hubungan kecerdasan emosi dan kesiapan ...core.ac.uk/download/pdf/12349378.pdfperpustakaan.uns.ac.id...

77
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DAN KESIAPAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA MATA KULIAH ASKEB IBU I MAHASISWA SEMESTER II DI AKBID MITRA HUSADA KARANGANYAR TESIS Untuk Memenuhi Sebagaian Persyaratan Untuk Mencapai Derajat Magister Kesehatan Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Minat Utama Pendidikan Profesi Kesehatan Oleh : N. Kadek Sri Eka Putri S540809017 PROGRAM STUDI MAGISTER KEDOKTERAN KELUARGA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Upload: others

Post on 09-Feb-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DAN KESIAPAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA MATA KULIAH ASKEB IBU I MAHASISWA SEMESTER II DI AKBID

    MITRA HUSADA KARANGANYAR

    TESIS

    Untuk Memenuhi Sebagaian Persyaratan Untuk Mencapai Derajat Magister Kesehatan Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Minat Utama Pendidikan Profesi Kesehatan

    Oleh :

    N. Kadek Sri Eka Putri

    S540809017

    PROGRAM STUDI MAGISTER KEDOKTERAN KELUARGA PROGRAM PASCASARJANA

    UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

    2011

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DAN KESIAPAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA MATA KULIAH ASKEB IBU I MAHASISWA SEMESTER II DI AKBID

    MITRA HUSADA KARANGANYAR

    Disusun Oleh :

    N. Kadek Sri Eka Putri

    S540809017

    Telah disetujui oleh Tim Pembimbing

    Dewan Pembimbing Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal Pembimbing I Prof. Dr. Sri Anitah, M.Pd NIP. 130345741 ………………. 14 Oktober 2010 Pembimbing II Jarot Subandono, dr, M.Kes NIP. 19680704 199903 1 002 ………………. 19 Oktober 2010

    Mengetahui

    Ketua Program Studi Magister Kedokteran Keluarga

    Prof. Dr. Didik Tamtomo, dr, PAK, MM, M.Kes NIP. 19480313 197610 1 001

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DAN KESIAPAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA MATA KULIAH ASKEB IBU I MAHASISWA SEMESTER II DI AKBID

    MITRA HUSADA KARANGANYAR

    Disusun Oleh :

    N. Kadek Sri Eka Putri S540809017

    Telah disetujui dan disahkan oleh Tim Penguji

    Pada tanggal:

    Jabatan Nama Tanda Tangan Ketua : Prof. Dr. Didik Tamtomo, dr, PAK, MM, M.Kes

    NIP. 19480313 197610 1 001 Sekretaris : Dr. Nunuk Suryani, M.pd NIP. 19661108 199003 2 001 Anggota Penguji : 1. Prof. Dr. Sri Anitah, M.pd NIP. 130345741 2. Jarot Subandono, dr, M.Kes NIP. 19680704 199903 1 002

    Surakarta, Mengetahui Direktur PPs UNS Ketua Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Prof. Suranto, Drs, M.Sc.PhD Prof. Dr. Didik Tamtomo, dr, PAK, MM, M.Kes NIP. 19570820 198503 1 004 NIP. 19480313 197610 1 001

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena

    atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis dengan

    judul “Hubungan Kecerdasan Emosi dan Kesiapan Belajar dengan Prestasi Belajar

    pada Mata Kuliah Asuhan Kebidanan I Mahasiswa Semester II Akbid Mitra

    Husada Karanganyar”.

    Pada kesempatan ini dengan segala hormat dan kerendahan hati, penulis

    mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan

    dan bimbingan selama proses pendidikan maupun dalam menyelesaikan tesis ini.

    1. Prof. Dr. HM. Syamsulhadi, dr, SpKJ (K), selaku Rektor Universitas Sebelas

    Maret Surakarta.

    2. Prof. Suranto, Drs, M.Sc.PhD, selaku Direktur Program Pasca Sarjana

    Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin untuk

    melaksanakan penelitian ini.

    3. Prof. Dr. Didik Tamtomo, dr, PAK, MM, M. Kes, selaku Ketua Program Studi

    Magister Kedokteran Keluarga, Program Pascasarjana Universitas Sebelas

    Maret Surakarta.

    4. P. Murdani, dr, M.HPEd, selaku Ketua Minat Pendidikan Profesi Kesehatan,

    Program Studi Magister Kedokteran Keluarga, Program Pascasarjana

    Universitas Sebelas Maret Surakarta.

    5. Prof. Dr. Sri Anitah, M. Pd, selaku Pembimbing I Terimakasih ibu atas

    bantuan dan bimbingannya dengan penuh kesabaran dan mengijinkan penulis

    untuk melakukan penelitian ini.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    6. Jarot Subandono, dr, M. Kes selaku Pembimbing II Terimakasih bapak atas

    segala waktu yang telah diberikan serta kesabarannya untuk membimbing

    penulis dalam penelitian ini.

    7. Cucuk Herukusumo, dr, M. Kes dan Suwarnisih, SST, M. Kes selaku Ketua

    Yayasan dan Direktur AKBID Mitra Husada Karanganyar, seluruh teman-

    teman sejawat, sahabat seperjuangan di Akbid Mitra Husada Karanganyar.

    8. Seluruh dosen Pascasarjana yang telah memberikan bimbingan dan ilmunya

    untuk kemajuan penulis.

    9. Mas Gedhe Aris, terima kasih telah memberi motivasi dan semangat untuk

    menyelesaikan kuliahku.

    10. Adik Khaila permata kecilku penghapus laraku, membuat hidup lebih

    berharga dan ceria, terima kasih atas doanya.

    11. Keluargaku tercinta yang berada di Bali, Sragen dan Karanganyar terimakasih

    atas semua doa dan dukungannya selama ini.

    Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan tesis ini,

    untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk

    perbaikan tesis ini.

    Akhirnya penulis berharap semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi penulis

    pada khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.

    Surakarta, Nopember 2010

    Penulis

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    ABSTRAK

    N. Kadek Sri Eka Putri, S 540809017. 2010. Hubungan Kecerdasan Emosi dan Kesiapan Belajar dengan Prestasi Belajar pada Mata Kuliah Asuhan Kebidanan I Mahasiswa Semester II Akbid Mitra Husada Karanganyar. Program Studi: Magister Kedokteran Keluarga. Minat: Pendidikan Profesi Kesehatan, Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

    Tujuan : Menganalisa hubungan kecerdasan emosi dengan prestasi belajar pada mata kuliah Askeb I mahasiswa semester II di AKBID Mitra Husada Karanganyar, menganalisa hubungan kesiapan belajar dengan prestasi belajar pada mata kuliah Askeb I mahasiswa semester II di AKBID Mitra Husada Karanganyar, menganalisa hubungan kecerdasan emosi dan kesiapan belajar dengan prestasi belajar pada mata kuliah Askeb I mahasiswa semester II di AKBID Mitra Husada Karanganyar. Metode : Observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah sampling purposive, menentukan ukuran sampel dengan rumus Isaac dan Michael diperoleh jumlah sampel 89 responden dari 119 mahasiswa semester II tahun akademik 2009/2010 di Akademi Kebidanan Mitra Husada Karanganyar. Teknik analisis data adalah teknik korelasi sederhana, korelasi ganda dan regresi ganda dengan taraf signifikansi 0,05. Hasil Penelitian : Terdapat hubungan kecerdasan emosi dengan prestasi belajar sebesar 0.457, terdapat hubungan kesiapan belajar dengan prestasi belajar sebesar 0.360, sedangkan hasil analisis dengan korelasi ganda didapatkan bahwa kecerdasan emosi dan kesiapan belajar secara bersama-sama mempengaruhi prestasi belajar sebesar 0.533. Simpulan : 1) Terdapat hubungan positif dan signifikan kecerdasan emosi dengan prestasi belajar, 2) Terdapat hubungan positif dan signifikan kesiapan belajar dengan prestasi belajar, 3) Terdapat hubungan positif dan signifikan kecerdasan emosi dan kesiapan belajar dengan prestasi belajar.

    Kata Kunci: Hubungan, Prestasi Belajar, Kecerdasan Emosi, Kesiapan Belajar.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    ABSTRACT

    N. Kadek Sri Eka Putri, S 540809017. 2010. The Relationship between Emotional Intelligent and Learning Readiness through Learning Achievement in the Subject of Midwifery Rearing I of the Second Semester Students of Mitra Husada Midwifery academy Karanganyar. Study Program: Master’s Degree of Family Medication. Interest: Health Profession Education, Graduate Program. Sebelas Maret University Surakarta.

    Objective: Analyzing the relationship between emotional intelligent and learning achievement in the subject of Midwifery Rearing I of the second semester students in Midwifery Academy of Mitra Husada Karanganyar, analyzing the relationship between learning readiness and learning achievement in the subject of Midwifery Rearing I of the second semester students in Midwifery Academy of Mitra Husada Karanganyar, analyzing the relationship between emotional intelligent and learning readiness through learning achievement in the subject of Midwifery Rearing I of the second semester students in Midwifery Academy of Mitra Husada Karanganyar. Research Type: This research applies analytical observation technique and cross sectional approach. The sampling used is purposive sampling, determine sample size using Isaac and Michael formula which is 89 respondents of 119 second semester students academic year 2009/2010 in Midwifery Academy of Mitra Husada Karanganyar. The techniques of analysis data are single correlation, multiple correlation and multiple regressions with the level of significance α = 0.05. Result of the Study: There is relationship between emotional intelligent and learning achievement which is 0.457, there is relationship between learning readiness and learning achievement which is 0.360, while the multiplication correlation analysis shows that emotional intelligent and learning readiness simultaneously influence learning achievement which is 0.533. Conclusion: 1) There is positive significance relationship between emotional intelligent and learning achievement, 2) There is positive significance relationship between learning readiness and learning achievement, 3) There is positive significance relationship between emotional intelligent and learning readiness through learning achievement.

