pengaruh pemberian ekstrak buah delima ( punica …eprints.ums.ac.id/70062/11/naspub karisma yoga...
TRANSCRIPT
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK BUAH DELIMA (Punica granatum
L.) TERHADAP VIABILITAS SPERMATOZOA MENCIT JANTAN (Mus
musculus L.) YANG DIBERI PAPARAN ASAP ROKOK
HALAMAN JUDUL
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I
pada Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran
Oleh:
KARISMA YOGA CANDRA
J 500 150 106
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2019
i
HALAMAN PERSETUJUAN
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK BUAH DELIMA (PUNICA GRANATUM
L.) TERHADAP VIABILITAS SPERMATOZOA MENCIT JANTAN (MUS
MUSCULUS L.) YANG DIBERI PAPARAN ASAP ROKOK
PUBLIKASI ILMIAH
Oleh:
KARISMA YOGA CANDRA
J500150106
Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh :
Pembimbing Utama
dr. Retno Sintowati, M.Sc
NIK. 1005
ii
HALAMAN PENGESAHAN
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK BUAH DELIMA (PUNICA GRANATUM L.)
TERHADAP VIABILITAS SPERMATOZOA MENCIT JANTAN (MUS MUSCULUS L.)
YANG DIBERI PAPARAN ASAP ROKOK
OLEH:
KARISMA YOGA CANDRA
J500150106
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
dan Pembimbing Utama Skripsi
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta
Pada hari Senin, 21 Januari 2019
dan dinyatakan telah memenuhi syarat.
Dewan Penguji :
1. dr. Devi Usdiana Rosyidah, M.Sc (..............................)
(Ketua Dewan Penguji)
2. dr. Rochmadina Suci Bestari, M.Sc (..............................)
(Anggota I Dewan Penguji)
3. dr. Retno Sintowati, M.Sc (...............................)
(Anggota II Dewan Penguji)
Dekan
Prof. DR. dr. E.M. Sutrisna, M.Kes.
NIK. 919
iii
PERNYATAAN
Dengan ini saya selaku penulis menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini
tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu
Perguruan Tinggi manapun. Sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat
yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain yang tertulis dalam naskah ini, kecuali
disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila kemudian hari terbukti bahwa pernyataan ini tidak
benar, saya sanggup menerima hukuman/sanksi apapun sesuai peraturan yang berlaku.
Surakarta, 1 Januari 2019
Penulis
KARISMA YOGA CANDRA
J 500 150 106
1
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK BUAH DELIMA (Punica granatum L.)
TERHADAP VIABILITAS SPERMATOZOA MENCIT JANTAN (Mus musculus L.)
YANG DIBERI PAPARAN ASAP ROKOK
Abstrak
Asap rokok merupakan salah satu radikal bebas dan mediator ketidaksuburan yang
menyebabkan kelainan fungsi sperma karena menyebabkan kerusakan DNA dan
peningkatan apoptosis spermatozoa akibat ROS yang dihasilkan oleh asap rokok.
Buah delima(Punica granatum L) memiliki antioksidan yang kuat karena kemampuan
polifenol hydrolyzabletannis (ellagitannis)yang dapat menurunkan produksi ROS dan
melindungi tubuh dari radikal bebas dan mampu memperbaiki viabilitas
spermatozoa.Untuk mengetahui pengaruh ekstrak buah delima (Punica granatum L.)
terhadap viabilitas spermatozoa mencit jantan (Mus musculus L) yang diberi paparan
asap rokok.Penelitian ini menggunakan desain penelitian ekperimental laboratorium
dengan metode posttest only with controlled group design. Subjek pada penelitian ini
adalah mencit jantan (Mus musculus L) sebanyak 30 ekor mencit. Mencit dibagi
menjadi 5 kelompok dengan perlakuan berbeda, yaitu: K normal hanya diberikan
aquades, K(-) dipaparkan asap rokok, P1 dipaparkan asap rokok + 42 mg ekstrak, P2
dipaparkan asap rokok + 84 mg ekstrak, P3 dipaparkan asap rokok + 168 mg ekstrak.
Data penelitian dianalisis secara statistik dengan software statistik for
windows.Ekstrak buah delima (Punica granatum L.) dapat mencegah buruknya
viabilitas spermatozoa mencit jantan (Mus musculus L.) yang dipaparkan asap rokok,
hal ini dibuktikan dengan hasil nilai p<0,05 pada uji Post Hoc LSD sehingga terdapat
perbedaan bermakna antara kelompok kontrol negative dengan kelompok perlakuan
dan hasil yang paling baik terdapat pada kelompok P2 dengan dosis ekstrak buah
delima 700 mg.Terdapat pengaruh ekstrak buah delima (Punica granatum) dalam
mencegah buruknya viabilitas spermatooa mencit jantan (Mus musculus L.) yang
diberi paparan asap rokok.
