hubungan intensitas penerangan dan lama paparan cahaya layar

64
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user HUBUNGAN INTENSITAS PENERANGAN DAN LAMA PAPARAN CAHAYA LAYAR MONITOR DENGAN KELELAHAN MATA PEKERJA KOMPUTER DI KELURAHAN X SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan Nurmaya Rachmawati R.0207093 PROGRAM DIPLOMA IV KESEHATAN KERJA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET Surakarta 2011

Upload: duongngoc

Post on 13-Jan-2017

231 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: hubungan intensitas penerangan dan lama paparan cahaya layar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

HUBUNGAN INTENSITAS PENERANGAN DAN LAMA PAPARAN CAHAYA LAYAR MONITOR DENGAN

KELELAHAN MATA PEKERJA KOMPUTER DI KELURAHAN X

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan

Nurmaya Rachmawati R.0207093

PROGRAM DIPLOMA IV KESEHATAN KERJA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

Surakarta 2011

Page 2: hubungan intensitas penerangan dan lama paparan cahaya layar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENGESAHAN SKRIPSI

Skripsi dengan Judul : Hubungan Intensitas Penerangan dan Lama Paparan Cahaya Layar Monitor dengan Kelelahan Mata Pekerja Komputer di

Kelurahan X

Nurmaya Rachmawati, NIM : R.0207093, Tahun : 2011

Telah disetujui dan sudah disahkan di hadapan Dewan Penguji Skripsi

Program Diploma IV Kesehatan Kerja Fakultas Kedokteran UNS Surakarta

Pada Hari : , Tanggal : 2011

Pembimbing Utama Nama : Vitri Widyaningsih, dr NIP : 19820423 200801 2 001 Pembimbing Pendamping Nama : Sumardiyono, SKM, M. Kes NIP : 19650706 198803 1 002 Penguji Utama Nama : Lusi Ismayenti, ST., M. Kes NIP : 19720322 200812 2 001

Surakarta, Juni 2011 Tim Skripsi Ketua Program

D.IV Kesehatan Kerja FK UNS

Sumardiyono, SKM, M. Kes Putu Suriyasa, dr., MS, PKK, Sp .Ok NIP. 19650706 198803 1 002 NIP. 19481105 198111 1 001

( )

( )

( )

Page 3: hubungan intensitas penerangan dan lama paparan cahaya layar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERNYATAAN

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan

sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah

ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah

dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Surakarta, Juni 2011

Nama: Nurmaya Rachmawati NIM. R.0207093

iii

Page 4: hubungan intensitas penerangan dan lama paparan cahaya layar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRAK

Hubungan Intensitas Penerangan dan Lama Paparan Cahaya Layar Monitor dengan Kelelahan Mata Pekerja Komputer

di Kelurahan X

Nurmaya Rachmawati1, Vitri Widyaningsih2, Sumardiyono3.

Latar Belakang : Pengetikan merupakan pekerjaan memasukkan kata-kata dari keyboard ke komputer dan ditampilkan dalam bentuk gambar pada display monitor. Jenis pekerjaan ini termasuk jenis pekerjaan teliti dan membutuhkan intensitas penerangan yang sesuai standar. Tempat kerja pekerja komputer di Kelurahan X dijumpai intensitas penerangan tempat kerja kurang dari standar, selain itu lama paparan cahaya layar monitor yang berlebihan sehingga dapat menyebabkan kelelahan mata. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan intensitas penerangan dan lama paparan cahaya layar monitor dengan kelelahan mata pekerja komputer di Kelurahan X. Metode : Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh tenaga kerja pekerja komputer di Kelurahan X yang berjumlah 100 orang. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 30 orang, teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive random sampling. Hasil : Hasil uji statistik dengan metode Korelasi Person Product Moment diperoleh nilai Sig. sebesar 0,000 atau kurang dari 0,01 (p < 0,01), yang berarti sangat signifikan. Dari hasil uji statistik dengan metode Regresi Linier Ganda didapatkan rumus garis linier Y = 77,805 – 0,122 (X1) + 1,904 (X2). Kesimpulan : Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa ada hubungan yang sangat signifikan antara intensitas penerangan dan lama paparan cahaya layar monitor dengan kelelahan mata pekerja komputer di Kelurahan X. Sebaiknya pihak pengelola menyediakan intensitas penerangan sesuai standar dan memberikan waktu istirahat yang cukup kepada pekerja komputer di Kelurahan X.

Kata Kunci : Intensitas Penerangan, Lama Paparan Cahaya Layar Monitor,

Kelelahan Mata. 1 Program Diploma IV Kesehatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas

Sebelas Maret Surakarta. 2 Dokter, Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3 Magister Kesehatan Kerja, Universitas Gajah Mada Yogyakarta.

ABSTRACT

iv

Page 5: hubungan intensitas penerangan dan lama paparan cahaya layar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Relationship Intensity Light and Duration of Exposure Illumination

Eye Screen Monitor with Fatigue Computer Workers in the X

Nurmaya Rachmawati1, Vitri Widyaningsih2, Sumardiyono3.

Objective: Typing is the work of inserting the words from the keyboard to the computer and displayed in the form of images on the display screen with state of the eye focus to the screen in a long time. This type of employment including type of work requires careful and appropriate illumination intensity standard. In the workplace computer worker found at X workplace illumination intensity less than the standard and the illumination is uneven, but it encountered long exposure to excessive light screen so that it can cause eye fatigue in labor. This study aims to determine the relationship of light intensity and duration of exposure to light the screen with a computer eyestrain workers in X. Method: The study used an observational cross sectional analytic approach. The population in this study are all computer workers labor in X Village totaling 100 people. The sample in this study as many as 30 people, the sampling technique using purposive random sampling method. Results: The results of statistical tests with Person Product Moment Correlation method result value Sig. of 0.000 or less and 0.01 (p <0.01), which means very significant. From the results of statistical tests with the method of Multiple Linear Regression formula obtained linear line = 77.805-.122 (X1) - 1.904 (X2). Conclusion: The result of this study concluded that there is a very significant relationship between light intensity and duration of exposure to light the screen with a computer eyestrain workers in X. Should the manager to provide appropriate lighting intensity standards and provide adequate rest time to workers in the computer X. Keywords : Intensity Lighting, Long Exposure Light Screen Monitor, Eye

Fatigue.

1 Occupational Health Study Program of Medical Faculty, Sebelas Maret University of Surakarta. 2 Doctor, Sebelas Maret University of Surakarta 3 Magister Occupational Health, Sebelas Maret University of Surakarta.

v

Page 6: hubungan intensitas penerangan dan lama paparan cahaya layar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan bimbingan-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul ” Hubungan Intensitas Penerangan dan Lama Paparan Cahaya Layar Monitor dengan Kelelahan Mata Pekerja Komputer di Kelurahan X”.

Laporan skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains Terapan dan salah satu syarat kelulusan dalam menyelesaikan studi pada Program Diploma IV Kesehatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret. Skripsi ini dapat selesai karena bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan, dr. S. PD-KR-FINASIM selaku Dekan

Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Bapak H. A.A. Subijanto, Prof. Dr. dr. M.S., selaku Dekan Fakultas

Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta periode 2007-2011. 3. Bapak Putu Suryasa, dr., MS, PKK, Sp.Ok., selaku Ketua Program Diploma

IV Kesehatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Ibu Vitri Widyaningsih, dr. selaku pembimbing I yang telah memberikan bimbingan selama penyusunan skripsi ini.

5. Bapak Sumardiyono, SKM, M.Kes. selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan selama penyusunan skripsi ini.

6. Ibu Lusi Ismayenti, ST., M.Kes. selaku penguji yang telah memberikan masukan dalam skripsi ini.

7. Kakak-kakak pekerja komputer yang telah senang hati membantu saya dalam pengambilan data.

8. Almarhum/ah Ayah dan Ibu yang telah melahirkan saya, terimakasih atas segalanya. Semoga ayah dan ibu tenang di sisi alloh SWT. Untuk seluruh keluarga, terimakasih atas segala yang hal yang telah diberikan.

9. Abi terima kasih atas cinta, sayang, perhatian, semangat dan doa yang tak henti-hentinya selama ini.

10. Teman-teman satu angkatan Diploma IV Kesehatan Kerja atas kerjasama dan tolong-menolong dalam kegiatan sehari-hari.

11. Semua pihak yang tidak sempat penulis sebutkan satu persatu. Skripsi ini masih jauh dari sempurna. Penulis sangat mengharapkan saran

dan kritik yang membangun dari pembaca sekalian. Semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi civitas akademika Program Diploma IV Kesehatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta, untuk menambah wawasan ilmu dibidang keselamatan dan kesehatan kerja.

Surakarta, Mei 2011 Penulis,

Nurmaya Rachmawati

vi

Page 7: hubungan intensitas penerangan dan lama paparan cahaya layar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... ii

HALAMAN PERNYATAAN ......................................................................... iii

ABSTRAK ...................................................................................................... iv

PRAKATA ...................................................................................................... vi

DAFTAR ISI .................................................................................................... vii

DAFTAR TABEL ............................................................................................ ix

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 4

D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 5

BAB II LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka ......................................................................... 6

B. Kerangka Pemikiran .................................................................... 26

C. Hipotesis ..................................................................................... 27

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ............................................................................ 28

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................... 28

vii

Page 8: hubungan intensitas penerangan dan lama paparan cahaya layar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

C. Populasi Penelitian ..................................................................... 28

D. Teknik Sampling ........................................................................ 29

E. Sampel Penelitian ....................................................................... 29

F. Desain Penelitian ........................................................................ 30

G. Identifikasi Variabel Penelitian .................................................. 31

H. Definisi Operasional Variabel Penelitian ................................... 32

I. Alat dan Bahan penelitian .......................................................... 34

J. Cara Kerja Penelitian ................................................................. 34

K. Teknik Analisis Data .................................................................. 37

BAB IV HASIL

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ........................................... 39

B. Karakteristik Subjek Penelitian ................................................... 40

C. Hasil Pengukuran ....................................................................... 42

D. Uji Hubungan Intensitas Penerangan dan Lama Paparan

dengan Kelelahan Mata .............................................................. 43

BAB V PEMBAHASAN

A. Analisa Univariat ........................................................................ 46

B. Analisa Multivariat ..................................................................... 48

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ..................................................................................... 52

B. Saran ............................................................................................ 53

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 54

LAMPIRAN

viii

Page 9: hubungan intensitas penerangan dan lama paparan cahaya layar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Tingkat Penerangan Berdasarkan Jenis Pekerjaan ....................... 10

Tabel 2. Nilai Pantulan (Reflektan) yang Dianjurkan ............................... 11

Tabel 3. Standar Tingkat Penerangan menurut Kepmenkes No. 1405

Tahun 2002 ................................................................................... 11