    Key Words: Relationship, Learning Achievement, Emotional Intelligent, Learning Readiness

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    DAFTAR ISI 

    Halaman

    HALAMAN JUDUL .................................................................................. i

    HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................. ii

    HALAMAN PENGESAHAN ................................................................. iii

    KATA PENGANTAR ............................................................................. iv

    ABSTRAK ................................................................................................ vi

    ABSTRACT ............................................................................................. vii

    DAFTAR ISI .......................................................................................... viii

    DAFTAR TABEL .................................................................................... xi

    DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xii

    BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1

    A.Latar Belakang Masalah ........................................................... 1

    B. Rumusan Masalah .................................................................... 5

    C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 6

    D. Manfaat Penelitian ................................................................... 7

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................... 8

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    A. LANDASAN TEORI ............................................................... 8

    1. Kecerdasan Emosi ........................................................... 8

    2. Kesiapan Belajar ........................................................... 18

    3. Prestasi Belajar .............................................................. 23

    4. Hubungan Kecerdasan Emosi dan Kesiapan Belajar

    dengan Prestasi Belajar ................................................. 25

    B. PENELITIAN YANG RELEVAN......................................... 26

    C. KERANGKA PEMIKIRAN .................................................. 28

    D. HIPOTESIS ............................................................................ 29

    BAB III METODOLOGI .................................................................... 30

    A. Jenis Penelitian .................................................................... 30

    B. Waktu dan Tempat Penelitian ............................................. 30

    C. Populasi dan Sampel ........................................................... 30

    D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ..................... 31

    E. Instrumen Penelitian ............................................................ 33

    F. Teknik Pengumpulan Data .................................................. 39

    G. Teknik analisis data ............................................................ 39

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................... 46

    A. Hasil Penelitian ................................................................... 46

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    1. Deskripsi Data ................................................................ 46

    2. Pengujian Prasyaratan Analisis ...................................... 50

    3. Pengujian Hipotesis Penelitian ....................................... 53

    4. Sumbangan Efektif dan Relatif ...................................... 57

    B. Pembahasan ......................................................................... 58

    1. Hubungan Kecerdasan Emosi dengan Prestasi Belajar .. 58

    2. Hubungan Kesiapan Belajar dengan Prestasi Belajar .... 59

    3. Hubungan Kecerdasan Emosi dan Kesiapan Belajar

    dengan Prestasi Belajar ................................................... 61

    BAB V PENUTUP ............................................................................... 62

    A. Simpulan ............................................................................. 62

    B. Implikasi ............................................................................. 63

    C. Saran ................................................................................... 63

    DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 65

    LAMPIRAN ............................................................................................ 67

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    DAFTAR TABEL

    Halaman

    Tabel 1. Rentang Nilai Konversi .............................................................. 33

    Tabel 2. Kisi-kisi Kuesioner kecerdasan emosi ........................................ 34

    Tabel 3. Penskoran kuesioner kecerdasan emosi ...................................... 35

    Tabel 4. Kisi-kisi kuesioner kesiapan belajar ........................................... 36

    Tabel 5. Distribusi Kecerdasan Emosi ...................................................... 46

    Tabel 6. Distribusi Kesiapan Belajar ........................................................ 47

    Tabel 7. Distribusi Prestasi Belajar .......................................................... 47

    Tabel 8. Distribusi Kecerdasan Emosi dengan Prestasi Belajar ............... 48

    Tabel 9. Distribusi Kesiapan Belajar dengan Prestasi Belajar .................. 49

    Tabel 10. Hasil Uji Normalitas ................................................................. 50

    Tabel 11. Hasil Uji Linearitas ................................................................... 51

    Tabel 7. Hasil uji keberartian regresi ........................................................ 52

    Tabel 8. Hasil penghitungan sumbangan relatif dan efektif ..................... 57

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    DAFTAR LAMPIRAN

    Halaman

    Lampiran 1. Jadual Pelaksanaan Penelitian .............................................. 67

    Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin Penelitian ......................................... 68

    Lampiran 3. Surat Ijin Penelitian .............................................................. 69

    Lampiran 4. Surat Pengantar Kuesioner Penelitian .................................. 70

    Lampiran 5. Lembar Persetujuan Menjadi Responden ............................. 71

    Lampiran 6. Kuesioner Kecerdasan Emosi............................................... 72

    Lampiran 7. Kuesioner Kesiapan Belajar ................................................. 75

    Lampiran 8. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kecerdasan Emosi ....... 79

    Lampiran 9. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kesiapan Belajar ......... 98

    Lampiran 10. Data Penelitian ................................................................. 108

    Lampiran 11. Hasil Uji Normalitas ........................................................ 122

    Lampiran 12. Hasil Uji Liniaritas ........................................................... 125

    Lampiran 13. Hasil Uji Korelasi dan Regresi ......................................... 127

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    Lampiran 14. Tabel Nilai r Product Moment ......................................... 130

    Lampiran 15. Tabel Distribusi Chi-kuadrat ............................................ 131

    Lampiran 16. Tabel Distribusi F ............................................................. 132

    Lampiran 17. Tabel Distribusi t .............................................................. 134

    Lampiran 18. Kartu Konsultasi ............................................................... 135

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Pembangunan dan kemajuan suatu bangsa terletak pada sumber daya

    manusia yang berkualitas. Upaya penciptaan sumber daya manusia yang

    berkualitas yaitu dengan pendidikan yang berkualitas juga. Hal ini sesuai

    dengan tujuan pendidikan nasional Indonesia yang tercantum dalam Tap.

    MPR No IV/MPR/1999 yang menyatakan pendidikan nasional merupakan

    upaya pemerintah Indonesia untuk mencerdaskan bangsa dan meningkatkan

    kualitas sumber daya manusia guna mewujudkan masyarakat yang maju, adil

    dan makmur, serta memungkinkan semua warga negaranya untuk

    mengembangkan diri sebagai manusia yang kreatif, inovatif, memiliki

    kecerdasan dan bertanggung jawab. Hal tersebut dapat diwujudkan dengan

    mengembangkan pendidikan yang tidak hanya memperhatikan aspek

    intelektualnya saja tapi juga kemampuan emosinya. Pendidikan harus dapat

    menyeimbangkan antara kecerdasan kognitif dengan kecerdasan emosi.

    Seseorang pasti ingin memperoleh keberhasilan didalam hidupnya, baik

    itu disekolah, karier pekerjaan, kehidupan keluarga maupun dalam kehidupan

    sosialnya. Untuk dapat mencapai keberhasilan seperti yang diinginkannya,

    seseorang harus dapat mengenali faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi

    keberhasilannya (Goleman, 1999).

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    Selama ini banyak yang beranggapan bahwa jika seseorang memiliki

    tingkat kecerdasan intelektual (IQ) yang tinggi, maka orang itu memiliki

    peluang untuk meraih kesuksesan yang lebih besar, dibanding orang yang

    memiliki kecerdasan intelektual rata-rata. Pada kenyataannya ada banyak

    kasus dimana seseorang yang memiliki kecerdasan intelektual yang tinggi

    tersisih oleh orang yang mempunyai IQ lebih rendah. Ternyata IQ tidak

    menjamin seseorang untuk memperoleh kesuksesan baik itu dalam lingkup

    sekolah terlebih lagi dalam karier pekerjaan (Goleman, 1999).

    Keberhasilan seseorang selain ditentukan oleh kecerdasan rasional (IQ),

    juga sangat ditentukan oleh kecerdasan emosional karena IQ tidak akan dapat

    berfungsi maksimal apabila EQ tidak dapat berfungsi maksimal. Pendapat

    seperti ini diungkapkan oleh Goleman (1999), bahwa keberhasilan kita dalam

    kehidupan ditentukan oleh keduanya, tidak hanya oleh IQ tetapi kecerdasan

    emosional-lah yang memegang peranan. Sungguh, intelektualitas tak dapat

    bekerja dengan sebaik-baiknya tanpa kecerdasan emosional.

    Kecerdasan emosional merupakan faktor penting yang mempengaruhi

    hasil belajar, jika kecerdasan emosi berkembang baik akan sangat

    meningkatkan prestasi belajar akademik. Kemampuan akademis yang tinggi

    ditunjang dengan kecerdasan emosi dapat membuka banyak pintu kesuksesan

    bagi seseorang baik dalam dunia kerja, pribadi maupun proses belajar

    mengajar (Mu’tadin, 2002 ; Goleman, 2000).

    Pembelajaran yang memperhatikan emosi dapat membantu mempercepat

    siswa dalam memahami materi pelajaran. Memahami emosi siswa juga

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    membuat pelajaran lebih berarti dan permanen, karena siswa akan hadir baik

    secara fisik maupun secara psikis. Kecerdasan emosi juga mampu

    memaksimalkan fungsi kecerdasan intelektualnya sehingga mampu

    menunjukkan kinerja yang lebih baik.

    Seseorang yang mempunyai kecerdasan emosi yang baik memiliki

    kemampuan untuk mengendalikan diri sendiri dan memiliki daya tahan untuk

    menghadapi rintangan, tidak cepat merasa puas, mampu mengatur suasana hati

    dan mampu mengelola kecemasan agar tidak mengganggu kemampuan

    berfikir serta mampu berempati dan berharap (Goleman, 2005).

    Faktor lain yang menentukan prestasi belajar seseorang adalah kesiapan

    belajar. Sebagai mahasiswa tidak dapat dilepaskan dari aktivitas belajar, dan

    untuk menunjang hal tersebut diperlukan kesiapan belajar yaitu kondisi awal

    suatu kegiatan belajar yang membuatnya siap untuk memberi respon atau

    jawaban yang ada pada diri mahasiswa dalam mencapai tujuan pengajaran

    tertentu (Djamarah dan Aswan, 2006).

    Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kesiapan belajar siswa

    diantaranya adalah kondisi fisik (mental dan emosional); kebutuhan-

    kebutuhan (motif dan tujuan), keterampilan, pengetahuan yang telah

    dipelajari, sehingga jelaslah bahwa jika seseorang ingin mempunyai prestasi

    belajar atau kemampuan akademis yang baik maka ia harus mempersiapkan

    kondisi dirinya yaitu baik fisik maupun psikologis sebelum melaksanakan

    suatu kegiatan belajar (Slameto, 2003).

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    Prestasi belajar merupakan penampakan dari hasil belajar. Prestasi belajar

    dapat diukur dengan evaluasi belajar antara lain tes sumatif yang dapat

    menentukan indeks prestasi (IP) (Winkel, 1999).

    Setiap orang melakukan suatu aktifitas untuk mencapai tujuan tertentu,

    pada akhirnya mereka ingin mengetahui hasil yang dicapai dalam hal ini

    kegiatan belajar, yang salah satu bentuknya yaitu prestasi belajar. Bagi siswa

    disekolah prestasi merupakan faktor penting bagi siswa untuk mengetahui

    sejauh mana ia telah berhasil menguasai materi yang dipelajarinya. Prestasi

    juga berfungsi sebagai alat untuk mengungkapkan kebanggaan dan

    kepuasannya terhadap prestasi yang diraihnya. Sejauh manakah ia telah

    berhasil mencapai kesuksesan dari hasil usahanya (Winkel, 1999).

    Penelitian pendahuluan yang penulis lakukan di Akademi Kebidanan

    Mitra Husada Karanganyar pada mahasiswa semester II tahun akademik

    2008/2009 ada 120 mahasiswa, dari hasil evaluasi mahasiswa semester II

    didapatkan mahasiswa yang mempunyai Indeks Prestasi (IP) untuk mata

    kuliah Asuhan Kebidanan I (kehamilan) antara 3,51 – 4,00 ada 20 mahasiswa

    (16,67 %), Indeks Prestasi antara 2,75 – 3,50 ada 61 Mahasiswa (50,83%),

    Indeks Prestasi antara 2,00 – 2,75 ada 39 mahasiswa (32,50 %).

    Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan prestasi yang dicapai

    mahasiswa sebagian besar sudah baik, namun demikian masih ada sebagian

    mahasiswa yang menunjukkan prestasi yang masih kurang maksimal.

    Prestasi belajar pada sebagian mahasiswa yang kurang memuaskan pada

    mata kuliah Asuhan Kebidanan I (kehamilan) ini kemungkinan dipengaruhi

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    oleh kemampuan mengatur emosi dan kesiapan belajar mereka yang kurang,

    karena aspek kesiapan antara lain kondisi fisik, mental, kebutuhan, motif dan

    tujuan, keterampilan dan aspek emosional walaupun pada penelitian ini

    emosional ditinjau dari kecerdasan emosi (Slameto, 2003). Hasil wawancara

    yang dilakukan oleh penulis terhadap beberapa dosen menyatakan bahwa pada

    mata kuliah asuhan kebidanan I masih ada mahasiswa yang menampakkan

    perhatian yang kurang terhadap perkuliahan karena tidak ada kesiapan belajar

    sebelumnya, kurangnya semangat, motivasi, keuletan untuk belajar, hal ini

    mencerminkan kurangnya kecerdasan emosi mahasiswa. Ini didukung oleh

    pernyataan beberapa mahasiswa bahwa kurangnya kesiapan mereka dalam

    belajar sehingga banyak diantara mereka yang dalam mengikuti perkuliahan

    belum maksimal.

    Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk meneliti “Hubungan

    Kecerdasan Emosi dan Kesiapan Belajar dengan Prestasi Belajar pada Mata

    Kuliah Asuhan Kebidanan I Mahasiswa Semester II Akbid Mitra Husada

    Karanganyar”.

    B. RUMUSAN MASALAH

    Berdasarkan dari uraian dalam latar belakang diatas maka dapat

    dirumuskan permasalahan yaitu:

    1. Adakah hubungan kecerdasan emosi dengan prestasi belajar pada mata

    kuliah Askeb I mahasiswa semester II di AKBID Mitra Husada

    Karanganyar?

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    2. Adakah hubungan kesiapan belajar dengan prestasi belajar pada mata

    kuliah Askeb I mahasiswa semester II di AKBID Mitra Husada

    Karanganyar?

    3. Adakah hubungan kecerdasan emosi dan kesiapan belajar dengan prestasi

    belajar pada mata kuliah Askeb I mahasiswa semester II di AKBID Mitra

    Husada Karanganyar?

    C. TUJUAN PENELITIAN

    1. Tujuan Umum

    Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa hubungan kecerdasan

    emosi dan kesiapan belajar dengan prestasi belajar pada mata kuliah

    Askeb I mahasiswa semester II di AKBID Mitra Husada Karanganyar.

    2. Tujuan Khusus

    a. Menganalisa hubungan kecerdasan emosi dengan prestasi belajar pada

    mata kuliah Askeb I mahasiswa semester II di AKBID Mitra Husada

    Karanganyar.

    b. Menganalisa hubungan kesiapan belajar dengan prestasi belajar pada

    mata kuliah Askeb I mahasiswa semester II di AKBID Mitra Husada

    Karanganyar.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    D. MANFAAT PENELITIAN

    1. Manfaat teoritis

    Menambah pengetahuan tentang hubungan kecerdasan emosi dan

    kesiapan belajar dengan prestasi belajar pada mata kuliah Askeb I

    mahasiswa semester II di AKBID Mitra Husada Karanganyar.

    2. Manfaat praktis

    a. Penelitian ini dapat memberikan sumbangan pada bidang pendidikan

    akan pentingnya kecerdasan emosi terhadap prestasi belajar khususnya

    pada mata kuliah Askeb I.

    b. Penelitian ini dapat memberikan sumbangan pada bidang pendidikan

    akan pentingnya kesiapan belajar dengan prestasi belajar khususnya

    pada mata kuliah Askeb I.

    c. Memberi masukan kepada pebelajar mengenai hubungan kecerdasan

    emosi dan kesiapan belajar dengan prestasi belajar pada mata kuliah

    Askeb I.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. LANDASAN TEORI

    1. Kecerdasan emosi

    Kecerdasan menurut Anderson (1990) merupakan hasil interaksi

    antara himpunan pengetahuan dengan kemampuan khusus dalam

    mengolah sejumlah informasi tertentu. Kecerdasan seseorang tidak hanya

    ditentukan oleh potensi dasar atau pembawaannya saja tetapi juga oleh

    seberapa banyak pengetahuan yang dimiliki sebagai hasil pengalaman

    belajar (Muhibbin, 2004). Kecerdasan erat kaitannya dengan masalah

    penyesuaian diri terhadap masalah-masalah yang sedang dihadapi oleh

    seorang individu dalam kehidupannya. Hal tersebut juga dikemukan oleh

    Gardner dalam Adi (2004) bahwa kecerdasan sebagai suatu kemampuan

    untuk memecahkan masalah, kemampuan untuk menciptakan masalah

    baru untuk dipecahkan dan kemampuan untuk menciptakan sesuatu atau

    menawarkan suatu pelayanan yang berharga dalam suatu kebudayaan

    masyarakat.

    Gardner membagi kecerdasan pada diri manusia menjadi:

    a. Kecerdasan linguistik yaitu kecerdasan yang tidak hanya meliputi

    kemampuan menulis atau membaca tetapi juga mencakup kemampuan

    berkomunikasi. Komunikasi yang baik tidak hanya berbicara tetapi

    juga keahlian mendengar, untuk bisa berkomunikasi dengan maksimal

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    indra dipergunakan sesuai porsinya, yaitu lebih banyak mendengar

    daripada berbicara.

    b. Kecerdasan logika-matematika meliputi kemampuan melakukan

    perhitungan matematis, kemampuan berpikir logis, kemampuan

    memecahkan masalah, pola pikir deduksi dan induksi, dan kemampuan

    mengenali pola dan hubungan.

    c. Kecerdasan intrapersonal meliputi pikiran dan perasaan, semakin

    sering seseorang mampu membawa pikiran dan perasaan kita ke level

    sadar maka akan semakin mampu kita menghubungkan dunia di luar

    kita dengan dunia dalam diri kita.

    d. Kecerdasan interpersonal memungkinkan seseorang untuk

    berkomunikasi dan memahami orang lain, mengerti kondisi pikiran

    atau suasana hati yang berbeda, sikap atau temperamen, motivasi dan

    kepribadian. Kecerdasan ini meliputi kemampuan untuk membentuk

    dan mempertahankan suatu hubungan. Murid dengan kecerdasan

    interpersonal yang baik suka sekali berinteraksi dengan murid lain

    seusianya memiliki kemampuan untuk mempengaruhi kawannya dan

    biasanya sangat menonjol dalam melakukan kerja kelompok.

    e. Kecerdasan musical adalah jenis kecerdasan yang paling awal

    berkembang. Konfusius mengatakan bahwa pengaruh musik terhadap

    manusia mempunyai efek personal dan politik.

    f. Kecerdasan visual-spasial meliputi kumpulan dari berbagai keahlian

    yang sangat terkait. Keahlian ini meliputi kemampuan membedakan

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    secara visual, mengenali bentuk dan warna, gambaran mental, daya

    piker ruang, manipulasi gambar, dan duplikasi gambar baik yang

    berasal dari dalam diri (secara mental) maupun yang berasal dari luar.

    g. Kecerdasan kinestetik merupakan dasar dari pengetahuan manusia

    karena pengalaman hidup yang kita rasakan dan dialami melalui

    pengalaman yang berhubungan dengan gerakan dan sensasi pada tubuh

    fisik.

    h. Kecerdasan naturalis yaitu kecerdasan untuk mengamati, mengenali,

    berinteraksi atau peduli dengan objek, tanaman, atau hewan.

    Kecerdasan ini berkembang untuk mempertahankan hidup dialam

    bebas.

    i. Kecerdasan eksistensial adalah kecerdasan yang berhubungan dengan

    kapasitas atau kemampuan untuk berfikir kosmis atau hal-hal yang

    berhubungan dengan keberadaan; mulai dari keberadaan dan tujuan

    manusia di alam semesta hingga pada sifat kehidupan itu sendiri

    seperti kebahagiaan, tragedi, penderitaan, hidup dan mati.

    Kesembilan pembagian kecerdasan menurut Gardner diatas

    terdapat kecerdasan yang berhubungan erat dengan aspek-aspek dari

    kecerdasan emosi yaitu kecerdasan intrapersonal yang meliputi pikiran dan

    perasaan dalam diri kita dan kecerdasan interpersonal yang

    memungkinkan seseorang untuk berkomunikasi dan memahami orang lain.

    Kehidupan seseorang tidak dapat dilepaskan dari pengaruh emosi,

    baik itu emosi yang bernilai positif seperti senang, gembira, bersemangat

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    maupun emosi yang bernilai negatif seperti marah, benci, cemas, gelisah

    dan sebagainya.

    Emosi pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak, rencana

    seketika untuk mengatasi masalah yang telah ditanamkan secara

    berangsur-angsur oleh evolusi. Akar kata emosi adalah movera kata kerja

    bahasa latin yang artinya “bergerak menjauh” yang menyiratkan bahwa

    kecenderungan untuk bertindak merupakan hal yang mutlak dalam emosi,

    lebih lanjut dijelaskan emosi adalah perasaan yang intensitasnya lebih kuat

    atau merupakan perasaan yang bergejolak karena begitu kuatnya intensitas

    perasaan tersebut sehingga akan mewarnai perilaku individu dan juga

    menghambat fungsi kendali rasio (Goleman, 2000).

    Emosi sangat berperan penting dalam keberhasilan seseorang baik

    ditempat kerja, tempat belajar, rumah dan hubungan antar sesama maupun

    diri sendiri. Emosi adalah kekuatan tanpa batas yang dapat dimanfaatkan

    untuk meraih sukses dalam hidup (Goleman, 2000).

    Kecerdasan emosi merupakan kemampuan untuk mengenali emosi

    diri sendiri dan emosi orang lain, serta menggunakan perasaan itu untuk

    memandu pikiran dan tindakan yang dilakukan. Seperti yang diungkapkan

    oleh Goleman (1999) bahwa kecerdasan emosi atau emotional intelligence

    merujuk pada kemampuan memotivasi diri, dan kemampuan mengelola

    emosi dengan baik pada diri sendiri dan hubungan dengan orang lain.

    Cooper dan Sawaf (2002), menyatakan kecerdasan emosi adalah

    kemampuan merasakan memahami dan secara aktif menerapkan daya dan

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    kepekaan emosi sebagai sumber energi, informasi, koneksi dan pengaruh

    yang manusiawi.