Kata Kunci : Punica granatum L, Viabilitas spermatozoa, antioksidan, rokok
Abstract
Cigarette smoke is one of free radicals and mediators that cause infertility sperm
function abnormalities as it causes DNA damage and increased apoptosis of
spermatozoa induced ROS produced by cigarette smoke. The pommegranate
fruit (Punica granatum L) has a strong antioxidant due to the ability of
polyphenols hydrolyzabletannis (ellagitannis) that can reduce the production of ROS
and protects the body from free radicals and being able to fix the viability of
spermatozoa.To know the effect of pomegranate extract (Punica granatum L.) on the
viability of spermatozoa male mice (Mus musculus L.) that exposed to cigarette
smoke.This research used a laboratory experimental research design with posttest only
with controlled group design method. The subjects of this research were 30 male mice
2
(Mus musculus L.). The mice were divided into 5 groups with different treatments,
namely: K normal given only an aquades, K (-) exposed by cigarette smoke, P1 was
exposed by cigarette smoke + 42 mg extract, P2 was exposed by cigarette smoke + 84
mg extract, P3 was exposed by cigarette smoke + 168 mg extract. The data was
analyzed by statistically with statistical software for windows.Pomegranate extract
(Punica granatum L.) can prevent the bad viability of male mice spermatozoa (Mus
musculus L.) which is exposed by cigarette smoke, as evidenced by the result oh
p<0,05 on the Post Hoc LSD test that there was a significant differences between the
control group negative with the treatment group and the best result was in group P2
with pomegranate extract 700 g. There is an effect of pomegranate (Punica granatum
L.) in preventing bad viability of male mice spermatozoa (Mus musculus L.) that
exposed by cigarette smoke.
Keywords : Punica granatum L, Viability of spermatozoa, antioxidant, Cigarett
1. PENDAHULUAN
Infertilitas merupakan salah satu permasalahan global yang mempengaruhi lebih dari
80 juta orang di dunia. Terjadi sekitar 15% pada pasangan suami-istri. Insiden
infertilitas meningkat 40 tahun terakhir. Infertilitas terjadi pada laki-laki sebanyak
50% baik sebagai problem primer maupun sebagai problem kombinasi dengan
pasangan wanitanya. Infertilitas pada pria disebabkan oleh rendahnya motilitas
sperma (asthenozoospermia), jumlah sperma (oligozoospermia), kelainan morfologi
sperma (teratozoospermia) (Wael, et al., 2014).
Merokok merupakan salah satu gaya hidup yang mengakibatkan dampak
buruk pada fertilitas pria. Pria yang merokok meningkatkan risiko 2 kali lipat
terjadinya infertilitas dibandingkan dengan pria yang tidak merokok. Asap rokok
yang menyebabkan terganggunya tubulus seminiferus, merusak viabilitas sperma,
menimbulkan gangguan pada sperma (Rahmawati, 2013). Mekanisme yang dapat
menurunkan kadar testosteron dapat mengganggu proses spermatogenesis karena
spermatogenesis berjalan dibawah pengaruh testosteron, sehingga pada tahap
pematangan spermatid menjadi spermatozoa matur terganggu (Apriora, et al., 2015).
Proporsi usia mulai merokok pada remaja cenderung meningkat dalam
Riskesdas 2007, 2010 dan 2013. Proporsi perokok di Riau yaitu 24,2 %, dengan
proporsi perokok setiap hari pada usia 15-19 tahun yaitu 8,5% dan perokok kadang-
kadang sebesar 5,8%. Adapun kota Pekanbaru memiliki proporsi kebiasaan merokok
3
perokok setiap hari pada penduduk umur ≥ 10 tahun sebesar 19,4% dan perokok
kadang-kadang 5,1% (Riskesdas, 2013). Beberapa penelitian telah melaporkan
dampak negatif dari paparan asap rokok, salah satunya dapat menurunkan kuantitas
dan kualitas (jumlah, motilitas dan morfologi) dari spermatozoa dan menyebabkan
kerusakan sel-sel sperma (Putri, 2015).
