hubungan gaya hidup dengan kejadian penyakit …eprints.ums.ac.id/43021/16/naspub jadi ari.pdf ·...

18
HUBUNGAN GAYA HIDUP DENGAN KEJADIAN PENYAKIT CHOLELITIASIS DI RUANG RAWAT INAP RSI SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Keperawatan Disusun Oleh : ARI PURWANTI J 210.141.023

Upload: truongtruc

Post on 03-Mar-2019

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Hubungan Antara Gaya Hidup Dengan Kejadian Penyakit Cholelitiasis Di Ruang RawatInap RSI Surakarta (Ari Purwanti)

0

HUBUNGAN GAYA HIDUPDENGAN KEJADIAN PENYAKIT CHOLELITIASIS

DI RUANG RAWAT INAP RSI SURAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Sebagai Salah Satu SyaratUntuk Meraih Gelar Sarjana Keperawatan

Disusun Oleh :

ARI PURWANTIJ 210.141.023

Hubungan Antara Gaya Hidup Dengan Kejadian Penyakit Cholelitiasis Di Ruang RawatInap RSI Surakarta (Ari Purwanti)

1

FAKULTAS ILMU KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2016

PENELITIAN

HUBUNGAN GAYA HIDUPDENGAN KEJADIAN PENYAKIT CHOLELITIASIS

DI RUANG RAWAT INAP RSI SURAKARTA

Ari Purwanti*Arina Maliya S.Kep, M. Si. Med **Endang Zulaicha S.,Kp.,M.Kep **

Abstrak

Cholelitiasis saat ini menjadi masalah kesehatan masyarakat karenafrekuensinya tinggi dan menyebabkan beban finansial maupun beban sosial bagimasyarakat. Cholelitiasis merupakan penyebab nomor lima perawatan di rumahsakit. Berdasarkan banyaknya faktor yang dapat memicu terjadinya cholelitiasisadalah gaya hidup masyarakat yang semakin meningkat, suka konsumsimakanan cepat saji dengan tinggi kolesterol. Cholelitiasis banyak diderita olehwanita pada usia lebih dari 40 tahun. Tujuan penelitian ini adalah untukmengetahui hubungan antara gaya hidup dengan kejadian penyakit cholelitiasisdi Ruangh rawat inap RSI Surakarta. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif.Metode yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan pendekatan casecontrol. Subyek penelitian ini adalah semua pasien yang dirawat inap dengandiagnosa cholelitiasis sebagai kasus dan keluarga dari pasien sebagai kontrol, 30responden kasus dan 30 responden kontrol dengan menggunakan totalsampling. Analisis data menggunakan uji Chi Square dengan taraf signifikansi (α= 0,05) didapatkan P value 0,038(p <0,05) sehingga Ho ditolak dan Ha diterima.Simpulan yaitu adanya hubungan antara gaya hidup dengan tingkat kejadianpenyakit cholelitiasis di ruang rawat inap RSI Surakarta, dan nilai odd ratio/OR =3,000 [95% CI(1,046 < OR < 8,603)], artinya orang yang memiliki gaya hidupburuk 3 kali lebih beresiko untuk mengalami cholelitiasis, saran bagi masyarakatkhususnya para penderita cholelitiasis untuk meningkatkan gaya hidup sehat danmenghindari makanan berlemak dan berkolesterol tinggi.

Kata kunci : Gaya Hidup, Cholelitiasis.

Hubungan Antara Gaya Hidup Dengan Kejadian Penyakit Cholelitiasis Di Ruang RawatInap RSI Surakarta (Ari Purwanti)

2

THE RELATION LIFESTYLEAND THE CHOLELITIASIS DISEASES

IN WARD AT ISLAMIC HOSPITAL OF SURAKARTA

By:

Ari Purwanti

Cholelitiasis currently a public health problem because of high frequencyand cause a financial burden and social burden to society. Cholelitiasis is thenumber five cause of hospitalization. Based on the many factors that can triggerpeople's lifestyles cholelitiasis is increasing, like the consumption of fast food withhigh cholesterol. Cholelitiasis suffered by women at the age of 40 years. Thepurpose of this study was to determine the relationship between gay life with theincidence of the disease in Ruangh inpatient cholelitiasis RSI Surakarta. Thistype of research is quantitative. The method used is descriptive analytical casecontrol approach. The subjects of this study were all patients who werehospitalized with a diagnosis cholelitiasis as cases and family of patients ascontrols, 30 cases and 30 respondents respondents control by using totalsampling. Data analysis using Chi Square test with significance level (α = 0.05)obtained P value of 0,038 (p <0.05) so that Ho refused and Ha accepted.Concluding that the relationship between lifestyle with an incidence rate ofdisease in the inpatient unit cholelitiasis RSI Surakarta, odd ratio/OR is 3,000[95% CI (1,046 < OR < 8,603)] it meant that respondents with worn out lifestylehad 3,000 times to get cholelitiasis, advice for people, especially people withcholelitiasis to improve healthy lifestyles and avoid fatty foods and highcholesterol.

Keywords: Lifestyle,Cholelitiasis.

Hubungan Antara Gaya Hidup Dengan Kejadian Penyakit Cholelitiasis Di Ruang RawatInap RSI Surakarta (Ari Purwanti)

3

PENDAHULUAN

Cholelitiasis saat ini menjadimasalah kesehatan masyarakatkarena frekuensi kejadiannya tinggiyang menyebabkan beban finansialmaupun beban sosial bagimasyarakat. Sudah merupakanmasalah kesehatan yang penting dinegara barat. Angka kejadian lebihdari 20% populasi dan insidenmeningkat dengan bertambahnyausia. Cholelitiasis sangat banyakditemukan pada populasi umum danlaporan menunjukkan bahwa dari11.840 yang dilakukan otopsiditemukan 13,1% adalah pria dan33,7% adalah wanita yangmenderita batu empedu.Di negarabarat penderita cholelitiasis banyakditemukan pada usia 30 tahun, tetapirata-rata usia tersering adalah 40–50tahun dan meningkat saat usia 60tahun seiring bertambahnya usia,dari 20 juta orang di negara barat20% perempuan dan 8% laki-lakimenderita cholelitiasis dengan usialebih dari 40 tahun (Cahyono, 2014).