Tabel 4. Ketentuan Tingkat Penerangan Berdasarkan PMP No. 07 Tahun

1964 .............................................................................................. 12

Tabel 5. Klasifikasi Tingkat Kelelahan Mata Berdasarkan Total Skor

Individu ........................................................................................ 37

Tabel 6. Distribusi Frekuensi Subjek Penelitian Berdasarkan Umur ......... 40

Tabel 7. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Lama Kerja ................ 41

Tabel 8. Hasil Pengukuran Intensitas Penerangan, Lama Paparan Cahaya

Layar Monitor dan Kelelahan Mata Pekerja Komputer di

Kelurahan X ................................................................................. 42

ix

Page 10: hubungan intensitas penerangan dan lama paparan cahaya layar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka Pemikiran .................................................................... 26

Gambar 2. Desain Penelitian ........................................................................ 30

Gambar 3. Denah Titik Pengukuran Intensitas Penerangan ........................ 34

x

Page 11: hubungan intensitas penerangan dan lama paparan cahaya layar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuesioner Kelelahan Mata dari Departemen Tenaga Kerja

Pusat Hiperkes dan KK Proyek Pengembangan Hygiene dan

KK ............................................................................................ 32

Lampiran 2. Hasil Uji Correlatoin Person Product Moment untuk

Hubungan Intensitas Penerangan dengan Kelelahan Mata ...... 43

Lampiran 3. Hasil Uji Correlatoin Person Product Moment untuk

Hubungan Lama Paparan Cahaya Layar Monitor dengan

Kelelahan Mata ......................................................................... 44

Lampiran 4. Hasil Uji Regresi Linier untuk Intensitas Penerangan dan

Lama Paparan Cahaya Layar Monitor dengan Kelelahan

Mata .......................................................................................... 45

Lampiran 5. Curva Hubungan Intensitas Penerangan dan Lama Paparan

Cahaya Layar Monitor dengan Kelelahan Mata ....................... 49

xi

Page 12: hubungan intensitas penerangan dan lama paparan cahaya layar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini

memudahkan seseorang dalam mencapai keinginannya, salah satu kemajuan di

bidang teknologi tersebut dengan munculnya seperangkat komputer. Komputer

banyak digunakan di kantor-kantor, di lembaga penelitian, di perguruan tinggi

atau di perusahaan-perusahaan. Komputer sebagai alat bantu yang banyak

digunakan manusia, ternyata juga menimbulkan penyakit akibat kerja seperti

halnya pemakaian mesin pada industri (Sheedy, 2004).

Di era perkembangan teknologi khususnya teknologi informasi

menuntut manusia untuk berhubungan dengan komputer. Umumnya 80%

pekerjaan kantor diselesaikan dengan memanfaatkan komputer. Peran

komputer yang sangat luas dewasa ini, ditambah penggunaan internet yang

semakin populer menyebabkan para pekerja menghabiskan waktunya di depan

komputer sedikitnya 3 jam sehari (Wardhana, 1997).

Dari data The University of North Carolina at Asheville yang dikutip

oleh Iis Faizah Hanum tahun 2008 mengelompokkan beban kerja pekerja

komputer atas dasar lama waktu kerja sebagai berikut :

1. Pekerja operator komputer dengan beban kerja berat adalah pekerja dengan

lama total waktu kerja lebih dari 4 jam sehari.

1

Page 13: hubungan intensitas penerangan dan lama paparan cahaya layar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Pekerja operator komputer dengan beban kerja sedang adalah pekerja

dengan lama total waktu kerja antara 2-4 jam sehari.

3. Pekerja operator komputer dengan beban kerja ringan adalah pekerja dengan

lama total waktu kerja kurang dari 2 jam sehari.

Penerangan merupakan salah satu faktor fisik yang ada di tempat

kerja, penerangan yang buruk dapat mengakibatkan kelelahan mata dengan

berkurangnya daya efisiensi kerja, kelelahan mental, keluhan-keluhan pegal di

daerah mata dan sakit kepala di sekitar mata, kerusakan alat penglihatan dan

meningkatnya kecelakaan kerja (Suma’mur, 2009).

Kelelahan mata adalah gangguan yang dialami mata karena otot-

ototnya yang dipaksa bekerja keras terutama saat harus melihat objek dekat

dalam jangka waktu lama. Semua aktifitas yang berhubungan dengan

pemaksaan otot-otot tersebut untuk bekerja keras, sebagaimana otot-otot yang

lain akan bisa membuat mata mengalami gangguan. Gejalanya mata terasa

pegal biasanya akan muncul setelah beberapa jam kerja. Pada saat otot mata

menjadi letih, mata akan menjadi tidak nyaman atau sakit (Chambers A, 1999).

Jasa pengetikan atau yang lebih dikenal dengan istilah rental komputer

adalah sebuah pekerjaan dimana tenaga kerja yang melakukan pekerjaan

tersebut selalu menggunakan komputer untuk membantu dalam menyelesaikan

pekerjaan. Pada survei awal ini penulis melakukan serangkaian pengukuran

yang berkaitan dengan intensitas penerangan alami dan buatan di area tempat

kerja. Pada hasil pengukuran yang dilakukan di setiap sampel, didapatkan rata-

rata hasil pengukuran adalah sebesar 130 Lux dan selama kurang lebih 12 jam

2

Page 14: hubungan intensitas penerangan dan lama paparan cahaya layar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pekerja melakukan pekerjaan yang monoton dan mendapat paparan cahaya

komputer yang terus-menerus.

Dengan melihat hasil pengukuran sampel tersebut dapat diambil

kesimpulan bahwa intensitas penerangan ruangan sangatlah rendah. Intensitas

penerangan yang dianjurkan untuk jenis pekerjaan pengetikan adalah sebesar

300 Lux. Sesuai dengan ketentuan standar intensitas penerangan menurut

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

1405/MENKES/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja

Perkantoran dan Industri.

Didapatkan pula bahwa 10 orang (75%) pekerja komputer

mengeluhkan penglihatan terasa kabur setelah 3 jam di depan komputer, 12

orang (80%) pekerja komputer merasa mata akan pedih setelah 4,5 jam, dan 5

orang pekerja komputer mengalami sakit kepala jika lebih dari 5 jam, serta

semua pekerja komputer akan merasa kemampuan melihatnya menurun bila

berlama-lama di depan komputer. Oleh karena itu diperlukan usaha-usaha

khusus untuk menjaga keselamatan dan kesehatan kerja bagi pemakai

komputer.

Dengan mengacu pada hasil survei awal yang dilakukan oleh penulis,

maka penulis ingin mengadakan penelitian mengenai adakah “Hubungan

Intensitas Penerangan dan Lama Paparan Cahaya Layar Monitor dengan

Kelelahan Mata Pekerja Komputer di Kelurahan X”.

3

Page 15: hubungan intensitas penerangan dan lama paparan cahaya layar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

B. Rumusan Masalah

Adakah hubungan intensitas penerangan dan lama paparan cahaya

layar monitor dengan kelelahan mata pekerja komputer di Kelurahan X?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan intensitas penerangan dan lama

paparan cahaya layar monitor dengan kelelahan mata pekerja komputer di

Kelurahan X.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengukur intensitas penerangan ruangan tempat kerja pekerja

komputer di Kelurahan X.

b. Untuk mengukur lama paparan cahaya layar monitor terhadap mata

pekerja komputer di Kecamatan X.

c. Untuk mengetahui tingkat kelelahan mata pekerja komputer di

Kecamatan X.

d. Untuk mengetahui rumus persamaan garis regresi linier untuk hubungan

intensitas penerangan dan lama paparan cahaya layar monitor dengan

kelelahan mata pekerja komputer di Kelurahan X.

4

Page 16: hubungan intensitas penerangan dan lama paparan cahaya layar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoristis

Diharapkan dapat sebagai pembuktian bahwa ada hubungan dari

intensitas penerangan dan lama paparan cahaya layar monitor dengan

kelelahan mata pekerja komputer.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Ilmu Pengetahuan

Menambah wacana kepustakaan keilmuan tentang teori-teori

intensitas penerangan, lama paparan cahaya layar monitor dan kelelahan

mata tenaga kerja khususnya tentang hubungan intensitas penerangan dan

lama paparan cahaya layar monitor dengan kelelahan mata pekerja

komputer di Kelurahan X.

b. Bagi Peneliti

Meningkatkan wawasan dan pengetahuan tentang hubungan

intensitas penerangan dan lama paparan cahaya layar monitor dengan

kelelahan mata pekerja komputer di Kelurahan X.

c. Bagi Program Diploma IV Kesehatan Kerja

Menambah referensi, data dan informasi di kepustakan Program

Diploma IV Kesehatan Kerja khususnya hubungan intensitas penerangan

dan lama paparan cahaya layar monitor dengan kelelahan mata pekerja

komputer di Kelurahan X.

5

Page 17: hubungan intensitas penerangan dan lama paparan cahaya layar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Intensitas Penerangan

a. Pengertian Intensitas Penerangan

Intensitas penerangan adalah banyaknya sinar yang mengenai

suatu permukaan. Intensitas penerangan merupakan faktor yang penting

dari lingkungan fisik untuk keselamatan kerja. Untuk dapat melihat dengan

baik dan teliti diperlukan intensitas cahaya yang cukup (Suma’mur, 2009).

Penerangan yang baik adalah penerangan yang memungkinkan

tenaga kerja dapat melihat objek-objek yang dikerjakan secara jelas, cepat

dan tanpa upaya-upaya yang tidak perlu (Suma’mur, 2009). Penerangan

yang cukup dan diatur secara baik juga akan membantu menciptakan

lingkungan kerja yang nyaman dan menyenangkan sehingga dapat

memelihara kegairahan kerja. Telah diketahui bahwa hampir semua

pelaksanaan pekerjaan melibatkan fungsi mata, dimana sering kita temui

jenis pekerjaan yang memerlukan tingkat penerangan tertentu agar tenaga

kerja dapat dengan jelas mengamati objek yang sedang dikerjakan.

Intensitas penerangan yang sesuai dengan jenis pekerjaannya jelas dapat

meningkatkan produktivitas kerja (Tarwaka, 2010).

Penerangan berdasar sumbernya dibagi menjadi tiga, pertama

penerangan alami yaitu penerangan yang berasal dari cahaya matahari,

6

Page 18: hubungan intensitas penerangan dan lama paparan cahaya layar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kedua penerangan buatan yaitu penerangan yang berasal dari lampu, dan

yang ketiga adalah penerangan alami dan buatan yaitu penggabungan

antara penerangan alami dari sinar matahari dengan lampu/ penerangan

buatan (Cok Gd Rai Padmanada, 2006).

b. Faktor yang mempengaruhi penerangan di tempat kerja :

1) Kuantitas cahaya

Intensitas penerangan yang dibutuhkan tergantung dari tingkat

ketelitian yang diperlukan, bagian yang diamati, warna dari objek dan

kemampuan dari objek tersebut untuk memantulkan cahaya yang jatuh

padanya, serta brightness dari sumber objek. Untuk melihat suatu benda

yang berwarna gelap dan kontras antara objek dan sekitarnya juga jelek

diperlukan intensitas penerangan yang tinggi (beberapa ribu Lux).