Para peneliti dibidang kedokteran reproduktif mempertimbangkan ROS yang
dihasilkan oleh asap rokok merupakan radikal bebas dan salah satu mediator dari
ketidaksuburan yang menyebabkan kelainan fungsi sperma. ROS menyebabkan
kerusakan pada DNA spermatozoa dan menyebabkan peningkatan apoptosis
spermatozoa sehingga akan terjadi penurunan kualitas spermatozoa. Kelebihan ROS
harus terus dilemahkan oleh antioksidan plasma seminal untuk mempertahankan
fungsi sel normal. Stress oksidatif muncul ketika radikal bebas berlebih membanjiri
pertahanan antioksidan dari sistem reproduksi laki-laki ( Putri, 2015).
Masyarakat sekarang cenderung memanfaatkan pengobatan tradisional atas
kesadaran untuk kembali ke alam sebagai bagian dari penerapan pola hidup alami.
Kekayaan tumbuhan obat yang tersedia mendukung pemanfaatan pengobatan
tradisional, salah satunya tanaman buah delima (Punica granatum L.) yang merupakan
tanaman tradisional yang telah lama dikenal masyarakat. Komposisi kimia dari buah
delima yaitu mengandung sifat antioksidankarena mengandung vitamin C yang tinggi.
Fungsi antioksidan tersebut dijalankan oleh senyawa polyphenols dan flavonoids,
yang dimana kandungannya 3x melebihi teh hijau atau jus jeruk yang biasa dikenal
kaya akan kandungan antioksidan (Oci dan Devi 2014). Polyphenol pada buah delima
terdiri dari flavonoids (flavonols, flavonols dan anthocyanins), hydrolyzable-tannins
(ellagitannins dan gallotannins) dan condensed-tannins (proanthocyanidins),
flavonoid dikelompokkan menjadi enamgolongan yaitu flavon, flavonol, flavanon,
isoflavon, khalkon, dan antosianidin. Senyawa antioksidan tertinggi yaitu komponen
hydrolizabletannins yang berperan dalam 92% aktivitas antioksidan dalam buah
(Hernawati, et al., 2013).
Buah delima memiliki antioksidan yang kuat karena kemampuan polifenol
hydrolyzabletannis (ellagitannis). Ellagic acid adalah suatu polifenol yang memilki
aktivitas meregulasi proses fibrosis dengan cara menurunkan kadar kolagen yang
4
berlebih, ekspresi TGF-β 1 dan jumlah alpha-smooth muscle actin ( α-SMA) pada
jaringan yang mengalami jejas kronis serta mampu menurunkan produksi reactive
oxygen spesies (ROS) (Hernawati et al, 2013). Menurut Putri (2015), dalam
penelitiannya “efek vitamin C terhadap kualitas spermatozoa yang diberi paparan asap
rokok”, ROS menyebabkan kerusakan pada DNA spermatozoa dan menyebabkan
peningkatan apoptosis spermatozoa sehingga akan terjadi penurunan kualitas
spermatozoa. Kelebihan ROS harus terus dilemahkan oleh antioksidan plasma
seminal untuk mempertahankan fungsi sel normal.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka akan dilakukan penelitian dengan
menggunakan hewan uji mencit jantan untuk melihat dan membandingkan Pengaruh
Pemberian Ekstrak Buah Delima (Punica granatum L.) Terhadap Viabilitas
Spermatozoa.
2. METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan desain penelitian ekperimental laboratorium dimana
peneliti memberikan perlakuan terhadap sampel yang telah ditentukan yaitu berupa
hewan uji coba dan dilakukan di laboratorium dengan metode posttest only with
controlled group design.Penelitian viabilitas sperma ini akan dilakukan di
laboratorium Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah
Surakarta pada bulan November 2018, untuk proses determinasi tanaman dilakukan di
Laboratorium biologi FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta pada bulan yang
sama. Perawatan mencit dan ekstraksi dilakukan di Laboratorium Farmakologi
Universitas Muhammadiyah Surakarta. Pengambilan buah delima dimulai pada bulan
Oktober 2018 dari desa Gunungan, Kabupaten Sukoharjo, Provinsi Jawa Tengah.
Semua kegiatan dilakukan pada bulan Oktober-Desember 2018.
Subjek pada penelitian ini adalah mencit jantan (Mus musculus L.) galur
Swiss Webster berusia 2-3 bulan dengan berat badan ± 20-30 gram. Mencit jantan
diperoleh dari Laboratorium Farmakologi Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 30 ekor mencit. Teknik
pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive
sampling, yaitu peneliti menentukan subjek sampel yang dipilih berdasarkan kriteria
yang sudah ditentukan oleh peneliti, diantaranya mencit jantan (Mus musculus L)
5
yang sehat, memiliki berat antara ±20 − 30 gram, dan berumur 2-3 bulan. Mencit
jantan dibagi menjadi 5 kelompok. Kelompok K normal sebagai kontrol normal,
kelompok K(-) sebagai kontrol negative, sedangkan kelompok P1, P2, P3 sebagai
kelompok perlakuan. Setelah dilakukan penghitungan menggunakan rumus Federer
didapatkan jumlah 5 ekor mencit untuk setiap kelompok. Selama penelitian
kemungkinan mencit mengalami kematian dan sakit cukup besar sehingga jumlah
sampel ditambah satu ekor. Penulis menggunakan 6 mencit per kelompok, sehingga
jumlah keseluruhan mencit dalam penelitian ini adalah 30 ekor mencit.