Sekitar 12% dari totalpenduduk dewasa di negara baratmenderita cholelitiasis jadi sekitar 20juta jiwa yang menderitacholelitiasis, disetiap tahunnyaditemukan pasien cholelitiasissekitar 1 juta jiwa dan 500.000 jiwamenjalani operasi pengangkatanbatu empedu (cholesistektomi ataulaparoscopy chole). Cholelitiasismerupakan penyakit pentingdinegara barat (Sudoyo,2006).

Cholelitiasis merupakankondisi yang paling banyakditemukan. Kondisi ini menyebabkan90% penyakit empedu, danmerupakan penyebab nomor limaperawatan di rumah sakit pada usiamuda. Choleltiaisis biasanya timbulpada orang dewasa, antara usia 20-50 tahun dan sekitar 20% dialamioleh pasien yang berumur diatas 40

tahun. Wanita berusia mudamemilikiresiko 2-6 kali lebih besarmengalami cholelitiasis. Cholelitiasismengalami peningkatan seiringmeningkatnya usia seseorang.

Sedangkan kejadiancholelitiasis di negara Asia 3%-15%lebih rendah dibandingan negarabarat. Di Indonesia, cholelitiasiskurang mendapat perhatian karenasering sekali asimtomatik sehinggasulit di deteksi atau sering terjadikesalahan diagnosis. Penelitian diIndonesia pada Rumah SakitColumbia Asia Medan sepanjangtahun 2011 didapatkan 82 kasuscholelitiasis (Ginting, 2012).

Di Indonesia, cholelitiasis barumendapat perhatiansetelah di klinis,sementara publikasi penelitiantentang cholelitiasis masih terbatas.Berdasarkan studi kolesitografi oraldidapatkan laporan angka insidensicholelitiasis terjadi pada wanitasebesar 76% dan pada laki-laki36%dengan usia lebih dari 40 tahun.Sebagian besar pasien dengan batuempedu tidak mempunyai keluhan.Risiko penyandang batu empeduuntuk mengalami gejala dankomplikasi relatif kecil. Walaupundemikian, sekali batu empedu mulaimenimbulkan serangan nyeri kolikyang spesifik maka resiko untukmengalami masalah dan penyulitakan terus meningkat(Cahyono,2014).

Kurang lebih 50% penderitacholelitiasis tidak memiliki danmenunjukan keluhan, dan hampir30% penderita cholelitiasismengalami gejala nyeri dan 20%berkembang menjadi komplikasipenyakit. Tetapi saat penderitacholelitiasis mengalami serangannyeri colic yang spesifik akanberesiko menimbulkan masalah danpenyakit (Sudoyo,2006).

Menurut penelitian yangdilakukan oleh Ndraha (2014)

Hubungan Antara Gaya Hidup Dengan Kejadian Penyakit Cholelitiasis Di Ruang RawatInap RSI Surakarta (Ari Purwanti)

4

didapatkan hasil sebanyak 87 pasiendidiagnosis cholelitiasis denganrentang usia 45,6. Prevalensi padapasien perempuan lebih banyakdaripada laki-laki. (54,47) denganusia rata-rata 40 tahun (80,46%).Sejumlah 68,97 merupakan pasiendi ruang rawat inap.

Saat ini penderita cholelitiasisdi Indonesia cenderung meningkatkarena perubahan gaya hidupseperti orang-orang barat yang sukamengkonsumsi makanan cepat sajiyang dapat menyebabkankegemukan karena timbunan lemakdan menjadikan pemicu terjadinyacholelitiasis. Tetapi jumlah secarapasti berapa banyaknya penderitabatu empedu belum diketahuikarena belum ada studi mengenaihal tersebut (Djumhana, 2010).

Banyaknya faktor yangmempengaruhi terjadinyacholelitiasis adalah faktorkeluarga,tingginya kadar estrogen,insulin,dankolesterol, penggunaanpil KB, infeksi, obesitas, gangguanpencernaan, penyakit arteri koroner,kehamilan, tingginya kandung lemakdan rendah serat, merokok,peminum alkohol, penurunan beratbadan dalam waktu yangsingkat,dan kurang olahraga(Djumhana, 2010).

Berdasarkan beberapabanyaknya faktor yang dapatmemicu atau menyebabkanterjadinya cholelitiasis adalah gayahidup masyarakat yang semakinmeningkat terutama masyarakatdengan ekonomi menengah keataslebih suka mengkonsumsi makanancepat saji dengan tinggi kolesterolsehingga kolesterol darah berlebihandan mengendap dalam kandungempedu dan menjadi kantungempedu dan dengan kurangnyapengetahuan dan kesadaran tentangakibat dari salah konsumsimakanan sangat berbahaya untuk

kesehatan mereka(Haryono,2012).Menurut data pelaporan dari

bidang rekam medis di RSI YarsisSurakarta penyakit cholelitiasismasuk dalam daftar 10 besar,berdasarkan catatan bagian rekammedis RS Surakarta pada bulan Mei2014 sampai dengan bulanDesember 2014 merawat 129pasien, kemudian pada bulanJanuari 2015 sampai dengan bulanMei 2015 merawat 113 pasiendandisemua ruang rawat inap hampirsetiap bulan merawat pasien dengancholelitiasis dan beberapadiantaranya menjalani pembedahanpengangkatan batu empedu (KepalaRekam Medis RSI Surakarta).