2) Kualitas cahaya

Kualitas cahaya penerangan ditentukan oleh ada tidaknya

kesilauan di tempat kerja, baik kesilauan langsung atau kesilauan karena

pantulan cahaya dari permukaan yang mengkilap dan bayangan.

Kesilauan didefinisikan setiap brightness yang berada dalam lapangan

penglihatan yang menyebabkan ketidaknyamanan, gangguan

(annoyance), kelelahan mata dan atau gangguan penglihatan. Penyebab

kesilauan adalah :

7

Page 19: hubungan intensitas penerangan dan lama paparan cahaya layar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

a) Disabiliti glare

Penyebab dari kesilauan ini adalah terlalu banyaknya cahaya

yang secara langsung masuk ke dalam mata dari sumber kesilauan

sehingga menyebabkan kehilangan sebagian dari penglihatan.

b) Discomfort glare

Discomfort glare sering dialami oleh mereka yang bekerja

pada siang hari dan menghadap ke jendela atau pada saat seseorang

menatap lampu secara langsung pada malam hari. Efek discomfort

glare pada mata adalah tergantung dari lamanya seseorang terpapar

oleh kesilauan tersebut.

c) Reflected glare

Disebabkan oleh pantulan cahaya yang terlalu terang yang

mengenai mata, dan pantulan cahaya berasal dari semua permukaan

benda yang mengkilap seperti langit-langit, kaca, dinding, meja,

mesin dan lain-lain yang berada dalam medan penglihatan (visual

field) (Siswanto 1993).

Menurut Prabu (2009) luminaire atau lighting fixture merupakan

suatu unit penerangan yang lengkap, dan unit ini terdiri dari lampu dan

peralatan untuk mendistribusikan serta mengendalikan cahaya. Lighting

equipment perlu diletakkan atau dipasang menurut karakteristik dari

distribusi cahaya yang dikehendaki. Menurut cara mendistribusikan cahaya

dapat diklasifikasikan menjadi :

8

Page 20: hubungan intensitas penerangan dan lama paparan cahaya layar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1) Sistem penerangan langsung (Direct lighting)

Pada sistem ini 90-100% cahaya diarahkan secara langsung ke

benda yang perlu diterangi. Sistem ini dinilai paling efektif dalam

mengatur pencahayaan, tetapi ada kelemahannya karena dapat

menimbulkan bahaya serta kesilauan yang mengganggu, baik karena

penyinaran langsung maupun karena pantulan cahaya. Untuk efek yang

optimal, disarankan langit-langit, dinding serta benda yang ada di dalam

ruangan perlu diberi warna cerah agar tampak menyegarkan.

2) Sistem penerangan semi langsung (Semi direct lighting)

Pada sistem ini 60-90% cahaya diarahkan langsung pada benda

yang perlu diterangi, sedangkan sisanya dipantulkan ke langit-langit dan

dinding. Dengan sistem ini kelemahan sistem penerangan langsung

dapat dikurangi. Diketahui bahwa langit-langit dan dinding yang

diplester putih memiliki efisiensi pemantulan 90%, sedangkan apabila

dicat putih efisiensi pemantulan antara 5-90%.

3) Sistem penerangan difus (General diffuse lighting)

Pada sistem ini setengah cahaya 40-60% diarahkan pada benda

yang perlu disinari, sedangkan sisanya dipantulkan ke langit-langit dan

dinding. Dalam pencahayaan sistem ini termasuk sistem direct-indirect

yakni memancarkan setengah cahaya ke bawah dan sisanya ke atas.

Pada sistem ini masalah bayangan dan kesilauan masih ditemui.

9

Page 21: hubungan intensitas penerangan dan lama paparan cahaya layar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4) Sistem penerangan semi tidak langsung (Semi indirect lighting)

Pada sistem ini 60-90% cahaya diarahkan ke langit-langit dan

dinding bagian atas, sedangkan sisanya diarahkan ke bagian bawah.

Untuk hasil yang optimal disarankan langit-langit perlu diberikan

perhatian serta dirawat dengan baik. Pada sistem ini masalah bayangan

praktis tidak ada serta kesilauan dapat dikurangi.

5) Sistem penerangan tidak langsung (Indirect lighting)

Pada sistem ini 90-100% cahaya diarahkan ke langit-langit dan

dinding bagian atas kemudian dipantulkan untuk menerangi seluruh

ruangan. Agar seluruh langit-langit dapat menjadi sumber cahaya, perlu

diberikan perhatian dan pemeliharaanya yang baik. Keuntungan sistem

ini adalah tidak menimbulkan kesilauan dan bayangan sedangkan

kerugiannya adalah mengurangi efisiensi cahaya total yang jatuh pada

permukaan kerja.

c. Standar intensitas penerangan di tempat kerja

Menurut Suma’mur (2009), menyebutkan bahwa kebutuhan

intensitas penerangan tergantung dari jenis pekerjaan yang dilakukan.

Pekerjaan yang membutuhkan ketelitian sulit dilakukan bila keadaan

cahaya ditempat kerja tidak memadai.

Tabel 1. Tingkat Penerangan Berdasarkan Jenis Pekerjaan

Jenis pekerjaan Contoh Pekerjaan Tingkat Penerangan yang

Dibutuhkan (Lux) Tidak teliti Penimbunan barang 80 - 170 Agak teliti Pemasangan (tak teliti) 170 - 350 Teliti Membaca, menggambar 350 - 700 Sangat teliti Pemasangan 700 - 1000

Sumber : Suma’mur, 2009

10

Page 22: hubungan intensitas penerangan dan lama paparan cahaya layar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Nilai pantulan (reflektan) yang dianjurkan menurut Suma’mur

(2009) adalah sebagai berikut :

Tabel 2. Nilai Pantulan (Reflektan) yang Dianjurkan No Jenis Permukaan Reflektan (%) 1 Langit-langit 80 – 90 2 Dinding 40 – 60 3 Perkakas (mebel) 25 – 45 4 Mesin dan perlengkapannya 30 – 50 5 Lantai 20 - 40 Sumber : Suma’mur, 2009

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor 1405/MENKES/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan

Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri, tercantum dalam tabel 3

berikut ini :

Tabel 3. Standar Tingkat Penerangan Menurut Kepmenkes No. 1405 Tahun 2002

Jenis Pekerjaan Tingkat Penerangan

Minimal (Lux) Keterangan

Pekerjaan kasar dan tidak terus-menerus

100 Ruang penyimpanan dan ruang peralatan/ instansi yang memerlukan pekerjaan yang kontinyu

Pekerjaan kasar dan terus-menerus

200 Pekerjaan dengan mesin dan perakitan kasar

Pekerjaan rutin 300 Ruang administrasi, ruang kontrol, pekerjaan mesin & perakitan/penyusunan

Pekerjaan agak halus

500 Pembuatan gambar atau bekerja dengan mesin, kantor, pekerja pemeriksaan atau pekerjaan dengan mesin

Pekerjaan halus 1000 Pemilihan warna, pemrosesan tekstil, pekerjaan mesin halus & perakitan halus

Pekerjaan amat halus

1500 tidak menimbulkan bayangan

Mengukir dengan tangan, pemeriksaan pekerjaan mesin dan perakitan yang sangat halus.

Pekerjaan terinci 3000 tidak menimbulkan bayangan

Pemeriksaan pekerjaan, perakitan sangat halus

Sumber : Kepmenkes No. 1405 Tahun 2002

11

Page 23: hubungan intensitas penerangan dan lama paparan cahaya layar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dalam Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan

Kerja pasal 3 ayat 1 (i) menetapkan syarat-syarat Keselamatan Kerja

yang berkaitan dengan penerangan yaitu memperoleh penerangan yang

cukup dan sesuai. Ketentuan intensitas penerangan berdasarkan Peraturan

Menteri Perburuhan No. 07 Tahun 1964 tentang Syarat-Syarat

Kesehatan, Kebersihan, serta Penerangan dalam Tempat Kerja adalah :

Tabel 4. Ketentuan Tingkat Penerangan berdasarkan PMP No. 07 Tahun 1964.

Intensitas Minimum (Lux)

Keterangan

5 20 50

100

200

300

500

1000

Penerangan darurat Halaman dan jalan di perusahaan Pekerjaan yang hanya membedakan barang kasar, seperti mengerjakan bahan-bahan besar, gudang menyimpan barang besar atau kasar, gang atau tangga, dan lain-lain. Pekerjaan yang membedakan barang-barang kecil sepintas lalu, seperti pemasangan yang kasar, kamar mesin dan uap, tempat menyimpan barang sedang dan kecil, dan lain-lain. Pekerjaan membedakan barang kecil agak teliti, seperti pemasangan alat yang sedang, pekerjaan mesin dan bubut yang kasar, dan lain-lain. Pekerjaan membedakan yang teliti dari barang kecil dan halus, seperti pemeriksaan mesin yang teliti, menulis, membaca, dan lain-lain. Pekerjaan membedakan barang halus dengan kontras sedang dalam waktu lama, seperti pekerjaan mesin yang halus, pemotongan kaca, dan lain-lain. Pekerjaan membedakan barang sangat halus dengan kontras yang sangat kurang untuk waktu lama.

Sumber : Peraturan Menteri Perburuhan No. 07 Tahun 1964.

12

Page 24: hubungan intensitas penerangan dan lama paparan cahaya layar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Lama Paparan Cahaya Layar Monitor

a. Pengertian cahaya layar monitor

Monitor yang dengan istilah lain sering disebut juga dengan VDT

(Video Display Terminal), merupakan salah satu bagian yang terpenting

dari suatu unit komputer. Monitor merupakan output yang paling sering

dipandang saat kita mengoperasikan komputer.

Adapun fungsi monitor adalah untuk memperagakan data atau

proses yang terjadi dalam CPU (Central Processing Unit) secara visual.

Proses yang terjadi dalam CPU dikonversikan oleh suatu adapter video atau

video board dari data berbentuk digital menjadi sinyal yang akan disalurkan

melalui kabel penghubung ke monitor (Fauzia, 2004).