Pengelompokan dilakukan secara acak atau random pada 5 kelompok uji.
Cara kerja:
1. Ekstraksi Etanol Delima
Metode ekstraksi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode maserasi dengan
langkah sebagai berikut :
a. Buah delima(Punica granatum L.) dicuci bersih dan ditimbang sebanyak 3000 gram,
b. Kemudian dipisahkan antara kulit dan buahnya.
c. Buah delima (Punica granatum L.)dijemur dibawah sinar matahari secara tidak
langsung dengan ditutup menggunakan kain hitam sampai kering.
d. Setelah kering kemudian dihaluskan dengan cara diblender hingga berubah bentuk
menjadi serbuk.
e. Kemudian dilarutkan dalam etanol 96% dan dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer.
Labu erlenmeyer yang telah berisi ekstrak buah delima dibungkus dengan plastik gelap
lalu diinkubasi di atas shaker orbital selama 7 hari. Setelah diinkubasi selama 7 hari,
labu erlenmeyer berisi ekstrak buah delima dimasukkan ke dalam microwave selama 30
menit pada suhu 50°C. Ekstrak etanol buah delima kemudian disaring dan diletakkan di
atas cawan uap yang dipanaskan pada suhu sekitar 40°C (Widjaya, 2012).
2. Perlakuan hewan uji
a. Persiapan
1) Kandang tikus disiapkan dengan alas triplek dan mencit jantan sebanyak 30 ekor
diadaptasikan dengan lingkungan kandang diberi makan standar.
2) Subjek penelitian dibagi menjadi 5 kelompok dengan randomisasi. Masing-masing
kelompok terdiri dari enam ekor mencit jantan (Mus musculus L.). Kelompok penelitian
6
terdiri dari kelompok kontrol normal, kelompok kontrol negatif, kelompok yang diberi
ekstrak etanol delima dengan dosis 350mg/KgBB, kelompok yang diberi ekstrak etanol
buah delima dengan dosis 700mg/KgBB, dan kelompok yang diberi ekstrak etanol buah
delima dengan dosis 1400mg/KgBB.
3) Pembuatan ekstrak etanol buah delima dilakukan di FK UMS. Buah delima diekstraksi
dengan etanol 96%. Hasil ekstraksi kemudian disimpan didalam almari pendingin.
b. Pemaparan asap rokok
Pemaparan asap rokok menggunakan spuit injeksi yang ujungnya disambung dengan rokok
kretek kemudian rokok dibakar dan dimasukan ke dalam kandang perlakuan sambil
dipompa dengan spuit injeksi. Kandang mencit didesain khusus tanpa ventilasi kecuali
lubang pipa, sehingga sebagian besar asap rokok tersebut dapat dihirup oleh mencit.
Pemaparan asap rokok ditunggu sampai rokok kretek telah habis dan ditunggu sekitar 5
menit agar asap yang didalam kandang tidak banyak menyebar. Saluran pipa dibuka lagi
agar mencit dapat bernafas secara normal. Perlakuan dilakukan dari hari ke-1 hingga hari
ke-35.Pemaparan asap rokok dilakukan 1x sehari pada pukul 15.00 WIB dengan dosis 1
batang rokok untuk tiap kelompok perlakuan dan kelompok kontrol negatif.
c. Sesudah Perlakuan
1) Mencit dikorbankan pada hari ke-36 dengan cara dislokasi vertebrae servicalis, cauda
epididimis dipisahkan dengan cara memotong bagian proksimal corpus epididimis dan
bagian distal vas deferens (Hamilton, 2012)
2) Cauda epididimis dimasukkan ke dalam cawan petri berisi 1 ml NaCl 0,9%, bagian
proksimal cauda dipotong sedikit dengan gunting lalu cauda ditekan perlahan hingga
sekresi cairan epididimis keluar dan tersuspensi dengan NaCl 0,9% .
3) Ditambahkan 1 tetes larutan eosin lalu dilakukan smear dan ditutup dengan kaca
penutup untuk kemudian diamati menggunakan mikroskop perbesaran 400x.