    Solvey dan Mayer dalam Goleman (2000) menggunakan istilah

    kecerdasan emosi untuk menggambarkan sejumlah keterampilan yang

    berhubungan dengan keakuratan penilaian tentang emosi diri dan orang

    lain serta kemampuan mengelola perasaan untuk memotivasi,

    merencanakan dan meraih tujuan kehidupan.

    Goleman (2005), mendefenisikan kecerdasan emosi adalah

    kecakapan emosi yang meliputi kemampuan untuk mengendalikan diri

    sendiri dan memiliki daya tahan ketika menghadapi rintangan, mampu

    mengendalikan impuls dan merasa tidak cepat puas, mampu mengatur

    suasana hati dan mampu mengelola kecemasan agar tidak menggangu

    kemampuan berfikir serta mampu berempati serta berharap.

    Kecerdasan emosi juga mengandung aspek kemampuan mengatur

    emosi, kemampuan menenangkan diri, memusatkan perhatian dan untuk

    berhubungan lebih baik dengan orang lain sehingga dapat memberikan

    reaksi yang tepat ketika berhadapan dengan situasi-situasi yang sulit dan

    yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari dapat diselesaikannya

    dengan baik (Gottman, 1999). Berbagai pengertian diatas dapat

    disimpulkan bahwa kecerdasan emosi mengandung aspek pengenalan diri,

    pengelolaan emosi diri dan emosi orang lain, kemampuan memotivasi diri,

    dan kemampuan berhubungan dengan orang lain secara efektif.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    Keberhasilan seseorang selain ditentukan oleh kecerdasan rasional

    (IQ), juga sangat ditentukan oleh kecerdasan emosional karena IQ tidak

    akan bekerja sebaik-baiknya tanpa kecerdasan emosional (Goleman,

    2007).

    Gardner dalam Goleman (2000), membedakan kecerdasan emosi

    dalam dua bentuk:

    a. Kecerdasan interpribadi, yaitu suatu kemampuan untuk mengerti

    keadaan dirinya. Misalnya bila seorang sedang sedih maka ia tidak

    terlarut dalam kesedihannya apalagi jika kesedihannya itu dapat

    menghambat aktifitasnya untuk menuju kearah yang lebih baik.

    b. Kecerdasan antarpribadi, yaitu berisi mengenai kemampuan untuk

    memahami orang lain membedakan, menanggapi dengan cepat suasana

    hati, temperamen, motivasi dan hasrat orang lain di luar dirinya. Untuk

    dapat memanifestasikan kecerdasan antarpribadi seseorang harus

    terlebih dahulu mencapai tingkat pengendalian diri tertentu yaitu

    dimulainya kemampuan untuk menyimpan kemarahan, beban stress,

    dorongan hati serta kegairahannya.

    Beberapa faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosi seseorang

    menurut Goleman ( 2000), antara lain sebagai berikut:

    a. Lingkungan keluarga. Keluarga merupakan sekolah yang pertama kali

    dalam mempelajari emosi. Dalam hal ini peran orang tua sangatlah

    dibutuhkan. Orang tua adalah subjek pertama yang perilakunya

    diidentifikasikan oleh anak dan kemudian diinternalisasikan yang pada

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    akhirnya akan menjadi bagian kepribadian anak. Orang tua mampu

    memberikan contoh-contoh yang baik mengenai bagaimana mereka

    mereaksi perasaan orang lain, cara terbaik menanggapi perasaan orang

    lain, cara terbaik menanggapi perasaan dengan tepat adalah bagaimana

    perilakunya dalam menghadapi masalah.

    b. Lingkungan non keluarga. Dalam hal ini lingkungan non keluarga

    adalah masyarakat, dan lingkungan pendidikan. Kecerdasan emosi

    berjalan sesuai dengan perkembangan fisik dan mental anak.

    Pembelajar emosi dapat dilakukan dengan memberi peran anak sebagai

    seseorang diluar dirinya sehingga anak dapat belajar mengenai

    bagaimana perasaan orang lain ketika menghadapi suatu masalah.

    Kecerdasan emosional anak banyak dipengaruhi oleh lingkungan

    sosial. Dimana seorang anak hidup ditengah-tengah lingkungan yang

    banyak memberikan warna bagi kehidupan emosional. Lingkungan

    keluarga mempunyai pengaruh besar terhadap kehidupan emosional anak,

    orang tua yang mempunyai keterampilan emosi baik akan mempunyai

    anak-anak yang memiliki kemampuan emosi yang baik pula (Gottman,

    1999).

    Solvey dan Meyer dalam Goleman (2005) menyatakan aspek-aspek

    kecerdasan emosi sebagai berikut :

    a. Mengenali emosi diri (Knowing one’s emotions). Inti dari mengenali

    emosi diri adalah kesadaran akan perasaan diri sendiri sewaktu

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    perasaan itu timbul. Ahli-ahli psikologi mengunakan istilah

    metakognisi untuk menyebut kesadaran seseorang akan emosinya

    sendiri. Goleman menggunakan istilah kesadaran diri ini

    membutuhkan neokorteks yang aktif, terutama diwilayah bahasa yang

    terpasang untuk mengidentifikasi dan menamai emosi-emosi yang

    sedang timbul.

    b. Mengelola emosi (Managing emotion). Usaha mengenali emosi diri

    sendiri sebenarnya sudah dijalankan sejak awal kehidupanya agar

    manusia mampu mengontrol emosi, menjaga agar tindakan-

    tindakannya tidak dikendalikan oleh emosi semata. Harus memahami

    apa-apa yang diharapkan dirinya dan juga harus membawa

    konsekuensi baik pada diri sendiri maupun pada orang lain.

    c. Memotivasi diri sendiri (Motivating one self). Mengatur emosi sebagai

    alat untuk mencapai tujuan adalah hal yang mendasar untuk dapat

    memberikan perhatian, memotivasi diri dan menguasai diri serta

    mengembangkan kreatifitas. Kendali diri emosi yang berarti menahan

    dorongan terhadap kepuasan dan mengendalikan dorongan hati adalah

    landasan keberhasilan dalam berbagai bidang. Orang-orang yang

    memiliki ketrampilan ini cenderung lebih produktif dan efektif dalam

    melakukan berbagai aktivitas. Emosi yang terlibat dalam kemampuan

    memotivasi diri adalah rasa antusias, gairah dan keyakinan diri serta

    menciptakan iklim yang positif dalam mencapai prestasi. Kemampuan

    memotivasi diri erat hubungannya dengan ketekunan, karena

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    ketekunan bergantung pada sifat emosi yaitu antusiasme serta

    keinginan untuk menghadapi tantangan. Bagian emosi seseorang

    menentukan batas kemampuan untuk memanfaatkan kemampuan

    mental bawaan dan menentukan keberhasilan dalam kehidupan, serta

    bagaimana individu termotivasi oleh perasaan antusiasme dan

    kepuasan pada apa yang dikerjakan sehingga mendorong untuk

    berprestasi, maka disinilah arti kecerdasan emosi, suatu kemampuan

    untuk mempengaruhi atau menghambat kemampuan-kemampuan

    lainnya.

    d. Mengenali emosi orang lain (Recognizing emotions in others).

    Seseorang yang mampu berempati adalah seseorang yang mampu

    membaca perasaan dan isyarat non verbal mereka lebih mampu

    menyesuaikan diri secara emosi, lebih popular, lebih mudah bergaul

    dan lebih mudah peka. Kemajuan teknologi membuat hubungan antar

    manusia menjadi lebih rumit dan kerumitan ini menyebabkan stress

    dan aneh. Globalisasi dan kemajuan teknologi yang hebat ini harus

    dibayar mahal dengan ketumpulan atau kedunguan perasaan personal,

    orang menjadi cepat marah, individualistis, serta tergesa-gesa semakin

    tidak peka, tidak mampu mendengarkan dan berempati terhadap

    perasaan sendiri apalagi orang lain. Semua itu disebabkan karena

    kurangnya kemampuan mengendalikan emosi, setelah, oleh karena itu

    tidak heran bila kecerdasan emosi dianggap menyumbang banyak

    kesuksesan hidup seseorang.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    e. Membina hubungan (Handling relation ship). Seni membina hubungan

    dengan orang lain erat hubungannya dengan ketrampilan emosi yang

    lain. Hal yang perlu diperhatikan adalah saat-saat kritis perkembangan

    kemampuan anak. Intinya adalah mampu menangani emosi orang lain

    yang membutuhkan kematangan-kematangan ketrampilan emosi lain

    yaitu manajemen diri dan empati, yang perlu dicermati adalah

    ketrampilan membina hubungan yang lebih aplikatif dan melibatkan

    kehadiran orang lain.

    Enam unsur utama kemampuan yang sangat penting yang berkaitan

    dengan kecerdasan emosi menurut Goleman (2000) adalah:

    a. Keyakinan. Perasan kendali dan penguasaan seseorang terhadap tubuh,

    perilaku dan dunia, perasaan anak bahwa dirinya akan cenderung lebih

    berhasil daripada tidak dalam apa yang dikerjakannya, dan bahwa

    orang-orang dewasa akan bersedia menolong

    b. Rasa ingin tahu. Perasaan bahwa menyelidiki segala sesuatu ini

    bersifat positif dan menimbulkan kesenangan.

    c. Niat. Hasrat dan kemampuan untuk berhasil dan untuk bertindak

    dengan tekun berdasarkan niat tersebut. Hal ini berkaitan dengan

    perasaan terampil dan perasaan efektif.

    d. Kendali diri. Kemampuan untuk melibatkan diri dengan orang lain

    berdasarkan pada perasaan saling memahami.

    e. Kecakapan berkomunikasi. Keyakinan dan kemampuan verbal untuk

    bertukar gagasan, perasaan dan konsep dengan orang lain. Hal ini

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    berkaitan dengan rasa percaya pada orang lain dan kenikmatan terlibat

    dengan orang lain termasuk orang dewasa.

    f. Kooperatif. Kemampuan untuk menyeimbangkan kebutuhannya

    sendiri dengan kebutuhan orang lain dalam kegiatan kelompok.

    Berdasarkan teori-teori yang telah dikemukakan diatas dapat

    disimpulkan bahwa kecerdasan emosi merupakan kemampuan

    membedakan, memahami dan menanggapi dengan tepat suasana hati,

    temperamen, motivasi dan hasrat diri sendiri dan orang lain dalam

    merencanakan dan meraih tujuan kehidupan dengan kata lain kecerdasan

    emosi adalah kemampuan untuk memahami diri sendiri dan kemampuan

    untuk memahami orang lain.

    2. Kesiapan Belajar

    Menjalani kuliah merupakan bagian yang amat penting dalam

    kegiatan belajar di perguruan tinggi. Semua materi pokok kuliah harus

    dikuasai oleh mahasiswa, kegiatan lain yang diselenggarakan dalam kuliah

    antara lain melatih berbagai macam keterampilan, mengerjakan berbagai

    tugas sehingga memungkinkan mahasiswa memahami dan menguasai

    materi pokok pada mata kuliah yang telah diberikan. Agar kegiatan

    tersebut berjalan lancar maka dibutuhkan kesiapan belajar yang baik.

