Muhammad Suanda 80.25 2.96
Jurnal Ilmiah”INTEGRITAS” Vol. 3 No. 2 Desember 2017
25 Sazali Pratama 80.25 2.87
26 Yogi Rizki Aldori 80.5 3.30
27 Bambang Eko Saputr 85.25 3.35
28 Bayu Surya Pratama 70 2.61
29 Fajaruddin Habibi 83.5 3.09
30 M.Arief Vindoken 76.25 2.83
31 Muhammad Abduh 82.5 2.78
32 Muhammad Irsan 85.25 3.43
33 Muhammad Wahidin 77.8 2.78
34 Muhammad Wazir 83.75 3.26
35 Robby 80.25 3.22
36 Suhardi Lubis 80,5 2.91
37 Taufiq Sukarno Hatta 85.25 3.09
38 A Nurul Hidayah 90 3.17
39 Abdu Fuad Arrazy 82.5 3.48
40 Alhafiz Ilmi Fahmi 84.5 3.30
41 Bayu Pamungkas 84.5 3.13
42 Byl Aqso Hsb 80.25 3.00
43 Dicky Irawan 82.5 3.09
44 Gilang Tyas Pamung 80 3.17
45 Khalid Saleh Daulay 82.5 3.09
46 M. Ridho 82.5 3.09
47 Muhammad Rizki P. 82.75 3.04
48 Nopriandi 80.75 3.17
49 Pebriyanti Agusty 85.5 3.39
50 Rachmad Fadhli 80.75 3.13
51 Supriyani 80.25 3.09
52 Wawan Kurniawan 85.25 3.09
53 Abdul Hakim Sitomp 82.5 3.48
54 Armen Yudhi 79.8 2.91
55 Zhuhri Ramadhani 83.5 3.17
Jurnal Ilmiah”INTEGRITAS” Vol. 3 No. 2 Desember 2017
56 M.Bayu Priady 60.25 2.43
57 M. Fahmi 81 3.09
58 M. Abdinta Tarigan 81 3.26
59 Raih Setiawan 85 3.57
60 Zulkifli Padang 80.5 2.87
61 Alief Herdiansyah 80.5 3.00
62 Makmur Lubis 78 2.48
63 Mhd. Zairul Hidayat 81.5 3.17
64 Muhammad Soleh 78 2.83
65 Rifaldi Purba 78 3.09
66 Sahroni 82.5 2.83
67 Aldi Avandi 75.7 2.78
68 Azwan Yusri 82.4 3.52
69 Hasan Basri Nst 80.5 3.04
70 Jumadi Ariga Gintin 80.25 3.00
71 Mhd. Hanafi 80.25 3.00
72 Muhammad Idrus 80.25 3.04
73 Muhammad Farish 78 2.78
74 Nopril Prayogi 80.5 2.96
75 Rizki Ananda Gintin 80.5 3.35
76 Satrido Ramadhan 80.5 3.13
77 Yusri Mahendra 74.5 2.65
78 Ahmad Parlaungan 82.75 3.04
79 Khaifan Wiranda 79 2.70
80 Mhd. Irsan Purba 82 3.13
81 Muhammad Robby 78.5 2.91
82 Parlindungan 78.5 2.91
83 Rembang Syahputra 82.5 3.04
84 Sofyan Mangaloksa 84.25 3.13
Berdasarkan data distribusi
hasil belajar mahasiswa di atas,
diketahui bahwa Indeks Prestasi
tertinggi adalah 3.57 bernama
Jurnal Ilmiah”INTEGRITAS” Vol. 3 No. 2 Desember 2017
Ahmad Faridh Akbar dan yang
terendah adalah 2.43 bernama M.
Bayu Priadi. Untuk mengidentifikasi
tingkat kecenderungan belajar
mahasiswa di Polmed (Variabel Y)
digunakan rata-rata ideal (Mi) dan
standar deviasi ideal (SdI). Dengan
memanfaatkan jasa hitung
(Descriptive Statistics) atau bantuan
komputer SPSS 16.00 for Windows
diketahui hasilnya sebagaimana pada
tabel berikut :
Descriptive Statistics
Variabel Penelitian Mean Std. Deviation N
Kemampuan_Membaca_Alquran 80.6393 3.67165 84
Hasil_Belajar 3.0164 .24583 84
Pada tabel di atas diketahui
bahwa nilai Mean dari Hasil Belajar
Mahasiswa adalah 3.0164sedangkan
nilai Sdi adalah .24583. Sedangkan
nilai Mean dari Kemampuan
Membaca Alqur’an adalah
80.6393dan Sdi adalah 3.67165. Dari
tabel di atas juga dapat diketahui
bahwa sebagian besar yaitu 49
mahasiswa memiliki prestasi yang
baik karena memiliki Indeks Prestasi
di atas 3.00 sedangkan selebihnya
yaitu 35 mahasiswa memiliki Indeks
Prestasi di bawah 3.00.