4) Diamati dan dihitung jumlah spermatozoa yang hidup (tidak menyerap warna eosin)
dan spermatozoa yang mati (menyerap warna eosin) kemudian dihitung persentasenya
dengan menggunakan rumus (Insani, et al., 2014)
7
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil Analisis Statistik
3.1.1 Uji Normalitas
Data diuji normalitas untuk mengetahui distribusi data secara merata
dengan menggunakan uji Saphiro-Wilk dikarenakan pada hewan uji jumlahnya
<50,pada hasil uji normalitas didapatkan p=0,088 yaitu masing-masing nilai
signifikan p>0,05 sehingga berdistribusi data normal. Selanjutnya data viabilitas
spermatozoa diuji homogenitas dengan menggunakan Levene test.
3.1.2 Uji Homogenitas Varian
Uji homogenitas varian menggunakanlevene testdengan hasil
p=0,054.Varian data dikatakan homogen karena nilai p>0,05 sehingga dapat
dilakukan uji parametrik One-way ANOVA.
3.1.3 Uji One-way ANOVA
Uji One-way Anova memiliki syarat yaitudistribusi data normal dan
varian data homogen. Hasil uji One-way Anovadidapatkan nilai p= 0,000 nilai
signifikan p<0,05 yang mempunyai arti bahwa data viabilitas spermatozoa pada lima
kelompok terdapat perbedaan yang bermakna. Namun, untuk mengetahui kelompok
mana yang berbeda secara bermakna, dilakukan uji Post Hoc LSD.
3.1.4 Uji Post Hoc LSD(Least Significance Different)
Pada uji sebelumnya didapatkan hasil uji One-way Anova yang
menunjukkan perbedaan yang bermakna, maka dari itu selanjutnya dilakukan uji
(Post Hoc) dengan menggunakan LSD untuk mengetahui perbedaan kelompok.
Analisis Post Hoc LSD untuk menunjukkan perbedaan antar kelompok,
untuk pengambilan keputusan berdasarkan nilai probabilitas jika nilai p<0,05 maka
terdapat perbedaan bermakna, sedangkan jika nilai p>0,05 maka terdapat perbedaan
tidak bermakna yang dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 1. Uji Post Hoc LSD
Kelompok Perlakuan Nilai p Hasil Uji
K normal – K (-) 0,000* Berbeda bermakna
K normal – P1 0,000* Berbeda bermakna
K normal – P2 0,312 Berbeda tidak bermakna
8
K normal – P3 0,000* Berbeda bermakna
K (-) – P1 0,002* Berbeda bermakna
K (-) – P2 0,000* Berbeda bermakna
K (-) – P3 0,000* Berbeda bermakna
P1 – P2 0,000* Berbeda bermakna
P1 – P3 0,012* Berbeda bermakna
P2 – P3 0,000* Berbeda bermakna
*berbeda bermakna (p<0,05) (sumber : Data Primer, 2019)
3.2 Pembahasan
Penelitian ini merupakan penelitian experimental laboratorium dengan post test
only controlled group design yang dilakukan di Laboratorium Farmakologi dan
Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Penelitian ini dilakukan selama 35 hari terdiri atas 5 kelompok perlakuan yaitu
kontrol normal (aquades), kontrol negatif (aquades+asap rokok), perlakuan 1 (dosis
ekstrak 350 mg/KgBB), perlakuan 2 (dosis ekstrak 700 mg/KgBB) dan perlakuan 3
(dosis ekstrak 1400 mg/KgBB). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh pemberian ekstrak buah delima (Punica granatum L.) terhadap viabilitas
spermatozoa mencit jantan (Mus musculus L.) yang diberi paparan asap rokok.
Viabilitas spermatozoa yaitu jumlah spermatozoa yang masih hidup, yang pada
pengecatan eosin tidak menyerap warna eosin. Diamati dan dihitung jumlah
spermatozoa yang hidup (tidak menyerap warna eosin) dan spermatozoa yang mati
(menyerap warna eosin) kemudian diamati dengan mikroskop pembesaran 400x
dan dihitung persentasenya dengan menggunakan rumus.(Insani, et al., 2014).
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data di Tabel 7, didapatkan
bahwa mencit jantan(Mus musculus L.) yang diberi paparan asap rokok saja
(kontrol negatif)memiliki viabilitas spermatozoa yang lebih rendah dibandingkan
kelompok yang tidak diberikan paparan asap rokok (kontrol normal). Namun, pada
kelompok perlakuan yang diberi ekstrak buah delima (P1, P2, dan P3)jumlah
viabilitas spermatoza lebih bagus, khususnya pada kelompok P2 dengan dosis
ekstrak buah delima sebesar 700 mg/KgBB. Hal ini menunjukan penurunan
viabilitas spermatozoa pada kelompok mencit yang diberikan paparan asap rokok
9
dan mengalami perbaikan viabilitas spermatoza pada kelompok mencit yang
diberikan paparan asap rokok dan ekstrak buah delima.