    Sebelum melakukan aktivitas belajar anda harus benar-benar dalam

    kondisi fresh (segar) untuk belajar. Untuk siap melakukan aktivitas belajar

    ada dua hal yang harus diperhatikan , yaitu kondisi fisik dan psikis.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    Kondisi fisik harus bebas dari gangguan penyakit, kurang gizi dan rasa

    lapar. Kondisi psikis harus steril dari gangguan konflik kejiwaan, tekanan

    masalah atau ketegangan emosional, seperti gelisah, takut, cemas, kecewa,

    marah, benci, patah hati, iri dan dendam. Masalah konflik kejiwaan atau

    perasaan negative ini harus diselesaikan terlebih dahulu. Pikiran harus

    benar-benar jernih, jika hendak melakukan kegiatan belajar. Pikiran yang

    terus menerus dikuasai oleh letupan-letupan emosional akan menimbulkan

    perasaan tidak enak. Perasaan tak enak yang bersemayam dihati

    menyebabkan anda tak mampu berbuat apa-apa secara maksimal, apalagi

    belajar (Hendra, 2009).

    Apabila kesiapan belajar mahasiswa baik maka kemungkinan akan

    diperoleh pencapaian hasil belajar yang diinginkan. Faktor kesiapan, baik

    fisik maupun psikologis adalah merupakan kondisi awal suatu kegiatan

    belajar.

    Kesiapan adalah keseluruhan kondisi seseorang yang membuatnya

    siap untuk memberi respons atau jawaban di dalam cara tertentu terhadap

    suatu situasi. Penyesuaian kondisi pada suatu saat akan berpengaruh atau

    kecenderungan untuk memberi respons (Slameto, 2003).

    Djamarah dan Aswan (2006), menyatakan kesiapan untuk belajar

    merupakan kondisi awal suatu kegiatan belajar.

    Berdasarkan teori-teori yang telah diutarakan diatas dapat

    disimpulkan bahwa kesiapan belajar adalah kondisi awal dari suatu

    kegiatan belajar yang membuat seseorang siap untuk memberi respons

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    atau jawaban yang ada pada diri siswa dalam mencapai tujuan pengajaran

    tertentu.

    Prinsip kesiapan yang dikemukakan oleh Thorndike adalah sebagai

    berikut:

    a. Kalau suatu unit tindakan sudah siap untuk dilakukan, maka tindakan

    dengan unit tersebut akan menimbulkan kepuasan, dan tidak akan ada

    tindakan-tindakan yang lainnya lagi untuk mengubah tindakan tadi.

    b. Kalau suatu unit tindakan sudah siap untuk dilakukan akan tetapi tidak

    dilakukan maka akan mengakibatkan ketidakpuasan dan akan

    menimbulkan respons-respons apapun yang bersifat alamiah untuk

    mengurangi atau meniadakan ketidakpuasan tertentu.

    c. Kalau suatu unit tindakan tidak siap dilakukan kemudian dipaksa

    untuk melakukannya, maka tindakan tersebut akan mengakibatkan

    ketidakpuasan.

    (L. Crow dan A. Crow, 2005)

    Kondisi kesiapan menurut Slameto (2003), mencakup 3 aspek,

    yaitu:

    a. Kondisi fisik, mental dan emosional

    b. Kebutuhan-kebutuhan, motif dan tujuan

    c. Keterampilan, pengetahuan dan pengertian yang lain yang telah

    dipelajari

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    Menurut Djamarah dan Aswan (2006), faktor-faktor kesiapan

    meliputi:

    a. Kesiapan fisik

    Orang yang belajar tidak terlepas dari kondisi fisiknya. Menurut

    penyelidikan yang telah dilakukan oleh salah seorang mahasiswa dari

    Universitas Gajah Mada Yogyakarta ternyata bahwa kondisi fisik

    mempengaruhi prestasi belajar anak. Maka adanya anak yang sering

    sakit prestasinya menurun.

    Misalnya tubuh tidak sakit (jauh dari gangguan seperti mengantuk,

    lesu, atau gangguan fisik lainnya).

    b. Kesiapan psikis

    Selain kondisi fisik kondisi psikis harus pula diperhatikan.

    Misalnya ada hasrat untuk belajar, bisa berkonsentrasi dengan baik,

    ada motivasi instrinsik.

    c. Kesiapan materiil

    Misalnya ada bahan yang harus dipelajari atau dikerjakan, dapat

    berupa buku bacaan, catatan, dan sebagainya.

    Selain hal diatas ada faktor lain yang mempengaruhi kesiapan belajar,

    antara lain:

    a. Kesiapan fasilitas; termasuk didalamnya fasilitas untuk menunjang

    belajar seperti alat tulis.

    b. Kesiapan lingkungan; lingkungan tempat belajar yang kondusif.

    c. Kesiapan perilaku.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    Prinsip-prinsip kesiapan belajar menurut Slameto (2003), diantaranya

    meliputi:

    a. Semua aspek perkembangan berinteraksi (saling berpengaruh

    mempengaruhi.

    b. Kematangan

    Kematangan adalah proses yang menimbulkan perubahan tingkah

    laku sebagai akibat dari pertumbuhan dan perkembangan. Kematangan

    jasmani dan rohani adalah perlu untuk memperoleh manfaat dari

    pengalaman.

    c. Pengalaman-pengalaman mempunyai pengaruh yang positif terhadap

    kesiapan belajar.

    d. Kesiapan dasar untuk kegiatan tertentu terbentuk dalam periode

    tertentu selama masa pembentukan dalam masa perkembangan.

    Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor

    atau indikator dari kesiapan belajar adalah kesiapan fisik, mental, fasilitas,

    lingkungan dan perilaku.

    3. Pengertian Belajar

    Belajar adalah proses perubahan dari belum mampu ke arah sudah

    mampu, dan proses perubahan itu terjadi selama jangka waktu tertentu

    (Winkel, 1999). Sedangkan menurut Hilgard dan Bower (1975) belajar

    berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu

    situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan

    atau dasar kecenderungan respons pembawaan, kematangan atau keadaan-

    keadaan sesaat seseorang (misalnya kelelahan, pengaruh obat, dan

    sebagainya).

    Belajar merupakan proses perubahan dari belum mampu kearah

    sudah mampu yang berhubungan dengan perubahan tingkah laku

    seseorang karena pengalaman yang berulang-ulang dengan jangka waktu

    tertentu.

    4. Prestasi Belajar

    Kamus besar Bahasa Indonesia (2001) menjelaskan prestasi adalah

    hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dan

    sebagainya). Sedangkan prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan

    atau ketrampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran, lazimnya

    ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.

    Prestasi belajar merupakan hasil yang telah dicapai terhadap bahan

    pelajaran yang telah dipelajarinya selama jangka waktu tertentu, yang

    biasa dilaksanakan setiap akhir semester atau juga disebut tes sumatif.

    Nilai hasil tes sumatif digunakan untuk menentukan nilai raport atau

    Ijazah atau Kartu Hasil Studi mahasiswa (Ngalim, 2002).

    Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan bertujuan mencapai

    standar kompetensi lulusan untuk semua mata pelajaran, dengan

    kompetensi ini dapat diketahui tingkat penguasaan materi standar oleh

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    peserta didik dalam berbagai mata pelajaran secara keseluruhan, baik yang

    menyangkut aspek intelektual, sosial, emosional, spiritual, kreatifitas dan

    moral.

    5. Mata Kuliah Asuhan Kebidanan I (kehamilan)

    Mata kuliah dasar kebidanan yang diberikan pada semester II

    dengan beban studi 4 sks ini memberikan kemampuan kepada mahasiswa

    untuk memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan bantuan,

    didasari konsep-konsep sikap dan keterampilan serta hasil evidence based

    dalam praktik antenatal yang menggunakan pendekatan manajemen

    kebidanan dengan pokok-pokok bahasan konsep terjadinya kehamilan,

    adaptasi fisiologi dan psikologi ibu hamil pada kunjungan awal dan ulang,

    deteksi terhadap komplikasi ibu dan janin serta pendokumentasiannya

    (Depkes, 2002).

    6. Hubungan kecerdasan emosi dengan prestasi belajar

    Kegiatan belajar mengajar sangat dipengaruhi oleh faktor

    psikologis siswa. Setiap kegiatan selalu disertai dengan emosi yang positif

    maupun yang negatif, perasaan senang maupun tidak senang. Untuk itu

    harus dimiliki kecerdasan emosi agar dapat mengelola emosi tersebut

    dengan baik ketika emosi itu timbul. Kecerdasan emosi mencakup

    pengendalian diri, semangat dan ketekunan, kemampuan memotivasi diri,

    dan keterampilan untuk membina hubungan dengan orang lain.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    Kecerdasan emosi merupakan faktor penting untuk mencapai

    puncak prestasi. Kemampuan mengelola emosi berarti siswa telah siap

    secara fisik dan psikis untuk menerima pelajaran. Semangat dan ketekunan

    serta motivasi untuk belajar merupakan faktor penting yang mendorong

    seseorang untuk mencapai puncak prestasi.

    Kecerdasan emosional memiliki peran yang sangat penting untuk

    mencapai kesuksesan di sekolah, maupun dalam berkomunikasi di

    lingkungan masyarakat. Kecerdasan emosi mencakup kemampuan yang

    berbeda-beda, tetapi saling melengkapi dengan kecerdasan akademik

    (academic intelligence) yaitu kemampuan kognitif murni yang diukur

    dengan IQ (Goleman, 2000).

    7. Hubungan kesiapan belajar dengan prestasi belajar

    Aktifitas belajar yaitu proses yang melibatkan baik fisik maupun

    psikis yang ditandai dengan adanya perubahan perilaku subyek yang

    melakukan aktifitas belajar. Berhasil atau tidaknya kegiatan belajar

    termasuk hasil belajar sangat tergantung oleh berbagai faktor yang

    mempengaruhinya, diantaranya kesiapan belajar (Winkel, 1999).

    8. Hubungan kecerdasan emosi dan kesiapan belajar dengan prestasi belajar

    Kecerdasan emosi merupakan faktor penting yang menentukan

    prestasi belajar siswa, dengan mempunyai kecerdasan emosi seseorang

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    akan lebih mempunyai kesiapan dan motivasi untuk belajar (Gottman,

    1999).