Berdasarkan surveypendahuluan terhadap 10 respondenyang menjadi penderita cholelitiasisdiruang rawat inap RSI Surakarta,pada saat dilakukan wawancara olehpeneliti tentang riwayat gayahidupnya, satu respondenmerupakan penjual soto sehinggasetiap hari mengkonsumsi soto, 4responden menjawab sukamengkonsumsi soto dan bakso,makanan berlemak dan tidak pernaholahraga karena kesibukanpekerjaan, 3 responden menjawabsuka mengkonsumsi gorenganyangdibeli dari luar, 2 respondensering mengalami stres pekerjaandan suka makan fast food karenakesibukan pekerjaan, tidak pernahmelakukan aktivitas olah raga danmerupakan perokok pasif baikdirumah maupun ditempat kerja.

Berdasarkan fenomenatersebut, penulis tertarik untukmelakukan penelitian tentanghubungan antara gaya hidup dengankejadian penyakit cholelitiasis diruang rawat inap RSI Surakata.

Hubungan Antara Gaya Hidup Dengan Kejadian Penyakit Cholelitiasis Di Ruang RawatInap RSI Surakarta (Ari Purwanti)

5

Tujuan PenelitianMengetahui hubungan antara

gaya hidup dengan kejadianpenyakit cholelitiasis di ruang rawatinap RSI Surakarta.

TINJAUAN PUSTAKA

Gaya HidupGaya hidup adalah pola

hidup setiap orang diseluruh duniayang di ekspresikan dalam bentukaktivitas, minat, dan opininya.Secara umum gaya hidup dapatdiartikan sabagai suatu gaya hidupyang dikenali dengan carabagaimana seseorangmenghabiskan waktunya (aktivitas),apa yang penting bagi orang untukmenjadikan pertimbangan padalingkungan (minat), dan apa yangorang selalu pikirkan tentang dirinyasendiri dan dunia disekitarnya(opini), serta faktor-faktor tertentuyang mempengaruhi gaya hidupsehat diantaranya adalah makanandan olahraga. Gaya hidup dapatdisimpulkan sebagai pola hidupsetiap orang yang dinyatakan dalamkegiatan, minat, dan pendapatnyadalam membelanjakan unagnya&bagaimana mengalokasikanwaktunya untuk kehidupan sehari-harinya.

Gaya Hidup yang menjadi faktortimbulnya penyakit cholelitiasis.

Berkontraksi disebabkan tidakada makanan yang Saat ini dengansemakin meningkatnya tuntutanpekerjaan dan kebutuhan hidupsetiap orang, membuat masyarakatIndonesia melakukan gaya hidupyang tidak sehat. Mereka banyakmengkonsumsi makanan yang cepatsaji (yang tinggi kalori dan tinggilemak), waktu untuk melakukanlatihan fisik yang sangat terbatas,

serta kemajuan teknologi yangmembuat gaya hidup masyarakatyang santai karena dapat melakukanpekerjaan dengan lebih mudahsehingga kurang aktifitas fisik danadanya stress akibat dari pekerjaanserta permasalaahan hidup yangmereka alami menjadi permasalahanyang sulit mereka hindari. Semuakondisi tersebut dapat meningkatkanresiko terjadinya penyakitcholelitiasis dan jumlah penderitacholelitiasis meningkat karenaperubahan gaya hidup, sepertimisalnya banyaknya makanan cepatsaji yang dapat menyebabkankegemukan dan kegemukanmerupakan faktor terjadinya batuempedu karena ketika makan,kandung empedu akan berkontraksidan mengeluarkan cairan empeduke di dalam usus halus dan cairanempedu tersebut berguna untukmenyerap lemak dan beberapavitamin diantaranya vitamin A, D, E,K (Tjokropawiro, 2012).

Menurut Djumhana (2010),tentang gaya hidup yang tidak sehatdengan merokok, mengkonsumsimakanan tinggi kolesterol, danrendah serat, peminum alkohol,serta diet untuk menurunkan beratbadan dalam waktu yang singkat,sedikit memakan ikan dan konsumsirendah folat, kalsium dan vitaminmerupakan penyebab terjadinyapenyakit cholelitiasis.

Berdasarkan beberapa faktorlain yang menjadi penyebabterjadinya pembentukan batuempedu adalah adanya infeksi atauradang pada kantung empedu,Obesitas, gangguan pencernaan,penyakit arteri koroner, kehamilan,tingginya kandungan lemak danrendahnya serat, merokok, peminumalkohol, serta penurunan beratbadan dalam waktu yang singkat,riwayat keluarga, nutrisi intravenadalam waktu yang lama karena

Hubungan Antara Gaya Hidup Dengan Kejadian Penyakit Cholelitiasis Di Ruang RawatInap RSI Surakarta (Ari Purwanti)

6

nutrisi intravena dalam waktu yanglama akan mengakibatkan kandungempedu tidak terstimulasi melewatiintestinal sehingga pembentukanbatu empedu meningkat danbeberapa obat-obatan juga dapatmenajdi pemicu terjadinya penyakitcholelitiasis diantaranya adalahclofibrate, octreotide, dan ceftriaxone(Yayan, 2008).

Cholelitiasis.

Cholelitiasis adalah 90%batu kolesterol dengan komposisikolesterol lebih dari 50%, ataubentuk campuran 20-50%berunsurkan kolesterol danpredisposisi dari batu kolesteroladalah orang dengan usia yanglebih dari 40 tahun, wanita,obesitas, kehamilan, sertapenurunan berat badan yangterlalu cepat (Cahyono,2014).