VDT sebagai sumber cahaya yang menyebabkan rangsangan

terhadap mata. Cahaya akan diterima oleh sel-sel photoreceptor retina dan

selanjutnya akan dikonversikan menjadi energi bio-elektrik melalui siklus

biokimiawi (Fauzia, 2004).

b. Sistem penglihatan manusia

Mata bekerja mirip kamera. Bayangan benda diterima oleh mata

dan masuk melalui seperangkat lensa di mata, berupa kornea, pupil dan

lensa yang transparan. Organ-organ ini berhubungan erat kerjanya

dengan otot-otot mata. Permasalahannya, untuk melihat dalam jarak

dekat dan dalam waktu yang lama, seperti melihat layar komputer, perlu

kerja ekstra dari lensa dan otot mata, yaitu :

13

Page 25: hubungan intensitas penerangan dan lama paparan cahaya layar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1) Lensa mata harus mencembung untuk mencari fokus benda yang

dilihat.

2) Kedua bola mata harus bekerja sama dalam menyatukan bayangan

saat mata melihat obyek dalam jarak dekat. Apalagi, jika obyek cukup

kecil.

3) Menggerakkan bola mata ke arah bayangan yang datang, agar tampak

jelas (Ilyas S, 2003).

Mata merupakan indera penglihatan pada manusia. Mata

dibentuk untuk menerima rangsangan berkas-berkas cahaya pada retina,

selanjutnya dengan perantaraan serabut-serabut nervous optikus,

mengalihkan rangsangan ini ke pusat penglihatan pada otak untuk

ditafsirkan (Evelyne, 1999).

Sebagai indera penglihatan, mata mempunyai fungsi penting

dalam mengidentifikasi segala bentuk rangsang visual yang kemudian

diteruskan ke otak untuk diterjemahkan dalam bentuk respon. Dalam hal

ini, mata berfungsi sebagai pengirim pesan (Ruslan A, 2009).

Mata diproteksi oleh tulang rongga mata, alis dan bulu mata,

kelopak mata, refleks mengedip, sel-sel pada permukaan kornea dan

konjungtiva (selaput lendir yang melapisi permukaan pada kelopak mata)

serta air mata. Air mata berfungsi memperbaiki tajam penglihatan,

membersihkan kotoran yang masuk ke mata, lubrikasi (pelumasan),

media transfor dagi oksigen dari atmosfer, nutrisi (glukosa, elektrolit,

14

Page 26: hubungan intensitas penerangan dan lama paparan cahaya layar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

enzim protein), serta mengandung antibakteri dan antibody (Roger,

2002).

Bola mata memiliki garis menengah kira-kira 2,5 centimeter,

bagian depannya bening serta terdiri dari tiga lapisan yaitu :

1) Lapisan Luar (fibrus) yang merupakan lapisan penyangga.

2) Lapisan tengah (vaskuler).

3) Lapisan dalam yang merupakan lapisan syaraf (Evelyne, 1999).

Mata digerakkan oleh enam otot penggerak mata, otot-otot ini

dikaitkan pada pembungkus sklerotik mata sebelah belakang kornea.

Otot-otot ini menggerakkan mata ke atas, ke bawah, ke dalam dan ke sisi

luar secara bergantian (Suardana, 2002).

Menurut Ilyas (2003), mata terdiri atas 6 bagian, yaitu :

1) Kelopak mata (Palpebra) yang berfungsi untuk melindungi bola mata

terhadap trauma sinar dan pengeringan bola mata. Kelopak mata juga

berperan dalam mengeluarkan sekresi kelenjarnya yang membentuk

lapisan air mata di depan kornea.

2) Sistem sekresi air mata (Sistem Lacrimal) untuk menjaga agar kornea

tetap bersih, lembab, dan bebas kuman.

3) Conjungtiva, yaitu membran yang menutupi sclera dan kelopak mata

bagian belakang.

4) Bola mata yang terdiri atas :

a) Sclera yang merupakan jaringan terluar yang melindungi bola

mata.

15

Page 27: hubungan intensitas penerangan dan lama paparan cahaya layar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

b) Kornea merupakan bagian depan yang transparan dan bersambung

dengan yang putih dan tidak tembus cahaya.

5) Uvea yang terdiri atas iris, badan siliar dan koroid.

6) Pupil merupakan sebuah cakram yang dapat bergerak dan berfungsi

sebagai tirai yang melindungi retina, serta mengendalikan jumlah

cahaya yang memasuki mata.

7) Lensa merupakan sebuah benda transparan bikonvex yang terdiri dari

beberapa lapisan. Lensa mata berfungsi sebagai organ fokus utama

yang membiaskan berkas-berkas cahaya yang terpantul dari benda-

benda yang dilihat.

8) Retina yang berfungsi mengubah sinar menjadi rangsangan pada saraf

optik yang akan diteruskan ke otak.

9) Rongga orbita yaitu rongga tempat bola mata.

10) Otot penggerak mata yang berguna untuk menggerakkan mata.

Secara ilmiah, mata memiliki tiga fungsi utama yaitu :

1) Menerima cahaya/ sensasi cahaya.

2) Membedakan bentuk/ sensasi bentuk.

3) Menerima warna/ sensasi warna.

Gelombang cahaya dari benda yang diamati memasuki mata

melalui lensa mata kemudian jatuh ke retina kemudian disalurkan sampai

menuju otak melalui syaraf optik, sehingga mata secara terus menerus

menyesuaikan untuk melihat suatu benda (Suyanto, 1995).

16

Page 28: hubungan intensitas penerangan dan lama paparan cahaya layar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Iris bekerja sebagai diafragma, mengatur banyak sedikitnya

cahaya yang masuk ke dalam pupil. Pada keadaan gelap pupil membesar

dan pada keadaan terang pupil mengecil. Mekanisme tersebut berjalan

secara otomatis, jadi di luar kesadaran kita. Pada saat yang sama ajakan

syaraf yang lain masuk lebih jauh kedalam otak dan mencapai korteks

sehingga memasuki syaraf kesadaran (Ilyas, 2003).

Sistem yang terdiri dari mata dan alur syaraf yang mempunyai

peran penting dalam melihat disebut alat visual, ia mengendalikan lebih

dari 90% dari kegiatan sehari-hari. Dalam hampir semua jabatan visual

ini memainkan peranan yang menentukan. Organ visual ikut bertanggung

jawab atas timbulnya gejala kelelahan umum (Ilyas, 2003).

c. Gejala mata mengalami kelelahan

Saat seseorang bekerja melihat objek bercahaya diatas dasar

berwarna pada jarak dekat secara terus menerus dalam jangka waktu

tertentu, menyebabkan mata harus berakomodasi dalam jangka waktu

yang panjang. Kelelahan mata oleh karena lama paparan yang terlalu

lama akan menyebabkan daya akomodasi menurun. Terdapat beberapa

gejala kelelahan mata yaitu :

1) Gejala okular : merupakan gejala seperti mata merasa tidak nyaman,

panas, sakit, cepat lelah, merah, dan berair (Asyari, 2002).

2) Gejala visual : terjadi karena mata mengalami gangguan untuk

memfokuskan bayangan pada retina. Mata menjadi sensitif terhadap

cahaya. Kelelahan ini akan menyebabkan penglihatan ganda atau

17

Page 29: hubungan intensitas penerangan dan lama paparan cahaya layar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kabur. Penglihatan yang kabur biasanya berkaitan dengan akomodasi,

karena otot siliaris gagal untuk memfokuskan atau mengalami kejang

dan kelelahan (Asyari, 2002). Ketajaman penglihatan juga dapat

menurun sewaktu-waktu, terutama pada saat keadaan daya tahan

tubuh menurun atau mengalami kelelahan (Mangunkusumo, 2002).

3) Gejala umum lainnya yang sering dikeluhkan akibat kelelahan mata

adalah rasa sakit kepala, sakit punggung, pinggang, dan vertigo

(Mangunkusumo, 2002).

Selain gejala yang disebutkan diatas efek lain dari paparan

cahaya komputer yang terlalu lama adalah sakit kepala, pandangan kabur,

dan sakit pada leher serta punggung.

3. Kelelahan Mata

a. Pengertian kelelahan mata

Kelelahan mata adalah ketegangan pada mata dan disebabkan

oleh penggunaan indera penglihatan dalam bekerja yang memerlukan

kemampuan untuk melihat dalam jangka waktu yang lama dan biasanya

disertai dengan kondisi pandangan yang tidak nyaman. Kelelahan mata

timbul sebagai stress intensif pada fungsi-fungsi mata seperti terhadap

otot-otot akomodasi pada pekerjaan yang perlu pengamatan secara teliti

atau terhadap retina akibat ketidaktepatan kontras (Phesant, 1991).

Kelelahan mata dapat terjadi jika mata fokus kepada objek

berjarak dekat, dalam waktu lama. Hal ini disebabkan karena otot-otot

mata harus bekerja lebih keras untuk melihat objek berjarak sangat dekat,

18

Page 30: hubungan intensitas penerangan dan lama paparan cahaya layar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

terutama jika disertai dengan pencahayaan yang terlalu redup atau terlalu

menyilaukan (Gondowiarjo, 1996).

Mata di dalam fungsinya untuk melihat harus tidak dihadapkan

pada beban tambahan seperti penerangan obyek yang intensitasnya

kurang sesuai dengan keperluan. Oleh karena itu penerangan merupakan

faktor lingkungan yang sangat perlu diperhatikan karena banyak

pengaruhnya terhadap kelelahan mata dalam bekerja. Penerangan yang

baik penting agar pekerjaan dapat dilakukan dengan benar dan dalam

situasi yang nyaman. (Manuaba,1992).

Pada pekerjaan yang memerlukan ketelitian tanpa penerangan

yang memadai, maka dampaknya akan sangat terasa pada kelelahan

mata. Terjadinya kelelahan otot mata dan kelelahan saraf mata sebagai

akibat tegangan yang terus menerus pada mata, walaupun tidak

menyebabkan kerusakan mata secara permanen, tetapi menambah beban

kerja, mempercepat lelah, sering istirahat, kehilangan jam kerja dan

mengurangi kepuasan kerja, penurunan mutu produksi, meningkatkan

frekuensi kesalahan, mengganggu konsentrasi dan menurunkan

produktivitas kerja. (Manuaba,1992).

Dalam ruang lingkup pekerjaan, faktor yang menentukan adalah

ukuran objek, derajat kontras di antara objek dan sekelilingnya,

luminansi dari lapangan penglihatan, yang tergantung dari penerangan

dan pemantulan pada arah si pengamat, serta lamanya melihat

(Suma’mur, 2009).

19

Page 31: hubungan intensitas penerangan dan lama paparan cahaya layar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Faktor ukuran objek, derajat kontras antar objek dengan

sekelilingnya serta penerangan adalah faktor-faktor yang saling

mengimbangi satu dengan yang lain, misalnya suatu objek dengan

kontras kurang, dapat dilihat apabila objek tersebut cukup besar atau bila

penerangannya cukup baik. Upaya mata yang melelahkan menjadi sebab

kelelahan mental. Gejalanya meliputi sakit kepala, penurunan

kemampuan intelektual, daya konsentrasi dan kecepatan berpikir. Lebih

dari itu, apabila pekerja mencoba mendekatkan matanya terhadap objek

untuk memperbesar ukuran benda, maka daya akomodasi lebih dipaksa,

dan mungkin terjadi penglihatan rangkap atau kabur yang terkadang

disertai pula dengan perasaan sakit kepala di daerah atas mata.