Merokok dapat meningkatkan radikal bebas dan menurunkan antioksidan
pada semen serta dapat menimbulkan kerusakan DNA melalui fragmentasi DNA
seluler dan abnormalitas morfologi (kepala, leher dan ekor) spermatozoa. Hal ini
dibuktikan dengan peningkatan kadar 8-OhdG (marker fragmentasi DNA) sebesar
50% pada spermatozoa pria perokok (Batubara, et al., 2013). Peningkatan ROS
yang dihasilkan asap rokok merupakan radikal bebas sebagai salah satu mediator
dari ketidaksuburan yang menyebabkan kelainan fungsi sperma. ROS
menyebabkan kerusakan pada DNA spermatozoa dan menyebabkan peningkatan
apoptosis spermatozoa sehingga akan terjadi penurunan kualitas spermatozoa.
Kelebihan ROS harus terus dilemahkan oleh antioksidan plasma seminal untuk
mempertahankan fungsi sel normal. Stres oksidatif muncul ketika radikal bebas
berlebih membanjiri pertahanan antioksidan dari sistem reproduksi laki-laki (Putri,
2015).
Buah delima (Punica granatum L.) merupakan salah satu sumber
antioksidan dari tumbuh-tumbuhan dengan kandungan polifenol dan antosianin
yang cukup tinggi(Haloho, 2015). Polyphenol pada buah delima terdiri dari
flavonoids (flavonols, flavonols dan anthocyanins), hydrolyzabletannins
(ellagitannins dan gallotannins) dan condensedtannins (proanthocyanidins).
Senyawa antioksidan tertinggi yaitu komponen hydrolizabletannins yang berperan
dalam 92% aktivitas antioksidan dalam buah (Hernawati, et al., 2013).
Uji normalitas data menunjukan hasil normal dengan uji Saphiro-Wilkdan
uji homogenitas data menunjukan hasil homogen dengan uji Levene. Sehingga uji
statistik yang digunakan adalah uji One-way ANOVA dengan hasil p=0,000 oleh
karena p<0,05 maka dapat ditarik kesimpulan bahwa paling tidak terdapat dua
kelompok yang mempunyai perbedaan bermakna. Selanjutnya dilakukan uji Post
Hoc LSD untuk mengetahui antar kelompok mana yang mempunyai perbedaan
tersebut.
Pada hasil uji Post Hoc LSD menunjukkan adanya perbedaan yang
bermakna signifikan (p<0,05) terhadap kelompok K normal danK (-) yaitu dengan
10
nilai p=0,000, K normal dan P1 dengan nilai p=0,000, K normal dan P3 dengan
nilai p=0,000, K(-) dan P1 dengan nilai p= 0,002, K(-) dan P2 dengan nilai
p=0,000, K(-) dan P3 dengan nilai p=0,000. Tetapi terdapat perbedaan yang tidak
bermakna (p>0,05) yaitu pada K normal dan P2 dengan nilai p=0,312 .
Perbandingan K negatif dengan K perlakuan yang berbeda bermakna dipengaruhi
oleh beberapa faktor salah satunya pemberian ekstrak buah delima dengan berbagai
dosis yang efektif berpengaruh terhadap viabilitas spermatozoa.
4. PENUTUP
Berdasarkan analisa dan pembahasan hasil penelitian tersebut dapat ditarik kesimpulan
yaitu ekstrak buah delima (Punica granatum L.) mempunyai pengaruh terhadap viabilitas
spermatozoa mencit jantan (Mus musculus L.) setelah diberi paparan asap rokok, dan dosis
ekstrak buah delima yang paling memberikan efek untuk berpengaruh terhadap viabilitas
spermatozoa yaitu pada kelompok P2 dengan dosis sebesar 700 mg/KgBB.
Saran pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dan variasi dosis ekstrak buah delima yang
lebih banyak agar dapat mengetahui dosis yang lebih berefek untuk memperbaiki
viabilitas spermatozoa.
2) Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai kandungan senyawa aktifpada buah
delima (Punica granatum L.) sehingga dapat diketahui pasti senyawa tersebut mampu
memperbaiki viabilitas spermatozoa.