    B. PENELITIAN YANG RELEVAN

    Purnomo Sidi (2002) yang berjudul “ Hubungan antara Kecerdasan

    Emosi dan Minat Baca dengan Prestasi Belajar Akuntansi Keuangan pada

    Siswa Kelas II Semester IV Program Keahlian Akuntansi SMK N 6

    Surakarta”. Berdasarkan hasil penelitian hasil analisa korelasi dan regresi

    ganda diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,6499, dan penghitungan uji F

    sebesar 78,882. Hal tersebut menunjukkan bahwa prestasi belajar akuntansi

    keuangan yang diperoleh siswa sangat dipengaruhi oleh kecerdasan emosi dan

    minat baca siswa. Sumbangan efektif kedua variabel secara bersama-sama

    sebesar 64,98 % ini berarti pencapaian prestasi belajar akuntansi keuangan

    siswa ditentukan oleh kecerdasan emosi (EQ) dan minat baca sebesar 64,98 %,

    sedangkan yang 38,02 % ditentukan oleh faktor lain.

    Dwi Wahyuni (2004) yang berjudul “Pengaruh Kesiapan Belajar,

    Motivasi Belajar dan Pengulangan Materi Pembelajaran Terhadap Hasil

    Belajar Mata Pelajaran Ekonomi pada Siswa Kelas II MA Al-Asror

    Universitas Negeri Semarang. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan

    besarnya pengaruh yang diberikan oleh variabel kesiapan belajar, motivasi

    belajar dan pengulangan materi pelajaran terhadap hasil belajar secara

    simultan adalah 66,1 % dan secara parsial untuk kesiapan belajar sebesar

    11,36 % motivasi belajar sebesar 18,23 %. Hasil analisis menunjukkan bahwa

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    motivasi belajar memberikan kontribusi yang tinggi terhadap pencapaian hasil

    belajar siswa diikuti oleh kesiapan belajar.

    Luluk Nur Fakhidah (2007) yang berjudul “ Hubungan antara

    Kecerdasan Emosi dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Semester III Akademi

    Kebidanan Mitra Husada Karanganyar”. Perbedaan penelitian yang pernah

    dilakukan adalah terletak pada waktu pelaksanaan, variabel, subyek, populasi,

    sampel yang diteliti dan cara analisis data. Hasil penelitian didapatkan ada

    hubungan yang positif antara kecerdasan emosi dengan prestasi belajar,

    berdasarkan penghitungan analisa data dengan uji korelasi product moment

    sebesar 7.680.

    Riza Arisandi dan Melly Latifah (2008) yang berjudul “ Analisis

    Persepsi Anak terhadap Gaya Pengasuhan Orang Tua, Kecerdasan Emosional,

    Aktivitas dan Prestasi Belajar Siswa Kelas XI di SMA Negeri 3 Sukabumi”.

    Hasil penelitian menunjukkan lebih dari 60 % kecerdasan emosi pelajar

    dipengaruhi oleh gaya pengasuhan orang tua. Orang tua yang menerapkan

    gaya pengasuhan melatih emosi mempengaruhi penggelolaan emosi anak

    remaja dalam membina hubungan, berdasarkan prestasi belajar anak

    ditemukan adanya hubungan yang nyata dan positif antara kecerdasan emosi

    dengan aktivitas ekstrakulikuler dan prestasi belajar dengan menggunakan

    statistik korelasi Spearman (p < 0.01).

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    C. KERANGKA PEMIKIRAN

    Kecerdasan emosi yang disertai dengan kesiapan belajar siswa

    dimungkinkan membantu siswa dalam memahami materi pelajaran dalam

    kegiatan belajar mengajar baik disekolah maupun diluar sekolah sehingga

    akan menghasilkan prestasi belajar yang baik pada mata kuliah asuhan

    kebidanan. Secara skematis kerangka pemikiran dapat dilihat pada bagan

    sebagai berikut:

    Gambar 1. Kerangka Pemikiran

    Kecerdasan Emosi

    1. Memotivasi diri

    2. Mengenali emosi diri

    3. Mengelola emosi

    4. Mengenali emosi orang lain 

    5. Membina hubungan dengan orang lain

    6. Keyakinan

    7. Niat

    Kesiapan Belajar

    1. Kesiapan fisik

    2. Kesiapan mental

    3. Kesiapan fasilitas

    4. Kesiapan lingkungan

    5. Kesiapan perilaku

            Prestasi Belajar

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    D. HIPOTESIS

    Berdasarkan kajian teori dan kerangka pemikiran yang dikemukakan

    diatas, maka diajukan hipotesis sebagai berikut:

    1. Ada hubungan kecerdasan emosi dengan prestasi belajar pada mata kuliah

    Askeb I mahasiswa semester II di AKBID Mitra Husada Karanganyar.

    2. Ada hubungan kesiapan belajar dengan prestasi belajar pada mata kuliah

    Askeb I mahasiswa semester II di AKBID Mitra Husada Karanganyar.

    3. Ada hubungan kecerdasan emosi dan kesiapan belajar dengan prestasi

    belajar pada mata kuliah Askeb I mahasiswa semester II di AKBID Mitra

    Husada Karanganyar.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    BAB III

    METODOLOGI

    A. Jenis Penelitian

    Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan

    pendekatan cross sectional. Variabel yang diteliti hanya diukur satu kali

    pengukuran saja dalam waktu tertentu (Soekidjo, 2002).

    B. Waktu dan Tempat Penelitian

    Penelitian dilaksanakan di Akademi Kebidanan Mitra Husada

    Karanganyar yang terletak di Papahan, Tasikmadu, Karanganyar pada bulan

    Juni sampai Nopember 2010.

    C. Populasi dan Sampel

    Penelitian ini penulis menggunakan semua subjek yang terdapat di dalam

    populasi pada mahasiswa semester II tahun akademik 2009/2010 yang

    berjumlah 119 orang, yang terbagi dalam kelas A dan kelas B di Akademi

    Kebidanan Mitra Husada Karanganyar.

    Teknik pengambilan sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini

    adalah sampling purposive. Penetapan jumlah sampel dilakukan dengan

    menggunakan perhitungan rumus besar sampel dari Isaac dan Michael sebagai

    berikut (Sugiyono, 2008):

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    s =QPNd

    QPN..)1(

    ...22

    2

    λλ

    +−       

    Keterangan:

    2λ : dengan dk = 1, taraf kesalahan bisa 1%, 5%, 10%

    P = Q = 0,5

    d : 0,05

    s : jumlah sampel

    Hasil penghitungan dengan rumus diatas didapatkan besar sampel yang

    akan digunakan dalam penelitian ini untuk taraf kesalahan 5% adalah 89

    responden.

    D. Kriteria Retriksi

    1. Kriteria Inklusi

    Semua mahasiswa semester II di AKBID Mitra Husada Karanganyar

    dan yang mengikuti Mata Kuliah Asuhan Kebidanan I.

    2. Kriteria Eksklusi

    Semua mahasiswa yang dijadikan responden untuk uji validitas dan

    reliabilitas.

    E. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional

    1. Variabel Bebas

    Pada penelitian ini variabel bebas adalah kecerdasan emosi dan

    kesiapan belajar.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    a. Kecerdasan emosi adalah kecakapan emosi yang meliputi kemampuan

    untuk mengendalikan diri sendiri dan memiliki daya tahan ketika

    menghadapi rintangan, mampu mengendalikan impuls dan merasa

    tidak cepat puas, mampu mengatur suasana hati dan mampu

    mengelola kecemasan agar tidak menggangu kemampuan berfikir

    serta mampu berempati serta berharap. Kecerdasan emosi

    mengandung aspek yaitu; memotivasi diri, mengenali emosi diri,

    mengelola emosi, mengenali emosi orang lain, membina hubungan

    dengan orang lain, keyakinan, dan niat (Goleman, 2005; Cooper dan

    Sawaf, 2002). Hasil evaluasi ini dapat berupa skor nilai, skala

    pengukurannya adalah skala interval dengan rentang: Sangat baik:

    76% - 100%, Baik: 56% - 75%, Kurang baik: 40% - 55%, Buruk: <

    40%.

    b. Kesiapan belajar adalah kesiapan mahasiswa untuk belajar merupakan

    kondisi awal suatu kegiatan belajar. Kesiapan belajar dalam penelitian

    ini adalah mengandung aspek sikap mahasiswa terhadap kesiapan

    fisik, kesiapan mental, kesiapan fasilitas, kesiapan lingkungan,

    kesiapan perilaku (Djamarah, 2002). Hasil evaluasi ini dapat berupa

    skor nilai, skala pengukurannya adalah skala interval dengan rentang:

    Sangat baik: 76% - 100%, Baik: 56% - 75%, Kurang baik: 40% -

    55%, Buruk: < 40%.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    2. Variabel Terikat

    Variabel terikat pada penelitian ini adalah prestasi belajar. Prestasi

    belajar menurut kamus besar Bahasa Indonesia (2001) prestasi adalah

    hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dan

    sebagainya). Sedangkan prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan

    atau ketrampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran, lazimnya

    ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.

    Penelitian ini prestasi belajar dilihat dengan nilai absolut. Hasil

    pengukurannya berskala interval yang dikategorikan dengan skala

    ordinal, yaitu baik sekali, baik, cukup, kurang, kurang sekali.

    Tabel 1. Rentang Nilai Konversi

    No Skala Nilai absolut 1

    2

    3

    4

    5

    Baik sekali

    Baik

    Cukup

    Kurang

    Kurang sekali

    79-100

    68-78

    56-67

    41-55

    0-40

    Sumber : Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah (2005).

    F. Instrumen Penelitian

    1. Kecerdasan Emosi

    Data diambil melalui kuesioner, skala yang dipakai skala likert yang

    berisi sejumlah pernyataan yang menyatakan objek yang hendak

    diungkap. Alternatif jawaban yang diberikan adalah sangat setuju, setuju,

    tidak setuju, sangat tidak setuju.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    Penelitian kecerdasan emosi diukur dengan menggunakan kuesioner

    kecerdasan emosi yang dikutip dari Cooper dan Sawaf (2002) dan Davis

    (2006) yang didesain berdasarkan skala rating scale yang berisi sejumlah

    pernyataan yang menyatakan objek yang hendak diungkap.