Cholelitiasis adalahterdapatnya batu di dalamkandung empedu yang penyebabsecara pasti belum diketahuisampai saat ini, akan tetapibeberapa faktor predisposisi yangpaling penting tampaknya adalahgangguan metabolisme yangdisebabkan oleh perubahansusunan empedu dan infeksi yangterjadi pada kandung empeduserta kolesterol yang berlebihanyang mengendap di dalamkandung empedu tetapimekanismenya belum diketahuisecara pasti, faktor hormonalselama proses kehamilan, dapatdikaitkan dengan lambatnyapengosongan kandung empedudan merupakan salah satupenyebab insiden kolelitiasis yangtinggi, serta terjadinya infeksi atauradang empedu memberikan

peran dalam pembentukan batuempedu (Rendi, 2012).

Cholelitiasis merupakanendapan satu atau lebihkomponen diantaranya empedukolesterol, billirubin, garam,empedu, kalsium, protein, asamlemak, dan fosfolipid. Batuempedu biasanya terbentuk dalamkantung empedu terdiri dari unsur-unsur padat yang membentukcairan empedu, batu empedumemiliki ukuran, bentuk dankomposisi yang sangat bervariasi.Batu empedu yang tidak lazimdijumpai pada anak-anak dandewasa muda tetapi insidenyasemakin sering pada individu yangmemiliki usia lebih diatas 40tahun. setelah itu insidencholelitiasis/batu empedu semakinmeningkat hingga sampai padasuatu tingkat yang diperkirakanbahwa pada usia 75 tahun satudari 3 orang akan memilikipenyakit batu empedu, etiologisecara pastinya belum diketahuiakan tetapi ada faktor predisposisiyang pentingdiantaranya:gangguanmetabolisme, yang menyebabkanterjadinya perubahan komposisiempedu, adanya statis empedu,dan infeksi atau radang padaempedu. Perubahan yang terjadipada komposisi empedu sangatmungkin menjadi faktor terpentingdalam terjadinya pembentukanbatu empedu karena hatipenderita cholelitiasis kolesterolmengekskresi empedu yangsangat jenuh dengan kolesterol.Kolesterol yang berlebihantersebut mengendap di dalamkandung empedu (dengan carayang belum diketahui secarapasti) untuk membentuk batuempedu, gangguan kontraksikandung empedu atau spasmespingterrodi, atau mungkin

Hubungan Antara Gaya Hidup Dengan Kejadian Penyakit Cholelitiasis Di Ruang RawatInap RSI Surakarta (Ari Purwanti)

7

keduanya dapat menyebabkanstatis empedu dalam kandungempedu. Faktor hormon (hormonkolesistokinin dan sekretin) dapatdikaitkan dengan keterlambatanpengosongan kandung empedu,infeksi bakteri atau radangempedu dapat menjadi penyebabterbentuknya batu empedu.Mukus dapat meningkatkanviskositas empedu dan unsur selatau bakteri dapat berperansebagai pusat pengendapan.Infeksi lebih timbul akibat dariterbentuknya batu, dibandingpenyebab terbentuknyacholelitiasis (Haryono,2012).

Cholelitiasis adalah batuempedu yang terdapatdisepanjang saluran empedu.Lebih dari 90% klien denganpenyakit radang empedu akanmenyebabkan terjadinya penyakitcholelitiasis (Diyono, 2013).

Banyak faktor yang memicuterjadinya pembentukancholelitiasis selain faktor keluarga,tingginya kadar estrogen danpemakaian therapy insulin atautinggi kadar kolesterol dapatmeningkatkan resiko terjadinyapembentukan batu empedu ataupenyakit cholelitiasis, proseskehamilan serta pengguna pil KBjuga dapat memperlambataktivitas kandung empedu.Sehingga kondisi ini dapatmeningkatkan resiko terjadinyapembentukan batu empedu ataupenyakit cholelitiasis, inilah yangmenjadi alasan mengapa wanitayang berusia dewasa memilikiresiko 2-6 kali lipat lebih besar jikadibandingkan dengan priadewasa, dan pada masyarakatIndonesia ditemukan komposisibatu pigmen pada penderita batuempedu sebanyak 73% paseinsementara batu kolesterol hanya27%.

Menurut penelitianGustawan (2007) pemberian obatantibiotik caftriaxone lebih dari 10hari dapat menyebabkanterjadinya cholelitiasis karenaditemukan endapan didalamkandung empedunya dilihatberdasarkan hasil USG, akantetapi terjadinya cholelitiasiskarena obat ceftriaxone bersifatreversibel, tidak menunjukangelaja dan biasanya akan hilangsecara spontan jika pengobatandihentikan.

Anatomi kandung empedu

Fisiologi kandung empeduKandung empedu merupakanorgan yang berongga dan memilikiukuran panjang kurang lebih 10cm, bentunya menyerupai kantongdan terletak dalam fosa antaralobus hepar kanan dan kiri.Kandung empedu memiliki fundus,korpus, dan kolum. Fundusberbentuk bulat, merupakan ujungbuntu dari empedu yang salingmemanjang diatas tepi hati.Korpus merupakan bagian palingbesar. Kolum adalah bagianpaling sempit dari kandungempedu yang terletak antarakorpus dan daerah duktus sistika.Empedu yang di terus menerusdiekskresi masuk ke dalamsaluran empedu yang kecil dalamhati dan membentuk saluran yanglebih besar yang keluar daripermukaan bawah hepar sebagaiduktus hepatikus.