PERSANTUNAN
Ucapan terimakasih penulis haturkan kepada dr. Rerno Sintowati, M.Sc, dr. Devi Usdiana
Rosyidah, M.Sc, dr. Rochmadina Suci Bestari, M.Sc yang telah membimbing memberikan
kritik, saran dan nasihat dalam skripsi ini. Penulis juga mengucapkan banyak terimakasih
kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini,
semoga skripsi ini dapat bermanfaat.
11
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, B. 2010. Tumbuhan Dengan Kandungan Senyawa Aktif Yang Berpotensi Sebagai
Bahan Antifertilitas. 1 ed. Jakarta: Abadia Press.
Amarudin. 2012. Pengaruh Merokok Terhadap Kualitas Sperma Pada Pria dengan
Permasalahan Infertilitas Studi Kasus Kontrol di jakarta Tahun 2012. Tesis.
Amir, A. 2014. Ekspresi Gen Family Bcl-2 dan Ekspresi Gen Protein Kanal Ion Vdac1
pada Oligozoospermia. Jurnal Kesehatan Andalas. 3(2), pp.123-27.
Apriora, V. D., Amir, A., Khairsyaf, O. 2015. Gambaran Morfologi Spermatozoa pada
Perokok Sedang di Lingkungan PE Group yang Datang ke Bagian Biologi
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. Jurnal Kesehatan Andalas, 4(2), pp.
425-9.
Batubara, I.V.D., Wantouw, B. Tendean, L. 2013. Pengaruh paparan Asap Rokok kretek
Terhadap Kualitas Spermatozoa Mencit Jantan (Mus Musculus L). Jurnal e-
Biomedik (eBM), 1(1), pp.330-37.
Becker, D.Sc., CA., and Van deb Brink Jr, PH.D., R.C. Bakhuizin. 1965. Flora of Java
(spermatophytes only) Vol I. Groningen-The Netherlands:Wolters-Noordhoff
N.V.
Budka, D. 2013. Active Ingredients,Their Bioavailabilityand The Health Benefits Of The
Punica Granatum Linn (Pomegranate). Bangalore: Front picture: Cleanfoods Ltd.
Duke, J.A. 2010. List of chemical of acalyphaindica Linn. In : Phytochemical and
ethnobotanical database .
http://sun.asgrin.gov:8080/npgspub/xsql/duke/pl_act.xsql?taxon=16 (diakses 13
September 2018).
Firman, S. 2012. Infertilitas Pria Akibat Kerja. CDK-195, 39(7), pp. 508-11.
Fitria, Triandhini, R. R., Mangimbulude, J. C., Karwur, F. F. 2013. Merokok dan Oksidasi
DNA. SainsMed, 5(2), pp. 113-20.
Haloho, A.C. 2015. Pengaruh Pemberian Jus Buah Delima (Punica Granatum L.) Terhadap
Kualitas Sperma Pada Mencit Yang Telah Diinduksi Ekstrak Daun
Tembakau.Skripsi.
12
Hernawati, S., Rantam, F.A., Sudiana, I.K. & Rahayu, R.P. 2013. Efek ekstrak buah delima
(Punica Granatum L) terhadap ekspresi wild p53 pada sel ganas rongga mulut
mencit strain swiss webster. Dental Journal.46(3), pp.148-51.
Hestiantoro, A.2011. Ilmu Kandungan. 3rd
ed. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Hamilton, J.W. 2012. Pengaruh Pemberian Ekstrak Dimer Isoeugenol Secara Oral
Terhadap Kualitas Spermatozoa Mencit ( Mus Musculus L.) Jantan Galur
Ddy. Depok: Universitas Indonesia.
Himpunan Endokrinologi Reproduksi dan Fertilitas Indonesia (HIFERI), Perhimpunan
Fertilitas In Vitro Indonesia (PERFITRIA), Ikatan Ahli Urinologi Indonesia
(IAUI), Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI). 2013.
Konsensus Penanganan Infertilitas. 9.1 ed.
Insani, K., Rahayu, S., Pramana, A., Soewondo, A. 2014. Kadar MDA Spermatozoa
Setelah Proses Pembekuan. JBiotropika, 2(3), pp. 142-7.
Ismail, T, Sestili, P, Akhtar, S. 2012. Pomegranate Peel and Fruit Extracts: A Review of
Potential AntiInflammatory and Anti-Infective Effects. Journal of
Ethnopharmacology. Vol. 143(2). pp 397-405.
Kemenkes. 2016. Pengamanan Bahan Yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk
Tembakau Bagi Kesehatan. [Online] (1) Available at:
https://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin-haritemabakau-
sedunia.pdf [Accessed 31 juli 2018]
Khaidir, M. 2006. Penilaian Tingkat Fertilitas dan Penatalaksanaanya Pada Pria. Jurnal
Kesehatan Masyarakat FK UNAND, 1(1), pp. 30-4.