(Grandjean, 1993).

Kelelahan mata dikenal sebagai tegang mata atau astenophia

yaitu kelelahan okular atau ketegangan pada organ visual dimana terjadi

gangguan pada mata dan sakit kepala sehubungan dengan penggunaan

mata secara intensif. Keletihan visual menggambarkan seluruh gejala-

gejala yang terjadi sesudah stress berlebih terhadap setiap fungsi mata,

diantaranya adalah tegang otot siliaris yang berakomodasi saat

memandang objek yang sangat kecil dalam jarak yang sangat dekat.

Terdapat tiga jenis astenophia yaitu astenophia acomodatif, astenophia

musculer, dan astenophia neurastenik. Astenophia pada operator

komputer merupakan astenophia acomodatif yang disebabkan oleh

kelelahan otot siliaris (Anshell J, 1997).

20

Page 32: hubungan intensitas penerangan dan lama paparan cahaya layar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Pada keadaan normal, cahaya yang datang dari jarak tidak

terhingga akan terfokus pada retina, demikian pula bila benda jauh

didekatkan. Hal ini diakibatkan oleh adanya daya akomodasi mata yang

bila benda didekatkan, maka bayangan benda dapat difokuskan pada

retina atau makula lutea. Mata akan berakomodasi untuk melihat jelas

benda pada jarak yang berbeda-beda sehingga bayangan benda akan tetap

terfokus pada retina. Akomodasi adalah kemampuan lensa untuk

mencembung yang terjadi akibat kontraksi otot siliaris (Ilyas, 2003).

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kelelahan mata :

1) Faktor usia. Daya akomodasi menurun pada usia 45-50 tahun. Dengan

bertambahnya usia menyebabkan lensa mata berangsur-angsur

kehilangan elastisitasnya, dan agak kesulitan melihat pada jarak dekat.

Hal ini akan menyebabkan ketidaknyamanan penglihatan ketika

mengerjakan sesuatu pada jarak dekat, demikian pula penglihatan jauh

(Guyton, 1991).

2) Faktor penerangan Penerangan ruang kerja yang kurang dapat

mengakibatkan kelelahan mata, akan tetapi penerangan yang terlalu

kuat dapat menyebabkan kesilauan, menurut Soewarno (1992)

menyebutkan bahwa penerangan yang memadai bisa mencegah

terjadinya Astenopia (kelelahan mata) dan mempertinggi kecepatan

dan efisien membaca. Penerangan yang kurang bukannya

menyebabkan penyakit mata tetapi menimbulkan kelelahan mata

(Grandjean, 1993).

21

Page 33: hubungan intensitas penerangan dan lama paparan cahaya layar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3) Kurang tidur. Seseorang yang kurang tidur maka berakibat mata

merah dan mata sulit dibiarkan terbuka sehingga dapat mengurangi

daya penglihatan secara maksimal (Nurmianto, 2004).

4) Faktor okular. Yaitu kelainan mata berupa ametropia dan heteroforia.

Ametropia adalah kelaianan refraksi pada mata kiri dan kanan tetapi

tidak dikoreksi. Heteroforia merupakan kelainan dimana sumbu

penglihatan dua mata tidak sejajar sehingga kontraksi otot mata untuk

mempertahankan koordinasi bayangan yang diterima dua mata

menjadi satu bayangan, lebih sulit. Apabila hal ini berlangsung lama,

akan terjadi kelelahan mata (Mangunkusumo, 2002).

5) Beban kerja. Beban kerja berat akan berpengaruh pada kelelahan mata

seseorang karena jika beban kerja berat maka dibutuhkan penglihatan

yang maksimal saat bekerja dalam jangka waktu yang lama

(Mangunkusumo, 2002).

6) Jarak pandang. Seseorang mempunyai jarak pandang yang berbeda-

beda sesuai dengan kondisi kesehatan mata orang tersebut (Asyari,

2002).

4. Hubungan Intensitas Penerangan dan Lama Paparan Cahaya Layar Monitor

dengan Kelelahan Mata

Penerangan ruang kerja yang kurang dapat mengakibatkan

kelelahan mata, akan tetapi penerangan yang terlalu kuat dapat

menyebabkan kesilauan (Suma’mur, 2009).

22

Page 34: hubungan intensitas penerangan dan lama paparan cahaya layar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Menurut Grandjean (1993, menayatakan bahwa penerangan yang

didesain tidak baik maka dapat menimbulkan gangguan atau kelelahan

penglihatan selama kerja. Pengaruh dari penerangan yang kurang memenuhi

syarat akan mengakibatkan :

a. Kelelahan mata sehingga berkurangnya daya dan efisiensi kerja.

b. Kelelahan mental.

c. Keluhan pegal didaerah mata dan sakit kepala disekitar mata,

d. Kerusakan indra mata.

Selanjutnya pengaruh kelelahan pada mata tersebut akan bermuara

kepada penurunan performance kerja, termasuk :

a. Kehilangan produktivitas.

b. Kualitas kerjanya rendah.

c. Banyak terjadi kesalahan.

d. Kecelakaan kerja meningkat.

Meskipun sudah banyak manfaat yang dapat diperoleh dari

pemakaian komputer, namun belum banyak yang menyadari bahwa

pemakaian komputer juga memiliki masalah tersendiri, terutama bila

bekerja dengan komputer dalam waktu lama dan terus menerus serta dengan

jumlah penerangan yang kurang (Hasnan, 2002).

Pengguna komputer dengan kondisi penerangan yang kurang dan

dalam waktu yang lama beresiko terkena mata lelah atau astenopia

(Affandi, 2002). Data organisasi kesehatan sedunia (WHO) menunjukkan

angka kejadian berkisar 40-90 persen. Astenopia adalah gejala yang

23

Page 35: hubungan intensitas penerangan dan lama paparan cahaya layar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

diakibatkan oleh upaya berlebih dari sistem penglihatan yang berada dalam

kondisi kurang sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan.

Penglihatan terasa buram, ganda, kemampuan melihat warna menurun.

Gejala diikuti sakit kepala, bahu, punggung dan pinggang vertigo serta

kembung.

Menurut Jeffery Anshell, optometris di California yang dikutip oleh

Iis Faizah Hanum 2008, menyatakan karakteristik layar/monitor komputer

(VDT) dan kebutuhan bekerja dengan menggunakan komputer, dapat memicu

timbulnya masalah mata dan penglihatan. Apabila kedua mata fokus pada satu

titik dalam jangka waktu lama, lensa mata akan mengalami stuck at that focal

point yang akan menimbulkan keluhan kelelahan mata (Goldsborough, 2007).

Berbagai gejala yang timbul pada pekerja komputer yang bekerja

dengan penerangan yang kurang selain diakibatkan karena sedikitnya cahaya

yang masuk ke bola mata, juga dikarenakan mata seorang pekerja komputer

berkedip lebih sedikit dibandingkan normal. Berkurangnya kedipan,

menyebabkan mata menjadi kering dan terasa terbakar (Sitzman, 2005).

Anshell J (2002) mengatakan bahwa keluhan mata akibat bekerja

dengan menggunakan komputer dengan penerangan yang kurang dan dalam

jangka waktu yang lama, yang dikenal dengan Computer Vision Syndrome

(CVS) yang memiliki tingkatan gejala-gejala kelelahan mata meliputi :

a. Sakit pada leher dan punggung

b. Mata terasa pegal

c. Mata kering

24

Page 36: hubungan intensitas penerangan dan lama paparan cahaya layar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

d. Sakit kepala

e. Mata terasa panas

f. Mata berair

g. Pandangan kabur

h. Mata menjadi sensitif terhadap cahaya

i. Pandangan ganda

Gejala-gejala di atas terkadang juga disertai dengan keluhan pusing,

mual dan muntah.

CVS dapat diakibatkan karena berkurangnya aliran air mata atau

disebabkan oleh terlalu besarnya refleksi maupun silau monitor. Saat kita

menatap komputer, maka kedipan mata berkurang sebesar 2/3 kali

dibandingkan kondisi normal, yang mengakibatkan mata menjadi kering,

teriritasi, tegang dan lelah. Penerangan lingkungan dan penerangan dari

komputer yang tidak tepat juga akan mengakibatkan ketegangan dan

kelelahan pada mata. CVS dapat muncul dengan segera setelah pemakaian

komputer dalam jangka waktu lama atau lebih dari 4 jam, namun ada yang

muncul setelah beberapa hari kemudian.

Kelelahan mata dapat terjadi jika mata berfokus pada objek berjarak

dekat dalam waktu yang lama, karena otot-otot mata harus bekerja lebih keras

untuk melihat objek berjarak sangat dekat, terutama jika disertai dengan

penerangan yang terlalu redup atau terlalu menyilaukan. Jika seseorang

bekerja melihat objek bercahaya diatas dasar berwarna pada jarak dekat terus-

menerus dalam jangka waktu tertentu, mata harus berakomodasi dalam jangka

25

Page 37: hubungan intensitas penerangan dan lama paparan cahaya layar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

waktu yang panjang. Kelelahan mata menyebabkan daya akomodasi mata

menurun.

B. Kerangka Pemikiran

Potensi bahaya

Intensitas Penerangan kurang dari standar

Waktu paparan cahaya layar monitor lebih dari 4 jam

Faktor eksteren

- Silau - Beban kerja

Mata

Gambar 1. Kerangka Pemikiran

Faktor intern

- Usia - Faktor okular - Kurang tidur

Mata Akomodasi Maksimal

Otot-otot Mata Kontraksi Berlebih

Saraf Mata Tegang

Kelelahan Mata

26

Page 38: hubungan intensitas penerangan dan lama paparan cahaya layar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

C. Hipotesis

Ada Hubungan antara Intensitas Penerangan dan Lama Paparan

Cahaya Monitor dengan Kelelahan Mata Pekerja Komputer di Kelurahan X.

27

Page 39: hubungan intensitas penerangan dan lama paparan cahaya layar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional analitik

yaitu penelitian yang menjelaskan adanya hubungan antara variabel-variabel

melalui pengujian hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya.

Berdasarkan pendekatannya, maka penelitian ini menggunakan

pendekatan Cross Sectional karena variabel sebab dan akibat yang terjadi pada

objek penelitian diukur atau dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan dan

dilakukan pada situasi saat yang sama (Soekidjo Notoatmojo, 2002).

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di tempat-tempat kerja yang menyediakan

jasa pengetikan/ rental komputer di Kelurahan X, pada bulan Oktober 2010

sampai bulan Mei 2011.