    Tabel 2. Kisi-kisi kuesioner kecerdasan emosi

    Variabel

    penelitian

    Indikator Banyaknya

    butir

    Nomor butir

    Kecerdasan

    emosi

    1. Memotivasi diri

    2. Mengenali emosi

    diri

    3. Mengelola emosi

    a. Kendali diri

    b. Rasa ingin

    tahu

    4. Mengenali emosi

    orang lain

    5. Membina

    hubungan dengan

    orang lain

    a. Keterkaitan

    b. Kecakapan

    komunikasi

    c. Kooperatif

    6. Keyakinan

    7. Niat

    5

    3

    3

    2

    3

    6

    4

    1

    2

    1

    3

    2

    1,2,3,4,5

    6,7,8

    9,10,11

    25,31

    24,32,34

    12,13,14,15,16,17

    18,19,20,21

    28

    27,29

    26

    22,23,35

    30,33

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    Penskoran skala model rating scale yang digunakan dalam

    penelitian ini merujuk pada empat alternatif jawaban, sebagaimana

    terlihat dibawah ini:

    Tabel 3. Penskoran kuesioner kecerdasan emosi

    Alternatif jawaban Nilai

    pernyataan

    positif

    Nilai

    pernyataan

    negatif

    a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju d. Sangat tidak setuju

    4

    3

    2

    1

    1

    2

    3

    4

    Variabel kecerdasan emosi diukur dengan pernyataan tertutup

    sebanyak 47 item. Penilaian diberikan dengan skor 4, 3, 2, 1, pada

    pernyataan favorable diberikan nilai 4 untuk jawaban sangat setuju, nilai

    3 untuk jawaban setuju, nilai 2 untuk jawaban tidak setuju, nilai 1 untuk

    jawaban sangat tidak setuju. Pada pernyataan unfavorable diberikan nilai

    1 untuk jawaban sangat setuju, nilai 2 untuk jawaban setuju, nilai 3 untuk

    jawaban tidak setuju, nilai 4 untuk jawaban sangat tidak setuju.

    2. Kesiapan Belajar

    Penilaian kesiapan belajar diambil melalui kuesioner dengan

    alternative jawaban yang diberikan adalah selalu, sering, kadang-kadang,

    dan tidak pernah sesuai dengan kondisi anda. Dalam penelitian

    kecerdasan emosi diukur dengan menggunakan kuesioner kecerdasan

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    emosi yang didesain berdasarkan skala rating scale yang berisi sejumlah

    pernyataan yang menyatakan obyek yang hendak diungkap.

    Tabel 4. Kisi-kisi kuesioner kesiapan belajar

    Variabel

    penelitian

    Indikator Banyaknya

    butir

    Nomor butir

    Kesiapan

    belajar

    1. Kesiapan fisik

    2. Kesiapan mental

    3. Kesiapan

    fasilitas

    4. Kesiapan

    lingkungan

    5. Kesiapan

    perilaku

    5

    5

    5

    5

    5

    1,2,3,4,5

    6,7,8,9,10

    11,12,13,14,15

    16,17,18,19,20

    21,22,23,24,25

    Variabel kesiapan belajar diukur dengan pernyataan tertutup

    sebanyak 25 item. Penilaian diberikan dengan skor 4, 3, 2, 1, pada

    pernyataan diberikan nilai 4 untuk jawaban selalu, nilai 3 untuk jawaban

    sering, nilai 2 untuk jawaban kadang-kadang, nilai 1 untuk jawaban tidak

    pernah.

    Instrumen penelitian sebelum digunakan untuk memperoleh data-

    data penelitian, terlebih dahulu dilakukan uji coba agar diperoleh

    instrumen yang valid dan reliabel. Uji validitas ini akan dilakukan pada

    mahasiswa semester II Akademi Kebidanan Mitra Husada Karanganyar

    tahun akademik 2009/2010 sebanyak 30 orang.

    Menurut Soekidjo (2002), uji validitas dilakukan untuk melihat

    sejauh mana ketepatan dan kecermatan alat ukur dalam melakukan fungsi

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    ukurnya melalui uji korelasi antara skor (nilai) tiap-tiap item pertanyaan

    dengan skor kuesioner tersebut. Untuk menguji validitas kuesioner

    kecerdasan emosi dan kesiapan belajar penulis melakukan validitas isi

    (content validity). Pengukuran ini melalui penyusunan kisi-kisi kuesioner

    yang dibandingkan pada teori, setelah itu penulis melakukan analisis item

    menggunakan rumus statistika koefisien korelasi product moment dari

    pearson dengan rumus sebagai berikut:

    xyr =( )( )

    ( )[ ] ( )[ ]∑ ∑∑ ∑∑∑ ∑

    −−

    −2222 YYNXXN

    YXXYN       (Arikunto, 2002)

    Keterangan :

    N : Jumlah subjek

    X : Skor setiap item

    Y : Skor total

    ( )2∑ X : Kuadrat jumlah skor item

    ∑ 2X : Jumlah kuadrat skor item

    ( )2∑Y : Kuadrat jumlah skor total

    Hasil penggunaan rumus tersebut kemudian dianalisis, bila

    hasil penghitungan (r hitung) lebih besar dari r tabel maka instrumen

    dinyatakan valid. Uji coba instrumen penelitian kecerdasan emosi dan

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    kesiapan belajar yang dilakukan terhadap 30 responden diluar sampel

    penelitian, dikonsultasikan dengan r tabel untuk taraf signifikansi 5%

    adalah 0,361. Berdasarkan hasil uji coba instrumen, didapatkan hasil

    untuk instrumen kecerdasan emosi sebanyak 35 butir dinyatakan valid,

    sedangkan untuk instrumen kesiapan belajar sebanyak 25 butir terdapat 3

    butir soal yang tidak valid, sehingga yang digunakan untuk penelitian

    sebanyak 22 butir.

    Sedangkan uji reliabilitas dimaksudkan untuk meihat sejauh mana

    hasil suatu pengukuran dapat dipercaya hanya apabila dalam beberapa

    kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama

    diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri

    subjek memang belum berubah. Formula statistika yang dapat digunakan

    untuk menguji reliabilitas instrumen yang berupa kuesioner dengan rating

    scale adalah Cronbach Alpha, dihitung dengan rumus sebagai berikut:

        11r = ( )1−kk

           ⎪⎭

    ⎪⎬⎫

    ⎪⎩

    ⎪⎨⎧− ∑ 2

    1

    2

    1σσ

    b                         (Arikunto, 2002)

    Hasil hitungan rumus ini kemudian dianalisis. Bila hasil

    penghitungan semakin mendekati angka 1 maka instrumen dikatakan

    reliabel. Hasil penghitungan untuk instrumen kecerdasan emosi

    didapatkan nilai reliabilitas sebesar 0,957 dan untuk instrumen kesiapan

    belajar sebesar 0,907. Sehingga dapat disimpulkan bahwa instrumen

    kecerdasan emosi dan kesiapan belajar mempunyai nilai reliabilitas yang

    tinggi.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    3. Prestasi Belajar

    Penelitian ini prestasi belajar dapat dilihat dari dokumentasi yang

    berupa nilai mata kuliah Askeb I pada mahasiswa semester II Akbid Mitra

    Husada Karanganyar tahun akademik 2009/2010.

    G. Teknik Pengumpulan Data

    Data untuk kecerdasan emosi dan kesiapan belajar mahasiswa diperoleh

    dengan cara menyebar kuesioner yang telah disusun dengan, kemudian untuk

    prestasi belajar diperoleh dengan cara melihat nilai Ujian Akhir Semester

    (UAS) pada mata kuliah Asuhan Kebidanan I.

    H. Teknik Analisis Data

    1. Uji Prasyarat analisis

    a. Uji Normalitas

    Untuk menguji hipotesis dengan statistik parametris (t-test

    untuk satu sampel, korelasi dan regresi, analisis varian dan t-tes untuk

    dua sampel) mensyaratkan data yang akan dianalisis harus

    berdistribusi normal. Sebaran data yang normal adalah sebaran data

    variabel yang dianalisis adalah simetris sehingga luas di bawah

    lengkungan kurve normal rata-rata ke kanan dan ke kiri masing-masing

    50%. Pada penelitian ini uji normalitasnya menggunakan uji Chi

    kuadrat. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut:

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    h

    hh f

    ffX2

    02 )( −=

    Sebaran data memenuhi persyaratan normalitas jika harga Chi

    kuadrat hitung lebih kecil atau sama dengan harga Chi kuadrat tabel (

    22th XX ≤ ) dan apabila lebih besar (

    22th XX > ) dinyatakan tidak

    normal.

    b. Uji Linearitas dan Keberartian

    Uji linearitas dan keberartian diperlukan sebelum analisis regresi.

    1) Uji Linearitas

    Hubungan yang bersifat linear antara variabel bebas dan

    variabel terikat merupakan persyaratan mutlak untuk analisis

    regresi. Adapun rumus uji linearitas adalah sebagai berikut:

    ∑= 2)( YTJK

    nY

    AJK ∑=2)(

    )(

    ⎪⎭

    ⎪⎬⎫

    ⎪⎩

    ⎪⎨⎧

    −= ∑ ∑ ∑nYX

    XYbbIaJK))((

    )(

    [ ][ ]

    2

    22 )())((

    ∑ ∑∑ ∑ ∑

    −=

    XXnnYXXYn

    )()()()( bIaJKAJKTJKSJK −−=

    ( )∑ ∑ ∑

    ⎪⎭

    ⎪⎬⎫

    ⎪⎩

    ⎪⎨⎧

    −=ix in

    YYTCJK

    22)(

    )()()( TCJKSJKGJK −=

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    2

    2

    G

    TC

    SSF =

    Keterangan :

    )(TJK = Jumlah kuadrat total

    )(AJK = Jumlah kuadrat koefisien a

    )(bIaJK = Jumlah kuadrat regresi (bIa)

    )(SJK = Jumlah kuadrat sisa

    )(TCJK = Jumlah kuadrat tuna cocok

    )(GJK = Jumlah kuadrat galat

    Jika nilai Fhitung < Ftabel dengan dk pembilang (k-2) dan dk penyebut

    (n-k), untuk taraf kesalahan 5%, atau taraf kesalahan 1%, maka

    hubungan variabel bebas dengan terikat berbentuk linier. Jika nilai

    Fhitung > Ftabel maka hubungan variabel bebas dengan terikat tidak

    berbentuk linier (Sugiyono, 2008).

    2) Uji Keberartian

    2

    2

    sis

    reg

    SS

    F=

    Jika F hitung > Ftabel pada dk pembilang =1 dan dk penyebut =

    n-2, baik untuk taraf kesalahan 5% maupun 1%, kesimpulannya

    koefisien itu berarti.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    2. Pengujian Hipotesis

    a. Pengujian Hipotesis pertama

    Penghitungan korelasi dapat menggunakan rumus:

    ( )( )∑∑∑=

    22 yx

    xyRxy

    Bila r hitung < r tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak tetapi jika

    rhitung lebih besar dari r tabel maka Ha diterima.

    Untuk uji signifikansinya dapat juga digunakan dengan rumus t

    sebagai berikut:

    212

    rnrt−

    −=

    Harga t hitung selanjutnya dibandingkan dengan harga t tabel

    dengan taraf kesalahan 5%, uji dua fihak dan dk = n-2. Jika t hitung >

    ttabel maka Ha diterima.