Khalisa, E., Adhina, R., Arifin, S. 2016. Hubungan Kebiasaan Merokok Dengan
Pembentukan STAIN (Noga Gigi) Pada Pasien di Poli Gigi RSUD Ratu Zalecha
Martapura. Dentino (Jur. Ked. Gigi) UNLAM, 1(1), pp. 27-31.
Mansour, S.W. et al. 2013, Sensability of Male Rats Fertility Againts Olive oil, Nigella
Sativa Oil and Pomegranate Extract. Asian Pacific Journal of Tropical
Biomedicine, 3(7), pp.563-68
Marganti, M. 2016. kenali gangguan sperma. [Online] Available at:
https://www.health.id/id/article/category/sehat-a-z/kenali-gangguan-sperma-.html
(Accessed 12 September 2018).
13
Mohammadi, F., Nikzad, H., Taherian, A., Mahabi, J. A., Salehi, M. 2013. Effects of
Herbal Medicine on Male Infertility. Anat Sci J, 10(4), pp. 3-16.
Nurrahmah. 2014. Pengaruh Rokok Terhadap Kesehatan dan Pembentukan Karakter
Manusia. Available
from.https://journal.uncp.ac.id/index.php/proceding/article/view/226/215.
(Diakses 3 November 2018).
Oci, Y.M., Dewi, K.K. 2014. Khasiat Ajaib Delima. Jakarta: Padi.
Oentari, W., Hiwang, F., dan Hestiantoro, A. 2014. Kapita Selekta Kedokteran. 4th
ed.
Jakarta Pusat: Media Aesculapius.
Paulsen, F., Waschke, J. 2012. Sobotta : Atlas Anatomi Manusia : Organ-Organ Dalam.
23 ed. Jakarta: EGC.
Putra, Y. 2014. Pengaruh Rokok Terhadap Jumlah Sel Spermatozoa Mencit Jantan (Mus
Musculus, Strain Jepang). Jurnal Sainstek, Juni, 6(1), pp. 30-42.
Putri, A.P. 2015. Efek Vitamin C Terhadap Kualitas Spermatozoa Yang Diberi Paparan
Asap Rokok. J Majority, pp.1-4.
Rahmawati, I. 2013. Pengaruh Nikotin Terhadap Jumlah Sel Leydig Pada Mencit
(Musmusculus). J.K.G Unej, 10(2), pp. 82-85.
Riset Kesehatan Dasar (Rikesdas). 2013. Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan
Kementrian RI tahun 2013. Jakarta
Rossidy, I. 2008. Rahasia Tumbuhan obat perspektif islam. Malang: UIN-Maliki press.
Sherwood, L. 2011. Fisiologi Manusia, 6 ed. Jakarta: EGC
Steenis, C.G.G.J. Van. 2005. Flora. Jakarta : PT. Pradnya Paramita
Susilowati, T. 2011. Spermatologi, 1 ed. Malang: UB Press
Sudjijo. 2014. Sekilas Tanaman Delima Dan Manfaatnya. Solok Sumatra Barat: Balai
Penelitian Tanaman Buah Tropika
14
Sumardika, I.W. Jawi, I.M. 2012. Ekstrak air daun ubi jalar ungu memperbaiki profil lipid
dan meningkatkan kadar SOD darah tikus yang diberi makanan tinggi kolesterol.
Jurnal Ilmiah Kedokteran.43(2), pp.67-70.
Syauqy, A. 2014. Evaluasi Kromatin Sperma Sebagai Indikator Kualitas Sperma. JMJ,
Mei, 2(1), pp. 87-97.
Tjitrosoepomo, G. 2007. Taksonomi Tumbuhan Spermatophyta. Yogyakarta : UGM Press
Unitly, A.J.A. & Inara, C. 2011. Potensi Rumput Kebar (Biophytum Petersianum Klotzsch)
Dalam Meningkatkan Kinerja Reproduksi. ISBN: 978-602-98439-2-7, pp.329-33.
Wael, S., Watuguly, T.W. & Winarto. 2014. Pemberian Minyak Jintan Hitam (Nigella
Sativa) Terhadap Motilitas Dan Jumlah Spermatozoa Tikus Sprague Dawleyyang
Dipapar Minuman Tradisional Arak Ambon (Sopi). Molucca Medica.4(2),
pp.132-36.
Widjaya, A.R. 2012. Uji Antifertilitas Ekstrak Etanol 70% Biji Delima (Punica Granatum
L) Pada Tikus Jantan Strain Sprague-Dawley Secara In Vivo. Jakarta: UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.