C. Populasi Penelitian

Jumlah populasi tenaga kerja yang bekerja sebagai pekerja komputer

di tempat-tempat kerja yang menyediakan jasa pengetikan atau rental komputer

di Kelurahan X yaitu sebanyak 100 orang tenaga kerja.

Page 40: hubungan intensitas penerangan dan lama paparan cahaya layar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

D. Teknik Sampling

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Teknik

Purposive Sampling yaitu pemilihan subjek berdasarkan atas ciri-ciri atau sifat

tertentu yang berkaitan dengan karakteristik populasi (Mochhammad Arief,

2008).

Setelah itu dilakukan random sampling. Random sampling berarti

memilih subjek secara acak. Teknik ini dilakukan jika jumlah subjek yang

memenuhi syarat lebih dari jumlah yang sudah ditentukan sebelumnya

(Sutrisno Hadi, 2004).

E. Sampel Penelitian

Dari total populasi sebanyak 100 orang pekerja komputer di

Kelurahan X dilakukan Purposive Sampling untuk dijadikan sampel

berdasarkan ciri-ciri sebagai berikut :

1. Jenis kelamin : Laki-laki

2. Usia : 20 – 45 tahun

3. Bekerja minimal 4 jam sehari

4. Tidak menggunakan kacamata/ sakit mata

Setelah dilakukan purposive sampling sesuai dengan ciri-ciri diatas,

maka didapatkan jumlah sampel pekerja komputer sebanyak 60 orang.

Dikarenakan waktu penelitian yang singkat maka peneliti membatasi lagi

jumlah sampel yang diambil dari 60 orang sampel dari hasil purposive

sampling dilakukan pemilihan secara acak dengan random sampling. Peneliti

29

Page 41: hubungan intensitas penerangan dan lama paparan cahaya layar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

mengambil jumlah sampel minimal sesuai peraturan pengambilan sampel

menurut Mochammad Arief, 2008 yaitu sebanyak 30 orang.

F. Desain Penelitian

Gambar 2. Desain Penelitian

Purposive Random Sampling

Sampel

Kelelahan Mata

Intensitas Penerangan

Regresi Linier Ganda

Lama Paparan

Populasi

Correlation Person Product Moment

Correlation Person Product Moment

30

Page 42: hubungan intensitas penerangan dan lama paparan cahaya layar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

G. Identifikasi Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas

Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau

berubahnya variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah

intensitas penerangan dan lama paparan cahaya layar monitor.

2. Variabel Terikat

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam

penelitian ini adalah kelelahan mata.

3. Variabel Pengganggu

Variabel pengganggu adalah variabel yang mempengaruhi

hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat. Variabel pengganggu

dalam penelitian ini ada dua, yaitu :

a. Variabel pengganggu terkendali : Jenis kelamin, usia, waktu bekerja,

kondisi kesehatan mata.

b. Variabel pengganggu tidak terkendali : Kurang tidur, beban kerja, jarak

pandang.

31

Page 43: hubungan intensitas penerangan dan lama paparan cahaya layar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

H. Definisi Operasional Variabel Penelitian

1. Intensitas penerangan

Intensitas cahaya adalah besar pancaran cahaya yang dihasilkan

oleh layar komputer hingga sampai mengenai mata dan besar cahaya yang

ada di lingkungan tempat kerja baik alami ataupun buatan.

a. Alat ukur : Lux Meter

b. Hasil Pengukuran : Besarnya intensitas dalam satuan Lux

c. Skala pengukuran : Interval

2. Lama paparan cahaya layar monitor komputer

Adalah lamanya waktu yang digunakan oleh mata pekerja

komputer untuk melihat objek pada layar komputer.

a. Alat Ukur : Stopwatch/ jam digital

b. Hasil Pengukuran : Lama bekerja dari mulai awal bekerja sampai akhir

waktu kerja dikurangi waktu istirahat.

c. Satuan : Jam

d. Skala Pengukuran : Interval

3. Kelelahan mata

Kelelahan mata adalah rasa nyeri yang terjadi di daerah mata

karena terjadi spasme (kekakuan) otot mata.

a. Alat ukur : Kuesioner kelelahan mata dari Departemen Tenaga

Kerja Pusat Hiperkes dan KK Proyek

Pengembangan Hygiene dan KK (Lampiran 1).

32

Page 44: hubungan intensitas penerangan dan lama paparan cahaya layar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

b. Hasil pengukuran : Skoring dari kuesioner.

c. Skala Pengukuran : Interval

4. Jenis Kelamin

Jenis kelamin adalah identitas seseorang, laki–laki atau perempuan.

Pengendaliannya dengan mencari dua kelompok yang jenis kelaminnya

sama, yaitu laki-laki. Skala pengukurannya adalah nominal.

5. Usia

Usia adalah waktu yang dihitung berdasarkan tahun kelahiran,

hingga saat penelitian dilakukan, yang dihitung dalam tahun yang dapat

diperoleh dari data tenaga kerja yang bekerja sebagai operator komputer di

Kelurahan X. Skala pengukurannya adalah rasio.

6. Lama kerja

Tiap tenaga kerja operator komputer mempunyai lama kerja rata-

rata 10 jam sehari. Semua tenaga kerja pekerja komputer bekerja dalam

kondisi duduk dengan posisi mata sejajar dengan layar monitor.

7. Kondisi kesehatan mata

Kondisi kesehatan mata yaitu kondisi mata tenaga kerja yang

memiliki kelainan atau tidak. Kelainan yang dimaksud yaitu Miopi,

hipermetropi, astigmatisme, presbiopi, rabun, katarak dan lain sebagainya.

Hasilnya didapatkan dari wawancara.

33

Page 45: hubungan intensitas penerangan dan lama paparan cahaya layar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Sumber : Data Primer, 2011

I. Alat dan Bahan Penelitian

Alat dan bahan merupakan peralatan untuk mendapatkan data sesuai

dengan tujuan penelitian. Dalam penelitian ini peralatan yang digunakan untuk

pengambilan data beserta pendukungnya adalah :

1. Lux Meter, yaitu alat yang digunakan untuk mengukur intensitas

penerangan tempat kerja.

2. Stopwatch, yaitu alat yang digunakan untuk mengukur lama paparan.

3. Kuesioner/ lembar isian data, yaitu daftar pertanyaan yang digunakan untuk

menentukan tingkat kelelahan mata.

4. Alat tulis yang digunakan untuk mencatat hasil pengukuran.

J. Cara Kerja Penelitian

1. Cara pengukuran intensitas penerangan :

a. Menentukan titik pengukuran, yaitu pada ruang kerja tiap tenaga kerja.

1 Meter

1 Meter

1 Meter

1 Meter 1 Meter 1 Meter

Gambar 3. Denah Titik Pengukuran Intesitas Penerangan

1

2 3

4

5 6

7 8 9

34

Page 46: hubungan intensitas penerangan dan lama paparan cahaya layar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

b. Pengukuran dilakukan di atas meja.

c. Lux meter yang telah dikalibrasi dihidupkan dengan menekan tombol

power dan membuka penutup sensor.

d. Alat dibawa ke tempat titik pengukuran yang telah ditentukan.

e. Alat diletakkan di atas meja kerja dengan sensor menghadap ke atas.

f. Hasil pengukuran pada layar monitor dibaca 1-2 menit sehingga didapat

nilai angka yang stabil, kemudian tombol Hold ditekan.

g. Hasil pengukuran dicatat pada lembar hasil pencatatan.

h. Lux meter dimatikan.

i. Kemudian melakukan pengukuran pada titik pengukuran ke-2, 3, dan 4

dengan cara yang sama seperti pengukuran pada titik pengukuran

pertama.

j. Hasil pengukuran dibandingkan dengan standar penerangan di ruangan

kerja menurut Kepmenkes No. 1405 tahun 2002 dan PMP No. 07 Tahun

1064.

2. Cara pengukuran lama paparan cahaya layar monitor

a. Siapkan alat dan pastikan angka menunjuk angka nol.

b. Nyalakan stopwatch sesuai dengan waktu pekerja mulai melakukan

pekerjaan.

c. Bila tenaga kerja hendak istirahat maka tekan tombol pause untuk

menghentikan waktu sementara.

d. Jika tenaga kerja akan memulai kembali pekerjaannya maka lanjutkan

kembali stopwatch dengan menekan tombol continue.

35

Page 47: hubungan intensitas penerangan dan lama paparan cahaya layar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

e. Apabila waktu kerja telah habis maka matikan stopwatch.

f. Catat waktu yang ditunjukkan pada stopwatch.

3. Memberikan kuesioner kelelahan mata pada tenaga kerja :

a. Kuesioner serta alat tulis diberikan pada tenaga kerja selesai bekerja.

b. Memberikan penjelasan atau pengarahan tentang jawaban kuesioner.

c. Tiap pertanyaan terdapat 4 jawaban yaitu sangat sering, sering, jarang,

tidak pernah.

d. Setelah tenaga kerja selesai mengisi kuesioner, kuesioner dikumpulkan.

e. Tiap kuesioner dijumlah skor nya berdasarkan jawaban yang dipilih oleh

tiap tenaga kerja.

f. Jumlah skor dari masing-masing kuesioner merupakan besarnya nilai

kelelahan mata yang dialami tiap tenaga kerja.

g. Data yang diperoleh, dirangkum pada lembar daftar skor kelelahan mata.

h. Kriteria penilaian untuk kelelahan mata adalah sebagai berikut :

1) Untuk jawaban sangat sering diberikan nilai : 4

2) Untuk jawaban sering diberikan nilai : 3

3) Untuk jawaban jarang diberikan nilai : 2

4) Untuk jawaban tidak pernah diberikan nilai : 1

5) Bila tidak ada jawaban diberikan nilai : 0

Setelah didapatkan hasil, maka nilai-nilai yang didapatkan

tersebut dijumlahkan untuk kemudian digunakan sebagai nilai atau skor

kelelahan mata. Nilai ini dibandingkan dengan teori dari Departemen

Tenaga Kerja Pusat Hiperkes dan KK Semarang, Proyek Pengembangan

36

Page 48: hubungan intensitas penerangan dan lama paparan cahaya layar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Hygiene dan KK Tahun 1995 bahwa tingkat kelelahan mata seseorang

dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

Tabel 5. Klasifikasi Tingkat Kelelahan Mata Berdasarkan Total Skor Individu

Tingkat Kelelahan Mata

Total Skor Individu

Klasifikasi Kelelahan

Tindakan Perbaikan

1 0 – 32 Rendah Belum diperlukan adanya tindakan perbaikan

2 33 – 64 Sedang Mungkin diperlukan tindakan dikemudian hari

3 65 – 96 Tinggi Diperlukan tindakan segera

4 97 - 128 Sangat Tinggi Diperlukan tindakan menyeluruh sesegera mungkin

Sumber : Departemen Tenaga Kerja Pusat Hiperkes dan KK Semarang, Proyek Pengembangan Hygiene dan KK, 1995

K. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dilakukan dengan uji statistik Correlation Person

Product Moment untuk mengetahui tingkat signifikansi dari data yang diambil.