    Analisis dapat dilanjutkan dengan menghitung persamaan

    regresinya, hal ini digunakan untuk melakukan prediksi seberapa

    tinggi nilai variabel dependen bila nilai variabel independen

    dimanipulasi (diubah-ubah). Adapun persamaan regresi sederhananya

    adalah sebagai berikut:

    bXaY +=

    Keterangan:

    Y = Nilai yang diprediksikan

    a = konstanta atau bila harga X=0

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    b = koefisien regresi

    X = Nilai variabel independen

    Untuk dapat menemukan persamaan regresi, maka harus

    dihitung terlebih dahulu harga a dan b.

    Harga x

    y

    ss

    rb =

    Harga bxya −=

    Keterangan:

    r = Koefisien korelasi product moment antara variabel X dengan

    varibel Y

    Sy = Simpangan baku variabel Y

    Sx = Simpangan baku variabel X

    b. Pengujian hipotesis kedua

    Untuk pengujian hipotesis kedua sama dengan pengujian

    hipotesis pertama.

    c. Pengujian hipotesis ketiga

    Untuk menguji hipotesis tersebut digunakan korelasi ganda (

    21 xyxR ) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

    2

    22

    21

    212121

    21 12

    xx

    xxyxyxyxyxxyx r

    rrrrrR

    −−+

    =

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    Keterangan:

    21 xyx

    R = Korelasi antara variabel X1 dengan X2 secara bersama-sama

    dengan variabel Y

    1yx

    R = Korelasi product moment antara X1 dengan Y

    2yx

    R = Korelasi product moment antara X2 dengan Y

    21xx

    R = Korelasi product moment antara X1 dengan X2

    Untuk mengetahui apakah koefisien korelasi dapat

    digeneralisasikan atau tidak, maka harus diuji signifikansinya dengan

    rumus:

    )1)(1(/

    2

    2

    −−−=

    knRkRFhitung

    Keterangan:

    R = Koefisien korelasi ganda

    k = Jumlah variabel independen

    n = Jumlah anggota sampel

    Harga F hitung selanjutnya dikorelasikan dengan F tabel dengan dk

    pembilang = k dan dk penyebut = (n-k-1) dan taraf kesalahan 5%, bila

    F hitung > F tabel maka koefisien korelasi ganda yang diuji adalah

    signifikan, yaitu dapat diberlakukan untuk seluruh populasi.

    Pada korelasi ganda dapat dilanjutkan dengan regresi ganda.

    Analisis regresi ganda digunakan bila peneliti bermaksud meramalkan

    bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen (kriterium),

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    bila dua variabel independen sebagai faktor prediktor dimanipulasi

    (dinaik turunkan nilainya). Serta digunakan untuk mengetahui besar

    hubungan antara variabel X1, dan X2, terhadap variabel Y.

    Rumus : Y = a + bX1 + bX2

    Keterangan:

    X1 = Kecerdasan Emosi

    X2 = Kesiapan Belajar

    Y = Prestasi Belajar

    a = konstanta

    b = koefisien regresi

    3. Mencari sumbangan relatif (SR) dan sumbangan efektif (SE)

    a) Sumbangan relatif

    %100R

    % (X) SE% (X) SR 2 x=

    b) Sumbangan efektif

    100%n x ...r n ...X % (X) SE yx11 •= β

    Keterangan:

    n ...X1β   = standar koefisien beta

    n ...ryx1   = koefisien korelasi antara kriterium dengan prediktor

    2R     = nilai R square

    (Setiaji, 2004)

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Hasil Penelitian

    1. Deskripsi Data

    a. Variabel Kecerdasan Emosi (X1)

    Data ini dimaksudkan untuk mengetahui distribusi kecerdasan

    emosi mahasiswa semester II pada mata kuliah asuhan kebidanan I.

    berikut hasil penghitungannya:

    Tabel 5. Distribusi Kecerdasan Emosi

    Kecerdasan Emosi Frekuensi Persentase

    Sangat Baik

    Baik

    Jumlah

    12

    77

    89

    13.48

    86.52

    100.00

    Sumber: Data Primer, 2010

    Hasil distribusi data responden tentang kecerdasan emosi diketahui

    bahwa 13.48% atau 12 responden mempunyai kecerdasan emosi

    sangat baik, 86.52% atau 77 responden mempunyai kecerdasan emosi

    baik, sehingga hasil dari penelitian ini diketahui bahwa sebagian besar

    responden mempunyai kecerdasan emosi baik.

    b. Variabel Kesiapan Belajar (X2)

    Distribusi kesiapan belajar mahasiswa didapatkan hasil

    penghitungan pada tabel berikut:

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    Tabel 6. Distribusi Kesiapan Belajar

    Kesiapan Belajar Frekuensi Persentase

    Sangat Baik

    Baik

    Jumlah

    66

    23

    89

    74.16

    25.84

    100.00

    Sumber: Data Primer, 2010

    Hasil distribusi data responden tentang kesiapan belajar diketahui

    bahwa 74.16% atau 66 responden mempunyai kesiapan belajar sangat

    baik, 25.84% atau 23 responden mempunyai kesiapan belajar baik,

    sehingga hasil dari penelitian ini diketahui bahwa sebagian besar

    responden mempunyai kesiapan belajar sangat baik.

    c. Variabel Prestasi Belajar (Y)

    Distribusi kesiapan belajar mahasiswa didapatkan hasil

    penghitungan pada tabel berikut:

    Tabel 7. Distribusi Prestasi Belajar

    Prestasi Belajar Frekuensi Persentase

    Baik Sekali

    Baik

    Cukup

    Jumlah

    9

    53

    27

    89

    10.11

    59.55

    30.34

    100.00

    Sumber: Data Primer, 2010

    Hasil distribusi data responden tentang prestasi belajar diketahui

    bahwa 10.11% atau 9 responden mempunyai prestasi belajar baik

    sekali, 59.55% atau 53 responden mempunyai prestasi belajar baik,

    30.34% atau 27 responden mempunyai prestasi belajar cukup,

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    sehingga hasil dari penelitian ini diketahui bahwa sebagian besar

    responden mempunyai prestasi belajar baik.

    d. Variabel Kecerdasan Emosi (X1) dengan Prestasi Belajar (Y)

    Distribusi kecerdasan emosi dengan prestasi belajar mahasiswa

    didapatkan hasil penghitungan pada tabel berikut:

    Tabel 8. Distribusi Kecerdasan Emosi dengan Prestasi Belajar

    Prestasi Belajar

    Kecerdasan Emosi

    Baik Sekali Baik Cukup Jumlah

    F % F % F % F %

    Sangat Baik

    Baik

    Jumlah

    8

    1

    9

    9.00

    1.13

    10.13

    4

    49

    53

    4.50

    55.02

    59.52

    0

    27

    27

    0

    30.35

    30.35

    12

    77

    89

    13.50

    86.50

    100.00

    Sumber: Data Primer, 2010

    Hasil distribusi kecerdasan emosi dengan prestasi belajar diketahui

    bahwa 9.00% atau 8 responden mempunyai kecerdasan emosi sangat

    baik dengan prestasi belajar baik sekali, 4.50% atau 4 responden

    mempunyai kecerdasan emosi sangat baik dengan prestasi belajar baik,

    1.13% atau 1 responden mempunyai kecerdasan emosi baik dengan

    prestasi belajar baik sekali, 55.02% atau 49 responden mempunyai

    kecerdasan emosi baik dengan prestasi belajar baik, 30.35% atau 27

    responden mempunyai kecerdasan emosi baik dengan prestasi belajar

    cukup, sehingga dapat disimpulkan bahwa frekuensi terbanyak berada

    pada mahasiswa yang mempunyai kecerdasan emosi baik dengan

    prestasi belajar baik.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    e. Variabel Kesiapan Belajar (X2) dengan Prestasi Belajar (Y)

    Distribusi kecerdasan emosi dengan prestasi belajar mahasiswa

    didapatkan hasil penghitungan pada tabel berikut:

    Tabel 9. Distribusi Kesiapan Belajar dengan Prestasi Belajar

    Prestasi Belajar

    Kesiapan Belajar

    Baik Sekali Baik Cukup Jumlah

    F % F % F % F %

    Sangat Baik

    Baik

    Jumlah

    6

    3

    9

    6.74

    3.37

    10.11

    39

    14

    53

    43.82

    15.73

    59.55

    21

    6

    27

    23.60

    6.74

    30.34

    66

    23

    89

    74.16

    25.84

    100.00

    Sumber: Data Primer, 2010

    Hasil distribusi kesiapan belajar dengan prestasi belajar diketahui

    bahwa 6.74% atau 6 responden mempunyai kesiapan belajar sangat

    baik dengan prestasi belajar baik sekali, 43.82% atau 39 responden

    mempunyai kesiapan belajar sangat baik dengan prestasi belajar baik,

    23.60% atau 21 responden mempunyai kesiapan belajar sangat baik

    dengan prestasi belajar cukup, 3.37% atau 3 responden mempunyai

    kesiapan belajar baik dengan prestasi belajar baik sekali, 15.73% atau

    14 responden mempunyai kesiapan belajar baik dengan prestasi

    belajar baik, 6.74% atau 6 responden mempunyai kesiapan belajar

    baik dengan prestasi belajar cukup, sehingga dapat disimpulkan bahwa

    frekuensi terbanyak berada pada mahasiswa yang mempunyai

    kesiapan belajar sangat baik dengan prestasi belajar baik.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    2. Pengujian Prasyaratan Analisis

    Sebelum dilakukan analisis data untuk mengetahui hipotesis yang

    diajukan, maka terlebih dahulu dilakukan pengujian persyaratan analisis

    sebagai berikut:

    a. Uji Normalitas

    Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah kecerdasan

    emosi, kesiapan belajar dan prestasi belajar berdistribusi normal.

    Berdasarkan hasil uji normalitas dengan menggunakan rumus Chi

    Kuadrat maka diperoleh hasil masing-masing variabel sebagai berikut:

    Tabel 10. Hasil Uji Normalitas

    Variabel X2hit X2tabel Keterangan

    X1

    X2

    Y

    24.494

    32.629

    33.191

    31.410

    36.415

    36.415

    Normal

    Normal

    Normal

    Sumber; Data Primer, 2010

    1) Data Kecerdasan Emosi (X1)

    Hasil penghitungan diperoleh X2h 24.494, nilai ini lebih kecil

    dari X2t (df = 20, a = 0,05) = 31.410. Ini berarti X2h < X2t , nilai

    signifikansi 0.221 dan ini lebih besar dari 0.05 maka data berasal

    dari populasi yang berdistribusi normal.

    2) Data Kesiapan Belajar (X2)

    Hasil penghitungan diperoleh X2h 32.629, nilai ini lebih kecil

    dari X2t (df = 24, a = 0,05) = 36.415. Ini berarti X2h < X2t , nilai

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    signifikansi 0.112 dan ini lebih besar dari 0.05 maka data berasal

    dari populasi yang berdistribusi normal.

    3) Data Prestasi Belajar (Y)

    Hasil penghitungan diperoleh X2h 33.191, nilai ini lebih

    kecil d