Fisiologi kandung empedu

Kandung empedu dapatmenyimpan 40-60 ml empedu.Empedu disimpan dalam kantungempedu selama periodeinterdifestif dan diantarkan keduodenum setelah rangsangan

Hubungan Antara Gaya Hidup Dengan Kejadian Penyakit Cholelitiasis Di Ruang RawatInap RSI Surakarta (Ari Purwanti)

8

makanan. Aliran cairan empedudiatur 3 faktor, yaitu sekresiempedu oleh hati, kontraksikandung empedu, dan tahananjuga sfingter koledokus. Empedumemiliki fungsi, yaitu memmbantupencernaan dan penyerapanlemak, juga berperan membantupembuangan limbah tubuh, salahsatunya ialah haemoglobin yangberasal dari penghancuraneritrosit dan kolesterol yangberlebih, garam empedumeningkatkan kelarutankolesterol, lemak, dan vitaminyang larut didalam lemak untukmembantu proses penyerapan,garam empedu melepaspelepasan air oleh usus besaruntuk menggerakan billirubin(pigmen utama dari empedu)dibuang kedalam empedu sebagailimbah dari eritrosit yangdihancurkan, serta obat danlimbah lainnya dibuang dalamempedu dan selanjutnya dibuangdari tubuh. Garam empedukembali diserap kedalam usushalus, disuling oleh hati dandialirkan kembali kedalamempedu.

Etiologi cholelitiasis

Menurut Cahyono 20141) Supersaturasi kolesterol

Secara umum komposisikomposisi cairan empedu yangberpengaruh terhadapterbentuknya batu tergantungkeseimbangan kadar garamempedu, kolesterol dan lesitin.Semakin tinggi kadar kolesterolatau semakin rendah kandungangaram empedu akan membuatkeadaan didalam kandungempedu menjadi jenuh akankolesterol (Supersaturasikolesterol).

2) Pembentukan intikolesterolKolesterol diangkut oleh

misel (agregat/gumpalan yangberisi fosfolipid, garam empedudan kolesterol). Apabila saturasi,Kolesterol lebih tinggi maka iaakan diangkut oleh vesikel yangmana vesikel dapat digambarkansebagai sebuah lingkarandualapis. Apabila konsentrasikolesterol banyak dan dapatdiangkut, vesikel memperbanyaklapisan lingkarannya, padaakhirnya dalam kandung empedu,pengangkut kolesterol, baik miselmaupun vesikel bergabungmenjadi satu dan dengan adanyaprotein musin akan membentukkristal kolesterol, kristal kolesterolterfragmentasi pada akhirnyaakan dilem atau disatukan.

3) Penurunan FungsiKandung Empedu

Menurunnya kemampuanmenyemprot dan kerusakandinding kandung empedumemudahkan seseorangmenderota batu empedu,kontraksi yang melemah akanmenyebabkan statis empedu danakan membuat musin yangdiproduksi dikandung empeduterakumulasi seiring denganlamanya cairan empedutertampung dalam kandungempedu. Musin tersebut akansemakin kental dan semakin pekatsehingga semakin menyukitkanproses pengosongan cairanempedu. Beberapa keadaan yangdapat mengganggu dayakontraksnteril kandung empedu,yaitu : hipomotilitas empedu,parenteral total (menyebabkancairan asam empedu menjadilambat), kehamilan, cederamedula spinalis, penyakit kencingmanis.

Hubungan Antara Gaya Hidup Dengan Kejadian Penyakit Cholelitiasis Di Ruang RawatInap RSI Surakarta (Ari Purwanti)

9

METODELOGI PENELITIAN

Pendekatan PenelitianBerdasarkan permasalahan

dan tujuan yang hendak dicapai,penelitian ini menggunakan jenispenelitian kuantitatif. Penelitian inimemfokuskan dan menjelaskanpada hubungan antara variabel danmenganalisa hipotesa yang telahdirumuskan. Metode penelitianyang digunakan adalah deskriptifanalitik. Tujuan peneliti memilihmetode dengan menggunkandeskriptif analitik ini karena penelitiberusaha untuk menggambarkankenyataan yang ada pada suatukeadaan yang dijumpai secaraobyektif dan dilakukan analisa hasilpenelitian. Penelitian inimenggunakan pendekatan casecontrol dimana penelitian dengancara melakukan pengukuran padavariabel dependen terlebih dahulu,sedangkan variabel independennyaditelusuri secara retrospektif untukmenentukan ada tidaknya faktoryang berperan (Nursalam, 2008)

Populasi dan SampelPada penelitian ini populasinya

adalah semua pasien yangmenderita penyakit yang sedangrawat inap di Rumah Sakit IslamSurakarta dan jumlah populasinyasebanyak 113 orang yang dirawatinap karena penyakit cholelitiasispada rentang waktu Januari-Mei2015.

Dalam penelitian ini jumlahsampel adalah sampel minimum 30responden dimana pengambilansampel berdasarkan responden diruang rawat inap RSI YarsisSurakarta yang sesuai dengankonteks penelitian tentang penderitacholelitiasis, total sampel 60 orangyang terdiri dari kelompok kasus dankontrol , kelompok kasus adalah 30

orang yang memiliki penyakitcholelitiasis sedangkan kelompokkontrol adalah 30 orang sehat yangtidak memiliki penyakit cholelitiasisdan merupakan suami, istri ataukeluarga dari orang yang menderitacholelitiasis.

Instrumen PenelitianPenelitian ini menggunakan alat

ukur berupa kuesioner untukmengukur gaya hidup dan checklistuntuk mengukur kejadian penyakitcholelitiasis.

Analisis DataAnalisa data pada penelitian ini

adalah bivariat. Untuk dapat mengujidan menganalisa data digunakantehnik Chi Square.

HASIL PENELITIAN DANPEMBAHASAN

Analisis UnivariateDeskripsi Gaya Hidup

Tabel 1. Distribusi Frekuensi GayaHidup

GayaHidup

Kasus KontrolN % n %

Buruk 20 67 12 40Baik 10 33 18 60

Jumlah 30 100 30 100

Distribusi frekuensi gayahidup responden pada kelompokkasus menunjukkan sebagian besaradalah buruk yaitu sebanyak 20responden (67%) dan baik sebanyak10 responden (33%). Sedangkanpada kelompk kontrol sebagianbesar responden memiliki gayahidup yang baik yaitu sebanyak 18responden (60%), buruk sebanyak12 responden (40%).