Uji tersebut dilakukan secara terpisah untuk mengetahui hubungan dari

masing-masing variabel bebas dengan variabel terikat. Untuk lebih

meningkatkan kebenaran dari data yang telah diuji maka data tersebut diuji

kembali dengan menggunakan uji Regresi Linier Ganda yang bertujuan untuk

mendapatkan rumus perhitungan secara manual untuk nilai yang berbeda. Uji

tersebut dilakukan dengan menggunakan program komputer SPSS versi 16.0.

Dalam penelitian ini ditetapkan tingkat signifikan 95% yaitu :

37

Page 49: hubungan intensitas penerangan dan lama paparan cahaya layar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1. Jika p value ≤ 0,01 maka hasil uji dinyatakan sangat signifikan.

2. Jika p value > 0,01 tetapi ≤ 0,05 maka hasil uji dinyatakan signifikan.

3. Jika p value > 0,05 maka hasil uji dinyatakan tidak signifikan

(Sumardiyono, 2010).

38

Page 50: hubungan intensitas penerangan dan lama paparan cahaya layar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB IV

HASIL

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di tempat-tempat kerja yang menyediakan

jasa pengetikan menggunakan komputer di area Kelurahan X, dimulai dari

bulan Oktober 2010 kepada tenaga kerja operator komputer. Tahapan proses

kerja yang dilakukan oleh pekerja komputer adalah dimulai dengan

menyalakan komputer hingga melakukan pekerjaannya dengan keadaan mata

fokus ke layar monitor dalam waktu yang cukup lama hingga selesai

melakukan pekerjaannya.

Pengetikan merupakan sebuah kegiatan memasukkan kata-kata yang

diketik menggunakan perangkat keras komputer berupa keyboard untuk

selanjutnya diteruskan ke layar monitor komputer. Pekerjaan pengetikan sangat

memerlukan ketelitian untuk kelancaran proses produksinya sehingga

membutuhkan penerangan yang baik. Sumber penerangan yang digunakan

berasal dari penerangan matahari dan lampu.

Keadaan lingkungan tempat kerja yang tidak cukup luas rata-rata

hanya seluas 9 m2 dengan desain tempat kerja yang ditata apa adanya. Bahkan

ada tempat kerja yang berada di samping jalan raya sehingga menyebabkan

kondisi tempat kerja bising dan panas.

39

Page 51: hubungan intensitas penerangan dan lama paparan cahaya layar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

B. Karakteristik Subjek Penelitian

Dari seluruh responden didapatkan hasil bahwa rata–rata usia

responden adalah 28 tahun, sedangkan paling banyak berusia 27 tahun. Usia

termuda adalah 20 tahun dan tertua 45 tahun. Rata–rata lama bekerja responden

adalah 10 jam, sedangkan paling sedikit 5 jam, dan paling lama 15 jam. Pada

waktu pengambilan data responden yang menyatakan kondisi tubuhnya sehat

sebanyak 28 responden (93,33%) dan yang menyatakan tidak dalam keadaan

sehat 2 responden (6,67%).

1. Umur

Hasil wawancara terhadap 30 tenaga kerja pekerja komputer di

Kelurahan X maka didapatkan sebaran umur, sebagai berikut:

Tabel 6. Distribusi Frekuensi Subjek Penelitian Berdasarkan Umur Umur Frekuensi Persentase (%) 20-25 4 13 26-30 12 40 31-35 9 30 36-45 5 17 Total

Rata-rata 30

28,3 Tahun 100

Sumber : Hasil pendataan, 2011

Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa rata-rata umur

subjek penelitian pada penelitian ini adalah 28,3 tahun dengan umur

minimal subjek penelitian adalah 20 tahun dan umur maksimal subjek

penelitian adalah 45 tahun.

40

Page 52: hubungan intensitas penerangan dan lama paparan cahaya layar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Lama Kerja

Hasil wawancara terhadap 30 tenaga kerja pekerja komputer di

Kelurahan X maka didapatkan sebaran lama kerja, sebagai berikut :

Tabel 7. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Lama Kerja Masa Kerja (jam) Frekuensi Persentase (%)

0 - 5 4 13

6 - 10 16 53

11 - 15 10 34

Total Rata-rata

30 10 Jam

100

Sumber : Hail pendataan, 2011

Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa rata-rata masa kerja

subjek penelitian pada penelitian ini adalah 10 jam dengan masa kerja

minimal subjek penelitian adalah 5 jam dan masa kerja maksimal subjek

penelitian adalah 15 jam.

3. Jenis Kelamin

Hasil wawancara terhadap 30 tenaga kerja pekerja komputer di

Kelurahan X diperoleh bahwa semua tenaga operator berjenis kelamin laki -

laki.

4. Sakit Mata

Hasil wawancara terhadap 30 tenaga kerja pekerja komputer di

Kelurahan X diperoleh bahwa tidak ada tenaga kerja yang mengalami sakit

mata, atau memakai kacamata.

41

Page 53: hubungan intensitas penerangan dan lama paparan cahaya layar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

C. Hasil Pengukuran

Hasil pengukuran rata-rata intensitas penerangan, lama paparan dan

kelelahan mata pada tempat kerja pekerja komputer di Kelurahan X, adalah

sebagai berikut :

Tabel 8. Hasil Pengukuran Intensitas Penerangan, Lama Paparan Cahaya Monitor

dan Kelelahan Mata Pekerja Komputer di Kelurahan X. Sampel Intensitas Penerangan (Lux) Lama Paparan (Jam) Kelelahan Mata

1 84 7 82 2 65 12 95 3 88 8 86 4 91 5 70 5 82 9 87 6 70 11 92 7 70 8 97 8 89 5 72 9 81 8 80 10 68 10 92 11 70 10 94 12 82 9 85 13 90 5 73 14 65 15 96 15 88 10 88 16 90 10 86 17 95 12 84 18 98 10 81 19 112 7 73 20 230 5 62 21 90 11 87 22 102 10 77 23 92 9 85 24 88 9 87 25 180 8 75 26 100 11 84 27 92 11 88 28 96 12 87 29 80 12 90 30

Rata-rata 84 165

13 10

92 85,8

Sumber : Hasil pendataan, 2011

42

Page 54: hubungan intensitas penerangan dan lama paparan cahaya layar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1. Hasil rata-rata untuk pengukuran intensitas penerangan menggunakan alat

Lux Meter di semua lokasi sampel adalah sebesar 165 Lux.

2. Hasil rata-rata untuk pengukuran lama paparan cahaya layar monitor

menggunakan alat stopwatch di semua sampel adalah 10 jam per hari.

3. Hasil rata-rata skor untuk pengukuran kelelahan mata menggunakan

kuesioner kelelahan mata semua sampel adalah 85,8.

D. Uji Hubungan Intensitas Penerangan dan Lama Paparan Cahaya Layar

Monitor dengan Kelelahan Mata

Langkah pertama adalah menguji data yang diambil dengan

menggunakan uji statistik Correlation Person Product Moment. Untuk uji ini

dilakukan secara terpisah antara masing-masing variabel bebas dan variabel

terikat. Hasil uji statistik yang diperoleh adalah sebagai berikut :

1. Hubungan intensitas penerangan dengan kelelahan mata diperoleh nilai r -

0.710, dibaca pada nilai person correlation. Sifat korelasi pada nilai r yang

negatif artinya bahwa setiap penurunan intensitas penerangan diikuti dengan

peningkatan kelelahan mata atau sebaliknya. Nilai koefisien korelasinya

terdapat tanda bintang (*), seperti pada nilai diatas dimana person

correlation = -0.710**, hal ini menunjukkan bahwa hasil pengujian

bermakna atau signifikan. Dari nilai p value pada nilai Sig 2 (tailed)

didapatkan nilai 0,000 < 0,01 yang berarti sangat signifikan (lampiran 2).

43

Page 55: hubungan intensitas penerangan dan lama paparan cahaya layar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Hubungan lama paparan cahaya layar monitor dengan kelelahan mata

diperoleh nilai r 0.761, dibaca pada nilai person correlation. Sifat korelasi

pada nilai r yang positif artinya bahwa setiap peningkatan lama paparan

diikuti dengan peningkatan kelelahan mata atau sebaliknya. Nilai koefisien

korelasinya terdapat tanda bintang (*), seperti pada nilai diatas dimana

person correlation = -0.761**, hal ini menunjukkan bahwa hasil pengujian

bermakna atau signifikan. Dari nilai p value pada nilai Sig 2 (tailed)

didapatkan nilai 0,000 < 0,01 yang berarti sangat signifikan (lampiran 3).

Dari hasil pengukuran intensitas penerangan, pengukuran lama

paparan dan kuesioner kelelahan mata operator komputer di Kelurahan X,

kemudian dilakukan uji statistik dengan metode Regresi Linier Ganda melalui

program SPSS versi 16.0, diperoleh hasil hubungan intensitas penerangan dan

lama paparan cahaya layar monitor dengan kelelahan mata didapatkan nilai p

value (signifikansi) besarnya 0,000 (Lampiran 4). Diketahui rumus garis

regresi linier dengan nilai koefisien regresi dari nilai B, untuk konstanta adalah

sebesar 77.805, untuk nilai intensitas penerangan sebesar -0.122 dan untuk

nilai konstanta lama paparan adalah 1.904. Dengan demikian dapat diperoleh

rumus garis regresi linier yang didapatkan adalah :

Y = a + b (X1) + c (X2)

Dimana : Y = Kelelahan mata

a = Nilai koefisien regresi sebesar 77,805

b = Nilai koefisien intensitas penerangan sebesar –0,122

44

Page 56: hubungan intensitas penerangan dan lama paparan cahaya layar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

c = Nilai koefisien Lama Paparan Cahaya Layar Monitor sebesar

1,904

X1 = Intensitas Penerangan

X2 = Lama Paparan Cahaya Layar Monitor

Apabila dari semua nilai tersebut dimasukkan ke dalam rumus yang

telah di tentukan tersebut maka akan menjadi :

Y = a + b (X1) + c (X2)

Y = 77,805 – 0,122 (X1) + 1,904 (X2) atau

Y = 77,805 – 0,122 (Intensitas Penerangan) + 1,904 (Lama Paparan)

45

Page 57: hubungan intensitas penerangan dan lama paparan cahaya layar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB V

PEMBAHASAN

A. Analisa Univariat

Dari hasil penelitian ini, dapat diketahui bahwa analisis univariat

pekerja yang meliputi :

1. Jenis Kelamin

Dalam penelitian ini subjek penelitian yang dipakai adalah yang

berjenis kelamin sama yaitu laki-laki, dimaksudkan untuk memperoleh

karakteristik responden yang sama.