3. Hubungan Kemampuan Membaca
Alqur’an dengan Hasil Belajar
Mahasiswa Teknik Mesin
Setelah dilakukan
perhitungan skor untuk masing-
masing variabel (X dan Y),
selanjutnya dicari korelasi
kemampuan membaca Alqur’an
dengan hasil belajar mahasiswa
Program Studi Teknik Mewsin di
Polmed. Analisis korelasi yang
digunakan adalah Pearsonian
Cofficient Corelation dan sering
disebut The Product Moment
Cofficient Corelation (koefisien
korelasi produk moment). Dengan
bantuan analisis SPSS 16 didapati
hasil koefisien korelasi produk
moment dibawah ini:
Jurnal Ilmiah”INTEGRITAS” Vol. 3 No. 2 Desember 2017
Correlations
Kemampuan_Membaca_Alquran Hasil_Belajar
KemampuanMembacaAlquran
Pearson Correlation 1 .684**
Sig. (2-tailed) .000
Sum of Squares andCross-products
1118.925 51.214
Covariance 13.481 .617
N 84 84
HasilBelajar Pearson Correlation .684** 1
Sig. (2-tailed) .000
Sum of Squares andCross-products
51.214 5.016
Covariance .617 .060
N 84 84
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Berdasarkan perhitungan dengan bantuan SPSS 16 di atas diperoleh nilai r
sebesar 0.684, maka diambil hipotesis:H : = 0H : ≠ 0
Dengan kata lainH : Korelasi antara dua variabel adalah sama dengan nolH : Korelasi antara dua variabel adalah tidak sama dengan nol
Dengan demikian, diperoleh nilai berdasarkan rumus:= √n − 2(1 − )= 0.684 √84 − 2(1 − 0.684 )= 0.684 √82(1 − 0.684 )
Jurnal Ilmiah”INTEGRITAS” Vol. 3 No. 2 Desember 2017
= 0.684 x 9.055√1 − 0.468= 6.194√0.532= 6.1940.729= 8,496Kriteria penolakan:
TOLAK H jika: t >tα/ , t <-tα/ ,Dengan mengambil taraf
signifikansi (α) sebesar 5 %, maka
dari tabel distribusi t didapat t table
untuk t . , = 1.989.Dikarenakant = 8,496>tα/ , = 1.989, atau
8,496 > 1.989, maka H ditolak. Ini
artinya, dapat disimpulkan bahwa
terdapat korelasi yang nyata dan
positif antara variabel kemampuan
membaca Alqur’an dengan hasil
belajar. Maka, berdasarkan analisis
tersebut dapat diungkapkan atau
disimpulkan bahwa terdapat
hubungan positif dan nyata
kemampuan membaca Alqur’an
dengan hasil belajar mahasiswa
Program Studi Teknik Mesin
Politeknik Negeri Medan.Temuan
tersebut sekaligus menunjukkan
bahwa hipotesa yang diajukan oleh
peneliti telah teruji secara empiris
yaitu adanya korelasi yang nyata dan
positif antara kemampuan membaca
Alqur’an dengan hasil belajar
mahasiswa. Dengan kata lain
semakin baik kemampuan
mahasiswa dalam membaca Alqur’an
maka semakin baik pula hasil belajar
mereka.
Selanjutnya berdasarkan
deskripsi data di atas di ketahui
bahwa sebagian kecil responden
(5.95%) tergolong memiliki
kemampuan sangat baik dalam
membaca Alqur’an, 89 % tergolong
memiliki kemampuan yang baik
dalam membaca Alqur’an,
sedangkan responden yang
berkemampuan cukup dalam
membaca Alqur’an tergolong 3.6%
dan yang tergolong tidak baik
kemampuannya adalah 1.2 5%.
Adapun tentang hasil belajar
mahasiswa, memiliki nilai mean
3.0164dengan perincian nilai
tertinggi 3.57 dan terendah 2.43.
Jurnal Ilmiah”INTEGRITAS” Vol. 3 No. 2 Desember 2017
Kemudian yang meraih nilai 3.0 ke
atas berjumlah 49 orang dan yang
meraih nilai di bawah 3.0 berjumlah
35 orang. Dari deskripsi ini terlihat
adanya perbandingan lurus antara
banyaknya mahasiswa yang memiliki
kemampuan membaca Alqur’an
secara baik dengan banyaknya
mahasiswa yang memiliki hasil
belajar yang baik pula. Salah satu
bukti dapat dilihat pada tabel 5.3
deskripsi nilai variabel X, bahwa
yang meraih nilai tertinggi adalah
Achmad Faridh yaitu 90 sekaligus
Achmad Faridh juga yang meraih
indeks prestasi (hasil belajar)
tertinggi yaitu 3.57. Selanjutnya
yang mendapat nilai kemampuan
membaca Alqur’an terendah adalah
M. Bayu Priadi yaitu 60 sekaligus
meraih Indeks Prestasi (hasil belajar)
terendah yaitu 2.43. Berdasarkan
observasi di lokasi penelitian dan
wawancara langsung dengan
mahasiswa diketahui bahwa
kemampuan mahasiswa di Polmed
cukup beragama. Mahasiswa ada
yang memiliki kemampuan yang
sangat baik dalam membaca
Alqur’an, juga ada yang kurang
mampu untuk membaca Alqur’an.