Hubungan Antara Gaya Hidup Dengan Kejadian Penyakit Cholelitiasis Di Ruang RawatInap RSI Surakarta (Ari Purwanti)

10

Analisis Bivariat

Tabel 4 Hasil Chi SquareGayahidup

KejadianCholelitiasis P value OR CI

Kasus Kontroln % n %

Buruk 20 66,7 12 40,0Baik 10 33,3 18 60.0 0,038 3,000 1,046-8,603

Jumlah 30 100 30 100

Distribusi frekuensi hubungangaya hidup dengan kejadianpenyakit cholelitiasis di RuangRawat Inap RSI Surakartamenunjukkan pada pada gaya hidupburuk sebagian besar respondenmengalami cholelitiasis yaitusebanyak 20 responden (66,7%) dantidak mengalami cholelitiasissebanyak 12 responden (40,0%),selanjutnya pada gaya hidup baikpada kedua kelompok adalah kasus10 responden (33,3%) mengalamicholelitiasis, kontrol ada 18responden (60,0%) tidak mengalamicholelitiasis.

Hasil uji Chi Square hubunganantara gaya hidup dengan kejadianpenyakit cholelitiasis di RuangRawat Inap RSI Surakarta diperolehnilai 2

hitung sebesar 4,286 dengantingkat signifikansi (p-value) sebesar0,037. Keputusan uji adalah H0ditolak karena nilai p-value lebihkecil dari 0,05 (0,038 < 0,05)sehingga disimpulkan bahwaterdapat hubungan antara gayahidup dengan kejadian penyakitcholelitiasis di Ruang Rawat InapRSI Surakarta, dimana semakin baikgaya hidup maka kejadian penyakitcholelitiasis semakin menurun,selanjutnya nilai Odd Ratio (OR)sebesar 3,000 maka rasio prevalensikejadian penyakit cholelitiasisberdsarkan gaya hidup burukmemiliki resiko mengalamicholelitiasis 3 kai lebih tinggidibandingkan dengan orang yang

memiliki gaya hidup baik. CI(Confident interval) 95% tidakmencakup angka 1 yaitu antara1,046-8,603 yang berarti bahwagaya hidup merupakan faktor resikoterjadinya penyakit cholelitiasis.

Pembahasan

Gaya HidupHasil penelitian

menunjukkan bahwa gaya hidupyang dimiliki oleh respondenpenderita cholelitiasis sebagianbesar cukup. Gaya hidup sehat danberkualitas tidak akan tecapai begitusaja melainkan seseorang tersebutharus dengan latihan danmembiasakan diri setiap harinya.Menurut Tjokropawiro (2012) gayahidup masyarakat Indonesia tidaksehat seiring meningkatnya tuntutanpekerjaan dan kebutuhan hidupsetiap orang. Sehingga merekabanyak mengkonsumsi makanancepat saji yang dapat menyebabkankegemukan dan kegemukanmerupakan faktor terjadinya batuempedu. Penelitian yang dilakukanoleh Ginting (2011) menunjukan50% lebih terjadi cholelitiasis karenafaktor kegemukan karena gayahidup yang tidak sehat karenamereka lebih banyak mencerna danmensintesis kolesterol, sehinggamengeluarkan lebih banyakkolesterol ke dalam empedusehingga terjadilah penyakitcholelitiasis.

Hubungan antara Gaya Hidupdengan Kejadian PenyakitCholelitiasis

Hasil uji analisis Chi-Squaremenunjukkan nilai p value = 0,038sehingga Ho ditolak (p<0,005), halini menunjukkan bahwa adahubungan antara variabel gayahidup dengan kejadian penyakitcholelitiasis. hasil penelitian ini

Hubungan Antara Gaya Hidup Dengan Kejadian Penyakit Cholelitiasis Di Ruang RawatInap RSI Surakarta (Ari Purwanti)

11

sejalan dengan hasil penelitian yangdilakukan oleh Ginting (2011) yangmenyatakan bahwa faktor resikoterjadinya penyakit cholelitiasis padapasien yang ada di Rumah sakitColumbia Asia Medan yang tertinggiadalah pasien yang memilki beratbadan yang berlebih ataukegemukan karena tinggat kolesterolyang tinngi dalam tubuh akibat darikonsumsi makanan berlemakdisebabkan oleh gaya hidup yangkurang baik.

Saat ini dengan semakinmeningkatnya tuntutan pekerjaandan kebutuhan hidup setiap orang,membuat masyarakat Indonesiamelakukan gaya hidup yang tidaksehat. Mereka banyakmengkonsumsi makanan yang cepatsaji (yang tinggi kalori dan tinggilemak), waktu untuk melakukanlatihan fisik yang sangat terbatas,serta kemajuan teknologi yangmembuat gaya hidup masyarakatyang sedenter (kurang aktifitas fisik)dan adanya stress akibat daripekerjaan serta permasalaahanhidup yang mereka alami menjadipermasalahan yang sulit merekahindari. Semua kondisi tersebutdapat meningkatkan resikoterjadinya penyakit cholelitiasis danjumlah penderita cholelitiasismeningkat karena perubahan gayahidup, seperti misalnya banyaknyamakanan cepat saji yang dapatmenyebabkan kegemukan dankegemukan merupakan faktorterjadinya batu empedu karenaketika makan, kandung empeduakan berkontraksi danmengeluarkan cairan empedu ke didalam usus halus dan cairanempedu tersebut berguna untukmenyerap lemak dan beberapavitamin diantaranya vitamin A, D, E,K. (Tjokropawiro, 2012).