2. Umur

Seluruh populasi atau subjek penelitian yang dipakai sebagai

sampel dalam penelitian ini berusia antara 20-45 tahun. Rata-rata umur

subjek penelitian adalah 26-30 tahun.

Berdasarkan teori yang ada, seseorang dikatakan mempunyai

kondisi kesehatan mata normal pada usia 20-45 tahun, sedangkan pada usia

45-50 tahun daya akomodasi mata akan menurun atau dengan kata lain

kondisi kesehatan mata akan menurun (Ilyas, 2003).

Berdasarkan hasil penelitian subjek penelitian yang dipakai adalah

yang berusia antara 26-30 tahun sehingga kondisi mata subjek penelitian

dapat dinyatakan masih dalam keadaan normal untuk melakukan pekerjaan

pengetikan dalam intensitas penerangan yang cukup dan lama paparan yang

cukup pula.

46

Page 58: hubungan intensitas penerangan dan lama paparan cahaya layar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3. Lama Kerja

Dalam penelitian ini lama paparan yang diterima oleh tenaga kerja

adalah selama 5–15 jam. Sedangkan rata-rata lama paparan yang diterima

tenaga kerja adalah selama 6-10 jam. Kelelahan mata yang diakibatkan oleh

penggunaan komputer dalam waktu yang lama atau Computer Vision

Sindrome akan muncul setelah 4 jam atau lebih terpapar cahaya layar

monitor. Semakin lama paparan maka akan menimbulkan dampak bagi

kesehatan mata seperti mata lelah, sakit kepala, pandangan kabur, mata

kering, mata terasa pegal, mata terasa terbakr, mata menjadi sensitif

terhadap cahaya, pandangan ganda, sakit pad leher dan punggung, keluhan

pusing, mual dan muntah. (Miller, 2004).

4. Kondisi Kesehatan Mata

Dalam penelitian ini peneliti mengambil subjek yang tidak

mengalami gangguan kesehatan pada mata seperti subjek yang diambil tidak

menggunakan kacamata. Kacamata digunakan apabila mata seseorang

mengalami kelainan daya akomodasi. Sehingga cahaya yang masuk ke mata

tidak dapat tepat jatuh di retina. Dengan demikian jelas akan mempengaruhi

kemampuan mata untuk bekerja secara maksimal. Dari hasil penelitian

semua pekerja komputer tidak menggunakan kacamata/ mengalami penyakit

mata lainnya.

47

Page 59: hubungan intensitas penerangan dan lama paparan cahaya layar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

B. Analisa Multivariat

Pekerjaan pengetikan merupakan jenis pekerjaan yang membedakan

yang teliti dari barang kecil dan halus, seperti pemeriksaan mesin yang teliti,

menulis, membaca, dan lain-lain yang membutuhkan intensitas penerangan

minimal sebesar 300 Lux menurut PMP No. 07 Tahun 1964 dan Kepmenkes

No. 1405 Tahun 2002 pekerjaan pengetikan termasuk jenis pekerjaan rutin

yang membutuhkan minimal 300 Lux agar tidak menimbulkan penyakit akibat

kerja.

Intensitas penerangan di tempat kerja pekerja komputer di Kelurahan

X kurang dari standar yaitu sebesar 165 Lux. Intensitas penerangan ini berasal

dari cahaya matahari dan lampu. Nilai tersebut jelas sangat jauh dari standar

aman batas intensitas penerangan minimal yang telah ditentukan. Bila hal

tersebut tidak segera di tangani maka dapat membahayakan kesehatan,

khususnya kesehatan mata.

Dari data pengukuran terlihat bahwa semua responden menggunakan

intensitas penerangan kurang dari 300 Lux. Dari ke 30 responden seluruhnya

mengalami kelelahan mata. Hal ini menunjukkan bahwa intensitas penerangan

yang kurang di area kerja jasa pengetikan dengan intensitas penerangan kurang

dari 300 Lux, bisa menyebabkan terjadinya kelelahan mata.

Sesuai dengan teori, gejala kelelahan mata akan muncul setelah

pekerja bekerja dengan komputer selama 4 jam. Hasil yang diperoleh untuk

responden dengan lama paparan lebih dari 4 jam adalah sebanyak 30 orang.

Dan seluruhnya mengalami keluhan kelelahan mata setelah bekerja. Hal ini

48

Page 60: hubungan intensitas penerangan dan lama paparan cahaya layar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

menunjukkan bahwa bekerja dengan komputer dalam waktu melebihi 4 jam

waktu paparan dengan komputer dapat menyebabkan kelelahan mata.

Untuk tingkat kelelahan mata didapatkan rata-rata nilai dari skor

kuesioner sebesar 85,8. Nilai ini dibandingkan dengan teori dari Departemen

Tenaga Kerja Pusat Hiperkes dan KK Semarang, Proyek Pengembangan

Hygiene dan KK Tahun 1995, bahwa nilai skor kelelahan mata sebesar 85,8

dapat diklasifikasikan masuk ke dalam tingkat kelelahan ke tiga dengan jenis

klasifikasi kelelahan yaitu tinggi dan diperlukan tindakan segera untuk

mencegah kemungkinan dampak yang lebih besar lagi di kemudian hari.

Untuk mengetahui hubungan intensitas penerangan dan lama paparan

cahaya layar monitor dengan kelelahan mata tersebut, signifikan atau tidak

signifikan, maka dilakukan uji korelasi dengan menggunakan uji statistik

correlation pearson product moment didapatkan nilai p value untuk intensitas

penerangan adalah p = 0,000 dan untuk lama paparan cahaya layar monitor p =

0,000, sehingga p < 0,01 yang berarti sangat signifikan, maka dapat dikatakan

ada hubungan antara intensitas penerangan dan lama paparan cahaya layar

monitor dengan kelelahan mata. Hal ini dapat dilihat pula dengan

menggunakan curva garis linier untuk masing-masing variabel bebas dengan

variabel terikat dapat ditarik garis lurus yang sudut kemiringannya mendekati

45°. Ini berarti hubungan antara intensitas penerangan dengan kelelahan mata

signifikan begitu pula untuk hubungan antara lama paparan cahaya layar

monitor dengan kelelahan mata. (Lampiran 5)

49

Page 61: hubungan intensitas penerangan dan lama paparan cahaya layar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Untuk memperoleh rumus menghitung hubungan intensitas

penerangan dan lama paparan cahaya layar monitor dengan kelelahan mata

maka dapat digunakan uji Regresi Linier Ganda. Dari hasil uji statistik ini

didapatkan nilai p (signifikansi) untuk intensitas penerangan dan lama paparan

cahaya layar monitor besarnya 0.000 dengan demikian p < 0.01, maka Ho

ditolak (Ho = Rumus regresi tidak dapat digunakan sebagai prediksi hubungan

intensitas penerangan dengan kelelahan mata, sehingga rumus regresi dapat

digunakan untuk memprediksi hubungan intensitas penerangan dengan

kelelahan mata.

Diketahui rumus garis regresi linier dengan nilai koefisien regresi dari

nilai B, untuk konstanta adalah sebesar 77.805, untuk nilai intensitas

penerangan sebesar -0.122 dan untuk lama paparan cahaya layar monitor

sebesar 1.904. Dengan demikian dapat diperoleh rumus garis regresi linier

untuk hubungan intensitas penerangan dengan kelelahan mata adalah :

Y = 77,805 – 0,122 (X1) + 1,904 (X2) atau

Y = 77,805 – 0,122 (Intensitas Penerangan) + 1,904 (Lama Paparan)

Contoh soal untuk penerapan rumus tersebut adalah sebagai berikut :

Diketahui nilai pengukuran intensitas penerangan disuatu tempat kerja

adalah sebesar 130 Lux, lama paparan yang diterima pekerja adalah selama 13

jam, maka nilai tingkat kelelahan mata yang dialami oleh pekerja tersebut

adalah?

Jawab : Intensitas penerangan (X1) = 130 Lux

Lama paparan cahaya layar monitor (X2) = 13 jam

50

Page 62: hubungan intensitas penerangan dan lama paparan cahaya layar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Y = 77,805 – 0,122 (X1) + 1,904 (X2)

Y = 77,805 – 0,122 (130) + 1,904 (13)

77.805 – 15.86 + 24.752

Y = 86.697

Jadi nilai tingkat kelelahan mata yang dialami pekerja adalah 86.697.

Dengan demikian hipotesa mengatakan bahwa ada hubungan

intensitas penerangan dan lama paparan cahaya layar monitor dengan kelelahan

mata pekerja komputer di Kelurahan X adalah dapat diterima.

51

Page 63: hubungan intensitas penerangan dan lama paparan cahaya layar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

1. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa ada

hubungan yang signifikan antara intensitas penerangan dan lama paparan

cahaya layar monitor komputer dengan kelelahan mata pekerja komputer di

Kelurahan X.

2. Nilai rata-rata intensitas penerangan adalah sebesar 165 Lux. Semakin

rendah intensitas penerangan di suatu tempat kerja maka dapat

meningkatkan resiko terjadinya kelelahan mata.

3. Lama paparan cahaya layar monitor yang diterima pekerja komputer adalah

selama 10 jam. Semakin lama seorang pekerja terkena paparan cahaya layar

monitor maka dapat meningkatkan resiko terjadinya kelelahan mata.

4. Nilai kelelahan mata pekerja komputer di Kelurahan X adalah sebesar 85,8.

5. Rumus regresi linier untuk hubungan intensitas penerangan dan lama

paparan cahaya layar monitor dengan kelelahan mata adalah :

Y = 77,805 – 0,122 (X1) + 1,904 (X2) atau

Y = 77,805 – 0,122 (Intensitas penerangan) + 1,904 (Lama paparan)

52

Page 64: hubungan intensitas penerangan dan lama paparan cahaya layar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat diajukan beberapa saran

sebagai berikut :

1. Sebaiknya tempat kerja memberikan penambahan penerangan dengan cara

menambah jumlah jendela atau ventilasi, lampu, atau dapat menggunakan

kontras cat dinding yang terang sehingga pekerja merasa nyaman saat

melakukan pekerjaannya serta tidak memerlukan usaha berlebih.

2. Sebaiknya pihak pengelola lebih memperhatikan jam kerja pekerjanya.

Apabila dimungkinkan maka dapat dilakukan shift kerja atau penambahan

jumlah tenaga kerja sehingga beban kerja berkurang dan pekerjaan akan

cepat selesai. Dengan demikian produktivitas juga akan meningkat.

3. Untuk penelitian lebih lanjut perlu pengkajian terhadap faktor-faktor lain

yang dapat meningkatkan keluhan kelelahan mata pada pekerja meliputi

olahraga, kondisi psikis, dan sikap kerja.

53