Umumnya mahasiswa yang berasal
dari SMA atau SMK (sekolah
umum) kurang mampu untuk
membaca Al-Qur’an dengan baik,
terutama mereka yang berasal dari
sekolah dan daerah muslim
minoritas. Sedangkan mahasiswa
yang berasal dari Madrasah Aliyah
atau Pondok Pesantren memiliki
kemampuan membaca Alqur’an yang
baik bahkan sangat baik. Peneliti
juga menemukan data dan informasi
bahwa mahasiswa yang
berkemampuan baik serta rajin
dalam membaca Alqur’an meraih
hasil belajar yang baik pula. Paling
tidak (minimal) mereka menjadi
mahasiswa yang berakhlak mulia dan
tidak pernah tercatat sebagai
mahasiswa yang melanggar
peraturan. Selain itu peneliti juga
menemukan informasi masalah yang
dihadapi dalam meningkatkan
kemampuan membaca Alqur’an.
Satu faktor terbesar adalah
sedikitnya waktu untuk mata kuliah
agama yang tersedia di Politeknik
Negeri Medan, sementara pengajaran
membaca Alqur’an secara baik dan
benar sebenarnya membutuhkan
penanganan yang kontiniu. Artinya
bahwa informasi penelitian ini
menjadi alasan kuat untuk
Jurnal Ilmiah”INTEGRITAS” Vol. 3 No. 2 Desember 2017
memberikan pelayanan bimbingan
membaca Alqur’an secara
terprogram dan dukungan yang
penuh.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan
Praktik, Jakarta, 2010
Ansari, Fazlur Rahman. Konsepsi
Masyarakai Islam Modern,
Bandung : Risalah, 2012
Ash Shiddieqy, Hasbi. Sejarah dan
Pengantar llmu Al-Qur’an /
Tafsir, Jakarta : Bulan
Bintang, 2010.
Ahmad. llmu Al-Our'an Pengenalan
Dasar. Jakarta: Rajawali
Pers. 2010
Arifin, M. llmu Pendidikan
Islam, Jakarta ; Bumi Aksara,
2010.
Badudu, J.S dan Sutan Mohammad
Zain. Kamus Umum Bahasa
Indonesia. Jakarta: Pustaka
Sinar Harapan, 2010.
Chirzin, Muhammad. Al-Qur’an dan
Ulumul Qur’an, Yogyakarta :
Dana Bhakti Prima Yasa.
2008.
Dharma, Agus. Manajemen Prestasi
Kerja, Jakarta: Rajawali,
2012.
Dalyono, M. Psikologi Pendidikan,
Jakarta : Rineka Cipta, 2010.
Departemen Agama RI. Al-Qur'an
dan Terjemahnya. Semarang:
Toha Putra. 1989.
G.D. Stoddard, The Meaning of
Intelligence. New York : The
Mac Millan Piblishing Co,
Inc, 1999.
Hussain, Syed Sajjad. Krisis
Pendidikan Islam, Bandung :
Rosda Karya, 2011.
Hamalik, Oemar. Proses Belajar
Mengajar, Jakarta : Bumi
Aksara, 2009.
Qayyim, Ibnul. Bennteraksi dengan
Al-Qur'an.Jakarta: Gema
Insani. 1999.
Poerwadarminta, W.JS. Kamus
Umum Rahasa Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka,
2000.
Shihab, Quraish. Wawasan Al-
Qur'an. Bandung: Mizan.
2009.
Slameto. Belajar dan Faktor-Faktor
yang Mempengaruhinya,
Jakarta : Rineka Cipta, 1991.
Jurnal Ilmiah”INTEGRITAS” Vol. 3 No. 2 Desember 2017
Sugiyono. Metode Penelitian
Pendidikan: Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D, Bandung, 2006
Suryabrata, Sumardi. Psikalogi
Pendidikan, Jakarta: Rajawali
Press, 2010.
Tarigan, HG, Membaca Sebagai
Suatu Keterampilan
Berbahasa. Bandung:
Angkasa, 2010.
Warnen Suwarsih, Pengantar Ke
Psikodiagnostik Intelegensi
(Jakarta : Badan Penerbitan
Fakultas Psikologi
Universitas Indonesia, 2004.