Menurut Djumhana (2010),tentang gaya hidup yang tidak sehat

dengan merokok, mengkonsumsimakanan tinggi kolesterol, danrendah serat, peminum alkohol,serta diet untuk menurunkan beratbadan dalam waktu yang singkat,sedikit memakan ikan dankonsumsirendah folat, kalsium dan vitaminmerupakan penyebab terjadinyapenyakit cholelitiasis.

Berdasarkan hasil penelitianbahwa gaya hidup mempunyaihubungan dengan kejadian penyakitcholelitiasis dan pasien yangmenjadi responden di ruang rawatinap RSI Surakarta terdapat 10responden yang terjadi penyakitcholelitiasis memiliki gaya hidupyang baik (33,3 %) dan tidak terjadipenyakit cholelitiasis dengan gayahidup yang buruk sebesar 12responden (40,0%) hal tersebutdisebakan selain gaya hidup jugakarena faktor kehamilan, sindrommetabolik, faktor genetik (Ginting,2011).

Penelitian lain dilakukanoleh Sandra (2013) yangmenyimpulkan bahwa kasuskolelitiasis yang dialami oleh kliendapat disimpulkan bahwa penyebabkolelitiasis klien adalah usia klienyang berumur 65 tahun, riwayatpenggunaan kontrasepsi hormonal,dan kebiasaan makan klien yangsering mengkonsumsi makananberlemak dan bersantan. Dari hasildata penelitian penyebab kolelitiasisyang dialami klien, batu empeduyang mungkin dialami klien adalahbatu kolesterol. Batu kolesterol yangterbentuk terjadi ketika konsentrasikolesterol dalam saluran empedumelebihi kemampuan empedu untukmengikatnya dalam suatu pelarut,kemudian terbentuk kristal yangselanjutnya membentuk batu. Hal initerjadi karena adanya peningkatansekresi kolesterol oleh hati danpenurunan sintesis asam empeduyang dapat mengakibatkan

Hubungan Antara Gaya Hidup Dengan Kejadian Penyakit Cholelitiasis Di Ruang RawatInap RSI Surakarta (Ari Purwanti)

12

supersaturasi getah empedu olehkolesterol yang kemudian keluar darigetah empedu, mengendap, danmembentuk batu. Cairan empeduyang berfungsi sebagai pembantuproses penyerapan lemak dengancara emulsifikasi lemak tidakberfungsi secara optimal karenakadar kolesterol yang tinggi.

Responden yang memilikigaya hidup tidak baik di ruang rawatInap RSI Surakarta paling banyakadalah wanita dan banyak terjadipada rentang usia 40-60 tahun,pendidikan terbanyak adalahperguruan tinggi. Hal tersebutmenunjukan bahwa wanita denganusia antara 40-60 tahun dan memilikipendidikan tinggi banyak yangmemilki gaya hidup yang kurang. halini sejalan dengan hasil penelitianyang dilakukan oleh Ndraha (2014)yang mendapatkan hasil bahwaperempuan didapatkan empat kalilebih besar menderita cholelitiasisdibandingkan dengan laki-laki,dengan usia lebih dari 40 tahundikarenakan gaya hidup yang kurangbaik dan ditambah oleh hormonestrogen berpengaruh terhadappeningkatan eksresi kolesterol olehkandung empedu sehinggamenyebabkan penyakit cholelitiasis.

Penelitian ini menunjukkanbahwa semakin baik gaya hidupseseorang, maka tingkat kejadianpenyakit cholelitiasisnya semakinmenurun, namun dalam penelitian initerdapat 12 responden yang memilikigaya hidup buruk namun tidakmengalami penyakit cholelitiasis dan10 responden yang memiliki gayahidup baik namun mengalamipenyakit cholelitiasis. Kondisi inidisebabkan adanya faktor lain yangberhubungan dengan penyakitcholelitiasis sebagaimanadikemukakan oleh Yayan (2008)bahwa faktor lain yang menjadipenyebab terjadinya pembentukan

batu empedu adalah adanya infeksiatau radang pada kantung empedu,Obesitas, gangguan pencernaan,penyakit arteri koroner, kehamilan,tingginya kandungan lemak danrendahnya serat, merokok, peminumalkohol, serta penurunan beratbadan dalam waktu yang singkat,riwayat keluarga, nutrisi intravenadalam waktu yang lama karenanutrisi intravena dalam waktu yanglama akan mengakibatkan kandungempedu tidak terstimulasiberkontraksi disebabkan tidak adamakanan yang melewati intestinalsehingga pembentukan batuempedu meningkat dan beberapaobat-obatan juga dapat menajdipemicu terjadinya penyakitcholelitiasis diantaranya adalahclofibrate, octreotide, danceftriaxone.

Hal tersebut didukungdalam sebuah penelitian yangmelaporkan bahwa di Jakarta(2009) pada 51 pasien didapatkanbatu pigmen pasien wanita lebihberisiko mengalami batu empedukarena pengaruh hormon estrogen.Meski wanita dan usia 40 tahuntercatat sebagai faktor risiko batuempedu, itu tidak berarti bahwawanita di bawah 40 tahun dan priatidak mungkin terkena. Penderitadiabetes mellitus (DM), baik wanitamaupun pria, berisiko mengalamikomplikasi batu empedu akibatkolesterol tinggi (Divisi Hepatology,Departemen IPD, FKUI/RSCMJakarta, 2009).

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan1. Gaya hidup penderita

cholelitiasis yang dirawat inap diRSI Surakarta sebagian besaradalah buruk.

2. Ada hubungan antara gaya

Hubungan Antara Gaya Hidup Dengan Kejadian Penyakit Cholelitiasis Di Ruang RawatInap RSI Surakarta (Ari Purwanti)

13

hidup dengan kejadian penyakitcholelitiasis di Ruang rawat InapRSI Surakarta.

Saran1. Bagi Masyarakat

Masyarakat, khusus nyapenderita cholelitiasis di RuangRawat Inap RSI Surakarta harusmeningkatkan gaya hidup sehat.Mengurangi konsumsi makananberlemak khususnya yangberjenis kelamin wanita sehinggadapat mengurangi resikoterjadinya penyakit cholelitiasis.

2. Bagi institusi pendidikankhususnya mahasiswaDiharapkan dapat dijadikansebagai acuan data dasar untukmelakukan penelitianselanjutnya, dengan metodeyang berbeda, menambahvariabel, jumlah populasi dansampel sehingga mendapat hasilyang lebih spesifik dan signifikan

3. Bagi Teanaga Kesehatan,khususnya RSI SurakartaMelakukan penyuluhan kepadamasyarakat untuk mulaimenerapkan gaya hidup sehatdan edukasi kepada pasiencholelitiasis mengenai faktorresiko untuk mencegahterjadinya kekambuhancholelitiasis dan mengarahkanuntuk melakukan pemerikasaanultrasonografi (USG) jikadidapatkan keluhan seperti sakitmaag.

DAFTAR PUSTAKA

Cahyono, B. S. 2014. TatalaksanaKlinis di Bidang Gastro danHepatologi. Jakarta : SugengSeto.

Djumhana, A. 2010. JurnalKedokteranBatu Empedu

pada Wanita LebihBesar.Bandung : Fakultaskedokteran Unpad-RumahSakit Hasan Sadikin.

Gagola, P.C., Timban, J.F., & Ali,Ramli. H. 2015. GambaranUltrasonografi Batu EmpeduPria dan Wanita di BagianRadiologi Fk Unsrat BluRsup. Prof. DR. D. KandauManado. Jurnal e- Clinic vol 3No. I.http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/ eclinic/issue/view/837diakses pada tanggal 09 Mei2015.

Ginting, S. 2012. A DescriptionCharacteristic Risk Factor ofthe Kolelitiasis disease in theColombia Asia MedanHospital. Jurnal penelitianDharma Agung (J-DA).Medan.http://repository.maranatha.edu/12708/10/1110127_Journal.pdfdiakses pada tanggal 10Mei 2015.

Girsang, J.H., Hiswani & Jemadi.2011. Karakteristik PenderitaKolelitiasis yang di rawat Inapdi RS. SANTA ELISABETHMedan. Jurnal Kesehatan.Medan.http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/34994diakses pada tanggal 12 Mei2015.

Haryono, R. 2012. KeperawatanMedikal Bedah SistemPencernaan. Yogyakarta:Gosyen Publishing.

Jing-Sen Shi,dkk., 2001. Studies onGallstone in China. WorldJournal of Gastroenterology.

Michael,dkk., 2012. The relation ofPhysical Activity to Risk forSymptomatic GallstoneDisease in Men. Articel Annalsof Internal Medicine.

Hubungan Antara Gaya Hidup Dengan Kejadian Penyakit Cholelitiasis Di Ruang RawatInap RSI Surakarta (Ari Purwanti)

14

http://www.annals.org. Akses28 April 2012 11.

Ndraha, Suzanna., Febiani,Helena., Tannady, Tan,Henny., & Tendean, Marshell.2012. Profil Kolelitias padaHasil Ultrasonografi di RumahSakit Umum Daerah Koja.Jurnal Kedokteran MeditekJakarta. Vol. 20. No. 53 Mei-Agustus2014.http://ejournal.ukrida.ac.id/ojs/index.php/Ked/article/view/1014 diaksespada tanggal 28 April 2015.

Nursalam. 2008. Konsep danPenerapan MetodologiPenelitian Ilmu Keperawatan:Pedoman Skripsi, Tesis, danInstrumen PenelitianKeperawatan. Jakarta:Salemba Medika.

Proverawati,A &Rahmawati, Eni.2012. Perilaku Hidup Bersihdan Sehat. Yogyakarta :Mulia Medika.

Puspita, M. R & Putro, Gurendro.2008. Hubungan Gaya Hidupterhadap Kejadian Stroke diRumah Sakit Umum DaerahGambiran Kediri. BuletinPenelitian Sistem KesehatanKediri. Jurnal keperawatanVol. 11. No. 3 Juli 2008. 263-26.http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/hsr/article/view/1873diakses pada tanggal 03 Mei2015.

Rendy, M. Clevo &TH, Margareth.2012. Asuhan KeperawatanMedikal Bedah dan PenyakitDalam.Yogjakarta : NuhaMedika.

Riwidakdo. 2010. StatistikKesehatan. Yogyakarta: MitraCendekia Pres.

Sandra, A. 2013. Analisis PraktikKlinik Keperawatan Kesehatan

Masyarakat Perkotaan padaPasien Kolelitiasis di RuangBedah Lantai 5 RSPAD GatotSubroto. Jurnal Publikasi.Jakarta: FAkultas IlmuKeperawatan Program Ners.Universitas Indonesia.

Sudoyo. 2006. Buku Ajar IlmuPenyakit Dalam. Jilid III. EdisIV. Jakarta : Penerbit IlmuPenyakit Dalam FKUI.

Tjokropawiro, I. 2012. SepuluhPetunjuk Pola Hidup Sehat.Jurnal Kedokteran Indonesia.Jakarta : Medika.

Yayan. 2008. Kolelitiasis(Gallblader stones), www.FK_UR.com, diakses tanggal09 september 2015

*Ari Purwanti: Mahasiswa S1Keperawatan FIK UMS. Jln A YaniTromol Post 1 Kartasura** Arina Maliya S.Kep, M. Si. Med:Dosen Keperawatan FIK UMS. Jln AYani Tromol Post 1 Kartasura.

** Endang Zulaicha S.,Kp.,M.Kep:Dosen Keperawatan FIK UMS. Jln AYani Tromol Post 1 Kartasura